SKRIPSI
OLEH:
RIF’AT HAWAARI MUHAMMAD
NPM. 21701011031
SKRIPSI
Oleh:
Rif’at Hawaari Muhammad
NPM. 21701011031
ii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Malang,.................................
Pembimbing 1,
Malang,..................................
Pembimbing 2,
iii
PENGESAHAN
Dewan Penguji,
Ketua, Sekretaris,
.
Penguji Utama,
Mengetahui, Mengesahkan,
Ketua Prodi PAI Dekan Fakultas Agama Islam
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi/falsifikasi/fabrikasi baik sebagian atau
seluruhnya.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktkikan bahwa skripsi ini hasil
plagiasi/falsifikasi/fabrikasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
v
ABSTRAK
Muhammad, Rif’at Hawaari. 2021. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Pembentukan Sikap Disiplin Siswa (Studi Kasus di Sekolah Menengah
Pertama Wahid Hasyim Malang). Skripsi, Program Studi Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Malang.
Pembimbing 1: Dra. Hj. Chalimatus Sa’dijah, M.PdI. Pembimbing 2: Dr.
Zuhkhriyan Zakaria, M.Pd
Peran guru dimasa sekarang telah mengalami perubahan yang cukup signifikan.
Selain mengajar guru juga dituntut untuk membentuk sikap siswa. Guru PAI memiliki
tugas yang cukup berat, selain memberikan pendalaman ilmu agama Islam kepada para
siswa, guru PAI juga dituntut untuk membentuk sikap siswa agar menjadi lebih baik.
Tentu ini menjadi tugas berat guru pendidikan agama islam, sebab dalam membentuk
sikap siswa agar sesuai dengan yang diharapkan butuh usaha dan perjuangan yang cukup
besar. Jika dilihat dari kondisi saat ini sikap siswa cenderung mengalami banyak
perubahan terutama dalam kedisiplinan mereka. Mereka sering tidak mengikuti kegiatan,
tidak absen, dan hal-hal buruk lainnya yang berkaitan dengan kedisiplinan mereka.
Dengan demikian dibutuhkan peran guru PAI dalam memperbaiki ataupun membentuk
sikap disiplin siswa.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan usaha guru PAI
dalam membentuk sikap disiplin siswa di SMP Wahid Hasyim Malang, mendeskripsikan
implementasi pembentukan sikap disiplin siswa di SMP Wahid Hasyim Malang dan
mendeskripsikan efektifitas pembentukan sikap disiplin siswa di SMP Wahid Hayim
Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis
pendekatan studi kasus. Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode
observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan dalam pengecelan keabsahan data
dengan cara perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi sumber dan
triangulasi teknik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha guru dalam membentuk sikap
disiplin siswa berupa pembiasaan kegiatan positif, pemberian keteladanan, membentuk
kesadaran siswa, mendoakan dan mengingatkan siswa, dan memberikan hukuman.
Pembentukan sikap disiplin ini diimplementasikan dalam bentuk sistem blended (online
dan offline) dengan tujuan memudahkan guru dalam pembinaan sikap siswa dan
diimplementasikan dalam bentuk kerjasama dengan berbagai pihak utamanya orang tua
dengan menjaga komunikasi intens dengan mereka. Efektfitas pembentukan sikap disiplin
di SMP Wahid Hasyim dapat dikatakann kurang efektif dikarenakan berbagai faktor
seperti orang tua yang tidak informatif, adanya pandemi, dan kondisi sunber daya
manusia yang berbeda.
Sebagai saran adalah tetap menjalankan tugas dan perannya saat ini yaitu sebagai
motivator, pembimbing, dan pemberi teladan. Guru senantiasa meningkatkan kemampuan
mereka sehingga mampu menghasilkan inovasi baru yang dapat berguna di masa
sekarang dan masa depan.
vi
MOTTO
vii
PERSEMBAHAN
Kedua orang tua tercinta, ayah M. Shofan Jauhari dan Ibu Laelatul Isro’wiyah
yang selalu memberikan doa, dukungan moral maupun materi dan semangat pada
penulis.
Adik tercinta dan seluruh keluarga besar bani Zainal Affandi dan bani Masyhuri
yang selalu memberikan doa dan dukungan yang baik.
Teman-teman saya Eko, Didit dan Ahsan dan teman-teman lainnya yang telah
banyak memberikan saran, doa dan semangat dalam menyelesaikan skripsi.
viii
KATA PENGANTAR
skripsi ini dengan judul “Peran Guru PAI Dalam Pembentukan Sikap Disiplin
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam
yang terang benderang dengan agama Islam, dan yang selalu kita nantikan
Islam Malang sebagai wujud serta partisipasi penulis dalam mengembangkan dan
kuliah.
membantu penulisan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Kedua Orang tua tercinta ayah M. Shofan Jauhari dan ibu Laelatul
motivasi.
2. Seluruh keluarga besar bani Zainal dan bani Masyhuri yang selalu
Malang.
ix
4. Bapak Drs. Anwar Sa’dullah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Agama
7. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Islam Malang yang telah memberikan
8. Kepala Sekolah SMP Wahid Hasyim Malang dan jajarannya yang telah
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna.
Begitu juga penulisan skripsi ini, yang tidak luput dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis sangat
skripsi ini.
orang yang membantu penulisan skripsi ini. Dan semoga skripsi ini dapat
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING............................................................iii
PENGESAHAN......................................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..................................................................v
ABSTRAK..............................................................................................................vi
MOTTO.................................................................................................................vii
PERSEMBAHAN.................................................................................................viii
KATA PENGANTAR............................................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Konteks Penelitian........................................................................................1
B. Fokus Penelitian............................................................................................6
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian........................................................................................6
E. Definisi Operasional.....................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................9
A. Peran Guru PAI.............................................................................................9
B. Sikap............................................................................................................21
C. Disiplin........................................................................................................25
D. Kedisiplinan Siswa......................................................................................30
E. Kajian Pustaka.............................................................................................33
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................35
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................................35
B. Kehadiran Peneliti.......................................................................................36
C. Lokasi Penelitian.........................................................................................37
D. Sumber Data................................................................................................38
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................38
F. Teknik Analisis Data...................................................................................41
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN..............................46
A. Latar Belakang Objek Penelitian................................................................46
B. Paparan Data dan Temuan Penelitian.........................................................50
xi
BAB V PEMBAHASAN.......................................................................................66
A. Usaha Guru PAI Dalam Pembentukan Sikap Disiplin Siswa.....................66
B. Implementasi Pembentukan Sikap Disiplin Siswa.....................................71
C. Efektifitas Pembentukan Sikap Disiplin Siswa...........................................73
BAB VI PENUTUP...............................................................................................77
A. Kesimpulan.................................................................................................77
B. Saran............................................................................................................78
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................79
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................83
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
tujuan pendidikan adalah guru. Sebagai salah satu faktor penting, guru
pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai
peraturan perundang-undangan.
