Anda di halaman 1dari 233

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DENGAN MEDIA KARTU BERGAMBAR SCRAMBLE


PADA MATERI SISTEM TATA SURYA
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII
SMP DARUL FIKR ANDONG TAHUN PELAJARAN 2021/2022

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan

Oleh:

Dhimas Adha Raditya Rahmajati


NIM. 23060170087

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2021
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN MEDIA KARTU BERGAMBAR SCRAMBLE
PADA MATERI SISTEM TATA SURYA
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII
SMP DARUL FIKR ANDONG TAHUN PELAJARAN 2021/2022

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan

HALAMAN JUDUL

Oleh:
Dhimas Adha Raditya Rahmajati
NIM. 23060170087

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Muslimah Susilayati, M.Pd.


Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing

Hal : Naskah Skripsi


Lamp : 4 eksemplar
Saudara : Dhimas Adha R. R.

Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka Bersama ini, kami
kirimkan naskah skripsi saudari:

Nama : Dhimas Adha Raditya Rahmajati


NIM : 23060170087
Program Studi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/Tadris Ilmu Pengetahuan Alam
Judul : EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF DENGAN MEDIA KARTU
BERGAMBAR SCRAMBLE PADA MATERI SISTEM
TATA SURYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
KELAS VII SMP DARUL FIKR ANDONG TAHUN
PELAJARAN 2021/2022

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 9 November 2021
Pembimbing

Muslimah Susilayati, M.Pd.

ii
NIP. 19810609 201802 2
001

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN

iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

iv
HALAMAN MOTTO

v
“Gagal mu kemarin adalah hal yang wajar. Tidak perlu malu atau berkecil hati.

Berjuanglah kembali, karena hidup adalah tentang perjuangan.”

(Indra Sugiarto)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas kelimpahan rahmat serta karunia-

Nya, skripsi ini penulis persembahkan kepada:

vi
1. Bangun ku, tidur ku, doaku, sujud ku, bahagia ku dan sedih ku aku

tunjukan kepada Allah SWT yang selalu melindungi ku dan menerangi

setiap jalan ku.

2. Kedua orang tuaku, Almarhum Bapak Suharyadi Purwanto dan Ibu Ani

Puspa Kartikawati tercinta, yang senantiasa mendoakan, mendidik,

merawat, mencurahkan kasih sayang dan memberikan dukungan penuh

dalam menggapai cita-cita dan impianku. Semoga Allah SWT senantiasa

memberikan keberkahan dalam setiap langkahnya.

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang

telah senantiasa memberikan rahmat, hidayah serta Inayah-Nya. Sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran

vii
Kooperatif Tipe Scramble Dengan Media Kartu Bergambar Pada Materi Sistem

Tata Surya Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Darul Fikr Andong

Tahun Pembelajaran 2021/2022” dengan baik. Sebagaimana skripsi ini disusun

dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam Institut

Agama Islam Negeri Salatiga.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Agung Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di hari akhir kelak.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini adanya keterbatasan dan

banyak kekurangan, jauh dari kata sempurna. Dalam penyusunan skripsi ini,

penulis mengakui banyak mendapat bimbingan, pengarahan, bantuan, dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

3. Ibu Dr. Eni Titikusumawati, M.Pd. selaku Ketua Program Studi S1 Tadris

Ilmu Pengetahuan Alam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

4. Ibu Anggun Zuhaida, M.Pd. dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan serta arahannya. Semoga selalu diberikan kesehatan,

kemudahan, dan kelancaran dalam mengemban tugas-tugas beliau.

viii
5. Ibu Muslimah Susilayati, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu

memberikan ilmu, bimbingan, dan arahan hingga terselesaikannya skripsi ini.

Semoga selalu diberikan kesehatan, kemudahan, dan kelancaran dalam

mengemban tugas-tugas beliau.

6. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa, semangat,

dukungan, serta motivasinya dalam penyusunan skripsi ini.

7. Keluarga besar Mbah Harjo, yang senantiasa mencurahkan dukungan dan

doa-doanya untuk kelancaran dan keberkahan mencari ilmu di IAIN Salatiga,

semoga selalu diberikan kesehatan dan berada dalam lindungan-Nya.

8. Keluarga besar Scientist In laga yang tidak dapat disebutkan satu persatu

mulai dari dosen pembimbing, dosen pengajar, kakak-kakak dan adik-adik

tingkat yang telah menyalurkan ilmu selama kurang lebih 4 tahun terakhir ini,

semoga ilmu yang didapatkan menjadi amal ibadah dari beliau-beliau

sekalian.

9. Keluarga besar SMP Darul Fikar Andong, kepala sekolah, jajaran staf

kepengurusan serta para guru pengajar yang telah memberikan dukungan dan

izin melakukan penelitian, hingga dapat menghasilkan karya tulis berwujud

skripsi ini dengan baik.

10. Kekasihku Ella Susila yang selalu memberikan doa dan motivasi dalam

meraih prestasi ku setinggi-tingginya.

11. Sahabat dan teman-teman yang telah memberikan semangat dan turut

membantu dalam terselesaikannya skripsi ini.

ix
12. Teman-temanku seperjuangan terutama Angkatan 2017 yang selalu

memberikan motivasi dan semangat dalam studi ku.

13. Terakhir kepada semua pihak yang selalu penulis repotkan dalam hal apapun

terlebih dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini, oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis

mengharapkan kritik dan saran sehingga penulis dapat memperbaiki penyusunan

suatu karya ilmiah yang akan dating dan menjadi lebih baik lagi. Penulis

memohon maaf atas segala kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam

skripsi ini. Menjadi harapan besar bagi penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat

khususnya bagi pembaca sekalian.

Salatiga, 3 November 2021

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .................................................... iii

x
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .............................. iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

ABSTRAK ........................................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 6

1. Manfaat teoritis ...................................................................................................... 6

2. Manfaat praktis ...................................................................................................... 7

E. Definisi Oprasional ..................................................................................................... 7

1. Efektivitas .............................................................................................................. 8

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble .................................................... 8

3. Media Pembelajaran ............................................................................................... 8

xi
4. Kartu Bergambar .................................................................................................... 9

5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ............................................................................... 9

6. Materi Sistem Tata Surya ....................................................................................... 9

7. Hasil Belajar ........................................................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan................................................................................................ 10

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 12

A. Landasan Teori .......................................................................................................... 12

1. Pengertian Efektivitas .......................................................................................... 12

2. Model Pembelajaran Kooperatif Dengan media Kartu Bergambar Scramble ..... 13

3. Materi Sistem Tata Surya ..................................................................................... 38

4. Hasil Belajar ......................................................................................................... 53

B. Kajian Pustaka ........................................................................................................... 55

C. Hipotesis Penelitian ................................................................................................... 59

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 60

A. Jenis Penelitian .......................................................................................................... 60

B. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................................... 61

C. Populasi dan Sampel ................................................................................................. 61

1. Populasi ................................................................................................................ 61

2. Sampel .................................................................................................................. 61

D. Variabel Penelitian .................................................................................................... 62

E. Instrumen Penelitian.................................................................................................. 63

xii
1. Soal Tes Penguasaan Konsep Kognitif C1, C2, C3, dan C4 ............................... 63

2. Lembar Wawancara ............................................................................................. 64

3. Angket Respons Siswa ......................................................................................... 64

4. Dokumentasi ........................................................................................................ 65

F. Uji Coba Instrumen Penelitian .................................................................................. 65

1. Uji Validitas ......................................................................................................... 66

2. Uji Reliabilitas ..................................................................................................... 67

3. Taraf Kesukaran ................................................................................................... 68

4. Daya Pembeda...................................................................................................... 69

G. Metode Pengumpulan Data ....................................................................................... 70

1. Teknik Tes............................................................................................................ 70

2. Teknik Non Tes .................................................................................................... 71

H. Teknik Analisis Data ................................................................................................. 74

1. Analisis Hasil Belajar........................................................................................... 74

2. Analisis Angket Respons Siswa ........................................................................... 81

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ................. 83

A. Deskripsi Data ........................................................................................................... 83

1. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Media Kartu Bergambar

Scramble............................................................................................................... 83

B. Analisis Data ............................................................................................................. 91

1. Uji Coba Instrumen .............................................................................................. 91

xiii
2. Analisis data ......................................................................................................... 98

C. Pembahasan ............................................................................................................. 115

1. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif dengan Media Kartu Bergambar

Scramble pada Materi Sistem Tata Surya Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII

SMP Darul Fikr Andong Tahun Pelajaran 2021/2022 ....................................... 115

`BAB V PENUTUP ........................................................................................... 118

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 118

B. Saran........................................................................................................................ 118

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 120

LAMPIRAN ....................................................................................................... 124

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 211

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Kriteria Validitas…………………………………………...…...... 66

Tabel 3. 2 Kategori Tingkat Kesukaran……………………………………… 67

Tabel 3. 3 Kategori Daya Pembeda………………………………………...... 69

Tabel 3. 4 Kategori N-Gain Score…………………………………………… 78

Tabel 3. 5 Kategori Tafsiran Efektivitas N-Gain…………………………….. 78

Tabel 3. 6 Kriteria Respons Siswa…………………..………………...…....... 81

Tabel 4. 1 Keragaman Hasil Pre-Test Ranah Kognitif………….…………… 83

Tabel 4. 2 Skor Rentang Nilai Pre-Test Kelas Kontrol……..……………….. 84

Tabel 4. 3 Skor Rentang Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen………………..... 84

Tabel 4. 4 Keragaman Hasil Post-Test Ranah Kognitif …...………………… 86

Tabel 4. 5 Skor Rentang Nilai Post-Test Kelas Kontrol………………..…..... 86

Tabel 4. 6 Skor Rentang Nilai Post-Test Kelas Eksperimen………………… 87

Tabel 4. 7 Data Angket Respons Siswa…………..………………………….. 89

Tabel 4. 8 Kategori Validitas……………………………………………….... 90

Tabel 4. 9 Hasil Uji Validasi Butir Soal……………………………………... 91

Tabel 4. 10 Analisis Data Uji Validitas Butir Soal…………………………... 91

Tabel 4. 11 Hasil Analisis Data Uji Reliabilitas……………………………... 93

Tabel 4. 12 Kriteria Reliabilitas……………………………………………… 93

Tabel 4. 13 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal………………………………..... 93

Tabel 4. 14 Analisis Data Uji Taraf Kesukaran Soal……………………….... 94

Tabel 4. 15 Kategori Daya Pembeda……………………………………….... 95

Tabel 4. 16 Hasil Uji Daya Pembeda Soal………………………………….... 95

xv
Tabel 4. 17 Kategori Hasil Uji Pembeda Butir Soal………………………..... 96

Tabel 4. 18 Hasil Belajar Awal (Pre-Test) Kelas Eksperimen……………..... 97

Tabel 4. 19 Hasil Belajar Awal (Pre-Test) Kelas Kontrol………………….... 98

Tabel 4. 20 Data Statistik Hasil Pre-Test Siswa……………………………... 99

Tabel 4. 21 Hasil Uji Normalitas Pre-Test…………………………………... 101

Tabel 4. 22 Hasil Uji Homogenitas Pre-Test……………………………….... 102

Tabel 4. 23 Hasil Belajar Akhir (Post-Test) Kelas Eksperimen……………... 103

Tabel 4. 24 Hasil Belajar Akhir (Post-Test) Kelas Kontrol………………….. 104

Tabel 4. 25 Data Statistik Hasil Post-Test Siswa………………………...…... 105

Tabel 4. 26 Hasil Uji Normalitas Post-Test………………………………….. 106

Tabel 4. 27 Hasil Uji Homogenitas Post-Test……………………………….. 107

Tabel 4. 28 Hasil Analisis N-Gain Score Kelas Eksperimen………………... 108

Tabel 4. 29 Hasil Analisis N-Gain Score Kelas Kontrol…………………….. 109

Tabel 4. 30 Hasil Uji-T……………………………………………………..... 110

Tabel 4. 31 Kategori Respons Siswa………………………………………… 114

Tabel 4. 32 Data Angket Respons Siswa…………………………………….. 114

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Susunan Tata Surya...………………………………………….. 39

Gambar 2. 2 Bagian-Bagian Matahari…….………………………………..... 41

Gambar 2. 3 Planet Dalam (Merkurius, Venus, Bumi, Dan Mars)...………... 42

Gambar 2. 4 Planet Luar…...……………………...…………………………. 42

Gambar 2. 5 Bagian-Bagian Komet………………………………….....….... 43

Gambar 2. 6 Meteorit Di Arizona…………………...…...…………………... 44

Gambar 2. 7 Sabuk Asteroid Yang Terletak Antara Orbit Mars dan Jupiter... 45

Gambar 2. 8 Bentuk Bumi……………………………………………..…….. 46

Gambar 3. 1 Desain Penelitian………...……………………...……………... 59

Gambar 4. 1 Histogram Frekuensi Nilai Pre-test Kelas Kontrol………......... 85

Gambar 4. 2 Histogram Frekuensi Nilai Pre-test Kelas Eksperimen……...… 85

Gambar 4. 3 Histogram Frekuensi Nilai Post-test Kelas Kontrol……...…..... 88

Gambar 4. 4 Histogram Frekuensi Nilai Post-test Kelas Eksperimen...…….. 88

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Wawancara Dengan Guru IPA .............................................. 124

Lampiran 2. Hasil Penilaian Validasi Media ...................................................... 126

Lampiran 3. RPP Kelas Eksperimen ................................................................... 129

Lampiran 4. RPP Kelas Kontrol.......................................................................... 131

Lampiran 5. Hasil Penilaian Validasi RPP ......................................................... 133

Lampiran 6. Kisi-kisi Soal Uji Coba ................................................................... 135

Lampiran 7. Hasil Penilaian Validasi Kisi-Kisi Soal Uji Coba ......................... 136

Lampiran 8. Soal Uji Coba.................................................................................. 138

Lampiran 9. Kunci Jawaban Soal Uji Coba ........................................................ 146

Lampiran 10. Hasil Penilaian Validasi Soal Uji Coba ........................................ 147

Lampiran 11. Angket Respons Siswa ................................................................. 151

Lampiran 12. Hasil Penilaian Validasi Angket ................................................... 153

Lampiran 13. Lembar Jawaban Uji Coba Siswa ................................................. 155

Lampiran 14. Hasil Uji Coba Validitas Soal ....................................................... 156

Lampiran 15. Hasil Uji Reliabilitas Soal ............................................................ 157

Lampiran 16. Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal .................................................... 158

Lampiran 17. Hasil Uji Daya Beda Soal ............................................................. 159

Lampiran 18. Daftar Siswa Kelas Eksperimen ................................................... 160

Lampiran 19. Daftar Siswa Kelas Kontrol .......................................................... 161

Lampiran 20. Kisi-Kisi Soal Pre-Test Dan Post-Test ......................................... 162

Lampiran 21. Soal Pre-Test Dan Post-Test ........................................................ 163

Lampiran 22. Kunci Jawaban Soal Pre-Test Dan Post-Test ............................... 167

xviii
Lampiran 23. Lembar Jawaban Pre-Test Kelas Eksperimen .............................. 168

Lampiran 24. Lembar Jawaban Pre-Test Kelas Kontrol ..................................... 169

Lampiran 25. Lembar Jawaban Post-Test Kelas Eksperimen ............................. 170

Lampiran 26. Lembar Jawaban Post-Test Kelas Kontrol ................................... 171

Lampiran 27. Hasil Penilaian Pre-Test Dan Post-Test Kelas Eksperimen ......... 172

Lampiran 28. Hasil Penilaian Pre-Test Dan Post-Test Kelas Kontrol ................ 173

Lampiran 29. Data Statistik Hasil Pre-Test ........................................................ 174

Lampiran 30. Data Statistik Hasil Post-Test ....................................................... 176

Lampiran 31. Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 178

Lampiran 32. Hasil Uji Homogenitas ................................................................. 179

Lampiran 33. Hasil Uji Independent Sample T-Test ........................................... 180

Lampiran 34. Hasil Pengisian Angket Oleh Siswa ............................................. 181

Lampiran 35. Rekapitulasi Hasil Pengisian Angket ........................................... 183

Lampiran 36. Foto Kegiatan ............................................................................... 184

Lampiran 37. Surat penunjukan pembimbing skirpsi ......................................... 190

Lampiran 38. Surat Izin Penelitian...................................................................... 191

Lampiran 39. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ....................... 192

Lampiran 40. Lembar Konsultasi Pembimbing .................................................. 193

Lampiran 41. Satuan Kredit Kegiatan ................................................................. 196

Lampiran 42. Media Kartu Bergambar ............................................................... 197

xix
ABSTRAK

Rahmajati, Dhimas Adha Raditya. 2021. Efektivitas Model Pembelajaran


Kooperatif Dengan Media Kartu Bergambar Scramble Pada Materi
Sistem Tata Surya Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP
Darul Fikr Andong Tahun Pelajaran 2021/2022. Skripsi, Salatiga:
Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:
Muslimah Susilayati, M.Pd.

Kata Kunci: efektivitas; kartu bergambar; kooperatif; media pembelajaran;


model pembelajaran; scramble.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran


kooperatif dengan media kartu bergambar scramble pada materi sistem tata surya
terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Darul Fikr Andong Tahun Pelajaran
2021/2022.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode quasi
eksperimen dengan pre-test post-test control group design. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling.
Kelas VII B sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif dengan media kartu bergambar scramble dan kelas VII C sebagai kelas
kontrol dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Teknik
pengumpulan data dengan tes berupa soal pilihan ganda dan metode pengambilan
data dilakukan pre-test, post-test, dan angket respons siswa terhadap kartu
bergambar. Adapun teknik analisis data penelitian adalah dengan uji n-gain dan
uji t menggunakan program Statistical Package Social Science (SPSS) versi 22.0.
Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa menunjukkan persentase rata-
rata n-gain kelas eksperimen sebesar 71,45% dengan kriteria “Efektif”, sedangkan
persentase n-gain kelas kontrol sebesar 53,63% dengan kriteria “Kurang Efektif”.
Hasil uji t-test menunjukkan nilai thitung (6,032) > ttabel (2,003) dan taraf
signifikansi Sig. (2-tailed) sebesar 0,000  0,05, maka hipotesis H0 ditolak dan Ha
diterima. Hasil analisis angket respons siswa menunjukkan bahwa penilaian
keseluruhan terhadap model pembelajaran kooperatif dengan media kartu
bergambar scramble diperoleh persentase skor rata-rata sebesar 86,38% dan
termasuk dalam kriteria “Sangat Baik”. Dengan demikian dapat disimpulkan,
bahwa model pembelajaran kooperatif dengan media kartu bergambar scramble
pada materi sistem tata surya efektif terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP
Darul Fikr Andong.

xx
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan saat ini semakin berkembang, berbagai macam

pembaharuan dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas

pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan diperlukan berbagai

terobosan baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran,

maupun pemenuhan sarana serta prasarana Pendidikan.

Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah dipengaruhi oleh

berbagai faktor, antara lain guru, siswa, kurikulum dan lingkungan belajar

(Anni & Rifa’i, 2011). Menurut Sayekti (2012), ada dua faktor yang

mempengaruhi keberhasilan siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, misalnya

sikap terhadap belajar, motivasi belajar, rasa percaya diri, intelegensi,

kreativitas, dan kebiasaan belajar. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor

dari luar siswa, yang meliputi faktor keluarga, faktor masyarakat, dan faktor

sekolah seperti metode pembelajaran, guru, sarana, pendekatan pembelajaran,

maupun mata pelajaran.

Penggunaan pendekatan, metode dan model pembelajaran yang

monoton dapat mengakibatkan siswa kurang termotivasi. Minat siswa yang

kurang juga mengakibatkan siswa kesulitan dalam menerima pelajaran.

Penggunaan metode yang tepat dalam suatu mata pelajaran juga perlu untuk

1
diperhatikan. Menurut BSNP (2006) IPA merupakan mata pelajaran yang

berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga

IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan.

Guru memiliki peran penting dalam proses kegiatan belajar mengajar

khususnya dalam pembelajaran IPA. Salah satunya guru diharapkan dapat

menyajikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan kepada siswa

dengan jelas, agar siswa dapat memahami materi dan pembelajaran berjalan

secara efektif (learning how to learn). Tujuan dari pembelajaran IPA adalah

agar siswa mampu menghubungkan dan menerapkan pengalaman belajarnya

yang diperoleh di sekolah dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran juga

bertujuan untuk membawa perubahan yang mencakup penambahan ilmu

pengetahuan yang berbentuk kecakapan , ketrampilan, sikap, pengertian , dan

penyesuaian diri.

Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang aktif, karena tingkah

laku dan penerapan pengetahuan dipantau oleh guru mata pelajaran. Ilmu

Pengetahuan Alam berhubungan dengan cara mencari tahu mengenai alam

secara sistematis. Pembelajaran IPA ini diharapkan dapat menjadi wahana

bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Di sini, siswa

sebaiknya diberikan stimulus/rangsangan, agar lebih banyak melakukan

kegiatan atau menyelesaikan tugas dalam bentuk kelompok maupun individu

guna meningkatkan keaktifan dan kreatifitas.

2
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk mengatasi

kelemahan-kelemahan tersebut, maka untuk mencapai tujuan

pembelajarandan feedback / respons dari siswa, guru perlu melakukan inovasi

dan terobosan baru dalam kegiatan belajar mengajar. Tindakan yang dapat

dilakukan oleh guru yaitu memperbaharui proses kegiatan belajar mengajar

dari yang tradisional menjadi modern/kontekstual. Tindakan tersebut

dilakukan agar dalam proses belajar mengajar siswa dapat menemukan

suasana baru dan tidak merasa bosan. Kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan dengan model dan media yang efektif, efisien, dan menyenangkan

dapat mempermudah penyerapan dan pemahaman siswa terhadap materi yang

disampaikan.

Terkait dengan mutu pendidikan pada mata pelajran IPA khususnya

pada jenjang ini, sampai sekarang masih jauh dari yang kita harapkan,

demikian juga yang terjadi di SMP Darul Fikr Andong Boyolali. Hal ini

disebabkan karena kurangnya efektivitas pembelajaran serta variasi dari

media yang digunakan dalam metode pembelajaran. Berdasarkan wawancara

yang peneliti lakukan pada kelas VII di SMP Darul Fikr Andong Boyolali,

diketahui bahwa kebiasaan guru dalam menyampaikan pembelajaran IPA

masih menggunakan metode ceramah dan media yang digunakan kurang

menarik sehingga siswa merasa bosan dan tidak bersemangat pada saat

pembelajaran berlangsung. Penggunaan metode dan media pembelajaran

yang seperti itu, justru menyulitkan siswa untuk mengingat kembali materi

yang telah diperolehnya.

3
Pernyataan di atas diperkuat dengan data hasil belajar siswa pada saat

Penilaian Tengah Semester mata pelajaran IPA di SMP Darul Fikr Andong

yang diketahui bahwa dari 94 siswa 78 diantaranya mendapat nilai di bawah

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), dalam hal ini KKM mata pelajaran IPA

di SMP Darul Fikr Andong adalah sebesar 65. Sedangkan 16 siswa lainnya

mendapat nilai di atas KKM, yang berarti pencapaian hasil belajar siswa

sangatlah rendah dan kurang memuaskan. Rendahnya nilai yang diperoleh

siswa disebabkan oleh adanya faktor yang mempengaruhinya. Selain

pembelajaran yang masih berpusat pada guru, faktor lain yang mempengaruhi

hasil belajar yang rendah adalah model pembelajaran dan media pembelajaran

yang masih belum mendukung tercapainya tujuan pembelajaran IPA.

Agar tujuan dalam pembelajaran IPA ini dapat tercapai, hendaknya

seorang guru harus dapat memilih dan merencanakan model dan media

pembelajaran yang dianggap menarik dan tidak membuat jenuh untuk

keberlangsungan proses pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang

dapat diterapkan di dalam kelas adalah model pembelajaran kooperatif tipe

scramble.

Menurut Rober B. Taylor menyatakan bahwa kooperatif tipe scramble

merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan

konsentrasi dan kecepatan berpikir siswa. Metode ini mengharuskan siswa

untuk menggabungkan otak kanan dan otak kiri. Dalam metode ini, mereka

tidak hanya diminta untuk menjawab soal, tetapi juga menerka dengan cepat

jawaban soal yang sudah tersedia namun masih dalam kondisi acak.

4
Kelebihan dari metode ini, dapat melatih siswa untuk berfikir cepat dan tepat

(Miftahul Huda, 2013). Sehingga hasil belajar siswa bisa melampaui kriteria

ketuntasan minimal.

Penjelasan di atas, dapat dipahami apabila dalam Pembelajaran IPA

pada materi Tata Surya melalui model pembelajaran kooperatif tipe scramble

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Secara tidak langsung siswa akan

belajar meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikirnya.

Dalam mendukung keberhasilan penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe scramble dibutuhkan media yang sesuai. Penggunaan media

pembelajaran kartu bergambar menjadi salah satu alternatif media yang dapat

digunakan dalam pembelajaran IPA. Media ini diharapkan dapat membantu

guru dalam menyampaikan materi dan meningkatkan hasil belajar siswa,

tentu saja hal ini sangat menunjang proses kegiatan belajar mengajar terlihat

lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Siswa akan lebih tertarik sebab

mereka belajar sekaligus bermain. Melalui media bergambar dalam

pembelajaran IPA diharapkan prestasi belajar siswa akan meningkat.

Media pembelajaran yang ditawarkan di sini, sangat tepat digunakan

dalam pembelajaran IPA, khususnya materi Tata Surya. Materi Tata Surya

sangat kompleks untuk siswa kelas VII, oleh karena itu guru harus lebih

memperhatikan media yang digunakan dalam penyampaian materi tersebut.

