SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Penelitian ini menjelaskan perilaku sosial dan gaya hidup siswa kelas XI
IPS SMA Negeri 6 Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kualitatif, dan dianalisa dengan pendekatan analisis deskriptif
yakni menggambarkan secara objektif menganalisis data-data yang diperoleh, dan
kemudian memakai studi kasus dengan bentuk intrinsik yang menekankan pada
pemahaman yang mendalam terhadap perilaku sosial dan gaya hidup siswa kelas
XI IPS SMA Negeri 6 Tangerang Selatan. Berdasarkan kebutuhan penelitian ini
ditentukan sumber data yaitu penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling adalah teknik pengambilan populasi dan sampel dengan pertimbangan
yang penulis inginkan. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut
dianggap paling tahu tentang apa yang ingin peneliti tanyakan kepada partisipan.
Adapun teknik pengumpulan data yaitu menggunakan dokumentasi, wawancara,
dan observasi.
i
ABSTRACT
This study explains the social behavior and lifestyle of students of class
XI IPS SMA Negeri 6 of South Tangerang. The method used in this research is
qualitative research, and analyzed by descriptive analysis approach that describes
objectively analyze the data obtained, and then use case study with intrinsic form
which emphasizes deep understanding to social behavior and lifestyle of student
of class XI IPS SMA Negeri 6 of South Tangerang. Based on the needs of this
study determined the data source is this research using purposive sampling
technique is the population and sample sampling techniques with the
consideration that the author wants. This particular consideration, for example, is
considered very to know what researchers want to ask participants. The data
collection technique is using documentation, interviews, and observation.
Based on the results of research that has been carried out can be
concluded that there are some social behaviors commonly done by students of
class XI IPS SMA Negeri 6 of South Tangerang, namely grouping (genk),
sharing, dating, and hanging out. Researchers also get results about the various
lifestyles of students of class XI IPS SMA Negeri 6 of South Tangerang, such as
lifestyle communication, lifestyle recreation, culinary lifestyle, and lifestyle of
dress.
ullah Jakarta.
Harapan penulis semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar- besarnya bagi penulis k
akan penulis terima dengan hati terbuka.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan.....................................................................................87
B. Saran...........................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
10
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan manusia sebagai makhluk individu dan sosial
mengandung pengertian bahwa manusia merupakan makhluk unik, dan
merupakan perpaduan antara aspek individu sebagai perwujudan dirinya
sendiri dan makhluk sosial sebagai anggota kelompok atau masyarakat.
Manusia sebagai makhluk individu dan sosial akan menampilkan tingkah laku tertentu, akan terjadi p
Perilaku sosial adalah pola interaksi dan tindakan antara individu satu dengan yang lainnya. Sedangka
Jadi, perilaku sosial merupakan pola interaksi yang berbentuk sikap
dan tindakan yang ditunjukkan oleh individu satu dengan individu yang lain
dalam hidup bermasyarakat. Pola perilaku sosial dapat ditunjukkan melalui
perasaan, tindakan, sikap, rasa hormat terhadap orang lain.
1
Didin Budiman, Perilaku Sosial, 2017, p. 1,
(http://File.Upi.Edu/Direktori/Fpok/.Pend._Olahraga/197409072001121-
Didin_Budiman/Psikologi_Anak_Dlm_Penjas/Perilaku_Sosial.Pdf,), Di akses pada tanggal
12 Juli 2017 pukul 15.30 WIB
1
2
Perilaku sosial ini biasanya terjadi pada kaum remaja, karena mereka
menganggap bahwa masa remaja merupakan masa transisi. Masa transisi
merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Hal ini
dikarenakan para remaja dalam pergaulannya mudah terpengaruh oleh teman-
teman sebayanya. Ketika seseorang melakukan atau memakai sesuatu yang
mereka anggap itu menarik, tanpa memikirkan fungsi dan kegunaannya,
seseorang akan mengikutinya.
gikuti perkembangan di sekitarnya. Mereka beranggapan pada masa remaja, mereka dapat dengan bebas melakukan apa yang
dapat dengan mudah masuk ke penjuru dunia, tidak terkecuali di negara kita
Indonesia. Banyak pengaruh-pengaruh yang muncul dari globalisasi, baik itu
pengaruh positif maupun negatif. Namun dalam kenyataannya dampak
globalisasi ini mengakibatkan para remaja lupa akan jati diri mereka. Para
remaja dengan mudahnya terpengaruh dengan hal-hal yang sedang booming
3
atau trend di negara lain, mulai dari gaya hidup, berbicara, berpakaian dan
pergaulan.
Dalam hal pergaulan, gaya hidup sering disalahgunakan oleh sebagian
besar remaja. Apalagi para remaja yang berada dalam kota Metropolitan.
Mereka cenderung bergaya hidup dengan mengikuti trend atau mode masa
kini. Tentu saja mode yang mereka tiru adalah mode dari negara Barat. Jika
mereka dapat memfilter dengan baik dan tepat, maka pengaruhnya juga akan
perilaku-perilaku sosial yang biasa terjadi pada usia mereka, seperti perilaku bergaul, berbagi, berpacaran dan berkelompok. Ha
ngkungan kita. Untuk itu di zaman yang serba modern ini orang tua yang mempunyai anak remaja harus memantau pergaulan
menerima budaya dari luar dan harus bisa memfilter budaya dari luar secara
baik dan tepat.
Namun, dalam pencarian identitas diri para remaja tidak semua
menemukan identitas yang sebenarnya, tetapi mayoritas para remaja ketika
dalam proses pencarian identitas dirinya, mereka lebih mengikuti apa saja
yang dilakukan orang lain mulai dari gaya berpakaian, tutur kata, perbuatan,
4
sifat dan sikap tanpa memfilternya sehingga mereka hanya sekedar ikut-
ikutan dan tidak peduli itu baik atau buruk. Hal ini dikarenakan labilnya sifat
para remaja saat ini, begitu juga dengan remaja pada siswa SMA Negeri 6
Tangerang Selatan, khususnya kelas XI IPS.
Adapun menurut data riset hasil penelitian yang dilakukan Siti Nisrima
dari Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh dengan menggunakan
metode penelitian kualitiaf mengenai Perilaku Sosial Remaja Penghuni
nghuni yayasan di Kota Banda Aceh. Perilaku sosial remaja yang terlihat ialah dimana para remaja penghuni yayasan mudah te
2
Siti Nisrima, “Pembinaan Perilaku Sosial Pada Remaja Penghuni Yayasan Islam Media
Kasih Kota Banda Aceh”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Unsyiah, Vol. 1,
2016.
5
berpacaran dan berkelompok (genk). Hal yang sangat terlihat pada saat
observasi berlangsung yaitu perilaku sosial berkelompok (genk) pada siswa
kelas XI IPS, mereka cenderung memiliki suatu kelompok (genk) sesuai
dengan latar belakang ekonomi yang sama, selain itu ada pula kelompok-
kelompok yang senang membully adik kelasnya dengan alasan yang sangat
tidak masuk akal. Untuk gaya hidupnya, para siswa kelas XI IPS bisa
dikatakan mewah dan mahal. Peneliti sendiri kerap kali ikut bergabung ketika
elitian ini juga diharapkan agar remaja dapat mengembangkan dirinya kearah yang lebih baik. Sehubung dengan hal tersebut m
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang disebutkan di atas, penelitian
ini akan dibatasi pada:
1. Perilaku sosial dan gaya hidup siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 6
Tangerang Selatan
2. Faktor yang membentuk gaya hidup siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 6
Tangerang Selatan
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan bahwa pertanyaan penelitian ini adalah:
Bagaimana perilaku sosial dan gaya hidup siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan?
