Anda di halaman 1dari 95

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM MENINGKATKAN KUALITAS MEMBACA


ALQURAN DI SEKOLAH MENENGAH
ATAS NEGERI 1 KOTA JAMBI

SKRIPSI

Oleh

FITRIANI LESTARI
NIM. 201172253

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM MENINGKATKAN KUALITAS MEMBACA
ALQURAN DI SEKOLAH MENENGAH
ATAS NEGERI 1 KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


gelar sarjana pendidikan S1

Oleh

FITRIANI LESTARI
NIM. 201172253

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
198206192006042002
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Kedua orangtuaku yang telah ikhlas dan sabar merawat, mendidik dan
membimbingku dengan penuh cinta dan kasih sayang serta do’a yang tak pernah
henti. Terima kasih sangat kepadamu Ayahanda Supardi Sugito, ayah yang luar
biasa mengajarkanku tentang kesabaran, selalu menguatkanku dengan keimanan
dan ketaqwaan, menanamkan dalam diriku keteguhan, kegigihan, kecintaan dalam
menuntut ilmu dengan niat Allah ta’ala tidak lain untuk beribadah kepada-Nya.
Terima kasih kepada ibunda Nyimas Jubayti atas segala do’a dan pengorbanan
yang engkau curahkan dan kasih sayangmu demi perjalananku mencari dan
menuntut ilmu.
Teruntuk abangku Muhammad Yassirli Amri, saudaraku Fitriana Amanah,
dan adikku Muhammad Karunia Habibi terima kasih atas perhatian, motivasi,
dukungan serta doa yang telah kalian berikan untukku dan juga terima kasih
kepada keluargaku yang telah memberikan semangat dan dukungan serta doa-doa
yang baik.

vi
MOTTO
‫ن ِ ´و´ ع‬.‫ ُ قوا ر زق‬.‫´وأ´ْن´ ف‬ ‫ُلو ´ب ´وأ´ق ص‬.‫ت‬.ْ ´‫إِ ن ال ِذي ´ن ي‬
ْ ´´
‫ِِم ا ´ا ُه ْم ًّس ´َلنِي˝ ´ة‬ ‫ِ ا ِّل ا موا ال ´ َل‬
ُ´ ‫´ ن كت´ا‬
‫را‬ ‫´ة‬

‫´ُبو´ر‬.‫ ر جو ِِت´ا´ ر˝ة ل´ ْن ت‬.‫ي‬


ُ ´ْ
‫´ن‬
Artinya : “ Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan
mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. (QS. Fatir [22]: 29)
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Alah SWT yang telah memberikan berkat
Rahmat dan Ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya
ilmiah ini dengan baik. Sholawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW,
pembawa risalah pencerah bagi manusia. Penulisan skripsi ini merupakan salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata (S1) Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi. Skripsi ini berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama
Islam Dalam Meningkatkan Kualitas Membaca Alquran Di Sekolah Menengah
Atas Negeri 1 Kota Jambi”.
Penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan. Namun berkat
Allah SWT dan usaha-usaha penulis, Alhamdulillah skripsi ini dapat
terselesaikan. Selama penulisan skripsi ini banyak halangan dan rintangan yang
penulis hadapi. Tetapi berkat pertolongan Allah, kerja keras penulis, bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak, sehingga semua bisa diatasi. Pada kesempatan kali
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi, MA, Ph.D, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE, M.EI, selaku Wakil Rektor I UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, Bapak Dr. As’ad, M.Pd Wakil Rektor II dan Bapak Dr.
Bahrul Ulum, MA, Wakil Rektor III
3. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
4. Ibu Prof. Dr. Risnita, M.Pd, selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan. Bapak Dr. Najmul Hayat, M,Pd.I, selaku Wakil Dekan II Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan dan Ibu Dr. Yusria, S.Ag, M.Ag, selaku Wakil Dekan
III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
5. Bapak Mukhlis, S.Ag, M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan dan Bapak Habib Muhammad, M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan
PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
6. Bapak Drs. H. Kasful Anwar, M.Ag, sebagai pemimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan
penuh
viii
keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab dalam penyelesaian skripsi ini
dengan baik.
7. Bapak Habib Muhammad, M.Ag, sebagai pemimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk memimbing, mengarahkan penulis dengan penuh
keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab dalam penyelesaian skripsi ini
dengan baik.
8. Segenap dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Kepala Bagian dan Kepala Sub Bagian dan Staf di lingkungan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
10. Kepala dan Staf Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
11. Bapak Drs. Anwar Musaddad, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1
Kota Jambi.
12. Bapak Saimun Sugito, M.Pd.I, selaku guru PAI SMA Negeri 1 Kota Jambi.
13. Majelis guru dan karyawan SMA Negeri 1 Kota Jambi.
14. Siswa kelas X IPS 1-3 SMA Negeri 1 Kota Jambi.
15. Teman-teman seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
terkhusus kepada teman-teman PAI-H.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dari semua
pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini memberikan hikmah dan
bermanfaat bagi pengembangan ilmu. Aamiin Allahumma Aamiin.

Jambi, 25 Oktober 2021


Penulis

Fitriani Lestari
NIM. 201172253
ix
ABSTRAK
Nama : Fitriani Lestari
Jurusan/prodi : Pendidikan Agama Islam
Judul : Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan
Kualitas Membaca AlQuran (Studi Kasus Sekolah Menengah
Atas Negeri 1 Kota Jambi)
Skripsi ini membahas tentang Upaya Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Meningkatkan Kualitas Membaca AlQuran Di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Kota Jambi. Skripsi ini di latar belakangi oleh kurangnnya minat siswa
dalam membaca AlQuran. Permasalahan itu terlihat bahwa dalam proses
pembelajaran AlQuran masih ada siswa yang kurang serius, tidak mengerjakan
tugas, tidak memperhatikan dengan baik ketika guru menjelaskan, bertutur kata
tidak baik/berkata tidak sopan
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus
dengan tujuan untuk menyajikan situasi, aktivitas atau perilaku sosial secara rinci
dan akurat. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data di peroleh melalui
reduksi data, penyajian data dan penyimpulan data. Peneliti menemukan bahwa
upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kualitas membaca
AlQuran siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Jambi diantaranya:
melalui pembiasaan tadarus AlQuran sebelum jam pelajaran di mulai,
menyediakan fasilitas dan kerja sama orang tua siswa, kegiatan penugasan, serta
membangun hubungan baik dengan siswa.
Metode yang digunakan guru dalam meningkatkan kualitas membaca
AlQuran siswa adalah dengan menggunakan berbagai metode, yaitu metode iqro’,
metode qira’ati, dan metode Jibril. Faktor pendukung dan penghambat guru
Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kualitas membaca AlQuran siswa
diantaranya : faktor pendukung yaitu berasal dari bawaan masing-masing siswa
dari di luar sekolah, tersedianya sarana yang mendukung, serta fasilitas berupa
rumah tahfidz Quran. Sedangkan faktor penghambatnya adalah masih kurangnya
minat siswa dalam pembelajaran AlQuran, kurangnya dukungan orang tua
terhadap anaknya, dan terbatasnya waktu.

Kata Kunci : Upaya Guru Pendidikan Agama Islam, Kualitas Membaca


AlQuran dan Siswa.

x
ABSTRACT
Name : Fitriani Lestari
Study Program: Islamic
Education
Title : The Efforts of Islamic Religious Education Teachers in
Improving the Quality of Reading the Quran (A Case Study
of State High School 1 Jambi City).
This thesis discusses the Efforts of Islamic Religious Education Teachers
in Improving the Quality of Reading the Quran at State Senior High School 1
Jambi City. This thesis is motivated by the students’ lack of interest in reading the
Quran. The problem can be seen that in the process of learning the Quran there are
still students who are not serious, do not do assignments, do not pay close
attention when the teacher explains, speak bad words/say dirty words. This
research includes qualitative research with a case study approach with the aim of
presenting a detailed and accurate situation, activity or social behavior.
The data collection of this research was done by interview, observation,
and documentation. While the data analysis technique was obtained through data
reduction, data presentation and data inference. The research found that the efforts
of Islamic religious education teachers in improving the quality of reading the
Quran of students at State Senior High School 1 Jambi City included : through
habituation of tadarus Quran before class hours began, providing facilities and
cooperation of parents of students, assignment activities, and bulding good
relationships with students. The method used by the teacher in improving the
quality of students’ reading of the Koran is by using various methods, namely the
iqro’method, the qira’ati method, and the Jibril method. Supporting and inhibiting
factors for Islamic religious education teachers in improving the quality of
students’ reading of the Koran include: supporting factors are derived from each
student’s innate from outside the school, the availability of supporting facilities,
and facilities in the form of a tahfidz quran house. While the inhibiting factors are
the lack of student interest in learning the Koran, the lack of parental support for
their children, and limited time.

Keywords: Efforts Islamic Religious Education Teachers, Quality of Reading


the Quran.

xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
NOTA DINAS.................................................................................................iii
PENGESAHAN..............................................................................................iv
PERNYATAAN ORISINALITAS................................................................v
PERSEMBAHAN...........................................................................................vi
MOTTO..........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR....................................................................................viii
ABSTRAK......................................................................................................x
ABSTRACK....................................................................................................xi
DAFTAR ISI...................................................................................................xii
DAFTAR TABEL...........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Fokus Penelitian...................................................................................5
C. Rumusan Masalah................................................................................5
D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian.........................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik......................................................................................7
1. Guru................................................................................................7
2. Peranan Guru..........................................................................................7
3. Tuntutan Guru.........................................................................................8
4. Pendidikan Agama Islam........................................................................9
5. AlQuran..................................................................................................10
6. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kualitas
Membaca AlQuran..................................................................................12
B. Studi Relevan........................................................................................14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian.......................................................16
B. Setting Subjek Penelitian......................................................................17
C. Jenis dan Sumber Data.........................................................................17
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................18
E. Teknik Analisis Data............................................................................20
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data...................................................22
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum.....................................................................................24
1.
Sejarah Singkat...............................................................................24

xii
2. Visi, Misi, dan Tujuan............................................................................24
3. Struktur Organisasi Sekolah...................................................................28
4. Profil Sekolah.........................................................................................29
5. Personil Sekolah.....................................................................................30
6. Sarana Prasarana....................................................................................37
7. Ekstrakurikuler.......................................................................................39
8. Beban Belajar.........................................................................................39
9. Muatan Kurikulum Nasional..................................................................42
B. Temuan Khusus dan Pembahasan........................................................43
1. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan
Kualitas Membaca AlQuran di SMA Negeri 1 Kota Jambi...........44
2. Metode Pembelajaran AlQuran Dalam Meningkatkan Kualitas Membaca
AlQuran di SMA Negeri 1 Kota Jambi...................................................49
3. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Meningkatkan Kualitas Membaca AlQuran di SMA Negeri 1 Kota
Jambi......................................................................................................56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................59
B. Saran.....................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Keadaan Guru..................................................................................................30
Tabel 2 Tenaga Administrasi........................................................................................34
Tabel 3 Tenaga Guru Tidak Tetap (kontrak)................................................................34
Tabel 4 Tenaga Administrasi Tidak Tetap (kontrak)…..............................................35
Tabel 5 Keadaan Siswa................................................................................................36
Tabel 6 Media Pendidikan...........................................................................................37
Tabel 7 Kegiatan Ekstrakurikuler................................................................................39
Tabel 8 Full Day School.............................................................................................40
Tabel 9 Beban Belajar Keadaan Normal….................................................................40
Tabel 10 Beban Belajar Masa Pandemi......................................................................41
Tabel 11 Struktur Kurikulum.......................................................................................35

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah

Pendidikan agama Islam mempunyai peran penting untuk menciptakan


manusia yang percaya kepada Allah SWT, percaya kepada Rasulullah SAW,
menerima dan melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam melalui upaya-upaya
yang dilakukan guru untuk menanamkan sikap tersebut kepada generasi
berikutnya. Guru juga harus menggunakan metode-metode yang sesuai dengan
materi yang diajarkan agar siswa terdorong untuk belajar dan tumbuh minatnya
terhadap apa yang sedang dipelajarinya, terutama pendidikan agama Islam dalam
hal membaca Alqur'an (Hasanah, 2017, hlm: 21). Pada dasarnya suatu lembaga
pendidikan akan mengalami suatu bentuk perubahan baik dalam tatanan
administrasi pendidikan maupun dalam sumber daya manusia yang meningkat.
Kesemuanya tidak lepas dari peran sekolah yang didalamnya dipimpin
oleh kepala sekolah, dan yang bertanggung jawab adalah guru Pendidikan Agama
Islam yang menjadi bagian dari suatu komponen sekolah sebagai satu kesatuan
kelembagaan. Melalui AlQur'an inilah manusia mengetahui pedoman hidup bagi
kita, selaku umat Islam yang harus taat dan menjalankannya. Sehingga AlQur'an
juga merupakan bacaan yang jika membacanya akan mendapat pahala atas setiap
huruf yang dibaca. Oleh karena itu, Allah memerintahkan umatnya untuk
membaca AlQur'an dengan tartil yaitu benar secara tajwid dan makhrajnya
(Sulistiani,
Adapun
2011, hlm:
tujuan
3).belajar membaca AlQur’an adalah bisa membaca dan
menulis AlQur’an dengan fasih (baik dan benar sesuai dengan kaedah qira’ah dan
tajwidnya). Sebagaimana Firman Allah dalam Surah Muzammil ayat 4:
َ‫ ْريِّت ًل‬.‫ت‬
َ ‫ل ُْٱل ق ْرَءا َن‬¹ِِّّ‫َورت‬

Artinya: “Dan bacalah AlQuran itu dengan perlahan-lahan. (QS.