Berdasarkan berbagai fenomena empirik yang telah dikemukakan di

atas, sehingga penulis dapat merumuskan judul penelitian yaitu: “Efektivitas

Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Media Kartu Bergambar Scramble

5
Pada Materi Sistem Tata Surya Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP

Darul Fikr Andong Tahun Pelajaran 2021/2022”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah ini adalah

“Bagaimana efektivitas model pembelajaran kooperatif dengan media kartu

bergambar scramble pada materi sistem tata surya terhadap hasil belajar

siswa kelas VII SMP Darul Fikr Andong Tahun Pelajaran 2021/2022?”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif dengan media

kartu bergambar scramble pada materi sistem tata surya terhadap hasil belajar

siswa kelas VII SMP Darul Fikr Andong Tahun Pelajaran 2021/2022.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak yang terkait, baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangsih dalam dunia

pendidikan, memperkaya ilmu pengetahuan serta juga wawasan bagi

perkembangan pendidikan di Indonesia. Bagi peneliti lain, hasil dari

penelitian dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut dengan menelaah

permasalahan yang lain.

6
2. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:

a. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan serta

pengetahuan sebagai dasar dalam upaya pengembangan diri guna

meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil penelitian

dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan profesionalisme

tenaga pendidik yang sesuai dengan tuntutan situasi terkini, serta

mencari solusi terhadap permasalahan pendidikan yang muncul di

lapangan.

b. Bagi siswa

Penelitian ini memberikan pengalaman belajar yang menarik

serta menyenangkan karena pembelajaran membutuhkan kerja sama

kelompok secara cepat.

c. Bagi sekolah/lembaga

Hasil penelitian dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam

menentukan kebijakan dimasa yang akan datang. Untuk memberikan

gambaran dalam pengembangan sekolah agar memiliki daya saing

yang kuat.

E. Definisi Oprasional

7
Istilah-istilah yang perlu didefinisikan secara operasional dalam

penelitian ini antara lain:

1. Efektivitas

Efektivitas merupakan suatu pengukuran dalam arti tercapainya

tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, maka efektivitas dapat

didefinisikan dengan melakukan pekerjaan yang benar (Drucker dalam

Bram, 2005). Menurut Arikunto (2012) efektivitas berarti berhasil atau

tepat guna. Efektivitas adalah taraf tercapainya suatu tujuan yang telah

ditunjukan. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapainya

tidaknya sasaran yang telah ditetapkannya.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble

Model pembelajaran kooperatif tipe scramble merupakan suatu

model pembelajaran dengan membagikan kartu soal dan kartu jawaban

yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia namun dengan

susunan yang ajak dan siswa bertugas mengkoreksi (membolak-balik

huruf) jawaban. Siswa digarapkan mampu mencari jawaban yang tepat /

benar (Widodo, 2009).

3. Media Pembelajaran

Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana

sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya

dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. (Yudhi. 2008)

8
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa media

pembelajaran merupakan salah satu perangkat penting dalam proses

belajar yang berguna sebagai sumber pesan dan materi oleh guru kepada

siswa secara efisien dan efektif

4. Kartu Bergambar

Kartu kata bergambar adalah kartu kecil yang berisi gambar, teks,

atau tanda simbol yang mengingatkan atau mengarahkan anak kepada

sesuatu yang berhubungan dengan gambar. Kartu kata bergambar

biasanya berukuran 8 x 12 cm, atau dapat disesuaikan dengan besar

kecilnya kelas yang dihadapi (Arsyad. 2011)

5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, konsep-konsep,

prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah

(Departemen Agama RI, 2004).

6. Materi Sistem Tata Surya

Sistem Tata Surya adalah susunan benda-benda langit yang

terdiri atas matahari sebagai pusat tata surya, planet-planet, komet,

meteoroid, dan asteroid yang mengelilingi matahari (Widodo dan

Rachmadiarti, 2016)

7. Hasil Belajar

Menurut Haryoko (2009), dalam kaitannya dengan hasil

pembelajaran, setiap kegiatan yang berlangsung pada akhirnya akan

9
dituntut hasil akhir dari kegiatan tersebut, demikian pula dalam

pembelajaran untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang yang belajar,

harus dilakukan pengukuran dan penilaian.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penyusunan skripsi ini terdiri dari bagian awal,

bagian inti dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo,

judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

penelitian, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,

daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak.

Adapun sistematika bagian inti dari skripsi terdiri dari lima bab, yaitu:

Bab I pendahuluan, pada bab ini memuat uraian yang berisi latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

definisi operasional, dan sistematika penulisan.

Bab II landasan teori berisi tentang landasan teori (telaah teoritik

terhadap pokok permasalahan/variabel penelitian), kajian pustaka (kajian

terdahulu), dan hipotesis penelitian.

Bab III metode penelitian membahas tentang jenis penelitian, lokasi

dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen

penelitian, uji coba instrumen penelitian, metode pengumpulan data dan

teknik analisis data.

Bab IV deskripsi, analisis data, dan pembahasan. Pada bab ini memuat

uraian yang berisi tentang deskripsi data, analisis data dengan adanya uji coba

10
instrumen dan analisis data yang diperoleh ketika penelitian serta pembahasan

dari penelitian yang dilakukan.

Bab V penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Bab ini menjadi

pokok bahasan penting dimana hasil dari penelitian yang dilakukan akan

disimpulkan dengan menelaah hasil yang diperoleh. Selanjutnya pada bagian

akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup

peneliti.

11
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengertian Efektivitas

Menurut J.M. Echols dalam Yulitta (2004) istilah efektivitas

berasal dari bahasa inggris “efectivity” (kata sifat) yang berarti dengan

hasil baik, dengan berhasil, efektif. Sedangkan dalam kamus

kontemporer efektivitas sama dengan keefektifan yang berarti usaha atau

tindakan yang membawa hasil. Efektivitas merupakan suatu pengukuran

dalam arti tercapaianya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, maka

efektivitas dapat didefinisikan dengan melakukan pekerjaan yang benar

(Drucker dalam Bram, 2005).

Menurut Arikunto (2012) efektivitas berarti berhasil atau tepat

guna. Efektivitas adalah taraf tercapainya suatu tujuan yang telah

ditentukan. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai

tidaknya sasaran yang telah ditetapkannya. Secara umum para ahli

sepakat mendefinisikan efektivitas menjadi taraf pencapaian sasaran serta

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas juga bisa diartikan

sebagai pengukuran keberhasilan pada pencapaian tujuan-tujuan yang

telah ditentukan. Oleh karena itu tingkat efektivitas dapat diukur dan

dipandang dari ketercapaian tujuan dari suatu program tersebut.

12
2. Model Pembelajaran Kooperatif Dengan media Kartu Bergambar

Scramble

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble

Scramble berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan

dalam bahasa Indonesia memiliki arti perebutan, pertarungan,

perjuangan. Pipit Sugiharti (2011) menyatakan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe scramble adalah metode pembelajaran

dengan membagikan lembar kerja yang harus diisi oleh siswa.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan

membuat beberapa paket soal dan jawaban berupa kartu-kartu.

Misalnya dalam 1 paket terdiri dari 15 kartu soal dan 20 kartu

jawaban sehingga siswa dapat terpacu untuk berpikir logis dan

kreatif. Penjelasan sebelumnya memiliki makna bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe scramble digunakan untuk sejenis

permainan anak-anak yang merupakan latihan.

Menurut Kokom Komalasari (2010) mengemukakan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe scramble merupakan model

pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu

konsep secara kreatif dengan cara menyusun huruf-huruf yang

disusun secara acak sehingga membentuk suatu jawaban atau

pasangan konsep. Suyatno (2009) berpendapat bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe scramble adalah suatu metode belajar

yang menggunakan kartu soal dan kartu jawaban yang dipasangkan

13
atau diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran kooperatif

tipe scramble menjadi alternatif proses belajar mengajar yang

didasarkan pada prinsip “belajar sambil bermain”, dimana siswa

melakukan penyusunan atau pengurutan suatu struktur bahasa yang

sebelumnya dengan sengaja telah diacak susunannya.

Robert B. Taylor dalam Miftahul Huda (2014) menyatakan

bahwa model pembelajaran kooperatif tipe scramble merupakan

model pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi dan

kecepatan berpikir siswa. Metode ini secara tidak langsung

menggabungkan otak kanan dan otak kiri. Dalam metode ini mereka

tidak hanya menjawab soal, namun juga menerka dengan cepat

jawaban soal yang sudah tersedia dan masih dalam kondisi acak.

Ketepatan dan kecepatan berpikir dalam menjawab soal menjadi

kunci permainan metode pembelajaran model kooperatif tipe

scramble. Skor siswa diperoleh dari seberapa banyak soal yang

dapat dijawab benar dan seberapa cepat soal-soal tersebut dikerjakan.

Sesuai dengan sifat jawabannya scramble terdiri atas

bermacam-macam bentuk (Soeparno, 1988), yaitu:

1) Scramble Kata

Yakni sebuah permainan dengan menyusun huruf-huruf

yang telah diacak susunannya sehingga membentuk suatu kata

yang bermakna, misalnya:

A-l-p-j-e-r-a= Pelajar, t-u-k-i-l = kulit.

14
2) Scramble Kalimat

Yakni sebuah permainan dengan menyusun kalimat dari

kata-kata yang telah diacak. Bentuk kalimat hendaknya logis,

bermakna, tepat, dan benar.

Contohnya:

a) pergi-ibu-pasar-ke

b) Menjadi :Ibu pergi ke pasar.

c) pasar-penjual-pembeli-di-ada-dan

d) Menjadi : Di pasar ada penjual dan pembeli

3) Scramble Paragraf

Yakni sebuah permainan menyusun suatu paragraf

berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil susunan paragraf

hendaknya logis, bermakna. Contohnya:

a) Paginya ikut pergi ke pasar membeli sayuran bersama ibu.

b) Sehabis makan aku membantu ibu mencuci piring.

c) Setiap hari minggu aku membantu ibu.

d) Membantu ibu memasak di dapur.

Kalimat acak tersebut disusun menjadi kalimat runtut:

Setiap hari minggu aku membantu ibu. Membantu ibu memasak

di dapur. Paginya ikut pergi ke pasar membeli sayuran bersama

ibu. Sehabis makan aku membantu ibu mencuci piring.

15
4) Scramble Wacana

Yakni, permainan menyusun wacana logis berdasarkan

paragraf yang diacak. Hasil susunan wacana dalam permainan

scramble wacana hendaknya logis dan bermakna.

Aris Shoimin (2014) mengungkapkan bahwa melalui

scramble siswa dapat berlatih menyusun kata, kalimat maupun

wacana yang acak susunannya menjadi susunan yang bermakna dan

mungkin lebih baik dari susunan aslinya. Aris Shoimin (2014)

menyebutkan sesuai dengan sifat jawabannya scramble terdiri atas 3

macam bentuk, yaitu: 1) scramble kata, yakni sebuah permainan

menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya

sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna; 2)

scramble kalimat, yakni sebuah permainan menyusun kalimat dari

kata-kata acak; 3) scramble wacana, yakni sebuah permainan

menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Begitu

pula menurut Budinuryanto, dkk (1997) bahwa berdasarkan sifat

jawabannya, scramble terdiri dari 3 macam bentuk yaitu scramble

kata, scramble kalimat, dan scramble wacana.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe scramble berbentuk permainan acak

kata, kalimat, dan paragraf. Melalui metode pembelajaran model

kooperatif tipe scramble, siswa dapat dilatih berkreasi menyusun

kata, kalimat, atau paragraf yang acak susunannya dengan susunan

16
yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya.

Metode permainan ini diharapkan dapat memacu minat belajar siswa

dalam pembelajaran IPA sehingga hasil belajarnya pun meningkat.

b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Scramble

1) Persiapan

Pada tahap ini guru menyiapakan bahan dan media yang

akan digunakan dalam pembelajaran. Media yang digunakan

berupa kartu soal dan kartu jawaban, yang sebelumnya jawaban

telah diacak sedemikian rupa. Guru menyiapkan kartu-kartu

sebanyak kelompok yang telah dibagi. Guru mengatur hal-hal

yang mendukung proses belajar mengajar misalnya mengatur

tempat duduk sesuai kelompok yang telah dibagi ataupun

memeriksa kesiapan siswa belajar dan sebagainya.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan dalam tahap ini adalah setiap masing-masing

kelompok melakukan diskusi untuk mengerjakan soal dan

mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok. Sebelumnya

jawaban telah diacak sedemikian rupa. Guru melakukan diskusi

kelompok besar untuk menganalisis dan mendengar

pertanggungjawaban dari setiap kelompok kecil atas hasil kerja

yang telah disepakati dalam masing-masing kelompok kemudian

membandingkan dan mengkaji jawaban yang tepat dan logis.

17
3) Tindak Lanjut

Kegiatan tindak lanjut tergantung dari hasil belajar siswa.

Contoh kegiatan tindak lanjut antara lain:

a) Kegiatan pengayaan berupa pemberian tugas serupa dengan

bahan yang berbeda.

b) Kegiatan menyempurnakan susunan teks asli, jika terdapat

susunan yang tidak memperlihatkan kelogisan.

c) Kegiatan mengubah materi bacaan (memparafase atau

menyederhanakan bacaan).

d) Mencari makna kosakata baru di dalam kamus dan

mengaplikasikan dalam pemakaian kalimat.

e) Membetulkan kesalahan-kesalahan tata bahasa yang

mungkin ditemukan dalam teks wacana latihan.

Satu hal yang penting dalam model ini, siswa tidak sekedar

berlatih memahami dan menemukan susunan teks yang baik dan

logis, tetapi juga dilatih untuk berpikir kritis analitis. Hal-hal yang

berkenaan dengan aspek kebahasaan, kebenaran, ketetapan struktur

kalimat dan tanda baca dapat menjadi perhatian dan perbincangan

siswa (Shohimin, 2014).

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe

Scramble menurut Bahri Djamarah dan Azwan Zain adalah sebagai

berikut.

18
1) Menjelaskan materi sesuai topik pembelajaran.

2) Membentuk siswa menjadi beberapa kelompok. Anggota setiap

kelompok berjumlah 4-5 orang.

3) Membagikan kartu soal dengan jawaban yang diacak

susunannya (Scramble).

4) Setiap anggota kelompok harus bekerja sama mencari kartu

jawaban yang tepat untuk kartu soal yang didapatkan. Guru

membagikan kartu refleksi, siswa menuliskan proses mereka

menemukan jawaban.

5) Memberikan waktu tertentu untuk mengerjakan soal.

6) Mengerjakan soal berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

7) Mengecek waktu dan memeriksa pekerjaan. Jika waktu

mengerjakan soal sudah habis, semua lembar kerja wajib

dikumpulkan. Dalam hal ini, baik yang sudah maupun belum

selesai harus mengumpulkan jawaban.

8) Melakukan penilaian yang dilakukan berdasarkan seberapa

cepat.

9) Mengerjakan soal dan seberapa banyak soal yang dikerjakan

dengan benar.

10) Memanggil salah satu anggota dari setiap kelompok maju ke

depan kelas untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

terhadap materi IPA. Apabila anggota kelompok yang maju ke

19
depan dapat menjawab soal dengan benar maka akan

memperoleh poin nilai untuk dirinya dan anggota kelompoknya.

Sintaks model pembelajaran kooperatif tipe scramble

menurut Miftahul Huda (2014) adalah sebagai berikut.

1) Menjelaskan materi sesuai topik pembelajaran.

2) Membentuk siswa menjadi beberapa kelompok.

3) Membagikan lembar kerja dengan jawaban yang diacak

susunannya (scramble).

4) Memberikan waktu tertentu untuk mengerjakan soal.

5) Mengerjakan soal berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

6) Mengecek waktu dan memeriksa pekerjaan. Jika waktu

mengerjakan soal sudah habis, semua lembar kerja wajib

dikumpulkan. Dalam hal ini, baik yang sudah maupun belum

selesai harus mengumpulkan jawaban.

7) Melakukan penilaian yang dilakukan berdasarkan seberapa

cepat mengerjakan soal dan seberapa banyak soal yang

dikerjakan dengan benar.

8) Memberikan apresiasi kepada kelompok yang berhasil dan

memberi semangat kepada yang belum cukup berhasil

menjawab dengan cepat dan benar.

Menurut Aris Shoimin (2014), secara umum model

pembelajaran kooperatif tipe scramble terdiri dari 3 kegiatan, yaitu

persiapan, kegiatan inti, dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatannya

20
tidak jauh berbeda dengan yang diungkapkan oleh Mifathul Huda

(2014). Kegiatan persiapan meliputi menyiapkan bahan dan media.

Kegiatan Inti meliputi diskusi kelompok untuk mengerjakan soal dan

mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok, kemudian diskusi

kelompok besar untuk menganalisis dan mendengar

pertanggungjawaban dari setiap kelompok kecil atas hasil kerjanya.

Kegiatan tindak lanjut meliputi kegiatan pengayaan dan kegiatan

mengoreksi.

c. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble

Menurut Aris Shohimin (2013), kelebihan model

pembelajaran kooperatif tipe scramble yaitu:

1) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu

yang dikerjakan dalam kelompoknya. Setiap anggota kelompok

harus mengetahui bahwa semua anggota mempunyai tujuan

yang sama. Mereka harus berbagi tugas dan tanggung jawab,

dikenai evaluasi, dan berbagai kepemimpinan. Selain itu, setiap

anggota kelompok membutuhkan keterampilan untuk belajar

bersama dan nantinya akan diminati pertanggungjawaban secara

individual tentang materi yang ditangani dalam kelompok

kooperatif. Maka dari itu, dalam teknik ini setiap siswa tidak ada

yang diam karena setiap individu diberi tanggung jawab akan

keberhasilan kelompoknya.

21
2) Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk saling

belajar sambil bermain. Mereka dapat berkreasi sekaligus

belajar dan berpikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak

membuat mereka stress atau tertekan.

3) Selain membangkitkan kegembiraan dan melatih keterampilan

tertentu metode scramble juga dapat memupuk rasa solidaritas

dalam kelompok.

4) Materi yang diberikan melalui salah satu metode permainan

biasanya mengesankan dan sulit untuk dilupakan.

5) Sifat kompetitif dalam metode ini dapat mendorong siswa

berlomba-lomba untuk maju.

6) Melatih siswa untuk berpikir cepat dan tepat

7) Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal dengan

jawaban acak.

8) Melatih kedisiplinan siswa.

d. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble

Menurut Aris Shohimin (2013), kekurangan pada model

pembelajaran kooperatif tipe scramble yaitu:

1) Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakan karena

terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

22
2) Terkadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu

yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikan dengan waktu

yang telah ditentukan.

3) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan

siswa menguasai materi pelajaran, pembelajaran ini akan sulit

diimplementasikan guru.

4) Metode permainan ini biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal

ini jelas mengganggu kelas yang berdekatan.

5) Siswa bisa saja mencontek jawaban temannya.

6) Siswa tidak dilatih untuk berpikir kreatif.

7) Siswa menerima bahan mentah yang hanya perlu diolah dengan

baik.

e. Pengertian Kartu Bergambar

Menurut kamus besar bahasa indonesia kartu adalah kertas

tebal berbentuk persegi panjang. Sedangkan kata adalah sebuah

unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan

perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan

dalam berbahasa. Gambar merupakan media yang paling umum

dipakai. Gambar merupakan bahasa yang umum, yang dapat

dimengerti dan dinikmati di mana-mana. (Imam Taufik, 2010)

Kartu kata bergambar adalah kartu kecil yang berisi gambar,

teks, atau tanda simbol yang mengingatkan atau mengarahkan anak

kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar. Kartu kata

23
bergambar biasanya berukuran 8x12 cm, atau dapat disesuaikan

dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi (Arsyad, 2011).

Menurut Ratnawati (dalam I Made Hartawan, 2018), kartu

kata bergambar adalah media yang dapat merangsang anak agar

lebih cepat mengenal huruf, membuat minat anak semakin kuat

dalam pengenalan huruf abjad kepada anak serta dapat merangsang

kecerdasan dan ingatan anak. Sedangkan menurut Izzan (2009)

media kartu kata bergambar adalah alat peraga dari koran berukuran

18 x 16 inci yang dibubuhi gambar-gambar menarik, kata, dan

ungkapan kalimat.

Rasyad juga menyebutkan (dalam Siti Muyasaroh, 2017)

media kartu bergambar dapat digunakan untuk melatih mengeja atau

memperkaya kosa kata. Kartu-kartu tersebut menjadi petunjuk dan

rangsangan bagi anak didik untuk memberikan respons yang

diinginkan melalui media pembelajaran'. Sito mengungkapkan

bahwa kartu adalah kertas tebal yang berbentuk segi empat.

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa kartu

kata bergambar adalah media praga dalam pembelajaran baca tulis

huruf alfabet yang berukuran 8x12 cm yang berfungsi untuk

menyampaikan informasi kepada siswa yang berupa huruf vokal dan

konsonan dan bagaimana cara membaca yang baik dan benar serta

menstimulasi siswa, memperkuat daya ingat dan kemampuan

berpikir siswa.

24
.

f. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin adalah bentuk

jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti sesuatu yang

berada di tengah (antara dua pihak), perantara, atau pengantar.

Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan

dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) dalam

Azhar Arsyad (2009) mengatakan bahwa “Media apabila dipahami

secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap”.

Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan

dilakukan secara terus menerus selama manusia masih hidup

(Thobroni, 2011). Belajar harus ditanamkan dalam jiwa anak, karena

hanya dengan belajarlah manusia akan memperoleh ilmu

pengetahuan dan kemajuan hidup manusia. Orang yang memperoleh

ilmu pengetahuan akan tercapai derajat yang tinggi, bukan karena

nilai ilmu yang disandangnya, tetapi juga pengalaman ilmu kepada

yang lain, baik secara lisan, atau tulisan, maupun dengan

keteladanan (Shihab, M. Quraish, 2002). Hal ini dinyatakan dalam

Al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11 sebagai berikut.

25
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan

kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka

lapangkan niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.

Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah,

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang

kamu kerjakan” (Al-Mujadalah: 11).

Pembelajaran pada pokoknya merupakan tahapan-tahapan

kegiatan guru dan siswa dalam menyelenggarakan program

pembelajaran, yaitu rencana kegiatan yang menjabarkan kemampuan

dasar dan teori pokok yang secara rinci memuat alokasi waktu,

indikator pencapaian hasil belajar, dan langkah-langkah kegiatan

pembelajaran untuk setiap materi pokok mata pelajaran. Aktivitas

proses pembelajaran ditandai dengan terjadinya interaksi edukatif,

yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, berakar secara metodologis

dari pihak pendidik dan kegiatan belajar secara pedagogis pada diri

siswa. Berproses secara sitematis melalui tahap rancangan,

pelaksanaan dan evaluasi.

Menurut Syaiful Sagala (2010), pembelajaran tidak terjadi

seketika, melainkan berproses melalui tahapan-tahapan yang

dicirikan dengan karakteristik tertentu. Pertama, melibatkan proses

mental siswa secara maksimal dalam proses pembelajaran. Kedua,

26
membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab secara terus

menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan

kemampuan berpikir siswa yang pada gilirannya dapat membantu

siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi

sendiri.

Menurut Ngainun Naim (2011), tujuan dari pembelajaran itu

sendiri adalah agar siswa menerima secara baik apa yang

disampaikan guru, menguasai pelajaran secara komprehensif, dan

siswa dapat mengembangkannya, baik melalui bimbingan guru

maupun mandiri. Pembelajaran disini bertujuan agar siswa bisa

mengalami suatu proses perubahan dengan bimbingan guru atau

melalui dirinya sendiri.

Menurut Fetti Rinawati (2020), pembelajaran disini

merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh pendidik untuk

mebelajarkan atau mengusaha sadarkan siswa pada lingkungan

belajar tertentu dan akhirnya terjadi perubahan tingkah laku. Oleh

karena itu pembelajaran merupakan suatu proses yang memiliki

komponen-komponen yang saling terkait. Dilihat dari sudut pandang

pembelajaran, seorang guru harus mampu memahami dan

melakukannya dalam pembelajaran di kelas agar tujuan

pembelajaran dapat tersampaikan dan diterima oleh siswa.

Dimyati dan Mujiono (1999) mengemukakan bahwa

pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru

27
untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana memperoleh

dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Pembelajaran yang efektif menurut M. Sobry Sutikno (2005)

adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat

belajar dengan mudah menyenangkan dan dapat tercapai tujuan

pembelajaran sesuai dengan harapan.

Moh. Uzer Usman (2011) mengatakan bahwa media

pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan ketika mengajar untuk

membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya

kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa.

Dalam proses pembelajaran seringkali guru menyebutkan istilah-

istilah yang belum pernah didengar oleh siswa sebelumnya. Tanpa

media, siswa tidak dapat membayangkan bahkan mengetahui apa

yang baru saja ia dengar dan akhirnya membuat siswa tidak dapat

sepenuhnya mengerti tentang materi tersebut. Oleh karena itu, media

sangat penting untuk mencegah verbalisme pada diri siswa.

Menurut Bahri dan Zain (2006), Media pembelajaran dapat

diartikan sebagai alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai

penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Media

pembelajaran sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar.

Media pembelajaran dapat digunakan sebagai perantara yang dapat

dibuat lebih menarik untuk menyampaikan pesan atau informasi-

28
informasi dari pemberi ke penerima, sehingga informasi tersebut

lebih mudah diterima dan dipahami oleh yang mendengarkan.

Berdasarkan pengertian media pembelajaran yang

dikemukakan oleh para ahli, disimpulkan bahwa media pembelajaran

adalah salah satu perangkat penting yang menjadi sarana maupun

prasarana dalam proses belajar yang berguna sebagai sumber pesan

dan materi oleh guru kepada siswa secara efisien dan efektif demi

tercapainya tujuan belajar.

g. Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran adalah sebagai alat bantu

pembelajaran agar dapat memperlancar proses interaksi antara guru

dan siswa. Seperti halnya yang diungkapakan Indriana (2011), media

pembelajaran memiliki beberapa manfaat, yaitu:

1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih mencapai standar.

2) Pembelajaran bisa menjadi lebih menarik.

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4) Waktu pembelajaran dapat dipersingkat dengan menerapkan

teori belajar.

5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan

dimanapun diperlukan.

