Anda di halaman 1dari 87

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS RENDAH

DI MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL ULUM GENDOL


SUKOREJO PASURUAN

SKRIPSI

Oleh:

WIWIK NURHAYATI

NPM: 21501013025

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH

2019
PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS RENDAH
DI MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL ULUM GENDOL
SUKOREJO PASURUAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Malang Untuk Memenuhi Salah Satu


Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh:

WIWIK NURHAYATI

NPM: 21501013025

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH

2019

ii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang disusun oleh Wiwik Nurhayati ini

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing untuk diuji

Malang,

Pembimbing I,

Ika Ratih Sulistiani, M.Pd

NPP. 122102198632261

Malang,

Pembimbing II,

Dr. Fita Mustafida, M.Pd

NPP. 131110198632224

iii
PENGESAHAN
TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi oleh Wiwik Nurhayati ini telah diujikan di depan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang dan diterima untuk memenuhi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Malang,

Dewan Penguji,

Ketua, Sekretaris,

Ika Ratih Sulistiani, M.Pd Dr. Fita Mustafida, M.Pd

NPP. 122102198632261 NPP. 131110198632224

Penguji Utama,

Dr. H. Muhammad Hanif, M.PdI

NPP. 1900200003

Mengetahui, Mengesahkan,

Ka. Prodi PGMI Dekan Fakultas Agama Islam

Dr. Fita Mustafida, M.Pd Drs. H. Anwar Sa’dullah, M.PdI

NPP. 131110198632224 NPP. 1910200036

iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Wiwik Nurhayati

NPM : 21501013025

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul penelitian : Penerapan Pembelajaran Tematik Kelas Rendah Di


Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo
Pasuruan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi/falsifikasi/fabrikasi baik sebagian atau
seluruhnya.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
plagiasi/falsifikasi/fabrikasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang,
Yang Memberi Pernyataan

Wiwik Nurhayati

NPM. 21501013025

v
ABSTRAK
Hayati, Wiwik Nur. 2019. Penerapan Pembelajaran Tematik Kelas Rendah Di
Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan.
Program Studi Pendidikan Guru Madrah Ibtidaiyah. Fakultas Agama
Islam. Universitas Islam Malang. Pembimbing (I): Ika Ratih Sulistiani,
M.Pd. Pembimbing (II): Dr. Fita Mustafida, M.Pd
Kata Kunci: Pembelajaran Tematik, Kelas Rendah
Pembelajara tematik merupakan pembelajaran dengan menghubungkan
mata pelajaran satu dangan mata pelajaran lainnya yang terdapat pada suatu tema
dan mengikutsertakan peserta didik atau siswa baik secara indivisu maupun
kelompok untuk aktif dalam proses pembelajaran sehingga menjadi pembelajaran
bermakna.
Berdasarkan observasi awal dalam penerapan pembelajaran tematik,
bahwasannya agar siswa menjadi siswa yang kreatif, yang dekat dengan dengan
lingkungan sekitarnya, dan bisa menentukan bidang mana yang mereka sukai,
dengan begitu pembelajaran tematik akan menjadi pembelajaran yang bagus dan
bermakna untuk siswa.
Dari latar belakang penelitian diatas maka peneliti merumuskan masalah,
yakni tentang gambaran penerapan pembelajaran tematik kelas rendah di
Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan, hasil dari
penerapan pembelajaran tematik, permasalahan yang ada dalam penerapan
pembelajaran tematik, dan solusi dari permasalahan dari penerapan pembelajaran
tematik.
Tujuan penilitian ini adalah, mendeskripsikan penerapan pembelajara
tematik kelas rendah di Madrasah Ibtidaiyah Miftahu Ulum Gendol Sukorejo
Pasuruan, mendeskripsikan permasalahan yang ada dalam penerapan
pembelajaran tematik kelas rendah di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol
Sukorejo Pasuruan, mendeskripsikan solusi dari permaslahan yang ada dalam
penerapan pembelajaran tematik kelas rendah di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul
Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan.
Penelitian ini menggunakan pendekan kualitatif, yang berisi kutipan-
kutipan dari hasil yang diperoleh dari penelitian. Jenis penelitian ini menggunakan
penelitian study kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Dalam menguji keabsahan data menggunakan
trigulasi. Analsis data mengunakan model Milesndan Huberman yaitu
pengumpulan data, reduksi data, display data, dan kesimpulan.
Hasil penelitain menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik
di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuraun sudah
dilaksakan, akan tetapi pembelajaran tematik hanya diterapkan pada kelas 1,2, 4,

vi
dan 5 untuk kelas 3 dan 6 masih menerapkan pembelajaran konvesional, prosedur
dalam penerapan pembelajaran tematik mencakup perencanaan yang dilakukan
oleh guru yaitu membuat prota, promes, silabus, dan RPP. Kegiatan pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru menggunaka pendekatan saintifik (5M),
mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Penilain yang
digunakan untuk mengetahui hasil dari pembelajaran tematik yaitu penilain sikap,
penilain pengetahuan dan penilain keterampilan. Permasalahan yang ada dalam
penerapan pembelajaran tematik yaitu: a) guruh masih kesulitan dalam membuat
perangkat pembelajaran, b) kurang tersedianya bahan ajar, c) tingkat pemahaman
siswa yang berbeda-beda, d) proses penilaian yang sangat banyak (penilaian per
KD) . Adapun solusinya yaitu: a) guru mengikuti pelatihan workshop, dan KKG,
b) diupayakan buku penunjang tambahan yang memfasilitasi pembelajaran
tematik, c) memberikan motivasi, d) setiap selesai memberikan soal dianjurkan
untuk merekap nilai-nilai siswa.
Hal yang perlu diperhatikan sebagai sasaran yaitu tentang bagaimana
langkah k edepan MI Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan untuk dapat
mengembangkan lebih baik baik penerapan pembelajaran tematik baik dalam
pembuatan perangkat pembelajaran, pembuatan media, dan dalam penerapannya,
agar pembelajaran dapat menghasilkan hasil yang memuaskan.

vii
MOTTO

“lebih baik pernah mencoba berjuang namun gagal, daripada


merasakan kegagalan karena sama sekali tidak pernah
berjuang,hingga kemudian tenggelam dalam harapan dan impian
yang semu”

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq, hidayah,

serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skrips ini. Tak lupa pula

sholawat serta salam kepada junjungn kita Nabi Muhammad SAW, yang telah

mengorbankan jiwa, raga dan harta demi agama Islam sehingga kita bisa

menikmati zaman kemenangan ini.

Berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Penerapan Pembelajaran Tematik kelas Rendah Di Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan”. Penulis menyadari bahwa

penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan

dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

pada kesempatan ini penyusun mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya.


2. Kedua orang tua tercinta Bapak Nur Sodik dan Ibu Sujiati yang senantiasa

memberikan dukungan baik material maupun spiritual.


3. Bapak Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si. selaku Rektor Universitas Islam Malang

dan para Pembantu Rektor.


4. Bapak Drs. H. Anwar Sa’dullah, M.PdI selaku Dekan Fakultas Agama Islam.
5. Ibu Ika Ratih Sulistiani, M.Pd selaku dosen pembimbing 1 yang

telahmemberikanbimbingandanmotivasidengansabar.
6. Ibu Dr. Fita Mustafida, M.Pd selaku Dosen pembimbing 2 yang telah

membimbing dan memberikan saran dengan sabar.


7. Bapak dan Ibu Dosen PGMI yang telah membekali imu pengetahuam,

sehingga ilmu pengetahuan tersebut dapat penulis gunakan sebagai bekal

dalam penyusunan skripsi ini.

ix
8. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Agama Islam Universitas Islam

Malang.
9. Bapak KH. Murtadlo Amin, M.Hi beserta para Dewan Asatid Pesantren

Kampus Ainul Yaqin Universitas Islam Malang.


10. Seluruh keluarga besar PGMI A 15 UNISMA
11. Seluruh Guru, siswa dan siswi MI Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan.
12. Sahabat tercinta Desy, Awa, mery, afifa, wahyu dan Nia yang selalu ada

dalam keadaan suka maupun duka.


13. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.


Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dunia ini tidak ada yang

sempurna. Begitu juga penulisan skripsi ini, yang tidak luput dari kekurangan dan

kesalahan. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis

sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat kontruktif demi

penyempurnaa skripsi ini.


Akhirnya dengan segala bentuk kekurangan dan kesalahan, penulis

berharap sunguh dengna rahmat dan Izin-Nya mudah-mudahan skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pihak-pihak yang bersangkutan


Malang

Wiwik Nurhayati

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI.................................... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI.................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI......................................................... iv
ABSTRAK..................................................................................................... v
MOTTO.......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR..................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................. x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xiii

x
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Konteks Penelitian........................................................................... 1
B. Fokus Penelitian............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 6
D. Kegunaan Penelitian........................................................................ 7
E. Definisi Operasional......................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................ 10


A. Pembelajaran Tematik...................................................................... 10
1. Pengertian Pembelajaran Tematik................................................ 10
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik............................................ 11
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik......................................... 14
4. Rambu-rambu Pelaksanaan Pembelajaran Tematik..................... 14
5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik..................... 16
B. Kelas Rendah.................................................................................... 17
C. Penerapan Pembelajaran Tematik.................................................... 19
1. Tahap Perencanaan....................................................................... 19
2. Tahap Pelaksanaan....................................................................... 26
3. Tahap Evaluasi............................................................................. 29
C. Penelitian Terdahulu......................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 36


A. Pendekatan dan Jenis Penelitian...................................................... 36
B. Kehadiran Peneliti............................................................................ 37
C. Lokasi Penelitian.............................................................................. 38
D. Sumber Data..................................................................................... 39
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 39
F. TeknikAnalisis Data.......................................................................... 41
G. PengecekanKeabsahan Data............................................................ 42

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN..................... 45

A. Latar Belakang Obyek Penelitian................................................... 45


1. Kondisi Rill Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorjo
Pasurua ....................................................................................... 45
2. Data Keadaan Siswa.................................................................... 48
3. Data Keadaan Guru..................................................................... 48
B. Paparan Data Dan Temuan Penelitian............................................. 49
1. Penerapan Pembelajaran Tematik Kals 2 di Madrasah
Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuran
.....................................................................................................
.....................................................................................................
49
2. Permasalahan Yang Ada Dalam Penerapan Pembelajaran
Tematik kelas 2 di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum

xi
Gendol Sukorejo Pasuruan
.....................................................................................................
.....................................................................................................
60
3. Solusi Untuk Mengatasi Permasalahan Yang Ada Dalam
Penerapan Pembelajaran Tematik Kelas 2 di MI Miftahul
Ulum Gendol Sukorejo
.....................................................................................................
.....................................................................................................
62
BAB V PEMBAHASAN
........................................................................................................................
........................................................................................................................
67

A. Penerapan Pembelajaran Tematik Kelas 2 di Madrasah Ibtidaiyah


Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan
..........................................................................................................
..........................................................................................................
67
B. Permasalahan Yang Ada Dalam Penerapan Pembelajaran Tematik
Kelas 2 di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo
Pasuruan
..........................................................................................................
..........................................................................................................
73
C. Solusi Untuk Mengatasi Permaslahan Yang Ada Dalam Penerapan
Pembelajaran Tematik Kelas 2 di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul
Gendol Sukorejo Pasuruan
..........................................................................................................
..........................................................................................................
75

BAB VI PENUTUP
........................................................................................................................
........................................................................................................................
77
A. Kesimpulan
.................................................................................................................
.................................................................................................................
77
B. Saran
.................................................................................................................
.................................................................................................................
78
DAFTAR RUJUKAN................................................................................... 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Data Siswa MI Miftahul Ulum 2018/2019.................................. 48

Tabel 4.2 Data Keadaan Guru MI Miftahul Ulum 2018/2019.................... 48

Tabel 4.3 Temuan Penelitian....................................................................... 62

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 2 Silabus

Lampiran 3 Pedoman Wawancara

Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 5 Kartu Bimbingan Skripsi

Lampiran 6 Dokumen Hasil Penelitian

Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup

xiv
xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian
Penerapan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran disekolah perlu

dilaksanakan dan dikembangkan secara lebih fungsional agar kualitas dalam

proses pembelajaran dapat dikembangkan secara optimal. Secara konseptual

kurikulum 2013 dalam pembelajaran tematik mempunyai cita-cita melahirkan

generasi yang cerdas komprehensif yaitu tidak hanya cerdas intelektualnya, akan

tetapi cerdas emosi, sosial dan spiritualnya. Hal ini tampak dengan terintegrasinya

nilai-nilai karakter kedalam proses pembelajaran. Kurikulum 2013 menjadi salah

satu solusi dalam menghadapi zaman yang kelak akan mengutamakan kompetensi

yang disinergikan dengan nilai-nilai karakter.


Penerapan pembelajaran tematik merupakan salah satu penerapan

pembelajaran yang cocok digunakan untuk siswa kelas rendah yaitu siswa kelas I,

II, dan III agar dapat melatih cara berfikir kreatif, mengembangkan rasa ingin

tahu, serta menyalurkan keaktifan siswa pada hal-hal yang positif dalam kegiatan

pembelajaran. Selain itu, pembelajaran tematik dapat memudahkan siswa dalam

memahami materi-materi pelajaran karena dalam proses pembelajaran materi

pelajaran yang digunakan sesuai dalam kehidupan sehari-hari siswa. Apabila

siswa belajar mengenai sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya, maka siswa

akan lebih mudah dalam memahami meteri-materi pelajaran.


Dalam pembelajaran tematik ini sudah tidak ada pemisah antara mata

pelajaran yang artinya setiap hari siswa sudah tidak lagi belajar IPA, Bahasa

Indonesia, Matematika, atau mata pelajaran lainnya secara terpisah. Akan tetapi

1
2

siswa belajar tema yang didalam tema itu sudah mencakup seluruh mata pelajaran

dan kompetensinya. Ekspolorasi dalam pembelajaran tematik ini bertujuan agar

siswa lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya bernalar, dan

mengkomunikasikan apa yang mereka ketahui setelah menerima materi

pembelajaran.
Pembelajaran tematik ini berpusat pada siswa sedangkan guru hanya

sebagai fasilitator. Hal ini sudah sesuai degan pendekatan pembelajaran secara

moderen yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan

guru hanya sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan terhadap

siswa yang sedang melakukan proses pembelajaran.


Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, bahwa guru dituntut secara

profesional merancang pembelajaran efektif dan bermakna (menyenangkan),

mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat,

menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif

serta menetapkan kriteria keberhasilan. Peseta didik diharapkan mampu

memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengelaman langsung

nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra maupun antar mata

pelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran tematik yang berbasis karakter dan kompetensi

sebaiknya dilalakukan dengan tingkat kebutuhan dan karakteristik siswa. Dalam

pelaksanaan pembelajaran tematik proses pembelajaran berbasis kompetensi dan

karakter dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan tematik integratif yakni

mengintegrasikan 5 mata pelajaran yang antara lain: Bahasa Indonesia,

Matematika, PPKn, SbDP, PJOK.


