Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
JAKARTA
2019
ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
1. Prof. Dr. H. A. Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Syaripulloh, M.Si, selaku sekertaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga
selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga,
memberikan ilmu, masukkan, serta pencerahannya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
4. Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd, selaku pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu, tenaga, memberikan ilmu, masukkan, serta
pencerahannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
sebaik-baiknya.
5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPS, khususnya Konsentrasi Sosiologi,
atas ilmu dan bimbingannya selama penulis menuntut ilmu di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Drs. Retno Dewi Utami, M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah
Negeri 4 Jakarta Selatan, yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian, serta seluruh staf akademika Madrasah
Tsanawiyah Negeri 4 Jakarta Selatan.
iii
7. Teristimewa ayahanda tercinta, Subandiono dan Ibunda tercinta, Nur
Salbiyati yang luar biasa memberikan kasih sayang, dukungan, kesabaran,
dan doanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Semoga Allah SWT menyayangi keduanya sebagaimana keduanya
menyayangi penulis.
8. Kepada yang penulis sayang, adik satu-satunya, Fandi Utama Putra,
tempat berkeluh kesah, sumber inspirasi, penyemangat, menjadi salah satu
bagian hidup yang tak akan tergantikan.
9. Kepada Ibu Rahmah Karuniasih M.Pd, Kak Prisda Ayutt Mutiami S,pd,
adik-adik Rumah Harapan, dan kakak-kakak Sahabat Rama Sinta yang
telah memberikan motivasi, menjadi sumber inspirasi untuk penulis.
10. Keluarga besar Jurusan Pendidikan IPS 2014, khususnya konsentrasi
Sosiologi, atas segala kepedulian dan dukungannya yang akan menjadi
kenangan indah bagi penulis.
11. Sahabat-sahabatku, Fitri Fauziah, Nurul Huda, Rizka Ma’rifat, Aisyah
Septiningrum, yang telah membantu memberikan arahan dan motivasi
agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada sahabatku, Niken, Bahrani, Finkki, Fauziah, Arini, Fitria yang
telah memberikan warna dan menjadi salah satu penyemangat dalam
menjalani perkuliahan.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala
dukungan, bantuan, dan doa yang telah diberikan.
Hanya do’a yang dapat penulis panjatkan agar segala kebaikan yang telah
dilakukan semua pihak dibalas oleh Allah SWT dengan sebaik-baik balasan.
Penulis juga berharap semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang
positif bagi dunia pendidikan, serta menambah pustaka dan referensi bagi yang
membutuhkan. Saran dan masukkan sangat diharapkan penulis, demi
kesempurnaan penelitian ini.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 9
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 10
D. Rumusan Masalah ................................................................ 10
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik ................................................................... 12
1. Kegiatan Ekstrakurikuler .................................................. 12
a. Pengertian Ekstrakurikuler ......................................... 12
b. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler ................................ 14
c. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler ................................ 16
d. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler ................................ 17
e. Macam-Macam Kegiatan Ekstrakurikuler .................. 17
f. Ekstrakurikuler Kepramukaan .................................... 18
g. Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja ....................... 29
2. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ................................ 33
a. Pengertian Pendidikan IPS .......................................... 33
b. Ruang Lingkup Pendidikan IPS .................................. 34
c. Tujuan Pendidikan IPS ............................................... 35
B. Penelitian Relevan .................................................................. 36
v
C. Kerangka Berpikir .................................................................. 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ........................................................... 45
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 46
C. Objek Penelitian .................................................................... 47
D. Subjek Penelitian .................................................................. 48
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 48
F. Instrumen Penelitian ............................................................. 52
G. Teknik Analisis Data ............................................................. 53
H. Uji Validitas dan Keabsahan Data ........................................ 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................... 56
1. Profil MTs Negeri 4 Jakarta............................................ 56
2. Visi, Misi, dan Tujuan MTs Negeri 4 Jakarta ................. 56
3. Data Sekolah ................................................................... 57
4. Data Siswa ...................................................................... 57
5. Data Guru ........................................................................ 58
6. Sarana dan Prasarana ...................................................... 58
B. Hasil Penelitian .................................................................... 59
1. Gambaran Umum Pramuka dan PMR MTsN 4 Jkt........ 59
2. Proses kegiatan Pramuka dan PMR MTsN 4 Jkt ........... 66
3. Materi Pramuka dan PMR .............................................. 72
C. Pembahasan .......................................................................... 76
D. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 85
B. Implikasi Penelitian .................................................................. 86
C. Saran ....................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... . 88
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi
Lampiran 2 Pedoman Wawancara Pembina Pramuka, PMR, siswa dan guru IPS
Lampiran 3 Berita Wawancara Pembina Pramuka, PMR, Siswa dan Guru IPS
Lampiran 4 Lembar Hasil Observasi Ekstrakurikuler Pramuka dan PMR
Lampiran 5 Data Siswa
Lampiran 6 Data Guru
Lampiran 7 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 8 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 9 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian
Lampiran 10 Uji Referensi
Lampiran 11 Biodata Penulis
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan, Landasan Teori, dan 234 Metafora
Pendidikan, Cet. II. (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 7.
2
Ibid, h. 34.
1
2
3
Undang-Undang SISDIKNAS(UU RI No. 20 Tahun 2003) Cet. I, (Jakarta: CV. Mini
Jaya Abadi, 2003), h. 9.
3
Untuk mencapai fungsi dan tujuan pendidikan yang sesuai dengan cita-cita
negara, meliputi hasil belajar maupun non akademik siswa diperlukan adanya
kerjasama yang baik antara pemerintah sebagai pemegang kekuasaan, sekolah
sebagai institusi formal yang menjalankan program pemerintah, lingkungan
pergaulan yang kondusif, dan peran orang tua yang aktif mengikuti
perkembangan sang anak baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, antara lain ada
yang bersifat internal (terdiri dari intelegensi, motivasi belajar, minat, bakat,
sikap, persepsi diri, dan kondisi fisik) dan ada yang bersifat eksternal (terdiri
dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat).4
Faktor internal juga dapat diartikan sebagai faktor yang ada di dalam individu
yang sedang belajar sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar
kendali individu.
Faktor internal meliputi faktor jasmaniah baik yang diperoleh dari lahir
seperti struktur tubuh maupun kondisi kesehatan yang diakibatkan pola hidup
dan lain sebagainya. Faktor psikologis seperti intelegensi, minat, bakat, dan
motivasi. Semuanya berperan penting dalam mendorong keinginan siswa
untuk melakukan proses pembelajaran.
Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, maupun lingkungan sekitar. Secara tidak langsung lingkungan akan
mempengaruhi psikologis individu dalam kaitannya dengan keinginan untuk
belajar. Apabila kondisi lingkungannya baik dan mendukung suasana hati
maka proses pembelajaran yang terjadi akan menghasilkan prestasi yang
maksimal.
Faktor internal seperti motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan,
motif, dan tujuan, sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar. Motivasi
adalah penting bagi proses belajar, karena motivasi mengerakkan organisme,
4
Reni Akbar dan Hawadi, A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak
Berbakat Intelektual, (Jakarta: PT. GRASINDO, 2004), h. 68.
4
5
Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Cet. II (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2004), h. 146.
6
Desy Anwar, Kamus Lengkap 1 Milliard, (Surabaya: Amelia, 2003), h. 150.
7
Ibid., h. 91.
8
Ibid., h. 321.
5
9
Andri Bob Sunardi, BOYMAN Ragam Latih Pramuka, (Bandung: Darma Utama, 2016),
cet. ke 10, h. 2.
6
10
Rohmat Kurnia, Pedoman Palang Merah Remaja, (Jakarta: Bee Media Pustaka, 2017),
h. 2.
11
Ibid., h. 39.
12
Buku Panduan MTs Negeri 4 Jakarta Tahun Pelajaran 2017/2018, h. 14.
8
13
Zahrotun Nafi’ah dan Totok Suyanto. “Hubungan Keaktifan Siswa dalam
Ekstrakurikuler Akademik dan Non Akademik terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP
Negeri Mojokerto. Jurnal. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, h. 811.
9
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang yang telah dijelaskan, maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah, bagaimana subtansi materi
IPS pada Ekstrakurikuler Pramuka dan PMR dan bagaimana keterkaitan
materi ekstrakurikuler tersebut dengan mata pelajaran IPS kelas VIII di MTs
Negeri 4 Jakarta.
14
Jevrie Randy Giovani Nusantara. “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Belajar
Terhadap Hasil belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Xi Is Di Sma Negeri 7 Semaran”.
Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Jawa Tengah. 2013, h. 49.
10
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Subtansi materi IPS pada Ekstrakurikuler Pramuka dan PMR.
2. Keterkaitan materi ekstrakurikuler Pramuka dan PMR dengan mata
pelajaran IPS kelas VIII di MTs Negeri 4 Jakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan batasan masalah yang telah dijelaskan diatas maka
rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana subtansi materi IPS pada ekstrakurikuler Pramuka dan PMR di
MTs Negeri 4 Jakarta?
3. Bagaimana keterkaitan materi ekstrakurikuler Pramuka dan PMR dengan
mata pelajaran IPS kelas VIII di MTs Negeri 4 Jakarta?
