Skripsi
Oleh:
Reni Anggraeni
1110011000006
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di MAN 16 Jakarta
ini, dapat diketahui bahwa metakognitif siswa dalam pembelajaran pendidikan
Agama ialam secara keseluruhan metakognitif siswa-siswi disekolah ini sudah
i
sangat baik, akan tetapi ada besar harapan untuk meningkatkan lebih baik lagi
tingkat metakognitif tersebut.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala. Yang
telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad
shollallahu ‘alaihi wasallam sebagai panutan dan suri tauladan bagi umatnya yang telah
membimbing untuk menempuh jalan yang benar guna meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
kesarjanaan Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan. Namun banyak pihak yan membimbing dan membantu dalam proses penulisan
skripsi ini, tanpa dukungan mereka rasanya mustahil penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Oleh karena itu, ucapan terima kasih dan rasa hormat penulis sampaikan kepada :
1. Prof.Dr. Dede Rosyada,MA Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Nurlena Rifai,MA,P.hd Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Dr.H.Abdul Majid Khon,M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Marhamah Shaleh, Lc,MA Sekertaris Jurusan Pendididkan Agama Islam, Fakulats Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Pembimbing akademik Ahmad Irfan Mufid, MA terimakasih atas bimbingan dan arahan
untuk penulis
6. Desen Pembimbing skripsi Yudhi Munadi, M.Ag yang senantiasa memberikan
bimbingan, dan arahan yang bermanfaat serta motivasi yang membangun kepada penulis
selama proses penyusunan skripsi.
7. Seluruh dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya kepada dosen PAI beserta
staf-stafnya yang telah banyak membantu.
iii
8. Pimpinan perpustakaan fakultas tarbiyah dan perpustakaan utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu pelayanan fasilitas buku-buku demi
terselesaikannya skripsi ini.
9. Bapak kepala sekolah MAN 16 Jakarta Samsurial,S.Pd yang telah mengizinkan
melakukan penelitian dan observasi dengan pelayanan yang sangat baik.
10. Keluarga tercinta terutama kedua orangtua, Ayahanda H.Mukhtar Sopian dan Ibunda
Hj.Omah Rosmawanty yang tak hentinya selalu bersabar serta memberikan dorongan dan
motivasi dalam mendidik dan mengajari dengan tulus sekaligus memberi semangat dan
doa untuk penulis.
11. Kakak-kakakku, Maria Sari, Marlina Safitri, Adna Suadikarta, Bang Firman, dan adik-
adikku Atjef Syarif Hidayatullah dan Fajar Rahmat Hidayat, keponakan-keponakanku
teteh cantik, dennisa dan kaka abi karena kalian yang menjadi motivator untukku agar
selalu memberikan yang terbaik.
12. Kepada teman terbaikku Muchtar Nasir Affandy yang selalu memberikan semangat dan
motivasinya dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Sahabat-sahabat seperjuangan Eva Fauziyah, Fitri Handayani, Nurfauziah, Debi Utami
Rizki, Widya Rafika, Maisaroh dan seluruh Sahabat PAI 2010 Khususnya PAI kelas A,
karena kalian yang selalu menjadi temapt bertukar fikiran dalam penulisan skripsi ini,
dan juga pengalaman bersama kalian yang tak akan pernah terlupakan.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kritik dan saran secara konstruktif
diharapkan penulis untuk mengevaluasi laporan penelitian ini agar lebih baik lagi. Penulis
berharap agar skripsi ini menjadi kebutuhan serta menambah pustaka dan referensi bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
Reni Anggraeni
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................................... i
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Belajar ..................................................................................................................... 9
v
2. Pengertian Metakognitif ..................................................................................13
3. Variabel Metakognitif .....................................................................................15
4. Komponen Metakognitif .................................................................................16
5. Strategi Metakognitif ......................................................................................17
6. Perkembangan Metakognitif Anak ..................................................................17
C. Pengertian Agama Islam .......................................................................................18
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ..............................................................17
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ....................................................................20
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ......................................................22
4. Kerangka Berfikir ...........................................................................................23
D. Hasil Penelitian yang Relevan ..............................................................................23
vi
3. Metakognitif Siswa Pada Pemahaman Konsep dalam Materi PAI. ...............56
4. Metakognitif Siswa Pada Pemahaman Prosedur dalam Materi PAI ..............59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................................71
B. Saran .................................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1
Menurut SA. Branata yang dikutip dalam buku Alisuf Sabri bahwa
pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun dengan
cara yang tidak langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya
mencapai kedewasaan.2 Mendidik adalah membantu anak supaya ia cukup
cakap menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri.3
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan ini, untuk
menentukan arah laju perjalanan suatu bangsa, generasi yang akan datang.
Oleh karena itu diperlukan perhatian yang lebih terhadap pendidikan, sebagai
bentuk upaya menghasilkan dan menyiapkan sumber daya manusia (SDM)
yang kreatif, berkualitas, dan menjadikan manusia yang memiliki kemampuan
cipta (kognitif), segi rasa (afektif), maupun dari segi prasa (psikomotorik).
Pendidikan di Sekolah Menengah Atas mempunyai empat point yaitu:
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. pada point
pengetahuan telah dideskripsikan bahwa siswa harus memahami, menerapkan
dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi,seni,budaya,dan
1
UU NO 20 TAHUN 2003, Sistem Pendidikan Nasional, BAB I Ketentuan Umum, Pasal 1
2
Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Ciputat : UIN Jakarta Press,2005), h.6
3
Ibid.h.8
1
2
4
Salinan Lampiran Permendikbud No.64 tahun 2013 tentang Standar Isi.
5
Op.cit.h.9
3
konteks sosial budaya dan bersifat statis akonsteksual, dan lepas dari sejarah
sehingga peserta didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang
hidup dalam keseharian.6 Hal yang seperti ini sangat disayangkan sekali,
karena Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu pelajaran yang sangat
penting untuk membangun moral dan akhlak para siswa guna meningkatkan
keimanan kepada Allah SWT dan meneladani sifat Nabi Muhammad SAW
dan menjadi bekal dikehidupan sehari-hari.