Muzammil [73] :4)
Apabila dalam membaca dan menulis AlQur’an salah harakatnya saja akan
mengubah arti dalam ayat AlQur’an itu sendiri, maka sangat penting sekali belajar
membaca dan menulis AlQur’an agar dalam membaca dan menulis AlQur’an tidak

1
2

mengalami kesalahan. Membaca dan menulis AlQur’an dalam ajaran Islam dinilai
sebagai ibadah, orang yang membacanya dan menulis dijanjikan pahala disisi
Allah. Sebagaimana firman Allah:

‫َ َرزْق›َن ِ َو َعالنَِيًة َي ْ› ر ُجو َن َِِتا‬ ‫إِ َّن َب وأَق َا م َّصالَة َوأَْن َ› ُف قوا‬
ُ َ
‫َرًة َلن‬ ‫اهم س‬
ْ ُ
ِ‫ِم‬ ‫ا و ا ال‬ ‫ال‬
‫ّرا‬ َِّ ‫ِ ل‬
‫ّا‬ ‫ّ ِذي َن َي›ْت›ُلو َن كَتا‬
‫ل‬
‫َش ُكوٌر‬
‫ْضلِ ه‬ ‫ه‬٠٣ُ ‫َت›ُبَور َوَيِ زي َد‬
‫ِإن‬ َ‫لُِي َ› وف ْم ِم ْن ف‬٩٢
‫ُّه َُغ فوٌر‬ ‫َِي› ُه ْم ُأ ُجوَ ُره ْم‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah menyempurnakan
kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-
30).
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW. bersabda :

‫ ََل ح ر َوَلِك ْن‬،‫ْش ِر َأ مَثاِِلا‬ ‫َواَحل‬ ‫ِب ا َ ح‬ ‫َم ْن َق َ› رأَ َ ْح رًفا ِم‬
ْ َ َ ْ
،‫َأقُ ُو ل امل ٌف‬ ‫َسَنُة َبِ ع‬ ،ٌ‫َسنَة‬ َِّ ‫ن ِكتال‬
َ ْ
‫ل فَ›َلُه بِ ه‬

‫َ ْح ر ٌف‬
ِ‫و‬ ‫أَِل ٌف َح َ َح‬
َ
‫مي‬ ‫ر َوٌَلم ر‬
‫ٌم‬ ‫ٌف‬ ‫ٌف‬

“Barangsiapa membaca satu huruf dari kitabullah, baginya satu kebaikan. Satu
kebaikan akan dilipatgandakan sepuluh. Aku tidak mengatakan ‘alif laam miim’
itu satu huruf, akan tetapi, Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf”
(HR. Tirmidzi ).
Pada kenyataannya penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam tetapi
masih banyak yang belum dapat membaca AlQur'an. Hal ini disebabkan antara
3
lain karena merasa kesulitan dari segi metode belajar dan mengajarkan AlQur'an
yang efektif, terarah, terpadu sesuai dengan tuntutan kurikulum yang ditangani
secara formal dan professional (Sulistiani, 2011, hlm:3-4). AlQur'an adalah firman
Allah yang berfungsi sebagai mukjizat (bukti kebenaran atas kenabian
Muhammad) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang tertulis di dalam
mushaf-mushaf yang diriwayatkan dengan jalan mutawatir dan yang membacanya
dipandang beribadah.
4

Untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan kebahagiaan hidup baik di


dunia maupun di akhirat melalui AlQur'an, maka setiap umat Islam harus
berusaha belajar, mengenal, membaca dan mempelajarinya. AlQur'an diturunkan
Allah kepada manusia untuk dibaca dan diamalkan. Ia telah terbukti menjadi
pelita agung dalam memimpin manusia mengarungi perjalanan hidupnya. Tanpa
membaca manusia tidak akan mengerti akan isinya dan tanpa mengamalkannya
manusia tidak akan dapat merasakan kebaikan dan keutamaan petunjuk Allah
dalam AlQur'an (Nurhayati, 2014, hlm: 116). Keberhasilan suatu pendidikan
banyak ditentukan oleh adanya hubungan kasih sayang antara guru dan anak
didik.
Hubungan ini membuat anak didik merasa tenteram sehingga tidak merasa
takut pada gurunya atau lari dari ilmunya. Guru adalah publik figur yang akan
dijadikan panutan para anak didiknya. Oleh sebab itu, perilaku guru baik bersifat
personal maupun sosial, senantiasa dijadikan parameter sebagai sosok guru. Maka
sebagai seorang guru harus memiliki akhlak yang luhur yang nantinya bisa
dijadikan suri tauladan bagi anak didiknya (Rosyidah, 2008, hlm: 2-3). Tugas
utama guru salah satunya adalah mendidik dan membimbing peserta didik untuk
belajar serta mengembangkan potensi dirinya. Di dalam melaksanakan tugasnya,
guru hendaknya dapat membantu siswa dalam memberikan pengalaman-
pengalaman lain untuk membentuk kehidupan sebagai individu yang dapat hidup
mandiri kepada peserta didik untuk bisa membaca AlQur’an dengan baik dan
benar.
Kemampuan membaca AlQur’an ini tidak hanya untuk di dunia saja, tetapi
juga untuk bekal di akhirat kelak. Keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas
pembelajaran sangat ditentukan oleh pemahamannya terhadap komponen-
komponen mengajar dan kemampuan menerapkan atau mengatur sejumlah
komponen pembelajaran secara efektif. Guru sebagai salah satu sumber belajar
berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar
peserta didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah
melakukan pemilihan dan penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih
untuk mencapai tujuan pengajaran. Penentuan dan pemilihan metode ini didasari
adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan
tertentu (Basyir, 2013, hlm: 3).
5

Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan


menjadi kendala dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Penggunaan
metode dapat menunjang pencapaian tujuan pengajaran, bukannya tujuan yang
harus menyesuaikan dengan metode. Metode merupakan suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan
belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunanya bervariasi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak
dapat melaksanakan tugasnya apabila ia tidak menguasai satupun metode
mengajar (Basyir, 2013, hlm: 4).
Dalam memahami dan menghayati isi kandungan AlQur’an dibutuhkan
juga pemahaman baca tulis AlQur’an yang baik, karena pemahaman baca tulis
AlQur’an menjadi syarat penting yang harus dikuasai dalam mengkaji dan
memahami materi ayat-ayat AlQur’an. Dengan adanya penerapan metode yang
sesuai dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi AlQur’an
diharapkan peserta didik dapat lebih mudah paham dalam menerima materi
tentang AlQur’an, terutama dalam peningkatan membaca AlQur’an dengan baik
dan benar (Basyir, 2013, hlm: 6).
Berdasarkan observasi penulis (grint tour) awal tentang upaya guru
Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kualitas membaca AlQur’an,
keadaan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Jambi dalam membaca
AlQur’an mayoritas bisa membaca (sekedar membaca saja), ada juga sebagian
belum bisa (terbata-bata) dalam membaca AlQur’an. Namun masih kurangnya
kefasihan dalam penyebutan makhrijul huruf dan pemahaman tajwid dalam
membaca AlQur’an. Maka upaya yang dilakukan guru dengan pembiasaan tadarus
sebelum masuk ke materi, siswa terlebih dahulu tadarus membaca AlQur’an
secara bergiliran, guru menyimak dan membetulkan bacaan AlQur’an. Setiap
siswa diwajibkan membaca AlQur’an. Bagi siswa yang sudah fasih dalam baca
AlQur’an, membaca AlQur’an terlebih dahulu, bagi siswa yang masih terbata-bata
dalam membaca AlQur’an menyimak dan mendengarkan dahulu. Dengan
terbatasnya waktu, untuk siswa yang masih terbata-bata dalam membaca
AlQur’an diberi penugasan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam bentuk
menulis maupun
6

membaca serta hafalan salah satu surah di juz 30. Setiap pekan siswa harus
ngumpul tugas menulis surah dan pekan berikutnya satu-persatu siswa untuk
membaca kedepan setelah membaca siswa menyetor hafalan.
Dengan keadaan sekarang masih covid, sehinga pembelajaran AlQur’an
melalui via zoom. Namun pembelajaran AlQur’an melalui via zoom tersebut, guru
terkendala dalam membetulkan bacaan Qur’an siswa sehingga hasilnya kurang
maksimal. Kendala selanjutnya yang dihadapi guru Pendidikan Agama Islam
dalam meningkatkan kualitas membaca AlQur’an pada siswa adalah siswa kurang
serius dalam pembelajaran AlQur’an dan kurangnya dukungan dari orang tua,
mereka lebih mengutamakan kegiatan diluar agama.
Berawal dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji
masalah tersebut dalam sebuah penelitian yang berjudul “Upaya Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca
AlQur’an Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Jambi.
Hal ini perlu diungkap agar dapat diketahui secara rinci mengenai sejauh
mana upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kemampuan
membaca AlQur’an siswa serta hasilnya agar dapat dimanfaatkan oleh pihak yang
membutuhkan.
B. Fokus Penelitian
Agar penelitian lebih terarah dan lebih sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, maka perlu adanya fokus masalah yang akan diteliti. Peneliti
memfokuskan kepada upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan
kemampuan membaca AlQur’an di kelas X IPS 1-3 SMA Negeri 1 Kota Jambi.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan
kemampuan membaca AlQur’an siswa kelas X IPS 1-3 SMA Negeri 1
Kota Jambi?
2. Metode apa saja yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembelajaran AlQur’an siswa kelas X MIPA IPS 1-3 SMA Negeri 1 Kota
Jambi?
7

3. Faktor pendukung dan penghambat guru Pendidikan Agama Islam dalam


meningkatkan kemampuan membaca AlQuran siswa kelas X IPS 1-3
SMA Negeri 1 Kota Jambi?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai
penelitian ini yaitu:
a. Untuk mengetahui bagaimanakah upaya guru Pendidikan Agama Islam
dalam meningkatkan kemampuan membaca AlQur’an siswa kelas X
IPS1-3 SMA Negeri 1 Kota Jambi.
b. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan guru Pendidikan
Agama Islam dalam pembelajaran AlQur’an pada siswa X IPS 1-3
SMA Negeri 1 Kota Jambi.
c. Untuk mengetahui apa saja Faktor pendukung dan penghambat guru
Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan membaca AlQur’an
pada siswa SMA Negeri 1 Kota Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Sekolah
Sebagai bahan dan masukan serta informasi tentang sejauh mana upaya
guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan membaca AlQur’an.
b. Bagi Peserta Didik
Diharapkan para peserta didik dapat belajar lebih efektif dan efisien. Tidak
merasa bosan dengan pelajaran yang disampaikan guru serta menerima
dengan sempurna. Terutama dalam pembelajaran AlQur’an.
c. Bagi penelitian
Dapat menambah pengalaman, pemahaman dan pengetahuan baru yang
dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di masa mendatang,
terutama pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian
Teoritik
1. Guru

Guru adalah titik sentral pendidikan, pengajar maupun pengabdian guru


ada pada peserta didik. Peran ini mendorong guru untuk tahu banyak tentang
kondisi peserta didik di tiap jenjang. Selain itu, kesuksesan guru di tentukan
pula oleh penguasaan materi, cara menggunakan pendekatan dan strategi yang
tepat, serta dukungan sumber, alat dan media pembelajarana yang cukup
(Hendra, 2017, hlm: 12). Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang
yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam
pandangan masyarakat adalah yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat
tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid,
di surau, di mushola, di rumah dan lain sebagainya.
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan suatu keahlian
khusus, pekerjaannya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang tanpa
memliki keahlian sebagai guru. Orang yang pandai berbicara sekalipun belum
dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi seorang guru diperlukan syarat-
syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai
benar seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu
pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa
pendidikan tertentu (Heriyansyah, 2018, hlm: 120-121). Dalam situasi
pendidikan atau pengajaran terjalin interaksi antara siswa dengan guru atau
antara peserta didik dengan pendidik, interaksi ini sesungguhnya merupakan
interaksi antara dua kepribadian, yaitu kepribadian guru sebagai orang dewasa
dan kepribadian siswa sebagai anak yang belum dewasa dan sedang
berkembang mencari bentuk kedewasaan (Sukri, 2012, hlm: 7).
2. Peranan Guru
Peran guru dapat ditinjau dalam arti luas dan dalam arti sempit. Dalam
arti luas, guru mengemban peranan-peranan sebagai ukuran kognitif, sebagai
agen moral, sebagai inovator dan kooperator. Dalam proses pembelajaran di

7
8

sekolah (di kelas), peranan guru lebih spesifik sifatnya dalam pengertian yang
sempit, yakni dalam hubungan proses pembelajaran. Peranan guru adalah
sekaligus sebagai pengorganisator lingkungan belajar dan sebagai fasilitator
belajar. Peranan pertama meliputi peranan-peranan yang lebih spesifik, yakni : 1)
guru sebagai model, 2) guru sebagai perencana, 3) guru sebagai peramal, 4) guru
sebagai pemimpin, 5) guru sebagai penunjuk jalan atau sebagai pemimbing ke
arah pusat- pusat belajar (Mukhtar dan Martinis, 2003, hlm:82). Secara lebih
terperinci tugas guru berpusat pada:
Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pende
Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai;
Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuian diri. Dem
3. Tuntutan Guru

Menurut Slameto ( Slameto, 2003, hlm:100-101) guru yang dapat


berperan sebagai pemimbing yang tidak menimbulkan pertentangan sebagai
berikut:
Mengajar mata pelajaran, yaitu guru yang :
Dapat menimbulkan minat dan semangat belajar siswa-siswa melalui mata pelajaran yang d
Memiliki kecakapan untuk memimpin,
Dapat menghubungkan materi pelajaran dengan pekerjaan-pekerjaan praktis.
Hubungan siswa dengan guru yaitu guru yang :
Dicari oleh siswa untuk memperoleh nasihat dan bantuan,
Mencari kontak dengan siswa diluar kelas,
Memimpin kegiatan kelompok,
Memliki minat dalam pelayanan sosial,
Membuat kontak dengan orang tua siswa.
9

c. Hubungan guru dengan guru, yaitu guru yang :


1) Menunjukkan kecakapan bekerja sama dengan guru lain,
2) Tidak menimbulkan pertentangan,
3) Menunjukkan kecakapan untuk berdiri sendiri,
4) Menunjukkan kepemimpinan yang baik dan tidak mementingkan
diri sendiri.
d. Pencatatan dan penelitian, yaitu guru yang :
1) Mempunyai sikap ilmiah objektif,
2) Lebih suka mengukur dan tidak menebak,
3) Berminat dalam masalah-masalah penelitian,
4) Efisien dalam pekerjaan-pekerjaan tulis-menulis,
5) Melihat kesempatan untuk penelitian dalam kegiatan-kegiatan tulis-
menulis.
e. Sikap profesional, yaitu guru yang :
1) Sukarela untuk melakukan pekerjaan ekstra,
2) Telah menunjukkan dapat menyesuaikan diri dan sabar,
3) Memiliki sikap yang konstruktif dan rasa tanggung jawab,
4) Berkemauan untuk melatih diri,
5) Memiliki semangat untuk memberikan layanan kepada siswa,
sekolah dan masyarakat.
4. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama menurut Nur Ainiyah (Nur Ainiyah, 2013, hlm:29)
merupakan salah satu materi yang bertujuan meningkatkan akhlak mulia serta
nilai-nilai spritual dalam diri anak. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan
agama mempunyai peranan yang penting dalam melaksanakan pendidikan
karakter disekolah. Oleh karena itu pendidikan agama menjadi salah satu mata
pelajaran wajib baik dari sekolah tingkat dasar, menengah dan perguruan
tinggi. Maka sekolah harus mampu menyelenggarakan pendidikan agama
secara optimal dengan cara mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam
lingkungan sekolah yang dilakukan oleh seluruh guru dan peserta didik secara
bersama-sama serta berkesinambungan.
1