Apa saja faktor yang membentuk gaya hidup siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan?
Tujuan Penelitian
Penulisan ini bertujuan untuk:
Mengetahui bagaimana perilaku sosial siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan.
Mengetahui apa saja faktor yang membentuk gaya hidup siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan peneliti adalah sebagai berikut;
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan atau
panduan dalam penelitian selanjutnya khususnya terkait dengan perilaku
sosial dan gaya hidup siswa, baik di sekolah maupun di perguruan tinggi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
7
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Remaja
a. Definisi Remaja
Banyak orang menggambarkan remaja adalah masa transisi
sah diatur atau orang yang mudah terpancing emosinya.
adalah periode transisi secara biologis, psikologis, sosiologi, dan ekonomi pada individu. Ini adalah masa yang menyenangkan
ntrock mendefinisikan masa remaja (adolescence) sebagai periode transisi
1
Zahrotun Nihayah, dkk., Psikologi Perkembangan: Tinjauan Psikologi Barat dan Islam,
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), Cet. I, h. 105 – 106.
2
Ibid., h. 106.
8
9
ahan dalam hubungan dengan orang tua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan
ada anak laki-laki terjadi kira-kira 2 tahun lebih telat daripada anak perempuan, yakni 12 ½ tahun usia awal rata-rata pada an
3
Jhon W. Santrock, Remaja, Edisi Kesebelas Jilid 1, Terj. dari Adolescence,
Eleventh Edition Jilid 1 oleh Benedictine Widyasinta, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 20.
4
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana Prenamedia Group, 2011), h. 220.
5
John W. Santrock, Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup Edisi 5 Jilid II, Terj.
Dari Life-Span Development 5 E oleh Achmad Chusairi dan Juda Damanik, (Jakarta: Erlangga, 2002),
h. 15.
10
6
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama, (Bandung: Refika
Aditama, 2007), h. 40.
7
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 190.
11
8
9
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016) h. 12
Ibid., h. 12.
12
hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial,
peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada
dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada
masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditunjukan pada
remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah
seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri, dan bertanggung
jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring
mampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencerna
dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung
juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi
berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama,
tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
dewasa.
kembangan yang digambarkan secara umum sesuai dengan usia sekolah siswa SMP, dan periode remaja akhir mendekati usia
uk dan fungsi tubuh sesuai dengan jenis kelaminnya. Perubahan dalam bentuk fisik biasanya meliputi proporsi muka dan bada
10
Yudrik Jahja, op, cit., h. 235.
14
- Perkembangan Kognitif
reka mencari identitas dirinya baik di lingkungan rumah maupun di sekolah. Pada periode ini mereka menjadi lebih dekat den
- Pertumbuhan Fisik
11
Zahrotun Nihayah, dkk, op. cit., h. 108.
15
Pada periode ini tampak tidak ada lagi perubahan bentuk tubuh
yang sangat mengingkat pesat. Pertumbuhan fisik remaja akhir
lebih dilihat dari proporsi atau keseimbangan antara anggota
tubuh yang satu dengan yang lainnya. Bentuk tubuh yang
proporsional merupakan dambaaan bagi remaja yang berada
pada periode ini. Sebab pada periode sebelumnya yaitu remaja
awal, proporsi bentuk tubuh masih belum seimbang.
umentasi berdasarkan diri sendiri atau berdasarkan pertimbangan orang lain. Jika individu melampaui tahap operasi formal ini
ngan tahapan perkembangan psikososial yang ada pada periode remaja awal. Hanya yang membedakannya adalah pada peri
- Perkembangan Moral
liah, menulis dan membaca. Atau dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktiv
apa pun yang dikatakan atau dilakukan seseorang.13 Menurut Garry Martin dan Joseph Pear, karakteristik perilaku yang dapa
12
Zahrotun Nihayah, dkk, op. cit., h.
13
Garry Martin dan Joseph Pear, Modifikasi Perilaku: Makna dan Penerapannya, Terj. Dari
Behavior Modification oleh Yudi Santoso, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015), h. 3.
17
sebuah perilaku merujuk pada upaya fisik atau energi yang dilibatkan
untuk melakukan perilaku.14
Dari penjelasan mengenai perilaku, peneliti berasumsi bahwa
perilaku merupakan tindakan yang dilakukan seseorang terhadap suatu
rangsangan dari luar.
b. Jenis-jenis Perilaku
Skinner membedakan perilaku menjadi dua, yaitu perilaku
gai reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme yang bersangkutan. Misalnya reaksi kedip mata bila ma
ak berbicara
14
Ibid., h. 5.
15
Bimo Walgito, Psikologi Sosial: Suatu Pengantar, (Yogyakarta: CV Andi Offset) h. 17.
18
c. Pembentuk Perilaku
Menurut Bimo Walgito ada tiga cara membentuk perilaku
sesuai dengan yang diharapkan:
kan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut. Misalnya, dibiasakan bangu
dengan pengertian. Misalnya, datang kuliah jangan sampai terlambat karena hal tersebut dapat mengganggu teman-teman ya
16
Garry Martin dan Joseph Pear, op. cit., h. 9.
19
17
Bimo Walgito, op.cit., h. 18 – 19.
18
Siti Nisrima dkk, “Pembinaan Perilaku Sosial Remaja Penghuni Yayasan Islam Media
Kasih Kota Banda Aceh”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Unsyiah, Vol. 1,
2016, h. 195.
19
Ibid.
20
ngan orang lain. Seperti dalam kehidupan berkelompok, kecenderungan perilaku sosial seseorang yang menjadi anggota kelom
20
Emaret Silastuti, “Perbedaan Perilaku Sosial Siswa Yang Pembelajarannya Menggunakan
Model Klarifikasi Nilai Dan Konsiderasi Dengan Memperhatikan Konsep Diri Pada Pembelajaran
PPkn Kelas XI SMKN 2 Bandar Lampung”, Tesis pada Pascasarjana Universitas Lampung, Bandar
Lampung, 2016, h. 20.
21
g baik, senang bersama dengan yang lain dan senang bepergian. Sedangkan orang yang tidak suka bergaul menunjukkan sifat
dekati orang, dan suka bersosialisasi. Sedang orang yang tidak ramah cenderung bersifat sebaliknya.
n sehari-hari. Gaya hidup dapat memberikan pengaruh yang positif atau negatif bagi yang menjalankannya, tergantung dari ba
21
Didin Budiman, Perilaku Sosial, 2017, p. 1,
(http://File.Upi.Edu/Direktori/Fpok/.Pend._Olahraga/1974090720011 Didin_Budiman/Psikologi_Anak
_Dlm_Penjas/Perilaku_Sosial.Pdf,), Di akses pada tanggal 12 Juli 2017 pukul 15.30 WIB
23
n lingkungannya. Gaya hidup mencerminkan sesuatu yang lebih dari kelas sosial di satu pihak dan kepribadian di pihak yang la
22
(Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30869/4/chapter%2011.pdf) Diakses
pada tanggal 7 September 2017 pukul 20.25 WIB
23
Debora Kaharu, “Pengaruh Gaya Hidup, Promosi, Dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Cosmic”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol. 5, 2016.
