Anda di halaman 1dari 123

1

“PERAN GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR


SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MTSN 5
JOMBANG"

SKRIPSI

Oleh :
Khoirunnisa Novia Ismiana
NIM. 12201183138

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
2022
i

“PERAN GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN


BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN FIKIH
DI MTSN 5 JOMBANG"

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan


Universitas Islam Negeri
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OLEH :
Khoirunnisa Novia Ismiana
NIM. 12201183138

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
ii

2022
iii

LEMBAR PERSETUJUAN
iv

LEMBAR PENGESAHAN

PERAN GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR


SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MTSN 5
JOMBANG

SKRIPSI
Disusun Oleh:

KHOIRUNNISA NOVIA ISMIANA


NIM. 12201183138

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal …………… dan telah
dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata
satu Sarjana Pendidikan ( S.Pd.)

Dewan penguji Tanda Tangan

Ketua Penguji …..………………………..

Penguji Utama ..…………….…………….

Sekretaris/Penguji ……………………………

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
UIN Tulungagung

Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I


NIP. 196509031998032001
v

PERNYATAAN KEASLIAN
vi

MOTTO PENULIS

‫۝‬٦ ‫ْر يُ ْسر ًۗا‬ ۙ


ِ ‫۝ اِ َّن َم َع ْال ُعس‬٥ ‫ْر يُ ْسرًا‬
ِ ‫فَاِ َّن َم َع ْال ُعس‬

“ Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama


kesulitan ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah : 5-6)1

1
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Wisma Haji Tugu, Al-Qur’an dan Terjemahnya, ( Bogor:
Wisma Haji Tugu Bogor: 2007), hal. 596
vii

PERSEMBAHAN

Sebuah kebahagiaan dan rasa syukur yang tiada tara penulis ucapkan kehadirat
Allah SWT. atas segala limpahan rahmat dan kesehatan sehingga skripsi ini bisa
terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
Nabiyullah Muhammad SAW. Penulis ingin memberikan ucapan terimakasih
kepada beberapa pihak yang telah ikut andil dalam memberikan dukungan melalui
dukungan serta bimbingan kepada penulis sampai bisa menyelesaikan tugas akhir.
Oleh karena itu penulis mempersembahkan skripsi ini untuk:

1. Bapak dan Ibu tercinta, Bapak H. Ponidi dan Hj. Maya Shofa yang telah
bekerja keras untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-
anaknya. Terimaksih atas segala dukungan dan doa yang tiada henti dalam
mengiringi langkahku. Semoga Allah SWT selalu memberikan kekuatan
dan kesehatan serta memberikan perlindungan dan rahmatNya.
2. Terimakasih kepada saudara saudariku yang telah memberikan semangat
dan segala bentuk dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir sehingga
adiknya dapat semangat untuk meraih cita-citanya.
3. Kepada Muhammad Dicky Dhulkifly sebagai partner spesial saya,
terimakasih telah menjadi patner dalam segala hal yang baik, yang
menemani meluangkan waktunya, menghibur saya dalam kesedihan,
mendukung dan memberi semangat untuk terus maju dan jangan menyerah
dalam segala hal untuk meraih apa yang menjadi impian saya.
4. Orang-orang terdekat dan teman-teman saya yang telah memberikan
motivasi ,doa serta semangat dalam menyelesaikan tugas akhir.
5. Teman sekelas PAI H angkatan 2018 yang telah bersama-sama berjuang
untuk menempuh pembelajaran bersama dengan kebersamaan dan saling
memberikan semangat. Serta untuk teman-teman saya yang berada di
organisasi HMJ PAI.
6. Alamamater tercinta UIN Tulungagung.
viii

PRAKATA

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan terhadap kehadirat Allah


SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
laporan. Shalawat serta salam semoga selalu senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari zaman perubahan jahiliyah
kepada zaman yang terang benderang yaitu dengan Dinulislam. Semoga kita
mendapatkan syafa’atnya min yaumil qiyamah. Aamiin.
Sehubungan dengan selesainya penulisan skripsi ini maka penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag., selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Tulungagung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
menyelesaikanskripsi hingga selesai.
2. Bapak Dr. H. Ahmad Muhtadi Anshor, M.Ag., selaku Wakil Rektor
bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Institut Universitas Islam
Negeri Tulungagung yang memberikan arahan dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan selama perkuliahan.
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M. Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan UIN Tulungagung yang telah memberikan izin dan
pengarahan kepada penulis agar dapat melakukan penelitian disuatu
instansi atau lembaga pendidikan untuk penggalian data sehingga skripsi
ini dapatselesai.
4. Ibu Dr. Hj. Indah Komsyiah, S.Ag, M.Pd, selaku Koordinator Prodi
Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Tulungagung yang
memberikan motivasiserta semangat dan meluangkan waktu memberikan
bimbingan pengarahan dalam mengemban ilmu pengetahuan perkuliahan.
5. Bapak Moh. Mashudi, M.Pd.I. selaku pembimbing yang telah memberikan
pengarahan dan koreksi sehingga penelitian dapat terselesaikan.
6. Segenap Bapak/Ibu Dosen UIN Tulungagung yang telah membimbing dan
memberikan wawasannya sehingga studi ini dapat terselesaikan.
ix

7. Bapak H. Harnoto, S.Pd. yang telah memberikan izin melaksanakan


penelitian dan bersedia meluangkan waktu untuk memberikan informasi
kepada peneliti sebagai bahan penyusunan skripsi.
8. Para bapak/ ibu guru MTsN 5 Jombang yang telah sudi meluangkan
waktunya untuk membantu dalam proses penelitian.
9. Serta seluruh pihak yang turut membantu terselesaikannya penelitian ini.
Penulis hanya bisa berharap semoga jasa kebaikan mereka diterima
Allah SWT dan tercatat sebagai amal shalih. Akhirnya, karya ini penulis
suguhkan kepada segenap pembaca, dengan harapan adanya kritik dan
saran yang bersifat konstruktif demi perbaikan. Semoga karya ini
bermanfaat dan mendapat ridha Allah SWT. Aamiiin yaa Rabbal
‘Aalamiin.

Jombang, 22 Juni 2022


Penulis,

Khoirunnisa Novia Ismiana


x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu..............................................................................37


Tabel 2.1 Bagan Paradigma Penelitian..................................................................40
xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar4. 1 Kegiatan Memberikan Bimbingan.....................................................62


Gambar4. 2 Kegiatan Pembelajaran.......................................................................63
Gambar4. 3 Kegiatan Memberikan Motivasi.........................................................63
xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.............................................................................................................79
Lampiran 2.............................................................................................................80
Lampiran 3.............................................................................................................81
Lampiran 4.............................................................................................................82
Lampiran 5.............................................................................................................84
Lampiran 6.............................................................................................................86
Lampiran 7.............................................................................................................87
Lampiran 8.............................................................................................................93
Lampiran 9.............................................................................................................98
Lampiran 10...........................................................................................................99
Lampiran 11.........................................................................................................101
Lampiran 12.........................................................................................................102
Lampiran 13.........................................................................................................103
xiii

ABSTRAK

Skripsi dengan judul “Peran Guru PAI dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih di MTsN 5 Jombang” ini ditulis oleh
Khoirunnisa Novia Ismiana, NIM 12201183138, pembimbing Bapak Moh.
Mashudi, M.Pd.I. NIDN. 2003018502

Kata kunci: Peran Guru PAI, Kesulitan Belajar, Siswa

Pendidikan merupakan masalah yang terpenting dalam sebuah


kehidupan manusia dan tidak dapat dipisahkan karena tanpa pendidikan
manusia tidak dapat tumbuh dan berkembang. Untuk mencapai tujuan
pendidikan, maka keberhasilan pendidikan sangat tergantung kepada unsur
manusia terutama guru. Dalam kegiatan belajar mengajar sering terjadi
permasalahan yang dapat menghambat proses dan keberhasilan belajar, karena
proses belajar merupakan kegiatan yang dinamis, sehingga perlu dilakukan
pengamatan secara terus menerus terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada diri peserta didik. Maka dari itu peran guru sangatlah penting dalam
mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa.
Fokus Penelitian ini adalah (1) Bagaimana peran guru PAI sebagai
pembimbing dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VII pada mata
pelajaran Fikih di MTsN 5 Jombang. (2) Bagaimana peran guru PAI sebagai
fasilitator dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran
Fikih di MTsN 5 Jombang. (3) Bagaimana peran guru PAI sebagai motivator
dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di
MTsN 5 Jombang.
Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara,
observasi dan dokumentasi. Tahap-tahap yang digunakan Tahap pra lapangan
yaitu meliputi: menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian,
mengurus perizinan, memeriksa dan menilai keadaan lapangan, memilih dan
memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian yang menyangkut
persoalan etika penelitian. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi: memahami
latar penelitian dan mempersiapkan diri, memasuki lapangan dan berperan serta
sambil mengumpulkan data. Tahap analisis data, yang meliputi: analisis selama
pengumpulan data dan setelah pengumpulan data.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan
bahwa peran guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik sudah baik,
(1) peran guru sebagai pembimbing dalam mengatasi kesulitan belajar PAI
sebagai model dengan cara pendidik menampilkan tingkah laku baik yang bisa di
contoh oleh peserta didiknya. Guru berperan sebagai pembimbing dengan
membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajarnya. (2) Peran guru sebagai
fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya
berguna bagi peserta didiknya dan memilih dalam menggunakan metode dan
media pembelajaran. (3) Peran guru sebagai motivator dengan cara guru
xiv

memotivasi peserta didik sebelum memulai pembelajaran agar peserta didik lebih
giat saat proses pembelajaran berlangsung.
ABSTRACT

The thesis entitled "The Role of Islamic Education Teachers in


Overcoming Students' Learning Difficulties in Fiqh Subjects at MTsN 5
Jombang" was written by Khoirunnisa Novia Ismiana (12201183138). Advisor:
Moh. Mashudi, M.Pd.I.

Keywords : The Role of Islamic Education Teachers, Learning Difficulties,


Students

Education is important in human life and cannot be separated because


without education, humans cannot grow and develop. The success of education is
very dependent on the human element, especially teachers. In teaching and
learning activities, problems often occur that can hinder the process, because the
learning process is a dynamic activity, so it is necessary to continuously observe
the changes that occur in students. Therefore, the teachers’role is very important
in overcoming the learning difficulties faced by students.
The research focused on: (1) What are the role of Islamic Education
teachers as mentors in overcoming learning difficulties of seventh grade students
in the fiqh subject at MTsN 5 Jombang? (2) What are the role of Islamic
Education teachers as facilitators in overcoming learning difficulties of seventh
grade students in the fiqh subject at MTsN 5 Jombang? (3) What are the role of
Islamic Education teachers as motivators in overcoming learning difficulties of
seventh grade students in the fiqh subject at MTsN 5 Jombang?
The research used qualitative approach with the case study method. Data
collection techniques used interviews, observation and documentation. The stages
used: The pre-field stage includes: preparing research designs, selecting research
place, managing permits, examining and assessing field conditions, selecting and
utilizing informants, preparing research equipment related to research ethics
issues. The field work stage, which includes: understanding the research
background and preparing, entering the field and participating while collecting
data. The data analysis stage, which includes: analysis during data collection and
after data collection.
The results showed that the roles of Islamic Education teachers in
overcoming students' learning difficulties were good, (1) the role of teachers as
mentors in overcoming fiqh learning difficulties was by being a role model where
teachers display good behavior that can be imitated by their students. In addition,
the teachers were also helping students overcome their learning difficulties. (2)
The teachers’ role as facilitators, the teacher provided learning sources that would
be useful for students and also by using learning methods and media. (3) And the
teachers’ role as a motivators was by motivating students before the lesson begins
so that students become more active during the learning process.
‫‪xv‬‬

‫ملخص‬

‫رسالة الجامعي بعنوان "دور معلمي التربي‪cc‬ة اإلس‪cc‬المية في تغلب ص‪cc‬عوبات تعليم الطالب في م‪cc‬ادة الفق‪cc‬ه في‬
‫المدرسة المتوسطة اإلسالمية الحكومية ‪ ٥‬جومبانج" كتبت‪cc‬ه خ‪cc‬ير النس‪cc‬اء نوفي‪cc‬ا إس‪cc‬مينا (‪.)۱۲۲۰۱۱۸۳۱۳۸‬‬
‫المستشار‪ :‬محمد مشهودي الماجستير‪.‬‬

‫الكلمات الرئيسية ‪ :‬دور معلمي التربية اإلسالمية ‪ ،‬صعوبات التعليم ‪ ،‬الطالب‬

‫التعليم مهم حياة الن‪cc‬اس وال يمكن فص‪c‬له ألن‪cc‬ه ب‪cc‬دون تعليم ال يمكن للن‪c‬اس أن ينم‪c‬و ويتط‪c‬ور‪ .‬نج‪c‬اح‬
‫التعليم يعتمد‪ c‬بشكل كبير على العنصر البشري ‪ ،‬وخاصة المعلمين‪ .‬في أنشطة لتعلم ‪ ،‬غالبًا تحدث المشكالت‬
‫التي يمكن أن تعيق العملية ‪ ،‬ألن عملية التعليم نشاط ديناميكي ‪ ،‬لذلك من الضروري مراقبة التغي‪cc‬يرات ال‪cc‬تي‬
‫تح‪cc‬دث ل‪cc‬دى الطالب باس‪cc‬تمرار‪ .‬ل‪cc‬ذلك ‪ ،‬دور المعلمين مهم ج‪cc‬دًا في تغلب ص‪cc‬عوبات التعلم ال‪cc‬تي يواجهه‪cc‬ا‬
‫الطالب‪.‬‬
‫رك‪cc‬ز البحث على‪ )۱( :‬م‪cc‬ا دور معلمي التربي‪cc‬ة اإلس‪cc‬المية كمرش‪cc‬دين في تغلب ص‪cc‬عوبات تعليم‬
‫الطالب في مادة الفقه في المدرسة المتوسطة اإلس‪cc‬المية الحكومي‪cc‬ة ‪ 5‬جومب‪cc‬انج؟ (‪ )۲‬م‪cc‬ا دور معلمي التربي‪cc‬ة‬
‫اإلس‪cc‬المية كميس‪cc‬رين في تغلب ص‪cc‬عوبات تعليم الطالب في م‪cc‬ادة الفق‪cc‬ه في المدرس‪cc‬ة المتوس‪cc‬طة اإلس‪cc‬المية‬
‫الحكومية ‪ 5‬جومبانج؟ (‪ )۳‬ما دور معلمي التربية اإلسالمية كمحف‪cc‬زين في تغلب ص‪cc‬عوبات تعليم الطالب في‬
‫مادة الفقه في المدرسة المتوسطة اإلسالمية الحكومية ‪ 5‬جومبانج‪.‬‬

‫استخدم البحث المنهج النوعي مع منهج دراسة الحالة‪ .‬اس‪c‬تخدمت تقني‪c‬ات جم‪c‬ع البيان‪c‬ات المق‪c‬ابالت‬
‫والمالحظة والتوثيق‪ .‬المراحل المستخدمة‪ :‬مرحلة ما قبل الميدان وتشمل‪ :‬إع‪cc‬داد تص‪cc‬اميم البحث ‪ ،‬واختي‪cc‬ار‬
‫مكان البحث ‪ ،‬وإدارة التصاريح ‪ ،‬وفحص وتقييم الظروف الميدانية‪ ، c‬واختيار واستخدام المخبرين ‪ ،‬وإع‪cc‬داد‬
‫المع‪cc‬دات البحثي‪cc‬ة المتعلق‪cc‬ة بقض‪cc‬ايا أخالقي‪cc‬ات البحث‪ .‬مرحل‪cc‬ة العم‪cc‬ل المي‪cc‬داني وتش‪cc‬مل‪ :‬فهم الخلفي‪cc‬ة البحثي‪cc‬ة‬
‫والتحضير لها ‪ ،‬والدخول إلى الميدان والمشاركة أثناء جمع البيانات‪ .‬مرحلة تحليل البيانات وتشمل‪ :‬التحلي‪cc‬ل‬
‫أثناء جمع البيانات وبعد جمع البيانات‪.‬‬

‫وأظهرت النتائج أن دور معلمي التربية اإلسالمية في تغلب صعوبات تعليم الطالب كان جي‪cc‬دًا ‪) ،‬‬
‫‪( ۱‬وك‪cc‬ان دور المعلمين كمرش‪cc‬دين في تغلب ص‪cc‬عوبات تعليم الفق‪cc‬ه من خالل أس‪cc‬وة يحت‪cc‬ذى ب‪cc‬ه حيث يظه‪cc‬ر‬
‫المعلم‪cc‬ون س‪cc‬لو ًكا جي ‪c‬دًا يمكن أن يقل‪cc‬دهم الطالب‪ (۲ ).‬ثم ك‪cc‬ان المعلم‪cc‬ون يس‪cc‬اعدون الطالب ً‬
‫أيض ‪c‬ا في تغلب‬
‫ص‪cc‬عوبات التعليم‪ .‬وأم‪cc‬ا دور المعلمين كميس‪cc‬رين ‪ ،‬ق‪cc‬دم المعلم مص‪cc‬ادر التعليم ال‪cc‬تي ق‪cc‬د تك‪cc‬ون مفي‪cc‬دة للطالب‬
‫وك‪cc‬ذلك اس‪cc‬تخدام ط‪cc‬رق التعليم والوس‪cc‬ائط‪( ۳) .‬وك‪cc‬ان دور المعلمين كمحف‪cc‬زين ه‪cc‬و تحف‪cc‬يز الطالب قب‪cc‬ل ب‪cc‬دء‬
‫الدرس حتى يصبح الطالب أكثر نشاطًا أثناء عملية التعليم‪.‬‬
xvi

DAFTAR ISI

“PERAN GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA


KELAS VII PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MTSN 5 JOMBANG" i
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN..........................................................................iv
MOTTO PENULIS...........................................................................................v
PERSEMBAHAN.............................................................................................vi
PRAKATA.......................................................................................................vii
DAFTAR TABEL............................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xi
ABSTRAK........................................................................................................xii
DAFTAR ISI....................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Konteks Penelitian....................................................................1
B. Fokus Penelitian........................................................................7
C. Tujuan Penelitian......................................................................7
D. Kegunaan Penelitian..................................................................8
E. Penegasan Istilah.......................................................................9
F. Sistematika Pembahasan...........................................................12
BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................14
A. Deskripsi Teori..........................................................................14
B. Penelitian Terdahulu.................................................................34
C. Paradigma Penelitian.................................................................39
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................41
A. Rancangan Penelitian................................................................41
B. Kehadiran Peneliti.....................................................................42
C. Lokasi Penelitian.......................................................................43
D. Sumber Data..............................................................................43
xvii

E. Teknik Pengumpulan Data........................................................45


F. Analisa Data..............................................................................47
G. Pengecekan Keabsahan Data.....................................................49
H. Tahapan-Tahapan Penelitian.....................................................52
BAB IV HASIL PENELITIAN........................................................................53
A. Deskripsi Data...........................................................................53
B. Temuan Peneliti........................................................................64
C. Analisis Data.............................................................................66
BAB V PEMBAHASAN..................................................................................68
A. Peran guru PAI sebagai pembimbing dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5 Jombang.
68
B. Peran guru PAI sebagai fasilitator dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5 Jombang.
69
C. Peran guru PAI sebagai motivator dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5 Jombang.
70
BAB VI PENUTUP..........................................................................................73
A. Kesimpulan...............................................................................73
B. Saran..........................................................................................74
DAFTAR RUJUKAN.......................................................................................76
LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................79
BAB I
PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pendidikan merupakan masalah yang terpenting dalam


sebuah kehidupan manusia dan tidak dapat dipisahkan karena
tanpa pendidikan manusia tidak dapat tumbuh dan berkembang. Maka
dengan adanya pendidikan manusia dapat hidup dan berkembang,
berbudaya serta dapat menciptakan segala sesuatu yang positif.
Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha secara
sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh
orang dewasa kepada anak sehingga timbul intraksi dari keduanya agar
anak mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung
secara terus-menerus. Pendidikan bagi kehidupan ummat
manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi
sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu
kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi
untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup
mereka.2

Dalam hal ini untuk mencapai tujuan pendidikan, maka


keberhasilan pendidikan sangat tergantung kepada unsur manusia
terutama guru. Guru sebagai tenaga pengajar yang terdiri dari
sekelompok sumber daya mausia yang di tugaskan untuk mengajar,
membimbing, melatih, mengarahkan dan mendidik peserta didik yang
sangat strategis dalam kehidupan suatu sekolah sehingga keberhasilan
seorang guru dalam proses pembelajaran tergantung kepada kinerja

2
Rahmad Fauzi Lubis, Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Siswa, Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Vol.9 No. 1, Maret-Agustus 2020, hal. 2
2

guru.3 Dalam proses belajar mengajar, kehadiran guru memegang peranan


yang sangat penting. Dalam membimbing, mengarahkan, membentuk
kepribadian dan melatih kemampuan peserta didik dengan sebaik-baiknya.
Dalam proses belajar mengajar terjadi timbal balik antara guru dan siswa.
Dalam setiap proses pembelajaran, guru selalu menjadi bagian yang tidak
terpisahkan, hanya saja peran yang dimainkan guru berbeda-beda sesuai
dengan tuntutan sistem.

