Anda di halaman 1dari 113

PERAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KALIGRAFI UNTUK

MENINGKATKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK


DI PONDOK PESANTREN AL-JAUHAREN
KOTA JAMBI

SKRIPSI

SA’ID WAHYU NURDIANSYAH


NIM.201172405

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
PERAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KALIGRAFI UNTUK
MENINGKATKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK
DI PONDOK PESANTREN AL-JAUHAREN
KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat guna Memperoleh gelar


Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Jurusan Pendidikan Agama Islam

SA’ID WAHYU NURDIANSYAH


NIM.201172405

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Lintas Jambi-Ma. Bulian. KM. 16 Simpang Sungai Duren Muara Jambi
36363Telp/Fax: (0741) 583183-584118 website : www.iainjambi.ac.id

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR


KodeDokumen KodeFormulir BerlakuTgl No. Revisi TglRevisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2021 R-0 - 1-1
Nomor :-
Lampiran :-
Perihal : Nota Dinas

Kepada Yth.
Bapak/Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di _
Jambi

Assalamualaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi :
Nama : Sa‟id Wahyu Nurdiansyah
NIM : 201172405
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Peran Kegiatan Ekstrakulikuler Kaligrafi Untuk Meningkatkan
Kreatifitas Peserta Didik Di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota
Jambi
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu.
Dengan ini kami berharap agar skripsi/ tugas akhir saudari tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jambi, 29 Juli 2021
Mengetahui,
Pembimbing I

Drs. H. Habibuddin Ritonga, M.Ag


NIP.19590612198703001

i
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Lintas Jambi-Ma. Bulian. KM. 16 Simpang Sungai Duren Muara Jambi
36363Telp/Fax: (0741) 583183-584118 website : www.iainjambi.ac.id
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
KodeDokumen KodeFormulir BerlakuTgl No. Revisi TglRevisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2021 R-0 - 1-1
Nomor :-
Lampiran :-
Perihal : Nota Dinas

Kepada Yth.
Bapak/Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di _
Jambi

Assalamualaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi :
Nama : Sa‟id Wahyu Nurdiansyah
NIM : 201172405
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Peran Kegiatan Ekstrakulikuler Kaligrafi Untuk Meningkatkan
Kreatifitas Peserta Didik Di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota
Jambi
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu.
Dengan ini kami berharap agar skripsi/ tugas akhir saudari tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jambi,22 Juli 2021


Mengetahui,
Pembimbing II

Yudi Kurniawan, M.Pd


NIP.198911112019031015

ii
iii
MOTTO

iv
ُ ‫اِنَّا نَحْ نُ نَ َّز ْلنَا ا ل ِذ ك َْر َو اِنَّا َلهُ لَ َح ِف‬
‫ظ ْو ن‬
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur‟an, dan pasti Kami (pula)
yang memeliharanya”.(Q.S Al-Hijr Ayat 9)

PERSEMBAHAN

v
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang
berkat doa dan usaha , Alhamdulillah sampai detik ini selalu bersyukur atas
nikmat tak terhingga atas ilmu yang bermanfaat.

Skripsi ini saya persembahkan untuk:


Abah Said Madcik dan ibu tercinta Mulyana
Serta kedua adik saya Said Irban Maulana Dan Said Abdan Saputra yang Selalu
Bantu dan mendoakan Sampai Selesai nya Skripsi ini

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Subhanallohu wa Ta‟ala, Rabb yang


maha „Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang di ajarkan-Nya,
sehingga skripsi ini dapat di rampungkan, Sholawat dan salam atas kepada Nabi
Muhammad Sollallohu alaihi Wassalam, pembawa risalah pencerahan bagi
manusia.
Penulisan skripsi ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa penulisan skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan
motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini penulis
menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada
1. Bapak Prof. Dr. Su‟aidi Asyari, MA. Ph.D, selaku viiombin Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifudi Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadhilah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudi Jambi.
3. Ibu Dr. Risnita, M.Pd selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. Najmul Hayat, M.Pd.I
selaku Wakil Dekan II dan Ibu Dr. Yusria, M.Ag selaku Wakil Dekan III
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudi Jambi
4. Bapak Muklis, S.Ag M.Pd. I selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama
Islam dan Bapak Habib Muhammad, S. Ag M. Ag selaku Sekretaris Program
Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudi
Jambi.
5. Drs. H. Habibuddin Ritonga, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Yudi
Kurniawan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu dan
memberikan arahan serta masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Segenap dosen dan karyawan/karyawati UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi.
7. Bapak Abdul Rofur S.Pd selaku kepala sekolah Madrasah Aliyah Al-Jauharen
Kota Jambi
8. Bapak Syamsuril Firdaus selaku Tata Usaha Madrasah Aliyah Al-Jauharen Kota
Jambi

vii
9. Muftaridi selaku Guru mata Pelajaran Kaligrafi kelas X dan XII Madrasah
Aliyah Al-Jauharen Kota Jambi
10. Teman-teman mahasiswa seperjuangan viiiombingviii 2017, khususnya sahabat-
sahabat local PAI G yang telah menjadi rekan diskusi dalam penyusunan skripsi
ini.

Peneliti sangat menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran ilmiah yang sangat dapat membangun
peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya semoga Allah Subhanallohu wa Ta‟ala berkenan membalas segala
kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu.

Jambi,14 Juli 2021


Peneliti

Sa‟id Wahyu Nurdiansyah


NIM.201172405

viii
ABSTRAK
Nama : Sa‟id Wahyu Nurdiansyah,
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi Untuk
Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Pondok
Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi

Skripsi ini membahas tentang peran kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi


Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik di Pondok Pesantren Al-Jauharen
Kota Jambi. Penelitian ini mengguanakan pendekatan penelitian kualitatif,
metode yang digunakan dalam pnelitian ini adalah metode observasi, wawancara
dan dokumentasi. Adapun data yang ingin diperoleh dari metode observasi dan
wawancara ini yaitu tentang peran kegiatan ekstrakulikuler kaligrafi untuk
meningkatkan kreativitas peserta didik di pondok pesantren Al-Jauharen Melalui
pembelajaran Kaligrafi , faktor penghambat dalam penerapan pembelajaran
Kaligrafi dan Upaya dalam Mengatasi Faktor penghambat dalam peran kegiatan
ektstrakurikuler Kaligrafi ini melalui Pembelajaran Kaligrafi dan Upaya
mengatasi Faktor Penghambat dalam Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi
untuk meningkatkan kreativitas peserta didik Metode dokumentasi digunakan
untuk mencari data tentang Historis, letak Geografis, Visi, Misi, Tujuan dan
Strategis, Profil, Struktur Organisasi, Lokasi, Kurikulum, Keadaan Tenaga
Pendidik dan Kependidikan, Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Al-Jauharen
Kota Jambi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunujukkan bahwa guru untuk
meningkatkan Kreativitas Peserta Didik dengan melakukan pembiasaaan-
pembiasaan Dalam Melaksanakan Pelajaran Kaligrafi nya Secara Mandiri Ketika
Jam Pelajaran Selesai,. Faktor yang menjadi penghambat dalam Pelajaran
Kaligrafi nya Guru nya Jarang Menghadiri Pada Saat Pelajaran. Upaya dalam
mengatasi faktor penghambat adalah dengan memberikan pengarahan dan
motivasi kepada Peserta didik, memberikan nasihat, melakukan kerja melakukan
kerja sama dengan guru dalam memberikan arahan kepada Peserta didik untuk
menjadi lebih baik.

Kata kunci: Kaligrafi, Kreativitas

ix
ABSTRACK
Name : Sa‟id Wahyu Nurdiansyah,
Department : Islamic Religious Education
Title : The Role of Calligraphy Extracurricular Activities to Increase
Student Creativity at Al-Jauharen Islamic Boarding School
Jambi City

This thesis discusses the role of Calligraphy Extracurricular activities to


increase the creativity of students at the Al-Jauharen Islamic Boarding School,
Jambi City. This study uses a qualitative research approach, the method used in
this research is the method of observation, interviews and documentation. The
data to be obtained from this observation and interview method is about the role
of calligraphy extracurricular activities to increase the creativity of students at the
Al-Jauharen Islamic boarding school through calligraphy learning, the inhibiting
factors in the application of calligraphy learning and efforts to overcome the
inhibiting factors in the role of this calligraphy extracurricular activity. Through
Calligraphy Learning and Efforts to Overcome Inhibiting Factors in the Role of
Calligraphy Extracurricular Activities to increase students‟ creativity The
documentation method is used to find data about Historical, Geographical
Location, Vision, Mission, Objectives and Strategic, Profile, Organizational
Structure, Location, Curriculum, Condition of Educators and Education, Facilities
and Infrastructure of Pondok Pesantren Al-Jauharen Jambi City.
The results obtained from this study indicate that teachers can improve the
creativity of students by making habits in carrying out their calligraphy lessons
independently when the lesson hours are finished. Factors that become an obstacle
in his Calligraphy Lessons The teacher rarely attends at the time of the lesson.
Efforts to overcome the inhibiting factors are by providing direction and
motivation to students, providing advice, doing work in collaboration with
teachers in providing direction to students to become better.

Keywords: Calligraphy, Creativity

x
DAFTAR ISI

Table of Contents

NOTA DINAS I ................................................................................................................... i


NOTA DINAS II................................................................................................................. ii
PENGESAHAN ................................................................Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN ORISINALITAS..................................Error! Bookmark not defined.
MOTTO ............................................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................................ ix
ABSTRACK ...................................................................................................................... x
DAFTAR ISI..................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ...................................................................................................... 3
C. Rumusan masalah ................................................................................................... 3
D. Tujuan dan manfaat penelitian ............................................................................... 3
1. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 3
2. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 6
A. Kajian Teori ............................................................................................................. 6
1. Pengertian Peran ................................................................................................. 6
2. Pengertian Ekstrakurikuler................................................................................ 10
3. Pengertian Kaligrafi .......................................................................................... 13
4. Ekstrakurikuler Kaligrafi .................................................................................. 15
5. Pengertian Kreativitas ....................................................................................... 16
B. Studi Relevan ........................................................................................................ 23

xi
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 24
A. Metode Penelitian ................................................................................................ 24
B. Setting dan Subyek Penelitian .............................................................................. 24
1. Setting Penelitian ............................................................................................ 24
2. Subyek Penelitian.............................................................................................. 24
C. Jenis dan Sumber Data.......................................................................................... 25
1. Jenis Data......................................................................................................... 25
2. Sumber Data .................................................................................................... 26
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 26
1. Observasi ......................................................................................................... 26
2. Wawancara ...................................................................................................... 27
3. Dokumentasi .................................................................................................... 27
E. Teknik Analisis Data .............................................................................................. 27
1. Reduksi Data ................................................................................................... 28
2. Penyajian Data ................................................................................................ 28
3. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan ................................................................. 28
F. Triangulasi Data .................................................................................................... 29
BAB IV ............................................................................................................................. 30
TEMUAN DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 30
A. Temun Umum...................................................................................................... 30
1. Sejarah Madrasah ........................................................................................... 30
2. Visi dan Misi Madrasah ................................................................................. 32
3. Kurikulum Madrasah ..................................................................................... 32
4. Struktur Organisasi Madrasah...................................................................... 33
5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan ............................................. 34
6. Data Keadaan Siswa ....................................................................................... 35
7. Keadaan Sarana dan Prasarana .................................................................... 36
B. Temuan Khusus dan Pembahasan .................................................................... 39
BAB V .............................................................................................................................. 54
PENUTUP........................................................................................................................ 54
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 54
B. Saran .................................................................................................................... 55
C. Kata Penutup....................................................................................................... 55

xii
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 57
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... 58
JADWAL PENELITIAN ............................................................................................... 58
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD) ........................................................... 59
DAFTAR RESPONDEN................................................................................................... 62
DAFTAR INFORMAN..................................................................................................... 63
FORMAT OBSEVASI.................................................................................................... 64
LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ......................... 66
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) ........................................................... 69
DOKUMENTASI ............................................................................................................ 90
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE) ........................................... 96

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan …………………….……. 34


Tabel IV.2 Data Keadaan Siswa …………………………………...…….….…. 35
Tabel IV.3 Data Ruang Belajar ………………………………………………… 36
Tabel IV.4 Data Ruang Kantor ………………………………………...…….… 37
Tabel IV.5 Data Ruangan Penunjang …………………………………….…….. 37
Tabel IV.6 Lapangan Olahraga dan Upacara ……………………………...…… 38

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 Struktur Organisasi ……………………………………………… 33

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut Nahlawi ( Jami‟un Nafi‟in, Muhamad Yasin, dam Ilham Tohari,
2017 : 10 ) pendidikan selalu melekat dalam kehidupan manusia yang tidak
terbatas oleh waktu kecuali datangnya kematian yang akan memutuskan seluruh
perkara yang berhubungan dengan manusia didunia ini. Selain itu pendidikan
merupakan suatu kegiatan yang sentral yang disengaja dan terencana untuk
membantu potensi potensi yang ada pada diri anak. Selain itu pendidikan bagi
seorang anak haruslah diberikan secara baik kepada mereka.
Dalam dunia Pendidikan dikenal dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu
kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok Pendidikan yang di dalamnya
terjadi proses belajar mengajar antara Peserta didik dan guru untuk mendalami
materi-materi pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan Pendidikan dan
kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik, sedangkan kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka
mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum
yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana
penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik
sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya.

‫ار َح ْم ُه َما َك َما‬


ْ ‫ب‬ َّ َ‫ض لَ ُه َما َجنَا َح الذُّ ِّل ِمن‬
ِ ّ ‫الر ْح َم ِة َوقُ ْل َّر‬ ْ ‫َو‬
ْ ‫اخ ِف‬
َ ‫َرب َّٰينِ ْي‬
‫ص ِغي ًْرا‬
Artinya : Dan rendahkan dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapakan lah : “Wahai Tuhanku, Kasihilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik
aku waktu kecil” (Surah Al-Isra Ayat : 24 )

1
2

Dalam pengembangkan kegiatan ekstrakulikuler perlu suasana yang kondusif,


yaitu terwujudnya kondisi yang penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dan
suasana pergaulan di lingkungan sekolah. Salah satu ekstrakurikuler yang dapat
menunjang keberlangsungan pembelajaran di dalam kelas adalah program
Pendidikan ekstrakulikuler kaligrafi Arab. Melalui program ekstrakulikuler
kaligrafi Arab ini, siswa dapat mengembangkan bakatnya dalam menulis Al-
Quran.
Kegiatan tulis-menulis Al-qur‟an ini juga disebut dengan tulis indah (khat)
yang di kenal di Indonesia dengan sebutan kaligrafi Arab, Yakni ilmu yang
mempelajari kaidah (aturan) penulis huruf-huruf Al-Qur‟an (huruf Arab), maka
dalam konsep pembelajaran Agama Islam, ilmu ini merupakan “Alat” yang harus
digunakan dalam proses penelusuran dan panggalian ilmu-ilmu yang lain. Oleh
karena itu, program ekstrakurikuler kaligrafi ini sebagai wadah untuk siswa
memperdalam kaidah (aturan) penulisan Al-Qur‟an.
Kegiatan ekstrakulikuler kaligrafi yang di selenggarakan di Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi adalah salah satu kegiatan yang
menunnjang kemajuannya madrasah tersebut, dilihat dari jumlah siswa yang
berminat masuk madrasah semakin meningkat dari setiap tahun. Dimana jarang di
temukanya kegiatan ekstrakulikuler kaligrafi di sekolah-sekolah lain pada
Lembaga Madrasah Aliyah.
Berdasarkan hasil observasi di Madrasah Aliyah Pondok pesantren Al-
Jauharen Kota Jambi penyelenggaraan program ekstrakurikuler kaligrafi di
madrasah ini, yang di utamakan untuk mengenai kegiatan Peran Kegiatan
ekstrakurikuler kaligrafi dalam meningkatkan kreativitas Peserta didik menulis
Khat kaligrafi di Madrasah Aliyah. Kegiatan Pendidikan ekstrakurikuler Kaligrafi
dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah yakni Dua kali pertemuan dalam satu
minggu, pada hari Rabu dan Jum‟at pukul 14.00 s.d 17.00 WIB.
Berdasarkan penjelasan fenomena yang telah di kemukakan diatas, maka
peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan mengangkat sebuah judul “Peran
Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta
Didik di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi ”
3

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan dalam penelitian yang di lakukan, peneliti
akan membatasi permasalah agar penelitian ini yang di lakukan lebih terarah Pada
Peserta didik terfokus dan jelas serta tidak meluas. Masalah yang penulis angkat
hanya berfokus Kreativitas Peserta didik Dalam penulisan Khat Kaligrafi pada
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.

C. Rumusan masalah
Berdasarkan Fokus Penelitian dapat di rumuskan permasalahan penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi untuk
meningkatkan kreativitas peserta didik di Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi tahun pelajaran 2021?
2. Bagaimana Peningkatan kreativitas peserta didik di Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi tahun pelajaran 2021?
3. Apa Saja Faktor Penghambat dan pendukung Dalam Pelaksanaan
Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi di Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi tahun pelajaran 2021?

