Anda di halaman 1dari 152

KOMPETENSI GURU DALAM MENINGKATAN KUALITAS

PEMBELAJARAN DIMASA PANDEMI COVID-19 SISWA KELAS


IV MATA PELAJARAN TEMATIK DI MI MIFTAHUL HUDA
JATI KARANGAN TRENGGALEK

SKRIPSI

OLEH

RETNO SEPNIA NINGRUM


NIM. 12205173134

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

SEPTEMBER 2021

i
KOMPETENSI GURU DALAM MENINGKATAN KUALITAS
PEMBELAJARAN DIMASA PANDEMI COVID-19 SISWA KELAS
IV MATA PELAJARAN TEMATIK DI MI MIFTAHUL HUDA
JATI KARANGAN TRENGGALEK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan


Institut Agama Islam Negeri Tulungagung
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

OLEH

RETNO SEPNIA NINGRUM


NIM. 12205173134

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

SEPTEMBER 2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran di masa Pandemi COVID-19 Siswa Kelas IV Mata Pelajaran

Tematik di MI Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek” yang disusun oleh

Retno Sepnia Ningrum, NIM.12205173134 ini telah diperiksa dan disetujui, serta

layak diujikan.

Tulungagung, 02 September 2021


Dosen Pembimbing

Suwanto, M.S.I
NIP. 198512122018011002

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

H. Muh. Nurul Huda, M.A.


NIP. 197404082007101003

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Di masa Pandemi


COVID-19 Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Tematik di MI Miftahul Huda Jati
Karangan Trenggalek

SKRIPSI
Disusun oleh

Retno Sepnia Ningrum


NIM. 12205173134

Telah dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal 23 September


2021 dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan ( S.Pd. )

Dewan Penguji TandaTangan


Ketua Penguji :
Dr. Chusnul Chotimah, M.Ag. ............................
NIP. 197512112002122001

Penguji Utama :
Dr. H. Zaini, S.Ag., M.Pd.I. .............................
NIP. 19700408007011029

Sekertaris/Penguji :
Suwanto, M.SI ...........................
NIP. 198512122018011002

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Tulungagung

Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I


NIP. 19650903 1999803 2 001

iv
v
MOTTO

vi
‫وُ سْ َع َها ِااَّل َن ْفسًا هّٰللا ُ ُي َكلِّفُ اَل‬

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan


kesanggupannya ”
(QS. Al-Baqarah [2])1

1
Anwar, Yarsi Qomari. "Taklif dalam perspektif al-Qur'an: studi komparatif penafsiran
imam syafi'i dan at-thabary pada qs al-baqarah/2: 286."

vii
PERSEMBAHAN

Alhamdulillah atas segala rahmat, taufik dan ridho Allah SWT yang selalu

menyertai penulis dalam menuntut ilmu hingga akhirnya mampu menyelesaikan

tugas akhir skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada

Nabi Muhammad SAW. Penulis ingin memberikan ucapan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada beberapa pihak yang ikut andil dan

memberikan kontribusi besar baik melalui transformasi pengetahuan, bimbingan,

maupun naungan lahir dan bathiniyyah kepada penulis dalam menulis tugas akhir.

Oleh karenanya penulis mempersembahkan karya kecil ini, untuk orang-orang

yang penulis muliakan dan sayangi untuk:

1. Teruntuk kedua orang orang tua saya yaitu Purwanto selaku ayah, Ibu Husna

Hayani dan Adik saya Dwi Anggraini yang telah mendidik dengan penuh

kasih sayang, merawat dengan penuh ketulusan, dan kesabaran. Terimakasih

untuk setiap do’a dan dukungan yang tidak ada hentinya. Semoga Allah

selalu menanungi kalian dengan kasih sayang-Nya.

2. Teruntuk Mbah Rosyid dan Mbah Puryanti sekeluarga serta keluarga besar

penulis dari Ayah dan Ibu, terimakasih atas dukungan dan doa selama ini.

3. Untuk sahabatku Lina, Fani, Reynanda, Ainin, Inge, Adel, Alfi, Evi, Anas

yang selalu memberikan dukungan, motivasi kepada penulis serta Teman-

teman seperjuangan kelas PGMI A & G. Terimakasih telah memberikan

warna-warni dikehidupan perkuliahan, selama saya menuntut ilmu di IAIN

Tulungagung.

viii
4. Seluruh Bapak/Ibu guru dan dosen yang telah memberikan ilmu dan

mendidik dengan tulus.

5. Dosen pembimbing skripsi Bapak Suwanto, M.S.I yang senantiasa dengan

penuh kesabaran membimbing, mengarahkan dan memberikan koreksi serta

motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. semoga Allah

selalu menanungi Beliau dengan kasih sayang-Nya.

6. Kepala Madrasah dan Bapak/Ibu guru MI Miftahul Huda Jati Karangan

Trenggalek yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian dan

membimbing peneliti hingga selesai tugas akhir.

7. Almamater IAIN Tulungagung yang ku banggakan.

8. Dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

9. Last, but not least, I wanna thank me, I want to thank me for believing in me,

I want to thank me for doing all this hard work. I want to thank me for

having days off. I want to thank me for never quitting. I want to thank me for

just being me at all times.

ix
PRAKATA

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “(Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran Di masa Pandemi COVID-19 Siswa Kelas IV Mata Pelajaran

Tematik di MI Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek)”. Shalawat serta

salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang

selalu menjadi panutan seluruh umat Islam hingga hari akhir nanti. Tidak lupa

kepada sanak keluarga, saudara, sahabat, dan seluruh umat yang selalu mengikuti

jejaknya

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari betul atas kemampuan

yang ada, dimana dalam penulisan tidak lepas dari hambatan, gangguan, dan

kesulitan yang datang baik dari dalam atau dari luar penulis. Akan tetapi berkat

bantuan dan dorongan dari semua pihak akhirnya kesulitan dan hambatan

tersebut dapat teratasi. Sehingga dengan ini penulis menyampaikan terima kasih

yang sebanyak-banyaknya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri Tulungagung.

2. Bapak Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I. selaku Wakil Rektor Bidang Akademik

dan Pengembangan Lembaga Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.

x
4. Bapak H. Muh. Nurul Huda, M.A. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.

5. Bapak Suwanto, M.S.I selaku pembimbing yang telah memberikan

pengarahan, motivasi dan koreksi sehingga penelitian ini dapat

terselesaikan.

6. Segenap Bapak/Ibu dosen IAIN Tulungagung yang telah memberikan ilmu

dan wawasannya sehingga studi ini dapat terselesaikan.

7. Ibu Ulfa Khoiriyah, S.Ag selaku Kepala Madrasah MI Miftahul Huda Jati

Karangan Trenggalek yang telah memberikan izin untuk penelitian.

8. Guru kelas IV MI Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek, Bapak Yudi

Prastyo, S.Pd yang telah memberikan banyak informasi serta ilmu selama

penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam tersesaikannya penulisan skripsi

ini.

Tulungagung, 02 September 2021

Retno Sepnia Ningrum


NIM: 12205173134

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN..............................................................................v
MOTTO...............................................................................................................vi
PERSEMBAHAN...............................................................................................vii
PRAKATA...........................................................................................................ix
DAFTAR ISI........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR BAGAN..............................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii
ABSTRAK.........................................................................................................xviii
ABSTRACT........................................................................................................xix
‫>ملخص‬.................................................................................................................xxi

BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian...............................................................................1
B. Fokus Penelitian...................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.................................................................................7
D. Kegunaan Penelitian............................................................................8
E. Penegasan Istilah..................................................................................9
F. Sistematika Penulisan..........................................................................15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskrpsi Teori...................................................................................17
1. Guru...............................................................................................17
a. Pengertian Guru....................................................................17
b. Tugas dan Fungsi Guru.........................................................20

xii
2. Proses Pembelajaran.....................................................................23
a. Pengertian Pembelajaran.......................................................24
b. Pendekatan dalam Pembelajaran...........................................25
c. Macam-macam Metode Pembelajaran..................................28
3. Pembelajaran dimasa Pandemi COVID-19...................................30
4. Pembelajaran Tematik...................................................................35
B. Penelitian Terdahulu...........................................................................51
C. Paradigma Penelitian..........................................................................54
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian..................................................................56
B. Kehadiran Peneliti.......................................................................58
C. Lokasi Penelitian.........................................................................59
D. Sumber Data................................................................................59
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................61
F. Teknik Analisis Data...................................................................64
G. Pengecekan Keabsahan Temuan.................................................66
H. Tahap-tahap Penelitian................................................................67
BAB IV PAPARAN DATA
A. Deskripsi Data.........................................................................................69
1. Bagaimana proses yang dilakukan guru dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran dimasa pandemi COVID-19 siswa kelas
IV Mata Pelajaran Tematik...............................................................71
2. Apa saja faktor pendukung dan hambatan yang dihadapi guru
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa pandemi
COVID 19 siswa kelas IV Mata Pelajaran Tematik.........................76
3. Bagaimana cara mengatasi hambatan yang dihadapi guru dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa pandemi COVID-
19 siswa kelas IV Mata Pelajaran Tematik......................................81
B. Temuan Penelitian...................................................................................84
C. Analisis Data............................................................................................88

xiii
BAB V PEMBAHASAN

1. Proses yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas


pembelajaran dimasa pandemi Covid-19 siswa kelas IV Mata
Pelajaran Tematik.............................................................................92
2. Faktor pendukung dan hambatan yang dihadapi guru dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa pandemi Covid-19
siswa kelas IV Mata Pelajaran Tematik...........................................96
3. Cara mengatasi hambatan yang dihadapi guru dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa Covid-19 Siswa
Kelas IV Mata Pelajaran Tematik...................................................100
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................103
B. Saran.....................................................................................................106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu..................................................51

xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Paradigma Penelitian............................................................................54

xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Dokumentasi Guru memberikan motivasi kepada Siswa..................75

Gambar 4.2 Guru dalam memberikan tugas melalui WA.....................................78

Gambar 4.3 Wawancara Wali Murid.....................................................................83

Gambar 4.4 Dokumentasi Peserta Didik...............................................................81

Gambar 4.5 Dokumentasi Pelatihan Media Pembelajaran....................................83

xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi.......................................................................110

Lampiran 2 Pedoman Wawancara....................................................................111

Lampiran 3 Transkip Wawancara.....................................................................112

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian......................................................................118

Lampiran 5 Balasan Surat Penelitian................................................................119

Lampiran 6 Profil MI Miftahul Huda...............................................................120

Lampiran 7 Dokumentasi MI............................................................................123

Lampiran 8 Form Konsultasi Bimbingan Skripsi.............................................126

Lampiran 9 Ketuntasan Bimbingan Skripsi......................................................128

Lampiran 10 Biodata Penulis............................................................................129

xviii
ABSTRAK

Skripsi dengan judul “Upaya Guru dalam Meningkatkan Kualitas


Mengajar dimasa Pandemi Covid-19 Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Tematik di
MI Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek” ini ditulis oleh Retno Sepnia
Ningrum, NIM 12205173134, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Institut Agama Islam Negeri Tulungagung
2021, Dosen Pembimbing Suwanto, M.S.I
Kata Kunci: Upaya Guru, Kualitas Mengajar, Masa Pandemi Covid-19, Mata
Pelajaran Tematik.
Latar belakang dari penelitian ini yaitu adanya kesulitan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran tematik adalah karena sinyal yang sulit masuk
ke desa. Proses yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
di masa pandemi covid-19 adalah dengan bekerjasama dengan walimurid. Hal ini
dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan tersebut serta melihat apakah proses
pembelajaran sudah berjalan secara efektif atau belum diukur dari segi metode,
materi, media dan penilaiannya.
Rumusan masalah : (1) Bagaimana proses yang dilakukan guru dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa pandemi Covid-19 siswa kelas IV
Mata Pelajaran Tematik (2) Apa saja faktor pendukung dan hambatan yang
dihadapi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa pandemi Covid-
19 siswa kelas IV Mata Pelajaran Tematik (3) Bagaimana cara mengatasi
hambatan yang dihadapi guru dalam meningkatkan kualitas mengajar dimasa
pandemi Covid-19 siswa kelas IV Mata Pelajaran Tematik.
Tujuan penelitian : (1) Untuk mengetahui bagaimana proses yang
dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa pandemi
Covid-19 siswa kelas IV Mata Pelajaran Tematik (2) Untuk mengetahui apa saja
faktor pendukung dan hambatan yang dihadapi guru dalam meningkatkan
kualitas mengajar dimasa pandemi Covid-19 siswa Kelas IV Mata Pelajaran
Tematik (3) Untuk mengetahui cara mengatasi hambatan yang dihadapi guru
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa pandemi Covid-19 siswa kelas
IV Mata Pelajaran Tematik.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan studi kasus. Data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Teknik analisis data (1) mereduksi data, (2) menyajikan data,
dan (3) menyimpulkan data.
Hasil penelitian : (1) proses yang dilakukan guru dalam meningkatkan
kualitas pembelajarannya yaitu menggunakan WA Sebagai media pembelajaran,
menyiapkan RPP dengan alokasi waktu yang terbatas dan meningkatkan strategi,
metode serta pendekatan dalam pembelajaran, (2) faktor pendukung yaitu guru
profesional, guru menggunakan internet sebagai referensi dalam menggali
wawasan, menjadi guru yang komunikatif. Sedangkan untuk hambatannya yaitu
materi yang terbatas, kurangnya pendampingan dari wali murid dan kejenuhan
yang dialami oleh peserta didik, (3) cara mengatasi hambatan yang dihadapi guru
yaitu memberikan materi yang singkat, padat namun jelas, pihak sekolah juga
melaksanakan pelatihan yang berguna dalam meningkatkan kualitas guru.

xix
ABSTRACT

Thesis by the title "Teacher's Effort in Improving Teaching Quality during Covid-
19 Pandemic for Class IV Thematic Subject at Islamic Elementary School of
Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek" was written by Retno Sepnia Ningrum,
Registered University Student Number 12205173134, Faculty of Education and
Teaching Science, Department Islamic Elementary School of Teacher Education,
State Islamic University of Tulungagung 2021, Advisor Suwanto, M.S.I.

Keywords: Teacher’s Effort, Teaching Quality, Covid-19 Pandemic Period,


Thematic Subject.

One of the teacher's difficulties in implementing the thematic learning


process that were difficult signals to enter the village. Efforts made by teachers in
improving the quality of teaching during the COVID-19 pandemic were by
collaborating with parents. This was done by the teacher to overcome these
difficulties and saw whether the learning process had been running effectively or
not measured in terms of methods, materials, media and assessments.
The problem formulation in this research: (1) How was the process carried
out by teachers in improving the quality of teaching during Covid-19 pandemic
for fourth grade students in Thematic Subject?, (2) What were the supporting
factors and resistances faced by teachers in improving the quality of teaching
during Covid-19 pandemic for fourth grade students in Thematic Subject?, (3)
How to overcome resistances faced by teachers in improving the quality of
teaching during Covid-19 pandemic for fourth grade students in Thematic
Subject?.
The problem formulation in this research: (1) How was the process carried
out by teachers in improving the quality of teaching during Covid-19 pandemic
for fourth grade students in Thematic Subject?, (2) What were the supporting
factors and resistances faced by teachers in improving the quality of teaching
during Covid-19 pandemic for fourth grade students in Thematic Subject?, (3)
How to overcome resistances faced by teachers in improving the quality of
teaching during Covid-19 pandemic for fourth grade students in Thematic
Subject?.
The goals in this research: (1) describing the process carried out by
teachers in improving the quality of teaching during Covid-19 pandemic for
fourth grade students in Thematic Subject?, (2) describing the supporting factors
and resistances faced by teachers in improving the quality of teaching during
Covid-19 pandemic for fourth grade students in Thematic Subject?, (3) describing
the ways for overcoming resistances faced by teachers in improving the quality of
teaching during Covid-19 pandemic for fourth grade students in Thematic
Subject?.
This research was a qualitative research using a case study approach.
Research data obtained through observation, interviews, and documentation. Data
analysis techniques (1) reducing the data, (2) presenting the data, and (3)
concluding the data.

xx
The results of this research indicate (1) the process carried out by teachers
in improving the quality of their teaching, those were by preparing lesson plans by
a limited time allocation and improving strategies, models, methods and
approaches in learning, (2) supporting factors, those were teachers might be
professional, teachers used the internet as references in exploring insights, being a
communicative teacher. As for the resitances, those were limited material, lack of
assistance from parents and boredom experienced by students, (3) how to
overcome resitances faced by teachers, those were providing short, solid but clear
material, the school also carries out training that is useful in improving the quality
teacher.

xxi
‫الملخص‬
‫البحث العلمي بعنوان "جهود املدرس يف حتسني جودة التدريس يف أثناء وباء كوفيد‪-‬‬
‫‪ 19‬للتالمي ذ فص ل الراب ع ب درس املوض وعات يف مفت اح اهلدى ج ايت كاراع ان‬
‫ترينجال ك" كتبته ريتن و س يبنيا نينج روم ‪ ,‬رقم هوي ة الط الب ‪,12205173134‬‬
‫كلية الرتبية و علوم التدريسية‪ ,‬قسم تعليم املدرس املدرسة اإلبتدائية جامعة األسالمية‬
‫احلكومية تولونج أجونج ‪ ,2021‬املشرف‪ :‬سوونطا املاجسرت‪.‬‬

‫الكلمات الرئيسية‪ :‬جهود املدرس‪ ,‬جودة التدريس‪ ,‬أثناء وباء كوفيد‪ ,19-‬درس‬
‫املوضوعات‬
‫تتمثل إحدى الصعوبات اليت يواجهها املدرس يف تنفيذ عملية التعلم املوضوعي‬
‫يف ص عوبة دخ ول اإلش ارات إىل القري ة‪ .‬إن اجله ود ال يت يب ذهلا املدرس ون يف حتس ني‬
‫جودة التدريس أثناء جائحة كوفيد ‪ 19‬تتم من خالل التعاون مع أولياء األمور‪ .‬يتم‬
‫ذلك من قبل املدرس للتغلب على هذه الصعوبات ومعرفة ما إذا كانت عملية التعلم‬
‫تسري بشكل فعال أم ال من حيث األساليب واملواد والوسائط والتقييمات‪.‬‬

‫الرتكيز هذا البحث العلمى‪ )1( :‬كيف يتم تنفيذ العملية من املدرس يف حتسني‬
‫جودة التدريس يف أثناء وباء كوفيد‪ 19-‬للمواد املواضيعية للصف الرابع؟‪ )2( ,‬ما‬
‫العوامل الداعمة والعقبات اليت يواجهها مدرس يف حتسني جودة التدريس يف أثناء وباء‬
‫كوفي د‪19-‬؟‪ )3( Q,‬كي ف تغلب على العقب ات ال يت يواجهه ا املدرس يف حتسني جودة‬
‫التدريس يف أثناء وباء كوفيد‪ 19-‬للمواد املواضيعية للصف الرابع؟‪.‬‬
‫اهلدف من ه ذا البحث العلمى‪ )1( :‬لوص ف تنفي ذ العملي ة من املدرس يف‬
‫حتسني جودة التدريس يف أثناء وباء كوفيد‪ 19-‬للمواد املواضيعية للصف الرابع‪)2( ,‬‬
‫لوصف العوامل الداعمة والعقبات اليت يواجهها مدرس يف حتسني جودة التدريس يف‬
‫أثن اء وب اء كوفي د‪ )3( ,19-‬لوصف تغلب على العقب ات ال يت يواجهه ا املدرس يف‬

‫‪xxii‬‬
‫حتسني جودة التدريس يف أثناء وباء كوفيد‪ 19-‬للمواد املواضيعية للصف الرابع‪.‬‬
‫ه ذا البحث العلمى حبث كي ف باس تخدام منهج دراس ة احلال ة‪ .‬مت بيان ات‬
‫البحث احلصول عليها من خالل املالحظة واملقابالت والتوثيق‪ .‬طريقة حتليل البيانات‬
‫(‪ )1‬تقليل البيانات و (‪ )2‬تقدمي البيانات و (‪ )3‬اختتام البيانات‪.‬‬

‫تشري نتائج البحث‪ )1( :‬العملية قام هبا املدرس يف حتسني جودة تعليمه أي من‬
‫خالل إع داد خط ط ال دروس ذات التخص يص احملدود لل وقت وحتس ني االس رتاتيجيات‬
‫والنماذج واألساليب واألس اليب يف التعلم‪ )2( ,‬العوام ل الداعمة يع ىن أن املدرس جيب‬
‫أن يك ون حمرتف ا‪ ,‬يس تخدم املدرس اإلن رتنت كمرج ع يف استكش اف األفك ا‪ ,‬كون ه‬
‫مدرس ا متواص ال‪ .‬أم ا املعوق ات املتمثل ة يف قل ة املواد وع دم االس تعانة بأولي اء األم ور‬
‫وامللل الذي يعاين منه التالميذ‪ )3( ,‬كيفية التغلب على العقبات يواجهها املدرس‪ ,‬أي‬
‫يوفري مواد قصري و موجز ولكن واضحة‪ ,‬تقوم املدرسة أيضا بإجراء تدريب مفيد يف‬
‫حتسني جودة املدرس‪.‬‬

‫‪xxiii‬‬
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah pengalaman belajar

yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.

Pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi

pertumbuhan individu.2 Pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah

pengajaran yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan

formal.

Pendidikan adalah sesuatu yang menyangkut proses perkembangan

manusia, yaitu upaya menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai bagi

anak didik. Sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan itu

menjadi bagian dari kepribadian anak yang pada gilirannya ia menjadi

orang pandai, baik, mampu hidup berguna bagi masyarakat.3

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu adalah segala sesuatu

yang menyangkut proses perkembangan dan pengembangan manusia yang

diupayakan sekolah, terutama guru terhadap anak dan remaja yang

diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan

kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas seosial

mereka.

Proses perkembangan dan pengembangan manusia disekolah tidak

2
Hazmi, Nahdatul. 2019 "Tugas Guru dalam Proses Pembelajaran." JOEAI: Journal of
Education and Instruction 2.1 (2019): hlm. 56-65
3
Alawiyah, Faridah. "Peran guru dalam kurikulum 2013." Aspirasi: Jurnal Masalah-
masalah Sosial 4.1 (2013): hlm. 65-74
2

lepas dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang pendidik

kepada peserta didik, karena seorang pendidik akan mendidik peserta didik

melalui proses pembelajaran yang dijadwalkan di sekolah baik didalam

kelas maupun diluar kelas.

Pembelajaran terjemahan dari bahasa Inggris “Instruction”, terdiri

dari dua kegiatan utama yaitu belajar dan mengajar. Kemudian disatukan

dalam satu aktivitas, yaitu kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya

populer dengan istilah Pembelajaran. Dengan demikian, untuk memahami

hakikat pembelajaran, maka terlebih dahulu harus memahami setiap bagian

belajar dan mengajar.

Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat,

interaksi individu dengan lingkungan.4 Pada dasarnya belajar itu adalah

perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, keterampilan) sebagai hasil

interaksi antara siswa dan lingkungan. Dari pengertian tersebut memiliki

dua unsur penting yang menjelaskan tentang belajar, yaitu perubahan

perilaku dan hasil interaksi.

Mengajar adalah mengelolah lingkungan pembelajaran untuk

berlangsungnya proses pembelajaran dan menyampaikan pengetahuan

kepada siswa didik atau murid di sekolah. Mengajar dipandang sebagai

persiapan hidup, dimana masa depan kehidupan siswa bukan ditentukan

oleh orang dewasa akan tetapi orang dewasa punya kewajiban penuh untuk

menentukan akan dijadikan apa peserta didik tersebut. Kemudian mengajar

4
Kurikulum, Tim Pengembang. "Kurikulum 2013." Jakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional (2013).
3

adalah suatu proses penyampaian, dimana tugas yang bersumber dari buku

pelajaran peserta didik harus ada penyampaian dulu dari guru.5

Guru merupakan salah satu komponen yang harus terpenuhi demi

berjalannya proses pendidikan, guru juga merupakan salah satu pelaku

dalam pelaksanaan pendidikan dan kunci keberhasilan sekolah dalam

mencapai tujuan pendidikan di sekolah ada di tangan guru. Guru adalah

orang yang mendidik, mengadakan pengajaran, memberi bimbingan,

memberikan penilaian kepada peserta didik. Oleh karena itu sosok guru

yang bagaimana yang dibutuhkan agar guru dapat membantu pertumbuhan

dan perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan yang

diharapkan. Upaya peningkatan profesi guru di Indonesia membutuhkan

kepribadian guru yang utuh dan berkualitas karena dari sinilah muncul

tanggung jawab profesional sekaligus menjadi inti kesiapan untuk selalu

mengembangkan diri. Tugas guru adalah membuat potensi peserta didik

dan mengajarkanya supaya belajar, guru tidak membuat peserta didik

menjadi pintar, guru hanya memberikan peluang agar potensi itu

ditemukan dan dikembangkan.6

Pembelajaran tematik merupakan segala bahan (baik itu informasi,

alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis dan menampilkan sosok

utuh dari kompetensi yang akan dikuasi oleh peserta didik melalui proses

pembelajaan yang mendorong keterlibatan siswa secara aktif dan

5
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm 44
6
Syarifuddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional & Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm 20
4

menyenangkan.7 Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan

kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat

banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Unit

dari tematik yaitu lambang dari seluruh bahasa pembelajaran yang

memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang

dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan

secara alamiah tentang dunia di sekitar mereka.8

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Hal ini dapat dibuktikan dengan begitu banyaknya

dalil – dalil yang pada intinya memerintahkan manusia untuk belajar dan

menempuh pendidikan. Seperti yang dijelaskan dalam Surah an-Nahl ayat

125 :9

ِ َ ِّ‫اُ ْدعُ اِلَى سبِي ِل رب‬


ِ ‫ْحكْم ْه والْمو ِعظَ ِة الْحسنَ ِة وج‬
َ َّ‫ادل ُْه ْم بِالَّتِى ِه َي اَ ْح َس ُن اَ َّن َرب‬
‫ك ُه َو‬ ََ ََ ْ َ َ َ ‫ك بِل‬ َ َْ

»۱۲۵  : ‫ْم ْهتَ ِديْ َن «النحل‬ ِ ِِ ِ َ ‫اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬


ُ ‫ض َّل َع ْن َسب ْيله َو ُه َواَ ْعلَ ُم بل‬

“Serulah (semua manusia) kepada jalan (yang ditunjukkan) Tuhan


Pemelihara kamu dengan hikmah (dengan kata-kata bijak sesuai dengan
tingkat kepandaian mereka) dan pengajaran yang baik dan bantalah mereka
dengan (cara) yang terbaik. Sesungguhnya Tuhan pemelihara kamu, Dialah
yang lebih mengetahui (tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”

Dari ayat tersebut dapat dipahami jika Allah SWT memerintahkan

kepada manusia untuk meyakini akan adanya Tuhan pencipta manusia

7
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2014) hlm. 139
8
Trianto Ibnu Badar, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2011), hlm. 147
9
QS. An Nahl (125)
5

(dari segumpal darah), selanjutnya untuk memperkokoh keyakinan dan

memeliharanya agar tidak luntur hendaklah melaksanakan pendidikan dan

pengajaran.

Pandemi Covid-19 telah mengganggu proses pembelajaran secara

keseluruhan, maka diperlukan solusi untuk menjawab permasalahan

tersebut, pembelajaran daring adalah salah satu alternatif yang dapat

mengatasi masalah tersebut. Pandemi Covid-19 yang kita rasakan sekarang

ini berdampak terhadap perubahan aktivitas belajar mengajar akibatnya

banyak tenaga pendidik yang kewalahan menghadapi perubahan dratis ini,

sehingga untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 terpaksa sekolah-

sekolah tutup dan membatasi penjumlahan kerumunan dengan cara

meliburkan sekolah, ruang belajar mengajar antara murid dan guru

dilarang dilakukan, sebagai gantinya maka di putuskanlah adanya

pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh. Sedangkan MI yang

akan diteliti tersebut terletak di perdesaan yang jaringan teknologinya sulit

bahkan terkadang tidak ada sama sekali jaringan internet masuk, akan

tetapi mau tidak mau tetap harus mengikuti aturan dari pemerintah.10

Berdasarkan survei awal, penulis melihat bahwa di MI Miftahul

Huda Jati Karangan Trenggalek guru kesulitan melakukan proses

pembelajaran mata pelajaran Tematik karena sinyal yang begitu sulit masuk

di Desa tersebut, dan untuk mencari alternatif lainnya agar kegiatan

pembelajaran berlanjut maka guru dan wali murid berkerja sama. Setiap 2

Ali Sadikin dan Afreni Hamidah, ”Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19”
10

(BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi ISSN 2580-0922 (Online), ISSN 2460-2612 (Print)
Volume 6 No. 02, 2020), hlm. 214-215
6

kali dalam seminggu wali murid datang untuk mendengar penjelasan dari

guru agar nantinya wali murid bisa menjelaskan kembali kepada peserta

didik. Dari situ saja peneliti sudah mendapatkan masalah dimana tidak

semua wali murid mengerti pada penjelasan yang sudah guru sampaikan.

Sehubungan dengan itu maka perlu adanya penelitian mengenai keadaan

tempat dan kegiatan belajar mengajar seperti apa yang dipakai guru. Penulis

ingin meneliti dan mendeskripsikan bagaimana upaya guru dalam

meningkatkan kualitas mengajar dimasa pandemi Covid-19 apakah sudah

berjalan secara efektif atau belum yang dilihat dari segi metode, materi,

media, dan penilaiannya. Oleh karena itu penulis merasa penting untuk

mengadakan penelitian tentang “Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran Di masa Pandemi COVID-19 Siswa Kelas IV

Mata Pelajaran Tematik di MI Miftahul Huda Jati Karangan

Trenggalek”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan

masalahnya adalah:

1. Bagaimana proses yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran dimasa pandemi COVID-19 siswa kelas IV Mata

Pelajaran Tematik di Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi guru dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa pandemi COVID 19 siswa


7

kelas IV Mata Pelajaran Tematik di MI Miftahul Huda Jati Karangan

Trenggalek?

3. Bagaimana cara mengatasi hambatan yang dihadapi guru dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa pandemi COVID-19 siswa

kelas IV Mata Pelajaran Tematik di MI Miftahul Huda Jati Karangan

Trenggalek?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka tujuan

dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana proses yang dilakukan guru dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa pandemi COVID-19

siswa kelas IV Mata Pelajaran Tematik di MI Miftahul Huda Jati

Karangan Trenggalek.

2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat yang

dihadapi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa

pandemi COVID-19 siswa Kelas IV Mata Pelajaran Tematik MI

Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek.

3. Untuk mengetahui cara mengatasi hambatan yang dihadapi guru dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa pandemi COVID-19 siswa

kelas IV Mata Pelajaran Tematik MI Miftahul Huda Jati Karangan

Trenggalek.
8

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian tentang kompetensi guru dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran dalam keadaan Covid-19 ini diharapkan dapat bermanfaat.

1. Secara Teoritis

a. Sebagai referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh

gambaran mengenai seberapa besar pengaruh guru dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran dalam keadaan Covid-19

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran tematik di MI

Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek.

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti yang relevan dimasa

yang akan datang.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran maupun sebagai masukan bagi peneliti lain.

b. Bagi Guru

1. Bahan referensi bagi guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran harus tetap profesional ketika mengajar

meskipun tidak tatap muka secara langsung.

2. Informasi bagi guru agar mampu menentukan pendekatan


9

yang cocok dalam pembelajaran tematik dalam keadaan

COVID-19.

c. Bagi Siswa

1. Meluangkan waktu untuk belajar dan membuat tugas

sekolah juga lebih mendekatkan diri kepada orang.

2. Meningkatkan prestasi berfikir kreatif siswa dengan

mengembangkan minat belajar.

d. Bagi Orang Tua

1. Meluangkan waktunya untuk membimbing anak lebih teliti

dan lebih dekat lagi.

2. Lebih meningkatnya pendekatan antara orang tua dengan

anak.

E. Penegasan Istilah

Untuk mempermudah pembahasan dan menghindari

kesalahpahaman pengertian dan kekeliruan terhadap kandungan

penelitian ini, maka perlu diuraikan istilah pokok dalam judul ini secara

konseptual dan operasional sebagai berikut:

1. Konseptual

Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman terhadap judul

yang penulis pilih, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah

yang penulis pergunakan dalam judul tersebut. Adapun istilah-

istilah yang perlu dijelaskan adalah:


10

a. Kompetensi Guru

Kompetensi adalah kemampuan individu untuk

melaksanakan suatu pekerjaan dengan benar dan memiliki

keunggulan yang didasarkan pada hal-hal yang menyangkut

pengetahuan, keahlian dan sikap yang bisa membuat orang

tersebut mamou memenuhi apa yang disyaratkan oleh

pekerjaan dalam suatu lembaga sehingga mamou mencapai

hasil yang diharapkan.11

Menuurt Noor Jamaluddin, guru adalah pendidik,

yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi

bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam

perkembangan jasmani dan rohaninya agar tercapai

kedewasaannya, mampu berdiri sendiri melaksanakan

tugasnya.

Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang

guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara

bertanggungjawab dan layak. Dengan gambaran pengertian

tersebut dapatlah disimpulkan bahwa kompetensi guru adalah

kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan

profesi keguruannya.12

11
ISMAIL, Muh Ilyas. Kinerja dan kompetensi guru dalam pembelajaran. (Lentera
Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2010), hlm. 44-63.
12
Asef Umar Fahruddin, Menjadi Guru Favorit, (Jogjakarta: DIVA Press, 2012), hlm. 44.
11

b. Pembelajaran Tematik

1. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik merupakan segala bahan (baik

itu informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara

sistematis dan menampilkan sosok utuh dari kompetensi

yang akan dikuasi oleh peserta didik melalui proses

pembelajaan yang mendorong keterlibatan siswa secara

aktif dan menyenangkan.13

Pembelajaran terpadu; Tematik adalah salah satu

bentuk model dari pembelajaran terpadu.14 Yang pada

intinya menekankan pada pola pengorganisasian materi

yang integrasi dipadukan oleh suatu tema.15 Pembelajaran

tematik adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang

secara sengaja mengaitkan beberapa pelajaran. 16

Pembelajaran Tematik akan menghasilkan tumbuh

kembangnya minat dan kebutuhan atas kurikulum terpadu

dipicu oleh sejumlah yaitu fragmentasi jadwal

pembelajaran. perkembangan pengetahuan, dan relevasi

kurikulum. Pembelajaran Tematik memiliki karakteristik

13
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2014), hlm. 139
14
Murfiah, Uum. "Model pembelajaran terpadu di Sekolah Dasar." Jurnal Pesona Dasar
1.1 (2017).
15
Deni Kurniawan, “Pembelajaran Terpadu Tematik” (Alfabeta:Bandung,2014), hlm. 95
16
Abdul Majid,”Pembelajaran Tematik Terpadu”(PT: Remaja Rosadakarya, 2014), hlm.
85
12

sebagai berikut:17

a) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

b) Menyajikan konsep dari matapelajaran

c) Bersifat fleksibel

d) Menggunakan prinsip belajar yang menyenangkan.

c. Kualitas Pembelajaran

Kualitas pembelajaran, terutama ditentukan oleh

proses belajar mengajar yang berlangsung diruang kelas.

Dalam proses belajar mengajar tersebut guru memegang

peranan yang penting. Guru adalah kreator proses belajar

pembelajaran. Ia adalah orang yang akan mengembangkan

suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik

minatnya secara konsisten. Sekaligus guru akan berperan

sebagai model bagi anak didik. Kebesaran jiwa, wawasan dan

pengetahuan guru atau perkembangan masyarakat akan

mengantarkan para siswa untuk berpikir melewati batas-batas

kekinian, berpikir untuk menciptakan masa depan yang lebih

baik.18

Kadir, Abd, and Hanun Asrohah. "Pembelajaran tematik." (2015).


17

Nana Sudjana, (2002). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
18

Rosdakarya.
13

d. Masa Pandemi Covid-19

Pandemic atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan

pandemi, seringkali didefinisikan dengan sebuah epidemi

dalam skala yang lebih besar.19 Epidemi sendiri berdasarkan

Oxford Dictionary Online adalah sebuah kasus dengan jumlah

besar terhadap suatu penyakit atau sebuah kondisi medis yang

terjadi secara bersamaan pada komunitas tertentu.20 World

Health Organization (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020

dengan resmi menyatakan bahwa Corona Virus Desease 19

(COVID-19) sebagai pandemi.21

COVID-19 bermula di Wuhan pada bulan

Desember 2019 dan kemudian menyebar keseluruh Cina

dan hingga saat ini terus menyebar kebeberapa negara

lainnya dan terus berkembang.22 COVID-19 merupakan

salah satu bagian dari keluarga coronavirus yang dapat

menyebabkan penyakit baik itu pada manusia maupun pada

hewan (WHO, 2020). Secara umum, COVID-19 adalah

penyakit akut yang dapat disembuhkan namun juga dapat

19
Sulistyarini, Rr Indahria. "Hubungan antara Kesabaran dan Kecenderungan Depresi
pada Mahasiswa Tingkat Akhir yang Sedang Mengerjakan Skripsi Selama Masa Pandemi Covid-
19." (2020).
20
Hendriani, Wiwin. Resiliensi psikologis: sebuah pengantar. Kencana, 2018.
21
Syakurah, Rizma Adlia, and Jesica Moudy. "Pengetahuan terkait usaha pencegahan
Coronavirus Disease (COVID-19) di Indonesia." HIGEIA (Journal of Public Health Researc
and Development) 4.3 (2020): hlm. 333-346
22
Wijoyo, Hadion, et al. Berdamai dengan Covid-19: True Story. Insan Cendekia
Mandiri, 2020.
14

menjadi mematikan dengan resiko kematian sebesar 2%.23

WHO menyebutkan bahwa virus ini 25 ditularkan melalui

tetesan kecil atau droplets dan air liur yang dapat menyebar

ketika terjadi kontak dekat antar individu. Oleh karena

itu, WHO memberikan rekomendasi untuk melakukan

social dan physical distancing. Hal tersebut sebagai salah

satu upaya untuk menekan laju penyebaran virus ini.

Melakukan social dan physical distancing terutama jika

bertemu dengan individu yang sedang batuk atau bersin,

diharapkan dapat membantu individu menghindari

kemungkinan terkena droplets dari orang lain yang

kemungkinan sudah terkena COVID-19 ini.24

2. Operasional

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan “Kompetensi

Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Di masa

Pandemi COVID-19 Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Tematik di

MI Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek” adalah dengan

adanya pengetahuan tentang tahapan atau proses yang dilakukan

dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Maka guru

diharapkan mampu menjalankan profesinya dengan penuh

tanggung jawab.
23
Hasanah, Dian Yaniarti, et al. "Cardiovascular Complications In COVID 19
Infection." Indonesian Journal of Cardiology 41.2 (2020): hlm. 60-9
24
Khasanah, Dian Ratu Ayu Uswatun, Hascaryo Pramudibyanto, and Barokah
Widuroyekti, (2020) "Pendidikan dalam masa pandemi covid-19." Jurnal Sinestesia: hlm. 41-48
15

Selain itu guru juga harus mempunyai cara-cara atau usaha

untuk mencari solusi atau pemecahan masalah dalam usahanya

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Seperti saat ini Guru

Kelas IV menggunakan aplikasi Whatsapp untuk melanjutkan

kegiatan pembelajaan yang dilaksanakan dari jarak jauh.

Maka dari itu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

dimasa pandemi covid-19 juga tergantung pada kesesuaian materi

dan bagaimana cara guru mengolah kelas karena akan berpengaruh

pada hasil yang akan didapatkan.

F. Sistematika Pembahasan

Bab I: Pendahuluan

Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah,

penegasan istilah, fokus penelitian, tujuan penelitian, dan kegunaan

penelitian, serta sistematika pembahasan sebagai langkah awal penulisan.

Bab II: Kajian Pustaka

Pada bab ini penulis menguraikan tentang pembahasan lebih rinci

tentang pengertian guru, pengertian peran guru, tugas dan fungsi guru,

pengertian pembelajaran, pendekatan pembelajaran, macam-macam

metode pembelajaran, pengertian pandemi COVID-19, pembelajaran

tematik, istilah pengertian pembelajaran tematik, prinsip dasar

pembelajaran tematik, landasan pembelajaran tematik, karakteristik

pembelajaran tematik, rambu-rambu pembelajaran tematik, keunggulan

pembelajaran tematik, kelemahan pembelajaran tematik, penelitian


16

terdahulu, paradigma penelitian.

Bab III: Metode penelitian

Pada bab ini penulis menguraikan tentang pendekatan penelitian,

kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan

data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap

penelitian.

Bab IV: Hasil Penelitian

Pada bab ini penulis menguraikan tentang paparan hasil penelitian,

yang terdiri dari: paparan data, temuan penelitian yang disajikan dalam

bentuk topik sesuai dengan pernyataan-pernyataan penelitian dan hasil

analisis data.

Bab V: Pembahasan

Pada bab ini penulis menguraikan tentang pembahasan hasil

penelitian, yang terdiri dari penjelasan temuan-temuan penelitian yang

telah dikemukakan pada hasil penelitian

Bab VI: Penutup

Pada bagian ini memuat Kesimpulan, Saran dan Penutup.

Akhirnya, pada bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari daftar pustaka dan

berbagai lampiran-lampiran yang terkait dengan hasil penelitian.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Guru

a. Pengertian guru

Secara umum guru adalah pendidik dan pengajar untuk

pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal,

dasar, dan juga menengah. Guru harus mempunyai kulifikasi

formal.

Sedangkan dalam kamus KBBI guru dapat diartikan sebagai

orang yang pekerjaannya mengajar. Guru adalah salah satu

komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar. Guru juga

orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap

pendidikan muridnya.25

Dan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru

dan Dosen Pasal 1, mengenai pengertian guru: guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta.

Sedangkan secara etimologis, istilah guru berasal dari

25
Hamzah Uno dan Nina Lamatenggo, Tugas Guru dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2016), hlm. 1-2
18

bahasa India yang artinya orang yang mengajarkan tentang

kelepasan dari sengsara. Dari aspek lain beberapa pakar

pendidikan telah mencoba merumuskan pengertian guru dengan

definisi tertentu, menurut Poerwadarminta dikutip dari buku

Suparlan guru adalah orang yang kerjanya mengajar, definisi ini

berarti guru disamakan dengan pengajar. Sedangkan menurut

Zakiyah Daradjad dikutif juga dari buku Suparlan menyatakan

bahwa guru adalah pendidik profesional karena guru telah

menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik

anak- anaknya.

Menurut Djamarah guru adalah seseorang yang

memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik atau tenaga

professional yang dapat menjadikan murid-muridnya untuk

merencanakan, menganilisis dan menyimpulkan masalah yang

dihadapi.

Dalam Surat Edaran (SE) Mendikbud dan Kepala

BAKN No. 57686/MPK/1989 dinyatakan lebih spesifik bahwa

“Guru ialah pegawai teknik sipil yang diberi tugas, wewenang,

dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk

melaksanakan pendidikan disekolah (termasuk hak yang melekat

dalam jabatan).26

Jadi intinya guru adalah orang yang sangat berpengaruh

26
Suparlan, Menjadi Guru Efektif (Yogyakarta: Hikayat Publishin, 2008), hlm. 11-15
19

dalam proses belajar mengajar dan guru harus betul-betul

membimbing siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai dan juga

harus bertanggung jawab penuh terhadap perkembangan dan

kemajuan peserta didiknya.

Ada berbagai bentuk atau tipe diskusi peran guru dengan

bermacam- macam tujuan.27 Maka dengan itu perlu adanya

diskusi dalam peran guru, antara lain sebagai berikut:

1) Guru sebagai ahli (expert)

Dalam diskusi (belajar) memecahkan masalah misalnya,

maka guru dapat bertindak atau berperan sebagai seorang ahli

yang mengetahui lebih banyak mengenai berbagai hal

daripada siswanya. Disini guru dapat memberi tahu, menjawab

pertanyaan atau mengkaji juga menilai segala sesuatu yang

sedang didiskusikan oleh para siswa.

2) Guru sebagi pengawas

Agar diskusi dalam masing-masing kelompok kecil

berjalan lancar dan benar untuk mencapai tujuannya, guru

sebagai sumber informasi harus bertindak sebagai pengawas

dan penilai didalam proses belajar mengajar lewat informasi.

3) Guru sebagai penghubung kemasyarakatan

Guru menjelaskan dan menunjukkan bagaimana cara

27
Zein, Muh. "Peran guru dalam pengembangan pembelajaran." Inspiratif Pendidikan
5.2 (2016): hlm. 274-285
20

pemecahannya masalah yang terjadi dilingkungan masyrakat

dengan kriteria yang ada di dalam kehidupan masyrakat.

4) Guru sebagai pendorong (facilitator)

Bagi peserta didik yang belum cukup mampu untuk

mencerna pengetahuan dan pendapat orang lain maupun

merumuskan serta mengeluarkan pendapatnya sendiri maka

agar formasi diskusi dapat diselenggarakan dengan baik, guru

masih perlu membantu dan mendorong setiap anggota

kelompok untuk menciptakan dan mengembangkan kreativitas

setiap peserta didik seoptimal mungkin.28

b. Tugas dan Fungsi Guru

Tugas dan fungsi guru merupakan satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan akan tetapi tugas dan fungsi guru sering

disejajarkan sebagai peran.29 Menurut Undang-Undang Nomor 20

tahun 2003 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, peran guru

adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah,

pelatih, penilai dan mengevaluasi peserta didik.

1) Guru sebagai pendidik

Guru sebagai pendidik harus mempunyai standar

kualitas tertentu yang mencakup tanggung jawab,

28
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2009), hlm. 170-171
29
Zein, Muh. "Peran guru dalam pengembangan pembelajaran." Inspiratif Pendidikan
5.2 (2016): hlm. 274-285
21

kewibawaan, kemandiriaan dan kedisiplinan guru harus

memahami berbagai nilai, norma moral dan sosial, serta

berusaha berperilaku sesuai dengan nilai moral yang ada.

Guru juga harus bertanggung jawab terhadap tindakan-

tindakan dalam proses pembelajaran disekolah, jadi

kesimpulnnya adalah guru sebagai pendidik harus berani

mengambil keputusan secara mandiri dan berani dalam

pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta bertindak

sama dengan kondisi peserta didik juga lingkungannya.

2) Guru sebagai pengajar

Di sini guru harus membentuk kompetensi dan

memahami materi standar yang dipelajari. Guru sebagai

pengajar harus mengikuti perkembangan teknologi yang

ada karena apa yang akan disampaikan kepada anak didik

nantinya merupakan suatu hal yang akan terus diperbarui

nantinya.

3) Guru sebagai pembimbing

Guru sebagai pembimbing harus membuat tujuan

yang jelas, menetapkan waktu perjalanan serta menilai

kelancaran yang dibutuhkan oleh peserta didik. Semua

kegiatan yang dilakukan oleh guru harus berdasarkan kerja

sama yang baik antara guru dan juga peserta didiknya, guru

harus mempunyai tanggung jawab penuh dalam perjalanan


22

yang sedang direncanakan dan dilaksanakan.

4) Guru sebagai pengarah

Sebagai pengarah guru harus mampu mengajarkan

peserta didik dalam memecahkan berbagai permasalahan

yang dihadapi dan juga mengarahkan peserta didik ketika

mengambil keputusan dan menemukan jati dirinya. Guru

juga dituntut untuk mengarahkan peserta didik dalam

mengembangkan potensinya sehingga peserta didik bisa

membangun karakter yang baik bagi dirinya sendiri jika

nanti menghadapi kehidupan yang ada di masyarakat.

5) Guru sebagai pelatih

Guru juga bertugas melatih peserta didik dalam

pembentukan kompetensi dasar sesuai dengan kompetensi

yang dimiliki oleh masing- masing peserta didik, selain

harus memperhatikan kompetensi dasar, pelatih juga harus

mempu memperhatikan kegiatan peserta didik dalam

lingkungannya untuk itu guru harus mempunyai

pengetahuan yang banyak meskipun tidak mencangkup

semua hal secara sempurna.

6) Guru sebagi penilai

Penilaian atau evaluasi merupakan pembelajaran

yang paling kompleks karena akan melibatkan banyak hal,

tidak ada pembelajaran tanpa penilaian oleh karena itu


23

penilaian merupakan proses menetapkannya kualitas hasil

belajar atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian

tujuan pembentukkan peserta didik.30

2. Proses Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah pada dasarnya merupakan suatu

usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang

mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses

belajar mengajar. Pembelajaran juga menyampaikan pengetahuan

pada anak didik menurut pengertian ini berarti tujuan belajar

siswa itu hanya sekedar ingin mendapatkan atau menguasai

pengetahuan.31

Winkel berpendapat bahwa proses pembelajaran adalah

suatu aktivitas psikis atau mental yang berlangsung dalam

interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-

perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai

sikap.

Kegiatan pembelajaran bagi seorang guru yaitu

menghendaki hadirnya sejumlah murid, berbeda dengan belajar,

belajar itu tidak selamanya memerlukan hadirnya seorang guru,

30
Hamzah Uno dan Nina Lamatenggo, Tugas Guru dalam pembelajaran, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2016), hlm 3-5.
31
Sardirman, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2011), hlm 47.
24

cukup banyak melakukan kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang diluar tanpa melibatkan seorang guru. Proses

pembelajaran merupakan kegiatan yang mutlak memerlukan

keterlibatan peserta didik, bila tidak ada peserta didik atau objek.

Oleh karena itu guru jangan sampai salah tafsir terhadap

kegiatan pembelajaran, sebab belajar dan mengajar merupakan

istilah yang sudah baku dan menyatu di dalam konsep

pembelajaran.32

b. Pendekatan dalam Pembelajaran

1) Pendekatan Individual

Pendekatan individual sangat penting bagi

berlangsungnya pengajaran dalam pengelolaan kelas,

sehingga guru bisa melaksanakan tugasnya. Dengan

melakukan pendekatan individual guru lebih mudah

memecahkan masalah kesulitan belajar peserta didik.

Walaupun suatu saat pendekatan kelompokakan

diperlukan.33

2) Pendekatan Kelompok

Pendekatan kelompok memang kadang diperlukan

dan akan digunakan untuk membina juga mengembangkan

32
Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2002), hlm 43-45.
33
Mahmud, Saifudin, and Muhammad Idham. Strategi Belajar-Mengajar. Syiah Kuala
University Press, 2017.
25

sikap sosial peserta didik. Dengan pendekatan kelompok

guru mengharapkan setiap peserta didik memilih rasa sosial

tinggi yang akan tumbuh pada dirinya.

3) Pendekatan Bervariasi

Pendekatan bervariasi ini bertolak dari konsepsi

bahwa permasalahan belajar yang dihadapi oleh setiap

peserta didik itu berbeda. Masalah yang timbul dalam

pengajaran juga bermacam-macam, sehingga diperlukan

variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus, maka dari itu

pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat membantu

guru dalam kepentingan pengajaran.

4) Pendekatan Edukatif

Pendekatan edukatif merupakan tindakan, sikap dan

perbuatan yang guru lakukan agar bernilai pendidikan

dengan tujuan untuk mendidik peserta didik agar menghargai

norma hukum, susila, moral, sosial dan norma agama.

5) Pendekatan Pengalaman

Betapa pentingnya pengalaman itu bagi

perkembangan peserta didik, sehingga pengalaman dijadikan

suatu pendekatan. Walaupun pengalaman diperlukan dan

dicari selama hidup tapi tidak semua pengalaman dapat

bersifat mendidik, pengalaman tidak bisa dikatakan

mendidik jika guru tidak membawa peserta didik kearah


26

tujuan pendidikan dan juga sebaliknya.

6) Pendekatan pembiasaan

Pembiasaan yang baik akan membentuk manusia

yang berkepribadian baik dan sebaliknya pembiasaan yang

buruk akan membentuk manusia yang berkepribadian buruk

juga, begitula yang terlihat dan terjadi pada diri seseorang.

Dengan pendekatan ini peserta didik dibiasakan

mengamalkan ajaran agama, baik secara individu maupun

kelompok dalam kehidupan sehari-hari agar nantinya

mempunyai kebiasaan yang baik.

7) Pendekatan Emosional

Adalah gejala kejiwaan yang ada didalam diri

seseorang yang berhubungan dengan perasaan, emosi

memiliki tanggapan bila ada rangsangan dari luar diri

seseorang. Emosi mempunyai peranan penting dalam

kepribadian seseorang, itulah sebabnya pendekatan

emosional yang berdasarkan perasaan dijadikan sebagai

salah satu pendekatan dalam pendidikan dan pengajaran.

8) Pendekatan Rasional

Pendekatan rasional dapat membuat manusia

membedakan mana perbuatan baik dan mana perbuatan

buruk, mana kebenaran dan mana kesalahan dari suatu ajaran

atau perbuatan yang terjadi. Oleh karena itu rasional


27

dijadikan pendekatan guna untuk kepentingan pendidikan

dan pengajaran disekolah.

9) Pendekatan Fungsional

Dipelajari disekolah oleh peserta didik bukan hanya

sekedar pengisi otak akan tetapi berguna bagi kehidupan

baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial.

Pendekatan fungsional yang diterapkan disekolah diharapkan

mampu memenuhi tujuan yang akan dicapai.

10) Pendekatan Keagamaan

Pendekatan agama dapat membantu guru untuk

memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa dan

berharap nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan

dilecehkan akan tetapi diyakini, dipahami, dihayati dan

diamalkan pada kehidupan selanjutnya.

11) Pendekatan Kebermaknaaan

Makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang

berbeda, baik secara lisan maupun tulisan. Suatu kalimat

dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada

situasi saat kalimat itu digunakan.34

c. Macam-Macam Metode Pembelajaran

34
Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2002), hlm 62-80.
28

1) Metode Proyek

Adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak

dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi

yang berhubungan sehingga pemecahannya secara

keseluruhan dan bermakna.35

2) Metode Eksperimen

Adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa

melakukan percobaan dengan membuktikan sendiri sesuatu

yang dipelajari dan dituntut untuk mencari kebenaran dan

menarik kesimpulan atau proses yang dialaminnya.

3) Metode Tugas dan Resitasi

Adalah metode penyajian bahkan diaman guru

memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan

belajar.

4) Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama pada dasarnya masih berkaitan

dengan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah

sosial.

5) Metode Demonstrasi

Adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan

meragakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik

suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang


35
Afandi, Muhamad, et al. "Model dan metode pembelajaran." Semarang: UNISSULA
(2013).
29

dipelajari, baik nyata atau tiruan serta disertai dengan

penjelasan lisan.

6) Metode Problem Solving

Atau metode pemecahan masalah bukan hanya

sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu

metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat

menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan

mencari data dan juga menarik kesimpulan.

7) Metode Karyawisata

Adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan

mengajar siswa kesuatu tempat atau objek tertentu diluar

sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu.

8) Metode Latihan

Merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk

menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.36

9) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyamapaian bahan

pelajaran dengan komunikasi lisan. Metode ceramah sangat

ekonomis dan efektif untuk keperluan penyampaian

informasi dan pengertinnya.

10) Metode tanya jawab

Adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk

36
Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2002), hlm 94-109.
30

pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada

peserta didik, tetapi bisa juga dari peserta didik kepada guru.

11) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah proses penglihatan dua atau

lebih indivudu yang berinteraksi secara verbal dan saling

berhadapan muka mengenai tujuan atau sarana yang sudah

melalui tukar-menukar informasi, mempertahankan

pendapat, atau juga memecahkan masalah.37

37
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm 13-20.
31

3. Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19

Menurut WHO (world Health Organization) pandemi adalah

penyebaran penyakit baru diseluruh dunia dengan mekanis

penyebaran secara empiris. Pandemi COVID-19 terjadi karena

penemuan dan mutasi baru dari virus SARS-CoV menjadi infeksius

dan virulensi tinggi.38 Pandemi terjadi ketika beberapa faktor tepenuhi

antara lain:

1. Peningkatan jumlah atau virulensi agen baru

2. Informasi dan sifat lainnya dari agen baru belum terdeteksi


3.
Modus tranmisi atau infeksi yang meningkat sehingga orang

lebih rentang terpapar.39

COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang

disebabkan dari jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang

dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember

2019.40 COVID-19 ini dapat menimbulkan gejala gangguan pernafasan

akut seperti demam diatas 38°C, batuk dan sesak nafas bagi manusia.

Selain itu dapat disertai dengan lemas, nyeri otot, dan diare. Pada

penderita COVID-19 yang berat, dapat menimbulkan pneumonia,

sindroma pernafasan akut, gagal ginjal bahkan sampai kematian.

38
Marzuki, Ismail, 2021, et al. COVID-19: Seribu Satu Wajah. Yayasan Kita Menulis
39
Ririn Tri Handayani, Dkk, “Pandemi Covid-19, Respon Imun Tubuh Dan Herd
Immunity” (STIKES kendal: Jurnal Ilmiah Permas Volume 10 No. 3, Juli 2020), hlm 373-380.
40
Susilo, Adityo, et al. "Coronavirus disease 2019: Tinjauan literatur terkini." Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia 7.1 (2020): 45-67
32

Tanda dan gejala umum pada COVID-19 yaitu adanya

gangguan pada sistem pernapasan akut seperti demam, batuk, dan

sesak napas, maka inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi

terpanajang 14 hari. Dan pada 30 Januari 2020 WHO telah

menetapkan COVID-19 sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat

yang meresahkan dunia. Pada tanggal 20 maret 2020, Indonesia

melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak 2 kasus untuk

pertama kalinya.41

COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui

kontak erat dan droplet (percikan cairan pada saat bersin dan batuk),

tidak melalui udara. Bentuk COVID-19 jika dilihat melalui mikroskop

elektron (cairan saluran nafas/ swab tenggorokan) dan digambarkan

kembali bentuk COVID-19 seperti virus yang memiliki mahkota.

Adapun dampak pandemi COVID-19 adalah sebagai berikut

a. Dampak terhadap orang tua peserta didik

Menurut Arwen bawahsannya dampak belajar dirumah

juga dirasakan oleh orang tua yang juga memiliki beban lebih

karena harus menjadi guru dirumah mengajarkan dan memantau

anaknya ketika membuat tugas. Namun ada nilai positifnya yaitu

lebih banyak waktu untuk berkumpul dan mendekatkan

hubungan emosional antara anak dan orang tua, dan yang lebih

41
Wahyu Aji, “Dampak covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring Di
Sekolah Dasar”(Universitas Pahlawan: Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 2 No. 1, April 2020), hlm.
55-61.
33

penting adalah keluarga lebih terlindungi dari paparan COVID-19

ini.42

b. Dampak terhadap proses pembelajaran

Menurut Zahra dikutip dari jurnal Jiemar kelas online

dalam waktu Covid ini banyak menghabiskan biaya, ada

beberapa hal yang harus dipertimbangkan untuk pengajaran yang

lebih baik jika dalam proses pembelejaran kelas online.43 Antara

lain sebagai berikut:

1) Video yang direkam dapat membantu pembelajaran jika

koneksi internet tertunda.

2) Masukkan dalam video yang direkam ada wajah guru

sehingga peserta didik memahami lebih baik saat kelas

berjalan.

3) Video kurang dari 10 menit sudah lebih dari cukup untuk

menjelaskan materi.

4) Pertimbangkan memiliki teks yang dapat dibaca dalam layar

kecil.

5) Letakkan video di akses yang terbuka.

6) Memberikan arahan agar peserta didik tidak hanya menonton

akan tetapi mereka juga harus mengikuti instruksi yang

diberikan.44
42
Dewi, Wahyu Aji Fatma. "Dampak Covid-19 terhadap implementasi pembelajaran
daring di Sekolah Dasar." Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 2.1 (2020): 55-61.
43
Ibid,.
44
In Setyorini, Pandemi Covid-19 dan Online Learning, (Universitas Muria Kudus:
Jurnal JIEMAR Volume, 01 No. 01, Juni 2020), hlm 97-99.
34

c. Dampak positif penggunaan internet

Menurut Jonathan, sejalan dengan perkembangan zaman,

kemajuan teknologi internet. Internet adalah jaringan computer

yang dapat menghubungkan suatu computer atau jaringan

computer dengan jaringan computer lain, sehingga dapat

berkomunikasi atau berbagi data tanpa melihat jenis computer itu

sendiri.

Dampak positif internet bagi masyarakat khususnya pelajar

sangatlah berpengaruh dalam pembelajaran, yaitu:

1) Mencari dan mendapatkan informasi lebih cepat.

2) Menjadi temapat belajar yang menyenangkan yang akan

menunjang proses belajar.

3) Memungkinkan komunikasi jarak jauh tanpa harus

menemui orangnya.

4) Bagai pelajar bisa mengerjakan tugas dengan mudah dan

cepat.

d. Dampak negative penggunaan internet

Sedangkan untuk dampak negative penggunaan internet

sebagai berikut:

1) Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih

membangun komunikasi lewat jejaring sosial.

2) Mengganggu Kesehatan

3) Berkurangnya waktu belajar


35

4) Menimbulkan rasa kecanduan

5) Tersebarnya data pribadi.

4. Pembelajaran Tematik

a. Istilah dan Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah program pembelajaran yang

berasal dari suatu tema atau topik tertentu kemudian digabungkan

dari berbagai aspek dan dilihat dari berbagai perspektif mata

pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah.

Menurut T. Raka buku Kadir dan Hanun bawasanya

pembelajaran tematik merupakan suatu sistem pembelajaran yang

memungkinkan siswa secara individu maupun kelompok agar

bersifat aktif dalam mencari, menggali juga menemukan konsep

serta prinsip keilmuan secara bermakna.45 Sedangkan menurut

Hadi Subroto dikutip dari buku Kadir dan Hanun pembelajaran

tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok

pembahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok

pembahasan yang lainnya, konsep tersebut dikaitkan dengan

konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau pun

direncanakan, baik dalam suatu bidang studi atau lebih, dan

juga bisa dengan pengalaman belajar peserta didik, maka

pembelajaran tersebut akan lebih bermakna.46

45
Fitriana, Nur Syifa. Pengembangan Media Permainan Ular Tangga Terintegrasi
Asmaul Husna Pada Pembelajaran Tematik. Diss. UIN Raden Intan Lampung, 2018.
46
Ibid,..
36

Pembelajaran tematik dirancang agar bisa menghasilkan

suatu pembelajaran yang bermakna dan maksimal dengan cara

mengangkat pengalaman peserta didik, dengan itu pembelajaran

tematik dapat bisa saling berkaitan dengan satu pengalaman dan

pengalaman lainnya atau pengetahuan satu dengan pengetahuan

lainnya sehingga memungkinkan pembelajaran yang jauh lebih

menarik dari biasanya.47

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang

dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam

pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran.

Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman

implementasi kurikulum, yang menawarkan kesempatan yang

sangat banyak pada peserta didik untuk memunculkan ide-ide

baru dalam pendidikan.

Pembelajaran tematik juga merupakan model pembelajran

yang jenis model pembelajarannya terpadu. Istilah pembelajaran

tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

menjadi satu mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman bermakna kepada siswa.48

b. Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik

47
Abd Kadir dan Hanun Asrohah, Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2014), hlm 1-6.
48
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka,
2009). hlm 78-79
37

Pembelajatan tematik memliki prinsip dasar sebagaimana

halnya pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik memiliki

satu tema aktual, dekat dengan duniawi dan berkaitannya dengan

kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pembelajaranyang

akan menjadi materi yang beragam dari beberapa materi

pelajaran.49

Pengajaran tematik perlu memiliki materi yang saling

berkaitan, dengan demikian materi-materi yang dipilih dapat

mengungkapankan tema secara bermakna. Pengajaran tematik

juga tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang

berlaku, tetapi sebaliknya pembelajaran tematik harus mendukung

pencapaian tujuan pembelajran yang dapat dipadukan dalam satu

tema.

Sedangkan secara umum prinsip-prinsip pembelajaran

tematik antara lain sebagai berikut:50

1) Prinsip penggalian tema

Merupakan prinsip utama dalam pembelajaran

tematik, artinya tema-tema lainnya berkaitan menjadi target

utama dalam pembelajaran, oleh karena itu dalam

penggalian tema tersebut harus memperhatikan beberapa

persyaratan, antara lain sebagai berikut:

49
Hidayah, Nurul. "Pembelajaran tematik integratif di Sekolah Dasar." Terampil:
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar 2.1 (2015): 34-49.
50
Kadir, Abd, and Hanun Asrohah. "Pembelajaran tematik." (2015).
38

a) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan

mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak mata

pelajaran.

b) Tema harus bermakna, maksudnya tema yang

dipilih harus memberikan pengetahuan untuk siswa

kedepannya.

c) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan

psikologis anak.

d) Tema yang dikembangkan paling tidak harus sesuai

dengan minat siswa.

e) Tema yang dipilih harus memperhatikan peristiwa yang

akan terjadi ketika waktu belajar

f) Tema yang dipilih juga harus mempertimbangkan

kurikulum yang berlaku.

g) Tema yang dipilih harus mempertimbangkan

terlebih dahulu ketersediaan sumber belajar.

2) Prinsip pengelolaan pembelajaran

Prinsip pengelolaan pembelajaran adalah guru harus

mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses.

Maksud dari pernyataan diatas adalah sebagai berikut:

a) Guru jangan menjadi single actor yang mendominasi

pembicaraan dalam proses mengajar.

b) Pemberian tanggung jawab kepada individu maupun


39

kelompok dalam setiap tugas yang menuntut adanya

kerja sama kelompok.

c) Guru juga perlu membuat ide yang terkadang sama

sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.

3) Prinsip evaluasi

Evaluasi pada dasarnya menjadi hal utama dalam

setiap kegiatan, maka dari itu harus melaksanakan evaluasi

dalam setiap pembelajaran terutama pembelajaran tematik

ini maka diperlukan beberapa langkah- langkah positif

antara lain:

a. Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk

melakukan evaluasi diri.

b. Guru juga perlu mengajak peserta didik untuk

mengevaluasi pembelajaran yang telah terlaksana

berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang

akan dicapai.

4) Prinsip reaksi

Guru harus bereaksi terhadap perilaku peserta didik

dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang

salah kemudiam mengarahkan ke suatu hal yang bermakna.51

c. Landasan Pembelajaran Tematik

51
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka,
2009), hlm 84-86.
40

1) Landasan Filosofis

Pembelajaran tematik berdasarkan landasan filosofis

bahwa peserta didik mempunyai kemampuan untuk

melakukan perubahan secara signifikan dalam

kehidupannya, karena lingkungan kehidupan peserta didik

merupakan suatu dunia yang terus berproses.52

2) Landasan Psikologis

Landasan psikologis merupakan perkembangan yang

diperlukan terutama dalam menentukan materi pembelajar

tematik yang akan diberikan kepada peserta didik agar

tingkat keluasan dan pengetahuannya sesuai dengan tahap

perkembangan peserta didik tersebut.

3) Landasan Yuridis

Dalam pembelajaran tematik landasan yuridis

berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang

mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah

dasar.53 Landasan yuridis tersebut adalah sebagai berikut:

Undang-Undang dasar Republik Indonesia pada tahun

1945 Pasal 31, menyatakan bahwa setiap warga negara

berhak mendapatkan pendidikan yang layak.

Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang

52
Ibid,
53
Abd Kadir dan Hanun Asrohah, Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2014), hlm 18-22.
41

Perlindungan Anak Pasal 9, menyatakan bahwa setiap

anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran

dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat

kecerdasaan sesuai dengan minat belajar.

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Bab V Pasal 1-b, menyatakan

bahwa setiap peserta didik pada satuan pendidikan

berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai

dengan bakat, minat dan juga kemampuannya.

d. Karakteristik pembelajaran Tematik

1) Berpusat pada peserta didik

Pembelajaran tematik berpusat pada peserta didik, hal

ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih

banyak menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar

sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator

yang memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk

melakukan aktivitas belajar.54

2) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik memberikan pengalaman

langsung kepada peserta didik kemudian peserta didik

dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk

memahami hal-hal yang lebih abstrak.

54
Kadir, Abd, and Hanun Asrohah. "Pembelajaran tematik." (2015).
42

3) Menghilangkan batas pemisahan antar mata pelajaran

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata

pelajaran harus fokus pada pembelajaran yang diarahkan

kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat yang

berkaitan dengan kehidupan peserta didik.

4) Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat fleksibel dimana guru

dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan

mata pelajaran lainnya, bahkan kadang harus mengaitkannya

dengan kehidupan yang ada disekitar peserta didik dan juga

keadaan disekitar lingkungan sekolah.55

5) Hasil pembelajaran

Sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik

Pembelajaran tematik harus memberikan dorongan untuk

timbulnya minat dan motivasi belajara peserta didik dan

dapat memperoleh kesempatan banyak untuk

mengoptimalkan potensi yang dimiliki sesuai dengan minat

dan kebutuhan peserta didik tersebut.

6) Menggunakan prinsip PAIKEM (Pembelajaran Aktif,

Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).

Pembelajaran tematik harus melibatkan peserta didik

secara aktif dalam mengembangkan kreativitas peserta didik

55
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik (Jakarta: Prestasi Pustaka,
2009), hlm 92.
43

tetapi juga harus mencapai sasaran.

7) Bermakna

Kebermaknaan pembelajaran tematik akan semakin

meningkat apabila sesuai dengan kebutuhan peserta didik,

paling tidak kebermaknaan pembelajaran itu ditunjukkan

dengan terbentuknya suatu jalinan antar konsep yang saling

berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman.

e. Rambu-Rambu Pembelajaran Tematik

1) Pembelajaran tematik berdasar pada suatu tema tertentu.

Ketika seorang akan merancang pembelajaran tematik maka

ia akan menentukan tema terlebih dahulu, seperti tema

tentang lingkungan peserta didik, lingkungan peserta didik

dapat dilihat dari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran,

akan tetapi tidak semua ilmu dapat dipergunakan untuk

menganalisis lingkungan.56

2) Hubungan pembelajaran tematik berasal dari satu tema

dengan pandangan dari berbagai perspektif, maka

kemungkinan terjadi penggabungan kompetensi dasar dari

berbagai kompetensi yang ada dalam silabus baik segi konten

maupun dari segi waktu.

Pencapaian kompetensi dasar atau mata pelajaran tertentu didalam

suatu pembelajaran tematik tidak harus dicapai semuanya kemungkinan

56
Kadir, Abd, and Hanun Asrohah. "Pembelajaran tematik." (2015).
44

kompetensi dasar yang tersisa bisa dirancang kembali pada pembelajaran

tematik yang kain.

3) Pembelajaran tematik yang biasanya dilaksanakan pada awal

kelas, adalah pencapaian kompetensi membaca, menulis dan

berhitung serta menanamkan nilai-nilai moral.

4) Sesuai dengan prinsip pembelajaran tematik yang menekan

pada pengalaman, maka dari itu setiap pelaksanaan

pembelajaran tematik harus menggunakan sumber belajar

yang lengkap atau paling tidak berupa alat peraga yang bisa

dimengerti atau dipahami oleh peserta didik.

5) Judul maupun jumlah tema yang akan dipilih atau yang

ditentukan dari masing-masing sekolah harus disesuaikan

dengan minat, karakteristik peserta didik, daerah dan

lingkungan sekitar peserta didik.

6) Kemampuan guru untuk melaksanakan pembelajaran tematik

kadang sangat terbatas, oleh karena itu untuk memudahkan

pelaksanaannya bisa diskusi di kelas yang dibantu oleh

beberapa guru untuk mengasah lagi pembelajaran tematik

agar dapat melaksanakan pengajaran dengan lancar.

7) Diusahakan agar peserta didik mempunyai pengalaman

sendiri dalam proses pembelajaran dengan metode

eksperimen atau demonstrasi.

f. Keunggulan Pembelajaran Tematik


45

1) Dapat mengurangi tumpang tindih antara mata pelajaran,

karena satu mata pelajaran disajikan dalam satu

pembelajaran

2) Menghemat pelaksanaan pembelajaran terutama dari segi

waktu, karena pembelajaran tematik ini dilaksanakan secara

terpadu dengan mata pelajaran lainnya.

3) Peserta didik mampu melihat hubungan yang bermakda

karena materi dan isi pembelajarannya lebih berperan sebagai

sarana atau alat bukan sebagai tujuan akhir.

4) Peserta didik akan mudah mendapatkan pengertian mengenai

materi yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain.

5) Keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya

akan menguatkan konsep yang telah dikuasai peserta didik

karena didukung dengan pengetahuan dan pandangan dari

bebagai arah.57

g. Kelemahan Pembelajaran Tematik

1) Pembelajaran menjadi lebih kompleks dan menuntut guru

untuk mempersiapkan diri supaya bisa melaksanakan

pembelajaran dengan baik.

2) Persiapan yang harus dilakukan oleh guru lebih lama, guru

terlebih dahulu merancang pembelajaran tematik dengan

memperhatikan keterkaitan antara bebagai inti materi di

57
Kadir, Abd, and Hanun Asrohah. "Pembelajaran tematik." (2015).
46

beberapa mata pelajaran.

3) Menuntut dan mengharuskan tersedianya alat, bahan, sarana

dan prasarana untuk berbagai mata pelajaran yang dipadukan

secara bersama. 58

B. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan terdahulu beberapa

karya ilmiah yang terkait dengan Upaya Guru dalam Meningkatkan

Kualitas Mengajar, ada beberapa karya ilmiah yang skripsinya membahas

judul yang hampir sama, namun bertitik fokus yang berbeda, diantarnya:

1. Penelitian skripsi oleh Megawati, dengan judul “Meningkatkan kualitas

pembelajaran tematik melalui lesson study pada siswa kelas II SD Negeri

Deles 01 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang 2010”.

Fokus penelitian yang ada dalam skripsi ini adalah: (1) Apakah

pembelajaran tematik melalui lesson study dapat meningkatkan aktivitas

guru SD Negeri Deles 01 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang? (2)

Apakah pembelajaran tematik melalui lesson study dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa SD Negeri Deles 01 Kecamatan Bawang

Kabupaten Batang? (3) Apakah pembelajaran tematik melalui lesson

study dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II semester I SD

Negeri Deles 01 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang?

Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata skor aktivitas guru

pada siklus I adalah 2,7 dengan kriteria baik dan siklus II adalah 3,4

58
Abd Kadir dan Hanun Asrohah, Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2014), hlm 23-26.
47

dengan kriteria sangat baik. Hasil rata-rata aktivitas siswa pada siklus I

adalah 2,2 dengan kriteria baik dan siklus II adalah 3,1 dengan kriteria

sangat baik. Sedangkan rata-rata hasil belajar yang diperoleh pada

pembelajaran Tematik melalui Lesson Study yakni siklus I dengan rata-

rata 65 dengan ketuntasan belajar 66% dan siklus II dengan rata-rata

72,66 dengan ketuntasan belajar 83%.

2. Penelitian skripsi oleh Hermin Wediningsih, “Peningkatan kualitas

pembelajaran melalui penerapan metode pembelajran yang terintegrasi

di SDN 03 Kepahiang”

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan kemampuan

mahasiswa dalam membuat RPP, dan (2) Meningkatkan kemampuan

mahasiswa dalam membuat media pembelajaran tematik dengan

menerapkan model pembelajaran Project Based Learning di PGSD FKIP

UNIB. Metode yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Tahapan PTK adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

Project Based Learning pada perkuliahan pembelajaran tematik dapat

meningkatkan: (1) Kemampuan mahasiswa dalam membuat RPP, dan

(2) Kemampuan mahasiswa dalam membuat media pembelajaran

tematik di PGSD FKIP UNIB. Saran yang disampaikan yakni: (1) Bagi

dosen yang mengampu mata kuliah selain pembelajaran tematik

hendaknya juga menerapkan model pembelajaran Project Based

Learning, karena model tersebut dapat membuat mahasiswa menjadi


48

aktif dan kreatif dan (2) Bagi mahasiswa disarankan dapat membuat

media pembelajaran selain pembelajaran tematik.

3. Penelitian skripsi oleh Aja Rowikarim, “Mengajar yang efektif menjadi

penentu kualitas seorang guru.”.

Proses pendidikan disekolah-sekolah dihadapkan pada kompleksitas

dan beragamnya prilaku siswa dalam proses belajar, keberhasilan anak didik

dalam lingkungan belajar walupun dipengaruhi oleh sifat bawaan individu

pelajar dan lingkungannya, tetapi peran guru dalam pembelajaran menjadi

tumpuan harapan paling dominan atas keberhasialan siswa dalam belajar yang

diharapkan oleh semua pihak. Tentunya berdasarkan ekpektasi tersebut,

kemampuan mengajar yang efektif dalam semua hal sangat diperlukan. Guru

harus memiliki pengetahuan materi ajar dari berbagai sudut pandang, keahlian

cara mengajarkannya, profesional melakukan tugas gurunya, komitmen serta

motivasi tinggi mencurahkan perhatian kepada murid-muridnya.

Selanjutnya dalam tulisan ini ingin membahas bagaimana peran

guru dalam memaksimalkan tugasnya dalam proses belajar mengajar

dengan cara mengajar yang efektif. Hasil penelitian ini menunjukkan

Guru efektif Memiliki komitmen tinggi sebagai sebagai pengajar,

memiliki pengetahuan, keahlian profesional, menguasai materi strategi

pengajaran. Guru efektif mampu menetapkan tujuan dan merencanakan

pembelajaran, memanage kelas ketika proses belajar mengajar,

mengetahui kultur siswa serta latar belakngnya, guru efektif memiliki

keahlian komunikasi yang ditunjang dengan penguasaan teknologi

sehingga guru bisa memotivasi siswa untuk mengembangkan segala


49

potensi yang dimilikinya.

4. Penelitian ini oleh Alsa Heru dengan judul, “Implimentasi pembelajaran

tematik dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SDN 93 Kaur”.

Fokus penelitian skripsi : (1) Bagaimana implementasi

pembelajaran tematik dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SDN

93 Kaur. Kesimpulan dari penelitian adalah implementasi pembelajaran

tematik dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SDN 93 Kaur yakni

belum berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena kurangnya

sosialisasi tentang pembelajaran tematik. Kurangnya pemahaman guru

akan menjelaskan pembelajaran tematik dengan KTSP, minim nya

informasi yang diperoleh guru untuk melaksanakan pembelajaran

tematik, tidak ada panduan untuk guru agar dapat mengembangkan

pembelajaran menjadi tematik, serta guru tidak dapat mengembangkan

dalam bentuk RPP yang bertema.

NO NAMA JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN


1. Megawa Meningkat Penelitian yang Adapun perbedaan

ti kan dilakukan peneliti didalamnya

kualitas dengan megawati dimana penulis

pembelaja- ini mempunyai lebih melibatkan

ran tematik kemiripan yaitu peran gurunya

melalui sama-sama berfokus ketimbang

lesson untuk meningkatkan siswanya dalam

study pada kualitas meningkatkan

siswa pembelajaran untuk kualitas

kelas II SD meningkatkan pembelajaran dan


50

Negeri kualitas belum

Deles 01 pembelajaran. mendapatkan ide

Kecamatan peran apa yang

Bawang akan digunakan

Kabupaten dalam penelitian

Batang tersebut, akan

tetapi megawati

sudah melalukan

cara

meningkatkan

kualitas

pembelajaran

melalui ide lesson

study yang

sudah diteliti.

2. Hermin Peningkata Persamaan yang Dalam skripsi

Wedinin n kualitas Dilakukan peneliti Hermin

gsih pembelajar dengan saudari Wediningsih

an melalui Hermin lebih menjuru ke

penerapan Wediningsih yaitu peningkatkan

metode mengkaji bagaimana kualitas

pembelajra meningkatkan pembelajaran

n yang tentang kualitas yang berfokus

terintegrasi mengajar. pada metode

di SDN 03 yang diangkat


51

Kepahian sedangkan

g proposal peneliti

berfokus pada

peran gurunya

yang

meningkatkan

kualitas

mengajarnya.

3. Aja Mengajar Persamaan dalam Akan tetapi

Rowikar yang Penelitian yang banyak juga

efektif dilakukan peneliti perbedaan antara


im
menjadi dan saudara Aja skripsi Aja

penentu Rowikarim ini Rowikarim

kualitas sama-sama dengan peneliti

seorang mengkaji Tentang yaitu saudara Aja

guru. kualitas seorang lebih berfokus

guru. dengan cara

mengajar yang

efektif agar

menjadikan

penentu

kaulitasnya mutu

seorang guru

sedangkan penulis

lebih fokus pada


52

peran guru dalam

meningkatkan

kualitas mengajar

dalam keadaan

sekarang yaitu

COVID-19.

4. Alsa Impliment Persamaan dalam Kemudian

Heru asi skripsi kali ini perbedaannya jika

pembelajar yaitu dalam skripsi alsa

an tematik menggunakan heru

dalam metode yang sama meningkatkan

meningkat yaitu kualitatif dan Pelajarannya

kan hasil sama-sama untuk

belajar mengarah kepada mendapatkan

siswa di cara hasil belajar siswa

SDN 93 meningkatkan yang dikehendaki

Kaur pembelajaran maka dalam

proposal peneliti
yang akan diteliti.
lebih bertitik

fokus pada peran

gurunya dalam

meningkatkan

kualitas mengajar

bukan belajar

siswanya. untuk
53

mendapatkan

hasil belajar

siswa yang

dikhendak

Tabel 2.1

Perbandingan Penelitian Terdahulu


54

C. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah suatu pandangan, suatu perspektif

umu atau cara untuk memisah-misahkan dunia nyata yang kompleks.

Kemudian paradigma penelitian juga memberikan makna serta

penafsiran-penafsiran pada penelitian.35

Jadi, dapat disimpulkan bahwa paradigma penelitian merupakan

pedoman untuk melakukan suatu penelitian. Paradigma penelitian

merupakan pola pikir untuk menunjukkan permasalahan apa yang akan

diteliti sehingga dapat menunjukkan fokus masalah yang diangkat dan

perlu dijawab oleh peneliti.

Untuk memperjelas arah dari penelitian ini, peneliti jelaskan

fokus permasalahan apa yang diangkat melalui paradigma penelitian

Sebagai berikut:

Proses

Faktor
Mengajar Pembelajar
Pendukung
Upaya GURU dimasa Pandemi an Tematik
dan
Covid-19 Penghambat

Cara
mengatasi
Hambatan

Bagan 2.1
55

Jadi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dalam

keadaan pandemi seperti sekarang ini yaitu harus membuat media

pembelajaran dengan menjelaskan sesingkat dan semenarik mungkin

agar peserta didik termotivasi dan semangat untuk belajar. Dan

menjelaskan materi pelajaran yang rumit kepada orang tua agar orang

tua bisa menjelaskannya kembali kepada anak didik.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif, karena didalam penelitian ini peneliti berusaha

menelaah fenomena sosial dalam suasana yang berlangsung secara wajar

atau alamiah. Bukan dalam situasi terkendali atau labotarois. Penelitian

kualitatif (Qualitative Research) adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati. Sebagaimana menurut

Bogdan dan Taylor yang dikutip Lexy J. Moleong penelitian

kualitatif adalah “sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati”59

Dengan kata lain peneliti berusaha mempelajari suatu fenomena

yang ada berdasarkan fakta lapangan yang ditemukan oleh peneliti melalui

kegiatan observasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang

kemudian dideskripsikan untuk memperoleh suatu gambaran mendalam

serta lebih rinci tentang kompetensi guru dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran tematik kelas IV di MI

59
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm. 4
2 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm. 3
57

Miftahul Huda Jati K a r a n g a n Trenggalek. Yang mana nantinya data

diperoleh melalui pendekatan kualitatif dan disajikan dalam bentuk

kalimat dan bahasa yang mudah dipahami.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah study

kasus. Menurut arikunto, bahwa metode studi kasus sebagai salah satu

jenis pendekatan deskriptif, penelitian yang dilakukan secara intensif,

terperinci, dan mendalam terhadap suatu organisme (individu), lembaga

atau gejala tertentu dengan daerah atau subjek yang sempit. 60 Dapat

disimpulkan, penelitian studi kasus adalah penelitian yang meneliti

fenomena kontemporer secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang

sebenarnya, dengan menggunakan jenis pendekatan diskriptif.

Pertimbangan lain dipilihnya metode tersebut digunakan dalam penelitian

ini karena fakta atau permasalahan yang ditemukan lebih tepat bila

dipecahkan dengan metode study kasus.

Untuk mengetahui hasil akurat dari penelitian yang mendalam

tentang upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas

mengajar akan lebih baik jika dilakukan dengan cara wawancara dan

dokumentasi. Untuk memahami fenomena-fenomena yang terjadi dari

sudut pandang atau perspektif partisipan.

Partisipan adalah orang- orang yang diajak berwawancara,

diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, dan

persepsinya. Pemahaman diperoleh melalui analisis berbagai


60
Imam Gunawan, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal.115
58

keterkaitan dari partisipan, dan melalui penguraian “pemaknaan

partisipan” tentang situasi-situasi dan peristiwa-peristiwa. Data-data

yang diperoleh dari partisipan itulah yang nantinya akan di olah dan di

tarik kesimpulannya.61

B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti merupakan hal yang sangat penting. Sesuai

dengan penelitian kualitatif kehadiran peneliti di lapangan sangat

diperlukan secara optimal. Peneliti merupakan kunci utama dalam

mengungkapkan makna dan sebagai alat pengumpul data. Menurut Lexy

J. Moleong, kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit,

ia sekaligus sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis

penafsiran data dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil

penelitiannya.62 Peneliti juga harus terlibat dalam kegiatan objek/subjek

yang di teliti sampai pada keterbukaan antara kedua belah pihak. Oleh

karena itu, dalam hal ini peneliti memilih untuk terjun langsung ke lapangan

untuk melakukan pengamatan dan mengumpulkan data yang diperlukan.

Kehadiran peneliti disini dimaksudkan supaya data yang diperoleh

bisa sesuai dengan realitanya dan dapat dipertanggung jawabkan. Peneliti

dalam penelitian ini yang dilaksanakan di MI Miftahul Huda Jati

Karangan Trenggalek ini sangat penting, karena apabila tidak adanya

kehadiran peneliti, maka data yang diperoleh tidak dapat dijamin

keakuratannya.

61
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitiian Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), hlm.94
62
Moleong, Metodologi Penelitian…, hlm.168
59

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan untuk

melaksanakan penelitian. Lokasi penelitian yang diambil dalam penelitian

ini adalah MI Hayya Alal Falah yang terletak di desa Jati, Kecamatan

Karangan, Kabupaten Trenggalek.

D. Sumber Data

Sumber data merupakan salah satu hal yang paling vital dalam

sebuah penelitian. Kesalahan dalam memilih, menggunakan, atau

memahami sumber data, maka data yang diperoleh juga akan meleset atau

tidak sesuai dari yang diharapkan. Data yang dicari dalam penelitian ini

adalah berupa data deskriptif yang berupa kata-kata, tingkah laku serta

dokumen-dokumen pendukung lainnya. Sumber data dalam penelitian

adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti

menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka

sumber data disebut responden yaitu orang yang merespon atau

menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan lisan maupun non lisan.

Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya

adalah berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti

menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi

sumber data, sedang isi catatan subjek penelitian atau veriabel

penelitian.63

Sumber data penelitian ini adalah sebagai berikut:


63
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, suatu pendekatan dan
praktek, revisi V, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2012), hal. 308
60

1. Kepala Sekolah

Adalah administrator pendidikan yang bertanggung jawab

terhadap kelancaran dalam pengajaran disekolah yang

dipimpinnya. Kepala sekolah memiliki tanggung jawab terhadap

perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, kepegawaian dan

juga pembiayaan.

2. Guru Kelas IV

Guru kelas harus mempunyai standar kualitas

tertentu yang mencakup tanggung jawab, kewibawaan,

kemandiriaan dan kedisiplinan. Guru adalah sosok yang dapat

membentuk dan membangun kepribadian peserta didik menjadi

seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru yang

akan diteliti oleh peneliti adalah Yudi Prastyo guru kelas IV.

3. Wali Murid

Wali murid memiliki tanggung jawab untuk

mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk

mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap

dalam kehidupan bermasyarakat. Ada 20 wali murid yang

akan diteliti oleh peneliti di MI Miftahul Huda Jati Trenggalek.

4. Siswa

Siswa atau peserta didik merupakan mereka yang

secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk

mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan disekolah,


61

dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu

pengetahuan, berketrampilan, berpengalaman, berkepribadian,

berakhlak mulia dan mandiri.

E. Teknik Pengumpulan Data

Didalam suatu penelitian teknik pengumpulan data merupakan hal

yang sangat penting sebab keberhasilan data dipengaruhi oleh teknik yang

akan digunakan. Untuk mengumpulkan data-data tersebut penulis

menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi merupakan pengamatan terhadap suatu objek

penelitian baik secara langsung maupun tidak langsung untuk

memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Sacara

langsung adalah terjun ke lapangan dan seluruh panca indra harus

terlibat, sedangkan tidak langsung adalah pengamatan yang dibantu

media visual/audiovisual. Namun yang terakhir ini dalam metode

kualitatif berfungsi sebagai alat bantu karena sesungguhnya observasi

adalah pengamatan langsung. Dengan demikian observasi penelitian

kualitatif adalah pengamatan langsung terhadap objek untuk

mengetahui keberadaan situasi, konteks dan maknanya dalam upaya

mengumpulkan data penelitian.64

Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan observasi di MI

Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek, dan telah melakukan


64
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Rnd (Bandung: Alfabeta, 2016)
hlm 145
62

pengamatan pada sumber data yang sudah ditentukan. Kepala Sekolah,

Guru Kelas IV, Siswa, dan Wali Murid.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,

percakapan dilakukan dengn dua pihak, yaitu pewawancara orang

yang mengajukkan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu.65

Lexy J. Moeloeng menjelaskan bahwa wawancara bahwa

wawancara merupakan percakapan-percakapan dengan maksud

tertentu, percakapan ini dilaksanakan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan yang

diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu (footnote).

Sebagai pewawancara, penulis menyiapkan wawancara dengan

mengajukan pertanyaan kepada informan secara berlangsung muka

secara bebas menuju fokus penelitian sekaligus mencatat garis

besar hasil wawancara sebagai catatan dilapangan yang kemudian

perlu ditindak lanjuti.

Kelebihan dari pengumpulan data dengan cara wawancara adalah

data yang diperlukan langsung diperoleh, sehingga lebih akurat dan

dapat dipertanggungjawabkan (footnote). Wawancara ini dilakukan

untuk memperoleh data tentang proses yang dilakukan guru dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran di masa pandemi covid-19 siswa

65
Lexy, J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2019), hlm 186
63

kelas IV mata pelajaran tematik di MI Miftahul Huda Jati Karangan

Trenggalek. Adapun sumber informasi (informan) adalah Kepala

Sekolah, Guru Kelas IV yang berjumlah satu guru dan satu orang Siswa

serta satu orang Wali Murid.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yakni mengumpulkan data dengan cara melihat

atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia (footnote).

Dokumentasi adalah sesuatu yang tertulis atau tercetak, yang dapat

dipakai sebagai bukti atau keterangan (footnote). Bedasarkan pengertian

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dokumentasi adalah suatu cara

yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan mencatat data-data

yang sudah ada dan digunakan sebagai bukti atau keterangan. Dalam hal

ini, data yang diambil berupa data tertulis, arsip, buku-buku, serta

catatan-catatan lain yang mendukung dan diperlukan dalam penelitian

yang dimiliki oleh MI Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses lanjutan dari proses pengolaan

data untuk melihat bagaimana mmenginterpretasikan data kemudian

menganalisis data dari hasil yang sudah ada pada tahap hasil pengolaan
64

data.66 Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumenntasi dengan mengorganisasikan data kedalam kategori,

menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri dan orang lain. 67

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan

analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang

diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti

akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data

yang dianggap kredibel. Dalam buku Sugiyono, Miles and Huberman

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.

Langkah-langkah yang ditempuh yaitu sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Mereduksi data adalah data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya cukup banyak, jadi perlu dicatat secara teliti dan

rinci. Merekdusi data berarti merangkum, memilih ide pokok dari

66
Siswono, Mengajar Dan Meneliti Tindakan Kelas, (Surabaya: Unesa Univercity Press,
2008), hlm 23.
67
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), hlm 89.
65

penelitian, kemudian harus memfokuskan pada hal yang penting. Data

yang penulis peroleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi

harus dikumpulkan dalam catatan lapangan yang masih lengkap

kemudian dengan reduksi inilaj penulis merangkum dan mengmbil

data yang pokok dan penting.

2. Penyajian Data

Merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan,

dengan adanya penyajian data ini maka akan memudahkan dalam

memahami sesuatu yang mungkin akan terjadi dan merencanakan

kerja selanjutnya yang sudah dipahami dan dimengerti sebelumnya.68

3. Kesimpulan

Dari kegiatan sebelumnya langkah selanjutnya adalah

menyimpulkan data-data yang sudah diproses kedalam bentuk yang

sesuai dengan pola pemecahkan permasalahan yang dilakukan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif menjadi inti dari jawaban

rumusan masalah dan isinya merupakan kristalisasi data lapangan

yang berharga bagi praktik dan pengembangan ilmu.

Pada bagian kesimpulan peneliti hanya merangkumkan

pokok-pokok yang menarik saja karena hal-hal yang muncul pada

bagian ini secara eksploratif sudah muncul pada bagian isi.69

68
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: CV Alfabeta, 2009), hlm 247.
69
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Alfabeta, 2017) hlm 100.
66

G. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk mengecek dan menguji keabsahan data perlu

diteliti dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai

teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.70

Triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana

dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan

hasil wawancara objek penelitian. Analisis menggunakan triangulasi

ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran juga dilakukan

untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain triangulasi juga

dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap

data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.71

Triangulasi yang dipakai peneliti pada penelitian ini adalah

triangulasi metode yaitu penggunaan berbagai metode wawancara

dan metode observasi. Dalam penelitian melakukan metode

wawancara yang ditunjang dengan metode observasi saat wawancara

dilakukan.

2. Ketekunan dan Keajegan Pengamatan

70
Sugiyono, Metode Penelitian…, hal. 330
71
Lexy J. Moloeng. Metode Penelitian …, hal.330
67

Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten

interprestasi dengan berbagai cara dalam kaitannya dengan proses

analisis yang konstan atau tentative. Hal ini bermaksud menemukan

ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan

persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri

pada hal-hal tersebut secara rinci.72 Dengan kata lain Keajegan

pengamatan dimaksudkan untuk menggali unsur-unsur yang relevan

dengan topik dalam penelitian.

H. Tahap-tahap Penelitian

Hasil penelitian yang baik dapat dicapai apabila pelaksanaan

penelitian menggunakan prosedur dan tahapan-tahapan yang sesuai,

sehingga nantinya peneliti akan lebih terarah dan fokus pada hasil yang

maksimal. Adapun tahapan yang dilakukan peneliti antara lain:

1. Tahap Persiapan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahapan ini adalah:

a. Mengajukan permohonan ijin untuk melaksanakan penelitian di

MI Miftahul Huda Jati Trenggalek

b. Melakukan konsultasi dengan Kepala Sekolah dan Guru di MI

Miftahul Huda Jati Trenggalek dalam rangka mencari data

mengenai objek yang akan diteliti.

2. Tahap Pelaksanaan

72
Lexi J, Moleong, Metode Penelitian Edisi Revisi,( bandung: Remaja Rosdakarya,
2012), hal. 329
68

Pada tahap ini peneliti mengadakan kunjungan dan

mengadakan sesi wawancara dengan guru atau responden lainnya

sebagai objek yang nantinya digunakan sebagai informan awal

penelitian, kemudian data yang diperoleh akan disesuaikan dengan

objek, judul dan rancangan penelitian.

3. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data

dilapangan berupa dokumen, wawancaran, maupun observasi kemudian

menganalisis data-data yang telah diperoleh.

4. Tahap Penyelesaian

Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian. Pada tahap ini

sebuah data diolah, disusun, ditarik kesimpulannya. Kemudian disajikan

dalam bentuk laporan penelitian.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Pada hari Senin, tanggal 05 Juli 2021. Peneliti melakukan

kunjungan ke MI Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek. Peneliti

sampai dilokasi pada jam 08.00 WIB dan menuju kantor untuk menemui

Ibu Ulfa Khoiriyah, S.Ag selaku kepala madrasah. Peneliti disambut Ibu

Ulfa Khoiriyah dengan ramah serta dipersilahkan duduk dikantor.

Kemudian kunjungan hari berikutnya peneliti menyampaikan niatnya

untuk melaksanakan penelitian di MI Miftahul Huda Jati bersamaan

dengan menyerahkan surat izin penelitian dari kampus. Ibu Ulfa Khoiriyah

memberikan izin dan menyambut niat baik peneliti serta bersedia untuk

membantu dalam melaksanakan penelitian. Ibu Ulfa sangat mengharapkan

peneliti dapat memberikan saran atau masukan untuk kemajuan MI

Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek melalui hasil penelitian yang

nanti akan dilakukan.

Setelah peneliti melakukan penelitian di MI Miftahul Huda,

peneliti memperoleh data terkait hasil penelitian yang dilakukan melalui

hasil penelitian baik dari hasil observasi, wawancara, maupun

dokumentasi, maka selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data

untuk menjelaskan lebih lanjut dari hasil penelitian. Teknik analisa data

yang dipilih oleh peneliti yaitu menggunakan analisa deskriptif kualitatif


70

dengan menganalisis data yang telah peneliti kumpulkan dari wawancara,

observasi, dan dokumentasi selama peneliti mengadakan penelitian di

lembaga terkait. Data yang diperoleh dan dipaparkan oleh peneliti akan

dianalisis sesuai dengan hasil penelitian yang mengacu pada fokus

penelitian, setelah itu menjelaskan temuan yang ada dari hasil penelitian

tersebut. Adapun data-data yang dipaparkan oleh peneliti yang sesuai

dengan Upaya Guru dalam Meningkatkan Kualitas Mengajar Guru dimasa

Pandemi Covid-19 Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Tematik di MI Miftahul

Huda Jati Karangan Trenggalek. Paparan data tersebut berisi tentang

perolehan data peneliti dari sumber data yang telah dilakukan. Salah

satunya dengan ada pandemi Covid-19 didunia pendidikan mendapatkan

permasalahan baru yang harus dihadapi. Kebijakan dari pemerintah yang

mengatur mengenai pencegahan, penyebaran Covid-19 didunia

pendidikan untuk menyelenggarakan Pembelajaran Jarak Jauh dan

menyarankan para peserta didik untuk belajar dari rumah masing-masing.

Sebagaimana dijelaskan oleh Kepala Madrasah:

“..Dengan adanya masa pandemi saat ini mengharuskan siswa


untuk belajar dirumah. Hal ini menuntut bapak/ibu guru, bahkan
orang tua dirumah untuk melakukan trobosan-trobosan baru agar
bagaimana caranya anak-anak tetap mempunyai semangat belajar.
Maka dari itu setiap pendidik harus memiliki cara serta kreativitas
yang sesuai dengan kemampuan siswa. Disamping itu madrasah ini
juga menerapkan pembelajaran yang inovatif, dimana siswa
dituntut untuk aktif, kreatif. Dimana pembelajaran tidak hanya
berpusat pada siswa dan guru, melainkan orang tua dari siswa juga
ikut serta aktif dalam proses pembelajaran agar proses
pembelajaran bisa sesuai dengan tujuan”.73

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa proses


73
Wawancara dengan Ibu Ulfa Khoiriyah selaku Kepala Madrasah, 30 April 2021
71

yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas mengajar pada masa

pandemi ini sangat penting untuk keberhasilan belajar siswa terutama di

mata pelajaran tematik. Adanya kreativitas yang diterapkan oleh guru

dalam membuat media pembelajaran serta model dan metode-metode

pembelajaran juga akan meningkatkan semangat belajar siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar di masa pandemi seperti saat ini.

Selanjutnya peneliti akan membahas mengenai fokus penelitian

yang sesuai dengan judul yaitu Upaya Guru dalam Meningkatkan Kualitas

Menagajar dimasa Pandemi Covid-19 Siswa Kelas IV Mata Pelajaran

Tematik di MI Miftahul Huda Jati Trenggalek. Hasil penelitian tersebut

akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses yang dilakukan guru dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran dimasa pandemi COVID-19 siswa kelas IV

Mata Pelajaran Tematik.

Berdasarkan data di lapangan dan beberapa sumber dari lapangan

yang dikumpulkan, dapat peneliti kemukakan secara umum yakni dalam

meningkatkan kualitas mengajar guru dimasa pandemi seperti ini guru

harus menggunakan beberapa pendekatan, dan metode pembelajaran

khusus. Hal ini juga berfungsi sebagai sarana dalam peningkatan hasil

belajar siswa.

Wawancara peneliti kepada guru kelas IV tentang bagaimana

proses yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas mengajar pada

masa pandemi Covid-19 sekarang ini, Bapak Yudi Prastyo menyatakan


72

bahwa:

“Kualitas mengajar guru menjadi salah satu elemen penting dalam


pendidikan yang harus ditingkatkan. Nah tahapan yang harus
dilakukan untuk meningkatkan kualitas mengajar pada saat
pandemi Covid-19 harus meningkatan strategi agar kebutuhan
peserta didik dalam menuntut ilmu dan pengetahuan dapat
terpenuhi, karena dari pemerintah tidak menganjurkan
pembelajaran tatap muka maka mau tidak mau kita harus
menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh atau daring, sehingga
proses pembelajaran tetap berlangsung. Dengan motede daring,
proses pembelajaran mengalami perbedaan yang cukup signifikan
dibandingkan dengan model pembelajaran secara langsung. Hal
ini menjadi pengalaman baru bagi pendidik maupun peserta didik
terutama di tingkat Sekolah Dasar ini. Agar proses belajar
mengajar bisa efektif, sekolah tetap mendukung guru dan siswa
juga orang tua untuk selalu melanjutkan pembelajaran sebisa
mungkin, karena dalam hal ini pembelajaran daring perlu adanya
kerja sama antara guru dan orang tua dalam menjaga komunikasi
untuk selalu mengawasi perkembangan dan proses belajar peserta
didik”74
Setelah mendengarkan penjelasan dari Bapak Yudi Prastyo, Ibu

Ulfa Khoiriyah selaku Kepala Sekolah, juga menguatkan dengan

menyatakan:

“Benar mbak, bahwa guru harus meningkatkan kualitas dalam


mengajar agar materi pembelajaran dapat mudah dipahami oleh
peserta didik dirumah, mungkin bisa menerapkan pendekatan atau
metode yang pas dimasa pandemi seperti ini”.75

Pendekatan dan metode yang digunakan untuk meningkatkan

kualitas guru dalam mengajar ada bebagai macam. Dimana guru

diharuskan memiliki kemampuan untuk mengembangkannya.

Sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh Bapak Yudi Prastyo, guru kelas

IV MI Miftahul Huda Jati Trenggalek.

74
Wawancara dengan Bapak Yudi Prastyo selaku guru kelas IV, 03 Mei 2021
75
Wawancara dengan Ibu Ulfa Khoiriyah selaku Kepala Madrasah, 03 Mei 2021
73

“Dimasa pandemi ini guru dituntut menjadi lebih kreatif dan


inovatif lagi, serta bisa mengembangkan lagi metode-metode
pembelajaran yang digunakan dalam memberikan materi
khususnya mata pelajaran tematik serta tugas kepada siswa
dirumah. Dengan diterapkannya metode serta menggunakan
pendekatan yang tepat, siswa dapat lebih mengerti tentang materi
yang diberikan dan tetap dibantu oleh oranng tua masing-
masing”.76
Adapun untuk mengenai metode yang digunakan oleh guru kelas

IV dalam pembelajaran tematik menurut Bapak Yudi Prastyo, yaitu:

“metode yang saya gunakan untuk menjelaskan pembelajaran


tematik kepada peserta didik yaitu pemberian tugas dan tanya
jawab, tergantung dengan materi yang akan saya sampaikan.
Alasannya kedua metode ini lebih mudah diterapkan pada sistem
pembelajaran sekarang ini. Karena tidak membutuhkan waktu
yang banyak untuk menjelaskannya, terutama kepada wali murid
jika peserta didik yang hanya mempunyai satu handphone
dirumah, saya menjelaskan kepada wali murid secara individu.
Agar mereka lebih bisa memahami dan bisa menyampaikan juga
kepada peserta didik dirumah dengan baik. Sebenarnya metode ini
masih banyak kekuranganya dan belum tentu tepat untuk
pembelajaran tematik akan tetapi metode inilah yang paling
mudah diterapkan pada saat ini”.

Dari pernyataan ini, dapat disimpulkan bahwa metode yang sering

guru gunakan yaitu metode pemberian tugas dan tanya jawab. Alasannya

karena metode ini lebih mudah diterapkan pada masa pandemi dan juga

menghemat waktu saat kontak dengan para wli murid.

Peneliti juga menanyakan bagaimana pengelolaan kegiatan

pembelajaran selama masa pandemi covid-19 ini, dan Bapak Yudi Prastyo

menjawab:

“Dalam segi pengelolaan kami para guru masih mengikuti kegiatan


berdasarkan silabus dan RPP dari yang sudah kami susun disetiap
mata pelajarannya. Khusus nya pada mata pelajaran tematik yang
berdasarkan kurikulum yang digunakan dalam mana pandemi
Covid-19 ini. Akan tetapi selama pandemi ini pembelajaran kurang
76
Wawancara dengan Bapak Yudi Prastyo selaku guru kelas IV, 03 Mei 2021
74

maksimal mbak”.77

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

dalam pelaksanaan kegiatan mengajar guru menggunakan RPP yang telah

disusun agar materi yang akan dipelajari berurutan dengan materi yang

akan disampaikan.

Proses kegiatan mengajar selama pandemi Covid-19 ini dinilai

kurang maksimal. Seperti yang telah dipaparkan beliau dalam wawancara

diatas. Sebagai berikut:

“Karena materi tematik agak sulit dipahami oleh peserta didik


ditambah lagi dalam pembelajaran daring terbatas dan para siswa
dituntut untuk memahami materinya sendiri karena siswa dirumah
hanya didampingi oleh orang tua nya. Ada orang tua yang bisa
memantau atau mengawasi pembelajaran siswa ada yang tidak.
Ditambah lagi masyarakat Jati banyak yang bekerja berangkat
pagi pulang sore. Namun hal ini bisa disiasati dengan inovasi yang
dilakukan oleh seorang guru. Guru bisa membuat materi atau
mengemas materi seinteraktif, menarik lalu dikemas dengan
menggunakan bahasa yang muda dipahami oleh siswa. Sehingga
siswa bisa maksimal dalam memahami materi yang disampaikan
dalam pembelajaran”.78

Hal ini senada dengan yang ditambahkan oleh kepala madrasah,

sebagai berikut:

“Memang banyak kendala yang dihadapi para guru dalam


memberikan materi kepada siswa, akan tetapi dengan adanya cara
yang tepat dalam melaksanakan proses belajar mengajar jarak jauh
saat ini, serta penggunaan media pembelajaran yang menarik saya
yakin bahwa peserta didik dirumah akan memahami materi yang
diberikan. Menurut saya, Itu juga salah satu termasuk proses dalam
meningkatkan kualitas guru. Karena guru sendiri akan belajar lagi
tentang pendekatan, metode, model pembelajaran yang mana kira-
kira bisa digunakan selama PJJ. Para guru juga mempunyai
karakter pribadi yang berbeda-beda itu juga mempengaruhi
bagaimana guru tersebut memberikan pemahaman materi terhadap
77
Ibid,..
78
Ibid,..
75

siswa”.79

Berdasarkan hasil peneliti dengan guru kelas IV, Adanya masa

pandemi seperti saat ini guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif serta

dapat mengembangkan Pendekatan serta metode yang tepat agar siswa

tetap termotivasi belajar dan dapat mengembangkan kemampuan siswa

dalam memahami materi yang diberikan oleh guru.

Gambar 4.1

Dokumentasi Guru Memberikan Motivasi kepada Siswa80

Jadi, inti dari pemaparan diatas yaitu dimasa pandemi seperti ini

peran guru sangat dibutuhkan untuk memberikan tahap-tahapan yang tepat

agar bisa terus memberi ilmu kepada peserta didik. Untuk meningkatkan

kualitas guru, setiap guru pasti mempunyai cara yang berbeda-beda dalam

mencerdaskan anak didiknya. Dengan terus menerus mencari trobosan

baru dengan menggunakan pendekatan, metode, strategi, pembelajaran

79
Wawancara dengan Ibu Ulfa Khoiriyah selaku Kepala Madrasah, 03 Mei 2021

80
Dokumentasi Guru Memberikan Motivasi kepada Siswa
76

yang diterapkan dalam bentuk semenarik mungkin, maka peserta didik

juga akan termotivasi untuk semangat belajar dan diharapkan mendapatkan

hasil yang baik juga. Walaupun proses belajar mengajar kurang maksimal

akan tetapi para guru akan tetap mencari cara agar peserta didik dirumah

tetap mendapatkan ilmu serta paham dengan materi pelajaran yang

dijelaskan oleh guru melalui media pembelajaran. Serta komunikasi

kepada para wali muridpun dijaga agar bisa mengetahui perkembangan

belajar peserta didik dirumah.

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi guru

dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa pandemi

COVID 19 siswa kelas IV Mata Pelajaran Tematik.

Dalam meningkatkan kualitas guru tentu nya ada faktor

pendukung dan penghambat, menurut Bapak Yudi Prastyo selaku guru

kelas IV menyatakan bahwa ada beberapa hal yang bisa menjadi faktor

pendukung dan faktor penghambat dalam meningkatkan kualitas guru

dalam mengajar:

“Ada beberapa faktor yang bisa dijadikan penunjang guru dalam


meningkatkan kualitas mengajar, seperti guru harus profesional
melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru, adanya internet
sebagai media yang bisa digunakan untuk menggali wawasan guru
agar lebih luas lagi, sarana prasarana yang memadai dan guru
yang komunikatif serta dapat dilatih untuk menguasai semua
metode pembelajaran. Sedangkan untuk faktor penghambatnya
belum maksimalnya pemahaman guru tentang karakteristik
peserta didik, karena peserta didik mempunyai karakteristik yang
beragam membuat guru susah untuk memahami mereka,
kurangnya pemahaman guru tentang internet serta penggunaan
teknologi informasi hanya sebatas penggunaan laptop dan infokus
untuk menyampaikan materi dikelas”.81
81
Wawancara dengan Bapak Yudi Prastyo selaku guru kelas IV, 03 Mei 2021
77

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Yudi Prastyo selaku guru

kelas IV dapat disimpulkan bahwa banyak hal yang perlu diperhatikan

dalam meningkatkan kualitas mengajar guru dimasa pandemi Covid-19

seperti saat ini.

Hal ini dikuatkan oleh beliau, dengan memberikan pernyataan

sebagai berikut:

“Bukan hal yang mudah untuk menjadi guru yang berkualitas,


sama seperti yang saya tadi bahwa banyak faktor pendukung dan
penghambatnya, salah satu faktor pendukungnya adalah adanya
internet sebagai media yang bisa digunakan untuk menggali
wawasan guru agar lebih luas lagi. Serta bisa digunakan guru
dalam mencari materi dan media pembejalaran yang menarik. Nah
sedangkan di Jati ini untuk akses internet saja susah, hanya
beberapa provider saja yang bisa digunakan dengan akses internet
yang lancar. Jika semua faktor pendukung tersebut bisa
diterapkan, maka semua guru akan menjadi guru yang berkualitas.
Akan tetapi disetiap ada kata pendukung pasti mempunyai kata
penghambat seperti pemberian materi pembelajaran yang terbatas
apalagi hanya melalui Whatsapp. Karena peserta didik akan lebih
memahami jika pembelajaran dilakukan tatap muka sama seperti
sebelum adanya virus covid-19 ini”.82

Tentu saja hal tersebut membuat peneliti menyinggung sedikit

pertanyaan kepada Bapak Yudi Prastyo tentang hambatan yang

didapatkan pada saat pembelajaran jarak jauh seperti saat ini:

“hambatan yang saya alami selama pembelajaran daring ya itu


salah satunya materi yang disajikan terbatas, sehingga membuat
peserta didik kurang maksimal dalam memahami materi yang
disampaikan oleh guru ditambah lagi beberapa pelajaran karena
pada dasarnya membutuhkan teori serta praktek dalam
penerapannya. Kadang saya mencoba untuk memberikan tugas
melalui google form akan tetapi ada beberapa peserta didik yang
kesulitan, maka dari itu saya kadang memberikan tugas individu
akan tetapi dikerjakan secara kelompok agar para peserta didik
bisa mengerjakan bersama-sama dengan teman mereka sehingga
82
Ibid,..
78

yang belum mengerti bisa minta tolong diajarkan kepada teman


yang sudah paham”.83

Berdasarkan hasil wawancara tersebut salah satu faktor

penghambatnya adalah pemberian materi yang terbatas, kurangnya

pamahaman siswa tentang aplikasi-aplikasi yang digunakan dalam

menerima tugas dari guru.

Gambar 4.2
Guru memberikan tugas melalui Google form yang dishare melalui Whatsapp84
Peneliti juga menanyakan tentang sarana dan prasarana disekolah

kepada Kepala Madrasah yang bisa menunjang guru dalam mengajar

dimasa pandemi Covid-19 seperti saat ini, beliau menyatakan:

“Sarana dan prasarana belum memenuhi kebutuhan sebenarnya, akan


tetapi para guru sebisa mungkin menghandle hal tersebut agar bisa
memenuhi kebutuhan peserta didik dirumah dalam pemberian materi
pembelajaran”.85

Lalu Bapak Yudi Prastyo menambahkan bahwa setiap guru di MI


83
Ibid,..
84
Dokumentasi tugas siswa digrup tugas Whatsapp kelas IV
85
Wawancara dengan Ibu Ulfa Khoiriyah selaku Kepala Madrasah, 03 Mei 2021
79

Miftahul Huda saling membantu satu sama lain, maksutnya jika satu guru

tidak mengerti dengan sesuatu maka guru lain akan siap membantu.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Yudi Prastyo dapat

disimpulkan bahwa guru akan berusaha semaksimal mungkin untuk

memenuhi kebutuhan materi pembelajaran agar proses belajar mengajar

akan tetap berlangsung lancar biarpun dimasa pandemi seperti ini.86

Peneliti menanyakan tentang faktor penghambat guru dalam

meningkatkan kualitas mengajar dimasa pandemi seperti ini, Bapak Yudi

Prastyo mengatakan :

“Bahwa guru sudah berusaha memberikan materi seringkas dan


semenarik mungkin agar siswa dirumah bisa memahami materi
pembelajaran dengan baik terutama mata pelajaran tematik, dan
semangat dalam menimba ilmu akan tetapi terkadang terkendala
pada para wali murid. Ada yang hanya mempunyai satu android
saja dirumah, ada yang kadang kehabisan kuota internet, kalaupun
ada kuota internet kadang juga terkendala dengan sinyal. Hal
tersebut akan berpengaruh dengan pembelajaran para peserta didik
dirumah”87

Hal itu membuat peneliti menanyakan bagaimana proses belajar

mengajar yang dirasakan peserta didik, lalu Rama menjawab:

“saya merasakan kejenuhan pada saat mengalami kesulitan dalam


menerima materi mbak, karena handphone dirumah hanya ada
satu yang android, itupun harus dibawa kerja kakak saya. Jadi
saya bisa mengumpulkan tugas pas kakak saya pulang dari
bekerja. Kadang saya menumpang dihp teman, entah itu untuk
mengumpulkan tugas ataupun belajar memahami materi yang
diberikan oleh Bapak/Ibu guru”.88

Peneliti juga menanyakan tentang hambatan yang dirasakan oleh

para wali murid, Ibu sinta:

86
Ibid,..
87
Wawancara dengan Bapak Yudi Prastyo selaku Guru Kelas IV, 03 Mei 2021
88
Wawancara dengan Rama, Peserta didik (05 Mei 2021)
80

“kalau saya terkendala pada kuota internet mbak, soalnya merasa


boros sekali pada saat pembelajarannya jarak jauh seperti saat ini.
Tapi ya mau bagaimana lagi, kita tidak boleh egois harus
mematuhi kebijakan dari pemerintah. Ditambah lagi kadang
aplikasi yang digunakan saya belum pernah menggunakannya.
Jadi kadang saya bertanya kepada sesama wali murid”89

Gambar 4.3
Dokumentasi wawancara kepada Wali Murid90

Peneliti menanyakan hal serupa kepada salah satu peserta didik:

“saya merasakan kejenuhan pada saat mengalami kesulitan dalam


menerima materi mbak, karena handphone dirumah hanya ada
satu yang android, itupun harus dibawa kerja kakak saya. Jadi
saya bisa mengumpulkan tugas pas kakak saya pulang dari
bekerja. Kadang saya menumpang dihp teman, entah itu untuk
mengumpulkan tugas ataupun belajar memahami materi yang
diberikan oleh Bapak/Ibu guru”.91

Pernyataan tersebut juga dikuat oleh Bapak Yudi Prastyo selaku

guru kelas IV dan dikuatkan dengan bukti dokumentasi pada saat peserta

didik mengumpulkan tugas disekolah:

“Akan tetapi para guru pasti mencari solusi sebijak mungkin agar
para peserta didik bisa mengikuti pembelajaran yang ada, seperti
memberikan jam tambahan dalam pengumpulan tugas. Khususnya
untuk peserta didik yang wali murid nya bekerja dari pagi hingga
sore hari, itu kita kasih waktu untuk mengumpulkan pada malam
hari mbak bahkan seminggu dua kali peserta didik kita minta
kesekolah untuk mengumpulkan tugas-tugas mereka”.

89
Wawancara dengan Ibu Sinta selaku Wali Murid, 05 Mei 2021
90
Dokumentasi Wawancara bersama dengan Walimurid
91
Wawancara dengan Rama, Peserta didik (05 Mei 2021)
81

Gambar 4.4

Dokumentasi pada saat peserta didik mengumpulkan tugas


disekolah92
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa

faktor pendukung dan penghambat guru dalam meningkatkan kualitas

belajar terdapat dari beberapa sisi, bukan hanya dari guru saja akan tetapi

ada beberapa faktor penghambat yang timbul dari wali murid & peserta

didik. Akan tetapi hal itu tidak begitu mempengaruhi tentang kualitas

guru dalam mengajar karena para guru akan cepat mencari solusi tentang

hambatan-hambatan yang ada.

3. Bagaimana cara mengatasi hambatan yang dihadapi guru dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa pandemi COVID-19

siswa kelas IV Mata Pelajaran Tematik.

Dalam meningkatkan kualitas guru dalam mengajar tentu nya ada

saja hambatan yang terjadi. Maka untuk mengatasi hambatan tersebut

Bapak Yudi Prastyo menyampaikan pendapatnya sebagai berikut:

“Tentu saja dalam dunia pendidikan tidak lepas dari sebuah


92
Dokumentasi peserta didik mengumpulkan tugas disekolah (07 Mei 2021)
82

hambatan. Hambatan-hambatan yang dialami oleh guru untuk


meningkatkan kualitas mengajar nya bisa diatasi dengan
menciptakan inovasi-inovasi baru tentang pembelajaran yang akan
diberikan terutama dalam mata pelajaran tematik,”.93

Peneliti juga menanyakan bagaimana guru mengatasi jika peserta didik

mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diberikan. Maka hal

tersebut langsung dijawab oleh Bapak Yudi sebagai berikut:

“saya berusaha memberikan materi pelajaran yang saya kemas


menjadi singkat, padat dan jelas agar para peserta didik dirumah
tidak kesulitan dalam memahami materi pembelajaran yang saya
berikan. saya juga menjalin komunikasi yang baik dengan peserta
didik maupun wali murid. Agar saya juga bisa mengetahui hal apa
yang menjadi hambatan mereka dalam menerima materi serta
tugas-tugas yang saya berikan, saya juga mengadakan pertemuan
dengan para wali murid untuk mendengarkan keluhan serta solusi
yang mereka berikan terhadap saya”.94

Pihak sekolah juga memberikan pelatihan-pelatihan khusus yang

digunakan dalam menambah kreatifitas guru sehingga bisa memberikan

inovasi dalam mengajar.

Hal tersebut juga dibenarkan dengan Ibu Ulfa selaku Kepala

Madrasah:

“Benar mbak, setiap guru disini memiliki kemampuan yang


berbeda-beda. Saya rasa dengan adanya hambatan yang ada hal itu
akan segera bisa menemukan solusinya. Akan tetapi agar skill
para guru semakin bagus dalam memberikan pembelajaran dimasa
pandemi seperti ini. Maka saya berinifiatif untuk melaksanakan
pelatihan tersebut, ya walaupun hanya dalam ruang lingkup MI
Miftahul Huda saja. Adapun pelatihan yang kami lakukan itu
seperti cara membuat media pembelajaran yang menarik, cara
membuat video pembelajaran dengan animasi-animasi agar siswa
tidak merasa bosen pada saat belajar dirumah. Dan para guru
melakukan pertemuan kepada para wali murid baik itu untuk
sekedar berdiskusi tentang permaslaahan yang mereka dapatkan
dalam membimbing peserta didik dirumah. Serta saya rasa bukan

93
Wawancara dengan Bapak Yudi Prastyo selaku guru kelas IV, 07 Mei 2021
94
Ibid,..
83

dari pihak sekolah saja yang membantu dalam mengatasi


hambatan-hambatan yang ada bahkan dari pihak pemerintahan
juga”.95

Gambar 4.5

Dokumentasi Pelatihan Media Pembelajaran96

Pemerintah juga berupaya mengatasi masalah-masalah maupun

hambatan yang terjadi dalam meningkatkan kualitas guru dalam

mengajar, seperti dengan memberikan kuota internet gratis sehingga hal

itu bisa digunakan oleh para guru pada saat dirumah untuk

memaksimalkan materi pembelajaran yang akan diberikan. Serta mencari

rekomendasi hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran yang bisa

digunakan dalam mengajar. Dan peserta didik yang tadinya kesusahan

dalam mendapatkan akses internet, sekolah juga mempersilahkan untuk

datang kesekolah agar bisa menggunakan wifi yang disediakan oleh pihak

95
Wawancara dengan Ibu Ulfa Khoiriyah selaku Kepala Madrasah, 07 Mei 2021
96
Dokumentasi Pelatihan Media Pembelajaran, 03 Mei 2021
84

sekolah.

B. Temuan Penelitian

Pada setiap paparan data lapangan yang terkait dengan setiap

fokus penelitian. Berikut ini adalah paragraf yang memuat pemahaman

penulis mengenai butir-butir temuan penelitian. Penulis menyusun

temuan penelitian untuk setiap fokus penelitian sebagai berikut:

1. Temuan penelitian terkait dengan fokus penelitian yang

pertama:”Bagaimana proses yang dilakukan guru dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa pandemi Covid-19

Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Tematik”.

Proses yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan

kualitas mengajar dimasa pandemi seperti saat ini khususnya mata

pelajaran tematik sebagai berikut:

a. Mempersiapkan materi pembelajaran sesuai dengan urutan yang

tepat pada RPP

b. Guru meningkatkan strategi pembelajaran agar kebutuhan

peserta didik dalam menimba ilmu dapat terpenuhi dengan baik.

c. Guru mempersiapkan metode, model serta pendekatann yang

tepat dalam melaksanakan pembelajaran (bisa menggunakan

video, narasi, melalui website, situs atau aplikasi).

d. Guru membuat grup WA untuk kegiatan belajar mengajar

e. Bapak/Ibu guru mengadakan setiap seminggu dua kali anak-anak


85

belajar tatap muka untuk mengevaluasi seberapa pemahaman

peserta didik menerima materi pembelajaran.

2. Temuan penelitian terkait dengan fokus penelitian kedua: “Apa

saja faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi guru

dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa pandemi

Covid-19 siswa kelas IV Mata Pelajaran Tematik”.

Dari paparan data hasil penetian yang dilakukan oleh

peneliti terkait dengan fokus penelitian kedua, Di atas dapat

ditemukan bahwa faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi

guru dalam meningkatkan kualitas guru dimasa pandemi mata

pelajaran tematik sebagai berikut:

a. Faktor pendukung

1) Guru harus profesionalisme

2) Guru menggunakan internet sebagai media yang bisa digunakan

untuk mencari referensi serta menggali wawasan agar lebih luas

lagi

3) Sarana dan prasarana yang memadai

4) Guru yang komunikatif

b. Faktor Penghambat

1) Peserta didik mengalami kejenuhan dalam mengikuti

pembelajaran daring.

2) Peserta didik mengalami kendala dalam memahami materi

pembelajaran terbatas sehingga membuat siswa kurang


86

maksimal dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru,

dan ada beberapa siswa bahkan guru yang mengalami kendala

pada akses internet.

3) Peserta didik dan walimurid mengalami kesulitan dalam

menggunakan aplikasi yang disediakan oleh guru.

4) Peserta didik kurang maksimal dalam memahami mata pelajaran

tematik karena memang pada dasarnya membutuhkan teori dan

praktek dalam pembelajarannya.

3. Temuan penelitian terkait dengan fokus penelitian yang ketiga:”

bagaimana cara mengatasi hambatan yang dihadapi guru dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran dalam keadaan COVID-19

Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Tematik”

Dari paparan data lapangan terkait dengan fokus penelitian

yang kegita diatas dapat ditemukan bahwa cara mengatasi hambatan

yang dihadapi guru dalam meningkatkan kualitas mengajar dimasa

pandemi Covid-19 siswa kelas IV mata pelajaran tematik sebagai

berikut:

1) Pihak sekolah melaksanakan pelatihan yang berguna untuk

menambah pengetahuan guru

2) Guru memberikan materi secara singkat namun jelas dan dikemas

semenarik mungkin agar peserta didik bisa mudah dalam

memahami materi serta tidak bosan saat belajar dirumah.


87

3) Guru memberi tutorial dalam aplikasi yang digunakan dalam

pembelajaran, hal itu memudahkan peserta didik & wali murid

dalam memahami materi yang diberikan

4) Guru mengadakan pertemuan kepada para wali murid.

5) Menjalin komunikasi yang baik antara peserta didik, guru dan

wali murid
88

C. Analisis Data

Setelah mengemukakan beberapa temuan penelitian diatas

selanjutnya peneliti akan menganalisis temuan tersebut, diantaranya:

1. Proses yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran dimasa pandemi Covid-19 siswa kelas IV Mata

Pelajaran Tematik di MI Miftahul Huda Jati Karangan

Trenggalek

Peran guru dalam proses belajar mengajar sangatlah

penting, maka dari itu tahap yang dilakukan guru agar bisa

meningkatkan kualitas mengajar dengan cara mempersiapkan

semua kebutuhan dalam pembelajaran seperti Rancangan

Pembelajaran, termasuk dengan strategi, metode, model,

pendekatan apa yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan

mengajar guru dalam pembelajaran yang berkualitas. Guru juga

membuatkan RPP dengan alokasi waktu yang tak terbatas, agar

semua peserta didik bisa menggunakan waktu yang tersisa dengan

bertanya banyak hal seputar kegiatan belajar mengajar. Jika semua

tahap sudah selesai dipersiapkan maka kegiatan belajar mengajar

akan dimulai oleh guru melalui WA, dalam aplikasi tersebut juga

guru memberikan materi serta tugas untuk para peserta didik.

Kalaupun nanti ada beberapa siswa yang tidak paham dengan

materi yang disampaikan, oleh karena itu guru mengadakan


89

pembelajaran tatap muka pada dua kali dalam seminggu. Hal

tersebut digunakan guru dalam menjelaskan kembali materi yang

tidak dipahami olehpeserta didik pada saat dirumah maupun

pengumpulan tugas yang diberikan oleh guru pada grup WA

peserta didik.

2. Faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi guru dalam

meningkatkan kualitas pembe dimasa pandemi Covid-19 siswa

kelas IV Mata Pelajaran Tematik di MI Miftahul Huda Jati

Karangan Trenggalek

Bahwa disetiap kegiatan belajar mengajar tidak akan

terlepas dari hal-hal yang mendukung dan menghambat guru dalam

meningkatkan kualitas mengajar, seperti pada penelitian ini bahwa

faktor pendukung nya yaitu dengan guru harus profesional, dengan

kata lain juga guru yang patut diguguh dan ditiru. Guru juga harus

bisa menggunakan internet sebagai media yang digunakan untuk

mencari referensi karena kalau dari buku saja tidak akan

mencukupi kebutuhan yang digunakan guru dalam proses

mengajar. Selain itu guru juga harus komunikatif, dalam mengajar

guru yang didengarkan untuk menyampaikan materi pembelajaran.

Serta sarana dan prasarana yang disediakan pihak sekolah dalam

menunjang proses belajar mengajar sangat diperlukan.


90

Sedangkan faktor penghambatnya yaitu rasa jenuh yang

dirasakan para peserta didik dalam pembelajaran jarak jauh, hal itu

tentu saja membuat peserta didik kurang maksimal dalam

menerima materi pembelajaran yang diberikan dari guru khususnya

pada mata pelajaran tematik. Ditambah lagi dengan beberapa

peserta didik bahkan walimurid yang kesulitan dalam

menggunakan aplikasi yang disediakan oleh guru, seperti Google

Form.

3. Cara mengatasi hambatan yang dihadapi guru dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa pandemi Covid-

19 siswa kelas IV Mata Pelajaran Tematik di MI Miftahul

Huda Jati Karangan Trenggalek

Pada setiap hambatan yang ada, pasti mempunyai solusi

untuk menghadapinya. Sama halnya dengan yang dilakukan guru

dalam mengatasi hambatan-hambatan yang ada seperti dengan cara

memberikan materi yang singkat, padat namun jelas pada saat

pembelajaran jarak jauh berlangsung, serta menggunakan media

pembelajaran yang dikemas secara menarik, hal itu bisa membantu

mengatasi rasa jenuh yang dirasakan oleh peserta didik. Guru juga

mengajarkan penggunaan aplikasi yang digunakan pada saat

pertemuan wali murid serta pembelajaran tatap langsung yang

diadakan pada dua kali sseminggu, digunakan dalam

mendengarkan keluh kesah yang dirasakan dan juga


91

menyampaikan kembali materi pembelajaran yang sebelumnya

sudah diberikan melalui WA, karena itu guru juga menjalin

komunikasi yang baik antara peserta didik, serta walimurid.

Pihak juga sekolah melaksanakan pelatihan yang berguna

untuk menambah pengetahuan guru, guru memberikan materi

secara singkat namun jelas dan dikemas semenarik mungkin agar

peserta didik bisa mudah dalam memahami materi serta tidak

bosan saat belajar dirumah, guru memberi tutorial dalam aplikasi

yang digunakan dalam pembelajaran, hal itu memudahkan peserta

didik & wali murid dalam memahami materi yang diberikan, guru

mengadakan pertemuan kepada para wali murid.


BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dilapangan,

maka pada bab ini akan membahas antara kajian pustaka dengan temuan yang

dilapangan. Terkadang apa yang ada dikajian pustaka tidak sama dengan

kenyataan yang ada dilapangan begitupun sebaliknya. Keadaan inilah yang perlu

dibahas kembali, sehingga perlu diperjelas lebih dalam lanjut antara kajian

pustaka yang ada dengan dibuktikan dari kenyataan yang ada. Oleh sebab itu,

masing-masing temuan penelitian akan dibahas dengan mengacu pada teori serta

pendapat ahli.

1. Proses yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran

dimasa pandemi Covid-19 siswa kelas IV Mata Pelajaran Tematik.

Adapun proses yang dilakukan guru dalam meningkatkan

pembelajaran nya dalam mengajar dimasa pandemi yaitu dengan

mempersiapkan materi pembelajaran sesuai dengan urutan yang tepat pada

RPP dengan alokasi waktu yang tak terbatas menyesuaikan kondisi peserta

didik serta wali murid.

Hal itu senada dengan yang disampai oleh Andi Prastowo,

Rancangan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam proses

belajar mengajar agar pembelajaran lebih sistematis, memudahkan analisis

keberhasilan belajar siswa, memudahkan penyampaian materi ditambah lagi

dimasa covid-19 seperti saat ini, serta menghemat waktu dan tenaga. Karena
93

guru bisa menentukan apa-apa saja yang dibutuhkan dalam penyampaian

materi ajarnya.97

Guru juga meningkatkan strategi pembelajaran agar kebutuhan

peserta didik dalam menimba ilmu dapat terpenuhi dengan baik. Karena

strategi yang tepat juga akan berpengaruh pada keberhasilan proses belajar

mengajar.

Penggunaan strategi yang tepat dalam melaksanakan proses belajar

mengajar adalah satu hal yang sangat dibutuhkan oleh guru. Menurut

Mulyono, karena itu menentukan tujuan yang ingin dicapai dari

pembelajaran, serta guru juga memerlukan sumber dan fasilitas untuk

melaksanakan strategi tertentu.98

Guru mempersiapkan metode, model serta pendekatan yang tepat

dalam melaksanakan pembelajaran (bisa menggunakan video, narasi,

melalui website, situs atau aplikasi). Pemilihan metode, model serta

pendekatan sangatlah berpengaruh pada keberhasilan kegiatan pembelajaran

dan juga dalam meningkatkan kualitas guru dalam mengajar.

Hal tersebut sama dengan pernyataan dari Afandi bahwa metode

pembelajaran adalah teknik yang perlu dikuasai pendidik atau guru untuk

menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik. Baik secara individu

maupun kelompok, agar materi pelajaran dapat diserap dipahami dan

97
Prastowo, Andi. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
Terpadu: Implementasi Kurikulum 2018 Untuk SD/MI. Kencana, 2017.
98
Mulyono, Mulyono. "Strategi pembelajaran: Menuju efektifitas pembelajaran di abad
global." (2011).
94

dimanfaat oleh peserta didik dengan baik.99

Lalu ditambahkan dengan pendapat dari Fatturohman bahwa model

pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi

segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan

oleh guru serta segala fasilitas yang digunakan secara langsung atau tidak

dalam proses belajar mengajar.100

Dalam melaksanakan pembelajaran baik itu tatap muka atau jarak

jauh, pastinya guru juga harus menyiapkan pendekatan yang tepat kepada

para peserta didik. Hal ini dikuatkan dengan pendapat Ahmad Sudrajat

mengenai pendekatan pembelajaran harus terencana dan luwes, disesuaikan

dengan materi ajar. Terdapat berbagai macam pendekatan pembelajaran

yang memiliki karakteristik masing-masing.101

Dalam proses kegiatan belajar mengajar dimasa pandemi Covid-19 ini

para guru dituntut untuk kreatif dalam memberikan materi pembelajaran

pada para peserta didik dirumah, karena itu guru membuat grup WA untuk

menunjang kegiatan belajar mengajar tersebut.

Karena hanya aplikasi ini yang mudah diaplikasikan dan hampir semua

orang yang mempunyai andorid memilikinya. Pada penelitian ini guru lebih

sering menggunakan aplikasi Whatapps dalam memberikan materi serta

tugas kepada peserta didik dirumah.102


99
Afandi, Muhamad, et al. "Model dan metode pembelajaran." Semarang:
Unissula (2013).
100
Fathurrohman, Muhammad. "Model-Model Pembelajaran." Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media (2015).
101
Sudrajat, Akhmad. "Pengertian pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, dan model
pembelajaran." Online) (http://smacepiring. wordpress. com) (2008).
102
Wawancara dengan Bapak Yudi Prastyo selaku guru kelas IV, 05 Mei 2021
95

Dimasa pandemi seperti sekarang ini kegiatan belajar mengajar bukan

hanya melibatkan antara guru dan peserta didik, akan tetapi walimurid juga

berperan besar. Karen itu Bapak/Ibu guru mengadakan setiap seminggu dua

kali anak-anak belajar tatap muka untuk mengevaluasi seberapa pemahaman

peserta didik menerima materi pembelajaran, hal tersebut juga dilakukan

para guru untuk walimurid.

Pembelajaran jarak jauh menuntut siswa memahami materi dengan

mandiri tanpa melakukan tatap muka langsung dengan guru. Dengan

diadakannya pertemuan tersebut diharapkan para peserta didik bisa

mengatakan kesulitan yang mereka hadapi pada pembelajaran jarak jauh.

Peran orang tua sangatlah diperlukan maka dari itu komunikasi antara guru,

walimurid, harus terjalin dengan baik.103

Hasil penelitian ini menguatkan penelitian terdahulu, yakni penelitian

Megawati, Meningkatkan kualitas pembelajaran tematik melalui lesson

study pada siswa kelas II SD Negeri Deles 01 Kecamatan Bawang Kabupaten

Batang yang memaparkan hasil bahwa Penelitian yang dilakukan peneliti

dengan megawati ini mempunyai kemiripan yaitu sama-sama membahas

tentang meningkatkan kualitas, perbedaannya terletak pada mengajar dan

pembelajaran.

2. Faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi guru dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa pandemi Covid-19 siswa


103
Sulastri, Mita, and M. Pd Djumali. Peran Guru Dan Orang Tua Dalam Mengaktifkan
Belajar Siswa di SMK Negeri 6 Surakarta. Diss. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2019.
96

kelas IV Mata Pelajaran Tematik.

Berdasarkan temuan penelitian dilapangan mengenai faktor

pendukung dan hambatan yang dihadapi guru dalam meningkatkan kualitas

mengajar pada mata pelajaran tematik. Seperti faktor pendukungnya yaitu

guru harus profesional, Untuk menjadi seorang guru yang profesional,

haruslah memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang keguruan,

sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru secara

maksimal. Dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan

terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman dibidangnya.104

Sebagaimana dalam teori Djamarah dalam bukunya, bahwa peranan

guru harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru disekolah adalah untuk

membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap. Tanpa

bimbingan guru yang profesional anak didik akan mengalami kesulitan dalam

perkembangan dirinya.105

Hal ini sesuai dengan pernyataan Anissatul Muffarokkah bahwa dalam

kegiatan belajar mengajar agar guru dapat melaksanakan pembelajaran seara

profesional memerlukan wawasan yang lebih mantap dan utuh tentang

kegiatan belajar mengajar, seorang guru harus mengetahui dan memiliki

gambaran yang menyeluruh mengenai belajar mengajar itu terjadi. Serta

langkah-langkah yang diperlukan sehingga tugas-tugas keguruan dapat

dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil sesuai dengan yang

104
Hamid, Abdul. "Guru Profesional." Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman dan
Kemasyarakatan 17.2 (2017): 274-285.
105
Rianie, Nurjannah. "Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam (sebuah perbandingan
dalam konsep teori pendidikan Islam dan barat)." Management of Education 1.2 (2015).
97

diharapkan.106

Dimasa sekarang ini, para guru sangat dituntut menjadi kreatif maka

dari itu guru menggunakan internet sebagai media yang bisa digunakan untuk

mencari referensi serta menggali wawasan agar lebih luas lagi. Selain untuk

komunikasi, internet juga dapat dimanfaatkan untuk menunjang

pembelajaran. Seiring dengan perkembangan zaman proses pembelajaran

juga mengalami perubahan. Pada awalnya dalam proses belajar mengajar,

guru menjadi satu-satunya media untuk memperoleh berbagai macam ilmu

pengetahuan.107

Hal yang menunjang proses mengajar yang berkualitas yaitu sarana

dan prasarana yang memadai. Menyediakan sarana dan prasarana yang

lengkap disebuah sekolah atau lembaga belajar. Karena dengan tersedianya

sarana dan prasarana yang memadai maka pembelajaran yang dilakukan juga

pasti akan belangsung baik.108

Selain itu guru juga diwajibkan untuk menjadi guru yang komunikatif.

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Dewi PY, salah satu faktor

pendukung guru dalam meningkatkan kualitas mengajarnya yaitu memiliki

semangat yang tinggi, memilii daya tarik untuk didengarkan dan disegani,

pandai membawa diri, serta memandang permasalahan secara positif.109

106
Anissatul mufarrokah, strategi belajar mengajar, (Yogyakarta: Teras 2009), hal. 1
107
Kristiyanti, Mariana. "Internet Sebagai Media Pembelajaran Yang Efektif." Majalah
Ilmiah INFORMATIKA 1.1 (2010).
108
Megasari, Rika. "Peningkatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan untuk
meningkatan kualitas pembelajaran di SMPN 5 Bukittinggi." Jurnal Bahana Manajemen
Pendidikan 2.1 (2020): 636-648.
109
Dewi, Putu Yulia Angga. "Hubungan Gaya Komunikasi Guru Terhadap Tingkat
Keefektifan Proses Pembelajaran." Purwadita: Jurnal Agama dan Budaya 3, no. 2 (2020): 71-78.
98

Sedangkan untuk faktor penghambatnya yaitu peserta didik

mengalami kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh. Tidak

sedikit mendengar keluh kesah para peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran daring, baik itu dari MI-MA, karena ada beberapa faktor yang

menyebabkan hal tersebut. Sama hal nya yang disebutkan oleh Anugrahana

yaitu: lingkungan yang buruk atau tidak mendukung dan terlalu lama waktu

untuk belajar.110

Peserta didik mengalami kendala dalam memahami materi

pembelajaran terbatas sehingga membuat siswa kurang maksimal dalam

memahami materi yang disampaikan oleh guru, dan ada beberapa siswa

bahkan guru yang mengalami kendala pada akses internet. Pada saat peneliti

melakukan penelitian ada beberapa faktor yang memicu adanya kendala dari

peserta didik dalam memahami materi pembelajaran..

Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Novita bahwa pada

dasarnya ada dua macam penyebab yaitu faktor intern (yang berasal dari diri

peserta didik) dan faktor ekstren (yang berasal dari luar peserta didik). Faktor

intern meliputi keadaan fisik, emosi dan kurang perhatian. Sedangkan ekstren

yaitu meliputi sekolah, masyarakat, dan rumah.111

Bukan hanya peserta didik yang mengalami kesulitan , hal itu juga

dirasakan oleh para walimurid mengalami kesulitan dalam menggunakan

aplikasi yang disediakan oleh guru. Maka pemilihan aplikasi yang mudah

110
Anugrahana, Andri. "Hambatan, solusi dan harapan: pembelajaran daring selama masa
pandemi covid-19 oleh guru sekolah dasar." Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 10
111
Novita, Rita, Rully Charitas Indra Prahmana, Nurul Fajri, and Mulia Putra. "Penyebab
kesulitan belajar geometri dimensi tiga." Jurnal Riset Pendidikan Matematika 5, no. 1 (2018): 18-
29.
99

diakses sangatlah penting. Melihat kecenderungan penggunaan media sosial

pada saat ini, seorang guru harus mampu memanfaatkannya sebagai salah

satu media pembelajaran yang bisa dioptimalkan serta dapat membangkitkan

gairah dan motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh.

Whatsapp merupakan aplikasi yang familiar ditelinga masyarakat.

Aplikasi whatsapp banyak digunakan untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh.

Istilah whatsapp yang lebih sering disebut WA menjadi salah satu media

sosial yang sering digunakan karena aksesnya mudah.112

Hal tersebut dikuat kan oleh Riyadi yang dikutip oleh Meda Yuliani

dkk, di Indonesia pengguna media sosial aktif sebanyak 150 juta orang atau

sekitar 56% dari total populasi penduduk.113

Peserta didik kurang maksimal dalam memahami mata pelajaran

tematik karena memang pada dasarnya membutuhkan teori dan praktek dalam

pembelajarannya. Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru dalam

mengatasi hal ini yaitu dengan menyiapkan materi pembelajaran yang tepat

agar pembelajaran jarak jauh dimasa pandemi ini bisa berjalan dengan lancar,

selanjutnya pendidik memberikan media pendukung seperti video animasi

untuk mempermudah proses pembelajaran. Guru juga mengirim materi yang

jelas dan singkat saja pada grup Whatsapp. Kemudian guru mengarahkan

serta membimbing peserta didik dalam memahami materi yang diberikan.

Setelah itu guru melakukan evaluasi pembelajaran pada saat tatap muka,

112
Alaby, Muhammad Awin. "Media sosial whatsapp sebagai media pembelajaran jarak
jauh mata kuliah ilmu sosial budaya dasar (ISBD)." Ganaya: Jurnal Ilmu Sosial dan
Humaniora 3.2 (2020): 273-289.
113
Yuliani, Meda, et al. Pembelajaran daring untuk pendidikan: Teori dan penerapan.
Yayasan Kita Menulis, 2020.
100

dengan tujuan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang dilakukan saat

pembelajaran jarak jauh.114

Hasil dari penelitian ini menguatkan dari penelitian terdahulu yakni

Hermin Wediningsih, Peningkatan kualitas pembelajaran melalui penerapan

metode pembelajaran yang terintegrasi di SDN 03 Kepahiang karena hal yang

dilakukan peneliti dengan saudari Hermin Wediningsih yaitu mengkaji

bagaimana meningkatkan tentang kualitas mengajar.

3. Cara mengatasi hambatan yang dihadapi guru dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran dimasa COVID-19 Siswa Kelas IV Mata

Pelajaran Tematik.

Berdasarkan temuan penelitian dilapangan mengenai cara

mengatasi hambatan yang dihadapi guru dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran dimasa pandemi siswa kelas IV. Disetiap kegiatan tentu tidak

terlepas dari hambatan. Maka dari itu seorang guru atau tenaga pendidik

harus bisa menyiasati hambatan yang dialami dan meminimalisir

kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi. Salah satu cara yang

digunakan untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu pihak sekolah

melaksanakan pelatihan-pelatihan yang pastinya berguna untuk para guru

agar bisa memperluas pengetahuan.

Hal tersebut senada dengan pernyataan yang dikatakan oleh Yudi

Prastyo bahwa benar adanya pelaksanaan pelatihan-pelatihan tersebut

menambah wawasan para guru dalam mengolah proses belajar mengajar.115

114
Wawancara dengan Bapak Yudi Prastyo selaku guru kelas IV, 05 Mei 2021
115
Wawancara dengan Bapak Yudi Prastyo selaku guru kelas IV, 05 Mei 2021
101

Hambatan tersebut bukan hanya datang dari guru akan tetapi dari

peserta didik yaitu materi pembelajaran yang belum selesai disampaikan oleh

guru kemudian tidak dilanjutkan dan langsung diganti dengan materi dan

tugas lainnya. Cara mengatasi hambatasan tersebut adalah dengan

pertimbangan yang matang, guru harus memperhitungkan dengan baik antara

materi dan waktu yang diperlukan.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Trisnangsih Mustakim bahwa

banyaknya tugas dari guru seringkali menjadi keluhan dalam pembelajaran

daring. Beban belajar peserta didik tentunya harus diperhitungkan, terukur

baik secara materi maupun waktu.116 Tentunya perlu diingat bahwa

pembembelajaran tidak setiap saat diisi dengan tugas atau mengerjakan soal

dalam jumlah banyak. Guru bisa memberikan tugas mengamati, mecoba,

menganalisa sehingga lebih menarik dan menantang.117 Hal itu juga berfungsi

untuk menambah semangat belajar siswa dan agar tidak jenuh.

Salah satu cara untuk mengatasi hambatan yang dihadapi yaitu

guru memberikan cara-cara dalam menggunakan aplikasi yang digunakan

untuk pembelajaran, hal ini berfungsi memudahkan peserta didik serta wali

murid dalam memahami materi yang diberikan.

Dimasa pandemi seperti ini tentunya membuat guru harus

mengetahui media pembelajaran apa yang kira-kira dapat digunakan untuk

menunjang keberhasilan belajar peserta didik dirumah. Karena dengan media


116
Mustakim, M., Trisnaningsih, T. and Adha, M.M., 2021. Efektifitas Kahoot Sebagai
Media Kuis Interaktif pada Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19 Di SMA Al Kautsar Bandar
Lampung.
117
Mahanal, Susriyati. "Peran guru dalam melahirkan generasi emas dengan keterampilan
abad 21." Seminar Nasional Pendidikan HMPS Pendidikan Biologi FKIP Universitas Halu Oleo.
Vol. 1. 2014.
102

pembeajaran yang menarik bisa membuat siswa tambah semangat dalam

belajar. Media dalam pendidikan dapat digunakan secara massal (radio,TV),

kelompok besar dan kecil. Jadi kesimpulan media pendidikan adalah

perantara yang membawa informasi atau pesan-pesan sebagai sumber

belajar.118

Selain itu cara guru dalam mengatasi nya dengan menjalin

komunikasi yang baik dengan peserta didik serta walimurid dirumah. Hal ini

bertujuan agar guru lebih mudah untuk memantau pekembangan belajar

peserta didik. Guru juga melakukan pertemuan kepada para wali murid dan

siap mendengar keluh kesah para peserta didi dalam pembelajaran jarak jauh

dimasa pandemi saat ini.119

Hasil dari penelitian ini menguatkan dari penelitian terdahulu yaitu

Aja Rowikarim dalam penelitiannya yang berjudul Mengajar yang efektif

menjadi penentu kualitas seorang guru. Persamaa dalam Penelitian yang

dilakukan peneliti dan saudara Aja Rowikarim ini sama-sama mengkaji

Tentang kualitas seorang guru. Untuk menjadi guru yang memiliki kualitas

pembelajaran yang baik yaitu guru yang bisa juga mengatasi hambatan-

hambatan yang ada.

118
Arsyad, Azhar. "Media pembelajaran." (2011).
119
Wawancara dengan Bapak Yudi Prastyo selaku guru kelas IV, 05 Mei 2021
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Proses yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas mengajar

dimasa pandemi Covid-19 Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Tematik

Adapun proses yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas

mengajar sebagai berikut :

1) Guru harus mempersiapkan materi pembelajaran sesuai dengan

rancangan pembelajaran pada masa pandemi saat ini

2) Guru juga mengetahui strategi yang akan digunakan pada saat

pembelajaran berlangsung,

3) Guru juga harus mengetahui metode, serta pendekatan yang akan

digunakan, membuat media pembelajaran berupa video dan

memberikan penugasan yang selanjutnya akan dibagikan kepada

para peserta didik melalui grup Whatsapp.

4) Guru juga menerapkan setiap seminggu dua kali anak-anak belajar

tatap muka untuk mengevaluasi seberapa pemahaman peserta didik

dalam menerima materi yang disampaikan pada pembelajaran jarak

jauh. Maka dari itu komunikasi antara guru, walimurid dan

peserta didik harus terjalin dengan baik.


104

2. Faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi guru dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran dimasa pandemi Covid-19

Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Tematik.

Faktor pendukung guru dalam meningkatkan kualitas mengajar

yaitu :

1) Guru harus profesional, karena jika seorang guru tidak memiliki

kemampuan dan keahlian dalam bidang keguruan maka ia tidak

dapat melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru secara

maksimal.

2) Guru juga menggunakan internet untuk mencari referensi agar

nantinya pembelajaran berjalan seperti apa yang diharapkan.

3) Guru yang komunikatif serta sarana dan prasarana sekolah yang

memadai agar dapat menunjang kualitas guru dalam mengajar.

Sedangkan untuk faktor penghambat yang peneliti temukan

dilapangan yaitu

1) Peserta didik mengalami kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran

jarak jauh, hal itu membuat guru harus mencari cara agar peserta

didik tidak merasa jenuh.

2) Peserta didik mengalami kendala dalam memahami materi

pembelajaran karena terbatasnya materi yang diberikan oleh guru

dan ada beberapa siswa bahkan yang mengalami kendala pada akses

internet mengingat jika di Jati hanya beberapa provider yang dapat

digunakan dengan lancar. Serta ada peserta didik dan walimurid


105

mengalami kesulitan dalam menggunakan aplikasi yang disediakan

oleh guru. Dengan adanya kendala dari peserta didik hal itu juga

berakibat dengan kualitas mengajar seorang guru.

3. Cara mengatasi hambatan yang dihadapi guru dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran dimasa pandemi COVID-19 Siswa Kelas IV

Mata Pelajaran Tematik

Cara mengatasi hambatan yang ditemui dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran dimasa pandemi Covid-19 yaitu :

1) Pihak sekolah melaksanakan pelatihan-pelatihan yang dapat

menunjang kualitas seorang guru.

2) Guru juga memberikan materi pembelajaran dengan singkat, padat

dan jelas, dikemas semenarik mungkin serta memberikan inovasi-

inovasi baru dalam variasi media pembelajaran hal itu bermaksud

agar para peserta didik lebih mudah dalam memahami materi yang

diberikan khususnya pada mata pelajaran tematik.

3) Guru juga menjalin komunikasi yang baik dengan para peserta didik

dan walimurid serta melakukan pertemuan dengan para wali murid.

Sehingga nanti walimurid dan guru bisa sharing tentang kendala

yang mereka hadapi lalu mencari solusinya bersama. Seperti, guru

juga mengajarkan para walimurid untuk penggunaan aplikasi yang

guru gunakan dalam pembelajaran. Hal itu agar para walimurid bisa

membantu peserta didik dirumah dalam belajar dan mengerjakan

tugas rumah.
106

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MI Miftahul

Huda Jati Trenggalek, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Kepada Kepala Madrasah MI Miftahul Huda Jati, diharapkan selalu

mendampingi dan mendukung para guru dalam meningkatkan kualitas

mengajar para guru dimasa pandemi Covid-19.

2. Kepada guru kelas MI Miftahul Huda Jati, kendala selalu hadir dalam

setiap usaha termasuk dalam meningkatkan kualitas mengajar. Oleh

karena itu, diharapkan guru selalu menambah pengetahuan dan membuka

wawasan seluas-luasnya. Agar mempunyai kualitas mengajar yang baik

dimasa pandemi Covid-19.

3. Kepada peserta didik, agar selalu bersemangat dan antusias dalam

mengikuti proses belajar mengajar.

4. Kepada para walimurid, agar senantiasa mendampingi serta membimbing

putra-putrinya dan memberi dorongan serta motivasi agar selalu

bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dimasa pandemi .

5. Kepada peneliti yang akan datang hendaknya dapat melakukan penelitian

lebih mendalam lagi mengenai upaya yang dilakukan guru dalam

meingkatkan kualitas mengajar dimasa pandemi, serta menjadikan

penelitian ini sebagai ilmu pengetahuan dan informasi.


107

DAFTAR PUSTAKA

Abd Kadir dan Hanun Asrohah, 2014. Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada)

Abdul Majid,”Pembelajaran Tematik Terpadu”(PT: Remaja Rosadakarya, 2014)

Afandi, Muhamad, et al. 2013, "Model dan metode pembelajaran." Semarang:


UNISSULA

Alawiyah, Faridah. "Peran guru dalam kurikulum 2013." Aspirasi: Jurnal


Masalah-masalah Sosial 4.1 (2013)

Ali Sadikin dan Afreni Hamidah, ”Pembelajaran Daring di Tengah Wabah


Covid-19” (BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi ISSN 2580-0922
(Online), ISSN 2460-2612 (Print) Volume 6 No. 02, 2020)

Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, (Jakarta: Kencana


Prenadamedia Group, 2011)

Deni Kurniawan, “Pembelajaran Terpadu Tematik” (Alfabeta:Bandung,2014)

Dewi, Wahyu Aji Fatma. "Dampak Covid-19 terhadap implementasi


pembelajaran daring di Sekolah Dasar." Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan 2.1

Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif


(Bandung: Alfabeta)

Fitriana, Nur Syifa. Pengembangan Media Permainan Ular Tangga


Terintegrasi Asmaul Husna Pada Pembelajaran Tematik. Diss. UIN
Raden Intan Lampung,

Hamzah Uno dan Nina Lamatenggo. Tugas Guru dalam Pembelajara, (Jakarta:
PT Bumi Aksara)

Hasanah, Dian Yaniarti, et al. "Cardiovascular Complications In COVID 19


Infection." Indonesian Journal of Cardiology 41.2 (2020): 60-9.
Khasanah, Dian Ratu Ayu Uswatun, Hascaryo Pramudibyanto, and
Barokah Widuroyekti, (2020) "Pendidikan dalam masa pandemi covid-
19." Jurnal Sinestesia.

Hazmi, Nahdatul. "Tugas Guru dalam Proses Pembelajaran." JOEAI: Journal of


Education and Instruction 2.1 (2019)

Hidayah, Nurul. "Pembelajaran tematik integratif di Sekolah Dasar." Terampil:


Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar 2.1
108

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta: PT


Bumi Aksara)

In Setyorini, Pandemi Covid-19 dan Online Learning, (Universitas Muria Kudus:


Jurnal JIEMAR Volume, 01 No. 01)

J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya)

Kurikulum, Tim Pengembang. "Kurikulum 2013." Jakarta: Kementerian


Pendidikan Nasional.

Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2013)

Mahmud, Saifudin, and Muhammad Idham. Strategi Belajar-Mengajar. Syiah


Kuala University Press, 2017.

Marzuki, Ismail, et al. COVID-19: Seribu Satu Wajah. Yayasan Kita Menulis

Murfiah, Uum. "Model pembelajaran terpadu di Sekolah Dasar." Jurnal Pesona


Dasar 1.1 (2017).

Nana Sudjana, (2002). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitiian Pendidikan, (Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2012)

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004)

Ririn Tri Handayani, Dkk, “Pandemi Covid-19, Respon Imun Tubuh Dan Herd
Immunity” (STIKES kendal: Jurnal Ilmiah Permas Volume 10 No. 3, Juli
2020)

Sardirman, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rajagrafindo


Persada, 2011)

Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi dan Administrasi, (Jakarta: Haji


Masagung, 1988)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: CV Alfabeta, 2009)

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, suatu pendekatan dan praktek, revisi V,


(Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2012)

Sulistyarini, Rr Indahria. "Hubungan antara Kesabaran dan Kecenderungan


Depresi pada Mahasiswa Tingkat Akhir yang Sedang Mengerjakan Skripsi
Selama Masa Pandemi Covid-19." (2020).
109

Suparlan, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Dari Konsepsi Sampai


Implementasi, (Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada, 2002)

Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta,


2009),

Susilo, Adityo, et al. "Coronavirus disease 2019: Tinjauan literatur terkini."


Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 7.1 (2020)

Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2002)

Syakurah, Rizma Adlia, and Jesica Moudy. "Pengetahuan terkait usaha


pencegahan Coronavirus Disease (COVID-19) di Indonesia." HIGEIA
(Journal of Public Health Researc and Development) 4.3 (2020)

Syarifuddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional & Implementasi


Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002)

Trianto Ibnu Badar, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik (Jakarta:


Prenadamedia Group,

Wahyu Aji, “Dampak covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring Di


Sekolah Dasar”(Universitas Pahlawan: Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 2
No. 1, April 2020)

Wijoyo, Hadion, et al. Berdamai dengan Covid-19: True Story. Insan Cendekia
Mandiri, 2020.

Zein, Muh. "Peran guru dalam pengembangan pembelajaran." Inspiratif


Pendidikan 5.2 (2016)
110

Lampiran 1
PEDOMAN OBSERVASI
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggali informasi/data tentang upaya
guru dalam merencanakan, melaksanakan, serta mengetahui faktor pendukung dan
hambatan serta mengatasi kesulitan yang dihadapi guru dalam meningkatkan
kualitas mengajar dimasa pandemi Covid-19 di MI Miftahul Huda Jati Karangan
Trenggalek yang meliputi:
1. Proses yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas mengajar guru
dimasa pandemi Covid-19 siswa kelas IV Mata Pelajaran Tematik di MI
Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek
2. Faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi guru dalam meningkatkan
kualitas mengajar dimasa pandemi Covid-19 siswa kelas IV Mata Pelajaran
Tematik di MI Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek
3. Cara mengatasi hambatan yang dihadapi guru dalam meningkatkan kualitas
mengajar dimasa pandemi Covid-19 siswa kelas IV Mata Pelajaran Tematik
MI Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek
111

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

A. Pedoman Wawancara untuk Kepala Madrasah, Guru Kelas IV, Wali


Murid, dan Peserta Didik
1. Apa upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi hambatan
yang dihadapi guru dalam meningkatkan kualitas mengajar dimasa
pandemi Covid-19?
2. Bagaimana cara guru mengatasi hambatan dalam pembelajaran dimasa
pandemi Covid-19 sekarang ini?
3. Apa saja yang diperlukan guru dalam meningkatkan kualitas guru
dalam mengajar?
4. Strategi apa yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas
mengajar?
5. Apa saja yang diperlukan guru saat melaksanakan proses belajar
mengajar?
6. Metode apa apa yang digunakan guru pada saat mata pelajaran tematik
dimasa pandemi Covid-19?
7. Apa saja faktor yang mendukung guru agar bisa menjadi penunjang
dalam proses belajar mengajar?
8. Apa saja faktor yang mendukung guru dalam meningkatkan kualitas
mengajar?
9. Apa saja faktor penghambat guru dalam meningkatkan kualitas
mengajar?
10. Bagaimana cara guru mengatasi hambatan yang dihadapi dalam
meningkatkan kualitas mengajar guru?
11. Apa saja hambatan yang dirasakan oleh para walimurid serta peserta
didik dimasa pandemi Covid-19?
112

Lampiran 3

TRANSKIP WAWANCARA

Nama : Ulfa Khoiriyah

Jabatan : Kepala Madrasah

Peneliti : Apa upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi


hambatan yang dihadapi guru dalam meningkatkan kualitas mengajar?

Bu Ulfa : Jadi, dari pihak sekolah menyediakan sarana dan prasarana mbak,
walaupun belum memenuhi kebutuhan sebenarnya, akan tetapi saya dan para guru
berusaha sebisa mungkin menghandle hambatan-hambatan yang ada agar bisa
memenuhi kebutuhan peserta didik dirumah dalam pemberian materi
pembelajaran. Serta saya secara pribadi sangat mendukung terhadap guru di MI
Miftahul Huda ini bisa lebih berinovasi dalam melaksanakan proses belajar
mengajar.

Peneliti : Apa saja yang diperlukan guru dalam meningkatkan kualitas guru
dalam mengajar?

Bu Ulfa : Ya menurut saya, mungkin bisa menerapkan pendekatan, metode


dan model pembelajaran yang tepat dimasa pandemi seperti ini mbak.

Peneliti : Bagaimana cara Kepala Madrasah membantu guru dalam


mengatasi hambatan dalam pembelajaran dimasa pandemi Covid-19?

Bu Ulfa : Saya yakin bahwa setiap guru disini memiliki kemampuan yang
berbeda-beda. Saya rasa dengan adanya hambatan yang ada hal itu akan segera
bisa menemukan solusinya. Akan tetapi agar skill para guru semakin bagus dalam
memberikan pembelajaran dimasa pandemi seperti ini mbak. Maka saya
berinifiatif untuk melaksanakan pelatihan-pelatihan yang akan menunjang guru
dalam proses belajar mengajar, ya walaupun hanya dalam ruang lingkup MI
Miftahul Huda saja. Adapun pelatihan yang kami lakukan itu seperti cara
113

membuat media pembelajaran yang menarik, cara membuat video pembelajaran


dengan animasi-animasi agar siswa tidak merasa bosen pada saat belajar dirumah.
Dan para guru melakukan pertemuan kepada para wali murid baik itu untuk
sekedar berdiskusi tentang permaslaahan yang mereka dapatkan dalam
membimbing peserta didik dirumah. Serta saya rasa bukan dari pihak sekolah saja
yang membantu dalam mengatasi hambatan-hambatan yang ada bahkan dari pihak
pemerintahan juga.
114

Nama : Yudi Prastyo

Jabatan : Guru Kelas IV

Peneliti : Apa saja yang diperlukan guru dalam meningkatkan kualitas guru
dalam mengajar?

Bapak Yudi : Kualitas mengajar guru itu menjadi salah satu elemen penting
dalam pendidikan yang harus ditingkatkan ya mbak. Nah tahapan yang harus
dilakukan untuk meningkatkan kualitas mengajar pada saat pandemi Covid-19
ini harus meningkatan strategi agar kebutuhan peserta didik dalam menuntut
ilmu dan pengetahuan dapat terpenuhi, karena dari pemerintah tidak
menganjurkan pembelajaran tatap muka maka mau tidak mau kita harus
menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh atau daring, sehingga proses
pembelajaran tetap berlangsung. Dengan motede daring, proses pembelajaran
mengalami perbedaan yang cukup signifikan dibandingkan dengan model
pembelajaran secara langsung. Hal ini menjadi pengalaman baru bagi pendidik
maupun peserta didik terutama di tingkat Sekolah Dasar ini. Agar proses belajar
mengajar bisa efektif, pihak sekolah juga mendukung guru dan siswa serta orang
tua untuk selalu melanjutkan pembelajaran sebisa mungkin, karena dalam hal ini
pembelajaran daring perlu adanya kerja sama antara guru dan orang tua dalam
menjaga komunikasi untuk selalu mengawasi perkembangan dan proses belajar
peserta didik.

Peneliti : Strategi apa yang tepat digunakan guru untuk meningkatkan


kualitas mengajar?

Bapak Yudi : Tentunya, dimasa pandemi ini guru dituntut menjadi lebih kreatif
dan inovatif lagi ya mbak. Jadi saya tentu saja menggunakan, memilah dan
memilih metode, model serta pendekatan yang tepat agar bisa digunakan dalam
memberikan materi khususnya mata pelajaran tematik serta tugas kepada siswa
dirumah. Dengan diterapkannya metode serta menggunakan pendekatan yang
tepat, siswa dapat lebih mengerti tentang materi yang diberikan dan tetap dibantu
oleh oranng tua masing-masing.
115

Peneliti : Metode apa yang digunakan guru pada saat mata pelajaran
tematik dimasa pandemi Covid-19?

Bapak Yudi : Metode yang saya gunakan untuk menjelaskan mata pelajaran
tematik kepada peserta didik yaitu pemberian tugas dan tanya jawab mbak,
tergantung dengan materi yang akan saya sampaikan. Alasannya kedua metode
ini lebih mudah diterapkan pada sistem daring ini. Karena tidak membutuhkan
waktu yang banyak untuk menjelaskannya, terutama kepada wali murid jika
peserta didik yang hanya mempunyai satu handphone dirumah, saya menjelaskan
kepada wali murid secara individu. Agar mereka lebih bisa memahami dan bisa
menyampaikan juga kepada peserta didik dirumah dengan baik. Sebenarnya
metode ini masih banyak kekuranganya dan belum tentu tepat untuk
pembelajaran tematik akan tetapi metode inilah yang paling mudah diterapkan
pada saat ini.

Peneliti : saja yang diperlukan guru saat melaksanakan proses belajar


mengajar?

Bapak Yudi : “Dalam segi pengelolaan kami para guru masih mengikuti
kegiatan berdasarkan silabus dan RPP dari yang sudah kami susun disetiap mata
pelajarannya. Khusus nya pada mata pelajaran tematik yang berdasarkan
kurikulum yang digunakan dalam mana pandemi Covid-19 ini.

Peneliti : Apa saja faktor yang mendukung guru dalam meningkatkan


kualitas mengajar?

Bapak Yudi : Ada beberapa faktor yang bisa dijadikan penunjang guru dalam
meningkatkan kualitas mengajar mbak, yaitu guru harus profesional terus juga
adanya internet sebagai media yang bisa digunakan untuk menggali wawasan
guru agar lebih luas lagi mbak, ditambah lagi sarana prasarana yang memadai
serta guru yang komunikatif serta dapat dilatih untuk menguasai semua metode
pembelajaran.

Peneliti : Apa saja factor penghambat guru dalam meningkatkan kualitas


mengajar?
116

Bapak Yudi : Jadi untuk penghambatnya yaitu kami para guru belum maksimal
dalam memahami karakteristik peserta didik, karena peserta didik mempunyai
karakteristik yang beragam membuat guru susah untuk memahami mereka,
bahkan ada beberapa guru kurangnya pemahaman tentang internet serta
penggunaan teknologi informasi hanya sebatas penggunaan laptop dan infokus
untuk menyampaikan materi dikelas. Ditambah dari peserta didik yang sulit
untuk memahami materi yang kami berikan, ada peserta didik yang hanya
memiliki satu handphone dirumah yang bisa digunakan, serta peserta didik dan
para wali murid yang kesulitan mendapatkan akses internet.

Peneliti : Bagaimana cara guru mengatasi hambatan yang dihadapi dalam


meningkatkan kualitas mengajar guru?

Bapak Yudi : Yaitu dengan menciptakan inovasi-inovasi baru tentang


pembelajaran yang akan diberikan terutama dalam mata pelajaran tematik, serta
berusaha memberikan materi pelajaran yang saya kemas menjadi singkat, padat
namun jelas agar para peserta didik dirumah tidak kesulitan dalam memahami
materi pembelajaran yang saya berikan. saya juga menjalin komunikasi yang baik
dengan peserta didik maupun wali murid. Agar saya juga bisa mengetahui hal apa
yang menjadi hambatan mereka dalam menerima materi serta tugas-tugas yang
saya berikan, saya juga mengadakan pertemuan dengan para wali murid untuk
mendengarkan keluhan serta solusi yang mereka berikan terhadap saya.
117

Peserta Didik dan Wali Murid

Nama : Rama dan Ibu Sinta

Peneliti : Apa saja hambatan yang dirasakan oleh para walimurid serta
peserta didik dimasa pandemi Covid-19?

Rama : saya merasakan kejenuhan pada saat mengalami kesulitan dalam


menerima materi mbak, karena handphone dirumah hanya ada satu yang android,
itupun harus dibawa kerja kakak saya. Jadi saya bisa mengumpulkan tugas pas
kakak saya pulang dari bekerja. Kadang saya menumpang dihp teman, entah itu
untuk mengumpulkan tugas ataupun belajar memahami materi yang diberikan
oleh Bapak/Ibu guru.

Walimurid : Kalau saya terkendala pada kuota internet mbak, soalnya merasa
boros sekali pada saat pembelajaran anak-anak dimasa pandemi Covid-19 seperti
saat ini. Tapi ya mau bagaimana lagi, kita tidak boleh egois harus mematuhi
kebijakan dari pemerintah. Ditambah lagi kadang aplikasi yang digunakan saya
belum pernah menggunakannya. Jadi kadang saya bertanya kepada sesama wali
murid.
118

Lampiran 4
119

Lampiran 5
120

Lampiran 6

PROFIL MI MIFTAHUL HUDA JATI KARANGAN TRENGGALEK

A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SDIT Al-Asror Kedungwaru Tulungagung
Status : Swasta
Kepala Madrasah :Ulfa Khoiriyah, S.Ag
Nomer Telp. : 0355-329456
Alamat :RT.20/RW.06, DS. JATI
Kecamatan :Karangan
Kabupaten :Trenggalek
Kode Pos :66223
Tahun Berdiri :1994
Waktu Belajar : Pagi Hari
B. Sejarah Singkat Berdirinya
Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda terletak di Desa Jati,
Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek. Awal berdirinya MI
Miftahul Huda ini bermula dari prakarsa Bapak M. Yusak pada tahun
1994. Beliau berinisiatif untuk mendirikan suatu Lembaga Pendidikan
yang bercirikan islam di daerahnya yaitu Desa Jati. Kemudian beliau
mengajak tokoh masyarakat untuk mewujudkan prakarsanya tersebut
sebagai wadah untuk menampung dan mendidik anak-anak di sekitar desa
tersebut. adapun batas-batas wilayah MI Miftahul Huda sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa kayen


2. Sebelah Selatan berbatasan dengan pemukiman warga
3. Sebelah Timur berbatasan dengan SD Jati
4. Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Suruh
121

C. VISI & MISI MI Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek

Visi: Beriman, Bertaqwa, Cerdas dan Berbudi Luhur.

Misi :
1. Mewujudkan pembentukan karakter islami yang mampu
mengaktualisasikan diri dalam keluarga, madrasah dan
masyarakat.
2. Mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai akhlakul
karimah.
3. Menyelenggarakan pendidikan berkualitas dalam pencapaian
prestasi.
4. Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga
kependidikan.
5. Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,
transparan, akuntabel.
6. Meningkatkan kebiasaan berperilaku disiplin dan
bertanggung jawab baik dilingkungan keluarga, madrasah
dan masyarakat.
D. Keadaan Guru MI Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek

Guru adalah komponen suatu pendidikan yang sangat penting


karena guru adalah orang yang diberikan tanggung jawab untuk
melaksanakan penyelenggaraan lembaga pendidikan. Oleh sebab itu
kualitas guru harus diperhatikan dan sangat penting untuk menentukan
kualitas penyelenggaraan pendidikan bahkan kualitas lulusan suatu
lembaga tersebut.

Penulis bermaksud dengan keadaan guru adalah tenaga pengajar di


MI Miftahul Huda Jati Karangan Trenggalek. Sebagai tenaga pengajar
yang ada di lembaga tersebut sebagaimana tabel di bawah ini:
122

NO NAMA KETERANGAN

1 Ulfa Khoiriyah, S.Ag Kepala Sekolah

2 Nurul Laila S.Pd.I Guru kelas 1

3 Siti Khotimah Guru kelas 2

4 Sudarti S.Pd.I Guru kelas 3

5 Yudi prastyo S.Pd Guru kelas 4

6 Nurul hidayah S.Pd Guru kelas 5

7 Asri kurniati S.Pd.I Guru kelas 6

8 Agung Sudibyo S.Pd Guru mapel PJOK 1-6

9 Adha istiana S.Pd Guru mapel Agama 1-3

10.10 Riski mubarok S.Pd Guru mapel Agama 4-6


123

Lampiran 7

DOKUMENTASI
124
125
126

Lampiran 8

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jalan Mayor Sujadi Timur Nomor 46 Tulungagung -
Jawa Timur 66221Telepon (0355) 321513, 321656
Faximile (0355) 321656
Website : http://ftik.iain-tulungagung.ac.id E-mail : ftik@iain-tulungagung.ac.id

FORM KONSULTASI
PEMBIMBINGAN PENULISAN SKRIPSI

Nama : Retno Sepnia Ningrum


NIM : 12205173134
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Judul Skripsi/Tugas : Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Mengajar
akhir di masa Pandemi COVID-19 Siswa Kelas IV Mata
Pelajaran Tematik di MI Miftahul Huda Jati Karangan
Trenggalek
Pembimbing : Suwanto, M.S.I

No Tanggal Topik/Bab Saran Pembimbing Tanda


Tangan
1. 11-05-2021 Bimbingan Bab I- - Perbaikan penulisan
III - Perbaikan penegasan
istilah
- Perbaikan sistematika,
sumber data, rancangan
penelitian
- Teknik pengecekan
keabsahan data belum
ada
2. 19-05-2021 Revisi Bab I –III - Perbaikan sistematika,
diselesaikan dari Bab I-
VI
- Perbaikan jenis
penelitian dan
pendekatan penelitian
-
3. 29-05-2021 Bimbingan Bab I- - Perubahan Fokus
VI Penelitian
- ACC Bab II-III
- Revisi Bab IV – V dan
perbaikan kesimpulan
Bab VI
127

4. 08-06-2021 Revisi Bab IV-VI - ACC Bab I


- Perbaikan Penulisan
- Menyesuaikan fokus
penelitian dari Bab I-
VI
- Perbaikan
Kesimpulan

5. 13-06-2021 Bimbingan Bab - Perbaikan abstrak, Daftar


V-VI Isi dan Prakata
- Perbaikan paradigma
penelitian

6. 15-06-2021 Bimbingan abstrak - Perbaikan abstrak

7. 31-08-2021 Bimbingan - ACC Bab IV-VI


Lampiran - Perbaikan Lampiran

7.02-09-2021 ACC Full skripsi


8.

Tulungagung, 02 September 2021

Penulis,

Retno Sepnia Ningrum


NIM. 12205173134
Lampiran 9

KETUNTASAN BIMBINGAN
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jalan Mayor Sujadi Timur Nomor 46 Tulungagung - Jawa Timur 66221
Telepon (0355) 321513, 321656 Faximile (0355) 321656
Website : http://ftik.iain-tulungagung.ac.id E-mail : ftik@iain-tulungagung.ac.id

Nomor :
Lamp :
Hal. : Laporan selesai Bimbingan Skripsi

Yth. Ketua Jurusan PGMI


Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
IAIN Tulungagung
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Suwanto, M,S.I
NIP : 198512122018011002
Pangkat/Golongan : IIIb / Penata Muda Tk I
Jabatan Akademik : Asisten Ahli
Sebagai : Pembimbing Skripsi
Melaporkan bahwa penyusunan skripsi oleh mahasiswa :
Nama : Retno Sepnia Ningrum
NIM : 12205173134
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Pembimbing : Suwanto, M.S.I
Judul : Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Mengajar
di masa Pandemi COVID-19 Siswa Kelas IV Mata
Pelajaran Tematik di MI Miftahul Huda Jati Karangan
Trenggalek
Telah selesai dan siap untuk DIUJIKAN.
Tulungagung, 02 September 2021
Lampiran 10
Pembimbing
BIODATA PENULIS

Suwanto, M.S.I
NIP. 198512122018011002
129

Nama : Retno Sepnia Ningrum


TTL : Kepahiang, 09 September 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Fakultas/jurusan : FTIK/ Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Alamat : Dusun 007, Desa Tebat Monok, Kecamatan Kepahiang,


Kabupaten Kepahiang
Email : retnosepnia@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 11 Kepahiang 2005-2011
2. SMPN 04 Kepahiang 2011-2014
3. MAN 02 Kepahiang 2014-2017
4. IAIN Tulungagung 2017-2021

Anda mungkin juga menyukai