MODUL
Oleh :
Pengertian
Solution Focused Brief Group Therapy(SFBGT)merupakan hubungan teraputik
antara terapis dan beberapa klien dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi
klien dengan menggunakan hubungan kelompok.Klien bersama-sama dengan
terapis membicarakan mengenai solusi terhadap suatu permasalahan yang sering
dialami, lalu bersama-sama membahas, memperjelas dan menerapkan solusi
tersebut dalam kehidupan nyata, sehingga klien dapat belajar berperilaku lebih
baik dengan dirinya dan orang lain.
Pendekatan
SFBGT ini menggunakan pendekatan konstruktivisme, yaitu suatu pandangan
yang beranggapan bahwa seseorang memandang diri mereka serta menciptakan
realita secara subjektif, sehingga dalam terapi ini klien berperan aktif dalam
membuat solusi yang akan diterapkannya dalam menghadapi permasalahan.
Sasaran
Sasaran SFBGT ini adalah remaja yang mempunyai perilaku agresif dan sering
melakukan kekerasan fisik serta verbal dalam menghadapi suatu situasi
permasalahan.
Tujuan
Untuk mengurangi perilaku agresif remaja dan membantu menemukan solusi dan
perilaku baru.
Waktu
Jumlah kelompok
Terapis merupakan seseorang yang secara khusus dididik dalam bidang konseling
dan terapi psikologi, yaitu konselor atau psikolog. Jika diperlukan, konselor atau
terapis dapat dibantu pendamping konselor/terapis. Pendamping terapis adalah
orang yang memiliki dasar-dasar profesi konseling atau terapi psikologi.
Pendamping terapis dapat orang yang memiliki pengalaman dalam bidang
konseling/terapi yang setara atau dibawah terapis.
Dalam proses terapi kelompok, bentuk kegiatan dilakukan dalam posisi duduk
melingkar, terapis dan pendamping terapis (jika diperlukan), berada dalam posisi
lingkaran dengan diameter jarak 2 meter.
= konselor
= klien
Tahapan SFBGT
1. Pembukaan : 5 menit
2. Kegiatan kelompok : 45 menit
3. Umpan balik : 5 menit
4. Penutup : 5 menit
Sesi : ke 1
Fase :Persiapan
Waktu : 60 menit
Tujuan :
Langkah kegiatan :
1. Pembukaan (5 menit)
Terapis menyampaikan mengenai tujuan kegiatan yang akan dilakukan
dan manfaat yang akan didapat setelah melakukan kegiatan tersebut.
2. Kegiatan kelompok (45 menit)
a. Perkenalan
Terapis memperkenalkan dirinya terlebih dahulu dengan maksud
menciptakan hubungan yang hangat dan terbuka dengan anggota kelompok.
Terapis memperkenalkan dirinya dengan dimulai dari nama, alamat, status
pekerjaan, kegiatan yang relevan dengan pelaksanaan kegiatan serta
pengalaman yang dapat meningkatkan hubungan terapis dan kelompok.
Perkenalan selanjutnya dilakukan oleh klien, dengan menyebutkan nama,
alamat dan kelas.
b. Memperkenalkan tujuan terapi yang akan dilakukan dan manfaat yang akan
didapat oleh klien dalam mengembangkan diri.
c. Menyajikan kontrak
Sesi : ke 2
Waktu : 60 menit
Tujuan :
Langkah kegiatan
a. Pembukaan
Terapis melakukan pembukaan dengan diawali ucapan terimakasih dan
apresiasi terhadap keinginan serta niat klien untuk mengembangkan diri
dalam terapi kelompok. Selanjutnya terapis menjelaskan tujuan dari terapi
sesi dua dan kegiatan yang akan dilakukan.
b. Kegiatan kelompok
Setiap anggota kelompok mengemukakan pikiran, perasaan serta
pengalamannya terkait dengan perilaku agresif yang pernah dilakukan. Klien
menceritakan pengalamannya berupa perilaku sebab serta akibat dari perilaku
yang dilakukannya. Terapis mendorong klien menceritakan pengalamannya
dengan pertanyaan-pertanyaan yang relevan dan dapat menciptakan suasana
saling percaya.
c. Umpan balik
Terapis memberikan kesempatan bagi anggota kelompok untuk bertanya
mengenai cerita yang telah dikemukakan oleh anggota lain.
d. Penutup
Terapis memberikan kesimpulan mengenai cerita dari masing-masing
anggota kelompok.
Terapis memberikan informasi mengenai pelaksanaan terapi sesi ketiga.
50
Sesi : ke 3
Tujuan
1. Mencari exception, yaitu perilaku yang pernah dilakukan oleh klien dalam
menyikapi situasi permasalahan dengan lebih adaptif.
2. Memperkuat exception dengan reinforcement positif berupa pujian.
3. Mendorong klien untuk melihat dan merasakan mengenai hidup tanpa
masalah
4. Menetapkan tujuan yang akan dicapai dalam terapi yang dilakukan.
Langkah kegiatan
a. Pembukaan
Terapis menyampaikan hasil dari kegiatan sesi dua, yaitu merangkum
eksplorasi masalah.
Terapis menginformasikan tujuan pelaksanaan sesi yang akan
dilakukan.
b. Kegiatan kelompok
Terapismenanyakan tentangapakah pernah klien menghadapi situasi yang
biasanya membuat ia marah dan melakukan perilaku agresif dengan cara
yang berbeda atau lebih baik.
Ketika klien menemukan pengalamannya di masa lalu dalam bertindak lebih
adaptif terhadap situasi yang memancing kemarahannya, selanjutnya terapis
memperdalam dengan pertanyaan mengenai detail situasi dan hasil yang
didapat. Setiap anggotakelompokdidorong untukberbagisetidaknyasalah
satucontoh di mana mereka berhasildalam menanganikemarahan mereka
secara tepatatauadaptif
Terapis memberikan pujian terhadap kekuatan mereka, usaha dalam
menghadapi masalah secara adaptif atau perilaku pengecualian (exception)
dan mendorong anggota lain untuk melakukan hal yang sama.Terapis
melakukan check kepada klien dan melakukan konfrontasi terhadap mereka
untuk mengenali hasil positif dari perilaku pengecualian (exception), serta
bagaimana perasaan mereka ketika melakukan perilaku tersebut.
51
Sesi : ke 4, 5 dan 6
Tujuan
a. Pembukaan
Terapis menyampaikan hasil terapi kelompok yang dicapai pada sesi
sebelumnya.
Terapis menyampaikan informasi mengenai tujuan terapi yang akan
dilaksanakan.
b. Kegiatan kelompok
Identifikasi perilaku solusi
Terapis membantu anggota kelompok mencari perilaku solusi yang tepat
untuk digunakan dalam mengatasi situasi permasalahan, yang biasanya
dapat memunculkan respon berupa perilaku agresif bagi anggota
kelompok. Perilaku solusi dapat ditemukan dari perilaku pengecualian
(exception) yang telah diidentifikasi dari sesi tiga. Namun demikian
apabila tidak ditemukan perilaku pengecualian (exception) dari sesi tiga,
maka terapis dan anggota kelompok dapat merumuskan sendiri perilaku
solusi yang dinggap tepat.
partisipan melihat dan menghargai perubahan yang positif) dan Start again
(menanyakan apalagi yang bisa lebih baik).
c. Umpan balik
Terapis memberikan waktu bagi anggota kelompok untuk bertanya
mengenai proses terapi dan hasil yang telah dicapai. Anggota kelompok
diperbolehkan mengajukan pertanyaan kepada anggota kelompok lainnya
ataupun memberikan pendapatnya.
d. Penutup
Terapis merangkum hasil dari kegiatan kelompok.
Terapis mengingatkan mengenai kegiatan terapi selanjutnya.
55
Sesi : ke 7
Waktu : 60 menit
Tujuan
Langkah kegiatan
a. Pembukaan
Terapis menyampaikan hasil terapi kelompok yang dicapai pada sesi
sebelumnya.
Terapis menyampaikan informasi mengenai tujuan terapi yang akan
dilaksanakan.
b. Kegiatan kelompok
Evaluasi dan perbaikan
Terapis menanyakan hal yang masih menjadi hambatan bagi anggota
kelompok untuk selanjutnya mengkaji kembali, menambah hal yang
kurang serta mendorong perubahan anggota atas yang dilakukan
kelompok.
Mengenaliperilaku maladaptif
Terapis membantu anggota dalam membedakan, mengenali kapan mereka
menjadi maladaptif dalam berperilaku.Anggota kelompok
mampumembedakandanmengenali kapan perilakumerekakembali
menjadimaladaptive.
c. Umpan balik
Terapis memberikan waktu bagi anggota kelompok untuk bertanya
mengenai proses terapi dan hasil yang telah dicapai. Anggota kelompok
diperbolehkan mengajukan pertanyaan kepada anggota kelompok lainnya
ataupun memberikan pendapatnya.
d. Penutup
Terapis memberikan pujian yang produktif dan tulus untuk setiap anggota
kelompok pada perubahan mereka, yang dapat mengelola perilaku
agresifnya dalam menghadapi situasi tertentu dan menggunakan cara yang
lebih sesuaidan dapat diterima orang lain.
Anggota kelompok mendapat penghargaan untuk perubahan yang telah
mereka buat dan merayakan pencapaian tujuan mereka.
57
Lampiran 5
SIKLUS 1
Sesi ke-1
EK
Pada sesi EK lebih sering diam dan hanya menjawab pertanyaan terapis ketika diberi pertanyaan
oleh terapis. EK bercerita bahwa ia mempunyai kebiasaan mengumpat atau berkata kotor serta
enggan jika disuruh membantu pekerjaan orangtua. Kebiasaan EK mengeluarkan kata-kata kotor
ketika ia diganggu oleh teman dan ia merasa marah maka ia seringkali berkata kotor atau
mengumpat.
BN
Pada sesi I BN nampak tidak terlalu banyak berbicara, namun demikian sesekali ia melontarkan
kata-kata bercanda ketika partisipan yang lain sedang berbicara. BN menceritakan pengalamannya
bahwa ia pernah dimarahi oleh neneknya karena memukul adik keponakannya dan berkata kotor
jika ia merasa marah diganggu teman-temannya.
LK
NV
Pada sesi I ini NV menceritakan tentang pengalamannya bertengkar dengan temannya. Hal ini
dikarenakan NV dituduh mengganggu hubungan temannya dengan pacarnya, karena NV sering
berbicara dengan pacar temannya. Ketika NV dituduh merebut pacar temannya itulah NV marah
dan mengumpat pada temannya sebagai pelampiasan rasa marahnya. NV juga pernah dilempar
piring oleh orangtuanya karena memukul adiknya yang tidak mau disuruhnya mandi. NV banyak
bertanya kepada peneliti mengenai apa tujuan kegiatan yang diadakan dan mempertanyakan
apakah yang dilibatkan adalah anak-anak yang nakal
KK
KK dalam sesi ini sering bercanda dengan partisipan lain, atau memandangi orang yang ada diluar
ruangan, sambil sesekali berdiri untuk melihat keluar ruangan. KK menceritakan bahwa ia sering
dimarahi orangtuanya karena sering pulang sore hari dan tidak pernah membersihkan rumah.
Selain itu KK juga mengatakan bahwa ia sering berkata kotor dan juga bertengkar temannya.