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
15
Riduan, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 25.
11
b. Manfaat Praktis
a) Bagi peserta didik
Penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta
didik dalam mengambil keputusan untuk aktif dalam
ekstrakurikuler Pramuka maupun PMR.
b) Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan
untuk guru agar dapat memotivasi siswa untuk aktif
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah
baik pramuka atau PMR.
c) Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi pihak sekolah untuk terus memperhatikan,
meningkatkan, dan mempertahankan keberlangsungan
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah baik pramuka, PMR,
maupun ekstrakurikuler lainnya.
1
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Pengertian Ekstrakurikuler
1
Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Pada Sekolah & Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 74.
12
13
7
http://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/permendikbud_62_14.pdf. h, 2. diakses 6
September 2018 jam 07:25 WIB.
15
10
Ibid., h. 101.
11
Muhaimin, op. cit., h. 75.
17
12
Ibid., h. 75-76.
18
f. Ekstrakurikuler Kepramukaan
Dari segi bahasa, istilah kegiatan artinya aktifitas, usaha, pekerjan,
kekuatan dan ketangkasan. sedangkan secara bahasa, istilah pramuka
berasal dari Pramuka yang merupakan kepanjangan dari Praja Muda
Karana. Akar kata ini mendapat awalan ke dan akhiran an, sehingga
menjadi katapramukaan yang artinya proses pendidikan luar sekolah dan
13
Ibid., h. 74-75.
19
14
Ma’sut. Pengaruh Kegiatan EkstraKurikuler Pramuka Terhadap Kedisiplinan Belajar
IPS Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang: Vol. 2 No. 1 Oktober
2014, h. 3.
15
Zuli Agus Firmansyah, Panduan Resmi Pramuka, (Jakarta: Wahyu Media, 2015), h.
11.
16
Andri Bob Sunardi, op, cit., h. 3.
17
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2010/uu12-2010bt.pdf. h, 2. diakses 6
September 2018 jam 10:36 WIB.
20
18
http://pramuka.lk.ipb.ac.id/files/2012/11/ART.pdf. h, 4. diakses 6 September 2018 jam
10:44 WIB.
21
19
https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/Kepres_24_2009.pdf. diakses 6
September 2018 jam 11:15 WIB.
20
Andri Bob Sunardi, op, cit., h. 5
21
Ibid., h. 10.
22
Dasar 1945 dan peraturan lainnya yang berlaku di dalam NKRI, serta
menjadikan Pancasila sebagai pedoman dan identitas warga Negara
Indonesia.
Poin kedua dalam Trisatya, berisi tentang bagaimana Pramuka
harus saling tolong-menolong kepada setiap yang membutuhkan tanpa
membedakan suku, agama, maupun ras, baik manusia, hewan, maupun
makhluk hidup lainnya. Pramuka penggalang yang menginjak usia 11-15
tahun akan bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih luas, maka setiap
anggota Pramuka diarahkan untuk mempersiapkan diri agar dapat
bersama-sama membangun masyarakat yang baik, dimulai dengan
melibatkan diri dalam organisasi Karang Taruna serta berperan aktif dalam
kegiatan remaja lainnya.
Poin ketiga merupakan keharusan bagi setiap anggota Pramuka
untuk menepati janji dalam ketentuan moral, seperti cinta alam dan kasih
sayang sesama manusia dan lain sebagainya yang terdapat dalam Dasa
darma Pramuka khususnya bagi Pramuka Penggalang.
Dasa Darma Pramuka merupakan ketentuan moral ataupun
perilaku yang berisi sepuluh point dan harus dimiliki oleh anggota
Pramuka pada jenjang Penggalang sampai Pendega. Berikut ini kesepuluh
Ketentuan Moral, Dasa Darma Pramuka itu:
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Darma pertama memiliki makna bahwa anggota pramuka
diharapkan untuk dapat beribadah sesuai dengan agama yang dianut
masing-masing dengan menjalani perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
Darma kedua berisi arahan untuk tetap menjaga kelestarian
lingkungan sekitar seperti lingkungan kelas, lingkungan rumah, dan
juga lingkungan alam dengan tidak membuang sampah sembarangan,
tidak melakukan vandalisme, menyayangi sesama makhluk hidup,
23
22
Ibid., h. 15.
25
23
Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Kwartir Daerah
Gerakan Pramuka Jawa Tengah, 2014). h. 8.
24
Andri Bob Sunardi, op, cit., h. 5.
25
Kak Agus S. Dani dan Kak Budi Anwari, Buku Panduan Pramuka Siaga, (Yogyakarta:
Andi Offset, 2015), h. 30.
26
26
Zuli Agus Firmansyah, op, cit., h. 40-41.
27
Andri Bob Sunardi, op, cit., h. 128.
28
Ibid., h. 129.
29
Loc, cit.
28
31
Ibid., h. 67.
30
32
Rohmat Kurnia, op, cit., h. 30.
33
Manajemen Palang Merah Remaja, (Jakarta: Palang Merah Indonesia, 2008), h. 1.
34
Ibid., h. 59.
35
Markas Pusat Palang Merah Indonesia, Palang Merah Remaja, Jakarta
(http://www.pmi.or.id/index.php/kapasitas/sukarelawan/palang-merah-remaja.html, diakses 4
Agustus 2018 jam 13:11 WIB.
31
36
Manajemen Palang Merah Remaja, op, cit., h. 60.
37
Seven Audi Sapta, Kenali PMI, (Jakarta: PMI, 2009), h. 4.
38
Rohmat Kurnia, op, cit. h. 30.
32
39
Ibid., h. 54-55.
33
40
Markas Pusat Palang Merah Indonesia, Palang Merah Remaja, Jakarta
(http://www.pmi.or.id/index.php/kapasitas/sukarelawan/palang-merah-remaja.html, diakses 10
Agustus 2018 jam 20:30 WIB.
34
41
Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014), h. 9.
42
Rudy Gunawan, Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta,
2013), h. 4.
35
43
Ahmad Susanto, op, cit., h. 22.
36
B. Penelitian Relevan
Berikut ini beberapa hasil penelitian mengenai pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler dan materinya terkait materi pelajaran dalam bentuk Tabel 2.1
Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan
No Nama Judul Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan
Peneliti
1 Zahrotun Hubungan Penelitian ini 1. Kajian 1. Membahas
Nafi’ah dan Keaktifan Siswa menggunakan
penelitian ekskul
Totok Dalam metode
Suyanto, Ekstrakurikuler eksplanatif adalah akademik dan
mahasiswa Akademik Dan dengan
kegiatan non-akademik
Fakultas Non Akademik pendekatan
Ilmu Sosial, Terhadap kuantitatif. Hasil ekskul 2. Bentuk
Universitas Prestasi penelitian
2. Sampel penelitian
Negeri Belajar Siswa menunjukkan
Surabaya, Kelas VIII SMP bahwa terdapat penelitian berupa jurnal
Jawa Timur. Negeri 1 hubungan yang
merupakan ilmiah
(2014) Mojokerto positif dan
tahun pelajaran signifikan antara siswa tingkat 3. Hanya
2013/2014. keaktifan siswa
SMP/MTs membahas
dalam
ekstrakurikuler pengaruh
sekolah dengan
ekskul
prestasi belajar
siswa kelas VIII terhadap
SMP Negeri 1
prestasi
Mojokerto tahun
pelajaran akademik
2013/2014.
44
Ibid., h. 32.
45
Rudy Gunawan, op, Cit., h. 18.
37
(PAI).
3. Hanya
mengetahui
prestasi
akademik
siswa.
4 Mamlukhah, Pengaruh Penelitian ini Meneliti Bidang kajian
Institut Ekstrakurikuler menggunakan pengaruh ekskul yang diteliti
Agama Pramuka pendekatan pramuka hanya kegiatan
Islam Terhadap kuantitatif. Hasil terhadap prestasi kepramukaan
Darussalam Prestasi penelitian dapat belajar/hasil yang
(IAIDA) Belajar Siswa diintrespretasikan belajar siswa mempengaruhi
Banyuwangi. SD Negeri 2 sebagai berikut, prestasi belajar
(2015). Karangmulyo yaitu ada siswa terhadap
Tegalsari hubungan semua mata
Banyuwangi Ekstrakurikuler pelajaran.
Pramuka
Terhadap
Prestasi
Pendidikan
Agama Islam
Siswa Kelas
IV,V,dan VI
SDN 2
Karangmulyo
Tegalsari
Banyuwangi
Tahun Pelajaran
2014/2015.
5 Ahmad Pengaruh Penelitian ini Meneliti Peneltian ini
Nasehuddin, Kegiatan menggunakan pengaruh ekskul mencakup semua
Fakultas Ekstrakurikuler pendekatan pramuka kegiatan ekskul
Ilmu Terhadap kuantitatif. terhadap prestasi disekolah tersebut
Tarbiyah dan Prestasi Teknik sampel belajar/hasil dan meliputi
Keguruan, Belajar Siswa yang digunakan belajar siswa semua mata
Universitas MTs N adalah Stratified MTsN pelajaran
Islam Negeri Pagedangan Random
Syarif Sampling. Hasil
Hidayatullah penelitian
Jakarta. menunjukkan
(2010) bahwa ada
hubungan yang
bersifat positif
antara kegiatan
ekstrakurikuler
dengan prestasi
belajar siswa
MTs. Negeri
Pagedangan
Kabupaten
Tangerang.
