Anda di halaman 1dari 116

IMPLEMENTASI TUPOKSI HUMAS DALAM MEMBENTUK

CITRA MADRASAH DI MTsN 2 JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh
Fika Hikayah
NIM 109018200010

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M
ABSTRAK
Fika Hikayah (NIM : 109018200010). Judul : Implementasi Tupoksi Humas
dalam Membentuk Citra Madrasah di MTsN 2 Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tupoksi humas di bidang


eksternal dalam membentuk citra madrasah di MTsN 2 Jakarta. Dalam penelitian
ini dibatasi pada masalah eksternal tentang tupoksi humas dalam membentuk citra
madrasah di MTsN 2 Jakarta, meliputi aspek pertama mengatur hubungan
madrasah dengan orang tua siswa dan aspek kedua mengkoordinasikan
penelusuran lulusan (alumni). Penelitian ini dilakukan di MTsN 2 Jakarta, Jalan
R. Moh. Kahfi I No.30 Ciganjur Jagakarsa Jakarta Selatan. Pada bulan Oktober
sampai dengan Desember 2013.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif
deskriptif dengan pengumpulan data dari observasi, wawancara dan dokumentasi.
Sumber data primer dari kepala madrasah dan wakabid.humas MTsN 2 Jakarta
diperoleh dari hasil wawancara dan data sekunder dari dokumen-dokumen.
Hasil penelitian menyatakan bahwa implementasi tupoksi humas dalam
membentuk citra madrasah di MTsN 2 Jakarta, pada aspek pertama mengatur
hubungan madrasah dengan orang tua siswa sudah berjalan dengan baik,seperti
melihat dari banyak kegiatan dalam program tersebut yang mendapat dukungan
dan partisipasi dari orang tua siswa serta masyarakat untuk meningkatkan dan
memajukan madrasah. Kejelasan dan kemudahan informasi diperoleh melalui
telepon, website, surat edaran, papan pengumuman mading, kalender madrasah,
brosur, spanduk, dan lain-lain. Aspek kedua mengkoordinasikan penelusuran
lulusan/alumni madrasah sudah berjalan tetapi belum maksimal seperti pendataan
alumni madrasah yang belum dilakukan secara rutin pada akhir tahun pelajaran,
tidak memiliki organisasi perkumpulan alumni madrasah, dan temu alumni di
madrasah ini merupakan hasil inisiatif dari masing-masing angkatan alumni dan
pihak madrasah hanya memberikan fasilitas tempat di madrasah. Peneliti
menyarankan agar wakil kepala madrasah bidang humas untuk lebih rutin pada
akhir tahun pelajaran mendata para alumni. Dengan lebih aktif mensosialisaikan
pendataan dan kegiatan alumni madrasah melalui media sosial (facebook, twitter
dll), mengikuti rapat madrasah dan juga melalui website madrasah agar terjalin
juga hubungan antara madrasah dan alumni.

Kata kunci : Tupoksi Humas, Citra Madrasah

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Puji serta
syukur penulis persembahkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan
kemudahan, kekuatan dan kesabaran kepadaa penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad saw yang teramat besar cintanya kepada umatnya dan bimbingan
menuju jalan yang di ridhoi Allah SWT semoga kemuliaan pun tercurahkan
kepada keluarga, sahabat dan umatnya yang senantiasa istiqomah menetapi
sunnahnya pada akhir zaman.

Penulis bersyukur karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini
dapat terselesaikan dengan judul “Implementasi Tupoksi Humas dalam
Membentuk Citra Madrasah di MTsN 2 Jakarta”. Skripsi ini disusun untuk
melengkapi dan memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Dalam penyususnan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya akan


bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada :

1. Dra. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan yang
senantiasa membantu dalam layanan akademik selama penulis menempuh
perkuliahan.
3. Dr. Zahrudin, Lc., M. Pd Dosen Penasehat Akademik yang senantiasa yang
telah memberikan bimbingan akademik dan motivasi kepada penulis selama
proses perkuliahan.
4. Dra. Nurdelima Waruwu, M. Pd Dosen Pembimbing yang senantiasa selalu
meluangkan waktunya untuk membimbing skripsi dan memberikan motivasi
kepada penulis.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen Pendidikan, yang
telah mendidik, mengajar, dan melatih dengan memberikan ilmu dan
pengetahuannya selama penulis menjalani perkuliahan.
6. Seluruh Staf Prodi Manajemen Pendidikan dan Staf Akademik Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan pelayanan yang baik
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Staf Perpustakaan Utama dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
yang telah menyediakan buku-buku sumber dalam penulisan skripsi.

ii
8. Drs. Fahrurozi, M. Pd Kepala Sekolah MTsN 2 Jakarta yang telah
memberikan izin dan memfasilitasi kemudahan kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian di MTsN 2 Jakarta.
9. Hidayat Razaky, S. Pd Wakabid.Humas beserta para guru dan seluruh staf
TU MTsN 2 Jakarta yang telah memberikan dukungan dan informasi kepada
penulis.
10. Ayahanda tercinta Sartono (Alm) dan Ibunda Laelatun Nahriyah, serta
Adikku Ilham Sabrulloh yang telah memberikan doa, motivasi dan
dukungannya yang tak pernah berhenti kepada penulis serta selalu
memberikan doa dan kasih sayangnya selama penulis menuntut ilmu. Semoga
Skripsi ini menjadi kebanggaan bagi ayah,ibu dan adikku.
11. Sahabat (Tines, Fitri, Lulu, Harni, Ika, Yuli, Mela, Iput, Vina, Azi, Lia, Putri
Mega, Evi, Aisyah) dan teman-teman seperjuangan angkatan 2009 kelas A
dan B di Manajemen Pendidikan yang telah memberikan dukungan dan
semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada kawan-kawan lainnya (Marta, Hery, Syahrul, Fikri, Ayoh, Ardi)
atas masukan dan dukungan yang diberikan kepada penulis.
13. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga
seluruh kebaikan dan doa yang diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah
SWT.

Akhir kata, penulis mohon maaf dalam penulisan skripsi ini terdapat
kesalahan yang kurang berkenan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian. Semoga menjadi amal
kebaikan yang dibalas oleh Allah dengan kebaikan yang berlipat ganda. Amin

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ciputat, 01 April 2014

Penulis

Fika Hikayah

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ....................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
F. Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Manajemen Humas ....................................................................................... 8


1. Pengertian Manajemen Humas ................................................................ 8
2. Humas Sekolah/Madrasah ....................................................................... 10
3. Karakteristik Humas................................................................................ 11
4. Tugas pokok, Fungsi dan Tujuan Humas................................................. 12
5. Prinsip-Prinsip Program Humas Sekolah................................................. 18
6. Kegiatan Humas ....................................................................................... 20
7. Tahapan Manajemen Humas.................................................................... 21
8. Media Humas ........................................................................................... 22
B. Manajemen Humas dalam Membentuk Citra Madrasah .............................. 22
1. Pengertian Citra....................................................................................... 22
2. Proses Pembentukan Citra....................................................................... 24
3. Peran Stakeholder dalam Membentuk Citra Madrasah............................ 25
C. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................... 27

iv
D. Kerangka Berpikir........................................................................................ 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 30


B. Metode Penelitian ......................................................................................... 31
C. Sumber Data ................................................................................................. 31
D. Teknik Pengumpulan data ............................................................................ 32
E. Teknik Analisis Data..................................................................................... 33
F. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................................ 34
G. Tahapan – Tahapan Penelitian ..................................................................... 35
H. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................................. 38
1. Sejarah Berdirinya MTs Negeri 2 Jakarta ............................................... 38
2. Identitas MTsN 2 Jakarta ....................................................................... 39
3. Visi, Misi dan Tujuan MTsN 2 Jakarta................................................... 40
4. Struktur Organisasi MTsN 2 Jakarta....................................................... 41
5. Gambaran Tupoksi Humas MTsN 2 Jakarta ........................................... 42
6. Kondisi Guru dan Tenaga Kependidikan ............................................... 42
7. Kondisi Siswa dan Tamatan.................................................................... 44
8. Kondisi Sarana dan Prasarana ................................................................. 45
9. Kegiatan Ekstrakurikuler MTsN 2 Jakarta............................................. 48
B. Deskripsi dan Analisis Data.......................................................................... 48
1. Mengatur Hubungan Sekolah dengan Orang Tua ................................... 48
a. Rapat Pertemuan Madrasah, Komite dan Orang Tua Siswa
Kelas VII,VIII dan IX ....................................................................... 48
b. Kegiatan Mempersiapkan Siswa-siswi Kelas IX untuk Lulus
UN/UM 100% ................................................................................... 51
c. Menginformasikan Berita Madrasah/Komite Kepada Orang
tua/ Masyarakat ................................................................................. 52

v
d. Mengajak Orang Tua Siswa Serta Masyarakat Meninggkatkan
9K Melalui Dialog dan Kerja Bakti .................................................. 53
e. Mengundang Orang tua dan Masyarakat dalam Kegiatan Hari
Besar Agama Islam ........................................................................... 54
2. Mengkoordinasikan Penelusuran Lulusan/Alumni .................................. 55
a. Pendataan Alumni ............................................................................. 55
b. Organisasi Perkumpulan Alumni Madrasah ..................................... 56
c. Temu Alumni .................................................................................... 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 60
B. Saran .......................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 62

LAMPIRAN - LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi MTsN 2 Jakarta ........................................................... 41

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Penelitian ................................................................. 30


Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Tupoksi Humas Madrasah.................. 37
Tabel 4.2 Kondisi Guru........................................................................................ 43
Tabel 4.3 Kondisi Tenaga Kependidikan ............................................................. 43
Tabel 4.4 Kondisi Siswa ...................................................................................... 44
Tabel 4.5 Kondisi Tamatan/Lulusan .................................................................... 45
Tabel 4.6 Sarana dan Prasaran Madrasah ............................................................ 46
Tabel 4.7 Jumlah Bangunan dan Fasilitas Belajar ............................................... 47

viii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Kepala MTsN 2


Jakarta.
LAMPIRAN 2 Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Wakabid.Humas
MTsN 2 Jakarta.
LAMPIRAN 3 Hasil Wawancara Kepala MTsN 2 Jakarta.
LAMPIRAN 4 Hasil Wawancara Wakabid.Humas MTsN 2 Jakarta.
LAMPIRAN 5 Profil Madrasah
LAMPIRAN 6 Program Kehumasan
LAMPIRAN 7 Tugas pokok dan fungsi Humas MTsN 2 Jakarta
LAMPIRAN 8 Program dan Jadwal Pelaksanaan MTsN 2 Jakarta
LAMPIRAN 9 Kalender Akademik MTsN 2 Jakarta
LAMPIRAN 10 Struktur Organisasi MTsN 2 Jakarta
LAMPIRAN 11 Daftar Hadir Rapat Madrasah, Komite dan Rukun Kls IX
LAMPIRAN 12 Dokumen Hasil Rapat Madrasah, Komite dan rukun
Kls IX
LAMPIRAN 13 Dokumen Surat Undangan/Edaran
LAMPIRAN 14 Surat Bimbingan Skripsi
LAMPIRAN 15 Surat Permohonan Izin Penelitian
LAMPIRAN 16 Surat Keterangan Penelitian dari MTsN 2 Jakarta
LAMPIRAN 17 Lembar Uji Referensi
LAMPIRAN 18 Foto dokumentasi Penelitian
LAMPIRAN 19 Biodata Penulis

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman, dari
waktu ke waktu seiring persaingan di lembaga pendidikan, dalam hal ini sekolah
menawarkan sistem pendidikan yang berbeda-beda untuk menarik minat
masyarakat supaya menyekolahkan anaknya ke lembaga tersebut. Dalam
mengkomunikasikan informasi mengenai perkembangan suatu lembaga, hal ini
tidak terlepas dari peran bagian humas atau Public Relations dengan
mengkomunikasikan atau menginformasikan tentang program-program sekolah
secara jelas dan transparan sehingga dapat menarik perhatian masyarakat dengan
baik.
Humas (hubungan masyarakat) merupakan bidang atau fungsi tertentu yang
diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial
maupun organisasi yang nonkomersial. Mulai dari yayasan, sekolah,
perguruan tinggi, dinas militer, sampai dengan lembaga-lembaga
pemerintah, bahkan pesantren dan usaha bersama seperti Gerakan Orang
Tua Asuh (GN-OTA) memerlukan humas.1
Dalam humas terdapat nilai-nilai yang terkandung dalam peranan yang
diemban dalam rangka menciptakan efisiensi dan efektifitas organisasi pendidikan
(sekolah). Nilai-nilai tersebut, terkait dengan bagaimana fungsi public relations
dijalankan dan kontribusi dalam mengkomunikasikan sekolahnya sehingga
tercipta efisiensi dan efektifitas kerja.

1 M.Linggar Anggoro, TEORI & PROFESI KEHUMASAN Serta Aplikasinya di


Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), Cet.3, h.1

1
2

Jadi, humas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berorientasi


sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian dari program terpadu dan semuanya itu
berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Humas bukanlah sama sekali
kegiatan yang sifatnya sembarangan atau dadakan.
Sekolah merupakan lembaga yang menciptakan hubungan harmonis di
dalam, oleh dan untuk masyarakat. Dalam hal tersebut masyarakat memiliki
kewajiban guna berpartisipasi, bersama-sama mengembangkan sistem pendidikan.
Sesuai Sisdiknas pada Bab XV pasal 54 bagian kesatu Umum menyebutkan:
(1) peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta
perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan
organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
pelayanan pendidikan; (2) masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber,
pelaksana dan pengguna hasil pendidikan; (3) ketentuan mengenai peran
serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.2
Namun tidak luput pula perlu diingat, bahwa masyarakat yang memiliki
kewajiban tersebut juga memiliki pandangan - pandangan tersendiri terhadap
perkembangan satuan pendidikan yang diketahuinya. Baik buruknya persepsi
masyarakat terhadap suatu lembaga tergantung pada baik buruknya layanan
pendidikan pada lembaga pendidikan tersebut.
Pada hakekatnya fokus tugas dan fungsi dalam humas sekolah adalah
mewujudkan citra yang positif atau baik di kalangan masyarakat sehingga
selanjutnya dari proses tersebut diharapkan lahir persamaan persepsi dan
komitmen yang baik pula dan pada akhirnya berpengaruh terhadap meningkatnya
mutu pendidikan. Pembentukan citra bertujuan untuk mengevaluasi kebijaksaaan,
memperbaiki kesalahpahaman, menentukan daya tarik pesan hubungan
masyarakat, dan meningkatkan citra (image) humas dalam pikiran publik tentang
sekolah/madrasah. Maka berdasarkan hal tersebut fokus satuan pendidikan adalah
masyarakat itu sendiri.
Program sekolah hanya dapat berjalan lancar apabila mendapat dukungan
masyarakat. Oleh karena itu kepala sekolah perlu terus menerus membina
hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat. Sekolah perlu banyak

2 Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia,Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 54,Cet 7 (Bandung : Nuansa Aulia, 2012), h. 20.


3

memberi informasi kepada masyarakat tentang program-program dan problem-


problem yang dihadapi, agar masyarakat mengetahui dan memahami masalah-
masalah yang dihadapi sekolah.
Dari pemahaman dan pengertian ini dapat dihadapkan adanya umpan
balik yang sangat berguna bagi pengembangan program sekolah lebih lanjut dan
diharapkan pula tumbuhnya rasa simpati masyarakat terhadap program - program
sekolah yang dapat mengundang partisipasi yang aktif masyarkat. Dalam
Manajemen Berbasis Sekolah menekankan agar sekolah mampu
mengkoordinasikan dan menyerasikan segala sumber daya yang ada di sekolah
dan di luar sekolah untuk mewujudkan sekolah yang bermutu. Untuk mewujudkan
itu semua diperlukan kesiapan dan kemampuan agar bisa memberdayakan semua
komponen di sekolah dan di luar sekolah agar berpartisipasi secara aktif dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Oleh karena itu, proses pendidikan yang berlangsung di sekolah juga
tidak terlepas dari pengaruh masyarakat. Bentuk pengaruh yang diberikan oleh
masyarakat diantaranya adalah pengaruh sosial budaya dan partisipasinya.
Masyarakat harus membantu dan bekerja sama dengan sekolah. Hal ini penting
untuk dilakukan agar apa yang dihasilkan oleh sekolah sesuai dengan apa yang
dikehendaki dan dibutuhkan oleh masyarakat.
Peran humas (hubungan masyarakat) di sekolah sebenarnya bisa
membantu menetralisir persoalan sekolah. Sesuai tugasnya, Humas memiliki
peran ganda dalam kinerjanya yaitu fungsi internal dan eksternal. kegiatan Humas
internal lebih kepada membangun komunikasi dan distribusi informasi ke dalam
personal di lembaganya. Sementara fungsi eksternal Humas lebih bersentuhan
dengan pihak luar, khususnya yang berkompeten seperti pemerintah, masyarakat
dan orang tua siswa.
Ada tiga tugas humas dalam organisasi/ lembaga yang berhubungan erat
dengan tujuan dan fungsi humas, yaitu (1) menginterpretasikan,
menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik kemudian
merekomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan
organisasi/ lembaga, (2) mempertemukan kepentingan organisasi/ lembaga
4

dengan kepentingan publik, (3) mengevaluasi program-program organisasi/


lembaga, khususnya yang berkaitan dengan publik.3

Pada tugas humas tersebut merubah publik yang tidak tahu menjadi tahu,
yang apatis menjadi peduli, yang berprasangka menjadi penerima dan yang
memusuhi menjadi simpati. Tugas ini melekat dengan kemampuan praktisi humas
mengamati dan meneliti perilaku berdasarkan kajian ilmu-ilmu sosial. Dalam
kondisi apapun, tugas humas juga menjadi penghubung dan mempertemukan
kepentingan menjadi saling dimengerti, dipahami, dihormati dan dilaksanakan.
Tugas mengevaluasi program manajemen memiliki wewenang untuk memberikan
nasihat apakah suatu program sebaiknya diteruskan ataukah ditunda ataukah
dihentikan.