Dalam membangun dan membentuk generasi yang berkualitas diperlukan
adanya semangat dan motivasi yang kuat dalam diri sendiri agar terciptanya
suatu tujuan yang diinginkan. Keberhasilan seorang anak di masa depan
ditentukan oleh bagaimana perkembangan seluruh aspek individu anak, yaitu
perkembangan fisik, intelektual, emosi dan spiritual yang berkembang secara
optimal. Perkembangan kognitif dianggap sebagai penentu kecerdasan
intelektual anak, yakni bagaimana mengelola atau mengatur kemampuan
kognitif tersebut dalam merespon situasi atau permasalahan. Aspek kognitif
tidak dapat berjalan sendiri secara terpisah, tetapi perlu dikendalikan atau
diatur. Oleh karena itu seseorang harus memiliki kesadaran tentang
kemampuan berfikirnya sendiri serta mampu untuk mengaturnya.7
Berbagai penelitian menyatakan bahwa perkembangan manusia sudah
dimulai pada masa prenatal, tidak hanya aspek fisik tapi juga aspek-aspek
yang lainnya seperti aspek kognitif, emosi dan bahkan spiritual. Hal ini
tentunya dalam batasan-batasan tertentu sesuai dengan kondisi janin atau
dapat dikatakan sebagai pembentukan karakter dasar. Seperti emosi janin dan
setelah besar nanti ternyata dipengaruhi oleh kondisi emosi sang ibu.
6
Muhaimin, Rekontruksi Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,2009), h.56
7
Diana Nomida, Metakognitif Dalam Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.113
4
Perkembangan ini akan berlanjut terus sampai lahir dan besar nanti yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan berupa pola pengasuhan dan pendidikan.8
Salah satu aspek pekembangan yang selalu menjadi fokus perhatian
adalah perkembangan kognitif anak dengan tidak mengabaikan aspek
perkembangan lainnya. Perkembangan kognitif dianggap penting karena
sering dikatakan dengan kecerdasan anak. Perkembangan kognitif yang
normal mengindikasikan berkembangannya kecerdasan anak. Sementara
perkembangan kognitif berlaku sejak awal kelahiran atau bahkan semenjak
prenatal, aspek lain seperti emosi dan spiritual mengalami perkembangan
yang pesat sesudahnya, walaupun dasar-dasarnya telah mulai diberikan
pendidikan sejak dini.9
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia
yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses
psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan
memikirkan lingkungannya.10 Sementara menurut Chaplin dijelaskan bahwa
kognisi adalah konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenal
termasuk didalamnya mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan,
menyangka, membayangkan, memperkirakan, menduga dan menilai. Secara
tradisional kognisi sering dipertentangkan dengan konasi (kemauan) dan
dengan afeksi (perasaan).11
Sementara perkembangan kognitif dianggap sebagai penentu kecerdasan
intelektual anak, kemampuan kognitif terus berkembang seiring dengan
proses pendidikan serta dipengaruhi oleh faktor perkembangan fisik terutama
otak secara biologis. Perkembangan selanjutnya adalah berkaitan dengan
kognitif adalah bagaimana mengelola atau mengatur kemampuan kognitif
8
Dindin Abdul Muiz, Psikologi Perkembangan Anak Pada Aspek Kognitif,
(Surabaya:Intimedia press:2001) , h.20
9
Ibid., h.21
10
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2006), H.103
11
Ibid., h.103
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Pendidikan agama islam kurang mempunyai relevansi terhadap perubahan
sosial yang terjadi di masyarakat.
2. Tidak semua siswa mempunyai kesadaran metakognitif dalam belajar.
3. Tidak semua siswa mempunyai metakognitif yang baik yaitu mempunyai
pemahaman faktual, konseptual dan prosedural didalam pembelajaran
pendidikan agama islam
7
C. Pembatasan Masalah
Berasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, agar
penulisan skripsi ini lebih terarah, maka penulis membatasi masalah sebagai
berikut :
1. Metakognitif siswa dalam pembelajaran pendidikan agama islam.
2. Metakognitif siswa pada pemahaman fakta, konsep, dan prosedur.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan
masalan yang akan menadi acuan didalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana metakognitif siswa pada pemahaman fakta materi mata
pelajaran pendidikan agama islam?
2. Bagaimana metakognitif siswa pada pemahaman konsep materi mata
pelajaran pendidikan agama islam?
3. Bagaimana metakognitif siswa pada pemahaman prosedur materi mata
pelajaran pendidikan agama islam?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian :
a. Memahami metakognitif siswa pada pemahaman fakta materi mata
pelajaran pendidikan agama islam.
b. Memahami metakognitif siswa pada pemahaman konsep materi mata
pelajaran pendidikan agama islam.
c. Memahami metakognitif siswa pada pemahaman prosedur mata
pelajaran pendidikan agama islam.
2. Manfaat Penelitian :
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Siswa
Siswa mampu memahami tentang metakognitifnya sendiri sehingga
mampu mengembangkan kesadaran untuk menyelesaikan masalahnya.
b. Guru
8
KAJIAN TEORITIS
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses perubahan prilaku secara aktif, sebagai
akibat dari pengalaman dan latihan.1 Proses mereaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu
tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat,
mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.
Menurut teori behaviouristik, belajar adalah perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Sesorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu
menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan kata lain, belajar
merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam
halkemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru
sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. menurut teori ini
yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa stimulus dan
keluaran atau output yang berupa respon.
Menurut T. Raka Joni bahwa belajar adalah perubahan tingkah
laku disebabkan oleh matangnya seseorang atau perubahan yang
bersifat temporer. Belajar merupakan sebuah proses yang komplek
yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup sejak
masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat.2
Menurut Depdiknas tahun 2003 mendefinisikan bahwa “belajar”
adalah sebagai proses membangun makna pemahaman terhadap
informasi atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat
dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu
disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan
1
Wina Sanjaya Strategi Pembelajaran Berorientasi Pada Proses
Pendidikan,(Jakarta:Kencana Pranda Media Grup,2006), Cet.1,h.114
2
Ibid,h.115
9
10
3
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan , (Bandung: Remaja Rosakarya,
2007),Cet.22. h.84
4
Dimyati dan Mudjiyono, Belajar dan Pembelajaran , (Jakarta, PT. Rinekha
Cipta,1999),Cet.I.h.3
11
5
Muhammad Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu
Jaya,1996), cet. 1, h.59
6
Amunudin Rasyad, Teori Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta: Uhamka Press,
2003), cet.4, h. 103
12
8
Ibid., h.20
9
Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Jurusan
Pendidikan Matematika UPI Bandung: 2001)
14
10
Op.cit., h.96
11
Eveline Siregar, Teori Belajar Dan Pembelajaran , (Bogor:Penerbit Ghalia
Indonesia, 2010), Cet.1,h.10
12
Sri Esti Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2006), Cet 3,
h.168.
