Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh:
RUDI HANDOKO
NPM : 1511080294
i
2
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh:
RUDI HANDOKO
NPM : 1511080294
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya peserta didik yang membolos
sekolah.Terdapat 6 peserta didik yang menjadi fokus peneliti untuk dilakukan
pembinaan atau bimbingan melalaui konseling kelompok. Dalam penelitian ini
menggunakan teknik Behavior contract dengan harapan dapat merubah perilaku
yang tidak sesuai menjadi perilaku yang sesuai terhadap peraturan tata tertib
sekolah. Dan diharapkan dapat merubah perilaku membolos sekolah peserta didik.
Karena hal ini sangat berkaitan terhadap proses belajar mengajar dan keberhasilan
belajar peserta didik di SMP PGRI 2 Bandar lampung. Tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengetahui bagaimana proses pemberian layanan konseling kelompok
dengan menggunakan teknik behavior contract untuk mengatasi perilaku peserta
didik yang membolos di sekolah. Dalam penelitian in peneliti menggunakan
metode kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu, observasi, wawancara dan
dokumentasi. Sedangkan objek dari penelitian ini yaitu peserta didik yang
melanggar tata tertib sekolah yang terfokus pada peserta didik yang membolos
sekolah.Sampel yang ada dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas VIII SMP
PGRI 2 Bandar Lampung. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan konseling kelompok dengan menggunakan teknik behavior contract
di SMP PGRI 2 Bandar Lampung dapat dikatakan cukup baik karena sudah sesuai
dngan teori yang sudah ada. Dari hasil penelitian ini juga dapat disimpulkan
bahwa penerapan konseling kelompok dengan mengguakan teknik behavior
contract dapat mengurangi perilaku membolos di SMP PGRI 2 Bandar Lampung.
Tetapi masih perlu untuk ditingkatkan agar dapat meminimalisir peserta didik
yang membolos.
ii
4
MOTO
…
“´Sesunggunya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
iii
6
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT yang maha pemberi
segalanya berupa kebaikan dan dari hati yang terdalam, skripsi ini penulis
mempersembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Ruwanto dan Ibu Kadiyah, yang selalu
kesehatan dan panjang umur untuk membuat kedua orangtua kita bangga.
v
7
RIWAYAT HIDUP
Tanggal 13 Januari 1995 sebagai anak ke- 1 dari dua bersaudara dari pasangan
Rekso Binangun, lulus pada tahun dari tahun 2009. Setelah itu penulis
serta berkat do’a dan dukungan kedua orangtua sehingga penulis dapat
melalui jalur UM-PTKIN pada Falkultas dan Ilmu Keguruan Jurusan Bimbingan
vi
8
KATA PENGANTAR
alam yang atas segala limpahan rahmat, ridho dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah
lmpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, suri tauladan yang baik sebagai contoh
dalam menjalani hidup, kepada keluarga sahabat dan para pengikutnya yang setia
Skripsi ini ditulis sebagai satu persyaratan untuk mnyelesaikan studi pada
program Strata Satu (S1) program studi Bimbingan Konseling Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung guna memperoleh
Islam.
Atas bantuan semua pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis
disampaikan kepada :.
1. Prof. Dr. Hj Nirva Diana, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
2. Dr. Hj. Rifda El Fiah, M.Pd, Selaku ketua jurusan Bimbingan Konseling
vii
9
diharapkan.
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan
7. Bapak Nur Rahman, S.Pd selaku guru BK di SMP PGRI 2 Bandar Lampug
8. Teman satu kontrakan: Ismail, Tomi, Kiki Alfiansyah, Nino, Nando, Indra
10. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
Penuis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, yang
disebab kan karena keterbatasan penulis, waktu dan dana yang dimiliki. Untuk itu
tulisan ini.
10
Penulis
Rudi Handoko
NPM:1511080294
11
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHAS
x
12
A. Deskripsi ............................................................................... 64
1. Mengidentifikasi Peserta Didik ....................................... 67
2. Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Behavior
Contract........................................................................... 68
3. Hasil Wawancara Serta Observasi Dan Analisis
Hasil Wawancara ............................................................ 69
B. Pembahasan ................................................................................. 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 85
B. Rekomendasi ......................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Agar dalam penelitian ini tidak terjadi kesalah pahaman mengenai judul
1. Konseling Kelompok
seseorang yang bersifat lentur, yang terfokus pada pikiran dan seseorang
1
Edi Kurnanto, Konseling Kelompok (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 7.
1
2
2. Behavior Contract
konselor.2
3. Membolos
tidak baik seperti pemberian julukan, cap atau merk yang tidak sesuai
utama bagi peserta didik yang memiliki efek negatif pada masa depan.
2
Gantiana, Teori Dan Teknik Konseling (jakarta: pt indeks, 2016), h. 17.
3
Defriyanto,"Evaluasi Program Bimbingan Dan Konseling Dalam Mengatasi Perilaku
Membolos Peserta Didik Di SMA YP UNILA Bandar Lampung",Konseli : Jurnal Bimbingan Dan
Konseling, Vol 2, 2015, h. 5.
4
Mille& Plan, “Pembolosan dan Persepsi kinerja Sekolah”,Journal of Cognitive and
Behavioral Psychotherapies, Vol. 9, No. 2, September 2009, h. 2.
5
Garry, Eileen M, “Pembolosan langkah pertama menuju masalah kenakalanRemaja”
Journal of Juvenile Justice and Delinquency Prevention, Vol. 5, No. 2, Oktober, 2007, h. 2.
3
SMP 1 Bandar Lampung pada siang hari kemudian pindah Jl. P. Antasari
Bandar Lampung tahun 2000 SMP PGRI 2 menempati lokasi baru di Jl.
Pulau Singkep Sukabumi Bandar Lampung dan pada Tahun 2016 menetap
akan lepas dari peraturan dan tata tertib, peserta didik juga di tuntut untuk dapat
berperilaku sesuai dengan peraturan tata tertib yang ada di sekolah. Maka dari itu
sekolah selalu menumbuhkan rasa pentingnya untuk menaati tata tertib yang
berlaku di sekolah untuk menumbuhkan disiplin yang tinggi dalam diri peserta
didik.
peserta didik agar berperilaku dengan aturan dan tata tertib di sekolah. Dengan
terbentuknya disiplin peserta didik, maka sangat berarti untuk mencapai tujuan
mengatasi permasalahan pada peserta didik terkait dengan perilaku yang dapat
merugikan.
tertentu. Karena perilaku membolos itu sudah ada sejak dulu, tidak di kota-kota
lakukan oleh peserta didik. Tidak mengikuti proses pembelajaran, dan tidak hadir
saat absen, pada saat jam pelajaran tertentu. Apabila membolos yang di lakukan
6
peserta didik di biarkan atau tidak ada cara yang di tempuh untuk mencegah hal
tersebut maka akan berdampak pada prestasi peserta didik itu sendiri, karena tidak
maksimal pada masa proses pendidikanya untuk mencari ilmu pengetahuan dan
segala sesuatu yang bemanfaat untuk dirinya, dengan tidak meninggalkan mata
pelajaran saat proses pembelajaran, yang tindakan tersebut justru dapat merugian
Jika perilaku membolos yang di lakukan oleh peserta didik dibiarkan dan
tidak ditanggulangi dengan segera maka akan membawa kerugian bagi peserta
didik serta orang tuanya sendiri. Kerugian yang nyata dapat dilihat dari penurunya
prestasi belajar pada peserta didik dikarenakan tidak mengikuti pelajaran yang
untuk menimba ilmu dan segala kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya, tetapi
peserta didik yang melakukan tindakan membolos dan menyia –nyiakan waktu
6
depatermen agama Ri, AL-Qur’an Dan Terjemah (bandung: depang ri pusat, 2007),h
601.
7
Pada surat Al-Ashr diatas dapat diketahui bahwa manusia akan mengalami
maksimal, karena waktu yang telah dilalui tidak mungkin terulang kembali. Maka
dari itu setiap manusia hendaknya dapat memanfaatkan waktu dengan baik dan
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surat Al-Ashr setiap manusia akan
Maka dari itu dengan adanya peran seorang guru bimbingan dan konseling
dapat mengatasi permasalahan peserta didik yang ada di sekolah. Karena jika
terhadap masalah yang ada. Dan memang sudah seharusnnya seorang manusia
harus saling membantu dan memberikan pertolongan, sebagai mana Allah SWT
7
Depatermen Agama, AL-Qur’an Dan Terjemah (PT Seagma Examadea: Bogor, 2015),h.
107.
8
Contract merupakan persetujuan antara kedua belah pihak tanpa ada paksaan baik
Lampung. Peneliti menemukan ada beberapa kasus yang terjadi pada saat proses
selaku guru bimbingan dan koseling untuk mengetahui beberapa kasus yang
terjadi pada saat proses pembelajaran. Bapak Nur Rahman, S.Pd mengatakan
bahwa :
8
Nur Rahman, Observasi Dan Wawancara di SMP PGRI 2 Bandar Lampung, Tanggal 26
Agustus 2019.
9
melakuan wawancara dengan salah satu siswa kelas VIII yang berinisial RI di
“Membolos adalah perilaku yang tidak baik dan merugikan bagi diri
sendiri karena tertinggal materi yang disampaikan Ibu dan Bapak guru,
tetapi saya heran masih banyak teman-teman yang masih sering membolos
waktu sekolah dan membolos menjadi hal yang sudah biasa di sekolah’’.9
Untuk memperkuat pernyataan tersebut peneliti juga melakukan
wawancara dengan peserta didik yang membolos yaitu yang berinisial DE, KJ,
MD, IM, RR, DS. Peneliti melakukan wawancara pada tanggal 26 Agustus 2019
“Membolos sebenarnya perilaku yang tidak baik dan merugikan diri kami
sendiri,karena kami tertinggal mata pelajaran yang diberikan saat itu
sehingga saat diberikan ulangan harian terkadang kami merasa kesulitan”
Riko Arista, S.Pd selaku kepala sekolah di SMP PGRI 2 Bandar Lampung
mengatakan :
Rahman, S.Pd selaku guru bimbingan dan konseling dan dengan peserta didik
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peserta didik yang masih suka membolos
9
RI, Observasi Dan Wawancara di SMP PGRI 2 Bandar Lampung, Tanggal 26 Agustus
2019.
10
Riko Arista, Observasi dan Wawancara Di SMP PGRI 2 Bandar Lampung, Tanggal 26
Agustus 2019.
10
diberikan ulangan akan tetapi perilaku membolos masih sering dilakukan oleh
Maka dari itu untuk memperjelas data awal peserta didik yang melakukan
Tabel 1
Data Peserta Didik Membolos
Kelas VIIl di SMP PGRI 2 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran Semester Ganjil 2019/2020
Jumlah
Intensitas
No Nama Kelas
Keterangan Membolo Kategori
s
A I S
1 DE VIII A 6 Tinggi
2 KJ VIII A 4 Tinggi
3 MD VIII A 3 Sedang
4 IM VIII A 5 Tinggi
5 RR VIII A 3 Sedang
6 DS VIII A 3 Sedang
11
Sumber, Dokumentasi Absensi Kelas VIII di SMP PGRI 2 Bandar Lampung, Semester
Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020.
11
Agustus 2019 denganBapak Nur Rahman, S.Pd selaku guru bimbingan dan
konseling serta rekap absensi peserta didik kelas VIII di SMP PGRI 2 Bandar
Lampung melihat data tabel tersebut, maka peneliti menfokuskan kepada 6 peserta
didikyaitu, DE, KJ, MD, IM, RR, DS yang dapat di jadikan sebagai bahan
peserta didik yang membolos, Bapak Nur Rahman, S.Pd mengatakan bahwa
membolos. Indikator yang sering terjadi yaitu, tidak masuk kembali setelah izin,
12
Nur Rahman, Observasi dan Wawancara di SMP PGRI 2 Bandar Lampung, Tanggal
27 Agustus 2019.
12
maka dapat diketahui indikator sebab peserta didik membolos. Untuk lebih
Tabel 2
Indikator Peserta Didik Yang Membolos
Tahun Pelajaran Semester Ganjil 2019/2020
maka akan berdampak menurun prestasi belajar pada peserta didik. Dan yang
lebih mengkhawatirkan akan berdampak tingkah laku yang negatif, yaitu tidak
naik kelas.
13
Peserta Didik, Wawancara Peserta Didik di SMP PGRI 2 Bandar Lampung, Tanggal 27
Agustus 2019.
13
Dari data lapangan teersebut yang di peroleh pada saat observasi dan
wawancara dengan Bapak Nur Rahman, S.Pd selaku guru bimbingan dan
konseling di SMP PGRI 2 Bandar Lampung maka peneliti tertarik lebih jauh
untuk mengetahui bagaimana cara dalam menagani peserta didik yang membolos
contract dalam mengurangi perilaku membolos pada peserta didik di SMP PGRI
2 Bandar Lampung.
D. Fokus Penelitian
Bandar Lampung.
E. Rumusan Masalah
F. Tujuan Penelitian
behavior contract.
yang di terapkan
G. Signifikasi Penelitian
1. Secara Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai kajian ilmu serta
peserta didik.
2. Secara Praktis
b) Bagi Peneliti
H. Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
yaitu penelitian yang sistematis yang digunakan untuk mengkaji atau meneliti
suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi di dalamnya dan tanpa ada
karena sifat-sifat data yang dikumpulkan berupa data narasi dan tidak
suatu data yang mengandung data sebenarnya, data yang pasti yang merupakan
suatu nilai dibaik data yang tampak.15Penelitian ini menggunakan kata-kata dan
contract dalam mengurangi perilaku membolos pada peserta didik di SMP PGRI
2 Bandar Lampung.
B. Sumber Data
berupa kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
14
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perespektif Rancangan Penelitian
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 24.
15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 9.
16
wawancara atau pengamatan yang merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan
melihat, mendengar, dan bertanya. Kegiatan ini akan bervariasi dari situasi satu
kesituasi lainnya.
mendapatkan informasi tentang objek yang diteliti, adapun sumber data primer
dari penelitian ini adalah perilaku membolos pada peserta didik, wawancara
dengan guruk bk dan kepala sekolah di SMP PGRI 2 Bandar Lampung. Data
tersebut yang dikumpulkan peneliti dari sumber utamanya, dalam hal ini peneliti
mendapat data dari buku dan absensi kelas yang berkaitan dengan konseling
Sumber data sekunder adalah sumber yang diperoleh peneliti tidak secara
langsung dari subjek ataupun objek secara langung, akan tetapi pihak lain seperti
Bapak Nur Rahmann S.Pd selaku guru bimbingan dan konseling di SMP PGRI 2
Informan penelitian ini adalah Riko Arista sebagai kepala sekolah di SMP
PGRI 2 Bandar Lampung. Terkait tentang sejarah berdirinya SMP PGRI Bandar
Lampung letak geografis, keadaan pendidik, peserta didik dan sarana prasarana.
yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis
16
Moleong J. Lexi, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), h. 157.
17
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, observasi,
1. Observasi
yang terjadi di lapangan dengan bantuan berbagai alat yang canggih sehingga apa
tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. dari pengertian diatas metode
obervasi dapat dimaksudkan sebagai suatu cara dalam pengambilan data melalui
pengamatan langsung terhadap suatu pristiwa atau situasi yang ada di lapangan, dan
dari teknik ini peneliti menggunakannya untuk mengetahui data tentang penerapan.
Adapun Jenis – jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
tempat kegiatan yang diamati tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan
tersebut 17
17
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2018), h. 227.
18
2. Interview ( wawancara )
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Sedangkan menurut Susan Stainback wawancara
merupakan cara untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan
1) Wawancara Terstruktur
18
Sugiyono,h . 228.
19
ditanyakan. 19
peneliti hanya melihat garis besar permasalahan yang akan diteliti. Selanjutnya dalam
memperoleh informasi yang diinginkan lebih efektif. Dengan metode ini peneliti juga
perekam suara dan video dikarenakan kerahasiaan dimana yang boleh mengetahui
lain:
sejarah dan profil Sekolah, visi dan misi, moto, sarana dan prasarana,
19
Sugiyono, h. 233.
20
4. Dokumentasi
D. Analisis Data
pendapat berikut:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, data dokumentasi dengan cara
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih manayang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri
adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisa berdasarkan data yang diperoleh,
20
Sugiyono, h. 240.
21
menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian, terlebih dahulu diolah dengan
berkaitan dengan perilaku membolos pada peserta didik dan memfokuskan pada
hal-hal yang penting yaitu terkait dengan perilaku membolos pada pesta didik dan
kemudian dicari tema yang dijadikan objek sebagai reduksi data untuk data
Dengan demikian dapat dipahami dalam penyajian data ini akan dianalisis
data yang bersifat deskriptif kualitatif yaitu dengan menguraikan seluruh konsep
yang ada hubungannya dengan pembahasan penelitian. Oleh karena itu semua
21
Sugiyono, h. 335.
22
Sugiyono, h. 93.
22
peneliti dalam mengkonstruksi data kedalam sebuah gambaran sosial yang utuh,
sselain itu untuk memeriksa sejauh mana kelengkapan data yang tersedia.
Selanjutnya dalam mendisplay kan data selain dengan teks naratif, juga dapat
berupa grafik, matrik, network, dan chart. Dengan mendisplaykan data, maka
kualitatif adalah merupakan temuan yang baru yang sebelumnya belum pernah
ada.23 Kesimpulan awal yang di kemukakan masih bersifat sementara dan akan
berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
analisis deskriptif kualitatif. Setelah data tersebut terkumpul dengan lengkap dari
penelitian.
23
Sugiyono, h. 95-99.
24
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Dan R & D,(Bandung: Alfabeta, 2028), h.
345.
23
hal yang tercantum dan terekam dalam catatan lapangan hasil wawancara atau
pengamatan.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Bimbingan
pada peserta didik yang ada di sekolah yang selanjutnya di bimbing dan di
memahami tingkah laku yang sedang dia lakukan tanpa menyimpang dari
25
Dewa Ketut, Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2008), h. 1 .
24
25
a. Moh Surya
b. Rochman Natawidjaja
yang diberikan agar seseorang dapat menjadi mahluk sosial yang baik.
c. Person
adanya proses pemberian arahan baik kepada individu baik itu anak-
anak remaja dan dewasa. Yang mana dalam proses pemberian arahan
d. Prayitno
26
Ketut, h. 2.
27
Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 92.
26
bantuan dari seseorang kepada individu maupun kelompok yang bertujuan untuk
mengarahkan untuk menjadi diri yang lebih baik serta mampu menentukan
menasehati dan membantu manusia untuk menjadi lebih baik dalam menentukan
pilihanya, agar tidak terjerumus dari perilaku yang minyimpang. Sebaik baikya
2. Pengertian Konseling
Jika berbicara mengenai bimbingan tentu tidak akan terlepas dari kata
tentu tidak asing lagi ditelinga kita karna memang sering terdengar di lingkungan
sekolah.Tetapi tidak sedikit yang tidak mengerti tentang pengertian konseling itu
28
Depatermen Agama, AL-Qur’an Dan Terjemah (PT Seagma Examadea: Bogor,
2015),h. 543.
27
dengan pengertian konseling. Para ahli yang merumuskan tentang definisi dari
a. Jones
sendiri.
b. Pepinsky
perubahan yang baik terkait dengan tingkah laku dan dapat bersikap baik
c. Smith
Dari penjelasan dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa yang
indvidu yang disebut dengan konselor dengan seorang atau kelompok yang
29
Prayitno, h. 100.
28
Maka dari itu yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling disini
adalah suatu proses yang tidak terlepas dari pendidikan. Karena dalam porsesnya
pendidikan juga merupakan suatu cara yang tepat dalam memberikan pengarahan
ada dalam diri agar dapat memiliki sikap spritual yang baik, cerdas kepribadian,
B. Konseling Kelompok
yang terfokus pada masalah cara berfikir serta tingkah laku seseorang dengan
30
Edi Kurnanto, Konseling Kelompok (bandung: alfabeta, 2014), h. 7.
29
bantuan.31
Maka dari itu dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan konseling
yang terfokus pada pikiran dan Perilaku seseorang yang disadari untuk di beri
pembinaan dengan cara membentuk kelompok kecil yang bertujuan agar sesama
penerimaan diri pada nilai-nilai kehidupan untuk dapat memiliki hidup yang
lebih baik.
31
Kurnanto, h. 8.
30
pemberian bantuan pada diri individu yang memiliki kelemahan dalam dirinya
mereka.
32
Kurnanto, h.9-10.
31
1) Iklim Kelompok
individu, dimana setiap individu pasti memiliki kesenangan dan kebiasaan yang
dan pada hal yang berkaitan dengan keseluruhan dari proses pelaksanaan
kelompok
2) Interasi
konselor harus memiliki Skill yang memadai untuk menciptakan interaksi yang
dalam sebuah proses konseling kelompok yaitu , adannya skill dari konselor,
ukuran kelompok yang dibentuk oleh konselor juga keaktifan anggota untuk
terlibat secara suka rela dalam proses konseling kelompok. Selain itu factor
3) Keterlibatan
Ketika konseli tidak terlibat secara penuh dalam kegiatan kelompok, maka proses
konselor harus dapat melibatkan konseli secara total, yaitu dengan segenap fisik
dan jiwanya.
4) Kohesi
sama dalam kelompok, tjuan konseling kelompok tetap mengarah pada tujuan
Secara umum tujuan-tujuan yang bisa diperoleh oleh para konseli dalam
konflik tertentu
memodifikasinya.33
33
Kurnanto, h. 91-99.
34
pengetahuan atau keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh ketua kelompok.
Jacob menyebutkn ada beberapa keterampilan dasar yang harus dimiliki konselor
berikut :
2) Refleksi
kelompok.
3) Meringkas
dapat melaksanakan dengan sempurna yang mana hal tersebut justru dapat
34
Kurnanto, h. 19.
36
setting tetapi masih sering terjadi ketidak pahaman yang dialami banyak pelatih
Kesulitan ini terutama dalam hal mengambil langkah awal, karena banyak
diantara konselor yang tidak mau mengambil resiko melalui program kelompok.
dengan hasil positif, prosedur, dan proses, praktisi konselor harus mengambil
kelompok.
dengan cepat diikuti oleh keputusan. Seperti halnya layanan konseling individu,
seorang konselor kelompok harus memutuskan apa jenis konseli mereka akan
keinginan konselor sendiri, tetapi terkadang juga dapat berasal dari kebutuhan
Sama seperti dalam pelaksanaan konseling individu, hubungan orang per orang
37
dalam kelompok bias lebih baik atau lebih buruk. Pemimpin dalam kelompok
harus bertanggung jawab kepada diri mereka untuk melakukan segala sesuatu
mendapatkan hasil yang baik. Adapun hal yang dapat dilakukan sebelum
kelompok itu bertemu untuk pertama kalinya, yaitu dengan melakkan perrgroup.
dan mendiskusikan aturan yang sekirannya sulit bagi mereka untuk melakukannya
a. Biarkan orang lain mengetahui ide yang anda miliki, karena dengan
yang dianggap bodoh. Karena bias jadi kelompok lain juga ingin
seola-ola dia ingin mengatakan sesuatu tapi belum, doronglah orang itu
untuk melakukan
38
apa yang anggota lain katakana. Karena jika anda mendengarkan orang
membantu orang lain secara tidak langsung anda telah membantu diri
anda sendiri.
g. Jangan merasa paling benar tetapi coba menerima setiap sudut pandang
proses menentukan apa kontribusi yang akan mereka berikan dan apa saja akan
secara efektif
anggota
sangat sedikit yang dicapai dalam beberapa sesi pertama dan konselor
harus mengakui ini sebagai kebutuhan pribadi dari pada para anggota
unsur paksaan
menjadi menurun
40
perilaku mereka
6) Kesabaran : Prasyarat
menahan dirinya sendiri dalam kelompok. Hal ini tampaknya terutama berlaku
ketika konselor merasa mengaami hal yang terjadi atau bahkan ketika konselor
kelompok diberikan kebebasan untuk menjadi dan pada saat yang bersamaan
menemukan bahwa mereka percaya diri mereka lebih penuh dan sebagian
tentu akan mudah terjadi ketika fasilitasi oleh keterlibatan anggota untuk
menarik. Hal ini dikarenakan adanya asumsi bahwa secara alamiah bahwa orang-
orang akan cenderung untuk pembentuk kelompok secara spontan. Dalam hal ini
konseling kelompok.35
menjalankan konseling kelompok agar dapat berjalan dengan baik dan dapat
pelaksanaannya.
selanjutnya.
beberapa hal yang harus dilakukan yang pertama yaitu, memilih anggota
35
Kurnanto, h. 101-116.
42
2) Tahap peralihan
pertama dengan tahap ketiga. Pada tahap peralihan ini memiliki tujuan untuk
membuat anggota kelompok terlepas dari rasa atau perasaan ragu, malu atau
perasaan tidak saling percaya dalam proses masuk ke tahap berikut nya.
Pada tahap peralihan ini adalah mulai menjelaskan tentang kegiatan apa
yang akan dilakukan pada tahap berikutnya. Dan pada tahap ini situasi kelompok
mulai tumbuh sehingga pada tahap ini anggota kelompok mulai memiliki
36
Kurnanto, h. 136-151.
37
Kurnanto, h. 157-158.
43
arti lain tahap ini merupakan jalan untuk menuju pada tahap konseling yang
sebenarnya.
3) Tahap Kegiatan
secara tuntas dan mendalam.Dalam tahap ini terjalinnya diskusi, saling bertukar
pendapat dan pengalaman serta mencari solusi dari berbagai masalah yang sedang
dialami.38
4) Tahap Penutupan
lainnya yang mana dalam prosesnya harus ada batasan waktu yang bertujuan
Pada tahap penutupan merupakan penilaian dan tindak lanjut tentang apa
38
Kurnanto, h. 159-170.
44
Kegiatan yang menjadi ahir dari konseling kelompok adalah adanya tindak
lanjut baik yang dilaksanakan kelompok maupun individu.Pada tahap ini juga
kelompok. Dan pemimpin kelompok pada tahap ini dapat melakukan wawancara
untuk mengevaluasi apakah anggota kelompok telah memahami apa yang telah
tersebut dapat menghemat waktu dan energi bagi konselor itu sendiri.
39
Kurnanto, h. 179.
40
Kurnanto, h. 186.
45
tertentu misalnya agresif yang ekstrim, konflik kakak dan adik atau
41
Kurnanto, h. 27-32.
46
di tentukan dari hubungan kerja sama yang baik antara konselor dengan anggota
kelompok.
konselor.42 Sedangkan dalam kamus istilah konseling dan terapi yang dimaksud
melakukan kegiatan tertentu. Baik terkait dengan siapa yang melakukan apa yang
dilakukan dan kegiatan apa yang akan dilakukan serta dalam hal bagaimana
Behavior Contract juga dapat diartikan sebagai salah satu teknik yang
perjanjian yang disepakati pada awal pertemuan oleh dua orang individu terkait
dengan behavior contract adalah terjadinya kesepakatan antara dua orang atau
42
Gantina, Teori Dan Teknik Konseling (Jakarta: PT Indeks, 2016), h. 172.
43
Mapiare, Kamus Istilah Konseling (Jakarta: Gravindo Persada Raja, 2016), h. 64.
44
Mapiare, h. 66 .
45
Busmayaril, " Konseling Kelompok Menggunakan Teknik Behavior Contract Sebagai
Layanan Pada Peserta Didik Yang Memiliki Perilaku Membolos, "Konseli: Jurnal Bimbingan Dan
Konseling, Vol 5, No 2 2018, 2018, h. 1.
47
contract terdapat beberapa prinsip dasar dalam kesepakatan kontrak. Prinsip dasar
46
Gantiana, h. 172.
48
menetap.47
proses pembelajaran.48
diantarannya adalah :
bertingkah laku
47
Gantiana, h. 173.
48
Fauzan Lutfi, Kontrak Perilaku (Jakarta: Rineka Cipta, 2017), h. 24.
49
Gantiana, h. 26-27.
49
a. Kelebihan
berikut :
b. Kekurangan
D. Perilaku Membolos
Perilaku dapat diartikan sebagai tindakan untuk mencapai apa yang ingin
membolos adalah reaksi yang diperoleh dari stimulus yang bertujuaan untuk
mencapai sesuatu.50
50
Sayfudin Azwar, Sikap Manusia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 9.
50
karena adanya tindakan yang tidak baik seperti pemberian julukan, cap atau merk
yang tidak sesuai dengan nilai-nlai norma yang ada. Dari beberapa pengertian
adanya suatu hal yang membuat seseorang mendapat stimulus untuk melakukan
perilaku tersebut. Sebagai mana Allah SWT menjelaskan dalam Al-Qur’an surat
Artinya: Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha
melihat apa yang kamu kerjakan. (QS Hud:112)51
Berdasarkan pengertian ayat diatas hendaklah kita sesama manusia jagan
2. Kriteria Membolos
51
Depatermen Agama, AL-Qur’an Dan Terjemah (PT Seagma Examadea: Bogor,
2015),h. 234.
51
4. Kemungkinan Akibat
a. Terjadinya penurunan minat belajar
b. Tidak berhsil dalam ujian
c. Potensi yang dimilki tidak dimanfaatkan secara maksimal
d. Tidak naik kelas
e. Tertiggal nya materi pembelajaan dan dikluarkan sekolah.52
E. Tinjauan Pustaka
peserta didik.53
52
Prayitno, h. 61-62.
53
Andi Sukma Diraga,"Pelaksanaan Konseling Kelompok Melalui Pendekatan Behavior
Dengan Teknik Self Contract Dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peserta Didik Kelas VII Di
SMP N 26 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018", Skripsi Pendidikan Bimbingan Dan
Konseling Islam Falkutas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung 2017, h. 136.
52
54
Ratna Putri Handayani,"Penerapan Teknik Punishment Untuk Mengurangi Perilaku
Membolos Peserta Didik Kelas VII MTS Muhamadiyah Sukarame Bandar Lampung Tahun Ajaran
2018/2019", Skripsi Pendidikan Bimbingan Dan Konseling Islam Falkutas Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019, h. 121.
55
Arif Hanafi,"Pelaksanaan Konseling Individu Dengan Mengunakan Teknik Behavior
Contract Untuk Mengurangi Perilaku Membolos Di SMP Negeri 9 Bandar Lampung 2017/2018"
, Skripsi Bimbingan Dan Konseling Falkultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung, 2017, h. 97.
53
mengurangi membolos.56
membolos.57
peserta didik kelas VIII SMP N2 Kota Bumi Tahun Ajaran 2015/2016”
56
Ana Malicha,"Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Behavioral
Contract Terhadap Pengurangan Perilaku Membolos Siswa Kelas XIII SMK Negeri 4 Semarang",,
Jurnal Konseling & Psikologi, Juni 2016, h. 98.
57
Zahari Ishak,"Truants" And Teahers’ Behaviors In The Classroom", Jurnal Universitas
Malaya, 2013, h. 9.
58
Anitiara,"Perilaku Membolos Di Sekolah Dengan Menggunakan Konseling Kelompok
(On-Line)Tersedia", Http//Digilib.
Uinila.Ac.Id/23887/7SKRIPSI%20TANPA%20BAB%PEMBAHASAN.Pdf(Diaksespada Tanggal 1
Juni 2019 Pukul 20:9, h. 7.
54
tersbut terkait dengan perilaku membolos peserta didik terbukti bahwa perilaku
membolos yang dilakukan peserta didik dapat diatasi. Dan yang membedakan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah teknik yang digunakan dalam
DAFTAR PUSTAKA
Lampung, 2017, h. 97
2016).
89
http//digilib.unila.ac.id/23887/7SKRIPSI%20TANPA%20BAB% diakses
2018, 1
2015
Depatermen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah. Bogor :PT Seagma Examadea,
2015
Rineka Cipta.
h. 2.
90
Raja.
Mille & Plan, “Pembolosan dan Persepsi Kinerja Sekolah”, Journal of Congnitive
Alfabeta.
Alfabeta.
Universitas Malaya.