SKRIPSI
Oleh:
WIWIK NURHAYATI
NPM: 21501013025
2019
PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS RENDAH
DI MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL ULUM GENDOL
SUKOREJO PASURUAN
SKRIPSI
Oleh:
WIWIK NURHAYATI
NPM: 21501013025
2019
ii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI
Malang,
Pembimbing I,
NPP. 122102198632261
Malang,
Pembimbing II,
NPP. 131110198632224
iii
PENGESAHAN
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi oleh Wiwik Nurhayati ini telah diujikan di depan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang dan diterima untuk memenuhi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Malang,
Dewan Penguji,
Ketua, Sekretaris,
Penguji Utama,
NPP. 1900200003
Mengetahui, Mengesahkan,
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
NPM : 21501013025
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi/falsifikasi/fabrikasi baik sebagian atau
seluruhnya.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
plagiasi/falsifikasi/fabrikasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang,
Yang Memberi Pernyataan
Wiwik Nurhayati
NPM. 21501013025
v
ABSTRAK
Hayati, Wiwik Nur. 2019. Penerapan Pembelajaran Tematik Kelas Rendah Di
Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan.
Program Studi Pendidikan Guru Madrah Ibtidaiyah. Fakultas Agama
Islam. Universitas Islam Malang. Pembimbing (I): Ika Ratih Sulistiani,
M.Pd. Pembimbing (II): Dr. Fita Mustafida, M.Pd
Kata Kunci: Pembelajaran Tematik, Kelas Rendah
Pembelajara tematik merupakan pembelajaran dengan menghubungkan
mata pelajaran satu dangan mata pelajaran lainnya yang terdapat pada suatu tema
dan mengikutsertakan peserta didik atau siswa baik secara indivisu maupun
kelompok untuk aktif dalam proses pembelajaran sehingga menjadi pembelajaran
bermakna.
Berdasarkan observasi awal dalam penerapan pembelajaran tematik,
bahwasannya agar siswa menjadi siswa yang kreatif, yang dekat dengan dengan
lingkungan sekitarnya, dan bisa menentukan bidang mana yang mereka sukai,
dengan begitu pembelajaran tematik akan menjadi pembelajaran yang bagus dan
bermakna untuk siswa.
Dari latar belakang penelitian diatas maka peneliti merumuskan masalah,
yakni tentang gambaran penerapan pembelajaran tematik kelas rendah di
Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan, hasil dari
penerapan pembelajaran tematik, permasalahan yang ada dalam penerapan
pembelajaran tematik, dan solusi dari permasalahan dari penerapan pembelajaran
tematik.
Tujuan penilitian ini adalah, mendeskripsikan penerapan pembelajara
tematik kelas rendah di Madrasah Ibtidaiyah Miftahu Ulum Gendol Sukorejo
Pasuruan, mendeskripsikan permasalahan yang ada dalam penerapan
pembelajaran tematik kelas rendah di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol
Sukorejo Pasuruan, mendeskripsikan solusi dari permaslahan yang ada dalam
penerapan pembelajaran tematik kelas rendah di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul
Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan.
Penelitian ini menggunakan pendekan kualitatif, yang berisi kutipan-
kutipan dari hasil yang diperoleh dari penelitian. Jenis penelitian ini menggunakan
penelitian study kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Dalam menguji keabsahan data menggunakan
trigulasi. Analsis data mengunakan model Milesndan Huberman yaitu
pengumpulan data, reduksi data, display data, dan kesimpulan.
Hasil penelitain menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik
di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuraun sudah
dilaksakan, akan tetapi pembelajaran tematik hanya diterapkan pada kelas 1,2, 4,
vi
dan 5 untuk kelas 3 dan 6 masih menerapkan pembelajaran konvesional, prosedur
dalam penerapan pembelajaran tematik mencakup perencanaan yang dilakukan
oleh guru yaitu membuat prota, promes, silabus, dan RPP. Kegiatan pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru menggunaka pendekatan saintifik (5M),
mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Penilain yang
digunakan untuk mengetahui hasil dari pembelajaran tematik yaitu penilain sikap,
penilain pengetahuan dan penilain keterampilan. Permasalahan yang ada dalam
penerapan pembelajaran tematik yaitu: a) guruh masih kesulitan dalam membuat
perangkat pembelajaran, b) kurang tersedianya bahan ajar, c) tingkat pemahaman
siswa yang berbeda-beda, d) proses penilaian yang sangat banyak (penilaian per
KD) . Adapun solusinya yaitu: a) guru mengikuti pelatihan workshop, dan KKG,
b) diupayakan buku penunjang tambahan yang memfasilitasi pembelajaran
tematik, c) memberikan motivasi, d) setiap selesai memberikan soal dianjurkan
untuk merekap nilai-nilai siswa.