39
Dari tabel data penelitian yang relevan di atas dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1. Zahrotun Nafi’ah dan Totok Suyanto, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Surabaya, telah melakukan penelitian dalam bentuk jurnal
ilmiah dengan judul “Hubungan Keaktifan Siswa Dalam Ekstrakurikuler
Akademik Dan Non Akademik Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 1 Mojokerto”. Peneliti menggunakan metode eksplanatif dengan
pendekatan kuantitatif. Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5% diperoleh rxy akademik
0,486 > rtabel 0,349 dan rxy non akademik 0,477 > rtabel 0,349. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
keaktifan siswa dalam ekstrakurikuler sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Mojokerto tahun pelajaran 2013/2014.46 Jurnal ini memiliki
beberapa persamaan dengan skripsi saya yaitu, bidang kajian yang diteliti adalah
kegiatan ekstrakurikuler dan sampel penelitian merupakan siswa tingkat
SMP/MTs. Namun yang membedakan adalah, jurnal ini membahas dua jenis
ekstrakurikuler yaitu ekstrakurikuler akademik dan non-akademik dan juga bentuk
penelitiannya yang berupa jurnal ilmiah, sedangkan penelitian saya berupa skripsi
dan hanya membahas ekstrakurikuler non-akademik yaitu Pramuka dan PMR.
2. Jevrie Randy Giovani Nusantara, mahasiswa Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Semarang, telah melakukan penelitian ilmiah dalam bentuk
skripsi dengan judul “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler dan Perilaku Belajar
Terhadap Hasil belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IS di SMA
Negeri 7 Semarang”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Hasil
penelitian ini menujukkan pada deskriptif persentase kegiatan ekstrakurikuler
termasuk dalam kategori sangat baik dengan persentase 78,5%. Untuk hasil
deskriptif persentase perilaku belajar termasuk dalam kategori cukup dengan
persentase 67%. Hasil analisis regresi berganda diperoleh model regresi Ŷ=77,111
- 0,405X1 + 0,734X2 yang memilki arti bahwa setiap terjadi kenaikan 1 unit skor
kegiatan ekstrakurikuler, maka akan diikuti penurunan hasil belajar pada mata
46
Zahrotun Nafi’ah dan Totok Suyanto, op, cit.,h. 799.
40
pelajaran ekonomi sebesar -0,405 dengan asumsi bahwa perilaku belajar bersifat
tetap.47 Penelitian yang saya lakukan dengan penelitian Jevrie sama-sama
meneliti pengaruh ekstrakurikuler terhadap hasil belajar, meskipun seperti itu
tetap ada perbedaan diantara keduanya. Dalam penelitian milik Jevrie, terdapat
variabel bebas kedua yaitu perilaku belajar, serta bidang kajian yang diteliti
merupakan mata pelajaran Ekonomi pada jenjang SMA kelas XI. Sedangkan
penelitian saya hanya memilki satu variabel bebas yaitu kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka dan PMR dengan mata pelajaran IPS pada jenjang MTs kelas VIII.
3. Imam Fadhilah Oktafyan, mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri sumatera Utara, telah melakukan penelitian
ilmiah dengan judul “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Di SMPN 2 Lubuk Pakam”. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian kuantitatif deskriptif.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan: nilai F tabel dengan nilai df (n1) = 1, df
(n2) = 56, dan taraf signifikansi 0,05 maka didapatkan nilai F tabel sebesar 4,01.
Nilai F hitung (7,139) > F tabel (4,01) dan nilai signifikan 0,01 < α = 0,05. Nilai t
hitung untuk Kegiatan Ekstrakurikuler adalah 2,672 dengan tingkat signifikansi
0,01 maka variabel Kegiatan Ekstrakurikuler berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap Hasil Belajar PAI Siswa dengan nilai t hitung (2,672) > t tabel
(2,021) dan nilai signifikan (0,01) < 0,05. Yang artinya Kegiatan Ekstrakurikuler
memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar PAI siswa di SMP Negeri 2
Lubuk Pakam.48 Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan
terdapat pada kajian penelitian yaitu, kegiatan ekstrakurikuler dan juga sampel
penelitian yang merupakan siswa SMP/MTs. Perbedaan terletak pada luasnya
kajian yang ditelti. Penelitian milik Imam Fadillah meliputi semua kegiatan
ekstrakurikuler yang terdapat di sekolah tersebut dan variabel terikatnya adalah
hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI). Sedangkan saya hanya meneliti
47
Jevrie Randy Giovani Nusantara,op, cit., h, viii
48
Imam Fadhilah Oktafyan. “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Di SMP N. 2 Lubuk Pakam”.Skripsi. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Medan. 2017, h. i
41
ekstrakurikuler pramuka dan PMR. Variabel terikat pada penelitian saya adalah
hasil belajar IPS.
4. Mamlukhah, Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Banyuwangi,
telah melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka
Terhadap Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 2 Karangmulyo Tegalsari
Banyuwangi”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil
penelitian ini di interpretasikan sebagai berikut oleh peneliti: Nilai = 0,552 jika
dikonsultasikan pada tabel intresprestasi r product moment, Prestasi Pendidikan
Agama Islam Siswa Kelas IV, V, dan VI SDN 2 Karangmulyo Tegalsari
Banyuwangi Tahun Pelajaran 2014/2015. Momen berada pada interval 0,40 -
0,599 Dengan interpretasi sedang. Sehingga dapat diintresprestasikan ada
hubungan Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Prestasi Pendidikan Agama Islam
Siswa Kelas IV, V, dan VI SDN 2 Karangmulyo Tegalsari Banyuwangi Tahun
Pelajaran 2014/2015.49 Sebagai skripsi relevan, tentu terdapat persamaan pada
penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan yaitu, sama-sama meneliti
pengaruh ekskul pramuka terhadap prestasi belajar/hasil belajar siswa. Perbedaan
terdapat pada bidang kajian yang diteliti, yaitu hanya kegiatan kepramukaan yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa terhadap semua mata pelajaran. Sedangkan
penelitian milik saya tidak hanya meneliti kegiatan kepramukaan namun juga
kegiatan PMR dan pengaruhnya hanya pada hasil belajar IPS bukan semua mata
pelajaran.
5. Ahmad Nasehuddin, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa MTs
N Pagedangan”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik
sampel yang digunakan adalah Stratified Random Sampling. Uji analisis data
dengan korelasi product moment menghasilkan “r” hitung sebesar 0,59. Harga “r”
hitung lebih besar dari pada “r” tabel pada taraf signifikan 5 % sebesar 0,250,
maupun pada taraf signifikansi 1% yaitu sebesar 0,325. Sehingga pengajuan
49
Mamlukhah. Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Prestasi Belajar Siswa SD
Negeri 2 Karangmulyo Tegalsari Banyuwangi. Jurnal. Volume 7 No 1: 69-79, September 2015, h.
77.
42
hipotesis hipotesis diterima. Berdasarkan uji analisis data di atas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang bersifat positif antara kegiatan
ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan Kabupaten
Tangerang.50 Penelitian ini memilki persamaan dengan penelitian saya yaitu,
sama-sama meneliti pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap prestasi
belajar/hasil belajar siswa MTs. Namun tetap terdapat perbedaan yaitu, peneltian
milik Ahmad mencakup semua kegiatan ekskul disekolah tersebut dan meliputi
semua mata pelajaran, sedangkan penelitian saya hanya meliputi ekstakurikuler
pramuka dan PMR dan pengaruhnya terhadap hasil belajar IPS bukan pada semua
mata pelajaran.
C. Kerangka Berpikir
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tugas dan peran
penting dalam membantu pemerintah mewujudkan tujuan pendidikan dengan
membina siswa menjadi manusia seutuhnya yang bertanggung jawab, berbudi
pekerti luhur, mencintai tanah air, serta sifat dan perilaku yang baik sehingga
dapat turut serta menciptakan lingkungan kemasyarakatan yang baik dimasa
depan.
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut, sekolah tidak hanya
mengedepankan nilai-nilai akademik pada kegiatan intrakurikuler namun juga
memfasilitasi siswa dengan berbagai kegiatan tambahan diluar jam pelajaran yang
akan membantu siswa dalam mengembangkan minat dan bakatnya. Kegiatan yang
berada diluar jam pelajaran ini dinamakan kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menggunakan jam
tambahan diluar jam kegiatan belajar intrakurikuler. Ekstrakurikuler memiliki
berbagai tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian siswa secara optimal untuk mendukung
pencapaian tujuan pendidikan. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakuriuler
diharapkan dapat mengembangakan minat, bakat, serta memperluas wawasan
50
Ahmad Nasehuddin. “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar
Siswa MTs N Pagedangan.”Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Negeri
Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2010.
43
METODOLOGI PENELITIAN
1
Budiono, op, cit., h. 340.
2
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
1991), h. 2.
3
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h.4.
4
Widodo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 2017) h, 66.
