Anda di halaman 1dari 162

PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN PADA

ANAK USIA DINI


(Penelitian Deskriptif di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:
HIMMATUL ULIYA
NIM 108011000172

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK

Himmatul Uliya (NIM: 108011000172). Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada


Anak Usia Dini (Penelitian Deskriptif di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre
Jakarta Utara).
Kata Kunci : Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an, Anak Usia Dini.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran baca tulis al-Qur’an
pada anak usia dini di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre yang terkait dengan proses
pembelajaran, penggunaan metode, materi, dan pelaksanaan evaluasi baca tulis al-Qur’an.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis.
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 25 siswa yang diambil dari seluruh anak usia
dini dalam rentang usia 6-8 tahun yang menjadi siswa kelompok TPA di TKA-TPA Plus
Jakarta Islamic Centre. Pelaksanaan pembelajaran pada anak usia dini didapat dari
observasi langsung terhadap guru dan siswa dengan menggunakan pedoman observasi.
Pedoman observasi terhadap guru terkait pembelajaran baca tulis al-Qur’an meliputi
aspek: Proses pelaksanakan pembelajaran baca tulis al-Qur’an terkait materi baca tulis al-
Qur’an, penggunaan metode dalam proses pembelajaran baca tulis al-Qur’an, dan
pelaksanaan evaluasi hasil belajar dalam proses pembelajaran baca tulis al-Qur’an.
Sedangkan pedoman observasi pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada siswa meliputi:
kemampuan membaca al-Qur’an (kelancaran membaca al-Qur’an, makhorijul huruf,
tajwid, hafalan al-Qur’an, surat pendek, dan ayat pilihan) dan kemampuan menulis al-
Qur’an (kebenaran tulisan dan kerapihan tulisan). Peneliti juga melakukan wawancara
kepada kepala sekolah dan guru sesuai pedoman wawancara dan dokumentasi untuk
menunjang data yang diperlukan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada
anak usia dini di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara yang terkait dengan
dengan proses pembelajaran, penggunaan metode, materi, dan pelaksanaan evaluasi baca
tulis al-Qur’an sudah terlaksana dengan baik, dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh
pihak lembaga pendidikan Islam TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre, namun masih ada
beberapa hal yang perlu ditingkatkan yaitu metode serta sarana dan prasarana, agar
pembelajaran baca tulis al-Qur’an yang merupakan awal pendidikan al-Qur’an bagi siswa,
dapat menunjukkan hasil yang optimal.

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.,


Bismillahirrahmanirrahim. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan curahan kasih sayang dan
rahmat-Nya kepada hamba-Nya ini. Dengan bimbingan dan pertolongan-Nya serta
mengucapkan Alhamdulillahhirobbil‘alamin, penulisan skripsi dengan judul
“Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an pada Anak Usia Dini (Penelitian
Deskriptif di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara)” telah
terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam senantiasa penulis haturkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan juga pengikutnya.
Penelitian ini penulis ajukan untuk menyelesaikan program Sarjana
Pendidikan Islam di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Alhamdulillah,
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak berikut
ini:
1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan.
2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI atas
arahannya kepada penulis dalam penelitian ini.
3. Ibu Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi. selaku dosen pembimbing atas
bimbingan dan saran-sarannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Tanenji, M.A. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan saran dan motivasi kepada penulis.
5. Bapak (Alm. Kaharuddin) dan Mama (Dahlia) tercinta serta adik-adikku
tersayang Wali Atmamuddin dan Muhammad Sihab, atas doa, kasih sayang
dan dukungan baik materi maupun moral.
6. Om Erman Tale Daulay dan Tante Rustini atas dukungan materi dan moral
untuk penulis.

ii
7. Ibu Darmawati, S.Sos.I. selaku kepala TKA-TPA PlusJakarta Islamic Centre
Jakarta Utara yang telah memberikan izin bagi peneliti untuk melakukan
penelitian di TKA-TPA tersebut.
8. Ibu Nurhasanah, A.Ma. dan Ibu Siti Rahayu, S.Pd.I. selaku wali kelas TPA
Plus Jakarta Islamic Center Jakarta Utara yang telah memberi kesempatan dan
kepercayaan bagi penulis untuk melakukan penelitian di kelasnya.
9. Siswa-siswi kelas TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara atas
kesediaannya menjadi subyek penelitian-ku yang selalu terkenang di hati.
10. Teman-teman seperjuangan di kelas E PAI angkatan 2008 (Aminah, Eros,
Silvi, Hikmah, Ley, Cucun, Yoni, Fawzul, Asep, Farhan, Ifan, Ruly, Ghofur,
Baha, Bana, Aden, Imam, Wawan, Subhan dan Nafi) atas semangat,
kebersamaan dalam suka maupun duka, dan pengalaman dalam ukhuwah yang
tak terlupakannya selama ini.
11. Teman-teman di PG/TK Blooming Montessori School (Mr. Andang Sofyan,
Ms. Siti Maryati, Ms. Ayu Tirtawati, Ms. Juweriyah, Ms. Dini Agustin dan
Maghfirah) yang senantiasa selalu berusaha memberikan semangat hidup dan
bantuan moral maupun materi kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah turut
membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semua bantuan dan bimbingan pihak-pihak


tersebut selama penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi
ini jauh dari kesan sempurna. Akhirul kalam, penulis mengharapkan agar skripsi ini
nantinya bisa bermanfaat bagi pembaca semuanya. Wassalam.

Jakarta, 9 September 2014

Penulis

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1


B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
F. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORETIK

A. Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an .................................................... 6


1. Pengertian Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an ............................. 6
2. Dasar Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an .................................. 10
3. Tujuan Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an ................................ 12
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an ................. 14
B. Anak Usia Dini ................................................................................... 21
1. Pengertian Anak Usia Dini .......................................................... 21

iv
2. Karakteristik dan Aspek Perkembangan Anak Usia Dini ........ 21
C. Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an pada Anak Usia Dini ........... 27
D. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 38
E. Kerangka Berpikir .............................................................................. 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 41


B. Metode Penelitian .............................................................................. 41
C. Subjek Penelitian ................................................................................ 41
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 42
E. Teknik Analisis Data ......................................................................... 45

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta


Utara .................................................................................................... 47
B. Temuan Penelitian ............................................................................. 53
C. Pembahasan terhadap temuan Penelitian ........................................ 77

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 82
B. Saran ................................................................................................... 83
C. Implikasi .............................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 85

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Observasi Terhadap Guru dalam Pembelajaran


Baca Tulis Al- Qur’an

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Terhadap Siswa dalam Pembelajaran


Baca Tulis Al- Qur’an

Tabel 4.1 Data Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan TKA-TPA Plus Jakarta
Islamic Centre Tahun Ajaran 2013/2014

Tabel 4.2 Data Siswa TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Center Tahun Ajaran
2013/2014

Tabel 4.3 Waktu Belajar di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre

Tabel 4.4 Data Sarana dan Prasarana TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Center

Tabel 4.5 Pelaksanaan Kegiatan Pembuka dalam Proses Pembelajaran Baca


Tulis Al-Qur’an

Tabel 4.6 Pelaksanaan Kegiatan Inti dalam Proses Pembelajaran Baca Tulis
Al-Qur’an

Tabel 4.7 Pelaksanakan Kegiatan Penutup dalam Proses Pembelajaran Baca


Tulis Al-Qur’an

Tabel 4.8 Penggunaan Metode Iqra’ dalam Proses Pembelajaran Baca Tulis
Al-Qur’an

Tabel 4.9 Penggunaan Metode Uktub dalam Proses Pembelajaran Baca Tulis
Al-Qur’an

Tabel 4.10 Penggunaan Teknik Penilaian dalam Proses Pembelajaran Baca


Tulis Al-Qur’an

vi
Tabel 4.11 Kemampuan Membaca Al-Qur’an dalam Hal Kelancaran
Membaca Al-Qur’an

Tabel 4.12 Kemampuan Membaca Al-Qur’an dalam Hal Makharijul Huruf

Tabel 4.13 Kemampuan Membaca Al-Qur’an dalam Hal Tajwid

Tabel 4.14 Kemampuan Menghafal Surat-Surat Pendek Al-Qur’an

Tabel 4.15 Kemampuan Menghafal Ayat-Ayat Pilihan dalam Al-Qur’an

Tabel 4.16 Kemampuan Menulis Al-Qur’an dalam Hal Kebenaran Tulisan

Tabel 4.17 Kemampuan Menulis Al-Qur’an dalam Hal Kerapihan Tulisan

Tabel 4.18 Rekapitulasi Data Hasil Observasi Langsung Terhadap Guru

Tabel 4.19 Rekapitulasi Data Hasil Observasi Langsung Terhadap Siswa

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Kegiatan pembukaan pembelajaran di ruang serba guna


TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara

Gambar 4.2 Guru sedang menuliskan materi

Gambar 4.3 Guru sedang mengajarkan siswa membaca iqra’

Gambar 4.4 Form penilaian baca iqra’ yang digunakan.

Gambar 4.5 Perkembangan kemajuan salah seorang siswa dalam


membaca al-Qur’an dengan metode iqra’ yang dicatat
dalam daftar prestasi iqra’.

Gambar 4.6 Penilaian latihan menulis al-Qur’an dengan metode uktub

Gambar 4.7 Siswa sedang latihan membaca iqra’

Gambar 4.8 Siswa sedang menyetor hafalan ayat-ayat pilihan al-Qur’an

Gambar 4.9 Tulisan Siswa dalam latihan menulis al-Qur’an di dalam


buku Uktub

Gambar 4.10 Siswa sedang latihan menulis Uktub

Gambar 4.11 Nilai Siswa dalam latihan menulis al-Qur’an dengan


metode uktub

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Observasi untuk Guru

Lampiran 2 : Hasil Observasi Guru

Lampiran 3 : Pedoman Observasi untuk Siswa

Lampiran 4 : Hasil Observasi Siswa

Lampiran 5 : Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah

Lampiran 6 : Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah

Lampiran 7 : Pedoman Wawancara dengan Guru

Lampiran 8 : Hasil Wawancara dengan Guru

Lampiran 9 : Daftar Nama Siswa-Siswi Kelas TPA Plus Jakarta Islamic

Centre Tahun Ajaran 2013-2014

Lampiran 10 : Rancangan Kegiatan Harian (RKH)

Lampiran 11 : Daftar Prestasi Iqra’ / Al-Qur’an

Lampiran 12 : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 13 : Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 14 : Surat Keterangan TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre

Lampiran 15 : Lembar Uji Referensi

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad


SAW melalui perantara malaikat Jibril, yang jika membacanya akan bernilai
ibadah. Dalam al-Qur’an terdapat petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia
selain al-Hadits, dimana bila seorang muslim memegang teguh pedoman tersebut
akan membawanya kepada keselamatan di dunia dan akhirat.

Sebagai pedoman hidup, al-Qur’an seharusnya dipelajari dan dipahami isi


kandungannya oleh setiap muslim. Dengan mempelajari dan memahaminya,
setiap muslim akan turut serta melestarikan ajaran-ajaran yang terdapat dalam al-
Qur’an tersebut.

Untuk mempelajari dan memahami al-Qur’an dapat dilakukan dengan cara


membaca, menuliskan, menerjemahkan, bahkan menafsirkannya. Dalam
melaksanakan hal tersebut diperlukan suatu sistem pendidikan yang menaunginya.
Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan al-Qur’an.

Pendidikan al-Qur’an memberikan kemampuan dasar kepada anak didik


dalam membaca, menulis, membiasakan, memahami dan menggemari membaca
al-Qur'an. Selain itu pendidikan al-Qur’an juga dapat membimbing anak didik
berpedoman selalu pada al-Qur'an dan mengamalkannya dalam kehidupannya
sehari-hari.

Dan salah satu materi pembelajaran dari pendidikan al-Qur’an ini adalah
pembelajaran baca tulis al-Qur’an. Materi ini dapat membuat seorang siswa
(muslim) dengan mudah memahami dan mengamalkan pedoman hidupnya (al-
Qur’an dan al-Hadits). Seorang siswa (muslim) diharuskan bisa membaca al-
Qur’an secara baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu Tajwid. Selain itu

1
2

dituntut pula seorang siswa (muslim) agar bisa menyalin atau menuliskan
ayat-ayat al-Qur’an.
Pembelajaran baca tulis al-Qur’an begitu menjadi prioritas oleh
Pemerintah sebagaimana yang dituangkan dalam Keputusan Bersama Menteri
Dalam Negeri dan Menteri Agama RI nomor 128 tahun 1982/44 A tahun 82
yaitu, “Perlunya usaha peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an bagi
umat Islam dalam rangka peningkatan penghayatan dan pengamalan al-Qur’an
dalam kehidupan sehari-hari.” Keputusan bersama ini ditegaskan pula oleh
Intruksi Menteri Agama RI nomor 3 tahun 1990 tentang pelaksanaan upaya
peningkatan kemampuan baca tulis huruf al-Qur’an 1
Pembelajaran Agama Islam melalui pendidikan baca tulis al-Qur’an
menjadi suatu hal yang penting dan prioritas utama dalam pendidikan peserta
didik, yang dimulai dari anak usia dini, karena pada tahapan ini sedang terjadi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh, yaitu dari fisik,
motorik, kognitif, emosi, sosial, bahasa, dan moral. Pada usia dini, anak
sebaiknya mulai diarahkan dengan nilai-nilai al-Qur’an, karena dengan
perkembangan-perkembangan yang sedang terjadi pada anak usia dini tersebut
merupakan saat yang tepat untuk melaksanakan pembelajaran al-Qur’an.
Dengan menanamkan nilai-nilai al-Qur’an sejak usia dini, kecenderungan
setelah remaja dan dewasa, anak memiliki kepribadian yang religius.
Rasulullah SAW. telah menyeru umat Islam agar mendidik anak-anak
mereka untuk bisa membaca dan menuliskan al-Qur’an. Sebagaimana hadits
Rasulullah berikut ini:

“Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai Nabimu, mencintai


keluarga Nabi, dan membaca al-Qur’an.” (HR. Thabrani)2

1
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Qur’an, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2005), Cet. II, h. 41.
2
Ibid., h. 67.
3

Hak anak yang harus ditunaikan oleh orang tuanya ialah memilihkan nama

yang baik, mengajarkan tulis-menulis, dan menikahkan ketika mulai dewasa

(HR. Dailami dan Abu Nuaim).3


Anak diharapkan mampu membaca dan menulis al-Qur’an secara baik
dan benar dengan berbagai metode yang memudahkan anak untuk belajar al-
Qur’an. Di lembaga pendidikan al-Qur’an yang bersifat non-formal seperti
Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an (TKA) dan Taman Pendidikan Al-Qur’an
(TPA) biasanya menyelenggarakan pendidikan Islam dengan menggunakan
pendekatan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
(PAIKEM), karena dunia anak usia dini adalah bermain dan menyenangkan,
sehingga anak merasa senang dalam belajar membaca dan menulis al-Qur’an.
Namun sebagaimana hasil observasi yang peneliti lakukan di TKA-TPA
Plus Jakarta Islamic Centre, terdapat beberapa permasalahan yaitu, proses
pelaksanaan pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini tingkat
TPA dalam rentang usia 6-8 tahun belum menggunakan metode PAIKEM.
Anak-anak kurang motivasi dalam mengikuti pembelajaran baca tulis al-
Qur’an. Masih kurangnya sarana dan prasarana yang memadai dalam
mengoptimalkan pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik melakukan
penelitian terkait baca tulis al-Qur’an (BTQ) dengan judul: Pembelajaran
Baca Tulis Al-Qur’an pada Anak Usia Dini (Penelitian Deskriptif di TPA-
TKA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara).

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu sebagai berikut:
3
Ibid., h. 69.
4

1. Pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini tingkat TPA dalam
rentang usia 6-8 tahun belum menggunakan pendekatan PAIKEM.
2. Anak-anak kurang motivasi dalam mengikuti pembelajaran baca tulis al-
Qur’an.
3. Masih kurangnya sarana dan prasarana yang memadai dalam
mengoptimalkan pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini.

C. Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas lingkupannya, maka
pembahasan masalah ini dibatasi pada:
1. Pembelajaran baca tulis al-Qur’an dalam penelitian ini yang terkait dengan
proses pembelajaran, penggunaan metode, materi, dan pelaksanaan
evaluasi baca tulis al-Qur’an.
2. Anak Usia Dini yang dimaksud adalah anak rentang usia 6-8 tahun yang
masuk ke dalam kelompok TPA (Taman Pendidikan al-Qur’an).
3. Lembaga pendidikan al-Qur’an dalam penelitian ini adalah TKA-TPA
Plus Jakarta Islamic Centre.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut:
- Bagaimana pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini di TKA-
TPA Plus Jakarta Islamic Centre yang terkait dengan proses pembelajaran,
penggunaan metode, materi, dan pelaksanaan evaluasi baca tulis Al-
Qur’an?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
- Untuk mengetahui pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini
di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre yang terkait dengan proses
5

pembelajaran, penggunaan metode, materi, dan pelaksanaan evaluasi baca


tulis al-Qur’an.

F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Pendidik
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tentang
pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini.
b. Bagi Anak
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat
belajar membaca dan menulis al-Qur’an bagi anak-anak sejak usia dini.
c. Bagi Lembaga Pendidikan
Bagi Lembaga, hasil penelitian ini menjadi bahan masukan tentang
pengembangan baca tulis al-Qur’an di Taman Pendidikan Al-Qur’an
(TPA) dan untuk pengembangan selanjutnya.
BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an


1. Pengertian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Sebelum menjelaskan pembelajaran, terlebih dahulu akan dijelaskan


apa itu belajar. Menurut Margaret E. Bell Gredler belajar; adalah proses
orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.1

Belajar menurut W.S. Winkel adalah suatu aktivitas mental atau


psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan
2
dan berbekas. Sedangkan menurut Slameto, belajar merupakan suatu
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-
perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.3

Selanjutnya, pembelajaran menurut Hamzah B. Uno, “adalah upaya


mempengaruhi siswa agar belajar. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa”.4

Pembelajaran pada hakikatnya sangat terkait dengan bagaimana


membangun interaksi yang baik antara dua komponen yaitu guru dan anak
didik. Interaksi yang baik dapat digambarkan dengan suatu keadaan
dimana guru dapat membuat anak didik belajar dengan mudah dan

1
Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1994), h. 1
2
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta: Grasindo, 1996), Cet. V, h. 53.
3
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
Cet. IV, h. 2.
4
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. III, h. v.

6
7

terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa yang ada dalam
kurikulum sebagai kebutuhan mereka. 5

Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah menyatakan “dalam


proses pembelajaran, termasuk pembelajaran pendidikan agama setidaknya
terdapat tiga komponen utama yang saling berpengaruh. Ketiga komponen
tersebut adalah: (1) Kondisi Pembelajaran; (2) Metode Pembelajaran; dan
(3) Hasil Pembelajaran”.

Penjelasan dari ketiga komponen tersebut sebagaimana yang


dikatakan oleh Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah adalah
sebagai berikut:

1. Kondisi pembelajaran. Kondisi ini adalah faktor penting yang


berpengaruh terhadap peningkatan hasil pembelajaran agama Islam.
Kondisi ini meliputi bagaimana melakukan pemilihan metode,
penetapan, dan pengembangan metode pembelajaran. Seorang muslim
dituntut mampu mengkondisikan pembelajaran dengan baik. Sebab,
cakupan bidang studi ini tidak hanya pada persoalan kognisi, tetapi
juga afeksi dan psikomotor. Sehingga jika guru tidak dapat
mengkondisikan pembelajaran dengan baik, bukan tidak mungkin
ketiga ranah tersebut tidak terealisasi sesuai dengan yang diinginkan.
2. Metode pembelajaran. Setiap metode pembelajaran di dalamnya
terdapat kelebihan dan kekurangan. Bagi guru agama Islam,
kecermatan dalam memilih metode disesuaikan dengan situasi dan
kondisi anak didik menjadi sangat penting. Ketika mengajarkan
bacaan al-Qur‟an, misalnya, guru agama Islam hendaknya memilih
metode yang memungkinkannya dapat memberi contoh sebanyak
mungkin kepada anak didik, dan bukan hanya ceramah dengan
menjelaskan beragam teori seputar ilmu tajwid.

5
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), h. 19.
8

3. Hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran pendidikan agama Islam


mencakup semua dampak yang dapat dijadikan indikator apakah
nilai-nilai yang diajarkan telah dapat dipahami dan dilaksanakan
dengan baik oleh anak didik.6

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dikehendaki sebaiknya


memperhatikan ketiga hal di atas. Bambang Sutjipto menambahkan
“Pencapaian suatu tujuan pembelajaran turut ditentukan oleh ketepatan
penggunaan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang berupa
teknik atau metode instruksional yang digunakan guru atau dosen dapat
mengoptimalisasikan aktifitas belajar siswa/mahasiswa, agar diperoleh
kualitas hasil belajar yang lebih optimal”.7

Jadi, secara garis besar berdasarkan pendapat-pendapat di atas


dinyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh
pendidik agar peserta didik melakukan aktivitas belajar dengan segala
faktor-faktor yang mendukung aktivitas tersebut sehingga tujuan
pembelajaran yang diharapkan akan tercapai.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “baca” sama dengan kata
“eja” merupakan kata dasar dari membaca yang memiliki pengertian
melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau
hanya dalam hati) atau pengertian lainnya yaitu mengeja/melafalkan apa
yang tertulis.8 Sedangkan kata “tulis” merupakan kata dasar dari menulis
mempunyai arti membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena
(pensil, kapur, dan sebagainya).9

6
Ibid., h. 19-21.
7
Bambang Sutjipto, “Penggunaan Metoda Pembelajaran”, Jurnal Teknodik, Vol. 7, 2003, h.
81.
8
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2008) Cet. I, Ed. IV, h. 109.
9
Ibid., h. 1497.
9

Menurut Ahmad Syarifuddin “Kata al-Qur‟an secara harfiah berarti


“bacaan sempurna”10

Abdul Majid Khon menyatakan bahwa:

Al-Qur‟an secara etimologi diambil dari kata:


yang berarti sesuatu yang dibaca ( ). Jadi, al-Qur‟an secara lughawi
adalah sesuatu yang dibaca. Berarti menganjurkan kepada umat agar
membaca al-Qur‟an, tidak hanya dijadikan hiasan rumah saja. Atau
pengertian al-Qur‟an sama dengan bentuk mashdar (bentuk kata
benda), yakni yang berarti menghimpun dan mengumpulkan
( ). Seolah-olah al-Qur‟an menghimpun beberapa huruf,
kata dan kalimat satu dengan yang lain secara tertib sehingga tersusun
rapi dan benar. Oleh karena itu, al-Qur‟an harus dibaca dengan benar
sesuai dengan makhraj (tempat keluarnya huruf) dan sifat-sifat
hurufnya, dipahami, dihayati, diresapi makna-makna yang terkandung
kemudian diamalkan.”
Secara terminologi al-Qur‟an, sebagaimana yang disepakati oleh para
ulama dan ahli Ushul Fikih dalam Abdul Majid Khon, adalah sebagai
berikut:

Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat (sesuatu


yang luar biasa yang melemahkan lawan) diturunkan kepada penghulu
para nabi dan rasul (yaitu Nabi Muhammad SAW) melalui malaikat
Jibril yang tertulis pada mushaf, yang diriwayatkan kepada kita secara
mutawatir, dinilai ibadah membacanya, yang dimulai dari surah al-
Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas.11
Maidir Harun dan Dasrizal mengatakan bahwa untuk mencapai
tingkatan prestasi belajar membaca dan menulis huruf al-Qur‟an terdapat
aspek-aspek yang mempengaruhinya. Aspek-aspek tersebut meliputi:

1. Faktor dari luar, terdiri dari lingkungan (alami dan sosial), dan
instrumental (seperti kurikulum, program, sarana dan fasilitas, serta
guru).

10
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Qur‟an, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2005), Cet. II, h. 17.
11
Abdul Majid Khon, Praktikum Qira‟at, (Jakarta: Amzah, 2007), h. 1-2.
10

2. Faktor dari dalam, terdiri dari faktor fisiologis umum dan panca indera,
serta faktor psikologis (seperti minat, kecerdasan/IQ, bakat, motivasi
dan kemampuan kognitif).

Aspek-aspek tersebut di atas dapat menjadi faktor penghambat


ataupun pendukung prestasi belajar membaca dan menulis al-Qur‟an
siswa.12

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran baca tulis al-Qur‟an


adalah suatu aktivitas pembelajaran yang memiliki tujuan agar seseorang
mampu dalam membaca dan menulis al-Qur‟an dimana orang tersebut
dapat melihat, melafalkan serta memahami al-Qur‟an secara baik dan juga
membuat huruf-huruf dari tulisan-tulisan yang tertera dalam Kitab Suci al-
Qur‟an.

2. Dasar Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Dalil-dalil al-Qur‟an dan hadits yang mendasari pembelajaran baca


tulis al-Qur‟an adalah sebagai berikut:

۱ ٥

“Bacalah dengan (menyebut) Nama Tuhan-mu Yang Menciptakan. Dia telah


Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-mulah
Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. Al-
Alaq [96]: 1-5).13

12
Maidir Harun dan Dasrizal, Kemampuan Membaca dan Menulis Huruf Al-Qur‟an pada
Siswa SMA, (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat, Departemen Agama, 2008), h. 13.
13
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro,
2005), Cet. X, h.479.
11

“Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis.” (Q.S. Al-Qalam [68]:1).14

Bukhari meriwayatkan dari „Utsman RA, ia berkata:“Rasulullah SAW


bersabda: „Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur‟an dan
mengajarkannya.‟”.15
Pemerintah Indonesia telah memberikan perhatian dalam hal
pembelajaran baca tulis al-Qur‟an yang ditegaskan dalam keputusan
bersama sebagai berikut:

“Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama RI


nomor 128 tahun 1982/44 A tahun 82 menyatakan, “Perlunya usaha
peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur‟an bagi umat Islam dalam
rangka peningkatan penghayatan dan pengamalan al-Qur‟an dalam
kehidupan sehari-hari.”
Keputusan bersama ini ditegaskan pula oleh Intruksi Menteri Agama RI
nomor 3 tahun 1990 tentang pelaksanaan upaya peningkatan kemampuan
baca tulis huruf Al-Qur‟an.” 16

Hal ini menunjukkan bahwa selain al-Qur‟an dan hadits yang


mendasari pelaksanaan pembelajaran baca tulis al-Qur‟an, Undang-
Undang Pemerintahan RI juga turut mendasarinya.

14
Ibid. , h. 450.
15
Imam Nawawi, Peringkas: Syaikh Yusuf An-Nabhani, Ringkasan Riyadhush Shalihin, Terj.
dari Mukhtashor Riyaadhush Shoolihiin oleh Abu Khodijah Ibnu Abdurrohim, (Bandung: Irsyad
Baitus Salam, 2012), Cet. XI, h. 160.
16
Ahmad Syarifuddin, Op. Cit., h. 41.
12

3. Tujuan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an


Menurut Muhammad Abdul Qadir Ahmad dalam mengajarkan al-
Qur‟anul Karim bertujuan memberi pengetahuan kepada anak didik yang
mengarah kepada:17
a. Kemantapan membaca sesuai dengan syarat-syarat yang telah
ditetapkan, dan menghafal ayat-ayat atau surah-surah yang mudah
bagi mereka.
b. Kemampuan memahami kitab Allah secara sempurna, memuaskan
akal, dan mampu menenangkan jiwanya.
c. Kesanggupan menerapkan ajaran Islam dalam menyelaraskan
problema hidup sehari-hari.
d. Kemampuan memperbaiki tingkah laku murid melalui metode
pengajaran yang tepat.
e. Kemampuan memanifestasikan keindahan retorika dan uslub al-
Qur‟an.
f. Penumbuhan rasa cinta dan keagungan al-Qur‟an dalam jiwanya.
g. Pembinaan pendidikan Islam berdasarkan sumber-sumber yang utama
dari al-Qur‟anul Karim.