Hal yang perlu diperhatikan sebagai sasaran yaitu tentang bagaimana
langkah k edepan MI Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan untuk dapat
mengembangkan lebih baik baik penerapan pembelajaran tematik baik dalam
pembuatan perangkat pembelajaran, pembuatan media, dan dalam penerapannya,
agar pembelajaran dapat menghasilkan hasil yang memuaskan.
vii
MOTTO
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq, hidayah,
serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skrips ini. Tak lupa pula
sholawat serta salam kepada junjungn kita Nabi Muhammad SAW, yang telah
mengorbankan jiwa, raga dan harta demi agama Islam sehingga kita bisa
penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
telahmemberikanbimbingandanmotivasidengansabar.
6. Ibu Dr. Fita Mustafida, M.Pd selaku Dosen pembimbing 2 yang telah
ix
8. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Agama Islam Universitas Islam
Malang.
9. Bapak KH. Murtadlo Amin, M.Hi beserta para Dewan Asatid Pesantren
sempurna. Begitu juga penulisan skripsi ini, yang tidak luput dari kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis
Wiwik Nurhayati
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI.................................... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI.................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI......................................................... iv
ABSTRAK..................................................................................................... v
MOTTO.......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR..................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................. x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xiii
x
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Konteks Penelitian........................................................................... 1
B. Fokus Penelitian............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 6
D. Kegunaan Penelitian........................................................................ 7
E. Definisi Operasional......................................................................... 8
xi
Gendol Sukorejo Pasuruan
.....................................................................................................
.....................................................................................................
60
3. Solusi Untuk Mengatasi Permasalahan Yang Ada Dalam
Penerapan Pembelajaran Tematik Kelas 2 di MI Miftahul
Ulum Gendol Sukorejo
.....................................................................................................
.....................................................................................................
62
BAB V PEMBAHASAN
........................................................................................................................
........................................................................................................................
67
BAB VI PENUTUP
........................................................................................................................
........................................................................................................................
77
A. Kesimpulan
.................................................................................................................
.................................................................................................................
77
B. Saran
.................................................................................................................
.................................................................................................................
78
DAFTAR RUJUKAN................................................................................... 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 2 Silabus
xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Penerapan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran disekolah perlu
generasi yang cerdas komprehensif yaitu tidak hanya cerdas intelektualnya, akan
tetapi cerdas emosi, sosial dan spiritualnya. Hal ini tampak dengan terintegrasinya
satu solusi dalam menghadapi zaman yang kelak akan mengutamakan kompetensi
pembelajaran yang cocok digunakan untuk siswa kelas rendah yaitu siswa kelas I,
II, dan III agar dapat melatih cara berfikir kreatif, mengembangkan rasa ingin
tahu, serta menyalurkan keaktifan siswa pada hal-hal yang positif dalam kegiatan
siswa belajar mengenai sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya, maka siswa
pelajaran yang artinya setiap hari siswa sudah tidak lagi belajar IPA, Bahasa
Indonesia, Matematika, atau mata pelajaran lainnya secara terpisah. Akan tetapi
1
2
siswa belajar tema yang didalam tema itu sudah mencakup seluruh mata pelajaran
pembelajaran.
Pembelajaran tematik ini berpusat pada siswa sedangkan guru hanya
sebagai fasilitator. Hal ini sudah sesuai degan pendekatan pembelajaran secara
moderen yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan
nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra maupun antar mata
pelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran tematik yang berbasis karakter dan kompetensi
apabila guru kurang kreatif dalam proses pembelajaran dan selalu menggunakan
metode yang sama saja maka kegiatan pembelajaran akan kurang maksimal
melakukan sesuatu. Oleh sebab itu, guru harus mengemas atau merancang
begitu siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu,
siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala
pendidikan, khususnya para guru. Guru selama ini yang kurang terberdayakan
bisa terstan darkan. Jadilah model copy paste pun menjadi budaya baru bagi
kalangan guru akibat ketidak siapan mereka dalam menerapkan standar isi.
Penerapan pembelajaran tematik secara efektif akan membantu
menciptakan kesempatan yang luas bagi siswa yang melihat dan membangun
4
bermakna. Dengan begitu siswa belajar akan lebih bermakna ketika siswa
mengalami langsung apa yang dipelajari nya, dari pada hanya mendengarkan
temtaik kurikulum 2013 pada siswa kelas I tema keluargaku yang dilaksanakan di
SD Islam Al-azhar Semarang telah berlangsung dengan baik serta dalam proses
pembelajaran telah mencakup pada pendekatan saintific. Akan tetapi masih ada
kurikulum 2013 yaitu distribusi sumber belajar yang sedikit terlambat dari
pemerintah. Sehingga sekolah tidak sempat mengkaji materi yang lebih mendalam
Karangploso Malang perencanaan yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan
5
pertama yang menerapkan pembelajaran tematik kelas 1 dan 4, tahun kedua kelas
2 dan 5, dan yang kelas 3 dan 6 masih menggunakan KTSP untuk penerapan
dilaksanakan sesuai dengan tujuan kurikulum 2013. Karena tidak semua sekolah
6
pembelajaran tematik.