13
Jonnasen,Thoward a Design Theory Of Problem Solvinng To Apper In
Educational Technologi : Reseach and Depelopment
15
14
Desmita , Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Rosdakarya,
2009), h.134
16
15
Op.cit.,h.135
17
5. Strategi Metakognitif
Kunci pendidikan adalah membantu murid mempelajari
serangkaian strategi yang dapat menghasilkan solusi suatu masalah.
pemikir yang baik menggunakan strategi secara rutin untuk
memecahkan masalah. Pemikir yang baik juga tahu kapan dan dimana
mesti menggunakan strategi.16
Menurut Flavell, strategi pengaturan metakognisi merupakan
proses-proses yang berurutan yang digunkan untuk mengontrol
aktivitas-aktivitas kognitif dan memastikan bahwa tujuan kognitif telah
dicapai. Untuk mendapatkan kesuksesan belajar yang luar biasa, guru
harus melatih siswa untuk merancang apa yang hendak dipelajari,
memantau kemajuan belajar siswa, dan menilai apa yang telah
dipelajari. Prosedur-prosedur ini terdiri dari :
a. Tahap Proses Sadar Belajar
b. Tahap MerEncanakan Belajar
c. Tahap Memantau Belajar
d. Tahap Refleksi Mengevaluasi belajar
6. Perkembangan Metakognitif Anak
Berkenaan dengan pentingnya metakognisi dalam keberhasilan
belajar, maka upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
dapat dilakukan dengan cara meningkatkan metakognisi mereka.
Mengembangkan metakognisi peserta didik dalam pembelajaran
berarti membangun pondasi untuk belajar secara aktif dan optimal.
Kemampuan metakognitif anak tidak muncul dengan sendirinya,
tetapi memerlukan latihan sehingga menjadi kebiasaan. Suherman
menyatakan bahwa perkembangan metakognitif anak dapat
diupayakan melalui cara dimana anak dituntut untuk mengobservasi
tentang apa yang mereka ketahui dan kerjakan, dan untuk merefleksi
tentang apa yang dia observasi. Oleh karena itu sangat penting bagi
guru atau pendidik (termasuk orangtua) untuk mengembangkan
16
John W Santorck Strategi Belajar, (Jakarta:Rinekha Cipta, 2004), h.20
18
17
Op.cit.,21
18
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,(Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 1997), cet III, h.10
19
Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan,(Jakarta:
Gaya Media Pratama,2001), h.85-86
20
Ibid,h.87
19
21
IbidI,h.90
22
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
h.14
23
Op.cit,h.92
20
24
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,(Bandung: PT.
Remaja Rosdakaya,2004), h.130
25
Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam,(Jakarta: Bumi
Aksara,1996), cet.I, h.72
21
tujuan akhirnya adalah insan kamil yang mati dan akan menghadap
Tuhan-Nya. Sedangkan yang menjadi tujuan sementara yang
dimaksud oleh Zakiah Daradjat ialah tujuan yang akan dicapai
setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang
direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal, tujuan
operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah
kegiatan pendidikan tertentu.26
b. Al-Abrasyi menurutnya bahwa pendidikan Islam memiliki 5 (lima)
tujuan pokok, antara lain :
1) Sebagai pembentukan akhlak mulia
2) Persiapan untuk kehidupan dunia akhirat
3) Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi
pemanfaatan. Keterpaduan antara agama dan ilmu akan dapat
membawa manusia kepada kesempurnaan
4) Menumbuhkan roh ilmiah para pelajar memenuhi keinginan
untuk mengetahui serta memiliki kesanggupan untuk mengkaji
ilmu sekedar sebagai ilmu
5) Mempersiapkan para pelajar untuk suatau profesi terstentu
sehingga ia mudah mencari rezeki.27
Demikian beberapa pendapat rumusan tujuan pendidikan
Islam, makna dan fungsinya dalam upaya pembentukan
kepribadian, pepaduan iman dan amal soleh, yaitu keyakinan
adanya kebenaran mutlak yang menjadi satu-satunya tujuan
hidup dan sentral pengabdian diri dan perbuatan yang sejalan
dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Tujuan pendidikan agama adalah agar para siswa memiliki
akhlak yang tinggi, beriman yang ditunjukkan oleh perilaku-
perilaku yang terpuji dalam interaksinya dengan manusia dan
lingkungannya.
26
Ibid, h.18
27
Ibid, h., 26
22
28
Djumran Syah & Abdul Malik Karim, Pendidikan Islam, (Malang: UIN
Malang Press,2007), cet.I,h.25-26
29
Standar Isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (SMP),
PERMENDIKNAS NO 22 TAHUN 2006
23
4. Kerangka berfikir
Kerangka berfikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang
disintesiskan dari fakta-fakta observasi dan telaah kepustakaan.30
Pendidikan agama islam di sekolah adalah suatu mata pelajaran yang
masih dipandang sebelah mata oleh para siswa, padahal mata pelajaran
pendidikan agama islam termasuk mata pelajaran wajib di sekolah,
oleh karena itu diperlukan nya kesadaran dari siswa untuk membuat
strategi yang baik dalam mempelajari pendidikan agama islam
tersebut.
Adapun faktor keberhasilan dalam proses pembelajaran siswa
terbagi menjadi dua yaitu ekternal dan intrnal. Dalam penenilitan ini
metakognitif adalah termasuk dalam faktor keberhasilan internal
karena metakognitif itu sendiri adalah kesdaran diri sendiri tentang apa
yang harus dia lakukan dalam memahami suatu mata pelajaran.
Pada penelitian kali ini, penulis akan meneliti bagaimana keadaan
metakognitif siswa disekolah dalam mempelajari pendidikan agama
islam ini.