Menurut Muhaimin, sebagaimana yang dikutip Rahman (Rahman,


2012, hlm:2055) Pendidikan Agama Islam bermakna upaya mendidikkan
agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi pandangan dan
sikap hidup seseorang. Dari aktivitas mendidikkan agama Islam itu bertujuan
untuk membantu seseorang atau sekelompok anak didik dalam menanamkan
dan atau menumbuhkembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya untuk
dijadikan sebagai pandangan hidupnya.
Menurut Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, sebagaimana yang dikutip
Samrin (Samrin, 2015, hlm:105) bahwa pendidikan agama Islam merupakan
usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami,
menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama Islam melalui kegiatan
bimbingan dan pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk
menghormati agama lain.
Dalam Peraturan Pemerintah RI NO. 55 Tahun 2007 Bab I Pasal I
dijelaskan bahwa Pendidikan Agama adalah pendidikan yang memberikan
pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta
didik dalam mengamalkan ajaran agamanya yang dilaksanakan sekurang-
kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan. Sedangkan pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut
penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama atau menjadi ahli ilmu agama
dan mengamalkan ajaran agamanya. (Samrin, 2015, hlm: 106).
Jadi dapat disimpulkan Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha
dan bimbingan terhadap peserta didik yang bertujuan meningkatkan akhlak
mulia serta nilai-nilai ajaran Islam yang tertanam dalam diri peserta didik
dijadikan sebagai pandangan hidupnya.
5. AlQuran
Secara etimologi AlQuran berasal dari bahasa Arab dalam bentuk kata
benda abstrak mashdar dari kata (qara’a-yaqrau-Qur’anan) yang berarti
bacaan. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa lafazh AlQur’an
bukanlah musytak dari qara’a melainkan isim alam (nama sesuatu) bagi kitab
yang mulia,
1

sebagaimana halnya nama Taurat dan Injil. Penanaman ini di khususkan


menjadi nama bagi kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
(Muhammad Yasir dan Ade Jamaruddin, 2016, hlm: 1).
Adapun pengertian AlQur’an menurut istilah yang telah disepakati oleh
para ulama adalah “Kalam Allah SWT yang bernilai mukjizat yang diturunkan
kepada “pungkasan” para Nabi dan Rasul (Nabi Muhammad SAW) dengan
perantaraan malaikat Jibril as. yang tertulis pada mashahif, diriwayatkan
kepada kita secara mutawatir yang membacanya dinilai sebagai ibadah yang
diawali dengan surah al-Fatihah dan ditutup dengan surah an-Nas (Aris
Saefudin, 2019, hlm:3).
AlQur’an ialah kalam Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang
diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya
adalah ibadah. Dengan definisi ini, Kalam Allah SWT yang diturunkan kepada
Nabi-nabi selain Nabi Muhammad SAW tidak dinamakan AlQur’an seperti
Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as. Atau Injil yang diturunkan
kepada Nabi Isa as. Demikian pula Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang membacanya tidak dianggap sebagai ibadah, seperti
Hadis Qudsi, tidak pula dinamakan AlQur’an (Zainal Abidin, 1992, hlm:1-2).
Menurut Mardan (Mardan, 2010, hlm:25) AlQur’an adalah kitab suci
umat Islam. Umat ini meyakininya sebagai firman-firman Allah SWT yang
diwahyukan dalam bahasa Arab kepada Nabi terakhir, Nabi Muhammad SAW
untuk disampaikan kepada umat manusia hingga akhir zaman.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan, maka unsur-
unsur terpenting yang dapat diambil dari hakikat AlQur’an, bahwa AlQur’an
ialah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan
perantaraan Malaikat Jibril as., (Muhammad Yasir dan Ade Jamaruddin, 2016,
hlm: 4) sebagaimana yang dinyatakan dalam firman-Nya surat asy-Syu’ara ayat
193:

۳۹۱‫ُي‬ ‫ن َ› َز ل بِ ه ا ُل ّ ْرو ُح ْاَلِ ْم‬


Artinya: “Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril)”.
1

Dapat dipahami bahwa AlQur’an adalah Firman Allah yang merupakan


mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara
Malaikat Jibril as., dimulai surah al-Fatihah dan ditutup dengan surah an-Nas
dan membacanya adalah suatu ibadah.
6. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kualitas
Membaca AlQuran
a. Menentukan metode dan pendekatan yang tepat dalam membaca
AlQuran
Salah satu upaya yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas
membaca AlQuran adalah upaya dari guru Pendidikan Agama Islam
sendiri dalam mengajarkan AlQuran yang efektif sehingga siswa mudah
memahami apa yang disampaikan guru. Untuk itulah upaya guru
menentukan metode dan pendekatan yang tepat sehingga para siswa
mampu meraih hasil belajar yang optimal dan mencapai target yang
dicanangkan pihak kurikulum (Ahmad Rifa’i, 2018, hlm: 89).
b. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif
Lingkungan pembelajaran merupakan unsur yang mempengaruhi
proses dan hasil belajar siswa, sebab lingkungan merupakan tempat
berlangsungnya pembelajaran, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan non-fisik. Lingkungan harus diciptakan semenarik mungkin
agar dapat meningkatkan dan menjaga semangat belajar siswa dalam
membaca AlQuran, sehingga akan meningkatkan intensitas dan
frekuensi belajar siswa dan pada akhirnya mendukung peningkatan
kemampuan membaca AlQuran siswa (Sumarsi & Rahmatullah, 2018,
hlm: 66).

c. Mengajarkan cara membaca huruf-huruf hijaiyah mulai dari huruf Alif (


‫ )ا‬sampai dengan huruf Ya (‫) ى‬
Penguasaan huruf-huruf hijaiyah sangat penting bagi peserta didik
karena huruf-huruf hijaiyah itulah yang menjadi dasar dalam membaca
AlQuran. Upaya yang harus dilakukan guru agar peserta didik dapat
meningkatkan kemampuan dalam membaca AlQuran adalah
mengajarkan cara membaca AlQuran dimulai mengenalkan huruf-huruf
1

hijaiyah mulai dari huruf Alif sampai Ya. Langkah-langkahnya dengan


melafadzkan satu persatu huruf-huruf hijaiyah dengan baik dan benar
sesuai dengan ketentuan tajwid kemudian ditirukan oleh peserta didik
dan peserta didik diharuskan untuk menghafal huruf-huruf tersebut agar
mengingat huruf hijaiyah. Mengingat huruf hijaiyah merupakan modal
utama apabila ingin mempelajari AlQuran (Umar Mukhtar Siregar,
2020, hlm: 100).
d. Pelaksanaan tugas siswa
Tugas merupakan salah satu kegiatan yang paling mudah
dilakukan. Upaya guru selanjutnya adalah memberikan tugas, baik
secara mandiri maupun kelompok. Tugas mandiri diberikan oleh guru
setelah selesai pembahasan materi ayat-ayat AlQuran. Guru memberi
tugas kepada siswa untuk menyalin kembali ayat yang baru dibahas
dalam buku khusus menulis AlQuran. Penilaiannya dilakukan setelah
satu minggu pada pertemuan minggu yang akan datang secara langsung
ketika awal pembelajaran. Setiap pertemuan guru memberikan tugas
mandiri. Tugas kelompok diberikan setelah selesai pembahasan materi,
tetapi khusus materi hukum-hukum bacaan AlQuran atau materi tajwid.
Tugas yang diberikan adalah untuk mengidentifikasi hukum-hukum
bacaan dalam surat-surat pendek AlQuran yang terdapat dalam juz
‘Amma (Ahmad Rifa’i, 2018, hlm: 68).

B. Studi Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Zulfa Rosyidah yang berjudul “Upaya
Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kemampuan baca tulis
AlQur’an Anak Didik di SD Negeri Sidorejo 01 Doko Blitar”. Penelitian ini
adalah penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini
menemukan bahwa upaya yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam
meningkatkan kemampuan baca tulis AlQuran anak didik di SD Negeri Sidorejo
01 Doko Blitar adalah dengan mengadakan kerjasama dengan TPA didaerah asal
masing-masing
1

siswa, menciptakan kondisi belajar yang baik, dan mengadakan sarana dan
prasarana pembelajaran AlQuran.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Miss Saeiroh Chearsae yang
berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca AlQuran Pada Peserta Didik Di SD Negeri Purwoyoso 01
Ngaliyan Semarang”. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan
jenis penelitian kualitatif lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kemampuan membaca
AlQuran pada peserta didik di SD Negeri Purwoyoso 01 Ngaliyan Semarang
adalah mengadakan tadarus surat pendek pada awal jam pelajaran dan
mengadakan pengajian tambahan (ekstrakurikuler).
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Hidayatu Hamzah yang berjudul
“Upaya Guru Baca Tulis AlQur’an Dalam Meningkatkan Kualitas Baca dan Tulis
AlQur’an Siswa Di SD Islami Plus Masyithoh Kroya Kabupaten Cilacap”.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan guru Baca Tulis AlQuran dalam
meningkatkan baca tulis AlQur’an yaitu menambah jam pelajaran menjadi
sepuluh jam pelajaran perminggu, menciptakan kondisi dan motivasi yang baik
pada waktu pembelajaran Baca Tulis AlQuran, menggunakan metode yang tepat
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, menerapkan media yang sesuai pada
pembelajaran Baca Tulis AlQuran, mencari dan menyediakan materi Baca Tulis
AlQuran, menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran Baca Tulis AlQuran.
Kajian yang ada pada tiga skripsi tersebut terdapat persamaan dan
perbedaan dengan peneliti. Pada skripsi pertama sama-sama membahas upaya
guru Pendidikan Agama Islam dalam peningkatan membaca AlQuran.
Perbedaannya adalah dalam penelitian tersebut lebih mengarah peningkatan
kualitas membaca AlQuran pada jenjang SD. Sedangkan peneliti memfokuskan
penelitian pada jenjang SMA. Pada skripsi kedua cenderung lebih mengarah pada
kompetensi professional guru. Sedangkan peneliti memfokuskan penelitian pada
upaya guru Pendidikan Agama Islam. Persamaannya dalam meneliti sama-sama
membahas membaca AlQuran. Pada skripsi ketiga perbedaannya adalah
dalam penelitian
1

tersebut membahas tentang bagaimana upaya guru Baca Tulis AlQuran dalam meningkatkan kualit
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Menurut Lexy J. Moleong yang dikutip Alif Rohmah NM ( Alif Rohmah NM,
2016, hlm:56) penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Penelitian kualitatif lebih cocok dipergunakan untuk memahami realitas
yang kompleks dan menemukan sistem makna budaya sehingga dapat dirumuskan
teori-teori baru dalam lapangan kehidupan dan berbagai bidang ilmu pengetahuan
(Salim dan Syahrum, 2012, hlm: 40). Dengan demikian penelitian upaya guru
Pendidikan Agama Islam secara alami dapat diperoleh peneliti dengan cara
bertemu/interaksi langsung dengan kepala sekolah, guru, siswa dan karyawan di
SMA Negeri 1 Kota Jambi.
Sedangkan metode penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk
memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis
dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian
deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan
menguji hipotesis (Hardani dkk., 2020, hlm:54). Menurut Sugiyono yang dikutip
Ditha Prasanti (Ditha Prasanti, 2018, hlm:4) metode penelitian kualitatif
merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek yang
alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitin
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Pemilihan metode ini berdasarkan beberapa pertimbangan sebagaimana berikut :

16
1

1. Pendekatan kualitatif dapat memaparkan koneksifitas yang lebih erat


antara peneliti dan responden.
2. Pendekatan kualitatif memiliki tingkat kepekaan dan sensitifitas yang
tinggi dalam melakukan penajaman pengaruh bersama dari pola nilai yang
dihadapi (Alif Rohmah, 2016, hlm:57).
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kualitatif, maka peneliti
membuat setting penelitian berupa keterangan lokasi penelitian dan waktu
penelitian, dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut :
a) Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Kota Jambi, yang beralamat di jalan Jenderal Urip Sumoharjo No. 15 Kel.
Sungai Putri, Kec. Telanaipura Kota Jambi.
b) Waktu penelitian
Waktu penelitian ini dikakukan membutuhkan rancangan waktu yang
sesuai dan memadai sehingga penelitian dapat terlaksana dengan baik dan
sesuai harapan. Penelitian ini dimulai pada tanggal 25 Maret-30 April 2021.
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru
Pendidikan Agama Islam dan siswa kelas X IPS 1-3.
C. Jenis dan Sumber Data
Menurut Arifullah dkk. (2016) Jenis data menerangkan jenis data yang
digunakan dalam penelitian kualitatif meliputi dua jenis data yaitu data primer,
sebagai data utama penelitian dan juga data sekunder, sebagai data pendukung
penelitian. Sedangkan sumber data menguraikan sumber data yang digunakan
dalam penelitian, untuk penelitian kualitatif tentu sumber data yang digunakan
adalah manusia, peristiwa, ataupun dokumentasi.
1

1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumber pertama, baik melalui observasi maupun wawancara kepada
responden dan informan (Samsu, 2017, hlm:95). Sedangkan data sekunder
adalah data yang diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi serta
peristiwa yang bersifat lisan dan tertulis (Arifullah, 2016, hlm:62).
2. Sumber Data
Sumber data penelitian kualitatif adalah tampilan yang berupa
kata- kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda
yang diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat
dalam dokumen atau bendanya (Sandu & Ali, 2015, hlm:28).
Sumber data yang diperoleh dari beberapa informan yaitu :
a. Sumber data berupa manusia, yaitu kepala sekolah, guru Pendidikan
Agama Islam, dan siswa.
b. Sumber data berupa keadaan dan kondisi di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Kota Jambi.
c. Sumber data berupa data dan dokumen-dokumen yang ada disekolah
yang berkaitan dengan upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam
meningkatkan kemampuan membaca AlQur’an pada siswa, berupa
foto kegiatan pembelajaran di kelas.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2013. hlm:224). Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini melalui metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
1. Metode Observasi
Hardani dkk. (2020) berpendapat bahwa Observasi merupakan
proses yang kompleks yang tersusun dari proses biologis dan psikologis.
1

Dalam menggunakan teknik observasi yang terpenting ialah mengandalkan


pengamatan dan ingatan dari peneliti (Hardani dkk., 2020, hlm:123).
Observasi yang dimaksud adalah pengamatan langsung, cara ini menuntut
peneliti mengamati secara langsung terhadap objek penelitiannya,
sehingga instrumen yang dapat dipakai berupa lembar pengamatan dan
lainnya (Raihan, 2017, hlm:107).
Observasi yang dilakukan oleh peneliti melakukan pengamatan
terhadap upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan
kemampuan membaca AlQur’an siswa. Terutama pada kelas X IPS 1-3
yang dijadikan peneliti sebagai sample penelitian upaya guru Pendidikan
Agama Islam dalam meningkatkan membaca AlQur’an di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Kota Jambi. Metode observasi yang peneliti
gunakan untuk mengetahui mengamati secara langsung mengenai proses
upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kemampuan
membaca AlQur’an, serta data-data yang diperlukan dalam penelitian.
2. Metode Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan
untuk mengumpulkan data penelitian. Dapat pula dikatakan bahwa
wawancara merupakan percakapan tatap muka (face to face) antara
pewawancara dengan sumber informasi,di mana pewawancara bertanya
langsung tentang sesuatu objek yang diteliti dan telah dirancang
sebelumnya (Muri Yusuf, 2017, hlm:152).
Adapun yang akan peneliti wawancarai, yaitu :
a. Kepala Sekolah, untuk memperoleh data tentang gambaran umum
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Jambi.
b. Guru Pendidikan Agama Islam, untuk memperoleh data tentang
bagaimana upaya yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam
meningkatkan kemampuan membaca AlQur’an siswa kelas X IPS 1-3
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Jambi.
2

c. Siswa kelas X IPS 1-3 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Jambi,
untuk memperoleh data tentang sejauh mana pencapaian siswa dalam
pembelajaran AlQur’an.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel-
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Samsu, 2017, hlm:99).
Seluruh data dikumpulkan dan ditafsirkan oleh peneliti, tetapi dalam
kegiatan ini peneliti didukung instrumen sekunder yaitu : foto, catatan dan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan fokus penelitian (Salim &
Syahrum, 2012, hlm:124).
Data berupa dokumen yang peneliti butuhkan, antara lain :
a. Historis dan geografis
b. Struktur organisasi
c. Keadaan guru dan siswa
d. Keadaan sarana dan prasarana
E. Teknik Analisis Data
Menurut Samsu ( 2017) Analisisis data adalah suatu proses kategorisasi,
penataan, manipulasi, dan peringkasan data untuk memperoleh jawaban bagi
pertanyaan penelitian. Analisis data merupakan suatu proses pencarian dan
penyusunan yang sistematis terhadap hasil-hasil wawancara, catatan lapangan dan
lain-lain yang dikumpulkan agar memudahkan peneliti untuk menjelaskan kepada
orang lain mengenai apa yang telah ditemukan. Analisis data ini bertujuan untuk
menjadikan data tersebut dapat dimengerti, sehingga penemuan yang dihasilkan
dapat dikomunikasikan kepada orang lain, serta meringkas data untuk
menghasilkan kesimpulan.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun
dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di
lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Dalam kenyataannya, analisis
data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah
selesai
2

