Anda di halaman 1dari 144

KAJIAN MATERI IPS

PADA EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DAN PMR


DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 4 JAKARTA
(ANALISIS HUBUNGAN ANTARA MATERI INTRAKURIKULER
DAN ESKTRAKURIKULER)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

Yufilanita Bandi Saputri


NIM: 11140150000029

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TERBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019
ABSTRAK

Yufilanita Bandi Saputri (11140150000029), Jurusan Pendidikan Ilmu


Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatulah Jakarta, Judul Skripsi “Kajian Materi IPS Pada
Ekstrakurikuler Pramuka dan PMR di Madrasah Tsanawiyah Negeri 4
Jakarta (Analisis Hubungan Antara Materi Intrakurikuler dan
Esktrakurikuler)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara materi intrakurikuler


(Ilmu Pengetahuan Sosial) dan ekstrakurikuler (Pramuka dan PMR). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data dikumpulkan
dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik
wawancara dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada subjek
penelitian yaitu, siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan
PMR, pembina ekstrakurikuler Pramuka dan PMR yang merangkap guru di
MTsN 4 Jakarta dan guru mata pelajaran IPS kelas VIII. Teknik observasi
dilakukan dengan melihat dan mengamati proses kegiatan Kepramukaan dan
PMR, kemudian peneliti mengambil dokumentasi melalui dokumen internal dan
eksternal di MTs Negeri 4 Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa, dilihat
dari Kompetensi Dasar yang terdapat di Kurikulum 2013 (K-13) kelas VIII dan
melalui teknik wawancara dengan guru IPS yang bersangkutan serta mengamati
proses saat kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan PMR berlangsung, terdapat
korelasi antara materi yang ada dalam mata pelajaran IPS dengan materi yang ada
di ekstrakurikuler Kepramukaan dan PMR yang terdapat di MTs Negeri 4 Jakarta.

Kata Kunci : Materi IPS, ekstrakurikuler Kepramukaan dan Palang Merah


Remaja, hubungan materi ektrakurikuler dan intrakurikuler

i
ABSTRACT

Yufilanita Bandi Saputri (11140150000029), Department of Social Sciences


Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Thesis Title “Material
Study of Social Sciences on Scout and Youth Red Cross Extracurricular
Activities at Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Jakarta (Relationship Analysis
Between Intracuricular and Extracurricular Material) "

This study aims to determining the relationship between intracurricular (Social


Sciences) and extracurricular material (Scouts and Youth Red Cross). The method
used in this research is qualitative method. Data was collected using interview,
observation, and documentation methods. The interview technique was conducted
by giving a number of questions to the research subjects, namely, students who
were active in Scout and PMR extracurricular activities, Scout extracurricular
coaches and PMRs who were concurrently teachers at MTsN 4 Jakarta and Social
Sciences teacher class VIII. The observation technique is done by looking at and
observing Scouting and PMR activities, then the researcher takes documentation
through internal and external documents at MTsN 4 Jakarta. The results showed
that, seen from the Basic Competencies found in class VIII 2013 (K-13)
Curriculum and through interview techniques with the social studies teacher
concerned and observing the process during scout extracurricular and PMR
activities, there was a correlation between the material in the subject Social
Sciences with the material in Scouting extracurricular and PMR in MTsN 4
Jakarta.

Keywords: Social studies material, Scouting and Youth Red Cross


extracurricular, extracurricular and intracuricular material relations.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian
Skripsi jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan tahun akademik 2018/2019 yang berjudul, Kajian Materi IPS pada
Ekstrakurikuler Pramuka Dan PMR di Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Jakarta
(Analisis Hubungan antara Materi Intrakurikuler dan Esktrakurikuler), dengan
Sebaik-Baiknya.

Sholawat dan salam selalu ditujukan kepada sang Petunjuk cahaya


kebenaran Rasulullah Muhammad SAW, yang telah memberikan petunjuk dari
zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh keridloan, Rasul yang akan
memberikan syafaat bagi umatnya di hari akhir nanti, aamiin.

Penulisan laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan,


dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan
ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. A. Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Syaripulloh, M.Si, selaku sekertaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga
selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga,
memberikan ilmu, masukkan, serta pencerahannya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
4. Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd, selaku pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu, tenaga, memberikan ilmu, masukkan, serta
pencerahannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
sebaik-baiknya.
5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPS, khususnya Konsentrasi Sosiologi,
atas ilmu dan bimbingannya selama penulis menuntut ilmu di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Drs. Retno Dewi Utami, M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah
Negeri 4 Jakarta Selatan, yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian, serta seluruh staf akademika Madrasah
Tsanawiyah Negeri 4 Jakarta Selatan.

iii
7. Teristimewa ayahanda tercinta, Subandiono dan Ibunda tercinta, Nur
Salbiyati yang luar biasa memberikan kasih sayang, dukungan, kesabaran,
dan doanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Semoga Allah SWT menyayangi keduanya sebagaimana keduanya
menyayangi penulis.
8. Kepada yang penulis sayang, adik satu-satunya, Fandi Utama Putra,
tempat berkeluh kesah, sumber inspirasi, penyemangat, menjadi salah satu
bagian hidup yang tak akan tergantikan.
9. Kepada Ibu Rahmah Karuniasih M.Pd, Kak Prisda Ayutt Mutiami S,pd,
adik-adik Rumah Harapan, dan kakak-kakak Sahabat Rama Sinta yang
telah memberikan motivasi, menjadi sumber inspirasi untuk penulis.
10. Keluarga besar Jurusan Pendidikan IPS 2014, khususnya konsentrasi
Sosiologi, atas segala kepedulian dan dukungannya yang akan menjadi
kenangan indah bagi penulis.
11. Sahabat-sahabatku, Fitri Fauziah, Nurul Huda, Rizka Ma’rifat, Aisyah
Septiningrum, yang telah membantu memberikan arahan dan motivasi
agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada sahabatku, Niken, Bahrani, Finkki, Fauziah, Arini, Fitria yang
telah memberikan warna dan menjadi salah satu penyemangat dalam
menjalani perkuliahan.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala
dukungan, bantuan, dan doa yang telah diberikan.

Hanya do’a yang dapat penulis panjatkan agar segala kebaikan yang telah
dilakukan semua pihak dibalas oleh Allah SWT dengan sebaik-baik balasan.
Penulis juga berharap semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang
positif bagi dunia pendidikan, serta menambah pustaka dan referensi bagi yang
membutuhkan. Saran dan masukkan sangat diharapkan penulis, demi
kesempurnaan penelitian ini.

Jakarta, 14 Desember 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 9
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 10
D. Rumusan Masalah ................................................................ 10
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik ................................................................... 12
1. Kegiatan Ekstrakurikuler .................................................. 12
a. Pengertian Ekstrakurikuler ......................................... 12
b. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler ................................ 14
c. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler ................................ 16
d. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler ................................ 17
e. Macam-Macam Kegiatan Ekstrakurikuler .................. 17
f. Ekstrakurikuler Kepramukaan .................................... 18
g. Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja ....................... 29
2. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ................................ 33
a. Pengertian Pendidikan IPS .......................................... 33
b. Ruang Lingkup Pendidikan IPS .................................. 34
c. Tujuan Pendidikan IPS ............................................... 35
B. Penelitian Relevan .................................................................. 36

v
C. Kerangka Berpikir .................................................................. 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ........................................................... 45
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 46
C. Objek Penelitian .................................................................... 47
D. Subjek Penelitian .................................................................. 48
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 48
F. Instrumen Penelitian ............................................................. 52
G. Teknik Analisis Data ............................................................. 53
H. Uji Validitas dan Keabsahan Data ........................................ 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................... 56
1. Profil MTs Negeri 4 Jakarta............................................ 56
2. Visi, Misi, dan Tujuan MTs Negeri 4 Jakarta ................. 56
3. Data Sekolah ................................................................... 57
4. Data Siswa ...................................................................... 57
5. Data Guru ........................................................................ 58
6. Sarana dan Prasarana ...................................................... 58
B. Hasil Penelitian .................................................................... 59
1. Gambaran Umum Pramuka dan PMR MTsN 4 Jkt........ 59
2. Proses kegiatan Pramuka dan PMR MTsN 4 Jkt ........... 66
3. Materi Pramuka dan PMR .............................................. 72
C. Pembahasan .......................................................................... 76
D. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 85
B. Implikasi Penelitian .................................................................. 86
C. Saran ....................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... . 88
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................... 47


Tabel 3.2 Kisi-kisi pedoman wawancara .................................................... 49
Tabel 3.3 Pedoman observasi kepramukaan dan PMR............................... 50
Tabel 3.4 Pedoman dokumentasi ................................................................ 52
Tabel 3.5 Penjabaran instrumen penelitian ................................................. 52
Tabel 4.1 Data guru MTs Negeri 4 Jakarta ................................................. 58
Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana MTs Negeri 4 Jakarta .............................. 58
Tabel 4.3 Subtansi materi IPS pada Kepramukaan dan PMR .................... 76

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian ........................................................................ 46

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi
Lampiran 2 Pedoman Wawancara Pembina Pramuka, PMR, siswa dan guru IPS
Lampiran 3 Berita Wawancara Pembina Pramuka, PMR, Siswa dan Guru IPS
Lampiran 4 Lembar Hasil Observasi Ekstrakurikuler Pramuka dan PMR
Lampiran 5 Data Siswa
Lampiran 6 Data Guru
Lampiran 7 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 8 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 9 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian
Lampiran 10 Uji Referensi
Lampiran 11 Biodata Penulis

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sempurna yang dibekali dengan akal dan


fikiran. Anugerah berupa akal dan fikiran inilah yang menyebabkan manusia
berusaha untuk meningkatkan taraf hidup kearah yang lebih baik atau
sejahtera, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk keturunannya. Salah satu
cara yang ditempuh untuk meningkatkan kualitas hidup adalah melalui
pendidikan.
Terdapat hubungan yang erat kaitannya antara pendidikan dengan
manusia. Pendidikan ada karena manusia dan pendidikan ada untuk membuat
manusia menjadi lebih manusiawi. Makna dari manusia yang manusiawi
adalah manusia yang menjadi manusia seutuhnya, makhluk ciptaan-Nya yang
mulia, lebih terdidik, sehingga membedakan manusia dari makhluk ciptaan-
Nya yang lain.
Pendidikan sangat penting bagi setiap manusia, menurut Nelson Mandela1,
Education is the most powerful weapon which you can use to change the
world. Pendidikan sangat penting sehingga dapat digunakan sebagai senjata
yang paling ampuh untuk mengubah dunia.
Sedangkan menurut Gustave Flaubert2“Life must be a constant education;
one must learn everything, from speaking to dying”. Pendidikan harus berjalan
secara konstan, kita sebagai manusia harus terus belajar mulai dari lahir
kedunia hingga kematian.

1
Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan, Landasan Teori, dan 234 Metafora
Pendidikan, Cet. II. (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 7.
2
Ibid, h. 34.

1
2

Pendidikan memiliki arti yang sangat luas. Sebagai contoh, banyaknya


persoalan kehidupan manusia juga merupakan proses pendidikan sehingga
kesalahan dimasa lalu dapat dijadikan pembelajaran untuk menjalani
kehidupan dimasa mendatang. Dengan kata lain pendidikan diperoleh sejak
lahir hingga meninggal dunia melalui pengalaman hidup setiap manusia.
Dari berbagai macam makna, pendidikan dapat diartikan sebagai upaya
untuk mengajarkan pengetahuan, memberikan arahan, bimbingan, teladan,
menanamkan norma-norma yang berlaku di masyarakat, memberikan
keterampilan dan kecakapan, mengajarkan kedisiplinan dan lain sebagainya.
Banyaknya tujuan yang terdapat dalam pendidikan termasuk adanya upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga generasi muda dapat membangun
dan memajukan negaranya, menjadikan pendidikan sebagai hal yang
diprioritaskan oleh pemerintah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan di Indonesia memiliki landasan konstitusional di dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 yang terdapat kalimat; untuk
membentuk suatu pemerintah negara Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, berdasarkan Undang-
Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS), Bab II Pasal 3, dinyatakan bahwa:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan manjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.3

3
Undang-Undang SISDIKNAS(UU RI No. 20 Tahun 2003) Cet. I, (Jakarta: CV. Mini
Jaya Abadi, 2003), h. 9.
3

Untuk mencapai fungsi dan tujuan pendidikan yang sesuai dengan cita-cita
negara, meliputi hasil belajar maupun non akademik siswa diperlukan adanya
kerjasama yang baik antara pemerintah sebagai pemegang kekuasaan, sekolah
sebagai institusi formal yang menjalankan program pemerintah, lingkungan
pergaulan yang kondusif, dan peran orang tua yang aktif mengikuti
perkembangan sang anak baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, antara lain ada
yang bersifat internal (terdiri dari intelegensi, motivasi belajar, minat, bakat,
sikap, persepsi diri, dan kondisi fisik) dan ada yang bersifat eksternal (terdiri
dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat).4
Faktor internal juga dapat diartikan sebagai faktor yang ada di dalam individu
yang sedang belajar sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar
kendali individu.
Faktor internal meliputi faktor jasmaniah baik yang diperoleh dari lahir
seperti struktur tubuh maupun kondisi kesehatan yang diakibatkan pola hidup
dan lain sebagainya. Faktor psikologis seperti intelegensi, minat, bakat, dan
motivasi. Semuanya berperan penting dalam mendorong keinginan siswa
untuk melakukan proses pembelajaran.
Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, maupun lingkungan sekitar. Secara tidak langsung lingkungan akan
mempengaruhi psikologis individu dalam kaitannya dengan keinginan untuk
belajar. Apabila kondisi lingkungannya baik dan mendukung suasana hati
maka proses pembelajaran yang terjadi akan menghasilkan prestasi yang
maksimal.
Faktor internal seperti motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan,
motif, dan tujuan, sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar. Motivasi
adalah penting bagi proses belajar, karena motivasi mengerakkan organisme,

4
Reni Akbar dan Hawadi, A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak
Berbakat Intelektual, (Jakarta: PT. GRASINDO, 2004), h. 68.
4

mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling


berguna bagi kehidupan individu.5
Motivasi yang erat kaitannya dengan keinginan belajar tentu akan
mempengaruhi hasil belajar siswa karena hal inilah yang akan membuat siswa
merencanakan dan melaksanakan belajar dengan baik dengan cara berpikir
dan memusatkan perhatian secara penuh karena didasari oleh keinginannya
sendiri dan tanpa adanya paksaan.
Sekolah merupakan tempat tinggal kedua bagi siswa. Biasanya siswa akan
menghabiskan lebih banyak waktunya disekolah terlebih jika sekolah tersebut
menerapkan program full day school. Secara etimologi, full day school dalam
Bahasa Inggris terdiri dari dua kata. Pertama, full yang berarti penuh6. Kedua,
day yang artinya hari7. Jika digabungkan memiliki arti sehari penuh.
Sedangkan school memiliki arti sekolah atau lembaga pendidikan8, sehingga
secara etimologi full day school merupakan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan sehari penuh disekolah.
Dengan diterapkannya sistem pendidikan full day school, diharapkan
siswa memiliki pergaulan yang baik karena waktu yang digunakan lebih
banyak digunakan disekolah. Maka dari itu diperlukan juga interaksi yang
baik yang terjalin diantara warga sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, staff
serta siswa akan menjadi dorongan yang positif bagi prestasi siswa disekolah.
Selain berbagai faktor yang telah dijelaskan diatas, terdapat wadah untuk
mengembangkan kemampuan, minat dan bakat siswa yang bertujuan untuk
mengoptimalkan hasil belajar, yaitu kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler atau yang biasa disingkat ekskul merupakan bagian dari
program pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah.
Kegitan ekstrakurikuler lazim dilaksanakan diluar jadwal atau jam belajar
di dalam kelas. Secara tidak langsung, kebijakan mengenai adanya program

5
Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Cet. II (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2004), h. 146.
6
Desy Anwar, Kamus Lengkap 1 Milliard, (Surabaya: Amelia, 2003), h. 150.
7
Ibid., h. 91.
8
Ibid., h. 321.
5

ekstrakurikuler memaksa siswa untuk menghabiskan waktunya dengan


kegiatan yang bermanfaat dan tentunya dengan pengawasan pihak sekolah.
Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler berguna sebagai wadah penyaluran
hobi, minat, dan bakat siswa serta menumbuhkan jiwa sportivitas dan rasa
percaya diri. Lebih baik jika kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan dapat
memberikan kontribusi yang positif bagi siswa maupun sekolah berupa sebuah
penghargaan yang dapat mengharumkan nama sekolah serta siswa yang
bersangkutan.
Banyak kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti sesuai dengan minat
dan bakat yang dimiliki masing-masing siswa seperti ekstrakurikuler olahraga
meliputi: olahraga basket, futsal, badminton dan bela diri, ekstrakurikuler
kesenian seperti: tari, marching band dan paduan suara, ekstrakurikuler
intrakurikuler seperti study club berbagai macam pelajaran khususnya yang
ada disekolah, dan ekstrakurikuler paskibra, pramuka serta Palang Merah
Remaja (PMR).
Namun jumlah dan ragam ekstrakurikuler yang ada tetap disesuaikan
dengan kebutuhan dan kebijakan yang terdapat di masing-masing sekolah.
Meski demikian, terdapat beberapa ekstrakurikuler yang hampir selalu ada di
setiap sekolah seperti ekstrakurikuler pramuka dan Palang Merah Remaja
(PMR).
Pramuka atau yang juga disebut Boy Scouts, merupakan gerakan
internasional yang bertujuan untuk meningkatkan karakter remaja dan anak-
anak dan melatih mereka untuk dapat bertanggung jawab dimasa depan nanti.9
Di hampir seluruh sekolah di Indonesia, ekstrakurikuler pramuka merupakan
ekstrakurikuler wajib karena mengandung kegiatan-kegiatan yang mengasah
life skill siswa sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, seperti cara
bertahan hidup di alam dengan berkemah dan menyediakan bahan makanan
seadanya secara mandiri maupun berkelompok.

9
Andri Bob Sunardi, BOYMAN Ragam Latih Pramuka, (Bandung: Darma Utama, 2016),
cet. ke 10, h. 2.
6

Di dalam ekstrakurikuler pramuka juga terdapat unsur-unsur paskibra


dengan kegiatan baris-berbaris untuk membentuk karakter disiplin dan
kegiatan sosial pada Palang Merah Remaja (PMR) seperti peetolongan
pertama pada kecelakaan yang akan menumbuhkan jiwa sosial siswa.
Dengan adanya kewajiban mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di
beberapa sekolah, kemungkinan terdapat siswa yang tidak tertarik untuk
mengikuti ekstrakurikuler pramuka namun tetap mengikutinya karena takut
mendapatkan sanksi dari sekolah sehingga tidak maksimal dalam menerima
materi yang diberikan oleh pembina pramuka, maka dari itu di MTs Negeri 4
Jakarta terdapat ekstrakurikuler pramuka khusus (Prasus) yang hanya diikuti
oleh siswa yang serius dan ingin berprestasi di bidang kepramukaan.
Perbedaan yang terdapat antara ekstrakurikuler pramuka biasa dan
pramuka khusus terdapat pada jadwal kegiatan. Pramuka biasa memiliki
jadwal setiap hari Rabu, sedangkan pramuka khusus memiliki jadwal
tambahan dengan jumlah pertemuan dua kali seminggu pada hari Rabu dan
hari Sabtu.
Perbedaan selanjutnya terdapat pada tujuan kegiatan. Jika pramuka biasa
hanya bertujuan untuk meningkatkan life skill dasar siswa, namun tidak
dengan pramuka khusus. Jadwal tambahan yang dimiliki pramuka khusus
tentu berdampak pada pengetahuan dan skill kepramukaan yang didapat siswa.
Ekstrakurikuler pramuka khusus juga dipersiapkan untuk mengikuti
perlombaan antar pramuka mulai dari tingkat sekolah sampai dengan tingkat
nasional.
Ekstrakurikuler lain yang terdapat di Madrasah Tsanawiyah Negeri 4
Jakarta (MTsN 4 Jakarta) adalah Palang Merah Remaja (PMR). PMR
merupakan gerakan yang bermula dari Pergerakan Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah Internasional. Kedua gerakan tersebut adalah gerakan
kemanusiaan internasional. Tujuan utamanya adalah mengurangi penderitaan,
7

mencegah penderitaan, memberikan perlindungan jiwa dan juga kesehatan,


dan memastikan kehormatan bagi seluruh umat manusia.10
Sebagai bagian dari Pergerakan Palang Merah Indonesia (PMI), PMR
memiliki ruang lingkup kegiatan sosial dan kemanusiaan namun PMI tentu
memiliki ruang lingkup yang lebih luas mengingat anggotanya yang lebih
dewasa dibandingkan dengan anggota PMR. PMR sebagai organisasi yang
terdapat di sekolah biasanya akan berfokus pada cara menjaga kesehatan diri
sendiri, membantu teman yang sakit, menggalang dana untuk korban bencana,
maupun untuk teman yang membutuhkan bantuan.
Menurut Rohmat, kegiatan lain seperti pembinaan anggota PMR memiliki
tujuan-tujuan yang sangat baik bagi perkembangan karakter dan sikap sosial
siswa seperti: penguatan kualitas remaja dan pembentukan karakter, anggota
PMR sebagai contoh dalam berperilaku hidup sehat bagi teman sebaya,
anggota PMR dapat memberikan motivasi bagi teman sebaya untuk
berperilaku hidup sehat, anggota PMR sebagai pendidik remaja sebaya, dan
anggota PMR adalah calon relawan masa depan.11
Kegiatan serupa juga dilakukan oleh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler
PMR di MTs Negeri 4 Jakarta. Mulai dari pelatihan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K), menggalang dana untuk korban bencana alam, sampai
dengan mengikuti pembinaan dan pelatihan yang diadakan disekolah untuk
bersiap menghadapi perlombaan antar sekolah.
MTs Negeri 4 tidak hanya turut serta dalam berbagai perlombaan PMR
yang ada namun juga meraih banyak prestasi seperti: 1) juara II Story Telling,
2) juara I Stand Up, 3) Juara I Remaja Sebaya, 4) juara II Siaga Bencana, 5)
dan juara II perawatan Keluarga dalam rangka lomba cerdas tangkas yang
diadakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2017.12
Kedua ekstrakurikuler tersebut memiliki banyak kegiatan yang
berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar (alam) dan lingkungan

10
Rohmat Kurnia, Pedoman Palang Merah Remaja, (Jakarta: Bee Media Pustaka, 2017),
h. 2.
11
Ibid., h. 39.
12
Buku Panduan MTs Negeri 4 Jakarta Tahun Pelajaran 2017/2018, h. 14.
8

masyarakat (sosial). Dengan adanya kegiatan-kegiatan yang ada pada


ekstrakurikuler tersebut diharapkan siswa memiliki rasa kepedulian sosial
yang tiggi dan berwawasan luas sehingga pengetahuan dan pengalaman yang
diperoleh dapat membantu siswa dalam mempelajari materi pelajaran
disekolah, terutama pelajaran sosial seperti pelajaran IPS.
Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zahrotun Nafi’ah dan
Totok Suyanto dengan judul “Hubungan Keaktifan Siswa dalam
Ekstrakurikuler Akademik dan Non Akademik terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas VIII SMP Negeri Mojokerto” menunjukkan bahwa upaya
ekstrakurikuler dalam mengoptimalkan prestasi belajar siswa memiliki
hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Mojokerto.13 Artinya, dengan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler dan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan serta
pengalaman, membuat siswa dapat dengan mudah mempelajari materi
pelajaran disekolah bahkan mencapai prestasi yang diinginkan di dalam
pelaksanaannya untuk kelas VIII SMP Negeri Mojokerto.
Namun, terdapat pula fakta berupa data dari hasil penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Jevrie Randy Giovani Nusantara dengan judul “Pengaruh
Kegiatan Ekstrakurikuler dan Perilaku Belajar Terhadap Hasil belajar Pada
Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IS Di SMA Negeri 7 Semarang”
menunjukkan bahwa proses ekstrakurikuler yang sejatinya bertujuan untuk
mengoptimalkan hasil belajar siswa berpengaruh negatif secara signifikan
terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi kelas XI IS di SMA Negeri 7
Semarang. Artinya hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IS
SMA Negeri 7 Semarang akan mengalami penurunan apabila terjadi kenaikan

13
Zahrotun Nafi’ah dan Totok Suyanto. “Hubungan Keaktifan Siswa dalam
Ekstrakurikuler Akademik dan Non Akademik terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP
Negeri Mojokerto. Jurnal. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, h. 811.
9

pada kegiatan ekstrakurikuler. Hasil belajar akan meningkat jika terjadi


penurunan pada kegiatan ekstrakurikuler.14
Berdasarkan observasi awal di MTs Negeri 4 Jakarta pada hari Rabu
tanggal 18 Juli 2018, terlihat ada pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler
pramuka dan PMR yang baik. Kegiatan ekstrakurikuler rutin dilaksanakan dan
memiliki jadwal yang tetap. Ekstakurikuler pramuka khusus dan PMR
berlangsung setiap hari Rabu dan Sabtu dengan dibimbing oleh masing-
masing pembina. Fasilitas yang terdapat di madrasah juga sangat mendukung
pelaksanakan ekstrakurikuler seperti adanya lapangan basket dan futsal untuk
kegiatan luar ruangan dan kelas yang dilengkapi dengan AC serta LCD
Proyektor untuk kegiatan didalam ruangan.
Akan tetapi apakah program kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan PMR
dengan kondisi tersebut yang sudah direncanakan dan dikelola dengan baik
serta dengan jadwal dan fasilitas yang memadai dapat membuat proses
kegiatan Pramuka dan PMR di MTs Negeri 4 Jakarta berjalan dengan baik dan
bagaimana keterkaitan materi yang terdapat pada kedua ekstrakurikuler
tersebut terhadap materi pelajaran IPS. Penelitian ini akan memberikan
jawaban mengenai “Kajian Materi IPS Pada Ekstrakurikuler Pramuka
dan PMR di MTs Negeri 4 Jakarta (Analisis Hubungan Antara Materi
Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler)”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang yang telah dijelaskan, maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah, bagaimana subtansi materi
IPS pada Ekstrakurikuler Pramuka dan PMR dan bagaimana keterkaitan
materi ekstrakurikuler tersebut dengan mata pelajaran IPS kelas VIII di MTs
Negeri 4 Jakarta.