Departemen Pendidikan Nasional pernah mengeluarkan uraian tugas (job


description) Humas di sekolah. Tugas Humas eksternal seperti membina,
mengatur dan mengembangkan hubungan dengan komite sekolah, membina
pengembangan antara sekolah dengan lembaga pemerintahan, dunia usaha
dan lembaga sosial lainnya. Selain itu Humas untuk menjalin komunikasi
dengan pihak eksternal sekolah. Sementara tugas internal Humas lebih
kepada tugas teknis, seperti mengadakan bakti sosial dan karya wisata,
menyelenggarakan pameran hasil pendidikan, memfasilitasi informasi dan
komunikasi warga sekolah, khususnya sesama guru, guru dengan TU dan
guru dengan kepala sekolah.4
Baik ke dalam maupun ke luar, Humas memiliki fungsi yang sama.
Bagaimana membangun komunikasi dan persepsi positif kepada orang-orang yang
berkepentingan (stakeholders) pendidikan dari negatif menjadi positif. Seperti
meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan – kebutuhan pendidikan
sekolah, pengertian tentang kegiatan – kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh
sekolah, dan mendorong masyarakat secara bijaksana dan bekerjasama dalam
memajukan rencanan pendidikan di sekolah. Tentu saja bentuk proses transfer
sikap tersebut bukan pilihan utama. Artinya Humas akan bekerja ketika persoalan
sudah berkembang.

3 Frida Kusumastuti, Dasar- Dasar Hubungan Mayarakat, (Bogor : Ghalia Indonesia,

2004 ),Cet.Masama
2, h. 25- Belajar,
26. ” Peran Humas Pendidikan Dalam Menanggapi Isu Pungutan Liar
4

yang Berkembang dalam Orang Tua Wali Murid”, 30 Maret 2014,


(http://masamabelajar.blogspot.com/2011/05/peran-humas-pendidikan-dalam-menanggapi.html )
5

Tugas yang paling berat dihadapi Humas sekolah adalah fungsi kerja
eksternalnya. Disini kerja Humas tidak bisa dibatasi oleh ruang dan waktu. Kapan
pun dan dimanapun jika ada yang perlu dijelaskan seputar sekolah, humas harus
siap sedia. Kerja eksternal ini Humas akan bersentuhan banyak orang, tidak hanya
orang tua siswa atau instansi pemerintahan terkait dan perusahaan swasta tetapi
juga masyakarat luas, entah sebagai LSM, politisi atau wartawan yang mengaku
peduli dengan kemajuan dunia pendidikan.
Melihat fungsi dan tugasnya yang cukup berat namun strategis ini
idealnya seorang Humas sekolah adalah guru yang memiliki kecerdasan inter dan
intra personal atau kecerdasan sosial. Tipe kecerdasan ini yaitu kemampuan
seseorang dalam memahami dirinya sendiri dan orang lain, dalam memotivasi,
mempengaruhi, menghargai orang lain. Wakil kepala sekolah bidang ini dituntut
memiliki akses keluar sekolah dalam menjalin kerja sama kemitraan dengan pihak
luar. Untuk memberdayakan peran dan fungsinya itu, seorang Humas harus
memiliki program kerja yang terarah dan terukur. Sehingga dalam pelaksanaannya
menjadi integratif dan koordinatif. Hal ini menentukan efisiensi kerja, yang
berarti tujuan tercapai dengan tenaga, waktu, dan biaya yang minimal, sedangkan
hasilnya diperoleh secara maksimal.
Sehubungan dengan pelaksanaannya, mekanisme kerja humas
memerlukan dukungan berbagai faktor. Oleh karena itu, humas merupakan suatu
bagian khusus dengan fungsi dan tugas yang khusus dalam sebuah organisasi,
maka kegiatannya ditunjang oleh sarana dan prasaran yang memadai seperti
kantor untuk petugas humas, lemari arsip, meja dan kursi, rak buku/majalah/surat
kabar, mengirim rilis berita ke media massa, melakukan laporan secara berkala
dan penawaran proposal, membuat media informasi internal, memiliki alat
dokumentasi (kamera, handycame, komputer) dan lain sebagainya.
Banyak komponen penting yang dinilai turut menentukan keberhasilan
proses pendidikan dalam upaya pencapaian output yang berkualitas. Salah satu
diantara komponen itu adalah partisipasi masyarakat, namun kenyataannya dalam
implementasi tugas pokok dan fungsi humas, apabila tidak dijalankan akan
berdampak pada fungsi manajemen komunikasi yang tidak berjalan dengan baik
6

dan program humas yang telah direncanakan tidak berjalan sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan, sebagaimana pada MTsN 2 Jakarta yang masih terlihat
belum menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana humas secara maksimal
seperti kurangnya parsitipasi wali peserta didik dalam komite madrasah,
identifikasi profil alumni dan daya saing lulusan masih rendah, serta pendataan
lulusan/alumni belum maksimal.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulisan tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “ Implementasi Tupoksi Humas dalam
Membentuk Citra Madrasah di MTsN 2 Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat
diidentifikasikan berbagai masalah yaitu sebagai berikut :
1. Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) humas belum dilaksanakan secara
maksimal di MTsN 2 Jakarta.
2. Kurangnya dana yang memadai dalam pelaksanaan humas di MTsN 2
Jakarta.
3. Kurangnya partisipasi wali murid dalam komite madrasah.
4. Pendataan alumni belum dilaksanakan secara maksimal.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan tersebut, maka
penelitian ini dibatasi pada masalah “ Tupoksi Humas di Bidang Eksternal dalam
Membentuk Citra Madrasah di MTsN 2 Jakarta, meliputi :
1. Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua/ wali murid.
2. Mengkoordinasikan penelusuran lulusan (alumni).
7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah sebagaimana telah


dipaparkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut: “ Bagaimana Tupoksi Humas di Bidang Eksternal dalam Membentuk
Citra Madrasah di MTsN 2 Jakarta ? ”.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Tupoksi Humas di Bidang


Eksternal dalam Membentuk Citra Madrasah di MTsN 2 Jakarta.

F. Kegunaan Penelitian
Hasil kegunaan penelitian ini mengenai pelaksanaan manajemen humas
yaitu:
1. Bagi penulis dan pembaca menambah ilmu pengetahuan mengenai
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi humas di bidang eksternal dalam
membentuk citra madrasah di MTsN 2 Jakarta.
2. Bagi sekolah, dapat dijadikan masukan untuk selalu meningkatkan
tupoksi (tugas pokok dan fungsi) humas dalam membentuk citra
madrasah yang positif.
3. Bagi fakultas dapat mengembangkan ilmu pengetahuan manajemen
humas di lembaga pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Manajemen Humas
1. Pengertian Manajemen Humas

“Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola.


Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan
fungsi manajemen itu sendiri”.1

Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumberdaya yang telah


dimiliki oleh sekolah yang di antaranya yaitu manusia, material, uang,
metode, mesin dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu
proses. Pengelolaan tersebut dilakukan untuk mendayagunakan sumberdaya
yang telah dimiliki secara terintegrasi dan terkoordinasi untuk mencapai
tujuan sekolah.

Mengenai pengertian humas atau dalam bahasa inggris disebut


public relations belum ada keseragaman pendapat dari ahli, karenanya agar
lebih jelas pengertian tentang humas ini akan dikemukakan beberapa
pendapat sebagai berikut :

1 Rohiat, Manajemen Sekolah : Teori Dasar dan Praktik, (Bandung : Refika Aditama,

2008 ), h. 14.

8
9

“Hubungan Masyarakat disebut juga public relation, dengan ruang


lingkup kegiatan yang menyangkut baik indvidu ke dalam maupun
individu ke luar dan semua kegiatan diselenggarakan dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing lembaga atau
organisasi”.2

Hubungan Masyarakat adalah seni menciptakan pengertian publik


yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap
suatu individu/ organisasi. humas merupakan fungsi manajemen, sehingga
pada manajemen apa pun aka ada humas. Humas menjadi cara untuk
membangun saling pengertian sehingga bisa dilakukan pengambilan
keputusan yang bisa diterima bersama.
Karena begitu banyak definisi public relations, maka para pemraktek
public relations di seluruh dunia, yang terhimpun dalam organisasi yang
bernama ”The International Public Relations Association” (IPRA), bersepakat
untuk merumuskan sebuah definisi dengan harapan dapat diterima dan
dipraktekakan bersama. Definisinya adalah sebagai berikut :

“Hubungan masyarakat adalah komunikasi dua arah antara organisasi


dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan
tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama dan
pemenuhan kepentingan bersama”.3

Dari definisi tersebut menekankan pada komunikasi dua arah serta


fungsi dan tujuan manajemen dikembangkan dalam pemahaman yang lebih
baik terhadap peran, sasaran, pencapaian dan kebutuhan publik. Dengan
demikian, dalam kegiatan humas itu akan ada manajemen komunikasi,
manajemen relasi serta tujuan untuk membangun saling pengertian antara
organisasi dengan publik-publiknya baik internal maupun eksternal.

Dari beberapa definisi di atas, bahwa kegiatan manajemen humas


adalah proses pengelolaan dalam penelitian, perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan

2 H.A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta : Bumi


Aksara, 2010), h. 53.
3 Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat (Suatu Studi Komunikologis),

(Bandung : PT Remaja RosdaKarya, 2006 ), Cet. 7, h. 23.


10

oleh organisasi/lembaga. Dalam melakukan fungsi komunikasi humas,


melaksanakan kegiatan komunikasi antar lembaga yang diwakilinya (publik
internal) dengan masyarakat (publik eksternal) sebagai sasarannya.

2. Humas Sekolah/ Madrasah

Sekolah dan masyarakat mempuyai hubungan timbal balik untuk


menjaga dan melestarikan kemajuan masyarakat itu sendiri. Sekolah
diselenggarakan untuk dapat menjaga kelestarian nilai-nilai positif
masyarakat, dengan harapan sekolah dapat mewariskan nilai-nilai yang
dimiliki masyarakat dengan baik dan benar. sekolah juga berperan sebagai
agen perubahan, dimana sekolah dapat mengadakan nilai-nilai dan tradisi
sesuai kemajuan dan tuntutan masyarakat dalam kemajuan pembangunan.

NSPRA (National School Public Relations Association) juga


menjelaskan humas sekolah sebagai berikut : “Humas pendidikan
adalah salah satu fungsi manajemen yang terencana dan sistematis yang
membantu memperbaiki program-program dan layanan-layanan
organisasi pendidikan. Humas bergantung pada proses komunikasi dua
arah yang menyeluruh pada dan dari publik internal dan publik
eksternal dengan tujuan mengembangkan pemahaman yang lebih baik
terhadap peran, sasaran, pencapaian dan kebutuhan organisasi.
program-program humas pendidikan membantu dalam menafsirkan
sikap publik, mengidentifikasi dan membantu merumuskan kebijakan-
kebijakan dan prosedur-prosedur kepentingan publik dan menjalankan
kegiatan penyebaran informasi dan kegiatan yang mendorong
keterlibatan yang menghasilkan dukungan dan pemahaman publik”.4

Dari definisi humas sekolah tersebut memang sudah selayaknya


menggunakan model dua arah dengan komunikasi yang efektif perlu
dibangun sekolah dengan para publik yang berkepentingan di dalamnya.
Humas sebagai komunikasi yang terencana dan upaya kegiatan humas
sekolah pun merupakan kegiatan komunikasi yang terencana. Kegiatan
komunikasi yang dijalankan demi pencapaian dan terwujudnya visi dan misi
sekolah melalui program yang terencana dengan baik yang dituangkan

4 Yosal Iriantara, Manajemen Humas Sekolah,Cet.1 (Bandung: Simbiosa Rekatama


Media, 2013), h.18-19.
11

kedalam bentuk-bentuk kegiatan sekolah, sehingga memperoleh dukungan


dan pemahaman dari publik internal dan eksternal.

Hubungan masyarakat dengan sekolah dilakukan untuk menjembatani


kebutuhan yang dibutuhkan oleh sekolah dan masyarakat itu sendiri.
Sekolah melakukan komunikasi dengan masyarakat agar memahami
kebutuhan pendidikan dan pembangunan masyarakat. Hubungan
masyarakat dan sekolah dapat dikatakan sebagai usaha kooperatif untuk
menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien
serta saling pengertian, antara sekolah, personil sekolah dan anggota
masyarakat.5

Adanya bidang humas di sekolah menunjukkan tersediannya


jembatan penghubung antara publik yang berkepentingan (stakeholders)
dengan pendidikan di sekolah tersebut dengan pihak sekolah. Dengan
tersedianya jembatan tersebut, lalu-lintas informasi dalam komunikasi antara
sekolah dengan para publik yang berkepentingan bisa berjalan dengan lancar.
Umpan balik yang diperlukan manajemen sekolah pun akan memiliki saluran
sehingga manajemen sekolah bisa cepat tanggap terhadap apa yang
berkembang di lingkungannya. Humas sekolah bisa menjadi mediator antara
sekolah dan publik-publikya sesuai dengan fungsi humas dalam konsep
kehumasan sekarang ini. Melalui hubungan yang harmonis tersebut
diharapkan terlaksananya hubungan sekolah dengam masyarakat secara
produktif, efektif dan efisien sehingga menghasilkan lulusan sekolah yang
berkualitas.

3. Karakteristik Humas
Dari beberapa definisi humas yang dijelaskan diatas dapat
diuraikan ada 4 ciri utama humas yang disebut karakteristik humas, yaitu :
a. Adanya upaya komunikasi yang bersifat dua arah.
Ciri pertama dalam kegiatan humas adalah komunikasi. Komunikasi
dua arah yang memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik,
baik langsung maupun tidak langsung melalui jalur-jalur komunikasi
pemanfaatan sarana/media komunikasi yang sesuai.

5 Rohiat, op. Cit., h. 28.


12

b. Sifatnya yang terencana.


Humas adalah suatu kerja manajemen atau fungsi manajemen. Oleh
karena itu, kerja humas harus menerapkan prinsip-prinsip manajemen
supaya hasil pekerjanya dapat diukur. Intinya, aktivitas humas perlu ada
perencanaan, dirumuskan, tujuan dan ditentukan ukuran
keberhasilannya.
c. Berorientasi pada organisasi/lembaga.
Humas berorientasi pada organisasi/lembaga (penghasil produk) untuk
mencapai pengertian, kepercayaan dan dukungan publik. Sederhananya,
bila humas sekolah dapat meyakinkan masyarakat dan masyarakat
memahami dan percaya pada lembaga sekolah tersebut, maka orang
akan percaya terhadap produk (output) yang dihasilkan.
d. Sasarannya adalah publik
Sasaran humas adalah publik yakni suatu kelompok dalam masyarakat
yang berada di luar organisasi/lembaga yang memiliki karekteristik
kepentingan yang sama.6

Dari penjelasan di atas bahwa karakteristik humas yaitu melakukan


komunikasi dua arah atau adanya timbal balik dari komunikasi yang
dilakukan, komunikasi dilakukan dengan terencana guna mendapatkan tujuan
dari organisasi. Jadi komunikasi yang dilakukan menguntungkan kedua belah
pihak dan saling membantu antara yang satu dengan yang lain, antara
lembaga dan masyarakat karena sasaran dari kegiatan humas adalah
masyarakat.

4. Tugas Pokok, Fungsi dan Tujuan Humas

Tugas humas adalah melakukan publisitas tentang kegiatan


organisasi kerja yang patut diketahui oleh pihak luar secara luas. Kegiatannya
dilakukan dengan menyebarluaskan informasi dan memberikan penerangan-
penerangan untuk menciptakan pemahaman yang sebaik-baiknya di kalangan
masyarakat luas mengenai tugas-tugas dan fungsi yang diemban organisasi
kerja tersebut, termasuk juga mengenai kegiatan-kegiatan yang sudah, sedang
dan akan dikerjakan berdasarkan volume dan beban kerjanya.

6 Frida Kusumawati, Dasar-dasar Hubungan Masyarakat, ( Bogor : Ghalia Indonesia,


2004 ), h. 15-17.
13

Humas di lingkungan organisasi kerja dalam bidang pendidikan


adalah rangakian kegiatan organisasi untuk menciptakan hubungan yang
harmonis dengan masyarakat atau pihak - pihak tertentu di luar organisasi
tersebut, agar mendapatkan dukungan terhadap efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan kerja secara sadar dan sukarela.

Tugas pokok atau beban kerja Humas suatu organisasi/ lembaga


pendidikan adalah:
a. Memberikan informasi dan meyampaikan ide (gagasan) kepada
masyarakat atau pihak-pihak yang membutuhkannya. Menyebarluaskan
informasi dan gagasan-gagasan itu agar diketahui maksud atau
tujuannya serta kegiatan-kegiatannya termasuk kemungkinan dipetik
manfaatnya oleh pihak - pihak di luar organisasi.
b. Membantu pimpinan yang karena tugas - tugasnya tidak dapat langsung
memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak - pihak yang
memerlukannya.
c. Membantu pimpinan mempersiapkan bahan-bahan tentang
permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik
perhatian masyarakat pada saat tertentu. Dengan demikian pimpinan
selalu siap dalam memberikan bahan - bahan informasi yang up-to-date
(terbaru).
d. Membantu pimpinan dalam mengembangkan rencana dan kegiatan-
kegiatan lanjutan yang berhubungan dengan pelayanan kepada
masyarakat (public service) sebagai akibat dari komunikasi timbal balik
dengan pihak luar, yang ternyata menumbuhkan harapan atau
penyempurnaan policy (kebijakan) atau kegiatan yang telah dilakukan
oleh organisasi.7

Menurut Permendiknas No.24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga


Admnistrasi Sekolah/ Madrasah, Tugas Pelaksanaan Admnistrasi Hubungan
Sekolah dengan Masyarakat yaitu :
a. Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua.
b. Memelihara hubungan baik dan memfasilitasi kelancaran kegiatan
dengan komite sekolah.
c. Membantu merencanakan program keterlibatan stakeholders.
d. Membina kerja sama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga
masyarakat.
e. Mempromosikan sekolah/madsarah.
f. Mengkoordinasikan penelusuran lulusan (alumni).
g. Melayani tamu sekolah/madrasah.