pengumpulan data (Sugiyono, 2013, hlm: 245). Menurut Miles dan Hubermen
yang dikutip Nursapia Harahap ( Nursapia Harahap, 2020, hlm: 86) bahwa dalam
penelitian kualitatif ada beberapa langkah yang dilakukan dalam menganalisis
data, yaitu reduksi data, display data (penyajian data), dan penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang
akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh
karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala
sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah
yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data. Ibarat
melakukan penelitian di hutan, maka pohon-pohon atau tumbuh-tumbuhan dan
binatang-binatang yang belum dikenal selama ini, justru dijadikan fokus untuk
pengamatan selanjutnya (Sugiyono, 2013, hlm:249).
Reduksi data (data reduction) menunjukkan proses bagaimana
menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, serta
mentransformasikan data mentah yang muncul dalam penulisan catatan
lapangan. Reduksi data tidak terlepas dari analisis. Reduksi data adalah bagian
dari analisis dan suatu bentuk analisis yang tajam, ringkas, terfokus,
membuang data yang tidak penting, dan mengorganisasikan data sebagai cara
untuk menggambarkan dan memverifikasi kesimpulan akhir.
Reduksi data (data reduction) termasuk kegiatan pengorganisasian data
sehingga dapat membantu serta memudahkan peneliti dalam melakukan
analisis selanjutnya. Tumpukan data yang diperoleh di lapangan akan direduksi
dengan cara merangkum, kemudian mengklasifikasinya sesuai dengan fokus
penelitian (Samsu, 2017, hlm: 106).
2. Display data (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Data penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah teks yang bersifat naratif (Wahyu Nugroho, 2019, hlm:107). Penyajian
2

data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan


adanya penarikan kesimpulan.
Penyajian data dilakukan untuk dapat melihat gambaran keseluruhan
atau bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini peneliti
berupaya mengklasifikasikan dan menjawab data sesuai dengan pokok
permasalahan yang diawali dengan pengkodean pada setiap sub pokok
permasalahan (Sandu Siyoto & Ali Sodik, 2015, hlm:123).
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang
berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Pada bagian ini peneliti
mengutarakan kesimpulan atas data-data yang telah diperoleh dari hasil
wawancara dan observasi, sehingga menjadi penelitian yang data menjawab
permasalahan yang ada (Nuning Indah P, 2017, hlm:216 ). Upaya penarikan
kesimpulan dilakukan peneliti secara terus menerus selama berada di lapangan.
Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai mencari
arti benda-benda, mencatat keteraturan pola-pola (dalan catatan teori),
penjelasan- penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin alur sebab
akibat dan proposisi. Kesimpulan-kesimpulan ini ditangani secara longgar,
tetap terbuka dan skeptis, tetapi kesimpulan sudah disediakan. Mula-mula
belum jelas, namun kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar
dengan kokoh (Ahmad Rijali, 2018, hlm: 94).
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk memperoleh data yang terpecaya dan dapat dipercaya, maka
peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian yaitu dengan
cara:
1. Perpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah
ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti
mengecek kembali apakah data yang telah diberikan selama ini merupakan data
yang sudah benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama ini setelah dicek
kembali pada sumber data asli atau sumber data lain ternyata tidak benar, maka
2

peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga
diperoleh data yang pasti kebenarannya (Sugiyono, 2013, hlm:270).
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan
urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan
meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali
apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak dan peneliti dapat
memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati
(Sugiyono, 2013, hlm: 272).
3. Triangulasi
Pemeriksaan keabsahan data selanjutnya dilakukan melalui
tringangulasi. Triangulasi merupakan teknik yang digunakan untuk menguji
keterpercayaan data (memeriksa keabsahan data) dengan memanfaatkan hal-hal
lain yang ada di luar data tersebut untuk keperluan mengadakan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Samsu, 2017, hlm:101).
Tujuan dari triangulasi adalah mengecek kebenaran data tertentu dengan
membandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber lain pada berbagai
fase penelitian di lapangan pada waktu yang berlainan.
Triangulasi juga dapat dilakukan dengan membandingkan antar hasil
dua peneliti atau lebih dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nursapia,
2020, hlm:89). Dengan kata lain bahwa triangulasi, peneliti dapat me-recheck
temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode,
atau teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan:
a. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan.
b. Mengecek dengan berbagai sumber data.
c. Memanfaatkan berbagai sumber data.
d. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data
dapat dilakukan (Adhi Kusuma & Ahmad Mustamil K, 2019. hlm: 77).
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. TEMUAN UMUM
1. Sejarah Singkat
Sekolah bernama Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Jambi
adalah sekolah tertua di Provinsi Jambi. Berdiri tahun 1955 bernama Sekolah
Menengah Atas Sembilan Lurah, dibawah naungan Yayasan Sembilan Lurah.
Pendirinya Almarhum Sudarsono, saat itu Wali Kota Jambi. Tahun 1956
diserahkan ke Pemda Provinsi Jambi. Kemudian Namanya berubah menjadi
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Jambi. Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Kota Jambi yang beralamat di jalan Jenderal Urip Sumoharjo No. 15
Kel. Sungai Putri, Kec. Telanaipura (sekarang berganti dengan nama
kecamatan Danau Sipin ) Kota Jambi.
Dengan luas Tanah ± 7459 M², luas bangunan ±3877 M². Sekarang
terus berbenah dalam mengembangkan mutu dan kualitas pendidikan serta
mutu lulusan. Untuk itu dilakukan banyak perbaikan dan penambahan
fasilitas pendukung kegiatan pembelajaran. Dalam perkembangannya dari
tahun ke tahun semakin diminati masyarakat, terbukti dengan tingginya
animo masyarakat untuk mendaftarkan anaknya. Sekolah ini sudah mencetak
tokoh- tokoh terkenal di tingkat lokal maupun nasional. Begitu juga dengan
prestasi akademik, maupun ekstrakulikulernya dapat dibanggakan.
2. Visi, Misi, dan Tujuan
a. Visi
Visi SMA Negeri 1 Kota Jambi adalah : “Terwujudnya siswa
berkarakter, Berprestasi, Menguasai IPTEK, dan Berwawasan
Lingkungan”.
b. Misi
1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan dengan
mengembangkan multiple intelegence secara aktif, inovatif,
efektif, menyenangkan, gembira, dan berbobot, sehingga siswa
dapat

24
2

2) berkembang secara optimal dan berprestasi di tingkat lokal,


regional, nasional, dan internasional.
3) Melaksanakan pendidikan karakter secara terpadu melalui
kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler sehingga siswa memiliki
karakter yang mulia, yaitu:
a). relegius/ cinta Tuhan YME
b). ikhlas/ tulus
c). jujur/ amanah
d). disiplin
e). kerja keras/ulet/ tekun
f). mandiri
g). sabar/santun
h). empati/peduli, dan
i). tanggung jawab
4) Memberi layanan prima kepada warga dan stake holders melalui
penyelenggaraan pendidikan secara profesional, partisipatif,
modern, transparan dan akuntabel dengan tetap mejunjung nilai-
nilai dan budaya Indonesia.
5) Menumbuhkembangkan sikap kepedulian warga sekolah terhadap
masalah lingkungan dan sosial.
6) Membiasakan warga sekolah untuk selalu berinteraksi dengan
lingkungan.
c. Tujuan Sekolah
1) Membentuk peserta didik yang memliki ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, dan mampu mengamalkan setiap
keyakinannya dalam kehidupan sehari-hari yang di tempuh
melalui kegiatan yasinan dan atau ceramah keagamaan di setiap
Jum’at pagi baik yang Muslim maupun non Muslim.
2) Membentuk peserta didik yang memiliki pengetahuan yang
memadai untuk dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih
tinggi, serta mampu meraih prestasi akademik optimal sesuai
kemampuan,
2

minat dan bakatnya (SMART), dengan cara mengikutkan guru-


guru dalam kegiatan peningkatkan kompetensi yang diadakan
dinas kota maupun dinas provinsi atau instansi lain.
3) Membentuk peserta didik yang berbudi pekerti luhur,
menghormati orang tua, guru dan sesama peserta didik serta
lingkungannya melalui kegiatan yasinan dan ceramah agama
sekali sebulan dan pertemuan walikelas di setiap 2 minggu sekali
yang membicarakan kendala-kendala siswa dalam belajar serta
masalah kesiswaan lainnya.
4) Membentuk peserta didik yang memiliki wawasan luas dalam
segala bidang, melalui Bimbingan TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) serta Bahasa asing yang dikuasainya melalui
kegiatan ekstrakurikuler.
5) Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara mengupayakan
pemenuhan kebutuhan sarana (Labor, TIK, Kelengkapan lapor
IPA, labor Bahasa, VCD dan CD pembelajaran, LCD, Scanner,
TV Pendidikan, Buku literatur perpustakaan, Alat Drumband, Alat
Band, Pakaian Adat Daerah Jambi, Pakaian Tari daerah Jambi)
dan program Pendidikan untuk mendukung KBM dan hasil belajar
yang berorientasi pada Kecakapan Hidup (life skill).
6) Meningkatkan kemampuan tenaga tata usaha terutama dalam
penguasaan komputer guna menunjang pelayanan terhadap siswa
dan guru secara optimal melalui bimbingan secara berkala oleh
guru TIK dan atau tenaga kependidikan lain yang mampu
menggunakan TIK.
7) Meningkatkan proses pembelajaran dengan pendekatan Saintifik
dan berbasis lingkungan dengan cara diikutkannya guru-guru pada
kegiatan peningkatan kompetensi guru.
8) Tersedianya tenaga kependidikan sesuai dengan tuntutan program
pembelajaran yang berkualitas melalui bimbingan secara berkala
2

oleh guru TIK dan atau tenaga kependidikan lain yang mampu
menggunakan TIK.
9) Membekali siswa dengan keterampilan kecakapan hidup dalam
upaya mengurangi tingkat pengangguran di masyarakat melalui
Mata Pelajaran PKWU dan kegiatan ekstrakurikuler.
10) Mengembangkan peserta didik memiliki keterampilan belajar dan
berinovasi, keterampilan menggunakan teknologi dan media
informasi, serta dapat bekerja, dan bertahan dengan menggunakan
kecakapan hidup (life skills). Kecakapan hidup (life skill) ini
dikenal dengan kecakapan abad 21.
11) Terlaksananya kegiatan ekstra kurikuler unggulan yang sesuai
dengan potensi dan minat siswa (Olimpiade / OSN/LFS2N)
dengan cara mendatangkan pelatih yang kompeten dibidangnya
dan dilaksanakan setiap jumat sore pada jam kegiatan
ekstrakurikuler.
12) Menjalin kerjasama dengan lembaga terkait, masyarakat dan dunia
usaha/industri terutama disekitar sekolah dalam rangka
pengembangan program pendidikan yang berakar pada budaya
bangsa dan mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) dengan bantuan pengurus komite untuk
menghubungkan lembaga yang terkait.
13) Mengembangkan bakat, minat, dan potensi peserta didik agar
berkarakter, kompeten dan literat. Untuk mencapai hasil tersebut
diperlukan pengalaman belajar yang bervariasi mulai dari yang
sederhana sampai pengalaman belajar yang bersifat kompleks.
Dalam kegiatan tersebut guru harus melaksanakan pembelajaran
dan penilaian yang relevan dengan karakteristik pembelajaran
abad
21. Hal ini dicapai dengan melalui proses pembelajaran yang
inovatif.
2

3. Struktur Organisasi Sekolah


STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
SMA NEGERI 1 KOTA JAMBI

Ir. Arrufi Drs. Anwar Mursaddad,


KOMITE SEKOLAH KEPALAM.Pd
SEKOLAH
NIP. 19650217 199303 1 008

WAKA WAKA KESISWAAN WAKA


KEPALA HUMAS
LABORATORIUM
WAKA SARPRAS
Drs. Indri Sutoto. M.S.I
Dame Jestima F Marbun, Dra. Rita Asma, M.Pd NIP. 19620321 199702 1 001 Irwansyah, S.Pd.,M.Pd.I
S.Pd
Suwanto, S.Pd Karnama,
NIP. S.Pd
19661111 199512 2 Tri Tjondro P, NIP. 19700606 199702 1 001
NIP. 19671009 199003 1 NIP.19661108 199101 1
S.Pd.,M.Si

KEPALA PEMBINA OSIS

PARA WALI KELAS

MAJELIS GURU

Sumber : Dokumentasi SMA Negeri 1 Kota Jambi


SISWA
2

Profil Sekolah
Sekolah
Nama Sekolah: SMA Negeri 1 Kota Jambi NSS301106001030
NPSN10504684
Provinsi: Jambi Kabupaten/ Kota: Kota Jambi Kecamatan: Danau Sipin
Kelurahan: Sungai Putri
Jalan: Jln. Jend. Urip Sumoharjo No. 15
Kode Pos36122
Telpon: (0741) 63147
Akreditasi: A Tahun beroperasi1955
Status milik tanah: Milik Sendiri Luas tanah: ± 7459 M² Status bangunan: Milik Sendiri
Identitas Kepala Sekolah
Nama: Drs. Anwar Musaddad, M.Pd
NIP19650217 199303 1 008
Pendidikan terakhir : S2
Jurusan: Magister Pendidikan Agama Islam
3

5. Personil Sekolah
Tabel 1: Keadaan Guru SMA Negeri 1 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2021

No. Nama Gol Jabatan Bidang Studi


1 2 3 4 5
1. Drs. Anwar Musaddad, M.Pd. IV/a Kepala Sekolah Pend. Agama
NIP 19650217 199303 1 008 Islam
2. Irwansyah, S.Pd. M.Pd.I IV/b Waka Saspras Bahasa
19700606 199702 1 001 Indonesia
3. Iik Sri Sulasmi, S.Pd. M.Si IV/b Guru Biologi
NIP 19680808 199201 2 001
4. Dra. Sri Wahyuningsih IV/a WK X MIPA 5 Kimia
NIP 19631225 198603 2 006
5. Dra.Hj. Sapti Sri Rahayu, IV/a Pembantu Waka PPKN
M.Pd Kurikulum Bid.
NIP 19641023 198903 2 004 Supervisi
6. Dra. Hj. Nirmala, M.Pd IV/a WK X IPS 1 Ekonomi
NIP 19661007 199203 2 004
7. Drs. Hamdani IV/a Guru Sosiologi Lintas
NIP 19630115 199203 1 003 Minat
8. Narhani, S.Pd IV/a WK XI MIPA 2 Matematika
NIP 19650128 198803 2 002
9. Hj. Prima Enita, S.Pd IV/a Guru Bahasa
NIP 19620206 198403 2 004 Indonesia
10. Achmad Setiono, S.Pd IV/a WK XII MIPA Ekonomi
NIP 19660105 198903 1 009 7
11. Suwanto, S.Pd IV/a Waka Fisika
NIP 19671009 199003 1 004 Kurikulum
12. Dra. Siti Aminah IV/a WK X MIPA 2 Kimia
NIP 19671217 199403 2 004
3

1 2 3 4 5

13. Syamsul Bahri, S.Pd IV/a WK XI IPS 3 Bahasa


NIP 19630327 198601 1 001 Indonesia
14. A. Nugroho. B. W, S.Pd. IV/a Pemb. Waka Biologi
M.Pd Kesiswaan WK
NIP 19680815 199101 1 001 XI MIPA 1.
Bid. Ling &
Budaya
15. Amda Hafni, S.Pd IV/a Guru Bahasa Inggris
NIP 19660330 199412 1 001 Lintas Minat
16. Drs. Indri Sutoto, M.S.I IV/a Kepala Matematika
NIP 19620321 199702 1 001 Laboratorium
17. Karnama, S.Pd IV/a Waka Biologi
NIP 19661108 199101 1 001 Kesiswaan
18. Hj. Yulmarni, S.Pd IV/a WK XII IPS 1 Seni Budaya
NIP 19630722 198812 2 001
19. Syafrianis, S.Pd IV/a WK X MIPA 6 Biologi
NIP 19690427 199412 2 004
20. Sirojul Munir, S.Pd. M.Si IV/a WK XI MIPA 5 Kimia
NIP 19690709 199301 1 001
21. Tri Tjondro Purwanto, S,Pd. IV/a Waka Bid. Geografi
M.Si Humas
NIP 19700606 199702 1 001
22. Ridwan, S.Pd IV/a Guru Sejarah
NIP 19690401 199703 1 006
23. Sayekti Handayani, S.Pd IV/a WK X IPS 7 BK
NIP 19621013 198602 2 003
24. Dra. Rita Asma, M.Pd IV/a Pembina Osis Fisika
NIP 19661111 199512 2 001
3