24
24
Diky Ryan Saputro, “Pengaruh Kelas Sosial, Gaya Hidup, Dan Kepribadian Terhadap
Keputusan Memilih Institusi Perguruan Tinggi Negeri (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam IAIN Surakarta”, Skripsi pada IAIN Surakarta, Surakarta, 2016, h. 17.
25
Ibid., h. 18.
26
Meriena Putri Ajiwibawani, “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Gaya Hidup Terhadap
Keputusan Pembelian (Studi Pada Konsumen D’Goda Coffe Pazkul Sidoarjo)”. Jurnal Pendidikan
Ekonomi UNESA, 2015.
25
emberikan tanggapan terhadap sesuatu. Melalui sikap, individu memberi respon positif atau negatif terhadap gaya. Keadaan jiw
n diperoleh dari tindakan di masa lalu. Hasil dari pengalaman sosial membentuk pandangan terhadap suatu objek. Seseorang t
mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.
rikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Pengaruh-pengaruh tersebut akan mengh
dalam pembentukan sikap dan perilaku individu. Hal ini karena pola
ri dalam (internal) dan dari luar (eksternal). Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep
klan gaya hidup (pencitraan dan rasa), public relation dan jurnalisme (selebritas), gaya hidup mandiri dan gaya hidup hedonis.
27
Bagus Pramudito, Gaya Hidup dan Psikologi Kesehatan, 2014,
(http://www.safetyutama.com/2014/03/gaya-hidup-psikologi-kesehatan.html). Di akses pada tanggal 21
Agustus 2017 pukul 12.30 WIB
28
Sedangkan public relation dan jurnalisme gaya hidup (selebritas) ialah sebagai budaya berbasis seleb
Gaya Hidup Mandiri
Kemudian yang dimaksud dengan gaya hidup mandiri adalah kemampuan bertahan hidup tanpa berg
28
Della Aresa, “Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Repurchase Intention (Studi Pada
Pengunjung 7-Eleven Tebet Saharjo)”, Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, 2012, h. 25.
30
29
Agung, “Perilaku Sosial Pengguna Minuman Keras Di Kelurahan Sungai Dama Kota
Samarinda”, Jurnal Sosiologi Konsentrasi, Vol. 3, 2015.
30
Pauji, “Perilaku Sosial Keagamaan Pengguna Narkoba Dan Minuman Keras”, Skripsi pada
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2010.
32
proses pergeseran budaya. Orang tua tak mampu mengarahkan anak mereka
untuk tetap mengagumi dan mengimitasi budaya sendiri melainkan
mengizinkan anak-anak mereka mengimitasi budaya pop Korea dengan cara
berpakaian serta bergaya Korea. Hal ini membuktikan bahwa telah terjadi
pergeseran budaya dan hal tersebut perlu ditindaklanjuti dari sekarang. Peran
orang tua dan guru diperlukan dalam pengawasan akan perkembangan hidup
33
31
Olivia M Kaparang, “Analisa Gaya Hidup Remaja Dalam Mengimitasi Budaya Pop Korea
Melalui Televisi (Studi Pada Siswa SMA Negeri 9 Manado”, Jurnal Acta Duirna, Vol. 2, 2013.
34
ku sosial merupakan sebagai perilaku seseorang dalam menanggapi respon dari orang lain untuk memenuhi diri sendiri maupu
modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Gaya
(fashion), iklan gaya hidup (pencitraan dan rasa), public relation dan
jurnalisme (selebritas), gaya hidup mandiri dan gaya hidup hedonis.
32
Risanti Arshida Pratiwi, “Laptop Dan Gaya Hidup Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta, 2009.
35
Bulan
Penyusunan rencana
1 √
penelitian
Penyusunan
2
instrument Penelitian √
3 Pengumpulan data
penelitian √
4 Pengolahan data √
penelitian
5 Analisis & √
pembahasan data
6 Penyusunan laporan √
7 Sidang Munaqosah √
37
38
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang
bertujuan untuk memahami invidu secara mendalam dan terperinci, karena
metode kualitatif secara langsung bertemu dan melakukan wawancara
yang lebih dalam, oleh sebab itu penelitian yang dilakukan penulis
mengenai perilaku sosial dan gaya hidup remaja (studi kasus: siswa kelas
XI IPS di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan) sangat cocok menggunakan
pendekatan kualitatif.
Menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik kare
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan kepada filsafat postpos
Dalam penelitian kualitatif peneliti mencoba mengerti makna suatu
1
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 1.
2
Ibid., h. 1.
3
A Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Prenamedia Group, 2014), h. 328.
39
4
Ibid., h. 339.
5
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 57.
6
Sugiyono, op. cit., h. 49.
7
A Muri Yusuf, op. cit., h. 150.
40
sebelumnya.10
Ada dua jenis wawancara yakni wawancara terstruktur dan
tidak terstruktur (bebas). Dalam penelitian ini mewawancarai delapan
belas informan dengan wawancara terstruktur.
8
Muhammad Idrus, op. cit., h. 93.
9
Muhammad Idrus, op. cit., h. 96.
10
A Muri Yusuf, op.cit., h. 372.
41
11
Sugiyono, op. cit., h. 73.
12
A Muri Yusuf, op.cit., h. 384.
42
tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini dilakukan
untuk menghindari apabila data yang di cari merupakan data yang
masih dirahasiakan.
c. Observasi Tidak Terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yangakan diobservasi.
Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa
yang akan diamati.13
ada saat peneliti melaksanakan kegiatan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan. Pe
13
Sugiyono, op. cit., h. 64-67.
43
Tabel 3.2
Pedoman Observasi
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan atau karya seseorang tentang
sesuatu yang sudah berlalu. Dokumen tentang orang atau sekelompok
orang, peristiwa, atau kejadian dalam situasi sosial yang sesuai dan terkait dengan fokus penelitia
E. Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan seca
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhana
lapangan.
14
A Muri Yusuf, op. cit., h. 391.
15
Sugiyono, op. cit., h. 91.
45
3. Kesimpulan
Tahap akhir proses pengumpulan data adalah penarikan kesimpulan, yang dimaknai sebagai pena
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditem
setelah peneliti berdada di lapangan.17
16
Muhammad Idrus, op. cit., h. h. 150.
17
Sugiyono, op. cit., h. 99.
46
18
FITK, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h.
73.
19
Ibid., h. 74.
47
20
Sugiyono, op. cit., h. 127.
21
Sugiyono, op. cit., h. 129.
37
BAB IV
Tangerang Selatan
AN 1 Pamulang sebanyak 46 Siswa (satu kelas) pada tahun pelajaran 2004/2005 dengan menejemen SMA 1 Pamulang tepatnya
8 siswa. Pada awal rintisan berdirinya
1
Profil Sekolah SMA Negeri 6 Tangerang Selatan
47
48
M.Pd, setelah itu dari tahun 2008 sampai sekarang dipimpin oleh Drs.
Agus Purwanto.