D. Hasil penelitian yang relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian iniantara lain
penelitian yang dilakukan oleh :
1. Ahmad Zaenudin, dengan judul Metakognitif siswa pada pembelajaran
pendidikan agama islam melalui metode problem solving. Penelitian
tersebut menyatakan bahwa ketika diterapkannya metakognitif pada
mata pelajaran pendidikan agama islam di MA Manartul Islam Jakarta
dengan menggunakan metode problem solving maka prose
pembelajaran yang diikuti oleh siswa yang dipandu langsung oleh
bapak Rian Afgan S.Pd.I dapat membantu siswa dalam hal :
a. Membantu peserta didik dalam mengembangkan strategi belajar
30
Riduan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis ,(Bandung, Alfabeta,2004), h.13
24
31
Ahmad Jaenudin, “Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam melalui Metode Problem solving “, Skripsi pada FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, h.67-68., tidak dipublikasikan.
32
Abdillah, “Efektifitas Pembelajaran Berbantuan Media Audio Visual Melalui
Metakognitif Terhadap PelaJaran PAI Di SMP Al-Falah, Skripsi dari FITK, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta, h.70-71, 2011
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
25
26
c. Entri
Peneliti masuk pertama kalinya saat observasi awal yakni di bulan
November 2014. Kepala Sekolah MAN 16 Jakarta sangat menyambut
dengan senang hati atas kehadiran peneliti. Guru-guru serta staf-staf
yang lain pun memperlihatkan sikap yang sangat ramah dan membantu
peneliti dalam proses penelitian, sehingga sangat mempermudah dalam
proses penelitian untuk mengenal lebih dalam siswa dan kemudahan
dalam memperoleh informasi yang terkait dengan penelitian.
C. Metode Penelitian
Didalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian dengan metode
kualitatif, dan pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode
deskriptif. Yaitu penelitian yang bermaksud untuk menggambarkan
tentang suatu variabel gejala atau keadaan apa adanya, dan tidak
dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu.1 Adapun menurut. E Kristi
Poerwandari menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif sampel tidak
diambil secara acak tetapi justru dipilih mengikuti kriteria tertentu.2
Menurut Bodgan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J Moloeng
mendefinisikan “metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 3
Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data. Riset ini tidsk
mengutamakan besar populasi atau sampling, bahkan populasi atau
samplingnya sangat terbatas.4Adapun penulisan skripsi ini, penulis
mengacu kepada buku pedoman penulisan karya ilmiah yang diterbitkan
1
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet.10,
h.234
2
E. Kristi Poerwanari, Pendkatan kualitatif dalam penelitian psikologi, (Jakarta:
LP3ES, 1998), Cet.1,h.102
3
Lexy J.Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.2000), h.3
4
Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2008),
h.56
28
5
Op.cit,h.62
6
Moh Nazir, Metode Penelitian , (Jakarta: GhaliaIndonesia, 1983), h.219
7
Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar , Metodologi penelitian
sosial,h.55
31
8
A. Chaedar Alwashilah , Pokoknya Kualitatif, (Jakarta: Pustaka
Jaya,2011), h.111.
9
Nasution, Metodologi Penelitian Naturalistic Kualitatif, (Bandung:
Trsito,1988), h.126
10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif,
(Bandung : Alfabeta, 1988), h. 369
32
14
ibid, h.375
34
15
Sugiyono.Op.cit.334
16
Lexi.J.Moloeng, op.cit, h.3
35
17
http://josephrdaniel.wordpress.com/2013/08/16/coding-sebuah-proses-
penting-dalam-penelitian-kualitatif/
18
Ibid.
19
E. Kristi Poerwanari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi,
(Jakarta: LP3ES, 1998), Cet.1,h.102
20
A.Chaedar Al washilah, Pokoknya Penelitian Kualitatif ,(Jakarta:Pustaka Jaya,
2011), h.105
36
21
Lexi J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1988), h.110
37
Tabel 3.1
Jenis
No Nama Kelas
Kelamin
Andhika Yuda Pratama L XI
1.
IPA 1
Muhammad Ibathul Azizi L XI
2.
IPA 1
Dwi Lestari P XI
3.
IPA 1
Ulfa Suci Rahayu P XI
4.
IPA 1
22
Hasil Wawancara dengan Informan 1 (Andhika), siswa kelas XI IPA I MAN
16 Jakarta, Pada Hari Senin tanggal 24 November 2014.
38
MTQ se-jakarta barat, sungguh prestasi yang luar biasa. Selain belajar
ilmu agama di MAN 16 ini, ia juga rajin mengaji dirumahnya. Setiap
malam ia rutin mengaji bersama teman disekitar rumahnya, bahkan
apabila ada hal yang kurang ia pahami sekitar pelajaran agama, ia
selalu menanyakan kembali kepada guru mengajinya tersebut.23
Adapun informan selanjutnya yang beralamat di Prepedan Dalam
Jakarta Barat, ia anak kedua dari dua bersaudara. informan mempunyai
bapak seorang yang bekerja di kantor dan mempunyai ibu seorang ibu
rumah tangga. Ia tidak aktif dalam kegiatan OSIS dan tidak aktif pula
dalam kegiatan ekstrakulikuler. Informan termasuk siswa yang pandai
bergaul, bahkan dengan peneliti pun ia sangat akrab sekali seperti
sudah kenal lama. Ia adalah anak ketiga dari lima bersaudara.
Menurutnya mengikuti ekstrakulikuler itu harus dari hati, karena ia
tidak mempunyai keimginan jadi ia tidak mengikuti ekstrakulikuler
tersebut, ia hanya mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik,
menurutnya belajar dengan sebaik mungkin itu sudah lebih dari cukup.