Tetapi guru juga berperan penting dalam membentuk karakter siswa. Hal ini
belajar. Chontesa, Hanief, & Hasan (2019: 62) mengemukakan bahwa peran
guru selain sebagai pengajar, guru juga berperan sebagai pelatih, guru sebagai
1
2
pemimpin, guru sebagai panutan, guru sebagai partisipan, dan guru sebagai
pengarang.
telaah ditetapkan. Sikap disiplin bisa timbul dari dalam diri seseorang setelah
disiplin, tidak mungkin seseorang akan berhasil merah kesuksesan. Hal ini
seperti membolos, telat masuk kelas, dan lain-lain (Sugiarto, Suyati &
Diantaranya adalah faktor diri mereka sendiri yang memang malas untuk
3
melakukan sesuatu secara tepat waktu, orang tua, dan lingkungan pergaulan
meter, bekerja dari rumah dan belajar di rumah yang diwajibkan pemerintah
kasus covid-19. Kesehatan siswa, guru dan orang tua menjadi pertimbangan
Secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka Pencegahan Penyebaran
(daring) atau jarak jauh, ujian sekolah dan terkait PPDB (Penerimaan Peserta
berusaha untuk memadukan IPTEK dan IMTAQ. SMP Wahid Hasyim juga
guru di sekolah. guru tidak lagi mengawasi secara penuh terhadap siswa-
siswanya dalam setiap kegiatan. Hal ini tentu sedikit menyulitkan guru dalam
dalam menilai siswa. Secara umum hal yang paling mudah untuk diamati dari
sendiri masih banyak diteukan siswa yang kurang disiplin dalam mengikuti
pembelajaran daring. Dalam hal ini adalah banyak siswa yang tidak
mengikuti pembelajaran daring yang dilakukan oleh guru melalui Zoom atau
instruksi yang diberikan oleh guru saat kegiatan pembelajaran daring, tidak
waktu yang telah ditentukan oleh guru. Hal ini didukung dengan data
wawancara awal dengan guru PAI di SMP Wahid Hasyim yaitu ibu
“Selama kegiatan pembelajaran ini, banyak sekali ditemui dari para siswa
yang kurang mengikuti instruksi yang diberikan, ketika waktunya
mengumpulkan tugas juga banyak yang telambat, tidak mengikuti kelas
dan lain-lain.” (wawancara awal, 23 Desember 2020).
ditemui siswa yang terlaPmbat, tidak absen, dan bahkan tidak mengikuti kelas
yang telah dijadwalkan. Hal ini menjadi catatan tersendiri mengenai kondisi
sikap disiplin. Dalam kerjasama dengan orang tua, guru harus menjalin
agama Islam dimasa sekarang dituntut untuk lebih kreatif. Dalam tugasnya
B. Fokus Penelitian
Hasyim Malang ?
Hasyim Malang ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang akan penulis capai adalah sebagai berikut:
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
referensi bagi peneliti lain yang meneliti konsep tentang tema yang
sama.
2. Manfaat Praktis
E. Definisi Operasional
1. Usaha
badan untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai, dan
ilmu-ilmu al-Qur’an dan Hadits, akidah akhlak, syariah (fiqh), dan sejarah
8
3. Disiplin
Disiplin merupakan sikap untuk patuh dan tertib yang muncul dari
dorongan dan komitmen yang kuat dari dalam diri untuk patuh terhadap
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Peran
Teori peran adalah sebuah teori yang digunakan dalam ilmu sosiologi,
orientasi maupun disiplin ilmu. Teori peran membahas tentang istilah “peran”
yang biasa digunakan dalam dunia teater, dimana aktor dalam teater harus
bermain dengan menjadi tokoh tertentu dan dalam posisi sebagai tokoh yang
Peran juga diartikan pada karakterisasi yang dipakai oleh seorang aktor
dalam sebuah pentas drama, dalam konteks sosial peran berarti fungsi yang
dibawa seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam struktur sosial. Peran
seorang aktor adalah batasan yang disusun oleh aktor lain, yang kebetulan
menduduki posisi yang sama dalam suatu pertunjukan (Suhardono, 1994: 3).
9
10
tersebut, setiap orang tetap bertindak berdasarkan status tersebut tapi tindakan
yang dilakukan setiap orang berbeda. Hal ini menyebabkan peran yang
tingkah laku seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam status sosial
masyarakat, dalam hal ini seseorang yang menduduki status sosial tertentu
2. Jenis Peran
a Peran Aktif
b Peran Partisipatif
c Peran Pasif
Peran pasif adalah peran atau keadaan yang tida dipakai oleh
mendidik, guru juga dikatakan sebagai mu’allim, yang berarti orang yang
mengajarkan ilmunya dan dapat dikatakan juga sebagai muaddib, yaitu orang
Nasional, 2005). Dari pengertian ini timbul kesan bahwa guru merupakan
Guru adalah pribadi yang selalu digugu dan ditiru oleh peserta didik, oleh
karena itu menjadi guru bukanlah tugas yang mudah untuk dilakukan. Untuk
menjadi guru memerlukan kehalian khusus dan tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang diluar lingkup pendidikan. Kata guru sendiri tidak asing lagi
ditelinga kita, kataa guru memiliki banyak sinonim seperti: pendidik, pelatih,
“Agama Islam” bukan pendidikan agama Islam karena yang diajarkan adalah
oleh pendidik berupa bimbingan dan mengasuh anak didik agar nantinya
2006: 6).
tokoh diatas, maka dapat disimpulkan bahwa guru PAI adalah pendidik yang
menyeluruh agar nantinya terbentuk sikap yang sesuai dengan ajaran Islam.
13
89-90) meliputi tiga aspek, yakni aspek iman, ilmu dan amal yang pada
dasarnya berisi:
terhadap agama yang nantinya akan melahirkan rasa cinta pada agama
menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah Swt dan taat pada perintah
Swt.
pada Allah Swt, umat manusia dan alam sekitar serta menjadikan agama
a Tugas Guru
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun
diluar dinas yang berbentuk pengabdian. Secara umum tugas guru dapat
14
pengetahuan, tingkah laku dan sikap; (5) Guru adalah pembimbing yang
diperolehnya.
diberikan. Satu hal yang penting adalah guru selalu dianggap pintar oleh
15
siswanya. Oleh karena itu guru perlu persiapan matang agar materi dapat
pendidik guru tidak hanya sebagai pengajar dalam kelas saja, tetapi juga
mengajar dengan baik agar nilai ujian nasional baik, membimbing siswa
maka sekolah yang memiliki kualitas yang baik akan laku dan dapat
bersaing di pasar. Ketika kualitas sekolah itu terus menanjak maka akan
membuat calon wali murid tertarik kepada sekolah tersebut. Maka dapat
dipastikan bahwa sekolah tersebut dimasa depan akan menjadi baik jika
wali murid sudah tertarik. Dengan demikian, tugas guru sebagai pejuang
hanya memberi bekal ilmu pengetahuan saja kepada siswanya, tetapi juga
Tugas guru memang tidak sesempit yang selama ini kita pahami,
karena tugas guru sebenarnya tidak dibatasi oleh dinding tembok kelas
b Peran Guru
Peranan guru dizaman sekarang bukan hanya sebagai pengajar saja,
1) Sebagai Edukator
utama. Peran ini tidak bisa dihindarkan dan tidak bisa diganti dengan
profesi lain.
anak didik agar menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi manusia
17
pelajaran dengan baik. Hal ini menetukan baik dan buruknya seorang
seorang guru.
