Anda di halaman 1dari 160

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA DI SMP PERWIRA

ULUJAMI JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Kepala Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah


Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)

Oleh:

NASROPAH HOPIPAH

NIM: 17021018

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


(TARBIYAH)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUNNAJAH

JAKARTA

2021 M / 1443 H
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari
Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah Jakarta seluruhnya merupakan
hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya


kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas
sesuai norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi


ini bukan hasil karya sendiri atau adanya plagiat dalam dalam bagian-
bagian tertentu, saya menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang
saya sandang dan sangsi-sangsi lainnya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

Jakarta, 07 September 2021

(Nasropah Hopipah)

i
ABSTRAK
Nasropah Hopipah, 17021018, Manajemen Sarana dan
Prasarana di SMP Perwira Ulujami Jakarta Selatan, Skripsi: Program
Studi Manajemen Pendidikan Islam (Tarbiyah), Sekolah Tinggi Agama
Islam Darunnajah Jakarta, 150 halaman.
Untuk menunjang proses pembelajaran yang ada di sekolah, sarana
dan prasarana penting untuk diadakan. Pengelolaannya pun menjadi
perhatian agar prosesnya berjalan dengan teratur. Maka manajemen
sarana dan prasarana berperan besar dalam hal ini. Tujuan daripada
dibuatnya skripsi ini adalah untuk mengungkap dan melihat proses
manajemen yang sudah berjalan di SMP Perwira Ulujami Jakarta
Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif
dengan teori manajemen POAC. Dari penelitian yang dilakukan
didapatkan kesimpulan bahwa manajemen sarana dan prasarana di SMP
Perwira Ulujami berjalan berdasarkan perencanaan yang dilakukan di
awal tahun. Dalam tahap pengorganisasian belum berjalan dengan baik
dikarenakan jumlah personalia yang masih kurang. Pelaksanaan
manajemen sarana dan prasarana meliputi dua hal yaitu pengadaan dan
penggunaan. Segala bentuk pengadaan sarana dan prasarana berdasarkan
dengan RAKS (Rencana Anggaran Kerja Sekolah) yang disusun saat
rapat kerja tahunan guru. Penggunaan sarana dan prasarana berjalan
tanpa adanya prosesur khusus. Penggunaan hanya dilakukan berdasarkan
kebutuhan saat itu. Sedangkan pengawasan dilakukan berupa
pemeliharaan sewaktu waktu pada beberapa sarana dan prasarana yang
ada.
Kata Kunci: Manajemen, Sarana dan Prasarana Sekolah, Pengawasan,
Perencanaan, Pengorganisasian.

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang disusun oleh:

NAMA : NASROPAH HOPIPAH

NIM/NIRM : 17021018

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

JUDUL : Manajemen Sarana dan

Prasarana di SMP Perwira

Ulujami Jakarta Selatan

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan Sidang

Munaqasyah Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah

(STAIDA) Jakarta.

Jakarta, 3 Agustus 2020


Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Nashiruddin Cholid, M. Ag Idham, M. Pd


Mengetahui
Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Matnur Ritonga, S.H.I., M.Pd

iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Manajemen Sarana Dan Prasarana Di SMP
Perwira Ulujami” ini telah diujikan dalam sidanh munaqosyah Sekolah
Tinggi Agama Islam Darunnajah Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam (Tarbiyah) Jakarta dan dinyatakan lulus pada tanggal 14
September 2021.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk


memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) program Strata 1 (S1)
dalam bidang Pendidikan Islam.

Jakarta, 14 September 2021

Panitia Sidang Munaqosyah

Ketua Merangkap Anggota Sekertaris Merangkap Anggota

Duna Izfanna, M. Ed., Psy., Ph. D Idham, M. Pd

Anggota Penguji,

Penguji I Penguji II

Matnur Ritonga, S. Hi., M. Pd Rokimin, M. Pd

iv
KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi dengan berjudul “Manajemen Sarana
dan Prasarana di SMP Perwira Ulujami Jakarta Selatan.” Tidak lupa
shalawat serta salam, semoga senantiasa tercurah kepada sang pemimpin
tauladan yaitu Rasulullah Muhammad SAW, juga kepada keluarga, para
sahabat, serta para pengikutnya yang meniti jalan perjuangannya hingga
hari akhir.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar


sarjana pendidikan (S. Pd) dalam program studi Manajemen Pendidikan
Islam (Tarbiyah) Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah (STAIDA)
Jakarta. Dalam menyusun skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini,
penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ibu Duna Izfanna, M.Ed., Psy., Ph.D. Ketua Sekolah Tinggi


Agama Islam Darunnajah (STAIDA) Jakarta.
2. Bapak M. Irfanudin Kurniawan, M. Ag selaku wakil ketua I
bidang akademik STAI Darunnajah Jakarta.
3. Bapak H. Hendro Risbiantoro, M. S selaku wakil ketua III bidang
hubungan luar negri dan kemahasiswaan STAI Darunnajah
Jakarta.

v
4. Bapak Matnur Ritonga, S.H.I., M.Pd. Ketua Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam (Tarbiyah) Sekolah Tinggi Agama
Islam Darunnajah (STAIDA) Jakarta.
5. Bapak Dr. H. Nashiruddin Cholid, M.Ag. Selaku pembimbing 1
yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
memberikan bimbingan, motivasi, koreksi, saran dan kritik
dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Idham, M. Pd Selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan
bimbingan, motivasi, koreksi, saran dan kritik dalam penulisan
skripsi ini.
7. Seluruh Dosen sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah
(STAIDA) Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
mendidik sekaligus membina selama masa perkuliahan.
8. Bapak Hadi Utomo, S. E, M. M, selaku Kepala Sekolah SMP
Perwira Ulujami, Jakarta Selatan yang telah mengizinkan saya
melakukan penelitian di SMP Perwira Ulujami, Jakarta Selatan.
9. Segenap jajaran guru SMP Perwira Ulujami Jakarta Selatan, yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan informasi untuk
penelitian.
10. Kedua orang tua tercinta ayahanda A. Junaedi dan ibunda
Humaeroh, adik adik tersayang, dan sanak kerabat yang dengan
segenap rasa kasih dan sayangnya senantiasa mendo’akan,
mendidik, membimbing, memotivasi dan pengayomi penulis,
baik moril ataupun materil.
11. Seluruh sahabatku, angkatan 2017 Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam (Tarbiyah) yang telah memberikan do’a,

vi
motivasi, serta telah banyak membantu dan saling bahu
membahu dalam menuntut ilmu di kampus tercinta.
12. Kepada semua pihak yang sangat membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini yang penulis tidak bisa menyebutkan
namanya satu persatu.

Dengan penuh kesadaran diri dan dengan kerendahan hati, penulis


menyadari bahwa hanya Allah lah yang memiliki segala kesempurnaan,
sehingga tentu masih banyak lagi rahasia-Nya yang belum banyak tergali
dan belum kita ketahui. Oleh karena itu, penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran membangun dari teman-teman dan
pembaca sekalian sehingga terjadi suatu sinergi yang pada akhirnya akan
membuat pemikiran ini bisa disempurnakan lagi di masa yang akan
datang untuk kemajuan mahasiswa masyarakat pada khususnya dan
seluruh umat manusia pada umumnya.

Jakarta, 07 September 2021

Penulis

Nasropah Hopipah

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................... i


ABSTRAK ............................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... Error! Bookmark not
defined.
KATA PENGANTAR ............................................................................ v
DAFTAR ISI ....................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Fokus Penelitian dan Subfokus Penelitian .................................. 5
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
F. Sistematika penulisan .................................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................ 8
A. Manajemen .................................................................................. 8
1. Pengertian Manajemen ............................................................ 8
2. Fungsi Manajemen ................................................................. 11
B. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan .......................... 16
1. Pengertian manajemen sarana dan prasarana Pendidikan ...... 16
2. Klasifikasi Sarana dan Prasarana Pendidikan ........................ 19
3. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan .......... 21
4. Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana.............................. 23
5. Standar Sarana dan Prasarana ................................................ 36
C. Penelitian Relevan ..................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 43

viii
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 43
B. Pendekatan Metode Yang Digunakan ....................................... 43
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 44
1. Wawancara ............................................................................. 44
2. Observasi ............................................................................... 46
3. Dokumentasi .......................................................................... 48
D. Data dan Sumber Data ............................................................... 49
1. Sumber data Primer ............................................................... 49
2. Sumber data Sekunder ........................................................... 50
E. Teknik Analisis Data ................................................................. 50
F. Validasi Data ............................................................................. 51
1. Uji Kredibilitas Data .............................................................. 51
2. Mengadakan Member Check ................................................. 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 55
A. Gambaran umum SMP Perwira Ulujami Jakarta Selatan .......... 55
1. Sejarah SMP Perwira Jakarta Selatan .................................... 55
2. Visi SMP Perwira Jakarta Selatan ......................................... 56
3. Misi SMP Perwira Jakarta Selatan ......................................... 56
4. Struktur Organisasi SMP Perwira Ulujami Tahun ajaran
2020/2021 ...................................................................................... 57
5. Letak Geografis SMP Perwira Ulujami ................................. 58
6. Data Kepala Sekolah dan Tenaga Pendidik SMP Perwira
Ulujami .......................................................................................... 59
7. Keadaan Siswa SMP Perwira Ulujami .................................. 61
8. Kondisi Sarana Dan Prasarana di SMP Perwira Ulujami ...... 62
B. Temuan penelitian ..................................................................... 64
1. Perencanaan Sarana dan Prasarana SMP Perwira Ulujami ... 64
2. Pengorganisasian Sarana dan Prasarana SMP Perwira Ulujami
70

ix
3. Pelaksanaan Sarana dan Prasarana SMP Perwira Ulujami .... 73
4. Pengawasan Sarana dan Prasrana SMP Perwira Ulujami ...... 81
C. Pembahasan Penelitian .............................................................. 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 94
A. Kesimpulan ................................................................................ 94
B. Saran .......................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 98
Lampiran 1. SK Pembimbing ......................................................... 104
Lampiran 2. Surat Pengantar Observasi.......................................... 105
Lampiran 3. Kartu Laporan Bimbingan Skripsi ............................ 107
Lampiran 4. Pedoman Observasi .................................................... 110
Lampirna 5. Catatan Hasil Observasi ............................................. 113
Lampiran 6. Hasil Wawancara ........................................................ 119
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN OBSERVASI ........................... 145
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................... 149

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia.
Pendidikan adalah upaya sadar dan sungguh sungguh dari dalam
dirinya untuk mengubah manusia dengan segala potensinya agar
menjadi lebih baik, berkualitas sehingga menjadi manusia yang
bermanfaat.1 Karena manusia membutuhkan pendidikan sebagai
salah satu proses pengembangan diri dalam setiap aspek kehidupan.
Proses perkembangan dalam Pendidikan ini didapatkan dalam setiap
proses pembelajaran.
Menurut Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 menjelaskan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.2
Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk
membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan
siswa untuk mencapai tujuan pendidikan nasional diantaranya

1
Urip Triyono dan Mufarohah, Bunga Rampai Pendidikan (Formal,
Nonformal dan Informal), (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hal 1.
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional

1
2

menjadi manusia yang bertaqwa, menjadi warga negara yang baik,


dan manusia yang berbudi pekerti yang baik.
Oleh karena itu begitu pentingnya Pendidikan bagi manusia
sebagai sarana mengembangkan minat, bakat serta potensi dalam
dirinya sebagai pembentuk karakter seseorang, maka memerlukan
proses pembelajaran yang tentunya didukung oleh sarana dan
prasarana yang mencukup. Dengan sarana dan prasarana yang
mencukupi diharapakan outputnya darisana akan mencapai tujuan
awal dari sebuah lembaga pendidikan itu sendiri.
Pentingnya sarana dan prasarana sebagai aspek penunjang
dalam kegiatan Pendidikan ini dijelaskan dalam Undang Undang
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bahwa ‘Setiap satuan pendidikan
formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang
memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial,
emosional, dan kejiwaan peserta didik’3.
Sarana dana prasarana merupakan segenap proses pengadaan
dan pendayagunaan komponen komponen yang secara langsung
maupun tidak langsung mendukung jalannya proses Pendidikan
secara efektif dan efisien.4 Maka ketersediaan sarana dan prasarana
di sekolah merupakan aspek penting dalam penyelenggaraan
Pendidikan. sekolah dengan sarana dan prasarana yang baik akan
menghasilkan output yang lebih baik daripada sekolah yang
ketersediaan sarana dan prasarana pendidikannya kurang memadai.

3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
4
Irjus Indrawan, Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
(Yogyakarta: Deepublish, 2015), hal. 10
3

Sarana adalah salah satu penunjang keberhasilan Pendidikan.


Oemar hamalik menjelaskan bahwa demi mewujudkan fungsi dan
tujuan Pendidikan nasional, maka peran dan fungsi system dan
proses pembelajaran dan pengajaran ternyata sangat penting. Dalam
dunia Pendidikan, selain dibutuhkannya guru-guru yang memiliki
kemampuan dan kecakapan yang lebih mumpuni, juga diperlukan
strategi dan sikap yang baru, peralatan yang lebih memadai, dan
system administrasi yang lebih teratur.5

Sebagai salah satu unsur yang berpengaruh terhadap kualitas


pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan harus dikelola dengan
baik dan benar. Agar tercapainya tujuan pendidikan. Baik kepala
sekolah, guru, para staf, wali murid, masyarakat dan para siswa.
Semua anggota pendidikan tersebut harus saling bahu membahu dan
memiliki kesadaran untuk menjaga sarana prasarana pendidikan
supaya dalam kondisi baik dan siap ketika akan diganakan.

Alat alat pembelajaran seperti laboratorium, merupakan salah


satu media yang mampu menunjang perkembangan teknologi yang
canggih dan merupakan media belajar yang mampu mendukung
kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Sebagai
salah satu lembaga pendidikan swasta, SMP Perwira berupaya
memnuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang ada dibutuhkan
siswa-siswanya. sehingga sarana dan prasarana sebagai penunjang
kegiatan belajar siswa telah terpenuhi sesuai dengan standar sarana
dan prasarana yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional

5
Oemar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000),
hal 3.
4

Pendidikan. Badan Standar Nasional Pendidikan dalam hal ini


menetapkan dengan Peraturan Menteri, yang dalam garis besarnya
antara lain6:
1. Setiap sarana Pendidikan wajib memiliki sarana dan yang
meliputi perabot, peralatan Pendidikan, media Pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang
meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan
pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, perpustakaan,
ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit
beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan
ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
3. Standar keragaman jenis peralatan laboratorium, ilmu
pengetahuan alam (IPA), laboratorium bahasa, laboratorium
komputer, dan peralatan pembelajaran lain pada satuan
pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal
peralatan yang harus tersedia.
4. Standar jumlah peralatan diatas, dinyatakan dalam rasio
jumlah minimal peralatan perperserta didik.

6
E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standar
Kompetensi Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 45
5

B. Fokus Penelitian dan Subfokus Penelitian


Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus penelitian
yang diambil adalah Manajemen Sarana dan Prasarana. Adapun
subfokus dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Proses perencanaan sarana dan prasarana di SMP Perwira


Ulujami, Jakarta Selatan
b. Proses pengorganisasian sarana dan prasarana di SMP
Perwira Ulujami, Jakarta Selatan
c. Proses pelaksanaan sarana dan prasarana di SMP Perwira
Ulujami, Jakarta Selatan
d. Proses pengontrolan sarana dan prasarana di SMP Perwira
Ulujami, Jakarta Selatan

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses perencanaan sarana dan prasarana di SMP
Perwira Ulujami, Jakarta Selatan?
2. Bagaimana proses pengorganisasian sarana dan prasarana di
SMP Perwira Ulujami, Jakarta Selatan?
3. Bagaimana proses pelaksanaan sarana dan prasarana di SMP
Perwira Ulujami, Jakarta Selatan?
4. Bagaimana proses pengontrolan sarana dan prasarana di SMP
Perwira Ulujami, Jakarta Selatan?

D. Tujuan Penelitian
Setelah mengetahui masalah yang ada, penelitian ini
dilakukan dengan tujuan sebaga berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana proses perencanaan sarana dan
prasarana di SMP Perwira Ulujami, Jakarta Selatan.
6

b. Untuk mengetahui bagaimana proses pengorganisasian sarana


dan prasarana di SMP Perwira Ulujami, Jakarta Selatan.
c. Untuk mengetahui agaimana proses pelaksanaan sarana dan
prasarana di SMP Perwira Ulujami, Jakarta Selatan.
d. Untuk mengetahui bagaimana proses pengontrolan sarana dan
prasarana di SMP Perwira Ulujami, Jakarta Selatan.

E. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini berlangsung, peneliti mengharapkan


adanya tindak lanjut dari pihak sekolah dalam proses manajemen
Sarana dan Prasarana sekolah agar menjadi lebih baik. Baik dalam
segi pengadaan, pengelolaan maupun penggunaan sarana dan
prasarana di sekolah. Sehingga warga sekolah dapat menggunakan
sarana dan prasarana dengan nyaman. Serta tumbuhnya kesadaran
dalam diri pengguna sarana dan prasarana sekolah dalam menjaga
dan mengelola sarana dan prasarna yang ada.
Adapun penelitian ini tidak ditujukan untuk menjadi rujukan
bagi sekolah lain dalam pengelolaan sarana dan prasarananya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap bagaimana proses
manajemen sarana dan prasarana yang berjalan di sekolah tersebut.

F. Sistematika penulisan
Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Manajemen Sarana
dan Prasarana Pendidikan di SMP Perwira Ulujami, Jakarta Selatan”
disusun dengan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab,
yaitu:
7

BAB I Pendahulua: dalam bab ini membahas tentang Latar


Belakang Masalah, fokus dan subfokus penelitian, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori: pada bab ini akan menjelaskan


tentang teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan dalam
penelitian yang akan dilakukan dan juga penelitian terdahulu yang
relevan.

BAB III Metodologi Penelitian: pada bab ini akan dijelaskan


tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data dan uji validitas data.

BAB IV Hasil Penelitian: bab ini berisi pembahasan hasil


penelitian yang telah dilakukan diantaranya berisi sejarah SMP
Perwira Ulujami, Jakarta Selatan, penemuan penelitian dan
pembahasan hasil penelitian yang telah diperoleh.

BAB V Penutup: bab ini merupakan bab penutup dari pada


skripsi yang berisi kesimpulan dan beberapa saran.
BAB II

KAJIAN TEORI
A. Manajemen
Dalam pelaksanaan suatu kegiatan di dalam sebuah organisasi
tentunya sangat diperlukan manajemen dan pengelolaan yang baik.
Agar pelaksanaannya berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan yang
telah direncanakan. Guna mencapai tujuan maka diperlukan sebuah
tindakan yang disebut pengelolaan.
Dalam dunia Pendidikan sendiri manajemen bukan lagi hal
yang asing. Karena dalam pelaksanaan Pendidikan tentunya juga
sangat diperlukan manajemen yang baik.

1. Pengertian Manajemen
George dalam buku Yayat Ruhiyat mengemukakan
pendapatnya tentang pengertian manajemen. Ia menyatakan bahwa
“manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari planning,
organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan oleh
sekelompok manusia sebagai suber daya pelaksana untuk mencapai
tujuan”.7 Maka dapat kita pahami bahwa manajemen merupakan
pola pengelolaan yang dilakukan oleh sejumlah orang dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam
perencanaan.
Wijayanto dalam bukunya menyatakan teori manajemen dari
Marry dan Gilbert yang menjelaskan bahwa Manajemen adalah seni

7
Yayat M. Herujito, Dasar Dasar Manajemen. (Jakarta: Grasindo, 2006), hal.
3

8
9

dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.8 Berdasarkan


apa yang dipaparkan Wijayanto dalam bukunya yang mengutip dari
pernyataan Marry bahwa manajemen dilakukan bersama orang lain
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Merujuk pada apa yang telah
disampaikan George bahwa dalam manajemen terdapat point
Organizing. Maka tentunya hal ini merupakan kemampuan
seseorang dalam mengatur orang lain untuk suatu tugas tertentu
sehingga pelaksanaan manajaemen suatu organisasi dapat berjalan
dengan baik.
Menurut bahasa manajemen berasal dari bahasa Inggris yang
akar katanya adalah manage yang berarti mengurus, mengatur,
melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan.9 Sedangkan
management diartikan sebagai pengelolaan, ketata laksanaan, atau
tata pimpinan. Management yang berarti ‘the activity of running and
controlling a business or similar organization.’10 Maka dari itu
manajemen dapat diartikan sebagai usaha usaha atau aktivitas yang
dijalankan untuk melaksanakan setiap tugas dan mengurus
pelaksanaan dalam suatu organisasi agar berjalan secara efektif.
Malayu mendefinisikan manajemen sebagai ilmu dan seni
mengatur proses memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber-

8
Dian Wijayanto, Pengantar Manajemen. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2012), hal. 1
9
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia An English-
Indonesian Dictionary. Cetakan 26 (Jakarta: Gramedia, 2005), hal. 372.
10
Management (Def. 1) (n.d). Dalam Oxford Learners Dictionary Online.
Diakses melalui https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/definition/english/
management?q=management, 26 maret 2021.
10

sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu


tujuan tertentu.11
Reeser dalam Syafaruddin menjelaskan defenisi manajemen
yaitu meliputi orang yang melakukan tanggung jawab dalam
mewujudkan tujuan dalam suatu struktur organisasi dan peran yang
jelas.12 Artinya manajemen berkaitan dengan organisasi, memiliki
struktur yang jelas dengan pembagian tugas dan kewenangan formal
sebagai upaya menggerakkan personil melakukan tugas mencapi
tujuan.
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas dapat kita simpulkan
bahwa manjemen merupakan proses pengelolaan yang dilakukan
dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengontrolan
dan evaluasi kegiatan agar pelaksanaannya berjalan secara efektif.
Efektif berarti pelaksanaannya sesuai dengan perencanaan diawal
dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen juga
merupakan seni dalam mengurus dan mengatur seseorang dalam
melaksanakan tugasnya sehingga dapat berjalan secara maksimal.
Dalam perspektif Islam, konsep manajemen lebih dekat
maknanya kepada proses atau kegiatan “mengatur” sebagaimana
Allah menyebutkan dalam Alquran Surah As-Sajadah ayat 5:
‫ا‬ ‫ا‬ ‫يدبِّر ااۡل ا‬
‫ض ُُثَّ يَ اع ُر ُج اِّلَ اي ِّه ِّ اِف يَ اوٍم َكا َن ِّمق َد ُارۤه‬
ِّ ‫الس َمآِّء اِّ ََل اۡلَ ار‬ ‫ن‬ ِّ
‫م‬
َّ َ َ َ ُ َ ُ ‫ر‬ ‫م‬
‫ا‬
‫ف َسنَ ٍة ِّّمَّا تَعُد اُّو َن‬ َ َ‫ا‬‫ل‬

11
Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta: Bumi Aksara,
2004), hal. 54
12
Syafaruddin., Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Tangerang: Ciputat
Press, 2005), hal 42
11

Artinya:
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan)
itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah
seribu tahun menurut perhitunganmu.