Muhammad Abdul Qadir Ahmad menambahkan “Hendaklah kita


memberi perhatian yang seimbang terhadap ayat bacaan ini, karena
mengajar ayat-ayat bacaan itu bertujuan agar: 18

- Murid-murid dapat membaca kitab Allah dengan mantap, baik dari


segi ketepatan harakat, saktat (tempat-tempat berhenti),
menyembunyikan huruf-huruf sesuai dengan makhrojnya, dan
persensi maknanya.
- Murid-murid mengerti makna al-Qur‟an dan berkesan dalam jiwanya.
- Menimbulkan rasa haru, khusyuk dan tenang jiwa murid-murid serta
takut kepada Allah Subhanallahu wa Ta‟ala.
17
Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2008), h. 78.
18
Ibid., h. 79.
13

Sa‟ad Riyadh mengatakan bahwa:

Mengajarkan al-Qur‟an mampu menumbuhkan sifat-sifat kebaikan


pada seseorang, terutama jika pengajaran tersebut diberikan dan
diarahkan khusus kepada orang yang menjadi tanggung jawabnya.
Apalagi jika cara pengajarannya disampaikan dengan metode yang
baik dan menarik sehingga mampu menumbuhkan rasa cinta pada diri
anak-anak terhadap al-Qur‟an.19
Dalam hal tujuan pembelajaran baca tulis al-Qur‟an, Ahmad
Syarifuddin memberikan pendapat yaitu diuraikan sebagai berikut:

Dahulu Nabi SAW. memberikan perhatian yang besar terhadap


pendidikan al-Qur‟an, khususnya untuk kalangan anak-anak. Hal ini
bertujuan untuk mengarahkan anak-anak berkeyakinan atau setidak-
tidaknya mengenal bahwa sesungguhnya Allah SWT itu Tuhannya dan
al-Qur‟an ini adalah kalam-Nya. Juga bertujuan agar ruh al-Qur‟an
senantiasa tertanam pada jiwa mereka. Cahaya al-Qur‟an memancar
pada pemikiran, pandangan dan indera mereka. Bertujuan pula agar
mereka menerima akidah-akidah al-Qur‟an sejak dini, tumbuh dan
beranjak dewasa senantiasa mencintai al-Qur‟an, kontak dengannya,
menjalankan perintah-perintahnya, dan menjauhi larangan-
larangannya, berakhlak seperti akhlak al-Qur‟an, serta berjalan di atas-
atas prinsip-prinsip Kitab Suci al-Qur‟an.20
Selanjutnya Muhammad Ali Sunan menyatakan bahwa tujuan
pembelajaran al-Qur‟an pada anak-anak yaitu:21

a. Anak dapat membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar berdasarkan


kaidah-kaidah ilmu tajwid.
b. Anak dapat menulis al-Qur‟an dengan baik dan benar.
c. Anak dapat menghafal surat-surat pendek dan doa-doa yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
d. Anak dapat melakukan sholat dengan baik serta terbiasa hidup dalam
suasana Islami.

19
Sa‟ad Riyadh, Langkah Mudah Mengairahkan Anak Hafal Al-Qur‟an, (Solo: Samudera,
2009), h. 14.
20
Ahmad Syarifuddin, op. cit., h. 68.
21
Muhammad Ali Sunan, Metode Pengajaran Al-Qur‟an, 2014, h. 1,
(http://muhammadalisunan.blogspot.com).
14

Baca tulis al-Qur‟an perlu diajarkan pada anak usia dini karena
merupakan modal dasar bagi anak untuk menempuh pendidikan agama
Islam selanjutnya, contohnya pelajaran tentang sholat, dimana
membutuhkan kelancaran bacaan-bacaan al-Qur‟an dalam
menunaikannya. Selain pelajaran tentang sholat, pelajaran berdoa,
membaca ayat-ayat pendek, dan kalimat-kalimat thoyyibah juga
membutuhkan kemampuan baca tulis al-Qur‟an.

4. Ruang Lingkup Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Zakiah Daradjat dkk. menyatakan bahwa isi pengajaran al-Qur‟an itu


meliputi:22

a. Pengenalan huruf hijaiyyah, yaitu huruf Arab dari Alif sampai Ya


(alifbata).
b. Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyyah dan sifat-sifat
huruf itu; ini dibicarakan dalam ilmu Makhraj.
c. Bentuk dan fungsi tanda baca, seperti syakal, syaddah, tanda panjang
(maad), tanwin dan sebagainya.
d. Bentuk da fungsi tanda berhenti baca (waqaf), seperti waqaf mutlak,
waqaf jawaz dan sebagainya.
e. Cara membaca, melagukan dengan bermacam-macam irama dan
bermacam qiraat yang dimuat dalam Ilmu Qiraat dan Ilmu Nagham.
f. Adabut tilawah, yang berisi tata cara dan etika membaca al-Qur‟an
sesuai dengan fungsi bacaan itu sebagai ibadah.

Tambah Zakiah Daradjat lagi “Ruang lingkup pengajaran al-Qur‟an


ini lebih banyak berisi pengajaran keterampilan khusus yang memerlukan
banyak latihan dan pembiasaan”.23

22
Zakiah Daradjat dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), Cet. IV, h. 91.
23
Ibid., h. 91.
15

Pembelajaran baca tulis al-Qur‟an sebagaimana yang telah diatur


dalam Panduan Kurikulum dan Pengajaran Taman Kanak-Kanak Al-
Qur‟an (TKA) Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA), ruang lingkup materi
dan metode yang berkaitan dan diterapkan dalam pelaksanaan
pembelajaran baca tulis al-Qur‟an dijabarkan sebagai berikut: 24

1. Bacaan Iqro
a) Bacaan Iqro ialah bimbingan belajar membaca al-Qur‟an dengan
mengacu pada Buku Iqro susunan K.H. As‟ad Humam
(Almarhum), yaitu yang terdiri dari enam jilid.
b) Bahan bimbingan belajar membaca tersebut diselesaikan oleh
santri TKA maupun santri TPA selambat-lambatnya dalam tempo
12 bulan (1 tahun) pada Paket A.
c) Cara pembelajarannya (metodologi pengajarannya) didasarkan atas
petunjuk yang telah dipolakan oleh penyususn buku tersebut
melalui pendidikan individual (privat). Prinsip-prinsip
pembelajarannya ialah: bacaan langsung (tanpa dieja/diurai), tatap
muka langsung (musyafahah), CBSA, dapat melalui asistensi, dan
menggunakan sistem modul.
d) Dalam proses pembelajarannya, guru yang bertugas harus mampu
menyesuaikan dengan perkembangan psikologis dan karakteristik
anak, yaitu dengan mengacu pada prinsip “bermain sambil belajar”
atau “belajar sambil bermain”. Untuk itu suasana belajar di TKA
maupun TPA harus diselenggarakan dengan mencptakan suasana
TAMAN, yaitu: Indah, Bersih, Nyaman, dan Menyenangkan.
2. Bacaan Surah Pendek
a) Yang dimaksud dengan Surah Pendek ialah sejumlah surah yang
terdapat dalam Juz „Amma (Juz ke-30), yaitu (targetnya) sebanyak
13 Surah untuk santri TKA, dan 22 Surah untuk santri TPA.

24
Syamsuddin MZ., Tasrifin Karim dan Mamsudi AR., Panduan Kurikulum dan Pengajaran
Taman Kanak-Kanak Al-Qur‟an (TKA) Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) , (Jakarta: LPPTKA
BKPRMI Pusat, 2006 ), h. 35-46.
16

b) Sejumlah Surah Pendek yang ditargetkan untuk dihafal tersebut


adalah sebagai berikut:
1) Bagi santri TKA (sebanyak 13 Surah), yaitu surah at-Takatsur
(surah ke-102) sampai dengan surah an-Nas (surah ke-114). 1
surah tersebut dihafal dalam 24 bulan (TKA Paket A dan
Paket B)
2) Bagi santri TPA (sebanyak 22 Surah), yaitu sebanyak target
hafalan santri TKA (13 Surah) ditambah 9 Surah lainnya, yaitu:
 Surah adh-Dhuha (Surah ke-93)
 Surah al-Insyirah (Surah ke-94)
 Surah at-Tin (Surah ke-95)
 Surah al-Alaq (Surah ke-96)
 Surah al-Qadar (Surah ke-97)
 Surah al-Bayyinah (Surah ke-98)
 Surah al-Zilzalah (Surah ke-99)
 Surah al-Adiyat (Surah ke-100)
 Surah al-Qari‟ah (Surah ke-101)
22 Surah tesebut di atas diharapkan dapat dihafal dalam
tempo 12 bulan (TPA Paket A).
c) Proses pembelajaran hafalan surah pendek, pada dasarnya sama
dengan proses pembelajaran hafalan bacaan shalat. Bahkan tujuan
penghafalan surah pendek tersebut berhubungan erat dengan
bacaan dan praktik ibadah shalat. Oleh karena itu, Guru yang
bertugas, selain melakukan pendekatan pembelajaran secara
terpisah (dengan alokasi waktu sendiri-sendiri), sewaktu-waktu ia
harus kreatif melakukan penggabungan (terintegrasi) dengan cara
sebagai berikut:
1) Guru membimbing para santrinya untuk mengembangkan
hafalan bacaan shalat berikut hafalan sejumlah surah pendek
tertentu dalm waktu bersamaan (secara klasikal).
17

2) Mengadakan latihan praktik shalat secara utuh, yakni meliputi


aspek bacaan shalat (qauliyyah) dan aspek gerakan (fi‟liyah).
Terlebih-lebih untuk anak-anak yang masih tergolong pemula,
yakni santri kelompok TKA Paket A dan santri TPA Kelompok
umur 7-10 tahun.
3) Mendorong para santrinya agar membiasakan mengerjakan
shalat di luar jam belajar, yakni di rumahnya masing-masing
bersama orang tuanya dan atau di bawah pengawasan dan
bimbingan orang tua atau kakak-kakaknya. Untuk itu
kerjasama antara guru dan orang tua santri harus tercipta
dengan baik.
3. Bacaan Tadarus Bittartil
a) Yang dimaksud “Tadarus Bittartil” ialah membaca Al-Qur‟an
dengan pola Tartil (Murattal). Dalam pengajaran di TK/TP Al-
Qur‟an, bimbingan Tadarus ini adalah bagi santri yang sudah
tamat/lulus dalam menyelesaikan paket Iqro, yakni buku Iqro jilid
1 sampai jilid 6 (Paket A).
b) Bimbingan tadarus bittartil ini dilakukan melalui pendekatan
individual (privat) dan atau kelompok privat, dibawah bimbingan
guru privat. Prinsip pembelajarannya hampir sama dengan
pembelajarannya bacaan Iqro. Bedanya, selain itu dalam pola
lagunya yang tidak lagi dengan pola “mu‟allaq” (pada Paket Iqro),
juga dalam pengelolaan kelasnya. Pada paket Iqro, anak-anak
dikelompokkan berdasarkan jenjang prestasi pencapaian dari jilid
ke jilid, sedangkan pada Paket Tadarus pengelompokkannya
berdasarkan jenjang pencapaian dari juz ke juz dan tahap
kemahiran dalam cara membacanya.
4. Ilmu Tajwid
a) Materi ilmu Tajwid diberikan kepada para santri kelompok TPA
yakni TPA Paket B. Terutama bagi anak-anak yang sudah berumur
9 tahun ke atas (pada pendidikan formalnya minimal telah duduk di
18

kelas III SD/MI). Dengan demikian, bagi santri kelompok TKA,


sekalipun mereka sudah tadarus al-Qur‟an (TKA Paket B) mereka
belum dituntut target penguasaan ilmu Tajwid. Bagi mereka, yang
diutamakan pembiasaan dan ketapatan membaca (bacaan
“Mujawwad”) tanpa harus tahu secara teotitis (kaidah-kaidah Ilmu
Tajwid). Kalaupun harus memperkenalkan teorinya, hal itu bersifat
terbatas, yakni terbatas pada bagian ilmu Tajwid yang mudah
diingat dan dipahami anak. Itu pun dengan mempertimbangkan
tingkat kecerdasan anak yang bersangkutan.
b) Proses pembelajarannya dilakukan secara klasikal melalui metode
dan alat bantu atau media yang praktis, komunikatif, dan menarik
bagi anak. Dalam hubungan ini, alat peraga dalam bentuk bagan,
alat permainan dan kemasan dalam bentuk lagu-lagu/nyanyian
adalah termasuk cara-cara yang menarik dan disenangi anak. Dan
terbukti cukup efektif. Karenanya perlu dikembangkan dan
dimasyarakatkan.
c) Mengenai buku pegangan santri, Buku “Cara Cepat Belajar Tajwid
Praktis” susunan K.H. As‟ad Humam (Alm.) cukup memadai untuk
dijadikan standar. Namun demikian, guru yang bertugas dituntut
untuk mengembangkannya, terutama dalam segi metodologi
pengajarannya. Karena buku tersebut belum dilengkapi dengan
cara mengerjakannya.
d) Seperti halnya pada tahap paket Iqra‟, maka pada tahap tadarus ini,
bimbingan dan peyimakan dari guru lebih menekankan pada target
ketepatan membaca ketimbang kecepatan pencapaian jumlah yang
dibacanya. Dengan kata lain, lebih menekankan segi kualitas
bacaan daripada kuantitas jumlah bacaannya orientasi kualitas ini
dilakukan secara intensif sejak juz-juz awal (minimal juz 1 sampai
juz III/akhir surah Ali Imran). Untuk juz-juz berikutnya, santri
dirangsang untuk giat membacanya tidak hanya pada jam-jam
belajar di TK/TP al-Qur‟an, melainkan pula (terutama) di
19

rumahnya masing-masing. Seiring dengan kegairahan membaca al-


Qur‟an tersebut (ingat motto Tiada Hari Berlalu Tanpa Tadarus al-
Qur‟an), tingkat penguasaan Tadarus tersebut ditunjang dengan
pembelajaran ilmu Tajwid. Dalam Kurikulum 1997, materi ilmu
Tajwid ini diberlakukan bagi santri kelompok TPA Paket B.
5. Hafalan Ayat Pilihan
a) Yang dimaksud dengan ayat pilihan adalah ayat al-Qur‟an yang
dipilih dari surah tertentu (selain surah yang terhimpun dalam Juz
„Amma/Juz ke-30) sebagai bahan hafalan bagi santri. Dalam hal ini
santri TPA Paket B. Ayat Pilihan dimaksud adalah sejumlah ayat
tertentu yang berisi tuntunan tentang Aqidah, Syari‟ah, Akhlaq,
dan Ayat yang berisi tentang rahasia alam (Ayat Kauniyah)
Paket materi hafalan ayat pilihan tersebut adalah sebagai berikut:
 Surah al-Baqarah (Q.S. 2) ayat 284-286
 Surah Ali Imran (Q.S. 3) ayat 133-136
 Surah an-Nahl (Q.S. 16) ayat 65-69
 Surah al-Mu‟minun (Q.S. 23) ayat 1-11
 Surah Luqman (Q.S. 31) ayat 12-19
 Surah al-Fath (Q.S. 48) ayat 28-29
 Surah ar-Rahman (Q.S. 55) ayat 1-16
 Surah al-Jumu‟ah (Q.S. 62) ayat 9-11
b) Proses pembelajaran hafalan ayat pilihan, dalam banyak hal tidak
berbeda dengan proses pembelajaran hafalan surah pendek, yaitu:
Disajikan melalui pendekatan klasikal dengan variasi pendekatan
individual, dihafal bersam secara bertahap dan berulang-ulang, dan
bukti kelulusannya didata dalam Data Prestasi Hafalan. Bedanya
hafalan ayat pilihan ini tidak disatu-paketkan dengan Materi
hafalan bacaan shalat dan praktik shalat.
c) Berhubung materi hafalan ayat pilihan ini tidak sepopuler surah-
surah pendek (karena surah pendek sering dibaca waktu shalat),
maka teknis pembelajarannya, selain dihafal di luar kepala, juga
20

ditopang melalui tulisan. Maksudnya, ayat pilihan tersebut ditulis


dan pada buku catatan anak. Hal ini dapat didapatkan dengan
program materi Tahsinul Kitabah (Materi Penunjang). Dengan
demikian diharapkan dapat menunjang memori anak, baik dari segi
ketepatan dalam cara pengucapannya maupun segi penulisannya,
dan yang tak kurang pentingnya adalah segi pemahaman dan
penghayatan terhadap kandungan maknanya. Untuk itu sebaiknya
guru memberikan penjelasan tentang isi ayat yang bersangkutan.
Tentu saja dengan penafsiran yang proporsional dan dengan bahasa
yang mudah dimengerti anak- anak. Dengan cara demikian, para
santri diharapkan menjadi akrab terhadap ayat pilihan tersebut,
sehingga upaya untuk menghafalkannya semakin antusias.
6. Tahsinul Kitabah
a) Materi Tahsinul Kitabah ialah bahan pengajaran tentang cara
belajar menulis huruf al-Qur‟an (huruf dan angka Arab).
Bimbingan belajar menulis huruf al-Qur‟an ini pada dasarnya
diikuti oleh semua santri, baik santri TKA maupun santri kelompok
TPA.
b) Materi dan teknis pembelajaran Tahsinul Kitabah ini disesuaikan
denga taraf kemampuan anak. Bagi anak yang masih taraf pemula,
terutama anak TKA, materi ini diawali dengan pendekatan
menggambar/mewarnai (TKA Paket A). Hal ini dimaksudkan
sebagai pemberian dasar-dasar menulis, sekaligus dalam rangka
melatih keterampilan motorik halus mereka.
c) Proses pembelajarannya, selain melalui pendekatan klasikal, juga
melalui pendekatan individual. Untuk materi ini, guru yang
bertugas dituntut keahlian khusus berupa keterampilan menulis
yang benar dan baik, sesuai dengan kaidah huruf Arab. Salah satu
alat batunya adalah papan tulis, kapur tulis, buku tulis, pensil
khusus, pensil berwarna, buku panduan Tahsinul Kitabah, dan
sebagainya.
21

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa ruang


lingkup pembelajaran baca tulis al-Qur‟an mencakup pengenalan huruf
hijaiyyah, Ilmu Tajwid termasuk makharijul huruf (cara membunyikan
huruf menurut tempat keluarnya), menulis huruf al-Qur‟an (huruf dan
angka Arab) dengan metode yang menyenangkan dan disesuaikan dengan
karakteristik anak didik.

B. Anak Usia Dini


1. Pengertian Anak Usia Dini

Di Indonesia, anak usia dini ditujukan kepada anak yang berusia 0


sampai 6 tahun. The National Association for the Education for Young
Children (NAECY), membuat klasifikasi rentang usia dini (early
childhood) yaitu sejak lahir sampai usia delapan tahun.25

Anak usia prasekolah juga termasuk dalam kategori anak usia dini.
Biechler dan Snowman menegaskan anak usia prasekolah yaitu anak yang
berusia antara 3-6 tahun.26

Jadi, yang dimaksud dengan anak usia dini di Indonesia adalah anak
yang masih kecil dimana termasuk dalam kategori rentangan usia dari
sejak lahir sampai usia sekitar enam tahun.

2. Karakteristik dan Aspek Perkembangan Anak Usia Dini

Beberapa karakteristik yang khas pada anak usia dini, antara lain
dorongan rasa serba ingin tahu yang besar terhadap apa saja di dekatnya,
mobilitas yang tinggi (bergerak dan bergerak), dan bermain tanpa kenal
waktu.27

25
Masnipal, Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2013), h. 78.
26
Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana,
2011), h. 16.
27
Masnipal, op. cit, h. 82.
22

Berikut ini dikemukakan ciri-ciri fisik, sosial, emosi, dan kognitif


anak menurut Biechler dan Snowman (dalam Anita Yus):28

1. Ciri Fisik
a. Sangat aktif.
b. Melakukan banyak kegiatan.
c. Otot-otot besar (lengan, kaki) lebih dahulu berkembang dari otot
yang lebih kecil (jari).
d. Koordinasi tangan, kaki, dan mata belum sempurna.
e. Tubuh lentur sehingga mudah bergerak.
f. Anak laki-laki umumnya lebih besar dari anak perempuan.
2. Ciri Sosial
a. Bersahabat hanya pada satu atau dua orang dan mudah berganti.
b. Bermain dalam kelompok kecil.
c. Anak yang lebih muda bermain bersebelahan dengan anak yang
lebih besar.
d. Pola bermain bervariasi sesuai dengan kelas sosial dan gender.
e. Sering terjadi perselisihan dan mudah berbaikan kembali.
f. Telah menyadari peran jenis kelamin.
3. Ciri Emosi
a. Mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap
marah lebih sering diperlihatkan.
b. Iri hati pada anak lain. Selalu memperebutkan perhatian orang
dewasa di dekatnya (gurunya).
4. Ciri Kognitif
a. Umumnya terampil dalam berbahasa.
b. Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
c. Mengemukakan pikiran secara terbuka dan spontan.

Selanjutnya Isjoni menjelaskan lebih rinci tentang karakteristik anak


usia dini usia 4-6 tahun sebagai berikut:29

28
Anita Yus, op. cit, h. 17.
23

a. Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan


berbagai kegiatan. Hal itu bermanfaat untuk pengembangan otot-otot
kecil maupun besar, seperti memanjat, melompat dan berlari.
b. Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu
memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan
pikirannya dalam batas-batas tertentu, seperti meniru, mengulang
pembicaraan.
c. Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan
rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal
itu terlihat dari seringnya anak menanyakan segala sesuatu yang
dilihat.
d. Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan
sosial, walaupun aktivitas bermain dilakukan anak secara bersama.

Maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik yang terdapat pada anak


usia dini yaitu rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungannya, terus
bergerak dan bermain. Dengan mengenali karakteristik tersebut kita akan
memahami tingkah laku anak usia dini dan dapat mengarahkannya kepada
hal-hal yang positif.

Menurut Isjoni, aspek-aspek perkembangan pada anak usia dini adalah


sebagai berikut:30

1. Perkembangan Fisik dan Motorik


Terdapat ciri yang sangat menonjol dan berbeda ketika anak
mencapai tahapan usia prasekolah/kelompok bermain (3-6) tahun,
dengan usia bayi. Perbedaan tersebut terletak pada penampilan,
proporsi tubuh, berat panjang badan serta keterampilan yang mereka
miliki. Pada anak usia ini tampak otot-otot tubuh yang berkembang
sehingga memungkinkan mereka melakukan berbagai jenis
keterampilan. Semakin usia mereka bertambah, maka perbandingan

29
Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 24-26.
30
Ibid., h. 26-31.
24

antar bagian tubuh akan berubah pula. Selain itu letak gravitasi makin
berada di bawah bagian tubuh, sehingga keseimbangan akan berada
pada tungkai bagian bawah.
Gerakan anak usia pra sekolah lebih terkendali dan terorganisasi,
dengan pola-pola gerakan seperti mampu menegakkan tubuh dalam
posisi berdiri, tangan dapat terjuntai dengan santai, serta mampu
melangkah dengan menggerakkan tungkai dan kaki. Pola-pola tersebut
memungkinkan anak untuk merespon dalam berbagai situasi. Pada usia
prasekolah/kelompok bermain ini, keterampilan motorik halus sangat
pesat perkembangannya.
Pada umumnya anak usia prasekolah/kelompok bermain sangat
aktif, mereka memiliki penguasaan terhadap tubuhnya dan sangat
menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Meskipun demikian,
mereka tetap memerlukan istirahat yang cukup karena aktivitas yang
dilakukan oleh mereka pada masa ini sangat memerlukan energi yang
besar. Selain itu, otot-otot besar lebih berkembang dibandingkan
dengan kontrol terhadap tangan dan kaki, sehingga mereka belum bisa
melakukan kegiatan yang rumit.

2. Perkembangan Kognitif
Pada masa prasekolah anak sudah mampu berpikir dengan
menggunakan simbol. Meskipun cara berpikir mereka masih dibatasi
oleh persepsi serta masih bersifat memusat dan kaku, namun mereka
sudah mulai mengerti bagaimana mengklasifikasi sesuatu berdasarkan
pemahaman mereka yang masih sederhana.

3. Perkembangan Emosi
Merujuk pada pendapat Syamsu Yusuf (dalam Isjoni) terdapat
beberapa jenis emosi yang berkembang pada usia
prasekolah/kelompok bermain, yakni:
25

1. Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang dianggap


membahayakan.
2. Cemas, yaitu perasaan takut yang bersifat khayalan tanpa ada
objeknya.
3. Marah, yaitu perasaan tidak senang atau benci baik terhadap orang
lain, diri sendiri atau objek tertentu.
4. Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang
dipandang telah merebut kasih sayang dari seseorang yang
disayanginya.
5. Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, yaitu perasaan yang
positif, nyaman karena terpenuhi keinginannya.
6. Kasih sayang, yaitu perasaan memberikan perhatian dan
perlindungan pada orang lain.
7. Phobi, yaitu rasa takut terhadap objek yang tidak perlu ditakutinya
(irrasional).
8. Ingin tahu, yaitu perasaan ingin mengenal atau mengetahui tentang
objek-objek yang ada di sekitarnya.

4. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial adalah perkembangan perilaku anak dalam
menyesuaikan diri dengan aturan-aturan masyarakat dimana anak itu
berada. Perkembangan sosial anak merupakan hasil belajar, bukan
hanya sekedar kematangan. Perkembangan sosial diperoleh anak
melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon
terhadap dirinya. Bagi anak TK, kegiatan bermain menjadikan fungsi
sosial anak semakin berkembang. Tatanan sosial yang baik dan sehat
serta dapat membantu anak dalam mengembangkan konsep diri yang
positif akan menjadi perkembangan sosialisasi anak menjadi lebih
optimal.
Ciri sosial anak pada masa ini adalah mudah bersosialisasi dengan
lingkungannya. Suatu hal yang perlu dicatat adalah pada masa ini
26

muncul kesadaran anak akan konsep diri yang berkenaan dengan


gender, anak mulai memahami perannya sebagai anak perempuan dan
sebagai anak laki-laki.

5. Perkembangan Bahasa
Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, produk
bahasa mereka juga meningkat dalam kuantitas, keluasan dan
kerumitannya. Anak-anak secara bertahap berubah dari melakukan
ekspresi menjadi melakukan ekspresi dengan berkomunikasi melalui
gerakan menjadi ujaran.
Anak usia dini biasanya telah mampu mengembangkan
keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat memikat orang
lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti
bertanya, berdialog, dan bernyanyi. Sejak usia dua tahun anak
menunjukkan minat untuk menyebut nama benda. Minat tersebut terus
berkembang sejalan dengan bertambah usia dan menunjukkan
bertambah pula perbendaharaan kata. Dengan perbendaharaan kata
yang dimiliki anak mampu berkomunikasi dengan lingkungannya yang
lebih luas. Anak dapat menggunakan bahasa dengan ungkapan yang
lebih kaya.

Selain aspek-aspek perkembangan pada anak usia dini di atas, Zainal


Aqib menjelaskan aspek perkembangan moral pada anak usia dini.
Moral dan kognitif sangat erat hubungannya. Moral sangat dipengaruhi
oleh tingkatan kemampuan kognitif dan biasanya anak dengan
kemampuan kognitif yang kurang bagus, secara umum, kemampuan
moralnya pun juga kurang bagus. Akan tetapi tidak untuk sebaliknya, yaitu
anak yang kemampuan kognitifnya bagus belum tentu kemampuan
moralnya juga bagus. Hal ini terjadi karena moral sangat dipengaruhi oleh
nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga dan lingkungannya. Hal yang
termasuk dalam kemampuan moral adalah empati, mematuhi aturan, dan
27

sebagainya. Kemampuan moral yang tertinggi adalah ketakwaan kepada


Tuhan Yang Maha Esa.31
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pada anak usia dini terjadi perkembangan-perkembangan yang
signifikan yaitu dari segi aspek fisik, motorik, kognitif, emosi, sosial,
bahasa, dan moral. Hal tersebut merupakan pedoman bagi orang tua
maupun pendidik untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak (anak
didik)-nya secara baik dan sesuai dengan kebutuhan anak, sehingga dapat
mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki anak, yang berguna bagi
kehidupannya di masa yang akan datang.

C. Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada Anak Usia Dini

Rasululah SAW. telah menyeru para orang tua agar mendidik anak-anak
mereka membaca al-Qur‟an. Menurut Ahmad Syarifuddin, “Usia yang ideal
untuk menerima pendidikan al-Qur‟an adalah usia dini, usia kanak-kanak, atau
usia sekitar 4-6 tahun”.32

Ahmad Syarifuddin menambahkan, “ditekankannya memberikan


pendidikan al-Qur‟an pada masa anak-anak berlandaskan pemikiran bahwa
masa kanak-kanak adalah masa pembentukan watak yang ideal. Anak-anak
pada masa itu mudah menerima apa saja gambar yang dilukiskan kepadanya.
Sebelum menerima lukisan negatif, anak perlu didahului semaian pendidikan
membaca al-Qur‟an sejak dini agar nilai-nilai kitab suci al-Qur‟an tertanam
dan bersemi dalam jiwanya kelak”.33

Al-Hafizh as-Suyuthi dalam Jamaal Abdur Rahman mengatakan sebagai


berikut, “mengajarkan al-Qur‟an kepada anak-anak merupakan salah satu hal
pokok dalam Islam agar anak-anak didik dibesarkan dalam nuansa fitrah yang
putih lagi bersih dan kalbu mereka telah diisi terlebih dahulu oleh cahaya
31
Zainal Aqib, Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
(Bandung: Nuansa Aulia, 2008), Cet. I, h. 31.
32
Ahmad Syarifuddin, op. cit, h. 64.
33
Ibid, h. 68.
28

hikmah sebelum hawa nafsu menguasai dirinya yang menghitamkannya


karena pengaruh kekeruhan, kedurhakaan dan kesesatan.”34

Maka dapat disimpulkan bahwa mendidik membaca al-Qur‟an pada anak


sejak usia dini adalah suatu hal yang sangat penting. Mengajarkan al-Qur‟an
pada anak sejak usia dini akan menanamkan pondasi agama Islam dan
pembentukan kepribadian muslim yang kuat. Selain itu hal tesebut menjadikan
pedoman hidup untuk anak di dunia sehingga akan bahagia di akhirat.