Berbicara mengenai guru merupakan suatu topik yang sangat


menarik diperbincangkan, karena guru merupakan sumber kunci
keberhasilan pendidikan. Dikatakan demikian karena jika guru sukses
mengajar, maka besar kemungkinan anak didiknya akan sukses pula.
Sebagai pendidik, guru adalah aktor utama di samping orang tua dan
elemen penting lainnya. Tanpa keterlibatan aktif guru, maka
pendidikan tidak akan berarti apa-apa dan kosong dari materi, esensi,
dan substansinya. Terutama sekali jika sistem yang baik itu ditunjang
oleh kualitas guru yang inovatif, maka kualitas suatu lembaga pendidikan
itu akan meningkat.4 Sikap guru dalam proses mendidik peserta didik
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan mental peserta didik,
sehingga guru harus mampu memiliki sikap yang benar sesuai dengan
tuntutan tugas profesionalnya. Guru berharap apa yang diajarkan kepada
peserta didik berhasil dalam belajarnya, sehingga memperoleh hasil belajar
yang memuaskan. Namun, pada kenyataannya ada juga peserta yang
mendapatkan nilai tinggi dan rendah. Sehingga peserta didik tidak
mencapai hasil yang memuaskan. Sehingga pada kenyataannya hal ini
menunjukkan bahwa masih banyak guru yang menghadapi sejumlah
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.

Kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana peserta didik


kurang mampu menghadapi tuntutan-tuntutan yang harus dilakukan dalam
3
Ibid, hal. 3
4
Hamid Darmadi, Tugas, Peran, Kompetensi, dan Tanggung Jawab Menjadi Guru Profesional,
Jurnal Edukasi, Vol. 13, No. 2, Desember 2015, hal. 162
3

proses pembelajaran sehingga proses dan hasilnya kurang memuaskan.


Kesulitan belajar ini dimana kondisi peserta didik mengalami hambatan
atau gangguan dalam proses pembelajaran, penyebab bisa berasal dari
faktor internal siswa maupun faktor eksternal siswa, dan ada berbagai jenis
kesulitan belajar itu sendiri. Hal ini menjadi tantangan yang selalu
dihadapi oleh guru.5 Dalam kegiatan belajar mengajar sering terjadi
permasalahan yang dapat menghambat proses dan keberhasilan belajar,
karena proses belajar merupakan kegiatan yang dinamis, sehingga perlu
dilakukan pengamatan secara terus menerus terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri peserta didik. Masalah kesulitan mengajar
bagi guru dapat terjadi sebelum kegiatan pembelajaran, selama proses
pembelajaran dan bahkan sering terjadi berkaitan dengan penataan proses
pembelajaran.

Dalam dunia pendidikan motivasi selalu menjadi faktor yang


dominan dalam ikut menentukan tercapai atau tidaknya tujuan
pembelajaran. Didalam proses belajar mengajar motivasi merupakan
salah satu instrumen penting bagi keberhasilan siswa. Seorang siswa
yang mengurung dirinya dalam kamar untuk mempersiapkan dirinya
dalam menghadapi ujian, terjadi karena adanya motivasi yang
mendorongnya untuk belajar demi keberhasilan dan kelulusannya. 6
Oleh karena itu, peran seorang guru tidak hanya sekedar mentransfer ilmu
tentang mata pelajaran kepadapeserta didik, tetapi guru juga harus menjadi
motivator bagi peserta didik untuk berprestasi dalam belajar. Karena
peserta didik yang memiliki motivasi tinggi akan mencapai hasil belajar
yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki
motivasi rendah atau tidak memiliki motivasi sama sekali.

5
Fadila Nawang Utami, Peranan Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa SD, Jurnal Ilmu
Pendidikan, Vol. 2 No. 1, April 2020, hal. 94
6
Elly Manizar, Peran Guru Sebagai Motivator Dalam Belajar, TadribVol. 1, No. 2, Desember
2015, hal. 172-173
4

Peran guru sangatlah penting dalam mengatasi kesulitan belajar


yang dialami siswa. Menurut Usman, peran guru merupakan terciptanya
serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam
suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan
tingkah laku dan perkembangan siswa menjadi tujuannya.7 Guru harus
memberikan penanganan khusus dan perhatian yang lebih kepada peserta
didik yang mengalami kesulitan dalam belajar dibandingkan peserta didik
yang tidak mengalami kesulitan dalam belajar.

Guru merupakan peran yang sangat penting dalam pendidikan


disekolah, masa depan anak didik banyak tergantung kepada bagaimana
guru mengajar. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru
harus memposisikan diri secara aktif dan menempatkan kedudukannya
sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang
tengah berkembang serta tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mendunia. Guru memiliki tanggung jawab untuk membawa peserta didik
mencapai cita-cita yang diinginkan.8

Pembelajaran Fiqih yang merupakan salah satu sub Pendidikan


Agama Islam (PAI ) dapat menjadi pondasi ruh dalam aspek pengetahuan.
Maka sebelum mengenal lebih tentang aspek pembelajaran Fiqh, maka
kita perlu mengetahui dahulu istilah dari pembelajaran dan Fiqh.
Pembelajaran adalah suatu proses yang melibatkan seorang pendidik dan
peserta didik untuk belajar. Sedangkan Fiqh adalah ilmu yang mempelajari
tentang syariat Islam, pengertian lainnya dapat kita ambil pada Q.S At –
Taubah ayat 122, dalam ayat ini menjelaskan bahwa konteks Fiqh adalah

7
Fadila Nawang Utami, Peranan Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa SD, Jurnal Ilmu
Pendidikan, Vol. 2 No. 1, April 2020, hal. 94
8
Ibid, hal. 96
5

memahami, mengetahui dan mendalami hukum dan syariat Islam.9 Oleh


karena itu, belajar fiqh merupakan proses pembelajaran yang dapat
mengantarkan pada pemahaman tentang hukum Islam dan syariat. Guru
fikih adalah seorang pendidik yang sedang belajar memahami dan
mendalami ilmu agama dalam bentuk syariat Islam atau syariat. Mengenai
pembelajaran Dharma, guru dituntut untuk dapat menjalankan kegiatan
hukum dan aturan Dharma dengan baik, serta dapat dipahami oleh siswa.

Maka dari itu proses belajar mengajar dapat dikatakan sukses atau
berhasil apabila guru mampu mengendalikan proses pembelajaran dengan
baik. Hal ini karena guru merupakan suatu ujung tombak dalam proses
pembelajaran. Dalam konteks peranan guru yang di harapkan yaitu
meliputi; (a) Guru sebagai sumber belajar, (b) Guru sebagai fasilitator, (c)
Guru sebagai pengelola pembelajaran, (d) Guru sebagai demonstrator, (e)
Guru sebagai pembimbing, (f) Guru sebagai motivator, (g) Guru sebagai
evaluator.10

Dapat disimpulkan bahwa peserta didik kurang antusias dan


bersemangat dalam belajar karena kurangnya media pembelajaran dan
guru hanya menjelaskan materi pembelajaran secara monoton, tanpa
disertai media menarik. Ini adalah salah satu alasan mengapa peserta didik
kurang bersemangat dalam belajar. Selain kurangnya kesadaran guru,
motivasi juga salah satu faktor penentu dalam mencapai tujuan belajar, dan
guru mengejar waktu mengajar sekolah lain sehingga peran guru hanya di
dalam kelas saja.

Oleh karena itu penulis ingin mengetahui lebih dekat tentang peran
guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kesulitan belajar pada
siswa kelas VII di MTsN 5 Jombang yang penulis khusukan dalam
pembahasan ini tentang Mata Pelajaran Fikih. Memiliki semangat dalam
9
Ibid, hal. 98
10
Firman Mansir, Optimalisasi Peran Guru PAI Ideal dalam Pembelajaran Fiqh di Masa Pandemi
Covid-19, Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, Vol. 5, No. 2, Juli - Desember 2020, hal.
100
6

mempelajari mata pelajaran Fikih adalah hal penting. Dikatakan penting


karena Fikih adalah sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan antar
manusia dengan Tuhan, sesama manusia dan makhluk lainnya. Fikih
menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah
dengan benar dan baik. Pembekalan materi yang baik di lingkungan
sekolah, akan membentuk pribadi yang mandiri, Bertanggung jawab dan
bermoral. Sehingga memudahkan peserta didik untuk menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin
banyak masalah yang muncul, perlu mempelajari fikih dan Hukum Islam.
Oleh karena itu, siswa membutuhkan pengetahuan dasar dan hukum
Syariah Mengatasi masalah masyarakat setempat.

Penulis memilih tingkat Madrasah Tsanawiyah sebagai obyek


penelitian karena lembaga tersebut adalah salah satu dari lembaga
pendidikan yang muridnya rata-rata masih belum termotivasi dalam mata
pelajaran Fikih, sehingga peran guru dan lingkungan sekitar sangat
dibutuhkan dalam mengatasi kesulitan belajar pada peserta didik.

Pada saat ini tidaklah asing lagi apabila mendengar para pendidik
yang menyatakan keluhan-keluhan tentang pengajaran mata pelajaran
Fikih khususnya di sekolah. Salah satu sekolah tersebut adalah di MTsN 5
Jombang, yang mana ditemui masalah tentang kesulitan dalam pada mata
pelajaran Fikih, untuk kelas VII masih terdapat 20% siswa yang masih
belum memahami pelajaran yang disebabkan banyak faktor diantaranya
yaitu dari segi pemahaman siswa terhadap materi berbeda antara siswa
yang satu dengan siswa yang lainnya, yang dikarenakan latar belakang
sekolah siswa banyak yang dari sekolah umum. Tidak semua siswa dapat
langsung memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dengan adanya
masalah tersebut yang sangat berperan untuk membantu anak dalam
mengatasi kesulitan- kesulitan tersebut adalah guru yang bersangkutan ada
di dalam mengajarnya lebih memperhatikan anak-anak yang masih lemah
dalam menyampaikan materi pelajaran Fikih. Tinggi kedudukan guru,
7

terlebih guru agama islam, merupakan realisasi ajaran agama islam itu
sendiri. Islam memuliakan pengetahuan, sementara pengetahuan itu sendiri
didapat dari proses belajar mengajar sehingga terjadi interaksi antara yang
diajar dengan yang mengajar,dalam hal ini yang mengajar adalah guru.
Maka tidak boleh tidak, Islam pasti memuliakan guru.11

Salah satunya adalah dengan mencari cara untuk membangkitkan


minat siswa pada diri mereka sendiri sehingga mereka akan lebih
menikmati belajar mata pelajaran Fikih. Dari penjelasan latar belakang
diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Peran Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VII
Pada Mata Pelajaran Fikih Di MTsN 5 Jombang”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas peneliti


mengemukakan fokus penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana peran guru PAI sebagai pembimbing dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran
Fikih di MTsN 5 Jombang?
2. Bagaimana peran guru PAI sebagai fasilitator dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di
MTsN 5 Jombang?
3. Bagaimana peran guru PAI sebagai motivator dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di
MTsN 5 Jombang?

C. Tujuan Penelitian

11
Jamal Ma’ruf Asmani, Tips menjadi Guru Inspiratif, kreatif, dan Inofatif,(Jogjakarta:Diva
Press,2009), hal. 72
8

Suatu penelitian yang dilakukan pasti mempunyai tujuan-tujuan


tertentu, demikian juga dengan penelitian ini. Adapun tujuan penelitian
tersebut adalah:
1. Untuk mengetahui peran guru PAI sebagai pembimbing dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran
Fikih di MTsN 5 Jombang.
2. Untuk mengetahui peran guru PAI sebagai fasilitator dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran
Fikih di MTsN 5 Jombang.
3. Untuk mengetahui peran guru PAI sebagai motivator dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran
Fikih di MTsN 5 Jombang.

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini


diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bidang teoritis maupun
dalam bidang praktis. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan sesuai
dengan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Bersifat Teoristis.
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur mengenai
Peran Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Kelas VII Pada Mata Pelajaran Fikih Di MTsN 5 Jombang.
b. Menambah kepustakaan dalam dunia pendidikan, khususnya di
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.

2. Secara Praktis.
Penelitian tentang Peran Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaran Fikih Di MTsN 5
Jombang, memperoleh teori praktis yaitu :
9

a. Bagi Guru Fikih


Sebagai acuan akan pentingnya peran guru dalam
mengatasi kesulitan belajar pada peserta didik kelas VII pada mata
pelajaran Fikih agar guru dapat memaksimalkan dalam pemberian
pengajaran tersebut.

b. Bagi Lembaga
Sebagai masukan dan wacana bagi pengelola
Madrasah/Sekolah (kepala Madrasah/Sekolah, guru, staf, dan
karyawan) dalam upaya mengatasi kesulitan belajar pada peserta
didik kelas VII di MTsN 5 Jombang.
c. Bagi Perpustakaan UIN SATU Tulungagung.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai
bahan koleksi dan refrensi supaya dapat digunakan untuk sumber
belajar atau bacaan bagi Mahasiswa UIN SATU Tulungagung.
d. Penelitian yang akan datang.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahamn kajian penunjang dan bahan pengembangan dalan
menyusun rancangan penelitian yang relavan.
e. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini juga dapat menambah pengalaman serta
pengetahuan bagi peneliti. Dan juga untuk menambah pengetahuan
penulis tentang bagaimana peran guru PAI dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di
MTsN 5 Jombang.

E. Penegasan Istilah
10

Untuk menghindari kesalah fahaman pembaca terhadap penafsiran


judul, maka perlu adanya penjelasan berkenaan dengan beberapa istilah
yang terdapat dalam judul. Adapun batasan istilah tersebut adalah :
1. Penegasan Konseptual
a. Peran
Peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat diharapkan
yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. Peranan
adalah bagian dari tugas utama yang harus dilksanakan.12 Istilah
“peran” dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti
pemain sandiwara atau film, tukang lawak, perangkat tingkah yang
diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di peserta
didik.13 Menurut Thomas E. Curtis dan Wilma W. Bidwell bahwa
proses pembelajaran di sekolah (kelas) peranan guru lebih spesifik
sifatnya dalam pengertian yang sempit, yakni dalam hubungan
proses belajar mengajar. Peranan guru adalah sebagai
pengorganisasi lingkungan belajar dan sekaligus sebagai fasilitator
belajar.14

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peran guru dalam


pendidikan itu sangatlah penting. Karena guru harus mampu
mengembangkan potensi peserta didik dan membekali peserta
didik dengan pengalaman belajar yang bermanfaat. Oleh karena
itu, guru sebagai salah satu komponen yang memiliki pengaruh
besar dalam proses belajar mengajar, perlu memiliki berbagai
kompetensi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Untuk mendapatkan kualitas pendidikan yang sesuai dan


harapan, tidak hanya bergantung pada kemampuan guru dalam

12
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta : Balai Pustaka,2007 ) hal. 845
13
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka
2005), hal. 854
14
Muh. Zein, Peran Guru Dalam Pengembangan Pembelajaran, Vol. V, No. 2, Juli - Desember
2016, hal. 279
11

mengajar saja (menunjukkan materi). Tetapi peran dan perilaku


guru berdampak besar pada hasil belajar siswa.

b. Guru Pendidikan Agama Islam


Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan
kepada anak didik. Duru dalam pandangan masyarakat adalah
orang yang melaksankan pendidikan di tempat-tempat tertentu,
tidak mesti dilembaga pendidikan formal, tetapi bisa di masjid, di
surau/di mushollah, di rumah, dan sebagainya. Menurut Djamarah
guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab
untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara
individual maupun klasikal, baik internal sekolah maupun eksternal
sekolah.15 Guru adalah orang yang bertanggung jawab
mencerdaskan kehidupan anak didik. Guru adalah figur seorang
pemimpin. Guru sebagai arsitektur, guru dapat membentuk jiwa
dan watak anak didik.
c. Mengatasi Kesulitan Belajar
Dalam kamus bahasa Indonesia, “Kesulitan adalah sulit
atau suatu yang sulit”. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi siswa
dimana dalam proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan
dalam mencapai hasil belajar, jadi kondisi dimana siswa tidak
dapat belajar sebagaimana mestinya. Hambatan ini bisa berasal dari
dalam maupun dari luar siswa. Kesulitan belajar merupakan suatu
masalah yang akan dihadapi oleh guru dan merupakan tanggung
jawab seorang guru untuk mengatasinya. 16 Kesulitan belajar adalah
keadaan dimana siswa kurang mampu menghadapi tuntutan-
tuntutan yang harus dilakukan dalam proses belajar sehingga
proses dan hasilnya kurang memuaskan.
d. Mata Pelajaran Fikih
15
Fitriyani Maghfiroh, Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Siswa, Jurnal
Ilmiah PGMI, Vol. 5 No. 1, Juni 2019, hal. 96
16
Fadila Nawang Utami, Peranan Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Sd, Jurnal Ilmu
Pendidikan Vol. 2, No. 1, April 2020, hal. 96-97
12

Mata pelajaran Fikih secara khusus adalah mengkaji suatu


permasalahan hukum yang mengatur tentang aspek-aspek
kehidupan manusia, baik individu, masyarakat, ataupun hubungan
manusia dengan Tuhan.
e. MTsN 5 Jombang
Sekolah atau Madrasah yang dimaksud oleh penulis adalah
salah satu Madrasah Aliyah di Blitar yang berada di Jl. Pendidikan
No. 44, Keboan, Kec. Ngusikan, Kab. Jombang, Jawa Timur.
Adapun maksud dari penulisan judul di atas adalah sebagai upaya
mengatasi kesulitan belajar pada peserta didik kelas VII pada mata
pelajaran Fikih.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika yang dimaksud adalah keseluruhan isi dari


pembahasan ini secara singkat, yang terdiri atas enam bab. Dari bab-bab
itu terdapat sub-sub bab yang merupakan rangkaian urutan pembahasan
dalam skripsi ini yang berkaitan dan bertujuan untuk mempermudah
pembahasan dalam skripsi ini dibatasi melalui penyusunan sistematika
skripsi, yakni sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang berbagai hal yaitu latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,
sistematika pembahasan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA


Pada bab ini berisi peran guru PAI dalam mengatasi kesulitan
belajar pada peserta didik kelas VII di MTsN 5 Jombang kemudian disusul
dengan penelitian terdahulu untuk membuat teori yang telah dipaparkan
serta dilanjutkan pada paradigma penelitian.
13

BAB III METODE PENELITIAN


Dalam bab ini berisi rancangan penelitian, kehadiran peneliti,
lokasi penelitian, sumber data, Teknik pengumpulan data, analisis data,
pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN


Pada bab ini berisi tentang paparan data atau temuan penelitian
yang disajikan dalam topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan atau
pernyataan-pernyataan penelitian dan hasil analisis data. Paparan data
tersebut diperoleh melalui observasi, hasil wawancara, atau menggunakan
teknik pengumpulan data lainnya.