Diawal pendiriannya SMAN 2 Pamulang dengan program
Pembelajaran reguler dengan kurikulum berbasis dengan kepemimpinan
Bapak Drs. Dedi Rafidi walaupun hanya mendapat 1 kelas (48 siswa)
KBM tetap berjalan, dengan pengajar dari SMAN 1 Pamulang yang penuh
dengan dedikasi tak mengenal lelah tetap berjuang mempertahankan 48
ep.339-Huk/2005, tertanggal 3 Oktober 2005, menyetujui penggunaan tanah fasilitas sosial seluas 10.000 M2 berlokasi di Komp
memprogramkan
Out Bond, Workshop Pengembangan ICT untuk Guru. Kepedulian
dengan lingkungan dan keluarga Prasejahtera 1 (tidak mampu) masih
dapat kesempatan dalam menuntut ilmu di SMAN 6 Tangerang Selatan
50
3. Tenaga Pustakawan 1
Laki-laki
Perempuan 1
4. Tenaga tata Usaha 1 5
Laki-laki 2
Perempuan 3
5. Penjaga Sekolah 7
Laki-laki 6
Perempuan 1
JUMLAH 53 20
6. Ruang Ketrampilan
7. Ruang Multi Media
8. Ruang UKS / PMR 1
9. Aula Serba Guna 1
10. Lapangan Olah Raga 1
11. Ruang Komputer 1
12. Ruang OSIS 1
dan tenaga kependidikan, tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang nyaman dan aman serta menyenangkan dengan
4
5
Data SMA Negeri 6 Tangerang Selatan Tahun 2017
Data SMA Negeri 6 Tangerang Selatan Tahun 2017
60
B. Hasil Observasi
Peneliti melakukan observasi pada saat melaksanakan kegiatan Praktik
Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) pada tanggal 23 Januari 2017 sampai 24
Mei 2017. Peneliti menggunakan dua macam observasi, yaitu observasi
pastisipatif dan observasi terus terang atau tersamar. Observasi partisipatif
merupakan pengamatan yang melibatkan dalam kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati pada saat peneliti melaksanakan kegiatan PPKT.
ti mengamati bagaima perilaku sosial para siswa, sehingga peneliti mendapatkan hasil bahwa terdapat berbagai macam perila
datangi. Pada saat itu peneliti ikut pergi hangout bersama para siswa ke Pondok Indah Mall pada tanggal 1 April 2017. Dalam
mereka, seperti gaya hidup rekreasi, gaya hidup kuliner, gaya hidup
berpakaian, dan gaya hidup berkomunikasi.6
6
Hasil Observasi di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan
61
7
Hasil Wawancara dengan Bapak Zulkarnaen selaku Wakil Kepala Sekolah bidang
Kesiswaan pada Rabu 11 Oktober 2017 pukul 10.00 WIB
62
8
Hasil Wawancara dengan Salma selaku siswa kelas XI IPS 3 pada Rabu 18 Oktober 2017
pukul 10.00 WIB
9
Hasil Wawancara dengan Moza selaku siswa kelas XI IPS 4 SMAN 6 Tangsel pada Selasa
24 Oktober 2017 pukul 62.30 WIB
63
MA Negeri 6 Tangerang Selatan ini berkata kalau dia mempunyai kelompok (genk) yang bernama “genk susu”. Ada beberapa sis
m setahun
10
Hasil Wawancara dengan Tiara selaku siswa kelas XI IPS 4 SMAN 6 Tangsel pada Selasa
2. Berbagi
Sejatinya kita sebagai makhluk hidup dianjurkan untuk saling
berbagi terhadap sesama. Sehingga pihak sekolah SMA Negeri 6
Tangerang Selatan selalu mengajarkan semua siswanya untuk tidak lupa
dalam berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Hal ini dilakukan agar
siswa terbiasa untuk peduli dengan orang lain. Kegiatan berbagi yang
diadakan pihak sekolah SMA Negeri 6 Tangerang Selatan ini antara lain,
memberikan sumbangan untuk teman yang sedang sakit atau terkena
musibah dan kepada korban-korban bencana alam. Semua ini dijelaskan
oleh Nurhaliza dalam wawancaranya:
Pernah kak, terutama kalo lagi ada yang kena musibah. Kita
kan juga punya uang kas, jadi kalo ada temen kita yang sakit
pasti kita jenguk tapi perwakilan aja beberapa orang. Kalau
nyumbang untuk bencana alam juga kita pernah beberapa kali,
waktu itu sih yang ngadain pihak sekolah terus dibantuin OSIS,
11
Hasil Wawancara dengan Nandin selaku Siswa Kelas XI IPS 5 di SMAN 6 Tangsel pada
Selasa 17 Oktober pukul 15.10 WIB
66
dang sakit, dan hasil yang uang yang didapat dari patungan tersebut dibelikan buah atau apapun yang bermanfaat untuk teman
ainnya yaitu menyumbang buku-buku, perlengkapan sekolah atau makanan kepada anak yatim di beberapa panti asuhan di da
12
Hasil Wawancara dengan Nurhaliza selaku Siswa Kelas XI IPS 4 SMAN 6 Tangsel pada
Selasa 24 Oktober 2017 pukul 15.30 WIB
13
Hasil Wawancara dengan Rani selaku Siswa Kelas XI IPS 5 di SMAN 6 Tangsel pada
Selasa 17 Oktober pukul 12.25 WIB
67
ran. Banyak siswa yang sudah mempunyai pacar, meskipun sebenarnya itu tidak diperbolehkan di dalam agama. Berpacaran in
sekolah lain. Berbagai macam alasan dan jawaban mereka jika ditanyakan
tentang mengapa mereka berpacaran pada usia saat ini. Salah satunya
seperti yang dikatakan oleh Nadia:
14
Hasil Wawancara dengan Ibu Nurhayati selaku Guru Bahasa Indonesia kelas XI IPS pada
Rabu 11 Oktober pukul 10.35 WIB
68
Pacar aku anak kelas 12 kak hehe kakak kelas, kalau aku sih
pacaran biar di sekolah tuh ada yang nyemangatin buat belajar,
kan kalau pacar satu sekolah juga enak bisa ngerjain tugas
bareng juga kak, irit ongkos juga biar bisa pulang sekolah
bareng.15
15
Hasil Wawancara dengan Nadia selaku Siswa Kelas XI IPS 5 SMAN 6 Tangsel pada Selasa
17 Oktober 2017 pukul 14.30 WIB
16
Hasil Wawancara dengan Defa selaku siswa kelas XI IPS 3 pada Rabu 18 Oktober 2017
pukul 12.30 WIB
69
dak hidup dalam kesendirian. Tidak semua orang mempunyai sifat yang mudah bergaul, pasti ada saja orang yang sulit untuk be
ada juga yang susah bergaul. Kalau untuk menyikapinya biasanya kita konseling individu, ada pendekatan khusus dengan kita,
Komentar salah satu guru mengenai pergaulan di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, yaitu ibu Rasmawati yang mengatakan
yang mudah dan sulit untuk bergaul dengan teman-teman
17
Hasil Wawancara dengan Ibu Nurjanah selaku Guru Sosiologi kelas XI IPS pada Rabu 11
Oktober 2017 pukul 12.30 WIB
18
Hasil Wawancara dengan Ibu Rasmawati selaku Guru Bimbingan Konseling pada Rabu 11
Oktober pukul 11.05 WIB
70
cara itu gagal, maka pihak sekolah akan meminta bantuan kepada orang
tua siswa tersebut.