Selain menyeru mendidik anak membaca al-Qur‟an, Rasulullah SAW.


juga menekankan pentingnya mendidik anak menulis huruf-huruf al-Qur‟an.
Anak diharapkan memiliki kemampuan menulis (kitabah) aksara al-Qur‟an
dengan baik dan benar dengan cara imla‟ “dikte” atau setidak-tidaknya dengan
cara menyalin (naskh) dari mushaf.35 Selanjutnya Bila mendidik anak
membaca al-Qur‟an menjadi hak anak yang harus ditunaikan oleh orang
tuanya, maka mendidik anak menulis al-Qur‟an juga menjadi hak anak yang
wajib ditunaikan oleh orang tuanya. Sesungguhnya dalam kegiatan tulis
menulis huruf-huruf al-Qur‟an terdapat syiar agama Islam. Menggalakkan
tradisi ini pada anak, berarti ikut serta menggemakan syiar agama Islam. Atas
dasar ini, orang tua dan para pendidik tidak boleh mengabaikan aspek
pegajaran menulis huruf-huruf al-Qur‟an itu pada masa anak-anak.36

Hal ini menunjukkan bahwa antara membaca dan menulis al-Qur‟an


memiliki keterkaitan yang erat. Al-Qur‟an bukan hanya untuk dibaca saja,
melainkan perlu untuk menuliskannya karena dengan menuliskannya seorang
muslim akan lebih mudah untuk menghafal dan memahami isi kandungan dari
al-Qur‟an. Dengan memperhatikan hal tersebut maka tujuan pendidikan al-
Qur‟an terhadap anak usia dini akan tercapai, sehingga pada usia dewasa

34
Jamaal „Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak, Terj. dari Athfalul Muslimin, Kaifa
Rabbahumun Nabiyyul Amiin oleh Bahrun Abubakar Ihsan Zubaidi, (Bandung: Irsyad Baitus
Salam, 2005), h. 410-411.
35
Ahmad Syarifuddin, op. cit., h. 68.
36
Ibid., h. 70-71.
29

kelak, anak-anak yang telah mendapat pendidikan tentang menulis al-Qur‟an


tersebut akan terus menyiarkan ajaran Islam yang terdapat dalam al-Qur‟an.

Prinsip pengajaran al-Qur‟an pada dasarnya bisa dilakukan dengan


bermacam-macam metode. Diantara metode-metode itu ialah sebagai berikut:

Pertama, guru membaca terlebih dahulu, kemudian disusul anak atau


murid. Dengan metode ini, guru dapat menerapkan cara membaca huruf
dengan benar melalui lidahnya. Sedangkan anak akan dapat melihat dan
menyaksikan langsung praktik keluarnya huruf dari lidah guru untuk
ditirukannya. Yang disebut dengan musyafahah „adu„ lidah. Metode ini
diterapkan oleh Nabi SAW kepada kalangan sahabat.

Kedua, murid membaca di depan guru, sedangkan guru menyimaknya.


Metode ini dikenal dengan metode sorogan atau „ardul qira‟ah‟ „setoran
bacaan‟. Metode ini dipraktikkan oleh Rasulullah SAW bersama dengan
malaikat Jibril kala tes bacaan al-Qur‟an di bulan Ramadhan.

Ketiga, guru mengulang-ulang bacaan, sedang anak atau murid


menirukannya kata perkata dan kalimat per kalimat juga secara berulang-ulang
hingga terampil dan benar.37

Berikut ini adalah macam-macam metode pembelajaran al-Qur‟an untuk


anak usia dini menurut Yolly Mulya:38

1. Metode Lamma
Metode ini adalah metode lancar membaca dan menulis al-qur‟an.
Metode ini cocok sekali untuk anak usia dini, dan memiliki pendekatan
secara individual dan klasikal.
Pencipta/Penemu Metode Lamma: Metode Lamma
diciptakan/ditemukan oleh tim penulis Syahirman S.Ag dkk. Badan
kerjasama TPA/TPSA kota Padang

37
Ibid., h. 81.
38
Yolly Mulya, Metode Baca Tulis Al-Qur‟an untuk Anak Usia Dini, 2014, h. 1,
(http://yollymulya1992.blogspot.com).
30

Tahun dipublikasikan: Padang,7 Mei 2004


Latar belakang Metode Lamma: Pengalaman bertahun-tahun
Syahirman S.Ag. sebagai guru TPA. Pengalaman kemudian dituangkan
kedalam tulisan yang diperkenalkan kepada rekan-rekan sesama guru
TPA.
Tujuan: Membantu guru-guru TPA dan mengajar baik secara privat
atau klasikal dan membantu santri TPA dalam memperlajari, membaca
dan menulis Al-Qur‟an. Mulai dari tingkat dasar dan membantu program
pemerintah kota Padang dalam penuntasan buta baca al-Qur‟an.
Tujuan hasil pencapaian peserta didik: Anak bisa membaca dan
menulis huruf al-Qur‟an dengan baik dan benar. Maka tiap-tiap
pembelajaran di dalam buku ini dilampiri dengan kertas tipis (droslah)
yang tujuannya adalah agar setelah santri dapat membaca dengan baik dan
benar kemudian santri akan berlatih menulis bacaan tersebut dengan cara
menjiplak dengan kertas droslah yang telah disediakan.
Target pengguna: Anak usia dini, anak TPA, umum .

Prinsip-prinsip metode Lamma:


a. Anak mampu membaca dan menulis al-Qur‟an dengan baik dan benar.
b. Kemampuan membaca dapat diperoleh dari latihan-latihan, pada setiap
pembelajaran melalui pendekatan secara individual.
c. Kemampuan menulis dapat diperoleh dari latihan-latihan menulis ayat
al-Qur‟an dan menjiplak dengan kertas transparan.
d. Buku ini terdiri dari 15 kali pertemuan.

Kelebihan Metode Lamma:


a. Guru sebagai fasilitator.
b. Anak mengenan huruf hijaiyyah di awal.
c. Anak pandai menulis huruf hijaiyyah, karena di akhir pembelajaran
anak menjiplak huruf hijaiyyah dengan menggunakan kertas tipis
(Drosla).
31

d. Anak mengenal tajwid, sehingga anak bisa membaca al-Qur‟an dengan


baik dan benar.
e. Metode ini menggunakan 15 pembelajaran. Untuk tiap-tiap
pembelajaran disesuaikan dengan waktu belajar di TPA, PAUD, dan
sebagainya.
f. Metode ini sesuai dengan karakteristik anak dan sesuai dengan tingkat
umur anak.
g. Dalam metode ini langkah-langkahnya lengkap sehingga mudah di
laksanakan guru atau pendidik.
h. Metode ini bisa digunakan dengan nyanyian, dan berbagai media.
Sehingga menarik bagi anak, dan anak tidak cepat bosan.

Kelemahan metode Lamma: Metode ini tidak menggunakan kata-


kata lembaga, seperti metode al-Barqi.

Langkah-langkah menerapkan metode Lamma :


- Pengenalan huruf hijaiyah dari alif sampai ya.
- Pembelajaran 1 pengenalan tanda baca fathah.
- Pembelajaran 2 pengenalan tanda baca kasrah.
- Pembelajaran 3 pengenalan tanda baca dhommah.
- Pembelajaran 4 pengenalan bacaan berbaris: “a” “i” “u”.
- Pembelajaran 5 pengenalan tanda mati atau sukun.
- Pembelajaran 6 pengenalan tanda tanda tasdid.
- Pembelajaran 7 pengenalan bacaan tanwin.
- Pembelajaran 8 pengenalan bacaan panjang baris tegak dan dhommah
terbalik.
- Pembelajaran 9 pengenalan bacaan bertanda alif saksi.
- Pembelajaran 10 pengenalan bacaan panjang ya mati.
- Pembelajaran 11 pengenalan bacaan panjang wawu mati.
- Pembelajaran 12 pengenalan bacaan tidak berdengung
- Pembelajaran 13 pengenalan bacaan berdengung
32

- Pembelajaran 14 pengenalan bacaan mim bertasdid, dan nun bertasdid


- Pembelajaran 15 pengenalan tanda waqaf
- Latihan-latihan bacaan ayat al-Qur‟an

Metode Lamma memungkinkan anak didik untuk mempelajari baca


tulis al-Qur‟an dengan baik karena metode ini dirancang sesuai dengan
karakteristik anak usia dini. Selain itu metode Lamma juga sangat
menyenangkan bagi anak didik karena dilakukan dengan sambil
bernyanyi dan didukung dengan bantuan media untuk lebih
mempermudah anak belajar membaca dan menulis al-Qur‟an.

2. Metode Al-Barqi
Pencipta/penemu metode al-Barqi: Muhadjir Sulthon adalah dosen
Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Tahun diterbitkan: Tahun 1965.
Latar belakang metode al-Barqi: Pengalaman penyusun dalam
mengajar, karena banyak murid yang mengalami kesulitan dalam belajar
dan menulis al-Qur‟an.
Target pengguna: Anak-anak hingga dewasa.
Metode al-Barqi (kilat) dinilai sebagai metode cepat membaca al-
Qur‟an yang paling awal. Metode ini disebut metode “anti lupa“ karena
mempunyai struktur yang apabila siswa lupa, anak bisa mengingatnya
kembali tanpa bantuan guru. Metode al-Barqi, menggunakan metode kata
lembaga dengan pendekatan global dan bersifat analitik sintetik.
Metode ini menggunakan 4 lembaga (struktur kalimat yang mudah
diingat):
a-da-ra-ja
ma-ha-ka-ya
ka-ta-wa-na
sa-ma-la-ba
33

Tiap kata lembaga hanya 4 suku kata dan tiap-tiap lembaga


mempunyai arti hingga mudah dipahami dan dihafal, kemudian dapat
digunakan sebagai kunci rujukan pada saat anak-anak lupa karena metode
ini merupakan metode anti lupa.
Metode ini menggunakan empat sistem:
- Pengamatan sebuah struktur kata/kalimat
- Pemisahan
- Pemilihan
- Pemanduan
Teknik penyajiannya yang akurat, seperti:
- Konsentrasi menggunakan titian ingatan (mengingat sewaktu lupa).
- Mengadakan kelompok bunyi untuk mengenal/pindah dari huruf yang
telah dikenal kehuruf sulit.
- Isyarat bunyi.
- Mengelompokkan bentuk huruf untuk memudahkan belajar
menyambung.

Kelebihan Metode Al-Barqi:


- Menggunakan sistem delapan jam.
- Praktis untuk segala umur.
- Menggunakan metode yang aktual, yakni SAS (Struktur Analitik
Sintetik) yang memudahkan murid dalam belajar al-Qur‟an.
- Cepat dapat membaca huruf sambung.
- Adanya teknik imla, menulis khat.
- Tidak membosankan karena adanya nyanyian.
- Sangat cepat dipakai secara klasikal.
- Cocok untuk anak usia dini.
- Menurut pakar bahasa, dengan menggunakan kata bermakna, anak lebih
mudah menghafal dan mudah diingat.
- Metode yang paling akurat, dalam mengembangkan baca tulis al-
Qur‟an.
34

Kelemahan Metode Al-Barqi:


- Anak tidak mengenal huruf hijaiyah dengan lengkap.
- Huruf hijaiyah diajarkan pada akhir pembelajaran.
- Anak usia dini ,harus mengembangkan metode dengan permainan-
permainan.

Prinsip Metode Al-Barqi:


- Mengunakan titian ingatan untuk mengenalkan bunyi dan bentuk huruf.
- Menggunakan kemiripan bentuk, dan bunyi huruf sebelumnya untuk
mengenal huruf yang tidak tercakup dalam kelompok titian ingatan.
- Langsung dikenalkan pada huruf sambung, selain huruf tunggal.
- Langsung dikenalkan fathah, kasrah, dhommah, panjang, pendek, dan
tajwid.

Pendekatan Metode Al-Barqi:


- Pendekatan klasikal
- Pendekatan individual
Metode al-Barqi dengan SAS maksudnya adalah dengan model
struktur, kita harus mencari akar kata atau sebuah kalimat yang
bermakna. Dari kalimat bermakna ini, lalu dilakukan pemisahan pada
tiap-tiap suku kata atau kalimat dengan menggunakan (Analitik). Dengan
pemisahan ini, peserta didik harus mengerti bunyi tiap-tiap suku kata atau
kalimat tersebut. Setelah proses ini dilakukan, maka fase berikutnya
adalah dengan menyusun kata baru dengan menggunakan unsur suku-
suku kata yang telah dipahami tersebut (Sintetik).39
Metode al-Barqi juga cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran
baca tulis al-Qur‟an pada anak usia dini. Selain menyenangkan dengan
pendekatan yang sesuai dengan karakteristik anak seperti sambil
bernyanyi, metode al-Barqi juga menggunakan pendekatan yang lebih
39
Imam Ma‟ruf dan Eep Khunaefi, “Fenomena Maraknya Metode Al-Qur‟an; Upaya
Membaca dan Mengenal Al-Qur‟an Lebih Cepat”, Majalah Hidayah, Jakarta, 1 Agustus 2003, h.
101.
35

modern yaitu SAS (Struktur Analitik Sintetik), sehingga membuat anak


lebih mudah dalam mempelajari al-Qur‟an.

3. Metode Iqra’
Metode Iqra‟ disusun oleh H. As‟ad Humam. Metode Iqra‟ memang
dirancang untuk anak-anak sejak balita atau TK (Taman Kanak-Kanak)
dan RA (Raudhatul Athfal). Dan ini memiliki keuntungan banyak antara
lain, mereka mudah untuk diarahkan melafalkan makhroj secara benar,
sebab mereka belum punya perbendaharaan kata lain dalam makhroj
Arab, sehingga dapat terbiasa dan lebih awet.40
Muhammad Muhyidin menyatakan bahwa:

“Ketika kita cermati pengajaran-pengajaran ke-al-Qur‟an-an di TPA-TPA


atau tempat-tempat lain yang sejenis, maka biasanya diterapkan metode
baca dan tulis al-Qur‟an. Di kota-kota di pulau Jawa (kota besar maupun
kecil, juga di desa-desa), biasanya para ustadz menggunakan satu di antara
dua metode membaca al-Qur‟an, yaitu metode Qiraati dan metode Iqra‟.
Di samping itu juga terkenal metode al-Barqi dan metode al-Baghdadi.”41
Menilik metode-metode pembelajaran al-Qur‟an oleh para ustadz tersebut,
maka kita akan menemukan kekhasan masing-masing metode itu. Walaupun
begitu, sesungguhnya yang ingin dicapai oleh metode tersebut adalah usaha
bagaimana anak-anak bisa cepat dalam membaca dan menulis al-Qur‟an.42

Berdasarkan penjelasan tentang metode-metode yang digunakan dalam


pembelajaran baca tulis al-Qur‟an maka hal ini tentunya sangat memudahkan
para pendidik untuk mengajarkan al-Qur‟an pada anak usia dini, sehingga
tujuan pembelajaran al-Qur‟an pun akan tercapai.

Hendaknya dalam proses pembelajaran baca tulis al-Qur‟an pada anak


usia dini menggunakan model pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif,

40
Ibid., h. 100.
41
Muhammad Muhyidin, Mengajar Anak Berakhlak Al-Qur‟an, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), Cet. III, h. 48-49.
42
Ibid., h.49.
36

Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Hal ini akan meningkatkan


hasil pembelajaran baca tulis al-Qur‟an.

Menurut Isjoni PAIKEM adalah pembelajaran yang dirancang agar anak


terdorong untuk mengaktifkan diri, mengembangkan kreativitas, dan mereka
merasa senang dan aman. Ciri-ciri PAIKEM adalah sebagai berikut:43

1. Anak didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan


pemahaman dan kemampuan melalui perbuatan.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan membagkitkan semangat,
lingkungan sebagai sumber belajar agar pembelajaran menarik,
menyenangkan dan sesuai dengan dunia anak didik.
3. Guru mengatur kelas yang dapat membuat anak betah dan kerasan untuk
berlama-lama di dalamnya.
4. Guru menerapkan pembelajaran yang lebih kooperatif dan interaktif
termasuk di dalamnya pembelajaran berkelompok.
5. Guru mendorong anak didik untuk menemukan pemecahan masalah untuk
mengungkapkan gagasannya dan melibatkan dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.

Berdasarkan pemaparan tentang berbagai metode yang diterapkan dalam


pembelajaran baca tulis al-Qur‟an di atas, kita sebagai pendidik agama Islam,
khususnya guru yang mengajarkan baca tulis al-Qur‟an, hendaknya
mengapresiasinya dengan terus mengembangkan dan mempraktikkannya,
sehingga anak didik pun dapat dengan mudah mempelajari al-Qur‟an dan syiar
agama Islam pun semakin menggema. Terkait anak usia dini menggunakan
pendekatan PAIKEM, karena dunia anak usia dini adalah bermain dan
menyenangkan.

Metode yang diterapkan di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre dalam


pembelajaran baca tulis al-Qur‟an pada anak usia dini yaitu; metode Iqra‟

43
Isjoni, op. cit., h. 66-67.
37

untuk pembelajaran membaca al-Qur‟an. Sedangkan metode Uktub untuk


pembelajaran menulis al-Qur‟an.

Metode Uktub adalah (sebuah pengantar menulis al-Qur‟an dan bahasa


Arab) yang disusun oleh Ustadz Abu Maschuri sejak tahun 1987 untuk
membantu mempermudah proses penguasaan huruf-huruf al-Qur‟an.44

Adapun yang harus dicapai siswa tingkat TPA secara fleksibel (sesuai
kemampuan kognitif anak masing-masing) dalam pembelajaran baca tulis al-
Qur‟an di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara sebagai
berikut:45

a. Bacaan Iqra‟ dan Al-Qur‟an


- Dapat membaca al-Qur‟an/Buku Iqra‟ dengan lancar.
b. Ilmu Tajwid
- Dapat mengetahui dan membaca al-Qur‟an sesuai dengan makharijul
huruf.
- Dapat mengetahui dan membaca al-Qur‟an sesuai dengan kaidah
tajwid Mad, Nun Sukun, Tanwin dan Mim Sukun.
c. Hafalan Surat Pendek dan Ayat Pilihan al-Qur‟an.
- Dapat menghafal surat-surat pendek (al-Humazah - an-Nas) dalam al-
Qur‟an.
- Dapat menghafal ayat-ayat pilihan (QS. Al-Baqarah: 284-286, QS. Ali
Imran: 133-136, dan QS. An-Nahl: 65-68) dalam al-Qur‟an.
d. Menulis Al-Qur‟an
- Dapat menulis al-Qur‟an dengan benar.
- Dapat menulis al-Qur‟an dengan rapih.

44
Abu Maschuri, Uktub Sebuah Pengantar Menulis Bahasa Arab dan Al-Qur‟an, (Jakarta:
Yayasan Sukses Mandiri, 2009), h. ii.
45
Dokumen TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara.
38

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Sebelum mengajukan penelitian dalam kajian skripsi ini, penulis terlebih


dahulu melakukan survei terhadap hasil penelitian yang membahas tema
tentang pembelajaran baca tulis al-Qur‟an, yaitu dengan membaca dan
memahami skripsi-skripsi yang telah ada di perpustakaan, terutama yang
berkaitan dengan tema penelitian ini. Di antara penelitian yang dianggap
relevan adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Andriani dalam skripsi S1-nya pada


jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009. Penelitiannya berjudul
”Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an di SMP Islam Parung Bogor”. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan pembelajaran baca tulis al-Qur‟an cukup
baik.46
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Masyrifah dalam skripsi S1-nya pada
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang tahun 2009. Penelitiannya berjudul “Penerapan
Kurikulum Muatan Lokal Baca Tulis Al-Qur‟an di SMP Negeri Purwodadi
Pasuruan”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kebijakan
kurikulum tentang baca yang telah ditempuh dalam meningkatkan
kemampuan siswa dalam membaca dan menulis al-Qur‟an perlu
dipertahankan dan dikembangkan.47
3. Penelitian yang dilakukan oleh Desiana, A.Ma. dalam skripsi S1-nya pada
Program Sarjana Kependidikan Bagi Guru dalam Jabatan (PSKGJ PAUD)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu tahun 2013.
Penelitiannya berjudul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an
pada Anak Usia Dini Melalui Penerapan Metode Iqro‟ Plus Kartu Huruf di
RA. Ummatan Wahidah Curup”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
46
Andriani, “Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an di SMP Islam Parung Bogor”, Skripsi pada
S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2009, h. 69, tidak dipublikasikan.
47
Dewi Masyrifah, “Penerapan Kurikulum Muatan Lokal Baca Tulis Al-Qur‟an di SMP
Negeri Purwodadi Pasuruan”, Skripsi pada S1 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jakarta, 2009,
h. 8-9, tidak dipublikasikan.
39

bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan metode iqro‟ plus kartu huruf


dapat meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an.48

E. Kerangka Berpikir
Pembelajaran baca tulis al-Qur‟an adalah suatu aktivitas yang dilakukan
seseorang dalam hal melihat dengan cara melafalkannya serta memahami dan
membuat huruf-huruf dari tulisan-tulisan yang tertera dalam kitab suci al-
Qur‟an. Pendidikan baca tulis al-Qur‟an penting diberikan kepada anak sejak
dari usia dini, karena pada tahapan ini sedang terjadi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh. Karakteristik yang terdapat pada anak
usia dini yaitu rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungannya, terus
bergerak, dan bermain. Pada anak usia dini terjadi perkembangan-
perkembangan yang signifikan yaitu dari segi aspek fisik, motorik, kognitif,
emosi, sosial, bahasa, dan moral. Dengan mengenali karakteristik dan aspek
perkembangan tersebut kita akan memahami tingkah laku anak usia dini dan
dapat mengarahkannya kepada hal-hal yang positif. Dan merupakan pedoman
bagi orang tua maupun pendidik untuk memberikan pendidikan bagi anak-
anak (anak didik)-nya secara baik dan sesuai dengan kebutuhan anak,
sehingga dapat mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki anak, yang
berguna bagi kehidupannya di masa yang akan datang.
Mendidik membaca al-Qur‟an pada anak sejak usia dini adalah suatu hal
yang sangat penting. Mengajarkan al-Qur‟an pada anak sejak usia dini akan
menanamkan pondasi agama Islam dan pembentukan kepribadian muslim
yang kuat. Selain itu hal tesebut menjadikan pedoman hidup untuk anak di
dunia sehingga akan bahagia di akhirat.

Antara membaca dan menulis al-Qur‟an memiliki keterkaitan yang erat.


al-Qur‟an bukan hanya untuk dibaca saja, melainkan perlu untuk
menuliskannya karena dengan menuliskannya seorang muslim akan lebih

48
Desiana,A.Ma. “Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an pada Anak Usia Dini
Melalui Penerapan Metode Iqro‟ Plus Kartu Huruf di RA. Ummatan Wahidah Curup”, Skripsi
pada S1 Universitas Bengkulu, Bengkulu, 2013, h. iii, tidak dipublikasikan.
40

mudah untuk menghafal dan memahami isi kandungan dari al-Qur‟an. Dengan
memperhatikan hal tersebut maka tujuan pendidikan al-Qur‟an terhadap anak
usia dini akan tercapai, sehingga pada usia dewasa kelak, anak-anak yang
telah mendapat pendidikan tentang menulis al-Qur‟an tersebut akan terus
menyiarkan ajaran Islam yang terdapat dalam al-Qur‟an.

Metode-metode yang digunakan dalam pembelajaran baca tulis al-Qur‟an


sangat memudahkan para pendidik untuk mengajarkan al-Qur‟an pada anak
usia dini, sehingga tujuan pembelajaran al-Qur‟an pun akan tercapai. Metode
yang diterapkan dalam pembelajaran baca tulis al-Qur‟an, sebagai pendidik
agama Islam, khususnya guru yang mengajarkan baca tulis al-Qur‟an,
hendaknya mengapresiasinya dengan terus mengembangkan dan
mempraktikkannya, sehingga anak didik pun dapat dengan mudah
mempelajari al-Qur‟an dan syiar agama Islam pun semakin menggema.
Terkait anak usia dini menggunakan pendekatan PAIKEM, karena dunia anak
usia dini adalah bermain dan menyenangkan. Dengan menanamkan nilai-nilai
al-Qur‟an dari usia dini, kecenderungan setelah remaja dan dewasa, anak
memiliki kepribadian yang religius.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre yang


beralamat di Jl. Kramat Jaya Kelurahan Tugu Utara Kecamatan Koja Jakarta
Utara. Sedangkan waktu penelitian ini yaitu dari bulan Januari 2014 sampai
dengan April 2014. Alasan pemilihan tempat penelitian ini adalah dikarenakan
TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre dianggap memiliki karakteristik yang
dibutuhkan dalam penelitian pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia
dini.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analisis.


Penelitian deskriptif bertujuan untuk meneliti dan menemukan informasi
sebanyak-banyaknya dari suatu fenomena.1 Dalam penelitian ini akan
mengungkapkan data-data dan fenomena yang berkaitan dengan pembelajaran
baca tulis Al-Qur’an pada anak usia dini, kemudian data dan fenomena
tersebut dianalisis sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Dalam penelitian
ini juga menggunakan penelitian lapangan (field research), yaitu peneliti
terjun langsung ke dalam lingkungan subjek penelitian agar mendapatkan
data-data yang diperlukan dalam penelitian.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang


mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

1
Bisri Mustofa, Metode Menulis Skripsi dan Tesis, (Yogyakarta: Optimus, 2008), h. 51.

41
42

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.3 Populasi


dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia dini dalam rentang usia 6-8
tahun yang menjadi siswa kelompok TPA di TKA-TPA Plus Jakarta
Islamic Centre yang berjumlah 25 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki


oleh populasi tersebut.4 Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelompok TPA yang berjumlah
25 orang menjadi sampel, jadi penelitian ini adalah penelitian populasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


a. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan


untuk menghimpun data penelitian, data-data penelitian tersebut dapat
diamati oleh peneliti.5 Observasi ini dilakukan secara langsung untuk
memperoleh data-data yang terkait dengan pembelajaran baca tulis al-
Qur’an pada anak usia dini di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre.
Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini dibuat sendiri
oleh peneliti disesuaikan dengan kebutuhan penelitian ini. Pedoman ini
terdiri dari dua jenis, yaitu:

1. Pedoman observasi langsung terhadap guru. Pedoman ini terdiri dari 1


indikator yang terdiri dari 4 item pernyataan dengan 4 alternatif
penilaian yaitu: 1) SB = Sangat Baik, 2) B = Baik, 3) KB = Kurang
Baik, 4) TB = Tidak Baik. Berikut ini adalah kisi-kisi pedoman

3
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. XII, h. 117.
4
Ibid., h. 118.
5
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010), Cet. V, h. 134.
43

observasi langsung pelaksanaan pembelajaran baca tulis al-Qur’an oleh


guru:

Tabel 3.1
Kisi-kisi Pedoman Observasi terhadap Guru dalam Pembelajaran Baca Tulis
Al-Qur’an
Skor
Aspek Indikator
SB B KB TB
1. Proses pelaksanakan a. Kegiatan pembukaan dalam
pembelajaran baca pembelajaran baca tulis al-
tulis al-Qur’an terkait Qur’an.
penyampaian materi b. Kegiatan inti dalam
baca tulis al-Qur’an. pembelajaran baca tulis al-
Qur’an.
c. Kegiatan penutup dalam
pembelajaran baca tulis al-
Qur’an.

2. Penggunaan metode a. Penggunaan metode Iqra’


dalam proses b. Penggunaan metode Uktub
pembelajaran baca
tulis al-Qur’an.

3. Pelaksanaan evaluasi - Teknik penilaian baca tulis al-


hasil belajar dalam Qur’an yang digunakan.
proses pembelajaran
baca tulis al-Qur’an.

2. Pedoman observasi langsung terhadap anak didik. Digunakannya


observasi langsung karena anak usia dini belum dapat mengisi skala
angket. Pedoman ini dibuat berdasarkan tiga altenatif penilaian sebagai
berikut:
a. Berkembang Sangat Baik (BSB): Peserta didik yang sudah melebihi
indikator yang tertuang dalam RKH atau mampu melaksanakan tugas
tanpa bantuan secara tepat/cepat/lengkap/benar, maka pada kolom
penilaian dituliskan nama peserta didik dan diberi keterangan BSB
(Berkembang Sangat Baik).
44

b. Berkembang Sesuai Harapan (BSH): Peserta didik yang menunjukkan


kemampuan sesuai dengan indikator yang tertuang dalam RKH, maka
pada kolom penilaian dituliskan nama peserta didik dan diberi
keterangan BSH (Berkembang Sesuai Harapan).
c. Mulai Berkembang (MB): Peserta didik yang belum mencapai
indikator seperti diharapkan dalam SKH atau dalam melaksanakan
tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama
peserta didik dan diberi keterangan BB (Belum Berkembang) atau MB
(Mulai Berkembang).6
Berikut ini adalah kisi-kisi pedoman observasi langsung pelaksanaan
pembelajaran baca tulis Al-Qur’an pada anak usia dini:

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Pedoman Observasi terhadap Siswa dalam Pembelajaran
Baca Tulis Al-Qur’an.
Skor
No. Indikator Item Pernyataan
BSB BSH MB
1. Membaca al-Qur’an - Kemampuan membaca al-
Qur’an:
1. Kelancaran membaca al-
Qur’an.
2. Makharijul Huruf
3. Tajwid
4. Hafalan al-Qur’an
a. Surat-Surat Pendek
b. Ayat-Ayat Pilihan

2. Menulis al-Qur’an - Kemampuan Menulis al-


Qur’an
1. Kebenaran Tulisan
2. Kerapihan Tulisan

6
Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama
RI, Kurikulum RA/BA/TA, (Jakarta: Departemen Agama, 2011), h. 9.
45

b. Wawancara
Wawancara atau interviu adalah sebuah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara.7 Wawancara digunakan dalam penelitian ini bertujuan agar
peneliti mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang subjek
penelitian. Adapun yang akan diwawancarai yaitu kepala sekolah dan
guru, berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat oleh peneliti.
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang valid berkaitan
dengan proses, metode, materi dan evaluasi pembelajaran baca tulis al-
Qur’an pada anak usia dini di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini
adalah sumber yang cukup bermanfaat sebab telah tersedia sehingga akan
relatif murah pengeluaran biaya untuk memperolehnya, merupakan
sumber yang stabil dan akurat sebagai cermin situasi/kondisi yang
sebanrnya serta dapat dianalisis secara berulang-ulang dengan tidak
mengalami perubahan.8 Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah berupa data-data tentang lembaga dan staff pengajar dan foto-foto
yang diambil pada saat pembelajaran berlangsung untuk menunjang data-
data yang tidak terdapat dalam wawancara dan observasi. .

E. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

7
Burhan Bungin, op. cit., h. 126.
8
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi FITK, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah, 2013). h. 67.
46

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.9
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian deskriptif ini adalah
sebagai berikut:
1. Analisis data hasil observasi, yaitu data-data observasi disusun dalam
tabel, lalu dianalisis dengan rumus persentasi sebagai berikut:10

Rumus : p= x 100 %

Keterangan :
f: frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N: Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).
p: angka persentase.

2. Analisis dari data hasil wawancara, yaitu data yang diperoleh dari
lapangan diolah dan dianalisis dengan cara deskriptif yang kemudian dapat
ditarik kesimpulan.

9
Sugiyono. op. cit., h. 335.
10
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2006), Cet.
XXI, h. 43.
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara


1. Sejarah Singkat TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara

Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an (TKA) – Taman Pendidikan Al-


Qur’an (TPA) Plus Jakarta Islamic Centre (JIC) adalah salah satu lembaga
pendidikan non formal dibawah naungan Jakarta Islamic Center Jakarta
Utara yang berdiri tahun 2002. Adanya lembaga pendidikan tersebut
merupakan aspirasi dari masyarakat yang berada di sekitar lingkungan
Jakarta Islamic Center dan Pemerintah Daerah Jakarata Utara. Masyarakat
menginginkan adanya sebuah kegiatan yang bermanfaat untuk anak-anak
di Jakarta Islamic Center. Akhirnya para pengurus JIC mengadakan
pertemuan dengan Pemda dan pihak masyarakat untuk mendirikan sebuah
lembaga pendidikan Islam anak-anak dimana sistem pendidikannya seperti
di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) pada umumnya. Tujuan awal dari
kegiatan pendidikan Al-Qur’an adalah untuk meramaikan masjid JIC.
Pertama kali dibuka, lembaga pendidikan al-Qur’an memiliki jumlah santri
sebanyak 700 orang. Materi yang diajarkan hanya sebatas membaca dan
menulis al-Qur’an saja dan tidak menggunakan sistem klasikal.

Dan untuk pengembangan metode pendidikan di TKA-TPA Plus


Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara, pada tahun 2004 pengurus JIC
mengutus empat orang guru untuk mengikuti pelatihan tentang sistem
pembelajaran TPA di LPPTKA BKPRMI Jakarta. Pada tahun 2006 atas
instruksi salah satu pengurus JIC, Bapak Dr. H. Djaelani memberikan
amanah kepada pengurus TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta
Utara untuk menentukan sistem pendidikan yang berlaku di TKA-TPA
Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara. Akhirnya pada tahun tersebut
TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre menggunakan sistem klasikal atau
jenjang pendidikan yaitu Play Group (usia 3-4 tahun), TKA (usia 4-6

47
48

tahun), TPA (usia 6-8 tahun), dan Madrasah Diniyah (usia 8-12 tahun).

Lembaga pendidikan ini didesain dengan kurikulum terpadu yang


mengkombinasikan materi pendidikan diniyyah dasar dengan kegiatan
pengembangan bakat, potensi diri dan peminatan yang berlandaskan pada
al-Qur’an dan sunnah dan juga dengan sistem pendidikan Open Class
(Kelas Terbuka: ruang kelas lengkap dengan kursi, meja dan papan tulis,
yang dibuat tidak bersekat-sekat seperti ruang kelas pada umumnya,
beralaskan karpet tebal dan berukuran lebar, berada di pelataran lantai satu
masjid Jakarta Islamic Centre) hingga sekarang.

2. Visi, Misi dan Tujuan TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre


a. Visi

Menjadi pendidikan Islam non formal unggulan berbasis keislaman


dan entrepreneur.

b. Misi

Mewujudkan generasi qur’ani yang memiliki nilai-nilai keimanan,


akhlak mulia, kemandirian, kreativitas, dan berwawasan luas.

c. Tujuan
1. Membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya.
2. Menanamkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menanamkan kecintaan anak terhadap masjid dan lingkungan sejak
dini.

3. Keadaan Guru dan Karyawan

Di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara pada tahun


ajaran 2013-2014 berjumlah 12 orang guru dan karyawan. Hampir seluruh
guru mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Hal ini
membuat pendidikan di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta
49

Utara berjalan secara efektif. Mereka bertugas untuk mengajar siswa


sesuai alokasi waktu belajar kurang lebih 2 - 2 ½ jam disesuaikan dengan
jadwal masing-masing kelas atau jenjang pendidikan. Adapun data
mengenai kepala sekolah, guru-guru dan karyawan pada tahun ajaran
2013/2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan TKA-TPA Plus Jakarta Islamic
Centre Tahun Ajaran 2013/2014

No. Nama Jenis Kelamin Pendidikan Jabatan


(L/P) Terakhir
1. Darmawati, P S1 Manajemen Kepala
S.Sos.I. Dakwah UIN Sekolah
2. Imron Rosyidi, L S1 Tarbiyah/ STAI Tata Usaha
S.Pd.I.
3. Dinda Nurul P S1 Tarbiyah/PGRA Guru Play
Rahma, S.Pd.I. Group
4. Fiddini, A.Md. P D3 ABA Prawira Guru TKA
Martha
5. Suharyati, A.Md. P D2 PGTK Guru TKA
6. Sri Indah Yuniati, P S1 Tarbiyah/PGRA Guru TKA
S.Pd.I
7. Nur Aisyah P S1 PAI Guru TKA
Zaelani, S.Pd.I
8. Siti Rahayu, P S1 PAI Guru TPA
S.Pd.I.
9. Nur Hasanah, P D1 PGTKI Guru TPA
A.Ma.
10. Ariswandi, S.Pd.I. L S1 Tarbiyah Guru MD
11. Yudha L - Guru Marawis
50

12. Hendri L S1 Guru MD


13. Indriyana P SMU Guru MD
14. Pahruroji L SD Pramubakti
15. Mohamad Yusuf L SMK Pramubakti
(Sumber Data: Tata Usaha TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre)

Data di atas menggambarkan jumlah guru termasuk kepala sekolah


yang berpendidikan Strata 1 (S1) sebanyak 7 orang, guru yang
berpendidikan Diploma 3 (D3) sebanyak 1 orang, guru yang
berpendidikan Diploma 2 (D2) sebanyak 1 orang, guru yang
berpendidikan Diploma 1 (D1) sebanyak 1 orang, dan guru yang
berpendidikan SMU sebanyak 1 orang.

Maka dari data di atas juga dapat di tarik kesimpulan bahwa hampir
seluruh guru mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Hal
ini tentu akan membuat pendidikan di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic
Centre Jakarta Utara efektif dan optimal.

4. Keadaan Siswa

Secara keseluruhan jumlah siswa di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic


Centre pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 41 siswa dan 42 siswi.
Para siswa tersebut terbagi ke dalam empat kelas/jenjang yaitu Play
Group, TKA, TPA, Madrasah Diniyah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 4.2
Data Siswa TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre
Tahun Ajaran 2013/2014

No. Kelas/Jenjang Rentang Usia Laki-Laki Perempuan Jumlah


1. Play Group 3-4 Tahun 2 2 4
2. TKA 4-6 Tahun 17 15 32
3. TPA 6-8 Tahun 13 12 25
51

4. Madrasah Diniyah 8-12 Tahun 9 13 22


Jumlah 41 42 83
(Sumber Data: Tata Usaha TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre)

Hal ini menunjukkan bahwa siswa/i TKA-TPA Plus Jakarta Islamic


Centre telah ditempatkan di jenjang yang sesuai dengan usia mereka
masing-masing, dimana setiap kelas/jenjang memiliki kurikulum yang
berbeda-beda, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan pun akan
tercapai proses pembelajaran akan efektif.

5. Program Pendidikan TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre

TKA-TPAPlus Jakarta Islamic Centre menyelenggarakan kegiatan


belajar mengajar dari hari Senin sampai dengan hari Jum’at, mulai pukul
14.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB, dengan alokasi waktu belajar
sebagai berikut:

Tabel 4.3
Waktu Belajar di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre

No. Jenjang Pendidikan Waktu Belajar


1. Play Group (PG) 14. 30 – 17.00 WIB
2. Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an 14.00 – 17.00 WIB
(TKA)
3. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) 15.00 – 17.00 WIB
4. Madrasah Diniyah 15.00 – 17.00 WIB
Sumber: Tata Usaha TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kegiatan belajar mengajar di


TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre dilaksanakan pada siang sampai
dengan petang hari, di luar jam sekolah formal yang pada umumnya
dilaksanakan pada pagi hingga siang hari (pukul 06.30 – 12.00 WIB).
Kegiatan pembelajaran di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre tentu
52

akan menjadi kegiatan tambahan bagi siswa/i yang menunjang kegiatan


pembelajaran di sekolah formal khususnya di bidang agama Islam.

Adapun program pendidikan TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre


secara terperinci adalah sebagai berikut:

1. Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an


2. Hafalan Al-Qur’an, Doa Harian, dan Hadits
3. Praktik Ibadah (Sholat berjamaah)
4. Kunjungan Wisata (Perjalanan ke tempat-tempat wisata hiburan )
5. Wisata Edukasi (Perjalanan akhir tahun ke tempat-tempat wisata yang
berhubungan dengan nilai-nilai pedidikan Islam).
6. Manasik Haji Anak (Pelatihan manasik haji untuk anak-anak yang
diselenggarakan oleh pihak Masjid Raya Jakarta Islamic Centre di
halaman masjid)
7. Training Birrul Walidain (Pelatihan/Seminar untuk siswa dan orang
tua murid dalam tema berbakti kepada orang tua)
8. Dacil (Da’i Cilik, Siswa dibina agar mampu tampil membawakan
ceramah (tausyiah) di hadapan para temannya)
9. Kids Market (Acara pertunjukan hasil kreativitas siswa, dimana orang
tua dapat melihat hasil kreativitas anak-anak mereka)
10. Renang, Jarimatika, Melukis, Seni Angklung dan Perkusi

Hal tersebut menunjukkan bahwa TKA-TPA Plus Jakarta Islamic


Centre Jakarta Utara telah memiliki program-program yang sudah baik dan
lebih variatif untuk menunjang keberhasilan kegiatan belajar dan mengajar
di TKA-TPA Plus Jakarta Utara secara optimal.

6. Sarana dan Prasarana

Mengenai sarana dan prasarana yang terdapat di TKA-TPA Plus


Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara, sebagian menyatu dengan sarana dan
53

prasarana yang dimiliki oleh Masjid Jakarta Islamic Centre, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4
Data Sarana dan Prasarana TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Center

No. Jenis Jumlah Keadaan


1. Ruang Kelas 10 Baik
2. Perpustakaan 1 Baik
3. Ruang Pimpinan 1 Baik
4. Ruang Tata Usaha 1 Baik
5. Ruang Guru 1 Baik
6. Ruang Serba Guna 1 Baik
7. Toilet 10 Baik
8. Tempat Ibadah 1 Baik
9. Gudang 1 Baik
10. Tempat Bermain 1 Baik
Sumber: Tata Usaha TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Center

Ruang kelas berupa Open Class (Kelas Terbuka: ruang kelas lengkap
dengan kursi, meja dan papan tulis, yang dibuat tidak bersekat-sekat seperti
ruang kelas pada umumnya, beralaskan karpet tebal dan berukuran lebar,
berada di pelataran lantai satu masjid Jakarta Islamic Centre). Ruang kelas
tersebut sudah digunakan seluruhnya. Ruang perpustakaan TKA-TPA Plus
Jakarta Islamic Centre merupakan bagian perpustakaan Masjid Raya Jakarta
Islamic Centre. Perpustakaan digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi
siswa. Mereka dapat membaca buku-buku keislaman yang banyak terdapat di
perpustakaan. Penyusunan buku sudah diatur dengan sistem penomoran buku
dan jenis seperti di perpustakaan pada umumnya. Untuk anak-anak disediakan
ruang baca sendiri, dimana macam-macam judul buku yang terdapat di
ruangan tersebut khusus anak-anak. Dengan suasana yang rapi dan sejuk,
karena terdapat AC, akan membuat nyaman siswa untuk membaca. Ruang
pimpinan, ruang tata usaha, ruang guru, ruang serba guna juga berupa Open
54

Class. Ruang-ruang tersebut terdapat lemari besar untuk menyimpan arsip-


arsip sekolah dan meja untuk melakukan pekerjaan administrasi dan
penerimaan tamu digunakan untuk berjalannya kegiatan administrasi sekolah.
Toilet di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre juga merupakan bagian dari
Masjid Raya Jakarta Islamic Centre. Kedaannya baik dan bersih. Toilet
terdapat dua jenis yaitu toilet biasa dan toilet duduk. Gudang yang digunakan
di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre juga merupakan bagian dari Masjid
Raya Jakarta Islamic Centre. Sedangkan tempat bermain, hanya terdapat satu
buah perosotan untuk anak bermain. Hal ini menunjukkan bahwa sarana dan
prasarana yang terdapat di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre sudah cukup
baik namun masih perlu ditingkatkan dan dilengkapi untuk mendukung dan
menunjang kegiatan belajar mengajar siswa secara optimal.

B. Temuan Penelitian
Pada Bab sebelumnya peneliti menjelaskan bahwa teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan
dokumentasi. Langkah pertama adalah penulis melakukan observasi
berdasarkan pedoman observasi yang telah dibuat, melakukan wawancara
berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat, dan
mendokumentasikan berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Langkah yang selanjutnya adalah peneliti melakukan pengolahan data


secara tabulasi frekuensi dan deskriptif. Setelah itu dilakukan analisis
terhadap data-data tersebut. Penulis akan mengemukakan data hasil
observasi pembelajaran baca tulis al-Qur’an di TKA-TPA Plus Jakarta
Islamic Centre dalam bentuk tabel. Data hasil observasi terhadap guru dan
siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
55

a. Hasil Observasi terhadap Guru dalam Pembelajaran Baca Tulis


Al-Qur’an.

Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RKH


(Rencana Kegiatan Harian) yang telah disusun oleh staff guru dan kepala
sekolah TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara. Dalam
berlangsungnya susatu proses pembelajaran, dimana dalam penelitian ini
adalah pembelajaran baca tulis al-Qur’an, terdapat beberapa tahapan
kegiatan yang harus dilaksanakan, yaitu kegiatan pembuka, kegiatan inti
dan kegiatan penutup. Di tingkat TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta
Utara, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan setiap hari Senin sampai
dengan Jum’at, pukul 15.00 – 17.00 WIB. Pukul 15.00 – 15.30 WIB, guru
melaksanakan kegiatan pembuka. Pukul 15.30 – 16.50 WIB, guru
melaksanakan kegiatan inti. Pukul 16.50-17.00 WIB, guru melakukan
kegiatan penutup. Di tingkat TPA, kelas diampu oleh dua orang guru untuk
mempermudah mengajar siswa yang masih usia dini. Adapun hasil
observasi terhadap guru dalam proses pembelajaran baca tulis al-Qur’an
secara terperinci adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5
Pelaksanaan Kegiatan Pembuka dalam Proses Pembelajaran Baca Tulis Al-
Qur’an
N = 2 Orang Guru

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Sangat Baik - -
2. Baik 2 100
3. Kurang Baik - -
4. Tidak Baik - -
Jumlah 2 100
56

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa guru kelas TPA


melaksanakan kegiatan pembuka dalam proses pebelajaran baca tulis
al-Qur’an pada anak usia dini, dari hasil pengamatan ada 2 orang guru
kelas TPA adalah baik (100 %). Dalam pelaksanaan kegiatan
pembuka, guru meminta siswa/i untuk duduk melingkar di ruang serba
guna TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre untuk melaksanakan
kegiatan ikrar, yaitu guru meminta para siswa membaca doa belajar

‫ وَارْزُقْنِيْ فَهْمًا‬،‫ّب زِدْنِي عِلْمًا‬


ِ ‫َر‬

“Ya Allah Tambahkanlah aku ilmu, Dan berilah aku karunia untuk
dapat memahaminya.”

dan menyanyikan asmaul husna bersama-sama.

Asmaul Husna ‫اهلل‬ Artinya


1 Ar Rahman ‫انشحًن‬ Yang Maha Pengasih
2 Ar Rahiim ‫انشحيى‬ Yang Maha Penyayang
3 Al Malik ‫انًهك‬ Yang Maha Merajai/Memerintah
4 Al Quddus ‫انمذوط‬ Yang Maha Suci
5 As Salaam ‫انسالو‬ Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6 Al Mu`min ‫انًؤين‬ Yang Maha Memberi Keamanan
7 Al Muhaimin ‫انًهيًن‬ Yang Maha Pemelihara
8 Al `Aziiz ‫انعضيض‬ Yang Maha Perkasa
9 Al Jabbar ‫انجثاس‬ Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
Yang Maha Megah, Yang Memiliki
10 Al Mutakabbir ‫انًتكثش‬ Kebesaran
11 Al Khaliq ‫انخانك‬ Yang Maha Pencipta
Yang Maha Melepaskan (Membuat,
12 Al Baari` ‫انثاسئ‬ Membentuk, Menyeimbangkan)
Yang Maha Membentuk Rupa
13 Al Mushawwir ‫انًصىس‬ (makhluknya)
14 Al Ghaffaar ‫انغفاس‬ Yang Maha Pengampun
15 Al Qahhaar ‫انمهاس‬ Yang Maha Memaksa
16 Al Wahhaab ‫انىهاب‬ Yang Maha Pemberi Karunia
17 Ar Razzaaq ‫انشصاق‬ Yang Maha Pemberi Rezeki
57

18 Al Fattaah ‫انفتاح‬ Yang Maha Pembuka Rahmat


19 Al `Aliim ‫انعهيى‬ Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
Yang Maha Menyempitkan
20 Al Qaabidh ‫انماتض‬ (makhluknya)
21 Al Baasith ‫انثاسط‬ Yang Maha Melapangkan (makhluknya)
22 Al Khaafidh ‫انخافض‬ Yang Maha Merendahkan (makhluknya)
23 Ar Raafi` ‫انشافع‬ Yang Maha Meninggikan (makhluknya)
24 Al Mu`izz ‫انًعض‬ Yang Maha Memuliakan (makhluknya)
25 Al Mudzil ‫انًزل‬ Yang Maha Menghinakan (makhluknya)
26 Al Samii` ‫انسًيع‬ Yang Maha Mendengar
27 Al Bashiir ‫انثصيش‬ Yang Maha Melihat
28 Al Hakam ‫انحكى‬ Yang Maha Menetapkan
29 Al `Adl ‫انعذل‬ Yang Maha Adil
30 Al Lathiif ‫انهطيف‬ Yang Maha Lembut
31 Al Khabiir ‫انخثيش‬ Yang Maha Mengenal
32 Al Haliim ‫انحهيى‬ Yang Maha Penyantun
33 Al `Azhiim ‫انعظيى‬ Yang Maha Agung
34 Al Ghafuur ‫انغفىس‬ Yang Maha Memberi Pengampunan
35 As Syakuur ‫انشكىس‬ Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36 Al `Aliy ً‫انعه‬ Yang Maha Tinggi
37 Al Kabiir ‫انكثيش‬ Yang Maha Besar
38 Al Hafizh ‫انحفيظ‬ Yang Maha Memelihara
39 Al Muqiit ‫انًميت‬ Yang Maha Pemberi Kecukupan
40 Al Hasiib ‫انحسية‬ Yang Maha Membuat Perhitungan
41 Al Jaliil ‫انجهيم‬ Yang Maha Luhur
42 Al Kariim ‫انكشيى‬ Yang Maha Pemurah
43 Ar Raqiib ‫انشلية‬ Yang Maha Mengawasi
44 Al Mujiib ‫انًجية‬ Yang Maha Mengabulkan
45 Al Waasi` ‫انىاسع‬ Yang Maha Luas
46 Al Hakiim ‫انحكيى‬ Yang Maha Maka Bijaksana
47 Al Waduud ‫انىدود‬ Yang Maha Mengasihi
48 Al Majiid ‫انًجيذ‬ Yang Maha Mulia
49 Al Baa`its ‫انثاعج‬ Yang Maha Membangkitkan
50 As Syahiid ‫انشهيذ‬ Yang Maha Menyaksikan
58

51 Al Haqq ‫انحك‬ Yang Maha Benar


52 Al Wakiil ‫انىكيم‬ Yang Maha Memelihara
53 Al Qawiyyu ‫انمىي‬ Yang Maha Kuat
54 Al Matiin ‫انًتين‬ Yang Maha Kokoh
55 Al Waliyy ً‫انىن‬ Yang Maha Melindungi
56 Al Hamiid ‫انحًيذ‬ Yang Maha Terpuji
Yang Maha Mengalkulasi (Menghitung
57 Al Muhshii ً‫انًحص‬ Segala Sesuatu)
58 Al Mubdi` ‫انًثذئ‬ Yang Maha Memulai
59 Al Mu`iid ‫انًعيذ‬ Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60 Al Muhyii ً‫انًحي‬ Yang Maha Menghidupkan
61 Al Mumiitu ‫انًًيت‬ Yang Maha Mematikan
62 Al Hayyu ‫انحي‬ Yang Maha Hidup
63 Al Qayyuum ‫انميىو‬ Yang Maha Mandiri
64 Al Waajid ‫انىاجذ‬ Yang Maha Penemu
65 Al Maajid ‫انًاجذ‬ Yang Maha Mulia
66 Al Wahid ‫انىاحذ‬ Yang Maha Tunggal
67 Al Ahad ‫االحذ‬ Yang Maha Esa
Yang Maha Dibutuhkan, Tempat
68 As Shamad ‫انصًذ‬ Meminta
Yang Maha Menentukan, Maha
69 Al Qaadir ‫انمادس‬ Menyeimbangkan
70 Al Muqtadir ‫انًمتذس‬ Yang Maha Berkuasa
71 Al Muqaddim ‫انًمذو‬ Yang Maha Mendahulukan
72 Al Mu`akkhir ‫انًؤخش‬ Yang Maha Mengakhirkan
73 Al Awwal ‫األول‬ Yang Maha Awal
74 Al Aakhir ‫األخش‬ Yang Maha Akhir
75 Az Zhaahir ‫انظاهش‬ Yang Maha Nyata
76 Al Baathin ‫انثاطن‬ Yang Maha Ghaib
77 Al Waali ‫انىاني‬ Yang Maha Memerintah
78 Al Muta`aalii ‫انًتعاني‬ Yang Maha Tinggi
Yang Maha Penderma (Maha Pemberi
79 Al Barru ‫انثش‬ Kebajikan)
80 At Tawwaab ‫انتىاب‬ Yang Maha Penerima Tobat
81 Al Muntaqim ‫انًنتمى‬ Yang Maha Pemberi Balasan
82 Al Afuww ‫انعفى‬ Yang Maha Pemaaf
59

83 Ar Ra`uuf ‫انشؤوف‬ Yang Maha Pengasuh


Yang Maha Penguasa Kerajaan
84 Malikul Mulk ‫يانك انًهك‬ (Semesta)

85
Dzul Jalaali Wal ‫رو انجالل و‬ Yang Maha Pemilik Kebesaran dan
Ikraam ‫اإلكشاو‬ Kemuliaan
86 Al Muqsith ‫انًمسط‬ Yang Maha Pemberi Keadilan
87 Al Jamii` ‫انجايع‬ Yang Maha Mengumpulkan
88 Al Ghaniyy ً‫انغن‬ Yang Maha Kaya
89 Al Mughnii ً‫انًغن‬ Yang Maha Pemberi Kekayaan
90 Al Maani ‫انًانع‬ Yang Maha Mencegah
91 Ad Dhaar ‫انضاس‬ Yang Maha Penimpa Kemudharatan
92 An Nafii` ‫اننافع‬ Yang Maha Memberi Manfaat
Yang Maha Bercahaya (Menerangi,
93 An Nuur ‫اننىس‬ Memberi Cahaya)
94 Al Haadii ‫انهادئ‬ Yang Maha Pemberi Petunjuk
Yang Maha Pencipta Yang Tiada
95 Al Badii' ‫انثذيع‬ Bandingannya
96 Al Baaqii ‫انثالي‬ Yang Maha Kekal
97 Al Waarits ‫انىاسث‬ Yang Maha Pewaris
98 Ar Rasyiid ‫انششيذ‬ Yang Maha Pandai
99 As Shabuur ‫انصثىس‬ Yang Maha Sabar

Gambar 4.1

Kegiatan pembukaan pembelajaran di ruang serba guna TKA-TPA Plus


Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara
60

Setelah melaksanakan kegiatan ikrar, guru membimbing para


siswa membaca dan menghafal hadits dan surat-surat pendek dalam
juz 30 al-Qur’an (al-Humazah – an-Nas). Lalu setelah kegiatan
tersebut, para siswa melaksanakan sholat Ashar berjamaah di ruang
serba guna TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara. Maka
dapat dikatakan guru kelas TPA sudah baik dalam melaksanakan
kegiatan pembuka pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur’an
pada anak usia dini

Tabel 4.6
Pelaksanaan Kegiatan Inti dalam Proses Pembelajaran Baca Tulis
Al-Qur’an
N = 2 Orang Guru

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Sangat Baik - -
2. Baik 2 100
3. Kurang Baik - -
4. Tidak Baik - -
Jumlah 2 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa guru kelas TPA


melaksanakan kegiatan inti dalam proses pebelajaran baca tulis Al-
Qur’an pada anak usia dini, dari hasil pengamatan ada 2 orang guru
kelas TPA adalah baik (100 %). Dalam kegiatan inti guru memberikan
materi pelajaran yang disesuaikan dengan jadwal yang telah
ditentukan. Untuk pelajaran menulis al-Qur’an dengan metode Uktub
dilakukan setiap hari Senin dan pelajaran Ilmu Tajwid dilakukan setiap
hari Selasa.
61

Gambar 4.2
Guru sedang menuliskan materi
Pada hari Senin, guru menyampaikan materi Uktub dengan
menuliskan contoh tulisan Arab pada halaman 17 di buku tugas siswa
yang menggunakan metode uktub, dengan materi menyambung huruf
hijaiyyah sebagai berikut:

Pisah Sambung
62

Setelah guru memberikan contoh menulis al-Qur’an dengan materi


tersebut, lalu guru memberikan tugas latihan menulis di buku uktub
sebagai berikut:

Latihan Sambunglah

Kemudian, setelah pemberian materi pelajaran uktub kepada


siswa, guru membimbing siswa satu-persatu untuk membaca al-Qur’an
dengan metode iqra’. Kemudian siswa yang sudah membaca al-Qur’an
dengan metode iqra’, latihan menghafal ayat-ayat pilihan al-Qur’an,
dan bagi yang sudah menghafalnya secara satu-persatu siswa menyetor
hafalan ayat-ayat pilihan al-Qur’an. Maka dapat dikatakan guru kelas
TPA sudah baik dalam melaksanakan kegiatan inti pada proses
pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini.

Tabel 4.7
Pelaksanakan Kegiatan Penutup dalam Proses Pembelajaran Baca Tulis Al-
Qur’an
N = 2 Orang Guru

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Sangat Baik - -
2. Baik 2 100
3. Kurang Baik - -
63

4. Tidak Baik - -
Jumlah 2 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa guru kelas TPA


melaksanakan kegiatan penutup dalam proses pebelajaran baca tulis al-
Qur’an pada anak usia dini, dari hasil pengamatan ada 2 orang guru
kelas TPA adalah baik (100 %). Dalam kegiatan penutup guru
mengadakan tanya jawab terhadap siswa tentang materi yang belum
diketahui atau dimengerti. Lalu setelah itu, guru meminta siswa
membaca doa penutup majlis dan salam. Maka dapat dikatakan guru
kelas TPA sudah baik dalam melaksanakan kegiatan penutup pada
proses pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini.