14
Jevrie Randy Giovani Nusantara. “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Belajar
Terhadap Hasil belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Xi Is Di Sma Negeri 7 Semaran”.
Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Jawa Tengah. 2013, h. 49.
10

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Subtansi materi IPS pada Ekstrakurikuler Pramuka dan PMR.
2. Keterkaitan materi ekstrakurikuler Pramuka dan PMR dengan mata
pelajaran IPS kelas VIII di MTs Negeri 4 Jakarta.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan batasan masalah yang telah dijelaskan diatas maka
rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana subtansi materi IPS pada ekstrakurikuler Pramuka dan PMR di
MTs Negeri 4 Jakarta?
3. Bagaimana keterkaitan materi ekstrakurikuler Pramuka dan PMR dengan
mata pelajaran IPS kelas VIII di MTs Negeri 4 Jakarta?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan keinginan-keinginan peneliti atas
hasil penelitian dengan mengetengahkan indikator-indikator apa yang
hendak ditemukan dalam penelitian, terutama yang berkaitan dengan
variabel-variabel penelitian.15 Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian adalah:
a. Mengetahui subtansi materi IPS pada ekstrakurikuler Pramuka dan
PMR yang berlangsung di MTs Negeri 4 Jakarta
b. Mengetahui keterkaitan materi ekstrakurikuler Pramuka dan PMR
dengan mata pelajaran IPS kelas VIII di MTs Negeri 4 Jakarta

2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis

15
Riduan, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 25.
11

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat


bagi pihak yang berkepentingan (stakeholders), serta untuk
menambah wawasan pengetahuan dan berguna bagi penelitian
selanjutnya terkait dengan Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan
dan Palang Merah Remaja di Madrasah Tsanawiyah Negeri 4
Jakarta (Studi Kasus: Keterkaitan Materi Ekstrakurikuler dengan
Materi IPS Kelas VIII.

b. Manfaat Praktis
a) Bagi peserta didik
Penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta
didik dalam mengambil keputusan untuk aktif dalam
ekstrakurikuler Pramuka maupun PMR.
b) Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan
untuk guru agar dapat memotivasi siswa untuk aktif
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah
baik pramuka atau PMR.
c) Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi pihak sekolah untuk terus memperhatikan,
meningkatkan, dan mempertahankan keberlangsungan
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah baik pramuka, PMR,
maupun ekstrakurikuler lainnya.
1
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik
1. Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Pengertian Ekstrakurikuler

Setiap sekolah tentu memiliki tujuan yang sama yaitu keinginan


untuk mencetak generasi yang berprestasi dalam berbagai bidang baik
dalam bidang akademik maupun non akademik yang otomatis akan
mengharumkan nama baik sekolah, berbagai sarana dan prasarana juga
akan disediakan guna membantu pemerintah dalam menjalankan program
mendidik anak bangsa.
Salah satu kegiatan yang menjadi wadah siswa untuk
mengembangkan kemampuan, minat, bakat dan memupuk rasa percaya
diri, kerjasama, serta melatih kedisplinan dan bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa disekolah adalah kegiatan
ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata
pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka
melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan
atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di
sekolah/madrasah.1
Menurut Piet A. Sahertian, kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan diluar jam pelajaran biasa (termasuk pada waktu libur) yang
dilakukan disekolah ataupun diluar sekolah dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antara berbagai

1
Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Pada Sekolah & Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 74.

12
13

macam pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya


pembinaan manusia seutuhnya.2
Ada pula yang mendefinisikan bahwa kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan tambahan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran
dengan maksud mengisi waktu senggang yang bertujuan agar memperkaya
dan memperluas wawasan pengetahuan siswa serta mengembangkan
kemampuan dan keterampilan yang ada pada dirinya melalui jenis-jenis
kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.3
Pengertian lain menjelaskan bahwa ekstrakurikuler merupakan
kagiatan pendidikan diluar jam pelajaran yang ditunjukkan untuk
membantu perkembangan peserta didik, sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh peserta didik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.4
Wahjosumidjo berpendapat bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan
yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan
proram sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan
ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang
berkaitan dengan program kurikuler.5 Sedangkan menurut Budiono,
pengertian ekstrakurikuler yaitu, kegiatan yang berada di luar program
yang tertulis di dalam kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan
pembinaan siswa.6
Menurut Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudaayaan Repubik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 Pasal 1 Tentang
2
Piet A. Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1994), cet. 1, h. 132.
3
Siti Sa’diah. “Manfaat Program Ekstrakurikuler Terhadap Pretasi Belajar Siswa di
SLTP Tirta Buaran Ciputat Tangerang”. Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003, h. 9.
4
Noor Yanti, Rabiatul Adawiah, Harpani Matnuh. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Dalam Rangka Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Siswa Untuk Menjadi Warga Negara Yang
Baik Di Sma Korpri Banjarmasin. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Vol. 6, Nomor 11, Mei
2016, h. 65.
5
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 214.
6
Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Karya Agung, 2005), h. 145.
14

Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan


Menengah bahwa:
1) Kegiatan Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler
yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan
intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan.
2) Satuan pendidikan adalah Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
(SMA/MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan (SMK/MAK).7
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan ekstrakurikuler
adalah kegiatan yang menggunakan jam tambahan dan dilaksanakan diluar
jam pelajaran dengan tujuan membantu siswa untuk memperluas
wawasan, menemukan minat dan bakatnya serta melatih kemampuan yang
dimiliki selain kemampuan akademik, membentuk siswa menjadi pribadi
yang menjunjung tinggi sportifitas, menghargai orang lain karena terbiasa
berkompetisi, membentuk kepercayaan diri karena aktif bersosialisasi, dan
melatih sikap disiplin karena siswa harus bisa mengatur waktu antara jam
belajar dengan kegiatan diluar jam pelajaran. Dengan adanya sikap-sikap
positif yang dibentuk oleh kegiatan ekstrakurikuler diharapkan siswa akan
mampu untuk meningkatkan hasil belajarnya.

b. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler


Berdasarkan berbagai pengertian yang telah diuraikan diatas bahwa
kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembinaan dan pembelajaran
diluar kelas yang juga sebagai wadah pembinaan dan pelatihan yang
disediakan oleh pihak sekolah agar siswa mengembangkan kemampuan,
potensi, minat, bakat, serta memperluas wawasan yang ada pada dirinya
guna mendorong siswa untuk meraih hasil belajar yang maksimal. Dengan
demikian tentu terdapat tujuan yang ada dalam kegiatan ekstrakurikuler.

7
http://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/permendikbud_62_14.pdf. h, 2. diakses 6
September 2018 jam 07:25 WIB.
15

Tujuan kegiatan ekstrakurikuler pada umumnya adalah


menumbuhkembangkan pribadi siswa yang sehat jasmani dan rohani,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kepedulian dan
tanggung jawab terhadap lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya,
serta menanamkan sikap sebagai warga Negara yang baik dan bertanggung
jawab melalui berbagai kegiatan positif di bawah tanggung jawab sekolah.
Pembimbingan kecakapan yang bersifat ekstrakurikuler, antara lain
diarahkan pada pembimbingan yang bersifat ekstrakurikuler, antara lain
diarahkan pada pembimbingan kecakapan hidup, yang meliputi kecapan
individual, kecakapan sosial, kecakapan vokasional, kecakapan
intelektual,dan pembimbingan kepemudaan.8
Menurut Sutisna, kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa diharapkan
untuk dapat menghasilkan hasil individual, sosial, civic, dan etis. Hasil
individual adalah hasil yang berhubungan dengan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan, serta pengembangan potensi yang dimiliki
siswa. Hasil sosial adalah hasil yang berhubungan dengan orang lain,
sedangkan hasil civic dan etis merupakan hasil yang berhubungan dengan
adanya persamaan hak dan kewajiban, tanpa adanya diskriminasi. Selain
itu, kegiatan ekstrakurikuler memberikan kesempatan kepada siswa untuk
dapat mengembangkan minat dan belajar lebih banyak mengenai diri
mereka sendiri dan orang lain. Program kegiatan ekstrakurikuler sekolah
dipengaruhi oleh misi dan filosofis dan membutuhkan lingkungan belajar,
dimana siswa dapat berkembang, belajar dan mengepresikan dirinya.9
Tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk menambah dan
memperluas pengetahuan siswa, tentang berbagai bidang pendidikan
agama Islam. Pada prinsipnya tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
adalah untuk menunjang serta mendukung program intrakulikuler maupun
program kokulikuler. Yang mana tujuan itu adalah meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman siswa tentang
8
Popi Sopiatin, Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2009), h. 99.
9
Ibid., h. 100.
16

agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan


bertaqwa kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.10
Atas hal tersebut secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan
ekstrakurikuler adalah untuk membina siswa menjadi pribadi yang
bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan sosial, berakhlak
baik, memperluas pengetahuan siswa, serta memiliki berbagai kecakapan
dalam diri masing-masing siswa sebagai bekal menjalani kehidupan.

c. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler


Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki
fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir. Muhaimin dkk
menyebutkan berbagai fungsi tersebut, yaitu:
1) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat dan minat mereka.
2) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial
peserta didik.
3) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan
menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses
perkembangan.
4) Persiapan karier, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karier peserta didik.11
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi kegiatan
ekstrakurikuler adalah mengembangkan kreatifitas siswa sesuai minat dan
bakatnya, menanamkan rasa tanggung jawab, dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperluas pengalaman sosialnya.

10
Ibid., h. 101.
11
Muhaimin, op. cit., h. 75.
17

d. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler


Proses pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan
melalui prinsip-prinsip; 1) individual, yaitu prinsip kegiatan
ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik
masing-masing , 2) pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik, 3)
keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh, 4) menyenangkan, yaitu prinsip
kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan menggembirakan
peserta didik, 5) etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan
berhasil, 6) kemanfaatan sosial, prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.
Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada jenis-jenis
kegiatan yang memuat unsur-unsur, yaitu:
1) Sasaran kegiatan
2) Substansi kegiatan
3) Pelaksana kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, serta
keorganisasiannya
4) Waktu dan tempat
5) Sarana12
Berdasarkan berbagai prinsip tersebut hendaknya kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah harus disesuaikan dengan
kenginan, minat dan bakat siswa, di pilih siswa secara sukarela, kegiatan
harus membuat siswa menjadi aktif dan bersifat menyenangkan,
bermanfaat, guru dan personal administrasi hendaknya berpartisipasi
dalam peningkatan program, dan harus lebih mengutamakan proses
daripada hasil.

e. Macam-Macam Kegiatan Ekstrakurikuler


Ekstrakurikuler dengan berbagai macam tujuan yang baik untuk
siswa memiliki berbagai jenis kegiatan didalamnya. Tidak hanya satu jenis

12
Ibid., h. 75-76.
18

kegiatan namun beberapa kegiatan pilihan yang dapat mengembangkan


kreativitas, kemandirian, kerjasama, dan dampak positif lainnya.
Kegiatan ekstrakurikuler dapat dikelompokkan menjadi beberapa
jenis, yaitu;
1) Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
(LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera
Pusaka (PASKIBRAKA).
2) Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
3) Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat
olahraga, seni, dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan,
dan;
4) Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain
karier, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni
budaya13
Selain kegiatan ekstrakurikuler yang telah disebutkan sebelumnya,
masih banyak kegiatan lainnya di luar pembelajaran yang juga berdampak
positif bagi perkembangan siswa seperti Kepramukan dan Palang Merah
Remaja (PMR) yang secara langsung berinteraksi dengan kehidupan di
masyarakat. Karena batasan masalah dalam penelitian ini hanya pada
ekstrakurikuler Kepramukaan dan Palang Merah Remaja (PMR), maka
hanya kedua ekstrakurikuler tersebut yang akan dibahas oleh peneliti.

f. Ekstrakurikuler Kepramukaan
Dari segi bahasa, istilah kegiatan artinya aktifitas, usaha, pekerjan,
kekuatan dan ketangkasan. sedangkan secara bahasa, istilah pramuka
berasal dari Pramuka yang merupakan kepanjangan dari Praja Muda
Karana. Akar kata ini mendapat awalan ke dan akhiran an, sehingga
menjadi katapramukaan yang artinya proses pendidikan luar sekolah dan

13
Ibid., h. 74-75.
19

luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat,


teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka.14
Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana yang artinya
adalah masyarakat yang penuh kreasi. Pramuka adalah sebutan bagi
anggota Gerakan Pramuka, baik anggota Pramuka Siaga, Penggalang,
Penegak, Pendega, Pembina Pelatih, Majelis Pembimbing, Andalan dan
sebagainya. Mudahnya, Pramuka adalah “orangnya”.15
Dikutip dalam buku Boy Man menurut Lord Baden Powell,
pramuka adalah: Bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari dengan tekun,
bukan pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-naskah dari
suatu buku. Bukan! Pramuka adalah suatu permainan yang menyenangkan
di alam terbuka, tempat orang dewaas dan anak-anak pergi bersama-sama,
mengadakan pengembaraan bagaikan kakak-beradik, membina kesehatan
dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan
bagi yang membutuhkannya”.16
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun
2010 Pasal 1 tentang gerakan Pramuka:
1) Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka
untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan.
2) Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam
pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan
Darma Pramuka.
3) Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan
pramuka.
4) Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan
kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka
melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.17

14
Ma’sut. Pengaruh Kegiatan EkstraKurikuler Pramuka Terhadap Kedisiplinan Belajar
IPS Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang: Vol. 2 No. 1 Oktober
2014, h. 3.
15
Zuli Agus Firmansyah, Panduan Resmi Pramuka, (Jakarta: Wahyu Media, 2015), h.
11.
16
Andri Bob Sunardi, op, cit., h. 3.
17
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2010/uu12-2010bt.pdf. h, 2. diakses 6
September 2018 jam 10:36 WIB.
20

Pengertian kepramukaan menurut Keputusan Kwartir Nasional


Gerakan Pramuka Nomor: 203 Tahun 2009 Tentang Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka Pasal 8 ayat 4 yang berbunyi:
“Pendidikan kepramukaan merupakan proses pembinaan dan
pengembangan potensi kaum muda agar menjadi warganegara
yang berkualitas serta mampu memberikan sumbangan positif
bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik nasional
maupun internasional.”18
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
kepramukaan adalah kegiatan yang dilaksanakan diluar sekolah maupun
diluar lingkungan keluarga, bertempat di alam terbuka, dilakukan dengan
kegiatan yang menarik dan menyenangkan, yang bertujuan untuk
membentuk kemandirian, kerjasama, kedisiplinan, tanggung jawab,
tolong-menolong dan hal positif lainnya yang akan membentuk akhlak,
budi pekerti luhur, dan membentuk generasi bangsa yang berkualitas
sesuai dengan norma dan nilai yang ada pada diri bangsa Indonesia serta
diharapkan dapat memberikan kedamaian bagi dunia.
Setiap program tentu memiliki suatu tujuan yang akan dicapai,
begitu juga dengan program kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Tujuan
Gerakan Pramuka tertuang dalam Keppres No. 24 Tahun 2009 pasal 4
yang berbunyi: “Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda
Indonesia guna mengembangkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, sehingga menjadi :
a. Manusia berwatak, kepribadian, dan berbudi pekerti luhur yang :
1) Tinggi moral, spiritual, kuat mental, sosial, intelektual,emosional
dan fisiknya;
2) Tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya;
3) Kuat dan sehat jasmaninya.
b. Warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia
dan patuh kepada Negara Keatuan Republik Indonesia serta
menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat
membangun dirinya sediri secara mandiri serta bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki

18
http://pramuka.lk.ipb.ac.id/files/2012/11/ART.pdf. h, 4. diakses 6 September 2018 jam
10:44 WIB.
21

kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik


lokal, nasional, maupun internasional.”19

Pendapat lain menyatakan bahwa, gerakan Pramuka bertujuan


untuk membentuk setiap Pramuka agar memiliki kepribadian yang
beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum,
disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki
kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun
Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta
melestarikan lingkungan hidup.20
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, didalam pelaksanaan
kegiatan pramuka terdapat kode kehormatan dan ketentuan moral yang
harus dijadikan pedoman dan dijalankan bagi setiap anggota Pramuka
pada setiap kegiatan yang dilakukannya baik untuk dirinya sendiri,
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat.
Kode kehormatan dalam Pramuka disebut dengan Satya Pramuka,
diucapkan pada saat calon anggota atau pengurus Gerakan Pramuka
menjalani pelantikan untuk menjadi anggota atau pengurus. Ketentuan
moral disebut dengan Darma Pramuka.
Kode kehormatan digolongan Penggalang, yaitu:
1. Trisatya
1) Menjalankan kewajiban terhadap Tuhan, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
2) Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun
masyarakat.
3) Menepati Dasadarma.21
Poin pertama Trisatya mengharuskan setiap anggota Pramuka
untuk menjalani kewajiban beribadah dan kewajiban-kewajiban lainnya
sesuai aturan dalam agama masing-masing. Sebagai warga negara yang
baik maka setiap anggota Pramuka harus menjalankan kewajiban kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti, mematuhi Undang-Undang

19
https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/Kepres_24_2009.pdf. diakses 6
September 2018 jam 11:15 WIB.
20
Andri Bob Sunardi, op, cit., h. 5
21
Ibid., h. 10.
22

Dasar 1945 dan peraturan lainnya yang berlaku di dalam NKRI, serta
menjadikan Pancasila sebagai pedoman dan identitas warga Negara
Indonesia.
Poin kedua dalam Trisatya, berisi tentang bagaimana Pramuka
harus saling tolong-menolong kepada setiap yang membutuhkan tanpa
membedakan suku, agama, maupun ras, baik manusia, hewan, maupun
makhluk hidup lainnya. Pramuka penggalang yang menginjak usia 11-15
tahun akan bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih luas, maka setiap
anggota Pramuka diarahkan untuk mempersiapkan diri agar dapat
bersama-sama membangun masyarakat yang baik, dimulai dengan
melibatkan diri dalam organisasi Karang Taruna serta berperan aktif dalam
kegiatan remaja lainnya.
Poin ketiga merupakan keharusan bagi setiap anggota Pramuka
untuk menepati janji dalam ketentuan moral, seperti cinta alam dan kasih
sayang sesama manusia dan lain sebagainya yang terdapat dalam Dasa
darma Pramuka khususnya bagi Pramuka Penggalang.
Dasa Darma Pramuka merupakan ketentuan moral ataupun
perilaku yang berisi sepuluh point dan harus dimiliki oleh anggota
Pramuka pada jenjang Penggalang sampai Pendega. Berikut ini kesepuluh
Ketentuan Moral, Dasa Darma Pramuka itu:
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Darma pertama memiliki makna bahwa anggota pramuka
diharapkan untuk dapat beribadah sesuai dengan agama yang dianut
masing-masing dengan menjalani perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
Darma kedua berisi arahan untuk tetap menjaga kelestarian
lingkungan sekitar seperti lingkungan kelas, lingkungan rumah, dan
juga lingkungan alam dengan tidak membuang sampah sembarangan,
tidak melakukan vandalisme, menyayangi sesama makhluk hidup,
23

mengunjungi orang sakit, rukun terhadap tetangga dengan tidak


membedakan-bedakan suku, agama, maupun rasnya.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
Darma ketiga menunjukan perilaku patriot yang harus dimiliki
anggota pramuka seperti mengikuti upacara bendera dan tidak bolos
sekolah, berperilaku sopan terhadap yang lebih tua namun menyayangi
yang lebih muda. Bersifat kesatria seperti menegur teman yang berbuat
salah maupun berani mengakui kesalahan yang diperbuat.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
Darma keempat berisi arahan kepada anggota pramuka untuk pauh
terhadap peraturan yang benar seperti patuh kepada orang tua, guru,
maupun pembina dengan mengerjakan tugas yang diberikan dengan
sebaik-baiknya, bijak dalam mengikuti musyawarah dengan
mengedapankan kata mufakat pada setiap kesempatan seperti ketika
rapat bersama dengan anggota pramuka lainnya.
5. Rela menolong dan tabah.
Darma kelima memiliki makna bahwa anggota pramuka harus
menolong setiap orang yang membutuhkan dengan rasa ikhlas tanpa
pamrih. Tidak banyak mengeluh ketika menghadapi kesulitan serta
tabah dalam menjalaninya.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
Sifat rajin harus dimiliki setiap anggota. Rajin dalam mengikuti
kegiatan kepramukaan, rajin menjalankan ibadah, rajin menabung, dan
lain sebagainya. Terampil dalam membuat kerajinan tangan ataupun
memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Selalu gembira dalam
melakukan berbagai kegiatan.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
Setiap anggota pramuka diharapkan memiliki kebiasaan berhemat
dan tidak boros dengan tidak menjalani hidup secara berlebihan atau
hidup dengan secukupnya. Teliti dalam melakukan kegiatan apapun
dan tidak sombong.
24

8. Disiplin, berani, dan setia.


Sifat-sifat ini harus ada pada setiap anggota pramuka. Selalu
datang lebih awal atau tepat waktu ketika memiliki jadwal kegiatan
baik yang berhubungan dengan pertemuan keanggotaan ataupun yang
lainnya. Berani dalam mengambil keputusan. Mengupayakan diri
untuk tidak mengecewakan orang lain.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
Berani mengambil keputusan namun juga dapat mempertanggung
jawabkan keputusan yang diambil. Bertanggung jawab terhadap
apapun yang diamanahkan untuk dirinya dengan tidak mengecewakan
orang lain. Tidak pernah berbohong agar dapat dipercaya oleh orang
lain.
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Kepramukaan mengajarkan setiap anggotanya untuk selalu berbuat
baik, tidak pernah memiliki pemikiran yang tercela bahkan tidak untuk
menyakiti sesama makhluk hidup, namun untuk membantu sesama dan
menebarkan kedamaian.
Jadi, dengan adanya kode kehormatan bagi Gerakan Pramuka,
diharapkan pola tingkah laku atau tindakan para anggota Geraka Pramuka
akan menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran dari Pendidikan
Gerakan Pramuka seperti tercantum dalam anggaran dasar Gerakan
Pramuka.22
Menurut Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor:
203 Tahun 2014 Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
BAB II pasal 5 mengenai fungsi Pramuka yaitu:
“Gerakan Pramuka berfungsi sebagai penyelenggara pendidikan
nonformal diluar sekolah dan diluar keluarga sebagai wadah