Dari pengertian makna ayat tersebut dapat disimpulkan


bahwa Allah adalah Zat yang mengatur seluruh alam semesta atau
ciptaan Allah. Dalam istilah pengetahuan manajemen yang
mengatur adalah manajer, sedangkan alam dan segala isinya adalah
bagian yang diatur oleh manajer Agung, yaitu Ilahi Robby.

2. Fungsi Manajemen
Manajemen tidak hanya dilakukan dalam dunia bisnis. Tapi
juga dilakukan diberbagai lini organsisai lainnya. Termasuk dalam
dunia Pendidikan. Manajemen yang baik sangatlah dibutuhkan
untuk mengelola sebuah sekolah. Maka dari itu manajemen
Pendidikan dalam suatu sekolah sangat diperhatikan mutunya.
Manajemen Pendidikan adalah rangkaian kegiatan yang berupa
proses pengelolaan atau usaha kerja sama kelompok manusia yang
tergabung dalam organisasi Pendidikan.13
Fungsi manajemen dikemukakan oleh Fayol bahwa fungsi
fungsi utama dalam sebuah manajemen adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pemberian perintah dan
pengawasan.14 Dalam fungsi fungsi ini tentunya mempunyai peran
yang sangat penting bagi keberlangsungan organisasi.

13
Suhelayanti, dkk. Manajemen Pendidikan, (Medan: Yayasan Kita Menulis,
2020), hal. 5
14
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 2011), hal 21.
12

Gulich menyampaikan teorinya mengenai fungsi manajemen


dengan menambahkan fungsi reporting dan budgeting.15 Reporting
atau pelaporan yaitu menyampaikan setiap proses yang sedang dan
telah dilakukan selama berjalannya organisasi. Sedangkan
Budgeting adalah segala aktivitas yang berkenaan dengan
pendanaan dalam organisasi tersebut. Dua aspek ini menurut penulis
juga dirasa penting dalam suatu organisasi.
O’Donnel dalam Handayaningrat menyampaikan teorinya
perihal fungsi manajemen yan meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan pegawai, pengarahan dan
pengawasan.16 Sedangkan Siagian memberikan rincian fungsi
manajemen sebagai berikut: perencanaan, pengorganisasian,
pemberian motivasi, pengawasan dan evaluasi.17
Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat fungsi manajemen
lima fungsi manajemen, yaitu Planing (Perencanaan), Organizing
(Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling
(Pengawasan). Untuk memahami pengertian dari masing masing
fungsi manajemen berikut penjelasannya.
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan berasal dari kata dasar rencana yang berarti
rancangan; buram (rangka sesuatu yang akan dikerjakan). 18
Menurut KBBI perencanaan adalah proses, cara, perbuatan

15
Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hal 28
16
Abdurrahmat Fathoni, Organisasi & Manajemen Sumber daya manusia,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal 27.
17
Abdurrahmat Fathoni, Organisasi & Manajemen Sumber daya manusia, hal
29.
18
Rencana (Def. 2) (n.d) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Online. Diakses melalui https://kbbi.web.id/rencana, 20 maret 2021. Pukul 15.00
13

merencanakan (merancangkan): hal itu dilaksanakan sepenuhnya


sebagai upaya pemikiran dan perencanaan pengembangan sebuah
organisasi agar dicapai pertumbuhan yang efisien dan teratur. 19
Bisa diartikan pula perencanaan merupakan setiap proses
persiapan dan penentuan-penentuan tentang apa saja yang akan
dikerjakan dalam batas waktu tertentu. Dalam perencanaan harus
memiliki aspek aspek yang bisa mendukung jalannya suatu
organisasi. Diantaranya yaitu penentuan strategi, kebijaksanaan,
proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan
standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.20 Perencanaan
yang jelas akan menghemat waktu pelaksanaan suatu pekerjaan.
Setidaknya ada 4 tahap dalam melakukan perencanaan.21
1) menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
2) merumuskan keadaan saat ini. Yaitu pemahaman terhadap
posisi perusahaan saat ini dari tujuan yang hendak dicapai.
3) Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan.
4) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
mencapai tujuan.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Menurut Siagian Organizing (Pengorganisasian) adalah
keseluruhan proses pengelompokan sumber daya manusia,
peralatan, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang
sedemikian rupa sehingga dapat terbentuk suatu organisasi yang

19
Perencanaan (n.d) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.
Diakses melalui https://kbbi.web.id/rencana, 20 Maret 2021 Pukul 15.30
20
T. Hani Handoko, Manajemen, hal 23
21
T. Hani Handoko, Manajemen. hal 79
14

dapat dilaksanakan sebagai suatu kesatuan untuk mencapai


tujuan yang telah di tetapkan.22
Pengorganisasian adalah kegiatan membentuk ikatan
dalam rangka menjalin hubungan baik antara tiap-tiap bagian
atau sub-sub bagian sehingga didapat koordinasi yang baik
diantara orang-orang yang terlibat dalam proses kerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pengorganisasian juga
berisi penentuan sumer daya dan kegiatan kegiatan untuk
mencapai tujuan organisasi, penugasan tanggung jawab dan
pendelgasian wewenang kepada individu untuk melaksanakan
tugas-tugasnya.
c. Actuating (Pelaksanaan)

Pelaksanaan berisi penggerakan atau suatu tndakan untuk


dapat mengusahakan agar semua anggota kelompok mau nekerja
dengan senang hati sehingga tujuan organisasi dapat tercapat
secara efisien dan efektif.23 Tahap fungsi pelaksanaan yaitu
melaksanakan segala hal yang sudah ditetapkan dalam tahap
perencanaan. Dapa tahap ini juga delegasi tugas yang sudah
diberikan kepada pengemban wewenang maka dia melaksanakan
tanggung jawab yang sudah diberikan pada tahap
perngorganisasian.

22
Syamsuddin, 2017. “Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan” Jurnal Idaarah, Vol. I, No. 1, Juni 2017, hal. 66
23
Abdurrahmat Fathoni, Organisasi & Manajemen Sumber daya manusia.
hal. 30
15

Prinsip yang harus dipatuhi dalam fungsi actuating atau


pelaksanaan diantaranya24:

1) Prinsip yang tertuju pada sasaran dimana dalam


melaksanakan fungsi actuating penting mendapatkan
dukungan dari fungsi-fungsi yang lain seperti planning,
organizing, dan controlling yang efektif
2) Prinsip kesesuaian dengan sasaran dimana seorang
bekerja untuk mencukupi kebutuhannya. Kebutuhan akan
terpenuhi apabila karyawan dapat bekerja dengan efektif
dan menyumbangkan keahliannya untuk mencapai
sasaran dari organisasi.
3) Prinsip kesatuan komando dimana seorang bawahan
hanya mempuyai satu alur dalam melaporkan
pekerjaannya. Pelaporan tersebut ditujukan hanya kepada
satu atasan sehingga kesalahan dalam pemberian
komando dapat dikurangi.

d. Controlling (Pengawasan)
Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan satu tim
yang bertindak dan bertugas mengumpulkan segala data dan
informasi yang diperlukan oleh pimpinan organisasi untuk menilai
kemajuan dan kemunduran dalam pelaksanaan pekerjaan.25
Pengawasan membantu penilaian apakah perencanaan,

24
Nurul Rizka Arumsari, “Penerapan Planning, Organizing, Actuating dan
Controlling di UPTD DIKPORA Kecamatan Jepara”. Jurnal Unpand Online. 4
25
Abdurrahmat Fathoni, Organisasi & Manajemen Sumber daya manusia,
hal. 30
16

pengorganisasian, penyusunan personalia, pelaksanaan pekerjaan


berjalan dengan efektif.26 Ada tiga tipe-tipe pengawasan, yaitu :
1) Pegawasan pendahuluan, yaitu pengawasan yang dilakukan
untuk menganisipasi masalah-masalah atau penyimpangan
dari standar dan tujuan organisasi
2) Pengawasan concurrent, yaitu pengawasan yang dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan.
3) Pengawasan umpan balik, yaitu pengawasan yang
dilakukan untuk mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan
yang telah diselesaikan.

Adapun tahapan dalam pelaksanaan proses pengawasan


adalah sebagai berikut.27

1) Penetapan standar pelaksanaan (perencanaan)


2) Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
3) Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
4) Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan
penganalisaan penyimpangan-penyimpangan
5) Pengambilan tindakan koreksi bila perlu.

B. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan


1. Pengertian manajemen sarana dan prasarana Pendidikan
Sarana dan prasarana pendidikan adalah dua hal yang
berbeda. Sarana Pendidikan adalah segala hal yang mencakup

26
T. Hani Handoko, Manajemen. Hal. 360
27
T. Hani Handoko, Manajemen, hal. 363
17

peralatan dan perabotan sebagai fasilitas yang digunakan dalam


kegiatan pendidikan baik secara bergerak maupun tidak bergerak.
Irjus menyampaikan pendapat tentang sarana dan prasarana
dengan mengutip teori dari Mulyasa yang menyebutkan bahwa
sarana merupakan perlatan yang secara langsung digunakan
dalam proses kegiatan Pendidikan seperti gedung sekolah,
perpustakaan, ruang kelas, kantor sekolah, laboratorium dsb.
Sedangkan prasarna adalah fasilitas yang ikut menunjang dalam
proses kegiatan belajar mengajar, seperti halaman sekolah, tata
tertib sekolah, kantin dsb.28
Dapat disimpulkan bahwa sarana merupakan peralatan
bersifat langsung yang apabila peralatan tersebut tidak memadai
maka kegiatan belajar mengjara bisa saja terhambat atau tidak
efektif. Sedangkan prasarana bersifat tidak langsung, dimana jika
prasarana tidak tersedia di Lembaga Pendidikan tersebut tidak
akan terlalu mempengaruhi kegiatan Pendidikan yang ada di
sekolah.

Arikunto menjelaskan bahwa Sarana dan prasarana


Pendidikan adalah semua fasilitas yang dibutuhkan dalam
kegiatan belajar mengjar, baik yang bergerak maupun tidak
bergerak agar pencapaian tujuan Pendidikan dapat terlaksana
secara efektif dan efisien.29

28
Indrawan Irjus, Pengantar Sarana dan Prasarana Pendidikan.
(Yogyakarta: deepublish, 2015), hal. 10.
29
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi.
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), hal. 83.
18

Manajemen sebagaimana telah dijelaskan bahwa


manajemen adalah segenap proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengontrolan serta evaluasi
dalam suatu kegiatan dalam organisasi tertentu. Maka
manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan segenap proses
perencanaa pengadaan dan pengoptimalan kegunaan pada
komponen-komponen yang secara langsung maupun tidak
langsung dalam proses Pendidikan di Lembaga Pendidikan guna
mencapai tujuan dari pada Lembaga Pendidikan itu sendiri.30
Sarana dan prasarana Pendidikan merupakan hal yang
wajib ada dalam sebuah Lembaga Pendidikan. Karena sarana dan
prasarana yang memadai mampu menunjang kegiatan belajar
mengajar secara efektif dan efisien. Sehingga ketercapaian dari
tujuan Pendidikan iu sendiri dapat dengan lancar dilaksankan.
Karena sarana dan prasarna Pendidikan merupakan hal
mutlak yang harus dimiliki sekolah, maka diperlukan juga
manajemen yang baik yang mampu mengatur dan
mengoperasikan sarana dan prasarana dalam Lembaga
Pendidikan tersebut sehingga pendayagunaannya menjadi efektif
dan efisien.
Manajemen sarana dan prasrana pendidikan juga bertugas
sebagai perencana dalam pengadaan serta perawatan peralatan-
peralatan serta fasilitas penunjang yang digunakan dalam
Lembaga Pendidikan itu sendiri.31 Sehingga seluruh peralatan

30
Indrawan Irjus, Pengantar Sarana dan Prasarana Pendidikan, hal 10
31
Nurbaiti, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Jurnal Manajer
Pendidikan, Volume 9, Nomor 4, Juli 2015, hal. 536-546
19

sarana serta fasilitas prasarana dapat terjaga keutuhannya serta


kenyamanannya dapat dirasakan bagi warga sekolah dalam
penggunaannya.
Pengadaan sarana dan prasarana juga harus disesuaikan
dengan kebutuhan sekolah, jangan sampai pengadaan sarana dan
prasarana disekolah pun terlalu berlebihan sehingga tidak
bermanfaat karena tidak digunakan. Sesuai dengan kriteria dalam
PP Menteri No. 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana Pendidikan.

2. Klasifikasi Sarana dan Prasarana Pendidikan


Menurut Bafadal disebutkan bahwa sarana pendidikan
diklasifikasikan kedalam tiga hal,32 yaitu:
a. Habis tidaknya
Sarana Pendidikan yang habis dipakai adalah segala
bahan atau alat yang dapat berkurang jumlahnya dan
berubah bentuknya apabila digunakan dan habis dalam
kurun waktu tertentu. Contoh, spidol, tinta, bahan
praktikum, bola, lampu, kertas dsb.
Sarana Pendidikan yang tidak habis adalah peralatan
atau bahan yang utuh dan tidak berkurang meskipun
digunakan secara terus menerus dan dalam kurun waktu
yang relative lama. Contoh, kursi, meja, computer, ruang
kelas, dsb.
b. Sarana pendidikan yang bergerak

32
Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal.
85-86.
20

Sarana Pendidikan bergerak yaitu segala bentuk


peralatan yang dapat digerakkan dan dipindah sesuai
kebutuhan penggunanya. Contoh, lemari arsip, kursi,
meja dsb. Sarana Pendidikan tidak bergerak adalah segala
bentuk peralatan yang permanen dan tidak dapat
dipindahkan. Contoh, saluran listrik, MCK, dsb.
c. Ditinjau berdasarkan hubungan dengan kegiatan belajar
mengajar
 Alat pelajaran. Yaitu segala bentuk peralatan yang
dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Seperti
buku, papan tulis, spidol dsb.
 Alat peraga. Alat peraga adalah segala peralatan yang
ikut membantu berjalannya proses pendidikan yang
dapat memberikan pemahaman dan pengertian bagi
para siswa dalam memahami materi pembelajaran.
 Media pengajaran Adalah segenap peralatan yang
digunakan sebagai perantara dalam proses
Pendidikan dan pengajaran. Ada tiga jenis media,
yaitu media media visual, dan media audio visual.

Ketiga kelompok sarana ini tentunya memerlukan


manajemen sarana yang baik agar prosesnya dapat berjalan
dengan lancar sehingga pelaksanaan kegiatan pembelajaran
pun tidak terhambat dengan alasan sarana yang tidak
21

memadai. Selanjutnya prasarana dikelompokkan dalam dua


bagian yaitu:33

a. Prasarana yang secara langsung dipakai dalam proses


belajar mengajar, seperti laboratorium, ruang praktik
dsb.
b. Prasarana yang idak digunakan dalam proses
pembelajaran namun keberadaannya diperlukan
untuk mendukung berjalannya proses Pendidikan
disekolah. Contoh, ruang guru, ruang kepala sekolah,
dsb.

Sarana dan prasarana merupakan dua hal yang berbeda,


namun keduanya tidak dapat dihilangkan sebagai kebutuhan
sekolah dalam menunjang kegiatan belajar mengajar sebagai
proses Pendidikan di sekolah. Maka pengadaan serta
perawatan sarana dan prasarana juga sangat penting agar
pendayagunaan peralatan serta fasilitas tersebut dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Sarana dan prasarana yang memadai
ini juga tentunya sangat berpengaruh terhadap ketercapaian
tujuan dalam lembaga pendidikan tersebut.

3. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan


Adapun tujuan daripada manajemen Pendidikan yaitu
menyediakan layanan yang professional dalam sarana dan

33
Mona Novita, “Sarana dan Prasarana yangbaik menjadi bagian ujung
tombak keberhasilan Lembaga pendidikan islam” Nur El-Islam, Vol. 4, No. 2, Oktober
2017, 104
22

prasarana sehingga memberikan kontribusi yang bagus


terhadap pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran
dalam lembaga pendidikan dengan terciptanya lingkungan
sekolah yang indah serta nyaman bagi warga sekolah. Tujuan
manajemen sarana dan prasarana menurut Bafdal dapat dirinci
kedalam beberapa poin berikut:34
a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana
Pendidikan dengan system perencanaan yang tepat.
Dari perencanaan yang tepat diharapkan mampu
menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan
kebutuhan sekolah.
b. Untuk mengelola sarana dan prasarana sehingga
pengunannya optimal.
c. Untuk memelihara sarana dan prasarana agar tetap
dalam kondisi yang baik dan dapat digunakan secara
efektif.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa


tujuan manajemen sarana dan prasarana yang ada dilembaga
pendidikan adalah sebagai pengelola sarana dan prasarana
yang ada di sekolah mulai dari perencanaan pengadaan
peralatan sarana dan prasarana, pengadaannya sampai pada
pemeliharaan peralatan sarana dan prasarana sekolah. Selain
itu manajemen sarana dan prasarana juga bertujuan untuk
mengelola penggunaan segala bentuk sarana dan prasarana

34
Indrawan Irjus, Pengantar Sarana dan Prasarana Pendidikan. hal 10
23

sekolah digunakan dengan optimal sebagai bentuk pelayanan


secara professional agar pembelajaran berlangsung secara
efektif dan efisien.35

4. Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana


Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas
mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar
dapat memberikan kontribusi yang secara optimal dan berarti
pada jalannya proses pendidikan.36 Pada pelaksanaannya
manajemen sarana dan prasarana berfungsi sebagai berikut:

1) Perencanaan kebutuhan
Manajemen yang baik dalam sebuah organisasi tentunya
memiliki administrasi yang rapih dan jelas teratur, tidak
gegabah dalam menentukan langkah. Dalam setiap
pelaksanaannya tentunya diperlukan perencanaan yang baik
sehingga jelas apa apa saja yang akan dilaksanakan. Hal ini
dlakukan tentunya guna menghindari hal hal yang tidak
diinginkan di masa yang akan datang. Seperti kesalah
kesalahan pelaksanaan ataupun sebagainya.
Begitu juga halnya dengan perencanaan dalam sarana
dan prasarana. Dengan menentukan skala prioritas dan apa apa
yang yang diperlukan didahulukan dari pada kebutuhan yang

35
Nurmadiah, Manajemen Sarana dan Prasarana, Jurnal Al-Afkar Vol. VI,
No. 1, 2018, hal. 35
36
Ike Malaya Sinta, Manajemen Sarana dan Prasarana, Journal Islamic
Education Management Vol 4 No. 1, 2019.
24

lain. Perencanaan yang baik berdasarkan analisis kebutuhan


premier dengan skala prioritas bagi kebutuhan-kebutuhan
sehingga didapatkan urutan kebutuhan yang mendesak dalam
pelaksanaan kegiatan dan kebutuhan yang bisa ditunda utuk
pemenuhan peralatan sarana dalam suatu kegiatan.37
Perencanaan dalam manajemen sarana dan prasarana
tentunya termasuk dalam perencanaan pendidikan. Mengutip
dari Ahmad Qurtubi tentang pengertian perencanaan
pendidikan yaitu dijelaskan bahwa perencanaan pendidikan
adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam
menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta
memutuskan dengan keputusan yang diambil harus memiliki
konsistensi yang berhubungan secara sistematis dengan
keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang itu sendiri
ataupun bidang lain dalam aspek pembangunan. Perencanaan
ialah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk
dialaksanakan pada suatu jangka waktu tertentu guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.38
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwasannya perencanaan dalam pendidikan konsepnya
adalah sebagai berikut: 1) suatu rancangan kegiatan yang
dirumuskan sesuai dengan visi, misi dan tujuan dari pada
pendidikan tersebut; 2) berisikan langkah-langkah dalam
pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan

37
Ary H. Gunawan, Administrasi Madrasah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2002), hal. 117.
38
Ahmad Qurtubi, Administrasi Pendidikan (Tinjauan Teori & Implementasi),
(Surabaya: CV. Jakad Media Publishing, 2019), hal. 49.
25

pendidikan; 3) sebagai alat pengendalian kontrol terhadap


seluruh lapisan warga sekolah; 4) berisi rumusan hasil yang
akan dicapai dalam pelaksanaan pelayanan pendidikan kepada
siswa; dan 5) berkaitan dengan masa depan proses
perkembangan dan pembangunan dunia pendidikan dalam
periode tertentu sehingga memiliki value yang lebih.39
Dari poin poin diatas, dalam pelaksanaan perencanaan
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan tentunya harus
disesuaikan dengan visi dan misi sekolah sehingga
pelaksanaan kegiatan berjalan beriringan dengan tujuan yang
telah ditentukan dalam visi dan misi yang ada di sekolah.
Manajemen sarana dan prasarana dalam aspek
perencanaan juga sebagai alat kontrol terhadap pengendalian
seluruh warga sekolah. Dalam hal ini dapat dicontohkan jika
seorang kepala sekolah akan membuat perencanaan
pengadaan peralatan sarana dan prasrana tentunya harus
membuat perencanaan yang memiliki skala prioritas sehingga
dapat didahulukan mana yang lebih penting diantara
kebutuhan yang lain, yang tentunya hal ini berkaitan dengan
proses pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah. Dari segi
pendekatannya, perencanaan pendidikan dikelompokkan atas
4 jenis,40 yaitu:
a) Perencanaan terintegrasi (integrated planning),
yaitu perencanaan yang mencakup keseluruhan

39
Udin S. Saud dan Abin S. Makmun, Perencanaan Pendidikan, Suatu
Pendekatan Komperhensif, (Jakarta: remaja Rosdakarya, 2007), hal. 15.
40
Manap Somantri, Perencanaan Pendidikan, (Bogor: IPB Press, 2014), hal.
8.
26

unsur pendidikan sebagai suatu sistem dalam


pola pembangunan nasional
b) Perencanaan komprehensif (comprehensive
planning), yaitu perencanaan yang dibuat secara
sistematis dan sistemik, sehingga membangun
suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh;
c) Perencanaan strategis (strategic planning), yaitu
perencanaan yang dibangun berdasarkan skala
prioritas, sehingga segala macam sumber daya
yang ada dapat diatur dan dimanfaatkan secara
seksama dan seakurat mungkin.
d) Perencanaan operasional (operational
planning), yang mencakup kegiatan
pengembangan dari perencanaan strategis.
Pelaksanaan dari keempat rumusan diatas dapat
diterapkan dalam perencanaan pengadaan sarana dan
prasarana dalam beberapa aspek yaitu:
a) sarana dan prasarana yang dirancang tentunya harus
memiliki klasifikasi sesuai jangka waktu
penggunaan. Yaitu jangka panjang, menengah dan
jangka pendek, baik dari aspek kualitas maupun
kuantitas.
b) Pengadaan peralatan sarana dan prasarana harus
sesuai dengan kebutuhan warga sekolah maupun
masyarakat sekitar. Sehingga tepat sasaran bagi para
penggunanya.
27

c) Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana


dimaksudkan agar pendidikan dapat lebih signifikan,
efektif dan efisien.
Dalam membuat perencanaan untuk pengadaan sarana
dan prasarana penidikan dapat dibedakan menjadi dua jenis.
Yaitu barang bergerak dan tidak bergerak.
a) Perencanaan barang bergerak
i. Barang habis pakai
 Menyusun draft berdasarkan analisis kebutuhan
dari masing-masing bidang pendidikan.
 Mengkalkulasikan perkiraan dana bagi pengadaan
masing-masing barang berdasarkan periode
tertentu.
ii. Barang tidak habis pakai
 Menyusun draft kebutuhan masing masing-masing
bidang pendidikan dengan menganalisa peralatan
atau barang yang masih layak pakai pada jangka
waktu tertentu.
 Membuat draft perkiran dana untuk barang-barang
yang diperlukan.
 Menentukan pengutamaan dalam pengadaan
barang berdasarkan keuangan yang telah tersedia
serta keperluan dalam periode tertentu.41
iii. Pengadaan barang tidak bergerak

41
Ary H. Gunawan, Administrasi Madrasah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2002), hal. 130.
28

Pengadaan untuk barang barang tidak bergerak


dalam hal ini dimaksudkan bagi barang-barang yang tidak
bisa dipindahkan keberadaanya dalam lingkungan
sekolah. Contoh: tanah dan bangunan.

Selain itu pembuatan draft keperluan sarana dan


prasarana pendidikan di sekolah juga tentunya harus
memperhatikan beberapa pertimbangan bahwa:

a) Pengadaan keperluan sarana dan prasarana


berdasarkan perkembangan sekolah.
b) Pengadaan sarana dan prasarana untuk menggantikan
barng-barang yang telah habis, rusak maupun hilang.
c) Pengadaan sarana dan prasarna sebagai persediaan
barang.

Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan tentunya


adalah proses yang penting dalam pelaksanaan perencanaan
pendidikan di sekolah guna menetapkan kebutuhan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di
lembaga pendidikan. Dengan memeperhatikan kebutuhan
primer dan kebutuhan penunjang. Dalam perencanaan ini
tentunya tidak gegabah, harus teliti dan jelas berkaitan dengan
peringkat sarana dan prasarna yang diperlukan, jumlah, jenis,
kendala dan harganya.

2) Pengorganisasian sarana dan prasarana


Menurut Jabnoun Organisasi umumnya terdiri dari
beragam indvidu dengan keunikannya masing-masing, dan
29

keunikan tersebut direflesikan dalam organisasi.42 Maka dapat


sebuah perkumpulan dapat dikatakan organisasi jika terdapat
system kerja sama secara jelas diatur siapa menajalankan apa,
siapa bertanggung jawab atas siapa, arus komunikasi dan
memfokuskan sumber daya pada tujuan. Menurut Barnard
organisasi mengandung tiga elemen43, yaitu:
 Kemampuan untuk bekerja sama
 Tujuan yag ingin dicapai
 Komunikasi

Ernest memberikan pengorganisasian sebagai sebuah


proses yang berlangkah jamak.44 Proses pengorganisasian itu
digambarkan sebagai berikut:

42
Muchtar Latif, Surya Wahyuni, Teori Manajemen Pendidikan, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2018), hal. 233.
43
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, hal. 71
44
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan hal. 72
30

1. Pemerincian
Pekerjaan

2. pembagian
pekerjaan

3. Penyatuan
Pekerjaan

4. Koordinasi
Pekerjaan

5. Monitoring dan
Reorganisasi

Table 1. Proses Pengorganisasian

Adapun fungsi pengorganisasian dalam manajemen


Pendidikan adalah sebagai berikut:

 Fungsi Strukturalisasi, yaitu menetapkan struktur dan


penempatan dalam organisasi tersebut. Hal ini berkaitan
dengan penempatan personal, pekerjaan-pekerjaan.
 Fungsi Relationship, yaitu menjalin hubungan dengan pihak-
pihak eksternal Lembaga dengan mempertegas tugas, fungsi,
31

dan kewajiban-kewajiban, hak-hak, dan tanggung jawab


masing-masing anggota.
 Fungsi Integritas, yaitu usaha-usaha suatu Lembaga
pendidikan, yaitu usaha untuk menyelesaikan berbagai kegiata
Lembaga Pendidikan. Lembaga Pendidikan sebagai wadah
aktivitas yang mewujudkan tujuan Pendidikan.45

Dari fungsi-fungsi pengorganisasian dalam manajemen


Pendidikan tentunya hal paling penting dari semua itu adalah
sumber daya manusia yang memahami dan mampu
mengoptimalkan kemampuannya dalam menjalankan tugas.
Karena dalam organisasi kerja sama merupakan hal yang palin
penting guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Allah
SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 2:
‫ا ِّ ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬
‫اۡل ُِّث‬ ‫َوتَ َع َاونُ اوا َعلَى الِّ ِّب َوالتَّق ٰوى ۖ َوَۡل تَ َع َاونُ اوا َعلَى‬

ِّ ‫و االع ادو ِّان ۖ واتَّ ُقوا ٰاّلل ؕ اِّ َّن ٰاّلل َش ِّد اي ُد االعِّ َق‬
‫اب‬ َ َ َ َ ُ َ
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran” (QS.5:2).

3) Proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

45
Paruhuman Tampubolon, “Pengorganisasian dan Kepemimpinan Kajian
Terhadap Fungsi-fungsi Manajemen Organisasi Dalam Upaya Untuk Mencapai
Tujuan Organisasi”, Jurnal Stindo Profesional Volume IV, Nomor 3, Mei 2018. hal.
27
32

Pengadaan adalah proses mendatangkan sarana dan


prasrana pendidikan guna mendukung proses kegiatan
pendidikan di sekolah dari berbagai aspek. Dalam pelaksanaan
pengadaan dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya
yaitu:46

a) Pembelian dengan biaya pemerintah


b) Buatan sendiri
c) Pembelian dari biaya SPP
d) Bantuan dari BP3
e) Bantuan dari masyarakat
f) Pengadaan sarana prasarana dengan menyewa
g) Pengadaan sarana prasarana dengan meminjam
h) Mendaur ulang barng yang masih layak digunakan

Dalam konteks persekolahan, pengadaan sarana dan


prasarana pendidikan adalah serangkaian proses yang
dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang
atau jasa berdasarkan hasil perumusan perencanaan dengan
tujuan untuk menunjang setiap kegiatan pembelajaran agar
pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pengadaan
sarana dan sarana pendidikan di sekolah dapat dilakukan

46
Rusydi Ananda dan Oda Kinata Banurea, Manajemen Sarana dan
Prasarana, (Medan: CV Widya Puspita, 2017), hal. 31.
33

dengan dana rutin, dana dari masyarakat ataupun dana dari


pemerintah daerah atau anggota masyarkat lainnya.47

Pengadaan sarana dan prasarana bisa dalam berbagai


bentuk, sesuai kebutuhan yang ada di sekolah. Bisa dalam
bentuk perabot, buku, peralatan, bangunan dan tanah.
Pengelompokkan pengadaan sarana dan prasarana dibagi
dalam beberapa jenis, diantaranya:

a) Pengadaan buku
b) Pengadaan perabot
c) Pengadaan peralatan
d) Pengadaan bangunan48

4) Penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana


pendidikan

Sarana dan prasarana belajar memiliki peran yang


penting dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah.
Maka ketersediaan sarana dan prasarna yang lengkap serta
penggunaannya yang tepat juga mampu mendukung proses
belajar mengajar di sekolah. Pemanfaatan sarana dan prasarna
merupakan aspek yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar, sebab aktivitas belajar akan
berjalan dengan baik apabila didukung oleh sarana belajar

47
Soetjipto, raflis Kosasi, Profesi keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),
hal.171
48
Matin dan Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hal.28
34

yang nyaman dan memadai dan sebaliknya jika tidak ada


sarana dan prasarana yang baik mampu membuat siswa
terhambat dalam belajar sehingga dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa.

Pengguanaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu


segala bentuk pemanfaatan semua barang berdasarkan
kebutuhan secara efektif dan efisien. Pamanfaatan sarana dan
prasarna tentunya tidak boleh sembarangan, maka dalam
pemanfaatannya perlu mempertimbangkan beberapa hal
berikut:49

a) Tujuan yang hendak dicapai


b) Kesesuaian alat peraga yang digunakan dengan
pembelajaran yang sedang berlangsung
c) Adanya sarana dan prasarana penunjang
d) Karakteristik siswa

Pemakaian barang meliputi dua jenis yaitu inventarisasi


yang tidak habis sekali pakai dan inventaris habis pakai, dalam
administrasi logistik prinsip efesiensi dan efektivitas
merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari
adanya pemborosan, pemborosan terjadi karena dua sebab,
yaitu sikap dan kurangnya keterampilan mengelola
persediaan.

49
Nur Fatmawati, Andi Mappincara, Sitti Habibah, “Pemanfaatan Dan
Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan” Pembelajar: Jurnal Ilmu
Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran. 3 (2) Oktober, 2019, hal 119.
35

Adapun pemeliharaan sarana dan prasarana selalu


diperhatikan dan dipelihara dengan cara melakukan
pembersihan, perawatan, pengawasan secara berkala sesuai
dengan tanggungjawab masing masing. Pada aspek
pengelolaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan, hal-
hal yang penting yang perlu diperhatikan meliputi yaitu
pemeliharaan (maintenance), perbaikan peralatan (repair),
peningkatan (betterment), penggantian (replacement), dan
penembahan (addition).50

Nurabadi mengemukakan dalam buku Rusydi, bahwa


ada empat jenis proses pemeliharaan yang dapat dilakukan51,
yaitu:

a) Perawatan sarana dan prasarana secara terus menerus,


yaitu pemeliharaan terhadap hal hal yang memerlukan
perawatan lebih sering diantara yang lainnya.
b) Perawatan sarana dan prasarana secara berkala, yaitu
perawatan yang dilakukan secara teratur dan tetap.
c) Perawatan sarana dan prasarna secara darurat, yaitu
perawatan terhadap kerusakan yang bisa mengakibatkan
kerugian jika tidak segera diatasi.

50
Donni Juni dan Agus Garnida, Manajemen Perkantoran, (Bandung:
Alfabeta, 2013), hal. 229.
51
Nur Fatmawati, Andi Mappincara, Sitti Habibah, “Pemanfaatan Dan
Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan” Pembelajar: Jurnal Ilmu
Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran. 3 (2) Oktober, 2019, hal. 119
36

d) Perawatan sarana dan prasarana secara preventif, yakni


perawatan yang dilakukan pada jangka waktu tertentu
namun secara rutin.52

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa


perawatan terhadap sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah adalah aktivitas yang perlu dilaksanakan untuk
menjaga agar peralatan yang dibutuhkan oleh warga sekolah
dalam kondisi siap pakai. Kondisi siap pakai ini akan sangat
mendukung terhadap kelancaran proses pembelajaran yang
dilaksanakan di sekolah. Oleh karena itu, semua jenis sarana
dan prasarana yang ada di sekolah memerlukan perawatan,
pemeliharaan, dan pengawasan agar dapat diperdayakan
dengan sebaik baiknya.

5. Standar Sarana dan Prasarana


Berdasaarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 24
tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasara dijelaskan bahwa
dalam Lembaga pendidikan jenjang menengah sekurang-kurangnya
diperlukan kelengkapan saran dan prasarana yang mampu menunjang
proses pendidikan di sekolah tersebut. Adapun beberapa hal yang
perlu dilengkapi dalam pengadaan sarana dan prasarana menurut
peraturan Menteri Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:53

52
Rusydi Ananda dan Oda Kinata Banurea, Manajemen Sarana dan
Prasarana, (Medan: CV Widya Puspita, 2017), hal. 50-51
53
Permendiknas No. 24 Tahun 2007. KeMenterian Pendidikan dan Budaya
RI.
37

a. Ruang kelas
b. Ruang perpustakaan
c. Ruang laboratorium IPA
d. Ruang pimpinan
e. Ruang guru
f. Ruang tata usaha
g. Tempat beribadah
h. Ruang konseling
i. Ruang UKS
j. Ruang organisasi kesiswaan
k. Jamban
l. Gudang
m. Ruang sirkulasi
n. Tempat bermain/berolahraga

Adapun luas minimum lahan untuk Lembaga pendidikan


jenjang SMP diatur degan ketetntuan rasio minimum luas lahan
terhadap peserta didik seperti tercantum pada table berikut:

No Banyak rombongan Rasio minimum luas lahan terhadap peserta didik


belajar (m2/peserta didik)
Bangunan satu Bangunan dua Bangunan tiga
lantai lantai lantai
1 3 22,9 - -
2 4-6 16,0 8,5 -
3 7-9 13,8 7,5 5,1
38

4 10-2 12,8 6,8 4,7


5 13-15 12,2 6,6 4,5
6 16-18 11,9 6,3 4,3
7 19-21 11,6 6,2 4,3
8 22-24 11,4 6,1 4,3
Tabel 2.1

Rasio minimum luas lahan terhadap peserta didik pada jenjang


SMP/MTs

C. Penelitian Relevan
Setalah penulis mencari dan mencermati hasil penelitian yang
berhubungan dengan manajemen sarana dan prasarana pendidikan
pada fakultas tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah
Jakarta dari uraian dalam telaah Pustaka ini adalah untuk
menunjukkan originalitas penelitian dan untuk membedakan dengan
hasil penelitian lain serta untuk mengetahui tidak adanya kerancuan
objek penelitian dan segala masalahnya yang sudah diteliti orang lain.
Namun ada skripsi dari jurusan kependidikan yang islam yang hampir
ada kemiripan dalam pembahasan dari skripsi ini. Adapun beberapa
skripsi yang penulis temukan adalah sebagai berikut:

Skripsi saudara Miftahul Jannah yang membahas tentang


Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Peningkatan
Mutu Pendidikan Madrasah Aliyah Al Ikhwaniyah Pondok Aren
Tangerang Selatan tahun 2014. Skripsi dengan pendekatan kuantitatif
ini menggambarkan tentang bagaimana Manajemen Sarana dan
39

Prasarana mampu memengaruhi mutu pendidikan di Madrasah


Aliyah Al Ikhwaniyah Pondok Aren Tangerang Selatan.

Adapun hasil dari penelitian ini menghasilkan dua poin, yaitu:


terdapat pengaruh pengelolaan sarana dan prasarana dalam
peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Al Ikhwaniyah
Pondok aren Tangerang selatan. Manajemen sarana dan prasarna
pendidikan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap mutu
pendidikan di Madrasah Aliyah Al Ikhwniyah Pondok Aren
Tangerang Selatan. Berbeda dengan penelitian diatas, dari hasil
penelitian yang telah dilakukan tidak menggambarkan bagaimana
proses manajemen sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut
sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan dan
memberikan pengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan. maka
perlu adanya pembahasan bagaimana manajemen sarana dan prasarna
yang efektif dandan efisien.54

Skripsi saudara Yongka Saifullah yang membahas tentang


Hubungan Manajemen Sarana Pendidikan dengan Prestasi Belajar
Siswa Kelas VIII MTs Negri 13 Jakarta Selatan, tahun 2007. Dalam
skripsi ini memberikan gambaran keterkaitan antara manajemen
sarana dengan prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Negri 13 Jakarta
Selatan. Skripsi ini menggunakan pendekatan Kualitatif, kemudian
hasil dari pembahasan dalam skripsi ini menghasilkan 2 poin
kesimpulan, yaitu: adanya hubungan positif yang signifikan antara

54
Miftahul Jannah, Skripsi: “Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana
dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah Aliyah AL Ikhwaniyah Pondok Aren”
(Jakarta: STAIDA, 2014), hal. 65.
40

manajemen sarana dengan prestasi belajar siswa kelas VIII MTs


Negri 13 Jakarta, manajemen sarana memberikan kontribusi terhadap
prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Negri 13 Jakarta. Berbeda
dengan penilitan tersebut, dari hasil skripsi ini tidak ditemukan
adanya pembahasan yang menyeluruh terhadap manajemen sarana
yang dilaksanakan di Sekolah MTs Negri 13 Jakarta.55

Skripsi saudara Dian Amaliyani yang membahas tentang


Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarna Terhadap Akreditasi A
di Madrasah Aliyah Negri 1 Makassar, tahun 2017. Dalam skripsi ini
memberikan gambaran bagaimana pengaruh manajemen sarana dan
prasarna terhadap pencapaian nilai A dalam akreditasi di sekolah.
Dari hasil penelitian dalam skripsi ini menghasilkan beberapa
kesimpulan, bahwa adanya pengaruh yang diberikan manajemen
sarana dan prasarana terhadap akreditasi A di Madrasah Aliyah Negri
1 Makassar. Dalam penelitian ini didapatkan data bahwa manajemen
sarana dan prasarana di MAN 1 Makassar mememiliki manajemen
sarana dan prasarana berada dalam kategori sedang.56

Dari ketiga skripsi diatas, ditemukan beberapa persamaan dan


perbedaan diantaranya:

a. Pada skripsi saudara Miftahul, Yongka dan Dian ketiga


skripsi ini sama sama membahas bagaimana sarana dan

55
Yongka Saifullah, Skripsi: “Hubungan Manajemen Sarana dengan Prestasi
Belajar Siswa Kelas VIII MTs Negri 13 Jakarta Selatan” (Jakarta: STAIDA, 2007),
hal. 89.
56
Dian Amaliyani, Skripsi: “Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana
Terhadap Akreditasi A di Madrasah Aliyah Negri 1 Makassar” (Makassar: UIN
Alaudin Makassar, 2017), hal. 80
41

prasarana memberikan pengaruh terhadap


keberlangsungan sekolah dalam meningkatkan
kinerjanya sehingga dapat dilihat dari hasil akhir atau
pencapaian yang didapat oleh sekolah.
b. Ketiga skripsi ini memiliki perbedaan dalam hal-hal
yang dipengaruhi dari adanya sarana dan prasarana
pendidikan di masing-masing sekolah tersebut.
Berbeda tempat penelitian dan berbeda pula pengaruh
yang diteliti. Jika skripsi saudara Miftahul membahas
tentang bagaimana sarana dan prasarana memberi
dampak baik terhadap mutu pendidikan, skripsi saudara
Yongka membahas tentang sarana dan prasarana yang
memberi pengaruh terhadap prestasi belajar siswa di
sekolah. Berbeda dari kedua skripsi sebelumnya,
saudara Dian meneliti dan menjelaskan tentang
bagaimana sarana dan prasarana memberikan nilai
positif pada pelaksanakaan akreditasi di sekolah.