44
45
dijelaskan diatas, maka berikut beberapa hal yang berkaitan dengan judul
penelitian ini:
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dimana
penelitian kualitatif sebagai metode ilmiah sering digunakan dan dilaksanakan
oleh sekelompok peneliti dalam bidang ilmu sosial, termasuk juga ilmu
pendidikan. Sejumlah alasan juga dikemukakan yang intinya bahwa penelitian
kualitatif memperkaya hasil penelitian kuantitatif.
Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk membangun pengetahuan melalui
penemuan dan pemahaman. Pendekatan penelitian kualitatif adalah suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metode yang menyelidiki suatu
fenomena sosial dan masalah manusia.dalam penelitian ini, penelitia membuat
suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan
responden dan melakukan studi pada situasi yang alami.5
Moeloeng menjelaskan bahwa metode kualitatif dilakukan dengan
berbagai pertimbangan, pertama menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah
apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan
secara langsung hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini
lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh
bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.6
Sedangkan untuk penelitian ini, digunakan metode penelitian deskriptif
dimana peneliti berusaha untuk menguraikan temuan hasil penelitian dengan
menggunakan kata-kata atau kalimat dalam suatu struktur yang logic, serta
menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan yang satu dengan lainnya.
Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat mempresentasikan karakteristik
penelitian secara baik, dan data yang didapatkan lebih lengkap, lebih mendalam,
dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Pendekatan kualitatif
disebut sebagai “Naturalistik Inquiry”. Penggunaan pendekatan ini dikarenakan
5
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta : Gaung Persada, 2009) cet. 1 h. 11
6
Lexy J Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitiatif (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2000) cet. 18 h. 5
46
Sumber: https://www.google.co.id/maps
Gambar 3.1 Peta lokasi MTs Negeri 4 Jakarta
7
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, (Jakarta: 2014), h.
61.
8
Mahmud, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2011), h.
90-91.
47
C. Obyek Penelitian
Obyek penelitian dapat dinyatakan sebagai situasi sosial penelitian yang
ingin diketahui apa yang terjadi di dalamnya. Pada obyek penelitian ini, peneliti
dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang
ada pada tempat (place) tertentu.9
Obyek dari penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan
PMR di MTs Negeri 4 Jakarta terkait materi ekstrakurikuler tersebut dengan
materi IPS kelas VIII.
9
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 215.
48
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sumber data yang dimintai informasinya
sesuai dengan masalah penelitian. Adapun yang dimaksud sumber data dalam
penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.10
Untuk mendapat data yang tepat maka perlu ditentukan informan yang
memiliki kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan data (purposive). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bentuk proses kegiatan ekstrakurikuler, dari mulai
siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Pramuka dan PMR, waktu kegiatan,
intensitas kegiatan, peraturan dalam kegiatan ekstrakullikuler, pelaksanaan
ekstrakurikuler, dan materi yang diberikan pada ekstrakurikuler dalam
hubungannya dengan materi mata pelajaran IPS. Oleh karena itu, diperlukan
subjek yang memenuhi parameter yang dapat mengungkap hal di atas sehingga
memungkinkan data dapat diperoleh. Parameternya adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui jumlah siswa-siswa aktif yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka dan PMR.
2) Mengetahui waktu dan intensitas kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan
PMR dan dihubungkan pada jadwal pembelajaran di sekolah
3) Menganalisis materi yang diberikan pada ekstrakurikuler Pramuka dan
PMR dalam hubungannya dengan mata pelajaran IPS.
Dari parameter di atas, subjek penelitian yang dianggap memenuhi
karakteristik yaitu siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan
PMR, pembina ekstrakurikuler Pramuka dan PMR yang merangkap guru di
MTsN 4 Jakarta dan guru mata pelajaran IPS kelas VIII.
10
Suharsimi Arikunto, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h. 107.
49
jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik siswa
merupakan pola mdia yang melengkapi kata-kata secara verbal.11
Sedangkan menurut Sukandarrumidi, interview atau dikenal juga
dengan istilah wawancara merupakan suatu proses tanya jawab lisan,
dalam mana 2 orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat
melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari
suaranya.12 Dalam penelitian ini yang akan dilakukan adalah teknik
wawancara dengan siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka dan PMR, pembina ekstrakurikuler Pramuka dan PMR yang
merangkap guru di MTsN 4 Jakarta dan guru mata pelajaran IPS (wali
kelas), untuk melengkapi data-data yang diperlukan.
Tabel 3.2
kisi-kisi pedoman wawancara
11
W. Gulö, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Grasindo, 2010), h. 119.
12
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2012),
h. 88.
50
2. Observasi
Menurut W. Gulö, pengamatan (observasi) adalah metode
pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi
sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.13 Observasi yang
peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah mengamati proses kegiatan
ekstrakurikuler pramuka dan PMR serta materi yang terdapat pada saat
kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan PMR berlangsung di MTs Negeri 4
Jakarta dan ikut serta dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka maupun
PMR tetapi hanya sebatas mengamati kegiatan yang berlangsung. Berikut
ini pedoman observasi yang terdapat pada Tabel 3.3
Tabel 3.3
Pedoman Observasi Ekstrakurikuler Kepramukaan dan PMR
Lokasi : ..........
Hari Tanggal : ..........
Waktu : ..........
13
W. Gulö, op,cit., h. 116.
51
a. Upacara pembukaan
b. Inti Kegiatan
3. Penutupan Kegiatan
a. Evaluasi
b. Upacara penutupan
6. B. Ekstrakurikuler PMR
1. Pra-kegiatan
a. Memeriksa kesiapan tempat dan
peralatan
b. Memeriksa kesiapan anggota
ekstrakurikuler PMR
2. Memulai kegiatan
a. Pembukaan
b. Inti Kegiatan
3. Penutupan Kegiatan
a. Evaluasi
b. Doa bersama
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan pengumpulan data yang
dilakukan melalui penelusuran dokumen.14 Dokumen dapat berupa catatan
pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen rapat, catatan
kasus, rekaman kaset, rekaman video, foto, dan lain sebagainya.15 Dalam
teknik ini, peneliti mengumpulkan semua dokumen yang berkaitan dengan
materi ekstrakurikuler pramuka dan PMR dan materi IPS yang dipelajari
dikelas VIII.
14
Widodo, op, cit., h. 75.
15
Sukandarrumidi, op,cit., h. 101.
52
Tabel 3.4
Pedoman Dokumentasi
F. Instrumen Penelitian
Untuk menjawab problematika penelitian dalam mencapai tujuan dan
membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan dalam rancangan penelitian,
diperlukan data. Untuk memperoleh data yang dimaksud, seorang peneliti
biasanya menggunakan instrument untuk mengumpulkan data. Dengan demikian,
kedudukan suatu skala/instrument pengumpul data dalam proses penelitian sangat
penting karena kondisi data tergantung alat (instrument yang dibuat).16
Tabel 3.5
Penjabaran Instrumen Penelitian
Teknik Subjek
Variabel Indikator Pengambilan Data Penelitian
Proses kegiatan 1. Siswa yang aktif 1. Wawancara 1. Siswa
ekstrakurikuler 2. Waktu/Intensitas 2. Observasi 2. Pembina
pramuka dan PMR kegiatan 3. Dokumentasi
(gambaran umum 3. Peraturan
kegiatan 4. Pelaksanaan
ekstrakurikuler
16
Muhammad Idrus. Metode Penelitian Ilmu Sosial pendekatan Kualitatif dan kuantitatif.
(Jakarta : Penerbit Erlangga. 2009) hal. 99
53
17
Lexy J Moeloeng, op,cit., h .161
18
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi Tesis, Desertasi dan Karya Ilmiah, h
163.
19
Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 67.
53
20
Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif (terj. Tjejep
Rohendi Rohidi, (Jakarta: UI-Press, 1992) h.19-19
21
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuanititatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2008) cet.6, h.341.
54
22
Lexy J Moeloeng, op,cit., h. 173.
55
56
57
a. Data Sekolah
Nama Sekolah : MTs Negeri 4 Jakarta
Nama kepala sekolah : Drs. Retno Dewi Utami, M.Pd
Status Sekolah : Negeri
Akreditas :A
NPSN : 20178228
NSS : 121131740006
Alamat Sekolah : Jl. Yonzikon 14 Srengseng Sawah
Kode Pos : 12640
Telepon / Fax. : (021) 7271043
b. Data Siswa
Pada tahun ajaran 2018/2019 MTs Negeri 4 Jakarta memilki 839 siswa
mulai dari kelas VII (tujuh), kelas VIII (delapan), dan kelas XI (sembilan).
Siswa kelas VIII Tahun ajaran 2018/2019 MTs Negeri 4 berjumlah 263 orang
58
yang terdiri dari VIII kelas yaitu, VIII-1, VIII-2, VIII-3, VIII-4, VIII-5, VIII-6,
VIII-7, dan VIII-8.
c. Data Guru
MTs Negeri 4 sebagai salah satu madrasah dengan akreditasi A di wilayah
Jakarta Selatan, memiliki tenaga pendidik berjumlah 48 orang, yang terdiri
dari 30 orang tenaga pendidik perempuan dan 18 orang tenaga pendidik laki-
laki.