22
Ibid., h. 15.
25

pembinaan serta pengembangan kaum muda dilandasi Sistem


Among, Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.”.23
Gerakan pramuka berfungsi sebagai wadah untuk mencapai tujuan
pramuka melalui:
1) Pendidikan dan pelatihan Pramuka;
2) Pengembangan Pramuka;
3) Pengabdian masyarakat dan orang tua; dan
4) Permainan yang berorientasi pada pendidikan.24
Pendapat lain menyatakan kepramukaan mempunyai fungsi
sebagai berikut:
1) Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda.
Kegiatan yang menyenangkan diperlukan untuk menarik namun
tetap mengandung unsur pendidikan, diperlukan untuk menarik minat
anak dan pemuda karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan
aturan permainan bukan hanya bersifat menghibur. Karena itu lebih
tepat disebut dengan kegiatan yang menarik.
2) Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa, kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi
suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian.
Orang dewasa ini mempunyai kewajban untuk secara sukarela
membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.
3) Alat bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat setempat dan juga alat bagi organisasi untuk
mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang
diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka merupakan
langkah untuk mencapai tujuan.25
Kegiatan pramuka yang diadakan sebagai kegiatan ekstrakurikuler
disekolah tentu memiliki ragam fungsi dan tujuan yang berguna untuk

23
Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Kwartir Daerah
Gerakan Pramuka Jawa Tengah, 2014). h. 8.
24
Andri Bob Sunardi, op, cit., h. 5.
25
Kak Agus S. Dani dan Kak Budi Anwari, Buku Panduan Pramuka Siaga, (Yogyakarta:
Andi Offset, 2015), h. 30.
26

perkembangan siswa baik untuk kehidupan individu maupun kehidupan


sosialnya, seperti menumbuhkan budi pekerti luhur, tanggung jawab,
kemandirian, serta kepemimpinan.
Kegiatan Kepramukaan memiliki tingkatan-tingkatan di dalamnya.
Terdapat 4 tingkatan dan 1 tingkat untuk pembina serta pembantu Pembina
dari masing-masing tingkatan. Dikutip oleh Zuli Agus Firmansyah,
menurut Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 64 Tahun
1997 tentang penggolongan peserta didik berdasarkan usia, adalah sebagai
berikut:
1) Pramuka Siaga: 7-10 tahun
Pemberian nama Siaga diambil dari sejarah “Kebangkitan
Nasional” yang berdiri pada tanggal 20 Mei 1980 yang
maknanya adalah mensiap-siagakan rakyat Indonesia untuk
merdeka.
2) Pramuka Penggalang: 11-15 tahun
Pemberian nama Penggalang diambil dari sejarah “Sumpah
Pemuda” yang ditetapkan pada tanggal 28 Oktober 1928 yang
maknanya adalah menggalangkan persatuan dan kesatuan rakyat
Indonesia menuju kemerdekaan.
3) Pramuka Penegak: 16-20 tahun
Pemberian nama Penegak diambil dari sejarah “Hari
Kemerdekaan yang ditetapkan pada tanggal 17 Aguatua 1945
yang maknanya adalah menegakkan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan proklamasi.
4) Pramuka Pendega: 21-25 tahun
Pemberian nama Pendega diambil dari masa memandegani,
mengelola pembangunan, dan mengisinya.
5) Anggota Dewasa, Pembina, dan Pembantu Pembina:
Pembina dan Pembantu Pembina diatur sebagai berikut:
a. Pembina Pramuka Siaga sekurang-kurangnya berusia 21 tahun,
dan Pembantu Pembina Pramuka Siaga sekurang-kurangnya
berusia 17 tahun.
b. Pembina Pramuka Penggalang sekurang-kurangnya berusia 21
tahun, dan Pembantu Pembina Pramuka Penggalang sekurang-
kurangnya berusia 20 tahun.
c. Pembina Pramuka Penegak sekurang-kurangnya berusia 25
tahun, dan Pembantu Pembina Pramuka Penegak sekurang-
kurangnya berusia 23 tahun.
d. Pembina Pramuka Pendega sekurang-kurangnya berusia 28
tahun, dan Pembantu Pembina Pramuka Pendega sekurang-
kurangnya berusia 26 tahun.
27

e. Andalan dan Anggota Majelis Pembimbing sekurang-kurangnya


berusia 26 tahun, kecuali Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja
Pramuka yang ex-officio menjadi anggota Kwartir/Andalan.26
Kegiatan Pramuka memiliki beragam aktifitas yang memiliki
banyak manfaat bagi setiap anggotanya. Kegiatan yang ada tidak hanya
mengedepankan kesenangan para anggota namun juga bermanfaat bagi
kemampuan sosial, emosional, intelegensi, kinestetik, spiritual, dan baik
untuk perkembangan psikologis. Berikut ini macam-macam kegiatan
Pramuka tingkat Penggalang:
1. Baris- Berbaris
Baris-Berbaris merupakan bentuk kedisiplinan dan juga merupakan
latihan-latihan gerak dasar yang diwujudkan dalam rangka menanamkan
sikap para Pramuka agar dapat menumbuhkan sikap:
1) Disiplin pribadi maupun disiplin kelompok,
2) Rasa tanggung jawab, kesatuan, dan persatuan,
3) Kompak,
4) Kebersamaan, dan
5) Penampilan pribadi yang baik secara perorangan maupun
kelompok.27
Tujuan dari baris-berbaris tidak lain adalah untuk menumbuhkan
sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehigga
dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas
diatas kepentingan individu, dan secara tak langsung juga
menanamkan rasa tanggung jawab.28
Terdapat aba-aba dalam kegiatan baris-berbaris. Aba-aba
merupakan suatu perintah yang diberikan oleh seorang pimpinan pada
anggota pasukannya, untuk dilaksanakan secara tepat, serentak, atau
berturut-turut.29 Aba-aba ini berfungsi untuk melatih kepekaan dan

26
Zuli Agus Firmansyah, op, cit., h. 40-41.
27
Andri Bob Sunardi, op, cit., h. 128.
28
Ibid., h. 129.
29
Loc, cit.
28

kesigapan dalam merespon suatu arahan, berfungsi untuk melatih


kedisiplinan diri, kerjasama dan rasa persatuan dalam kelompok.
2. Upacara
Upacara dalam gerakan pramuka termasuk kedalam kegiatan
pendidikan karena didalamnya terdapat peraturan tata tertib yang harus
dilaksanakan oleh seluruh peserta upacara. Pembina Pramuka akan
memberikan bimbingan langsung sebagai pengarahan tata urutan
upacara dan pemberian sambutan. Pengarahan yang diberikan oleh
Pembina mengenai tata urutan upacara bertujuan untuk membangun
karakter disiplin, teratur, dan tertib.
Menurut Sedya santosa dan Afroh Nailil Hikmah, dikutip dari Jana
T. Anggadiredja, upacara adalah serangkaian tindakan atau perbuatan
yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang dilaksanakan atau
diadakan sehubungan dengan peristiwa penting, seperti upacara adat,
upacara pelantikan, upacara pemberian tanda penghargaan, upacara
peringatan dan upacara lainnya.30
Kegiatan upacara dalam gerakan pramuka ikut serta membangun
karakter anggotanya untuk selalu memiliki kebiasaan disiplin,
semangat kebangsaan dan cinta tanah air, siap memimpin dan
dipimpin, dan turut serta membangun keteraturan dalam
bermasyarakat.
3. Permainan
Kegiatan pramuka tentu memiliki beragam aktifitas seperti
permainan yang tidak hanya bersifat menyenangkan namun juga
terdapat makna positif didalamnya. Untuk mendalami dunia
Kepramukaan diperlukan adanya pendekatan baik secara psikis
maupun yang lainnya yang berguna untuk memantau perkembangan
anggota/siswa. Hal tersebut merupakan salah satu tugas Pembina, agar
terjalin hubungan yang tidak canggung karena perbedaan usia antara
30
Sedya Santosa & Afroh Nailil Hikmah, Upaya Pembentukan Karakter Siswa Melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SDIT Salsabila 2 Klaseman Sinduharjo Ngaglik Sleman.
Jurnal PendidikanDasar Islam: Vol. 7 No. 1. Juni 2015, h. 66.
29

Pembina dan anggota maka diperlukan kreatifitas dari Pembina untuk


menciptakan atau membangun suasana yang menyenangkan agar siswa
antusias namun tetap memiliki pendidikan karakter didalamnya.
Permainan dalam kepramukaan bukan seperti permainan pada
umumnya, tetapi permainan yang bermakna dalam mengembangkan
karakter siswa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam permainan
Kepramukaan adalah:
1) Permainan harus mengandung unsur kesehatan, sehat didalam
kepramukaan adalah sehat jasmani dan rohani.
2) Permainan juga harus mengandung unsur kebahagiaan.
3) Permainan harus mengandung unsur tolong-menolong, kerjasama,
menghargai orang lain, berani berkorban untuk orang lain.
4) Permainan juga harus mengandung unsur yang bermanfaat.
5) Permainan harus dapat mengembangkan kecerdasan spiritual,
emosional, sosial, intelektual, dan fisik.
6) Permainan harus menarik, aman, dan nyaman.
7) Permainan yang bersifat kompetitif akan lebih baik.31
4. Perkemahan
Perkemahan adalah pertemuan antar anggota Pramuka yang
diselenggarakan secara berkala dalam rangka mengevaluasi hasil
latihan di gugus depan dalam satu periode, seperti perkemahan
pelantikan, perkemahan kenaikan tingkat, perkemahan Sabtu Minggu
(Persami), perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan
hari libur, dan sejenisnya.

g. Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)


Palang Merah Remaja merupakan organisasi kepemudaan dengan
anggota para siswa sekolah. Oleh karena itu keberadaan PMR terdapat
disekolah atau lembaga-lembaga pendidikan dan yang sederajat. Bahkan
di beberapa sekolah organisasi binaan Palang Merah Indonesia ini menjadi

31
Ibid., h. 67.
30

salah satu kegiatan ekstrakurikuler di antara aneka kegiatan ekskul


lainnya.32
Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah pembinaan dan
pengembangan anggota remaja Palang Merah Indonesia (PMI), yang
selajutnya disebut PMR.33 Sedangkan terdapat pengertian lain yang
menyebutkan bahwa Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah
pembinaan generasi muda/anggota remaja yang berumur antara 10-17
tahun yang berada di sekolah serta belum menikah.34
Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah kegiatan remaja di
sekolah atau lembaga pendidikan normal dalam kepalangmerahan melalui
program kegiatan ekstrakurikuler.35 Program yang terdapat di hampir
setiap sekolah ini bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang yang
dimiliki oleh remaja/siswa disekolah agar digunakan untuk kepentingan
sosial. Kegiatan sosial yang dilakukan tidak hanya bermanfaat bagi siswa
namun untuk kepentingan masyarakat.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Palang
Merah Remaja (PMR) merupakan tempat pembinaan bagi generasi muda
berusia kurang lebih 10-17 tahun dan belum menikah. Organisasi ini
berada disekolah-sekolah sebagai kegiatan ekstrakurikuler siswa yang
mengajarkan mengenai kepalangmerahan dan juga kegiatan-kegiatan
sosial.
Melalui kegiatan sosial yang terdapat dalam kegiatan PMR, siswa
dapat membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan seperti
mengumpulkan dana bantuan disekolah untuk korban bencana alam,
mengikuti kegiatan donor darah, mengikuti pelatihan remaja sebaya di
bidang kesehatan remaja dan HIV/AIDS, mengadakan bakti sosial dipanti
asuhan maupun panti jompo, dan lain sebagainya.

32
Rohmat Kurnia, op, cit., h. 30.
33
Manajemen Palang Merah Remaja, (Jakarta: Palang Merah Indonesia, 2008), h. 1.
34
Ibid., h. 59.
35
Markas Pusat Palang Merah Indonesia, Palang Merah Remaja, Jakarta
(http://www.pmi.or.id/index.php/kapasitas/sukarelawan/palang-merah-remaja.html, diakses 4
Agustus 2018 jam 13:11 WIB.
31

Berikut ini visi dan misi PMR:


1) Visi Palang Merah Remaja (PMR)
PMR sebagai generasi muda kader PMI mampu dan siap
menjalankan kegiatan sosial kemanusiaan sesuai dengan Prinsip-Prinsip
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
2) Misi Palang Merah Remaja (PMR)
a) Membangun karakter kader muda PMI sesuai dengan Prinsip-
Prinsip Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional serta Tri Bhakti PMR.
b) Menambahkan jiwa sosial kemanusiaan.
c) Menanamkan rasa kesukarelaan.36
Visi dan misi dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR telah
mencerminkan pentingnya jiwa sosial dalam diri generasi muda.
Kesadaran sosial tidak hanya dilakukan dengan simpati namun juga
empati terhadap sesama terlebih bagi yang membutuhkan pertolongan.
PMI berasaskan Pancasila. Sedangkan tujuannya adalah membantu
meringankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya dengan tidak
membedakan agama, bangsa, suku, bahasa, warna kulit, jenis kelamin,
golongan dan pandangan politik.37
Sedangkan menurut Rohmat Kurnia, jika tujuan utama PMI adalah
memberikan pertolongan kepada orang-orang yang sakit dan terluka, baik
dalam peperangan dalam maupun bencana alam, PMR lebih menekankan
kepada bagian intern kaum remaja terutama siswa sekolah yaitu
memperkenalkan masalah seputar kesehatan di kalangan pelajar. Hal ini
wajib dilaksanakan oleh setiap anggota PMR.38
Tujuan dari kegiatan PMI dan PMR adalah membentuk generasi
yang memahami pentingnya kemanusiaan dan memiliki jiwa sosial dengan
aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan sosial untuk saling

36
Manajemen Palang Merah Remaja, op, cit., h. 60.
37
Seven Audi Sapta, Kenali PMI, (Jakarta: PMI, 2009), h. 4.
38
Rohmat Kurnia, op, cit. h. 30.
32

membantu kepada yang membutuhkan tanpa membedakan suku, agama,


dan ras.
Tingkatan dalam Palang Merah Remaja ditentukan oleh usia
masing-masing anggota. Usia tersebut merujuk pada jenjang sekolah yaitu
SD, SMP, dan SMA. Oleh karena itu tingkatan dalam PMR pun terdiri
dari tiga tingkatan yaitu Mula, Madya, dan Wira. Berikut adalah tiga
tingkatan dalam PMR:
1) Tingkat Mula
Anggota PMR tingkat Mula dimulai dari usia anak SD, yaitu siswa
mulai dari usia 7 tahun hingga 11 tahun bisa bergabung di
tingkatan ini, tetapi usia yang disarankan adalah 10 hingga 12
tahun. Tingkatan ini memiliki emblem PMR warna hijau.
2) Tingkat Madya
Anggota PMR tingkat Madya adalah tingkat pertengahan, yaitu
lebih tua dari tingkat Mula dan lebih muda dari tigkat Wira. Usia
anggota ditingkat ini adalah usia anak SMP keatas dengan rentang
umur 12 hingga 15 tahun. Emblem tingkat Madya berwarna biru
langit.
3) Tingkat Wira
Tingkat Wira adalah tingkat paling senior dari dua tingkatan
sebelumnya. Anggota yang termasuk kedalam tingkat ini adalah
remaja berusia mulai dari 15 hingga 17 tahun, bahkan hingga 21
tahun. Emblem tingkat Wira berwarna kuning.39
Ekstrakurikuler PMR memiliki banyak kegiatan menyenangkan
dan mengedukasi anggotanya mengenai kesehatan diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan sekitarnya serta turut serta mengikuti kegiatan sosial
lainnya. Kegiatan tersebut diantaranya:
1) Pengumpulan bantuan di sekolah untuk korban bencana
2) Bakti sosial dengan kunjungan ke rumah sakit atau panti
jompo/panti asuhan untuk perawatan keluarga, gerakan
kebersihan lingkungan, dsb

39
Ibid., h. 54-55.
33

3) Mengikuti gerakan kakek/nenek angkat asuh


4) Mengikuti pelatihan remaja sebaya di bidang kesehatan remaja
dan HIV/AIDS
5) Donor darah siswa
6) Seni (majalah dinding, lomba-lomba)
7) Program persahabatan remaja palang merah
regional/internasional
8) Jumbara (Jumpa Bakti Gembira) PMR40
Banyaknya kegiatan sosial yang terdapat dalam ekstrakurikuler
PMR diharapkan dapat menumbuhkan jiwa sosial yang tinggi bagi para
anggotanya. Saling tolong menolong, menjunjung tinggi persaudaraan dan
kemanusian, rela berkorban dan ikhlas membantu sesama merupakan hal-
hal sosial yang penting yang harus ditanamkan sejak dini kepada generasi
penerus bangsa.

2. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


a. Pengertian Pendidikan IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran
yang terdapat dalam sistem pendidikan di Indonesia, mulai dari tingkat
Sekolah Dasar hingga tingkat Perguruan Tinggi. Mata Pelajaran IPS
sangat penting diberikan kepada siswa mengingat negara Indonesia yang
terdiri dari banyaknya pulau-pulau menyebabkan Indonesia kaya akan
perbedaan seperti perbedaan bahasa sampai kebudayaan. Hal tersebut
menyebabkan rawan terjadi disintegrasi sosial, sehingga penanaman nilai-
nilai sosial kepada generasi muda Indonesia sangat diperlukan, salah
satunya melalui pembelajaran IPS.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) seperti halnya bidang studi IPA,
Matematika, Bahasa Indonesia, IPS sebagai bidang studi memiliki garapan
yang dipelajari cukup luas. Bidang garapannya meliputi gejala-gejala dan

40
Markas Pusat Palang Merah Indonesia, Palang Merah Remaja, Jakarta
(http://www.pmi.or.id/index.php/kapasitas/sukarelawan/palang-merah-remaja.html, diakses 10
Agustus 2018 jam 20:30 WIB.
34

masalah kehidupan manusia di masyarakat. Tekanan yang dipelajari IPS


berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan masyarakat yang nyata.41
Pendidikan IPS di sekolah merupakan mata pelajaran atau bidang
kajian yang menduduki konsep dasar berbagai sosial yang disusun melalui
pendekatan pendidikan dan pertimbangan psikologis, serta
kebermaknaannya bagi siswa dalam kehidupannya mulai dari tingkat SD
sampai dengan SMA, atau membekali dan mempersiapkan peserta didik
untuk dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya dalam
bidang ilmu sosial di perguruan tinggi.42
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang
diterapkan pemerintah dalam sistem pendidikan di Indonesia. IPS
menduduki konsep dasar sosial yang disusun melalui pendekatan
pendidikan dan pertimbangan psikologis, serta kebermaknaannya bagi
siswa dalam kehidupannya. IPS memiliki berbagai cabang ilmu lain
didalamnya seperti, sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, antropologi, dan
lain-lain.

b. Ruang Lingkup Pendidikan IPS


Secara umum, ruang lingkup pembelajaran IPS meliputi manusia,
masyarakat, dan lingkungannya, dengan segala gejala dan tingkah
lakunya, seperti cara bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada
untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menjaga keberlangsungan
kehidupan manusia.
Jika ditinjau dari ruang lingkup materinya, maka bidang studi IPS
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Menggunakan pendekatan lingkungan yag luas
2) Menggunakan pendekatan terpadu antar mata pelajaran yang
sejenis

41
Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014), h. 9.
42
Rudy Gunawan, Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta,
2013), h. 4.
35

3) Berisi materi konsep, nilai-nilai sosial, kemandirian, dan kerja


sama
4) Mampu memotivasi peserta didik untuk aktif, kreatif, inovatif,
dan sesuai dengan perkembangan anak
5) Mampu meningkatkan keterampilan peserta didik dalam berpikir
dan memperluas cakrwala budaya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dinyatakan bahwa kajian
bidang studi IPS ini mencakup lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi
pemerintahan.43
Adapun ruang lingkup bahan kajian IPS SMP menurut
KurikulumTingkat Satuan Pendidikan 2006 meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
1) Manusia, tempat dan lingkungan,
2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan,
3) Sistem sosial dan budaya,
4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

c. Tujuan Pendidikan IPS


IPS sebagai salah satu mata pelajaran yang ada dalam sistem
pendidikan di Indonesia, tentu memiliki tujuan baik yang ditujukan untuk
generasi muda penerus bangsa. Tujuan tersebut terdapat dalam Kurikulum
pendidikan.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pendidikan IPS
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungan.
2) Memilki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inquiry, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.

43
Ahmad Susanto, op, cit., h. 22.
36

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan


berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.44
Dikutip oleh Rudy Gunawan, dalam kurikulum 2004 terdapat
tujuan IPS yaitu:
1) Mengajarkan konsep-konsep sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah,
dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inquiry,
memecahkan masalah, dan keterampilan sosial.
3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial.45

B. Penelitian Relevan
Berikut ini beberapa hasil penelitian mengenai pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler dan materinya terkait materi pelajaran dalam bentuk Tabel 2.1
Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan
No Nama Judul Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan
Peneliti
1 Zahrotun Hubungan Penelitian ini 1. Kajian 1. Membahas
Nafi’ah dan Keaktifan Siswa menggunakan
penelitian ekskul
Totok Dalam metode
Suyanto, Ekstrakurikuler eksplanatif adalah akademik dan
mahasiswa Akademik Dan dengan
kegiatan non-akademik
Fakultas Non Akademik pendekatan
Ilmu Sosial, Terhadap kuantitatif. Hasil ekskul 2. Bentuk
Universitas Prestasi penelitian
2. Sampel penelitian
Negeri Belajar Siswa menunjukkan
Surabaya, Kelas VIII SMP bahwa terdapat penelitian berupa jurnal
Jawa Timur. Negeri 1 hubungan yang
merupakan ilmiah
(2014) Mojokerto positif dan
tahun pelajaran signifikan antara siswa tingkat 3. Hanya
2013/2014. keaktifan siswa
SMP/MTs membahas
dalam
ekstrakurikuler pengaruh
sekolah dengan
ekskul
prestasi belajar
siswa kelas VIII terhadap
SMP Negeri 1
prestasi
Mojokerto tahun
pelajaran akademik
2013/2014.