Informan selanjutnya beralamat di Jl Rawa Melati Jakarta Barat,
dan juga pernah mengikuti kegiatan OSIS, dan selain belajar agama di
sekolah ia juga aktif mengikuti pengajian di rumah, bahkan ia sudah
belajar menjadi pendidik di pengajian tersebut, ia dipercaya untuk
mengajar anak-anak kecil. Informan adalah anak tunggal dan
mempunyai ayah seorang Guru mengaji dan bekerja sebagai penghulu
dan mempunyai ibu seorang Guru ngaji pula, beliau memimpin salah
satu pengajian ibu-ibu dirumahnya. Dari rumah ke sekolah ia naik
angkot kira-kira 200 meter ke sekolah, tak jarang ia jalan kaki karena
aerah sekitar sekolah sering sekali macet. ia salah satu siswa yang aktif
dalam kegiatan OSIS dan aktif dalam ekstrakulikuler rohis khususya
dalam bidang MTQ dan Marawis, menurutnya kedua ekskul tersebut
itu adalah hobinya, jadi ia mengikuti ekstrakulikuler tersebut sangat
23
Hasil Wawancara dengan Informan 2 ( Ibhatul), Siswa kelas XI IPA MAN
16 Jakarta, Pada Hari Senin tanggal 24 November 2014.
39
24
Hasil Wawancara dengan Informan 4 (Dwi), siswa kelas XI IPA I MAN 16
Jakarta, Pada hari Senin tanggal 24 November 2014.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. MAN 16 Jakarta
1. Sejarah Berdirinya
Sesuai dengan namanya Marasah Aliyah Negeri (MAN) 16 Jakarta
adalah lembaga pendidikan formal setingkat SLTA yang berciri khas
islam. Lembaga ini telah berdiri sejak tahun 2006 yang beralamat di Jl.
Kamal Raya No.3 Tegal Alur Kalideres Jakarta barat yang berhadapan
langsung dengan Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) Jakarta Barat.
Sebelumnya Marasah Aliyah Negeri (MAN) 16 Jakarta kelas jauh
(Kampus B) dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 12 Jakarta. Berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Agama No.49 Tahun 2009 Tanggal 06 Maret
2009, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 16 Jakarta berdiri secara mandiri.
Pada tanggal 10 November 2009, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 16
Jakarta memperoleh akreditasi A dari badan Akreditasi Provinsi
Sekolah/Madrasah Provinsi DKI Jakarta. Di MAN 16 Jakarta ini sama
dengan SMA yang lain mempelajari banyak ilmu pengetahuan umum,
akan tetapi disini menambahkan mata pelajaran-pelajaran Agama Islam
yang tidak diajarkan secara lebih mendalam di SMA pada umumnya.
Di MAN 16 Jakarta menyelenggarakan pembelajaran dengan Sisrem
Kredit Smester (SKS) dan juga menerapkan model mooving class. MAN
16 Jakarta ini didirikan sebagai suatu wujud serta dalam pembangunan
generasi muda dan kepedulian dalam meningkatkan mutu pendidikan, baik
dibidang IPTEK maupun IMTAQ. Para siswa dibekali keterampilan
melalui adanya penyaluran minat dan bakat sebagai bekal dimasa
mendatang dalam rangka era globalisasi MAN 16 Jakarta menjadi
alternatif yang memiliki pengalaman penting dalam pendidikan,
pembentukan watak, kepribadian dan kualitas bangsa yang akan datang.
Disini siswa-siswinya dipersiapkan mental dan spiritualnya ke arah
yang lebih positif dengan penekanan keagamaan yang baik, agar mereka
dapat menyeimbangkan antara kehidupan duniawi dan yang tak kalah
40
41
1
Hasil Observasi langsung tanggal 17 November 2014 pada pukul 09:48
42
2
Hasil Observasi Langsung tanggal 24 November 2014 pukul 10.10
43
NIP : 198004162005011005
Pangkat/Golongan : Penata ( III c )
Pendidikan Terakhir : S1 UNS, Tahun 2003.3
3. Pendidik
Pada Tahun Pelajaran 2014/2015 ini, Madrasah Aliyah Negeri 16
Jakarta memiliki 32 orang pendidik, 11 orang PNS dan 21 orang
Honorer. Adapun datanya sebagai berikut :
Tabel 4.2
No Nama Pendidikan Status Mengajar
Terakhir
1 Samsurial, S.Pd S1 PNS Fisika
2 Drs. Kandi Yunus, S2 PNS Pkn
M.Pd
3 Dra. Umi Hani S1 PNS Fikih
4 Aceng Solihin, MA S2 PNS Bahasa Arab
5 Wido Prayoga, S1 PNS Sejarah
S.Pd
6 Idris, M.Pd S2 PNS Ekonomi
7 Titik Munti’ah R, S2 PNS Fisika
M.Pfis
8 Sri Wahyuni S2 PNS Seni dan
M,MM Budaya
9 Nony Priany, S.Pd S1 PNS Matematika
10 Yeyet Rustini, S.Pd S1 PNS Kimia
11 Ibakhta Padlan, S.E S1 PNS Ekonomi
12 Sayudi, S.Pd.I S1 Honorer Akidah Akhlak
13 Widiastuti, S.Pd S1 Honorer Matematika
14 Suryanto, S.Pd S1 Honorer Penjaskes
15 Siti Marwiyah, S1 Honorer Biologi
3
Arsip Tata Usaha MAN 16 Jakarta
44
S.Pd
16 Dra. Endang S1 Honorer Bahasa
Suhartini Indonesia
17 Ahmad Nasrullah, S1 Honorer Bahasa Inggris
S.Pd
18 Intan Nurul S1 Honorer Geografi
Imamah, S.Pd
19 Corina Rosalina, S1 Honorer Bahasa Jepang
S.Pd
20 Ana Dwi S1 Honorer Bahasa
Kuntowati, S.Pd Indonesia
21 Musayyib, S.Pd.I S1 Honorer Hadits
22 Masyitoh, S.Pd S1 Honorer BK
23 Akhmad Sigit S1 Honorer Bahasa Arab
Ilhami, S.Pd.I
24 Mauwah, S.Ag S1 Honorer Al-Qur’an
Hadits
25 Fathurrahman, S.S S1 Honorer Tafsir
26 Ahwan Yanuar R, S1 Honorer Fikih
S.Pd.I
27 Nurman Arifin, S1 Honorer Biologi
S.Pd
28 Ahmad Sobari, S1 Honorer Pkn
S.Pd
29 Dede Kurniasih, S1 Honorer Sosiologi
S.Pd
30 Ika Wirna, S.Pd S1 Honorer Bahasa
Indonesia
31 Indah Wijayanti, S1 Honorer TIK
S.Pd
45
4. Tenaga Kependidikan
Pada Tahun Pelajaran 2014/2015 ini, Madrasah Aliyah Negeri 16
Jakarta memiliki 15 orang tenaga kependidikan, 5 orang PNS dan 10
orang Honorer4. Adapun datanya sebagai berikut :
Tabel 4.3
Pendidikan Jabatan
No Nama Status
Terakhir
2 R. Siti Nurul
S1 PNS Bendahara
Sa'adah, S.Ag
3 Saefudin,
S1 PNS Staf
S.Pd.I
6 Iwan Munawar,
S1 Honorer Staf
S.Pd
7 Ahmad R.
S1 Honorer Staf
Romdoni, S.Pd
4
Ibid.