7 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, ( Jakarta : Haji Masagung, 1989 ), h. 74.


14

h. Membuat layanan sistem informasi dan pelaporan hubungan sekolah


dengan masyarakat.
i. Memanfaatkan TIK untuk mengadministrasikan hubungan sekolah
dengan masyarakat.
j. Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui
bermancam - macam tehnik komunikasi (majalah, surat kabar dan
mendatangkan sumber).8

Dari beberapa tugas pokok di atas menurut Permendiknas No. 24


Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah, Tugas
Pelaksanaan Admnistrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat secara
eksternal dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua murid yaitu dengan


kegiatan mengadakan pertemuan antara pihak sekolah dengan wali murid,
pihak sekolah mengunjungi orang tua, pihak sekolah mengirim surat ke
orang tua siswa dan melibatkan orang tua siswa dalam hal merencanakan
kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan keagamaan dan lain-lain.
Hubungan antara sekolah dengan orang tua murid hendaknya dibawa ke
dalam hubungan konstruktif dengan program sekolah karena orang tua
murid tidak dapat terlepas dari hubungannya dengan sekolah. Oleh karena
itu, hubungan antara keduannya hendaknya dibina lebih simpati.
2) Mengkoordinasikan penelusuran lulusan (alumni) yaitu pengelolaan dalam
kegiatan pendataan alumni, perkumpulan organisasi alumni dan kegiatan
temu alumni yang merupakan penghubung antara lulusan/alumni dengan
sekolah. Sehingga kegiatan tersebut sangat penting untuk membantu
sekolah dalam memberikan informasi tentang program serta kegiatan-
kegiatan dan keberadaan sekolah kepada para orang tua murid dan
masyarakat.

8 Uraian Tugas Pokok Tenaga Administrasi (Berdasarkan Permendiknas RI No.24 Tahun

2008 tentang standat Tenaga Adminstrasi Sekolah )


15

Menurut Soekarto Tugas Wakil Kepala Sekolah bagian Humas yaitu :

a. Mengadakan survey tentang keadaan masyarakat dan hasilnya


untuk pengembangan program pedidikan dan pengajaran dan
untuk program humas sendiri.
b. Menyusun program humas.
c. Menangani masalah-masalah yang menjadi keluhan masyarakat.
d. Memberikan informasi kepada masyarakat melalui media massa
yang ada, seperti brosur, majalah, surat kabar dan sebagainya.
e. Menerbitkan majalah sekolah, book let, leaflet dan surat kabar sekolah.
f. Mengadakan hubungan dengan alumni dengan membentuk
organisasi alumni dan mendata secara cermat.
g. Mengembangkan program humas
h. Kerja sama dengan pegurus BP3 sekolah.
i. Memberikan saran - saran kepada kepala sekolah dan aparat
pendidikan yang lebih atas.
j. Menyusun data-data di dalam operation room sekolah.9

Jadi sudah jelas, bahwa dalam tugas humas di sekolah yaitu


memberikan penjelasan dan menyebarkan informasi kepada warga sekolah,
orang tua siswa dan masyarakat tentang program sekolah yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan suatu hubungan yang harmonis antara
sekolah dengan publik/masyarakatnya sehingga akan timbul presepsi/opini
yang menguntungkan bagi kehidupan keduanya.

Fungsi manajemen sebagai suatu karakteristik pendidikan muncul


dari kebutuhan untuk memberikan arahan pada perkembangan kualitatif
maupun kuantitatif dalam operasional sekolah. Kerumitan yang meningkat
karena luas dan banyaknya program yang telah mendorong usaha untuk
memperinci dan memperaktikan prosedur administrasi yang sistematis.

9 Soekarto Indrafachrudi, Administrasi Pendidikan/Oleh Tim Dosen Jurusan Administrasi

Pendidikan FIP IKIP Malang, ( Malang : IKIP Malang, 1989 ), h. 248.


16

Selanjutnya menurut Cutlip and Center mengatakan fungsi humas


adalah sebagai berikut:
a. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi
(sekolah).
b. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari organisasi kepada masyarakat dan
menyalurkan opini masyarakat pada organisasi.
c. Melayani masyarakat dan memberikan nasihat kepada pimpinan
organisasi untuk kepentingan umum.
d. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan masyarakat,
baik intern dan ekstern.10

Pada fungsi humas yang pertama yaitu eksistensi humas sebagai


pelembaga kegiatan komunikasi dalam organisasi justru untuk menunjang
upaya manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi
kedua yaitu sebagai kegiatan komunikasi dalam organisasi, prosesnya
berlangsung dalam dua arah secara timbal balik hal ini beratri bahwa pada
jalur pertama komunikasi berbentuk penyebaran informasi oleh petugas
humas dan pada jalur kedua komunikasi berlangsung dalam bentuk
penyampaian tanggapan atau opini publik dari pihak publik kepada petugas
humas. Ketiga melayani kebutuhan masyarakat atau publik tentang organisasi
dan memberikan nasihat atau saran kepada pimpinan tentang kebutuhan
masyarakat. Keempat yaitu hubungan yang harus dibina oleh petugas humas
dengan sikap yang menyenangkan, baik, toleransi, saling pengertian, saling
mempercayai, saling menghargai, dan citra baik.

Menurut Bertrand R. Canfield dalam bukunya, Public Relations


Principles and Problems, mengemukakan fungsi humas sebagai
berikut:
a. Mengabdi kepada kepentingan umum
b. Memelihara komunikasi yang baik
c. Menitikberatkan moral dan perilaku yang baik.11

Pertama ditegaskan oleh Canfield mengenai fungsi humas sebagai


pengabdian kepada kepentingan umum karena para petugas humas diangkat

10 Ibid., h. 23-24.
11 Onong Uchjana Effendy, op.cit., h. 35.
17

dan diberi upah oleh pimpinan/manajer, tetapi tugasnya adalah melayani


publik dan mengabdikan dirinya untuk kepentingan umum. Fungsi humas
kedua adalah pemeliaraan komunikasi yang baik yaitu hubungan komunikatif
antara petugas humas dengan publik, baik internal maupun eksternal dan
dengan pimpinan/manajer beserta stafnya, dilakukan secara timbal balik yang
dilandasi rasa empati sehingga menimbulkan rasa simpati. Ketiga fungsi
humas adalah menitikberatkan moral dan perilaku yang baik yaitu jika para
petugas humas berperilku terpuji dengan moral yang bernilai tinggi, maka
organisasi yang diwakilinya itu memperoleh pandangan yang positif dari
publik. Apabila ketiga fungsi humas yang dikemukan Canfield diaksanakan
dengan seksama, akan menjadi dukungan yang nyata terhadap pencapaian
tujuan organisasi beserta manajemennya.

Setiap fungsi humas adalah menyelenggarakan publikasi atau


menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau
kegiatan sekolah/madrasah atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh
publik.

Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan


hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk :

a. Memelihara kelangsungan hidup sekolah.


b. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
c. Memperlancar proses belajar-mengajar.
d. Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yng
diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program
sekolah.12

Dengan pentingnya humas dapat dikaitkan semakin banyak isu yang


berupa kritik-kritik dari masyarakat tentang tidak sesuainya produk sekolah
dengan kebutuhan pembangunan, bahwa lulusan sekolah merupakan produk
yang tidak siap pakai, semakin banyaknya jumlah anak putus sekolah (droup
outs), dan semakin banyak pengangguran dan sebagainya. hal tersebut

12 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja

RosdaKarya, 1991), Cet. 4, h. 190.


18

merupakan masalah kompleks dan untuk memecahkan masalah itu bukan


semata-mata merupakan tanggung jawab sekolah melaikan dengan
keikutsertaan masyarakat mampu meningkatkan keefektifan humas beberapa
maslah tersebut dapat berkurang.

Sedangkan menurut E.Mulyasa, “Tujuan humas sekolah yaitu : (1)


memajukan kualitas pembelajaran, dan pertumbuhan anak; (2) memperkokoh
tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan
(3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah”.13

Dengan mengetahui tujuan humas sekolah tersebut, maka dapat


menarik simpati dari masyarakat terhadap sekolah agar tercipta hubungan
kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat.

5. Prinsip-Prinsip Program Humas Sekolah


Jika suatu kegiatan telah diketahui dan ditentukan tujuannya, maka
suatu langkah/tindak lanjutnya adalah menyusun suatu program kerja.
Sehubungan dengan hal tersebut, Ametembun merumuskan prinsip program
humas sekolah yaitu :
a. Perencanaan humas sekolah haruslah integral dengan program
pendidikan yang bersangkutan.
b. Setiap pejabat/petugas sekolah terutama para guru haruslah
menganggap dirinya adalah petugas humas (public relations officer).
c. Program humas sekolah didasarkan atas kerja sama bukanlah sepihak
(one away) tetapi adanya timbal balik (two away) prosesnya.14

Dalam penyusunan program kerja humas sekolah selalu berkaitan


dengan program pendidikan yang lain seperti program kurikulum, kesiswaan,
sarana prasarana dan tata usaha. Mengikutsertakan warga sekolah seperti
pimpinan, guru, staf dan siswa membantu menyebarkan informasi tentang
sekolah kepada orang tua siswa dan masyarakat luas. Sehingga saling

13 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : PT. Remaja RosdaKarya, 2009),

Cet 12, h. 50.


14 M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2010 ), h. 75-76.
19

terkoordinasi antara warga sekolah dengan publik dalam rangka memajukan


dan memperlancar kegiatan belajar mengajar.
Ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan yaitu :
a. Keterpaduan (integtrating) yaitu kepala sekolah dan masyarakat serta
keluarga satu kesatuan yang satu berhubungan dengan yang lain.
b. Berkesinambungan (continuiting) yaitu suatu proses yang berkembang
terus-menerus. Sekolah seharusnya memberi informasi terus menerus
dan sebaliknya masyarakat ikut membantu sekolah melalui
pembentukan opini publik agar masyarakat tetap baik terhadap sekolah.
c. Menyeluruh (coverage) yaitu bahwa penyajian fakta-fakta kepada
masyarakat itu mengenai seluruh aspek. Jadi semua aspek hidup
sekolah diperhatikan mulai dari kehidupan keagamaan sampai kepada
kehidupan ekonomi dan segala kegiatan sekolah dapat dijelaskan
melalui media masa, bulletin sekolah, laporan berkala dan sebagainya.
d. Sederhana (symplicity) yaitu bahwa informasi yang diberikan secara
sederhana. Informasi itu dengan kata-kata yang mudah dimengerti dan
rasa persahabatan. Jadi hal terpenting adalah jelas, menimbulkan rasa
suka, mudah dimengerti.
e. Konstruktif (konstructivenes) yaitu informasi-informasi itu dapat
membentuk pendapat umum yang positif terhadap sekolah.
f. Kesuaian (adaptability) yaitu penyesuaian hendaknya program itu
memperhatikan keadaan masyarakat.
g. Luwes (flexibility) yaitu program yang sewaktu-waktu mampu
menerima perubahan yang terjadi.15

Sedangkan Prinsip dasar humas menurut Fasli Jalal dan Dedy


Supriyadi (2001) disingkat TEAM WORK, yaitu :
a. T ( Together) adalah bersama-sama antara anggota satu dengan anggota
lainnya bisa bekerja sama dalam organisasi agar dapat mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien.
b. E (Empathy) adalah menjaga perasaan orang lain dengan selalu
menghargai pendapat dan hasil kerja orang lain. Menjaga agar orang
lain tidak tersinggung.
c. A (Asisst) adalah saling membantu pekerjaan orang lain.
d. M (Maturity) adalah dewasa dalam menghadapi permasalahan, bisa
mengendalikan diri dari emosi sehingga dapat mengatasi masalah
dengan baik.
e. W (Wilingness) adalah menjunjung keputusan bersama dengan
mematuhi aturan-aturan sebagai hasil kesepakatan bersama.

15 Piet A. Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Surabaya :

Usaha Nasional, 1994 ), Cet. 1, h. 237.


20

f. O (Organization) adalah bekerja seuai aturan main yang ada dalam


organisasi dan sesuai dengan tugas dan kewajiban masing-masing
anggota.
g. R (Respect) adalah menghormati antara satu dengan yang lainnya,
menghormati dari yang muda dengan yang lebih tua begitu sebaliknya,
dari yang lebih tua dengan yang lebih muda sehingga bisa menjaga
kekompakan kerja.
h. K (Kindness) adalah (saling berbaik hati), bersabar, menyikapi orang
lain secara baik.16

Prinsip yang telah dijelaskan diatas merupakan pedoman dasar


dalam kegiatan humas bagi lembaga pendidikan agar tercipta hubungan yang
harmonis dengan orang tua siswa dan masyarakat.

6. Kegiatan Humas

Hakikat kegiatan humas adalah komunikasi, ada beberapa jenis


kegiatan yang bisa dilaksanakan dalam rangka menjalin hubungan antar
sekolah dengan masyarakat yang baik dan harmonis. Kegiatan humas ada dua
yaitu, komunikasi internal dan komunikasi eksternal.

a. Kegiatan internal merupakan kegiatan humas yang dilaksanakan dengan


sasaran publik yang berada didalam organisasi itu sendiri (warga
sekolah) yaitu kepala sekolah, para guru, staf TU, Petugas keamanan
dan kebersihan serta seluruh siswa.
Kegiatan ini dilakukan langsung dan tidak langsung. Kegiatan langsung
yaitu: rapat dewan guru, upacara sekolah, karya wisata, penjelasan yang
lisan pada kesempatan yang ada.
Kegiatan tidak langsung yaitu : penyampaian informasi dengan surat
edaran; penggunaan papan pengumuman sekolah; penyelenggaraan
majalah dinding; menerbitkan majalah sekolah/bulettien yang dibagikan
kewarganya; melalui media massa pada kesempatan tertentu; kegiatan
tatap muka lain yang bersifatnya tidak rutin, seperti pentas seni, bazzar,
acara tutup tahun dll.
b. Kegiatan eksternal adalah kegiatan yang ditunjukkan kepada publik
yang diluar warga organisasi (sekolah). Kegiatan ini juga dapat bertatap
muka langsung dan tidak langsung. Kegiatan langsung yaitu pertemuan
dengan orang tua siswa ; pertemuan dengan komite sekolah ; konsultasi
dengan tokoh-tokoh masyarakat ; pertemuan formal/nonformal dengan
pihak-pihak tertentu.

16
Indrayanto, “Administrasi Kehumasan”, (http://id.shvoong.com/social-
sciences/communication-media-studies/2025062-administrasi-kehumasan/), 10 Februari 2013.
21

Kegiatan yang tidak langsung yaitu dengan media perantara seperti


informasi lewat TV ; informasi penyebaran lewat radio ; informasi
melalui media cetak dan penerbitan majalah/bulletin.17

Berdasarkan uraian di atas maka, semua kegiatan humas sekolah


baik yang bersifat eksternal dan internal perlu diperhatikan secara istimewa
oleh pimpinan sekolah karena sangat membantu dalam memberikan informasi
bagi warga sekolah dan masyarakat.

7. Tahapan Manajemen Humas

Proses tahapan dalam manajemen humas meliputi hal-hal berikut :

a. Perencanaan (planning) mencakup penerapan tujuan dan standar,


penentuan aturan dan prosedur, serta pembuatan rencana dan prediksi
akan apa yang akan terjadi.
b. Pengorganisasian (organizing) mencakup pengaturan anggota dan
sumber daya yang dibutuhkan dan pemantauan kinerja karyawan.
c. Pengkoordinasian (coordinating) mencakup pengaturan struktur
kepanitian, pendelegasian kerja masing-masing bagian dan penyusunan
alokasi anggaran untuk masing-masing bagian.
d. Pengkomunikasian (comunicating) mencakup penyampaian rencana
program kepada publik internal dan eksternal.
e. Pelaksanaan (actuating) merupakan tindakan menjalankan program
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
f. Pengawasan (controling) merupakan kontrol atas jalannya pelaksanaan
program. Tanpa adanya kontrol atas program, kesinambungan antara
tahapan tidak dapt berlangsung dengan baik.
g. Pengevaluasian (evaluating) merupakan penilaian terhadap hasil kinerja
program, apakah perlu dihentikan atau dilanjutkan dengan modifikai
tertentu.
h. Pemodifikasian (modification) merupakan kegiatan pembaharuan atau
revisi program berdasarkan hasil evaluasi.18

Berdasarkan tahapan tersebut, pengelolaan humas dalam kegiatan


mengkomunikasikan program sekolah harus dengan pemahaman yang baik
terhadap peran, sasaran, pencapaian dan kebutuhan publik.

