Anda di halaman 1dari 105

ANALISIS PENERAPAN KEGIATAN IMTAQ SEBAGAI SARANA

MENUMBUHKAN NILAI MORAL DAN SIKAP RELIGIUS SISWA DI SDN 5


BUWUN MAS
TP. 2022/2023

SKRIPSI

Oleh :
LALU AHMAD JAILANI
NIMKO : 2019650104228

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM QOMARUL HUDA
BAGU PRINGGARATA LOMBOK TENGAH
2023

i
ii
ANALISIS PENERAPAN KEGIATAN IMTAQ SEBAGAI SARANA
MENUMBUHKAN NILAI MORAL DAN SIKAP RELIGIUS SISWA DI SDN 5
BUWUN MAS
TP. 2022/2023

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah IAIQH Qamarul Huda
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
LALU AHMAD JAILANI
NIMKO : 2019650104228

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM QOMARUL HUDA
BAGU PRINGGARATA LOMBOK TENGAH
2023

iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

ANALISIS PENERAPAN KEGIATAN IMTAQ SEBAGAI SARANA


MENUMBUHKAN NILAI MORAL DAN SIKAP RELIGIUS SISWA DI SDN 5
BUWUN MAS
TAHUN PELAJARAN 2022-2023

Oleh :
LALU AHMAD JAILANI
NIMKO : 2019650104228

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sabagai persyaratan dalam mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam

Disetujui pada tanggal : ...................................................2023

Pembimbing I, Pembimbing II,

HASBULLAH. M.Pd HERJAN HARIADI. M.Pd

NIDN : 2128117501 NIDN : 0813018803

Mengetahui,

Dekan Fakultas Tarbiyah

iv
HASBULLAH. M.Pd

NIDN : 2128117501

NOTA

Bagu,……………………2023

Hal: Munaqasah Skripsi


Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIQH Bagu
di

Bagu Pringgarata
Assalamualaikum, Wr. Wb.
Setelah diperiksa dan diadakan pemeriksaan sesuai dengan petunjuk, maka kami
berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama Mahasiswa : Lalu Ahmad Jailani
Nomor Mahasiswa : 2019650104228
Jurusan : Pendidikan Agama Isalam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul : Analisis Penerapan Kegiatan Imtaq Sebagai Sarana
Menumbuhkan Nilai Moral Dan Sikap Religius Siswa di
SDN 5 Buwun Mas Tahun Pelajaran 2022-2023

v
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam siding munaqasah skripsi jurusan

Pendidikan agama islam, fakultas tarbiyah IAI Qamarul Huda Bagu, untuk itu

kami berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasahkan.

Demikian dan atas perhatiannya diucapkan banyak terima kasih.

Wassalammualaikum, Wr.

Pembimbing I, Pembimbing II,

HASBULLAH. M.Pd HERJAN HARIADI. M.Pd

NIDN : 2128117501 NIDN : 0813018803

PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi Telah dipertahankan di depan Sidang Munaqasah Skripsi dan Telah

Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Satu (S1)

Di Institut Agama Islam Qomarul Huda Pada Fakultas Tarbiyah Jurusan

Pendidikan Agama Islam

Pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat: Kampus IAI Qomarul Huda Bagu

Mengesahkan :
Sidang Munaqasah Skripsi
Tim penguji :

vi
1. : Penguji Utama ....................................

2. : Penguji I ....................................

3. : Penguji II ………………………

Mengetahui,

Dekan Fakultas Tarbiyah

HASBULLAH. M.Pd

NIDN : 2128117501

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Lalu Ahmad Jailani

Nomor Mahasiswa : 2019650104228

vii
Jurusan : Pendidikan Agama Isalam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : Analisis Penerapan Kegiatan Imtaq Sebagai Sarana

Menumbuhkan Nilai Moral Dan Sikap Religius Siswa di

SDN 5 Buwun Mas Tahun Pelajaran 2022-2023

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri

dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu

Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Bagu,………………………….
Yang membuat pernyataan,

LALU AHMAD JAILANI


PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini kupersembahan untuk orang-orang yang kusayangi dan sangat
berjasa dalam kehidupanku, yaitu :

1. Ibunda ku tercinta (Saterah), terimakasih telah membesarkan dan mendidikku


dengan kasih sayang tanpa batas, selalu mendo’akan anakmu ini sehingga
anakmu ini bisa menyelsaikan pendidikan S1.

viii
2. Mamiq ku yang berjiwa pahlawan (Lalu Mangge), Terimakasih atas semua
dedikasi yang mamik berikan kepada anakmu ini. Mulai dari materi dan
material. Tanpa kenal Lelah selalu berusaha dan bekerja keras demi
kelangsungan Pendidikan anakmu ini, sehingga saat ini semuanya terbayarkan
dengan persembahan gelar Sarjana S1.
3. Almarhummah Nenek ku yang paling aku cintai, terimakasih telah
menemaniku dari kecil hingga dewasa. Semoga Almarhummah ditempatkan di
surga. Aamiin
4. Adik ku yang cantik dan imut ( Baiq Nurul Wasi’ah)
5. Ponakan ku yang ganteng dan memiliki suara yang imut (Muhammad Bilal)
6. Kakak ku yang baik (Baiq Lidya Wati, Sulastri, Titik Dwi Handayani),
terimakasih atas dukungan materil dan kasih sayang kakak kepada adikmu ini
7. Wak ku ( wak Tarah & wak Lemeng), Terimakasih atas uluran tangan Ketika
aku kelaparan. Selalu menawarkan aku makanan
8. Guruku sang motivatorku Muhammad Aminullah, S.Pd. dan Tri Anggoro
S.Pd, yang selalu bisa dijadikan sebagai ayah Ketika aku butuh pengertian,
yang menjadi guru Ketika aku butuh pemahaman dan menjadi sahabat Ketika
aku butuh teman.
9. Guruku Imam Muhadi S.Pd. terimakasih atas do’a yang dipanjatkan Ketika
mau lulus sekolah SMK, kini Alhamdulillah do’a itu telah terkabulkan
10. Yang terakhir untuk calon istriku, siapapun kamu keberhasilan ini
kupersembahkan untuk kamu.

ix
MOTTO

Setiap cita-cita yang indah selalu memiliki jalan yang sulit, jika ingin
menggapai cita-cita maka jalani walupun sulit dengan cara Ikhtiar, Optimis
dan Tawaqal

x
ABSTRAK

Lalu Ahmad Jaelani, 2023. Analisis Penerapan Kegiatan Imtaq Sebagai Sarana
Menumbuhkan Nilai Moral Dan Sikap Religius Siswa Di Sdn 5 Buwun
Mas. Skripsi jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Qamarul Huda Bagu. Pembimbing: (1) Hasbullah,M.Pd,
(2) Herjan Hariadi,M.Pd

Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses penerapan program


imtaq dalam pembentukan nilai moral dan sikap religius peserta didik di SDN 5
Buwun Mas. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan jenis
study lapangan dengan pendekatan kualitatif. Untuk mengetahui sejauh mana
proses penerapan program imtaq dalam membentuk nilia moral dan sikap religius
peserta didik di SD Negeri 5 Buwun Mas
Hasil kajian ini menunjukkan bahwa, penerapan kegiatan imtaq sebagai
sarana menumbuhkan nilai moral dan sikap religius siswa di SD Negeri 5 Buwun
Mas sudah diupayakan secara maksimal dan terjadwal dari mulainya dengan
pembukaan, bacaan surah yasin bersama, hafalan sholat, sholawat Nabi, ceramah
dan penutup. Dan dalam program imtaq dalam pembentukan nilai moral dan sikap
religius peserta didik SD Negeri 5 Buwun mas terdapat kelebihan dan
kekurangan. Dalam penelitian ini penulis menumakan kelebihan kegiatan program
imtaq untuk pembentukan nilai moral dan sikap religius peserta didik antara lain:
(1) siswa mampu berperilaku sopan dan santun terhadap guru maupun antar
peserta didik (2) Saling menghormati antara siswa yang beda agama (3) Saling
menghargai dan taat terhadap aturan sekolah, dan (4) Peduli dan mau saling
tolong-menolong. Sedangkan peneliti menemukan kekurangan dalam pelaksanaan
kegiatan imtaq untuk pembentukan nilai moral dan sikap religius peserta didik di
SD Negeri 5 Buwun Mas yaitu masih butuh pengawasan yang ekstra di tujukan
kepada siswa/i dalam kegiatan imtaq berlangsung masih banyaknya siswa siswi
membuat keributan dan tidak memperhatikan ceramah yang di berikan oleh bapak
ibu Pembina imtaq.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat di sarankan agar dilakukan
penelitian lebiih lanjut terhadap hasil penelitian ini, baik berupa koreksi ataupun
penyempurnaan dari hasil penelitian ini, atau mengenai aspek lain yang beleum
tersentuh dalam penelitian ini.

Kata Kunci: nilai moral, religius

xi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, puji dan syukur senantiasa teriring dalam

setiap hela nafas atas kehadirat dan junjungan Allah SWT. Bingkisan salam dan

shalawat tercurah kepada kekasih Allah, Nabiullah Muhammad SAW, para

sahabat dan keluarganya serta ummat yang senantiasa istiqamah dijalan-Nya.

Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada

kesuksesan tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus

melangkah, akhirnya sampai dititik akhir penyelesaian proposal. Namun, semua

tak lepas dari uluran tangan berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan,

serta bantuan moril dan materil.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih

sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa

arahan dan dorongan selama penulis studi. Oleh karena itu penulis

menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada yang terhormat :

1. Rektor Institut Agama Islam Qamarul Huda Bagu beserta staf, atas segala

kebijaksanaan, perhatian dan dorongan sehingga penulis selesai studi.

2. Koordinator Kampus IV Institut Agama Islam Qamarul Huda Bagu, atas

segala kebijaksanaan, perhatian dan dorongan sehingga penulis selesai studi.

3. Hasbullah, M.Pd. dan Herjan Hariadi, M.Pd. selaku dosen pembimbing,

yang telah banyak membantu dan memberi dorongan sampai skripsi ini

terwujud.

4. Kepala SD Negeri 5 Buwun Mas dan para siswa/i serta guru yang telah

xii
membantu kelancaran selama penelitian.

5. Teman-teman masiswa jurusan pendidikan agama islam institut agama

islam Qamarul Huda Bagu dan berbagai pihak yang tidak dapat kami sebut

satu persatu, yang telah memberi dukungan moril sehingga peneluis selesai

study.

6. Untuk kedua orang tua, kakak dan adik yang telah mendoakan dan

menemani dengan tabah, setia penuh pengertian selama penulis

menyelesaikan studi.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala

yang berlipat-lipat ganda dari Allah SWT. , dan semoga karya ilmiah ini

bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Aamiin

Bagu, 2023

LALU AHMAD JAILANI

xiii
DAFTAR ISI

SAMPUL.....................................................................................................i
HALAMAN KOSONG................................................................................ii
HALAMAN JUDUL...................................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................iv
NOTA...........................................................................................................v
PENGESAHAN PENGUJI..........................................................................vi
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI......................................................vii
PERSEMBAHAN........................................................................................viii
MOTTO.......................................................................................................ix
ABSTRAK...................................................................................................x
KATA PENGANTAR.................................................................................xi
DAFTAR ISI................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Fokus Penelitian...............................................................................5
C. Rumusan Masalah............................................................................6
D. Tujuan Penelitian.....................................................................................6
E. Manfaat Penelitian...................................................................................7
F. Penegasan Istilah......................................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................13


1. Deskripsi Konseptual.......................................................................13
1. Imtaq ...............................................................................................13
2. Nilai Moral.......................................................................................16
3. Pembentukan Karakter Religius........................................................20
2. Hasil Penelitian Terdahulu...............................................................22
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................27

A. Pendekatan Penelitian......................................................................27
B. Lokasi Penelitian..............................................................................27

xiv
C. Kehadiran Peneliti...........................................................................28
D. Sumber Data....................................................................................28

E. Prosedur Pengumpulan Data............................................................29


F. Teknik Analisis Data........................................................................31
G. Keabsahan Data dan Temuan...........................................................34
H. Instrumen Penelitian........................................................................36

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN....................................39

A. Paparan Data....................................................................................39
1. Profil sekolah..............................................................................39
2. Hasil Temuan..............................................................................42
B. Pembahasan......................................................................................51

BAB V PENUTUP.......................................................................................56

A. Kesimpulan......................................................................................56
B. Saran.................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................58
LAMPIRAN-LAMPIRAN..........................................................................61

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penerapan kegiatan imtaq adalah kegiatan keagamaan yang dilaksanakan

oleh sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting untuk membangun

membentuk karakter religius seorang siswa menjadi lebih baik. Dimana hal

tersebut merupakan kegiatan yang positif yang harus diterapkan di sekolah-

sekolah. Kegiatan imtaq merupakan kegiatan ekstrakulikuler pendidikan agama

Islam yang disusun secara terencana dan terstruktur untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan, sikap, keterampilan

yang telah dipelajari dalam pelajaran pendidikan agama Islam dan diterapkan

kedalam kehidupan sehari-hari (Jumahir, 2022:21).

Adapun melalui penerapan kegiatan iman dan taqwa (imtaq) dapat

menjadikan siswa dan siswi menjadi lebih baik dan juga lebih meningkatkan

iman kepada Allah SWT. Melalui penerapam imtaq ini juga menjadi peneguh

karakter pribadi siswa dan siswi guna menjaga nilai moral ditengah era

globalisasi. Agama Islam yang mengajarkan umatnya untuk berdisiplin,

merupakan salah satu unsur iman dan taqwa (imtaq).

Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa

dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama

Islam melalui kegiatan bimbingan, pengarahan atau latihan dengan

memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan

1
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan

kesatuan nasional. (Novan Ardy Wiyani, 2012:74 dalam Jumahir, 2022:21)

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang paling penting dalam

kehidupan, salah satunya untuk meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya

Manusia). Pendidikan dapat dilakukan dengan usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dengan demikian, tujuan dari pendidikan agama Islam adalah untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan serta ketakwaan peserta didik

melalui pemberian pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman peserta didik

tentang agama islam sehinggga menjadi manusia muslim yang baik dan terus

berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan kepada Allah SWT, serta

berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.

Untuk membantu peserta didik agar dapat memahami Pendidikan

Agama Islam secara lebih mendalam lagi sehingga dapat menumbuhkan

karakter yang baik pada peserta didik, dibutuhkan program kerja pendidikan

agama Islam. Maka dengan ini pihak sekolah membuat sebuah program yang

disebut sebagai program imtaq.

2
Seorang pendidik hendaknya senantiasa mengawasi anak didiknya

dalam melakukan ibadah, karena ibadah tidak hanya ibadah kepada Allah,

namun juga mencakup ibadah terhadap sesama. Ibadah adalah jalan hidup

yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia

dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT. (Hajar, 2019:3 dalam Jumahir,

2022:22)

Maka oleh karena itu, agar menjadi manusia yang sempurna dalam

pendidkan formal sekolah perlu menerapkan kegiatan imtaq guna

menanamkan nilai moral dan sikap religius terhadap siswa dan siswi di

sekolah.

Berdasarkan hasil pra observasi dan wawancara kepada guru yang

dilakukan di SDN 5 Buwun Mas, ada saja siswa yang berperilaku kurang

baik, khususnya peserta didik yang laki-laki. Guru maupun staf, mengeluh

dengan sikap anak-anak yang kurang berperilaku baik di sekolah serta

kurangnya siswa dalam menghargai guru.

Untuk itu perlu adanya kegiatan imtaq diharapkan mampu menyentuh

nilai-nilai implementatif yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupan nyata untuk

kepentingan peserta didik sendiri maupun dalam kehidupan bermasyarakat.

Keragaman pola dan jenis pelaksanaan imtaq sangat diperlukan namun harus

dilandasi oleh prinsip-prinsip pendidikan nilai/akhlak sesuai dengan

kebutuhandan perkembangan peserta didik agar bisa menciptakan suasana

sekolah yangkondusif dan penciptaan budaya religius. Karena memang

3
kenyataan tampaknya penerapan kegiatan imtaq untuk menumbuhkan nilai

moral kurang begitu mendapatkan perhatian yang serius dari kalangan

pendidik sehingga lama-kelamaan makin hilang. Pedoman menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa terdapat dalam firman Allah SWT Surah Al-

Baqarah ayat 177:

َّ‫ب َو ٰلكِنَّ ْال ِبر‬ ِ ‫ْس ْال ِبرَّ اَنْ ُت َولُّ ْوا وُ ج ُْو َه ُك ْم ِق َب َل ْال َم ْش ِر ِق َو ْال َم ْغ ِر‬ َ ‫َلي‬
ۤ
‫ب َوال َّن ِب ٖ ّي َن ۚ َو ٰا َتى‬ ِ ‫َمنْ ٰا َم َن ِباهّٰلل ِ َو ْال َي ْو ِم ااْل ٰ خ ِِر َو ْال َم ٰل ِٕى َك ِة َو ْالك ِٰت‬
‫ْال َما َل َع ٰلى حُ بِّهٖ َذ ِوى ْالقُرْ ٰبى َو ْال َي ٰت ٰمى َو ْال َم ٰس ِكي َْن َواب َْن الس َِّبي ِْۙل‬
‫الز ٰكو َة ۚ َو ْالم ُْوفُ ْو َن‬ َّ ‫ب َواَ َقا َم الص َّٰلو َة َو ٰا َتى‬ ِ ۚ ‫فى الرِّ َقا‬ ۤ
ِ ‫َوالسَّا ِٕىلِي َْن َو‬
‫ص ِب ِري َْن فِى ْال َبْأ َس ۤا ِء َوالضَّرَّ ۤا ِء َو ِحي َْن‬ ّ ٰ ‫ِب َع ْه ِد ِه ْم ا َِذا َعا َه ُد ْوا ۚ َوال‬
ٰۤ ُ ٰۤ ُ ‫ْ ْأ‬
‫ك ُه ُم ْال ُم َّتقُ ْو َن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫صدَ قُ ْوا َۗوا‬ َ ‫ك الَّ ِذي َْن‬َ ‫ول ِٕى‬ ‫سا‬ ِ ۗ ‫ال َب‬
Terjemahnya : “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan

barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah

beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-

nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak

yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan

orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,

mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati

janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,

penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar

(imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.” (Q.s AlBaqarah

(2): 177) (Departemen Agama RI, 2007:27)

4
Kegiatan imtaq di SDN 5 Buwun Mas telah lama diterapkan dan

berjalan dengan baik, namun masih terdapat beberapa kendala yang menjadi

tantangan bagi kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian untuk mengetahui lebih mendalam bagaimana penerapan imtaq di

SDN 5 Buwun Mas dengan judul “Analisis Penerapan kegiatan imtaq

sebagai sarana menumbuhkan nilai moral dan sikap religius siswa di

SDN 5 Buwun Mas”

B. Fokus Penelitian

Pembatasan dalam penelitian kualitaif lebih di dasarkan pada tingkat

kepentingan, urgensi dan reabilitas masalah yang akan dipecahkan.

(Sugiyono, 2017:207)

Fokus penelitian bermanfaat bagi pembatasan mengenai objek

penelitian yang di angkat manfaat lainnya adalah agar peneliti tidak terjebak

pada banyaknya data yang di peroleh di lapangan. Penentuan fokus penelitian

lebih di arahkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari

situasi perekonomian dan sosial ini dimaksudkan untuk membatasi studi

kualitatif sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang

relevan dan mana data yang tidak relevan.

Berdasarkan hasil pengamatan pra observasi yang dilakukan di SDN 5

Buwun Mas, ada saja siswa yang berperilaku kurang baik, khususnya peserta

didik yang laki-laki. Guru maupun staf, mengeluh dengan sikap anak-anak

5
yang kurang berperilaku baik di sekolah serta kurangnya siswa dalam

menghargai guru.

Dari keterangan tersebut di atas maka perlu pembatasan masalah untuk

hal-hal yang akan di teliti. Penelitian ini di fokuskan meliputi :

Bagaimana penerapan dan dampak penerapan imtaq dalam pembentukan nilai

moral dan sikap religius peserta didik di SDN 5 Buwun Mas.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan kutipan di atas maka dipandang perlu peneliti untuk

merumuskan masalah, antara lain sebagai berikut :

1. Bagaimana proses penerapan program imtaq dalam pembentukan nilai

moral dan sikap religius peserta didik di SDN 5 Buwun Mas?

2. Apa saja kelebihan dan kekurangan kegiatan imtaq dalam menumbuhkan

nilai moral dan sikap religius siswa di SDN 5 Buwun Mas?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk memecahkan masalah sebagaimana

dirumuskan sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti akan

mengklasifikasikan Dua tujuan yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana proses penerapan program imtaq dalam

pembentukan nilai moral dan sikap religius peserta didik di SDN 5 Buwun

Mas.

6
2. Untuk mengeahui apa saja kelebihan dan kekurangan kegiatan imtaq

dalam menumbuhkan nilai moral dan sikap religius siswa di SDN 5

Buwun Mas.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua

pihak, terutama yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.

Secara spesifik kegunaan penelitian ini dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu :

1. Teoritis

Teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan keilmuan

bagi pembaca, mahasiswa dan dunia pendidikan khususnya bagi penulis

dan umumnya

2. Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi elementer untuk selalu

berinovasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program

pelaksanaan pendidikan agama Islam.

a. Sebagai bahan percontohan untuk sekolah-sekolah di daerah lain

terkhusus di lokasi peneliti yaitu SDN 5 Buwun Mas.

b. Memberikan pengetahuan maupun wawasan mengenai nilai moral dan

sikap religius untuk menjadikan pedoman dalam berperilaku.

c. Hasil penelitian ini dapat menambah referensi penelitian Indonesia dan

dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya.

7
F. Penegasan Istilah

Adapun tujuannya tidak lain adalah untuk memudahkan para pembaca

dalam memahami secara komprehensif terhadap maksud kandungan serta alur

pembahasan bagi judul karya ilmiyah ini, yang terlebih dahulu akan

dijabarkan mengenai beberapa istilah pokok yang terdapat dalam judul ini,

yakni sebagai berikut :

1. Analisis

Menurut ( Bogdan & Biklen, 1982) dalam buku (Lexy J. Moleong,

2019:248) Analisis data kualitatif adalah upaya yang di lakukan dengan

jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat di kelola, mensintesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,

dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain.

Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa analisis

merupakan suatu aktifias untuk mencari tahu atau menyelidiki suatu

peristiwa melalui data untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.

2. Imtaq

Imtaq merupakan gabungan dari dua kata yakni kata Iman dan Taqwa

yang masing-masing memiliki pengertian tersendiri. Imtaq merupakan

bentuk prilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan-Nya dan

dengan sesama manusia.

8
Istilah imtaq atau kependekan dari iman dan taqwa, terdiri dari dua

kata iman dan takwa yang masing-masing memiliki makna tersendiri..

Imtaq merupakan urusan yang sarat dengan nilai, kepercayaan,

pemahaman, sikap, perasaan dan perilaku yang bersumber dari al-Qur’an

dan Hadist. (Soelaiman, 2016:4)

3. Nilai

Menurut Ali (2015: 134-135). Nilai merupakan sesuatu yang diyakini

kebenaranya dan mendorong orang untuk mewujudkannya. Nilai yang

memungkinkan individu atau kelompok sosial membuat keputusan

mengenai apa yang dibutuhkan atau sebagai suatu yang ingin dicapai.

Adapun menurut Rachman dalam Hajar (2019:9). Nilai adalah suatu

bobot atau kualitas perbuatan kebaikan yang terdapat dalam berbagai hal

yang dianggap sebagai sesuatu yang berharga, berguna, dan memiliki

manfaat.

Dari beberapa pendapat tersebut mengenai pengertian dari nilai, maka

dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu,

berkualitas dan berguna bagi manusia. Jika sesuatu itu memiliki nilai

maka berarti sesuatu itu berharga bagi kehidupan manusia.

4. Moral

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), moral adalah ajaran

tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,

kewajiban, dan sebagainya; akhlak; budi pekerti; susila.

9
Moral merupakan standar perilaku yang berlaku yang memungkinkan

orang untuk hidup secara kerjasama dalam kelompok. Moral mengacu pada

sanksi masyarakat apa yang benar dan dapat diterima. Orang yang melanggar

standar moral adalah orang yang disebut dengan amoral.

5. Nilai Moral

Nilai moral adalah suatu nilai yang berkaitan dengan tindakan

baik atau buruknya suatu perbuatan yang dilakukan manusia mengenai

adat istiadat, kelakuan, watak, kesopanan. (Hajar, 2019:11)

Nilai moral adalah tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apa

yang di anggap benar atau salah dalam bertingkah laku maupun dalam

pengambilan keputusan oleh seseorang individu maupun kelompok.

6. Sikap

Menurut M. Ngalim Purwanto (1990:141), Sikap atau attitude

adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang, suatu

kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu

perangsang atau situasi yang terjadi. Sikap adalah kecenderungan yang

relatif menetap yang beraksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang

atau barang tertentu. Sikap adalah suatu persiapan bertindak/berbuat

dalam suatu arah tertentu. Sikap dapat dibedakan menjadi dua

macam yakni sikap individual dan sikap sosial.

10
Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bawha sikap itu adalah

tindakan yang kita ambil dari setiap keputusan-keputusan yang kita pilih

sebagai bentuk respon atas apa yang kita hadapi.

7. Religius

Jalaluddin dalam Siti Hajar (2019:23-24) kata dasar dari religius

adalah religi yang berasal dari bahasa asing religion sebagai kata bentuk

dari kata benda yang berarti agama., Agama mempunyai arti: Percaya

kepada Tuhan atau kekuatan super human atau kekuatan yang di atas dan

disembah sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta, ekspresi dari

kepercayaan di atas berupa amal ibadah, dan suatu keadaan jiwa atau cara

hidup yang mencerminkan kecintaan atau kepercayaan terhadap Tuhan,

kehendak, sikap dan perilakunya sesuai dengan aturan Tuhan seperti

tampak dalam kehidupan kebiasaan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa religius merupakan suatu sikap

kepercayaan yang kuat terhadap agama dan ketuhanan. Tidak ada

keraguan dalam memeluk dan menjalankan ajaran agama serta sebagai

cerminan dirinya atas ketaatannya terhadap ajaran agama yang dianutnya.

8. Sikap Religius

Siti Hajar (2019:24) sikap religius adalah suatu keadaan diri seseorang

dimana setiap melakukan atas aktivitasnya selalu berkaitan dengan

agamanya. Dalam hal ini pula dirinya sebagai hamba yang mempercayai

11
Tuhannya berusaha agar dapat merealisasikan atau mempraktekkan setiap

ajaran agamanya atas dasar iman yang ada dalam batinnya.