44
Ibid., h. 32.
45
Rudy Gunawan, op, Cit., h. 18.
37

2 Jevrie Randy Pengaruh Penelitian ini Meneliti 1. Terdapat


Giovani Kegiatan merupakan pengaruh
variabel
Nusantara, Ekstrakurikuler penelitian kegiatan ekskul
mahasiswa dan Perilaku kuantitatif. Hasil terhadap hasil bebas kedua
Fakultas Belajar penelitian ini belajar
(perilaku
Ekonomi, Terhadap Hasil menujukkan
Universitas belajar pada bahwa setiap belajar), serta
Negeri Mata Pelajaran terjadi kenaikan
bidang kajian
Semarang. Ekonomi Kelas 1 unit skor
(2013) XI IS di SMA kegiatan yang diteliti
Negeri 7 ekstrakurikuler,
merupakan
Semarang maka akan
diikuti penurunan mata
hasil belajar pada
pelajaran
mata pelajaran
ekonomi dengan Ekonomi
asumsi bahwa
pada jenjang
perilaku belajar
bersifat tetap. SMA kelas
XI.
2. Hanya
membahas
pengaruh
ekskul
terhadap
prestasi
akademik
siswa.
3 Imam Pengaruh Penelitian ini 1. Kajian 1. Bidang kajian
Fadhilah Kegiatan merupakan
penelitian yang diteliti
Oktafyan, Ekstrakurikuler penelitian
mahasiswa Terhadap Hasil kuantitatif adalah meliputi
Fakultas Belajar dengan jenis
kegiatan semua
Ilmu Pendidikan penelitian
Tarbiyah dan Agama Islam kuantitatif ekskul kegiatan
Keguruan, (PAI) Siswa Di deskriptif. Hasil
2. Populasi ekskul yang
Universitas SMPN 2 Lubuk penelitian ini
Islam Negeri Pakam dapat penelitian terdapat di
sumatera disimpulkan
merupakan sekolah
Utara. bahwa, kegiatan
(2017). Ekstrakurikuler siswa tersebut
memiliki
SMP/MTs 2. Variabel
pengaruh positif
terhadap hasil terikatnya
belajar PAI siswa
merupakan
di SMP Negeri 2
Lubuk Pakam. hasil belajar
Pendidikan
Agama Islam
38

(PAI).
3. Hanya
mengetahui
prestasi
akademik
siswa.
4 Mamlukhah, Pengaruh Penelitian ini Meneliti Bidang kajian
Institut Ekstrakurikuler menggunakan pengaruh ekskul yang diteliti
Agama Pramuka pendekatan pramuka hanya kegiatan
Islam Terhadap kuantitatif. Hasil terhadap prestasi kepramukaan
Darussalam Prestasi penelitian dapat belajar/hasil yang
(IAIDA) Belajar Siswa diintrespretasikan belajar siswa mempengaruhi
Banyuwangi. SD Negeri 2 sebagai berikut, prestasi belajar
(2015). Karangmulyo yaitu ada siswa terhadap
Tegalsari hubungan semua mata
Banyuwangi Ekstrakurikuler pelajaran.
Pramuka
Terhadap
Prestasi
Pendidikan
Agama Islam
Siswa Kelas
IV,V,dan VI
SDN 2
Karangmulyo
Tegalsari
Banyuwangi
Tahun Pelajaran
2014/2015.
5 Ahmad Pengaruh Penelitian ini Meneliti Peneltian ini
Nasehuddin, Kegiatan menggunakan pengaruh ekskul mencakup semua
Fakultas Ekstrakurikuler pendekatan pramuka kegiatan ekskul
Ilmu Terhadap kuantitatif. terhadap prestasi disekolah tersebut
Tarbiyah dan Prestasi Teknik sampel belajar/hasil dan meliputi
Keguruan, Belajar Siswa yang digunakan belajar siswa semua mata
Universitas MTs N adalah Stratified MTsN pelajaran
Islam Negeri Pagedangan Random
Syarif Sampling. Hasil
Hidayatullah penelitian
Jakarta. menunjukkan
(2010) bahwa ada
hubungan yang
bersifat positif
antara kegiatan
ekstrakurikuler
dengan prestasi
belajar siswa
MTs. Negeri
Pagedangan
Kabupaten
Tangerang.
39

Dari tabel data penelitian yang relevan di atas dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1. Zahrotun Nafi’ah dan Totok Suyanto, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Surabaya, telah melakukan penelitian dalam bentuk jurnal
ilmiah dengan judul “Hubungan Keaktifan Siswa Dalam Ekstrakurikuler
Akademik Dan Non Akademik Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 1 Mojokerto”. Peneliti menggunakan metode eksplanatif dengan
pendekatan kuantitatif. Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5% diperoleh rxy akademik
0,486 > rtabel 0,349 dan rxy non akademik 0,477 > rtabel 0,349. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
keaktifan siswa dalam ekstrakurikuler sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Mojokerto tahun pelajaran 2013/2014.46 Jurnal ini memiliki
beberapa persamaan dengan skripsi saya yaitu, bidang kajian yang diteliti adalah
kegiatan ekstrakurikuler dan sampel penelitian merupakan siswa tingkat
SMP/MTs. Namun yang membedakan adalah, jurnal ini membahas dua jenis
ekstrakurikuler yaitu ekstrakurikuler akademik dan non-akademik dan juga bentuk
penelitiannya yang berupa jurnal ilmiah, sedangkan penelitian saya berupa skripsi
dan hanya membahas ekstrakurikuler non-akademik yaitu Pramuka dan PMR.
2. Jevrie Randy Giovani Nusantara, mahasiswa Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Semarang, telah melakukan penelitian ilmiah dalam bentuk
skripsi dengan judul “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler dan Perilaku Belajar
Terhadap Hasil belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IS di SMA
Negeri 7 Semarang”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Hasil
penelitian ini menujukkan pada deskriptif persentase kegiatan ekstrakurikuler
termasuk dalam kategori sangat baik dengan persentase 78,5%. Untuk hasil
deskriptif persentase perilaku belajar termasuk dalam kategori cukup dengan
persentase 67%. Hasil analisis regresi berganda diperoleh model regresi Ŷ=77,111
- 0,405X1 + 0,734X2 yang memilki arti bahwa setiap terjadi kenaikan 1 unit skor
kegiatan ekstrakurikuler, maka akan diikuti penurunan hasil belajar pada mata
46
Zahrotun Nafi’ah dan Totok Suyanto, op, cit.,h. 799.
40

pelajaran ekonomi sebesar -0,405 dengan asumsi bahwa perilaku belajar bersifat
tetap.47 Penelitian yang saya lakukan dengan penelitian Jevrie sama-sama
meneliti pengaruh ekstrakurikuler terhadap hasil belajar, meskipun seperti itu
tetap ada perbedaan diantara keduanya. Dalam penelitian milik Jevrie, terdapat
variabel bebas kedua yaitu perilaku belajar, serta bidang kajian yang diteliti
merupakan mata pelajaran Ekonomi pada jenjang SMA kelas XI. Sedangkan
penelitian saya hanya memilki satu variabel bebas yaitu kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka dan PMR dengan mata pelajaran IPS pada jenjang MTs kelas VIII.
3. Imam Fadhilah Oktafyan, mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri sumatera Utara, telah melakukan penelitian
ilmiah dengan judul “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Di SMPN 2 Lubuk Pakam”. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian kuantitatif deskriptif.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan: nilai F tabel dengan nilai df (n1) = 1, df
(n2) = 56, dan taraf signifikansi 0,05 maka didapatkan nilai F tabel sebesar 4,01.
Nilai F hitung (7,139) > F tabel (4,01) dan nilai signifikan 0,01 < α = 0,05. Nilai t
hitung untuk Kegiatan Ekstrakurikuler adalah 2,672 dengan tingkat signifikansi
0,01 maka variabel Kegiatan Ekstrakurikuler berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap Hasil Belajar PAI Siswa dengan nilai t hitung (2,672) > t tabel
(2,021) dan nilai signifikan (0,01) < 0,05. Yang artinya Kegiatan Ekstrakurikuler
memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar PAI siswa di SMP Negeri 2
Lubuk Pakam.48 Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan
terdapat pada kajian penelitian yaitu, kegiatan ekstrakurikuler dan juga sampel
penelitian yang merupakan siswa SMP/MTs. Perbedaan terletak pada luasnya
kajian yang ditelti. Penelitian milik Imam Fadillah meliputi semua kegiatan
ekstrakurikuler yang terdapat di sekolah tersebut dan variabel terikatnya adalah
hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI). Sedangkan saya hanya meneliti

47
Jevrie Randy Giovani Nusantara,op, cit., h, viii
48
Imam Fadhilah Oktafyan. “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Di SMP N. 2 Lubuk Pakam”.Skripsi. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Medan. 2017, h. i
41

ekstrakurikuler pramuka dan PMR. Variabel terikat pada penelitian saya adalah
hasil belajar IPS.
4. Mamlukhah, Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Banyuwangi,
telah melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka
Terhadap Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 2 Karangmulyo Tegalsari
Banyuwangi”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil
penelitian ini di interpretasikan sebagai berikut oleh peneliti: Nilai = 0,552 jika
dikonsultasikan pada tabel intresprestasi r product moment, Prestasi Pendidikan
Agama Islam Siswa Kelas IV, V, dan VI SDN 2 Karangmulyo Tegalsari
Banyuwangi Tahun Pelajaran 2014/2015. Momen berada pada interval 0,40 -
0,599 Dengan interpretasi sedang. Sehingga dapat diintresprestasikan ada
hubungan Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Prestasi Pendidikan Agama Islam
Siswa Kelas IV, V, dan VI SDN 2 Karangmulyo Tegalsari Banyuwangi Tahun
Pelajaran 2014/2015.49 Sebagai skripsi relevan, tentu terdapat persamaan pada
penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan yaitu, sama-sama meneliti
pengaruh ekskul pramuka terhadap prestasi belajar/hasil belajar siswa. Perbedaan
terdapat pada bidang kajian yang diteliti, yaitu hanya kegiatan kepramukaan yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa terhadap semua mata pelajaran. Sedangkan
penelitian milik saya tidak hanya meneliti kegiatan kepramukaan namun juga
kegiatan PMR dan pengaruhnya hanya pada hasil belajar IPS bukan semua mata
pelajaran.
5. Ahmad Nasehuddin, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa MTs
N Pagedangan”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik
sampel yang digunakan adalah Stratified Random Sampling. Uji analisis data
dengan korelasi product moment menghasilkan “r” hitung sebesar 0,59. Harga “r”
hitung lebih besar dari pada “r” tabel pada taraf signifikan 5 % sebesar 0,250,
maupun pada taraf signifikansi 1% yaitu sebesar 0,325. Sehingga pengajuan
49
Mamlukhah. Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Prestasi Belajar Siswa SD
Negeri 2 Karangmulyo Tegalsari Banyuwangi. Jurnal. Volume 7 No 1: 69-79, September 2015, h.
77.
42

hipotesis hipotesis diterima. Berdasarkan uji analisis data di atas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang bersifat positif antara kegiatan
ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan Kabupaten
Tangerang.50 Penelitian ini memilki persamaan dengan penelitian saya yaitu,
sama-sama meneliti pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap prestasi
belajar/hasil belajar siswa MTs. Namun tetap terdapat perbedaan yaitu, peneltian
milik Ahmad mencakup semua kegiatan ekskul disekolah tersebut dan meliputi
semua mata pelajaran, sedangkan penelitian saya hanya meliputi ekstakurikuler
pramuka dan PMR dan pengaruhnya terhadap hasil belajar IPS bukan pada semua
mata pelajaran.

C. Kerangka Berpikir
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tugas dan peran
penting dalam membantu pemerintah mewujudkan tujuan pendidikan dengan
membina siswa menjadi manusia seutuhnya yang bertanggung jawab, berbudi
pekerti luhur, mencintai tanah air, serta sifat dan perilaku yang baik sehingga
dapat turut serta menciptakan lingkungan kemasyarakatan yang baik dimasa
depan.
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut, sekolah tidak hanya
mengedepankan nilai-nilai akademik pada kegiatan intrakurikuler namun juga
memfasilitasi siswa dengan berbagai kegiatan tambahan diluar jam pelajaran yang
akan membantu siswa dalam mengembangkan minat dan bakatnya. Kegiatan yang
berada diluar jam pelajaran ini dinamakan kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menggunakan jam
tambahan diluar jam kegiatan belajar intrakurikuler. Ekstrakurikuler memiliki
berbagai tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian siswa secara optimal untuk mendukung
pencapaian tujuan pendidikan. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakuriuler
diharapkan dapat mengembangakan minat, bakat, serta memperluas wawasan
50
Ahmad Nasehuddin. “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar
Siswa MTs N Pagedangan.”Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Negeri
Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2010.
43

yang diperolehnya dan dapat mengaplikasikannya kedalam kegiatan belajar


dikelas, sehingga memperoleh prestasi akadademik yang maksimal.
Piet A. Sahertian menyatakan bahwa, kegiatan ekstrakurikuler dilakukan
disekolah ataupun diluar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan
siswa mengenai hubungan antara berbagai macam pelajaran, menyalurkan bakat
dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Tujuan yang
terdapat dalam ekstrakurikuler tersebut seharusnya dapat meningkatkan hasil
belajar siswa
Menurut Bloom, hasil belajar atau prestasi belajar adalah proses yang
dialami siswa dan menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan,
pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis, dan evaluasi.
Dari banyaknya kegiatan yang terdapat di dalam kegiatan ekstrakurikuler,
terdapat dua kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat atau
bersifat sosial yaitu kegiatan Kepramukaan dan Palang Merah Remaja.
Ekstrakurikuler tersebut seringkali mengadakan aktifitas diluar lingkungan
sekolah seperti berkemah, membantu penggalangan dana korban bencana alam,
donor darah, dan lain-lain.
Melihat ruang lingkup pendidikan IPS dan salah satu tujuannya yaitu
untuk membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial, serta
luasnya pengalaman dan wawasan yang diperoleh siswa yang aktif mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler Kepramukaan dan PMR apakah terdapat keterkaitan
dengan materi pelajaran IPS yang dipelajari siswa disekolah.
Dari pemaparan di atas peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam
mengenai kajian materi IPS pada ekstrakurikuler pramuka dan PMR di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 4 Jakarta (Analisis Hubungan Antara Materi Intrakurikuler
dan Esktrakurikuler) Penelitian ini dianalisis melalui instrumen wawancara yang
dilakukan kepada siswa kelas VIII yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
Kepramukaan dan PMR, pembina masing-masing ekstrakurikuler pramuka dan
PMR, serta guru mata IPS kelas VIII, observasi, dan dokumentasi kegiatan
ekstrakurikuler Kepramukaan maupun PMR.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian, tentu dibutuhkan suatu metode untuk


menemukan jawaban dari rumusan masalah yang terdapat di dalam penelitian
tersebut. Pemilihan metode harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
penelitian, agar hasil yang diperoleh dapat teruji kebenarannya.
Menurut Budiono, metode adalah cara yang telah diatur dan terpikir baik-
baik untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya; cara
belajar dan sebagainya.1
Penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris: research yang berarti
usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan dengan suatu metode
tertentu dan dengan cara hati-hati, sistematis serta sempurna terhadap
permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan atau menjawab
problemnya.2 Sedangkan menurut Sukardi, penelitian ialah proses penemuan yang
mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada
teori dan hipótesis atau jawaban sementara.3
Untuk kepentingan penelitian ilmiah, sesungguhnya yang penting untuk
diperbincangkan adalah metode penelitian. Metode penelitian secara tersirat dapat
memberikan gambaran mengenai pendekatan, tipe, jenis atau desain dari suatu
penelitian. Metode penelitian adalah suatu cara atau teknik yang digunakan dalam
melakukan penelitian.4
Dengan demikian metode penelitian merupakan suatu cara atau teknik
yang digunakan peneliti untuk memperoleh atau mencapai tujuan penelitian dan
menjawab berbagai rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian melalui
pengumpulan dan analisa data secara detail. Dari berbagai pendapat yang telah

1
Budiono, op, cit., h. 340.
2
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
1991), h. 2.
3
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h.4.
4
Widodo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 2017) h, 66.

44
45

dijelaskan diatas, maka berikut beberapa hal yang berkaitan dengan judul
penelitian ini:

A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dimana
penelitian kualitatif sebagai metode ilmiah sering digunakan dan dilaksanakan
oleh sekelompok peneliti dalam bidang ilmu sosial, termasuk juga ilmu
pendidikan. Sejumlah alasan juga dikemukakan yang intinya bahwa penelitian
kualitatif memperkaya hasil penelitian kuantitatif.
Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk membangun pengetahuan melalui
penemuan dan pemahaman. Pendekatan penelitian kualitatif adalah suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metode yang menyelidiki suatu
fenomena sosial dan masalah manusia.dalam penelitian ini, penelitia membuat
suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan
responden dan melakukan studi pada situasi yang alami.5
Moeloeng menjelaskan bahwa metode kualitatif dilakukan dengan
berbagai pertimbangan, pertama menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah
apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan
secara langsung hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini
lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh
bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.6
Sedangkan untuk penelitian ini, digunakan metode penelitian deskriptif
dimana peneliti berusaha untuk menguraikan temuan hasil penelitian dengan
menggunakan kata-kata atau kalimat dalam suatu struktur yang logic, serta
menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan yang satu dengan lainnya.
Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat mempresentasikan karakteristik
penelitian secara baik, dan data yang didapatkan lebih lengkap, lebih mendalam,
dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Pendekatan kualitatif
disebut sebagai “Naturalistik Inquiry”. Penggunaan pendekatan ini dikarenakan
5
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta : Gaung Persada, 2009) cet. 1 h. 11
6
Lexy J Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitiatif (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2000) cet. 18 h. 5
46

cara pengamatan dan pengumpulan data dilakukan dalam latar/setting alamiah,


artinya tanpa memanipulasi subjek yang diteliti.7
Dalam penelitian kualitatif bersifat sementara yang dimana penelitian
kualitatif menyusun desain secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan di
lapangan. Desain tidak disusun secara kaku dan ketat, seperti halnya penelitian
kuantitatif, tetapi disusun sesuai temuan-temuan penelitian di lapangan.8 Dalam
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka dan PMR dalam upaya mengoptimalkan hasil belajar
mata pelajaran IPS di MTs Negeri 4 Jakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan mengambil objek siswa kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 tahun ajaran 2018/2019 yang aktif mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka Khusus (Prasus) dan siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR). Madrasah Tsanawiyah Negeri 4
beralamat di Jl. Yonzikon 14 Srengeseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Sumber: https://www.google.co.id/maps
Gambar 3.1 Peta lokasi MTs Negeri 4 Jakarta

7
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, (Jakarta: 2014), h.
61.
8
Mahmud, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2011), h.
90-91.
47

Penelitian ini dilakukan secara bertahap dimulai dengan agenda seminar


proposal, penentuan alat data penelitian, pembuatan instrument penelitian,
pengumpulan data, analisis data dan diakhiri dengan penyusunan laporan
penelitian. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2018 sampai dengan
bulan Januari 2019. Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Peneltian:
2018/2019
No Tahapan penelitian Bulan
4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
1 Revisi Proposal
2 Penyusunan Instrumen
Penelitian
5 Pengumpulan Data
Penelitian
6 Pengolahan Data
7 Penyusunan Bab IV dan
V
8 Kelengkapan Data
9 Sidang Munaqasah

C. Obyek Penelitian
Obyek penelitian dapat dinyatakan sebagai situasi sosial penelitian yang
ingin diketahui apa yang terjadi di dalamnya. Pada obyek penelitian ini, peneliti
dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang
ada pada tempat (place) tertentu.9
Obyek dari penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan
PMR di MTs Negeri 4 Jakarta terkait materi ekstrakurikuler tersebut dengan
materi IPS kelas VIII.

9
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 215.
48

D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sumber data yang dimintai informasinya
sesuai dengan masalah penelitian. Adapun yang dimaksud sumber data dalam
penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.10
Untuk mendapat data yang tepat maka perlu ditentukan informan yang
memiliki kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan data (purposive). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bentuk proses kegiatan ekstrakurikuler, dari mulai
siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Pramuka dan PMR, waktu kegiatan,
intensitas kegiatan, peraturan dalam kegiatan ekstrakullikuler, pelaksanaan
ekstrakurikuler, dan materi yang diberikan pada ekstrakurikuler dalam
hubungannya dengan materi mata pelajaran IPS. Oleh karena itu, diperlukan
subjek yang memenuhi parameter yang dapat mengungkap hal di atas sehingga
memungkinkan data dapat diperoleh. Parameternya adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui jumlah siswa-siswa aktif yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka dan PMR.
2) Mengetahui waktu dan intensitas kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan
PMR dan dihubungkan pada jadwal pembelajaran di sekolah
3) Menganalisis materi yang diberikan pada ekstrakurikuler Pramuka dan
PMR dalam hubungannya dengan mata pelajaran IPS.
Dari parameter di atas, subjek penelitian yang dianggap memenuhi
karakteristik yaitu siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan
PMR, pembina ekstrakurikuler Pramuka dan PMR yang merangkap guru di
MTsN 4 Jakarta dan guru mata pelajaran IPS kelas VIII.

E. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan beberapa teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Menurut W. Gulö, Wawancara adalah bentuk komunikasi langsug
antara peneliti dan siswa. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya

10
Suharsimi Arikunto, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h. 107.
49

jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik siswa
merupakan pola mdia yang melengkapi kata-kata secara verbal.11
Sedangkan menurut Sukandarrumidi, interview atau dikenal juga
dengan istilah wawancara merupakan suatu proses tanya jawab lisan,
dalam mana 2 orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat
melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari
suaranya.12 Dalam penelitian ini yang akan dilakukan adalah teknik
wawancara dengan siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka dan PMR, pembina ekstrakurikuler Pramuka dan PMR yang
merangkap guru di MTsN 4 Jakarta dan guru mata pelajaran IPS (wali
kelas), untuk melengkapi data-data yang diperlukan.

Tabel 3.2
kisi-kisi pedoman wawancara

No. Variabel Indikator


Proses kegiatan ekstrakurikuler: 1. Siswa yang aktif
1. pramuka dan PMR (gambaran umum 2. Waktu/Intensitas kegiatan
kegiatan ekstrakurikuler pramuka 3. Peraturan
dan PMR di MTs Negeri 4 Jakarta) 4. Pelaksanaan
1. Konten materi yang diberikan
2. Materi Ekstrakurikuler/Konten atau dibahas pada saat kegiatan
ekstrakurikuler berlangsung
1. Kompetensi Dasar (KD) IPS
3. Materi IPS pada Kurikulum 2013 Tingkat
SMP/MTs kelas VIII

11
W. Gulö, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Grasindo, 2010), h. 119.
12
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2012),
h. 88.
50

2. Observasi
Menurut W. Gulö, pengamatan (observasi) adalah metode
pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi
sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.13 Observasi yang
peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah mengamati proses kegiatan
ekstrakurikuler pramuka dan PMR serta materi yang terdapat pada saat
kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan PMR berlangsung di MTs Negeri 4
Jakarta dan ikut serta dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka maupun
PMR tetapi hanya sebatas mengamati kegiatan yang berlangsung. Berikut
ini pedoman observasi yang terdapat pada Tabel 3.3

Tabel 3.3
Pedoman Observasi Ekstrakurikuler Kepramukaan dan PMR

Lokasi : ..........
Hari Tanggal : ..........
Waktu : ..........

No. Aspek yang diamati Hasil pengamatan


1. Profil Sekolah
2. Data Sekolah
3. Data Siswa dan Guru
4. Sarana dan Prasarana
5. A. Ekstrakurikuler Kepramukaan
1. Pra-kegiatan
a. Memeriksa kesiapan tempat, atribut
anggota, dan peralatan
b. Memeriksa kesiapan anggota
ekstrakurikuler Pramuka
2. Memulai kegiatan

13
W. Gulö, op,cit., h. 116.
51

a. Upacara pembukaan
b. Inti Kegiatan
3. Penutupan Kegiatan
a. Evaluasi
b. Upacara penutupan
6. B. Ekstrakurikuler PMR
1. Pra-kegiatan
a. Memeriksa kesiapan tempat dan
peralatan
b. Memeriksa kesiapan anggota
ekstrakurikuler PMR
2. Memulai kegiatan
a. Pembukaan
b. Inti Kegiatan
3. Penutupan Kegiatan
a. Evaluasi
b. Doa bersama

3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan pengumpulan data yang
dilakukan melalui penelusuran dokumen.14 Dokumen dapat berupa catatan
pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen rapat, catatan
kasus, rekaman kaset, rekaman video, foto, dan lain sebagainya.15 Dalam
teknik ini, peneliti mengumpulkan semua dokumen yang berkaitan dengan
materi ekstrakurikuler pramuka dan PMR dan materi IPS yang dipelajari
dikelas VIII.