BAB V PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis menganalisis tentang bagaimana kegiatan
Peran guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar pada peserta didik kelas
VII di MTsN 5 Jombang serta apakah perkembangan dari nilai-nilai
tersebut dalam penerapannya pada peserta didik dari waktu ke waktu.

BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang tertera.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Peran Guru Pendidikan Agama Islam


Peran seorang guru sangat penting dalam dunia pendidikan.
Berperan sebagai orang tua kedua dari para peserta didik di sekolah
sebagai pengajar, pendidik, dan pembimbing. Sebagai tauladan
seorang guru harus menjaga perilakunya dalam berinteraksi dengan
sesama guru, dengan peserta didik, dan lingkungan sekitar sekolah.
Dalam kegiatan belajar dan mengajar tidak dapat dipungkiri bahwa
guru harus meluangkan sebagian waktunya untuk berinteraksi dengan
siswanya dan mejalankan tugas lainnya.17
Peran guru adalah sebagai pengajar atau orang tua kedua di sekolah
yang wajib mendidik atau mengarahkan siswa dalam hal pembelajaran,
guru juga sebagai motivator bagi siswa di sekolah menghidupkan
semangat belajar, membimbing dalam berperilaku yang sopan terhadap
siapapun.

Seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sangat berperan


penting dalam mendayagunakan potensi yang ada pada siswanya,
karena sesungguhnya guru PAI adalah guru yang paling dekat dengan
siswa. Senada dengan hal tersebut peranan adalah meliputi norma-
norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam
masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-
peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
kemasyarakatan.18
17
Sadirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal. 141
18
Elvi Susanti, Peranan Guru Pendidikan Agama Islam (Pai) Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
Siswa Sekolah Dasarnegeri 006 Setiang Kecamatan Pucuk Rantau Kabupaten Kuantan Singingi,
Jom Ftk Uniks, Vol. 1, No 1, Desember 2019, hal. 9
15

Beberapa peranan seorang guru menurut pendapat para ahli :


a. Prey Katz
Menurutnya guru merupakan sesorang yang dapat
mengajarkan sesuai dengan bahan yang akan di ajarkan. Selain
itu juga menjadi komunikator, nasihat, motivator, dan
membimbing para peserta didik dalam mengembangkan minat
dan bakatnya.
b. Havighurst
Menurutnya peranan guru mencangkup dalam segala
bentuk interaksi di sekolah. Perannya menjadi pengawai dalam
struktur kedinasan, menjadi bawahan dari kepala sekolah,
menjadi sahabat dari teman-teman sesama guru, menjadi
mediator dengan peserta didik, menjadi penegak disiplin di
sekolah, menjadi evaluator serta menjadi orang tua ke dua bagi
peserta didik.
c. James W. Brown
Menurutnya guru sebagi pengajar harus mampu
mengembangkan pembelajaran dengan merencanakan kegiatan
belajar sehari-hari dan mengevaluasi kemampuan peserta didik.
d. Federasi dan Organisasi profesional guru sedunia
Menurutnya bahwa guru tidak hanya berperan sebagai
trasmiter dari ide atau gagasan saja, namun juga berperan
sebagai transformer dan kataliisator dari berbagai nilai dan
sikap.19

19
Sadirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal. 142
16

Jika di rangkum dari berbagai pendapat para ahli tentang


peranan seorang guru, maka dapat disebutkan sebagai berikut:

a. Informator
Peran guru sebagai seorang informator dalam proses
pembelajaran di laboratorium maupun studi lapangan dengan
cara berkomunikasi.
b. Organisator
Organisator Dalam proses belajar dan mengajar harus
diatur supaya waktu yang digunakan dapat efektif dan efisien.
Guru harus mampu mengatur kegiatan akademik seperti
workshop, silabus, jadwal pelajaran dan komponen lainnya
yang termasuk dalam kegiatan pembelajaran.
c. Motivator
Motivasi sangat penting bagi para peserta didik sebagai
perangsang dan dorongan dalam melakukan kegiatan
pembalajaran. Dengan adanya motivasi maka peserta didik
akan lebih bersemangat dalam belajar dan berkreatifitas.
d. Pengarah/pembimbing
Peran guru dalam hal ini sebagi pengarah dalam kegiatan
proses belajar peserta didik demi tercapainya tujuan yang telah
di impikan.
e. Inisiator
Guru merupakan profesi yang harus memiliki kemampuan
dalam segala hal. Peran guru sebagai inisiator maksudnya
seorang guru harus mampu memberikan ide-ide kreatif untuk
menunjang kegiatan belajar. Sementara itu para peserta didik
akan lebih senang dan nyaman dengan guru yang kreatif.
Sesuai dengan semboyan “Ing Ngarso Sung Tulodo”.
f. Transmitter
Dalam pengelolaan kelas, guru adalah penyebar
kebijaksanaan dan pengetahuaan pada para peserta didiknya.
17

g. Fasilitator
Komponen utama dalam pendidikan adalah seorang guru.
Guru menjadi fasilitas utama dalam suasana kegiatan belajar.
Kegiatan belajar akan senantiasa menyenangkan ketika seorang
guru mampu memfasilitasi peserta didik dengan mudah.
h. Mediator
Setiap pembelajaran membutuhkan medi pembelajaran
untuk lebih memudahkan peserta didik dalam belajar. Sehingga
guru dapat memberikan media pembelajaran yang kreatif.
Namun guru juga berperan sebagai media atau penengah ketika
terjadi permasalahan pada diskusi peserta didik.
i. Evaluator
Evaluator Setiap peserta didik akan mendapatkan
pencapaian yang berbeda-beda sesuai tingkatannya. Guru dapat
menentukan tingkat pencapaian peserta didik baik secara
akademik maupun perilaku sosialnya.20

Sebagai mana yang penulis kutip dari buku Oemar Hamalik


menurut Adams dan Dickey bahwa peran guru sesungguhnya sangat
luas, meliputi:21

1) Guru Sebagai Pengajar


Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah
(kelas). Ia menyampaikan pelajaran agar murid memahami
dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan itu.
Selain dari itu dia juga berusaha agar terjadi perubahan sikap,
keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi, dan
sebagainya melalui pengajaran yang diberikannya.

2) Guru Sebagai Pembimbing


20
Ibid, hal. 144
21
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung, Sinar Baru Algesindo), hal .124-
126
18

Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar


mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan
masalah nya sendiri, mengenal diri sendiri, dan menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Murid-murid membutuhkan
bantuan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan pribadi,
kesulitan pendidikan, kesulitan memilih pekerjaan, kesulitan
dalam hubungan sosial, dan interpersonal. Karena itu, setiap
guru perlu memahami dengan baik teknik bimbingan
kelompok, penyuluhan individu, teknik mengumpulkan
keterangan, teknik evaluasi, statistik penelitian, psikologi
kepribadian, dan psikologi belajar. Jika murid menghadapi
masalah di mana guru tak sanggup memberikan bantuan cara
memecahkannya, baru minta bantuan kepada ahli bimbingan
(guidance specialist) untuk memberikan bimbingan kepada
anak yang bersangkutan.
3) Guru Sebagai Pemimpin Sekolah dan kelas
Adalah suatu organisasi, di mana murid adalah sebagai
pemimpinnya. Guru berkewajiban mengadakan supervisi atas
kegiatan belajar murid, membuat rencana pengajaran bagi
kelasnya, mengadakan manajemen belajar sebaik-baiknya,
melakukan manajemen kelas secara demokratis. Tentu saja
peranan sebagai pemimpin menuntut kualisifikasi tertentu,
antara lain kesanggupan menyelenggarakan kepemimpinan,
seperti merencanakan, melaksanakan, mengorganisasi,
mengkoordinasi kegiatan, mengontrol, dan menilai sejauh
mana rencana telah terlaksana.22
4) Guru Sebagai Ilmuan
Guru dipandang orang yang paling berpengetahuan. Dia
bukan saja berkewajiban menyampaikan pengetahuan yang
dimilikinya kepada murid, tetapi juga berkewajiban

22
Ibid, hal .124-126
19

mengembangkan pengetahuan itu dan terus-menerus memupuk


pengetahuan yang telah dimilikinya.
5) Guru Sebagai Pribadi
Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki sifat-sifat yang
disenangi oleh mirid-muridnya, oleh orang tua, dan oleh
masyarakat. Sifat-sifat itu sangat diperlukan agar ia dapat
melaksanakan pengajaran secara efektif.
6) Guru Sebagai Penghubung
Sekolah berdiri diantara dua lapangan, yakni disatu pihak
mengemban tugas menyampaikan dan mewariskan ilmu,
teknologi, dan kebudayaan terus menerus berkembang dengan
lajunya, dan dilain pihak ia bertugas menampung aspirasi,
masalah, kebutuhan, minat, dan tuntutan masyarakat. Diantara
kedua lapangan inilah sekolah memegang peranannya sebagai
penghubung dimana guru berfungsi sebagai pelaksana.
7) Guru Sebagai Pembaharu
Pembaharuan didalam masyarakat terjadi berkat masuknya
pengaruh-pengaruh dari ilmu dan teknologi modern, yang
datang dari negara-negara yang sudah berkembang. Masuknya
pengaruh-pengaruh itu, ada yang secara langsung kemasyarakat
dan ada melalui lembaga pendidikan (sekolah). Guru
memegang peranan sebagai pembaharu, oleh karena melalui
kegiatan guru penyampaian ilmu dan teknologi, contoh- contoh
yang baik dan lain-lain maka akan menanamkan jiwa
pembaruan dikalangan murid. Karena sekolah dalam hal ini
bertindak sebagai agent-moderniza-tion maka guru harus
senantiasa mengikuti usaha-usaha pembaharuan di segala
bidang dan menyampaikan kepada masyarakat dalam batas-
batas kemampuan dan aspirasi masyarakat itu.

8) Guru Sebagai Pembangunan


20

Sekolah turut serta memperbaiki masyarakat dengan jalan


memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat
dan dengan turut melakukan kegiatan-kegiatan pembangunan
yang sedang dilaksanakan masyarakat itu.23

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa guru PAI


dituntut untuk dapat membimbing peserta didiknya, mengatasi
kesulitan yang dihadapi peserta didik, dan memberikan alternatif
solusi. Selain guru PAI, orang tua juga memiliki peran yang
berpengaruh dan sangat penting dalam prestasi akademik anaknya dan
dalam hal-hal yang berkaitan dengan perilaku dan aktivitas anaknya di
rumah, karena anak lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah
daripada di sekolah. Tentunya orang tua juga berperan sangat penting
dalam mengontrol dan memantau serta memahami kesulitan yang
dialami anaknya serta berusaha mencari alternatif pemecahan masalah
yang dihadapinya, baik dengan menasehati atau menginformasikan
kepada sekolah tentang kesulitan yang dialami anaknya di rumah,
Terutama hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran yang diajarkan di
sekolah.

Guru merupakan peran yang sangat penting dalam pendidikan


disekolah, dan masa depan peserta didik sangat bergantung pada
bagaimana cara guru mengajar. Guru adalah pendidik profesional yang
tugas pokoknya adalah mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini melalui pendidikan formal, dasar, dan
menengah. Guru harus secara aktif memposisikan diri dan
memposisikan diri sebagai tenaga profesional, sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang berkembang dan kebutuhan dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi. Guru bertanggung jawab untuk memimpin
peserta didik untuk mencapai cita-cita yang diharapkan.

23
Ibid, hal .124-126
21

Peran guru kelas sebagai pendidik memberikan pengaruh


terhadap keberhasilan dan kegagalan dalam penyampaian ilmu
pengetahuan dan nilai kehidupan bagi siswa sekolah dasar.
Berbagai kemampuan yang berkaitan dengan pendidikan sangat
penting dimiliki oleh seorang guru. Kemampuan tersebut bukan
hanya kemampuan dalam bidang akademik, namun kemampuan non
akademik juga wajib dimiliki oleh guru sebagai role model bagi siswa
sekaligus memberikan motivasi untuk mengembangkan bakat dan
minatnya.

Berdasarkan uraian di atas terdapat peran pokok dalam proses


belajar mengajar dalam meningkatkan kesulitan belajar siswa, yaitu
guru sebagai pembimbing, guru sebagai mediator dan fasilitator, guru
sebagai motivator. Peran guru inilah yang harus dijalankan secara
maksimal dan konsisten agar tercapai tujuan pembelajaran secara
efektif dan berkualitas.

Guru sebagai pembimbing, Zikri Neni Iska mengemukakan guru


sebagai pendidik tugasnya adalah mengajar, melatih dan memberikan
bimbingan. Guru berperan memberikan bimbingan pengusaan nilai,
disiplin diri, perencanaaan masa depan, membantu mengatasi kesulitan
yang dihadapi karena sedemikian besarnya tuntutan kehidupan dan
masalah yang dihadapi, guru merupakan pendidik formal disekolah. 24
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka
mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya
sendiri, mengenal diri sendiri, dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Harus dipahami bahwa pembimbing yang terdekat
dengan murid adalah guru. Karena murid menghadapi masalah dimana
guru tidak danggup memberikan bantuan cara memecahkannya, baru
meminta bantuan kepada ahli pembimbing (guidance specialis) untuk

24
Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), hal. 2
22

memberikan bimbingan kepada anak yang bersangkutan. Guru juga


perlu meiliki kemampuan untuk dapat mebimbing siswa, memberikan
dorongan psikologi agar siswa dapat menepikan fakto-faktor internal
dan faktor eksternal yang akan mengganggu proses pembelajaran di
dalam dan di luar sekolah, serta memberikan arah dan membina karir
siswa sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa.25
Guru sebagai fasilitator, guru bertugas sebagai memfasilitasi murid
untuk menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat.
Seorang guru harus membangkitkan semangat dan menguber
kelemahan anak didik bagaimanapun latar belakang keluarganya.
Sebagi mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan. Karena media
pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengekfektifkan
proses belajar mengajar. Sedangkan sebagai fasilitator guru hendaknya
mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat
menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik berupa
narasumber, buku teks, majalah ataupun surat kabar.26
Sementara itu, menurut Rudi Hartono, menyatakan bahwa Guru
sebagai fasilitator tidak hanya terbatas menyediakan hal-hal yang
sifatnya fisik, tetapi lebih penting lagi adalah bagaimana memfasilitasi
peserta didik agar dapat melakukan kegiatan dan pengalaman belajar
serta memperoleh keterampilan hidup. Tugas fasilitator ini dapat
dilaksanakan antara lain dengan membuat program dan
mengimplementasikannya dengan prinsip pembelajaran aktif, edukatif
kreatif, dan menyenangkan. Sebagai fasilitator guru tidak hanya
menjadikan dirinya sebagai sumber belajar utama, tetapi juga
memanfaatkan sumber-sumber lainnya seperti perpustakaan,
laboratorium, para ahli, bahkan siswa sendiri pada situasi tertentu.27

25
Suparlan, Guru Sebagai Profesi (Yogyakarta: Hikayat Publising, 2006), hal. 33
26
Ibid, hal. 34
27
Rudi Hartono, Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid, (Bandung: Diva
Press,2013), hal. 52
23

Guru sebagai motivator, menurut Nyanyu Khadijah Motivasi


merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu
untuk mencapai tujuan, kekuatan ini dirangsang oleh adanya berbagai
macam kebutuhan seperti: keinginan yang hendak dipenuhi, tingkah
laku, tujuan, umpan balik.28 Jadi, motivasi adalah suatu pendorong
yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas
nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, motivasi
adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Sedang motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk belajar.

Menurut Suparlan adapun peran guru sebagai motivator untuk


meningkatkan semangat yang tinggi, siswa perlu motivasi yang tinggi
baik dari dalam dirinya sendiri (intrinsik) maupun dari luar
(ekstrinsik), yang utamanya berasal dari gurunya sendiri. 29 Ada tiga
fungsi motivasi yaitu :

a) Mendorong manusia untuk berbuat kepada peserta didik untuk


belajar.
b) Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak
ingin dicapai.
c) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.30

2. Mengatasi Kesulitan Belajar


a. Pengertian Kesulitan Belajar
Dalam Kamus Besar Indonesia kesulitan adalah “ keadaan
yang sulit , sesuatu yang sulit atau kesukaran.31 Sedangkan belajar
28
Elly Manizar, Peran Guru sebagai Motivator dalam Belajar, TadribVol. 1, No2. Desember 2015,
hal. 173
29
Pupuh Fathurrahman dan M SobryS., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Aditama, 2007),
hal. 20
30
Sardiman A.M; Interaksi dan Motivasi Mengajar, (Cet.ke-3, Jakarta, Rajawali Pers, 1990), hal.
1142
31
Depdikbud 1991, hal.971
24

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk


memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interasi dengan
lingkungannya.32
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi siswa dimana dalam
proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan dalam mencapai
hasil belajar, jadi kondisi dimana siswa tidak dapat belajar
sebagaimana mestinya. Hambatan ini bisa berasal dari dalam
maupun dari luar siswa. Kesulitan belajar merupakan suatu
masalah yang akan dihadapi oleh guru dan merupakan tanggung
jawab seorang guru untuk mengatasinya. Kesulitan belajar adalah
keadaan dimana siswa kurang mampu menghadapi tuntutan-
tuntutan yang harus dilakukan dalam proses belajar sehingga
proses dan hasilnya kurang memuaskan.
Burton mengidentifikasi seorang siswa kasus dapat
dipandang atau dapat diduga mengalami kesulitan belajar kalau
yang bersangkutan menunjukkan kegagalan tertentu dalam
mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Kegagalan belajar didefinisikan
oleh Burton sebagai berikut:
a) Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu
yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat
keberhasilan atau tingkat penguasaan (Level of Mastery)
minimal dalam pelajaran tertentu.
b) Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak
dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya.
c) Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak dapat
mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk
penyesuaian sosial.