46
Pendidikan Jabatan
No Nama Status
Terakhir
10 Usman Cleaning
SMA Honorer Service
12 Nasrul
SD Honorer Tukang Kebun
Mu’minin
13 Kusen Cleaning
SD Honorer Service
14 Rusno Cleaning
SD Honorer Service
d) Keadaan Siswa
Tabel 4.4
Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
L P
1 X MIA 1 10 30 40
2 X MIA 2 10 16 26
3 IIS 1 17 23 40
4 IIS 2 16 24 40
5 IIS 3 16 24 40
47
6 IIK 1 22 18 40
Total 91 135 226
Tabel 4.5
Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
L P
1 XI IPA 1 11 27 38
2 XI IPA 2 11 27 38
3 XI IPS 1 18 16 34
4 XI IPS 2 20 14 34
5 XI IPS 3 19 17 36
6 XI IPS 4 19 17 36
7 XI AG 1 13 23 36
Total 111 141 252
Tabel 4.6
Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
L P
1 X 91 235 226
2 XI 111 141 252
3 XII 63 95 158
Subtotal 265 371 636
3 Diploma 40 20 9 69 14,4
4 SMA/MA 70 30 14 11 23,7
5 SMP/MTS 18 6 5 29 6,0
6 SD/MI 10 5 2 17 3,6
Tidak Tamat
7 0 0 0 0 0,0
Sekolah
Jumlah 269 161 50 480 100
5
Hasil Observasi Langsung Pada Tanggal 25 November 2014
52
15 Kantin 2 Unit
16 Koperasi 1 Ruang
17 Dapur 1 Ruang
B. Pembahasan
Ada beberapa hasil penelitian yang penting untuk dibahas lebih lanjut.
Dalam pembahasan ini, hail penelitian akan dibahas dengan menganalisis
data berdasarkan kajian pustaka yang telah ada. Pembahasan tersebut
sebagai berikut :
1. Suasana Proses Pembelajaran PAI Siswa MAN 16 Jakarta
Disekolah ini hubungan antara guru dengan murid tidak ada batas,
sangat terlihat sekali ketika seorang siswa yang sedang belajar
khususnya belajar PAI sangat terlihat nyaman, bahkan menurut mereka
guru tersebut adalah guru favorit mereka. Seperti yang telah kita
ketahui, bahwa mata pelajaran PAI di Madrasah Aliyah itu dibagi
kedalam beberapa bagian, diantaranya : Fiqih, Akidah Akhlak, Al-
Qur’an, Tafsir Hadits, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Akan tetapi saat
peneliti meneliti di kelas XI IPA I kebetulan pelajaran PAI kali ini
diajarkan oleh Bapak Sayudi dan beliau mengajar materi Akidah
Akhlak.
Sebelum memulai pembelajaran siswa diwajibkan untuk membaca
ayat-ayat al-qur’an secara bersamaan (tadarus), itu sudah menjadi
rutinitas yang wajib dilakukan oleh semua warga sekolah, baik itu guru
maupun siswanya. Setiap hari siswa secara bergantian memimpin
membaca al-qur’an menggunakan microphone yang berada dikantor
tata usaha, sehingga semua membaca al-qur’an secara bersamaan.
Setelah itu guru memberikan motivasi terhadap siswa, membuat siswa
bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Proses
pembelajaran berlangsung sangat baik, Guru membuat suasana kelas
sangat nyaman, dan siswa sangat antusias dalam mengikuti pelajaran
akidah akhlak tersebut. Pembelajaran Akidah Akhlak kali ini
53
6
Hasil Wawancara dengan Pak Sayudi (Guru Akidah Akhlak) di kelas XI IPA
I pada tanggal 24 November 2014.
7
Hasil Wawancara dengan Andhika Yudha Pratama siswa kelas XI IPA I pada
tanggal 24 November 2014
8
Op.cit.,
55
9
Op.cit.,
10
Op.cit.,
56
Fikih, Hadits, dan lain-lain. Oleh karena itu diperlukan konsep atau
cara yang dibuat oleh siswa sendiri dalam mempelajari Pendidikan
Agama Islam. Dalam hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti setelah dilihat di dalam kelas hampir sebagian besar dari siswa
kelas XI IPA I dapat mempunyai konsep dalam belajar PAI khususnya
dalam materi Akidah Akhlak.
Selanjutnya peneliti mencoba meneliti lebih lanjut mengenai
konsep mereka dalam mempelajari PAI tersebut melalui wawancara.
Wawancara dilakukan pada saat jam pelajaran Akidah Akhlak selesai
mereka pelajari sehingga mempermudah peneliti untuk bertanya terkait
dengan materi yang telah mereka pelajari tersebut. Informan 1
mempunyai konsep belajar di malam hari sebelum materi tersebut
diajarkan oleh Guru Akidah Akhlaknya tersebut, menurutnya apabila
ia mempelajarinya dimalam hari ia akan dapat berinteraksi dengan
baik di dalam kelas ketika mempelajari materi di keesokan harinya.
Selain itu ia juga dapat menanyakan kembali terkait materi yang
kurang difahami kepada guru yang bersangkutan..
Begitupun dengan Informan 2 ia mengatakan bahwa ia
mempelajari materi PAI sebelum materi tersebut diajarkan didalam
kelas. Akan tetapi berbeda dengan Informan 1, Informan 2
mempelajarinya sebelum jam pelajaran tersebut, jadi ia
mempelajarinya di sekolah di dalam kelas. ia mengaku bahwa kegiatan
tersebut adalah kebiasaan yang ia miliki itu keinginan dari dirinya
sendiri. Walaupun materi PAI di sekolah itu cukup banyak Informan 2
tetap mempelajarinya secara keseluruhan dengan konsep yang telah ia
buat yaitu mebacanya sedikit demi sedikit lalu mempraktikkannya
dalam kehidupannya sehari-hari. Ia mempunyai prndapat bahwa jika ia
membaca materi pelajaran sebelum mata pelajaran itu diajarkan oleh
guru itu dapat memantapkan kesiapannya dalam belajar dan ia lebih
57
11
Op.cit.
