SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
TRI OKTAVIANI
NIM: 111-12-137
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
TRI OTAVIANI
NIM: 111-12-137
i
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. TentaraPelajar 02 Telp.(0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721
Website : http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail : administrasi@iainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : -
Hal : Naskah Skripsi
Saudara Tri Oktaviani
Kepada:
Yth. Dekan FTIK Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Tri Oktaviani
NIM : 111-12-137
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul : Efektivitas Full Day School dalam Pembentukan Akhlak
Siswa di SD Integral Hidayatullah Salatiga.
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. TentaraPelajar 02 Telp.(0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721
Website : http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail : administrasi@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
DISUSUN OLEH
TRI OKTAVIANI
NIM: 111-12-137
Suwardi, M.Pd.
NIP: 19670121 199903 1 00
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. TentaraPelajar 02 Telp.(0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721
Website : http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail : administrasi@iainsalatiga.ac.id
Tri Oktaviani
NIM: 111-12-137
v
MOTTO
vi
PERSEMBAHAN
1. Bapak dan Ibu tercinta yang tiada lelah mengarahkan putrimu ini, yang
aku bisa duduk di bangku kuliah, merasakan pendidikan yang luar biasa di
syarat yang beliau ajukan jugalah akhirnya aku harus tetap berjuang
3. Mbak Yafisa Woro Hesti, mbak Naskah Mila Nurbaya, serta mas Nur
4. Imamku yang terkasih, M. Basyir Ali Muthohar yang senantiasa setia dan
vii
6. Terimakasih penulis sampaikan kepada Mas Sabiq, dan teman karibku
7. Rekan-rekan saat PPL, KKL, dan KKN yang berjuang bersama dalam suka
viii
KATA PENGANTAR
الرحيم
ّ الرمحن
ّ بسم اهلل
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWTatas limpahan rahmat
jauh dari sempurna. Shalawat dan salam, semoga senantiasa tercurah limpah
diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
3. Ibu Siti Ruhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pedidikan Agama Islam.
5. Ibu Dra. Ulfah Susilawati, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang
6. Bapak/Ibu dosen dan seluruh karyawan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
ix
8. Seluruh siswa-siswi SD Integral Hidayatullah Salatiga yang telah
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
amal dan mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Tiada
skripsi ini dapat terselesaikan meskipun belum sempurna, semoga skripsi ini
Tri Oktaviani
NIM: 111-12-137
x
ABSTRAK
Oktaviani, Tri. 2017. Efektivitas Full Day School dalam Pembentukan Akhlak
Siswa di SD Integral Hidayatullah Salatiga. Skripsi. JurusanPendidikan
Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Rasimin, S.Pd.I, M.Pd
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................... I
LEMBAR BERLOGO...................................................................... Ii
MOTTO............................................................................................. Vi
PERSEMBAHAN............................................................................. Vii
ABSTRAK......................................................................................... Xi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
A. Latar Belakang……………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………....... 4
C. Tujuan Penelitian…….……………………………………... 5
D. Kegunaan Penelitian....……………………………………… 5
E. Penegasan Istilah..…...……………………………………… 6
F. Metode Penelitian………………………………………….... 8
2. Kehadiran Peneliti.....…………………………………… 9
3. Lokasi Penelitian...............……………………………… 10
xii
4. Subjek Penelitian...........................…………………….... 10
5. Sumber Data..............…………………………………… 11
7. Analisis Data.........................…………………………… 14
9. Tahap-Tahap Penelitian........…………………………… 16
G. Sistematika Penulisan..............…......……………......……… 17
B. Pembentukan Akhlak………..………………………............ 23
2. Identitas Sekolah....................……………………......…. 38
xiii
3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah......……………………... 38
5. Data Sekolah..................................................…...……… 40
6. Kurikulum Sekolah........................................…...……… 45
BAB IV PEMBAHASAN.....……………………………….....…… 54
Hidayatullah Salatiga..………………………………..… 54
Salatiga………......……………………..…..................... 55
Hidayatullah Salatiga..………………………………..… 56
Salatiga………......……………………..…..................... 62
xiv
8. Faktor Penunjang dan Penghambat Full Day School di
BAB V PENUTUP............................................................................. 72
A. Kesimpulan……………………………………...................... 72
B. Saran………………………………………............................ 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
3. Lembar Konsultasi
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
besar yakni tidak hanya dituntut dapat memberikan pendidikan saja, melainkan
juga mampu menjaga dan memperkokoh moral bangsa. Selain itu pengembangan
kepribadian dan akhlak anak merupakan salah satu tugas pokok bagi lembaga
pendidikan.
kemajuan bangsa dimasa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi oleh
mengharapkan agar semua bakat dan kemampuan serta perilaku yang dimiliki bisa
Mutu dari pendidikan sangatlah diharapkan oleh para orang tua baik pendidikan
1
Artinya:“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang),
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya.”
Ayat di atas memberikan pengertian kepada kita bahwa dalam ajaran Islam
terdapat perintah untuk pendidikan agama, baik dari keluarga maupun dari orang
lain. Sehingga orang tua atau keluarga sebagai penentu utama pendidikan
seharusnya dapat menentukan pendidikan yang terbaik untuk anaknya yaitu yang
Saat ini banyak sekali lembaga pendidikan yang memperdalam materi agama agar
para peserta didiknya bisa menjadi generasi bangsa yang memiliki akhlak dan
karakter yang mulia. Semua itu dilakukan untuk menjaga peserta didiknya dari
kemerosotan moral dan degradasi akhlak bangsa. Dewasa ini kenakalan remaja
2
pemahaman dan penghayatan terhadap akhlak, semakin hilangnya nilai-nilai
agama dalam kehidupan dan semakin deras arus pergeseran atau dekadensi moral
Selain itu, peran aktif dan kreatif guru sangat dituntut untuk dapat menunjang
pembelajaran agama sebagai media pembentukan akhlak peserta didik, semua itu
(sekolah). Tanggung jawab dalam menyiapkan generasi yang akan datang harus
dipikirkan dan direncanakan secara matang oleh seorang guru beserta orang tua
agar terlahirlah generasi yang unggul, yakni generasi yang berprestasi sekaligus
berakhlak mulia.
Saat ini banyak sekali lembaga pendidikan yang mengadakan program belajar
sehari penuh bagi peserta didiknya atau yang sering dikenal dengan sebutan full
day school. Program ini bertujuan untuk membina akhlak dan membentuk
kepribadian yang baik pada peserta didiknya. Dalam program tersebut tidak hanya
memberi pengetahuan saja akan tetapi juga disertai pembentukan akhlak agar
peserta didik terbiasa melakukan perilaku-perilaku yang baik dan berakhlak mulia
Full day school adalah salah satu program unggulan yang dirintis oleh beberapa
pembelajaran dan proses beribadah. Dengan tersedianya waktu yang cukup lama
3
kehidupan yang mandiri, menumbuhkan sikap kebersamaan dan kesadaran
beribadah serta sikap positif lainnya yang dapat menjadikan mereka lebih baik.
kedalam kegiatan pembelajaran, dan menjadikan program full day school sebagai
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
a. Teoritis
b. Praktis
1) Bagi Peneliti
2) Bagi Guru
5
3) Bagi Kepala Sekolah
4) Bagi Kemenag
E. Penegasan Istilah
dalam skripsi ini, maka penulis berusaha menjelaskan dari berbagai istilah
1. Efektivitas
6
2. Full Day School
Kata Full Day School berasal dari bahasa Inggris, full artinya penuh,
day artinya hari, dan school artinya sekolah (Echols dan Shadily, 2010:
259). Jadi pengertian full day school adalah sekolah sepanjang hari atau
pendalaman materi.
3. Pembentukan Akhlak
terjadi dengan sendirinya. Potensi rohaniah yang ada dalam diri manusia,
termasuk akal, nafsu amarah, nafsu syahwat, fitrah, kata hati, intuisi dibina
secara optimal dengan cara dan pendekatan yang tepat (Nata, 2013: 133).
7
lembaga pendidikan yang berbeda dengan sekolah dasar pada umumnya
F. Metode Penelitian
cara atau suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu objek atau
8
merupakan penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang
terdapat atau terjadi dalam sebuah lapangan, atau suatu wilayah tertentu.
2. Kehadiran Peneliti
yang diteliti.
9
di SD Integral Hidayatullah Salatiga. Selain itu, kehadiran peneliti juga
penelitian secara formal melalui surat ijin tertulis dari lembaga pendidikan
3. Lokasi Penelitian
4. Subjek Penelitian
10
c. Guru kelas full day school SD Integral Hidayatullah Salatiga, yaitu
selama di sekolah.
sekolah.
ini siswa dan siswi yang mengikuti full day school merupakan
5. Sumber Data
Dilihat dari segi sumber perolehan data, atau dari mana data tersebut
berasal secara umum dalam penelitian dikenal ada dua jenis data, yaitu
Data primer merupakan jenis data yang digali dan diperoleh dari
sumber utamanya (sumber asli), baik berupa data kualitatif atau data
kuantitatif. Dalam penelitian ini data primer terkait proses pelaksanaan full
11
Sedangkan data sekunder adalah jenis data yang diperoleh dan digali
baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif. Jenis data ini sering
2001: 121-122).
a. Observasi
Hidayatullah Salatiga.
b. Wawancara
12
dilakukan dengan bentuk tanya jawab secara sistematis dan
wali murid atau orang tua, dan siswa-siswi yang mengikuti full
day school.
c. Dokumentasi
organisasi, data guru dan siswa, visi dan misi sekolah, kurikulum
7. Analisis Data
13
lapangan dan dokumen dengan cara mengorganisasikan data dalam
dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Aktivitas dalam analisis
a. Reduksi Data
b. Penyajian Data
14
c. Penarikan Kesimpulan
kenyataan.
9. Tahap-tahap Penelitian
15
a. Pra Lapangan
b. Pekerjaan Lapangan
data.
c. Analisis Data
pembaca.
G. Sistematika Penulisan
16
Sistematika penulisan skripsi yang disusun terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian
awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar
halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar
Bagian inti atau isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab
Bab II: Kajian pustaka dijelaskan tentang kajian tentang sistem full day scool,
kajian tentang pembentukan akhlak, dan kajian tentang penelitian yang relevan.
Bab III: Paparan data dan temuan penelitian berisi tentang gambaran data yang
school dalam pembentukan akhlak siswa dan efektivitas full day school dalam
akhlak dengan full day school SD Integral Hidayatullah Salatiga dan efektivitas
Salatiga.
17
Bagian akhir dari skripsi ini, memuat: Daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kata Full Day School berasal dari bahsa Inggris, full artinya penuh,
day artinya hari, dan school artinya sekolah (Echols dan Shadily, 2010:
259). Jadi pengertian full day school adalah sekolah sepanjang hari atau
pendalaman materi.
akan tetapi juga dilaksanakan di luar sekolah atau di tempat lain seperti di
kesempatan belajar siswa lebih banyak, guru dapat mengatur waktu agar
lebih kondusif, orang tua siswa terutama yang sibuk berkarir akan lebih
tenang karena anaknya ada di sekolah sepanjang hari dan berada dalam
19
pengawasan guru. Dalam full day school lamanya waktu belajar
(www.informasiguru.com/2016/08/PengertiandanMaknaFullDaySchool.ht
20
3. Kurikulum Full Day School
(www.jenterasemesta.or.id/2016/08/full-day-school-konsep-dan-
(tamimsyafii.blogspot.co.id/2016/10/kebijakan-full-day-school.html
1) Kurikulum
21
2) Manajemen Pendidikan
17).
22
Adanya faktor pendukung, juga diiringi oleh faktor penghambat.
atau tenaga teknis, dan dana, serta kualitas guru juga sangat
B. Pembentukan Akhlak
23
a. Ibn Miskawaih
b. Imam Al Ghazali
tanpa perlu pikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya
lahir perbuatan yang baik maka disebut akhlak terpuji. Dan jika
c. Sidi Gazalba
bahwa seluruh definisi akhlak tersebut sama maksudnya dan saling melengkapi
yaitu sifat yang tertanam kuat dalam jiwa yang nampak dalam perbuatan lahiriah
yang dilakukan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran lagi dan sudah
menjadi kebiasaan yang dilakukan secara sadar dan disengaja sehingga lahir
24
perbuatan baik yang disebut akhlak terpuji, dan perbuatan tercela yang disebut
akhlak tercela.
macam metode terus dikembangkan. Hal ini menunjukkan bahwa akhlak memang
perlu dibina, dan pembinaan ini ternyata membawa hasil berupa terbentuknya
akhlak. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa berbagai perbuatan ibadah tidak
lain merupakan sarana untuk mencapai akhlak yang baik, dan Rasulullah
merupakan contoh atau suri tauladan yang baik dalam hal ini. Karena yang
25
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”
Allah bahkan memuji akhlak Rasulullah melalui firman-Nya dalam surah al-
lain:
sesuatu apapun.
26
b. Akhlak kepada Sesama Manusia
27
dalam segala hal, mencintai dan menyayangi sebagaimana
saling berbagi.
28
semesta ini. Oleh karena itu manusia mempunyai tugas dan
beramal shaleh.
29
c. Mempersiapkan insan beriman dan shaleh yang bisa berinteraksi
Islam.
hak-hak persaudaraan.
adalah bagian dari seluruh umat Islam yang berasal dari daerah,
177-204):
a. Keteladanan
30
dan sebagainya kepada peserta didik. Keteladanan merupakan
b. Pembiasaan
c. Memberi Nasihat
31
5. Faktor-Faktor Pembentukan Akhlak
2013: 165).
diberikan kepada anak itu baik, maka baiklah anak itu. Demikian
32
pendidikan atau pembentukan dan pembinaan yang dibuat secara
ini tampak sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini dapat dipahami dari
faktor utama yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Ya‟qub, 1993:
57).
33
a. Faktor intern yang terdiri dari instink (naluri), kebiasaan,
salah satu cara yang efektif karena satu lagu dapat diintegrasikan dengan
34
Yunani mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Madiun.” Hasil skripsi ini menyimpulkan bahwa dengan program full day
klasikal dengan pembelajaran aktif. Dari hasil program full day school
2009: 76)
Hasil skripsi ini menyimpulkan bahwa program full day school untuk
35
Lilies Widyowati mahasiswi Program Pascasarjana Sekolah Tinggi
Hidayatullah Salatiga.
36
BAB III
Indonesia.
hanya tiga program yaitu sosial, dakwah, dan ekonomi. Maka pada
depan.
37
Taman Penitipan Anak (TPA), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
Bapak Syakur Muhtar M.Pd.I selama tiga tahun sampai mendapat ijin
2. Identitas Sekolah
Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah dengan kode pos 50715 dan kode
wilayah 0298. Status sekolah adalah swasta, yang berdiri pada tahun
2006 dan mendapat ijin beroperasi pada tahun 2010, dengan identitas
pusat kecamatan kira-kira 1 km, dan dari pusat otoda kira-kira 5 km.
38
3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
a. Visi
b. Misi
c. Tujuan
1) Karakter Keagamaan
Ihsan.
dzikir.
2) Karakter Keilmuan
berdasarkan ilmu.
39
b) Tumbuh semangat belajar, rasa ingin tahu tinggi dan senang
3) Karakter Kemandirian
yang dimiliki.
4. Struktur Organisasi
5. Data Sekolah
a. Data Guru
Kepegawaian
40
1. Wuryantoro, S.Pd.I GTY Kepala
Sekolah
41
alumni pesantren yang memiliki dedikasi tinggi untuk memajukan
dibedakan antara guru pagi dengan guru sore (diniyyah). Guru pagi
b. Data Siswa
1. I 15 5 20
2. II 10 10 20
3. III 13 15 28
4. IV 1 8 9
5. V 6 4 10
6. VI 8 6 14
JUMLAH 101
42
Dari data siswa diatas dapat dilihat bahwa keadaan siswa di
penamaan kelas diniyyah yaitu kelas ibtida‟, ula, wustho, dan ulya.
Dari jumlah setiap kelaspun juga tidak sama dengan kelas pagi
kemampuan siswa.
43
c. Data Sarana Prasarana Sekolah
digunakan untuk:
Putra
Putri
Laboratorium
44
12. Ruang penjaga 1 ruang Baik
sekolah
6. Kurikulum Sekolah
45
“Tujuan kami menerapkan kurikulum integral berbasis
tauhid yaitu dengan pengintegrasian nilai-nilai tauhid ke dalam
kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik tidak hanya
mampu memahami pembelajaran saja, akan tetapi juga dapat
mengetahui nilai keIslaman yang terkandung serta dapat
mengamalkannya.”(hasil wawancara dengan bapak Wuryantoro
selaku Kepala Sekolah pada Senin, 16 Januari 2017).
tahfidz hadits, tahfidz doa, halaqoh, dzikir pagi dan sore, ibadah,
46
B. Pelaksanaan Full Day School dalam Pembentukan Akhlak Siswa
umum.
(penguatan agama).
ada klasifikasi untuk kelas pagi dengan kelas madin terkait tenaga
adalah agar peserta didik lebih fokus dan maksimal dalam mengikuti
pembelajaran. Hal yang sama juga disampaikan oleh Ust. Rosyid selaku
Waka Diniyyah.
“iya mbak, memang benar. KBM dibedakan, pagi untuk umum dan sore
dikhususkan untuk penguatan agamanya. Kemudian juga untuk gurunya
juga beda dengan guru pagi, karena kelas madin dikhususkan pada
pelajaran agama saja. Tujuannya agar lebih spesifik dalam pengelolaannya
dan siswa tidak bosan jika gurunya beda.” (hasil wawancara dengan Waka
Diniyyah SD Integral Hidayatullah Salatiga pada Rabu, 18 Januari 2017).
“kelas madin itu punya nama-nama kelas sendiri, bukan lagi dengan nama
kelas 1, 2, 3,dst..tetapi dengan 4 kelas saja yang terdiri kelas ibtida‟ yang
paling rendah tingkatan kelasnya, ula, wustho, dan ulya adalah yang paling
47
tinggi tingkatannya. Pembagiannya itu berdasarkan target pencapaian
dalam hafalan. Jadi bisa saja anak yang sebenarnya sudah kelas 5 di kelas
pagi menjadi kelas ula atau bahkan ibtida‟ di kelas madin. Tujuannya agar
memudahkan mereka dalam perbaikan dan evaluasi. Selain itu, sebagai
motivasi bagi dirinya.” (hasil wawancara dengan Waka Diniyyah SD
Integral Hidayatullah pada Rabu, 18 Januari 2017).
SD Integral Hidayatullah Salatiga menerapkan full day school (selanjutnya
unggul sebagaimana visi dan misinya. Peserta didik tidak hanya memiliki
spiritual.
“Mengapa FDS ini diterapkan, karena menurut kami, seorang siswa itu
tidak hanya sebatas butuh materi-materi umum saja sebagaimana SD pada
umumnya, tapi juga butuh materi-materi agama yang mana lebih
dibutuhkan bagi perkembangannya dan akan berguna untuk diaplikasikan
didalam kehidupannya dalam rangka menghadapi masa depan mereka.”
“Contohnya; sholat berjamaah, sholat tepat waktu, hafal doa dan wirid,
dengan begitu siswa yang mengikuti FDS akan terbiasa melakukan hal-hal
positif. Apalagi jika terpantau oleh guru, sehingga selanjutnya jika sudah
biasa maka akan dilakukan dengan kesadaran mereka sendiri tanpa
pantauan lagi.”
“Kemudian di sekolah ini juga diadakan agenda setelah ujian semester
untuk mengisi waktu senggang setelah tes semester dengan “pasar
kejujuran”, teknisnya kami para bapak ibu guru menyiapkan dagangannya,
kemudian anak-anak yang membeli dengan mengambil sendiri barangnya,
membayar sendiri, dan mengambil uang kembalian sendiri. Tanpa
pantauan kami. Dan itu sudah terlaksana 2x dan alhamdulillah dari
perhitungan harga dengan uang yang didapat bisa sama, tidak kurang tidak
lebih. Nah, itu berarti bahwa anak-anak kami jujur. Harapannya kedepan
anak-anak sendiri yang menyiapkan dagangan juga yang membeli,
kemudian hasil yang diperoleh tidak sama lagi dengan harga barang tapi
justru lebih. Artinya disini mengalami peningkatan akhlak anak jujur juga
ikhlas bersedekah.”(hasil wawancara dengan Kepala Sekolah pada Senin,
16 Januari 2017).
Demikian keterangan dari Kepala Sekolah SD Integral
48
yang mengikuti FDS menjadi terbiasa melakukan hal positif karena
didik ini diadakan satu semester sekali karena biasanya di sekolah ini tidak
digunakan para pengajar, baik pada kelas pagi maupun kelas madin. Agar
ditujukan bagi peserta didik yang dinilai belum mencapai target kelas atau
49
yang sedang mengalami masalah. Metode telaah ayat atau hadis juga
metode telaah ayat dan hadis dapat disimpulkan dari petikan catatan
lapangan berikut.
“Di dalam satu kelas terdapat beberapa siswa dengan satu guru, guru itu
membacakan arti dari ayat kemudian setelah selesai anak-anak secara
bersama membaca juga arti ayat tersebut. Setelah selesai, guru mulai
menerangkan kandungan atau intisari dari ayat tersebut menggunakan
buku pedoman. Dan anak-anak mendengarkan dengan seksama. Dan
setelah selesai secara bergantian diuji guru dengan kepahamannya.”(hasil
observasi kelas diniyyah pada Kamis, 19 Januari 2017).
hadis adalah metode untuk menerangkan kandungan ayat dan hadis dengan
yang diungkapkan oleh bu Novia, wali kelas 3 bahwa itu adalah metode
tutor sebaya.
“Memang tempat duduk di kelas 3 sengaja saya buat begitu mbak. Itu
adalah salah satu metode saya. 4 anak itu terdiri dari 2 anak yang kurang
dan 2 anak yang lebih pandai. Mereka berhadap-hadapan, harapan saya
dengan begitu anak yang kurang tersebut dapat terbantu oleh anak yang
pandai itu. Metode itu bisa disebut metode tutor sebaya.”(hasil wawancara
dengan guru kelas 3, ibu Novia S. pada Rabu, 18 Januari 2017).
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa metode tutor
50
menghilangkan kecanggungan, rasa malu, dan selain itu bahasa teman
51
Adapun keunggulan tersebut antara lain:
b. Pendidikan Karakter Anak yang tidak sebatas teori, tetapi aplikatif dan
pada anak.
Salatiga, telah mendapatkan respon positif dari orang tua wali siswa yang
52
Dari keterangan bu Mila ini dapat disimpulkan bahwa anak tetap
mereka di sekolah lebih senang dan nyaman karena banyak teman. Selain
“Aku malah lebih suka di sekolah, karena banyak temannya. Terus bisa
tambah ilmu. Tidak terasacapek kalau di sekolahan kok.”(hasil wawancara
dengan siswa, Nadila Azzahra kelas 3 (kelas pagi), kelas wustho (kelas
diniyyah), pada Kamis, 19 Januari 2017).
sekolah. Jadi meskipun belajar di sekolah sehari penuh, dari pagi hingga
sore, tidak membuat peserta didik bosan atau lelah. Justru mereka merasa
siswa betah berada di sekolah. Adapun dengan siswa yang merasa betah
53
BAB IV
PEMBAHASAN
dapat dideskripsikan.
Salatiga
IPTEK.
terjadi di masyarakat.
54
2. Kurikulum Full Day School di SD Integral Hidayatullah Salatiga
Salatiga merupakan wujud aplikasi dari visi dan misi sekolah yaitu
Hidayatullah Salatiga
55
b. Matang Emosional berarti memiliki kepekaan dan kepedulian
percaya diri.
Salatiga
sunnah rosul, selain itu dengan wudhu dari rumah maka siswa telah
56
Siswa setibanya di sekolah akan disambut bapak ibu guru.
dengan ibu guru. Hal ini adalah wujud interaksi antara guru
dhuha diikuti oleh seluruh siswa, dan dipimpin oleh salah satu
dengan begitu siswa terbiasa dengan sholat yang baik dan benar
dengan wirid, berdzikir, dan berdoa bersama. Hal ini agar siswa
57
kelas, guru dan siswa mengawali dengan berdoa bersama. Setelah
makhluk hidup.
Allah.
Salatiga, yang mana di sekolah inilah siswa tahu dan paham nilai-nilai
58
b. Kelas Sore (Madin): berlangsung dari jam 13.00-15.30 WIB
atau hafalan, hal ini adalah sebagai bekal awal dakwah bagi siswa.
bersama dalam satu kelas. Hal ini juga melatih siswa untuk dapat
59
berdemokrasi dan bekerja sama sekaligus berlatih bertanggung
jawab.
13.00 WIB
Salatiga ada 2 yaitu yang pertama jam 09.00-09.30 WIB dan yang
kedua jam 12.15-13.00 WIB. Pada saat jam istirahat siswa dapat
bagi yang tidak membawa bekal dari rumah. Siswa dilarang untuk
60
sehingga tidak akan membuat siswa membeda-bedakan dengan
ini digunakan dalam menyikapi siswa yang belum sesuai sikap atau
Akhlak Siswa
61
melakukan sesuatu, menutup aurat, bersikap sopan, berbicara baik,
ditetapkan.
62
intisari dari ayat dan hadis tertentu yang sedang dipelajari.
63
hadis, berpuasa, bersedekah, menjadi imam shalat, dan menjaga
kesucian.
besih.
64
Mandiri diwujudkan dengan mengerjakan tugas dengan
tugas dan PR yang diberikan sekolah, ijin jika tidak masuk sekolah,
atau peralatan belajar jika ada teman yang tidak membawa, adanya
65
8. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Full Day School
a. Faktor Pendukung
b. Faktor Penghambat
yang dahulu.
66
B. Efektivitas Full Day School dalam Pembentukan Akhlak Siswa di SD
Salatiga adalah dari alumni perguruan tinggi negeri dan swasta, serta
panutannya.
67
Menunjang bukan berarti harus lengkap dan mewah. Melainkan yang
pendidik.
akan terhindar dari hal negatif dan mengerjakan hal positif; sedangkan
membuat siswa tidak merasa bosan dan senang mengikuti full day
school di sekolah.
68
5. Lingkungan yang Kondusif
orang tua kepada guru dan diwujudkan dengan kerja sama yang baik
antara orang tua dan guru. Diantara keuntungannya adalah orang tua
69
7. Akhlak yang Terbentuk
dan kuat.
70
beribadah, sehingga terpenuhi indikator pencapaian yaitu cerdas
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pendekatan alam.
2. Pembentukan akhlak melalui full day school berjalan dengan efektif dan
lancar.
B. Saran
kurikulum.
72
4. Orang Tua Wali Siswa: dapat lebih aktif dalam berinteraksi dan bekerja
optimal kepada anak, sebab orang tua merupakan pendidik utama bagi
anak.
73
DAFTAR PUSTAKA
75
DAFTAR NILAI SKK
NIM : 111-12-137
Mengetahui
1. Metode apakah yang bapak/ ibu terapkan dalam KBM yang membuat
siswa tidak merasa bosan berada di sekolah hingga sore?
Tentunya metode yang kami gunakan banyak mbak. Ada metode
cerita, metode diskusi, metode pesan berantai, metode tutor sebaya,
dll.
2. Menurut bapak/ibu apakah KBM ini efektif dalam pembentukan akhlak
siswa?
Iya efektif mbak, karena melalui KBM yang berlangsung selalu
diintegrasikan dengan nilai tauhid yang berkaitan dengan akhlak
siswa.Biasanya kami memasukkan nilai tauhid itu saat appersepsi.
Jadi sebelum menjelaskan materi pelajarankami memasukkan nilai
tauhid yang terkait. Misal: pada materi PKn tentang sopan santun, bisa
memasukkan hadis tentang menjaga lisan atau pelajaran IPA tentang
tumbuhan bisa dengan pengamatan langsung kemudian dimasukan
nilai tauhid yang berisi tumbuhan diciptakan oleh Sng Pencipta,
sehingga dengan begitu siswa akan bertambah pemahaman agama dan
dapat diaplikasikan dalam perilakunya.
3. Apakah sarana prasarana yang disediakan di sekolah sudah menunjang?
Sudah cukup mbak
4. Apakah faktor penunjang?
Kurikulumnya sesuai, guru, lingkungan sekolah, dukungan orang tua
5. Apalah faktor yang menghambat?
Latar belakang siswa yang berbeda, siswa pindahan dari sd lain.
LAMPIRAN 4: Transkrip Wawancara IV
Deskripsi data:
Interpretasi:
Deskripsi data:
Interpretasi:
Deskripsi data:
Interpretasi:
Deskripsi data:
Interpretasi:
Deskripsi data:
Interpretasi:
Deskripsi data:
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui sarana prasana dan lingkungan sekolah.
Dari observasi yang dilakukan diketahui bahwa sarana prasarana yang ada sudah
cukup dengan ruang untuk kegiatan belajar yang cukup, buku yang lengkap,
disediakannya makan siang di sekolah, serta lingkungan yang mendukung. Selain
itu, di sekolah ini berada di lingkungan pondok pesantren, hal itu memiliki
keuntungan tersendiri demi terwujudnya pembentukan akhlak yakni lebih
kondusif. Di sekolah ini juga tidak ditemukan kantin atau warung sekolah, hal
tersebut agar siswa makan makanan yang sehat dan melatih siswa untuk berhemat.
Interpretasi:
Deskripsi data:
Interpretasi:
Agama : Islam