D. Tujuan dan manfaat penelitian


1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah tujuan yang ingin dicapai adalah:
4

a. Untuk mengetahui pelaksanaan Kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi


untuk meningkatkan kreativitas peserta didik di Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi tahun pelajaran 2021.
b. Untuk mengetahui Peningkatan kreativitas peserta didik di Madrasah
Aliyah Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi tahun pelajaran 2021.
c. Untuk Mengetahui apa saja Faktor penghambat dan pendukung dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi di Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi tahun pelajaran 2021.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif, baik secara
teoritis maupun praktis bagi pihak – pihak terkait:
a. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian
berikutnya.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat langsung kepada
pihak-pihak yang terkait. Diantaranya manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah.
1) Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dorongan dan motivasi
kepada siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi dalam
meningkatkan kreativitas peserta didik.
2) Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi para guru di Madrasah Aliyah dalam mengatasi masalah kreativitas
peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi.
3) Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah untuk lebih
meningkatkan mutu program yang dijalankan khususnya program
kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi dalam meningkatkan kreativitas peserta
didik.
5

4) Bagi Peneliti
Sebagai salah satu persyaratan untuk melaksanakan penelitian guna
menyelesaikan tugas akhir skripsi dan memperoleh gelar sarjana strata
satu sarjana (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Peran
Kata Peran dalam kamus Bahasa Indonesia dinyatakan sesuatu yang
dijadikan atau jadi bagian pemegang, pemimpin yang utama (dijadikan suatu
hal atau suatu peristiwa). (Novia,2006 :437)
Peran juga dapat di artikan suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang
atau kelompok orang untuk mengubah situasi atau membuat suatu perubahan
kearah yang positif . dari maksud tersebut dapat di pahami bahwa peran
adalah tindakan yang di lakukan seseorang dalam berbuat sesuatu.
Konsep peran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan konsep
peran yang dikemukakan oleh Pual B.Harton dan Chesner L.Hurt yakni peran
adalah perilaku yang di harapkan dari seseorang yang mempunyai status
(harton dan Hunt, 1987.116). Setiap orang mempunyai sejumlah setatus
dengan harapan mengisi peranan sesuai dengan status tersebut. Dalam arti
tertentu, status dan peranan adalah dua aspek yang saling berkaitan.
Pengertian peran menurut Margono Slamet merupakan tindakan atau
perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang menempati posisi di dalam
status sosial (Margono Slamet, 2015:15). Pendapat lain dari Miftah Toha
memberikan pengertian peran juga dapat dirumuskan sebagai suatu ringkaian
tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu Kepribadian seseorang
juga mempengaruhi bagaimana peran itu harus dijalankan. Peranan yang
dimainkan atau diperankan pemimpin di tingkat atas menengah maupun
bawah akan mempunyai peranan yang sama (Miftah Toha, 1985:13).
Konsep tentang Peran (role) menurut Komarudin (1994:768) dalam buku
“ensiklopedia manajmen” mengungkap sebagai berikut :
a. Bagian dari tugas utama yang harus di lakukan oleh manajemen.
b. Pola prilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status.
c. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.

6
d. Fungsi yang diharapan dari seseorang atau menjadi karakterristik yang
ada padanya.e Fungsi setiap variable dalam hubungan sebab akibat.
Dalam pengertian umum. Peran dapat hubungan sebab akibat seseorang
atas sesuatu pekerjaan Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, peran
adalah Tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam peristiwa peran
merupakan suatu aspek yang dinamis dari suatu kedudukan (status).peran
merupakan sebuah landasan perspektif yang digunakan setiap orang yang
berinteraksi dalam suatu kelompok atau organisasi untuk melakukan suatu
kegiatan mengenai tugas dan kewajiban dalam kenyataannya mungkin juga
tidak begitu jelas. Tingkat kejelasan ini akan menentukan pula tingkat
kejelasan peran seseorang (sedarmayanti, 2004:33)
Peran mencakup tiga hal yaitu:
a. Peran mencakupi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat peran dalam arti ini merupakan
ringkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan masyarakat.
b. Peran adalah suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh individu
dalam masyarakat dalam organisasi.
c. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku yang penting bagi struktur
sosial masyarakat
Pengertian peran menurut Soerjono Soekanto (2002: 243), yaitu peran
merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,
menjalankan suatu peranan. Dari hal diatas lebih lanjut kita lihat pendapat
lain tentang peran yang telah ditetapkan sebelumnya disebut sebagai peranan.
Sebagai peran dalam hubungannya dengan tugas dan kewajiban dinas
perhubungan dalam penegakan hukum mempunyai arti penegakan hukum
secara total yaitu penegakan hukum secara penuh, (Soerjono Soekanto, 1987:
220).
Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status) yang dimiliki
oleh seseorang, sedangkan status merupakan sekumpulan hak dan kewajiban
yang dimiliki seseorang apabila seseorang melakukan hak-hak dan kewajiban
sesuai dengan kedudukannya, menjalankan suatu fungsi. Hakekatnya peran
juga dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang
ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu. Kepribadian seseorang juga
mempengaruhi bagaimana peran itu harus dijalankan. Peran yang dimainkan
pada hakekatnya tidak ada perbedaan, baik yang dimainkan/diperankan
pimpinan tingkat atas, menengah maupun bawah akan mempunyai peran
yang sama. Peran merupakan atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang
yang menempati suatu posisi di dalam status sosial, syarat-syarat peran
mencangkup 3 (tiga) hal, yaitu :
1. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan kemasyarakatan.
2. Peran adalah suatu konsep perilaku apa yang dapat dilaksanakan oleh
individu-individu dalam masyarakat sebagai organisasi. Peran juga dapat
dikatakan sebagai perilaku individu, yang penting bagi struktur sosial
masyarakat.
3. Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena suatu
jabatan.
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk hidup
berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok tadi akan terjadi interaksi
antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat yang
lainnya. Tumbuhnya interaksi diantara mereka ada saling ketergantungan.
Dalam kehidupan bermasyarakat itu munculah apa yang dinamakan peran
(role). Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang,
apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya maka orang yang bersangkutan menjalankan suatu peranan.
Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas ada baiknya terlebih dahulu
kita pahami tentang pengertian peran, (Soekanto, 2009: 213).
Peranan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti sebagai
berikut “peranan adalah Tindakan yang dilakukan seseorang atau sekelompok
orang dalam suatu peristiwa atau bagian yang dimainkan seseorang dalam
suatu peristiwa” (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1996:751).
Merujuk pada uraian definisi tersebut diatas, peranan merupakan perilaku
seorang, sekelompok orang yang di hadapkan pada status orang tersebut yang
diembanya, Peranan juga merupakan suatu konsep dari apa yang dilakukan
seseorang dalam masyarakat sebagai suatu organisasi Dalam Hal ini menurut
penulisan peranan lebih didefinisikan pada fungsi sebagai suatu organisasi.
Maka dengan demikian peranan dapat diukur dari pelaksanan fungsi suatu
organisasi atau Lembaga. Apabila dihubungan dengan masalah ini peranan
tersebut dapat dikaitkan dengan peranan Lembaga pemerintah dalam
pemberdayaan masyarakat miskin dalam hal ini yaitu Badan Pemberdayaan
dan Kesejahteraan Sosial (BPMKS).
Peran merupakan deskripsi sosial tentang siapa kita dan kita siapa. Peran
menjadi bermakna Ketika dikaitkan dengan orang lain. Komunitas sosial atau
Politik. Peran adalah Kombinasi adalah posisi dan pengaruh. Anda di posisi
mana dalam suatu strata sosial dan sejauhmana pengaruh Anda Itulah Peran.
Peran adalah kekuasan dan bagaimana kekuasan itu bekerja, baik secara
organisasi dan organis peran memang benar-benar kekuasan itu bekerja,
secara sadar dan hegemonis, meresap masuk, dalam nilai yang diserap tanpa
melihat dengan mata terbuka lagi. Peran, adalah simbiosi yang berkaitan
dengan keuntungan dan kerugian sebab dengan peran, ada yang dirugikan di
untungkan peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari orang
lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam. Suatu system peran
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat
stabil peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada
situasi sosial tertentu.
2. Pengertian Ekstrakurikuler
Kata Ekstrakurikuler terdiri dari kata ekstra dan kurikuler. Ekstra
artinya tambahan sesuatu di luar yang seharusnya dikerjakan, sedangkan
kurikuler berkaitan dengan kurikulum, yaitu program yang disiapkan suatu
Lembaga Pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu pada Lembaga
Pendidikan. Program tersebut berisi rumusan rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara yang di gunakan sebagai
pedomann penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
Pendidikan tertentu.
Ekstrakurikuler Pendidikan agama islam berarti tujuan Pendidikan
agama islam yan mengacu pada standar isi dan standar kompetensi
kelulusan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada sekolah
atau madrasah. Kegiatan ekstrakurikkuler adalah kegiatan peendidikan di
luar mata pelajaran yang sudah terstruktur dan terjadwal. Sedangkan
kegiatan Pendidikan melaluii mata pelajaran ysng terstruktur dan terjadwal
sesuai standar isi, termasuk kegiatan intrakurikuler. Dalam
pengemangannya diri di terbitkan ole kementrian Pendidikan dan
kebudayaan, ekstrakurikuler adalah kegiatan Pendidikan di luar mata
pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang memiliki
kemampuan dan wewenang di sekolah. (Syarifuddin. K, 2018 :86-87)
Menurut Wibowo (2015: 2), kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
yang dilakukan di luar jam sekolah yang berfungsi untuk mewadahi dan
mengembangkan potensi, minat dan bakat siswa. Lebih lanjut, kegiatan
ekstrakurikuler diartikan sebagai kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran
dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik
sesuai kebutuhan, potensi, bakat, dan minat melalui kegiatan yang secara
khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan disekolah/madrasah.
Prihatin (2011: 164) mengungkapkan kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan di luar jam biasa dan waktu libur sekolah yang dilakukan di
sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran,
menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia
Indonesia seutuhnya.
Shaleh dalam Said (2012: 16) juga berpendapat bahwa kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan
diluar pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan,
pengembangan, bimbingan dan pembiasaan siswa agar meniliki
pengetahuan dasar penunjang. Ekstrakurikuler merupakan sebuah kegiatan
tambahan yang dilaksanakan di luar jam belajar seperti sekolah pada
umumnya. Selaras dengan pengertian yang disampaikan oleh Yudha M.S
dalam Armia (2014: 25)
Mengungkapkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam
biasa yang bertujuan agar siswa lebih memperdalam dan menghayati apa
yang yang dipelajari dalam kegiatan intrakulikuler.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan di luar jam
pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk mendukung dan
memperdalam apa yang ada dalam program kurikuler. Program
ekstrakurikuler yang ada harus selaras dengan program kurikuler yang ada
dan telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan tujuan pendidikan nasional maka sudah jelas kegiatan
ekstrakurikuler harus mampu mengembangkan potensi peserta didik.
Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dilaksanakan di sekolah maupun di luar
sekolah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
a. Tujuan dan Manfaat Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler memiliki beberapa tujuan seperti yang disampaikan
Asep Herry H dkk dalam Armia, (2014: 26-28) yaitu:
1) Memperluas, memperdalam pengetahuan dan kemampuan atau
kompetensi yang relevan dengan program kurikuler.
2) Memberikan pemahaman terhadap hubungan antar mata pelajaran.
3) Menyalurkan minat dan bakat siswa.
4) Mendekatkan pengetahuan yang diperoleh dengan kebutuhan dan
tuntutan masyarakat atau lingkungan.
5) Melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
Ekstrakurikuler juga memiliki beberapa fungsi seperti yang
disampaikan di dalam buku panduan pengembangan diri Praturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan menengah, yaitu:
a) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat dan minat peserta didik.
b) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggungjawab sosial
peserta didik.
c) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan esktrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan
menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses
perkembangan.
d) Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karya peserta didik. (Jevrie, 2013: 7)
Sedangkan Daryanto dalam Ubaidah (halaman: 146-147) menyebutkan
fungsi dan tujuan ekstrakurikuler yaitu:
(1) Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota
masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan
lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta.
(2) Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik
agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh
dengan karya.
(3) Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab
dalam menjalankan tugas.
(4) Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan
hubungan dengan tuhan, rosul, manusia, alam semesta, bahkan diri
sendiri.
(5) Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat
persoalan-persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan
yang proaktiv terhadap permasalahan sosial keagamaan
(6) Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta
didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan
terampil.
(7) Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk
komunikasi (human relation) dengan baik secara verbal dan
nonverbal.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi, tujuan, dan
manfaat kegiatan ekstrakulikuler yaitu untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan
sosial, budaya, dan alam semesta dan mampu mengembangkan pengetahuan
dan penalaran siswa melalui hobi dan minatnya.
3. Pengertian Kaligrafi
Kaligrafi sebagai salah satu seni menulis memiliki aspek sejarah yang
kuat dalam mengiringi kitab suci Al Qur‟an. Ia merupakan visualitas dari
ayat-ayat Allah Subhânahu wata’âla dalam lingkup mikro, sedangkan alam
dan isinya merupakan realitas makro ayat-ayat Al Qur‟an. Medium
ungkapan lisan yang berupa kata-kata berkembang dengan cara
menyampaikan, maka medium visual kaligrafi yang berupa tulisan
berkembang dengan keindahan goresan, kecantikan dan keindahan bentuk,
pengajaran tulisan secara umum serta karya kaligrafi itu sendiri secara
khusus.
Sedangkan pengertian kata kaligrafi atau dalam bahasa Arabnya khath
sering dikaitkan dengan keahlian menulis indah huruf atau secara bentuk
visualnya (Khath Hasan Jamîl), bukan isi atau materi. Padanannya adalah
kata kaligrafi dari bahasa Inggris: calligraphy, yang berasal dari bahasa
Latin: kalios, yang berarti: indah. Dengan kata: graphein, yang berarti:
tulisan, sehingga kata kaligrafi dapat diartikan dengan tulisan indah atau
keahlian menulis indah.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa adanya perbedaan antara
kaligrafi dengan bentuk visual tulisan biasa yang tak beraturan. Di antara
perbedaannya adalah bahwa dalam kaligrafi dibutuhkan aturan main khusus
dalam pembentukan tiap hurufnya, persambungan tiap huruf maupun
penyusunannya dalam kata maupun kalimat. Selain itu adalah adanya unsur
keindahan, konsistensi bentuk, serta rumus-rumus yang telah lazim
digunakan.
Beberapa model bentuk karya kaligrafi, menurut Isma‟il Raji Al Faruqi
bahwa kaligrafi kontemporer dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori ;
a. Kaligrafi Tradisional yakni; karya kaligrafi yang bisa di lihat dari
pada karya-karya kaligrafi muslim yang mencurahkan tulisannya
seperti yang telah ditetapkan dalam kaidah-kaidah generasigenerasi
terdahulu. Contohnya : Naskhi, Tsuluts, Riq’iy, Farisi, Diwani, dan
lain-lain.
b. Kaligrafi Figural yakni; kaligrafi kontemporer yang
mengkombinasikan atau kombinasi penambahan motif-motif
dengan unsur-unsur kaligrafi dalam berbagai gaya, seperti daun,
pohon, atau semacamnya.
c. Kaligrafi Ekspresionis yakni; kategori ini bisa dikaitkan dengan
seni estetik di barat. Karya kaligrafi ini menampilkan unsur-unsur
emosi atau emotif yang biasanya dinyatakan dengan distorsi atau
pelebih-lebihan yang liar.
d. Kaligrafi Simbolik yakni; kaligrafi simbolik mempergunakan huruf
Arab sebagi Sombil-simbol tertentu, atau sebuah kalimat yang
disusun yang diserupakan gambar atau bentuk tertentu untuk
menyampaikan satu pesan tertentu pula.
e. Kaligrafi semu atau abstrak murni yakni kaligrafi yang
mempergunakan keluwesan huruf-huruf Arab untuk dimanipulasi
dalam penyampaian pesan dialogis.
Sedangkan, seni kaligrafi mutakhir di Indonesia yang ditautkan dengan
karya menurut D. Sirojuddin. AR, dapat dipetakan menjadi dua yakni;
1) Kaligrafi “murni” yakni kaligrafi yang “bersandar” pada
kaidahkaidah baku hasil kodifikasi Ibnu Muqlah (272-328 H). Sistem
Ibnu Muqlah ini terdiri dari titik belah ketupat, standar alif dan
lingkaran yang menjadi titik tolak ukur di setiap hurufnya.
2) Lukis kaligrafi atau kaligrafi yakni bentuk lukisan yang dibuat
bebas tanpa terikat rumus-rumus atau kaidah-kaidah baku yang tersebut
di atas. Kaligrafi menampilkan wujud yang lebih mengutamakan segi
artistiknya. dipelopori oleh A.D. Pirous yang terdiri dari bentuk fisik
atau karakter huruf yang berkarakter unsur rupa yang terdiri dari garis,
bidang warna, barik dan kesan ruang.
Kedua aliran tersebut, dipergunakan olehnya untuk mencari gaya khas
dari khat Indonesia, tetapi gaya khas Indonesia akan terus diusahakan
sebagai wujud kaligrafer-kaligrafer Indonesia.
4. Ekstrakurikuler Kaligrafi
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan di lingkungan
sekolah yang berada di luar program yang tertulis pada kurikulum seperti
Latihan Sementara itu, ungkapan kaligrafi diambil dari kata Latin “kalios”
yang berarti indah, dan “graph” yang berarti tulisan atau aksara. Dalam
bahasa Arab tulisan indah berarti “khath” sedangkan dalam bahasa Inggris
disebut“calligraphy”
Arti seutuhnya kata kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan
bentuk-bentuk huruf tunggal dan tata letaknya serta cara-cara penerapannya
menjadi sebuah tulisan yang tersusun.
Al-Akfani dalam Irsyadul Qashid mengatakan bahwa kaligrafi adalah:
“…Iyalah ilmu yang mempelajari bermacam-macam bentuk huruf-huruf
tunggal/pisah dan tata letaknya serta metode/cara merangkainya menjadi
susuan kata atau cara menuliskannya di atas kertas dan sebagainya.”
Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ektrakurikuler
kaligrafi adalah suatu kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang
berkaitan dengan pendidikan, pelatihan dan pembinaan untuk menumbuh-
kembangkan potensi keterampilan menulis Al-Qur‟an siswa.
5. Pengertian Kreativitas
Kreativitas dapat diartikan: 1) kemampuan menanggapi, menanggapi
dan memberikan jalan keluar segala pemecahan yang ada; 2) kemampuan
melibatkan diri pada proses penemuan untuk kemasalahan; 3) kemampuan
intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi; 4) kemampuan untuk
menghasilkan atau mencipta sesuatu yang baru. Oleh karenanya kreativitas
ini didasari dengan: kelenturan (fleksibility), kelancaran (fluencely),
kecakapan (smartly), dan kepandaian (inetellegency) (Campbell 2017: 35).
Inti dari kreativitas adalah mampu menemukan kebaruan dan mampu
mengatasi masalah dengan gemilang. Dalam kreativitas inilah pribadi
seseorang selalu berpikiran positif untuk menemukan hal yang baru dengan
menciptakan prases dan produk. Kesemuanya ini nantinya akan menemukan
konsep atau cita kreatif pada seseorang.
Kreativitas dalam seni ditandai oleh kemampuan menguasai material,
konsep serta berkarya sehingga menemukan karya yang lain dari pada yang
lain. Kreatif sendiri merupakan dasar seseorang untuk mengolah diri selalu
pada posisi dinamis. Oleh karenanya sentuhan-sentuhan untuk
menumbuhkan ide dan gagasan baru selalu dijadikan awal dengan jalan
memotivasi dan menstimulasi. Memotivasi artinya menempatkan peran guru
untuk memberikan sesuatu agar menemukan yang „baru‟ maka harus
menolak „jawaban tunggal‟. Jika ada peserta didik menanyakan jawaban,
maka seorang guru akan memberikan beberapa kemungkinan, sehingga
merangsang untuk selalu menemukan hal yang baru. Menstimulasi artinya,
mendorong ide-ide yang sudah ada untuk selalu disentuh dan diungkapkan
dengan berbagai bentuk, cara serta ide baru. Konsekuensinya adalah seorang
guru harus mampu memberikan gambaran-gambar jawaban yang „tidak
tunggal‟. Seorang Filsuf Prancis, Jacques Derrida (1932), memberikan garis
besar jawaban berdasarkan: 1) jalan pemecahan tidak satu; 2) ide yang lain
dari pada yang lain; dan 3) asal mampu mempertanggungjawabkan
gagasannya demi penemuan yang baru tersebut. Pola ini pernah juga
dikatakan oleh Tarrance yang mencoba membuat tes kreativitas. Isi tes ini
adalah meneruskan sebuah gambar dengan dimotivasi melalui cerita, bentuk
global dan pemberian tekanan, dan membiarkan sampai menemukan-
kejenuhan. Permasalahan yang muncul adalah waktu yang harus disediakan
dalam pembelajaran seperti ini harus longgar, sehingga menemukan sesuatu
yang benar-benar bermanfaat.
Dalam hal ini terdapat tiga teori pengembangan kreativtas yaitu: 1) teori
Psikoanalisa dari Sigmund Freud dan Carl Jung; 2) teori Humanistik dari
Abraham Maslow dan Carl Rogers; dan 3) Teori Cziksentmihalyi yang
banyak menekankan pada potensi alami (talent). Psikoanalisis menjelaskan
bahwa kreativitas adalah cara yang menunjukkan kemampuan seseorang
dalam mengatasi suatu masalah. Perilaku ini harus dibangun sejak dini agar
17ombin akan ditemukan sendiri. Sistem pemecahan yang ada pada
pikiran, perasaan anak ini sering juga disebut Habitus (Pamadhi 2012).
Terdapat keyakinan yang kuat bahwa dasar kreativitas adalah pribadi
seseorang, oleh karenanya dorongan kepada seseorang untuk mampu
melakukan selalu dimotivasi oleh seorang guru. Kerangka umum yang
sudah ditemukan oleh habitus seseorang ini akhirnya dapat menemukan
daya yang selalu berdasarkan pada pemerolehan temuan-temuan. Seiring
dengan Sigmund Freud adalah Ernest Kris dan Carl Jung. Freud
menjelaskan bahwa proses kreatif merupakan upaya tak sadar menuju
bahwa ide-ide yang tidak menyenangkan orang lain segera dapat diubahnya
menjadi produktivitas kreatif dengan melepaskan „pertahanan‟ ide yang
lama. Misalnya: sesuatu yang sudah dianggap mapan dan mempunyai untuk
besar selalu disadari merupakan pertahanan yang salah, semestinya tetap
berjuang untuk menemukan hal yang baru. Meskipun kebanyakan
mekanisme pertahanan menghambat kreatif, namun justru mekanisme
sublimasi justru merupakan penyebab utama dari kreativitas. Demikian pula
pendapat Ernest Kris, bahwa mekanisme sebuah perkembangan yang
beruntun (regresi) merupakan peralihan ke perilaku selalu tidak puas.
Kepuasan yang ditemukan tidak saja berupa produk melainkan proses,
sehingga haus akan penemuan yang baru. Dalam hal ini Carl Jung
menekankan bahwa ketidaksadaran dapat memainkan peran kreativitas.
Alam pikiran seseorang yang tidak disadari dibentuk oleh habitus (pada
masa lalu yang selalu mendapatkan tekanan) menjadi suatu ketidaksadaran
kolektif ini akhirnya akan menemukan teori, ide, dalam berkarya seni.
Teori Humanistik yang dikemukakan oleh Maslow lebih menekankan
kreativitas sebagai hasil kerja kejiwaan manusia; manusia yang sehat
kreativitas selalu dapat hadir dalam posisi manapun dan tidak terbatas.
Perkembangan jiwa manusia pada usia lima tahun pertama akan
memberikan tataran pertama dan berkembang secara hierarkhi berdasarkan
kebutuhan manusia. Hal ini hampir sama dengan Carl Rogers, dijelaskan 3
kondisi dari pribadi yang kreatif dengan keterbukaan dimana pengalaman
memberikan kemampuan bereksperiman atau untuk „bermain‟ dengan
konsep. Cziksentmihalyi memberikan keyakinan, jika seseorang mempunyai
minat yang kuat (genetic predispotition) dan disertai usaha yang serius,
maka kreativitas akan muncul dan berkembang terus. Misalnya; seseorang
mempunyai potensi sensori warna kuat dan berminat mengembangkannya
akan mudah menjadi pelukis. Maka pembinaan dilakukan melalui: 1) minat
yang kuat akan cepat mahir; 2) bersedia mengakses terus dengan minat dan
kebutuhan maka bakat akan muncul; 3) kemampuan berkomunikasi untuk
mengembangkan diri dengan lingkungan (access to a field). Ini merupakan
tanda kemampuan menyesuaikan diri untuk mencapai tujuannya.
Akhirnya dapat diungkapkan pengertian kreativitas, menurut Fadelis E.
Waruwu (Widiasaran 1999: 54), “kreativitas merupakan kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru berupa gagasan maupun
karya nyata, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang
sudah ada. Sedangkan Munandar (1997: 49-50), mengatakan:
…. Secara operasional, pengertian kreativitas dapat dirumuskan sebagai
kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (flesibilitas),
orisinilitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaca, memperinci) suatu gagasan.