Sikap religius adalah sikap dimana seorang hamba benar-benar

mempercayai suatu agama dan Tuhannya dengan cara menjalankan segala

kewajibannya.

12
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konseptual

1. Imtaq

Imtaq merupakan gabungan dari dua kata yakni kata Iman dan Taqwa

yang masing-masing memiliki pengertian tersendiri. IMTAQ merupakan

bentuk prilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan-Nya dan

dengan sesama manusia.

Istilah imtaq atau kependekan dari iman dan taqwa, terdiri dari dua

kata iman dan takwa yang masing-masing memiliki makna tersendiri..

Imtaq merupakan urusan yang sarat dengan nilai, kepercayaan,

pemahaman, sikap, perasaan dan perilaku yang bersumber dari al-Qur’an

dan Hadist. (Soelaiman, 2016:4)

Adapun yang dimaksud dengan hubungan Imtaq adalah peran kegiatan

Jum’at Imtaq terhadap peserta didik serta tujuan utamanya agar peserta

didik mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dan

meningkatkan keimanan serta ketaqwaan peserta didik. Untuk lebih

jelasnya dapat dipaparkan sebagai berikut :

13
a. Iman

Kata iman berasal dari bahasa arab, iman bentuk masdarnya dari

kata kerja (‫ إمانا‬,‫ یؤمن‬,‫ )امن‬artinya percaya, setia, aman, melindungi dan

menempatkan sesuatu pada tempatnya (Sukring, 2013:95).

Pada dasarnya iman selalu dihubungkan dengan suatu kepercayaan

atau berkenaan dengan agama. Iman sering juga dikenal sebagai

aqidah. Aqidah artinya ikatan, yaitu ikatan hati. Seorang yang

memiliki iman berarti mengikat hati dan perasaan

dengan sesuatu kepercayaan yang tidak dapat ditukar dengan

kepercayaan lainnya.

Sedangkan iman menurut istilah adalah keyakinan dalam hati dan

pengucapan dengan lisan. Jadi, iman adalah diucapkan dengan lisan,

dibenarkan dengan hati, dan diwujudkan dengan amal perbuatan

dengan penuh keyakinan, sebab yakin adalah kesempurnaan iman,

tetapi tidak semua iman adalah yakin (Sukring, 2013:95).

Seperti pemahaman dan pengetahuan para ahli tasawuf, bahwa

yakin itu merupakan tindakan kalbu dan dengan rasa yakin itulah

menjadi sempurnanya iman, serta yakin itulah kunci untuk makrifat

kepada Allah SWT.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa iman itu adalah

pegangan atau pijakan bagi setiap orang Islam. Kemantapan iman

dapat diperoleh dengan menanamkan kalimat tauhid Lailaha Illallah.

14
Sebagaimana firman Allah Swt, dalam Q.S. Fussilat/41: 30. sebagai

berikut:

ۤ
‫اِنَّ الَّ ِذي َْن َقالُ ْوا َر ُّب َنا هّٰللا ُ ُث َّم اسْ َت َقام ُْوا َت َت َن َّز ُل َع َلي ِْه ُم ْال َم ٰل ِٕى َك ُة اَاَّل َت َخافُ ْوا‬
َ‫ع ُد ْون‬ َ ‫َواَل َتحْ َز ُن ْوا َواَ ْبشِ ر ُْوا ِب ْال َج َّن ِة الَّ ِتيْ ُك ْن ُت ْم ُت ْو‬
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami

adalah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka,

maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan

berkata), Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu

bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga

yang telah dijanjikan kepadamu.(Departemen Agama RI, 2005:481)

b. Taqwa

Adapun taqwa yang berasal dari bahasa Arab yakni (‫ )التقوى‬yang

artinya memelihara diri, khauf/takut, menjaga diri, waspada,

memenuhi kewajiban dll. Taqwa menurut Istilah adalah menjaga

sesuatu perbuatan maksiat dari Allah SWT (Sukring, 2013:99)

Firman Allah SWT, dalam Q.S. Al Jasiyah/ 45: 18

‫ك َع ٰلى َش ِر ْي َع ٍة م َِّن ااْل َم ِْر َفا َّت ِبعْ َها َواَل َت َّت ِبعْ اَهْ َو ۤا َء الَّ ِذي َْن اَل‬
َ ‫ُث َّم َج َع ْل ٰن‬

‫َيعْ َلم ُْو َن‬

Artinya : “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu

syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat

15
itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak

mengetahui.”(Departemen Agama RI, 2005:501)

Karena itu, orang yang bertaqwa adalah orang yang takut

kepada Allah berdasarkan kesadaran: melaksanakan perintahnya-

Nya, tidak melanggar laranganNya, takut terjerumus ke dalam

perbuatan dosa. Orang yang taqwa adalah orang yang menjaga

(membentengi) diri dari kejahatan, memelihara diri agar tidak

melakukan perbuatan yang tidak diridhai Allah, bertanggungjwab

mengenai sikap, tingkah laku dan perbuatannya, dan memenuhi

kewajiban kepada Allah Swt, Nabi dan Rasulnya (Sukring,

2013:95)

Derajat taqwa sangat penting dalam agama Islam dan

kehidupan manusia. Taqwa adalah (pangkal) segala pekerjaan umat

muslim yang diperintahkan oleh Allah Subhanahuwata’ala. Selain

sebagai pokok, taqwa juga adalah ukuran. Di dalam Q.S. Al-

Hujurat/49:13. Allah Swt, mengatakan bahwa, Manusia yang paling

mulia di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa.

2. Nilai Moral

Ahmadi & Salim (2004:202) dalam Putri (2020:7) nilai adalah suatu

perangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas

yang memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran, perasaan,

keterkaitan, maupun perilaku.

16
Sidu (2015) dalam Putri (2020:7) nilai merupakan suatu yang

dihargai, selalu dijunjung tinggi, serta selalu dikejar oleh manusia untuk

memperoleh kebahagiaan hidup. Manusia dapat merasakan kepuasan

dengan nilai. Nilai merupakan suatu yang abstrak tetapi secara fungsional

mempunyai ciri-ciri yang dapat membedakan satu dengan yang lainnya.

Kaelan (2014:80) dalam Putri (2020:7) nilai dapat berguna untuk

menyatakan guna atau tidak berguna, benar atau salah, baik dan buruk,

indah atau tidak indah. Keputusan nilai yang dilakukan oleh subjek penilai

tentu berhubungan dengan unsur-unsur yang ada pada manusia sebagai

subjek penilai, yaitu unsur jasmani, akal, rasa, kehendak dan kepercayaan.

Sesuatu itu dikatakan bernilai apabila berharga, berguna, benar, baik, dan

lain sebagainya.

Putri (2020) dalam skripsinya mengatakan nilai moral dapat diartikan

sebagai suatu nilai yang berhubungan dengan perilaku baik dan buruk

yang akan menjadi dasar kehidupan atau kaidah manusia dan masyarakat,

di mana manusia saling berhubungan dalam tindakan yang memiliki nilai

positif atau negatif sesuai dengan ajaran Tuhan yang maha esa.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai moral

merupakan standar yang dipakai untuk menentukan sesuatu apakah

dianggap benar atau salah dalam bertingkah laku dan keputusan yang

diambil oleh seseorang atau sekelompok orang.

17
a. Pendidikan Moral

Satiadarma (2001:121) dalam Ulfa (2017:18) pendidikan moral

adalah suatu proses yang disengaja di mana manusia dibantu supaya

berkembang dari orientasi yang berpusat pada diri sendiri mengenai

hak dan kewajiban yang lebih luas, yaitu dirinya berada di dalam

mayarakat. Melalui pendidikan moral dalam keluarga yang menjadi

basis awal budi pekerti (moral), anak akan semakin sadar terhadap

kehadiran dirinya di dunia. Dalam keluarga normal (harmonis) anak

akan cenderung berperilaku positif, sebaliknya pada keluarga yang

tidak normal (rusak) anak akan cenderung berperilaku sosial negatif.

Karena itu, keluarga memang tempat yang sebaik-baiknya untuk

melakukan pendidikan moral.

Sjarkawi (2006:42-45) dalam Ulfa (2017:19) Pendidikan moral

dapat dilakukan secara formal maupun insidental, baik di sekolah

maupun di lingkungan rumah. Pendidikan moral berguna untuk

menanggulangi kebobrokan moral, baik secara preventif maupun

represif. Dengan demikian, dapat difahami bahwa perilaku dan tinak

amoral disebabkan oleh moralitas ang rendah. Moralitas yang renah

antara lain disebabkan pendidikan moral di rumah dan sekolah kurang

efektif.

18
b. Perilaku Moral

Perilaku adalah cerminan kepribadian seseorang yang tampak

dalam perbuatan dan interaksi terhadap orang lain dalam lingkungan

sekitarnya(Winda Gunarti,dkk,2008:1.3 dalam Yuniarto, 2016:10).

Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk

berpendapat, berpikir, bersikap dan lain sebagainya yang merupakan

refleksi dari berbagai macam, baik fisik maupun non fisik. Perilaku

juga diartikan sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap

lingkungannya. Reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi dua yakni

dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit) dan dalam

bentuk aktif (dengan tindakan konkrit).

Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala

perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup

(Notoatmodjo, 2003 dalam Yuniarto, 2016:10). Kemudian menurut

ensiklopedi Amerika, perilaku 10 11 diartikan sebagai suatu aksi dan

reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa

perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk

menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan demikian

maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu

pula.

Perilaku moral artinya perilaku yang sesuai dengan kode moral

kelompok sosial. Keterbatasan terpenting teori Kohlberg ialah bahwa

19
hal itu berkaitan dengan penalaran moral alih-alih dengan perilaku

aktual (Arnold, 2000 dalam Yuniarto 2016:12).

Moral merupakan tindakan atau tata cara, kebiasaan, dan adat.

Perilaku moral dikendalikan konsep-konsep moral yang merupakan

peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi individu atau

anggota suatu budaya dan yang menentukan pola perilaku yang

diharapkan dari seluruh anggota kelompok.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku

moral itu merupakan suatu tindakan yang sesuai dengan kode etik dan

tata krama yang baik dalam kehidupan seperti cara kita berbicara,

sopan santun terhadap yang lebih tua dan menghargai orang lain.

3. Pembentukan Karakter Religius

Narwati (2010:1) dalam Muhammad (2020:34) pembentukan karakter

adalah usaha yang terwujud sebagai hasil suatu tindakan. Karakter berasal

dari bahasa yunani yaitu “Kharrasei” yang berarti memahat atau mengukir

(to inscrible/to ingrave), sedangkan bahasa latin, karakter bermakna

membedakan tanda, sifat kejiwaan, tabiat, dan watak.

Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark atau

menandai dan menfokuskan bagaimana megaplikasikan nilai-nilai

kebaikan dalam tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak

jujur, kejam, rakus, dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter

jelek sedangkan orang yang jujur, peduli, bertanggung jawab, toleransi,

20
dan perilaku baik lainnya dikatan orang berkarakter baik. Karakter

merupakan ciri khas dari seseorang yang bersumber dari proses alamiah

sebagai hasil yang diterima dari lingkungan sekitar dan keluarga.

Samani & Hariyanto (2012:41-42) dalam Muhammad (2020:36)

karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap

individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam ligkungan keluarga,

masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah

individu yang mampu membuat keputusan dan siap

mempertanggungjawabkan akibat setiap keputusanya. Karakter dapat

dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan

Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan

kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perkataan, perasaan dan

perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya

adat istiadat dan estetika.

Dari berbagai pengertian karakter di atas, maka karakter dapat

diartikan sebagai dasar membangun pribadi seseorang, terbentuk baik

karena pengaruh herditas (penurunan sifat genetik) maupun pengaruh

lingkungan yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan

dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Fathurrohman (2013:9) dalam Muhammad (2020:39) religius adalah

sikap dan prilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

21
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain dan hidup

rukun dengan agama lain.

Sahidjaya (2010:7) dalam Muhammad (2020:40) dalam buku panduan

guru pelajaran pendidikan agama mendefinisikan religius merupakan

pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu

berdasarkan pada Ketuhanan atau ajaran agamanya.

Mustari (2014:1) dalam Muhammad (2020:40) religius adalah nilai

karakter dalam hubungannya terhadap Tuhan. Ia menunjukan bahwa

pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu

berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan atau ajaran agamanya.

Sebenarnya dalam jiwa manusia itu sendiri sudah tertanam benih

keyakinan yang dapat merasakan adanya Tuhan. Rasa semacam itu sudah

merupakan fitrah (naluri insani), Inilah yang disebut naluri keagamaan.

Dari berbagai pengertian dan pendapat di atas tentang pembentukan

karakter religius maka dapat di simpulkan bahwa pembentukan karakter

religius adalah proses pembenukan pribadi seseorang supaya menjadi

orang yang berperilaku baik, sopan dan santun kepada sesama manusia

serta terhadap Tuhan.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan

oleh peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah

22
seperti skripsi, tesis, disertasi atau jurnal penelitian. Berikut adalah penelitian

terdahulu yang menjadi acuan peneliti dalam melakukan penelitian.