Tabel 4.1 Data Guru MTs N 4 Jakarta
Pangkat L P Jumlah
PNS 13 24 37
GTT 5 6 11
Jumlah 18 30 48
Sumber : Data Sekolah MTs Negeri 4 Jakarta
B. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Ekstrakurikuler Pramuka dan PMR di MTsN 4
Jakarta
a. Gambaran Umum Ekstrakurikuler Kepramukaaan
Kegiatan ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti oleh semua
siswa MTs Negeri 4 Jakarta adalah ekstrakurikuler pramuka. Pendidikan
karakter dan adanya life skill yang terdapat didalam kegiatan kepramukaan
menjadi penting untuk pertumbuhan remaja karena para remajalah yang
akan menentukan nasib suatu bangsa depan, maka dari itu hampir disetiap
sekolah di Indonesia ektrakurikuler pramuka menjadi kegiatan wajib bagi
para siswa. MTs Negeri 4 Jakarta selaku lembaga pendidikan, memiliki
kebijakan mewajibkan siswanya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
kepramukaan.
1
Kodlirin, Wawancara, MTs Negeri 4 Jakarta Selatan, 31 Oktober 2018. Jam 01:25.
63
2
Suhati, Wawancara, MTs Negeri 4 Jakarta Selatan, 22 Oktober 2018. Jam 10:52.
3
Suhati, Wawancara, MTs Negeri 4 Jakarta Selatan, 22 Oktober 2018. Jam 10:55.
66
1) Perkemahan
Perkemahan adalah pertemuan antar anggota Pramuka yang
diselenggarakan secara berkala dalam rangka mengevaluasi hasil
latihan di gugus depan dalam satu periode, seperti perkemahan
pelantikan, perkemahan kenaikan tingkat, perkemahan Sabtu Minggu
(Persami), perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan
hari libur, dan sejenisnya. Perkemahan yang sering dilakukan oleh
anggota ekstrakurikuler Kepramukaan di MTs Negeri 4 Jakarta biasa
dilakukan di luar sekolah, misalnya di bumi perkemahan Cibubur atau
bumi perkemahan Ragunan tergantung event yang sedang diikuti.
Perkemahan juga dapat mempererat rasa kebersamaan dengan
melakukan berbagai aktifitas menyenangkan bersama seperti kegiatan
mendirikan tenda/kemah bersama, api unggun, menyanyikan yel-yel
kelompok, dan lain-lain.
Terdapat pula kegiatan perkemahan yang disebut dengan Jambore.
Jambore merupakan pertemuan pramuka penggalang dalam bentuk
perkemahan besar atau sering disebut dengan pesta penggalang,
Jambore diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka setempat.
Misalnya Jambore Nasional di selenggarakan oleh Kwartir Nasional
4
Kodlirin, Wawancara, MTs Negeri 4 Jakarta Selatan, 31 Oktober 2018. Jam 01:30.
67
2) Penjelajahan
Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan sistem pos,
dimulai dari pos pemberangkatan, setiap regu mendapatkan peta
perjalanan yang akan menunjukkan kemana arah penjelajahan. Lalu
disetiap tempat-tempat tertentu terdapat pos-pos yang dipimpin oleh
para pramuka penegak, yang mana setiap pos akan memberikan 2 jenis
tugas yang meliputi berbagai pengetahuan, seperti pengetahuan umum
maupun pengetahuan kepramukaan. Dalam kegiatan ini, para pramuka
belajar bagaimana bekerja sama dalam tim, bagaimana melewati
berbagai rintangan dan halangan yang ada dijalan, sehingga dapat
menjadikan pramuka sebagai orang-orang yang tangguh.
3) Kreatifitas
Kegiatan Kreatif Rekreatif ialah kegiatan yang menarik,
menyenangkan, dan menantang yang dapat mengembangkan daya
imajinasi, kemampuan berfikir kritis serta kemampuan
mengekspresikan ide-idenya dalam suatu karya baru yang unik. Jenis
dan macam kegiatan kreatif bagi peserta didik harus sejalan dan
seirama dengan tingkat perkembangan peserta didik. Kegiatan-
kegiatan Kreatif Rekreatif digali, diciptakan, dan dikembangkan oleh
Dewan Satuan Pramuka atas bimbingan Pembina namun tidak
menutup kemungkinan siswa dapat ikut menciptakan kegiatan
kreatifitas dengan persetujuan dari pembina seperti membuat yel-yel.
4) Keahlian (Skill)
Pioneering
68
1) Jumbara
Jumbara merupakan singkatan dari Jumpa Bakti dan Gembira.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali dan diikuti oleh
seluruh anggota PMR, baik secara regional maupun nasional.
Sebagaimana dengan arti dan singkatannya, kegiatan jumbara adalah
untuk mempertemukan seluruh anggota di berbagai pelosok untuk
saling perkenalan satu sama lain. Dengan pertemuan tersebut
diharapkan dapat terjalin ikatan persahabatan, bahkan persaudaraan
satu sama lain antar sesama anggota.
5
Suhati, Wawancara, MTs Negeri 4 Jakarta Selatan, 22 Oktober 2018. Jam 10:52.
71
maka dalam keadaan itulah tandu darurat ini dipakai. Dalam kegiatan
PMR membuat tandu darurat seringkali diperlombakan dari segi
kerapihan simpul tali-temali, kekuatan tandu untuk mengangkat
korban, dan kecepatan dalam membuatnya. Hal-hal yang diperlukan
dalam pembuatan tandu darurat adalah sebagai berikut:
bambu atau kayu
tali
mitella
pembalut gulung
3) Membuat Mading
Majalah dinding atau lebih dikenal dengan singkatannya “mading”
yaitu salah satu jenis media atau sarana penyampaian informasi dan
penyaluran minat dan bakat yang dikerjakan dan dikelola oleh
sekelompok tertentu serta diperuntukkan untuk kalangan tertentu pula.
Kegiatan PMR di MTs Negeri 4 Jakarta seringkali mengadakan
pembuat mading bagi para anggotanya. Mading dibuat berdasarkan
tema-tema tertentu seperti cara menjaga kesehatan pencernaan dimulai
dari mencuci tangan hingga memakan-makanan sehat, mading dengan
tema menjaga kebersihan lingkungan, mading dengan tema
persahabatan dan lain sebagainya. Pembuatan mading juga dijadikan
sarana untuk menyampaikan informasi seperti cara evakuasi diri dari
bencana dan sebagai media hiburan bagi anak-anak korban bencana.
Beberapa manfaat majalah dinding antara lain yaitu sebagai media
komunikasi, wadah kreativitas, menambahkan kebiasaan membaca,
pengisi waktu, melatih kecerdasan berpikir, melatih berorganisasi, dan
mendorong latihan menulis.
5) Donor Darah
Kegiatan kemanusiaan lainnya yang terdapat di organisasi
kepalangmerahan adalah donor darah. PMI sebagai pembantu tenaga
medis seringkali mengadakan kegiatan ini. Namun, karena
keterbatasan usia maka dalam kegiatan ini PMR hanya ikut membantu
dalam kepanitiaan seperti pendataan dan penyiapan alat-alat kesehatan.
Begitupun dengan kegiatan donor darah di MTs Negeri 4 Jakarta yang
hanya memperbolehkan siswanya membantu anggota PMI bukan
sebagai pendonor ataupun kontak langsung dengan pengambilan darah
pendonor.
1) Tri Satya
Didalam pelaksanaan kegiatan pramuka terdapat kode kehormatan
yang harus dijadikan pedoman dan dijalankan bagi setiap anggota
Pramuka pada setiap kegiatan yang dilakukannya baik untuk dirinya
sendiri, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan
masyarakat.
Kode kehormatan dalam Pramuka disebut dengan Satya Pramuka,
diucapkan pada saat calon anggota atau pengurus Gerakan Pramuka
menjalani pelantikan untuk menjadi anggota atau pengurus. Kode
kehormatan digolongan Penggalang, yaitu:
Menjalankan kewajiban terhadap Tuhan, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun
masyarakat.
Menepati Dasadarma.
2) Dasa Darma
Dasa Darma Pramuka merupakan ketentuan moral ataupun
perilaku yang berisi sepuluh point dan harus dimiliki oleh anggota
Pramuka pada jenjang Penggalang sampai Pendega. Berikut ini
kesepuluh Ketentuan Moral, Dasa Darma Pramuka itu:
Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa
Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
Patriot yang sopan dan ksatria
Patuh dan suka bermusyawarah
Rela menolong dan tabah
Rajin, terampil dan gembira
74
C. Pembahasan
1. Subtansi materi IPS pada Ekstrakurikuler Kepramukaan dan PMR
Pada proses pelaksanaan ekstrakurikuler terdapat beberapa subtansi materi
pelajaran IPS yang dipelajari kelas oleh siswa kelas VIII yang disampaikan
oleh pembina dan menjadi bahasan khusus pada ekstrakurikuler Pramuka atau
PMR. Materi-materi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Subtansi materi IPS pada Ekstrakuirkuler Kepramukaan dan PMR
Kesemestaan BAB 2
B. Pluralitas masyarakat Indonesia
3. Pertolongan Pertama Pada BAB 2
Kecelakaan (P3K) C.Konflik dan integrasi dalam
kehidupan sosial
6
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017),cet ke-2, h. 127.
80
maka kita telah mempersiapkan diri membangun masyarakat yang baik dan
diharapkan dapat menciptakan negara yang lebih aman, damai, dan tentram.