14
Widodo, op, cit., h. 75.
15
Sukandarrumidi, op,cit., h. 101.
52

Tabel 3.4
Pedoman Dokumentasi

No. Dokumen yang diperlukan Keterangan


1. Profil dan data sekolah
2. Profil ekstrakurikuler pramuka
3. Profil ekstrakurikuler PMR
4. Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS Kurikulum
2013
5. Materi mata pelajaran IPS Kurikulum 2013

F. Instrumen Penelitian
Untuk menjawab problematika penelitian dalam mencapai tujuan dan
membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan dalam rancangan penelitian,
diperlukan data. Untuk memperoleh data yang dimaksud, seorang peneliti
biasanya menggunakan instrument untuk mengumpulkan data. Dengan demikian,
kedudukan suatu skala/instrument pengumpul data dalam proses penelitian sangat
penting karena kondisi data tergantung alat (instrument yang dibuat).16

Tabel 3.5
Penjabaran Instrumen Penelitian

Teknik Subjek
Variabel Indikator Pengambilan Data Penelitian
Proses kegiatan 1. Siswa yang aktif 1. Wawancara 1. Siswa
ekstrakurikuler 2. Waktu/Intensitas 2. Observasi 2. Pembina
pramuka dan PMR kegiatan 3. Dokumentasi
(gambaran umum 3. Peraturan
kegiatan 4. Pelaksanaan
ekstrakurikuler

16
Muhammad Idrus. Metode Penelitian Ilmu Sosial pendekatan Kualitatif dan kuantitatif.
(Jakarta : Penerbit Erlangga. 2009) hal. 99
53

pramuka dan PMR di


MTs Negeri 4 Jakarta)
Materi 1. Konten materi 1. Wawancara 1. Siswa
Ekstrakurikuler/ yang diberikan 2. Observasi 2. Pembina
Konten atau dibahas pada
saat kegiatan
ekstrakurikuler
berlangsung
Materi IPS 1. Kompetensi Inti 1. Dokumentasi 1. Guru IPS
(KI) dan 2. Peneliti
Kompetensi Dasar
(KD) IPS pada
Kurikulum 2013
Tingkat SMP/MTs
kelas VIII

G. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah suatu proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian sehingga
dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis sesuai dengan yang
disarankan oleh data.17 Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data-
data penelitian, termasuk alat-alat statistik yang relevan yang digunakan dalam
penelitian.18
Analisis data dimulai dengan pengolahan data mentah. Membuat data
ringkasan berdasarkan data hasil pengumpulan data. Pengolahan data juga berarti
pemberian skor, pengelompokkan, perhitungan dan sebagainya mengenai data
yang kita miliki, yang kita peroleh dari tahap pengumpulan data.19
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan secara berkesinambungan dari
awal sampai akhir penelitian, baik di lapangan maupun diluar lapangan dengan

17
Lexy J Moeloeng, op,cit., h .161
18
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi Tesis, Desertasi dan Karya Ilmiah, h
163.
19
Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 67.
53

mempergunakan teknik seperti yang dikemukakan oleh miles dan Huberman.20


Kegiatan analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut:
1. Reduksi data
Merupakan kegiatan membuat abstraksi seluruh data yang
diperoleh dari seluruh catatan lapangan hasil observasi wawancara dan
pengkajian dokumen. Reduksi data meupakan suatu analisis data yang
menajamkan, mengharapakan hal-hal penting, menggolongkan
mengarahkan, membuang yang tidak dibutuhkan dan mengorganisasikan
data agar sistematis serta dapat membuat satu simpulan yang bermakna.
Jadi, data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan pengkajian
dokumen dikumpulkan, diseleksi, dan dikelompokkan, kemudian
disimpulkan dengan tidak menghilangkan nilai data itu sendiri.
2. Penyajian data
Yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dalam pengambilan tindakan. Proses
penyajian data ini mengungkapkan secara keseluruhan dari sekelompok
data yang diperoleh agar mudah dibaca dan dipahami, yang paling sering
digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif.21
3. Penarikan Kesimpulan
Data yang sudah diatur sedemikian rupa (dipolakan, difokuskan,
disusun secara sistematis) kemudian disimpulkan sehingga makna data
dapat ditemukan. Namuun kesimpulan tersebut hanya bersifat sementara
dan umum. Untuk mendapatkan kesimpulan yang “grounded” maka perlu
dicari data lain yang baru untuk melakukan pengujian tentatif.
Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan yang tumpah tindih
dengan kegiatan atau pengolahan dan analissi data, karena kegiatan ini

20
Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif (terj. Tjejep
Rohendi Rohidi, (Jakarta: UI-Press, 1992) h.19-19
21
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuanititatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2008) cet.6, h.341.
54

mempengaruhi kesimpulan yang akan ditarik yang kemudian akan


dikomunikasikam kepada orang lain melalui laporan hasil penelitian

H. Uji Validitas dan Keabsahan Data


Menurut moeloeng untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik
pemeriksaan. Teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah penelitian tertentu.22
Ada empat kriteria yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan keabsahan data
kualitatif, yaitu :
1. Kredibilitas (Credibility), yaitu menjaga kepercayaan peneliti dengan cara:
a. Memperpanjang masa observasi, yaitu keikutsertaan dalam proses
penelitian. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan
memungkinkan peningkatan kepercayaan data yang dikumpulkan.
Perpanjangan keikutsertaan menuntut waktu yang cukup lama
untuk peneliti terjun ke lokasi guna mendeteksi dan
memperhitungkan penyimpangan yang dapat mengotori data.
Dipihak lain, untuk membangun kepercayaan subjek kepada
peneliti dan kepercayaan terhdap isi penelitian itu sendiri.
b. Ketekunan pengamatan yang terus menerus. Pada kegiatan ini
pengamatan menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur yang sangat
relevan dengan isu yang sedang dicari dan selanjutnya memusatkan
diri pada masalah tersebut secara rinci. Oleh sebab itu berarti
peneliti mengadakan pengamatan di lokasi dengan teliti dan rinci
secara bekelanjutan terhadap faktor-faktor yang dominan.
Kemudian menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik
sehingga pemeriksaan pada awal tahap terlihat salah satu atau
semua faktor yang ditelaah sudah dipahami dengan cara yang
biasa.
c. Triangulasi (metode, sumber data, dan alat pengumpul data).
Pemeriksaan data dengan pembandingan data dari sumber yang

22
Lexy J Moeloeng, op,cit., h. 173.
55

berbeda untuk mengantisipasi data yang hilang, dalam melakukan


triangulasi data-data yang ditemukan dalam penelitian.
2. Keteralihan (transferability)
Dengan melakukan uraian rinci dari data keteori, dari kasus
kekasus lain sehingga setiap pembaca laporan penelitian ini mendapatkan
gambaran yang jelas dan dapat menerapkannya pada konteks lain yang
sejenis. Dalam hal ini peneliti harus menyajikan data penelitian dengan
jelas dan akurat. Sehingga akan memberi masukan bagi siapa saja yang
membaca dan akan merasa tertarik untuk dapat diaplikasikannya pada
tempat dan konteks yang lain.
3. Kebergantungan (dependability)
Yaitu mengusahakan agar proses penelitian tetap konsisten dengan
meninjau ulang semua aktifitas penelitian terhadap data yang telah
diperoleh dengan memperhatikan konsistensi dan realibilitas data. Jika dua
atau beberapa kali pengulangan dalam suatu kondisi yang sama dan
hasilnya secara esensial sama, maka dikatakan realibilitasnya tercapai.
4. Kepastian (confirmability)
Yaitu mengusahakan agar data dapat dijamin keterpercayaannya
sehingga kualitas data dapat diandalkan dan dipertanggung jawabkan. Cara
yang dilakukan dengan mengaudit semua data yang diperoleh untuk
menentukan kepastian dan kualitas data yang diperoleh. Kepastian hasil
peneliti dapat diakui oleh banyak orang secara objektif. Dalam hal ini
peneliti guna menguji kevalidan data/keabsahan data agar objektif
kebenarannya sangat dibutuhkan beberapa orang nara sumber sebagai
informan dalam penelitian.
Dengan teknik pemeriksaan data yang telah diungkap kemudian
didiskusikan dengan rekan-rekan sejawat selanjutnya dianalisis dengan
membanding teori dari beberapa pendapat ahli. Dengan cara teknik diatas
diharapkan tingkat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan dan kepastian data
dapat disajikan secara objektif dan dapat dipertanggung jawabkan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Profil Singkat MTs Negeri 4 Jakarta
Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Jakarta (MTsN 4 Jakarta) merupakan
lembaga pendidikan formal yang berdiri sejak 1980. Pada tahun 1984, MTs N
4 Jakarta memperoleh sebidang tanah di jalan Yon Zikon 14, Srengseng
Sawah, Jagakarsa, Jakarta selatan. Dalam perkembangannya, MTsN 4 Jakarta
memiliki luas bangunan 2.455 m² dan luas tanah ± 5.255 m². Berikut batasan
wilayah yang terdapat disekitar MTsN 4 Jakarta:
Sebelah Utara :Yayasan Perguruan Rakyat 1
Sebelah Timur : Komplek Batalyon Zeni Kostrad
Sebelah Selatan : TK Kartika VIII-13
Sebelah Barat : Masjid At Taqwa

2. Visi, Misi, dan Tujuan MTs Negeri 4 Jakarta


Sebagai lembaga pendidikan formal, tentu setiap sekolah memiliki visi,
misi, dan tujuan yang akan dicapai dengan bantuan dan kerjasama semua
warga sekolah. Visi MTs Negeri 4 Jakarta adalah “Membentuk Generasi yang
Berakhlak Mulia, Berkualitas, Kreatif, dan Berwawasan Global”.
Sedangkan Misi MTs Negeri 4 Jakarta adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kualitas tata kelola Madrasah.
2) Meningkatkan kualitas pembinaan kehidupan beragama.
3) Meningkatkan kualitas pembinaan akademik dan non akademik.
4) Meningkatkan kompetensi dan profesionalitas pendidik dan tenaga
kependidikan.
5) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan.
6) Meningkatkan pembinaan dan pengembangan kecakapan global.
Tujuan MTs Negeri 4 Jakarta antara lain:

56
57

1) Terwujudnya sistem pembinaan keagamaan yang sistematis,


mendalam, praktis (applicable), dan berkelanjutan, terutama dalam
pembinaan akidah (jiwa tauhid), ibadah, dan akhlak.
2) Terwujudnya sistem pembinaan akademik dan non akademik yang
selektif, sistematis, fokus, konsisten, professional, dan berkelanjutan
yang berorientasi pada tercapainya prestasi nasional.
3) Terselenggaranya pembinaan kompetensi guru dan profesionalitas
tenaga kependidikan yang efektif, inovatif, dan berkelanjutan yang
dapat melahirkan SDM yang unggul.
4) Terwujudnya sarana dan prasarana Madrasah yang lengkap berkuaitas
dan terawat secara baik serta mendukung bagi terwujudnya lingkungan
Madrasah yang bersih, sehat, hijau, aman, nyaman, dan indah.
5) Terwujudnya sistem pembinaan kecakapan global yang sistematis,
mendalam, aplikatif, dan berkelanjutan.

a. Data Sekolah
Nama Sekolah : MTs Negeri 4 Jakarta
Nama kepala sekolah : Drs. Retno Dewi Utami, M.Pd
Status Sekolah : Negeri
Akreditas :A
NPSN : 20178228
NSS : 121131740006
Alamat Sekolah : Jl. Yonzikon 14 Srengseng Sawah
Kode Pos : 12640
Telepon / Fax. : (021) 7271043

b. Data Siswa
Pada tahun ajaran 2018/2019 MTs Negeri 4 Jakarta memilki 839 siswa
mulai dari kelas VII (tujuh), kelas VIII (delapan), dan kelas XI (sembilan).
Siswa kelas VIII Tahun ajaran 2018/2019 MTs Negeri 4 berjumlah 263 orang
58

yang terdiri dari VIII kelas yaitu, VIII-1, VIII-2, VIII-3, VIII-4, VIII-5, VIII-6,
VIII-7, dan VIII-8.

c. Data Guru
MTs Negeri 4 sebagai salah satu madrasah dengan akreditasi A di wilayah
Jakarta Selatan, memiliki tenaga pendidik berjumlah 48 orang, yang terdiri
dari 30 orang tenaga pendidik perempuan dan 18 orang tenaga pendidik laki-
laki.
Tabel 4.1 Data Guru MTs N 4 Jakarta
Pangkat L P Jumlah
PNS 13 24 37

GTT 5 6 11

Jumlah 18 30 48
Sumber : Data Sekolah MTs Negeri 4 Jakarta

d. Sarana dan Prasarana


MTs Negeri 4 Jakarta memiliki berbagai sarana dan prasarana yang cukup
lengkap untuk dimanfaatkan oleh warga madrasah yang berguna untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan yang
diinginkan. Sarana dan prasarana tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana MTs Negeri 4 Jakarta
No Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi
1 Ruang kepala sekolah 1 Baik
2 Ruang tata usaha 1 Baik
3 Ruang guru 2 Baik
4 Ruang kelas 24 Baik
5 Ruang UKS 1 Baik
6 Ruang PMR 1 Baik
7 Ruang BK 1 Baik
8 Ruang musik 1 Baik
59

9 Ruang OSIS 1 Baik


10 Sanggar Pramuka 1 Baik
11 Perpustakaan 1 Baik
12 Masjid 1 Baik
13 Laboratorium IPA 1 Baik
14 Laboratorium komputer 3 Baik
15 Lapangan upacara 1 Baik
16 Lapangan olahraga 2 Baik
17 Koperasi dan kantin 1 Baik
18 Area green house 2 Baik
19 Toilet 5 Baik

B. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Ekstrakurikuler Pramuka dan PMR di MTsN 4
Jakarta
a. Gambaran Umum Ekstrakurikuler Kepramukaaan
Kegiatan ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti oleh semua
siswa MTs Negeri 4 Jakarta adalah ekstrakurikuler pramuka. Pendidikan
karakter dan adanya life skill yang terdapat didalam kegiatan kepramukaan
menjadi penting untuk pertumbuhan remaja karena para remajalah yang
akan menentukan nasib suatu bangsa depan, maka dari itu hampir disetiap
sekolah di Indonesia ektrakurikuler pramuka menjadi kegiatan wajib bagi
para siswa. MTs Negeri 4 Jakarta selaku lembaga pendidikan, memiliki
kebijakan mewajibkan siswanya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
kepramukaan.

1) Siswa yang Aktif Mengikuti Ekstrakurikuler Kepramukaan


MTs Negeri 4 Jakarta memiliki 2 kegiatan ekstrakurikuler
Kepramukaan. Ekstrakurikuler Kepramukaan wajib diikuti oleh
seluruh siswa mulai dari kelas VII (tujuh) sampai dengan kelas VIII
(delapan) begitupun kelas IX (sembilan) walau latihan Kepramukaan
60

tidak seintensif kelas tujuh dan kelas delapan. Sedangkan


ekstrakurikuler Kepramukaan khusus diikuti hanya oleh siswa-siswa
yang memiliki ketertarikan khusus di bidang Kepramukaan dan ingin
mempelajari lebih dalam mengenai Kepramukaan bukan hanya
mengenai materi dan life skill dasar namun lebih terarah yang nantinya
siswa-siswa anggota pramuka khusus tersebut akan mewakili sekolah
mengikuti berbagai perlombaan mulai dari perlombaan antar sekolah
sampai dengan perlombaan tingkat nasional.
Berikut ini adalah nama-nama siswa kelas VIII (delapan) yang
aktif mengikuti kegiatan Kepramukaan Khusus tahun ajaran
2018/2019 yang terdiri dari VIII (delapan) kelas dengan jumlah 37
(tiga puluh tujuh) siswa;
 Kelas VIII-1 (delapan satu) terdiri dari 6 (enam) orang, yaitu:
Naufal Athalino, Nawla Mahasana Barus, Nayla Sasti, Fayyadh
Firjatullah, Keisha Rafilah, dan Riza Amalia.
 Kelas VIII-2 (delapan dua) terdiri dari 4 (empat) orang, yaitu: Kyla
Zahra, Muhammad Ghavra, Rafie Punto, dan Syahirul Sakhoo.
 Kelas VIII-3 (delapan tiga) terdiri dari 4 (empat) orang, yaitu:
Nabila Aryani, Muhammad Ihsan, Shabira Nur, dan Al Mustakfi.
 Kelas VIII-4 (delapan empat) terdiri dari 6 (enam) orang, yaitu:
Achmad Miladi, M. Ighasta Mughis, Rahma Nur Hafizhah,
Lusiyana Efril, Naisya Azzahra Zain, dan Farhan Aditia.
 Kelas VIII-5 (delapan lima) terdiri dari 7 (tujuh) orang, yaitu: M.
Reyhan Ramadhan, Naila Tsabitah Anwar, Nur Aisyah, Salwa
Alawiya, Reza Rizky, Gilang Permana, dan Fathurrahman Zuhdi.
 Kelas VIII-6 (delapan enam) terdiri dari 4 (empat) orang, yaitu:
Riyan Safitri, Danish Firas, M. Jalal Fahmi, dan Amanda A.M.
 Kelas VIII-7 (delapan tujuh) terdiri dari 3 (tiga) orang, yaitu: Nada
Nurina Fajriani, Rizka Aulia Rahmah, dan Nisrina Shafwa.
 Kelas VIII-8 (delapan delapan) terdiri dari 3 (tiga) orang, yaitu:
Naufal Ali, Danendra Nanda, dan Alya Aisyah.
61

2) Waktu dan Intensitas Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan


Pelaksanaan ekstrakurikuler harus mempertimbangkan kegiatan
belajar mengajar yang berlangsung disekolah. Karena pada hakikatnya
ekstrakurikuler adalah kegiatan pendukung belajar dikelas, maka
sebaiknya kegiatan ekstrakurikuler terlaksana secara beriringan dengan
kegiatan belajar akademik.
Berdasarkan pengamatan peneliti, seluruh kegiatan ekstrakurikuler
di MTs Negeri 4 Jakarta dilakukan diluar jam belajar. Semua kegiatan
ekstrakurikuler rutin dilaksanakan dan memiliki jadwal yang tetap.
Ekstakurikuler pramuka berlangsung setiap hari Rabu dan Sabtu
dengan dibimbing oleh 1 orang Pembina dan 1 orang pelatih.
Perbedaan mendasar dari kedua jenis ekstrakurikuler kepramukaan
di MTs Negeri 4 Jakarta yaitu terdapat pada jadwal kegiatan. Kegiatan
ekstrakurikuler kepramukaan yang wajib diikuti oleh seluruh siswa
dijadwalkan pada setiap hari Rabu, dimulai dari selesainya sholat ashar
berjama’ah atau sekitar jam 15.30 sampai dengan jam 17.00. Berbeda
dengan pramuka khusus (Prasus) yang memiliki jadwal tambahan
setiap hari Sabtu sehingga Prasus memiliki waktu pertemuan ekstra
untuk berlatih dibandingkan dengan pramuka wajib. Terlebih apabila
akan mengikuti perlombaan, maka jadwal kegiatan akan ditambah.
Jam tambahan diadakan apabila mendekati event perlombaan yang
terkadang memakai waktu belajar siswa. Namun, pembina
ekstrakurikuler, guru mata pelajaran, dan guru kelas yang
bersangkutan terlebih dahulu berkoordinasi secara bersama-sama
mempertimbangkan apakah siswa diperbolehkan meninggalkan
pelajaran yang sedang berlangsung atau tidak.

3) Tempat Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan


Ekstrakurikuler Kepramukaan yang ada di MTs Negeri 4 Jakarta
dilaksanakan di lokasi yang flexsibel dengan mempertimbangkan
faktor kebutuhan dan faktor cuaca. Anggota Prasus sering
62

melaksanakan kegiatannya di lapangan basket dan futsal karena


sehubungan dengan banyaknya latihan ketangkasan dan life skill yang
harus dipelajari lebih detail guna mempersiapkan kemampuan
Kepramukaan jika waktu-waktu akan diadakan perlombaan. Namun,
jika saat kegiatan berlangsung, pelatih hanya memaparkan materi atau
apabila cuaca tidak mendukung untuk melakukan kegiatan outdoor
maka kegiatan dapat dilaksanakn didalam ruang kelas yang dilengkapi
dengan AC serta LCD Proyektor.

4) Peraturan Kegiatan Kepramukaan


Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku. Pola
tersebut bisa diterapkan oleh orang tua, guru atau teman bermain.
Tujuannya adalah membekali anak dengan pedoman perilaku yang
disetujui dalam situasi-situasi tersebut merupakan suatu pendidikan
yang tidak terstruktur yang memiliki banyak pendidikan karakter yang
dapat menciptakan siswa yang kreatif, inovatif dan penuh wawasan. Di
dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka siswa dituntut untuk dapat
mematuhi aturan-aturan dan mengikuti pembelajaran kegiatan
pramuka sesuai dengan syarat-syarat kecakapan umum (SKU).
Peraturan ekstrakurikuler Kepramukaan di MTs Negeri 4 tidak
berbeda jauh dengan sekolah lainnya mengenai kedisiplinan dan
tanggung jawab. Anggota diwajibkan untuk menggunakan atribut
lengkap saat mengikuti kegiatan Kepramukaan, harus hadir tepat
waktu sebelum kegiatan dimulai, tidak bercanda atau mengobrol saat
penyampaian materi atau kegiatan berlangsung, tidak diperbolehkan
mengikuti ekstrakurikuler Kepramukaan apabila 3 kali berturut-turut
tidak mengikuti kegiatan tanpa keterangan yang jelas.1 Seluruh
peraturan tersebut wajib ditaati oleh seluruh anggota, baik anggota
pramuka wajib maupun pramuka khusus.

1
Kodlirin, Wawancara, MTs Negeri 4 Jakarta Selatan, 31 Oktober 2018. Jam 01:25.
63

b. Gambaran Umum Ekstrakurikuler PMR


PMR merupakan gerakan yang bermula dari Pergerakan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Kedua gerakan tersebut
adalah gerakan kemanusiaan internasional. Mendengar kata PMR,
biasanya erat kaitannya dengan kegiatan sosial dan kemanusiaan. Hal
tersebut tidak sepenuhnya salah karena PMR merupakan bagian dari
Palang Merah Indonesia (PMI) yang memilki ruang lingkup lebih luas
mengingat anggota PMI yang tentu lebih dewasa dibandingkan dengan
anggota PMR.

1) Siswa yang Aktif Mengikuti Ekstrakurikuler PMR


Berikut ini adalah nama-nama siswa kelas VIII (delapan) yang
aktif mengikuti kegiatan Palang Merah Remaja (PMR) tahun ajaran
2018/2019 yang terdiri dari VIII (delapan) kelas dengan jumlah 44
(empat puluh empat) siswa;
 Kelas VIII-1 (delapan satu) terdiri dari 6 (enam) orang, yaitu:
Bagas Pratama, M. Deco, Gavra Septian, Jamie Rayyan, Neysa
Anindya, dan Akbar Zaki.
 Kelas VIII-2 (delapan dua) terdiri dari 6 (enam) orang, yaitu:
Nabila Rafa Ayunatasya, Astri Shabrina, Amadea Ghasani,
Muhammad Fathan, Nisyrina Nur Karima, dan Andromeda.
 Kelas VIII-3 (delapan tiga) terdiri dari 3 (tiga) orang, yaitu: M.
Rafif Izzudin, Aulia Zulfa Ananda, dan Syifa Annada.
 Kelas VIII-4 (delapan empat) terdiri dari 6 (enam) orang, yaitu:
M. Syafiq, Subhan Alfanza, Alya Masayu Viam, Adelia
Septiani, Azkiya Alika, dan Ananda Aura.
 Kelas VIII-5 (delapan lima) terdiri dari 6 (enam) orang, yaitu:
Khalisya Wektiarini, Zulfa Nurfadilah, M. Hafidz Nurian, Aryo
Sumaryanto, Daffa Maulana, dan M. Abdul Hanif
64

 Kelas VIII-6 (delapan enam) terdiri dari 7 (tujuh) orang, yaitu:


Abipraya Adhipramana, M. Dzaky Akmal Khair, Adinda Siti
Aisyah, Siti Syafli, Cahya Nailah Shafa, Sarah Aida Fashiha,
dan Kesya Aulia.
 Kelas VIII-7 (delapan tujuh) terdiri dari 4 (empat) orang, yaitu:
M. Rizki Cahyo, Najwa Shiddieqoh, Fakhirah Rossiana, dan
Nayla Hana Putri.
 Kelas VIII-8 (delapan delapan) terdiri dari 4 (empat) orang,
yaitu: Zahra Ramadhan, Lasya Shezaura, Elvina Amalia,
Yardan Hagan Zafir, Rizkia Amira Alifia, dan Adika Galih.

2) Waktu dan Intensitas Kegiatan Ekstrakurikuler PMR


Jadwal kegiatan yang dimiliki ekstrakurikuler PMR di MTs Negeri
4 Jakarta tidak berbeda dengan jadwal ekstrakurikuler pamuka khusus,
yaitu pada hari Rabu dan hari Sabtu. Hari Rabu merupakan jadwal
tetap yang rutin dilaksanakan setiap selesai sholat ashar berjama’ah
sampai dengan pukul 17.00 WIB. Jadwal pada hari Sabtu
diperuntukkan khusus bagi anggota pilihan yang akan mewakili
sekolah dalam kegiatan perlombaan kepalangmerahan. Kegiatan pada
hari Sabtu dimulai pada pukul 10.00 WIB sampai dengan jam 01.00
WIB atau bahkan bisa lebih tergantung materi dan kebutuhan latihan,
biasanya jika mendekati event perlombaan maka jam kegiatan pada
hari Sabtu dapat ditambah sampai dengan pukul 02.00 WIB atau pukul
03.00 WIB.