Berbeda dengan skripsi-skripsi diatas, dalam skripsi ini penulis


akan meneliti bagaimana proses manajemen sarana dan prasarana
pendidikan di SMP Perwira Jakarta Selatan berjalan. Mulai dari
proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan
dalam pengelolaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Selain
itu penulis juga akan menjelaskan bagaimana kondisi sarana dan
prasarana yang terdapat di SMP Perwira Jakarta Selatan, sehingga
dapat disimpulkan apakah manajemen sarana dan prasarana
pendidikan yang ada sudah sesuai dengan standar sarana dan
42

prasarana pendidikan yang seharusnya berlaku bagi lembaga


pendidikan pada jenjang sekolah menengah pertama.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Perwira Ulujami yang


bertempat di Jl. H. Dilun No.4, RT.1/RW.7, Ulujami, Kec.
Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12250.

Waktu pelaksanaan penelitian ini terdiri dari pra


penelitian yang dilaksanakan pada rentang bulan Desember 2020
– Februari 2021. Dan dilanjutkan penelitian lanjutan pada rentang
bulan Mei – Juli 2021.

B. Pendekatan Metode Yang Digunakan

Jenis penelitian yang digunakan peneliti untuk mengetahui


manajemen sarana dan prasarana di SMP Perwira adalah jenis
penelitian kualitatif. Pendekatan ini dilakukan untuk memahami
dan memberikan gambaran tentang isi data yang ada dalam
manajemen sarana dan prasana yang berjalan di lembaga
pendidikan tersebut. Penelitian ini mengungkapkan fakta yang
alamiah berdasarkan data yang diperoleh dari kepala sekolah,
guru, dan siswa sebagai penggun dari pada subjek yang akan
diteliti.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah


wawancara, observasi dan dokumentasi.

43
44

Peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif karena


berdasarkan pertimbangan.

1. Metode ini mudah karena berhadapan langsung dengan


kenyataan yang ada sesuai dengan realita
2. Menyajikan secara langsung hakikat hubngan antara
peneliti dengan responden
3. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan
diri dengan keadaan ketika berlangsungnya
penelitian.57

C. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini untuk memperoleh data dan informasi
yang tepat, maka peneliti menggunakan beberapa teknik dalam
pengumpulan data pengumpulan data yaitu, Wawancara,
Observasi, dan Dokumentasi.
1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai salah satu cara
mengumpulkan bahan atau data yang dibutuhkan apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk mencari
tahu permasalahan yang harus diteliti dan mendapatkan
informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan subjek
penelitian dari responden yang lebih detail dengan jumlah
responden yang sedikit atau kecil. Pada pelaksanaannya
wawancara dapat dilakukan secara terstruktur ataupun tidak

57
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, Cet ke 30, PT
Remaja Rosdakarya, 2014), hal. 9
45

tersetruktur dan dapat pula dilakukan dengan tatap muka


ataupun telepon.58
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan apabila peneliti
telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang
akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan
wawancara peneliti telah menyiapkan beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan hal-hal yang akan
diteliti, secara tertulis yang alternative jawabanya telah
disiapkan dan pada wawancara terstruktur ini setiap
responden diberi pertanyaan yang sama. Wawancara ini
memudahkan peneliti mendapatkan suatu data tertentu
dalam waktu yang singkat.
b. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara semacam ini digunakan untuk
menemukan informasi yang bukan baku atau informasi
tunggal. Wawancara ini sangat berbeda dari wawancara
terstruktur dalam hal waktu bertanya dan cara
memberikan respons, yaitu jenis ini jauh lebih bebas
iramanya.59 Pada wawancara tidak terstruktur peneliti
bisa mendapatkan lebih banyak informasi dari responden
saat melakukan wawancara. Karena wawancara ini
bersifat fleksibel dan tidak formal maka pelaksanaan
wawancara juga bisa sedikit lebih santai. Namun

58
Suryana Yaya. Metode Penelitian Manajemen Pendidikan, Cet ke 1
(Bandung: PT Pustaka Setia, 2015), hal. 226.
59
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, hal. 190-191.
46

wawancara ini sedikit membutuhkan waktu yang lebih


lama dari pada pelaksanaan wawancara yang terstruktur
karena lebih luasnya pembahasan dalam subjek
penelitian.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan teknik wawancara.
1) Siapa subjeknya
2) menyimak dan merekam jawaban dari subjek
3) Bagaimana pendapat atau pandangan dari subjek
terhadap pertanyaan yang di ajukan.60

Wawancara ini dilakukan untuk memperjelas


jawaban dari semua rumusan masalah yang ada. Dan
wawancara dilakukan secara langsung kepada kepala
sekolah dan dua guru yang sudah di tentukan. Lalu
wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data
mengenai proses manajemen sarana dan prasarana di
SMP Perwira Ulujami Jakarta Selatan.

2. Observasi
Secara umum terdapat empat jenis metode observasi
yaitu: 1. Observasi terbuka, 2. Observasi terfokus, 3. Observasi
terstruktur, 4. Observasi sistematis.
a. Observasi terbuka

60
Najib Mohammad. Metode Penelitian Manajemen Pendidikan, (Bandung,
PT Pustaka Setia, 2015), hal. 226.
47

Observasi terbuka dimulai dari pemikiran netral dan


tidak diadakan pengarahan terlebih dahulu sebelumnya,
sehingga observer dapat berimprovisasi untuk merekam
hal-hal penting dalam proses pembelajaran dalam rangka
penerapan tindakan perbaikan.
b. Observasi terfokus
Observasi terfokus adalah observasi yang dilakukan
secara spesifik, yaitu observasi yang diarahkan kepada
aspek tertentu dalam tindakan guru atau aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran.
c. Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang
ditandai dengan perekam data yang sederhana tetapi
dengan format lebih rinci, sehingga pengamat tinggal
membubuhkan tanda cacah atau tanda- tanda lain pada
kolom yang disediakan.
d. Observasi sistematis
Observasi sistematis adalah bentuk observasi yang
diarahkan pengkategorian bentuk dan jenis data
pengamatan yang disusun secara rinci. Penggunaan
observasi sistematis dilakukan akibat banyaknya kode
yang harus diberikan dalam format observasi.
Menurut Sugiyono mengutip dari pernyatan Patton
dinyatakan bahwa observasi memiliki beberapa manfaat 61,
diantaranya:

61
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2017), hal. 228.
48

c. Peneliti akan lebih mampu memahami konteks data


dalam keseluruhan situasi sosial.
d. Peneliti memperoleh pengalaman langsung, sehingga
memungkinkan peneliti menggunakan induktif.
e. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak
diamati orang lain, khususnya orang yang berada di
lingkungan itu.
f. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak
terungkapkan oleh responden karena bersifat sensitif.
g. Peneliti dapat menemukan hal hal yang diluar persepsi
responden, sehingga peneliti dapat menemukan
gambaran yang lebih komperhensif.
h. Peneliti tidak hanya mendapat data yang kaya, tetapi
juga memiliki kesan-kesan pribadi selama pengamatan
di lapangan.
Dalam observasi, peneliti mengamati dan meninjau
secara langsung apa saja hal atau permasalahan yang
menyangkut manajemen sarana dan prasarana di lingkungan
SMP Perwira Ulujami.

3. Dokumentasi
Dokumentasi berfokus pada objek yang diamati dalam
bentuk dokumen. Data yang terkandung dalam dokumen dapat
digali, dicacahkan, dikumpulkan, dengan menggunakan daftar
49

centang ataupun pedoman dokumentasi yang telah disusun


seperti halnya dengan observasi.62

Telaah dokumentasi adalah teknik pengumpulan data


yang dilakukan dengan menelaah dokumen yang ada untuk
mempelajari pengetahuan dan fakta yang hendak diteliti. Telaah
dokumen biasanya dilakukan dalam penelitian sejarah dan
harus didukung oleh pengetahuan teoritik dari penelitian.
Telaah dokumen dapat merupakan teknik utama dalam suatu
penelitian kualitatif dan dapat pula hanya sebagai pendukung
atau penunjang.
Dalam teknik ini peneliti menggunakanya dalam proses
mengadakan penelitian dilokasi tersebut, baik berupa tulisan
yang berbentuk dokumen, foto-foto, dan rekaman suara saat
wawancara.
D. Data dan Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dari penelitian ini adalah
subjek darimana data diperoleh. Adapun dalam penelitian ini
penulis mengelompokkan sumber data menjadi dua bentuk yaitu:
1. Sumber data Primer
Data primer adalah data-data yang diperoleh dari
hasil wawancara dengan narasumber, para narasumber
yang dituju diharapkan mampu memberikan informasi
tentang masalah yang terkait dengan judul peneliti.

62
Rusydi Ananda, dkk. Inovasi Pendidikan, (Medan: CV Widya Puspita,
2017), hal. 112-116.
50

Narasumber yang dituju adalah kepala sekolah


dan kepala bidang sarana dan prasarana SMP Perwira
Ulujami Jakarta Selatan untuk menanyakan bagaimana
proses manajemen sarana dan prasarana di SMP Perwira
Ulujami.
2. Sumber data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang diperoleh
dari data yang sudah ada, dan data sekunder diperoleh
dari data kepustakaan yaitu mengumpulkan data dari
kepala sekolah dan kepala bidang sarana dan prasarana
SMP Perwira Ulujami Jakarta Selatan untuk
mengetahui proses manajemen sarana dan prasarana di
sekolah tersebut.
E. Teknik Analisis Data
Dalam suatu penelitian dibutuhkan proses analisis data
yang berguna untuk menganalisis data yang telah terkumpul.
Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri atas berbagai
catatan dilapangan, gambar, foto, dokumen, laporan, biografi,
artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini
adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi
kode, dan mengategorikannya.
Sugiyono dalam bukunya yang mengutip dari Nasution
menyatakan bahwa analisis telah mulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan
berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian, namun
51

dalam penelitian kualitatif analisis data lebih difokuskan selama


proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.63
Analisis data merupakan tahapan penting, karena data yang
telah dikumpulkan bertransformasi dari tulisan-tulisan, baik
berupa transkrip wawancara atau catatan-catatan pengamatan,
menjadi data yang mengandung interpretasi dan pemahaman
peneliti serta keterkaitan dengan teori dan subtansi topik yang
diteliti. Pengorganisasian dan pengelolaan data bertujuan
menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat
menjadi teori substantif. Oleh karena itu, peneliti melakukan
analisis data merupakan bagian yang sangat penting karena
dengan analisis, suatu data dapat diberi arti dan makna yang
berguna untuk masalah penelitian.64

F. Validasi Data

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menguji


keabsahan data dengan uji kredibilitas data, uji transferability, uji
dependability, dan uji confirmability.

1. Uji Kredibilitas Data


Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data
hasil penelitian terhada berbagai macam cara, cara yang
dilakukan untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini
adalah menggunakan teknik triangulasi.

63
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hal. 245
64
Rusydi Ananda dan Tien Rafida, Inovasi Pendidikan, hal. 269.
52

Dalam proses pengumpulan data, triangulasi diartikan


sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai Teknik pengumpulan data
dan sumber data yang telah ada. Nilai dari Teknik
pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk
mengetahui data yang diperoleh meluas, tidak konsisten,
tuntas dan pasti.65
Maka dapat disimpulkan bahwa triangulasi adalah
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Tujuan triangulasi adalah untuk meningkatkan kekuatan
teoritis, metodologis, maupun interpretatif dari penelitian
kualitatif.
Terdapat empat macam triangulasi dalam pengujian
kredibilitas data,66 yaitu:
a. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber dapat dilakukan dengan
cara melakukan pengecekan data yang telah diperoleh
melalui berbagai sumber.
b. Triangulasi teknik.
Triangulasi teknik dapat dilakukan dengan
melakukan pengecekan data kepada sumber yang
sama, namun dengan teknik yang berbeda. Misalnya

65
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hal. 241-242
66
Arnild Augina Mekarisce, “Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data pada
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan Masyarakat” Jurnal Ilmiah Kesehatan
Masyarakat Vol. 12 Edisi 3, 2020. hal. 150
53

data yang telah diperoleh melalui wawancara kepada


informan A perihal perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengontrolan proses sarana dan
prasarana maka dilakukan pengecekan informasi
kembali melalui observasi, ataupun dokumentasi
kepada informan A tersebut, maupun sebaliknya.
c. Triangulasi waktu
Triangulasi waktu dapat dilaksanakan dengan
melakukan pengecekan ulang pada data dari sumber
dan tetap menggunaakan teknik yang sama, namun
dalam waktu atau keadaan yang berbeda. Waktu
dapat memengaruhi kredibilitas data. Bila hasil yang
diujikan menghasilkan data yang tidak sesuai, maka
daoat dilakukan secara berulang-ulang hingga dapat
ditemukan kepastian datanya.67
d. Triangulasi Teori
Hasil dari penelitian kualitatif berbentuk
rumusan informasi. Informasi itu kemudian
dibandingkan dengan sudut pandang teori yang
relevan untuk mneghindari kesalahan dalam berfikir
individual peneliti terhadap penemuan atau
kesimpulan yang didapatkan.
Pada penelitian ini, uji kredibilitas yang dilakukan
oleh peneliti adalah triangulasi Teknik. teknik pengumpulan
data yang dilakukan peneliti kali ini menggunakan

67
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2012), hal 274.
54

wawancara, observasi, dan dokumentsi, bila dengan tiga


teknik penguji data tersebut menghasilkan data yang
berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut
kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk
memastikan data mana yang dianggap benar.

Wawancara

Observasi Sumber Data

Dokumentasi

2. Mengadakan Member Check


Member check merupakan proses
pengecekan data yang diperoleh penelitian kepada
pemberi data. Tujuanya yakni untuk mengetahuai
seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa
yang diberikan oleh pemberi data, apabila data yang
ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti
data tersebut valid, sehingga semakin
kredibel/dipercaya.68

68
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung Pt Alfabeta, 2017), hal
185.
55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran umum SMP Perwira Ulujami Jakarta
Selatan
1. Sejarah SMP Perwira Jakarta Selatan
Yayasan pendidkan putra Indonesia yang didirikan sejak 4
agustus 1986 adalah sebuah yayasan yang didirikan dengan
maksud membantu pemerintah dalam penyelenggra pendidikan
yang berciri khas keagamaan. Sejak didirikan badan pengurus
yayasan terus melakukan konsilidansi eksternal dan internal.
Maksud dan tujuan didirikan yayasan ini adalah sebagai
berikut69:
a. Membantu pemerintah dalam memberikan pelayanan
pendidikan dan sosial dalam rangka membangun manusia
indonesia yang sehat, cakep, terampil, bermoral tinggi,
berjiwa pancasila, dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Meningkatkan kualitas mental spiritual masyarakat
melalui pembinaan kerohanian guna mendorong
pemilikan dan pengalaman budi pekerti yang luhur.
c. Meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
melalui pembinaan koperasi, usaha kecil dan menengah
serta kewirausahaan lainya.

69
Profil Sekolah SMP Perwira Ulujami
56

d. Meningkatkan dan memberdayakan potensi sumber daya


manusia
e. Meningkatkan sumber daya peserta didik guna
menyongsong abad global melalui pendidikan formal dan
informal.

2. Visi SMP Perwira Jakarta Selatan


Adapun Visi SMP Perwira Ulujami Jakarta selatan
“Terwujudnya peserta didik yang berprestasi, beriman, terampil,
mandiri dan berwawasan global.”

3. Misi SMP Perwira Jakarta Selatan


a) Menananmkan keyakinan melalui kegiatan keagamaan
b) Meningkatkan aktifitas akademik dan non akademik
c) Mengembangkan keterampilan dibidang iptek, bahasa,
olahraga dan seni budaya sesuai dengan bakat, minat dan
potensi siswa
d) Membina kemandirian siswa melalui kegiatan pembiasaan
dan pengembangan diri yang terencana dan
berkesinambungan.
e) Mengembangkan kegiatan yang menimbulkan kesadaran
warga sekolah sebagai bagian masyarakat global.70

70
Profil Sekolah SMP Perwira Ulujami
57

4. Struktur Organisasi SMP Perwira Ulujami Tahun ajaran


2020/2021
a. Identitas Kepala Sekolah
Nama Kepala Sekolah : H. Hadi Utomo, S.E, M.M
Tanggal Lahir : Indramayu, 12 November 1950
Alamat Rumah : Komplek Pinang Griya Permai
Jl. Cendrawasih I Blok B No. 104
RT/RW 009/005 Pinang, Kota
Tangerang
No. Hp : 0813-1059-0600
b. Tanggal Pengangkatan Kepala Sekolah:
 Periode 1: 15 Juli 2019
 Periode 1: 15 Juli 2020
c. Pendidikan dua jenjang terakhir:
Jenjang Tahun Institusi
SMA Negri 1 1977
D3 1980 IKIP
S1 1983 Moestopo
S2 1995 IMMI
Table 1 Riwayat pendidikan kepala sekolah SMP Perwira Ulujami
d. Wakil Kepala Sekolah dan Staf

Pendidikan Masa Kerja


Wakil Kepala Nama & No.
dan Sebagai Dalam
Sekolah Bidang Telp/HP
Jurusan Guru Jabatan
58

Kurikulum dan Sulastri, S. Pd,


Personalia M.M S2 11 Tahun 3 Tahun
(081280611514)
Kesiswaan dan Nurmansyah
Sarana dan Syafawi, S. Ag S1 20 tahun 3 tahun
Prasarana (08567536739)
Table 2 wakil kepala sekolah SMP Perwira Ulujami

e. Identitas Kepala Tenaga Administrasi


Nama : Munadi
Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Juli 1965
Alamat Rumah : Jl. H. Buang, Gg. Saumin Rt 002/07
Ulujami Jakarta Selatan.

5. Letak Geografis SMP Perwira Ulujami


SMP Perwira adalah salah satu satuan pendidikan dengan
jenjang SMP di Ulujami, Kec Pesanggrahan lebbih tepatnya
berada di Jl. H. Dilun No. 4.71

Kecamatan Pesanggrahan secara administrasi merupakan


bagian dari wilayah pemeritahan kota Jakarta Selatan dengan
jumlah kelurahan terdiri dari 5 kelurahan. Dan batas batas
wilayah Kecamatan Larangan adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan


Kembangan.

71
https://data.sekolah-kita.net/sekolah/SMP%20Perwira%20Jakarta_21885
diakses pada 18 Agustus 2021 pk. 15.43
59

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan


Kebayoran Lama.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Ciputat Timur.
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan
Larangan dan Pondok aren.

6. Data Kepala Sekolah dan Tenaga Pendidik SMP Perwira


Ulujami
Guru atau pendidik merupakan salah satu unsur penting
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Keberhasilan proses belajar mengajar dapat ditentukan dari guru
yang berkompeten dan mampu melaksanakan kegiatan dengan
kemampuan yang mumpuni. Kemajuan perkembangan sekolah
tidak terlepas daripada peran pendidik maupun para sumber daya
manusia yang ada didalamnya. Sumber daya manusia yang baik
dan mampu berkolaborasi dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar ini menentukan tercapai atau tidaknya tujuan daripada
pendidikan di sekolah itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas, maka SMP Perwira juga
memiliki tenaga pendidik yang mumpuni dan mampu
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan kompetensi
yang bagus. Adapun data kepala sekolah dan tenaga pendidik di
SMP Perwira adalah sebagai berikut72:
a. Pendidik

72
Profil Sekolah SMP Perwira Ulujami
60

Jumlah semua guru

Pendidikan Guru Jumlah


Guru tetap Guru honor Guru DPK
Terakhir bantu/PTT Guru
Pasca
Sarjana 3 1 4
(S2-S3)
Sarjana/S1 5 5 10
Sarjana
2 2
muda/D3
SLTA 1 1
Jumlah
11 6 17
Guru
Table 3 Data guru SMP Perwira Ulujami
b. Kependidikan
Jumlah tenaga administrasi

Pendidikan Pegawai Pegawai Pegawai Jumlah


Terakhir Tetap Honor DPK Pegawai

Pasca
Sarjana

Sarjana

Sarjana
muda/D3

SLTA/KPAA 4 4
SMP/SD 2 2
61

Jumlah
6 6
semua
Table 4 Administratur SMP Perwira Ulujami

7. Keadaan Siswa SMP Perwira Ulujami


Setiap pelaksanaan kegiatan kegiatan tentunya memiliki
objek tersendiri sebagai hal yang akan diolah dalam kegiatan
tersebut. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siswa
menjadi objek pelaksana setiap sistem dan program pembelajaran
yang ada di sekolah. Maka siswa memiliki peran penting bagi
berlangsungnya proses belajar mengajar di sekolah.
Berikut ini merupakan uraian data yang menggambarkan
keadaan siswa SMP Perwira Ulujami. Adapun jumlah peserta
didik di SMP Perwira saat ini berjumlah 182 siswa73.
a. Peserta didik baru tahun ajaran 2017/2018

Jumlah NIlai UN SD yang diterima


Presentase
Rata-
Peminat Diterima diterima Tertinggi Terendah
Rata
163 120
Table 5 Jumlah Pendaftar tahun ajaran 2017/2018

b. Jumlah rombongan belajar

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah


3 2 2 7

73
Profil Sekolah SMP Perwira Ulujami
62

Table 6 Jumlah rombongan belajar


c. Jumlah peserta didik

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah


LK PR JML LK PR JML LK PR JML Seluruh
Kelas
44 39 83 19 21 40 28 31 59 182
Table 7 Jumlah peserta didik
d. Tamatan/Keluaran tahun 2020/2021

Jumlah Peserta Ujian Peserta Lulus Ujian

LK PR Total LK PR Total

45 44 89 45 44 89
Table 8 Data alumni
Sumber data dokumentasi, 18 Agustus 2021

8. Kondisi Sarana Dan Prasarana di SMP Perwira Ulujami


Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor
penunjang bagi keberlangsungan proses belajar mengajar di
lembaga pendidikan. Ketersedian dan kelayakan sarana dan
sarana mampu mempengaruhi hasil dari proses pembelajaran di
sekolah. Maka keberadaannya merupakan hal yang sangat
dibutuhkan bagi siswa maupun tenaga pendidik.
Sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tujuan mulia
bagi para siswanya maka SMP Perwira juga selalu berusaha
untuk menyediakan dan memelihara sarana dan prasana yang
63

dibutuhkan oleh warga sekolah. Adapun ketersediaan sarana dan


prasarana sekolah yang di SMP Perwira Ulujami adalah sebagai
berikut74:
Kondisi Bangunan
No Nama Bangunan Jumlah Rusak Rusak
Baik
ringan berat
10
1 Ruang Kelas √ - -
Ruang
2 Ruang Perpustakaan 1 Ruang √
3 Lab Komputer 1 Ruang √
4 Lab Bahasa 1 Ruang √
5 Lab IPA 1 Ruang √
Ruang Kepala
6 1 Ruang √
Sekolah
7 Ruang Guru 1 Ruang √
8 Ruang TU 1 Ruang √
9 Gudang 1 Ruang √
10 Ruang Ibadah 1 Ruang √
11 Aula 1 Ruang √
12 MCK √
13 UKS 1 Ruang √
14 Listrik 5 KWH √
15 Ruang OSIS 1 Ruang √
16 Ruang BP/BK 1 Ruang √

74
Nurmansyah Syafawi, S. Ag, Wawancara Wakil Bidang Sarana dan
Prasarana SMP Perwira Ulujami Jakarta Selatan, 14 Agustus 2021 2021, pk. 10.38 WIB
64

17 Kantin 1 Lahan √
19 Lapangan 1 Lahan √
20 Parkiran 1 Lahan √
Table 9 Data sarana dan prasarana

B. Temuan penelitian
Dari hasil wawancara yang dilakukan, maka peneliti dapat
menganalisa proses manajemen sarana dan prasarana yang ada di
SMP Perwira Ulujami Jakarta. Sebagaimana pengelolaan
manajemen lainnya, manajemen sarana dan prasarana di SMP
Perwira Ulujami juga menjalankan prinsip prinsip manajemen
yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan terhadap prosesnya.

1. Perencanaan Sarana dan Prasarana SMP Perwira Ulujami


Pengelolaan manajemen sarana dan prasarana pendidikan
tentunya berjalan berdasarkan prinsip-prinsip manajemen yang
ada. Hal ini dijelaskan oleh wakil bidang sarana dan prasarana
SMP Perwira Ulujami dalam wawancaranya sebagai berikut.
“Pengelolaan manajemen sarana dan prasarana di SMP
dikelola oleh wakil kepala bidang sarana dan prasarana yang
merangkap sebagai wakil bidang kesiswaan, dikarenakan
kita swasta muatan lokalnya kurang tidak diatas 10, maka
digabungkan empat wakil yang mendampingi kepala
sekolah, yaitu wakil bidang personalia merangkap wakil
bidang kurikulum dan wakil kepala bidang sarana dan
prasarana mencakup wakil bidang kesiswaan. Dalam hal ini
wakil bidang sarana dan prasarana sebagai pelaksana
perencana untuk segala proses pengadaan sarana dan
prasarana yang dibantu oleh wakil bidang kurikulum sebagai
pengelola biaya. Tentunya semua sarana dan prasarana
65

dipakai dan dipeliaharan oleh seluruh warga sekolah sebagai


tanggung jawab bersama”75

Dalam segala kegiatan tentunya perlu adanya sebuah


perencanaan, agar semua kegiatan yang berlangsung tertata dan
terarah sesuai tujuan. Setelah adanya perencanaan maka akan
terlihat hal apa saja yang dibutuhkan, siapa saja yang
ditugaskan, berapa lama waktu yang dibutuhkan serta biaya
yang akan dikeluarkan untuk mensukseskan kegiatan atau suatu
pekerjaan yang akan diselesaikan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan wakil kepala bidang sarana dan prasarana
bahwa perencanaan kebutuhan dibuat bersama oleh kepala
sekolah, wakil bidang sarana dan prasarana serta wakil bagian
kurikulum dalam rapat untuk menentukan RAKS (Rencana
Anggaran Kebutuhan Sekolah).
Berikut hasil wawancara yang telah peneliti lakukan
kepada wakil kepala bidang sarana dan prasarana SMP Perwira
Ulujami.
“Perencanaan sarana dan prasana dibuat oleh kita
bersama. Dari kepala sekolah, kurikulum dan wakil
kepala sarana dan prasarana untuk maslaah pengajuan.
Lebih impilisit atau lebih mendalam kita membahas
perencanaan dalam RAKS (Rencana Anggaran
Kebutuhan Sekolah) dalam hal ini dimasukkan semua
kegiatan kegiatan selama periode dana BOS cair, yaitu
triwulan 1, triwulan 2 dan triwulan 3. kemudian bidang
sarana dan prasarana mengajukan kebutuhan-
kebutuhannya terkait sarana dan prasarana yang
dibutuhkan –misalnya perbaikan kamar mandi, renovasi
kantin, pengadaan alat penunjang ekstrakurikuler anak-

75
Wawancara dengan Nurmansyah Syafawi, tanggal 14 agustus 2021 di SMP
Perwira Ulujami Jakarta Selatan
66

setalah itu bendahara akan mengajukan anggaran itu ke


kepala sekolah. Kepala sekolah kemudian akan meninjau
kembali kebutuhan-kebutuhan yang diajukan oleh bagian
sarana dan prasarana tadi. Kalau sudah, setelah itu bagian
sarana dan prasarana akan mengajukan kebutuhan itu
kepada yayasan.”76

Manajemen sarana dan prasrana pendidikan tentunya


bertugas sebagai perencana dalam pengadaan serta perawatan
peralatan-peralatan serta fasilitas penunjang yang digunakan
dalam Lembaga Pendidikan itu sendiri. Perencanaan kebutuhan
yang dilakukan di SMP Perwira diajukan oleh wakil kepala
bidang sarana dan prasarana berdasarkan kebutuhan yang ada
disekolah. Perencanaan kebutuhan ini diajukan bendahara
selaku pemegang dana BOS yang akan digunakan untuk
memenuhi segala kebutuhan oprasional sekolah dan juga
kepada yayasan yang mengeluarkan dana untuk sarana dan
prasarana sekolah. Perencanaan ini diajukan dalam rapat RAKS
(Rencana Anggaran Kebutuhan Sekolah) yang dilakukan
sebelum perncairan dana BOS. Namun pengajuan kebutuhan ini
tidak serta merta kemudian langsung disetujui oleh kepala
sekolah. Perencanaan kebutuhan ini kemudian akan ditinjau
kembali oleh kepala sekolah berdasarkan pertimbangan dari
surat keputusan dari dinas untuk dana BOS yang harus
dibelanjakan. Maka tidak serta merta dana BOS yang ada

76
Wawancara dengan Nurmansyah Syafawi, tanggal 14 agustus 2021 di SMP
Perwira Ulujami Jakarta Selatan
67

kemudian dibelanjakan seluruhnya untuk kebutuhan sarana dan


prasarana.
Hal ini disampaikan oleh kepala sekolah SMP Perwira
Ulujami dalam wawancara dengan peneliti pada tanggal 24 mei
2021.
“Untuk proses perencanaan kebutuhan dalam aspek
penunjang proses belajar mengajar di sekolah ini diajukan
dalam rapat RAKS. Nah rapat ini dilakukan diawal tahun
ajaran. Dalam rapat ini semua guru ikut merencanakan
kebutuhan sarana dan prasarana. Kemudian saya juga kan
punya program, nah kemudian mana saja nih kebutuhan
yang urgent atau penting yang harus didahulukan.
Kemudian saya selaku kepala sekolah akan meninjau dan
mensortir kira kira mana hal yang lebih diutamakan untuk
dilakukan pengadaan. Setelah itu kita ajukan ke yayasan
sebagai pemegang kebijakan dan pengelola dana yang
akan digunain buat sarana dan prasarana.”77

Pernyataan ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan


oleh ibu Sulastri S. Pd, M.M perihal perencanaan sarana dan
prasarana. Berikut ini hasil wawancara dengan ibu Sulastri S.
Pd, M.M selaku bendahara SMP Perwira Ulujami.
“Jadi kalo sarana dan prasarana memang kalau sekolah
disini memang biasanya kepala sekolah punya program,
nah program yang ketika dia bicara nih kan kumpul kan
rapat, nah kemudian kita emang kita tidak membuat
bentuknya proposal, harusnya memang ada, tapi kalu
disini beliau langsung mengajukan anggaran nah
kemudian anggaran ini dibicarakan menuju yayasan,
karena memang pendanaan larinya ke yayasan. Ketika dia

77
H. Hadi Utomo SE. MM, Wawancara Kepala Sekolah SMP Perwira
Ulujami Jakarta Selatan, 24 Mei 2021, pk. 13.28
68

oke, tapi ternyata dananya masih kurang, nah kita


meminta bantuan dana BOS.”78

Maka perencanaan kebutuhan dalam bidang sarana dan


prasarana tentunya melalui banyak prosedur yang dilakukan
sekolah untuk kemudian bisa dilakukan pengadaan. Adapun
waktu perencanaan ini dilakukan diawal tahun untuk
disampaikan ke yayasan. Untuk penggunaan dari dana BOS
dapat dilakukan sesuai dengan pencairan dana BOS itu sendiri,
yaitu triwulan 1, 2 dan 3.
Dalam perencaanaan ini tentunya harus ada garis
koordinasi yang jelas. Siapa saja yang bisa mengajukan
pengadaan maupun perbaikan terhadap sarana dan prasarana
ssekolah. Karena ini berkaitan dengan tanggung jawab yang
dilimpahkan agar pengorganisasiannya jelas. Dalam hal ini
peneliti mewawancarai juga ibu Eny Musriah selaku salah satu
guru SMP Perwira Ulujami. Berikut hasil wawancara peneliti
dengan ibu Eny Musriah.
“Kalo yang mengajukan atau yang kasih ide gitu ya
tentang pengadaan sarana dan prasarana biasanya kan dari
kepala sekolah terus ke wakil kepala sarana dan
prasarananya ya yang tau apa aja kebutuhannya. Tapi gur
guru lain juga bisa mengajukan gitu kalau ada kebutuhan
yang kira-kiranya harus diadain. Nah tapi itu kaya Cuma
kasih masukan saja. Setelah itu ya bagian sarana dan
prasarananya yang lebih tahu. Tapi ya guru-guru tetap

78
Sulastri, S. Pd, M.M, Wawancara Wakil Bidang Kurikulum SMP Perwira
Ulujami Jakarta Selatan, 14 Agustus 2021, pk. 10.05.
69

terlibat. Ini biasanya pas rapat awal tahun itu, ketika


penyusunan RAKS.”79

Hal ini juga disampaikan oleh ibu Sulastri selaku


bendahara sekolah perihal siapa saja yang ikut merencanakan
sarana dam prasarana.
“Kalo misalnya untuk sarana dan prasarana justru
pengajuannya itu memang yang lebih intinya bapak
kepala sekolah dan bagian wakil sarana dan prasarana, dia
lebih utama, tapi tidak menutup kemungkinan para guru
memberikan ide dan masukan untuk kebutuhan sarana
dan prasarana. Tapi paling kalau guru pengadaan
(kebutuhan) pembelajarannya.”80

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan


dengan kepala sekolah, wakil kepala bidang sarana dan
prasarana dan Bendahara SMP Perwira Ulujami, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa pengajuan rencana kebutuhan
sarana dan prasarana tentunya melalui prosedur yang telah
ditetapkan oleh sekolah. Pengajuan ini kemudian disampaikan
kepada pihak yayasan yang mengelola pendanaan untuk
pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Kemudian jika
ternyata dana yang dibutuhkan mengalami kekurangan maka
bisa mengajukan dana dari BOS.

79
Eny Musriah, BA. Wawancara dengan salah satu guru SMP Perwira
Ulujami, Jakarta Selatan. 14 Agustus 2021, pk. 11.15
80
Sulastri, S. Pd, M.M, Wawancara Wakil Bidang Kurikulum SMP Perwira
Ulujami Jakarta Selatan, 14 Agustus 2021, pk. 10.05.
70

2. Pengorganisasian Sarana dan Prasarana SMP Perwira


Ulujami
Bagian daripada proses manajemen adalah orang yang
ada didalamnya. Pengorganisasian atau pembagian tugas dan
tanggung jawab ini sangat diperlukan, agar jelas alur kerjanya.
Siapa bertanggung jawab terhadap apa. Penyusunan personalia
yang handal dalam bidangnya diharapkan mampu memudahkan
jalannya proses manajemen yang ada.
Sistem yang baik tentunya tidak dapat berjalan tanpa
adanya sumber daya manusia yang mumpuni dan mampu
menjalankan sistem tersebut. Oleh karena itu, pihak sekolah
kemudian mengadakan pelatihan bagi penanggung jawab
sarana dan prasarana sekolah. Dalam hal ini peningkatan mutu
sumber daya manusia dilakukan terhadap penanggung jawab
perpustakaan untuk kemudian bisa menjalankan sistem yang
telah dibangun demi terealisasinya keefektifian dalam
penggunaan sarana perpustakaan. Hal ini berdasarkan apa yang
disampaikan wakil bidang sarana dan prasarana SMP Perwira
Ulujami.
“Sistem perpustakaan saat ini masih sedang dalam
proses pembangunan sistem. Bagaimana kemudian
siswa dengan mudah menemukan buku yang
dibutuhkan, penataan tempat, penataan buku dan segala
atribut yang ada di perpustakaan. Menanggapi hal ini,
tentunya dinutuhkan sumber daya manusia yang
mumpuni. Maka kemudian, dua penanggung jawab dari
perpustakaan kami adakan pelatihan untuk bisa
menguasai hal tersebut. Sehingga mengurasngi resiko
71

adanya kesalahan maupun ketidak sesuain apa yang


sistem rancang dengan apa yang terjadi di lapangan”81

Upaya perbaikan sistem yang terus ditingkatkaan


diharapkan mampu memberikan kenyamanan bagi para siswa
maupun guru dalam menggunakan segala fasilitias yang
disediakan sekolah. Namun pada aspek ini yang sedang
dilakukan tahap perbaikan sistem baru sampai pada aspek
sarana perpustakaan. Peneliti memberikan saran agar ssetiap
sarana dan prasarana memiliki manajemen yang jelas dalam
prosedur penggunaannya serta penanggung jawab yang terlatih
dan expert dalam hal tersebut.
Sejalan dengan perbaikan sistem dan sumber daya
manusianya, ditemukan kenyataan bahwa pada sarana
perpustakaan tidak adanya pustakawan yang memang ahli
dibidangnya. Jadi untuk penjagaan perpustakaan pada saat jam
buka masih dilaksanakan oleh guru-guru yang ada di sekolah
saja. Jika guru tersebut tidak ada jadwal mengajar, maka
bergantian menjaga perpustakaan. Hal ini disampaikan oleh
kepala perpustakaan SMP Perwira dalam wawancaranya.
Berikut ini hasil wawancara dengan kepala perpustakaan
SMP Perwira Ulujami.
“Jam buka perpustakaan selama jam belajar, pagi jam 7
sampai jam tiga. Tadinya ada yang jaga penjaganya, tapi
ssekarang tidak ada. Ya dulu saya, tapi namanya ya guru
biasa, bukan pustakawan asli jadi guru sambilan (jaga

81
Wawancara dengan Nurmansyah Syafawi, tanggal 14 agustus 2021 di SMP
Perwira Ulujami Jakarta Selatan
72

perpustakaan) kalau sedang gak ada jadwal ngajar


sementara kita dulu, kalau untuk khusus belum ada.
Kadang-kadang kalau ada siswa yang mau ke
perpustakaan ya menghubungi kami lagi ngajar.”82
Selaain perpustakaan yang belum memiliki personil yang
memang ahli di bidangnya, ditemukan pula bahwa sarana dan
prasarana lain juga masih kekurangan dalam hal personalia
yang kompeten dalam bidangnya. Merujuk pada hasil
wawancara yang peneliti lakukan dengan wakil bidang sarana
dan prasarana tentang perngorganisasian dalam manajemen
sarana dan prasarana SMP Perwira. Berikut hasil wawancara
dengan wakil bidang sarana dan prasarana SMP Perwira.

“Untuk Lab Komputer juga kita memberdayakan teman-


teman dari TU dua orang untuk bisa menangani hal-hal
yang tidak terduga saat dibutuhkan. Artinya kita usahakan
seminimal mungkin untuk melibatkan orang lain.”83
Kekurangan sumber daya manusia yang kompeten dan
mumpuni dalam bidangnya mengakibatkan tidak efektifnya
perawatan bagi sarana dan prasarana yang ada. Berdasarkan
wawancara dengan wakil bidang sarana dan prasarana serta
kepala perpustakaan SMP Perwira, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa terbatasnya personalia yang ada di SMP
Perwira mengharuskan para guru merangkap tugasnya dalam
struktur sekolah. Hal ini dapat dilihat dari empat pendamping
kepala sekolah yang harusnya menangani satu bidang, tetapi

82
Eni dan Asti, Wawancara Kepala Perpustakaan SMP Perwira Ulujami
Jakarta Selatan, 14 Agustus 2021 2021, pk. 13.10
83
Wawancara dengan Nurmansyah Syafawi, tanggal 14 agustus 2021 di SMP
Perwira Ulujami Jakarta Selatan
73

harus menjabat dua wakil bidang sekaligus. Contohnya wakil


bidang sarana dan prasarana yang merangkap wakil bidang
kesiswaan. Wakil bidang kurikulum merangkap wakil bidang
personalia.

Kemudian hal ini juga berimbas kepada penanggung


jawab sarana dan prasarana secara khusus. Akhirnya pelaksana
dalam pengelelolaan masing-masing sarana dan prasarana
terkadang mengalami kendala. Contohnya dalam sarana
perpustakaan. Karena tidak adanya pustakawan yang khusus
mengelola perpustakaan dan yang memang ahli dalam hal
tersebut, maka pengelola perpustakaan ditangani oleh guru
yang yang tidak ada jadwal mengajar pada jam pelajaran
tertentu. Sehingga hal ini kurang efektif dan mempersulit saat
harus diadakannya pelaporan.

3. Pelaksanaan Sarana dan Prasarana SMP Perwira Ulujami

Pelaksanaan dalam bidang sarana dan prasarana meliputi


pengadaan dan pemakaian. Pengadaan sarana prasarana adalah
bentuk realisasi dari rencana yang sudah disusun pada rapat
kerja guru. Sedangkan pemakaian adalah segala bentuk
penggunaan dan pemanfaatana setiap fasilitas yang sudah
diadakan sekolah.
Setelah melalui perencanaan yang matang, maka tahap
selanjutnya yaitu pengadaan sarana dan prasarana. Pengadaan
ini tentunya berdasarkan apa yang telah disetujui oleh kepala
sekolah dari hasil rapat RAKS yang sebelumnya dilaksanakan.
74

Pengadaan sarana dan prasarana merupakan upaya dalam


merealisaksikan kebutuhan yang telah disetujui dalam
perencanaan kebutuhan yg telah diajukan. Pengadaan sarana
dan prasarana yang berlaku di SMP Perwira Ulujami selama ini
dilakukan dengan dana yang bersumber dari yayasan dan
sebagian dari dan BOS. Dalam hal ini dijelaskan pula oleh wakil
kepala bidang sarana dan prasarana SMP Perwira Ulujami,
Bapak Nurmansyah, S. Ag dalam wawancaranya bersama
peneliti.
“Setelah pengajuan perencanaan kebutuhan ditinjau oleh
kepala sekolah dan disetujui, maka pengadaan kebutuhan
sarana dan prasarana bisa dilakukan. Hal ini kemudian
bisa diproses dari dana BOS yang sudah dicairkan atau
dari pendanaan yang diberikan yayasan. Untuk dana BOS
pembelanjaan biasanya bisa dilakukan melalui rekanan
yang sudah ditentukan oleh dinas. Selain dari dana BOS
kami juga melakukan pengadaan sarana dan prasarana
dengan dana yang bersumber dari dana yayasan. Untuk
dana dari yayasan ini biasanya kami gunakan untuk
belanja keperluan diawal tahun untuk kategori sarana
habis pakai, misalnya kertas, spidol dan segala hal yang
sudah dianggarkan untuk kebutuhan kegiatan sekolah
diawal tahun dan untuk beberapa kebutuhan tak terduga,
misalnya renovasi beberapa sarana prasarana sekolah atau
pembelian kebutuhan kantor yang habis sewaktu-waktu.
Untuk dana yang berasal dari yayasan, kami hanya
mengajukan setelah itu yayasan yang menindak lanjuti”84

Pengadaan sarana dan prasarana di SMP perwira tidak


hanya mengandalkan dana yang diberikan oleh dinas

84
Wawancara dengan Nurmansyah Syafawi, tanggal 14 agustus 2021 di SMP
Perwira Ulujami Jakarta Selatan
75

pendidikan, karena sekolah ini swasta, maka dana dari yayasan


juga ikut membantu dalam pengadaan kebutuhan sarana dan
prasarana sekolah. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan
oleh bendahara sekolah, yaitu ibu sulastri dalam wawancaranya
yang berkaitan dengan pelaksanaan pengadaan sarana dan
prasarana. Berikut hasil wawancara dengan ibu sulastri.
“Seharusnya memang pengadaan sarana dan prasarana
yang benar itu ada proposal yang diajuka ke yayasan,
terus setelah selesai buat laporan. Tapi kalau disini yang
belanja yayasan, yang cari tukang yayasan, dan
sebagainya. Jadi kalau yang disekolah ngawasin saja.
Yang bayar tukang yayasan, yang nyari (tukang) yayasan,
barangnya juga dia yang nyari. Jadi harusnya orang
yayasan yang ngawasi, tapi malah mereka yang
menjalankan.”85

Dari hasil wawancara dengan ibu Sulastri selaku


bendahara SMP Perwira Ulujami, ditemukan fakta bahwa
pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana lebih banyak
dilaksanakan oleh pihak yayasan. Kepala sekolah, wakil kepala
bidang sarana dan prasarana, dan para guru hanya mengajukan
rencana kebutuhan manakala ada hal-hal yang perlu direnovasi,
diperbaiki maupun sarana yang perlu diadakan. Jika ini
berkaitan dengan dana yang berasal dari yayasan. Karena dana
yang digunakan untuk pengadaannya lebih banyak dari dana
yayasan jika mengalami kekurangan maka ditambahi dari dana
BOS.

85
Sulastri, S. Pd, M.M, Wawancara Wakil Bidang Kurikulum SMP Perwira
Ulujami Jakarta Selatan, 14 Agustus 2021, pk. 10.05.
76

Peneliti juga melakukan wawancara dengan kepala TU


sebagai salah satu pengguna sarana dan prasarana dan pelaksana
pengadaan sarana dan prasarana. Berikut hasil wawancara
dengan kepala TU SMP Perwira, bapak Munadi.
“Untuk pengadaannya ya, pokonya kalo di ruangan TU
itu ada kekurangan sarana dan prasarana, seperti misalkan
alat-alat tulis gitu ya, paling saya melaporkannya kepada
yayasan. Soalnya kita memang aturan dari yayasan untuk
khusus sarana dan prasarana untuk ruang TU. Jadi kalo
seandainya abis atau memang kekurangan, dari yayasan
meminta setiap awal tahun ajaran baru minta ke saya
daftar apa apa yang mau dibeli, apa yang udah habis baru
kita kasih ke yayasan langsung. Baru yayasan yang beli,
setelah itu kita adakah pengecekanyang kira kira barang
apa yang belum ada.”86

Dari hasil observasi di sekolah yang peneliti lakukan,


terdapat kenyataan yang ditemukan yaitu pengadaan sarana dan
prasarana hanya terbatas kepada sarana habis pakai seperti buku
absen, spidol, alat tulis kantor dan sebagainya. Lebih dari itu
hanya sebatas pemeliharaan saja. Seperti renovasi beberapa
ruangan, renovasi kantin dan sebagainya. Untuk pengadaan
sarana permanent seperti penambahan gedung, pembelian tanah
tidak lagi dapat dilakukan karena terbatasnya lahan yang ada.
Lokasi sekolah yang berada di lingkungan padat penduduk
membuatnya tidak bisa lagi mengadakan perluasan lahan
sekolah maupun penambahan gedung sekolah jika dirasa
dibutuhkan.

86
Munadi, Wawancara Kepala TU SMP Perwira Ulujami Jakarta Selatan, 14
Agustus 2021 2021, pk. 14.08
77

Sementara dana yang berasal dari yayasan digunakan


untuk memenuhi kebuuhan alat tulis kantor, kebutuhan
peralatan mengajar seperti buku absen, spidol, dan juga
kebutuhan tak terduga seperti renovasi, pemeliharaan sewaktu-
waktu dan pembelian barang habis pakai yang habis sewaktu-
waktu. Pelaksanaan pengadaan yang dananya berasal dari
yayasan diajukan oleh wakil bidang sarana dan prasarana
kepada pihak yayasan, kemudian dari pihak yayasan yang
melaksanakan pengadaan.
Jika melihat dari teori yang disampaikan Soetjipto dalam
bukunya Profesi Keguruan bahwa pengadaan sarana dan
prasarana dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a) Pembelian dengan biaya pemerintah
b) Buatan sendiri
c) Pembelian dari biaya SPP
d) Bantuan dari BP3
e) Bantuan dari masyarakat
f) Pengadaan sarana prasarana dengan menyewa
g) Pengadaan sarana prasarana dengan meminjam
h) Mendaur ulang barng yang masih layak digunakan
Pada pelaksanaannya yang terjadi di SMP Perwira
Ulujami Jakarta dalam mengadakan sarana dan prasarana hanya
dilakukan dengan cara pembelian dari dana pemerintah dan
pembelian dari uang SPP atau dana bangunan awal tahun yg
dikelola yayasan. Maka peneliti memberi saran untuk
kedepannya ada baiknya untuk pengadaan sarana dan prasarana
78

juga bisa diusahakan dari bantuan masyarakat ataupun


menyewa dan meminjam jika diperlukan.
Pemakaian atau pemanfaatan dari sarana dan prasarana
yang ada adalah puncak daripada manajemen sarana dan
prasarana itu sendiri. Dimana setelah rangkaian perencanaan
dan pengadaan kemudian segala fasilitas itu bisa digunakan
oleh siswa maupun pendidik di lingkungan sekolah. Maka agar
pemanfaatannya dapat digunakan dengan baik diperlukan
adanya manajemen yang tertata untuk setiap sarana dan
prasarna yang ada di sekolah. SMP Perwira Ulujami dalam hal
ini tentunya juga memberikan perhatian khusus terhadap
penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Berdasarkan
pemaparan Kepala sekolah SMP Perwira Ulujami dalam
wawancaranya, ia menjelaskan bahwa:
“Dalam aspek penggunaan beberapa fasilitas tentunya
agar semua bisa memakai secara efektif maka diperlukan
adanya manajemen penggunaan. Namun saat ini yang
berjalan adalah siapa saja yang mau menggunakan
fasilitas tersebut langsung saja, selama sarana itu tidak
sedang digunakan oleh yang lain. Dal hal in contohnya
penggunaan laboratorium. Penggunaan laboratorium
Bahasa ya yang menggunakan tidak hanya guru Bahasa
itu sendiri, tapi guru mata pelajaran lain juga bisa
menggunakan fasilitas itu jika dibutuhkan. Namun yang
bertanggung jawab atas pemeliharaan sarana
laboratorium Bahasa itu sendiri ya guru Bahasa” 87

Pengguanaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu


segala bentuk pemanfaatan semua barang berdasarkan

87
H. Hadi Utomo SE. MM, Wawancara Kepala Sekolah SMP Perwira
Ulujami Jakarta Selatan, 24 Mei 2021, pk. 13.28
79

kebutuhan secara efektif dan efisien. Dari pemaparan kepala


sekolah SMP Perwira dapat dilihat bahwa dalam penggunaan
sarana dan prasarana yang berlaku saat ini adalah bahwa siapa
saja bisa menggunakan fasilitas tanpa adanya prosedur yang
diterapkan. Namun tetap ada penanggung jawab bagi setiap
sarana yang dirasa perlu pemeliharaan dan perawatan berkala.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa manajemen penggunaan
sarana dan prasarana di SMP Perwira Ulujami masih diperlukan
adanya penataan terhadap prosedur pemakaian beberapa
fasilitas sekolah. Untuk penggunaannya sendiri tidak terjadwal,
jadi hanya berdasarkan kebutuhan saat itu. Contoh, saat ada
pelajararan Bahasa indonesia berlangsung maka guru Bahasa
indonesia bisa memakai laboratorium Bahasa.
Pernyataan ini dibenarkan oleh wakil kepala bidang
sarana dan prasarana tentang manajemen penggunaan
laboratorium.
“Sarana dan prasarana di sekolah pada dasarnya sudah
tercukupi dan lengkap. Maka tentunya manajemen
penggunaan terhadap sarana dan prasarana yang ada
sangatlah dibutuhkan. Dalam hal ini kami masih
melakukan perbaikan baik sistem, sumber daya manusia
maupun hal lain yang berkaitan dengan penggunaan
sarana dan prasarna agar efektif dan efisien. Penggunaan
laboratorium saat ini masih sesuai dengan kebutuhan para
guru mata pelajaran, jadi digunakan saat jam pelajaran di
mata pelajaran itu berlangsung. Untuk sarana lain seperti
perpustakaan kami sedang bekerja sama dengan BI
Corner, yaitu salah satu organisasi sosial yang membantu
sekolah dalam memperbaiki sistem perpustakaan.”88

88
Wawancara dengan Nurmansyah Syafawi, tanggal 14 agustus 2021 di SMP
Perwira Ulujami Jakarta Selatan
80

Pernyataan ini sesuai dengan apa yang telah disampaikan


ibu Esti Wahyuni selaku kepala perpustakaan SMP Perwira
Ulujami.
“Kalau di perpustakaan kita tentunya ada ya untuk
pencatatan kunjungan terus jadwal kunjungan, ada buku
kunjung, ada buku pinjam, jadi bisa tercatat dan terdata
ada berapa pengunjung perpustakaan setiap harinya. Nah
beberapa tahun ke belakang ini kita baru saja
berkolaborasi dengan BI Corner sebagai bantuan untuk
sistem perpustakaan sekolah. Nah kita sedang berupaya
untuk beralih ke sistem digital. Jadi pelaksanaannya nanti
anak anak kalau berkunjung ya pendataannya melalui
sistem. Terus cari bukunya juga jadi lebih mudah karena
ada sistem yang tersambung untuk mengetahui letak buku
yang dicari.”89

Dapat diketahui dari hasil wawancara dengan kepala


perpustakaan SMP Perwira Ulujami, bahwa upaya peningkatan
dalam sistem penggunaan sarana dan prasarana dalam bidang
perpustakaan terus dilakukan. Kegiatan perpustakaan dalam hal
pencatatan berjalan secara manual dalam hal administrasi. Baik
pendataan siswa yang berkunjung, pendataan peminjaman,
pengembalian buku maupun pendataan buku-buku yang ada di
perpustakaan.

89
Dra. Esti Wahyuni, Wawancara Kepala Perpustakaan SMP Perwira Ulujami
Jakarta Selatan, 14 Agustus 2021 2021, pk. 13.10
81

4. Pengawasan Sarana dan Prasrana SMP Perwira Ulujami


Pengawasan sarana dan prasaran di SMP perwira yang
bersifat umum dilakukan oleh kepala sekolah dan pihak
yayasan. Sedangkan pengawasan secara internal dilakukan oleh
wakil bidang sarana dan prasarana.
Sarana dan prasarana sekolah tentu banyak macamnya.
Dari banyak macam dan jenisnya ini, maka berbeda pula
manajemen penggunaannya. Menindak lanjuti hal ini, SMP
Perwira Ulujami kemudian menjalin relasi dengan pihak luar
untuk bisa memperbaiki sistem yang ada di sekolah. Salah satu
upaya perbaikan sistem ini adalah dengan menjalin relasi
dengan BI corner untuk perbaikan sistem perpustakaan. Hal ini
diharapkan dapat memperbaiki dan menarik minat siswa dalam
penggunaan sarana perpustakaan yang telah disediakan sekolah.
Pihak sekolah mengupayakan penggunaan perpustakaan
agar efektif dan efisien juga tertata dengan baik. Hal ini
berdasarkan hasil wawancara yang dipaparkan oleh wakil
kepala bidang sarana dan prasarana SMP Perwira.
“Kalau misalkan perpustakaan itu kan kita lihat kondisi
perpustakaan, kalau misalnya memang full digunakan
maka kita jadwalkan ada guru piket perpustakaan. Nanti
guru piket itulah yang memobilisasi kegiaatan
perpustakaan. Nah ketika dimobilisasi oleh penanggung
jawab perpustakaan itu, maka dibuat lapora. Laporan
kita minta seminggu sekali. Jadi seminggu ini
bagaimana kegiatan perpustakaan, terus anaknya ada
berapa yang masuk, terus yang digunakan oleh guru
82

mata pelajaran apa saja, nah itu kita buat laporan


seminggu sekali.”90

Setiap peralatan yang digunakan tentunya perlu


diadakannya pemeliharaan terhadap segala peralatan sarana dan
prasarana tersebut. Pada beberapa peralatan sarana dan
prasarana ditetapkan penjadawalan pemeliharaan atau
pengecekan secara berkala. Misalnya perpustakaan, Air
Conditioner, pelaporan pembelanjaan dana untuk sarana dan
prasarana dan sebagainya. Sedangkan pemeliharaan sarana dan
prasarana sesuai kebutuhan biasanya terjadi jika beberapa
sarana dan prasarana memerlukan renovasi atau service untuk
peralatan jika dibutuhkan.
Hal ini berdasarkan apa yang telah disampaikan Kepala
Sekolah SMP Perwira Ulujami.
“Untuk pemeliharaan sendiri tidak ada penjadwalan
khusus atau pengecekan secara berkala. Tapi kalo
pengawasan secara umum biasanya dilakukan oleh saya
selaku kepala sekolah dan juga pihak yayasan.
pemeliharaan lebih kepada ketika dibutuhkan renovasi
ataupun servis beberapa peralatan sarana dan prasarana.
Misalnya saat ini kami sedang melakukan renovasi di
kantin sekolah, karena sampai saat ini sebenarnya kami
masih melakukan pembenahan terhadap sarana dan
prasarana. Agar anak anak maupun guru-guru merasa
nyaman saat menggunakan segala sarana dan prasarana di
sekolah.”91

90
Wawancara dengan Nurmansyah Syafawi, tanggal 14 agustus 2021 di SMP
Perwira Ulujami Jakarta Selatan
91
H. Hadi Utomo SE. MM, Wawancara Kepala Sekolah SMP Perwira
Ulujami Jakarta Selatan, 24 Mei 2021, pk. 13.28
83

Peneliti juga melakukan wawancara dengan ibu Sulastri


perihal pemeliharaan sarana dan prasarana. Berikut hasil
wawancara dengan ibu Sulastri.
“Kalau untuk pemeliharaan pastinya semua ikut menjaga
ya dalam penggunaanya. Tapi kalo pemeliharaan secara
berkala itu gak ada. Jadi kalau misalnya dibutuhkan saja,
baru kita adakan pemeliharaaan. Nah ada juga nih salah
satunya di peralatan ekstrakurikuler. Jadi waktu itu kita
ada ekstrakurikuler karate ya, nah tapi tidak berlanjut
secara teratur, jadi anak anak juga beberapa mundur atau
berhenti makin lama makins sedikit. Sampai akhirnya di
tahun ajaran baru kita waktu itu tetep cantumkan ekskul
itu tapi tidak ada yang berminat, jadi ya peralatannya
terbengkalai sampai sekarang. Karena tidak dipakai.”92

Tidak semua sarana dan prasarana dilakukan pengecekan


berdasarkan jadwal ataupun dilaksanakan secara berkala.
Beberapa sarana dan prasarana pemeliharaannya bersifat
kondisional. Jadi hal ini dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan
dilakukan jika terjadinya kerusakan ataupun kebutuhan yang
mendesak yang tidak terpenuhi maka barulah diadakan
pengecekan. Menurut peneliti, hal ini kurang kondusif dalam
aspek pemeliharaan. Karena selain tidak terkontrolnya sarana
dan prasarana yang ada, hal ini juga dapat menyebabkan
pembengkakan terhadap biaya saat renovasi maupun perbaikan.
Hal ini dibenarkan juga oleh wakil kepala bidang sarana
dan prasarana SMP Perwira Ulujami terkait pemeliharaan
sarana dan prasarana.

92
Sulastri, S. Pd, M.M, Wawancara Wakil Bidang Kurikulum SMP Perwira
Ulujami Jakarta Selatan, 14 Agustus 2021, pk. 10.05.
84

“Kalau kita untuk masalah pengecekkan itu tergantung


dari pemakaian. Kalau pemakaian kita dianggap normal,
yasudah kita tidak ada pengecekkan. Jadi tidak ada jadwal
pengecekkan berkala. Kalau memang ada yang perlu kita
kroscek ulang lagi, kadang kan ada yang eror tuh, baru
kita panggil maintenance. Kalau seperti AC tuh kan
pertiga bulan harus dicuci, dibersihkan. Yaa Cuma kan
kalo masih bersih, layak kan percuma. kita panggil
mereka kan juga mengeluarkan biaya. Daripada kita
mengeluarkan biaya, kita manfaatkan teman teman guru
yang memang mengerti dan mampu untuk bisa
menangani hal itu.”93

Pemeliharaan yang tidak terjadwal mengakibatkan


ketidaksiapan sekolah dalam menangani hal-hal yang tidak
terduga apabila sarana dan prasarana sedang digunakan.
Tentunya hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari pihak
sekolah dalam pengelolaan manajemen sarana dan prasarana
yang ada.
Selain pemeliharaan, sistem pengawasan dalam
manajemen sarana dan prasarana di SMP Perwira Ulujami juga
meliputi pelaporan dana yang telah digunakan guna
pencukupan fasilitas sarana dan prasarana sekolah. Berdasarkan
pemaparan dalam wawancara yang dilakukan bersama ibu
Sulastri, S. Pd, M.M selaku wakil kepala bidang kurikulum,
beliau menjelaskan bahwa pelaporan dana yang dihabiskan
untuk keperluan sarana dan prasarana adalah bagian dari pada

93
Wawancara dengan Nurmansyah Syafawi, tanggal 14 agustus 2021 di SMP
Perwira Ulujami Jakarta Selatan.
85

aspek control terhadap manajemen sarana dan prasarana yang


berjalan di SMP Perwira.
Berikut ini adalah hasil wawancara dengan ibu Sulastri,
S. Pd, M.M, selaku wakil kepala bidang sarana dan prasarana
SMP Perwira Ulujami.
“Untuk pelaporan dana biasanya dilakukan pertiga bulan
sekali. Hal ini berdasarkan waktu pencairan dana bos itu
sendiri. Jadi sebelum dana BOS selanjutnya dicairkan,
seperti biasa ya kita perlu melaporkan uang yang
sebelumnya sudah dicairkan. Apakah pemakaiannya
memenuhi ketentuan yang diberikan dari dinas atau tidak.
Nah itu untuk dana BOS. Beda lagi sama dana yang
dicairkan dari sumber dana yayasan. Itu pelaporannya
dilakukan setelah dana itu digunakan juga. Kalau dari
yayasan kan dana yang dipakainya hanya diawal tahun
saja, jadi ya laporannya diawal tahun itu setelah dana
digunakan.”94

Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala


bidang kurikulum ini, maka dapat diketahui bahwa pekaporan
dana yang digunakan untuk kelengkapan sarana dan prasarana
merupakan salah satu bagian dari manajemen sarana dan
prasarana. Karena jika tidak adanya pelaporan dana yang
digunakan, maka pelaksanaannya tidak akan berjalan dengan
baik. Maka akan ditemukan ketidaksesuaian dalam proses
pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana itu sendiri. Dan
pelaporan ini juga bertujuan agar penggunaan dana sesuai

94
Sulastri, S. Pd, M.M, Wawancara Wakil Bidang Kurikulum SMP Perwira
Ulujami Jakarta Selatan, 14 Agustus 2021, pk. 10.05.
86

dengan ketentuan-ketentuan yang diberikan oleh pemerintahan


selaku pemberi dana BOS.
Untuk pelaksanaan dana yang digunakan dari dana
yayasan dalam aspek pengadaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana, peneliti melakukan wawancara dengan bendahara
SMP Perwira Ulujami, ibu Sulastri. Berikut hasil wawancara
dengan ibu sulastri.
“Kalau yang ada disini, karena pelaksanaan segala
pembelanjaan dan pengadaan untuk sarana dan prasarana
dari yayasan, yaa karena dia yang ngeluarin dia gak bikin
laporan dong, harusnya kan dia kucurin dana saat
proposal turun minta dana untuk perbaikan nah yayasan
yang perintahkan urusin itu tukang dan sebagainya, kalau
sudah rapih nih selesai kita kasih laporannya. Kalau disini
enggak, gak tau karena mungkin kurang kepercayaan atau
karena ada uang yang dipakai untuk aneh-aneh jadinya ya
ya beli barang apapun itu ya yayasan yang langsung
membelanjakan. Kalau kita disini tinggal ngawasi
prosesnya aja.”95

Dari hasil wawancara dengan ibu Sulastri selaku


bendahara sekolah dapat disimpulkan bahwa pengelolaan dana
untuk pengadaan sarana dan prasarana yang bersumber dari
yayasan semuanya diambil alih oleh yayasan. Jadi bendahara
tidak memegang uang yang harusnya digunakan untuk
pengadaan sarana dan prasarana. Wakil bidang sarana dan
prasarna maupun kepala sekolah hanya mengawasi proses
pengadaan atau pemeliharaannya saja. Maka pihak bendahara

95
Sulastri, S. Pd, M.M, Wawancara Wakil Bidang Kurikulum SMP Perwira
Ulujami Jakarta Selatan, 14 Agustus 2021, pk. 10.05.
87

tidak melakukan pelaporan dana yang dihabiskan untuk sarana


dan prasarana yang bersumber dari dana yayasan.

Pelaporan dana diharapkan dapat mengontrol


pembelanjaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan yang ada
dan sesuai dengan fungsi manajemen sarana dan prasarana itu
sendiri, yaitu:
a) Tujuan yang hendak dicapai
b) Kesesuaian alat peraga yang digunakan dengan
pembelajaran yang sedang berlangsung
c) Adanya sarana dan prasarana penunjang
d) Karakteristik siswa

Berdasarkan hasil wawancara perihal pelaporan dana


untuk sarana dan prasarana, sebagai aspek control untuk
pemeliharaan sarana dan prasarana dapat disimpulkan bahwa,
dana yang berasal dari dana bos dikelola oleh pihak bendahara
sekolah melalui rekanan untuk pembelanjaan untuk hal
pemeliharaan. Sedangkan dana yang berasal dari yayasan
semuanya dikelola oleh pihak yayasan.

C. Pembahasan Penelitian
1. Perencanaan Sarana dan Prasarana
Perencanaan dalam sebuah kegiatan adalah hal yang
mutlak dilakukan. Perencanaan dilakukan agar pekerjaan
terarah dan tersusun dengan jelas. Setelah adanya perencanaan
maka akan jelas apa saja yang perlu dilakukan, hal-hal yang
88

dibutuhkan, siapa saja yang melaksanakan, berapa lama waktu


yang dibutuhkan serta biaya yang akan dikeluarkan untuk
kegiatan atau suatu pekerjaan yang akan diselesaikan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala bidang
sarana dan prasarana bahwa perencanaan kebutuhan dibuat
bersama oleh kepala sekolah, wakil bidang sarana dan prasarana
serta wakil bagian kurikulum dalam rapat untuk menentukan
RAKS (Rencana Anggaran Kebutuhan Sekolah).
Manajemen sarana dan prasrana pendidikan yang
berfungsi sebagai perencana dalam pengadaan serta perawatan
peralatan-peralatan serta fasilitas penunjang yang digunakan
dalam Lembaga Pendidikan itu sendiri. Dalam aspek
perencanaan kebutuhan, SMP Perwira melaksanakan dengan
alur pengajuan oleh wakil kepala bidang sarana dan prasarana
kepada bendahara selaku pemegang dana BOS. Selain dana
BOS yang akan digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan
oprasional sekolah, perencanaan kebutuhan juga diajukan juga
kepada yayasan sebagai pengelola dana SPP siswa.
Perencanaan ini diajukan dalam rapat kerja tahunan guru-
guru untuk kemudian dibentuk RAKS (Rencana Anggaran
Kebutuhan Sekolah). Pengajuan kebutuhan ini tidak
sepenuhnya dapat dilaksnakan pengadaannya. Perencanaan
kebutuhan yang telah disusun kemudian akan ditinjau kembali
oleh kepala sekolah berdasarkan pertimbangan dari surat
keputusan dari dinas untuk dana BOS yang harus dibelanjakan.
Maka tidak serta merta dana BOS yang ada kemudian
dibelanjakan seluruhnya untuk kebutuhan sarana dan prasarana.
89

2. Pengorganisasian Sarana dan Prasarana

Segala bentuk organisasi tentunya memiliki sumber daya


manusia sebagai pelaksana dari pada seluruh kegiatan yang ada.
Sumber daya yang mumpuni dan ahli dalam bidangnya
diharapkan mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab
yang diberikan. Oleh karena itu, pihak sekolah kemudian
mengadakan pelatihan bagi penanggung jawab sarana dan
prasarana sekolah. Dalam hal ini peningkatan mutu sumber
daya manusia dilakukan terhadap penanggung jawab
perpustakaan untuk kemudian bisa menjalankan sistem yang
telah dibangun demi terealisasinya keefektifian dalam
penggunaan sarana perpustakaan.

Sebagaimana fungsi pengorganisasian dalam prinsip


manajemen, pengorganisasian dalam manaejemn sarana dan
prasarana menjelaskan pembagian tugas dan tanggung jawab
yang berjalan dalam organisasi di sekolah. Berdasarkan hasil
wawancara dengan wakil bidang personalia dan kepala
perpustakaan, ditemukan bahwa manajemen sarana dan
prasarana di SMP Perwira masih kurang dalam bidang
personalia. Hal ini dilihat dari tidak adanya penanggung jawab
harian yang khusus mengelola sarana dan prasarana.

Dalam pengelolaan perpustakaan misalnya, tidak adanya


penanggung jawab harian yang bertugas menjaga dan
mengadakan administrasi untuk penggunaan perpustakaan.
Yang berjalan saat ini bahwa penjaga perpustkaan bukanlah
90

pustakawan yang ahli dalam bidang tersebut, melainkan adalah


guru yang kosong jadwal mengajar bergantian menjaga
perpustakaan. Selain perpustakaan sarana lain seperti
laboratorium computer juga berjalan tanpa adanya staff khusus
dalam mengoprasikan lab.

3. Pelaksanaan Sarana dan Prasarana


Setelah perencanaan dan pengorganisasian, hal
selanjutnya tentunya adalah proses pelaksanaan sarana dan
prasarana. Pelaksanaan dalam manajemen sarana dan prasarana
meliputi dua hal, yaitu pengadaan dan penggunaan.
a. Pengadaan Sarana dan Prasarana
Pengadaan sarana dan prasarana dilaksanakan
berdasarakan RAKS yang telah disusun dalam rapat tahunan
kerja guru dan kepala sekolah. Pengadaannya dilakukan
menggunakan sumber dana yang berasal dari Yayasan dan
dana bantuan pemerintah yaitu dan BOS. Pengadaan ini
dilaksanakan oleh wakil kepala bidang sarana dan prasarana
sebagai penanggung jawab umum terhadap pengadaan
sarana dan prasarana sesuai dengan RAKS.
Pengadaan sarana dan prasarana lebih banyak
menggunakan dana dari yayasan yang berasal dari uang SPP
siswa yang dikelola oleh yayasan. Kemudian jika ditemukan
adanya kekurangan maka kekurangan tersebut ditutupi
dengan dana BOS.
Jika merujuk kepada teori soejipto tentang pengadaan
sarana dan prasarana, SMP Perwira Ulujami hanya
91

melaksanakan pengadaan dengan cara membeli dari dana


yang berasal dari SPP siswa dan dana bantuan pemerintah
saja. Diharapkan kedepannya pengadaan sarana dan
prasarana bisa dilaksanakan dengan cara lain, seperti
meminjam atau mendaur ulang barang yang masih layak
dipakai.
b. Penggunaan Sarana dan Prasana
Puncak dari proses manajemen sarana dan prasarana
adalah penggunaan terhadap sarana dan prasarana.
Penggunaan sarana dan prasarana adalah segala proses untuk
mengambil manfaat dari paada fasilitas sarana dan prasarana
yang ada.
Penggunaan sarana dan prasarana di SMP Perwira
belum maksimal. Penggunaan sarana dan prasarana yang
berlaku saat ini adalah bahwa siapa saja bisa menggunakan
fasilitas tanpa adanya prosedur yang diterapkan. Tidak
adanya prosedur khusus dikhawatirkan dapat berimbas
kepada pemeliharaan sarana dan prasarana.
Manajemen penggunaan sarana dan prasarana di SMP
Perwira Ulujami masih diperlukan adanya penataan terhadap
prosedur pemakaian beberapa fasilitas sekolah. Untuk
penggunaannya sendiri tidak terjadwal, jadi hanya
berdasarkan kebutuhan saat itu. Contoh, saat ada pelajararan
Bahasa indonesia berlangsung maka guru Bahasa indonesia
bisa memakai laboratorium Bahasa.
4. Pengawasan Sarana dan Prasarana
92

Pengawasan dalam manejemen sarana dan prasarana


adalah dalam bentuk pemeliharaan sarana dan prasarana yang
ada. Setiap peralatan yang digunakan tentunya perlu
diadakannya pemeliharaan. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan ditemukan bahwa pemeliharaan terhadap sarana dan
prasarana tidak dilakukan secara berkala.
Merujuk kepada teori yang disampaikan Nurabadi dalam
buku Rusydi tentang pemeliharaan sarana dan prasarana. Ia
menyebutkan bahwa ada empat jenis pemeliharaan sarana dan
prasarana.
a. Perawatan sarana dan prasarana secara terus menerus,
yaitu pemeliharaan terhadap hal hal yang memerlukan
perawatan lebih sering diantara yang lainnya.
b. Perawatan sarana dan prasarana secara berkala, yaitu
perawatan yang dilakukan secara teratur dan tetap.
c. Perawatan sarana dan prasarna secara darurat, yaitu
perawatan terhadap kerusakan yang bisa mengakibatkan
kerugian jika tidak segera diatasi.
d. Perawatan sarana dan prasarana secara preventif, yakni
perawatan yang dilakukan pada jangka waktu tertentu
namun secara rutin.
Pemliharaan yang dilakukan di SMP Perwira hanya
pemeliharaan dalam kondisi darurat atau pemeliharaan terhadap
sarana dan prasarana yang dirasa butuh untuk perbaikan. Hal ini
berakibat kepada penggunaan sarana dan prasarana nantinya.
Kemudian, hal ini juga bisa mengakibatkan pengeluaran yang
93

berlebih dalam hal pemeliharaan. Dan tidak dapat diprediksi


kerusakan dari pada peralatan sarana dan prasrana.
Berdasarkan wawancara dengan wakil bidang personalia
pemeliharaan juga sangat kurang. Hal ini dilihat dari
pemeliharaan terhadap salah satu peralatan ekstrakurikuler.
Tidak adanya pemeliharaan atau perawatan secara rutin
mengakibatkan peralatan tersebut terbengkalai karena tidak
dipakai.
Untuk kedepannya diharapkan kepala sekolah maupun
penanggung jawab sarana dan prasarana dapat lebih
memperhatikan dalam hal perawatanan dan pemeliharana
sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dalam

bentuk skripsi yang berjudul “Manajemen Sarana dan Prasarana

di SMP Perwira Ulujami”, maka dapat diambil kesimpulan

tentang manajemen sarana dan prasarana yang berjalan di SMP

Perwira kedalam empat hal, yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan sarana dan prasarana yang berjalan di SMP Perwira

dilaksanakan dalam rapat awal tahun kemudian disusunlah

RAKS (Rencana Anggaran Kebutuhan Sekolah). Dalam rapat itu

diikuti oleh semua guru SMP Perwira, maka dari sini semua guru

dapat memberikan ide dan masukan terhadap perencanaan sarana

dan prasarana yang akan diadakan selama satu tahun kedepan.

Perencanaan ini dilakukan dengan alur koordinasi yang

disampaikan kepada wakil bidang sarana dan prasarana SMP

Perwira.

2. Dalam hal pengorganisasian atau pembagian tugas yang

bertanggung jawab terhadap sarana dan prasana SMP Perwira,


95

belum berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh dua hal

yaitu: jumlah personalia yang masih kurang dan kemamuan

keahlian personalia yang belum kompeten dalam bidang tersebut.

3. Pelaksanaan sarana dan prasarana SMP perwira meliputi

pengadaan dan pemakaian. Dalam hal pengadaan sarana dan

prasarana dilakukan sesuai RAKS yang telah disusun dalam

rapat. Pengadaannya bersumber dari dana yayasan dan juga BOS.

Untuk alur pengadaan dilaksanakan melalui pengajuan dari wakil

bidang sarana dan prasarana kepada pihak yayasan, sedangkan

dana BOS digunakan untuk menutupi jika adanya kekurangan

dari dana yayasan dan pembelian sarana dan prasarana habis

pakai. Untuk pemakaian sarana dan prasarana yang berjalan di

SMP Perwira belum efektif. Hal ini dilihat dari tidak adanya

prosedur yang tetap bagi siswa untuk bisa menggunakan sarana

belajar.

4. Unsur Pengawasan sarana dan prasarana SMP Perwira Ulujami

ini meliputi pemeliharaan dan renovasi. Pengawasan terbagi

menjadi dua, yaitu: Pertama, pengawasan secara umum yang

dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pihak yayasan. Kedua,

pengawasan yang dilakukan secara internal yang dilaksanakan


96

oleh wakil bidang sarana dan prasarana. namun sayangnya di

SMP Perwira Ulujami, tidak semua bidang pemeliharaan

terhadap sarana dan prasarana tidak dilakukan secara berkala.

5. Keadaan sarana dan prasarana di SMP Perwira Ulujami saat ini

sudah tercukupi berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan

Nasional RI No. 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan

Prasarana. Segala hal yang berkenaan dengan kebutuhan

penunjang kegiatan belajar mengajar maupun fasilitas sekolah

sudah tersedia. Namun dikarenakan lahan yang sempit jadi

beberapa lahan perlu berbagi dengan sarana lainnya.

B. Saran
Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, berdasarkan hasil

penelitian yang peneliti lakukan di SMP Perwira Ulujami, maka

peneliti ingin memberikan saran yang mungkin bisa menjadi

bahan masukan bagi proses manajemen sarana dan prasarana di

SMP Perwira Ulujami Jakarta Selatan.

1. Kepada pihak yayasan agar meningkatkan manajemen sarana dan

prasarana yang ada agar bisa menjadi lebih baik dalam segala

prosesnya.
97

2. Para warga sekolah hendaknya memiliki rasa kepemilikkan

terhadap sarana dan prasarana yang sudah didesiakan sekolah.

3. Kepada kepala sekolah agar dalam aspek pengorganisasian dapat

dipenuhi sumber daya manusia yang dibutuhkan.

4. Dalam aspek pengadaan ataupun renovasi sarana dan prasarana

agar dilakukan sesuai struktur yang ada.


98

DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Rusydi dan Oda Kinata Banurea. 2017. Manajemen Sarana dan
Prasarana. Medan: CV Widya Puspita.

Ananda, Rusydi. dkk. 2017. Inovasi Pendidikan. Medan: CV Widya


Puspita.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Organisasi dan Administrasi Pendidikan


Teknologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arumsari, Nurul Rizka. “Penerapan Planning, Organizing, Actuating dan


Controlling di UPTD Dikpora Kecamatan Jepara”. Jurnal
Unpand Online.

Echols, John M. dan Hassan Shadily. 2005. Kamus Inggris Indonesia An


English-Indonesian Dictionary. Jakarta: Gramedia.

Fatah, Nanang. 2013. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Fathoni, Abdurrahmat. 2009. Organisasi & Manajemen Sumber daya


manusia, Jakarta: Rineka Cipta.

Fatmawati, Nur. Andi Mappincara. Sitti Habibah. 2019. Pemanfaatan


Dan Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan.
Pembelajar: Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan
Pembelajaran. 3 (2).
99

Gunawan, Ary H. 2002. Administrasi Madrasah. Jakarta: PT. Rineka


Cipta.

Hamalik, Oemar. 2000. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, Malayu S.P., 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Herujito, Yayat M. 2006. Dasar Dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo

Hikmat. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Indrawan, Irjus. 2015. Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana


Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.

Jannah, Miftahul. 2014. Skripsi: “Pengaruh Manajemen Sarana dan


Prasarana dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah
Aliyah AL Ikhwaniyah Pondok Aren” Jakarta: STAIDA.

Juni, Donni dan Agus Garnida. 2013. Manajemen Perkantoran.


Bandung: Alfabeta.

Maelong, Lexy J. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Matin dan Nurhattati Fuad. 2016. Manajemen Sarana dan Prasarana


Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Mekarisce, Arnild Augina. 2020. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


pada Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan Masyarakat.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Vol. 12 Edisi 3.
100

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan


Standar Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mohammad, Najib. 2015. Metode Penelitian Manajemen Pendidikan.


Bandung, PT Pustaka Setia.

Nurbaiti. 2015. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Jurnal


Manajer Pendidikan.Volume 9. Nomor 4. Juli.

Nurmadiah. 2018. Manajemen Sarana dan Prasarana. Jurnal Al-Afkar


Vol. VI. No. 1.

Novita, Mona. 2017. Sarana dan Prasarana yang baik menjadi bagian
ujung tombak keberhasilan Lembaga pendidikan islam. Jurnal
Nur El-Islam, Vol. 4, No. 2.

Oxford Learners Dictionary Online. “definition of Management”


Diakses melalui
https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/definition/english
/management?q=management. 26 maret 2021.

Qurtubi, Ahmad. 2019. Administrasi Pendidikan (Tinjauan Teori &


Implementasi). Surabaya: CV. Jakad Media Publishing.

Rencana (Def. 2) (n.d) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


Online. Diakses melalui https://kbbi.web.id/rencana, 20 maret
2021.

Saifullah, Yongka. (2007) Skripsi: “Hubungan Manajemen Sarana


dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTs Negri 13 Jakarta
Selatan” Jakarta: STAIDA
101

Saud, Udin S. dan Abin S. Makmun. 2007. Perencanaan Pendidikan,


Suatu Pendekatan Komperhensif. Jakarta: remaja Rosdakarya.

Sinta, Ike Malaya. 2019. Manajemen Sarana dan Prasarana. Journal


Islamic Education Management Vol 4 No. 1.

Soetjipto dan raflis Kosasi. 2009. Profesi keguruan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Somantri, Manap. 2014. Perencanaan Pendidikan. Bogor: IPB Press.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Suhelayanti dkk. 2020. Manajemen Pendidikan. Medan: Yayasan Kita


Menulis.

Sulistiyorini. 2009. Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras.

Syafaruddin. 2005. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Tangerang:


Ciputat Press.

Tampubolon, Paruhuman. 2018. Pengorganisasian dan Kepemimpinan


Kajian Terhadap Fungsi-fungsi Manajemen Organisasi Dalam
Upaya Untuk Mencapai Tujuan Organisasi. Jurnal Stindo
Profesional Volume IV, Nomor 3.

Triyono, Urip dan Mufarohah. 2018. Bunga Rampai Pendidikan


(Formal, Nonformal dan Informal). Yogyakarta: Deepublish.

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional. Jakarta
102

Wahyudin, Undang Ruslan. 2020. Manajemen Pendidkan, Teori dan


Praktik dalam Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional.
Yogyakarta: Deepublish

Wijayanto, Dian. 2012. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Gramedia


Pustaka Utama.

Yaya, Suryana. 2015. Metode Penelitian Manajemen Pendidikan.


Bandung: PT Pustaka Setia.
103

LAMPIRAN
104

Lampiran 1. SK Pembimbing
105

Lampiran 2. Surat Pengantar Observasi


106
107

Lampiran 3. Kartu Laporan Bimbingan Skripsi


108

KARTU LAPORAN BIMBINGAN SKRIPSI


Nama Mahasiswa : Nasropah Hopipah
NIM/NIRM : 17021018
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam
Semester :8
Judul Skripsi : Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP
Perwira Ulujami Jakarta Selatan
Dosen Pembimbing : Idham , M. Pd

No. Hari/Tgl. Catatan Dosen Paraf & Nama* Ket.


Pembimbing
1. Rabu, 23 Pemberitahuan dosen pembimbing,
Juni 2021 pengarahan untuk pelaksanaan
penelitian
2. Senin, 29 Penegasan dalam penulisan rumusan
Juni 2021 masalah, penulisan footnote,
penegasan istilah dan kata yang
disingkat.
3. Sabtu, 26 Konsultasi pedoman wawancara.
Juni 2021
109

4. Selasa, 10 Penegasan dalam latar belakang


Agustus masalah, arahan untuk penelitian.
2021 Daftar isi sesuai buku panduan, teknik
penulisan nama yang sama di daftar
pusaka, penjelasan teknik triangulasi.
(via telpon)
5. Sabtu, 28 Penulisan kutipan berasal dari
Agustus wawancara, perbaikan Bahasa
2021 penjelasan isi penelitian.
6. Senin, 30 Bab 3, waktu dan penelitian
Agustus dicantumkan. Bagian B metode
2021 penelitian sesuaikan dgn buku
panduan.
Lengkapi lampiran-lampiran.
7. Selasa, 31 Pengesahan skripsi
Agustus
2021
8.

*Paraf dosen pembimbing dan namanya.


110

Lampiran 4. Pedoman Observasi

Hari/Tanggal : 24 Mei – 14 Agustus 2021

Tempat : SMP Perwira Ulujami Jakarta Selatan

Waktu/ Fokus/Sub- Objek Desksripsi Hasil Kesimpulan


No
Tempat fokus Observasi Observasi

1. 24 Mei Bagaimana Kepala

2021 manajemen Sekolah

sarana dan SMP

prasarana di Perwira

SMP Perwira

Ulujami?

2 14 Bagaimana Wakil

Agustus pelaksanaan Bidang

2021 sarana dan Sarana

prasarana di dan

SMP Perwira? Prasarana

SMP

Perwira
111

2 14 Bagaimana Wakil

Agustus proses bidang

2021 pengawasan dan sarana dan

pemeliharaan prasarana?

sarana dan

prasarana SMP

Perwira?

3. 14 Untuk Bendahara

Agustus pengadaan SMP

2021 sarana dan Perwira

prasarana, Ulujami

darimana dana

itu bersumber?

4. 14 Bagaimana Wakil

Agustus pengorganisasian Bidang

2021 pada manajemen Personalia

sarana dan .
112

prasarana di

SMP Perwira

5 14 Bagaimana Penanggu

Agustus penggunaan ng jawab

2021 sarana dan salah ssatu

prasarana yang sarana dan

berjalan di SMP prasarana

Perwira sekolah
113

Lampirna 5. Catatan Hasil Observasi

Hari/Tanggal : 24 Mei – 14 Agustus 2021

Tempat : SMP Perwira Ulujami Jakarta Selatan

Waktu/ Fokus/Sub- Objek Desksripsi Hasil Kesimpulan


No
Tempat fokus Observasi Observasi

1. 24 Mei Bagaimana Kepala Manajemen sarana Perencanaan

2021 manajemen Sekolah dan prasarana di SMP pengadaan sarana

sarana dan SMP Perwira berjalan dan prasarana

prasarana di Perwira dengan diawasi oleh dilakukan oleh

SMP Perwira pihak yayasan dan kepala sekolah,

Ulujami? kepala sekolah. wakil bidang

Pengawasan setiap sarana dan

harinya dilakukan prasarana serta

oleh wakil bidang para guru dalam

sarana dan prasarana. rapat kerja setiap

Pengadaan sarana dan tahunnya untuk

prasarana diadakan membentuk

bersarkan RAKS yang RAKS. Wakil


114

dihasilkan dalam rapat bidang sarana dan

kerja guru SMP prasarana sebagai

Perwira Ulujami pengawas harian

setiap tahunnya. untuk saran dan

parasarana

sedangkan kepala

sekolah dan pihak

yayasan adalah

pengawas umum

bagi berjalannya

manajemen sarana

dan prasarana SMP

Perwira Ulujami.

2 14 Bagaimana Wakil Pelaksanaan Pengadaan segala

Agustus pelaksanaan Bidang manajemen sarana fasilitas sarana dan

2021 sarana dan Sarana dan prasarana SMP prasarna

prasarana di dan perwira meliputi dilaksanakan

SMP Perwira? Prasarana pengadaan dan berdasarkan RAKS

penggunaan sarana yang sudah disusun


115

SMP dan prasarana. saat rapat kerja

Perwira Pengadaan dilakukan guru. Semua warga

berdasarkan RAKS. sekolah dapat

Untuk penggunaan menggunakan

berdasarkan jadwal fasilitas sarana dan

yang ada agar teratur prasarana dengan

dan semua siswa bisa jadwal yang ada.

menggunakan fasilitas

sarana dan prasarana

dengan merata.

2 14 Bagaimana Wakil Pengawasan dilakukan Proses pengawasan

Agustus proses bidang melihat seberapa sering tidak dilakukan

2021 pengawasan dan sarana dan fasilitas itu digunakan. secara berkala.

pemeliharaan prasarana? Jika dirasa digunakan Pemeliharaan

sarana dan lebih serig dari dilakukan jika dirasa

prasarana SMP biasanya maka memang butuh

Perwira? pemeliharaannya perawatan terhadap

ditingkatkan. Namun satu sarana dan

jika emang dirasa tidak prasarana tertentu.


116

perlu melakukan

pemeliharaan berkala

maka hanya dilakukan

pemeliharaan jika

diperlukan seperti

renovasi dan

sebagainya.

3. 14 Untuk Bendahara Dalam hal pengadaan, Sumber dana untuk

Agustus pengadaan SMP dana yang digunakan pengadaan sarana

2021 sarana dan Perwira adalah bersumber dari dan prasarana

prasarana, Ulujami dana SPP yang dikelola berasal dari

darimana dana oleh yayasan dan dana yayasan dan dana

itu bersumber? bantuan dari pemerintah BOS.

berupa dana BOS.

4. 14 Bagaimana Wakil Pengorganisasian dalam Personalia yang

Agustus pengorganisasian Bidang manajemen sarana kurang

2021 pada manajemen melibatkan kepala mengakibatkan


117

sarana dan Personalia sekolah yang beberapa guru

prasarana di . membawahi wakil merangkap

SMP Perwira bidang sarana dan beberapa bagian

prasarana sebagai untuk mengelola

pelaksana. Sedangkan kepentingan

dibawah wakil bidang sekolah. Dalam hal

sarana adalah para staff ini juga termasuk

penanggung jawab pengelola sarana

terhadap beberapa dan prasarana.

sarana prasarna yang

perlu dikelola harian

yang diambil dari guru

guru yang ada di SMP

Perwira.

5 14 Bagaimana Penanggu Perihal penggunaan Penggunaan

Agustus penggunaan ng jawab sarana dan prasarana di berjalan

2021 sarana dan salah ssatu SMP Perwira berjalan berdasarkan jadwal

prasarana yang sarana dan berdasarkan jadwal kegiatan agr siswa

kegiatan yang ada. Pada SMP Perwira


118

berjalan di SMP prasarana beberapa sarana Ulujami dapat

Perwira sekolah penunjang menggunakan

pembelajaran. Selain itu fasilitas secara

dilakukan pula menyeluruh.

pencatatan untuk

mengontrol pengguna

sarana dan prsarana

yang dilaksanakan oleh

penanggung jawab

sarana dan prasarana

tersebut.
119

Lampiran 6. Hasil Wawancara

Nama : Nurmansyah Syafawi

Tempat : SMP Perwira Ulujami

Waktu : 10.38 – 11.40

Status : Wakil Bidang Sarana dan Prasarana

No. Fokus/Sub- Pertanyaan Isi wawancara Kesimpulan


fokus

1. Sf. 1 1. Bagaimana 1. Pengelolaan Manajemen


pengelolaan manajemen sarana dan
manajemen sarana dan prasarana
sarana dan prasarana di dikelola oleh
prasarana di SMP dikelola kepala sekolah
SMP Perwira oleh wakil dibantu oleh
Ulujami? kepala bidang wakil bidang
sarana dan sarana dan
prasarana yang prasarana.
merangkap
sebagai wakil
bidang
kesiswaan,
dikarenakan kita
swasta muatan
lokalnya kurang
120

tidak diatas 10,


maka
digabungkan
empat wakil
yang
mendampingi
kepala sekolah,
yaitu wakil
bidang
personalia
merangkap
wakil bidang
kurikulum dan
wakil kepala
bidang sarana
dan prasarana
mencakup wakil
bidang
kesiswaan.
Dalam hal ini
wakil bidang
sarana dan
prasarana
sebagai
pelaksana
perencana untuk
121

segala proses
pengadaan
sarana dan
prasarana yang
dibantu oleh
wakil bidang
kurikulum
sebagai
pengelola biaya.
2 Sf.2 2. Bagaimana Perencanaan
Tentunya semua
perencanaan dilakukan dalam
sarana dan
sarana dan rapat kerja guru
prasarana
prasarana di dengan
dipakai dan
SMP Perwira membentuk
dipeliaharan
RAKS (Rencana
oleh seluruh
Anggaran
warga sekolah
Kebutuhan
sebagai
Sekolah)
tanggung jawab
bersama

2. Perencanaan
sarana dan
prasana dibuat
oleh kita
bersama. Dari
122

kepala sekolah,
kurikulum dan
wakil kepala
sarana dan
prasarana untuk
masalah
pengajuan.
Lebih impilist
atau lebih
mendalam kita
membahas
perencanaan
dalam RAKS
(Rencana
Anggaran
Kebutuhan
Sekolah) dalam
hal ini
dimasukkan
semua kegiatan
kegiatan selama
periode dana
BOS cair, yaitu
triwulan 1,
triwulan 2 dan
triwulan 3.
123

kemudian
bidang sarana
dan prasarana
mengajukan
kebutuhan-
kebutuhannya
terkait sarana
dan prasarana
yang
dibutuhkan –
misalnya
perbaikan
kamar mandi,
renovasi kantin,
pengadaan alat
penunjang
ekstrakurikuler
anak- setalah itu
bendahara akan
mengajukan
anggaran itu ke
kepala sekolah.

Sf. 3 3. Bagaimana Kepala sekolah Pengorganisasian

pengorganisasian kemudian akan yang masih


manajemen meninjau kurang dalam
sarana dan kembali
124

prasarana di kebutuhan- bidang


SMP Perwira? kebutuhan yang personalia.
diajukan oleh
bagian sarana
dan prasarana
tadi. Kalau
sudah, setelah
itu bagian
sarana dan
prasarana akan
mengajukan
kebutuhan itu
kepada yayasan.

3. Sistem
perpustakaan
saat ini masih
sedang dalam
proses
pembangunan
sistem.
Bagaimana
kemudian siswa
125

dengan mudah
menemukan
buku yang
dibutuhkan,
penataan
tempat,
penataan buku
dan segala
atribut yang ada
di perpustakaan.
Menanggapi hal
ini, tentunya
dinutuhkan
sumber daya
manusia yang
mumpuni. Maka
kemudian, dua
penanggung
jawab dari
perpustakaan
kami adakan
4. Bagaimana pelatihan untuk
proses bisa menguasai
pelaksanaan hal tersebut.
manajemen Sehingga
sarana dan mengurasngi
126

prasarana di resiko adanya


SMP Perwira? kesalahan
maupun ketidak
sesuain apa Pelaksanaan
yang sistem meliputi dua hal,
rancang dengan pengadaan dan
apa yang terjadi penggunaan.
di lapangan. Pengadaan

Untuk Lab bersumber dari


Komputer juga dna yayasan dan
kita
dana bos.
memberdayakan
teman-teman Penggunaan
dari TU dua sesuai jadwal
orang untuk bisa
menangani hal- kegiatan yang
hal yang tidak ada.
terduga saat
dibutuhkan.
Artinya kita
usahakan
seminimal
mungkin untuk
melibatkan
orang lain

4. Setelah
pengajuan
127

perencanaan
kebutuhan
ditinjau oleh
kepala sekolah
dan disetujui,
maka
pengadaan
kebutuhan
sarana dan
prasarana bisa
dilakukan. Hal
ini kemudian
bisa diproses
dari dana BOS
yang sudah
dicairkan atau
dari pendanaan
yang diberikan
yayasan. Untuk
dana BOS
pembelanjaan
biasanya bisa
dilakukan
melalui rekanan
yang sudah
ditentukan oleh
128

dinas. Selain
dari dana BOS
kami juga
melakukan
pengadaan
sarana dan
prasarana
dengan dana
yang bersumber
5. Bagaimana
dari dana
pengawasan
yayasan. Untuk
sarana dan
dana dari
prasarana SMP
yayasan ini
Perwira?
biasanya kami
gunakan untuk
belanja
keperluan
Pengawasan
diawal tahun
dilakukan secara
untuk kategori
berkala untuk
sarana habis
beberapa sarana
pakai, misalnya
tertentu. Sarana
kertas, spidol
lainnya hanya
dan segala hal
terbatas pada
yang sudah
pemeliharaan
dianggarkan
untuk
129

kebutuhan atau renovasi


kegiatan saat dibutuhkan.
sekolah diawal
tahun dan untuk
beberapa
kebutuhan tak
terduga,
misalnya
renovasi
beberapa sarana
prasarana
sekolah atau
pembelian
kebutuhan
kantor yang
habis sewaktu-
waktu. Untuk
dana yang
berasal dari
yayasan, kami
hanya
mengajukan
setelah itu
yayasan yang
menindak
lanjuti
130

5. Kalau kita untuk


masalah
pengecekkan itu
tergantung dari
pemakaian.
Kalau
pemakaian kita
dianggap
normal, yasudah
kita tidak ada
pengecekkan.
Jadi tidak ada
jadwal
pengecekkan
berkala. Kalau
memang ada
yang perlu kita
kroscek ulang
lagi, kadang kan
ada yang eror,
baru kita
panggil
maintenance.
131

Kalau seperti
AC tuh kan
pertiga bulan
harus dicuci,
dibersihkan.
Yaa Cuma kan
kalo masih
bersih, layak
kan percuma.
kita panggil
mereka kan juga
mengeluarkan
biaya. Daripada
kita
mengeluarkan
biaya, kita
manfaatkan
teman teman
guru yang
memang
mengerti dan
mampu untuk
bisa menangani
hal itu.
132

HASIL WAWANCARA

Nama : Hadi Utomo

Tempat : KUA Kecamatan Larangan

Waktu : 13.28-14.15

Status : Kepala Sekolah SMP Perwira Ulujami

No. Fokus/Sub- Pertanyaan Isi wawancara Kesimpulan


fokus

1. Sf. 1 1. Bagaimana 1. Untuk proses RAKS dari hasil


perencanaan perencanaan rapat kerja
sarana dan kebutuhan dalam tahunan gur-guru
prasarana SMP aspek penunjang akan diajukan ke
Perwira proses belajar pihak yayasan
Ulujami? mengajar di sekolah ini untuk kemudian
diajukan dalam rapat bisa laksanakan
RAKS. Nah rapat ini pengadaan.
dilakukan diawal tahun
ajaran. Dalam rapat ini
semua guru ikut
merencanakan
kebutuhan sarana dan
prasarana. Kemudian
saya juga kan punya
program, nah
kemudian mana saja
133

nih kebutuhan yang


urgent atau penting
yang harus
didahulukan.
Kemudian saya selaku
kepala sekolah akan
meninjau dan
mensortir kira kira
mana hal yang lebih
diutamakan untuk
dilakukan pengadaan.
Setelah itu kita ajukan
ke yayasan sebagai
2. Bagaiaman pemegang kebijakan
proses dan pengelola dana
penggunaan yang akan digunain
sarana dan buat sarana dan
prasarana? prasarana

2. Dalam aspek
penggunaan beberapa
2. Sf. 2 fasilitas tentunya agar Penggunaan
semua bisa memakai dilakukan bagi
secara efektif maka siapa saja yang
diperlukan adanya mau
134

manajemen menggunakan
penggunaan. Namun fasilitas.
saat ini yang berjalan
adalah siapa saja yang
mau menggunakan
fasilitas tersebut
langsung saja, selama
sarana itu tidak sedang
digunakan oleh yang
lain. Dal hal in
contohnya penggunaan
laboratorium.
Penggunaan
laboratorium Bahasa
ya yang menggunakan
3. Bagaimana
tidak hanya guru
pengawasan
Bahasa itu sendiri, tapi
sarana dan
guru mata pelajaran
prasarana di
lain juga bisa
SMP Perwira
menggunakan fasilitas
Ulujami?
itu jika dibutuhkan.
Namun yang
bertanggung jawab
atas pemeliharaan
sarana laboratorium
135

Bahasa itu sendiri ya


guru Bahasa.

3. Untuk pemeliharaan
sendiri tidak ada Pemeliharaan
penjadwalan khusus dilakukan tidak
atau pengecekan secara berkala.
secara berkala. Tapi Dilakukan hanya
kalo pengawasan jika ada

secara umum biasanya kebutuhan


dilakukan oleh saya renovasi maupun
selaku kepala sekolah perbaikan.
dan juga pihak
yayasan. pemeliharaan
lebih kepada ketika
dibutuhkan renovasi
ataupun servis
beberapa peralatan
sarana dan prasarana.
Misalnya saat ini kami
sedang melakukan
renovasi di kantin
sekolah, karena sampai
saat ini sebenarnya
kami masih melakukan
136

pembenahan terhadap
sarana dan prasarana.
Agar anak anak
maupun guru-guru
merasa nyaman saat
menggunakan segala
sarana dan prasarana di
sekolah.

HASIL WAWANCARA

Nama : Sulastri

Tempat : SMP Perwira Ulujami

Waktu : 10.05 – 11.15

Status : Bendahara dan Wakil Bidang Personalia

No. Fokus/Sub- Pertanyaan Isi wawancara Kesimpulan


fokus

1. Sf. 1 1. Bagaimana alur 1. Jadi kalo sarana dan Alur


pengajuan prasarana memang pengajuan
137

pengadaan kalau sekolah disini dilakukan dari


sarana dan memang biasanya rencana kepala
prasarana? kepala sekolah punya sekolah
program, nah melalui wakil
program yang ketika bidang sarana
dia bicara nih kan dan prasarana
kumpul kan rapat, ke pihak
nah kemudian kita yayasan.
emang kita tidak
membuat bentuknya
proposal, harusnya
memang ada, tapi
kalu disini beliau
langsung
mengajukan
anggaran nah
kemudian anggaran
ini dibicarakan
menuju yayasan,
karena memang
pendanaan larinya ke
yayasan. Ketika dia
oke, tapi ternyata
dananya masih
kurang, nah kita
138

2. Siapa yang ikut meminta bantuan


merencanakan dana BOS.
dalam pengajuan
sarana dan Kepala

prasarana? sekolah, wakil


2. Sf.2
bidang sarana
2. Kalo misalnya untuk
dan para guru
sarana dan prasarana
ikut dalam
justru pengajuannya
memberikan
itu memang yang
ide dan
lebih intinya bapak
masukan
kepala sekolah dan
untuk
bagian wakil sarana
pengadaan
dan prasarana, dia
sarana dan
lebih utama, tapi
prasarana.
tidak menutup
kemungkinan para

3. Darimana dana guru memberikan ide

yang digunakan dan masukan untuk

untuk pengadaan kebutuhan sarana dan

sarana dan prasarana. Tapi

prasarana di paling kalau guru

SMP Perwira pengadaan

Ulujami? (kebutuhan)
pembelajarannya. Yang terjadi di
SMP perwira
pengadaan
139

3. Seharusnya memang sarana dan


pengadaan sarana prasarna
dan prasarana yang bersumber dari
benar itu ada dana yayasan
proposal yang dan dana BOS.
diajuka ke yayasan,
terus setelah selesai
buat laporan. Tapi
kalau disini yang
belanja yayasan,
yang cari tukang
yayasan, dan
sebagainya. Jadi
kalau yang disekolah
ngawasin saja. Yang
bayar tukang
yayasan, yang nyari
(tukang) yayasan,
barangnya juga dia
yang nyari. Jadi
harusnya orang
yayasan yang
ngawasi, tapi malah
mereka yang
menjalankan
140

HASIL WAWANCARA

Nama : Munadi

Tempat : Ruang TU SMP Perwira

Waktu : 14.08 – 14.45

Status : Kepala TU SMP Perwira

No. Fokus/Sub- Pertanyaan Isi wawancara Kesimpulan


fokus

1 Sf. 1 1. Bagaimana 1. Untuk pengadaannya Untuk


dengan pengadaan ya, pokonya kalo di pengadaan
sarana dan ruangan TU itu ada sarana habis
prasarana habis kekurangan sarana dan pakai di
pakai di kantor TU prasarana, seperti ruang TU
SMP Perwira? misalkan alat-alat tulis langsung
gitu ya, paling saya diajukan
melaporkannya kepada kepala TU
yayasan. Soalnya kita kepada pihak
memang aturan dari yayasan.
yayasan untuk khusus
sarana dan prasarana
untuk ruang TU. Jadi
141

kalo seandainya abis


atau memang
kekurangan, dari
yayasan meminta
setiap awal tahun
ajaran baru minta ke
saya daftar apa apa
yang mau dibeli, apa
yang udah habis baru
kita kasih ke yayasan
langsung. Baru
yayasan yang beli,
setelah itu kita adakah
pengecekan yang kira
kira barang apa yang
belum ada.
142

HASIL WAWANCARA

Nama : Esti Wahyuni

Tempat : SMP Perwira Ulujami

Waktu : 13.10 – 14.15

Status : Masyarakat

No. Fokus/Sub- Pertanyaan Isi wawancara Kesimpulan


fokus

1. Sf. 1 1. Bagaimana 3. Kalau di Pengunjung


proses perpustakaan kita mencatat di buku
penggunaan tentunya ada ya untuk kunjungan.
perpustakaan pencatatan kunjungan Pencatatan
yang berjalan di terus jadwal dilakukan bagi
SMP Perwira kunjungan, ada buku buku yang akan
Ulujami? kunjung, ada buku dipinjam oleh
pinjam, jadi bisa siswa.
tercatat dan terdata ada Peningkatan
berapa pengunjung sistem dengan
perpustakaan setiap menjalin relasi
harinya. Nah beberapa dengan pihak
tahun ke belakang ini luar.
kita baru saja
berkolaborasi dengan
BI Corner sebagai
bantuan untuk sistem
143

perpustakaan sekolah.
Nah kita sedang
berupaya untuk beralih
ke sistem digital. Jadi
pelaksanaannya nanti
anak anak kalau
berkunjung ya
pendataannya melalui
sistem. Terus cari
bukunya juga jadi
lebih mudah karena
ada sistem yang
tersambung untuk
mengetahui letak buku
yang dicari.

2. Jam buka
perpustakaan selama

2. Sf.2 jam belajar, pagi jam 7 Jam buka


2. Adakah jadwal
sampai jam tiga. perpustakaan
buka bagi
Tadinya ada yang jaga berlangung
perpustakaan?
penjaganya, tapi selama jam
ssekarang tidak ada. pelajaran.
Ya dulu saya, tapi
namanya ya guru
144

biasa, bukan
pustakawan asli jadi
guru sambilan (jaga
perpustakaan) kalau
sedang gak ada jadwal
ngajar sementara kita
dulu, kalau untuk
khusus belum ada.
Kadang-kadang kalau
ada siswa yang mau ke
perpustakaan ya
menghubungi kami
lagi ngajar
145

LAMPIRAN FOTO KEGIATAN OBSERVASI

Gambar 1 Wawancara dengan kepala perpustakaan


146

Gambar 2 wawancara dengan salah satu guru SMP Perwira

Gambar 3 wawancara dengan kepala TU SMP Perwira


147

Gambar 4 Wawancara dengan Wakil Bidang Personalia dan Bendahara SMP Perwira

Gambar 5 Keadaan masjid SMP Perwira sebagai ruang ibadah sisw

Gambar 6 Kelas-Kelas SMP Perwira Ulujami


148

Gambar 7 Kantin SMP Perwira Ulujami


149

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nasropah Hopipah


NIM/NIRM : 17021018
N.I.K : 3603276503880001
Tempat, Tgl Lahir : Tangerang, 25 Maret 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kp. Asem, rt/rw 003/001 No. 146 Ds.
Kubang Kec. Sukamulya Kab.
Tangerang-Banten
Agama : Islam
No. Hp Pribadi : 0858-8753-1198
Email : nasropahhopipah@gmail.com
Gol. Darah : AB

Anda mungkin juga menyukai