2) Sebagai Motivator
dan senang dalm belajar. Guru harus membawa impian anak ke masa
positif kepada anak. Guru juga dituntut untuk mencari nilai positif yang
ada pada anak didik agar nantinya anak menjadi termotivasi untuk
3) Sebagai Fasilitator
4) Sebagai Inovator
18
tampak pada kreativitas guru dalam berbagai hal dan ini juga yang dapat
akan tetapi kelas yang kondusif adalah kelas yang mana semua siswa
tetapi juga mencari informasi dengan kemauan sendiri. Untuk itu guru
6) Sebagai Demonstrator
yang dikutip oleh Sulhan (2016: 38) pertama, guru harus menunjukkan
menjadi tingkah laku guru akan menjadi acuan bagi anak didik. Kedua,
7) Sebagai Pembimbing
dan keberagaman satu sama lain. Hal ini seringkali membuat anak-anak
dirinya.
belajar, bakat anak serta latar belakang anak. Pemahaman ini penting
d) Penegak disiplin.
pendidikan.’
masyarakat.
zaman.
sekolah.
prinsip psikologi.
pendidikan.
hanya sebatas mengajar saja, akan tetapi guru juga berperan sebagai
pendidikan dan sebagai orang tua siswa yang senantiasa membimbing siswa
F. Sikap
a. Pengertian Sikap
dengan individu lainnya. Pada umumnya sikap diartikan sebagai suatu tindakan
dari setiap individu dalam merespon kejadian. Menurut Abu ahmadi (2009:
150) sikap merupakan tingkatan kecenderungan kearah positif atau negatif dan
psikologi, sebaliknya bila ia tidak suka (dislike) terhadap objek psikologi maka
sosial, secara sederhana sikap adalah respon terhadap rangsangan sosial yang
22
perasaan senang, tidak senang ataupun perasaan biasa saja (Sarwono, 2009:
201). Sedangkan menurut Sarlito dan eko (2009: 151), sikap merupakan
sikap ini biasanya terjadi akibat adanya rangsangan yang timbul dari suatu
objek tertentu.
b. Komponen Sikap
Secara umum komponen sikap terdiri dari tiga bagian yaitu kognitif,
sikap dibentuk melalui tiga hal yaitu kognitif yang berisi pemikiran atau ide
berupa rasa senang, tidak senang, suka dan tidak suka dalam melihat objek.
tiga hal yakni komponen kognitif berupa pemahaman dan pandangan individu
terhaap objek. Komponen afektif yang berupa perasaan suka atau tidak suka
c. Ciri-ciri Sikap
hubungannya dengan objek sikap, artinya sikap tidak dibawa sejak lahir.
3) Sikap tidak terbentuk sendiri, tetapi sikap selalu terbentuk, dipelajari dan
4) Sikap berkaitan dengan satu objek saja ataupun kumpulan dari beberapa
melainkan terbentuk setelah adanya hubungan dan interaksi yang dialami oleh
meninggalkan kesan yang kuat pada diri seseorang. Sikap akan lebih
3) Pengaruh orang lain, seperti orang tua, teman memiliki pengaruh besar
seperti prasangka.
G. Disiplin
a. Pengertian Disiplin
kondisi yang terbentuk melalui kesadaran diri sendiri untuk patuh, taat, tertib,
النظ ام ه و الق وة ال ىت هبا بيت املدرس ىف نق وس تالمي ذه روح الس لوك احلس ان ويك ون فيهم ع ادة الطاع ة
واحرتام القوة احلاكمة واخلضوع للقو انني واالنقياد هلا انقيادا ينطبق على قواعد الرتبية كل االنطباق وهو
احملور الذى تدور عليه مجيع االعمال باملدرسة
Artinya: Disiplin adalah kekuatan yang ditanamkan oleh para pendidik
untuk menanamkan dalam jiwa tentang tingkah laku dalam pribadi
murid dan bentuk kebiasaan dalam diri mereka, tunduk dan patuh
dengan sebenar-benarnya pada aturan-aturan yang sesuai dengan
prinsip pendidikan yang sesungguhnya yaitu inti yang dijalankan pada
setiap aktivitas sekolah.
26
ِ ِ إِالَّالَّ ِذين ءامنُ واْ وع ِملُ وا. إِنَّاإْلِ نْس ن لَِفى خس ٍر. والْعص ِر
َ ص ْوا بِ احْلَ ِّق َوَت َوا
ص ْوا َ الص لحت َوَت َوا
ّ َ َ ََ َ ُْ َ َْ
)1-3:103الصرْبِ (العصر َّ بِ
Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam
kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
shaleh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling
menasehati supaya menetapi kesabaran” ( Q.S Al-Ashr 103: 1-3. Al-
Qur’an Terj. Departemen Agama, 1978).
Terdapat 3 cara agar tidak termasuk orang yaang merugi, yaitu: (a) Beriman
dan beramal Sholeh, (b) Saling menasehati dalam kebaikan, (c) Saling
teratur sesuai waktu dan tempat yang ditetapkan, serta dikerjakan dengan (a)
penuh kesadaran; (b) tekun; (c) tanpa paksaan dari siapapun atau ikhlas
(Zuriah, 2011:83).
Jadi, disiplin merupakan sikap patuh, taat, menghargai waktu dan tertib
terhadap peraturan yang berlaku yang terlahir dari dalam diri sendiri dan
b. Tujuan Disiplin
disiplin dilakukan agar setiap siswa memiliki rasa tanggung jawab dan lebih
peran yang sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh kelompok budaya,
1) Tujuan jangka panjang yaitu supaya anak terlatih dan terkontrol dengan
ajaran yang pantas.
2) Tujuan jangka panjang yaitu untuk untuk mengembangkan dan
mengendalikan diri anak tanpa pengaruh kendali dari luar.
terjadi. Beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin ialah (1) Kesadaran diri,
menjadi motif dan alasan kuat bahwa disiplin penting bagi kebaikan dan
keberhasilan diri. (2) Pengikut dan ketaatan, sebagai praktik dan penerapan
nilai yang ada dan telah diajarkan. (4) Hukuman, sebagai upaya meluruskan,
sesuai dengan harapan. (5) Teladan, dalam disiplin siswa lebih suka melihat
dan kemudian meniru apa yang dilakukan orang lain daripada hanya sekedar
disiplin tinggi cenderung memiliki sikap disiplin tinggi dari pada individu
melalui latihan secara terus menerus dalam kehidupan individu (Tu’u, 2004:
48-49).
mengarahkan anaknya. Dalam hal ini, orang tua dituntut untuk tegas,
anak. pemberian hukuman yang tepat pada anak akan memberi efek
29
terbentuk.
disiplin terdiri dari dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal berasal dari dalam diri sendiri diantaranya kesadara diri dan
latihan disiplin. Sedangkan faktor eksternal ialah faktor yang berasal dari luar
Penetapan pola dilakukan oleh orang tua, guru, pengasuh atau teman
H. Kedisiplinan Siswa
disiplin seseorang akan sulit menjalankan tugas yang diberikan dengan baik.