Point ketiga Tri Satya adalah berjanji untuk menepati Dasadarma
Pramuka. Dasadarma Pramuka terdiri dari 10 point yang harus ditepati oleh
anggota Pramuka. Point pertama adalah, takwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Hal ini juga berkaitan dengan materi IPS pada Bab 2 yaitu, pruralitas
masyarakat Indonesia. Dalam bab tersebut dijelaskan bahwa warga negara
Indonesia berhak memilih dan menjalankan ajaran agamanya masing-masing
dengan tetap memiliki sikap toleransi antar sesama.
Pada point kedua Dasadarma terdapat cinta alam dan kasih sayang sesama
manusia. Hal ini sehubungan dengan materi IPS di Bab 2 yaitu, konflik dan
integrasi dalam kehidupan sosial. Point tersebut lebih menekankan pada
integrasi sosial dimana apabila sesama masyarakat saling mengasihi tanpa
membedakan suku, agama, maupun ras, maka akan tebentuk masyarakat yang
damai. Begitupun dengan alam, apabila kita mengasihi dan merawat alam
dengan contoh kecil seperti membuang sampah tidak disembarang tempat,
diharapkan lingkungan menjadi bersih dan membuat masyarakat menjadi
sehat.
Kemudian, pada Dasadarma ketiga dan keempat yaitu, patriot yang sopan
dan ksatria dan patuh dan suka bermusyawarah. Keduanya terkait dengan
materi IPS pada Bab 4 yaitu, tumbuh dan berkembangnya semangat
kebangsaan. Sifat-sifat tersebut telah diteladankan oleh pahlawan-pahlawan
bangsa. Maka dari itu untuk membentuk generasi yang kuat dan cerdas,
semangat kebangsaan dengan memiliki sikap tersebut sangat diperlukan.
Selanjutnya, Dasadarma kelima berbunyi, rela menolong dan tabah. Pada
materi IPS point tersebut terkait dengan Bab 2 yaitu, konflik dan integrasi
dalam kehidupan sosial. Dimana pada materi integrasi sosial, rela menolong
dan tabah saat menolong tanpa membeda-bedakan satu dengan lainnya akan
menciptakan integrasi sosial yang sangat baik bagi keberlangsungan NKRI.
Point keenam sampai dengan sepuluh dalam Dasadarma yaitu, rajin,
terampil dan gembira, hemat, cermat dan bersahaja, disiplin, berani dan setia,
81
bertanggung jawab dan dapat dipercaya, suci dalam fikiran, perkataan dan
perbuatan, semuanya terkait dengan materi IPS pada bab 4 yaitu tumbuh dan
berkembangnya semangat kebangsaan. Sifat-sifat tersebut merupakan sifat-
sifat kebangsaan yang harus dimiliki generasi muda untuk membentuk
karakter baik guna menjaga dan memajukan NKRI.
Materi yang terdapat pada kegiatan kepramukaan selanjutnya adalah
Pengetahuan Umum dan Pengetahuan Kebangsaan atau disingkat PUPK.
Materi ini tidak khusus terkait dengan salah satu materi yang ada di kelas VIII.
Luasnya cakupan pengetahuan umum yang ada membuat siswa harus rajin
membaca berbagai materi yang ada tidak hanya IPS secara khusus tetapi
materi pelajaran lainnya secara umum.
Selanjutnya pada materi ekstrakurikuler PMR, terdapat Tri Bakti PMI. Tri
Bakti PMI yang pertama yaitu, Meningkatkan keterampilan hidup sehat.
Materi ini tidak khusus ada dalam materi IPS namun sudah seharusnya
sebagai warga negara Indonesia yang baik harus sadar mengenai pentingnya
hidup sehat yang nantinya akan berdampak tidak hanya pada individu namun
juga negara Indonesia secara keseluruhan.
Tri Satya yang kedua adalah, berkarya dan berbakti di masyarakat. Dalam
bab ini memiliki keterkaitan dengan materi IPS di Bab 4, tumbuh dan
berkembangnya semangat kebangsaan. Sebagai generasi penerus bangsa
diharuskan ikut serta dalam mengisi kemerdekaan dengan semangat
kebangsaan seperti belajar maupun berkarya dan berbakti di masyarakat.
Tri Satya yang ketiga adalah, mempererat persahabatan nasional dan
internasional. Materi pada kegiatan ekstrakurikuler PMR ini memiliki arti
pentingnya menjalin persahabatan, kesatuan, dan persatuan untuk
menciptakan kedamaian, tidak hanya berskala nasional namun juga berskala
internasional. Pada mata pelajaran IPS materi ini masuk ke materi integrasi
nasional. Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda
dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda
tersebut dapat meliputi ras, etnis, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan
lain sebagainya. Jadi dengan beragamnya kebudayaan di Indonesia tidak
82
tertentu, hanya saja ini merupakan sifat yang akan menciptakan integrasi
sosial karena sifatnya yang rela menolong sesama tanpa membedakan
latarbelakang masing-masing individu.
Sedangkan kesatuan, yang berarti organisasi kepalangmerahan terbuka
untuk siapa saja dan dalam perekrutannya tidak boleh ada diskriminasi. Materi
IPS terkait dengan Prinsip tersebut terdapat pada Bab 4 yaitu, tumbuh dan
berkembangnya semangat kebangsaan. Pada zaman penjajahan, suatu waktu
bangsa Indonesia sadar bahwa salah satu kelemahan perjuangan selama ini
adalah berjuang sendiri-sendiri, lebih mengandalkan satu pemimpin.10 Dari
pembelajaran tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa rasa kesatuan sangat
penting dalam membangun dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Materi terakhir dari Prinsip Dasar PMI adalah kesemestaan. Maksud dari
kesemestaan adalah bahwa organisasi kepalangmerahan memiliki beban dan
tanggung jawab yang sama, memilki status yang sama dan berbagai tugas
yang sama dalam membantu sesama diseluruh dunia.11 Terkait dengan materi
IPS mengenai hal tersebut terdapat pada Bab 2 mengenai pluralitas
masyarakat Indonesia. Dalam kehidupan sosial dengan status warga negara
Indonesia, seluruhnya memiliki beban dan tanggung jawab yang sama dalam
memajukan bangsa Indonesia.
Materi selanjutnya dari kegiatan ekstrakurikuler PMR ada Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan. Materi P3K yang ada pada PMR mengajarkan
anggotanya untuk membantu siapapun yang membutuhkan pertolongan
namun dengan catatan harus sesuai dengan kemampuannya. Terkait pelajaran
IPS, materi ini ditekankan pada materi Intergrasi sosial. Bahwasannya saling
tolong-menolong berdampak baik pada kehidupan sosial.
10
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Ibid., h. 271.
11
Rohmat Kurnia, Ibid., h. 14.
84
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilakukan sesuai dengan prosedur
ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan antara lain:
1. Penyesuaian jadwal dengan pembina pramuka dan anggota pramuka yang
seringkali ikut serta dalam berbagai perlombaan diluar sekolah sehingga
membuat peneliti membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan data.
2. Penelitian ini hanya berfokus pada dua ekstrakurikuler yaitu Pramuka dan
PMR sehingga hasil penelitian tidak mewakili ekstrakurikuler lainnya yang
terdapat di MTs Negeri 4 Jakarta.
3. Penelitian ini hanya melibatkan responden kelas VIII (delapan) sehingga hasil
penelitian belum mencakup semua tingkatan kelas, seperti kelas VIII (tujuh)
dan IX (sembilan) di MTs Negeri 4 Jakarta.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah semua tahap penelitian dilakukan, dimulai dari mencari
permasalahan yang akan diteliti, merumuskan masalah, kemudian di jelaskan
ke dalam proposal penelitian, dilanjutkan dengan mengkaji teori-teori yang
ada, penyusunan instrument penelitian, pengumpulan data melalui
wawancara, observasi, dokumentasi, melakukan pengolahan dan analisis data.
Pada akhirnya penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian yang didapat
mengenai Kajian Materi IPS pada Ekstrakurikuler Pramuka dan PMR di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Jakarta (Analisis Hubungan antara Materi
Intrakurikuler dan Esktrakurikuler). Kesimpulan dari penelitian ini dibuat
untuk menjawab pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah yang
terdapat di Bab 1, yakni sebagai berikut:
1. Pembelajaran IPS kelas VIII di MTs Negeri 4 Jakarta menggunakan
Kurikulum 2013 revisi 2017. Berdasarkan Kompetensi Dasar yang
terdapat pada kurikulum tersebut secara garis besar memiliki subtansi
terhadap ekstrakurikuler Pramuka dan PMR. Materi IPS yang paling
sering berhubungan dengan materi ekstrakurikuler pramuka dan PMR
terdapat di Bab 4 mengenai Tumbuh dan Berkembangnya Semangat
Kebangsaan yang secara tersirat menjelaskan mengenai semangat
kebangsaan yang dimiliki masyarakat Indonesia dalam
memperebutkan kemerdekaan.
85
86
B. Implikasi Penelitian
Hasil penelitian ini memiliki hubungan positif antara materi yang terdapat
pada kegiatan ekstrakurikuler Kepramukaan dan PMR dengan materi IPS
kelas VIII yang dipelajari siswa. Antara Materi Intrakurikuler (IPS) dan
Esktrakurikuler (Kepramukaan dan PMR) memilki keterkaitan satu sama lain
yang memberikan hubungan baik terhadap wawasan yang dimiliki siswa.
Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi sekolah untuk
membimbing, mendukung, dan mempertahankan keberlangsungan kegiatan
ekstrakurikuler Kepramukaan dan PMR.
C. Saran
Sehubungan dengan kesimpulan yang ada, maka diberikan saran sebagai
berikut:
1. Program kegiatan ekstrakurikuler Kepramukaan dan PMR sangat
disarankan untuk diadopsi di sekolah-sekolah lainnya karena memiliki
berbagai manfaat yang baik bagi siswa seperti, menambah
pengetahuan siswa karena antara materi IPS dengan materi
Kepramukaan dan PMR memiliki subtansi yang saling berkaitan.
2. Penerapan kegiatan ekstrakurikuler Kepramukaan dan PMR di setiap
sekolah diperlukan karena selain terbukti memberikan wawasan yang
luas terhadap siswa, Kepramukaan dan PMR memiliki kelebihan lain
dari sisi non akademik seperti dapat menumbuhkan jiwa sosial siswa,
87
A. Buku
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2004.
Akbar, Reni dan Hawadi. A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan
Anak Berbakat Intelektual. Jakarta: PT. GRASINDO, 2004.
Bob Sunardi, Andri. BOYMAN Ragam Latih Pramuka, cet. Ke-10, Bandung:
Darma Utama, Cet. Kedua, 2016.
Dani, Agus S dan Kak Budi Anwari, Buku Panduan Pramuka Siaga.
Yogyakarta: Andi Offset, 2015.
88
89
Santosa, Sedya & Afroh Nailil Hikmah, “Upaya Pembentukan Karakter Siswa
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SDIT Salsabila 2 Klaseman
Sinduharjo Ngaglik Sleman”. Jurnal Pendidikan Dasar Islam: Vol. 7 No.
1. Juni 2015.
C. Internet
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2010/uu12-2010bt.pdf. Diakses 6
September 2018 jam 10:36 WIB.
http://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/permendikbud_62_14.pdf. Diakses 6
September 2018 jam 07:25 WIB
https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/Kepres_24_2009.pdf.
Diakses 6 September 2018 jam 22.08 WIB.
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : ..........
NaraSumber : ..........
Nama : ..........
Usia : ..........
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : ..........
NaraSumber : ..........
Nama : ..........
Usia : ..........
1. Berapakah jumlah siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR di MTs
Negeri 4 Jakarta?
2. Kelas berapakah yang memiliki jumlah anggota PMR paling banyak?
3. Kapan kegiatan ekstrakurikuler PMR dilaksanakan?
4. Bagaimana dengan peraturan yang terdapat dikegiatan ekstrakurikuler PMR?
5. Adakah peraturan khusus?
6. Apakah penerapan peraturan yang ada sudah berjalan dengan baik?
7. Bagaimana dengan pemberian sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan?
8. Apa saja program yang terdapat pada ekstrakurikuler PMR di MTs Negeri 4?
9. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR di MTs Negeri 4 Jakarta?
10. Apa saja kegiatan-kegiatan yang diajarkan kepada para siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler PMR?
11. Dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler PMR, apa saja nilai karakter yang
terkandung dalam kegiatan tersebut?
12. Adakah materi khusus yang diberikan saat kegiatan berlangsung?
13. Apakah kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang ada di madrasah sudah
cukup baik untuk menunjang kegiatan PMR?
14. Adakah saran untuk pihak sekolah sebagai penyelenggara kegiatan ekstrakurikuler
PMR?
LAMPIRAN 4
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : ..........
NaraSumber : ..........
Nama : ..........
Usia : ..........
A. Pedoman Wawancara Untuk Guru IPS kelas VIII di MTs Negeri 4 Jakarta
1. Apakah kurikulum yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di MTs
Negeri 4 Jakarta?
2. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui mengenai materi IPS apa saja yang terdapat pada
Kurikulum 2013 kelas VIII?
3. Adakah keterkaitan materi IPS dengan materi Pramuka yang Ibu/Bapak ketahui?
4. Adakah keterkaitan materi IPS dengan materi PMR yang Ibu/Bapak ketahui?
LAMPIRAN 5
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : ..........
NaraSumber : ..........
Nama : ..........
Usia : ..........
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : ..........
NaraSumber : ..........
Nama : ..........
Usia : ..........
TRANSKIP WAWANCARA
1. Apakah bapak mengetahui berapa jumlah siswa yang aktif mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka Khusus di MTs Negeri 4 Jakarta?
Kalau dilihat dari keanggotaan pramuka biasa, semua siswa wajib untuk
mengikuti ekskul Kepramukaan tanpa terkecuali, hanya saja diberikan kelonggaran
waktu bagi kelas sembilan yang akan menghadapi banyak ujian. Namun, jika bertanya
mengenai keanggotaan prasus kurang lebih ada 37 orang.
2. Kelas berapakah yang memiliki jumlah anggota pramuka paling banyak?
Anggota pramuka khusus paling banyak berada di kelas 8.5 kurang lebih
berjumlah 7 orang siswa.
3. Kapan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan?
Kegiatan Kepramukaan terbagi menjadi 2, yang pertama dilakukan pada hari
Rabu dan bersifat wajib diikuti oleh siswa baik itu materi kepramukaan maupun
gerakan pramuka. Kemudian hari Sabtu diikuti oleh siswa yang memang minat
mengikuti kegiatan Kepramukaan, disini dikenal dengan nama PASPRASENAR
(Pasukan Pramuka MTs Negeri 4 Jakarta Selatan) atau disebut juga Prasus (pramuka
khusus).
4. Bagaimana dengan peraturan yang terdapat dikegiatan ekstrakurikuler pramuka?
Peraturan yang ada bermaksud untuk mendisiplinkan siswa dan memperlancar
kegiatan semisal anggota diwajibkan untuk menggunakan atribut lengkap saat
mengikuti kegiatan Kepramukaan, harus hadir tepat waktu sebelum kegiatan dimulai,
tidak bercanda atau mengobrol saat penyampaian materi atau kegiatan berlangsung,
5. Adakah peraturan khusus?
Peraturan khusus ada, seperti tidak diperbolehkan mengikuti ekstrakurikuler
Kepramukaan apabila 3 kali berturut-turut tidak mengikuti kegiatan tanpa keterangan
yang jelas.
6. Apakah penerapan peraturan yang ada sudah berjalan dengan baik?
Alhamdulillah sejauh ini sudah berjalan dengan baik dari segi perencanaan
sampai dengan pelaksanaan.
7. Bagaimana dengan pemberian sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan?
Sebagai pembina, tentu saya tidak membeda-bedakan masing-masing siswa.
Semuanya akan mendapatkan hukuman yang sama apabila melanggar peraturan dan
tidak ada pengecualian untuk hal tersebut.
8. Apa saja program yang terdapat pada ekstrakurikuler Pramuka di MTs Negeri 4?
Kalau untuk program biasanya sudah disusun diawal tahun, jadi Dewan
Pembina merumuskan dengan wakil madrasah bidang kesiswaan dan bidang
kurikulum serta menyesuaikan kondisi peserta didik. Karena disini iklim akademik
maka disesuaikan dengan iklim akademik.
9. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di MTs Negeri 4 Jakarta?
Alhamdulillah sampai sekarang berjalan dengan cukup baik.
10. Apa saja kegiatan-kegiatan yang diajarkan kepada para siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler pramuka?
Secara umum terbagi kedalam bentuk perkemahan, penjelajahan, kreatifitas,
dan skill. Sedangkan untuk siswa yang mengikuti ekstrakulikuler pramuka khusus
agak berbeda ini lebih spesifisik yakni lebih ke skill. Siswa prasus memilki skill lebih
baik daripada siswa yang hanya mengikuti pramuka wajib. Karena keterbatasan waktu
pada hari Rabu yang hanya dilaksanakan dari jam 4 sampai dengan jam 5 sehingga
kegiatan kurang berjalan dengan maksimal dibandingkan pada hari Sabtu yang
dimulai dari jam 8 pagi sampai jam 10 bahkan terkadang siswa meminta jam
tambahan latihan.
11. Dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, apa saja nilai karakter yang
terkandung dalam kegiatan tersebut?
Dalam Kurikulum 2013 kalau tidak salah ada beberapa nilai karakter yang ada
dan tentu penilaian yang ditekakankan seperti disiplin, tanggung jawab, peduli, jujur,
religius, nasionalisme, mandiri, solidaritas, dan lain-lain.
12. Adakah materi khusus yang diberikan saat kegiatan berlangsung?
Materi khusus diberikan kepada anggota pramuka khusus seperti pendalaman
latihan skill dan pembelajaran materi kepramukaan yang lebih mendalam mengingat
waktu latihan yang digunakan anggota prasus lebih lama dibandingkan dengan
pramuka wajib.
13. Apakah kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang ada di madrasah sudah
cukup baik untuk menunjang kegiatan kepramukaan?