17 B.Suryo Subroto, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, ( Jakarta:


Bina Aksara, 1988 ), Cet. 2, h. 123 - 128.
18
Maria Zen,“Manajemen Kehumasan PR”,
(http://mariazenn.blogspot.com/2013/01/a.html), 01 April 2014.
22

8. Media Humas
Media memegang peranan penting dalam mensukseskan upaya
Humas, terlebih bila dilihat polulasi jangkauan Humas sangat luas dan
banyak jumlahnya. Setiap media memiliki keunggulan dan kelemahannya
masing-masing, namun dengan digunakan secara terpadu akan saling
melengkapi. Oleh karena itu media yang digunakan humas selama ini adalah
sebagai berikut :
a. Media tradisional dengan metode tatap muka.
Komunikasi tatap muka diselenggarakan dalam berbagai bentuk media
tradisional, seperti rapat, pameran, ceramah, diskusi dan lain-lain.
b. Media massa dengan metode tidak langsung. Media massa yang
digunakan Humas berupa :
1) Media elektronik : radio, tv, telepon, film, video, slide dan website.
2) Media cetak : surat edaran, brosur, poster, spanduk, leaflet, bulletien,
stiker, kalender sekolah dan lain-lain.19

B. Manajemen Humas dalam Pembentukan Citra Madrasah

1. Pengertian Citra

Definisi citra menurut G. Sachs dalam karyanya The Extent and


Intention of PR/Information Activities, ”Citra adalah pengetahuan mengenai
kita dan sikap-sikap terhadap kita yang mempunyai kelompok – kelompok
kepentingan yang berbeda”.20 Citra (Image) yaitu suatu gambaran yang ada di
dalam benak seseorang. Sehingga citra dapat berubah menjadi buruk atau
negatif, apabila kemudian ternyata tidak didukung oleh kemampuan atau
keadaan yang sebenarnya. Maka dalam kaitannya dengan tugas dan fungsi
humas sebagai wakil dari lembaga yang mengkomunikasikan informasi
kepada publik dituntut untuk mampu menjadikan masyarakat memahami
suatu pesan, demi menjaga reputasi atau citra lembaganya.

19 H.A.W. Widjaja. KOMUNIKASI : Komunikasi & Hubungan Masyarakat. Cet.6

(Jakarta : Bumi Aksara, 2010). h. 61-62


20 Onong Uchjana Effendy, op.cit., h.166.
23

Renald Kasali mendefinisikan “citra sebagai kesan yang timbul


karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul
karena adanya informasi”.21 Sedangkan Frank Jefkins mengartikan “citra
sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan
yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personel, produk, atau jasa-
jasa suatu organisasi atau perusahaan”.22

Ada beberapa jenis citra menurut Frank Jefkins23 yaitu :


a. Mirror Image (Citra Bayangan). Citra ini melekat pada orang dalam
atau anggota-anggota organisasi – biasanya adalah pemimpinnya –
mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat
lain, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam
mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini seringkali
tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak
memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki
oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan
pihak-pihak luar. Dalam situasi yang biasa, sering muncul fantasi
semua orang menyukai kita.
b. Current Image (Citra yang Berlaku). Citra yang berlaku adalah suatu
citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu
organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya
informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.
c. Multiple Image (Citra Majemuk). Yaitu adanya image yang bermacam-
macam dari publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan
oleh mereka yang mewakili organisasi kita dengan tingkah laku yang
berbeda-beda atau tidak seirama dengan tujuan atau asas organisasi kita.
d. Corporate Image (Citra Perusahaan). Apa yang dimaksud dengan citra
perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi
bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.

21 Rhenald Kasali. Manajemen Public Relations. Cet V (Jakarta: Grafiti, 2005) h. 30


22 Frank Jefkins. Public Relations. Edisi ke 5. (Jakarta: Erlangga, 2003). h. 412
23 Ibid h. 20-22
24

e. Wish Image (Citra Yang Diharapkan). Citra harapan adalah suatu citra
yang diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu organisasi. Citra
yang diharapkn biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu
yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang
memadai mengenainya.

Dari beberapa definisi di atas, bahwa citra yaitu kesan, gambaran,


dan keyakinan dari individu/seseorang tentang suatu objek yang muncul
sebagai hasil dari tingkat pengetahuan dan pengalamannya.
“Citra sekolah adalah kesan yang kuat yang melekat pada seseorang,
sekelompok orang atau tentang suatu insitusi, Citra sekolah dalam hal ini
dapat dibedakan menjadi citra sekolah unggulan dan non unggulan dimana
definisi sekolah yang memiliki citra sebagai sekolah yang unggul
memunculkan konsep pengertian sekolah unggulan”.24
Dalam membangun citra sebuah sekolah memang bukan persoalan
mudah. Hal yang paling penting, kepala sekolah harus menjadikan semua
komponen yang ada di sebuah sekolah merasa nyaman. Siswa merasa
nyaman saat menghadapi kegiatan pembelajaran, guru juga merasa nyaman
saat menghadapi tugas-tugasnya, pegawai tata usaha juga demikian. Semua
itu bisa tercipta bila sekolah memang mempunyai pemimpin (kepala sekolah)
yang mampu mengayomi dan menciptakan suasana sekolah yang kondusif.

2. Proses Pembentukan Citra


Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan
pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk
mengetahui citra seseorang terhadap objek dapat diketahui dari sikapnya
terhadap objek tersebut.

Solomon dalam Rakhmat menyatakan “semua sikap bersumber pada


organisasi kognitif-pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki.

24
Lilis, Kurniasih. “ Membangun Citra Sekolah”,
(http://informasismpn9cimahi.wordpress.com/2010/05/28/membangun-citra-sekolah/),
16 Januari 2013.
25

Tidak akan ada teori dan sikap atau aksi sosial yang tidak didasarkan
pada penyelidikan tentang dasar-dasar kognitif. Efek kognitif dari
komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang.
Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang
diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan
perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita
mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan”.25

Citra sekolah berkaitan dengan kesan yang muncul terhadap sekolah


itu, seperti kesan terhadap tampilan fisik yang rapi, asri dan tertib. Selain itu
juga kesan terhadap yang sifatnya nonfisik seperti prestasi siswa dan
lulusannya. Humas sekolah menekankan untuk memperkenalkan
nama/identitas sekolah karena banyak dari kegaiatan humas dimaksudkan
untuk membentuk citra yang baik di mata publik.

Berdasarkan pemahaman mengenai pembentukan persepsi atau


pencitraan, maka seringkali pembentukan citra lebih bersifat subyektif dan
tidak sesuai dengan realitas yang ada. Oleh karena itu, banyak organisasi
kemudian tidak cukup menjalankan program komunikasinya untuk
pembentukan citra, melainkan lebih kepada pembentukan reputasi organisasi.
Reputasi yang berasal dari kata bahasa Inggris Reputation memiliki arti nama
baik. Tujuan program komunikasi PR pada akhirnya tidak hanya membangun
atau menciptakan image/citra positif namun juga membangun kepercayaan
terhadap publik sehingga mereka percaya dengan apa yang dilakukan
organisasi adalah yang terbaik dan mengharumkan namanya. Reputasi pada
akhirnya dibentuk dari pembuktian yang kuat mengenai apa yang dilakukan
organisasi adalah memberikan yang terbaik bagi publik sasarannya.

3. Peran Stakeholder dalam Membentuk Citra Madrasah

Citra (image) merupakan gambaran yang ada dalam benak publik


baik itu publik internal maupun eksternal tentang suatu organisasi/lembaga.
Citra adalah presepsi publik tentang lembaga menyangkut pelayanannya,

25 Gema wirausaha, Tentang Pembentukan Citra (Image Building),


(http://gemawirausaha.blogspot.com/2011/05/tentang-pembentukan-citra-
image.html), 17 Januari 2013.
26

kualitas produk (output), budaya organisasi, perilaku organisasi, atau perilaku


individu-individu dalam organisasi. Presepsi ini akan mempengaruhi sikap
publik apakah mendukung, netral atau memusuhinya.

Citra positif mengandung arti kredibilitas suatu organisasi/lembaga


dimata publik adalah credible (baik). Kredibel ini mencakup pada 2 hal,
yaitu:
a. Kemampuan (expertise) dalam memenuhi kebutuhan, harapan, maupun
kepentingan publik .
b. Kepercayaan (trustworty) untuk tetap komitmen menjaga kepentingan
bersama untuk mewujudkan investasi sosial (social invesment), yaitu
program-program yang ditunjukkan untuk mendukung kesejahteraan
sosial.
Citra lembaga pendidikan Islam bukan hanya dilakukan oleh seorang
humas (public relations), tetapi perilaku seluruh unsur yang tergabung dalam
orang-orang yang berkepentingan (stakeholders) baik itu unsur publik
internal maupun eksternal lembaga ikut andil dalam pembentukan citra
lembaga pendidikan Islam, baik disadari ataupun tidak.
Dengan kata lain, citra lembaga pendidikan Islam (madrasah) adalah
citra keseluruhan yang dibangun dari semua komponen seperti kualitas
output, keberhasilan pengelolaan, kesehatan keuangan, perilaku anggota
organisasi, tannggung jawab sosial, dan sebagainya. Citra positif terhadap
suatu lembaga merupakan langkah penting menggapai reputasi maksimal
lembaga di kalayak publik.
Citra suatu lembaga, terutama lembaga pendidikan Islam (madrasah)
dimulai dari identitas lembaga yang tercermin melalui pemimpinnya, nama
lembaga, dan tampilan lainnya seperti pemanfaatan media publitas baik yang
visual, audio maupun audio visual. Identitas dan citra lembaga juga dalam
bentuk non fisik seperti nilai-nilai dan filosofis yang dibangun, pelayanan,
gaya kerja dan komunikasi internal maupun eksternal.
27

Identitas lembaga akan memancarkan citra (image) kepada publik,


antara lain dimata user (pengguna), komunitas, media, penyumbang dana,
staff, dan juga pemerintah sehingga jadilah citra lembaga. Karena itu, citra
lembaga pendidikan islam (madrasah) di bangun dari 4 area , yaitu:
a. produk/pelayanan (termasuk kualitas output, dan pelayanan kebutuhan
KBM (costemer care);
b. Tanggungjawab sosial (Social responsibility), kewarga negaraan institusi
(institution citizenship), kebiasaan prilaku (etnical behaviour) dan
urusan masyarakat (community affair);
c. Environments (ruang kantor, ruang informasi, laborat, dan sebagainya);
d. Communication (iklan, terbitan (publishing), komunikasi pribadi
(personal communication), brosur, dan program-program identitas
lembaga).26

Dengan demikian, berdasarkan hal di atas, peran orang-orang yang


berkepentingan (stakeholder) dalam lembaga pendidikan Islam (madrasah)
sangatlah penting. Semuanya mempunyai peran dalam membentuk citra
(image) lembaga. Tidak ada satu lebih penting dari yang lainnya. Hal ini
didasarkan bahwa citra suatu lembaga merupakan tanggung jawab bersama
untuk membangunnya. Peran yang diambil oleh masing-masing elemen
dalam yang berkepentingan (stakeholder) harus mendasarkan pada
peningkatan kualitas output, tanggungjawab sosial, lingkungan yang religius,
serta komunikasi konstruktif antar anggota internal maupun eksternal.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Dari beberapa hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan tema


pokok penelitian skripsi berjudul ”Implementasi Tugas dan Fungsi Humas
dalam Membentuk Citra Madrasah di MTsN 2 Jakarta” yaitu :

1. Kamilah Maziyati, S. Pd. Implementasi Program Humas di SMAN 1


Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Jurusan Kependidikan Islam.
Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011.

Ali Rif’an, Pemberdayaan Stakeholders Dalam Membangun Citra dan Skill Humas di
26

Lembaga Pendidikan Islam, (http:// Membangun Citra dan Skill Humas « THE WORLD OF THE
MIND.html), 10 Februari 2013.
28

Mengemukakan bahwa, implementasi program sekolah tersebut


berjalan baik hanya saja masih sangat umum, belum terkhususkan
kepada humasnya. Kendala- kendala yang dihadapi tidak begitu berarti,
dikarenakan koordinasi yang dilakukan humas dengan guru dan OSIS
sangat baik. Partisipasi dan tanggung jawab kepala sekolah terhadap
kegiatan humas disekolah diresponnya sangat baik, masukan- masukan
demi perbaikan kegiatan terus diberikan olehnya. Penulis menyarankan
agar lebih terus meningkatkan mutu dari kegiatan humas dimata
masyarakat sekitar.27
2. Siti Nurazizah, S. Pd. Implementasi Manajemen Humas SMA Lazuardi
GIS dalam mengkomunikasikan Program Sekolah. Jurusan
Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011. Mengemukakan bahwa, implementasi
manajemen humas dalam mengkomunikasikan program sekolah sudah
berjlan dengan baik, melihat dari pelaksanaan humas yang mempunyai
7 tahapan, serta dapat dilihat dari kebanyakan responden yang merasa
sudah mendapat pelayanan yang maksimal (pelayanan KBM, pelayanan
bimbingan keagamaan, pelayanan administrasi dan lain-lain),
mendapatkan kejelasan dan kemudahan informasi dapat diperoleh
melalui brosur, website, spanduk, poster, benner dan lain-lain. Dengan
dilakukannya penelitian ini peneliti sarankan agar humas mempunyai
divisi sendiri yang dapat membantu pekerjaan humas sehingga dapat
menyempurnakan kinerja humas.28
3. Vita Setiantara, S. Pd. Membangun Citra Madrasah Melalui
Pemberdayaan Humas di MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.
Jurusan Kependidikan Islam. Program Manajemen Pendidikan.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2011. Mengemukakan bahwa, “ Membangun Citra Madrasah Melalui
Pemberdayaan Humas di MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta”,
termasuk katagori cukup baik. Hal ini menunjukkan dari hasil
prosentase jawaban dari sebagaian besar guru yaitu pada skor rata-rata
yaitu 86,51% yang menunjukkan baik.29

27
Kamilah Maziyati, “ Implementasi Program Manajemen Humas di SMAN 1 Cikarang
Kabupaten Bekasi”, Skripsi pada Strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011,
Abstraksi, tidak dipublikasikan.
28
Siti Nurazizah, “ Implemntasi Manajemen Humas SMA Lazuardi GIS dalam
Mengkomunikasikan Program Sekolah”, Skripsi Strata 1 pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta, 2011, Abstraksi, tidak dipublikasikan.
29
Vita Setiantara, “ Membangun Citra Madrasah Melalui Pemberdayaan Humas di MTs
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta”, Skripsi Strata 1 pada UIN Syarif Hidatullah Jakarta,
Jakarta, 2011, Abstraksi, tidak dipublikasikan.
29

D. Kerangka Berpikir

Tugas dan fungsi humas sebagai komunikator dari sekolah kepada


masyarakat dalam mengkomunikasikan masalah-masalah pendidikan atau
program sekolah, baik yang bersumber dari sekolah maupun yang bersumber
dari masyarakat. Komunikasi inilah merupakan pintu-pintu keterbukaan
sekolah terhadap masyarakat.

Apabila tugas dan fungsi humas belum maksimal dalam


mengkomunikasikan program sekolah/madrasah yang telah ada, maka
berpengaruh terhadap citra sekolah/madrasah itu. Dalam hal ini bukan
mengubah menjadi positif malah bisa berbalik menjadi negatif karena belum
mengetahui jelas tugas dan fungsi serta wewenang yang dimiliki sebagai
humas sekolah/madrasah dengan jelas.

Prinsip komunikasi dua arah merupakan tuntutan bagi seorang


Public Relations (humas) agar dapat memberitahu atau dapat mengubah
sikap, pendapat, perilaku tertentu perorangan/kelompok agar sesuai dengan
tujuan lembaga yang diwakilinya, sehingga memunculkan citra yang positif
atau baik di mata masyarakat. Dengan kata lain berkomunikasi yang se-
efektif mungkin antara sekolah/madrasah dengan masyarakat untuk
menciptakan saling pengertian dalam menjalin hubungan yang harmonis.
Secara internal aktivitas humas adalah menciptakan saling pengertian (Mutual
Understanding) antara pimpinan dan yang dipimpin, sedangkan secara
eksternal antara lembaga pendidikan dengan masyarakat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung pada bulan Oktober sampai dengan


Desember 2013, dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

Tabel 3.1
Rincian Kegiatan Penelitian
No. Jenis Kegiatan Okt Nov Des Feb Maret
1 Tahap sebelum kelapangan meliputi
observasi lapangan dan permohonan izin
kepada subjek yang diteliti.
2 Tahap pekerjaan lapangan meliputi
mengumpulkan bahan-bahan yang
berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi
humas madrasah. Data tersebut diperoleh
dengan observasi, wawancara dan
dokumentasi dengan cara pelaksanaan
tupoksi humas dalam membentuk citra
madrsah.
3 Tahap analisis data meliputi analisis data
baik yang diperoleh melalui observasi,
dokumen maupun wawancara mendalam
dengan kepala sekolah dan wakabid.humas
MTsN 2 Jakarta. Kemudian dilakukan
penafsiran data sesuai dengan konteks
permasalahan yang diteliti.
4 Tahap penulisan laporan meliputi kegiatan
penyusunan hasil penelitian dari semua
rangkaian kegiatan kegiatan pengumpulan
data sampai pemberian makna data.

Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 2 Jakarta, Jln. R. Moh. Kahfi I


No.30 Ciganjur Jagakarsa Jakarta Selatan.

30
31

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk


metode kualitatif deskriptif. Sumber data/informasi : Kepala madrasah dan
Wakil kepala madrasah bidang humas. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan dan lain-
lain., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah.1 Metode analisis deskriptif yaitu memberikan
gambaran tentang implementasi tupoksi humas dalam membentuk citra
madrasah di MTsN 2 Jakarta. Penelitian deskriptif bertujuan untuk :
mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang
ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek
yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi, menentukan apa yang
dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari
pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu
yang akan datang.2

C. Sumber Data
1. Data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan
atau tempat penelitian. Data primer adalah data yang hanya dapat kita
peroleh dari sumber asli atau pertama. Kata-kata dan tindakan merupakan
sumber daya yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau
mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan
informasi langsung tentang implementasi tupoksi humas dalam
membentuk citra madrasah di MTsN 2 Jakarta yaitu dengan cara
wawancara dengan kepala sekolah dan wakil kepala madrasah bidang
humas MTsN 2 Jakarta.

