SKRIPSI
Diajukan kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah Bogor
Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
FARIS SYIHABUDIN
NIM/NIRM: 10118074/135.16.0565.18
Faris Syihabudin
ABSTRAK
Faris Syihabudin: 10118074/135.16.0565.18, Konsep Manajemen
Pengasuhan Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Beribadah Santri
Putra di Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor. Skripsi:
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Sekolah Tinggi
Agama Islam Darunnajah 2 Bogor, 2022, xii, 205 halaman + 7
tabel, lampiran.
Kata Kunci: Manajemen, Pengasuhan Santri, Kedisiplinan
Beribadah.
Manajemen Pengasuhan diartikan sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam usaha para
anggota organisasi pengasuhan, pola asuh, dan penggunaan
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif,
informan dalan penelitian ini kepala pengasuhan santri, divisi
terkait, kepala asrama, dan pengurus santri. Teknik pengumpulan
data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Manajemen yang
dilakukan Departemen Pengasuhan Santri sudah hampir optimal
dari segi perencanaan terdapat pembentukan list program satu
tahun yang dibutuhkan dalam kegiatan pendidikan santri di
pesantren, pengorganisasian akan dibentuk struktur organisasi
sesuai dengan tujuan dan sumber daya yang sesuai dengan
keahlian, pelaksanaan visi misi yang sama dengan apa yang
diemban oleh pesantren yaitu Imama (Iman, Muttaqin, ‘alim,
Mubalig, ‘Amil), evaluasi antar divisi-divisi dilakukan seminggu
sekali pada hari rabu, adapun kontroling dilakukan dengan plan of
control atau mempunyai tahapan dari divisi asatidz sampai ke
santri itu sendiri. Evaluasi besar-besaran dilakukan setiap satu
tahun sekali berupa laporan umum pertanggung jawaban, 2)
Rincian program kegiatan antara lain: Kewajiban sholat fardhu
berjamaah, anjuran berpuasa sunnah, Iqra’ dan Tajwid, program
Ikatan Qori Darunnajah. Dalam rincian kegiatan dan program juga
diberlakukan reward sebagai apresiasi terhadap santri yang disiplin
dan juga punishment sebagai konsekuensi terhadap santri yang
melanggar sesuai ketentuan yang diatur dalam tata tertib pesantren.
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang disusun oleh:
Muhammad Mukhlish
Nasrulloh, SH., S. Pd. I, M. Pd Abdul Saipon, M. Pd. I
Mengetahui,
Ttd.
M. Yogi Saputra, M. Pd
iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Anggota Penguji,
Penguji I Penguji II
iv
KATA PENGANTAR
v
4. Bapak Abdul Saipon, M. Pd. I selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dorongan, serta
saran-sarannya hingga terselesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen tenaga kependidikan Sekolah Tinggi Agama
Islam Darunnajah Bogor yang telah memberikan berbagai ilmu
pengetahuan, mendidik sekaligus membina selama perkuliahan.
6. Kepada kedua Orang tua saya, Bapak Fatkhurrohman dan Ibu
Tutrotun yang telah meridhoi perjalanan pendidikan saya
hingga sampai saat ini. Limpahan do’a yang tercurahkan tak
lain dan tak bukan merupakan buah ketulusan dari hati kalian,
sehingga memberi semangat saya dalam menempuh pendidikan
sampai detik ini.
7. Kepada adik saya, M. Farid Arkan dan M. Fatih Mumtaz yang
selalu mengingatkan saya akan tanggungjawab sebagai seorang
kakak, semoga bisa menjadi seseorang yang yang selalu
berbakti terhadap orang tua dan apa yang di cita-citakan
tercapai.
8. Kepada seluruh Sahabat seangkatan 2018 Staida Bogor sebagai
angkatan pertama, perjuangan kita bukan hanya sekedar teman
melainkan sebuah keluarga yang mempunyai tujuan yang sama,
semoga selalu haus akan ilmu pengetahuan agar kita bisa
meraih impiaan dan cita-cita yang diinginkan.
9. Kepada seluruh alumni 627 Vicxa Generation yang memilih
berjuang bersama di Pesantren Darunnajah Cipining, kalian
orang-orang hebat. Semoga tujuan kita disini tuntas hingga
tidak ada yang menyerah di tengah jalan.
vi
10. Kepada seluruh keluarga Dulur’s Jawa, yang tidak bisa
sebutkan satu persatu, canda dan tawa kita akan selalu menjadi
cerita dan pengalaman yang tak bisa tergantikan bisa berkumpul
dengan kalian sehingga saya bisa sampai di titik ini.
11. Kepada STAI Darunnajah Bogor yang memberikan wadah bagi
kami dalam proses menuntut ilmu di jenjang S1.
Dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala
kerendahan hati, penulis menyadari bahwa hanya Allah-lah
yang memiliki segala kesepurnaan, sehingga tentu masih
banyak lagi rahasian-Nya yang belum tergali lagi dan belum
kita ketahui.
Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik
dan saran membangun dari temen-temen dan pembaca sekalian
sehingga terjadi suatu sinergi yang pada akhirnya akan
membantu pemikiran ini bisa lebih disempurnakan lagi dimasa
yang akan datang untuk kemajuan umat manusia.
Faris Syihabudin
vii
DAFTAR ISI
COVER .........................................................................................
SKRIPSI ...................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN......................................................... i
ABSTRAK .................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................ iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ......................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................ v
DAFTAR ISI ........................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................... xii
BAB I .......................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Fokus Penelitian................................................................... 6
C. Rumusan Masalah ................................................................ 6
D. Tujuan penelitian ................................................................. 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................... 7
F. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................ 8
G. Sistematika Penulisan ........................................................ 18
BAB II ...................................................................................... 20
LANDASAN TEORI................................................................ 20
A. MANAJEMEN .................................................................. 20
1. Pengertian Manajemen ................................................. 20
2. Fungsi Manajemen ....................................................... 23
3. Kegiatan-Kegiatan dalam Fungsi Manajemen ............. 26
4. Tujuan dan Manfaat Manajemen .................................. 27
B. PENGASUHAN SANTRI ................................................. 30
1. Pengertian Pengasuhan Santri ...................................... 30
viii
2. Pola Pengasuhan ........................................................... 34
3. Konsep Pola Pengasuhan di Bidang Ibadah di Beberapa
Pesantren Modern. ............................................................... 39
C. KEDISIPLINAN BERIBADAH ....................................... 44
1. Pengertian Kedisiplinan ............................................... 44
2. Konsep Kedisiplinan .................................................... 46
3. Pengertian Ibadah ......................................................... 49
BAB III ..................................................................................... 51
METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 51
A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................ 51
B. Metode dan Prosedur Penelitian ........................................ 51
C. Data dan Sumber Data ....................................................... 52
1. Data Primer ................................................................... 52
2. Data Sekunder .............................................................. 52
D. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data .......................... 53
1. Observasi ...................................................................... 53
2. Wawancara ................................................................... 54
3. Dokumentasi ................................................................. 54
E. Teknik Analisis Data ......................................................... 55
1. Reduksi ......................................................................... 55
2. Penyajian Data .............................................................. 56
3. Validasi data ................................................................. 56
F. Validitas Data .................................................................... 56
BAB IV ..................................................................................... 58
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 58
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................ 58
1. Profil Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
58
ix
2. Sejarah Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
59
3. Kurikulum Pesantren .................................................... 67
4. Visi dan Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor .............................................. 69
5. Sumber Daya Manusia Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining Bogor .................................................................... 73
B. Temuan Hasil Penelitian .................................................... 78
1. Manajemen Pengasuhan Santri Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Beribadah Santri Di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor .............................................. 78
2. Implementasi Program Pengasuhan dalam meningkatkan
kedisiplinan Beribadah Santri di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor .............................................. 91
C. Pembahasan Hasil Temuan .............................................. 108
1. Manajemen Pengasuhan Santri Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Beribadah Santri Di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor ............................................ 108
2. Implementasi Program Pengasuhan dalam meningkatkan
kedisiplinan Beribadah Santri di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor. ........................................... 112
BAB V .................................................................................... 117
PENUTUP .............................................................................. 117
A. Kesimpulan ...................................................................... 117
B. Saran ................................................................................ 119
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 121
Lampiran 1. Surat Keputusan Pembimbing Skripsi ............. 126
Lampiran 2. Surat Pengantar Penelitian Penulisan Skripsi .. 127
Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian dari Instansi ........ 128
Lampiran 4. Piagam Statistik Pesantren ............................... 129
Lampiran 5. Pedoman Observasi .......................................... 130
x
Lampiran 6. Absensi Jama’ah pengurus OSDC ................... 132
Lampiran 7. Penanggung Jawab Absensi Sholat Jama’ah ... 133
Lampiran 8. Tata Tertib Ketentuan Umum Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor. ............................................. 134
Lampiran 9. Tata Tertib Bagian Ibadah ............................... 136
Lampiran 10. Tata Tertib Santri Di Masjid .......................... 137
Lampiran 11. Penghargaan, Pelanggaran, Poin, Sanksi,
Kafarat. ................................................................................. 138
Lampiran 12. Pedoman Wawancara ..................................... 155
Lampiran 13. Transkip Hasil Wawancara ............................ 160
Lampiran 14. Transkip Hasil Wawancara ............................ 166
Lampiran 15. Transkip Hasil Wawancara ............................ 169
Lampiran 16. Transkip Hasil Wawancara ............................ 172
Lampiran 17. Transkip Hasil Wawancara ............................ 178
Lampiran 18. Dokumentasi Foto .......................................... 183
Lampiran 19. Riwayat Hidup Penulis .................................. 189
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Data Gedung dan asrama kampus 2……….………64
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di masa modern ini sistem pendidikan sangat beragam,
mengikuti perkembangan zaman. Metode-metode terdahulu
kini dikemas dengan sistem yang baru, menggunakan tenaga
pendidik yang ahli sesuai bidang yang di kuasai, teknologi
yang semakin canggih, hingga akses-akses yang semakin
mudah dan cepat melalui jaringan internet. Namun, adanya
sebuah pembaharuan tidak serta merta menghapus metode
pendidikan yang telah diterapkan dari dulu, karena metode
klasik yang dari dulu kita rasakan masih sangat dibutuhkan
melainkan perlu adanya pembaharuan agar peserta didik tidak
mengalami sebuah titik kejenuhan.
Salah satu contoh sistem yang dari dulu kita pakai adalah
metrode ceramah dari guru kepada peseta didiknya. Metode
ceramah adalah suatu kegiatan berbicara dikhalayak ramai
dalam bentuk pidato yang bertujuan memberikan nasihat dan
petunjuk-petunjuk sementara ada audien yang bertindak
sebagai pendengar.1
Metode ceramah ini merupakan proses tranfer ilmu
dimana seorang guru menyampaikan pelajaran secara lisan,
kemudian peserta didik hanya perlu mendengarkan sebagai
1
Indah Kumara, Uswatun Hasanah, dll, Ayo Mahir Berceramah untuk
SMA/MA (Guepedia: 2020), hlm. 8.
1
pemahamannya. Namun, di masa modern ini agar peserta
didik tidak bosan karena hanya mendengarkan pelajaran yang
disampaikan metode ceramah tersebut di kemas lebih inovatif.
Seorang guru dapat menyisipkan gambar-gambar animasi,
tayangan video/film, dan lain sebagainya untuk memberi
kesan dan pesan terhadap pelajaran yang di jelaskan.
Di dalam pendidkan Islam sendiri, Rosulullah saw.
Mencontohkan kepada kita semua tentang sebuah metode
pendidikan. Beliau menjadi tokoh pemimpin yang patut kita
teladani, dilihat dari cara beliau menyikapi suatu masalah
yang di hadapi dengan tenang menenangkan, dengan
kesabaran dan kesungguhan melalui nasihat ataupun teguran
kepada para sahabatnya yang melakukan kesalahan. Adapun
cara yang dilakukan Rosulullah saw. Untuk menyikapi
ummatnya yang malakukan kesalahan melalui sebuah
pendekatan yang sangat bijaksana, menegur dengan tata
bahasa yang baik, menasehati dengan suara yang santun, serta
memberikan solusi yang menyejukkan bagi para sahabatnya.
Sikap Rosulullah tersebut di abadikan dalam Firman Allah
SWT. Q.S Ali Imran ayat 159. Sebagai berikut:
2
ِ م ِت فَ ت وَك مل َعلَى َ ه عز م
. (علي عمران. ب ٱل ُمتَ َوكِلِي َ ٱّلل إِ َن
ُّ ٱّللَ ُُي َ َ َ م ََ
)١٥٩: ٣
2
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Hidayah (Al-Qur’an Tafsir
Per Kata Tajwid Kode Angka), Banten: P.T. Kalim, 2011, 3:159.
3
adalah sebuah proses pemberian bantuan terarah, kontinue dan
sistematis kepada setiap individu agar ia dapat
mengembangkan potensi atau fitrah terhadap agama yang
dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan
nilai-nilai yang terkandung dalam tuntunan Al-Qur’an dan
Hadits.3 Dalam artian pengasuhan santri ini memberi dampak
yang signifikan terhadap perkembangan pendidikan santri
yang 24 jam aktivitas dan pembelajarannya terpantau, dan
Dari pengertian di atas satu-satunya lembaga yang eksis
hingga saat ini yang menerapkan Pola asuh dan kedisiplinan
yang diterapkan secara continue selam 24 jam adalah
Pesantren. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan
yang di pimpin oleh seorang kyai mampu menghasilkan
manusia-manusia yang kompeten yang utamanya dari segi
pendidikan keagamaan maupun keilmuan-keilmuan yang
bersifat umum.
Pondok Pesantren Darunnajah 2 yang terletak di desa
Argapura Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor sebagai salah
satu Pesantren yang menerapkan konsep sistem Pengasuhan
kepada para santrinya menjadi salah satu faktor utama
kemajuan sistem pendidikan kepesantrenan di Indonesia.
Selain pola asuh yang pastinya diberikan oleh Pak Kyai, santri
juga mendapat Pengasuhan dan pengarahan khusus dari
3
Amin, Samsul Munir. Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta: UII
Press, 2007), hlm. 23.
4
Bagian Pengasuhan Santri (BPS) dimulai dari bimbingan
kerohanian dalam beribadah maupun bimbingan dari segi
mental dan kejiwaan para santrinya. Sehingga masalah-
masalah yang ada dari masalah yang menyangkut kepribadian,
keluarga, hingga masalah yang menyangkut kelompok
pertemanan bisa terbimbing secara sistematis dan terprogram.
Salah satu contoh permasalahan yang ada dalam pola
asuh di Pesantren adalah kedispinan para santri, yang paling
menonjol dan sangat diperhatikan adalah dari segi kedisiplinan
beribadah karena ketika santri itu sudah keluar dari pesantren
dan terjun ke masyarakat hal mendasar yang diperhatikan
gimana dia beribadah yang mencerminkan lulusan pondok
pesantren.
Pesantren sebagai salah satu dari pusat pengajaran dan
pendidikan agama islam harus mempunyai kedisipinan dalam
hal ibadah kepada para santrinya dimaksudkan agar pesantren
mampu mencetak manusia-manusia yang mempunyai koneksi
selain dengan manusia (hablu min-annas) juga harus
mempunyai koneksi yang kuat dengan Allah Swt. (hablu
mina-Allah). Dari hal tersebut sangat mendongkrak
perkembangan pendidikan di Pondok pesantren Darunnajah 2
Cipining sehingga Pondok pesantren Darunnajah 2 Cipining
menjadi salah satu lembaga Pendidikan yang diminati
khususnya di Kabupaten Bogor dan sekitarnya.
5
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan terhadap “Konsep Manajemen
Pengasuhan Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Beribadah
Santri Putra di Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining
Bogor” ditinjau dari manajemen dan Konsep pengasuhan
yang digunakan.
Dalam penelitian ini yang menjadi subfokus penelitian
adalah:
1. Manajemen pengasuhan santri dalam meningkatkan
kedisiplinan Beribadah santri di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor
2. Konsep implementasi program pengasuhan santri dalam
meningkatkan kedisiplinan Beribadah santri di Pondok
Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari fokus penelitian yang dikemukakan diatas,
maka masalah pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini
penulis rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana manajemen pengasuhan dalam meningkatkan
kedisiplinan Beribadah santri di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor?