WK XII MIPA
1
1 2 3 4 5
25. Farida Haryati, S.Pd. M.Pd IV/a WK X MIPA 3 Bahasa
NIP 19720218 199802 2 001 Indonesia
26. Elfia Norfia, S.Pd IV/a WK XII MIPA PPKN
NIP 19681201 199802 2 002 7
27. Suparmin, S,Ag IV/a Pembantu Waka Pend. Agama
NIP 19760419 200202 1 001 Kurikulum Budha
Bid. Evaluasi
28. Farid Wajdi, M.Pd IV/a Guru Penjaskes
NIP 19671007 200012 1 002
29. S. Marlina, S.Ag IV/a WK XII MIPA Pend. Agama
NIP 19770216 200312 2 002 4 Islam
30 Elvy Mardani, S.Pd. M.Pd IV/a Pembina Osis Bahasa
NIP 19690820 200012 2 003 WK XII MIPA Indonesia
6
31. Shafiah, S.Pd III/d WK XII IPS 3 BK
NIP 19680903 199802 2 004
32. Aldi, S.Ag. M.Si III/d WK X IPS 3 Sosiologi
NIP 19720805 200501 1 011
33. Siti Khoiriyah, ST III/d WK X MIPA 2 Fisika
NIP 19780717 200501 2 018
34. Riska Dwiana, S.Pd. M.Pd III/d WK X IPS 2 Geografi
NIP 19810102 200604 2 005
35. Noormasri Karyawan, S.Pt. III/d WK XI MIPA 3 Biologi/TIK
M.Pd
NIP 19710725 200801 1 002
36. Subadi, S.Pd. M.Pd III/c Pemb. Waka Bahasa Ingris
NIP 19701129 200701 1 002 Saspras Bid.
3

WK XI IPS 1
(Bid. Inventaris)
1 2 3 4 5
37. Milvia Musnika, S.Pd III/c WK XI IPS 2 Seni Budaya
NIP 19850120 201001 2 011
38. Yeni Putri, S.Si III/c WK XII MIPA Matematika
NIP 19820131 200902 2 004 2
39. Lilis Mariana, S.Kom. M.S.I III/c Pemb. Waka TIK
NIP 19800902 200903 2 005 Humas Bid.
Info & Web
WK X MIPA 1
40. Murni Pesta T Sibarani, S.Pd III/c WK XI MIPA 4 Bahasa Jerman

41. Welli Maryenti, S.Pd III/b WK X MIPA 4 Bahasa Inggris


NIP 19760318 200604 2 011
42. Dewi Kartika Purbani, S.Pd III/b WK XII MIPA Bahasa Inggris
NIP 19760512 200604 2 004 5
43. Dame Jestima F Marbun, III/b Kepala Bahasa
S.Pd Perpustakaan Perancis
NIP 19730301 200701 2 017 WK XI MIPA 6
44. Nita Herawati, S.Pd III/b WK XII IPS 2 BK
NIP 19790727 200903 2 004
45. Susilawati, S.Pd.I III/b WK XI IPS 4 Biologi
NIP 19830606 201001 2 014
46. Mulyono Sianturi, S.Th III/b Guru Pend. Agama
NIP 19861217 201505 1 001 Kristen
47. Catur Wijayanto, S.Pd III/a WK XII MIPA Sejarah
NIP 19840424 200903 1 009 3

Sumber : Dokumentasi SMA Negeri 1 Kota Jambi


3

Tabel 2 : Tenaga Administrasi SMA Negeri 1 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2021

No. Nama Gol Jabatan/Tugas


1. Rachmat Sorimonang, SH.MH III/c Kepala Sub Bagian Tata
NIP 19780618 200801 1 001 Usaha
2. Edwar Rasyid, SE III/d Pelaksana Administrasi
NIP 19650701 198601 1 003
3. Afrilita III/c Pelaksana Administrasi
NIP 19690411 199203 2 009 Kesiswaan
4. Nurnani III/b Pelaksana Administrasi
NIP 19650704 198602 2 003 Bendahara Gaji
5. Sri Hastuti III/b Pelaksana Administrasi
NIP 19690901 199403 2 007
6. Heri Nurlaily III/b Pelaksana Administrasi
NIP 19691004 199203 2 004
7. Emsiana Panjaitan III/b Pelaksana Administrasi
NIP 19650908 198602 2 003 Kepegawaian

Sumber : Dokumentasi SMA Negeri 1 Kota Jambi


Tabel 3 : Tenaga Guru Tidak Tetap (kontrak) SMA Negeri 1 Kota Jambi Tahun Pelajaran 202

No. Nama Jabatan/Tugas


1. Drs. Saimun Sugito, M.Pd.I Guru Agama Islam
2. Dra. Umi Saptaningsih Guru Matematika
3. Aprianto, S.Pd Guru BP/BK
4. Nofis Ronaldo, S.Pd Guru Penjaskes
5. Dra. Supriyati Wahyu Widiyati Guru BP/BK
6. Gunawan Syahputra, S.Pd Guru Penjaskes
7. Kartika Mayasari, S.Pd Guru Sejarah
8. Munajib, S.Pd Guru Matematika
9. Wahyu Julianto, S.Pd Guru Matematika
3

10. Khoriyah, S.Pd.I Guru Pendidikan Agama Islam


(Tenaga Sukarela)
11. Ike Ayuwandari, S.S.M.Hum Guru Bahasa Indonesia
(Tenaga Sukarela)
12. Khidayatul Isna, S.Pd Guru Matematika
(Tenaga Sukarela)
13. Bonita Harnelis, S.Pd Guru Matematika
(Tenaga Sukarela)
14. Rina Gusti, S.Pd Guru Matematika
(Tenaga Sukarela)
15. Angga Panca Sera, S.Ag Guru Pendidikan Agama Islam
(Tenaga Sukarela)
16. M. Sunarya, S.Pd Guru Sejarah
(Tenaga Sukarela)
17. Abdul Rasyid Harahap Guru Pendidikan Agama Islam
(Tenaga Sukarela)
18. Soni Budianto Guru Penjaskes
(Tenaga Sukarela)
19. Chairunisya, S.Pd Laboran Kimia
20. Usmawati, S.Pd Laboran Biologi
21. Siti Bararoh, S.Pd Laboran Fisika

Sumber : Dokumentasi SMA Negeri 1 Kota Jambi


Tabel 4 : Tenaga Administrasi Tidak Tidak Tetap (kontrak) SMA Negeri 1 Kota Jambi

No. Nama Jabatan/Tugas


1. Risma Rini Pelaksana Administrasi
2. Yulinda, S.St Petugas Perpustakaan
3. Eva Suci R. AM Kep UKS
4. Eri Irawan, S.Kom Kesiswaan
5. Muhammad Husni Kebersihan
3

6. Sayuti Kebersihan
7. Ahmad Rofai Kebersihan
8. Zainah Kebersihan
9. Novriyani Penyedian Air Minum
Sumber : Dokumentasi SMA Negeri 1 Kota Jambi
Tabel 5 : Keadaan Siswa SMA Negeri 1 Kota Jambi
REKAPITULASI JUMLAH SISWA SMA NEGERI 1 KOTA JAMBI TAHUN 2021

NO KELAS L P JUMLAH WALI

1 X MIPA 1 14 13 27 LM
2 X MIPA 2 16 20 36 SA
3 X MIPA 3 16 20 36 FD
4 X MIPA 4 16 20 36 WL
5 X MIPA 5 16 20 36 SW
6 X MIPA 6 16 20 36 SF
7 X MIPA 7 17 19 36 SH
JUMLAH KELAS X MIPA
111 132 243 7
8 X IPS 1 14 16 30 NR
9 X IPS 2 18 18 36 RK
10 X IPS 3 16 20 36 AL
JUMLAH KELAS X IPS 48 54 102 3
JUMLAH KELAS X 159 186 345 10
11 XI MIPA 1 15 21 36 NB
12 XI MIPA 2 14 22 36 NH
13 XI MIPA 3 19 17 36 NK
14 XI MIPA 4 17 19 36 MP
15 XI MIPA 5 17 19 36 SR
16 XI MIPA 6 17 20 37 DM
JUMLAH KELAS XI MIPA 99 118 217 6
17 XI IPS 1 13 23 36 BD
18 XI IPS 2 24 12 36 MM
19 XI IPS 3 22 14 36 SB
20 XI IPS 4 19 17 36 SL
JUMLAH KELAS XI IPS 78 66 144 4
JUMLAH KELAS XI 177 184 361 10
21 XII MIPA 1 14 22 36 RT
22 XII MIPA 2 11 22 33 YP
23 XII MIPA 3 15 17 32 CW
3

24 XII MIPA 4 10 22 32 SM
25 XII MIPA 5 13 19 32 DW
26 XII MIPA 6 15 17 32 EM
27 XII MIPA 7 12 17 29 EL
JUMLAH KELAS XII MIPA 90 136 226 7
28 XII IPS 1 16 22 38 YL
29 XII IPS 2 17 18 35 NT
30 XII IPS 3 17 15 32 EV
JUMLAH KELAS XII IPS 50 55 105 3
JUMLAH KELAS XII 140 191 331 10

JUMLAH TOTAL MIPA


300 386 686 20
JUMLAH TOTAL IPS
176 175 351 10
JUMLAH TOTAL SISWA 476 561 1037 30

Sumber : Dokumentasi SMA Negeri 1 Kota Jambi


6. Sarana Prasarana
Tabel 6 : Media Pendidikan

No. Nama Laboratorium Jumlah Fasilitas


1. Lab. Teknologi 30 Unit Komputer terkoneksi internet,
Informasi dan ruang ber AC, dan LCD Projector.
Komunikasi
2. Lab. Fisika Alat praktikum standar nasional,
LCD Projector, OHP, dan
komputer terkoneksi internet.
3. Lab. Kimia Alat praktikum standar nasional,
LCD Projector, OHP, dan
komputer terkoneksi internet.
4. Lab. Biologi Alat praktikum standar nasional,
LCD Projector, OHP, dan
komputer terkoneksi internet.
5. Lab. Bahasa 30 bilik Dilengkapi peralatan standar
nasional Lab. Bahasa.
3

6. Lab. Multimedia LCD Projector, TV 21”, Movie


Player, ruang ber-AC, dan
komputer terkoneksi internet
7. Perpustakaan 5 unit Berbagai buku fiksi dan non fiksi,
computer seperti buku teks pelajaran, buku
penunjang, novel, majalah, dan
lain-lain. Terkoneksi internet
8. Perpustakaan Digital 30 unit Komputer terkoneksi internet,
ruang ber-AC, LCD Projector dan
menerapkan teknologi Thin Client
9. Mushola Tempat wudhu, almari mukena,
mimbar, karpet, dan beberapa
aksesoris mushola lainnya.
10. Fasilitas Olahraga Lapangan Basket, Lapangan Voli
11. Unit Kesehatan Meja, tempat tidur, kasur, bantal,
Sekolah (UKS) selimut, almari, kipas angin,
perlengkapan P3K, dan berbagai
aksesoris lainnya.
12. Kantin Berbagai makanan ringan dan
minuman, serta menu sarapan dan
makan siang.
13. Akses HOTSPOT Terkoneksi internet.
(WIFI) seluruh
lingkungan sekolah

Sumber : Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Jambi


3

7. Ekstrakurikuler
Tabel 7 : Kegiatan Ekstrakurikuler yang dikembangkan di SMA Negeri 1 Kota Jambi

No. Bentuk Ekstrakurikuler Jadwal


1. Krida Kepramukaan Jum’at
Usaha Kesehatan Sekolah Jum’at
(UKS)
Pasukan Pengibar Bendera Jum’at
(PASKIBRA)
2. Karya Ilmiah Kegiatan Ilmiah Remaja Jum’at
(KIR)
Kompetisi Sains Nasional Jum’at
(KSN)
LCC 4 Pilar Jum’at
3. Latihan Olah bakat dan Olahraga :
Olah minat Basket Jum’at
Futsal Jum’at
Atletik Jum’at
Bulu Tangkis Jum’at
Olahminat :
Menyanyi Solo Jum’at
4. Keagamaan Raissa Jum’at
8. Beban Belajar SMA Negeri 1 Kota Jambi
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, s

a. Beban belajar satu minggu kelas X adalah 39 jam pelajaran ditambah


3 jam informatika dan 3 jam BK jadi 45 jam
b. Beban belajar satu minggu kelas XI dan XII adalah 44 jam pelajaran
ditambah 1 jam BK jadi 45 jam.
4

c. Beban belajar di Kelas X, XI dan XII dalam satu semester minimal


18 minggu
d. Beban belajar di Kelas X dan XI dalam semester ganjil minimal 18
minggu
e. Beban belajar di Kelas XII semester genap minimal 14 minggu
f. Tugas Terstruktur memiliki bebab 60 %

Sejak bulan Agustus 2016, mendikbud Muhadjir Effendy mewacanakan gagasan tentang Full Day Sc

Tabel 8 : Full Day School

No Kelas Jam Tambahan Jumlah Beban


Kurikulum Belajar
1 X 42 3 45

2 XI 44 1 45

3 XII 44 1 45

Sumber : Dokumentasi SMA Negeri 1 Kota Jambi

Tabel 9: Beban Belajar SMA Negeri 1 Kota Jambi TP 2020/2021

Keadaan Normal

1 Jam Tatap Jumlah


Satuan Kelas Minggu Waktu/
Muka Jam/
Pendidikan Efektif Minggu
(Menit) Minggu
45 x 45 = 2025
X MIPA 45 menit 45 jam 36 menit
SMAN 1 dan X IPS PT & KMTT(60%)
Kota Jambi 45 x 45 = 2025
XI MIPA 45 menit 45 jam 36 menit
dan XI IPS PT & KMTT(60%)
4

XII 45 x 45 = 2025
MIPA 45 menit 45 jam 36 menit
PT & KMTT(60%)
XII 45 x 45 = 2025
IPS 45 menit 45 jam 36 menit
PT & KMTT(60%)
Sumber : Dokumentasi SMA Negeri 1 Kota Jambi

Tabel 10: Beban Belajar SMA Negeri 1 Kota Jambi TP 2020/2021


Selama Masa Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19)

1 - Jam Jumlah
Satuan Kelas Pembelajaran Jam/ Minggu Waktu/
Pendidikan Daring Minggu Efektif Minggu
45 x 45 = 2025
X MIPA 45 menit 45 jam 36 menit
dan X IPS PT &
KMTT(60%)
45 x 45 = 2025
SMAN 1 XI MIPA 45 menit 45 jam 36 menit
Kota Jambi dan XI IPS PT &
KMTT(60%)
XII 45 x 45 = 2025
MIPA 45 jam 36 menit
45 menit
PT &
KMTT(60%)
XII 45 x 45 = 2025
IPS 45 jam 36 menit
45 menit
PT &
KMTT(60%)
Sumber : Dokumentasi SMA Negeri 1 Kota Jambi
4