1 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya,


2011) , Cet.29, h.6
2 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung : PT Remaja

RosdaKarya, 1999), Cet. 7, h. 25


32

2. Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan
berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi,
buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai dokumen–dokumen
resmi dari berbagai instansi pemerintah. Peneliti menggunakan data
sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi
yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan kepala
sekolah dan wakabid.humas MTsN 2 Jakarta.

D. Teknik Pengumpulan data


Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini
dikumpulkan sesuai dengan sumber, metode dan instrumen yang telah
dilakukan. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan sebagai
berikut :
1. Observasi

Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis


tehadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi sebagai alat
pengumpulan data dapat dilakukan secara spontan.3 Peneliti mengobservasi
lokasi tempat penelitian yakni di MTsN 2 Jakarta. Obsevasi dilakukan guna
mendapatkan data yang relevan tentang gambaran umum tupoksi humas
dalam membentuk citra madrasah di MTsN 2 Jakarta.

2. Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.4 Wawancara

3P .Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta,
2004), Cet. 4, h. 63
4 Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja

RosdaKarya, 2003), Cet. 3, h. 180


33

dilakukan secara langsung oleh peneliti kepada kepala sekolah dan


wakabid.humas untuk mendapatkan data-data mengenail implementasi
tupoksi humas dalam membentuk citra mandrasah di MTsN 2 Jakarta.

3. Studi Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan sumber non manusia atau memperoleh data


di lapangan melalui observasi dan wawancara kemudian dikelompokkan
sesuai pertanyaan penelitian.

Data yang akan diperoleh melalui kajian atau studi terhadap data-data
informasi yang berisi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang
berlaku serta arsip lainnya di dalam tugas dan fungsi humas di sekolah.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam


bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan agar data yang
terkumpul dapat dianalisis kemudian diambil kesimpulan. Dalam proses
penelitian ini penulis menggunakan analisis deskriptif untuk memaparkan
hasil yang diperoleh. Berikut ini susunan analisa deskriptif :

1. Klasifikasi, yakni proses pengelompokan informasi-informasi dari


sumber data.
2. Kategorisasi, yakni proses pengelompokan proses informasi-informasi
berdasarkan aspek-aspek masalah.
3. Interpretasi, yakni proses mencari persamaan dan perbedaan sehingga
kemudian dapat ditarik kesimpulan.

Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif yaitu


suatu teknik analisis data yang penganalisanya dilakukan dengan
membandingkan penjelasan - penjelasan mengenai gambaran peristiwa yang
terjadi di lapangan yang berkaitan dengan Implementasi Tupoksi Humas
dalam Membentuk Citra Madrasah di MTsN 2 Jakarta.
34

F. Pengecekan Keabsahan Data

Kriterian keabsahan data ada empat macam yaitu : kepercayaan


(credibility), keberlakukan (transferability), kebergantungan (dependability),
kepastian (confermability).5 Dalam penelitian kualitatif ini memakai empat
macam yaitu :

1. Kepercayaan (Credibility )
Kreadibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil
dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. Ada beberapa teknik untuk mencapai
kreadibilitas ialah teknik : teknik triangulasi, sumber, pengecekan anggota,
perpanjang kehadiran peneliti di lapangan, diskusi teman sejawat dan
pengecekan kecakupan refrensi.
2. Keberlakuan (Transferability)
Dalam kriteria ini, peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan
uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Dengan demikian
maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga data
tersebut dapat memutuskan atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil
penelitian tersebut di tempat lain.
3. Kebergantungan (Dependibility)
Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya
kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterpreasikan data
sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kesalahan sering
dilakukan oleh manusia itu sendiri terutama peneliti karena keterbatasan
pengalaman, waktu, pengetahuan. Cara untuk menetapkan bahwa proses
penelitian dapat dipertanggungjawabkan melaui audit dependability oleh
auditor indepent oleh dosen pembimbing.
4. Kepastian (Confirmability)

5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta,


2013), Cet. 13, h. 269-277
35

Kriteria ini digunakan untuk menilai hasi penelitian yang dilakukan dengan
cara mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil penelitian yang
didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.

G. Tahap – Tahap Penelitian

Pelaksanaan pada penelitian ini ada empat tahap yaitu : tahap


sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data dan tahap
penulisan laporan. Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh sebagai berikut :

1. Tahap sebelum kelapangan, meliputi kegiatan penetuan fokus,


penyesuaian paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup
observasi lapangan dan permohonan izin kepada subjek yang diteliti,
konsultasi fokus penelitian, penyususnan usulan penelitian.
2. Tahap pekerjaan lapangan, meliputi mengumpulkan bahan-bahan yang
berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi humas madrasah. Data tersebut
diperoleh dengan observasi, wawancara dan dokumentasi dengan cara
pelaksanaan tupoksi humas dalam membentuk citra madrsah.
3. Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperoleh melalui
observasi, dokumen maupun wawancara mendalam dengan kepala sekolah
dan wakabid.humas MTsN 2 Jakarta. Kemudian dilakukan penafsiran data
sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti selanjutnya melalukan
pengecekan sumber data yang didapat dan metode perolehan data sehingga
data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna
data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks yang
sedang diteliti.
4. Tahap penulisan laporan, meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian
dari semua rangkaian kegiatan kegiatan pengumpulan data sampai
pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian
dengan dosen pembimbing untuk mendapatan perbaikan saran-saran demi
kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindak lanjuti hasil bimbingan
36

tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna. Langkah akhir melakukan


pengurusan kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi.

H. Instrumen Pengumpulan Data


Sebelum melakukan wawancara, maka perlu dibuat pedoman.
Adapun pedoman tersebut dibuat pedoman tersebut dalam bentuk kisi -kisi
instrumen penelitian sebagaimana tabel dibawah ini :

Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Tupoksi Humas Madrasah
No. Jumlah
Dimensi Sub dimensi
Item Soal
1. Mengatur hubungan a. Rapat pertemuan
sekolah dengan madrasah, komite dan 1,2 2
orang tua murid. orang tua siswa kelas VII,
VIII,IX.
b. Kegiatan mempersiapkan
siswa-siswi kelas IX lulus 3 1
UN/UM 100%.
c. Menginformasikan berita
madrasah/komite kepada 4,5,6,7 3
orang tua
siswa/masyarakat.
d. Mengajak orang tua siswa
serta masyarakat dalam
meningkatkan 9K
(Keamanan, Kebersihan 8,9 3
Ketertiban, Keindahan,
Kekeluargaan,
Kerindangan, Kesehatan,
Keterbukaan dan
Keteladanan) melalui
dialog dan kerja bakti.
37

e. Mengundang orang tua


siswa dan masyarakat 10 1
dalam kegiatan hari besar
agama islam.
2. Mengkoordinasikan a. Mendata para alumni
11,12,
penelusuran lulusan secara cermat. 3
13
(alumni).
b. Membentuk organisasi
14 1
alumni.
c. Temu Alumni. 15 1
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Sejarah Berdirinya MTs Negeri 2 Jakarta

MTsN 2 Jakarta merupakan lembaga pendidikan formal yang


berdasarkan islam di bawah naungan Departemen Agama Islam, berdiri pada
tahun 1990 dan dipimpin pertama kali oleh Drs. H. Abu Bakar Salam.
Madrasah ini memiliki luas tanah 2.280 M² dan luas bangunan 1.243 M².
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta terletak di kawasan Jakarta Selatan
yang berbatasan dengan Kota Administratif Depok. Letaknya yang jauh dari
keramaian, hiruk pikuk kendaraan serta pada lokasi yang rindang yang
dikelilingi oleh hijaunya tanaman dengan suasana yang masih sejuk dan
nyaman membuat suasana kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan.
Serta mudah diakses oleh masyarakat yang akan menyekolahkan anaknya di
MTs Negeri 2 Jakarta, baik masyarakat dari wilayah DKI Jakarta maupun
Kota Administratif Depok.

Orang tua dan masyarakat di lingkungan Ciganjur Jagakarsa Jakarta


Selatan mendukung adanya madrasah di wilayah ini, tujuan didirikan
madrasah ini adalah untuk memperkokoh dasar agama islam pada generasi
muda dengan adanya kepercayaan masyarakat dari berbagai kalangan baik
dari tokoh agama, tokoh masyarakat serta kalangan usahawan yang
menyekolahkan anaknya di MTs Negeri 2 Jakarta, sehingga madrasah dituntut
untuk profesional dalam pengelolaannya serta harus dapat berbuat lebih

38
39

banyak lagi untuk meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang pendidikan


menuju Madrasah Standar Nasional.
Prestasi akademik diantaranya menjuarai lomba-lomba di bidang
MIPA, Bahasa dan Kesenian. Di bidang non akademik menjuarai lomba-lomba
bidang olah raga dan keterampilan. Lebih dari seratus piala terpampang di
ruang tamu sebagai bukti prestasi.

2. Identitas Madrasah

Nama Madrasah : MTs Negeri 2 Jakarta

Alamat Madrasah : Jln. Moh.Kahfi I RT. 007/01 No.34


No.Telp : 021 7270822
Faximile : 021 7863793
E-mail : emteesdua@yahoo.co.id
Kelurahan : CIGANJUR
Kecamatan : JAGAKARSA
Kota Madya : JAKARTA SELATAN
Provinsi : DKI JAKARTA
Kode pos : 12630
Status Madrasah : Negeri
Standar Madrasah : a. Tingkat Akreditasi: A
b. Tipe Madrasah :B
Keadaan Gedung : Permanen
Nomor Statistik Madrasah (NSM) : 212317531036
Tahun Di bangun : 1989
Tahun Beroperasi : 1990
40

3. Visi, Misi dan Tujuan MTs Negeri 2 Jakarta


a. Visi Madrasah : “ Unggul dalam Ilmu Pengetahuan Berlandaskan
Iman dan Taqwa Menuju Penguasaan Teknologi”
b. Misi Madrasah :
1) Menumbuhkan semangat belajar secara berkesinambungan.
2) Meningkatkan pembinaan Akhlaqul Karimah melalui
keteladanan.
3) Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT.
4) Menerapkan pola pembiasaan melalui kegiatan Tadarus
Al- Qur’an dan sholat berjamaah.
5) Meningkatkan pelayanan prima dalam mendukung peningkatan
mutu madrasah.
6) Menumbuhkan semangat dalam melaksanakan Program 9K.
(keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan,
kerindangan, kesehatan, keterbukaan dan keteladanan).
7) Meningkatkan penguasaan teknologi moderen menuju
profesionalisme.
c. Tujuan Madrasah :

1). Tujuan akademik :

a) Nilai UN dan UM dapat meningkat.


b) Lulusan dapat diterima SMA/SMK/MA Negeri/unggulan.
c) Memberikan keteladanan pada warga madrasah.
d) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran
Islam.
e) Kemampuan membaca Al-Quran dengan baik dan benar.
f) Semangat mengikuti sholat wajib dan sunnah berjamaah serta
kegiatan keagaman meningkat.
g) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada
warga madrasah.
41

h) Terciptanya semangat dalam melaksanakan program 9K


(Keamanan, Kebersihan Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan,
Kerindangan, Kesehatan, Keterbukaan dan Keteladanan).

2). Tujuan Non akademik :


a) Dasar-dasar Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dapat dikuasai
siswa sebagai dasar penguasaan teknologi modern.

4. Struktur Organisasi MTsN 2 Jakarta

Komite Madrasah Kepala Madrasah

H. Udin Syamsuddin Drs. H. Fahrurozi, M. Pd

Kaur Tata Usaha

Hj. Hamidah, A. Md

Wakabid. Humas Wakabid. Sarpras Wakabid. Kurikulum Wakabid.Kesiswaan

Hidayat.Razaky, S.Pd Drs. H. Muhamim Faqih Usman, S.Pd Eko Suwarmo, S.Pd

Wali Kelas Guru Mata Guru BK Pembina Osis


Pelajaran

Peserta Didik

Gambar 4.1
42

5. Gambaran Tupoksi Humas MTsN 2 Jakarta

Tupoksi Wakabid. Hubungan Masyarakat MTsN 2 Jakarta yaitu :

1. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan Madrasah dengan


orang tua/wali Peserta didik.

2. Membina hubungan antara Madrasah dengan Komite dan


masyarakat.
3. Menyusun laporan pelaksanaan hubungan orang tua dan
masyarakat secara berkala.
4. Mengkoordinasikan penelusuran tamatan/alumni.1
Kehumasan yang ada di MTsN 2 Jakarta tidak memiliki struktur
humas secara khusus atau mandiri. Sehingga untuk melaksanakan semua
tugas dan fungsinya, masih dilakukan sendiri oleh guru yang diberikan
mandat sebagai Wakabid.humas karena keterbatasan SDM dan ruangan
khusus humas.

6. Kondisi Guru dan Tenaga Kependidikan


a. Guru
Guru merupakan sosok yang penting dalam dunia pendidikan
karena atas jasanya siswa mengetahui segala ilmu pengetahuan. Guru
sebagai pendidik sekaligus pengajar tidak hanya mempunyai ilmu
pengetahuan tetapi juga ilmu keterampilan. guru sebagian besar mengajar
sesuai dengan bidang studi yang diampunya dan mengajar hanya satu
tempat. Mereka memiliki loyalitas yang tinggi terhadap lembaga, dan
dapat ditingkatkan kualitas kinerjanya melalui pembinaan, maupun
kegiatan lain. Berikut data kondisi guru MTsN 2 Jakarta :

1Dokumen Program Kerja Wakabid. Humas MTsN 2 Jakarta


43

Tabel 4.2

Kondisi Guru
Pendidikan Jumlah Guru
Tertinggi PNS GBPNS

S3 1 0

S2 3 0

S1 34 3

Jumlah 38 3

b. Tenaga Kependidikan
Tenaga Kependidikan adalah pegawai yang membantu dalam
mengelola administrasi di bagian tata usaha madrasah agar kegiatan
belajar mengajar berjalan dengan lancar. Tenaga kependidikan di MTsN 2
Jakarta masih dapat dibina untuk meningkatkan motivasi kerja dan etos
kerja. Jumlah tenaga pendidik sebanyak 17 orang. Jenjang pendidikan
tenaga kependidikan terdiri dari : S1 = 5 orang dan sebanyak 6 orang
pendidikan D3 dan 6 orang SMA/SMP. Berikut ini kondisi tenaga
kependidikan MTsN 2 Jakarta:

Tabel 4.3
Kondisi Tenaga Kependidikan

No JABATAN PT/PNS PTT/HONORER JUMLAH

1 Kaur TU PNS 0 1
2 Staf TU PNS 0 9
3 Staf TU PT Honorer 2

4 Pesuruh PT Honorer 3
5 Satpam PT Honorer 2
44

7. Kondisi Siswa dan Tamatan

a. Siswa/Peserta Didik

Siswa/Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha


mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada pendidikan
formal ataupun pendidikan nonformal pada jenjang pendidikan dan jenis
pendidikan tertentu. Berikut kondisi siswa MTsN 2 Jakarta :

Tabel 4.4
Kondisi Siswa
Tahun Rombongan Rasio Jumlah
Pelajaran
2007/2008 13 40 553

2008/2009 13 40 572

2009/2010 14 40 582

2010/2011 14 40 581

2011/2012 15 40 594

2012/2013 15 40 596

Jumlah 84 240 3478

b. Kondisi Tamatan/ Lulusan


Tamatan/Lulusan adalah murid – murid yang sudah tamat sekolah
biasanya mempunyai kenangan tentang sekolahnya. Mereka merasa
berkewajiban moral untuk membantu sekolahnya, baik berupa materil
maupun secara moril. Berikut tabel tamatan MTsN 2 Jakarta :
45

Tabel 4.5
Kondisi Tamatan / Lulusan
Tamatan Rata-rata NEM Peserta Didik
Tahun
Diterima di
Pelajaran Jumlah Target Hasil Target SLTA Negeri

2007/2008 201 100 % 6.84 7.00 52

2008/2009 173 100 % 6.57 7.00 49

2009/2010 179 100 % 6.91 7.00 55

2010/2011 205 100 % 7.25 7.50 86

2011/2012 189 100 % 7.27 7.50 65

2012/2013 177 100% 7.28 7.50 78

8.Kondisi Sarana dan Prasana Madrasah


a. Sarana dan Prasana Madrasah
Sarana sekolah/madrasah adalah semua fasilitas yang secara
langsung dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar
mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar tercapai
tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.
Prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya
proses pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun dan taman
sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi dimanfaatkan secara langsung untuk
proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi,
halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut
merupakan sarana pendidikan. Berikut ini sarana dan prasarana yang
dimiliki MTsN 2 Jakarta:
46

Tabel 4.6
Kondisi Sarana dan Prasarana
No NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN

1 Komputer Kantor 8 Baik


3 Komputer Siswa 30 25 baik/5 rusak

4 Printer 8 1 Rusak

5 Scan Nilai 1 Baik

6 Mesin Fax 1 Baik

7 Meja dan Kursi Guru 37 Baik

8 Meja dan Kursi TU 10 Baik

9 Meja dan Kursi Siswa 605 Baik

10 Filling Kabinet 8 Baik

11 LCD 4 Baik

12 Kendaraan Operasional 2 Baik

13 Laptop 4 Baik
47

Tabel 4.7
Jumlah Bangunan dan Fasilitas Belajar
No JENIS FASILITAS JUMLAH

1 Ruang Kelas 15
2 Ruang Kepala Madrasah 1

3 Ruang Guru 1

4 Ruang Tata Usaha 1

5 Laboratorium

a. Komputer 1

b. IPA 1

c. Bahasa 1
6
Perpustakaan 1

7 Ruang UKS 1

8 Ruang Aula 1

9 Masjid/Musholla 1

10 Lapangan olahraga 1

11 Kantin 1

12 Asrama 1

13 WC Guru 2

14 WC Siswa 5
48

9. Kegiatan EkstraKurikuler MTsN 2 Jakarta


Kegiatan ekstrakurikuler yang dimiliki MTsN 2 Jakarta yaitu
a. Paskibra e. Futsal
b. Pramuka f. Musikalisasi Puisi
c. Marawis dan Hadroh g. Tari
d. PMR h. Kaligrafi