2. Bagaimana implementasi program Kegiatan Pengasuhan
dalam meningkatkan kedisiplinan Beribadah santri di
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor?
6
D. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui manajemen pengasuhan dalam
meningkatkan kedisiplinan Beribadah santri di Pondok
Pesantren Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor.
2. Untuk mengetahui implementasi program Pengasuhan
dalam meningkatkan kedisiplinan Beribadah santri di
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat secara teoritis
Manfaat secara teoritis dari penelitian ini diharapkan
dapat berguna dan memberikan manfaat bagi
pengembangan konsep manajemen pengasuhan santri di
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi Instansi
Dapat menjadi motivasi dan referensi kepada
lingkungan sekolah/pesantren lain dalam meningkatkan
dan mengembangkan pembinaan peserta didik melalui
pola pengasuhan yang ada di pesantren, ataupun
dijadikan referensi bagi mahasiswa lain yang ingin
melakukan studi terkait dengan manajemen pengasuhan
pesantren.
b. Bagi Masyarakat
7
Dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan ilmu manajemen pengasuhan santri di
pesantren pada khususnya.
c. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan keilmuan dibidang
konsep manajemen pengasuhan santri dan sebagai
syarat dalam menyelesaikan program S1 di bidang
Manajemen Pendidikan Islam Darunnajah Bogor.
d. Bagi santri
Untuk memberikan referensi bagi santri dan calon
santri sebagai salah satu program Pendidikan khususnya
dalam pola asuh Pendidikan keagamaan yang terfokus
dalam kedisiplinan beribadah.
8
wabah virus Covid-19. Penelitian ini merupakan riset
secara mendalam mengenai bagaimana manajemen Biro
Pengasuhan Santri dalam mengatur pelaksanaan program
jam’iyah Tahfiz Al-Qur’an pada masa pandemic Covid-
19.4
4
Achmad Fadil, “Manajemen Biro Pengasuhan Santri Dalam
Pelaksanaan Program Jam’iyah Tahfiz Al-Qur’an Pada Masa Pandemi Covid-
19 (Studi kasus Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta)”, (Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2020).
9
Pemalang terkhususnya Biro Pengasuhan Santri. Hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa Bimbingan dan
konseling Islam lebih ditekan dengan pembinaan
kepribadian yang diperlukan bagi santri. Karena bidang ini
sering menjadi permasalahan bagi santri. Bidang ini
memiliki hubungan yang erat dengan bidang pembinaan
sikap dan nilai-nilai serta kesehatan mental (jiwa), oleh
karenanya perlu dikaitkan dengan usaha bimbingan dalam
bidang tersebut. Bimbingan konseling Islam di pondok
pesantren bahrul ulum Pemalang menggunkan dua metode
yaitu dengan metode individu dan metode kelompok.5
5
Nisrina Nur.M, Bimbingan Konseling Islam Kepada Santri Pondok
Pesantren Bahrul Ulum Pemalang, Undergraduate (S1) thesis, (Universitas
Islam Negeri Semarang, 2019).
10
Bagian Pengasuhan Santri Dalam Meningkatkan
kesadaran Sholat berjama’ah studi kasus di Pondok
Pesantren Modern Ar-Risalah”. Tujuan dari Penelitian ini
adalah untuk mengetahui peran Lembaga Pengasuhan
santri dalam meningkatkan kesadaran santri untuk
melakukan sholat berjamaah dan mengetahui strategi yang
digunakan oleh Lembaga Pengasuhan santri dalam
meningkatkan kesadaran santri untuk melakukan sholat
berjamaah.6
6
D.W.E. Puspitasari, Peran Lembaga Pesantren Bagian Pengasuhan
Santri Dalam Meningkatkan Kesadaran Sholat Berjamaah (Studi Kasus Di
Pondok Modern Arrisalah), (Doctoral dissertation, IAIN Ponorogo, 2020).
11
ini untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi
Lembaga Pengasuhan Santri Pondok Modern Darussalam
Gontor dalam meningkatkan kedisiplinan santri, karena
dinilai bahwa jumlah pelanggaran disiplin santri Pondok
Modern Darussalam Gontor meningkat pada periode
tahun ajaran 2018-2019 yang menandakan bahwa
tingkat kedisiplinan santri menurun, padahal Pondok
Modern Darussalam Gontor memiliki Lembaga
Pengsuhan Santri untuk meningkatkan kedisiplinan
santri.7
5. Ida Rahmawati
Penelitian ini dilaksanakan oleh Ida Rahmawati
dengan judul “Peran Pengasuh Pondok Pesantren Dalam
7
Rizqi Ridlo, Aidil dan M. Rifa’I, Strategi Komunikasi Lembaga
Pengasuhan Santri dalam Meningkatkan Disiplin Santri Pondok Modern
Darussalam Gontor, (Jurnal of Islamic Comunication, 2.2, 2020).
12
Membina Akhlak Santri (Studi di Pondok Pesantren Al-
Madina Banjar-Pandeglang)”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui keadaan akhlak santri, peran
pengasuh Pondok Pesantren dalam pembinaan akhlak
santri dan untuk mengetahui hambatan dalam pembinaan
akhlak santri di Pondok Pesantren Al-Madina. Keadaan
akhlak santri di Pondok Pesantren Al-Madina Sebagian
besar sudah mengarah kepada perbuatan yang sesuai
dengan nilai-nilai Agama Islam. Adapun prilaku santri
yang kurang baik (melanggar disiplin Pondok) akan
mendapatkan pembinaan melalui metode hukuman dan
pembiasaan dari pengasuh serta ustadz dan ustadzah.8
8
Ida Rahmawati, Peran Pengasuh Pondok Pesantren Dalam Membina
Akhlak Santri (Studi di Pondok Pesantren Al-Madina Banjar-Pandeglang), PhD
Thesis, (UIN SMH Banten, 2021).
13
6. Fathatur Rizqiyah
9
Rizqiyah, F. “Pengaruh Penerapan Ta’zir dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Santri Di Pondok Pesantren Nurul Huda Banat Simbang Kulon
Buaran Pekalongan”, (ISLAMIKA 3, 2021).
14
7. Siti Mutmainna Baharuddin, Hasan Basri
Penelitian ini dilaksanakan oleh Siti Mutmainna
Baharuddin, Hasan Basri dengan judul “Manajemen
Ibadah Santri Di Pondok Pesantren Darul Istiqomah
Amamotu Kabupaten Kolaka”. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan pelaksanaan ibadah dan
manajemen ibadah santri di Pondok Pesantren Darul
Istiqamah Amamotu di Kabupaten Kolaka.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) Pelaksanaan ibadah santri di
Pondok Pesantren Darul Istiqamah Amamotu itu memiliki
sikap disiplin dalam beribadah dan disiplin menjalankan
peraturan. (2) manajemen ibadah di Pondok Pesantren
Darul Istiqamah Amamotu yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pergerrakan, dan pengawasan. dan
terdiri dari dua kegiatan ibadah seperti: ibadah mahdhah
seperti, shalat 5 waktu, sholat jum’at, sholat qiamullail,
Puasa senin kamis dan buka puasa bersama dan ibadah
ghairu mahdhah seperti, halaqah, pengajian, tasyakuran,
memperingati hari santri, gotong royong dan lomba.
15
santri dan konsep suatu program yang diberikan dari Biro
Pengasuhan Santri yang ada di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining.
16
untuk meningkatkan kedisiplinan berdasarkan peraturan
yang telah dibuat.10
10
Amiroh, A., Karim, H., dan Muhammad, H. “Peran Pengasuh Santri
Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Di Pondok Pesantren As-Sulthon Al-
Mersami Kelurahan Kembang Paseban Kecamatan Mersam Kabupaten
Bathanghari Provinsi Jambi”, (Doctoral dissertation, UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi, 2021)
17
kurang disiplin, sehingga harus ada pola komunikasi yang
lebih baik antara pengasuh, ustadz dan ustadzah kepada
santri supaya kedisiplinan itu bisa di tegakkan dengan baik
di pondok pesantren modern madinatul’ulum.11
G. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh suatu gambaran sistematis terhadap
penulisan skripsi ini, maka penulis memaparkan secara garis
besarnya sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Di dalam bab pendahuluan ini mencakup tentang latar
belakang, rumusan masalah, fokus penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan dan di
11
Andriani, Y., Sururuddin, S., dan Madyan, M. “Pola Komunikasi
Pengasuh Dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri Pondok Pesantren Modern
Madinatul'ulum Merangin”, (Doctoral dissertation, UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi, 2021).
18
tutup dengan membahas mengenai penelitian yang relevan
dengan masalah yang diteliti.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. MANAJEMEN
1. Pengertian Manajemen
12
Muliana, dkk, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Cetakan Pertama,
Yayasan Kita Menulis, 2020), hlm. 38.
20
tugas dan tanggung jawab masing-masing, pengarahan agar
para anggota dapat bekerja sesuai dengan porsi masing-
masing, dan yang terakhir adalah pengawasan sebagai
langkah kontrol kepada para anggota apakah berjalan
sesuai dengan tujuannya.
Kemudian pengertian manajemen juga dipaparkan oleh
para ahli, sebagai berikut:
a. Menurut Terry dan Franklin “manajemen adalah suatu
proses yang terdiri dari aktivitas perencanaan,
pengaturan, pengerakan, dan pengendalian yang
dilaksanakan untuk menentukan dan memenuhi target
sasaran hasil yang diwujudkan dengan penggunaan
manusia dan sumber daya lainnya (Management is the
process of designing and maintaining an environtment
in which individuals, working together in groups
efficiently acomplish selected aims).”13
b. Jhon F. Mee, manajemen adalah sebuah seni dengan
upaya seminimal mungkin untuk mencapai
kesejahteraan maksimal bagi majikan dan karyawan,
dan memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat.14
13
Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan teori, Teknik Kebijakan, dan
Prkatik, Cetakan Kedua, (Jakarta: PT fajar Interpratama Mandiri, 2017), hlm. 2.
14
Cipta Pramana, Angka Utama dkk. Dasar Ilmu Manajemen, (Bandung:
Media Sains Indonesia, 2021), hlm. 2.
21
c. Menurut James A.F Stoner, manajemen merupakan
segala bentuk proses dalam membuat suatu
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian serta
memimpin berbagai usaha dari anggota
identitas/organisaasi dan juga mempergunakan semua
sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.15
d. Sedangkan menurut flett dan peterson (1994)
menjelaskan bahwa manajemen dapat diartikan dengan
menggunakan serangkaian kegiatan yang tujuannya
diarahkan kepada pemanfaatan sumber daya secara
efisien dan efektif dalam mengejar suatu tujuan.16
15
Yanti Karmila, Azizah Husin, Mega Nurrizalia, Manajemen Pendidikan
Masayarakat, Cetakan Pertama, (Tasikmalaya: Edu Publisher, 2020), hlm. 119.
16
Muliana, dkk, Pengantar Manajemen, Cetakan Pertama (Yogyakarta:
Yayasan Kita Menulis, 2020), hlm. 395.
22
d. Adanya hubungan formal dan tata tertib yang harus
dijalankan.
e. Adanya sekelompok orang dan suatu pekerjaan yang di
harapkan.
f. Terjalinnya human organization.
Dalam hal ini manajemen tentunya harus mempunyai
langkah yang terorganisir dan sistematik sehingga tujuan
yang yang ingin di capai terwujud. Sebagai pengertian luas
manajemen diartikan sebagai pengelola sumber-sumber
guna mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, karena
manejemen memegang peranan utama khususnya di dalam
dunia pendidikan.
2. Fungsi Manajemen
17
M. Prawiro, Artikel Pengertian Perencanaan: Fungsi Tujuan, dan Jenis-
jenis Perencanaan, 2020, hlm. 2
23
mencapai tujuan yang telah ditentukan.18 Dapat juga
didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang terkoordinasi
yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam
kurun waktu tertentu. Dengan begitu, didalam
perencanaan terdapat aktivitas pengujian beberapa arah
pencapaian, mengkaji ketidakpastian, mengukur
kapasitas, menentukan arah pencapaian, serta
menentukan langkah untuk mencapainya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa
yang disebut dengan perencanaan adalah kegiatan yang
akan dilaksanakan sebelum di mulainya segala sesuatu
sebagai pandangan dimasa yang akan datang untuk
mencapai tujuan. Dari sini perencanaan mempunyai
beberapa fungsi yang pertama adalah penetapan dan
pemilihan tujuan organisasasi, kemudian kedua adalah
penentuan strategi kebijakan proyek, program, prosedur,
metode, sistem, anggaran, dan standar yang
dibutuhkan.19
b. Pengorganisasian (Organizing)
Di dalam organisasi, setiap anggota harus mengerti
dengan tugasnya masing-masing mengikuti garis
passion nya, sehingga seluruh anggota dapat bekerja
18
Nana Suryapermana, Manajemen Pelaksanaan Pembelajaran, 2017,
hlm. 183.
19
Rheza Pratama, Pengantar manajemen, Cetakan Pertama, (Yogyakarta:
Deepublish Publisher,2020), hlm. 10
24
dengan baik dan efektif. Hal tersebut menjadi faktor
utama keberhasilan suatu organisasi untuk mewujudkan
tujuan yang diharapkan. Fungsi manajemen ini
menentukan tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang
melakukan, bagaimana proses pengelompokan tugas
siapa harus melapor kepada siapa dan dimana keputusan
dibuat.20
c. Pengarahan (Actuating)
Pengarahan dijadikan sebagai proses implementasi
kegiatan agar seluruh anggota dapat melaksanakan
organisasi serta proses memotivasi diri agar dapat
bertanggung jawab terhadap kewajiban dengan penuh
kesadaran dengan produktivitas tinggi. Fungsi
manajemen ini mencakup memotivasi bawahan,
memengaruhi individu, memiliki saluran komunikasi
yang efektif, serta memecahkan beberapa macam
masalah.21
d. Pengawasan (Controlling)
Fungsi ini di gunakan sebagai proses memastikan
bahwa seluruh kegiatan dalam proses telah
dilaksanakan, terorganisir dengan baik dan dapat
diimplementasikan sesuai target yang ingin dicapai.
20
Nurmadyani, dkk, teori tujuan, dan fungsi dasar-dasar Manajemen,
cetakan I, (Yogyakarta: Yayasan Kita Menulis,2020), hlm 5.
21
Nurmadyani, dkk, teori tujuan, dan fungsi dasar-dasar Manajemen,
cetakan I, (Yogyakarta: Yayasan Kita Menulis,2020), hlm 5.
25
Banyak ahli yang berbeda pandangan mengenai
fungsi manajemen akan tetapi esensinya tetap sama,
yaitu:22
1) Manajemen terdiri dari berbagai proses dan
tahapan-tahapan tertentu untuk mencapai tujuan
organisasi.
2) Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain
dalam pencapaian tujuan organisasi.
22
Muliana, dkk, Pengantar Manajemen, Cetakan Pertama, (Yogyakarta:
Yayasan Kita Menulis, 2020), hlm. 41
26
2) Menetapkan struktur organisasi yang menunjukan
adanya garis kewenangan dan tanggung jawab.
3) Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan
pengembangan sumber daya manusia.
4) Penempatan sumber daya manusia pada posisi yang
tepat dan sesuai kemampuan/skill yang dimiliki.
c. Kegiatan dalam implementasi (Directing/actuating)
1) Mengimplementasikan proses kepemimpinan,
pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada
tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan
efisien dalam pencapaian tujuan
2) Memberian tugas dan penjelasan rutin mengenai
pekerjaan, menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
d. Kegiatan dalam Pengawasan (Controlling)
1) Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian
tujuan dan target sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan
2) Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas
penyimpangan yang mungkin ditemukan
3) Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai
masalah yang terkait dengan target dan tujuan
bisnis.
27
efisien. Manajemen adalah proses bekerja sama antara
individu dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam
mencapai tujuan, organisasi adalah sebagai aktivitas
manajemen. Maka dari itu penulis akan menguraikan
tujuan dan manfaat manajemen sebagai berikut.
a. Tujuan
Menurut Gibson, tujuan adalah proses penetapan
sasaran atau tujuan pekerjaan, proses goal setting
melibatkan atasan dan bawahan secara bersama-sama
dalam menentukan atau menetapkan sasaran atau
tujuan kerja yang akan dilaksanakan pekerja sebagai
pengemban tugas dalam periode tertentu.