1. Penelitian dengan Judul “Penerapan Kegiatan Imtaq Sebagai Sarana

Menumbuhkan Nilai Moral Dan Sikap Religius Siswa Di

Smpn 1 Lembar” di lakukan oleh Siti Hajar (2019). Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif,

tehnik penentuan subyek menggunkan purposive sampling dan snowball

sampling, jenis data yang digunakan data kualitatif, sumber data terdiri

dari data sekunder dan data primer, metode pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan

teknik analisis data yang digunakan yaitu melalui, reduksi, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa, pertama,

penerapan kegiatan imtaq sebagai saran menumbuhkan nilai moral dan

sikap religius siswa adalah melalui: pembentukan sikap religius, kegiatan

yasinan bersama, dan pemberian arahan atau sekaligus kultum. Kedua,

dampak positif dalam menumbuhkan nilai moral peserta didik di SMPN 1

Lembar diantaranya: (1) siswa mampu berperilaku sopan dan santun

terhadap guru maupun antar peserta didik (2) Saling menghormati antara

siswa yang beda agama (3) Saling menghargai dan taat terhadap aturan

sekolah, dan (4) Peduli dan mau saling tolong-menolong. Sedangkan

dampak positif dalam sikap religius siswa SMPN 1 Lembar diantaranya,

23
Aqidah, Ibadah, Akhlak yang menjadi pedoman perilaku siswa, untuk

mencapai kebahagian hidup di dunia maupun diakhirat.

penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan diteliti

adalah sama-sama melakukan penelitian di sekolah dengan judul yang

sam, sedangkan perbedaan kedua penelitian ini adalah tempat atau lokasi

penelitian.

2. Penelitian dengan judul “Penerapan Program Imtaq Dalam Menanamkan

Karakter Siswa Di Smpn 23 Seluma” di lakukan oleh Dita Maya Sita

(2018). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan (field Research) dengan pendekatan kualitatif. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun yang menjadi

subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru Pendidikan

Agama Islam, Pembina imtaq dan siswa.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan program

Imtaq dalam menanamkan karakter siswa di SMPN 23 Seluma sudah

berjalan dengan baik sesuai dengan program yang ditetapkan sekolah. Dan

dengan adanya program Imtaq ini siswa sudah mencerminkan karakter

yang baik.

penelitian ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama melakukan

penelitian di sekolah dengan jenis penelitian yang sama juga, sedangkan

perbedaan kedua penelitian ini adalah tempat atau lokasi penelitian.

24
3. Penelitian selanjutnya oleh Rifda Nailil Muna (2021) dengan judul

“Pembinaan Iman Dan Taqwa (Imtaq) Dalam Mengembangkan Karakter

Religius Siswa Di Mima 29 Miftahul Ulum Kauman Ambulu Tahun

Pelajaran 2021/2022”. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif deskriptif, dengan jenis penelitian studi kasus. Sedangkan teknik

pengumpulan data menggunakan wawancara semi struktur, observasi

partisipasif, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis

deskriptif kualitatif dengan model interaktif Miles, Huberman dan Saldana

yang meliputi kondensasi data, penyajian data dan kesimpulan. Keabsahan

data menggunakan triangulasi sumber dan tekhnik.

Hasil dari penelitian ini yaitu: 1) Perencanaan pembinaan Iman dan

Taqwa dalam mengembangkan karakter religius siswa yaitu terdiri dari

beberapa langkah yakni: a) Menentukan analisis kebutuhan. Analisis

kebutuhan digunakan untuk menganalisis beberapa hal yang perlu

diketahui sebelum program tersebut dilaksanakan, seperti apa saja yang

menjadi kebutuhan program pembinaan Iman dan Taqwa. b) menetapkan

tujuan, tujuannya yaitu menanamkan karakter anak sejak dini tentang

keimanan, suka shalat berjama’ah, dan suka membaca AlQur’an sejak

dini. c) menentukan rencana program, program-programnya meliputi:

shalat dhuha berjama’ah, tausiyah, baca tulis Al-Qur’an, dan shalat dhuhur

berjama’ah. 2) Pelaksanaan pembinaan Iman dan Taqwa dalam

mengembangkan karakter religius siswa yaitu terdiri dari beberapa

25
langkah yakni: a) menentukan pendekatan, yaitu pendekatan pembiasaan,

b) menentukan metode, yaitu metode keteladanan (uswah hasanah), dan c)

menentukan media seperti: sajadah, peci, mukena, halaman sekolah,

microfon, Al-Qur’an, jilid yanbu’a, dan papan tulis. 3) Evaluasi

Pembinaan Iman dan Taqwa dalam mengembangkan karakter religius

siswa ini dilakukan dengan cara kerjasama melalui buku Kobimtaq yang

di isi setiap hari oleh orang tua siswa.

penelitian ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama melakukan

penelitian di sekolah. Namun perbedaannya terleak pada jenis penelitian.

Yang dimana penelitian yang dilakukan oleh Rifda Nailil Muna (2021)

menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriftif sedangan penelitian ini

menggunakan penelitian kualitatif study lapangan.

26
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian dengan jenis study lapangan dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini merupakan pendekatan

yang digunakan oleh kaum fenomenologis untuk menangkap makna-makna

dari tingkah laku manusia. Mereka berusaha memandang sesuatu dari sudut

pandang orang yang “bertingkah laku” itu sendiri. Sehingga seakan-akan

peneliti merasakan secara langsung apa yang dilakukan oleh orang yang

bertingkah laku tersebut.

Metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme/enterpretif, digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan

data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

pada generalisasi (Sugiyono, 2013:37).

B. Lokasi Penelitian

Cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan lapangan penelitian

ialah dengan jalan mempertimbangkan teori subtantif dan dengan mempelajari

serta mendalami fokus serta rumusan masalah penelitian. Untuk itu pergilah

27
dan jajakilah lapangan untuk melihat apakah terdapat kesesuaian dengan

kenyataan yang ada di lapangan (Moleong, 2008:125).

Lokasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah SDN 5 Buwun Mas.

Peneliti menggunakan penelitian ini karena keadaan lokasi yang mudah

dijangkau juga memperoleh data-data yang sesuai, menjawab persoalan dan

fenomena yang terjadi sesuai dengan pokok fokus masalah yang diajukan.

C. Kehadiran Peneliti

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia

sekaligus perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan

pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. (Moleong, 2019:168).

Sesuai dengan penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan

adalah sangat penting dan diperlukan secara optimal. Peneliti merupakan

instrument penting, peneliti adalah kunci utama dalam mengungkapkan

makna dan sekaligus sebagai alat pengumpul data. Karena itu peneliti juga

diharuskan terlibat dalam kehidupan orang-orang yang diteliti sampai pada

tingkat keterbukaan antara kedua belah pihak. Oleh karena itu dalam

penelitian ini peneliti perlu terjun langsung ke lapangan untuk mengamati dan

mengumpulkan data yang dibutuhkan.

D. Sumber Data

Sumber data adalah salah satu yang paling vital dalam penelitian.

Kesalahan dalam menggunakan atau memahami sumber data, maka data yang

diperoleh juga akan meleset dari yang diharapkan (Bungin Burhan, 2001:129)

28
Dalam pengumpulan sumber data, peneliti melakukan pengumpulan

sumber data dalam wujud data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data Primer ialah jenis dan sumber data penelitian yang di peroleh

secara langsung dari sumber pertama (tidak melalui perantara), baik

individu maupun kelompok. Adapun yang menjadi sumber data utama

dalam peneltian ini adalah kepala sekolah guru dan siswa.. Data primer

secara khusus di lakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Penulis

mengumpulkan data primer melalui wawancara, dan pengamatan dan

dokumenasi .

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan sumber data suatu penelitian yang di

peroleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (di peroleh

atau dicatat oleh pihak lain). Data sekunder itu berupa bukti, catatan atau

laporan historis yang telah tersusun dalam arsip atau data dokumenter.

Penulis mendapatkan data sekunder ini dengan cara melakukan

permohonan ijin yang bertujuan untuk mendapatkan data-data dalam arsip

sekolah seperti profil sekolah, visi dan misi dan data yang lainnya.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer

untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat

penting diperoleh dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang

29
dikumpulkan digunakan, kecuali untuk penelitian eksploratif, untuk menguji

hipotesa yang telah dirumuskan. Data yang dikumpulkan harus cukup valid

untuk digunakan (Ahnah Tanzeh, 2004:28)

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data, serta instrumen pengumpulan data

adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih

mudah (Ridwan, 2004:137)

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan(Ridwan, 2004:137). Perlu dijelaskan bahwa

pengumpulan data dapat dilakukan dengan berdasarkan pengalaman. Secara

metodologis dikenal beberapa macam tehnik pengumpulan data, diantaranya. :

1. Observasi

Observasi merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap situasi

kondisi atau perilaku obyek sasaran.

Metode observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke

obyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan imtaq yang dilakukan

oleh Guru dan Siswa/i SDN 5 Buwun Mas.

2. Wawancara

Wawancara yaitu bentuk komunikasi timbal balik antara dua orang

yang melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari orang

30
lain dengan mengajukan pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.

Wawancara dilakukan langsung di lokasi penelitian dengan

memanfaatkan informasi dari kepala sekolah, Guru dan Siswa/i di SDN 5

Buwun Mas.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah cara atau teknik mengumpulan data dengan

mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi dari obyek yang di

wawancarai, seperti yang dilakukan oleh seorang psikolog dalam meneliti

perkembangan seorang klien melalui catatan pribadinya.

Data dokumentasi didapat dari Siswa dan Guru SDN 5 Buwun Mas.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data disebut juga pengolahan dan penafsiran data. Analisis data

merupakan upaya mencari dan menata secara teratur catatan hasil observasi,

wawancara dan lainnya untuk mengembangkan pengetahuan peneliti tentang

kasus yang diteliti dan menyajikan sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan

untuk meningkatkan pemahaman tersebut perlu dilanjutkan dengan berupaya

mencari makna. Sifat analisis dalam penelitian kualitatif adalah penguraian

apa adanya fenomena yang terjadi (deskriptif) disertai penafsiran terhadap arti

yang terkandung dibalik yang tampak. Dalam penelitian ini peneliti

melakukan analisis interpretatif dengan mengandalkan daya imajinasi, intuisi,

dan daya kreasi peneliti dalam proses yang disebut reflektif dalam menangkap

makna dari objek penelitian.

31
Tujuan analisis tersebut yaitu untuk menemukan makna peristiwa yang ada

pada objek penelitian dan menginterpretasikan makna dari hal yang diteliti.

Data-data yang nantinya didapatkan dari penelitian tentang “Penerapan

Kegiatan Imtaq Sebagai Sarana Menmbuhkan Nilai Moral dan Sikap Religius

Siswa SDN 5 Buwun Mas” akan dianalisis dan dijelaskan dalam bentuk kata-

kata yang bisa dipahami dengan jelas oleh orang lain, untuk kemudian

disajikan secara tertulis dalam bentuk laporan penelitian.

Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Reduksi data

Menurut Sugiyono (2018:247-249) Reduksi data adalah merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting

yang sesuai dengan topik penelitian, mencari tema dan polanya, pada

akhirnya memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya.

Dari pendapat tersebut di atas dapat di simpulkan reduksi data adalah

proses memilih dan memilah mana data yang dibutuhkan dan mana data

yang tidak dibutuhkan, sehingga memudahkan bagi peneliti dan tidak keluar dari apa
yang akan di teliti.

2. Display data

Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan

data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam

bentuk table, grafik, flowchart, pictogram dan sejenisnya. Melalui

32
penyajian data tersebut, maka data dapat terorganisasikan, tersusun dalam

pola hubungan, sehingga akan mudah dipahami. Selain itu dalam

penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya namun

yang sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah dengan teks yang bersifat naratif. Melalui penyajian data tersebut,

maka data terorganisasikan, dan tersusun sehingga akan semakin mudah

dipahami (Sugiyono, 2018:249).

3. Penarikan kesimpulan

Menurut Sugiyono (2018:252-253) kesimpulan dalam penelitian

kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal,

tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa

masalah dan perumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga

setelah diteliti menjadi jelas.

Penarikan kesimpulan adalah langkah terakhir dalam menganalisis

penelitian kualiatif.

G. Keabsahan Data dan Temuan

Uji keabsahan data meliputi uji kreadibilitas data (validitas internal), uji

33
depenabilitas (reliabilitas) data, uji transferabilitas (validitas eksternal/

generalisasi), dan uji konfirmabilitas (obyektivitas) (Sugiyono, 2017:294)

Dalam penelitian kualitatif ini memakai beberapa teknik, yaitu:

1. Kepercayaan (kreadibility)

Kreadibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil

dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. ada beberapa teknik untuk

mencapai kreadibilitas ialah teknik : perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan

teman sejawat, dan membercheck (Sugiyono, 2017:270).

2. Trianggulasi

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan

memanfaatkan berbagai sumber diluar data sebagai bahan perbandingan.

Kemudian dilakukan cross check agar hasil penelitian dapat

dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua

triangulasi yaitu triangulasi sumber data dan trianggulasi metode. Hal ini

sesuai dengan saran Faisal untuk mencapai standar kredibilitas hasil

penelitian setidak-tidaknya menggunakan triangulasi sumber data dan

triangulasi metode (Sugiyono, 2017:273-275).

3. Memperpanjang pengamatan

Dengan memperpanjang pengamatan berarti peneliti kembali ke

lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data

yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan memperpanjang

34
pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan

semakin terbentuk rapport (hubungan), semakin akrab (tidak ada jarak

lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi

yang disembunyikan lagi.

