Anda di halaman 1dari 174

nUPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM MENDISIPLINKAN PENGAMALAN IBADAH


DI MTs NU KECAMATAN UNGARAN
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan (S. Pd)

Disusun Oleh :
Sisca Tri Handayani
Nim 23010160244

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ISLAM
SALATIGA
2021

HALAMAN SAMPUL

i
HALAMAN BERLOGO

ii
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM MENDISIPLINKAN PENGAMALAN IBADAH
DI MTs NU KECAMATAN UNGARAN
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan (S. Pd)

Disusun Oleh :
Sisca Tri Handayani
Nim 23010160244

HALAMAN SAMPUL AWAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ISLAM
SALATIGA
2021

iii
NOTA PEMBIMBING
Purnomo, MPd. I
Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Hal : Naskah Skripsi
Lamp : 4 Eksemplar
Saudara : Sisca Tri Handayani
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,
kamikirimkan naskah skripsi saudara atau saudari:
Nama : Sisca Tri Handayani
NIM : 23010160244
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul : UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MENDISIPLINKAN PENGAMALAN IBADAH DI MTs NU
KECAMATAN UNGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Dengan ini kami mohon skripsi saudara/saudari tersebut di atas supaya segera
dimunaqosahkan. Salatiga, 14 Juni 2021

Pembimbing
Wassalamualaikum.Wr. Wb.

Purnomo M. Pd. I
19891215 201903 1 013
iv
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon (0298) 6031364 Salatiga 50716
Website:tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM MENDISIPLINKAN PENGAMALAN IBADAH DI MTs NU
KECAMATAN UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2020/2021

Disusun oleh
Sisca Tri Handayani
NIM: 23010160244
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Program Studi
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal dan telah dinyatakan memenuhi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : _______________________
Sekretaris Penguji : _______________________
Penguji I : _______________________
Penguji II : _______________________
Salatiga, 14 Juni 2021
Dekan FTIK

Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag


NIP. 197509052001121001

v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN DAN KESEDIAAN
PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sisca Tri Handayani

NIM : 23010160244

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar merupakan


hasil karya tulis saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat
atau temuan orang lain yang terdapat didalam skripsi ini dikutip dan dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan
pada e-repository IAIN Salatiga.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 14 Juni 2021


Yang Menyetujui

Sisca Tri Handayani


NIM. 23010160244

vi
MOTTO

ِ ‫وما خلَ ْقت اجْلِ َّن واِإْل نْس ِإاَّل لِيعب ُد‬
‫ون‬ ُْ َ َ َ ُ َ ََ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku” (Al-Dzariyat ayat 56)

vii
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamiin, puji syukur teruntai dari sanubariku yang


terdalam atas karunia dan rahmat Allah SWT. Dengan segenap rasa cinta dan
sayang kupersembahkan karya sederhana ini untuk:
1. Almarhum .Bapak Ghufron dan Almarhumah. Ibu Mursiti, ucapan
terimakasih yang pertama saya sampaikan kepada almarhuma orang tua
saya, meskipun kedua orang tua saya sudah meninggal dunia akan tetapi
tanpa dukungan support beliau yanag hebat saya tidak akan mampu
menempuh jenjang yang setinggi ini.
2. Suamiku Tercinta dan Tersayang Muhammad Irham yang sedari awal telah
mensupport serta mendukungku dengan setia dan menemaiku untuk
menyelesaikan sekripsi ini.
3. Kakakku Winda Purwati dan Kakakku Rony Setyo Nugroho yang selalu
memberi semangat serta memotivasi langkahku menuju gelar sarjana ini.
4. Sahabat saya Ressa Alin, Dyah Puji, Erika Nurcahyo, Ilva dan Erna yang
memberikan dukungan serta doa.
5. Keluarga besar MTs. NU Ungaran yang telah membantu memberikan
informasi serta data yang spenulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi.
6. Keluarga Dagel Family Bunda Dona, Emak Sani, Yelita, Febriani, Lutfidah,
dan Ressa Alin yang memotivasi saya dan memberikan inspirasi kepada
penulis.
7. Teman-teman PPL SMP Muhammadiyah Salatiga Bu Ella,Pak Agung, Bu
Maya, Pak Karim, Bu Ica, Bu Tri, Adib Muzaki, Bu Wiwik, Bu Eva, Bu
Umi, Bu Zeni, Bu Sofi, dan Pak Rosyid yang memberikan suport kepada
penulis.
8. Rekan-rekan KKN khususnya Posko 141 Desa Gantang Kec. Sawangan
Kab. Magelang dan Keluarga besar Desa Trono.

viii
9. Keluarga besar Pendidikan Agama Islam Kelas G yang telah berjuang
bersama dari awal semester dan Almamater PAI Angkatan 2016.
10. Semua orang yang membantu menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.

ix
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, Penulis panjatkan syukur

kepada Allah SWT yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta

hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mendisiplinkan

Pengamalan Ibadah Di MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2020/2021

Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang

selalu setia dan menjadikannya suri tauladan semoga syafaatnya selalui menyertai

kita.

Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari

berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyudin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Ketua Program Studi PAI IAIN Salatiga.

x
4. Bapak Purnomo M. Pd.I. Selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing

dengan ikhlas, mengarahkan, memberikan ide dan inspirasi kepada penulis

serta meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta

karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang

pendidikan S1.

6. Seluruh tenaga pendidik dan siswa siswi MTs NU Kecamatan Ungaran

Kabupaten Semarang.

7. Seluruh santri Pondok Pesantren Salafiyah dan Ar Rois Kelurahan Pulutan.

Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Amin.

Salatiga, 14 Juni 2021


Penulis

Sisca Tri Handayani


NIM. 23010160244

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................................i
HALAMAN BERLOGO..........................................................................................................ii
HALAMAN SAMPUL AWAL................................................................................................iii
NOTA PEMBIMBING..........................................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI......................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI....................................vi
MOTTO.............................................................................................................................vii
PERSEMBAHAN................................................................................................................viii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................x
DAFTAR ISI........................................................................................................................xii
DAFTAR TABEL..................................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................xvi
ABSTRAK.........................................................................................................................xvii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
B. Fokus Penelitian.......................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian...................................................................................................5
1. Manfaat Teoritis...............................................................................................5
2. Manfaat Praktis................................................................................................5
E. Penegasan Istilah......................................................................................................6
1. Upaya...............................................................................................................6
2. Guru PAI..........................................................................................................6
3. Mendisiplinkan Pengamalan Ibadah.................................................................7
F. Sistematika Penulisan..............................................................................................8

xii
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................................10
A. Kajian Teori...........................................................................................................10
1. Upaya.............................................................................................................10
2. Guru Pendidikan Agama Islam.......................................................................12
3. Mendisiplinkan Pengalaman Ibadah...............................................................14
4. Upaya mendisiplinkan pengamalan ibadah peserta didik...............................17
5. Materi dalam pengamalan kedisiplinan ibadah...............................................25
6. Faktor yang mempengaruhi dalam mendispilinkan pengalaman ibadah peserta
didik...............................................................................................................27
B. Kajian Pustaka.......................................................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN............................................................................................35
A. Jenis Penelitian......................................................................................................35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................................35
1. Lokasi.............................................................................................................35
2. Waktu.............................................................................................................36
C. Sumber data...........................................................................................................36
1. Sumber data primer........................................................................................36
2. Sumber data sekunder....................................................................................36
D. Prosedur pengumpulan data...................................................................................37
1. Wawancara.....................................................................................................37
2. Observasi........................................................................................................38
3. Dokumentasi..................................................................................................38
E. Analisis Data..........................................................................................................39
1. Reduksi data...................................................................................................39
2. Pemaparan data..............................................................................................40
3. Kesimpulan dan verifikasi..............................................................................40
F. Pengecekan keabsahan data...................................................................................40
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA.............................................................................42
A. Gambaran Umum...................................................................................................42
1. Sejarah Berdirinya MTs Nu Ungaran.............................................................42
2. Profil singkat MTs NU Ungaran....................................................................42
3. Yayasan Penyelenggara MTs NU Ungaran....................................................43

xiii
4. Program MTs NU...........................................................................................44
5. Sarana dan Prasarana......................................................................................45
6. Struktur Organisasi.........................................................................................46
7. Data kesiswaan MTs NU Ungaran.................................................................48
8. Visi - Misi MTs NU Ungaran.........................................................................50
B. Paparan Data..........................................................................................................51
1. Upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam mendisiplinkan pengamalan
ibadah pada siswa MTs NU Ungaran.............................................................52
2. Faktor pendukung dan penghambat dari upaya guru Pendidikan Agama Islam
dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah pada siswa MTs NU Ungaran.....69
C. Analisis Data..........................................................................................................76
1. Upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam mendisiplinkan pengamalan
ibadah pada siswa MTs NU Ungaran.............................................................76
2. Faktor pendukung dan penghambat dari upaya guru Pendidikan Agama Islam
dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah pada siswa MTs NU Ungaran.....82
BAB V PENUTUP...............................................................................................................87
A. Kesimpulan............................................................................................................87
B. Saran......................................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................93
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................................97

xiv
DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Profil MTs NU Ungaran 41

2. Tabel Keterangan 1.2 Yayasan Penyelenggara MTS NU Ungaran 42

3. Tabel 1.3 Program MTs Nu Ungaran 43

4. Tabel 1.4 Sarana dan Prasarana MTs NU` 44

5. Tabel 1.4 Sarana dan Prasarana MTs NU 45

6. Tabel 1.6 Jumlah Peserta didik MTs NU Ungaran 47

7. Tabel 1.7 Prestasi Yang Diraih Peserta didik MTs NU Ungaran Tahun

Pelajaran 2018/2019 pada Semester 1 48

xv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran Data Wawancara 102

2. Lampiran Hasil Wawancara 143

3. Lampiran Dokumentasi 144

4. Lampiran Lembar Konsultasi 147

5. Lampiran Surat Penunjukan Pembimbing 149

6. Lampiran Surat Izin Penelitian 150

7. Lampiran Surat Keterangan Sudah Penelitian 151

8. Lampiran Surat Kredit Kegiatan 152

9. Lampiran Daftar Riwayat Hidup 143

xvi
ABSTRAK
Tri Handayani, Sisca. 2021. Skripsi. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Mendisiplinkan Pengamalan Ibadah Di MTs Nu Kecamatan
Ungaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2020/2021: Program
Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Purnomo, M. Pd. I
Kata Kunci: Upaya, Guru PAI, Mendisiplinkan, Pengamalan Ibadah
Tujuan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis adalah 1). Untuk
mengidentifikasi bagaimana upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam
mendisplinkan pengamalan ibadah pada siswa MTs. NU Ungaran. 2). Untuk
mengindentifikasi apa saja faktor pendukung dan penghambat dari upaya guru
Pendidikan Agama Islam dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah siswa di MTs
NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik
pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru PAI dan
tenaga pendidik, siswa serta siswi MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten
Semarang, sebagai sumber data. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif meliputi reduksi data, serta penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan, pertama. Upaya guru Pendidikan
Agama Islam dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah pada siswa MTs NU
Ungaran melalui metode pembiasaan, metode pengawasan, pemberian hadiah,
hukuman Motivasi dalam kedisplinan pengamalan ibadah dilakukan melalui
oleh para Guru PAI atau guru yang lain juga bertanggungjawab dalam
lingkungan pendidikan tersebut, sebab peranan motivasi adalah sebagai daya
penggerak psikis dalam diri peserta didik di MTs NU Ungaran, kedua. Faktor
pendukung Internal upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam
mendisiplinkan pengamalan ibadah pada siswa MTs NU Ungaran meliputi:
motivasi diri peserta dan kemampuan peserta didik. Faktor eksternal yang
menjadi pendukung meliputi: tersedianya masjid atau lingkungan masyarakat
dalam lingkungan hidup siswa yang aktif mengadakan kajian rutin atau majelis
ta’lim, kegiatan keagamaan lain-Nya, adanya sarana prasaran serta sumber
belajar keagamaan yang mampu menjadi pedoman siswa MTs NU Kecamatan
Ungaran Kabupaten Semarang dalam belajar kedisiplinan keagamaan. Faktor
penganghambat eksteml dalam upaya pendidikan guru PAI di MTs
NU:andanya problematika dalam keluarga baik masalah ekonomi, broken
home, atau kurangnya perhatian keteladan keluarga dalam pendidikan karakter
dan guru yang kurang maksimal daam mendidik. Faktor penghambat internal
meliputi: mengurangnya motivasi diri siswa disebabkan belum paham atau
susah dalam menerima materi maupun mengurangnya motivasi siswa sebab
menghadapi suatu hal, seperti sakit keras atau adanya problem keluarganya.

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Masa perkembangan teknologi semakin memacu perkembangan

zaman di era global ini, berbagai macam dampak baik postif namun atau

negatif. Dampak negatif sering menimbulkan permasalahan di negeri ini,

bahkan termasuk dalam dunia pendidikan. Di sini perlunya penguatan

karakter kedisplinan dan penguamalan ibadah agar mampu membentuk sikap

dan benteng dalam pengaruh negatif era ini khususnya dalam dunia

pendidikan yang dengan tujuan pembentukan karakter (Novarianing, 2018:

11).

Kerusakan moral yang terjadi kepada peserta didik terus menerus

terjadi, seperti contoh yang sedang terjadi saat ini, yaitu maraknya

pembegalan motor, tawuran dan perampokan yang terjadi di Depok dan

Tangerang serta daerah lainnya, yang sangat memperhatikan tentang

demikian adalah identitas pelaku sebagai pelajar. Tentu hal inilah yang

menjadi pentingnya kepedulian dan penanganan dari para pendidik khususnya

Guru Agama Islam ( Unayah, dkk. 2015: 122).

Guru haruslah mampu berperan lebih dalam mengupayakan suatu

usaha sebagai seorang pendidik menjalankan dan menerapkan kurikulum

Pendidikan Agama Islam di sekolah, dan mendukung bagi akan terwujudnya

tujuaan pendidikan karakter bagi para peserta didik khususnya dalam

1
membina karakter kedisiplinan dan pengamalan ibadah yang menjadi salah

satu tujuan-Nya.

Kata disiplin itu sendiri, secara etimologi disiplin berasal dari Bahasa

Latin yaitu disciplina dan discipulus yang berarti perintah dan peserta didik.

Adapun secara terminologi disiplin dimaknai sebagai tindakan yang

menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan

termasuk dalam bersikap atau dalam mengamalkan ajaran agama kepada para

manusia sebagai upaya pendidikan diri dalam menjalankan agamanya, baik

dalam bentuk berosial atau ibadah ( Reski, 2017: 5).

Pengamalan ibadah dalam menjalankan agamanya menjadi suatu

proses pembelajaran, sebagai suatu upaya untuk menyiapkan siswa dengan

mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan syari’ah Islam yang

kemudian menjadi dasar panduan hidupnya. Hal tersebutlah yang akan

menjadi inti perilaku yang akan senatiasa menjadi acuan dan pembiasaan di

dalam kehidupan, dalam lingkungan pendidikan guru menjadi pemeran

penting akan membantu dan mengupayakan hal demikian bagi siswa (Thaha,

dkk. 2016: 5).

Upaya guru pendidikan Agama Islam seorang pendidik sangatlah

harus ekstra sebagai suatu jalan mendidik peserta didik untuk menjadi

pribadi yang taat dalam beribadah dengan tujuan pembiasaan sejak usia

remaja seperti usia sekolah sehingga nanti pada saat dewasa peserta didik

tidak lagi merasakan ibadah sebagai suatu yang berat untuk dilaksanakan

2
melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran, latihan serta penggunaan

pengamalan (Arifah, 2016:112).

Guru PAI merupakan suatu profesi penting bahkan dalam prespektif

Al-Qur`an Allah berfirman Dalam Al-Qur`an Surah Ali Imran 79 demikian

ini:

ِ ِّ‫يث ِمن الطَّي‬ ِ ِ ِ ِِ ِ


ُ‫ب ۗ َو َما َكا َن اللَّه‬ َ َ ‫ني َعلَ ٰى َما َأْنتُ ْم َعلَْيه َحىَّت ٰ مَي َيز اخْلَب‬ َ ‫َما َكا َن اللَّهُ ليَ َذ َر الْ ُمْؤ من‬
‫ب َو ٰلَ ِك َّن اللَّهَ جَيْتَيِب ِم ْن ُر ُسلِ ِه َم ْن يَ َشاءُ ۖ فَ ِآمنُوا بِاللَّ ِه َو ُر ُسلِ ِه ۚ َوِإ ْن تُْؤ ِمنُوا‬ِ ‫لِيُطْلِ َع ُكم َعلَى الْغَْي‬
ْ
‫يم‬ ِ
ٌ ‫َأجٌر َعظ‬ ْ ‫َو َتَّت ُقوا َفلَ ُك ْم‬
“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al
Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah
kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan
tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena
kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap
mempelajarinya”.

Ayat di atas dijelaskan dalam Abdullah (2016:1), secara tidak

langsung mengandung amanah agar pendidik mampu manusia rabbany dan

pendidikan haruslah mampu mencetak manusia rabbany, tentu merka harus

mendidik, membimbing dan mengarahkan guna menumbuhkan kesadaran

jiwa keberagamaan siswa atau sebagai stimulasi internal siswa dalam

pengamalan ibadah, dengan harapan kebiasaan menjalankan ibadah dengan

kedisiplinan di kemudian saat secara terus menerus (Maya, 2017: 238).

Salah satu lingkungan lembaga pendidikan MTs NU Ungaran para

guru di sekolah MTs NU Ungaran juga melaksanakan suatu upaya guru

pendidikan Agama Islam dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah, agar

para siswa menjadi disiplin dalam beribadah di dalam kehidupan sehari-hari.

3
Seperti adanya pembiasaan sholat, pembacaan Al-Quran atau tadarus,

pembacaan Asmaul khusna dan prakitk ibadah lain, dalam rangka membantu

menguatkan karakter dan kesempurnaan ibadah peserta didik dalam

menghadapi dan melalui era yang rentan akan kenakalan dan kerusakan

moral.

Dari uraian di atas, penulis ingin meneliti dengan judul “UPAYA

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENDISIPLINKAN

PENGAMALAN IBADAH SISWA DI MTS. NU KECAMATAN

UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2021/2022”.

2. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas,maka rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam mendisplinkan

pengamalan ibadah pada siswa MTs. NU Kecamatan Ungaran Kabupaten

Semarang?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat dari upaya guru Pendidikan

Agama Islam dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah siswa di MTs

NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang?

3. Dampak dari upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam mendisiplinkan

pengamalan ibadah siswa di MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten

Semarang?

4
3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang

diajukan diatas yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana upaya guru pendidikan Agama Islam

dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah pada siswa MTs NU

Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui apa faktor pendukung dan penghambat dari upaya

guru Pendidikan Agama Islam dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah

pada siswa MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.

3. Untuk mengetahui dampak dalam upaya guru Pendidikan Agama Islam

dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah siswa di MTs NU Kecamatan

Ungaran Kabupaten Semarang?

4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan masalah yang diuraikan di atas, maka penelitian

ini diharapkan mempunyai manfaat sebgai berikut:

5. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

b. Sebagai sumbangsih refrensibagi peserta didik dalam proses

pembelajaran peneliti lain yang meneliti suatu konsep yang terkait

dengan judul karya ilmiah ini.

5
c. Bagi Institus Agama Islam Negeri secara umum, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan pembaharuan

pendidikan Islam dan tambahan koleksi perpustakaan.

6. Manfaat praktis
a. Penelitian ini akan mampu menambah pengetahuan dan menambah

wawasan pembaca khususnya mengenai upaya guru dalam

mendisiplinkan pengamalan ibadah di MTS.NU Kecamatan Ungaran

Kabupaten Semarang.

b. Sebagai acuan para guru PAI untuk meningkatkan nilai kedisiplinan

siswa dalam melaksanakan ibadah di MTS. NU Kecamatan Ungaran

Kabupaten Semarang.

c. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai

upaya guru pendidikan agama Islam dalam mendidiplinkan

penngamalan ibadah di MTS. NU Kecamatan Ungaran Kabupaten

Semarang.

7. Penegasan Istilah

1. Upaya

Upaya berarti usaha, ikhtiar dengan maksud, memecahkan

persoalan, mencari jalan keluar. Dalam penelitian ini upaya merupakan

adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang guru PAI

untuk mencapai suatu target atau tujuan yang telah direncanakan dengan

6
mencurahkan segala tenaga dan pikiran kepada para peserta didik melalui

peran para pendidik atau guru (Darajat, dkk. 2019: 77).

2. Guru PAI

Guru PAI adalah seorang yang bertugas mempersiapkan manusia

susila yang cakap dan dapat diharapkan membangun dirinya, bangsa dan

negara. Guru PAI sendiri dituntut untuk menghasilkan kompetensi

kepribadian sebagai berikut: Iklas, rendah hati, taqwa, alim dan wara`,

berwibawa, kasih sayang, pemberi nasihat, tidak iri dan bersungguh

sungguh (Ma’arif, 2017: 43).

Sedangkan dalam perspektif pendidikan Islam, guru PAI adalah

orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta

didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik,

baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik dalam membantu

peran orang tua atas perkembangan pendidikan anak-anaknya melalui

berbagai macam mata pelajaran keagamaan seperti Fiqih, Al Quran dan

Hadits, Bahasa Arab, Aqidah Akhlak bahkan Sejarah Islam sebagai cara

atau langkah dalam mengembangkan karakter-karakter peserta didik yang

taat dan disiplin dalam melaksanakan ajaran agama dan norma-norma

sosial.

3. Mendisiplinkan Pengamalan Ibadah

Disiplin berasal dan bahasa dalam Latin disciplina yang berarti

pengajaran atau latihan. Ada juga yang mengatakan berasal dari kata

7
disciple yang berarti pengikut setia, penganut terhadap paham seorang

guru, dan ajaran atasi aliran seni. Ibadah dari bahasa Arab

abidaya’budu-‘abdan-‘ibaadatan yang berarti taat, tunduk, patuh dan

merendahkan diri. Taimiyah menyampaikan mencakup segala sesuatu

yang dicintai dan diridhai oleh Allah Swt (Bagja, 2018:168).

Pengamalan ibadah merupakan salah satu bentuk pengamalan

pembiasan perilaku yang muncul melalui proses pembelajaran yang

diarahkan untuk menyiapkan siswa dengan mengenal, memahami,

menghayati, dan mengamalkan syari’ah Islam yang kemudian menjadi

dasar panduan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan,

pembelajaran, latihan serta penggunaan pengamalan. Siswa akan

mendapatkan bimbingan untuk memahami hukum-hukum dan tata cara

beribadah kepada Allah SWT (Mas Ayu, 2016: 20).

Pengamalan ibadah disini adalah seperti dalam bentuk kegiatan

ketaatan dalam ajaran Islam seperti berdoa Ketika sebelum atau sesudah

melakukab sesuatu kegiatan, pengamalan ibadah lain khsusunya dalam

melaksanakan sholat yang menjadi prioritas utama di atas kegiatan-

kegiatan lainnya. Sehingga diharapkan dari kedisiplinan sholat akan

memberikan efek kedisiplinan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan

lainnya, serta pengamalan ibadah dalam bentuk akhlakul karimah kepada

sesame seperti sopan santun terhadap orang yang lebih tua, serta taat akan

perintah orang tua dan guru.

8
4. Sistematika Penulisan

Agar dapat dipahami dengan mudah, maka penulis menyusun rincian

penelitian ini ke dalam 5 bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Berisi tentang latar belakang masalah, fokus

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan

sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berisi tentang landasan teori (telaah

teoritik/penjelasan lebih luas mengenai variabel dalam judul penelitian

terhadap pokok permasalahan) dan kajian pustaka (kajian penelitian

terdahulu).

BAB III METODE PENELITIAN. Berisi tentang jenis penelitian yang

digunakan, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur

pengumpulan data, analisis data, dan pengecekan keabsahan data

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA. Berisi tentang paparan data

dan analisis data tentang Bagaimana Upaya Guru Pendidikan Agama

Islam dalam mendisplinkan pengamalan ibadah pada siswa Mts. NU

Ungaran. Kemudian apa saja materi ibadah dalam guru Pendidikan

Agama Islam mendisipinkan pengamalan ibadah pada siswa MTs NU

Ungaran. Dan mengenai Apa faktor pendukung dan penghambat dari

upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam mendisiplinkan

pengamalan ibadah siswa di Mts.NU Ungaran.

9
BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Upaya

Definisi secara luas, upaya dapat diartikan sebagai suatu

kegiatan atau aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu

tujuan, yang telah direncanakan dengan mengarahkan tenaga dan pikiran

guna untuk mencapai hal yang ingin dituju, upaya disusun dan

dilaksanakan atas dasar tersebut, upaya juga dikatakan sebagai suatu

merupakan kegiatan dalam menggerakkan badan, tenaga, dan pikiran

untuk mencapai suatu tujuan pekerjaan (pekerjaan, prakarya ikhtiar daya

upaya) untuk mencapai sesuatu. Dalam arti lain, upaya adalah

pembaharuan menuju ke yang lebih baik dari sebelumnya (Umro,

2017:93).

Upaya dapat dilakukan dengan suat pembentukan kepribadian

peserta didik oleh guru. Suatu upaya pembentukan kepribadian siswa

dapat dilakukan salah satunya dengan jalan menumbuhkan sikap

kedisplinan siswa, sebagai pola pembiasaan pendidikan yang harus

10
diterapkan di sekolah, terutama oleh guru Pendidikan Agama Islam,

sebagai tenaga pendidik yang berperan dalam pembentukan karakter

peserta didik dengan jalan menjadi guru yang selalu aktif dan peduli akan

perkembangan karakter siswa seperti dalam ketaatan kepada ajaranya

agamanya, kejujuran, kesopanan berperilaku dan kemampuan bersosial

dengan masyarakat sesuai dengan norma-norma yang baik (Fitriani, 2018:

175).

Upaya dalam dunia pendidikan menjadi salah satu langkah yang

dilakukan oleh guru dalam menciptakan generasi yang memiliki

kepribadian yang unggul sangat diperlukan proses pembelajaran yang

berkualitas yang tidak hanya diukur pada kapasitas dalam meningkatkan

nilai rapor atau peningkatan pada kecerdasan intelektual saja melainkan

peningkatan pada kecerdasan spiritual bagi siswa melalui para peran guru

dalam sebuah lembaga pendidikan keagamaan di sekolah.

2. Guru Pendidikan Agama Islam

Prespektif guru, jika ditinjau dalam Agama Islam adalah sebuah

amanah buka hanya pekerjaan semata sebab memiliki dimensi nilai yang

lebih luas dan agung, yaitu tugas ketuhanan, kerasulan, dan kemanusiaan.

Allah mengajar semua makhluknya melalui tanda-tanda dengan

menurunkan wahyu. Guru juga mengemban tugas kerasulan, yaitu

menyampaikan pesan-pesan tuhan kepada umat manusia. Secara lebih

khusus, tugas nabi dalam kaitannya dengan pendidikan, khususnya para

guru Pendidikan Agama Islam.

11
Guru Pendidikan Agama Islam sendiri pada dasarnya biasa

disebut dengan ustadz, mu’allim, murabbiy, mursyid, mudarris dan

muaddib, yang sosok pendidik dengan tugas memberikan ilmu

pengetahuan dengan tujuan mencerdaskan dan membina akhlak peserta

didik agar menjadi orang yang berkepribadian baik dan dapat displin

mengamlkan segala ilmu yang telah didapatkan dalam lingkungan

pendidikan yang didapat (Hambali, 2016:60).

Ruang lingkup dalam dunia pendidikan guru menjaadi manusia

yang mempunyai sangat penting bagi peserta didik, selain mampu dalam

mengajarkan ilmu yang dikuasai, sosok guru memiliki beban moral yang

sangat tinggi, terutama dalam memberikan motivasi agar siswa semangat

untuk belajar dan memberi contoh perilaku yang baik dan mampu

menjadi manusia yang displin menerapkan hal demikian dalam pergaulan

kehidupan sehari-hari. Khususnya sebagai guru dalam Pendidikan

Agama Islam.

Diketahui, bahwa dalam Garis-Garis Besar Program

Pembelajaran (GBPP) PAI merupakan usaha sadar seorang tenaga

pendidik keagamaan Islam untuk menyiapkan peserta didik dalam

meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam

melalui berbagai macam kegiatan, agar dapat memunculkan rasa

menghormati agama lain sebagai bentuk upaya persatuan Nasional

(Sulfemi, 2018: 168).

12
Pendidikan Agama Islam dapat memberikan tuntunan bahwa

agama diajarkan kepada para peserta didik, dengan visi untuk

mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah Swt. dan berakhlak

mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang berbudi pekerti,

etis, jujur, adil, menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik secara

personal maupun sosial dalam pendidikan sekolah umum PAI menjadi

kesatuan mata pelajaran, namun dalam pendidikan madrasah, PAI terdiri

dari empat mata pelajaran, yaitu: Al-Qur'an- Hadits, Aqidah-Akhlak,

Fiqh, Tarikh (Sejarah) Kebudayaan Islam.

a. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan pendidikan Islam dalam (Rohman, 2018:22)

menjelaskan bahwa terdapat beberapa ayat Al-Qur’an yang

menjelaskan tenteng tujuan Pendidikan Islam. Bahwa pada hakikatnya

tujuan Pendidikan Islam adalah agar manusia beribadah hanya

kepada Allah sebagai tujuan akhir yang utama. Hal ini sesuai dengan

keterangan di dalam QS. Al-Dzariyat ayat 56 Allah ta’ala berfirman

ِ ‫وما خلَ ْقت اجْلِ َّن واِإْل نْس ِإاَّل لِيعب ُد‬
‫ون‬ ُْ َ َ َ ُ َ ََ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku”

Allah ta’ala berfirman pula tentang tujuan pendidikan pada

Surat Al-Baqarah ayat 21

13
‫ين ِم ْن َقْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬ ِ َّ ِ َّ
ُ ‫يَا َأيُّ َها الن‬
َ ‫َّاس ْاعبُ ُدوا َربَّ ُك ُم الذي َخلَ َق ُك ْم َوالذ‬
‫َتَّت ُقو َن‬
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.”

Ayat tersebut secara tidak langsung menjelaskan akan segala

tugas manusia berinti pada satu titik yaitu penghambaan dalam bentuk

Ibadah. Ibadah sendiri pada dasarnya mencakup semua akal pikiran

yang disandarkan kepada Allah. Ibadah adalah jalan hidup yang

mencakup seluruh aspek kehidupan serta semua yang dilakukan

manusia berwujud perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang

dikaitkan dengan Allah. Hal itu tentu merupakan bentuk kedisplinan

perilaku dalam pengamalan ibadah peserta didik yang harus senantiasa

diupayakan untuk dapat terwujud oleh guru PAI.

Perilaku yang dapat dijiwai oleh peserta didik akan terbentuk

ketika seorang guru mampu menjadi contoh dan dapat menanamkan

peserta dengan pendidikan dalam mengamalkan atau mengenalkan

nilai-nilai Islam. Oleh sebab itu pendidikan sikap kedisiplinan dalam

lingkungan pendidikan menjadi dasar yang sangat penting dalam

membina karakter para peserta pendidik yang agar siswa mampu

memiliki khas (karakteristik) pendidikan agama yang islami, dengan

upaya yang dilakukan sang guru agar siswa mampu mengamalkan

segala ajaran agama atau amal ibadah dalam kehidupan di berbagai

macam lingkungan dengan kedispilnan yang kuat (Ma’arif, 2017:37).

14
3. Mendisiplinkan Pengalaman Ibadah

Disiplin berasal dari Bahasa Latin yaitu “disciplina” yang

menunjuk arti pada suatu kegiatan belajar dan mengajar. Istilah tersebut

memiliki kedekatan dengan istilah dalam bahasa Inggris disciple yang

berarti mengikuti orang untuk belajar di bawah pengawasan seorang

pemimpin. Dalam kegiatan belajar tersebut, bawahan dilatih untuk patuh

dan taat pada peraturan-peraturan yang dibuat pemimpin, sedangkan

dalam keagamaan Islam, displin merujuk terhadap ketaatan akan aturan

dari Allah Ta’ala (Khotimah, 2019: 162).

Mendisiplinkan peserta didik dalam sudut pandang Agama Islam

diri berarti mengupayakan perilaku peserta didik secara patuh dengan

bimbingan guru, menuju ketaatan beragama yang ditanamkan melalui

lingkungan di sekolah haruslah tetap terjaga ketika anak sedang

melaksanakan pembelajaran dari rumah. Salah satu disiplin yang

ditanamkan di sekolah seperti disiplin ibadah sholat. Dengan harapan

selain perintah kewajiban dari kedisiplinan pengamalan kedisiplinan

sholat akan memberikan efek pengamalan nilai kedisiplinan dalam

pelaksanaan kegiatan-kegiatan ibadah maupun sosial lain-Nya (Anwar:

202:7).

Kedisiplinan dalam beribadah, diperlukan latihan yang sungguh-

sungguh dan pemahaman tentang ibadah yang dilakukan. Kedisiplinan

dalam beribadah akan lebih mudah ditanamkan apabila telah dibiasakan

sejak usia dini. Maka diperlukan sebuah proses pembiasaan yang

15
terorganisir dan terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari agar

tertanam dalam diri siswa yang bersangkutan. Kebiasaan pengamalan

beribadah yang muncul dalam realita kehidupan secara continue dengan

pendidikan yang didapat dalam lingkungan sekolah.

Pendidikan dalam lingkungan sekolah menjadi tugas oleh guru

Pendidikan Agama Islam, dalam melaksanakan tugasnya, tidak cuma

dengan kegiatan belajar mengajar dalam bentuk penyampaian

pengetahuan agama Islam kepada siswa semata. Akan tetapi lebih dari itu

selaku Guru Pendidikan agama Islam, mampu lebih dalam membimbing

tentang teknis pelaksanaan ibadah dan juga harus dapat memberikan

motivasi kepada para siswa agar selalu agar pengetahuan keagamaan dan

pengalaman yang telah diperoleh siswa di sekolah senantiasa diamalkan

dalam kehidupan sehari-hari (Yasakur, 2017: 1186).

Pendidikan keagamaan sebagai upaya untuk memberikan

pengetahuan, dan juga pengamalan ajaran agama dalam pendidikan

agama Islam, karena siswa tidak hanya dituntut untuk hanya sekedar

mengetahui, menghafal dan menguasai materi pelajaran, tetapi siswa

dituntut terbiasa untuk mengamalkan ajaran agama Islam termasuk dalam

pengamalan ibadah seperti sholat, tadarus, dzikir dan pengamalan cinta

kasih kepada tuhan dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain.

Pengamalan ibadah berarti perbuatan, pekerjaan, segala sesuatu

yang dikerjakan dengan maksud berbuat kebaikan, pengamalan berarti

sesuatu yang dikerjakan dengan maksud berbuat kebaikan, dari hal di atas

16
pengamalan masih butuh objek kegiatan. Sedangkan pengertian ibadah

menurut Hasby Ash Shiddieqy pengertian pengamalan ibadah yakni

perbuatan yang dilakukan seorang hamba sebagai usaha menghubungkan

dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan taat melaksanakan

segala perintah dan anjuran-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya

(Prafitri, 2018:347).

a. bentuk pengamalan kedisiplinan ibadah

Terdapat beberapa dampak yang mampu didapatkan dalam

melaksanakan kedisiplinan dalam pengamalan ibadah yang dapat

diupayakan oleh guru PAI terhadap kedisplinan peserta didik, seperti

dalam aspek hubungan ekonomi, politik, sosial budaya, keamanan,

agama dan sebagainya. Menurut Muhaimin, sendiri membagi

kedisplinan ibadah diklasifikasikan menjadi beberapa bagian. Dalam

(Kholid, A. I, 2017: 76-77), adalah sebagai berikut:

1. Ibadah penghambaan

Ibadah penghambaan dapat diartikan sebagai suatu

aktivitas yang pelaksanaannya bersangkutan sebagai hamba Allah

yang otonomi. Ibadah dalam bentuk seperti ini sebagai bentuk

amaliyah keagamaan yang bersifat ritual kepada para manusia

seperti shalat, puasa, dan sebagainya. Ibadah dengan model seperti

ini pada dasarnya dilaksanakan atas kemashlahatan bagi diri

manusia, tetapi kemashlahatan di sini lebih bersifat spiritual yang

17
subyektif dan karena itu tidak dapat diukur dengan neraca obyektif

yang berlaku umum.

Ibadah penghambaan terhadap peserta didik diupayakan

akan adanya pendidikan kedisiplinan ibadah akan ritual seperti

sholat, puasa, zakat menjadi sangat penting bagi peserta didik

dalam hal ini guru PAI harus menjadi pihak yang memiliki

kewajiban akan hal demikian, sebab pada dasarnya manusia

diciptakan adalah untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Ibadah sosial

Kegiatan interaktif antara seorang individu dengan pihak

lain yang dibarengi dengan kesadaran diri sebagai hamba Allah

SWT. Ibadah dalam model sosial ini pada dasarnya harus

bergantung pada kemashlatan obyektif dan rasional.

Kemashlahatan yang obyektif dan rasional ini dapat disahkan

dengan ditegakkan melalui kesepakatan musyawarah, yang

sekurang-kurangnya mempunyai dua syarat, yaitu:

Pertama. Aspek persyaratan material, artinya

kemashlahatan yang dimaksud harus memiliki dugaan yang kuat

untuk tidak terjadinya madarat (kerusakan) yang nyata seperti

dalam berperilaku antar sesama dalam lingkungan sekolah seperti

membiasakan salam antar sesama, sopan santun, beretika kepada

guru dan lain-nya. Hal ini dapat mencegah akan terjadinya perilaku

18
menyimpang dalam lingkungan sosial dan mampu mementuk

peribadi sesuai yang di kehendaki dalam ajaran Agama Islam.

Kedua. Aspek persyaratan formal, artinya pertimbangan

kemashlahatan melahirkan suatu aturan yang mengikat bersifat

obyektif seperti pembiasaan untuk tidak merokok dalam

lingkungan sekolah, untuk selalu menjaga kebersihan dan masuk

sekolah tepat waktu yang nantinya akan mampu membentuk

karakter kedisiplinan siswa secara lebih teratur dan memiliki ikatan

dan pengaruh dalam pelaksanaan pengamalan ibadah siswa di

kemudian hari atau ketika dalam lingkungan lain.

Kesimpulanya kedisiplian dalam pengamalan ibadah

menjadi dasar dalam membentuk dan membekali peserta didik

Pendidikan Agama Islam, sehingga dengan adanya hal tersebut PAI

mampu menjadi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah

tingkat menengah mampu membekali mengantarkan peserta didik

dapat bukan hanya menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi

PAI juga lebih menekankan bagaimana peserta didik mampu

menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah

masyarakat dengan upaya upaya yang dilakukan para pendidik

keagamaan.

19
4. Upaya mendisiplinkan pengamalan ibadah peserta didik

Pembentukan sikap agamis dalam peserta didik, merupakan suatu

hasil usaha dalam mendidik dan melatih siswa, yang muncul dengan

adanya kesungguhan dalam upaya mengembangkan dan melatih berbagai

potensi rohaniah yang terdapat dalam diri manusia khususnya pada peserta

didik dalam mengali potensi dan pedoman hidup atas landasan ajaran

Agama (Akhsanulkhaq, 2019: 24).

Agama Islam mengenalkan bahwa perilaku dan akhlak terbentuk

sesuai dengan apa yang diajarkan dalam pelajaran pendidikan agama

Islam. Bahwa karakter religius adalah watak, tabiat, akhlak atau

kepribadian seseorang termasuk dalam lingkungan tempat pendidikan dan

pendidikan yang ia dapat, maka dalam hal ini ada berbagai upaya dalam

mendidik dan mengembangkan potensi rohaniah bagi para siswa dalam

bentuk kepemilikan karakter khusus termasuk seperti dalam kedsisiplinan

pengamalan ibadah siswa melalui berbagai macam upaya yang dilaknakan

oleh Guru PAI sebagai berikut

a. Pembiasaan

Metode pembiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan baru

atau perbaikan kebiasaan yang telah ada. Pembiasaan selain

menggunakan perintah, suri teladan, dan pengalaman khusus, juga

menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar peserta didik

memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih tepat

dan positif, dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu

20
(kontekstual). Selain itu, arti tepat dan positif tersebut ialah selaras

dengan norma dan tata nilai moral yang berlaku, baik yang bersifat

religius maupun tradisional dan kultural (Syah, 2016:121).

Pembiasaan dapat menjadi suatu strategi, rencana atau tindakan

yang terdiri atas seperangkat langkah untuk memecahakan masalah atau

mencapai tujuaan yang harus dilakukan oleh orang tua maupun oleh

guru dalam membentuk pengamalan sikap kedisiplinan, baik dalam

bentuk ketaatan atau bersikap baik dalam lingkungan hal inimenjadi

kewajiban orang tua dan guru dalam bentuk karaktek anak atau peserta

didik dalam lingkungan mereka (Zamroni, 2017:224)

Adanya penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan

diadakannya metode pembiasaan di sekolah adalah untuk melatih serta

membiasakan peserta didik secara konsisten dan continue terhadap

sebuah tujuan berdasarkan prinsip-prinsip agama, sehingga benar-benar

tertanam pada diri peserta didik dan akhirnya menjadi kebiasaan yang

sulit untuk ditinggalkan pada kemudian hari dalam hal ini dapat

dilaksanakan kedalam bentuk pembiasaan berdoa sebelum atau sesudah

melaksanakan kegiatan, sholat berjamaah yang dapat dijangkau di

waktu masih dalam lingkungan pendidikan, membaca Al-Quran atau

tadarus berjama’ah, memperingati hari hari besar Islam dan menebar

senyum, sapa dan salam kepada sesama.

b. Keteladanan

21
Keteladanan merupakan suatu kata teladan yaitu sesuatu hal

yang patut ditiru atau dicontoh. Sedangkan dalam bahasa arab adalah

uswatun hasanah. Dilihat dari segi kalimatnya uswatun hasanah terdiri

dari dua kata uswatun dan hasanah. Mahmud Yunus “uswatun sama

dengan qadwah yang berarti ikutan”. Peranan Keteladanan ini menjadi

upaya yang harus dilaksanakan oleh Guru PAI sebagai perbuatan yang

baik jadi yang patut dijadikan contoh seseorang yang ditiru atau diikuti

oleh para peserta didik, khususnya dalam kedisiplinan pengamalan

ibadah (Agussalim, 2020: 38).

Kedisiplinan dalam pengamalan ibadah tersebut dapat di bentuk

keteladanan guru, sebagai suatu yang patut ditiru oleh peserta didik

yang ada pada gurunya, guru di sini juga dapat disebut sebagai subjek

teladan atau orang yang diteladani oleh peserta didik. Maka

menjadi teladan merupakan bagian dari seorang guru, sehingga

menjadi guru berarti menerima tanggung jawab untuk menjadi

teladan (Musthofa, A. 2019: 25).

Keteladanan guru mempunyai arti merupakan suatu perbuatan

atau tingkah laku yang baik, yang patut ditiru oleh anak didik yang

dilakukan oleh seorang guru di dalam tugasnya sebagai pendidik, baik

tutur kata ataupun perbuatannya yang dapat diterapkan dalam

kehidupannya sehari-hari oleh murid, baik di madrasah maupun di

lingkungan masyarakat. Guru harus senantiasa melaksanakan segala

pengajaran agama atau pengamalan ibadah yang diupayakan untuk

22
dapat dilaksanakan siswa seperti contoh ikut aktif melaksanakan sholat

berjamaah, membaca al quran dengan baik dan benar serta bersikap

baik antar sesama guru maupun peserta didik.

c. Penghargaan (Hadiah)

Pemberian penghargaan atau reward merupakan penggunaan

konsekuensi untuk memperkuat perilaku artinya bahwa, sebuah

perilaku yang dilakukan oleh peserta didik dan dianggap sesuai

kemudian diikuti dengan penguat (reinforcement), maka hal tersebut

akan meningkatkan peluang bahwa perilaku tersebut akan dilakukan

lagi oleh anak atau peserta didik dalam suatu lingkungan pendidikan

(Prima, E. 2016: 99).

Penghargaan merupakan suatu bentuk pemberian, hadiah,

penghargaan, peng-hormatan, kenang-kenangan tentang perpisahan

cendera mata sebagai bentuk apresiasi guru kepada peserta didik atas

suatu kebaikan yang ia laksanakan. Hal seperti ini dilakukan sebagai

alat agar mendidik para siswa supaya anak dapat merasa senang karena

perbuatan atau pekerjaannya mendapat peng-hargaan (Kusyairy, 2018:

83).

Guru PAI dapat mengupayakan pemberian hadiah atau

penghargaan dalam upaya mendukung atau memberikan apresiasi atas

keberhasilan atau suatu kebaikan siswa. Sebagai salah satu upaya

mendisiplinkan pengamalan ibadah, reward dapat digunakan dalam

bentuk pengadaan lomba-lomba Islami dalam lingkungan sekolah

23
seperti tilawah, adzan, pidato sebagai upaya menambah ketekunan

siswa dalam belajar dan mendalami Islam, dan sebagi suatu bentuk alat

pendidikan Agama Islam dalam proses pembelajaran yang dilakukan

guru PAI kepada peserta didik sebagai satu pendorong, penyemangat

dan motivasi agar peserta didik bisa lebih meningkatkan prestasi hasil

belajar sesuai yang diharapkan.

d. Hukuman

Hukuman atau punishment merupakan suatu perbuatan, yang

dilakukan secara sadar dan sengaja kepada orang lain, yang baik dari

aspek jasmani segi rohani orang lain sebab adanya suatu kelemahan

atau suatu hal yang dirasa kurang dibandingkan dengan diri kita, dan

oleh karena itu maka kita mempunyai tanggung jawab untuk

membimbingnya dan melindunginya. Punishment adalah ancaman

hukuman yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja karyawan

pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku dan memberikan

pelajaran kepada pelanggar (Suak. R, dkk :1052).

Hukuman berfungsi sebagai alat pendidikan yang tidak

menyenangkan, bersifat negatif, namun demikian dapat juga menjadi

motivasi, alat pendorong untuk mempergiat dan membantu mendidik

siswa sesuai dengan tujuan atau hal yang ingin dicapai khususnya

dalam upaya mendisplinkan siswa (Prima E, 2016: 99).

Pengalaman ibadah menjadi sesuatu yang juga penting akan

adanya hukuman seperti bila adanya siswa yang melanggar akan

24
kewajiban sholat berjamaah, atau tidak mengikuti kegiataan keagamaan

yang dilakukan di sekolahan melalui bimbingan guru PAI atau yang

lain, hukuman di sini dilakukan dalam aspek kemanusiaan dan bentuk

pendidikan seperti meminta siswa untuk membaca istighfar atau sholat

sunnah dengan pendampingan guru sebagi bentuk pertanggungjawaban

atas pelanggaran yang kedisplinan yang dilakukan oleh peserta didik.

e. Pengawasan

Pengawasan adalah proses pengamatan dari pada pelaksanaan

seluruh kegiatan organisasi, berguna untuk menjamin agar supaya

semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana

yang telah ditentukan sebelumnya. Upaya pengawasan dapat menjadi

salah satu strategi guru yang digunakan dalam mendidik sikap siswa

agar mencapai karakter yang diharapkan (Sulaeman 2018: 25)

Upaya pendidikan jenis ini, yaitu suatu dimana pendidik

memberikan pengawasan kepada peserta dalam proses pendidikan,

guna mendapatkan hasil pendidikan yang optimal. Pendidik

memberikan pengawasan kepada peserta didik guna mempersiapkan

secara psikis dan sosial, dan menanyakan secara terus menerus tentang

keadaannya, baik menyangkut pendidikan itu sendiri, hal kondisi

kesehatan peserta didik.

Guru dapat berperan memberikan pengawasan dalam segala

pelanggaran atau perkembangan karakter peserta didik termasuk dalam

kedisiplinan pengamalan ibadah, bila ada siswa yang melanggar maka

25
guru berhak mengingatkan atau memberikan teguran bahkan hukuman

terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik.

f. Pendampingan

Pendampingan artinya dekat, karib, rapat (persaudaraan).

Kemudian diberi akhiran yang artinya ahidup bersama-sama bahu

membahu dalam kehidupan. Pendampingan adalah suatu proses dalam

menyertai dan menemani secara dekat, bersahabat dan bersaudara, serta

hidup bersama-sama dalam suka dan duka, bahu membahu dalam

menghadapi kehidupan termasuk dalam mencapai tujuan bersama yang

diinginkan (Wahyuni, 2019:86).

Pendampingan menjadi suatu hal yang penting, dalam

pembelajaran di mana adanya kedekatan antara guru dan murid akan

sangat membantu suksesnya kegiatan pembelajaran atau suatu kegiatan

lain seperti dalam upaya merubah sikap anak dalam mendidik

kedisiplinan diri khususnya dalam pengamalan ibadah sebagai karakter

penting yang menjadi ciri khas umat Islam.

Guru PAI atau yang lain-nya dapat berperan dalam

mendisplinkan pengalaman ibadah melalui pendampingan dalam

kegiatan ibadah sehari-hari siswa seperti pada sholat sunnah berjamaah

atau pada Sholat Dzuhur dapat mendampingi dan memberikan contoh

akan bagaimana sholat yang benar. Bersikap yang baik di lingkungan

sekolah dalam kegiatan berdoa sebelum atau setelah selesai

pembelajaran.

26
g. Motivasi

Motivasi merupakan salah satu faktor yang mendorong siswa

untuk mau belajar. Motivasi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua

yaitu motivasi instrinsik (keadaan keadaan yang berasal dari dalam diri

siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar)

dan motivasi ekstrinsik (keadaan yang datang dari luar individu siswa

yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar). Ada tidaknya

motivasi belajar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

Keberhasilan belajar akan tercapai apabila pada diri adanya kemauan

dan dorongan untuk belajar (Emda, A. 2019: 172).

Pembelajaran tidak akan bisa dilepaskan akan adanya motivasi

belajar. Motivasi merupakan dua hal yang saling mempengaruhi, sebab

motivasi merupakan suatu alat berfungsi menggerakkan atau

mendorong siswa untuk lebih giat dan displin dalam belajar. Tanpa

motivasi, siswa akan kurang dalam melaksanakan dan mendapatkan hal

tersebut. Terutama dalam upaya membentuk karakter kedisiplinan maka

guru harus memperhatikan motivasi lebih kepada siswa (Syahrowiyah,

2016:2).

Motivasi dalam kedisplinan pengamalan ibadah dapat dilakukan

melalui upaya bukan hanya guru PAI tapi juga seluruh elemen yang

bertanggungjawab dalam lingkungan pendidikan tersebut, sebab

peranan motivasi dalam belajar, Pertama, motivasi merupakan daya

penggerak psikis dalam diri peserta didik yang dapat menimbulkan,

27
menjamin kelangsungan kegiatan belajar keagamaan demi mencapai

tujuan. Kedua, motivasi memegang penting dalam memberikan gairah,

semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga peserta didik

mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi banyak untuk

melaksanakan kegiatan ibadah.

5. Faktor yang mempengaruhi dalam mendispilinkan pengalaman ibadah

peserta didik

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dalam

mendukung adanya upaya guru PAI dalam mendisiplinkan pengamalan

ibadah terhadap peserta didik (Mufadhal, 2018: 41), dalam hal ini adalah

sebagai berikut:

a. Faktor internal

Faktor internal yaitu sesuatu pendukung dalam yang muncul

dalam diri peserta didik seperti motivasi diri, kemampuan dan

ketekunan dalam memahami dan mampu mendisiplinkan segala

pengamalan ajaran Islam, dalam hal ini berasal kondisi individu peserta

didik seperti kecerdasaan, kesehatan, juga mampu memberi dukungan

akan kedisplinan pengamalan ibadah peserta didik.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu merupakan faktor yang bersumber dari

luar individu itu sendiri meliputi faktor yang muncul dari lingkungan

peserta didik seperti dukungan dari guru lain, kemampuan dan

kesungguhan guru PAI, sarana prasarana sekolah, dukungan dari

28
keluarga dan lingkungan masyarakat, maupun sekolah yang mampu

menjadi contoh yang baik akan sikap kedisiplinan pengamalan ibadah

dan juha mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan akan sangat

membantu perkembangan kedisiplinan pengamalan ibadah terhada

peserta didik.

Upaya dalam membina kedisiplinan pengalaman ibadah sendiri

memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi faktor pembinaan baik

yang menjadi penghambat atau pendukung. Pertama adalah faktor

internal adalah faktor dari diri sendiri yang muncul dalam keberhasilan

guru PAI dalam upaya mendisiplinkan pengamalan ibadah peserta didik

contohnhya motivasi diri, kecerdasan intelektual, atau kemampuan,

kemauan sertqa ketekunan dan kondisi kesehatan pada diri peserta

didik.

Kedua, adalah faktor eksternal seperti sarana prasarana dan

motivasi dukungan lingkungan baik sekolah atau masyarakat, sarana

prasaran, dorongan dan contoh yang baik dari keluarga serta dukungan

dan kemampuan guru PAI dalam mengupayakan akan kedisiplinan

pengamalan ibadah peserta didik. Selain itu adanya kegiatan juga tidak

pernah dilepaskan akan adanya faktor penghambat yang menjadi

kendala dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah peserta didik.

Terdapat juga berapa faktor penghambat dalam mendisiplinkan

pengamalan ibadah pertama adalah berasal dari individu (Internal)

29
maupun luar individu (eksternal) yang muncul dari luar peserta didik

seperti dalam (Pratiwi, N. D, 2016: 152), sebagai berikut:

Pertama, faktor penghambat eksternal, merupakan suatu faktor

yang muncul dari luar kondisi, atau diri peserta didik seperti tingkat

pendidikan dan pekerjaan orang tua, kondisi ekonomi yang terkadang

menyibukan mereka atau menghambat dalam membantu mengupayakan

dan mengawasi akan perkembangan kedisiplian pengamalan ibadah

peserta didik. Kedua, beban administratif guru. Program sertifikasi guru

menuntut guru untuk menyelesaikan beban administratif yang cukup

menyita waktu di luar jam mengajar di kelas. Sehingga kegiatan dalam

mengupayakan kedisiplinan ibadah siswa kurang diperhatikan, ketiga

kurang adanya kegiatan-kegiatan pendukung dan pengawasan sekolah

maupun masyarakat dalam kedisiplinan pengamalan ibadah peserta

didik.

Kedua, faktor internal yaitu sesuatu pendukung dalam yang

muncul daalam diri peserta didik seperti kurangya motivasi diri,

kemampuan dan ketekunan dalam memahami serta kurangnya mampu

mendisiplinkan segala pengamalan ajaran Islam, dalam hal ini berasal

kondisi individu peserta didik seperti kecerdasaan, kesehatan, juga

mampu memberi dukungan akan kedisplinan pengamalan ibadah

peserta didik.

Upaya mendisiplinkan pengamalan ibadah peserta didik terdapat

beberapa faktor yang dapat mempengerahui dalam suksesnya upaya

30
tersebut baik faktor pendukung atau penghambat, terkait dengan faktor

penghambat sendiri adanya eksternal dan intenal terkait dalam diri

peserta didik seperti kemampuan intelegensi, motivasi dir yang kurang,

dan faktor eksternal terkait pengaruh luar seperti keluarga, lingkungan

atau guru yang kurang mendukung upaya mendisiplinkan pengamalan

ibadah peserta didik.

7. Dampak kedisiplinan dalam pengamalan ibadah bagi peserta didik

Kedisiplinan dalam pengamalan beribadah merupakan suatu hal

yang dapat mendidik perilaku keataatan manusia yang mampu

memberikan pengaruh dalam hubungan prilaku diri seseorang, pada aspek

hablumminallah dan hablumminannas, yang dilaksanakan seseorang

melalui pelaksanaan kedisiplinan ibadah akan mampu mewujudkan yang

mampu memiliki berbagai akhlak yang mampu berdampak positif bagi

dirinya seperti dijelaskan dalam (Januarti, 2017: 2), sebagai berikut:

a. Rajin Berdoa sebelum atau sesudah menjalankan sesuatu amaliyah.

b. Taat dalam menjalankan ibadah khususnya terhadap Ibadah wajib.

c. Senantiasa memberikan salam terhadap sesama.

d. Bersyukur pada saat mendapatkan nikmat dan bersabar saat mendapat

musibah.

e. Dapat mengendalikan diri dari segala godaan nafsu setan.

f. Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.

g. Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan serta berikhtiar dalam

melakukan usaha.

31
h. Menjaga lingkungan hidup di sekitar rumah tempat tinggal, sekolah

dan masyarakat.

i. Memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang

Maha Esa.

j. Menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuai dengan

agamanya.

Dengan demikian, kedisiplinan dalam pengamalan ibadah bagi peserta

didik akan mampu melahirkan berbagai macam sikap yang baik, dan

mampu merubah para siswa dengan kegiatan atau upaya yang dilakukan

oleh para guru sebagai pendidik yang memiliki tanggungjawab dan peran

yang lebih untuk berupaya membentuk para peserta didik yang

berkarakter.

6. Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah termasuk satu hal yang penting dalam

penenelitian, sebab berperan sebagai pedoman dasar dan pembeda terhadap

penelitian yang sudah pernah dilaksanakan pada masa atau waktu

sebelumnya. Adapun terhadap beberapa penelitian terdahulu yang penulis

gunakan menjadi tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jurnal penelitian yang ditulis Oleh Muslihun, dkk.yang berjudul:

“’Peran Guru Pendidikan Agama Islam (Pai) Dan Budi Pekerti Dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Ibadah Shalat Berjamaah Siswa Di Smpit Al-

Hidayah Bogor Tahun Ajaran”.

32
Jenis penelitian ini ada kualitatif deskriptif sedangkan, hasil

penelitian dalam jurnal ini adalah tentang peran guru PAI dan budi pekerti

dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah shalat berjamaah membiasakan

disiplin shalat berjamaah, seluruh guru ikut berperan, metode

menyampaikan dan menasehati, guru melakukan evaluasi. Dengan adanya

faktor pedukung seperti kesadaran yang tinggi, kesehatan yang baik,

pengaruh teman yang, sarana prasarana yang memadai. Selanjutnya

adanya faktor penghambat pula seperti kesadaran yang rendah, kesehatan

yang buruk, pengaruh negatif teman.

Persamaan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dengan

jurnal adalah membahas tentang bagaimana peran maupun upaya guru PAI

dalam membantu pembentukan tentang karakter kedisiplinan ibadah

terhadapn siswa atau peserta didik, dalam hal ini mengunakan berbagai

macam langkah atau cara serta adanya peran pendukung maupun

penghambat dari dalam lingkungan sekolah pihak maupun luar lingkungan

pula.

Perbedaan jurnal ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

penulis adalah dalam pendisiplinan ibadah bukan hanya sholat tapi lebih

kepada aspek dua ibadah yaitu hablumminallah seperti sholat wajib atau

sunnah dan hablumminanas seperti bersikap baik dengan sesama tolong

menolong dan lain-Nya dengan upaya yang berbeda mengenai cara dan

langkah serta perbedaan obyek lembaga pendidikan yang menjadi tujuan

penelitian.

33
2. Jurnal penelitian yang ditulis oleh Marzuki, M. Mahasiswa Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Prodi Pendidikan Agama Islam. Tahun

2017. Yang berjudul:

“Kemitraan Madrasah Dan Orang Tua Dalam Menanamkan Kedisplinan

Ibadah Siswa Ma Asy-Syafi’iyah”

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan Sosiologi.

Hasil penelitian jurnal ini adalah tentang bentuk kemitraan pembinaan

kedisiplinan ibadah dengan adanya pertemuan guru dan orang tua, surat-

menyurat antara sekolah dan orang tua tentang perkembangan anak,

kegiatan home visit, keterlibatan orang tua dalam acara keagamaan

sekolah, perkumpulan orang tua dan guru, dan laporan berkala.

Persamaan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dengan

jurnal adalah membahas tentang bagaimana bentuk upaya guru PAI dalam

membantu pembentukan tentang karakter kedisiplinan ibadah kepada

peserta didik dengan adanya peran kerjasama terhadap orangtua siswa

sebagai salah satu pihak yang menjadi pendukung pertama dan juga dapat

menjadi penghambat dalam mendisiplinkan ibadah siswa.

Perbedaan jurnal ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

penulis adalah upaya yang dilakukan dalam penelitian ini lebih pada

bentuk kegiatan dalam lembaga sekolah, sementara penelitian ini adalah

berupa adanya metode pendidikan dengan difokuskan dalam beberapa

jenis seperti pembiasaan, keteladanan, penghargaan, hukuman, dan

motivasi terhadapa kedisiplinan pengamalan ibadah peserta didik.

34
3. Jurnal yang ditulis oleh Thohir, M. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu keguruan. Tahun 2016, yang berjudul:

“Upaya Peningkatan Disiplin Ibadah Melalui Pembiasaan Salat Jamaah

Di Masjid Pada Siswa Di Sdit Darul-Fikri Kecamatan Argamakmur

Kabupaten Bengkulu Utara”

Jenis penelitian ini adalah mengunakan data model interaktif,

sedangkan, hasil penelitian ini menunjukan akan upaya pembiasaan shalat

jamaah di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Fikri Argamakmur

yang dilakukan oleh guru PAI adalah dengan memasukkan kegiatan

pembiasaan shalat jamaah dalam kurikulum sebagai kerangka dasar

rutinitas belajar mengajar, dan menetapkan langkah-langkah berupa

membuat jadwal petugas salat jamaah, membuat jadwal kultum, membuat

jadwal petugas keamanan, melengkapi fasilitas masjid, menyediakan kotak

infaq, dan membuat program setoran hafalan.

Persamaan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dengan

jurnal adalah upaya guru PAI dalam membantu pembentukan tentang

karakter kedisiplinan ibadah kepada peserta para didik dalam suatu

lingkungan pendidikan salah satunya adalah dengan memasukan

kedisplinan ibadah dalam lingkungan sekolah dalam bentuk sholat

berjamaah, dan pemakmuran masjid..

35
Perbedaan jurnal ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

penelitian ini hanya pada satu metode upaya yang dilaksanakan oleh guru

PAI sedangkan penelitian ini mengunakan berbagain macam upaya dalam

bentuk macam-macam metode yang dilaksanakan dan adanya pula faktor

penghambat dan pendukung dalam keluasan penelitian yang dilakukan

oleh penulis.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan penulis bersifat penelitian

deskriptif atau kata-kata, maka penelitian tergolong jenis penelitian

kualitatif. Yang prinsipnya penelitian kualitatif ini menerangkan,

mendeskripsikan secara kritis atau menggambarkan suatu fenomena,

kejadian, peristiwa guna mencari dan menemukan makna dalam konteks

yang sesungguhnya (Yusuf, 2017: 338).

Jenis penelitian pendekatan kualitatif deskriptif sendiri merupakan

jenis penelitian yang mengunakan analisis dalam proses dan makna

dengan tujuan agar fokus penelitian dalam temuan data di lapangan. Dan

mengunakan metode kualitatif yang merupakan tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan yang secara fundamental, dan bergantung pada pengamatan

manusia dan pengawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang

36
tersebut sebagai bahan studi dalam bahasa-Nya dan dalam istilahnya maka

tujuan penelitian akan dapat dicapai (Siyonto, 2015: 27).

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini telah dilaksanakan di MTs NU Kecamatan Ungaran

Kabupaten Semarang pada Tahun 2021.

2. Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan pada 17 April sampai 16

Juni pada Tahun 2021.

C. Sumber data

1. Sumber data primer


Sumber data primer adalah sumber data yang mampu secara

langsung dapat memberikan data kepada pengumpul data. Sumber

data primer atau sumber data utama adalah suatu perkataan maupun

tindakan orang-orang yang diamati dalam proses penelitian sebagai

upaya untuk pengumpulan data ( Sugiyono, 2016: 62).

Hal ini tercermin dengan adanya data yang diperoleh dari

lokasi penelitian dengan ,mengambil beberapa sumber yaitu

khususnya kepeda beberapa guru PAI dan guru mata pelajaran lain-

Nya serta Kepala Sekolah MTs NU, juga beberapa siswa. Dengan

37
melakukan wawancara di MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten

Semarang.

2. Sumber data sekunder


Sumber data sekunder yaitu suatu sumber data yang dapat

secara tidak langsung mampu memberikan data kepada pengumpul

data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Penelitian ini

menggunakan data sekunder untuk memperkuat penemuan dan

melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui studi pustaka,

serta dengan dokumentasi yang berupa foto-foto kegiatan yang

bersinggungan dengan yang obyek atau judul suatu penelitian

(Sugiyono, 2016: 62).

Hal ini didapat melalui foto maupun dokumentasi yang

berkaitan dengan judul Upaya Guru PAI dalam mendisiplinkan

pengalaman ibadah siswa MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten

Semarang dan beberapa hal pendukung dalam memperkuat argumen

serta temuan penilitian.

3. Prosedur pengumpulan data

1. Wawancara

Wawancaran merupakan suatu kegiatan penting dalam

melakukan penelitian khususnya yang bersifat kualitatif, dalam

wawancara akan selalu ada dua pihak yang masing-masing berbeda

dalam kedudukan. Pihak yang satu dalam kedudukan sebagai pencari

38
informasi atau interview dan yang lain sebagai pemberi informasi

interview. Tujuan dari wawancara adalah agar dapat mendapatkan data-

data yang dibutuhkan untuk membuat rumusan penting dalam mencapai

tujuan penelitian dalam (Mita, 2015: 71).

Wawancara yang dilakukan peneliti yaitu dengan

mewawancarai beberapa guru PAI, dan guru mata pelajaran lain-Nya,

serta kepala sekolah, dan 3 siswa di MTs NU Kecamatan Ungaran

Kabupaten Semarang dengan wawancara semi terstruktur yakni

wawancara dimulai dari isu yang dicakup dalam pedoman wawancara.

Wawancara disini digunakan untuk menemukan tentang Untuk

mengetahui kondisi kedisiplinan keagamaan siswa dan apa yang

menjadi upaya guru pendidikan Agama Islam dalam mendisiplinkan

pengamalan ibadah pada siswa dan menemukan keterangan mengenai

faktor pendukung dan penghambat dari upaya guru Pendidikan Agama

Islam dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah pada siswa serta

dampak dalam upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam

mendisiplinkan pengamalan ibadah siswa pada MTs NU.

2. Observasi

Observasi yaitu merupakan suatu dasar semua ilmu

pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu

fakta mengenai dunia kenyataan yang akan diperoleh melalui observasi.

Data ini dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat-alat

ataupun teknologi (Sugiyono, 2015: 226). Observasi yang akan

39
dilakukan oleh penulis adalah dengan nonpartisipasi yaitu suatu

kegiatan observasi tersebut peneliti berada berada “di luar garis” dari

kegiatan obyek (Hasanah, 2016: 36).

Observasi dilakukan yakni di MTs NU Kecamatan Ungaran

Kabupaten Semarang misalnya peneliti mengobservasi namun tanpa

menjadi penduduk setempat. Observasi jenis seperti ini banyak

dipergunakan oleh para peneliti, karena banyaknya kesulitan yang

mereka ditemui ketika menggunakan metode observasi partisipasi.

Observasi disini digunakan untuk mengetahui kondisi sekolahan

MTs NU, sarana prasarana, keagamaan siswa dan kegiatan-kegiatan

pembelajaran maupun ibadah yang memampu menemukan jawaban

akan judul penelitian yakni terkait dengan upaya Guru Pendidikan

Agama Islam dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah siswa dengan

suatu metode atau cara-cara yang ditentukan oleh pihak MTs NU

Ungaran.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sarana pengingat yang disimpan dalam

berbagai bentuk maka diperlukan sistem yang efisien dan efektif.

Fungsi manajemen arsip yang baik diperlukan sehingga proses

pekerjaan dapat berlangsung secara baik. Manajemen ini berfungsi

sebagai proses untuk mencapai tujuan organisasi memerlukan

dokumentasi (Siyonto, 2015: 120).

40
Dokumentasi dalam hal ini dapat memberikan bantuannya bila

diperlukan melalui beberapa foto berkaitan dengan wawancara atau

penelitian penulis yang berkaitan dengan judul yaitu upaya guru

Pendidikan Agama Islam dalam mendisplinkan pengamalan ibadah

siswa di MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.

4. Analisis Data

Analisis data dalam proses kualitatif adalah upaya dalam

menyusun dan mengurutkan suatu data kedalam bentuk pola atau kategori

agar satuan uraian dasar yang dituju dapat ditemukan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data tersebut. Alat analisis data merupakan

tahap proses pemecahan data menjadi komponen-komponen yang lebih

kecil dari elemen dan struktur tertentu (Siyonto, 2015: 120).

Tahapan proses analisis data adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang berfungsi

untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang

tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa

hingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan dan

diverifikasi. Mereduksi data berarti upaya merangkum, memilih hal-hal

yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan

polanya dan membuang yang tidak perlu dalam studi penelitian yang

41
dilakukan penulis di MTS NU Kecamatan Ungaran Kabupaten

Semarang (Sinyoto, 2015: 122).

2. Pemaparan data
Pemaparan data adalah sekumpulan informasi yang tersusun

dapat memberi serta memungkinkan adanya kesimpulan terkait data

penelitian yang ingin didapatkan oleh penulis tentang sebuah judul

penelitian yang dilakukan ( Siyonto, 2015:123).

3. Kesimpulan dan verifikasi

Kesimpulan dan verifikasi merupakan tahap akhir dalam proses

analisis data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari

data-data yang di peroleh Dalam tahap ini peneliti menganalisis data

dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian peneliti

menyeleksi dan menjelaskan data yang diperoleh sehingga dapat

dipahami isi, maksud atau tujuan-Nya (Siyonto. 2015: 124).

4. Pengecekan keabsahan data

Pengecekan keabsahan data dilaksanakan guna membuktikan akan

kebenaran dalam hasil temuan penelitian dengan kenyataan di lapangan.

Adapun cara untuk mengecek keabsahan data yaitu dengan adanya

perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, analisis

kasus negatif, dengan menggunakan bahan referensi dan mengadakan

member chek.

42
Jenis penelitian ini, peneliti menggunakan Triangulasi dalam

mengecek keabsahan data dengan cara mengecek data yang sudah

diperoleh melalui beberapa sumber Satori (2017: 170-171) menjelaskan

bahwa Triangulasi adalah proses membandingkan data melalui hasil

wawancara (Satori, 2017: 170-171). Yang akan didapat penulis melalui

wawancara dengan beberapa Guru PAI, dan guru mata pelajaran lain-Nya,

serta kepala sekolah dan 5 siswa di MTS NU Kecamatan Ungaran.

Adapun triangulasi sendiri dibagi dalam berbagai jenis antara lain

triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data (Sugiyono, 2016:

273). Dalam penelitian ini. Hal ini dipelajari dengan jalan:

1. Triangulasi Sumber Menurut Sugiyono (2016: 274) triangulasi sumber

untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data

yang telah didapatkan dari beberapa sumber dari pertanyaan yang sama.

Data tersebut kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dan

dimintakan kesepakatan dengan sumber-sumber tersebut.

2. Triangulasi Tekhnik Pengujian kredibilitas data dilakukan dengan

pengecekan kepada sumber data yang sama melalui teknik yang

berbeda, diantaranya yaitu seperti wawancara, observasi, dan

dokumentasi (Sugiyono, 2016 :274).

43
BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum

1. Sejarah Berdirinya MTs Nu Ungaran

MTs NU Ungaran didirikan pada tanggal 20 Juli 1987 oleh para

Alim Ulama dan Kyai di Kabupaten Semarang. untuk ikut serta

mencedaskan bangsa dan membangun akhlaqul karimah. MTs NU

menggunakan kurikulum berbasis kompetensi yang memprioritaskan

Agama Islam, disamping kurikulum yang berlaku di SMP dan atau

sederajat. Perpaduan kurikulum tersebut, menjadikan siswa-siswi MTs

NU Ungaran lebih memahami ilmu agama (Tafaqahu fid din) yang

menjadi dasar utama membentuk siswa-siswi yang berakhlakul

karimah.

2. Profil singkat MTs NU Ungaran


Tabel 1.1 Profil MTs NU Ungaran

Sub Keterangan

Nama Madrasah MTs. NU UNGARAN

Alamat Madrasah Jalan Kaligarang No. 9   Ungaran

Kelurahan Ungaran

Kecamatan Ungaran Barat

Kabupaten Semarang

Provinsi Jawa Tengah

44
Nomor Telepon (024) 6923905

E-mail mtssnuungaran@gmail.com

MTs Nu sendiri merupakan Yayasan yang sudah secara resmi

berdiri 20 Juli Tahun 1987, MTs NU sudah memiliki Yayasan Resmi

yang dibentuk secara kesepakatan dan oleh beberapa pihak dan tokoh

agama sebagai para penerus dari tokoh pendiri MTs Nu yang menyandi

penyelenggara MTs NU hingga saat ini sebagai salah satu lembaga

pendidikan Islam.

3. Yayasan Penyelenggara MTs NU Ungaran


Tabel Keterangan 1.2 Yayasan Penyelenggara MTS NU Ungaran

Sub Ket

Nama Yayasan Badan Pelaksana Penyelenggara


Pendidikan Ma’arif NU

Alamat Jalan KH. Hasyim Asyari, Kelurahan


Ungaran Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang

NPSN 2036

NSM 121233220024

Jenjang Akreditasi A

Tahun didirikan 1987

Tahun beroperasi 1988

45
MTs NU memiliki beberapa program baik yang bersifat umum

atau unggulan, program umum bertujuan untuk membantu dan

mewujudkan segala tujuan pendidikan Islam yaitu terbentuknya manusia

berkarakter dan berakhlak mulia, yang menjadi dasar segala pendidikan

Islam sementara program khusus adalah kegiatan pembekalan yang

menjadi salah satu bentuk pengembangan kualitas pendidikan bagi para

peserta didik.

4. Program MTs NU
Tabel 1.3 Program MTs Nu Ungaran

No Program Umum Program Unggulan

1 Pengembangan kompetensi Program pembiasaan


lulusan

2 Pengembangan kurikulum Tahsin al-qur’an

3 Pengembangan pembelajaran Tahfid al-qur’an

4 Pengembangan sistem penilaian Qiroatul qutub

5 Pengembangan pendidik dan Khotmil qur’an


tenaga kependidikan

6 Pengembangan sarana dan Shalat Dhuha Berjama’ah


prasarana madrasah

7 Pengembangan manajemen Kajian Fiqih Kontemporer


madrasah

8 Pembinaan Percakapan Bahasa Arab

46
kesiswaan/ekstrakurikuler

dan Bahasa Inggris

9 Budaya dan lingkungan Kajian kitab ta’limul


madrasah muta’alim

10 Penanaman karakter (budi Pembinaan siswa


pekerti). berprestasi

11 Pengembangan Madrasah Outdoor study


Unggul

5. Sarana dan Prasarana


Sarana dan Prasarana menjadi salah satu lembaga pendidikan

yang mendukung adanya suksesnya dalam mendidik para peserta didik

sebagai alat pendukung pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru.

Yang ada dan terikat dalam sebuah lembaga pendidikan. Dan sudah

menjadi bagian dalam lingkungan atau pembantu dalam kegiatan

pembelajaran.

Tabel 1.4 Sarana dan Prasarana MTs NU


No. Uraian Luas Jumlah Kondisi
1. Ruang Kelas 7 x 8 m² 23 Baik
2. Ruang Administrasi :
a. Ruang Kepala 3,5 x 8 m² 1
Madrasah 5 x 8 m² 1
b. Ruang Guru 2 x 8 m² 1
c. Ruang Tata Usaha 2,5 x 6 m² 1

47
d. Gudang
3. Ruang Penunjang :
a. Ruang Ibadah (Masjid) 12 x 4 m² 1
b. Laboratorium 1
Komputer 1
c. Laboratorium IPA 3,5 x 8 m² 1
d. Ruang Koperasi 1,5 x 3 m² 7
e. Kamar Mandi 1,5 x 3 m² 2
Siswa/WC 3x3 1
f. Kamar Mandi
Guru/WC
g. Ruang UKS
4. Ruang BK 2x6 1
5. Lapangan Olah Raga 12 x 24 m² 1

6. Struktur Organisasi
MTs NU sendiri merupakan sebuah lembaga atau organisasi yang

begerak dalam pendidikan khususnya pendidikan Islam, sebuah lembaga

atau organisasi pendidikan tentu tidak bisa dilepaskan akan adanya

struktur organsasi sebagai pendukung atau system yang bertugas

mengelola suatu jaringan atau perkumpulan suatu lembaga demi

mewujudkan segala hal yang ingin di capai dalam lembaga tersebut.

Tabel 1.5 Struktur Organisasi MTs NU Unggaran

No Nama Jabatan

1 K. Muhdi Taufiq, A. Md Ketua Pengurus

2 K.H. Masyhudi, A. Md Ketua Komite

3 H. Achmad Musafak, Kepala Madrasah

48
S.Pd.I., M.Pd.

4 Hartono, S.Pd. Waka. Bidang Kurikulum

5 Tri Hastutik Marlianingsih, Waka. Bidang Kesiswaan


S.Pd.

6 K.H. Zainal Muttaqin, Waka. Bidang Humas


M.Pd.

7 Maskhuri, S.Kom Waka. Bidang Sarpras

8 Mohammad Arifuddin, Kepala Tata Usaha


S.HI.

9 Retno Safitri, A.Md. Bendahara Madrasah

10 Isnaini Khusnul Khotimah Asisten Bendahara

11 Romadhon Staf TU Bidang Kesiswaan

12 Ahmad Aji Mas Said Pustakawan

13 Aditya Luthfi Maulana Satpam

14 Muhammad Muta’alim Tenaga Kebersihan

15 Muhamad Choirul Anas Pesuruh

16 Yusril Khirom Penjaga Madrasah

17 Afif Nashirudin D.A. Sopir

18 Maskhuri, S.Kom. Kepala Laboratorium

19 Abdul Rahman Laboran Komputer

20 Wanda Hesti Kurnia, S.Pd. Laboran IPA

21 Nur Taufiq, S.Ag. Penanggungjawab Ibadah

22 Ust. Abdurrahim Penanggungjawab tahfidz

23 a. Siti Khobiriyah, S.Pd. Koordinator BK dan BK


Kelas 9
b. Laily Nur Hasanah, S.Psi.

49
c. Siti Sarifah, S.Pd. BK Kesehatan/UKS

d. Lina Widiyati BK Kelas 7

BK Kelas 8

7. Data kesiswaan MTs NU Ungaran

Peserta didik dalam sebuah lembaga pendidikan adalah sebagai

obyek yang menjadi sasaran akan pembentukan atau penyaluran ilmu

pengetahuan dan sikap yang dibentuk oleh pendidik, termasuk menjadi

obyek daam pembentukan karakter dan akhlak. Dalam lembaga

pendidikan Madrasah Tsanawiyah Nahdhotul Ulama Ungaran sendiri

data yang diperoleh mengenai jumlah peserta didik adalah sebagai

berikut

Tabel 1.6 Jumlah Peserta didik MTs NU Ungaran

Tahun Kelas
Jumlah
Pelajaran VII VIII IX

2015/2016 222 185 192 559

2016/2017 294 226 180 700

2017/2018 304 287 202 793

2018/2019 262 297 270 829

2019/2020 282 271 287 837

2021/2022 - 286 259 -

50
Tabel 1.7 Prestasi Yang Diraih Peserta didik MTs NU
Ungaran Tahun Pelajaran 2018/2019 pada Semester 1

N JUARA TINGKAT JENIS


O PENGHARGAAN
1. Juara 2 SIN PORSEMANA Medali + piagam
S 2018
Tingkat
Nasional
2. Juara 1 Murotal Kecamatan Piala + Piagam
Putra Ungaran Barat
3. Juara 1 MTQ Putri 2018
4. Juara 2 MTQ Putra
5. Juara 1 Hifdil
Qurán 1 Juz dan
tilawah SMP/MTs
Putri
6. Juara 1 Hifdil
Qurán 1 Juz dan
tilawah SMP/MTs
Putra
7. Juara 2 Hifdil
Qurán 1 Juz dan
tilawah SMP/MTs
anak
8. Juara 3 Murotal
Putri
9. Juara 1 Hifdil Tingkat Kab. Medali + piagam+ Uang
Qurán 1 Juz dan Semarang 2018 pembinaan
tilawah SMP/MTs
Putri
10. Juara 1 Putri kelas KEJURKAB 1 Piala +piagam + Uang
A PAGARNUSA pembinaan
11. Juara 1 Seni Tingkat Kab.
Tunggal IPSI Semarang 2018
12. Juara 1 Putra kelas
C
13. Juara 1 Putra kelas
G
14. Juara 1 Putra kelas
A

51
15. Juara 2 Putri kelas
C
16. Juara 3 Putra kelas
C
17. Juara 3 Seni
Tunggal IPSI
18. Juara 2 Seni IPSI SOLO Piala + piagam + Uang
Remaja Putri PENCAK pembinaan
19. Juara 2 Pra SILAT
Remaja Kelas G PAGARNUSA
Putri Tingkat
JATENG &
D.I.Y 2018
20 Juara 1 POPDA Kab. Semarang
Cabang
Taekwondo
Pelajar

8. Visi - Misi MTs NU Ungaran

a. Visi

Menjadi Madrasah pencetak generasi yang taat pada ajaran agama,

berakhlakul karimah, kompetitif, dan unggul.

a. Misi

1. Membentuk genenrasi penerus bangsa yang taat pada ajaran

islam Ahlus sunnah wal jama'ah annahdhiyah dan berakhlakul

karimah.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan

ilmu pengetahuan dan keterampilan.

3. Menciptakan suasana lingkungan madrasah yang kompetitif.

4. Mencetak generasi yang unggul, peduli, bertanggungjawab dan

berperan aktif di masyarakat.

52
Visi dan Misi dalam sebuah lembaga pendidikan, bila ingin

diwujudkan perlu akan upaya khusus yang harus dilaksanakan secara

bersama sama, dalam zaman ini pendidikan karakter menjadi salah satu

tujuan dalam sebuah Visi dan Misi lembaga pendidikan, tentu pendidikan

karakter sangat diutamakan sebab zaman ini karakter menjadi sesuatu

yang perlu ditanamkan dalam menguatkan kualitas kecerdasan, moral

keagamaan para peserta didik, sehingga peserta didik yang mampu

bersaing dengan perkembangan zaman namun mempunyai pedoman dan

sikap yang berniali termasuk salah satunya adalah karakter dalam bentuk

sikap kedisiplinan dan pengamalan ibadah.

9. Paparan Data

Perilaku yang dapat dijiwai dalam pengamalan oleh peserta didik

akan terbentuk ketika seorang guru mampu menjadi contoh dan dapat

menanamkan peserta dengan pendidikan dalam mengamalkan atau

mengenalkan nilai-nilai Islam. Oleh sebab itu pendidikan sikap

kedisiplinan dalam lingkungan pendidikan menjadi dasar yang sangat

penting dalam membina karakter para peserta pendidik, agar siswa mampu

memiliki khas (karakteristik) pendidikan agama yang islami dengan upaya

yang dilakukan sang guru agar siswa mampu mengamalkan segala ajaran

agama atau amal ibadah dalam kehidupan dalam berbagai macam

lingkungan dengan kedispilnan yang kuat (Ma’arif, 2017:37).

53
Kedisiplian dalam pengamalan ibadah menjadi dasar dalam

membentuk dan membekali peserta didik Pendidikan Agama Islam,

sehingga dengan adanya hal tersebut PAI mampu menjadi sebagai salah

satu mata pelajaran di sekolah tingkat menengah mampu membekali

mengantarkan peserta didik dapat bukan hanya menguasai berbagai kajian

keislaman, tetapi PAI juga lebih menekankan bagaimana peserta didik

mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah

masyarakat dengan upaya upaya yang dilakukan para pendidik

keagamaan.

1. Upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam mendisiplinkan

pengamalan ibadah pada siswa MTs NU Ungaran

Pembentukan sikap agamis dalam peserta didik merupakan

suatu hasil usaha dalam mendidik dan melatih yang muncul dengan

adanya kesungguhan dalam upaya mengembangkan dan melatih

berbagai potensi rohaniah yang terdapat dalam diri manusia khususnya

pada peserta didik dalam mengali potensi dan pedoman hidup atas

landasan ajaran Agama (Akhsanulkhaq, 2019: 24).

Agama Islam mengenalkan bahwa perilaku dan akhlak terbentuk

sesuai dengan apa yang diajarkan dalam pelajaran pendidikan agama

Islam. Bahwa karakter religius adalah watak, tabiat, akhlak atau

kepribadian seseorang termasuk dalam lingkungan tempat pendidikan

dan pendidikan yang ia dapat maka dalam hal ini ada berbagai upaya

54
dalam mendidik dan mengembangkan potensi rohaniah siswa termasuk

dalam mendisplinkan pengamalan ibadah siswa melalui upaya guru

PAI seperti pada MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.

Dijelaskan oleh AM, Kepala Sekolah MTs NU Ungaran,

bahwasanya:

“Pembiasaan menjadi salah satu upaya pembentukan kebiasaan


baru kepada peserta didik menjadi salah satu strategi mendisiplinkan
pengamalan ibadah bagi peserta didik seperti pembiasaan sholat wajib
wudhu’ dengan baik dan benar, sholat sunnah dhuha dan semacamnya
sedangkan dalam pembiasaan ibadah dalam bentuk akhlak pada MTs
Nu biasanya berupa sopan, salam dan senyum terhadap guru sebagai
bentuk aturan aturan sekolah yang sudah megikat pada peserta didik
termasuk dalam menjaga dan merawat kebersihan lingkungan”
(Wawancara, UGPAIMPI dengan Ahmad Musafak dilaksanakan pada
tanggal 10 Mei Tahun 2021, pukul 09.30 WIB).

Diperkuat oleh penjelasan NT, salah satu guru mata pelajaran B.

Arab dan juga sebagai pengampu penangung jawab ibadah pada siswa

MTs NU menjelaskan:

“Pembiasaan menjadi salah satu upaya pendidikan kedisiplinan


dalam pengamalan ibadah kepada siswa bukan hanya menggunakan
perintah, para guru juga mengikuti dalam bentuk suri teladan, dan
pengalaman khusus hal ini merupakan bentuk kesearasan antara
norma dan tata nilai moral yang berlaku, baik yang bersifat religius
maupun tradisional dan kultural yang dibentuk dalam kerjasama dan
tanggung jawab para guru buka hanya guru keagamaan semata”
(Wawancara, UGPAIMPI dengan Nur Taufiq dilaksanakan pada
tanggal 11 Mei 2021, pukul 09.30 WIB).

Diperkuat oleh penjelasan R, guru Al Quran Hadits dan

penanggung jawab tahfiz pada MTs NU Ungaran, bahwasanya:

“Pembiasaan bertadarus dengan membaca ayat-ayat suci atau


surat pilihan menjadi salah satu metode hafalan para santri dan juga
sebagai salah satu pemebentukan karakter kedisiplinan dalam

55
pengamalan ibadah, selain itu pendidikan kedisplinan dalam
pengamalan ibadah yang diterapkan saat pembelajaran adalah berdoa
Bersama sama. Hal ini agar siswa terbiasa berdoa sebelum atau
sesudah melaksanakan sesuatu serta menjadi kebiasaanya untuk
senantiasa mencintai dan mengamalkan Al-Quran” (Wawancara
UGPAIMPI dengan Rina, dilaksanakan pada tanggaL 10 Mei 2021,
pukul 12.30 WIB).
Dijelaskan pula oleh V, salah satu siswi kelas VIII MTs NU

Ungaran, bahwasanya:

“MTs NU Kecamatan Ungaran senatiasa mengadakan


perayaan pada hari hari besar Islam, hal ini agar bias atau mampu
mewujudakan pengenalan sebagai landasan pengamalan ibadah
kepada siswa seperti hari raya qurban, zakat fitrah. perayaan maulid
nabi, tahun baru hijriyah atau lain-Nya dengan adanya hal-hal seperti
itu siswa diharap mampu berkembang lebih dan mengenal nilai-nilai
atau kebiasaan perilaku yang demikian sebagai perilaku yang
senantiasa dilaksanakan di dalam atau luar lingkungan sekolah”
(Wawancara, UGPAIMPI dengan Via, dilaksanakan pada tanggal 12
Mei 2021, pukul 09.30 WIB).

Diperkuat oleh penjelasan oleh Z, salah satu siswi kelas IX MTs

NU Ungaran, bahwasanya:

“Adanya suatu peraturan dan ketetapan dalam MTs NU


Kecamatan Ungaran seperti sholat Dzuha berjamah sholat Dzuhur
berjamaah dan berjamah merupakan suatu upaya mendisiplinkan
seorang muslim dalam beribadah hal-hal seperti itu siswa diharap
mampu berkembang lebih dan mengenal nilai-nilai atau kebiasaan
perilaku yang demikian sebagai perilaku yang senantiasa dilaksanakan
di dalam atau luar lingkungan sekolah dengan adanya absen yang
mengukur akan kehadiran siswa dalam upaya mendisiplinkan
ibadahnya” (Wawancara, UGPAIMPI dengan Zilda, dilaksanakan pada
tanggal 12 Mei 2021, pukul 12. 30).

Diperkuat lagi oleh penjelasan AM, Kepala Sekolah MTs NU

Ungaran, bahwasanya:

“Pembiasaan dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah bagi


peserta didik yang berupa sholat wajib dzhuhur yang biasanya jadi
imami oleh bapak Nur Taufiq sebagai penanggung jawab ibadah dihari
senin selasa dan rabo sedangkan biasanya di hari kamis saya sendiri,
dalam sholat sunnah dhuha biasanya yang menjadi imam sholat adalah

56
para siswa sebagai bentuk realisasi akan pengamalan ibadah pada
dirinya dan semacamnya sedangkan dalam pembiasaan ibadah dalam
pada MTs NU” (Wawancara, UGPAIMPI dengan Ahmad Musafak
dilaksanakan pada tanggal 10 Mei Tahun 2021, pukul 09.30 WIB).

Diperkuat pula oleh A, salah satu siswa kelas VII MTs NU

Ungaran, bahwasanya:

“Pelaksanaan pembiasaan sholat dzhuha siswa diikut sertakan


untuk menjadi imam, meskipun hanya pada kelas 9 saja tapi memang
bahwa kaderisasi calon calon imam lebih dimatangkan kepada usia
tersebut, siswa diberi jatah untuk menjadi imam pada hari Senin kelas
9 selasa kelas 9 B Rabo 9 C dan Kamis 9 D sementara Jumat, Sabtu
adalah bapak Nur Taufiq” (Wawancara, UGPAIMPI dengan Angga,
dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2021, pukul 13.30 WIB).

Diperkuat lagi oleh penjelasan AM, Kepala Sekolah MTs NU

Ungaran, bahwasanya:

“Pembiasaan dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah bagi


peserta didik salah satunya adalah tadarus bersama sebelum
pembelajaran Jadwal tadarus Al-Quran kelas 7 adalah Al Alaq pada
Hari Senin, Surat At-Tin pada Hari Selasa, Surat Al Insyiroh pada
Hari Rabo, Ad-Dzhuha di Hari Kamis sedangkan kelas 8, Al Lail di
hari Jumat dan Asy Syams di Hari Sabtu. Sedangkan untuk kelas 8
pada Hari Senin Al-Balad, Selasa membaca Surat Al Fajr, Rabo
membaca Surat Al Ghosiyah, Kamis membaca Surat Al A’la, Jumat
membaca At Thoriq dan Sabtu membaca Surat Al Buruj, sedangkan
untuk kelas 9 Hari Senin Surat Al Insyiqoq, Hari Selasa membaca
Surat Al Muttafifin, Hari Rabo membaca Surat Al Infithar, Kamis
membaca Surat At-Takwir, dan Jumat membaca Surat Abasa dan An
Nazia’at, membaca Surat An Naba’. (Wawancara, UGPAIMPI dengan
Ahmad Musafak dilaksanakan pada tanggal 10 Mei Tahun 2021, pukul
09.30 WIB).

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

metode pembiasaan di MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten

Semarang, Guru PAI berupaya untuk melatih serta membiasakan

peserta didik secara konsisten dan continue terhadap sebuah tujuan

57
berdasarkan prinsip-prinsip agama, sehingga benar-benar tertanam pada

diri peserta didik dan akhirnya menjadi kebiasaan yang sulit untuk

ditinggalkan pada kemudian hari dalam hal ini dapat dilaksanakan

kedalam bentuk pembiasaan berdoa sebelum atau sesudah

melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan tadarus atau membaca Al-

Quran secara bersama sama sebelum pembelajaran dilaksanakan pada

MTs NU Kecamatan Ungaran.

Jadwal tadarus Al-Quran kelas 7 adalah Al Alaq pada Hari

Senin, Surat At-Tin pada Hari Selasa, Surat Al Insyiroh pada Hari

Rabo, Ad-Dzhuha di Hari Kamis sedangkan kelas 8, Al Lail di hari

Jumat dan Asy Syams di Hari Sabtu. Sedangkan untuk kelas 8 pada

Hari Senin Al-Balad, Selasa membaca Surat Al Fajr, Rabo membaca

Surat Al Ghosiyah, Kamis membaca Surat Al A’la, Jumat membaca At

Thoriq dan Sabtu membaca Surat Al Buruj, sedangkan untuk kelas 9

Hari Senin Surat Al Insyiqoq, Hari Selasa membaca Surat Al

Muttafifin, Hari Rabo membaca Surat Al Infithar, Kamis membaca

Surat At-Takwir, dan Jumat membaca Surat Abasa dan An Nazia’at,

membaca Surat An Naba’.

Pembiasaan Sholat Dzuhur yang pada pelaksanaanya di MTs

NU Ungaran siswa kelas 9 dilabatkan menjadi imam sholat pada Hari

Senin 9 A, Selasa 9 B, Rabo 9 C, Kamis dan sampai kamis, Selain

pembiasaan keteladanan ini menjadi upaya yang harus dilaksanakan

oleh Guru PAI dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah para siswa

58
sebagai perbuatan yang baik jadi yang patut dijadikan contoh seseorang

yang ditiru atau diikuti oleh para peserta didik, khususnya dalam

kedisiplinan pengamalan ibadah di MTs NU Kecamatan Ungaran.

Selain itu adanya pembiasaan dalam memperingati hari-hari

besar Islam seperti maulid, isra’ miraj, tahun baru hijriyah, mengisinya

dengan pengajian atau lomba lomba islami dan adanya hari raya qurban

kegiatan zakat firtah dan pembiasaan sikap untuk senantiasa salam,

senyum, sopan terhadap guru dan sesama sebagai bentuk pelatihan dan

pembiasaan kedisiplinan serta pengenalan akan dimensi dan nilai

ibadah bagi para siswa di MTs NU Ungaran.

Keteladanan ini menjadi upaya yang harus dilaksanakan oleh

Guru PAI dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah para siswa sebagai

perbuatan yang baik jadi yang patut dijadikan contoh seseorang yang

ditiru atau diikuti oleh para peserta didik, khususnya dalam kedisiplinan

pengamalan ibadah di MTs NU Kecamatan Ungaran.

Dijelaskan oleh I, guru Aqidah Akhlak dan juga sebagai

pengampu penangungjawab ibadah pada siswa MTs NU, bahwasanya:

“Keteladanan menjadi salah satu metode pendidikan oleh sang


nabi sebagai seorang murobbi atau pembimbing para guru harus
menjadi contoh yang patut ditiru oleh peserta didik yang ada pada
gurunya, guru di sini juga dapat disebut sebagai subjek teladan atau
orang yang diteladani oleh peserta didik. Bentuk suri teladan
guru dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah adalah guru bukan
hanya memerintah namun ikut, berpartisipasi aktif, baik dalam
kegiatan langsung atau pengawasan seperti dalam sholat jamaah atau
semacamanya suatu kegiatan yang menjadi bentuk kedisiplinan bagi
peserta didik”(Wawancara, UGPAIMPI dengan Iluk, dilaksanakan
pada tanggal 10 Mei 2021, pukul 10.00 WIB).

59
Diperkuat oleh penjelasan R yaitu guru Al-Quran Hadits dan

penanggungjawab tahfiz pada MTs NU Ungaran, bahwasanya:

“Sebagai seorang guru kita harus menjadi contoh yang baik


dalam berbicara bertingkahlaaku dan menjalankan pengamalan
ibadah guru adalah bentuk cerminan keteladanan yang dilihat oleh
peserta didik dalam suatu lingkungan pembelajaran oleh karna itu
guru menjadi salah satu metode pendidikan oleh sang nabi sebagai
seorang murobbi atau pembimbing para guru harus dapat menjadi
contoh yang tepat bagi para siswa misalnya guru memerintah sholat
berjamaah ia juga harus ikut atau mengawasi, guru meminta siswa
untuk tidak membuang sampah sembarangan, guru juga jangan
membuang sampah sembarangan guru meminta siswa untuk berdoa
guru juga harus berdoa” (Wawancara UGPAIMPI dengan Rina,
dilaksanakan pada 10 Mei 2021, pukul 12.30 WIB).

Dijelaskan pula oleh SK, Kordinator BK MTs NU Kecamatan

Ungaran, bahwasanya:

“Mengenai segala adanya ketetapan dalam MTs NU Kecamatan


Ungaran seperti sholat Dzuha berjamah sholat Dzuhur berjamaah dan
sholat Ashar berjamah merupakan suatu upaya mendisiplinkan
seorang muslim dalam beribadah bagi para siswa guru harus mampu
bergerak bukan hanya memerintah namun juga memberi contoh sebab
pada dasarnya salah satu perkembangan moral anak dipengaruhi
bagaimana cara mendidik guru kepada anak dengan hanya
memberikan teori semanta atau praktik hal itu juga termasuk
pendalaman pengetahuan dalam kedisiplinan pengamalan ibadah bagi
para siswa” (Wawancara, UGPAIMPI dengan Siti, dilaksanakan pada
tanggal 10 Mei 2021, pukul 13.30 WIB).

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

Keteladanan guru di MTs NU Kecamatan Ungaran merupakan salah

satu upaya pendidikan kedisplinan dalam pengamalan ibadah pada

siswa. Keteladanan oleh para guru di MTs Nu berbentuk dalam

keteladanan ibadah penghambaan seperti para guru ikur serta

memberikan dan rajin dalam melaksanakan kegiatan ibadah yang

dilaksanakan pada MTs NU, seperti Sholat Dzuhur dan Sholat Dzuha,

60
para guru juga berperilaku sopan dalam berbicara dan berpakaian,

santun dalam berakhlak, senyum sapa pada sesama guru dan kepada

siswa, baik dalam lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah,

pada saat menjadi imam atau saat membaca Al-Quran, para guru PAI

dan yang lain-Nya juga memberikan keteladanan tentang bagaimana

sholat dan membaca Al-Quran yang baik dan benar. Berbagai perbuatan

atau tingkah laku yang baik, di harapkan mampu dan dapat ditiru oleh

anak didik yang dilakukan oleh seorang guru di dalam tugasnya sebagai

pendidik, baik tutur kata ataupun perbuatannya yang dapat diterapkan

dalam kehidupannya sehari-hari oleh murid, baik di madrasah maupun

di lingkungan masyarakat.

Upaya pengawasan juga dapat menjadi salah satu strategi guru

yang digunakan dalam mendidik sikap siswa agar mencapai karakter

yang diharapkan termasuk medisiplinkan pengamalan ibadah bagi

peserta didik. Hal ini dapat dilakukan oleh para guru di lingkungan

pendidikan termasuk di MTs NU Ungaran.

Dijelaskan oleh AM, Kepala Sekolah MTs NU Ungaran,

bahwasanya:

“Sebagai seorang pendidik MTs NU senantiasan melakukan


pengawasan terhadap perkembangan karakter bagi para peserta didik
termasuk kedisiplian pengawasan disini berguna agar para guru
mendapatkan hasil pendidikan yang optimal dalam membentuk
karakter peserta didik seperti bagaimana kedisiplinan mereka dalam
menjalankan kewajiban di sekolah seperti masuk tepat waktu,
pengumpulan tugas, sholat berjamaah dan lain-Nya” (Wawancara,
UGPAIMPI dengan Ahmad Musafak, dilaksanakan pada 10 Mei 2021,
pukul 09.30 WIB).

61
Diperkuat oleh penjelasan NT, salah satu guru MAPEL dan juga

sebagai pengampu penangung jawab ibadah pada siswa MTs NU,

menjelaskan:

“Upaya pengawasan menjadi suatu hal yang penting dalam


dunia pendidikan, pengawasan menjadi salah satu media control siswa
untuk dapat mengetahui dan mendidik lalu mengevalusai akan
kesalahan siswa, seperti dalam kedisplian ibadah biasanya adanya
absensi menjadi salah satu alat mengukur dan mengawasi pola
kedisplinan siswa untuk dapat dikontrol perkembangan lalu dievaluasi
atau diingatkan dan di didik bila terjadi kesalahan” (Wawancara
UGPAIMPI dengan Nur Taufiq, dilaksanakan pada tanggal 11 Mei
2021, pukul 09.30 WIB).

Diperkuat pula oleh A, salah satu siswa kelas VII MTs NU

Ungaran, bahwasanya:

“Sebagai seorang ketua kelas saya sering kali mendapatkan


tugas untuk mengabsen para siswa atau siswi yang tidak mengikuti
jamaah, hal tersebut lalu saya laporkan kepada guru, artinya para
guru mengawasi siswa salah satunya juga melalui tugas yang
diberikan kebanyakaan kepada para ketua kelas untuk mendata siswa
terlambat, siswa tidak mengikuti kegiatan sekolah dan semacamnya”
(Wawancara, UGPAIMPI dengan Angga, dilaksanakan pada tanggal 11
Mei 2021, pukul 13.30 WIB).

Berdasarakan berbagai wawancara di atas dapat disimpulkan

bahwa pengawasan menjadi salah satu upaya atau strategi guru dalam

MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang yang berguna

untuk membentuk kedisiplian pengamalan ibadah bagi peserta didik

guru dapat berperan memberikan pengawasan melalui absensi

kedisiplinan pengamalan ibadah seperti dalam pengamalan Sholat

Dzhuha dan sholat Dzhuhur yang senantiasa di chek oleh penanggung

jawab ibadah MTs NU. Untuk dapat mengetahui segala pelanggaran

atau perkembangan karakter peserta didik termasuk dalam kedisiplinan

62
pengamalan ibadah, bila ada siswa yang melanggar maka guru berhak

mengingatkan atau memberikan teguran bahkan hukuman melalui

lembaga Bimbingan Konseling pada MTs NU.

Pendampingan artinya dekat, karib, rapat (persaudaraan).

Kemudian diberi akhiran yang artinya ahidup bersama-sama bahu

membahu dalam kehidupan. Pendampingan adalah suatu proses dalam

menyertai dan menemani secara dekat, bersahabat dan bersaudara, serta

hidup bersama-sama dalam suka dan duka, bahu membahu dalam

menghadapi kehidupan termasuk dalam mencapai tujuan bersama yang

diinginkan oleh MTs NU.

Dijelaskan oleh AM, Kepala Sekolah MTs NU Ungaran

bahwasanya:

“Sebagai seorang pendidik MTs NU senantiasan melakukan


pendampingan dalam membantu dan mengawasi pada tahap
perkembangan karakter bagi para peserta didik termasuk kedisiplian
pengawasan disini berguna agar para guru mendapatkan hasil
pendidikan yang optimal dalam membentuk karakter peserta didik
seperti bagaimana kedisiplinan mereka dalam menjalankan kewajiban
di sekolah seperti masuk tepat waktu, pengumpulan tugas, sholat
berjamaah dan lain-Nya” (Wawancara, UGPAIMPI dengan Ahmad
Musafak, dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2021, pukul 09.30 WIB).

Diperkuat oleh penjelasan I, Guru Aqidah Akhlak pada MTs NU

Ungaran bahwasanya:

“Pendampingan menjadi suatu hal yang penting, dalam


pembelajaran di mana adanya kedekatan antara guru dan murid akan
sangat membantu suksesnya kegiatan pembelajaran atau suatu
kegiatan lain seperti dalam upaya merubah sikap anak dalam mendidik
kedisiplinan diri khususnya dalam pengamalan ibadah sebagai
karakter penting yang menjadi ciri khas umat Islam. Dalam hal
pengamalan ibadah guru dapat mendampingi hidup dan perilaku
keseharian siswa dalam lingkungan sekolah selain itu juga dalam

63
pengamalan ibadah penghambaan dalam bentuk membetulkan cara
sholat wudhu’ dan sebagainya” (Wawancara, UGPAIMPI dengan Iluk,
dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2021, pukul 12.30 WIB)

Diperkuat pula oleh penjelasan SK, Kordinator BK MTs NU

Ungaran, beliau menjelaskan:

“Kenakalan siswa menjadi salah satu hal yang penting dan


harus ditangani oleh para guru, pendampingan menjadi salah satu
cara atau bentuk kasih sayang guru dalam membentuk karakter siswa,
baik dilakukan melalui para osis atau guru secara langsung untuk
memantau perkembangan karakter siswa, khususnya dalam kedisplinan
ibadah seperti adanya pendampingan semua guru bukan hanya guru
PAI dalam pelaksanaan sholat berjamaah” (Wawancara, UGPAIMPI
dengan Siti Khobiriyah dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2021, pukul
13.30 WIB).

Berdasarkan berbagai wawancara di atas dapat disimpulkan

bahwa Guru sebagai pendidik khususnya para guru PAI di MTs NU

Kecamatan Ungaran berperan dalam mendisplinkan pengalaman ibadah

melalui upaya pendampingan dalam kegiatan ibadah sehari-hari siswa,

seperti pada sholat sunnah berjamaah atau pada Sholat Dzuhur para

guru PAI atau lain-Nya ikut mendampingi dalam pelaksanaanya serta

memberikan contoh akan bagaimana sholat yang benar serta para guru

berupaya mendampingi siswa yang kurang disiplin dalam pengamalan

ibadah melalui lembaga konseling atau secara pribadi agar siswa MTs

NU Ungaran mampu bersikap yang sesuai dengan semestinya. Para

guru juga mendampingi dalam penyelengaraan lomba-lomba islami

para siswa sebagai bentuk evaluasi dan peningkatan pemahaman dan

kualitas keagamaan siswa dan mendampingi pada berbagai perayaan

hari besar Islam seperti peringatan maulid nabi, tahun baru hijiryah,

64
kegiatan zakat fitrah dan penyembelihan hewan Qurban di sekolah, agar

siswa MTs NU mampu merasakan kasih sayang dan kedekatan dengan

guru dalam membentuk kedisiplinan ibadahnya.

Pemberian penghargaan atau reward juha merupakan salah satu

upaya guru PAI dalam mendisplinkan pengamalan ibadah bagi para

siswa di MTs NU, Kecamatan Ungaran sebagai cara atau upaya untuk

memperkuat perilaku kedisiplinan dalam pengamalan Ibadah yang

menjadi salah satu tujuan pendidikan sikap dalam MTs NU.

Dijelaskan oleh AM, Kepala Sekolah MTs NU Ungaran,

bahwasanya:

“Beberapa penghargaan yang diraih oleh siswa dalam lomba


keagamaan atau lomba skiil maupun kecerdasan merupakan bentuk
atau hasil kedisiplinan para siswa dalam berlatih belajar,
penghargaan dikasihkan agar para siswa mampu terus termotivasi
dalam meningkatkan kualitas dirinya baik dalam sikap atau lain-Nya
dalam kedisiplinan pengamalan ibadah kita dapat melihat bahwa MTs
NU sering kali mendapatkan piala dalam lomba MTQ atau tahfiz hal
ini tak lepas dari upaya para guru PAI mendidik siswa secara
displin”(Wawancara, UGPAIMPI dengan Ahmad Musafak,
dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2021, pukul 09.30 WIB).

Diperkuat oleh penjelasan I, guru Al-Quran dan Hadits serta

penanggung jawab tahfiz pada MTs NU Ungaran beliau menjelaskan

bahwasanya:

“Kedisiplinan dalam belajar membaca dan menghafal ayat-ayat


suci menjadi salah satu hal yang menimbulkan berbagai macam
prestasi baik prestasi ketaatan kepada tuhan dengan penghargaan
dalam bentuk kesalehan atau prestasi akademik merupakan contoh
yang pasti penghargaan yang mampu mendorong para peserta didik
untuk meningkatkan kualitas kedisiplinan mereka dalam MTs NU
berbagai macam penghargaan telah diraih khususnya dalam lomba
MTQ dan Tahfiz” (Wawancara, UGPAIMPI dengan Iluk, dilaksanakan
pada tanggal 10 Mei 2021, pukul 12.30).

65
Dijelaskan pula oleh Z, salah satu siswa kelas XI MTs NU Ungaran

menjelaskan:

“Sebagai seorang murid yang berprestasi dalam bentuk


ketaatan kepada guru melalui bimbingan atau binaanya saya senatiasa
mendapatkan hasil berupa juara lomba tertentu, bahkan tak heran
banyak guru yang dekat dan senang akan diri saya, apalagi bila kita
seorang muslim yang mampu tunduk patuh pada tuhan dalam
beribadah maka kepastian kasih sayang tuhan akan memberikan kita
suatu penghargaan lebih yang tidak ternilai dari apapun yaitu kasih
sayang dan pertolonganya yang amat luas” (Wawancara, UGPAIMPI
dengan Zilda, dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2021, pukul 12. 30).

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Guru

PAI di MTs NU Ungaran mengupayakan pemberian hadiah atau

penghargaan dalam upaya mendukung atau memberikan apresiasi atas

keberhasilan atau suatu kebaikan siswa pada MTs NU dalam upaya

mendisiplinkan pengamalan ibadah, reward digunakan oleh para guru

MTs NU dalam bentuk pengadaan lomba-lomba Islami pada

lingkungan sekolah seperti tilawah, adzan, pidato, MTQ yang biasanya

diselenggarakan pada upacara peringatan hari besar Islam khususnya

pada perayaan tahun baru hijriyah dan maulid nabi sebagai upaya

menambah ketekunan siswa dalam belajar dan mendalami Islam, dan

sebagi suatu bentuk alat pendidikan Agama Islam dalam proses

pembelajaran yang dilakukan guru PAI kepada peserta didik sebagai

satu pendorong, penyemangat dan motivasi agar peserta didik bisa lebih

meningkatkan prestasi hasil belajar dan kedisiplian mereka sesuai yang

diharapkan.

66
Hukuman atau punishment juga merupakan suatu perbuatan,

yang dilakukan secara sadar dan sengaja kepada orang lain, yang baik

dari aspek jasmani segi rohani orang lain sebab adanya suatu

kelemahan atau suatu hal yang dirasa kurang dibandingkan dengan diri

kita, dan oleh karena itu maka kita mempunyai tanggung jawab untuk

membimbingnya dan melindunginya.

Dijelaskan oleh AM, Kepala Sekolah MTs NU Ungaran

bahwasanya:

“Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang bertugas mendidik


atau merubah perilaku manusia. MTs NU tentu memiliki beberapa
aturan tentu aturan ini adalah bertujuan baik bagi siswa bila mana
mereka melanggar akan ketetapan peraturan dalam sekolah maka para
guru berhak dan harus memberikan sanksi yang sesuai dengan
pelanggaran norma yang dilakukan siswa termasuk dalam kedisiplinan
ibadah” (Wawancara, UGPAIMPI dengan Ahmad Musafak,
dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2021, pukul 09.30 WIB).

Diperkuat pula penjelasan oleh SK Kordinator BK MTs NU

Ungaran

“Sebagai seorang guru BK biasanya menjadi sasaran


kebencian siswa yang nakal atau melakukan pelanggaran noram
norma di sekolah pada dasarnya hukuman bagi mereka adalah bukan
merupakan kebencian namun adalah kasih saying guru yang tidak
ingin para siswa tersebut melakukan pelanggaran norma lagi, lebih
tepatnya agar para siswa mampu memiliki nilai karakter yang sesuai
termasuk dalamnya adalah sikap disiplin dalam pengamalan ibadah di
MTs NU Kecamatan Ungaran” (Wawancara, UGPAIMPI dengan Siti
Khobiriyah, dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2021 13.30 WIB).

Diperkuat oleh penjelasan I, guru Al-Quran Hadits serta

penanggung jawab tahfiz pada MTs NU Ungaran, beliau menuturkan

bahwasanya:

67
“Upaya mendisiplinkan pengamalan ibadah tidaklah cukup
hanya dengan perintah saja, sebab terkadang ada beberapa siswa yang
kurang menyadari akan pentingnya kedisiplunan tersebut hingga
mereka sering kali melanggar norma norma atau aturan kedisiplinan
dalam pengamalan ibadah kepada siswa tentu hukuman dibutuhkan
agar siswa mampu memberikan efek jera namun hukuman dalam hal
ini juga jangan menyakiti siswa tetapi yang mengandung nilai-nilai
pendidikan pula” (Wawancara UGPAIMPI dengan Iluk, dilaksanakan
pada tanggal 10 Mei 2021, pukul 12.30 WIB).

Diperkuat pula oleh V, salah satu siswi kelas VIII MTs NU

Ungaran, bahwasanya:

“Ketika ada murid yang melanggar aturan sekolah tentu ia


akan mendapatkan hukuman dari guru termasuk di MTs NU ini para
murid yang melanggar kedisiplnan dalam ibadah akan menerima
hukuman seperti melaksanakan sholat sunnah dengan pendampingan
guru, membaca istighfar 1000x, membaca ayat-ayat pilihan
membersihkan lingkungan sekolah dan semacamnya” (Wawancara,
UGPAIMPI dengan Via, dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2021, pukul
09.30 WIB).

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

pengalaman ibadah menjadi sesuatu yang juga penting akan adanya

hukuman seperti yang dilaksanakan oleh para guru di MTs NU seperti

apabila adanya siswa yang melanggar akan kewajiban sholat berjamaah

yang diwajibkan dilaksanakan dalam lingkungan sekolah seperti Sholat

Dzuha dan Sholat Dzhuhur, terdapat siswa tidak mengikuti kegiataan

keagamaan tersebut maka juga akan mendapatkan hukuman, selain

adanya hukuman-hukuman lain yang diberikan bila siswa kedapatan

kegiatan keislaman seperti perayaan hari besar Islam yang dilakukan di

MTs NU Ungaran melalui bimbingan guru PAI atau yang lain,

hukuman di sini juga berlaku pada pelanggaran etika kesopanan dan

68
perilaku seperti bersikap buruk kepada teman atau guru serta tidak

mampu menjaga kebersihan lingkungan, sebagai aspek pelanggaran

ibadah sosial pada MTs NU.

Berbagai macam hukuman di sini dilakukan dalam aspek

kemanusiaan dan bentuk pendidikan seperti meminta siswa untuk

membaca istighfar atau sholat sunnah dan membaca beberapa ayat

pilihan, atau membersihkan lingkungan sekolah dan masjid pada MTs

NU dengan pendampingan guru sebagi bentuk pertanggungjawaban

atas pelanggaran yang kedisplinan yang dilakukan oleh peserta didik,

bila adanya pelanggaran secara terus menerus maka akan di bina oleh

BK untuk dapat dicari solusi atau bahkan diberikan sanksi, sebagai

bentuk agar siswa mampu disiplin dalam mengamalkan segala aspek

ibadah di lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah.

Motivasi juga merupakan salah satu metode yang dapat

mendorong dalam upaya mendisiplinkan pengamalan ibadah bagi

siswa. Motivasi be dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu motivasi

instrinsik (keadaan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri

yang dapat mendorongnya melakukan tindakan tertentu) dan motivasi

ekstrinsik (keadaan yang datang dari luar individu siswa yang

mendorongnya untuk melakukan kegiatan tertentu termasuk dalam

menjalankan pengamalan ibadah).

Dijelaskan oleh Z, salah satu siswi kelas IX MTs NU Ungaran,

bahwasanya:

69
“Menjadi seorang muslim adalah keharusan kita untuk taat dan
patuh kepada tuhan yang maha esa, dalam segala lingkungan, guru
guru senantiasa memberikan motivasi berupa mengadakan perkataan
atau dengan memberikan hadiah kepada para pelajar berprestasi dan
selain itu guru juga terus para siswa atau peserta didik agar
senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan akhlak diri dengan
mengikuti rangkaian aturan atau kegiatan di sekolah” (Wawancara,
UGPAIMPI dengan Zilda, pada tanggal 12 Mei 2021, pukul 12.30
WIB).

Diperkuat pula oleh penjelasan SK Kordinator BK MTs NU

Ungaran bahwasanya:

“Guru adalah orang yang memiliki tanggung jawab lebih


terhadap siswa dan menjadi orang tua keduanya, dilain sisi selain
tugas untuk mendidik dengan penyaluran ilmu pengetahuan para guru
juga bertugas untuk selalu memberikan motivasi dan dukungan lebih
bagi para siswa untuk dapat meningkatkan prestasi belajar,
kedisiplinan dan ketaataan, baik kepada guru, orang tua, atau tuhan
semesta alam” (Wawancara, UGPAIMPI dengan Siti Khobiriyah
dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2021, pukul 13.30 WIB).

Dijelaskan oleh AM, Kepala Sekolah MTs NU Ungaran,

bahwasanya:

“Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang bertugas mendidik


atau merubah perilaku manusia. MTs NU tentu memiliki beberapa
aturan tentu aturan ini adalah bertujuan baik bagi siswa bila mana
mereka melanggar akan ketetapan peraturan dalam sekolah maka para
guru berhak dan harus memberikan sanksi yang sesuai dengan
pelanggaran norma yang dilakukan siswa termasuk dalam kedisiplinan
ibadah” (Wawancara, UGPAIMPI dengan Ahmad Musafak,
dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2021, pukul 09.30 WIB).

Berdasarkan berbagai wawancara di atas dapat disimpulkan

bahwa upaya pendidikan sikap kedisiplinan dalam pengamalan ibadah

peserta didik di MTs NU Ungaran melalui adanya motivasi dalam

bentuk nasehat-nasehat yang diberikan ketika upacara apel pagi, juga

dalam kegiatan pembelajaran serta pada kegiatan-kegiatan perayaan

70
hari besar Islam, yang biasanya selain diisi lomba lomba islami sebagai

upaya memotivasi kemampuan dan peningkatan kualitas keilmuan dan

kedisiplinan. Juga diisi dengan pengajian keislaman yang memberikan

materi tentang ketaatan, keutamaan kedisiplinan, motivasi ibadah dalam

bentuk akhlakul karimah dan lain-Nya.

Motivasi dalam kedisplinan pengamalan ibadah dilakukan

melalui oleh para Guru PAI atau guru yang lain juga bertanggungjawab

dalam lingkungan pendidikan tersebut, sebab peranan motivasi adalah

sebagai daya penggerak psikis dalam diri peserta didik di MTs NU

Ungaran dapat menimbulkan, menjamin kelangsungan kegiatan belajar

keagamaan siswa demi mencapai tujuan. Serta motivasi memegang

penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam

belajar, sehingga peserta didik di MTs NU mempunyai motivasi tinggi

mempunyai energi banyak untuk melaksanakan kegiatan ibadah.

2. Faktor pendukung dan penghambat dari upaya guru Pendidikan Agama

Islam dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah pada siswa MTs NU

Ungaran.

Upaya mendidik sikap kedisplinan dalam pengamalan ibadah

kepada para siswa dapat berkualitas bila diterapkan melalui kegiatan

yang sesuai, sehingga mampu memberikan pengaruh dan pemahaman

lebih terhadap para peserta didik yang di tuju untuk dapat dididik,

dibina dan difasilitasi oleh lingkungan sekolah melalui sumber belajar

dan metode, serta beberapa pendukung lainya yang dapat membantu

71
dalam proses mendisiplinkan pengamalan ibadah bagi para siswa

(Kasinyo, 2018: 6).

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dalam

suksesnya upaya pembinaan sikap kedisiplinan dan pengamalan ibadah

bagi para siswa. Pertama, faktor internal seperti motivasi diri,

kemampuan kecerdasaan serta keinginan dalam memperdalam Islam

ataupun kegiatan-kegiatan dalam mendekatkan diri terhadap yang

kuasa. Kedua faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari

luar individu itu sendiri meliputi faktor seperti lingkungan keluarga,

masyarakat atau pengaruh lain-Nya (Mufadhal, 2018: 41).

a. Faktor pendukung

Faktor pendukung pertama bersifat internal merupakan

faktor yang muncul dalam diri para peserta didik sebagai sesuatu

yang dapat mendukung dalam pendidikan kedisiplian daam

pengamalan ibadah bagi para siswa meliputi motivasi dalam hati,

dan kecerdasan diri, mapun kesehatan dan ekonomi yang

dilaksanakan dalam upaya pendidikan siswa.

Dijelaskan oleh A, salah satu siswa kelas VII MTs NU

Ungaran, bahwasanya:

“Sebagai mukmin sejati saya sangat bersyukur atas segala


nikmat yang telah tuhan berikan menjadi suatu anugrah dan
takdir tuhan dari itu saya harus selalu bersyukur dengan bentuk
upaya untuk semakin meningkatkan motivasi diri saya untuk terus
belajar tentang Islam dan juga meningkatkan kualitas keimanan,
pada dasarnya negara ini para penerusnya adalah kita para kaum
muda maka sudah selayaknya untuk sungguh sungguh dan giat
dalam melaksanakan dan menjalankan pendidikan di sekolah”

72
(Wawancara, FPPUGPAIMPI dengan Angga, dilakukan pada
tanggal 11 Mei 2021, pukul 13.30 WIB).

Diperkuat oleh penjelasan Z, salah satu siswi kelas IX

MTs NU Ungaran, bahwasanya:

“Siswa atau siswi senantiasa diupayakan guru untuk


mengisi waktu jam kosong dengan belajar di perpustakaan
sekolah banyaknya sumber belajar keagamaan menjadi salah
satu cara yang dapat membantu pembelajaran kedisiplinan
pengamalan ibadah bagi kita para siswa yang benar-benar ingin
menjadi pembelajaran yang didik” (Wawancara, UGPAIMPI
dengan Zilda dilakukan pada pukul 12.30 wib tanggal 12 Mei
Tahun 2021).

Berdasarkan hasil wawancara di atas terkait dengan faktor

Pertama dalam pendidikan sikap kedisplinan pengamalan ibadah

siswa pada MTs NU yaitu berupa adanya faktor lnternal biasanya

banyak dari para siswa yang memiliki motivasi diri tinggi dan

antusias hal ini dibuktikan dengan absensi kegiatan pengamalan

ibadah seperti Sholat Dzuha dan Sholat Dzuhur berjamaah yang

semakin meningkat, serta banyaknya prestasi keagamaan yang

diperoleh para peserta didik pada MTs NU semakin tinggi, dan

kemampuan siswa pun juga meningkat dalam proses menerima

materi pendidikan yang mencapai karakter termasuk pada

kedisplinan dalam pengamalan ibadah oleh peserta didik yang di

upayakan oleh para guru dan Guru PAI MTs NU Kecamatan

Ungaran.

Dijelaskan oleh AM, Kepala Sekolah MTs NU Ungaran,

beliau menjelaskan bahwasanya:

73
“Kondisi para siswa yang memiliki latar belakang
pendidikan keagamaan yang kuat, seperti lingkungan pendidikan
Islam yang diikuti para siswa di luar jam pendidikan sekolah
seperti pondok pesantren dan semacamnya akan dapat
memperkuat dimensi atau aspek keagamaan para siswa”
(Wawancara, UGPAIMPI dengan Ahmad Musafak dilaksanakan
pada tanggal 10 Mei 2021, pukul 09.30 WIB).

Diperkuat oleh penjelasan I, guru Al-Quran Hadits serta

penanggung jawab tahfiz pada MTs NU Ungaran, bahwasanya:

“MTs NU Ungaran menyediakan perpustakaan sebagai


bahan ajar siswa termasuk dalamnya adanya buku-buku
keagamaan yang mampu membanti siswi atau siswa dalam
membelajari keagamaan seperti buku tuntunan cara sholat,
membaca al quran dan etika dalam membantu meningkatkan
kualitas kedisiplinan keagamaan siswa” (Wawancara,
UGPAIMPIdengan Iluk, dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2021,
pukul 12.30).

Diperkuat pula oleh V, salah satu siswi kelas VIII MTs

NU Ungaran, bahwasanya:

“Terdapat beberapa siswa atau siswi yang mendapatkan


prestasi keagamaan dalam bentuk juara lomba-lomba baik yang
dijalankan secara lokal pada lingkungan MTs NU atau non lokal
yang diselengarakan oleh pihak lain, mereka rata-rata adalah
siswa yang juga berstatus sebagai santri di pondok pondok
pesantren terdekat dari lokasi MTs NU ini (Wawancara,
UGPAIMPI dengan Via, dilaksanakan pada tanggal 12 Mei
2021).

Dijelaskan oleh AM, Kepala Sekolah MTs NU Ungaran,

beliau menjelaskan bahwasanya:

“Lingkungan merupakan faktor yang sangat


mempengaruhi bagi pendidikan keagamaan oleh para siswa MTs
NU yang kuat, seperti lingkungan pendidikan Islam yang kuat
oleh para warga sekitar sebagai agama mayoritas negara ini
berbagai macam kegiatan keagamaan dan keteladan lingkungan
yang taat dalam beribadah akan mampu membawa dampak
positif atau mendukung akan peningkatan dan kualitas

74
kedisiplinan ibadah yang biasa dilakukan siswa pada MTs
NU(Wawancara, UGPAIMPI dengan Ahmad Musafak
dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2021, pukul 09.30 WIB).
Berdasarkan berbagai wawancara di atas dapat

disimpulkan bahwa adanya faktor eksternal yaitu faktor yang

muncul dari luar pada diri peserta didik pada siswa MTs NU,

pertama adalah lingkungan atau masyarakat yang agamis dan taat

seperti banyaknya lingkungan tempat para siswa tinggal

khususnya di pesantren yang berlokasi di sekitar MTs NU, yang

mampu memberikan contoh dan keteladanan yang baik bagi para

siswa dalam mendisiplinkan pengamalan ibadahnya seperti

masyarakat atau warga lingkungan yang aktif dalam

melaksanakan sholat jamaah lima waktu.

Selain itu, kegiatan keagamaan yang ada di masjid yang

sering diikuti siswa khusunya pada bulan suci berupa kegiatan

keagamaan pada masyarakat sekitar tempat tinggal siswa akan

mampu menjadi pendukung dalam kedisiplinan pengamalan

ibadah oleh para siswa MTs NU kecamatan Ungaran.

Segala adanya bentuk kegiatan pembinaan keagamaan

dapat mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai tujuan seperti

tersedianya sumber belajar yang memadai atau pendidik yang

berkualitas maupun metode pembinaan serta kemampuan

kecerdasaan bagi para peserta didik atau faktor eksternal yaitu

dukungan dari pihak luar akan membantu mesukseskan dalam

75
membina kedisiplinan pengamalan ibadah bagi siswa di MTs NU

Ungaran. Namun dalam segala upaya pendidikan yang dilakukan

oleh guru PAI ini juga, pasti akan adanya faktor yang dapat

menghambat tercapainya tujuan dalam pembinaan sosial

keagamaan. Faktor-faktor tersebut dari aspek eksternal atau

internal yang dihadapi para siswa.

b. Faktor penghambat

Hambatan dalam pendidikan sikap kedisiplinan dalam

pengamalan ibadah bagi para siswa salah satunya adalah terkait

faktor eksternal yang muncul dari dirinya contohnya seperti

keluarga atau dari lingkungan masyarakat sekitar lingkungan

mereka.

Diperkuat pula oleh penjelasan SK Kordinator BK MTs

NU Ungaran, bahwasanya:

“Faktor penghambat dalam upaya pendidikan guru PAI di


MTs NU Ungaran dalam mendisiplinkan siswa dalam
pengamalan ibadah. Para peserta didik andanya problematika
dalam keluarga baik masalah ekonomi, broken home, atau
kurangnya perhatian keteladan keluarga dalam pendidikan
karakter anak termasuk dalam mendisiplinkan pengamalan
ibadah kepada anak” (Wawancara, UGPAIMPI dengan Siti,
dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2021, pukul 13.30 WIB).

Dijelaskan pula oleh AM, Kepala Sekolah MTs NU

Ungaran, bahwasanya:

“Kenakalan siswa biasanya didominasi dari pengaruh


lingkungan dengan yang seperti teman sebaya dan kurangnya
perhatian orang tua dalam memberikan keteladanan atau
membentuk kepribadian, orang tua di zaman ini kebanyakan

76
lebih mengedepakan kebahagiaan yang bersifat material
daripada spiritual” (Wawancara, UGPAIMPI dengan Ahmad
Musafak dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2021, pukul 09.30
WIB).

Diperkuat pula oleh V, salah satu siswi kelas VIII MTs

NU Ungaran, bahwasanya:

“Saya sering kali menjumpai beberapa kenakalan pada


teman saya yang disebabkan perceraiam orang tuanya pada fase
ini biasanya mereka sibuk mencari kebahagiaan di tengah
kegundahan hatinya dan lari kesana kemari bila mereka mudah
gundah maka akan mudah terpengaruh buruk mencari
kebahagiaan beruba minuman keras yang berpengaruh pada
tabi’at atau perilaku sosial” (Wawancara, UGPAIMPI dengan
Via, dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2021).

Berdasarkan berbagai wawancara di atas dapat disimpulkan

bahwa hambatan dalam upaya pendidikan guru PAI di MTs NU

Ungaran dalam mendisiplinkan siswa dalam pengamalan ibadah.

Pertama, adanya faktor eksternal seperti andanya problematika

dalam keluarga baik masalah ekonomi, broken home orang tua

siswa yang cerai sehingga siswa mengalami trauma atau

keseimbangan kejiwaan dan mencari kebahagiaan yang terkadang

norma-normanya buruk seperti minum-minuman keras, pergaulan

bebas yang sering kali di alami peserta didik pada MTs NU , dan

juga di sebabkan kurangnya perhatian keteladan keluarga dalam

pendidikan karakter anak termasuk dalam mendisiplinkan

pengamalan ibadah kepada anak selain adanya guru yang kurang

maksimal dalam mendidik para siswa MTs NU.

77
Hambatan dalam proses upaya pendidikan guru dalam

mendisiplinkan pengamalan ibadah salah satunya adalah terkait

faktor internal yang muncul dari luar keluarga. Lebih tepatnya

faktor ini muncul dalam diri siswa seperti kemampuan atau daya

ingat serta motivasi.

Dijelaskan oleh AM, Kepala Sekolah di MTs NU Ungaran,

bahwasanya:

“Hambatan dalam upaya pendidikan bagi para siswa


sendiri. Lebih kebanyakan adalah rasa malas atau motivasi yang
kurang bagi para siswa untukk mampu taat dan patuh pada guru
padahal para guru hanya ingin agar mereka memiliki karakter
yang sesuai baik dalam tuntutan ajaran Islam” (Wawancara,
UGPAIMPI dengan Ahmad Musyafak, dilaksanakan pada pukul
09.30 WIB tanggal 10 Mei 2021).

Dijelaskan oleh Z, salah satu siswi kelas IX MTs NU

Ungaran, bahwasanya:

“Adanya hambatan pembinaan keagamaan bagi diri saya di


sebabkan karena, munculnya masalah pada keluarga saya dan ibu
saya menjadi susah dalam mencari ekonomi, meskipun ibu saya
terus usaha agar saya dapat terus sekolah namun saya sering malas
dan mengurang motivasi hingga dalam sekolah ini saya jarang
masuk atau malah kadang tidak semangat belajar” (Wawancara,
UGPAIMPI dengan Zilda, dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2021,
12.30 WIB).

Berdasarkan hasil wawancara di atas terkait dengan faktor

penghambat dalam upaya pendidikan Guru PAI untuk

mendisiplinkan pengamalan ibadah bagi para siswa MTs NU berupa

faktor lnternal yang menjadi pengambat dalam mendisiplinkan

pengamalan ibadah oleh para siswa meliputi: mengurangnya

78
motivasi diri siswa MTs NU yang biasanya disebabkan oleh

rendahnya kecerdasan siswa sehingga belum paham atau susah

dalam menerima materi tentang ibadah yang baik dan benar, sertaa

pemahaman akan nilai-nilai akan kewajiban dan pendorong motivasi

kedisplinan ibadah yang menyebabkan motivasi belajar siswa

menurun, selain biasanya juga disebabkan akan siswa yang

mengalami kurangnya kstabilan motivasi karna munculnya masalah

yang harus hadapi oleh peserta didik seperti sakit keras sehingga

sering tidak masuk sekolah atau mengalami masalah gejolak

psikologi seperti merasa kurangnya atau ikut merasakan beban

ekonomi atau masalah yang dialami orang tua dirumah hingga siswa

sering tidak termotivasi dalam belajar.

3. Dampak pengamalan dari upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam

mendisiplinkan ibadah siswa di MTs NU Kecamatan Ungaran

Terdapat beberapa dampak yang mampu didapatkan dalam

melaksanakan kedisiplinan dalam pengamalan ibadah yang dapat

diupayakan oleh guru PAI terhadap kedisplinan peserta didik seperti

dalam aspek hubungan ekonomi, politik, sosial budaya, keamanan dan

maupun kedisiplinan ibadah kepada para peserta didik sebagai wujud

penghambaan dan kewajiban beragama bagi diri mereka (Kholid, A. I,

2017: 76-77).

Diperkuat pula oleh penjelasan SK Kordinator BK MTs NU

Ungaran, bahwasanya:

79
“Kedisiplinan pengamalan ibadah di MTs NU secara tidak
langsung mengurangi dampak kenakalan remaja yang ada disekolah
ini, hal ini dibuktikan dengan peningkatan absensi ibadah siswa yang
sangat aktif serta tidak adanya kasus-kasus kenakalan remaja dengan
aspek pelanggaran norma-norma agama di sekolah ini, para siswa
juga senantiasa menjaga ketaatan akan akhlak dan sikap mereka
dalam menjadi hamba yang baik dan peserta didik yang taat pada
kebijakan kebijakan sekolah (Wawancara, UGPAIMPI dengan Siti,
dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2021, pukul 13.30 WIB).

Dijelaskan pula oleh AM, Kepala Sekolah MTs NU Ungaran,

bahwasanya:

“Pendidikan kedisiplinan ibadah bukan hanya pada aspek


ketaatan siswa dalam sholat namun juga mereka diajari untuk disiplin
dalam menjaga lingkungan sebagai ibadah yang juga bernilai hal ini
membawa dampak positif dengan para siswa yang senantiasa
membuang sampah pada tempatnya dan lingkungan sekolah yang
bersih ” (Wawancara, DUGPAIMPI dengan Ahmad Musafak
dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2021, pukul 09.30 WIB).

Diperkuat pula oleh V, salah satu siswi kelas VIII MTs NU

Ungaran, bahwasanya:

“Kedisiplinan ibadah bagi para siswa membawa dampak baik


bagi para peserta didik seperti dalam pembiasaan berdoa atau
sebelum atau sesudah belajar serta pembiasaan mujahadah di hari
jumat siswa jadi selalu paham akan kebutuhan manusia pada tuhan-
Nya sehingga pada saat akan melaksanakan ujian sekolah dan
melaksanakan kegiatan apapun selalu di dahului dengan berdoa
meminta pada yang kuasa” (Wawancara, DUGPAIMPI dengan Via,
dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2021).

Diperkuat oleh penjelasan R, guru Al Quran Hadits dan

penanggung jawab tahfiz pada MTs NU Ungaran, bahwasanya:

“Salah satu bentuk kedisiplinan ibadah berupa pembiasaan


sholat berjamaah dan tadarus al quran membawa peningkatan bagi
prestatsi MTQ dan Tahfidz pada MTs NU di mana sering kali
memenangkan lomba keagamaan khususnya tafhiz yang salah satunya
pada tahun 2018 dan 2019 berturut turut menjadi juara antar MTs
Sekabupaten Semarang yang diselengarakan oleh kementrian agama
Kab Semarang dan pada tahun 2017 yang lalu menjadi juara 3 lomba

80
MTQ se-provinsi jateng pada salah satu event yang di selengarakan
oleh pemerintah pusat” (Wawancara, DUGPAIMPI dengan Rina,
dilaksanakan pada tanggaL 10 Mei 2021, pukul 12.30 WIB).

4. Analisis Data

1. Upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam mendisiplinkan

pengamalan ibadah pada siswa MTs NU Ungaran

Pembentukan sikap agamis dalam peserta didik merupakan


suatu hasil usaha dalam mendidik dan melatih yang muncul dengan
adanya kesungguhan dalam upaya mengembangkan dan melatih
berbagai potensi rohaniah yang terdapat dalam diri manusia khususnya
pada peserta didik dalam mengali potensi dan pedoman hidup atas
landasan ajaran Agama (Akhsanulkhaq, 2019: 24).
Agama Islam mengenalkan bahwa perilaku dan akhlak terbentuk

sesuai dengan apa yang diajarkan dalam pelajaran pendidikan agama

Islam. Bahwa karakter religius adalah watak, tabiat, akhlak atau

kepribadian seseorang termasuk dalam lingkungan tempat pendidikan

dan pendidikan yang ia dapat maka dalam hal ini ada berbagai upaya

dalam mendidik dan mengembangkan potensi rohaniah siswa termasuk

dalam mendisplinkan pengamalan ibadah siswa melalui upaya guru

PAI seperti pada MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.

Upaya pembiasaan mejadi salah satu pendidikan kedisiplin

pengamalan ibada di MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten

Semarang, Guru PAI berupaya untuk melatih serta membiasakan

peserta didik secara konsisten dan continue terhadap sebuah tujuan

81
berdasarkan prinsip-prinsip agama, sehingga benar-benar tertanam pada

diri peserta didik dan akhirnya menjadi kebiasaan yang sulit untuk

ditinggalkan pada kemudian hari dalam hal ini dapat dilaksanakan

kedalam bentuk pembiasaan berdoa sebelum atau sesudah

melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan tadarus atau membaca Al-

Quran secara bersama sama sebelum pembelajaran dilaksanakan pada

MTs NU Kecamatan Ungaran.

Jadwal tadarus Al-Quran kelas 7 adalah Al Alaq pada Hari

Senin, Surat At-Tin pada Hari Selasa, Surat Al Insyiroh pada Hari

Rabo, Ad-Dzhuha di Hari Kamis sedangkan kelas 8, Al Lail di hari

Jumat dan Asy Syams di Hari Sabtu. Sedangkan untuk kelas 8 pada

Hari Senin Al-Balad, Selasa membaca Surat Al Fajr, Rabo membaca

Surat Al Ghosiyah, Kamis membaca Surat Al A’la, Jumat membaca At

Thoriq dan Sabtu membaca Surat Al Buruj, sedangkan untuk kelas 9

Hari Senin Surat Al Insyiqoq, Hari Selasa membaca Surat Al

Muttafifin, Hari Rabo membaca Surat Al Infithar, Kamis membaca

Surat At-Takwir, dan Jumat membaca Surat Abasa dan An Nazia’at,

membaca Surat An Naba’.

Pembiasaan Sholat Dzuhur yang pada pelaksanaanya di MTs

NU Ungaran siswa kelas 9 dilabatkan menjadi imam sholat pada Hari

Senin 9 A, Selasa 9 B, Rabo 9 C, Kamis dan sampai kamis, Selain

pembiasaan keteladanan ini menjadi upaya yang harus dilaksanakan

oleh Guru PAI dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah para siswa

82
sebagai perbuatan yang baik jadi yang patut dijadikan contoh seseorang

yang ditiru atau diikuti oleh para peserta didik, khususnya dalam

kedisiplinan pengamalan ibadah di MTs NU Kecamatan Ungaran.

Selain itu adanya pembiasaan dalam memperingati hari-hari

besar Islam seperti maulid, isra’ miraj, tahun baru hijriyah, mengisinya

dengan pengajian atau lomba lomba islami dan adanya hari raya qurban

kegiatan zakat firtah dan pembiasaan sikap untuk senantiasa salam,

senyum, sopan terhadap guru dan sesama sebagai bentuk pelatihan dan

pembiasaan kedisiplinan serta pengenalan akan dimensi dan nilai

ibadah bagi para siswa di MTs NU Ungaran.

Keteladanan ini menjadi upaya yang harus dilaksanakan oleh

Guru PAI dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah para siswa sebagai

perbuatan yang baik jadi yang patut dijadikan contoh seseorang yang

ditiru atau diikuti oleh para peserta didik, khususnya dalam kedisiplinan

pengamalan ibadah di MTs NU Kecamatan Ungaran.

Keteladanan guru di MTs NU Kecamatan Ungaran, juga

merupakan salah satu upaya pendidikan kedisplinan dalam pengamalan

ibadah pada siswa. Keteladanan oleh para guru di MTs Nu berbentuk

dalam keteladanan ibadah penghambaan seperti para guru ikur serta

memberikan dan rajin dalam melaksanakan kegiatan ibadah yang

dilaksanakan pada MTs NU, seperti Sholat Dzuhur dan Sholat Dzuha,

para guru juga berperilaku sopan dalam berbicara dan berpakaian,

santun dalam berakhlak, senyum sapa pada sesama guru dan kepada

83
siswa, baik dalam lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah,

pada saat menjadi imam atau saat membaca Al-Quran, para guru PAI

dan yang lain-Nya juga memberikan keteladanan tentang bagaimana

sholat dan membaca Al-Quran yang baik dan benar. Berbagai perbuatan

atau tingkah laku yang baik, di harapkan mampu dan dapat ditiru oleh

anak didik yang dilakukan oleh seorang guru di dalam tugasnya sebagai

pendidik, baik tutur kata ataupun perbuatannya yang dapat diterapkan

dalam kehidupannya sehari-hari oleh murid, baik di madrasah maupun

di lingkungan masyarakat.

Upaya pengawasan juga dapat menjadi salah satu strategi guru

yang digunakan dalam mendidik sikap siswa agar mencapai karakter

yang diharapkan termasuk medisiplinkan pengamalan ibadah bagi

peserta didik. Hal ini dapat dilakukan oleh para guru di lingkungan

pendidikan termasuk di MTs NU Ungaran.

Pengawasan menjadi salah satu upaya atau strategi guru dalam

MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang yang berguna

untuk membentuk kedisiplian pengamalan ibadah bagi peserta didik

guru dapat berperan memberikan pengawasan melalui absensi

kedisiplinan pengamalan ibadah seperti dalam pengamalan Sholat

Dzhuha dan sholat Dzhuhur yang senantiasa di chek oleh penanggung

jawab ibadah MTs NU. Untuk dapat mengetahui segala pelanggaran

atau perkembangan karakter peserta didik termasuk dalam kedisiplinan

pengamalan ibadah, bila ada siswa yang melanggar maka guru berhak

84
mengingatkan atau memberikan teguran bahkan hukuman melalui

lembaga Bimbingan Konseling pada MTs NU.

Pendampingan artinya dekat, karib, rapat (persaudaraan).

Kemudian diberi akhiran yang artinya ahidup bersama-sama bahu

membahu dalam kehidupan. Pendampingan adalah suatu proses dalam

menyertai dan menemani secara dekat, bersahabat dan bersaudara, serta

hidup bersama-sama dalam suka dan duka, bahu membahu dalam

menghadapi kehidupan termasuk dalam mencapai tujuan bersama yang

diinginkan oleh MTs NU.

Guru sebagai pendidik khususnya para guru PAI di MTs NU

Kecamatan Ungaran berperan dalam mendisplinkan pengalaman ibadah

melalui upaya pendampingan dalam kegiatan ibadah sehari-hari siswa,

seperti pada sholat sunnah berjamaah atau pada Sholat Dzuhur para

guru PAI atau lain-Nya ikut mendampingi dalam pelaksanaanya serta

memberikan contoh akan bagaimana sholat yang benar serta para guru

berupaya mendampingi siswa yang kurang disiplin dalam pengamalan

ibadah melalui lembaga konseling atau secara pribadi agar siswa MTs

NU Ungaran mampu bersikap yang sesuai dengan semestinya. Para

guru juga mendampingi dalam penyelengaraan lomba-lomba islami

para siswa sebagai bentuk evaluasi dan peningkatan pemahaman dan

kualitas keagamaan siswa dan mendampingi pada berbagai perayaan

hari besar Islam seperti peringatan maulid nabi, tahun baru hijiryah,

kegiatan zakat fitrah dan penyembelihan hewan Qurban di sekolah, agar

85
siswa MTs NU mampu merasakan kasih sayang dan kedekatan dengan

guru dalam membentuk kedisiplinan ibadahnya.

Pemberian penghargaan atau reward juha merupakan salah satu

upaya guru PAI dalam mendisplinkan pengamalan ibadah bagi para

siswa di MTs NU, Kecamatan Ungaran sebagai cara atau upaya untuk

memperkuat perilaku kedisiplinan dalam pengamalan Ibadah yang

menjadi salah satu tujuan pendidikan sikap dalam MTs NU.

Pemberian hadiah atau penghargaan dalam upaya mendukung

atau memberikan apresiasi atas keberhasilan atau suatu kebaikan siswa

pada MTs NU dalam upaya mendisiplinkan pengamalan ibadah,

reward digunakan oleh para guru MTs NU dalam bentuk pengadaan

lomba-lomba Islami pada lingkungan sekolah seperti tilawah, adzan,

pidato, MTQ yang biasanya diselenggarakan pada upacara peringatan

hari besar Islam khususnya pada perayaan tahun baru hijriyah dan

maulid nabi sebagai upaya menambah ketekunan siswa dalam belajar

dan mendalami Islam, dan sebagi suatu bentuk alat pendidikan Agama

Islam dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru PAI kepada

peserta didik sebagai satu pendorong, penyemangat dan motivasi agar

peserta didik bisa lebih meningkatkan prestasi hasil belajar dan

kedisiplian mereka sesuai yang diharapkan.

Hukuman menjadi salah satu upaya pendidikan dalam

mendisiplunkan pengalaman ibadah menjadi sesuatu yang juga penting

akan adanya hukuman seperti yang dilaksanakan oleh para guru di MTs

86
NU seperti apabila adanya siswa yang melanggar akan kewajiban sholat

berjamaah yang diwajibkan dilaksanakan dalam lingkungan sekolah

seperti Sholat Dzuha dan Sholat Dzhuhur, terdapat siswa tidak

mengikuti kegiataan keagamaan tersebut maka juga akan mendapatkan

hukuman, selain adanya hukuman-hukuman lain yang diberikan bila

siswa kedapatan kegiatan keislaman seperti perayaan hari besar Islam

yang dilakukan di MTs NU Ungaran melalui bimbingan guru PAI atau

yang lain, hukuman di sini juga berlaku pada pelanggaran etika

kesopanan dan perilaku seperti bersikap buruk kepada teman atau guru

serta tidak mampu menjaga kebersihan lingkungan, sebagai aspek

pelanggaran ibadah sosial pada MTs NU.

Macam hukuman di sini dilakukan dalam aspek kemanusiaan

dan bentuk pendidikan seperti meminta siswa untuk membaca istighfar

1000X atau sholat sunnah dan membaca beberapa ayat pilihan, atau

membersihkan lingkungan sekolah dan masjid pada MTs NU dengan

pendampingan guru sebagi bentuk pertanggungjawaban atas

pelanggaran yang kedisplinan yang dilakukan oleh peserta didik, bila

adanya pelanggaran secara terus menerus maka akan di bina oleh BK

untuk dapat dicari solusi atau bahkan diberikan sanksi, sebagai bentuk

agar siswa mampu disiplin dalam mengamalkan segala aspek ibadah di

lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah.

Motivasi juga merupakan salah satu metode yang dapat

mendorong dalam upaya mendisiplinkan pengamalan ibadah bagi

87
siswa. Motivasi be dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu motivasi

instrinsik (keadaan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri

yang dapat mendorongnya melakukan tindakan tertentu) dan motivasi

ekstrinsik (keadaan yang datang dari luar individu siswa yang

mendorongnya untuk melakukan kegiatan tertentu termasuk dalam

menjalankan pengamalan ibadah).

Motivasi menjadi salah satu upaya pendidikan sikap

kedisiplinan dalam pengamalan ibadah peserta didik di MTs NU

Ungaran melalui adanya motivasi dalam bentuk nasehat-nasehat yang

diberikan ketika upacara apel pagi, juga dalam kegiatan pembelajaran

serta pada kegiatan-kegiatan perayaan hari besar Islam, yang biasanya

selain diisi lomba lomba islami sebagai upaya memotivasi kemampuan

dan peningkatan kualitas keilmuan dan kedisiplinan. Juga diisi dengan

pengajian keislaman yang memberikan materi tentang ketaatan,

keutamaan kedisiplinan, motivasi ibadah dalam bentuk akhlakul

karimah dan lain-Nya.

Motivasi dalam kedisplinan pengamalan ibadah dilakukan

melalui oleh para Guru PAI atau guru yang lain juga bertanggungjawab

dalam lingkungan pendidikan tersebut, sebab peranan motivasi adalah

sebagai daya penggerak psikis dalam diri peserta didik di MTs NU

Ungaran dapat menimbulkan, menjamin kelangsungan kegiatan belajar

keagamaan siswa demi mencapai tujuan. Serta motivasi memegang

penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam

88
belajar, sehingga peserta didik di MTs NU mempunyai motivasi tinggi

mempunyai energi banyak untuk melaksanakan kegiatan ibadah.

2. Faktor pendukung dan penghambat dari upaya guru Pendidikan Agama

Islam dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah pada siswa MTs NU

Ungaran.

Upaya mendidik sikap kedisplinan dalam pengamalan ibadah

kepada para siswa dapat berkualitas bila diterapkan melalui kegiatan

yang sesuai, sehingga mampu memberikan pengaruh dan pemahaman

lebih terhadap para peserta didik yang di tuju untuk dapat dididik,

dibina dan difasilitasi oleh lingkungan sekolah melalui sumber belajar

dan metode, serta beberapa pendukung lainya yang dapat membantu

dalam proses mendisiplinkan pengamalan ibadah bagi para siswa

(Kasinyo, 2018: 6).

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dalam

suksesnya upaya pembinaan sikap kedisiplinan dan pengamalan ibadah

bagi para siswa. Pertama, faktor internal seperti motivasi diri,

kemampuan kecerdasaan serta keinginan dalam memperdalam Islam

ataupun kegiatan-kegiatan dalam mendekatkan diri terhadap yang

kuasa. Kedua faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari

luar individu itu sendiri meliputi faktor seperti lingkungan keluarga,

masyarakat atau pengaruh lain-Nya (Mufadhal, 2018: 41).

a. Faktor pendukung

89
Faktor pendukung pertama bersifat internal merupakan

faktor yang muncul dalam diri para peserta didik sebagai sesuatu

yang dapat mendukung dalam pendidikan kedisiplian daam

pengamalan ibadah bagi para siswa meliputi motivasi dalam hati,

dan kecerdasan diri, mapun kesehatan dan ekonomi yang

dilaksanakan dalam upaya pendidikan siswa.

Faktor pertama yang menjadi pendukung dalam

pendidikan sikap kedisplinan pengamalan ibadah siswa pada MTs

NU yaitu berupa adanya faktor lnternal biasanya banyak dari para

siswa yang memiliki motivasi diri tinggi dan antusias hal ini

dibuktikan dengan absensi kegiatan pengamalan ibadah seperti

Sholat Dzuha dan Sholat Dzuhur berjamaah yang semakin

meningkat, serta banyaknya prestasi keagamaan yang diperoleh

para peserta didik pada MTs NU semakin tinggi, dan kemampuan

siswa pun juga meningkat dalam proses menerima materi

pendidikan yang mencapai karakter termasuk pada kedisplinan

dalam pengamalan ibadah oleh peserta didik yang di upayakan oleh

para guru dan Guru PAI MTs NU Kecamatan Ungaran.

Faktor eksternal yaitu faktor yang muncul dari luar pada

diri peserta didik pada siswa MTs NU, pertama adalah lingkungan

atau masyarakat yang agamis dan taat seperti banyaknya

lingkungan tempat para siswa tinggal khususnya di pesantren yang

berlokasi di sekitar MTs NU, yang mampu memberikan contoh dan

90
keteladanan yang baik bagi para siswa dalam mendisiplinkan

pengamalan ibadahnya seperti masyarakat atau warga lingkungan

yang aktif dalam melaksanakan sholat jamaah lima waktu.

Selain itu, kegiatan keagamaan yang ada di masjid yang

sering diikuti siswa khusunya pada bulan suci berupa kegiatan

keagamaan pada masyarakat sekitar tempat tinggal siswa akan

mampu menjadi pendukung dalam kedisiplinan pengamalan ibadah

oleh para siswa MTs NU kecamatan Ungaran.

Segala adanya bentuk kegiatan pembinaan keagamaan

dapat mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai tujuan seperti

tersedianya sumber belajar yang memadai atau pendidik yang

berkualitas maupun metode pembinaan serta kemampuan

kecerdasaan bagi para peserta didik atau faktor eksternal yaitu

dukungan dari pihak luar akan membantu mesukseskan dalam

membina kedisiplinan pengamalan ibadah bagi siswa di MTs NU

Ungaran. Namun dalam segala upaya pendidikan yang dilakukan

oleh guru PAI ini juga, pasti akan adanya faktor yang dapat

menghambat tercapainya tujuan dalam pembinaan sosial

keagamaan. Faktor-faktor tersebut dari aspek eksternal atau

internal yang dihadapi para siswa.

b. Faktor penghambat

Hambatan dalam pendidikan sikap kedisiplinan dalam

pengamalan ibadah bagi para siswa salah satunya adalah terkait

91
faktor eksternal yang muncul dari dirinya contohnya seperti

keluarga atau dari lingkungan masyarakat sekitar lingkungan

mereka.

Hambatan dalam upaya pendidikan guru PAI di MTs NU

Ungaran dalam mendisiplinkan siswa dalam pengamalan ibadah.

Pertama, adanya faktor eksternal seperti andanya problematika

dalam keluarga baik masalah ekonomi, broken home orang tua

siswa yang cerai sehingga siswa mengalami trauma atau

keseimbangan kejiwaan dan mencari kebahagiaan yang terkadang

norma-normanya buruk seperti minum-minuman keras, pergaulan

bebas yang sering kali di alami peserta didik pada MTs NU , dan

juga di sebabkan kurangnya perhatian keteladan keluarga dalam

pendidikan karakter anak termasuk dalam mendisiplinkan

pengamalan ibadah kepada anak selain adanya guru yang kurang

maksimal dalam mendidik para siswa MTs NU.

Hambatan dalam proses upaya pendidikan guru dalam

mendisiplinkan pengamalan ibadah salah satunya adalah terkait

faktor internal yang muncul dari luar keluarga. Lebih tepatnya

faktor ini muncul dalam diri siswa seperti kemampuan atau daya

ingat serta motivasi.

Faktor penghambat lain-Nya dalam upaya pendidikan Guru

PAI untuk mendisiplinkan pengamalan ibadah bagi para siswa MTs

NU berupa faktor lnternal yang menjadi pengambat dalam

92
mendisiplinkan pengamalan ibadah oleh para siswa meliputi:

mengurangnya motivasi diri siswa MTs NU yang biasanya

disebabkan oleh rendahnya kecerdasan siswa sehingga belum

paham atau susah dalam menerima materi tentang ibadah yang

baik dan benar, sertaa pemahaman akan nilai-nilai akan kewajiban

dan pendorong motivasi kedisplinan ibadah yang menyebabkan

motivasi belajar siswa menurun, selain biasanya juga disebabkan

akan siswa yang mengalami kurangnya kstabilan motivasi karna

munculnya masalah yang harus hadapi oleh peserta didik seperti

sakit keras sehingga sering tidak masuk sekolah atau mengalami

masalah gejolak psikologi seperti merasa kurangnya atau ikut

merasakan beban ekonomi atau masalah yang dialami orang tua

dirumah hingga siswa sering tidak termotivasi dalam belajar.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam mendisiplinkan pengamalan

ibadah pada siswa MTs NU Ungaran, Guru PAI dapat dilaksanakan

kedalam bentuk pembiasaan berdoa sebelum atau sesudah melaksanakan

kegiatan pembelajaran, dan tadarus atau membaca Al-Quran secara

bersama sama sebelum pembelajaran. Pembiasaan Sholat Dzuhur yang

93
pada pelaksanaanya di MTs NU Ungaran siswa kelas 9 dilabatkan menjadi

imam sholat pada Hari Senin 9 A, Selasa 9 B, Rabo 9 C, Kamis 9 D.

Selain itu adanya pembiasaan dalam memperingati hari-hari besar Islam.

Dan melalui upaya pembiasaan sikap untuk senantiasa salam, senyum,

sopan terhadap guru dan sesama sebagai bentuk pelatihan dan pembiasaan

kedisiplinan serta pengenalan akan dimensi dan nilai ibadah bagi para

siswa di MTs NU Ungaran. Keteladanan guru sebagai upaya

mendisiplinkan pengamalan keteladanan ibadah penghambaan seperti para

guru ikut serta memberikan dan rajin dalam melaksanakan kegiatan ibadah

yang dilaksanakan pada MTs NU, seperti Sholat Dzuhur dan Sholat

Dzuha, para guru juga berperilaku sopan dalam berbicara dan berpakaian,

santun dalam berakhlak, senyum sapa pada sesama guru dan kepada

siswa, baik dalam lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah,

pada saat menjadi imam atau saat membaca Al-Quran, para guru PAI dan

yang lain-Nya juga memberikan keteladanan tentang bagaimana sholat dan

membaca Al-Quran yang baik dan benar.

Pengawasan menjadi salah satu upaya atau strategi guru dalam

MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang yang berguna untuk

membentuk kedisiplian pengamalan ibadah bagi peserta didik guru dapat

berperan memberikan pengawasan melalui absensi kedisiplinan

pengamalan ibadah seperti dalam pengamalan Sholat Dzhuha dan sholat

Dzhuhur yang senantiasa di chek oleh penanggung jawab ibadah MTs NU.

94
Untuk dapat mengetahui segala pelanggaran atau perkembangan karakter

peserta didik termasuk dalam kedisiplinan pengamalan ibadah.

Guru sebagai pendidik khususnya para guru PAI di MTs NU

Kecamatan Ungaran berperan dalam mendisplinkan pengalaman ibadah

melalui upaya pendampingan dalam kegiatan ibadah sehari-hari siswa,

seperti pada sholat sunnah berjamaah atau pada Sholat Dzuhur dengan

memberikan contoh akan bagaimana sholat yang benar serta para guru

berupaya mendampingi siswa yang kurang disiplin dalam pengamalan

ibadah melalui lembaga konseling atau secara pribadi agar siswa MTs NU

Ungaran mampu bersikap yang sesuai dengan semestinya.

Pemberian hadiah atau penghargaan dalam upaya mendukung

atau memberikan dalam upaya mendisiplinkan pengamalan ibadah,

reward digunakan oleh para guru MTs NU dalam bentuk pengadaan

lomba-lomba Islami pada lingkungan sekolah seperti tilawah, adzan,

pidato, MTQ yang biasanya diselenggarakan pada upacara peringatan hari

besar Islam khususnya pada perayaan tahun baru hijriyah dan maulid nabi

sebagai upaya menambah ketekunan siswa dalam belajar dan mendalami

Islam.

Hukuman menjadi salah satu upaya pendidikan dalam

mendisiplunkan pengalaman ibadah menjadi sesuatu yang juga penting

akan adanya hukuman seperti yang dilaksanakan oleh para guru di MTs

NU seperti apabila adanya siswa yang melanggar akan kewajiban sholat

berjamaah yang diwajibkan dilaksanakan dalam lingkungan sekolah

95
seperti Sholat Dzuha dan Sholat Dzhuhur, terdapat siswa tidak mengikuti

kegiataan keagamaan tersebut maka juga akan mendapatkan hukuman,

selain adanya hukuman-hukuman lain yang diberikan bila siswa kedapatan

kegiatan keislaman seperti perayaan hari besar Islam yang dilakukan di

MTs NU Ungaran melalui bimbingan guru PAI atau yang lain, hukuman

di sini juga berlaku pada pelanggaran etika kesopanan dan perilaku seperti

bersikap buruk kepada teman atau guru serta tidak mampu menjaga

kebersihan lingkungan, sebagai aspek pelanggaran ibadah sosial pada MTs

NU, bila adanya pelanggaran secara terus menerus maka akan di bina oleh

BK.

Motivasi menjadi salah satu upaya pendidikan sikap kedisiplinan

dalam pengamalan ibadah peserta didik di MTs NU Ungaran melalui

adanya motivasi dalam bentuk nasehat-nasehat yang diberikan ketika

upacara apel pagi, juga dalam kegiatan pembelajaran serta pada kegiatan-

kegiatan perayaan hari besar Islam, yang biasanya selain diisi lomba

lomba islami sebagai upaya memotivasi kemampuan dan peningkatan

kualitas keilmuan dan kedisiplinan. Juga diisi dengan pengajian keislaman

yang memberikan materi tentang ketaatan, keutamaan kedisiplinan,

motivasi ibadah dalam bentuk akhlakul karimah dan lain-Nya.

2. Faktor pendukung dan penghambat dari upaya guru Pendidikan Agama

Islam dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah pada siswa MTs NU

Ungaran. Faktor pertama yang menjadi pendukung dalam pendidikan

sikap kedisplinan pengamalan ibadah siswa pada MTs NU yaitu berupa

96
adanya faktor lnternal biasanya banyak dari para siswa yang memiliki

motivasi diri tinggi dan antusias hal ini dibuktikan dengan absensi

kegiatan pengamalan ibadah seperti Sholat Dzuha dan Sholat Dzuhur

berjamaah yang semakin meningkat, serta banyaknya prestasi keagamaan

yang diperoleh para peserta didik pada MTs NU semakin tinggi, dan

kemampuan siswa pun juga meningkat dalam proses menerima materi

pendidikan yang mencapai karakter termasuk pada kedisplinan dalam

pengamalan ibadah oleh peserta didik yang di upayakan oleh para guru

dan Guru PAI MTs NU Kecamatan Ungaran.

Faktor eksternal yang muncul dari luar pada diri peserta didik pada

siswa MTs NU, pertama adalah lingkungan atau masyarakat yang agamis

dan taat seperti banyaknya lingkungan tempat para siswa tinggal

khususnya di pesantren yang berlokasi di sekitar MTs NU, yang mampu

memberikan contoh dan keteladanan yang baik bagi para siswa dalam

mendisiplinkan pengamalan ibadahnya seperti masyarakat atau warga

lingkungan yang aktif dalam melaksanakan sholat jamaah lima waktu.

Selain itu, kegiatan keagamaan yang ada di masjid yang sering diikuti

siswa khusunya pada bulan suci berupa kegiatan keagamaan pada

masyarakat sekitar tempat tinggal siswa akan mampu menjadi pendukung.

Hambatan dalam pendidikan sikap kedisiplinan dalam pengamalan

ibadah bagi para siswa salah satunya pertama, adanya faktor eksternal

seperti andanya problematika dalam keluarga baik masalah ekonomi,

broken home orang tua siswa yang cerai sehingga siswa mengalami

97
trauma atau keseimbangan kejiwaan dan mencari kebahagiaan yang

terkadang norma-normanya buruk seperti minum-minuman keras,

pergaulan bebas yang sering kali di alami peserta didik pada MTs NU ,

dan juga di sebabkan kurangnya perhatian keteladan keluarga dalam

pendidikan karakter anak termasuk dalam mendisiplinkan pengamalan

ibadah kepada anak selain adanya guru yang kurang maksimal dalam

mendidik para siswa MTs NU.

Faktor penghambat lain-Nya dalam upaya pendidikan Guru PAI

untuk mendisiplinkan pengamalan ibadah bagi para siswa MTs NU berupa

faktor lnternal yang menjadi pengambat dalam mendisiplinkan

pengamalan ibadah oleh para siswa meliputi: mengurangnya motivasi diri

siswa MTs NU yang biasanya disebabkan oleh rendahnya kecerdasan

siswa sehingga belum paham atau susah dalam menerima materi tentang

ibadah yang baik dan benar, sertaa pemahaman akan nilai-nilai akan

kewajiban dan pendorong motivasi kedisplinan ibadah yang menyebabkan

motivasi belajar siswa menurun, selain biasanya juga disebabkan akan

siswa yang mengalami kurangnya kstabilan motivasi karna munculnya

masalah yang harus hadapi oleh peserta didik seperti sakit keras sehingga

sering tidak masuk sekolah atau mengalami masalah gejolak psikologi

seperti merasa kurangnya atau ikut merasakan beban ekonomi atau

masalah yang dialami orang tua dirumah hingga siswa sering tidak

termotivasi dalam belajar.

98
B. Saran

Berdasarkan hasil penemuan dan kesimpulan di atas, maka saran dari

peneliti ditujukan kepada:

1. Bagi para siswa MTs NU agar tetap semangat dan sabar dalam

belajar Agama Islam sehingga dapat sukses dalam segala tujuan yang

diharapkan dalam belajar agama Islam. Dan juga agar tetaplah selalu

bersyukur, ceria dan optimis dalam menjalani hidup yakin akan segala

kesungguhan dengan giat tekun dalam menjalankan segala kegiatan

pendidikan atau pembelajaran yang dilaksanakan oleh pihak sekolah.

2. Bagi para guru agar selalu semangat sabar, tekun dan ikhlas dalam

membina keagamaan para tunanetra serta dalam memberikan arahan

dan motivasi dalam meningkatkan kualitas kedisiplinan dalam

pengamalan ibadah kepada para siswa di MTs NU Kecamatan

Ungaran Kabupaten Semarang.

3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat mengembangkan penelitian ini baik

dalam segi cakupan wilayah, metode pembinaan, maupun dalam

mengembangkan segala pembahasan agar nantinya skripsi ini dapat

menjadi landasan pengembangan penelitian berkaitan dengan

kedisiplinan pengamalan ibadah siswa contohnya adalah pada jurnal

penelitian yang ditulis oleh Marzuki, M. Mahasiswa Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Prodi Pendidikan Agama Islam. Tahun

2017. Yang berjudul: “Kemitraan Madrasah Dan Orang Tua Dalam

Menanamkan Kedisplinan Ibadah Siswa Ma Asy-Syafi’iyah”. Dengan

99
adanya penelitian ini maka dapat diketahui bahwa jika peran guru PAI

maksimal dalam membina siswa melalui metode, metode yang dipilih

namun peran orang tua dan lingkungan kurang dalam memberikan

nilai edukasi atau mendidik kedisiplinan anak maka pembinaan

kedisiplinan keagamaan pada siswa akan mengalami hambatan dalam

penerapanya, maka pada penelitian selanjutnya bisa diupayakan akan

metode-metode yang mampu melibatkan orang tua dalam mendidik

anak.

100
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2016). Tugas Guru Dalam Perspektif Al-Quran. Al-Riwayah: Jurnal


Kependidikan. 8(1).
Agussalim, A. (2020). Peranan Keteladanan Guru Pai Dalam Pembinaanakhlak
Mulia Peserta Didik Di Madrasah Aliyah Al-Ma’arif Bilae Kec.
Awangpone. Al Qayyimah: Jurnal Pendidikan Islam. 3(1)

Ahsanulkhaq, M. 2019. Membentuk Karakter Religius Peserta Didik Melalui


Metode Pembiasaan. Jurnal Prakarsa Paedagogia, 2(1).

Anwar, R. N. (2021). Keterlibatan Orangtua Dalam Membentuk Disiplin Ibadah


Sholat Anak Usia Dini Di Era New Normal. KoPeN: Konferensi
Pendidikan Nasional, 3(1), 1-7.

Arifah, A. Z. 2016. Efektifitas Pembelajaran PPI (Praktik Pengamalan Ibadah)


Mahasantri Di Ma’had Al-Jami’ah UIN Raden Intan Lampung .Skripsi.
UIN Raden Intan Lampung.

Ayu, S. M. 2017. Evaluasi Program Praktek Pengamalan Ibadah di Sekolah Dasar


Ar-Raudah Bandar Lampung. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan
Islam, 8(1).

Darajat, R., Ginanjar, M. H., & Wahidin, U. (2019). Upaya Guru Pendidikan
Agama Islam (Pai) Dan Budi Pekerti Dalam Meningkatkan Prestasi
Akademik Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pai Dan Budi Pekerti (Studi
Di Sman 4 Bogor Tahun Ajaran 2018/2019). Prosa Pai: Prosiding Al
Hidayah Pendidikan Agama Islam, 1(2).

Departemen Agama RI. 2016, Al Quran Perkata, (Jakarta : Kalam Media Ilmu).

Emda,A. (2018). Kedudukan motivasi belajar siswa dalam


pembelajaran. Lantanida Journal, 5(2).

Fitriani, A., & Yanuarti, E. (2018). Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual Siswa. Belajea; Jurnal Pendidikan
Islam, 3(2).

Hambali, M. (2016). Manajemen pengembangan kompetensi guru PAI. Jurnal


Manajemen Pendidikan Islam (J-MPI), 1(1).

Hasanah, H., Nurjaya, I. G., & Astika, I. M. (2017). Pengintegrasian Sikap


Spiritual dan Sikap Sosial dalam Pembelajaran Teks Ulasan Film/Drama
dalam Pembelajaran Teks Ulasan Film/Drama di Kelas XI MIPA SMA

101
Negeri 3 Singaraja. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Undiksha, 7(2).

Januarti, Rini Dkk. 2017. Implementasi Penilain Sikap Spiritual Dalam


Pembelajaran Tematik Di Kelas IV SD Islam Al-Azhar 21. Artikel
Penilitian. Program Studi Magister Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP
Untan Pontianak.

Kholid, A. I. (2017). Akar-Akar Dakwah Islamiyyah:(Akidah, Ibadah Dan


Syari’ah). Orasi: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 8(1).

Khotimah, K. (2019). Religiusitas dan Perilaku Disiplin Santriwati Madrasah


Aliyah Pondok Pesantren. Jurnal Studia Insania, 7(2).

Kusyairy, U., & Culo, S. (2018). Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
Melalui Pemberian Reward And Punishment. Jurnal Pendidikan
Fisika, 6(2).

Ma'arif, M. A. 2017. Analisis Konsep Kompetensi Kepribadian Guru PAI


Menurut Az-Zarnuji. Istawa: Jurnal Pendidikan Islam, 2(2).

Marzuki, M. (2017). Kemitraan Madrasah Dan Orang Tua Dalam Menanamkan


Kedisplinan Ibadah Siswa Ma Asysyafi’iyah Kendari. Al-TA'DIB: Jurnal
Kajian Ilmu Kependidikan, 10(2).

Maya, Rahendra. 2017. Esensi Guru dalam Visi-Misi Pendidikan Karakter.


Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 03(02).

Muslihun, M., Sarbini, M., & Maulida, A. (2019). Peran Guru Pendidikan Agama
Islam (Pai) Dan Budi Pekerti Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Ibadah
Shalat Berjamaah Siswa Di Smpit Al-Hidayah Bogor Tahun Ajaran 2018-
2019. Prosa Pai: Prosiding Al Hidayah Pendidikan Agama Islam, 2(1).

Mustofa, A. (2019). Metode Keteladanan Perspektif Pendidikan Islam. Cendekia:


Jurnal Studi Keislaman, 5(1), 23-42.

Novarianing Asri, Dahlia. 2018. Kenakalan remaja: suatu problematika sosial di


era milenial. Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan
Konseling). 8(1).

Pratiwi, N. D. (2016). Kemitraan Sekolah DAN Orang Tua Dalam Penanaman


Kedisplinan IBADAH SISWA SMA Negeri 5 Yogyakarta. Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 13(2).

102
Prima, E. (2016). Metode reward dan punishment dalam mendisiplinkan siswa
kelas IV di Sekolah Lentera Harapan Gunung Sitoli Nias. Jurnal
Pendidikan Universitas Dhyana Pura, 1(2).

Reski, N., Taufik, T., & Ifdil, I. 2017. Konsep diri dan kedisiplinan belajar
siswa. Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 3(2).

Rohman, M., & Hairudin, H. (2018). Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif
Nilai-nilai Sosial-kultural. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 9(1).

Samani, Muchlas, dkk. 2013. Metode Penelitian: Public Relation & Komunikasi,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada).

Siyonto, Sandu dan M Ali Sodik. 2015. Dasar MetodologiPenelitian. Yogyakarta:


Literasi Media Publishing.

Suak, R., Adolfina, A., & Uhing, Y. (2017). Pengaruh Reward dan Punishment
terhadap Kinerja Karyawan Sutanraja Hotel Amurang. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 5(2).

Sugiyono. 2016. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sulaeman, B., & Sari, A. K. (2019). Metode Pengawasan Pencemaran


Lingkungan Di Kota Palopo. Pena Teknik: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
Teknik, 4(1).

Sulfemi, W. B. 2018. Pengaruh disiplin ibadah sholat, lingkungan sekolah, dan


intelegensi terhadap hasil belajar peserta didik mata pelajaran pendidikan
agama Islam. Edukasi, 16(2).

Syah, Muhibbin. 2016. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syahrowiyah, T. (2016). Pengaruh Metode Pembelajaran Praktik Terhadap


Motivasi Dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar. Studia Didaktika, 10(02).

Thaha, H., & Ilyas, M. 2018. Perilaku Beragama Dan Etos Kerja Masyarakat
Pesisir Di Kelurahan Penggoli Kecamatan Wara Utara Kota
Palopo. Palita: Journal of Social Religion Research, 1(1).

Thohir, M. (2016). Upaya Peningkatan Disiplin Ibadah Melalui Pembiasaan Salat


Jamaah Di Masjid Pada Siswa Di Sdit Darul-Fikri Kecamatan
Argamakmur Kabupaten Bengkulu Utara. Al-Bahtsu: Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam, 1(2).

103
Umro, J. (2018). Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah
Radikalisme Agama Di Sekolah. JIE (Journal of Islamic Education), 2(1).

Unayah, N., & Sabarisman, M. 2016. Fenomena kenakalan remaja dan


kriminalitas. Sosio informa, 1(2).

Wahyuni, A., Triyanto, T., & Noventari, W. (2019). Strategi Pembentukan


Karakter Melalui Metode Dongeng Dan Pendampingan Anak Di Rumah
Dongeng Kinciria. Waskita: Jurnal Pendidikan Nilai Dan Pembangunan
Karakter, 3(2).

Yusuf, Muri. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan penelitian


Gabungan. Jakarta: Kencana.

Zamroni, A. (2017). Strategi Pendidikan Akhlak Pada Anak. Sawwa: Jurnal Studi


Gender, 12(2).

104
LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN LAMPIRAN

105
LAMPIRAN DATA WAWANCARA

A. Data Nama Responden

1. Nama: Ahmad Musyafak S. Pd. I, M. Pd atau (AM)


Status: Kepala MTs NU Kecamatan Ungaran Kab Semarang
2. Nama: Nur Taufiq S. Pd atau (NT)
Status: Penanggung Jawab Ibadah dan guru MAPEL Bahasa Arab MTs NU
3. Nama: Rina Wijayanti S. Pd atau (R)
Status: Guru MAPEL Quran Hadist MTs NU Kec Ungaran Kab Semarang
4. Nama: Siti Khobiriyah S. Pd. I atau (S)
Status: Penangung Jawab BK MTs NU Kec Ungaran Kab Semarang
5. Nama: Iluk Nurhayati S. Pd atau (I)
Status: Guru Aqidah Akhlak MTs NU Kecamatan Ungaran Kab Semarang
6. Nama: Via Anastasya atau (V)
Status: Siswi kelas IX MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang
7. Nama: Zilda Putri atau (Z)
Status: Siswi kelas VIII MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang
8. Nama: Angga Saputra atau (A)
Status: Siswa kelas VII MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

B. Kode Pertanyaan

1. UGPAIMPI: Bagaimana upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam


mendisplinkan pengamalan ibadah pada siswa MTs. NU Kecamatan
Ungaran Kabupaten Semarang?

106
1. FPPUGPAIMPI: Apa faktor pendukung dan penghambat dari upaya guru
Pendidikan Agama Islam dalam mendisiplinkan pengamalan ibadah siswa
di MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.

PEDOMAN WAWANCARA

A. Guru Pendidikan Agama Islam MTS NU


1. Apa yang menjadi motivasi anda mengajar PAI ?
2. Bagaimana tugas dan kewajiban guru PAI?
3. Seberapa penting pendidikan PAI bagi siswa?
4. Apa tujuan pendidikan PAI bagi peserta didik?
5. Bagaiamana karakter sikap kedisiplinan dalam sudut pandang PAI?
6. Mengapa kedisiplinan dan pengamalan ibadah menjadi suatu karakter
yang penting dalam ditanamkan kepada peserta didik?
7. Apa upaya yang anda lakukan agar para siswa dapat displin dalam
mengamalkan ibadah kepada tuhan?
8. Bagaimana dengan ibadah baik terhadap sesama apa upaya yang anda
lakukan?
9. Apa ada faktor yang menghambat dan mendukung dalam mendisplin
pengalaman ibadah bagi peserta didik?
10. Bila ada suatu hal yang menghambat upaya anda dalam mendisplin
pengalaman ibadah bagi peserta didik apa yang anda lakukan?

107
B. Guru mata pelajaran lain di MTS NU

1. Apa tugas dan kewajiban anda sebagai guru kepada peserta didik?
2. Apa peran anda atau langkah dalam membantu membentuk karakter
siswa?
3. Apa langkah yang anda lakukan dalam membantu bila ada kenakalan
pada peserta didik?
4. Seberapa penting kedisiplinan bagi siswa dalam kehidupan sekolah?
5. Apa yang anda lakukan untuk dapat membantu membentuk karakter
displin bagi siswa?
6. Apa bentuk kegiatan keagamaan yang menjadi kebiasaan disekolah ini
sebagai bentuk atau cara yang dapat membantuk kedisiplian ibadah
bagi siswa
7. Mengapa hal tersebut dilaksanakan?
8. Apa yang anda lakukan jika melihat peserta didik yang melanggar
kedisplinan dalam pengalaman ibadah?
9. Apa saja faktor pendukung yang membantu para guru dalam
kedisplinan dalam pengalaman ibadah?
10. Apa saja faktor yang menjadi penghambat dalam membantu
mengupayakan kedisplinan dalam pengalaman ibadah?

108
C. Kepala Sekolah MTS NU Kecamatan Ungaran

1. Apa tugas dan kewajiban anda sebagai kepala sekolah?


2. Apa saja peran kepala sekolah membantu membentuk karakter siswa?
3. Apa saja kebijakan sekolah yang dapat membantu membentuk karakter
siswa?
4. Seberapa penting kedisiplinan bagi siswa dalam kehidupan sekolah?
5. Apa yang anda lakukan untuk dapat membantu membentuk karakter
displin bagi siswa?
6. Apa tujuan dalam pembentukan kedisiplinan dalam medisplinkan
pengamalan ibadah bagi para peserta didik?
7. Mengapa hal tersebut dilaksanakan?
8. Apa yang anda lakukan jika melihat peserta didik yang melanggar
kedisplinan dalam pengalaman ibadah?
9. Apa saja faktor pendukung yang membantu para guru dalam
kedisplinan dalam pengalaman ibadah?
10. Apa saja faktor yang menjadi penghambat dalam membantu
mengupayakan kedisplinan dalam pengalaman ibadah?

109
D. Peserta didik MTS NU Kecamatan Ungaran

1. Apa saja kewajiban anda sebagai peserta didik?


2. Apa peran pendidikan keagamaan bagi diri anda?
3. Bagaimana cara anda berupaya agar dapat menjadi manusia yang
berakhlak?
4. Apa peran karakter atau akhlak displin bagi diri anda?
5. Mengapa kedisplinan pengamalan ibadah sangat ditekankan dalam
kehidupan anda?
6. Apa saja peran lembaga sekolah atau guru dalam membantu
mendisiplinkan pengamalan ibadah bagi diri anda?
7. Apa dampak yang anda rasakan dalam melaksanakan segala kegiataan
pembinaan kedisiplinan dalam pengamalan ibadah di sekolah?
8. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan pengamalan
ibadah bagi diri anda di sekolah atau di luar lingkungan sekolah?
9. Apa yang biasanya menjadi faktor pengambat dalam pelaksanaan
pengamalan ibadah bagi diri anda di sekolah atau di luar lingkungan
sekolah?
10. Apa yang dapat memotivasi diri anda untuk selalu disiplin dalam
melaksanakan pengamalan ibadah di luar sekolah?

110
HASIL WAWANCARA

Lampiran I

Nama : Bpk Nur Taufiq S. Pd


Status : Penanggung Jawab Ibadah dan guru MAPEL Bahasa Arab MTs NU
Tempat: MTs NU Kecamatan Ungaran
Waktu : 09. 30 WIB
Tanggal: 11 Mei 2021

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa yang menjadi motivasi anda PAI merupakan mata


mengajar PAI? pelajaran yang sangat
penting bagi anak,
pada dasarnya
pendidikan
keagamaan
merupakan dasar
untuk anak mengenal
tentang kewajiban dan
tujuan serta pola
hidupnya

2 Bagaimana tugas dan kewajiban guru Guru bukan hanya


PAI? bertugas menyalurkan
ilmu pengetahuan
semata akan tetapi

111
guru bertugas untuk
mendidik membimbing
kerohanian dan
kejasmanian anak baik
dalam aspek
kecerdasan emosional,
intelektual maupun
spiritual, tugas utama
guru pada dasarnya
membentuk anak
menjadi pribadi yang
jujur taat, patuh
memiliki moral yang
baik dalam bertuhan
dan bermasyarakat

3 Seberapa penting pendidikan PAI bagi Sangat penting karena


siswa? agama adalah kunci
keselamatan hidup
dan suatu petunjuk,
pedoman dan tuntunan
hidup bagi sang anak

4 Apa tujuan pendidikan PAI bagi Membentuk pribadi


peserta didik? manusia menjadi
hamba yang taat,
tunduk dan patuh akan
segala ajaran tuhan,
serta menjadi pribadi
yang mampu
memberikan nilai
positif dalam hidup
baik kepada alam,
manusia atau tuhan

5 Bagaiamana karakter sikap kedisiplinan Disiplin adalah salah


dalam sudut pandang PAI? satu bentuk nilai
keistiqomahan yang
harus dibentuk dan
dibina kepada peserta
didik sebab istqomah

112
adalah suatu nilai
perilaku yang dapat
melatih atau
membentuk pribadi
orang yang mampu
menghargai
memanfaatkan dan
mengunakan hidup
sebaik mungkin

6 Mengapa kedisiplinan dan pengamalan Kedisiplinan dalam


ibadah menjadi suatu karakter yang beribadah menjadi
salah satu media
penting dalam ditanamkan kepada
pendidikan ketaatan
peserta didik? antara manusia
dengan tuhan
kedisiplinan dalam
beribadah akan dapat
melahirkan hamba
yang tekun dan taat
dalam menjalankan
kewajibannya menjadi
seorang manusia
dengan tugas
beribadah

7 Apa upaya yang anda lakukan agar para Keteladanan yaitu


siswa dapat displin dalam dengan guru memberi
contoh baik kepada
mengamalkan ibadah kepada tuhan?
murid, selain melalui
pembiasaan dalam
kegiataan keagamaan
sekolah seperti sholat
berjamaah, tadarus,
dzuha dan tentang
bentuk ibadah kepada
sesama makhluk yaitu
dengan membiasakan
siswa bersikap baik
bertingkah laku sopan
dan santun dengan

113
sesama selain
memotivasi mereka
dengan bentuk nasehat
nasehat yang baik

8 Bagaimana dengan kedisiplinan ibadah Selain mendidik dan


terhadap sesama teman apa upaya yang mengajarkan guru
juga memberikan
anda lakukan?
keteladanan tentang
bagaimana bersikap
antar guru serta
membuat tata tertib
dan aturan yang jelas
sebagai fungsi
pengawasan dan
pembimbigan karakter
seperti salam senyum
sopan sapa di sekolah

9 Apa ada faktor yang menghambat dan Penghambat dalam


mendukung dalam mendisplin pembelajaran
mungkin karena
pengalaman ibadah bagi peserta didik?
pengaruh teman
sebaya atau kegiataan
di luar sekolah upaya
pendukung pastinya
adanya kegiatan
keagamaan
masyarakat bila
remaja rajin mengikuti
dan mendalami maka
kedisiplinan ibadah
mereka akan kuat

10 Bila ada suatu hal yang menghambat Memberikan dan


upaya anda dalam mendisplin mengingatkan kepada
pengalaman ibadah bagi peserta didik orang tua agar
apa yang anda lakukan mampu mengawasi
dan memberikan
contoh kedisiplinan
dalam beribadah

114
kepada anak

Lampiran II

HASIL WAWANCARA II

Nama: Rina Wijayanti S. Pd


Status: Guru MAPEL Quran Hadist MTs NU Kec Ungaran Kab Semarang
Tempat: MTs NU Kecamatan Ungaran
Waktu: 12.30 WIB
Tanggal: 10 Mei 2021

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa yang menjadi motivasi anda Keagamaan adalah


mengajar PAI ? pedoman manusia
dalam menjalani
hidup makan
pendidikan
keagamaan Islam atau
PAI merupakan mata
pelajaran yang sangat
penting bagi anak,
pada dasarnya
pendidikan
keagamaan
merupakan dasar
untuk anak mengenal
tentang kewajiban dan
tujuan serta pola

115
hidupnya agar
seseorang mampu
menjadi pribadi yang
mulia

2 Bagaimana tugas dan kewajiban guru Guru bertugas untuk


PAI? mendidik membentuk
dan membimbing
karakter anak menjadi
pribadi yang
sempurna taat, patuh
tunduk mempunyai
karakter ketrampilan
dan kecerdasaan yang
mampu bermanfaat
dengan sesama

3 Seberapa penting pendidikan PAI bagi Sangat penting karena


siswa? agama adalah kunci
keselamatan hidup
dan suatu petunjuk,
pedoman dan tuntunan
hidup bagi sang anak
agar menjadi pribadi
yang sempurna

4 Apa tujuan pendidikan PAI bagi PAI adalah sebagai


peserta didik? media pendidikan
Membentuk pribadi
atau karakter manusia
yang bertakwa
menjadi hamba yang
taat, tunduk dan patuh
akan segala ajaran
tuhan, serta menjadi
pribadi yang mampu
memberikan nilai
positif dalam hidup
baik kepada alam,
manusia atau tuhan
melalui amalan

116
tidakan dan segala
ucapan.

5 Bagaiamana karakter sikap kedisiplinan Disiplin adalah salah


dalam sudut pandang PAI? satu bentuk nilai
keistiqomahan yang
harus dibentuk dan
dibina kepada peserta
didik sebab istqomah
adalah suatu nilai
perilaku yang dapat
melatih atau
membentuk pribadi
orang yang mampu
menghargai
memanfaatkan dan
mengunakan hidup
sebaik mungkin

6 Mengapa kedisiplinan dan pengamalan Disiplin adalah salah


ibadah menjadi suatu karakter yang satu bentuk nilai
keistiqomahan yang
penting dalam ditanamkan kepada
harus dibentuk dan
peserta didik? dibina kepada peserta
didik sebab istqomah
adalah suatu nilai
perilaku yang dapat
melatih atau
membentuk pribadi
orang yang mampu
menghargai
memanfaatkan dan
mengunakan hidup
sebaik mungkin

7 Apa upaya yang anda lakukan agar para Selain memberikan


siswa dapat displin dalam keteladanan bagi
siswa guru juga harus
mengamalkan ibadah kepada tuhan?
mendampingi dan
mengawasi
perkembangan sikap

117
kedisiplinan anak, hal
ini seperti guru ikut
mendamping dalam
proses ibadah siswa
agar mampu untuk
mengarahkan dan
membenarkan atas
apa yang salah selain
itu pengawasan
mampu mengindari
para siswa melanggar
sikap kedisiplinan
dalam beribadah

8 Bagaimana dengan kedisiplinan ibadah Disiplin adalah salah


terhadap sesama teman apa upaya yang satu bentuk nilai
keistiqomahan yang
anda lakukan?
harus dibentuk dan
dibina kepada peserta
didik sebab istqomah
adalah suatu nilai
perilaku yang dapat
melatih atau
membentuk pribadi
orang yang mampu
menghargai
memanfaatkan dan
mengunakan hidup
sebaik mungkin

9 Apa ada faktor yang menghambat dan Keterbatasan waktu


mendukung dalam mendisplin pembelajaran dan
motivasi anak yang
pengalaman ibadah bagi peserta didik?
kadang mengalami
naik turunya kondisi
perkembangan
kejiwaan atas suatu
masalah yang
dihadapi seperti orang
tua yang cerai dan
semacamnya membuat

118
anak menjadi pribadi
yang kurang disiplin
dalam perkembangan
karakter atau
ibadahnya sekolahan
bukan hanya
mendukung
keagamaan
keagamaan dalam
bentuk kegiatan
namun juga
menyediakan
pembelajaran melalui
buku-buku keagamaan
pada perpustakaan.

10 Bila ada suatu hal yang menghambat Memberikan waktu


upaya anda dalam mendisplin dan perhatian lebih
pengalaman ibadah bagi peserta didik serta motivasi untuk
apa yang anda lakukan dapat memecahkan
masalah yang
dihadapi anak dengan
kelembutan dan kasih
sayangserta layanan
konseling dalam
sekolah

119
Lampiran III

HASIL WAWANCARA III

Nama: Iluk Nurhayati S. Pd

Status: Guru Aqidah Akhlak MTs NU Kecamatan Ungaran Kab Semarang

Tempat: MTs NU Kecamatan Ungaran Kab Semarang

Waktu: 10.00 WIB

Tanggal: 10 Mei 2021

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa yang menjadi motivasi anda PAI pada dasarnya


mengajar PAI? merupakan mata
pelajaran yang sangat
penting bagi anak dan
para peserta didik, pada
dasarnya pendidikan
keagamaan merupakan
dasar untuk anak
mengenal tentang
kewajiban dan tujuan

120
serta pola hidupnya

2 Bagaimana tugas dan kewajiban guru Tugas utama guru pada


PAI? dasarnya membentuk
anak menjadi pribadi
yang jujur taat, patuh
memiliki moral yang
baik dalam bertuhan
dan bermasyarakat

3 Seberapa penting pendidikan PAI bagi Sangat penting karena


siswa? agama adalah pedoman
dan tuntunan hidup
bagi sang anak

4 Apa tujuan pendidikan PAI bagi Suatu bentuk


peserta didik? pembelajaran PAI
adalah sebagai media
pendidikan Membentuk
pribadi atau karakter
manusia yang bertakwa
menjadi hamba yang
taat, tunduk dan patuh
akan segala ajaran
tuhan, serta menjadi
pribadi yang mampu
memberikan nilai positif
dalam hidup baik
kepada alam, manusia
atau tuhan melalui
amalan tidakan dan
segala ucapan.

5 Bagaiamana karakter sikap kedisiplinan Disiplin merupakan


dalam sudut pandang PAI? bentuk ketaatan
seseorang terhadap apa
yang ia lakukan maka
kedisiplinan yang harus
dibentuk dan dibina
kepada peserta didik
dan menjadi suatu nilai

121
perilaku yang dapat
melatih atau membentuk
pribadi orang yang
mampu menghargai
memanfaatkan dan
mengunakan hidup
sebaik mungki untuk
beribadah pada tuhan

6 Mengapa kedisiplinan dan pengamalan Disiplin adalah salah


ibadah menjadi suatu karakter yang satu bentuk nilai
keistiqomahan yang
penting dalam ditanamkan kepada
harus dibentuk dan
peserta didik? dibina kepada peserta
didik sebab istqomah
adalah suatu nilai
perilaku yang dapat
melatih atau membentuk
pribadi orang yang
mampu menghargai
memanfaatkan dan
mengunakan hidup
sebaik mungkin

7 Apa upaya yang anda lakukan agar para Selain memberikan


siswa dapat displin dalam keteladanan tentang
bagaimana kewajiban
mengamalkan ibadah kepada tuhan?
keagamaan manusia
dengan tuhan kepada
para siswa guru juga
harus mendampingi dan
mengawasi
perkembangan sikap
kedisiplinan anak, hal
ini seperti guru ikut
mendamping dalam
proses ibadah siswa
agar mampu untuk
mengarahkan dan
membenarkan atas apa
yang salah selain itu

122
pengawasan mampu
mengindari para siswa
melanggar sikap
kedisiplinan dalam
beribadah

8 Bagaimana dengan kedisiplinan ibadah Disiplin adalah salah


terhadap sesama teman apa upaya yang satu bentuk nilai
keistiqomahan yang
anda lakukan?
harus dibentuk dan
dibina kepada peserta
didik sebab istqomah
adalah suatu nilai
perilaku yang dapat
melatih atau membentuk
pribadi orang yang
mampu menghargai
memanfaatkan dan
mengunakan hidup
sebaik mungkin

9 Apa ada faktor yang menghambat dan Faktor yang menjadi


mendukung dalam mendisplin penghambat biasanya
adalah orang tua yang
pengalaman ibadah bagi peserta didik?
kurang peduli terhadap
perkembangan karakter
anak dan faktor
pergaulan dengan
teman yang tidak sesuai
kebanyakan
memberikan pengaruh,
yang menjadi
pendukung pastinya
adalah kalau dalam
masyarakatnya ada
pendidikan keagaman
yang kuat dan orang
tua yang peduli
terhadap pendidikan
keagamaan anak seperti
memasukanya ke

123
pesantren misalnya.

10 Bila ada suatu hal yang menghambat Memberikan nasehat


upaya anda dalam mendisplin dan kerjasama dengan
pengalaman ibadah bagi peserta didik orang tua dalam
apa yang anda lakukan Bersama sama
membangun
kedisiplinan anak
termasuk dalam
pengamalan ibadah

124
Lampiran IV

HASIL WAWANCARA IV

Nama: Siti Khobiriyah S. Pd. I


Status: Penangung Jawab BK MTs NU Kec Ungaran Kab Semarang
Tempat: MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang
Waktu: 13.30 WIB
Tanggal: 10 Mei 2021

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa tugas dan kewajiban anda sebagai Mendidik anak untuk


guru kepada peserta didik? menjadi pribadi yang
mampu mengarahkan
dan memberi pengaruh
baik atau kemanfaatan
kepada sesama agar
anak mampu
bertanggung jawab dan
tekun dalam mengetahui
segala kewajiban bagi
dirinya

2 Apa peran anda atau langkah dalam Dengan memberikan


membantu membentuk karakter siswa? konseling atas segala
masalah atau solusi
terhadap masalah yang
dapat menghambat

125
karakter anak termasuk
dalam kedisiplinan
beribadah siswa

3 Apa langkah yang anda lakukan dalam Dengan meningatkan


membantu bila ada kenakalan pada bila belum dapat maka
mencari sebab dan
peserta didik?
membantu apa yang
bisa dilakukan dalam
membantu
menyelesaikan masalah
bagi sang anak dengan
pola atau konsep yang
mendidik dan
membimbing

4 Seberapa penting kedisiplinan bagi Sangat penting karena


siswa dalam kehidupan sekolah? kedisiplinan dapat
mengantarkan peserta
didik menuju
kesuksesan sedangkan
kedisiplinan beribadah
mampu membawa
peserta didik menjadi
mukmin yang sempurna

5 Apa yang anda lakukan untuk dapat Dengan melakukan


membantu membentuk karakter displin pendampingan dan
pengawasan terhadap
bagi siswa?
karakter anak bila
adanya pelanggaran
maka memberikan
pengarahan atau
nasehat bahkan
hukuman yang bersifat
mendidik bagi peserta
didik

6 Apa bentuk kegiatan keagamaan yang Sholat berjamaah,


menjadi kebiasaan disekolah ini perayaan hari besar
Islam. Tadarus dan
sebagai bentuk atau cara yang dapat
berdoa bersama,

126
membantuk kedisiplian ibadah bagi pembiasaan bersikap
siswa akhlakul karimah
disekolah MTs NU

7 Mengapa hal tersebut dilaksanakan? Sebagai upaya agar


siswa mampu
memahami tanggung
jawab dirinya sebagai
hamba dan juga sesama
manusia

8 Apa yang anda lakukan jika melihat Dengan Memberikan


peserta didik yang melanggar pengarahan atau
nasehat bahkan
kedisplinan dalam pengalaman ibadah?
hukuman yang bersifat
mendidik bagi peserta
didik yang jelas hal
tersebut agar mereka
tidak mengulangi dan
paham akan arti serta
tanggung jawab bagi
dirinya

9 Apa saja faktor pendukung


yang Faktor yang menjadi
membantu para guru dalam kedisplinan penghambat biasanya
adalah orang tua yang
dalam pengalaman ibadah?
kurang peduli terhadap
perkembangan karakter
anak dan faktor
pergaulan dengan
teman yang tidak sesuai
kebanyakan
memberikan pengaruh
buruk terhadap karakter
peserta didik

10 Apa saja faktor yang menjadi Adanya pendidikan


penghambat dalam membantu keagamaan atau
lingkungan masyarakat
mengupayakan kedisplinan dalam
akan memberikan

127
pengalaman ibadah? dampak pendidikan
keagaman yang kuat
dan orang tua yang
peduli terhadap
pendidikan keagamaan
anak seperti
memasukanya ke
pesantren misalnya.

128
Lampiran V

HASIL WAWANCARA V

Nama: Ahmad Musyafak S. Pd. I, M. Pd

Status: Kepala MTs NU Kecamatan Ungaran Kab Semarang

Tempat: Kantor Kepala Sekolah MTs NU Kecamatan Ungaran

Tanggal: 10 Mei 2021

Waktu: 09.30 WIB

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa tugas dan kewajiban anda sebagai Menjadi jembatan


kepala sekolah? atau penangung jawab
segala kegiatan
sekolah selain itu
memastikan bahwa
visi misi sekolah dapat
terlaksana dengan
baik, tak lupa menjadi
contoh dan pedoman
yang harus bijak bagi
para guru

2 Apa saja peran kepala sekolah membantu Memberikan beberapa


membentuk karakter siswa? persetujuan atas
kegiatan kegiatan
keagamaan dan
kebijakan kebijakan
lain yang dapat
berdampak bagi
perkembangan
karakter anak
termasuk dalam
kedisilpinan ibadah

129
peserta didik

3 Apa saja kebijakan sekolah yang dapat Adanya tata tertib


membantu membentuk karakter siswa? bagi siswa
mengupayakan
kedisiplinan bagi sang
peserta didik termasuk
peraturan tentang
keharusan
melaksanakan jamaah
sholat dzuha, sholat
dzuhur tadarus
bersama serta
beberapa perayaan
hari besar Islam,
selanjutnya juga ada
pembiasaan atau
keharusan menjaga
akhlak atau sopan
santun dalam
lingkungan sekolah
dan beberapa
hukuman dengan
tujuan mendidik pada
para siswa yang
melanggar sebagai
upaya memperbaiki
karakter spiritual
siswa termasuk dalam
kedisiplinan
pengamalan ibadah

4 Seberapa penting kedisiplinan bagi siswa Penting karena


dalam kehidupan sekolah? kedisiplinan dapat
membawa dampak
baik akan ketekunan
dan kesungguhan
siswa dalam belajar
dan dalam
mewujudkan nilai
ketaatan mereka

130
terhadap tuhan dan
tanggung jawab
terhadap apa yang
menjadi tugas mereka

5 Apa yang anda lakukan untuk dapat Membantu mengawasi


membantu membentuk karakter displin dan memberikan
pendampingan akan
bagi siswa?
segala kebijakan
terhadap
perkembangan
karakter siswa, selain
saya juga harus
memberikan
keteladanan dan
contoh yang baik
dalam kedisiplinan
ibadah meskipun saya
adalah kepala sekolah

6 Apa tujuan dalam pembentukan Kedisiplinan dapat


kedisiplinan dalam medisplinkan membentuk sikap
ketekunan dan
pengamalan ibadah bagi para peserta
kesungguhan siswa
didik? dalam belajar dan
dalam mewujudkan
nilai ketaatan mereka
terhadap tuhan dan
tanggung jawab
terhadap apa yang
menjadi tugas mereka
karena tiada lain
manusia diciptakan
adalah agar manusia
beribadah pada tuhan

7 Mengapa hal tersebut dilaksanakan? Karena tanggung


jawab lembaga
sekolah sebagai
pendidik atau
pembentuk karakter

131
anak termasuk dalam
kedisiplinan ibadah

8 Apa yang anda lakukan jika melihat Memberikan dan


peserta didik yang melanggar pengarahan dan
peringatan yang
kedisplinan dalam pengalaman ibadah?
bersikap mendidik
agar siswa mampu
menjalankan
kedisiplinan
pengamalan ibadah
dengan maksimal
bilapun ada hukuman
maka hukuman yang
bersifat edukasi kalau
sudah terlanjur parah
atau sangat
memperhatinkan
dalam pelanggaranya
maka dibutuhkan
hukuman yang dapat
membawa efek jera

9 Apa saja faktor pendukung


yang Terdapat berberapa
membantu para guru dalam kedisplinan faktor yang menjadi
penghambat biasanya
dalam pengalaman ibadah?
adalah orang tua yang
kurang peduli
terhadap
perkembangan
karakter anak dan
faktor pergaulan
dengan teman yang
tidak sesuai
kebanyakan
memberikan pengaruh
buruk terhadap
karakter peserta didik

10 Apa saja faktor yang menjadi Adanya pendidikan


penghambat dalam membantu keagamaan atau

132
mengupayakan kedisplinan dalam lingkungan
pengalaman ibadah? masyarakat akan
memberikan dampak
pendidikan keagaman
yang kuat dan orang
tua yang peduli
terhadap pendidikan
keagamaan anak
seperti memasukanya
ke pesantren misalnya

133
Lampiran VI

HASIL WAWANCARA VI

Nama: Via Anastasya


Status: Siswi MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang
Tempat: MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang
Tanggal: 12 Mei 2021
Waktu : 09.30WIB

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa saja kewajiban anda sebagai peserta Rajin belajar dan taat
didik? melaksanakan segala
kebijakan dan atura
sekolah serta tak lupa
berdoa berikhtiar
kepada tuhan untuk
mendapatkan hasil
terbaik

2 Apa peran pendidikan keagamaan bagi Sebagai pedoman dan


diri anda? tuntunan yang akan
membawa saya
menuju kepada
kebagaiaan di dunia
dan akhirat

3 Bagaimana cara anda berupaya agar Melaksanakan segala


dapat menjadi manusia yang berakhlak? perintah, tuhan, sang
nabi orang tua dan
guru yang menjadi
pembimbing dan
pendidik saya selain
dengan mengikuti
kegiatan pendalaman
dan pengamalan

134
ibadah dengan
panduan oleh para
guru yang menjadi
jalan atau petunjuk
diri saya agar menjadi
pribadi yang
berakhlak termasuk
disiplin

4 Apa peran karakter atau akhlak displin Akhlak dapat


bagi diri anda? menjadikan diri saya
menjadi pribadi yang
sesuai dengan apa
yang dikehedaki
dalam ajaran Agama
Islam selain itu
kedisiplinan akan
mampu menuntut saya
untuk tekun dan
istiqomah dalam
melaksanakan segala
sesuatu termasuk cita-
cita dan tujuan hidup
saya

5 Mengapa kedisplinan pengamalan ibadah Karena dengan


sangat ditekankan dalam kehidupan kedisiplinan saya
belajar untuk
anda?
mengatur dan
memanfaatkan waktu
sebaik mungkin untuk
dapat menjadi pribadi
yang mampu
bertanggung jawab
lebih dalam hidupnya

6 Apa saja peran lembaga sekolah atau Lembaga sekolah


guru dalam membantu mendisiplinkan menjadi wadah
pengamalan ibadah bagi diri anda? pembelajaran dan
membantu dalam
pelaksanaan segala

135
kedisiplinan ibadah
dengan paduan
arahan serta
bimbingan para guru
mealui adanya tata
tertib bagi siswa
mengupayakan
kedisiplinan bagi sang
peserta didik termasuk
peraturan tentang
keharusan
melaksanakan jamaah
sholat dzuha, sholat
dzuhur tadarus
bersama serta
beberapa perayaan
hari besar Islam,
selanjutnya juga ada
pembiasaan atau
keharusan menjaga
akhlak atau sopan
santun dalam
lingkungan sekolah
dan beberapa
hukuman dengan
tujuan mendidik pada
para siswa yang
melanggar sebagai
upaya memperbaiki
karakter

7 Apa dampak yang anda rasakan dalam Kedisiplinan akan


melaksanakan segala kegiataan dapat membawa
ketaatan dan
pembinaan kedisiplinan dalam
kesuksesan dalam diri
pengamalan ibadah di sekolah? saya baik berupa
prestasi ketekukan dan
keistiqomahan dalam
menjalankan ajaran
Islam maupun dalam

136
beribadah

8 Apa yang menjadi faktor pendukung Faktor yang menjadi


dalam pelaksanaan pengamalan ibadah penghambat pada diri
siswa biasanya adalah
bagi diri anda di sekolah atau di luar
orang tua yang kurang
lingkungan sekolah? peduli terhadap
perkembangan
karakter anak dan
faktor pergaulan
dengan teman yang
tidak sesuai
kebanyakan
memberikan pengaruh
buruk terhadap
karakter peserta didik

9 Apa yang biasanya menjadi faktor Terdapat berberapa


pengambat dalam pelaksanaan faktor yang menjadi
penghambat biasanya
pengamalan ibadah bagi diri anda di
adalah orang tua yang
sekolah atau di luar lingkungan sekolah? kurang peduli
terhadap
perkembangan
karakter anak dan
faktor pergaulan
dengan teman yang
tidak sesuai
kebanyakan
memberikan pengaruh
buruk terhadap
karakter peserta didik

10 Apa yang dapat memotivasi diri anda Melalui arahan dan


untuk selalu disiplin dalam pengajaran dari guru
agama serta para
melaksanakan pengamalan ibadah di luar
guru lain dan
sekolah? dorongan orang tua
yang membantu saya
memahami arti dan
tujuan hidup dapat

137
membentuk dan
membuat saya paham
akan kewajiban dan
tanggung jawab saya
sebagai orang Islam
termasuk dalamnya
adalah disiplin
beribadah

Lampiran VII
HASIL WAWANCARA VII

Nama: Zilda Putri


Status: Siswi MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang
Tempat: MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang
Tanggal: 12 Mei 2021
Waktu : 12.30WIB

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa saja kewajiban anda sebagai peserta Sebagai seorang


didik? murid saya harus rajin
belajar dan taat
melaksanakan segala
kebijakan dan atura
sekolah serta tak lupa
berdoa berikhtiar
kepada tuhan untuk
mendapatkan hasil
terbaik

2 Apa peran pendidikan keagamaan bagi Sebagai pedoman dan


diri anda? tuntunan yang akan
membawa saya
menuju kepada
kebagaiaan di dunia

138
dan akhirat

3 Bagaimana cara anda berupaya agar Melaksanakan segala


dapat menjadi manusia yang berakhlak? perintah, tuhan, sang
nabi orang tua dan
guru yang menjadi
pembimbing dan
pendidik saya selain
dengan mengikuti
kegiatan pendalaman
dan pengamalan
ibadah dengan
panduan oleh para
guru yang menjadi
jalan atau petunjuk
diri saya agar menjadi
pribadi yang
berakhlak termasuk
disiplin

4 Apa peran karakter atau akhlak displin Akhlak dapat


bagi diri anda? menjadikan diri saya
menjadi pribadi yang
sesuai dengan apa
yang dikehedaki
dalam ajaran Agama
Islam selain itu
kedisiplinan akan
mampu menuntut saya
untuk tekun dan
istiqomah dalam
melaksanakan segala
sesuatu termasuk cita-
cita dan tujuan hidup
saya

5 Mengapa kedisplinan pengamalan ibadah Karena dengan


sangat ditekankan dalam kehidupan kedisiplinan saya
belajar untuk
anda?
mengatur dan
memanfaatkan waktu

139
sebaik mungkin untuk
dapat menjadi pribadi
yang mampu
bertanggung jawab
lebih dalam hidupnya

6 Apa saja peran lembaga sekolah atau Lembaga sekolah


guru dalam membantu mendisiplinkan berperan menjadi
pengamalan ibadah bagi diri anda? lingkungan yang
wadah pembelajaran
dan membantu dalam
pelaksanaan segala
kedisiplinan ibadah
dengan paduan
arahan serta
bimbingan para guru
mealui adanya tata
tertib bagi siswa
mengupayakan
kedisiplinan bagi sang
peserta didik termasuk
peraturan tentang
keharusan
melaksanakan jamaah
sholat dzuha, sholat
dzuhur tadarus
bersama serta
beberapa perayaan
hari besar Islam,
selanjutnya juga ada
pembiasaan atau
keharusan menjaga
akhlak atau sopan
santun dalam
lingkungan sekolah
dan beberapa
hukuman dengan
tujuan mendidik pada
para siswa yang
melanggar sebagai
upaya memperbaiki

140
karakter

7 Apa dampak yang anda rasakan dalam Kedisiplinan akan


melaksanakan segala kegiataan dapat membawa
ketaatan dan
pembinaan kedisiplinan dalam
kesuksesan dalam diri
pengamalan ibadah di sekolah? saya baik berupa
prestasi ketekukan dan
keistiqomahan dalam
menjalankan ajaran
Islam maupun dalam
beribadah

8 Apa yang menjadi faktor pendukung Faktor yang menjadi


dalam pelaksanaan pengamalan ibadah penghambat pada diri
siswa biasanya adalah
bagi diri anda di sekolah atau di luar
orang tua yang kurang
lingkungan sekolah? peduli terhadap
perkembangan
karakter anak dan
faktor pergaulan
dengan teman yang
tidak sesuai
kebanyakan
memberikan pengaruh
buruk terhadap
karakter peserta didik

9 Apa yang biasanya menjadi faktor Terdapat berberapa


pengambat dalam pelaksanaan faktor yang menjadi
penghambat biasanya
pengamalan ibadah bagi diri anda di
adalah orang tua yang
sekolah atau di luar lingkungan sekolah? kurang peduli
terhadap
perkembangan
karakter anak dan
faktor pergaulan
dengan teman yang
tidak sesuai
kebanyakan
memberikan pengaruh

141
buruk terhadap
karakter peserta didik

10 Apa yang dapat memotivasi diri anda Melalui arahan dan


untuk selalu disiplin dalam pengajaran dari guru
agama serta para
melaksanakan pengamalan ibadah di luar
guru lain dan
sekolah? dorongan orang tua
yang membantu saya
memahami arti dan
tujuan hidup dapat
membentuk dan
membuat saya paham
akan kewajiban dan
tanggung jawab saya
sebagai orang Islam
termasuk dalamnya
adalah disiplin
beribadah

142
Lampiran VIII

HASIL WAWANCARA VIII

Nama: Angga Saputra


Status: Siswa MTs NU Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang
Tempat: Rumah Narasumber siswa MTs NU Kecamatan Ungaran
Tanggal: 10 Mei 2021
Waktu : 13.30WIB

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa saja kewajiban anda sebagai peserta Rajin belajar dan taat
didik? melaksanakan segala
kebijakan dan atura
sekolah serta tak lupa
berdoa berikhtiar
kepada tuhan untuk
mendapatkan hasil
terbaik

2 Apa peran pendidikan keagamaan bagi Sebagai pedoman dan

143
diri anda? tuntunan yang akan
membawa saya
menuju kepada
kebagaiaan di dunia
dan akhirat

3 Bagaimana cara anda berupaya agar Melaksanakan segala


dapat menjadi manusia yang berakhlak? perintah, tuhan, sang
nabi orang tua dan
guru yang menjadi
pembimbing dan
pendidik saya selain
dengan mengikuti
kegiatan pendalaman
dan pengamalan
ibadah dengan
panduan oleh para
guru yang menjadi
jalan atau petunjuk
diri saya agar menjadi
pribadi yang
berakhlak termasuk
disiplin

4 Apa peran karakter atau akhlak displin Akhlak dapat


bagi diri anda? menjadikan diri saya
menjadi pribadi yang
sesuai dengan apa
yang dikehedaki
dalam ajaran Agama
Islam selain itu
kedisiplinan akan
mampu menuntut saya
untuk tekun dan
istiqomah dalam
melaksanakan segala
sesuatu termasuk cita-
cita dan tujuan hidup
saya

5 Mengapa kedisplinan pengamalan ibadah Karena dengan

144
sangat ditekankan dalam kehidupan kedisiplinan saya
anda? belajar untuk
mengatur dan
memanfaatkan waktu
sebaik mungkin untuk
dapat menjadi pribadi
yang mampu
bertanggung jawab
lebih dalam hidupnya

6 Apa saja peran lembaga sekolah atau Lembaga sekolah


guru dalam membantu mendisiplinkan menjadi wadah
pengamalan ibadah bagi diri anda? pembelajaran dan
membantu dalam
pelaksanaan segala
kedisiplinan ibadah
dengan paduan
arahan serta
bimbingan para guru
mealui adanya tata
tertib bagi siswa
mengupayakan
kedisiplinan bagi sang
peserta didik termasuk
peraturan tentang
keharusan
melaksanakan jamaah
sholat dzuha, sholat
dzuhur tadarus
bersama serta
beberapa perayaan
hari besar Islam,
selanjutnya juga ada
pembiasaan atau
keharusan menjaga
akhlak atau sopan
santun dalam
lingkungan sekolah
dan beberapa
hukuman dengan
tujuan mendidik pada

145
para siswa yang
melanggar sebagai
upaya memperbaiki
karakter

7 Apa dampak yang anda rasakan dalam Kedisiplinan akan


melaksanakan segala kegiataan dapat membawa
ketaatan dan
pembinaan kedisiplinan dalam
kesuksesan dalam diri
pengamalan ibadah di sekolah? saya baik berupa
prestasi ketekukan dan
keistiqomahan dalam
menjalankan ajaran
Islam maupun dalam
beribadah

8 Apa yang menjadi faktor pendukung Faktor yang menjadi


dalam pelaksanaan pengamalan ibadah penghambat pada diri
siswa biasanya adalah
bagi diri anda di sekolah atau di luar
orang tua yang kurang
lingkungan sekolah? peduli terhadap
perkembangan
karakter anak dan
faktor pergaulan
dengan teman yang
tidak sesuai
kebanyakan
memberikan pengaruh
buruk terhadap
karakter peserta didik

9 Apa yang biasanya menjadi faktor Terdapat berberapa


pengambat dalam pelaksanaan faktor yang menjadi
penghambat biasanya
pengamalan ibadah bagi diri anda di
adalah orang tua yang
sekolah atau di luar lingkungan sekolah? kurang peduli
terhadap
perkembangan
karakter anak dan
faktor pergaulan
dengan teman yang

146
tidak sesuai
kebanyakan
memberikan pengaruh
buruk terhadap
karakter peserta didik

10 Apa yang dapat memotivasi diri anda Melalui arahan dan


untuk selalu disiplin dalam pengajaran dari guru
agama serta para
melaksanakan pengamalan ibadah di luar
guru lain dan
sekolah? dorongan orang tua
yang membantu saya
memahami arti dan
tujuan hidup dapat
membentuk dan
membuat saya paham
akan kewajiban dan
tanggung jawab saya
sebagai orang Islam
termasuk dalamnya
adalah disiplin
beribadah

LAMPIRAN DOKUMENTASI

147
Wawancara dengan Bpk Ahmad Musyafak (Kepala MTs NU) Kecamatan
Ungaran

Wawancara dengan Bpk Nur Taufiq (Penangung Jawab Ibadah MTs NU)
Kecamatan Ungaran

Wawancara dengan Iluk Nuruhayati (Guru Aqidah Akhlak) MTs NU Ungaran

148
Wawancara dengan Siti Khobiriyah (Penanggungjawab BK) MTs NU Ungaran

Wawancara dengan Via Anastasya (Siswi kelas IX) MTs NU Kecamatan


Ungaran

Wawancara dengan Zilda Putri (Siswi kelas VIII) MTs NU Kecamatan Ungaran

149
Gedung MTs NU Kecamatan Ungaran Kab Semarang

Pembinaan Kedisiplinan Pengamalan Agama MTs NU Kecamatan Ungaran

150
151
LEMBAR KONSULTASI

152
153
154
155
SKK

156
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama :Sisca Tri Handayani

Tempat,Tanggal Lahir :Kab.Semarang, 03 Oktober 1998

Jurusan :Pendidikan Agama Islam

Alamat :Dusun Jetis Desa Leyangan Rt 05/Rw 06


Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang

HP :085642618253

E-mail :siscatrihandayani52@gmail.com

Riwayat Pendidikan : 1. SDN 01 Kalirejo

2. Mts Ath-Thossari Kalirejo

3. SMK Bina Nusantara Ungaran

4. IAIN Salatiga

157

Anda mungkin juga menyukai