58
12
Op.cit.
59
Tabel 4.9
menjawab
pertanyaan
c. Siswa menggali Ketika diberi
kembali informasi kesempatan
yang telah untuk
diingatnya menyimpulkan
materi yang
disampaikan
oleh guru, siswa
mampu
menyimpulkan
dengan baik
4. Fase Umpan balik dalam
pembelajaran
a. Siswa mampu Banyak siswa
menyampaikan yang bertanya
pertanyaan ketika diberi
kesempatan
untuk bertanya
saat
pembelajaran
berlangsung
b. Siswa mampu Siswa mampu
menjawab menjawab
pertanyaan pertanyaan saat
guru
menanyakan
kembali sekitar
materi yang
diajarkan
64
13
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran , (Bogor:Penerbit Ghalia
Indonesia, 2010), Cet.1,h.10
65
14
Sri Esti Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2006), Cet
3, h.168.
66
15
Ibid., h.96
69
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
Dengan melalui analisis yang mendalam terhadap konsep
metakognitif siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MAN
16 Jakarta, peneliti menemukan satu konsep yang tidak ada dalam ketiga
konsep yang disebutkan oleh Anita Woolfolk pada bab sebelumnya1,
Dalam konsep metakognitif siswa peneliti menemukan konsep
“Motivation Knowledge”. Dalam konsep ini menunjukkan adanya
metakognitif mereka yang baik dengan adanya pengetahuan motivasi dari
diri mereka sendiri.
Adapun keadaan metakognitif siswa pada pemahaman fakta, konsep
dan prosedur dalam pembelajaran PAI di MAN 16 yaitu :
1. Metakognitif siswa pada pemahaman fakta materi mata pelajaran
pendidikan agama islam MAN 16 khusunya pada kelas XI IPA I
mereka sangat baik, sebagian besar dari mereka menganggap bahwa
belajar agama sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Fakta yang ada di lapangan atau di dalam kehidupan sehari-hari
dengan apa yang diajarkan dalam kelas itu sangat sejalan dengan apa
yang mereka alami.
2. Metakognitif siswa pada pemahaman konsep materi mata pelajaran
pendidikan agama islam di MAN 16 Jakarta khususnya pada kelas XI
IPA 1 yaitu sebagian besar dari mereka mempunyai konsep belajar
masing-masing yang telah mereka siapkan sebelum materi tersebut
dipelajari didalam kelas.
1
Desmita , Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Rosdakarya, 2009),
h.135
70
71
http://josephrdaniel.wordpress.com/2013/08/16/coding-sebuah-proses-penting-
dalam-penelitian-kualitatif/
Kelas : XI IPA I
1 Terkait dengan materi pendidikan agama islam, Penting banget kak, karena setiap yang kita Kode 1 : Kuning
apakah anda menganggap materi tersebut lakukan itu akan dipertimbangkan nanti di akhirat (Pemahaman siswa pada
penting dalam kehidupan sehari-hari anda? jadi kita harus mempelajari ilmu agama dan materi PAI sesuai Fakta)
Jelaskan jawaban anda ! menerapkannya di dalam kehdupan sehari-hari, 1. Penting banget kak,
gitu kak. karena setiap yang
2 Oh, jadi menurut Yudha penting yah, terus Hmmm... Kalo Menurut saya sih sikap kaya itu kita lakukan itu
gimana menurut Yudha sendiri gimana sih sangat tidak baik karena ilmu agama adalah akan
sama siswa yang menganggap bahwa pelajaran pedoman dalam hidup kita kita kak. (sambil dipertimbangkan
PAI itu tidak begitu penting? tersenyum). nanti di akhirat.
3 Materi ajar dan mata pelajaran Pendidikan Saya mempelajarinya sejak duduk dibangku 2. Hmmm... Kalo
Agama Islam cukuplah banyak, kapan anda sekolah kak. Menurut saya sih
mempelajari materi tersebut? sikap kaya itu
4 Mohon maaf Yudha maksud kapannya disini Oh hahaha (tertawa) yah maaf kak, kirain sejak sangat tidak baik
tuh didalam sekolah nya loh yud, kan materi kapan. Kalo mempelajari materi tersebut saya karena ilmu agama
PAI tuh banyak yah, nah kapan tuh Yudha mempeleajarinya di malam hari kak, sebelum adalah pedoman
mempelajarinya? besoknya materi tersebut dipelajari sama guru dalam hidup kita
disekolah. kita kak.
5 Iya Yudha gak apa-apa santai aja (tersenyum), Betul kak. 3. Iyah kak sangat
jadi Yudha mempelajari materi tersebut perlu sekali, sangat
dimalam hari yah. berguna sekali
6 Bagaimana pandangan anda mengenai materi Iyah kak sangat perlu sekali, sangat berguna dalam kehidupan
ajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sekali dalam kehidupan sehari-hari. sehari-hari.
yang cukuplah banyak, menurut anda apakah
semua materi bahan ajar tersebut perlu 4. Iya pernah kak, kita
dipelajari? kan pernah jadi
7 Jadi menurut Yudha semuanya tuh perlu ya? Iya kak, emang semuanya tuh perlu dipelajari kak. tamu dan menerima
semuanya harus Yudha pelajari? tamu.
8 Pernahkah anda belajar (membaca) materi Pernah kak haha.(tertawa)
5. Iya sangat
pelajaran Pendidikan Agama Islam sebelum
membantu sekali
guru agama mengajarkan materi tersebut?
dong kak.
Mengapa demikian?