B. Deskripsi dan Analisis Data

Pada bagian ini dideskripsikan hasil penelitian tentang Implementasi


Tupoksi Humas dalam Membentuk Citra Madrasah di MTsN 2 Jakarta yang
meliputi mengatur hubungan sekolah dengan orang tua/wali murid dan
mengkoordinasikan penelusuran lulusan/alumni yang diperoleh dari hasil
observasi, wawancara serta dokumentasi. Sebagaimana yang akan dipaparkan
sebagai berikut :

1. Mengatur Hubungan Sekolah dengan Orang Tua


Tupoksi humas dalam mengatur hubungan sekolah dengan orang tua
dan masyarakat yaitu menarik simpati orang tua dan masyarakat umumnya serta
publik khususnya, sehingga dapat meningkatkan relasi serta animo pada
sekolah/madrasah tersebut. Hal ini akan membantu sekolah/madrasah
mensukseskan program-programnya. Sehingga mampu mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan. Berikut ini kegiatan dalam program mengatur
hubungan sekolah/madrasah dengan orang tua murid di MTsN 2 Jakarta :

a. Rapat Pertemuan Madrasah, Komite dan Orang Tua Siswa Kelas VII,
VIII, dan IX.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Kepala
MTsN 2 Jakarta, Drs. H. Fahrurozi, M.Pd dari beberapa informasi yang
diperoleh tentang kegiatan ini. Beliau menjelaskan bahwa :
49

Dalam mengatur pertemuan madrasah, komite dan orang tua siswa,


pihak madrasah mengadakan rapat dengan ketua serta pengurus
komite dan rukun kelas yang telah dimiliki oleh masing – masing
kelas. Rukun kelas adalah setiap tingkatan kelas yang memiliki wakil
dari orang tua siswa yang akan ditunjuk sebagai anggota dari komite.
Rapat komite diadakan tiga bulan sekali, jika ada hal – hal yang
penting dalam kelancaran kegiatan belajar mengajar maka pertemuan
antara madrasah dan komite diadakan secara mendadak. Sedangkan
rapat orang tua siswa diadakan setahun dua kali yaitu pada rapat
Ujian Madrasah/Ujian Nasional dan Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB).2

Dari pernyataan bapak kepala madrasah tersebut, bahwa dalam


mengatur pertemuan madrasah, komite dan orang tua siswa pada hakikatnya
adalah suatu sarana yang sangat berperan dalam rangka usaha mengadakan
pembinaan, mengembangkan pertumbuhan pribadi siswa – siswi di
madrasah ini. Dalam hal ini, madrasah sebagai sistem sosial merupakan
bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat.

Kemudian hasil wawancara dengan Wakil kepala madrasah bidang


humas MTsN 2 Jakarta, bapak Hidayat Razaky, S.Pd tentang kegiatan
pertemuan dengan madrasah, komite dan orang tua siswa. Beliau
menjelaskan sebagai berikut:
Untuk kegiatan rapat pertemuan madrasah dan orang tua siswa
diadakan dalam rapat komite yang dihadiri oleh seluruh organisasi
komite madrasah, salah satunya adalah rukun kelas yang menjadi
ujung tombak karena sebagai penghubung komite dengan para orang
tua siswa dalam memutuskan kebijakan. Maka dari itu diadakan rapat
dengan rukun kelas dan komite.3

Itulah penjelasan dari bapak wakil kepala madrasah bidang humas,


bahwa pertemuan antara madrasah, komite dan orang tua siswa sudah
terkoordinasi agar segala informasi yang berkaitan dengan kegiatan belajar
mengajar para siswa – siswi berjalan dengan baik. Sehingga dapat

2 Fahrurozi. Wawancara Kepala MTsN 2 Jakarta. Jakarta, 12 Desember 2013


3 Hidayat, Razaky. Wawancara Wakabid.humas MTsN 2 Jakarta. Jakarta, 13 Desember
2013
50

membantu memutuskan dan mendukung suatu kebijakan di madrasah


berjalan lancar.
Rapat khusus untuk masing-masing tingkatan kelas dengan orang tua
siswa diadakan minimal satu kali dalam satu semester atau bisa juga
lebih sesuai kebutuhan dari madrasah, komite dan orang tua siswa.
Seperti rapat khusus kelas IX untuk rapat akhir tahun (Ujian
Madrasah/Ujian Nasional), rapat kelas VIII yaitu rapat umum
membahas kegiatan belajar mengajar, Study tour, perayaan hari besar
islam dan nasional, pameran dan lomba, ekstrakulikuler dan rapat
kelas VII yaitu rapat awal tahun membahas kegiatan PPDB,
mengadakan class meeting dan Porseni, pembuatan jadwal pelajaran
dan kalender akademik, pembagian tugas guru.4

Fasilitas yang diberikan madrasah kepada komite masih sangat


terbatas dalam hal ruangan. Sehingga sampai saat ini madrasah belum
memiliki ruangan khusus komite. Maka ketika ketua komite datang
berkunjung untuk bekerja sama, pihak madrasah hanya mampu menyiapkan
ruangan TU atau di ruangan kepala madrasah sedangkan untuk rapat komite
dengan madrasah disediakan ruangan rapat. Pihak madrasah berencana
kedepan untuk membuat ruangan/kantor khusus komite. Walau tidak
memiliki ruangan khusus bagi komite tetapi pihak madrasah selalu
melakukan koordinasi dengan ketua komite dan pengurus komite.
Adapun tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah dengan
orang tua siswa serta masyarakat, yaitu :
a. Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
b. Mendapatkan dukungan dan bantuan moril maupun finansial
yang diperlukan bagi pengembangan sekolah.
c. Memberikan informasi kepada orang tua siswa serta masyarakat
tentang isi dan pelaksanaan program sekolah.
d. Memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan masyarakat.
e. Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan
sekolah dalam mendidik anak – anak.5

Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut, banyak cara yang bisa


dilakukan oleh madrasah dalam menarik simpati masyarakat terhadap

4Studi dokumen Program dan Jadwal Pelaksanaan Humas MTsN 2 Jakarta


5Purwanto, Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. ( Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 1991), Cet.4 h. 190
51

madrasah dan menjalin hubungan yang harmonis antara madrasah dan orang
tua serta masyarakat.

b. Kegiatan Mempersiapkan Siswa – Siswi Kelas IX untuk Lulus


UN/UM 100%.

Kegiatan ini merupakan salah satu dari program humas di MTs


Negeri 2 Jakarta dengan program mengatur hubungan madrasah dengan
orang tua siswa. Dari hasil observasi yang telah peneliti lakukan dalam rapat
komite dengan rukun kelas IX dan Kepala Madrasah, maka hasil kegiatan
tersebut membahas tentang laporan kegiatan pendalaman materi Kelas IX
untuk UN/UM dilaksanakan pada hari senin s/d jumat pukul 13.00 -14.30
WIB, kegiatan perpisahan akhir tahun/wisuda kelas IX, dan laporan
pemilikan wakaf tunai dengan pembebasan lahan kurang lebih 400 m²
dengan biaya Rp 2.300.000/m² sudah terkumpul Rp 117 juta. Anjuran untuk
turut serta dalam program wakaf tunai sebagai kenangan untuk memberikan
lahan khusus untuk mushola.
Dalam pertemuan ini, pihak madrasah terdiri dari para pimpinan
madrasah menyampaikan program madrasah untuk mempersiapkan
keberhasilan kelas IX kepada komite madrasah dan khususnya rukun kelas
IX. Berikut ini penjelasan dari Kepala Madrasah tentang kegiatan ini:
Kebijakan madrasah yang akan dibahas secara bersama-sama dengan
komite serta rukun kelas IX tentang membuat rancangan anggran dan
jadwal pelaksanaan bimbel di madrasah, kegiatan belajar mengajar,
kedisiplinan masuk sekolah, ujian kelas meeting/try out juga
membahas anggaran kegiatan perpisahan pada akhir tahun untuk kelas
IX.6

Kebijakan tersebut dimusyawarahkan bersama-sama oleh pimpinan


madrasah, komite madrasah dan rukun kelas IX untuk mendapatkan hasil
keputusan yang telah disepakati demi kepentingan bersama. Pihak madrasah
dan komite menampung segala keluhan dari para rukun kelas. Komite
bertugas mendampingi serta mengawasi pelaksanaan dan program

6 Fahrurozi, Wawancara Kepala MTsN 2 Jakarta, Jakarta : 12 Desember 2013


52

madrasah. Orang tua siswa juga ikut serta memajukan program madrasah
agar madrasah lebih baik lagi.

c. Menginformasikan Berita Madrasah/Komite Kepada Orang Tua/


Masyarakat

Dalam penyusunan dan pelaksanaan program madrasah terdiri dari


unsur pimpinan madrasah yaitu kepala madrasah, tata usaha, wakil kepala
madrasah, guru dan komite. Sehingga dalam memberikan informasi
madrasah baru pada tatanan pengurus komite kepada kepala madrasah.
Pihak madrasah sedang berwacana ingin menampilkan informasi tentang
segala kegiatan madrasah melalui website agar orang tua siswa serta
masyarakat mengetahui dan mengakses informasi melalui media ini. Bapak
kepala madrasah mengatakan bahwa :
Penyusunan program madrasah mengacu pada kondisi masyarakat
sekitar. Salah satu contoh programnya yaitu mensosialisasikan
kegiatan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) tiap awal tahun
pelajaran. Pihak madrasah mensosialisasikan kepada para guru, siswa
– siswa untuk disampaikan kepada saudara, teman – teman di
lingkungan tempat tinggalnya dan juga di umumkan melalui masjid di
sekitar madrasah serta mengakses melalui website.7

Informasi tentang keadaan madrasah dengan perantara guru


diberikan melalui raker akhir tahun dan untuk siswa – siswi diberikan
melalui pengumuman mading, menyebarkan brosur, memasang spanduk di
jalan dan di halaman sekolah, membagikan kalender madrasah dan website
yang akan memberikan informasi tentang program dan tujuan madrasah
kepada guru dan siswa-siswi, yang akan meyampaikan kepada saudara,
teman-teman dan orang lain dalam masyarakat. Kegiatan ini merupakan
daya tarik praktis, konstan dan bagus utuk memberikan gambaran yang
wajar tentang keadaan madrasah.
Demi kelancaran komunikasi antara madrasah dengan orang tua
siswa, dalam pengurusan organisasi di madrasah ini telah melakukan
koordinasi yang biasa disebut rapat koordinasi pimpinan antara unsur

7 Fahrurozi, Wawancara Kepala MTsN 2 Jakarta, Jakarta : 12 Desember 2013.


53

pimpinan madrasah untuk saling melaporkan masalah serta kegiatan –


kegiatan yang akan dilakukan oleh madrasah termasuk kurikulum, sarana
dan prasarana, kesiswaan, anggaran biaya dan sebagainya. Selanjutnya para
wakil madrasah memberikan informasi terbaru tentang madrasah kepada
orang tua siswa dan masyarakat melalui mading madrasah, surat edaran, dan
bulletien madrasah. Rapat koordinasi pimpinan ini diadakan rutin setiap
minggu pada hari senin pagi setelah upacara bendera yang dihadiri oleh
kepala madrasah, kepala tata usaha dan para wakil kepala madrasah.
Dalam pelayanan yang diberikan madrasah kepada orang tua siswa
dan masyarakat berjalan sesuai standar prosedur yang ada. Penyusunan
program madrasah salah satunya bidang humas dilakukan tiap akhir tahun
dalam rapat kerja sambil mengevaluasi program yang telah dilaksanakan
sebelumnya. Laporan pertanggungjawaban dilakukan secara berkala dalam
bentuk laporan dokumen untuk akhir tahun dan laporan lisan pada rapat
koordinasi pimpinan sebagai evaluasi program madrasah.
Humas harus berusaha agar orang tua dan masyarakat informasi
secara berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu informasi lisan dan
tertulis dapat dilakukan secara berkala dan pada waktu – waktu tertentu.
Dengan demikian pihak orang tua dan masyarakat akan memiliki gambaran
yang lengkap dan menyeluruh tentang keadaan dan masalah - masalah yang
dihadapi madrasah.

d. Mengajak Orang Tua Siswa serta Masyarakat Meningkatkan 9K


melalui Dialog dan Kerja Bakti

Pada kegiatan ini, madrasah mengajak para orang tua siswa dan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam meningkatkan 9K yaitu keamanan,
kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, kesehatan,
keterbukaan dan keteladanan melalui dialog dan kerja bakti dalam hal
memperbaiki fasilitas pendukung madrasah lainnya seperti perbaikan dan
pengaspalan sarana jalan menuju madrasah yang bekerja sama dengan para
masyarakat sekitar, menjaga kebersihan lingkungan dan taman madrasah,
54

penggalangan dana untuk pembebasan lahan milik masyarakat yang berada


di samping madrasah untuk kebutuhan perluasan mushola dan ruang komite.
Pada kegiatan kekeluargaan/silaturrahmi antara madrasah dengan
orang tua siswa dan masyarakat yaitu menciptakan hubungan kekeluargaan
yang semakin erat dan akrab. Sehingga terwujudnya empati dan simpati
antar sesama warga madrasah dan antara warga madrasah dengan
masyarakat seperti mengunjungi rumah komite atau orang tua siswa dan
tokoh masyarakat, mengunjungi keluarga madrasah yang sedang memiliki
hajat/syukuran atau mendapat musibah (sakit/meninggal dunia). Kegiatan
ini dilaksanakan setiap ada kesempatan dan keperluan.
Beberapa kegiatan tersebut akan berjalan dengan baik saat ini,
karena adanya dukungan dan partisipasi dari seluruh warga madrasah, orang
tua siswa dan masyarakat untuk kemajuan madrasah yang lebih baik.

e. Mengundang Orang Tua dan Masyarakat dalam Kegiatan Hari Besar


Agama Islam
Pada kegiatan ini, pihak madrasah mengundang orang tua dan
tokoh masyarakat pada kegiatan hari besar agama islam seperti kegiatan
pada bulan Ramadhan, Hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, Maulid Nabi
Muhammad SAW, Isra Mi’raj dan Tahun Baru Islam. Sehingga dapat
terjalinnya hubungan yang lebih erat dengan orang tua siswa dan para
tokoh masyarakat. Menumbuhkan saling kenal dan pemahaman orang tua
siswa dan tokoh masyarakat terhadap madrasah.
Kegiatan ini juga untuk membentuk kepedulian sosial warga
madrasah terhadap masyarakat. Membentuk pemahaman sosial
kemasyarakatan para siswa – siswi sehingga menjadi bekal untuk terjun ke
masyarakat dan mampu mengatasi problematika yang terjadi di masyarakat.
55

2. Mengkoordinasikan Penelusuran Lulusan/Alumni


Dalam program mengkoordinasikan penelusuran lulusan/alumni
yaitu proses pengintegrasian pencarian atau pendataan para lulusan madrasah
yang sudah tamat dari madrasah untuk mencapai tujuan organisasi secara
efisien dan efektif. Dalam program humas ini terdapat beberapa kegiatan
sebagai berikut :
a. Pendataan Alumni
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala MTsN 2 Jakarta, Drs.
H. Fahrurozi, M. Pd tentang mengkoordinasikan penelusuran lulusan
madrasah. Beliau menjelaskan sebagai berikut :
Dalam pendataan lulusan madrasah ini pihak madrasah berupaya
menjaring lulusan dari angkatan pertama sampai dengan angkatan
akhir saat ini. Menyarankan untuk para masing – masing alumni
membentuk sebuah ketua angkatan, sehingga dapat melaporkan
kepada kepala madrasah sewaktu – waktu dibutuhkan untuk saling
berkomunikasi dalam kegiatan alumni.8

Banyak kendala dalam mengumpulkan alumni dalam kesatuan


organisasi perkumpulan alumni madrasah. Sehingga sejauh ini penelusuran
alumni belum efektif.
Kemudian hasil wawancara dengan wakil kepala madrasah bidang
humas, bapak Hidayat Razaky, S.Pd mengenai penelusuran alumni yaitu :
Belum dilaksanakan secara rinci pengelolaan untuk alumni. Pihak
madrasah hanya mendata dengan memberikan formulir untuk
pendataan alumni ke sekolah yang kami tawarkan untuk melanjutkan
sekolah kejenjang yang lebih tinggi. Tergantung juga pada kerja sama
antar sekolah dalam hal ini. Selanjutnya pada tahap pendaftaran siswa
baru ke SMA, para siswa tidak mengisi secara lengkap. Hal tersebut
yang menjadi kendala dalam pendataan lulusan MTsN 2 Jakarta. 9

Dari penjelasan bapak wakil kepala bidang humas di atas bahwa


pendataan alumni belum dilaksanakan secara maksimal dan terperinci.
Kendala yang dihadapi pihak madrasah yaitu hanya dapat mendata beberapa
siswa yang mengembalikan formulir pendataan alumni, banyak siswa juga