Dalam perpanjangan pengamatan ini, peneliti melakukan penggalian

data secara lebih mendalam supaya data yang diperoleh menjadi lebih

konkrit dan valid. Peneliti datang ke lokasi penelitian walaupun peneliti

sudah memperoleh data yang cukup untuk dianalisis, bahkan ketika

analisis data, peneliti melakukan crosscheck di lokasi penelitian

(Sugiyono, 2017:270-271).

4. Pemeriksaan sejawat

Pemeriksaan sejawat melalui diskusi yaitu teknik yang dilakukan

dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh

dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Dari informasi

yang berhasil digali, diharapkan dapat terjadi perbedaan pendapat yang

akhirnya lebih memantapkan hasil penelitian (Sugiyono, 2017:276).

5. Kebergantungan (depandibility)

Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati – hatian akan terjadinya

kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan

data sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kesalahan

sering dilakukan oleh manusia itu sendiri terutama peneliti karena

keterbatasan pengalaman, waktu, pengetahuan. Cara untuk menetapkan

35
bahwa proses penelitian dapat dipertanggungjawabkan melalui audit

dipendability oleh ouditor independent oleh dosen pembimbing.

6. Kepastian (konfermability)

Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan

dengan cara mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil

penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan

untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Dengan

demikian, penggunaan instrumen penelitian yaitu untuk mencari informasi

yang lengkap mengenai suatu masalah, fenomena alam maupun sosial.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

menghasilkan data yang akurat yaitu dengan menggunakan 6 jenis instrumen

Penelitian :

1. Peneliti

Instrumen penelitian yang pertama dan utama di dalam penelitian

kualitatif adalah peneliti. Tanpa peneliti maka sebuah penelitian tidak

akan berjalan karena tidak ada pihak yang menentukan topik, fokus

utama, dan mengumpulkan data.

Peneliti bertugas untuk menentukan fokus utama atau topik

penelitian berdasarkan pemikiran subjektifnya. Kemudian bertugas

36
untuk mengumpulkan data penelitian lalu dianalisis dan ditarik

kesimpulan sebagai hasil penelitian.

2. Panduan Wawancara

Instrumen yang kedua adalah panduan wawancara, yakni sebuah

tulisan yang berisi detail kegiatan wawancara yang akan dilakukan

peneliti untuk mendapatkan data. Panduan ini berisi informasi data

narasumber dan daftar pertanyaan yang diajukan.

Panduan wawancara menjadi pegangan peneliti dalam melaksanakan

penelitian dan tidak diberikan kepada narasumber. Sebab narasumber

cukup menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti untuk menjaga

kebenaran atau validitas apa yang disampaikan.

Instrumen wawancara yang digunakan oleh peneliti kepada guru dan

siswa dapat dilihat pada lampiran 1,2 dan 3.

3. Observasi

Observasi menjadi salah satu instrumen yang digunakan oleh peneliti yang

bertujuan untuk memvalidkan dan mencocokkan hasil wawancara yang didapatkan

oleh peneliti.

Instrumen observasi yang digunakan untuk menggambarkan aktivitas proses

penerapan program imtaq SD Negeri 5 Buwun Mas.

Instrumen observasi yang digunakan peneliti dapat dilihat pada lampiran.

37
4. Dokumen

Terakhir adalah dokumen yang juga bisa disebut dengan istilah

literatur. Jadi, dalam penelitian kualitatif ada proses pengumpulan data

dengan cara studi literatur. Artinya peneliti membaca sejumlah

dokumen untuk mendapatkan data terkait objek penelitian.

Studi literatur biasanya dilakukan untuk memperdalam apa yang

diteliti sehingga bisa memaparkannya dengan detail di laporan

penelitian. Selain itu bisa difungsikan sebagai pembanding, apakah data

di lapangan sesuai dengan data di dalam sebuah dokumen?

38
BAB IV

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data

1. Profil SD Negeri 5 Buwun Mas

a. Sejarah SDN 5 Buwun Mas

SDN 5 Buwun Mas Merupakan salah satu Sekolah Dasar Negeri

yang berada di lingkup wilayah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok

Barat dan merupakan sekolah imbas dari gugus II Sekotong.

SDN 5 Buwun Mas Berdiri sejak tahun 1983-1984 di atas tanah

milik Pemerintah Kabupaten Lombok Barat seluas 2445 m² . Pada awalnya

bernama SDN Pengantap dan berubah menjadi SDN 5 Buwun Mas.

Perubahan nama dan nomenklatur tersebut berdasarkan Surat keputusan

Bupati lombok Barat No 2 tahun 2004.

Terhitung mulai tanggal 16 september 2015 SDN 5 Buwun Mas

dipimpin oleh I Gde Subawa, S.Pd sampai sekarang. Sebelumnya secara

berturut-turut sejak awal berdirinya SDN 5 Buwun Mas telah dipimpin

oleh, Lalu Muis (1984-1987), I Ketut Sumandia, A.Ma (1987-2000), dan

Abdul Muhit, A.Ma.Pd (2000-2015).

Secara geografis SDN 5 Buwun Mas terletak pada -8,8684 Lintang

Selatan dan 116,0864 Bujur Timur yang berlokasi di Dusun Pengantap Desa

39
Buwun Mas Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa

Tenggara Barat dengan batasan sesuai sertifikat tanahnya sebagai berikut :

Sebelah Utara : Jalan Raya dari Sekotong ke Lombok Tengah

Sebelah Selatan : Pekarangan Amaq Riasih

Sebelah Timur : Kebun Milik Lalu Astaman

Sebelah Barat : Gang

SDN 5 Buwun Mas sejak berdiri telah melaksanakan akreditasi

sekolah sebanyak dua kali, akreditasi pertama pada tahun 2007 dengan

hasil “Akreditasi C” yang kemudian ditingkatkan pada tahun 2015 dengan

hasil “Akreditasi B”.

b. Visi dan Misi SD Negeri 5 Buwun Mas

Adapun visi dan misi SD Negeri 5 Buwun Mas adalah sebagai berikut:

Visi :

 Bertaqwa, Berprestasi, Berbudaya

Misi :

 Menumbuhkan penghayatan terhadap agama yang di Yakini siswa

melalui kegiatan imtaq

 Menumbuhkan semangat belajarsiswa dengan melaksanakan bimbingan

belajar secara optimal untuk menunjang prestasi siswa

40
 Menumbuhkan semangat budaya kebangsaan menjadi kearifan dalam

bertingkah laku dan bertindak

 Meningkatkan profesionalime guru

 Menumbuhkan semangat dan minat baca guru

 Mengoptimalkan peran seluruh komponen pendidik dan pelaksana

program sekolah

 Menciptakan lingkungan seolah yang harmonis bersih indah dan

disiplin, hormat kepada orang tua, guru dan masyarakat.

c. Sarana dan Prasarana SD Negeri 5 Bwun Mas

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki SD Negeri 5 Buwun Mas

sebagai berikut :

No. Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Ruang Kepala Sekolah 1

2 Ruang Guru 1

3 Ruang Kelas 6

4 Perpustakaan 1

41
5 Ruang Sanitasi 4

6 WC 2

7 Mading 1

8 Lapangan umum 1

9 Lapangan Voli 1

10 Perumahan khusus guru 3

11 Kantin 2

Tabel 1. Sarana dan prasarana SD Negeri 5 Buwun Mas

d. Jumlah Guru dan Tenaga Pendidik SD Negeri 5 Buwun Mas

Adapun jumlah guru dan tenaga pendidik yang dimiliki oleh SD

Negeri 5 Buwun Mas totalnya adalah 12, yang dimana ada 9 guru dan 3

tenaga pendidik. Tenaga pendidik yang dimaksud tersebut, 1 bagian

42
administrasi, 1 operator dan 1 kepala sekolah. Sedangkan guru di bagi

menjadi 2 bagian di antaranya 6 guru kelas dan 6 guru linier.

e. Jumlah Peserta Didik SD Negeri 5 Buwun Mas

Adapun jumlah peserta didik SD Negeri 5 Buwun Mas pada tahun

2023 sebanyak 139 peserta didik yang terdiri dari 76 laki-laki dan 63

permpuan.

2. Hasil Temuan Penelitian

Temuan penelitian menjadi salah satu bagian yang paling penting untuk

dapat menjawab suatu rumusan masalah yang telah ditentukan dalam sebuah

penelitian. Temuan dalam sebuah penelitian merupakan bagian dari jawaban

rumusan masalah suatu penelitian yang kemudian akan di analisis dan

disimpulkan.

Berbagai temuan yang didapatkan oleh peneliti tentu menjadi jawaban

peneliti terhadap permasalah penelitian dan tujuan dalam penelitiannya.

Temuan-temuan tersebut kemudian akan dipaparkan berdasarkan jumlah

rumusan masalah yang telah dirumuskan yaitu sebagai berikut :

a. Proses penerapan program imtaq dalam membentuk nlai moral dan sikap

religius pada peserta didik di SD Negeri 5 Buwun Mas.

Penerapan kegiatan imtaq sebagai sarana menumbukann nilai moral

dan sikap religius siswa di SD Negeri 5 Buwun Mas, untuk mendapatkan

data penulis melakukan wawancara kepada kepala sekolah, Pembina

43
imtaq, dan siswa serta melakukan observasi pada kegiatan imtaq.

Menumbuhkan nilai moral dan sikap religius suatu hal yang sangat

penting, dikarenakan sebagai suatu bentuk penanaman karakter ataupun

tingkah laku, yang secara tidak langsung memberikan kontribusi yang

baik terhadap pembentukan sikap, mental serta perilaku anak untuk

kehidupan setiap hari, disamping pemahaman mengenai agama di tengah

maraknya digitalisasi yang memberi dampak terhadap kehidupan.

Perubahan sikap yang disebabkan karena dampak negatif media digital

menjadi suatu tantangan dalam dunia pendidikan, yang terkenal dengan

gaya belajar /metode belajar tradisional, sehingga dalam dunia pendidikan

seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam hal

menumbuhkan nilai moral maupun sikap religius siswa. Dalam hal ini

seperti penerapan kegiatan imtaq.

Berdasarkan hasil wawancara tentang proses penerapan kegiatan imtaq

yang di lakukan oleh peneliti kepada Pembina imtaq ibu Rohana,S.Pd

pada tanggal 20 Juli 2023.

“sebelum pelaksanaan kegiatan imtaq siswa dan guru


membersihkan lingkungan sekolah, setelah itu siswa dan guru
berwudu, berpakaian rapi, mempersiapkan tempat imtaq, sperti
membersihkan tempat imtaq dan memepersiapkan sarana imtaq seperti
buku yasin, mikropon. Setelah sarana imtaq sudah di siap, kegiatan
imtaq di mulai dengan pembukaan, pembacaan surah yasin, hafalan
bacaan sholat, besholawat kepada nabi, ceramah yang di berikan oleh
Pembina imtaq. Kemudian diakhiri dengan doa dan penutup”.

44
Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukan bahwa kegiatan

imtaq di SD Negeri 5 Buwun Mas dalam membentuk nilai moral dan

sikap religius sudah terjadwal. Dari kegiatan sebelum dimulainya kegiatan

imtaq sampai selseainya kegiatan imtaq berlangsung. Diawali dengan

pembukaan dimana siswa dan guru menyiapkan peralatan imtaq sperti

membersihkan tempat imtaq menyiapkan sarana imtaq, dan kemudian

kegiatan imtaq di lanjutkan dengan pembacaan surah yasin, hafalan sholat,

bersholawat kepada nabi, ceramah yang disampaikan oleh Pembina imtaq,

serta penutupan kegiatan imtaq.

Diperkuat dengan pernyataan peserta didik kelas 5 SD Negeri 5

Buwun Mas.

“pagi-pagi kami disuruh membersihkan halaman sekolah, dan


kelas masing-masing sebelum kegiatan imtaq dimulai. Kegiatan imtaq
dimulai jam 8, kegiatan imtaq dipimpin oleh Bapak/Ibu guru, untuk
pembacaan surah yasin, bacaan sholat dan bersholawat kepada nabi
kami yang ditunjuk untuk memimpin, sedangkan untuk ceramah dan
do’a sekaligus penutup dipimpin oleh Bapak/Ibu Guru yang
memimpin. Setelah kegiatan imtaq dilaksanakan kami diberikan waktu
untuk istrahat kmudian masuk kelas untuk belajar kemudian kami
pulang, karna hari jumat hususnya proses belajar mengajar cepat
selesai”.

Dari pernyataan peserta didik di atas bahwa sebelum kegiatan imtaq

dimulai siswa terlebih dahulu membersihkan halam sekolah, ruang kelas

kemudian menyiapkan perlengkapan kegiatan imtaq, kemudian imtaq

45
dimulai dengan di buka oleh bapak/Ibu Guru, kemudian untuk pembacaan

surah yasin, bacaan sholat dan bersholawat kepada nabi siswa yang di

tunjuk untuk memimpin, untuk ceramah, do’a serta penutup dipimpin oleh

Bapak/Ibu Guru. Setelah kegiatan imtaq selesai siswa diberikan waktu

untuk istirahat kmudian masuk kelas untuk melkasanakan proses belajar,

setelah belajar siswa di pulangkan karna pada hari jumat proses belajar

mengajar waktunya sedikit dari hari-hari yang lain.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 21 Juli 2023 yang dilakukan

penulis bahwa guru maupun Pembina imtaq sudah efektif memanfaatkan

perannya dalam menumbuhkan nilai moral dan sikap religius siswa, dalam

hal ini Pembina imtaq berusaha dalam menciptakan kegiatan imtaq yang

damai dan banyak memberikan motivasi maupun arahan terhadap siswa

seperti mengusahakan siswa agar mengikuti kegiatan dengan baik,

bertutur kata yang baik dengan guru dan tidak berbicara sendiri ketika

kegiatan berlangsung. Walaupun masih ada saja siswa yang kurang serius

atau main-main saat kegiatan imtaq berlangsung.