Demikian pula dalam lingkungan sekolah, tanpa disiplin yang baik fungsi
pembelajaran tidak akan mampu berjalan dengan baik. Pada siswa disiplin di
sekolah berarti mentaati segala tauran yang dibuat oleh sekolah, tanpa
mentaati aturan tersebut siswa tidak akan mampu memperoleh hasil yang baik
( Taufiq, 2016).
Taufiq (2016) ialah (a) Bagi siswa, dapat menaikkan prestasi akademik siswa
tugas secara tepat waktu. (b) Bagi guru, pada saat proses pembelajaran guru
siswa menjadi lebih mudah dalam memahami pelajaran. (c) Bagi sekolah,
sekolah.
31
tidak hanya bagi siswa saja, akan tetapi juga berdampak pada lingkungan
dan baik.
tujuan aagar siswa terbiasa disiplin pada peraturan yang harus dilaksanakan.
(2) Disiplin waktu, dengan cara patuh terhadap aturan jam masuk dan pulang
yang ditetapkan oleh madrasah. (3) Disiplin kelas, yaitu menaati peraturan-
lain-lain. Salah satu penyebab ketidak disiplinan ini ialah kurangnya solusi
dari guru pada peserta didik, guru hanya memberikan kritik pada pekerjaan
siswa. Selain itu kurangnya umpan balik dari guru, menghukum tanpa
ketidak disiplinan dari para siswa (Najmuddin, Fauzi & Ikhwani, 2019: 203).
32
dapat terbentuk. Azhar, Sulistiani & Zakariya (2020: 73) menyatakan bahwa
kedisiplinan pada siswanya agar nantinya siswa menjadi orang yang memiliki
dalam kehidupan.
memaksakan kehendak.
diupayakan oleh seluruh elemen yang ada di sekolah. Adapun upaya yang
I. Kajian Pustaka
pengajar, yaitu guru mengajarkan tentang disiplin yang baik. Guru sebagai
teladan, yaitu guru sudah memberikan contoh disiplin yang baik. Guru
dhuha berjamaah dan agar selalu berdisiplin. Guru sebagai penasehat atau
dan motivator. Dengan peran tersebut guru juga membina karakter disiplin
anak pada saat pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Selain itu
pertama.
terdapat pada peran guru pendidikan agama islam dan disiplin siswa.
penelitian ini lebih fokus pada usaha guru, implementasi dan efektifitas
METODE PENELITIAN
dan dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
metode alamiah.
sistematis mengenai peran guru PAI dalam pembentukan sikap disiplin pada
siswa kelas VIII di SMP Wahid Hasyim Malang tahun ajaran 2020/2021.
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
35
36
dipelajari.
demikian, melalui pendekatan dan jenis penelitian ini, tujuan yang ingin
peneliti melalui hasil observasi terhadap objek penelitian dan wawancara dari
terdiri dari tiga fokus kajian penelitian yaitu usaha yang dilakukan guru,
J. Kehadiran Peneliti
mutlak diperlukan demi memperoleh data yang akurat dan sesuai kondisi
37
kualitatif adalah yang melakukan penelitian itu sendiri, dalam hal ini ialah
Oleh karena peneliti merupakan key instrumen, maka dalam penelitian ini
lainnya demi memperoleh data yang sesuai dengan fakta. Dengan demikian,
K. Lokasi Penelitian
Timur. Lokasi ini dipilih karena SMP Wahid Hasyim merupakan salah satu
pandemi.
38
L. Sumber Data
Siyoto dan Sodik (2015: 67) menyatakan “data adalah sesuatu yang
pengolahan”. Data dapat berupa deskripsi, huruf, angka, gambar dan lain-lain.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang di ambil oleh peneliti secara langsung
sumber datanya adalah kepala sekolah, waka kurikulum guru PAI, Siswa
kelas VIII SMP Wahid Hasyim tahun ajaran 2020/2021 dan guru BK.
b. Data Sekunder
telah ada sebelumnya. Data ini bersifat pendukung atau penguat dari data
sesuai dengan tujuan awal. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data
1. Observasi
Hal senada juga diungkapkan oleh Sutopo dalam Masykuri (ed). (2011:
131) teknik observasi digunakan untuk memperoleh data dari sumber data
yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda dan rekaman gambar.
aktif, akan tetapi terlibat dalam partisipasi pasif. Menurut Ulfatin (2015:
aktif dalam kegiatan yang dilakukan oleh pihak sekolah. Akan tetapi, yang
daring.
2. Wawancara
hasil observasi atau kegiatan inti dari penelitian ini agar memperoleh data
ini ialah kepala sekolah, waka kesiswaan, guru PAI, guru BK, dan
beberapa siswa dari kelas VIII SMP Wahid Hasyim tahun ajaran
terkait.
3. Dokumentasi
adalah proses analisis data, yang biasa disebut dengan pengolahan data atau
penafsiran data. Data yang dianalisis adalah data yang telah dikumpulkan dari
proses observasi, wawancara maupun dari hasil atau catatan lapangan yang
kepada peneliti mengenai suatu kasus yang diteliti untuk kemudian ditarik
kesimpulan.
42
Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis data
kualitatif. Menurut Ghony & Fauzan (2017: 247) “analisis data adalah upaya
Menurut Miles & Huberman (1986) yang dikutip oleh Ghony & Fauzan
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
tindakan.