8 Fahrurozi, Wawancara Kepala MTsN 2 Jakarta, Jakarta : 12 Desember 2013.


9 Hidayat Razaky. Wawancara Wakabid.humas MTsN 2 Jakarta. Jakarta : 13 Desember
2013
56

yang tidak mengisi lengkap nama sekolah lanjutannya. Bapak wakil kepala
madrasah bidang humas dalam mendata alumni tersebut dibantu oleh bapak
Hendriyani, S.Kom. beliau bertugas untuk mengumpulkan data dan
memprosesnya ke dalam aplikasi data base madrasah. Pendataan alumni
dijadwalkan tiap akhir tahun pelajaran bagi siswa kelas IX.

b. Organisasi Perkumpulan Alumni Madrasah


Organisasi perkumpulan alumni sekolah yaitu suatu alat yang
sangat baik untuk dimanfaatkan dalam memelihara serta meningkatkan
hubungan antara sekolah dan masyarakat.10 Ini merupakan wadah bagi para
alumni untuk saling berkomunikasi dengan civitas MTsN 2 Jakarta, pihak
madrasah berupaya menginformasikan keberadaan para alumni setelah
meninggalkan almamater madrasah. Maka madrasah perlu mendorong dan
membina organisasi perkumpulan alumni itu, selanjutnya organisasi itu
dipelihara dan dipupuk oleh madrasah sedemikian rupa, sehingga organisasi
itu dapat membantu memberi gambaran tentang almamater madrasahnya itu
melalui kualitas pekerjaan dalam profesinya memberi penjelasan langsung
tentang keadaan madrasahnya didalam masyarakat atau memberi bantuan
berupa materi untuk kemajuan madrasah.
Penjelasan kepala madrasah dan wakil kepala bidang humas MTsN
2 Jakarta tetang kegiatan ini, mengatakan bahwa “Belum ada ikatan
alumni/organisasi perkumpulan alumni di madrasah karena keterbatasan
personil dari pihak madrasah untuk mengumpulkan banyak informasi
tentang keberadaan para alumni”.
Dalam pengelolaan organisasi ini belum berjalan dengan baik
dengan terbatasnya personil dan fasilitas seadanya yang dapat diberikan
madrasah kepada para alumni yaitu tempat pertemuan dalam menunjang
kegiatan tersebut. Kegiatan yang dilakukan oleh para alumni yaitu temu
kangen dengan para alumni, guru, kepala sekolah dan adik kelas serta staf
madrasah. Para alumni juga sering diundang oleh madrasah seperti kegiatan

10 Soekarto Indrafachrudi, Administrasi Pendidikan/Oleh Tim Dosen Jurusan

Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, (Malang : IKIP Malang, 1989), h. 239
57

buka puasa bulan ramadhan, penggalangan dana, pemberian beasiswa bagi


siswa berprestasi dan promosi/sosialisasi tentang madrasah.

c. Temu Alumni
Temu alumni ini adalah suatu kegiatan berkumpulnya para siswa
yang telah tamat dari sekolah/madrasah. Lokasi kegiatan ini dapat dilakukan
di sekolah, tempat wisata dan sebagainya. Kegiatan temu alumni pada
MTsN 2 Jakarta ini biasanya diusulkan oleh masing-masing ketua angkatan
lulusan. Madrasah hanya dapat memberikan fasilitas tempat/ruangan untuk
kegiatan reuni bila diadakan di madrasah.
Respon para alumni dalam kegiatan alumni yang terbaru saat ini
belum dapat terdata secara rinci. Beberapa alumni menjalankan kegiatan ini
dengan inisiatif masing-masing angkatan lulusan dan juga mendapat
dukungan dari madrasah. Media yang digunakan yaitu telepon, surat
undangan, media sosial (facebook,twitter,BBM) dan website. Maka dari
kegiatan temu alumni ini, mampu membangun komunikasi antara para
alumni dengan madrasah untuk membantu dalam hal mempromosikan
madrasah kepada masyarakat luas.

Dari hasil wawancara, observasi langsung dan studi dokumentasi


dengan Kepala MTsN 2 Jakarta dan Wakil kepala madrasah bidang humas,
diperoleh informasi tentang Implementasi Tupoksi Humas dalam Membentuk
Citra Madrasah di MTsN 2 Jakarta. Dari hasil deskripsi data di atas dapat
dipaparkan dalam analisis data sebagai berikut ini :

1. Mengatur Hubungan Madrasah dengan Orang Tua Siswa

Dalam pelaksanaan mengatur hubungan madrasah dengan orang tua


siswa di MTsN 2 Jakarta sudah terjalan dengan baik, terdapat banyak
kegiatan yang telah dijelaskan sebelumnya oleh penulis. Kegiatan program
humas tersebut mengikutsertakan orang tua siswa dalam komite madrasah
dengan dibentuk rukun kelas setiap masing-masing tingkatan kelas. Para
58

unsur pimpinan madrasah, komite, orang tua siswa (rukun kelas) dan
masyarakat berpartipasi dalam menyusun, melaksanakan serta mengevaluasi
program humas madrasah. Segala informasi terbaru tentang madrasah selalu
terkoordinasikan dengan unsur pimpinan, komite, guru, staf dan siswa.
Sehingga dalam memutuskan kebijakan pun dilakukan dengan mengadakan
pertemuan antara unsur pimpinan madrasah, orang tua siswa (rukun kelas)
dan ketua komite. Sehingga terjalin komunikasi dua arah dengan warga
madrasah dan masyarakat. Sehingga dapat terjalin hubungan yang harmonis
dalam memajukan madrasah.
Melalui hubungan yang harmonis tersebut diharapkan tujuan
hubungan madrasah dengan orang tua dan masyarakat yaitu terlaksananya
proses pendidikan di madrasah secara produktif, efektif dan efisien sehingga
menghasilkan lulusan madrasah yang produktif dan berkualitas.
Fasilitas di madrasah yang menunjang dalam kegiatan ini yaitu ruang
rapat untuk mengadakan pertemuan dengan pimpinan madrasah, komite
madrasah dan rukun kelas. Madrasah belum memiliki ruangan khusus komite
madrasah. Terkendala dalam hal fasilitas untuk komite madrasah, namun
tidak mempersulit madrasah dalam memberitahukan informasi kepada komite
madrasah, orang tua siswa dan masyarakat. Media yang dipergunakan juga
sudah baik yaitu surat undangan, surat edaran, kalender madrasah, telepon,
brosur, spanduk, papan pengumuman mading, majalah madrasah, website,
telepon dan lain – lain.

2. Mengkoordinasikan Penelusuran Lulusan (Alumni)

Dalam pelaksanaan mengkoordinasikan penelusuran lulusan di


MTsN 2 Jakarta sudah berjalan tetapi belum maksimal dari mulai kegiatan
pendataan alumni, organisasi perkumpulan alumni madrasah, dan temu
alumni seperti yang diharapkan oleh warga madrasah, masyarakat dan para
alumni sendiri. Kegiatan pendataan alumni karena terkendala banyak hal
seperti alumni yang tidak mengisi formulir melanjutkan sekolah, tidak
59

mencatat di buku besar lulusan madrasah, tempat yang kurang


memungkinkan untuk membentuk organisasi alumni dan sebagainya.
Madrasah juga tidak memiliki organisasi perkumpulan alumni
madrasah, dalam kegiatannya masing-masing angkatan berinisiatif untuk
mengadakan temu alumni sendiri. Apabila kegiatan temu alumni diadakan
di madrasah, pihak madrasah ikut mendukung acara tersebut dengan
menyediakan tempat saja.
Masih banyak yang harus diperbaiki dalam pengelolaan lulusan
madrasah agar hubungan madrasah dengan masyarakat semakin baik. Maka
madrasah perlu mendorong dan membina organisasi perkumpulan alumni
untuk memberikan gambaran tentang madrasah dalam meningkatkan mutu
madrasah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Implementasi


Tupoksi Humas dalam Membentuk Citra Madrasah di MTsN 2 Jakarta, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dalam mengatur hubungan madrasah dengan orang tua siswa berjalan dengan
baik, seperti (a) kegiatan rapat pertemuan madrasah, komite dan orang tua
siswa kelas VII, VII dan IX, (b) kegiatan mempersiapkan siswa-siswi kelas
IX untuk lulus UN/UM 100%, (c) menginformasikan berita madrasah/komite
kepada orang tua/masyarakat, (d) mengajak orang tua siswa serta masyarakat
meningkatkan 9K (keamanan, ketertiban, kebersihan, kesehatan, keindahan,
kerindangan, kekeluargaan, keteladanan, keterbukaan) melalui dialog dan
kerja bakti, (e) mengundang orang tua dan masyarakat dalam kegiatan beasr
agama islam. Kegiatan tersebut mendapat dukungan dan partisipasi dari orang
tua siswa dalam meningkatkan dan memajukan madrasah. Kejelasan dan
kemudahan informasi diperoleh melalui telepon, surat edaran, papan
pengumuman mading, brosur, spanduk, kalender madrasah , website dan lain-
lain.

60
61

2. Dalam mengkoordinasikan penelusuran lulusan/alumni di MTsN 2 Jakarta


sudah berjalan tetapi belum maksimal. Berbagai kegiatan dalam program ini
yaitu pendataan alumni yang belum maksimal dan tidak rutin dilakukan pada
akhir tahun pelajaran, madrasah tidak memiliki organisasi perkumpulan bagi
para siswa yang sudah tamat, namun madrasah selalu mengundang alumni
madrasah untuk ikut berpartisipasi dan mendukung kegiatan madrasah. Para
alumni disetiap angkatan berinisiatif untuk mengadakan temu alumni
madrasah. Media yang digunakan yaitu rapat, surat undangan, telepon, media
sosial (facebook, twitter) dan lain-lain.

B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka, diajukan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Wakil kepala madrasah bidang humas harus secara rutin mendata
lulusan/alumni pada akhir tahun pelajaran. Dengan aktif mensosialisakan
kegiatan yang berkaitan dengan alumni melalui website dan formulir
pendataan alumni yang telah ada. Sehingga para alumni yang telah didata
dapat memberikan kontribusinya dan terjalin juga hubungan antara alumni
dan madrasah untuk memajukan madrasah.
2. Madrasah lebih mempertahankan dan meningkatkan komunikasi yang
harmonis agar kegiatan hubungan madrasah dengan orang tua siswa dan
masyarakat berjalan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

A. Sahertian, Piet. Dimensi-dimensi Admnistrasi Pendidikan di Sekolah.


Surabaya: Usaha Nasional. Cet 1, 1994.

Anggoro, M. Linggar. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di


Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara, 2002.

Daryanto, H. M. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-Undang Sistem


Pendidikan Nasional Pasal 54. Bandung: Nuansa Aulia. Cet.7, 2012.

Dokumen Program Kerja MTsN 2 Jakarta Tahun 2012/2013.

Fahrurozi. Wawancara Kepala MTsN 2 Jakarta. Jakarta, 12 Desember 2013.

Gema Wirausaha. “Tentang Pembentukan Citra (Image building)”.


http://gemawirausaha.blogspot.com/2011/05/tentang-pembentukan-citra-
image.html, 17 Januari 2013.

Hidayat, Razaky. Wawancara Wakabid.humas MTsN 2 Jakarta. Jakarta, 13


Desember 2013.

Indrafachrudi, Soekarto. Administrasi Pendidikan/ Oleh Tim Dosen Jurusan


Admnistrasi Pendidikan FIP IKIP Malang. Malang: IKIP Malang, 1989.

Indrayanto, “Administrasi Kehumasan”, http://id.shvoong.com/social-


sciences/communication-media-studies/2025062-administrasi-kehumasan/
, 10 Februari 2013

Iriantara, Yosal. Manajemen Humas Sekolah. Bandung: Simbiosa Rekatama


Media. Cet.1, 2013.

Jefkins, Frank. Public Relations. Jakarta: Erlangga. Edisi ke 5, 2003.

J.Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


RosdaKarya. Cet.29, 2011.

62
63

Kasali, Rhenald. Manajemen Public Relations. Jakarta: Grafiti. Cet V, 2005.

Kurniasih, Lilis. “Membangun Citra Sekolah”,


http://informasismpn9cimahi.wordpress.com/2010/05/28/membangun-
citra-sekolah/, 16 Januari 2013.

Kusumastuti, Frida. Dasar-dasar Hubungan Masyarakat. Bogor: Ghalia


Indonesia, 2004.

Masama Belajar, ”Peran Humas Pendidikan Dalam Menanggapi Isu Pungutan


Liar yang Berkembang dalam Orang Tua Wali Murid”,
http://masamabelajar.blogspot.com/2011/05/peran-humas-pendidikan-
dalam-menanggapi.html, 30 Maret 2014.

Maziyati, Kamilah, “Implementasi Program Manajemen Humas di SMAN 1


Cikarang Kabupaten Bekasi”, Skripsi pada S1 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Jakarta: 2011. tidak publikasikan.

Mulyana, Dedy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda


Karya. Cet 3, 2003.

Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT. Remaja RosdaKarya.


Cet 12, 2009.

Nasution, Zulkarnain. Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan. Malang:


UMM PRESS, 2006.

Nawawi, Hadari. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Haji Masagung, 1989.

Nurazizah, Siti, “ Implementasi Manajemen Humas SMA Lazuardi GIS dalam


Mengkomunikasikan Program Sekolah”, Skripsi pada S1 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta: 2011. tidak publikasikan.

Permendiknas RI N0.24. Standar Tenaga Administrasi Sekolah. 2008.


64

Purwanto, Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Rosda


Karya, 2004.

Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda


Karya. Cet 7, 1999.

Rif’an, Ali. “Pemberdayaan Stakeholders dalam Membangun Citra dan Skill


Humas di Lembaga Pendidikan Islam”, http://Membangun Citra dan Skill
Humas « THE WORLD OF THE MIND.html, 10 Februari 2013.

Rohiat, Manajemen Sekolah : Teori Dasar dan Praktik. Bandung: Refika


Aditama, 2008.

Rosady, Ruslan. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta:


RajaWali Pers, 2008.

Setiantara, Vita, “Membangun Citra Madrasah melalui Pemberdayaan Humas di


MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta”, skripsi pada S1 UIN syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta: 2011. tidak publikasikan.

Subagyo, P. Joko. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta. Cet 4, 2004.

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kuaitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.


Cet 13, 2013.

Suryo, B.Subroto, Dimensi-dimensi Admnistrasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta:


Bina Aksara. Cet.2, 1988.

Uchjana Effendy, Onong. Hubungan Masyarakat (Suatu Studi Komunikologis).


Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Cet. 7, 2006.

Widjaja, H.A.W. Komunikasi : Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta:


PT. Bumi Aksara. Cet ke 6, 2010.

Zen, Maria, “Manajemen Public Relations”,


http://mariazenn.blogspot.com/2013/01/a.html, 01 April 2014.
Lampiran 1

Daftar Pertanyaan Wawancara

Interviewer : Fika Hikayah


Interview : Drs. Fahrurozi, M. Pd
Jabatan : Kepala Madrasah
Hari/ tanggal : Kamis, 12 Desember 2013
Waktu : 12.25 - 13.10 WIB
Tempat : Ruang Kepala Madrasah

1. Berapa kali madrasah mengadakan rapat pertemuan dengan komite dan orang tua
siswa dan membahas informasi apa saja?
2. Apakah mempunyai ruang khusus untuk rapat dan ruang komite madrasah?
3. Kegiatan apa saja yang ada dalam program humas madrasah ini?
4. Kapan rapat kegiatan untuk mempersiapkan siswa-siswi kelas IX untuk lulus UN/UM
diadakan dan membahas informasi apa saja?
5. Apakah madrasah memberikan informasi kepada masyarakat, tentang isi dan
pelaksanaan program humas?
6. Apakah bapak menyesuaikan program humas di madrasah dengan situasi dan kondisi
masyarakat sekitar?
7. Apakah para pimpinan madrasah melakukan koordinasi dengan guru-guru, orang tua
murid dan masyarakat serta alumni?
8. Media komunikasi apa yang digunakan antara guru dengan orang tua tentang
keberadaan peserta didik?
9. Apakah pelaksanaan humas di madrasah perlu di pertanggungjawabkan atau di
laporkan oleh Wakabid.humas? seperti apa bentuk pelaporannya?
10. Apakah masyarakat menjadi donatur dalam pembangunan sekolah?
11. Bagaimana madrasah menjaga komunikasi dengan komite madrasah, orang tua siswa
dan masyarakat?
12. Apakah madrasah mengundang orang tua dan masyarakat dalam kegiatan hari besar
agama islam, jika ada seperti apa?
13. Apakah madrasah telah mendata para alumni setiap tahun?
14. Apakah madrasah memiliki wadah organisasi bagi para alumni madrasah?
15. Apakah madrasah sering mengadakan temu alumni untuk para alumni?
Lampiran 2

Daftar Pertanyaan Wawancara

Interviewer : Fika Hikayah


Interview : Hidayat Razaky, S. Pd
Jabatan : Wakabid. Humas
Hari/ tanggal : Jum’at, 13 Desember 2013
Waktu : 10.45 – 12.00 WIB
Tempat : Ruang Guru

1. Dalam kegiatan seperti apakah, humas madrasah ini dalam mengatur hubungan
madrasah dengan orang tua murid ?
2. Berapa kali diadakan rapat pertemuan dan orang tua serta rapat komite madrasah dan
membahas informasi apa saja?
3. Hal apa saja yang dipersiapkan dalam meluluskan UN/UM 100 % bagi siswa-siswi
kelas IX?
4. Bagaimana cara humas madrasah memelihara hubungan baik dengan komite
madrasah?
5. Apakah madrasah ini memberikan fasilitas untuk kelancaran kegiatan komite
madrasah, contohnya?
6. Apakah humas madrasah ini membuat laporan secara berkala kepada kepala sekolah?
7. Media apa saja yang dipergunakan humas untuk menginformasikan hubungan
madrasah dengan masyarakat sekitar ?
8. Apakah bapak mengkaji informasi yang disebarkan kepada orang tua murid dan
masyarakat sehingga dapat diterima,dimengerti dan dilaksanakan atau tidak?
9. Bagaimana madrasah mengajak orang tua siswa dalam meningkatkan 9K?
10. Apakah madrasah mengundang dan melibatkan orang tua dan masyarakat dalam
kegiatan hari besar islam?
11. Apakah humas di madrasah ini mendata para alumni secara cermat?
12. Apakah ada kendala dalam pengkoordinasian penulusuran alumni tersebut?
13. Siapa yang membantu bapak dalam mendata alumni di madrasah?
14. Apakah humas mengadakan temu alumni dan membentuk organisasi alumni?
15. Bagaimana respon para alumni yang telah mengadakan temu alumni atau mengikuti
kegiatan madrasah?
Lampiran 3

Hasil Wawancara

Interviewer : Fika Hikayah


Interview : Drs. Fahrurozi, M. Pd
Jabatan : Kepala Madrasah
Hari/ tanggal : Kamis, 12 Desember 2013
Waktu : 12.25 - 13.10 WIB
Tempat : Ruang Kepala Madrasah

1. Berapa kali madrasah mengadakan rapat pertemuan dengan komite dan orang tua
siswa dan membahas informasi apa saja?

Jawab : Rapat komite diadakan tiga bulan sekali, jika ada hal-hal yang penting dalam
kelancaran kegiatan belajar mengajar maka pertemuan antara madrasah dan
komite diadakan secara mendadak. Sedangkan rapat orang tua siswa diadakan
setahun dua kali yaitu pada rapat Ujian Madrasah/ Ujian Nasional dan Penerimaan
Peserta Didik Baru (PPDB).