3

Dalam proses pembelajaran tematik harus dirancang dengan baik dan

menuntut kreatifitas dari guru yang tinggi dalam menyiapkan kegiatan

pembelajaran bagi siswa. Peran guru sangatlah penting dalam proses

pembelajaran dikelas agar tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal. Karena

apabila guru kurang kreatif dalam proses pembelajaran dan selalu menggunakan

metode yang sama saja maka kegiatan pembelajaran akan kurang maksimal

hasilnya. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan belajar sambil

melakukan sesuatu. Oleh sebab itu, guru harus mengemas atau merancang

pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa.

Pengalaman belajar yang menunjukkan unsur-unsur konseptual antar mata

pelajaran yang dipelajari menjadikan proses pembelajaran lebih efektif, dengan

begitu siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu,

dengan adanya penerapan pembelajaran tematik disekolah dasar sangat membantu

siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala

sesuatu sebagai suatu keutuhan.


Meskipun demikian, tujuan yang bagus hanya akan ada pada penataan

konsep apabila tidak diimbangi dengan pemberdayaan pemangku kepentingan

pendidikan, khususnya para guru. Guru selama ini yang kurang terberdayakan

untuk menurunkan satandar isi kedalam rencana pembelajaran kemudian

diimplementasikan kedalam pembelajaran. Oleh sebab itu mutu pendidikan tidak

bisa terstan darkan. Jadilah model copy paste pun menjadi budaya baru bagi

kalangan guru akibat ketidak siapan mereka dalam menerapkan standar isi.
Penerapan pembelajaran tematik secara efektif akan membantu

menciptakan kesempatan yang luas bagi siswa yang melihat dan membangun
4

konsep-konsep yang saling berkaitan. Dengan demikian penerapan pembelajaran

tematik ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memahami masalah-masalah yang kompleks dengan cara pandang yang utuh.

Dengan adanya penerapan pembelajaran tematik ini diharapkan siswa dapat

menumbuhkan kemampuan mengidentifikasi yang berada disekitarnya secara

bermakna. Dengan begitu siswa belajar akan lebih bermakna ketika siswa

mengalami langsung apa yang dipelajari nya, dari pada hanya mendengarkan

penjelasan dari guru saja.


Salah satu penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anisah (2015) dalam

skripsinya dengan judul “Implementasi pembelajaran tematik kurikulum 2013

pada siswa kelas I tema keluargaku di SD Islam Al-Azhar 25 Semarang”.

Menyimpulkan bahwa hasil dari penelitiannya dalam implementasi pembelajaran

temtaik kurikulum 2013 pada siswa kelas I tema keluargaku yang dilaksanakan di

SD Islam Al-azhar Semarang telah berlangsung dengan baik serta dalam proses

pembelajaran telah mencakup pada pendekatan saintific. Akan tetapi masih ada

kendala yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajarn tematik

kurikulum 2013 yaitu distribusi sumber belajar yang sedikit terlambat dari

pemerintah. Sehingga sekolah tidak sempat mengkaji materi yang lebih mendalam

mengenai pembelajaran tematik kurikulum 2013.


Adapun penelitain terdahulu yang dilakukan oleh Chairunnisa (2018)

dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan pembelajaran tematik integratif

kelas I di SDN Ngijo 01 Karangploso Malang”. Menyimpulkan bahwa hasil dari

penelitiannya dalam menerapkan pembelajaran tematik integratif di SDN Ngijo 01

Karangploso Malang perencanaan yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan
5

standar kompetensi pemerintahan dengan membuat prota, promes, silabus, RPP,

sehingga dalam penerapan pembelajaran tematik integratif terlaksana dengan baik.


Pada penilitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti, peneliti akan

mengambil objek penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol

Sukoreje pasuruan. Karena dengan alasan yang tepat sehingga peneliti

memutuskan untuk melakukan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah tersebut,

dikarenakan sebelum melakukan penelitian peneliti telah melakukan observasi ,

peneliti sudah mengidentifikasi kurikulum yang diterapkan di Madrasah

Ibtidaiyah tersebut. Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Psuruan

telah menerapkan pembelajaran tematik sejak tahun ajaran 2017/2018. Dalam

menerapkan pembelajaran tematik tidak langsung semua kelas menggunakan tema

akan tetapi penerapan pembelajaran tamatik dilakukan secara bertahap, tahun

pertama yang menerapkan pembelajaran tematik kelas 1 dan 4, tahun kedua kelas

2 dan 5, dan yang kelas 3 dan 6 masih menggunakan KTSP untuk penerapan

pembelajaran tematik akan diterapkan pada tahun ajaran selanjutnya.


Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas peneliti mengambil judul

“PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS RENDAH DI

MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL ULUM GENDOL SUKOREJO

PASURUAN”. Dalam penelitian ini diharapkan peneliti dapat mengetahui

penerapan pembelajaran tematik yamg dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah

Miftahul Ulum Pakunden Sukorejo Pasuruan. Dengan mengetahui penerapan

pembelajaran tematik peneliti dapat melihat bahwa pembelajaran yang

dilaksanakan sesuai dengan tujuan kurikulum 2013. Karena tidak semua sekolah
6

yang berada dikecamatan Sukorejo kabupaten Pasurauan telah menerapkana

pembelajaran tematik.
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana penerapan pembelajaran tematik kelas 2 di Madrsah Ibtidaiyah

Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan?


2. Apa permasalahan yang ada dalam penerapan pembelajaran tematik kelas

2 di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan?


3. Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan dalam penerapan

pembalajaran tematik kelas 2 di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum

Gendol Sokorejo pasuruan?


C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran tematik kelas 2 di

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan.


2. Untuk mendeskripsikan permaslahan yang ada dalam penerapan

pembelajaran tematik kelas 2 di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum

Gendol Sukorejo Pasuruan.


3. Untuk mendeskripsikan solusi untuk mengatasi permasalahan dalam

penerapan pembelajaran tematik kelas 2 di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul

Gendol Sokorejo Psuruan.


D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat penelitian secara teoristis
Penelitian menjelaskan tentang Penerapan Pembelajaran Tematik kelas

rendah di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo. Sehingga secara

teoristis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

perkembangan dunia pendidikan, khususnya para guru untuk mengetahui

bagaimana cara menerapkan pembelajaran tematik didalam kelas, serta kendala

apa yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan pembelajaran tematik.


2. Manfaat penelitian secara praktis
a) Bagi sekolah
7

Bagi kepala sekolah Madrsah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol

Soukorejo Pasuruan, hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai evaluasi dalam

pembelajaran tematik yang sudah dijalankan dan juga dapat dijadikan sebagai

acuan dalam menyusun strategi baru dalam mengembangkan program-program

sekolah dalam mengembangkan pembelajaran tematik


b) Bagi guru
Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai masukan oleh para guru agar

lebih mudah dalam menerapkan pembelajaran tematik kelas rendah yang sesuai

dengan perkembangan siswa, dengan begitu siswa akan lebih mudah

mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhan

yang nantinya dapat mengarahkan mereka untuk memahami konsep materi

yang dipelajarinya.
a) Bagi siswa
Diharapkan dengan adanaya penelitian ini dapat membantu siswa

mudah dalam mempelajari pembelajaran tematik dan tidak merasa jenuh

dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan siswa bisa lebih mudah

mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan dan

minatnya.
b) Bagi penulis
Dengan penelitian ini bisa menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan bagaimana penerepan pembelajaran tematik dikelas rendah.

Sehingga dapat dijadikan sebagai acauan untuk kedepannya agar lebil

optimal lagi dalam menerapkan pembelajaran tematik didalam kelas.


E. Definisi Oprasional
Untuk mempermudah pemahaman dan menghindari kesimpangsiuran

pengertian dalam penulisan skripsi yang berjudul Penerapan Pembelajaran


8

Tematik Kelas Rendah di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo

Pasuruan, maka perlu ditegaskan definisi oprasional sebagai berikut:


1. Pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran dengan mengintegrasikan

materi dari beberapa mata pelajaran kedalam sebuah tema. Sehingga siswa dapat

memperoleh pengalaman belajar yang bermakna dan pengetahuannya tidak

dibatasi dalam disiplin ilmu tertentu.


2. Kelas rendah
Kelas rendah merupakan kelas yang berada pada kelas 1,2, dan 3. Siswa

pada tingkatan ini berada pada cenderung lebih mudah dalam memahami hal-hal

yang bersifat konkrit atau sesuatu yang ada pada lingkungan sekitarnya. Selain

itu, mereka lebih tertarik pada tempat yang menyenangkan dan tidak

membosankan.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik sering disebut dengan pemebelajaran terpadu.

Rusman (2012:254) Mengemukakan pembelajaran tematik merupakan model

pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan

beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna terhadap

siswa. Dikatakan pembelajaran bermakna karena dalam pembelajaran tematik,

siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman

langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.


Sedangkan menurut Majid (2014:80) pembelajaran tematik merupakan

pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk untuk mengaitkan beberapa

mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada murid.

Tema merupakan pokok pikiran atau gagasan yang menjadi pokok pembicaraan.
Sedangkan menurut Akbar, A’yun, Satriyani, Widodo, Paranimmita dan

Ferisa (2016:17) menyatakan sebagai berikut:


“Bahwa pembelajaran tematik adalah pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke
dalam tema dengan proses pembelajaran yang bermakna disesuaikan
dengan perkembangan siswa. Pembelajaran yang dilaksanakan berkaitan
dengan pengalaman dan lingkungan siswa.

Jadi menurut paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran

tematik merupakan suatu pembelajaran terpadu yang menghubungkan mata

pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lainnya yang terdapat pada satu tema

(pokok pikiran atau gagasan) yang dalam proses pembelajaran mengikutsertakan

9
10

siswa baik secara individu maupun kelompok untuk aktif dalam proses

pembelajarannya sehingga pembalajaran menjadi pembelajaran yang bermakna.


2. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Dalam pembelajaran tematik mempunyai beberapa karakteristik. Rusman

(2012:258) mengemukakan beberapa karakteristik dari pembelajaran tematik

sebagai berikut:
a) Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa. Dalam hal ini sesuai

denagan pendekatan pembelajaran modern yang lebih banyak menempatkan

siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai

fasilitator, yaitu memberikan kemudahan-kemudahan pada siswa untuk

melakukan aktivitas belajar.


b) Memberikan pengalaman langsung
Dalam pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung

pada siswa. Dengan adanya pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada

sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang

lebih abstrak.
c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran tidak

begitu jelas. Fokus pada pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-tema

yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.


d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Dalam pembelajaran tematik juga menyajikan konsep-konsep dari

berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian,

siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.


e) Bersifat fleksibel
Dalam pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru

dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
11

yang lain, bahkan dapat mengaitkannya degan kehidupan siswa dan keadaan

lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.


f) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang

dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.


g) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Sedangkan menurut menurut Prastowo dalam Akbar, A’yun,

Satriyani, Widodo, Paranimmita dan Ferisa (2016:20) karakteristik dalam

pembelajaran tematik mempunyai sembilan karakteristik, sebagai berikut:


a) Terintegrasi dengan lingkungan
b) Memiliki tema sebagai alat pemersatu beberapa mata pelajaran
c) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
d) Pembelajaran memberikan pengalaman langsung yang bermakna bagi

siswa.
e) Pemisahan antara satau mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain

sulit dilakukan.
f) Pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan,

dan minat siswa.


g) Pembelajaran bersifat fleksibel
h) Penggunaan variasi metode pembelajaran
Jadi berdasarkan urain tentang karakteristik pembelajaran temataik diatas,

dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam proses pembelajaran tematik, memiliki

beberapa karakteristik yang harus di perhatikan seperti halnya berpusat pada

siswa, memberikan pengalaman secara langsung terhadap siswa, pemisahan antara

mata pelajaran tidak terlalu jelas sehingga guru harus teliti, menyajikan berbagai

konsep dari beberapa mata pelajaran, bersifat fleksibel, dan hasil pembelajaran

harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Adapun dalam pembelajaran tematik

hendaknya dilakukan secara menyenangkan, memberikan siswa dan

memfasilitasinya untuk mengontruksi pengetahuannya sendiri yang sesuai dengan

minat dan bakatnya. Dalam pembelajaran tematik hendaknya juga dikaitkan


12

dengan pengalaman dan lingkungan siswa sihangga dapat dengan mudah

membantunya untuk memahami hal-hal atau konsep yang masih bersifat abstrak.
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik
Prinsip pembelajaran tematik merupakan sesuatu yang sifatnya mendasar,

sangat penting, selalu ada dalam pembelajaran tematik, keberadaannya penting

dipahami karena berfungsi untuk memberikan pedoman dalam perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran terpadu (Kurniawan, 2014:96).


Adapun beberapa prinsip-prinsip yang berkenaan dalam pembelajaran

tematik menurut Akbar, A’yun, Satriyani, Widodo, Paranimmita, dan Ferisa

(2016:18) sebagai berikut:


a) Memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa dan dalam

kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi pemersatu materi yang beragam

dari beberapa muatan.


b) Memilih materi dari beberapa muatan yang saling berkaitan sehingga

dapat mengungkapkan tema secara bermakna.


c) Tidak bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi

pembelajaran tematik harus mendukung pencapain tujuan utuh kegiatan

pembelajaran yang termuat dalam kurikulum.


d) Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema, selalu

mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan,

kebutuhan, dan pengetahuan awal.


e) Materi yang dipadukan tidak dipaksakan, artinya materi yang tidak

mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.


Berdasarkan prinsip-prinsip diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

dalam pemb elajaran tematik berangkat dari tema yang terdiri atas kumpulan

kompetensi dasar dari beberapa muatan yang disatukan berdasarkan

kesesuain dan keterkaitan subtansinya. Materi yang di integrasikan dalam


13

pembelajaran tematik harus disesuaikan dengan karakteristik, minat, dan

kemampuan siswa.
4. Rambu-Rambu Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Adapun rambu-rambu pelaksanaan pembelajaran tematik yang harus

diperhatikan oleh guru Rusman (2012:259) sebagai berikut:


a) Tidak semua mata pelajaran dapat dipadukan.
b) Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester.
c) Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksa untuk

dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak di integrasikan dibelajarkan

secara sendiri.
d) Konsep dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan

baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.


e) Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis

dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral


f) Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat,

lingkungan, dan daerah setempat.


5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik
Dalam penerapan pembelajaran tematik mempunyai beberapa kelabihan

dan kekurangan. Adapun kelebihan dalam menerapkan pembelajaran tematik

dibandingkan pendekan konvensional menurut Majid (2014:92), yaitu sebagai

berikut:
a) Pengalaman dan kegiatan belajar siswa akan selalu relevan dengan tingkat

perkembangan anak.
b) Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan

siswa.
c) Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar

akan tetap bertahan lebih lama.


d) Pembelajaran terpadu menumbuh kembangkan keterampiln berpikir dan

sosial siswa.
14

e) Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis.

Dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan atau

lingkungan riil siswa.


f) Jika pembelajaran terpadu dirancang bersama dapat meningkatkan kerja

sama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan siswa, siswa dengan

siswa, siswa atau guru dengan nara sumber sehingga belajar lebih

menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih

bermakna.
Selain itu pembelajaran tematik memiliki kelebihan dan arti penting Majid

(2014:92-93), yakni sebagai berikut:


a) Menyenangkan karena pembelajaran berangkat dari minat dan kebutuhan

siswa.
b) Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan

dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.


c) Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.
d) Mengembangkan keterampilan berpikir siswa sesuai dengan persoalan

yang dihadapi.
e) Menumbuhkan keterampilan sosial memalalui kerja sama.
f) Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang

lain.
g) Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang

dialamidalam lingkungan siswa.


