Anda di halaman 1dari 3

PENYUSUNAN INTERVENSI PSIKOLOGI SOSIAL

SENIN, 5 OKTOBER 2020

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN INTERVENSI PSIKOLOGI SOSIAL


Permasalahan yang diangkat/akan diintervensi harus bersumber dari sebuah data (kajian).
Dalam bentuk wawancara, FGD, kuisioner, survey singkat (opini masyarakat secara spontan), foto (yang
dipublikasikan dan mendapat banyak komentar).
Hasil dari wawancara dll kemudian menjadi dasar/alasan diperlukannya sebuah intervensi sosial pada
target.
Untuk beberapa tujuan (publikasi, donor, izin kegiatan, dll), hasil dari studi pendahuluan harus dibuat
dalam bentuk laporan (3-5 halaman).
Rancangan kegiatan harus mengacu pada hasil survey yang diperoleh.
Idealnya, melalui proses diskusi dengan warga atau para pemangku kebijakan. Pada proses diskusi
tersebut, kesulitan, tantangan, kemungkinan keberhasilan dan kegagalan harus dicatat atau diungkap.
Penyempurnaan rancangan menjadi poin penting dalam proses ini.
Keterlibatan masyarakan menjadi poin penting, sehingga mereka sadar bahwa perubahan itu dilakukan
oleh mereka bukan oleh kita (kita hanya menjadi fasilitator).

Pelaksanaan
Intervensi sosial tidak semata-mata menitikberatkan pada permasalahan dan bentuk intervensi yang
dilakukan, tapi lebih ke tahapan dan bagaimana aktivitas tersebut dilakukan. Terdiri dari:
1. Analisis situasi (assesmen awal, termasuk tools assesmennya)
2. Bentuk/desain intervensi (teori, teknik, langkah, pendekatan: individu, kelompok, institusi,
komunitas)
3. Teknik evaluasi program (monitoring)
4. Pelaporan
Penekanan pada community engagement.

Bentuk-Bentuk Intervensi Sosial


1. Penyuluhan  idealnya diberikan pre-post test terkait materi yang diberikan, untuk melihat
perubahan pada aspek-aspek yang disasar).
2. Psikoedukasi  lebih detail dari penyuluhan, durasi dan intervensi yang diberikan tidak cukup
hanya 1-2 kali.
3. Wawancara  individu, berpasangan, kelompok. Panduan wawancara yang disiapkan idealnya
berbeda, serta harus dilengkapi dengan panduan observasi serta observernya.
4. Sosiodrama  perubahan perilaku diharapkan muncul dari permainan peran yang peserta
mainkan. Fasilitator bertugas melatih atau mengembangkan dialog.

TEKNIK PENGAMBILAN DATA FGD


Interview  bentuk umum komunikasi yang memiliki tujuan tertentu dan terencana.
Interview bersifat interaksional.
3 teknik interview:
1. Terstruktur
2. Semi terstruktur
3. Tidak terstruktur

Guideline Interview
Guideline interview  panduan atau pedoman bagi para peneliti yang ingin mengungkap sebuah
fenomena melalui cara tanya jawab dengan individu lain dengan tujuan tertentu.
Guideline  bisa mencakup seluruh hal/fenomena yang akan diungkap dalam penelitian. Disusun sebaik
mungkin berdasarkan aspek-aspek yang ingin dikaji.
Jangan lupa menyampaikan informed consent dan menanyakan identitas responden.

Sistematika Guideline
- Pembukaan
- Pertanyaan utama
- Pertanyaan penutup

Observasi  suatu prosedur pengumpulan data primer yang dilakukan dengan cara melihat,
mengamati, mencatat perilaku subjek.
Jenis-jenis observasi
1. Observasi non-partisipatif  peneliti tidak terlibat
2. Observasi partisipatif  peneliti terlibat
FGD (Focus Group Discussion)  diskusi kelompok terarah. Jumlah peserta 8-12 orang.
Ciri peserta FGD  homogen.
Waktu pelaksanaan FGD  90 – 120 menit.

Anda mungkin juga menyukai