Kalau untuk kualitas dan kuantitas alhamdulillah sedikit demi sedikit sudah
kita tingkatkan walaupun masih banyak kekurangan tentu itu perlu dilengkapi atau
ditingkatkan akan tetapi untuk melengkapi saran dan prasarana tentu membutuhkan
waktu dan proses terutama untuk lembaga pendidikan non-swasta yang memiliki
berbagai aturan yang harus dipatuhi. Keterbatasan seperti pendanaan dan waktu.
Dalam rangka meningkatkan sarana dan prasarana tentu harus ada kerjasama yang
baik antara madrasah dengan komite madrasah. Namun secara umum alhamdulillah
sudah mengalami perbaikan sedikit demi sedikit.
14. Adakah saran untuk pihak sekolah sebagai penyelenggara kegiatan ekstrakurikuler
pramuka?
Tentu harus melibatkan lebih banyak stakeholder maupun unsur-unsur yang
secara langsung bersinggungan dengan peserta didik dalam hal ini tenaga pendidik
maupun tenaga kependidikan, terutama tenaga pendidik karena disini untuk
mengurusi kurang lebih 800 orang tentu tidak bisa hanya diurus oleh satu atau dua
orang pembina akan tetapi harus banyak melibatkan banyak guru-guru yang lain
untuk bersama-sama melakukan pembinaan dalam rangka pembentukan karakter dan
untuk sukses serta lancarnya kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MTs Negeri 4.
Tidak lupa sarana dan prasarana yang perlu dilengkapi agar penyelenggaraan dan
pelaksanaan kegiatan bisa menjadi lebih baik.
LAMPIRAN 8
TRANSKIP WAWANCARA
1. Berapakah jumlah siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR di MTs
Negeri 4 Jakarta?
Dalam tahun ini, kelas VIII terdapat 44 siswa yang aktif mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler PMR.
2. Kelas berapakah yang memiliki jumlah anggota PMR paling banyak?
Jumlah anggota paling banyak berada dikelas 8.6 dengan jumlah 7 orang.
3. Kapan kegiatan ekstrakurikuler PMR dilaksanakan?
Kegiatan ekstrakurikuler PMR di MTs Negeri 4 dilaksanakan hari Rabu dan
Sabtu. Khusus kegiatan di hari Sabtu difokuskan untuk latihan-latihan persiapan
lomba. Pada hari Rabu, kegiatan dimulai setelah sholat ashar berjamaah sampai
dengan jam 5 sore sedangkan untuk kegiatan di hari Sabtu waktu pelaksaan kegiatan
dimulai jam 8 sampai dengan jam 12, namun karena pelatih memiliki waktu terbatas
maka kegiatan dimulai jam 11 sampai dengan jam 2. Jika sedang fokus pada
perlombaan kegiatan dapat berlangsung hingga jam 3 atau setengah 4 sore.
4. Bagaimana dengan peraturan yang terdapat dikegiatan ekstrakurikuler PMR?
peraturan yang harus dilaksanakan oleh anggota PMR secara umum
diantaranya: membayar iuran keanggotaan, melaksanakan Tri Bakti PMR,
menjalankan dan membantu menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar gerakan palang
merah dan bulan sabit merah internasional, menjaga nama baik dan kehormatan PMI.
5. Adakah peraturan khusus?
Untuk kegiatan PMR di MTs Negeri 4, terdapat beberapa peraturan khusus
yaitu, memakai baju yang sopan, celana olahraga, dan sepatu cats, dilarang
menggunakan jaket/sweater saat latihan berlangsung, dilarang menggunakan pakaian
yang memiliki unsur negatif, dilarang menggunakan aksesoris berupa emas/perak.
Sedangkan untuk sikap dan perilaku, terdapat beberapa peraturan seperti: dilarang
keras membantah perkataan dari kakak pelatih maupun pembina, harus saling
menghargai satu sama lain, dilarang mengatakan hal-hal yang bersifat kotor, dilarang
mengejek atau melakukan hal yang dapat merugikan kawan sendiri, tetap fokus pada
latihan tidak diperbolehkan bercanda atau mengobrol saat kegiatan berlangsung
terlebih jika topik obrolan diluar materi yang berlangsung. Harus menjaga nama baik
PMR dan sekolah dimanapun berada.
6. Apakah penerapan peraturan yang ada sudah berjalan dengan baik?
Sejauh ini selama saya menjabat sebagai pembina, peraturan yang ada sudah
dijalankan dengan baik. Jika ada siswa yang melanggar maka akan terkena sanksi
sesuai peraturan yang berlaku
7. Bagaimana dengan pemberian sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan?
Ya, siswa yang melanggar tentu akan mendapatkan sanksi sesuai peraturan
yang ada.
8. Apa saja program yang terdapat pada ekstrakurikuler PMR di MTs Negeri 4?
Secara keseluruhan program ekstrakurikuler PMR dimulai dari promosi
kepada peserta didik baru, memulai perekrutan anggota, latihan rutin seminggu 2 kali,
kunjungan-kunjungan atau studi banding, latihan gabungan, pelantikan, lomba-lomba,
donor darah, dan bakti sosial. Untuk kegiatan donor darah, karena keterbatasan usia
remaja yang belum diperbolehkan sehingga siswa hanya membantu di kepanitiaan.
9. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR di MTs Negeri 4 Jakarta?
Selama ini sudah berjalan dengan cukup baik mengikuti jadwal tetap dan
jadwal tambahan jika diperlukan dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak
terkait seperti wakil kesiswaan, wakil kurikulum, wali kelas, dan guru mata pelajaran
yang bersangkutan.
10. Apa saja kegiatan-kegiatan yang diajarkan kepada para siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler PMR?
Biasanya seperti kepalangmerahan, sejarah palang merah, visi-misi palang
merah, profil PMI, kemudian mengenai PRS (Pendidikan Remaja Sebaya) yang
membahas materi pergaulan bebas, kesehatan reproduksi, bahaya narkoba, perawatan
keluarga sepeti pentingnya asupan gizi, atau bagaimana cara menangani anggota
keluarga yang sakit, cara membuat tandu darurat, membuat mading untuk
meyampaikan informasi, memanfaatkan daur ulang (recycle), dan lain-lain.
11. Dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler PMR, apa saja nilai karakter yang
terkandung dalam kegiatan tersebut?
Pastinya hampir semua nilai karakter ditanamkan terutama kedisiplinan,
tanggung jawab, peduli sosial, kemudian spritual karena mereka selalu mengawali dan
mengakhiri kegiatan dengan membaca doa. Kemudian kebersamaan, mereka
mengakhiri pelatihan dengan yel-yel dengan cara memegang tangan satu sama lain
(muhrim). Kekeluargaan, makan bersama seadanya dengan bersama-sama. Hampir
semua karakter ditanamkan, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, kepedulian,
kebersamaan, kekeluargaan, empati, keuletan dengan rajin menabung atau berperilaku
hemat.
12. Adakah materi khusus yang diberikan saat kegiatan berlangsung?
Materi khusus tidak ada palin kalau mendekati acara perlombaan maka jam
tambahan diperlukan agar kegiatan kepalangmerahan berlangsung lebih mendalam.
13. Apakah kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang ada di madrasah sudah
cukup baik untuk menunjang kegiatan kepramukaan?
Sarana dan prasarana insyaAllah sudah terpenuhi termasuk alat-alat untuk
latihan dan obat-obatan luar dalam. Dari segi kualitas dan kuantitas insyaAllah sudah
cukup baik hanya keterbatasan ruangan saja. Ruang PMR relatif kecil hanya
berukuran 3x3 meter sehingga tidak bisa digunakan untuk latihan tapi hanya untuk
menyimpan barang-barang.
14. Adakah saran untuk pihak sekolah sebagai penyelenggara kegiatan ekstrakurikuler
PMR?
Kita sering diberikan kesempatan untuk mengikuti perlombaan, jadi rasanya
tinggal kitanya saja yang harus memanfaatkan fasilitas yang ada dengan sebaik-
baiknya.
LAMPIRAN 9
TRANSKIP WAWANCARA
A. Pedoman Wawancara Untuk Guru IPS kelas VIII di MTs Negeri 4 Jakarta
1. Apakah kurikulum yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di MTs
Negeri 4 Jakarta?
Kurikulum yang dipakai saat ini untuk semua tingkatan adalah kurikulum
2013 dengan revisi tahun 2017
2. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui mengenai materi IPS apa saja yang terdapat pada
Kurikulum 2013 kelas VIII?
Kurikulum 2013 yang dipakai saat ini untuk kelas VIII memuat materi
mengenai ASEAN, interaksi sosial, permintaan dan penawaran, dan pengetahuan
kebangsaan.
3. Adakah keterkaitan materi IPS dengan materi Pramuka yang Ibu/Bapak ketahui?
Banyak ya, terutama dalam bidang interaksi sosial. Terlebih untuk
ekstrakurikuler pramuka yang berhubungan langsung dengan kehidupan sosial
masyarakat.
4. Adakah keterkaitan materi IPS dengan materi PMR yang Ibu/Bapak ketahui?
Ada. Tidak jauh beda dengan pramuka seperti ada namanya Tri Satya yang
membahas sikap-sikap kebangsaan dimana materi tersebut juga terdapat dalam materi
IPS kelas VIII di semester 2.
LAMPIRAN 10
TRANSKIP WAWANCARA
TRANSKIP WAWANCARA