29
7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses

pembelajaran dapat ditingkatkan.

8) Peran guru berubah ke arah yang lebih positif.

Setiap media pembelajaran yang digunakan pasti

mempunyai manfaat dalam penerapan saat pembelajarannya, karena

manfaat media pembelajaran dapat memberikan pengalaman bagi

siswa saat belajar, serta dapat menumbuh kembangkan dalam

pemahaman materi dan dapat digunakan untuk membantu siswa

dalam memecahkan masalah. Kustandi dan Sutjipto (2013)

mengungkapkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media

pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, yaitu:

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan

proses dan hasil belajar.

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan

perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,

interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya

serta memungkinkan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai

dengan kemampuan dan minatnya.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang,

dan waktu.

4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman

kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka

30
dan memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,

masyarakat, dan lingkungannya.

Manfaat media pembelajaran baik secara umum maupun

khusus sebagai alat bantu pembelajaran bagi guru dan siswa.

Menurut Sanaky (2013) manfaat media pembelajaran adalah sebagai

berikut.

1) Pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga

dapat lebih dipahami siswa dan memungkinkan siswa

menguasai tujuan guru dengan baik.

3) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan guru,

siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.

4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak

hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja tetapi juga

aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan,

mendemonstrasikan, dan lain-lain.

Dapat dipahami bahwa media pembelajaran memiliki

manfaat yang cukup signifikan seperti meningkatkan minat belajar

dan mengefisiensikan pembelajaran, sebab guru tidak banyak

menjelaskan, memberikan pengalaman langsung yang berdampak

positif terhadap pemahaman dan ingatan siswa daripada

31
pembelajaran yang verbal. Dengan demikian media pembelajaran

dapat digunakan untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran

sehingga kegiatan pembelajaran dapat efektif. Media pembelajaran

selain membantu dari sisi guru dalam mengajar, juga membantu

siswa untuk memudahkan dalam menerima materi pelajaran.

h. Fungsi Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai

pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa).

Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam

menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan

pembelajaran.

Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan,

fungsi media diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan

hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Adapun

fungsi media pembelajaran menurut Munadi (2013) adalah sebagai

berikut.

1) Fungsi Media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar. Secara

teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar.

Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan,

yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan lain-lain.

2) Fungsi Sematik yakni kemampuan media dalam menambah

perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau

maksudnya benar-benar dipahami siswa (tidak verbalistik).

32
3) Fungsi Manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik)

yang dimilikinya. Berdasarkan karakteristik ini, media memiliki

dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu

serta mengatasi keterbatasan inderawi.

4) Fungsi Psikologis

a) Fungsi Atensi, yaitu dapat meningkatkan perhatian siswa

terhadap materi ajar.

b) Fungsi Afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan

tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu.

c) Fungsi Kognitif, yaitu siswa akan memperoleh dan

menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili

objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang,

benda atau transaksi.

d) Fungsi Imajinatif, yakni dapat meningkatkan dan

mengembangkan imajinasi siswa.

e) Fungsi Motivasi, yaitu untuk mendorong, mengaktifkan,

dan menggerakkan siswanya secara sadar untuk terlibat

secara aktif dalam proses pembelajaran.

Media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama

apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau

kelompok yang besar jumlahnya. Menurut Kustandi dan Sutjipto

(2013) fungsi media pembelajaran yaitu dalam hal:

33
1) Memotivasi minat atau tindakan. Media belajar dapat

direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan.

2) Menyajikan informasi. Media pembelajaran dapat digunakan

dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa.

3) Memberi instruksi isi dan bentuk penyajian bersifat sangat

umum. Berfungsi sebagai perantara, ringkasan laporan, atau

pengetahuan latar belakang.

Dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya fungsi utama media

pembelajaran adalah sebagai sumber belajar. Fungsi-fungsi yang lain

merupakan hasil pertimbangan pada kajian ciri-ciri umum yang

dimilikinya serta bahasa yang dipakai dalam menyampaikan pesan

dan dampak atau efek yang ditimbulkannya.

i. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Berdasarkan klasifikasinya, media pembelajaran memiliki

karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik tersebut dapat dilihat

melalui tampilan media yang disajikan.

1) Media berbasis manusia

Media berbasis manusia merupakan media yang

digunakan untuk mengirim dan mengkomunikasikan peran atau

informasi.

2) Media berbasis cetakan

34
Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum

dikenal adalah buku teks, buku penuntun, buku kerja atau

latihan, jurnal, majalah, dan lembar lepas.

3) Media berbasis visual

Media berbasis visual (image) dalam hal ini memegang

peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual

dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.

Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat

memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia

nyata.

4) Media berbasis audio visual

Media visual yang menggabungkan penggunaan suara

memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah

satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio

visual adalah penulisan naskah dan story board yang

memerlukan persiapan yang banyak, rancangan dan penelitian.

5) Media berbasis komputer

Komputer memilih fungsi yang berbeda-beda dalam

bidang pendidikan dan latihan komputer berperan sebagai

manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama

Computer Managed Instruction (CMI). Modus ini dikenal

sebagai Computer Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung

35
pembelajaran dan pelatihan, akan tetapi ia bukanlah penyampai

utama materi pelajaran (Supriatna & Dadang 2009).

j. Kriteria Media Pembelajaran yang Efektif

Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa

media pembelajaran merupakan bagian dari sistem instruksional

secara keseluruhan (Arsyad, 2013). Untuk mendapatkan kualitas

media pembelajaran yang baik agar dapat memberikan pengaruh

yang signifikan dalam proses belajar mengajar, maka diperlukan

pemilihan dan perencanaan penggunaan media pembelajaran yang

baik dan tepat. Pemilihan media pembelajaran yang tepat ini

menjadikan media pembelajaran efektif digunakan dan tidak sia-sia

jika diterapkan. Maka beberapa kriteria yang perlu diperhatikan

dalam pemilihan media pembelajaran yang baik adalah sebagai

berikut.

1) Sesuai dengan Tujuan

Media pembelajaran harus dipilih berdasarkan tujuan

instruksional di mana akan lebih baik jika mengacu setidaknya

dua dari tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini

bertujuan agar media pembelajaran sesuai dengan arahan dan

tidak melenceng dari tujuan. Media pembelajaran juga bukan

hanya mampu mempengaruhi aspek intelegensi siswa namun

juga aspek lain yaitu sikap dan perbuatan.

36
2) Praktis, Luwes, dan Bertahan

Media pembelajaran tidak harus mahal dan selalu

berbasis teknologi. Pemanfaatan lingkungan dan sesuatu yang

sederhana namun secara tepat guna akan lebih efektif

dibandingkan media pembelajaran mahal dan rumit. Simpel dan

mudah dalam penggunaan, harga terjangkau dan dapat bertahan

lama serta dapat digunakan secara terus menerus patut menjadi

salah satu pertimbangan utama dalam memilih media

pembelajaran.

3) Mampu dan Terampil menggunakan

Apapun media yang dipilih, guru harus mampu

menggunakan media tersebut. Nilai dan manfaat media

pembelajaran sangat ditentukan oleh bagaimana keterampilan

guru menggunakan media pembelajaran tersebut. Keterampilan

penggunaan media pembelajaran ini juga nantinya dapat

diturunkan kepada siswa sehingga siswa mampu terampil

menggunakan media pembelajaran yang dipilih.

4) Keadaan Siswa

Kriteria pemilihan media yang baik adalah disesuaikan

dengan keadaan siswa, baik keadaan psikologis, filosofis,

maupun sosiologis anak, sebab media yang tidak sesuai dengan

keadaan anak didik tidak akan membantu banyak dalam

memahami materi pembelajaran.

37
5) Ketersediaan

Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk

mencapai tujuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat

digunakan jika tidak tersedia, menurut Wilkinson, media

merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut ketika

dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru.

(Astriani, 2018).

3. Materi Sistem Tata Surya

b. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Sistem tata surya merupakan materi IPA kelas VII SMP

semester 2. Pada kurikulum 2013 materi ini mempunyai KI 3.

Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.; dan 4.

Mencoba, mengolah, dan menyajikan dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,

dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan

sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Materi ini

mempunyai dua kompetensi dasar (KD) yaitu KD 3.11 Memahami

38
sistem tata surya, rotasi dan revolusi Bumi dan Bulan, serta

dampaknya bagi kehidupan di Bumi; dan KD 4.11 Menyajikan

karya tentang dampak rotasi dan revolusi Bumi dan bulan bagi

kehidupan di Bumi, berdasarkan hasil pengamatan atau penelusuran

berbagai sumber informasi.

c. Materi Sistem Tata Surya

Manusia telah melihat langit sejak ribuan tahun yang lalu.

Pengamatan awal mencatat terkait perubahan posisi dari planet-

planet dan mengembangkan ide-ide terkait tata surya yang

didasarkan pada pengamatan dan kepercayaan.

Saat ini, manusia juga mengetahui objek di dalam sistem tata

surya mengorbit pada Matahari. Selain itu, gravitasi Matahari juga

memengaruhi pergerakan benda-benda dalam sistem tata surya

sebagaimana gravitasi Bumi memengaruhi pergerakan bulan yang

mengorbit padanya.

Pada awal tahun 1600an, Johannes Kepler seorang ahli

matematika dari Jerman mulai mempelajari orbit planetplanet. Ia

menemukan bahwa bentuk orbit planet tidak melingkar, tetapi

berbentuk oval atau elips. Perhitungan lebih lanjut menunjukkan

bahwa letak Matahari tidak di pusat orbit, tetapi sedikit offset. Kepler

juga menemukan bahwa plane bergerak dengan kecepatan yang

berbeda dalam orbitnya di sekitar Matahari.

39
Bidang edar planet-planet dalam mengelilingi Matahari

disebut bidang edar dan bidang edar Bumi dalam mengelilingi

Matahari disebut bidang ekliptika. Susunan Tata Surya terdiri atas

Matahari, Planet Dalam, Planet Luar, Komet, Meteorid, dan Asteroid.

Gambar 2. 1 Susunan Tata Surya


(Sumber: https://www.freepik.com/brgfx, 2021 )

1) Matahari

Matahari adalah bintang yang berupa bola gas panas dan

bercahaya yang menjadi pusat sistem tata surya. Tanpa energi

intens dan panas Matahari, tidak akan ada kehidupan di Bumi.

Matahari memiliki 4 lapisan, yaitu sebagai berikut.

a) Inti Matahari, memiliki suhu sekitar 1,5 x 107ᵒC yang cukup

untuk mempertahankan fusi termonuklir yang berfungsi

sebagai sumber energi Matahari. Energi dari inti akan

diradiasikan ke lapisan luar Matahari dan kemudian sampai

ke ruang angkasa.

40
b) Fotosfer, memiliki suhu sekitar 6.000 Kelvin, dengan

ketebalan sekitar 300 km. Melalui fotosfer, sebagian besar

radiasi Matahari ke luar dan terdeteksi sebagai sinar

Matahari yang kita amati di Bumi. Di dalam fotosfer

terdapat bintik Matahari, yaitu daerah dengan medan

magnet yang kuat dan dingin serta lebih gelap dari wilayah

sekitarnya.

c) Kromosfer, memiliki suhu sekitar 4.500 Kelvin dan

ketebalannya 2.000 km. Kromosfer terlihat seperti gelang

merah yang mengeliling Bulan pada waktu terjadi gerhana

Matahari total.

d) Korona, merupakan lapisan terluar Matahari dengan suhu

sekitar 1.000.000 Kelvin dan ketebalannya sekitar 700.000

km. Memiliki warna keabu-abuan yang dihasilkan dari

ionisasi atom karena suhu yang sangat tinggi. Korona

terlihat seperti mahkota dengan warna keabu-abuan yang

mengelilingi Bulan pada waktu terjadi gerhana Matahari

total. Di antara inti dan fotosfer terdapat daerah radiasi dan

daerah konveksi. Di daerah tersebut energi berpindah secara

radiasi dan konveksi.

41
Fotosfer

Gambar 2. 2 Bagian-bagian Matahari


(Sumber: https://s-media-cache-ak0.pinimg.com, 2015)

2) Planet Dalam

Planet adalah benda langit yang tidak dapat

memancarkan cahaya sendiri. Planet hanya memantulkan cahaya

yang diterimanya dari bintang. Planet dalam disebut juga dengan

planet tersial. Planet tersial adalah planet yang letaknya dekat

dengan Matahari, berukuran kecil, memiliki sedikit satelit atau

tidak sama sekali, berbatu, terestrial, sebagian besar terdiri atas

mineral tahan api, seperti silikat yang membentuk kerak dan

mantelnya, serta logam seperti besi dan nikel yang membentuk

intinya.

Selain itu, planet dalam juga memiliki atmosfer yang

cukup besar untuk menghasilkan cuaca, memiliki kawah dan

fitur permukaan tektonik. Seperti lembah retakan dan gunung

berapi. Planet dalam terdiri atas: Merkurius, Venus, Bumi, dan

Mars.

42
Gambar 2. 3 Planet Dalam (Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars)
(Sumber: www.universetoday.com, 2015)

3) Planet luar

Planet luar disebut juga dengan planet Jovian. Planet

Jovian adalah planet yang letaknya jauh dengan Matahari,

berukuran besar, memiliki banyak satelit, dan sebagian besar

tersusun dari bahan ringan. Seperti hidrogen, helium, metana,

dan amonia. Planet-planet dalam dan luar dipisahkan oleh sabuk

asteroid. Planet luar terdiri atas Jupiter, Saturnus, Uranus, dan

Neptunus.

Gambar 2. 4 Planet Luar


(Sumber: http://warrensburg.k12.mo.us/, 2015)

4) Komet

Komet berasal dari Bahasa Yunani, yaitu kometes artinya

berambut panjang. Komet adalah benda langit yang mengelilingi

Matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Komet ini terdiri

43
atas debu, partikel batu yang bercampur dengan es, metana, dan

amonia. Bagian-bagian komet, yaitu sebagai berikut.

a) Inti komet, yaitu bagian komet yang berukuran lebih kecil,

padat, tersusun dari debu dan gas.

b) Koma, yaitu daerah kabut di sekitar inti.

c) Ekor komet, yaitu bagian komet yang berukuran lebih

panjang. Arah ekor komet selalu menjauhi Matahari

dikarenakan dorongan yang berasal dari angin dan radiasi

Matahari.

Gambar 2. 5 Bagian-bagian Komet


(Sumber: Glenco Science Level Blue, 2008)
5) Meteoroid

Meteoroid adalah potongan batu atau puing-puing logam

(yang mengandung unsur besi dan logam) yang bergerak di luar

angkasa. Meteorid mengelilingi Matahari dengan orbit tertentu

dan kecepatan yang bervariasi. Meteoroid tercepat bergerak di

sekitar 42 km/detik. Ketika Meteoroid tertarik oleh gravitasi

Bumi, maka sebelum sampai di Bumi, meteorid akan

bergesekan dengan atmosfer Bumi. Gesekan tersebut akan

menghasilkan panas dan membakar meteoroid tersebut.

Meteoroid yang habis terbakar oleh atmosfer Bumi disebut

44
meteor. Apabila Meteoroid tidak habis terbakar oleh atmosfer

Bumi dan jatuh ke Bumi disebut meteorit.

Gambar 2. 6 Meteorit di Arizona


(Sumber: Glenco Science Level Blue, 2008)

6) Asteroid

Asteroid adalah potongan-potongan batu yang mirip

dengan materi penyusun planet. Sebagian besar asteroid terletak

di daerah antara orbit Mars dan Jupiter yang disebut sabuk

Asteroid.

Matahari

Gambar 2. 7 Sabuk Asteroid Yang Terletak Antara Orbit


Mars dan Jupiter
(Sumber: Glenco Science Level Blue, 2008)

45
7) Kondisi bumi

Dahulu orang beranggapan bahwa, Bumi adalah pusat

alam semesta. Mereka juga meyakini bahwa Matahari bergerak

mengelilingi Bumi. Akan tetapi, keyakinan itu tertumbangkan

ketika tahun 1543, Nicholas Copernicus mempublikasikan

bahwa Bulan bergerak mengelilingi Bumi, sedangkan Bumi dan

planet-planet lainnya bergerak mengelilingi Matahari. Gagasan

lainnya yang tidak benar adalah banyak orang meyakini bahwa

Bumi itu datar. Oleh karena itu, mereka takut apabila mereka

berlayar cukup jauh ke laut, mereka akan jatuh dari ujung dunia.

a) Bentuk bumi

Selama bertahun-tahun para pelaut mengamati

bahwa hal yang pertama kali mereka lihat di laut adalah

puncak kapal. Hal ini menunjukkan bahwa Bumi berbentuk

bulat. Begitu pula pada tahun 1522, Magelhaen telah

membuktikan bahwa Bumi berbentuk bulat. Waktu itu dia

mengadakan pelayaran dengan arah lurus, kemudian dia

berhasil kembali ke tempat awal dia berlayar. Astronot telah

melihat dengan jelas bentuk Bumi. Astronot dari atas

melihat bahwa terdapat sedikit tonjolan di khatulistiwa dan

terdapat bagian Bumi yang rata di bagian kutubnya. Hal ini

menunjukkan bahwa bentuk Bumi tidak benarbenar bulat,

46
akan tetapi sedikit lonjong. Bumi berdiameter sekitar

12.742 km.

Gambar 2. 8 Bentuk Bumi


(Sumber: http://wall-art.com/, 2015)

b) Rotasi bumi

Rotasi Bumi adalah perputaran Bumi pada porosnya.

Sedangkan kala rotasi Bumi adalah waktu yang diperlukan

Bumi untuk sekali berputar pada porosnya, yaitu 23 jam 56

menit. Bumi berotasi dari barat ke timur. Aktivitas yang

telah kamu lakukan adalah salah satu akibat dari rotasi

Bumi, yaitu terjadinya siang dan malam. Adapun akibat

lain dari rotasi Bumi adalah sebagai berikut.

(1) Gerak semu harian Matahari.

(2) Perbedaan waktu.

(3) Pembelokan arah angin.

(4) Pembelokan arah arus laut.

c) Revolusi bumi

Revolusi Bumi adalah perputaran (peredaran) Bumi

mengelilingi Matahari. Kala revolusi Bumi adalah waktu

yang diperlukan oleh Bumi untuk sekali berputar

47
mengelilingi Matahari, yaitu 365,25 hari atau 1 tahun. Bumi

berevolusi dengan arah yang berlawanan dengan arah

perputaran jarum jam. Akibat dari revolusi Bumi, yaitu

sebagai berikut.

(1) Terjadinya gerak semu tahunan Matahari.

(2) Perbedaan lamanya siang dan malam.

(3) Pergantian musim.

8) Kondisi bulan

Bulan berbentuk bulat mirip seperti planet. Permukaan

bulan berupa dataran kering dan tandus, banyak kawah, dan juga

terdapat pegunungan dan dataran tinggi. Bulan tidak memiliki

atmosfer, sehingga sering terjadi perubahan suhu yang sangat

drastis. Selain itu, bunyi tidak dapat merambat, tidak ada siklus

air, tidak ditemukan makhluk hidup, dan sangat gelap gulita.

Bulan melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu rotasi,

revolusi, dan bergerak bersama-sama dengan Bumi untuk

mengelilingi Matahari. Kala rotasi Bulan sama dengan kala

revolusinya terhadap Bumi, yaitu 27,3 hari. Oleh karena itu,

permukaan Bulan yang menghadap ke Bumi selalu sama.

Dampak dari pergerakan bulan di antaranya adalah sebagai

berikut.

a) Pasang surut air laut

48
Pasang adalah peristiwa naiknya permukaan air laut,

sedangkan surut adalah peristiwa turunnya permukaan air

laut. Pasang surut air laut terjadi akibat pengaruh gravitasi

Matahari dan gravitasi Bulan. Akibat Bumi berotasi pada

sumbunya, maka daerah yang mengalami pasang surut

bergantian sebanyak dua kali. Ada dua jenis pasang air laut,

yaitu pasang purnama dan pasang perbani.

(1) Pasang Purnama dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan

terjadi ketika Bulan purnama. Pasang ini menjadi

maksimum ketika terjadi gerhana Matahari. Hal ini

karena dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan Matahari

yang mempunyai arah yang sama atau searah.

(2) Pasang Perbani, yaitu ketika permukaan air laut turun

serendah-rendahnya. Pasang ini terjadi pada saat Bulan

kuartir pertama dan kuartir ketiga. Pasang perbani

dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan Matahari yang

saling tegak lurus

b) Pembagian bulan

Ada dua pembagian bulan, yaitu bulan sideris dan

bulan sinodis. Waktu yang dibutuhkan bulan untuk satu

kali berevolusi sekitar 27,3 hari yang disebut kala revolusi

sideris (satu bulan sideris). Tetapi karena Bumi juga

bergerak searah gerak Bulan, maka menurut pengamatan di

49
Bumi waktu yang dibutuhkan Bulan untuk melakukan satu

putaran penuh menjadi lebih panjang dari kala revolusi

sideris, yaitu sekitar 29,5 hari yang disebut kala revolusi

sinodis (satu bulan sinodis). Kala revolusi sinodis dapat

ditentukan melalui pengamatan dari saat terjadinya Bulan

baru sampai Bulan baru berikutnya. Satu bulan sinodis

digunakan sebagai dasar penanggalan Komariyah

(penanggalan Islam).

c) Face-fase bulan

Fase-fase Bulan merupakan perubahan bentuk-

bentuk Bulan yang terlihat di Bumi. Hal ini dikarenakan

posisi relatif antara Bulan, Bumi, dan Matahari. Fase-fase

Bulan adalah sebagai berikut.

(1) Bulan baru terjadi ketika posisi Bulan berada di antara

Bumi dan Matahari. Selama Bulan baru, sisi Bulan

yang menghadap ke Matahari nampak terang dan sisi

yang menghadap Bumi nampak gelap

(2) Bulan sabit terjadi ketika bagian Bulan yang terkena

sinar Matahari sekitar seperempat, sehingga

permukaan Bulan yang terlihat di Bumi hanya

seperempatnya

50
(3) Bulan separuh terjadi ketika bagian Bulan yang terkena

sinar Matahari sekitar separuhnya, sehingga yang

terlihat dari Bumi juga separuhnya (kuartir pertama)

(4) Bulan cembung terjadi ketika bagian Bulan yang

terkena sinar Matahari tiga perempatnya, yang terlihat

dari Bumi hanya tiga perempat bagian Bulan.

Akibatnya, kita dapat melihat Bulan cembung

(5) Bulan purnama terjadi ketika semua bagian Bulan

terkena sinar Matahari, begitu juga yang terlihat dari

Bumi. Akibatnya, kita dapat melihat Bulan purnama

(kuartir kedua)

9) Gerhana

Gerhana terjadi ketika posisi Bulan dan Bumi

menghalangi sinar Matahari, sehingga Bumi atau Bulan tidak

mendapatkan sinar Matahari. Gerhana juga merupakan akibat

dari pergerakan Bulan. Ada dua jenis gerhana, yaitu gerhana

Matahari dan gerhana Bulan.

a) Gerhana matahari

Gerhana Matahari terjadi ketika bayangan Bulan

bergerak menutupi permukaan Bumi. Dimana posisi Bulan

berada di antara Matahari dan Bumi, dan ketiganya terletak

dalam satu garis. Gerhana Matahari terjadi pada waktu

Bulan baru.

51
Akibat ukuran Bulan lebih kecil dibandingkan Bumi

atau Matahari, maka terjadi tiga kemungkinan gerhana,

yaitu sebagai berikut.

(1) Gerhana Matahari total, terjadi pada daerah-daerah

yang berada di bayangan inti (umbra), sehingga cahaya

Matahari tidak tampak sama sekali. Gerhana Matahari

total terjadi hanya sekitar 6 menit.

(2) Gerhana matahari cincin, terjadi pada daerah yang

terkena lanjutan umbra, sehingga matahari terlihat

seperti cincin.

(3) Gerhana matahari Sebagian, terjadi pada daerah-daerah

yang terletak di antara umbra dan penumbra (bayangan

kebur), sehingga matahari kelihatan Sebagian.

b) Gerhana bulan

Gerhana Bulan terjadi ketika Bulan memasuki

bayangan Bumi. Gerhana Bulan hanya dapat terjadi pada

saat Bulan purnama. Gerhana Bulan terjadi apabila Bumi

berada di antara Matahari dan Bulan. Pada waktu seluruh

bagian Bulan masuk dalam daerah umbra Bumi, maka

terjadi gerhana Bulan total. Proses Bulan berada dalam

penumbra dapat mencapai 6 jam, dan dalam umbra hanya

sekitar 40 menit.

52
4. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran

yang dilaksanakan di sekolah. Menurut Sidharta sebagaimana yang

dikutip oleh Agustanti (2012), menyatakan bahwa hasil belajar adalah

adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku

tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan

(kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun yang menyangkut nilai

atau sikap (afektif). Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui penilaian

kelas. Dengan mengukur hasil belajar, maka seseorang akan dapat

diketahui tingkat penguasaan tentang materi pelajaran yang telah

dipelajari. Hasil dari pembelajaran itu disebut hasil belajar.

Penelitian yang dilakukan Suwardi (2012) menunjukkan bahwa

terdapat 6 faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, antar lain: a)

faktor psikologi siswa (27,54%), yang terdiri dari kesulitan mengerjakan

tugas, nilai pelajaran, bakat siswa, minat, kesiapan dan motivasi; b)

faktor lingkungan masyarakat (10,18%), yang terdiri dari teman bergaul,

mass media, dan keaktifan siswa dalam berorganisasi; c) faktor

lingkungan sekolah ((8,70%), yang terdiri dari disiplin sekolah, relasi

siswa dengan siswa, dan alat pelajaran; d) faktor pendukung belajar

(6,98%), yang terdiri dari tugas belajar dan suasana di rumah; e) faktor

lingkungan keluarga (6,50%), yang terdiri dari latar belakang keluarga

dan pengertian orang tua; dan f) faktor waktu sekolah (6,23%).

53
Maisaroh & Rostrieningsih (2010), menyatakan bahwa nilai hasil

belajar adalah salah satu indikator yang bisa digunakan untuk mengukur

keberhasilan belajar seseorang. Nilai hasil belajar mencerminkan hasil

yang dicapai seseorang dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Dalam proses belajar mengajar, ada banyak faktor yang mempengaruhi

nilai hasil belajar siswa, baik yang berasal dari dalam diri siswa

(internal) maupun dari lingkungan luar (eksternal). Faktor internal terkait

dengan disiplin, respons dan motivasi siswa, sementara faktor eksternal

adalah lingkungan belajar, tujuan pembelajaran, kreativitas pemilihan

media pembelajaran oleh pendidik, serta metode pembelajaran. Faktor-

faktor tersebut mempengaruhi satu sama lain dan merupakan satu

kesatuan yang mendasari hasil belajar siswa.

Materi pembelajaran yang divisualisasikan dengan tepat akan

berdampak pada penguasaan konsep siswa sehingga hasil belajarnya

meningkat. Menurut Susanti (2014), hasil belajar merupakan nilai yang

diperoleh siswa pada akhir satuan pelajaran yang diukur dengan tes.

Siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila telah mencapai prestasi

belajar yang diharapkan. Dengan kata lain, hasil belajar adalah bukti

yakni nilai/prestasi yang didapat siswa.

Menurut Arikunto sebagaimana dikutip oleh Ngatini (2012),

manyatakan hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses

belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan

dapat diukur. Selanjutnya disimpulkan, hasil belajar adalah kemampuan-

54
kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman

belajarnya. Membagi tiga macam hasil belajar, yaitu (1) keterampilan

dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, serta (3) sikap dan cita-

cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada

pada kurikulum sekolah.

B. Kajian Pustaka

Berikut adalah penelitian-penelitian yang relevan terkait dengan

penelitian yang akan di teliti:

Nurul Qamariah, dkk. (2016) melakukan penelitian yang berjudul

“Penerapan Model Pembelajaran Scramble untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui model pembelajaran

scramble pada pembelajaran IPA Fisika pada pokok bahasan kalor di SMPN

4 Praya Barat Daya Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian yang

digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan hasil

penelitian dan pembahasan, peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran scramble dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

siswa SMPN 4 Praya Barat Daya. Hal ini dapat dibuktikan pada kemampuan

berpikir kreatif siswa pada siklus I mencapai 57% dengan kategori cukup

kreatif dan siklus II mencapai sebesar 79% dengan kategori kreatif.

Rizki Rahma Putri (2017) melakukan penelitian yang berjudul

“Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble Untuk

Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Materi

55
Sistem Peredaran Darah Manusia Di SMPN 1 Pasie Raja Aceh Selatan”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas

belajar siswa dan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Pasie Raja

Kabupaten Aceh Selatan pada materi sistem peredaran darah manusia dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble. Berdasarkan hasil

penelitian dan pembahasan, peneliti menyimpulkan bahwa Aktivitas belajar

siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe scramble

pada materi sistem peredaran darah manusia dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa dengan katagori sangat aktif dibandingkan dengan pembelajaran

konvensional tetap pada katagori aktif. Penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe scramble pada materi sistem peredaran darah manusia dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan pembelajaran konvensional

kelas VIII SMPN 1 Pasie Raja Aceh Selatan karena thitung > ttable yaitu:

5,609 > 2,021.

Atina Rusydah (2019) melakukan penelitian yang berjudul

“Efektivitas Model pembelajaran Scramble Terhadap Komunikasi Matematis

Peserta Didik Pada Materi Himpunan Kelas VII MTs Istifaiyah Nahdliyah

(MTs-IN) Banyurip Ageng Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2017/2018”.

Tujuan yang hendak dicapai peneliti adalah untuk mengetahui pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran scramble efektif terhadap

komunikasi matematis peserta didik pada materi himpunan kelas VII MTs

Istifaiyah Nahdliyah (MTs-IN) Banyurip Ageng Kota Pekalongan Tahun

Pelajaran 2017/2018. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh

56
nilai thitung = 2,016 pada taraf signifikansi α = 5% dan diperoleh ttabel = 1,994.

Karena thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat

diketahui bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematis peserta didik

kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata kemampuan komunikasi

matematis peserta didik kelas kontrol. Perbedaan ini disebabkan oleh

pemberian perlakuan yang berbeda, di mana kelas eksperimen mendapat

perlakuan yang berbeda, di mana kelas eksperimen mendapat perlakuan

menggunakan model scramble, sedangkan kelas kontrol menggunakan

metode konvensional. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

penggunaan model pembelajaran scramble efektif terhadap komunikasi

matematis peserta didik kelas VII MTs Istifaiyah Nahdliyah (MTs-IN)

Banyurip Ageng pada materi himpunan.

Wiwin R Manalu dan Eva Yanti Sirega (2019) melakukan penelitian

yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Scramble Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Di SMP Negeri 2 Pandan”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan keefektifan

penggunaan model pembelajaran Scramble pada kemampuan berpikir kritis

matematis siswa pada siswa kelas delapan di SMP Negeri 2 Pandan.

Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan eksperimen (satu kelompok pre-

test post-test design) dengan 34 siswa sebagai sampel dan mereka diambil

dengan menggunakan teknik cluster random sampling dari 204 siswa.

Observasi dan tes digunakan dalam mengumpulkan data. Berdasarkan

analisis deskriptif, ditemukan: (a) rata-rata menggunakan model pembelajaran

57
Scramble adalah 3,7 (kategori sangat baik) dan (b) rata-rata kemampuan

berpikir kritis siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Scramble

adalah 51,23 (kategori adil) dan setelah menggunakan model pembelajaran

Scramble adalah 85,52 (kategori baik). Selanjutnya, dengan menggunakan

pair sample t-test dan membantu Statistical Package Social Science (SPSS)

22.0 for Windows, hasilnya menunjukkan nilai signifikan kurang dari 0,05

(0,000 <0,05). Artinya, model pembelajaran Scramble efektif digunakan pada

kemampuan berpikir kritis siswa di kelas VIII SMP Negeri 2 Pandan.

Rahma Yati (2020) melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Terpadu Kelas VIII SMP NEGERI 6

Muaro Jambi”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

penerapan model scramble dapat meningkatkan hasil belajar pada

pembelajaran IPA kelas VII SMP Negeri 6 Muaro Jambi. Berdasarkan hasil

penelitian dan pembahasan, peneliti menyimpulkan bahwa dengan penerapan

model pembelajaran scramble dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA kelas VIII SMP Negeri 6 Muaro Jambi. Dengan rata-rata

yang diperoleh pada siklus I yaitu 68,92 dengan siswa yang tuntas 19 orang

dengan persentase 67,85%, dan siswa yang belum tuntas ada 9 orang dengan

persentase 32,14%. Pada siklus ke II diperoleh nilai rata-rata 79,46, dengan

siswa yang tuntas 25 orang dengan persentase 89,28%, dan siswa yang belum

tuntas ada 3 orang dengan persentase 10,71%.

58
Berdasarkan penelitian-penelitian yang relevan di atas bahwa selama

ini penelitian mengenai efektivitas model pembelajaran scramble dan kartu

bergambar sudah banyak dilakukan, dan terbukti dari hasil penelitian yang

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, namun belum ada yang

mengkaji mengenai efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe scramble

dengan media kartu bergambar pada materi sistem Tata Surya. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu keefektifan model

pembelajaran scramble apabila dipadukan dengan media pembelajaran IPA

berupa kartu bergambar pembelajaran pada materi sistem Tata Surya.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Berdasarkan rujukan tersebut, penulis merumuskan hipotesis penelitian,

yaitu:

H0: Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan

media kartu bergambar scramble tidak efektif terhadap hasil belajar

materi sistem tata surya pada siswa kelas VII SMP Darul Fikr Andong.

Ha: Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan

media kartu bergambar scramble efektif terhadap hasil belajar materi

sistem tata surya pada siswa kelas VII SMP Darul Fikr Andong.

59
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode

eksperimen, di mana dalam kelompok ini terdapat dua kelompok yang terdiri

dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen

adalah kelompok yang diberi perlakuan khusus atau treatment (X). Dalam

penelitian ini perlakuan khusus tersebut berupa pembelajaran menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe scramble, sedangkan kelompok kontrol

adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan khusus atau treatment (X).

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test – post-test control

group design, di mana dalam desain penelitian ini terdapat dua kelompok

yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang ditentukan dengan

teknik purposive sampling. Kelompok pertama diberi perlakuan khusus atau

treatment (X) dan kelompok yang lain tidak. Berikut adalah pola desain pada

penelitian ini (Sugiyono, 2012).

Gambar 3. 1 Desain Penelitian

Keterangan :

R = Pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan teknik

purposive sampling

60
X = Perlakuan pada kelas eksperimen

= Pre-test pada kelas eksperimen

= Post-test pada kelas eksperimen

= Pre-test pada kelas kontrol

= Post-test pada kelas kontrol

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Darul Fikr Andong,

Boyolali pada mata pelajaran IPA Terpadu materi Sistem Tata Surya.

Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 11 Oktober sampai dengan tanggal

8 November 2021.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Saputro (2018) populasi adalah keseluruhan objek yang

diteliti. Jadi populasi adalah keseluruhan objek penelitian nilai-nilai

gejala atau peristiwa sebagai yang sumber data yang jumlahnya banyak.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Darul

Fikr Andong, Boyolali tahun pelajaran 2020/2021. Populasi penelitian

merupakan total keseluruhan jumlah siswakelas VII SMP Darul Fikr

Andong, Boyolali tahun pelajaran 2020/2021 adalah 126 siswa.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki populasi. Pernyataan diatas dapat disimpulkan

61
bahwa sampel adalah wakil dari jumlah dan wakil dari karakteristik yang

dimiliki oleh populasi yang sedikit. Pada penelitian ini pengambilan

sampel menggunakan teknik purposive sampling.

Menurut Sugiyono (2017) Teknik purposive sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Purposive

sampling, berdasarkan atas dasar ciri-ciri tertentu yang mempunyai

sangkut paut dengan ciri-ciri populasi yang telah diketahui sebelumnya.

Melalui teknik ini, maka setiap kelas yang berada dalam populasi dapat

terjangkau dan memperoleh kesempatan yang sama sebagai sampel

penelitian.

Teknik pengambilan sampel penelitian ini yaitu mengambil dua

kelas yang ada, dengan rincian sebagai berikut: VII B sebagai kelas

eksperimen dengan jumlah 28 siswa, dan kelas VII C sebagai kelas

kontrol dengan jumlah 28 siswa.

D. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2006) variabel adalah objek penelitian yang

bervariasi. Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber objek pengamatan

dan sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Ada dua

variabel dalam penelitian ini yaitu variabel terikat dan variabel bebas.

Menurut Deni (2016) variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau

62
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Model pembelajaran

kooperatif dengan media kartu bergambar scramble sebagai variabel bebas.

Sedangkan variabel yang terikat yaitu hasil belajar materi konsep sistem tata

surya siswa kelas VII dalam ranah kognitif.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Saputro (2018) instrumen yang baik harus valid dan reliabel.

Kecuali itu, instrumen-instrumen yang baik harus terdiri dari butir-butir yang

baik pula. Persyaratan butir yang baik, tergantung kepada jenis instrumen

yang dipilih. Menurut Sukardi (2009) fungsi instrumen penelitian adalah

untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak

pada langkah pengumpulan data di lapangan.

1. Soal Tes Penguasaan Konsep Kognitif C1, C2, C3, dan C4

Tes penguasaan konsep adalah tes hasil belajar pada ranah

kognitif yang disusun untuk mengetahui tingkat kognitif siswa pada

materi sistem tata surya. Tes hasil belajar ini berbentuk uraian pilihan

ganda yang terdiri dari lima pilihan yaitu a,b,c,d dan e di mana ketika

dijawab benar berskor 1 dan ketika dijawab salah berskor 0. Penguasaan

konsep ini disusun dan disesuaikan berdasarkan indikator pencapaian

kompetensi materi sistem tata surya, yaitu pada aspek kognitif C1, C2,

C3, dan C4

a. Mengingat (C1), proses mengingat adalah mengambil pengetahuan

yang dibutuhkan dari memori jangka panjang, pengetahuan yang

63
dibutuhkan meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

atau metakognitif, atau kombinasi dari beberapa pengetahuan ini.

b. Memahami (C2), yaitu mengkontruksi makna dari materi

pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar

oleh guru.

c. Mengaplikasikan (C3), yaitu menerapkan atau menggunakan suatu

prosedur dalam keadaan tertentu.

d. Menganalisis (C4), yaitu memecah materi menjadi bagian-bagian

penyusunnya dan menentukan hubungan antar bagian-bagian

tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan.

Sebelum digunakan maka instrumen ini divalidasi terlebih dahulu.

2. Lembar Wawancara

Wawancara dapat berbentuk wawancara bebas dan terstruktur.

Peneliti bebas bertanya kepada guru IPA SMP Darul Fikr Andong dan

guru dapat dengan bebas menjawab pertanyaan wawancara. Dalam

penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur dimana pertanyaan

sudah disiapkan dan urutannya pun secara garis besar sudah disusun,

sehingga mempermudah pada wawancara berlangsung (Suparno, 2005).

Tujuan dari wawancara ini untuk mengetahui masalah yang terjadi

selama proses pembelajaran IPA di SMP Darul Fikr Andong. Wawancara

ini dilakukan sebelum peneliti melakukan penelitian.

3. Angket Respons Siswa

64
Angket atau kuesioner adalah sebuah pernyataan tertulis yang

digunakan peneliti atau seseorang untuk mencari dan memperoleh

data dari responden yang terkait hal yang diketahui (Arikunto, 2010).

Metode angket tersebut digunakan untuk mengetahui respons siswa

terhadap model pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan media

kartu bergambar apakah mereka memahami materi atau tidak, apakah

mereka menyukai belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe scramble dengan media kartu bergambar dan lainnya.

4. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan suatu metode dalam penelitian

yang digunakan untuk mencari dan mengumpulkan data-data mengenai

bagian penting yang berupa transkip siswa, buku, portofolio, absensi

siswa dan kegiatan selama penelitian dan sebagainya .

F. Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data atau mengukur itu valid. Meteran yang valid dapat

digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang

alat untuk mengukur panjang. Meteran tersebut menjadi tidak valid jika

digunakan untuk mengukur berat (Sugiyono, 2016).

Menurut (Arikunto, 2010) sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur yang diinginkan. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid

apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi

65
rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Sehingga untuk mengetahui hasil belajar siswa peneliti memerlukan

metode tes dengan memberikan soal tes kepada 22 siswa kelas VIII sebagai

siswa yang sudah pernah mempelajari materi sistem tata surya sebelumnya,

hal tersebut untuk mengukur tingkat keberhasilan dan kualitas belajar siswa

dengan menggunakan model pembelajaran scramble dengan media kartu

bergambar sebagai media pembelajaran IPA. Uji instrument penelitian yang

dilakukan antara lain:

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010) validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen. Suatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya

instrumen yang kurang valid berarti mempunyai validitas yang rendah.

Kriteria soal dalam sebuah penelitian yang valid akan digunakan

penelitian, sedangkan soal yang tidak valid akan dibuang atau didrop.

Jadi validitas suatu instrumen berhubungan dengan tingkat akurasi dari

suatu alat ukur mengukur apa yang akan diukur.

Hasil validitas lapangan dapat dihitung dengan menggunakan

rumus product moment dari Pearson. Uji validitas dilakukan untuk

memandingkan hasil perhitungan dengan pada taraf

signifikansi 5% dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedom

66
atau derajat kebebasan yaitu dk = n - 2. Ketentuan kategori validitas

lapangan didasarkan sebagai berikut.

Tabel 3. 1 Kategori Validitas


Ketentuan Nilai rtabel Kategori
≥ Valid
˂ Tidak Valid

Pada soal-soal yang berbentuk objektif, skor item diberikan 1 point

jika jawaban benar dan 0 jika jawaban salah. Syarat minimum untuk

dianggap memenuhi syarat adalah apabila rtabel = 0,334. Uji validitas

dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Statistical

Package Social Science (SPSS) 22.0 for Windows dengan kriteria uji bila

correlated item - total correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,334

maka data merupakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat ketetapan atau kestabilan dari hasil

pengukuran. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan

tetap memberikan data sesuai dengan kenyataan (Arikunto, 2012: 100).

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu informasi

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Uji

reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan

menggunakan program Statistical Package Social Science (SPSS) 22.0

for Windows dengan menggunakan metode “Alpha Cronbach” yang

diukurberdasarkan skala Alpha Cronbach’s mulai dari 0 sampai 1. Uji

67
reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji instrumen tes

hasil belajar. Instrumen dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai

koefisien alpha, maka digunakan untuk kemantapan alpha yang

diinterpretasikan sebagai berikut.

a. Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai 0,20 berarti kurang reliabel.

b. Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 sampai 0,40 berarti agak reliabel.

c. Nilai Alpha Cronbach’s 0,41 sampai 0,60 berarti cukup reliabel.

d. Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai 0,80 berarti reliabel.

e. Nilai Alpha Cronbach’s 0,81 sampai 1,00 berarti sangat reliabel.

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian dilakukan uji taraf

kesukaran dan daya beda soal (Sugiyono, 2014).

3. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam

menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan

betul. Jika banyak subjek peserta tes yang dapat menjawab dengan benar

maka taraf kesukaran tes tersebut tinggi. Taraf kesukaran tes dinyatakan

dengan P dan dicari dengan rumus (Arikunto, 2016).

Keterangan:

P = taraf kesukaran tes

B = subjek yang menjawab benar

J = banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes

68
Tingkat kesukaran (p) sebenarnya merupakan nilai rata-rata darI

kelompok peserta tes. Oleh karena itu, tingkat kesukaran (p) sebenarnya

adalah rata-rata dari suatu distribusi skor kelompok dari suatu soal

(Surapranata, 2004). Tingkat kesukaran biasanya dibedakan menjadi tiga

kategori seperti nampak pada tabel sebagai berikut.

Tabel 3. 2 Kategori Tingkat Kesukaran


Nilai p Kategori
p ˂ 0,3 Sukar
0,3 ≤ p ≤ 0,7 Sedang
p˃7 Mudah
(Sumber: Surapranata, 2004)

4. Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2016), yang dimaksud dengan daya pembeda

tes adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan antara subjek

yang pandai dengan subjek yang kurang pandai. Rumus yang digunakan

setiap butir tes adalah sebagai berikut.

Keterangan:

D = daya pembeda butir soal

BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

JA = banyaknya subjek kelompok atas

BB = banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab benar

JB = banyaknya subjek kelompok bawah.

Daya Pembeda ini dapat dilihat pada Statistical Package Social

Science (SPSS) 22.0 for Windows dari nilai person correlation uji

69
validitas. Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan pada tabel berikut

ini (Arikunto, 2010).

Tabel 3. 3 Kategori Daya Pembeda


Daya Pembeda (D) Kategori
0,00 – 0,20 Buruk
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik sekali
(Sumber: Arikunto, 2010)

G. Metode Pengumpulan Data

1. Teknik Tes

Menurut Sugiyono (2016), Tes merupakan pengukuran yang

objektif dan standar. Tes banyak digunakan dalam penelitian tindakan

kelas, atau penelitian tindakan yang berwujudkan meningkatkan

kemampuan kognitif siswa. Teknik tes digunakan untuk mengambil data

tentang hasil belajar ranah kognitif. Tes berbentuk tes obyektif yaitu

bentuk pilihan ganda (Multiple Choice Test). Tes pilihan ganda

berjumlah 25 butir soal yang disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen

yang mencakup tingkat pemahaman kognitif siswa yaitu C1

(pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (aplikasi), C4 (analisis). Dengan

taraf kesukaran yaitu mudah, sedang dan sulit.

Pengumpulan data yang diperlukan adalah instrumen tes dalam

ranah kognitif siswa berupa tes tertulis disusun oleh peneliti berdasarkan

materi sistem tata surya. Instrumen tes terlebih dahulu dikonsultasikan

kepada ahli sebelum diuji coba kepada siswa, dalam penelitian ini adalah

70
dosen pembimbing dan guru IPA kelas VII SMP Darul Fikr Andong.

Instrumen tes direvisi sesuai dengan koreksi dan saran yang diberikan

kemudian diuji coba kepada siswa dengan kelas yang tidak menjadi

sampel dalam penelitian.

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian

ini adalah pre-test (tes awal) dan post-test (tes akhir). Tes awal diberikan

sebelum proses pembelajaran berlangsung, ini bertujuan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa. Tes akhir diberikan setelah proses

pembelajaran berlangsung, ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan media

kartu bergambar. Tes yang digunakan sebanyak 25 butir soal. Uji

instrumen tes menggunakan uji validasi, uji reliabilitas, taraf kesukaran

dan daya pembeda. Didapat 25 butir soal yang siap menjadi instrumen

dalam penelitian.

2. Teknik Non Tes

a. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara

digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal

dari responden yang lebih mendalam.

71
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang

tidak dapat diperoleh melalui observasi atau kuesioner. Tidak semua

data diperoleh dengan observasi sehingga peneliti harus mengajukan

pertanyaan kepada partisipan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut sangat

penting untuk menangkap persepsi, pikiran, pendapat, perasaan

orang tentang suatu gejala, peristiwa, fakta atau realita (J.R Raco,

2010).

Dalam hal ini menggunakan wawancara tersetruktur ialah

wawancara yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila

peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang

akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara

pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa

pertanyaan-pertanyaan tertulis.

Langkah-langkah dalam penggunaan wawancara untuk

mengumpulkan data dalam penelitian yaitu:

a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.

b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan.

c. Mengawali atau membuka alur wawancara

d. Melangsungkan alur wawancara.

e. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

f. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah

diperoleh.

72
b. Kuisioner

Angket respons siswa digunakan untuk mengetahui

tanggapan siswa terhadap penggunaan kartu bergambar. Penggunaan

angket respons siswa bertujuan untuk mengetahui respons atau

tanggapan siswa sebagai pengguna model pembelajaran kooperatif

tipe scramble dengan media kartu bergambar. Angket respons siswa

disusun menggunakan skala Likert, dengan pilihan jawaban

pernyataan positif adalah: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang

Setuju (KS), Tidak Setuju (TS).

c. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal kata dokumen yang artinya barang-

barang tertulis. Pelaksanaan metode dokumentasi peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,

dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan

sebagainya (Arikunto, 2010).

Dokumentasi adalah salah satu cara untuk mengumpulkan data

dengan cara melihat secara nyata hasil belajar siswa kelas VII SMP

Darul Fikr Andong dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan media kartu

bergambar sebagai media pembelajaran IPA. Dalam penelitian ini,

dengan menggunakan metode dokumentasi peneliti mendapatkan

data nilai tes dan foto-foto kegiatan belajar mengajar.

73
H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Hasil Belajar

Data hasil belajar siswa dianalisis menggunakan teknik statistik

deskriptif dan statistik inferensial.

a. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah teknik analisis data yang

digunakan untuk menggambarkan data hasil penelitian dengan

menggunakan metode pengolahan data menurut sifat kuantitatif

sebuah data. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis

deskriptif, untuk mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe scramble dengan media kartu bergambar sebagai

media pembelajaran IPA, dan hasil pelaksanaan tanpa menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan media kartu

bergambar sebagai media pembelajaran IPA. Hasil analisis deskriptif

tersebut ditampilkan dalam bentuk sebagai berikut.

1) Membuat tabel distribusi frekuensi, dengan langkah-langkah

sebagai berikut.

a) Menentukan Rentang Kelas, yakni data terbesar dikurangi

data terkecil.

R = Xt - Xr

74
b) Menentukan banyak kelas interval dengan rumus sebagai

berikut.

K = 1 + (3,3) log n

Dengan n adalah jumlah sampel

c) Menghitung Panjang Kelas Interval P

Keterangan:

P = Panjang kelas interval

R = Rentang nilai

K = Kelas interval

2) Menghitung Rata-Rata


̅

Keterangan:

̅ = Rata- rata

= Frekuensi untuk nilai 𝑥𝑖 yang bersesuaian kelompok ke i

= Nilai statistik

= Banyaknya kelompok (Tiro, 2003)

3) Persentase (%) Nilai Rata-Rata

75
Keterangan:

P = angka persentase

f = frekuensi yang dicari persentasenya

N = banyaknya sampel (Sudjana, 2004)

4) Standar Deviasi

∑ ̅

Keterangan:

SD = Standar Deviasi

= Frekuensi

= Tanda Kelas Interval (Tiro, 2003)

Untuk mengukur tingkat penguasaan materi maka dilakukan

kategorisasi yang terdiri dari sangat rendah, rendah, sedang, tinggi,

dan sangat tinggi. Untuk melakukan kategorisasi kita gunakan

rumus sebagai berikut (Widoyoko, 2013).

Rendah = x < (µ - 1,0)

Sedang = (µ - 1,0 ) ≤ x < (µ + 1,0)

Tinggi = (µ + 1,0) ≤ x

Keterangan:

µ = Rata-rata

 = Standar Deviasi

76
b. Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji

hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t dengan data sama.

Namun sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji normalitas dan uji

homogenitas. Untuk keperluan pengujian hipotesis, maka terlebih

dahulu dilakukan pengujian dasar yaitu uji normalitas dan uji

homogenitas.

c. Uji Prasyarat

Uji prasyarat analisis dapat dibedakan atas beberapa jenis,

yaitu normalitas data, uji homogenitas data, dan ujian linear data.

Adapun pengertian dan uji prasyarat analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Uji Normalitas

Menurut Djarwanto (2003) uji normalitas digunakan

untuk menguji sebaran data berdistribusi normal atau tidak.

Untuk keperluan uji normalitas dalam penelitian ini digunakan

rumus Kolmogrov-Smirnov sebagai berikut.

Keterangan:

= Nilai selisih maksimal dari 2 distribusi frekuensi

77
kumulatif

𝑥 U = Frekuensi kumulatif relasi

j = Frekuensi kumulatif teoritis

normalitas dilakukan dari hasil tes awal (pre-test) dan tes

kemampuan akhir (post-test) kedua kelompok.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah

data yang diperoleh dari dua kelompok memiliki varian yang

homogen atau tidak. Analisis varian dapat digunakan apabila

varian data tersebut homogen. Oleh karena itu, sebelum analisis

varian digunakan untuk pengujian hipotesis, maka perlu

dilakukan pengujian homogenitas varian terlebih dahulu dengan

uji F. Uji homogenitas ini menggunakan rumus sebagaimana

dikemukakan oleh Sugiyono (2008) sebagai berikut.

Proses perhitungan uji homogenitas digunakan taraf

signifikan 5% yang berarti jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel pada

taraf signifikan 5% maka kedua kelompok memiliki kelompok

varian yang homogen. Sebaliknya jika lebih besar dari

pada taraf signifikasi 5% maka kedua kelompok memiliki

kelompok varian tidak homogen.

78
d. Uji Analisis Statistik

1) Uji N-Gain

Menghitung Normalized Gain atau N-Gain digunakan

untuk mengetahui efektivitas penggunaan suatu metode atau

perlakuan tertentu. N-gain dilakukan dengan cara menghitung

selisih antara nilai pre-test dan nilai post-test, dengan

menghitung n-gain score dapat diketahui apakah penggunaan

atau penerapan model pembelajaran scramble dengan media

kartu bergambar sebagai media pembelajaran IPA dapat

dikatakan efektif atau tidak. Menurut Hake (Yulianti, 2012)

untuk menghitung N-Gain menggunakan rumus sebagai berikut.

Peningkatan nilai kognitif berdasarkan kriteria pada tabel

berikut.

Tabel 3. 4 Kriteria N-gain score


Nilai g Kriteria
g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
(Sumber: Hake 2012)

Sementara, pembagian kategori perolehan N-gain dalam

bentuk persenan (%) dapat mengacu pada tabel berikut.

Tabel 3. 5 Kategori Tafsiran Efektivitas N-Gain

79
Persentase (%) Tafsiran
 40 Tidak Efektif
40 - 55 Kurang Efektif
56 – 75 Cukup Efektif
76 Efektif
(Sumber: Hake 2012)

Hasil dari rata-rata nilai dan hasil dari n-gain score dapat

menunjukkan bagaimana perbandingan hasil belajar siswa yang

menggunakan dan tidak menggunakan model pembelajaran

kooperatif dengan media kartu bergambar scramble sebagai

media pembelajaran IPA. Apabila hasil dari rata-rata nilai dan

hasil dari n-gain score siswa yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif dengan media kartu bergambar

scramble sama/lebih besar daripada yang tidak menggunakan,

maka dapat dikatakan model pembelajaran kooperatif dengan

media kartu bergambar scramble efektif terhadap hasil belajar

siswa dan apabila hasil dari rata-rata nilai dan hasil dari n-gain

score siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

dengan media kartu bergambar scramble lebih kecil daripada

yang tidak menggunakan maka dapat dikatakan kurang efektif

dalam meningkatkan hasil belajar siswa..

2) Uji Hipotesis

Menurut Duwi Priyatno (2010) uji hipotesis

menggunakan program Statistical Package Social Science

(SPSS) 22.0 Independent Sample T-Test pada hasil N-gain score.

Uji ini digunakan untuk menguji ada tidaknya perbedaan rata-

80
rata nilai (skor) dua kelompok data yang tidak saling

berpasangan. Hipotesis yang digunakan adalah:

H0: Pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif dengan media kartu bergambar scramble tidak

efektif terhadap hasil belajar materi sistem tata surya pada

siswa kelas VII SMP Darul Fikr Andong.

Ha: Pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif dengan media kartu bergambar scramble efektif

terhadap hasil belajar materi sistem tata surya pada siswa

kelas VII SMP Darul Fikr Andong.

Hipotesis dalam uji-t ini membandingkan antara thitung

dengan ttabel. Apabila terdapat nilai thitung positif, maka thitung >

ttabel dapat dikatakan terdapat perbedaan signifikan hasil belajar

siswa. Apabila nilai thitung negatif, maka terdapat perbedaan

signifikan jika thitung < ttabel (Sugiyono, 2013). Kesimpulan nya

H0 ditolak apabila nilai signifikansi < 0,05 dan H0 diterima

apabila nilai signifikansi ≥ 0,05.

2. Analisis Angket Respons Siswa

Penilaian respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif

tipe scramble dengan media kartu bergambar sebagai media pembelajaran

IPA menggunakan pedoman skala Likert genap empat. Analisis data

respons siswa diperoleh dari angket yang diberikan kepada siswa yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan

81
media kartu bergambar sebagai media pembelajaran IPA. Untuk

mengolah data angket respons siswa, digunakan rumus adaptasi dari

Sugiyono (2014) sebagai berikut.


Keterangan:

P = Persentase

ΣXi = Jumlah total skor yang diperoleh dari penilaian siswa

ΣX = Jumlah skor ideal

Interpretasi merupakan penafsiran terhadap hasil analisis data

responden. Sebagai pedoman interpretasi ditetapkan kriteria pada tabel

berikut ini.

Tabel 3. 6 Kriteria Respons Siswa


Presentase Kategori
(%)
80 – 100 Sangat Baik
60 – 79 Cukup Baik
40 -59 Kurang Baik
≤ 39 Tidak Baik
(Sumber: Sugiyono, 2014)

82
BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian dilakukan di SMP Darul Fikr Andong, Boyolali pada tahun

2021 dengan dua sampel kelas yang terdiri dari kelas VII B, dan VII C.

Berlaku ketentuan bahwa kelas VII B yang berjumlah 28 siswa sebagai kelas

eksperimen dan kelas VII C yang berjumlah 28 siswa sebagai kelas kontrol.

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 1 November 2021 sampai dengan 8

November 2021.

1. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Media Kartu

Bergambar Scramble

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan

model pembelajaran kooperatif dengan media kartu bergambar scramble.

Sedangkan variabel yang terkait adalah hasil belajar IPA materi sistem

tata surya pada siswa kelas VII dalam ranah kognitif.

Data yang dideskripsikan berupa data hasil belajar awal (pre-test)

dan hasil belajar akhir (post-test). Hasil pengambilan data tersebut

kemudian dihitung adanya perbedaan yang signifikan terhadap hasil

belajar pada siswa untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran

kooperatif dengan media kartu bergambar scramble terhadap hasil belajar

materi sistem tata surya pada siswa kelas VII SMP Darul Fikr Andong.

83
a. Hasil Belajar Awal (Pre-Test)

Data hasil pre-test siswa diperoleh sebelum siswa

mendapatkan perlakuan. Pengambilan data ini dilakukan pada dua

kelas yaitu kelas kontrol yang berjumlah 28 siswa, dan kelas

eksperimen yang berjumlah 28 siswa. Adapun rata-rata belajar awal

(pre-test) mata pelajaran IPA yang telah dihitung dengan

perhitungan statistik menggunakan bantuan Statistical Package

Social Science (SPSS) 22.0 for Windows, adalah sebagai berikut.

Tabel 4. 1 Keragaman Hasil Pre-test Ranah Kognitif Kelas Kontrol Dan Kelas
Eksperimen
Model Hasil Rata-
Kelas Median Minimal Maksimal
Pembelajaran Belajar Rata
Kontrol Ekspositori Kognitif 35,43 36,00 20 56
Kooperatif
Eksperimen Kognitif 36,00 38,00 20 52
tipe scrambel

Berdasarkan dari tabel di atas, dapat diinterpretasikan hasil

belajar awal (pre-test) siswa pada aspek kognitif, kelas kontrol, dan

kelas eksperimen tidak signifikan perbedaannya yaitu nilai rata-rata

kelas kontrol sebesar 35,43 dan kelas eksperimen sebesar 36,00. Jika

dilihat dari standar deviasi kelas kontrol lebih kecil dibandingkan

kelas eksperimen, yaitu 9,473 untuk kelas kontrol dan 10,385 untuk

kelas eksperimen. Nilai maksimum pada pre-test kelas kontrol

maupun kelas eksperimen adalah sama yaitu 20, sedangkan nilai

maksimum kelas kontrol sebesar 56, dan nilai maksimum kelas

eksperimen sebesar 52. Adapun distribusi nilai pre-test siswa kelas

kontrol dan kelas eksperimen disajikan pada tabel berikut.

84
Tabel 4. 2 Skor Rentang Nilai Pre-Test Kelas Kontrol
Rentang Frekuensi
Nilai
20-25 5
26-31 3
32-37 10
39-43 2
44-49 7
50-56 1
Jumlah 28

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pre-

test siswa kelas kontrol dengan skor 20-25 sebanyak 5 siswa, skor

26-31 sebanyak 3 siswa, skor 32-37 sebanyak 10 siswa, skor 39-43

sebanyak 2 siswa, skor 44-49 sebanyak 7 siswa, skor 50-56 sebanyak

1 siswa. Hasil pre-test kelas eksperimen dipaparkan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi nilai sebagai berikut.

Tabel 4. 3 Skor Rentang Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen


Rentang Frekuensi
Nilai
20-24 6
25-29 3
30-34 3
35-39 2
40-44 8
45-49 4
50-54 2
Jumlah 28

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pre-

test siswa kelas eksperimen dengan skor 20-24 sebanyak 6 siswa,

skor 25-29 sebanyak 3 siswa, skor 30-34 sebanyak 3 siswa, skor 35-

39 sebanyak 2 siswa, skor 40-44 sebanyak 8 siswa, skor 45-49

sebanyak 4 siswa, skor 50-54 sebanyak 2 siswa.

Berikut disajikan grafik frekuensi nilai pre-test kelas kontrol

dan kelas eksperimen.

85
Frekuensi Nilai Pre-Test Kelas Kontrol
12

10

Frekuensi
6

0
20-25 26-31 32-37 38-43 44-49 50-56
Rentang Nilai

Gambar 4. 1 Histogram Frekuensi Nilai Pre-test Kelas Kontrol

Frekuensi Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen


9
8
7
6
Frekuensi

5
4
3
2
1
0
20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54
Rentang Nilai

Gambar 4. 2 Histogram Frekuensi Nilai Pre-test Kelas Eksperimen

Berdasarkan gambar 4.1 menunjukkan frekuensi pada kelas

kontrol bahwa rentang nilai 32-37 mempunyai frekuensi tertinggi

yaitu 10 siswa. Sedangkan pada gambar 4.2 menunjukan frekuensi

pada kelas eksperimen dengan nilai 40-44 mempunyai frekuensi

tertinggi yaitu 8 siswa.

86
b. Hasil Belajar Akhir (Post-Test)

Data hasil post-test siswa diperoleh setelah siswa

mendapatkan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model

pembelajaran ekspositori untuk kelas kontrol dan model

pembelajaran kooperatif tipe scrambel untuk kelas eksperimen.

Adapun data yang didapat yaitu rata-rata hasil belajar akhir (post-tes)

yang telah dihitung dengan perhitungan statistik dengan bantuan

Statistical Package Social Science (SPSS) 22.0 for Windows, adalah

sebagai berikut.

Tabel 4. 4 Keragaman Hasil Post-test Ranah Kognitif Kelas Kontrol Dan


Kelas Eksperimen
Model Hasil Rata-
Kelas Median Minimal Maksimal
Pembelajaran Belajar Rata
Kontrol Ekspositori Kognitif 69,29 70,00 52 92
Kooperatif
Eksperimen Kognitif 80,71 84,00 60 96
tipe scrambel

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar

akhir (post-test) yang diperoleh siswa menunjukkan hasil pencapaian

dengan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu sebesar 69,29 dan kelas

eksperimen yaitu sebesar 80,71. Ini menunjukkan hasil kelas

eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Sedangkan untuk

nilai minimum kelas kontrol sebesar 52 dan nilai minimum kelas

eksperimen sebesar 60. Hasil post-test siswa kelas kontrol

dipaparkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4. 5 Skor Rentang Nilai Post-Test Kelas Kontrol


Rentang Frekuensi
Nilai
52-58 5
59-65 5

87
66-72 9
73-79 3
80-86 4
87-93 2
Jumlah 28

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

post-test siswa kelas eksperimen dengan skor 52-58 sebanyak 5

siswa, skor 59-65 sebanyak 5 siswa, skor 66-72 sebanyak 9 siswa,

skor 73-79 sebanyak 3 siswa, skor 80-86 sebanyak 4 siswa, skor 87-

93 sebanyak 2 siswa. Hasil post-test kelas eksperimen dipaparkan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi nilai sebagai berikut.

Tabel 4. 6 Skor Rentang Nilai Post-Test Kelas Eksperimen


Rentang Frekuensi
Nilai
60-65 4
66-71 1
72-77 5
78-83 3
84-89 9
90-96 6
Jumlah 28

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

post-test siswa kelas eksperimen dengan skor 60-65 sebanyak 4

siswa, skor 66-71 sebanyak 1 siswa, skor 72-77 sebanyak 5 siswa,

skor 78-83 sebanyak 3 siswa, skor 84-89 sebanyak 9 siswa, skor 90-

96 sebanyak 6 siswa.

Berikut disajikan grafik frekuensi nilai post-test kelas kontrol

dan kelas eksperimen.

88
Frekuensi Nilai Post-test Kelas Kontrol
10

Frekuensi
6

0
52-58 59-65 66-72 73-79 80-86 87-93
Rentang Nilai

Gambar 4. 3 Histogram Frekuensi Nilai Post-test Kelas Kontrol

Frekuensi Nilai Post-test Kelas Eksperimen


10

8
Frekuensi

0
60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-96
Rentang Nilai

Gambar 4. 4 Histogram Frekuensi Nilai Post-test Kelas Eksperimen

Berdasarkan Gambar 4.3 dan gambar 4.4 dapat dilihat bahwa

kelas kontrol memiliki rentang nilai maksimum yaitu 87-93 dengan

siswa 2 dan frekuensi tertinggi pada nilai 66-72 sebanyak 9 siswa,

rentang nilai maksimum pada kelas eksperimen yaitu 90-96 dengan 6

siswa dan frekuensi tertinggi pada nilai 84-89 yaitu 9 siswa. Rentang

nilai minimum yang dicapai pada kelas kontrol yaitu sebesar 52-58,

89
sedangkan kelas eksperimen memiliki rentang nilai minimum

sebesar 60-65.

c. Data Angket Respons Siswa

Data hasil angket respons siswa diperoleh setelah siswa

mendapatkan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif dengan media kartu bergambar scramble

pada kelas eksperimen. Perhitungan didapatkan dengan

menjumlahkan skor dari setiap butir pernyataan yang diberikan oleh

28 siswa kelas eksperimen. Diperoleh data angket respons siswa

sebagai berikut.

Tabel 4.7 Data Angket Respons Siswa

Kode Nomor Pernyataan ∑


Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8
E-1 3 4 3 3 4 3 4 4 28
E-2 3 4 4 4 4 3 4 4 30
E-3 4 4 4 4 4 2 3 3 28
E-4 4 4 4 4 4 4 3 3 30
E-5 3 3 4 4 3 2 3 3 25
E-6 3 2 3 3 4 2 3 3 23
E-7 3 4 4 4 4 4 3 3 29
E-8 3 4 4 4 3 4 3 4 29
E-9 4 3 3 4 4 3 2 2 25
E-10 4 4 4 4 4 4 3 3 30
E-11 3 4 3 4 3 3 2 3 25
E-12 4 4 4 4 4 3 3 4 30
E-13 2 3 3 3 3 2 3 3 22
E-14 3 4 3 4 3 3 3 3 26
E-15 4 3 4 4 4 4 3 4 30
E-16 4 3 4 3 4 3 2 3 26
E-17 4 3 3 4 4 4 4 4 30
E-18 4 3 4 3 4 3 3 3 27
E-19 4 4 4 4 3 3 3 4 29
E-20 4 3 4 3 4 3 3 3 27
E-21 4 3 3 3 4 3 4 3 27
E-22 3 4 3 3 3 3 4 4 27
E-23 4 4 4 4 4 3 3 3 29
E-24 3 4 4 4 4 3 2 3 27

90
E-25 4 4 4 4 4 4 4 3 31
E-26 4 3 4 3 4 3 4 3 28
E-27 4 4 3 3 3 3 4 3 27
E-28 4 3 4 4 3 3 4 4 29
Total Keseluruhan 774

B. Analisis Data

1. Uji Coba Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk membandingkan hasil

perhitungan dengan pada taraf signifikansi 5% atau < 0,05.

Ketentuan kategori validitas didasarkan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4. 8 Kategori Validitas


Ketentuan Nilai rtabel Kategori
rhitung ≥ rtabel Valid
rhitung ˂ rtabel Tidak Valid
(Sumber: Arikunto,2006)

Sebelum dilakukan uji coba pemakaian atau uji coba

lapangan, peneliti menguji coba intrumen penelitian terlebih dahulu,

yaitu soal tes kognitif yang akan digunakan sebagai soal pre-test dan

soal post-test pada saat uji coba lapangan. Soal tes yang akan

digunakan dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda dengan

jumlah 40 butir soal. Setelah soal-soal tersebut disetujui oleh dosen

pembimbing dan guru mata pelajaran, selanjutnya soal-soal tersebut

diujicobakan kepada siswa kelas VIII SMP Darul Fikr Andong yang

berjumlah 22 siswa. Berdasarkan analisis uji validasi soal dengan

menggunakan batuan Statistical Package Social Science (SPSS) 22.0

for Windows diperoleh hasil sebagai berikut.

91
Tabel 4. 9 Hasil Uji Validasi Butir Soal
Nomor Pearson Nilai Kategori
Interpretasi Keputusan
Soal Correlation Sig. validitas
1 0,546 0,009 Valid Cukup Digunakan
2 0,196 0,383 Tidak valid - Tidak digunakan
3 0,474 0,026 Valid Cukup Digunakan
4 0,705 0,000 Valid Tinggi Digunakan
5 -0,150 0,506 Tidak valid - Tidak digunakan
6 0,452 0,035 Valid Cukup Digunakan
7 0,581 0,005 Valid Cukup Digunakan
Tidak
8 -0,238 0,287 - Tidak digunakan
Valid
9 0,457 0,032 Valid Cukup Digunakan
Sangat
10 -0,678 0,001 Valid Tidak digunakan
rendah
11 0,696 0,000 Valid Tinggi Digunakan
Sangat
12 -0,618 0,002 Valid Tidak digunakan
rendah
13 -0,236 0,291 Tidak valid - Tidak digunakan
14 0,063 0,781 Tidak valid - Tidak digunakan
15 0,758 0,000 Valid Tinggi Digunakan
16 0,586 0,004 Valid Cukup Digunakan
17 -0,157 0,485 Tidak valid - Tidak digunakan
18 0,569 0,006 Valid Cukup Digunakan
19 0,208 0,353 Tidak valid - Tidak digunakan
20 0,569 0,006 Valid Cukup Digunakan
21 0,451 0,035 Valid Cukup Digunakan
22 0,773 0,000 Valid Tinggi Digunakan
23 0,704 0,000 Valid Tinggi Digunakan
24 0,695 0,000 Valid Tinggi Digunakan
25 -0,315 0,154 Tidak valid - Tidak digunakan
26 -0,063 0,781 Tidak valid - Tidak digunakan
27 0,645 0,001 Valid Tinggi Digunakan
28 -0,236 0,291 Tidak valid - Tidak digunakan
29 0,603 0,003 Valid Tinggi Digunakan
30 0,755 0,000 Valid Tinggi Digunakan
31 0,362 0,098 Tidak valid - Tidak digunakan
32 0,616 0,002 Valid Tinggi Digunakan
33 0,581 0,005 Valid Cukup Digunakan
34 0,616 0,002 Valid Tinggi Digunakan
35 -0,422 0,051 Tidak valid - Tidak digunakan
36 0,740 0,000 Valid Tinggi Digunakan
37 0,536 0,010 Valid Cukup Digunakan
38 0,637 0,001 Valid Tinggi Digunakan
39 -0,352 0,108 Tidak valid - Tidak digunakan
40 0,586 0,004 Valid Cukup Digunakan

Tabel 4. 10 Analisis Data Uji Validitas Butir Soal


Tingkat Nomor Soal Total Persentase
Validitas
Valid 1, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 20, 27 67,5%
21, 22, 23, 24, 27, 29, 30, 32, 33, 34, 36,
37, 38, 40

92
Tidak 2, 5, 8, 13, 14, 17, 19, 25, 26, 28, 31, 35, 13 32,5%
Valid 39
Total 30 100%

Berdasarkan data pada tabel 4.9 dan tabel 4.10 dapat

diketahui bahwa 27 butir soal dinyatakan valid dengan persentase

67,5% sehingga dapat digunakan untuk instrumen soal tes pada saat

uji coba lapangan, dan terdapat 13 butir soal dinyatakan tidak valid

dengan presentasi 32,5%, sehingga tidak dapat digunakan sebagai

instrumen soal tes pada saat uji coba lapangan. Kategori validitas

diketahui bahwa jika , maka akan dinyatakan valid,

dan jika , maka akan dinyatakan tidak valid. Semakin

besar nilai dibandingkan dengan , maka akan semakin

tinggi juga interpretasi soalnya. Dari 27 butir soal yang dinyatakan

valid, peneliti hanya akan menggunakan 25 butir soal karena sudah

memenuhi indikator yang ingin dicapai.

b. Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil analisis validasi terhadap 40 butir soal,

diperoleh 27 butir soal yang dinyatakan valid untuk kemudian

dilakukan uji reliabilitasnya dengan analisis menggunakan bantuan

Statistical Package Social Science (SPSS) 22.0 for Windows

sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.

93
Tabel 4. 11 Hasil Analisis Data Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's
N of Items
Alpha

.907 27

Berdasarkan data pada tabel di atas diperoleh nilai

Cronbach’s Alpha sebesar 0,907. Nilai ini kemudian

diinterpretasikan sesuai dengan kriteria reliabilitas sebagai berikut.

Tabel 4. 12 Kriteria Reliabilitas


Nilai Cronbach’s Alpha Interpretasi
≤ 0,20 Kurang Reliabel
0,21 – 0,40 Agak Reliabel
0,41 – 0,60 Cukup Reliabel
0,61 – 0,80 Reliabel
0,81 – 1,00 Sangat Reliabel
(Sumber: Arikunto, 2006)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa soal tes kognitif

ini termasuk dalam kriteria sangat reliabel, di mana soal dikatakan

sangat reliabel jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha berkisar antara

0,81 - 1,00.

c. Uji Taraf Kesukaran

Berdasarkan hasil analisis data tingkat kesukaran soal pilihan

ganda pada uji coba terbatas menggunakan bantuan Statistical

Package Social Science (SPSS) 22.0 for Windows, diperoleh hasil

tingkat kesukaran soal sebagai berikut.

Tabel 4. 13 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal


Nomor Nilai Kategori Tingkat
Soal Mean Kesukaran
1 0,77 Mudah
2 0,27 Sukar
3 0,82 Mudah
4 0,73 Mudah

94
5 0,41 Sedang
6 0,77 Mudah
7 0,73 Mudah
8 0,36 Sedang
9 0,73 Mudah
10 0,18 Sukar
11 0,77 Mudah
12 0,59 Sedang
13 0,50 Sedang
14 0,50 Sedang
15 0,73 Mudah
16 0,68 Sedang
17 0,27 Sukar
18 0,68 Sedang
19 0,55 Sedang
20 0,68 Sedang
21 0,68 Sedang
22 0,59 Sedang
23 0,68 Sedang
24 0,64 Sedang
25 0,50 Sedang
26 0,50 Sedang
27 0,59 Sedang
28 050 Sedang
29 0,68 Sedang
30 0,68 Sedang
31 0,50 Sedang
32 0,73 Mudah
33 0,73 Mudah
34 0,73 Mudah
35 0,41 Sedang
36 0,73 Mudah
37 0,68 Sedang
38 0,68 Sedang
39 0,18 Sukar
40 0,68 Sedang

Tabel 4. 14 Analisis Data Uji Taraf Kesukaran Soal


No. Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase
1 Mudah 1, 3, 4, 6, 7, 9, 11, 15, 32, 33, 12 30%
34, 36
2 Sedang 5, 8, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 23 57,5%
20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, 30, 31, 35, 37, 38, 40
3 Sukar 2, 10, 17, 31, 39 5 12,5%
Total 40 100%

Berdasarkan data pada tabel 4.13 dan tabel 4.14 diketahui

bahwa terdapat 12 butir soal dengan persentase 30% termasuk dalam

95
kriteria soal mudah dengan nilai indeks kesukaran soal  7, terdapat

23 butir soal dengan persentase 57,5% termasuk dalam kriteria soal

sedang dengan nilai indeks kesukaran soal ≥ 0,3 dan ≤ 0,7, dan

sebanyak 5 butir soal dengan persentase 12,5% termasuk dalam

kriteria sukar atau sulit dengan nilai indeks kesukaran soal  0,3.

d. Uji Daya Pembeda

Uji daya pembeda soal dilakukan untuk mengetahui

kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa

berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Penentu kriteria daya beda soal didasarkan pada tabel berikut.

Tabel 4. 15 Kategori Daya Pembeda


Daya Pembeda (D) Kategori
0,00 – 0,20 Buruk
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik sekali
(Sumber: Arikunto, 2006)
Berdasarkan pada kategori daya pembeda di atas, peneliti

memperoleh hasil uji daya beda soal pada 40 butir soal. Berikut

adalah tabel hasil uji daya pembeda soal.

Tabel 4. 16 Hasil Uji Daya Pembeda Soal


Nomor Corrected Item-Total Kategori
Soal Correlation
1 0,492 Baik
2 0,120 Buruk
3 0,420 Baik
4 0,662 Baik
5 -0,231 Buruk
6 0,391 Cukup
7 0,526 Baik
8 -0,314 Buruk
9 0,393 Cukup
10 -0,712 Buruk
11 0,656 Baik
12 0,666 Baik
13 -0,315 Buruk

96
14 -0,24 Buruk
15 0,722 Baik Sekali
16 0,529 Baik
17 -0,231 Buruk
18 0,511 Baik
19 0,124 Buruk
20 0,511 Baik
21 0,384 Cukup
22 0,736 Baik Sekali
23 0,660 Baik
24 0,648 Baik
25 -0,389 Buruk
26 -0,148 Buruk
27 0,592 Baik
28 -0,315 Buruk
29 0,548 Baik
30 0,717 Baik Sekali
31 0,283 Cukup
32 0,565 Baik
33 0,526 Baik
34 0,565 Baik
35 -0,488 Buruk
36 0,702 Baik Sekali
37 0,474 Baik
38 0,585 Baik
39 -0,408 Buruk
40 0,529 Baik

Tabel 4. 17 Kategori Hasil Uji Pembeda Butir Soal


Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase
Daya
Pembeda
Baik Sekali 15, 22, 30, 36 4 10%
Baik 1, 3, 4, 7, 11, 12, 16, 18, 19 47,5%
20, 23, 24, 27, 29, 32,
33, 34, 37, 38, 40
Cukup 6, 9, 21, 31 4 10%
Buruk 2, 5, 8, 10, 13, 14, 17, 13 32,5%
19, 25, 26, 28, 35, 39
Total 40 100%

Berdasarkan data pada tabel 4.16 dan tabel 4.17 diketahui

bahwa terdapat sejumlah 4 butir soal dengan persentase 10%

termasuk dalam kategori daya beda yang baik sekali, sebanyak 19

butir soal dengan persentase 47,5% termasuk dalam kategori daya

beda baik, sebanyak 4 butir soal dengan persentase 10% termasuk

97
dalam kategori daya beda cukup, dan terdapat 13 butir soal dengan

persentase 32,5% termasuk dalam kategori daya beda buruk. Kriteria

daya pembeda yang paling banyak jumlahnya adalah pada kategori

soal “baik”.

2. Analisis data

a. Hasil belajar siswa

1) Pre-Test

Pre-test atau tes awal dilakukan untuk mengetahui

apakah siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki

kemampuan yang sama (homogen) atau tidak. Pre-test

dilakukan pada kelas yang akan diujikan subyek penelitiannnya,

yaitu siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol.

(a) Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen

Pre test kelas eksperimen dilakukan pada hari Senin,

1 November 2021. Hasil kemampuan awal siswa kelas

eksperimen dipaparkan melalui tabel berikut.

Tabel 4. 18 Hasil Belajar Awal (Pre-Test) Kelas Eksperimen


Nilai Pre-test
No.
Kelas Eksperimen
1 32
2 20
3 40
4 28
5 20
6 44
7 52
8 40
9 44

98
10 20
11 44
12 24
13 48
14 40
15 32
16 48
17 20
18 36
19 40
20 48
21 36
22 28
23 52
24 48
25 28
26 32
27 24
28 40

(b) Hasil Pre-Test Kelas Kontrol

Pre-test pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari

Senin, 1 November 2021. Pre-test tidak hanya memberikan

soal untuk dikerjakan siswa, tetapi juga memberikan

pemahaman tujuan dari pre-test yang akan dilakukan. Hasil

kemampuan awal siswa kelas kontrol dipaparkan melalui

tabel berikut.

Tabel 4. 19 Hasil Belajar Awal (Pre-test) Kelas Kontrol


Nilai Pre-Test
No.
Kelas Kontrol
1 36
2 20
3 48
4 40
5 24

99
6 44
7 36
8 24
9 32
10 56
11 32
12 48
13 36
14 28
15 32
16 44
17 28
18 44
19 36
20 28
21 48
22 44
23 20
24 36
25 32
26 20
27 36
28 40
Adapun hasil perhitungan statistik kedua kelas

diperoleh dengan bantuan hasil sebagai berikut.

Tabel 4. 20 Data Statistik Hasil Pre-Test Siswa


No Statistik Kelas Kelas
Eksperimen Kontrol
1 Rata-Rata 36,00 35,43
2 Median 38,00 36,00
3 Modus 40 36
4 Standar Deviasi 10,385 9,473
5 Skor Minimum 20 20
6 Skor Maksimum 52 56

Berdasarkan tabel di atas, terlihat hasil pre-test

kedua kelas menunjukkan bahwa perolehan nilai minimum

adalah sama yaitu 24, perolehan nilai maksimum kedua

kelas tersebut berbeda yaitu kelas eksperimen sebesar 52

100
dan kelas kontrol sebesar 56. Selain itu nilai rata-rata yang

diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata

kelas kontrol, nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 36,00,

dan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 35,43, di mana nilai

kedua kelas tersebut masih tergolong rendah.

(c) Analisis Data Pre-Test

Setelah data hasil penelitian diperoleh, maka data

akan dianalisis, sebelum melakukan analisis terlebih dahulu

dilakukan pengajuan pernyataan analisis data, uji normalitas

dan uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah

data yang diperoleh berdistribusi normal dan mempunyai

ragam data yang homogen atau tidak. Adapun hasil yang

didapat setelah melakukan pengujian prasyarat analisis data

adalah sebagai berikut.

(1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

rumus Shapiro-Wilk perhitungannya dengan bantuan

program Statistical Package Social Science (SPSS) 22.0

for Windows untuk mengetahui normal tidaknya adalah

jika Sig.  0,05 maka data tersebut dikatakan normal,

dan jika Sig.  0,05 maka dapat dikatakan tidak normal.

Hasil uji normalitas soal pre-test dapat dilihat pada

tabel berikut.

101
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas Pre-Test
Shapiro-Wilk
Kelas Keterangan
Statistic df Sig.
Eksperimen 0.931 28 0.065 Normal
Kontrol 0.964 28 0.432 Normal

Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui

bahwa hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol

terdistribusi normal, karena nilai Sig.  0,05 dalam uji

menggunakan rumus Shapiro-Wilk.

(2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui

apakah data yang diperoleh homogen. Data dapat

dikatakan homogen jjika nilai Sig.  0,05. Sedangkan

jika nilai Sig.  0,05 maka dapat dikatakan bahwa data

tersebut tidak terdistribusi homogen. Berikut adalah uji

homogenitas hasil pre-test di kelas eksperimen dan

kelas kontrol dengan menggunakan bantuan Statistical

Package Social Science (SPSS) 22.0 for Windows.

Tabel 4. 22 Hasil Uji Homogenitas Pre-Test


Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.880 1 54 .352

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai

signifikansi 0,352  0,05 maka data hasil pre-test kelas

eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen.

102
2) Post-Test

(a) Hasil Post-Test Kelas Eksperimen

Pelaksanaan post-test hari Jum’at, 5 November 2021,

post-test ini dilakukan sebagai penilaian akhir dari hasil

penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan media

kartu bergambar scramble yang telah diterapkan. Soal yang

digunakan sama dengan soal pre-test hanya penomoran

soalnya saja yang berubah, agar hasil yang diperoleh benar-

benar pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Hasil post-test

kelas eksperimen dipaparkan dalam bentuk tabel sebagai

berikut.

Tabel 4. 23 Hasil Belajar Akhir (Post-Test) Kelas Eksperimen


Nilai Post-test
No.
Kelas Eskperimen
1 80
2 64
3 88
4 76
5 60
6 88
7 92
8 84
9 88
10 68
11 92
12 72
13 84
14 84
15 80
16 92
17 64
18 80
19 84

103
20 92
21 84
22 76
23 96
24 92
25 72
26 76
27 64
28 88

(b) Hasil Post-Test Kelas Kontrol

Post-test pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari

Kamis, 8 November 2021. Post-test ini dilakukan sebagai

penilaian akhir dari hasil penggunaan model pembelajaran

ekspositori yang telah diterapkan. Hasil post-test siswa kelas

kontrol dipaparkan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 4. 24 Hasil Belajar Akhir (Post-Test) Kelas Kontrol


Nilai Post-test
No.
Kelas Kontol
1 72
2 52
3 80
4 72
5 60
6 76
7 72
8 56
9 60
10 92
11 68
12 88
13 60
14 56
15 68
16 80
17 56

104
18 80
19 72
20 64
21 80
22 76
23 68
24 72
25 64
26 52
27 68
28 76

Adapun hasil perhitungan statistik kedua kelas

diperoleh dengan bantuan program Statistical Package Social

Science (SPSS) 22.0 for Windows diperoleh hasil sebagai

berikut.

Tabel 4. 25 Data Satistik Hasil Post-Test Siswa


No Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1 Rata-Rata 80,71 69,29
2 Median 84,00 70,00
3 Modus 84 72
4 Standar Deviasi 10,157 10,445
5 Skor Minimum 60 52
6 Skor 96 92
Maksimum

Berdasarkan tabel di atas, terlihat hasil post-test

kedua kelas menunjukkan bahwa perolehan nilai minimum

kedua kelas berbeda, kelas eksperimen memperoleh nilai

minimum sebesar 60, sedangkan kelas kontrol memperoleh

nilai sebesar 52. Nilai maksimumnya juga demikian, kelas

eksperimen memperoleh nilai maksimum sebesar 96,

sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai maksimum

sebesar 92. Selain itu, nilai rata-rata yang diperoleh kelas

105
eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata siswa kelas kontrol,

nilai rata-rata post-test kelas eksperimen sebesar 80,71, dan

nilai rata-rata post-test kelas kontrol sebesar 69,29.

(c) Analisis Data Post-Test

Setelah data hasil penelitian diperoleh, maka data

akan dianalisis, sebelum melakukan analisis terlebih dahulu

dilakukan pengujian persyaratan analisis data. Uji normalitas

dan uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

yang diperoleh berdistribusi normal atau mempunyai ragam

data yang homogen atau tidak. Adapun hasil yang didapatkan

setelah melakukan pengujian prasyarat analisis data adalah

sebagai berikut.

(1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

rumus Shapiro-Wilk, perhitungannya dengan bantuan

program Statistical Package Social Science (SPSS) 22.0

for Windows. Untuk mengetahui normal tidaknya adalah

jjika Sig.  0,05 maka data tersebut dikatakan normal,

dan jika Sig.  0,05 dapat dikatakan tidak normal. Hasil

uji normalitas post-test dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. 26 Hasil Uji Normalitas Post-Test


Kelas Kolmogorv-Smirnov Shapiro-Wilk Keterangan
Statistik df Sig. Statistik df Sig.
Eksperimen 0,163 28 0,056 0.931 28 0.065 Normal
Kontrol 0,103 28 0,200 0.967 28 0.506 Normal

106
Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui

bahwa hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol

terdistribusi normal, karena nilai Sig.  0,05 uji

menggunakan rumus Shapiro-Wilk.

(2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui

apakah data yang diperoleh homogen. Data dapat

dikatakan homogen jika nilai Sig. > 0,05, sedangkan jika

nilai Sig. <0,05 maka dapat dikatakan bahwa data

tersebut tidak terdistribusi homogen. Berikut adalah uji

homogenitas hasil post-test di kelas eksperimen dan

kelas kontrol dengan menggunakan bantuan Statistical

Package Social Science (SPSS) 22.0 for Windows.

Tabel 4. 27 Hasil Uji Homogenitas Post-Test


Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.001 1 54 .974

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai

signifikansi 0,974  0,05 maka data hasil post-test kelas

eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen.

3) Uji Efektivitas Dengan N-Gain Score

N-gain score adalah selisih antara skor post-test dan skor

pre-test. Setelah semua data terkumpul, untuk mengetahui

107
peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran ini

diperhitungkan dengan rumus N-Gain (Normalized-Gain). Uji

N-gain dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

dengan bantuan Statistical Package Social Science (SPSS) 22.0

for Windows, diperoleh hasil perhitungan uji N-Gain sebagai

berikut.

Tabel 4. 28 Hasil Analisis N-Gain Score Kelas Eskperimen


Kode Siswa N-Gain Score N-Gain Kategori
Percent
E-1 0,71 70,59 % Efektif
E-2 0,55 55,00 % Kurang Efektif
E-3 0,80 80,00 % Sangat Efektif
E-4 0,67 66,67 % Efektif
E-5 0,50 50,00 % Kurang Efektif
E-6 0,79 78,57 % Efektif
E-7 0,83 83,33 % Sangat Efektif
E-8 0,73 73,33 % Efektif
E-9 0,79 78,57 % Efektif
E-10 0,60 60,00 % Efektif
E-11 0,86 85,71 % Sangat Efektif
E-12 0,63 63,16 % Efektif
E-13 0,69 69,23 % Efektif
E-14 0,73 73,33 % Efektif
E-15 0,71 70,59 % Efektif
E-16 0,85 84,62 % Sangat Efektif
E-17 0,55 55,00 % Kurang Efektif
E-18 0,69 68,75 % Efektif
E-19 0,73 73,33 % Efektif
E-20 0,85 84,62 % Sangat Efektif
E-21 0,75 75,00 % Efektif
E-22 0,67 66,67 % Efektif
E-23 0,92 91,67 % Sangat Efektif
E-24 0,85 84,62 % Sangat Efektif
E-25 0,61 61,11 % Efektif
E-26 0,65 64,71 % Efektif
E-27 0,53 52,63 % Kurang Efektif
E-28 0,80 80,00 % Sangat Efektif
Rata-rata 0,71 71,45 % Efektif
Minimal 0,50 50,00 % Kurang Efektif
Maksimal 0,92 91,67 % Sangat Efektif

Berdasarkan hasil analisis data N-Gain Score di atas,

diketahui bahwa persentase rata-rata N-Gain Score untuk kelas

108
eksperimen atau kelas yang menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe scramble dengan media kartu bergambar adalah

sebesar 71,45%, termasuk dalam kategori “Efektif”. Adapun

hasil analisis N-Gain Score kelas kontrol dipaparkan pada tabel

berikut.

Tabel 4. 29 Hasil Analisis N-Gain Score Kelas Kontrol


Kode Siswa N-Gain N-Gain Kategori
Score Percent
K-1 0,56 56,25% Kurang Efektif
K-2 0,40 40,00% Kurang Efektif
K-3 0,62 61,54% Efektif
K-4 0,53 53,33% Kurang Efektif
K-5 0,47 47,37% Kurang Efektif
K-6 0,57 57,14% Kurang Efektif
K-7 0,56 56,25% Kurang Efektif
K-8 0,42 42,11% Kurang Efektif
K-9 0,41 41,18% Kurang Efektif
K-10 0,82 81,82% Sangat efektif
K-11 0,53 52,94% Kurang Efektif
K-12 0,77 76,92% Efektif
K-13 0,38 37,50% Tidak Efektif
K-14 0,39 38,89% Tidak Efektif
K-15 0,53 52,94% Kurang Efektif
K-16 0,64 64,29% Efektif
K-17 0,39 38,89% Tidak Efektif
K-18 0,64 64,29% Efektif
K-19 0,56 56,25% Kurang Efektif
K-20 0,50 50,00% Kurang Efektif
K-21 0,62 61,54% Efektif
K-22 0,57 57,14% Kurang Efektif
K-23 0,60 60,00% Efektif
K-24 0,56 56,25% Kurang Efektif
K-25 0,47 47,06% Kurang Efektif
K-26 0,40 40,00% Kurang Efektif
K-27 0,50 50,00% Kurang Efektif
K-28 0,60 60,00% Efektif
Rata-Rata 0,53 53,63% Kurang Efektif
Minimal 0,38 37,50% Tidak Efektif
Maksimal 0,82 81,82% Sangat efektif

Berdasarkan hasil analisis data N-Gain Score di atas,

diketahui bahwa persentase rata-rata N-Gain Score untuk kelas

kontrol atau kelas yang menerapkan model pembelajaran

109
ekspositori tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe scramble dengan media kartu bergambar adalah sebesar

53,63%, termasuk dalam kategori “Kurang Efektif”. Nilai N-

Gain Score minimal sebesar 0,25 dan maksimal sebesar 0,79.

Hasil rata-rata N-Gain Score kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe scramble

dengan media kartu bergambar lebih tinggi daripada rata-rata N-

Gain Score kelas kontrol yang tidak menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan media kartu

bergambar. Dengan demikian diketahui bahwa penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe scrambel dengan media

kartu bergambar pada pembelajaran IPA khususnya materi

sistem tata surya kelas VII SMP Darul Fikr Andong dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dengan kategori “Tinggi”.

4) Uji Hipotesis Dengan Uji Indipendent T-Test

Setelah melakukan uji N-Gain, selanjutnya dilakukan uji

hipotesis untuk mengetahui nilai selisih dari n-gain selama

penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

: pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif

dengan media kartu bergambar scramble tidak efektif

terhadap hasil belajar materi sistem tata surya pada siswa

kelas VII SMP Darul Fikr Andong.

110
: pembelajaran mengunakan model pembelajaran kooperatif

dengan media kartu bergambar scramble efektif terhadap

hasil belajar materi sistem tata surya pada siswa kelas VII

SMP Darul Fikr Andong.

Kesimpulannya ditolak apabila nilai signifikansi 

0,05 dan diterima apabila nilai signifikansi ≥ 0,05. Dengan

ketentuan apabila terdapat positif maka 

dapat dikatakan efektif. Apabila negatif, dapat dikatakan

efektif jika  . Perhitungan dilakukan dengan

menggunakan program Statistical Package Social Science

(SPSS) 22.0 for Windows sebagai berikut.

Tabel 4. 30 Hasil Uji-T


Independent Samples Test

Levene's Test t-test for


for Equality of Equality of
Variances Means

F Sig. t df

NGain_Persen Equal variances 6.03


.096 .758 54
assumed 2

Equal variances 6.03 53.9


not assumed 2 99

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

Sig. Std.
(2- Error
taile Mean Differen
d) Difference ce

111
NGain_Persen Equal variances
.000 17.81866 2.95424
assumed

Equal variances
.000 17.81866 2.95424
not assumed

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of


the Difference

Lower Upper

NGain_Persen Equal variances


11.89577 23.74156
assumed

Equal variances
11.89576 23.74156
not assumed

Berdasarkan hasil perhitungan tabel di atas, diketahui

pada kolom Levene’s Test for Equality of Variances memiliki

nilai signifikansi sebesar 0,758 (p  0,05). Hal tersebut

menunjukkan bahwa kedua varian adalah sama, maka

penggunaan varian untuk membandingkan rata-rata populasi (t-

test for Equality of Mean) dalam pengujian t-test harus dengan

dasar equal variance assumed. Pada equal variance assumed

diperoleh nilai thitung sebesar 6,032 > ttabel 2,003 dan taraf

signifikansi Sig. (2-tailed) sebesar 0,000  0,05, p = 0,000. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa p  0,05, dengan demikian dapat

dikatakan bahwa pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan media kartu

bergambar lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran

112
tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan

media kartu bergambar scramble terhadap hasil belajar materi

sistem tata surya pada siswa kelas VII SMP Darul Fikr Andong.

Dari hasil analisis di atas menunjukkan bahwa ditolak,

karena nilai thitung > ttabel, dengan taraf signifikansi Sig. (2-tailed)

sebesar 0,000  0,05, sedangkan diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan media kartu

bergambar efektif terhadap hasil belajar materi sistem tata surya

pada siswa kelas VII SMP Darul Fikr Andong.

b. Analisis Angket Respons Siswa

Data hasil respons siswa terhadap penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe scramble dianalisis dengan cara

menghitung persentase penilaian respons siswa dengan

menggunakan rumus berikut.


Keterangan:

P = Persentase

ΣXi = Jumlah total skor yang diperoleh dari penilaian siswa

ΣX = Jumlah skor ideal

113
Interpretasi merupakan penafsiran terhadap hasil analisis

data responden. Sebagai pedoman interpretasi ditetapkan kategori

pada tabel berikut ini.

Tabel 4.31 Kategori Respons Siswa


Persentase Kategori
(%)
80 – 100 Sangat Baik
60 – 79 Cukup Baik
40 -59 Kurang Baik
≤ 39 Tidak Baik
(Sumber: Sugiyono, 2014)
Berdasarkan analisis data angket respons siswa diperoleh

persentase sebagai berikut.

Tabel 4. 32 Data Angket Respons Siswa


Butir Jumlah Rata- Persentase Kriteria
Pernyataan Skor Rata Respons Siswa
1 100 3,57 89,28% Sangat Baik
2 99 3,53 88,39% Sangat Baik
3 102 3,64 91,07% Sangat Baik
4 102 3,64 91,07% Sangat Baik
5 103 3,67 91,96% Sangat Baik
6 87 3,10 77,67% Cukup Baik
7 89 3,17 79,46% Cukup Baik
8 92 3,28 82,14% Sangat Baik
Penilaian 774 3,45 86,38% Sangat Baik
Keseluruhan

Berdasarkan hasil respons siswa kelas eksperimen terhadap

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan

media kartu bergambar scramble pada materi sistem tata surya kelas

VII SMP Darul Fikr Andong diperoleh hasil penilaian keseluruhan

dengan persentase skor rata-rata sebesar 86,38% dan termasuk dalam

kriteria sangat baik untuk digunakan pada siswa kelas VII SMP

Darul Fikr Andong.

114
C. Pembahasan

1. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif dengan Media Kartu

Bergambar Scramble pada Materi Sistem Tata Surya Terhadap

Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Darul Fikr Andong Tahun

Pelajaran 2021/2022

Pada penelitian ini, efektivitas model pembelajaran kooperatif

dengan media kartu bergambar scramble ditinjau berdasarkan data hasil

belajar siswa dan respons siswa. Hasil belajar siswa pada kelas kontrol

(kelas yang menggunakan model pembelajaran ekspositori) mendapatkan

nilai rata-rata pre-test sebesar 35,43 dengan nilai tertinggi 56 dan nilai

terendah 20 sedangkan nilai rata-rata post-test sebesar 69,29 dengan nilai

tertinggi 92 dan nilai terendah 52. Sedangkan kelas eksperimen (kelas

yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe scramble)

mendapatkan nilai rata-rata pre-test sebesar 36,00 dengan nilai tertinggi

52, sedangkan nilai rata-rata post-test sebesar 80,71 dengan nilai tertinggi

96 dan nilai terendah 60.

Berarti dapat diketahui bahwa pembelajaran yang menggunakan

model pembelajaran kooperatif dengan media kartu bergambar scramble

mempunyai efektivitas yang cukup baik dari pada pembelajaran dengan

model pembelajaran ekspositori. Hal ini dapat ditunjukan hasil

perhitungan rata-rata nilai post-test pada kelas eksperimen lebih tinggi

yaitu sebesar 80,71 sedangkan rata-rata kelas kontrol sebesar 69,29. Hasil

uji N-Gain menunjukkan nilai rata-rata n-gain score kelas eksperimen

115
sebesar 0,71 termasuk dalam kriteria “Tinggi” dengan persentase sebesar

71,45% termasuk dalam kriteria “Efektif”, sedangkan rata-rata n-gain

score kelas kontrol sebesar 0,53 termasuk dalam kriteria “Sedang” dengan

persentase sebesar 53,63 % termasuk dalam kriteria “Kurang Efektif”.

Hasil uji independent t-test menunjukkan nilai thitung sebesar 6,032 > ttabel

2,003 dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000  0,05 yang berarti bahwa

Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan media kartu

bergambar scramble efektif terhadap hasil belajar IPA pada materi sistem

tata surya siswa kelas VII SMP Darul Fikr Andong.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hazni

Akmal Nufus (2019) menunjukkan hasil perhitungan data post-test yang

nilai Sig. (asymp sig 2-tailed) sebesar 0,000. Hal ini berarti jika nilai

signifikansinya  0,05 maka 0,000  0,05, maka rata-rata nilai post-test

siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Hasil uji ini ditunjukan

dengan meningkatnya hasil rata-rata nilai siswa di kelas eksperimen

menjadi 81,8 dan kelas kontrol 64,3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

ditolak dan diterima yang berarti model scrambel dengan media

media kotak kartu misteri (kokami) lebih efektif dibandingkan dengan

model konvensional terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia materi

makna kata siswa kelas VI di Gugus Wirokuntolo Kecamatan Sumowono

Kabupaten Kebumen.

116
Berdasarkan hasil analisis angket respons siswa terhadap model

pembelajaran kooperatif dengan media kartu bergambar scramble

diperoleh penilaian pada butir pernyataan 1 dengan persentase skor rata-

rata sebesar 89,28% termasuk dalam kriteria sangat baik. Hasil penilaian

pada butir pernyataan 2 dengan persentase skor rata-rata sebesar 88,39%

termasuk dalam kriteria sangat baik. Hasil penilaian pada butir pernyataan

3 dengan persentase skor rata-rata sebesar 91,07% termasuk dalam

kriteria sangat baik. Hasil penilaian pada butir pernyataan 4 dengan

persentase skor rata-rata sebesar 91,07% termasuk dalam kriteria sangat

baik. Hasil penilaian pada butir pernyataan 5 dengan persentase skor rata-

rata sebesar 91,96% termasuk dalam kriteria sangat baik. Hasil penilaian

pada butir pernyataan 6 dengan persentase skor rata-rata sebesar 76,67%

termasuk dalam kriteria cukup baik. Hasil penilaian pada butir pernyataan

7 dengan persentase skor rata-rata sebesar 79,46% termasuk dalam

kriteria cukup baik. Hasil penilaian pada butir pernyataan 8 dengan

persentase skor rata-rata sebesar 82,14% termasuk dalam kriteria sangat

baik. Hasil penilaian keseluruhan respons siswa terhadap model

pembelajaran kooperatif dengan media kartu bergambar scramble sebagai

media pembelajaran IPA diperoleh persentase skor rata-rata sebesar

86,38% dan termasuk dalam kriteria “Sangat Baik” untuk digunakan pada

siswa kelas VII SMP Darul Fikr Andong

117
`BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui

hasil uji n-gain diperoleh persentase rata-rata n-gain score kelas eksperimen

sebesar 71,45% dengan kriteria “Efektif”, sedangkan persentase n-gain score

kelas kontrol sebesar 53,63% dengan kriteria “Kurang Efektif”. Hasil uji

hipotesis dengan Independent Sample T-Test diperoleh nilai thitung 6,032 >

ttabel 2,003 dengan nilai Sig. (2-tailed) 0,000  0,05, maka hipotesis

diterima. Hasil analisis angket respons siswa diperoleh persentase skor rata-

rata sebesar 86,38% dan termasuk dalam kriteria “Sangat Baik”. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif dengan media kartu

bergambar scramble pada materi sistem tata surya efektif untuk diterapkan

pada siswa kelas VII SMP Darul Fikr Andong tahun pelajaran 2021/2022.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya, peneliti

dapat memberikan beberapa saran pemanfaatan dan pengembangan modul

lebih lanjut sebagai berikut:

1. Kepada guru mata pelajaran IPA agar dapat menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe scramble dengan media kartu bergambar

pada materi sistem tata surya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

118
2. Kepada siswa agar bertindak lebih aktif dalam proses pembelajaran

sehingga guru mampu menilai di mana letak ketidakpahaman siswa

dalam menerima pembelajaran.

3. Kepada peneliti agar mampu mengembangkan serta mengevaluasikan

penelitian yang serupa dengan sampel yang lebih luas lagi sehingga dapat

menjadi model pembelajaran dan media pembelajaran yang menjadi

rujukan.

119
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
______. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Perss.
______. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Astriani, Siska Ana. 2018. Prinsip dan Kriteria Media Pembelajaran.
Probolinggo: Universitas Nurul Jadid.
Bram, Yudi Farola. 2005. Analisis Efektivitas Iklan Sebagai Salah Satu Stratergi
Pemasaran Perusahaan Percetakan Dan Penerbitan PT Rambang Dengan
Menggunakan Metode CPIC Model. Jurnal Manajemen dan Bisnis
Sriwijaya, Vol 3, No. 6. Hlm. 1-23
Budinuryanto, J. dkk. 1997. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta:
Depdikbud
Dwi, H. K., W, S., & H, L. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Video
Tutorial Facebook Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Pemasaran Online di SMK Negeri 3 Surakarta. Semiar Nasional
Pendidikan Ekonomi & Bisnis Fakultas Keguruan Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret, (pp. 1-10). Surakarta.
Fajriyah, Zahratun. 2015. Peningkatan Penggunan Kosakata Bahasa Arab Melalui
Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar. Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, Vol 9, No 1, h 112
Fauziyah, Retno. 2016. Efektivitas Penggunaan Modul Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Mata Pelajaran Boga Dasar Kelas X Di SMK Negeri 1 Kalasan
Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Fayakun, M., & P, J. 2015. Efektivitas Pembelajaran Fisika Menggunakan Model
Kontekstual (Ctl) Dengan Metodepredict, Observe, Explain Terhadap
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,
Vol 11 No 1, 49-58.
Hake, Richard R. Analyzing Change/Gain Scores. Diakses tanggal 25 April 2021
melalui www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf.
Hartawan, I Made. 2018. Pengaruh Media Flashcard Terhadap Perkembangan
Bahasa Anak Kelompok B Di Tk Nurus Sa’adah 03 Kecamatan
Ledekombo Kabupaten Jember. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Anak Usia Dini, Vol 2, No 2, h 3

120
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Imam Taufik.2010. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Bekasi: Ganeca Exact
Izzan, A. 2009. Metodologi pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora
Kartila. 2019. Peranan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble Terhadap
Minat Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas III SD
Islam Datok Sulaiman Palopo. Sulawesi: Institut Agama Islam Neger
Palopo
Khotimah, Empit. 2010. Penggunaan Media Flashcard Dalam Meningkatkan
Kemampuan Siswa Pada Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Kelas II
MI Ar-Rochman Samarang Gatut. Jurnal Pendidikan Universitas Garut,
Vol 4, No 1, h 11
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.
Bandung: Refika Aditama.
Lisnasari, Yosi. 2020. Efektivitas Penggunaan Alat Peraga Terhadap Hasil
Belajar Matematika Kelas 4 Di SD Negeri Jayaguna. Lampung: Institut
Agama Islam Negeri Metro Lampung
Matondang, Zulkifli. 2009. Pengujian Homogenitas Varians Data. Taburasa PPS
UNIMED: Medan.
Munadi,Yudhi. 2008. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Muyasaroh, Siti. 2017. Meningkatkan Kemampuan berbicara Melalui Media
Kartu Kata Bergambar Pada Anak Usia 3-4 Tahun KB SPS Nur Amin
Ridwan Gadingmangu Jombang. Jurnal Paud Teratai, Vol 3, No 6, h 3
Naim, Ngainun.2011. Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Nufri, Nur Iftitah. 2020. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Edmodo
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Simulasi
Digital SMK Negeri 6 Makassar. Makassar: Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Pangestuti, Jilan Rizkiana. 2019. Skripsi. Efektivitas Media Pembelajaran Ipa
Terpadu Berbasis Android Terhadap Hasil Belajar Ipa Materi Cahaya
Dan Alat Optik Pada Siswa Kelas VIII MTS NU Ungaran Tahun
Pelajaran 2018/2019. Salatiga: IAIN Salatiga
Putra, I Gede Diyana dkk. 2020. Peran Model Pembelajaran Scramble dalam
Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan. Vol. 4 (3) pp. 409-416.

121
Putri, Rizki Rahma. 2017. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Scramble Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas
VIII pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia di SMPN 1 Pasie Raja
Aceh Selatan. Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Darussalam.
Rinawati, Fetti. 2020. Skripsi. Pengaruh Model Pembelajaran Scramble
Terhadap Kemampuan Komunikasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik
Dalam Pembelajaran IPA Di MIN 5 Tulungagung. Tulungagung: IAIN
Tulungagung
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Rusydah, Atina. 2019. Efektivitas Model Pembelajaran Scramble Terhadap
Komunikasi Matematis Peserta Didik pada Materi Himpunan Kelas VII
MTs Istifaiyah Nahdliyah (MTs-IN) Banyurip Ageng Kota Pekalongan
Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Semarang: UIN Walisongo
Semarang.
Sagala, Syaiful.2010. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Cet.8. Bandung:
Alfabeta
Sakdiah, Halimaton. 2016. Pengembangan Kemampuan Kognitif Tentang Konsep
Berhitung APE Flashcard Di Tk Hubbul Wathan Lamteuba Kecamatan
Seulimeuma Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia
Dini, Vol 1, No1, h 116
Saputro, Budiyono. 2018. Model Pendekatan Saintifik Dalam Kehidupan Sosial
Keagamaan Masyarakat Kampung Mualaf. Jakarta: Rajawali Pers.
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasihan Al-
Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Klaten: PT Intan Pariwara
Solikha, Nikmatus dkk.2020. Efektivitas Pembelajaran E-Learning Berbasis
Schoology Terhadap Peningkatan Dan Hasil Belajar Siswa X IPS MAN
Kota Pasuruhan. Pasuruhan: STKIP PGRI Pasuruhan.
Sudjana, Nana.2004. Dasar-dasar Proses Belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo

122
Sugiharti, Pipit. 2011. Penggunaan Metode scramble pada pembelajaran fisika
untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur-
Nomor 16/Tahun ke-10/Juni 2011. Jakarta Barat: BPK Penabur
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
_______. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, CV
Susilana, R. dan Riyana,C. 2009. Media pembelajaran. Bandung: CV Wacana
Prima
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Masmedia Buana
Pustaka
Syam, Arif. 2020. Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan
Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 3 Makassar.
Makassar: Universitas Muhammadiah Makassar.
Taufik, Imam. 2010. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Bekasi: Ganeca Exact.
Thobroni, Muhammad dan Arih Mustofa. 2011. Belajar Pembelajatan
Pengembangan Wacana Dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan
Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.
Tiro, Muhammad Ari. 2003. Dasar- Dasar Statistika. Makasar: State University
of Makassar Press.
Usman, Moh. Uzer. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya, hlm 31.
Wahyuningsih, Rani Anggi. 2011. Efektivitas Penggunaan Media Audio-Visual
Dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Bahasa Prancis Pada Siswa
Kelas X MAN 1 Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Widoyoko, Eko Putro. 2013. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Yati, Rahma. 2020. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble
Untuk Meningkatkan Hail Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Terpadu
Kelas VIII B SMP Negeri 6 Muaro Jambi. Jambi: Universitas Islam
Negerisulthan Thaha Saifuddin Jambi.

123
LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Wawancara Dengan Guru IPA

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU IPA

Tujuan : Memperoleh informasi pembelajaran IPA di SMP Darul


Fikr Andong

Waktu : 14 April 2021

Tempat : SMP Darul Fikr Andong

Narasumber : Ibu Siti Sholikah, S.Pd

Pewawancara : Dhimas Adha Raditya Rahmajati

Pertanyaan:

1. Apakah SMP Darul Fikr sudah menerapkan Kurikulum 2013?


2. Apakah pembelajaran IPA sudah berpusat pada siswa (student centered)?
3. Apakah metode pembelajaran yang paling sering Anda gunakan ketika
mengajar?
4. Apakah model pembelajaran yang sering Anda gunakan?
5. Apakah Anda pernah mengajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe scramble?
6. Apakah media pembelajaran yang sering Anda gunakan?
7. Apakah Anda membuat media tersebut sendiri?
8. Apakah Anda pernah menggunakan kartu bergambar sebagai media
pembelajaran IPA?
9. Menurut Anda bagaimana minat belajar siswa terhadap pembelajaran IPA
sejauh ini?
10. Bagaimana Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk mata pelajaran
IPA kelas VII di SMP Darul Fikr Andong?
11. Apakah hasil belajar IPA siswa sejauh ini sudah memenuhi KKM?
12. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam mengajarkan materi sistem tata
surya? Menurut Anda bagaimana pemahaman siswa terhadap materi
tersebut?
13. Bagaimana pendapat Anda jika pembelajaran IPA materi sistem tata surya
menggunakan media kartu bergambar yang berisi kartu gambar planet-
planet dan anggota tata surya lain kemudian ada kartu pasangannya yang

124
berisi uraian mengenai karakteristik dari gambar yang terdapat dalam kartu
tersebut?

Jawaban:

1. Sudah.
2. Belum.
3. Metode yang paling sering saya gunakan metode ceramah.
4. Sesuai dengan metodenya, model pembelajaran ekspositori.
5. Belum pernah.
6. Kalau menggunakan metode ceramah medianya hanya spidol papan tulis
saja cukup tapi ada beberapa materi yang perlu media lain, misalnya
pewarisan sifat itu lebih mudah kalau saya pakai kertas karton beberapa
warna di gunting kemudian di acak nanti siswa yang memasangkan begitu.
7. Iya.
8. Belum pernah, kartu tulisan biasanya yang saya gunakan. Contohnya
ketika klasifikasi makhluk hidup itu saya buat kartu ada nama spesies dan
kelas/ordonya nanti siswa saya suruh cari pasangan kartunya masing-
masing.
9. Minat belajarnya setiap siswa berbeda-beda ya, terkadang ada yang
semangat dan tertarik hanya pada materi tertentu saja, ada juga yang
kelihatannya gak semangat tapi memperhatikan, tapi kebanyakan itu
minatnya masih rendah, jadi sampai akhir pembelajaran fokusnya siswa
masih kemana-mana.
10. KKM untuk mata pelajaran IPA 68.
11. Sejauh ini siswa yang memperoleh nilai di atas KKM untuk kelas 7 itu
lumayan banyak mas ada sekitar 6-8 siswa dari jumlah siswa 30 siswa
dalam sekelas.
12. Kalau kesulitan mungkin tidak, tetapi ntah kenapa hasil yang diperoleh
siswa kurang maksimal padahal ketika pembelajaran saya tanya katanya
rata-rata sudah paham, ketika diaplikasikan ke dalam soal mereka suka
terbalik-balik dalam mengingat materinya.
13. Sepertinya baik untuk diterapkan, karena cocok dengan materinya. Sistem
tata surya kan banyak gambar planet-planet, satelit, meteoroid, asteroid
dan sebagainya. Jadi dengan menggunakan kartu bergambar dapat
memudahkan siswa memahami dan mudah-mudahan mudah diingat oleh
siswa, menarik minat belajarnya juga. Tetapi mungkin bisa diberi sedikit
petunjuk bagaimana siswa mencocokan gambar dan keterangannya,
bagaimana siswanya bisa tahu oh ini keterangan yang sesuai dengan
gambar, seperti itu.

125
Lampiran 2. Hasil Penilaian Validasi Media

126
127
128
Lampiran 3. RPP Kelas Eksperimen

129
130
Lampiran 4. RPP Kelas Kontrol

131
132
Lampiran 5. Hasil Penilaian Validasi RPP

133
134
Lampiran 6. Kisi-kisi Soal Uji Coba

KISI-KISI SOAL UJI COBA

Indikator Pencapaian Nomor Soal Aspek Kognitif Jumlah


Kompetensi C1 C2 C3 C4
3.11.1. Membuat model orbit 1, 2, 3, 4 √ 4
planet
3.11.2. Mendeskripsikan 5, 6, 10, 14, √ 15
karakteristik komponen 16
Tata surya. 7, 8, 9, 11 ,12 √
,13, 15,17, 18,
19
3.11.3. Mencari informasi 20, 22 √ 3
tentang planet-planet
penyusun Tata surya. 21 √
3.11.4. Mendeskripsikan gerak 23 √ 1
planet pada orbit Tata
surya.
3.11.5. Membuat model 24, 25 √ 2
perbandingan jarak
komponen Tata surya.
3.11.6. Mengamati berbagai 26, 27, 32, √ 9
fase Bulan. 28 √
30, 31, 33 √
29, 34 √
3.11.7. Mendeskripsikan gerak 35, 36 √ 2
rotasi dan gerak revolusi
Bumi.
3.11.8. Mendeskripsikan rotasi, 37, √ 2
revolusi Bumi serta
peristiwa yang 38 √
diakibatkannya.
3.11.9. Mencari informasi 39 √ 2
tentang perubahan
musim yang terjadi di
Bumi bagian utara dan 40 √
Bumi bagian selatan

Jumlah Soal Keseluruhan 40

Keterangan:
C1 =Mengingat/Mengetahui C3 =Mengaplikasikan
C2 = Memahami C4 = Menganalisis

135
Lampiran 7. Hasil Penilaian Validasi Kisi-Kisi Soal Uji Coba

136
137
Lampiran 8. Soal Uji Coba

SOAL UJI COBA

Materi Pokok : Sistem Tata Suya

Kelas : VIII (Delapan)

Waktu : 40 Menit

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang
Anda anggap benar!

1. Teori yang beranggapan bahwa bumi sebagai pusat peredaran tata surya
adalah…
a. Heliosentris
b. Big bang
c. Geosentris
d. Nebula
2. Teori heliosentris menyatakan bahwa Matahari adalah…
a. Pusat alam semesta
b. Pusat orbit
c. Pusat galaksi
d. Pusat kehidupan
3. Copernicus mengemukakan model tata surya yang disebut…
a. Model Nebula
b. Model Geosentris
c. Model Big bang
d. Model Heliosentrin
4. Garis edar atau lintasan planet bumi disebut …
a. Gravitasi
b. Orbit
c. Bidang edar
d. Bidang eklipta
5. Planet yang memiliki keadaan hampir mirip dengan Bumi, mempunyai
lapisan atmosfer tipis, dan memiliki dua satelit, yaitu Demos dan Fobos
adalah ….
a. Merkurius
b. Uranus

138
c. Saturnus
d. Mars
6. perhatikan ciri-ciri sebuah planet berikut!
1) Merupakan sebuah planet terbesar
2) Mempunyai cincin
3) Berwarna kemerah-merahan
4) Bidang edarnnya antara Mars dan Saturnus
Karakteristik planet Yupiter, ditunjukkan pada nomor...
a. 1 dan 2
b. 1 dan 4
c. 2 dan 3
d. 3 dan 4
7. Planet yang memiliki satelit terbanyak adalah ….
a. Jupiter
b. Merkurius
c. Neptunus
d. Saturnus
8. Benda langit berupa bongkahan bantuan yang ada di antara orbit planet
Mars dan Yupiter adalah….
a. Asterioid
b. Komet
c. Meteorid
d. Planet
9. Benda langit berupa kumpulan debu dan gas yang membeku seperti
bongkahan es yang mengelilingi matahari dengan orbit elips yang sangat
lonjong disebut…
a. Asteroid
b. Komet
c. Meteorid
d. Planet
10. Bagian komet yang berukuran lebih panjang daripada bagian komet
lainnya, arah struktur ini selalu menjauhi Matahari dikarenakan dorongan
yang berasal dari angin dan radiasi Matahari. Bagian yang dimaksud
adalah .…
a. Inti komet
b. Koma
c. Ekor komet
d. Mantel komet

139
11. Satelit adalah benda langit yang tidak mengeluarkan cahaya sendiri dan
selalu bergerak mengelilingi planet. Berikut ini termasuk jenis satelit,
kecuali …
a. Pluto
b. Bulan
c. Callisto
d. Titan
12. Benda –benda langit mengelilingi matahari membentuk sistem tata surya.
Benda langit yang termasuk ke dalam sistem tata surya kita adalah,
kecuali …
a. Planet
b. Satelit
c. Nebula
d. Meteorid
13. Bagian lapisan Matahari yang merupakan sumber panas yang dihasilkan
adalah …
a. Inti
b. Fotosfer
c. Kromosfer
d. Korona
14. Struktur Matahari yang suhunya mencapai 6.000 oC adalah…
a. Inti
b. Fotosfer
c. Kromosfer
d. Korona
15. Urutan lapisan Matahari dari inti hingga lapisan terluar adalah ….
a. inti Matahari, fotosfer, Kromosfer, Korona
b. inti Matahari, kromosfer, fotosfer, korona
c. inti Matahari, Korona, fotosfer, kromosfer
d. inti Matahari, Kromosfer, korona, fotosfer
16. Perhatikan gambar dan pernyataan berikut ini !

1) Termasuk planet luar


2) Planet terbesar
3) Berada pada urutan ke-4 dari matahari
4) Mempunyai dua satelit
Pernyataan yang sesuai untuk planet seperti gambar diatas adalah…

140
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 4
17. Kelompok dari tata surya yang memiliki orbit berbentuk sangat lonjong
ialah …
a. Asteroid
b. Bumi
c. Bintang
d. Bulan
18. Planet yang memiliki sebutan Bintang Kejora adalah…
a. Merkurius
b. Venus
c. Mars
d. Uranus
19. Planet-planet yang berukuran besar di sebut …
a. Planet dalam
b. Planet luar
c. Planet terrestrial
d. Planet jovian
20. Susunan planet dari yang jaraknya terdekat Matahari adalah ….
a. Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Uranus, Saturnus, Neptunus
b. Merkurius, Venus, Mars, Bumi, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus
c. Merkurius, Venus, Mars, Bumi, Yupiter, Uranus, Saturnus, Neptunus
d. Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus
21. Planet berdasarkan pada bumi sebagai pembatasnya di bagi menjadi 2,
yaitu planet inferor dan planet superior. Planet-planet yang termasuk
planet superior adalah …
a. Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, venus
b. Merkurius, Yupiter, Saturnus, Uranus
c. Merkurius dan venus
d. Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus
22. Perhatikan gambar dibawah ini !

Planet Neptunus ditunjukkan oleh nomor…

141
a. 8
b. 6
c. 4
d. 2
23. Hukum Kepler menyatakan bahwa gerak edaran planet-planet
mengelilingi Matahari berbentuk…
a. Bintang
b. Polygon
c. Lingkaran sempurna
d. Elips
24. Jarak planet A terhadap matahari adalah 450.000 km. Jarak planet A
terhadap matahari jika dinyatakan dalam satuan astronomi (SA) adalah ….
SA. (1 SA = 150.000 km).
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
25. Jarak antara planet A dan planet B adalah 1 SA. Apabila dinyatakan dalam
satuan km maka jaraknya adalah….
a. 100.000 km
b. 250.000 km
c. 200.000 km
d. 150.000 km
26. Berikut ini yang bukan merupakan fase bentuk Bulan adalah ….
a. Bulan baru
b. Bulan bintang
c. Bulan sabit
d. Bulan purnama
27. Pada fase-fase bulan jika semua bagian bulan terkena sinar Matahari maka
disebut …
a. Bulan purnama
b. Bulan sabit
c. Bulan baru
d. Bulan cembung
28. Jika sisi Bulan yang menghadap ke Matahari nampak terang dan sisi Bulan
yang menghadap ke Bumi nampak gelap, maka Bulan mengalami fase ….
a. Bulan purnama
b. Bulan sabit
c. Bulan baru
d. Bulan separuh

142
29. Perhatikan gambar di bawah ini !

Ketika posisi Bulan berada di penumbra, maka akan terjadi..


a. Gerhana Bulan Total
b. Gerhana Bulan Sebagian
c. Gerhana Matahari Total
d. Gerhana Matahari Sebagian
30. Pasang surut air laut merupakan dampak dari terjadinya…
a. Gerhana bulan
b. Gerhana matahari
c. Perubahan iklim
d. Perubahan musim
31. Di bawah ini yang tidak ada pengaruh dari pasang surut adalah …
a. Sukar untuk bikin garam di pinggir pantai
b. Sulit menangkap ikan
c. Suliit budidaya ikan
d. Mudah untuk membuat garam
32. Turunya permukaan air laut akibat pengaruh dari proses naiknya
permukaan air laut di tempat lain adalah..
a. Pasang purnama
b. Pasang naik
c. Pasang perbani
d. Pasang surut
33. Perhatikan gambar Bulan di bawah ini!

Gambar di atas merupakan peristiwa terjadinya …


a. Gerhana Matahari total
b. Gerhana Bulan total
c. Gerhana Matahari cincin
d. Gerhana Bulan Sebagian
34. Di bawah ini posisi yang benar saat terjadi gerhana matahari adalah ….

143
a.

b.

c.

d.

35. Rotasi Bumi adalah perputaran Bumi pada porosnya. Waktu periode bumi
berputar pada porosnya adalah….
a. 27 jam
b. 29,5 jam
c. 23 jam 56 menit
d. 365 ½ hari
36. Gerakan bumi mengelilingi matahari dari barat ke timur selama 365 hari, 9
menit, dan 10 detik adalah gerakan …
a. Rotasi
b. Alami
c. Putaran
d. Revolusi
37. Bumi memiliki 2 gerak yaitu gerak rotasi dan gerak revolusi. Arah dari
gerak rotasi Bumi adalah…
a. Dari timur ke barat
b. Dari barat ke selatan
c. Dari timur ke utara
d. Dari barat ke timur
38. Revolusi bumi merupakan perputaran Bumi mengelilingi Matahari. Akibat
dari terjadinya revolusi Bumi adalah ….
a. terjadinya perubahan musim

144
b. terjadinya pembelokan arah angin
c. perbedaan percepatan gravitasi Bumi
d. terjadinya gerak semu bintang
39. Ketika musim semi terjadi di belahan bumi utara, maka yang terjadi
adalah…
a. Pepohonan mulai tumbuh daun
b. Daun-daun berguguran
c. Panas yang sangat terik
d. Turun salju
40. Pada bulan juni, kutub selatan berjahuan dengan Matahari, hal yang akan
di kutub selatan adalah …
a. Musim semi
b. Musim gugur
c. Musim panas
d. Musim dingin

145
Lampiran 9. Kunci Jawaban Soal Uji Coba

KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA

1. C 11. A 21. D 31. A


2. A 12. C 22. A 32. D
3. D 13. A 23. D 33. A
4. B 14. B 24. C 34. C
5. D 15. A 25. D 35. C
6. B 16. D 26. B 36. D
7. D 17. A 27. A 37. A
8. A 18. B 28. C 38. A
9. B 19. D 29. B 39. A
10. C 20. D 30. A 40. D

Kriteria Penilaian

Bentuk tes dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan tipe objektif maka
kriteria penilaiannya adalah:

a. Setiap soal memiliki bobot nilai 1


 Jawaban Benar =1
 Jawaban Salah =0
b. Rumus perhitungan nilai:

146
Lampiran 10. Hasil Penilaian Validasi Soal Uji Coba

147
148
149
150
Lampiran 11. Angket Respons Siswa

ANGKET RESPONS SISWA

A. Petunjuk Pengisian Angket


1. Mulailah dengan bacaan basmallah.
2. Sebelum mengisi angket respons ini, pastikan Anda telah membaca dan
menggunakan kartu bergambar materi sistem tata surya.
3. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan dalam angket ini sebelum Anda
memberikan penilaian.
4. Anda dimohon memberikan tanda check list (√) pada kolom yang sesuai
untuk menilai kualitas kartu bergambar materi sistem tata surya dengan
keterangan sebagai berikut:
Skor 4 (SS) : Sangat Setuju
Skor 3 (S) : Setuju
Skor 2 (KS) : Kurang Setuju
Skor 1 (TS) : Tidak Setuju
5. Sebelum melakukan penilaian, isilah identitas Anda secara lengkap
terlebih dahulu.

B. Identitas Siswa
Nama Lengkap : …………………………...
Kelas : …………………………...
Asal Sekolah : …………………………...

C. Aspek Penilaian
No Pernyataan Skor
1 2 3 4
1 Saya memahami bahasa yang digunakan pada
kartu bergambar materi system tata surya.
2 Ukuran dan jenis huruf pada kartu bergambar
materi sistem tata surya dapat saya baca dengan
jelas.
3 Gambar yang terdapat dalam kartu bergambar
jelas dan membuat saya tertarik untuk mempelajari
materi sistem tata surya.
4 Warna yang terdapat dalam karrtu bergambar

151
membuat saya tertarik dan semangat untuk
mempelajarinya.
5 Tampilan kartu bergambar sangat menarik dan
tidak membosankan.
6 Kartu bergambar materi sistem tata surya
membuat saya lebih aktif menyampaikan pendapat
dan bertanya tentang materi yang terdapat pada
kartu bergambar.
7 Kartu bergambar memberikan kejelasan tentang
materi sistem tata surya.
8 Dengan menggunakan kartu bergambar lebih
memperjelas saya dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.

152
Lampiran 12. Hasil Penilaian Validasi Angket

153
154
Lampiran 13. Lembar Jawaban Uji Coba Siswa

155
Lampiran 14. Hasil Uji Coba Validitas Soal

HASIL UJI VALIDITAS SOAL

Nomor Pearson Nilai Kategori Interpretasi Keputusan


Soal Correlation Sig. validitas
1 0,546 0,009 Valid Cukup Digunakan
2 0,196 0,383 Tidak valid - Tidak digunakan
3 0,474 0,026 Valid Cukup Digunakan
4 0,705 0,000 Valid Tinggi Digunakan
5 -0,150 0,506 Tidak valid - Tidak digunakan
6 0,452 0,035 Valid Cukup Digunakan
7 0,581 0,005 Valid Cukup Digunakan
8 -0,238 0,287 Tidak Valid - Tidak digunakan
9 0,457 0,032 Valid Cukup Digunakan
10 -0,678 0,001 Valid Sangat rendah Tidak digunakan
11 0,696 0,000 Valid Tinggi Digunakan
12 -0,618 0,002 Valid Sangat rendah Tidak digunakan
13 -0,236 0,291 Tidak valid - Tidak digunakan
14 0,063 0,781 Tidak valid - Tidak digunakan
15 0,758 0,000 Valid Tinggi Digunakan
16 0,586 0,004 Valid Cukup Digunakan
17 -0,157 0,485 Tidak valid - Tidak digunakan
18 0,569 0,006 Valid Cukup Digunakan
19 0,208 0,353 Tidak valid - Tidak digunakan
20 0,569 0,006 Valid Cukup Digunakan
21 0,451 0,035 Valid Cukup Digunakan
22 0,773 0,000 Valid Tinggi Digunakan
23 0,704 0,000 Valid Tinggi Digunakan
24 0,695 0,000 Valid Tinggi Digunakan
25 -0,315 0,154 Tidak valid - Tidak digunakan
26 -0,063 0,781 Tidak valid - Tidak digunakan
27 0,645 0,001 Valid Tinggi Digunakan
28 -0,236 0,291 Tidak valid - Tidak digunakan
29 0,603 0,003 Valid Tinggi Digunakan
30 0,755 0,000 Valid Tinggi Digunakan
31 0,362 0,098 Tidak valid - Tidak digunakan
32 0,616 0,002 Valid Tinggi Digunakan
33 0,581 0,005 Valid Cukup Digunakan
34 0,616 0,002 Valid Tinggi Digunakan
35 -0,422 0,051 Tidak valid - Tidak digunakan
36 0,740 0,000 Valid Tinggi Digunakan
37 0,536 0,010 Valid Cukup Digunakan
38 0,637 0,001 Valid Tinggi Digunakan
39 -0,352 0,108 Tidak valid - Tidak digunakan
40 0,586 0,004 Valid Cukup Digunakan

156
Lampiran 15. Hasil Uji Reliabilitas Soal

HASIL UJI RELIABILITAS SOAL

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 22 100.0

a
Excluded 0 .0

Total 22 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.907 27

157
Lampiran 16. Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal

HASIL UJI TARAF KESUKARAN SOAL

Nomor Nilai Mean Kategori tingkat


Soal kesukaran
1 0,77 Mudah
2 0,27 Sukar
3 0,82 Mudah
4 0,73 Mudah
5 0,41 Sedang
6 0,77 Mudah
7 0,73 Mudah
8 0,36 Sedang
9 0,73 Mudah
10 0,18 Sukar
11 0,77 Mudah
12 0,59 Sedang
13 0,50 Sedang
14 0,50 Sedang
15 0,73 Mudah
16 0,68 Sedang
17 0,27 Sukar
18 0,68 Sedang
19 0,55 Sedang
20 0,68 Sedang
21 0,68 Sedang
22 0,59 Sedang
23 0,68 Sedang
24 0,64 Sedang
25 0,50 Sedang
26 0,50 Sedang
27 0,59 Sedang
28 050 Sedang
29 0,68 Sedang
30 0,68 Sedang
31 0,50 Sedang
32 0,73 Mudah
33 0,73 Mudah
34 0,73 Mudah
35 0,41 Sedang
36 0,73 Mudah
37 0,68 Sedang
38 0,68 Sedang
39 0,18 Sukar
40 0,68 sedang

158
Lampiran 17. Hasil Uji Daya Beda Soal

HASIL UJI DAYA BEDA SOAL

Nomor Corrected Item-Total Kategori


Soal Correlation
1 0,492 Baik
2 0,120 Buruk
3 0,420 Baik
4 0,662 Baik
5 -0,231 Buruk
6 0,391 Cukup
7 0,526 Baik
8 -0,314 Buruk
9 0,393 Cukup
10 -0,712 Buruk
11 0,656 Baik
12 0,666 Baik
13 -0,315 Buruk
14 -0,24 Buruk
15 0,722 Baik Sekali
16 0,529 Baik
17 -0,231 Buruk
18 0,511 Baik
19 0,124 Buruk
20 0,511 Baik
21 0,384 Cukup
22 0,736 Baik Sekali
23 0,660 Baik
24 0,648 Baik
25 -0,389 Buruk
26 -0,148 Buruk
27 0,592 Baik
28 -0,315 Buruk
29 0,548 Baik
30 0,717 Baik Sekali
31 0,283 Cukup
32 0,565 Baik
33 0,526 Baik
34 0,565 Baik
35 -0,488 Buruk
36 0,702 Baik Sekali
37 0,474 Baik
38 0,585 Baik
39 -0,408 Buruk
40 0,529 Baik

159
Lampiran 18. Daftar Siswa Kelas Eksperimen

DAFTAR SISWA KELAS EKSPERIMEN

Kelas: 7B

No. Nama siswa


1 Ahmad Faiz Ihsannudin
2 Ahmad Ribahy Pratama
3 Ahmad Syafii
4 Andika Dwi Saputra
5 Azifatus Safira Rasyid
6 Azzahra Dewi Kusuma
7 Davina Cahaya Firli
8 Desca Putri Ariani
9 Farida Zulaikhah
10 Ilham Akmal Afriansyah
11 Intan Aulia Putri
12 Khoiria Annisa Wardatul Muna
13 Muhammad Hamka Setyarizki
14 Nisa Aula Zahrotussyifa'
15 Prischa Mayafi Azzahra
16 Raihan Yudha Pratama
17 Rezky Firmansyah
18 Rian Dwi Handika
19 Rizki Kurnia Dinata
20 Rizky Aditia Pratama
21 Rose Nur Faizah
22 Sa'adah Nanda Rahma
23 Shaif Fahridho
24 Shelvia Ayu Rahmadani
25 Yasmin Ashifah
26 Yolanda Ajeng Puspita Sari
27 Zax Ade Orlendo
28 Zaka Ria Ahmad

160
Lampiran 19. Daftar Siswa Kelas Kontrol

DAFTAR SISWA KELAS KONTROL

Kelas: 7C

No. Nama siswa


1 Abdul Aziz Saripudin
2 Ahmad Irfa'i
3 Amelia Eka Puspitaningsih
4 Arini Tsalitsa Mahya
5 Deli Reno Andika
6 Dian Fitri Anggraini
7 Fathir Yahya Matin
8 Gladis Yovella Faza Maulida
9 Ihbab Ali Mustofa
10 Kenny Kim Yong
11 Keyza Natasya Putri
12 Khalista Syifa Azzahra
13 Mohammad Iqbal Pratama
14 Muhammad Alif Humam Ibrahim
15 Muhammad Amar Ma'ruf
16 Muhammad Rafli Nasrulloh
17 Muhammat Dimas Nurrahmat
18 Nadifatul Aulia
19 Prabu Pratama Putra Bumi
20 Rohmatul Ummah
21 Sasqia Ainur Saputri
22 Selvia Avriliany
23 Septiana Nur Fitriani
24 Sifa Rahmania
25 Siti Khusnul Khotimah
26 Tri Wahyuni
27 Wahyu Isnaini Nursafaan
28 Zulfa Komarudin

161
Lampiran 20. Kisi-Kisi Soal Pre-Test Dan Post-Test

KISI-KISI SOAL PRE-TEST DAN POST TEST

Indikator Pencapaian Kompetensi Nomor Aspek Kognitif Jumlah


Soal C1 C2 C3 C4
3.11.10. Membuat model orbit planet 1, 2, 3 √ 3
3.11.11. Mendeskripsikan 4, 5, 6,7, 8 √ 7
karakteristik komponen Tata 9, 10 √
surya.
3.11.12. Mencari informasi tentang 11 √ 3
planet-planet penyusun Tata
surya. 12, 13 √

3.11.13. Mendeskripsikan gerak 14 √ 1


planet pada orbit Tata surya.
3.11.14. Membuat model 15 √ 1
perbandingan jarak
komponen Tata surya.
3.11.15. Mengamati berbagai fase 16, 19, √ 6
Bulan. 18, 20 √
17, 21 √
3.11.16. Mendeskripsikan gerak 22 √ 1
rotasi dan gerak revolusi
Bumi.
3.11.17. Mendeskripsikan rotasi, 23 √ 3
revolusi Bumi serta peristiwa
yang diakibatkannya. 24, 25 √

Jumlah Soal Keseluruhan 25


Keterangan:

C1 = Mengingat/Mengetahui C3 = Mengaplikasikan
C2 = Memahami C4 = Menganalisis

162
Lampiran 21. Soal Pre-Test Dan Post-Test

SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST

Materi Pokok : Sistem Tata Suya

Kelas : VIII (Delapan)

Waktu : 40 Menit

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang
Anda anggap benar!

1. Teori yang beranggapan bahwa bumi sebagai pusat peredaran tata surya
adalah…
a. Heliosentris c. Geosentris
b. Big bang d. Nebula
2. Copernicus mengemukakan model tata surya yang disebut…
a. Model Nebula c. Model Big bang
b. Model Geosentris d. Model Heliosentris
3. Garis edar atau lintasan planet bumi disebut …
a. Gravitasi c. Bidang edar
b. Orbit d. Bidang eklipta
4. Planet yang memiliki satelit terbanyak adalah planet….
a. Jupiter c. Neptunus
b. Merkurius d. Saturnus
5. Benda langit yang berupa kumpulan debu dan gas yang membeku seperti
bongkahan es yang mengelilingi matahari dengan orbit elips yang sangat
lonjong disebut…
a. Asteroid c. Meteorid
b. Komet d. Planet
6. Satelit adalah benda langit yang tidak mengeluarkan cahaya sendiri dan
selalu bergerak mengelilingi planet. Berikut ini termasuk jenis satelit,
kecuali …
a. Pluto c. Callisto
b. Bulan d. Titan
7. Urutan lapisan Matahari dari inti hingga lapisan terluar adalah ….
a. inti Matahari, fotosfer, Kromosfer, Korona
b. inti Matahari, kromosfer, fotosfer, korona
c. inti Matahari, Korona, fotosfer, kromosfer
d. inti Matahari, Kromosfer, korona, fotosfer

163
8. Planet yang memiliki sebutan Bintang Kejora adalah…
a. Merkurius c. Mars
b. Venus d. Uranus
9. Perhatikan ciri-ciri sebuah planet berikut!
1) Merupakan sebuah planet terbesar
2) Mempunyai cincin
3) Berwarna kemerah-merahan
4) Bidang edarnnya antara Mars dan Saturnus

Di bawah ini yang merupakan karakteristik planet Yupiter ditunjukkan


pada nomor...

a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 4 d. 3 dan 4
10. Perhatikan gambar dan pernyataan berikut ini !

1) Termasuk planet luar


2) Planet terbesar
3) Berada pada urutan ke-4 dari matahari
4) Mempunyai dua satelit
Pernyataan di atas yang sesuai untuk planet seperti gambar diatas adalah…
a. 1 dan 2 c. 2 dan 4
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4
11. Planet berdasarkan pada bumi sebagai pembatasnya di bagi menjadi 2,
yaitu planet inferor dan planet superior. Planet-planet yang termasuk
planet superior adalah …
a. Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, venus
b. Merkurius, Yupiter, Saturnus, Uranus
c. Merkurius dan venus
d. Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus
12. Susunan planet dari yang jaraknya terdekat Matahari adalah ….
a. Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Uranus, Saturnus, Neptunus
b. Merkurius, Venus, Mars, Bumi, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus
c. Merkurius, Venus, Mars, Bumi, Yupiter, Uranus, Saturnus, Neptunus
d. Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus
13. Perhatikan gambar dibawah ini !

164
Pada gambar di atas planet Neptunus ditunjukkan oleh nomor…
a. 8 c. 4
b. 6 d. 2
14. Hukum Kepler menyatakan bahwa gerak edaran planet-planet
mengelilingi Matahari berbentuk…
a. Bintang c. Lingkaran sempurna
b. Polygon d. Elips

15. Jarak planet A terhadap matahari adalah 450.000 km. Jarak planet A
terhadap matahari jika dinyatakan dalam satuan astronomi (SA) adalah ….
SA. (1 SA = 150.000 km).
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
16. Pada fase-fase bulan jika semua bagian bulan terkena sinar Matahari maka
disebut …
a. Bulan purnama c. Bulan baru
b. Bulan sabit d. Bulan cembung
17. Perhatikan gambar di bawah ini !

Pada gambar di atas ketika posisi Bulan berada di penumbra, maka akan
terjadi…
a. Gerhana Bulan Total c. Gerhana Matahari Total
b. Gerhana Bulan Sebagian d. Gerhana Matahari Sebagian
18. Pasang surut air laut merupakan dampak dari terjadinya…
a. Gerhana bulan c. Perubahan iklim
b. Gerhana matahari d. Perubahan musim
19. Turunya permukaan air laut akibat pengaruh dari proses naiknya
permukaan air laut di tempat lain adalah..
a. Pasang purnama c. Pasang perbani
b. Pasang naik d. Pasang surut

165
20. Perhatikan gambar Bulan di bawah ini!

Gambar di atas merupakan peristiwa terjadinya …


a. Gerhana Matahari total c. Gerhana Matahari cincin
b. Gerhana Bulan total d. Gerhana Bulan Sebagian
21. Di bawah ini posisi yang benar saat terjadi gerhana matahari adalah ….
a. c.

b. d.

22. Gerakan bumi mengelilingi matahari dari barat ke timur selama 365 hari, 9
menit, dan 10 detik adalah gerakan …
a. Rotasi c. Putaran
b. Alami d. Revolusi
23. Revolusi bumi merupakan perputaran Bumi mengelilingi Matahari. Akibat
dari terjadinya revolusi Bumi adalah ….
a. terjadinya perubahan musim c. perbedaan percepatan
gravitasi Bumi
b. terjadinya pembelokan arah angin d. terjadinya gerak semu
bintang
24. Bumi memiliki 2 gerak yaitu gerak rotasi dan gerak revolusi. Arah dari
gerak rotasi Bumi adalah…
a. Dari timur ke barat c. Dari timur ke utara
b. Dari barat ke selatan d. Dari barat ke timur
25. Pada bulan juni, kutub selatan berjahuan dengan Matahari, hal yang akan
di kutub selatan adalah …
a. Musim semi c. Musim panas
b. Musim gugur d. Musim dingin

166
Lampiran 22. Kunci Jawaban Soal Pre-Test Dan Post-Test

KUNCI JAWABAN SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST

1 C 11 D 21 C
2 D 12 D 22 D
3 B 13 A 23 A
4 D 14 D 24 A
5 B 15 C 25 D
6 A 16 A
7 A 17 B
8 B 18 A
9 B 19 D
10 D 20 A

Kriteria Penilaian

Bentuk tes dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan tipe objektif maka
kriteria penilaiannya adalah:

c. Setiap soal memiliki bobot nilai 1


 Jawaban Benar =1
 Jawaban Salah =0
d. Rumus perhitungan nilai:

167
Lampiran 23. Lembar Jawaban Pre-Test Kelas Eksperimen

168
Lampiran 24. Lembar Jawaban Pre-Test Kelas Kontrol

169
Lampiran 25. Lembar Jawaban Post-Test Kelas Eksperimen

170
Lampiran 26. Lembar Jawaban Post-Test Kelas Kontrol

171
Lampiran 27. Hasil Penilaian Pre-Test Dan Post-Test Kelas Eksperimen

Kode Siswa Nilai Pre-Test Nilai Post-Test


E-1 32 80
E-2 20 64
E-3 40 88
E-4 28 76
E-5 20 60
E-6 44 88
E-7 52 92
E-8 40 84
E-9 44 88
E-10 20 68
E-11 44 92
E-12 24 72
E-13 48 84
E-14 40 84
E-15 32 80
E-16 48 92
E-17 20 64
E-18 36 80
E-19 40 84
E-20 48 92
E-21 36 84
E-22 28 76
E-23 52 96
E-24 48 92
E-25 28 72
E-26 32 76
E-27 24 64
E-28 40 88
Rata-Rata 36,00 80,71

172
Lampiran 28. Hasil Penilaian Pre-Test Dan Post-Test Kelas Kontrol

Kode Siswa Nilai Pre-Test Nilai Post-Test


K-1 36 72
K-2 20 52
K-3 48 80
K-4 40 72
K-5 24 60
K-6 44 76
K-7 36 72
K-8 24 56
K-9 32 60
K-10 56 92
K-11 32 68
K-12 48 88
K-13 36 60
K-14 28 56
K-15 32 68
K-16 44 80
K-17 28 56
K-18 44 80
K-19 36 72
K-20 28 64
K-21 48 80
K-22 44 76
K-23 20 68
K-24 36 72
K-25 32 64
K-26 20 52
K-27 36 68
K-28 40 76
Rata-Rata 35,43 69,29

173
Lampiran 29. Data Statistik Hasil Pre-Test

Statistics

Pre_Test_Eksperimen

N Valid 28

Missing 0

Mean 36.00

Median 38.00

Mode 40

Std. Deviation 10.385

Minimum 20

Maximum 52

Sum 1008

Pre_Test_Eksperimen

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20 4 14.3 14.3 14.3

24 2 7.1 7.1 21.4

28 3 10.7 10.7 32.1

32 3 10.7 10.7 42.9

36 2 7.1 7.1 50.0

40 5 17.9 17.9 67.9

44 3 10.7 10.7 78.6

48 4 14.3 14.3 92.9

52 2 7.1 7.1 100.0

Total 28 100.0 100.0

Statistics

Pre_Test_Kontrol

174
N Valid 28

Missing 0

Mean 35.43

Median 36.00

Mode 36

Std. Deviation 9.473

Minimum 20

Maximum 56

Sum 992

Pre_Test_Kontrol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20 3 10.7 10.7 10.7

24 2 7.1 7.1 17.9

28 3 10.7 10.7 28.6

32 4 14.3 14.3 42.9

36 6 21.4 21.4 64.3

40 2 7.1 7.1 71.4

44 4 14.3 14.3 85.7

48 3 10.7 10.7 96.4

56 1 3.6 3.6 100.0

Total 28 100.0 100.0

175
Lampiran 30. Data Statistik Hasil Post-Test

Statistics

Post_Test_Eksperimen

N Valid 28

Missing 0

Mean 80.71

Median 84.00
a
Mode 84

Std. Deviation 10.157

Minimum 60

Maximum 96

Sum 2260

Post_Test_Eksperimen

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 60 1 3.6 3.6 3.6

64 3 10.7 10.7 14.3

68 1 3.6 3.6 17.9

72 2 7.1 7.1 25.0

76 3 10.7 10.7 35.7

80 3 10.7 10.7 46.4

84 5 17.9 17.9 64.3

88 4 14.3 14.3 78.6

92 5 17.9 17.9 96.4

96 1 3.6 3.6 100.0

Total 28 100.0 100.0

176
Statistics

Post_Test_Kontrol

N Valid 28

Missing 0

Mean 69.29

Median 70.00

Mode 72

Std. Deviation 10.445

Minimum 52

Maximum 92

Sum 1940

Post_Test_Kontrol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 52 2 7.1 7.1 7.1

56 3 10.7 10.7 17.9

60 3 10.7 10.7 28.6

64 2 7.1 7.1 35.7

68 4 14.3 14.3 50.0

72 5 17.9 17.9 67.9

76 3 10.7 10.7 78.6

80 4 14.3 14.3 92.9

88 1 3.6 3.6 96.4

92 1 3.6 3.6 100.0

Total 28 100.0 100.0

177
Lampiran 31. Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-
a
Smirnov Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df

Hasil_Belajar Pre-Test Kelas Eksperimen .150 28 .108 .931 28

Post-Test Kelas Eksperimen .163 28 .056 .931 28


*
Pre-Test Kelas Kontrol .119 28 .200 .964 28
*
Post-Test Kelas Kontrol .103 28 .200 .967 28

Tests of Normality

a
Shapiro-Wilk

Kelas Sig.

Hasil_Belajar Pre-Test Kelas Eksperimen .065

Post-Test Kelas Eksperimen .065

Pre-Test Kelas Kontrol .432

Post-Test Kelas Kontrol .506

178
Lampiran 32. Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Pre_Test

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.880 1 54 .352

Test of Homogeneity of Variances

Post_Test

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.001 1 54 .974

179
Lampiran 33. Hasil Uji Independent Sample T-Test

Independent Samples Test

Levene's Test t-test for


for Equality of Equality of
Variances Means

F Sig. t df

NGain_Persen Equal variances assumed .096 .758 6.032 54

Equal variances not 53.9


6.032
assumed 99

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

Mean Std. Error


Sig. (2-tailed) Difference Difference

NGain_Persen Equal variances assumed .000 17.81866 2.95424

Equal variances not


.000 17.81866 2.95424
assumed

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of


the Difference

Lower Upper

NGain_Persen Equal variances assumed 11.89577 23.74156

Equal variances not assumed 11.89576 23.74156

180
Lampiran 34. Hasil Pengisian Angket Oleh Siswa

181
182
Lampiran 35. Rekapitulasi Hasil Pengisian Angket

Kode Nomor Pernyataan ∑ %


Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8
E-1 3 4 3 3 4 3 4 4 28 87,5
E-2 3 4 4 4 4 3 4 4 30 93,75
E-3 4 4 4 4 4 2 3 3 28 87,5
E-4 4 4 4 4 4 4 3 3 30 93,75
E-5 3 3 4 4 3 2 3 3 25 78,12
E-6 3 2 3 3 4 2 3 3 23 71,87
E-7 3 4 4 4 4 4 3 3 29 90,62
E-8 3 4 4 4 3 4 3 4 29 90,62
E-9 4 3 3 4 4 3 2 2 25 78,12
E-10 4 4 4 4 4 4 3 3 30 93,75
E-11 3 4 3 4 3 3 2 3 25 78,12
E-12 4 4 4 4 4 3 3 4 30 93,75
E-13 2 3 3 3 3 2 3 3 22 68,75
E-14 3 4 3 4 3 3 3 3 26 81,25
E-15 4 3 4 4 4 4 3 4 30 93,75
E-16 4 3 4 3 4 3 2 3 26 81,25
E-17 4 3 3 4 4 4 4 4 30 93,75
E-18 4 3 4 3 4 3 3 3 27 84,37
E-19 4 4 4 4 3 3 3 4 29 90,62
E-20 4 3 4 3 4 3 3 3 27 84,37
E-21 4 3 3 3 4 3 4 3 27 84,37
E-22 3 4 3 3 3 3 4 4 27 84,37
E-23 4 4 4 4 4 3 3 3 29 90,62
E-24 3 4 4 4 4 3 2 3 27 84,37
E-25 4 4 4 4 4 4 4 3 31 96,87
E-26 4 3 4 3 4 3 4 3 28 87,5
E-27 4 4 3 3 3 3 4 3 27 84,37
E-28 4 3 4 4 3 3 4 4 29 90,62
Total Keseluruhan 774 86,38

183
Lampiran 36. Foto Kegiatan

Gambar 1. Uji Validasi RPP, Validasi Soal Uji Coba, Validasi Kisi-Kisi Soal Uji Coba, Dan
Validasi Angket Respons Siswa Oleh Guru IPA

Gambar 1. Siswa Kelas VIII B Mengerjakan Soal Uji Coba

Gambar 3. Siswa Kelas Kontrol Mengerjakan Soal Pre-Test

184
Gambar 4. Pembelajaran Pada Kelas Kontrol

Gambar 4. Siswa Mendengarkan Apa Yang Diterangkan Dengan Memperhatikan Materi


Yang Sudah Di Berikan.

Gambar 5. Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Soal Pre-Test

185
Gambar 6. Memberi Arahan Pada Kelas Eksperimen Sebelum Melaksanakan Pembelajaran

Gambar 6. Siswa Berdiskusi Dengan Anggota Kelompoknya Masing-Masing

Gamabar 7. Memantau Pekerjaan Kelompok Siswa

186
Gambar 8. Membantu Pemahaman Materi Kembali Mengenai Pekerjaan Kelompok Siswa

Gambar 9. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompoknya Masing-Masing

Gambar 10. Siswa Kontrol Mengerjakan Post-Test

187
Gambar 11. Foto Bersama Siswa Kelas Kontrol

Gambar 12. Kelas Eksperimen Mengerjakan Post-Test

Gambar 13. Foto Bersama Siswa Kelas Eksperimen

188
Gambar 14. Foto Di Depan Sekolah

189
Lampiran 37. Surat penunjukan pembimbing skirpsi

190
Lampiran 38. Surat Izin Penelitian

191
Lampiran 39. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

192
Lampiran 40. Lembar Konsultasi Pembimbing

193
194
195
Lampiran 41. Satuan Kredit Kegiatan

196
Lampiran 42. Media Kartu Bergambar

197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dhimas Adha Raditya Rahmajati


Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 28 Maret 1999
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Mahasiswa
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sibela Tengah V No.01. RT/RW: 001/024,
Mojosongo, Jebres, Surakarta
Nomor Telepon : 082220927255
E-mail : Ka.lodaya75@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. SDN 01 Jungke, Karanganyar 2005-2011


2. SMP Islam Al-Hadi, Mojolaban 2011-2014
3. MAN 1 Surakarta 2014-2017
4. IAIN Salatiga, Prodi Tadris IPA 2017-Sekarang

Organisasi dan Pengalaman


1. Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam Tahun
Ajaran 2018/2019.

211

Anda mungkin juga menyukai