43
3. Penarikan Kesimpulan
adalah derajat ketetapan antara data yang terjadi pada obyek penelitian
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Pada awalnya peneliti masih dianggap sebagai orang asing sehingga tidak
banyak data yang peneliti dapatkan. Maka dalam proses penelitian, peneliiti
perlu kembali ke lokasi dalam jangka waktu yang lama. Hal ini dimaksudkan
agar sumber data atau informan yang menjadi tujuan peneliti mampu
mengenal peneliti dengan baik. Sehingga nantinya data yang diperoleh oleh
44
yang diperoleh oleh peneliti dapat sesuai dan kredibel dengan fakta yang ada
kembali ke SMP Wahid Hasyim dengan waktu yang relatif lama dari
informan dan siswa SMP Wahid Hasyim Malang untuk kembali melakukan
2. Ketekunan Pengamatan
disiplin siswa di SMP Wahid Hasyim Malang. Selain itu, peneliti juga
mengamati gerak gerik dan bahasa yang diucapkan guru maupun siswa dalam
3. Triangulasi
menarik kesimpulan yang lebih luas, dalam arti penarikan kesimpulan tidak
45
hanya dari satu sudut pandang saja. Dalam penelitian ini peneliti
a. Triangulasi Sumber
Hasyim.
b. Triangulasi Teknik
metode ini, peneliti dapat menarik kesimpulan tidak hanya dari satu
1. Sejarah Sekolah
Pendirian sekolah SMP Wahid Hasyim diinisiasi oleh para mubaligh dan
tokih masyarakat Dinoyo untuk mendirikan sekolah SMP Islam, yang pada
saat itu masih belum terdapat sekolah lanjutan bercorak Islam di tempat
tingkat pertama yang bernama SMP NU Wahid Hasyim yang dipelopori oleh
Hambali SU pada saat itu menjabat sebagai guru agama di MINU, Abdul
Munif menjabat sebagai mahasiswa tugas belajar, dan Moch. Zainal Affandi
negara dan mencapai hasil nilai yang cukup baik. Pada tahun 1971
ujian sendiri dan ijazahnya diakui sama dengan negeri. SMP Wahid Hasyim
2. Profil Sekolah
NPSN : 20533736
Kelurahan : Dinoyo
46
47
Kecamatan : Lowokwaru
Telepon/Hp : 0341-551751
Staus : Terakreditasi-A
3. Visi Misi
a. Visi Sekolah:
b. Misi Sekolah:
akademik.
masyarakat.
4. Tujuan
5. Struktur organisasi
Tabel 4.1 Program Non Akademik Sekolah SMP Wahid Hasyim Malang
dibaiyyah
7. Jum’at berkah
8. Fun religy
9. Jum’at Bersih
12. PMR
2 YES, I LOVE MY COUNTRY 1. Upacara setiap hari senin
2. Menyanyikan lagu
sebelum pelajaran
nasional
4. Melestrarikan budaya
nasional
5. Pramuka
3 STUDENT ACHIEVEMENTS 1. Karya ilmiah remaja (KIR)
3. Bimbingan olahraga
berprestasi
atletik)
50
perkusi)
5. Ekstrakurikuler lain
otomotif)
Berbicara tentang temuan penelitian, maka ini adalah sesuatu yang murni
lancar. Perlu usaha keras dalam membentuk sikap disiplin siswa. Dalam
Adapun usaha yang dilakukan oleh guru PAI adalah sebagai berikut:
a. Pembiasaan
yang dilakukan oleh sekolah dan guru PAI adalah dengan pembiasaan.
dhuhur dan ashar, kegiatan tahlil, istighosah dan khotmil qur’an. Kegiatan
pembiasaan dapat berupa sholat subuh, sholat dhuhur dan ashar dari rumah
yang dikontrol melalui buku yang diberikan oleh sekolah. Hal ini
pembiasaan tetap dilakukan melalui sholat subuh, dhuhur dan ashar yang
52
dikontrol oleh orang tua dan di pantau dengan buku yang diberikan oleh
sekolah. Namun sekolah tidak bisa mengontrol penuh siswa karena hal itu
b. Keteladanan
dengan tujuan agar siswa dapat mencontoh apa yang dilakukan. Mengenai
yang dilakukan.
orang-orang shaleh.
guru memberikan contoh secara nyata dan tidak hanya berbicara saja. Hal
ini ditujukan agar siswa dapat meniru apa yang dilakukan oleh gurunya
tersebut.
dilakukan apabila siswa tidak mampu untuk ditangani melalui lisan. Selain
“Yang kedua adalah mendoakan, ketika secara lisan sudah diberi tahu
kok masih tetap saja melanggar, maka saya mendoakannya. Selain
mendoakan siswa juga perlu diingatkan mengenai kewajibannya.
Kalau kondisi sekarang itu biasanya saya telpon dan saya ingatkan
54
siswa.
Senada dengan apa yang diampaikan oleh ibu Salisa selaku guru BK,
d. Pemberian Hukuman
pemberian hukuman ini juga disampaikan oleh ibu Susi sebagai bagian
“Kedisiplinan itu perlu diterapkan oleh siswa, jika tidak maka sanksi
itu akan diterima siswa. Tujuan diberikan sanksi adalah siswa itu
supaya jera dan tidak melakukan kesalahan kedua kalinya. Nah sanksi
itu ada beberapa poin yaiitu pertama disuruh untuk nyanyi lagu
kebangsaan, kemudian sanksi apabila telat tidak melaksanakan sholat
dhuha dia diberi sanksi membaca surat yasin dan wajib menuliskan
surat pendek, jika dia tetap melanggar berulang-ulang maka dia
dianjurkann untuk menulis surat yasin itu tadi. Kalau online kita tidak
bisa memantau secara intens, tetapi sekolah sudah membuat aturan
tentang kedisiplinan itu misalnya siswa wajib melakukan absen tepat
waktu dan lain-lain. Resikonya jika dia tidak mengikuti maka dia akan
mengulang besoknya, tetapi bila sudah terlalu parah maka dia wajib
datang ke sekolah secara offline untuk mengejar ketertinggalan iitu.”
(Wawancara, 28 April 2021)
Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sanksi yang
Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh ibu Salisa sebagai guru BK.
“Karena kami itu sekolah berbasis agama dan ada beberapa hal yang
tidak boleh berupa hukuman fisik, jadi kalau disini itu sholat dhuha
berapa rakaat gitu atau membaca dzikir, jadi sebelum dia masuk dia
harus sholat dulu dengan tambahan beberapa rakaat.” (Wawancara, 28
April 2021)
Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahawa hukuman
tetap diberikan. Namun ttidak dalam bentuk fisik mengingat SMP Wahid
Hasyim merupakan sekolah berbasis agama, sehingga hukuman yang
diberikan juga berbasis agama ataupun pembelajaran.
Mengenai usaha guru PAI dalam pembentukan sikap disiplin juga
disampaikan oleh Rofi selaku siswa kelas VIII SMP Wahid Hasyim.
56
usaha yang dilakukan oleh guru PAI adalah pertama melalui kegiatan
dhuha, sholat dhuhur & ashar berjamaah. Jika dimasa pandemi seperti
orang tua dan dilaporkan ke pihak sekolah melalui buku yang telah
dilakukan oleh guru ialah dengan memberikan contoh secara langsung dan
nyata. Pemberian contoh ini bisa dalam bentuk kegiatan seperti guru
menyuruh siswa untuk sholat dhuha guru pun juga melaksanakan sholat
dhuha. Selain itu juga dalam bentuk pemberian teladan melalui kisah para
siswa melalui pembinaan mental atau pemberian kultum oleh guru PAI
Usaha terakhir yang dilakukan oleh guru PAI dalam membentuk sikap
nilai.
itu juga memberikan kesempatam kepada guru, utamanya guru PAI untuk
berikut.