Sedangkan Piaget mengatakan, bahwa: the principal goal of education


is to create men who are capabe of doing new things, not simply of
repeating what other generations have donemen who are create, inventive,
and discoverers (Mulyasa 2006: 126). Dalam tulisan ini pembahasan utama
mengenai kreativitas difokuskan pada penciptaan karya seni rupa, dengan
mendasarkan pada: 1) kelancaran; 2) keluwesan (fleksibilitas); 3) orisinilitas
dalam berpikir; dan 4) kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan,
memperkaca, memperinci) suatu gagasan karya seni dimulai dengan:
meresapi keindahan bentuk, mencerna objek untuk dijadikan subjek karya
seni, dan kemampuan mengekspresikan ide dan gagasan. Proses representasi
ini adalah: menciptakan 19ombin bentuk, warna dan garis menjadi karya
yang dapat berbicara tentang diri dan lingkungannya (Widiasaran 1999: 75).
Kemampuan mengutarakan pendapat ini sering pula dikatakan sebagai
kemampuan berekspresi. Harapan yang terbanyak penampakan gagasan
terletak pada ekspresi kreatif. Pembinaan kreativitas dilanjutkan dengan
kegiatan yang lebih teknis, yaitu mengembangkan daya 19ombi untuk
mengubah objek menjadi subjek dan mengembangkan menjadi pola-pola
ideologinya dalam berkarya seni (Sunarto, 2018:2)
a. Ciri Orang Kreatif.
Berdasarkan hasil review, ditemukan berbagai macam kata kunci yang
menandakan seseorang itu kreatif. Ciri-ciri individu yang kreatif adalah
mereka yang, memiliki rasa ingin tahu yang besar, kemauan untuk
mengeksplorasi sesuatu yang tidak diketahui, menyukai tantangan, tidak
takut mencoba sesuatu yang baru dan memiliki kemampuan untuk
memahami ambiguitas. Individu yang kreatif memiliki usaha dan
keteguhan, mempunyai efikasi diri yaitu kepercayaan diri yang besar
terhadap kemampuan yang dimiliki.
Individu yang kreatif juga adalah mereka yang tertarik pada ide-ide
yang baru dan kompleks, berpikir secara abstrak, menggeneralisasi ide,
meramalkan kemungkinan, menganalisis sebuah gambaran yang besar
menyeluruh, imajinasi yang tidak biasa dan pemimpi, suka permainan yang
intelek, rasa keingintahuan, menemu- kan kesenangan bermain dengan ide-
ide, kemampuan untuk menawarkan banyak solusi dengan berbagai sudut
pandang, berani mengambil risiko, konsisten untuk mencoba terus sesuatu
yang baru, hiperaktif atau energi yang ekstrim dan mempunyai konsep diri
yang lebih positi (Taylor & Callahan, 2005). Sementara itu, menurut Runco,
Millar, Acar, & Cramond (2010) kreativitas adalah seseorang menghadapi
masalah yang belum pernah dipelajari sebelumnya namun dia tahu
bagaimana cara menyelesaikannya. Selanjutnya orang yang kreatif juga
diasosiasikan sebagai orang yang berorientasi kepada tugas, pekerja keras
dan mampu bertahan dalam waktu lama untuk mencapai target tertentu.
Mereka juga memiliki keinginan untuk mengejar kepercayaan mereka dan
berani untuk mengambil risiko untuk ini.
Selain itu, ciri-ciri lain yang terlihat adalah mereka memiliki motivasi
yang sangat tinggi untuk menjadi kreatif di bidang mereka. Memiliki
disiplin diri yang sangat tinggi dan sangat berdedikasi terhadap pekerjaan
mereka. Memiliki kepercayaan yang mendalam tentang apa yang mereka
tekuni. Memiliki standar yang tinggi untuk pekerjaan yang mereka lakukan,
berpikir divergen, memiliki pengetahuan yang ekstensif tentang bidang
tertentu dan memiliki komitmen terhadap pekerjaan mereka. Juga mereka
memiliki pemikiran yang fleksibel, yang selalu mencari situasi yang baru
dan memikirkan banyak kemungkinan.
Secara lebih mendetail, Boytos, Smith, & Kim (2017)
mengelompokkan individu yang kreatif menjadi dua kelompok, yaitu
underdog dan topdog. Underdog adalah orang yang berjuang keras untuk
mendapat- kan sesuatu yang tidak mereka miliki, sedangkan topdog adalah
orang yang memertahankan apa yang sudah mereka miliki. Sedangkan
Kaufman & Beghetto (2013) mengklasifikasikan level-level kreativitas
menjadi 4 tingkatan, yaitu: big- C atau eminent creativity, yang dimiliki oleh
seniman atau ilmuwan yang hebat, pro-C atau level expert kreativitas, yaitu
kreativitas yang ditunjukkan pada profesi- onal level terutama oleh para
21ombing/ pen- cipta yang belum mendapatkan eminent status. Little-C atau
kreativitas sehari-hari yang mengatur kreativitas seseorang dalam hidup dan
pengalaman sehari-hari.
Little-C yaitu kreativitas yang subjektif dimana menggambarkan
bagaimana seseorang me- miliki pengertian/ pengetahuan yang baru dan
bermakna selama proses pembelajaran dan pengalaman.
b. Faktor pendukung kreativitas.
Tingkatan kreativitas yang ada pada seorang individu dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Status sosial dan ekonomi sebuah keluarga dapat
memengaruhi perkembangan kreativitas seseorang. Beberapa penelitian
mendukung bahwa keluarga dengan kedudukan sosial dan ekonomi yang
baik mampu menghasilkan seorang anak yang lebih kreatif (Castillo-
Vergara, Alvarez- Marin, & Placencio-Hidalgo, 2018). Status sosial-
ekonomi keluarga dan dukungan ekstrinsik (misalnya aktivitas intelektual di
rumah seperti ketersediaan buku di rumah) mempunyai pengaruh positif
terhadap level kreativitas siswa. Selain itu, lingkungan juga memiliki
pengaruh yang sangat besar, dimana beberapa penelitian menemukan bahwa
sebuah lingkungan yang mendukung proses kreatif siswa (misalnya di
rumah maupun di sekolah) dapat mengembangkan kreativitas siswa dengan
lebih baik. Namun demikian, pengaruh faktor-faktor ini hanya ada pada saat
tahap awal (saat masih anak- anak). Pengaruh faktor-faktor luar ini tidak lagi
berdampak saat seorang siswa bertumbuh dewasa. Sementara itu, motivasi
dari orang tua (misalnya membantu anak mengidentifikasi kesalahan
mereka daripada memberikan hadiah) ditemukan tidak memberikan efek
apa-apa terhadap perkembangan kreativitas seorang anak.
Sebuah lingkungan sosial yang suportif juga dapat memengaruhi
kreativitas siswa. Siswa yang mendapatkan dukungan dari sekolah untuk
mengembangkan kreativitas, mereka memiliki self-efficacy yang lebih
kreatif dan menjadi seorang individu yang kreatif (Chang, Wang, & Lee,
2016). Adanya ruang/ space bagi siswa untuk mengembangkan berpikir
kreativitas mereka seperti ruang pribadi, ruang untuk diskusi kelompok,
ruang untuk eksperimen, dan ruang untuk interaksi sosial (seperti kafe dan
taman) memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan kreativitas
siswa (Castillo-Vergara dkk., 2018). (Gulliksen, 2017) juga menemukan
bahwa ada sebuah hubungan yang permainan dan lingkungan terhadap
kreativitas.
Secara lebih jauh, ditemukan bahwa kreativitas yang ada dalam diri
seseorang dapat memrediksi prestasi siswa di sekolah. Sebuah penelitian
longitudinal menemukan bahwa seseorang dengan tingkat IQ yang rendah
memiliki kemungkinan kecil untuk menghasilkan individu yang memiliki
pencapaian kreatif yang tinggi. Walaupun demikian, IQ yang tinggi tidak
otomatis menjamin pencapaian kreativitas yang tinggi (Gralewski &
Karwowski, 2018). Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa kecerdasan
emosional (EI) tidak memiliki pengaruh apapun terhadap perfor- ma
ataupun pencapaian siswa (Hansenne & Legrand, 2012). Selain itu,
beberapa penelitian juga membuat hubungan antara kreativitas dengan
pencapaian akademik seseorang di sekolah dan menemukan bahwa ada link
yang antara prestasi sekolah (Silmi Amirullah, 2018:5)
B. Studi Relevan
1. Yusuf Firdaus Hasibuan dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Pendidikan dan Latihan kaligrafi Lembaga Kaligrafi Arab (LEMKA)
Terhadap Kemampuan Menulis Ayat-Ayat Al-Qur‟an.” Hasil
Penelitiannya mengungkapkan bahwa pendidikan dan latihan (diklat)
kaligrafi Lembaga Kaligrafi Arab (LEMKA) terhadap kemampuan
menulis ayat-ayat Al-Qur‟an berpengaruh positif terhadap minat
menulis ayat-ayat Al-Qur‟an dan mampu membentuk sikap belajar
yang positif Perbedaan peneliti diatas dengan yang akan dilakukan
disini adalah objek penelitian, penelitian ini berlokasi di Lembaga
Kaligrafi Al- qur‟an (LEMKA). Adapun tujuan penelitiannya adalah
minat menulis ayat-ayat Al-qur‟an.
2. Menurut Fiska Erma Fanita dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Al-Qur‟an
Melalui Alat Peraga Praktis Pembelajaran Al-Qur‟an (P3Q) Pada
Siswa Kelas IV di MI Pinggir Karanggede Boyolali Tahun
2012/2013.” Hasil Penelitiannya mengungkapkan bahwa penerapan
dengan menggunakan alat peraga P3Q dapat meningkatkan kemampuan
membaca dan menulis Al-Qur‟an serta meningkatkan hasil belajar.
Sementara perbedaan penelitian kedua dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah penelitian disini membahas tentang meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis Al-Qur‟an melalui alat peraga
praktis pembelajaran Al-Qur‟an (P3Q). Penelitian ini berlokasi di MI
Pinggir Karanggede Boyolali. Adapun objek penelitiannya adalah siswa
bidang studi tersebut. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan disini
akan membahas tentang Pendidikan ekstrakurikuler kaligrafi Arab
dalam meningkatkan keterampilan menulis Al-qur‟an
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini berbentuk Deskriptif Kualitatif yang dilihat melalui sudut
pandang Pendidikan dengan menggunakan Instrumen Pengumpulan data
wawancara, observasi dan dokumrntasi. Penelitian Kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.(Sugiyono, 2013:253)
Dengan demikian dalam penelitian ini seluruh rangkaian penelitian yang
peneliti lakukan secara logis, sistematis dan teratur dengan mengungkapkan data
yang sebenarnya atau apa adanya di lokasi penelitian, tanpa mencampur adukkan
dengan pendapat dari peneliti sehingga bisa dipertanggung jawabkan nilai
kebenaran nya secara ilmiah mengenai Peran kegiatan Ektrakulikuler Kaligrafi
untuk Meningkatkan Kreativitas peserta didik di Madrasah Aliyah Pondok
PesantrenAl-Jauharen Kota Jambi.