Tujuan dapat dinyatakan melalui proses
penetapan tujuan secara tradisional ataupun dengan
memakai manajemen menurut tujuan.23 Sedangkan
menurut Oemar Hamalik tujuan manajemen adalah
sebagai berikut:
1) Secara umum manajemen bertujuan untuk
menyusun pengelolaan meliputi:
a) Administrasi organisasi kurikulum
b) Pengelolaan ketenagaan
c) Pengelolaan pembiayaan
23
Marto Silalahi, dkk, Dasar-Dasar Manajemen & Bisnis, (Yogyakarta,
Yayasan Kita Menulis, 2020), hlm. 64
28
d) Pengelolaan hubungan dengan masyarakat, yaitu
manajemen keterlaksanaan proses pembelajaran
yang relevan, efektif, dan efisien yang
menunjang tercapainya tujuan.
2) Secara khusus, manajemen bertujuan terciptanya
sistem pengelolaan yang relevan, efektif, dan
efisien yang dapat dilaksanakan dan mencapai
sasaran dengan suatu pola struktur organisasi
pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas.24
b. Manfaat
Bagi individu, manfaat manajemen kinerja antara
lain dalam bentuk: memperjelas peran dan tujuan,
mendorong serta mendukung untuk tampil baik,
membantu pengembangan kemampuan dan kinerja,
peluang menggunakan waktu secara berkualitas, dasar
objektivitas dan kejujuran untuk mengukur kinerja,
serta memformulasi tujuan dan rencana perbaikan cara
bekerja dikelola dan dijalankan.25
24
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung,
Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 78
25
Nursam, Nasrullah. Manajemen Kinerja, Kelola: Journal of Islamic
Education Management 2.VOL.II, 2017.
29
1) Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, baik secara pribadi maupun organisasi.
2) Membantu membuat strategi yang lebih baik
dengan menggunakan pendekatan yang lebih
sistematis, logis, rasional pada pilihan strategi.
3) Membantu keseimbangan di antara tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
4) Adanya manajemen, berguna untuk mencapai
efisiensi dan efektivitas serta menjaga
keseimbangan dari bernagai tujuan.
5) Meningkatkan kesadaran akan ancaman external,
sehingga terbiasa mempersiapkan rencana lain atas
kejadian yang tidak diinginkan dari faktor luar.
6) Memberikan tingkatan kedisiplinan dan formalitas
kepada menajemen kegiatan kita.26
B. PENGASUHAN SANTRI
1. Pengertian Pengasuhan Santri
Pengasuhan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
memiliki arti proses, cara, perbuatan mengasuh. Kemudian
diterjemahkan juga dalam kamus Oxford, the activity
bringin up a child as a parent yang artinya proses
membesarkan anak yang dilakukan orang tua. Selain orang
tua pengasuhan dapat dilakukan siapapun karena
26
Dian mentari, Manajemen Pembinaan Kegiatan Ektrakurikuler
Pramuka, n.p, 2017, hlm. 17
30
pengasuhan merupakan proses asuh yang dilakukan dengan
tujuan menjadikan seseorang menjadi mengerti, paham,
dan berproses menjadi lebih baik.
27
Elmanora, et. al., “Gaya Pengasuhan dan Perkembangan Sosial Emosi
Anak Usia Sekolah Pada Keluarga Petani Kayu Manis”, dalam Jurnal Ilmu
Keluarga dan Konsumen, Vol. V, No. 2. Hlm 128.
31
largerly individual journey that encompasses
connectedness, hope, and optimism about the future,
identity, meaning in life and empowerment. Yang
diterjemahkan dalam bahsa Indonesia berarti Peran
pengasuhan anak seringkali sangat penting bagi harga diri,
tujuan, dan harapan individu. Mengasuh anak dilihat
sebagai bagian penting dari pemulihan penyakit mental.
Pemulihan pribadi biasanya dikonseptualisasikan sebagai
Sebagian individu yang berhubungan dengan harapan dan
optimism masa depan, identitas diri, makna hidup dan
pemberdayaan.28 Kemudian evaluasinya diukur dari
kepuasan mengasuh anak, pemberdayaan orang tua, dan
kualitas hidup orang tua. Namun satu-satunya hasil yang
meningkat lebih dari 10% dan berbeda secara signifikan
dari kelompok penelitian adalah kualitas hidup orang tua.29
28
Learmy, M., Bird, V. dkk., Conseptual framework for personal
recovery in mental health: Systematic review and narrative syntehesis. (The
British Journal of Psychiatry,2011) Hlm. 445-452
29
Bonfils, K. A., Adams, E. L., dkk, Parenthood and severe mental
illness: Relationships with recovery. (Psychiartic Rehabilitation Journal, vol.
37, 2014), hlm 186-193.
32
kaum santri adalah kelas literasy bagi orang jawa yang
berusaha mendalami agama melalui kitab-kitab bertulisan
dari bahasa Arab.30 Para santri belajar berbagai ilmu agama
tersebut ditempat yang bernama pesantren. Menurut
Zamakhsyari Dhofier perkataan pesantren berasal dari kata
santri, dengan awalan pe- di depan dan akhiran -an berarti
tempat tinggal para santri. Menurut John E. Kata “santri”
berasal dari Bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji.31
30
Yasmadi, Modernisasi Pesantren, (Ciputat: PT Ciputat Press, 2005),
hlm. 61.
31
“Pelanggaran Santri terhadap Peraturan Tata Tertib Pondok Pesantren
Tarbiyatut Tholabah Kranji Lamongan”, Jurnal Kajian Moral dan
Kewarganegaraan, Vol 02 Nomer 03 Tahun 2015, 740-753, (Surabaya: Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya, 2015), hlm. 743.
33
ketrampilan, kualitas, serta tanggung jawab. Ditujukan
terhadap santri yang masih dalam proses pembelajaran dan
Pendidikan di sebuah pesantren.
2. Pola Pengasuhan
Pola pengasuhan mengenai peraturan yang dilakukan
pesantren sangat beragam, setiap pesantren memiliki
perbedaan dalam pola asuh para santrinya. Pola asuh yang
dilakukan oleh pesantren mempunyai kesamaan dengan
pola asuh yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya
hanya saja peran orang tua digantikan oleh seorang guru
32
Pangestika, A. W., & Nurwati, N. (2020). Fungsi Lembaga Pembinaan
Khusus Anak dalam Melaksanakan Program Pembinaan Berbasis Budi Pekerti
pada Anak Didik Pemasyarakatan. Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian
Sosiologi, 4(2), 104
34
atau yang disebut ustadz. Menurut Dian Novita dalam pola
asuh dibagi menjadi tiga macam, antara lain33:
33
Dian Novita, Pengaruh Pola Pengasuhan Orang Tua dan Proses
Pembelajaran Terhadap Tingkat Kreativitas Anak Prasekolah (4-5 Tahun),
Jurnal Pendidikan, Vol. 16, No. 2, September 2015, hlm. 103.
35
pola asuh yang lainnya, tidak suka memberikan tekanan
atau ancaman pada anak pada setiap tindakannya,
bersedia memberikan kesempatan pada anak dalam
mengambil keputusan namun sedikit memberikan
bimbingan pada anak. Orang tua yang menggunakan
pola asuh ini biasanya bersikap hangat pada anak
sehingga seringkali disukai anak.
34
Mualifah, Psycho Islamic Smart Parenting, (Jogjakarta: Diva Press,
2009), hlm. 45-49.
36
b. Pola Asuh Autoritatif
Ciri-ciri dari pola asuh autoritatif adalah:
1) Antara hak dan kewajiban diberikan harus seimbang
2) Pengambilan keputusan dalam keluarga juga melibatkan
anak
3) Melakukan komunikasi dua arah, dan mengendalikan
serta mengarahkan kegiatan anak baik aspek intelektual
atau sosial sesuai usia anak tersebut
4) Memberikan hukuman terhadap anak dengan alasan
yang kuat
5) Tidak membatasi potensi anak serta selalu mendukung
setiap kegiatan yang bersifat positif
c. Pola Asuh Permisif
Adapun pola asuh ini memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Terlalu memberikan kebebasan terhadap anak tanpa
melakukan pengawasan
2) Tidak mendidik anak untuk belajar bertanggung jawab
3) Memberikan hak kepada anak dengan porsi hak orang
dewasa, serta membebaskan anak untuk mengatur
dirinya sendiri
4) Kurang peduli terhadap anak.
37
bentuk pola asuh memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing, semua tergantung dengan bagaimana
pengasuh melihat karakter setiap anak. Dari situlah sang
anak mendapat kenyamanan dan sang pengasuh lebih
mudah dalam menjalankan kewajibannya.
35
Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di
Sekolah, (Yogyakarta: Laksana, 2011), hlm. 19.
38
sebagai keadaan yang menunjukan terhadap nilai-nilai
ketaatan, keteraturan, kesetiaan, ketertiban seseorang
dengan berperlilaku sesuai dengan norma yang khususnya
ada di pesantren sehingga dapat dipraktekkan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dengan dilakukan secara sadar dan ikhlas.
39
bertugas 24 jam tidak lepas dari kegiatan disiplin baik
disiplin dalam hal ibadah (Ubudiyah), bahasa ataupun
aktivitas sehari-hari. Dalam tugasnya Majelis
Pengasuhan dibantu oleh Organisasi Santri
Ikhwanushofa. Dalam prakteknya Majelis pengasuhan
berfungsi sebagai pembimbing dan fungsi kontrol
membawahi beberapa sub bagian terutama bagian
ibadah (Ubudiyah), bagian nahdha, bagian kesehatan,
mabikori, dan bagian ekstrakurikuler.36
b. Pondok Modern Darussalam Gontor
Pondok Modern Darussalam Gontor mempunyai
lembga yang membidangi dalam pola asuh yang
disebut Pengasuhan santri secara keseluruhan lembaga
tersebut berfungsi sebagai pembinaan, penerapan
disiplin, peningkatan ibadah, pembentukan mental dan
karakter santri, hingga berbagai aktivitas
esktrakurikuler sebagai penunjang sebuah proses
pendidikan daan pengasuhan di pesantren. Lembaga
pengasuhan langsung ditangani oleh Bapak Pengasuh
Pondok Modern Darussalam Gontor yaitu K.H. Hasan
Abdullah Sahal, membawahi organisasi santri
Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM), yaitu
organisasi siswa KMI yang terdiri dari beberapa
36
Website Pesantren La Tansa, https://latansa.sch.id/majlis-pengasuhan/,
diakses pada selasa 23 agustus 2022.
40
bagian termasuk menangani masalah kedisiplinan
peribadahan santri setiap hari.
Kemudian dalam meningkatkan kedisiplinan
ibadah OPPM mempunyai bagian-bagian yang
menunjang yaitu dari bagian ta’lim sebagai
pengajaran, Ta’mir sebagai pengawasan peribadahan
santri di Masjid, kemudian Amn sebagai keamanan
dalam mendisiplinkan santri.37
c. Pondok Modern Ummul Quro’
Pondok Modern Ummul Quro’ dalam pola asuhnya
kepada santri dalam menciptakan lingkungan kerja 24
jam dalam hal pengasuhan dari guru ke murid
mempunyai struktur khusus yang saling berkaitan,
diantaranya:
1) Majelis Pembimbing Organisasi (MPO), berfungsi
sebagai penanggung jawab kegiatan sehari-hari
santri di asrama. MPO diberi kewenangan untuk
mengambil kebijakan di tingkat organisasi santri.
2) Penanggungjawan pengajaran Al-qur’an, berfungsi
sebagai penanggungjawab kegiatan pengajaran Al-
qu’am di pesantren.
37
Website Gontor, https://www.gontor.ac.id/lembaga/pengasuhan santri,
diakses pada rabu 24 agustus 2022.
41
3) Penanggungjawab pengajian kitab, berfungsi
sebagai penanggungjawab kegiatan belajar-
mengajar kitab kuning dipesantren.
4) Penanggungjawab program Niha’ie, berfungsi
sebagai penanggung jawab santri akhir kelas 6 di
pesantren terkait kedisiplinan ibadah, belajar
mengajar, pembinaan, dan pengawasan sebagai
pengurus.38
d. Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta
Pondok pesantren Darunnajah Jakarta atau dikenal
dengan Darunnajah Pusat dalam menangani pola asuh
santri pesantren membentuk Biro Pengasuhan Santri
(BPS). Dalam tugasnya BPS berperan 24 jam
menangani kegiatan-kegiatan ekstra ataupun
kehidupan santri sehari-hari dipesantren.
Biro Pengasuhan Santri tidak berjalan sendirian
melainkan dengan melibatkan bagian-bagian khusus,
seperti sekretaris, bedahara, keamanan, ataupun bagian
lain yang bertujuan dalam mengatur santri di
pesantren. BPS berperan sebagai pembimbing
sedangkan dalam pelaksanaannya diserahkan oleh
organisasi yang bernama Organisasi Santri Darunnajah
atau disingkat OSDN.
38
Website PM.UQI, https//pp-ummulquro.com/pimpinan-pesantren/,
diakses pada rabu 24 agustus 2022.
42
OSDN sebagai pelaksana sekaligus penguru yang
terjun langsung kepada santri mempunyai beberapa
bagian diantaranya bagian keamanan sebagai pengatur
jalannya kedisiplinan santri, ibadah atau ta’lim sebagai
pengatur kegiatan ibadah dan pengajaran, kebersihan,
dan bagian-bagian lain yang mempunyai tugas
masing-masing dalam mengatur kegiatan santri selama
24 jam di luar jam sekolah.39
e. Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo Kendal
Pondok Pesantren Darul Amanah mempunyai
bagian yang mengatur pola asuh santri yang biasa
disebut Bagian Pengasuhan. Bagian Pengasuhan
Pondok Pesantren Darul Amanah menurut Ustadz H.
Muhammad Nasirudin, S. Pd. I adalah bagian yang
mengatur segala kedisiplinan santri, memberi suri
tauladan kepada santri, dan sebagai lembaga yang
menganyomi santri terkait masalah-masalah yang ada
di pesantren. Bagian pengasuhan santri juga sangat
berperan penting dalam mendisiplinkan kegiatan
peribadahan santri.
Dari segi ibadah pengasuhan bertugas memberi
ketegasan kepada santri dalam waktu-waktu ibadah,
sebagai penasehat bagi santri yang bermasalah
39
Hidayat, Rahmat. “Peran Biro Pengasuhan Santri terhadap
permasalahan santri di Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta
Selatan”, 2011.
43
terkhusus agar santri tidak bermalas-malasan dan
selalu istiqomah melaksanakan kegiatan ibadah
dimulai dari sholat, puasa, membaca Al-que’an
ataupun kegiatan lain dalam rangka meningkatkan
kualitas ibadah.
Dalam menegakkan seluruh program pengasuhan
Pondok Pesantren Darul Amanah membentuk bagian
pengurus yang berasal dari santri yang biasa di kenal
dengan Organisasi Santri Darul Amanah (OSDA).
Dalam penegakkan disipin kepada santri
terkhususnya Bagian pengasuhan santri mempunyai
pedaoman yang dinamakan Buku Pedoman Khutbatul
Arsy’ yang di dalamnya berisi seluruh tata tertib,
standar operasional dan kebijakan konsekuensi ketika
santri bermasalah ataupun melanggar.40
C. KEDISIPLINAN BERIBADAH
1. Pengertian Kedisiplinan
Disiplin adalah sifat yang wajib dimiliki oleh setiap
manusia, kedisiplinan adalah suatu kebiasaan yang baik
dalam sebuah pola kehidupan di masyarakat. Bahkan
sebagian orang percaya bahwa apabila sifat disiplin
tertanam pada diri manusia maka akan menjadi sebuah
40
Hasil wawancara dengan Ustadz H. Muhammad Nasirudin, S. Pd. I.
Selaku Kepala Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo
Kendal, Hari ahad 26 Juni 2022, Pukul 18.30, melalui panggilan telepon aplikasi
WhatsApp.
44
kunci kesuksesan dalam segala hal yang akan dicapai.
Allah Swt. Berfirman:
قُل ُكلٌّ يَع َم ُل َع ٰلى َشاكِلَتِهٖۗ فَ َربُّ ُكم اَعلَ ُم ِِبَن ُه َو
41
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Hidayah (Al-Qur’an Tafsir
Per Kata Tajwid Kode Angka), Banten: P.T. Kalim, 2011, 17:84.