“Untuk program sendiri pada akhirnya kita blended ya, karena kita
tidak bisa mengontrol secara penuh sikap disiplin mereka. Sistem nya
biasanya kita sudah terjadwal. Yang penting itu kita tugasnya daring
tapi kita mulai bulan juli sampai sekarang sudah hampir setahun itu
kita ada tatap muka, jadi tatap mukanya itu adalah pembinaan yang
terjadwal. Makanya pada akhirnya di Wahid Hayim ini tidak daring
full tetapi blended. Tidak bisa kalau kita daring full dalam pembinaan
karakter anak itu tidak bisa.” (Wawancara, 22 April 2021)
Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat diambil kesimpulan
oleh satu pihak saja, melainkan juga terdapat pihak-pihak lain yang
disampaikan oleh ibu Siti Masruroh selaku kepala sekolah SMP Wahid
“Kita biasanya itu ada kegiatan sholat dhuhur dan ashar. Tetapi pada
saat siswa di rumah itu sudah merupakan tugas dan peran orag tua
untuk mengingatkan sholat lainnya. Termasuk juga mengenai tugas
sekolah itu juga merupakan tanggung jawab orang tua, apalagi dimasa
online seperti ini. Peran orang tua itu sekarang lebih besar. Jadi kita
bekerja sama dengan orang tua untuk memantau mereka, biasanya kita
menggunakan buku, absensi melalui form dll.” (Wawancara, 22 April
2021)
Dari hasil wawancara tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
sekolah bekerja sama dengaan oramg tua siswa terutama dengan kondisi
60
yang seperti ini. Kerja sama ini dalam bentuk buku kegiatan siswa, absensi
Mengenai kerja sama ini juga disampaikan oleh ibu Khoiriyah selaku
“Ya ditanya orang tuanya mas, saya tanya orang tuanya bagaimana
kondisi anak-anak di rumah. Soalnya kan kami tidak tahu anak-anak
seperti apa. Gimana sholatnya masih ada yang bolong apa tidak,
setelah itu presensi diberikan. Biasanya juga saya telpon orang tuanya
mas kalau misalnya belum ngumpulkan tugas atau absensi.
Komunikasi intens dengan orang tua itu diperlukan mas. Biasanya
kalau saya sudah tidak bisa menangani sendiri saya bilang pada wali
kelasnya untuk menghadirkan anak itu.” (Wawancara, 21 April 2021)
Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa kerja sama dngan
orang tua merupakan hal penting dalam memanntau siswa. kerjasama ini
dalam bentuk menjaga komunikasi intens dengan orang tua agar guru tetap
dengan orang tua juga dengan wali kelas untuk mendatangkan siswa
tersebut.
Hal senada juga disampaikan oleh ibu Salisa selaku guru BK.
Sebagaimana berikut.
“Kalau di internal sini pasti dengan wali kelas, guru mata pelajaran,
kalau yang setengahnya sudah pasti dengan orang tua. Terutama
dimasa pandemi seperti sekarang ini peran orang tua itu sangat
penting. Kalau dengan bapak ibu guru kita ada semacam buku. Kalau
dengan orang tua kita menjaga intensitasnya dan menshare tugas-tugas
yang belum, intinya mengkomunikasikan bagaimana perkembangan
anaknya.” (Wawancara, 28 April 2021)
Dari hasil tersebut daapat diambil kesimpulan bahwa kerja sama
dengan para wali kelas, guru mata pelajaran dan orang tua begitu pennting
dilakukan. Adapun bentuk kerja sama dilakukan dalam benuk buku, dan
siswa.
61
Selain dengan orang tua dan guru, kerja sama juga dilakukan dengan
babinsa dan lingkungan sekitar tempat tinggal siswa maupun sekolah. hal
berikut.
“Di SMP Wahid Hasyim juga ada kerja sama dengan pihak lainnya.
Salah satunya dengan Babinsa dan lingkungan sekitar untuk
mendisipllinkan siswa-siswanya. Dengan guru lain itu pasti, dengan
BK dan wali kelas. Ketika wali kelasnya sudah menghubungi tetapi
tidak menemukan salah satu siswa yang dilaporkan maka wali kelas
langsung menghubungi orang tua. Kerja sama yang baik itu adalah
ketika adanya wali kelas, guru BK dan orang tua itu saling
berkolaborasi.” (Wawancara, 28 April 2021)
Dari keterangan ibu susi ini dapat diketahui bahwa kolaborasi ini
Sistem blended ini telah berlangsung selama hampir setahun selama masa
BK, wali kelas, guru PAI, waka kesiswaan dan babinsa. Adapun bentuk
tersebut. di masa pandemi seperti ini komunikasi intens dengan orang tua
orang tua adalah dengan melalui buku pantauan kegiatan siswa siswa yang
banyak siswa yang tidak disiplin. Hal ini diungkapkan oleh ibu Khoiriyah
aturan semisal berpakaian sopan, menjaga adab dan sopan santun, dan
banyak siswa yang kurang sadar terhadap kedisiplinan mereka. Hal ini
diungkapkan oleh Rofi siswa kelas VIII SMP Wahid Hasyim Malang.
Hal senada juga diungkapkan oleh Eza yang juga siswa kelas VIII
mengerjakan tugas.
cenderung tidak ada. Hal ini disampaikan oleh ibu Khoiriyah selaku guru
“Ya tatap muka mas, bagi saya pembelajaran disiplin itu bagi saya
ditatap muka. Karena penilaian tugas dan sikap secara keseluruhan itu
bisa kita laksanakan. Bagi saya di masa seperti ini itu kurang efektif,
dari anak-anak banyak yang mengeluh ndak paham, terus anak kadang
sudah saya suruh ngerjakan tugasnya dan saya telpon orang tuanya
ternyata malah main game online belum lagi kalau lingkunganya
buruk. Kalau sudah gitu guru mau gimana karena hanya sebataas
informasi. Kalau informannya itu jujur ya alhamdulillah kalau gak
jujur mau apa. Beda dengan di sekolah, semalas-malasnya anak dia
masih terikat dengan aturan.” (Wawancara, 21 April 2021)
Berdasarkan keterangan ibu Khoiriyah dapat disimpulkan bahwa tidak
dan lingkungan anak tersebut tinggal. Selain itu faktor orang tua yang
tidak jujur juga berpengaruh. Dalam pembentukan sikap disiplin ini lebih
pembentukan sikap disiplin di masa seperti ini kurang efektif. Akan tetapi
pembentukan sikap disiplin siswa tidak seefektif saat tatap muka. Hal ini
dengan sendirinya.