3) Tempat Kegiatan Ekstrakurikuler PMR


Ekstrakurikuler PMR di MTs Negeri 4 Jakarta dilaksanakan di
lokasi yang berpindah-pindah, terkadang dilaksanakan di lapangan
upacara, lapangan basket, lapangan futsal, atau hanya dikelas.
Kesemuanya tentu dengan mempertimbangkan faktor kebutuhan dan
faktor cuaca. Namun, kegiatan tidak pernah dilakukan di ruang PMR
65

karena keterbatasan ruang. Ruang PMR relatif kecil hanya berukuran


3x3 meter sehingga tidak bisa digunakan untuk latihan tapi hanya
untuk menyimpan barang-barang.2 Barang-barang yang dimaksud
berupa APD (Alat Perlindungan Diri) yang terdiri dari sarung tangan
lateks, baju PMR, masker, dan alat-alat P3K lainnya.

4) Peraturan Kegiatan PMR


Dalam melaksanakan kegiatan PMR terdapat beberapa peraturan
yang harus dilaksanakan oleh anggota PMR secara umum diantaranya:
membayar iuran keanggotaan, melaksanakan Tri Bakti PMR,
menjalankan dan membantu menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar
gerakan palang merah dan bulan sabit merah internasional, menjaga
nama baik dan kehormatan PMI.3 Tri Bakti PMR yaitu:
 Meningkatkan keterampilan hidup sehat.
 Berkarya dan berbakti di masyarakat.
 Mempererat persahabatan nasional dan internasional.
Untuk kegiatan di MTs Negeri 4, terdapat beberapa peraturan
khusus yaitu: memakai baju yang sopan, celana olahraga, dan sepatu
cats, dilarang menggunakan jaket/sweater saat latihan berlangsung,
dilarang menggunakan pakaian yang memiliki unsur negatif, dilarang
menggunakan aksesoris berupa emas/perak. Sedangkan untuk sikap
dan perilaku, terdapat beberapa peraturan seperti: dilarang keras
membantah perkataan dari kakak pelatih maupun pembina, harus
saling menghargai satu sama lain, dilarang mengatakan hal-hal yang
bersifat kotor, dilarang mengejek atau melakukan hal yang dapat
merugikan kawan sendiri, tetap fokus pada latihan tidak diperbolehkan
bercanda atau mengobrol saat kegiatan berlangsung terlebih jika topik
obrolan diluar materi yang berlangsung. Harus menjaga nama baik
PMR dan sekolah dimanapun berada.

2
Suhati, Wawancara, MTs Negeri 4 Jakarta Selatan, 22 Oktober 2018. Jam 10:52.
3
Suhati, Wawancara, MTs Negeri 4 Jakarta Selatan, 22 Oktober 2018. Jam 10:55.
66

2. Proses Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan dan PMR


a. Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan
Secara umum kegiatan terbagi kedalam bentuk perkemahan,
penjelajahan, kreatifitas, dan skill. Sedangkan untuk siswa yang mengikuti
ekstrakulikuler pramuka khusus agak berbeda ini lebih spesifisik yakni
lebih ke skill. Siswa prasus memilki skill lebih baik daripada siswa yang
hanya mengikuti pramuka wajib.4

1) Perkemahan
Perkemahan adalah pertemuan antar anggota Pramuka yang
diselenggarakan secara berkala dalam rangka mengevaluasi hasil
latihan di gugus depan dalam satu periode, seperti perkemahan
pelantikan, perkemahan kenaikan tingkat, perkemahan Sabtu Minggu
(Persami), perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan
hari libur, dan sejenisnya. Perkemahan yang sering dilakukan oleh
anggota ekstrakurikuler Kepramukaan di MTs Negeri 4 Jakarta biasa
dilakukan di luar sekolah, misalnya di bumi perkemahan Cibubur atau
bumi perkemahan Ragunan tergantung event yang sedang diikuti.
Perkemahan juga dapat mempererat rasa kebersamaan dengan
melakukan berbagai aktifitas menyenangkan bersama seperti kegiatan
mendirikan tenda/kemah bersama, api unggun, menyanyikan yel-yel
kelompok, dan lain-lain.
Terdapat pula kegiatan perkemahan yang disebut dengan Jambore.
Jambore merupakan pertemuan pramuka penggalang dalam bentuk
perkemahan besar atau sering disebut dengan pesta penggalang,
Jambore diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka setempat.
Misalnya Jambore Nasional di selenggarakan oleh Kwartir Nasional

4
Kodlirin, Wawancara, MTs Negeri 4 Jakarta Selatan, 31 Oktober 2018. Jam 01:30.
67

(se-Indonesia), Jambore Daerah di selenggarakan oleh Kwartir Daerah


(se-provinsi), Jambore Cabang di selenggarakan oleh Kwartir Cabang
(Kabupaten), dan Jambore Ranting di selenggarakan oleh Kwartir
Ranting (Kecamatan).

2) Penjelajahan
Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan sistem pos,
dimulai dari pos pemberangkatan, setiap regu mendapatkan peta
perjalanan yang akan menunjukkan kemana arah penjelajahan. Lalu
disetiap tempat-tempat tertentu terdapat pos-pos yang dipimpin oleh
para pramuka penegak, yang mana setiap pos akan memberikan 2 jenis
tugas yang meliputi berbagai pengetahuan, seperti pengetahuan umum
maupun pengetahuan kepramukaan. Dalam kegiatan ini, para pramuka
belajar bagaimana bekerja sama dalam tim, bagaimana melewati
berbagai rintangan dan halangan yang ada dijalan, sehingga dapat
menjadikan pramuka sebagai orang-orang yang tangguh.

3) Kreatifitas
Kegiatan Kreatif Rekreatif ialah kegiatan yang menarik,
menyenangkan, dan menantang yang dapat mengembangkan daya
imajinasi, kemampuan berfikir kritis serta kemampuan
mengekspresikan ide-idenya dalam suatu karya baru yang unik. Jenis
dan macam kegiatan kreatif bagi peserta didik harus sejalan dan
seirama dengan tingkat perkembangan peserta didik. Kegiatan-
kegiatan Kreatif Rekreatif digali, diciptakan, dan dikembangkan oleh
Dewan Satuan Pramuka atas bimbingan Pembina namun tidak
menutup kemungkinan siswa dapat ikut menciptakan kegiatan
kreatifitas dengan persetujuan dari pembina seperti membuat yel-yel.

4) Keahlian (Skill)
 Pioneering
68

Pioneering adalah kegiatan-kegiatan para perintis seperti


membuat jembatan, menara pandang/intai, rumah sementara
hingga benteng. Kegiatan pioneering ini membutuhkan
keahlian menggunakan simpul dan ikatan (tali-temali), juga
alat-alat seperti kapak, gergaji, dan lain sebagainya.
Untuk di MTs Negeri 4 Jakarta, keiatan pioneering
berhubungan dengan tali-temali namun tidak dengan
menggunakan alat-alat tajam seperti kapak dan gergaji. Tali-
temali digunakan untuk membuat tandu darurat, mendirikan
tenda, membuat jemuran ketika melaksanakan perkemahan,
dan lain-lain
 Morse
Kode morse atau kerap disebut sebagai sandi morse
merupakan kode berupa garis dan titik sebagai pengganti huruf,
angka, tanda baca, dan perintah yang digunakan pada
pengiriman dan penerimaan berita komunikasi. Dalam
kepramukaan, kode morse diajarkan sebagai salah satu teknik
kepramukaan dalam menyampaikan berita di samping
semaphore.
 Semaphore
Penyampaian isyarat semaphore atau semafor dilakukan
dengan menggunakan sepasang bendera. Bendera berukuran
40x40 cm dengan tongkat pegangan sepanjang 50 cm. Tidak
ada ketentuan yang mengikat terkait warna bendera semphore,
namun yang umum digunakan terutama dalam Gerakan
Pramuka adalah warna kuning dan merah bersilangan.
Bagi pramuka terutama golongan penggalang hingga
pandega keterampilan dan penguasaan semaphore sangat
diperlukan. Selain semaphore menjadi salah satu syarat dalam
SKU (Kecakapan Umum) dan SKK (Kecakapan Khusus Juru
Semboyan dan SKK Juru Isyarat Bendera), semaphore akan
69

sangat bermanfaat dalam situasi darurat serta dapat melatih


kemampuan motorik dan daya ingat.
 Membaca Kompas
Salah satu keterampilan kepramukaan yang sekaligus
menjadi salah satu Syarat Kecakapan Umum. Mengetahui,
dapat menyebut, dan dapat menunjukkan 16 arah mata angin
dengan menggunakan kompas merupakan kecakapan umum
yang menjadi syarat bagi calon penggalang ramu dan
penggalang rakit.
 Mapping
Pengetahuan pemetaan sangat penting dipelajari oleh
seorang pramuka, penjelajah, pendaki gunung, pecinta alam
ataupun lainnya. Seorang pramuka wajib mengerti mengenai
teknik mapping karena akan terbiasa hidup di alam. Dalam
pembuatan mapping, dasar yang paling utama adalah mencari
keterangan data-data yang penting didaerah yang akan dilalui
atau diamati. Pemetaan (mapping) terbagi kedalam beberapa
macam yaitu: peta pita, peta perjalanan, peta lokasi, peta
lapangan, dan lain sebagainya.
5) Baris-Berbaris
Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di MTs
Negeri 4 Jakarta terdapat kegiatan baris-berbaris untuk melatih
kekompakkan dan kebersamaan, karena anggota pramuka sudah
terlatih dalam hal baris-berbaris terkadang anggota pramuka juga
membantu merapikan barisan siswa ketika akan melaksanakan upacara
bendera.

b. Kegiatan Ekstrakurikuler PMR


Proses kegiatan yang berlangsung di dalam ekstrakurikuler PMR
(Palang Merah Remaja) di MTs Negeri 4 seperti jumbara, membuat tandu
70

darurat, membuat mading untuk meyampaikan informasi, memanfaatkan


daur ulang (recycle), dan lain-lain.5

1) Jumbara
Jumbara merupakan singkatan dari Jumpa Bakti dan Gembira.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali dan diikuti oleh
seluruh anggota PMR, baik secara regional maupun nasional.
Sebagaimana dengan arti dan singkatannya, kegiatan jumbara adalah
untuk mempertemukan seluruh anggota di berbagai pelosok untuk
saling perkenalan satu sama lain. Dengan pertemuan tersebut
diharapkan dapat terjalin ikatan persahabatan, bahkan persaudaraan
satu sama lain antar sesama anggota.

2) Membuat Tandu Darurat


Tandu ialah sebuah alat yang dibuat untuk mengevakuasi korban
dari tempat kejadian ketempat yang lebih aman atau rujukan. Adapun
rujukan dapat di artikan sebagai tempat dimana korban harus dirawat,
misalnya rumah sakit, puskesmas, ataupun tempat yang dimana korban
layak untuk dirawat/tempat yang lebih aman. Dalam pelaksanaan
ekstrakurikuler PMR di MTs Negeri 4 Jakarta, kemampuan anggota
membuat tandu darurat sangat penting untuk diajarkan meskipun
sekolah memiliki tandu siap pakai secara medis. Tandu darurat sendiri
memiliki pengertian yaitu tandu yang sering sekali di gunakan ketika
dalam keadaan darurat atau mendesak yang diluar dari perkiraan atau
kemampuan manusia misalnya lupa atau lintasan yang tidak
memungkinkan untuk membawa tandu yang sudah ada.
Tandu darurat sering di gunakan ketika dalam keadaan darurat
misalnya ketika di hutan ataupun lembah yang mana dalam keadaan itu
tidak mungkin untuk membawa tandu yang sudah ada atau sudah jadi,

5
Suhati, Wawancara, MTs Negeri 4 Jakarta Selatan, 22 Oktober 2018. Jam 10:52.
71

maka dalam keadaan itulah tandu darurat ini dipakai. Dalam kegiatan
PMR membuat tandu darurat seringkali diperlombakan dari segi
kerapihan simpul tali-temali, kekuatan tandu untuk mengangkat
korban, dan kecepatan dalam membuatnya. Hal-hal yang diperlukan
dalam pembuatan tandu darurat adalah sebagai berikut:
 bambu atau kayu
 tali
 mitella
 pembalut gulung

3) Membuat Mading
Majalah dinding atau lebih dikenal dengan singkatannya “mading”
yaitu salah satu jenis media atau sarana penyampaian informasi dan
penyaluran minat dan bakat yang dikerjakan dan dikelola oleh
sekelompok tertentu serta diperuntukkan untuk kalangan tertentu pula.
Kegiatan PMR di MTs Negeri 4 Jakarta seringkali mengadakan
pembuat mading bagi para anggotanya. Mading dibuat berdasarkan
tema-tema tertentu seperti cara menjaga kesehatan pencernaan dimulai
dari mencuci tangan hingga memakan-makanan sehat, mading dengan
tema menjaga kebersihan lingkungan, mading dengan tema
persahabatan dan lain sebagainya. Pembuatan mading juga dijadikan
sarana untuk menyampaikan informasi seperti cara evakuasi diri dari
bencana dan sebagai media hiburan bagi anak-anak korban bencana.
Beberapa manfaat majalah dinding antara lain yaitu sebagai media
komunikasi, wadah kreativitas, menambahkan kebiasaan membaca,
pengisi waktu, melatih kecerdasan berpikir, melatih berorganisasi, dan
mendorong latihan menulis.

4) Daur Ulang (Recycle)


Recycle adalah salah satu bagian dari 3R (reuse, reduce, dan
recycle). Secara singkat, recycle dapat diartikan sebagai daur ulang.
72

Pengertian ini berarti merupakan sebuah proses mengolah kembali


sampah atau benda-benda bekas menjadi barang atau produk baru yang
memiliki nilai manfaat. Kegiatan recycle bersama dengan reuse
(menggunakan kembali) dan reduce (mengurangi penyebab sampah)
menjadi solusi terbaik dalam menghadapi sampah. Bahkan hingga
sekarang tetap menjadi cara terbaik dalam pengelolaan sampah dengan
berbagai permasalahan yang ditimbulkannya.
PMR sebagai kepanjangan tangan dari PMI (Palang Merah
Indonesia) yang juga sebagai agent kesehatan dapat dipastikan harus
ikut serta menjaga lingkungan agar tercipta lingkungan yang bersih
dan sehat. Kegiatan ini akan mengelola sampah menjadi barang yang
bermanfaat dan lebih bernilai misalnya pengelolaan sampah organik
menjadi pupuk kompos dan pengelolaan sampah non-organik menjadi
tas atau kerajinan tangan lainnya.

5) Donor Darah
Kegiatan kemanusiaan lainnya yang terdapat di organisasi
kepalangmerahan adalah donor darah. PMI sebagai pembantu tenaga
medis seringkali mengadakan kegiatan ini. Namun, karena
keterbatasan usia maka dalam kegiatan ini PMR hanya ikut membantu
dalam kepanitiaan seperti pendataan dan penyiapan alat-alat kesehatan.
Begitupun dengan kegiatan donor darah di MTs Negeri 4 Jakarta yang
hanya memperbolehkan siswanya membantu anggota PMI bukan
sebagai pendonor ataupun kontak langsung dengan pengambilan darah
pendonor.

3. Materi Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan dan PMR


a. Materi Ekstrakurikuler Pramuka
Banyak materi yang disampaikan ketika mengikuti kegiatan
Kepramukaan seperti sejarah berdirinya organisasi kepramukaan, tokoh-
tokoh penting di kepramukaan dan lain sebagainya. Namun secara umum
73

materi yang dibahas dalam kegiatan pramuka adalah mengenai


pengamalan Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka serta kemampuan
wawasan anggota pramuka yang terdapat dalam kegiatan PUPK.

1) Tri Satya
Didalam pelaksanaan kegiatan pramuka terdapat kode kehormatan
yang harus dijadikan pedoman dan dijalankan bagi setiap anggota
Pramuka pada setiap kegiatan yang dilakukannya baik untuk dirinya
sendiri, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan
masyarakat.
Kode kehormatan dalam Pramuka disebut dengan Satya Pramuka,
diucapkan pada saat calon anggota atau pengurus Gerakan Pramuka
menjalani pelantikan untuk menjadi anggota atau pengurus. Kode
kehormatan digolongan Penggalang, yaitu:
 Menjalankan kewajiban terhadap Tuhan, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
 Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun
masyarakat.
 Menepati Dasadarma.

2) Dasa Darma
Dasa Darma Pramuka merupakan ketentuan moral ataupun
perilaku yang berisi sepuluh point dan harus dimiliki oleh anggota
Pramuka pada jenjang Penggalang sampai Pendega. Berikut ini
kesepuluh Ketentuan Moral, Dasa Darma Pramuka itu:
 Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa
 Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
 Patriot yang sopan dan ksatria
 Patuh dan suka bermusyawarah
 Rela menolong dan tabah
 Rajin, terampil dan gembira
74

 Hemat, cermat dan bersahaja


 Disiplin, berani dan setia
 Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
 Suci dalam fikiran, perkataan dan perbuatan

3) PUPK (Pengetahuan Umum dan Pengetahuan Kepramukaan)


Selain mengandalkan skill, pramuka harus memiliki wawasan yang
luas. Untuk melatih wawasan anggota pramuka maka ada suatu materi
yang disebut dengan PUPK. Materi ini mencakup pengetahuan umum
maupun pengetahuan kepramukaa. Pengetahuan umum yang dimaksud
biasanya meliputi pengetahuan tentang kebangsan, tata surya, lembaga
atau organisasi dunia, maskapai penerbangan, kantor berita dunia,
stasiun radio terkenal, lagu kebangsaan, nama latin hewan beserta
kecepatan berlarinya, singkatan-singkatan asing, angka romawi, dan
lain sebagainya. Sedangkan untuk pengetahuan Kepramukaan tidak
jauh dari sejarah pramuka.

b. Materi Ekstrakurikuler PMR


Materi yang disampaikan ketika mengikuti kegiatan PMR tidak
jauh dari cara menjaga kesehatan anggota tubuh, keluarga, dan lingkungan
sekitar. Namun, secara umum materi yang dibahas dalam kegiatan PMR
adalah mengenai pengamalan Tri Bakti PMR dan Prinsip PMR, sejarah
berdirinya PMR, arti lambang bulan sabit merah dalam kepalangmerahan,
penanganan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan lain
sebagainya.

1) Tri Bakti PMR


Setiap anggota wajib manghafalkan dan mengamalkan materi dasar
kepalangmerahan seperti Tri Bakti PMR. Tri Bakti PMR yaitu:
 Meningkatkan Keterampilan Hidup Sehat
 Berkarya dan Berbakti di Masyarakat
75

 Mempererat Persahabatan Nasional dan Internasional.

2) Prinsip Dasar PMR


Prinsip dasar PMR merupakan prinsip-prinsip yang harus dipegang
teguh da dijalankan oleh anggota PMR, yang terdiri dari beberapa
point yaitu:
 Kemanusiaan
 Kesamaan
 Kenetralan
 Kemandirian
 Kesukarelaan
 Kesatuan
 Kesemestaan

3) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)


Pertolongan pertama adalah pertolongan segera yang diberikan
kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit sebelum
mendapatkan pertolongan dari tenaga medis, yang berarti,·
pertolongan pertama harus diberikan secara cepat dan pertolongan
pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan
menambah sakit korban.
Pertolongan pertama memiliki makna mendalam kepada setiap
anggota PMR yaitu pentingnya rasa kepedulian sosial sesama manusia
dengan tidak membedakan suku, agama, dan ras, kepedulian
diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang tentram dan damai.
Tujuan utama pertolongan pertama adalah untuk:
 Mempertahankan penderita tetap hidup atau terhindar dari maut
 Membuat keadaan penderita tetap stabil
 Mengurangi rasa nyeri, ketidak-nyamanan dan rasa cemas
 Menghindarkan kecacatan yang lebih parah
76

Pelaku pertolongan pertama adalah penolong yang pertama kali


tiba di tempat kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam
penanganan medis dasar. Secara umum semua orang boleh
memberikan pertolongan. Di dalam kegiatan PMR MTs Negeri 4
Jakarta siswa hanya diperbolehkan melakukan pertolongan pertama
setelah meminta izin dengan warga sekitar atau keluarganya dan hanya
melakukan pertolongan dasar. Tidak diperbolehkan untuk menangani
korban secara mendalam.

C. Pembahasan
1. Subtansi materi IPS pada Ekstrakurikuler Kepramukaan dan PMR
Pada proses pelaksanaan ekstrakurikuler terdapat beberapa subtansi materi
pelajaran IPS yang dipelajari kelas oleh siswa kelas VIII yang disampaikan
oleh pembina dan menjadi bahasan khusus pada ekstrakurikuler Pramuka atau
PMR. Materi-materi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3
Subtansi materi IPS pada Ekstrakuirkuler Kepramukaan dan PMR

No Materi Ekstrakurikuler Materi IPS Kelas VIII K-13


Pramuka
1. Tri Satya BAB 2
Menjalankan kewajiban B. Pluralitas masyarakat Indonesia
terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia
dan mengamalkan Pancasila.
Menolong sesama hidup dan BAB 2
mempersiapkan diri membangun C.Konflik dan integrasi dalam
masyarakat. kehidupan sosial
77

2. Dasadarma BAB 2


Takwa kepada Tuhan yang B. Pluralitas masyarakat Indonesia
Maha Esa
 Cinta alam dan kasih sayang BAB 2
sesama manusia C.Konflik dan integrasi dalam
kehidupan sosial
 Patriot yang sopan dan ksatria BAB 4
C.Tumbuh dan berkembangnya
semangat kebangsaan
 Patuh dan suka bermusyawarah BAB 4
C.Tumbuh dan berkembangnya
semangat kebangsaan
Rela menolong dan tabah BAB 2
C.Konflik dan integrasi dalam
kehidupan sosial
 Rajin, terampil dan gembira BAB 4
C.Tumbuh dan berkembangnya
semangat kebangsaan
 Hemat, cermat, dan bersahaja BAB 4
C.Tumbuh dan berkembangnya
semangat kebangsaan
 Disiplin, berani dan setia BAB 4
C.Tumbuh dan berkembangnya
semangat kebangsaan
 Bertanggung jawab dan dapat BAB 4
dipercaya C.Tumbuh dan berkembangnya
semangat kebangsaan
 Suci dalam pikiran, perkataan, BAB 4
dan perbuatan C.Tumbuh dan berkembangnya
semangat kebangsaan
78

3. Pengetahuan umum dan Materi IPS secara keseluruhan, tidak


Pengetahuan Kepramukaan hanya terbatas untuk kelas VIII
(PUPK)
 Pengetahuan kebangsaan,
organisasi dunia, lagu
kebangsaan, singkatan asing,
dan lain-lain.
No. Materi Ekstrakurikuler PMR Materi IPS Kelas VIII K-13
1. Tri Bakti PMI -
Meningkatkan Keterampilan
Hidup Sehat
Berkarya dan Berbakti di BAB 4
Masyarakat C.Tumbuh dan berkembangnya
semangat kebangsaan
Mempererat Persahabatan BAB 2
Nasional dan Internasional. C.Konflik dan integrasi dalam
kehidupan sosial;
2. Prinsip Dasar PMI BAB 2
Kemanusiaan C.Konflik dan integrasi dalam
kehidupan sosial
 Kesamaan BAB 2
B. Pluralitas masyarakat Indonesia
 Kenetralan -
 Kemandirian -
 Kesukarelaan BAB 4
C.Tumbuh dan berkembangnya
semangat kebangsaan
 Kesatuan BAB 4
C.Tumbuh dan berkembangnya
semangat kebangsaan
79

 Kesemestaan BAB 2
B. Pluralitas masyarakat Indonesia
3. Pertolongan Pertama Pada BAB 2
Kecelakaan (P3K) C.Konflik dan integrasi dalam
kehidupan sosial