9 Oh, Pernah ya terus kenapa kamu membaca Yah..Karena agar kita nyambung dalam
materi tersebut sebelum guru kamu belajarnya kak, karena kalo kita gak baca
mengajarkannya? sebelumnya, nanti pas belajar kita jadi gak bisa Kode 2 : Tosca
menyampaikan materi yang kurang kita fahami (Pemahaman siswa
kepada guru kita. tentang konsep belajar
10 Iyah Yud, mungkin singkatnya biar kamu bisa Iya kak bener banget. PAI)
berinteraksi dengan baik dengan guru maupun 1. Kalo mempelajari
teman yaYud materi tersebut saya
11 Apakah anda pernah mengalami dalam Pernah kak. mempeleajarinya di
kehidupan sehari-hari ana terkait dengan malam hari kak,
materi tersebut? sebelum besoknya
12 Hmm... Pernah ya, terus tadi kan materinya Iya pernah kak, kita kan pernah jadi tamu dan materi tersebut
akidah akhlak tuh yah tentang adab bertamu menerima tamu. dipelajari sama
dari materi tersebut Yudha pasti pernah guru disekolah.
mengalaminya kan? misalnya apa tuh Yud? 2. Iya kak, emang
semuanya tuh perlu
13 Apakah pengalaman tersebut dapat membantu Iya sangat membantu sekali dong kak. dipelajari kak
anda dalam menyelesaikan masalah yang ada 3. Yah..Karena agar
dalam tugas tersebut? kita nyambung
14 Membantu dalam menyelesaikan masalah yah, Yaaa.. (terdiam sejenak) misalnya tuh cara dalam belajarnya
misalnya apa tuh? menerima tamu dengan baik sesuai ajaran islam kak, karena kalo
itu gimana itu kan tadi diajarkan oleh Pak Sayudi kita gak baca
tadi kak. sebelumnya, nanti
pas belajar kita jadi
gak bisa
menyampaikan
materi yang kurang
kita fahami kepada
guru kita.
Kode 3 : Hijau
(Pemahaman siswa
tentang langkah-langkah
mereka dalam
pembelajaran PAI)
1. Iyah Yud, mungkin
singkatnya biar
kamu bisa
berinteraksi dengan
baik dengan guru
maupun teman
yaYud
2. Yaaa.. (terdiam
sejenak) misalnya
tuh cara menerima
tamu dengan baik
sesuai ajaran islam
itu gimana itu kan
tadi diajarkan oleh
Pak Sayudi tadi
kak.
3. Terus membaca,
memahami dan
mengamalkannya
kak.
4. Mau tau banget
kak, (bercanda) gini
kak caranya saya
sih dipraktikkan
dalam kehidupan
sehari-hari kak,
soalnya kalau kita
udah bisa
mempraktikkannya
kita baru bisa
benar-benar
memahaminya kak.
5. Langsung dikerjain
aja kak.
6. Biasanya sih saya
punya langkah-
langkah sendiri kak,
kadang ada tugas
yang tidak
dipraktikkan tapi
kalau saya harus
dipraktikkan dulu
baru saya paham
kak.
7. Bertanya dengan
baik dan penuh
dengan rasa hormat
kak.
8. Berarti gini yah
kamu bertanya
dulu, baru setelah
itu kamu
mengeluarkan
pendapatnya?
dengan rasa hormat
itu kaya gimana
Yud?
9. pertama kita
bertanya dengan
baik lalu disambung
dengan pendapat
dan langkah-
langkah kita yang
mungkin agak
sedikit berbeda
dengan yang
diajarkan oleh guru
kita, dan dengan
rasa hormat itu
bicara yang baik
kak, karena kita kan
harus menghormati
guru kita kak.
10. Lebih sering
bertanya ajasih kak
sama yang lebih
mengerti dan terus
membaca.
15 Bagaimana cara anda memantau pelajaran anda Terus membaca, memahami dan
tersebut sehingga pemahaman terhadap mata mengamalkannya kak.
pelajaran Pendidikan Agama Islam tersebut
dapat efektif dan efisien?
16 Kalau boleh tau gimana sih cara kamu Mau tau banget kak, (bercanda) gini kak caranya
memahami dan mengamalkannya itu? saya sih dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari
(tersenyum) kak, soalnya kalau kita udah bisa
mempraktikkannya kita baru bisa benar-benar
memahaminya kak.
17 Aduh Yudha ngeledek nih (tertawa), Oh jadi Iya kak maaf yah kak becanda kok (tersenyum).
kalau gak dipraktekin kamu gak bakalan bisa
paham sepenuhnya gituh ya?
18 Setelah anda mengetahui uraian tugas dari guru Langsung dikerjain aja kak.
anda,langkah-langkah strategis apa yang
tergambar dalam fikiran anda untuk
menyelesaikan tugas tersebut?
19 Mengerjakannya dengan langkah-langkah Biasanya sih saya punya langkah-langkah sendiri
seperti apa Yud? kak, kadang ada tugas yang tidak dipraktikkan
tapi kalau saya harus dipraktikkan dulu baru saya
paham kak.
20 Bagaimana cara anda mengeluarkan pendapat Bertanya dengan baik dan penuh dengan rasa
anda tentang langkah-langkah tersebut? hormat kak.
21 Berarti gini yah kamu bertanya dulu, baru Iya kak, pertama kita bertanya dengan baik lalu
setelah itu kamu mengeluarkan pendapatnya? disambung dengan pendapat dan langkah-langkah
dengan rasa hormat itu kaya gimana Yud? kita yang mungkin agak sedikit berbeda dengan
yang diajarkan oleh guru kita, dan dengan rasa
hormat itu bicara yang baik kak, karena kita kan
harus menghormati guru kita kak.
22 Oh gituh ya Yud, wah hebat banget sih Yudha Iya gitu kak, haha makasih kak. (tertawa)
ini (tersenyum).
21 Bagaimana cara anda mengevaluasi diri anda Lebih sering bertanya ajasih kak sama yang lebih
setelah mengerjakan tugas yang diberikan oleh mengerti dan terus membaca.
guru?
22 Misalnya kamu nanya nya sama siapa? Sama teman yang lebih paham kak, sama guru
yang bersangkutan diluar jam pelajaran.
23 Jadi bisa dibilang diskusi sama teman-teman Iyah iyah kak gituh kak.
yah, atau bertanya kepada Pak Sayudi misalnya
gituh yah?
24 Hmm.. gituh yaudah terimakasih yah atas Iya kak sama-sama kak, enggak ganggu kok kak.
bantuannya, maaf udah ganggu waktunya
(tersenyum)
LAMPIRAN
Kolam Budi Daya Ikan Lele yang dilakukan oleh siswa MAN 16 Jakarta