Tabel 4.8
Penggunaan Metode Iqra’ dalam Proses Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an
N = 2 Orang Guru

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Sangat Baik - -
2. Baik - -
3. Kurang Baik 2 100
4. Tidak Baik - -
Jumlah 2 100

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru kelas TPA


menggunakan metode iqra’dalam proses pembelajaran Baca Tulis al-
Qur’an, dari hasil pengamatan ada 2 orang guru kelas TPA adalah
kurang baik (100 %). Dalam pembelajaran membaca al-Qur’an, guru
menggunakan metode iqra’, dimana siswa dibimbing membaca buku
iqra’ secara satu-persatu. Hal ini membuat siswa yang sedang tidak
membaca iqra’ menjadi asyik bermain, bercanda dan bersenda gurau.
64

Maka dapat disimpulkan guru kelas TPA masih kurang baik


menggunakan metode Iqra’dalam proses pembelajaran baca tulis al-
Qur’an pada anak usia dini.

Gambar 4.3
Guru sedang mengajarkan siswa membaca iqra’

Guru sedang mengajarkan siswa secara satu persatu membaca al-


Qur’an dengan menggunakan metode iqra’. Salah seorang siswa
latihan membaca iqra’ jilid 4 halaman 7, dimana materi bacaan iqra’
tersebut adalah sebagai berikut:

Bun un
65

Tabel 4.9
Penggunaan Metode Uktub dalam Proses Pembelajaran Baca Tulis Al-
Qur’an
N = 2 Orang Guru

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Sangat Baik - -
2. Baik - -
3. Kurang Baik 2 100
4. Tidak Baik - -
Jumlah 2 100

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru kelas TPA


menggunakan metode Uktub’dalam proses pembelajaran Baca Tulis
al-Qur’an, dari hasil pengamatan ada 2 orang guru kelas TPA adalah
kurang baik (100 %). Guru dalam memberikan materi menulis al-
Qur’an menggunakan metode dan buku pegangan Uktub. Namun
dalam penyampaiannya guru hanya memberikan contoh tulisan al-
Qur’an di papan tulis dan hanya menggunakan teknik ceramah, lalu
memberikan tugas latihan menulis, sehingga terlihat beberapa siswa
masih kurang termotivasi dalam pembelajaran. Maka dapat
66

disimpulkan 2 orang guru kelas TPA masih kurang baik menggunakan


metode Uktub dalam proses pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada
anak usia dini.

Tabel 4.10
Penggunaan Teknik Evaluasi dalam Proses Pembelajaran Baca Tulis Al-
Qur’an
N = 2 Orang Guru

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Sangat Baik - -
2. Baik 2 100
3. Kurang Baik - -
4. Tidak Baik - -
Jumlah 2 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa penggunaan teknik


penilaian oleh guru kelas TPA dalam proses pembelajaran baca tulis
al-Qur’an, dari hasil pengamatan adalah baik. Dalam melaksanakan
evaluasi guru menggunakan teknik penilaian observasi, yaitu siswa
langsung diberikan penilaian setelah latihan membaca al-Qur’an
dengan metode iqra’, dalam bentuk form penilaian yang terdapat di
dalam buku “Agenda Santri dan Buku Penghubung” dengan indikator
penilaian A, B, dan C. Berikut ini adalah form penilaian membaca
latihan membaca al-Qur’an/iqra’:
67

Gambar 4.4
Form penilaian baca iqra’ yang digunakan.

Gambar 4.5
Perkembangan kemajuan salah seorang siswa dalam membaca al-
Qur’an dengan metode iqra’ yang dicatat dalam daftar prestasi
iqra’.

Gambar di atas menjelaskan bahwa daftar prestasi iqra’ yang


merupakan form penilaian latihan membaca al-Qur’an dengan metode
iqra’ dapat digunakan untuk melihat perkembangan kemajuan siswa
dalam belajar membaca al-Qur’an. Dalam gambar form penilaian baca
iqra’ tersebut, dapat dijelaskan bahwa salah seorang siswa TPA telah
mengalami kemajuan membaca iqra’ dari hari sebelumnya, yaitu siswa
mendapatkan nilai A setelah latihan membaca iqra’ jilid 4 halaman 7
dan dapat pindah membaca iqra’ ke halaman selanjutnya.
68

Sedangkan menulis al-Qur’an, penilaian dilakukan langsung di


buku tugas siswa yang menggunakan metode Uktub. Di dalam buku
Uktub ada kolom penilaian yang diisi guru dengan rentang nilai dari 1-
10, setelah siswa latihan menulis al-Qur’an. Penilaian tersebut
memiliki fungsi untuk melihat sejauh mana siswa dapat menulis
dengan benar dan indah sesuai dengan yang dicontohkan dalam buku
dengan menggunakan metode uktub.

Gambar 4.6
Penilaian latihan menulis al-Qur’an dengan metode uktub

Dalam penilaian tulisan dengan benar siswa tersebut mendapatkan


nilai 10, namun dalam menulis dengan indah, mendapatkan nilai
6.Maka dapat dikatakan bahwa penggunaan teknik penilaian oleh guru
kelas TPA sudah baik (100 %) dalam proses pembelajaran baca tulis
Al-Qur’an pada anak usia dini.
69

b. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pembelajaran Baca Tulis


Al-Qur’an.

Di tingkat TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara, dalam


proses pembelajaran baca tulis al-Qur’an metode yang digunakan
yaitu membaca al-Qur’an dengan metode iqra’ dan menulis al-Qur’an
dengan metode Uktub, serta materi yang disampaikan yaitu untuk
membaca al-Qur’an adalah tentang pengenalan huruf hijaiyyah, ilmu
Tajwid dan makhorijul huruf dan untuk menulis al-Qur’an materi
mengacu pada buku pegangan yang menggunakan metode Uktub.

Dari hasil observasi peneliti terhadap pembelajaran baca tulis al-


Qur’an pada anak usia dini di tingkat TPA Plus Jakarta Islamic Centre
Jakarta Utara dapat diketahui bahwa ruang kelas yang digunakan
berupa Open Class (kelas terbuka). Hal tersebut menjadikan siswa/i
TPA kurang fokus dalam belajar di kelas.

Berikut ini adalah hasil observasi yang telah dilaksanakan oleh


peneliti dengan keikutsertaan guru terkait kemampuan siswa dalam
pembelajaran baca tulis al-Qur’an:

Tabel 4.11
Kemampuan Membaca Al-Qur’an dalam Hal Kelancaran Membaca Al-
Qur’an
N = 25 Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Berkembang Sangat Baik - -
2. Berkembang Sesuai Harapan 18 72
3. Mulai Berkembang 7 28
Jumlah 25 100
70

Dari tabel di atas dapat menunjukkan kemapuan siswa dalam


membaca al-Qur’an dengan metode iqra’ secara lancar adalah 72 %
Berkembang Sesuai Harapan (BSH), 28 % Mulai Berkembang (MB).
Ada beberapa orang siswa yang sudah tidak mengaji/latihan membaca
al-Qur’an dengan menggunakan buku iqra’ tetapi dengan
menggunakan al-Qur’an. Namun sebagian besar siswa masih
mengaji/latihan membaca al-Qur’an dengan menggunakan buku iqra’.
Terlihat pada saat latihan membaca al-Qur’an/iqra’, beberapa siswa
tidak fokus, karena terganggu dengan suara teman-temannya yang
sedang asyik bermain, bercanda dan bersenda gurau. Maka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an
dengan lancar sebagian besar sudah berkembang sesuai harapan.

Tabel 4.12
Kemampuan Membaca Al-Qur’an dalam Hal Makharijul Huruf
N = 25 Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Berkembang Sangat Baik - -
2. Berkembang Sesuai Harapan 16 64
3. Mulai Berkembang 9 36
Jumlah 25 100

Dari tabel di atas dapat menunjukkan kemapuan siswa dalam


membaca al-Qur’an dengan makharijul huruf adalah 64% Berkembang
Sesuai Harapan (BSH), dan 36% Mulai Berkembang (MB). Para
siswa latihan membaca al-Qur’an dengan metode iqra’ secara satu-
persatu dengan gurunya, dan pada saat latihan membaca al-Qur’an
dengan metode iqra’ siswa langsung dibimbing oleh guru untuk
membacanya sesuai dengan makhorijul huruf. Para siswa terlihat
merasa kesulitan, terutama pada saat mengucapkan bacaan yang
71

terdapat huruf hijaiyyah . Namun di

antara mereka sudah bisa melafalkan huruf hijaiyyah sesuai makhorijul


huruf dengan cukup baik. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kemampuan siswa dalam membaca iqra’/al-Qur’an sebagian besar
berkembang sesuai harapan.

Gambar 4.7
Siswa sedang latihan membaca iqra’

Tabel 4.13
Kemampuan Membaca Al-Qur’an dalam Hal Tajwid
N = 25 Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Berkembang Sangat Baik - -
2. Berkembang Sesuai Harapan 14 56
3. Mulai Berkembang 11 44
Jumlah 25 100
72

Dari tabel di atas dapat menunjukkan kemapuan siswa dalam


membaca al-Qur’an dengan tajwid adalah 56 % Berkembang Sesuai
Harapan (BSH), 44 % Mulai Berkembang (MB). Dalam proses
pembelajaran membaca al-Qur’an dengan menggunakan metode iqra’,
sebagian siswa terlihat masih merasa kesulitan dalam membaca al-
Qur’an/iqra’ sesuai kaidah tajwid. Namun sebagian lagi sudah dapat
membaca al-Qur’an/iqra’ dengan tajwid yang cukup baik, namun
masih sebatas alif lam, mad, nun syiddah dan mim syiddah, hukum
nun mati dan mim mati Maka, dapat dikatakan bahwa kemampuan
membaca al-Qur’an dengan tajwid lebih dari setengah berkembang
sesuai harapan.

Tabel 4.14
Kemampuan Menghafal Surat-Surat Pendek Al-Qur’an
N = 25 Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Berkembang Sangat Baik 3 12
2. Berkembang Sesuai Harapan 20 80
3. Mulai Berkembang 2 8
Jumlah 25 100

Dari tabel di atas dapat menunjukkan kemapuan siswa dalam


menghafal surat-surat pendek al-Qur’an adalah 12 % Berkembang
Sangat Baik (BSB), 80 % Berkembang Sesuai Harapan (BSH), 8 %
Mulai Berkembang (MB). Terlihat beberapa siswa sudah mengahafal
surat-surat pendek yang dilakukan pada saat kegiatan pembuka tanpa
bimbingan guru, namun dalam melafalkan surat-surat tersebut para
siswa masih banyak yang belum sesuai makhorijul huruf dan kaidah
tajwid. Dari sini dapat disimpulkan kemampuan siswa menghafal
surat-surat pendek sebagian besar berkembang sesuai harapan.
73

Tabel 4.15
Kemampuan Menghafal Ayat-Ayat Pilihan dalam Al-Qur’an
N = 25 Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Berkembang Sangat Baik 1 4
2. Berkembang Sesuai Harapan 9 36
3. Mulai Berkembang 15 60
Jumlah 25 100

Dari tabel di atas dapat menunjukkan kemapuan siswa dalam


menghafal ayat-ayat pilihan dalam al-Qur’an adalah 4 % Berkembang
Sangat Baik (BSB), 36 % Berkembang Sesuai Harapan (BSH), 60 %
Mulai Berkembang (MB). Beberapa siswa terlihat sudah mengahafal
ayat-ayat pilihan dalam al-Qur’an yang dilakukan pada saat kegiatan
inti setelah latihan membaca al-Qur’an dengan metode iqra’, tanpa
bimbingan guru, namun dalam melafalkan surat-surat tersebut para
siswa masih banyak yang belum sesuai makhorijul huruf dan kaidah
tajwid. Sebelum menyetor hafalan ayat-ayat pilihan dalam al-Qur’an
yang terdapat dalam buku panduan hafalan susunan TKA-TPA Plus
Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara pada guru, di antara mereka ada
yang latihan menghafal di pelataran masjid raya Jakarta Islamic
Centre Jakarta Utara dan adapula yang latihan menghafal di halaman
masjid. Antara siswa satu dengan yang lainnya saling membantu untuk
latihan menghafal. Setelah latihan menghafal, para siswa pun duduk
antri berbaris untuk menyetor ayat-ayat pilihan yang telah mereka
hafal kepada guru mereka. Karena ayat-ayat pilihan dalam al-Qur’an
yang harus dihafal cukup panjang, banyak para siswa yang masih
belum lancar dalam menghafal.
74

Gambar 4.8
Siswa sedang menyetor hafalan ayat-ayat pilihan al-Qur’an

Maka dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa TPA dalam


menghafal ayat-ayat pilihan dalam al-Qur’an baru mulai berkembang.

Tabel 4.16
Kemampuan Menulis Al-Qur’an dalam Hal Kebenaran Tulisan

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Berkembang Sangat Baik 4 16
2. Berkembang Sesuai Harapan 11 44
3. Mulai Berkembang 10 40
Jumlah 25 100

Dari tabel di atas dapat menunjukkan kemapuan siswa dalam


menulis al-Qur’an dengan benar adalah 16 % Berkembang Sangat
Baik (BSB), 44 % Berkembang Sesuai Harapan (BSH), 40 % Mulai
Berkembang (MB). Terlihat sebagian siswa sudah dapat menulis al-
Qur’an dengan metode Uktub dengan baik. Mereka latihan menulis al-
75

Qur’an dengan jenis khat yang terdapat dalam buku pegangan yang
menggunakan metode Uktub. Namun para siswa masih kesulitan dan

kebingungan dalam hal menyambung huruf hijaiyyah dan .

Gambar 4.9
Tulisan Siswa dalam latihan menulis al-Qur’an di dalam buku Uktub

Maka dapat disimpulkan bahwa hampir setengahnya kemampuan


siswa dalam menulis al-Qur’an dengan benar berkembang sesuai
harapan.

Tabel 4.17
Kemampuan Menulis Al-Qur’an dalam Hal Kerapihan Tulisan
N = 25 Orang

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Berkembang Sangat Baik 4 16
2. Berkembang Sesuai Harapan 12 48
3. Mulai Berkembang 9 36
Jumlah 25 100
76

Dari tabel di atas dapat menunjukkan kemapuan siswa dalam


menulis al-Qur’an dengan rapih adalah 16 % Berkembang Sangat
Baik (BSB), 48 % Berkembang Sesuai Harapan (BSH), 36 % Mulai
Berkembang (MB). Terlihat bahwa beberapa siswa sudah dapat
menulis al-Qur’an dalam buku Uktub dengan rapih, namun beberapa
siswa yang lain masih terlihat belum rapih dan sesuai dengan tulisan
yang dicontohkan dalam buku, dan terlalu banyak menghapus tulisan
yang salah.

Gambar 4.10

Siswa sedang latihan menulis Uktub

Salah seorang sedang siswa latihan menulis al-Qur’an di buku yang


menggunakan metode uktub. Setelah selesai latihan menulis, secara
observasi guru langsung menilai tulisan siswa tersebut. Dalam
penilaian tulisan dengan benar siswa tersebut mendapatkan nilai 10,
namun dalam menulis dengan indah, mendapatkan nilai 6. Penilaian
tersebut memiliki fungsi untuk melihat sejauh mana siswa dapat
menulis dengan benar dan indah sesuai dengan yang dicontohkan
dalam buku dengan menggunakan metode uktub. Dapat disimpulkan
77

bahwa hampir setengahnya kemampuan siswa menulis al-Qur’an


dengan rapih telah berkembang sesuai harapan.

Gambar 4.11
Nilai Siswa dalam latihan menulis al-Qur’an dengan metode
uktub
Sebagaimana data-data observasi langsung terhadap guru dan
siswa dalam bentuk tabel yang penulis telah gambarkan di atas, maka
selanjutnya akan dilakukan analisis rekapitulasi data sesuai rumus
perhitungan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 4.18
Rekapitulasi Data Hasil Observasi Langsung Terhadap Guru
Item Pernyataan Observasi
No. Penilaian Jumlah %
1 2 3 4 5 6 7
1. Sangat Baik - - - - - - - - -
2. Baik 2 2 2 - - 2 2 10 71,43
3. Kurang Baik - - - 2 2 - - 4 28,57
4. Tidak Baik - - - - - - - - -
Jumlah 14 100
78

Dari rekapitulasi data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa


pelaksanaan pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini di
TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre oleh guru TPA sudah baik.

Tabel 4.19
Rekapitulasi Data Hasil Observasi Langsung Terhadap Siswa
No. Penilaian Item Pernyataan Observasi Jumlah %
1 2 3 4 5 6 7
1. Berkembang Sangat - - - 3 1 4 4 12 6,86
Baik
2. Berkembang Sesuai 18 16 14 20 9 11 12 100 57,14
Harapan
3. Mulai Berkembang 7 9 11 2 15 10 9 63 36
Jumlah 175 100

Dari rekapitulasi data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa


kemampuan baca tulis al-Qur’an siswa TPA dalam pelaksanaan
pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini di TKA-TPA
Plus Jakarta Islamic Centre lebih dari setengah jumlah siswa sudah
berkembang sesuai harapan.

C. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian

Data-data yang telah diinterpretasikan di atas menunjukkan bahwa,


pembelajaran baca tulis al-Quran pada anak usia dini di TKA-TPA Plus
Jakarta Islamic Centre sudah terlaksana dengan baik, hal ini dapat dibuktikan
dengan hasil observasi langsung terhadap guru yang sebagian besar sudah baik
dalam melaksanakan proses pembelajaran dan lebih dari setengah jumlah
siswa TPA menunjukkan kemampuan membaca dan menulis al-Qur’an yang
telah berkembang sesuai harapan atau sesuai dengan indikator kompetensi
79

yang telah disusun oleh pihak lembaga pendidikan TKA-TPA Jakarta Islamic
Centre.

Sejalan dengan data hasil observasi langsung terhadap guru dan siswa,
dari hasil wawancara peneliti kepada kepala sekolah dan salah seorang guru
kelas TPA menjelaskan bahwa proses pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada
anak usia dini di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre sudah berjalan dengan
baik. Hal ini terlihat dari kurikulum Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) yang disusun
oleh pihak lembaga pendidikan TKA-TPA Jakarta Islamic Centre sesuai
dengan kebutuhan perkembangan anak usia dini. Selain itu materi yang
diberikan dalam pembelajaran baca tulis al-Qur’an sudah baik untuk
perkembangan kognitif anak usia dini yang dalam masa golden age.

Sedangkan hal lain yang penulis amati dari kegiatan siswa di kelas TPA
yang menjadi subjek penelitian ini terlihat sudah cukup baik. Meskipun ada
beberapa perilaku beberapa siswa dimana mereka masih berusia dini yang
perlu menjadi perhatian guru.

Berdasarkan hasil observasi peneliti, dapat diketahui bahwa kelas TPA


diampu oleh dua orang guru untuk mempermudah mengajar siswa. Sebagian
dari siswa/i kelas TPA dalam menjalankan kegiatan di kelasnya sudah cukup
baik, di antaranya; menjawab salam guru, berdoa sebelum memulai belajar,
mengikuti kegiatan ikrar dengan semangat, para siswa cukup antusias
mengikuti pelajaran dan membaca iqra’/al-Qur’an, patuh terhadap intruksi
guru dan berusaha bersikap sopan terhadap guru. Namun ada perilaku siswa
yang perlu menjadi perhatian guru yaitu karena sistem Open Class (Kelas
Terbuka), yaitu sebagian siswa ketika dalam proses pembelajaran, seringkali
bebas berlarian, bercanda dan bermain, karena memang jiwa mereka yang
masih anak usia dini, dimana karakteristiknya masih senang bermain dan
memiliki mobilitas yang tinggi (bergerak dan bergerak).

Dari hasil observasi langsung terhadap guru dan siswa serta wawancara
dengan kepala sekolah dan salah seorang guru kelas TPA menunjukkan bahwa
80

pembelajaran baca tulis al-Qur’an di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre


sudah cukup baik, semua ini tak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini. Salah satu faktor yang
mendukung pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini yaitu materi
baca tulis al-Qur’an yang sudah baik.

Berdasarkan wawancara peneliti terhadap kepala sekolah dan guru, dapat


diketahui bahwa secara keseluruhan kurikulum pendidikan di TKA-TPA
Jakarta Islamic Centre disusun sendiri oleh staff guru dan kepala sekolah, hal
tersebut disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan kognitif anak, termasuk
kurikulum baca tulis al-Qur’an, namun mengacu kepada kurikulum dari
LPPTKA BKPRMI, dengan tambahan kurikulum kegiatan yang bertujuan
untuk meningkatkan hasil pembelajaran baca tulis al-Qur’an.

Berdasarkan hasil wawancara pula, dapat diketahui bahwa materi baca


tulis al-Qur’an yang diberikan yaitu; untuk membaca al-Qur’an adalah tentang
pengenalan huruf hijaiyyah, Ilmu Tajwid, Hafalan Surat Pendek dan Ayat
Pilihan. Untuk menulis al-Qur’an materi mengacu pada buku pegangan yang
menggunakan metode Uktub, dimana dalam buku tersebut diuraikan
bagaimana cara menulis al-Qur’an dengan baik dan benar, seperti langkah-
langkah praktis sebelum menulis huruf hijaiyyah, siswa dilatih menggores
garis tipis, tebal, tipis tebal, titik, lingkaran dan ujung goresan. Sebelum
mengerjakan latihan menulis di buku Uktub, terlebih dahulu guru
menerangkan dan memberikan contoh tulisan.

Selain itu metode yang diterapkan dalam seluruh pembelajaran termasuk


pembelajaran baca tulis al-Qur’an, adalah “Learning by Doing” (Belajar
langsung praktek). Pada pembelajaran baca tulis al-Qur’an maksud dari
metode belajar “Learning by Doing” misalnya setelah guru menyampaikan
materi mengenai tajwid, makhorijul huruf dan uktub langsung dipraktikkan
oleh siswa pada saat membaca iqra’ dan menulis di buku Uktub. Secara
khusus dalam mengajar membaca al-Qur’an, guru menerapkan metode Iqra’
81

dan dalam mengajar menulis al-Qur’an, guru menerapkan metode Uktub.


Namun dalam penyampaian materi, guru terlihat hanya menggunakan teknik
ceramah dan memberikan contoh tulisan al-Qur’an di papan tulis, lalu
memberikan tugas latihan menulis, sehingga terlihat beberapa siswa masih
kurang termotivasi dalam pembelajaran. Melihat siswa yang masih berusia
dini, hendaknya ditingkatkan lagi dengan pendekatan PAIKEM, agar hasil
belajar anak usia dini dalam belajar baca tulis al-Qur’an lebih meningkat.

Dengan pendekatan PAIKEM, guru dapat menggunakan berbagai alat


bantu atau media pembelajaran dan berbagai sumber belajar yang sesuai
dengan materi pembelajaran baca tulis al-Qur’an agar pembelajaran menarik,
menyenangkan dan sesuai dengan dunia siswa TPA yang masih berusia dini.
Selain itu, dengan pendekatan PAIKEM guru juga dapat menata kelas yang
nyaman dan menarik, misalnya kelas dihias dengan gambar-gambar atau
hiasan yang berhubungan dengan materi baca tulis al-Qur’an, sehingga selain
dapat membuat siswa semakin mudah mengingat pembelajaran, juga dapat
membuat siswa senang untuk berada di dalam kelas tersebut.

Untuk teknik evaluasi hasil belajar siswa dalam baca tulis al-Qur’an,
sesuai pengamatan penulis dan hasil wawancara penulis kepada guru kelas
TPA, sudah baik, hal ini dapat dilihat dari evaluasi hasil belajar membaca al-
Qur’an, seperti mengaji dengan buku Iqra’ atau al-Qur’an, menggunakan
teknik penilaian observasi, langsung dinilai setelah membaca dalam bentuk
form penilaian yang terdapat di dalam buku “Agenda Santri dan Buku
Penghubung” dengan indikator penilaian A, B, dan C. Sedangkan menulis al-
Qur’an, penilaian dilakukan langsung di buku tugas siswa yang menggunakan
metode Uktub. Di dalam buku Uktub ada kolom penilaian yang diisi guru
dengan rentang nilai dari 1-100, setelah siswa latihan menulis al-Qur’an.
Selain itu evaluasi juga berupa EHB (Evaluasi Hasil Belajar) pada setiap
semester berbentuk ujian tulis dan lisan. Lalu nanti nilainya dimasukkan ke
rapor. Hasil penilaian ini akan menjadi acuan bagi siswa untuk melanjutkan ke
jenjang kelas berikutnya atau masih harus tetap di jenjang kelas sebelumnya.
82

Dalam pengamatan peneliti, sarana dan prasarana juga masih perlu


menjadi perhatian pihak lembaga untuk ditingkatkan lagi, seperti sarana
bermain untuk anak agar ditambah jenis alat permainan lainnya sehingga
siswa/i termotivasi untuk selalu datang ke TPA dan dapat mengoptimalkan
kegiatan pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini.

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa


pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini di TKA-TPA Plus
Jakarta Islamic Centre sudah baik, dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh
pihak lembaga pendidikan Islam TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre,
namun masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan yaitu metode serta
sarana dan prasarana, agar pembelajaran baca tulis al-Qur’an yang merupakan
awal pendidikan al-Qur’an dapat menunjukkan hasil yang optimal, sehingga
kelak dewasa nanti, anak-anak usia dini ini memiliki kepribadian yang
religius.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data yang telah diuraikan, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini di
TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre terlaksana dengan baik namun masih
ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan yaitu metode serta sarana dan
prasarana. Adapun pelaksanaan pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak
usia dini di TKA-TPA Jakarta Islamic Centre adalah sebagai berikut: Proses
pembelajaran disesuaikan dengan RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang telah
disusun. Pertama, guru dan para siswa duduk bersama membuat lingkaran di
ruang serbaguna mengadakan kegiatan ikrar. Ikrar adalah suatu kegiatan
pembuka di TKA-TPA Islamic Centre dimana sebelum memasuki kegiatan
belajar inti, para siswa berkumpul duduk membentuk lingkaran untuk
membaca doa-doa dari al-Qur’an dan Asmaul Husna. Kemudian kembali ke
kelas dan belajar sesuai jadwal mata pelajaran yang sudah ditentukan,
selanjutnya mereka belajar membaca al-Qur’an dengan metode Iqra’ yang
dibimbing guru satu persatu. Untuk menulis al-Qur’an dengan metode Uktub
dilakukan setiap hari Senin sebelum membaca Iqra’ dan pelajaran tajwid
dilakukan setiap hari Selasa sebelum membaca Iqra’. Setelah itu hafalan lalu
penutup. Metode yang diterapkan dalam pembelajaran di TKA-TPA Plus
Jakarta Islamic Centre lebih bersifat Learning by Doing (Belajar Langsung
Praktek) agar siswa bisa langsung memiliki pengalaman tentang apa yang
dipelajari. Metode yang digunakan untuk baca al-Qur’an metode iqra’ dan
tulis al-Qur’an adalah metode Uktub. Materi Baca Tulis al-Qur’an yang
diberikan yaitu; untuk membaca al-Qur’an adalah tentang pengenalan huruf
Hijaiyyah, Ilmu Tajwid termasuk Makhorijul Huruf, hafalan surat sendek, dan

83
84

ayat pilihan dalam al-Qur’an. Untuk menulis al-Qur’an materi mengacu


pada buku pegangan yang menggunakan metode uktub. Pelaksanaan
evaluasi hasil belajar baca tulis al-Qur’an, seperti mengaji dengan buku
Iqra’ atau al-Qur’an dilakukan dengan teknik observasi, langsung dinilai
setelah membaca melalui form penilaian yang terdapat di dalam buku
“Agenda Santri dan Buku Penghubung”. Sedangkan untuk menulis al-
Qur’an, siswa latihan menulis di buku Uktub, dan dinilai setelah
mengerjakan latihan di buku tersebut. Selain itu evaluasi pada tingkat TPA
(Usia 6-8 tahun) juga berupa EHB (Evaluasi Hasil Belajar) pada setiap
semester berbentuk ujian tulis dan lisan. Lalu nanti nilainya dimasukkan
ke rapor.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka untuk


meningkatkan pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini
disarankan sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah


Disarankan agar melengkapi sarana dan prasarana untuk pembelajaran
baca tulis al-Qur’an serta memberikan motivasi terhadap guru untuk
meningkatkan pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini
sehingga anak memiliki kepribadian yang religius.
2. Bagi Guru
Disarankan agar lebih meningkatkan kompetensi dalam mengajar baca
tulis al-Qur’an serta memperhatikan aspek-aspek yang sesuai seperti
penggunaan metode pembelajaran yang tepat pada anak usia dini.
3. Bagi Lembaga Pendidikan Islam
Disarankan agar selalu mendukung program pembelajaran baca tulis al-
Qur’an pada anak usia dini.
85

C. Implikasi
1. Perbaikan dan pengembangan metode pembelajaran baca tulis al-Qur’an
yang sesuai dengan perkembangan kognitif dan moral anak usia dini
dengan pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan.
2. Peningkatan sarana dan prasarana yang memadai untuk mengoptimalkan
motivasi siswa anak usia dini untuk belajar baca tulis al-Qur’an.
86

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Muhammad Abdul Qadir. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta:


PT Rineka Cipta, 2008.
Andriani, “Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an di SMP Islam Parung Bogor”,
Skripsi pada S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: 2009. tidak
dipublikasikan.
Aqib, Zainal. Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008.
Bambang Sutjipto. Metode Pembelajaran. Jurnal Teknodik. 7, 2003.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010.
Daradjat, Zakiah dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2005.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
Edisi ke-4. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Desiana, A.Ma. “Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an pada Anak
Usia Dini Melalui Penerapan Metode Iqro‟ Plus Kartu Huruf di RA.
Ummatan Wahidah Curup”, Skripsi pada S1 Universitas Bengkulu,
Bengkulu: 2013. tidak dipublikasikan.
Dewi Masyrifah, “Penerapan Kurikulum Muatan Lokal Baca Tulis Al-Qur‟an di
SMP Negeri Purwodadi Pasuruan”, Skripsi pada S1 UIN Maulana Malik
Ibrahim, Malang: 2009. tidak dipublikasikan.
Direktorat Pendidikan MDRASAH Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kemneterian Agama RI. Kurikulum RA/BA/TA. Jakarta: Departemen
Agama, 2011.
Greddler, Margaret E. Bell. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 1994.
87

Harun, Maidir dan Dasrizal, Kemampuan Membaca dan Menulis Huruf Al-ur’an
pada Siswa SMA. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat, Departemen Agama,
2008.
Isjoni. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta, 2009.
Khon, Abdul Majid. Praktikum Qira’at. Jakarta: Amzah, 2007.
Ma‟ruf, Imam dan Khunaefi, Eep. “Fenomena Maraknya Metode Al-Qur‟an;
Upaya Membaca dan Mengenal Al-Qur‟an Lebih Cepat”. Majalah
Hidayah, 1 Agustus 2003.
Maschuri, Abu. Uktub Sebuah Pengantar Menulis Bahasa Arab dan Al-Qur’an.
Jakarta: Yayasan Sukses Mandiri, 2009.
Masnipal. Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo, 2013.
Muhyidin, Muhammad. Mengajar Anak Berakhlak Al-Qur’an, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008.
Mulya, Yolly, “Metode Baca Tulis Al-Qur‟an untuk Anak Usia Dini”,
http://yollymulya1992.blogspot.com, 5 Januari 2014.
Mustofa, Bisri Metode Menulis Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Optimus, 2008.
Nasih, Ahmad Munjin dan Kholidah, Lilik Nur. Metode dan Teknik Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Refika Aditama, 2009.
Nawawi, Imam, Peringkas: Syaikh Yusuf An-Nabhani, Ringkasan Riyadhush
Shalihin, Terj. dari Mukhtashor Riyaadhush Shoolihiin oleh Abu Khodijah
Ibnu Abdurrohim, Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2012.
Rahman, Jamaal „Abdur. Tahapan Mendidik Anak Terj. dari Athfalul Muslimin,
Kaifa Rabbahumun Nabiyyul Amiin oleh Bahrun Abubakar Ihsan Zubaidi.
Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2005.
Riyadh, Sa‟ad. Langkah Mudah Mengairahkan Anak Hafal Al-Qur’an. Solo:
Samudera, 2009.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2003.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006.
88

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2011.