32
Slameto, Belajar dan Faktorfaktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rrineka Cipta, 2003),
hal. 4
25

d) Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak


berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan
sebagai prasarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran
berikutnya.33

Menurut Surya dalam Hallen, ada beberapa ciri tingkah


laku yang merupakan manifestasi dari gejala kesulitan belajar,
antaralain:
1) Menunjukkan hasil belajar yang rendah.
2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang
dilakukan.
3) Lambat dalam melakukan tugas yang diberikan guru, ia selalu
tertinggal dari kawan-kawannya dalam menyelesaikan tugas.
4) Menujukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak
acuh, menentang,berpura-pura,dan dusta.
5) Menujukkan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos,
datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah,
mengganggu di dalam dan di luar kelas, tidak mau mencatat
pelajaran, mengasingkan diri, tersisih, dan tidak mau
bekerjasama.
6) Menujukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti
pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang
gembira dalam menghadapi situasi tertentu.34

Kesulitan belajar merupakan masalah yang potensial dan


segera diatasi, dalam hal ini kesulitan belajar adalah hambatan
yang dihadapi siswa ketika mencoba mempelajari mata pelajaran
yang dipelajarinya di sekolah, atau dengan kata lain: “dapat

33
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002),
hal. 307-308
34
Fadila Nawang Utami, Peranan Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa SD, Jurnal Ilmu
Pendidikan ,Vol. 2, No. 1, April 2020, hal. 96-97
26

mengakibatkan kegagalan atau menjadi hal yang mengganggu”.


Hal ini dapat menghambat kemajuan belajar mereka.

Dapat disimpulkan, kesulitan belajar peserta didik adalah


ketidakmampuan peserta didik dalam menerima materi yang
disampaikan guru karena beberapa kesulitan dalam proses
pembelajaran. Maka dari itu peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar memerlukan perhatian dan pelayanan khusus
untuk mencapai hasil belajar yang baik dalam belajarnya.

Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Prestasi belajar


dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. Penyebab
utama kesulitan belajar adalah faktor internal, yaitu kemungkinan
adanya disfungsi neurologis, sedangkan penyebab utama problema
belajar adalah faktor eksternal, yaitu berupa strategi pembelajaran
yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak
membangkitkan motivasi belajar anak.dan pemberian ulangan yang
tidak tepat. Disfungsi neurologis sering tidak hanya menyebabkan
kesulitan belajar tapi juga menyebabkan gangguan emosional.
Berbagai factor yang dapat menyebabkan disfungsi
nerulogis yang pada akhirnya menyebabkan kesulitan dalam
belajar:35
a) Faktor Internal
Faktor penyebab kesulitan belajar yang bersumber dari
luar diri siswa, antara lain:
1) Adanya kelemahan dari segi fisik seperti kelemahan
pada panca indera. (mata, telinga, yang tidak
sempurna).
2) Adanya kelemahankelemahan secara mental, seperti:
tingkat kecerdasan lemah, kurang minat, kurang
semangat dan kurang usaha.
35
Abdurrahman, Mulyono, Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:Reneka cipta, 2012), hal. 10
27

3) Adanya sikap kebiasaan yang salah, seperti: sering


bolos dan malas.
4) Tidak mempunyai keterampilan dasar, seperti: kurang
mengetahui pengetahuan dasar untuk bidang study yang
ditempuh.
b) Faktor Eksternal
Faktor penyebab kesulitan belajar yang bersumber dari
luar diri siswa, antara lain:
1) Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga pun sangat menentukan
keberhasilan belajar. Status ekonomi, status sosial,
kebiasaan dan suasana lingkungan keluarga ikut serta
mendorong terhadap keberhasilan belajar. Suasana
keluarga yang tentram dan damai sangat menunjang
keharmonisan hubungan keluarga.36 Contohnya, ketidak
harmonisan antara bapak dan ibu atau rendahnya
kehidupan ekonomi.
2) Faktor sekolah
a) Metode Mengajar
Cara yang digunakan pengajar dalam
memberikan pengajaran dan membimbing sering
kali besar pengaruhnya terhadap para siswa.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ada sebagian
besar pengajar yang memberikan pelajarannya
kurang sesuai dengan metode belajar mengajar,
tanpa memberikan kesempatan bertanya atau
mengemukakan pendapat, berbicara kurang jelas,
sehingga siswa kurang mengerti atau tidak bisa
mengikuti pelajarannya dengan baik.37Metode

36
Sudarmaji, Gangguan Belajar pada Anak, (Jakarta: Prestasi Putra, 2002), hal. 76
37
Oemar hamalik, Metode Belajar,hal. 115
28

megajar merupakan salah satu komponen penting


dalam pembelajaran, kegiatan yang menghasilkan
interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai
suatu proses dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.Kurikulum, metode mngajr, bahan,
sumber buku yang tidak yang tidak sesuai dengan
tingkat kematangan siswa dan perbedaan individu.
b) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah
kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu
sebagaian besar adalah menyajikan bahan pelajaran
agar siswa menerima, menguasai dan
mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan
pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa.38
Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik
terhadap belajar. Kurikulum yang tidak baik itu
misalnya kurikulum yang terlalu padat di atas
kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat dan
minat siswa.
c) Hubungan Guru Dengan Siswa
Dalam hubungan antara guru dengan siswa
yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan
menyukai matapelajaran yang diberikan sehingga
siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal
tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa itu
membenci gurunya, ia segan mempelajari
matapelajaran yang diberikannya, akibatnya
pelajaran itu tidak maju.39 Guru yang kurang
berinteraksi dengan murid secara akrab,

38
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor, hal. 67
39
Ibid, hal. 69
29

menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang


lancar. Juga siswa merasa jauh dengan guru, maka
segan berpartisipasi dalam belajar.
d) Metode Belajar
Banyak siswa melaksanakan cara belajar
yang slah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru.
Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula
hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu
belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur,
atau terus menerus, karena besok tes. Dengan
belajar demikian siswa akan kurang beristirahat,
bahkan munkin dapat jatuh sakit.
e) Tugas Rumah
Waktu belajar terutama adalah disekolah,
disamping untuk waktu belajar dirumah. Meskipun
demikian diharapkan guru jangan terlalu banyak
memberi tugas yang harus dikerjakan dirumah,
sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk
kegiatan yang lain.
3) Terlalu berat beban belajar siswa.
4) Terlalu besar populasi siswa dalam kelas.
5) Terlalu banyak kegiatan diluar jam sekolah.
6) Lingkungan sosial media
Lingkungan sosial media merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi seseorang atau
kelompok untuk dapat melakukan sesuatu tindakan
serta perubahan-perubahan perilaku setiap individu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak yang
kurang berhasil bahkan tidak sukses dalam belajar tidak selalu
disebabkan oleh kebodohan anak itu, melainkan banyak hal
yang mempengaruhi proses belajar anak tersebut. Oleh karena
30

itu seorang pendidik perlu menyelidiki faktor-faktor penyebab


kesulitan belajar pada anak didik dalam proses belajar.

Setiap murid mempunyai bakat yang berbeda-beda, dan


bakat mempunyai pengaruh yang besar terhadap prestasi
belajar. Murid yang berkurang berbakat dalam suatau pelajaran
tertentu membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menguasai
suatu bahan, dibanding murid yang berbakat dalam mata
pelajaran tersebut. Bila ditelusuri akan terdapat sejumlah murid
yang mengalami kesulitan dalam belajar. Ada beberapa jenis
kesulitan dalam belajar secara umum:
a) Sekelompok murid yang belum mencapai tingkat
ketuntasan akan hampir mencapainya.Murid tersebut
mendapat kesulitan dalam memantapkan penguasaan
bagianbagian yang sukar dari seluruh bahan yang haurs
dipelajari. Kesulitan dapat diatasi dengan membaca
kembali materi atau mempelajari penjelasan-penjelasan
khusus dari buku teks.
b) Sekelompok murid yang belum dapat mencapai tingkat
ketuntasan yang diharapkan karena ada konsep dasar yang
belum dikuasai. Jenis kesulitan yang dihadapi murid
semacam ini tidak dapat diatasi dengan cara mengulang
bahan yang sama tapi harus dicarikan alternaif kegiatan lain
yang berbeda yang mengarah pada tujuan instruksional dan
tujuan yang sama. Dengan cara sepetri ini serta bantuan
dari guru diharapkan kesulitan murid dapat diatasi.
c) Jenis dan tingkat kesulitan yang dialami murid, karena
secara konseptual tidak menguasai bahan yang dipelajari
secara menyeluruh, tingkat penguasaan bahan sangat
rendah, konsepkonsep dasar tidak dikusai, bahkan tidak
hanya bagian yang sukar tidak dipahami, mungkin juga
31

bagianbagian yang sedang atau mudah tidak dapat dikuasai


dengan baik.Untuk jenis kesulitan semacam yang dilami
murid seperti ini, perlu bimbingan dan penanganan secara
khusus dan bersifat individual.40

Sebagaimana dapat dilihat dari uraian di atas, bahwa


peserta didik yang mengalami kesulitan belajar tidak hanya
dialami pada peserta didik yang berkemampuan buruk
(dibawah rata-rata), tetapi juga pada peserta didik yang
berkemampuan rata-rata (normal), bahkan peserta didik yang
prestasi akademiknya sesuai dengan harapan. Perbedaan
individu antar siswa menjadi salah satu penyebab terjadinya
kesulitan belajar dan proses belajar mengajar di sekolah. Faktor
psikologis, seperti perasaan depresi yang disebabkan oleh
lingkungan keluarga, mungkin menjadi penyebab buruknya
kinerja seseorang dalam ujian di bidang studi. Juga, alasan
peserta didik berprestasi buruk dalam suatu mata pelajaran
mungkin karena siswa tidak menyukai guru atau bagaimana
cara guru mengajar dalam kelas. Jika nilai siswa pada
umumnya atau seluruhnya buruk, hal ini kemungkinan
disebabkan oleh rendahnya kemampuan siswa tersebut.

Kesulitan adalah hal berbeda yang tidak dapat dikendalikan


atau dihindari oleh manusia, dan tidak ada yang tidak
menghadapinya dalam hidup. Tingkat kesulitannya sangat
relatif dan tergantung dari individu yang mengalaminya. Istilah
kesulitan sering digunakan dalam berbagai bidang kegiatan di
bidang pendidikan yang dikenal dengan istilah kesulitan
belajar.

b. Upaya dalam Mengatasi Kesulitan Belajar


40
Mulyadi, Diagnosis Kesluitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus,
(Jogjakarta: Nuha Litera, 2010), hal. 15-17
32

1. Diagnosis Kesulitan Belajar


Muhibbin syah dalam bukunya yang berjudul Psikologi
Pendidikan menjelaskan ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan seorang guru untuk mendiagnosa kesulitan belajar
siswa antra lain :
a) Melakukan observasi kelas untuk melihat prilaku
menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran.
b) Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya
yang di duga mengalami kesulitan belajar.
c) Mewawancarai wali siswa untuk mengetahui keadaan
keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
d) Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu
untuk mengetauhi hakikat kesulitan belajar yang di alami
siswa.
e) Memberikan tes kemampuan intelgensi ( IQ ) khususnya
pada siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.41
2. Pemecahan Kesulitan Belajar siswa Menurut Muhibbin syah
ada beberapa langkah penting dalam mengatsi kesulitan belajar
siswa antra lain:
a) Menganalisis kesulitan belajar siswa berdasarkan hasil
diagnosis.
b) Mengedintifikasi dan menentukan bidang kecakapan
tertentu yang memerlukan perbaikan.
c) Menyusun program perbaikan, khususnya program remidial
reaching.
d) Melaksanakan program remidial teaching.42

41
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1995), hal.174
42
Ibid, hal. 176
33

Abin Syamsudin menyampaikan saran-saran


pemecahan dalam upaya mengatasi kesulitan belajar siswa,
antara lain sebagai berikut:43

a) Kalau kelemahannya menyeluruh, dan bersumber kepada:


1) Kurikulum dan sistem pengajaran, maka perlu
diadakan program pengajaran khusus sebagai
pengayaan dan penyembuhan sampai pengetahuan
dan keterampilan dasar serta pola-pola belajar yang
sesuai terpenuhi dan terkuasai oleh siswa sebelum
dilanjutkan dengan program baru.
2) Sistem evaluasi, maka perlu dilakukan peninjauan
kembali dan dikembangkan sistem penilaian yang
bersifat edukatif, yang dapat menggairahkan siswa
3) Faktor kondisional, maka komponen-komponen
belajar-mengajar pokok yang diisyaratkan (buku
paket,laboratorium, dan sebagainya) perlu dipenuhi.
b) Kalau kelamahannya hanya segi mental sektoral pada
bidang studi dan bagian tertentu yang mungkin bersumber
pada:
1) Metode belajar mengajar (didaktis), tempatnya akan
mudah ditempuh remedial teaching secara
kelompok, baik dalam sebagai keseluruhan maupun
dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil yang
terdiri atas sejumlah siswa yang memiliki kesulitan
dalam maasalah serupa.
2) Sistem penilaian (evaluatif), maka perlu diadakan
penyesuaian dengan sistem yang lazim berlaku
disekolah yang bersangkutan.

43
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007),
hal. 335
34

3) Penampilan dan sikap guru, maka adanya perubahan


pada diri guru dalam bidang studi yang
bersangkutan. Jadi penampilan dan sikap guru harus
baik dan bisa dijadikan contoh, karena guru akan
menjadi contoh bagi anak-anak didiknya.
c) Kalau kelemahan itu bersumber pada faktor heriditas
(tingkat kecerdasan atau intelegensi dan bakat), jalan yang
terbaik adalah menyalurkan atau mentransfer siswa kepada
program atau jurusan atau praktrik pendidikan yang lebih
seuai dengan tingkat kecerdasan dan jenis yang
dimilikinya.44

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berisikan tentang upaya peneliti dalam


membandingkan penelitian yang telah dilakukan serta untuk menemukan
sebuah inspirasi baru terhadap penelitianya. Penelitian terdahulu
menguraikan tentang letak persamaan dan perbedaan bidang kajian yang
diteliti dengan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya untuk
menghindari pengulangan hal-hal yang sama. Adapun penelitian terdahulu
sebagai berikut:
1. Penelitian oleh Herman Faidi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Surakarta dengan judul “Upaya Guru Agama Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Siswa Kelas X Pada Pelajaran Fiqih (Studi Kasus Di
Smk Muhammadiyah 1 Surakarkata Tahun Pelajaran 2014/2015)”.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dimana peneliti
melibatkan instrumen dalam memecahkan masalah atau studi kasus
dalam penelitian. Jenis metode yang dipakai adalah studi kasus. Dalam
penelitian ini, peneliti meneliti tentang bagaimana upaya yang

44
Ibid, hal. 340
35

dilakukan oleh guru agama dalam mengatasi kesulitan belajar siswa


kela X pada pelajaran fiqih di SMK Muhammadiyah 1 Surakarta.45
2. Penelitian oleh M. Ilham Nasution Mahasiswa Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dengan judul “Upaya Guru
Mengatasi Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah
Tsanawiyah Alhidayah Talang Bakung Kota Jambi”. Penelitian ini
adalah penelitian kualitatif yang dimana peneliti berupaya
menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang sedang
berlangsung berdasarkan fakta dan informasi yang di peroleh dari
lapangan kemudiandianalisis berdasarkan Variabel yang satu dengan
lainnya sebagai upaya untuk memberikan solusi. Jenis metode yang
dipakai adalah studi kasus. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti
tentang bentuk-bentuk kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran
Fiqih, serta upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqih siswa kelas VII yang
bertempat di Madrasah Tsanawiyah Al-Hidayah Talang Bakung Kota
Jambi.46
3. Penelitian oleh Mardiah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Palembang dengan judul “Peranan Guru Pai Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Siswa Kelas Ii Pada Mata Pelajaran Fiqh (Studi
Kasus Di Madrasah Ibtidaiyah Adabiyah I Palembang) Tahun Ajaran
2019 / 2020”. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dimana
peneliti berfokus pada pemahaman terhadap fenomena sosial yang
terjadi di masyarakat. Jenis metode yang dipakai adalah studi kasus.
Dalam penelitian ini, peneliti meneliti tentang bagaimana peran
seorang guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas II di
lingkungan Madrasah Ibtidaiyah Adabiyah 1 Palembang dan juga

45
Herman FaidiSkripsi “Upaya Guru Agama Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas X
Pada Pelajaran Fiqih (Studi Kasus Di Smk Muhammadiyah 1 Surakarkata Tahun Pelajaran
2014/2015)” ( Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015)
46
M. Ilham NasutionSkripsi “Upaya Guru Mengatasi Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Fiqih Di
Madrasah Tsanawiyah Alhidayah Talang Bakung Kota Jambi” ( Jambi: Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2018)
36

melihat faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan


penghambatnya dalam proses pembelajaran tersebut.47
4. Penelitian oleh Rini Febrianti Mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry Darussalam Banda Aceh dengan judul “Peran guru dalam
mengatasi kesulitan belajar pendidikan agama islam (pai) di smp
negeri 1 labuhanhaji aceh selatan”. Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif yang dimana peneliti memulai berfikir induktif, yaitu
menangkap beberapa fakta atau fenomena-fenomena sosial, melalui
pengamatan dilapangan. Jenis metode yang dipakai adalah studi kasus.
Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada Langkah-langkah yang
dilakukan oleh guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar dan
Kendala yang dihadapi guru dalam mengatasi kesulitan belajar.48
5. Penelitian oleh Evi Vitriana Mahasiswa IAIN Metro dengan judul
“Peranan guru pai dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik di
smp karya bhakti lampung timur”. Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif yang dimana peneliti dalam penelitian yang temuan-
temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk
hitungan lainnya. Jenis metode yang dipakai adalah studi kasus. Dalam
penelitian ini, peneliti menitik beratkan pada problematika pendidikan
agama Islam yang semata-mata bukan hanya dikarenakan faktor
pendidik saja tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
intern dan ekstern.49

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

47
MardiahSkripsi “Peranan Guru Pai Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas II Pada
Mata Pelajaran Fiqh (Studi Kasus Di Madrasah Ibtidaiyah Adabiyah I Palembang) Tahun Ajaran
2019 / 2020” ( Palembang: Universitas Muhammadiyah Palembang, 2020)
48
Rini FebriantiSkripsi “Peran guru dalam mengatasi kesulitan belajar pendidikan agama islam
(pai) di smp negeri 1 labuhanhaji aceh selatan” ( Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry Darussalam Banda Aceh, 2020)
49
Evi VitrianaSkripsi “Peranan guru pai dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik di smp
karya bhakti lampung timur” ( Lampung: IAIN Metro, 2017)
37

1. Herman Upaya guru Sama-sama Penelitian ini fokus


Faidi agama dalam meneliti tentang guru harus lebih
mengatasi kesulitan mendekatkan diri
kesulitan belajar belajar pada pada siswa, agar
Siswa kelas x siswa. siswa tidak malu
pada pelajaran untuk melakukan
fiqih (studi kasus konsultasi dengan
Di smk guru. Dengan
muhammadiyah 1 melakukan
surakarkata Tahun pendekatan yang
pelajaran baik pada siswa,
2014/2015). sehingga siswa
tidak segan-segan
untuk
mengutarakan apa
yang sedang
dialami oleh siswa.
Guru haruslebih
peka dan mampu
memberikan
upaya-upayayang
harus dilakukan
oleh siswa agar
kesulitan belajar
siswa yang dialami
dapat teratasi.

2. M.Ilham Upaya guru Sama-sama Penelitian ini fokus


Nasution mengatasi meneliti tentang pada bentuk-
kesulitan belajar kesulitan bentuk kesulitan
mata pelajaran belajar pada belajar siswa
fiqih di madrasah siswa. dalam mata
tsanawiyah pelajaran Fiqih,
alhidayah talang serta upaya yang
bakung kota dilakukan oleh
jambi. guru dalam
mengatasi
kesulitan belajar
siswa dalam mata
38

pelajaran Fiqih.
3. Mardiah Peranan guru pai Sama-sama Penelitian tersebut
dalam mengatasi meneliti tentang fokus pada faktor
kesulitan belajar peran guru yang menjadi
siswa kelas II dalam pendukung dan
pada mata mengatasi penghambat dalam
pelajaran fiqh kesulitan proses
(studi kasus di belajar. belajar-mengajar
madrasah pada mata
ibtidaiyah pelajaran fikih.
adabiyah I
palembang) tahun
ajaran 2019 /
2020.

4. Rini Peran guru dalam Sama-sama Penelitian tersebut


Febrianti mengatasi meneliti tentang fokus pada
kesulitan belajar peran guru Langkah-langkah
pendidikan agama dalam yang dilakukan
islam (pai) di smp mengatasi oleh guru PAI
negeri 1 kesulitan dalam mengatasi
labuhanhaji aceh belajar. kesulitan belajar
selatan.
dan Kendala yang
dihadapi guru
dalam mengatasi
kesulitan belajar.

5. Evi Vitriana Peranan guru pai Sama-sama Penelitian ini fokus


dalam mengatasi meneliti tentang pada bentuk-
kesulitan belajar peran guru bentuk kesulitan
peserta didik di dalam belajar siswa
smp karya bhakti mengatasi dalam mata
lampung timur. kesulitan pelajaran Fiqih,
belajar. serta upaya yang
dilakukan oleh
guru dalam
mengatasi
kesulitan belajar
siswa dalam mata
pelajaran Fiqih.
39

Dari tabel 1.1 Berbeda dengan penelitian di atas, penelitian ini


lebih fokus pada peran guru sebagai pembimbing, peran guru sebagai
fasilitator, dan peran gurru sebagai motivator dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih yang bertempat di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Jombang. Adapun kesamaan penelitian ini
dengan yang sebelumnya adalah, sama-sama membahas tentang kesulitan
belajar siswa.

C. Paradigma Penelitian

Paradigma dalam bahasa Indonesia memiliki arti kerangka berfikir


atau model dalam suatu ilmu pengetahuan. Dalam artian lain, pradigma
penlitian adalah pola pemiliran yang menunjukkan pada hubungan antara
variabel yang akan diteliti dan sekaligus pemilihan pada jenis
penelitiannya serta jumlah rumusan masalah yang akan dijawab bersamaan
dengan teori, teknik, dan jenis yang akan digunakan.50

Paradigma penelitian juga menjelaskan tentang bagaimana cara


peneliti memilih jenis penelitian yang dipakai dalam memecahkan
masalah. Peneliti menghendaki adanya kajian yang menekankan pada
aspek detail yang kritis dan menggunakan cara study kasus. Oleh karena
itu pendekatan yang dipilih adalah kualitatif.

50
Hardani, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Yogyakarta: Pustaka Ilmu 2020) , hal. 309
40

Tabel 2.1 Bagan Paradigma Penelitian

Peran Guru PAI

1. Pembimbing
2. Fasilitator
3. Motivator

Kesulitan
Belajar Pada
Mata Pelajaran
Fikih
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Peneitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagi upaya
untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang telah
dibentangkan, karena sifatnya menggunakan pendekatan analisis
deskriptif. Dengan kata lain penelitian ini berupaya menggambarkan,
menguraikan suatu keadaan yang sedang berlangsung berdasarkan
fakta dan informasi yang di peroleh dari lapangan kemudian dianalisis
berdasarkan Variabel yang satu dengan lainnya sebagai upaya untuk
memberikan solusi.
Dengan demikian karena data yang diperoleh berupa kata-kata atau
tindakan, maka jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif,
yakni jenis penelitian yang hanya menggambarkan, meringkas
berbagai kondisi atau berbagai variable. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Lexy Moleong, bahwa jenis penelitian deskriptif
adalah merupakan penelitian yang datanya dikumpulkan berupa kata-
kata, gambar dan bukan angka-angka.51
Dalam penelitian kualiatatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh
teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat
penelitian dilapangan.52 Jadi peneliti membiarkan permasalahan-
permasalahan muncul atau data dibiarkan terbuka untuk ditafsirkan.
Data yang terkumpul kemudian diamati dengan seksama, termasuk
uraian rinci dan catatan dari wawancara mendalam (interview), serta
hasil analisis dokumen dan pencatatan. Berdasarkan uraian di atas,

51
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2002), hal.
6
52
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006), hal. 15
42

penggunaan data kualitatif dapat menghasilkan data deskriptif tentang


peran guru PAI dalam mengatasi kesuitan belajar siswa kelas VII pada
mata pelajaran Fikih di MTsN 5 Jombang.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian adalah sebuah proses kegiatan mencari kebenaran
terhadap suatu fenomena ataupun fakta yang terjadi dengan cara yang
runtut dan teratur. Ada beberapa metode penelitian yang biasa
digunakan dalam sebuah penelitian, yaitu kuantitatif dan kualitatif.
Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berfokus pada
pengetahuan terhadap fenomena sosial yang terjadi di masyarakat.
Menurut Bogdan dan Taylor, mendefinisikan pendekatan kualitatif
adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati.53 Sedangkan metode kuantitatif adalah metode penelitian yang
bersifat terstruktur dan menggunakan model-model yang bersifat
matematis. Teori-teori yang digunakan serta asumsi yang diajukan
juga biasanya berkaitan dengan fenomena alam.54
Dari penjelasan kedua metode diatas dalam pendekatan penelitian,
peneliti menggunakan pendekatan dekriptif kualitatif dengan metode
studi kasus.

B. Kehadiran Peneliti

Peneliti kualitatif sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan


fokus penelitian, memilih informasi sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, menafsirkan data dan membuat
kesimpulan atas temuannya.55 Dalam penelitian kualitatif instrumen
utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutny setelah fokus
53
Ibid, hal. 4
54
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010),
hal. 9-10
55
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), cet ke-
15, hal. 222
43

penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan


instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data
dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi
dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand
tour question, tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data,
analisis dan membuat kesimpulan.56
Jadi, dalam penelitian kualitatif ini kehadiran peneliti dilapangan
sangatlah diperlukan untuk mengetahui peran guru PAI sebagai
pembimbing dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VII pada mata
pelajaran Fikih, selanjutnya dikembangkan instrumen penelitian
sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan
dengan data yang telah didapat melalui observasi dan wawancara.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 5 Jombang, MTsN ini berada


di Jl. Pendidikan No.44, Keboan, Kec. Ngusikan, Kabupaten Jombang.
Berada di kawasan yang padat dan berdampingan dengan rumah warga
dan Taman pendidikan lainnya, karena disekitar lokasi ini banyak juga
taman pendidikan lainnya.

D. Sumber Data

Penelitian kualitatif menempatkan sumber data sebagai subjek


yang memiliki kedudukan penting. Konsekuensi lebih lanjut dari posisi
sumber data tersebut dalam penelitian kualitatif, ketepatan memilih dan
menentukan jenis sumber data akan menentukan kekayaan data yang di
peroleh.57

56
Ibid, hal. 223-224
57
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian, hal. 163
44

Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua macam, yaitu
sumber primer dan sumber sekunder.
1. Data Primer
Sumber primer adalah sumber yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data.58 Adapun yang dimaksud dengan data primer
adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara
lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat di
percaya, dalam hal ini adalah subjek penelitian (informan) yang berkenaan
dengan variabel yang diteliti.59 Penentuan responden sebagai sumber
primer, menggunakan teknik purposive sampling, yaitu: teknik
pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
tertentu ini misalnya orang tersebut di anggap paling tahu tentang apa
yang kita harapkan.60

Berdasarkan kutipan di atas, sumber utama penelitian ini adalah


kepala sekolah, guru PAI dan siswa MTsN 5 Jombang. Dari sumber
primer tersebut dikumpulkan data tentang peran guru PAI dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa yang melibatkan ucapan lisan dari
sumber primer itu sendiri

2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut. Data ini merupakan data penunjang dan pembanding data yang
berkaitan dengan penelitian ini. Menurut sumber lain, pengertian data
sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.61

58
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 62
59
Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis), (Jakarta: Bumi Aksara,
2010), hal. 22
60
Sugiyono, Memahami Penelitian, hal. 55
61
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 193
45

Dalam mengumpulkan data tentang guru PAI mengatasi kesulitan


belajar siswa. Peneliti tidak hanya mengandalkan sumber primer, tetapi
juga menggunakan sumber sekunder sebagai referensi teoritis. Selain
sumber-sumber sekunder tersebut di atas, untuk memperoleh data
kepustakaan juga digunakan sumber-sumber kepustakaan, yaitu: buku-
buku yang berkaitan dengan peran guru PAI dan buku-buku tentang
kesulitan belajar.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling


strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mengumpulkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang
ditetapkan. Menurut Sugiyono, “dalam penelitian kualitatif, pengumpulan
data dilakukan pada natural setting (kondisi alamiah), sumber data primer
dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta
(participation observation), wawancara mendalam (in dept interview) dan
dokumentasi.62
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data
serta informasi yang akurat, penulis menggunakan metode yang cocok dan
disertai dengan jenis data yang di ambil, dalam pelaksanaannya penulis
mengambil data yang ada kaitannya dengan sampel yang telah di tentukan.
Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Merupakan salah satu metode pengumpul data dilakukan melalui
wawancara, yaitu suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-
pertanyaan pada para responden.63

62
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D),
(Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 63
63
Joko Subagyo, Metode Penelitian, (Jakarta: CV Rineka Cipta, 2004), hal. 39
46

Dalam pelaksanaannya penulis menggunakan wawancara bebas


dan terpimpin, artinya penulis dalam melaksanakan wawancara,
artinya pada saat melakukan wawancara penulis menyiapkan beberapa
pertanyaan yang akan diajukan, membawa pertanyaan-pertanyaan yang
hanya merupakan garis besar dari pertanyaan yang diajukan.

Wawancara dilakukan dengan sumber data primer yaitu guru


PAI, kepala sekolah dan siswa MTsN 5 Jombang. Data yang
diharapkan dari wawancara mendalam adalah tentang peran guru PAI
dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.

2. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamat dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Dalam
penelitian ini, teknik observasi yang digunakan yaitu observasi
partisipatif karena peneliti ikut serta dengan sumber data selama
kegiatan penelitian berlangsung. Observasi partisipatif merupakan
observasi yang dilakukan oleh peneliti yang berperan sebagai anggota
dan juga berperan serta dalam kehidupan objek penelitian.64
Selain itu menurut Nawawi dan Martini yang dikutip oleh
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani dalam bukunya yang berjudul
Metodologi Penelitian Kualitatif mengatakan bahwa observasi adalah
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur
yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam obyek
penelitian.65
Hasil observasi peneliti ini dicatat dalam catatan lapangan, karena
catatan lapangan adalah alat yang sangat penting dalam penelitian
kualitatif. Pada kegiatan dalam Observasi yaitu mengamati
pembelajaran Fikih yang terjadi di dalam kelas. Dalam Penelitian

64
Anas Sudjiono, Tekhnik Evaluasi Pendidikan Suatu Pengantar, (Yogyakarta: U.D.Rama,1986),
hal. 39
65
Afifiddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia,
2009), hal. 134
47

kualitatif, dimana peneliti mengandalkan pengamatan dan wawancara


dalam pengumpulan data di lapangan.
3. Dokumentasi
Dokumen adalah catatan tertulis yang isinya merupakan pernyataan
tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan
pengujian suatu peristiwa, dan berguna bagi sumber data, bukti,
informasi kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan, dan
membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap
sesuatu yang diselidiki.66
Dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui benda-benda
tertulis seperti, buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, notulen
rapat, catatan harian dan sebagainya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi tentang
bagaimana guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VII
pada mata plajaran Fikih di MTsN 5 Jombang dengan cara melalui
peran yang dilakukan sehingga akan melahirkan siswa yang mampu
memahami mata pelajaran Fikih tanda adanya kesulitan apapun serta
dalam hal ini, yang akan peneliti wawancara adalah Kepala Sekolah,
Guru Sekolah dan siswa di MTsN 5 Jombang. Serta informasi lain
tentang masalah tersebut.

F. Analisa Data

1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang
muncul pada catatan lapangan. Reduksi data akan muncul terus
menerus selama penelitian berlangsung pada saat pengumpulan
data, reduksi telah berlangsung dari awal sampai akhir penelitian.67

66
Ibid, hal. 183
67
Hardani, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Yogyakarta: Pustaka Ilmu 2020) hal. 164
48

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang


pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting untuk dicari tema
dan polanya. Berkaitan dengan tema ini, setelah data-data
terkumpul yaitu yang berkaitan dengan masalah peran guru PAI
dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VII pada mata
pelajaran Fikih di MTsN 5 Jombang, selanjutnya dipilih yang
penting dan difokuskan pada pokok permasalahan.
2. Penyajian Data
Penyajian data kepada yang telah diperoleh ke dalam
sejumlah matriks atau daftar kategori setiap data yang didapat,
penyajian data biasanya digunakan berbentuk teks naratif.68
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah
menyajikan data, penyajian data adalah menguraikan data dengan
teks yang bersifat naratif. Tujuan penyajian data ini adalah
memudahkan pemahaman terhadap apa yang diteliti dan bisa
segera dilanjutkan penelitian ini berdasarkan penyajian yang telah
dipahami. Dengan menyajikan data, akan memudahkan peneliti
untuk memahami apa yang terjadi.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Langkah ketiga yaitu dalam menganalisis data kualitatif
dengan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Karena kesimpulan
awal masih bersifat sementara dan akan berubah ketika tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
pada tahap awal didukung dengan bukti-bukti yang valid pada saat
penelitian kembali kelapangan dalam pengumpulan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan tersebut kesimpulan yang kredibel.
Berdasarkan paparan di atas dapat peneliti jelaskan bahwa
langkah-langkah analisis data yang pertama mereduksi data yaitu

68
M. Ilham Nasution, Upaya Guru Mengatasi Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah
Tsanawiyah Alhidayah Talang Bakung Kota Jambi, hal. 30
49

pengumpulan data dari lapangan kemudian dirangkum atau diambil


pokok-pokok masalah. Kemudian langkah berikutnya yaitu
menyajikan data, melalui penyajian yang bersifat naratif maka data
akan tersusun dengan baik sehingga mudah dipahami. Langkah
terakhir yaitu menganalisis data kualitatif dengan menarik
kesimpulan dari hasil data yang didapat dari lapangan atau disebut
conclusion drawing/verification.
Kesimpulan dalam penelitian akan menjawab rumusan
masalah yang telah dirumuskan di awal penelitian. Tetapi dalam
penelitian kualitatif masih berkemungkinan bisa menjawab
rumusan masalah atau tidak karena dalam penelitian kualitatif data
masih bersifat sementara.69

G. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang dipengaruhi dari


konsep kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitasi).70 Derajat
kepercayaan keabsahan data (kredibilitas data) dapat diadakan pengecekan
dengan teknik pengamatan yang tekun dan triangulasi. Ketekunan
pengamatan yang dimaksud adalah menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur
dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari.
Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada empat macam
triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan:
sumber, metode, penyidik, dan teori.71

69
Hardani Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Yogyakarta: Pustaka Ilmu 2020) hal. 171
70
Nurul Aini dkk, Montase dan Pembelajaran (Montase sebagai pembangun daya fikir dan
kreatifitas anak usia dini),(Ponorogo: Uais Inspirasi Indonesia, 2018), hal. 73
71
Ibid, hal. 171
50

Data yang ditemukan dilokasi penelitian diolah agar dapat


memperoleh keabsahan data, maka peneliti menggunakan teknik
pengecekan data agar bisa memenuhi kriteria sebagai berikut, yaitu:
1) Pengujian Kreadibilitas
Dalam menguji kreadibility data seorang peneliti
menggunakan triangulas. Triangulasi dari keabsahan data yang
didapat sehingga benar-benar sesuai dengan tujuan dan maksud
dari penelitian, maka peneliti mengumpulkan data penyajian dan
kesimpulan-kesimpulan verivikasi reduksi data menggunakan
triangulasi. Dengan demikian terdapat triangulasi, perpanjangan
keikutsertaan, dan pemeriksaan sejawat.
2) Ketekunan Pengamat
Berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat, teliti
dan berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan itu,
seorang peneliti akandapat melakukan pengecekan kembali tentang
keabsahan data apakah data yang ditemukan itu salah atau tidak.72
3) Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan atau pengecekan
keabsahan data dengan memanfaatkan berbagai sumber diluar data
tersebut sebagai bahan perbandingan, triangulasi yang digunakan
oleh penelitian ini adalah:
a) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh
melaluibeberapa sumber.73 Sumber apa yang dimaksudkan
adalah darisistem yang berada di sekolah setempat, seperti
kepala sekolah, guru dan siswa sebagai subjek penelitian. Dari
ketiga sumber tersebut kemudian dikategorisasikan hingga

72
Mamik, Metodologi Kualitatif, (Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2015), hal. 198
73
Sugiono Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Bandung: Alfabeta 2019), hal. 274
51

akhirnya dapat ditarik kesimpulan.ketiga komponen tersebut


sangat penting dalam memperoleh data penelitian.
b) Triangulasi Metode
Waktu Triangulasi metode pengujian data yang
menggunakan berbagai jenis metode pengumpulan data untuk
mendapatkan data sejenis. Peneliti dalam penelitian ini
menggunakan beberapa metode yaituwawancara, metode
observasi dan metode dokumentasi untuk mengetahui peran
guru dengan observasi, dokumentasi atau kuisioner.74

c) Triangulasi
Waktu juga merupakan salah satu yang mempengsruhi
dalam kredibilitas data. Seperti halnya ketika pagi hari
wawancara dengan narasumber yang masih segar dan belum
memiliki banyak masalah maka data dapat kredibel.
Dalampengujian kreadibilitas data, diperlukan pengecekn
berulang agar memiliki data yang kredibel.75
Dari ketiga jenis triangulasi diatas, data yang telah
didapatkan akan diuji kembali demi memiliki data yang valid.
Triangulasi juga diartikan sebagai teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan menggabungkan antara teknik,
ketepatan waktu, serta sumber dari data yang diperoleh
sehingga akan menjadi satu kesatuan data yang akan
berkesinambungan serta menguji kredibilitas data, dengan cara
mengecek melalui teknik dan berbagai sumber data.76

74
Ibid, hal.373
75
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Bandung: Alfabeta 2019), hal. 315
76
Ibid, hal 316
52

H. Tahapan-Tahapan Penelitian

Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini ada 3 (tiga) tahapan dan


tambahan dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan
laporan hasil penelitian. Tahap-tahap hasil penelitian tersebut adalah :
1. Tahap pra lapangan yaitu meliputi: menyusun rancangan penelitian,
memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, memeriksa dan
menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan,
menyiapkan perlengkapan penelitian yang menyangkut persoalan etika
penelitian.
2. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi: memahami latar penelitian
dan mempersiapkan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil
mengumpulkan data.
3. Tahap analisis data, yang meliputi: analisis selama pengumpulan data
dan setelah pengumpulan data.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Peran guru pendidikan agama Islam dalam proses pembelajaran


sangatlah berpengaruh pada hasil yang di capai peserta didik meliputi
nilai, tingkah laku dan ilmu. Oleh karena itu pihak sekolah benar-benar
menyeleksi kemampuan guru dalam mengajar sehingga nantinya akan
menghasilkan peserta didik yang berkompeten, berilmu dan bertaqwa.
Peran guru pendidikan agama Islam sangat penting dan berpengaruh
dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.

Tidak jarang masih banyaknya guru menemukan siswa yang masih


kurang kemampuannya dalam memahami Fikih yang disebabkan banyak
faktor salah satunya latar belakang sekolah siswa kebanyakan lulusan dari
sekolah umum, dari faktor orang tua yang kurang bisa membimbing atau
mengajari dalam memahami Fikih, dan juga dari metode yang digunakan
guru pada saat proses pebelajaran. Seperti halnya yang disampaikan oleh
bapak Zainal Abidin salah satu guru Fikih di MTsN 5 Jombang bahwa :

“ Kesulitan yang dialami kebanyak siswa dalam memahami mata


pelajaran Fikih karena kebanyakan latar belakang sekolah siswa banyak
yang dari lulusan sekolah umum. Faktor dari orang tua juga sangat
diperlukan karena yang membimbing anaknya dirumah, mungkin kurang
maksimal dalam mengajari anaknya dan hanya menyerahkan ke sekolah
menjadi sebab kesulitan yang dialami oleh siswa. Selain itu juga metode
yang digunakan guru sangat penting dalam proses pembelajaran untuk
siswa dalam memahami pelajaran.”77
77
Wawancara dengan bapak Zainal Abidin selaku Guru Fikih di MTsN 5 Jombang pada tanggal
31 Mei 2022 pada pukul 09.20 WIB
54

Berdasakan pernyataan dari bapak Zainal Abidin diatas, kemudian


dijelaskan lagi secara lengkap dengan melakukan peran yang dibagi
menjadi tiga hal yaitu pembimbing, fasilitator, motivator yang dimana
berdasarkan ketiga hal tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Peran guru PAI sebagai pembimbing dalam mengatasi kesulitan


belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5
Jombang.
Peran guru sebagai pembimbing dalam mengatasi kesulitan belajar
prestasi belajarnya rendah guru itu dapat membimbing peserta
didiknya dan mengarahkan peserta didiknya itu dengan baik supaya
prestasi belajar peserta didik tersebut meningkat. Guru berperan
sebagai pembimbing dalam mengatasi kesulitan belajar lambat dalam
proses belajar yaitu guru membimbing atau mengajari siswa berulang-
ulang kali karna siswa tersebut mempunyai belajar yang lambat
memahami pembelajaran.
Di MTsN 5 Jombang memiliki tim BP/BK yang mampu
menampung semua keluh kesah siwa, apabila siswa tidak berani secara
langsung menyampaikan keluh kesahnya kepada guru karena malu
atau karena hal yang lainnya. Kemudian pihak BP/BK akan
menyampaikan guru yang bersangkutan dan akan mencari solusi dalam
mengatasi masalah tersebut. Sebagaimana yang dijelaskan oleh bapak
Zainal Abidin :

“ Di MTsN 5 Jombang menyediakan tim BP/BK yang tugasnya


adalah untuk mendengarkan keluhan dari siswa. Setiap keluhan
masalah kesulitan belajar yang dialami oleh siswa BP/BK akan
memberitahu guru yang bersangkutan. Dan guru akan mencari solusi
yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut. Dan guru akan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar tersebut
55

agar bisa bersemangat kembali dalam menerima materi pelajaran


yang disampaikan guru.”78

Dari penjelas diatas Guru berkewajiban memberikan bantuan


kepada peserta didik agar mereka mampu menemukan masalahnya
sendiri, mengenal dirinya sendiri dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar mengajar peserta didik sesuai dengan tujuan yang
dicita-citakan.

“ Untuk mengatasi kesulitan belajar pada siswa selama guru


mampu dan siswa mau terbuka dan mau bercerita apa yang
membuatnya kesulitan dalam belajar maka guru akan memberikan
bimbingan dan arahan kepada siswa agar masalah kesulitan dalam
belajar yang dialami siswa dapat terpecahkan dan dapat diatasi.
Sehingga siswa bisa memahami dan menerima materi yang dijelaskan
oleh guru dengan baik.”79

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa


Guru ketika di sekolah harus bisa menjadi orangtua, teman atau
sahabatnya, sehingga guru tidak ditakuti tetapi disegani. Itulah yang
dilakukan sekolah agar dapat mengetahui kesulitan belajar peserta
didik, dan ketika ada masalahpun peserta didik tidak akan takut untuk
menceritakan masalahnya, sehingga pihak sekolah akan dengan mudah
mencari solusinya.
Peran guru sebagai pembimbing Sebagai seorang guru, guru harus
mengetahui apa saja yang menjadi masalah kesulitan belajar terhadap

78
Wawancara dengan bapak Zainal Abidin selaku Guru Fikih di MTsN 5 Jombang pada tanggal
31 Mei 2022 pada pukul 09.20 WIB
79
Wawancara dengan bapak Zainal Abidin selaku Guru Fikih di MTsN 5 Jombang pada tanggal
31 Mei 2022 pada pukul 09.20 WIB
56

murid tersebut. Supaya dalam mengatasi kesulitan belajar siswa guru


mengetahui apa saja permasalahan yang dihadapi siswa tersebut.

Ungkapan sama juga dikatakan oleh Rizka siswa MTsN 5 Jombang :


“ Apabila guru PAI mendidik dan membimbing, beliau
menganggap sebagai anaknya sendiri. Kemudian apabila mempelajari
materi Fikih, beliau dengan sabar mengajari, beliau tidak pernah
berkata kasar apabila kami susah dalam mempelajari materi. Bapak
dan ibu guru selalu baik kepada kami dan selalu mengajari kami
apabila kami tidak bisa atau kurang paham pada saat materi
disampaikan. Guru juga menjelaskan dengan teliti dan kadang juga
diberikan contoh agar kita faham materi yang dijelaskan.”80

Informasi yang sama didapat dari hasil wawancara dengan peserta


didik lain yang menyatakan bahwa:

“ Guru selalu sabar mengajari kami walaupun kami kadang


suka ribut di kelas, kalau kami tidak bisa selalu diajari sampai bisa.
Guru juga menjelaskan kembali dengan detai materi yang belum kita
fahami.”81

2. Peran guru PAI sebagai fasilitator dalam mengatasi kesulitan


belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5
Jombang.
Guru berperan sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu
mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna bagi peserta
didiknya. Guru PAI sebagai fasilitator memiliki peranan yang sangat
penting dalam proses pembelajaran, karena sebagai fasilitator
hendaknya guru dapat memudahkan peserta didik dengan

80
Wawancara Rizka selaku siswa di MTsN 5 Jombang pada tanggal 31 Mei 2022 pada pukul
09.40 WIB
81
Wawancara Adam selaku siswa di MTsN 5 Jombang pada tanggal 31 Mei 2022 pada pukul
09.40 WIB
57

menyediakan sumber belajar dan menggunakan media yang tepat


dalam proses pembelajaran. Perannya sebagai fasilitator dalam hal ini
penggunaan buku pelajaran. Sebagaimana yang dijelaskan bapak
Zainal Abidin:

“ Peran guru sebagai fasilitator adalah untuk memberikan fasilitas


kepada siswa agar siswa dapat dengan mudah memahami materi yang
disampaikan guru. Dalam proses pembelajaran Mata Pelajaran Fikih
yang dipergunakan sebagai sumber belajar yaitu buku cetak dan lks,
salah satu contoh metode yang sering kami pakai saat proses
pembelajaran adalah metode ceramah dan metode SnowingBall.
SnowingBall adalah metode penyampaian materi dengan cara
bermain. Dengan dilakukannya metode agar siswa tidak merasa bosan
ketika menerima materi pelajaran yang disampaikan guru. Sehingga
guru bisa menyampaikan materi dengan baik dan siswa dapat dengan
mudah bisa menerima dam memahami materi yang disampaikan.”82

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa guru


setiap menyampaikan materi menggunakan metode bermacam-macam
yang sering dipakai dalam proses pembelajaran adalah metode
ceramah dan metode SnowBall, tetapi pengunaan metode tersebut di
sesuaikan dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik
guna menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Melihat dari pendapat diatas memang benar kesesuaian dalam
penggunaan suatu metode sangat diperlukan. Dengan penggunaan
metode yang tepat proses pembelajaran akan lebih efektif serta akan
lebih cepat untuk mencapai tujuan pembelajaran.

82
Wawancara dengan bapak Zainal Abidin selaku Guru Fikih di MTsN 5 Jombang pada tanggal
31 Mei 2022 pada pukul 09.20 WIB
58

“ Dalam proses pembelajaran kita tekankan pada siswa bahwa


guru itu bukan sebagai sumber pembelajaran, akan tetapi kita
memfasilitasi bahwa guru dan siswa itu sama-sama belajar. Dengan
kata lain siswa itu tidak merasa diajar, akan tetapi guru dan siswa itu
sama-sama belajar.”83

Selain perencanaan dari perangkat pembelajaran, bapak Abidin


selaku guru Fikih menyampakan bahwa dalam sistem pembelajaran
Fikih, beliau menggunakan beberapa cara atau metode yang digunakan
sebagai bentuk acuan yang digunakan untuk membimbing peserta
didik dalam memahami materi dan pembelajaran terkait mata pelajaran
Fikih sebagaimana yang di jelaskan oleh bapak Zainal Abidin:
“ Sebelum melaksanakan proses pembelajaran Fiqih di kelas,
maka terlebih dahulu saya harus menyiapkan segala sesuatu untuk
keperluan proses pembelajaran tersebut. Hal itu meliputi
mempersiapkan standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, alat praktek (bila memang diperlukan) dan buku-buku
tambahan sebagai penunjang proses pembelajaran.”84

Guru berperan sebagai fasilitator dalam mengatasi kesulitan belajar


prestasi belajar rendah adalah dengan membuat model pembelajaran
menggunakan metode yang menyenangkan sehingga peserta didik
tidak bosan dan memperhatikan saat guru menjelaskan materi agar
peserta didik tidak mengalami ketinggalan materi.

“ Guru dalam menyampaikan materi tidak selalu dengan ceramah


saja tetapi kadang juga dengan bermain, jadi kita enjoy saat

83
Wawancara dengan bapak Zainal Abidin selaku Guru Fikih di MTsN 5 Jombang pada tanggal
31 Mei 2022 pada pukul 09.20 WIB
84
Wawancara dengan bapak Zainal Abidin selaku Guru Fikih di MTsN 5 Jombang pada tanggal
31 Mei 2022 pada pukul 09.20 WIB
59

menerima materi yang disampaikan oleh guru. Karena kalau hanya


ceramah saja kita mudah bosan dan sering ngantuk.”85

Ungkapan sama juga dikatakan oleh Rizka siswa MTsN 5


Jombang:
“ Dalam menyampaikan materi pelajaran guru lebih sering
menggunakan metode ceramah. Akan tetapi tidak setiap pertemuan
menggunakan metode ceramah, kadang dalam pelajaran diselingi
dengan game. Jadi kita tidak bosan karena hanya ceramah.”86

Dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa kurang bersemangat dalam


belajar dikarenakan kurangnya media dan metode pembelajaran dan
juga hanya menjelaskan materi pembelajaran secara monoton, tanpa
didukung media yang menarik. Ini merupakan salah satu penyebab
mengapa siswa kurang bersemangat dalam belajar.

3. Peran guru PAI sebagai motivator dalam mengatasi kesulitan


belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5
Jombang.
Guru berperan sebagai motivator dengan cara guru memotivasi
peserta didik sebelum memulai pembelajaran.
Peranan guru sebagai motivator sangat diperlukan artinya seorang
guru hendaknya memberi dorongan serta respon positif yang guru
berikan kepada pserta didik untuk membangun potensi peserta didik,
menumbuhkan aktivitas dan kreativitas, sehingga hal ini akan
menciptakan motivasi dalam proses belajar mengajar. Karena setiap
ada masalah pasti ada jalan solusinya sebagaimana yang dijelaskan
oleh bapak Zainal Abidin :

85
Wawancara Rizka selaku siswa di MTsN 5 Jombang pada tanggal 31 Mei 2022 pada pukul
09.40 WIB
86
Wawancara Adam selaku siswa di MTsN 5 Jombang pada tanggal 31 Mei 2022 pada pukul
09.40 WIB
60

“ Setiap masalah pada ada solusi dan jalan keluarnya. Setiap ada
anak yang perilakunya menyimpang itu bukannya malah kita jauhi,
tetapi kita dekati kita cari tau kenapa siswa tersebut memiliki perilaku
yang menyimpang. Seperti halnya siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Kita cari tau apa yang membuat siswa mengalami kesulitan
dalam belajar.”87

Berdasarkan hasil wawancara di atas, guru selalu memberikan


solusi pada kesulitan yang dialami peserta didik, guru juga selalu
menyediakan waktu untuk bercengkrama dengan peserta didik
mengenai kesulitan belajar yang dialaminya.

“ Pada siswa yang mengalami kesulitan belajar guru akan


memberikan motivasi bahwa belajar tidak hanya bisa disatu tempat,
tapi bisa bisa belajar ditempat lain selain disekolah misalnya dengan
les dirumah atau mencari reverensi dibanyak sumber. dengan
dilakukannya motivasi ini adalah agar siswa lebih giat lagi dalam
belajar pada semua mata pelajaran, khususnya mata pelajaran
Fikih.”88

Berdasarkan paparan diatas siswa Peran guru sangatlah dibutuhkan


dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dikelas, khususnya pada
mata pelajaran Fikih dalam mendidik siswanya agar mencapai tujuan
yang diinginkan tidaklah mudah. Ada beberapa permasalahan yang
biasa dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar Fikih.
Seorang guru tidak cukup jika hanya memberikan para siswanya
tentang pengetahuan saja. Agar siswanya dapat beelajar dengan baik
dan dapat memenuhi tujuan pendidikan yang diinginkan maka seorang

87
Wawancara dengan bapak Zainal Abidin selaku Guru Fikih di MTsN 5 Jombang pada tanggal
31 Mei 2022 pada pukul 09.20 WIB
88
Wawancara dengan bapak Zainal Abidin selaku Guru Fikih di MTsN 5 Jombang pada tanggal
31 Mei 2022 pada pukul 09.20 WIB
61

guru maka seorang guru dapat memberi motivasi kepada siswanya.


Peran guru sangat besar dalam proses pembelajaran disekolah. Tidak
hanya menyampaikan pelajaran, guru juga bertugas sebagai motivator
para siswa agar mereka belajar dengan lebih tekun.
Dalam hubungan ini guru mempunyai fungsi sebagai motivator
dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Ada empat hal yang
dapat dikerjakan guru dalam memberikan motivasi ini yaitu:
a) Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar
b) Menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat
dilakukan pada akhir pengajaran.
c) Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai sehingga
dapat merangsang untuk mencapai prestasi yang lebih baik di
kemudian hari.
d) Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan ternyata sesuai


dengan hasil wawancara yang telah dilakukan. Guru didalam kelas
menjalani peran perannya sebagai pembimbing, motivator, fasilitator
sesuai dengan jenis kesulitan yang peserta didik alami. Guru
membimbing peserta didik jika peserta didik mengalami kesulitan
belajar. Sebelum guru memulai pembelajaran guru tersebut
memotivasi peserta didik terlebih dahulu dengan menceritakan kisah-
kisah nabi dan para sahabat atau tokoh-tokoh dalam islam. Dan jika
peserta didik melakukan kesalahan atau mengalami kesulitan belajar
guru membimbing peserta didik tersebut. Dan setelah melakukan
pembelajaran guru melakukan evaluasi untuk melihat sampai dimana
peserta didiknya mengerti dengan pembelajaran yang telah diajarkan.
Motivator yang dilakukan oleh guru Fikih di MTsN 5 Jombang
adalah sebagai berikut :
62

“ Guru sebelum memulai pembelajaran selalu memberikan


motivasi kepada kami untuk semangat belajar dan bersungguh-
sungguh dan tidak boleh ribut dikelas saat belajar. Setiap memberi
motivasi kepada kami selalu bercerita tentang pentingnya belajar agar
kami menjadi semangat belajar.”89

Berikut adalah kegiatan guru Fikih dalam pelaksanaan mengatasi


kesulitan belajar mata pelajaran Fikih pada peserta didik di MTsN 5
Jombang yang telah diklarifikasi oleh penulis:
1. Memberikan bimbingan kepada peserta didik di kelas
Pada saat pembelajaran dimulai, guru Fikih memberikan
bimbingan kepada peserta didik dengan cara membantu dan
mengarahkan apabila ada peserta didik yang mengalami kesulitan
dalam memahami materi yang disampaikan guru.

Gambar4. 1 Kegiatan Memberikan Bimbingan

2. Memberikan fasilitas kepada peserta didik di kelas


Upaya lain yang dilakukan oleh guru dalam memberikan
penjelasan kepada peserta didik adalah dengan cara memberikan
penjelasan dengan menggunakan metode yang dibuat oleh guru
sebagai sarana memberikan pemahaman kepada peserta didik.

89
Wawancara Rizka selaku siswa di MTsN 5 Jombang pada tanggal 31 Mei 2022 pada pukul
09.40 WIB
63

Gambar4. 2 Kegiatan Pembelajaran

3. Memberikan motivasi kepada peserta didik di kelas


Sebelum pembelajaran dimulai guru akan memberikan
motivasi kepada peserta didik. Dengan menggunakan cara ini
diharapkan dapat membangkitkan semangat belajar siswa.

Gambar4. 3 Kegiatan Memberikan Motivasi


64

B. Temuan Peneliti

Berdasarkan paparan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi


yang telah peneliti lakukan di MTsN 5 Jombang, peneliti menemukan
beberapa temuan peneliti sebagai berikut :
1. Peran guru PAI sebagai pembimbing dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5
Jombang.
1) Terdapat BP/BK yang tugasnya adalah untuk mendengarkan
keluhan dari siswa. Yang apabila siswa tidak berani
menyampaikan keluh keahnya kepada guru.
2) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar
tersebut agar bisa bersemangat kembali dalam menerima materi
pelajaran yang disampaikan guru.
3) Memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa agar masalah
kesulitan dalam belajar yang dialami siswa dapat terpecahkan dan
dapat diatasi.
4) Guru dalam pembelajaran mengajari dan menjelaskan dengan teliti
dan kadang juga diberikan contoh agar siswa faham materi yang
dijelaskan.
5) Cara guru PAI mendidik dan membimbing, beliau menganggap
sebagai anaknya sendiri.
6) Cara guru PAI dalam mengajar dengan sabar, kalau siswa tidak
bisa selalu diajari sampai bisa.

2. Peran guru PAI sebagai fasilitator dalam mengatasi kesulitan


belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5
Jombang.
65

1) Memberikan fasilitas kepada siswa agar siswa dapat dengan mudah


memahami materi yang disampaikan guru.
2) Dalam proses pembelajaran Mata Pelajaran Fikih yang
dipergunakan sebagai sumber belajar yaitu buku cetak dan lks.
3) Metode yang sering dipakai saat proses pembelajaran adalah
metode ceramah dan metode SnowingBall.
4) Penggunaan metode yang dipakai dalam proses pembelajaran
menjadi lebih efektif serta lebih cepat untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
5) Dalam proses pembelajaran guru menekankan pada siswa bahwa
guru itu bukan sebagai sumber pembelajaran, akan tetapi guru
memfasilitasi bahwa guru dan siswa itu sama-sama belajar.
Dengan kata lain siswa itu tidak merasa diajar, akan tetapi guru dan
siswa itu sama-sama belajar.
6) Sebelum melaksanakan proses pembelajaran Fiqih di kelas, maka
terlebih dahulu guru harus menyiapkan segala sesuatu untuk
keperluan proses pembelajaran tersebut. Hal itu meliputi
mempersiapkan standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, alat praktek (bila memang diperlukan) dan buku-
buku tambahan sebagai penunjang proses pembelajaran

3. Peran guru PAI sebagai motivator dalam mengatasi kesulitan


belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5
Jombang.
1) Guru mencari tau apa yang membuat siswa mengalami kesulitan
dalam belajar dengan begitu dguru akan mencari solusi agar
masalah dapat terpecahkan.
2) Memberikan motivasi bahwa belajar tidak hanya bisa disatu
tempat, tapi bisa bisa belajar ditempat lain selain disekolah
misalnya dengan les dirumah atau mencari reverensi dibanyak
sumber.
66

3) Guru sebelum memulai pembelajaran selalu memberikan motivasi


kepada kami untuk semangat belajar dan bersungguh-sungguh dan
tidak boleh ribut dikelas saat belajar. Setiap memberi motivasi
kepada kami selalu bercerita tentang pentingnya belajar agar kami
menjadi semangat belajar.

C. Analisis Data

1. Peran guru PAI sebagai pembimbing dalam mengatasi kesulitan


belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5
Jombang.
Demikian juga halnya di MTsN 5 Jombang siswa mengalami
kesulitan belajar pada mata pelajaran Fikih. Jadi seorang guru
memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi kesulitan belajar
peserta didik tersebut. Selain menjadi pendidik disekolah guru juga
memiliki peran dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Diantaranya
guru adalah Peran guru sebagai pemimpin sekaligus pembimbing
peserta didik yang mengalami masalahnya dalam pembelajaran, guru
menganggap peserta didik sebagai anaknya sendiri, guru juga selalu
menyediakan waktu untuk bercengkrama dengan peserta didik
mengenai kesulitan belajar peserta didik adapun kesulitan belajar
tersebut meliputi : sulit dalam membaca, menulis dan sulit dalam
mempraktekkan gerakan-gerakan shalat secara sempurna dan
menghafal bacaan-bacaan shalat, serta kurangnya pemahaman dan
pengamalan materi yang disampaikan guru.

2. Peran guru PAI sebagai fasilitator dalam mengatasi kesulitan


belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5
Jombang.
Sebagai fasilitator guru di MTsN 5 Jombang hendaknya dapat
menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan kemudahan belajar
67

pada kegiatan belajar mengajar bagi peserta didik. Dalam ranah guru
sebagai fasilitator, guru telah melaksanakan perannya sebagai
fasilitator dengan menyediakan buku-buku pelajaran di kelas, hanya
saja buku-buku tersebut tidak dapat dimiliki oleh peserta didik.
Sebagai fasilitator hendaknya seorang guru dapat menyediakan alat
bantu untuk memudahkan kelancaran pada proses pembelajaran. Salah
satu alat bantu itu adalah buku pelajaran yang akan memudahkan
peserta didik tersebut dalam belajar, jika setiap peserta didik memiliki
buku pelajaran tentunya akan memberikan banyak kesempatan peserta
didik untuk lebih banyak belajar yaitu tidak hanya di sekolah tetapi di
rumah juga peserta didik bisa belajar dengan banyak berlatih
mengerjakan latihan-latihan yang ada di buku pelajaran tersebut.
Dalam proses pembelajaran guru tidak hanya menggunakan
metode ceramah saja akan tetapi juga menggunakan metode permainan
(SnowBall). Metode ini efisien karena dapat memahami materi dan
mengingat materi yang disampaikan guru. Siswa juga tidak merasa
bosan dengan metode yang digunakan, karena jika hanya
menggunakan metode ceramah itu malah membuat siswa bosan ketika
guru menyampaikan materi.

3. Peran guru PAI sebagai motivator dalam mengatasi kesulitan


belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5
Jombang.

Peran guru sebagai motivator di MTsN 5 Jombang di dalam proses


pembelajaran, guru akan menyampaikan motivasi atau nasehat terkait
materi yang akan disampaikan. Motivasi yang diberikan oleh guru
sangat membantu peserta didik dalam belajar, dengan adanya motivasi
tersebut dapat memberikan keceriaan untuk meningkatkan minat
peserta didik terhadap Fikih.
68
BAB V
PEMBAHASAN

Dalam bab ini, peneliti akan membahas dan menghubungkan tentang


temuan yang telah temuan peneliti dengan menggunakan teori sebelumnya, agar
nantinya dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab fokus pembahasan yang telah
dirumuskan pada bagian awal. Berikut ini adalah uraian yang membahas tentang
satu persatu temuan yang telah ditemukan peneliti pada saat melakukan penelitian
yang dihubungkan dengan teori sebelumnya yaitu pada fokus penelitian peran
guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran
Fikih di MTdN 5 Jombang yang meliputi peran guru Pai sebagai pembimbing,
fasilitator dan motivator dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.

A. Peran guru PAI sebagai pembimbing dalam mengatasi kesulitan


belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5
Jombang.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di MTsN 5 Jombang menunjukkan


bahwa peran guru PAI sebagai pembimbing dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa adalah dapat membimbing peserta didiknya dan mengarahkan
peserta didiknya itu dengan baik supaya prestasi belajar peserta didik tersebut
meningkat. Guru berperan sebagai pembimbing dalam mengatasi kesulitan
belajar lambat dalam proses belajar yaitu guru membimbing atau mengajari
siswa berulang-ulang kali karna siswa tersebut mempunyai belajar yang
lambat memahami pembelajaran.

Dari hasil penelitian di atas sesuai dengan pendapat Adams dan Dickey
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka mampu
menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalah nya sendiri, mengenal
diri sendiri, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Murid-murid
membutuhkan bantuan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan pribadi,
70

kesulitan pendidikan, kesulitan memilih pekerjaan, kesulitan dalam hubungan


sosial, dan interpersonal.90

Prey Katz berpendapat bahwa menurutnya guru merupakan sesorang yang


dapat mengajarkan sesuai dengan bahan yang akan di ajarkan. Selain itu juga
menjadi komunikator, nasihat, motivator, dan membimbing para peserta didik
dalam mengembangkan minat dan bakatnya.91
Sesuai pendapat diatas guru didalam kelas menjalani peran perannya
sebagai pembimbing, motivator, fasilitator sesuai dengan jenis kesulitan yang
peserta didik alami. Guru membimbing peserta didik jika peserta didik
mengalami kesulitan belajar.

B. Peran guru PAI sebagai fasilitator dalam mengatasi kesulitan belajar


siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5 Jombang.

Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan pada lembaga pendidikan
di MTsN 5 Jombang menunjukkan bahwa peran guru PAI sebagai fasilitator
dalam mengatasi kesulitan belajar siswa guru hendaknya mampu
mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna bagi peserta didiknya.
Guru PAI sebagai fasilitator memiliki peranan yang sangat penting dalam
proses pembelajaran, karena sebagai fasilitator hendaknya guru dapat
memudahkan peserta didik dengan menyediakan sumber belajar dan
menggunakan media yang tepat dalam proses pembelajaran.
Penjelasan diatas sesuai dengan pendapat Rudi Hartono, menyatakan
bahwa Guru sebagai fasilitator tidak hanya terbatas menyediakan hal-hal yang
sifatnya fisik, tetapi lebih penting lagi adalah bagaimana memfasilitasi
peserta didik agar dapat melakukan kegiatan dan pengalaman belajar serta
memperoleh keterampilan hidup.92

90
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung, Sinar Baru Algesindo), hal .124-
126
91
Sadirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal. 142
92
Rudi Hartono, Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid, (Bandung: Diva
Press,2013), hal. 52
71

Setiap guru menyampaikan materi menggunakan metode dan media yang


bermacam-macam saat proses pembelajaran. Begitupun guru di MTsN 5
Jombang, yang sering dipakai dalam proses pembelajaran adalah metode
ceramah dan metode SnowBall, tetapi pengunaan metode tersebut di
sesuaikan dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik guna
menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Memang benar
kesesuaian dalam penggunaan suatu metode sangat diperlukan. Dengan
penggunaan metode yang tepat proses pembelajaran akan lebih efektif serta
akan lebih cepat untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dari paparan diatas Rudi Hartono, menyatakan bahwa Guru sebagai


fasilitator tidak hanya terbatas menyediakan hal-hal yang sifatnya fisik, tetapi
lebih penting lagi adalah bagaimana memfasilitasi peserta didik agar dapat
melakukan kegiatan dan pengalaman belajar serta memperoleh keterampilan
hidup. Tugas fasilitator ini dapat dilaksanakan antara lain dengan membuat
program dan mengimplementasikannya dengan prinsip pembelajaran aktif,
edukatif kreatif, dan menyenangkan. Sebagai fasilitator guru tidak hanya
menjadikan dirinya sebagai sumber belajar utama, tetapi juga memanfaatkan
sumber-sumber lainnya seperti perpustakaan, laboratorium, para ahli, bahkan
siswa sendiri pada situasi tertentu.93

C. Peran guru PAI sebagai motivator dalam mengatasi kesulitan belajar


siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5 Jombang.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di MTsN 5 Jombang menunjukkan


bahwa peran guru PAI sebagai motivator dalam mengatasi kesulitan belajar
pada siswa sangat diperlukan artinya seorang guru hendaknya memberi
dorongan serta respon positif yang guru berikan kepada pserta didik untuk
membangun potensi peserta didik, menumbuhkan aktivitas dan kreativitas,
sehingga hal ini akan menciptakan motivasi dalam proses belajar mengajar.
93
Rudi Hartono, Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid, (Bandung: Diva
Press,2013), hal. 52
72

Menurut Suparlan adapun peran guru sebagai motivator untuk


meningkatkan semangat yang tinggi, siswa perlu motivasi yang tinggi baik
dari dalam dirinya sendiri (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik), yang
utamanya berasal dari gurunya sendiri.94

Dalam hubungan ini guru mempunyai fungsi sebagai motivator dalam


keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Ada empat hal yang dapat dikerjakan
guru dalam memberikan motivasi ini yaitu: (a) Membangkitkan dorongan
kepada siswa untuk belajar, (b) Menjelaskan secara konkret kepada siswa apa
yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran, (c) Memberikan ganjaran
terhadap prestasi yang dicapai sehingga dapat merangsang untuk mencapai
prestasi yang lebih baik di kemudian hari, (d) Membentuk kebiasaan belajar
yang baik.

Dari paparan diatas sesuai dengan pendapat Suparlan yang menyatakan


bahwa ada tiga fungsi motivasi yaitu : (a) Mendorong manusia untuk berbuat
kepada peserta didik untuk belajar, (b) Menentukan arah perbuatan yakni
kearah tujuan yang hendak ingin dicapai, (c) Menyeleksi perbuatan yakni
menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan.95

Sebelum guru memulai pembelajaran guru tersebut memotivasi peserta


didik terlebih dahulu dengan menceritakan kisah-kisah nabi dan para sahabat
atau tokoh-tokoh dalam islam. Dan jika peserta didik melakukan kesalahan
atau mengalami kesulitan belajar guru membimbing peserta didik tersebut.
Dan setelah melakukan pembelajaran guru melakukan evaluasi untuk melihat
sampai dimana peserta didiknya mengerti dengan pembelajaran yang telah
diajarkan.

Prey Katz berpendapat bahwa menurutnya guru merupakan sesorang yang


dapat mengajarkan sesuai dengan bahan yang akan di ajarkan. Selain itu juga
94
Pupuh Fathurrahman dan M SobryS., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Aditama, 2007),
hal. 20
95
Sardiman A.M; Interaksi dan Motivasi Mengajar, (Cet.ke-3, Jakarta, Rajawali Pers, 1990), hal.
1142
73

menjadi komunikator, nasihat, motivator, dan membimbing para peserta didik


dalam mengembangkan minat dan bakatnya.96

96
Sadirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal. 142
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam bab terakhir ini penulis mencoba untuk mengambil


kesimpulan sebagai hasil rangkuman dari pembahasan yang telah
dijelaskan dalm bab-bab sebelumnya. Berdasarkan penelitian yang peneliti
lakukan tentang peran guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar siswa
pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5 Jombang, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Peran guru sebagai pembimbing dalam mengatasi kesulitan belajar
siswa pada mata pelajaran Fikih siswa kelas VII di MTsN 5 Jombang
adalah dengan cara membimbing peserta didiknya dan mengarahkan
peserta didiknya itu dengan baik supaya prestasi belajar peserta didik
tersebut meningkat. Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada
murid agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri,
memecahkan masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri, dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Guru membimbing peserta
didik jika peserta didik mengalami kesulitan belajar.
2. Peran guru sebagai fasilitator dalam mengatasi kesulitan belajar siswa
pada mata pelajaran Fikih siswa kelas VII di MTsN 5 Jombang
hendaknya guru dapat memudahkan peserta didik dengan
menyediakan sumber belajar dan menggunakan media yang tepat
dalam proses pembelajaran. Setiap guru menyampaikan materi
menggunakan metode dan media yang bermacam-macam saat proses
pembelajaran. Pengunaan metode tersebut di sesuaikan dengan materi
yang akan disampaikan kepada peserta didik guna menunjang
keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Memang benar
kesesuaian dalam penggunaan suatu metode sangat diperlukan.
75

Dengan penggunaan metode yang tepat proses pembelajaran akan


lebih efektif serta akan lebih cepat untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
3. Peran guru sebagai motivator dalam mengatasi kesulitan belajar siswa
pada mata pelajaran Fikih siswa kelas VII di MTsN 5 Jombang guru
hendaknya memberi dorongan serta respon positif yang guru berikan
kepada pserta didik untuk membangun potensi peserta didik,
menumbuhkan aktivitas dan kreativitas, sehingga hal ini akan
menciptakan motivasi dalam proses belajar mengajar. Dan jika peserta
didik melakukan kesalahan atau mengalami kesulitan belajar guru
membimbing peserta didik tersebut. Dan setelah melakukan
pembelajaran guru melakukan evaluasi untuk melihat sampai dimana
peserta didiknya mengerti dengan pembelajaran yang telah diajarkan.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti di MTsN 5


Jombang, maka peneliti dapat berikan masukan kepada :
1. Bagi Kepala Madrasah
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan agar nantinya kepala
Madrasah lebih bijak kepada para guru-guru untuk bisa lebih
mempunyai strategi yang baik dalam mengatasi kesulitan belajar
siswa. Untuk mengatasi kesulitan belajar siswa hendaknya kepala
sekolah elalu memantau kegiatan para guru dalam proses
pembelajaran. Sebaiknya juga sekolah menambahkan fasilitas seperti
memperbanyak buku pelajaran pendidikan agama Islam atau yang
lainnya ataupun buku bacaan yang dapat menunjang belajar peserta
didik.
2. Bagi Guru Pendidikan Agama Islam
Hendaknya guru Pendidikan agama Islam di MTsN 5 Jombang
menjadi peran yang sangat penting bagi peserta didik di sekolah dan
76

terus meningkatkan kualitas sebagai guru PAI dalam memberikan


pengajaran kepada peserta didik. Dan hal ini hendaknya terus di
dukung oleh pihak sekolah dan juga orang tua peserta didik.
Hendaknya guru mata pelajaran agama khususnya guru mata pelajaran
Fiqih sebelum manangani kesulitan siswa dalam belajar terlebih
dahulu mencari tahu penyebab kesulitan siswa kesulitan belajar siswa
agar supaya cara penanganannya biasa tepat.
3. Siswa
Hendaknya kepada para siswa agar selalu rajin belajar dan
tidak mudah patah semangat dalam belajar, dan mengurangi kegiatan-
kegiatan yang tidak bermanfaat.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan dengan adanya karya
ilmiah ini akan membantu untuk dijadikan bahan referensi dan kajian
yang bermanfaat dalam mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan.
DAFTAR RUJUKAN

Abdurrahman dan Mulyono, Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:Reneka cipta,


2012)

A.M, Sadirman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rajawali Pers,


2014)

Afifiddin dan Beni Ahmad Saebani. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:


Pustaka Setia, 2009)

Aini, Nurul dkk. Montase dan Pembelajaran (Montase sebagai pembangun daya
fikir dan kreatifitas anak usia dini),(Ponorogo: Uais Inspirasi Indonesia,
2018)

Arikunto, Suharsimi. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis), (Jakarta:


Bumi Aksara, 2010)

Asmani, Jamal Ma’ruf, Tips menjadi Guru Inspiratif, kreatif, dan Inofatif,
(Jogjakarta:Diva Press,2009)

Darmadi, Hamid. Tugas, Peran, Kompetensi, dan Tanggung Jawab Menjadi Guru
Profesional, Jurnal Edukasi, Vol. 13, No. 2, Desember 2015

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai


Pustaka 2005)

Depdikbud 1991

Fathurrahman, Pupuh dan M SobryS. Strategi Belajar Mengajar, (Bandung :


Aditama, 2007)

Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung, Sinar Baru


Algesindo)

Hardani. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Yogyakarta: Pustaka Ilmu


2020)

Hartono, Rudi. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid, (Bandung:
Diva Press,2013)

Iska, Zikri Neni. Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008)

Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta : Balai Pustaka,2007 )


78

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Wisma Haji Tugu, Al-Qur’an dan


Terjemahnya, ( Bogor: Wisma Haji Tugu Bogor: 2007)

Lubis, Rahmad Fauzi. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam


Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa, Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, Vol.9
No. 1, Maret-Agustus 2020

Maghfiroh, Fitriyani. Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca


Siswa, Jurnal Ilmiah PGMI, Vol. 5 No. 1, Juni 2019

Mamik, Metodologi Kualitatif, (Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2015)

Manizar, Elly. Peran Guru Sebagai Motivator Dalam Belajar, TadribVol. 1, No.
2, Desember 2015

Mansir, Firman. Optimalisasi Peran Guru PAI Ideal dalam Pembelajaran Fiqh di
Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah,
Vol. 5, No. 2, Juli - Desember 2020

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda


Karya,2002)

Mulyadi, Diagnosis Kesluitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan


Belajar Khusus, (Jogjakarta: Nuha Litera, 2010)

Nasution, M. Ilham. Upaya Guru Mengatasi Kesulitan Belajar Mata Pelajaran


Fiqih Di Madrasah Tsanawiyah Alhidayah Talang Bakung Kota Jambi,
Surakarta,2015

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rrineka


Cipta, 2003)

Subagyo, Joko. Metode Penelitian, (Jakarta: CV Rineka Cipta, 2004)

Sudarmaji. Gangguan Belajar pada Anak, (Jakarta: Prestasi Putra, 2002)

Sudjiono, Anas. Tekhnik Evaluasi Pendidikan Suatu Pengantar, (Yogyakarta:


U.D.Rama,1986)

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006)

Suparlan. Guru Sebagai Profesi (Yogyakarta: Hikayat Publising, 2006)

Suprayogo, Imam dan Tobroni. Metodologi Penelitian


79

Susanti, Elvi. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam (Pai) Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasarnegeri 006 Setiang Kecamatan
Pucuk Rantau Kabupaten Kuantan Singingi, Jom Ftk Uniks, Vol. 1, No 1,
Desember 2019

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung:


Remaja Rosdakarya, 1995)

Utami, Fadila Nawang. Peranan Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
SD, Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 2 No. 1, April 2020

Zein, Muh. Peran Guru Dalam Pengembangan Pembelajaran, Vol. V, No. 2, Juli
- Desember 2016
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1
PROFIL SEKOLAH
NPSN : 20582386

Nama : MTsN 5 Jombang

Akreditasi : Akreditasi A

Alamat : Jl. Pendidikan No. 44


Kode Pos : 61486

Fax :

Email : mtsnbakalanrayung@kemenag.go.id

Website : barakurikulum.wordpress.com

Jenjang : MTs

Status : Negeri

Kota : Jombang

Kabupaten : Jombang

Provinsi : Jawa Timur

Kecamatan : Ngusikan

Kelurahan : Keboan
81

Lampiran 2
Sejarah Berdirinya MTsN 5 Jombang

MTs Negeri 5 Jombang terletak di Jl. Pendidikan No. 44 Kecamatan


Ngusikan Kabupaten Jombang Jawa Timur, yang didirikan pada tanggal 16 Maret
1978.

Pada awalnya, yaitu tahun 1970 berdiri lembaga PGAS Sunan Prapen 4
Tahun yang bertempat di desa Bakalan Rayung. Kemudian berdasarkan SK
Menteri Agama RI. No. 220 tahun 1970 tanggal 25 September 1970, PGAS Sunan
Prapen 4 Tahun berubah menjadi PGAN 4 Tahun Bakalan Rayung. Namun pada
tahun 1977 ada peraturan pemerintah bahwa satu kabupaten hanya ada satu PGAN
(PGAN 6 Tahun) yang ada di Jombang, sehingga PGAN 4 Tahun Bakalan
Rayung berubah nama menjadi MTsN Bakalan Rayung.

Kemudian MTsN Bakalan Rayung yang berada di desa Bakalan Rayung


dipindahkan ke desa Keboan Kudu Jombang. Karena wilayah kudu terlalu luas,
akhirnya dipecah menjadi 2 kecamatan yaitu Kecamatan Kudu dan Kecamatan
Ngusikan, sehingga desa Keboan masuk ke wilayah kecamatan Ngusikan
Jombang.

Pada Tahun 2018 akhir MTsN Bakalan Rayung berubah nama menjadi
MTsN 5 Jombang.
82

Lampiran 3
VISI & MISI MADRASAH

VISI & MISI

VISI & MISI MTSN 5 JOMBANG

Visi

Beriman, Bertaqwa, Berilmu, Berakhlaqul Karimah, Unggul Dalam


Prestasi

Misi

1. Mewujudkan siswa yang religius dan berakhlaqul karimah serta memiliki


pemahaman terhadap pelestarian lingkungan hidup.
2. Mewujudkan siswa berprestasi dan memiliki daya kompetitif tinggi dan
berjiwa entrepreneur, meningkatkan proses pembelajaran yang aktif,
kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan yang terintegrasi dalam
program Pendidikan Lingkungan Hidup.
3. Meningkatkan profesionalisme guru dan pegawai dalam bidang
pengetahuan, kinerja dan mampu memanfaatkan lingkungan sekitar,
meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan umum dan agama semua warga
madrasah dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memenuhi dan meningkatkan sarana dan prasarana, memberikan
pelayanan kepada stakeholders (guru, pegawai, siswa, masyarakat) dengan
standart pelayanan prima, menciptakan hubungan yang baik dan efektif
antar sesama warga madrasah dan masyarakat.
5.
83

Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA

No. Fokus Penelitian Pertanyaan Wawancara Informan

1. Peran guru PAI sebagai 1) Dalam pembelajaran apa Guru Fikih


pembimbing dalam kesulitan yang dialami oleh
mengatasi kesulitan siswa?
belajar siswa kelas VII 2) Bagaimana peran guru
pada mata pelajaran sebagai pembimbing dalam
Fikih di MTsN 5 mengatasi kesulitan belajar
siswa kelas VII pada mata
Jombang.
pelajaran Fikih di MTsN 5
Jombang?

1) Apa kesulitan yang kamu Peserta Didik


alami saat pembelajaran
Fikih disampaikan?
2) Bagaimana sikap guru
dalam mengatasi siswa
yang kesulitan dalam
memahami materi yang
disampaikan Guru?
2. Peran guru PAI sebagai 1) Apa metode yang sering Guru Fikih
fasilitator dalam dipakai dalam proses
mengatasi kesulitan pembelajaran?
belajar siswa kelas VII 2) Apakah siswa menyukai
pada mata pelajaran metode yang guru
Fikih di MTsN 5 sampaikan dalam
pembelajaran?
Jombang.
3) Bagaimana peran guru
sebagai fasilitator dalam
mengatasi kesulitan belajar
siswa kelas VII pada mata
pelajaran Fikih di MTsN 5
Jombang?

1) Dalam proses pembelajaran, Peserta Didik


metode apa yang kamu
84

sukai saat materi Fikih


disampaikan?
2) Bagaimana cara kamu
dalam mengejar
ketertinggalan dalam
memahami materi Fikih?
3. Peran guru PAI sebagai 1) Dalam upaya apa saja yang Guru Fikih
motivator dalam dilakukan guru dalam
mengatasi kesulitan mengatasi kesulitan belajar
belajar siswa kelas VII siswa kelas VII pada mata
pada mata pelajaran pelajaran Fikih di MTsN 5
Fikih di MTsN 5 Jombang?
2) Bagaimana peran guru
Jombang.
sebagai motivator dalam
mengatasi kesulitan belajar
siswa kelas VII pada mata
pelajaran Fikih di MTsN 5
Jombang?
85

Lampiran 5
PEDOMAN PENGAMATAN ( Observasi )

Aktivitas Hal yang diamati

1. Mengamati peran guru PAI 1) Peran yang dilakukan guru sebagai


sebagai pembimbing dalam pembimbing dalam mengatasi
mengatasi kesulitan belajar siswa kesulitan belajar siswa kelas VII
kelas VII pada mata pelajaran Fikih pada mata pelajaran Fikih di MTsN
di MTsN 5 Jombang. 5 Jombang.
2) Proses pemberian bimbingan dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa
kelas VII pada mata pelajaran Fikih
di MTsN 5 Jombang.
2. Mengamati peran guru PAI 1) Program kegiatan mengatasi
sebagai fasilitator dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VII
kesulitan belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN
pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5 Jombang.
5 Jombang. 2) Peran yang dilakukan guru sebagai
fasilitator dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa kelas VII pada mata
pelajaran Fikih di MTsN 5
Jombang.
3. Mengamati peran guru PAI 1) Peran yang dilakukan guru sebagai
sebagai motivator dalam mengatasi motivator dalam mengatasi kesulitan
kesulitan belajar siswa kelas VII belajar siswa kelas VII pada mata
pada mata pelajaran Fikih di MTsN pelajaran Fikih di MTsN 5
5 Jombang. Jombang.

3) Proses pemberian motivasi dalam


mengatasi kesulitan belajar siswa
86

kelas VII pada mata pelajaran Fikih


di MTsN 5 Jombang.
87

Lampiran 6
PEDOMAN DOKUMENTASI

1. Arsip / Profil Sekolah


2. Wawancara dengan Guru Fikih dan Peserta Didik MTsN 5 Jombang
3. Kegiatan Pembelajaran
4. Gedung MTsN 5 Jombang
88

Lampiran 7
TRANSKIP WAWANCARA

Nama Narasumber : Zainal Abidin S.Pd.I

Jabatan : Guru Fikih

Hari/Tanggal : Selasa / 31 Mei 2022

Jam : 09.20 – 09.40

Hasil Wawancara

1. Pertanyaan : Apa kesulitan yang dialami oleh siswa pada saat proses
pembelajaran?

Jawaban :

Kesulitan yang dialami kebanyak siswa dalam memahami mata pelajaran


Fikih karena kebanyakan latar belakang sekolah siswa banyak yang dari lulusan
sekolah umum. Faktor dari orang tua juga sangat diperlukan karena yang
membimbing anaknya dirumah, mungkin kurang maksimal dalam mengajari
anaknya dan hanya menyerahkan ke sekolah menjadi sebab kesulitan yang
dialami oleh siswa. Selain itu juga metode yang digunakan guru sangat penting
dalam proses pembelajaran untuk siswa dalam memahami pelajaran. Untuk sarana
prasarana sudah mencukupi. Akan tetapi kembali lagi pada metode guru dalam
menyampaikan materi, karena pada dasarnya siswa mengalami kesulitan itu pada
saat memahami materi yang disampaikan guru. Untuk masalah yang lain tidak
ada. Hanya bagaimana guru dalam mengemas materi dan bagaimna
menyampaikan materi agar siswa dapat menerima materi yang disampaikan.
Kendalanya ada di guru, bagaimana pengondisian kelas agar pembelajaran dapat
berjalan dengan lancar.
89

2. Pertanyaan : Metode apa yang bapak gunakan saat proses pembelajaran


dan bagaimana reaksi siswa saat menggunakan metode tersebut?

Jawaban :

Dalam proses pembelajaran Mata Pelajaran Fikih yang dipergunakan


sebagai sumber belajar yaitu buku cetak dan lks, salah satu contoh metode yang
sering kami pakai saat proses pembelajaran adalah metode ceramah dan metode
SnowingBall. SnowingBall adalah metode penyampaian materi dengan cara
bermain. Dengan dilakukannya metode agar siswa tidak merasa bosan ketika
menerima materi pelajaran yang disampaikan guru. Sehingga guru bisa
menyampaikan materi dengan baik dan siswa dapat dengan mudah bisa menerima
dam memahami materi yang disampaikan.

3. Pertanyaan : Bagaimana peran guru sebagai pembimbing dalam mengatasi


kesulitan belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5
Jombang?

Jawaban :

Sebagai pembimbing untuk mengatasi kesulitan belajar pada siswa, selama


guru bisa dan siswa mau terbuka maka kita arahkan. Di Madrasah mempunyai
BK/BP jadi setiap keluhan masalah belajar siswa. Kalau siswa terbuka dan mau
cerita guru BK akan memberitahu guru yang bersangkutan. Akan tetapi saat
proses pembelajaran di kelas saya apabila ada yang kurang faham atau mengalami
kesulitan maka langsung bertanya apa materi yang kurang jelas. Dan saya akan
mgarahkan dan menjelaskan kembali agar siswa tersebut faham materi yang
disampaikan. Untuk mengatasi kesulitan belajar pada siswa selama guru mampu
dan siswa mau terbuka dan mau bercerita apa yang membuatnya kesulitan dalam
belajar maka guru akan memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa agar
masalah kesulitan dalam belajar yang dialami siswa dapat terpecahkan dan dapat
diatasi. Sehingga siswa bisa memahami dan menerima materi yang dijelaskan oleh
guru dengan baik.
90

4. Pertanyaan : Bagaimana peran guru sebagai fasilitator dalam mengatasi


kesulitan belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5
Jombang?

Jawaban :

Peran guru sebagai fasilitator adalah untuk memberikan fasilitas kepada


siswa agar siswa dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan guru.
Dalam proses pembelajaran kita tekankan pada siswa bahwa guru itu bukan
sebagai sumber pembelajaran, akan tetapi kita memfasilitasi bahwa guru dan
siswa itu sama-sama belajar. Dengan kata lain siswa itu tidak merasa diajar, akan
tetapi guru dan siswa itu sama-sama belajar. Sebelum melaksanakan proses
pembelajaran Fiqih di kelas, maka terlebih dahulu saya harus menyiapkan segala
sesuatu untuk keperluan proses pembelajaran tersebut. Hal itu meliputi
mempersiapkan standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, alat
praktek (bila memang diperlukan) dan buku-buku tambahan sebagai penunjang
proses pembelajaran.

5. Pertanyaan : Bagaimana peran guru sebagai motivator dalam mengatasi


kesulitan belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN 5
Jombang?

Jawaban :

Setiap masalah pada ada solusi dan jalan keluarnya. Setiap ada anak yang
perilakunya menyimpang itu bukannya malah kita jauhi, tetapi kita dekati kita cari
tau kenapa siswa tersebut memiliki perilaku yang menyimpang. Seperti halnya
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kita cari tau apa yang membuat siswa
mengalami kesulitan dalam belajar. Pada siswa yang mengalami kesulitan belajar
guru akan memberikan motivasi bahwa belajar tidak hanya bisa disatu tempat,
tapi bisa bisa belajar ditempat lain selain disekolah misalnya dengan les dirumah
atau mencari reverensi dibanyak sumber. dengan dilakukannya motivasi ini adalah
agar siswa lebih giat lagi dalam belajar pada semua mata pelajaran, khususnya
mata pelajaran Fikih.
91

Nama Narasumber : Maulana Mukhammad Adam

Jabatan : Siswa MTsN 5 Jombang

Hari/Tanggal : Selasa / 31 Mei 2022

Jam : 09.40 – 10.00

Hasil Wawancara

1. Petanyaan : Apa kesulitan yang kamu alami saat pembelajaran Fikih


disampaikan?

Jawaban :

Kadang dalam menyampaikan materi pembelajaran guru terlalu cepat


ketika menjelaskan, jadi materi yang disampaikan kurang di mengerti.

2. Bagaimana sikap guru dalam mengatasi siswa yang kesulitan dalam


memahami materi yang disampaikan Guru?

Jawaban :

Guru selalu sabar mengajari kami walaupun kami kadang suka ribut di
kelas, kalau kami tidak bisa selalu diajari sampai bisa. Guru juga menjelaskan
kembali dengan detai materi yang belum kita fahami.

3. Dalam proses pembelajaran, metode apa yang kamu sukai saat materi
Fikih disampaikan?

Jawaban :

Dalam menyampaikan materi pelajaran guru lebih sering menggunakan


metode ceramah. Akan tetapi tidak setiap pertemuan menggunakan metode
ceramah, kadang dalam pelajaran diselingi dengan game. Jadi kita tidak bosan
karena hanya ceramah.

4. Bagaimana cara kamu dalam mengejar ketertinggalan dalam memahami


materi Fikih?
92

Jawaban :

Membaca kembali dirumah materi yang belum faham. Jika masih belum
faham , ketika disekolah saya bertanya kepada guru dan guru akan menjelaskan
dengan detail.

Nama Narasumber : Rizka Aulia Ramadhani

Jabatan : Siswa MTsN 5 Jombang

Hari/Tanggal : Selasa / 31 Mei 2022

Jam : 09.40 – 10.00

Hasil Wawancara

1. Petanyaan : Apa kesulitan yang kamu alami saat pembelajaran Fikih


disampaikan?

Jawaban :

Tergantung materi yang disampaikan guru dan bagaimana guru


menyampaikan materi Fikih.

2. Bagaimana sikap guru dalam mengatasi siswa yang kesulitan dalam


memahami materi yang disampaikan Guru?

Jawaban :

Apabila guru PAI mendidik dan membimbing, beliau menganggap sebagai


anaknya sendiri. Kemudian apabila mempelajari materi Fikih, beliau dengan sabar
mengajari, beliau tidak pernah berkata kasar apabila kami susah dalam
mempelajari materi. Bapak dan ibu guru selalu baik kepada kami dan selalu
mengajari kami apabila kami tidak bisa atau kurang paham pada saat materi
disampaikan. Guru juga menjelaskan dengan teliti dan kadang juga diberikan
contoh agar kita faham materi yang dijelaskan.
93

3. Dalam proses pembelajaran, metode apa yang kamu sukai saat materi
Fikih disampaikan?

Jawaban :

Guru dalam menyampaikan materi tidak selalu dengan ceramah saja tetapi
kadang juga dengan bermain, jadi kita enjoy saat menerima materi yang
disampaikan oleh guru. Karena kalau hanya ceramah saja kita mudah bosan dan
sering ngantuk

4. Bagaimana cara kamu dalam mengejar ketertinggalan dalam memahami


materi Fikih?

Jawaban :

Guru sebelum memulai pembelajaran selalu memberikan motivasi kepada


kami untuk semangat belajar dan bersungguh-sungguh dan tidak boleh ribut
dikelas saat belajar. Setiap memberi motivasi kepada kami selalu bercerita tentang
pentingnya belajar agar kami menjadi semangat belajar.
94

Lampiran 8
DOKUMENTASI

Wawancara dengan Bapak Zainal Abidin

selaku Guru Fikih di MTsN 5 Jombang

Wawancara dengan Maulana Mukhammad Adam

selaku siswa di MTsN 5 Jombang


95

Wawancara dengan Rizka Aulia Ramadhani

selaku siswa di MTsN 5 Jombang

Kegiatan Pembelajaran
96

Kegiatan Memberikan Bimbingan

Kegiatan SnowBall

Kegiatan Memberikan Motivasi


97

Lapangan MTsN 5 Jombang

Ruang Kelas
98

Halaman MTsN 5 Jombang

Taman MTsN 5 Jombang


99

Lampiran 9
100

Lampiran 10
101
102

Lampiran 11
103

Lampiran 12
104

Lampiran 13
BIODATA PENULIS

Nama : Khoirunnisa Novia Ismiana

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Jombang, 24 November 1999

Alamat : Rt.14/Rw.07, Dsn. Kambingan,Ds. Ngusikan, Kec.


Ngusikan, Kab. Jombang.

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

NIM : 12201183136

Riwayat Pendidikan :

1. TK HARAPAN (2005- 2006)


2. SDN NGUSIKAN 1 (2007-2011)
3. MTsN 5 JOMBANG (2011-2015)
4. MAN 4 JOMBANG (2015-2018)

Karya Tulis : Peran guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar


siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTsN
5 Jombang.

Nomor Handphone : 085870559949

Gmail : khoirunnisanovia19@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai