Anda di halaman 1dari 202

KONSEP MANAJEMEN PENGASUHAN

DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BERIBADAH


SANTRI PUTRA DI PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH 2
CIPINING BOGOR

SKRIPSI
Diajukan kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah Bogor
Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:
FARIS SYIHABUDIN
NIM/NIRM: 10118074/135.16.0565.18

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUNNAJAH
BOGOR
2022 M/1443H
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang
saya susun sebagai syarat untuk memperolah gelar Sarjana
Pendidikan (S. Pd.) dari Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah
Bogor seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Skripsi ini


saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya
secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan
karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagiam


dari skripsi ini bukan dari hasil karya sendiri atau adanya plagiat
dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi
pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi lainnya
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Bogor, 7 Agustus 2022

Faris Syihabudin
ABSTRAK
Faris Syihabudin: 10118074/135.16.0565.18, Konsep Manajemen
Pengasuhan Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Beribadah Santri
Putra di Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor. Skripsi:
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Sekolah Tinggi
Agama Islam Darunnajah 2 Bogor, 2022, xii, 205 halaman + 7
tabel, lampiran.
Kata Kunci: Manajemen, Pengasuhan Santri, Kedisiplinan
Beribadah.
Manajemen Pengasuhan diartikan sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam usaha para
anggota organisasi pengasuhan, pola asuh, dan penggunaan
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif,
informan dalan penelitian ini kepala pengasuhan santri, divisi
terkait, kepala asrama, dan pengurus santri. Teknik pengumpulan
data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Manajemen yang
dilakukan Departemen Pengasuhan Santri sudah hampir optimal
dari segi perencanaan terdapat pembentukan list program satu
tahun yang dibutuhkan dalam kegiatan pendidikan santri di
pesantren, pengorganisasian akan dibentuk struktur organisasi
sesuai dengan tujuan dan sumber daya yang sesuai dengan
keahlian, pelaksanaan visi misi yang sama dengan apa yang
diemban oleh pesantren yaitu Imama (Iman, Muttaqin, ‘alim,
Mubalig, ‘Amil), evaluasi antar divisi-divisi dilakukan seminggu
sekali pada hari rabu, adapun kontroling dilakukan dengan plan of
control atau mempunyai tahapan dari divisi asatidz sampai ke
santri itu sendiri. Evaluasi besar-besaran dilakukan setiap satu
tahun sekali berupa laporan umum pertanggung jawaban, 2)
Rincian program kegiatan antara lain: Kewajiban sholat fardhu
berjamaah, anjuran berpuasa sunnah, Iqra’ dan Tajwid, program
Ikatan Qori Darunnajah. Dalam rincian kegiatan dan program juga
diberlakukan reward sebagai apresiasi terhadap santri yang disiplin
dan juga punishment sebagai konsekuensi terhadap santri yang
melanggar sesuai ketentuan yang diatur dalam tata tertib pesantren.

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang disusun oleh:

NAMA : FARIS SYIHABUDIN


NIM/NIMR : 10118074/135.16.0565.18

PROGRAM STUDI : Manajemen Pendidikan Islam


(Tarbiyah)
JUDUL : Konsep Manajemen Pengasuhan
Dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Beribadah Santri Di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor
Telah diperiksa dan di setujui untuk di pertahankan di
hadapan Sidang Munaqosyah Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam
Darunnajah (STAIDA) Bogor.

Bogor, 7 Agustus 2022


Pembimbing I Pembimbing II

Muhammad Mukhlish
Nasrulloh, SH., S. Pd. I, M. Pd Abdul Saipon, M. Pd. I

Mengetahui,

Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Ttd.

M. Yogi Saputra, M. Pd

iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Konsep Manajemen Pengasuhan


Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Beribadah Santri Putra di
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor” telah diujikan
dalam siding munaqasyah Sekolah Tinggi Agama Islam
Darunnajah (STAIDA) Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam (Tarbiyah) pada hari

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk


memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Strata Satu
(S1) dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam.

Bogor, 19 Agustus 2022

Panitia Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Arizqi Ihsan Pratama, M. Pd. Luthfiyah Masruhan, S. Pd.

Anggota Penguji,

Penguji I Penguji II

M. Yogi Saputra, M. Pd. Nailil Muna, M. Si.

iv
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرمحن الرحيم‬


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat taufik dan hidayah-Nya. Sehingga penulisan
proposal ini dapat terselesaikan. Tak lupa sholawat dan salam
semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepada junjungan kita
beliau Nabi Muhammmad SAW, beserta orang-orang mukmin
yang mengikutinya.

Proposal ini disusun untuk memenuhi syarat mengikuti sidang


munaqosah dalam program studi Menejemen Pendidikan Islam.
Dalam menyusun proposal ini penulis banyak mendapatkan
bantuan, bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung, untuk itu dalam kesempatan ini, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Arizqi Ihsan Pratama, M. Pd selaku Ketua Sekolah


Tinggi Islam Darunnajah Bogor
2. Bapak Mustofa zahir, M.A selaku Ketua Program Menejemen
Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah
Bogor.
3. Bapak Muhammad Mukhlish Nasrulloh, SH., S. Pd. I, M. Pd
selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan, dorongan, serta saran-sarannya hingga
terselesaikan skripsi ini.

v
4. Bapak Abdul Saipon, M. Pd. I selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dorongan, serta
saran-sarannya hingga terselesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen tenaga kependidikan Sekolah Tinggi Agama
Islam Darunnajah Bogor yang telah memberikan berbagai ilmu
pengetahuan, mendidik sekaligus membina selama perkuliahan.
6. Kepada kedua Orang tua saya, Bapak Fatkhurrohman dan Ibu
Tutrotun yang telah meridhoi perjalanan pendidikan saya
hingga sampai saat ini. Limpahan do’a yang tercurahkan tak
lain dan tak bukan merupakan buah ketulusan dari hati kalian,
sehingga memberi semangat saya dalam menempuh pendidikan
sampai detik ini.
7. Kepada adik saya, M. Farid Arkan dan M. Fatih Mumtaz yang
selalu mengingatkan saya akan tanggungjawab sebagai seorang
kakak, semoga bisa menjadi seseorang yang yang selalu
berbakti terhadap orang tua dan apa yang di cita-citakan
tercapai.
8. Kepada seluruh Sahabat seangkatan 2018 Staida Bogor sebagai
angkatan pertama, perjuangan kita bukan hanya sekedar teman
melainkan sebuah keluarga yang mempunyai tujuan yang sama,
semoga selalu haus akan ilmu pengetahuan agar kita bisa
meraih impiaan dan cita-cita yang diinginkan.
9. Kepada seluruh alumni 627 Vicxa Generation yang memilih
berjuang bersama di Pesantren Darunnajah Cipining, kalian
orang-orang hebat. Semoga tujuan kita disini tuntas hingga
tidak ada yang menyerah di tengah jalan.

vi
10. Kepada seluruh keluarga Dulur’s Jawa, yang tidak bisa
sebutkan satu persatu, canda dan tawa kita akan selalu menjadi
cerita dan pengalaman yang tak bisa tergantikan bisa berkumpul
dengan kalian sehingga saya bisa sampai di titik ini.
11. Kepada STAI Darunnajah Bogor yang memberikan wadah bagi
kami dalam proses menuntut ilmu di jenjang S1.
Dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala
kerendahan hati, penulis menyadari bahwa hanya Allah-lah
yang memiliki segala kesepurnaan, sehingga tentu masih
banyak lagi rahasian-Nya yang belum tergali lagi dan belum
kita ketahui.
Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik
dan saran membangun dari temen-temen dan pembaca sekalian
sehingga terjadi suatu sinergi yang pada akhirnya akan
membantu pemikiran ini bisa lebih disempurnakan lagi dimasa
yang akan datang untuk kemajuan umat manusia.

Bogor, 10 November 2021

Faris Syihabudin

vii
DAFTAR ISI
COVER .........................................................................................
SKRIPSI ...................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN......................................................... i
ABSTRAK .................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................ iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ......................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................ v
DAFTAR ISI ........................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................... xii
BAB I .......................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Fokus Penelitian................................................................... 6
C. Rumusan Masalah ................................................................ 6
D. Tujuan penelitian ................................................................. 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................... 7
F. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................ 8
G. Sistematika Penulisan ........................................................ 18
BAB II ...................................................................................... 20
LANDASAN TEORI................................................................ 20
A. MANAJEMEN .................................................................. 20
1. Pengertian Manajemen ................................................. 20
2. Fungsi Manajemen ....................................................... 23
3. Kegiatan-Kegiatan dalam Fungsi Manajemen ............. 26
4. Tujuan dan Manfaat Manajemen .................................. 27
B. PENGASUHAN SANTRI ................................................. 30
1. Pengertian Pengasuhan Santri ...................................... 30

viii
2. Pola Pengasuhan ........................................................... 34
3. Konsep Pola Pengasuhan di Bidang Ibadah di Beberapa
Pesantren Modern. ............................................................... 39
C. KEDISIPLINAN BERIBADAH ....................................... 44
1. Pengertian Kedisiplinan ............................................... 44
2. Konsep Kedisiplinan .................................................... 46
3. Pengertian Ibadah ......................................................... 49
BAB III ..................................................................................... 51
METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 51
A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................ 51
B. Metode dan Prosedur Penelitian ........................................ 51
C. Data dan Sumber Data ....................................................... 52
1. Data Primer ................................................................... 52
2. Data Sekunder .............................................................. 52
D. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data .......................... 53
1. Observasi ...................................................................... 53
2. Wawancara ................................................................... 54
3. Dokumentasi ................................................................. 54
E. Teknik Analisis Data ......................................................... 55
1. Reduksi ......................................................................... 55
2. Penyajian Data .............................................................. 56
3. Validasi data ................................................................. 56
F. Validitas Data .................................................................... 56
BAB IV ..................................................................................... 58
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 58
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................ 58
1. Profil Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
58

ix
2. Sejarah Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
59
3. Kurikulum Pesantren .................................................... 67
4. Visi dan Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor .............................................. 69
5. Sumber Daya Manusia Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining Bogor .................................................................... 73
B. Temuan Hasil Penelitian .................................................... 78
1. Manajemen Pengasuhan Santri Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Beribadah Santri Di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor .............................................. 78
2. Implementasi Program Pengasuhan dalam meningkatkan
kedisiplinan Beribadah Santri di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor .............................................. 91
C. Pembahasan Hasil Temuan .............................................. 108
1. Manajemen Pengasuhan Santri Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Beribadah Santri Di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor ............................................ 108
2. Implementasi Program Pengasuhan dalam meningkatkan
kedisiplinan Beribadah Santri di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor. ........................................... 112
BAB V .................................................................................... 117
PENUTUP .............................................................................. 117
A. Kesimpulan ...................................................................... 117
B. Saran ................................................................................ 119
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 121
Lampiran 1. Surat Keputusan Pembimbing Skripsi ............. 126
Lampiran 2. Surat Pengantar Penelitian Penulisan Skripsi .. 127
Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian dari Instansi ........ 128
Lampiran 4. Piagam Statistik Pesantren ............................... 129
Lampiran 5. Pedoman Observasi .......................................... 130

x
Lampiran 6. Absensi Jama’ah pengurus OSDC ................... 132
Lampiran 7. Penanggung Jawab Absensi Sholat Jama’ah ... 133
Lampiran 8. Tata Tertib Ketentuan Umum Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor. ............................................. 134
Lampiran 9. Tata Tertib Bagian Ibadah ............................... 136
Lampiran 10. Tata Tertib Santri Di Masjid .......................... 137
Lampiran 11. Penghargaan, Pelanggaran, Poin, Sanksi,
Kafarat. ................................................................................. 138
Lampiran 12. Pedoman Wawancara ..................................... 155
Lampiran 13. Transkip Hasil Wawancara ............................ 160
Lampiran 14. Transkip Hasil Wawancara ............................ 166
Lampiran 15. Transkip Hasil Wawancara ............................ 169
Lampiran 16. Transkip Hasil Wawancara ............................ 172
Lampiran 17. Transkip Hasil Wawancara ............................ 178
Lampiran 18. Dokumentasi Foto .......................................... 183
Lampiran 19. Riwayat Hidup Penulis .................................. 189

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Data Gedung dan asrama kampus 2……….………64

Tabel 4. 2 Data Gedung dan asrama kampus 3……………….66

Tabel 4. 3 Jumlah Santri Putra 2021/2022……………………73

Table 4. 4 Data Struktur Asatidz Departemen Pengasuhan


Santri………………………………………………………….75
Table 4. 5 Data Struktur Asatidz Divisi Ibadah………………76
Table 4. 6 Data Struktur Kepengurusan santri………………..77
Tabel 4. 7 Prestasi Santri……………………………………...102

xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di masa modern ini sistem pendidikan sangat beragam,
mengikuti perkembangan zaman. Metode-metode terdahulu
kini dikemas dengan sistem yang baru, menggunakan tenaga
pendidik yang ahli sesuai bidang yang di kuasai, teknologi
yang semakin canggih, hingga akses-akses yang semakin
mudah dan cepat melalui jaringan internet. Namun, adanya
sebuah pembaharuan tidak serta merta menghapus metode
pendidikan yang telah diterapkan dari dulu, karena metode
klasik yang dari dulu kita rasakan masih sangat dibutuhkan
melainkan perlu adanya pembaharuan agar peserta didik tidak
mengalami sebuah titik kejenuhan.
Salah satu contoh sistem yang dari dulu kita pakai adalah
metrode ceramah dari guru kepada peseta didiknya. Metode
ceramah adalah suatu kegiatan berbicara dikhalayak ramai
dalam bentuk pidato yang bertujuan memberikan nasihat dan
petunjuk-petunjuk sementara ada audien yang bertindak
sebagai pendengar.1
Metode ceramah ini merupakan proses tranfer ilmu
dimana seorang guru menyampaikan pelajaran secara lisan,
kemudian peserta didik hanya perlu mendengarkan sebagai

1
Indah Kumara, Uswatun Hasanah, dll, Ayo Mahir Berceramah untuk
SMA/MA (Guepedia: 2020), hlm. 8.

1
pemahamannya. Namun, di masa modern ini agar peserta
didik tidak bosan karena hanya mendengarkan pelajaran yang
disampaikan metode ceramah tersebut di kemas lebih inovatif.
Seorang guru dapat menyisipkan gambar-gambar animasi,
tayangan video/film, dan lain sebagainya untuk memberi
kesan dan pesan terhadap pelajaran yang di jelaskan.
Di dalam pendidkan Islam sendiri, Rosulullah saw.
Mencontohkan kepada kita semua tentang sebuah metode
pendidikan. Beliau menjadi tokoh pemimpin yang patut kita
teladani, dilihat dari cara beliau menyikapi suatu masalah
yang di hadapi dengan tenang menenangkan, dengan
kesabaran dan kesungguhan melalui nasihat ataupun teguran
kepada para sahabatnya yang melakukan kesalahan. Adapun
cara yang dilakukan Rosulullah saw. Untuk menyikapi
ummatnya yang malakukan kesalahan melalui sebuah
pendekatan yang sangat bijaksana, menegur dengan tata
bahasa yang baik, menasehati dengan suara yang santun, serta
memberikan solusi yang menyejukkan bagi para sahabatnya.
Sikap Rosulullah tersebut di abadikan dalam Firman Allah
SWT. Q.S Ali Imran ayat 159. Sebagai berikut:

‫ِ م م‬ ‫ٱّلل لِنت ََل مم ول م‬


ِ ِ ‫ِ م‬
‫ب لَٱن َفضُّوا‬ َ ‫نت فَظًّا غَلي‬
ِ ‫ظ ٱل َقل‬ ‫ك‬
َ ُ َ ُ َ ‫َو‬ َ ‫ن‬
َ َ ‫فَب َما َر‬
‫م‬ ‫ة‬‫ۡح‬
‫م‬ ‫م م م م‬ ‫م‬
‫ٱستَ غ ِف مر ََلُ مم َو َشا ِو مرُه مم ِف ٱۡل مَم ِر فَِإذَا‬ ‫ف َعن ُهم َو‬ُ ‫ك فَٱع‬
‫م م‬
َ ِ‫ِمن َحول‬

2
‫ِ م‬ ِ‫ت فَ ت وَك مل َعلَى َ ه‬ ‫عز م‬
.‫ (علي عمران‬. ‫ب ٱل ُمتَ َوكِلِي‬ َ ‫ٱّلل إِ َن‬
ُّ ‫ٱّللَ ُُي‬ َ َ َ ‫م‬ ََ
)١٥٩: ٣

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari


Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan
itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.” (Q.S. Ali imran
3:159).2

Dari ayat di atas menjelaskan bahwa sikap ketenangan


dan kelemah lembutan sangat mempengaruhi terhadap pola
asuh yang akan kita lakukan, dengan kata lain proses
bimbuingan terhadap seseorang sangat memperhatikan unsur
kepribadian dimulai dari cara penyampaian, kata-kata yang
digunakan, sampai adab yang harus kita perhatikan agar proses
bimbingan pengasuhan sampai kepada orang lain.
Terkait pola asuh yang di berikan di Pondok Pesantren
didalam bukunya “Bimbingan dan Konseling Islam” Samsul
Munir Amin menjelaskan bahwa Bimbingan konseling Islam

2
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Hidayah (Al-Qur’an Tafsir
Per Kata Tajwid Kode Angka), Banten: P.T. Kalim, 2011, 3:159.

3
adalah sebuah proses pemberian bantuan terarah, kontinue dan
sistematis kepada setiap individu agar ia dapat
mengembangkan potensi atau fitrah terhadap agama yang
dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan
nilai-nilai yang terkandung dalam tuntunan Al-Qur’an dan
Hadits.3 Dalam artian pengasuhan santri ini memberi dampak
yang signifikan terhadap perkembangan pendidikan santri
yang 24 jam aktivitas dan pembelajarannya terpantau, dan
Dari pengertian di atas satu-satunya lembaga yang eksis
hingga saat ini yang menerapkan Pola asuh dan kedisiplinan
yang diterapkan secara continue selam 24 jam adalah
Pesantren. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan
yang di pimpin oleh seorang kyai mampu menghasilkan
manusia-manusia yang kompeten yang utamanya dari segi
pendidikan keagamaan maupun keilmuan-keilmuan yang
bersifat umum.
Pondok Pesantren Darunnajah 2 yang terletak di desa
Argapura Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor sebagai salah
satu Pesantren yang menerapkan konsep sistem Pengasuhan
kepada para santrinya menjadi salah satu faktor utama
kemajuan sistem pendidikan kepesantrenan di Indonesia.
Selain pola asuh yang pastinya diberikan oleh Pak Kyai, santri
juga mendapat Pengasuhan dan pengarahan khusus dari

3
Amin, Samsul Munir. Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta: UII
Press, 2007), hlm. 23.

4
Bagian Pengasuhan Santri (BPS) dimulai dari bimbingan
kerohanian dalam beribadah maupun bimbingan dari segi
mental dan kejiwaan para santrinya. Sehingga masalah-
masalah yang ada dari masalah yang menyangkut kepribadian,
keluarga, hingga masalah yang menyangkut kelompok
pertemanan bisa terbimbing secara sistematis dan terprogram.
Salah satu contoh permasalahan yang ada dalam pola
asuh di Pesantren adalah kedispinan para santri, yang paling
menonjol dan sangat diperhatikan adalah dari segi kedisiplinan
beribadah karena ketika santri itu sudah keluar dari pesantren
dan terjun ke masyarakat hal mendasar yang diperhatikan
gimana dia beribadah yang mencerminkan lulusan pondok
pesantren.
Pesantren sebagai salah satu dari pusat pengajaran dan
pendidikan agama islam harus mempunyai kedisipinan dalam
hal ibadah kepada para santrinya dimaksudkan agar pesantren
mampu mencetak manusia-manusia yang mempunyai koneksi
selain dengan manusia (hablu min-annas) juga harus
mempunyai koneksi yang kuat dengan Allah Swt. (hablu
mina-Allah). Dari hal tersebut sangat mendongkrak
perkembangan pendidikan di Pondok pesantren Darunnajah 2
Cipining sehingga Pondok pesantren Darunnajah 2 Cipining
menjadi salah satu lembaga Pendidikan yang diminati
khususnya di Kabupaten Bogor dan sekitarnya.

5
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan terhadap “Konsep Manajemen
Pengasuhan Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Beribadah
Santri Putra di Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining
Bogor” ditinjau dari manajemen dan Konsep pengasuhan
yang digunakan.
Dalam penelitian ini yang menjadi subfokus penelitian
adalah:
1. Manajemen pengasuhan santri dalam meningkatkan
kedisiplinan Beribadah santri di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor
2. Konsep implementasi program pengasuhan santri dalam
meningkatkan kedisiplinan Beribadah santri di Pondok
Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari fokus penelitian yang dikemukakan diatas,
maka masalah pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini
penulis rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana manajemen pengasuhan dalam meningkatkan
kedisiplinan Beribadah santri di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor?
2. Bagaimana implementasi program Kegiatan Pengasuhan
dalam meningkatkan kedisiplinan Beribadah santri di
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor?

6
D. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui manajemen pengasuhan dalam
meningkatkan kedisiplinan Beribadah santri di Pondok
Pesantren Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor.
2. Untuk mengetahui implementasi program Pengasuhan
dalam meningkatkan kedisiplinan Beribadah santri di
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat secara teoritis
Manfaat secara teoritis dari penelitian ini diharapkan
dapat berguna dan memberikan manfaat bagi
pengembangan konsep manajemen pengasuhan santri di
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi Instansi
Dapat menjadi motivasi dan referensi kepada
lingkungan sekolah/pesantren lain dalam meningkatkan
dan mengembangkan pembinaan peserta didik melalui
pola pengasuhan yang ada di pesantren, ataupun
dijadikan referensi bagi mahasiswa lain yang ingin
melakukan studi terkait dengan manajemen pengasuhan
pesantren.
b. Bagi Masyarakat

7
Dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan ilmu manajemen pengasuhan santri di
pesantren pada khususnya.
c. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan keilmuan dibidang
konsep manajemen pengasuhan santri dan sebagai
syarat dalam menyelesaikan program S1 di bidang
Manajemen Pendidikan Islam Darunnajah Bogor.
d. Bagi santri
Untuk memberikan referensi bagi santri dan calon
santri sebagai salah satu program Pendidikan khususnya
dalam pola asuh Pendidikan keagamaan yang terfokus
dalam kedisiplinan beribadah.

F. Hasil Penelitian Yang Relevan


1. Achmad Fadil

Penelitian ini dilaksanakan oleh Achmad Fadil dengan


judul “Manajemen Biro Pengasuhan Santri Dalam
Pelaksanaan Program Jam’iyah Tahfiz Al-Qur’an Pada
Masa Pandemi Covid-19 (Studi kasus Pondok Pesantren
Darunnajah Jakarta)” Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
perubahan manajemen kegiatan Jam’iyah Tahfiz Al-Quran
yang ada di Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta.
Perubahan Prosedur ini dilakukan karena melihat kondisi
pada saat sekarang yang memburuk diakibatkan oleh

8
wabah virus Covid-19. Penelitian ini merupakan riset
secara mendalam mengenai bagaimana manajemen Biro
Pengasuhan Santri dalam mengatur pelaksanaan program
jam’iyah Tahfiz Al-Qur’an pada masa pandemic Covid-
19.4

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian


yang dilakukan peneliti yaitu meneliti tentang manajemen
Pengasuhan Santri yang ada di pondok Pesantren.
Sedangkan perbedaannya adalah peneliti menganalisis
bagaimana manajemen yang dilakukan biro pengasuhan
santri dan konsep suatu program yang diberikan dari Biro
Pengasuhan Santri yang ada di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining.

2. Nisrina Nur Mufidah

Penelitian ini dilaksanakan oleh Nisrina Nur Mufidah


dengan judul “Bimbingan Konseling Islam kepada Santri
di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Pemalang”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bimbingan
konseling Islam yang ada di pondok pesantren bahrul ulum
pemalang menerapkan program tahunan yang sudah
direncanakan oleh pondok pesantren bahrul ulum

4
Achmad Fadil, “Manajemen Biro Pengasuhan Santri Dalam
Pelaksanaan Program Jam’iyah Tahfiz Al-Qur’an Pada Masa Pandemi Covid-
19 (Studi kasus Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta)”, (Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2020).

9
Pemalang terkhususnya Biro Pengasuhan Santri. Hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa Bimbingan dan
konseling Islam lebih ditekan dengan pembinaan
kepribadian yang diperlukan bagi santri. Karena bidang ini
sering menjadi permasalahan bagi santri. Bidang ini
memiliki hubungan yang erat dengan bidang pembinaan
sikap dan nilai-nilai serta kesehatan mental (jiwa), oleh
karenanya perlu dikaitkan dengan usaha bimbingan dalam
bidang tersebut. Bimbingan konseling Islam di pondok
pesantren bahrul ulum Pemalang menggunkan dua metode
yaitu dengan metode individu dan metode kelompok.5

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian


yang dilakukan peneliti yaitu meneliti tentang manajemen
Pengasuhan Santri yang ada di pondok Pesantren.
Sedangkan perbedaannya adalah peneliti menganalisis
bagaimana manajemen yang dilakukan biro pengasuhan
santri dan konsep suatu program yang diberikan dari Biro
Pengasuhan Santri yang ada di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining.

3. Dian Wahyu Eka Puspita Sari


Penelitian ini dilaksanakan oleh Dian Wahyu Eka
Puspita Sari dengan judul “Peran Lembaga Pesantren

5
Nisrina Nur.M, Bimbingan Konseling Islam Kepada Santri Pondok
Pesantren Bahrul Ulum Pemalang, Undergraduate (S1) thesis, (Universitas
Islam Negeri Semarang, 2019).

10
Bagian Pengasuhan Santri Dalam Meningkatkan
kesadaran Sholat berjama’ah studi kasus di Pondok
Pesantren Modern Ar-Risalah”. Tujuan dari Penelitian ini
adalah untuk mengetahui peran Lembaga Pengasuhan
santri dalam meningkatkan kesadaran santri untuk
melakukan sholat berjamaah dan mengetahui strategi yang
digunakan oleh Lembaga Pengasuhan santri dalam
meningkatkan kesadaran santri untuk melakukan sholat
berjamaah.6

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian


yang dilakukan peneliti yaitu meneliti tentang manajemen
Pengasuhan Santri yang ada di pondok Pesantren.
Sedangkan perbedaannya adalah peneliti menganalisis
bagaimana manajemen yang dilakukan biro pengasuhan
santri dan konsep suatu program yang diberikan dari Biro
Pengasuhan Santri yang ada di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining.

4. Rizqi Ridlo, Aidil dan M. Rifa’i


Penelitian ini dilaksanakan oleh Rizqi Ridlo Aidil dan
M. Rifa’I dengan judul “Strategi Komunikasi Lembaga
Pengasuhan Santri dalam Meningkatkan Disiplin Santri
Pondok Modern Darussalam Gontor”. Tujuan penelitian

6
D.W.E. Puspitasari, Peran Lembaga Pesantren Bagian Pengasuhan
Santri Dalam Meningkatkan Kesadaran Sholat Berjamaah (Studi Kasus Di
Pondok Modern Arrisalah), (Doctoral dissertation, IAIN Ponorogo, 2020).

11
ini untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi
Lembaga Pengasuhan Santri Pondok Modern Darussalam
Gontor dalam meningkatkan kedisiplinan santri, karena
dinilai bahwa jumlah pelanggaran disiplin santri Pondok
Modern Darussalam Gontor meningkat pada periode
tahun ajaran 2018-2019 yang menandakan bahwa
tingkat kedisiplinan santri menurun, padahal Pondok
Modern Darussalam Gontor memiliki Lembaga
Pengsuhan Santri untuk meningkatkan kedisiplinan
santri.7

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian


yang dilakukan peneliti yaitu meneliti tentang manajemen
Pengasuhan Santri yang ada di pondok Pesantren.
Sedangkan perbedaannya adalah peneliti menganalisis
bagaimana manajemen yang dilakukan biro pengasuhan
santri dan konsep suatu program yang diberikan dari Biro
Pengasuhan Santri yang ada di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining.

5. Ida Rahmawati
Penelitian ini dilaksanakan oleh Ida Rahmawati
dengan judul “Peran Pengasuh Pondok Pesantren Dalam

7
Rizqi Ridlo, Aidil dan M. Rifa’I, Strategi Komunikasi Lembaga
Pengasuhan Santri dalam Meningkatkan Disiplin Santri Pondok Modern
Darussalam Gontor, (Jurnal of Islamic Comunication, 2.2, 2020).

12
Membina Akhlak Santri (Studi di Pondok Pesantren Al-
Madina Banjar-Pandeglang)”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui keadaan akhlak santri, peran
pengasuh Pondok Pesantren dalam pembinaan akhlak
santri dan untuk mengetahui hambatan dalam pembinaan
akhlak santri di Pondok Pesantren Al-Madina. Keadaan
akhlak santri di Pondok Pesantren Al-Madina Sebagian
besar sudah mengarah kepada perbuatan yang sesuai
dengan nilai-nilai Agama Islam. Adapun prilaku santri
yang kurang baik (melanggar disiplin Pondok) akan
mendapatkan pembinaan melalui metode hukuman dan
pembiasaan dari pengasuh serta ustadz dan ustadzah.8

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian


yang dilakukan peneliti yaitu meneliti tentang manajemen
Pengasuhan Santri yang ada di pondok Pesantren.
Sedangkan perbedaannya adalah peneliti menganalisis
bagaimana manajemen yang dilakukan biro pengasuhan
santri dan konsep suatu program yang diberikan dari Biro
Pengasuhan Santri yang ada di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining.

8
Ida Rahmawati, Peran Pengasuh Pondok Pesantren Dalam Membina
Akhlak Santri (Studi di Pondok Pesantren Al-Madina Banjar-Pandeglang), PhD
Thesis, (UIN SMH Banten, 2021).

13
6. Fathatur Rizqiyah

Penelitian ini dilaksanakan oleh Fathatur Rizqiyah


dengan judul “Pengaruh Penerapan Ta’zir dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Santri Di Pondok Pesantren
Nurul Huda Banat Simbang Kulon Buaran Pekalongan”.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh ta'zir terhadap kedisiplinan santri, penelitian in
menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi
kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informasi
penelitian terdiri dari pengurus pondok dan salah satu santri
perempuan pondok pesantren Nurul Huda Banat.
Diharapkan dengan adanya ta'zir mampu menumbuhkan
sikap kedisiplinan dalam diri santri.9

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian


yang dilakukan peneliti yaitu meneliti tentang manajemen
Pengasuhan Santri yang ada di pondok Pesantren.
Sedangkan perbedaannya adalah peneliti menganalisis
bagaimana manajemen yang dilakukan biro pengasuhan
santri dan konsep suatu program yang diberikan dari Biro
Pengasuhan Santri yang ada di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining.

9
Rizqiyah, F. “Pengaruh Penerapan Ta’zir dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Santri Di Pondok Pesantren Nurul Huda Banat Simbang Kulon
Buaran Pekalongan”, (ISLAMIKA 3, 2021).

14
7. Siti Mutmainna Baharuddin, Hasan Basri
Penelitian ini dilaksanakan oleh Siti Mutmainna
Baharuddin, Hasan Basri dengan judul “Manajemen
Ibadah Santri Di Pondok Pesantren Darul Istiqomah
Amamotu Kabupaten Kolaka”. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan pelaksanaan ibadah dan
manajemen ibadah santri di Pondok Pesantren Darul
Istiqamah Amamotu di Kabupaten Kolaka.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) Pelaksanaan ibadah santri di
Pondok Pesantren Darul Istiqamah Amamotu itu memiliki
sikap disiplin dalam beribadah dan disiplin menjalankan
peraturan. (2) manajemen ibadah di Pondok Pesantren
Darul Istiqamah Amamotu yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pergerrakan, dan pengawasan. dan
terdiri dari dua kegiatan ibadah seperti: ibadah mahdhah
seperti, shalat 5 waktu, sholat jum’at, sholat qiamullail,
Puasa senin kamis dan buka puasa bersama dan ibadah
ghairu mahdhah seperti, halaqah, pengajian, tasyakuran,
memperingati hari santri, gotong royong dan lomba.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian


yang dilakukan peneliti yaitu meneliti tentang manajemen
Pengasuhan Santri yang ada di pondok Pesantren.
Sedangkan perbedaannya adalah peneliti menganalisis
bagaimana manajemen yang dilakukan biro pengasuhan

15
santri dan konsep suatu program yang diberikan dari Biro
Pengasuhan Santri yang ada di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining.

8. Amiroh, Amaniatul and Karim, Hasnidar and


Muhammad, Habib
Penelitian ini dilaksanakan oleh Amiroh, Amaniatul
and Karim, Hasnidar and Muhammad, Habib dengan judul
“Peran Pengasuh Santri Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Di Pondok Pesantren As-Sulthon Al-Mersami
Kelurahan Kembang Paseban Kecamatan Mersam
Kabupaten Bathanghari Provinsi Jambi”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui, bagaimana disiplin di pondok
pesantren As-Sulthon Al-Mersami dan mengetahui apa
Faktor-faktor yang menyebabkan pelanggaran disiplin di
pesantren As-Sulthon Al-Mersami ini dan yang terakhir
peran pengasuh santri dalam meningkatkan kedisiplinan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa peran pengasuh santri
putri di pondok pesantren As-Sulthon Al-Mersami
Kelurahan Kembang Paseban Kecamatan Mersam
Kebupaten Batanghari itu Sebagai orang Tua, Sebagai
Fasilitator, Sebagai Pembimbing, Motivator, Sebagai
Uswah Hasanah.Karena pengasuh santri sudah mencoba

16
untuk meningkatkan kedisiplinan berdasarkan peraturan
yang telah dibuat.10

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian


yang dilakukan peneliti yaitu meneliti tentang manajemen
Pengasuhan Santri yang ada di pondok Pesantren.
Sedangkan perbedaannya adalah peneliti menganalisis
bagaimana manajemen yang dilakukan biro pengasuhan
santri dan konsep suatu program yang diberikan dari Biro
Pengasuhan Santri yang ada di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining.

9. Andriani, Yuli and Sururuddin, Sururuddin and


Madyan
Penelitian ini dilaksanakan oleh Andriani, Yuli and
Sururuddin, Sururuddin and Madyan dengan judul “Pola
Komunikasi Pengasuh Dalam Menegakkan Kedisiplinan
Santri Pondok Pesantren Modern Madinatul'ulum
Merangin”. Tujuan Penelitian ini di latar belakangi oleh
realitas yang memperhatikan dan memerlukan perhatian,
yaitu fenomena yang terjadi di Pondok Pesantren Modern
Madinatul’ulum Kecamatan Pamenang Kabupaten
Merangin, bahwa sebagian dari santri di pondok pesantren

10
Amiroh, A., Karim, H., dan Muhammad, H. “Peran Pengasuh Santri
Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Di Pondok Pesantren As-Sulthon Al-
Mersami Kelurahan Kembang Paseban Kecamatan Mersam Kabupaten
Bathanghari Provinsi Jambi”, (Doctoral dissertation, UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi, 2021)

17
kurang disiplin, sehingga harus ada pola komunikasi yang
lebih baik antara pengasuh, ustadz dan ustadzah kepada
santri supaya kedisiplinan itu bisa di tegakkan dengan baik
di pondok pesantren modern madinatul’ulum.11

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian


yang dilakukan peneliti yaitu meneliti tentang manajemen
Pengasuhan Santri yang ada di pondok Pesantren.
Sedangkan perbedaannya adalah peneliti menganalisis
bagaimana manajemen yang dilakukan biro pengasuhan
santri dan konsep suatu program yang diberikan dari Biro
Pengasuhan Santri yang ada di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining.

G. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh suatu gambaran sistematis terhadap
penulisan skripsi ini, maka penulis memaparkan secara garis
besarnya sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Di dalam bab pendahuluan ini mencakup tentang latar
belakang, rumusan masalah, fokus penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan dan di

11
Andriani, Y., Sururuddin, S., dan Madyan, M. “Pola Komunikasi
Pengasuh Dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri Pondok Pesantren Modern
Madinatul'ulum Merangin”, (Doctoral dissertation, UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi, 2021).

18
tutup dengan membahas mengenai penelitian yang relevan
dengan masalah yang diteliti.

BAB II KAJIAN TEORI


Bab ini membahas tentang kajian teoritis yang berkaitan
dengan konsep Manajemen Pengasuhan santri dan teori-teori
yang telah dikemukakan para ahli. Teori yang telah
dikemukakan tersebut diberi komentar sehingga mencapai
suatu kesimpulan terhadap fenomena yang diteliti.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memuat tentang metodologi penelitian yang terdiri
dari: tempat, waktu penelitian, metode dan prosedur
penelitian, data dan sumber data, teknik dan prosedur
pengumpulan data, prosedur analisis, dan validitas data.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Merupakan bab yang berisi hasil penelitian dan analisa
mengenai gambaran umum tentang bagaimana Konsep
Manajemen Pengasuhan Dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Beribadah Santri di Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining
Bogor.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang
merupakan jawaban dari perumusahn masalah dan saran-saran
dari penulis untuk pengembangan penelitian selanjutnya dan
diakhiri dengan daftar pustaka.

19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. MANAJEMEN
1. Pengertian Manajemen

Pada masa sekarang ini istilah manajemen tidak asing


lagi bagi masyarakat luas, dari kalangan bawah hingga
kalangan atas, dari akademis hingga masyarakat awam.
Semua kalangan sering memperbincangkan tentang
manajemen, meskipun secara teoritis masih menjadi
wahana diskusi bagi para pakar dan akademisi. Hal ini
menunjukkan bahwa manajemen bukan istilah yang asing
bagi semua kalangan. Pada dasarnya manajemen umumnya
diartikan sebagai proses perencanaan, mengorganisasi,
pengarahan dan pengawasan. Usaha para anggota
organisasi penggunaan sumber daya organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Manajemen hadir dari satu bahasa perancis yaitu
menegenent yang berarti seni untuk mengatur dan
melakukan pengelolaan terhadap sesuatu.12
Dalam pengertian diatas sebuah manajemen sangat
bergantung kepada kemampuan seseorang manager dalam
hal perencanaan sebagai tahap awal menentukan arah
tujuan, pengorganisasian agar setiap anggota mempunyai

12
Muliana, dkk, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Cetakan Pertama,
Yayasan Kita Menulis, 2020), hlm. 38.

20
tugas dan tanggung jawab masing-masing, pengarahan agar
para anggota dapat bekerja sesuai dengan porsi masing-
masing, dan yang terakhir adalah pengawasan sebagai
langkah kontrol kepada para anggota apakah berjalan
sesuai dengan tujuannya.
Kemudian pengertian manajemen juga dipaparkan oleh
para ahli, sebagai berikut:
a. Menurut Terry dan Franklin “manajemen adalah suatu
proses yang terdiri dari aktivitas perencanaan,
pengaturan, pengerakan, dan pengendalian yang
dilaksanakan untuk menentukan dan memenuhi target
sasaran hasil yang diwujudkan dengan penggunaan
manusia dan sumber daya lainnya (Management is the
process of designing and maintaining an environtment
in which individuals, working together in groups
efficiently acomplish selected aims).”13
b. Jhon F. Mee, manajemen adalah sebuah seni dengan
upaya seminimal mungkin untuk mencapai
kesejahteraan maksimal bagi majikan dan karyawan,
dan memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat.14

13
Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan teori, Teknik Kebijakan, dan
Prkatik, Cetakan Kedua, (Jakarta: PT fajar Interpratama Mandiri, 2017), hlm. 2.
14
Cipta Pramana, Angka Utama dkk. Dasar Ilmu Manajemen, (Bandung:
Media Sains Indonesia, 2021), hlm. 2.

21
c. Menurut James A.F Stoner, manajemen merupakan
segala bentuk proses dalam membuat suatu
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian serta
memimpin berbagai usaha dari anggota
identitas/organisaasi dan juga mempergunakan semua
sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.15
d. Sedangkan menurut flett dan peterson (1994)
menjelaskan bahwa manajemen dapat diartikan dengan
menggunakan serangkaian kegiatan yang tujuannya
diarahkan kepada pemanfaatan sumber daya secara
efisien dan efektif dalam mengejar suatu tujuan.16

Dari semua pengertian diatas dapat kita simpulkan


bahwa definisi manajemen mengandung beberapa pokok
pikiran yang dapat kita ambil yaitu:

a. Manajemen diwujudkan dengan adanya kerjasama


antara sekelompok orang dalam ikatan formal.
b. Manajemen memiliki tujuan bersama terhadap
kepentingan yang akan dicapai.
c. Di dalam manajemen memiliki pembagian tugas dan
tanggung jawab yang teratur.

15
Yanti Karmila, Azizah Husin, Mega Nurrizalia, Manajemen Pendidikan
Masayarakat, Cetakan Pertama, (Tasikmalaya: Edu Publisher, 2020), hlm. 119.
16
Muliana, dkk, Pengantar Manajemen, Cetakan Pertama (Yogyakarta:
Yayasan Kita Menulis, 2020), hlm. 395.

22
d. Adanya hubungan formal dan tata tertib yang harus
dijalankan.
e. Adanya sekelompok orang dan suatu pekerjaan yang di
harapkan.
f. Terjalinnya human organization.
Dalam hal ini manajemen tentunya harus mempunyai
langkah yang terorganisir dan sistematik sehingga tujuan
yang yang ingin di capai terwujud. Sebagai pengertian luas
manajemen diartikan sebagai pengelola sumber-sumber
guna mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, karena
manejemen memegang peranan utama khususnya di dalam
dunia pendidikan.

2. Fungsi Manajemen

Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok


yang harus ditampilkan oleh seorang pemimpin, yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah tahap awal dalam kegiatan
suatu organisasi terkait dengan pencapaian tujuan
organisasi.17 Penyusunan rencana strategi yang solid
dalam rangka pencapaian keberhasilan yang
berkelanjutan.
Perencanaan atau planning adalah menyusun
langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk

17
M. Prawiro, Artikel Pengertian Perencanaan: Fungsi Tujuan, dan Jenis-
jenis Perencanaan, 2020, hlm. 2

23
mencapai tujuan yang telah ditentukan.18 Dapat juga
didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang terkoordinasi
yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam
kurun waktu tertentu. Dengan begitu, didalam
perencanaan terdapat aktivitas pengujian beberapa arah
pencapaian, mengkaji ketidakpastian, mengukur
kapasitas, menentukan arah pencapaian, serta
menentukan langkah untuk mencapainya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa
yang disebut dengan perencanaan adalah kegiatan yang
akan dilaksanakan sebelum di mulainya segala sesuatu
sebagai pandangan dimasa yang akan datang untuk
mencapai tujuan. Dari sini perencanaan mempunyai
beberapa fungsi yang pertama adalah penetapan dan
pemilihan tujuan organisasasi, kemudian kedua adalah
penentuan strategi kebijakan proyek, program, prosedur,
metode, sistem, anggaran, dan standar yang
dibutuhkan.19
b. Pengorganisasian (Organizing)
Di dalam organisasi, setiap anggota harus mengerti
dengan tugasnya masing-masing mengikuti garis
passion nya, sehingga seluruh anggota dapat bekerja

18
Nana Suryapermana, Manajemen Pelaksanaan Pembelajaran, 2017,
hlm. 183.
19
Rheza Pratama, Pengantar manajemen, Cetakan Pertama, (Yogyakarta:
Deepublish Publisher,2020), hlm. 10

24
dengan baik dan efektif. Hal tersebut menjadi faktor
utama keberhasilan suatu organisasi untuk mewujudkan
tujuan yang diharapkan. Fungsi manajemen ini
menentukan tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang
melakukan, bagaimana proses pengelompokan tugas
siapa harus melapor kepada siapa dan dimana keputusan
dibuat.20
c. Pengarahan (Actuating)
Pengarahan dijadikan sebagai proses implementasi
kegiatan agar seluruh anggota dapat melaksanakan
organisasi serta proses memotivasi diri agar dapat
bertanggung jawab terhadap kewajiban dengan penuh
kesadaran dengan produktivitas tinggi. Fungsi
manajemen ini mencakup memotivasi bawahan,
memengaruhi individu, memiliki saluran komunikasi
yang efektif, serta memecahkan beberapa macam
masalah.21
d. Pengawasan (Controlling)
Fungsi ini di gunakan sebagai proses memastikan
bahwa seluruh kegiatan dalam proses telah
dilaksanakan, terorganisir dengan baik dan dapat
diimplementasikan sesuai target yang ingin dicapai.

20
Nurmadyani, dkk, teori tujuan, dan fungsi dasar-dasar Manajemen,
cetakan I, (Yogyakarta: Yayasan Kita Menulis,2020), hlm 5.
21
Nurmadyani, dkk, teori tujuan, dan fungsi dasar-dasar Manajemen,
cetakan I, (Yogyakarta: Yayasan Kita Menulis,2020), hlm 5.

25
Banyak ahli yang berbeda pandangan mengenai
fungsi manajemen akan tetapi esensinya tetap sama,
yaitu:22
1) Manajemen terdiri dari berbagai proses dan
tahapan-tahapan tertentu untuk mencapai tujuan
organisasi.
2) Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain
dalam pencapaian tujuan organisasi.

3. Kegiatan-Kegiatan dalam Fungsi Manajemen

a. Kegiatan dalam Perencanaan (Planning)


1) Menetapkan tujuan dan target yang ingin dicapai.
2) Merumuskan dan membentuk strategi untuk
mencapai tujuan dan target tersebut.
3) Menentukan sumber daya yang dibutuhkan sesuai
kemampuan yang dibutuhkan.
4) Menetapkan standar/indikator keberhasilan kepada
program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuan
dan target.
b. Kegiatan dalam Pengorganisasian (Organizing)
1) Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan
menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang
diperlukan.

22
Muliana, dkk, Pengantar Manajemen, Cetakan Pertama, (Yogyakarta:
Yayasan Kita Menulis, 2020), hlm. 41

26
2) Menetapkan struktur organisasi yang menunjukan
adanya garis kewenangan dan tanggung jawab.
3) Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan
pengembangan sumber daya manusia.
4) Penempatan sumber daya manusia pada posisi yang
tepat dan sesuai kemampuan/skill yang dimiliki.
c. Kegiatan dalam implementasi (Directing/actuating)
1) Mengimplementasikan proses kepemimpinan,
pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada
tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan
efisien dalam pencapaian tujuan
2) Memberian tugas dan penjelasan rutin mengenai
pekerjaan, menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
d. Kegiatan dalam Pengawasan (Controlling)
1) Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian
tujuan dan target sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan
2) Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas
penyimpangan yang mungkin ditemukan
3) Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai
masalah yang terkait dengan target dan tujuan
bisnis.

4. Tujuan dan Manfaat Manajemen

Secara umum, aktivitas dalam organisasi diarahkan


untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan

27
efisien. Manajemen adalah proses bekerja sama antara
individu dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam
mencapai tujuan, organisasi adalah sebagai aktivitas
manajemen. Maka dari itu penulis akan menguraikan
tujuan dan manfaat manajemen sebagai berikut.
a. Tujuan
Menurut Gibson, tujuan adalah proses penetapan
sasaran atau tujuan pekerjaan, proses goal setting
melibatkan atasan dan bawahan secara bersama-sama
dalam menentukan atau menetapkan sasaran atau
tujuan kerja yang akan dilaksanakan pekerja sebagai
pengemban tugas dalam periode tertentu.
Tujuan dapat dinyatakan melalui proses
penetapan tujuan secara tradisional ataupun dengan
memakai manajemen menurut tujuan.23 Sedangkan
menurut Oemar Hamalik tujuan manajemen adalah
sebagai berikut:
1) Secara umum manajemen bertujuan untuk
menyusun pengelolaan meliputi:
a) Administrasi organisasi kurikulum
b) Pengelolaan ketenagaan
c) Pengelolaan pembiayaan

23
Marto Silalahi, dkk, Dasar-Dasar Manajemen & Bisnis, (Yogyakarta,
Yayasan Kita Menulis, 2020), hlm. 64

28
d) Pengelolaan hubungan dengan masyarakat, yaitu
manajemen keterlaksanaan proses pembelajaran
yang relevan, efektif, dan efisien yang
menunjang tercapainya tujuan.
2) Secara khusus, manajemen bertujuan terciptanya
sistem pengelolaan yang relevan, efektif, dan
efisien yang dapat dilaksanakan dan mencapai
sasaran dengan suatu pola struktur organisasi
pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas.24
b. Manfaat
Bagi individu, manfaat manajemen kinerja antara
lain dalam bentuk: memperjelas peran dan tujuan,
mendorong serta mendukung untuk tampil baik,
membantu pengembangan kemampuan dan kinerja,
peluang menggunakan waktu secara berkualitas, dasar
objektivitas dan kejujuran untuk mengukur kinerja,
serta memformulasi tujuan dan rencana perbaikan cara
bekerja dikelola dan dijalankan.25

Manajemen memiliki manfaat dalam


pengembangan organisasi. Terdapat beberapa manfaat
manajemen, yaitu:

24
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung,
Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 78
25
Nursam, Nasrullah. Manajemen Kinerja, Kelola: Journal of Islamic
Education Management 2.VOL.II, 2017.

29
1) Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, baik secara pribadi maupun organisasi.
2) Membantu membuat strategi yang lebih baik
dengan menggunakan pendekatan yang lebih
sistematis, logis, rasional pada pilihan strategi.
3) Membantu keseimbangan di antara tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
4) Adanya manajemen, berguna untuk mencapai
efisiensi dan efektivitas serta menjaga
keseimbangan dari bernagai tujuan.
5) Meningkatkan kesadaran akan ancaman external,
sehingga terbiasa mempersiapkan rencana lain atas
kejadian yang tidak diinginkan dari faktor luar.
6) Memberikan tingkatan kedisiplinan dan formalitas
kepada menajemen kegiatan kita.26

B. PENGASUHAN SANTRI
1. Pengertian Pengasuhan Santri
Pengasuhan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
memiliki arti proses, cara, perbuatan mengasuh. Kemudian
diterjemahkan juga dalam kamus Oxford, the activity
bringin up a child as a parent yang artinya proses
membesarkan anak yang dilakukan orang tua. Selain orang
tua pengasuhan dapat dilakukan siapapun karena

26
Dian mentari, Manajemen Pembinaan Kegiatan Ektrakurikuler
Pramuka, n.p, 2017, hlm. 17

30
pengasuhan merupakan proses asuh yang dilakukan dengan
tujuan menjadikan seseorang menjadi mengerti, paham,
dan berproses menjadi lebih baik.

Pengasuhan (parenting) berasal dari bahasa latin


yaitu “parere” yang artinya membangun/mendidik.
Pengasuhan diartikan sebagai pengalaman, keterampilan,
kualitas, dan tanggung jawab sebagai orang tua dalam
mendidik, merawat dan mengasuh anak. Pengasuhan juga
diartikan sebagai penerapan serangkaian keputusan tentang
spesialisasi mengenai apa yang seharusnya dilakukan
orang tua untuk menghasilkan anak yang bertanggung
jawab, anak yang dapat berkontribusi dalam masyarakat,
serta bagaimana orang tua memberi respon ketika anak
menangis, berbohong, marah dan tidak berprestasi di
sekolah.27

Dalam sebuah jurnal internasional The British


Journal of Psychiatry tentang Conseptual framework for
personal recovery in mental health dijelaskan bahwa the
parenting role is often crucial to an individual’s sense of
self-esteem, purpose, and hope, parenting is
increasinglyseen as important part of mental illness
recovery. Personal recovery is usually conceptualized as a

27
Elmanora, et. al., “Gaya Pengasuhan dan Perkembangan Sosial Emosi
Anak Usia Sekolah Pada Keluarga Petani Kayu Manis”, dalam Jurnal Ilmu
Keluarga dan Konsumen, Vol. V, No. 2. Hlm 128.

31
largerly individual journey that encompasses
connectedness, hope, and optimism about the future,
identity, meaning in life and empowerment. Yang
diterjemahkan dalam bahsa Indonesia berarti Peran
pengasuhan anak seringkali sangat penting bagi harga diri,
tujuan, dan harapan individu. Mengasuh anak dilihat
sebagai bagian penting dari pemulihan penyakit mental.
Pemulihan pribadi biasanya dikonseptualisasikan sebagai
Sebagian individu yang berhubungan dengan harapan dan
optimism masa depan, identitas diri, makna hidup dan
pemberdayaan.28 Kemudian evaluasinya diukur dari
kepuasan mengasuh anak, pemberdayaan orang tua, dan
kualitas hidup orang tua. Namun satu-satunya hasil yang
meningkat lebih dari 10% dan berbeda secara signifikan
dari kelompok penelitian adalah kualitas hidup orang tua.29

Adapun pengertian santri yang dikemukakan oleh


Nurcholish Madjid, asal-usul kata “santri”, dapat dilihat
dari dua pendapat. Pertama, pendapat yang mengatakan
bahwa “santri” berasal dari perkataan “sastri”, sebuah kata
dari Bahasa sanskerta yang artinya melek huruf. Pendapat
ini menurut Nurcholish Madjid agaknya di dasarkan atas

28
Learmy, M., Bird, V. dkk., Conseptual framework for personal
recovery in mental health: Systematic review and narrative syntehesis. (The
British Journal of Psychiatry,2011) Hlm. 445-452
29
Bonfils, K. A., Adams, E. L., dkk, Parenthood and severe mental
illness: Relationships with recovery. (Psychiartic Rehabilitation Journal, vol.
37, 2014), hlm 186-193.

32
kaum santri adalah kelas literasy bagi orang jawa yang
berusaha mendalami agama melalui kitab-kitab bertulisan
dari bahasa Arab.30 Para santri belajar berbagai ilmu agama
tersebut ditempat yang bernama pesantren. Menurut
Zamakhsyari Dhofier perkataan pesantren berasal dari kata
santri, dengan awalan pe- di depan dan akhiran -an berarti
tempat tinggal para santri. Menurut John E. Kata “santri”
berasal dari Bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji.31

Dalam sabda Rasulullah Saw golongan pencari ilmu


yang dalam konteks diatas adalah santri disebutkan berada
dijalan Allah menuju surga-Nya.

‫َل هللاُ لَهُ بِ ِه‬ ِ ِ ِ ‫ك طَ ِري ًقا ي لت ِم‬


َ ‫ َسه‬،‫س فيه عل ًما‬
ُ ََ َ َ‫َمن َسل‬
‫طَ ِري ًقا إِ ََل اْلَن َِة‬
Artinya: “Barang siapa menelusuri jalan untuk
mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

Dari semua pengertian diatas dapat disimpulkan


bahwa pengasuhan santri adalah sebuah pola asuh dimana
di dalamnya terdapat sebuah Pendidikan, pengalaman,

30
Yasmadi, Modernisasi Pesantren, (Ciputat: PT Ciputat Press, 2005),
hlm. 61.
31
“Pelanggaran Santri terhadap Peraturan Tata Tertib Pondok Pesantren
Tarbiyatut Tholabah Kranji Lamongan”, Jurnal Kajian Moral dan
Kewarganegaraan, Vol 02 Nomer 03 Tahun 2015, 740-753, (Surabaya: Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya, 2015), hlm. 743.

33
ketrampilan, kualitas, serta tanggung jawab. Ditujukan
terhadap santri yang masih dalam proses pembelajaran dan
Pendidikan di sebuah pesantren.

Pesantren sebagai sarana belajar santri tidak hanya


mempelajari ilmu agama saja, melainkan ilmu-ilmu umum
yang berfungsi sebagai modernisasi dalam berkehidupan
juga sangat diperhatikan. Dalam proses pengasuhan
tersebut, diiringi juga sebuah proses pembinaan.
Pembinaan adalah seluruh rangkaian upaya pengendalian
secara profesional terhadap semua unsur organisasi agar
unsur-unsur tersebut dapat berfungsi sebagaimana
mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat
terlaksana secara berdaya guna dan berhasil guna.32

2. Pola Pengasuhan
Pola pengasuhan mengenai peraturan yang dilakukan
pesantren sangat beragam, setiap pesantren memiliki
perbedaan dalam pola asuh para santrinya. Pola asuh yang
dilakukan oleh pesantren mempunyai kesamaan dengan
pola asuh yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya
hanya saja peran orang tua digantikan oleh seorang guru

32
Pangestika, A. W., & Nurwati, N. (2020). Fungsi Lembaga Pembinaan
Khusus Anak dalam Melaksanakan Program Pembinaan Berbasis Budi Pekerti
pada Anak Didik Pemasyarakatan. Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian
Sosiologi, 4(2), 104

34
atau yang disebut ustadz. Menurut Dian Novita dalam pola
asuh dibagi menjadi tiga macam, antara lain33:

a. Pola Asuh Otoriter


Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang condong
terhadap cara menetapkan peraturan yang bersifat
mutlak dan harus ditaati, bersikap keras tangan disertai
dengan ancaman-ancaman jika anak tersebut tidak
menuruti peraturan yang diberikan orang tuanya. Orang
tua yang menggunakan pola asuh ini tidak segan untuk
menghukum anak dan tidak butuh umpan balik dari anak
untuk mengerti tentang anaknya.
b. Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang lebih
memprioritaskan kepentingan terhadap anak, bersikap
rasional dengan mendasari setiap tindakannya dengan
logika. Pola asuh ini juga bersifat realistis dengan tidak
berharap berlebihan yang melampaui batas kemampuan
anak, pendekatan orang tua yang menggunakan pola
asuh ini seringkali degan cara yang hangat.
c. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif adalah pola asuh dengan
pengasuhan yang lebih longgar dibandingkan dengan

33
Dian Novita, Pengaruh Pola Pengasuhan Orang Tua dan Proses
Pembelajaran Terhadap Tingkat Kreativitas Anak Prasekolah (4-5 Tahun),
Jurnal Pendidikan, Vol. 16, No. 2, September 2015, hlm. 103.

35
pola asuh yang lainnya, tidak suka memberikan tekanan
atau ancaman pada anak pada setiap tindakannya,
bersedia memberikan kesempatan pada anak dalam
mengambil keputusan namun sedikit memberikan
bimbingan pada anak. Orang tua yang menggunakan
pola asuh ini biasanya bersikap hangat pada anak
sehingga seringkali disukai anak.

Selain pendapat Dian Novita mengenai pola asuh ada


juga pendapat tentang pola asuh juga dikemukakan oleh
Buamrind. Ada tiga macam pola asuh yang dijelaskan oleh
Buamrind, yaitu pola asuh autotarian, autoritatif, dan
permisif. Untuk lebih jelasnya berikut sebuah penjelasan
mengenai pola asuh tersebut34:

a. Pola Asuh Autoritarian


Setiap jenis pola asuh memiliki ciri-ciri tersendiri,
adapun yang terdapat dalam pola asuh autotarian adalah:
1) Bersikap tegas terhadap anak
2) Apabila tidak sesuai dengan keinginan orang tua, maka
anak tersebut akan dihukum
3) Kurang memilik kasih sayang terhadap anak
4) Kurang memiliki rasa simpatik terhadap anak.
5) Membatasi kegiatan anak, dan mudah menyalahkan
jika anak ingin berlaku kreatif

34
Mualifah, Psycho Islamic Smart Parenting, (Jogjakarta: Diva Press,
2009), hlm. 45-49.

36
b. Pola Asuh Autoritatif
Ciri-ciri dari pola asuh autoritatif adalah:
1) Antara hak dan kewajiban diberikan harus seimbang
2) Pengambilan keputusan dalam keluarga juga melibatkan
anak
3) Melakukan komunikasi dua arah, dan mengendalikan
serta mengarahkan kegiatan anak baik aspek intelektual
atau sosial sesuai usia anak tersebut
4) Memberikan hukuman terhadap anak dengan alasan
yang kuat
5) Tidak membatasi potensi anak serta selalu mendukung
setiap kegiatan yang bersifat positif
c. Pola Asuh Permisif
Adapun pola asuh ini memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Terlalu memberikan kebebasan terhadap anak tanpa
melakukan pengawasan
2) Tidak mendidik anak untuk belajar bertanggung jawab
3) Memberikan hak kepada anak dengan porsi hak orang
dewasa, serta membebaskan anak untuk mengatur
dirinya sendiri
4) Kurang peduli terhadap anak.

Dari segala macam pola asuh yang dijelaskan diatas


dapat disimpulkan bahwa segala bentuk pola asuh terhadap
anak baik akan tetapi memiliki cara yang berbeda. Segala

37
bentuk pola asuh memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing, semua tergantung dengan bagaimana
pengasuh melihat karakter setiap anak. Dari situlah sang
anak mendapat kenyamanan dan sang pengasuh lebih
mudah dalam menjalankan kewajibannya.

Unsur yang dikedepankan pendidikan pesantren


adalah pendidikan karakter yang di dalamnya meliputi
mental dan moral. Menurut Tadzkirotun Musfiroh karakter
mengacu pada serangkaian sikap (attitude), perilaku
(behaviors), motivasi (motivations) dan keterampilan
(skills) Makna karakter itu sendiri sebenarnya berasal dari
bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan
memfokuskan pada aplikasi nilai kebaikan dalam bentuk
tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur,
kejam, rakus dan berperilaku jelek dikatakan sebagai orang
yang berkarakter jelek. Sebaliknya orang yang berperilaku
sesuai dengan kaidah moral dinamakan berkarakter
mulia.35

Selain menerapkan pola asuh keapada santri di


pesantren Biro Pengasuhan juga menjadi sebuah lembaga
kedisiplinan para santri yang ada di pondok Pesantren.
Dalam membangun sebuah kedisiplinan Biro Pengasuhan
Pesantren menerapakan agar kedisiplinan dapat diartikan

35
Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di
Sekolah, (Yogyakarta: Laksana, 2011), hlm. 19.

38
sebagai keadaan yang menunjukan terhadap nilai-nilai
ketaatan, keteraturan, kesetiaan, ketertiban seseorang
dengan berperlilaku sesuai dengan norma yang khususnya
ada di pesantren sehingga dapat dipraktekkan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dengan dilakukan secara sadar dan ikhlas.

3. Konsep Pola Pengasuhan di Bidang Ibadah di


Beberapa Pesantren Modern.
Dalam sebuah sistem pola asuh kepada santri pondok
pesantren pasti mempunyai Lembaga khusus dalam menangani
kegiatan santi dalam hal pengajaran maupun ibadah selama 24
jam. Berikut beberapa Pondok Pesantren modern dengan ciri
khas dan konsep pengasuhan kepada santrinya, sebagai berikut:
a. Pondok Pesantren La Tansa
Salah satu pondok modern dan terbesar adalah
Pondok Pesantren La Tansa. Dalam pembinaan
disiplinnya dan pola asuhnya Pondok Pesantren La
Tansa mempunyai Majelis Pengasuhan. Majelis
pengasuhan didirikan sebagai Lembaga yang mendidik
dan membina secara langsung kehidupan berdisiplin
santri dalam asrama dan mengatur segala kegiatan
ekstra yang ada di pesantren.
Pola pendidikan yang ada di Pondok pesantren La
Tansa mengacu pada dua ha yaitu jalur asuh dan jalur
ajar. Majelis pengasuhan bertugas sebagai jalur asuh

39
bertugas 24 jam tidak lepas dari kegiatan disiplin baik
disiplin dalam hal ibadah (Ubudiyah), bahasa ataupun
aktivitas sehari-hari. Dalam tugasnya Majelis
Pengasuhan dibantu oleh Organisasi Santri
Ikhwanushofa. Dalam prakteknya Majelis pengasuhan
berfungsi sebagai pembimbing dan fungsi kontrol
membawahi beberapa sub bagian terutama bagian
ibadah (Ubudiyah), bagian nahdha, bagian kesehatan,
mabikori, dan bagian ekstrakurikuler.36
b. Pondok Modern Darussalam Gontor
Pondok Modern Darussalam Gontor mempunyai
lembga yang membidangi dalam pola asuh yang
disebut Pengasuhan santri secara keseluruhan lembaga
tersebut berfungsi sebagai pembinaan, penerapan
disiplin, peningkatan ibadah, pembentukan mental dan
karakter santri, hingga berbagai aktivitas
esktrakurikuler sebagai penunjang sebuah proses
pendidikan daan pengasuhan di pesantren. Lembaga
pengasuhan langsung ditangani oleh Bapak Pengasuh
Pondok Modern Darussalam Gontor yaitu K.H. Hasan
Abdullah Sahal, membawahi organisasi santri
Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM), yaitu
organisasi siswa KMI yang terdiri dari beberapa

36
Website Pesantren La Tansa, https://latansa.sch.id/majlis-pengasuhan/,
diakses pada selasa 23 agustus 2022.

40
bagian termasuk menangani masalah kedisiplinan
peribadahan santri setiap hari.
Kemudian dalam meningkatkan kedisiplinan
ibadah OPPM mempunyai bagian-bagian yang
menunjang yaitu dari bagian ta’lim sebagai
pengajaran, Ta’mir sebagai pengawasan peribadahan
santri di Masjid, kemudian Amn sebagai keamanan
dalam mendisiplinkan santri.37
c. Pondok Modern Ummul Quro’
Pondok Modern Ummul Quro’ dalam pola asuhnya
kepada santri dalam menciptakan lingkungan kerja 24
jam dalam hal pengasuhan dari guru ke murid
mempunyai struktur khusus yang saling berkaitan,
diantaranya:
1) Majelis Pembimbing Organisasi (MPO), berfungsi
sebagai penanggung jawab kegiatan sehari-hari
santri di asrama. MPO diberi kewenangan untuk
mengambil kebijakan di tingkat organisasi santri.
2) Penanggungjawan pengajaran Al-qur’an, berfungsi
sebagai penanggungjawab kegiatan pengajaran Al-
qu’am di pesantren.

37
Website Gontor, https://www.gontor.ac.id/lembaga/pengasuhan santri,
diakses pada rabu 24 agustus 2022.

41
3) Penanggungjawab pengajian kitab, berfungsi
sebagai penanggungjawab kegiatan belajar-
mengajar kitab kuning dipesantren.
4) Penanggungjawab program Niha’ie, berfungsi
sebagai penanggung jawab santri akhir kelas 6 di
pesantren terkait kedisiplinan ibadah, belajar
mengajar, pembinaan, dan pengawasan sebagai
pengurus.38
d. Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta
Pondok pesantren Darunnajah Jakarta atau dikenal
dengan Darunnajah Pusat dalam menangani pola asuh
santri pesantren membentuk Biro Pengasuhan Santri
(BPS). Dalam tugasnya BPS berperan 24 jam
menangani kegiatan-kegiatan ekstra ataupun
kehidupan santri sehari-hari dipesantren.
Biro Pengasuhan Santri tidak berjalan sendirian
melainkan dengan melibatkan bagian-bagian khusus,
seperti sekretaris, bedahara, keamanan, ataupun bagian
lain yang bertujuan dalam mengatur santri di
pesantren. BPS berperan sebagai pembimbing
sedangkan dalam pelaksanaannya diserahkan oleh
organisasi yang bernama Organisasi Santri Darunnajah
atau disingkat OSDN.

38
Website PM.UQI, https//pp-ummulquro.com/pimpinan-pesantren/,
diakses pada rabu 24 agustus 2022.

42
OSDN sebagai pelaksana sekaligus penguru yang
terjun langsung kepada santri mempunyai beberapa
bagian diantaranya bagian keamanan sebagai pengatur
jalannya kedisiplinan santri, ibadah atau ta’lim sebagai
pengatur kegiatan ibadah dan pengajaran, kebersihan,
dan bagian-bagian lain yang mempunyai tugas
masing-masing dalam mengatur kegiatan santri selama
24 jam di luar jam sekolah.39
e. Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo Kendal
Pondok Pesantren Darul Amanah mempunyai
bagian yang mengatur pola asuh santri yang biasa
disebut Bagian Pengasuhan. Bagian Pengasuhan
Pondok Pesantren Darul Amanah menurut Ustadz H.
Muhammad Nasirudin, S. Pd. I adalah bagian yang
mengatur segala kedisiplinan santri, memberi suri
tauladan kepada santri, dan sebagai lembaga yang
menganyomi santri terkait masalah-masalah yang ada
di pesantren. Bagian pengasuhan santri juga sangat
berperan penting dalam mendisiplinkan kegiatan
peribadahan santri.
Dari segi ibadah pengasuhan bertugas memberi
ketegasan kepada santri dalam waktu-waktu ibadah,
sebagai penasehat bagi santri yang bermasalah

39
Hidayat, Rahmat. “Peran Biro Pengasuhan Santri terhadap
permasalahan santri di Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta
Selatan”, 2011.

43
terkhusus agar santri tidak bermalas-malasan dan
selalu istiqomah melaksanakan kegiatan ibadah
dimulai dari sholat, puasa, membaca Al-que’an
ataupun kegiatan lain dalam rangka meningkatkan
kualitas ibadah.
Dalam menegakkan seluruh program pengasuhan
Pondok Pesantren Darul Amanah membentuk bagian
pengurus yang berasal dari santri yang biasa di kenal
dengan Organisasi Santri Darul Amanah (OSDA).
Dalam penegakkan disipin kepada santri
terkhususnya Bagian pengasuhan santri mempunyai
pedaoman yang dinamakan Buku Pedoman Khutbatul
Arsy’ yang di dalamnya berisi seluruh tata tertib,
standar operasional dan kebijakan konsekuensi ketika
santri bermasalah ataupun melanggar.40

C. KEDISIPLINAN BERIBADAH
1. Pengertian Kedisiplinan
Disiplin adalah sifat yang wajib dimiliki oleh setiap
manusia, kedisiplinan adalah suatu kebiasaan yang baik
dalam sebuah pola kehidupan di masyarakat. Bahkan
sebagian orang percaya bahwa apabila sifat disiplin
tertanam pada diri manusia maka akan menjadi sebuah

40
Hasil wawancara dengan Ustadz H. Muhammad Nasirudin, S. Pd. I.
Selaku Kepala Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo
Kendal, Hari ahad 26 Juni 2022, Pukul 18.30, melalui panggilan telepon aplikasi
WhatsApp.

44
kunci kesuksesan dalam segala hal yang akan dicapai.
Allah Swt. Berfirman:

‫قُل ُكلٌّ يَع َم ُل َع ٰلى َشاكِلَتِهٖۗ فَ َربُّ ُكم اَعلَ ُم ِِبَن ُه َو‬

‫اَه ٰدى َسبِي ًل‬

Artinya:” Katakanlah (Muhammad),


“Setiap orang berbuat sesuai dengan
pembawaannya masing-masing.” Maka
Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih
benar jalannya.” (Q. S. Al-Isra 17:84)41
Pada intinya pengertian disiplin sikap atau sifat yang
semestinya dilakukan dalam upaya mencapai suatu tujuan
yang ingin dicapai oleh seseorang dilakukan, perilaku
disiplin menurut Trisnawati mengemukakan bahwa disiplin
adalah ketaatan dan kesetiaan seseorang terhadap norma-
norma, instruksi-instruksi yang dinyatakan berlaku untuk
orang lain dan orang tersebut.42 Disiplin merupakan suatu
kondisi yang tercipta dari sebuah proses yang di dapat
dilihat dari sebuah perilau ketaatan, kepatuhan, keteraturan
dan ketertiban dari suatu peraturan atau kebiasaan-

41
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Hidayah (Al-Qur’an Tafsir
Per Kata Tajwid Kode Angka), Banten: P.T. Kalim, 2011, 17:84.
42
Ferdinandus E.D, “Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap
kedisiplinan Peserta Didik Di Sekolah Dasar”, (E-Journal, Edukatif: Jurnal
Ilmu Pendidikan, Vol III, no. 6, 2021). Hlm. 3680

45
kebiasaan baik yang semestinya dilakukan dilingkungan
tersebut.

Pada intinya tidak semata-mata kesuksesan seseorang


diraih dari sebuah ketrampilan dan kepandaian seseorang
saja, melainkan sikap disiplin terhadap waktu dalam
melakukan segala hal juga merupakan kunci kesuksesan
yang akan membuat impian tersebut bisa tercapai.

2. Konsep Kedisiplinan
Kedisiplinan yang diterapkan dengan baik dalam
proses pendidikan akan menghasilkan mental, watak, dan
kepribadian yang kuat bagi anak yang masih pada taraf
belajar. Di lingkungan sekolah anak didik belajar
mendisiplinkan diri dengan belajar membaca, belajar
mencintai buku, dan belajar bagaimana caranya belajar
sosial dengan teman-temannya. Semua itu akan berhasil
apabila guru dapat menerapkan kedisiplinkan diri dengan
baik terhadap siswanya. Sikap disiplin seseorang akan
terbentuk jika disiplin ditanamkan secara serentak
diseluruh lingkungan kehidupan masyarakat, termasuk
dalam lingkungan pendidikan, pekerjaan, bahkan pada
level berbangsa dan bernegara. Penanaman sikap disiplin
harus terwujud dengan pemeliharaan kedisiplin dan
pembinaan secara kontinuitas, karena kedisiplin sebagai

46
sikap mental dapat berubah sewaktu-waktu dan dapat
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.43

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap


disiplin, antara lain faktor internal dan eksternal.

a) Faktor internal
faktor internal yang pertama adalah minat, minat
merupakan sikap awal penerimaan diri dari luar, sikap
ini sebagai tolak ukur arah tujuan yang akan di capai.
Kedua adalah Emosi, emosi merupakan suatu keadaan
yang menyertai terhadap penyesuaian diri secara umum,
keadaan yang merupakan sebagai penggerak mental dan
fisik bagi individu dan dapat dilihat melalui tingkah laku
diri dari luar.
b) Faktor eksternal
Faktor eksternal disini lebih kompleks dalam
pengaruhnya terhadap kedisiplinan. Antara lain yang
pertama adalah sanksi dan hukuman, menurut Kartono
“hukuman adalah perbuatan yang secara intensional
diberikan sehingga menyebabkan penderitaan lahir
batin diarahkan untuk membuka hati nurani dan
penyadaran si penderita akan kesalahannya”.44 Fungsi

43
Mz, Ihsan, Peran konsep diri terhadap kedisiplinan siswa. (NALAR:
Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, 2, 2018), vol. I, hlm. 1-11.
44
Mz, Ihsan, Peran konsep diri terhadap kedisiplinan siswa. (NALAR:
Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, 2, 2018), vol I, hlm. 1-11.

47
hukuman dan sanksi disini sebagai penyadaran akan
suatu hal dilakukan. Jika seorang individu menerima
hukuman maka akan terjadi sebuah motivasi diri agar
lebih baik dari sebelumnya. Sistem motivasi tersebut
akan berpengaruh menurunkan kecenderungan
mengulangi terhadap sikap yang mengakibatkan dirinya
menerima hukuman. Faktor kedua yaitu Kondisi
lingkungan, kondisi lingkungan yang buruk akan
cenderung berpengaruh terhadap sikap individu begitu
pula sebaliknya sikap lingkungan yang baik akan
berpengaruh terhadap proses perkembangan belajar
yang positif.
Selanjutnya ada aspek yang mempengaruhi
kedisiplinan, antara lain: pertama sikap mental, yang
merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau
pengembangan dan latihan pengendalian pikiran dan
pengendalian watak, Kedua pemahaman yang baik
mengenai sistem atau perilaku, norma, kriteria, dan
standar yang sedemikian rupa sehingga pemahaman
tersebut memberi pengertian yang mendalam atau
kesadaran, bahwa ketaatan akan norma, aturan, kriteria
dan standar tadi merupakan syarat mutlak untuk
mencapai keberhasilan. Ketiga, sikap kelakuan secara
wajar menunjukkan kesungguhan hati, untuk mentaati
segala hal secara cermat dan tertib.

48
3. Pengertian Ibadah
Ibadah adalah segala tindakan ritual yang didasari oleh
syariat beragama. Ibadah juga mempunyai makna
pengabdian. Secara luas, ibadah mempunyai arti segala
sesuatu yang mencakup seluruh kegiatan manusia ketika
hidup di dunia, termasuk kegiatan duniawi sehari-hari yang
dilakukan dengan niat serta melibatkan sikap batin dari hati
dalam pengabdian serta penghambaan diri kepada Allah
SWT. Dalam pengertian ibadah ini Sholihin
mengemukakan pendapatnya bahwa manusia tidak lebih
dari makhluk lain yang telah diberi akal, ia harus mencari
kehidupan yang haq berupa kesadaran penuh bahwa makna
serta tujuan diciptakan manusia ialah mencari keridhaan
dari Allah SWT seperti melalui shalat.45
Pengertian ibadah secara bahasa memiliki arti tunduk
atau merendahkan diri. Sedangkan secara istilah atau
syara’, ibadah merupakan suatu bentuk ketaatan yang
dilakukan dan dilaksanakan sesuai perintah-Nya,
merendahkan diri kepada Allah SWT dengan rasa
kecintaan yang sangat tinggi dan mencakup atas seluruh
aspek terhadap apa yang Allah ridhai baik yang berupa

45
Muhammad Sholikhin. The Miracle of Shalat (Mengungkap
Kedahsyatan Energi Shalat). (Jakarta: Erlangga, 2011), hlm. 15

49
suatu ucapan atau perkataan maupun perbuatan yang
dhahiriyah ataupun bathiniyah.46
Keberadaan manusia dimuka bumi ini adalah sebagai
hamba Allah, jiwa raga hanya milik Allah, hidup matinya
ada di tangan Allah, rizki miskin kayanya ketentuan Allah,
dan diciptakan hanya untuk ibadah atau menghamba
kepada-Nya. Sebagaimana Allah SWT. Telah berfirman
dalam Al-Qur’an pada surah al-Dzariyat ayat 56:

(٥٦: .‫س اَِِّل لِيَ ْعبُ ُد ْو ِِن )الذرايت‬ ِْ ‫ت ا ْْلِ َِن و‬


َِ ْ‫اّلن‬ َ ُِ ‫َوَما َخلَ ْق‬
Artinya: “Tidak Aku ciptakan Jin dan
Manusia kecuali hanya untuk beribadah
kepada-Ku” (QS. al-Dzariyat: 56).47
Dari kedua devinisi tentang kedisiplinan dan ibadah
diatas, maka dapat diambil sebuah pengertian bahwa
Kedisiplinan Beribadah adalah sebuah bentuk sikap atau
sifat yang semestinya dilakukan dalam upaya mencapai
suatu tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah bentuk
ketaatan yang dilakukan dan dilaksanakan sesuai perintah-
Nya, merendahkan diri kepada Allah SWT dengan rasa
kecintaan yang sangat tinggi dan mencakup atas seluruh
aspek terhadap apa yang Allah ridhai.

46
Nasuha Nasuha, Muh Fadli Fajrin, Muhammad Arsyam. Ibadah Sebagai
Aspek Ritual Ummat Islam, (jurnal Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darud
Dakwah Wal-Irsyad (DDI) Kota Makassar, Indonesia), hlm. 2
47
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Hidayah (Al-Qur’an Tafsir
Per Kata Tajwid Kode Angka), Banten: P.T. Kalim, 2011, 51: 56

50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian, peneliti memilih lokasi penelitian di
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor yang
beralamat di Jl. Argapura RT.02 RW.03, Argapura,
Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Peneliti
memilih Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor.
Penelitian dilakukan dua tahap, Pertama tahap pendahuluan
yang telah dilaksanakan dimulai dari 22 September 2021 dan
akan di adakan penelitian kedua pada tanggal 26 januari 2022.

B. Metode dan Prosedur Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining yang akan membahas tentang
penerapan konsep manajemen pengasuhan santri sehingga
dapat membangun kepribadian dan mentalitas bagi seorang
santri. Instrumen penelitian ini adalah peneliti dapat terlibat
langsung dengan Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining
Bogor dalam proses pengumpulan data dan sumber informasi
yang sesuai dengan fokus penelitian yaitu Konsep Manajemen
Pengasuhan Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Beribadah
Santri di Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor.
Dalam penelitian, peneliti berusaha menggambarkan objek
yang diteliti berdasarkan data dan fakta-fakta yang ada di
lapangan dengan maksud mendeskripsikan dan memberikan

51
gambaran secara aktual dan akurat. Adapun metode penelitian
yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif.

C. Data dan Sumber Data


1. Data Primer
Langkah awal pencarian data yang harus dilakukan
adalah menentukan informasi dan subjek penelitian.
Subjek penelitian merupakan orang-orang yang dapat
memberikan informasi secara tepat dan akurat terkait
dengan kebutuhan peneliti. Subjek utama penelitian ini
adalah Ketua Bagian Pengasuhan santri, Guru atau Asatidz
Pelaku Pengasuhan santri, dan santri.
Untuk mendapatkan informasi, peneliti mencari
informan yang representatif dengan cara memberi kriteria
awal untuk mendekati narasumber, diantaranya:
a. Ketua bagian Pengasuhan santri sebagai informasi
kunci.
b. Guru atau Asatidz Pelaku Pengasuhan santri, karena
mereka yang mengetahui profil dan karakter masing-
masing santri.
c. Santri, sebagai objek yang mendapatkan proses
Pengasuhan.

2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang di peroleh untuk
melengkapi data primer berupa buku-buku, artikel,
dokumen-dokumen atau laporan yang dapat mendukung

52
pembahasan dalam kaitannya dengan penelitian ini dan
informasinya. Serta hasil observasi di perpustakaan offline
ataupun online melelui internet.

D. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan
oleh seorang peneliti untuk mengumpulkan data yang
diperlukan dalam penelitian. Metode ini digunakan dengan
menarik kesimpiulan dimulai dari pernyataan atau fakta
khusus menuju kesimpulan yang bersifat umum. Dalam proses
pengumpulan data prosedur yang diperlukan antara lain:

1. Observasi
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa,
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-
proses pengamatan dan ingatan.48
Secara umum observasi adalah cara dalam
menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan
dengan mengadakan sebuah pengamatan yang sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang akan dijadikan objek
pengamatan.49

48
Prof. Dr. Sugiono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D,
(Bandung: ALFABETA, cet 1, 2019), hlm. 203
49
I Made Putrawan, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta:
Grasindo, 2008), hlm. 16

53
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil.50
Untuk mendapatkan informasi, peneliti mencari
informan yang representatif dengan cara memberi kriteria
awal untuk mendekati narasumber, diantaranya:
a. Ketua bagian Pengasuhan santri sebagai informasi
kunci.
b. Guru atau Asatidz Pelaku Pengasuhan santri, karena
mereka yang mengetahui profil dan karakter masing-
masing santri.
c. Pengurus Santri, sebagai objek yang mendapatkan
proses dan pelaku lapangan kegiatan Pengasuhan santri.

3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode yang digunakan
untuk mencari data mengenai hal atau informasi yang
berhubungan dengan penelitian untuk memperoleh data
langsung dari tempat penelitian, dapat berupa catatan
peristiwa yang sudah berlalu, buku-buku, peraturan-

50
Prof. Dr. Sugiono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, cet. 1, 2019), hlm. 195

54
peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, maupun data lain
yang relevan dengan penelitian.

E. Teknik Analisis Data


Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu
suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya
dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang
dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicari data
lagi secara berulang- ulang sehingga selanjutnya dapat
disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak
berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang
dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik
triangulasi, ternyat hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut
berkembang menjadi teori.51 Dalam teknik analisis data
diperlukuan beberapa proses analisis sebagai berikut:

1. Reduksi
Reduksi dalam penelitian ini peneliti mengamati
data-data yang ada di Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining, berlangsung selama proses penelitian sampai
tersusunnya laporan akhir penelitian. Mereduksi data
dengan merangkum, memilih, memfokuskan hal yang lebih
penting dan membuang data yang dianggap tidak
diperlukan.

51
Prof. Dr. Sugiono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, cet. 1, 2019), hlm. 320

55
2. Penyajian Data
Data yang sudah di reduksi akan disajikan dalam
bentuk uraian singkat berupa teks yang bersifat naratif.
Model penyajian tersebut akan lebih mudah dipahami
sehingga melancarkan rencana kerja selanjutnya.

3. Validasi data
Memverifikasi seluruh data dalam setiap kategori,
dengan mencari makna esensial dari setiap tema yang
disajaikan dalam teks naratif yang berupa fokus
penelitian. Metode ini bertujuan memberikan penjelasan
secara deskriptif agar membantu pembaca mengetahui
apa yang terjadi di lingkungan pengamatan, seperti apa
pandangan partisipan yang berada di latar penelitian.

F. Validitas Data
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat
dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang
dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi
pada objek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa
kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak
bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi
manusia, dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses
mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya.52

52
Prof. Dr. Sugiono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, cet. 1, 2019) hlm. 363

56
Oleh karena itu, jika data yang terkumpul masih kurang
relevan dan atau kurang memadai, maka akan diadakan
pengecekan dan penyaringan data sekali lagi untuk
mendapatkan validitas yang tinggi. Pengecekan yang akan
dilakukan yaitu menggunkan uji kredibilitas. Untuk
mengetahui keabsahan data peneliti menggunakan metode
triangulasi.

57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian


1. Profil Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor

Nama Pesantren : Pesantren Darunnajah 2 Cipining


Bogor
Pimpinan Pesantren : KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc
Wakil Pengasuh` : Ust. Ridha Makky, M. Pd
Tanggal Berdiri : 18 Juli 1988
NSP : 510032010347
Alamat Lengkap : Jl. Argapura, RT. 002/RW.003,
Desa Argapura, Kec. Cigudeg,
Kab. Bogor, Jawa Barat
Kode Pos :16660
E- Mail : darunnajahcipining@gmail.com
Web : www.darunnajah.com
Status Pesantren : Wakaf
Pendiri/Penyelenggara : Yayasan Darunnajah Jakarta
Tanah Status : Wakaf
Luas : 186 Hektar
SK Pengkukuhan : SK. Gubernur Jawa Barat,
No. 593.82 SK.259.S/ AGR-DA/
225-87, tanggal 24 Februari 1987

58
2. Sejarah Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining
Bogor

a. Masa Pendirian
Pondok Pesantren Darunnjah 2 Cipining adalah
salah satu dari Pondok Pesantren Modern Darunnajah
yang tersebar di 17 lokasi di seluruh penjuru Nusantara.
Awal mula didirikan pada 18 Juli 1988 dibawah
naungan Yayasan Darunnajah. Ide awal didirikannya
Cabang kedua Pesantren Darunnajah adalah Pada tahun
1985-1986 mulai dirasakan bahwa Pondok Pesantren
Darunnajah 1 Ulujami yang berada di Jakarta Selatan
tidak dapat menampung seluruh peminat yang
mendaftar. Hal ini mendorong pendiri Pesantren untuk
segera mencari lokasi lain guna membuka Pesantren
baru sebagai pengembangan dari Pesantren yang telah
ada, agar dapat menampung minat para calon santri
pendaftar tersebut.
Maka pada tahun 1986 akhirnya ditemukanlah di
Kampung Cipining, Desa Argapura, Kecamatan
Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lalu dimulai
pembelian tanah tegalan dan perkebunan milik
penduduk, dari hasil iuran santri Darunnajah Ulujami
dan donatur serta para dermawan. Selanjutnya
dikukuhkan dengan persetujuan Gubernur Jawa Barat
(Tertuang dalam SK. No. 593.82/SK. 259.S/AGR-

59
DA/225-87, tanggal 24 Februari 1987) di lokasi seluas
70 hektar, memalui pembebasan tanah wakaf sekitar 50
hektar dan sisanya sekitar 20 hektar dalam upaya
pembebasan. Kemudian Pada tahun 1987 dimulai
pembangunan 16 ruang kamar dan kelas serta beberapa
bangunan lain yang kemudian dapat diselesaikan pada
bulan Juni 1988.53
Pada tanggal 18 Juli 1988, diresmikanlah
pembukaan Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
dipimpin oleh KH. Jamhari Abdul Jalal Lc, alumni
KMI/ IPD Gontor dan Universitas Ummul Quro Mekah
dengan program pendidikannya dengan jumlah santri
putra sebanyak 200 orang (kelas I Tarbiyatul Mu’allimin
Al Islamiyah/ I MTs) dan memiliki perkembangan yang
sangat pesat hingga di umur 33 tahun Pondok pesantren
Darunnajah 2 cipining yang terletak di Kabupaten Bogor
merupakan pesantren Darunnajah cabang kedua berada
di atas lahan seluas ±170 hektare dengan jumlah santri
±2500 santri putra dan putri.54
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining berdiri di
bawah naungan Yayasan Darunnajah dan merupakan
pengembangan dari Pondok Pesantren Darunnajah 1

53
Dr. K.H. Sofwan Manaf, M. Si, Khutbatul Arsy Kedua, (Jakarta:
Darunnajah Press, 2016), hlm. 56-57
54
Website www. Darunnajah.com (online),
(https://darunnajah.com/keunggulan-pesantren-darunnajah/, diakses 30 mei
2022).

60
Ulujami Jakarta Selatan. Kurikulum, sistem pengajaran
dan jenis aktifitas santrinya sama.
b. Letak Geografis
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining berada di
atas tanah wakaf seluas 93 ha, di Desa Argapura
Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Propinsi Jawa
Barat. Lokasinya strategis yakni di tepi jalan raya yang
menghubungkan antara:
1) Jakarta/Tangerang dengan Jasinga/Bogor, melalui tol
Jakarta Merak, Bitung LPPU Curug, Legok dan
Parung Panjang,
2) Bogor/Bandung dengan Jakarta/Tangerang, melalui
Ciampea, Leuwiliang, Cigudeg dan Bunar/Kadaka.
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining adalah
lembaga pendidikan dan da’wah Islam yang independen
tidak berafiliasi kepada partai politik dan/atau organisasi
massa tertentu. Juga tidak terlibat/berhubungan dengan
kelompok/sekte atau ajaran di luar ahlu sunnah wal
jama’ah maupun yang dilarang oleh Pemerintah
Republik Indonesia. “Berdiri Di Atas Dan Untuk Semua
Golongan”.
c. Keadaan santri

Darunnajah 2 Cipining juga Pesantren dengan


lembaga berbasis pendidikan terlengkap baik untuk
santri putra maupun putri, terlebih hampir seluruh

61
lembaga sudah terakreditasi “A”. diantaranya terdapat
PAUD, TK, MI, SMP/MTS, MA/SMK bahkan hingga
Perguruan Tinggi. Di samping itu, Pesantren juga
memfasilitsi asrama bagi santri yang masih duduk di
bangku SD/MI yang di sebut dengan Santri cilik
(Sanlik).

Adapun unit-unit pendidikan yang diselenggarakan


Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Bogor yaitu
sebagai berikut:

1) Tarbiyatul Mu'allimin wa al-Mu'allimat al Islamiyah


(TMI), berasrama, putra putri.
2) Raudhatul Athfal, non asrama, putra putri.
3) Taman Pendidikan Al-Qur’an, non asrama, putra
putri.
4) Madrasah Ibtidaiyah, berasrama dan non asrama,
putra putri.
5) Madrasah Diniyah/Sekolah Agama, non asrama,
putra putri.
6) Madrasah Tsanawiyah, berasrama dan non asrama,
putra putri.
7) Madrasah Aliyah, berasrama dan non asrama, putra
putri.
8) Pesantren kanak-kanak, berasrma, putra putri.
9) Sekolah Menengah Pertama (SMP), berasrama dan
non asrama, putra/putri.

62
10) Majlis Ta'lim, masyarakat/kaum Ibu. (Pengantar TK,
MI dan masyarakat umum sekitar Pesantren).
11) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berasrama dan
nonasrama, putra/putri.
d. Keadaan Bangunan dan Sarana Pra Sarana Pesantren
Pada masa awal didirikan bangunan yang didirikan
adalah pada tahun 1987 dimulai pembangunan 16 ruang
kamar dan kelas serta beberapa bangunan lain yang
kemudian dapat diselesaikan pada bulan juni 1988.
Pada tanggal 18 juli 1988 diresmikan pembukaan
pondok pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor dan
Program pendidikannya dengan jumlah santri 200 orang
terdiri dari (kelas 1 Tarbiyatul Mu’alimin AL-
Islamiyah/1 Mts). Hampir seluruh santri berasal dari
peminat yang mendaftarkan diri di Pondok Pesantren
Darunnajah 1 Ulujami Jakarta. Kemudian ditahun kedua
mengalami pelonjakan peminat dan pada akhirnya
sarana pra sarana mulai kembali dibangun.
Dari tahun ke tahun hingga sampai saat ini Pondok
Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor mengalami
perkembangan dalam hal pembangunan sarana pra
sarana dan fasilitas guna meningkatkan semangat
belajar para santrinya terdapat beberapa kampus
diantaranya kampus 1 dikhususkan untuk santri putri,
kampus 2 dikhususkan untuk santri tahfidz putra dan

63
santri cilik, dan kampus 3 untuk santri mukim putra,
berikut tercatat data Gedung dan asrama putra tercatat
antara lain:
1) Kampus 2 (Kampus Santri Tahfidz dan Santri Cilik)
Tabel 4. 1 Data Gedung dan asrama kampus 2

Tahun
No Nama Gedung Peruntukan Dibangu
n
Shalat Berjamaah
1 Masjid/Mushalla
Santri Cilik 2004
MCK dan tempat
2 MCK Masjid
wudhu masjid 2004
Tempat tinggal
Asrama Sanlik
3 santri cilik putra
Pa (Kampus 4)
dan puti 2014
Tempat tinggal
4 Asrama Putra Sabtri Tahfidz
putra 2014
Tempat tinggal
5 Asrama Asatidz
asatid putra 2000
6 MCK Pa MCK santri putra 2014
MCK asatidz
7 MCK Asatidz
putra 1990
8 Kelas No1-4 Ruang kelas putra 1991
9 Kelas No 5 Ruang kelas putra 1991
Gedung
10 Perkantoran + Ruangan Lab dan
Lab perkantoran 1997
Rumdin Guru 1 Rumah dinas guru
11
keluarga 1987
Rumdin Guru 2 Rumah dinas guru
12
keluarga 1993
13 Rumdin Guru 3 1991

64
Rumah dinas guru
keluarga
Rumdin Guru 4 Rumah dinas guru
14
keluarga 1994
Kantin + Koperasi dan
15
Math’am kantin santri 2016
Warung serba ada
16 Waserda peralatan sekolah
dll 1997
Koperasi 2 Koperasi sekolah
17
Bawah 1999
Ruangan makan
Ruang Makan
18 dan tempat duduk
Santri Kampus 2
santri 2015
Ruang Makan Ruang makan
19
SANLIK santri cilik 2014
20 Oven Kayu Pengovenan kayu 2015
Gudang
21 Gudang Kayu
penyimpanan kayu 2017
Kantor
22 Kantor Oven
pengovenan 2015
Gudang
23 Gudang Oven
penyimpanan 2015
Gd tahfidz baru Asrama santri
24 barat tahfidz 2018
Gd Tahfidz baru Asrama santri
timur tahfidz
25 2018

65
2) Kampus 3 (Kampus Santri Putra)
Tabel 4. 2 Data Gedung dan asrama kampus 3

Tahun
No Nama Gedung Peruntukan
Dibangun
Asrama Putra 3, Shalat Berjamaah
termasuk MCK, Santri Tahfidz
Mushalla, Aula, dan Putri atas
Kantin/Walapa,
1 Laundry, 2012
Math’am

Asrama Putra MCK Jamaah


2 (Gerbong) Masjid Kampus 1 2014
Kelas No 1 atas
3 gerbong Ruang kelas 2014
santri
Kelas No 2 +
Rumdin
4 Ruang kelas dan 2014
rumah dinas guru
keluarga
Kelas (Gedung Ruang kelas
5 Lama/SMP) Gedung SMP 2008
Darunnajah
Kelas Ruang kelas MTs
6 2014
(Cikarang) MA Darunnajah
Math’am Guru Ruang makan
7 2014
Guru
Aula/GOR Gedung Aula dan
8
Gedung Olahraga
Rumdin Guru Rumah Dinas
9 2014
mukmin guru mukim
Wisma Wisma
10 2014
penginapan

66
11 Gardu Listrik Gardu listrik 2012
Gedung Praktek Ruang praktek
12 2016
SMK siswa SMK
Mushola
13 Cikarang Baru Tempat Sholat 2016
siswa
Gedung
14 Muhammad Al Ruangan kelas 2018
Fatih dan kantor
Kolam Renang Tempat renang
15 2015
santri
Ruang Jaga Gardu pos jaga
16 2015
kolam renang
Kamar Bilas Kamar ganti
17 2015
kolam renang
18 Posko Posko Kesehatan 2016
19 Warman Warung Taman 2018

3. Kurikulum Pesantren

Kurikulum Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining


Bogor, menggunakan sistem tingkat Tarbiyatul Mu'allimin
wa al-Mu'allimat al Islamiyah adalah perpaduan kurikulum
Pondok Modern Darussalam Gontor dan kurikulum
Nasional serta Pesantren Salafiah. Sistem pengajaran yang
dipakai adalah klasikal, dengan metode yang mendorong
keaktifan siswa dalam belajar dan dengan terus mengikuti
perkembangan di bidang teori kependidikan/metodologi
pengajaran.
Bidang-bidang (ilmu-ilmu) Bahasa Arab dan Bahasa
Inggris diajarkan langsung dengan bahasa aslinya, begitu

67
pula (ilmu-ilmu) agama Islam diajarkan dengan Bahasa
Arab (tujuannya antara lain agar santri/siswa mampu
memahami dan menerangkannya dengan bahasa aslinya).
Adapun bidang studi lainnya diajarkan dalam bahasa
Nasional.
Untuk lebih menunjang penguasaan bahasa Arab dan
bahasa Inggris, diselenggarakan juga kegiatan-kegiatan
extrakurikuler yang mendukung, anatara lain: Muhadhoroh
(latihan berpidato Bahasa Arab/Inggris,
muhadatsah/conversation, penerbitan majalah dinding,
pemberian mufrodat/kosakata baru Bahasa Arab/Inggris
penindakan pelanggar disiplin bahasa.
Adapun unit-unit pendidikan yang diselenggarakan
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Bogor yaitu
sebagai berikut:
a. Tarbiyatul Mu'allimin wa al-Mu'allimat al Islamiyah
(TMI), berasrama, putra putri.
b. Raudhatul Athfal, non asrama, putra putri.
c. Taman Pendidikan Al-Qur’an, non asrama, putra putri.
d. Madrasah Ibtidaiyah, berasrama dan non asrama, putra
putri.
e. Madrasah Diniyah/Sekolah Agama, non asrama, putra
putri.
f. Madrasah Tsanawiyah, berasrama dan non asrama,
putra putri.

68
g. Madrasah Aliyah, berasrama dan non asrama, putra
putri.
h. Pesantren kanak-kanak, berasrma, putra putri.
i. Sekolah Menengah Pertama (SMP), berasrama dan non
asrama, putra/putri.
j. Majlis Ta'lim, masyarakat/kaum Ibu. (Pengantar TK, MI
dan masyarakat umum sekitar Pesantren).
k. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berasrama dan
nonasrama, putra/putri.

4. Visi dan Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren


Darunnajah 2 Cipining Bogor

Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor


memiliki tekat yang kuat kepada para santrinya dalam
meningkatkan kualitas pendidikan serta pengajaran, maka
dari itu Pesantren menanamkan Visi “IMAMA” yang
diartikan:
Imam : Pemimpin

Muttaqien : Bertaqwa

‘Alim : Berpengetahuan luas (Ulama)

Muballigh : Menyampaikan/ Mengaplikasikan Ilmu

‘Amil : Terampil

69
Terdapat juga panca jiwa dan motto pesantren bagi
seluruh warga pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
sebagai pedoman dalam rangka meningkatkan kualitas diri
sebagai seorang muslim yang taat, yang berisi:
Panca Jiwa Pesantren
a. Keihklasan
b. Kesederhanaan
c. Ukhuwah Islamiyah
d. Berdikari
e. Kebebasan
Motto Pesantren
a. Berbudi tinggi
b. Berbadan sehat
c. Berpengetahuan luas
d. Berfikir bebas
e. Kreatif
Terdapat tujuan Pendidikan di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor yang sangat ditekankan
kepada para santri dan warga pesantren dalam
berlangsungnya proses Pendidikan dan pengajaran
terbagi menjadi tujuan umum dan khusus, antara lain:
a. Tujuan Umum
1) Membentuk dan mempersiapkan kader ulama yang
amilin dan sholihin agar mampu menyampaikan

70
da’wah Islamiyah kepada seluruh lapisan
masyarakat
2) Mempersiapkan guru-guru agama Islam
3) Mempersiapkan Pemimpin-pemimpin Muslim
yang kuas pengetahuannya
b. Tujuan Khusus
1) Mendalami pengetahuan tentang (ilmu-ilmu)
agama Islam/ Tafaqquh fi ad-dien
2) Melatih mu’amalah ma’a al Kholiq dan mu’amalah
ma’annas
3) Melatih kepemimpinan yang Tangguh dan
bertanggung jawab
4) Menyelenggarakan latihan-latihan mengajar
da’wah Islamiyah, baik dengan pidato (Khutbah/ ni
Lisan al-maqol), tulisan maupun dengan sistem dan
media Pendidikan.
Selain itu Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining
Bogor juga mempunyai tugas untuk mengadakan
pengkaderan umat untuk menjadi pemuka agama agar
menjadi panutan masyarakat dalam kehidupan umat
Islam. Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam kitab
Suci Al-qur’an;

71
ۤ
‫َوَما َكا َِن ال ُْم ْؤِمنُ ْو َِن لِيَ ْن ِف ُرْوِا َكافَةِ فَ لَ ْوَِّل نَ َف َِر ِم ِْن ُك ِِل‬
ۤ
‫الديْ ِن َولِيُ ْن ِذ ُرْوا قَ ْوَم ُه ِم‬
ِ ‫ف‬ ِ ِ ‫فِ ْرقَةِ ِم ْن ُه ِْم طَا ِٕى َفةِ لِيَ تَ َف َق ُه ْوا‬
‫( اِ َذ َار َجعُْْٓوا‬١٢٢:‫اِل َْي ِه ِْم ل ََعلَ ُه ِْم ََْي َذ ُرْو َِن )التوبة‬

Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin


itu pergi semuanya (ke medan perang).
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di
antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya. (Q.S At-taubah :122).55
Di negara yang mayoritas beragama Islam dan
sedang mengalami perkembangan dalam membangun
Pendidikan dibutuhkan manusia-manusia yang pandai
dalam berbagai hal, antara lain disiplin belajar ilmu
pengetahuan, bermental dan berspiritual yang kuat,
karena kita akan bergantung kepada sekelompok orang-
orang yang memperdalam ilmu agamanya (‘ulama-
ulama) yang merupakan pewaris para Nabi.

55
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Hidayah (Al-Qur’an Tafsir
Per Kata Tajwid Kode Angka), Banten: P.T. Kalim, 2011, 9: 122

72
5. Sumber Daya Manusia Pondok Pesantren Darunnajah
2 Cipining Bogor

a. Keadaan Santri Di Pondok Pesantren Darunnajah 2


Cipining
Berikut ini rincian tabel jumlah santri Pondok
Pesantren Darunnjah 2 Cipining Bogor Putra di tahun
ajaran 2021/2022.

Tabel 4. 3 Jumlah Santri Putra 2021/2022

NO. KELAS KAMPUS 3 TAHFIDZ


1 1 137 61
2 2 122 24
3 3 154 62
4 INTENSIF 0 33
5 4 45 42
6 5 44 40
7 6 117 0
TOTAL 619 262
JUMLAH TOTAL = 881
Santri Putra

Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining


Bogor berasal dari berbagai daerah di seluruh
Nusantara. Khususnya bagi daerah Jawa Barat
tersendiri, dimulai dari Bogor hingga Jabodetabek, Jawa
tengah meliputi Semarang, Solo, Yogyakarta, Brebes,
Tegal, Pemalang, Kabupaten Batang, dan Kabupaten
Kendal, Jawa Timur Surabaya, Malang dan lain

73
sebagainya. Hingga pelosok daerah-daerah diluar Jawa
seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Palembang,
Lampung, Jambi, Bengkulu, Riau, NAD, Medan,
Sulawesi, Nusa Tenggara, sampai Papua berkumpul,
Bersatu bersama dalam Jihad Li Tholabil ‘Ilmi di
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor yang
tercinta ini.

b. Keadaan Asatidz di Pondok Pesantren Darunnajah 2


Cipining Bogor
Tenaga pendidik di pondok Pesantren Darunnajah
2 Cipining Bogor diprioritaskan dari Pondok Pesantren
Darunnajah Pusat maupun Cabang, terdapat program
kaderisasi setiap tahunnya bagi para alumni atau fresh
graduate untuk melanjutkan sebagai tenaga pendidik
serta pengabdian dan melanjutkan menjadi pengajar di
pondok pesantren Darunnajah, adapun pengabdian dari
Pesantren-pesantren lain terutama Pondok Modern
Gontor dan cabang-cabangnya sebagai salah satu kiblat
seluruh pondok pesantren modern.
Adapun asatidz yang berwenang dalam mengatur
kegiatan santri adalah bagian pengasuhan, yang
terbentuk dalam jajaran Departemen Pengasuhan Santri
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor.
Berikut ini adalah tabel struktur asatidz dari bagian
pengasuhan. Sebagaimana terlampir.

74
Table 4. 4 Data Struktur Asatidz Departemen
Pengasuhan Santri
PIMPINAN PESANTREN
K. H. Jamhari Abdul Jalal, L.C
PENGAWAS
Drs. Abdul Rosyid bin Saleh
Ngatijan bin Yani, S.Pd. I
PEMBINA
Musthofa Zahir, M. A
Ridho Makky, M. Pd. I
Nasikhun bin Sugik, S.E, M.M
DEPARTEMEN PENGASUHAN SANTRI
Direktur Utama : Sholehuddin Hidayat
Wakil Direktur : Zaenal Muttaqien, S. E
: Dimas Wijanarko
Rafi Ahmad Zairin
TU Pengasuhan Muhammad Kautsar A.
Rif’at Irfani
Musthofa Sa’id
Bendahara Pengasuhan : Bagus Saputro
: Mu'min Hidayat, S Pd. I
Kepala Asrama Putra
Abdul Hafidz
Kampus 3
Soni Arianto
Kepala Asrama Program : Asmari Ichsan, M. Kom
Santri Tahfidz Putra Sofyan Sauri

75
Kepala Asrama Santri : Imam Ghozali, S.Pd. I
Cilik Abu Sobirin
Kepala Divisi Keamanan : Helmi Marie
Wakil Divisi Keamanan : Muhajir Aziz
Kepala Divisi Bahasa : Jefri Zaki Bustari, Lc
Kepala Ibadah dan
Ta’mir : Hakim Tirmidzi Lubis

Table 4. 5 Data Struktur Asatidz Divisi Ibadah

KETUA
Hakim Tirmidzi
Lubis

SEKRETARIS BENDAHARA
Rum Royyan Fiki Indra
Nabil Fadhilla Anasrullah

KEGIATAN
Beni Candra
Hibatullah Mustar
Insan Kamil

Kemudian departemen pengasuhan dan divisi diatas


sebagai pelaksana terbentuk organisasi pengurus yang
menangani tentang kedisiplinan beribadah yaitu

76
terbentuk dari bagian keamanan, ibadah, dan ta’lim.
Sebagaimana terlampir:
Table 4. 6 Data Struktur Kepengurusan santri

Keamanan : Khikmatyar Adz-Dzikrie


Fadil Setiawan
Renaldy Afif Zaeny
Ahmad Rizki Al-Haqi
Reihan Alvian
Irvine Paramadina
Muhammad Fathurrahman
Muhammad Reza Fahlevi
Jajang Sures Januar
Diva Awaludin
Sandi Permana
Ibadah : Abdul Hakim Firanda
Jiran Anis Matta
Muhammad Syauqi Anshori
Muhammad Rifki Haldiansyah
Adin Muhammad Hakiki
Fadli Muhammad Anwar
Muhammad Nurul Fikri
Muhammad Harum Rajaya
Fathul Arifin
Pengajaran : Muhammad Zaki Azhari
Fahad Wijaya
Muhammad Rifki Mufid
Khalifah Albarru Lubis
Ahmad Ghulam Mujadid
Thoriq Aziz Dawaisla
Endi

77
Dari struktur Pengasuhan santri di tabel diatas
bagian pengasuhan memiliki peran dan tugas masing-
masing, dimulai dati keamanan, Bahasa, ataupun
peribadahan. Kemudian diikuti asatidz bagian divisi
ibadah yang mempunyai tugas khusus dalam
penanganan masalah kegiatan ibadah santri dalam
rangka meningkatkan program dan kualitas dalam hal
beribadah santri di Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining Bogor. Sebagai pelaksana lapangan divisi
tersebut dibantu oleh kepengurusan OSDC meliputi
bagian keamanan, ibadah, dan ta’lim agar
mengoptimalkan dari segi kualitas dan kedisiplinan
beribadah santri. Disini penulis meneliti tentang
manajemen pengasuhan santri dengan difokuskan di
dalam manajemen pengasuhan dalam meningkatkan
Ibadah santri putra di Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining Bogor.

B. Temuan Hasil Penelitian


1. Manajemen Pengasuhan Santri Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Beribadah Santri Di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor
a. Perencanaan (Planning) Manajemen Pengasuhan Santri
dalam Meningkatkan Kedisiplinan Beribadah
Pengasuhan santri merupakan salah satu bagian
yang sangat penting dalam peningkatan pengawasan

78
santri terhadap perkembangan proses Pendidikan dan
pengajaran di pondok pesantren. Di pesantren sendiri
selain aspek keagamaan diperlukan aspek yang lain
seperti pembentukan mental dan karakter yang dinilai
dari kedisiplinannya maupun pembelajaran dan Bahasa
Arab dan Inggris sebagai salah satu program unggulan
pesantren.
Di dalam struktur pengasuhan di perlukan
manajemen yang baik dalam peningkatan segala aspek
guna mencapai suatu tujuan. Perencanaan awal
dibutuhkan dalam sebuah manajemen. Sebuah
manajemen dapat berjalan baik jika seluruh lapisan
anggota ikut serta dalam mencapai kesuksesan segala
sesuatu yang telah disepakati bersama. Dengan adanya
perencanaan dapat membuat kegiatan lebih efektif dan
efisien. Dengan kata lain, perencanaan adalah dasar
pokok acuan, gambaran dan patokan pelaksanaan
kegiatan agar dapat berjalan dengan baik sebagaimana
yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam hal ini juga
disampaikan oleh Ustadz Zainal Muttaqin, S.E selaku
Kepala Pengasuhan di Pondok Pesantren Darunnajah.
“Perencanaan itu sangat penting terutama sebelum
adanya kegiatan ataupun acara, di departemen
pengasuhan sendiri ketika menyusun rencana
tidak hanya cuma pengasuhan melainkan
melibatkan departemen-departemen lain seperti
bendahara keuanagan, ada bagian Humas, ada

79
bagian Pendidikan bertujuan agar tidak ada
kegiatan yang tumpah tindih terhadap kegiatan
satu dengan yang lain. Karena kesuksesan suatu
kegiatan ditentukan oleh suatu perencanaan yang
baik.”56

Dan juga ustadz Hakim Tirmidzi Lubis sebagai


Kepala dibidang peribadahan santri juga mengutarakan.
“Perencanaan adalah awal dari segala bentuk
kegiatan apapun, untuk melihat gambaran apa yang
akan dituju dari suatu organisasi.”57

Dari wawancara diatas sangat jelas bahwa


wawancara sangat penting dalam sebelum dilaksanakan
kegiatan, suatu rencana yang baik akan menentukan
terhadap tujuan yang akan di tuju dari sebuah organisasi
atau lembaga.
Perencanaan dari bagian pengasuhan santri di
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
mempunyai beberapa langkah-langkah atau tahapan
sebagaimana disampaikan oleh Ustadz Zainal Muttaqin,
S.E selaku kepala pengasuhan santri.
“Untuk langkah-langkah perencanaan dimulai
dengan penyusunan program dan kegiatan selama
satu tahun, akan dibuat list atau daftar kegiatan yang

56
Hasil wawancara dengan Ustadz Zaenal Muttaqin, S. E. Selaku Kepala
Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 16
Juni 2022, Pukul 16.30, Di Rumah Dinas guru keluarga Kampus 3.
57
Hasil wawancara dengan Ustadz Hakim Tirmidzi Lubis. Selaku Kepala
Divisi Ibadah Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 12
Juni 2022, Pukul 19.45, Di Asrama Asatidz Kampus 3.

80
akan dijalankan. Apabila sudah dilakukan susunan
program langkah selanjutnya adalah
mensinkronkan jadwal kegiatan pengasuhan
terhadap bagian lain agar tidak bentrok, apabila
daftar sudah tersusun maka akan di musyawarahkan
di rapat yang beranggotakan divisi-divisi lain
seperti kepala asrama, pengurus santri, dan bagian-
bagian lain.”58

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa


perencanaan awal pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining Bogor sangat tersusun dengan baik, adanya
musyawarah dan rapat sebagai final akan disahkannya
suatu rencana-rencana yang disusun menjadi nilai
positif terjalinnya komunikasi yang baik antar divisi
demi mencapai tujuan tertentu.
b. Pengorganisasian (Organizing) Manajemen Pengasuhan
Santri
Pengorganisasian sebagai fungsi kedua dalam
manajemen dan organisasi diartikan sebagai proses
pengorganisasian struktur organisasi sesuai dengan
tujuan dan sumber daya yang sesuai dengan keahlian
masing-masing. Dari Pengorganisasian akan melahirkan
struktur organisasi dimulai dari kepala/ketua sampai
divisi-divisi yang membantunya.

58
Hasil wawancara dengan Ustadz Zaenal Muttaqin, S. E. Selaku Kepala
Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 16
Juni 2022, Pukul 16.30, Di Rumah Dinas guru keluarga Kampus 3.

81
Di suatu departemen harus mempunyai organisasi
yang terstruktur dan sumber daya yang menempati harus
sesuai dengan keahlian-keahlian yang dikuasai. Pondok
Pesantren Darunnajah 2 Cipining dalam perekrutan
menggunakan sistem pengkaderan yang sudah dimulai
sejak menjadi santri. Ustadz Muhajir Aziz selaku kepala
divisi keamanan menuturkan tentang kaderisasi.
“Pengkaderisasian atau perekrutan di pesantren itu
diperlukan pengamatan khusus istilahnya benar-
benar orang yang terpilih, harus mempunyai rekam
jejak yang baik, apabila ada riwayat pelanggaran
yang berat tidak mungkin sulit menjadi kader di
pesantren.”59

Kemudian Ustadz Hakim Tirmidzi Lubis juga


menuturkan dalam perekrutan bagian ibadah.
“Perekrutan bagian ibadah maupun keamanan di
pilih oleh biro SDM kemudian di sahkan oleh
Pembina pesantren, dan harus mempunyai kriteria-
kriteria khusus dalam penunjukan divisi-divisi yang
ada di pesantren.”60

Dari Kedua pernyataan diatas Pondok Pesantren


Darunnajah 2 Cipining Bogor melakukan perekrutan
atau pengkaderisasian dengan ketat. Semua yang dipilih

59
Hasil wawancara dengan Ustadz Muhajir Aziz. Selaku Kepala Divisi
Keamanan Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 10 Juni
2022, Pukul 14.15, Di Gedung STAIDA Kampus 2.
60
Hasil wawancara dengan Ustadz Hakim Tirmidzi Lubis. Selaku Kepala
Divisi Ibadah Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 12
Juni 2022, Pukul 19.45, Di Asrama Asatidz Kampus 3.

82
memalui proses, dilihat dari riwayat Ketika menjadi
santri dan juga tidak memiliki rekam jejak pelanggaran
yang berat. Kemudian dipilih oleh biro SDM pesantren
kemudian di sahkan oleh Pembina pesantren.
Dalam mengemban Tugasnya Departemen
Pengasuhan dan divisi-divisi khususnya menyangkut
keamanan dan kedisiplinan pesantren juga dibantu oleh
pengurus dari santri yang disebut OSDC (Organisasi
Santri Darunnajah Cipining).

c. Pengarahan dan pelaksanaan (Actuating) Manajemen


Pengasuhan Santri
Dalam pengarahan pelaksanaan menajemen
Pengasuhan Santri semua departemen mempunyai visi
misi yang sama dengan apa yang diemban oleh
pesantren yaitu Imama (Iman, Muttaqin, ‘alim, Mubalig,
‘Amil) seperti yang di sampaikan oleh ustadz Zainal
Muttaqin, S, E. Dalam prosesi wawancara.
“Pengarahan awal kepada santri adalah bagaimana
santri itu bisa ibadah bisa mempunyai akhlaq,
karena background pesantren tidak mempunyai
akhlaq yang baik itu keterlaluan, karena itu
berkaitan dengan akhlaq dan ibadah selalu
ditekankan oleh bapak kyai dan juga sesuai dengan
visi misi pesantren yang ingin dicapai yaitu

83
menjadikan santri yaitu Imama (Iman, Muttaqin,
‘alim, Mubaligh, ‘Amil).”61

Dari wawancara diatas pesantren sangat jelas


mempunyai cita-cita yang tinggi terhadap para santri
khususnya berkaitan dengan ibadah dan akhlaq, semua
departemen bersatu dalam mewujudkan cita-cita
pesantren yang tertanam dari awal didirikanya pesantren
Darunnajah 2 cipining.
Dari proses pelaksanaan seluruh divisi juga dibantu
oleh pengurus santri kelas 5, karena di dalam kehidupan
di pesantren ditanamkan jiwa “Siap dipimpin dan siap
memimpin”. Dalam wawancara Ustadz Muhajir Aziz
menjelaskan tentang peran tugas yang dilakukan selain
dari para asatidz juga ada peran yang ditugas yang di
Amanahkan kepada para santri.
“Divisi-divisi yang ada di pesantren khususnya
keamanan ada dari asatidz dan ada juga dari santri
kelas 5, para asatidz sebagai Pembimbing dalam
mengarahkan kegiatan-kegiatan, dan pengurus
santri sebagai motor pelaksana yang mengawasi
dan langsung terjun kelapangan dalam mengurus
para adik-adik santrinya.”

Para santri yang ditujukan sebagai kader ummat di


didik menjadi seorang pemimpin oleh para asatidz tidak

61
Hasil wawancara dengan Ustadz Zaenal Muttaqin, S. E. Selaku Kepala
Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 16
Juni 2022, Pukul 16.30, Di Rumah Dinas guru keluarga Kampus 3.

84
serta merta mempunyai kewenangan dalam arti
kebebasan, melainkan masih dalam naungan asatidz
Pembina dari divisi masing-masing.
Selain peran divisi-divisi yang dibentuk dalam
sebuah bimbingan kepada santri Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining di setiap kampus dan asrama
mempunyai kepala asrama yang berfungsi sebagai
pembinaan dan pengasuhan bisa terkoordinasi dalam
asrama terutama ketika terjadi masalah. Ustadz Sony
Arianto menjelaskan dalam sebuah wawancara:
“Kepala asrama santri dalam tugasnya lebih
menjadi sebuah konselor bagi santri terutama dalam
masalah-masalah yang dialami mulai dari masalah
internal maupun eksternal pesantren. Pola asuh
yang diberikan kepada santri dinilai dari latar
belakang seorang santri bagaimana keluarganya,
dari mana mereka berasal, dan bagaimana ia
bersosial dalam lingkup teman dan lain sebagainya,
kemudian setelah semua itu sudah jelas maka
dilanjut dengan pelaksanaan bimbingan
konseling.” 62

Dari wawancara diatas disebutkan bahwa kepala


asrama memiliki fungsi yang lebih tepatnya sebagai
konselor bagi santri yang mempunyai masalah ataupun
hal yang terkait dengan kedisiplian pesantren secara
individu. Kepala asrama harus bisa mengidentifikasi
semua latar belakang santri yang bermasalah ataupun

62
Hasil wawancara dengan Ustadz Sony Arianto. Selaku Kepala Asrama
Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 25 Agustus 2022,
Pukul 20.00, Di Kantor keamanan Kampus 3.

85
yang kurang disiplin agar kemudian terjadi pola asuh
dengan cara bimbingan konseling secara khusus.

d. Kontroling (Controlling) dan Evaluasi Manajemen


Pengasuhan Santri
Fungsi Manajemen yang ini adalah sebagai
penyempurna selain sebagai kontroling juga sebagai
tahap evaluasi. Dalam hal ini juga berguna untuk
memastikan bahwa apa yang sudah direncanakan,
disusun, dan dijalankan dapat berjalan sesuai dengan
rencana atau prosedur yang telah dibuat.
Dijelaskan oleh Ustadz Zainal Muttaqin, S. E.
tentang kontroling dilakukan oleh pesantren khususnya
Departemen Pengasuhan Santri. Setiap divisi anatara
satu dengan yang lain harus saling berhubungan dengan
yang kain agar sistem yang akan dilaksanakan.
“Ujung tombak dalam sebuah manajemen adalah
komunikasi, tanpa komunikasi semua divisi tidak
akan pernah berjalan, maka ketika bagian-bagian
yang kurang komunikasinya maka program-
program akan tidak terlaksana dengan baik, maka
dari itu saya selalu meningkatkan komunikasi
terhadap kepala asrama, keamanan, peribadahan,
ataupun divisi-divisi lain.”63

63
Hasil wawancara dengan Ustadz Zaenal Muttaqin, S. E. Selaku Kepala
Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 16
Juni 2022, Pukul 16.30, Di Rumah Dinas guru keluarga Kampus 3.

86
Pernyataan diatas menerangkan bahwa faktor
utama dalam hal kontroling terhadap terjalinnya
hubungan antar divisi adalah komunikasi. Media
komunikasi di era sekarang juga dipermudah dengan
adanya telepon genggam, diantaranya berkomunikasi
dengan media-media sosial seperti Whatsapp, E-mail,
Telegram, maupun media sosial yang lain yang
mempunyai fitur dalam berkomunikasi dengan banyak
orang.
Dalam kontroling divisi yang paling berperan di
lapangan adalah kepala asrama. Ustadz Sony Arianto
menjelaskan:
“Dalam kontroling kepada santri kita
mempunyai plan of control atau tahapan dalam
kontroling yang telah disetujui oleh pimpinan
pesantren. Dalam hal kontroling segala kegiatan
yang dilaksanakan pesantren divisi yang tertinggi
dalam menangani kontrol santri adalah dari divisi-
divisi asatidz, kemudian yang kedua diteruskan oleh
organisasi pengurus OSDC dari kelas 5 TMI, dan
selanjutnya oleh pengurus rayon masing-masing
rayon asrama, dan organisasi yang terakhir dalam
lingkup kecil adalah dalam lingkup kamar.”64

Dari semua pihak yang telah dijelaskan diatas


dari yang tertinggi hingga lingkup kecil saling

64
Hasil wawancara dengan Ustadz Sony Arianto. Selaku Kepala Asrama
Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 25 Agustus 2022,
Pukul 20.00, Di Kantor keamanan Kampus 3.

87
berkaitan dan bekerja sama agar menghasilkan
kedisiplinan yang diinginkan. Kemudian dalam hal
kontroling ibadah juga dijelaskan Ustadz Sony
Arianto, bahwa:
“Dalam kontroling ibadah santri yang
bertanggung jawab dalam kegiatan ibadah ke
masjid, cara berwudhu yang benar, puasa dan
lain sebagainya adalah santri itu sendiri. Dalam
artian santri di kontrol melalui tahapan-tahapan
sesuai tingkatan santri kelas 1 sampai 3 diatur
oleh kelas 4, kemudian kelas 4 diatur oleh
pengurus kelas 5 atau 6 (mudabbir), kemudian
mudabbir diatur oleh asatidz divisi ibadah.
Kontrol tersebut dilakukan karena terkait
ibadah sangat riskan dalam arti kegiatan yang
berhadapan dengan kerohanian dengan Allah
Swt. Untuk mendisplinkan diri dalam hal
ibadah.”65

Dari hal yang dijelaskan sebuah kontroling di


Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
mempunyai beberapa aspek dalam hal kontroling
ibadah. Ustadz Sony Arianto menyebutkan bahwa:
“Dalam kontroling terkait ibadah pondok pesantren
juga mempunyai beberapa aspek kontrol antara lain
yang pertama adalah tata cara bersuci, tata cara
bersuci adalah hal yang paling ditekankan di
pesantren yang bertujuan untuk menyempurnakan
ibadah sholat, kemudian aspek yang ditekankan
juga adalah aspek dalam kedisplinan waktu sholat,

65
Hasil wawancara dengan Ustadz Sony Arianto. Selaku Kepala Asrama
Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 25 Agustus 2022,
Pukul 20.00, Di Kantor keamanan Kampus 3.

88
hal itu bertujuan agar santri tidak melakukan sholat
masbuk bahkan sampai tidak melaksanakan sholat
jama’ah di Masjid, kemudian aspek selanjutnya
adalah aspek dalam hal kesisplinan dari keikhlasan
dan kerelaan santri, dimana dalam aspek ini santri
beribadah tanpa paksaan, suruhan, dan sebuah
ancaman hal tersebut bermaksud agar santri ketika
berjalan ke Masjid atas keinginan dan hati nurani
sendiri untuk mencapai ridho Allah Swt.”
66

Hal yang selanjutnya sangat diperlukan untuk


meningkatkan kualitas dalam manajemen adalah
evaluasi. Evaluasi diperlukan agar kita tahu dimana
letak kekurangan dari berbagai segi kegiatan yang
dilakukan. Dijelaskan tentang pentingnya evaluasi oleh
Ustadz Hakim Tirmidzi Lubis.
“Evaluasi sangat penting dilakukan terkait adanya
permasalahan ataupun kekurangan dari segi
\kegiatan, dalam evaluasi semua pihak terkait
biasanya akan mengadakan rapat didalam rapat
tersebut akan dibahas segala aspek kurang dan lebih
dari segala kegiatan yang dijalankan.”67

Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan


Ustadz Zaenal Muttaqin, S.E. dalam wawancaranya

66
Hasil wawancara dengan Ustadz Sony Arianto. Selaku Kepala Asrama
Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 25 Agustus 2022,
Pukul 20.00, Di Kantor keamanan Kampus 3.
67
Hasil wawancara dengan Ustadz Hakim Tirmidzi Lubis. Selaku Kepala
Divisi Ibadah Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Ahad 12
Juni 2022, Pukul 19.45, Di Asrama Asatidz Kampus 3.

89
kepala departemen pengasuhan santri juga menjelaskan
tentang waktu evaluasi.
“Evaluasi dari segi kegiatan atau agenda harus ada
evaluasi secara langsung ketika acara selesai, tetapi
berkaitan dengan evaluasi antar divisi-divisi
dilakukan seminggu sekali pada hari rabu, adapun
evaluasi besar-besaran dilakukan setiap satu tahun
sekali berupa laporan umum pertanggung jawaban,
semua departemen/biro menyampaikan program-
program yang terlaksana dan pencapaian program
tersebut didepan bapak pimpinan serta dewan guru
agar seluruh warga pesantren tahu terkait evaluasi
sejauh mana program pesantren terlaksana.”68

Dari kedua pernyataan diatas evaluasi sangat


diperlukan terutama ketika setelah mengadakan acara
ataupun kegiatan. Hal ini bertujuan terkait perbaikan,
penyempurnaan, ataupun menambahkan apa-apa yang
belum maksimal sehingga dikegiatan ataupun program
selanjutnya akan melakukan dengan lebih baik.
Dalam hadits Riwayat hakim, Rasulullah Saw.
Menyampaikan sabdanya:

ُِ ِ‫َمنِ َكا َِن يَوُم ِهُ َخۡيا ِمنِ اَم ِس ِِه فَ ُه َِو َراب‬
ِ‫ َوَمنِ َكا َن‬. ‫ح‬
‫ومن كا ِن يومه َش ًّرا‬ َ . ‫يَوُم ِهُ مثل ِاَمسه فهو َمغبُون‬
(‫ِمنِ امسه فهو َملعُو ِن )احلكيم‬

68
Hasil wawancara dengan Ustadz Zaenal Muttaqin, S. E. Selaku Kepala
Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 16
Juni 2022, Pukul 16.30, Di Rumah Dinas guru keluarga Kampus 3.

90
Artinya: “Barangsiapa yang harinya
sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia
termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang
harinya sama dengan kemarin maka dia adalah
orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya
sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin
maka dia terlaknat.” (H.R. Al-Hakim).

Sebagian ulama menganggap bahwa hadits diatas


dikategorikan sebagai hadits yang lemah (dha’if),
dikarenakan ada beberapa sanad perawi yang pendusta
ataupun tidak diketahui identitasnya. Tetapi, tidak ada
salahnya untuk mengambil hal positif yang terkandung
di dalamnya. Selama tidak ada yang mengharamkannya,
dan selama tidak bertentangan dengan dalil shahih lain,
maka itu boleh.

2. Implementasi Program Pengasuhan dalam


meningkatkan kedisiplinan Beribadah Santri di
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
Dalam sebuah manajemen implementasi sebagai
sesuatu yang paling utama setelah semua perencanaan yang
matang telah dilakukan. Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining Bogor mempunyai tujuan/khusus dalam
mengimplementasikan sebuah konsep yang dilakukan
pengasuhan. Dalam sebuah wawancara Ustadz Zainal
Muttaqin, S. E menyampaikan bahwa:

91
“Tugas utama dari pengasuhan adalah bagaimana
santri bisa ibadah dengan baik dan bisa mempunyai
akhlaq, karena salah satu tolak ukur seorang santri
yaitu dari akhlaq dan ibadahnya, seseorang yang
mempunyai background dari pesantren tidak
mempunyai akhlaq itu keterlaluan. Maka dari itu pak
kyai selalu memperingati kami (Bagian Pengasuhan)
agar ibadah dan akhlaq harus selalu ditekankan.
Sedangkan kalo hasil nilai akademis di sekolah berupa
rapor atau nilai lainnya itu merupakan hasil dari kerja
keras santri masing-masing. Tapi kalo dari pesantren
tujuan utamanya adalah meningkatkan akhlaqul
karimah dan kedisiplinan beribadah.”

Dalam wawancara diatas disampaikan bahwa tugas


utama Pengasuhan santri adalah pengkatan kedisiplinan
beribadah dan akhlaqul karimah. Salah satu program yang
sekarang sedang berjalan adalah Darsul Idhofi, Ustadz
Zaenal Muttaqin, S. E menyampaikan bahwa:
“Darsul Idhofi adalah kegiatan Latihan mengajar santri
kelas 5 terhadap adik-adik kelasnya dalam
pembelajaran agama maupun umum.”69

Dalam hal ini santri diberikan materi dari kakak kelas


tentang ilmu agama terutama dalam hal ibadah maupun
ilmu umum. Untuk santri kelas 5 bermanfaat dalam
pengalaman mengajar dan bagi santri-santri yang diajar
bermanfaat dalam memdalami materi keagamaan sebelum

69
Hasil wawancara dengan Ustadz Zaenal Muttaqin, S. E. Selaku Kepala
Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 16
Juni 2022, Pukul 16.30, Di Rumah Dinas guru keluarga Kampus 3.

92
akhirnya keduanya praktek langsung dalam kehidupan
sehari-hari di dalam pesantren maupun dimasyarakat,
sehingga mempunyai bekal bagi diri sendiri dalam ilmu
duniawi dan ukhrowi.
Maka dari itu bagian Pengasuhan santri sebagai poros
utama memberi tugas terhadap divisi lainnya agar
mempunyai kegiatan-kegiatan atau program khusus dalam
meningkatkan dua aspek tersebut, dalam upaya
meningkatkan kedisiplinan beribadah pengasuhan santri
dengan divisi ibadah memberlakukan kegiatan-kegiatan,
Al-akhina Abdul Hakim Firanda selaku pengurus bagian
Ibadah menyampaikan:
“Program dari bagian ta’lim dalam kegiatan
peibadahan terbagi menjadi beberapa bagian antara
lain program harian, mingguan, bulanan, bahkan
tahunan. Dari jenis kegiatan juga terkadang kegiatan
tambahan sesuai dengan hari-hari khusus atau di
bulan-bulan khusus islam”70

a. Kegiatan dan program dari segi ibadah santri


Program atau kegiatan tersebut dirincikan sebagai
berikut:
1) Sholat Fardhu Berjamaah
Dalam sebuah wawancara dengan pengurus
OSDC (Organisasi Santri Darunnajah Cipining)

70
Hasil wawancara dengan Al-akhina Abdul Hakim Firanda. Selaku Ketua
divisi ibadah Organisasi Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari
Sabtu 26 Juni 2022, Pukul 20.30, Di Asrama Tahfidz Kampus 2.

93
yaitu Al-akhina Abdul Hakim Firanda selaku
pengurus bagian Ibadah menyampaikan:
“Untuk Program harian, di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining menerapkan dan
mewajibkan berjamaah 5 waktu kepada para
santrinya, dan alhamdulillah tidak ada yang
menghalangi kegiatan tersebut. Adapun di
pondok pesantren lain hanya memberlakukan
hanya 2 atau 3 waktu untuk berjamaah, disini
semua santri wajib berjamaah 5 waktu sebagai
kewajiban pesantren dalam mengingkatkan
kualitas ibadah para santrinya.”71

Pada dasarnya sholat berjamaah merupakan


anjuran yang sangat tegas kepada setiap mukmin.
Dalilnya sangat jelas tentang keutamaan sholat
berjamaah, dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw
bersabda:

‫ص َلةِ ال َف ِذ بِ َسب ٍع‬ ِ َ ‫اع ِة أَف‬


َ ‫ض ُل من‬ َ ‫ص َلةُ اْلَ َم‬
َ
ِ
َ ‫ َوعش ِر‬.ً‫َد َر َجة‬
)‫ين (البخري‬

Artinya: “Sholat berjamaah lebih utama dua


puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian.”
(HR Bukhari).

71
Hasil wawancara dengan Al-akhina Abdul Hakim Firanda. Selaku Ketua
divisi ibadah Organisasi Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari
Sabtu 26 Juni 2022, Pukul 20.30, Di Asrama Tahfidz Kampus 2.

94
Dalam Program sholat 5 waktu berjamaah ini
pengurus terjun dan terlibat aktif langsung kepada
para santri dalam melakukan pengawasan maupun
kontroling dalam setiap waktunya agar tertib. Selain
sholatnya pengurus juga mengamati hal lain seperti
bagaiamana santri sebelum sholat harus berwudhu,
bagaimana dia berdzikir, dan kegiatan-kegiatan lain
yang dilakukan di dalam Masjid.
2) Puasa Sunnah
Shaum (puasa), menurut bahasa Arab adalah
“menahan dari segala sesuatu”, seperti menahan
makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang
tidak bermanfaat dan sebagainya. Sedangkan
menurut istilah, puasa adalah menahan diri dari
sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya,
mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari
dengan niat dan beberapa syarat.72 Anjuran
berpuasa sunnah disebutkan dalam Hadits
Rasulullah Saw.

،ُ‫ إال ََب َع َد هللا‬.‫صو ُم َعب ٌد يَوًما ِف َسبِي ِل هللا‬ُ َ‫ي‬


ِ
ً‫ي َخ ِريفا‬ َ ِ‫بِ َذل‬
َ ‫ َوج َههُ َع ِن النَا ِر َسب ِع‬،‫ك اليَ وم‬

72
Diakses di Dilihatnya.Com, (2014), Pengertian Puasa Menurut Para
Ahli, (oneline), Tersedia: (http://dilihatnya.com/900/pengertian-puasa-
menurut-para-ahli), Diakses pada 25 juni 2022.

95
Artinya:” “Tidaklah seorang hamba
berpuasa satu hari di jalan Allah kecuali Allah
akan menjauhkan wajahnya dari api neraka
(dengan puasa itu) sejauh 70 tahun jarak
perjalanan.” (HR. Bukhari Muslim dan yang
lainnya).

Dalam program puasa yang dianjurkan


disampaikan oleh, Al-akhina Abdul Hakim Firanda,
antara lain:
“Puasa Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining menganjurkan puasa-puasa sunnah
meliputi puasa senin-kamis, puasa Ayyamul
bidh, puasa Daud, dan puasa-puasa sunnah di
hari-hari besar Islam.”73
Disini peran pengurus juga diperlukan dalam
hal pemberian pengertian tentang puasa dan
menjadi pengawas dalam kegiatan puasa ini, Al-
akhina Abdul Hakim Firanda selaku pengurus
bagian Ibadah menyampaikan:
“Pada kegiatan shoum sebagai pengurus juga
harus menjadi uswah kepada para santri. Selain
kita mengharuskan puasa sunnah tersebut,
kami juga memberikan bimbingan dan
konsekuen kepada para santri yang
melanggar”74

73
Hasil wawancara dengan Al-akhina Abdul Hakim Firanda. Selaku
Ketua divisi ibadah Organisasi Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining, Hari Sabtu 26 Juni 2022, Pukul 20.30, Di Asrama Tahfidz Kampus
2.
74
Hasil wawancara dengan Al-akhina Abdul Hakim Firanda. Selaku
Ketua divisi ibadah Organisasi Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining, Hari Sabtu 26 Juni 2022, Pukul 20.30, Di Asrama Tahfidz Kampus
2.

96
Dalam wawancara diatas dijelaskan bahwa
sebagai pengurus juga mempunyai peran aktif
dalam membimbing, mengatur, dan memberi
contoh (Uswah khasanah) kepada santri dalam
ibadah puasa sunnah ini.
Dalam hal kontroling khusus untuk ibadah
puasa pengurus mempunyai kontroling yang
berbeda lam hal mendeteksi santri yang melanggar
dalam arti tidak mengikuti ibadah puasa, Al-akhina
Abdul Hakim Firanda menjelaskan:
“Dalam mengontrol santri ketika waktu ibadah
puasa ada dua acara yang dilakukan, yang
pertama adalah dengan sistem absen puasa
setiap lingkup kamar, kemudian yang kedua
adalah dengan menggunakan sistem jasuz atau
mata-mata yang disebar dengan menugaskan
bulis atau petugas piket yang telah di jadwalkan
di setiap pos-pos yang telah ditentukan.”75

Dari penjelasan diatas ibadah puasa sangat


dikontrol dan dilaksanakan secara ketat, dimulai
dari pengabsenan yang ada dalam lingkup kamar
dan selanjutnya menggunakan mata-mata untuk

75
Hasil wawancara dengan Al-akhina Abdul Hakim Firanda. Selaku
Ketua divisi ibadah Organisasi Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining, Hari Sabtu 26 Juni 2022, Pukul 20.30, Di Asrama Tahfidz Kampus
2.

97
mengintai santri yang sembunyi-sembunyi
membatalkan puasa bahkan sengaja tidak berpuasa.
3) Penentuan Jadwal Kemasjidan
Dalam meningkatkan dan mengaktifan
kegiatan para santri sehari-hari di masjid, pengurus
divisi ibadah memberikan peran kepada santri-
santri dalam tugas-tugas kemasjidan, semua
kegiatan yang bersifat di masjid di ambil alih oleh
seluruh santri. Al-akhina Abdul Hakim Firanda
selaku pengurus bagian Ibadah menyampaikan:
“Divisi ibadah mengelola dan menentukan
jadwal kegiatan di masjid, seperti petugas
muadzin, petugas yang membaca Al-qur’an,
petugas membaca Al-Ma’tsurat setiap qobla
sholat.76

Dari wawancara diatas menunjukan bahwa


setiap santri diupayakan mampu dalam upaya
pembentukan mental dan bisa agar menjadi bekal
ketika pulang ke rumah santri bisa berperan dalam
kehidupan masyarakat dari hal-hal kecil seperti
menjadi muadzin dan lain sebagainya.

76
Hasil wawancara dengan Al-akhina Abdul Hakim Firanda. Selaku Ketua
divisi ibadah Organisasi Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari
Sabtu 26 Juni 2022, Pukul 20.30, Di Asrama Tahfidz Kampus 2.

98
Kemudian Al-akhina Abdul Hakim Firanda
juga menjelaskan siapa saja yang berhak
mendapatkan tugas-tugas tersebut:
“Yang bertugas itu kita ambil dari kelas 1
hingga kelas 4, sebelumnya juga kita tidak
sembarangan dalam menentukan petugas-
petugas tersebut. Sebelum dinyatakan layak
santri menjalani proses seleksi sesuai dengan
kemampuan dan dianggap layak.”77

Pada wawancara tersebut, disebutkan bahwa


dalam penentuan tugas tidak sembarangan dalam
memilih santri yang akan mendapatkan jadwal
peran tugas-tugas yang telah disebutkan tadi. Proses
seleksi dilakukan karena dalam hal yang
berhubungan vocal seperti muadzin, pembacaan al-
ma’tsurat dan pembacaan Al-Qur’an harus
memiliki kriteria-krietia yang ditentukan karena hal
terebut menjadi konsumsi khalayak publik.
4) Program Iqra’ dan Tajwid
Program ini diadakan dalam upaya
memfasilitasi bagi santri yang dalam peningkatan
dalam membaca Al-qur’an. Ustadz Hakim Tirmidzi
Lubis menjelaskan dalam wawancara:
“Dalam program ini divisi ibadah memiliki
tujuan untuk meningkatkan bacaan Al-qur’an
para santri, seperti Iqra’ diperuntukan bagi
santri yang belum sampai ketahap membaca
77
Ibid, hlm. 104

99
Al-quran dan program tajwid juga bertujuan
untuk memfasilitasi santri dalam peningkatan
dan pemahaman tentang hukum bacaan dan
cara membaca dengan baik dan benar.”78

Wawancara diatas memberikan informasi


tentang bagaimana divisi ibadah sangat konsen
dalam peningkatan membaca Al-qur’an para santri.
Santri akan selalu merasa terfasilitasi dengan
adanya program tersebut. Dalilnya sangat jelas di
dalam Al-quran dijelaskan dalam surah Q. S. Al-
muzammil 73:4.

‫اَو ِزد َعلَي ِه َوَرتِ ِل ال ُقرٰا َن تَرتِي ًل‬


Artinya;” …atau lebih dari (seperdua) itu,
dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-
lahan. (Q.S. Al-Muzzammil [73]: 4).

5) Program Ikatan Qori Darunnajah (IQDA)


Program ini merupakan bentuk kegiatan
Ekstrakulikuler dalam seni membaca Al-qur’an. Al-
akhina Abdul Hakim Firanda sebagai pelaku yang
terjun langsung di program tersebut menjelaskan.
“Program Ikatan Qori Darunnajah menjadi program
unggulan di divisi ibadah, programnya adalah

78
Hasil wawancara dengan Ustadz Hakim Tirmidzi Lubis. Selaku Kepala
Divisi Ibadah Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 12
Juni 2022, Pukul 19.45, Di Asrama Asatidz Kampus 3.

100
melatih para santri untuk memperbagus dan
memperindah dari segi bacaan ataupun tartil,
dilaksanakan setiap hari senin dan dibimbing
langsung oleh asatidz yang berkompeten dalam seni
Qori/Tilawah.”79

Hal ini juga dibenarkan oleh Ustadz Hakim


Tirmidzi Lubis selaku kepala bagian divisi Ibadah,
bahwa:
“Ikatan Qori Darunnajah merupakan kegiatan
ekstra yang dilakukan oleh divisi ibadah,
bertujuan menampung dan mencari bakat-
bakat santri dalam hal seni bacaan Al-qur’an
dan tilawah.”80

Dari kedua penuturan diatas dapat disimpulkan


bahwa selain kegiatan-kegiatan harian, divisi
ibadah juga membangun program ekstra yang
dimana bisa diikuti oleh santri-santri yang berminat
bahkan mempunyai talenta dalam seni membaca
AL-qur’an. Kegiatan tersebut sangat membantu
dari segi program unggulan yang dimiliki oleh
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor.

79
Hasil wawancara dengan Al-akhina Abdul Hakim Firanda. Selaku Ketua
divisi ibadah Organisasi Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari
Sabtu 26 Juni 2022, Pukul 20.30, Di Asrama Tahfidz Kampus 2.
80
Hasil wawancara dengan Ustadz Hakim Tirmidzi Lubis. Selaku Kepala
Divisi Ibadah Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 12
Juni 2022, Pukul 19.45, Di Asrama Asatidz Kampus 3.

101
Program-program yang dilaksanakan juga
mempunyai prestasi yang mengharumkan nama
pesantren terutama di perlombaan Musabaqoh
Tilawatil Qur’an tingkat provinsi hingga nasional,
terbaru pretasi yang diraih, antara lain:
Tabel 4. 7 Prestasi Santri.
No. Nama Santri Prestasi
1. Zaky Harahap Juara Harapan II
MTQ Provinsi
Kalimantan
Timur, kategori
MTQ Tafsr
Bahasa Arab.
2. Lalu Muhammad Juara Harapan III
Hayyi MTQ Provinsi
Jawa Barat,
Kategori MTQ
Tafsir Bahasa
Inggris.
3. Ahmad Zaki Juara III MTQ
Anak-anak
Tingkat Nasional
di Padang

102
Kemudian dalam implementasi juga terdapat
kendala atau kekurangan dari pihak pengurus
maupun santri itu sendiri. Ustadz Muhajir Aziz
selaku kepala divisi keamanan juga menuturkan
terhadap kendala yang terjadi.
“Kendala dari kami khususnya dari bagian
keamanan adalah bagaimana terkadang
ditengah kesibukan kegiatan masing-masing
dari kita, terkadang kita mungkin kurang
kontrol terhadap anak sehingga terdapat santri
yang melanggar.”81

Kurangnya kontroling yang dilakukan


pengurus antar divisi menjadikan masalah yang
akhirnya timbul, dari beberapa masalah yang paling
menonjol adalah peningkatam jumlah santri yang
melanggar. Maka dari itu Departemen Pengasuhan
dengan tegas memberi arahan kepada khusunya
asatidz setiap divisi ataupun pengurus kelas 5 yang
membantu jalannya kegiatan dan sebagai pelasanan
yang terjun langsung menangani kegiatan santri di
asrama.
b. Reward and Punishment
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining dalam
konsep pengasuhannya selain memberi sebuah aturan

81
Hasil wawancara dengan Ustadz Muhajir Aziz. Selaku Kepala Divisi
Keamanan Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 10 Juni
2022, Pukul 14.15, Di Gedung STAIDA Kampus 2.

103
dan segala bentuk kegiatan di pesantren juga memberi
apresiasi atau penghargaan bagi santri yang dinilai
rajin, tidak pernah melanggar, dan giat dalam
menjalankan kedisiplinan beribadah. Begitu pula
sebaliknya jika ada santri yang melanggar pesantren
tidak segan dalam memberikan konsekuensi
(punishment).
1) Reward
Dalam rangka meningkatkan semangat dan
apresiasi dari segi kedisiplinan, Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor memberikan reward
kepada para santrinya. Ustadz Sony Arianto
menyampaikan terkait dengan reward kepada
santri, bahwa:
“Selain adanya punishment pasti ada juga
reward kepada santri yang terdisiplin, terajin,
dan terapi dalam hal pakaian dari segala bidang
kegiatan yang diikuti di pesantren. Reward
tersebut akan dimasukkan kedalam prestasi
dari organisasi santri. Apresiasi tersebut
diberikan di akhir kepengurusan.”82

Dari yang disampaikan diatas juga di benarkan


oleh Al-akhina Abdul Hakim Firanda selaku
pengurus bagian Ibadah:

82
Hasil wawancara dengan Ustadz Sony Arianto. Selaku Kepala Asrama
Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 25 Agustus 2022,
Pukul 20.00, Di Kantor keamanan Kampus 3.

104
“Terkait dengan reward kepada santri, kami
selaku pengurus OSDC akan memantau santri-
santri dengan kualifikasi kedsisplinan,
keistiqomahan, serta semangat dalam
mengikuti kegiatan, yang kemudian di akhir
kepengurusan akan dibacakan santri-santri
berprestasi di masing-masing bagian sebagai
kenang-kenangan dan wujud apresiasi agar
menjadi motivasi terutama kepada santri yang
lain agar disiplin dalam melaksanakan kegiatan
terutama dalam hal ibadah di pesantren.”83

Kemudian terkait aspek yang diberikan kepada


santri yang berprestasi juga di jelaskan oleh ustadz
Sony Arianto, bahwa:
“Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining
dalam hal memberikan reward kepada santri
yang berprestasi berupa piagam, medali,
ataupun piala. Reward tersebut tidak
mengandung nilai nominal uang dikarenakan
pesantren ingin para santri tidak menjadi uang
sebagai tujuan utama ketika melakukan suatu
hal yang baik. Penghargaan yang diberikan
diharapkan menjadi nilai-nilai pendidikan
kepada santri agar menjadi motivasi dan selalu
bertanggung jawab dengan dirinya sendiri
ketika selama hidup di dalam pesantren.” 84

83
Hasil wawancara dengan Al-akhina Abdul Hakim Firanda. Selaku Ketua
divisi ibadah Organisasi Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari
Sabtu 26 Juni 2022, Pukul 20.30, Di Asrama Tahfidz Kampus 2.
84
Hasil wawancara dengan Ustadz Sony Arianto. Selaku Kepala Asrama
Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 25 Agustus 2022,
Pukul 20.00, Di Kantor keamanan Kampus 3.

105
Dari penjelasan diatas pondok pesantren
memberi nilai-nilai pendidikan terhadap
penghargaan yang diberikan kepada santri berupa
piagam, piala, maupun medali agar di jadikan
kenan-kenangan bahwa kedisiplinan menjadi salah
satu hal penentu dari sebuah kesuksesan.
Penghargaan tersebut juga diharapkan sebagai
motivasi kepada santri lain agar mau berdisiplin,
rajin, dan giat ketika masih dalam proses belajar di
pesantren yang di harapkan nantinya akan menjadi
bekal ketika di masyarakat kelak.
2) Punishment
Setiap lembaga harus memiliki tata tertib yang
menangani masalah kedisiplinan, dalam hal ini
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
juga memiliki tata tertib serta hukaman
(punishment) bagi santri yang melanggar. Sebagai
kepala asrama yang mengawasi terutama perihal
kedisipinan Ustadz Sony Arianto menjelaskan:
“Setiap lembaga terutama lembaga pesantren
pasti memiliki tata tertib atau standar
operasional. Pondok pesantren Darunnajah 2
Cipining juga mempunyai tata tertib yang telah
di sahkan oleh pimpinan pesantren, pengurus

106
pesantren maupun staf-staf divisi yang dimiliki
pesantren.”85

Dalam hal ini juga disebutkan sistem


konsekuensi yang digunakan di pondok pesantren
Darunnajah 2 Cipining, terkait penerapan yang
digunakan:
“Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining
mengadopsi sistem poin dalam konsekuensi
terhadap santri yang melanggar. Besar kecilnya
nilai poin ditentukan oleh pelanggaran yang
dilakukan apakah itu pelanggaran ringan,
sedang, ataupun berat. Santri diberikan nyawa
100 poin, ketika sudah mencapai poin 100
tersebut akan dikembalikan ke orang tua sesuai
yang telah diatur dalam tata tertib yang telah di
sahkan pimpinan pesantren.”86

Sistem poin yang dijelaskan diatas merupakan


sebuah sistem yang diatur sebagai nyawa dan
pedoman bagaimana santri berdisiplin di pesantren,
poin-poin pelanggaran telah diatur di sebuah tata
tertib yang didalamnya tercantum dari pelanggaran
ringan, sedang, dan berat.

85
Hasil wawancara dengan Ustadz Sony Arianto. Selaku Kepala Asrama
Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 25 Agustus 2022,
Pukul 20.00, Di Kantor keamanan Kampus 3.
86
Hasil wawancara dengan Ustadz Sony Arianto. Selaku Kepala Asrama
Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 25 Agustus 2022,
Pukul 20.00, Di Kantor keamanan Kampus 3.

107
C. Pembahasan Hasil Temuan
1. Manajemen Pengasuhan Santri Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Beribadah Santri Di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor
A. Perencanaan (Planning)
Hasil penelitian yang telah didapatkan
menerangkan bahwa pada dasarnya perencanaan
menjadi sebuah urgensi yang sangat penting dalam
memulai sebuah sistem. Tanpa adanya perencanaan
yang baik tentunya kegiatan tidak kan berjalan sesuai
dengan harapan. Perencanaan mempunyai pengaruh
yang besar dan menjadi faktor keberhasilan sebuah
sistem dengan latar belakang apapun kegiatan tersebut.
Karena 60% keberhasilan dari sebuah aktivitas terletak
pada kematangan menyiapkan sebuah perencanaan.87
Perencanaan sebagai awal dari sebelum adanya
kegiatan ataupun acara, bagi departemen pengasuhan di
Pondok Pesantren Darunnajah memulai dengan
menyusun rencana dan penyusunan tersebut melibatkan
departemen-departemen lain seperti bendahara
pesantren, Humas, departemen Pendidikan kemudian
bertujuan agar tidak ada kegiatan yang tumpah tindih

87
Tim dosen administrasi pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan,
(bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 101.

108
terhadap kegiatan satu dengan yang lain. Karena
kesuksesan suatu kegiatan ditentukan oleh suatu
perencanaan yang baik.
B. Pengorganisasian (Organizing)
Dari segi perorganisasian yang terpenting adalah
kerja sama antar lini, umumnya organisasi akan
memanfaatkan berbagai sumber daya tertentu dalam
rangka untuk mencapai tujuan, seperti; uang, mesin,
metode/ cara, lingkungan, sumber daya manusia, dan
sumber daya lainnya, yang dilakukan secara sistematis,
rasional, dan terkendali.
Kemudian dari struktur organisasi sesuai hasil
wawancara yang tealah dilaksananan di Pondok
Prsantren Darunnajah 2 Cipining Bogor suatu
departemen harus mempunyai organisasi yang
terstruktur dan sumber daya yang menempati harus
sesuai dengan keahlian-keahlian yang dikuasai. Pondok
Pesantren Darunnajah 2 Cipining dalam perekrutan
menggunakan sistem pengkaderan yang sudah dimulai
sejak menjadi santri. Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining Bogor melakukan perekrutan atau
pengkaderisasian dengan ketat. Semua yang dipilih
memalui proses, dilihat dari riwayat Ketika menjadi
santri dan juga tidak memiliki rekam jejak pelanggaran

109
yang berat. Kemudian dipilih oleh biro SDM pesantren
kemudian di sahkan oleh Pembina pesantren.
Dalam mengemban Tugasnya Departemen
Pengasuhan dan divisi-divisi khususnya menyangkut
keamanan dan kedisiplinan pesantren juga dibantu oleh
pengurus dari santri yang disebut OSDC (Organisasi
Santri Darunnajah Cipining).
C. Pelaksanaan/pengarahan (Actuating)
Selanjutnya dari segi pelaksanaan Pondok
Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor, khususnya
pelaksanaan menajemen Pengasuhan Santri semua
departemen yang ada mempunyai visi misi yang sama
dengan apa yang diemban oleh pesantren yaitu Imama
(Iman, Muttaqin, ‘alim, Mubalig, ‘Amil). Dalam sesi
wawancara dijelaskan bahwa Pengarahan awal kepada
santri adalah bagaimana santri itu bisa ibadah bisa
mempunyai akhlaq, karena background pesantren tidak
mempunyai akhlaq yang baik itu keterlaluan, karena itu
berkaitan dengan akhlaq dan ibadah selalu ditekankan
oleh bapak kyai dan juga sesuai dengan visi misi
pesantren yang ingin dicapai.
Dari segi pelaksanaan juga di temukan hambatan-
hambatan dari divisi yang bertugas maupun santri dalam
mengikuti kegiatan salah satunya kurangnya kontroling
yang dilakukan pengurus antar divisi menjadikan

110
masalah yang akhirnya timbul, dari beberapa masalah
yang paling menonjol adalah peningkatam jumlah santri
yang melanggar. Maka dari itu Departemen Pengasuhan
dengan tegas memberi arahan kepada khusunya asatidz
setiap divisi ataupun pengurus kelas 5 yang membantu
jalannya kegiatan dan sebagai pelasanan yang terjun
langsung menangani kegiatan santri di asrama.
D. Evaluasi dan kontroling (Controling)
Dalam hal kontroling Pondok pesantren Darunnajah
2 Cipining menerapkan plan of control atau tahapan
kontroling. Tahapan tersebut dimulai dari bagian divisi-
divisi dari asatidz yang mengontrol pengurus OSDC
kemudian pengurus OSDC mengontrol dalam lingkup
santri sebagai anggota dari kelas 1 sampai kelas 4.
Setelah semua kerangka manajemen dilaksanakan
hal yang selanjutnya dilakukan adalah evaluasi.
Evaluasi dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas
dalam manajemen. Evaluasi diperlukan agar kita tahu
dimana letak kekurangan dari berbagai segi kegiatan
yang dilakukan.
Hasil wawancara kepada kepala departemen
pengasuhan menjelaskan bahwa evaluasi merupakan
ujung tombak dalam sebuah manajemen, hal yang harus
ditekankan adalah komunikasi, tanpa komunikasi semua
divisi tidak akan pernah berjalan, maka ketika bagian-

111
bagian yang kurang komunikasinya maka program-
program akan tidak terlaksana dengan baik, maka dari
itu saya selalu meningkatkan komunikasi terhadap
kepala asrama, keamanan, peribadahan, ataupun divisi-
divisi lain.
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
melalui departemen pengasuhan mengevaluasi dari segi
kegiatan atau agenda harus diadakan secara langsung
ketika acara selesai, tetapi berkaitan dengan evaluasi
antar divisi-divisi dilakukan seminggu sekali pada hari
rabu, adapun evaluasi besar-besaran dilakukan setiap
satu tahun sekali berupa laporan umum pertanggung
jawaban, semua departemen/biro menyampaikan
program-program yang terlaksana dan pencapaian
program tersebut didepan bapak pimpinan serta dewan
guru agar seluruh warga pesantren tahu terkait evaluasi
sejauh mana program pesantren terlaksana.
2. Implementasi Program Pengasuhan dalam
meningkatkan kedisiplinan Beribadah Santri di
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor.
Dalam implementasi ditemukan bahwa Pondok
Pesantren Darunnajah 2 Cipining Pengasuhan santri
sebagai poros utama memberi tugas terhadap divisi lainnya
agar mempunyai kegiatan-kegiatan atau program khusus
dalam meningkatkan dua aspek yang sangat penting dalam

112
kegiatan Pesantren yaitu dari aspek kedisiplinan dan
peningkatan dari segi ibadah, dalam sebuah data melalui
wawancara dan dokumentasi ditemukan
a. rincian program kegiatan yang dilaksanakan oleh divisi
ibadah, antara lain:
1) Sholat Fardhu Berjamaah
Dalam Program sholat 5 waktu berjamaah ini
pengurus terjun dan terlibat aktif langsung kepada
para santri dalam melakukan pengawasan maupun
kontroling dalam setiap waktunya agar tertib.
2) Puasa Sunnah
Dalam program puasa-puasa sunnah yang
dianjurkan dan bahkan diharuskan kepada para
santri, di harapkan agar mempunyai tanggung jawab
terhadap dirinya dan merupakan penanaman dalam
upaya meningkatkan kualitas ibadah ketika di
pesantren yang nantinya akan menjadi kebiasaan
yang sangat positif sebagai seorang muslim yang taat.
Berikut klasifikasi puasa yang menjadi anjuran
di Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor,
antara lain:
a) Puasa Senin-Kamis
Puasa sunnah senin-kamis di kategorikan
sebagai puasa yang wajib dilakukan oleh santri

113
darunnajah 2 Cipining, program ini sudah menjadi
budaya pesantren dalam program mingguan.
b) Puasa Ayyamul Bidh
Puasa Ayyamul Bidh merupakan puasa yang
dilakukan di pertengahan tanggal hijriyah, yaitu
pada tanggal 13.14, dan 15 bulan hijriyah.
Program ini di wajibkan kepada seluruh santri dan
telah menjadi budaya pesantren dalam hal
berpuasa.
c) Puasa Daud
Puasa Daud adalah puasa yang dilakukan
sehari puasa dan sehari tidak. Dinamakan puasa
daud karena dilakukan oleh Nabi Daud as. Puasa
ini hanya dikategorikan kepada santri yang ingin
meningkatkan kualitas puasanya dan tidak
menjadi program yang diharuskan.
d) Puasa Sunnah lain di hari tertentu
Banyak sekali amalan-amalan puasa sunnah
lain di hari-hari besar yang sudah ditentukan.
Sebagai contoh puasa Tasu’a-Asyra, puasa
muharram, puasa Tarwiyah, Arafah dan
Dzulhijjah lain sebagainya. Peran pengurus dalam
kegiatan ini yaitu bagaimana sebagai pengurus
harus memberikan bimbingan dan Pendidikan
tentang keutamaan puasa-puasa sunnah tersebut.

114
3) Program Iqra’ dan Tajwid
Program ini diadakan dalam upaya memfasilitasi
bagi santri yang dalam peningkatan dalam membaca
Al-qur’an. Kemudian Program tajwid juga bertujuan
untuk memfasilitasi santri dalam peningkatan dan
pemahaman tentang hukum bacaan dan cara
membaca dengan baik dan benar.
4) Program Ikatan Qori Darunnajah (IQDA)
Program ini merupakan bentuk kegiatan
Ekstrakulikuler dalam seni membaca Al-qur’an,
santri-santri yang berminat dan sebagai wadah bagi
santri mempunyai talenta dalam kegiatan tersebut
sangat membantu dari segi seni dan akan diikutkan
dalam lomba-lomba tingkat daerah maupun nasional.
Dalam hasil program ini para santri Pondok
Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor berhasil
melambungkan nama pesantren.
b. Reward and punishment
1) Reward
Dari kegiatan yang dilaksanakan sebagai
semangat dan apresiasi Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor juga memberi
penghargaan kepada santri yang disiplin, rajin,
nahkan rapi dalam berpakainan, hal tersebut
disalurkan melalui pengurus-pengursu organisasi.

115
Penghargaan tersebut berbentuk piagam, medali, dan
piala yang diberikan setiap tahun di akhir
kepengurusan organisasi.
2) Punishment
Dalam hal punishment Pondok pesantren
mengatur dalam sebuah tata tertib yang telah
disetujui pimpinan pesantren. Konsekuensi
diberikan dalam benyuk poin dan para santri diberi
nyawa 100 poin apabila mencapain Batasan yang
diberikan konsekuensi yang diberikan adalah
dikembalikan kepada otang tua. Pelanggaran atau
poin tersebut diatur dalam tata tertib dimulai dari
pelanggaran ringan, sedang, dan berat.

116
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Konsep
Manajemen Pengasuhan Dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Beribadah Santri Di Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining
Bogor” baik dalam hal observasi, wawancara, maupun
dokumentasi, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa:

1. Manajemen yang dilakukan Departemen Pengasuhan


Santri sudah hampir optimal dari segi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, maupun kontrol kepada
semua kegiatan santri.
2. Dalam hal Implementasi Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining melalui Pengasuhan santri sebagai poros utama
memberi tugas terhadap divisi lainnya agar mempunyai
kegiatan-kegiatan atau program khusus dalam
meningkatkan dua aspek yang sangat penting dalam
kegiatan Pesantren yaitu dari aspek kedisiplinan dan
peningkatan dari segi ibadah, dalam sebuah data melalui
wawancara dan dokumentasi ditemukan rincian program
kegiatan yang dilaksanakan oleh divisi ibadah, antara lain:
a. Kewajiban sholat fardhu berjamaah 5 waktu
b. Anjuran puasa-puasa sunnah
c. Program Iqra’ dan Tajwid dalam peningkatan bacaan
Al-qur’an santri

117
d. Program Ikatan Qori Darunnajah (IQDA) dari segi
ekstrakurikuler sebagai wadah bagi santri mempunyai
talenta dalam seni tilawah Al-qur’an. Dari program ini
santri juga mampu mengharumkan nama pesantren
melalui prestasi-prestasi yang diraih terutama dalam
kompetisi MTQ tingkat provinsi maupun nasional.
Dalam implementasinya terkadang juga terdapat
hambatan atau masalah yang terjadi sebagai contoh
kurangnya kontroling yang dilakukan pengurus antar
divisi menjadikan masalah yang akhirnya timbul, dari
beberapa masalah yang paling menonjol adalah
peningkatam jumlah santri yang melanggar. Maka dari
itu Departemen Pengasuhan dengan tegas memberi
arahan kepada khusunya asatidz setiap divisi ataupun
pengurus kelas 5 yang membantu jalannya kegiatan dan
sebagai pelasanan yang terjun langsung menangani
kegiatan santri di asrama.
Dari kegiatan yang dilaksanakan sebagai semangat dan
apresiasi Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
juga memberi penghargaan kepada santri yang disiplin,
rajin, nahkan rapi dalam berpakainan, hal tersebut
disalurkan melalui pengurus-pengursu organisasi.
Penghargaan tersebut berbentuk piagam, medali, dan piala
yang diberikan setiap tahun di akhir kepengurusan
organisasi.

118
Dalam hal punishment Pondok pesantren mengatur
dalam sebuah tata tertib yang telah disetujui pimpinan
pesantren. Konsekuensi diberikan dalam benyuk poin dan
para santri diberi nyawa 100 poin apabila mencapain
Batasan yang diberikan konsekuensi yang diberikan adalah
dikembalikan kepada otang tua. Pelanggaran atau poin
tersebut diatur dalam tata tertib dimulai dari pelanggaran
ringan, sedang, dan berat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah
diuraikan diatas, maka peneliti ingin memberikan sedikit saran
yang ditujukan kepada:

1. Departemen Pengasuhan Santri Pesantren


Untuk selalu meningkatkan manajemen terutama
manajemen pengasuhan yang ada di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor dalam upaya peningkatan
kualitas dalam hal ibadah maupun pendidikan-pendidikan
yang semestinya didapatkan didalam pesantren.
2. Bagi Santri
Agar selalu semangat dan giat dalam menjalankan kegiatan
yang telah diprogramkan pengasuhan santri supaya kelak
menjadi santri yang seperti visi misi yang diemban oleh
pesantren yaitu Imama (Iman, Muttaqin, ‘alim, Mubalig,
‘Amil). Dengan harapan agar seluruh santri bisa menjadi
Pemimpin yang baik, selalu dalam ketaqwaan kepada Allah

119
Swt. Mampu menjadi pendakwah yang mampu mentranfer
ilmunya, dan menjadi pribadi yang terampil dalam segala
hal.
3. Bagi peneliti
Selalu belajar dan memperbaiki apa yang telah dikerjakan
agar menjadi suatu ilmu yang kelak berguna khususnya
bagi pribadi dan bermanfaat dalam kehidupan di
masyarakat.
4. Bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi refrensi dan rujukan
karya ilmiah yang berhubungan dengan konsep manajemen
pengasuhan santri dalam meningkatkan kualitas ibadah di
lingkungan instansi pesantren maupun instansi umum non
pesantren.

120
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Widya Pangestika, N. N. (2020). Fungsi Lembaga
Pembinaan Khusus Anak Dalam Melaksanakan Program
Pembinaan Berbasis Budi Pekerti pada Anak Didik.
Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi,
4(2).
Amin, S. M. (2007). Bimbingan dan Konseling Islam. Yogyakarta:
UII Press.
Aunillah, N. I. (2011). Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter
di Sekolah. Yogyakarta: Laksana.
Aunillah, N. I. (2011). Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter
di Sekolah. Yogyakarta: Laksana.
Bonfils, K. A. (2014). Parenthood and severe mental illness:
Relationships with recovery. Psychiartic Rehabilitation
Journal, 186-193.
Cipta Pramana, A. U. (2021). Dasar Ilmu Manajemen . Bandung:
Media Sains Indonesia.
Daulay, H. P. (2001). Historisitas dan Eksistensi Pesantren dan
Madrasah. Yogyakarta: Tiara.
Deni, F. (2011). Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Teras.
Dhofier, Z. (1983). Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan
Hidup Kyai. Jakarta: LP3S.
Dole, F. E. (2021). “Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap
kedisiplinan Peserta Didik Di Sekolah Dasar” (Vol. 3).
Flores: E-Journal, Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan.
Dr. K.H. Sofwan Manaf, M. S. (2016). Khutbatul Arsy Kedua.
Jakarta: Darunnajah Press.

121
Elmanora, e. a. (n.d.). Gaya Pengasuhan dan Perkembangan
Sosial Anak Usia Sekolah pada Keluarga Petani Kayu
Manis. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen.
Hamalik, O. (2006). Manajemen Pengembangan Kurikulum.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hidayat, R. (2011). Peran Biro Pengasuhan Santri terhadap
permasalahan santri di Pondok Pesantren Darunnajah
Ulujami Jakarta Selatan .
Hikmawati, F. (2016). Bimbingan dan konseling. Rajawali Press.
Indah Kumara, U. H. (2020). Ayo Mahir Berceramah untuk
SMA/MA. Guepedia.
Koentjaraningrat. (1976). Kebudayaan. Jakarta: Gramedia.
Learmy, M. B. (2011). Conseptual framework for personal
recovery in mental health: Systematic review and narrative
syntehesis. 445-452.
M. Prawiro. (2020). Artikel Pengertian Perencanaan.
Martono Silalahi, d. (2020). Dasar-dasar Manajemen dan Bisnis.
Yogyakarta: Yayasan Kita menulis.
Mualifah. (2009). Psycho Islamic Smart Parenting. Jogjakarta:
Diva Press.
Muliana, d. (2020). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Yayasan
kita menulis.
Munfidah, N. N. (2019). Bimbingan Konseling Islam Kepada
Santri Pondok Pesantren Bahrul Ulum Pemalang.
Semarang: Universitas Islam Negeri Semarang.
Musfah, J. (2017). Manajemen Pendidikan teori,
Teknik,Kebijakan, dan. Jakarta: PT fAjar Interpratama
Mandiri.

122
Mz, I. (2018). Peran konsep diri terhadap kedisiplinan siswa.
Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, 1-11.
Nasuha Nasuha, M. F. (2021). Ibadah Sebagai Aspek Ritual
Ummat Islam.
Novita, D. (2015). Pengaruh Pola Pengasuhan Orang Tua dan
Proses Pembelajaran Terhadap Tingkat Kreativitas Anak
Prasekolah (4-5 Tahun). Jurnal Pendidikan, Vol. 16.
Nurmadyani, d. (2020). Teori, Tujuan, dan Fungsi Dasar-dasar
Manajemen (Vol. cetakan I). Yayasan Kita Menulis.
Nursam. (2017). Manajemen Kinerja. Makassar: Jurnal of Islamic
Education Management.
Puspitasari, D. W. (2020). Peran Lembaga Pesantren Bagian
Pengasuhan Santri Dalam Meningkatkan Kesadaran
Sholat Berjamaah (Studi Kasus Di Pondok Modern
Arrisalah). Ponorogo: IAIN Ponorogo.
Putrawan, I. M. (n.d.). Pengukuran dalam bidang pendidikan.
Jakarta: Grasindo.
Rahmawati, I. (2021). Peran Pengasuh Pondok Pesantren Dalam
Membina Akhlak Santri (Studi di Pondok Pesantren Al-
Madina Banjar-Pandeglang. UIN SMH Banten.
Rizqi Ridlo, A. d. (2020). Strategi Komunikasi Lembaga
Pengasuhan Santri dalam Meningkatkan Disiplin Santri
Pondok Modern Darussalam Gontor (Vol. 2.2). Jurnal of
Islamic Comunication.
Sholikhin, M. (2011). The Miracle of Shalat (Mengungkap
Kedahsyatan Energi Shalat). Jakarta: Erlangga.
Sri Mulyono, A. P. (2021). pengantar manjemen. Bandung: CV.
Media Sains Indonesia.

123
Sugiono, P. D. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Suryapermana, N. (2017). Manajemen Pelaksanaan
Pembelajaran.
UPI, T. d. (2008). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Yani, M. N. (2015). Pelanggaran Santri Terhadap Pearturan Tata
Tertib Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji
Lamongan. Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Surabaya.
Yanti Karmina, A. H. (2020). Manajemen Pendidikan Masyarakat.
Tasikmalaya: Edu Publisher.
Yasmadi. (2005). Modernisasi Pesantren. Ciputat: PT. Ciputat
Press.

Website www. Darunnajah.com (online),


(https://darunnajah.com/keunggulan-pesantren-
darunnajah/, diakses 30 mei 2022)

Website Pesantren La Tansa, https://latansa.sch.id/majlis-pengasuhan/,


diakses pada selasa 23 agustus 2022.

Website Gontor, https://www.gontor.ac.id/lembaga/pengasuhan santri,


diakses pada rabu 24 agustus 2022.

Website PM.UQI, https//pp-ummulquro.com/pimpinan-pesantren/,


diakses pada rabu 24 agustus 2022.

Dokumentasi Data Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Sekretaris


Pesantren.

124
LAMPIRAN-LAMPIRAN

125
Lampiran 1. Surat Keputusan Pembimbing Skripsi

126
Lampiran 2. Surat Pengantar Penelitian Penulisan Skripsi

127
Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian dari Instansi

128
Lampiran 4. Piagam Statistik Pesantren

129
Lampiran 5. Pedoman Observasi

PEDOMAN OBSERVASI

Objek Observasi : Konsep Manajemen Pengasuhan Dalam


Meningkatkan Kedisiplinan Beribadah
Santri Putra di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor
Subjek : Kepala Departemen Pengasuhan, Kepala
Keamanan, Kepala Divisi Ibadah,
Pengurus Ta’lim Santri OSDC, dan
Kepala Pengasuhan Pesantren Lain
Tempat : Jalan Argapura, RT.002/RW.003, Desa
Argapura, Kec. Cigudeg, Kab. Bogor.
Jawa Barat.
Aspek yang diamati : Konsep Manajemen Pengasuhan dan
Implementasi

No. Objek Observasi Kegiatan Deskripsi Hasil

1. Mengamati konsep manajemen


pengasuhan di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor.

2. Mengamati keadaan lingkungan


Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining Bogor.

130
3. Mengamati sumber daya manusia di
Pesantren Darunnajah 2 Cipining.

4. Mengamati implementasi yang


dilakukan departemen pengasuahan
santri di Pondok Pesantren
Darunnnajah 2 Cipining Bogor.

5. Mengamati keadaan pengawasan


terhadap divisi-divisi dibawah
naungan pengasuhan di Pondok
Pesantren Darunnajah 2 Cipining.

131
Lampiran 6. Absensi Jama’ah pengurus OSDC

132
Lampiran 7. Penanggung Jawab Absensi Sholat Jama’ah

133
Lampiran 8. Tata Tertib Ketentuan Umum Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor.

134
135
Lampiran 9. Tata Tertib Bagian Ibadah

136
Lampiran 10. Tata Tertib Santri Di Masjid

137
Lampiran 11. Penghargaan, Pelanggaran, Poin, Sanksi,
Kafarat.

138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
Lampiran 12. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA
KONSEP MANAJEMEN PENGASUHAN
DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BERIBADAH
SANTRI PUTRA DI PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH 2
CIPINING BOGOR.

Indikator Sumber
No Faktor Penelitian Daftar Pertanyaan
Penelitian Data

Apa urgensi perencanaan


dalam sebuah departemen
ataupun organisasi?
Bagaimana langkah-
langkah dalam menyusun
perencanaan?
Bagaimana program yang
dilaksanakan oleh
departemen pengasuhan?
Kepala
1. Konsep Manajemen Bagaimana pengarahan departemen
Manajemen awal terhadap santri pengasuhan
Pengasuhan dalam kegiatan
pesantren?

Bagaimana kontrol yang


dilakukan dalam kegiatan
sehari-hari santri?

bagaimana evaluasi yang


dilakukan departemen
pengasuhan dengan
divisi-divisi terkait?

155
Bagaimana program
pengkaderan terkait
rekrutmen menjadi kader
pengasuhan?

Bagaimana peran dan


Divisi
tugas setiap divisi dalam
Keamanan
kegiata santri?

Bagaimana kendala
dalam mendisiplinkan
santri dalam hal kegiatan
ibadah?

Apa urgensi perencanaan


dalam sebuah departemen
ataupun organisasi?

Bagaimana program
pengkaderan terkait
rekrutmen menjadi kader
pengasuhan? Divisi
Ibadah
Bagaimana program
pengkaderan terkait
rekrutmen menjadi kader
di dalam divisi ibadah?

Bagaimana evaluasi yang


dilakukan divisi ibadah?

Bagaimana kontroling Kepala


dari kepala asrama dalam Asrama
hal kedisiplinan ibadah? Santri

156
Apa saja kontroling yang
ditekankan dalam hal
kedisiplinan ibadah?

Bagaimana Konsekuensi
ketika santri melanggar?

Adakah bimbingan
khusus bagi santri yang
mempunyai masalah?

Apa saja program yang


dijalankan dalam
meningkatkan
kedisiplinan ibadah
santri?

Apakah santri diwajibkan


berjamaah dimasjid?

Puasa apa saja yang


Meningkatkan diwajibkan di pesantren
Ketua
kedisiplinan yang berhubungan
2. Implementasi Pengurus
Beribadah Santri dengan puasa sunnah?
Program Ta’lim
Putra Bagaimana kontroling OSDC
khusus berkaitan dengan
santri yang menjalankan
puasa?

Bagaimana Peran
Pengurus OSDC dalam
kegiatan Puasa tersebut?

Bagaimana pembagian
tugas dan waktu dalam

157
hal kegiatan sholat di
masjid?

siapa saja yang berhak


mendapatkan tugas-tugas
tersebut?

Bagaimana program
khusus di dalam divisi
ibadah dalam
meningkatkan bacaan Al-
qur’an?

Apa saja program yang


menjadi ekstrakurikuler
divisi ibadah?

Adakah program khusus


dalam meningkatkan
kualitas membaca Al-
qur’an?
Kepala
Apa saja program yang
divisi ibadah
menjadi ekstrakurikuler
divisi ibadah? Dan
prestasi apa yang didapat
dalam ekstra tersebut?

Bagaimana reward
kepada santri terkait
kedisiplinan ibadah?
Kepala
Apakah ada tata tertib Asrama
yang mengatur dan Santri
bagaimana punishment
yang diberikan?

158
Bagaimana sistem atau
penerapan konsekuensi
yang diberikan kepada
santri yang melanggar?

159
Lampiran 13. Transkip Hasil Wawancara

TRANSKIP HASIL WAWANCARA


Tempat : Rumah Dinas Narasumber
Hari/Tanggal : Kamis, 16 Juni 2022
Objek Wawancara : Ustadz Zaenal Muttaqin, S. E. (Selaku Kepala
Pengasuhan Santri)
No. Butir Pertanyaan Jawaban Responden

1. Apa urgensi perencanaan Perencanaan itu sangat penting


dalam sebuah departemen terutama sebelum adanya
ataupun organisasi? kegiatan ataupun acara, di
departemen pengasuhan sendiri
ketika menyusun rencana tidak
hanya cuma pengasuhan
melainkan melibatkan
departemen-departemen lain
seperti bendahara keuanagan,
ada bagian Humas, ada bagian
Pendidikan bertujuan agar
tidak ada kegiatan yang
tumpah tindih terhadap
kegiatan satu dengan yang lain.
Karena kesuksesan suatu
kegiatan ditentukan oleh suatu
perencanaan yang baik.

160
2. Bagaimana langkah- Untuk langkah-langkah
langkah dalam menyusun perencanaan dimulai dengan
perencanaan? penyusunan program dan
kegiatan selama satu tahun,
akan dibuat list atau daftar
kegiatan yang akan dijalankan.
Apabila sudah dilakukan
susunan program langkah
selanjutnya adalah
mensinkronkan jadwal
kegiatan pengasuhan terhadap
bagian lain agar tidak bentrok,
apabila daftar sudah tersusun
maka akan di musyawarahkan
di rapat yang beranggotakan
divisi-divisi lain seperti kepala
asrama, pengurus santri, dan
bagian-bagian lain.”

3. Bagaimana program yang Darsul Idhofi adalah kegiatan


dilaksanakan oleh Latihan mengajar santri kelas 5
departemen pengasuhan? terhadap adik-adik kelasnya
dalam pembelajaran agama
maupun umum.”

161
4. Bagaimana pengarahan Pengarahan awal kepada santri
awal terhadap santri adalah bagaimana santri itu
dalam kegiatan bisa ibadah bisa mempunyai
pesantren? akhlaq, karena background
pesantren tidak mempunyai
akhlaq yang baik itu
keterlaluan, karena itu
berkaitan dengan akhlaq dan
ibadah selalu ditekankan oleh
bapak kyai dan juga sesuai
dengan visi misi pesantren
yang ingin dicapai yaitu
menjadikan santri yaitu Imama
(Iman, Muttaqin, ‘alim,
Mubaligh, ‘Amil)

5. Bagaimana kontrol yang Ujung tombak dalam sebuah


dilakukan dalam kegiatan manajemen adalah komunikasi,
sehari-hari santri? tanpa komunikasi semua divisi
tidak akan pernah berjalan,
maka ketika bagian-bagian
yang kurang komunikasinya
maka program-program akan
tidak terlaksana dengan baik,
maka dari itu saya selalu
meningkatkan komunikasi

162
terhadap kepala asrama,
keamanan, peribadahan,
ataupun divisi-divisi lain

6. bagaimana evaluasi yang Evaluasi dari segi kegiatan


dilakukan departemen atau agenda harus ada evaluasi
pengasuhan dengan secara langsung ketika acara
divisi-divisi terkait? selesai, tetapi berkaitan dengan
evaluasi antar divisi-divisi
dilakukan seminggu sekali
pada hari rabu, adapun evaluasi
besar-besaran dilakukan setiap
satu tahun sekali berupa
laporan umum pertanggung
jawaban, semua
departemen/biro
menyampaikan program-
program yang terlaksana dan
pencapaian program tersebut
didepan bapak pimpinan serta
dewan guru agar seluruh warga
pesantren tahu terkait evaluasi
sejauh mana program
pesantren terlaksana

163
7. Apakah tugas utama Tugas utama dari pengasuhan
pengasuhan dalam adalah bagaimana santri bisa
meningkatkan kualitas ibadah dengan baik dan bisa
ibadah santri Darunnajah mempunyai akhlaq, karena
2 Cipining Bogor? salah satu tolak ukur seorang
santri yaitu dari akhlaq dan
ibadahnya, seseorang yang
mempunyai background dari
pesantren tidak mempunyai
akhlaq itu keterlaluan. Maka
dari itu pak kyai selalu
memperingati kami (Bagian
Pengasuhan) agar ibadah dan
akhlaq harus selalu ditekankan.
Sedangkan kalo hasil nilai
akademis di sekolah berupa
rapor atau nilai lainnya itu
merupakan hasil dari kerja
keras santri masing-masing.
Tapi kalo dari pesantren tujuan
utamanya adalah
meningkatkan akhlaqul
karimah dan kedisiplinan
beribadah

164
8. Apakah tujuan utama Dalam menjalankan tugas,
pengasuhan dalam kami dari pengasuhan selalu
meningkatkan kualitas membimbing, menasehati, dan
ibadah santri Darunnajah selalu mengingatkan santri.
2 Cipining Bogor? Karena yang namanya santri
sekarang paham 1-2 jam
kedepan lupa bahkan mungkin
tidak paham, jadi kita berfikir
bagaimana santri bisa menjadi
seorang ahli ibadah salah
satunya dengan cara seperti itu

165
Lampiran 14. Transkip Hasil Wawancara

TRANSKIP HASIL WAWANCARA


Tempat : Gedung STAIDA Kampus 2
Hari/Tanggal : Kamis, 10 Juni 2022
Objek Wawancara : Ustadz Muhajir Aziz. (Selaku Kepala Divisi
Keamanan Santri)
No. Butir Pertanyaan Jawaban Responden

1. Bagaimana program Pengkaderisasian atau


pengkaderan terkait perekrutan di pesantren itu
rekrutmen menjadi kader diperlukan pengamatan
pengasuhan? khusus istilahnya benar-
benar orang yang terpilih,
harus mempunyai rekam
jejak yang baik, apabila ada
riwayat pelanggaran yang
berat tidak mungkin sulit
menjadi kader di pesantren.

2. Bagaimana peran dan Divisi-divisi yang ada di


tugas setiap divisi dalam pesantren khususnya
kegiatan santri? keamanan ada dari asatidz
dan ada juga dari santri kelas
5, para asatidz sebagai
Pembimbing dalam
mengarahkan kegiatan-

166
kegiatan, dan pengurus santri
sebagai motor pelaksana
yang mengawasi dan
langsung terjun kelapangan
dalam mengurus para adik-
adik santrinya

3. Bagaimana kendala Kendala dari kami khususnya


disiplinkan santri dalam dari bagian keamanan adalah
hal kegiatan ibadah? bagaimana terkadang
ditengah kesibukan kegiatan
masing-masing dari kita,
terkadang kita mungkin
kurang kontrol terhadap anak
sehingga terdapat santri yang
melanggar

4. Bagaiman konsekuensi Konsekeunsi yang diberikan


yang diberikan kepada di Pondok Pesantren
santri yang melanggar? Darunnajah 2 Cipining
kepada santri yang
melanggar menggunakan
sistem poin, semakin berat
pelanggaran santri maka
semakin besar poin yang
akan di dapat, dari poin yang

167
terkumpul tersebut akan di
jumlahkan sesuai dengan
konsekuensi yang ditetapkan
pesantren, entah itu
pemanggilan orang tua
maupun dipulangkan

168
Lampiran 15. Transkip Hasil Wawancara

TRANSKIP HASIL WAWANCARA


Tempat : Asrama Tahfidz Kampus 2
Hari/Tanggal : Ahad, 12 Juni 2022
Objek Wawancara : Ustadz Hakim Tirmidzi Lubis (Selaku Kepala
Divisi Ibadah dan Ta’mir Santri)
No. Butir Pertanyaan Jawaban Responden

1. Apa urgensi perencanaan Perencanaan adalah awal dari


dalam sebuah segala bentuk kegiatan
departemen ataupun apapun, untuk melihat
organisasi? gambaran apa yang akan
dituju dari suatu organisasi.

2. Bagaimana program Perekrutan bagian ibadah


pengkaderan terkait maupun keamanan di pilih
rekrutmen menjadi kader oleh biro SDM kemudian di
pengasuhan? sahkan oleh Pembina
pesantren, dan harus
mempunyai kriteria-kriteria
khusus dalam penunjukan
divisi-divisi yang ada di
pesantren.

3. Bagaimana evaluasi yang Evaluasi sangat penting


dilakukan divisi ibadah? dilakukan terkait adanya
permasalahan ataupun

169
kekurangan dari segi
kegiatan, dalam evaluasi
semua pihak terkait biasanya
akan mengadakan rapat
didalam rapat tersebut akan
dibahas segala aspek kurang
dan lebih dari segala kegiatan
yang dijalankan.

4. Bagaimana program Dalam program ini divisi


khusus di dalam divisi ibadah memiliki tujuan untuk
ibadah dalam meningkatkan bacaan Al-
meningkatkan bacaan Al- qur’an para santri, seperti
qur’an? Iqra’ diperuntukan bagi santri
yang belum sampai ketahap
membaca Al-quran dan
program tajwid juga
bertujuan untuk
memfasilitasi santri dalam
peningkatan dan pemahaman
tentang hukum bacaan dan
cara membaca dengan baik
dan benar.

5. Apa saja program yang Ikatan Qori Darunnajah


menjadi ekstrakurikuler merupakan kegiatan ekstra

170
divisi ibadah? Dan yang dilakukan oleh divisi
prestasi apa yang didapat ibadah, bertujuan
dalam ekstra tersebut? menampung dan mencari
bakat-bakat santri dalam hal
seni bacaan Al-qur’an dan
tilawah.

Prestasi, antara lain

1. Zaky Harahap
Juara Harapan II MTQ
Provinsi Kalimantan
Timur, kategori MTQ
Tafsr Bahasa Arab.
2. Lalu Muhammad Hayyi
Juara Harapan III MTQ
Provinsi Jawa Barat,
Kategori MTQ Tafsir
Bahasa Inggris.
3. Ahmad Zaki
Juara III MTQ Anak-anak
Tingkat Nasional di
Padang

171
Lampiran 16. Transkip Hasil Wawancara

TRANSKIP HASIL WAWANCARA


Tempat : Gedung STAIDA Kampus 2
Hari/Tanggal : Sabtu, 26 Juni 2022
Objek Wawancara : Abdul Hakim Firanda (Selaku Kepala bagian
Ta’lim Santri)
No. Butir Pertanyaan Jawaban Responden

1. Apa saja program yang Program dari bagian ta’lim


dijalankan dalam dalam kegiatan peibadahan
meningkatkan terbagi menjadi beberapa
kedisiplinan ibadah bagian antara lain program
santri? harian, mingguan, bulanan,
bahkan tahunan. Dari jenis
kegiatan juga terkadang
kegiatan tambahan sesuai
dengan hari-hari khusus atau
di bulan-bulan khusus islam.

2. Apakah santri diwajibkan Untuk Program harian, di


berjamaah dimasjid? Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining
menerapkan dan mewajibkan
berjamaah 5 waktu kepada
para santrinya, dan
alhamdulillah tidak ada yang

172
menghalangi kegiatan
tersebut. Adapun di pondok
pesantren lain hanya
memberlakukan hanya 2 atau
3 waktu untuk berjamaah,
disini semua santri wajib
berjamaah 5 waktu sebagai
kewajiban pesantren dalam
mengingkatkan kualitas
ibadah para santrinya.

3. Puasa apa saja yang Puasa Pondok Pesantren


diwajibkan di pesantren Darunnajah 2 Cipining
yang berhubungan menganjurkan puasa-puasa
dengan puasa sunnah? sunnah meliputi puasa senin-
kamis, puasa Ayyamul bidh,
puasa Daud, dan puasa-puasa
sunnah di hari-hari besar
Islam.

4. Bagaimana kontroling Dalam mengontrol santri


terkait dengan santri ketika waktu ibadah puasa
yang menjalankan puasa? ada dua acara yang
dilakukan, yang pertama
adalah dengan sistem absen
puasa setiap lingkup kamar,

173
kemudian yang kedua adalah
dengan menggunakan sistem
jasuz atau mata-mata yang
disebar dengan menugaskan
bulis atau petugas piket yang
telah di jadwalkan di setiap
pos-pos yang telah
ditentukan.

5. Bagaimana Peran Pada kegiatan shoum sebagai


Pengurus OSDC dalam pengurus juga harus menjadi
kegiatan puasa tersebut? uswah kepada para santri.
Selain kita mengharuskan
puasa sunnah tersebut, kami
juga memberikan bimbingan
dan konsekuen kepada para
santri yang melanggar.

6. Bagaimana pembagian Divisi ibadah mengelola dan


tugas dan waktu dalam menentukan jadwal kegiatan
hal kegiatan sholat di di masjid, seperti petugas
masjid? muadzin, petugas yang
membaca Al-qur’an, petugas
membaca Al-Ma’tsurat setiap
qobla sholat.

174
7. Siapa saja yang berhak Yang bertugas itu kita ambil
mendapatkan tugas-tugas dari kelas 1 hingga kelas 4,
tersebut? sebelumnya juga kita tidak
sembarangan dalam
menentukan petugas-petugas
tersebut. Sebelum dinyatakan
layak santri menjalani proses
seleksi sesuai dengan
kemampuan dan dianggap
layak mendapatkan tugas
tersebut.

8. Bagaimana program Dalam program ini divisi


khusus di dalam divisi ibadah memiliki tujuan untuk
ibadah dalam meningkatkan bacaan Al-
meningkatkan bacaan Al- qur’an para santri, seperti
qur’an? Iqra’ diperuntukan bagi santri
yang belum sampai ketahap
membaca Al-quran dan
program tajwid juga
bertujuan untuk
memfasilitasi santri dalam
peningkatan dan pemahaman
tentang hukum bacaan dan

175
cara membaca dengan baik
dan benar.”

9. Apa saja program yang Program Ikatan Qori


menjadi ekstrakurikuler Darunnajah menjadi program
divisi ibadah? unggulan di divisi ibadah,
programnya adalah melatih
para santri untuk
memperbagus dan
memperindah dari segi
bacaan ataupun tartil,
dilaksanakan setiap hari
senin dan dibimbing
langsung oleh asatidz yang
berkompeten dalam seni
Qori/Tilawah.”

10. Apakah pengurus Terkait dengan reward


memberikan reward kepada santri, kami selaku
kepada santri yang pengurus OSDC akan
disiplin dalam mengikuti memantau santri-santri
kegiatan? dengan kualifikasi
kedsisplinan, keistiqomahan,
serta semangat dalam
mengikuti kegiatan, yang
kemudian di akhir

176
kepengurusan akan
dibacakan santri-santri
berprestasi di masing-masing
bagian sebagai kenang-
kenangan dan wujud
apresiasi agar menjadi
motivasi terutama kepada
santri yang lain agar disiplin
dalam melaksanakan
kegiatan terutama dalam hal
ibadah di pesantren.

177
Lampiran 17. Transkip Hasil Wawancara

TRANSKIP HASIL WAWANCARA


Tempat : Kantor keamanan
Hari/Tanggal : kamis, 25 Agustus 2022
Objek Wawancara : Ustadz Sony Arianto (Selaku Kepala Asrama
Santri Putra)
No. Butir Pertanyaan Jawaban Responden

1. Bagaimana kontroling Dalam kontroling kepada


santri kita mempunyai plan
dari kepala asrama dalam
of control atau tahapan dalam
hal kedisiplinan ibadah? kontroling yang telah
disetujui oleh pimpina
pesantren. Dalam hal
kontroling segala kegiatan
yang dilaksanakan pesantren
divisi yang tertinggi dalam
menangani kontrol santri
adalah dari divisi-divisi
asatidz, kemudian yang
kedua diteruskan oleh
organisasi pengurus OSDC
dari kelas 5 TMI, dan
selanjutnya oleh pengurus
rayon masing-masing rayon
asrama, dan organisasi yang
terakhir dalam lingkup kecil
adalah dalam lingkup kamar.
2. Apa saja kontroling yang Dalam kontroling ibadah
santri yang bertanggung
ditekankan dalam hal
jawab dalam kegiatan ibadah
kedisiplinan ibadah? ke masjid, cara berwudhu
yang benar, puasa dan lain
sebagainya adalah santri itu
sendiri. Dalam artian santri di

178
kontrol melalui tahapan-
tahapan sesuai tingkatan
santri kelas 1 sampai 3 diatur
oleh kelas 4, kemudian kelas
4 diatur oleh pengurus kelas
5 atau 6 (mudabbir),
kemudian mudabbir diatur
oleh asatidz divisi ibadah.
Kontrol tersebut dilakukan
karena terkait ibadah sangat
riskan dalam arti kegiatan
yang berhadapan dengan
kerohanian dengan Allah
Swt. Untuk mendisplinkan
diri dalam hal ibadah.

3. Adakah bimbingan Kepala asrama santri dalam


khusus bagi santri yang tugasnya lebih menjadi
mempunyai masalah? sebuah konselor bagi santri
terutama dalam masalah-
masalah yang dialami mulai
dari masalah internal maupun
eksternal pesantren. Pola
asuh yang diberikan kepada
santri dinilai dari latar
belakang seorang santri
bagaimana keluarganya, dari
mana mereka berasal, dan
bagaimana ia bersosial dalam
lingkup teman dan lain

179
sebagainya, kemudian setelah
semua itu sudah jelas maka
dilanjut dengan pelaksanaan
bimbingan konseling.

4. Bagaimana reward Selain adanya punishment


kepada santri terkait pasti ada juga reward kepada
kedisiplinan ibadah santri yang terdisiplin,
ataupun kegiatan terajin, dan terapi dalam hal
lainnya? pakaian dari segala bidang
kegiatan yang diikuti di
pesantren. Reward tersebut
akan dimasukkan kedalam
prestasi dari organisasi santri.
Apresiasi tersebut diberikan
di akhir kepengurusan.

5. Apa bentuk apresiasi Pondok Pesantren


yang diberikan kepada Darunnajah 2 Cipining dalam
santri yang berprestasi? hal memberikan reward
kepada santri yang
berprestasi berupa piagam,
medali, ataupun piala.
Reward tersebut tidak
mengandung nilai nominal
uang dikarenakan pesantren

180
ingin para santri tidak
menjadi uang sebagai tujuan
utama ketika melakukan
suatu hal yang baik.
Penghargaan yang diberikan
diharapkan menjadi nilai-
nilai pendidikan kepada
santri agar menjadi motivasi
dan selalu bertanggung jawab
dengan dirinya sendiri ketika
selama hidup di dalam
pesantren.

6. Apakah ada tata tertib Setiap lembaga terutama


yang mengatur dan lembaga pesantren pasti
bagaimana punishment memiliki tata tertib atau
yang diberikan? standar operasional. Pondok
pesantren Darunnajah 2
Cipining juga mempunyai
tata tertib yang telah di
sahkan oleh pimpinan
pesantren, pengurus
pesantren maupun staf-staf
divisi yang dimiliki
pesantren.

181
7. Bagaimana sistem atau Pondok Pesantren
penerapan konsekuensi Darunnajah 2 Cipining
yang diberikan kepada mengadopsi sistem poin
santri yang melanggar? dalam konsekuensi terhadap
santri yang melanggar. Besar
kecilnya nilai poin ditentukan
oleh pelanggaran yang
dilakukan apakah itu
pelanggaran ringan, sedang,
ataupun berat. Santri
diberikan nyawa 100 poin,
ketika sudah mencapai poin
100 tersebut akan
dikembalikan ke orang tua
sesuai yang telah diatur
dalam tata tertib yang telah di
sahkan pimpinan pesantren.

182
Lampiran 18. Dokumentasi Foto

Bimbingan Skripsi Online

183
184
Bimbingan Skripsi Offline

185
186
Dokumentasi Sesi Wawancara

187
188
Lampiran 19. Riwayat Hidup Penulis

Faris Syihabudin, lahir pada tanggal 21 Mei


2000 di Kabupaten Pemalang Jawa tengah.
Merupakan anak kedua dari empat bersaudara
dari Bapak Fatkhurohman dan Ibu Tutrotun. Di
masa awal pendidikan formal penulis
memulainya dari Madrasah Ibtida’iyah

Asy-syafi’iyah di Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang. Ketika


lulus Madrasah Ibtida’iyah penulis melanjutkan jenjang
pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah Asy-syafi’iyah di
Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang. Kemudian dilanjutkan
dan mengakhiri jenjang sekolah formal di Madrasah Aliyah Darul
Amanah Sukorejo Kendal. Lalu penulis melanjutkan
pendidikannya pada jenjang Sekolah Tinggi tepatnya di Sekolah
Tinggi Agama Islam Darunnajah Bogor angkatan 2018.

Dengan semangat dan tekad yang kuat dalam perjuangan


menempuh program pendidikan Strata 1 dengan persyaratan
membuat satu karya ilmiah berupa skripsi. Pada akhirnya penulis
dapat menyelesaikan tugas skripsi ini berkat ridho dan do’a kedua
orang tua dan dukungan teman-teman. Semoga skripsi bukan
hanya sekedar syarat kelulusan, melainkan juga bukti kesungguhan
penulis untuk bisa mengamalkan ilmu yang sudah didapat selama
4 tahun lamanya.

189

Anda mungkin juga menyukai