9. Muatan Kurikulum Nasional SMA Negeri 1 Kota Jambi


Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Kota Jambi terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A, mata p
Tabel 11: Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Kota Jambi

MATA PELAJARAN KELAS DAN JAM PERMINGGU


N
X XI XII
O KOMPONEN MATA X XI XII
MI MI MI
PELAJARAN IPS IPS IPS
PA PA PA
Mata Pelajaran Kelompok A
(WAJIB)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
Pendidikan Pancasila dan
2 Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4 Matematika 4 4 4 4 4 4

5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2

Mata Pelajaran Kelompok B


(WAJIB)
7 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
8 Kesehatan 3 3 3 3 3 3
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2

Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan


Alam
10 Matematika 3 4 4
11 Biologi 3 4 4
4

12 Fisika 3 4 4
13 Kimia 3 4 4
Peminatan Ilmu Pengetahuan
Sosial
14 Geografi 3 4 4
15 Sejarah 3 4 4
16 Sosiologi 3 4 4
17 Ekonomi 3 4 4

Mata Pelajaran Pilihan dan


Pendalaman

18 Biologi 4

19 Geografi 3

20 Bhs. Jerman 4 4 4

21 Bhs. Perancis 4 4

22 Bhs. Inggris 3 3 4

23 Sosiologi 3 4 4

24 Ekonomi 4 4

25 Informatika 3 3

26 BK 3 3 1 1 1 1
JUMLAH JAM 45 45 45 45 45 45

Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 1 Kota Jambi


B. TEMUAN KHUSUS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi di Sekolah Menengah A
4

1. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kualitas


Membaca AlQur’an di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Jambi
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Kota Jambi ditemukan upaya guru Pendidikan
Agama Islam dalam meningkatkan kualitas membaca AlQur’an di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Kota Jambi. Dengan demikian peneliti menemukan
jawaban mengenai permasalahan tersebut sebagai berikut:
a. Pembiasaan Tadarus AlQuran
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, yaitu pembiasaan
siswa melakukan tadarus AlQur’an sebelum memulai pelajaran di kelas
secara bergiliran. Namun untuk siswa yang belajar via zoom di rumah
membaca AlQuran sendiri di rumah masing-masing. Setelah membaca
AlQuran, siswa list di grup Whatsaap kelas. Karena dengan keadaan covid
setiap kelas siswa dibagi shift, sebagian belajar di rumah dan sebagian lagi
siswa belajar di sekolah. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh guru
Pendidikan Agama Islam dalam pembiasaan baca AlQuran terhadap siswa
sebelum masuk pembelajaran. Kemudian penulis melakukan wawancara
kepada bapak Saimun Sugito, M.Pd.I, dalam pembiasaan tadarus AlQur’an
sebagai berikut :
“Upaya yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam
meningkatkan kualitas membaca AlQur’an siswa berdasarkan
pembiasaan baca AlQur’an secara tadarus dilakukan sebelum
masuk pembelajaran. Setiap siswa diwajibkan membaca AlQur’an
secara bergiliran. Bagi siswa yang sudah lancar baca AlQur’an,
membaca AlQur’an terlebih dahulu. Bagi siswa yang terbata-bata
baca AlQur’an, untuk mendengarkan dahulu. Ketika siswa
membaca saya menyimak dan sambil membetulkan mana yang
salah. Karna waktu terbatas, untuk siswa yang masih terbata-bata
membaca AlQur’an saya beri tugas untuk membaca dirumah salah
satu surah di juz 30 dan menghafalkannya. Bagi siswa yang belajar
dirumah, mereka membaca sendiri dan mengelist di grup kelas bagi
siswa yang sudah membaca AlQuran. Karena jadwal belajar
dikelas ini pakai shift sejak keadaan pandemi ini. Dan tugasnya
juga sama” (Sumber data: Wawancara, 25 Maret 2021)
4

Berdasarkan wawancara tersebut yang diutamakan dalam upaya


guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota
Jambi adalah pembiasaan membaca AlQur’an terhadap peserta didik
terutama yang memang belum bisa membaca AlQur’an. Agar siswa
mengalami perkembangan dalam kualitas membaca AlQur’an. Namun
dengan terbatasnya waktu menjadi kendala untuk belajar AlQur’an.
Berdasarkan observasi penulis mengamati bahwa siswa masih
banyak kesulitan dalam membaca AlQuran, sehingga siswa yang sudah
lancar membaca AlQuran membaca terlebih dahulu. Karna itu guru
Pendidikan agama Islam melakukan pembiasaan tadarus AlQuran agar
melatih siswa dalam membaca AlQuran yang baik dan benar serta
meningkatkan kualitas siswa dalam membaca AlQuran. (Observasi, 25
Maret 2021).
Bapak Saimun mengatakan :
“Setiap pertemuan sebelum mengakhiri pelajaran saya
membiasakan siswa untuk membaca surah-surah pendek serta
menghafalkannya, hal ini agar anak terbiasa dan terlatih. Dan saya
selalu memberitahu siswa bahwa pentingnya membaca AlQur’an
yang baik dan benar, yang makhrijul hurufnya benar, dan
tajwidnya. Ketika siswa dalam membaca AlQur’an berbeda-beda
keadaan, ada yang bagus, sangat bagus, ada juga sudah qori’, ada
yang hafal 30 juz, ada yang masih terbata-bata, ada juga yang
belum bisa membaca AlQur’an sama sekali. Kebanyakan dari
siswa kalau sekedar membaca AlQur’an sudah bisa, Cuma dalam
penyebutan huruf hijaiyah, hukum tajwid, kefasehan belum pas.”
(Wawancara, 25 Maret 2021)
Dalam observasi penulis mengamati ada beberapa siswa yang
terlihat kurang lancar dalam membaca AlQuran, terutama dalam
penyebutan huruf hijaiyah dan membedakan antara huruf-huruf hijaiyah,
serta penekanan tajwidnya belum pas. Keadaan siswa di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Kota Jambi dalam membaca AlQur’an mayoritas
bisa membaca namun sekedar membaca saja, dalam kefasehan, makhrijul
huruf, hukum tajwid masih kurang tepat. (Observasi, 25 Maret 2021)
Karena upaya gurulah siswa akan terbantu dari kesulitan-kesulitan
yang mereka hadapi asalkan ada timbal balik yang siswa berikan terhadap
4

guru, yaitu semangat yang tinggi dalam belajar AlQuran, menghilangkan


rasa malas dari diri mereka dan selalu bermotivasi untuk bisa, maka akan
ada jalan untuk mendapatkannya.
b. Menyediakan fasilitas dan kerja sama orang tua siswa
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, yaitu mengenai hal
yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam menyediakan
fasilitas dan kerja sama orang tua terhadap siswa. Penulis melakukan
wawancara kepada bapak Saimun Sugito, M.Pd.I sebagai berikut :
“Pembelajaran AlQur’an ini membutuhkan waktu yang lama.
Ketika belajar AlQur’an di kelas waktu terbatas, apalagi dengan
keadaan sekarang sedang masa covid jam belajar 1 jam pelajaran
hanya 20 menit. Karna pelajaran agama Islam 3 jam pelajaran, jadi
waktu belajar pelajaran Agama Islam Cuma 60 menit dan itu
sangat sebentar, belum lagi tuntutan di kurukulum yang lain. Maka
dari itu saya mengajak kerjasama dengan orangtua untuk
memanggil guru ngaji di rumah masing-masing siswa atau
orangtua siswa sendiri yang mengajarkan baca AlQur’an terhadap
anaknya. Upaya selanjunya, memberikan fasilitas kepada siswa
dengan menyediakan rumah tahfidz secara gratis yang
dilaksanakan setiap malam minggu dan diadakan MABIT.”
(Wawancara, 28 Maret 2021)
Keterangan guru Pendidikan Agama Islam dibenarkan oleh salah
satu siswa yaitu Lula Amanda, sebagai berikut:
“Ketika belajar untuk membaca AlQuran di kelas itu waktunya
tidak cukup, bisa di bilang sangat kurang semenjak pandemi covid
ini, jadi orang tua saya memangil guru ngaji untuk datang kerumah
mengajar ngaji saya dan saya bisa puas belajar AlQuran di rumah”.
(Wawancara, 28 Maret 2021).
Hal yang sama diungkapkan oleh siswa yang bernama Oddi yang
mengatakan bahwa:
“Benar bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1
disini menyediakan rumah tahfidz untuk siswa di SMA Negeri 1
secara gratis. Jadwal nya setiap malam minggu dan ada MABIT
juga. Alhamdulillah berkat saya belajar disana saya mulai lancar
membaca AlQuran.(Wawancara, 08 April, 2021).
Dengan terbatasnya waktu untuk belajar AlQur’an guru berupaya
bekerjasama kepada orangtua siswa untuk mendatangkan guru ngaji ke
rumah masing-masing dan guru menyediakan fasilitas berupa rumah
tahfidz
4

secara gratis. Agar memudahkan siswa dalam belajar AlQur’an terutama


untuk meningkatkan kualitas membaca AlQur’an siswa.
c. Upaya Melalui Kegiatan Penugasan Pembelajaran AlQur’an
1) Tugas Mandiri
Tugas mandiri diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam
setelah selesai pembahasan materi ayat AlQur’an. Guru memberikan
tugas kepada siswa membaca salah satu surah juz 30. Pertama guru
menerangkan, kemudian siswa disuruh lanjut dirumah latihan baca
AlQur’an dan dihafalkan serta ditulis di buku khusus menulis
AlQur’an. Penilaiannya dilakukan setelah satu minggu, pada
pertemuan minggu yang akan datang. Satu persatu siswa membaca
salah satu surah juz 30 yang telah ditugaskan guru Pendidikan Agama
Islam, setelah itu siswa setoran hafalan.
Sebagaimana wawancara peneliti kepada bapak Saimun
Sugito, M.Pd.I, sebagai berikut :
“Upaya selanjutnya untuk meningkatkan kualitas membaca
AlQur’an melalui penugasan-penugasan terutama untuk siswa yang
masih terbata-bata membaca AlQur’an. Saya memberikan tugas
kepada siswa untuk mingu depan membaca salah satu surah di juz
30, minimal membaca 3-4 ayat AlQur’an. Pertama saya
menerangkan dahulu, kemudian saya menyuruh siswa lanjut
dirumah latihan baca AlQur’an untuk persiapan minggu depan
serta menulis dibuku khusus menulis AlQur’an yang sudah dibaca
dan dihafal. Setiap minggu siswa harus mengumpulkan tugas
menulis surah kemudian setelah 1 minggu saat pelajaran agama
Islam, satu persatu siswa membaca kedepan, setelah selesai
membaca selanjutnya khusus yang hafalan dari surah An-Naba-Ad-
Dhuha, untuk surah An-Naba setoran hafalan 10 ayat.”.
(Wawancara, 08 April 2021).
Berdasarkan observasi penulis mengamati bahwa setiap selesai
belajar AlQuran, guru langsung memberikan tugas mandiri kepada
setiap siswa berupa membaca salah satu surah juz 30 yang dipilihkan
oleh guru Pendidikan Agama Islam, kemudian di tulis di buku tugas
serta menghafalkannya dan dikerjakan di rumah masing-masing siswa.
Setelah saat tugas dikumpulkan, siswa dipanggil satu persatu oleh
guru
4

untuk membaca surah yang telah dihafalkan dan mengumpulkan


tugasnya. (Observasi, 19 April 2021)
2) Tugas Kelompok
Tugas kelompok diberikan setelah selesai pembahasan materi,
khusus materi hukum-hukum bacaan AlQur’an atau materi tajwid
serta mengenai pembelajaran AlQur’an. Tugas yang diberikan guru
Pendidikan Agama Islam adalah untuk mengenali hukum-hukum
bacaan AlQur’an, makhrijul huruf dan tanda baca yang terdapat pada
ayat-ayat AlQur’an atau dalam surah pilihan juz 30.
Berdasarkan wawancara penulis kepada bapak Saimun Sugito,
M.Pd.I :
“Setelah selesai pembahasan materi pembelajaran AlQur’an, saya
membagikan kelompok belajar kepada siswa. Siswa yang sudah
pintar, lancar baca AlQur’an, paham hukum tajwid, makhrijul
huruf dan tanda baca mengajari yang belum pas baca AlQur’annya.
Sebelum saya berikan tugas kepada siswa, saya jelaskan di papan
tulis salah satu surah serta makhrijul hurufnya, tajwidnya baru
praktek yaitu mencari hukum tajwid dalam surah pilihan juz 30,
cara penyebutan huruf dan membaca AlQur’an dengan
tajwid.”(Wawancara, 19 April 2021).
Berdasarkan observasi penulis mengamati bahwa guru setelah
menjelaskan materi tentang tajwid dan makhrijul huruf kepada siswa,
guru memberikan tugas kepada siswa perkelompok berupa salah satu
ayat AlQuran dengan mencari hukum tajwidnya dan cara bacanya.
(Observasi, 19 April 2021).
d. Membangun Hubungan Dengan Peserta Didik
Membangun hubungan yang baik antara peserta didik dengan guru
menjadi keharusan disekolah agar terciptanya kenyamanan dalam belajar.
Selama peserta didik masih berada di lingkungan sekolah maka tanggung
jawab sepenuhnya adalah gurunya.
Penulis mengadakan wawancara dengan orangtua/wali siswa dalam
meningkatkan kualitas membaca AlQuran terhadap membangun hubungan
dengan peserta didik sebagai berikut:
4