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana penerapan pembelajaran tematik kelas 2 di Madrsah Ibtidaiyah
teoristis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
Soukorejo Pasuruan, hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai evaluasi dalam
pembelajaran tematik yang sudah dijalankan dan juga dapat dijadikan sebagai
lebih mudah dalam menerapkan pembelajaran tematik kelas rendah yang sesuai
yang dipelajarinya.
a) Bagi siswa
Diharapkan dengan adanaya penelitian ini dapat membantu siswa
dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan siswa bisa lebih mudah
minatnya.
b) Bagi penulis
Dengan penelitian ini bisa menambah wawasan dan ilmu
materi dari beberapa mata pelajaran kedalam sebuah tema. Sehingga siswa dapat
pada tingkatan ini berada pada cenderung lebih mudah dalam memahami hal-hal
yang bersifat konkrit atau sesuatu yang ada pada lingkungan sekitarnya. Selain
itu, mereka lebih tertarik pada tempat yang menyenangkan dan tidak
membosankan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik sering disebut dengan pemebelajaran terpadu.
Tema merupakan pokok pikiran atau gagasan yang menjadi pokok pembicaraan.
Sedangkan menurut Akbar, A’yun, Satriyani, Widodo, Paranimmita dan
pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lainnya yang terdapat pada satu tema
9
10
siswa baik secara individu maupun kelompok untuk aktif dalam proses
sebagai berikut:
a) Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa. Dalam hal ini sesuai
siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai
pada siswa. Dengan adanya pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada
sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang
lebih abstrak.
c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran tidak
dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
11
yang lain, bahkan dapat mengaitkannya degan kehidupan siswa dan keadaan
siswa.
e) Pemisahan antara satau mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain
sulit dilakukan.
f) Pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan,
mata pelajaran tidak terlalu jelas sehingga guru harus teliti, menyajikan berbagai
konsep dari beberapa mata pelajaran, bersifat fleksibel, dan hasil pembelajaran
membantunya untuk memahami hal-hal atau konsep yang masih bersifat abstrak.
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik
Prinsip pembelajaran tematik merupakan sesuatu yang sifatnya mendasar,
dalam pemb elajaran tematik berangkat dari tema yang terdiri atas kumpulan
kemampuan siswa.
4. Rambu-Rambu Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Adapun rambu-rambu pelaksanaan pembelajaran tematik yang harus
secara sendiri.
d) Konsep dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan
berikut:
a) Pengalaman dan kegiatan belajar siswa akan selalu relevan dengan tingkat
perkembangan anak.
b) Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan
siswa.
c) Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar
sosial siswa.
14
sama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan siswa, siswa dengan
siswa, siswa atau guru dengan nara sumber sehingga belajar lebih
menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih
bermakna.
Selain itu pembelajaran tematik memiliki kelebihan dan arti penting Majid
siswa.
b) Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan
yang dihadapi.
e) Menumbuhkan keterampilan sosial memalalui kerja sama.
f) Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang
lain.
g) Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang
pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi
proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran lansung saja (Majid:2014).
Jadi dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya dalam
pelaksanaannya.
B. Siswa Kelas Rendah 17
Siswa kelas rendah ialah siswa yang berada pada rentang usia dini. Pada
masa usia dini merupakan masa yang pendek, tetapi merupakan masa yang
penting bagi kehidupan seorang anak. Oleh sebab itu, siswa yang berada pada
kelas rendah seluruh potensi yang dimiliki siswa perlu didorong sehingga akan
oprasional konkret (7-11 tahun) yang ditandai oleh kemampuan berpikir konkret
asimilasinya sudah lebih tinggi dalam melakukan suatu koordinasi yang konsisten
Rusman (2016:251) pada rentang usia ini tingkah laku anak yang tampak yaitu:
1. Anak mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek
serentak.
2. Anak mulai berpikir secara rasional.
3. Anak mampu mempergunakan cara berpikir operasional untuk
mengklasifikasikan benda-benda.
16
yang terjadi.
6. Anak lebih senang belajar dengan cara bekerja, mengobservasi,
ada tiga yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
(Trianto, 2011:15)
1. Tahap Perencanaan
Sebelum melakukan proses pembelajaran guru harus melakukakan
atau topik sentral. Dalam penentuan tema dapat dilakukan oleh guru melalui
negosiasi antara guru dengan siswa atau dengan cara berdiskusi sesama siswa
(Majid, 2014:100).
Adapun beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam menentukan
terpilih. Dengan adanya jaringan akan terlihat kaitan antar tema, kompetensi
dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat
yang seimbang antara pencapaian hard skils dan soft skills. Kompetensi inti
Kompetnsi Dasar.
2. Keterkaitan antara Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam
mata pelajaran.
3. Keterkaitan antara Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar antar
mata pelajaran.
d) Mengidentifikasi materi pokok
Dalam mengidentifikasi materi pokok harus dipertimbangkan
sebagai berikut :
1. Potensi peserta didik
2. Relevensi materi pokok dengan KI dan KD
3. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan
berikut:
1. Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntunan
mata pelajaran.
7. Pembelajaran bersifat spiral (terjadi pengulangan pembelajaran
dua).
2. Sesuai dengan perkembangan berfikir siswa.
3. Berkaitan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar.
4. Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
5. Harus dapat menunjukkan pencapain dari hasil belajar siswa secara
utuh.
6. Meperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan.
7. Dapat diukur atau dapat dimati.
g) Penilaian
20
penilaian secara garis besar dapat dikategorikan sebagai teknik tes dan non
tes. Dalam penggunaan tes dan non tes bisa dilakukan dengan bentuk
sebagainya.
4) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tematik
satu Kompetensi Dasar (KD) untuk setiap mata pelajaran guru harus
sebagai berikut:
a) Mencantumkan identitas
Dalam identitas meliputi: sekolah, kelas/semester, kompetensi inti,
dari indikator yang berada di dalam RPP, dalm bentuk pernyataan yang
operasional.
c) Mencantumkan materi pembelajaran
21
siswa.
d) Mencantumkan model/metode pembelajaran
Pemilihan metode/model bergantung pada jenis materi yang akan
diajarkan kepada peseta didik. Karena tidak semua metode dapat digunakan
dan mengkomunikasikan.
a) Mengamati
Dalam kegiatan mengamati ini bertujauan untuk meperoleh
objek secara nyata, dalam hal ini peserta didik akan merasa senang dan
2014:212)
b) Menanya
Dalam penugasan yang menginginkan tindakan yang nyata,
sesuai.
e) Menkomunikasikan
Kegiatan mengkomunukasikan ini dapat disampaikan oleh guru
agar peserta didik mengetahui dengan benar apakah jawaban yang telah
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajarai oleh siswa serta
pembelajaran.
Adapun menurut Ardiansyah (2018:92) mengemukakan sebagai
dapat dilakukan oleh guru adalah sesi tanya jawab singkat yang
memerlukan perhatian.
Berdasasarkan pemaparan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir (penutup). Adapun dalam kegiatan
Majid (2014:249), antara lain dengan melalui penilaian proyek atau kegiatan
dan petunjuk observasi. Secara garis besar bentuk penilaian tersebut dapat
didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru
ditetapkan.
c. Skala penilaian. Penilain ini biasanya digunakam dengan
peserta didik sudah berhasil atau belaum. Cara seperti ini ada
peserta didik dalam satu priode tertentu. Informasi tersebut dapat diambil
dari karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik,
hasil tes, atau informasi lain yang releven dengan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu (Majid,
2014:257).
4) Jurnal
Jurnal merupakan tulisan yang dibuat oleh siswa untuk
isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian (Majid,
2014:262)
D. Penelitian Terdahulu
Setelah melakukan peninjauan dari hasil penelitian ya ng dilakukan oleh
konsep pidato peserta didik. Sebab dalam pembelajaran tematik melatih siswa
berpikir secara sintetis, analitis, dan kritis. Jadi dalam penelitian ini secara
Madani Alaudin Pao-Pao terlihat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
perencanaan pembelajaran.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Solikah pada tahun 2014 (Universitas Islam
siswa 76,92. Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 80,76 dan
baik.
5. Penelitian yang dilakuakan oleh Yulia Chairunisa pada tahun 2018
METODE PENELITIAN
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus, “penelitian studi
kasus adalah penelitian yang bertujan untuk mempelajari secara intensif mengenai
unit sosial tertentu, yang meliputi individu, kelompok lembaga dan masyarakat
(Zuriah, 2009:48)”.
Sedangkan Riyanto (1996:20) dalam Zuriah (2009:48) mengemukakan
bahwa studi kasus berkenaan dengan segala sesuatu yang bermakna dalam sejarah
atau perkembangan kasus yang bertujuan untuk memahami siklus kehidupan atau
bagian dari siklus kehidupan suatu unit individu (perorangan, keluarga, kelompok,
31
32
bagaimana suatu kejadian dan melaporkan hasil dari sebagaimana adanya. Melalui
dengan satu latar belakang penelitian yang bertempat di MI Miftaul Ulum Gendol
dokumentasi.
Dalam penelitian ini, peneliti merupakana pengamat penuh dalam
peneliti berperan sebagai partisipan penuh yang artinya peneliti terjun langsung
analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadai pelapor dari hasil penelitian.
(Moelong, 2017:168).
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum
obyek dengan maksud untuk memperoleh data lapangan yang dijamin kebenaran
ini berjalan sekitar 2 tahun pembelajaran, akan tetapi untuk kelas 3 dan 6 masih
berada dikelas rendah apakah sudah berjalan dengan baik yang sesuai dengan
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh peneliti untuk
(Sugiono, 2018:240).
Dokumentasi ini dilakukan bertujuan untuk melengkapi dan
berikut:
1. Reduksi data, data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,
maka untuk itu perlu dicatat secara teliti dan terperinci serta sistematis
dalam penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
36
data dalam penelitian kualitatif ini adalah teks yang bersifat naratif.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi, merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dapat berupa deskripsi atau
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
dilakukan dengan uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil data yang
data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis
itu salah atau tidak. Demikian juga dalam meningkatkan ketekunan maka,
peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sitematis tentang
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton,
jalan:
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara.
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan
berkaitan.
b. Triangulasi Teknik
Trigulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dapat dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
beda, maka peneliti malakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data
yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data yang mana
38
mengambil pengecekan keabsahan data yang berupa trigulasi sumber dan trigulasi
teknik.