42
Ferdinandus E.D, “Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap
kedisiplinan Peserta Didik Di Sekolah Dasar”, (E-Journal, Edukatif: Jurnal
Ilmu Pendidikan, Vol III, no. 6, 2021). Hlm. 3680
45
kebiasaan baik yang semestinya dilakukan dilingkungan
tersebut.
2. Konsep Kedisiplinan
Kedisiplinan yang diterapkan dengan baik dalam
proses pendidikan akan menghasilkan mental, watak, dan
kepribadian yang kuat bagi anak yang masih pada taraf
belajar. Di lingkungan sekolah anak didik belajar
mendisiplinkan diri dengan belajar membaca, belajar
mencintai buku, dan belajar bagaimana caranya belajar
sosial dengan teman-temannya. Semua itu akan berhasil
apabila guru dapat menerapkan kedisiplinkan diri dengan
baik terhadap siswanya. Sikap disiplin seseorang akan
terbentuk jika disiplin ditanamkan secara serentak
diseluruh lingkungan kehidupan masyarakat, termasuk
dalam lingkungan pendidikan, pekerjaan, bahkan pada
level berbangsa dan bernegara. Penanaman sikap disiplin
harus terwujud dengan pemeliharaan kedisiplin dan
pembinaan secara kontinuitas, karena kedisiplin sebagai
46
sikap mental dapat berubah sewaktu-waktu dan dapat
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.43
a) Faktor internal
faktor internal yang pertama adalah minat, minat
merupakan sikap awal penerimaan diri dari luar, sikap
ini sebagai tolak ukur arah tujuan yang akan di capai.
Kedua adalah Emosi, emosi merupakan suatu keadaan
yang menyertai terhadap penyesuaian diri secara umum,
keadaan yang merupakan sebagai penggerak mental dan
fisik bagi individu dan dapat dilihat melalui tingkah laku
diri dari luar.
b) Faktor eksternal
Faktor eksternal disini lebih kompleks dalam
pengaruhnya terhadap kedisiplinan. Antara lain yang
pertama adalah sanksi dan hukuman, menurut Kartono
“hukuman adalah perbuatan yang secara intensional
diberikan sehingga menyebabkan penderitaan lahir
batin diarahkan untuk membuka hati nurani dan
penyadaran si penderita akan kesalahannya”.44 Fungsi
43
Mz, Ihsan, Peran konsep diri terhadap kedisiplinan siswa. (NALAR:
Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, 2, 2018), vol. I, hlm. 1-11.
44
Mz, Ihsan, Peran konsep diri terhadap kedisiplinan siswa. (NALAR:
Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, 2, 2018), vol I, hlm. 1-11.
47
hukuman dan sanksi disini sebagai penyadaran akan
suatu hal dilakukan. Jika seorang individu menerima
hukuman maka akan terjadi sebuah motivasi diri agar
lebih baik dari sebelumnya. Sistem motivasi tersebut
akan berpengaruh menurunkan kecenderungan
mengulangi terhadap sikap yang mengakibatkan dirinya
menerima hukuman. Faktor kedua yaitu Kondisi
lingkungan, kondisi lingkungan yang buruk akan
cenderung berpengaruh terhadap sikap individu begitu
pula sebaliknya sikap lingkungan yang baik akan
berpengaruh terhadap proses perkembangan belajar
yang positif.
Selanjutnya ada aspek yang mempengaruhi
kedisiplinan, antara lain: pertama sikap mental, yang
merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau
pengembangan dan latihan pengendalian pikiran dan
pengendalian watak, Kedua pemahaman yang baik
mengenai sistem atau perilaku, norma, kriteria, dan
standar yang sedemikian rupa sehingga pemahaman
tersebut memberi pengertian yang mendalam atau
kesadaran, bahwa ketaatan akan norma, aturan, kriteria
dan standar tadi merupakan syarat mutlak untuk
mencapai keberhasilan. Ketiga, sikap kelakuan secara
wajar menunjukkan kesungguhan hati, untuk mentaati
segala hal secara cermat dan tertib.
48
3. Pengertian Ibadah
Ibadah adalah segala tindakan ritual yang didasari oleh
syariat beragama. Ibadah juga mempunyai makna
pengabdian. Secara luas, ibadah mempunyai arti segala
sesuatu yang mencakup seluruh kegiatan manusia ketika
hidup di dunia, termasuk kegiatan duniawi sehari-hari yang
dilakukan dengan niat serta melibatkan sikap batin dari hati
dalam pengabdian serta penghambaan diri kepada Allah
SWT. Dalam pengertian ibadah ini Sholihin
mengemukakan pendapatnya bahwa manusia tidak lebih
dari makhluk lain yang telah diberi akal, ia harus mencari
kehidupan yang haq berupa kesadaran penuh bahwa makna
serta tujuan diciptakan manusia ialah mencari keridhaan
dari Allah SWT seperti melalui shalat.45
Pengertian ibadah secara bahasa memiliki arti tunduk
atau merendahkan diri. Sedangkan secara istilah atau
syara’, ibadah merupakan suatu bentuk ketaatan yang
dilakukan dan dilaksanakan sesuai perintah-Nya,
merendahkan diri kepada Allah SWT dengan rasa
kecintaan yang sangat tinggi dan mencakup atas seluruh
aspek terhadap apa yang Allah ridhai baik yang berupa
45
Muhammad Sholikhin. The Miracle of Shalat (Mengungkap
Kedahsyatan Energi Shalat). (Jakarta: Erlangga, 2011), hlm. 15
49
suatu ucapan atau perkataan maupun perbuatan yang
dhahiriyah ataupun bathiniyah.46
Keberadaan manusia dimuka bumi ini adalah sebagai
hamba Allah, jiwa raga hanya milik Allah, hidup matinya
ada di tangan Allah, rizki miskin kayanya ketentuan Allah,
dan diciptakan hanya untuk ibadah atau menghamba
kepada-Nya. Sebagaimana Allah SWT. Telah berfirman
dalam Al-Qur’an pada surah al-Dzariyat ayat 56:
46
Nasuha Nasuha, Muh Fadli Fajrin, Muhammad Arsyam. Ibadah Sebagai
Aspek Ritual Ummat Islam, (jurnal Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darud
Dakwah Wal-Irsyad (DDI) Kota Makassar, Indonesia), hlm. 2
47
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Hidayah (Al-Qur’an Tafsir
Per Kata Tajwid Kode Angka), Banten: P.T. Kalim, 2011, 51: 56
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian, peneliti memilih lokasi penelitian di
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor yang
beralamat di Jl. Argapura RT.02 RW.03, Argapura,
Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Peneliti
memilih Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor.
Penelitian dilakukan dua tahap, Pertama tahap pendahuluan
yang telah dilaksanakan dimulai dari 22 September 2021 dan
akan di adakan penelitian kedua pada tanggal 26 januari 2022.
51
gambaran secara aktual dan akurat. Adapun metode penelitian
yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang di peroleh untuk
melengkapi data primer berupa buku-buku, artikel,
dokumen-dokumen atau laporan yang dapat mendukung
52
pembahasan dalam kaitannya dengan penelitian ini dan
informasinya. Serta hasil observasi di perpustakaan offline
ataupun online melelui internet.
1. Observasi
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa,
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-
proses pengamatan dan ingatan.48
Secara umum observasi adalah cara dalam
menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan
dengan mengadakan sebuah pengamatan yang sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang akan dijadikan objek
pengamatan.49
48
Prof. Dr. Sugiono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D,
(Bandung: ALFABETA, cet 1, 2019), hlm. 203
49
I Made Putrawan, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta:
Grasindo, 2008), hlm. 16
53
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil.50
Untuk mendapatkan informasi, peneliti mencari
informan yang representatif dengan cara memberi kriteria
awal untuk mendekati narasumber, diantaranya:
a. Ketua bagian Pengasuhan santri sebagai informasi
kunci.
b. Guru atau Asatidz Pelaku Pengasuhan santri, karena
mereka yang mengetahui profil dan karakter masing-
masing santri.
c. Pengurus Santri, sebagai objek yang mendapatkan
proses dan pelaku lapangan kegiatan Pengasuhan santri.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode yang digunakan
untuk mencari data mengenai hal atau informasi yang
berhubungan dengan penelitian untuk memperoleh data
langsung dari tempat penelitian, dapat berupa catatan
peristiwa yang sudah berlalu, buku-buku, peraturan-
50
Prof. Dr. Sugiono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, cet. 1, 2019), hlm. 195
54
peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, maupun data lain
yang relevan dengan penelitian.
1. Reduksi
Reduksi dalam penelitian ini peneliti mengamati
data-data yang ada di Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining, berlangsung selama proses penelitian sampai
tersusunnya laporan akhir penelitian. Mereduksi data
dengan merangkum, memilih, memfokuskan hal yang lebih
penting dan membuang data yang dianggap tidak
diperlukan.
51
Prof. Dr. Sugiono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, cet. 1, 2019), hlm. 320
55
2. Penyajian Data
Data yang sudah di reduksi akan disajikan dalam
bentuk uraian singkat berupa teks yang bersifat naratif.
Model penyajian tersebut akan lebih mudah dipahami
sehingga melancarkan rencana kerja selanjutnya.
3. Validasi data
Memverifikasi seluruh data dalam setiap kategori,
dengan mencari makna esensial dari setiap tema yang
disajaikan dalam teks naratif yang berupa fokus
penelitian. Metode ini bertujuan memberikan penjelasan
secara deskriptif agar membantu pembaca mengetahui
apa yang terjadi di lingkungan pengamatan, seperti apa
pandangan partisipan yang berada di latar penelitian.
F. Validitas Data
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat
dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang
dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi
pada objek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa
kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak
bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi
manusia, dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses
mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya.52
52
Prof. Dr. Sugiono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, cet. 1, 2019) hlm. 363
56
Oleh karena itu, jika data yang terkumpul masih kurang
relevan dan atau kurang memadai, maka akan diadakan
pengecekan dan penyaringan data sekali lagi untuk
mendapatkan validitas yang tinggi. Pengecekan yang akan
dilakukan yaitu menggunkan uji kredibilitas. Untuk
mengetahui keabsahan data peneliti menggunakan metode
triangulasi.
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
58
2. Sejarah Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining
Bogor
a. Masa Pendirian
Pondok Pesantren Darunnjah 2 Cipining adalah
salah satu dari Pondok Pesantren Modern Darunnajah
yang tersebar di 17 lokasi di seluruh penjuru Nusantara.
Awal mula didirikan pada 18 Juli 1988 dibawah
naungan Yayasan Darunnajah. Ide awal didirikannya
Cabang kedua Pesantren Darunnajah adalah Pada tahun
1985-1986 mulai dirasakan bahwa Pondok Pesantren
Darunnajah 1 Ulujami yang berada di Jakarta Selatan
tidak dapat menampung seluruh peminat yang
mendaftar. Hal ini mendorong pendiri Pesantren untuk
segera mencari lokasi lain guna membuka Pesantren
baru sebagai pengembangan dari Pesantren yang telah
ada, agar dapat menampung minat para calon santri
pendaftar tersebut.
Maka pada tahun 1986 akhirnya ditemukanlah di
Kampung Cipining, Desa Argapura, Kecamatan
Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lalu dimulai
pembelian tanah tegalan dan perkebunan milik
penduduk, dari hasil iuran santri Darunnajah Ulujami
dan donatur serta para dermawan. Selanjutnya
dikukuhkan dengan persetujuan Gubernur Jawa Barat
(Tertuang dalam SK. No. 593.82/SK. 259.S/AGR-
59
DA/225-87, tanggal 24 Februari 1987) di lokasi seluas
70 hektar, memalui pembebasan tanah wakaf sekitar 50
hektar dan sisanya sekitar 20 hektar dalam upaya
pembebasan. Kemudian Pada tahun 1987 dimulai
pembangunan 16 ruang kamar dan kelas serta beberapa
bangunan lain yang kemudian dapat diselesaikan pada
bulan Juni 1988.53
Pada tanggal 18 Juli 1988, diresmikanlah
pembukaan Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
dipimpin oleh KH. Jamhari Abdul Jalal Lc, alumni
KMI/ IPD Gontor dan Universitas Ummul Quro Mekah
dengan program pendidikannya dengan jumlah santri
putra sebanyak 200 orang (kelas I Tarbiyatul Mu’allimin
Al Islamiyah/ I MTs) dan memiliki perkembangan yang
sangat pesat hingga di umur 33 tahun Pondok pesantren
Darunnajah 2 cipining yang terletak di Kabupaten Bogor
merupakan pesantren Darunnajah cabang kedua berada
di atas lahan seluas ±170 hektare dengan jumlah santri
±2500 santri putra dan putri.54
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining berdiri di
bawah naungan Yayasan Darunnajah dan merupakan
pengembangan dari Pondok Pesantren Darunnajah 1
53
Dr. K.H. Sofwan Manaf, M. Si, Khutbatul Arsy Kedua, (Jakarta:
Darunnajah Press, 2016), hlm. 56-57
54
Website www. Darunnajah.com (online),
(https://darunnajah.com/keunggulan-pesantren-darunnajah/, diakses 30 mei
2022).
60
Ulujami Jakarta Selatan. Kurikulum, sistem pengajaran
dan jenis aktifitas santrinya sama.
b. Letak Geografis
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining berada di
atas tanah wakaf seluas 93 ha, di Desa Argapura
Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Propinsi Jawa
Barat. Lokasinya strategis yakni di tepi jalan raya yang
menghubungkan antara:
1) Jakarta/Tangerang dengan Jasinga/Bogor, melalui tol
Jakarta Merak, Bitung LPPU Curug, Legok dan
Parung Panjang,
2) Bogor/Bandung dengan Jakarta/Tangerang, melalui
Ciampea, Leuwiliang, Cigudeg dan Bunar/Kadaka.
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining adalah
lembaga pendidikan dan da’wah Islam yang independen
tidak berafiliasi kepada partai politik dan/atau organisasi
massa tertentu. Juga tidak terlibat/berhubungan dengan
kelompok/sekte atau ajaran di luar ahlu sunnah wal
jama’ah maupun yang dilarang oleh Pemerintah
Republik Indonesia. “Berdiri Di Atas Dan Untuk Semua
Golongan”.
c. Keadaan santri
61
lembaga sudah terakreditasi “A”. diantaranya terdapat
PAUD, TK, MI, SMP/MTS, MA/SMK bahkan hingga
Perguruan Tinggi. Di samping itu, Pesantren juga
memfasilitsi asrama bagi santri yang masih duduk di
bangku SD/MI yang di sebut dengan Santri cilik
(Sanlik).
62
10) Majlis Ta'lim, masyarakat/kaum Ibu. (Pengantar TK,
MI dan masyarakat umum sekitar Pesantren).
11) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berasrama dan
nonasrama, putra/putri.
d. Keadaan Bangunan dan Sarana Pra Sarana Pesantren
Pada masa awal didirikan bangunan yang didirikan
adalah pada tahun 1987 dimulai pembangunan 16 ruang
kamar dan kelas serta beberapa bangunan lain yang
kemudian dapat diselesaikan pada bulan juni 1988.
Pada tanggal 18 juli 1988 diresmikan pembukaan
pondok pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor dan
Program pendidikannya dengan jumlah santri 200 orang
terdiri dari (kelas 1 Tarbiyatul Mu’alimin AL-
Islamiyah/1 Mts). Hampir seluruh santri berasal dari
peminat yang mendaftarkan diri di Pondok Pesantren
Darunnajah 1 Ulujami Jakarta. Kemudian ditahun kedua
mengalami pelonjakan peminat dan pada akhirnya
sarana pra sarana mulai kembali dibangun.
Dari tahun ke tahun hingga sampai saat ini Pondok
Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor mengalami
perkembangan dalam hal pembangunan sarana pra
sarana dan fasilitas guna meningkatkan semangat
belajar para santrinya terdapat beberapa kampus
diantaranya kampus 1 dikhususkan untuk santri putri,
kampus 2 dikhususkan untuk santri tahfidz putra dan
63
santri cilik, dan kampus 3 untuk santri mukim putra,
berikut tercatat data Gedung dan asrama putra tercatat
antara lain:
1) Kampus 2 (Kampus Santri Tahfidz dan Santri Cilik)
Tabel 4. 1 Data Gedung dan asrama kampus 2
Tahun
No Nama Gedung Peruntukan Dibangu
n
Shalat Berjamaah
1 Masjid/Mushalla
Santri Cilik 2004
MCK dan tempat
2 MCK Masjid
wudhu masjid 2004
Tempat tinggal
Asrama Sanlik
3 santri cilik putra
Pa (Kampus 4)
dan puti 2014
Tempat tinggal
4 Asrama Putra Sabtri Tahfidz
putra 2014
Tempat tinggal
5 Asrama Asatidz
asatid putra 2000
6 MCK Pa MCK santri putra 2014
MCK asatidz
7 MCK Asatidz
putra 1990
8 Kelas No1-4 Ruang kelas putra 1991
9 Kelas No 5 Ruang kelas putra 1991
Gedung
10 Perkantoran + Ruangan Lab dan
Lab perkantoran 1997
Rumdin Guru 1 Rumah dinas guru
11
keluarga 1987
Rumdin Guru 2 Rumah dinas guru
12
keluarga 1993
13 Rumdin Guru 3 1991
64
Rumah dinas guru
keluarga
Rumdin Guru 4 Rumah dinas guru
14
keluarga 1994
Kantin + Koperasi dan
15
Math’am kantin santri 2016
Warung serba ada
16 Waserda peralatan sekolah
dll 1997
Koperasi 2 Koperasi sekolah
17
Bawah 1999
Ruangan makan
Ruang Makan
18 dan tempat duduk
Santri Kampus 2
santri 2015
Ruang Makan Ruang makan
19
SANLIK santri cilik 2014
20 Oven Kayu Pengovenan kayu 2015
Gudang
21 Gudang Kayu
penyimpanan kayu 2017
Kantor
22 Kantor Oven
pengovenan 2015
Gudang
23 Gudang Oven
penyimpanan 2015
Gd tahfidz baru Asrama santri
24 barat tahfidz 2018
Gd Tahfidz baru Asrama santri
timur tahfidz
25 2018
65
2) Kampus 3 (Kampus Santri Putra)
Tabel 4. 2 Data Gedung dan asrama kampus 3
Tahun
No Nama Gedung Peruntukan
Dibangun
Asrama Putra 3, Shalat Berjamaah
termasuk MCK, Santri Tahfidz
Mushalla, Aula, dan Putri atas
Kantin/Walapa,
1 Laundry, 2012
Math’am
66
11 Gardu Listrik Gardu listrik 2012
Gedung Praktek Ruang praktek
12 2016
SMK siswa SMK
Mushola
13 Cikarang Baru Tempat Sholat 2016
siswa
Gedung
14 Muhammad Al Ruangan kelas 2018
Fatih dan kantor
Kolam Renang Tempat renang
15 2015
santri
Ruang Jaga Gardu pos jaga
16 2015
kolam renang
Kamar Bilas Kamar ganti
17 2015
kolam renang
18 Posko Posko Kesehatan 2016
19 Warman Warung Taman 2018
3. Kurikulum Pesantren
67
pula (ilmu-ilmu) agama Islam diajarkan dengan Bahasa
Arab (tujuannya antara lain agar santri/siswa mampu
memahami dan menerangkannya dengan bahasa aslinya).
Adapun bidang studi lainnya diajarkan dalam bahasa
Nasional.
Untuk lebih menunjang penguasaan bahasa Arab dan
bahasa Inggris, diselenggarakan juga kegiatan-kegiatan
extrakurikuler yang mendukung, anatara lain: Muhadhoroh
(latihan berpidato Bahasa Arab/Inggris,
muhadatsah/conversation, penerbitan majalah dinding,
pemberian mufrodat/kosakata baru Bahasa Arab/Inggris
penindakan pelanggar disiplin bahasa.
Adapun unit-unit pendidikan yang diselenggarakan
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Bogor yaitu
sebagai berikut:
a. Tarbiyatul Mu'allimin wa al-Mu'allimat al Islamiyah
(TMI), berasrama, putra putri.
b. Raudhatul Athfal, non asrama, putra putri.
c. Taman Pendidikan Al-Qur’an, non asrama, putra putri.
d. Madrasah Ibtidaiyah, berasrama dan non asrama, putra
putri.
e. Madrasah Diniyah/Sekolah Agama, non asrama, putra
putri.
f. Madrasah Tsanawiyah, berasrama dan non asrama,
putra putri.
68
g. Madrasah Aliyah, berasrama dan non asrama, putra
putri.
h. Pesantren kanak-kanak, berasrma, putra putri.
i. Sekolah Menengah Pertama (SMP), berasrama dan non
asrama, putra/putri.
j. Majlis Ta'lim, masyarakat/kaum Ibu. (Pengantar TK, MI
dan masyarakat umum sekitar Pesantren).
k. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berasrama dan
nonasrama, putra/putri.
Muttaqien : Bertaqwa
‘Amil : Terampil
69
Terdapat juga panca jiwa dan motto pesantren bagi
seluruh warga pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
sebagai pedoman dalam rangka meningkatkan kualitas diri
sebagai seorang muslim yang taat, yang berisi:
Panca Jiwa Pesantren
a. Keihklasan
b. Kesederhanaan
c. Ukhuwah Islamiyah
d. Berdikari
e. Kebebasan
Motto Pesantren
a. Berbudi tinggi
b. Berbadan sehat
c. Berpengetahuan luas
d. Berfikir bebas
e. Kreatif
Terdapat tujuan Pendidikan di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor yang sangat ditekankan
kepada para santri dan warga pesantren dalam
berlangsungnya proses Pendidikan dan pengajaran
terbagi menjadi tujuan umum dan khusus, antara lain:
a. Tujuan Umum
1) Membentuk dan mempersiapkan kader ulama yang
amilin dan sholihin agar mampu menyampaikan
70
da’wah Islamiyah kepada seluruh lapisan
masyarakat
2) Mempersiapkan guru-guru agama Islam
3) Mempersiapkan Pemimpin-pemimpin Muslim
yang kuas pengetahuannya
b. Tujuan Khusus
1) Mendalami pengetahuan tentang (ilmu-ilmu)
agama Islam/ Tafaqquh fi ad-dien
2) Melatih mu’amalah ma’a al Kholiq dan mu’amalah
ma’annas
3) Melatih kepemimpinan yang Tangguh dan
bertanggung jawab
4) Menyelenggarakan latihan-latihan mengajar
da’wah Islamiyah, baik dengan pidato (Khutbah/ ni
Lisan al-maqol), tulisan maupun dengan sistem dan
media Pendidikan.
Selain itu Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining
Bogor juga mempunyai tugas untuk mengadakan
pengkaderan umat untuk menjadi pemuka agama agar
menjadi panutan masyarakat dalam kehidupan umat
Islam. Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam kitab
Suci Al-qur’an;
71
ۤ
َوَما َكا َِن ال ُْم ْؤِمنُ ْو َِن لِيَ ْن ِف ُرْوِا َكافَةِ فَ لَ ْوَِّل نَ َف َِر ِم ِْن ُك ِِل
ۤ
الديْ ِن َولِيُ ْن ِذ ُرْوا قَ ْوَم ُه ِم
ِ ف ِ ِ فِ ْرقَةِ ِم ْن ُه ِْم طَا ِٕى َفةِ لِيَ تَ َف َق ُه ْوا
( اِ َذ َار َجعُْْٓوا١٢٢:اِل َْي ِه ِْم ل ََعلَ ُه ِْم ََْي َذ ُرْو َِن )التوبة
55
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Hidayah (Al-Qur’an Tafsir
Per Kata Tajwid Kode Angka), Banten: P.T. Kalim, 2011, 9: 122
72
5. Sumber Daya Manusia Pondok Pesantren Darunnajah
2 Cipining Bogor
73
sebagainya. Hingga pelosok daerah-daerah diluar Jawa
seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Palembang,
Lampung, Jambi, Bengkulu, Riau, NAD, Medan,
Sulawesi, Nusa Tenggara, sampai Papua berkumpul,
Bersatu bersama dalam Jihad Li Tholabil ‘Ilmi di
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor yang
tercinta ini.
74
Table 4. 4 Data Struktur Asatidz Departemen
Pengasuhan Santri
PIMPINAN PESANTREN
K. H. Jamhari Abdul Jalal, L.C
PENGAWAS
Drs. Abdul Rosyid bin Saleh
Ngatijan bin Yani, S.Pd. I
PEMBINA
Musthofa Zahir, M. A
Ridho Makky, M. Pd. I
Nasikhun bin Sugik, S.E, M.M
DEPARTEMEN PENGASUHAN SANTRI
Direktur Utama : Sholehuddin Hidayat
Wakil Direktur : Zaenal Muttaqien, S. E
: Dimas Wijanarko
Rafi Ahmad Zairin
TU Pengasuhan Muhammad Kautsar A.
Rif’at Irfani
Musthofa Sa’id
Bendahara Pengasuhan : Bagus Saputro
: Mu'min Hidayat, S Pd. I
Kepala Asrama Putra
Abdul Hafidz
Kampus 3
Soni Arianto
Kepala Asrama Program : Asmari Ichsan, M. Kom
Santri Tahfidz Putra Sofyan Sauri
75
Kepala Asrama Santri : Imam Ghozali, S.Pd. I
Cilik Abu Sobirin
Kepala Divisi Keamanan : Helmi Marie
Wakil Divisi Keamanan : Muhajir Aziz
Kepala Divisi Bahasa : Jefri Zaki Bustari, Lc
Kepala Ibadah dan
Ta’mir : Hakim Tirmidzi Lubis
KETUA
Hakim Tirmidzi
Lubis
SEKRETARIS BENDAHARA
Rum Royyan Fiki Indra
Nabil Fadhilla Anasrullah
KEGIATAN
Beni Candra
Hibatullah Mustar
Insan Kamil
76
terbentuk dari bagian keamanan, ibadah, dan ta’lim.
Sebagaimana terlampir:
Table 4. 6 Data Struktur Kepengurusan santri
77
Dari struktur Pengasuhan santri di tabel diatas
bagian pengasuhan memiliki peran dan tugas masing-
masing, dimulai dati keamanan, Bahasa, ataupun
peribadahan. Kemudian diikuti asatidz bagian divisi
ibadah yang mempunyai tugas khusus dalam
penanganan masalah kegiatan ibadah santri dalam
rangka meningkatkan program dan kualitas dalam hal
beribadah santri di Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining Bogor. Sebagai pelaksana lapangan divisi
tersebut dibantu oleh kepengurusan OSDC meliputi
bagian keamanan, ibadah, dan ta’lim agar
mengoptimalkan dari segi kualitas dan kedisiplinan
beribadah santri. Disini penulis meneliti tentang
manajemen pengasuhan santri dengan difokuskan di
dalam manajemen pengasuhan dalam meningkatkan
Ibadah santri putra di Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining Bogor.
78
santri terhadap perkembangan proses Pendidikan dan
pengajaran di pondok pesantren. Di pesantren sendiri
selain aspek keagamaan diperlukan aspek yang lain
seperti pembentukan mental dan karakter yang dinilai
dari kedisiplinannya maupun pembelajaran dan Bahasa
Arab dan Inggris sebagai salah satu program unggulan
pesantren.
Di dalam struktur pengasuhan di perlukan
manajemen yang baik dalam peningkatan segala aspek
guna mencapai suatu tujuan. Perencanaan awal
dibutuhkan dalam sebuah manajemen. Sebuah
manajemen dapat berjalan baik jika seluruh lapisan
anggota ikut serta dalam mencapai kesuksesan segala
sesuatu yang telah disepakati bersama. Dengan adanya
perencanaan dapat membuat kegiatan lebih efektif dan
efisien. Dengan kata lain, perencanaan adalah dasar
pokok acuan, gambaran dan patokan pelaksanaan
kegiatan agar dapat berjalan dengan baik sebagaimana
yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam hal ini juga
disampaikan oleh Ustadz Zainal Muttaqin, S.E selaku
Kepala Pengasuhan di Pondok Pesantren Darunnajah.
“Perencanaan itu sangat penting terutama sebelum
adanya kegiatan ataupun acara, di departemen
pengasuhan sendiri ketika menyusun rencana
tidak hanya cuma pengasuhan melainkan
melibatkan departemen-departemen lain seperti
bendahara keuanagan, ada bagian Humas, ada
79
bagian Pendidikan bertujuan agar tidak ada
kegiatan yang tumpah tindih terhadap kegiatan
satu dengan yang lain. Karena kesuksesan suatu
kegiatan ditentukan oleh suatu perencanaan yang
baik.”56
56
Hasil wawancara dengan Ustadz Zaenal Muttaqin, S. E. Selaku Kepala
Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 16
Juni 2022, Pukul 16.30, Di Rumah Dinas guru keluarga Kampus 3.
57
Hasil wawancara dengan Ustadz Hakim Tirmidzi Lubis. Selaku Kepala
Divisi Ibadah Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 12
Juni 2022, Pukul 19.45, Di Asrama Asatidz Kampus 3.
80
akan dijalankan. Apabila sudah dilakukan susunan
program langkah selanjutnya adalah
mensinkronkan jadwal kegiatan pengasuhan
terhadap bagian lain agar tidak bentrok, apabila
daftar sudah tersusun maka akan di musyawarahkan
di rapat yang beranggotakan divisi-divisi lain
seperti kepala asrama, pengurus santri, dan bagian-
bagian lain.”58
58
Hasil wawancara dengan Ustadz Zaenal Muttaqin, S. E. Selaku Kepala
Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 16
Juni 2022, Pukul 16.30, Di Rumah Dinas guru keluarga Kampus 3.
81
Di suatu departemen harus mempunyai organisasi
yang terstruktur dan sumber daya yang menempati harus
sesuai dengan keahlian-keahlian yang dikuasai. Pondok
Pesantren Darunnajah 2 Cipining dalam perekrutan
menggunakan sistem pengkaderan yang sudah dimulai
sejak menjadi santri. Ustadz Muhajir Aziz selaku kepala
divisi keamanan menuturkan tentang kaderisasi.
“Pengkaderisasian atau perekrutan di pesantren itu
diperlukan pengamatan khusus istilahnya benar-
benar orang yang terpilih, harus mempunyai rekam
jejak yang baik, apabila ada riwayat pelanggaran
yang berat tidak mungkin sulit menjadi kader di
pesantren.”59
59
Hasil wawancara dengan Ustadz Muhajir Aziz. Selaku Kepala Divisi
Keamanan Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 10 Juni
2022, Pukul 14.15, Di Gedung STAIDA Kampus 2.
60
Hasil wawancara dengan Ustadz Hakim Tirmidzi Lubis. Selaku Kepala
Divisi Ibadah Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 12
Juni 2022, Pukul 19.45, Di Asrama Asatidz Kampus 3.
82
memalui proses, dilihat dari riwayat Ketika menjadi
santri dan juga tidak memiliki rekam jejak pelanggaran
yang berat. Kemudian dipilih oleh biro SDM pesantren
kemudian di sahkan oleh Pembina pesantren.
Dalam mengemban Tugasnya Departemen
Pengasuhan dan divisi-divisi khususnya menyangkut
keamanan dan kedisiplinan pesantren juga dibantu oleh
pengurus dari santri yang disebut OSDC (Organisasi
Santri Darunnajah Cipining).
83
menjadikan santri yaitu Imama (Iman, Muttaqin,
‘alim, Mubaligh, ‘Amil).”61
61
Hasil wawancara dengan Ustadz Zaenal Muttaqin, S. E. Selaku Kepala
Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 16
Juni 2022, Pukul 16.30, Di Rumah Dinas guru keluarga Kampus 3.
84
serta merta mempunyai kewenangan dalam arti
kebebasan, melainkan masih dalam naungan asatidz
Pembina dari divisi masing-masing.
Selain peran divisi-divisi yang dibentuk dalam
sebuah bimbingan kepada santri Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining di setiap kampus dan asrama
mempunyai kepala asrama yang berfungsi sebagai
pembinaan dan pengasuhan bisa terkoordinasi dalam
asrama terutama ketika terjadi masalah. Ustadz Sony
Arianto menjelaskan dalam sebuah wawancara:
“Kepala asrama santri dalam tugasnya lebih
menjadi sebuah konselor bagi santri terutama dalam
masalah-masalah yang dialami mulai dari masalah
internal maupun eksternal pesantren. Pola asuh
yang diberikan kepada santri dinilai dari latar
belakang seorang santri bagaimana keluarganya,
dari mana mereka berasal, dan bagaimana ia
bersosial dalam lingkup teman dan lain sebagainya,
kemudian setelah semua itu sudah jelas maka
dilanjut dengan pelaksanaan bimbingan
konseling.” 62
62
Hasil wawancara dengan Ustadz Sony Arianto. Selaku Kepala Asrama
Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 25 Agustus 2022,
Pukul 20.00, Di Kantor keamanan Kampus 3.
85
yang kurang disiplin agar kemudian terjadi pola asuh
dengan cara bimbingan konseling secara khusus.
63
Hasil wawancara dengan Ustadz Zaenal Muttaqin, S. E. Selaku Kepala
Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 16
Juni 2022, Pukul 16.30, Di Rumah Dinas guru keluarga Kampus 3.
86
Pernyataan diatas menerangkan bahwa faktor
utama dalam hal kontroling terhadap terjalinnya
hubungan antar divisi adalah komunikasi. Media
komunikasi di era sekarang juga dipermudah dengan
adanya telepon genggam, diantaranya berkomunikasi
dengan media-media sosial seperti Whatsapp, E-mail,
Telegram, maupun media sosial yang lain yang
mempunyai fitur dalam berkomunikasi dengan banyak
orang.
Dalam kontroling divisi yang paling berperan di
lapangan adalah kepala asrama. Ustadz Sony Arianto
menjelaskan:
“Dalam kontroling kepada santri kita
mempunyai plan of control atau tahapan dalam
kontroling yang telah disetujui oleh pimpinan
pesantren. Dalam hal kontroling segala kegiatan
yang dilaksanakan pesantren divisi yang tertinggi
dalam menangani kontrol santri adalah dari divisi-
divisi asatidz, kemudian yang kedua diteruskan oleh
organisasi pengurus OSDC dari kelas 5 TMI, dan
selanjutnya oleh pengurus rayon masing-masing
rayon asrama, dan organisasi yang terakhir dalam
lingkup kecil adalah dalam lingkup kamar.”64
64
Hasil wawancara dengan Ustadz Sony Arianto. Selaku Kepala Asrama
Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 25 Agustus 2022,
Pukul 20.00, Di Kantor keamanan Kampus 3.
87
berkaitan dan bekerja sama agar menghasilkan
kedisiplinan yang diinginkan. Kemudian dalam hal
kontroling ibadah juga dijelaskan Ustadz Sony
Arianto, bahwa:
“Dalam kontroling ibadah santri yang
bertanggung jawab dalam kegiatan ibadah ke
masjid, cara berwudhu yang benar, puasa dan
lain sebagainya adalah santri itu sendiri. Dalam
artian santri di kontrol melalui tahapan-tahapan
sesuai tingkatan santri kelas 1 sampai 3 diatur
oleh kelas 4, kemudian kelas 4 diatur oleh
pengurus kelas 5 atau 6 (mudabbir), kemudian
mudabbir diatur oleh asatidz divisi ibadah.
Kontrol tersebut dilakukan karena terkait
ibadah sangat riskan dalam arti kegiatan yang
berhadapan dengan kerohanian dengan Allah
Swt. Untuk mendisplinkan diri dalam hal
ibadah.”65
65
Hasil wawancara dengan Ustadz Sony Arianto. Selaku Kepala Asrama
Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 25 Agustus 2022,
Pukul 20.00, Di Kantor keamanan Kampus 3.
88
hal itu bertujuan agar santri tidak melakukan sholat
masbuk bahkan sampai tidak melaksanakan sholat
jama’ah di Masjid, kemudian aspek selanjutnya
adalah aspek dalam hal kesisplinan dari keikhlasan
dan kerelaan santri, dimana dalam aspek ini santri
beribadah tanpa paksaan, suruhan, dan sebuah
ancaman hal tersebut bermaksud agar santri ketika
berjalan ke Masjid atas keinginan dan hati nurani
sendiri untuk mencapai ridho Allah Swt.”
66
66
Hasil wawancara dengan Ustadz Sony Arianto. Selaku Kepala Asrama
Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 25 Agustus 2022,
Pukul 20.00, Di Kantor keamanan Kampus 3.
67
Hasil wawancara dengan Ustadz Hakim Tirmidzi Lubis. Selaku Kepala
Divisi Ibadah Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Ahad 12
Juni 2022, Pukul 19.45, Di Asrama Asatidz Kampus 3.
89
kepala departemen pengasuhan santri juga menjelaskan
tentang waktu evaluasi.
“Evaluasi dari segi kegiatan atau agenda harus ada
evaluasi secara langsung ketika acara selesai, tetapi
berkaitan dengan evaluasi antar divisi-divisi
dilakukan seminggu sekali pada hari rabu, adapun
evaluasi besar-besaran dilakukan setiap satu tahun
sekali berupa laporan umum pertanggung jawaban,
semua departemen/biro menyampaikan program-
program yang terlaksana dan pencapaian program
tersebut didepan bapak pimpinan serta dewan guru
agar seluruh warga pesantren tahu terkait evaluasi
sejauh mana program pesantren terlaksana.”68
ُِ َِمنِ َكا َِن يَوُم ِهُ َخۡيا ِمنِ اَم ِس ِِه فَ ُه َِو َراب
ِ َوَمنِ َكا َن. ح
ومن كا ِن يومه َش ًّرا َ . يَوُم ِهُ مثل ِاَمسه فهو َمغبُون
(ِمنِ امسه فهو َملعُو ِن )احلكيم
68
Hasil wawancara dengan Ustadz Zaenal Muttaqin, S. E. Selaku Kepala
Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 16
Juni 2022, Pukul 16.30, Di Rumah Dinas guru keluarga Kampus 3.
90
Artinya: “Barangsiapa yang harinya
sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia
termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang
harinya sama dengan kemarin maka dia adalah
orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya
sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin
maka dia terlaknat.” (H.R. Al-Hakim).
91
“Tugas utama dari pengasuhan adalah bagaimana
santri bisa ibadah dengan baik dan bisa mempunyai
akhlaq, karena salah satu tolak ukur seorang santri
yaitu dari akhlaq dan ibadahnya, seseorang yang
mempunyai background dari pesantren tidak
mempunyai akhlaq itu keterlaluan. Maka dari itu pak
kyai selalu memperingati kami (Bagian Pengasuhan)
agar ibadah dan akhlaq harus selalu ditekankan.
Sedangkan kalo hasil nilai akademis di sekolah berupa
rapor atau nilai lainnya itu merupakan hasil dari kerja
keras santri masing-masing. Tapi kalo dari pesantren
tujuan utamanya adalah meningkatkan akhlaqul
karimah dan kedisiplinan beribadah.”
69
Hasil wawancara dengan Ustadz Zaenal Muttaqin, S. E. Selaku Kepala
Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 16
Juni 2022, Pukul 16.30, Di Rumah Dinas guru keluarga Kampus 3.
92
akhirnya keduanya praktek langsung dalam kehidupan
sehari-hari di dalam pesantren maupun dimasyarakat,
sehingga mempunyai bekal bagi diri sendiri dalam ilmu
duniawi dan ukhrowi.
Maka dari itu bagian Pengasuhan santri sebagai poros
utama memberi tugas terhadap divisi lainnya agar
mempunyai kegiatan-kegiatan atau program khusus dalam
meningkatkan dua aspek tersebut, dalam upaya
meningkatkan kedisiplinan beribadah pengasuhan santri
dengan divisi ibadah memberlakukan kegiatan-kegiatan,
Al-akhina Abdul Hakim Firanda selaku pengurus bagian
Ibadah menyampaikan:
“Program dari bagian ta’lim dalam kegiatan
peibadahan terbagi menjadi beberapa bagian antara
lain program harian, mingguan, bulanan, bahkan
tahunan. Dari jenis kegiatan juga terkadang kegiatan
tambahan sesuai dengan hari-hari khusus atau di
bulan-bulan khusus islam”70
70
Hasil wawancara dengan Al-akhina Abdul Hakim Firanda. Selaku Ketua
divisi ibadah Organisasi Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari
Sabtu 26 Juni 2022, Pukul 20.30, Di Asrama Tahfidz Kampus 2.
93
yaitu Al-akhina Abdul Hakim Firanda selaku
pengurus bagian Ibadah menyampaikan:
“Untuk Program harian, di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining menerapkan dan
mewajibkan berjamaah 5 waktu kepada para
santrinya, dan alhamdulillah tidak ada yang
menghalangi kegiatan tersebut. Adapun di
pondok pesantren lain hanya memberlakukan
hanya 2 atau 3 waktu untuk berjamaah, disini
semua santri wajib berjamaah 5 waktu sebagai
kewajiban pesantren dalam mengingkatkan
kualitas ibadah para santrinya.”71
71
Hasil wawancara dengan Al-akhina Abdul Hakim Firanda. Selaku Ketua
divisi ibadah Organisasi Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari
Sabtu 26 Juni 2022, Pukul 20.30, Di Asrama Tahfidz Kampus 2.
94
Dalam Program sholat 5 waktu berjamaah ini
pengurus terjun dan terlibat aktif langsung kepada
para santri dalam melakukan pengawasan maupun
kontroling dalam setiap waktunya agar tertib. Selain
sholatnya pengurus juga mengamati hal lain seperti
bagaiamana santri sebelum sholat harus berwudhu,
bagaimana dia berdzikir, dan kegiatan-kegiatan lain
yang dilakukan di dalam Masjid.
2) Puasa Sunnah
Shaum (puasa), menurut bahasa Arab adalah
“menahan dari segala sesuatu”, seperti menahan
makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang
tidak bermanfaat dan sebagainya. Sedangkan
menurut istilah, puasa adalah menahan diri dari
sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya,
mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari
dengan niat dan beberapa syarat.72 Anjuran
berpuasa sunnah disebutkan dalam Hadits
Rasulullah Saw.
72
Diakses di Dilihatnya.Com, (2014), Pengertian Puasa Menurut Para
Ahli, (oneline), Tersedia: (http://dilihatnya.com/900/pengertian-puasa-
menurut-para-ahli), Diakses pada 25 juni 2022.
95
Artinya:” “Tidaklah seorang hamba
berpuasa satu hari di jalan Allah kecuali Allah
akan menjauhkan wajahnya dari api neraka
(dengan puasa itu) sejauh 70 tahun jarak
perjalanan.” (HR. Bukhari Muslim dan yang
lainnya).
73
Hasil wawancara dengan Al-akhina Abdul Hakim Firanda. Selaku
Ketua divisi ibadah Organisasi Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining, Hari Sabtu 26 Juni 2022, Pukul 20.30, Di Asrama Tahfidz Kampus
2.
74
Hasil wawancara dengan Al-akhina Abdul Hakim Firanda. Selaku
Ketua divisi ibadah Organisasi Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining, Hari Sabtu 26 Juni 2022, Pukul 20.30, Di Asrama Tahfidz Kampus
2.
96
Dalam wawancara diatas dijelaskan bahwa
sebagai pengurus juga mempunyai peran aktif
dalam membimbing, mengatur, dan memberi
contoh (Uswah khasanah) kepada santri dalam
ibadah puasa sunnah ini.
Dalam hal kontroling khusus untuk ibadah
puasa pengurus mempunyai kontroling yang
berbeda lam hal mendeteksi santri yang melanggar
dalam arti tidak mengikuti ibadah puasa, Al-akhina
Abdul Hakim Firanda menjelaskan:
“Dalam mengontrol santri ketika waktu ibadah
puasa ada dua acara yang dilakukan, yang
pertama adalah dengan sistem absen puasa
setiap lingkup kamar, kemudian yang kedua
adalah dengan menggunakan sistem jasuz atau
mata-mata yang disebar dengan menugaskan
bulis atau petugas piket yang telah di jadwalkan
di setiap pos-pos yang telah ditentukan.”75
75
Hasil wawancara dengan Al-akhina Abdul Hakim Firanda. Selaku
Ketua divisi ibadah Organisasi Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining, Hari Sabtu 26 Juni 2022, Pukul 20.30, Di Asrama Tahfidz Kampus
2.
97
mengintai santri yang sembunyi-sembunyi
membatalkan puasa bahkan sengaja tidak berpuasa.
3) Penentuan Jadwal Kemasjidan
Dalam meningkatkan dan mengaktifan
kegiatan para santri sehari-hari di masjid, pengurus
divisi ibadah memberikan peran kepada santri-
santri dalam tugas-tugas kemasjidan, semua
kegiatan yang bersifat di masjid di ambil alih oleh
seluruh santri. Al-akhina Abdul Hakim Firanda
selaku pengurus bagian Ibadah menyampaikan:
“Divisi ibadah mengelola dan menentukan
jadwal kegiatan di masjid, seperti petugas
muadzin, petugas yang membaca Al-qur’an,
petugas membaca Al-Ma’tsurat setiap qobla
sholat.76
76
Hasil wawancara dengan Al-akhina Abdul Hakim Firanda. Selaku Ketua
divisi ibadah Organisasi Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari
Sabtu 26 Juni 2022, Pukul 20.30, Di Asrama Tahfidz Kampus 2.
98
Kemudian Al-akhina Abdul Hakim Firanda
juga menjelaskan siapa saja yang berhak
mendapatkan tugas-tugas tersebut:
“Yang bertugas itu kita ambil dari kelas 1
hingga kelas 4, sebelumnya juga kita tidak
sembarangan dalam menentukan petugas-
petugas tersebut. Sebelum dinyatakan layak
santri menjalani proses seleksi sesuai dengan
kemampuan dan dianggap layak.”77
99
Al-quran dan program tajwid juga bertujuan
untuk memfasilitasi santri dalam peningkatan
dan pemahaman tentang hukum bacaan dan
cara membaca dengan baik dan benar.”78
78
Hasil wawancara dengan Ustadz Hakim Tirmidzi Lubis. Selaku Kepala
Divisi Ibadah Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 12
Juni 2022, Pukul 19.45, Di Asrama Asatidz Kampus 3.
100
melatih para santri untuk memperbagus dan
memperindah dari segi bacaan ataupun tartil,
dilaksanakan setiap hari senin dan dibimbing
langsung oleh asatidz yang berkompeten dalam seni
Qori/Tilawah.”79
79
Hasil wawancara dengan Al-akhina Abdul Hakim Firanda. Selaku Ketua
divisi ibadah Organisasi Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari
Sabtu 26 Juni 2022, Pukul 20.30, Di Asrama Tahfidz Kampus 2.
80
Hasil wawancara dengan Ustadz Hakim Tirmidzi Lubis. Selaku Kepala
Divisi Ibadah Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 12
Juni 2022, Pukul 19.45, Di Asrama Asatidz Kampus 3.
101
Program-program yang dilaksanakan juga
mempunyai prestasi yang mengharumkan nama
pesantren terutama di perlombaan Musabaqoh
Tilawatil Qur’an tingkat provinsi hingga nasional,
terbaru pretasi yang diraih, antara lain:
Tabel 4. 7 Prestasi Santri.
No. Nama Santri Prestasi
1. Zaky Harahap Juara Harapan II
MTQ Provinsi
Kalimantan
Timur, kategori
MTQ Tafsr
Bahasa Arab.
2. Lalu Muhammad Juara Harapan III
Hayyi MTQ Provinsi
Jawa Barat,
Kategori MTQ
Tafsir Bahasa
Inggris.
3. Ahmad Zaki Juara III MTQ
Anak-anak
Tingkat Nasional
di Padang
102
Kemudian dalam implementasi juga terdapat
kendala atau kekurangan dari pihak pengurus
maupun santri itu sendiri. Ustadz Muhajir Aziz
selaku kepala divisi keamanan juga menuturkan
terhadap kendala yang terjadi.
“Kendala dari kami khususnya dari bagian
keamanan adalah bagaimana terkadang
ditengah kesibukan kegiatan masing-masing
dari kita, terkadang kita mungkin kurang
kontrol terhadap anak sehingga terdapat santri
yang melanggar.”81
81
Hasil wawancara dengan Ustadz Muhajir Aziz. Selaku Kepala Divisi
Keamanan Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 10 Juni
2022, Pukul 14.15, Di Gedung STAIDA Kampus 2.
103
dan segala bentuk kegiatan di pesantren juga memberi
apresiasi atau penghargaan bagi santri yang dinilai
rajin, tidak pernah melanggar, dan giat dalam
menjalankan kedisiplinan beribadah. Begitu pula
sebaliknya jika ada santri yang melanggar pesantren
tidak segan dalam memberikan konsekuensi
(punishment).
1) Reward
Dalam rangka meningkatkan semangat dan
apresiasi dari segi kedisiplinan, Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor memberikan reward
kepada para santrinya. Ustadz Sony Arianto
menyampaikan terkait dengan reward kepada
santri, bahwa:
“Selain adanya punishment pasti ada juga
reward kepada santri yang terdisiplin, terajin,
dan terapi dalam hal pakaian dari segala bidang
kegiatan yang diikuti di pesantren. Reward
tersebut akan dimasukkan kedalam prestasi
dari organisasi santri. Apresiasi tersebut
diberikan di akhir kepengurusan.”82
82
Hasil wawancara dengan Ustadz Sony Arianto. Selaku Kepala Asrama
Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 25 Agustus 2022,
Pukul 20.00, Di Kantor keamanan Kampus 3.
104
“Terkait dengan reward kepada santri, kami
selaku pengurus OSDC akan memantau santri-
santri dengan kualifikasi kedsisplinan,
keistiqomahan, serta semangat dalam
mengikuti kegiatan, yang kemudian di akhir
kepengurusan akan dibacakan santri-santri
berprestasi di masing-masing bagian sebagai
kenang-kenangan dan wujud apresiasi agar
menjadi motivasi terutama kepada santri yang
lain agar disiplin dalam melaksanakan kegiatan
terutama dalam hal ibadah di pesantren.”83
83
Hasil wawancara dengan Al-akhina Abdul Hakim Firanda. Selaku Ketua
divisi ibadah Organisasi Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari
Sabtu 26 Juni 2022, Pukul 20.30, Di Asrama Tahfidz Kampus 2.
84
Hasil wawancara dengan Ustadz Sony Arianto. Selaku Kepala Asrama
Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 25 Agustus 2022,
Pukul 20.00, Di Kantor keamanan Kampus 3.
105
Dari penjelasan diatas pondok pesantren
memberi nilai-nilai pendidikan terhadap
penghargaan yang diberikan kepada santri berupa
piagam, piala, maupun medali agar di jadikan
kenan-kenangan bahwa kedisiplinan menjadi salah
satu hal penentu dari sebuah kesuksesan.
Penghargaan tersebut juga diharapkan sebagai
motivasi kepada santri lain agar mau berdisiplin,
rajin, dan giat ketika masih dalam proses belajar di
pesantren yang di harapkan nantinya akan menjadi
bekal ketika di masyarakat kelak.
2) Punishment
Setiap lembaga harus memiliki tata tertib yang
menangani masalah kedisiplinan, dalam hal ini
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
juga memiliki tata tertib serta hukaman
(punishment) bagi santri yang melanggar. Sebagai
kepala asrama yang mengawasi terutama perihal
kedisipinan Ustadz Sony Arianto menjelaskan:
“Setiap lembaga terutama lembaga pesantren
pasti memiliki tata tertib atau standar
operasional. Pondok pesantren Darunnajah 2
Cipining juga mempunyai tata tertib yang telah
di sahkan oleh pimpinan pesantren, pengurus
106
pesantren maupun staf-staf divisi yang dimiliki
pesantren.”85
85
Hasil wawancara dengan Ustadz Sony Arianto. Selaku Kepala Asrama
Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 25 Agustus 2022,
Pukul 20.00, Di Kantor keamanan Kampus 3.
86
Hasil wawancara dengan Ustadz Sony Arianto. Selaku Kepala Asrama
Santri Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Hari Kamis 25 Agustus 2022,
Pukul 20.00, Di Kantor keamanan Kampus 3.
107
C. Pembahasan Hasil Temuan
1. Manajemen Pengasuhan Santri Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Beribadah Santri Di Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor
A. Perencanaan (Planning)
Hasil penelitian yang telah didapatkan
menerangkan bahwa pada dasarnya perencanaan
menjadi sebuah urgensi yang sangat penting dalam
memulai sebuah sistem. Tanpa adanya perencanaan
yang baik tentunya kegiatan tidak kan berjalan sesuai
dengan harapan. Perencanaan mempunyai pengaruh
yang besar dan menjadi faktor keberhasilan sebuah
sistem dengan latar belakang apapun kegiatan tersebut.
Karena 60% keberhasilan dari sebuah aktivitas terletak
pada kematangan menyiapkan sebuah perencanaan.87
Perencanaan sebagai awal dari sebelum adanya
kegiatan ataupun acara, bagi departemen pengasuhan di
Pondok Pesantren Darunnajah memulai dengan
menyusun rencana dan penyusunan tersebut melibatkan
departemen-departemen lain seperti bendahara
pesantren, Humas, departemen Pendidikan kemudian
bertujuan agar tidak ada kegiatan yang tumpah tindih
87
Tim dosen administrasi pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan,
(bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 101.
108
terhadap kegiatan satu dengan yang lain. Karena
kesuksesan suatu kegiatan ditentukan oleh suatu
perencanaan yang baik.
B. Pengorganisasian (Organizing)
Dari segi perorganisasian yang terpenting adalah
kerja sama antar lini, umumnya organisasi akan
memanfaatkan berbagai sumber daya tertentu dalam
rangka untuk mencapai tujuan, seperti; uang, mesin,
metode/ cara, lingkungan, sumber daya manusia, dan
sumber daya lainnya, yang dilakukan secara sistematis,
rasional, dan terkendali.
Kemudian dari struktur organisasi sesuai hasil
wawancara yang tealah dilaksananan di Pondok
Prsantren Darunnajah 2 Cipining Bogor suatu
departemen harus mempunyai organisasi yang
terstruktur dan sumber daya yang menempati harus
sesuai dengan keahlian-keahlian yang dikuasai. Pondok
Pesantren Darunnajah 2 Cipining dalam perekrutan
menggunakan sistem pengkaderan yang sudah dimulai
sejak menjadi santri. Pondok Pesantren Darunnajah 2
Cipining Bogor melakukan perekrutan atau
pengkaderisasian dengan ketat. Semua yang dipilih
memalui proses, dilihat dari riwayat Ketika menjadi
santri dan juga tidak memiliki rekam jejak pelanggaran
109
yang berat. Kemudian dipilih oleh biro SDM pesantren
kemudian di sahkan oleh Pembina pesantren.
Dalam mengemban Tugasnya Departemen
Pengasuhan dan divisi-divisi khususnya menyangkut
keamanan dan kedisiplinan pesantren juga dibantu oleh
pengurus dari santri yang disebut OSDC (Organisasi
Santri Darunnajah Cipining).
C. Pelaksanaan/pengarahan (Actuating)
Selanjutnya dari segi pelaksanaan Pondok
Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor, khususnya
pelaksanaan menajemen Pengasuhan Santri semua
departemen yang ada mempunyai visi misi yang sama
dengan apa yang diemban oleh pesantren yaitu Imama
(Iman, Muttaqin, ‘alim, Mubalig, ‘Amil). Dalam sesi
wawancara dijelaskan bahwa Pengarahan awal kepada
santri adalah bagaimana santri itu bisa ibadah bisa
mempunyai akhlaq, karena background pesantren tidak
mempunyai akhlaq yang baik itu keterlaluan, karena itu
berkaitan dengan akhlaq dan ibadah selalu ditekankan
oleh bapak kyai dan juga sesuai dengan visi misi
pesantren yang ingin dicapai.
Dari segi pelaksanaan juga di temukan hambatan-
hambatan dari divisi yang bertugas maupun santri dalam
mengikuti kegiatan salah satunya kurangnya kontroling
yang dilakukan pengurus antar divisi menjadikan
110
masalah yang akhirnya timbul, dari beberapa masalah
yang paling menonjol adalah peningkatam jumlah santri
yang melanggar. Maka dari itu Departemen Pengasuhan
dengan tegas memberi arahan kepada khusunya asatidz
setiap divisi ataupun pengurus kelas 5 yang membantu
jalannya kegiatan dan sebagai pelasanan yang terjun
langsung menangani kegiatan santri di asrama.
D. Evaluasi dan kontroling (Controling)
Dalam hal kontroling Pondok pesantren Darunnajah
2 Cipining menerapkan plan of control atau tahapan
kontroling. Tahapan tersebut dimulai dari bagian divisi-
divisi dari asatidz yang mengontrol pengurus OSDC
kemudian pengurus OSDC mengontrol dalam lingkup
santri sebagai anggota dari kelas 1 sampai kelas 4.
Setelah semua kerangka manajemen dilaksanakan
hal yang selanjutnya dilakukan adalah evaluasi.
Evaluasi dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas
dalam manajemen. Evaluasi diperlukan agar kita tahu
dimana letak kekurangan dari berbagai segi kegiatan
yang dilakukan.
Hasil wawancara kepada kepala departemen
pengasuhan menjelaskan bahwa evaluasi merupakan
ujung tombak dalam sebuah manajemen, hal yang harus
ditekankan adalah komunikasi, tanpa komunikasi semua
divisi tidak akan pernah berjalan, maka ketika bagian-
111
bagian yang kurang komunikasinya maka program-
program akan tidak terlaksana dengan baik, maka dari
itu saya selalu meningkatkan komunikasi terhadap
kepala asrama, keamanan, peribadahan, ataupun divisi-
divisi lain.
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
melalui departemen pengasuhan mengevaluasi dari segi
kegiatan atau agenda harus diadakan secara langsung
ketika acara selesai, tetapi berkaitan dengan evaluasi
antar divisi-divisi dilakukan seminggu sekali pada hari
rabu, adapun evaluasi besar-besaran dilakukan setiap
satu tahun sekali berupa laporan umum pertanggung
jawaban, semua departemen/biro menyampaikan
program-program yang terlaksana dan pencapaian
program tersebut didepan bapak pimpinan serta dewan
guru agar seluruh warga pesantren tahu terkait evaluasi
sejauh mana program pesantren terlaksana.
2. Implementasi Program Pengasuhan dalam
meningkatkan kedisiplinan Beribadah Santri di
Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor.
Dalam implementasi ditemukan bahwa Pondok
Pesantren Darunnajah 2 Cipining Pengasuhan santri
sebagai poros utama memberi tugas terhadap divisi lainnya
agar mempunyai kegiatan-kegiatan atau program khusus
dalam meningkatkan dua aspek yang sangat penting dalam
112
kegiatan Pesantren yaitu dari aspek kedisiplinan dan
peningkatan dari segi ibadah, dalam sebuah data melalui
wawancara dan dokumentasi ditemukan
a. rincian program kegiatan yang dilaksanakan oleh divisi
ibadah, antara lain:
1) Sholat Fardhu Berjamaah
Dalam Program sholat 5 waktu berjamaah ini
pengurus terjun dan terlibat aktif langsung kepada
para santri dalam melakukan pengawasan maupun
kontroling dalam setiap waktunya agar tertib.
2) Puasa Sunnah
Dalam program puasa-puasa sunnah yang
dianjurkan dan bahkan diharuskan kepada para
santri, di harapkan agar mempunyai tanggung jawab
terhadap dirinya dan merupakan penanaman dalam
upaya meningkatkan kualitas ibadah ketika di
pesantren yang nantinya akan menjadi kebiasaan
yang sangat positif sebagai seorang muslim yang taat.
Berikut klasifikasi puasa yang menjadi anjuran
di Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor,
antara lain:
a) Puasa Senin-Kamis
Puasa sunnah senin-kamis di kategorikan
sebagai puasa yang wajib dilakukan oleh santri
113
darunnajah 2 Cipining, program ini sudah menjadi
budaya pesantren dalam program mingguan.
b) Puasa Ayyamul Bidh
Puasa Ayyamul Bidh merupakan puasa yang
dilakukan di pertengahan tanggal hijriyah, yaitu
pada tanggal 13.14, dan 15 bulan hijriyah.
Program ini di wajibkan kepada seluruh santri dan
telah menjadi budaya pesantren dalam hal
berpuasa.
c) Puasa Daud
Puasa Daud adalah puasa yang dilakukan
sehari puasa dan sehari tidak. Dinamakan puasa
daud karena dilakukan oleh Nabi Daud as. Puasa
ini hanya dikategorikan kepada santri yang ingin
meningkatkan kualitas puasanya dan tidak
menjadi program yang diharuskan.
d) Puasa Sunnah lain di hari tertentu
Banyak sekali amalan-amalan puasa sunnah
lain di hari-hari besar yang sudah ditentukan.
Sebagai contoh puasa Tasu’a-Asyra, puasa
muharram, puasa Tarwiyah, Arafah dan
Dzulhijjah lain sebagainya. Peran pengurus dalam
kegiatan ini yaitu bagaimana sebagai pengurus
harus memberikan bimbingan dan Pendidikan
tentang keutamaan puasa-puasa sunnah tersebut.
114
3) Program Iqra’ dan Tajwid
Program ini diadakan dalam upaya memfasilitasi
bagi santri yang dalam peningkatan dalam membaca
Al-qur’an. Kemudian Program tajwid juga bertujuan
untuk memfasilitasi santri dalam peningkatan dan
pemahaman tentang hukum bacaan dan cara
membaca dengan baik dan benar.
4) Program Ikatan Qori Darunnajah (IQDA)
Program ini merupakan bentuk kegiatan
Ekstrakulikuler dalam seni membaca Al-qur’an,
santri-santri yang berminat dan sebagai wadah bagi
santri mempunyai talenta dalam kegiatan tersebut
sangat membantu dari segi seni dan akan diikutkan
dalam lomba-lomba tingkat daerah maupun nasional.
Dalam hasil program ini para santri Pondok
Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor berhasil
melambungkan nama pesantren.
b. Reward and punishment
1) Reward
Dari kegiatan yang dilaksanakan sebagai
semangat dan apresiasi Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor juga memberi
penghargaan kepada santri yang disiplin, rajin,
nahkan rapi dalam berpakainan, hal tersebut
disalurkan melalui pengurus-pengursu organisasi.
115
Penghargaan tersebut berbentuk piagam, medali, dan
piala yang diberikan setiap tahun di akhir
kepengurusan organisasi.
2) Punishment
Dalam hal punishment Pondok pesantren
mengatur dalam sebuah tata tertib yang telah
disetujui pimpinan pesantren. Konsekuensi
diberikan dalam benyuk poin dan para santri diberi
nyawa 100 poin apabila mencapain Batasan yang
diberikan konsekuensi yang diberikan adalah
dikembalikan kepada otang tua. Pelanggaran atau
poin tersebut diatur dalam tata tertib dimulai dari
pelanggaran ringan, sedang, dan berat.
116
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Konsep
Manajemen Pengasuhan Dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Beribadah Santri Di Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining
Bogor” baik dalam hal observasi, wawancara, maupun
dokumentasi, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa:
117
d. Program Ikatan Qori Darunnajah (IQDA) dari segi
ekstrakurikuler sebagai wadah bagi santri mempunyai
talenta dalam seni tilawah Al-qur’an. Dari program ini
santri juga mampu mengharumkan nama pesantren
melalui prestasi-prestasi yang diraih terutama dalam
kompetisi MTQ tingkat provinsi maupun nasional.
Dalam implementasinya terkadang juga terdapat
hambatan atau masalah yang terjadi sebagai contoh
kurangnya kontroling yang dilakukan pengurus antar
divisi menjadikan masalah yang akhirnya timbul, dari
beberapa masalah yang paling menonjol adalah
peningkatam jumlah santri yang melanggar. Maka dari
itu Departemen Pengasuhan dengan tegas memberi
arahan kepada khusunya asatidz setiap divisi ataupun
pengurus kelas 5 yang membantu jalannya kegiatan dan
sebagai pelasanan yang terjun langsung menangani
kegiatan santri di asrama.
Dari kegiatan yang dilaksanakan sebagai semangat dan
apresiasi Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
juga memberi penghargaan kepada santri yang disiplin,
rajin, nahkan rapi dalam berpakainan, hal tersebut
disalurkan melalui pengurus-pengursu organisasi.
Penghargaan tersebut berbentuk piagam, medali, dan piala
yang diberikan setiap tahun di akhir kepengurusan
organisasi.
118
Dalam hal punishment Pondok pesantren mengatur
dalam sebuah tata tertib yang telah disetujui pimpinan
pesantren. Konsekuensi diberikan dalam benyuk poin dan
para santri diberi nyawa 100 poin apabila mencapain
Batasan yang diberikan konsekuensi yang diberikan adalah
dikembalikan kepada otang tua. Pelanggaran atau poin
tersebut diatur dalam tata tertib dimulai dari pelanggaran
ringan, sedang, dan berat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah
diuraikan diatas, maka peneliti ingin memberikan sedikit saran
yang ditujukan kepada:
119
Swt. Mampu menjadi pendakwah yang mampu mentranfer
ilmunya, dan menjadi pribadi yang terampil dalam segala
hal.
3. Bagi peneliti
Selalu belajar dan memperbaiki apa yang telah dikerjakan
agar menjadi suatu ilmu yang kelak berguna khususnya
bagi pribadi dan bermanfaat dalam kehidupan di
masyarakat.
4. Bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi refrensi dan rujukan
karya ilmiah yang berhubungan dengan konsep manajemen
pengasuhan santri dalam meningkatkan kualitas ibadah di
lingkungan instansi pesantren maupun instansi umum non
pesantren.
120
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Widya Pangestika, N. N. (2020). Fungsi Lembaga
Pembinaan Khusus Anak Dalam Melaksanakan Program
Pembinaan Berbasis Budi Pekerti pada Anak Didik.
Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi,
4(2).
Amin, S. M. (2007). Bimbingan dan Konseling Islam. Yogyakarta:
UII Press.
Aunillah, N. I. (2011). Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter
di Sekolah. Yogyakarta: Laksana.
Aunillah, N. I. (2011). Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter
di Sekolah. Yogyakarta: Laksana.
Bonfils, K. A. (2014). Parenthood and severe mental illness:
Relationships with recovery. Psychiartic Rehabilitation
Journal, 186-193.
Cipta Pramana, A. U. (2021). Dasar Ilmu Manajemen . Bandung:
Media Sains Indonesia.
Daulay, H. P. (2001). Historisitas dan Eksistensi Pesantren dan
Madrasah. Yogyakarta: Tiara.
Deni, F. (2011). Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Teras.
Dhofier, Z. (1983). Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan
Hidup Kyai. Jakarta: LP3S.
Dole, F. E. (2021). “Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap
kedisiplinan Peserta Didik Di Sekolah Dasar” (Vol. 3).
Flores: E-Journal, Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan.
Dr. K.H. Sofwan Manaf, M. S. (2016). Khutbatul Arsy Kedua.
Jakarta: Darunnajah Press.
121
Elmanora, e. a. (n.d.). Gaya Pengasuhan dan Perkembangan
Sosial Anak Usia Sekolah pada Keluarga Petani Kayu
Manis. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen.
Hamalik, O. (2006). Manajemen Pengembangan Kurikulum.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hidayat, R. (2011). Peran Biro Pengasuhan Santri terhadap
permasalahan santri di Pondok Pesantren Darunnajah
Ulujami Jakarta Selatan .
Hikmawati, F. (2016). Bimbingan dan konseling. Rajawali Press.
Indah Kumara, U. H. (2020). Ayo Mahir Berceramah untuk
SMA/MA. Guepedia.
Koentjaraningrat. (1976). Kebudayaan. Jakarta: Gramedia.
Learmy, M. B. (2011). Conseptual framework for personal
recovery in mental health: Systematic review and narrative
syntehesis. 445-452.
M. Prawiro. (2020). Artikel Pengertian Perencanaan.
Martono Silalahi, d. (2020). Dasar-dasar Manajemen dan Bisnis.
Yogyakarta: Yayasan Kita menulis.
Mualifah. (2009). Psycho Islamic Smart Parenting. Jogjakarta:
Diva Press.
Muliana, d. (2020). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Yayasan
kita menulis.
Munfidah, N. N. (2019). Bimbingan Konseling Islam Kepada
Santri Pondok Pesantren Bahrul Ulum Pemalang.
Semarang: Universitas Islam Negeri Semarang.
Musfah, J. (2017). Manajemen Pendidikan teori,
Teknik,Kebijakan, dan. Jakarta: PT fAjar Interpratama
Mandiri.
122
Mz, I. (2018). Peran konsep diri terhadap kedisiplinan siswa.
Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, 1-11.
Nasuha Nasuha, M. F. (2021). Ibadah Sebagai Aspek Ritual
Ummat Islam.
Novita, D. (2015). Pengaruh Pola Pengasuhan Orang Tua dan
Proses Pembelajaran Terhadap Tingkat Kreativitas Anak
Prasekolah (4-5 Tahun). Jurnal Pendidikan, Vol. 16.
Nurmadyani, d. (2020). Teori, Tujuan, dan Fungsi Dasar-dasar
Manajemen (Vol. cetakan I). Yayasan Kita Menulis.
Nursam. (2017). Manajemen Kinerja. Makassar: Jurnal of Islamic
Education Management.
Puspitasari, D. W. (2020). Peran Lembaga Pesantren Bagian
Pengasuhan Santri Dalam Meningkatkan Kesadaran
Sholat Berjamaah (Studi Kasus Di Pondok Modern
Arrisalah). Ponorogo: IAIN Ponorogo.
Putrawan, I. M. (n.d.). Pengukuran dalam bidang pendidikan.
Jakarta: Grasindo.
Rahmawati, I. (2021). Peran Pengasuh Pondok Pesantren Dalam
Membina Akhlak Santri (Studi di Pondok Pesantren Al-
Madina Banjar-Pandeglang. UIN SMH Banten.
Rizqi Ridlo, A. d. (2020). Strategi Komunikasi Lembaga
Pengasuhan Santri dalam Meningkatkan Disiplin Santri
Pondok Modern Darussalam Gontor (Vol. 2.2). Jurnal of
Islamic Comunication.
Sholikhin, M. (2011). The Miracle of Shalat (Mengungkap
Kedahsyatan Energi Shalat). Jakarta: Erlangga.
Sri Mulyono, A. P. (2021). pengantar manjemen. Bandung: CV.
Media Sains Indonesia.
123
Sugiono, P. D. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Suryapermana, N. (2017). Manajemen Pelaksanaan
Pembelajaran.
UPI, T. d. (2008). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Yani, M. N. (2015). Pelanggaran Santri Terhadap Pearturan Tata
Tertib Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji
Lamongan. Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Surabaya.
Yanti Karmina, A. H. (2020). Manajemen Pendidikan Masyarakat.
Tasikmalaya: Edu Publisher.
Yasmadi. (2005). Modernisasi Pesantren. Ciputat: PT. Ciputat
Press.
124
LAMPIRAN-LAMPIRAN
125
Lampiran 1. Surat Keputusan Pembimbing Skripsi
126
Lampiran 2. Surat Pengantar Penelitian Penulisan Skripsi
127
Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian dari Instansi
128
Lampiran 4. Piagam Statistik Pesantren
129
Lampiran 5. Pedoman Observasi
PEDOMAN OBSERVASI
130
3. Mengamati sumber daya manusia di
Pesantren Darunnajah 2 Cipining.
131
Lampiran 6. Absensi Jama’ah pengurus OSDC
132
Lampiran 7. Penanggung Jawab Absensi Sholat Jama’ah
133
Lampiran 8. Tata Tertib Ketentuan Umum Pondok Pesantren
Darunnajah 2 Cipining Bogor.
134
135
Lampiran 9. Tata Tertib Bagian Ibadah
136
Lampiran 10. Tata Tertib Santri Di Masjid
137
Lampiran 11. Penghargaan, Pelanggaran, Poin, Sanksi,
Kafarat.
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
Lampiran 12. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
KONSEP MANAJEMEN PENGASUHAN
DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BERIBADAH
SANTRI PUTRA DI PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH 2
CIPINING BOGOR.
Indikator Sumber
No Faktor Penelitian Daftar Pertanyaan
Penelitian Data
155
Bagaimana program
pengkaderan terkait
rekrutmen menjadi kader
pengasuhan?
Bagaimana kendala
dalam mendisiplinkan
santri dalam hal kegiatan
ibadah?
Bagaimana program
pengkaderan terkait
rekrutmen menjadi kader
pengasuhan? Divisi
Ibadah
Bagaimana program
pengkaderan terkait
rekrutmen menjadi kader
di dalam divisi ibadah?
156
Apa saja kontroling yang
ditekankan dalam hal
kedisiplinan ibadah?
Bagaimana Konsekuensi
ketika santri melanggar?
Adakah bimbingan
khusus bagi santri yang
mempunyai masalah?
Bagaimana Peran
Pengurus OSDC dalam
kegiatan Puasa tersebut?
Bagaimana pembagian
tugas dan waktu dalam
157
hal kegiatan sholat di
masjid?
Bagaimana program
khusus di dalam divisi
ibadah dalam
meningkatkan bacaan Al-
qur’an?
Bagaimana reward
kepada santri terkait
kedisiplinan ibadah?
Kepala
Apakah ada tata tertib Asrama
yang mengatur dan Santri
bagaimana punishment
yang diberikan?
158
Bagaimana sistem atau
penerapan konsekuensi
yang diberikan kepada
santri yang melanggar?
159
Lampiran 13. Transkip Hasil Wawancara
160
2. Bagaimana langkah- Untuk langkah-langkah
langkah dalam menyusun perencanaan dimulai dengan
perencanaan? penyusunan program dan
kegiatan selama satu tahun,
akan dibuat list atau daftar
kegiatan yang akan dijalankan.
Apabila sudah dilakukan
susunan program langkah
selanjutnya adalah
mensinkronkan jadwal
kegiatan pengasuhan terhadap
bagian lain agar tidak bentrok,
apabila daftar sudah tersusun
maka akan di musyawarahkan
di rapat yang beranggotakan
divisi-divisi lain seperti kepala
asrama, pengurus santri, dan
bagian-bagian lain.”
161
4. Bagaimana pengarahan Pengarahan awal kepada santri
awal terhadap santri adalah bagaimana santri itu
dalam kegiatan bisa ibadah bisa mempunyai
pesantren? akhlaq, karena background
pesantren tidak mempunyai
akhlaq yang baik itu
keterlaluan, karena itu
berkaitan dengan akhlaq dan
ibadah selalu ditekankan oleh
bapak kyai dan juga sesuai
dengan visi misi pesantren
yang ingin dicapai yaitu
menjadikan santri yaitu Imama
(Iman, Muttaqin, ‘alim,
Mubaligh, ‘Amil)
162
terhadap kepala asrama,
keamanan, peribadahan,
ataupun divisi-divisi lain
163
7. Apakah tugas utama Tugas utama dari pengasuhan
pengasuhan dalam adalah bagaimana santri bisa
meningkatkan kualitas ibadah dengan baik dan bisa
ibadah santri Darunnajah mempunyai akhlaq, karena
2 Cipining Bogor? salah satu tolak ukur seorang
santri yaitu dari akhlaq dan
ibadahnya, seseorang yang
mempunyai background dari
pesantren tidak mempunyai
akhlaq itu keterlaluan. Maka
dari itu pak kyai selalu
memperingati kami (Bagian
Pengasuhan) agar ibadah dan
akhlaq harus selalu ditekankan.
Sedangkan kalo hasil nilai
akademis di sekolah berupa
rapor atau nilai lainnya itu
merupakan hasil dari kerja
keras santri masing-masing.
Tapi kalo dari pesantren tujuan
utamanya adalah
meningkatkan akhlaqul
karimah dan kedisiplinan
beribadah
164
8. Apakah tujuan utama Dalam menjalankan tugas,
pengasuhan dalam kami dari pengasuhan selalu
meningkatkan kualitas membimbing, menasehati, dan
ibadah santri Darunnajah selalu mengingatkan santri.
2 Cipining Bogor? Karena yang namanya santri
sekarang paham 1-2 jam
kedepan lupa bahkan mungkin
tidak paham, jadi kita berfikir
bagaimana santri bisa menjadi
seorang ahli ibadah salah
satunya dengan cara seperti itu
165
Lampiran 14. Transkip Hasil Wawancara
166
kegiatan, dan pengurus santri
sebagai motor pelaksana
yang mengawasi dan
langsung terjun kelapangan
dalam mengurus para adik-
adik santrinya
167
terkumpul tersebut akan di
jumlahkan sesuai dengan
konsekuensi yang ditetapkan
pesantren, entah itu
pemanggilan orang tua
maupun dipulangkan
168
Lampiran 15. Transkip Hasil Wawancara
169
kekurangan dari segi
kegiatan, dalam evaluasi
semua pihak terkait biasanya
akan mengadakan rapat
didalam rapat tersebut akan
dibahas segala aspek kurang
dan lebih dari segala kegiatan
yang dijalankan.
170
divisi ibadah? Dan yang dilakukan oleh divisi
prestasi apa yang didapat ibadah, bertujuan
dalam ekstra tersebut? menampung dan mencari
bakat-bakat santri dalam hal
seni bacaan Al-qur’an dan
tilawah.
1. Zaky Harahap
Juara Harapan II MTQ
Provinsi Kalimantan
Timur, kategori MTQ
Tafsr Bahasa Arab.
2. Lalu Muhammad Hayyi
Juara Harapan III MTQ
Provinsi Jawa Barat,
Kategori MTQ Tafsir
Bahasa Inggris.
3. Ahmad Zaki
Juara III MTQ Anak-anak
Tingkat Nasional di
Padang
171
Lampiran 16. Transkip Hasil Wawancara
172
menghalangi kegiatan
tersebut. Adapun di pondok
pesantren lain hanya
memberlakukan hanya 2 atau
3 waktu untuk berjamaah,
disini semua santri wajib
berjamaah 5 waktu sebagai
kewajiban pesantren dalam
mengingkatkan kualitas
ibadah para santrinya.
173
kemudian yang kedua adalah
dengan menggunakan sistem
jasuz atau mata-mata yang
disebar dengan menugaskan
bulis atau petugas piket yang
telah di jadwalkan di setiap
pos-pos yang telah
ditentukan.
174
7. Siapa saja yang berhak Yang bertugas itu kita ambil
mendapatkan tugas-tugas dari kelas 1 hingga kelas 4,
tersebut? sebelumnya juga kita tidak
sembarangan dalam
menentukan petugas-petugas
tersebut. Sebelum dinyatakan
layak santri menjalani proses
seleksi sesuai dengan
kemampuan dan dianggap
layak mendapatkan tugas
tersebut.
175
cara membaca dengan baik
dan benar.”
176
kepengurusan akan
dibacakan santri-santri
berprestasi di masing-masing
bagian sebagai kenang-
kenangan dan wujud
apresiasi agar menjadi
motivasi terutama kepada
santri yang lain agar disiplin
dalam melaksanakan
kegiatan terutama dalam hal
ibadah di pesantren.
177
Lampiran 17. Transkip Hasil Wawancara
178
kontrol melalui tahapan-
tahapan sesuai tingkatan
santri kelas 1 sampai 3 diatur
oleh kelas 4, kemudian kelas
4 diatur oleh pengurus kelas
5 atau 6 (mudabbir),
kemudian mudabbir diatur
oleh asatidz divisi ibadah.
Kontrol tersebut dilakukan
karena terkait ibadah sangat
riskan dalam arti kegiatan
yang berhadapan dengan
kerohanian dengan Allah
Swt. Untuk mendisplinkan
diri dalam hal ibadah.
179
sebagainya, kemudian setelah
semua itu sudah jelas maka
dilanjut dengan pelaksanaan
bimbingan konseling.
180
ingin para santri tidak
menjadi uang sebagai tujuan
utama ketika melakukan
suatu hal yang baik.
Penghargaan yang diberikan
diharapkan menjadi nilai-
nilai pendidikan kepada
santri agar menjadi motivasi
dan selalu bertanggung jawab
dengan dirinya sendiri ketika
selama hidup di dalam
pesantren.
181
7. Bagaimana sistem atau Pondok Pesantren
penerapan konsekuensi Darunnajah 2 Cipining
yang diberikan kepada mengadopsi sistem poin
santri yang melanggar? dalam konsekuensi terhadap
santri yang melanggar. Besar
kecilnya nilai poin ditentukan
oleh pelanggaran yang
dilakukan apakah itu
pelanggaran ringan, sedang,
ataupun berat. Santri
diberikan nyawa 100 poin,
ketika sudah mencapai poin
100 tersebut akan
dikembalikan ke orang tua
sesuai yang telah diatur
dalam tata tertib yang telah di
sahkan pimpinan pesantren.
182
Lampiran 18. Dokumentasi Foto
183
184
Bimbingan Skripsi Offline
185
186
Dokumentasi Sesi Wawancara
187
188
Lampiran 19. Riwayat Hidup Penulis
189