“Untuk membangun hubungan dengan peserta didik dimulai dari


komunikasi yang baik antar guru dan siswanya, karena untuk
mempermudah proses pembelajaran yang dilakukan dan agar
memberikan kenyamanan kepada siswa dalam belajar. Dan
komunikasi antar guru dan siswa itu juga sangat penting, kalau
komunikasi itu terjalin dengan sebaiknya, maka masalah-masalah
apapun yang muncul siswa dapat mengatasi bersama gurunya
disekolah. Pengaruh sekolah dan guru terhadap siswa sangat
penting, apalagi bisa membuat siswa semangat belajar ke sekolah.”
(Wawancara, 22 April 2021)
Berdasarkan wawancara tersebut, upaya yang dilakukan
orangtua/wali siswa dalam meningkatkan kualitas membaca AlQuran
terhadap membangun hubungan dengan peserta didik yang paling utama
adalah komunikasi. Dalam dunia pendidikan komunikasi sangatlah
penting. Pembawaan komunikasi yang baik terhadap peserta didik akan
berpengaruh kepada peserta didik dalam memandang guru tersebut. Dalam
komunikasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kota Jambi guru pendidikan
agama Islam terhadap peserta didik cukup baik dan tidak ada jarak antara
peserta didik dan guru. Serta cara guru Pendidikan Agama Islam ketika
mengajar di kelas sangat menarik dan selalu memberi contoh teladan yang
baik.
Sebagaimana yang dikatakan siswa (Najwa Zafirah) yang telah
peneliti wawancara :
“Setiap pembelajaran AlQur’an, Ketika guru menjelaskan sangat
menarik, cara mengajarnya kreatif. Sehingga dalam belajar
membuat saya fokus, tidak ngantuk, mudah dipahami, menjadikan
saya semakin semangat dan senang belajar AlQur’an”.
(Wawancara, 19 April 2021)
2. Metode Pembelajaran AlQuran yang digunakan Guru Pendidikan
Agama Islam Dalam Meninkatkan Kualitas Membaca AlQuran di
SMA Negeri 1 Kota Jambi
Metode pembelajaran AlQuran adalah cara atau jalan yang harus
dilalui dalam proses belajar mengajar AlQuran dengan tujuan agar dapat
membaca dan mempelajari AlQur’an dengan baik dan benar serta lancar.
Banyak metode- metode AlQur’an yang digunakan dalam meningkatkan
membaca AlQur’an. Metode-metode tersebut diciptakan agar mudah dan cepat
dalam membaca AlQur’an (Zumrotul F ,2008,hlm:27-28). Adapun metode-
metode yang
5

digunakan guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kualitas


membaca AlQur’an di SMA Negeri 1 Kota Jambi sebagai berikut :
a. Metode Qiraati
Metode Qiraati adalah suatu model dalam belajar membaca
AlQur’an yang secara langsung (tanpa dieja) dan menggunakan atau
menerapkan pembiasaan membaca tartil sesuai dengan kaidah tajwid. Ada
dua hal yang mendasari dari definisi metode Qiraati, yaitu membaca
AlQur’an secara langsung dan pembiasaan dalam membaca tartil sesuai
dengan kaidah ilmu tajwid.
Membaca AlQuran secara langsung atau tanpa dieja, maksudnya
adalah huruf yang ditulis dalam bahasa Arab dibaca secara langsung tanpa
diuraikan cara melafalkannya. Pembelajaran membaca AlQuran dengan
menggunakan metode Qiraati ini pembelajaranya menggunakan kalimat
yang sederhana, sesuai dengan kebutuhan dan tingkat materi. Target utama
dari metode Qiraati peserta didik dapat secara langsung mempraktekan
bacaan-bacaan AlQuran secara bertajwid. Tujuan utama metode Qiraati
bukan semata-mata menjadikan para peserta didik bisa membaca AlQur’an
dengan cepat dan singkat melainkan untuk menjadikan para peserta didik
dapat membaca AlQur’an secara baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu
tajwid. Lamanya masa belajar tidak dapat ditentukan dan ditargetkan,
namun tergantung dari semangat, kemauan, dan kepatuhan peserta didik
kepada gurunya (Ahmad, 2019, hlm.2 ).
Metode yang dipakai guru Pendidikan Agama Islam dalam
meningkatkan kualitas membaca AlQuran pada siswa, dituturkan oleh
bapak Saimun sebagai berikut:
“Kegiatan membaca AlQuran dimulai sebelum memasuki
pelajaran. Siswa membaca satu persatu, namun siswa yang sudah
lancar untuk membaca terlih dahulu. Metode untuk meningkatkan
kualitas membaca AlQuran pada siswa melalui metode Qiraati,
namun diutamakan pada siswa yang sudah lancar membaca
AlQuran”. (Wawancara, 22 April 2021).
Dari hasil wawancara peneliti dengan bapak Saimun Sugito,
M.Pd.I bahwa metode yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam
dalam
5

meningkatkan kualitas membaca AlQuran dengan melalui metode Qiraati, namun metode ini khusus untuk
b. Metode Jibril
Metode Jibril yang digunakan sebagai metode pembelajaran AlQuran dilatarbelakangi perintah Allah SWT

‫َفِّإ َذا‬
َ
ٰ‫رأْن‬.‫َق‬
‫ََُه‬
‫َفٱَت‬
ِ‫ّب‬
‫رءاَنُه‬.ُ‫ّ ْع ق‬
Artinya: “Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah
bacaannya itu”. (QS. Al-Qiyamah: 18)
Berdasarkan ayat tersebut, maka intisari teknik dari metode Jibril
adalah talqin-taqlid (menirukan), yaitu peserta didik menirukan bacaan
gurunya. Dengan demikian metode Jibril bersifat teacher centris, dimana
posisi guru sebagai sumber belajar atau pusat informasi dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran metode Jibril tersebut selalu menitik
beratkan pada penerapan teori-teori ilmu tajwid secara baik dan benar.
Selain itu, cara Malaikat Jibril dalam membacakan ayat AlQuran
kepada Nabi Muhammad SAW adalah dengan tartil (berdasarkan tajwid
yang baik dan benar). Karena sebab itu, metode Jibril juga diilhami oleh
kewajiban membaca secara tartil (Zumrotul F,2008, hlm: 37 ).
Sebagaimana
firman Allah dalam surah Muzzammil ayat 4 :

¹ِ‫َوَرت‬ ِ‫رت‬.‫يِ ّه َ َت‬


ْ
‫عل‬
‫ّ ِّل ا ُْل ْق رآ َن‬ ‫َْ ّ ًي ل‬
5
‫ِّْزد‬ ‫أ‬ ‫ و‬Wْ´
Artinya : ”….Dan bacalah AlQuran itu dengan perlahan-lahan.”
(QS. Al-Muzzammil : 4).
Metode lain yang digunakan guru Pendidikan agama Islam di SMA
Negeri 1 Kota Jambi dalam upaya meningkatkan kualitas membaca
AlQuran pada siswa, Bapak Saimun mengatakan:
5

“Dalam pembelajaran AlQuran supaya lebih fokus, lebih terpakai


metode Jibril yaitu guru membaca baru murid mengikuti membaca.
Kenapa memakai metode Jibril, karena pengajaran AlQuran yang
diajarkan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
perkalimat-perkalimat kemudian ditirukan dan dibaca terus
menerus atau dibaca berulang-ulang. Metode Jibril ini juga
menekankan pada tajwid, jadi belajar AlQuran dengan metode
Jibril dapat 2 ilmu sekaligus, yakni dapat membaca AlQuran dan
paham ilmu tajwid:. ( Wawancara, 22 April 2021)
Dari wawancara tersebut metode yang dipakai dalam
meningkatkan kualitas membaca AlQuran selain metode Qira’ati adalah
metode Jibril. Metode Jibril lebih menekankan ilmu tajwid. Dengan belajar
metode Jibril, siswa akan mendapatkan dua ilmu sekaligus, yakni selain
dapat membaca AlQuran juga mampu memahami ilmu tajwid. Karena
antara AlQuran dan ilmu tajwid merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.
Teknik dasar metode Jibril bermula dengan membaca satu ayat
atau waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh peserta didik. Guru membaca satu-
dua ayat yang masing-masing ditirukan oleh semua peserta didik.
Begitulah seterusnya hingga peserta didik dapat menirukan bacaan
AlQuran guru sama persis. Dalam hal ini guru dituntut professional dan
memiliki kredibilitas yang mumpuni di bidang pembelajaran membaca
AlQuran dan bertajwid yang baik dan benar (Baharuddin,2013, hal.16 ).
Siswa terus dilatih pengucapan makhraj huruf dan sifat-sifatnya
yang benar. Siswa dikenalkan beberapa hukum dasar ilmu tajwid. Guru
membaca satu ayat AlQuran dengan benar lalu diikuti siswa membaca
AlQuran. Guru dalam membaca AlQuran sangat fasih dan bagus, baik dari
segi tajwid maupun makhrijul hurufnya.(Observasi, 22 April 2021)
Metode Jibril mempunyai karakteristik tersendiri dalam
penerapannya, yaitu dengan menggunakan dua tahap yaitu :
1) Tahap Tahqiq
Sebagian ulama ‘Ulumul Quran berpendapat bahwa at-tahqiq
adalah suatu keterangan mengenai pemberian hak pada masing-
masing huruf, baik berupa penyempurnaan mad (bacaan panjang),
5

pengucapan huruf hamzah secara benar, menyempurnakan harakat,


memerhatikan izdhar, tasydid, nun ghunnah, dan penguraian huruf.
Yang dimaksud penguraian huruf ialah mengeluarkan huruf yang
satu dengan huruf lainnya dengan memerhatikan bacaan saktah
(diam sejenak tanpa bernapas), membaca perlahan-lahan, pelan,
tenang (merasa senang), dan juga memerhatikan tata cara
penggunaan waqaf sehingga tidak lalai mendekati huruf yang lain,
tidak menyukunkan huruf yang berharakat, dan tidak pula
mengidghamkannya (Mahmud, 2021, hlm.64 ).
Tahap tahqiq adalah pembelajaran membaca AlQuran dengan
pelan dan mendasar. Tahap ini dimulai dengan pengenalan huruf
dan suara, hingga kata dan kalimat. Tahap ini memperdalam
artikulasi (pengucapan ) terhadap sebuah huruf dengan tepat dan
benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifat huruf (Baharuddin,
2013, hlm:32).
Berdasarkan observasi penulis mengamati guru menjelaskan
pembelajaran AlQuran dimulai dari pengenalan huruf-huruf hijaiyah
dan cara penyebutannya dengan tepat dan benar. Guru menjelaskan
dengan penuh semangat dan jelas, serta mudah dimengerti.
(Observasi, 22 April 2021)
2) Tahap Tartil
At-tartil merupakan bentuk cara membaca AlQuran yang baik
dan disunnahkan bagi para pelajar yang dilakukan secara hati-hati
dan pelan agar tidak lalai dan mengakibatkan tergelincir dalam
pengucapan sukun, harakat-harakat pada suatu huruf, pengucapan
huruf ra (‫ )ر‬yang diulang-ulang, dan mendegungkan huruf nun (‫)ن‬
yang berlebihan dalam bacaan ghunnah (Mahmud, 2021, hlm: 64).
Tahap tartil adalah pembelajaran membaca AlQuran dengan
durasi sedang dan bahkan cepat sesuai dengan irama lagu. Tahap ini
dimulai dengan pengenalan sebuah ayat AlQuran atau beberapa ayat
AlQuran yang dibacakan guru, lalu ditirukan oleh peserta didik
secara berulang-ulang. Disamping pendalaman artikulasi, dalam
5

tahap tartil juga diperkenalkan praktek hukum-hukum ilmu tajwid


seperti : bacaan mad, waqaf dan ibtida’, hukum nun mati dan
tanwin, hukum mim mati dan sebagainya (Baharuddin, 2013,
hlm:16).
c. Metode Iqro’
Prinsip pengajaran pada AlQuran dapat dilakukan dengan
bermacam-macam metode, diantaranya yaitu metode iqro’ ialah
mengajarkan AlQuran dengan cara yang mudah dan cepat serta benar dan
baik sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid, dan dilakukan dengan aktif,
praktis, dan sistematis (Syukron, 2015, hlm:10).
Metode iqro’ disusun oleh KH. As’ad Humam dari Kotagede
Jogjakarta dan dikembangkan oleh AMM (Angkatan Muda Masjid dan
Musholla). Metode iqro’ semakin berkembang dan menyebar merata di
Indonesia setelah munas ke IV DPP BKPMI di Yogyakarta yang
menjadikan TK Alquran dan metode iqro’ sebagai program utama di setiap
TPQ. Dan telah menetapkan TKA-TPA “AMM” Kotagede sebagai “Balai
Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengajaran Baca Tulis Alquran
Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran Nasional di Yogyakarta” (SK.
LPTQ No. 1 tahun 1991) (Mualif, 2013, hlm:7).
Metode iqro’ adalah sebuah metode pengajaran AlQuran dengan
menggunakan buku iqro’ yang terdiri dari 6 jilid dan dapat dipergunakan
untuk balita sampai manula. Di dalamnya santri bisa belajar tentang baca
tulis huruf hijaiyah, huruf hijaiyah bersambung, mengenal harakat tanda
baca dan ilmu tajwid (Yeni, 2017, hlm:7).
Metode iqro’ ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat bantu
atau media pembelajaran, karena ditekankan pada bacaannya (membaca
huruf AlQuran dengan baik dan benar). Bacaan langsung tanpa dieja.
Artinya diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar
siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual (Nur, 2017, hlm:33).
Ada 10 macam sifat-sifat buku iqro’ yakni :
1) Bacaan langsung
5

Di dalam metode iqro’ terdapat tulisan huruf hijaiyah dan


potongan ayat AlQuran yang harus dibaca secara langsung tanpa
mengeja.
2) CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
CBSA (cara belajar siswa aktif) adalah salah satu cara strategi
belajar mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa
seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah laku
secara lebih efektif dan efisien.
3) Prifat/ klasikal
Dalam pelaksanaan metode iqro’ dapat dengan cara prifat, yaitu
proses pembelajaran dan penyimakan satu demi satu. Tidak hanya
prifat, metode iqro’ juga dapat diajarkan dengan klasikal yakni
dengan proses pembelajaran dan penyimakan antara guru dengan
sekelompok siswa.
4) Modul
Buku iqro’ merupakan bahan ajar seorang guru dalam
mengajarkan cara membaca AlQuran.
5) Asistensi
Setiap siswa yang lebih tingggi pelajarannya diharap membantu
menyimak siswa lain.
6) Praktis
Penggunaan metode iqro’ tergolong praktis dari segi bentuk
buku yang terdiri dari 6 jilid, ekonomis maupun praktis dalam
konsep pengajarannya.
7) Sistematis
Pelaksanaan metode iqro’ sangat sistematis karena terdiri dari
enam jilid yang secara bertahap dari jilid 1 ke jilid 2, dari jilid 2 ke
jilid 3 dan seterusnya.
5

8) Variatif
Pelaksanaan metode iqro’ dilakukan secara variatif yaitu dapat
dilaksanakan melalui prifat maupun klasikal dan dapat dengan guru
maupun dengan tutor teman sebaya.
9) Komunikatif
Pelaksanaan metode iqro’ sangatlah komunikatif karena dalam
proses pembelajarannya setiap kata/huruf harus dibaca secara
benar, guru tidak boleh diam harus memberikan komentar, seperti
dengan kata-kata baik, betul, ya, benar dan sebagainya.
10) Fleksibel
Metode iqro’ ini dapat diajarkan untuk segala jenis tingkatan usia
baik tingkat usia dini maupun tingkat dewasa (Nur, 2017, hlm:35-
36).
Saat ini buku tentang iqro sudah sangat bervariasi namun
didalamnya materi yang diajarkan hampir sama, dalam buku tersebut ada
yang memakai istilah jilid 1-6, ada pula buku yang menggunakan istilah
pelajaran ke-1, ke-2: dan seterusnya sampai pelajaran ke-6 atau jilid 6
(Yeni, 2017, hlm:8).
Berdasarkan wawancara penulis dengan bapak Saimun Sugito,
M.Pd.I mengenai metode iqro’ dalam meningkat kualitas membaca
AlQuran sebagai berikut:
“Saat pembelajaran AlQuran di kelas metode yang saya gunakan
untuk siswa yang belum bisa baca AlQuran, saya menerapkan
metode Iqo’ karna siswa tersebut harus belajar dari dasar. Dan
metode iqro’ ini sangat cocok dan mudah untuk siswa yang belum
bisa baca AlQuran dan berdasarkan kaidah ilmu tajwid juga”.
(Wawancara, 22 April 2021)
3. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Guru Pendidikan Agama
Islam Dalam Meningkatkan Kualitas Membaca AlQuran di SMA
Negeri 1 Kota Jambi.
Dalam upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan
kualitas membaca AlQuran siswa tentunya tidak berjalan dengan mudah,
terdapat faktor-faktor pendukung dan penghambat. Faktor-faktor pendukung
di
5