2. Apakah mempunyai ruang khusus untuk rapat dan ruang komite madrasah?

Jawab : Pihak madrasah menyediakan ruang rapat, tapi madrasah belum memiliki ruang
khusus untuk komite madrasah. Dalam memberikan informasi selalu
terkoordinasikan dengan semua unsur pimpinan madrasah, komite madrasah dan
orang tua siswa.

3. Kegiatan apa saja yang ada dalam program humas madrasah?

Jawab : Kegiatan yang ada dalam mengatur hubungan madrasah dengan orang tua siswa
yaitu rapat pertemuan madrasah dengan komite dan orang tua siswa kleas VII,VIII
dan IX; kegiatan mempersiapkan siswa-siswi kelas IX untuk Lulus UN/UM
100%; menginformasikan berita madrasah/komite kepada orang tua/masyarakat;
mengajak orang tua siswa serta masyarakat meningkatkan 9K melalui dialog dan
kerja bakti; mengundang orang tua dan masyarakat dalam kegaiatan hari besar
agama islam. Kemudian dalam program mengkoordinasikan penelusuran
lulusan/alumni yaitu kegiatan pendataan alumni, organisasi perkumpulan alumni
dan temu alumni.

4. Kapan rapat kegiatan untuk mempersiapkan siswa-siswi kelas IX untuk lulus UN/UM
diadakan dan membahas informasi apa saja?

Jawab : Rapat persiapan UN/UM siswa-siswi kelas IX diadakan awal semester ganjil,
kebijakan yang dibahas bersama komite serta rukun kelas IX yaitu membuat
rancangan anggaran dan jadwal pelaksanaan bimbel di madrasah, kegiatan belajar
mengajar, kedisiplinan masuk sekolah, ujian kelas meeting/try out dan juga
membahas anggaran kegiatan perpisahan pada akhir tahun kelas IX.

5. Apakah madrasah memberikan informasi kepada masyarakat, tentang isi dan


pelaksanaan program humas?

Jawab: dalam memberikan informasi tentang pelaksanaan program humas kepada orang
tua siswa dan masyarakat baru pada madrasah kepada komite madrasah.

6. Apakah bapak menyesuaikan program humas di madrasah dengan situasi dan kondisi
masyarakat sekitar?

Jawab: iya pihak madrasah selalu menyesuaikan contohnya dalam penyusunan program
madrasah mengacu pada kondisi masyarakat sekitar. Salah satu contohnya yaitu
mensosialisasikan kegiatan PPDB tiap awal tahun pelajaran. Pihak madrasah
mensosialisasikan kepada para guru, siswa-siswi untuk disampaikan kepada
saudara, teman-teman di lingkungan tempat tinggalnya dan juga diumumkan
melalui masjid di sekitar madrasah serta mengkases melalui website.

7. Apakah para pimpinan madrasah melakukan koordinasi dengan guru-guru, orang tua
murid dan masyarakat serta alumni?

Jawab: Madrasah selalu melakukan koordinasi yang biasa disebut rapat koordinasi
pimpinan dengan para unsur pimpinan madrash untuk saling melaporkan maslaah
serta kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh madrasah termasuk kurikulum,
sarana prasarana, kesiswaan, anggran biaya dan sebagainya. koordinasi dengan
guru diadakan pada raker (rapat kerja guru dan staf) tiap akhir tahun pelajaran.
Rapat komite untuk orang tua siswa, dengan alumni melalui rapat kerjasama.

8. Media komunikasi apa yang digunakan antara guru dengan orang tua tentang
keberadaan peserta didik?

Jawab: Media komunikasi yang digunakan yaitu mading madrasah, surat edaran, telepon,
dan bulletien madrasah.

9. Apakah pelaksanaan humas di madrasah perlu di pertanggungjawabkan atau di


laporkan oleh Wakabid.humas? seperti apa bentuk pelaporannya?

Jawab: iya wakabid.humas melaporkan pertanggungjawaban kepada kepala madrasah


dalam bentuk lisan atau tertulis dilakukan secara berkala pada waktu-waktu
tertentu.

10. Apakah masyarakat menjadi donatur dalam pembangunan sekolah?

Jawab: iya pihak madrasah mengajak para orang tua siswa dan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam meningkatkan 9K dengan dialog dan kerja bakti seperti
perbaikan dan pengaspalan sarana jalan menuju madrasah yang bekerja sama
dengan masyarakat sekitar dan penggalangan dana untuk pembebasan lahan milik
masyarakat yang berada di samping madrasah untuk kebutuhan mushola dan
ruang komite.

11. Bagaimana madrasah menjaga komunikasi dengan komite madrasah, orang tua siswa
dan masyarakat?

Jawab: Dalam menjaga komunikasi pihak madrasah selalu berkoordinasi dengan komite
madrasah, orang tua siswa dan masyarakat.

12. Apakah madrasah mengundang orang tua dan masyarakat dalam kegiatan hari besar
agama islam, jika ada seperti apa?

Jawab: Dalam kegiatan hari besar agama islam, pihak madrasah mengundang orang tua
siswa dan tokoh masyarakat untuk saling mengenal dan pemahaman tentang
madrasah. Kegiatannya yaitu pada bualn Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan
Adha, Maulid Nabi Muhammad saw, Isra Mi’raj dan Tahun Baru Islam.

13. Apakah madrasah telah mendata para alumni setiap tahun?

Jawab: Dalam pendataan lulusan/alumni madrasah ini berupaya menjaring lulusan dari
angkatan pertama sampai angkatan akhir saat ini. Menyarankan kepada para
masing-masing alumni membentuk sebuah ketua angkatan, sehingga dapat
melaporkan kepada kepala madrasah sewaktu-waktu dibutuhkan untuk saling
berkomunikasi dalam kegiatan alumni. Penelusuran alumni belum efektif.

14. Apakah madrasah memiliki wadah organisasi bagi para alumni madrasah?

Jawab: belum ada

15. Apakah madrasah sering mengadakan temu alumni untuk para alumni?

Jawab: iya tetapi tidak sering, madrasah memberikan fasilitas untuk alumni dalam
kegiatan temu alumni.
Lampiran 4

Hasil Wawancara

Interviewer : Fika Hikayah


Interview : Hidayat Razaky, S. Pd
Jabatan : Wakabid. Humas
Hari/ tanggal : Jum’at, 13 Desember 2013
Waktu : 10.45 – 12.00 WIB
Tempat : Ruang Guru

1. Dalam kegiatan seperti apakah, humas madrasah ini dalam mengatur hubungan
madrasah dengan orang tua murid ?

Jawab: Kegiatan rapat pertemuan madrasah, komite dan orang tua siswa kelas VII,VIII,
dan IX; kegiatan mempersiapkan siswa-siswi kelas IX untuk lulus UN/UM 100%;
menginformasikan berita madrasah/komite kepada orang tua/masyarakat; mengajak orang
tua siswa serta masyarakat meningkatkan 9K melalui dialog dan kerja bakti; mengundang
orang tua dan masyarakat dalam kegiatan hari besar agama islam.

2. Berapa kali diadakan rapat pertemuan dan orang tua serta rapat komite madrasah dan
membahas informasi apa saja?

Jawab: Rapat khusus untuk masing-masing tingkatan kelas dengan orang tua siswa
diadakan minimal satu kali dalam satu semester atau bisa juga lebih sesuai kebutuhan dari
madrasah, komite dan orang tua siswa. Seperti rapat khusus kelas IX untuk rapat akhir
tahun (Ujian Madrasah/ Ujian Nasional); rapat kelas VIII yaitu rapat umum membahas
kegiatan belajar mengajar, study tour, perayaan hari besar islam dan nasional, pameran
dan lomba, ektrakulikuler; rapat kelas VII yaitu rapat awal tahun membahas kegiatan
PPDB, mengadakan class meeting dan porseni, pembuatan jadwal pelajaran dan kalender
akademik, pembagian tuags guru.

3. Hal apa saja yang dipersiapkan dalam meluluskan UN/UM 100 % bagi siswa-siswi
kelas IX?
Jawab: Mengadakan rapat dengan rukun kelas IX dan komite madrasah untuk membahas
kegiatan persiapan UN/UM seperti jadwal pelaksanaan bimbel di madrasah, ujian
kelas try out, anggaran kegiatan perpisahan pada akhir tahun kelas IX.

4. Bagaimana cara humas madrasah memelihara hubungan baik dengan komite


madrasah?

Jawab: Dengan bersilahturahmi antara madrasah dengan komite madrasah seperti


mengunjungi rumah ketua komite madrasah, mengunjungi keluarga madrasah dan
tokoh masyarakat.

5. Apakah madrasah ini memberikan fasilitas untuk kelancaran kegiatan komite


madrasah, contohnya?

Jawab: Tidak ada ruang khusus untuk kantor komite madrasah tetapi memiliki ruang
pertemuan (rapat) antara madrasah dengan komite.

6. Apakah humas madrasah ini membuat laporan secara berkala kepada kepala sekolah?

Jawab: iya membuat laporan kepada kepala madrasah secara berkala dengna lisan dan
tertulis pada akhir tahun pelajaran.

7. Media apa saja yang dipergunakan humas untuk menginformasikan hubungan


madrasah dengan masyarakat sekitar ?

Jawab: Pengumuman di mading madrasah, menyebarkan brosur, memasang spanduk,


memberikan surat edaran, membagikan kalender madrasah kepada warga madrasah dan
website.

8. Apakah bapak mengkaji informasi yang disebarkan kepada orang tua murid dan
masyarakat sehingga dapat diterima, dimengerti dan dilaksanakan atau tidak?

Jawab: iya selalu mengkaji informasi ygn disebarkan karena akan menjadi bahan
evaluasi bagi madrasah.

9. Bagaimana madrasah mengajak orang tua siswa dalam meningkatkan 9K?

Jawab: dengan mengadakan dialog dan kerja bakti bersama orang tua, alumni dan
masyarakat sekitar.
10. Apakah madrasah mengundang dan melibatkan orang tua dan masyarakat dalam
kegiatan hari besar islam?

Jawab: iya, pihak madrasah mengundang dan melibatkan masyarakat karena tanpa
partisipasi dari mereka tidak dapat berjalan dengan lancar kegiatan ini.

11. Apakah humas di madrasah ini mendata para alumni secara cermat?

Jawab: belum dilaksanakan secara rinci dan maksimal pengelolaan untuk alumni. Pihak
madrasah hanya mendata dengan memberikan formulir untuk pendataan alumni ke
sekolah yang kami tawarkan untuk melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi.
Tergantung juga pada kerjasama antar sekolah dalam hal ini. Selanjutya pada secara
lengkap. Hal tersebut yang menjadi kendala pendataan alumni/lulusan MTsN 2 Jakarta.

12. Apakah ada kendala dalam pengkoordinasian penulusuran alumni tersebut?

Jawab: sering terkendala dalam hal pengumpulan informasi para lulusan yang
melanjutkan ke SLTA.

13. Siapa yang membantu bapak dalam mendata alumni di madrasah?

Jawab: ada yang membantu saya, yaitu bapak Hendri S.Kom dalam menginput data para
alumni.

14. Apakah humas mengadakan temu alumni dan membentuk organisasi alumni?

Jawab: iya mengadakan temu alumni bagi masing-masing angkatan lulusan tetapi itu
inisiatif para alumni untuk mengadakan kegiatan tersebut dan tidak memiliki
ikatan alumni. Madrasah hanya memberikan fasilitas seperti ruangan untuk
kegiatan temu alumni.

15. Bagaimana respon para alumni yang telah mengadakan temu alumni atau mengikuti
kegiatan madrasah?

Jawab: respon yang kami terima baik.


Lampiran 12

Notulan
Rapat Komite dengan Rukun Kelas IX dan Kepala Madrasah
Kamis, 12 Desember 2013

A. Laporan Kegiatan Pendalaman Materi, meliputi :


1. Pelaksanaan PM (Pendalaman Materi) sudah berjalan sebanyak 23 kali
pertemuan.
2. Pelaksanaan setelah KBM (setelah pukul 14.30 WIB)
3. Berikutnya ada rencana pelaksanaan PM setelah dzuhur pukul 13.00
WIB, ada beberapa mata pelajaran yang di Try Out (TO) kan
diantaranya mapel penjaskes, SBK, PLKJ.
4. Partisipasi keuangan baru masuk 20% sementara pelaksanaan UN
sudah semakin dekat.

Kesepakatan bersama rukun kelas IX yaitu :


a. Pelaksanaan PM pada hari Senin sampai dengan jumat, Pukul 13.00 -
14.00.
b. Acara wisuda di laksanakan di tempat lain dengan fasilitas yang bagus
c. Tidak mengadakan tour perpisahan.
B. Laporan kepemilikan wakaf tanah
Pembebasan lahan kurang lebih 400 m² dengan biaya Rp 2.300.000/m²
sudah terkumpul Rp 117 juta rupiah.
C. Ketua komite (H.Udin Syamsuddin)
1. Bimbel /PM : memberikan pertimbangan kepada madrasah untuk lebih
memberatkan pada ateri yang di UN kan dengan memberikan tugas
tersendiri untuk mapel non UN.
2. Wisuda : usul lokasi wisuda di ruang sebaguna kebun binatang
ragunan.
3. Tour/ perpisahan : bersifat penawaran /tidak memaksa kepada yang
tidak setuju harus didampingi oleh wali kelas.
4. Wakaf tunai : anjuran untuk turut serta dalam program wakaf tunai
sebagai kenangan para murid untuk memberikan lahan khusus untuk
mushola.

Jumlah daftar hadir anggota rapat komite yaitu 28 orang terdiri dari
pimpinan madrasah, ketua komite dan anggota serta rukun kelas.
Lampiran 13

Dari hasil kajian dokumen surat undangan sekolah untuk orang tua murid tentang
media komunikasi yang dipergunakan oleh MTsN 2 Jakarta dalam
menginformasikan program dan kegiatan belajar mengajar di madrasah yaitu surat
undangan pengambilan raport siswa, undangan pertemuan pengurus rukun kelas
7,8 dan 9 (ketua dan sekretaris), undangan untuk orang tua kelas 9, surat edaran
qurban dan lain-lain.
Foto Dokumentasi Penelitian

Kondisi MTsN 2 Jakarta


Kegiatan Rapat Madrasah, Komite dan Rukun Kelas IX
Kegiatan Silahturahmi Madrasah, Komite dan Orang tua Siswa

Media Informasi MTsN 2 Jakarta


Kegiatan mempersiapkan UN/UM siswa-siswi kelas IX

Pelaksanaan Ujian Nasional


Kegiatan Pada Bulan Ramadhan 1433 H/2012 M

Kegiatan Idul Adha 1433 H


Kegiatan Ekstrakulikuler
Sarana MTsN 2 Jakarta

Kantor Kepala Madrasah Kantor Tata Usaha

Ruang Rapat Mushola MTsN 2 Jakarta


Piala hasil prestasi siswa-siswi MTsN 2 Jakarta
Lampiran 19

Biodata Penulis

Fika Hikayah, NIM : 109018200010, Program Studi


Manajemen Pendidikan, Jurusan Kependidikan
Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2014.
Penulis lahir di Tangerang, 08 Februari 1991,
Bertempat tinggal di Kp. Parakan Jl.SD Inpres RT
004/009 Kel. Benda Baru, Kec Pamulang, Kota
Tangerang Selatan. Penulis merupakan anak pertama
dari dua bersaudara. Orang tua penulis bernama Bapak Sartono (Alm)
dan Ibu Laelatun Nahriyah, A.Md., Adik bernama Ilham Sabrulloh.
Riwayat pendidikan : TK. Pertiwi Pamulang Tahun 1997, SDN
Pondok Benda V Tahun 2003, MTsN 2 Pamulang 2006, MAN 4
Jakarta Tahun 2009, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014.
Hobi: Masak, Baca buku, Olahraga Badminton, Nonton Film.
Motto: Jalani Hidup Ini dengan Selalu Bersyukur Kepada Allah SWT.
Bismillah, skripsi ini saya bersembahkan untuk kedua orang tua dan
adik saya tercinta, seluruh saudara dan kerabat, juga sahabat dan
teman-teman tersayang selalu mendoakan, mendukung serta memberi
semangat kepada penulis.

Anda mungkin juga menyukai