Sunan, Muhammad Ali, “Metode Pengajaran Al-Qur‟an”,
http://muhammadalisunan.blogspot.com, 25 Mei 2014.
Syamsuddin MZ., Tasrifin Karim dan Mamsudi AR., Panduan Kurikulum dan
Pengajaran Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an (TKA) Taman Pendidikan Al-
Qur’an (TPA). Jakarta: LPPTKA BKPRMI Pusat, 2006.
Syarifuddin, Ahmad. Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-
Qur’an. Jakarta: Gema Insani Press, 2005.
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi FITK. Pedoman Penulisan Skripsi.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2013.
Uno, Hamzah B. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
W.S. Winkel. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo, 1996.
Yus, Anita. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Kencana, 2011.
Lampiran 1

PEDOMAN OBSERVASI UNTUK GURU

PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN PADA ANAK USIA DINI


DI TKA-TPA JAKARTA ISLAMIC CENTRE JAKARTA UTARA

I. Data Guru/ Responden


1. Nama : …………………………………
2. Jenis Kelamin : …………………………..…….
3. Guru Kelas : TPA

II. Penilaian
1. SB = Sangat Baik
2. B = Baik
3. KB = Kurang Baik
4. TB = Tidak Baik
Skor
Aspek Indikator
SB B KB TB
1. Proses pelaksanakan a. Kegiatan pembukaan dalam
pembelajaran baca pembelajaran Baca Tulis al-
tulis al-Qur’an terkait Qur’an.
materi baca tulis al- b. Kegiatan inti dalam
Qur’an. pembelajaran Baca Tulis al-
Qur’an.
c. Kegiatan penutup dalam
pembelajaran Baca Tulis al-
Qur’an.

2. Penggunaan metode a. Penggunaan Metode Iqra’


dalam proses b. Penggunaan Metode Uktub
pembelajaran baca
tulis al-Qur’an.

3. Pelaksanaan evaluasi - Teknik Penilaian Baca Tulis


hasil belajar dalam al-Qur’an yang digunakan.
proses pembelajaran
baca tulis al-Qur’an.
Lampiran 2

HASIL OBSERVASI UNTUK GURU

PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN PADA ANAK


USIA DINI DI TKA-TPA PLUS JAKARTA ISLAMIC CENTRE
JAKARTA UTARA

Item Pernyataan Observasi


No. Penilaian Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
1. Sangat Baik - - - - - - - -
2. Baik 2 2 2 - - 2 2 10
3. Kurang Baik - - - 2 2 - - 4
4. Tidak Baik - - - - - - - -
Jumlah 14
Lampiran 3

PEDOMAN OBSERVASI UNTUK SISWA

PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN PADA ANAK USIA DINI


DI TKA-TPA JAKARTA ISLAMIC CENTRE JAKARTA UTARA

I. Data Siswa/ Responden


1. Nama : …………………………………
2. Jenis Kelamin : …………………………..…….
3. Siswa Kelas : TPA

II. Penilaian
1. BSB = Berkembang Sangat Baik
2. BSH = Berkembang Sesuai Harapan
3. MB = Mulai Berkembang
Skor
No. Indikator Item Pernyataan
BSB BSH MB
1. Membaca Al-Qur’an - Kemampuan Membaca al-
Qur’an:
1. Kelancaran Membaca
al-Qur’an.
2. Makharijul Huruf
3. Tajwid
4. Hafalan al-Qur’an
a. Surat-Surat Pendek
b. Ayat-Ayat Pilihan
2. Menulis Al-Qur’an - Kemampuan Menulis al-
Qur’an
1. Kebenaran Tulisan
2. Kerapihan Tulisan
Lampiran 4

HASIL OBSERVASI UNTUK SISWA

PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN PADA ANAK


USIA DINI DI TKA-TPA PLUS JAKARTA ISLAMIC CENTRE
JAKARTA UTARA

Item Pernyataan Observasi


No. Penilaian Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
Berkembang Sangat
1. - - - 3 1 4 4 12
Baik
Berkembang Sesuai
2. 18 16 14 20 9 11 12 100
Harapan
3. Mulai Berkembang 7 9 11 2 15 10 9 63
Jumlah 25 25 25 25 25 25 25 175
Lampiran 5

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

Wawancara dilaksanakan pada,

Hari/Tanggal : Senin, 7 April 2014

Responden : Kepala Sekolah TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre

Tujuan Wawancara : Mengetahui Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Pada Anak


Usia Dini dan Tentang Sekolah di Sekolah yang Diteliti.

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Bagaimana pengalaman Ibu selama menjabat sebagai Kepala TKA-TPA Plus Jakarta
Islamic Center Jakarta Utara?
2. Bagaimana pendapat Ibu tentang pelaksanaan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an
terhadap Anak Usia Dini?
3. Apa saja program yang diterapkan di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Center Jakarta
Utara terkait pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada Anak Usia Dini?
4. Menurut Ibu bagaimana proses pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada Anak Usia
Dini di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Center Jakarta Utara?
5. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pembelajaran Baca Tulis
Al-Qur’an pada Anak Usia Dini?
6. Apa langkah-langkah Ibu mengatasi hambatan-hambatan tersebut?
Lampiran 6

HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

Hari/Tanggal : Senin, 7 April 2014


Responden : Ibu Darmawati S.Sos.I. (Kepala Sekolah)
Tempat : TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Center Jakarta Utara
Hasil Wawancara :

1. Pertanyaan: Bagaimana pengalaman Ibu selama menjabat sebagai Kepala TKA-TPA


Plus Jakarta Islamic Center Jakarta Utara?

Jawaban: Pengalamannya banyak, ya, ada senang ada sedih. Saya bergabung di sini dari
tahun 2003 sampai sekarang. Saya jadi tahu karakter orang-orang seperti guru-guru,
murid-murid dan para wali santri. Bisa bertahan sampai sekarang menghadapi mereka
yang pro dan kontra dengan sistem pendidikan yang diterapkan disini. Apalagi yang kita
lihat ruang kelas disini adalah Open Class (Kelas Terbuka) dimana idealnya, kan, kelas
tertutup. Tapi itu jadi tantangan buat Saya. Walau demikian Saya meminta guru-guru
untuk menerapkan metode yang menyenangkan dalam mengajar.

2. Pertanyaan: Bagaimana pendapat Ibu tentang pelaksanaan pembelajaran Baca Tulis Al-
Qur’an terhadap Anak Usia Dini?

Jawaban: Setuju sekali, justru dari kecillah mereka diberi pondasi agama yang kuat,
pembentukan akhlak, aqidah, karakter diri apalagi pendidikan baca tulis Al-Qur’an itu
penting karena usia mereka adalah usia golden age.

3. Pertanyaan: Apa saja program yang diterapkan di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic
Center Jakarta Utara terkait pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada Anak Usia Dini?

Jawaban: Program kegiatannya Baca Tulis Al-Qur’an setiap hari, hafalan doa-doa,
surat-surat pendek, ayat-ayat pilihan, dimana kurikulum dan materi hafalan itu dirancang
sendiri. Ada juga kegiatan praktek ibadah untuk lebih mengaplikasikan lagi materi Baca
tulis Al-Qur’an yang sudah dihafal dan pelajari. Selain itu, ada kunjungan edukasi
terkait pembelajaran baca tulis Al-Qur’an tiap akhir tahun seperti karya wisata ke TMII
ke Museum Bait Qur’any atau masjid-masjid bersejarah lainnya. Metode yang
diterapkan dalam pembelajaran di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Center adalah
Learning by Doing (Belajar Langsung Praktek), jadi murid-murid punya pengalaman.

4. Pertanyaan: Menurut Ibu bagaimana proses pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada
Anak Usia Dini di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Center Jakarta Utara?

Jawaban: Pelaksanaannya disini kalau Saya lihat sudah pas dengan menu general
(materi umum) dan juga sudah pas dengan anak usia dini, karena kurikulum yang sudah
kita buat beberapa tahun dikaji kembali, untuk menemukan metode dan materi yang pas
dengan anak didik. Kurikulum yang ada di TKA – TPA tidak 100 % mengacu kepada
kurikulum BKPRMI, ada tambahan dan penyesuaian dari kita.

5. Pertanyaan: Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pembelajaran
Baca Tulis Al-Qur’an pada Anak Usia Dini?

Jawaban: Faktor pendukungnya kurikulum BTQ di sini sudah cukup baik. Faktor
penghambatnya mungkin ruang kelas yang berupa Open Class (kelas terbuka) dalam
belajar BTQ, jadi anak-anak kurang fokus dalam belajar di kelas, teman yang lain kelas
bercanda, , dia jadi ikut-ikutan, lari-larian dulu baru datang lagi ke kelas namanya anak-
anak. Namun, menurut saya ada sisi positifnya, dengan open class anak-anak belajar
tidak bosan, aktif, jiwanya merdeka, tidak tertekan, kalau kelas tertutup dia terbatas.

6. Pertanyaan: Apa langkah-langkah Ibu mengatasi hambatan-hambatan tersebut?

Jawaban: Mengatasi hambatan-habatan itu Saya terus berjuang ada ruang kelas dan
sarana yang dapat mendukung anak-anak belajar dengan baik.
Lampiran 7

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU

Wawancara dilaksanakan pada,

Hari/Tanggal : Senin, 7 April 2014

Responden : Guru Kelas TPA

Tujuan Wawancara : Mengetahui Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Pada Anak


Usia Dini di Sekolah yang Diteliti.

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Sudah berapa lama Ibu mengajar di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Center Jakarta
Utara?
2. Bagaimana pengalaman Ibu menjadi guru di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Center
Jakarta Utara?
3. Bagaimana pendapat Ibu tentang pelaksanaan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an
terhadap Anak Usia Dini?
4. Menurut Ibu bagaimana minat belajar para murid yang masih Anak Usia Dini
terhadap pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an?
5. Apa kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada Anak
Usia Dini?
6. Apa persiapan yang Ibu lakukan sebelum pembelajaran Anak Usia Dini?
7. Bagaimana proses pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada Anak Usia Dini?
8. Materi Baca Tulis Al-Qur’an apa saja yang Anda berikan pada Anak Usia Dini?
9. Apa metode pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an yang Anda terapkan pada Anak Usia
Dini di kelas?
10. Bagaimana evaluasi hasil pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada Anak Usia Dini?
11. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pembelajaran Baca Tulis
Al-Qur’an pada Anak Usia Dini?
12. Bagaimana cara Anda mengatasi faktor-faktor penghambat tersebut?
13. Bagaimana perhatian Kepala TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Center Jakarta Utara
terkait pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada Anak Usia Dini?
Lampiran 8

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU

Hari/Tanggal : Senin, 7 April 2014


Responden : Ibu Nur Hasanah A.Ma. (Guru TPA)
Tempat : TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Center Jakarta Utara
Hasil Wawancara :

1. Pertanyaan: Sudah berapa lama Ibu mengajar di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Center
Jakarta Utara?

Jawaban: Sejauh ini sudah hampir sembilan tahun.

2. Pertanyaan: Bagaimana pengalaman Ibu menjadi guru di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic
Center Jakarta Utara?

Jawaban: Pengalamannya banyak, mengajar disini cukup menambah wawasan Saya


tentang TKA-TPA, sangat bermanfaat bagi pribadi saya sendiri.

3. Pertanyaan: Bagaimana pendapat Ibu tentang pelaksanaan pembelajaran Baca Tulis Al-
Qur’an terhadap Anak Usia Dini?

Jawaban: Bagus dan sangat setuju, selain untuk memberantas buta huruf, juga seperti
yang kita tahu, ya, banyak media yang menayangkan hal-hal yang kurang bagus untuk
perkembangan anak usia dini. Adanya TKA-TPA yang mengajarkan baca tulis Al-
Qur’an itu sangat membantu mereka untuk mengenal kitab suci Al-Qur’an yang menjadi
pedoman hidup umat Islam sejak dini.

4. Pertanyaan: Menurut Ibu bagaimana minat belajar para murid yang masih Anak Usia
Dini terhadap pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an?

Jawaban: Cukup antusias, walau ada juga yang kurang termotivasi, oleh karena itu kita
dalam mengajar sesekali menyisipkan dengan metode menyanyi, bercerita dan bermain.
5. Pertanyaan: Apa kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an
pada Anak Usia Dini?

Jawaban: Untuk kurikulum pembelajaran baca tulis Al-Qur’an disini kita staff guru dan
kepala sekolah berembuk menyusun kurikulum sendiri namun masih sedikit mengacu
kepada kurikulum dari LPPTKA BKPRMI. Kurikulum baca tulis Al-Qur’an disini sama
seperti TPA-TPA pada umumnya, namun disini ada plusnya yaitu ada kegiatan-kegiatan
tambahan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran baca tulis Al-Qur’an.

6. Pertanyaan: Apa persiapan yang Ibu lakukan sebelum pembelajaran Anak Usia Dini?

Jawaban: Persiapannya seperti membuat SKH (Satuan Kegiatan Harian) terlebih dulu,
materi yang akan diajarkan kepada murid dipersiapkan dulu.

7. Pertanyaan: Bagaimana proses pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada Anak Usia
Dini?

Jawaban: Kalau prosesnya sederhana sekali, setelah mengadakan ikrar di ruang serba
guna, murid-murid kembali ke kelas dan belajar sesuai jadwal mata pelajaran yang
sudah ditentukan, terus mereka belajar membaca Al-Qur’an dengan metode Iqra’ secara
privat satu pesatu. Kalau menulis Al-Qur’an dengan metode Uktub dilakukan setiap hari
Senin sebelum membaca Iqra’. Dan pelajaran tajwid dilakukan setiap hari Selasa
sebelum membaca Iqra’. Setelah itu hafalan lalu pulang.

8. Pertanyaan: Materi Baca Tulis Al-Qur’an apa saja yang Anda berikan pada Anak Usia
Dini?

Jawaban: Materi Baca Tulis Al-Qur’an yang diberikan sederhana, misalnya di Iqra’
untuk Iqra’ 1 - 3 tentang pengenalan huruf hijaiyyah dan tanda panjang (mad). Materi
baca Al-Qur’an lebih kepada tajwid dan makhorijul huruf. Tajwid dan makhorijul huruf
langsung praktek pada saat membaca Iqra’ itu penting, jadi langsung diaplikasikan dan
lebih mengena, karena kalau tidak akan fatal menurut saya. Untuk menulis Al-Qur’an
materi kita mengacu pada buku dengan metode Uktub. Mereka kita ajarkan dengan
pelan-pelan saja, dengan menuliskan juga di white board agar mereka dapat melihat
tulisan Al-Qur’an dan menirunya.

9. Pertanyaan: Apa metode pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an yang Anda terapkan pada
Anak Usia Dini di kelas?
Jawaban: Metode yang digunakan untuk baca Al-Qur’an metode Iqra’ dan tulis Al-
Qur’an adalah metode Uktub.

10. Pertanyaan: Bagaimana evaluasi hasil pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada Anak
Usia Dini?

Jawaban: Sehabis mengaji iqra’ atau Al-Qur’an kita menilai dengan buku Agenda
Santri dan Buku Penghubung. Sama, ya, seperti anak-anak SD pada umumnya kita
adakan EHB (Evaluasi Hasil Belajar) setiap semester ada ujian tulis dan lisan. Lalu nanti
nilainya dimasukkan ke rapor.

11. Pertanyaan: Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pembelajaran
Baca Tulis Al-Qur’an pada Anak Usia Dini?

Jawaban: Faktor pendukungnya yaitu adanya prasarana seperti buku-buku pegangan


tajwid dan metode uktub. Faktor penghambat dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an
disini saya rasa belum begitu kelihatan, kalaupun ada itu kenakalan anak-anak kecil pada
umumnya atau di antara mereka ada yang sulit menerima pembelajaran baca tulis Al-
Qur’an dan itu masih termasuk batas-batas hal yang wajar.

12. Pertanyaan: Bagaimana cara Anda mengatasi faktor-faktor penghambat tersebut?

Jawaban: Kalau ada masalah langsung diadakan evaluasi bersama guru-guru dan kepala
sekolah untuk diselesaikan bersama.

13. Pertanyaan: Bagaimana perhatian Kepala TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Center Jakarta
Utara terkait pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada Anak Usia Dini?

Jawaban: Ibu Kepala Sekolah disini sangat memperhatikan sekali dan mendukung
dengan terus berusaha memajukan TKA-TPA khususnya pada pembelajaran baca tulis
Al-Qur’an untuk anak-anak usia dini.
Lampiran 9

DAFTAR NAMA SISWA-SISWI KELAS


TPA PLUS JAKARTA ISLAMIC CENTRE
TAHUN AJARAN 2013-2014

No. Nama Siswa


1. Achmad Al Farizal Ikhval
2. Aditya Pratama Wibawa
3. Alif Putra Heriyansyah
4. Bintang Arjuna
5. Egi Firmansah
6. Elvina Amanda
7. Falihah Nailatusy Syarafah
8. Firda Kurnianingsih
9. Luthfi Anas Shobari
10. Luthfia Nurrohmah
11. Mohammad Ali Fahmi
12. Muhammad Subhan Tiar
13. Muhammad Radithya Rasyid
14. Nailah Ulima Yansyah
15. Nasywa Camila Putri
16. Nayla Syakira
17. Putra Naufal Al-Ghifari
18. Putri Naisyah Kosim
19. Riesky Fadillah Ananda Nurdin
20. Rindu Bunga Andini
21. Salsabila
22. Sulthan Bakhtara Dzakir
23. Tiar Muhammad Al Ashr
24. Tika Prihatiwi Salimah
25. Zelvita Septya Putri
Lampiran 10

RENCANA KEGIATAN HARIAN


Kelompok : TPA

TKA/TPA : TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara

Tahun Ajaran : 2013-2014

Materi : Bacaan Iqra’ dan Al-Qur’an

Waktu : 1 X 20 menit (1 kali pertemuan)

Standar Kompetensi

Melalui pemberian dan pelatihan membaca Al-Qur’an akan membuat siswa dapat
membaca Al-Qur’an/Iqra’ secara tepat dan benar.

Kompetensi Dasar

 Siswa dapat membaca Al-Qur’an/Buku Iqra’ dengan lancar.

Indikator

 Dapat membaca Al-Qur’an/Buku Iqra’ dengan lancar.

Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pembukaan

- Ikrar Santri
- Pembacaan Doa Belajar
- Pembacaan Hadits dan Surat Pendek
- Menyanyi dan Membaca Asmaul Husna

2. Kegiatan Inti

- Siswa latihan membaca buku Iqra’ dibimbing satu per satu oleh guru.

3. Kegiatan Penutup

- Pembacaan Doa Penutup Majlis


- Tanya Jawab/ Salam

Metode

 Iqra’

Buku Sumber

 Buku “Uktub Sebuah Pengantar Menulis Bahasa Arab dan Al-Qur’an”


Penerbit Yayasan Sukses Mandiri Jakarta, 2009.

.Penilaian

 Observasi.
RENCANA KEGIATAN HARIAN

Kelompok : TPA

TKA/TPA : TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara

Tahun Ajaran : 2013-2014

Materi : Uktub

Waktu : 1 X 20 menit (1 kali pertemuan)

Standar Kompetensi

Melalui pemberian materi Uktub akan membuat siswa dapat menulis Al-Qur’an/Iqra
secara tepat dan benar.

Kompetensi Dasar

 Siswa dapat menulis Al-Qur’an dengan benar.


 Siswa dapat menulis Al-Qur’an dengan rapih.

Indikator

 Dapat menulis Al-Qur’an dengan benar.


 Dapat menulis Al-Qur’an dengan rapih.

Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pembukaan

- Ikrar Santri
- Pembacaan Doa Belajar
- Pembacaan Hadits dan Surat Pendek
- Menyanyi dan Membaca Asmaul Husna

2. Kegiatan Inti

- Pengenalan Bentuk Huruf-Huruf Hijaiyyah


- Cara Penulisannya yang Benar
- Penyambungan dan Pemisahan Huruf.
- Contoh Penulisannya.
- Latihan di Buku Uktub.
- Siswa latihan membaca buku Iqra’ dibimbing satu per satu oleh guru.
- Siswa latihan menghafal Surat-Surat Pendek dan Ayat-Ayat Pilihan dalam
Al-Qur’an dibimbing satu per satu oleh guru.

3. Kegiatan Penutup

- Pembacaan Doa Penutup Majlis


- Tanya Jawab
- Salam

Metode

 Uktub
 Tanya jawab
 Bernyanyi
 Pemberian tugas

Buku Sumber

 Buku “Uktub Sebuah Pengantar Menulis Bahasa Arab dan Al-Qur’an”


Penerbit Yayasan Sukses Mandiri Jakarta, 2009.

.Penilaian

 Observasi dan penugasan.


48

tahun), TPA (usia 6-8 tahun), dan Madrasah Diniyah (usia 8-12 tahun).

Lembaga pendidikan ini didesain dengan kurikulum terpadu yang


mengkombinasikan materi pendidikan diniyyah dasar dengan kegiatan
pengembangan bakat, potensi diri dan peminatan yang berlandaskan pada
al-Qur’an dan sunnah dan juga dengan sistem pendidikan Open Class
(Kelas Terbuka: ruang kelas lengkap dengan kursi, meja dan papan tulis,
yang dibuat tidak bersekat-sekat seperti ruang kelas pada umumnya,
beralaskan karpet tebal dan berukuran lebar, berada di pelataran lantai satu
masjid Jakarta Islamic Centre) hingga sekarang.

2. Visi, Misi dan Tujuan TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre


a. Visi

Menjadi pendidikan Islam non formal unggulan berbasis keislaman


dan entrepreneur.

b. Misi

Mewujudkan generasi qur’ani yang memiliki nilai-nilai keimanan,


akhlak mulia, kemandirian, kreativitas, dan berwawasan luas.

c. Tujuan
1. Membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya.
2. Menanamkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menanamkan kecintaan anak terhadap masjid dan lingkungan sejak
dini.

3. Keadaan Guru dan Karyawan

Di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara pada tahun


ajaran 2013-2014 berjumlah 12 orang guru dan karyawan. Hampir seluruh
guru mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Hal ini
membuat pendidikan di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta
49

Utara berjalan secara efektif. Mereka bertugas untuk mengajar siswa


sesuai alokasi waktu belajar kurang lebih 2 - 2 ½ jam disesuaikan dengan
jadwal masing-masing kelas atau jenjang pendidikan. Adapun data
mengenai kepala sekolah, guru-guru dan karyawan pada tahun ajaran
2013/2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan TKA-TPA Plus Jakarta Islamic
Centre Tahun Ajaran 2013/2014

No. Nama Jenis Kelamin Pendidikan Jabatan


(L/P) Terakhir
1. Darmawati, P S1 Manajemen Kepala
S.Sos.I. Dakwah UIN Sekolah
2. Imron Rosyidi, L S1 Tarbiyah/ STAI Tata Usaha
S.Pd.I.
3. Dinda Nurul P S1 Tarbiyah/PGRA Guru Play
Rahma, S.Pd.I. Group
4. Fiddini, A.Md. P D3 ABA Prawira Guru TKA
Martha
5. Suharyati, A.Md. P D2 PGTK Guru TKA
6. Sri Indah Yuniati, P S1 Tarbiyah/PGRA Guru TKA
S.Pd.I
7. Nur Aisyah P S1 PAI Guru TKA
Zaelani, S.Pd.I
8. Siti Rahayu, P S1 PAI Guru TPA
S.Pd.I.
9. Nur Hasanah, P D1 PGTKI Guru TPA
A.Ma.
10. Ariswandi, S.Pd.I. L S1 Tarbiyah Guru MD
11. Yudha L - Guru Marawis
50

12. Hendri L S1 Guru MD


13. Indriyana P SMU Guru MD
14. Pahruroji L SD Pramubakti
15. Mohamad Yusuf L SMK Pramubakti
(Sumber Data: Tata Usaha TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre)

Data di atas menggambarkan jumlah guru termasuk kepala sekolah


yang berpendidikan Strata 1 (S1) sebanyak 7 orang, guru yang
berpendidikan Diploma 3 (D3) sebanyak 1 orang, guru yang
berpendidikan Diploma 2 (D2) sebanyak 1 orang, guru yang
berpendidikan Diploma 1 (D1) sebanyak 1 orang, dan guru yang
berpendidikan SMU sebanyak 1 orang.

Maka dari data di atas juga dapat di tarik kesimpulan bahwa hampir
seluruh guru mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Hal
ini tentu akan membuat pendidikan di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic
Centre Jakarta Utara efektif dan optimal.

4. Keadaan Siswa

Secara keseluruhan jumlah siswa di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic


Centre pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 41 siswa dan 42 siswi.
Para siswa tersebut terbagi ke dalam empat kelas/jenjang yaitu Play
Group, TKA, TPA, Madrasah Diniyah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 4.2
Data Siswa TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre
Tahun Ajaran 2013/2014

No. Kelas/Jenjang Rentang Usia Laki-Laki Perempuan Jumlah


1. Play Group 3-4 Tahun 2 2 4
2. TKA 4-6 Tahun 17 15 32
3. TPA 6-8 Tahun 13 12 25
51

4. Madrasah Diniyah 8-12 Tahun 9 13 22


Jumlah 41 42 83
(Sumber Data: Tata Usaha TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre)

Hal ini menunjukkan bahwa siswa/i TKA-TPA Plus Jakarta Islamic


Centre telah ditempatkan di jenjang yang sesuai dengan usia mereka
masing-masing, dimana setiap kelas/jenjang memiliki kurikulum yang
berbeda-beda, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan pun akan
tercapai proses pembelajaran akan efektif.

5. Program Pendidikan TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre

TKA-TPAPlus Jakarta Islamic Centre menyelenggarakan kegiatan


belajar mengajar dari hari Senin sampai dengan hari Jum’at, mulai pukul
14.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB, dengan alokasi waktu belajar
sebagai berikut:

Tabel 4.3
Waktu Belajar di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre

No. Jenjang Pendidikan Waktu Belajar


1. Play Group (PG) 14. 30 – 17.00 WIB
2. Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an 14.00 – 17.00 WIB
(TKA)
3. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) 15.00 – 17.00 WIB
4. Madrasah Diniyah 15.00 – 17.00 WIB
Sumber: Tata Usaha TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kegiatan belajar mengajar di


TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre dilaksanakan pada siang sampai
dengan petang hari, di luar jam sekolah formal yang pada umumnya
dilaksanakan pada pagi hingga siang hari (pukul 06.30 – 12.00 WIB).
Kegiatan pembelajaran di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre tentu
52

akan menjadi kegiatan tambahan bagi siswa/i yang menunjang kegiatan


pembelajaran di sekolah formal khususnya di bidang agama Islam.

Adapun program pendidikan TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre


secara terperinci adalah sebagai berikut:

1. Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an


2. Hafalan Al-Qur’an, Doa Harian, dan Hadits
3. Praktik Ibadah (Sholat berjamaah)
4. Kunjungan Wisata (Perjalanan ke tempat-tempat wisata hiburan )
5. Wisata Edukasi (Perjalanan akhir tahun ke tempat-tempat wisata yang
berhubungan dengan nilai-nilai pedidikan Islam).
6. Manasik Haji Anak (Pelatihan manasik haji untuk anak-anak yang
diselenggarakan oleh pihak Masjid Raya Jakarta Islamic Centre di
halaman masjid)
7. Training Birrul Walidain (Pelatihan/Seminar untuk siswa dan orang
tua murid dalam tema berbakti kepada orang tua)
8. Dacil (Da’i Cilik, Siswa dibina agar mampu tampil membawakan
ceramah (tausyiah) di hadapan para temannya)
9. Kids Market (Acara pertunjukan hasil kreativitas siswa, dimana orang
tua dapat melihat hasil kreativitas anak-anak mereka)
10. Renang, Jarimatika, Melukis, Seni Angklung dan Perkusi

Hal tersebut menunjukkan bahwa TKA-TPA Plus Jakarta Islamic


Centre Jakarta Utara telah memiliki program-program yang sudah baik dan
lebih variatif untuk menunjang keberhasilan kegiatan belajar dan mengajar
di TKA-TPA Plus Jakarta Utara secara optimal.

6. Sarana dan Prasarana

Mengenai sarana dan prasarana yang terdapat di TKA-TPA Plus


Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara, sebagian menyatu dengan sarana dan
53

prasarana yang dimiliki oleh Masjid Jakarta Islamic Centre, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4
Data Sarana dan Prasarana TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Center

No. Jenis Jumlah Keadaan


1. Ruang Kelas 10 Baik
2. Perpustakaan 1 Baik
3. Ruang Pimpinan 1 Baik
4. Ruang Tata Usaha 1 Baik
5. Ruang Guru 1 Baik
6. Ruang Serba Guna 1 Baik
7. Toilet 10 Baik
8. Tempat Ibadah 1 Baik
9. Gudang 1 Baik
10. Tempat Bermain 1 Baik
Sumber: Tata Usaha TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Center

Ruang kelas berupa Open Class (Kelas Terbuka: ruang kelas lengkap
dengan kursi, meja dan papan tulis, yang dibuat tidak bersekat-sekat seperti
ruang kelas pada umumnya, beralaskan karpet tebal dan berukuran lebar,
berada di pelataran lantai satu masjid Jakarta Islamic Centre). Ruang kelas
tersebut sudah digunakan seluruhnya. Ruang perpustakaan TKA-TPA Plus
Jakarta Islamic Centre merupakan bagian perpustakaan Masjid Raya Jakarta
Islamic Centre. Perpustakaan digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi
siswa. Mereka dapat membaca buku-buku keislaman yang banyak terdapat di
perpustakaan. Penyusunan buku sudah diatur dengan sistem penomoran buku
dan jenis seperti di perpustakaan pada umumnya. Untuk anak-anak disediakan
ruang baca sendiri, dimana macam-macam judul buku yang terdapat di
ruangan tersebut khusus anak-anak. Dengan suasana yang rapi dan sejuk,
karena terdapat AC, akan membuat nyaman siswa untuk membaca. Ruang
pimpinan, ruang tata usaha, ruang guru, ruang serba guna juga berupa Open
54

Class. Ruang-ruang tersebut terdapat lemari besar untuk menyimpan arsip-


arsip sekolah dan meja untuk melakukan pekerjaan administrasi dan
penerimaan tamu digunakan untuk berjalannya kegiatan administrasi sekolah.
Toilet di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre juga merupakan bagian dari
Masjid Raya Jakarta Islamic Centre. Kedaannya baik dan bersih. Toilet
terdapat dua jenis yaitu toilet biasa dan toilet duduk. Gudang yang digunakan
di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre juga merupakan bagian dari Masjid
Raya Jakarta Islamic Centre. Sedangkan tempat bermain, hanya terdapat satu
buah perosotan untuk anak bermain. Hal ini menunjukkan bahwa sarana dan
prasarana yang terdapat di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre sudah cukup
baik namun masih perlu ditingkatkan dan dilengkapi untuk mendukung dan
menunjang kegiatan belajar mengajar siswa secara optimal.

B. Temuan Penelitian
Pada Bab sebelumnya peneliti menjelaskan bahwa teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan
dokumentasi. Langkah pertama adalah penulis melakukan observasi
berdasarkan pedoman observasi yang telah dibuat, melakukan wawancara
berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat, dan
mendokumentasikan berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Langkah yang selanjutnya adalah peneliti melakukan pengolahan data


secara tabulasi frekuensi dan deskriptif. Setelah itu dilakukan analisis
terhadap data-data tersebut. Penulis akan mengemukakan data hasil
observasi pembelajaran baca tulis al-Qur’an di TKA-TPA Plus Jakarta
Islamic Centre dalam bentuk tabel. Data hasil observasi terhadap guru dan
siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
55

a. Hasil Observasi terhadap Guru dalam Pembelajaran Baca Tulis


Al-Qur’an.

Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RKH


(Rencana Kegiatan Harian) yang telah disusun oleh staff guru dan kepala
sekolah TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara. Dalam
berlangsungnya susatu proses pembelajaran, dimana dalam penelitian ini
adalah pembelajaran baca tulis al-Qur’an, terdapat beberapa tahapan
kegiatan yang harus dilaksanakan, yaitu kegiatan pembuka, kegiatan inti
dan kegiatan penutup. Di tingkat TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta
Utara, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan setiap hari Senin sampai
dengan Jum’at, pukul 15.00 – 17.00 WIB. Pukul 15.00 – 15.30 WIB, guru
melaksanakan kegiatan pembuka. Pukul 15.30 – 16.50 WIB, guru
melaksanakan kegiatan inti. Pukul 16.50-17.00 WIB, guru melakukan
kegiatan penutup. Di tingkat TPA, kelas diampu oleh dua orang guru untuk
mempermudah mengajar siswa yang masih usia dini. Adapun hasil
observasi terhadap guru dalam proses pembelajaran baca tulis al-Qur’an
secara terperinci adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5
Pelaksanaan Kegiatan Pembuka dalam Proses Pembelajaran Baca Tulis Al-
Qur’an
N = 2 Orang Guru

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Sangat Baik - -
2. Baik 2 100
3. Kurang Baik - -
4. Tidak Baik - -
Jumlah 2 100
56

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa guru kelas TPA


melaksanakan kegiatan pembuka dalam proses pebelajaran baca tulis
al-Qur’an pada anak usia dini, dari hasil pengamatan ada 2 orang guru
kelas TPA adalah baik (100 %). Dalam pelaksanaan kegiatan
pembuka, guru meminta siswa/i untuk duduk melingkar di ruang serba
guna TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre untuk melaksanakan
kegiatan ikrar, yaitu guru meminta para siswa membaca doa belajar

‫ وَارْزُقْنِيْ فَهْمًا‬،‫ّب زِدْنِي عِلْمًا‬


ِ ‫َر‬

“Ya Allah Tambahkanlah aku ilmu, Dan berilah aku karunia untuk
dapat memahaminya.”

dan menyanyikan asmaul husna bersama-sama.

Asmaul Husna ‫اهلل‬ Artinya


1 Ar Rahman ‫انشحًن‬ Yang Maha Pengasih
2 Ar Rahiim ‫انشحيى‬ Yang Maha Penyayang
3 Al Malik ‫انًهك‬ Yang Maha Merajai/Memerintah
4 Al Quddus ‫انمذوط‬ Yang Maha Suci
5 As Salaam ‫انسالو‬ Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6 Al Mu`min ‫انًؤين‬ Yang Maha Memberi Keamanan
7 Al Muhaimin ‫انًهيًن‬ Yang Maha Pemelihara
8 Al `Aziiz ‫انعضيض‬ Yang Maha Perkasa
9 Al Jabbar ‫انجثاس‬ Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
Yang Maha Megah, Yang Memiliki
10 Al Mutakabbir ‫انًتكثش‬ Kebesaran
11 Al Khaliq ‫انخانك‬ Yang Maha Pencipta
Yang Maha Melepaskan (Membuat,
12 Al Baari` ‫انثاسئ‬ Membentuk, Menyeimbangkan)
Yang Maha Membentuk Rupa
13 Al Mushawwir ‫انًصىس‬ (makhluknya)
14 Al Ghaffaar ‫انغفاس‬ Yang Maha Pengampun
15 Al Qahhaar ‫انمهاس‬ Yang Maha Memaksa
16 Al Wahhaab ‫انىهاب‬ Yang Maha Pemberi Karunia
17 Ar Razzaaq ‫انشصاق‬ Yang Maha Pemberi Rezeki
57

18 Al Fattaah ‫انفتاح‬ Yang Maha Pembuka Rahmat


19 Al `Aliim ‫انعهيى‬ Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
Yang Maha Menyempitkan
20 Al Qaabidh ‫انماتض‬ (makhluknya)
21 Al Baasith ‫انثاسط‬ Yang Maha Melapangkan (makhluknya)
22 Al Khaafidh ‫انخافض‬ Yang Maha Merendahkan (makhluknya)
23 Ar Raafi` ‫انشافع‬ Yang Maha Meninggikan (makhluknya)
24 Al Mu`izz ‫انًعض‬ Yang Maha Memuliakan (makhluknya)
25 Al Mudzil ‫انًزل‬ Yang Maha Menghinakan (makhluknya)
26 Al Samii` ‫انسًيع‬ Yang Maha Mendengar
27 Al Bashiir ‫انثصيش‬ Yang Maha Melihat
28 Al Hakam ‫انحكى‬ Yang Maha Menetapkan
29 Al `Adl ‫انعذل‬ Yang Maha Adil
30 Al Lathiif ‫انهطيف‬ Yang Maha Lembut
31 Al Khabiir ‫انخثيش‬ Yang Maha Mengenal
32 Al Haliim ‫انحهيى‬ Yang Maha Penyantun
33 Al `Azhiim ‫انعظيى‬ Yang Maha Agung
34 Al Ghafuur ‫انغفىس‬ Yang Maha Memberi Pengampunan
35 As Syakuur ‫انشكىس‬ Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36 Al `Aliy ً‫انعه‬ Yang Maha Tinggi
37 Al Kabiir ‫انكثيش‬ Yang Maha Besar
38 Al Hafizh ‫انحفيظ‬ Yang Maha Memelihara
39 Al Muqiit ‫انًميت‬ Yang Maha Pemberi Kecukupan
40 Al Hasiib ‫انحسية‬ Yang Maha Membuat Perhitungan
41 Al Jaliil ‫انجهيم‬ Yang Maha Luhur
42 Al Kariim ‫انكشيى‬ Yang Maha Pemurah
43 Ar Raqiib ‫انشلية‬ Yang Maha Mengawasi
44 Al Mujiib ‫انًجية‬ Yang Maha Mengabulkan
45 Al Waasi` ‫انىاسع‬ Yang Maha Luas
46 Al Hakiim ‫انحكيى‬ Yang Maha Maka Bijaksana
47 Al Waduud ‫انىدود‬ Yang Maha Mengasihi
48 Al Majiid ‫انًجيذ‬ Yang Maha Mulia
49 Al Baa`its ‫انثاعج‬ Yang Maha Membangkitkan
50 As Syahiid ‫انشهيذ‬ Yang Maha Menyaksikan
58

51 Al Haqq ‫انحك‬ Yang Maha Benar


52 Al Wakiil ‫انىكيم‬ Yang Maha Memelihara
53 Al Qawiyyu ‫انمىي‬ Yang Maha Kuat
54 Al Matiin ‫انًتين‬ Yang Maha Kokoh
55 Al Waliyy ً‫انىن‬ Yang Maha Melindungi
56 Al Hamiid ‫انحًيذ‬ Yang Maha Terpuji
Yang Maha Mengalkulasi (Menghitung
57 Al Muhshii ً‫انًحص‬ Segala Sesuatu)
58 Al Mubdi` ‫انًثذئ‬ Yang Maha Memulai
59 Al Mu`iid ‫انًعيذ‬ Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60 Al Muhyii ً‫انًحي‬ Yang Maha Menghidupkan
61 Al Mumiitu ‫انًًيت‬ Yang Maha Mematikan
62 Al Hayyu ‫انحي‬ Yang Maha Hidup
63 Al Qayyuum ‫انميىو‬ Yang Maha Mandiri
64 Al Waajid ‫انىاجذ‬ Yang Maha Penemu
65 Al Maajid ‫انًاجذ‬ Yang Maha Mulia
66 Al Wahid ‫انىاحذ‬ Yang Maha Tunggal
67 Al Ahad ‫االحذ‬ Yang Maha Esa
Yang Maha Dibutuhkan, Tempat
68 As Shamad ‫انصًذ‬ Meminta
Yang Maha Menentukan, Maha
69 Al Qaadir ‫انمادس‬ Menyeimbangkan
70 Al Muqtadir ‫انًمتذس‬ Yang Maha Berkuasa
71 Al Muqaddim ‫انًمذو‬ Yang Maha Mendahulukan
72 Al Mu`akkhir ‫انًؤخش‬ Yang Maha Mengakhirkan
73 Al Awwal ‫األول‬ Yang Maha Awal
74 Al Aakhir ‫األخش‬ Yang Maha Akhir
75 Az Zhaahir ‫انظاهش‬ Yang Maha Nyata
76 Al Baathin ‫انثاطن‬ Yang Maha Ghaib
77 Al Waali ‫انىاني‬ Yang Maha Memerintah
78 Al Muta`aalii ‫انًتعاني‬ Yang Maha Tinggi
Yang Maha Penderma (Maha Pemberi
79 Al Barru ‫انثش‬ Kebajikan)
80 At Tawwaab ‫انتىاب‬ Yang Maha Penerima Tobat
81 Al Muntaqim ‫انًنتمى‬ Yang Maha Pemberi Balasan
82 Al Afuww ‫انعفى‬ Yang Maha Pemaaf
59

83 Ar Ra`uuf ‫انشؤوف‬ Yang Maha Pengasuh


Yang Maha Penguasa Kerajaan
84 Malikul Mulk ‫يانك انًهك‬ (Semesta)

85
Dzul Jalaali Wal ‫رو انجالل و‬ Yang Maha Pemilik Kebesaran dan
Ikraam ‫اإلكشاو‬ Kemuliaan
86 Al Muqsith ‫انًمسط‬ Yang Maha Pemberi Keadilan
87 Al Jamii` ‫انجايع‬ Yang Maha Mengumpulkan
88 Al Ghaniyy ً‫انغن‬ Yang Maha Kaya
89 Al Mughnii ً‫انًغن‬ Yang Maha Pemberi Kekayaan
90 Al Maani ‫انًانع‬ Yang Maha Mencegah
91 Ad Dhaar ‫انضاس‬ Yang Maha Penimpa Kemudharatan
92 An Nafii` ‫اننافع‬ Yang Maha Memberi Manfaat
Yang Maha Bercahaya (Menerangi,
93 An Nuur ‫اننىس‬ Memberi Cahaya)
94 Al Haadii ‫انهادئ‬ Yang Maha Pemberi Petunjuk
Yang Maha Pencipta Yang Tiada
95 Al Badii' ‫انثذيع‬ Bandingannya
96 Al Baaqii ‫انثالي‬ Yang Maha Kekal
97 Al Waarits ‫انىاسث‬ Yang Maha Pewaris
98 Ar Rasyiid ‫انششيذ‬ Yang Maha Pandai
99 As Shabuur ‫انصثىس‬ Yang Maha Sabar

Gambar 4.1

Kegiatan pembukaan pembelajaran di ruang serba guna TKA-TPA Plus


Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara
60

Setelah melaksanakan kegiatan ikrar, guru membimbing para


siswa membaca dan menghafal hadits dan surat-surat pendek dalam
juz 30 al-Qur’an (al-Humazah – an-Nas). Lalu setelah kegiatan
tersebut, para siswa melaksanakan sholat Ashar berjamaah di ruang
serba guna TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara. Maka
dapat dikatakan guru kelas TPA sudah baik dalam melaksanakan
kegiatan pembuka pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur’an
pada anak usia dini

Tabel 4.6
Pelaksanaan Kegiatan Inti dalam Proses Pembelajaran Baca Tulis
Al-Qur’an
N = 2 Orang Guru

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Sangat Baik - -
2. Baik 2 100
3. Kurang Baik - -
4. Tidak Baik - -
Jumlah 2 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa guru kelas TPA


melaksanakan kegiatan inti dalam proses pebelajaran baca tulis Al-
Qur’an pada anak usia dini, dari hasil pengamatan ada 2 orang guru
kelas TPA adalah baik (100 %). Dalam kegiatan inti guru memberikan
materi pelajaran yang disesuaikan dengan jadwal yang telah
ditentukan. Untuk pelajaran menulis al-Qur’an dengan metode Uktub
dilakukan setiap hari Senin dan pelajaran Ilmu Tajwid dilakukan setiap
hari Selasa.
61

Gambar 4.2
Guru sedang menuliskan materi
Pada hari Senin, guru menyampaikan materi Uktub dengan
menuliskan contoh tulisan Arab pada halaman 17 di buku tugas siswa
yang menggunakan metode uktub, dengan materi menyambung huruf
hijaiyyah sebagai berikut:

Pisah Sambung
62

Setelah guru memberikan contoh menulis al-Qur’an dengan materi


tersebut, lalu guru memberikan tugas latihan menulis di buku uktub
sebagai berikut:

Latihan Sambunglah

Kemudian, setelah pemberian materi pelajaran uktub kepada


siswa, guru membimbing siswa satu-persatu untuk membaca al-Qur’an
dengan metode iqra’. Kemudian siswa yang sudah membaca al-Qur’an
dengan metode iqra’, latihan menghafal ayat-ayat pilihan al-Qur’an,
dan bagi yang sudah menghafalnya secara satu-persatu siswa menyetor
hafalan ayat-ayat pilihan al-Qur’an. Maka dapat dikatakan guru kelas
TPA sudah baik dalam melaksanakan kegiatan inti pada proses
pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini.

Tabel 4.7
Pelaksanakan Kegiatan Penutup dalam Proses Pembelajaran Baca Tulis Al-
Qur’an
N = 2 Orang Guru

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Sangat Baik - -
2. Baik 2 100
3. Kurang Baik - -
63

4. Tidak Baik - -
Jumlah 2 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa guru kelas TPA


melaksanakan kegiatan penutup dalam proses pebelajaran baca tulis al-
Qur’an pada anak usia dini, dari hasil pengamatan ada 2 orang guru
kelas TPA adalah baik (100 %). Dalam kegiatan penutup guru
mengadakan tanya jawab terhadap siswa tentang materi yang belum
diketahui atau dimengerti. Lalu setelah itu, guru meminta siswa
membaca doa penutup majlis dan salam. Maka dapat dikatakan guru
kelas TPA sudah baik dalam melaksanakan kegiatan penutup pada
proses pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini.

Tabel 4.8
Penggunaan Metode Iqra’ dalam Proses Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an
N = 2 Orang Guru

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Sangat Baik - -
2. Baik - -
3. Kurang Baik 2 100
4. Tidak Baik - -
Jumlah 2 100

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru kelas TPA


menggunakan metode iqra’dalam proses pembelajaran Baca Tulis al-
Qur’an, dari hasil pengamatan ada 2 orang guru kelas TPA adalah
kurang baik (100 %). Dalam pembelajaran membaca al-Qur’an, guru
menggunakan metode iqra’, dimana siswa dibimbing membaca buku
iqra’ secara satu-persatu. Hal ini membuat siswa yang sedang tidak
membaca iqra’ menjadi asyik bermain, bercanda dan bersenda gurau.
64

Maka dapat disimpulkan guru kelas TPA masih kurang baik


menggunakan metode Iqra’dalam proses pembelajaran baca tulis al-
Qur’an pada anak usia dini.

Gambar 4.3
Guru sedang mengajarkan siswa membaca iqra’

Guru sedang mengajarkan siswa secara satu persatu membaca al-


Qur’an dengan menggunakan metode iqra’. Salah seorang siswa
latihan membaca iqra’ jilid 4 halaman 7, dimana materi bacaan iqra’
tersebut adalah sebagai berikut:

Bun un
65

Tabel 4.9
Penggunaan Metode Uktub dalam Proses Pembelajaran Baca Tulis Al-
Qur’an
N = 2 Orang Guru

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Sangat Baik - -
2. Baik - -
3. Kurang Baik 2 100
4. Tidak Baik - -
Jumlah 2 100

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru kelas TPA


menggunakan metode Uktub’dalam proses pembelajaran Baca Tulis
al-Qur’an, dari hasil pengamatan ada 2 orang guru kelas TPA adalah
kurang baik (100 %). Guru dalam memberikan materi menulis al-
Qur’an menggunakan metode dan buku pegangan Uktub. Namun
dalam penyampaiannya guru hanya memberikan contoh tulisan al-
Qur’an di papan tulis dan hanya menggunakan teknik ceramah, lalu
memberikan tugas latihan menulis, sehingga terlihat beberapa siswa
masih kurang termotivasi dalam pembelajaran. Maka dapat
66

disimpulkan 2 orang guru kelas TPA masih kurang baik menggunakan


metode Uktub dalam proses pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada
anak usia dini.

Tabel 4.10
Penggunaan Teknik Evaluasi dalam Proses Pembelajaran Baca Tulis Al-
Qur’an
N = 2 Orang Guru

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Sangat Baik - -
2. Baik 2 100
3. Kurang Baik - -
4. Tidak Baik - -
Jumlah 2 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa penggunaan teknik


penilaian oleh guru kelas TPA dalam proses pembelajaran baca tulis
al-Qur’an, dari hasil pengamatan adalah baik. Dalam melaksanakan
evaluasi guru menggunakan teknik penilaian observasi, yaitu siswa
langsung diberikan penilaian setelah latihan membaca al-Qur’an
dengan metode iqra’, dalam bentuk form penilaian yang terdapat di
dalam buku “Agenda Santri dan Buku Penghubung” dengan indikator
penilaian A, B, dan C. Berikut ini adalah form penilaian membaca
latihan membaca al-Qur’an/iqra’:
67

Gambar 4.4
Form penilaian baca iqra’ yang digunakan.

Gambar 4.5
Perkembangan kemajuan salah seorang siswa dalam membaca al-
Qur’an dengan metode iqra’ yang dicatat dalam daftar prestasi
iqra’.

Gambar di atas menjelaskan bahwa daftar prestasi iqra’ yang


merupakan form penilaian latihan membaca al-Qur’an dengan metode
iqra’ dapat digunakan untuk melihat perkembangan kemajuan siswa
dalam belajar membaca al-Qur’an. Dalam gambar form penilaian baca
iqra’ tersebut, dapat dijelaskan bahwa salah seorang siswa TPA telah
mengalami kemajuan membaca iqra’ dari hari sebelumnya, yaitu siswa
mendapatkan nilai A setelah latihan membaca iqra’ jilid 4 halaman 7
dan dapat pindah membaca iqra’ ke halaman selanjutnya.
68

Sedangkan menulis al-Qur’an, penilaian dilakukan langsung di


buku tugas siswa yang menggunakan metode Uktub. Di dalam buku
Uktub ada kolom penilaian yang diisi guru dengan rentang nilai dari 1-
10, setelah siswa latihan menulis al-Qur’an. Penilaian tersebut
memiliki fungsi untuk melihat sejauh mana siswa dapat menulis
dengan benar dan indah sesuai dengan yang dicontohkan dalam buku
dengan menggunakan metode uktub.

Gambar 4.6
Penilaian latihan menulis al-Qur’an dengan metode uktub

Dalam penilaian tulisan dengan benar siswa tersebut mendapatkan


nilai 10, namun dalam menulis dengan indah, mendapatkan nilai
6.Maka dapat dikatakan bahwa penggunaan teknik penilaian oleh guru
kelas TPA sudah baik (100 %) dalam proses pembelajaran baca tulis
Al-Qur’an pada anak usia dini.
69

b. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pembelajaran Baca Tulis


Al-Qur’an.

Di tingkat TPA Plus Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara, dalam


proses pembelajaran baca tulis al-Qur’an metode yang digunakan
yaitu membaca al-Qur’an dengan metode iqra’ dan menulis al-Qur’an
dengan metode Uktub, serta materi yang disampaikan yaitu untuk
membaca al-Qur’an adalah tentang pengenalan huruf hijaiyyah, ilmu
Tajwid dan makhorijul huruf dan untuk menulis al-Qur’an materi
mengacu pada buku pegangan yang menggunakan metode Uktub.

Dari hasil observasi peneliti terhadap pembelajaran baca tulis al-


Qur’an pada anak usia dini di tingkat TPA Plus Jakarta Islamic Centre
Jakarta Utara dapat diketahui bahwa ruang kelas yang digunakan
berupa Open Class (kelas terbuka). Hal tersebut menjadikan siswa/i
TPA kurang fokus dalam belajar di kelas.

Berikut ini adalah hasil observasi yang telah dilaksanakan oleh


peneliti dengan keikutsertaan guru terkait kemampuan siswa dalam
pembelajaran baca tulis al-Qur’an:

Tabel 4.11
Kemampuan Membaca Al-Qur’an dalam Hal Kelancaran Membaca Al-
Qur’an
N = 25 Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Berkembang Sangat Baik - -
2. Berkembang Sesuai Harapan 18 72
3. Mulai Berkembang 7 28
Jumlah 25 100
70

Dari tabel di atas dapat menunjukkan kemapuan siswa dalam


membaca al-Qur’an dengan metode iqra’ secara lancar adalah 72 %
Berkembang Sesuai Harapan (BSH), 28 % Mulai Berkembang (MB).
Ada beberapa orang siswa yang sudah tidak mengaji/latihan membaca
al-Qur’an dengan menggunakan buku iqra’ tetapi dengan
menggunakan al-Qur’an. Namun sebagian besar siswa masih
mengaji/latihan membaca al-Qur’an dengan menggunakan buku iqra’.
Terlihat pada saat latihan membaca al-Qur’an/iqra’, beberapa siswa
tidak fokus, karena terganggu dengan suara teman-temannya yang
sedang asyik bermain, bercanda dan bersenda gurau. Maka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an
dengan lancar sebagian besar sudah berkembang sesuai harapan.

Tabel 4.12
Kemampuan Membaca Al-Qur’an dalam Hal Makharijul Huruf
N = 25 Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Berkembang Sangat Baik - -
2. Berkembang Sesuai Harapan 16 64
3. Mulai Berkembang 9 36
Jumlah 25 100

Dari tabel di atas dapat menunjukkan kemapuan siswa dalam


membaca al-Qur’an dengan makharijul huruf adalah 64% Berkembang
Sesuai Harapan (BSH), dan 36% Mulai Berkembang (MB). Para
siswa latihan membaca al-Qur’an dengan metode iqra’ secara satu-
persatu dengan gurunya, dan pada saat latihan membaca al-Qur’an
dengan metode iqra’ siswa langsung dibimbing oleh guru untuk
membacanya sesuai dengan makhorijul huruf. Para siswa terlihat
merasa kesulitan, terutama pada saat mengucapkan bacaan yang
71

terdapat huruf hijaiyyah . Namun di

antara mereka sudah bisa melafalkan huruf hijaiyyah sesuai makhorijul


huruf dengan cukup baik. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kemampuan siswa dalam membaca iqra’/al-Qur’an sebagian besar
berkembang sesuai harapan.

Gambar 4.7
Siswa sedang latihan membaca iqra’

Tabel 4.13
Kemampuan Membaca Al-Qur’an dalam Hal Tajwid
N = 25 Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Berkembang Sangat Baik - -
2. Berkembang Sesuai Harapan 14 56
3. Mulai Berkembang 11 44
Jumlah 25 100
72

Dari tabel di atas dapat menunjukkan kemapuan siswa dalam


membaca al-Qur’an dengan tajwid adalah 56 % Berkembang Sesuai
Harapan (BSH), 44 % Mulai Berkembang (MB). Dalam proses
pembelajaran membaca al-Qur’an dengan menggunakan metode iqra’,
sebagian siswa terlihat masih merasa kesulitan dalam membaca al-
Qur’an/iqra’ sesuai kaidah tajwid. Namun sebagian lagi sudah dapat
membaca al-Qur’an/iqra’ dengan tajwid yang cukup baik, namun
masih sebatas alif lam, mad, nun syiddah dan mim syiddah, hukum
nun mati dan mim mati Maka, dapat dikatakan bahwa kemampuan
membaca al-Qur’an dengan tajwid lebih dari setengah berkembang
sesuai harapan.

Tabel 4.14
Kemampuan Menghafal Surat-Surat Pendek Al-Qur’an
N = 25 Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Berkembang Sangat Baik 3 12
2. Berkembang Sesuai Harapan 20 80
3. Mulai Berkembang 2 8
Jumlah 25 100

Dari tabel di atas dapat menunjukkan kemapuan siswa dalam


menghafal surat-surat pendek al-Qur’an adalah 12 % Berkembang
Sangat Baik (BSB), 80 % Berkembang Sesuai Harapan (BSH), 8 %
Mulai Berkembang (MB). Terlihat beberapa siswa sudah mengahafal
surat-surat pendek yang dilakukan pada saat kegiatan pembuka tanpa
bimbingan guru, namun dalam melafalkan surat-surat tersebut para
siswa masih banyak yang belum sesuai makhorijul huruf dan kaidah
tajwid. Dari sini dapat disimpulkan kemampuan siswa menghafal
surat-surat pendek sebagian besar berkembang sesuai harapan.
73

Tabel 4.15
Kemampuan Menghafal Ayat-Ayat Pilihan dalam Al-Qur’an
N = 25 Siswa

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Berkembang Sangat Baik 1 4
2. Berkembang Sesuai Harapan 9 36
3. Mulai Berkembang 15 60
Jumlah 25 100

Dari tabel di atas dapat menunjukkan kemapuan siswa dalam


menghafal ayat-ayat pilihan dalam al-Qur’an adalah 4 % Berkembang
Sangat Baik (BSB), 36 % Berkembang Sesuai Harapan (BSH), 60 %
Mulai Berkembang (MB). Beberapa siswa terlihat sudah mengahafal
ayat-ayat pilihan dalam al-Qur’an yang dilakukan pada saat kegiatan
inti setelah latihan membaca al-Qur’an dengan metode iqra’, tanpa
bimbingan guru, namun dalam melafalkan surat-surat tersebut para
siswa masih banyak yang belum sesuai makhorijul huruf dan kaidah
tajwid. Sebelum menyetor hafalan ayat-ayat pilihan dalam al-Qur’an
yang terdapat dalam buku panduan hafalan susunan TKA-TPA Plus
Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara pada guru, di antara mereka ada
yang latihan menghafal di pelataran masjid raya Jakarta Islamic
Centre Jakarta Utara dan adapula yang latihan menghafal di halaman
masjid. Antara siswa satu dengan yang lainnya saling membantu untuk
latihan menghafal. Setelah latihan menghafal, para siswa pun duduk
antri berbaris untuk menyetor ayat-ayat pilihan yang telah mereka
hafal kepada guru mereka. Karena ayat-ayat pilihan dalam al-Qur’an
yang harus dihafal cukup panjang, banyak para siswa yang masih
belum lancar dalam menghafal.
74

Gambar 4.8
Siswa sedang menyetor hafalan ayat-ayat pilihan al-Qur’an

Maka dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa TPA dalam


menghafal ayat-ayat pilihan dalam al-Qur’an baru mulai berkembang.

Tabel 4.16
Kemampuan Menulis Al-Qur’an dalam Hal Kebenaran Tulisan

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Berkembang Sangat Baik 4 16
2. Berkembang Sesuai Harapan 11 44
3. Mulai Berkembang 10 40
Jumlah 25 100

Dari tabel di atas dapat menunjukkan kemapuan siswa dalam


menulis al-Qur’an dengan benar adalah 16 % Berkembang Sangat
Baik (BSB), 44 % Berkembang Sesuai Harapan (BSH), 40 % Mulai
Berkembang (MB). Terlihat sebagian siswa sudah dapat menulis al-
Qur’an dengan metode Uktub dengan baik. Mereka latihan menulis al-
75

Qur’an dengan jenis khat yang terdapat dalam buku pegangan yang
menggunakan metode Uktub. Namun para siswa masih kesulitan dan

kebingungan dalam hal menyambung huruf hijaiyyah dan .

Gambar 4.9
Tulisan Siswa dalam latihan menulis al-Qur’an di dalam buku Uktub

Maka dapat disimpulkan bahwa hampir setengahnya kemampuan


siswa dalam menulis al-Qur’an dengan benar berkembang sesuai
harapan.

Tabel 4.17
Kemampuan Menulis Al-Qur’an dalam Hal Kerapihan Tulisan
N = 25 Orang

No. Klasifikasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Berkembang Sangat Baik 4 16
2. Berkembang Sesuai Harapan 12 48
3. Mulai Berkembang 9 36
Jumlah 25 100
76

Dari tabel di atas dapat menunjukkan kemapuan siswa dalam


menulis al-Qur’an dengan rapih adalah 16 % Berkembang Sangat
Baik (BSB), 48 % Berkembang Sesuai Harapan (BSH), 36 % Mulai
Berkembang (MB). Terlihat bahwa beberapa siswa sudah dapat
menulis al-Qur’an dalam buku Uktub dengan rapih, namun beberapa
siswa yang lain masih terlihat belum rapih dan sesuai dengan tulisan
yang dicontohkan dalam buku, dan terlalu banyak menghapus tulisan
yang salah.

Gambar 4.10

Siswa sedang latihan menulis Uktub

Salah seorang sedang siswa latihan menulis al-Qur’an di buku yang


menggunakan metode uktub. Setelah selesai latihan menulis, secara
observasi guru langsung menilai tulisan siswa tersebut. Dalam
penilaian tulisan dengan benar siswa tersebut mendapatkan nilai 10,
namun dalam menulis dengan indah, mendapatkan nilai 6. Penilaian
tersebut memiliki fungsi untuk melihat sejauh mana siswa dapat
menulis dengan benar dan indah sesuai dengan yang dicontohkan
dalam buku dengan menggunakan metode uktub. Dapat disimpulkan
77

bahwa hampir setengahnya kemampuan siswa menulis al-Qur’an


dengan rapih telah berkembang sesuai harapan.

Gambar 4.11
Nilai Siswa dalam latihan menulis al-Qur’an dengan metode
uktub
Sebagaimana data-data observasi langsung terhadap guru dan
siswa dalam bentuk tabel yang penulis telah gambarkan di atas, maka
selanjutnya akan dilakukan analisis rekapitulasi data sesuai rumus
perhitungan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 4.18
Rekapitulasi Data Hasil Observasi Langsung Terhadap Guru
Item Pernyataan Observasi
No. Penilaian Jumlah %
1 2 3 4 5 6 7
1. Sangat Baik - - - - - - - - -
2. Baik 2 2 2 - - 2 2 10 71,43
3. Kurang Baik - - - 2 2 - - 4 28,57
4. Tidak Baik - - - - - - - - -
Jumlah 14 100
78

Dari rekapitulasi data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa


pelaksanaan pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini di
TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre oleh guru TPA sudah baik.

Tabel 4.19
Rekapitulasi Data Hasil Observasi Langsung Terhadap Siswa
No. Penilaian Item Pernyataan Observasi Jumlah %
1 2 3 4 5 6 7
1. Berkembang Sangat - - - 3 1 4 4 12 6,86
Baik
2. Berkembang Sesuai 18 16 14 20 9 11 12 100 57,14
Harapan
3. Mulai Berkembang 7 9 11 2 15 10 9 63 36
Jumlah 175 100

Dari rekapitulasi data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa


kemampuan baca tulis al-Qur’an siswa TPA dalam pelaksanaan
pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini di TKA-TPA
Plus Jakarta Islamic Centre lebih dari setengah jumlah siswa sudah
berkembang sesuai harapan.

C. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian

Data-data yang telah diinterpretasikan di atas menunjukkan bahwa,


pembelajaran baca tulis al-Quran pada anak usia dini di TKA-TPA Plus
Jakarta Islamic Centre sudah terlaksana dengan baik, hal ini dapat dibuktikan
dengan hasil observasi langsung terhadap guru yang sebagian besar sudah baik
dalam melaksanakan proses pembelajaran dan lebih dari setengah jumlah
siswa TPA menunjukkan kemampuan membaca dan menulis al-Qur’an yang
telah berkembang sesuai harapan atau sesuai dengan indikator kompetensi
79

yang telah disusun oleh pihak lembaga pendidikan TKA-TPA Jakarta Islamic
Centre.

Sejalan dengan data hasil observasi langsung terhadap guru dan siswa,
dari hasil wawancara peneliti kepada kepala sekolah dan salah seorang guru
kelas TPA menjelaskan bahwa proses pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada
anak usia dini di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre sudah berjalan dengan
baik. Hal ini terlihat dari kurikulum Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) yang disusun
oleh pihak lembaga pendidikan TKA-TPA Jakarta Islamic Centre sesuai
dengan kebutuhan perkembangan anak usia dini. Selain itu materi yang
diberikan dalam pembelajaran baca tulis al-Qur’an sudah baik untuk
perkembangan kognitif anak usia dini yang dalam masa golden age.

Sedangkan hal lain yang penulis amati dari kegiatan siswa di kelas TPA
yang menjadi subjek penelitian ini terlihat sudah cukup baik. Meskipun ada
beberapa perilaku beberapa siswa dimana mereka masih berusia dini yang
perlu menjadi perhatian guru.

Berdasarkan hasil observasi peneliti, dapat diketahui bahwa kelas TPA


diampu oleh dua orang guru untuk mempermudah mengajar siswa. Sebagian
dari siswa/i kelas TPA dalam menjalankan kegiatan di kelasnya sudah cukup
baik, di antaranya; menjawab salam guru, berdoa sebelum memulai belajar,
mengikuti kegiatan ikrar dengan semangat, para siswa cukup antusias
mengikuti pelajaran dan membaca iqra’/al-Qur’an, patuh terhadap intruksi
guru dan berusaha bersikap sopan terhadap guru. Namun ada perilaku siswa
yang perlu menjadi perhatian guru yaitu karena sistem Open Class (Kelas
Terbuka), yaitu sebagian siswa ketika dalam proses pembelajaran, seringkali
bebas berlarian, bercanda dan bermain, karena memang jiwa mereka yang
masih anak usia dini, dimana karakteristiknya masih senang bermain dan
memiliki mobilitas yang tinggi (bergerak dan bergerak).

Dari hasil observasi langsung terhadap guru dan siswa serta wawancara
dengan kepala sekolah dan salah seorang guru kelas TPA menunjukkan bahwa
80

pembelajaran baca tulis al-Qur’an di TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre


sudah cukup baik, semua ini tak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini. Salah satu faktor yang
mendukung pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini yaitu materi
baca tulis al-Qur’an yang sudah baik.

Berdasarkan wawancara peneliti terhadap kepala sekolah dan guru, dapat


diketahui bahwa secara keseluruhan kurikulum pendidikan di TKA-TPA
Jakarta Islamic Centre disusun sendiri oleh staff guru dan kepala sekolah, hal
tersebut disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan kognitif anak, termasuk
kurikulum baca tulis al-Qur’an, namun mengacu kepada kurikulum dari
LPPTKA BKPRMI, dengan tambahan kurikulum kegiatan yang bertujuan
untuk meningkatkan hasil pembelajaran baca tulis al-Qur’an.

Berdasarkan hasil wawancara pula, dapat diketahui bahwa materi baca


tulis al-Qur’an yang diberikan yaitu; untuk membaca al-Qur’an adalah tentang
pengenalan huruf hijaiyyah, Ilmu Tajwid, Hafalan Surat Pendek dan Ayat
Pilihan. Untuk menulis al-Qur’an materi mengacu pada buku pegangan yang
menggunakan metode Uktub, dimana dalam buku tersebut diuraikan
bagaimana cara menulis al-Qur’an dengan baik dan benar, seperti langkah-
langkah praktis sebelum menulis huruf hijaiyyah, siswa dilatih menggores
garis tipis, tebal, tipis tebal, titik, lingkaran dan ujung goresan. Sebelum
mengerjakan latihan menulis di buku Uktub, terlebih dahulu guru
menerangkan dan memberikan contoh tulisan.

Selain itu metode yang diterapkan dalam seluruh pembelajaran termasuk


pembelajaran baca tulis al-Qur’an, adalah “Learning by Doing” (Belajar
langsung praktek). Pada pembelajaran baca tulis al-Qur’an maksud dari
metode belajar “Learning by Doing” misalnya setelah guru menyampaikan
materi mengenai tajwid, makhorijul huruf dan uktub langsung dipraktikkan
oleh siswa pada saat membaca iqra’ dan menulis di buku Uktub. Secara
khusus dalam mengajar membaca al-Qur’an, guru menerapkan metode Iqra’
81

dan dalam mengajar menulis al-Qur’an, guru menerapkan metode Uktub.


Namun dalam penyampaian materi, guru terlihat hanya menggunakan teknik
ceramah dan memberikan contoh tulisan al-Qur’an di papan tulis, lalu
memberikan tugas latihan menulis, sehingga terlihat beberapa siswa masih
kurang termotivasi dalam pembelajaran. Melihat siswa yang masih berusia
dini, hendaknya ditingkatkan lagi dengan pendekatan PAIKEM, agar hasil
belajar anak usia dini dalam belajar baca tulis al-Qur’an lebih meningkat.

Dengan pendekatan PAIKEM, guru dapat menggunakan berbagai alat


bantu atau media pembelajaran dan berbagai sumber belajar yang sesuai
dengan materi pembelajaran baca tulis al-Qur’an agar pembelajaran menarik,
menyenangkan dan sesuai dengan dunia siswa TPA yang masih berusia dini.
Selain itu, dengan pendekatan PAIKEM guru juga dapat menata kelas yang
nyaman dan menarik, misalnya kelas dihias dengan gambar-gambar atau
hiasan yang berhubungan dengan materi baca tulis al-Qur’an, sehingga selain
dapat membuat siswa semakin mudah mengingat pembelajaran, juga dapat
membuat siswa senang untuk berada di dalam kelas tersebut.

Untuk teknik evaluasi hasil belajar siswa dalam baca tulis al-Qur’an,
sesuai pengamatan penulis dan hasil wawancara penulis kepada guru kelas
TPA, sudah baik, hal ini dapat dilihat dari evaluasi hasil belajar membaca al-
Qur’an, seperti mengaji dengan buku Iqra’ atau al-Qur’an, menggunakan
teknik penilaian observasi, langsung dinilai setelah membaca dalam bentuk
form penilaian yang terdapat di dalam buku “Agenda Santri dan Buku
Penghubung” dengan indikator penilaian A, B, dan C. Sedangkan menulis al-
Qur’an, penilaian dilakukan langsung di buku tugas siswa yang menggunakan
metode Uktub. Di dalam buku Uktub ada kolom penilaian yang diisi guru
dengan rentang nilai dari 1-100, setelah siswa latihan menulis al-Qur’an.
Selain itu evaluasi juga berupa EHB (Evaluasi Hasil Belajar) pada setiap
semester berbentuk ujian tulis dan lisan. Lalu nanti nilainya dimasukkan ke
rapor. Hasil penilaian ini akan menjadi acuan bagi siswa untuk melanjutkan ke
jenjang kelas berikutnya atau masih harus tetap di jenjang kelas sebelumnya.
82

Dalam pengamatan peneliti, sarana dan prasarana juga masih perlu


menjadi perhatian pihak lembaga untuk ditingkatkan lagi, seperti sarana
bermain untuk anak agar ditambah jenis alat permainan lainnya sehingga
siswa/i termotivasi untuk selalu datang ke TPA dan dapat mengoptimalkan
kegiatan pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini.

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa


pembelajaran baca tulis al-Qur’an pada anak usia dini di TKA-TPA Plus
Jakarta Islamic Centre sudah baik, dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh
pihak lembaga pendidikan Islam TKA-TPA Plus Jakarta Islamic Centre,
namun masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan yaitu metode serta
sarana dan prasarana, agar pembelajaran baca tulis al-Qur’an yang merupakan
awal pendidikan al-Qur’an dapat menunjukkan hasil yang optimal, sehingga
kelak dewasa nanti, anak-anak usia dini ini memiliki kepribadian yang
religius.
It
I

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama HimmatulUliya

NIM 1 0 8 01 0 0 0 1 7 2

Jurusan PendidikanAgamaIslam

BacaTulis Al-Qur'anpadaAnak Usia Dini


JudulSkripsi Pembelajaran

(PenelitianDeskriptif di TKA-TPA Plus JakartaIslamic Centre


JakartaUtara)

No. Paraf
No. JudulBuku/Referensi Footnote Pembimbine
BAB I
AhmadSyarifuddin,MendidikAnak
Mimbaca, MenuJisdqnMencintatAl-Qur'ai, I
I (Jakarta:GemaInsaniPress,2005),Cet.II, h.
-{

41.
BAB II
Margaret E. Bell Gredler, Belaiar dan
Membelajarkan (Jakarta:PT Raja Grafindo, I
2. -r/
1994),h. I

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran(Jakarta:


a
Grasindo,1996)cet.ke-5,h. 53. 2 -/

Slameto,Belajar dan Faktor-Faktoryang


4. Mempengaruhinya (Jakarta:RinekaCipta, J

2003),Cet.IV,h.2.

HamzahB. Uno, Model Pembelajaran, 4


5. Cet.III,h. v.
(Jakarta:
Bumi Aksara,2008),

Ahmad Munjin Nasih danLilik Nur Kholidah,


Metodedan TeknikPembelaiaranPendidikon
6. AgamaIslam, (Bandung:PT Refika Aditama, f

2oo9),h. 19.

't
I

r
//
Ibid.,h. t9-21
7. 6
BambangSutjipto,"PenggunaanMetoda
Jurnal Tekttodik,Vol. 7, 2003,
Pembelajaran",
8. 7
h.81.

DepartemenPendidikanNasional, Kamus
Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
9. 8
(Jakarta:PT Gramedia PustakaUtama, 2008)
Cet.I. Ed. IV. h. 109.

1 0 . Ibid.,h.1497. 9 -/

AhmadSyarifuddin,MendidikAnak
Membaca,Menulisdan MencintaiAl-Qur'an, 10
ll
(Jakarta:GemaInsaniPress,2005),Cet.II, h.
17.

Abdul Majid Khon,PraktikumQira'at,


12. (Jakarta: il
Amzah,2007),h, l-2.

Maidir HarundanDasrizal,Kemampuan
Membacadan MenulisHuruf Al-Qur'an pada
1 3 . SiswaSMA,(Jakarta:BadanLitbangdan l2
Agama,2008),
Diklat,Departemen h. 13.

DepartemenAgamaRI,AI-Qur'an dan
1 4 . Terjemahannya,(Bandung:CV Penerbit l3
Diponegoro,2005),Cet.X, h.479.

1 5 . I b i d . ,h . 4 5 0 . t4

ImamNawawi,Peringkas:SyaikhYusufAn-
Nabhani,RingkasanRiyadhushShalihin,T eri.
1 6 . dariMukhtashorRiyaadhushShoolihiin oleh 15
Abu KhodijahIbnu Abdunohim,(Bandung:
IrsyadBaitusSalam,2012),Cet.XI, h. 160.

1 7 . AhmadSyarifuddin,
Op.Cit.,h.4l. t6

1 8 . MuhammadAbdul Oadir Ahmad, Metodolosi t7 /t


II
I
;,

Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Rineka


Cipta, 2008),h. 78.

19. Ibid.,h.79. l8
/

Sa'adRiyadh,LangkohMudahMengairahkan
AnakHafal Al-Qur'an,(Solo:Samudera, l9
20.
2009),h. 14. /

2 t . AhmadSyarifuddin,
op.cit.,h. 68.

MuhammadAli Sunan,MetodePengajaran
20
J
Al-Qur'an,2014,h.l, 21
22.
(http://muhammadalisunan.blogspot.com). ,/

ZakiahDaradjat dl<k.,MetodikKhusus
PengajaranAgamaIslam, (Jakarta:Bumi 22
23.
Cet.IV,h. 91.
Aksara,2008), -/,

24. I b i d . , h .9 1 . 23 "t_?;
Syamsuddin MZ., TasrifinKarim dan
Mamsudi AR.,PanduanKurikulum dan
Pengajaran TamanKanak-KanakAl-Qur' an 24
2 5 . (TKA)
TamanPendidikonAl-Qur'an (IPA) ,
(Jakarta:LPPTKA BKPRMI Pusat,2006), h. /
35-46.
Masnipal, Siap Menjadi Guru dan Pengelola
26. PAUD Profesional, (Jakarta:PT. Elex Media 25
Komputindo, 2013),h. 78. /

Belaiar
Anita Yus, PenilaianPerkembangan
3 0 . Anak TamanKanak-Kanak,(Jakarta:Kencana, 26
2 0 11 ) ,h . 1 6 . /

3 1 . Masnipal,op. cit, h. 82. 27

3 2 . AnitaYus,op.cit,h.17. 28

,{
n
I
I

Dini
Isjoni, Model PembelajaranAnak Usia
-26'
(Bandung: Alfabeta, 2009)' h' 25

rbid..h.26-3r.

ffiffiledomanTelmis
i r"y a rnggoraan PALID (PendidikanAnak
UsiaDinil(Bandung:PT' Remaja -
Rosdakarva- 2008)'Cel III, hl!:!!

oP'cit, h' 64'


AhmadSYarifuddin,

Ib i d ,h .6 8 .

@apanMendidik
.lnoi,Terj. dariAthfalulMuslimin,Katfu
Rtabiahumun NabiyyulAmiin olehBahrun
ef"U"f.* Ihsan Zuiaidi, (Bandung: Irsyad
j1!
BaitusSalam,2005)'bL1-Q

oP'cit', h' 68'


AhmadSYarifuddin,

Ib i d .,h .7 0 -7 1 .

Ibid.,h.8l.

@acaTulisAl-Qur'an
untukAnakUsiaDini,2}l4,h' 7'
1992.b19g9P9!99rn)'
://yollymulya

"l
$'
t
I

Imam Ma'ruf dan Eep Khunaefi, "Fenomena


MaraknyaMetode Al-Qur'an; Upaya
1a
+). Membacadan MengenalAl-Qur'an Lebih 39 -/
Cepat", Majalah Hidayah, Jakarta,I Agustus
2 0 0 3 .h . 1 0 1 .

i40
44. Ib i d .,h .1 0 0 . -/

Muhammad Muhyidin, Mengajar Anak


4 5 . BerakhlakAI-Qur an, (Bandung:PT Remaja 4l
Rosdakarya,2008), Cet. III, h. 48-49.

46. Ibid.,h.49. 42

47.

Abu Maschuri, Uhub SebuahPengantar


43
z
4 8 . Menulis BahasaArab dan Al-Qur'an, (Jakarta: 44
YayasanSuksesMandiri, 2009),h. ii. /

Dokumen TKA-TPA Plus JakartaIslamic


49. 45
Centre JakartaUtara.

Andriani,"Pembelajaran BacaTulisAl-
Qur'andi SMPIslamParungBogor",Skripsi
50. padaS1 UIN SyarifHidayatullahJakarta, 46
-/
Jakarta,2009,h. 69,tidak dipublikasikan.

Dewi Masyrifah,"Penerapan Kurikulum

51
MuatanLokal BacaTulis Al-Qur'andi SMP
NegeriPurwodadiPasuruan",SkripsipadaS1
UIN MaulanaMalik IbrahimMalang,Jakarta,
2009,h. 8-9,tidakdipublikasikan.
47 4
Desiana,A.Ma. "Meningkatkan Kemampuan
MembacaAl-Qur'an padaAnak Usia Dini
52. 48
Melalui PenerapanMetode Iqro' Plus Kartu /
Huruf di RA. Ummatan Wahidah Curup",
i
I
I

SkripsipadaS1Universitas Bengkulu,
Bengkulu,2013,h.iii, tidakdipublikasikan.

BAB ru

Bisri Mustofa, Metode Menulis Slcripsidan I


53.
Tesis,(Yogyakarta:Optimus,2008),h. 51.

Sugiyono. Metode Penelitian P endidikan, 2


5 4 . (Bandung:
Alfabeta,2011),Cet.XII, h. 117.

55. Ibid.,h.lr8.

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian


Kuantitatif, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia 4
56.
Group,2010),Cet.V, h. 134.

Direktorat PendidikanMadrasah Direktorat


Jenderal Pendidikan Islam Kementerian
5 7 . Agama RI, Kurikulum M/BA/TA' (Jakarta: 5
Departemen Agama,20l1),h. 9.

5 8 . BurhanBungin,op.cit.,h.126. 6

Tim PenyusunPedomanPenulisanSkripsi
59. FITK, PedomanPenulisanSkripsi, (Jakarta: 7
2013).h.67,
UIN SyarifHidayatullah,

op.cit.,h.335.
60. Sugiyono. 8

AnasSudijono,PengantarStatistik
6 1 . Pendidikan,(Jakarta:Raja GrafindoPersada, 9
2006),Cet.)Ofl, h. 43.
tt
KEMENTERIAA
NG A M A FITK-FR-AKD-081
U INJA K A R T A T g l .T e r b i t : 1 Maret 2010
F IT K F O R M( F R )
N o .R e v i s i : : 01
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputa! 15412 tndonesia

S U R A TB I M B I N G A NS K R I P S I
Nomor : Urr.0l/F.I /KNL0t.3t:)*q2\z Jakarta,l0 Februari2012
Lamp. : -
Hal : BimbinganSkripsi

KepadaYth.

Dra. Hj. Eni RosdaSyarbaini, M. Si.


P e r n b i m b i nSgk r i p s i
FakultasIlnruTarbiyahdanKeguruan
UIN Syarif Hidal,atuI lah
Jakarta.

Assalamu'aI ai kun y,r.y,b.


Dengan ini diharapkankesediaarrSaudarauntuk rnenjadi penrbimbingI/ll
(nrateri/tek
ni s) penLrI i sansl<ripsirlalrasisrva:

Nama HimmatulUlil'a
NIM 1 0 8 0 t10 0 0 1 7 2
Jurusarr Pendidikan
AgarnaIslam
Semestcr Delapan
J u d u lS k r i p s i PengaruhPenerapanPernbelajaran
dengarrKecerdasanGanda
TerhadapHasil belajarFiqh Sisrva(KuasiEl:sperimen
di MTs yASplN,.\ Jakarta)
Judul tersebuttelah disetujuioleh Jurusanyarlg bersangkutan
pada tanggal l0 Februari
2012, abstraksilottlineterlarnpir.Saudaraclapatmelakukanperubahanredaksionalpada
judul tersebut.Apabila perubahansubstansialdianggap perlu,
nrolron pembirnbing
rnenghubungiJurusarr terlebihdahulu.

B.irnbinganskripsi ini diharapkanselesai clalarnrvaktu 6 (enarn) bularr, dan dapat


diperpanjangselama6 (enam)bulanberikutnyatanpasuratperpanjangan.

Atas perhatiandan kerjasamaSaudara,


karniucapkanterimakasih.

IYassalant u'alai kum wr.v'b.

a.n.Dekan
KajurPendidikan
AgamaIslam

'sdlim,
M.Ag
19680307 199803I 002
Tembusan:
l . D e k a nF I T K
2. Mahasisvi,a ybs.

"4
rr
N o .D o k u m e n FITK.FR.AKD-082
K E M E N T E R I AANG A M A
Tgl Terbit l Maret 2010
UIN JAKARTA FORM( FR) N o .R e v i s i : 01
FITK
J lr H .luanoaNo 95 Cipuat 15412lndonesia

S U R A TP E R M O H O N A N PENELITIAN

.31.13.7.12013
/F.1/KM.01
Nomor: Un.0'1 Jakarta,23 Desember2013
Lamp.. Outline/Proposal
Hal : Permohonan lzinPenelitian

KeoadaYth.

KepalaTKA-TPAPlusJakartalslamicCenter

di
Tempat

Assalamu'alaikum wr.wb.
bahwa,
Denganhormatkamisampaikan

Nama : H i m m a t uUl l i Y a
NIM : 108011000172
Jurusan : P e n d i d i k aAng a m al s l a m
Semester : 11 (Sebelas)
JudulSkripsi : PEMBELAJARANBACA TULIS AL-QUR'ANPADA ANAK USIA
di TKA-TPA PlusJakartaIslamicCenterJakarta
DINI (penelitian
Utara)
adalahbenarmahasiswa/i FakultasllmuTarbiyahdan KeguruanUIN Jakartayang
(riset) di
sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian
yangSaudara
instanii/sekolah/madrasah pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkanmahasiswa tersebut


melaksanakanpenelitian
dimaksud.

dan kerjasamasaudara,kamiucapkanterimakasih.
Atasperhatian

Wassalamu'alaikum wr.wb.

ikanAgarnaIslam

A ' qJ
"

199803I 002
Tembusan:
1. DekanFITK
2. PembantuDekanBidangAkademik
yangbersangkutan
3. Mahasiswa
1', ,/
I

\tFA p
s

TI(A I TPA PLUS


T'\o

JAKARTA ISLAMIC CENTRE


TuguUtara,Koja,JakartaUtarat4320.Telepon(02L14413069
Jl.KramatJaya, Fax.44835349

SURAT KETERANGAN
Nomor : 07/ TKA-TPA PLUS JlCilVl2014

Yang bertandatangan di bawah ini Kepala TKA-TPA Plus JakartaIslamic

CentreJakartaUtaradenganini menerangkanbahwa:

Nama : Himmatul Uliya

NIM :108011000172

Jurusan : PendidikanAgama Islam

Fakultas : Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : "PemhelajaranBaca Tulis Al-Qur'an pada Anak

UsiaDini (PenelitianDeskriptif di TKA-TPA Plw

Jakarta Islamic CentreJakaila Utara)'

Benar bahwa narnatersebutdi atastelah melaksanakanpenelitian skripsi di

TKA-TPA PlusJakartaIslamicCentrepadatanggal28 Desembers.d.l0 April 2014.

Adapun surat ini kami buat dengan sebenar-benarnyaagar dipergunakan

sebagaimana
mestinya.

Jakarta,1l April 2014

KepalaTKA-TPA Pl

Anda mungkin juga menyukai