65
sikap disiplin siswa kurang efektif, hal ini dilihat dari kondisi kedisiplinan
siswa masih banyak ditemukan siswa yag tidak mengerjakan tugas, tidak
pada saat tatap muka. Ketidak efektifan pembentukan sikap disiplin ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu siswa itu sendiri, orang tua yang
tinggal.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab diatas peneliti telah memaparkan data yang telah diperoleh
melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Maka pada bab ini peneliti akan
membahas peran guru pendidikan agama Islam dalam pembentukan sikap disiplin
siswa di SMP Wahid Hasyim Malang. Sesuai dengan metode dan jenis penelitian
yang telah dipilih, yaitu pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian
studi kasus. Analisis data diilakukan setelah peneliti mengumpulkan seluruh data
dari informan yang telah dipilih. Adapun data-data yang dibahas disesuaikan
Sikap disiplin secara umum merupakan sikap patuh dan taat terhadap
dan siswa SMP Wahid Hasyim mengenai konsep sikap disiplin ialah taat
aturan. Sikap disiplin menurut guru PAI SMP Wahid Haysim dapat
mengumpulkan tugas, cara dia menjawab juga menunjukkan siswa itu belajar
atau tidak, dan ketika ditelpon dia mengangkat atau tidak. Sikap disiplin ini
konsep kedisiplinan ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Fadhila dan
Latif (2013; 40) disiplin berarti tindakan patuh dan tertib terhadap berbagai
66
67
pembentukan sikap disiplin ini sangat penting dilakukan agar nantinya anak
1. Pembiasaan
istighosah & tahlil. Dalam pembagian kegiatan tersebut terdapat peran dan
tugas guru PAI. Guru PAI bertugas membagi bagian kegiatan untuk setiap
masing-masing siswa.
2. Pemberian Keteladanan
sholat dhuha. Jadi tidak hanya berupa ucapan saja melainkan melalui
Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Tu’u (2004: 48-49)
teladan, dalam disiplin siswa lebih suka melihat dan kemudian meniru apa
yang dilakukan oleh orang lain daripada hanya sekedar mendengar. Maka,
disiplin khususnya bagi anak usia SMP yang mana mereka cenderung
lebih suka meniru apa yang dilakukan oleh orang lain daripada hanya
sekedar mendengar.
69
terselesaikan dengan baik. Jika dalam konteks masa pandemi, cara guru
langsung pada siswa atau orang tuanya tentang tugas yang telah diberikan.
guru PAI selama satu minggu atau dua minggu sekali. Selain itu cara
berperan sebagai pendidik atau edukator. Hal ini sejalan dengan apa yang
membimbing dan membina anak didik agar memiliki sikap yang baik,
aktif, kreatif dan mandiri. Sehingga guru dalam mendidik dapat dikatakan
4. Pemberian Hukuman
penting dalam pembentukan sikap disiplin siswa, agar siswa dapat patuh
pembelajaran.
pengurangan nilai ini telah ada kesepakatan dengan para siswa. Hukuman
pemberian hukuman ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Tu’u (2004:
disampaikan oleh Najmuddin, Fauzi, & Ikhwani (2019: 201) bahwa sikap
memaksakan kehendak
karakter mereka utamanya sikap disiplin siswa. Namun dimasa pandemi ini
72
siswa.
tua siswa, wali kelas, guru PAI, guru BK dan Babinsa. Mengenai bentuk
73
kegiatan – kegiatan siswa dan ditanda tangani oleh orang tua ketika siswa
dengan baik.
(orang tua) merupakan faktor utama. Hal ini dijelaskan oleh Azhar,
mempengaruhinya.
banyak siswa yang tidak disiplin. Hal ini digambarkan dari masih banyaknya
siswa yang tidak tepat waktu dan sering terlambat, serta tidak adanya
kesadaran dari siswa itu untuk mematuhi aturan yang telah ditetapkan.
SMP Wahid Hasyim sendiri masih tergolong rendah. Tidak adanya kesadaran
dari siswa tersebut menjadi pemicu rendahnya kedisiplinan mereka. Hal ini
tidak selaras dengan apa yang dikatakan oleh Zuriah (2011: 83) seseorang
sesuai waktu dan tempat yang ditetapkan, dan dikerjakan dengan (a) penuh
kesadaran; (b) tekun; (c) tanpa paksaan dari siapapun atau ikhlas.
kurang efektif karena berbagai faktor seperti individu siswa sendiri yaitu
malas, orang tua yang tidak informatif, lingkungan tempat tinggal mereka,
dan kapasitas sumber daya manusia yang berbeda (ekonomi dan handphone).
oleh Tu’u (2004, 48-49) seperti (1) kesadaran diri, menjadi motif dan alasan
kuat bahwa disiplin penfting bagi kebaikan dan keberhasilan diri. Hal ini
yang tidak ada pada siswa di SMP Wahid Hasyim, kurangnya kesadaran
siswa menjadi penyebab tidak efektifnya pembentuka sikap disiplin siswa. (2)
75
sikap disiplin siswa. Akan tetapi kenyataannya orang tua tidak memberikan
contoh yang baik. Dalam hal ini orang tua cenderung menmbiarkan anaknya
Karena tidak semua orang tua mampu untuk membeli kuota internet dan tidak
dengan peran guru PAI dalam pembentukan sikap disiplin siswa di SMP
Wahid Hasyim maka dapat disimpulkan bahwa peran guru PAI cenderung
sikap disiplin cenderung menjadi tugas dan tanggung jawab orang tua secara
penuh. Artinya peran orang tua menjadi sangat aktif dalam pembentukan
sikap disiplin.
Mengenai peran ini juga dijelaskan oleh Soekamto (2014: 214) tentang
jenis-jenis peran:
76
3) Peran pasif, peran atau keadaan yang tidak dipakai oleh seseorang.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Usaha guru PAI dalam pembentukan sikap disiplin siswa kelas VIII di
siswa, dan usaha terakhir ialah pemberian hukuman pada siswa sperti
untuk memudahkan guru dalam membina siswa dan juga bertujuan untuk
berbagai pihak seperti orang tua siswa yang berperan penting di masa
Faktor utamanya tentu adanya pandemi, faktor lainnya adalah siswa itu
sendiri, orang tua yang tidak informatif, lingkungan tempat tinggal dan
77
78
R. Saran
dapat memberikan saran atau masukan yang mungkin berguna bagi SMP
Wahid Hasyim Malang yang menjadi objek penelitian. Terkait hal tersbeut
penasehat bagi siswa. Selain itu pendidik juga terus berinovasi dalam
siswa.
3. Bagi penulis, penulis menyadari tidak ada yang sempurna dalam tulisan
79
Fitri, Sofia Ratna Awaliyah., & Tantowie, Tanto AlJauharie. (2017). Nilai-nilai
Pendidikan Kedisiplinan Dalam Al-Qur’an Surat Al-‘Ashr ayat 1-3
Menurut Tafsir Al-Maraghie. Jurnal Tarbiyah al-Aulad, 2(1), 1-22.
https://riset-iaid.net/index.php/TA/article/view/109
Gerungan, W.A. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama
Ghony, M. Djunaidi., & Almanshur, Fauzan. (2017). Metode Penelitian
Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Handoko, Hani T . (2014). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPPE
Hidayah, D., Z., Hanif, M., & Santoso, K. (2020). Upaya Kepala Madrasah
Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa di MTs AN-Nur
Bululawang Kabupaten Malang. Vicratina: jurnal Pendidikan
Islam, 5(4), 55-60.
http://riset.unisma.ac.id/index.php/fai/article/view/7460/5950
https://kbbi.web.id/usaha.html, diakses 8 Maret 2021
http://www.jejakpendidikan.com/?m=1, diakses 15 Maret 2021
Hurlock, Elizabeth B. (1993). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2020). Surat
Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun
2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa
darurat Penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19). (Online),
(Hukumonline.com), diakses 7 Maret 2021
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2020). Surat
Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 35952/MPK.A/HK/2020. Mendikbud RI, 1-2, (online),
(https://www.kemdikbud.go.id), diakses 7 Maret 2021
Mei, S. C. (2020). Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan
Kartakter Kedisiplinan Siswa di SMK PGRI 3 Malang. Malang:
FAI Unisma. Skripsi tidak diterbitkan.
Moelong, J. Lexy. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mulyana. (2010). Rahasia Menjadi Guru Hebat. Jakarta: Grasindo
80
Muhaimin. (2012). Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam.
Jakarta: Rajawali Press
Najmuddin., Fauzi., Ikhwani. (2019). Program Kedisiplinan Siswa di Lingkungan
Sekolah: Studi Kasus di Dayah Terpadu (Boarding School) SMA
Babul Maghfirah Aceh Besar. Edukasi Islam: Jurnal Pendidikan
Islam, 8(2), 183-206.
http://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/ei/article/view/430/
401
Nata, Abuddin. (2001). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos
Prijodarminto, Soegeng. (1994). Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Pradnya
Paramita
Ramadhan, M. A. (2020). Peran Guru Dalam Membina Karakter Kedisiplinan
Siswa di SMP Negeri 6 Batang. Pekalongan: IAIN Pekalongan.
https://etheses.iainpekalongan.ac.id/eprint/1327
Roestiyah. (2005). Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Bina Aksara
Sarwono, Sarlito Wirawan., & Eko A. Meinarno. (2009). Psikologi Sosial.
Jakarta: Raja Grafindo
Sarwono, Sarlito Wirawan. (2015). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali
Pers
Sarwono, Sarlito Wirawan. (2015). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Scaefer, Charles. (1980). Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak.
Jakarta: Mitra Utama
Siyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing
Soekamto, Soerjono. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Sudarwan, Danim. (2011). Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Sugiarto, A. P., Suyati, T., & Yulianti, P. D. (2019) Faktor Kedisiplinan Belajar
Pada Siswa Kelas X SMK Larendra Brebes. Jurnal Mimbar Ilmu,
24 (2), 232-238.
81
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/MI/article/download/212
79/13276
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suhardono, Edy. (1994). Teori Peran (Konsep, Derivasi dan Implikasinya.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sulhan, Najib. (2016). Guru Yang Berhati Guru. Jakarta: Zikrul Hakim
Sutopo, HB. (2011). Pengumpulan dan Pengolahan Data Dalam Penelitian
Kualitatif. Dalam M. Bakrie (Ed.), Metode Penelitian Kualitatif
Tinjauan Teoritis dan Praktis (hlm.138-143). Surabaya: Visipress
Media
Usman, Moch Uzer. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Taufiq. (2016). Memupuk Karakter Berdisiplin kepada Anak Usia Dini Melalui
Penyelenggaraan Pendidikan Dengan Model Sistem Half Day
School, Full Day School dan Boarding School. Vicratina: Jurnal
Pendidikan Islam, 1 (2)
http://riset.unisma.ac.id/index.php/fai/article/view/115/162
Torang, Syamsir. (2014). Organisasi & Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya
& Perubahan Organisasi). Bandung: Alfabeta
Tu’u, Tulus. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo
Ulfatin, Nurul. (2015). Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan: Teori
dan Aplikasinya. Malang: Media Nusa Creative
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. (https://luk.staff.ugm.ac.id), diakses 17 Desember 2020.
Yunus, Mahmud., & Bakri, Muhammad Qosim. (1991). At Tarbiyah wa Ta’lim.
(Juz II). Ponorogo: Darussalam Pers
Zuriah, Nurul. (2011). Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif
Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara.
82
LAMPIRAN-LAMPIRAN
83
Wawancara peneliti dengan guru BK SMP Wahid Hasyim
84
Wawancara peneliti dengan beberapa siswa
85
Lampiran 3. Surat Selesai Penelitian
86
Lampiran 6. Pedoman Wawancara
1. Apa saja program dan kegiatan unggulan yang terdapat di SMP Wahid ?
3. apa yang ibu ketahui tentang disiplin ? dan disiplin seperti apa yang ibu
harapkan ?
4. Seperti yang kita tahu, bahwa dalam membentuk sikap butuh keteladanan
dan pembiasaan, kira-kira teladan dan pembiasaan seperti apa yang ibu
berikan ?
ini ?
sekolah ?
7. Menurut pengamatan ibu, hal-hal apa saja yang dilakukan oleh setiap
8. Guru PAI merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan agama
dan penanaman akhlak siswa, bagaimana peran guru PAI di SMP Wahid
Hasyim Sendiri ?
87
10. adakah faktor pendukung dan penghambat dalam pembentukan sikap
disiplin siswa ?
11. Menurut pengamatan ibu, bagaimana upaya atau usaha yang dilakukan
1. Tugas guru di saat ini tidak lagi sekedar mengajar tetapi juga memberi
2. Program dan kegiatan apa saja yang ibu lakukan dalam membentuk sikap
disisplin siswa?
disiplin siswa ?
7. Sebagai guru PAI, mengapa displin perlu diajarkan dan dibentuk pada
siswa ?
8. Apa saja kendala yang dialami oleh ibu sebagai guru PAI dalam
9. Dimasa sekarang ini yaitu pembelajaran online, apa yang dilakukan ibu
88
10. Bagaimana sikap ibu jika siswa tidak mengikuti instruksi yang diberikan ?
11. Dimasa sekarang ini, bagaimana keefektifan kegiatan yang ditujuka untuk
12. Apakah ibu bekerja sama denga guru BK atau pihak lainnya dalam
efektifitasnya ?
1. Apa yang ibu ketahui tentang disiplin ? dan disiplin seperti apa yang ibu
harapkan ?
2. Sebagai guru BK, apa yang dilakukan untuk mencapai hal yang diinginkan
siswa ?
samanya ?
pembelajaran ?
ini ?
89
D. Siswa
5. Selama pembelajaran online, apa yang adek rasakan setelah dibimbing dan
RIWAYAT HIDUP
Rif’at Hawaari Muhammad nama lengkapnya. Biasa dipanggil Ari atau Rif’at,
Universitas Islam Malang. Lahir di Blitar pada 5 Juli 1999, memiliki KTP
Sumenep Madura dan saat ini tinggal di Kota Malang. Riwayat Pendidikan yang
90