Seperti yang dikatakan salah seorang guru BK bahwa terdapat juga
siswa yang memang sulit bergaul. Salah satu alasannya adalah karena di
SMA Negeri 6 Tangerang Selatan tidak ada perubahan kelas dari kelas
sepuluh sampai dua belas. Hal ini dikatakan Nindah dalam wawancaranya:
Dalam hal bergaul aku cuma bergaul sama temen-temen
sekelas aja. soalnya kan gak ada rolling dari kelas sepuluh
sampai dua belas, dan aku males aja nyari temen bergaul lagi,
jadi ya aku bergaul sama temen-temen sekelas aku aja.19
19
Hasil Wawancara dengan Nindah selaku siswa kelas XI IPS 3 pada Rabu 18 Oktober 2017
pukul 14.25 WIB
20
Hasil Wawancara dengan Nisa selaku Siswa kelas XI IPS 3 pada Rabu 18 Oktober 2017
pukul 15.10 WIB
71
juga alat komunikasi yang bisa digunakan sambil melihat langsung wajah
seseorang yang kita hubungin. Mayoritas yang menggunakan alat
komunikasi yaitu mulai dari orang tua, mahasiswa, pelajar bahkan anak
kecil pun sudah ada yang memiliki alat komunikasi.
Pihak sekolah melarang siswa untuk menggunakan alat
komunikasi atau handphone kettka KBM berlangsung. Jika ada yang
kedapatan sedang bermain handphone ketika KBM berlangsung, maka
untuk siswa yang kedapatan bermain gadget saat proses KBM berlangsung biasanya kita beri teguran atau kalo sudah kelewata
nakan fungsi dari alat komunikasi tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa fungsi dari alat komunikasi itu untuk berhubungan
an siswa
Hasil Wawancara dengan Ibu Nurhayati selaku Guru Bahasa Indonesia kelas XI IPS pada
21
melainkan alat komunikasi yang canggih dan model terbaru. Hal ini
dikarenakan agar mereka dapat menggunakan aplikasi-aplikasi yang
tersedia seperti aplikasi kamera, media sosial dan lain-lain. Para siswa ini
pun dalam menggunakan alat komunikasi tidak pada waktunya, melainkan
sering digunakan pada saat proses KBM berlangsung, padahal sebelumnya
sudah diberi tahu oleh pihak sekolah bahwa tidak boleh mengaktifkan
bahkan menggunakan gadget ketika proses KBM berlangsung kecuali
si (gadget) untuk bermain game, foto, update di media sosial bahkan untuk menyontek. Seperti yang dikatakan oleh Tiara:
juga sering sih kak hehehe. Palingan aku seringnya buat main game, nonton youtube, chating, main medsos. Hp juga penting b
untuk hal lain, yaitu bermain game, menonton youtube, update di media sosial dan untuk menyontek ketika sedang ujian sepe
juga dengan siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan yang
memilih untuk berekreasi ketika waktu libur dari kegiatan sekolahnya.
Banyak pilihan tempat untuk rekreaksi yang mereka pilih, mulai dari mall,
22
Hasil Wawancara dengan Tiara selaku siswa kelas XI IPS 4 SMAN 6 Tangsel pada Selasa
24 Oktober 2017 pukul 15.10 WIB
74
café, arena bermain, dan tempat wisata. Seperti yang dikatakan oleh
Moza:
Aku pribadi lebih sering ke mall soalnya apa ya…. Enak aja
gitu, gak jauh juga kak sama rumah. Palingan sama temen-
temen sekolah atau gak sama keluarga kadang sama saudara
atau sepupu juga sih. Kalau sama temen sekolah biasanya kita
photobox, nonton, makan main funworld atau ya belanja-
belanja kalau banyak yang lagi diskon.23
mpat wisata seperti Dufan terutama jika ada promo dengan menggunakan kartu pelajar, girl month atau STNK motor. Jawaban
t aja sih. Biasanya aku ke OP (Ocean Park), kan di OP juga suka ada promo-promo gitu buat anak sekolahan.25
dapat menyimpulkan bahwa
n yang sama dengan pergi rekreasi jika sedang ada promo. Namun, Najma lebih memilih berenang di Ocean
enai gaya hidup kuliner. Peneliti juga memilih beberapa siswa lainnya seperti Ayu dan Nandin yang satu sama lain mempunyai
ehe. Aku palingan nongkrong-nongkrong aja, atau sekedar ngopi-ngopi sama temen. Palingan ya ke starbucks kaka tau nggak k
gak terlalu enak sih aku gak masalah yang penting tempatnya bagus hehe. Misalnya aku kayak ke nannys pavillon, itu kan tema
26
Hasil Wawancara dengan Annisa selaku siswa kelas XI IPS 3 SMAN 6 Tangsel pada Rabu
18 Oktober 2017 pukul 15.20 WIB
27
Hasil Wawancara dengan Ayu selaku siswa kelas XI IPS 5 SMAN 6 Tangsel pada Selasa
17 Oktober 2017 pukul 14.30 WIB
28
Hasil Wawancara dengan Nandin selaku siswa kelas XI IPS 5 SMAN 6 Tangsel pada
Selasa 17 Oktober 2017 pukul 15.10 WIB
76
29
Hasil Wawancara dengan Safa selaku siswa kelas XI IPS 5 SMAN 6 Tangsel pada Selasa
17 Oktober 2017 pukul 15.30 WIB
77
meminta pendapat dari Ibu dan temannya bahwa apa yang ia pakai cocok
atau tidak.
ain itu mereka juga sering menyalahgunakan penggunaan gadget tertutama di lingkungan sekolah. Gadget yang seharusnya me
30
Hasil Wawancara dengan Nandin selaku siswa kelas XI IPS 5 SMAN 6 Tangsel pada
Selasa 17 Oktober 2017 pukul 15.10 WIB
78
ia lebih menyesesuaikan diri daripada meniru orang lain. Sama seperti Defa, Safa juga berkata serupa dalam wawancaranya:
i dari medsos, internet, majalah atau darimana aja lah. Cuman patokan aku ya pokoknya harus tetep tertutup, kan aku berhijab
31
Hasil Wawancara dengan Defa selaku siswa kelas XI IPS 3 SMAN 6 Tangsel pada Rabu
18 Oktober 2017 pukul 14.35 WIB
32
Hasil Wawancara dengan Safa selaku siswa kelas XI IPS 5 SMAN 6 Tangsel pada Selasa
17 Oktober 2017 pukul 15.30 WIB
79
Safa tidak meniru orang lain atau artis sekalipun, hanya saja ia
mencari referensi dari medsos, internet, majalah mengenai gaya fashion
untuk wanita berhijab seperti dirinya.
2. Iklan Gaya Hidup (Pencitraan Dan Rasa)
Pada iklan gaya hidup ini, seseorang dalam menentukan fashion
dipengaruhi oleh apa yang dilihatnya di media-media elektronik.
Teknologi yang semakin canggih ini membuat kita dapat dengan mudah
setiap yang melihat terlebih mereka para usia remaja akan mudah terpengaruh untuk membelinya. Benar saja, tidak sedikit m
33
Hasil Wawancara dengan Andini selaku siswa kelas XI IPS 4 SMAN 6 Tangsel pada Selasa
24 Oktober 2017 pukul 14.20 WIB
80
34
Hasil Wawancara dengan Tiara selaku siswa kelas XI IPS 4 SMAN 6 Tangsel pada Selasa
24 Oktober 2017 pukul 15.10 WIB
81
mulai dari baju, celana hingga hijab yang digunakan itu terlihat simple menjadikan ia mengikutinya.
sesuatu dalam dirinya sesuai dengan kesadaran dirinya. Seseorang bebas melakukan dan menggunakan apaun yang ia suka. D
35
Hasil Wawancara dengan Nindah selaku siswa kelas XI IPS 3 SMAN 6 Tangsel pada Rabu
18 Oktober 2017 pukul 14.25 WIB
36
Hasil Wawancara dengan Moza selaku siswa kelas XI IPS 4 SMAN 6 Tangsel pada Selasa
24 Oktober 2017 pukul 16.00 WIB
82
37
Hasil Wawancara dengan Ayu selaku siswa kelas XI IPS 5 SMAN 6 Tangsel pada Selasa
17 Oktober 2017 pukul 12.30 WIB
38
Hasil Wawancara dengan Nurhaliza selaku Siswa Kelas XI IPS 4 SMAN 6 Tangsel pada
Selasa 24 Oktober 2017 pukul 15.30 WIB
83
e mall pasti uang aku habis gitu aja, aku kan doyan makan banget ya jadi kadang sampai lupa udah ngabisin uang berapa, kalau
arna lipstick yang baru keluar yang warnanya cocok banget di aku, aku tuh kayak gak sabar pengen punya. Padahal emang sih g
ara dengan Annisa dan Najma adalah bahwa mereka tidak masalah jika uangnya untuk membeli sesuatu yang mereka inginka
39
Hasil Wawancara dengan Annisa selaku siswa kelas XI IPS 3 SMAN 6 Tangsel pada Rabu
18 Oktober 2017 pukul 15.20 WIB
40
Hasil Wawancara dengan Najma selaku siswa kelas XI IPS 4 SMAN 6 Tangsel pada Selasa
24 Oktober 2017 pukul 14.20 WIB
84
t, game dan aplikasi-aplikasi yang canggih. Dengan pilihan alat komunikasi seperti itu, tidak hanya membuat beberapa siswa sa
n coker neck. Meskipun para siswa meniru pakaian dari negara Barat, tetapi sebelum menggunakan pakaian tersebut, mereka m
ti dapat mengatakan seperti itu setelah peneliti menanyakan lebih dalam kepada siswa tersebut. Terdapat faktor-faktor pemb
uga banyak melihat beberapa referensi dari media sosial seperti instagram. Alasannya adalah agar tidak bosan dengan gaya fa
2. Iklan gaya hidup (pencitraan dan rasa). Pada gaya hidup pencitraan dan
rasa ini, beberapa siswa dalam membeli suatu barang berawal dari melihat
iklan-iklan yang ada di TV karena apa yang dilihat dari iklan tersebut
dianggap bagus dan kekinian.
3. Public relation dan jurnalisme (selebritas). Hampir sama dengan gaya
hidup pencitraan, yang dimana siswa dalam membeli suatu produk lebih
87
melihat dari iklan yang muncul di TV, namun tidak hanya dari TV saja,
melainkan mereka lebih banyak meniru pada seleb dari media sosial
seperti instagram dan youtube. Pada public relation dan jurnalisme ini,
siswa lebih kepada lebih tertarik untuk mengikuti artis atau selebgram-
selebgram (selebriti instagram) yang sedang terkenal. Tidak hanyak gaya
berpakainnya saja, tetapi juga dari makanan, tempat rekreasi dan apa saja
yang dilakukan dalam kesehariannya.
aya hidup lebih kepada kepercayaan diri dan kepuasanya pribadinya.
gaya hidup hedonis dengan cara mereka lebih sering membeli barang-barang mahal yang sebenarnya sudah dimiliki dan tidak m
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa adanya macam-macam perilaku sosial yang biasa
dilakukan oleh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, yaitu
berkelompok (genk), berbagi, berpacaran, dan bergaul.
Selain itu, terdapat juga hasil penelitian mengenai gaya hidup siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Tangeran
Adapun faktor-faktor yang membentuk gaya hidup siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Tangerang Selatan y
hidup hedonis.
B. Saran
Berdasarkan hasil kes
Bagi siswa kelas XI IPS
Bagi sekolah dan gur
bergaya hidup sesuai
87
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Suralaga, Fadhila. dan Indriyani, Natris. Psikologi Perkembangan: Tinjauan Psikologi Barat Dan Islam. Jakarta: Lembaga Pen
Remaja: Edisi Kesebelas Jilid I. Jakarta: Erlangga. 2007. Santrock, Jhon W. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hi
ngga. 2002.
. Psikologi Remaja. Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2016. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 201
ologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Jurnal
Kaharu, Debora. Pengaruh Gaya Hidup, Promosi Dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Cosmic. Jurnal Ilmiah Riset Manajemen.
Volume 5. 2016.
Nisrima, Siti. Yunus, Muhammad. dan Hayati, Erna. Pembinaan Perilaku Sosial
Remaja Penghuni Yayasan Islam Media Kasih Kota Banda Aceh. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Unsyiah. Volume 1.
2016.
Tesis
Skripsi
Aresa, Della. “Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Repurchase Intention (Studi Pada
Pengunjung 7-Eleven Tebet Saharjo)”. Skripsi pada Universitas Indonesia.
Depok. 2012.
Pratiwi, Risanti Arshida. “Laptop Dan Gaya Hidup Mahasiswa UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta”. Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Yogyakarta. 2009.
Saputro, Diky Ryan. “Pengaruh Kelas Sosial, Gaya Hidup, Dan Kepribadian
Terhadap Keputusan Memilih Institusi Perguruan Tinggi Negeri (Studi
Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Surakarta”.
Skripsi pada IAIN Surakarta. Surakarta. 2016.
Internet
Pelaksana Wawancara:
1. Hari/Tanggal :
2. Jam :
3. Tempat :
4. Nama Informan :
5. Profesi :
Pertanyaan-pertanyaan:
1. Apakah ada siswa yang sulit bergaul dengan teman yang lainnya?
2. Tindakan apa yang dilakukan guru untuk mengatasi siswa yang sulit bergaul?
3. Apakah di sekolah ada siswa yang memiliki kelompok atau genk tertentu
khususnya di kelas XI IPS?
4. Hal apa yang biasa dilakukan oleh kelompok atau genk tersebut?
5. Apakah dengan siswa yang membuat kelompok atau genk tersebut dapat
memberikan dampak positif atau negatif untuk siswa yang lainnya?
Alasannya?
6. Apakah sekolah pernah mengadakan kegiatan sosial?
7. Kegiatan sosial apa yang biasa dilakukan?
8. Apakah kegiatan itu dilakukan secara rutin?
9. Apakah semua siswa khususnya siswa kelas XI IPS ikut serta dalam kegiatan
sosial tersebut?
10. Apakah banyak siswa yang berpacaran di SMA Negeri 6 Tangsel khususnya
siswa kelas XI IPS?
11. Hal apa yang biasa dilakukan oleh siswa yang berpacaran di lingkungan
sekolah?
12. Apa tanggapan para guru memgenai siswa yang berpacaran di lingkungan
sekolah?
13. Peraturan apa yang dibuat oleh sekolah dalam kebijakan yang
memperbolehkan penggunaan handphone di lingkungan sekolah?
14. Seberapa sering siswa bermain handphone ketika KBM berlangsung?
15. Bagaimana tanggapan para guru mengenai siswa yang bermain handphone
ketika KBM berlangsung?
16. Teguran atau sanksi apa yang diberikan guru ketika kedapatan siswa yang
bermain handphone ketika KBM berlangsung?
17. Apakah ada siswa yang sering memakai seragam tidak sesuai dengan peraturan
yang ada di sekolah?
18. Teguran atau sanksi apakah yang diberikan oleh sekolah ketika ada siswa yang
mengenakan seragam yang terlalu kecil atau sangat ketat?