2. Keterkaitan materi ekstrakurikuler Pramuka dan PMR dengan mata


pelajaran IPS kelas VIII di MTs Negeri 4 Jakarta.
Dalam pembahasan Tri Satya, menjalankan kewajiban terhadap Tuhan,
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila, selalu
disampaikan bahwa menjalankan kewajiban terhadap Tuhan adalah wajib bagi
seluruh warga negara Indonesia sesuai dengan agama yang dianut masing-
masing individu. Sebagai warga negara yang baik maka harus menjalankan
kewajiban terhadap NKRI dan mengamalkan Pancasila sebagai ideologi
negara. Hal ini juga terkait dengan materi di pelajaran IPS di Bab 2 yaitu,
Pluralitas masyarakat Indonesia. Ditekankan dalam Bab tersebut Bangsa
Indonesia memiliki keragaman sosial budaya dalam bentuk perbedaan suku
bangsa, bahasa, budaya, dan agama. Untuk mendukung keragaman sosial
budaya sebagai modal pembangunan nasional, harus tercipta interaksi yang
positif dan menjunjung tinggi keberagaman sosial-budaya dengan tetap
menjalankan kewajiban terhadap Tuhan masing-masing, NKRI, dan Pancasila
sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.6
Dalam point kedua Tri Satya disebutkan mengenai menolong sesama
hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat. Hal ini terkait dengan
materi IPS di Bab 2 yaitu, konflik dan integrasi dalam kehidupan sosial.
Menolong sesama hidup lebih ditekankan kepada point integrasi dalam
kehidupan sosial. di Bab tersebut dijelaskan apabila dalam kehidupan sosial
kita saling tolong-menolong, dengan beragamnya kebudayaan di Indonesia

6
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017),cet ke-2, h. 127.
80

maka kita telah mempersiapkan diri membangun masyarakat yang baik dan
diharapkan dapat menciptakan negara yang lebih aman, damai, dan tentram.
Point ketiga Tri Satya adalah berjanji untuk menepati Dasadarma
Pramuka. Dasadarma Pramuka terdiri dari 10 point yang harus ditepati oleh
anggota Pramuka. Point pertama adalah, takwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Hal ini juga berkaitan dengan materi IPS pada Bab 2 yaitu, pruralitas
masyarakat Indonesia. Dalam bab tersebut dijelaskan bahwa warga negara
Indonesia berhak memilih dan menjalankan ajaran agamanya masing-masing
dengan tetap memiliki sikap toleransi antar sesama.
Pada point kedua Dasadarma terdapat cinta alam dan kasih sayang sesama
manusia. Hal ini sehubungan dengan materi IPS di Bab 2 yaitu, konflik dan
integrasi dalam kehidupan sosial. Point tersebut lebih menekankan pada
integrasi sosial dimana apabila sesama masyarakat saling mengasihi tanpa
membedakan suku, agama, maupun ras, maka akan tebentuk masyarakat yang
damai. Begitupun dengan alam, apabila kita mengasihi dan merawat alam
dengan contoh kecil seperti membuang sampah tidak disembarang tempat,
diharapkan lingkungan menjadi bersih dan membuat masyarakat menjadi
sehat.
Kemudian, pada Dasadarma ketiga dan keempat yaitu, patriot yang sopan
dan ksatria dan patuh dan suka bermusyawarah. Keduanya terkait dengan
materi IPS pada Bab 4 yaitu, tumbuh dan berkembangnya semangat
kebangsaan. Sifat-sifat tersebut telah diteladankan oleh pahlawan-pahlawan
bangsa. Maka dari itu untuk membentuk generasi yang kuat dan cerdas,
semangat kebangsaan dengan memiliki sikap tersebut sangat diperlukan.
Selanjutnya, Dasadarma kelima berbunyi, rela menolong dan tabah. Pada
materi IPS point tersebut terkait dengan Bab 2 yaitu, konflik dan integrasi
dalam kehidupan sosial. Dimana pada materi integrasi sosial, rela menolong
dan tabah saat menolong tanpa membeda-bedakan satu dengan lainnya akan
menciptakan integrasi sosial yang sangat baik bagi keberlangsungan NKRI.
Point keenam sampai dengan sepuluh dalam Dasadarma yaitu, rajin,
terampil dan gembira, hemat, cermat dan bersahaja, disiplin, berani dan setia,
81

bertanggung jawab dan dapat dipercaya, suci dalam fikiran, perkataan dan
perbuatan, semuanya terkait dengan materi IPS pada bab 4 yaitu tumbuh dan
berkembangnya semangat kebangsaan. Sifat-sifat tersebut merupakan sifat-
sifat kebangsaan yang harus dimiliki generasi muda untuk membentuk
karakter baik guna menjaga dan memajukan NKRI.
Materi yang terdapat pada kegiatan kepramukaan selanjutnya adalah
Pengetahuan Umum dan Pengetahuan Kebangsaan atau disingkat PUPK.
Materi ini tidak khusus terkait dengan salah satu materi yang ada di kelas VIII.
Luasnya cakupan pengetahuan umum yang ada membuat siswa harus rajin
membaca berbagai materi yang ada tidak hanya IPS secara khusus tetapi
materi pelajaran lainnya secara umum.
Selanjutnya pada materi ekstrakurikuler PMR, terdapat Tri Bakti PMI. Tri
Bakti PMI yang pertama yaitu, Meningkatkan keterampilan hidup sehat.
Materi ini tidak khusus ada dalam materi IPS namun sudah seharusnya
sebagai warga negara Indonesia yang baik harus sadar mengenai pentingnya
hidup sehat yang nantinya akan berdampak tidak hanya pada individu namun
juga negara Indonesia secara keseluruhan.
Tri Satya yang kedua adalah, berkarya dan berbakti di masyarakat. Dalam
bab ini memiliki keterkaitan dengan materi IPS di Bab 4, tumbuh dan
berkembangnya semangat kebangsaan. Sebagai generasi penerus bangsa
diharuskan ikut serta dalam mengisi kemerdekaan dengan semangat
kebangsaan seperti belajar maupun berkarya dan berbakti di masyarakat.
Tri Satya yang ketiga adalah, mempererat persahabatan nasional dan
internasional. Materi pada kegiatan ekstrakurikuler PMR ini memiliki arti
pentingnya menjalin persahabatan, kesatuan, dan persatuan untuk
menciptakan kedamaian, tidak hanya berskala nasional namun juga berskala
internasional. Pada mata pelajaran IPS materi ini masuk ke materi integrasi
nasional. Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda
dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda
tersebut dapat meliputi ras, etnis, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan
lain sebagainya. Jadi dengan beragamnya kebudayaan di Indonesia tidak
82

seharusnya menjadi alasan untuk menjalin persahabatan7. Sedangkan dalam


persahabatan internasional, bangsa Indonesia memberikan contoh kepada
warganya dengan bergabung bersama ASEAN.
Kemudian terdapat prinsip dasar PMI. Prinsip dasar PMI merupakan salah
satu materi ekstrakurikuler PMR yang memiliki sepuluh point. Pertama yaitu,
kemanusiaan. PMR sebagai begian dari PMI memiliki misi kemanusiaan
dengan memberikan pertolongan kepada siapapun yang membutuhkan. Dalm
Bab 2 mengenai integrasi sosial, sikap kemanusiaan sangat diperlukan untuk
menciptakan persatuan Indonesia.
Kedua, kesamaan. Kesamaan tidak jauh berbeda dengan sikap
kemanusiaan. Setiap manusia memiliki hak yang sama dalam menerima dan
wajib memberikan pertolongan sesuai dengan kemampuan setiap individu.
Pada materi IPS di Bab 2 mengenai Pluralitas masyarakat Indonesia dibahas
mengenai perbedaan yang ada dalam setiap aspek kehidupan bangsa, namun
perbedaan tersebut tidak begitu saja dapat membuat kita membeda-bedakan
sesama manusia lainnya.
Kenetralan dan kemandirian yang ada pada Prinsip Dasar PMI, secara
khusus tidak terdapat dalam materi IPS kelas VIII kurikulum 2013 karena
sifatnya yang ada pada organisasi PMR bukan pada individu anggota PMR.
Kenetralam yang dimaksud adalah bahwa organisasi PMI adalah gerakan
Kepalangmerahan tidak boleh memihak dalam suatu pertikaian atau terlibat
dalam setiap pergolakan politik, ras, agama, atau konflik atas nama ideologis
lainnya.8 Sedangkan kemandirian ialah PMR tidak boleh memihak kepada
kepantingan negaranya tetapi tetap menjunjung tinggi dan menaati hukum
yang berlaku di negaranya.9
Point selanjutnya adalah kesukarelaan. Kesukarelaan dalam arti ikhlas
untuk menjalankan misi kemusiaan tanpa mengharapkan imbalan apapun.
Pada materi IPS sifat ini tidak sepenuhnya ditekankan pada salah satu bab
7
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial,
(Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017),cet ke-2, h. 124.
8
Rohmat Kurnia, Ibid., h. 12.
9
Loc, cit.
83

tertentu, hanya saja ini merupakan sifat yang akan menciptakan integrasi
sosial karena sifatnya yang rela menolong sesama tanpa membedakan
latarbelakang masing-masing individu.
Sedangkan kesatuan, yang berarti organisasi kepalangmerahan terbuka
untuk siapa saja dan dalam perekrutannya tidak boleh ada diskriminasi. Materi
IPS terkait dengan Prinsip tersebut terdapat pada Bab 4 yaitu, tumbuh dan
berkembangnya semangat kebangsaan. Pada zaman penjajahan, suatu waktu
bangsa Indonesia sadar bahwa salah satu kelemahan perjuangan selama ini
adalah berjuang sendiri-sendiri, lebih mengandalkan satu pemimpin.10 Dari
pembelajaran tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa rasa kesatuan sangat
penting dalam membangun dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Materi terakhir dari Prinsip Dasar PMI adalah kesemestaan. Maksud dari
kesemestaan adalah bahwa organisasi kepalangmerahan memiliki beban dan
tanggung jawab yang sama, memilki status yang sama dan berbagai tugas
yang sama dalam membantu sesama diseluruh dunia.11 Terkait dengan materi
IPS mengenai hal tersebut terdapat pada Bab 2 mengenai pluralitas
masyarakat Indonesia. Dalam kehidupan sosial dengan status warga negara
Indonesia, seluruhnya memiliki beban dan tanggung jawab yang sama dalam
memajukan bangsa Indonesia.
Materi selanjutnya dari kegiatan ekstrakurikuler PMR ada Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan. Materi P3K yang ada pada PMR mengajarkan
anggotanya untuk membantu siapapun yang membutuhkan pertolongan
namun dengan catatan harus sesuai dengan kemampuannya. Terkait pelajaran
IPS, materi ini ditekankan pada materi Intergrasi sosial. Bahwasannya saling
tolong-menolong berdampak baik pada kehidupan sosial.

10
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Ibid., h. 271.
11
Rohmat Kurnia, Ibid., h. 14.
84

D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilakukan sesuai dengan prosedur
ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan antara lain:
1. Penyesuaian jadwal dengan pembina pramuka dan anggota pramuka yang
seringkali ikut serta dalam berbagai perlombaan diluar sekolah sehingga
membuat peneliti membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan data.
2. Penelitian ini hanya berfokus pada dua ekstrakurikuler yaitu Pramuka dan
PMR sehingga hasil penelitian tidak mewakili ekstrakurikuler lainnya yang
terdapat di MTs Negeri 4 Jakarta.
3. Penelitian ini hanya melibatkan responden kelas VIII (delapan) sehingga hasil
penelitian belum mencakup semua tingkatan kelas, seperti kelas VIII (tujuh)
dan IX (sembilan) di MTs Negeri 4 Jakarta.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah semua tahap penelitian dilakukan, dimulai dari mencari
permasalahan yang akan diteliti, merumuskan masalah, kemudian di jelaskan
ke dalam proposal penelitian, dilanjutkan dengan mengkaji teori-teori yang
ada, penyusunan instrument penelitian, pengumpulan data melalui
wawancara, observasi, dokumentasi, melakukan pengolahan dan analisis data.
Pada akhirnya penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian yang didapat
mengenai Kajian Materi IPS pada Ekstrakurikuler Pramuka dan PMR di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Jakarta (Analisis Hubungan antara Materi
Intrakurikuler dan Esktrakurikuler). Kesimpulan dari penelitian ini dibuat
untuk menjawab pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah yang
terdapat di Bab 1, yakni sebagai berikut:
1. Pembelajaran IPS kelas VIII di MTs Negeri 4 Jakarta menggunakan
Kurikulum 2013 revisi 2017. Berdasarkan Kompetensi Dasar yang
terdapat pada kurikulum tersebut secara garis besar memiliki subtansi
terhadap ekstrakurikuler Pramuka dan PMR. Materi IPS yang paling
sering berhubungan dengan materi ekstrakurikuler pramuka dan PMR
terdapat di Bab 4 mengenai Tumbuh dan Berkembangnya Semangat
Kebangsaan yang secara tersirat menjelaskan mengenai semangat
kebangsaan yang dimiliki masyarakat Indonesia dalam
memperebutkan kemerdekaan.

85
86

2. Materi ekstrakurikuler pramuka dan PMR memilki banyak keterkaitan


dengan mata pelajaran IPS kelas VIII di MTs Negeri 4 Jakarta. Seperti
di Bab 2 pelajaran IPS mengenai Pluralitas Masyarakat Indonesia
yang berkaitan dengan materi Tri Satya pramuka yaitu, menjalankan
kewajiban terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mengamalkan Pancasila. Dalam materi PMR yaitu, kesamaan dan
kesemestaan yang mengajarkan pentingnya kebersamaan ditengah
segala perbedaan.

B. Implikasi Penelitian
Hasil penelitian ini memiliki hubungan positif antara materi yang terdapat
pada kegiatan ekstrakurikuler Kepramukaan dan PMR dengan materi IPS
kelas VIII yang dipelajari siswa. Antara Materi Intrakurikuler (IPS) dan
Esktrakurikuler (Kepramukaan dan PMR) memilki keterkaitan satu sama lain
yang memberikan hubungan baik terhadap wawasan yang dimiliki siswa.
Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi sekolah untuk
membimbing, mendukung, dan mempertahankan keberlangsungan kegiatan
ekstrakurikuler Kepramukaan dan PMR.

C. Saran
Sehubungan dengan kesimpulan yang ada, maka diberikan saran sebagai
berikut:
1. Program kegiatan ekstrakurikuler Kepramukaan dan PMR sangat
disarankan untuk diadopsi di sekolah-sekolah lainnya karena memiliki
berbagai manfaat yang baik bagi siswa seperti, menambah
pengetahuan siswa karena antara materi IPS dengan materi
Kepramukaan dan PMR memiliki subtansi yang saling berkaitan.
2. Penerapan kegiatan ekstrakurikuler Kepramukaan dan PMR di setiap
sekolah diperlukan karena selain terbukti memberikan wawasan yang
luas terhadap siswa, Kepramukaan dan PMR memiliki kelebihan lain
dari sisi non akademik seperti dapat menumbuhkan jiwa sosial siswa,
87

membangun karakter kebersamaan, tanggung jawab, disiplin, dan lain


sebagainya.
3. Berkaitan dengan hasil akhir penelitian ini, diharapkan adanya
penelitian-penelitian lebih lanjut dengan cakupan yang lebih luas dan
spesifik agar kegiatan ekstrakurikuler dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan pemerintah, sekolah, orang tua, maupun siswa.
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Agus Firmansyah, Zuli. Panduan Resmi Pramuka. Jakarta: Wahyu Media,


2015.

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2004.

Akbar, Reni dan Hawadi. A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan
Anak Berbakat Intelektual. Jakarta: PT. GRASINDO, 2004.

Anwar, Desy. Kamus Lengkap 1 Milliard. Surabaya: Amelia, 2003.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta, 2014.

Audi Sapta, Seven. Kenali PMI. Jakarta: PMI, 2009.

Bob Sunardi, Andri. BOYMAN Ragam Latih Pramuka, cet. Ke-10, Bandung:
Darma Utama, Cet. Kedua, 2016.

Budiono. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung, 2005.

Buku Panduan MTs Negeri 4 Jakarta Tahun Pelajaran 2017/2018.

B. Miles, Mattew dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif (terj.


Tjejep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI-Press, 1992.

Dani, Agus S dan Kak Budi Anwari, Buku Panduan Pramuka Siaga.
Yogyakarta: Andi Offset, 2015.

Danim, Sudarwan. Pengantar Kependidikan, Landasan Teori, dan 234


Metafora Pendidikan, Cet. Kedua. Bandung: Alfabeta, 2011.

88
89

Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Jawa


Tengah: Kwartir Daerah Gerakan Pramuka, 2014.

Gulö, W. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo, 2010.

Gunawan, Rudy. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung:


Alfabeta, 2013.

Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial pendekatan Kualitatif dan


kuantitatif. Jakarta : Penerbit Erlangga. 2009.

Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif . Jakarta: Gaung Persada, 2009


cet. 1.

Joko Subagyo, P. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta, 1991.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Ilmu Pengetahuan


Sosial. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017. cet ke-2.

Kurnia, Rohmat. Pedoman Palang Merah Remaja. Jakarta: Bee Media


Pustaka, 2017.

Mahmud, Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: CV.Pustaka Setia,


2011.

Manajemen Palang Merah Remaja. Jakarta: Palang Merah Indonesia, 2008.

Muhaimin, dkk. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP) Pada Sekolah & Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008.

Moeloeng J, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitiatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2000. cet. 18.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi Tesis, Desertasi dan Karya


Ilmiah.
90

Pedoman Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, Cet. I. Jakarta: Lembaga


Penelitian UIN Jakarta, 2009.

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jakarta:


2014

Riduan, Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2012.

Sahertian, Piet A. Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, cet


1. Surabaya: Usaha Nasional, 1994.

Sopiatin, Popi. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor: Ghalia


Indonesia, 2009.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuanititatif, Kualitatif


dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2008.

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2007.

Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada


University, 2012.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003.

Susanto, Ahmad. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.


Jakarta: Prenadamedia Group, 2014.

Undang-Undang SISDIKNAS, (UU RI No. 20 Tahun 2003) Cet. I, Jakarta:


CV. Mini Jaya Abadi, 2003.

Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan


Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

Widodo, Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press, 2017.


89

B. Skripsi dan Jurnal

Fadhilah Oktafyan, Imam. “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap


Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Di SMP N. 2 Lubuk
Pakam” Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara. Medan. 2017.

Mamlukhah. “Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Prestasi Belajar


Siswa SD Negeri 2 Karangmulyo Tegalsari Banyuwangi”. Jurnal.
Volume 7 No 1: 69-79, September 2015.

Ma’sut. “Pengaruh Kegiatan Ekstra Kurikuler Pramuka Terhadap


Kedisiplinan Belajar IPS Siswa”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi
IKIP Veteran Semarang: Vol. 2 No. 1 Oktober 2014.

Nafi’ah, Zahrotun, dan Totok Suyanto. “Hubungan Keaktifan Siswa dalam


Ekstrakurikuler Akademik dan Non Akademik terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas VIII SMP Negeri Mojokerto” Jurnal. Volume 03 Nomor 02
Tahun 2014.

Nasehuddin, Ahmad. “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi


Belajar Siswa MTs N Pagedangan.” Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. Universitas Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2010.

Rabiatul Adawiah, Noor Yanti, Harpani Matnuh. “Pelaksanaan Kegiatan


Ekstrakurikuler Dalam Rangka Pengembangan Nilai-Nilai Karakter
Siswa Untuk Menjadi Warga Negara Yang Baik Di Sma Korpri
Banjarmasin.” Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Vol. 6, Nomor 11,
Mei 2016.

Randy Giovani Nusantara, Jevrie. “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Belajar


Terhadap Prestasi Akademik Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Xi Is
Di Sma Negeri 7 Semarang”. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas
Negeri Semarang. Jawa Tengah. 2013.
90

Sa’diah, Siti. “Manfaat Program Ekstrakurikuler Terhadap Pretasi Belajar


Siswa di SLTP Tirta Buaran Ciputat Tangerang”. Skripsi. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003.

Santosa, Sedya & Afroh Nailil Hikmah, “Upaya Pembentukan Karakter Siswa
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SDIT Salsabila 2 Klaseman
Sinduharjo Ngaglik Sleman”. Jurnal Pendidikan Dasar Islam: Vol. 7 No.
1. Juni 2015.

C. Internet

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2010/uu12-2010bt.pdf. Diakses 6
September 2018 jam 10:36 WIB.

http://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/permendikbud_62_14.pdf. Diakses 6
September 2018 jam 07:25 WIB

https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/Kepres_24_2009.pdf.
Diakses 6 September 2018 jam 22.08 WIB.

http://pramuka.lk.ipb.ac.id/files/2012/11/ART.pdf. Diakses 6 September 2018


jam 10:44 WIB.

Markas Pusat Palang Merah Indonesia, Palang Merah Remaja, Jakarta


(http://www.pmi.or.id/index.php/kapasitas/sukarelawan/palang-merah-
remaja.html. Diakses 4 Agustus 2018 jam 13:11 WIB.
LAMPIRAN 1
DOKUMENTASI

1. Lingkungan MTs Negeri 4 Jakarta

Lapangan Upacara MTs N 4 Jakarta Taman dan Saung di area MTs N 4


Jakarta

Lorong depan MTs N 4 Jakarta

Kegiatan upacara di MTs N 4 Jakarta Piala yang dimilki MTs N 4 Jakarta


2. Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan

Upacara pembukaan latihan Pramuka

Latihan skill di sanggar


pramuka
Evaluasi kegiatan
3. Kegiatan Ekstrakurikuler PMR

Penyampaian materi kepalangmerahan


di lapangan futsal belakang MTs Negeri
4 Jakarta

Latihan membuat tandu darurat

Penyampaian materi kepalangmerahan


di lapangan futsal belakang MTs Negeri
4 Jakarta
4. Wawancara dan Pengisian Angket

Wawancara dengan pembina Wawancara dengan pembina


ekstrakurikuler PMR MTs Negeri 4 ekstrakurikuler Pramuka MTs Negeri 4
Jakarta Jakarta

Wawancara dengan anggota Wawancara dengan anngota


ekstrakurikuler PMR MTs Negeri 4 ekstrakurikuler Pramuka MTs Negeri 4
Jakarta Jakarta
LAMPIRAN 2

PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal : ..........
NaraSumber : ..........
Nama : ..........
Usia : ..........

A. Pedoman Wawancara Untuk Pembina Ekstrakurikuler Kepramukaan di MTs


Negeri 4 Jakarta

1. Berapakah jumlah siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka


Khusus di MTs Negeri 4 Jakarta?
2. Kelas berapakah yang memiliki jumlah anggota pramuka paling banyak?
3. Kapan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan?
4. Bagaimana dengan peraturan yang terdapat dikegiatan ekstrakurikuler pramuka?
5. Adakah peraturan khusus?
6. Apakah penerapan peraturan yang ada sudah berjalan dengan baik?
7. Bagaimana dengan pemberian sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan?
8. Apa saja program yang terdapat pada ekstrakurikuler Pramuka di MTs Negeri 4?
9. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di MTs Negeri 4 Jakarta?
10. Apa saja kegiatan-kegiatan yang diajarkan kepada para siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler pramuka?
11. Dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, apa saja nilai karakter yang
terkandung dalam kegiatan tersebut?
12. Adakah materi khusus yang diberikan saat kegiatan berlangsung?
13. Apakah kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang ada di madrasah sudah
cukup baik untuk menunjang kegiatan kepramukaan?
14. Adakah saran untuk pihak sekolah sebagai penyelenggara kegiatan ekstrakurikuler
pramuka?
LAMPIRAN 3

PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal : ..........
NaraSumber : ..........
Nama : ..........
Usia : ..........

A. Pedoman Wawancara Untuk Pembina Ekstrakurikuler PMR di MTs Negeri 4


Jakarta

1. Berapakah jumlah siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR di MTs
Negeri 4 Jakarta?
2. Kelas berapakah yang memiliki jumlah anggota PMR paling banyak?
3. Kapan kegiatan ekstrakurikuler PMR dilaksanakan?
4. Bagaimana dengan peraturan yang terdapat dikegiatan ekstrakurikuler PMR?
5. Adakah peraturan khusus?
6. Apakah penerapan peraturan yang ada sudah berjalan dengan baik?
7. Bagaimana dengan pemberian sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan?
8. Apa saja program yang terdapat pada ekstrakurikuler PMR di MTs Negeri 4?
9. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR di MTs Negeri 4 Jakarta?
10. Apa saja kegiatan-kegiatan yang diajarkan kepada para siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler PMR?
11. Dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler PMR, apa saja nilai karakter yang
terkandung dalam kegiatan tersebut?
12. Adakah materi khusus yang diberikan saat kegiatan berlangsung?
13. Apakah kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang ada di madrasah sudah
cukup baik untuk menunjang kegiatan PMR?
14. Adakah saran untuk pihak sekolah sebagai penyelenggara kegiatan ekstrakurikuler
PMR?
LAMPIRAN 4

PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal : ..........
NaraSumber : ..........
Nama : ..........
Usia : ..........

A. Pedoman Wawancara Untuk Guru IPS kelas VIII di MTs Negeri 4 Jakarta

1. Apakah kurikulum yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di MTs
Negeri 4 Jakarta?
2. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui mengenai materi IPS apa saja yang terdapat pada
Kurikulum 2013 kelas VIII?
3. Adakah keterkaitan materi IPS dengan materi Pramuka yang Ibu/Bapak ketahui?
4. Adakah keterkaitan materi IPS dengan materi PMR yang Ibu/Bapak ketahui?
LAMPIRAN 5

PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal : ..........
NaraSumber : ..........
Nama : ..........
Usia : ..........

A. Pedoman Wawancara Untuk Siswa Anggota Pramuka di MTs Negeri 4 Jakarta


1. Apa yang kamu ketahui mengenai ekstrakurikuler Pramuka?
2. Apakah kamu mengetahui jumlah anggota Pramuka saat ini?
3. Apakah kamu merasa terganggu dengan jadwal kegiatan Pramuka saat ini?
4. Adakah akibat yang ditimbulkan oleh jadwal ekstrakurikuler Pramuka terhadap
jadwal belajar kamu baik disekolah maupun dirumah?
5. Apakah kamu selalu mematuhi peraturan yang diterapkan saat mengikuti
ekstrakurikuler Pramuka?
6. Apakah kamu pernah absen/bolos saat kegiatan Pramuka berlangsung?
7. Apakah kamu pernah mendapatkan sanksi oleh pembina Pramuka ketika melanggar
peraturan?
8. Bagaimana proses kegiatan ekstrakurikuler Pramuka saat ini? Apakah menyenangkan
atau tidak?
9. Apa kegiatan atau materi kegiatan Kepramukaan yang kamu ingat?
10. Menurutmu, Adakah materi Kepramukaan yang terdapat dalam materi pelajaran IPS?
LAMPIRAN 6

PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal : ..........
NaraSumber : ..........
Nama : ..........
Usia : ..........

A. Pedoman Wawancara Untuk Siswa Anggota PMR di MTs Negeri 4 Jakarta


1. Apa yang kamu ketahui mengenai ekstrakurikuler PMR?
2. Apakah kamu mengetahui jumlah anggota PMR saat ini?
3. Apakah kamu merasa terganggu dengan jadwal kegiatan PMR saat ini?
4. Adakah akibat yang ditimbulkan oleh jadwal ekstrakurikuler PMR terhadap jadwal
belajar kamu baik disekolah maupun dirumah?
5. Apakah kamu selalu mematuhi peraturan yang diterapkan saat mengikuti
ekstrakurikuler PMR?
6. Apakah kamu pernah absen/bolos saat kegiatan PMR berlangsung?
7. Apakah kamu pernah mendapatkan sanksi oleh pembina PMR ketika melanggar
peraturan?
8. Bagaimana proses kegiatan ekstrakurikuler PMR saat ini? Apakah menyenangkan
atau tidak?
9. Apa kegiatan atau materi kegiatan PMR yang kamu ingat?
10. Menurutmu, Adakah materi PMR yang terdapat dalam materi pelajaran IPS?
LAMPIRAN 7

TRANSKIP WAWANCARA

NaraSumber : Pembina Pramuka


Nama : Kodlirin, S, Pd.I
Usia : 36 tahun

1. Apakah bapak mengetahui berapa jumlah siswa yang aktif mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka Khusus di MTs Negeri 4 Jakarta?
Kalau dilihat dari keanggotaan pramuka biasa, semua siswa wajib untuk
mengikuti ekskul Kepramukaan tanpa terkecuali, hanya saja diberikan kelonggaran
waktu bagi kelas sembilan yang akan menghadapi banyak ujian. Namun, jika bertanya
mengenai keanggotaan prasus kurang lebih ada 37 orang.
2. Kelas berapakah yang memiliki jumlah anggota pramuka paling banyak?
Anggota pramuka khusus paling banyak berada di kelas 8.5 kurang lebih
berjumlah 7 orang siswa.
3. Kapan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan?
Kegiatan Kepramukaan terbagi menjadi 2, yang pertama dilakukan pada hari
Rabu dan bersifat wajib diikuti oleh siswa baik itu materi kepramukaan maupun
gerakan pramuka. Kemudian hari Sabtu diikuti oleh siswa yang memang minat
mengikuti kegiatan Kepramukaan, disini dikenal dengan nama PASPRASENAR
(Pasukan Pramuka MTs Negeri 4 Jakarta Selatan) atau disebut juga Prasus (pramuka
khusus).
4. Bagaimana dengan peraturan yang terdapat dikegiatan ekstrakurikuler pramuka?
Peraturan yang ada bermaksud untuk mendisiplinkan siswa dan memperlancar
kegiatan semisal anggota diwajibkan untuk menggunakan atribut lengkap saat
mengikuti kegiatan Kepramukaan, harus hadir tepat waktu sebelum kegiatan dimulai,
tidak bercanda atau mengobrol saat penyampaian materi atau kegiatan berlangsung,
5. Adakah peraturan khusus?
Peraturan khusus ada, seperti tidak diperbolehkan mengikuti ekstrakurikuler
Kepramukaan apabila 3 kali berturut-turut tidak mengikuti kegiatan tanpa keterangan
yang jelas.
6. Apakah penerapan peraturan yang ada sudah berjalan dengan baik?
Alhamdulillah sejauh ini sudah berjalan dengan baik dari segi perencanaan
sampai dengan pelaksanaan.
7. Bagaimana dengan pemberian sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan?
Sebagai pembina, tentu saya tidak membeda-bedakan masing-masing siswa.
Semuanya akan mendapatkan hukuman yang sama apabila melanggar peraturan dan
tidak ada pengecualian untuk hal tersebut.
8. Apa saja program yang terdapat pada ekstrakurikuler Pramuka di MTs Negeri 4?
Kalau untuk program biasanya sudah disusun diawal tahun, jadi Dewan
Pembina merumuskan dengan wakil madrasah bidang kesiswaan dan bidang
kurikulum serta menyesuaikan kondisi peserta didik. Karena disini iklim akademik
maka disesuaikan dengan iklim akademik.
9. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di MTs Negeri 4 Jakarta?
Alhamdulillah sampai sekarang berjalan dengan cukup baik.
10. Apa saja kegiatan-kegiatan yang diajarkan kepada para siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler pramuka?
Secara umum terbagi kedalam bentuk perkemahan, penjelajahan, kreatifitas,
dan skill. Sedangkan untuk siswa yang mengikuti ekstrakulikuler pramuka khusus
agak berbeda ini lebih spesifisik yakni lebih ke skill. Siswa prasus memilki skill lebih
baik daripada siswa yang hanya mengikuti pramuka wajib. Karena keterbatasan waktu
pada hari Rabu yang hanya dilaksanakan dari jam 4 sampai dengan jam 5 sehingga
kegiatan kurang berjalan dengan maksimal dibandingkan pada hari Sabtu yang
dimulai dari jam 8 pagi sampai jam 10 bahkan terkadang siswa meminta jam
tambahan latihan.
11. Dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, apa saja nilai karakter yang
terkandung dalam kegiatan tersebut?
Dalam Kurikulum 2013 kalau tidak salah ada beberapa nilai karakter yang ada
dan tentu penilaian yang ditekakankan seperti disiplin, tanggung jawab, peduli, jujur,
religius, nasionalisme, mandiri, solidaritas, dan lain-lain.
12. Adakah materi khusus yang diberikan saat kegiatan berlangsung?
Materi khusus diberikan kepada anggota pramuka khusus seperti pendalaman
latihan skill dan pembelajaran materi kepramukaan yang lebih mendalam mengingat
waktu latihan yang digunakan anggota prasus lebih lama dibandingkan dengan
pramuka wajib.
13. Apakah kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang ada di madrasah sudah
cukup baik untuk menunjang kegiatan kepramukaan?
Kalau untuk kualitas dan kuantitas alhamdulillah sedikit demi sedikit sudah
kita tingkatkan walaupun masih banyak kekurangan tentu itu perlu dilengkapi atau
ditingkatkan akan tetapi untuk melengkapi saran dan prasarana tentu membutuhkan
waktu dan proses terutama untuk lembaga pendidikan non-swasta yang memiliki
berbagai aturan yang harus dipatuhi. Keterbatasan seperti pendanaan dan waktu.
Dalam rangka meningkatkan sarana dan prasarana tentu harus ada kerjasama yang
baik antara madrasah dengan komite madrasah. Namun secara umum alhamdulillah
sudah mengalami perbaikan sedikit demi sedikit.
14. Adakah saran untuk pihak sekolah sebagai penyelenggara kegiatan ekstrakurikuler
pramuka?
Tentu harus melibatkan lebih banyak stakeholder maupun unsur-unsur yang
secara langsung bersinggungan dengan peserta didik dalam hal ini tenaga pendidik
maupun tenaga kependidikan, terutama tenaga pendidik karena disini untuk
mengurusi kurang lebih 800 orang tentu tidak bisa hanya diurus oleh satu atau dua
orang pembina akan tetapi harus banyak melibatkan banyak guru-guru yang lain
untuk bersama-sama melakukan pembinaan dalam rangka pembentukan karakter dan
untuk sukses serta lancarnya kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MTs Negeri 4.
Tidak lupa sarana dan prasarana yang perlu dilengkapi agar penyelenggaraan dan
pelaksanaan kegiatan bisa menjadi lebih baik.
LAMPIRAN 8

TRANSKIP WAWANCARA

NaraSumber : Pembina PMR


Nama : Suhati, S.Pd, MM.
Usia : 50 tahun

1. Berapakah jumlah siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR di MTs
Negeri 4 Jakarta?
Dalam tahun ini, kelas VIII terdapat 44 siswa yang aktif mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler PMR.
2. Kelas berapakah yang memiliki jumlah anggota PMR paling banyak?
Jumlah anggota paling banyak berada dikelas 8.6 dengan jumlah 7 orang.
3. Kapan kegiatan ekstrakurikuler PMR dilaksanakan?
Kegiatan ekstrakurikuler PMR di MTs Negeri 4 dilaksanakan hari Rabu dan
Sabtu. Khusus kegiatan di hari Sabtu difokuskan untuk latihan-latihan persiapan
lomba. Pada hari Rabu, kegiatan dimulai setelah sholat ashar berjamaah sampai
dengan jam 5 sore sedangkan untuk kegiatan di hari Sabtu waktu pelaksaan kegiatan
dimulai jam 8 sampai dengan jam 12, namun karena pelatih memiliki waktu terbatas
maka kegiatan dimulai jam 11 sampai dengan jam 2. Jika sedang fokus pada
perlombaan kegiatan dapat berlangsung hingga jam 3 atau setengah 4 sore.
4. Bagaimana dengan peraturan yang terdapat dikegiatan ekstrakurikuler PMR?
peraturan yang harus dilaksanakan oleh anggota PMR secara umum
diantaranya: membayar iuran keanggotaan, melaksanakan Tri Bakti PMR,
menjalankan dan membantu menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar gerakan palang
merah dan bulan sabit merah internasional, menjaga nama baik dan kehormatan PMI.
5. Adakah peraturan khusus?
Untuk kegiatan PMR di MTs Negeri 4, terdapat beberapa peraturan khusus
yaitu, memakai baju yang sopan, celana olahraga, dan sepatu cats, dilarang
menggunakan jaket/sweater saat latihan berlangsung, dilarang menggunakan pakaian
yang memiliki unsur negatif, dilarang menggunakan aksesoris berupa emas/perak.
Sedangkan untuk sikap dan perilaku, terdapat beberapa peraturan seperti: dilarang
keras membantah perkataan dari kakak pelatih maupun pembina, harus saling
menghargai satu sama lain, dilarang mengatakan hal-hal yang bersifat kotor, dilarang
mengejek atau melakukan hal yang dapat merugikan kawan sendiri, tetap fokus pada
latihan tidak diperbolehkan bercanda atau mengobrol saat kegiatan berlangsung
terlebih jika topik obrolan diluar materi yang berlangsung. Harus menjaga nama baik
PMR dan sekolah dimanapun berada.
6. Apakah penerapan peraturan yang ada sudah berjalan dengan baik?
Sejauh ini selama saya menjabat sebagai pembina, peraturan yang ada sudah
dijalankan dengan baik. Jika ada siswa yang melanggar maka akan terkena sanksi
sesuai peraturan yang berlaku
7. Bagaimana dengan pemberian sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan?
Ya, siswa yang melanggar tentu akan mendapatkan sanksi sesuai peraturan
yang ada.
8. Apa saja program yang terdapat pada ekstrakurikuler PMR di MTs Negeri 4?
Secara keseluruhan program ekstrakurikuler PMR dimulai dari promosi
kepada peserta didik baru, memulai perekrutan anggota, latihan rutin seminggu 2 kali,
kunjungan-kunjungan atau studi banding, latihan gabungan, pelantikan, lomba-lomba,
donor darah, dan bakti sosial. Untuk kegiatan donor darah, karena keterbatasan usia
remaja yang belum diperbolehkan sehingga siswa hanya membantu di kepanitiaan.
9. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR di MTs Negeri 4 Jakarta?
Selama ini sudah berjalan dengan cukup baik mengikuti jadwal tetap dan
jadwal tambahan jika diperlukan dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak
terkait seperti wakil kesiswaan, wakil kurikulum, wali kelas, dan guru mata pelajaran
yang bersangkutan.
10. Apa saja kegiatan-kegiatan yang diajarkan kepada para siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler PMR?
Biasanya seperti kepalangmerahan, sejarah palang merah, visi-misi palang
merah, profil PMI, kemudian mengenai PRS (Pendidikan Remaja Sebaya) yang
membahas materi pergaulan bebas, kesehatan reproduksi, bahaya narkoba, perawatan
keluarga sepeti pentingnya asupan gizi, atau bagaimana cara menangani anggota
keluarga yang sakit, cara membuat tandu darurat, membuat mading untuk
meyampaikan informasi, memanfaatkan daur ulang (recycle), dan lain-lain.
11. Dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler PMR, apa saja nilai karakter yang
terkandung dalam kegiatan tersebut?
Pastinya hampir semua nilai karakter ditanamkan terutama kedisiplinan,
tanggung jawab, peduli sosial, kemudian spritual karena mereka selalu mengawali dan
mengakhiri kegiatan dengan membaca doa. Kemudian kebersamaan, mereka
mengakhiri pelatihan dengan yel-yel dengan cara memegang tangan satu sama lain
(muhrim). Kekeluargaan, makan bersama seadanya dengan bersama-sama. Hampir
semua karakter ditanamkan, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, kepedulian,
kebersamaan, kekeluargaan, empati, keuletan dengan rajin menabung atau berperilaku
hemat.
12. Adakah materi khusus yang diberikan saat kegiatan berlangsung?
Materi khusus tidak ada palin kalau mendekati acara perlombaan maka jam
tambahan diperlukan agar kegiatan kepalangmerahan berlangsung lebih mendalam.
13. Apakah kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang ada di madrasah sudah
cukup baik untuk menunjang kegiatan kepramukaan?
Sarana dan prasarana insyaAllah sudah terpenuhi termasuk alat-alat untuk
latihan dan obat-obatan luar dalam. Dari segi kualitas dan kuantitas insyaAllah sudah
cukup baik hanya keterbatasan ruangan saja. Ruang PMR relatif kecil hanya
berukuran 3x3 meter sehingga tidak bisa digunakan untuk latihan tapi hanya untuk
menyimpan barang-barang.
14. Adakah saran untuk pihak sekolah sebagai penyelenggara kegiatan ekstrakurikuler
PMR?
Kita sering diberikan kesempatan untuk mengikuti perlombaan, jadi rasanya
tinggal kitanya saja yang harus memanfaatkan fasilitas yang ada dengan sebaik-
baiknya.
LAMPIRAN 9

TRANSKIP WAWANCARA

NaraSumber : Guru Mata Pelajaran IPS


Nama : Ida Farida L, M.Pd
Usia : 39 tahun

A. Pedoman Wawancara Untuk Guru IPS kelas VIII di MTs Negeri 4 Jakarta

1. Apakah kurikulum yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di MTs
Negeri 4 Jakarta?
Kurikulum yang dipakai saat ini untuk semua tingkatan adalah kurikulum
2013 dengan revisi tahun 2017
2. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui mengenai materi IPS apa saja yang terdapat pada
Kurikulum 2013 kelas VIII?
Kurikulum 2013 yang dipakai saat ini untuk kelas VIII memuat materi
mengenai ASEAN, interaksi sosial, permintaan dan penawaran, dan pengetahuan
kebangsaan.
3. Adakah keterkaitan materi IPS dengan materi Pramuka yang Ibu/Bapak ketahui?
Banyak ya, terutama dalam bidang interaksi sosial. Terlebih untuk
ekstrakurikuler pramuka yang berhubungan langsung dengan kehidupan sosial
masyarakat.
4. Adakah keterkaitan materi IPS dengan materi PMR yang Ibu/Bapak ketahui?
Ada. Tidak jauh beda dengan pramuka seperti ada namanya Tri Satya yang
membahas sikap-sikap kebangsaan dimana materi tersebut juga terdapat dalam materi
IPS kelas VIII di semester 2.
LAMPIRAN 10

TRANSKIP WAWANCARA

NaraSumber : Anggota Pramuka Khusus


Nama : M. Ighasta
Usia : 13 tahun

1. Apa yang kamu ketahui mengenai ekstrakurikuler Pramuka?


Suatu ekskul yang mengajarkan kita untuk berani, disiplin, bertanggaung
jawab, dan kepemimpinan.
2. Apakah kamu mengetahui jumlah anggota Pramuka saat ini?
Kalau anggota pramuka wajib dari kelas tujuh sampe kelas sembilan kak tapi
kalau pramuka khusus sekitar 40 orangan.
3. Apakah kamu merasa terganggu dengan jadwal kegiatan Pramuka saat ini?
Sampai sekarang sih gak kak.
4. Adakah akibat yang ditimbulkan oleh jadwal ekstrakurikuler Pramuka terhadap
jadwal belajar kamu baik disekolah maupun dirumah?
Paling kalau sering latihan kadang kan capek jadi sedikit malas untuk belajar
5. Apakah kamu selalu mematuhi peraturan yang diterapkan saat mengikuti
ekstrakurikuler Pramuka?
Kayaknya iya kak. Sebisanya aku gak melanggar aturan
6. Apakah kamu pernah absen/bolos saat kegiatan Pramuka berlangsung?
Hampir gak pernah kak. Selalu aku usahain hadir kecuali sakit
7. Apakah kamu pernah mendapatkan sanksi oleh pembina Pramuka ketika melanggar
peraturan?
Pernah kak. Ditegur waktu ngobrol pas lagi penyampaian materi.
8. Bagaimana proses kegiatan ekstrakurikuler Pramuka saat ini? Apakah menyenangkan
atau tidak?
Menyenangkan karena sekarang kan lagi sering-seringnya latihan jadi sering
kumpul bareng sama temen-temen.
9. Apa kegiatan atau materi kegiatan Kepramukaan yang kamu ingat?
Pioneering kak soalnya aku suka kayak main games gitu
10. Menurutmu, Adakah materi Kepramukaan yang terdapat dalam materi pelajaran IPS?
Ada. PUPK biasanya ada soal-soal yang keluar juga di mapel IPS
LAMPIRAN 11

TRANSKIP WAWANCARA

NaraSumber : Anggota PMR


Nama : Yardan Hagan
Usia : 13 Tahun

1. Apa yang kamu ketahui mengenai ekstrakurikuler PMR?


Seperti ilmu kemedisan gitu.
2. Apakah kamu mengetahui jumlah anggota PMR saat ini?
Gak tau kak paling temen kelasan taunya.
3. Apakah kamu merasa terganggu dengan jadwal kegiatan PMR saat ini?
Enggak sih kak paling kalo lagi padat jadi agak jenuh.
4. Adakah akibat yang ditimbulkan oleh jadwal ekstrakurikuler PMR terhadap jadwal
belajar kamu baik disekolah maupun dirumah?
Kalau dirumah paling jadi malas belajar karena banyak kegiatan diluar rumah.
5. Apakah kamu selalu mematuhi peraturan yang diterapkan saat mengikuti
ekstrakurikuler PMR?
Kadang-kadang kak.
6. Apakah kamu pernah absen/bolos saat kegiatan PMR berlangsung?
Pernah kak tapi biasanya pas lagi sakit.
7. Apakah kamu pernah mendapatkan sanksi oleh pembina PMR ketika melanggar
peraturan?
Belum pernah kak jangan sampe juga.
8. Bagaimana proses kegiatan ekstrakurikuler PMR saat ini? Apakah menyenangkan
atau tidak?
Menyenangkan tetapi terkadang juga membosankan jika hanya sedikit yang
hadir.
9. Apa kegiatan atau materi kegiatan PMR yang kamu ingat?
Apa ya kak paling pas bikin tandu darurat soalnya seru banget.
10. Menurutmu, Adakah materi PMR yang terdapat dalam materi pelajaran IPS?
Seinget saya paling materi yang ada di Tri Bakti PMI kak.
LAMPIRAN 12

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN EKSTRSKURIKULER PRAMUKA

Nama Sekolah : MTs Negeri 4 Jakarta

Tanggal : 20 Oktober 2018

Waktu : 10.00 s.d 13.00

No. Aspek yang diamati Hasil pengamatan


1. Pra Kegiatan
1. kesiapan tempat Tempat yang digunakan adalah lapangan
futsal dibelakang sekolah kemudian
dilanjutkan di kelas. Tempat duduk dan
fasilitas didalam kelas masih relatif baru.
2. atribut anggota Anggota terlihat memakai atribut lengkap.
3. peralatan Peralatan yang digunakan sudah cukup
lengkap seperti tali-temali dan lain-lain.
2. Memulai Kegiatan
1. Upacara pembukaan Upacara berlangsung sangat tertib dengan dan
khidmat
2. Inti kegiatan Kegiatan berlangsung sangat tertib dimulai
dari yel-yel, latihan pioneering, sampai
dengan penyampaian materi Tri Satya
3. Penutupan Kegiatan
1. Evaluasi Saat kegiatan evaluasi hampir semua siswa
mendengarkan hanya terdapat beberapa siswa
yang saling mengobrol dengan suara rendah
2. Upacara penutupan Upacara penutupan berlangsung khidmat
dengan disertai penghormatan kepada
komandan regu dan pembina serta melakukan
doa bersama
LAMPIRAN 13

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN EKSTRSKURIKULER PMR

Nama Sekolah : MTs Negeri 4 Jakarta

Tanggal : 24 Oktober 2018

Waktu : 04.00 s.d 05.00

No. Aspek yang diamati Hasil pengamatan


1. Pra Kegiatan
1. Kesiapan tempat Tempat yang digunakan adalah lapangan futsal
yang terdapat dibelakang sekolah. Lapangan
terlihat bersih.
2. Peralatan Peralatan yang digunakan sudah cukup lengkap
seperti bambu untuk membuat tandu darurat dan
lain-lain
3. Kesiapan Anggota terlihat siap dengan membuat barisan
anggota
yang rapi dan mengenakan syal khusus untuk
kakak senior. Setiap siswa membawa buku untuk
mencatat materi yang akan diajarkan
2. Memulai Kegiatan
1. Pembukaan Membuat barisan, mendengarkan perintah
pembina, doa bersama sebelum memulai kegiatan.
2. Inti kegiatan Kegiatan berlangsung sangat tertib dimulai dari
penyampaian materi mengenai Tri Bakti PMI
sampai dengan membuat tandu darurat.
3. Penutupan Kegiatan
1. Evaluasi Saat evaluasi hampir semua siswa mendengarkan
dan hanya sedikit siswa yang terlihat tidak
konsentrasi.
2. Doa bersama Dilakukan doa bersama dengan khidmat

Anda mungkin juga menyukai