SMA Negeri 1 Kota Jambi yang pertama berasal dari guru Pendidikan Agama
Islam yang sangat motivasi siswa dalam belajar AlQuran dan berlatar
belakang khusus Pendidikan Agama Islam serta memfasilitasi siswa dalam
belajar AlQuran yang memudahkan siswa untuk belajar AlQuran. Faktor
pendukung selanjutnya, bawaan masing-masing siswa itu sendiri, meskipun
masih ada siswa belum mampu membaca AlQuran dengan baik dan benar.
Sebagaimana yang dikatakan Bapak Saimun Sugito, M.Pd.I :
“Banyak siswa yang sudah mampu membaca AlQuran, namun
sekedar membaca saja, belum sesuai dengan kaidah tajwid. Dan ada juga
siswa yang masih belum bisa. Ketika belajar AlQuran saya lebih
memfokuskan ke siswa yang masih belum bisa. Bisa membaca AlQuran
dengan lancar maupun kurang lancar membaca AlQuran tergantung
bawaan masing-masing siswa itu sendiri. Siswa yang sudah bagus
bacaanya, membaca dengan tepat sesuai makhraj dan kaidah tajwid
dikarenakan siswa tersebut ya aktif di TPA/TPQ di lingkungannya. Iya,
Alhamdulillah, jadi siswa yang sudah tepat membaca bisa bantu temannya
yang belum bisa membaca”. (Wawancara, 24 April 2021)
Bapak Saimun menuturkan lagi :
“Ada diantara siswa yang saya ajarkan membaca AlQurannya luar
biasa karena memang bawaan dari siswa tersebut sebelum masuk di
sekolah ini dan sudah terlatih, ada yang sudah hafal 30 juz, ada yang sudah
hafal 10 juz dengan membaca makhraj hurufnya pas, tajwidnya pas. Ada
siswa bahkan disini ada juga yang belum bisa membaca AlQuran sama
sekali untuk mengenal huruf, makhraj huruf pun belum pas”. (Wawancara,
24 April 2021).
Dari hasil wawancara tersebut terlihat bahwa faktor pendukung upaya
guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kualitas membaca
AlQuran siswa tidak hanya berasal dari siswa itu sendiri, namun ada kaitannya
dengan TPA/TPQ.
Masih terkait dengan faktor yang mendukung upaya guru Pendidikan
Agama Islam di SMA Negeri 1 Kota Jambi dalam meningkatkan kualitas
membaca AlQuran siswa, diantaranya dengan adanya sarana dan
pemanfaatannya yang ada di sekolah. Sebagaimana yang dijelaskan bapak
Saimun :
“Setiap hal-hal yang berkaitan dengan kegamaan dilaksanakan di
masjid, termasuklah membaca AlQuran siswa. Sebelum covid, siswa
belajar di masjid setiap materi AlQuran ataupun praktek sholat. Karena
keadaan sekarang sedang pandemi jadi hanya di kelas. Kemudian faktor
pendukung
5

lain melalui alat-alat elektronik, seperti CD Murottal agar melatih


kefasehan siswa dalam membaca AlQuran. Selanjutnya media
pembelajaran berupa gambar huruf hijaiyah melalui PPT agar siswa tau
membedakan antara huruf-huruf hijaiyah.” (Wawancara, 24 April 2021).
Selain beberapa faktor pendukung ada juga faktor penghambat. Seperti
yang dijelaskan bapak Saimun :
“Faktor penghambat yang pertama berasal dari siswa itu sendiri.
Minat siswa untuk membaca AlQuran masih sangat kurang. Siswa kurang
serius dalam pembelajaran AlQuran, masih main-main ketika belajar.
Yang kedua faktor dari orang tuanya. Kemampuan anak untuk bisa
membaca AlQuran kurang didukung oleh orangtua dan mereka lebih
mengutamakan kegiatan diluar agama.. Karena baca AlQuran siswa itu
tergantung dari lingkungan keluarga. Kalau orangtuanya serius sejak dini,
maka anaknya akan bisa membaca AlQuran dengan baik tapi tidak semua
begitu. Ada orangtuanya yang cuek terhadap pelajaran AlQuran untuk
anaknya dirumah. Ketika sampai di sekolah kurang bisa membaca
AlQuran, sementara teman lain bisa membaca AlQuran. Kemudian faktor
penghambat yang ketiga karena waktu yang kurang, dengan keadaan
pandemi sekarang waktu belajar terbatas dan siswa hanya hafalan-hafalan
Juz 30.” (Wawancara, 24 April 2021)
Berdasarkan wawancara tersebut faktor penghambat upaya guru
Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kualitas membaca AlQuran
siswa ada 3 faktor. Yang pertama masih kurangnya minat siswa. Yang kedua,
kurangnya dukungan dari orangtua terhadap anaknya terutama dalam
pembelajaran AlQuran. Yang ketiga terbatasnya waktu untuk pelajaran agama
terutama materi pada AlQuran.
Berdasarkan observasi penulis mengamati bahwa ketika belajar
membaca AlQuran sebagian siswa kurang serius, kurang semangat, tidak
memperhatikan ketika guru menjelaskan dengan baik, Ketika diberi tugas
sebagian siswa tidak mengerjakan. Minat siswa dalam belajar AlQuran masih
kurang. (observasi, 28 April 2021).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Upaya yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam


meningkatkan kualitas membaca AlQuran di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Kota Jambi dilakukan melalui pembiasaan tadarus AlQuran,
menyediakan fasilitas dan kerja sama orangtua siswa, kegiatan penugasan
(tugas mandiri dan tugas kelompok), dan membangun hubungan dengan
peserta didik.
Metode yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam dalam
meningkatkan kualitas membaca AlQuran di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Kota Jambi adalah dengan menggunakan bebagai metode,
diantaranya : metode iqro’, metode qira’ati, dan metode Jibril.
Faktor pendukung dan penghambat guru Pendidikan Agama Islam
dalam meningkatkan kualitas membaca AlQuran di Sekolah Menengah
Atas Negeri 1 Kota Jambi, diantaranya : faktor pendukung, yaitu berasal
dari guru Pendidikan Agama Islam yang sangat motivasi siswa dalam
belajar AlQuran dan berlatar belakang khusus Pendidikan Agama Islam
serta memfasilitasi siswa dalam belajar AlQuran yang memudahkan siswa
untuk belajar AlQuran. Berasal bawaan masing-masing siswa, tersedianya
sarana yang mendukung, serta fasilitas berupa rumah tahfidz Quran yang
telah disediakan. Sedangkan faktor penghambatnya, yaitu masih
kurangnya minat siswa dalam pembelajaran AlQuran, kurangnya
dukungan orangtua terhadap anaknya, dan terbatasnya waktu.
B. Saran
1. Kepala sekolah diharapkan agar selalu memotivasi siswa serta
meningkatkan minat siswa untuk bisa lebih semangat dan dekat dengan
AlQuran dan selalu mengadakan sosialisasi terhadap semua pihak yang
bisa memberikan dukungan terhadap kualitas membaca AlQuran siswa
dan kegiatan keagamaan lainnya.

59
60

2. Guru Pendidikan Agama Islam diharapkan lebih cermat dalam


memilih dan menggunakan metode yang cocok dan tepat dalam
menyampaikan materi pembelajaran terutama pada pembelajaran
AlQuran. Serta menanamkan pada siswa bahwa membaca AlQuran itu
mudah dan cinta terhadap AlQuran.
3. Siswa diharapkan lebih aktif dan produktif dalam mengikuti proses
pembelajaran terutama pembelajaran AlQuran dan membiasakan untuk
senantiasa membaca AlQuran.
4. Orang Tua agar lebih memperhatikan dan peduli terhadap anak serta
mendampinginya untuk senantiasa lebih dekat dengan AlQuran. Orang
tua sangat berperan penting dalam mendidik anak untuk bisa lebih
dekat dengan AlQuran.
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, K., & Ahmad, M. (2019). Metode Penelitian Kualitatif. Semarang:
Lembaga Pendidikan Sukarno Pressindo (LPSP).
Abdullah, Mahmud. (2021). Metode Membaca, Menghafal, dan Menajwidkan al
Qur’an al-Karim. Yogyakarta: Laksana.
Abidin, Zainal. (1992). Seluk-Beluk AlQuran. Jakarta: Rineka Cipta.
Alif Rohmah NM. (2016). Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Menciptakan Budaya Baca AlQuran Siswa SMA Islam Kepanjan Malang
(Skripsi, UIN Malang).
Ahmad, R. (2018). Analisis Data Kualitatif. Jurnal Alhadharan, 33(17).
Ahmad, Sakrani. (2019). Implementasi Metode Iqro’ Dalam Pembelajaran
Membaca AlQuran di TPQ Dusun Wonggek Desa Suntalangu. Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 1(1)
Baharuddin. (2012). Metode Pembelajaran Ilmu Tajwid Dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Alquran Santri Pondok Pesantren Tahfizh Alquran
Al-Imam ‘Ashim (Tesis Magister, Pascasarjana Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar). Diakses dari http://repositori.uin-alaudin.ac.id.
Basyir Chairul, Tedi. (2013). Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Meningkatkan Kemampuan membaca AlQuran di SMP 08 Muhammadiyah
Yogyakarta (Skripsi, UIN Sunan Kalijaga).
Fitriah, Zumrotul. (2008). Metode Jibril Sebuah Alternatif Sistem Pembelajaran
Baca tulis Alquran di Pesantren Ilmu Alquran Singosari Malang
(Skripsi.Universitas Islam Negeri Malang).
Hardani, dkk. (2020). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta:
Pustaka Ilmu.
Mualif, Ach. (2013). Penerapan Metode Iqro’ Dalam Pembelajaran Membaca
Alquran di Taman Pendidikan Alquran (TPQ) Isyroqiyah Desa
Karanggedang Kecamatan Buka Teja Kabupaten Purbalingga (Skripsi,
STAIN Purwokerto).
Nugrahani, Farida. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta Gulo. Metode
Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Nursapiah, H. (2020). Penelitian Kualitatif. Medan: Wal Ashri Publishing.
Nugroho, Wahyu. (2019). Pengaruh Layanan Mediasi Terhadap Perilaku
Bullying
Pada Siswa Kelas IX SMP Negei 2 Gondangrejo. Jurnal Medi Kons, 5(2).
Nining, I. P. (2017). Penggunaan Media Video Call Dalam Teknologi Komunikasi
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, 2(1).
Prasanti, Ditha. (2008). Penggunaan Media Komunikasi Bagi Remaja Perempuan
Dalam Pencarian Informasi Kesehatan (Studi Kualitatif tentang Media
Komunikasi bagi Remaja Perempuan dalam Pencarian Informasi
Kesehatan). Jurnal Lontar, 1(6).
Raihan. (2017). Metodologi Penelitian. Jakarta: Universitas Islam Jakarta.
Rahmawati, Yeni. (2017). Penerapan Metode Iqro’ Dalam Pembelajaran
Membaca Alquran di TPQ Al Husaini Rijasari Kecamatan Purwokerto
Barat Kabupaten Banyumas (Skripsi, IAIN Purwokerto).
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Samsu. (2017). Metode Penelitian (Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, Mixed Method, serta Research & Deveploment). Jambi: Pusaka.
Sandu, S., & Ali, S. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi
Media Publishing.
Salim & Syahrum. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Cita
Pustaka Media.
Suyoto, S., & Sidik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
Sulistiani, Ida. (2011). “Upaya Guru PAI Dalam Meningkatkan
KemampuanMembaca Alqur’an Siswa Kelas V Dan VI Di SD Negeri 2
Bangsa Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas”. Skripsi. FPAI,
Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Purwokerto, Purwoketo.
Syukron, Moh. (2015). Implementasi Metode Iqro’ Terhadap Peningkatan
Kemampuan Membaca Alquran Santri Usia 12-15 tahun di Pondok
Pesantren Al-Anwariyah Desa Tegal Gubuglor Kecamatan Arja Winangun
Kabupaten Cirebon Tahun Ajaran 2015 (Skripsi, IAIN Syekh Nurjati Cirebon).
Trisnawati, Nur. (2017). Implementasi Membaca Alquran dengan Metode Iqro’ di Raudatul Athfal
Yasir, M., & Ade, J. (2016). “Studi Al-Qur’an”. Pekan Baru: Asa Riau.
Yusuf, Muri A. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Jakarta:
DATA RESPONDEN
No. Nama Keterangan

1. Suwanto, S.Pd Waka Kurikulum

2. Saimun Sugito, M.Pd.I Guru PAI

DATA INFORMAN

No. Nama Keterangan


1. Dra. Hj Nirmala, M.Pd Wali Kelas X IPS 1
2. Riska Dwiana, S.Pd, M.Pd Wali Kelas X IPS 2
3. Aldi, S.Ag, M.Si Wali Kelas X IPS 3
4. Najwa Zafira Siswa
5. Lila Amanda Siswa
6. Yuwan Wildan MS Siswa
7. Yurma Syaftiani Siswa
8. Oddi Anggara Putra Siswa
9. Fira Novitar Siswa
10. Aditya Saputra Siswa
11. Dea Ananda Siswa
12. Sariya Rahmi Siswa
13. Muhammad Al-Farisy Siswa
14. Inayah Aqilah Alifa Siswa
15. Restu Rahayu Siswa
Jadwal Penelitian

Tahun 2020/2021

Bulan Ke:
No. Kegiatan
November Desember Maret November Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan Judul √

2. Menyusun Proposal √
Skripsi

3. Pengajuan Dosen √
Pemimbing

4. Bimbingan Proposal √
Skripsi

5. Seminar Proposal √

6. Perbaikan Proposal √

7. Izin atau Perintah √


Riset

8. Pelaksanaan Riset √

9. Penulisan Skripsi √

10. Bimbingan Skripsi √

11. Ujian Munaqasah

j
Instrument Pengumpulan Data
Judul : Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kualitas
Membaca AlQuran Di SMA Negeri 1 Kota Jambi
A. Observasi
1. Mengamati metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas
membaca AlQuran siswa di SMA Negeri 1 Kota Jambi.
2. Mengamati upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan
kualitas membaca AlQuran siswa di SMA Negeri 1 Kota Jambi.
3. Mengamati sistem pendidikan di SMA Negeri 1 Kota Jambi.
4. Memahami cara-cara yang digunakan untuk meningkatkan kualitas
membaca AlQuran siswa di SMA Negeri 1 Kota Jambi.
5. Memperhatikan apa saja faktor-faktor yang dihadapi guru Pendidikan
Agama Islam di SMA Negeri 1 Kota Jambi.
B. Wawancara
1. Waka Kurikulum
a) Apa pandangan bapak sebagai Kepala Sekolah dalam pembelajaran
membaca AlQuran pada siswa di SMA Negeri 1 Kota Jambi ?
b) Bagaimana upaya sekolah dalam meningkatkan kualitas membaca
AlQuran di SMA Negeri 1 Kota Jambi ?
c) Apakah ada kendala yang dialami sekolah dalam meningkatkan
kualitas membaca AlQuran pada siswa disekolah ?
d) Apa saja faktor pendukung untuk pengembangan bakat siswa dalam
bidang keagamaan di SMA Negeri 1 Kota Jambi ?
e) Bagaimana kegiatan Extra Keagamaan yang ada di SMA Negeri 1
Kota Jambi ?
2. Guru Pendidikan Agama Islam
a) Bagaimana pembelajaran membaca AlQuran di SMA Negeri 1 ?
b) Bagaimana upaya guru PAI dalam meningkatkan kualitas membaca
AlQuran di SMA Negeri 1 ?
c) Apakah ada solusi tersendiri dari bapak untuk meningkatkan kualitas
membaca AlQuran pada siswa ?
Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran AlQuran (dalam meningkatkan kualitas m
Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat guru PAI dalam meningkatkan kualitas m
Apa saja permasalahan yang sering dihadapi dalam pembelajaran PAI terutama pembelajaran A
Bagamana upaya bapak dalam menghadapi permasalahan tersebut ?
Bagaimana hasil capaian baca tulis AlQuran pada siswa ?
Siswa
Bagaimana menurut saudara mengenai pelajaran Alquran ?
BagaimanacaraguruPAIsaudaraketikamengajardalam pembelajaran AlQuran ?
Kesulitan apa saja yang saudara hadapi ketika belajar AlQuran ?
Bagaimana keadaan lingkungan sekitar saudara ?
Dalam sehari berapa kali saudara membaca Alquran ?
Menurut saudara apa kekurangan bapak guru PAI ketika mengajar pembelajaran AlQuran ?
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai