Anda di halaman 1dari 2

Nama : Amelia Utami (1720901036)

Bias dalam Atribusi Sosial


Bias adalah kesesatan dalam mempersepsikan sesuatu dalam ranah sosial.
Seringkali proses atribusi menjadi bias karena faktor pengamat yang meneliti secara
subjektif. Dan juga karena faktor-faktor yang berhubungan dengan orientasi
pengamatan. Beberapa bias yang dikenal dalam atribusi sosial, sbb :
1.    Bias Fundamental Attribution
Dalam memberikan atribusi pada pelaku, pengamat terlalu banyak menekankan
faktor disposisi daripada faktor situasi. Penekanan yang tidak seimbang dari dua sisi
akan menyebabkan bias saat pengambilan kesimpulan. Fokus pengamatan yang
seharusnya adalah seimbang, antara perilaku dan faktor situasional. Intinya, ketika
seseorang melakukan kesalahan kita cenderung akan lebih menyalahkan orang tersebut
daripada situasi atau orang lain yang mempengaruhi kondisinya.
2.    Bias Self-Serving
Ada kecenderungan umum pada setiap orang untuk menghindari celaan karena
kesalahannya. Hal yang manusiawi,sayangnya cara yang dipilih untuk menghindari
keadaan itu sering tidak tepat. Dengan menimpakan pada situasi di luar dirinya. Seorang
yang gagal menjadi juara sering menimpakan kesalahan pada panitia atau arena.
Sedangkan bila mendapat keberhasilan dia lebih menekankan bahwa hal itu adalah
karena kemampuannya. Dalam kadar tertentu self serving bias bisa meningkatkan harga
diri(self esteem) namun dampak negatif akan lebih mendominasi.
3.    Efek  Pelaku – Pengamat
Muncul pada hubungan antara perilaku dan pengamat yang sudah terjalin baik.
Pertama kali, teori ini dikemukakan oleh Jones dan Nisbet. Pelaku akan menekankan
pada faktor situasional. Sedangkan menurut pengamat, perubahan perilaku lebih banyak
dipengaruhi faktor disposisi. Contohnya adalah hubungan antara seorang guru dengan
siswa. Ketika suatu saat guru memberi nilai jelek pada hasil karangan murid, kedua
orang ini memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menilai kegagalan. Bagi murid
kegagalan tersebut disebabkan oleh kesibukannya, gangguan dari teman, ruang yang
panas, atau yang lain. Sedangkan guru cenderung menimpakan keadaan ini kepada
kondisi murid itu sendiri, misalnya kurang membaca bahan, kurang teliti, kurang ada
kemauan dan sebagainya.
4.    Menyalahkan diri sendiri
Tidak jarang, ditemui seorang yang terlalu menyalahkan diri sendiri, terutama
bila mengalami kegagalan. Orang yang sering menyalahkan diri sendiri, akan sulit
untuk secara objektif memberi penilaian, sehingga dalam proses atribusi juga sering
menyebabkan kebiasaan.
5.    Hedonic Relevance
Pengamat sering kurang objektif dalam memberikan penilaian terhadap
peristiwa yang menyangkut dirinya. Apabila peristiwa itu menguntungkannya, maka
akan menyebabkan penilaian lebih positif. Sebaliknya bila peristwa tersebut kurang
menguntungkan dirinya, penilaian menjadi condong negatif.
6.    Bias Egosentris
Sering dijumpai pula bahwa orang menilai dengan menggunakan dirinya sebagai
referensi, atau beranggapan bahwa orang pada umumnya akan berbuat seperti dirinya.
Apabila standar diri ini diterapkan dalam memberi atribusi, maka bias sulit untuk
dihindarkan.
Sumber referensi :

Chaplin, J.P., Kamus Lengkap Psikologi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006

Sarwono, Sarlito W., Teori-teori Psikologi Sosial, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010.

Anda mungkin juga menyukai