BAB IV
Pasuruan
a. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol
Sukorejo Pasuruan.
Pada awal berdiri Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo
Pasuruan merupakan sekolah madin yang hanya mengaji kitab-kitab kuning dan
tidak ada pelajaran umum. Madrasah Ibtidaiyah ini menjadi lembaga tertua di
daerah sukorejo yang didirikan pada tahun 1960. Siswa yang belajar di MI ini
tidak hanya dari dusun gendol saja melaikan dari dusun-dusun lainnya.
Sesuai dengan perkembangan zaman pada tahun 1982 Madrasah
seperti biasanya dan mengikuti ujian nasional serta mendapatkan ijazah seperti
Pasurauan seluruhnya 560 M2 yang ditempati sejak tahun 1960 sampai sekarang
39
40
7) 3 wc siswa
Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan
Islami.
c) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga
kepercayaan di masyarakat.
f) Menanamkan prilaku yang mencerminkan sikap muslim atau musliamh
NO KELAS L P JUMLAH
1 I 10 15 35
2 II 8 14 22
3 III 8 20 28
4 IV 9 16 25
5 V 17 15 32
6 VI 14 20 34
JUMLAH 66 100 176
Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan mulai dari kelas 1(satu)
sampai kelas VI (enam) berjumlah 176 siswa yang dibagi menjadi 6 kelas.
3. Data Keadaan Guru
Tabel 4.2
Sumber data guru Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol
Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan berjumlah 11 orang yang terdiri dari
ini, pembelajaran yang akan dilakukan dapat dengan mudah mencapai tujuan
yang diinginkan. Maka dari itu sebelum melaksanakan pembelajaran guru harus
MI Miftahul Ulum Gengol Sukorejo Pasuruan dilakukan secara bertahap, hal ini
sebagaimana yang telah disampaikan oleh bapak Darmaji, S.Pd selaku kepala
diperkuat dengan pernyataan ibu Inin Maghfiroh selaku guru tamatik dikelas 2 di
(RPP), serta menyiapkan materi yang akan disampaikan dan kesiapan siswa
guru harus benar-benar siap agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, dan
Sukorejo Pasuruan dilakukan setiap hari senin sampai hari sabtu, yang
kurikulum 2013 yang sudah sesuai dengan revisi 2017 untuk pembelajaran
tematik. Pada kali ini peneliti akan meneliti pelaksanaan pembelajaran tematik
Pasuruan pada kelas 2 pada subtema 3 aturan keselamatan dijalan tema 8 aturan
hasil dari observasi, wawancara, dan dokumtasi yang telah dilakukan oleh
peneliti.
Dalam pembelajaran tematik mempunyai waktu satu hari untuk
cukup dilakukan satu hari karena adanya potensi murid dalam memahami materi
itu berbeda-beda.
Pada observasi yang dilakukan oleh peneliti, peneliti mendapatkan hasil
sebagai berikut:
“Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik pada kelas 2 guru lebih
menekankan pada proses pembelajaran membaca dan menulis, karena
pada kelas ini merupakan masa dimana anak lebih suka bermain dan
karakter dari siswa berbeda, tidak semua siswa sudah pandai dalam
membaca dan menulis, sehingga guru perlu ekstra lebih telaten dalam
menyampaikan materi didalam kelas. Guru kelas 2 sangat telaten dalam
menyampaikan materi apabila ada siswa yang main sendiri ketika
pembelajaran dilakukan guru langsung mengambil tindakan agar siswa
kembali memperhatikan pembelajaran kembali”. (Hasil observasi pada
tanggal 16 April 2019)
diperoleh dari ibu Inin Maghfiroh selaku guru kelas 2, sebagai berikut:
“Siswa kelas 2 yang sekarang lebih tertib dalam proses pembelajaran
dibandingkan dengan keles 2 yang terdahu, dalam pembelajaran tematik
lebih sering menekankan pada membaca dan menulis karena tidak semua
siswa sudah pandai dalam membaca dan menulis, disini guru dituntut
untuk profesional karena siswa pada kelas 2 yang termasuk kelas rendah
ini masa-masanya siswa senang bermain”. (Hasil wawancara pada
tanggal 16 April 2019)
Pasuruan.
46
hasil data:
1) Mengamati
Aktifitas yang menggunakan panca indra untuk mengetahui suatu hal.
Kegiatan mengamati ada banayak cara dengan berbagai hal, ada yang
nyata dan lain sebagainya. Dalam kegiatan mengamati pada kelas 2 ini lebih
wawancara degan ibu Inin Maghfiroh selaku guru kelas 2 sebagai berikut:
“Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik pada kegiatan mengamati,
biasanya mengamati gambar, selain mengamati gambar juga mengamati
bacaan dan benda nyata yang ada disekitarnya. Akan tetapi pada kegiatan
47
guru tidak selalu menyuruh anak untuk mengamati gambar dan bancaan, akan
tetapi siswa terkadang mengamati benda nyata baik dilingkungan kelas (indoor)
kondisi dan kebutuhan siswa, akan tetapi dalam pemabelajaran yang peneliti
lakukan siswa hanya mengamati gambar dan bacaan yang ada dibuku siswa
mengungkapkan (rasa ingin tahu) di depan orang lain melalui kegiatan ini.
keingintahuan siswa dalam pembelajaran dan memancing siswa untuk aktif dan
Selain dari hasil observasi peneliti juga mendapatkan informasi dari hasil
Dari paparan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada kegiatan
bertanya siswa tidak selalu aktif bertanya, dalam kegiatan bertanya jawab yang
lebih aktif bertanya hanya gurunya sedangkan siswa hanya menjawab apa yang
atau yang sudah ia pelajari. Kegiatan menalar serimg berkaitan dengan kreatif
dan berfikir kritis. Pada kegiatan ini bermaksud mengaitkan antara pengetahuan
sederhana dan gampang. Pada kegiatan ini pada kelas 1 sesuai dengan data dari
Data hasil observasi diatas diperkuat oleh hasil wawancara dengan Ibu
kegiatan menalar banyak menyita waktu. Dengan begitu diharapkan guru agar
bisa mengelola waktu dengan sebaik mungkin dengan yang telah ditentukan.
2, sebagai berikut:
“ Kegiatan mencoba ini sama halnya dengan bereksperimen, pada
kegiatan ini tidak setiap hari selalu melakukan eksperimen, akan tetapi
jika memang materi pembelajaran tersebut memerlukan eksperiman agar
mempermudah pemahan siswa maka akan dilakukan eksperimen, dan
untuk pembelajaran sekarang memang tidak melakukan eksperimen
karena waktu pembelajaran sudah sangat dekat dengan waktu siswa ujian
semester, maka dari itu tidak mengadakan eksperimen secara nyata,
karena hawatir waktunya tidak sampai”. (Hasil wawancara dengan Ibu
Inin Maghfiroh selaku guru kelas 2 dan guru tematik kelas 2 di Madrasah
Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan, tanggal 16 April).
eksperimen, akan tetapi tergantung dengan materi pembelajaran dan juga kondisi
waktu pembelajaran.
5) Mengkomunikasikan
50
lainnya menyimak dan memperhatikan atas hasil yang diperoleh. Tetapi tidak
hanya kerja kelompok saja yang dipersentasikan kedepan kelas, kerja individu
juga bisa menggunakan kegiatan ini. Dalam kegiatan ini siswa membaca atas
apa hasil yang telah diperoleh. Dalam kegiatan mengkomunikasikan ini melatih
selain itu pembelajaran tematik sudah diterapkan dengan baik dan sudah
amsih ada kegiatan pembelajaran yang masih kurang sesuai dengan RPP yang
yaitu ulangan yang dilakukan per subtema. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan dikelas 2 pada saat didalam
pengetahuan dilakukan dengan tes tulis dan non tulis), dan penilaian
evaluasi akhir lebih pada mengarjakan soal-soal ujian sesuai dengan tingkatan
masing-masing.
Adapun hasil dari penerapan bembelajaran tematik menurut Ibu Inin
pembelajarn tematik. Terlihat dari bentuk RPP yang masih kurang sesuai dengan
RPP tematik seharusnya. Dalam pembuatan RPP guru terlalu banyak mengambil
dari buku pedoman guru, dan dalam pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai
dengan RPP. Adapun dalam kegiatan pembelajaran terkadang guru juga masih
kesatuan yang utuh. Kesulitan lainya yang dialami oleh guru yaitu tingkatan
sebagai berikut:
“ Dalam penerapan pembelajaran tematik ini yang sering adanya kendala
yaitu ketika pelaksanaannya, guru masih banyak yang kebingungan
dalam menyusun perangkat pembelajaran dan dalam proses
pembelajarannya yang terkadang membingungkan. Karena pembelajaran
tematik disini juga masih terbilang masih baru dimulai”. (Hasil
wawancara pada tangal 15 April 2019)
waktu. Dengan alokasi waktu yang terbatas, guru memiliki dua kewajiban, yaitu
menyelesaikan seluruh materi dan membuat siswa paham dengan konsep materi
ini terjadi karena guru dalam membuat RPP langsung mengambil dari buku
pedoman guru. Selain itu guru juga merasa kesulitan dalam sistem penilaian
banyak dan guru juga tidak langsung merekab hasil dari ulangan harian siswa.
Adapun yang diungkapan oleh Ibu Inin Magfiroh selaku guru kelas 2
sebagai berikut:
“ kendalanya dalam penerapan pembelajaran tematik ini terletak pada
pembuatan perangkat pembelajaran guru-guru masih merasa kesulitan,
karena ketika guru-guru mengikuti pelatihan KKG (kelompok kerja guru)
tentang pembelajaran tematik guru-guru kurang merasa puas, karena
yang didapat hanyalah teori-teori saja tidak dengan prakteknya juga,
ketidak tersediannya buku bahan ajar yang kurang memadai, kesulitan
dalam pembelajaran tematik juga disebabkan pemahaman siswa yang
berbeda-beda kecepatannya, jadi terkadang proses pembelajaran agak
terlambat yang harus selesai satu minggu jadi diselesaikan satu minggu
lebih, dan terkadang saya juga masih kebingungan dalam mau
menyampaikan materi yang kadang materinya tidak sesuai dengan materi
yang selanjutya, adapun dalam kesultan lainnya yaitu dalam proses
penilaian, penilaian ini sangat sulit dibandingkan dengan penilaian di
KTSP, penilian ditematik ini menilai pengetahun dengan jumlah KD
yang banyak jadi sangat sulit dan kesulitan lainnya masalah alokasi
waktu pembelajaran terkadang yang tidak mencukupi.”. (Hasil
wawancara pada tanggal 16 April 2019)
Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan yaitu guru masih merasa kesulitan
yaitu kurangnya penunjang pemblejaran tem atik sepertihalnya buku ajar yang
masih belum mendukung, serta pemahaman siswa yang berbeda-beda, ada yang
Sementara itu, untuk solusi dari kendala yang disampaikan oleh Ibu
Adapun dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, dalam
yang lainya.
Adapun solusi dari kendala yang disampaikan oleh waka kurikulum Ibu
didalam kelas.
Tabel 4.3 Temuan Penelitian
1) Menggunakan pendekatan
saintifik.
lingkungan sekitarnya.
2 Permasalahan yang ada a. Guru masih kesulitan dalam
menyusun perencanaan
dalam penerapan pembelajaran.
pembelajaran tematik b. Kurang tersedianya bahan ajar yang
memadai dan dapat memenuhi
kelas 2 di Madrasah
kebutuhan pembelajaran tematik.
Ibtidaiyah Miftahul Ulum c. Pemahaman siswa yang berbeda-
beda ada yang cepat dan ada yang
Gendol Sukorejo
lambat.
Pasuruan.
d. Proses penilaian yang sangat banyak
(penilain per KD)
tematik akan tetapi ada yang masih menggunakan KTSP, kelas yang sudah
penyusunan silabus dan RPP. Dalam pembembuatan silabus dan RPP guru
melakukannya secara individu, jika ada kesulitan guru bisa berkomunikasi dengan
guru lain baik dalam satu sekolah maupun dari sekolah lain.Hal tersebut sesuai
59
60
pembelajaran.
Dalam kurikulum 2013 ini, pemetaan kompetensi dasar, menentukan
yang telah ditentukan. Dalam penerapan pembelajaran tematik ini tugas guru lebih
Ibtidaiyah Miftahul Gendol Sukorejo Pasuruan disusun dalam bentu matrik yang
materi pokok, indikator, alokasi waktu, dan sumber media. Untuk lebih jelasnya
jika ada kesulitan guru boleh bertukar pikir dengan guru lain meskipun tidak satu
sekolah yang mengajar pada tingkatan atau kelas yang sama. Dari hasil
wawancara dengan kepala sekolah guru juga diperbolehkan membuat RPP yang
Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan sebagai berikut: identitas, KI, KD, indikator,
61
sumber belajar, kegiatan pembelajaran, penilaian, untuk lebih jelasnya bisa dilihat
berikut:
“Langkah-langkah dalam penyusunan RPP sebagai berikut: a)
mencantumkan identitas, dalam identitas meliputi : sekolah,
kelas/semester, kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator b)
mencantumkan tujuan pembelajaran, c) mencantumkan materi
pembelajaran, d) mencantumkan model atau metode pembelajaran, e)
mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran, f) mencantumkan
media/alat/bahan/sumberbelajar, g) mencantukan penilain”.
Berdasarkan dari kajian teori dan paparan diatas dapat ditarik kesimpulan
oleh guru Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan sudah
(Majid, 2014:129).
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam
2013 bahwa dalam dalam proses pembelajaran tematik guru memfasilitasi pesrta
mengkomunikasikan.
62
kegiatan mengamati siswa mengamati gambar yang terdapat dibuku siswa dalam
kegiatan mengamati siswa tidak hanya mengamati gambar saja akan tetapi juga
menanya, dalam tahap ini guru mulai mengeksplor pemahaman siswa terkait
dengan materi yang disampaikan, akan dalam kegiatan menanya ini masih banyak
siswa malu ataupun takut bertanya, dalam proses bertanya lebih banyak guru yang
bertanya kepada siswa, siswa menjawab pertanyan dari guru, dalam menjawabpun
kegiatan mencoba ini berguna untuk untuk memperoleh hasil belajar siswa yang
yang seharusnya ada percobaan untuk membuat hiasan dari kulit kerang akan
tetapi disitu guru tidak melakukan percobaan tersebut karena sulit untuk mencari
pertama guru memerintahkan siswa untuk menyebutkan jumlah dan nama hari
dalam satu minggu dan megerjakan soal yang ada dalam buku siswa, dalam
kegiatan belajar bersa dengan teman-temanya yang pernah dilakukan dlam bentuk
menuliskan alamat rumah udin dangan teman-temannya yang sesuai dengan huruf
kapital dan tanda titik yang benar, dalam kegiatan pembelajaran ke-4 siswa
disuruh untuk mecari tahu manfaat dari kulit dan buah salak, dalam kegiatan
pembelajarn ke-5 guru memerintahkan siswa untuk untuk membuat kalimat tanya
yang ditulis dibuku siswa, dalam kegiatan pembelajaran ke-6 guru memerintahkan
siswa untuk berdiskusi dengan temannya aturan dlam berjalan ditrmpat becek dan
berlumpur, yang kemudian siswa menuliskan hasil diskusi tersebut dibu siswa.
Dalam kegiatan mengkomunikasikan yang didapat oleh peneliti di dalam
kelas 2, dalam kegiatan mengkomunikasikan ini yang lebih sering dilakukan yaitu
perwakilan dari siswa maju satu persatu guna untuk menyampaikan hasil dari apa
maju untuk menyampaikan hasilnya akan tetapi hanya siswa yang ditunjuk oleh
dan penyimpulan informasi tentang proses dan hasil pembelajaran terpadu, untuk
yang menjadi objek evaluasi secara umum adalah proses dan hasil pembelajaran
(Kurniawan, 2014:196).
Adapun hasil dari penerapan pembelajaran tematik di Madrasah Ibtidayah
siswa lebih kreatif, siswa lebih berani untuk menyampaikan pendapatnya, bakat-
bakat siswa lebih terlihat baik itu bakat dalam pelajaran, kesenian dan lainnya,
serta siswa lebih dekat dengan lingkungannya karena yang diutamakna dalam
64
Adapun pernyatan tersebut sesuai dengan teori yang ada Pembelajaran tematik
berpusat pada siswa. Dalam hal ini sesuai denagan pendekatan pembelajaran
modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan
lisan.
Hal tersebut sesuai dengan yang terdapat pada kajian teori menurut
pembelajaran tematik. Selain itu permasalahan itu ada karena kurang adanya
sosialisasi dari pihak-pihak tertentu, dalam kegiatan sosialisasi yang didapat oleh
guru-guru lebih banyak teori daripada perakteknya, yang sebenarnya guru lebih
butuh prakteknya.
Adapun permasalahan yang ada dalam merencanakan perencanaan
yaitu dalam menyusun RPP, kesulitan yang dialami yaitu ketika menentukan
indikator dan tujuan pembelajaran, dalam hal ini guru masih sering kebingungan,
yang dikarenkan juga dikelas 2 ini juga baru tahun ini menerapkan pembelajaran
tematik.
Sedangkan kesulitan dalam melaksanakana pembelajaran yaitu terletak
pada tingkat pemahaman siswa yang tidak sama ada yang cepat dan ada yang
lambat, didalam kelas siswa ada siswa yang sudah bisa membaca, dan ada yang
masih belum bisa membaca, adapun kesulitan lain yang dirasakan oleh guru
dalam pelaksanaan pembelajaran tematik adalah terbatas buku ajar, buku ajar
bingung, karena antara satu mata pelajaran dengan pelajaran yang lainnya tidak
nyambung. Jadi dalam hal ini guru tidak boleh memaksakan pembelajaran yang
tidak dapat dipadukan, seperti halnya yang dikatakan oleh (Rusman, 2012:259)
yang diambil oleh guru yaitu, membahas dalam kegiatan KKG dan mengikuti
menjadi lebih mudah yaitu dengan mengikut sertakan guru-guru workshop dan
pembelajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik guru berupaya untuk lebih
pembelajaran tematik selain buku siswa dan buku guru. Selain itu dengan siswa
yang terkadang pemahamannaya lebih lambat dari yang lainnya maka guru
memberikan perhatian yang lebih husus dan memotivasinya. Dalam hal ini guru
(Rusman, 2012:258)
Adapun jika dalam pembelajaran tematik ada materi yang tidak sesuia
dengan materi yang selanjutnya maka jangan dipaksakan untuk dipadukan, lebih
67
baiknya pembelajaran itu diberikan secara terpisah, karena jika dipaksakan akan
yaitu tidak semua mata pelajaran dapat dipadukan, kompetensi dasar yang tidak
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penerapan pebelajaran tematik sudah dilakukan pada kelas 1,2,4, dan 5
tematik yaitu penilain sikap, penilain ini dilakukan setiap hari dengan cara
tulis maupun non tulis dan penilaian keterampilan, penilain ini dilakukan
dan ada yang cepat, kurangnya buku bahan ajar yang menunjang
68
69
dipadukan.
B. Saran
1. Untuk sekolah
Hendaknya sekolah memberikan fasilitas, sarana dan prasarana baik
Pasuruan , untuk itu perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan ruang
Ardiansyah, Arief. 2018. Empat Aturan Manajemen Kelas Untuk Perilaku Guru
Efektif di Madrasah. Victarina: Jurnal Pendidikan Islam, 3(2), 89- 96.
http://riset.unisma.ac.id/index.php/fai/article/view/730
71
Sugiono. 2018. Metode Penelitian Kualitatif, Kuatitatif dan RND. Bandung:
CV Alfabeta
Sutopo & Arief. 2010. Terampil mengolah data kualitatif. Jakarta: Elsas
72