Selanjutnya hasil observasi penulis setelah kegiatan imtaq dan

mengamati keadaan sekolah yang dimana jumlah rombel kelas ada 6 kelas

dengan jumlah peserta didik pada tahun 2023 sebanyak 139 peserta didik

yang terdiri dari 76 laki-laki dan 63 permpuan. Hasil observasi penulis di

luar kegiatan imtaq menunjukan bahwa ketika siswa bertemu guru siswa

langsung nunduk dan berjabat tangan dengan guru maupun staf TU. Jadi

46
Hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa apa yang di

sampaikan ketika kegiatan imtaq siswa langsung terapkan unt uk kegiatan

sehari-hari, oleh karena itu dengan kegiatan imtaq sekolah dapat merubah

dan menumbuhkan nilai moral maupun sikap religius siswa. Di samping

itu juga kegiatan imtaq yang diterapkan di SD Negeri 5 Buwun Mas juga

menunjukkan persoalan nyata, misalnya dalam memberikan contoh yang

baik untuk siswa, karena pada era globalisasi ini banyak siswa yang

berperilaku kurang baik. Dengan memberikan arahan dan teguran kepada

siswa, siswa dituntut untuk berperilaku yang baik, sopan santun serta

bermoral.

Hasil observasi siswa di SD Negeri 5 Buwun Mas dapat disimpulkan

bahwa dalam pelaksanaan kegiatan imtaq siswa masih kurang

berpartisipasi serta tidak serius dalam mengikuti kegiatan imtaq dan juga

masih banyak siswa yang berbicara sendiri ketika kegiatan berlangsung.

Maka penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dalam melakukan kegiatan

imtaq memiliki sikap tanggung jawab, dan religius dikategorikan rendah

dan dalam pelaksanaan yang kurang antusias. Adapun dari hasil observasi

dengan menggunakan pedoman observasi dapat dilihat pada lampiran 4.

b. Analisis Kelebihan dan kekurangan Kegiatan Imtaq Dalam Menumbuhkan

Nilai Moral Dan Sikap Religius Siswa di SD Negeri 5 Buwun Mas

47
Kegiatan imtaq yang dilaksanakan di SD Negeri 5 Buwun Mas,

dengan berbagai bentuknya berdampak pada terciptanya kondisi saling

menghormati, dan menghargai antar peserta didik maupun terhadap guru.

Kondisi ini tentu saja penting dan merupakan modal dasar dalam

menumbuhkan nilai moral dan sikap religius siswa.

Adapun kelebihan dan kekurangan kegiatan imtaq dalam

menumbuhkan nilai moral dan sikap religius siswa di SD Negeri 5 Buwun

Mas sebagai berikut :

1) Kelebihan kegiatan imtaq dalam menumbuhkan nilai moral dan sikap

religius siswa di SD Negeri 5 Buwun Mas.

Hasil wawancara dengan bapak Malah Sukandar,S.Pd selaku

kepala sekolah SD Negeri 5 Buwun Mas.

“imtaq yang dilaksanakan setiap hari jumat bertujuan untuk


meningkatkan moralitas siswa kita di sini karna dengan imtaq ini
dilaksanakan dari awal smapai saat ini sudah memberikan
perubahan yang signitifikan dari siswa sudah bisa berprilaku sopan
santun dengan bapak ibu gurunya, bisa saling menghargai dengan
sesama siswa. Berintraksi dan bertata krama Ketika bertemu
dengan bapak ibu guru dan temannya. Itulah kelebihan adanya
program imtaq disekolah kami”. (hasil wawancara 13 Juli 2023)

Data diatas diperkuat oleh pernyataan Ibu Guru yang Bernama

Rohana,S.Pd selaku Pembina imtaq mengatakan bahwa:

“Pengaruh imtaq memiliki dampak yang sangat besar terhadap


prilaku siswa seperti interaksi dan komunikasi ketika mereka
berbicara dengan bapak bu guru mereka bahkan terhadap
temannya. Dengan imtaq ini memnanamkan sikap saling
menghormati dan saling menghargai terhadap guru maupun antar

48
sesama siswa di lingkungan sekolah maupun di luar
sekolah.dengan adanya kegiatan imtaq ini berdampak baik erhadap
siswa dimana bisa membuat nilai moral mereka teranam pada
dirinya sebagai modal awal agar kedepannya lebih baik lagi”.
(hasil wawancara 20 Juli 2023)

Ditambahakan lagi oleh pernyataan Ibu Guru Rohana,S.Pd sebagai

penguat data diatas bahwa:

“Alhamdulillah ada perubahannya, kan dari anak-anak yang


awalnya ndk bisa ngaji yasin jadi bisa karena kegiatan ini rutin.
Kemudian anak-anak inikan setiap anak dikasih tugas masing-
masing saat kegiatan imtaq. Ada yang mimpin baca yasin, ada
yang impin baca surah pendek, ada yang mimpin sholawatan dan
bacaan sholat. Nah dari sana anak-anak mulai kelihatan
peningkatan akhlaknya. Percaya dirinya meningkat ketika lancar
dalam pembacaan sholat dan lain-lain”.
Data hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara diatas,

menggambarkan betapa pentingnya kegiatan imtaq yang dilaksanakan

di SD Negeri 5 Buwun Mas sebagai media saling menghargai dan

menghormati..

Berdasarkan data hasil penelitian, kegiatan Imtaq memiliki

kelebihan dalam menumbuhkan nilai moral peserta didik di SD

Negeri 5 Buwun Mas diantaranya: (1) siswa mampu berperilaku sopan

dan santun terhadap guru maupun antar peserta didik (2) Saling

menghargai dan taat terhadap aturan sekolah, dan (3) Peduli dan mau

saling tolong-menolong. Sedangkan dampak positif dalam sikap

religius siswa SD Negeri 5 Buwun Mas diantaranya, Aqidah, Ibadah,

49
Akhlak yang menjadi pedoman perilaku siswa, untuk mencapai

kebahagian hidup di dunia maupun diakhirat.

Dalam kegiatan imtaq sebagai sarana menumbuhkan nilai moral

dan sikap religius terhadap siswa terlihat sudah cukup bagus. SD

Negeri 5 Buwun Mas berusaha untuk memberikan arahan dan contoh

dengan baik untuk siswa, nilai moral dan sikap religius yang di

terapkan oleh Pembina imtaq kepada siswa tidak terlepas dari nilai-

nilai yang diajarkan dari Al-Qur’an dan Hadist. Al-Qur’an dan Hadist

merupakan hal yang menjadi dasar dalam menumbuhkan nilai moral

dan sikap religius. Nilai moral dan sikap religius yang diberikan

kepada siswa di antaranya meliputi pemahaman terhadap Al-Qur’an,

Aqidah, dan Akhlak.

2) Kekurangan kegiatan imtaq dalam menumbuhkan nilai moral dan

sikap religius siswa di SD Negeri 5 Buwun Mas.

Adapun kekurangan yang dihadapi dalam kegiatan imtaq di SD

Negeri 5 Buwun Mas dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut :

Hasil wawancara dengan bapak Malah Sukancar,S.Pd selaku kepala

sekolah SD Negeri 5 Buwun Mas

“ pertama kurang fasilitas seperti buku surah yasin, dan karpet atau
alas tempat duduk siswa/i, yang kedua dari siswa/i itu sendiri
sangat sulit untuk di konrtol saat kegiatan imtaq berlangsung”.

50
Dari pernyataan kepala sekolah di atas menunjukkan bahwa

kekuranga yang di alami oleh SD Negeri 5 Buwun Mas berupa

fasilitas buku yasin dan alas tempat duduk, dan kekurangan yang ke

dua berasal dari siswa/i itu sendiri, sulit di atur Ketika kegiatan imtaq

berlangsung.

Diperkut lagi oleh pernytaan Ibu Rohana,S.Pd selaku Pembina

imtaq SD

“Ya itu tadi yang namanya anak-anak sekali dibilang diem


mereka diem, tapi nanti lagi mereka main-main dibelakang.
Ributnya itu sulit dikontrol walupun sudah di awasi”.

Dari pernyatan Pembina imtaq di atas bahwa kekurangan yang di

alami dalam kegiatan imtaq di SD Negeri 5 Buwun Mas masih

memiliki kekuragan dalam mengatur siswa/i dalam kegiatan imtaq,

karna masih banyak dianatra siswa/i sulit untuk di atur baik dalam

posisi duduk dan keributan antar siswa/i ketika kegiatan imtaq

berlangsung.

Berdasarkan data hasil penelitian, kegiatan Imtaq memiliki

kekurangan dalam menumbuhkan nilai moral peserta didik di SD

Negeri 5 Buwun Mas. Peneliti menemukan kekurangan dalam

pelaksanaan kegiatan imtaq, seperti sulitnya siswa/siwi di kontrol

walaupun ada pengwasan dari bapak ibu guru yang ikut serta dalam

kegiatan imtaq, dikarenakan posisi duduk yang tidak teratur, sehingga

51
siswa/i masih banyak yang berberbicara dengan sesama siswa/i pada

saat kegiatan imtaq berlangsung.

Dengan tempat duduk yang tidak teratur antara siswa dengan siswi

ini menyebabkan sulitnya siswa/i memperhatikan isi ceramah yang

disampaikan oleh pembina imtaq, padahal apa yang disampaikan oleh

pembina imtaq bertujuan untuk meningkatkan nilai moral dan sikap

religius siswa/i.

B. Pembahasan

Kegiatan imtaq sebagai salah satu program yang dilaksanakan di semua

sekolah dasar yang berada di Lombok Barat, kegiatan imtaq menjadi salah satu

cara yang digunakan untuk meningkatkan nilai moral (karakter) dan sikap anak.

Kegiatan imtaq kerap dilaksanakan setiap hari jum’at oleh setiap sekolah.

Adapun akan dibahas lebih jauh/rinci tentang kegiatan imtaq di SD Negeri 5

Buwun Mas sebagai berikut :

1. Proses Penerapan Program Imtaq Dalam Membentuk Nlai Moral dan Sikap

Religius Pada Peserta Didik di SD Negeri 5 Buwun Mas.

Penerapan kegiatan imtaq sebagai sarana menumbukann nilai moral dan

sikap religius siswa di SD Negeri 5 Buwun Mas, untuk mendapatkan data

penulis melakukan wawancara kepada kepala sekolah, Pembina imtaq, dan

siswa serta melakukan observasi pada kegiatan imtaq. Menumbuhkan nilai

moral dan sikap religius suatu hal yang sangat penting, dikarenakan sebagai

suatu bentuk penanaman karakter ataupun tingkah laku, yang secara tidak

52
langsung memberikan kontribusi yang baik terhadap pembentukan sikap,

mental serta perilaku anak untuk kehidupan setiap hari. Sehingga dalam dunia

pendidikan seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam hal

menumbuhkan nilai moral maupun sikap religius siswa. Dalam hal ini seperti

penerapan kegiatan imtaq.

kegiatan imtaq di SD Negeri 5 Buwun Mas dalam membentuk nilai moral

dan sikap religius terlaksana secara terjadwal. Sebelum kegiatan imtaq

dimulai siswa dan guru membersihkan halaman sekolah kemudian berwudhu

bersiap-siap untuk memulai kegiatan imtaq. Kegiatan imtaq diawali dengan

pembukaan dimana siswa dan guru menyiapkan peralatan imtaq sperti

membersihkan tempat imtaq menyiapkan sarana imtaq, dan kemudian

kegiatan imtaq di lanjutkan dengan pembacaan surah yasin, hafalan sholat,

bersholawat kepada nabi dan ceramah yang disampaikan oleh Pembina imtaq,

serta penutupan kegiatan imtaq. Dan pada saat kegiatan imtaq berlangsung

masing-masing siswa memiliki tugas seperti ada yang memimpin pembacaan

surah yasin, sholawat nabi dan hafalan bacaan sholat.

Selanjutnya saat kegiatan imtaq peneliti menemukan bahawa tidak ada

batas jarak duduk antara siswa dan siswi dan pada saat kegiatan imtaq

berlangsung dan ada saja siswa yang main-main tidak serius mengikuti

kegiatan imtaq.

Hasil observasi penulis di luar kegiatan imtaq menunjukan bahwa ketika

siswa bertemu guru siswa langsung nunduk dan berjabat tangan dengan guru

53
maupun staf TU. Jadi Hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa

apa yang di sampaikan ketika kegiatan imtaq siswa langsung terapkan untuk

kegiatan sehari-hari, oleh karena itu dengan kegiatan imtaq sekolah dapat

merubah dan menumbuhkan nilai moral maupun sikap religius siswa. Di

samping itu juga kegiatan imtaq yang diterapkan di SD Negeri 5 Buwun Mas

juga menunjukkan persoalan nyata, misalnya dalam memberikan contoh yang

baik untuk siswa, karena pada era globalisasi ini banyak siswa yang

berperilaku kurang baik. Dengan memberikan arahan dan teguran kepada

siswa, siswa dituntut untuk berperilaku yang baik, sopan santun serta

bermoral.