TRANSKIP WAWANCARA PERILAKU SOSIAL DAN GAYA HIDUP
REMAJA (STUDI KASUS: SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6
TANGERANG SELATAN)
Pelaksana Wawancara:
Pertanyaan-pertanyaan:
Pelaksana Wawancara:
IPS Pertanyaan-pertanyaan:
Pelaksana Wawancara:
(BK) Pertanyaan-pertanyaan:
1. Apakah ada siswa yang sulit bergaul dengan teman yang lainnya?
Pasti ada aja ya mba anak yang susah gaul atau lebih suka menyendiri, karena
kan sifat orang kan berdeda-beda, ada yang gampang bergaul ada juga yang
susah bergaul.
2. Tindakan apa yang dilakukan guru untuk mengatasi siswa yang sulit bergaul?
Kalau untuk menyikapinya biasanya kita konseling individu, ada pendekatan
khusus dengan kita, kita ajak ngobrol, kita ajak curhat biar bisa lebih terbuka.
Dan kalau setelah kita lakukan itu semua namun gagal, kita minta banduan dari
orang tuanya.
3. Apakah di sekolah ada siswa yang memiliki kelompok atau genk tertentu
khususnya di kelas XI IPS?
Kalau kelompok atau genk itu pasti ada tapi kalo untuk genk itu kan genk
kecenderungannya negatif ya, yang saya pelajari, jadi kalo disekolah untuk
genk yg negatif itu gak ada, tapi klo untuk diluar sekolah saya kurang tahu ya,
tapi klo untuk genk-genk kelompok ini bermain, kelompok ini belajar,
kelompok ini bergaul itu ada, setiap kelas itu pasti ada.
4. Hal apa yang biasa dilakukan oleh kelompok atau genk tersebut?
Kalau untuk di luar sekolah saya tidak tahu ya, tapi kalau di dalam sekolah
palingan mereka ngumpul-ngumpul atau ngobrol-ngobrol aja paling
5. Apakah dengan siswa yang membuat kelompok atau genk tersebut dapat
memberikan dampak positif atau negatif untuk siswa yang lainnya?
Alasannya?
Sisi positif untuk siswa yang lain, untuk teman sebaya, untuk kakak kelas atau
adek kelas itu biasanya ada cuman kecenderungannya kalau sudah membentuk
sebuah kelompok itu akan ada hal yang negatif yang lebih terasa, gitu…
contohnya kayak misalnnya merasa ada satu orang yang merasa terisolir dari
satu kelompok itu atau misalnya dari satu kelas itu tidak terbina, atau misalnya
pengaruh satu teman untuk bias mempengaruhi teman yg lainnya dalam satu
kelompok itu besar banget pengaruhnya, kecenderungannya hal yg negatif
misalnya memprovokator teman yang lain untuk bolos sekolah, seperti itu
6. Apakah sekolah pernah mengadakan kegiatan
sosial? Alhamdulillah pasti pernah
7. Kegiatan sosial apa yang biasa dilakukan?
Banyak sih ya, ada gixcup, galang dana, dana sosial
8. Apakah kegiatan itu dilakukan secara
rutin? Selalu rutin pastinya
9. Apakah semua siswa khususnya siswa kelas XI IPS ikut serta dalam kegiatan
sosial tersebut?
Ikut. Semuanya kita gerakkin agar ikut semua tanpa terkecuali
10. Apakah banyak siswa yang berpacaran di SMA Negeri 6 Tangsel khususnya
siswa kelas XI IPS?
Karena ini levelnya sudah SMA jadi pasti ada aja ya, kadang pacarnya anak
sekolah ini juga, atau kadang juga lain sekolah. Macem-macem sih
11. Hal apa yang biasa dilakukan oleh siswa yang berpacaran di lingkungan
sekolah?
Ngobrol-ngobrol biasa aja sih setahu saya, tapi saya sebagian tau mana-mana
aja nih yang pacaran, siapa aja kadang saya perhatikan juga
12. Apa tanggapan para guru memgenai siswa yang berpacaran di lingkungan
sekolah?
Karena mereka juga sudah beranjak dewasa jadi menurut para guru sih wajar-
wajar saja, hanya harus tau batasannya, harus tau etika apa lagi di sekolah ya
13. Peraturan apa yang dibuat oleh sekolah dalam kebijakan yang
memperbolehkan penggunaan handphone di lingkungan sekolah?
Padahal itu sudah ada masukan pada saat mos (masa orientasi sekolah), kalau
didupam itu pada saat kbm tidak boleh mempergunakan hp kecuali gurunya
yang memperbolehkan, misalnya utk searching gitu ya, tapi kalau secara
umum diperbolehkan menggunakan hp pada saat jam istirahat atau pulang, nah
14. Seberapa sering siswa bermain handphone ketika KBM berlangsung?
Kalau gadget mah sudah jadi tuhannya mereka ya kalau bahasa kita mah, jadi
kalau misalnya tidak ada gadget mereka tidak bias ngapa-ngapain kasarnya sih
gitu, jadi contohnya gini misalnya anak tuh pelajaran agama disuruh hafalan
misalnya surat ar Rahman yg 10 ayat, klo seandainya tidak dipaksakan mereka
gak akan hafal tapi kalau misalnya hpnya diambil mereka sehari pasti langsung
akan hafal. Misalnya lagi pada saat pihak sekolah menyita, aduh itu yaampun
kalang kabut nangis-nangis orgtuanya minta datang atau apa, itu yang
membuat ya hpnya itu ya tuhannya
15. Bagaimana tanggapan para guru mengenai siswa yang bermain handphone
ketika KBM berlangsung?
Pokoknya bagi say amah sekarang hp udah jadi tuhannya anak-anak sekarang.
Udah susah lepas sama hp
16. Teguran atau sanksi apa yang diberikan guru ketika kedapatan siswa yang
bermain handphone ketika KBM berlangsung?
Sanksinya itu biasanya hpnya disita, nanti guru mata pelajaran memberikan hp
itu ke wali kelas, jadi wali kelas nanti minta pembinaan ke kami ke BK, tapi
sebenernya kan seharusnya wali kelas dulu yang membina secara keseluruhan
17. Apakah ada siswa yang sering memakai seragam tidak sesuai dengan peraturan
yang ada di sekolah?
Ada beberapa
18. Teguran atau sanksi apakah yang diberikan oleh sekolah ketika ada siswa yang
mengenakan seragam yang terlalu kecil atau sangat ketat?
Kalau saya mungkin haya saya tegur dan saya minta dia janji untuk tidak
dipakai lagi seragamnya yang kecil banget. Tapi ada juga guru-guru yang
langsung di gunting atau di robek biasanya.
TRANSKIP WAWANCARA PERILAKU SOSIAL DAN GAYA HIDUP
REMAJA (STUDI KASUS: SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6
TANGERANG SELATAN)
Pelaksana Wawancara:
Kesiswaan Pertanyaan-pertanyaan:
1. Apakah ada siswa yang sulit bergaul dengan teman yang lainnya?
Pasti ada ya, kan setiap murid beda-beda. Ada yang temennya banyak, ada
juga yang susah punya temen
2. Tindakan apa yang dilakukan guru untuk mengatasi siswa yang sulit bergaul?
Hmm… ya paling diajak ngobrol, sering-sering diajak curhat, ditanya apa
punya masalah? Kita kasih bimbingan konseling, supaya dia juga nyaman
nanti belajarnya, tidak keganggu sama hal-hal yang berbau negatif ya
3. Apakah di sekolah ada siswa yang memiliki kelompok atau genk tertentu
khususnya di kelas XI IPS 5?
Pada umumnya manusia itu kan pasti berkelompok ya, apa lagi ini sekolah
yang notabennya anak remaja. Ada yang sifatnya lebih ke sosialnya, untuk
kepentingan bermasyarakat, ada yang untuk mementingkan kelompoknya
sendiri untuk mencari jati diri. Contoh ya belum lama ada perilaku bullying
terhadap beberapa kelompok atau genk ya terhadap kelompok yang lain. Nah
perilaku yang seperti ini pasti ada dan tidak bisa dipungkiri lagi karena
memang pada umumnya anak seusia mereka mempunyai sifat seperti itu.
Tapi dari pihak sekolah tentunya sudah mengatasi permasalahan ini ya
sampai selesai, sekolah juga sudah memberikan sanksi buat pelaku bullying
itu.
4. Hal apa yang biasa dilakukan oleh kelompok atau genk tersebut?
Ya seperti saya yang bilang tadi, namun disini tidak semua tidak mayoritas
seperti itu ya. Hanya sebagian kecil saja yang melakukan bullying itu. Kalau
di sekolah ini Alhamdulillah kebanyakan siswa-siswa yang berkelompok itu
sifatnya positif ya, seperti kelompok dia belajar, kelompok dia di eskul atau
juga di OSIS
5. Apakah dengan siswa yang membuat kelompok atau genk tersebut dapat
memberikan dampak positif atau negatif untuk siswa yang lainnya?
Alasannya?
Menurut saya itu sih tergantung ya, tergantung siswa menyikapinya seperti
apa, dan juga tergantung kelompoknya seperti apa. Namanya anak remaja
kan pasti cepet terpengaruhnya
6. Apakah sekolah pernah mengadakan kegiatan sosial?
Pernah, saya yakin juga semua sekolah pasti pernah ngadain kalau untuk
kegiatan sosial
7. Kegiatan sosial apa yang biasa dilakukan?
Kalau untuk tahunan kita punya acara sendiri ya, Gixcup. Kalau ada musibah
atau bencana kita juga ikut serta biasnya
8. Apakah kegiatan itu dilakukan secara rutin?
Yang rutin setiap tahunnya ya itu acara Gixcup, kalau tidak salah sejak 2012
sampai sekarang masih berjalan setiap tahunyya
9. Apakah semua siswa khususnya siswa kelas XI IPS ikut serta dalam kegiatan
sosial tersebut?
Ikut. Harus ikut semuanya, di wajibkan. Kan itu untuk pembelajaran juga ya
buat para siswa, supaya dari sejak sekarang sudah tertanam rasa pedulinya
terhadap orang lain yang membutuhkan
10. Apakah banyak siswa yang berpacaran di SMA Negeri 6 Tangsel khususnya
siswa kelas XI IPS?
Ada pasti, tapi saya tidak terlalu memperhatikan banget. Mungkin yang
paham guru-guru yang perempuan ya, karena biasanya mereka juga ada yang
curhat-curhat, kalau sama saya mana mungkin berani hehehe…
11. Hal apa yang biasa dilakukan oleh siswa yang berpacaran di lingkungan
sekolah?
Mungkin mengobrol di kantin atau di taman-taman yang ada di lingkungan
sekolah ya, coba nanti tanyakan ke guru yang perempuan, atau bu Rasma,
pasti mereka sangat tahu jawabannya apa
12. Apa tanggapan para guru memgenai siswa yang berpacaran di lingkungan
sekolah?
Saya sih tidak begitu mempermasalhkan, hanya saja harus tahu aturan dan
berperilakunya yang sewajarnya saja
13. Peraturan apa yang dibuat oleh sekolah dalam kebijakan yang
memperbolehkan penggunaan handphone di lingkungan sekolah?
Peraturan sekolah sih membolehkan siswa membawa handphone, namun
tidak mengaktifkan atau bahkan bermain handphone pada saat KBM, tetapi
sekarang ini sangat sulit bagi mereka untuk tidak mengaktifkan handphone di
sekolah. Lagi ngapain saja pasti yang dilihat handphone-nya terus
14. Seberapa sering siswa bermain handphone ketika KBM berlangsung?
Sangat sangat sering ya, kadang tergantung gurunya juga sih. Kalau saya
yang ngajar pasti takut untuk buka handphone, jangan kan handphone
ngobrol aja mereka takut hehehe… kalau guru yang lain apa lagi yang terlalu
santai ngajarnya pasti bukan belajar tapi belajarnya di handphone
15. Bagaimana tanggapan para guru mengenai siswa yang bermain handphone
ketika KBM berlangsung?
Tergantung gurunya siapa, ada yang langsung di ambil, ada yang hanya di
tegus, bahkan ada juga yang tidak terlalu memperdulikan kalau murid lagi
asyik dengan handphone-nya
16. Teguran atau sanksi apa yang diberikan guru ketika kedapatan siswa yang
bermain handphone ketika KBM berlangsung?
Di sita, dan di kembalikan lagi pada saat UAS, seharusnya sih seperti itu ya.
Tapi balik lagi semua tergantung gurunya itu siapa
17. Apakah ada siswa yang sering memakai seragam tidak sesuai dengan
peraturan yang ada di sekolah?
Ada saja ya, seragam pasti semuanya sama. Palingan yang mereka langgar
itu kalau baju di kecilin, celana di kecilin
18. Teguran atau sanksi apakah yang diberikan oleh sekolah ketika ada siswa
yang mengenakan seragam yang terlalu kecil atau sangat ketat?
Kalau saya seringnya menemukan siswa laki-laki ya yang seperti itu, saya
pasti langsung ambil gunting saya robek itu celana sampai lutut, biar gak bisa
dipake lagi
TRANSKIP WAWANCARA PERILAKU SOSIAL DAN GAYA HIDUP
REMAJA (STUDI KASUS: SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6
TANGERANG SELATAN)
Pelaksana Wawancara:
Pertanyaan-pertanyaan:
Pelaksana Wawancara:
Pertanyaan-pertanyaan:
Pelaksana Wawancara:
Pertanyaan-pertanyaan:
Pelaksana Wawancara:
Pertanyaan-pertanyaan:
Pelaksana Wawancara:
Pertanyaan-pertanyaan:
Pelaksana Wawancara:
Pertanyaan-pertanyaan:
Pelaksana Wawancara:
Pertanyaan-pertanyaan:
Pelaksana Wawancara:
Pertanyaan-pertanyaan:
Pelaksana Wawancara:
Pertanyaan-pertanyaan:
Pelaksana Wawancara:
Pertanyaan-pertanyaan:
Pelaksana Wawancara:
Pertanyaan-pertanyaan:
Pelaksana Wawancara:
Pertanyaan-pertanyaan:
Pelaksana Wawancara:
Pertanyaan-pertanyaan:
Pelaksana Wawancara:
Pertanyaan-pertanyaan:
Pelaksana Wawancara:
Pertanyaan-pertanyaan:
Pelaksana Wawancara:
1. Hari/Tanggal :
2. Jam :
3. Tempat :
4. Nama Informan :
5. Kelas :
Pertanyaan-pertanyaan:
Skripsi yang berjudul “Perilaku Sosial dan Gaya Hidup Remaja (Studi Kasus: Siswa Kelas
XI IPS Di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan)” ini di bawah bimbingan Bapak Dr. Abdul
Rozak, M.Si dan Ibu Cut Dhien Nourwahida, MA. Diharapkan skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi semua masyarakat.