B. Setting dan Subyek Penelitian


1. Setting Penelitian
Situasi sosial adalah lokasi atau tempat yang ditetapkan untuk melakukan
penelitian, situasi sosial dalm penelitian ini meliputi aspek tempat (place),
pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara
sinergis.(Sugiyono, 2013: 297) Lokasi penelitian berada di Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah Kepala Madrasah, Guru bidang Studi Khot/
Imlak (kaligrafi ), peserta didik Madrasah Alliyah Pondok Pesantren Al-
Jauharen Kota jambi, yang Di tetapkan dengan teknik Purposive sampling,
yaitu “…Teknik yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu yang diperkirakan
erat sangkut pautnya dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi
yang sudah diketahui sebelumnya”.(Sugiyono, 2013:202)

24
Berdasarkan teknik ini, maka sebagai Key informan dalam penelitian ini
ditetapkan Guru bidang Studi Khot/Imlak (Kaligrafi) serta kepala sekolah,
dan sebagai responden ditetapkan peserta didik Madrasah Aliyah.

C. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data tersebut menjadi data
sekunder digunakan orang yang tidak berhubungan langsung dengan
penelitian yang bersangkutan. (Mukhtar, 2010:87)
Jadi Sumber data dalam penelitian ini yaitu orang-orang yang dapat
memberikan informasi di lokasi penelitian. Adapun sumber data dalam
penelitian ini bisa berasal dari : Kepala madrasah Aliyah pondok pesantren
Al-Jauharen Kota Jambi, guru mata pelajaran Khot Imlak (Kaligrafi), siswa
siswi, dan pihak-pihak yang dapat memberikan informasi Tentang kegiatan
Ektrakulikuler Kaligrafi untuk Meningkatkan Kreativiitas peserta didik
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi. Tahun
Pelajaran 2020/2021.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang bukan sendiri pengumpulannya oleh
peneliti, misalnya dari biro, majalah, koran keterangan-keterangan atau
publikasi lainnya.(Mukhtar, 2019:91)
Dalam penelitian ini adalah data yang diambil di gambaran umum di
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi. Sebagai
Berikut :
1) Historis dan geografis.
2) Struktur organisasi.
3) Keadaan guru dan siswa.
4) Keadaan sarana dan prasarana.
2. Sumber Data
Sedangkan Sumber data dalam penelitian ini orang dan materi yang
terdapat di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Jauaren Kota Jambi.
Yang Meliputi :
a) Sumber data berupa manusia, yakni Kepala sekolah,
b) Para guru dan peserta didik.
c) Sumber data berupa suasana, kondisi proses belajar-mengajar dan
suasana di lingkungan Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-
Jauaren Kota Jambi.
d) Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Jauaren Kota Jambi.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan Langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui Teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar yang diterapkan.( Arikunto, 2010:172)
1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data
dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati
tidak terlalu besar.(Sugiono, 2012:203)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi non partisipan,
dimana peneliti akan mengambil data dalam tekhnik ini adalah.
a. Data tentang gambaran umum lokasi penelitian yaitu Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi Kota Jambi tahun pelajaran
2020/2021.
b. Data tentang keadaan guru, siswa, sarana dan Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi tahun pelajaran 2020/2021.
2. Wawancara
Wawancara adalah“….sebuah dialog yang dilaksanakan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.”(Arikunto,
2010:155) Untuk mendukung penelitian ini, maka yang menjadi sumber data
penelitian adalah kepala madrasah, guru bidang studi Agama Islam (Ilmu
Tajwid), murid dan responden lainnya yang dapat memberikan informasi.
Adapun data-data yang dikumpulkan dengan menggunakan wawancara
tersebut di atas adalah seperti :data yang berkaitan dengan Peran keggiatan
Ektrakulikuler Kaligrafi untuk Meningkatkan kreativitas peserta didik
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi sebagai “…cara mencari data mengurai hal hal atau
variabel yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat kabar, majalah,
notulen rapat, prasasti, legger, agenda dan sebagainya. “(Arikunto, 2010:231)
Dokumentasi penulis gunakan untuk memperoleh semua data-data yang
berhubungan dengan gambaran umum di Madrasah Alliyah Pondok Pesantren
Al-Jauharen Kota Jambi yang meliputi :
a. Historis dan geografis
b. Struktur organisasi
c. Keadaan guru dan siswa
d. Keadaan sara dan prasarana

E. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan Menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara ,catatan lapangan dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data kedelam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesia, Menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain.
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai “….proses pemilihan, pemusatan,
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data-data
kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan.”(Huberman,
Athew,2007:16) Masalah mengenai gambaran umum yaitu mengenai
gambaran umum Peran kegiatan Ektrakurikuler Kaligrafi untuk
Meningkatkan kreativitas peserta didik di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren
Al-Jauharen Kota Jambi., yang di ambil melalui wawancara dan observasi
kemudian dianalisis dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data tersebut sehingga
bisa disajikan.
2. Penyajian Data
Penyajian data sebagai “….sekumpulan data/informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
Tindakan.”(Huberman, Athew, 2007:17) Penyajian data mengenai Peran
kegiatan Ektrakurikuler Kaligrafi untuk Meningkatkan Kreativitas peserta
didik Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi., yang
telah direduksi melalui bab-bab yang sudah tersedia.
3. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan Sebagian dan suatu kegiatan dari konfigurasi yang
utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifiksi selama penelitian dalam
pikiran penganalisis dengan menulis suatu tinjauan ulang pada
catatan.”(Huberman, Athew, 2007:19) Hasil penyajian data bisa diambil
kesimpulan tentang temuan lapangan mengenai Peran kegiatan Ektrakurikuler
Kaligrafi untuk Meningkatkan Kreativitas peserta didik Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.
F. Triangulasi Data
Triangulasi adalah Teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkansuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai perbandingan terhadap data itu.(Maleleong, 2007:330) Jadi dalam hal ini
mengecek sumber data yang diperoleh di lapangan berkenaan dengan penelitian
ini. Ada empat macam triangulasi yaitu dengan menggunakan sumber, metode,
penyidik dan teori.
Triangulasi dengan metode menurut Maleleong adalah : Pertama, pengecekan
derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa Teknik pengumpulan
data. Kedua, pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan
metode yang sama. Triangulasi dengan penyidik memanfaatkan peneliti atau
pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan derajat kepercayaan data atau
dengan cara membandingkan hasil pekerjaan seorang analis dengan analis
lainnya. Sedangkan, triangulasi dengan teori dapat dilakukan dengan du acara
yaitu secara induktif dan secara logika.(Maleleong, 2007:331-332)
Berdasarkan Teknik triangulasi di atas, maka dimaksud untuk mengecek
kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh di lapangan tentang Peran
kegiatan Ektrakurikuler Kaligrafi untuk Meningkatkan Kreativitas peserta didik
Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi
BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temun Umum
1. Sejarah Madrasah
Pondok Pesantren Al-Jauharen yang didirikan oleh Al-Alimul Alamah Syeh
H. Usman Bin Haji Ali pada tahun 1300 H bertepatan pada tahun 1872 M di
Sungai Asam Darat selanjutnya Pondok Pesantren Al-Jauharen tersebut pindah
dari Sungai Asam ke Tanjung Johor pada tahun 1305 H bertepatan pada tahun
1877 M. Sebelum didirikan bangunan Maktabah Al-Jauharen, beliau mengajar
para santri di rumah dengan bertambahnya santri tersebut maka pengajian santri
dipindahkan ke masjid guru H. Abdul Kafi Bin H. Abu Bakar Tanjung Johor lebih
kurang 29 tahun berada di Tanjung Johor tepatnya 1 Zulkaedah tahun 1333 H
bersamaan tahun 1915 M beliau mendirikan persatuan kematian yang dinamakan
“Samaratul Insan” yang berarti “Manusia yang Berguna” yang beranggotakan:
a. Guru H. Abdul Somad Bin H. Ibrahim Khop Penghulu Jambi
b. Guru H. Ibrahim Bin H. Abdul Majid Kampung Tengah
c. Guru H. Ahmad Bin Abdul Syukur Tahtul Yaman
d. Guru H. Usman Bin H. Ali Tanjung Johor
e. Guru H. Kms. Muhammad Saleh Bin Kms. H. Muhammad Yasin
Tanjung Pasir
f. Sayyid Alwi Bin Muhammad Sihab Pasar Jambi
Kemudian lebih kurang 12 tahun setelah didirikan persatuan kematian
Samaratul Insan tepatnya pada tahun 1346 H. Bersamaan tahun 1927 M dengan
izin Allah swt. Sepakatlah masyarakat Tanjung Johor membangun gedung Maktab
Al-Jauharen. Setelah didirikannya bangunan Maktab Al-Jauharen beliaupun sudah
tua maka diserahkanlah kepemimpinan Maktab Al-Jauharen kepada Guru H.
Abdul Majid Bin Hamzah selanjutnya pada tahun 1938 M. Masyarakat Tanjung
Johor sepakat untuk membangun kembali Masjid Guru H. Abdul Kafi yang
sekarang dipimpin oleh Guru H. Jamaludin Abdullah. Salah satu bukti

30
31

peninggalan berupa Mimbar dan Tongkat Besi yang ada sekarang berasal dari
Masjid Jami‟ Sungai Asam Darat setelah meninggalnya H. Abdul Majid Bin
Hamzah Pimpinan Maktab Al-Jauharen pada masa itu. Kemudian kepemimpinan
diserahkan kepada Guru H. Jamaludin Abdullah sampai pada tahun 1940 M.
Dan dilanjutkan kepemimpinan Maktab Al-Jauharen kepada Guru H. Ahmad
Zein bin Najhun 1940 s/d 1951. Kemudian dari tahun 1951-1962 dipimpin oleh
Guru Muhammad Yusup bin Saprudin. Dilanjutkan kepemimpinan Maktab Al-
Jauharen oleh Guru H. Mahfudz Jalil pada tahun 1962 s/d 1966. Dan pada tahun
1967 s/d 1975 kepemimpinan maktab Al-Jauharen dikembalikan lagi kepada
Guru Muhammad Yusup bin Saprudin, kemudian diserahkan lagi kepada Guru
Muhammad Tahir Ja‟far pada 1975 s/d 1981. Kemudian pada tahun 1982 s/d 1989
kepemimpinan Maktab Al-Jauharen diserahkan kembali kepada Guru H. Mahfudz
Jalil, dan sampai akhir tahun 1989 mangalami kefakuman (tidak berjalan sebagai
mestinya).
Maka pada tahun 2003 atas dorongan Ulama beserta tokoh masyarakat
Tanjung Johor, dan diprakarsai para pemuda sepakat untuk mengaktifkan kembali
Maktabah Al-Jauharen yang sangat dicintai namun dengan format yang lebih baik
yang sesuai dengan tuntunan perkembangan zaman yang mengarah pada arti nama
Al-Jauharen yaitu “Dua Mutiara”. Dua mutiara dimaksud adalah mutiara dunia
dan mutiara akhirat (pendidikan umum dan agama) format yang baru ini dikenal
dengan nama Pondok Pesantren Al-Jauharen adapun sistem pendidikan yang
digunakan adalah perpaduan dua kurikulum yakni salafiah dan kholafiah.
Kurikulum salafiah dikembangkan oleh para guru agama yang rata-rata lulusan
dari pesantren dan langsung dipimpin oleh guru KH. Sirojuddin H. Muhammad
sedangkan kurikulum kholafiah (umum) merupakan ketentuan dari DIKNAS.
Perkembangan Pondok Pesantren Al-Jauharen dengan format yang terbaru
dikembangkan oleh Guru KH. Sirojuddin H. Muhammad sebagai pimpinan
membuahkan hasil pada perkembangan pondok yang terus mengalami kemajuan
dengan jumlah santri yang semakin meningkat. Peningkatan kuantitas dan kualitas
Pondok Pesantren Al-Jauharen ini diharapkan bisa berdampak baik pada
kemajuan agama dan bangsa Indonesia.
32

Dari situlah muncul beberapa tingkatan belajar di pondok pesantren Al-


Jauharen mulai dari tingkat Rudatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah
Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.
2. Visi dan Misi Madrasah
1. Visi
Mencapai prestasi unggulan sesuai dengan tujuan dan tekad Madrasah
Aliyah Al-Jauharen juga amanat masyarakat.
2. Misi
a. Mewujudkan generasi islam yang menjunjung tinggi dan
menegakkan nilai-nilai iman dan taqwa serta berakhlakul karimah.
b. Meningkatkan pelayanan pendidikan baik intrakurikuler maupun
extrakurikuler
c. Menimbulkan kesadaran akan pentingnya keteladanan sesuai dengan
jiwa tut wuri handayani yang selaras dengan pengawasan efektif dan
efisien.
3. Kurikulum Madrasah
Adapun sistem pendidikan yang digunakan adalah perpaduan dua kurikulum
yakni salafiah dan kholafiah. Kurikulum salafiah dikembangkan oleh para guru
agama rata-rata lulus dari pesantren dan langsung dibimbing oleh guru K.H.
Sirojuddin H. Muhammad sedangkan kurikulum kholafiah (umum) merupakan
ketentuan dari DIKNAS. Kurikulum yang digunakan oleh MA Al-Jauharen adalah
KTSP dan K13.
33

4. Struktur Organisasi Madrasah


Struktur organisasi adalah suatu susunan personil yang bergabung dalam
suatu organisasi, melalui struktur maka dapat dilihat tugas, wewenang dan bidang
kerja yang ada dalam organisasi tersebut, struktur juga dapat membentuk skema
yang menunjukkan gambaran dalam bidang tugas masing-masing personil.
Gambar IV.1 Struktur Organisasi

Kepala Madrasah

Abdul Rofur, S.Pd.

Bendahara/Tata Usaha Security

Syamsuri Firdaus, S.Pd. Hendri Thudi Priyandi

Pelaksana
Astuti Rahayu Ningsih

Kepala Waka Sarana WakaKurikulum Waka Kesiswaan Kepala


Laboratorium Prasarana Perpustakaan
Abdul Rofur, Aziz Muslim,
Syamsuri Firdaus, Muhammad Isa, S.Pd. S.Pd.I. M. Amin,
S.Pd. S.Pd. S.Pd.I.

Guru BK

Ulfa, S.Ag., M.Pd.

MAJELIS GURU

SISWA
34

5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan


1. Data Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Al-Jauharen Kota Jambi
Nama : Abdul Rofur, S.Pd.
NPP : 1979100320040707
Tempat/tanggal lahir : Jambi, 11 Juli 1980
Pangkat/golongan : Pembina ( IV/a )
Pendidikan Terakhir : S1 (Universitasi Jambi)

2. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan


Tabel IV.1 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Nama Guru Jabatan Mata Pelajaran Keterangan
No
1. Abdul Rofur, S.Pd. Kepala SKI, Matematika Masih aktif
Aliyah
2. K.H. Ahmad Sirojjudin Guru Aliyah Usul Hadist, Masih aktif
HM Hadist, Ilmu
Palak
3. Abdul Rofur, S.Pd. Waka SKI, Matematika Masih Aktif
Kurikulum
4. Aziz Muslim, S.Pd.I. Waka Al-Qur‟an Hadits Masih aktif
Kesiswaan
5. Edi Susanto, S.Pd. Guru Aliyah Bahasa Inggris Masih aktif

6. Muftaridi Guru Aliyah Kaligrafi dan Masih aktif


khot imlak
7. Muhammad Isa, S.Pd.I. Waka Sarana Akidah Akhlak Masih aktif
Prasarana
8. Rifaat, S.Pd.I Guru Aliyah Paroid, Ilmu Masih aktif
Bayan
9. Ahmad Refki Guru Aliyah PPKN Masih aktif
35

10. Syamsuril Firdaus, Bendahara/ Ekonomi Masih aktif


S.Pd. Tata Usaha
11. Syihabbudin, S.Pd.I. Guru Aliyah Fiqih, Insya, Masih aktif
Mahfudzhot.
12. Ulfa, S.Ag., M.Pd. Guru BK Sejarah Masih aktif

13. Muhammad Amin, Kepala Bahasa Arab Masih aktif


S.Pd. I. Perpustakaan
14. Ahmad Mubassir Guru Aliyah Tafsir, Mantiq Masih aktif

15. Syukria, S.Pd. Guru Aliyah Bahasa Indonesia Masih aktif

16. Ahmad Riki Guru Aliyah Usul Fiqh, Shorof Masih aktif

17. Abdurrahman Guru Aliyah Shorof Masih aktif

6. Data Keadaan Siswa


MA Al Jauharen Kota Jambi terdiri dari tujuh rombongan belajar, yaitu X A,
X B, XI A, XI B, XI C, XII A, XII B. Adapun jumlah siswa yang ada di tempat
tersebut tergambar pada 35ombi II berikut ini :
Tabel IV.2 Data Keadaan Siswa
NO KELAS JUMLAH SISWA KETERANGAN

1 XA 22 LAKI-LAKI

2 XB 25 PEREMPUAN

3 XC 22 PEREMPUAN

4 XI A 29 LAKI-LAKI

5 XI B 19 PEREMPUAN
36

6 XI C 18 PEREMPUAN

7 XII A 33 LAKI-LAKI

8 XII B 37 PEREPMPUAN

JUMLAH 205 LAKI-LAKI/PERUMPUAN

7. Keadaan Sarana dan Prasarana


Sarana dan fasilitas yang dimaksud adalah alat-alat yang berkenaan untuk
menunjang kelancaran proses belajar mengajar pada Madrasah Aliyah Al-
Jauharen Kota Jambi.

a. Data Ruang Belajar


Tabel IV.3 Data Ruang Belajar
Jml. Ukuran
No Jenis Ruangan Kondisi*)
(Buah) (P x L)

1 Perpustakaan 1 8x8m Darurat

2 Labor IPA 1 6x4 m Baik

3 Ketrampilan - - -

4 Multimedia - - -

5 Kesenian - - -

6 Labor Bahasa - - -

7 Labor computer 1 8x8 Baik

8 PTD - - -

9 Serbaguna/ Aula - - -

10 Ruangan Belajar 3/3 8x8/6x4 Baik


37

b. Data Ruang Kantor


Tabel IV.4 Data Ruang Kantor
Jumah Ukuran
No Jenis Ruangan Kondisi
Ruangan (P x L)

1 Kepala Sekolah 1 3x4 m Baik

2 Waka Sekolah - Belum ada

3 Guru 1 5x5 m Menggunakan Ruang kantor


pesantren

4 Tata Usaha 1 3x4 Baik

5 Tamu 1 5x5 m Baik

6 Lainnya ………. - -

c. Data Ruangan Penunjang


Tabel IV.5 Data Ruangan Penunjang
Jumlah Ukuran (P x
No Jenis Ruangan Kondisi
(Buah) L)

1 Gudang 1 2x2 Baik

2 Dapur 1 6x6 Baik

3 Reproduksi - - -

4 KM/WC/ Guru 2 1x 1,5 m Baik

5 KM/WC/ Siswa 3 6x7m Baik

6 KM/WC - - -

7 BK - - -

8 UKS - - -

9 PMR/ Pramuka - - -

10 OSIS 1 3x5 Baik


38

11 Ibadah 1 40x40 Baik

12 Ganti - - -

13 Koperasi 1 8x8 Baik

14 Hall/ Lobi - - -

15 Kantin 1 3x3m Baik

16 Bangsal Kendaraan 1 12x12 Baik

17 Rumah Penjaga 1 - Baik

18 Pos Penjaga 1 1x1,5 Baik

d. Lapangan Olahraga dan Upacara


Tabel IV.6 Lapangan Olahraga dan Upacara
Ukuran
Lapangan Jumlah (Buah) Kondisi Keterangan
(P x L)

Lapangan Olahraga

- Volley Ball 1 16x6 m Baik


- Badminton
- Takraw 1 9x3m Baik
- Putsal 1 13x4,5 Baik

1 20x1o Kurang
Baik

Lapangan Upacara 1 40 x 80 Baik


m

Dalam sebuah 38ombing 38ombing3838a Sarana dan Prasarana juga menjadi


unsur penting sebagai penunjang terlaksananya 38ombing3838a. Di Pondok
Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi sarana dan prasarana yang tersedia masih
tergolong baik.
39

B. Temuan Khusus dan Pembahasan

1. Bagaimana Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi untuk


meningkatkan kreativitas peserta didik di Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi tahun pelajaran 2021.
Ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa yang bertujuan
agar peserta didik dapat memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan
dan kemampuan siswa. Lebih luas lagi kegiatan ekstrakurikuler merupakan
kegiatan diluar mata pelajaran dan untuk membantu pengembangan peserta
didik sesuai kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan
yang secara khusus diselengggarakan oleh pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang memiliki kemampuan dan kewenangan di Madrasah
Aliyah Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.
Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler ini mengandung nilai kegunaan
tertentu, diantaranya adalah penyaluran minat dan bakat. Para siswa
umumnya memiliki minat yang luas, tidak semuanya dapat disalurkan melalui
pelajaran di dalam kelas. Dalam hubungan inilah, program ekstrakurikuler
mempunyai fungsi yang sangat penting, karena melalui program ini, minat
dan bakat dapat dikembangkan sebagaimana yang diharapkan. Sering kita
lihat adanya sejumlah siswa yang menunjukkan minat dan bakatnya, misalnya
mengarang, melukis, sandiwara, otomotif dan sebagainya. Minat dan bakat
tersebut dapat dikembangkan, sehingga dapat dibentuk seperangkat
ketrampilan bahkan menjadi suatu keahlian tertentu, dapat bersifat hobi atau
untuk bekerja dalam bidang yang sesuai yang memiliki makna ekonomis.
Selanjutnya ekstrakurikuler dapat mengasah bakat dan kreativitas. Jika
tidak disalurkan dengan benar, energi remaja yang berlebih bisa berpotensi
merusak dan mengahancurkan masa depannya. Misalnya, hobi menggambar
dan melukis, jika tidak tersalurkan bisa mengakibatkan kasus atau coret-coret.
Dengan wadah yang tepat, minat dan kreativitas semacam ini bisa diasah dan
40

dikembangkan untuk hal-hal yang bermanfaat. Disinilah kegiatan


ekstrakurikuler berperan yaitu sebagai wadah yang tepat untuk menyalurkan
energi dan kreativitas siswa. Diantaranya adalah kaligrafi, kaligrafi
merupakan suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk khuruf tunggal,
letak-letaknya dan cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun,
atau apa-apa yang ditulis diatas garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan
menentukan mana yang tidak perlu ditulis, mengubah ejakan yang perlu
diubah dan menentukan cara bagaimana mengubahnya. Kegiatan
ekstrakulikuler kaligrafi juga termasuk dalam kegitan Kultural. Kegiatan
kultural merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyadaran peserta
didik terhadap nilai-nilai budaya. Kegiatan orasi seni, kunjungan ke musium,
kunjungan ke candi atau ketempat bersejarah lainnya merupakan program
kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan dan dilaksanakan.
Kegiatan ini pun sebaiknya disiapkan secara matang sehingga dapat
menumbuhkan kecintaan terhadap budaya sendiri. Adapun pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi dalam mengembangkan kreativitas santri di
Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi yaitu:
a. Sebagai dakwah / syiar Islam
Karena kaligrafi sendiri merupakan bagian ilmu dari ilmu keislaman,
seni, budaya, menulis yang harus dikuasai santri yaitu menulis Arab dengan
benar dan indah. Jika bukan orang Islam lantas siapa lagi yang akan
mempelajarinya, terlebih belajar kaligrafi merupakan syi‟ar atau dakwah
dalam menyebar seni Islam. Maka dari itu belajar kaligrafi sangat dianjurkan.
Hal ini juga disebutkan dalam Al Qur‟an yang berbunyi:

ُ ‫ۡو َن َو ۡالقَلَ ِم ۚ يَ ۡس‬


‫ط ُرن َو َما‬
Artinya : “Nun. Demi kalam dan apa yang mereka tulis.”
Bisa ditegaskan betapa pentingnya kemauan untuk menulis sehingga
mengisyaratkan sumpah Allah, yaitu meliputi tiga hal: tinta, kalam dan
tulisan. Allah tidak pernah bersumpah kecuali dengan hal-hal yang agung.
Lewat tinta, kalam, dan tulisan maka kobodohan dapat dikikis, sebaliknya
41

peradapanpun dapat ditegakkan. Maka dengan sendirinya ayat ini berposisi


sebagai perintah yang mewajibkan kaum muslimin untuk mendalami ilmu
tulis-menulis, sebab dengan ilmu inilah mereka akan benar-benar terjuluki
khoirul ummah. Pendek kata, keagungan suatu umat tergantung kepada
seberapa jauh mereka mengagungkan ilmu tulis-menulis. Ayat di atas juga
merupakan ayat yang berisi norma-norma yang secara langsung memotivasi
umatnya untuk belajar, mentradisikan, dan mengaplikasi kan kemampuan
tulis menulis dalam kehidupan. Dalam Ilham Khoiri bahwa Simbol-simbol Al
Qur‟an tentang pena, tinta, nun dan memberikan kunci untuk memahami
prinsip metafisik dan signifikasi spriritual dari kaligrafi Islam serta peranan
yang dimainkan kaligrafi dalam kehidupan dan Islam Tradisional.
Berikut hasil kutipan wawancara peneliti dengan kepala sekolah pak
Abdul Gofur, S.Pd mengatakan:
“ Di Pondok Pesantren Al-Jauharen Ini Kaligrafi ini merupakan Pelajaran
Ekskul di Luar Jam Pelajaran Biasa Dan Kaligrafi Ini Merupakan Icon
Pondok ini Yang Mana Santri Santri Di Pondok Al-Jauharen Ini Bisa
Mengeluarkan Bakat Bakat nya di pelajaran Kaligarfi ini.”
( Berdasarkan Wawancara Dengan Pak Abdul Gofur. S.Pd
, 24 April 2021 )
Berdasarkan Hasil Wawancara Peneliti Dengan Guru Kaligrafi Pak
Muftaridi Mengatakan Sebagai Berikut :

“Di Dalam Kegiatan Pembelajaran Kaligrafi ini di Mulai sesudah shalat


asar, seminggu 2 kali yang ikut di seleksi dan memeng ada bakat nya dan
kaligrafi ini Pelajaran yang Menghiburkan dan mengasik kan pelajaran
nya Maka Dari Itu Pelajaran Kaligrafi ini Hanya Peserta didik Yang
Lulus Di Seleksi saja yang Bisa Bergabung Dalam Pelajaran Ini cara
untuk meningkatkan nya di adakan lomba dan ini merupakan sesuatu
membangkitkan kreasi perserta nya dan menjadi rangsangan kreativitas
peserta nya dan kaligrafi ini hanya berlangsung satu tahun ini dan ini lah
menjadi rangsangan minat peserta didik karna di adakan lomba untuk
supaya siswa nya agar semangat.”(Berdasarkan Wawancara Dengan Pak
Muftaridi, 25 April 2021 )
Berikut wawancara dengan siswa yang bernama Muhammad Yasir
Kurniawan yang mengatakan bahwa :
“ Saya dalam melaksanakan kegiatan kaligrafi ini saya sangat senang sekali
karena saya minat sekali saya sejak MTS suka dengan kaligrafi maka dari
42

itu saya tidak pernah terlambat dalam pelajaran ini berlangsung pada
pelajaran ini berlangsung ada juga teman terlambat yang terlambat ini di
karena kan Sebagian siswa nya baru bangun karena pelajran nya ini sebelum
shalat asar dan ada juga setelah shalat dan dalam pelajaran kaligrafi setiap
siswa wajib membawa alat nya di saat pelajaran berlangsung pada saat
pelajaran berlangsung siswa di suruh oleh guru untuk mengumpulkan hasil
dari hasil karya tulis nya di kumpulkan dan di beri nilai oleh guru dan setiap
pelajaran berlangsung guru memberikan contoh tulisan di tulis di papan tulis
dan siswa menulis kan contoh hasil tulisan guru” ( Berdasarkan wawancara
dengan peserta didik Muhammad Yasir Kurniawan, 26 April 2021)

Dari Hasil Wawancara dan Observasi Penelitian di atas saya dapat


menyimpulkan bahwa di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi kegiatan
ekstrakurikuler kaligrafi untuk meningkatkan kreativitas peserta didik berjalan
dengan sesuai baik dengan bimbingan guru kaligarfi pelajaran kaligrafi ini khusus
nya di pondok pesantren Al-jauharen ini peserta didik nya diseleksi bukan asal-
asal dalam mengikuti pelajaran kaligrafi ini di Bimbing oleh guru di pondok yang
benar ahli pelajaran di pondok ini hanya satu minggu nya 2 kali dan Kegiatan ini
sebelum shalat asar dan setelah shalat asar.
b. Pemenuhan (melakukan) kegiatan sebagai program tambahan di Pondok
Pesantren Al Jauharen Kota Jambi.
Di pondok pesantren Al-Jauharen banyak mengadakan program
ekstrakurikuler diantaranya adalah ekstrakurikuler kaligrafi. Ekstrakurikuler
kaligrafi ini memang sudah berjalan baru. Karena ekstrakurikuler kaligrafi sendiri
merupakan program tambahan pesantren yang dapat menggali potensi sesuai
bakat dan minat peserta didik, berupa seni, tulis menulis dan ini semua harus
dilestarikan yang nantinya terbentuk generasi yang berkompeten, berbakat dan
bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.
tentunya pesantren memiliki tanggungjawab yang besar terhadap para
peserta didik tidak hanya masalah pelajaran, akan tetapi pada ranah akhlak dan
keagamaan yang bagus. Apalagi dalam mengasah skill itu sangat perlu dan
penting. Maka dari itu pondok pesantren al-jauharen menyediakan wadah sebagai
pengembang skill yang dimiliki para peserta didik, salah satunya kegiatan
ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler merupakan wadah yang tepat untuk
43

mengasahnya. Soft skill sebagai bagian yang cukup penting selain hard skill, bisa
dibentuk dengan mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Dengan
membiasakan diri berorganisasi dan bersosialisasi, Soft skill akan semakin terasah
dan secara langsung mempengaruhi kepribadian sampai lulus dan dewasa.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lapangan menemukan bahwa
dalam kegiatan pelajaran kaligrafi program ekstrakurikuler diantaranya adalah
ekstrakurikuler kaligrafi kaligrafi sendiri merupakan program tambahan pesantren
yang dapat menggali potensi sesuai bakat dan minat peserta didik Maka dari itu
pondok pesantren Al Jauharen menyediakan wadah sebagai pengembang skill
yang dimiliki para peserta didik. ( Observasi, 23 April 2021 ).
Berikut kutipan hasil wawancara peneliti dengan siswa Muhammad Lindri
Yadi mengatakan :
“Bapak selalu memberikan motivasi setiap akhir pelajaran memang
mempunyai keahlian di bidang kaligrafi dan selalu memberikan pelajaran
tambahan agar supaya terlatih terus dalam pelajaran kaligrafi ini.
( Wawancara Muhammad Lindri yadi, 19 April 2021).

Melalui adanya kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi dapat menggali potensi


peserta didik sehingga tersalurkan minat dan bakat peserta didik agar
berkembang kreativitasnya, karena kegiatan ini juga sudah berjalan sejak baru
ini maka dari itu guru di pondok ini melatih terus agar kegiatan ini cukup baik.
Berikut Adalah Hasil wawancara penelitian dengan pak Muftaridi selaku
guru Kaligrafi mengatakan bahwa:
“saya selaku guru pelajaran ektrakulikuler kaligrafi memiliki tanggung
jawab dalam memberikan teladan yang baik untuk seluruh peserta didik di
pondok pesantren al-jauharen. Dan sebagai guru juga harus bisa
mencerminkan sikap yang baik untuk di jadikan contoh oleh peserta didik
di pondok pesantren al-jauhren dan saya juga memeberikan nasihat dan
himbauan kepada seluruh peserta didik di pondok pesantren al-jauharen
agar dalam melakukan pelajaran kaligrafi ini baik dan berkreasi dalam
berkarya dan selalu rajin terbiasa dalam pelajaran ini tampa hambatan saat
belajar dan membiasa kan diri untuk berlatih dalam membuat seni kaligrafi
ini, dan lebih berhati-hati dalam membuat kaligrafi sehingga peserta didik
memiliki ketelitian dalam mengerjakan kaligarfi yang telah di berikan. (
Wawancara Pak Muftaridi, 25 April 2021 ).
44

Berdasarkan Hasil Observasi yang telah peneliti amati di lapangan peneliti


menemukan bahwa , Hal yang di lakukan guru kaligrafi terhadap peserta didik
agar supaya pelajaran kaligrafi ini harus tetap belajar dan membiasa kan di
asrama tetap melatih diri nya disaat waktu yang kosong supaya peserta didik
tetap membiasa kan diri nya untuk berkreasi sendiri sehingga peserta didik tidak
bisa untuk bersantai-santai dalam mengerjakan kegiatan kaligrafi ini.
Dan peneliti juga menemukan dari hasil observasi dan wawancara yang
sudah dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler
dalam pelajaran kaligrafi untuk meningkatkan kreativitas peserta didik Kegiatan-
kegiatan ekstrakurikuler ini mengandung nilai kegunaan tertentu, diantaranya
adalah penyaluran minat dan bakat. Para siswa umumnya memiliki minat yang
luas, tidak semuanya dapat disalurkan melalui pelajaran di dalam kelas. Dalam
hubungan inilah, program ekstrakurikuler mempunyai fungsi yang sangat
penting, karena melalui program ini, minat dan bakat dapat dikembangkan
sebagaimana yang diharapkan.
Penerapan -penerapan kegiatan ektrakulikuler kaligrafi ini bukan hanya
di terapkan pada saat pelajaran di pondok saja tetapi perlu menerapkannya di
luar pondok dan ini harus dilakukan karna ini bisa menjadi sebuah skill bagi
peserta didik untuk meneruskan di tempat umum dan ini merupakan karya seni
islam yang di pakai terus untuk mengembangkan karya para peserta didik dan ini
menjadi sebuah icone anak pesantren dan penerapan kegiatan ektrakulikuler
kaligrafi sangat perlu bimbingan dari guru kaligarfi agar mampu membuat siswa
berkrasi dan kreatif dalam melakukan kegiatan kaligrafi ini.

2. Bagaimana Peningkatan kreativitas peserta didik Dalam Pelaksanaan


Kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi di pondok pesantren Al-Jauharen
Kota Jambi Tahun Pelajaran 2021.
Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi ini ada yang
kurang berbakat dan ada yang sudah berbakat. Melalui kegiatan ini, kreativitas
peserta didik dapat dikembangkan secara optimal. Keberbakatan peserta didik
dapat dilihat dari proses dan produk dalam menciptakan karya kaligrafi. Peserta
45

didik yang memang sudah memiliki bakat seni dalam aspek atau kaligrafi,
mereka sudah terbiasa dengan warna-warna yang akan mereka tuangkan di atas
kertasnya. Pemilihan warna yang tepat, pembuatan gradasi warna, serta
memegang kuas pun mereka sudah mampu. Sedangkan bagi mereka yang
kurang berbakat, terlihat dari belum sempurnanya dalam pemilihan dan
penentuan warna, kesulitan membuat gradasi, serta memegang kuas yang masih
kurang tepat.
Namun demikian, semua anak berpotensi menjadi kreatif. Sekalipun
mereka yang masih kurang berbakat. Dalam Peningkatan Kreativitas
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi ini untuk peserta didik nya dan
membiarkan mereka berkarya sesuai dengan kreasinya masing-masing. Salah
satu untuk Peningkatan nya ini yang biasa dilakukan guru kaligrafi :
a. Sketsa Kaligrafi
Pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler kaligrafi untuk peningkatkan
kreativitas peserta didik di pondok pesantren Al-Jauharen ini butuh sekali sketsa
kaligrafi yang mana sketsa kaligrafi ini merupakan pelaksaan kegiatan kaligrafi
sketsa kaligrafi ini dapat memandu peserta didik untuk pelaksaan kegiatan
ekrakurikuler di situ lah peserta didik agar supaya bisa mengeluarkan skil-skil
kemampuan peserta didik dari melihat sketsa kaligrafi yang sudah di lihatkan.
Berdasarkan Hasil wawancara kepada guru kaligrafi pak Muftaridi
mengatakan bahwa :
“ saya lakukan adalah dengan memberikan gambaran sketsa di papan tulis,
kemudian peserta didik bebas untuk berkreasi dan berimajinasi, seperti
dalam pewarnaan, penempatan tulisan, sampai ketepatan gradasi warna.
Semuanya diserahkan kepada peserta didik untuk berkreasi, agar kreativitas
mereka dapat berkembang. Kemudian saya berkeliling seluruh ruangan
untuk mengawasi mereka. Bagi yang kurang berbakat akan saya berikan
pengarahan dan bimbingan yang sedikit lebih intensif dibandingkan mereka
yang memang sudah berbakat. Karena mayoritas anak-anak yang kurang
berbakat ini masih kesulitan dalam memadukan warna.” ( Berdasarkan hasil
wawancara kepada guru kaligrafi pak Muftaridi, 19 Mei 2021 )

Berdasarkan Hasil wawancara kepada peserta didik Muhammad Rezza


Fahlepi Mengatakan :
46

“ saya dalam melakukan kegiatan ektrakurikuler kaligrafi ini sangat suka


dan bersemangat karena pelajaran nya sangat mengasikkan untuk para
peserta didik di pondok pesantran Al-Jauharen ini karena setiap pelaksaan
kegiatan ini peserta didik harus melihat sketsa kaligrafi yang di siapkan oleh
guru kaligrafi, Semangat dan antusiasme peserta didik dalam proses
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi. Kami asyik berkarya, sibuk
dalam pemilihan warna, berimajinasi, membuat gradasi warna, lalu
menuangkan segala ide ke atas kertas putih yang telah disediakan dan juga
fasilitas semua nya di lengap jadi dalam pelaksanaan kegiatan ini sangat
baik sekali di laksanakan” ( Berdasarkan Hasil wawancara peserta didik
Muhammad Rezza Fahlepi, 20 Mei 2021)
Dari pelaksaan ekstrakurikuler kaligrafi untuk Peningkatan kreativitas
peserta didik sangat berjalan dengan baik dari hasil observasi yang telah di
laksanakan Di sinilah guru dapat mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan
dan kreativitas peserta didiknya. Bagi peserta didik yang kurang berbakat atau
yang kesulitan, guru pembimbing memberikan pengarahan yang lebih intensif
kepada mereka, membantu kesulitannya, dan menjelaskan tata cara yang benar.

Selain ini, juga ada contoh-contoh kaligrafi yang disediakan oleh guru
pembimbing dan pengurus kegiatan. Contoh-contoh ini nantinya sebagai pijakan
mereka dalam membuat karya kaligrafi. Peserta didik dipersilahkan untuk
memilih sendiri sesuai kehendak hatinya mana contoh kaligrafi yang menurutnya
menarik. Dalam hal ini guru pembimbing memberikan kebebasan berkreasi,
tidak menuntut harus sama persis dengan contoh gambar, namun lebih
membiarkan peserta didik untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam karyanya
tanpa terbatas pada contoh. Hal ini dilakukan agar kreativitas peserta didik dapat
berkembang.

Untuk menunjang Peningkatan tersebut juga terdapat metode-metode yang


diterapkan oleh guru pembimbing di antaranya metode ceramah, tanya jawab,
dan demonstrasi. Yang sering dilakukan guru pembimbing adalah dengan
metode demonstrasi, yaitu peserta didik menirukan apa yang dicontohkan guru
pembimbing namun tetap tidak dibatasi untuk berkreasi.
47

3. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan


kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi untuk meningkatkan kreatvitas
peserta didik di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota
Jambi tahun pelajaran 2021.
a. Faktor Penghambat
Dalam proses tidak selalu berjalan dengan mulus sesuai yang
diharapkan, Faktor penghambat bisa diartikan sesuatu yang menjadi
penghalang, atau batu sandungan kegiatan yang dilaksanakan. Dalam upaya
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler banyak sekali hambatan dan
permasalahan yang harus dihadapi pelaksanaan ekstrakurikuler itu di
sekolah tidak berjalan sebagaimana mestinya. Diantara hambatan-hambatan
kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi untuk meningkatkan kreativitas peserta
didik di pondok pesantren Al-jauharen yaitu
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh
peneliti. Peneliti menemukan faktor penghambat kegiatan pelajaran
ekstrakulikuler kaligarfi Pondok Pesantren Al-jauharen yaitu:
1. Peserta didik
Hambatan yang ditemui dalam pengelolaan ekstrakurikuler biasanya
terjadi pada sering berpindah-pindahnya peserta didik ke jenis
ekstrakurikuler yang diikutinya sehingga tujuan dari kegiatan
ekstrakurikuler guna menyalurkan minat dan bakat siswa tidak optimal.
Disini dibutuhkan peran guru BK untuk meninjau dan memperlihatkan
minat dan bakat yang dimiliki siswa. Sehingga siswa dapat memilih
kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat yang ia miliki.
Berikut kutipan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala
sekolah pak Abdul Gofur, S.Pd yang mengatakan bahwa :
“Sebenarnya faktor yang paling utama yang mempengaruhi dalam
meningkatkan kreativitas peserta didik yaitu meningkatkan peserta didik
yang berminat dalam kegiatan ektrakulikuler kaligrafi ini mempengaruhi
tingkat keberhasilan dalam proses kegiatan kaligrafi ini kepada peserta
didik karena yang ikut kegiatan ini harus di atur setiap kelas karena ini
pengaruh menjadi minat peserta didik . (wawancara pak Abdul Gofur,
S.Pd, 30 April 2021)
48

Berikut wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Guru


Kaligrafi pak Muftaridi mengatakan :
“ Setiap peserta didik pasti memiliki daya tangkap pelajaran yang
berbeda- beda maka dari itu saya selaku guru kaligrafi akan terus
memberi pelatihan latihan dalam pelajaran kaligrafi ini agar peserta
didik trus mengembang kan hasil karya nya. (wawancara pak
Muftaridi, 6 Mei 2021)
Berikut kutipan hasil wawancara peneliti dengan peserta didik
Muhammad Akmal Al-Mubaraq mengatakan :

“ dalam kegiatan kaligrafi ini faktor penghambatnya bisa karena


faktor pikiran yang sedang kacau dan mood yang buruk terkadang
mood dan teman yang sering jahil saat melaksanakan aktifitas saat
belajar ini bisa membuat kacau saat mau mengerjakan tugas dari
guru. ( wawancara peserta didik Muhammad Akmal Al-Mubaraq, 12
Mei 2021 )

2. Waktu
Waktu yang tersedia untuk pembelajaran masih minim,. Sedangkan
dalam pembelajaran ekstrakurikuler kaligrafi membutuhkan waktu yang
cukup banyak, karena adanya praktek langsung sehingga pembelajaran
kurang maksimal. Jadi harus pandai dalam memaksimalkan waktu yang
ada.
Dikarenakan memang padatnya hari efektif di pondok pesantren, yang
sudah terperinci. Para santri yang belajar disekolah formal rata-rata pulang
ke pesantren ada yang pukul 11.30 sore bahkan ada yang pukul 16.00, dan
setelah jam tersebut para peserta didik melaksanakan kegiatan pondok
pesantren seperti mengaji sore, dan dilanjut dengan diniyah. Maka dari itu
waktu yang memunkinkan hanya dihari , yaitu hari Rabu dan Jum‟at
setelah shalat , mulai pukul 14.00-17.00 dan itupun sangat kurang hanya
kurang dari satu jaman, sehingga saat pelajaran sangat kurang maksimal.
Tetapi padatnya jadwal yang tidak dibenarkan karena memang jadwal
pesantren yang sudah tersusun penuh sehingga pengajara- pelajaran
ekstrakulikuler kaligrafi memang terperincikan waktu nya.
Berikut hasil kutipan wawancara Dari Kepala sekolah Pak Abdul
49

Gofur, S.Pd, mengatakan :

“Di sinilah guru dapat mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan


dan kreativitas peserta didiknya. Bagi peserta didik yang kurang
berbakat atau yang kesulitan, guru pembimbing memberikan
pengarahan yang lebih intensif kepada mereka, membantu
kesulitannya, dan menjelaskan tata cara yang benar. (Berdasarkan
wawancara dengan pak Abdul Gofur, S.Pd, 14 Mei 2021)

Berikut Hasil Kutipan wawancara Dari Guru Kaligrafi kepada pak


Muftaridi Mengatakan :

“ Setiap Pelajaran Kaligrafi peserta didik membuat tugas nya sesuai


waktu yang di tentukan dan mengerjakan tugas yang saya berikan
sesuai waktu pada saat mengumpulkan nya pelajaran ini memang
butuh konsentrasi yang kuat agar peserta didik menghasilkan karya
yang bagus sesuai ketentuan pelajaran. ( Berdasarkan wawancara
dengan Guru Kaligrafi pak Muftaridi, 15 Mei 2021)
Berikut Hasil kutipan wawancara Peneliti dengan Peserta didik
Muhammad Zainudin Mengatakan :

“ faktor pikiran yang sedang kacau ini sering sekali menjadi pikiran
saat mengerjakan kaligrafi dan pikiran yang sedang kacau ini menjadi
kan hasil karya kaligrafi nya menjadi jelek dan tidak sesuai apa yang
di inginkan selain itu guru nya terlambat saat pelajaran berlangsung
dan terhambat oleh pelajaran lain. Telat Hadir kaligrafi nya di mulai”
(Berdasarkan wawancara dengan peserta didik Muhammad Zainudin,
16 Mei 2021)
Berdasarkan Hasil observasi dan wawancara peneliti menyimpulkan
bahwa Faktor penghambat dalam melaksanakan kegiatan ektrakulikuler
kaligrafi ini untuk meningkatkan kreativitas peserta didik di pondok
pesantren Al-jauharen ini dilihat dari faktor-faktor nya itu terdapat pada
peserta didik nya dan kemampuan guru nya dan waktu penghambat untuk
meningkatkan kreativitas peserta didik di lihat dari kreasi nya dan faktor
penghambat nya dilihat dari mood saat belajar dan dorongan saat
melaksanakan kegiatan kaligarfi nya itu sangat di butuhkan saat proses
pelaksanaa kegiatan agar tidak menjadi penghambat saat kegiatan
Kaligrafi.
50

b. Faktor pendukung

Suatu kegiatan yang dilakukan pasti nantinya akan membawa dampak


atau bisa disebut juga dengan manfaat. Dampak dari kegiatan
ekstrakurikuler kaligrafi untuk meningkatkan kreativitas peserta didik di
pondok pesantren Al-Jauharen sangatlah banyak. Dengan mengikuti
kegiatan esktrakurikuler peserta didik dapat meningkatkan potensi-potensi
dan minat yang dimilikinya, peserta didik menjadi lebih aktif,
berkreativitas dan lain sebagainya. Berikut ini Faktor pendukung kegiatan
ekstrakurikuler kaligrafi untuk meningkatkan kreativitas peserta di pondok
pesantren Al-Jauharen yaitu:

1. Fasilitas

Di dalam kegiatan ektrakulikuler kaligrafi ini sangat membutuhkan


fasilitas-fasilitas karena fasilitas ini merupakan faktor untuk mendukung di
dalam semua kegiatan ektrakulikuler di pondok pesantren pada umum nya
baik pun di sekolahan umum Fasilitas ini adalah segala sesuatu yang dapat
memudahkan dan melancarkan pelaksanaan dan merupakan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan atau memperlancar suatu
kegiatan sarana dan prasarana yang harus tersedia untuk melancarkan
kegiatan pendidikan di pondok pesantren. Sarana adalah semua perangkat
peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan untuk
proses pembelajaran di pondok pesantren, meliputi gedung, ruang
belajar/kelas, media belajar, meja dan kursi. Sedangkan prasarana adalah
fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan, meliputi halaman sekolah, taman sekolah, dan jalan menuju
sekolah dan Adapun itu sangat terpenting di dalam kegiatan ektrakulikuler
kaligrafi ini adalah guru kaligrafi yang memfasilitasi kegiatan
ektrakulikuler untuk meningkatkan semagat peserta didik untuk
melaksanakan kegiatan ini.

Berdasarkan penjelasan di atas ada juga hasil observasi peneliti


51

wawancara kepada kepala sekolah Pak Abdul Gofur, S.Pd Mengatakan :

“ Di kegiatan kaligarfi ini Hal yang sangat penting nya adalah fasilitas
dari guru kaligarfi dalam mengajarkan kaligrafi nya itu dan saya
sebagai kepala sekolah Aliyah di pondok pesantren Al-Jauharen ini
berusaha semaksimal mungkin melengkapkan fasilitas-fasilitas apabila
yang tidak lengkap untuk melakukan pelajaran-pelajaran
ektrakulikuler nya di pondok pesantren ini.” ( Berdasarkan hasil
wawancara kepada kepala sekolah Pak Abdul Gofur, S.Pd, 17 Mei
2021 )
Berdasarkan Hasil Wawancara Peneliti Kepada Guru kaligrafi Pak
Muftaridi Mengatakan :

“ Saat pembelajaran ektrakulikuler kaligarfi ini saya sebagai guru


ektrakulikuler kaligrafi ini memberikan pelajaran sesuai dengan teori
kaligrafi yang pada umum nya untuk awal pembukaan bagi peserta
didik yang baru itu pelajaran umum pada dasar nya penulisan
penulisan huruf hijaiyah Adapun yang peserta didik yang lama itu
sudah ada tingkatan pembelajaran nya yang mana teori nya sudah
tinggi dari yang peserta didik yang baru pelajaran kaligrafi ini sangat
memberi semangat untuk para peserta didik di pondok pesantren Al-
Jauharen” ( Berdasarkan Hasil wawancara kepada Guru kaligarafi Pak
Muftaridi, 18 Mei 2021 )
Berdasarkan Hasil wawancara peneliti kepada peserta didik Ahmad
Dede Kurniawan Mengatakan :

“ bahwa faktor pendukung nya dalam meningkatkan kreativitas nya di


pondok pesantren ini antara lain fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh
pondok ini sangat penting dan, semangat dalam diri sendiri juga di
perlukan , dan mood belajar yang baik karena setiap pelajaran
kaligrafi ini sangat di butuh kan mood belajar yang baik karena ini
sangat di butuhkan bagi peserta didik di pondok pesantren ini dan juga
ajaran bagi guru dan penerapan pembelajaran nya sangat penting
untuk para peserta didik.” ( Berdasarkan Hasil wawancara kepada
peserta didik Ahmad Dede Kurniawan, 19 Mei 2021.)
Dari Hasil Wawancara dan Observasi Peneliti bahwa faktor
pendukung dalam kegiatan ektrakulikuler kaligrafi di pondok pesantren
Al-Jauharen ini terdapat pada fasilitas-fasilitas yang ada di pondok
pesantren ini sangat bagus dan lengkapnya sarana dan prasarana di pondok
pesantren dengan guru yang berkulitas dan ahli di bidang kaligrafi ini bisa
52

untuk meningkatkan kreativitas di pondok ini.

2. Guru

Guru sebagai pemberi dukungan atau motivasi kepada peserta didik di


dalam melaksanakan kegiatan Ekstrakulikuler kaligarfi di pondok
pesantren. Kerjasama antara guru dengan guru haruslah terjalin dengan
baik, karena merupakan faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler kaligrafi untuk meningkatkan kreativitas peserta didik.

Kerjasama yang dilakukan antara guru dengan guru telah dilakukan di


pondok pesantren Al-Jauharen, yaitu Kerjasama saat melakukan proses
kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi .

Berdasarkan Hasil Wawancara Peneliti Kepada Guru kaligrafi Pak


Muftaridi Mengatakan :

“Kerjasama antara guru dengan guru dalam proses pelaksanaan


kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi yang di lakukan oleh peserta didik.
Jika guru ada yang berhalangan hadir maka guru tersebut harus
memberitahu terlebih dahulu agar dapat di gantikan dengan guru yang
lainnya. Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak bermain-main di
saat jam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler berlangsung”.
Berdasarkan Hasil Wawancara Peneliti Kepada peserta didik
Muhammad Adit Nugraha Mengatakan :

“ Menurut saya untuk Kerjasama antara guru dengan guru dalam


pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler di pondok pesantran ini sudah
terjalin dengan baik, karena dapat di buktikan dengan adanya
dukungan dan guru ikut melatih kami para peserta didik dalam
melakukan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi. Dengan sudah terjalin
nya Kerjasama tersebut, semoga kami para peserta didik berkreasi
dalam bidang kaligrafi”. ( Berdasarkan Hasil wawancara peneliti
kepada peserta didik Muhammad Adit Nugraha, 19 Mei 2021 )
Berdasarkan Hasil Observasi Peneliti di lapangan telah terlihat kerja
53

sama antara guru dengan guru dalam kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi,


Hal ini terlihat pada saat melakukan kegiatan, guru senantiasa medukung
kegiatannya karena pondok pesantren telah menyediakan wadah atau
tempat untuk semua peserta didik yang ingin mengembangkan minat dan
bakat nya. Apabila kegiatan tersebut telah mendapatkan dukungan dan
guru ikut serta di dalam itulah yang menunjukan bahwa kerja sama antar
guru dangan guru sudah terjalin dengan baik.

Dari wawancara dan observasi di lapangan bahwa Kerjasama guru


dengan guru sudah terjalin dengan baik, hal ini merupakan salah satu
faktor pendukung untuk menerapkan peran kegiatan ekstrakurikuler
kaligrafi untuk meningkatkan kreativitas peserta didi
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang peneliti lakukan di Pondok Pesantren
Al-Jauharen Kota Jambi kelas X Aliyah tentang Peran kegiatan Ekstrakurikuler
Kaligrafi Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Pondok Pesantren
Al-Jauharen Peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi untuk meningkat kreativitas peserta
didik di pondok pesantran Al-Jauharen di laksanakan 2 kali dalam satu
minggu, yaitu hari rabu dan jum‟at sebelum shalat asar dan setelah shalat
asar atau sekitar pukul 14.00 S/D 17.00 Wib dan yang mengikuti
kegiatan tersebut telah melalui tahap seleksi. Kegiatan ini di Bimbing
oleh guru pondok pesantren yang ahli dalam bidang nya yaitu guru
bidang studi kaligrafi.
2. Peningkatan Krativitas Peserta Didik yang di lakukan oleh guru bidang
studi kaligrafi ini menggunakan sketsa gambar yang mana ini sangat di
lakukan oleh guru saat pelaksaaan kegiatan ektrakurikuler kaligrafi ini
dilaksanakan untuk meningkatkan kreativitas Para peserta didik Karena
ini lah Kunci untuk Meningkatkan Kreativitas nya.
3. Faktor penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi untuk
meningkatkan kreativitas peserta didik di pondok pesantren Al-Jauharen
adalah peserta didik masih ada yang belum konsisten dalam mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi dan masih minimnya waktu untuk
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi di karenakan banyaknya
jadwal mata pelajaran.
Faktor pendukung dalam kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi untuk
meningkatkan kreativitas peserta didik di pondok pesantren Al-Jauharen
adalah tersedianya fasilitas yang memadai dan adanya dukungan dari
guru seperti ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

54
55

B. Saran
1. Bagi Madrasah
Dengan banyaknya peminat kegiatan ekstrakurikuer kaligrafi ini,
diharapkan adanya penambahan guru pembimbing yang masih hanya seorang
saja. Karena hal tersebut dirasa kurang efektif dan menjadikan guru kurang
maksimal dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada masing-masing
peserta didiknya. Selain itu juga lebih diterapkan kedisiplinan terhadap
peserta didik dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
2. Bagi Guru Pembimbing Ekstrakurikuler Kaligrafi
Diharapkan bagi guru pembimbing kaligrafi untuk memaksimalkan
perannya dan juga memberikan inovasi-inovasi yang baru agar tujuan dari
adanya kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi ini dapat tercapai dengan baik serta
terus membimbing dan memotivasi peserta didik untuk semangat berkarya
melestarikan budaya Islam dalam bidang seni kaligrafi.
3. Bagi Peserta Didik
Diharapkan bagi peserta didik terutama yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler kaligrafi secara aktif dan terus memupuk semangatnya dalam
mengembangkan bakat, minat, dan kreativitasnya melalui kegiatan ini serta
tetap berkarya dan perbanyak latihan menulis kaligrafi dan mempelajari
masalah pewarnaan yang baik agar mampu menciptakan karya-karya baru
yang memiliki nilai estetika tinggi.

C. Kata Penutup
Puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadiran Allah
SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Solawat
beriring salam tak lupa penulis limpahkan kepada junjujngan Nabi besar
Muhammad SAW. Dan tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada pihak
yang terkait atas semua bantuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
56

sesuai dengan jadwal yang telah di Programkan dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Skripsi ini merupakan sebuah hasil karya tulis dari perjuangan dan usaha
yang penulis kerjakan, namun penulis merasa masih banyak sekali kekurangan
dalam penulisan skripsi ini, karena semua hal tidak ada yang sempurna di dunia
ini. Setidaknya belajar untuk bisa memperbaiki untuk jadi lebih baik. Untuk itu,
kritik dan saran sangat penulis harapkan kepada pembaca terkait skripsi ini, atas
perhatiannya penulis ucapkan terima kasih
DAFTAR PUSTAKA

_______,Al-Quran dan terjemahnya, Bandung: Gema Risalah Press


Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta:
Rineke Cipta.
Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018
Moleong.,2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.
Mukhtar dan Mertinis yamin, 2010. Metode Pembelajaran yang berhasil . Jakarta
sasema mitra suksesa
M. Shahib Thahar, 2007. Al-Qur’an dan terjemahannya, Bandung: Diponegoro.
Nawawi, Hadari dan Martini Mimi. 2005. Penelitian Terapan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Soeparno. 1993. Dasar-dasar Linguistik. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
Sugiyono, Metode Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2013
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta,.
Syarifuddin. K, Ekstrakurikuler Pendidikan agama islam, Yogyakarta: Budi
Utama, 2018
Sunarto. 2018. “Pengembangan Kreativitas-Inovatif Dalam Pendidikan Seni
Melalui Pembelajaran Mukidi”, Jurnal Refleksi Edukatika, Vol. 8, No 2.
Universitas Muria Kudus
Silmi Amrullah. 2018. “Studi Sistematik Aspek Kreativitas dalam Konteks
Pendidikan”, jurnal ilmiah psikologi, Vol.5, No 2
Tim Penyusun. 2018. Pedoman Penulisan Skripsi. Jambi: Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

57
DAFTAR LAMPIRAN
JADWAL PENELITIAN
No Kegiatan Bulan

Juli Agustus November Desember Maret April Mei Juni Juli 2021
2020 2020 2020 2020 2021 2021 2021 2021
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul x

2 Penyusunan x
Proposal
3 Pengajuan dosen x
pembimbing
4 Konsultasi dengan x
dosen pembimbing

5 Perbaikan proposal x

6 Penagajuan izin x
seminar
7 Seminar proposal x

8 Perbaikan proposal x
seminar
9 Konsultasi dengan x
dosen pembimbing

10 Pengajuan izin riset x

11 Pengumupulan data x x x x

12 Pengelolaan dan x x x x
verifikasi data
13 Konsultasi dengan x
dosen Pembimbing

58
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
Judul : Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi Untuk Meningkatkan
Kreativitas Peserta Didik Di Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi

A. Observasi
Langkah-langkah yang dilakukan :
1) Mengamati penerapan Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi yang di adakan
di pondok pesantren
2) Mengamati faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi
3) Mengamati Bagaimana Peningkatan Kreativitas peserta didik dalam
penerapan Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi berjalan dengan baik
4) Memperhatikan pelaksanaa Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi
5) Memperhatikan tanggapan terhadap peserta didik pelaksanaan Kegiatan
Ekstrakurikuler Kaligrafi

B. Wawancara
1. Kepala Madrasah
a) Bagaimana penerapan Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi
Untuk Meningkatkan Kreativitas peserta didik di Pondok Pesantren
ini?
b) Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi Untuk Meningkatkan
Kreativitas peserta didik di Pondok Pesantren ini?
c) Bagaimana Peningkatan Kreativitas peserta didik yang di adakan
Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi di pondok pesantren ini?
2. Guru Bidang Studi
a) Bagaimana penerapan Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi
Untuk Meningkatkan Kreativitas peserta didik di Pondok Pesantren
ini?
b) Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi Untuk Meningkatkan
Kreativitas peserta didik di Pondok Pesantren ini?
c) Apa upaya yang di lakukan guru bidang studi untuk mengatasi
hambatan penerapan Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi Untuk
Meningkatkan Kreativitas peserta didik yang di adakan di pondok
pesantren ini?
d) Apa upaya yang di lakukan guru bidang studi agar kegiatan
Ekstrakurikuler Kaligrafi Untuk Peningkatan Kreativitas peserta
didik dapat di terapkan dengan baik?
e) Bagaimana kedisiplinan peserta didik dalam mengikuti kegiatan
Ekstrakurikuler Kaligrafi Untuk Peningkatkan Kreativitas peserta
didik yang di adakan di pondok pesantren ini?
3. Peserta Didik
a) Bagaimana penerapan Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi Untuk
Meningkatkan Kreativitas peserta didik di Pondok Pesantren ini?
b) Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi Untuk Meningkatkan
Kreativitas peserta didik di Pondok Pesantren ini?
c) Apa upaya yang harus di lakukan guru bidang studi agar kegitan
ekstrakurikuler kaligrafi ini dapat diterapkan dengan baik?
d) Mengapa anda harus kreativitas?
e) Bagaimana cara anda untuk peningkatan kreativitas?
f) Bagaimana cara anda untuk mempertahankan kreativtas anda
dalam menulis kaligrafi?
C. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode yang peneliti gunakan untuk
memperoleh data catatan, surat-surat dokumen lainnya yang berhubungan
dengan masalah penelitian ini. Data tersebut antara lain:
1) Historis Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.
2) Geografis Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.
3) Visi, Misi, Tujuan dan Strategis Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota
Jambi.
4) Profil Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.
5) Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.
6) Lokasi Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.
7) Kurikulum Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.
8) Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
9) Keadaan Siswa Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.
10) Sarana dan Prasasarana Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.
DAFTAR RESPONDEN

1. Muftaridi Guru Kaligrafi

2. Arif Santoso Siswa kelas X

3. Muhammad Yasir Kurniawan Siswa kelas X

4. Muhammad Lindri Yadi Siswa kelas X

5. Muhammad Akmal Al-Mubarak Siswa kelas X

6. Muhammad Zainudin Siswa kelas X

7. Ahmad Dede Kurniawan Siswa kelas X

8. Muhammad Adit Nugraha Siswa kelas X

9. Muhammad Rezza Fahlepi Siswa kelas X


DAFTAR INFORMAN

1. Abdul Gofur, S.Pd Kepala Sekolah Madrasah

2. Muftaridi Guru Kaligrafi

3. Arif Santoso Siswa Kelas X

4. Muhammad Yasir Kurniawan Siswa kelas X

5. Muhammad Lindri Yadi Siswa kelas X

6. Muhammad Akmal Al-Mubarak Siswa kelas X

7. Muhammad Zainudin Siswa kelas X

8. Ahmad Dede Kurniawan Siswa kelas X

9. Muhammad Adit Nugraha Siswa kelas X

10. Muhammad Rezza Fahlepi Siswa kelas X


FORMAT OBSEVASI

Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung


terhadap objek. Pada penelitian ini objek yang akan diamati adalah penulisan
Khat Kaligrafi pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.
Adapun hal-hal yang harus diamati terdiri atas:

No. Proses Berkaya Seni Kaligrafi Deskripsi

dengan Alat tulis spidol

1. Eksplorasi (pencarian sumber Eksplorasi meliputi langkah


ide, gagasan, dan landasan pengembaraan jiwa dan penjelajahan
penciptaan) dalam menggali sumber ide. Langkah-
langkah tersebut meliputi penggalian
sumber penciptaan baik secara langsung di
lapangan maupun pengumpulan data
referensi mengenai tulisan tulisan dan
gambar yang berhubungan dengan karya.
Dari kegiatan ini akan ditemukan tema dan
berbagai persoalan. Langkah kedua
adalah menggali landasan teori, sumber
dan referensi serta acuan visual untuk
memperoleh konsep pemecahan masalah
sacara teoritis, yang dipakai nanti
sebagai tahap perancangan.

2. Perancangan Guru menyiapkan perangkat pembelajaran


seperti, media mengajar, Lembar
Pengamatan Pengelolaan Pelajaran (LPPP)
dan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD),
dan materi bahan ajar, Tahap perancangan
pada siswa terdiri atas kegiatan
menuangkan ide dari hasil analisis yang
telah dilakukan dalam bentuk dua
dimensional atau desain. Hasil
perancangan tersebut selanjutnya
diwujudkan dalam bentuk karya.
Perancangan meliputi beberapa tahapan, di
antarnya rancangan desain alternatif
(sketsa). Dari beberapa sketsa tersebut
dipilih beberapa sketsa yang terbaik
dijadikan sebagai desain terpilih.
Pemilihan tersebut tentunya
mempertimbangkan beberapa aspek seperti
teknik, bahan, bentuk dan alat yang
digunakan. Kemudian tahapan
menyempurnakan sketsa terpilih menjadi
desain sempurna, sesuai ukuran, skala,
bentuk asli dan penempatannya. Kemudian
tahapan terakhir membuat gambar kerja,
terdiri dari tampak depan, tampak samping,
tampak atas, potongan, dan perlengkapan
lainnya yang terdapat dalam karya.

3. Perwujudan Karya Tahap perwujudan merupakan tahap


mewujudkan ide, konsep landasan, dan
rancangan menjadi karya. Dari semua
tahapan dan langkah yang telah dilakukan
perlu dilakukan evaluasi untuk secara
menyeluruh terhadap kesesuaian antara
gagasan dengan karya yang diciptakan.
Tahapan dalam proses berkarya seni
kaligrafi misalnya, ada beberapa tahapan,
di antaranya: persiapan alat dan bahan,
pemberian pola atau desain, dan
memindahkan pola atau desain diatas
kertas. Begitu juga dengan perwujudan
karya seni kriya lainnya.
4. Kualitas Karya Kualitas karya seni kaligrafi yang
dibuat oleh siswa kelas X Madrasah
Aliyah Pondoh Pesantren Al-Jauharen
Kota Jambi. Diukur dari aspek
kerapihan, desain, kombinasi warna,
dan nilai estetika. Dari keempat
indikator tersebut yang menentukan
karya berkualitas baik atau masih perlu
ditingkatkan lagi.
LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi


Mata Pelajaran : Kaligrafi
Nama Guru : Muftaridi
Tanggal/Pukul : 5 Mei 2021/14-00 s/d17.00
Pokok Bahasa : Kaligrafi

Petunjuk Pengisian:
Amatilah hal-hal yang menyangkut aspek kegiatan mengajar belajar seni
budaya yang dikelola guru di dalam kelas. Berdasarkan aspek tersebut pengamat
diminta untuk:
1. Memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai, menyangkut
pengelolaan kegiatan mengajar belajar.
2. Memberikan penilaian tentang kemampuan guru mengelola
pembelajaran berdasarkan skala penilaian berikut:
1. Kurang 3. Baik
2. Cukup 4. Sangat baik

ASPEK PENGAMATAN Skor

I. KEGIATAN MENGAJAR BELAJAR 1 2 3 4

A. PENDAHULUAN

1. Guru Membuka kegiatan ekstrakurikuler √


dengan mengucapkan salam

2. Guru meminta ketua kelas untuk mengajak √


teman-temannya berdoa sebelum memulai
pelajaran

3. Guru bertanya mengenai kondisi dan kabar √


siswa pada hari ini, serta mengecek kehadiran
siswa
4. Guru melakukan apersepsi kepada siswa √
terkait materi sebelumnya yang akan
dikoneksikan pada pelajaran hari ini

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √


yang ingin dicapai

6. Guru mempersiapkan siswa dengan √


memberikan motivasi

B. KEGIATAN INTI
1. Guru menyampaikan/mempresentasekan √
Materi dan memberikan contoh-contoh
gambar

2. Memberi kesempatan kepada siswa yang √


belum memahami materi untuk bertanya.

3. Guru memberikan tugas materi seni kaligrafi √


kepada siswa dan siswa harus mampu
menyelesaikannya.

4. Memberi motivasi kepada siswa untuk tetap √


bersemangat dalam menyelesaikan tugasnya.

5. Guru membimbing siswa jika menemukan √


masalah.
C. KEGIATAN AKHIR

1. Guru membimbing siswa membuat √


Kesimpulan

2. Guru memberikan tugas tambahan untuk √


dikerjakan di rumah (PR).

3. Guru Menutup Pelajaran Mengucapkan √


Salam

Jambi, 5 Mei 2021


Peneliti.

Sa‟id Wahyu Nurdiansyah


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Nama Sekolah : Pondok Pesantren Al-Jauharen


Mata Pelajaran : Kaligrafi
Kelas : X
Semester : 1.
Alat dan Bahan:
1. Pensil
2. Balpoin
3. Kertas
Cara Kerja
1. Diskusikan dengan teman kelompokmu berbagai informasi tentang
seni kaligrai dan jenis-jenisnya.
2. Berilah tanda (√) pada daftar yang sesuai , cocokan dengan pendapat
kawanmu lalu diskusikan bersama.
3. Diskusikan pula jawaban pertanyaan yang ada dan buatlah
kesimpulannya secara berkelompok.
4. Tanyakan hal-hal lain yang tidak dipahami kepada guru.
Tabel: Jenis-Jenis Kaligrafi

KALIGRAFI JENIS KALIGRAFI


No.
1.

Khat Tsuluts
2.

Khat Naskhi

3.

Khat Farisi

4.

Khat Kufi Murabba


5.

Khat Riq’ah

6.

7.

ini lah Jenis jenis Kaligrafi yang di laksanakan saat kegiatan saat jam
pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi di pondok pesantren Al-Jauharen
Kota Jambi.
Berikut Daftar Nama Peserta didik Yang Ikut Pelaksanaan Kegiatan
Ekstrakurikuler Kaligrafi Dalam Peningkatan Kreativitasnya:

No Nama Sebelum Sesudah

belum bisa Belum bisa

1 Ahmad Dede Kurniawan  

2 Arif Santoso  

3 Muhammad Akmal Al-Mubarak  

4 Muhammad Zainuddin  

5 Muhammad Yasir Kurniawan  

6 Muhammad Adit Nugraha  

7 Muhammad Rezza Pahlepi  

8 Muhammad Lindri Yadi  

Ini lah peserta didik yang sudah ikut dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler kaligrafi di pondok pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.

Keterangan ( Belum )
Peserta didik yang belum itu mereka tidak bisa Dalam penulis kaligrafi
dalam kerapian, pewarnaan saat pelaksaan kegiatan ekstrakurikuler
kaligrafi ( sebelum mengikuti Ekstrakurikuler kaligrafi )

Keterangan ( Bisa )

Peserta didik sudah melalui tahapan-tahapan bimbingan dan arahan oleh


guru kalirafi dalam pelaksanaan kegiatan ektstrakurikuler kaligrafi yang
mana peserta didik sudah bisa ( sudah bisa penulisan kaligrafi )
Kriteria Penilaian:

Kriteria Indikator Nilai Nilai


Kualitatif Kuantitatif
Pencapaian Kompetensi

90-100 Sangat 4
Baik

80-89 Baik 3

70-79 Cukup 2

50-69 Kurang 1

Berikut ini adalah hasil penilaian peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler kaligrafi yang sebelum ikut dan sesudah ikut dalam pelaksaan
kegiatan.

 Indikator peserta didik kurang kreatif : 50 – 79 Nilai


 Indikator peserta didik yang kreatif : 80 – 100 Nilai

Indikator penilaian ini sangat penting untuk peserta didik karena ini sangat
penting untuk peningkatan kreativitas peserta didik di pondok pesantren Al-
Jauharern Kota jambi agar peneliti bisa melihat para peserta didik Hasil dari
Karya sebelum dan sesudah dalam pelaksaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi.
1. Hasil Penilaian Sebelum Ikut Kegiatan Eksrakurikuler Kaligrafi

1. Nama : Ahmad Dede Kurniawan


Kelas : X Aliyah

Hasil Penilaian Sebelum kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi

No. Indikator Penilaian Sangat Baik Cukup Kurang


Karya Seni Kaligrafi Baik
(90-100) (80-89) (70-79) (50-69)
1. Kerapihan 70
2. Desain 60
3. Perpaduan/Kombinasi 50
Warna
4. Nilai Estetika 75
Hasil Penilaian 70+60+50+75₌ 63 Kurang
4
Catatan :

Tingkatkan dalam memadukan


warna.
2. Nama : Arif Santoso
Kelas : X Aliyah

Hasil Penilaian Sebelum kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi

No. Indikator Penilaian Sangat Baik Cukup Kurang


Karya Seni Kaligrafi Baik
(90-100) (80-89) (70-79) (50-69)
1. Kerapihan 50

2. Desain 70

3. Perpaduan/Kombinasi 55
Warna
4. Nilai Estetika 60

Hasil Penilaian 50+70+55+60₌ 58 Kurang


4

Catatan :

Tingkatkan dalam memadukan


warna.
3. Nama : Muhammad Yasir Kurniawan
Kelas : X Aliyah

Hasil Penilaian Sebelum kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi

No. Indikator Penilaian Sangat Baik Cukup Kurang


Karya Seni Kaligrafi Baik
(90-100) (80-89) (70-79) (50-69)
1. Kerapihan 60

2. Desain 60

3. Perpaduan/Kombinasi 75
Warna
4. Nilai Estetika 50

Hasil Penilaian 60+60+75+50₌ 61 Kurang


4

Catatan :

Tingkatkan dalam memadukan


warna.
4. Nama : Muhammad Lindri Yadi
Kelas : X Aliyah

Hasil Penilaian Sebelum kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi

No. Indikator Penilaian Sangat Baik Cukup Kurang


Karya Seni Kaligrafi Baik
(90-100) (80-89) (70-79) (50-69)
1. Kerapihan 50

2. Desain 70

3. Perpaduan/Kombinasi 70
Warna
4. Nilai Estetika 50

Hasil Penilaian 50+70+70+50₌ 60 Kurang


4

Catatan :

Tingkatkan dalam memadukan


warna.
5. Nama : Muhammad Akmal Al-Mubarak
Kelas : X Aliyah

Hasil Penilaian Sebelum kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi

No. Indikator Penilaian Sangat Baik Cukup Kurang


Karya Seni Kaligrafi Baik
(90-100) (80-89) (70-79) (50-69)
1. Kerapihan 80

2. Desain 50

3. Perpaduan/Kombinasi 50
Warna
4. Nilai Estetika 70

Hasil Penilaian 80+50+50+70₌ 62 Baik


4

Catatan :

Tingkatkan dalam memadukan


warna.
6. Nama : Muhammad Zainudin
Kelas : X Aliyah

Hasil Penilaian Sebelum kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi

No. Indikator Penilaian Sangat Baik Cukup Kurang


Karya Seni Kaligrafi Baik
(90-100) (80-89) (70-79) (50-69)
1. Kerapihan 90

2. Desain 70

3. Perpaduan/Kombinasi 80
Warna
4. Nilai Estetika 70

Hasil Penilaian 90+70+80+70₌ 77 Cukup


4

Catatan :

Tingkatkan dalam memadukan


warna.
7. Nama : Muhammad Adit Nugraha
Kelas : X Aliyah

Hasil Penilaian Sebelum kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi

No. Indikator Penilaian Sangat Baik Cukup Kurang


Karya Seni Kaligrafi Baik
(90-100) (80-89) (70-79) (50-69)
1. Kerapihan 90

2. Desain 79

3. Perpaduan/Kombinasi 65
Warna
4. Nilai Estetika 70

Hasil Penilaian 90+79+65+70₌ 76 Cukup


4

Catatan :

Tingkatkan dalam memadukan


warna.
8. Nama : Muhammad Rezza Fahlepi
Kelas : X Aliyah

Hasil Penilaian Sebelum kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi

No. Indikator Penilaian Sangat Baik Cukup Kurang


Karya Seni Kaligrafi Baik
(90-100) (80-89) (70-79) (50-69)
1. Kerapihan 88

2. Desain 70

3. Perpaduan/Kombinasi 70
Warna
4. Nilai Estetika 80

Hasil Penilaian 88+70+70+80₌ 77 Cukup


4
Catatan :

Tingkatkan dalam memadukan


warna.

Dari Hasil Observasi Penelitian Penilaian Sebelum pelaksanaan kegiatan


ekstrakurikuler kaligrafi ini lah merupakan hasil penilaian peserta didik sebelum
bisa ini adalah hasil dari karya para peserta didik yang ikut hanya delapan peserta
didik dan yang ikut ini sudah banyak mengikuti proses kegiatan yang di bimbing
oleh guru kaligrafi di pondok pesantren Al-Jauharen dan ini adalah data peserta
didik yang ikut kegiatan kaligrafi yang belum bisa dan ini merupaka data yang
belum di katakan kratif karena nilai nya tidak memenuhi syarat dan Nilai tidak
termasuk kategori dan butuh proses.
yang di nama kan kreativitas ini nilai nya sudah memenuhi syarat yang
sudah di tentukan oleh guru pembimbing dalam kegiatan ektrakurikuler kaligrafi
di pondok pesantren Al-Jauharen Kota Jambi.

2. Hasil Penilaian Sebesudah Ikut Kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi

Berikuit ini adalah data penilaian peserta didik yang sudah kreatif yang sudah
memenuhi syarat yang sudah di tentukan oleh guru ekstrakurikuler kaligrafi di
pondok pesantren Al-Jauahren Kota Jambi :

1. Nama : Ahmad Dede Kurniawan


Kelas : X Aliyah

Hasil Penilaian sesudah kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi

No. Indikator Penilaian Sangat Baik Cukup Kurang


Karya Seni Kaligrafi Baik
(90-100) (80-89) (70-79) (50-69)
1. Kerapihan 90

2. Desain 88

3. Perpaduan/Kombinasi 95
Warna
4. Nilai Estetika 80

Hasil Penilaian 90+88+92+80₌ 88 Baik


4

Peserta didik sudah mulai


meningkat hasil karya nya

2. Nama : Arif Santoso


Kelas : X Aliyah

Hasil Penilaian sesudah kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi

No. Indikator Penilaian Sangat Baik Cukup Kurang


Karya Seni Kaligrafi Baik
(90-100) (80-89) (70-79) (50-69)
1. Kerapihan 90

2. Desain 88

3. Perpaduan/Kombinasi 95
Warna
4. Nilai Estetika 80

Hasil Penilaian 90+88+95+88₌ 88 Baik


4

Peserta didik sudah mulai


meningkat hasil karya nya

3. Nama : Muhammad Akmal Al-Mubarak


Kelas : X Aliyah

Hasil Penilaian sesudah kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi

No. Indikator Penilaian Sangat Baik Cukup Kurang


Karya Seni Kaligrafi Baik
(90-100) (80-89) (70-79) (50-69)
1. Kerapihan 90

2. Desain 90

3. Perpaduan/Kombinasi 95
Warna
4. Nilai Estetika 88

Hasil Penilaian 90+90+95+88₌ 90 Sangat Baik


4

Peserta didik sudah mulai


meningkat hasil karya nya

4. Nama : Muhammad Zainuddin


Kelas : X Aliyah

Hasil Penilaian sesudah kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi

No. Indikator Penilaian Sangat Baik Cukup Kurang


Karya Seni Kaligrafi Baik
(90-100) (80-89) (70-79) (50-69)
1. Kerapihan 90

2. Desain 85

3. Perpaduan/Kombinasi 85
Warna
4. Nilai Estetika 80

Hasil Penilaian 90+85+85+80₌ 85 Baik


4

Peserta didik sudah mulai


meningkat hasil karya nya

5. Nama : Muhammad Yasir Kurniawan


Kelas : X Aliyah

Hasil Penilaian sesudah kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi

No. Indikator Penilaian Sangat Baik Cukup Kurang


Karya Seni Kaligrafi Baik
(90-100) (80-89) (70-79) (50-69)
1. Kerapihan 95

2. Desain 70

3. Perpaduan/Kombinasi 92
Warna
4. Nilai Estetika 80

Hasil Penilaian 95+92+80+70₌ 84 Baik


4

Peserta didik sudah mulai


meningkat hasil karya nya
6. Nama : Muhammad Adit Nugraha
Kelas : X Aliyah

Hasil Penilaian sesudah kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi

No. Indikator Penilaian Sangat Baik Cukup Kurang


Karya Seni Kaligrafi Baik
(90-100) (80-89) (70-79) (50-69)
1. Kerapihan 90

2. Desain 95

3. Perpaduan/Kombinasi 90
Warna
4. Nilai Estetika 88

Hasil Penilaian 90+95+90+88₌ 90 Sangat Baik


4

Peserta didik sudah mulai


meningkat hasil karya nya
7. Nama : Muhammad Rezza Pahlepi
Kelas : X Aliyah

Hasil Penilaian sesudah kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi

No. Indikator Penilaian Sangat Baik Cukup Kurang


Karya Seni Kaligrafi Baik
(90-100) (80-89) (70-79) (50-69)
1. Kerapihan 90

2. Desain 88

3. Perpaduan/Kombinasi 92
Warna
4. Nilai Estetika 88

Hasil Penilaian 90+88+92+88₌ 89,5 Baik


4

Peserta didik sudah mulai


meningkat hasil karya nya

8. Nama : Muhammad Lindri Yadi


Kelas : X Aliyah
Hasil Penilaian sesudah kegiatan Ekstrakurikuler kaligrafi

No. Indikator Penilaian Sangat Baik Cukup Kurang


Karya Seni Kaligrafi Baik
(90-100) (80-89) (70-79) (50-69)
1. Kerapihan 90

2. Desain 90

3. Perpaduan/Kombinasi 95
Warna
4. Nilai Estetika 80

Hasil Penilaian 90+90+95+80₌ 88 Baik


4

Peserta didik sudah mulai


meningkat hasil karya nya

Berdasarkan hasil Observasi peneliti menyimpulkan bahwa dari melihat


kondisi para peserta didik di pondok pesantren Al-Jauharen kota Jambi ini sudah
mulai meningkat dari sebelum ikut pelaksaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi
dan sesudah para peserta didik ini banyak sekali peningkatan dari segi penulisan
dan kerapian dan pada saat mewarnai pun juga sangat indah disini sudah dapat
dilihat ada peningkatan para peserta didik dalam penulisan kaligrafi yang mana ini
sudah di nama kan peningkatan kreativitas karena sudah dilihat oleh hasil sebelum
dan sesudah.
DOKUMENTASI

Wawancara Dengan Kepala Sekolah Aliyah Pondok Pesantren Al-Jauharen

Wawancara Dengan Guru Kaligrafi Di Pondok Pesantren Al-Jauharen


Wawancara Dengan Peserta Didik
Guru Guru Di Pondok Pesantren Al-Jauharen
Peserta Didik Dalam pelaksanaan Kegiatan

Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi


DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)

Nama : Sa‟id Wahyu Nurdiansyah


Tempat/ tanggal lahir : Jambi, 15 Oktober 1999
Alamat : Jl.Dr.Siwabessy Rt.13
Kelurahan Buluran Kenali
Kecamatan Telanaipura
Kota Jambi
Alamat email : WahyuBonex090@gmail.com
No kontak : 089515816036
Pengalaman- Pengalaman Pendidikan Formal
1. SD/MI, Tahun tamat : SD N 87 Kota Jambi, 2011
2. SMP/MTS, Tahun tamat : MTS PKP AL-HIDAYAH Kota
Jambi,2014
3. SMA/ MA, Tahun tamat : MAS AS‟AD Kota Jambi,2017
4. Universitas, Tahun Tamat : UIN STS Jambi, 2021

Motto Hidup : “ Niat Merupakan Kunci Dari Kesuksesan ”

Anda mungkin juga menyukai