2. Kelebihan dan kekurangan kegiatan imtaq dalam menumbuhkan nilai moral

dan sikap Religius Siswa di SD Negeri 5 Buwun Mas.

Berdasarkan data hasil penelitian, kegiatan Imtaq memiliki kelebihan

dalam menumbuhkan nilai moral peserta didik di SD Negeri 5 Buwun Mas

diantaranya: (1) siswa mampu berperilaku sopan dan santun terhadap guru

maupun antar peserta didik (2) Saling menghargai dan taat terhadap aturan

sekolah, dan (3) Peduli dan mau saling tolong-menolong. Sedangkan dampak

positif dalam sikap religius siswa SD Negeri 5 Buwun Mas diantaranya,

Aqidah, Ibadah, Akhlak yang menjadi pedoman perilaku siswa, untuk

mencapai kebahagian hidup di dunia maupun diakhirat.

Dalam kegiatan imtaq sebagai sarana menumbuhkan nilai moral dan sikap

religius terhadap siswa terlihat sudah cukup bagus. SD Negeri 5 Buwun Mas

54
berusaha untuk memberikan arahan dan contoh dengan baik untuk siswa, nilai

moral dan sikap religius yang di terapkan oleh Pembina imtaq kepada siswa

tidak terlepas dari nilai-nilai yang diajarkan dari Al-Qur’an dan Hadist. Al-

Qur’an dan Hadist merupakan hal yang menjadi dasar dalam menumbuhkan

nilai moral dan sikap religius. Nilai moral dan sikap religius yang diberikan

kepada siswa di antaranya meliputi pemahaman terhadap Al-Qur’an, Aqidah,

dan Akhlak.

Sedangkan untuk kekurangan sendiri berdasarkan data hasil penelitian,

kegiatan Imtaq memiliki kekurangan dalam menumbuhkan nilai moral peserta

didik di SD Negeri 5 Buwun Mas. Peneliti menemukan kekurangan dalam

pelaksanaan kegiatan imtaq, seperti sulitnya siswa/siswi di kontrol walaupun

ada pengwasan dari bapak ibu guru yang ikut serta dalam kegiatan imtaq,

dikarenakan posisi duduk yang tidak teratur, sehingga siswa/i masih banyak

yang berberbicara dengan sesama siswa/i pada saat kegiatan imtaq

berlangsung.

Dengan tempat duduk yang tidak teratur antara siswa dengan siswi ini

menyebabkan sulitnya siswa/i memperhatikan isi ceramah yang disampaikan

oleh pembina imtaq, padahal apa yang disampaikan oleh pembina imtaq

bertujuan untuk meningkatkan nilai moral dan sikap religius siswa/i.

55
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari bab-bab terdahulu, maka dapat ditarik suatu

kesimpulan yaitu: Kegiatan imtaq di SD Negeri 5 Buwun Mas diimplementasikan

melalui tiga bentuk kegiatan yaitu : pembentukan sikap religius, kegiatan yasinan

bersama, dan kultum sekaligus pembinaan.

Dari yang demikian itu maka penerapan kegiatan imtaq sebagai sarana

menumbuhkan nilai moral dan sikap religius siswa di SD Negeri 5 Buwun Mas

sudah diupayakan secara maksimal. Sedangkan dampak kegiatan imtaq dalam

menumbuhkan nilai moral dan sikap religius siswa di SD Negeri 5 Buwun Mas.

Jadi dampak yang ditemukan oleh guru dalam menumbuhkan nilai moral dan

sikap religius siswa adalah di dalam kegiatan Imtaq terdapat kelebihan dan

kekurangan, jadi kelebihan kegiatan imtaq dalam menumbuhkan nilai moral

peserta didik di SD Negeri 5 Buwun Mas diantaranya: (1) siswa mampu

berperilaku sopan dan santun terhadap guru maupun antar peserta didik (2) Saling

menghormati antara siswa yang beda agama (3) Saling menghargai dan taat

terhadap aturan sekolah, dan (4) Peduli dan mau saling tolong-menolong.

Sedangkan dampak positif dalam sikap religius siswa SD Negeri 5 Buwun Mas

diantaranya, Aqidah, Ibadah, Akhlak yang menjadi pedoman perilaku siswa,

untuk mencapai kebahagian hidup di dunia maupun diakhirat.

56
Sedangakan kekurangannya hanya sulit mengontrol anak-anak yang masih

berbicara dan masalah tempat duduk yang masih bercampur yang menjadi

penyebab sulitnya siswa/i memperhatikan apa yang di sampaiakan oleh Pembina

imtaq Ketika memberikan ceramah untuk meningkatkan nilai moral dan sikap

religius.

B. Saran

Saran yang diberikan peneliti kepada sekolah sebagai berikut:

1. Guru maupun Pembina imtaq sebaiknya meningkatkan dan mengembangkan

terus program kegiatan imtaq agar kedepan peserta didik tetap berperilaku

baik. Baik dalam lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

2. Sekolah diharapkan mengoptimalkan implementasi kegiatan imtaq, dengan

mengadakan pertemuan secara rutin antara orang tua dengan sekolah untuk

membentuk hubungan yang baik. Agar sikap religius dan nilai moralnya

terjaga dan bisa diterapkan di kehidupannya setiap hari.

57
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Noor Salim, 2004. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta:

Bumi Aksara.

Al-Qura’an Terjemahan.

Ana Maria U. 2017. Urgensi Pendidikan Moral Dan Keimanan Pada Anak Dalam

Keluarga (Studi Kasus Di Rt 006 Rw 003 Iringmulyo Metro). Skripsi. Tidak

Diterbitkan. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan. Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) : Metro

Bambang Y. 2016. Upaya Meningkatkan Perilaku Moral Melalui Panggung Boneka

Pada kelompok A TK Islam Bina Karima Desa Ujungnegoro Kecamatan

Kandeman Kabupaten Batang. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu

Pendidikan. Universitas Negeri : Semarang

Burhan Bungin, 2001. Metodologi Penelitian Sosial, Surabaya : Airlangga University

Prees

Diah Ayu Surya P. 2020. Penanaman Nilai Moral Dalam Kegiatan Keagamaan

Siswa Kelas Viii di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu. Skripsi. Tidak Diterbitkan.

Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) :

Metro

Dita Maya S. 2018. Penerapan Program Imtaq Dalam Menanamkan Karakter Siswa

Di SMPN 23 Seluma. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah Dan Tadris.

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) : Bengkulu

58
Jumahir. 2022. “Penerapan Kegiatan Imtaq dalam Menanamkan Karakter Religius

Siswa di SMA” Volume 2 (hlm. 21-26). Gorontalo: Damhil Education Journal

Kaelan, 2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma

La Ode Sidu, “Jurnal Humanika”. (Sulawesi Tenggara: La Ode Gusal), Vol. 3 No. 15

2015

M. Ngalim Purwanto. 2014. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2019. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

Moleong, Lexy J. 2008. Penelitian kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


Muhammad Ali danMuhammadAsrori.2015.Psikologi Remaja.Jakarta:Bumi Aksara

Nur Hasib M. 2020. Pembentukan Karakter Religius Siswa Melalui Kegiatan

Keagamaan Di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Batu. Skripsi. Tidak

Diterbitkan. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan. Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim : Malang.

Ridwan, 2004. Statistika Untuk Lembaga dan Instansi Pemerintah/Swasta, (Bandung :

Alfabeta).

Soelaiman. 2016. “Integrasi Imtaq Dan Iptek Dalam Pembelajaran Di Lingkungan

Lembaga Pendidikan Islam SMP Plus Al- Kautsar Malang” dalam Jurnal

Pendidikan Agama Islam. Volume 2 hal (1-30) Malang : J-PAI : Jurnal

Pendidikan Agama Islam

59
Siti H. 2019. Penerapan Kegiatan Imtaq Sebagai Sarana Menumbuhkan Nilai Moral

Dan Sikap Religius Siswa Di SMPN 1 Lembar. Skripsi. Tidak Diterbitkan.

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah :

Mataram

Sukring, 2013. Pendidikan Agama Islam. Kendari: Kaukaba Pressindo

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung,

Alfabeta).

Tanzeh Ahnah, 2004. “Metode Penelitian Praktis”. PT Bina Ilmu. Jakarta pusat.

60
LAMPIRAN-LAMPIRAN

61
Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Wawancara Guru

Analisis Penerapan Kegiatan Imtaq Sebagai Sarana Menumbuhkan Nilai Moral dan

Sikap Religius Siswa di SDN 5 Buwun Mas

Jmlh.

No Variabel Indikator Pertanyaa No. Pertanyaan

Iman 1 1
1 Imtaq
Taqwa 1 2

Pendidikan Moral 7 5,6,9,10,12,13,14


2 Moral
Perilaku Moral 7 5,7,8,11,12,13,14

3 Religius Sikap Religius 3 8,12,14

62
Lampiran 2. Panduan Wawancara Guru

Analisis Penerapan Kegiatan Imtaq Sebagai Sarana Menumbuhkan Nilai Moral dan

Sikap Religius Siswa di SDN 5 Buwun Mas

No Pedoman Wawancara Hasil Wawancara

1 Apakah bentuk kegiatan Sebelum imtaq terlaksanakan, siswa dan

murid dan guru sebelum Guru berwudu berpakaian rapi,

melakukan kegiatan imtaq? membersihkan tempat imtaq kemudian

menyiapkan segala sesuatunya seperi

mikropon dan bangku.

2 Apa saja bentuk kegiatan Kegiatan imtaq yang dilaksanakan di

imtaq yang dilakukan di sekolah. pertama pembacaan surah yasin,

sekolah. ayat-ayat pendek, bersholat kepada nabi,

ceramah dan motivasi yang di sampaikan

oleh Pembina imtaq, terakhir ditutup

dengan doa.

3 Siapa yang memimpin murid- Kepala sekolah dan Guru bergantian setiap

murid dalam melakukan hari jumaatnya.

kegiatan imtaq di sekolah?

63
4 Sejauh mana SDN 5 Buwun Alhamdulillah selalu lancar dari

Mas menerapkan kegiatan pembukaan sampai penutup dan kegiaan

imtaq? imtaq ini rutin kita lakukan setiap hari

jum’at dan selalu berjalan lancar

5 Bagaiama bentuk Bentuk implementasi siswa setelah

implementasi peningkatan penerapan imtaq, terlihat dari cara siswa

iman dan taqwa siswa setelah berbicara kepada guru, sopan santun Ketika

penerapan imtaq? berjumpa dengan guru, berinteraksi dengan

sesama siswa. Selalu mengucapkan salam

dan mencium tangan guru Ketika bertemu,

bacaan sholatnya lebih baik, akhlaknya

lebih baik, serta bacaan alquran sudah lebih

baik.

6 Bagaimana bentuk Ya kalau petugas pemimpin kegiatan imtaq

pengawasan terhadap kan selalu di depan, jadi guru-guru yang

pelaksanaan kegiatan imtaq lain yang hadir dalam kegiaan imtaq

sebagai sarana menumbuhkan tugasnya mengawasi peserta didik yang

nilai iman, ketaqwaan moral mengikuti kegiatan imtaq supaya tidak

dan sikap religius siswa ? main-main saat kegiatan imtaq. Intinya

64
selain pemimpn kegiatan imtaq guru yang

lain tugasnya sebagai pengontrol peserta

didik.

7 Apa saja kendala/ hambatan Ya itu tadi yang namanya anak-anak sekali

yang dihadapi dalam kegiatan dibilang diem mereka diem, tapi nanti lagi

imtaq untuk menumbuhkan mereka main-main dibelakang. Ributnya itu

nilai moral siswa? sulit dikontrol walupun sudah di awasi.

8 Bagaimana upaya mengatasi Kalau sudah tidak biasa dikasih nasehat,

kendala/hambatan dalam maka kita terpaksa menggunakan fisik,

kegiatan imtaq untuk seperti menjewer telinga siswa/i yang

menumbuhkan nilai moral nakal. Tapi tidak sampai kita melakukan

dan sikap religius siswa? kekerasan fisik, hanya sebatas menjewer itu

aja dan disuruh maju kedepan untuk

membacakan surah-surah pendek dan

menyebutkan nama-nama malaikat atau

nama-nama nabi.

9 Apakah pelaksanaan kegiatan Kalau imtaq itu kan semua sekolah

65
imtaq di SDN 5 Buwun Mas melaksanakannya, pertama sekolah yang

berdasarkan kurikulum atau mayoritas agama islam. Jadi termasuk

program dari sekolah? kurikulum bukan progra sekolah.

10 Apakah sarana dan prasarana Kalau menurut saya pribadi belum cukup,

yang ada telah mendukung dari alat untuk kegiatan imaq sepertu buku

pelaksanaan kegiatan imtaq? yasin ga ada. Juga kadang microphonenya

kadang jelas kadang serak suaranya.

11 Bagaimana perubahan siswa Alhamdulillah ada perubahannya, kan dari

dilihat dari nilai moral anak-anak yang awalnya ndk bisa ngaji

dengan adanya kegiatan yasin jadi bisa karena kegiatan ini rutin.

imtaq di SDN 5 Buwun Mas Kemudian anak-anak inikan setiap anak

dikasih tugas masing-masing saat kegiatan

imtaq. Ada yang mimpin baca yasin, ada

yang pimpin baca surah pendek, ada yang

mimpin sholawatan dan bacaan sholat. Nah

dari sana anak-anak mulai kelihatan

peningkatan akhlaknya. Percaya dirinya

meningkat ketika lancar dalam pembacaan

66
sholat dan lain-lain.

12 Program apa saja yang Kebetulan disini peserta didiknya semua

dirancang sekolah untuk muslim, tidak ada non muslim. Berdoa

melakasanakan kegiatan sebelum masuk kelas solat berjamaah

imtaq dalam menumbuhkan sebelum pulang.

nilai moral dan sikap religius

bagi siswa yang non muslim?

13 Bagaimana pengaruh Pengaruh imtaq memiliki dampak yang

kegiatan imtaq dalam sangat besar terhadap prilaku siswa seperi

menumbuh kan nilai moral interaksi dan komunikasi ketika mereka

siswa? berbicara dengan bapak ibu guru mereka

bahkan terhadap temannya. Dengan imtaq

ini memnanamkan sikap saling

menghormati dan saling menghargai

terhadap guru maupun antar sesama siswa

di lingkungan sekolah maupun di luar

sekolah. dengan adanya kegiatan imtaq ini

berdampak baik terhadap siswa dimana bisa

membuat nilai moral mereka teranam pada

67
dirinya sebagai modal awal agar

kedepannya lebih baik lagi.

14 Bagaimanakah tingkat Tingkat keberhasilan kegiatan imtaq sudah

keberhasilan kegiatan imtaq bisa dkatakan berhasil karna kegiatan imtaq

untuk menumbuhkan niai peserta didik sudah mampu berprilaku

moral dan sikap religius sopan dan santun terhadap guru maupun

siswa di SD Negeri 5 Buwun terhadap sesama peserta didik.

Mas

68
Lampiran 3. Kisi-kisi Instrumen Wawancara Siswa/i kelas 5 SD Negeri 5 Buwun Mas

Analisis Penerapan Kegiatan Imtaq Sebagai Sarana Menumbuhkan Nilai Moral dan

Sikap Religius Siswa di SDN 5 Buwun Mas

Jmlh. No.
No Variabel Indikator
Pertanyaan Pertanyaan

Iman 2 1,2
1 Imtaq
Taqwa 1 4

Pendidikan Moral 2 3,5


2 Moral
Perilaku Moral 1 6

3 Religius Sikap Religius 1 3

69
Lampiran 4. Panduan Wawancara Siswa/i kelas 5 SD Negeri 5 Buwun Mas

Analisis Penerapan Kegiatan Imtaq Sebagai Sarana Menumbuhkan Nilai Moral dan

Sikap Religius Siswa di SDN 5 Buwun Mas

No Pedoman Wawancara Hasil Wawancara

1 Apa kegiatan kalian sebelum Pagi-pagi kami disuruh membersihkan

melakukan kegiatan imtaq? halaman sekolah dan kelas masing-

masing sebelum kegiatan imtaq dimulai

2 Jam berapa kegiatan imtaq Biasanya jam 8 sudah dimulai

dimulai? kegiatannya pak

3 Siapa saja yang memimpin Yang mimpin kegiatan imtaq itu

kegiatan imtaq? bapak/ibu guru, jadi bapak dan ibu guru

saling bergiliran saat melakukan kegiatan

imtaq. Tapi kalau yasinan, bacaan surah

pendek, sholawat kami dan temen-temen

yang di tunjuk oleh bapak/ibu guru untuk

mimpin. Jadi tugas bapak/ibu guru hanya

mengarahkan, ceramah dan do’a saat

70
penutup.

4 Apakah saat melakukan Gak pak, jadi yang dikasih buku surah

kegiatan imtaq atau Yassin itu hanya yang mimpin membaca

pembacaan surah yasin kalian surah Yassin aja. Tidak ada Al-Qur’an.

dikasih buku surah Yassin?

5 Apakah kalian serius Iya pak harus serius, Tapi ada saja temen-

mengikuti kegiatan imtaq? temen yang main dibelakang.

6 Apa kegiatan kalian kalau Setelah selesai imtaq kami istirahat,

sudah selesai imtaq? main-main, jajan ke kantin. Habis itu

masuk kelas sebentar terus pulang.

Karena kalau hari jum’at itu pulangnya

cepet.

71
Lampiran 5. Kisi-kisi Instrumen Wawancara Kepala Sekolah
Analisis Penerapan Kegiatan Imtaq Sebagai Sarana Menumbuhkan Nilai Moral dan

Sikap Religius Siswa di SDN 5 Buwun Mas

Jmlh. No.
No Variabel Indikator
Pertanyaan Pertanyaan

Iman 1 4
1 Imtaq
Taqwa 1 4

Pendidikan Moral 3 1,2,3


2 Moral
Perilaku Moral 2 2,3

3 Religius Sikap Religius 1 4

72
Lampiran 6. Panduan Wawancara Kepala Sekolah

Analisis Penerapan Kegiatan Imtaq Sebagai Sarana Menumbuhkan Nilai Moral dan

Sikap Religius Siswa di SDN 5 Buwun Mas.

No Pedoman Wawancara Hasil Wawancara

1 Apa saja kekuatan dalam 1. imtaq yang dilaksanakan setiap hari

penerapan kegiatan imtaq jumat bertujuan untuk meningkatkan

dalam menumbuhkan nilai moralitas siswa kita di sini karna

moral dan sikap religius siswa dengan imtaq ini dilaksanakan dari

di SD Negeri 5 Buwun Mas? awal smapai saat ini sudah

memberikan perubahan yang

signitifikan dari siswa sudah bisa

berprilaku sopan santun dengan

bapak ibu gurunya, bisa saling

menghargai dengan sesama siswa.

Berintraksi dan bertata krama Ketika

bertemu dengan bapak ibu guru dan

temannya. Itulah kelebihan adanya

program imtaq disekolah kami

2. dari kekuatannya sendiri itu kegiatan

imtaq dilaksanakan secara terstruktur

73
dan tepat waktu. Tentunya sebelum

melakukan kegiatan imtaq kami para

guru dan siswa/i melakukan kegiatan

bersih-bersih halaman sekolah, ruang

kelas dan tentunya tempat

pelaksanaan kegiatan imtaq juga.

2 Apa saja kelemahan dalam Yang pertama itu kurangnya fasilitas

penerapan kegiatan imtaq seperti buku surah Yassin dan karpet atau

dalam menumbuhkan nilai alas tempat duduk siswa/i, mungkin itu

moral dan sikap religius siswa saja dari fasilitasnya. Terus yang kedua

di SD Negeri 5 Buwun Mas? dari siswa/i itu sendiri sangat sulit untuk

dikontrol saat kegiatan imtaq

berlangsung.

3 Apa saja ancaman dalam Ancamannya ya seperti siswa/i ini

penerapan kegiatan imtaq takutnya nanti kalau mereka tidak serius

dalam menumbuhkan nilai mengikuti kegiatan imtaq moral dan

moral dan sikap religius siswa sikap mereka jadi tidak baik. Jadi kami

di SD Negeri 5 Buwun Mas? selaku guru berusaha semaksimal

mungkin memberikan arahan dan motivsi

74
kepada siswa/i ini.

4 Apa saja peluang dalam Kalau untuk peluang, saat melaksanakan

penerapan kegiatan imtaq kegiatan imtaq kan ada yang Namanya

dalam menumbuhkan nilai ngaji Bersama, membaca bacaan sholat

moral dan sikap religius siswa Bersama dan sholawat secara bersamaan

di SD Negeri 5 Buwun Mas? serta ada ceramah juga dari Pembina

kegiatan imtaq.

Jadi semua siswa/i ini berpeluang untuk

bisa meningkatkan nilai moral dan sikap

religius mereka. Seperti yang tadinya

tidak bisa sholawatan jadi bisa

sholawatan. Atau ada yang tidak bisa

bacaan sholat jadi bisa membaca bacaan

sholat. Ini karena kegiatan yang rutin

dilakukan setiap hari jum’at. Kami

berharap dengan adanya kegiatan imtaq

siswa/i ini menjadi pribadi yang baik,

memiliki sopan santun serta sikap religius

75
kedepannya.

76
Lampiran 7. Aktivitas peserta didik saat Kegiatan Imtak

Adapun tabel hasil aktivitas siswa/i saat kegiatan imtaq adalah sebagai berikut:

N
Pernyataan Ya Tidak
o

Disiplin Waktu : √

Berwudu sebelum imtaq √

Mengikuti imtaq secara tepat waktu √

1 Masuk kelas tepat waktu setelah kegiatan

berakhir. √

Menyelesaikan kegiatan imtaq sesuai waktu yang

di tentukan √

Yasinan bersama :

Kondisi kegiatan yasinan Bersama √

Melakukan yasinan bersama dengan tertib tanpa


2
mengganggu teman-teman √

Tidak melakukan keributan selama kegiatan

berlangsung √

Hafalan bacaan sholat bersama √

Bersholawat kepada nabi bersama √

3 Kultum :

77
Mendengarkan apa yang disampaikan oleh

Pembina imtaq √

Tidak membuat kekacauan pada saat pembina

imtaq memberikan arahan √

Berjabat tangan dengan guru-guru setelah selesai

kegaiatan. √

4 Religius √

78
Lampiran 8. Catatan Proses kegiatan Imtaq

Adapun catatan yang di dapatkan Ketika melakasanakan penelitian sebagai berikut :

1) Sebelum jam 08:00 lapangan dan ligkungan sekolah bersih

2) Sbelum imtaq dimulai siswa/i dan guru berwudhu

3) Jam 08:00 kegiatan imtaq dimuali

4) Setiap guru yang hadir duduk di setiap sudut untuk mengawasi anak-anak.

5) Peserta didik duduk tidak teratur atau tidak ada sekat antara Perempuan dan laki-

laki

6) Pembacaan surah yasin di pimpin oleh guru dan di ikuti oleh peseta didik.

7) Saat pembacaan surah yasin masih ada peserta didik yang tidak serius mengikuti

pembacaan surah yasin

8) Peserta didik membaca surah pendek secara bersamaan dipimpion oleh peserta

yang ditunjuk menjadi petugas imtaq setiap hari jumat secara bergiliran dengan

terjadwal.

9) Semua peserta didik membaca surah pendek dengan semangat

10) Peserta membaca bacaaan sholat secara bersamaan di pimpin oleh peserta didik

yang memiliki jadwal pada hari jumat.

11) Semua peserta membaca bacaan sholat walupun ada aja yang tidak ikut membaca

12) Setelah memebaca bacaan sholat peserta didik bersholawat yang dipimpin oleh

peserta didik yang memeliki jadawal pada hari jumat.

13) Semua peserta didik ikut membaca bacaan sholat secara bersamaan

79
14) Ceramah/siraman Rohani yang memberikan motivasi oleh guru Pembina imtaq

pada hari jumat tanggal 21 juli 2023 dengan tema “Tahun Baru Islam” dengan

point kita harus lebih baik dari tahun sebelumnya.

15) Saat Pembina ceramah banyak peserta didik yang main-main padahal sudah di

awasi guru-gurunya.

16) Pembina imtaq menutup kegiatan imtaq dengan doa yang dipimpin oleh Pembina

imtaq.

17) Setelah kegiatan imtaq selesai peserta didik di berikan waktu istrahat 15 menit

sebelum masuk kelas untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

80
Lampiran 9. Foto-foto kegiatan saat penelitiaan

Lampiran foto-foto kegiatan

No. Tanggal Foto Keterangan

Foto guru-guru

SD Negeri 5
10/07/2023

Buwun Mas
1

Kegiatan bersih-

bersih
11/07/2023

lingkungan
2
sekolah sebelum

masuk kelas

81
Kebun tanaman

sekolah yang
11/07/2023
dibuat dari hasil
3
Kerjasama

dengan Hotel

Samara

Wawancara

Bapak Malah

Sukandar S.Pd
13/07/2023

4 selaku kepala

sekolah SD

Negeri 5 Buwun

Mas

Kegiatan bersih-

bersih
14/07/2023

lingkungan
5
sekolah sebelum

kegiatan imtaq

82
Kegiatan imtaq

14/07/2023

Wawancara

peserta didik

kelas 5
14/07/2023

7 mengenai

kegiatan imtaq

di SD Negeri 5

Buwun Mas

83
Wawancara

guru Ibu

Rohana, S.Pd

selaku Guru
20/07/2023

8
PAI dan sebagai

pembina

kegiatan imtaq

Jam 07:48

Kondisi

lingkungan
21/07/2023

9 sekolah sudah

bersih sebelum

melakukan

kegiatan imtaq

84
Proses kegiatan

imtaq yang

langsung
21/07/2023

10 peneliti amati

dan catat setiap

kegiatan dan

proses.

85
Lampiran 10. Sarana dan prasarana sekolah SDN 5 Buwun Mas
Foto-foto Sarana dan Prasarana sekolah

No Foto keterangan

1 Ruang kepala sekolah

2 Lapangan utama sekolah

86
Tampilan sekolah dari
3
depan pintu gerbang

4 Lapangan voli sekolah

5 WC umum sekolah

87
6 Perpustakaan sekolah

Tempat pembuangan
7
sampah

8 Kantin sekolah

88
Perumahan bagi guru
9 yang mau nginap di
sekolah

89
10 Mading

90

Anda mungkin juga menyukai