Disamping mempunyai banyak kelebihan, pembelajaran tematik memiliki

kelemahan terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perancangan dan

pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi

proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran lansung saja (Majid:2014).
Jadi dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya dalam

penerapan pembelajaran tematik tidak hanya mempunyai kelebihan-kelebihan saja

dalam proses pembelajarannya, akan tetapi dalam penerapan pembelajaran


15

tematik juga ditemukan beberapa kelamahan terutama pada proses

pelaksanaannya.
B. Siswa Kelas Rendah 17
Siswa kelas rendah ialah siswa yang berada pada rentang usia dini. Pada

masa usia dini merupakan masa yang pendek, tetapi merupakan masa yang

penting bagi kehidupan seorang anak. Oleh sebab itu, siswa yang berada pada

kelas rendah seluruh potensi yang dimiliki siswa perlu didorong sehingga akan

berkembang secara optimal (Majid, 2014:7)


Piaget dalam Rusman (2012:251) membagi perkembangan berpikir anak

kedalam tahap-tahap sebagai berikut:


“ Usia 0-2 tahun (sensorimotor), 2-7 tahun (praoprsional), 7-11 tahun
operasional konkret, dan usia 11 tahun lebih (operasional formal). Pada
setiap tahapan tersebut menunjukan prilaku yang unik, dinamis dan
menjadi ciri psikologis dari perilaku belajar pada rentang usia tersebut.

Perkembangan intelektual siswa pada kelas rendah berada pada tahap

oprasional konkret (7-11 tahun) yang ditandai oleh kemampuan berpikir konkret

dan mendalam, mampu mengklasifikasikan mengontrol persepsinya. Dalam tahap

ini, perkembangan kemampuan berpikir siswa sudah mantap, kemampuan skema

asimilasinya sudah lebih tinggi dalam melakukan suatu koordinasi yang konsisten

antar skema (Muhibbin, 1995;Majid, 2014:8).


Anak pada usia 7-11 tahun berada pada tahapan operasi konkret, menurut

Rusman (2016:251) pada rentang usia ini tingkah laku anak yang tampak yaitu:
1. Anak mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek

situasi keaspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara

serentak.
2. Anak mulai berpikir secara rasional.
3. Anak mampu mempergunakan cara berpikir operasional untuk

mengklasifikasikan benda-benda.
16

4. Anak dapat membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan-aturan,

prinsip ilmiah sederhana dan mempergunakan hubungan sebab akibat.


5. Anak dapat memahami konsep subtansi, panjang, lebar, luas, tinggi,

rendah, ringan, dan berat.


Adapun secara umum, menurut Kurniawan (2014:85) anak pada usia

kelas rendah memiliki ciri-ciri belajara sebagi berikut:


1. Secara alamiah anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik

terhadap dunia sekitar yang ada disekelilingnya.


2. Anak senang bermain dan bergembira
3. Anak lebih suka mengatur dirinya sendiri untuk menangani berbagai hal,

mengeksplorasi suatu situasi dan mencoba usaha-usaha baru.


4. Anak memiliki perasaan dan dorongan untuk berprestasi dan tidak suka

terhadap ketidakpuasan dan kegagalan.


5. Anak melakukan belajar secara efektif ketika merasa puas dengan situasi

yang terjadi.
6. Anak lebih senang belajar dengan cara bekerja, mengobservasi,

berinisiatif, mengajar temannya yang sebaya.


C. Penerapan Pembelajaran Tematik
Langkah-langkah dalam pembelajaran tematik pada dasarnya mengikuti

tahap-tahap yang dilalui dalam setiap model pembelajaran. Tahap-tahap tersebut

ada tiga yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.

(Trianto, 2011:15)
1. Tahap Perencanaan
Sebelum melakukan proses pembelajaran guru harus melakukakan

perencanaan pembelajaran kemudian guru bisa melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan yang diinginkan. Dalam tahap perencanaan pembelajaran tematik menurut

(Majid, 2014:96) perlu dikakukan beberapa hal sebagai berikut:


1) Menentukan Tema
Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang

pengembangannya dimulai dengan menentukan topik tertentu sebagai tema


17

atau topik sentral. Dalam penentuan tema dapat dilakukan oleh guru melalui

tema konseptual yang umum tetapi produktifyang dapat ditetapkan sebagai

negosiasi antara guru dengan siswa atau dengan cara berdiskusi sesama siswa

(Majid, 2014:100).
Adapun beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam menentukan

tema yang akan dijadikan pedoman (Majid, 2014:100) yaitu :


a) Bersifat fertil, yaitu tema memiliki kemungkinan keterkaitan yang kaya

dengan konsep lain.


b) Tema sebaiknya dikenal oleh siswa, sehingga siswa dapat dengan mudah

menemukan kebermaknaan dari hubungan antar konsepnya.


c) Tema memungkinkan untuk dilakukan secara eksplorasi dari objek atau

kejadian nyata dan dekat dengan lingkungan keseharian siswa, dengan

begitu pengembangan pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan.


2) Menetapkan Jaringan Tema KD/Indikator
Setelah melakukan pemetaan tema, dapat dibuat jaringan tema, yaitu

menghubungkan kompetensi dasar dengan tema pemersatu, dan

mengembangkan indikator pencapainnya untuk setiap kompetensi dasar yang

terpilih. Dengan adanya jaringan akan terlihat kaitan antar tema, kompetensi

dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat

dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema (Majid, 2014:105).


3) Penyusunan Silabus
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata

pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,

materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk

penilaian, penilaian alokasi waktu dan sumber belajar (Majid, 2014:108).


Adapun langkah-langkah pengembangan silabus menurut (Majid,

2014:111) sebagai berikut:


a) Mengisi identitas silabus
18

Dalam identitas silanus terdiri dari nama sekolah, mata pelajaran,

kelas dan semester.


b) Menuliskan kompetensi inti
Dalam menuliskan kompetensi inti harus menggambarkan kualitas

yang seimbang antara pencapaian hard skils dan soft skills. Kompetensi inti

ini dirancang dalam 4 kelompok yang saling terkait yang merupakan

berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial

(kompetensi inti 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan

pengetahuan (kompetensi inti 4). Ke-4 kompetensi inti tersebut menjadi

pedoman dari Kompetensi Dasar (KD) dan harus dikembangkandalam

setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.


c) Menuliskan kompetensi dasar
Sebelum menuliskan atau memilih Kompetensi Dasar, penyusun

terlebih dulu mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata

pelajaran dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini:


1. Urutkan berdasarkna hirarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan

Kompetnsi Dasar.
2. Keterkaitan antara Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam

mata pelajaran.
3. Keterkaitan antara Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar antar

mata pelajaran.
d) Mengidentifikasi materi pokok
Dalam mengidentifikasi materi pokok harus dipertimbangkan

sebagai berikut :
1. Potensi peserta didik
2. Relevensi materi pokok dengan KI dan KD
3. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan

spiritual peserta didik


4. Kedalaman dan keluasan materi
5. Relevensi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
6. Alokasi waktu
19

e) Mengembangkan kegiatan pembelajaran


Kriteria dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran sebagai

berikut:
1. Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntunan

kompetensi dasar secara utuh.


2. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian yang harus dilakukan oleh

siswa secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.


3. Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa.
4. Materi pembelajaran dapat berupa pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang sesuai dengan KD.


5. Perumusan kegiatan pembelajaran harus jelas dalam memuat materi

yang harus dikuasai untuk mencapai Kompetensi Dasar.


6. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan konsep

mata pelajaran.
7. Pembelajaran bersifat spiral (terjadi pengulangan pembelajaran

dalam materi tertentu).


f) Merumuskan indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang dapat ditandai

oleh prilaku yang dapat diukur mencakup sikap, pengetahuan dan

keterampilan. Untuk mengembangkan instrumen penilaian, terlebih dahulu

diperhatikn indikator. Oleh karena itu didalam penentuan indikator

diperlukan kriteria-kriteria sebagai berikut :


1. Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indikator (lebih dari

dua).
2. Sesuai dengan perkembangan berfikir siswa.
3. Berkaitan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar.
4. Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
5. Harus dapat menunjukkan pencapain dari hasil belajar siswa secara

utuh.
6. Meperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan.
7. Dapat diukur atau dapat dimati.
g) Penilaian
20

Ada beberapa cara dalam penilaian yang dapat dilakukan, dalam

penilaian secara garis besar dapat dikategorikan sebagai teknik tes dan non

tes. Dalam penggunaan tes dan non tes bisa dilakukan dengan bentuk

tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya

berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri


h) Menetukan sumber belajar
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam

kegiatan pembelajaran, sumber belajar dapat berupa: buku teks, media

cetak, media elektronik, nara sumber, lingkungan alam sekitar, dan

sebagainya.
4) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tematik

satu Kompetensi Dasar (KD) untuk setiap mata pelajaran guru harus

mengembangkan tema berdasarkan satu KD yang terdapat dalam setiap mata

pelajaran yang dianggap relevan (Majid 2014:125).


Dalam penyusunan perencanaan pembelajaran terdapat beberapa

langkah-langkah dalam pengembangan RPP menurut (Majid, 2014:126)

sebagai berikut:
a) Mencantumkan identitas
Dalam identitas meliputi: sekolah, kelas/semester, kompetensi inti,

kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu.


b) Mencantumkan tujuan pembelajaran
Dalam tujuan pembelajaran memuat penguasaan kompetensi bersifat

operasional yang ditargetkan dalam RPP. Tujuam pembelajaran dirumuskan

dari indikator yang berada di dalam RPP, dalm bentuk pernyataan yang

operasional.
c) Mencantumkan materi pembelajaran
21

Dalam mencantumkan materi dalam RPP harus dikembangkan secara

terperinci bahka jika perlu guru dapat mengembangkannya menjadi buku

siswa.
d) Mencantumkan model/metode pembelajaran
Pemilihan metode/model bergantung pada jenis materi yang akan

diajarkan kepada peseta didik. Karena tidak semua metode dapat digunakan

untuk mengajarkan semua materi.


e) Mencantukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Dalam kegiatan langkah-langkah ini memuat kegiatan yaitu: kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, dan masing-masing

disertai denagan alokasi waktu yang dibutuhkan.


f) Mencantukan media/alat/bahan/sumber belajar
Dalam pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang

terdapat dalam silabus.


g) Mencantumkan penilaian
Penilaian dijabarkan sesuai dengan jenis atau teknik penilaian,

bentuk instrumen, dan instrumen yang digunakan untuk mengukur

ketercapaian indikator dan tujuan pembelajaran.


Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tahap-

tahap yang harus dilakukan dalam tehap penerapan pembelajaran tematik

yang pertama adalah, menentukan tema, selanjutnya menetapkan jaringan

tema KD/Indikator, kemudian melakukan penyusunan silabus, kemudian

menyusun rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan. Jika tahap-tahap

ini dilakukan secara baik, maka proses penerapan pembelajaran tematik

akan berjalan dengan baik dan berhasil.


2. Tahap Pelaksanaan 26
Tahap pelaksanaan dalam proses pembelajaran merupakan unsur inti dari

proses pembelajaran yang dalam pelaksanaannya harus disesuaikan dengan

rambu-rambu yang telah disusun dalam perencanaan sebelumnya. Menurut


22

(Majid, 2014:129) secara prosedural langkah-langkah dalam pelaksanaan

pembelajran tematik ada tiga sebagai berikut:


1) Kegiatan awal/pembuka
Dalam kegiatan awal ini bertujuan untuk, yang pertama, untuk

menarik perhatian siswa, dengan cara meyakinkan siswa bahwa materi

atau pengalaman belajar yang akan dilakukan akan bermanfaat bagi

dirinya dengan melakukan interaksi yang menyenangkan; kedua,

menumbuhkan motivasi belajar siswa, dengan cara membangun suasana

yang akrab sehingga siswa merasa dekat, menyapa dan berkomunikasi

secara keluarga, mengaitkan pengalaman belajar yang akan dilakukan

dengan keseharian siswa. Ketiga, memberikan acuan tentang pembelajaran

yang dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan

dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubunganya dengan

pencapain tujuan (Majid, 2014:129)


2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan pokok dalam proses

pembelajaran. Dalam Permendikbud No 103 tahun 2014 dijelaskan bahwa

kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan

karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Guru memfasilitasi peserta

didik untuk melakukan proses mengamati, menanya, mencoba, menalar,

dan mengkomunikasikan.
a) Mengamati
Dalam kegiatan mengamati ini bertujauan untuk meperoleh

gambaran umum dari suatu objek materi yang berkenaan dengan

kompetensi dasar yang akan dipelajari. Kegiatan mengamati

mengutamakan pada kebermaknaan proses pembelajaran. Kegiatan


23

mengamati ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media

objek secara nyata, dalam hal ini peserta didik akan merasa senang dan

tertantang, dan mudah pelaksanaanya. Kegiatan mengamati sangat

bermanfaat bagi penumbuhan rasa ingin tahu siswa, sehingga proses

pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan mengamati

siswa menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang

dianalisis dengan materi pelajaran yang digunakan oleh guru (Majid,

2014:212)
b) Menanya
Dalam penugasan yang menginginkan tindakan yang nyata,

pertanyaan ini dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal.

Istilah “pertanyaan” tidak selalu berbentuk kalimat tanya, melainkan

juga dalam bentuk pernyataan, seperti halnya: apakah ciri-ciri dari

kalimat efektif? Sedangkan bentuk pernyataan, seperti halnya: sebutkan

ciri-ciri kalimat efektif.


c) Menalar
Menelar dibagi menjadi 2 macam yaitu: penelaran secara

induktif dan penelaran secara deduktif. Penalaran secara induktif ialah

menelar dengan menarik kesimpulan dari fenomena khusus untuk hal-

hal yang bersifat umum. Sedangkan menalar secara deduktif ialah

proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat nyata

secara individual atau umum.


d) Mencoba
Dalam proses pembelajaran mencoba merupakan cara untuk

memperoleh hasil belajar yang otentik, peserta didik harus mencoba


24

atau melakukan percobaan, terutama untuk materi subtansi yang

sesuai.
e) Menkomunikasikan
Kegiatan mengkomunukasikan ini dapat disampaikan oleh guru

agar peserta didik mengetahui dengan benar apakah jawaban yang telah

dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki.


3) Kegiatan akhir (penutup)
Kegiatan ahir dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh

guru untuk mengahiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan

gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajarai oleh siswa serta

keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat

keberhasilan siswa serta keberhasilan guru dalam proses pelaksanaan

pembelajaran.
Adapun menurut Ardiansyah (2018:92) mengemukakan sebagai

berikut: dalam kegiatan menutup pembelajaran beberapa aktifitas yang

dapat dilakukan oleh guru adalah sesi tanya jawab singkat yang

memungkinkan guru untuk memeriksa seberapa sukses tujuan

pembelajaran tercapai atau juga mengidentifikasikan bagian-bagian yang

memerlukan perhatian.
Berdasasarkan pemaparan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

dalam tahapan pelaksanaan mempunyai 3 langkah-langkah yaitu: kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir (penutup). Adapun dalam kegiatan

inti mempunyai 5 pokok pengalaman yaitu: mengamati, menanya,

menalar, mencoba, mengkomunikasikan. Pengalaman pokok ini bila dapat

diterapkan dengan baik dalam proses pembelajaran tematik, maka siswa


25

akan belajar secara menyeluruh dengan memperoleh pengalaman belajar

yang bermakna sesuai dengan kehidupan sehari-harinya.


3. Tahapan Evaluasi
a) Pengertian evaluasi
Evaluasi ialah proses sistematis pengumpulan, pengolahan, dan

penyimpulan informasi tentang proses dan hasil pembelajaran terpadu,

untuk selanjutnya diberikan pertimbangan atas proses dan hasil

pembelajaran terpadu tersebut berdasarkan pada suatu kriteria tertentu.

Dalam pembelajaran tematik yang menjadi objek evaluasi secara umum

adalah proses dan hasil pembelajaran (Kurniawan, 2014:196).


Berkaitan dengan evaluasi Vogt (2001:7) dalam Majid (2014:131)

mengemukakan sebagai berikut:


“ Bahwa evaluasi dapat dilakukan secara kolaboratif dan sportif
antara siswa dan guru. Evaluasi dapat dilakukan secara formal
ataupun informal. Evaluasi secara formal dapat dilakukan berupa tes
khusus seperti membaca, menulis, dan penguasaan bahasa,
sedangkan evaluasi secara informal berkaitan dengan kemajuan
siswa yang dapat dilakukan melalui catatan anekdot, observasi,
diskusi kelompok, refleksi dan laporan kelompok belajar. Evaluasi
dalam pembelajaran siswa berguna untuk mengukur kemajuan diri”.

b) Jenis-jenis penilaian otentik dalam pembelajaran tematik


Penilain yang mencerminkan hasil belajar sesungguhnya, dapat

menggunakan berbagai cara atau berbagai bentuk Hargreaves dkk dalam

Majid (2014:249), antara lain dengan melalui penilaian proyek atau kegiatan

siswa, penggunaan portofolio, jurnal, demonstrasi, laporan tertulis, ceklis,

dan petunjuk observasi. Secara garis besar bentuk penilaian tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:


1) Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan penilaian terhadap tugas yang harus

diselesaikan oleh peserta didik menurut priode atau waktu tertentu.

Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh


26

peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data,

pengorganisasian, pengolahan analisis, dan penyajian data.


2) Penilaian kinerja
Penilaian otentik sebisa mungkin melibatkan parsipasi peserta

didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru

dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan

unsur-unsur tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan krieria

penyelesainnya. Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian

berbasis kinerja menurut Majid (2014:253) sebagai berikut:


a. Daftar cek. Dapat digunakan untuk mengetehui muncul atau tidaknya

unsur-unsur tertentu dari indikator atau sub indikator yang harus

mucul dalam sebuah peristiwa.


b. Catatan anekdot/narasi. Penilaian ini digunakan dengan cara guru

menulis laporan narasi tentag apa yang dilakukan oleh masing-masing

peserta didik selama melakukan tindakan. Dari laporan tersebut, guru

dapat menentukan seberapa baik peserta didik memenuhi standar yang

ditetapkan.
c. Skala penilaian. Penilain ini biasanya digunakam dengan

menggunakan skala numerik berikut predikatnya. Sepertihalnya: 5 =

baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = kurang sekali.


d. Memori atau ingatan. Diguanakan oleh guru dengan cara mengamati

peserta didik ketika melakukan sesuatu, tanpa membuat catatan. Guru

menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan apakah

peserta didik sudah berhasil atau belaum. Cara seperti ini ada

manfaatnya akan tetapi tidak dianjurakan.


3) Penilaian portofolio
27

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang

didasarakan pada kumpulan informai yang menunjukkan kemampuan

peserta didik dalam satu priode tertentu. Informasi tersebut dapat diambil

dari karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik,

hasil tes, atau informasi lain yang releven dengan sikap, keterampilan, dan

pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu (Majid,

2014:257).
4) Jurnal
Jurnal merupakan tulisan yang dibuat oleh siswa untuk

menunjukkan segala sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh dalam

proses pembelajaran. Jurnal dapat digunakan untuk mencatat atau

merangkum topik-topik pokok yang yang telah dipelajarai (Majid,

2014:261). Jadi dapat dikatakan bahwa jurnal merupakan penilaian

terhadap semua rangkaian yang berhubunagan dengan semua proses

pembelajaran baik dari faktor media maupun proses yang diterapkan.


5) Penelian tertulis
Tes tulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban. Memilih

jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar salah, ya-tidak,

menjodohkan dan sebab akibat. Sedangkan mensuplai jawaban terdiri dari

isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian (Majid,

2014:262)
D. Penelitian Terdahulu
Setelah melakukan peninjauan dari hasil penelitian ya ng dilakukan oleh

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan implementasi atau penerapan

pembelajaran tematik maka dapat di paparkan sebagai berikut:


1. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Anisah pada tahun 2015 (Universita

Negeri Walisongo Semarang) dengan judul “Implementasi Pembelajaran


28

Tematik Kurikulum 2013 Pada Siswa Kelas I Tema Keluargaku Di SD Islam

Al-Azhar 25 Semarang”. Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa dalam

implementasi pembelajaran tematik kurikulum 2013 pada siswa kelas I tema

keluargaku yang dilaksanakan di SD Islam Al-Azhar Semarang telah

berlangsung dengan baik serta dalam proses pembelajaran telah mencakup

pada pendekatan saintific. Akan tetapi kendala yang menjadi faktor

penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran tematik kurikulum 2013 yaitu

distribusi sumber belajar yang agak terlambat dari pemerintah. Sehingga

sekolah tidak sempat mengkaji materi yang lebih mendalam mengenai

pembelajaran tematik kurikulum 2013.


2. Penelitian yang dilakukan oleh Resamalia Aguslimayanti pada tahun 2017

(Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar) dengan judul “Implementasi

Pembelajaran tematik Dalam Pemahaman Konsep Pidato Peseta Didik Kelas

III Madani Alauddin Pao-Pao”. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa

dalam implentasi pembelajaran tematik dalam pemahan konsep pidato kelas

III MI Madani Alaudin Pao-Pao mempermudah siswa dalam pemahaman

konsep pidato peserta didik. Sebab dalam pembelajaran tematik melatih siswa

berpikir secara sintetis, analitis, dan kritis. Jadi dalam penelitian ini secara

keseluruhan aspek yang dilakukan terlihat bahwa dalam implementasi

pembelajaran tematik dalam pemahaman konsep pidato dikelas III MI

Madani Alaudin Pao-Pao terlihat berjalan dengan baik dan sesuai dengan

perencanaan pembelajaran.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Solikah pada tahun 2014 (Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta) dengan judul “Penerapan Pembelajaran


29

Tematik Untuk Meningkatkakan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas I

MIM Surodadi III Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang”. Hasil dari

penelitinnya menunjukkan bahwa dalam penerapan pembelajaran tematik

mampu mengatasi kesulitan belajar siswa kelas I MIM Surodadi Sawangan

Magelang. Dengan penerapan pembelajaran tematik jumlah nilai siswa bisa

meningkat diatas KKM. Dengan terbuktinya pada siklus I nilai rata-rata

siswa 76,92. Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 80,76 dan

pada siklus ke III meningkat menjadi 89,23.


4. Penelitian yang dilakukan oleh Yovita Dian Putranti pada tahun 2014

(Universitas Negeri Yogyakarta) dengan judul “Implementasi Pembelajaran

Tematik Integratif dengan Pendekatan Saitifik Kelas IV B SD Negeri

Percobaan Pakem”. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwasannya guru

kelas IV B telah melaksanakan pembelajaran tematik integratif dengan

pendekatan saitifik. Pendekatan saitifik yang telah dilaksanakan meliputi:

mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyimpulkan,

menyajikan, dan menggkomunikasin. Dalam penerepan pembelajaran tematik

integratif dengan pendekatan saitifik di kelas IV B telah terlaksana dengan

baik.
5. Penelitian yang dilakuakan oleh Yulia Chairunisa pada tahun 2018

(Universitas Islam Negeri Malang) dengan judul “Penerapan Pembelajaran

Tematik Integrati Kelas I Di SDN Ngijo 01 Karangploso Malang”. Hasil dari

penelitian menunjukkan bahwa dalam penerapan pembelajaran tematik

integratif di SDN Ngijo 01 Karangploso Malang perencaanaan yang

dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan standar kompetensi pemerintahan


30

dengan membuat prota, promes, silabus, RPP, sehingga dalam penerapan

pembelajaran tematik integratif terlaksana dengan baik.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 36


Penelitian ini menggunakan pendekatan kulitatif, yang merupakan

penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan

memahami sikap, pandangan perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok

orang (Moleong, 2017:5)


Adapun menurut (Sutopo dan Arief, 2010:1) sebagai berikut:
“ Penelitian kualitatif ialah suatu penelitian yang ditunjukkan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
sikap, kepercayaan, presepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok. Dikatakan pula bahwa penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi,
tindakan, dll. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan
menmanfaatkan berbagai metodo alamiah”.

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus, “penelitian studi

kasus adalah penelitian yang bertujan untuk mempelajari secara intensif mengenai

unit sosial tertentu, yang meliputi individu, kelompok lembaga dan masyarakat

(Zuriah, 2009:48)”.
Sedangkan Riyanto (1996:20) dalam Zuriah (2009:48) mengemukakan

bahwa studi kasus berkenaan dengan segala sesuatu yang bermakna dalam sejarah

atau perkembangan kasus yang bertujuan untuk memahami siklus kehidupan atau

bagian dari siklus kehidupan suatu unit individu (perorangan, keluarga, kelompok,

pranata sosial suatu masyarakat.


Menuruh Zuriah (2009:48) karakteristik dari penelitian studi kasus antara

lain sebagai berikut:

31
32

1. Menggambarkan subjek penelitian di dalam keseluruhan tingkah laku itu

sendiri, hal-hal yang melingkupinya, dan lain-lain yang berkaitan dengan

tingkah laku tersebut.


2. Dilakukan dengan mencermati kasus secara mendalam dan hati-hati.
3. Dilakukan karena cenderung didorong untuk keperluan pemecahan

masalah (problem solving).


4. Menekankan pendekatan longitudinal atau pendekatan genetika, yang

menunjukkan perkembangan selama kurun waktu tertentu.


Penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang apa dan

bagaimana suatu kejadian dan melaporkan hasil dari sebagaimana adanya. Melalui

penelitian kualitatif ini, diharapkan terangkat mengenai gambaran aktualitas,

realitas sosila dan presepsi sasaran peneliti.


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus

dengan satu latar belakang penelitian yang bertempat di MI Miftaul Ulum Gendol

Sukorejo Pasuruan yang berkaitan dengan penerapan pembelajaran tematik kelas

rendah dengan batasan penelitian ini terletak pada kelas 2.


B. Kehadiran Peneliti
Sesuai dengan pendekatan yang ada, penelitian ini menggunkan

pendekatan kualitatif, dalam penelitian kualitatif ini kehadiran peneliti dilapangan

sangatlah penting dan diperlukan secara optimal. Peneliti hadir di tempat

penelitian unuk mengumpulkan data dengan cara observasi, wawancara, dan

dokumentasi.
Dalam penelitian ini, peneliti merupakana pengamat penuh dalam

mengamati penerapana pembelajaran tematik kelas rendah di Madrasah Ibtidaiyah

Miftahu Ulum Pakunden Sukorejo Pasuruan. Dalam penelitian kualitatif ini

peneliti berperan sebagai partisipan penuh yang artinya peneliti terjun langsung

kelapangan untuk mencari data-data yang diperlukan.


33

Hal ini sesuai dengan pernyataan Moelong yang mengemukakan

bawahsannya kedudukan peneliti sebagai instrumen dalam penelitian kualitatif

memiliki peran ganda. Meneliti sebagai peranan, pelaksanaan pengumpulan data,

analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadai pelapor dari hasil penelitian.

(Moelong, 2017:168).
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum

Gendol Sukorejo Pasuruan dengan penelitian lapangan, yaitu dengan cara

melakukan pengumpulan data penelitian yang dilakukan secara langsung pada

obyek dengan maksud untuk memperoleh data lapangan yang dijamin kebenaran

dan keabsahannya, dalam bentuk pengajuan wawancara.


Penelitian di lokasi ini dipilih karena sekolah swasta yang berkembeng dan

sudah menerapkan kurikulum 2013. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah

ini berjalan sekitar 2 tahun pembelajaran, akan tetapi untuk kelas 3 dan 6 masih

belum menerapkan pembelajaran tematik. Peneliti tertarik untuk meneliti ditempat

ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui penerapan pembelajaran tematik yang

berada dikelas rendah apakah sudah berjalan dengan baik yang sesuai dengan

ketentuan dari penerapan pembelajaran tematik. Disini peneliti meneliti pada

kelas 2 pada pembelajaran tema 8 sumbtema 3.


D. Sumber Data
Sumber data ialah subyek data yang diperoleh. Sumber utama dalam

penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya ialah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong, 2017:157). Adapun sumber

data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:


1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari data wawacara

dan observasi yang dilakukan secara langsung terhadap informan.


34

2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh peneliti untuk

mendukung data primer. Data sekunder disini merupakan dokumen-

dokumen dari sekolah yang berhubungan dengan penelitian ini,

sepertihalnya profil sekolah, silbus, RPP dan lain-lainnya.


E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif

menggunakan beberapa teknik sebagai berikut:


1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan secara langsung yang dilakukan

dilapangan terutama yang berkaitan dengan data penelitian yang

diperlukan. Sedangkan dalam peneletian ini peneliti melakukan observasi

tentang bagaimana penerapan pembelajaran tematik kelas rendah di

Madrsah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan.


2. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu (Sugiono, 2018:231) . Wawancara ini

digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran penerapan

pembelajaran tematik, hasil dari penerapan pembelajaran tematik,

permasalahan dan solusi yang berkaitan dengan pembelajaran tematik.


Bentuk wawancara yang dilakukan ialah wawancara secara

berstruktur dan wawancara tak berstruktur. Wawancara secara tersetruktur

digunakan sebagai teknik pengumpulan data, dalam melakukan wawancara

peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian yang berupa pertanyaan-

pertanyaan tertulis, sedangkan wawancara tak berstruktur ialah

wawancara yang bebas diamana peneliti tidak menggunakan pedoman


35

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya (Sugiono, 2018:233).


Wawancara berstruktur dilakukan guna untuk memperoleh data

pokok tentang penerapan pembelajaran tematik kelas rendah di Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan, serta wawancara tak

berstruktur dilakukan secara bebas untuk melengkapi data yang diperoleh

dari wawancara berstruktur.


3. Dokomentasi
Dokumentasi merupakan suatu pengambilan data yang diperoleh

dari informasi, keterangan atau fakta-fakta yang berhubungan dengan

objek penelitian. Dokumentasi bisa berupa tulisan ataupun gambar

(Sugiono, 2018:240).
Dokumentasi ini dilakukan bertujuan untuk melengkapi dan

mendukung keterangan dan fakta-fakta yang ada hubungannya dengan

penerapan pembelajaran tematik kelas rendah di Madrasah Ibtidaiyah

Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan, sehingga akan menambah

kevalidan dari hasil penelitian ini.


F. Teknik Analisis Data
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian kualititaf sebagai

berikut:
1. Reduksi data, data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

maka untuk itu perlu dicatat secara teliti dan terperinci serta sistematis

setelah mengumpulkan data (Sugiono, 2018:247)


2. Display data, setelah melakukan reduksi data maka langkah selanjutnya

yaitu mendisplaykan data. Menurut (Sugiono, 2018:249) bahwasannya

dalam penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
36

hubungan antar kategori. Yang paling sering digunakan dalam menyajikan

data dalam penelitian kualitatif ini adalah teks yang bersifat naratif.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi, merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap

sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau

interaktif, hipotesis atau teori.


G. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, pengecekan terhadap keabsahan data

dilakukan dengan uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil data yang

antara lainnya dilakukan dengan cara sebagai berikut:


1. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengematan berarti peneliti kembali kelapangan

untuk melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang

pernah ditemui maupun yang baru (Sugiono, 2018:270). Perpanjang

pengamatan dimaksudkan untuk membangun kepercayaan para subjek

terhadap peneliti dan juga kepercayaan peneliti sendiri.


2. Meningkatkan Ketekuanan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara

lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian

data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis

(Sugiono, 2018:272). Dengan meningkat ketekunan, maka peneliti akan

dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan

itu salah atau tidak. Demikian juga dalam meningkatkan ketekunan maka,

peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sitematis tentang

apa yang diamati.


3. Triangulasi
37

Trigulasi ialah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong,

2017:330). Teknik triangulasi yang digunakan sebagai berikut:


a. Triangulasi Sumber
Trigulasi dengan sumber yaitu membandingkan dengan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton,

1987:331) dalam (Moleng, 2017:331). Hal itu dapat dicapai dengan

jalan:
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara.
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan

apa yang dikatakannya secara pribadi.


3) Membanndingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatannnya sepanjang waktu.


4) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokomen yang

berkaitan.
b. Triangulasi Teknik
Trigulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dapat dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dengan wawancara, lalu

dicek dengan observasi, dan dokumentasi. Bila dengan tiga teknik

pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-

beda, maka peneliti malakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data

yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data yang mana
38

yang dianggap benar, atau mungkin semuanya benar, karena sudut

pandangnya berbeda-beda (Sugiono, 2018:274).


Dari paparan diatas tentang pengecekan keabsahan data disini peneliti

mengambil pengecekan keabsahan data yang berupa trigulasi sumber dan trigulasi

teknik.
BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Latar Belakang Obyek Penelitian


1. Kondisi Rill Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo

Pasuruan
a. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol

Sukorejo Pasuruan.
Pada awal berdiri Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo

Pasuruan merupakan sekolah madin yang hanya mengaji kitab-kitab kuning dan

tidak ada pelajaran umum. Madrasah Ibtidaiyah ini menjadi lembaga tertua di

daerah sukorejo yang didirikan pada tahun 1960. Siswa yang belajar di MI ini

tidak hanya dari dusun gendol saja melaikan dari dusun-dusun lainnya.
Sesuai dengan perkembangan zaman pada tahun 1982 Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan mengadakan perubahan

sistem pembelajaran yaitu dengan menggunakan pelajaran-pelajaran umum

seperti biasanya dan mengikuti ujian nasional serta mendapatkan ijazah seperti

disekolah-sekolah umum lainnya.


b. Kondisi Lingkungan dan Letak Geografis
Wilayah Madrasah Ibtidayaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo

Pasurauan seluruhnya 560 M2 yang ditempati sejak tahun 1960 sampai sekarang

yang berstatus tanah milik sendiri, kemudian untuk tahap berikutnya di

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan terdapat

beberapa Ruangan sebagai berikut:


1) 6 ruang kelas
2) 1 ruang kantor dan TU
3) 1 ruang Lab. Komputer
4) 1 ruang Perpustakaan
5) 1 ruang kantin
6) 2 wc guru

39
40

7) 3 wc siswa
Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan

merupakan lembaga pendidikan formal yang berada di Desa Gendol Kecamatan

Sukorejo Kabupaten Pasuruan, yang mempunyai batas-batas sebagai berikut:


1) Sebelah barat merupakan Desa talang Kecamatan Sukorejo
2) Sebelah selatan adalah desa Pakunden Kecamatan Sukorejo
3) Sebelah utara adalah desa Palang Kecamatan Sukorejo
4) Sebelah Timur adalah desa Karangrejo Kecamatan Sukorejo
c. Visi Misi dan Tujuan Sekolah
1) Visi
“Terbentuknya siswa yang cerdas komperhensip, kokoh dalam Aqidah,

Luhur dalam Akhlak, dan Berprestasi Tinggi”.


2) Misi
a) Menumbuhkan semangat belajar siswa dan berprestasi
b) Melaksanakan pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan dan

Islami.
c) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga

Madrasah baik dalam prestasi akademik maupun non akademik.


d) Mengembangkan Life skill dalam setiap aktifitas pendidikan.
e) Mewujudkan Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang mendapat

kepercayaan di masyarakat.
f) Menanamkan prilaku yang mencerminkan sikap muslim atau musliamh

dengan akhlaq mulia dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan kepada

Allah Swt secara berkala.


3) Tujuan Sekolah
a) Memberikan bekal kemampuan dasar ilmu agama dan baca tulis Al-Quran.
b) Melaksanakan pembelajaran yang inovatif
c) Adanya peningkatan etos kerja, sikap, dan amaliah keagamaan pada warga

madrasah dari pada sebelumya.


d) Adanya peningkatan kepedulian warga madrasah terhadap kebersihan dan

keindahan lingkungan madrasah daripada sebelumnya.


e) Adanya peningkatan kualitas dan kauntitas sara prasarana dan fasilitas

yang mendukung peningkatan prestasi akademik dan non akademik.


f) Melaksnakan pembinaan akhlakul karimah secara terus menerus.
2. Data Keadaan Siswa
41

Tabel 4.1 Sumber data siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum

Gendol Sukorejo Pasuruan 2018/2019

NO KELAS L P JUMLAH
1 I 10 15 35
2 II 8 14 22
3 III 8 20 28
4 IV 9 16 25
5 V 17 15 32
6 VI 14 20 34
JUMLAH 66 100 176

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah siswa Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan mulai dari kelas 1(satu)

sampai kelas VI (enam) berjumlah 176 siswa yang dibagi menjadi 6 kelas.
3. Data Keadaan Guru
Tabel 4.2
Sumber data guru Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol

Sukorejo Pasuruan 2018/2019

No Nama Pendidikan Jabatan


1 Darmaji, S.Pd S1 Kepala MI
2 Khafil SLTA Guru
3 Yusfita, S.Pd S1 Guru
4 Alifah, S.Pd S1 Guru
5 Mustagghfiroh, S.Pd S1 Guru
6 Khutrotin Ajizah, S.Pd S1 Guru
7 M. Sulthonul Arifin, S.HI S1 Guru
8 Nikmatus Sholihah, S.Pd S1 Guru
9 Khoirotun Nisak SLTA Guru
10 Inin Maghfiroh SLTA Guru
11 M. Sulaiman Fadili SLTA Staf
42

Dari tabel diatas Jumlah keseluruhan tenaga edukatif (guru) di MI

Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan berjumlah 11 orang yang terdiri dari

4 guru laki laki, dan 7 guru perempuan.

B. Paparan Data Dan Temuan Penelitian


1. Penerapan Pembelajaran Tematik Kelas 2 di Madrasah Ibtidaiyah

Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan


a. Perencanaan Pembelajaran Tematik
Dalam setiap pembelajaran guru mememerlukan perencanaan

pembelajaran terlebih dahulu, karena dengan melakukan perencanaan

pembelajaran akan mempermudah pelaksanaan pembelajaran yang akan

dilakukan oleh guru disetiap kelas. Dengan adanya perencanaan pembelajaran

ini, pembelajaran yang akan dilakukan dapat dengan mudah mencapai tujuan

yang diinginkan. Maka dari itu sebelum melaksanakan pembelajaran guru harus

sudah mempunyai perencanaan pembelajaran.


Penerapan pembelajaran tematik kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah

Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan sudah memasuki tahun ke 2 yang

dimulai pada tahun ajaran 2017/2018. Dalam penerapan pembelajaran tematik di

MI Miftahul Ulum Gengol Sukorejo Pasuruan dilakukan secara bertahap, hal ini

sebagaimana yang telah disampaikan oleh bapak Darmaji, S.Pd selaku kepala

sekolah sebagai berikut:


“Penerapan pembelajaran tematik di Madrasah Ibtidaiyah Miftahu Ulum
Gendol Sukorejo Pasuruan dimulai pada tahun ajaran 2017/2018, dalam
penerapannya dilakukan secara bertahap, pada tahun pertama penerapan
pembelajaran tematik hanya kelas I dan IV, pada tahun kedua dilanjut
dengan kelas II dan kelas V, untuk kelas III dan kelas VI masih
menerapkan kurikulum KTSP, dan pembelajaran tematik akan diterapkan
dikelas II dan VI pada tahun ajaran baru yang akan datang”. (Hasil
wawancara pada tanggal 15 April 2019)
43

Sebelum melakukan pembelajaran guru membuat perencanaan

pembelajaran terlebih dahulu untuk mempermudah proses pembelajaranran dan

tercapainya tujuan pembelajaran. Seperti yang telah diungkapkan oleh bapak

Darmaji,S.Pd selaku kepala sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum

Gendol Pasuruan sebagai berikut:


“Sebelum pembelajaran dimulai guru harus sudah merancang dan
menyusun perencanaan pembelajaran sepertihalnya silabus yang sesuai
dengan kelas yang akan melakukan pembelajaran tematik, untuk
penentuan tema dan menetapkan jaringan tema itu sudah ada pada buku
pegangan guru jadi guru tidak usah menentukannya sendiri, dan ketika
pembelajaran akan dimulai guru harus sudah menyiapkan RPP yang
sesuai dengan tema yang akan diajarkannya, guru boleh membuat RPP
dari buku pegangan guru akan tetapi guru harus mengembangkannya
sendiri sesuai dengan kebutuhan siswa, selain itu guru diharapkan
menyediakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
diajarkannya untuk menunjang keberhasilan dalam pembelajaran”. (Hasil
wawancara pada tanggal 15 April 2019)

Dari pernyataan kepala sekoalah tersebut juga didapat kebenarannya dari

hasil wawancara dengan waka kurikulum yang disampaikan oleh ibu

Mustaghfiroh, S.Pd sebagai berikut:


“Perencanaan pembelajaran dalam peleksanaan pembelajaran tematik
yang harus dipersiapkan oleh guru yaitu silabus, rencana pelaksnaan
pembelajaran (RPP), dan media-media pembelajaran yang menunjang
proses pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Untuk penentuan tema dan jaring-jaring tema guru tidak perlu
menentukannya sendiri, karena sudah bisa dilihat dibuku pegangan guru.
Dalam pembelajaran tematik menggunakan buku pedoman siswa dan
buku pedoman guru selain itu ada buku-buku penunjang lainnya antara
lain buku pena akan tetapi buku penunjang ini masih kurang dalam
penerapan pembelajaran tematik”. (Hasil wawancara pada tanggal 16
April 2019).

Selain pernyataan dari kepala sekolah dan waka kurikulum juga

diperkuat dengan pernyataan ibu Inin Maghfiroh selaku guru tamatik dikelas 2 di

MI Miftahul Ulum Gendol Sukorojo Pasuruan sebagai berikut:


“Sebelum melakuakan pembelajaran tematik yang dipersiakan terlebih
dahulu silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), serta media
44

pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran yang sesuai


dengan materi yang akan diajarkannya, dalam pembuatan RPP guru
boleh perpegangan pada buku pegangan guru, akan tetapi guru tidak
boleh menyamakan persis dengan di buku tersebut, guru harus
menyesuaikan juga dengan kebutuhan siswa, untuk pemetaan tema dan
jaring-jaring tema tidak perlu dilakukan oleh guru-guru sendiri, karena di
buku pegangan guru sudah ada, dan kesiapan pembelajaran antara guru
dan siswa harus sudah siap untuk menerima materi yang akan
dijaraknnya”. (Hasil wawancara pada tanggal 16 April 2019)

Dari semua paparan diatas tampak jelas bahwa dalam penerapan

pembelajaran tematik yang harus dilakukan sebelum pembelajaran dilakukan,

guru harus sudah mempersiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP), serta menyiapkan materi yang akan disampaikan dan kesiapan siswa

dalam mengikuti pembelajaran. Karena dalam proses pembelajaran siswa dan

guru harus benar-benar siap agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, dan

tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan harapan.


b. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik 51
Kegiatan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol

Sukorejo Pasuruan dilakukan setiap hari senin sampai hari sabtu, yang

dilaksanakakan mulai pukul 07.00-13.00 WIB. Kurikulum yang digunakan yaitu

kurikulum 2013 yang sudah sesuai dengan revisi 2017 untuk pembelajaran

tematik. Pada kali ini peneliti akan meneliti pelaksanaan pembelajaran tematik

yang dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo

Pasuruan pada kelas 2 pada subtema 3 aturan keselamatan dijalan tema 8 aturan

keselamatan di rumah dan diperjalanan. Berikut ini peneliti akan memaparkan

hasil dari observasi, wawancara, dan dokumtasi yang telah dilakukan oleh

peneliti.
Dalam pembelajaran tematik mempunyai waktu satu hari untuk

menuntaskan satu pembelajaran, akan tetapi setalah peneliti melakukan


45

observasi didalam kelas, waktu menjelaskan satu pembelajaran terkadang tidak

cukup dilakukan satu hari karena adanya potensi murid dalam memahami materi

itu berbeda-beda.
Pada observasi yang dilakukan oleh peneliti, peneliti mendapatkan hasil

sebagai berikut:
“Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik pada kelas 2 guru lebih
menekankan pada proses pembelajaran membaca dan menulis, karena
pada kelas ini merupakan masa dimana anak lebih suka bermain dan
karakter dari siswa berbeda, tidak semua siswa sudah pandai dalam
membaca dan menulis, sehingga guru perlu ekstra lebih telaten dalam
menyampaikan materi didalam kelas. Guru kelas 2 sangat telaten dalam
menyampaikan materi apabila ada siswa yang main sendiri ketika
pembelajaran dilakukan guru langsung mengambil tindakan agar siswa
kembali memperhatikan pembelajaran kembali”. (Hasil observasi pada
tanggal 16 April 2019)

Selain dari hasil observasi peneliti juga mendapatkan informasi yang

diperoleh dari ibu Inin Maghfiroh selaku guru kelas 2, sebagai berikut:
“Siswa kelas 2 yang sekarang lebih tertib dalam proses pembelajaran
dibandingkan dengan keles 2 yang terdahu, dalam pembelajaran tematik
lebih sering menekankan pada membaca dan menulis karena tidak semua
siswa sudah pandai dalam membaca dan menulis, disini guru dituntut
untuk profesional karena siswa pada kelas 2 yang termasuk kelas rendah
ini masa-masanya siswa senang bermain”. (Hasil wawancara pada
tanggal 16 April 2019)

Dari hasil data diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses

pembelajaran tematik sudah berjalan dengan baik, guru sudah menguasai

suasana didalam kelas ketika pembelajaran dimulai.


Pada revisi tahun 2017 ini sudah menggunakan pendekatan saitific yang

menggunakan proses pembelajaran 5M yaitu, mengamati, menanya, menalar,

mencoba dan mengkomunikasikan. Dibawah ini peneliti akan memaparkan hasil

penelitian di kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo

Pasuruan.
46

Hal tersebut dibenarkan berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Inin

Maghfiroh selaku guru kelas 2 sebagai berikut:


“Dalam proses pembelajaran menggunakan 3 ranah yaitu sikap,
pengetahuan dan keterampilan, dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
harus dilaksanakan dengan menggunakan 5M yaitu, mengamati,
menanaya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan”. (Hasil
wawancara pada tanggal 16 April 2019)

Langkah-langkah pembelajaran tematik menggunakan saintifik yaitu

meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Di

Madrasah Ibtidaiyah juga menerapkan pendekatan saintifik anatara lain

mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Berikut ini

hasil data:
1) Mengamati
Aktifitas yang menggunakan panca indra untuk mengetahui suatu hal.

Kegiatan mengamati ada banayak cara dengan berbagai hal, ada yang

mengamati dengaan bancaan, mengamati benda disekeliling, gambar, benda

nyata dan lain sebagainya. Dalam kegiatan mengamati pada kelas 2 ini lebih

mengamati gambar dan bacaan terkadang benda konkret. Berikut hasil

dokumentasi d mengenai pelaksanaan penerapan pembelajaran tematik yang

menggunakan pendekatan saintifik yang sebagai berikut:


“ Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik pada kegiatan mengamati,
pada subtema 3 yang sering dilakukan dalam pembelajaran yaitu
mengamati gambar yang ada pada buku siswa, selain mengamati gambar
yang ada dibuku siswa, siswa juga mengamati bacaan yang ada dibuku
siswa, dalam kegiatan mengamati ini guru hanya menggunakan buku
siswa saja, guru tidak pernah mengunakan media-media lainnya”. (Hasil
observasi pada subtema 3 tema 8)

Hasil Observasi yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan hasil

wawancara degan ibu Inin Maghfiroh selaku guru kelas 2 sebagai berikut:
“Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik pada kegiatan mengamati,
biasanya mengamati gambar, selain mengamati gambar juga mengamati
bacaan dan benda nyata yang ada disekitarnya. Akan tetapi pada kegiatan
47

pembelajaran ini memang seringnya menggamati gambar-gambar yang


ada dibuku siswa saja, dan siswa membaca dengan seksama dikarenkan
waktunya sudah sedikit, dan sudah mendekati ujian, jadi
pembelajarannya dibuat secepat mungkin agar materi-materinya bisa
terselesaikan sebelum siswa ujian”. (Hasil wawancara dengan Ibu Inin
Magfifoh selaku guru kelas 2 , pada tanggal 16 April)

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan dalam proses pembelajaran

guru tidak selalu menyuruh anak untuk mengamati gambar dan bancaan, akan

tetapi siswa terkadang mengamati benda nyata baik dilingkungan kelas (indoor)

maupun sekeliling sekolah (outdoor0 dan mengamati gambar sesuai dengan

kondisi dan kebutuhan siswa, akan tetapi dalam pemabelajaran yang peneliti

lakukan siswa hanya mengamati gambar dan bacaan yang ada dibuku siswa

karena keterbatasan waktu.


2) Menanya
Dalam kegiatan menanya diharapkan siswa berani untuk berbicara dan

mengungkapkan (rasa ingin tahu) di depan orang lain melalui kegiatan ini.

Dalam kegiatan menanya ini bermaksud untuk menumbuhkan rasa

keingintahuan siswa dalam pembelajaran dan memancing siswa untuk aktif dan

kreatif dalam mengikuti pembelajaran.


Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 2 pada

kegiatan menanya pada saat pembelajaran berlangsung, sebagai berikut:


“Pada kegiaatan menanya diharapkan agar siswa aktif untuk bertanya
keapada guru apabila ada materi yang kurang dipahami, akan tetapi pada
hasil data yang diperoleh oleh guru malah aktif bertanya kepada
siswanya dan siswanya menjawab apa yang dilontarkan kepada siswa.
Jadi dalam kegiatan menanya ini yang lebih aktif bertanya gurunya”.
(Hasil observasi pada subtema 3 tema 8)

Selain dari hasil observasi peneliti juga mendapatkan informasi dari hasil

wawancara dengan guru kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol

Sukorejo Pasuruan Ibu Inin Maghfiroh, sebagai berikut:


48

“ Dalam kegiatan menanya terkadang siswa masih kurang aktif dalam


bertanya, karena siswa terkadang masih malu-malu untuk bertanya, jadi
disini sebagai guru harus kreatif bagaiman agar siswa tidak takut dan
malu ketika akan bertanya jawab, agar kegiatan menanya tidak terlalu
pasif. Meskipun tidak semua anak selalu aktif untuk bertanya jawab”.
(Hasil wawancara dengan ibu Inin Maghfiroh selaku guru kelas 2, pada
tanggal 16 april)

Dari paparan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada kegiatan

bertanya siswa tidak selalu aktif bertanya, dalam kegiatan bertanya jawab yang

lebih aktif bertanya hanya gurunya sedangkan siswa hanya menjawab apa yang

dilontarkan oleh guru saja.


3) Menalar
Menalar merupakan cara berfikir yang mengaitkan data dari sebelumnya

atau yang sudah ia pelajari. Kegiatan menalar serimg berkaitan dengan kreatif

dan berfikir kritis. Pada kegiatan ini bermaksud mengaitkan antara pengetahuan

dan kehidupan nyata yang dialami oleh siswa.


Tingkatan pada kelas 1 sampai kelas 6 sangat berbeda. Jika kelas lebih

sederhana dan gampang. Pada kegiatan ini pada kelas 1 sesuai dengan data dari

observasi sebagai berikut:


“ Pada ini mengenai bacaan tentang aturan keselamatan dalam bus. Pada
kegiatan ini siswa sudah bisa mengumpulkan informasi apa saja aturan
keselamatan dalam bus, selain dengan mebaca teks tersebut siswa dapat
mengumpulkan informasi tersebut dari gambar-gambar yang sudah
diamati oleh mereka, akan tetapi dalam proses mengumpulkan informasi
masih membutuhkan waktu yang lumayan lama”. (Hasil Observasi di
kelas 2 MI Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan pada subtema 3
tema 8).

Data hasil observasi diatas diperkuat oleh hasil wawancara dengan Ibu

Inin Maghfiroh selaku guru kelas 2, sebagai berikut:


“ Dalam kegiatan mengumpulkan informasi ini sangat menyita waktu
dalam kegiatan pembelajaran, karena siswa masih banyak kesulitan
dalam menentukan kalimat-kalimat yang akan dituliskan, oleh sebab itu
guru diharapkan membatasi waktu untuk tidak menyita waktu
pembelajaran yang selanjutnya”. (Hasil wawancara dengan ibu Inin
49

Maghfiroh selaku guru kelas 2 dan guru tematikkelas 2 di Madrasah


Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan, tanggal 16 April).

Dari paparan data diatas dapat ditarik kesimpulah bahwasannya dalam

kegiatan menalar banyak menyita waktu. Dengan begitu diharapkan guru agar

bisa mengelola waktu dengan sebaik mungkin dengan yang telah ditentukan.

Adapun kegiatan menalar tersebut sudah sesuai dengan RPP.


4) Mencoba
Dalam kegiatan mencoba merupakan kegiatan praktik dari penerapan

pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru sehingga menghasilkan

pengalaman baru dalam pembelajaran siswa.


Akan tetapi menurut hasil observasi yang peneliti lakukan oleh peneliti di

kelas 2 sebagai berikut:


“Dalam kegiatan mencoba ini dari pembelajarn 1-6 guru tidak melakukan
eksperimen akan tetapi hanya menerangkan saja dan mengerjakan soal-
soal percobaan yang ada dibuku siswa, guru tidak pernah mengajak
bereksperimen secara nyata”. (hasil obbsevasi dikelas 2 pada subtema 3
tema 8)
Berikut ini hasil wawancara dengan Ibu Inin Maghfiroh selaku guru kelas

2, sebagai berikut:
“ Kegiatan mencoba ini sama halnya dengan bereksperimen, pada
kegiatan ini tidak setiap hari selalu melakukan eksperimen, akan tetapi
jika memang materi pembelajaran tersebut memerlukan eksperiman agar
mempermudah pemahan siswa maka akan dilakukan eksperimen, dan
untuk pembelajaran sekarang memang tidak melakukan eksperimen
karena waktu pembelajaran sudah sangat dekat dengan waktu siswa ujian
semester, maka dari itu tidak mengadakan eksperimen secara nyata,
karena hawatir waktunya tidak sampai”. (Hasil wawancara dengan Ibu
Inin Maghfiroh selaku guru kelas 2 dan guru tematik kelas 2 di Madrasah
Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan, tanggal 16 April).

Dari hasil paparan data diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwasannya

dalam kegiatan mencoba atau berekpresimen tidak selalu melakukan

eksperimen, akan tetapi tergantung dengan materi pembelajaran dan juga kondisi

waktu pembelajaran.
5) Mengkomunikasikan
50

Kegiatan mengkomunikasikan dilakukan disetiap akhir dari kegiatan

pembelajaran,hasil dari kerja kelompok itu dipersentasikan kedepan dan teman

lainnya menyimak dan memperhatikan atas hasil yang diperoleh. Tetapi tidak

hanya kerja kelompok saja yang dipersentasikan kedepan kelas, kerja individu

juga bisa menggunakan kegiatan ini. Dalam kegiatan ini siswa membaca atas

apa hasil yang telah diperoleh. Dalam kegiatan mengkomunikasikan ini melatih

keberaniaan siswa untuk mengemukakan atas hasil yang diperolehnya.


Menurut hasil data yang diperoleh oleh peneliti pada observasi dalam

proses pembelajaran antara lain:


“Dalam setiap ahir pembelajaran siswa mampu untuk membuat
kesimpulan pembelajaran yang sudah dipelajari dalam satu pembelajaran
baik secara kelompok maupun individu. Akan tetapi yang
mengemukakan hasil yang diperoleh di depan teman-temannya tidak
semua siswa melaikan hanya siswa yang ditunjuk oleh guru saja”. (Hasil
Observasi kelas 2 MI Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan, pada
subtema 3 tema 8).

Jadi dari hasil paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya

dalam kegiatan mengkomunikasikan guru sudah melakukannya dengan baik,

selain itu pembelajaran tematik sudah diterapkan dengan baik dan sudah

mengunakan pendekatan saitific, akan tetapi dalam pembelajaran terkadang

amsih ada kegiatan pembelajaran yang masih kurang sesuai dengan RPP yang

telah dibuat oleh guru.


c. Hasil Penerapan Pembelajaran Tematik
Dalam setiap pembelajaran akan selalu diadakan evaluasi, evaluasi

dilakukan setiap pembelajaran akan berakhir, penilain di MI Miftahul Ulum

gendol Sukorejo Pasuruan dalam proses pembelajaran menggunakan penilaian

pengamatan, sedangkan peenilaian hasil pembelajaran dilakukan dengan tes tulis


51

yaitu ulangan yang dilakukan per subtema. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil

wawancara Ibu Inin Maghfiroh selaku guru kelas 2, sebagai berikut:


“ Penilaian yang saya ambil dikelas 2 dalam proses pembelajaran yaitu
mencakup pada penilain sikap, penilain pengetahuan dan penilaian
keterampilan, penialain ini diambil setiap pertemuan. Untuk penilaian
hasil pembelajaran dilakukan dengan tes tulis maupun tes lisan yang
dilakukan setiap akhir pembelajaran, selain itu tes tulis juga dilakuakan
pada per subtema yang telah selesai dilakukan selama satu minggu guna
untuk mengatahui pemahaman siswa”. (Hasil wawancara pada tangal 16
April 2019)

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan dikelas 2 pada saat didalam

kelas guru benar melakukan penilain sikap, penilaian pengetahuan (peneilain

pengetahuan dilakukan dengan tes tulis dan non tulis), dan penilaian

keterampilan. Penilaian tulis ini dilakukan dengan bentuk: a) pilihan ganda, b)

menjodohkan, c) jawaban singkat atau pendek, d) dan uraian. Dalam penilaian

evaluasi akhir lebih pada mengarjakan soal-soal ujian sesuai dengan tingkatan

masing-masing.
Adapun hasil dari penerapan bembelajaran tematik menurut Ibu Inin

Maghfiroh selaku guru kelas 2 sebagai berikut:


“ Dengan diterapkannya pembelajaran tematik ini siswa semakin kreatif,
dalam pembelajaran tema ini memang mengarahkan kepada bakat siswa,
jadi siswa lebih terlihat bakat mana yang mereka miliki, baik itu bakat
dalam pelajaran, kesenian, musik dan lainnya. Siswa juga lebih berani
atau percaya diri saat menyampaikan pendapatnya, siswa juga lebih dekat
dengan alam sekitarnya. (Hasil wawancara 16 April 2019)

2. Permasalahan Yang Ada Dalam Penerapan Pembelajaran Tematik Kelas

2 di MI Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan


Dalam penerapan pembelajaran tamatik yang diterapkan dikelas rendah

(kelas 2) di MI Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan, tidak semuanya

berjalan dengan mulus, dalam penerapan pembelajaran tematik ada kendala-


52

kendala yang sering terjadi. Dan kendala-kendala tersebut terletak pada

pelaksanaan pembelajaran tematik.


Dari hasil observasi yang ditemukan oleh peneliti, Dalam kegiatan

pembelajaran, guru masih mengalami kebingungan baik itu dalam perencanaan

pembelajarn tematik. Terlihat dari bentuk RPP yang masih kurang sesuai dengan

RPP tematik seharusnya. Dalam pembuatan RPP guru terlalu banyak mengambil

dari buku pedoman guru, dan dalam pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai

dengan RPP. Adapun dalam kegiatan pembelajaran terkadang guru juga masih

kesulitan dalam menggabungkan materi antara mata pelajaran menjadi satu

kesatuan yang utuh. Kesulitan lainya yang dialami oleh guru yaitu tingkatan

kemampuan siswa yang berbeda-beda ada yang cepat memahami dalam

pembelajaran dan ada pula yang lambat”. (Hasil observasi di Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan)


Sebagaimana yang diungkapkan oleh Darmaji, S.Pd selaku kepala

sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan,

sebagai berikut:
“ Dalam penerapan pembelajaran tematik ini yang sering adanya kendala
yaitu ketika pelaksanaannya, guru masih banyak yang kebingungan
dalam menyusun perangkat pembelajaran dan dalam proses
pembelajarannya yang terkadang membingungkan. Karena pembelajaran
tematik disini juga masih terbilang masih baru dimulai”. (Hasil
wawancara pada tangal 15 April 2019)

Adapun kesulitan lainnya yang diketahui oleh peneliti sebagai

berikut:Kesulitan selanjutnya yang dialami oleh guru adalah mengenai alokasi

waktu. Dengan alokasi waktu yang terbatas, guru memiliki dua kewajiban, yaitu

menyelesaikan seluruh materi dan membuat siswa paham dengan konsep materi

tersebut. Kesulitan lain adalah untuk menyesuaikan kegiatan pembelajaran


53

dalam RPP dengan kegiatan pembelajaran dalam prakteknya di kelas. kesulitan

ini terjadi karena guru dalam membuat RPP langsung mengambil dari buku

pedoman guru. Selain itu guru juga merasa kesulitan dalam sistem penilaian

pembelajaran tematik, karena penilaian dalam pembelajaran tematik sangatlah

banyak dan guru juga tidak langsung merekab hasil dari ulangan harian siswa.
Adapun yang diungkapan oleh Ibu Inin Magfiroh selaku guru kelas 2

sebagai berikut:
“ kendalanya dalam penerapan pembelajaran tematik ini terletak pada
pembuatan perangkat pembelajaran guru-guru masih merasa kesulitan,
karena ketika guru-guru mengikuti pelatihan KKG (kelompok kerja guru)
tentang pembelajaran tematik guru-guru kurang merasa puas, karena
yang didapat hanyalah teori-teori saja tidak dengan prakteknya juga,
ketidak tersediannya buku bahan ajar yang kurang memadai, kesulitan
dalam pembelajaran tematik juga disebabkan pemahaman siswa yang
berbeda-beda kecepatannya, jadi terkadang proses pembelajaran agak
terlambat yang harus selesai satu minggu jadi diselesaikan satu minggu
lebih, dan terkadang saya juga masih kebingungan dalam mau
menyampaikan materi yang kadang materinya tidak sesuai dengan materi
yang selanjutya, adapun dalam kesultan lainnya yaitu dalam proses
penilaian, penilaian ini sangat sulit dibandingkan dengan penilaian di
KTSP, penilian ditematik ini menilai pengetahun dengan jumlah KD
yang banyak jadi sangat sulit dan kesulitan lainnya masalah alokasi
waktu pembelajaran terkadang yang tidak mencukupi.”. (Hasil
wawancara pada tanggal 16 April 2019)

Adapun penguat lain yang disampaikan oleh ibuMustaghfiroh, S.Pd

selaku waka kurikulum di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gengol Sukore

Pasuruan sebagai berikut:


“ Guru-guru kelas rendah masih merasa kesulitan dalam pembuatan
perangkat pembelajaran tematik, karena ketika guru-guru mengikuti
pelatihan KKG yang didapat hanyalah teori-teori saja, padahal yang
dibutuhkan oleh guru-guru itu lebih pada prakteknya. Selain perangkat
pembelajaran yang menjadi kendala pada penerapan pembelajaran
tematik adapun kendala lain yang dirasakan oleh guru-guru kelas rendah
yaitu buku penunjang yang masih kurang mendukung, serta pemahaman
siswa yang berbeda ada yang cepat paham dan tidak, dan terkadang
materi yang disampaikannya tidak berkesinambungan dengan materi
selanjutnya”. (hasil wawancara pada tangal 16 April 2019)
54

Dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kendala-kendala

yang ada dalam penerapan pembelajaran tematik di Madrasah Ibtidaiyah

Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan yaitu guru masih merasa kesulitan

dalam membuat perencanaan pembelajaran, selain itu kendala yang ditemui

yaitu kurangnya penunjang pemblejaran tem atik sepertihalnya buku ajar yang

masih belum mendukung, serta pemahaman siswa yang berbeda-beda, ada yang

cepat dan ada yang lamabat.


3. Solusi Untuk Mengatasi Permasalahan Yang Ada Dalam Penerapan

Pembelajaran Tematik Kelas 2 Di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum

Gendol Sukorejo Pasuruan


Dengan adanya kendala-kendala yang telah dipaparkan diatas maka dari

pihak madrasah maupun guru-guru menjelaskan solusi yang harus ditempuh

guna untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, sesuai dengan penjelasa kepala

sekolah Bapak Darmaji, S.Pd sebagai berikut:


“Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik guru harus sering-sering
mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan pembelajaran tematik,
berdiskusi dengan guru-gura lainnya, baik dalam satu madrasah maupun
luar madrasah, serta mengadakan pembahasan dengan kelompok kerja
guru (KKG) dan melakukan praktek pembuatan perencanaan bersama-
sama. Dalam pembelajaran tematik ini juga perlu diupayakan buku
penunjang khusus guna untuk memperlancar dalam penerapan
pembelajaran tematik”. (Hasil wawancara pada tangal 15 April 2019)

Sementara itu, untuk solusi dari kendala yang disampaikan oleh Ibu

Inin Magfiroh, sebagai berikut:


“Dalam kegiatan pelatihan yang berkaitan dengan pembelajaran tematik
seharusnya tidak hanya teori saja yang disampaikan, melaikan dalam
pelatihan tersebut guru-guru diajak peraktek untuk pembuatan perangkat
pembelajaran secara bersama-sama agar guru-guru itu tahu
kekurangannya apa saja di perangkat pembelajaran tersebut. Adapun
dalam pembelajaran tematik seharusnya ada buku penunjang yang
memang benar-benar bisa mempermudah dalam penerapan pembelajaran
tematik. Untuk siswa yang sulit memahami pembelajaran didalam kelas
dikasih motivasi tersendiri, dipanggil dan dikasih pembelajaran
55

tambahan,dan terkadang untuk materi yang tidak sesuai dengan


selajutnya sebagai guru harus berprofesional agar pembelajaran tersebut
jadi bermkan, dan jangan memaksakan untuk disambungkan-
sambungkan karena akan mempersulit siswa dan gurunya juga”. (Hasil
wawancara pada tanggal 16 April 2019)

Adapun dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, dalam

menanggapi siswa yang kemampuan dalam memahami kurang, guru

memberikan motivasi husus terhadap siswa-siwa tersebut agar siswa yang

pemahamannya kurang tersebut bisa setara pemahamannya dengan siswa-siswa

yang lainya.
Adapun solusi dari kendala yang disampaikan oleh waka kurikulum Ibu

Mustaghfiroh, S.Pd, sebagai berikut:


“Dalam kegiatan pelatihan atau workshop seharusnya yang diutamakan
dilakukan oleh guru-guru yaitu perakteknya bukan hanya sekedar
mendengarkan teori-teorinya saja. Karena dalam pembelajaran tematik
guru-guru masih merasa kesulitan dalam mengerjakan perencanaan
pembelajaran. Dan harus menyediakan buku penunjang untuk
pembelajaran tematik yang sesuai dengan kebutuhan kelasnya, dan jika
ada materi yang tidak cocok dengna materi selanjutnya maka seorang
guru harus proffesional akan pembelajaran tetap bermakna bagi siswa,
dan jangan memaksakan mencocokan materi-materi tersebut, lebih baik
diberiakn terhadap siswa secara terpisah”. (Hasil Wawancara pada
tanggal 16 April 2019)

Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya solusi dari

kendala-kedala tersebut yaitu, dalam kegitan pelatihan atau workshop

seharusnya yang sering dilakukan adalah peraktek dalam pembuatan perangkat

pembelajaran temtik, disediakannya buku-buku penunjang untuk pembelajaran

tematik dan memberi motivasi terhadap siswa yang pemahamannya lambat

didalam kelas.
Tabel 4.3 Temuan Penelitian

No Fokus Penlitian Temuan Penelitan


1 Penerapan pembelajaran a. Perencanaan penerapan
56

tematik kelas 2 di pembelajaran tematik


Madrasah Ibtidaiyah
Miftahul Ulum Gendol 1) Guru membuat prota promes.
Sukorejo Pasuruan 2) Sebelum pelaksanaan dimulai
guru sudah merancang silabus.

3) Dalam proses pembelajaran guru


sudah merancang RPP.

4) Guru membuat media


pembelajaran.

5) Sumber belajar selain buku


pegangan siswa, lingkungan
sekitar dapat dijadikan sumber
belajar.

b. Pelaksanaan pembelajaran tematik

1) Menggunakan pendekatan
saintifik.

2) Kegiatan pembelajaran tematik


meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan.

3) Dalam pelaksanaan terkadang


masih belum sesuai dengan RPP
yang telah dibuat.

c. Untuk mengetahui hasil dari


penerapan pembelajaran tematik
guru menilainya dengan 3 penilaian
yaitu:

1) Penilain sikap, dilakukan setiap


hari dengan cara observasi.

2) Penilaian pengetahuan, dilakukan


dengan tes tulis maupun non tulis.

3) Penilaian keterampilan, hasil dari


57

unjuk kerja siswa.

Adapun hasil dari penerapan

pembelajaran tematik dikelas 2 yaitu

siswa smakin kreatif, siswa dapat

terlihat kenanpuannya baik dalam

bidang kesenian maupun mata

pelajaran, dan siswa lebih dekat dengan

lingkungan sekitarnya.
2 Permasalahan yang ada a. Guru masih kesulitan dalam
menyusun perencanaan
dalam penerapan pembelajaran.
pembelajaran tematik b. Kurang tersedianya bahan ajar yang
memadai dan dapat memenuhi
kelas 2 di Madrasah
kebutuhan pembelajaran tematik.
Ibtidaiyah Miftahul Ulum c. Pemahaman siswa yang berbeda-
beda ada yang cepat dan ada yang
Gendol Sukorejo
lambat.
Pasuruan.
d. Proses penilaian yang sangat banyak
(penilain per KD)

e. Materi yang terkadang tidak sesuai


(tidak bisa dipadukan) dengan materi
yang selanjutnya.

3 Solusi untuk mengatasi a. Guru harus lebih sering mengikuti


kegiatan pelatihan atau workshop
permasalahan yang ada tentang pembelajaran tematik,
diskusi dengan para guru kelas serta
dalam penerapan
mengadakan pembahasan dalam
pembelajaran tematik kelompok kerja guru (KKG)

kelas 2 di Madrasah b. Pada masa mendatang perlu


diupayakan buku penunjang khusus
Ibtidaiyah Miftahul Ulum yang memuat bahan ajar yang sesuai
58

Gendol Sukorejo dengan pembelajaran tematik.

Pasuruan. c. Guru memberikan motivasi khusus


terhadap siswa yang pemahamannya
lambat.

d. Setiap selesai memberikan soal guru


dianjurkan untuk lansung merekap
nilai-nilai siswa agar tidak terlalu
banyak.

e. Jangan memaksakan materi yang


tidak bisa dipadukan lebih baik
disampaikan secara terpisah.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Penerapan Pembelajaran Tematik Kelas 2 di Madrasah Ibtidaiyah

Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan


Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema untuk untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga

dapat memberikan pengalaman bermakna pada murid. Tema merupakan pokok

pikiran atau gagasan yang menjadi pokok pembicaraan (Majid,2014:80).


Berdasarkan temuan peneliti dari lapangan, MI Miftahul Ulum Gendol

Sukorejo Pasuruan telah melaksanakan pembelajaran tematik, dalam pelaksanaan

pembelajaran tematik ini tidak semua kelas telah melaksanakan pembelajaran

tematik akan tetapi ada yang masih menggunakan KTSP, kelas yang sudah

melaksanakan pembelajaran tematik, yaitu kelas 1, 2, 4,dan 5 sedangkan kelas 3

dan 6 masih menggunakan KTSP.


Sebelum dimulai pembelajaran guru kelas 2 telah mempersiapkann

perangkat pembelajaran yang berupa prota, promes, silabus dan RPP.


1. Tahapan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Mi

Miftahul Ulum gendol sukorejo Pasuruan, dalam tahapan perencanaan

pelaksanaan pembelajaran tematik guru harus melakukan beberapa langkah yakni,

penyusunan silabus dan RPP. Dalam pembembuatan silabus dan RPP guru

melakukannya secara individu, jika ada kesulitan guru bisa berkomunikasi dengan

guru lain baik dalam satu sekolah maupun dari sekolah lain.Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Majid (96:2014) sebagai berikut, dalam pelaksanaan

pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap

perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan

59
60

jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran.
Dalam kurikulum 2013 ini, pemetaan kompetensi dasar, menentukan

tema , pengembangan jaringan tema, penetapan mata pelajaran sudah ditentukan

oleh pemerintah, sehingga tugas guru hanya mengembangkan indokator dari KD

yang telah ditentukan. Dalam penerapan pembelajaran tematik ini tugas guru lebih

pada pembuatan silabus, RPP dan media pembelajaran


Format dalam pembuatan silabus pembelajaran tematik di Madrasah

Ibtidaiyah Miftahul Gendol Sukorejo Pasuruan disusun dalam bentu matrik yang

didalamnya memuat sebagai berikut: identitas, kompetensi inti, kompetensi dasar,

materi pokok, indikator, alokasi waktu, dan sumber media. Untuk lebih jelasnya

bisa dilihan dilampiran ke 2.


Hal tersebut sudah sesuai dengen kajian teori yang diungkapkan oleh

Majid (111:2104) sebagai berikut:


“Langkah-langkah dalam penyusanan silabus sebagai berikut: a) Mengisi
Identitas silabus, b) Menuliskan kompetensi inti (KI), c) Menuliskan
Kompetensi Dasar (KD), d) Mengidentifikasi materi pokok, e)
Mengembangkan kegiatan pembelajaran, f) Merumuskan indikator, g)
Penilaian, h) Menentukan alokasi waktu, i) Menentukan sumber belajar”.

Sementara dalam penyusunaan rencana pelaksanaan pembelajaran guru di

Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum merancangnya secara individu, akan tetapi

jika ada kesulitan guru boleh bertukar pikir dengan guru lain meskipun tidak satu

sekolah yang mengajar pada tingkatan atau kelas yang sama. Dari hasil

wawancara dengan kepala sekolah guru juga diperbolehkan membuat RPP yang

terdapat di buku pegangan guru, akan tetapi guru harus mengembangkannya

sesuai dengan kemampuan siswa.


Adapun poin-poin dalam pembuatan RPP di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul

Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan sebagai berikut: identitas, KI, KD, indikator,
61

tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode dan pendekatan, media dan

sumber belajar, kegiatan pembelajaran, penilaian, untuk lebih jelasnya bisa dilihat

dalam lampiran RPP (terlampir pada lampiran ke 1).


Dalam hal tersebut sesuai dengan pendapat Majid (126:2014) sebagai

berikut:
“Langkah-langkah dalam penyusunan RPP sebagai berikut: a)
mencantumkan identitas, dalam identitas meliputi : sekolah,
kelas/semester, kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator b)
mencantumkan tujuan pembelajaran, c) mencantumkan materi
pembelajaran, d) mencantumkan model atau metode pembelajaran, e)
mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran, f) mencantumkan
media/alat/bahan/sumberbelajar, g) mencantukan penilain”.

Berdasarkan dari kajian teori dan paparan diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwasannya dalam membuat perencanaan pembelajaran tematik yang dilakukan

oleh guru Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan sudah

sesuai dengan teori yang ada.


2. Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Tahap pelaksanaan dalam proses pembelajaran merupakan unsur inti dari

proses pembelajaran yang dalam pelaksanaannya harus disesuaikan dengan

rambu-rambu yang telah disusun dalam perencanaan sebelumnya. Menurut

(Majid, 2014:129).
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam

pembelajaran tematik kelas 2 di Madrasah Ibtidaiyah MiftahulUlum Gendol

Sukorejo Pasuruan, sudah menggunakan pendekatan saintifik yang meleiputi,

menagamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan.


Sesuai dengan kajian teori yang ada dalam permendikbud No 103 tahun

2013 bahwa dalam dalam proses pembelajaran tematik guru memfasilitasi pesrta

didik dengan melakukan proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan

mengkomunikasikan.
62

Dari hasil penelitian pada pembelajaran pada subtema 3 tema 8 dalam

kegiatan mengamati siswa mengamati gambar yang terdapat dibuku siswa dalam

kegiatan mengamati siswa tidak hanya mengamati gambar saja akan tetapi juga

bacaan yang ada dalam buku siswa.


Setelah kegiatan mengamati dalam pembelajaran melakukan kegiatan

menanya, dalam tahap ini guru mulai mengeksplor pemahaman siswa terkait

dengan materi yang disampaikan, akan dalam kegiatan menanya ini masih banyak

siswa malu ataupun takut bertanya, dalam proses bertanya lebih banyak guru yang

bertanya kepada siswa, siswa menjawab pertanyan dari guru, dalam menjawabpun

siswa terkadung juga masih malu ataupun takut untuk menjawabnya.


Setelah melakukan kegiatan menanya melakukan kegiatan mencoba,

kegiatan mencoba ini berguna untuk untuk memperoleh hasil belajar siswa yang

nyata atau otentik (Majid, 231:2014)


Dalam kegitan mencoba yang peneliti temukan dalam kelas 2 guru tidak

pernah melakukan percobaan secara nyata, sepertihalnya dalam pembelajaran satu

yang seharusnya ada percobaan untuk membuat hiasan dari kulit kerang akan

tetapi disitu guru tidak melakukan percobaan tersebut karena sulit untuk mencari

bahannya, dari pembelajaran 1-6 dalam kegiatan mencoba guru hanya

mengerjakan soal-soal percobaan yang ada dibuku siswa.


Dalam kegiatan menalar yang peneliti temukan, dalam pembelajaran

pertama guru memerintahkan siswa untuk menyebutkan jumlah dan nama hari

dalam satu minggu dan megerjakan soal yang ada dalam buku siswa, dalam

kegiatan pembelajaran ke-2 guru memerintahkan siswa untuk membuat 5 contoh

kegiatan belajar bersa dengan teman-temanya yang pernah dilakukan dlam bentuk

tabel, dalam kegitan pembelajaran ke-3 guru memerintahkan siswa untuk


63

menuliskan alamat rumah udin dangan teman-temannya yang sesuai dengan huruf

kapital dan tanda titik yang benar, dalam kegiatan pembelajaran ke-4 siswa

disuruh untuk mecari tahu manfaat dari kulit dan buah salak, dalam kegiatan

pembelajarn ke-5 guru memerintahkan siswa untuk untuk membuat kalimat tanya

yang ditulis dibuku siswa, dalam kegiatan pembelajaran ke-6 guru memerintahkan

siswa untuk berdiskusi dengan temannya aturan dlam berjalan ditrmpat becek dan

berlumpur, yang kemudian siswa menuliskan hasil diskusi tersebut dibu siswa.
Dalam kegiatan mengkomunikasikan yang didapat oleh peneliti di dalam

kelas 2, dalam kegiatan mengkomunikasikan ini yang lebih sering dilakukan yaitu

perwakilan dari siswa maju satu persatu guna untuk menyampaikan hasil dari apa

yang mereka kerjakan, dalam kegiatan mengkomunikasikan tidak seamua siswa

maju untuk menyampaikan hasilnya akan tetapi hanya siswa yang ditunjuk oleh

gurunya saja, karena untuk menimalisir waktu pembelajaran.


3. Hasil Pembelajaran Tematik
Evaluasi atau penilain ialah proses sistematis pengumpulan, pengolahan,

dan penyimpulan informasi tentang proses dan hasil pembelajaran terpadu, untuk

selanjutnya diberikan pertimbangan atas proses dan hasil pembelajaran terpadu

tersebut berdasarkan pada suatu kriteria tertentu. Dalam pembelajaran tematik

yang menjadi objek evaluasi secara umum adalah proses dan hasil pembelajaran

(Kurniawan, 2014:196).
Adapun hasil dari penerapan pembelajaran tematik di Madrasah Ibtidayah

Miftahul Gendol Sukoerejo Pasuruan sangat bagus, dengan pembelajaran tematik

siswa lebih kreatif, siswa lebih berani untuk menyampaikan pendapatnya, bakat-

bakat siswa lebih terlihat baik itu bakat dalam pelajaran, kesenian dan lainnya,

serta siswa lebih dekat dengan lingkungannya karena yang diutamakna dalam
64

pembelajran tematik ini memberikan pengalaman secara langsung terhadap siswa.

Adapun pernyatan tersebut sesuai dengan teori yang ada Pembelajaran tematik

berpusat pada siswa. Dalam hal ini sesuai denagan pendekatan pembelajaran

modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan

guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu memberikan kemudahan-

kemudahan pada siswa untuk melakukan aktivitas belajar (Rusman, 2012:258)


Darai hasil temuan pengamatan lapangan, penilaian yang dilakukan oleh

guru kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan

menggunakan penilaian otentik yang mencakup pada penilain sikap, penilaian

pengetahuan dan penilaian keterampilan, serta penilaian tulis maupun penilaian

lisan.
Hal tersebut sesuai dengan yang terdapat pada kajian teori menurut

pendatap Majid (2014:236) sebagai berikut:


“ Pada pembelajaran tematik yang digunakan merupakan penilaian otentik,
penilaian otentik merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan dan
penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dengan
menerapkapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan,
bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.
Adapun jenis-jenis dalam penilaian otentik yaitu: 1) penilain proyek atau
penilain keterampilan, 2) penilaian kinerja, 3) penilaian portofolio, 4)
jurnal, 5) penilain tertulis”.

B. Permasalahan Yang Ada Dalam Penerapan Pembelajaran Tematik Kelas

2 di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan


Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, diketahui

bahwasanya secara garis besar permasalahan yang ada dalam penerapan

pemebelajaran tematik di kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol

Sukorejo Pasuruan meliputi: kendala dalam merencanakan perencanaan

pembelajaran, kendala dalam melaksanakannya dan kendala kurang tersedianya

bahan ajar yang memadai dengan pembelajaran tematik. Adanya kendala-kendala


65

tersebut karena guru kurang mendapatkan informasi-informasi tentang

pembelajaran tematik. Selain itu permasalahan itu ada karena kurang adanya

sosialisasi dari pihak-pihak tertentu, dalam kegiatan sosialisasi yang didapat oleh

guru-guru lebih banyak teori daripada perakteknya, yang sebenarnya guru lebih

butuh prakteknya.
Adapun permasalahan yang ada dalam merencanakan perencanaan

pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo Pasuruan

yaitu dalam menyusun RPP, kesulitan yang dialami yaitu ketika menentukan

indikator dan tujuan pembelajaran, dalam hal ini guru masih sering kebingungan,

yang dikarenkan juga dikelas 2 ini juga baru tahun ini menerapkan pembelajaran

tematik.
Sedangkan kesulitan dalam melaksanakana pembelajaran yaitu terletak

pada tingkat pemahaman siswa yang tidak sama ada yang cepat dan ada yang

lambat, didalam kelas siswa ada siswa yang sudah bisa membaca, dan ada yang

masih belum bisa membaca, adapun kesulitan lain yang dirasakan oleh guru

dalam pelaksanaan pembelajaran tematik adalah terbatas buku ajar, buku ajar

yang digunakan untuk pembelajaran tematik masih kurang.


Adapun dalam melaksanakan pembelajaran tematik guru terkadang masih

bingung, karena antara satu mata pelajaran dengan pelajaran yang lainnya tidak

nyambung. Jadi dalam hal ini guru tidak boleh memaksakan pembelajaran yang

tidak dapat dipadukan, seperti halnya yang dikatakan oleh (Rusman, 2012:259)

dalam rambu-rambu pembelajaran tematik, yaitu tidak semua mata pelajaran

dapat dipadukan, kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan

dipaksakan untuk dipadukann


66

C. Solusi Untuk Mengatasi Permasalahan Yang Ada Dalam Penerapan

Pembelajaran Tematik Kelas 2 di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum

Gendol Sukorejo Pasuruan


Solusi yang di tempuh oleh Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol

Sukorejo Pasuruan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan dalam membuat

perencanaan pembelajaran dan dalam melaksanakan pembelajaran tematik. Solusi

yang diambil oleh guru yaitu, membahas dalam kegiatan KKG dan mengikuti

Workshop, berdiskusi dengan guru lain yang sesuai dengan kelasnya.


Upaya sekolah agar dalam merancang pelaksanaan pembelajaran guru

menjadi lebih mudah yaitu dengan mengikut sertakan guru-guru workshop dan

kegiatan KKG yang berkaitan dalam pembelajaran tematik, dan melakukan

praktek pembuatan secara bersama-sama dengan guru yang sesuai dengan

kelasnya. Dengan adanya kegiatan KKG dan workshop ini diharapkan

memberikan sosuli terhadap guru yang kesulitan dalam merancang pelaksanaan

pembelajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik guru berupaya untuk lebih

meningkatkan mutu pembelajaran dengan memberikan buku penunjang lain untuk

pembelajaran tematik selain buku siswa dan buku guru. Selain itu dengan siswa

yang terkadang pemahamannaya lebih lambat dari yang lainnya maka guru

memberikan perhatian yang lebih husus dan memotivasinya. Dalam hal ini guru

merupakan fasilitator yang memberi kemudahan terhadap siswa untuk melakukan

aktivitas belajar serta memberikan pengalaman langsung terhadap peserta didik

(Rusman, 2012:258)
Adapun jika dalam pembelajaran tematik ada materi yang tidak sesuia

dengan materi yang selanjutnya maka jangan dipaksakan untuk dipadukan, lebih
67

baiknya pembelajaran itu diberikan secara terpisah, karena jika dipaksakan akan

merusak kebermanaan dalam pembelajaran tematik. Seperti halnya yang

dikatakan oleh (Rusman, 2012:259) dalam rambu-rambu pembelajaran tematik,

yaitu tidak semua mata pelajaran dapat dipadukan, kompetensi dasar yang tidak

dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan.


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:
1. Penerapan pebelajaran tematik sudah dilakukan pada kelas 1,2,4, dan 5

untuk kelas 3 dan 6 masih mengunakan kurikulum KTSP. Dalam

pembuatan perencanaan pembelajaran dimulai dari pembuatan silabus,

setelah itu pembuatan RPP. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik

sudah menggunakan meggunakan pendekatan saintifik, yaitu mengamati,

menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.Hasil dari

penerapan pembelajaran tematik siswa menjadi lebih kreatif, dalam

pembelajaran tematik mengarahkan pada bakat-bakat siswa jadi dengan

penerapan pembelajaran tematik lebih terlihat bakat yang dimiliki oleh

siswa, baik itu bakat dalam kesenian, musik maupun dalam

pembelajarannya. Adapun penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran

tematik yaitu penilain sikap, penilain ini dilakukan setiap hari dengan cara

observasi, penilaian pengetahuan, penilaian ini dilakukan dengan penilaian

tulis maupun non tulis dan penilaian keterampilan, penilain ini dilakukan

dengan penilaian unjuk kerja siswa.


2. Permasalahan yang dalam penerapan pembelajaran tematik dimadrasah

Ibtidaiyah yaitu: guru masih kesulitan dalam pembuatan perangkat

pembelajaran, siswa yang pemahamannya berbeda-beda ada yang lambat

dan ada yang cepat, kurangnya buku bahan ajar yang menunjang

68
69

pembelajaran tematik, penilaian dengan jumlah KD yang banyak, materi

yang terkadan susah dipadukan dengn materi selanjutnya.


3. Solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada yaitu:

diikutkan diklat, workshop terkait dengan pembelajaran tematik,

mengadakan diskusi kelompok dan pembahasan materi dengan kelompok

kerja (KKG), memotivasi siswa yang pemahamannya lambat secara

khusus, mencari buku bahan ajar yang berkaitan dengan pembelajaran

tematik dari sumber internet, melakukan penilain setelah mekukan

evaluasi, jangan memaksakan materi yang tidak bisa diapdukan untuk

dipadukan.
B. Saran
1. Untuk sekolah
Hendaknya sekolah memberikan fasilitas, sarana dan prasarana baik

kepada guru maupun kepada siswa sehingga pembelajaran tercipta yang

aktif, kreatif, inofatif, menyenangkan dan bermakna. Sekolah juga dapat

membantu guru yang kesulitan dalam penerapan pembelajaran tematik,

baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran.


2. Untuk guru
Dalam penerapan pembelajaran tematik hendaknya guru dapat

melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya sesuai dengan

prosedur yang tetapkan.


3. Untuk peneliti lain
Penelitian ini masih terbatas dalam pelaksanaan pembelajaran tematik

kelas rendah di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Gendol Sukorejo

Pasuruan , untuk itu perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan ruang

lingkup yang lebih uas.


70
DAFTAR RUJUKAN
Akbar, A’yun, Satriyani, Widodo, Paranimmita, Ferisa. 2017. Implementasi
Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Anisah, Nurul. 2015. Implementasi Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013


Pada Siswa Kelas 1 Tema Keluargaku di SD Islam Al-Azhar 25
Semarang: Universitas Negeri Walisongo Semarang

Ardiansyah, Arief. 2018. Empat Aturan Manajemen Kelas Untuk Perilaku Guru
Efektif di Madrasah. Victarina: Jurnal Pendidikan Islam, 3(2), 89- 96.
http://riset.unisma.ac.id/index.php/fai/article/view/730

Hidayat, Sholeh.2013.Penegembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Kurniawan. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik. Bandung: Alfabeta

Lampiran permendikbud 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan


Dasar dan Menengah

Lampiran permendikbud No 81 Tahun 2013 tentang Penerapan Kurikulum


pada Pendidikan Dasar dan Menengah

Lampiran Permendikbud Nomer 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada


Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

Majid, Abdul.2014.Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Moleong, Lexy J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Mulyasa, H.E. 2014. Guru dalam Imlementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo


Persada

Satori,D. 2011. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta

Solikah. 2014. Penerapan Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan


Kreativitas da Hasil Belajar Siswa Kelas 1 di MIM Surodadi III
Kecamatan Sawangan, Kabupaten Malang: Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta

71
Sugiono. 2018. Metode Penelitian Kualitatif, Kuatitatif dan RND. Bandung:
CV Alfabeta
Sutopo & Arief. 2010. Terampil mengolah data kualitatif. Jakarta: Elsas

Undang-Undang Nomer 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan

Zuriah,Nurul. 2009. Metode penelitian sosial dan pendidikan. Jakarta : PT Bumi


aksara.

72

Anda mungkin juga menyukai