Anda di halaman 1dari 158

PENERAPAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK

REINFORCEMENT POSITIF DALAM MENGURANGI PERILAKU


TERLAMBAT DATANG KE SEKOLAH PESERTA DIDIK DI MA NU
MAZRO’ATUL HUDA KARANGANYAR DEMAK TAHUN AJARAN
2021/2022

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
dalam Bidang Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam (BKPI)

Oleh:
LAILY MAGHFIROH
NIM 1811010032

INTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN
ISLAM
TAHUN 2022
ii
iii
MOTTO

“if the only tool you have is a hammer, you tend to see every problem as a nail”
(Abraham Maslow)

iv
PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
ridho-Nya yang telah menuntun hamba-Nya sehingga tugas akhir skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Karya ini merupakan wujud dari kegigihan dalam
ikhtiar untuk orang-orang yang selalu hadir dan berharap keindahan-Nya.

Puji syukur alhamdulillah dan dengan segala kerendahan hati, saya


persembahkan karya ini untuk:

1. Allah SWT, karena atas izin dan karunia-Nya telah mempermudah segala
urusanku sehingga karya ini dapat dibuat dan diselesaikan dengan baik dan
sesuai pada waktunya.
2. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Khamzah dan Ibu Siti Karsini yang tak
henti-hentinya memberi kasih sayang, cinta, segala dukungan, ilmu agama,
materi, dan semangat serta do’a yang tak pernah henti sehingga dapat
melewati segala sesuatu dalam menjalankan hidup.
3. Kakak Shohibul Jamil dan Anik Fitria Ningrum tersayang serta keluarga
besar saya yang terus memberikan do’a, semangat dan dukungan.
4. Untuk Calon Suamiku M. Rifda Asy’ari, S.Pd terimaksih sudah selalu
memberikan semangat walaupun dari jauh, semoga tetap sehat selalu.
5. Untuk guru-guru, Staf dan teman-teman di MA NU Mazro’atul Huda
Karanganyar Demakyang telah banyak membantu terselesainya skripsi
saya serta ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama masa sekolah
hingga saat ini.
6. Ibu Faricha Andriani, M.Psi selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga, fikiran untuk memberikan bimbingan,
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini dan yang selalu memberikan
semangat kepada mahasiswanya agar bisa lulus tepat waktu.

v
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen BKPI yang telah memberikan ilmu,
pengalaman, arahan serta bimbingannya selama perkuliahan dari semester
1 hingga terselesaikannya skripsi ini.
8. Kepada teman-temanku Liana Nurun Nisa’, Yani Rahma Febriyanti,
Ajeng Rahmi Assiefani, Putri Eka Damayanti, Alisa Ailatul Muna, M.
Dafiq Diya’ulhaq dan Ahmad Noor Zaki Terimakasih sudah selalu
memberi dukungan dan semangat, semoga kita semua bisa lulus bareng.
9. Seluruh teman-teman seperjuangan kelas BKPI A angkatan 2018, atas
segala kebersamaan dan kekeluargaan yang telah kita lalui bersama selama
perkuliahan.
10. Teman-teman KKN-IK 2021 IAIN Kudus, yang selama satu bulan
bersama-sama melaksanakan program kerja KKN-IK.
11. Teman-teman HMPS BKPI IAIN Kudus yang telah setia menemani di
setiap langkahku.
Terima kasih sebesar-sebesarnya untuk kalian semua, saya
persembahkan skripsi ini untuk kalian semua. Semoga karya ini dapat
bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan
mendatang. Aamiin...

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, sembah sujud serta puji dan syukur pada-Mu Allah SWT.
Tuhan semesta alam yang menciptakanku dengan bekal yang begitu teramat
sempurna. Taburan cinta, kasih sayang, rahmat dan hidayat-Mu telah memberikan
kekuatan, kesehatan, semangat pantang menyerah dan memberkati dengan ilmu
pengetahuan serta cinta yang pasti ada di setiap ummat-Mu. Atas karunia serta
kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Sholawat dan salam selalu dilimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW,
yang telah membawa manusia dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang berilmu.
Semoga kelak di yaumil qiyamah diakui sebagai umatnya dan mendapatkan
syafa’at dari beliau. Skripsi yang berjudul: “Penerapan Layanan Konseling
Kelompok dengan Tehnik Reinforcement positif dalam mengurangi perilaku
terlambat datang ke sekolah peserta didik di MA NU Mazro’atul Huda
Karanganyar Demak Tahun Ajaran 2021/2022” ini telah disusun dengan
sungguh-sungguh sehingga memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Tarbiyah Prodi Bimbingan dan Konseling
Pendidikan Islam Institut Agama Islam Negeri Kudus.

Penulis menyadari bahwa penelitian skripsi ini tidak akan terlaksana


dengan baik tanpa bantuan, saran, dan arahan dari berbagai pihak, yang secara
langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan material maupun
spiritual. Untuk itu peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada yang
terhormat:

1. Bapak Dr. H. Mundakir, M.Ag., selaku rektor IAIN Kudus yang telah
merestui persembahan skripsi ini,
2. Bapak Dr. H. Abdul Karim, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Kudus.

vii
3. Bapak Khilman Rofi’ Azmi, M.Pd., selaku Kepala Prodi Bimbingan dan
Konseling Pendidikan Islam yang telah memberikan kelancaran serta
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi pada Prodi BKPI.
4. Ibu Faricha Andriani, M.Psi., selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan segenap waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan
mengarahkan penyusunan skripsi ini,
5. Para dosen atau staf pengajar di lingkungan IAIN Kudus yang membekali
berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan
skripsi ini,
6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan pendidikan karakter, selalu
memberikan keleluasaan kepada penulis serta saudara-saudaraku yang dengan
tulus dan ikhlas memberikan dukungan dan do’anya,
7. Segenap guru dan ustadz penulis yang telah mentransfer ilmu agama dan
umum mulai sejak kecil yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,
8. Semua teman-temanku kelas BKPI A 2018 seperjuangan, terimakasih atas
segala kerjasamanya, bantuan, saran, dan kritikannya yang membangun serta
kebersamaanya suka dan duka yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,
9. Semua pihak yang telah membantu, membimbing dan mendukung penulis
yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karenanya tegur sapa yang bersifat konstruktif dari para
pembaca dan pendidik sangat diharapkan demi tercapainya kesempurnaan
dimasa mendatang. Untuk itu saya sampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya. Semoga karya ini bermanfaat bagi siapapun.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kudus, 6 April 2022


Penulis

Laily Maghfiroh
NIM 1811010032

viii
ABSTRAK
Laily Maghfiroh, (1811010032), “Penerapan Layanan Konseling Kelompok
Dengan Tehnik Reinforcement Positif Dalam Mengurangi Perilaku
Terlambat Datang Ke Sekolah Peserta Didik Di MA NU Mazro’atul Huda
Karanganyar Demak Tahun Ajaran 2021/2022.”
Perilaku terlambat adalah datang tidak tepat pada waktunya. Perilaku
terlambat datang ke sekolah pada peserta didik di MA NU Mazro’atul Huda
Karanganyar Demak tergolong kasus yang setiap hari terjadi, dalam satu minggu
bisa mencapai 3-5 kali terlambat datang kesekolah. Terdapat 14 peserta didik
yang tergolong sering datang terlambat ke sekolah minimal 3x dalam satu minggu
yang dibuktikan dengan buku catatan osis dan guru BK. Tujuan dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui penerapan layanan konseling kelompok dengan
tehnik reinforcement positif dalam mengurangi perilaku terlambat datang ke
sekolah peserta didik di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan studi kasus.
Subyek penelitian ini adalah peserta didik, guru BK dan Kepala Sekolah. Data
dikumpulkan melalui hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan
data dilakukan dengan perpanjangan pengamatan dan triangulasi. Adapun tehnik
analisis data melalui tiga tahap yaitu: data reduction (reduksi data), data display
(penyajian data), dan Verification (Kesimpulan).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan layanan
konseling kelompok dengan tehnik reinforcement positif dalam mengurangi
perilaku terlambat datang ke sekolah peserta didik di MA NU Mazro’atul Huda
Karanganyar Demak telah dilakukan dengan prosedur yang sesuia yaitu,
perencanaan, pelaksanaan yang terdapat 4 tahap didalamnya dan tindak lanjut
dengan 3 kali pertemuan konseling kelompok. Keberhasilannya ditandai dengan
Perilaku terlambat datang ke sekolah peserta didik menjadi berkurang yang
awalnya peserta didik terlambat 3-5 kali dalam satu minggu setelah diberikan
layanan konseling kelompok dengan tehnik reinforcement positif peserta didik
terlambat 1-2 kali bahkan ada yang tidak terlambat sama sekali dalam satu
minggu.
Kata kunci: layanan konseling kelompok, reinforcement positif dan perilaku
terlambat datang ke sekolah.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
i

HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………..


..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI


..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
iii

ABSTRAK
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
iv

MOTTO
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
v

PERSEMBAHAN
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
vi

x
PEDOMAN TRANSLITASI ARAB-LATIN
..........................................................................................................................
viii

KATA PENGANTAR
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
ix

DAFTAR ISI
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
xi

DAFTAR TABEL
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
xiv

DAFTAR GAMBAR
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
xv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
..............................................................................................................
..............................................................................................................
1
B. Fokus Penelitian ………………………………………………….
..............................................................................................................
..............................................................................................................
6

xi
C. Rumusan Masalah
..............................................................................................................
..............................................................................................................
6
D. Tujuan penelitian
..............................................................................................................
..............................................................................................................
6
E. Manfaat penelitian
..............................................................................................................
..............................................................................................................
6
F. Sistematika Penulisan
..............................................................................................................
..............................................................................................................
7

BAB II : KERANGKA TEORI

A. Konseling Kelompok
..............................................................................................................
..............................................................................................................
9
1. Definisi Layanan Konseling Kelompok
................................................................................................
................................................................................................
9
2. Manfaat Layanan Konseling Kelompok
......................................................................................................
......................................................................................................
9

xii
3. Tujuan Layanan Konseling Kelompok
......................................................................................................
......................................................................................................
10
4. Fungsi Layanan Konseling Kelompok
......................................................................................................
......................................................................................................
11
5. Asas – Asas Layanan Konseling Kelompok
......................................................................................................
......................................................................................................
12
6. Komponen Layanan Konseling Kelompok
......................................................................................................
......................................................................................................
13
7. Ketrampilan Dasar Pemimpin Kelompok
......................................................................................................
......................................................................................................
13
8. Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok……………..
......................................................................................................
......................................................................................................
15
9. Keunggulan dan Kertabatasan Konseling Kelompok…….
......................................................................................................
......................................................................................................
17
B. Reinforcement Positif
..............................................................................................................

xiii
..............................................................................................................
18
1. Pengertian Reinforcement Positif
......................................................................................................
......................................................................................................
18
2. Jenis-jenis Reinforcement Positif
......................................................................................................
......................................................................................................
20
3. Tujuan Reinforcement Positif
......................................................................................................
......................................................................................................
21
4. Ketrampilan Memberikan Reinforcement…………………....
......................................................................................................
......................................................................................................
22
5. Model Penguatan (Reinforcement)…………………………...
......................................................................................................
......................................................................................................
23
C. Perilaku Terlambat Datang Ke Sekolah……………………….......
..............................................................................................................
..............................................................................................................
24
1. Pengertian Perilaku Terlambat Datang Ke Sekolah
......................................................................................................
......................................................................................................
24

xiv
2. Gambaran Perilaku Terlambat Datang Ke Sekolah ………..
......................................................................................................
......................................................................................................
26
3. Faktor-Faktor Perilaku Terlambat Datang Ke Sekolah .....….
......................................................................................................
......................................................................................................
26
4. Akibat Perilaku Terlambat Datang Ke Sekolah……………
......................................................................................................
......................................................................................................
26
D. Penelitian Terdahulu……………………………………………..
..............................................................................................................
..............................................................................................................
27
E. Kerangka Berfikir………………………………………………….
..............................................................................................................
..............................................................................................................
30

BAB III : METODE PENELITIN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


..............................................................................................................
..............................................................................................................
32
B. Setting Penelitian
..............................................................................................................
..............................................................................................................
32

xv
C. Subyek Penelitian
..............................................................................................................
..............................................................................................................
33
D. Sumber Data………………………………………………………
..............................................................................................................
..............................................................................................................
33
E. Teknik Pengumpulan Data
..............................................................................................................
..............................................................................................................
34
F. Pengujian Keabsahan Data
..............................................................................................................
..............................................................................................................
35
G. Tehnik Analisis Data……………………………………………..
..............................................................................................................
..............................................................................................................
36

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Gambaran Umum Lokasi dan Objek Penelitian


..............................................................................................................
..............................................................................................................
40
1. Kelembagaan
......................................................................................................
......................................................................................................
40

xvi
2. Sumber Daya Sekolah…………………………………….
......................................................................................................
......................................................................................................
42
3. Sarana Prasarana Pendidikan
......................................................................................................
......................................................................................................
45
B. Deskripsi Data Penelitian
......................................................................................................
......................................................................................................
47
C. Analisis Data Penelitian……………………………………
......................................................................................................
......................................................................................................
58

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan
......................................................................................................
......................................................................................................
63
B. Saran
......................................................................................................
......................................................................................................
64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xvii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Keadaan Guru .................................................................................. 42


Tabel 4.2 Keadaan Siswa.................................................................................. 44
Tabel 4.3 Keadaan Fisik Sarana dan Prasarana................................................ 45
Tabel 4.4 Hasil Layanan Pertama..................................................................... 54
Tabel 4.5 Hasil Layanan Kedua........................................................................ 56
Tabel 4.6 Hasil Layanan Ketiga……………………………………………... 57

xviii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian........................................................ 30


Gambar 3.1 Display Data Penelitian ............................................................... 38

xix
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan


peserta didik. Pendidikan adalah suatu pengetahuan yang membantu
peserta didik dalam jiwa jasmani dan rohaninya, dari fitrahnya menuju
peradaban manusia yang lebih baik. Pendidikan adalah proses
berkelanjutan yang menghasilkan peserta didik yang berkualitas dengan
tujuan untuk menciptakan citra masa depan kemanusiaan yang berakar
pada nilai-nilai budaya bangsa dan Pancasila.1
Mewujudkan peserta didik menjadi pribadi yang utuh dan
berkualitas seperti yang diharapkan Bukanlah tugas yang mudah, karena
masa remaja merupakan masa yang sulit bagi perekembangan individu.
Sebagai penerus bangsa, peserta didik diharapkan dapat memanfaatkan
masa mudanya dengan efektif yaitu rajin belajar, berpartisipasi aktif dalam

1
I Wayan, “Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia”, Jurnal Pendidikan Dasar 4. no.
1, (2019): 29

xx
pembelajaran, berpikir positif dan tetap menaati peraturan sekolah agar
menjadi generasi penerus bangsa yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari
bagaimana perilaku peserta didik ketika disekolah.2
Perilaku adalah suatu bentuk tindakan atau aktivitas yang dapat
diamati secara nyata atau tidak nyata oleh individu dalam kehidupan
sehari-hari, seperti berjalan, berbicara, menangis, tertawa, menulis,
membaca, dll. Perilaku terlambat adalah tidak datang tepat waktu. Faktor-
faktor yang mempengaruhi keterlambatan pada individu dalam proses
pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari
luar individu. Individu. Peserta didik yang terlambat biasanya mengalami
perilaku yang menghindar, ketakutan, dan lain-lain.3
Sementara itu, Prayitno dan Erman Amti mengatakan ada beberapa
faktor yang melatarbelakangi siswa terlambat ke sekolah, yaitu jarak
sekolah kerumah terlalu jauh, transportasi yang kurang memadai,
membantu pekerjaan rumah, bangun melebihi waktu yang ditentukan,
masalah kesehatan, pelajaran dijam pertama kurang menyenangkan, belum
mengerjakan PR, kurangnya persiapan dan terlalu sibuk kegiatan
ekstrakurikuler. Akibatnya, nilai rendah, tidak ada kelas, terputusnya
interaksi dengan guru, terputusnya interaksi dengan teman sekelas, dan
kegiatan di luar sekolah.4
Sangat penting sekali jika peserta didik hadir disekolah dengan
tepat waktu. karena pada dasarnya peserta didik yang terlambat dapat
mempengaruhi prestasi akademiknya di sekolah. Sayangnya, masih ada
siswa yang terlambat masuk sekolah, meskipun peraturan sudah ada, dan
siswa mengetahuinya, namun masih ditemukan beberapa siswa yang

2
Rio Natha Dkk, Peranan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Mengatasi Siswa Yang
Terlambat Datang Ke Sekolah Di Smp Negeri 23 Banjarmasin (Jurnal mahasiswa Bk An-
Nur :Berbeda, Bermakna, Mulia, 2020). Hal 2

3
Ely dan Ulfa, “Pemberian Sanksi (Hukuman) Terhadap Siswa Terlambat Masuk
Sekolah Sebagai Upaya Pembentukan Karakter Disiplin, Indonesian” Journal of Teacher
Education 2 No. 1. (2021): 240
4
Agus supriyanto, Layanan konseling individual pendekatan behavioristik teknik shaping
untuk mengatasi perilaku terlambat datang kesekolah. 2016. h. 23

xxi
melanggar aturan di sekolah. Setiap sekolah pasti memiliki norma yaitu
standarisasi waktu yang telah ditentukan agar siswa dapat datang ke
sekolah tepat waktu. hal tersebut merupakan tatanan bagi peserta didik
dalam menciptakan proses belajar mengajar yang baik disekolah.5
Dalam Islam, mengajarkan pentingnya disiplin waktu, yang
tertuang dalam Surah Al-Asr ayat 1-3:

        


    
  
Artinya : “ 1) demi masa, 2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, 3) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”6
Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah Swt telah memberikan
kesempatan terhadap umat didunia agar dapat beriman kepada sang
pencipta, berbuat kebaikan, saling mengajak untuk berbuat baik dan
menumbuhkan serta memelihara kesabaran. Manusia yang tidak dapat
memanfaatkan kesempatan dengan baik dan tidak beramal sholeh, maka
orang tersebut benar-benar berada dalam kerugian. Peserta didik yang
datang tepat waktu ke sekolah akan mendapatkan banyak keuntungan,
seperti: tidak mengganggu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), tidak
terburu-buru datang kesekolah, tidak mengalihkan konsentrasi peserta
didik lain karena keterlambatannya, terbebas dari sanksi, dan lain
sebagainya.
Menurut Hilapok (dalam penelitian Rio) peserta didik yang sering
datang terlambat biasanya menginginkan perhatian dari guru atau teman
disekitarnya. Oleh karena itu bimbingan dari guru sangat diperlukan dan
proses bimbingan dapat mengembangkan serta mengontrol siswa

5
Rio Natha Dkk, Peranan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Mengatasi Siswa Yang
Terlambat Datang Ke Sekolah Di Smp Negeri 23 Banjarmasin (Jurnal mahasiswa Bk An-
Nur :Berbeda, Bermakna, Mulia, 2020). Hal 2
6
Al Quran dan terjemahan. (Bandung : Qordoba Internasional Indonesia.,2016). 601

xxii
mengikuti pembelajaran dengan baik. Memfasilitasi sarana dalam
pembinaan kepribadian siswa, merupakan salah satu langkah untuk
mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Tidak dapat dilakukan secara
langsung oleh setiap guru di sekolah dalam pengembangan kepribadian
siswa, dalam hal ini diperlukannya satu badan khusus yang berfungsi
untuk menangani serta mendampingi pembinaan kepribadian siswa
tersebut yang dinamakan bimbingan dan konseling.7
Layanan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan adalah
suatu layanan yang sangat bermanfaat sekali untuk memenuhi kebutuhan
peserta didiknya, seperti mengembangkan potensi, menyelesaikan
permasalahan dan menjadi tempat curhatan para peserta didik. Karena
pada dasarnya, seseorag belum mampu untuk mengatasi permasalahanya
sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, pentingnya sekolah
mempunyai layanan bimbingan dan konseling, bukan saja diberikan
kepada mereka yang memiliki permasalahan tetapi juga diperuntukkan
bagi mereka yang tidak memiliki masalah. Bimbingan dan Konseling
adalah suatu proses bantuan yang diberikan oleh guru BK kepada peserta
didiknya untuk membantu mengembangkan potensi, bakat, minat, baik
dibidang pribadi, sosial, belajar dan karir serta membantu menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang sedang siswa hadapi.8
Di sekolah guru BK berperan menjadi pelaksana program
bimbingan dan konseling, dimana hal tersebut adalah tugas dalam suatu
pendidikan, bukan hanya mengumpulkan data mengenai kepribadian
peserta didik, akan tetapi juga membantu pesera didik memahami dirinya
sendiri dan mengorientasikan diri untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya. Sedangkan hak guru BK adalah menasihati, mendorong,

7
Rio natta, dkk, “perananguru bimbingan dan konseling dalam mengatasi siswa yang
terlambat datang ke sekolah di SMP Negeri 23 Banjarmasin.”Jurnal mahasiswa BK an-nur
(2018): 2
8
Kamaluddin, Bimbingan dan Konseling Sekolah, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
17, no. 4, (2011): 448

xxiii
membimbing dan menasehati peserta didik yang melanggar tata tertib dan
peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Berdasarkan kenyataan di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar
Demak, masih ditemukan kasus beberapa peserta didik yang terlambat
datang ke sekolah. Hal tersebut dikuatkan dengan buku cacatan harian
peserta didik yang terlambat. Dalam satu hari dapat ditemukan 5-10 siswa
yang terlambat masuk sekolah. Kurangnya sikap disiplin peserta didik
datang tepat waktu ke sekolah ditandai dengan berjalan seperti biasa ketika
mendengar bel masuk kelas, nongkrong di tempat parkiran, pergi ke kantin
ketika sampai di sekolah dan bersikap biasa saja ketika mengetahui dirinya
terlambat. Menurut hasil peneliti saat melakukan observasi pra penelitian
di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak pada November 2021,
dengan guru BK adalah peserta didik sering terlambat karena dipengaruhi
beberapa faktor, diantaranya bangun terlambat, tidak mempunyai
kendaraan sendiri, tidak ada yang mengantar atau menjemput, rumah
terlalu jauh dengan sekolah, kemacetan lalu lintas, menunggu teman yang
lain untuk berangkat sekolah, tidak menyukai pelajaran pada jam pertama,
faktor keluarga dan lain sebagainya.9
Berdasarkan penjelasan guru BK dampak yang terjadi pada peserta
didik yang sering terlambat datang ke sekolah yaitu membolos, tidak fokus
atau konsentrasi di kelas, tidur saat pelajaran berlangsung, dan kurangnya
pencapaian keberhasilan siswa dalam nilai-nilai akademik. Untuk
menurunkan jumlah keterlambatan siswa datang ke sekolah upaya yang
dilakukan oleh Guru BK yaitu dengan menerapkan layanan konseling
kelompok dengan tehnik reirfoecement posistif/ penguatan positif.
Reinforcement positif merupakan pembentukan suatu pola tingkah
laku dengan memberikan penguatan segera setelah perilaku yang
diharapkan muncul. Menurut Wahid, Reinforcement positif memiliki

9
Observasi pra penelitian pada 06 november 2021 di MA NU Mazro’atul Huda
Karanganyar Demak.

xxiv
pengaruh yang baik pada manusia yaitu dapat meningkatkan usaha
manusia dalam memperbaiki perilakunya.10
Alasan peneliti memilih menggunakan layanan konseling
kelompok adalah untuk membantu mengatasi peserta didik yang
mempunyai permasalahan yang sama yaitu terlambat datang ke sekolah
dapat dituntaskan secara kelompok dan peserta didik dapat saling berbagi
pengalaman atau cerita terkait masalah yang dialami masing-masing
individu. Sedangkan penggunaan teknik penguatan positif dalam konseling
kelompok adalah agar siswa dapat meningkatkan motivasi diri,
merangsang berfikir yang baik dan dapat mengendalikan serta merubah
sifat negatif peserta didik kearah yang mendukung perilaku positif. Tehnik
ini mempunyai fungsi yaitu lebih memfokuskan kegiatan konseling
kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai dan kegiatan tersebut dapat
terarah dengan baik. Maka dari itu, konseling kelompok dengan tehnik
reinforcement positif diharapkan dapat mengurangi jumlah keterlambatan
pesertadidik datang ke sekolah.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak dengan judul
“Penerapan Layanan Konseling Kelompok dengan Teknik reinforcement
positif dalam Mengurangi Perilaku Terlambat Datang ke Sekolah Peserta
Didik di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Tahun Ajaran
2020/2021”
B. Fokus Penelitian
Untuk memberikan batasan dan ruang lingkup penelitian maka
telah ditetpkan fokus penelitian ini adalah Penerapan Layanan Konseling
Kelompok dengan Teknik Reinforcement Positif dalam Mengurangi
Perilaku Terlambat Datang ke Sekolah Peserta Didik di MA NU
Mazro’atul Huda Karanganyar Tahun Ajaran 2020/2021
C. Rumusan Masalah
10
Yogie Wahyu Ari Saputra. “Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Teknik
Reinforcement Positif Dan Self Management Untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar”, Jurnal
Penelitian & Artikel Pendidikan 12, No. 1, (2020): 14

xxv
Dari latar belakang dan sesuai dengan judul yang ada, dijelaskan
bahwa rumusan masalah penelitian yang akan dilakukan adalah
“Bagaimana penerapan layanan konseling kelompok dengan tehnik
reinforcement positif untuk mengurangi perilaku terlambat datang ke
sekolah peserta didik di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam melakukan penelitian ini
adalah: “Untuk mengetahui penerapan layanan konseling kelompok
dengan tehnik reinforcement positif untuk mengurangi perilaku terlambat
datang ke sekolah peserta didik di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar
Demak”.
E. Manfaat penelitian
Adapun manfaat praktis yang kiranya dapat diperoleh adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoristis
Secara teoristis penelitian ini menambah pengetahuan dalam
pendidikan islam, khususnya di bidang ilmu bimbingan dan konseling
tentang kesulitan dan kemudahan mengurangi keterlambatan datang ke
sekolah. Selain itu penelitian ini juga sebagai wadah untuk
mengimplementasikan ilmu tentang penelitian tersebut.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang kiranya dapat diperoleh dari penelitian ini
adalah: Untuk memperoleh informasi tentang layanan konseling
kelompok dengan tehnik penguatan positif.
a. Sebagai bahan guru BK untuk melakukan layanan bimbingan dan
konseling terutama layanan konseling kelompok dalam
mengurangi perilaku terlambat masuk sekolah peserta didik.
b. Membantu memecahkan masalah mengenai permasalahan peserta
didik yang melatarbelakangi terlambat datang kesekolah.
F. Sistematika penulisan

xxvi
Untuk memudahkan bagi para pembaca dalam memahami penelitian
ini, maka peneliti menyusun secara sistematis dengan penjelasan sebagai
berikut:
Bagian awal penelitian ini terdiri dari cover luar, cover dalam, Nota
pesetujuan pembimbing, pernyataan keaslian skripsi, motto,
persembahan, kata pengantar, Abstrak, daftar isi, daftar gambar dan data
tabel.
Bagian utama meliputi Bab I: pendahuluan yang pokok pikiranyya
terdiri atas: latar belakang berfikir, fokus penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab kedua berisi tentang kajian pustaka atau kajian teori, penelitian
terdahulu, kerangka berfikir. Kajian teori meliputi: layanan konseling
kelompok, tehnik reinforcement positif dan perilaku terlambat datang ke
sekolah.
Bab ketiga yang membahas tentang metode penelitian yang terdiri
dari jenis dan pendekatan penelitian, setting penelitian, subyek penelitian,
sumber data, tehnik pengumpulan data, pengujian keabsahan data, tehnik
analisis data.
Bab keempat membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan
yaitu gambaran umum MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak ,
deskripsi hasil penelitian, dan analisis hasil penelitian.
Bab kelima besiri tentang kesimpulan hasil analisis dan saran untuk
pihak-pihak terkait.
Bagian akhir, berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

xxvii
BAB II
KERANGKA TEORI

A. Konseling Kelompok
1. Definisi Layanan Konseling Kelompok
Definisi layanan konseling kelompok adalah suatu layanan yang
memanfaatkan dinamika kelompok dalam upaya membantu memecahkan
permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi konseli dalam situasi
kelompok. Dalam hal ini peserta didik diberikan kebebasan berpendapat
dan kesempatan dalam mengungkapkan permasalahan yang sedang
dialami. 11
Konseling kelompok menurut Latipun adalah jenis bantuan
konseling yang menggunakan kelompok-kelompok kecil untuk mengatasi
masalah, memberi feedback atau umpan balik dan belajar dari berbagai
pengalaman. Jika dilihat dari prosesnya, konseling kelompok

11
Nasrina Nur fahmi dan Slamet, “Layanan Konseling Kelompok Dalam Meningkatkan
Rasa Percaya Diri Siswa Smk Negeri 1 Depok Sleman”. Jurnal Hisbah 13, No. 1 (2016): 70

xxviii
memanfaatkan prinsip dinamika kelompok untuk membahas beberapa
masalah, seperti pengembangan harga diri, kemampuan untuk membangun
komunikasi, dan ketrampilan dalam memecahkan masalah. Pendapat lain
dari Juntika Nurihsan menjelaskan konseling kelompok merupakan suatu
pengentasan yang dilakukan secara kelompok terhadap indivu, baik
preventif maupun kuratif yang bertujun untuk memfasilitasi
perkembangan dan pertumbuhan klien.12
Dari beberapa pendapat yang telah diutarakan diatas, dapat
disimpulkan bahwasanya layanan konseling kelompok merupakan suatu
proses bantuan dengan memanfaatkan dinamika kelompok yakni seorang
konselor/ guru BK berperan sebagai pemimpin dan peserta didik sebagai
anggota dalam mengentaskan permasalahan yang sama dalam lingkup
kelompok..
2. Manfaat Layanan Konseling Kelompok
Banyak manfaat yang dapat diambil dari layanan konseling
kelompok salah satunya sebagai upaya pemberian bantuan untuk
meringankan permsalahan peserta didik dan sebagai proses pembelajaran
dalam kehidupannya. Pendapat lain, menurut George dan Cristiani ada
banyak manfaat diantaranya:
a) Konseling kelompok sangat efektif diberikan kepada mereka yang
membutuhkan bantuan dengan permasalahan yang sama.
b) Konseling kelompok menyediakan lingkungan interpersonal sosial
untuk menyelesaiakan masalah dari masing-masing individu.
c) Terdapat kesempatan bagi peserta didik berlatih mempraktekkan
perilaku baru yang diinginkan.
d) Peserta didik mendapatkan ilmu tentang bagaimana persamaan dan
perbedaan mereka dengan orang lain yang dimana memungkinkan
peserta didik untuk melihat masalah dari sudut pandang berbeda.
e) Peserts didik dapat saling mendukung
f) Peserta didik belajar keterampilan komunikasi interpersonal, dan

12
M. Edi Kurnanto, Konseling Kelompok (Bandung: ALFABETA, 2014), 7-9

xxix
g) Peserta didik diberikan kesempatan dalam memberi maupun
menerima bantuan dari anggota kelompok lain.13
3. Tujuan Layanan Konseling Kelompok
Adapun tujuannya yaitu Untuk membantu individu dalam
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan yang dimiliki seperti
ketrampilan berkomunikasi, interpersonal dan sosial. Dengan
memanfaatkan layanan ini sekiranya ada suatu hal yang
mengganggu/menghambat komunikasi siswa diungkap sehingga dapat
didiskusikan serta diselesaikan bersama melalui berbagai teknik secara
optimal.14
Tujuan lain menurut pendapat Winkel (dalam bukunya Eko
Kurnanto) yaitu:
a) Setiap anggota kelompok mengenal dan menemukan dirinya dengan
sangat baik.
b) Anggota kelompok mampu mengarahkan kehidupannya sendiri
terutama dalam hubungan interpersonal didalam kelompok.
c) Menjadikan kepekaan terhadap anggota dalam memahami perasaan
dan kebutuhan dirinya sendiri maupun anggota lain.
d) Setiap anggota menetapkan tujuan yang hendak dicapai.
e) Anggota kelompok belajar untuk berkomunikasi secara terbuka dengan
kelompok lain dengan saling menghormati dan peduli satu sama lain.
Pengalaman bahwa komunikasi ini mungkin akan berdampak positif
bagi kehidupan orang-orang terdekat di masa depan.15
Tujuan lainnya yaitu untuk meningkatkan rasa percaya diri secara
jasmani dan rohani peserta didik, yang diwujudkan dalam tujuh ciri yiatu,
mencintai diri sendiri, menopang diri sendiri melalui gaya hidup, sadar
akan diri sendiri, mengetahui potensi dan kekurangan apa yang dilakukan,
13
Myta Devi Nurdian & Zainul Anwar, “Konseling Kelompok Untuk Meningkatkan
Resiliensi Pada Remaja Penyandang Cacat Fisik (Difable)”, Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan 02,
No.01, (2014): 41
14
Nasrina Nur fahmi dan Slamet, “Layanan Konseling Kelompok Dalam Meningkatkan
Rasa Percaya Diri Siswa Smk Negeri 1 Depok Sleman”. Jurnal Hisbah 13, No. 1 (2016): 71

15
M. Edi Kurnanto, Konseling Kelompok (Bandung: ALFABETA (2014), 10-11

xxx
bagaimana hasilnya, tegas, dapat berkomunikasi baik dengan orang lain,
memiliki penampilan yang sesuai kontrol emosi stabil.
4. Fungsi Layanan Konseling Kelompok
Fungsi yang paling penting dari layanan konseling kelompok
adalah untuk mengobati atau memecahkan masalah. Konseling kelompok
tidak hanya dijadikan sebagai penyembuhan tetapi juga digunakan untuk
mencegah terjadinya suatu permasalah yang tidak diinginkan. dalam hal
ini peserta didik dapat membuat perbedaan di masyarakat baik dari
pengalaman hidup maupun yang lainnya.16
Juntika Nurihsan menyebutkan bahwa konseling kelompok bersifat
Kuratif dan Preventif, artinya individu yang ingin dibantu harus memiliki
kemampuan atau fungsi secara normal dimasyarakat, hanya saja memiliki
beberapa kelemahan yang menghalangi kelancaran berkomunikasi.
Sedangkan, kata kuratif disini dapat diartikan sebagai upaya bantuan
kepada individu untuk keluar dari masalah yang dialaminya. Intinya
penyembuhan bukan tentang persepsi orang sakit, karena pada prinsipnya
yang menjadi objek konseling adalah individu normal, bukan orang
dengan gangguan jiwa”.17
5. Asas – Asas Layanan Konseling Kelompok
a) Asas Kerahasiaan
Asas kerahasiaan mencakup segala data atau informasi si klien
yang harus dirahasiakan, dalam hal ini miliki peranan yang sangat
penting untuk menjaga semua rahasia baik dari pembicaaran masalah
pribadi siswa maupun tindakannya.
b) Asas Kesukarelaan
Pendapat, kehadiran dan tanggapan dari anggota merupakan
keinginan sendiri tanpa paksaan dari orang lain.
c) Asas Keterbukaan
16
Gagan abdul muiz, dkk, “peran layanan konseling kelompok terhadap perilaku agresif
pelajar”. Jurnal bimbingan, penyuluhan, konseling dan psikoterapi islam 5, no.2 (2017): 207
17
M. Edi Kurnanto, Konseling Kelompok (Bandung: ALFABETA (2014), 9

xxxi
Keterbukaan sesama anggota jika tidak tercipta maka akan timbul
keraguan dan kekhawatiran, serta akan sulit bagi pemimpin kelompok
untuk memahami permasalahan anggota kelompok.
d) Asas Kegiatan
Jika dalam satu anggota tidak melaksanakan kegiatan layanan,
yaitu tercapainya sebuah tujuan, maka hasil dari kegiatan kelompok
belum sempurna.
e) Asas Kenormatifan
Setiap anggota diharuskan untuk menghargai semua pendapat
anggota lain, jika di dalam proses berlangsungnya kegiatan ada yang
berpendapat maka anggota lain diharuskan untuk menghargai,
mempersilahkan dan mendengarkan dengan baik.
f) Asas Kekinian
Asas kekinian dalam hal ini maksudnya topik atau isu dalam
konseling kelompok harus bersifat terkini atau terbaru. Artinya
permasalahan yang dibahas adalah sedang dialami saat ini.18
6. Komponen Layanan Konseling Kelompok
a) Pemimpin Kelompok
Menurut Prayitno, pemimpin merupakam seseorang yang
mempunyai ketrampilan khusus dan mampu dalam menciptakan
suasana yang nyaman agar para anggota menjadi lebih fokus belajar,
terutama dalam memecahkan masalahnya sendiri.
b) Anggota Kelompok
Anggota meruapakan seseorang yang mempunyai tujuan yang
sama untuk dicapai. Penentuan keberhasilan dari tujuan dan proses
konseling adalah keberhasilan anggota kelompok. Dalam konseling
kelompok, konseli memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Jadi

18
Nasrina Nur fahmi dan Slamet, “Layanan Konseling Kelompok Dalam Meningkatkan
Rasa Percaya Diri Siswa Smk Negeri 1 Depok Sleman”. Jurnal Hisbah 13, No. 1 (2016): 71-72

xxxii
konselor harus peka menyesuaikan terhadap karakteristik peserta
didik.19
7. Keterampilan Dasar Yang Harus Dikuasai Pemimpin Kelompok
Pendapat dari Jacobat al. menyatakan ketrampilan yang harus ada
pada diri konselor diantaranya:
a) Mendengarkan Aktif
Mendengarkan dengan aktif yang dilakukan oleh seorang konselor
meliputi, mendengarkan suara, sesuatu yang disampaikan, dan bahasa
tubuh yang ditunjukkan oleh konseli ketika berbicara. Menurut Eko
Kurnanto Active Listening adalah salah satu tugas yang sangat
kompleks bagi pemimpin, karena bukan hanya satu orang saja yang
didengarkan tetapi banyak orang dalam satu waktu. Adapun tehnik
yang sering digunakan yaitu mengamati gaya tubuh, ekspresi wajah,
bahasa nonverbal dan pergeseran tubuh.
b) Refleksi
Dalam konseling, refleksi mencerminkan sebuah komentar untuk
menyampaikan apa yang konseli pahami dan rasakan. tujuannya untuk
menilai seberapa jauh konseli memahami dan menyadari permasalahan
yang sedang ia rasakan.
c) Klarifikasi dan Bertanya
Seorang pemimpin kelompok terkadang perlu mengklarifikasi
permasalahan konseli. Klarifikasi disini digunakan untuk membantu
pemimpin dalam memperoleh kejelasan dan pemahaman yang lebih
baik tentang apa yang konseli katakan.
d) Meringkas
Ketrampilan meringkas merupakan suatu ketrampilan yang harus
dilakukan oleh semua pemimpin. Tanpa adanya ringkasan, anggota
kelompok tidak dapat memahami tentang poin penting yang diberikan.
e) Menghubungkan (Lingking)

19
Siti Wahyuni Siregar, Konsep Dasar Konseling Kelompok, (Dosen Fakultas Dakwah
Dan Ilmu Komunikasi IAIN Padangsidimpuan, Vol. V, No. 1, Juni 2018), 74-75

xxxiii
Ketrampilan yang digunakan untuk menghubungkan antara
anggota satu dengan anggota lain, anggota dengan pemimpin dengan
tujuan agar terciptanya hubungan baik diantara mereka.
f) Ceramah Singkat dan Pemberian Informasi
Ceramah singkat disini dimanfaatkan oleh pemimpin untuk
memberikan sebuah informasi yang akurat kepada anggota kelompok
dalam memahami suatu hal.
g) Mendorong dan pendukung
Sebagai seorang pemimpin, memiliki kemampuan memotivasi ini
sangat penting untuk membantu anggota dalam menghadapi
kecemasan yang muncul dan berbagi pemikiran serta perasaan individu
dengan anggota lain.
h) Pengaturan Nada
Melalui intonasi berbicara yang teratur, pemimpin kelompok dapat
menciptakan suasana kelompok yang harmonis dan nyaman.
i) Penggunaan Mata
Empat cara yang digunakan Pemimpin kelompok dalam
penggunaan mata, 1) Mengamati isyarat nonverbal, 2) Menarik keluar
anggota 3) Membiarkan anggota melihat anggota lain, 4) Memotong
ketergantungan anggota.
j) Penggunaaan energi pemimpin
Energi pemimpin sangat berpengaruh sekali terhadap antusias
peserta didik, jika dalam memimpin kelompok, pemimpin bergembira
dan bersemangat, maka anggota akan berperan aktif, tetapi jika
pemimpin terlihat lesu, maka anggota juga merasakan hal yang sama.
Jadi intinya proses antusias dalam layanan kelompok tergantung
bagaimana seorang pemimpin memimpin jalannya kegiatan tersebut.20
8. Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok
a. Perencanaan

20
M. Edi Kurnanto, Konseling Kelompok (Bandung: ALFABETA (2014), 19-22

xxxiv
Dalam perencanaan, tugas konselor adalah membentuk sebuah
kelompok kecil yang berisi 6-8 peserta yang memiliki masalah yang
sama, kemudian menyakinkan mereka tentang pentingnya masalah
tersebut harus terselesaikan. Setelah menyakinkan dan
mengindentifikasikan peserta didik, pemimpin menetapkan jadwal,
prosedur dan fasilitas serta kelengkapan administrasi anggota.
b. Pelaksanaan
Empat tahap dalam melaksanakan konseling kelompok, yaitu :
a) Tahap Pembentukan
Langkah awal dalam tahap ini adalah upaya peningkatan minat
pembentukan kelompok. Dalam hal ini, pemimpin memberikan
penjelasan mengenai pengertian, manfaat, tujuan, asas, dan keberadaan
kelompok. Kegiatan yang dilakukan pemimpin dalam tahap ini adalah:
1) Pengenalan dan pengungkapan tujuan
Tahap ini adalah tahap pengenalan, keterlibatan diri, dan
mengintergasikan diri. Para anggota diharapkan dapat mengetahui
tujuan apa yang hendak dicapai. Selain itu Pemimpin kelompok
harus menampilkan dirinya sedemikian rupa agar terlihat asli dan
mampu membantu dalam mencapai tujuan anggota.
2) Terbangunnya kebersamaan
Anggota kelompok pada umumnya tidak ada hubungan
kepentingan antar anggota kelompok. Dalam hal ini, peran
pemimpin kelompok yang utama adalah merangsang dan
memperkuat partisipasi setiap anggota kelompok dan menciptakan
suasana kelompok yang diharapakan.
3) Keaktifan pemimpin kelompok
Pemimpin kelompok perlu memusatkan keaktifan pada
deskripsi tujuan kegiatan, mengembangkan rasa saling pengertian
dan mengenal diantara anggota, menumbuhkan sikap saling
percaya dan menerima serta dimulainya mendiskusikan perilaku
dan emosi di dalam layanan kelompok tersebut.

xxxv
b) Tahap peralihan
Setelah dinamika dan suasana kelompok terbentuk, Pemimpin pada
tahap ini menanyakan kembali pada anggota tentang kesiapan dalam
mengikuti kegiatan ini, setelah peserta didik sudah siap dan tidak ada
yang merasa keberatan, maka kegiatan dianjutkan pada tahap
berikutnya.
c) Tahap Pelaksanaan
Hasil dari pelaksanaan kegiatan kelompok ini bergantung pada
hasil sebelumnya. Jika ditahap sebelumnya berhasil dilewati, maka di
tahap pelaksanaan akan berjalan dengan lancar. Kegiatan dalam tahap
ini yaitu, Pertukaran pengalaman, ekspresi, presentasi, dan pembukaan
diri. Demikian pula saling menanggapi dan bertukar pikiran, saling
membantu, saling menguatkan, saling menerima, dan berusaha
mempererat persatuan. Dalam suasana ini, pembahasan atau
pembicaraan dalam kelompok bersifat nyata dan benar-benar yang
sedang dialami saat ini.
d) Tahap Pengakhiran
Setelah kegiatan kelompok sudah mencapai puncak, maka kegiatan
kelompok berada pada tahap akhir, namun sebelum berakhir pemimpin
merefleksi pada anggota tentang sejauh mana anggota mencapai tujuan
yang mereka inginkankemudian kelompok mengakhiri kegiatan pada
waktu yang tepat.21
c. Evaluasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap evaluasi yaitu,
menentukan materi penilaian, menetapkan sebuah prosedur,
menyusun beberapa instrument, mengoptimalkan materi dan
mengolah hasil akhir instrument.
d. Analisis hasil evaluasi

21
Mochamad Nursalim, Pengembangan Profesi Bimbingan & Konseling (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2015). 117- 125

xxxvi
Setalah menetapkan evaluasi, pemimpin menganalisis hasil
evaluasi dengan menetapkan standar analisis dan melakukan
penafsirkan hasil analisis.
e. Tindak lanjut
Kegiatan dalam tindak lanjut yaitu menetapkan jenis tindak
lanjut, mengkomunikasikan dan melaksanakan rencana tindak
lanjut pada orang-orang yang terkait
f. Laporan
Setelah proses tindak lanjut dilakukan, selanjutnya konselor
menyusun laporan hasil analisis dan melaporan kegiatan tersebut
kepada kepala sekolah dan pihak-pihak yang terikat serta
mengomunikasikan laporan layanan.22
9. Keunggulan dan Kertabatasan Konseling Kelompok
Memahami keunggulan dan keterbatasan konseling kelompok
dapat menjadi faktor dalam menentukan kapan dan tehnik konseling
kelompok apa yang akan digunakan.
a) Keunggulan Konseling Kelompok
Keunggulan dalam layanan ini adalah, hemat waktu dan tenaga,
menyediakan berbagai sumber yang kaya akan masukan dan
pembelajaran, meringankan masalah konseli, menentramkan jasmani
dan rohani konseli serta memberikan motivasi positif untuk mengubah
perilaku secara konsisten.
b) Keterbatasan Konseling Kelompok
Kurang tepat dalam mengatasi permasalahan keluarga seperti,
konflik saudara kandung atau konflik orangtua-anak yang intens.
Permasalahan yang diajukan pada proses konseling kelompok
terkadang dapat menganggu nilai-nilai pribadi atau membahayakan
hubungan siswa atau konselor dengan orang lain, seperti dengan orang
tua atau administrator. Beberapa anggota kelompok tidak mendapatkan

22
Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi)
(Jakarta: Rajawali Pers, 2015). 177-178

xxxvii
perhatian pribadi yang cukup. Adanya kesulitan mengatur jadwal
layanan konseling kelompok dalam agenda sekolah.23
B. Reinforcement Positif
1. Pengertian Reinforcement Positif
Pengertian Reinforcement berdasarkan teori, reinforcement adalah:
“selalu mengulangi sesuatu yang menyenangkan dan menghindari sesuatu
yang tidak menyenangkan”. Reinforcement adalah pembentukan pola
tingkah laku yang memberikan penghargaan atau penguatan begitu tingkah
laku yang diinginkan muncul.24 Reinforcement juga dapat diartikan sebagai
pemberian respon berupa pujian atau sanksi dalam proses interaksi belajar’
Reinforcement adalah cara yang efektif untuk mengubah dan
mengendalikan perilaku. Reinforcement juga sebagai strategi aktif yang
memberikan peluang perilaku tertentu untuk menjadi yang lebih baik atau
sebaliknya untuk tidak pernah terjadi. Pemberian penguatan dirancang
untuk meningkatkan kegiatan belajar dan mencegah peserta didik
mengulangi kesalahan. Penguatan yang bersifat positif biasanya diberikan
dengan bentuk kata-kata seperti betul, bagus, jos dan sebagainya, atau bisa
juga dengan acungan jempol, gerakan, menepuk-nepuk bahu, tepuk
tangan, menjabat tangan dan lain-lain. Reinforcement positif merupakan
salah satu teknik teori konseling yang digunakan untuk membentuk
perilaku individu. Reinforcement positif yaitu pemberian penguatan yang
menyenangkan setelah perilaku yang diinginkan muncul, dengan tujuan
untuk mengulangi, memperkuat dan mempertahankan perilaku yang
diinginkan di masa depan.25
Salah satu eksperiment Skinner adalah menggunakan seekor tikus,
dimana tikus tersebut ditempatkan kedalam kotak yang sudah dirancang
khusus dengan tombol yang ketika ditekan mengeluarkan makanan.

23
M. Edi Kurnanto, Konseling Kelompok (Bandung: ALFABETA (2014), 27-33
24
Corey, Gerald. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. (Bandung: Refika
Aditama.2015 ), 136.
25
Yogie Wahyu Ari Saputra, “Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Teknik
Reinforcement Positif Dan Self Management Untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar”.
EDUKASI : Jurnal Penelitian dan Artikel Pendidikan, 12, No.1, (2020): 14

xxxviii
Awalnya tikus hanya mondar-mandir, ketika tanpa sengaja ia menekan
tombol tersebut maka keluarlah makanan. dari hal itu jika tikus merasa
lapar ia akan menekan tombol tersebut. begitu pula sebaliknya, seekor
tikus dimasukkan ke dalam kotak khusus, bila tombol tersebut ditekan,
maka bukan makanan melainkan sengatan aliran listrik yang keluar dan
menyakiti diri tikus. Setelah berkali-kali tersengat listriik, akhirnya tikus
tidak berani menekan tombol tersebut.
Skinner menunjukkan bahwa terbentuknya setiap perilaku individu
tergantung pada konsekuensi yang didapatinya. Jika konsekuensinya itu
menyenangkan seperti mendapatkan hadiah, pujian, dan penguatan positif,
maka perilaku tersebut cenderung meningkat, diulang, dan dipertahankan,
tetapi sebaliknya, jika konsekuensi itu kurang menyenangkan seperti
mendapatkan hukuman, dimarahi dan penguat negative, maka perilaku
tersebut akan berkurang bahkan dihilangkan.26 Jadi kesimpulannnya
pemberian konseuensi disini sangat berpengaruh sekali terhadap
perubahan perilaku individu. Dari hal tersebut kita tahu bahwa untuk
memunculkan perilaku baru yang didinginkan dari seorang individu
membutuhkan proses yang bertahap, maka dari itu perlu adanya pemberian
penghargaan baik perilaku baik atau hukuman bagi perilaku yang kurang
baik. Agar suatu saat kita tidak mengulangi kesalahan yang sama, karena
pada dasarnya jika suatu tersebut menyenangkan maka mereka akan
mengulanginya, sebaliknya sesuatu yang tidak menyenangkan akan selalu
dihindari.
Kelebihan teori Skinner adalah seorang pendidik harus belajar
menghargai setiap peserta didiknya. Hal tersebut diterapkannya sistem
tanpa hukuman dan didukung dengan terciptanya lingkungan yang baik.
Proses pembelajaran tersebut dipandang bersifat otomatis, sehingga
terlihat seperti mesin dan robot, inilah yang menjadi kelemahan dari teori
skinner. Setiap siswa memiliki self control (pengendalian diri) dan
selfregulation (kemampuan mengatur diri sendiri) yang bersifat kognitif,

26
Latipun. Psikologi Konseling. (Malang: UMM Press. 2008), 132.

xxxix
sehingga jika ia tidak mau menanggapi, misalnya karena kelelahan atau
tidak sesuai dengan kata hati ia dapat menolak.27
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teknik reinforcement
adalah suatu teknik pemberian penguatan positif segera setelah munculnya
perilaku yang diharapkan, sehingga perilaku tersebut cenderung
meningkat, diulang dan menetap sampai pada masa yang akan datang.
2. Jenis-Jenis Reinforcement Positif
Ada beberapa jenis reinforcement positif yang dapat digunakan untuk
modifikasi perilaku, yaitu:
a) Penguatan utama atau penguatan tanpa syarat, yaitu pemberian
reinforcement yang bisa dinikmati secara langsung seperti makanan
dan minuman
b) Penguatan sekunder atau penguatan yang dikondisikan, yaitu setiap
perilaku manusia pasti berhubungan dengan ini, misalnya pujian,
senyuman, uang, pin, medali, hadiah dan kehormatan.
c) Penguatan Kontigensi, yaitu dimana perilaku yang tidak
menyenangkan digunakan sebagai syarat untuk menunjukkan perilaku
yang menyenangkan.
Langkah-langkah untuk menerapkan reinforcement positif adalah
mengumpulkan setiap informasi dan bukti tentang masalah yang sedang
dihadapi konseli melalui analisis ABC, kemudian memilih target perilaku
yang ingin diturunkan/ditingkatkan, selnjutnya menetapkan data awal
(baseline) perilaku awal, menentukan reinforcement yang dirasa dapat
meningkatkan tujuan, menetapkan jadwal dalam memberikan
reinforcement, dan penerapan reinforcement positif.28
Dalam penelitian ini jenis reinforcement positif yang sering digunakan
adalah berupa penguatan gestural yaitu senyuman, anggukan tanda setuju

27
Rifnon Zaini, “Studi Atas Pemikiran B.F. Skinner Tentang Belajar”. Jurnal Pendidikan
Dan Pembelajaran Dasar 1, no.1 (2014): 121-127
28
Maftuhah1 dan IGAA Noviekayati, “Teknik Reinforcement Positif untuk
Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial pada Kasus Skizofrenia”. Philanthropy Journal of
Psychology, 4 No. 2 (2020): 162

xl
dan wajah yang cerah. Selain itu penguatan verbal berupa kata-kata: iya,
benar dan baik.
3. Tujuan Reinforcement Positif
Tujuan dari reinforcement positif adalah untuk mengubah dan
mempertahankan perilaku. Pada hakekatnya pemberian reinforcement
berusaha mengubah dan mengendalikan perilaku sebagai salah satu
strategi aktif dalam memberikan peluang untuk terjadi atau sebaliknya
berpeluang untuk tidak terjadi di masa depan.29
Pemberian teknik reinforcement positif dapat membantu mengatasi
masalah keterlambatan siswa datang ke sekolah, dengan memberikan
penguatan positif yang menyenangkan, peserta didik akan cenderung
mengurangi keterlambatan datang ke sekolah dan meningkatkan semangat
untuk datang ke sekolah lebih awal yang akan berlangsung secara terus-
menerus. Pemberian reinforcement pada hakekatnya bertujuan untuk
mengubah perilaku suatu strategi dengan cara memperkuat klien.30
4. Keterampilan Dalam Memberikan Reinforcement
Keterampilan memberikan reinforcement adalah suatu keterampilan
yang lebih mengarahkan pada pemberian dorongan, umpan balik, atau
hadiah yang membuat mereka dihormati dan diperhatikan dalam kegiatan
belajar. Penggunaan komponen keterampilan menurut Hasibuan dan
Mudjiyono harus selektif dan hati-hati dengan menyesuaikan usia, tingkat
kemampuan, kebutuhan dan latar belakang peserta didik serta tujuan dan
sifat tugas. Beberapa komponen penguatan keterampilan adalah sebagai
berikut:
a. Penguatan Verbal, dapat berupa kata-kata atau kalimat yang
diucapkan oleh guru. Contoh: “baik”, “bagus”, “tepat”, “saya sangat
menghargai pendapatmu”, “pikiranmu sangat cerdas”, dan lain-lain.

29
Mudjiono, Dimyati. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 58.
30
Yogie Wahyu Ari Saputra, “Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Teknik
Reinforcement Positif Dan Self Management Untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar”.
EDUKASI : Jurnal Penelitian dan Artikel Pendidikan, 12, No.1, (2020): 14

xli
b. Penguatan Gestural, berupa ekspresi, gerakan wajah, gerakan badan,
yang membuat peserta didik terkesan. Misalnya tersenyum, tepuk
tangan, mengangkat alis, kerlingan mata, tanda jempol, anggukan
tanda setuju, dan lain sebagainya.
c. Penguatan dengan pendekatan, dapat dicapai dengan melakukan
pendekatan kepada peserta didiknya untuk mengungkapkan
kepedulian terhadap pekerjaan, perilaku, atau penampilan peserta
didik. Seringkali guru mendekati peserta didik dengan tujuan untuk
memaksimalkan penguatan yang sifatnya verbal.
d. Penguatan dengan sentuhan, guru dapat menunjukkan rasa
terimakasih kepada peserta didik dengan menepuk pundak atau
mengusap rambut pada anak-anak yang masih kecil.
e. Penguatan dengan cara menawarkan kegiatan menyenangkan, yang
bertujuan apabila terdapat siswa yang menyelesaikan pekerjaan lebih
dulu maka siswa tersebut ada inisiatif untuk membantu temannya
yang belum selesai mengerjakan pekerjaannya.31
Dalam Mashar mengemukakan komponen reinforcement positif
adalah:
a. Penguatan verbal yaitu pemberian penguat melalui pujian dan
motivasi dengan ucapan, misal: bagus, baik, benar, dan sebagainya.
b. Penguatan non verbal Yaitu penguatan diberikan dengan dalam
bentuk isyarat fisik, misal: tepuk tangan, menganggukan kepala,
acungan jempol, dan sebagainya.
c. Penguatan sentuhan Yaitu penguatan yang diberikan dalam bentuk
penguatan fisik dengan menyentuh, menepuk bahu, berjabat tangan,
dan sebagainya.
d. Penguatan tulisan Yaitu penguatan yang diberikan dengan melalui
tulisan atau komentar tertulis yang dapat meningkatkan motivasi
berprestasi.

31
Mudjiono, Dimyati. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 59.

xlii
e. Penguatan tanda Yaitu penguatan yang diberikan dalam bentuk tanda
seperti: piala medali, dan sebagainya.32
Kesimpulan verbal ditegaskan bahwa komponen pemberian
reinforcement dapat dilakukan secara verbal. Komponen verbal dapat
berupa kata-kata kalimat, sedangkan komponen non verbal dapat
dilakukan dengan gerakan tubuh (gestural), mendekati, pemberian
kegiatan yang menyenangkan, pemberian tanda atau benda atau sentuhan.
Pemberian reinforcement dapat diterapkan secara verbal dengan kata-kata
dan kalimat sederhana, sedangkan secara non verbal dapat dilakukan
dengan cara menggerakan anggota tubuh, pemberian kegiatan yang
menyenangkan dan sentuhan.
5. Model Penguatan (Reinforcement)
Menurut Djamarah model reinforcement adalah sebagai berikut:
a. Seluruh Kelompok
Reinforcement dapat diterapkan pada semua anggota kelompok
kelas yang dilakukan setiap saat, adapun komponen reinforcement
tersebut berupa penguatan verbal, gestural, tanda dan kegiatan.
b. Reinforcement yang Ditunda
Pemberian reinforcement dengan menggunakan komponen apa saja
dapat diberikan sesegera mungkin pada siswa setelah merespon. Hal
ini karena menunda pemberian reinforcement itu sendiri tidak terlalu
efektif jika tidak diberikan langsung kepada individu.
c. Reinforcement Partial
Reinforcement sebagian sama dengan penguatan yang terputus-
putus atau tidak berkesinambungan. Reinforcement tersebut diberikan
kepada sebagian siswa yang memberikan respon sebenarnya yang
bertujuan untuk menghindari pemberian reinforcement negatif.
d. Reinforcement Perorangan

32
Komalasari, G., Eka, W., & Karsih. Teori dan Teknik Konseling. (Jakarta: indeks.,
2018), 21.

xliii
merupakan pemberian reinforcement yang dilakukan secara khusus
kepada individu, misalnya untuk merubah perilaku, kemampuan fisik,
dan menyebutkan nama siswa yang bersangkutan, hal itu lebih efektif
dilakukan daripada tidak sama sekali.
Model reinforcement yang dipakai praktikan adalah reinforcement
seluruh kelompok yang dapat dilakukan secara terus menerus yaitu
berupa penguatan verbal, gestural, dan pemberian hadiah.33
C. Perilaku Terlambat Datang ke Sekolah
1. Pengertian Terlambat Datang Ke Sekolah
Perilaku terlambat ke sekolah merupakan perilaku buruk yang
umum di semua kalangan lembaga pendidikan. Perilaku merupakan
hasil dari pengalaman yang berbeda dalam interaksinya dengan
lingkungan. Perilaku yang baik adalah hasil dari lingkungan yang baik,
begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu Manusia sering disebut produk
lingkungan.34
Perilaku terlambat adalah datang tidak pada waktu yang telah
ditentukan. Terdapat factor internal dan factor eksternal yang
mempengaruhi perilaku terlambat individu tersebut. Faktor internal
yang mempengaruhi perilaku terlambat misalnya prokrastinasi, kurang
motivasi, cenderung tidak focus ketika mengikuti pembelajaran di
kelas dan melamun. Sedangkan factor eksternalnya misalnya factor
keluarga dan lingkungan yang kurang harmonis. Banyak perilaku yang
ditunjukkan ketika individu tersebut terlambat seperti menghindar atau
tidak masuk kelas, berlari, takut, dan lain-lain..35
Keterlambatan menurut Priani dan Denok merupakan suatu
tindakan atau perilaku peseta didik yang datang melebihi batas waktu

33
Latipun. Psikologi Konseling. (Malang: UMM Press. 2018), 104.
34
Namora lumongga lubis. Memahami dasar-dasar konseling dalam teori dan praktik.
(Jakarta : Kencana. 2011), 168
35
Ely dan Ulfa, “Pemberian Sanksi (Hukuman) Terhadap Siswa Terlambat Masuk
Sekolah Sebagai Upaya Pembentukan Karakter Disiplin, Indonesian” Journal of Teacher
Education 2 No. 1. (2021): 240

xliv
yang sudah disepakati oleh pihak lembaga.36 Pandangan lain tentang
keterlambatan menurut Insyiroh adalah terlambat datang pada waktu
yang kurang tepat. keterlambat berarti peserta didik tiba di sekolah
lebih lambat dari peraturan yang ditentukan. 37 Berdasarkan hasil uraian
diatas perilaku terlambat adalah perilaku negatif, melanggar aturan
sekolah dan datang melebihi waktu yang ditentukan. Dalam Al qur’an
surat al furqon ayat 62 dijelaskan sebagai berikut :
‫َو ُهَو اَّلِذ ْي َج َعَل اَّلْيَل َو الَّنَهاَر ِخ ْلَفًة ِّلَم ْن َاَر اَد َاْن َّيَّذ َّك َر َاْو َاَر اَد ُشُك ْو ًرا‬
Artinya : dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih
berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang
ingin bersyukur. Dari ayat tersebut telah dijelaskan, bahwa Allah
senantiasa memberi kesempatan kepada umatnya, agar dapat
memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. manusia yang bertaqwa
adalah mereka yang dapat memanfaatkan waktunya dengan baik.
2. Gambaran Perilaku Terlambat
Menurut Prayitno dan Erman Amti, mengambarkan lebih terperinci
yaitu:
a. Sering tiba di sekolah setelah jam pelajaran dimulai,
b. Memakai waktu istirahat melebihi waktu yang ditentukan, dan
c. Sengaja melambat-lambatkan diri masuk kelas meskipun tahu jam
pelajaran sudah dimulai.38
3. Faktor Perilaku Terlambat Datang Ke Sekolah
Menurut Prayitno dan Erman Amti, penyebab peserta didik
terlambat masuk sekolah adalah Jarak tempuh dari rumah ke sekolah
jauh, terlalu banyak kegiatan di rumah seperti membantu orang tua,
tugas sekolah belum selesai, Terlambat bangun pagi, terbatasnya
36
Priani, Sukma Dewi & Denok Setyawati, Pengaruh Konseling Individu Melalui
Pendekatan realita Untuk Mengurangi Kebiasaan Terlambat Siswa di SMP Negeri 1 Sumberejo.
(Jurnal BK UNESA, 2013), 409
37
Insyiroh, Lailatul & Najlatun Naqiyah, Studi Tentang Penanganan Siswa Yang
Terlambat Tiba Di Sekolah Oleh Guru BK SMA Negeri 1 Gresik. (Jurnal mahasiswa UNESA,
2016), 6
38
Prayitno dan Erman Amti. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (dasar dan
profil). (Padang: Ghalia Indonesia, 1995), 62

xlv
kendaraan, kurang menyukai suasana pada jam pertama, masalah
kesehatan, kurang mempersiapkan pelajaran sekolah dan terlalu sibuk
dengan kegiatan luar.39
Faktor lain yang juga sering terjadi adalah, sering begadang atau
tidur terlalu larut malam, tidur kembali setelah sholat subuh dan
sengaja mengulur waktu berangkat ke sekolah dan menunggu
temannya untuk berangkat bersama.
4. Akibat Keterlambatan
Menurut Prayitno dan Erman Amti, akibat yang mungkin terjadi
jika seorang peserta didik terlambat yaitu: Nilai akademik dibawah
rata-rata, tinggal dikelas, hubungan antara guru maupun teman sekelas
terganggu dan kegiatan lain kurang terkendalikan.
Diantara sekian banyak akibat bagi peserta didik dari perilaku
terlambat datang yang telah diuraikan, ada juga akibat lain yang
mungkin membahayakan bagi dirinya sendiri, keluarga, sekolah dan
masyarakat.
D. PENELITIAN TERDAHULU
Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan penulis menemukan
beberapa penelitian terdahulu, baik dari permasalahan, metode, maupun
subjek penelitian. Adapun karyanya sebagai berikut:
1. Skripsi Rizwan Torip dari jurusan BK UIN Raden Intan Lampung
pada tahun 2017 yang berjudul “Penerapan layanan konseling
kelompok dengan tehnik Rational Emotive Behaviore Therapy dalam
mengatasi pelanggaran disiplin peserta didik di SMP Tritayasa Bandar
Lampung”. Hasil penelitian menyatakan bahwa penerapan layanan
konseling kelompok dengan tehnik rational emotive behaviore therapy
dalam mengatasi pelanggaran disiplin peserta didik di SMP Tritayasa
Bandar Lampung telah dilakanakan, namun perlu ditingkatkan kembali
karena waktu dalam pelaksanaan kurang maksimal.

39
Agus supriyanto, Layanan konseling individual pendekatan behavioristik teknik
shaping untuk mengatasi perilaku terlambat datang kesekolah. (2016) 23

xlvi
Penelitian yang dilakukan Rizwan Torip ini juga memiliki
persamaan dengan peneliti yaitu sama-sama menggunakan layanan
konseling kelompok dalam mengatasi kedisiplinan. Sedangkan titik
perbedaanya adalah penelitian Rizwan Torip yang lebih menekankan
pada tehnik rational emotive behaviore therapy untuk mengatasi
pelanggaran kedisiplinan. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti, yaitu dengan pemilihan strategi layanan yang tepat untuk
mengurangi perilaku terlambat masuk sekolah agar peserta didik
terbiasa menghargai waktu.
2. Skripsi Mira Imelda mahasiswa BKPI Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung pada tahun 2021 yang berjudul “Pelaksanaan
Konseling Kelompok Oleh Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam
Mengurangi Perilaku Terlambat Datang Ke Sekolah Peserta Didik
Kelas X Di Sma Negeri 8 Bandar Lampung”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan konseling kelompok dilakukan
dalam tiga tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Konseling kelompok yang dilaksanakan guru bimbingan dan konseling
dapat mengurangi perilaku terlambat peserta didik.
Penelitian yang dilakukan Mira Imelda ini juga memiliki
persamaan dengan peneliti yaitu sama-sama menggunakan layanan
konseling kelompok dalam mengurangi perilaku terlambat dating ke
sekolah. Sedangkan titik perbedaanya adalah penelitian Mira Imelda
yang lebih menekankan pada pelaksaan konseling kelompok oleh guru
BK untuk mengatasi pelanggaran kedisiplinan. Sedangkan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu dengan pemilihan menerapkan
layanan yang tepat dalam mengurangi perilaku terlambat masuk
sekolah agar peserta didik terbiasa menghargai waktu.
3. Skripsi Dwi Indah Permatasari Prodi BK Universitas Muhammadiyah
Magelang pada tahun 2018 yang berjudul “Pengaruh Konseling
Kelompok Teknik Reinforcement Positive Terhadap Sikap Pesimis
Siswa”. Hasil penelitian kuantitatif ini menyatakan bahwa konseling

xlvii
kelompok teknik reinforcement positive berpengaruh terhadap
pengurangan sikap pesimis siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya
perbedaan penurunan skor skala sikap pesimis antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol, dimana penurunan sikap
pesimis kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok
kontrol. Selain itu penurunan sikap pesimis siswa ditandai dengan
perbedaan skor posttest yang lebih rendah dibandingkan skor pretest.
Penelitian yang dilakukan Dwi Indah ini juga memiliki persamaan
dengan peneliti yaitu sama-sama menggunakan tehnik Reinforcement
dan layanan konseling kelompok. Sedangkan titik perbedaanya adalah
penelitian yang lebih menekankan pada permasalah yaitu mengurangi
sikap pesimis. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti,
yaitu menerapkan layanan dan tehnik untuk mengurangi perilaku
terlambat masuk sekolah agar peserta didik terbiasa menghargai waktu.
4. Skripsi Ika Nur‟aini Juni Astuti Program Studi Bimbingan dan
Konseling. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Muhammadiyah Magelang pada tahun 2019 yang berjudul “Efektivitas
Reinforcement Dalam Konseling Kelompok Untuk Mengurangi
Perilaku Menyontek Pada Siswa (Penelitian pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 3 Mertoyudan, Kabupaten Magelang)”. Hasil penelitian
kuantitatif ini menyatakan bahwa konseling konseling kelompok
teknik “reinforcement” efektif untuk mengurangi perilaku menyontek.
Hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan antara monitoring
sebelum dan sesudah konseling kelompok. Hasil monitoring sebelum
konseling kelompok frekuensi menyontek tertinggi 7 (kategori tinggi)
dan frekuensi menyontek terendah 4 (kategori sedang). Hasil
monitoring sesudah konseling kelompok frekuensi menyontek menjadi
berkurang yaitu tertinggi 3 (kategori sedang) dan frekuensi menyontek
terendah 2 (kategori rendah). Semakin rendah frekuensi menyontek
maka pemahaman dampak perilaku menyontek semakin meningkat.

xlviii
Hal ini membuktikan bahwa teknik “reinforcement” dalam konseling
kelompok efektif untuk mengurangi perilaku menyontek.
Penelitian yang dilakukan Ika Nur’aini ini juga memiliki
persamaan dengan peneliti yaitu sama-sama menggunakan tehnik
Reinforcement dan layanan konseling kelompok. Sedangkan titik
perbedaanya adalah penelitian yang lebih menekankan pada
permasalah yaitu mengurangi sikap menyontek. Sedangkan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu menerapkan layanan dan
tehnik untuk mengurangi perilaku terlambat masuk sekolah agar
peserta didik terbiasa menghargai waktu.
Jadi keterbaharuan yang membedakan dengan penelitian
sebelumnya adalah dari beberapa Skripsi diatas belum ada yang
menggunakan tehnik reinfonforcement positif untuk mengurangi
perilaku terlambat datang kesekolah, kebanyakan tehnik yang dipakai
untuk mengatasi masalah tersebut adalah tehnik behavioral contrak,
REBT, self manajment, shapping dan lain-lain. Walaupun
menggunakan tehnik reinforcement positif permasalahannya berbeda.
Jadi kesimpulannya keterbaharuan dari skripsi peneliti yaitu
penggunaan tehnik reinforcement positif dalam mengurangi perilaku
datang terlambat ke sekolah.

E. KERANGKA BERFIKIR
Kerangka teori yang dikemukakan oleh peneliti diatas dimulai dari
pembahasan pokok topik penelitian dan membahas fokus penelitian secara
detail. Selain itu, peneliti akan berusaha mengurai dari beberapa landasan
teori untuk mencapai tujuan penelitian yang diharapkan.
Menurut Sugiyono, “Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari
hubungan antar variabel dari berbagai teori yang telah diuraikan”. 40
Kerangka berpikir dalam penelitian ini bahwa layanan konseling

40
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
Alfabeta, Bandung, 20019, 60

xlix
kelompok teknik reinforcement positif diharapkan dapat mengurangi
perilaku terlambat datang ke sekolah pada peserta didik. Berikut
digambarkan alur kerangka berpikir penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir Penelitian

Perilaku Terlambat Datang Ke sekolah

Layanan Konseling kelompok dengan


teknik reinforcement posistif

Berkurangnya perilaku terlambat datang


ke sekolah

Berdasarkan skema yang tergambar diatas dapat ditarik kesimpulkan


bahwasanya peserta didik merupakan tokoh utama dalam studi pembelajaran.
akan tetapi ketika peserta didik tersebut melanggar tata tertib disekolah terutama
terlambat datang ke sekolah, maka pembelajaran tersebut tidaklah sempurna.
Untuk mengurangi kebiasaan-kebiasaan peserta didik, guru BK menerapkan
layanan konseling kelompok dengan tehnik reinforcement positif dengan tujuan
agar peserta didik tersebut sadar akan tanggung jawabnya mereka sebagai siswa
dan diharapkan dapat mengurangi perilaku terlambat tersebut.

l
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan
Metode penelitian adalah metode ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Menggunakan metode penelitian dalam
penelitian ini, akan memudahkan penelliti untuk melakukan penelitian dengan
lebih mudah dan hasil penelitiannya dapat dinyatakan terbukti kebenarannya
dan dapat dipertanggung jawabkan. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah field research dengan pendekatan kualitatif. Menurut
Sugiono dalam penelitian kualitatif adalah proses eksplorasi dan memahami
makna perilaku individu dan kelompok, menggambarkan masalah sosial atau
masalah kemanusiaan.41
Tehnik dari penelitian kualititaf adalah tehnik studi kasus (Case Study).
Studi kasus adalah sebuah strategi penelitian di mana seorang peneliti dengan

41
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2020). 4

li
hati-hati menyelidiki peristiwa, proses, aktifitas, atau sekelompok individu.
Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, peneliti mengumpulkan
informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.42
Situasi sosial yang diurai dalam penelitian ini adalah tentang proses
layanan konseling kelompok dengan tehnik reinforcement positift. Para guru
dan guru BK menganggap bahwa layanan konseling kelompok dengan tehnik
reinforcement positif yang tepat diterapkan dalam mengurangi perilaku
terlambat datang ke sekolah. Oleh karena itu melalui penelitian kualitatif ini
peneliti ingin meneliti tentang penerapan layanan konseling kelompok dengan
tehnik reinforcement positif dalam mengurangi perilaku terlambat datang ke
sekolah.
B. Setting Penelitian
Setting penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif agar dapat
mengeksploirasi kondisi yang ada di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar
dengan alasan karena MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar merupakan
salah satu madrasah yang unik, keunikan tersebut terletak pada melatih
kedisiplinan peserta didik terutama dalam disiplin datang tepat waktu ke
sekolah yaitu dengan menetapkan jam masuk sekolah pada pukul 06.45 WIB
dan diadakannya apel pagi setiap hari yang didalamnya terdapat pemberian
motivasi dan kajian keislaman serta do’a bersama sebelum masuk ke kelas
agar jam 07.00 WIB bisa langsung dimulai pelajaran jam pertama dan tidak
anak peserta didik yang berkeliaran diluar kelas.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan keadaan alamiah (Natural Setting),
pengumpulan data dilakukan berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan selama
penelitian di lapangan. Jadi, peneliti membiarkan masalah-masalah muncul
untuk di interprestasikan. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi yang
cermat, meliputi catatan kasus secara rinci serta transkrip wawancara
mendalam, hasil observasi dan hasil analisis dokumen serta catatan lainnya.

42
Jhon W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif Dan Mixed
(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013). 20

lii
C. Subyek Penelitian
Untuk menetukan subjek dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik purposive sampling, dimana sumber data yang dipilih berdasarkan
pertimbangan tertentu, diantaranya tujuan penelitian. Sehingga diharapkan
dapat membantu dan memberikan informasi yang valid kepada peneliti. 43
Subjek tersebut memiliki syarat sebagai berikut:
1. Peserta didik di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar yang berusia antara
15-19 tahun dengan teterlambatan minimal 3x dalam satu minggu
2. Konselor/ Guru BK
Jadi subyek penelitiannya adalah peserta didik yang sering datang
terlambat minimal tiga kali dalam satu minggu dan guru BK di MA NU
Mazro’atul Huda Karanganyar.
D. Sumber Data
1. Data primer
Data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah dari peserta didik dan guru BK dengan menggunakan tehnik
wawancara. Dimana wawancara ini bertujuan untuk memperoleh data
tentang penerapan layanan konseling kelompok dengan tehnik
reinforcemen positif untuk mengurangi perilaku terlambat datang ke
sekolah.
peneliti melakukan wawancara dengan peserta didik dan guru BK
tentang faktor-faktor yang menyebabkan datang terlambat serta bagaimana
penerapan layanan konseling kelompok dengan tehnik reinforcement
positif dalam mengurangi permasalahan perilaku datang terlambat ke
sekolah.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini kepala madrasah dengan
dibuktikan data lain seperti buku catatan siswa terlambat, yang

43
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: ALFABETA, 2019), 133

liii
mendukung peneliti dalam menguraikan penerapan layanan konseling
kelompok pada peserta didik yang sering datang terlambat ke sekolah.
E. Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah terpenting dalam penelitian
karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Teknik Observasi
Observasi adalah proses kompleks yang terdiri dari proses
pengamatan dan ingatan.44 Dalam observasi Ada tiga jenis observasi yaitu,
observasi non partisipasif, langsung dan tak terukur. Jenis observasi yang
digunakan peneliti adalah observasi non partisipasif, yaitu peneliti terjun
langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data tetapi peneliti tidak ikut
andil dalam kegiatan yang dilakukan oleh guru BK. Tujuan observasi
disini untuk mengobservasi berbagi kegiatan seperti Sikap peserta didik
setelah mengetahui bel masuk sekolah, Alasan-alasan keterlambatan
peserta didik, Perilaku peserta didik ketika diberikannya reinforcement
posistif pada layanan konseling kelompok, dan lain sebagainya.
b) Teknik Wawancara (Semitertruktur)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
penelitian. Terdapat beberapa jenis wawancara yaitu secara terstruktur,
semi terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui
tatap muka maupun dengan telepon.45 Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan wawancara semiterstruktur. Tujuann wawancara yang
peneliti lakukan adalah untuk mewawancari beberapa orang yang terlibat
dalama penelitian ini, yaitu siswa yang sering terlambat dihitung lebih dari
3x dalam seminggu siswa, guru BK, dan kepala madrasah, dalam hal ini
ada beberapa pertanyaan yang ditanyakan peneliti kepada narasumber
yang berkaitan dengan permasalahan.

44
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2019). 297.
45
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung: Alfabeta, 2020). 115

liv
c) Teknik Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sebuah catatan mengenai pristiwa yang
telah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar dan karya monumental yang
lainnya dari seseorang dan tempat penelitian.46 Data yang berkaitan dengan
objek penelitian yaitu, data keterlambatan peserta didik, catatan kasus
peserta didik, surat pemanggilan orang tua, datta yang berkaitan dengan
profil sekolah, gambaran umum dan foto-foto proses layanan konseling
kelompok dilaksanakan.
F. Pengujian Keabsahan Data
Uji kredabilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian pada
penelitian ini dilakukan dengan perpanjangan pengamatan dan tringulasi.
1. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan artinya peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, melakukan observasi dan wawancara ulang yang
sudah ditemui maupun data baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini,
peneliti memeriksa kembali apakan data yang disajikan sejauh ini sudah
benar atau belum. Dalam rencana semula, masa penelitian hanya satu
bulan, Jika selama itu peneliti merasa masih ragu akan kredabilitas data
yang diperoleh maka peneliti akan melakukan perpanjangan pengamatan
hingga data yang diperoleh dapat dinyatakan kredibel.
2. Tringulasi
Tringulasi dalam pengujian kredibilas ini diartikan sebagai
pemeriksaan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu
yang berbeda. Dengan demikian terdapat tringulasi sumber, tringulasi
tehnik pengumpulan data dan tringulasi waktu. Untuk mengetahui hasil
dari pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan tehnik
reinforcement positif untuk mengurangi perilaku terlambat datang ke
sekolah peserta didik, peneliti meneliti peserta didik, guru BK dan kepala
sekolah. Mengumpulkan dan menguji data dari berbagai sumber seperti
46
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2019). 314

lv
kepada peserta didik, guru BK dan Kepala sekolah (tringulasi sumber).
Kemudian Data tersebut di analisis dan diambil kesimpulan.
Dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber, peneliti
menggunakan macam-macam tehnik seperti observasi, wawancara dan
dokumentasi (tringulasi tehnik). Seperti ketika peneliti mencari informasi
mengenai pelakanaan layanan konseling kelompok dengan tehnik
reinforcement positif untuk mengurangi perilaku terlambat datang ke
sekolah peserta didik, peneliti menggunakan berbagai macam tehnik untuk
mendapatkan informasi tersebut, yaitu wawancara kepada peserta didik,
guru BK, dan kepala sekolah dalam melakukan observasi dan
dokumentasi. Wawancara tidak hanya dilakukan sekali, tetapi perlu
berulang-ulang dalam waktu dan kondisi yang berbeda (tringulasi waktu)
sampai mendapatkan data yang jenuh.47
G. Tehnik Analisis Data
Menurut Bogdan, Analisis data adalah proses sistematis
memperoleh dan menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan lain untuk memudahkan pemahaman dan
menginformasikan kepada orang lain tentang temuannya. Model analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus yang
mendalam dalam bentuk rangkaian kata. Data kualitatif dikumpulkan
mealui berbagai cara, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, kemudian
proses melalui pencatatan, pengetikan dan penyutingan.
Selama analisis data, penulis menggunakan model Analisis
Interactive Miles dan Hubeman dalam Sugiyono, yaitu:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data dapat juga diartikan sebagai merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta
mencari tema dan pola. Data yang direduksi tersebut akan
menunjukkan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti dalam
pengumpulan data. Begitu peneliti memasuki lokasi penelitian yaitu

47
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung: Alfabeta, 2020). 124

lvi
MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar, data yang diperoleh tentunya
banyak, kompleks dan rumit, seperti data hasil wawancara, observasi
dan dokumentasi terhadap peserta didik, guru bimbingan dan
konseling, dan kepala madrasah. Dalam hal reduksi data, penelitian ini
berfokus pada hal-hal pokok yaitu:
a) Layanan konseling kelompok
b) Perilaku terlambat
c) Tehnik Reinforcement positif
d) Hasil layanan
Penerapan layanan konseling kelompok dengan tehnik
reinforcement positif disini diterapkan bertujuan untuk mengurangi
perilaku terlambat dan membiasakan peserta didik berperilaku terpuji
salah satunya dengan tidak datang terlambat ke sekolah sehingga dapat
terciptanya suatu pembelajaran yang kondusif. Data-data diatas sangat
diperlukan peneliti dalam mereduksi data hasil penelitian. Karena
dengan data-data penerapan layanan konseling kelompok dengan
tehnik reinforcement positif dalam mengurangi perilaku terlambat
datang ke sekolah.
2. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data dilakukan dengan menelaah semua data yang ada
dari berbagai sumber yaitu wawancara, observasi, dokumentasi yang
diperoleh yang digunakan sebagai bahan analisis untuk diuraian secara
singkat, bagan, perbedaan antar kategori hubungan, diagram dan
sejenisnya. Namun teks naratif paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif. Hal ini juga berlaku pada
penelitian ini, sebagian besar data yang disajikan dalam berbentuk
bagan dijabarkan dalam bentuk teks naratif yaitu:
Gambar 3.1
Display Data Penelitian

Proses pemberian layanan


Penerapan layanan konseling kelompok dengan
konseling kelompok tehnik reinforcement positif
dengan tehnik
lvii
reinforcement
positif
Hasil dari pemberian layanan
konseling kelompok dengan
Berdasarkan skema yang tergambar diatas bahwa layanan
konseling kelompok yang dilakukan oleh guru bimbingan dan
konseling melalui tehnik reinforcement positif diharapkan dapat
mengurangi perilaku maladatif peserta didik yaitu perilaku terlambat
masuk sekolah. Melalui layanan konseling kelompok ini diharapkan
siswa dapat merubah sikap sesuia perjanjian yang telah disepakati
bersama anatar guru bk dan pedserta didik itu sendiri. Hasil dari
layanan konselibg kelompok ini berupa perubahan sikap peserta didik
yang awalnya datang terlambat ke sekolah kini menjadi datang lebih
awal ke sekolah.
3. Verification (Kesimpulan)
Merupakan menarik kesimpulan dan memverifikasi. Kesimpulan
awal, didukung oleh bukti yang kuat, mendukung tahap pengumpulan
data berikutnya. Namun, kesimpulan yang disajikan dapat dipercaya
jika didukung oleh bukti yang valid dan konsisten pada saat data
dikumpulkan.48
Kesimpulan yang diharapkan dalam penelit ini adalah kesimpulan
yang menjawab rumusan masalah yang ajukan sejak awal yaitu
penerapan layanan konseling kelompok dengan tehnik reinforcement
positif untuk mengurangi perilaku terlambat datang ke sekolah peserta
didik di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar. Namun, rumusan
masalah dapat berkembang tergantung pada situasi lapangan. Hal ini
dikarenakan masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti

48
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 323-330

lviii
memasuki lapangan. Jika demikian, maka peneliti akan membuat
kesimpulan dengan data yang di dapat dari lapangan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Kelembagaan
MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak merupakan sebuah
lembaga pendidikan yang di Jl. Navigasi No. 17, Ds Karanganyar, Kec.
Karanganyar Kab. Demak. Madrasah tersebut mempunyai lingkungan yang
sangat strategis, dekat dengan pasar, masjid dan jalan raya, walaupun dekat
dengan jalan raya kondisi dan lingkungan madrasah masih dibilang cukup
nyaman, tenang dan asri. udara di dalam madrasah juga sangat segar karena
banyak pepohonan dan tanaman yang dirawat dan dilestarikan. MA NU
Mazro’atul Huda Karanganyar berdiri pada tanah berukuran 6000 M 2 yang
dijadikan untuk bangunan Gedung, lapangan, dan taman.49

49
Hasil Observasi lingkungan MA Mazro’atul Huda Karanganya pada tanggal 26 Januari
2022 pukul 08.00 WIB

lix
Madrasah didirikan pada tanggal 1 Agustus tahun 1982 yang dilatar
belakangi dengan kurangnya seorang figur panutan dalam masyarakat, tidak
adanya pendidikan lanjutan dari MTs Mazro’atul Huda Karanganyar, adanya
tuntutan kemajuan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan
inisiatif dari salah satu tokoh agama dan para ulama, yaitu K. Abdul Hanan,
K. Danuri AM, H. Masruhan Shodiq, Drs. H. Imam Bukhori, KH Munawir
Irsyad, Achmad Djamil, BA, dll. Keberadaan Madrasah Aliyah saat ini sangat
berpengaruh sekali terhadap perkembangan dan kemajuan pada bidang
pendidikan khususnya warga desa karanganyar dan sekitarnya.
Pada awal didirikan Madrasah hanya membuka satu jurusan yaitu jurusan
Ilmu Pengetahuan Alam atau yang biasa disebut dengan jurusan IPA, karena
belum memiliki gedung, sementara ditempatkan di Gedung SMP ABDI
NEGARA Karanganyar. Kemudian pada tahun 1984 memperoleh Piagam
Nomor: Wk/5-d/95/Pgm/MA/1984. pada tanggal 17 Januari 1984 yang
dikeluarkan oleh Karwil Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah. Semakin
berkembangnya zaman, pada tahun ajaran 1984/1985 madrasah mulai
membuka Program A-1 yaitu Ilmu Agama dan Program A-4 yaitu Ilmu Sosial.
Setelah kurang lebih tujuh tahun berproses, akhirnya pada tahun 1995,
madrasah memiliki gedung sendiri dan mulai menempatinya. Gedung tersebut
berada dalam satu halaman bersama MTs NU Mazro’atul Huda Karanganyar
Demak yaitu saling berhadapan. Tiga tahun kemudian tepatnya pada tahun
1998 madrasah mengikuti sertifikasi dan naik status menjadi “Terakreditas”,
dengan Piagam nomor: E.IV/PP.03.2/KEP/13/1998, yang tertanggal 9
Pebruari 1998.
Pada tahun ajaran baru 2003/2004, MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar
Demak kembali membuka jurusan yaitu jurusan IPA dan IPS. Sementara itu
pada tahun 2019 madrasah mengajukan akreditasi ke Badan Akreditasi
Nasional – Sekolah Madrasah (BAN-SM) di Jawa Tengah. Madrasah tersebut
mendapatkan hasil yang sangat memuaskan pada 1 Oktober 2019 yaitu

lx
“TERAKREDITASI A” dengan nomor piagam: 817/BAN-SM/2019, nilai 92.
50

MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar memiliki visi dalam bekerja untuk


memenuhi harapan dan aspirasi para wali peserta didik dan masyarakat, yaitu
“Unggul Dalam Prestasi Kompetitif Di Era Global Berkarakter Ahlussunnah
Wal-Jamaah”. Visi tersebut telah tercetus, kemudian untuk memfasilitasi
pengembangan strategi untuk mewujudkan visi, madrasah juga mempunyai
misi yaitu: pertama, peserta didik dibekali dengan ilmu dan kaidah keislaman
yang memiliki karakter Aswaja, kedua, untuk menumbuhkan semangat dalam
mengamalkan ajaran agama islam, ketiga, dapat menciptakan suasana belajar
yang nyaman, kreatif dan kondusif, keempat, melayani dengan sepenuh hati
ketika peserta didik membutuhkannya, kelima, peserta didik dapat berperan
aktif dalam kegiatan pengendalian pencemaran dan pengendalian kerusakan,
serta pelestarian lingkungan madrasah.51
Visi dan misi MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar telah ditetapkan
sebagai landasan dan tolak ukur manajemen pendidikan. Dengan visi tersebut
untuk meningkatkan karakter aswaja, madrasah mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak, terutama dari organisasi NU yang menjadikan madrasah lebih
terlihat di lingkungan masyarakat. Keberadaan madrasah juga terbukti dengan
adanya kepercayaan beberapa madrasah yang sederajat kepada MA NU
Mazro’atul Huda Karanganyar, yang menyakini sebagai wadah untuk
melakukan studi banding guna meningkatkan kualitas kinerja madrasah.52
2. Sumber Daya MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar
Ada beberapa sumber daya yang mendukung berdirinya suatu lembaga
pendidikan di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak adalah
guru/karyawan dan peserta didik. untuk megetahui lebih lanjut mengenai

50
Dikutip dari Dokumentasi Profil MA Mazro’atul Huda Karanganyar pada tanggal 26
Januari 2022
51
Dikutip dari dokumentasi Visi dan Misi MA Mazro’atul Huda Karanganyar pada tanggal
26 Januari 2022
52
Hasil wawancara dengan Bapak Nor Hasyim, S.E (Kepala MA Mazro’atul Huda
Karanganyar) pada 26 Januari 2022 pukul 09.00 sampai dengan selesai, di Ruang Kepala
Mazro’atul Huda Karanganyar

lxi
kondisi guru/karyawan dan peserta didik, maka bisa dilihat dalam tabel dan
uraian berikut:
Tabel 4.1
Keadaan Guru53

Keterangan Jumlah Latar belakang


Pendidikan
Guru Tetap Yayasan 25 1 S2, 24 S1
Guru Tidak Tetap 2 S1
Guru PNS 3 1 S2, 2 S1
Karyawan TU 3 S1
Guru BK 1 S1
Ka. Perpustakaan 1 Diploma 3
Ka. Laborat 1 S1
Satpam 1 MA
Petugas Kebersihan 1 SD

Guru adalah sesorang yang mempunyai keahlian khusus dibidangnya yang


mampu mengembangkan potensi peserta didik dengan ikhlas dalam lingkup
pendidikan. Guru juga yang bertanggung jawab atas kualitas peserta didiknya.
Dari tabel diatas dijelaskan terdapat 30 guru di MA NU Mazro’atul Huda
Karanganyar yang berpendidikan S1. Kualifikasi Pendidikan bagi guru sangat
penting dalam mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan keilmuannya. Ada 31
mata pelajaran dengan 26 jam mengajar setiap guru yang terbagi menjadi 12
kelompok belajar. Guru dikatakan memiliki kemampuan mengajar yang baik
apabila dalam mengajar di kelas, guru menggunakan metode pembelajaran yang
menarik peserta didik, seperti memberikan ice breaking ketika peserta didik mulai
bosan, menayangkan video yang berhubungan dengan pembelajaran, dan
memberikan pertanyaan seputar materi yang dibuat permainan. Hal tersebut juga
53
Dikutip dari dokumentasi keadaan guru MA Mazro’atul Huda Karanganyar pada tanggal
26 Januari 2022

lxii
dilakukan para Guru di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar. Selain itu juga,
guru di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar memiliki kepribadian yang baik,
seperti datang tepat waktu di madrasah, tidak merokok ketika mengajar, tidak
pernah tersandung kasus kriminalnalitas. Tidak hanya itu saja guru di MA NU
Mazro’atul Huda Karanganyar juga memiliki kompetensi professional yang
sangat baik, hal ini dapat terlihat dari bagaimana guru disana menggunakan
RPP/RPL sebagai pedoman pembelajaran/layanan dan laporan hasil kegiatan
MGMP. Serta guru MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar juga memiliki
kemampuan sosial yang baik diterbuktikan dengan guru dapat mengikuti kegiatan
sholat dhuhur berjamaah bersama peserta didik, dan guru juga mengikuti kegiatan
apel pagi, adiwiyata bersama siswa dan lain sebagainya.

Disamping guru, ada staf atau tenaga pendidik yang juga memiliki
kualifikasinya dibidang masing-masing, inilah Ka. TU memiliki kualifikasi
Pendidikan SI dan memiliki pengalaman 10 tahun di bidang administrasi lembaga
pendidikan. serta Ka. Perpustakaan dengan kualifikasi Pendidikan kepustakaan
staf MA NU Mazro’atul Huda juga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas
kepada peserta didik dan wali siswa, selain itu ada Ka.Laborat yang memiliki
kualifikasi S1 yang telah berpengalaman dalam bidangnya selama kurang lebih 5
tahun dan yang mengatur semua keadaan elektronik madrasah.

Madrasah dipercaya masyarakat akan output madarasah yang baik. Untuk


menciptakan dan menanamkan kepercayaan kepada masyarakat, madrasah
menuntut agar semua guru, karyawan, staf, peserta didik maupun wali murid
untuk dapat menjaga hubungan yang baik agar seimbangnya kehidupan sosial
dalam bermasyarakat. Peserta didik merupakan subyek yang sangat penting dalam
Lembaga Pendidikan dan menjadi tolak ukur akan keberhasilan suatu
sekolah/madrasah. Ketika beberapa output yang dikeluarkan oleh madrasah
berkualitas, maka masyarakat akan memandang jika madrasah tersebut sangat
berkualitas. Adapun data keadaan peserta MA Mazro’atul Huda Karanganyar
tahun pelajaran 2021/2022 adalah sebagai berikut:54
54
Diktup dari dokumentasi keadaan siswa MA Mazro’atul Huda Karanganyar pada tanggal
26 Januari 2022

lxiii
Tabel 4.2

Keadaan Siswa

Kelas Jumlah siswa


X MIPA 1&2 50
X IPS 1&2 52
XI MIPA 1&2 57
XI IPS 1&2 54
XII MIPA 1&2 64
XII IPS 1&2 62
Jumlah keseluruhan siswa 339

Dari tabel diatas, dapat dilihat jumlah peserta didik ada 339 yang terbagi
menjadi 12 kelas dan 30 guru yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Jumlah setiap kelas terdiri dari sekitar 25-30 peserta didik, tetapi hal tersebut tidak
membuat kelas menjadi ramai dan pengap. Keadaan dan Suasana didalam kelas
sangat berpengaruh sekali terhadap proses perkembangan belajar siswa, maka
semakin luasnya kelas peserta didik semakin nyaman dan konsentrasi dalam
belajar. Dari jumlah 339 peseta didik ini kebanyakan lulusan dari MTs terutama
MTs mazda yang justru memudahkan guru dalam mengajar terutama
pembelajaran tentang keagamaan, karena peserta didik sudah memiliki materi
yang bisa diasah ulang oleh guru mata pelajaran agama, hal ini menjadi faktor
pendukung keberhasilan guru dalam proses pembelajaran khususnya mata
pelajaran keagamaan.
3. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Dalam rangka melaksanakan proses kinerja Pendidikan dan pengajaran
MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar, fasilitas yang tersedia antara lain: fasilitas
belajar kelas yang lengkap anatar lain, bangku, meja, papan tulis, kipas angin,
poster, soundsistem, microvon, LCD proyektor, TV LED, CCTV, dan alat praktek
pembelajaran. Tidak hanya memiliki peralatan belajar kelas yang memadai, tetapi

lxiv
juga menyediakan fasilitas sumber belajar yang memadai, antara lain buku ajar
guru, buku pegangan siswa, buku bacaan siswa yang tersimpan di dalam
perpustakaan dll. Dalam hal pengembanganan bakat siswa, madrasah juga
melengkapi fasilitas music seperti, piano, gitar, drum, micrvon, dan peralatan
olahraga seperti, bola sepak, bola voli, dan sarana lainnya, dan untuk
mempermudah prosedur administrasi, madrasah juga memiliki fasilitas yang
lengkap seperti, computer, mesin cetak, barang habis pakai dan lain sebagainya.
Dan berikut data prasarana madrasah:55

Tabel 4.3

Keadaan fisik atau sarana dan prasarana


No Jenis ruangan Jumla Luas Keada
h an
1 Ruang kepala 1 15 m2 Baik
madrasah
2 Ruang kelas 12 792 Baik
m2
3 Ruang multimedia 1 68 m2 Baik
4 Ruang labolatorium 1 52 m2 Baik
bio
5 Ruang labolatorium 1 52 m2 Baik
fisika
6 Ruang labolatorium 1 52 m2 Baik
kimia
7 Ruang perpustakaan 1 40 m2 Baik
8 Ruang UKS 1 16 m2 Baik
9 Ruang studio band 1 12 m2 Baik
10 Ruang koperasi 1 6 m2 Baik
11 Ruang BK 1 12 m2 Baik
12 Ruang guru 1 66 m2 Baik
55
Dikutip dari hasil observasi sarana dan prasarana MA MAazro’atul Huda Karanganyar
pada tanggal 26 Januari 2022 pukul 07.30 WIB

lxv
13 Ruang TU 1 28 m2 Baik
14 Ruang OSIS 1 19 m2 Baik
15 Kamar mandi guru 3 6 m2 Baik
16 Kamar mandi siswa 4 6 m2 Baik
laki-laki
17 Kamar mandi siswa 7 11 m2 baik
perempuan
18 Gudang 2 52 m2 Baik

Dari data tersebut terlihat bahwa sarana dan prasarana MA NU Mazro’atul


Huda Karanganyar sudah memadai. Dibangun diatas lahan 6000m 2 dengan 2
lantai yang terdiri dari ruangan Pendidikan telah mampu memenuhi persyaratan
minimal dalam 8 SNP, situasi yang didukung oleh berbagai fasilitas administrasi,
pembelajaran dan pengembangan bakat yang menunjang keberhasilan peserta
didik. Keberhasilan peserta didik tersebut selanjutnya akan berdampak pada
kualitas Pendidikan di madrasah, serta peningkatan kepuasan masyarakat.

B. Deskripsi Data Penelitian


Pada tahap ini peneliti mendiskripsikan mengenai hasil temuan
dilapangan, terkait dengan informasi di lapangan melalui observasi,
wawancara serta dokumentasi dengan guru BK, Kepala Sekolah dan beberapa
siswa yang telah peneliti lakukan. Adapun data temuan sebagai berikut:

Penerapan Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Reinforcement


Positif Dalam Mengurangi Perilaku Terlambat Datang Ke Sekolah Peserta
Didik Di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak Tahun Ajaran
2021/2022

Perilaku terlambat datang ke sekolah merupakan salah satu perilaku


maladaptif yang sering dijumpai di seluruh instansi pendidikan, Peserta didik
dikatakan terlambat apabila tiba di sekolah lebih dari jam masuk sekolah yang dan
sengaja memperlambat masuk kelas meskipun mengetahui jam pelajaran telah

lxvi
dimulai, seperti nongkrong terlebih dahulu di tempat parkir, bersikap biasa saja
ketika mendengar bel masuk dan lain sebagainya. Hal tersebut sesuai dengan hasil
wawancara dengan salah satu peserta didik yaitu DS yang mengatakan ketika
mendengar bel masuk ia bersikap santai dan berjalan seperti biasa.56

Ada banyak faktor yang mempengaruhi keterlambatan pada individu dalam


proses pendidikan baik dari faktor dalam maupun dari luar individu. Seperti
halnya peserta didik Di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak mereka
terlambat datang ke sekolah karena banyak dipengaruhi faktor internal maupun
eksternal. Dari hasil temuan di lapangan ada 14 peserta didik yang sering
terlambat datang ke sekolah tiga sampai lima kali dalam satu minggu. Faktor
utama keterlambatan peserta didik rata-rata sering begadang dan tidur larut
malam. Hal tersebut dialami oleh CAS, MIM dan AAA, Seperti dalam pernyataan
MIM berikut:

“Saya sering begadang ngobrol sama teman-teman sampai larut malam,


sampai jam 03.00 pagi baru tidur”57

Hal ini dilakukan setiap hari oleh peserta didik yang menyebabkan mereka
terlambat bangun dan terlambat datang ke sekolah. Dari hasil wawancara yang
dilakukan oleh peneliti, CAS tersebut mengatakan bahwa setiap malam dia
membantu tetangga yang sedang membangun rumah yang dikerjakan secara
lembur.58 Begadang saat ini menjadi faktor utama dalam keterlambatan siswa.
Ketika tidur larut malam maka belum tentu bisa bangun pagi, walaupun bisa
bangun pagi kebanyakan dari mereka tidur kembali setelah sholat subuh karena
merasa masih ngantuk dan butuh istirahat kembali. Tidak hanya faktor dari diri
sendiri saja, tetapi ada juga faktor keluaraga seperti, MK, MIM dan faktor
pengaruh teman yaitu DS. Seharusnya dari orang tua mempunyai sikap yang tegas
untuk mengingatkan anaknya untuk tidur tepat waktu dan tidak memberatkan
tugas keluarga kepada peserta didik. Jika tidak ada ketegasan dari orang tua anak

56
DS, wawancara oleh penulis, 25 Januari 2022, wawancara 1, 11

57
MIM, wawancara oleh penulis, 25 Januari 2022, wawancara 1, 15
58
CAS,wawancara oleh penulis, 25 januari 2022, wawancara 1. 15

lxvii
akan berperilaku terbiasa dan merasa tidak diperhatikan atau dibebaskan oleh
orang tuanya. Hal tersebut menjadi kebiasaan yang menyebabkan keterlambatan
siswa datang ke sekolah.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Ibu Evi Witanti, selaku guru BK di MA NU
Mazro’atul Huda Karanganyar Demak, beliau menyatakan yakni,

“Faktor keterlambatan peserta didik memang Kebanyakan bergadang atau tidur


terlalu larut malam, jadi malas bangun pagi, tapi ada juga yang karena faktor
keluarga ya seperti menjaga adeknya, ada yang juga karena nungguin temernnya
untuk berangkat bersama.”
Berdasarkan wawancara tersebut, banyak faktor yang mendorong anak didik
untuk malakukan perilaku terlambat datang ke sekolah. Hal tersebut karena dari
latar belakang para peserta didik di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar
Demak yang sangat beragram, seperti; faktor keluarga, faktor dari individu
sendiri, dan tidak di pungkiri faktor dari dalam lembaga sendiri. Tetapi yang
sangat banyak dari siswa adalah faktor begadang sampai larut malam yang
membuat mereka terlambat bangun dan terlambat datang ke sekolah.59

Layanan konseling kelompok adalah suatu proses pengentasan masalah yang


dilakukan secara kelompok. Di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak
layanan konseling kelompok tidak terjadwal karena menyesuaikan kondisi
permasalahan peserta didik. Menurut Ibu Evi Witanti selaku guru BK, bahwa ia
menyatakan pemberian layanan konseling kelompok dilaksanakan dengan
menyesuaikan kondisi siswa, tetapi tetap diusahakan dua minggu sekali atau satu
bulan sekali untuk melaksanakan layanan kepada peserta didik agar
permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi segera terselesaikan. Seperti
dalam pernyataan beliau berikut,

“Jadwal pemberian layanan konseling kelompok Sebenarnya Menyesuikan


kondisi siswa, tapi biasanya saya usahakan 2 minggu sekali atau 1 bulan sekali
saya berikan layanan konseling kelompok untuk membantu menyelesaikan

59
Evi Witanti, wawancara oleh penulis, 26 januari 2022, wawancara 1. 7

lxviii
permasalahan siswa terutama pada permasalahan keterlambatan datang ke
sekolah”

Untuk mengurangi perilaku terlambat peserta didik terus menerus maka guru
BK melakukan penanganan dengan memberikan layanan konseling kelompok
dengan teknik reinforcement positif yang dimana tehnik ini bertujuan untuk
merubah perilaku siswa yang kurang baik menjadi lebih baik.60

Hasil observasi yang dilakukan peneliti mengenai penerapan layanan


konseling kelompok dengan tehnik reinforcement positif menunjukkan bahwa
guru BK memberikan layanan konseling kelompok pada dua kelompok yang telah
ditentukan berdasarkan cacatan hasil keterlambatan siswa. Tujuan dibeikannya
reinforcement positif adalah untuk mengubah perilaku yang tidak baik menjadi
lebih baik tanpa memberikan hukuman yang berat. Seperti dalam pernyataan
beliau berikut ini,

“Tujuan diberikannya reinforcement positif Agar anak yang memiliki


perilaku kurang baik dapat merubah perilaku tersebut dengan perilaku yang baik,
nah maka dari itu daripada diberikan hukuman lebih baik saya berikan penguatan
positif"

Sebelum dilaksanakan layanan konseling kelompok dengan tehnik


reinforcement positif guru BK memiliki prosedur dalam layanan yaitu,

1) Perencanaan
Dalam perencaan guru BK memilih peserta didik yang sering terlambat
datang ke sekolah minimal 3 kali dalam satu minggu, dari hasil data bulan
januari ada 14 yang akan diberikan layanan konseling kelompok, dan 14
peserta didik tersebut dibagi menjadi 2 kelompok. Setelah selesai memilih
peserta didik, kemudian guru BK menyiapkan jadwal untuk melakukan
konseling kelompok. Jadwal pelaksanaan konseling ditentukan sesuai dengan
kesepakatan bersama, yakni untuk melihat perubahan perilaku peserta didik

60
Evi Witanti, wawancara oleh penulis, 26 januari 2022, wawancara 1. 12

lxix
setiap dua minggu sekali guru BK memberikan layanan konseling kelompok.
Hal itu disepakati oleh peserta didik disanggupi dari pihak konselor.
2) Pelaksanaan

Layanan konseling ini dilakukan 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama


dilaksanankan pada 31 Januari 2022, pertemuan kedua pada tanggal 14 Februari
2022 dan pertemuan ketiga pada 28 Februari 2022, dengan 2 sesi yaitu kelompok
pertama dan kelompok kedua yang bertempat di ruang kelas yang telah
dikosongkan.

Proses pelaksanaan konseling terhadap siswa yang terlambat datang ke


sekolah menurut Ibu Evi Witanti adalah dengan menggukan tehnik reinforcement
positif secara kelompok tersebut diharapkan para siswa akan tersentuh dan sadar
bahwa tindakan yang dilakukan mereka dapat merugikan diri mereka sendiri di
masa depan.
Adapun proses layanan konseling yang dilakukan oleh guru BK yaitu, terdapat
empat (4) tahapan yang harus dilaksanakan dalam konseling kelompok, yaitu :
1. Tahap Pembentukan
Tahap pembentukan diawali dengan guru BK memberikan salam,
menanyakan kabar dan memperkenalkan layanan konseling kelompok
terhadap konseli. Adapun Kegiatan-kegiatan dalam tahap pembentukan
adalah:
a) Pengenalan dan pengungkapan tujuan
Pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan apa itu layanan
konseling kelompok, tujuan dan fungsi, asas-asas dalam layanana
konseling kelompok salah satunya asas kerahasiaan yang harus dijaga
dan tidak boleh dibocorkan oleh orang lain selain anggota kelompok
tersebut. Kemudian pemimpin memimpin jalannya perkenalan yang
dibuat permainan, yaitu permainan rantai nama, dimana setiap
anggota harus menyebutkan nama dan tinggi badan dirinya sendiri
dan teman disebelahnya, jadi anggota yang paling akhir perkenalan
harus menyebutkan namanya sendiri dan teman-temannya.

lxx
b) Terbangunnya kebersamaan
Pada awal terbentuknya kelompok, anggota kelompok pada
umumnya belum memiliki ketertarikan satu sama lain. Dalam hal ini
pemimpin memanfaatkan perkenalan dengan rantai nama dengan
tujuan agar setiap siswa mengingat serta mengenal nama dari masing-
masing siswa sehingga terbangunnya dinamika kelompok dalam suatu
kelompok dan tidak merasa canggung dalam mengutarakan
permasalahannya.
2. Tahap peralihan
Setelah suasana kelompok terbentuk dan dinamika kelompok
sudah mulai tumbuh, pemimpin kelompok menanyakan kesiapan kepada
anggota kelompok, mengajak peserta untuk secara bergantian
menyampaikan kesanggupannya untuk menjaga rahasia atas konseling
kelompok ini, mengenali dan menyiapakan kelompok memasuki tahap
Selanjutnya. memberikan contoh masalah yang dapat di sampaikan
dalam konseling kelompok dan ajakan kepada setiap peserta untuk secara
suka rela menyampaikan masalahnya, ketika peserta didik sudah siap
kegiatan layanan konseling kelompok dilanjutkan ke tahap pelaksanaan.
3. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, pertemuan pertama pemimpin kelompok
menanyakan satu persatu anggota untuk menceritakan permasalahan yang
berkaitan dengan perilaku keterlambatan datang ke sekolah, kegiatan dari
bangun pagi sampai tiba ke sekolah, dan faktor apa saja yang membuat
anggota sering datang terlambat ke sekolah. langkah-langkah dalam tahap
pelaksanaan yaitu memberi kesempatan kepada peserta untuk
menyampaikan masalahnya. meminta peserta menentukan pilihan masalah
yang akan dibahas, mengajak peserta untuk merasa terlibat dalam
pembahasan masalah peserta, mengajak peserta untuk bersikap positif
dalam menyampaikan pendapat atau menanggapi pendapat peserta lain,
mengajak peserta yang masalahnya dibahas untuk melaksanakan
pendapat/sumbangan pemikiran dari para peserta lain dan pemimpin

lxxi
kegiatan. kebanyakan faktor dari peserta didik begadang, jadi masalah
yang dibahas dalam pertemuan pertama adalah begadang tetapi tetap
dengan memberikan reinforcement positif yang berupa pujian, sentuhan
dan pendekatan contoh-contoh keberuntungan orang yang memiliki sikap
disiplin dan lain sebagianya.61
Dipertemuan kedua pemimpin kelompok menanyakan kembali dan
mengevaluasi pada masing-masing peserta didik tentang perubahan
perilaku apa saja yang sudah mulai dilakukan. Dan dipertemuan kedua ini
guru bk tetap memberikan reinforcement positif berupa pujian, sentuhan
dan pendekatan seperti kata “bagus”, “pintar” dan acungan jempol. Dan
kalimat seperti “seperti ini bagus mas, pertahankan dan tingkatkan
perilaku kedisiplinanamu”. bagi peserta didik yang mulai mengurangi
perilaku terlambat datang ke sekolah dan Bagi peserta didik yang belum
dapat mengurangi perilaku terlambat juga diberikan reinforcement positif
berupa kalimat seperti “bagi yang belum bisa mengurangi terlambat datang
ke sekolah, ibu tunggu perubahan perilaku kalian, ibu yakin kalian bisa
untuk mulai menanamkan sikap disiplin, semangat ya”. serta guru BK
memberikan contoh tentang seorang alumni dari sekolah tersebut yang
bisa sukses karena mempunyai perilaku disiplin dan tepat waktu dalam
melakukan suatu hal.62
Pada pertemuan ketiga yaitu pertemuan terakhir guru BK
mengevaluasi dan menanyakan kembali sejauh mana peserta didik
merubah perilaku datang terlambat dan guru BK tetap memberikan
reinforcement positif pada semua peserta didik. Dan bagi peserta didik
yang sampai pada tahap tersebut belum bisa mengurangi perilaku
terlambatnya maka akan dilakukan tindak lanjut yaitu pemanggilan orang
tua.63 Kegiatan layanan konseling kelompok pada tahap pelaksanaan
61
HasIL Observasi oleh peneliti pada tanggal 31 januari 2022 di MA NU Mazro’atul
Huda Karanganyar Demak
62
Hasil Observasi oleh peneliti pada 14 februari 2022 di MA NU Mazro’atul Huda
Karanganyar
63
Hasil Observasi oleh peneliti pada 28 februari 2022 di MA NU Mazro’atul Huda
Karanganyar

lxxii
dilaksanakan dengan suasana nyaman dan gembira dengan diselingi ice
breaking agar peserta didik tidak canggung dalam bercerita maupun
menyampaikan pendapat.
4. Tahap Pengakhiran
Setelah bagian kelompok sudah mencapai puncaknya pada tahap
ketiga, selanjutnya kelompok akan mengakhiri kegiatan pada saat yang
dianggap tepat. Pada tahap ini pemimpin kelompok merangkum inti
kegiatan, memberi kesempatan anggota menyampaikan merefleksi dan
menanyakan kepada anggota kelompok tentang pesan dan kesan,
merencanakan kegiatan berikutnya, kemudian pemimpin kelompok
mengucapkan terimakasih dan mengakhiri kegiatan dengan doa kemudian
pemimpin kelompok menutup kegiatan layanan konseling kelompok
tersebut.
3) Tindak Lanjut
Pada tahap tindak lanjut guru BK memberikan pemantauan setelah
diberikannya 3x layanan. Tindak lanjut pertama guru BK memberikan
pemantauan terhadap semua peserta didik serta memberikan reinforcement positif
setiap kali bertemu, di dalam kelas, di apel pagi baik peserta didik tersebut
terlambat maupun tidak terlambat. Bagi yang terlambat guru bk memberikan
sanksi yaitu mengaji Al-Qur’an dengan harapan peserta didik terbuka hati dan
pikiran. Tindak lanjut yang kedua guru BK masih memantau perubahan perilaku
peserta didik serta memberikan reinforcement positif setiap pagi, setiap bertemu
maupun ketika guru BK masuk ke kelas dan bagi mereka yang terlambat masih
tetap sama diberikan sanksi mengaji al-qur’an. Untuk tindak lanjut pada
pertemuan ke tiga jika dalam 1 minggu setelah diberikannya layanan konseling
ketiga peserta didik belum ada perubahan akan diberikan surat pemanggilan orang
tua dan home visit.64
Hasil dari ketiga pertemuan bisa dilihat sebagaimana yang tertera dalam
tabel berikut ini:
Tabel 4.4

64
Hasil Observasi pada 28 februari 2022 di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar

lxxiii
Hasil perubahan perilaku setelah diberikan layanan konseling kelompok
dengan tehnik reinforcement positif pada pertemuan pertama
Pada Tanggal 31 Januari 2022
KELOMPOK PERTAMA
NO Nama Bulan Februari
1 2 3 5 6 7 8 9 10 12 1 14
3
1 MAP    

2 DA      

3 MK    

4 MAN      

5 ANR       

6 MAM    

7 DS       

KELOMPOK KEDUA
NO Nama Bulan Februari
1 2 3 5 6 7 8 9 10 12 1 14
3
1 CAS    

2 MAR   

3 MRP      

4 MIM      

5 MYA       

6 AAA       

7 IAS      

Peserta didik dikatakan dapat mengurangi perilaku terlambat datang ke


sekolah apabila mereka tidak terlambat minimal 3 kali dalam satu minggu. Dari

lxxiv
tabel diatas menunjukkan bahwa pertemuan pertama dalam layanan, kelompok
kedua lebih aktif dan berani dalam berpendapat dibandingkan kelompok pertama,
pada pertemuan pertama masih banyak ditemukan siswa yang sering datang
terlambat 3-4 kali dalam satu minggu terlambat. Hasil setelah diberikannya
layanan konseling kelompok dengan tehnik reinforcement positif ada sedikit
perubahan siswa yang terlihat, pada kelompok pertama ada 3 siswa yang ketika
mendengar bel masuk sekolah dia lari dan mulai mengurangi perilaku terlambat,
dan untuk kelompok kedua ada 2 siswa yang tidak terlambat. Untuk yang lainnya
masih berjalan seperti biasanya. Dari ke 14 peserta didik dalam dua minggu
keterlambatan siswa masih sama hanya 5 peserta didk yang mulai berkurang
keterlambatanya yaitu dari kelompok pertama ada MAP, MK, MAM dan
kelompok kedua ada CAS, MAR yang awalnya 3-5 kali terlambat dalam
seminggu. dalam dua minggu ini mereka terlambat 1-2 kali. Hal ini menunjukkan
jika penerapan layanan konseling kelompok dengan tehnik reinforcement positif
sudah mulai terlihat perubahannya.65

Tabel 4.5
Pertemuan Kedua
Pada Tanggal 14 Februari 2022
KELOMPOK PERTAMA
NO Nama Bulan Februari
15 16 17 19 20 21 22 23 24 26 27 28
1 MAP  

2 DA    

3 MK   

4 MAN       

65
Hasil Observasi pada 14 februari 2022 di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar

lxxv
5 ANR   

6 MAM  

7 DS      

KELOMPOK KEDUA
NO Nama Bulan Februari
15 16 17 19 20 21 22 23 24 26 2 28
7
1 CAS   

2 MAR  

3 MRP       

4 MIM    

5 MYA       

6 AAA       

7 IAS   

Hasil dari pertemuan kedua dalam layanan kelompok ini menunjukkan


perubahan-perubahan siswa yang nampak mereka terlihat gugup dan takut
mendengar bel masuk sekolah, mulai mengurangi nongkrong diparkiran walaupun
sebentar, dan segera ke masuk ke sekolah setelah sampai ke sekolah, tetapi untuk
perilaku terlambat datang kesekolah masih bertahap. kelompok pertama sudah
mulai terlihat perubahannya, tidak hanya 3 siswa, perubahan perilaku dari
kelompok pertama menambah menjadi 5 siswa yang mulai mengurangi perilaku
terlambat, yaitu MAP,DA,MK, ANR dan MAM dan kelompok kedua, perubahan
perilaku terlambat datang kesekolah bertambah menjadi 4 siswa yang mulai
terlihat perubahannya yaitu CAS, MAR, MIM dan IAS. Kesembilan siswa
tersebut dapat mengurangi perilaku keterlambatan datang ke sekolah yang

lxxvi
awalnya terlambat 3 kali sekarang mereka terlambat hanya terlambat 1-2 kali
dalam satu minggu.66

Tabel 4.6
Pertemuan Ketiga
Pada Tanggal 28 Februari 2022
KELOMPOK PERTAMA
NO Nama Bulan Maret
1 2 3 5 6 7
1 MAP
2 DA  

3 MK 

4 MAN   

5 ANR  

6 MAM 
7 DS  

KELOMPOK KEDUA
NO Nama Bulan Maret
1 2 3 5 6 7
1 CAS 

2 MAR
3 MRP   

4 MIM  

5 MYA   

6 AAA  

7 IAS 

66
Hasil Observasi pada 20 februari 2022 di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar

lxxvii
Pada pertemuan ketiga yaitu pertemuan terakhir digunakan guru BK untuk
tahap evaluasi keseluruhan proses konseling dan perubahan yang terjadi pada
peserta didik. Dimana didalamnya dilakukan diskusi lanjutan mengenai
kemungkinan persoalan yang dialami anggota kelompok belum selesai dan
menakar seberapa besar keberhasilan yang telah dicapai. Kegiatan konseling
kelompok perlu dievaluasi agar konselor dapat mengambil tindakan lebih lanjut
jika masih ditemukan masalah yang belum terselesaikan. Oleh karena itu, setiap
anggota bisa mendapatkan solusi untuk masalah mereka. Dari hasil pertemuan ini
kelompok pertama maupun kedua sudah mulai terlihat perubahan perilaku. Pada
pertemuan ketiga dari hasil keseluruhan pada kelompok pertama kini ada 6 siswa
yang sudah mulai terlihat perubahannya yaitu MAP, DA, MK, ANR, MAM dan
DS terlambat 1-2x terlambat bahkah dalam satu minggu ini MAP tidak terlambat
sama sekali. pada kelompok kedua ada 5 siswa yang sudah dapat mengurangi
perilaku keterlambatan masuk sekolah yaitu CAS, MAR, MIM, AAA dan IAS
terlambat hanya 1-2x bahkan MAR tidak terlambat sama sekali dalam satu
minggu. Total keseluruhan dari ketiga pertemuan layanan konseling kelompok
ada 11 siswa yang dapat mengurangi perilaku terlambat datang ke sekolah.67

Hasil dari tiga pertemuan ini bisa dikatakan penerapan layanan konseling
kelompok dengan tehnik reinforcement positif berhasil dalam mengurangi
perilaku terlambat datang ke sekolah, hal tersebut dilihat dari hasil buku cacatan
harian siswa dan pemantauan yang dilakukan oleh guru BK dan peneliti. Hasil
penelitian menunjukkan ada 11 peserta didik yang dapat mengurangi perilaku
terlambat datang ke sekolah. Penguatan positif terus diberikan oleh guru BK
setiap apel pagi, ketika bertemu, dan ketika guru BK masuk dalam kelas. Hal
tersebut sangat berpengaruh sekali dalam perubahan perilaku terlambat peserta
didik walaupun hasilnya tidak signifikan setidaknya penerapan reinforcement
positif terus dilakukan untuk menumbuhkan perilaku baru seperti lari ketika
mendengar bel berbunyi, tidak pernah nongkrong diparkiran ketika sampai
sekolah dan mulai mengurangi perilaku terlambat datang ke sekolah.
C. Analisis Data
67
Hasil Observasi pada 7 Maret 2022 di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar

lxxviii
Penerapan Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Reinforcement
Positif Dalam Mengurangi Perilaku Terlambat Datang Ke Sekolah

Pendidikan sekolah adalah suatu lembaga yang bersifat formal dengan


tujuan khusus yaitu menyelenggarakan dan mencerdaskan peserta didik melalui
suatu pembelajaran. Arah pendirian lembaga ini adalah untuk memajukan
perkembangan peserta didik dalam mencapai pengembangan potensi diri yang
sebaik-baiknya melalui lembaga sekolah dan layanan pendidikan.68 Untuk
mencapai pendidikan yang berkualitas membutuhkan kerjasama dari banyak
pihak, agar nantinya dapat dilaksanakan secara optimal. Salah satu pihak yang
berperan penting adalah konselor.
Untuk mengatasi perilaku keterlambatan peserta didik, guru BK di MA
NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak menggunakan layanan konseling
kelompok untuk mengurangi keterlambatan datang ke sekolah. Layanan konseling
kelompok dirancang untuk membantu memecahkan permasalahan siswa yang
memanfaatkan dinamika kelompok. Seperti yang dijelaskan Prayitno konseling
kelompok adalah dimana konselor memberikan bantuan kepada mereka yang
membutuhkan untuk mengentaskan masalah yang mereka hadapi dalam suasana
kelompok.69
Pada tingkat SMA, upaya yang dilakukan oleh guru BK dalam
mengurangi perilaku peserta didik ketika terlambat yaitu dengan memberikan
layanan konseling kelompok yang menggunakan teknik reinforcement positif.
Adapun langkah-langkahnya menurut Maftuhah dan IGAA Noviekayati dalam
karyanya adalah sebagai berikut :
a) Mengumpulkan informasi tentang masalah melalui analisis ABC,
b) Memilih perilaku target yang ingin ditingkatkan,
c) Menetapkan data dasar (baseline) perilaku awal,

68
Kamaluddin, Bimbingan dan Konseling Sekolah, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
17, no. 4, (2011): 447
69
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2013), 307

lxxix
d) Menentukan reinforcement yang bermakna,
e) Membuat jadwal pemberian reinforcement, dan
f) menerapankan reinforcement positif.70
Tetapi langkah tersebut justru berbeda dengan kenyataan yang terjadi, di
MA NU Mazro’atul Huda karanganyar demak, adapun langkah-langkahnya yaitu :
1. Mengumpulkan bukti bahwa peserta didik tersebut sering terlambat
2. Peserta didik yang terlambat minimal 3x dalam satu minggu akan terus
dipantau dan berikan layanan konseling kelompok
3. Memilih perilaku target yang ingin dirubah menjadi perilaku baru
4. Jika data dirasa sudah cukup, guru bk memberikan jadwal layanan
konseling kelompok kepada mereka
5. Penggunaan tehnik reinforcement positif yang sesuai dengan keadaan
peserta didik, jenis reinforcement positif yang sering digunakan adalah
berupa penguatan gestural yaitu senyuman, anggukan tanda setuju dan
wajah yang cerah. Selain itu penguatan verbal berupa kata-kata: iya,
benar dan baik atau berupa pujian, sentuhan dan pendekatan.
6. Setelah layanan tersebut dilakukan, selanjutnya guru BK memantau
perilaku apa yang sudah mulai terlihat dari peserta didik
7. Adanya evaluasi dan tindak lanjut, jika dalam jangka waktu satu bulan
tidak ada perubahan, maka akan diturunkan surat pemanggilan orang
tua dan home visit.
Jadi menurut penelitian ini sesuai dengan teori tersebut langkah dalam
pemberian reinforcement positif tersebut dapat diberikan dalam membantu
mengurangi masalah keterlambatan siswa datang ke sekolah, dengan pemberian
penguatan positif yang menyenangkan maka siswa akan cenderung mengurangi
keterlambatan ke sekolah dan meningkatkan semangat untuk datang ke sekolah
lebih awal yang akan berlangsung secara terus-menerus.

70
Maftuhah1 dan IGAA Noviekayati, “Teknik Reinforcement Positif untuk
Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial pada Kasus Skizofrenia”. Philanthropy Journal of
Psychology, 4 No. 2 (2020): 162

lxxx
Reinforcement positif “sesuatu yang menyenangkan akan selalu diulang-ulang
dan sesuatu yang tidak menyenangkan dihindari”.71
Skinner menyatakan bahwa perilaku individu secara langsung dibentuk atau
dipertahankan oleh konsekuensi yang menyertainya. Jika hasilnya menyenagkan
(dihargai atau diperkuat secara aktif), maka perilaku tersebut cenderung diulang
atau dipertahankan. Sebaliknya, jika hasilnya tidak menyenangkan (dikenakan
hukuman atau peningkatan negatif), maka perilaku tersebut dikurangi atau bahkan
dihilangkan.72
Berbeda dengan data lapangan, pendekatan ini diyakini lebih efektif dalam
menangani kasus-kasus dalam dunia pendidikan, terutama kasus maladaptive yang
Berfokus pada perubahan perilaku. Di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar
untuk mengurangi perilaku terlambat datang kesekolah guru BK memberikan
reinforcement positif, tidak hanya bagi yang tidak terlambat saja, tetapi bagi yang
terlambatpun tetap mendapatkan reinforcement positif. Tetapi untuk menimbulkan
perilaku baru pemberian reinforcement terus dilakukan oleh guru BK, hal
tersebut berhasil tetapi perlu adanya peningkatan dalam pembarian reinforcement
positif khususnya dalam layanan konseling kelompok.
Dalam mengatasi permasalahan siswa yang sering terlambat guru BK di
MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak menggunakan layanan konseling
kelompok. Adapun pelayanan yang dilakukan disana meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan tindak lanjut. Dalam pelaksanaan layanan konseling kelompok
dengan tehnik reinforcement positif peneliti dapat melihat perkembangan peserta
didik yang diberlakukan sebanyak tiga kali pertemuan yang mana tahap demi
tahap peserta didik mulai menunjukkan perilaku baru seperti lari ketika
mendengar bel masuk sekolah, tidak nongkrong diparkiran atau langsung masuk
ke sekolah dan peserta didik mulai mengurangi perilaku keterlambatannya. Hal
tersebut sesuai dengan prosedur penelitian dari Mochamad Nursalim dalam
bukunya Pengembangan Profesi Bimbingan & Konseling yaitu perencanaan,

71
Corey, Gerald. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. (Bandung: Refika
Aditama.2015 ), 136.

72
Latipun. Psikologi Konseling. (Malang: UMM Press. 2008), 132.

lxxxi
pelaksanaan, Evaluasi Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan, Tindak
lanjut yang mencakup kegitan dan Laporan yang mencakup kegiatan.
Hasil dari layanan konseling kelompok dengan tehnik reinforcement positif
peserta didik mampu mengurangi perilaku terlambat peserta didik yang awalnya
sering terlambat datang ke sekolah, memperlambat jalan ketika mendengar bel
masuk sekolah dan nongkrong terlebih dahulu ketika sampai sekolah tetapi
setelah diberikannya layanan konseling kelompok tehnik reinforcement positif
peserta didik mulai mengurangi perilaku datang terlambat, lari dan mempercepat
jalan ketika mendengar bel masuk dan tidak pernah nonkrong di parkiran ataupun
dimana saja ketika sampai di sekolah.
Hal ini sejalan dengan temuan Mira Imelda (2021) tentang Pelaksanaan
Konseling Kelompok Oleh Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Mengurangi
Perilaku Terlambat Datang Ke Sekolah Peserta Didik Kelas X Di Sma Negeri 8
Bandar Lampung”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan pelaksanaan dilakukan
dalam beberapa tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dan terbukti
dapat mengurangi perilaku terlambat peserta didik.73
Adapun keberhasilan dari layanan konseling kelompok dengan tehnik
reinforcement positif dapat di ukur dengan indikitor sebagai berikut:
a. Perilaku keterlambatan peserta didik menjadi berkurang yang awalnya
peserta didik terlambat 3-5 kali dalam satu minggu setelah diberikan
layanan konseling kelompok dengan tehnik reinforcement positif peserta
didik terlambat 1-2 kali bahkan tidak terlambat sama sekali dalam satu
minggu.
b. Peserta didik dapat bertanggung jawab dengan konsekuensi yang telah
diberikan oleh pihak sekolah.
c. Peserta didik setelah tiba di sekolah tidak pernah nongkrong diparkiran
walaupun sebentar, sekarang ketika sampai sekolah langsung masuk ke
halaman sekolah.

73
Mira Imelda, Pelaksanaan Konseling Kelompok Oleh Guru Bimbingan Dan Konseling
Dalam Mengurangi Perilaku Terlambat Datang Ke Sekolah Peserta Didik Kelas X Di Sma Negeri
8 Bandar Lampung, (Skripsi 2021)

lxxxii
d. Peserta didik mempercepat jalan atau tidak memperlambat jalan ketika
mendengar bel masuk sekolah.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Setelah peneliti menulis data yang ada, langkah selanjutnya adalah
menarik kesimpulan. kesimpulan yang disampaikan dalam penelitian ini
adalah penerapan layanan konseling kelompok dengan tehnik reinforcement
positif dalam mengurangi perilaku terlambat datang ke sekolah peserta didik
di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak telah dilakukan dengan
prosedur yang sesuia yaitu, perencanaan, pelaksanaan yang terdapat 4 tahap
didalamnya dan tindak lanjut dengan 3 kali pertemuan konseling kelompok.
Adapun keberhasilan dari layanan konseling kelompok dengan tehnik
reinforcement positif dapat di ukur dengan indikitor sebagai berikut:
a. Perilaku terlambat datang ke sekolah peserta didik menjadi berkurang
yang awalnya peserta didik terlambat 3-5 kali dalam satu minggu setelah
diberikan layanan konseling kelompok dengan tehnik reinforcement
positif peserta didik terlambat 1-2 kali bahkan tidak terlambat sama sekali
dalam satu minggu.
b. Peserta didik dapat bertanggung jawab dengan konsekuensi yang telah
diberikan oleh pihak sekolah.
c. Peserta didik setelah tiba di sekolah tidak pernah nongkrong diparkiran
walaupun sebentar, sekarang ketika sampai sekolah langsung masuk ke
halaman sekolah.
d. Peserta didik berlari atau tidak memperlambat jalan ketika mendengar bel
masuk sekolah.
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa penerapan layanan konseling
kelompok dengan tehnik reinforcement positif berhasil dalam mengurangi
perilaku keterlambatan datang ke sekolah peserta didik di MA NU mazro’atul
Huda Karanganyar Demak.

lxxxiii
B. Saran-saran
Pada penelitian yang sudah dilakukan, saran dari peneliti yang akan diberikan
adalah:
1. Bagi guru Bimbingan dan Konseling
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan bimbingan dan
konseling kelompok menggunakan tehnik reinforcement positif untuk
mengurangi perilaku keterlambatan peserta didik.
2. Bagi pihak sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak
sekolah saat melakukan konseling kelompok dengan tehnik reinforcement
positif ataupun dalam memberikan layananan lainnya.
3. Bagi peneliti lain
diharapkan peneliti berikutnya dianjurkan untuk melakukan simulasi
sebagai seorang konselor yang profesional terlebih dahulu sebelum
melakukan penelitian, dan juga memperhatikan prosedur dalam layanan
agar berhasil dalam memberikan layanan yang diharapkan.

lxxxiv
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Muiz, Gagan dkk, “Peran Layanan Konseling Kelompok Terhadap


Perilaku
Agresif Pelajar”. Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling Dan
Psikoterapi Islam 5, No.2 (2017): 207

Al Quran Tajwid dan terjemahan. Bandung : Qordoba Internasional Indonesia.


(2016). 601

Amti, Erman dan Prayitno. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT


Rineka Cipta, 2004.

Agus supriyanto, Layanan konseling individual pendekatan behavioristik teknik


shaping untuk mengatasi perilaku terlambat datang kesekolah. 2016.

Creswell, Jhon W.Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif Dan Mixed,


Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013.

Damayanti & Fitriani, Perbedaan Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah


Pemberian Reinforcement Positif, Jurnal Pendidikan 19, No 1 (2018); 3

Devi Nurdian, Myta & Zainul Anwar, “Konseling Kelompok Untuk


Meningkatkan Resiliensi Pada Remaja Penyandang Cacat Fisik (Difable)”,
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan 02, No.01, (2014): 41

Dewi, Priani Sukma. & Denok Setyawati, Pengaruh Konseling Individu Melalui
Pendekatan realita Untuk Mengurangi Kebiasaan Terlambat Siswa di SMP
Negeri 1 Sumberejo. Jurnal BK UNESA, (2013), 409.

Ely dan Ulfa, “Pemberian Sanksi (Hukuman) Terhadap Siswa Terlambat Masuk
Sekolah Sebagai Upaya Pembentukan Karakter Disiplin, Indonesian”
Journal of Teacher Education 2 No. 1. (2021): 240

Gerald, Corey. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika
Aditama.2015

I Maftuhah dan IGAA Noviekayati, “Teknik Reinforcement Positif untuk


Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial pada Kasus Skizofrenia”.
Philanthropy Journal of Psychology, 4 No. 2 (2020): 168

Kamaluddin. Bimbingan dan Konseling Sekolah, Jurnal Pendidikan dan


Kebudayaan 17, no. 4 (2011): 447.

lxxxv
Kurnanto, M. Edi. Konseling Kelompok, Bandung: ALFABETA, 2014.

Lailatul, Insyiroh & Najlatun Naqiyah. Studi Tentang Penanganan Siswa Yang
Terlambat Tiba Di Sekolah Oleh Guru BK SMA Negeri 1 Gresik. Jurnal
mahasiswa UNESA, (2016), 6.

Latipun. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press. 2008.

Lubis, Namora Lumongga. Memahami Dasar-dasar Konseling Dalam Teori dan


Praktik, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Mudjiono, Dimyati. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Natha, Rio Dkk. Peranan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Mengatasi
Siswa Yang Terlambat Datang Ke Sekolah Di Smp Negeri 23
Banjarmasin, Jurnal mahasiswa Bk An-Nur :Berbeda, Bermakna, Mulia,
(2020): 2.

Nersalim. Mochamad. Pengembangan Profesi Bimbingan & Konseling, Jakarta:


Penerbit Erlangga, 2015.

Nur fahmi, Narisna dan Slamet, “Layanan Konseling Kelompok Dalam


Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Smk Negeri 1 Depok Sleman”.
Jurnal Hisbah 13, No. (2016): 70

Prayitno dan Erma Amti. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (dasar
dan profil). Padang: Ghalia Indonesia, 1995.

Sireghar, Siti Wahyuni. Konsep Dasar Konseling Kelompok, (Dosen Fakultas


Dakwah Dan Ilmu Komunikasi IAIN Padangsidimpuan, Vol. V, No. 1,
Juni 2018.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D), Alfabeta, Bandung, 2019.

Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif , Bandung: Alfabeta, 2020.

Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis


Integrasi), Jakarta: Rajawali Pers, 2015.

Wahyu Ari Saputra, Yogie, “Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Teknik


Reinforcement Positif Dan Self Management Untuk Meningkatkan
Konsentrasi Belajar”. EDUKASI : Jurnal Penelitian dan Artikel
Pendidikan, 12, No.1, (2020): 14

lxxxvi
Wayan, I. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia, Jurnal Pendidikan Dasar 4.
no. 1 (2019): 29.

W, Komalasari, G., Eka. & Karsih.. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: indeks.
2011.

W.S, Winkel dan M.M. Srihastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi


Pendidikan, Yogyakarta: Media Abadi, 2007.

Zaini, Rifnon, “Studi Atas Pemikiran B.F. Skinner Tentang Belajar”. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar 1, no.1 (2014): 121-127

lxxxvii
LAMPIRAN-LAMPIRAN

lxxxviii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Biodata Diri
Nama Lengkap : Laily Maghfiroh
Tempat/ Tanggal Lahir : Demak, 28 Maret 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Dukuh Nglengkur Desa Tuwang RT 11
RW 03 Kecamatan Karanganyar
Kabupaten Demak, 59582
Jenjang Pendidikan
1. TK Tuwang Nusa Indah 02 (Lulus Tahun 2006)
2. SDN Tuwang 02 (Lulus Tahun 2012)
3. MTs. NU Mazda Karanganyar (Lulus Tahun 2015)
4. MA NU Mazda Karanganyar (Lulus Tahun 2018)
5. Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Kudus, Fakultas Tarbiyah,
Prodi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam. (Angkatan 2018).

Demikian daftar Riwayat Hidup penulis ini dibuat dengan data yang
sebenar-benarnya untuk diketahui dan digunakan sebagaimana mestinya.

Demak, 3 April 2022


Penulis,

Laily Maghfiroh

lxxxix
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
(Peserta Didik dan Guru BK di MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar)
1. Inisial : MK
Jabatan : Peserta Didik
Kelas : XC
Waktu : Selasa, 25 Januari 2022 Pukul 08.00 WIB
Tempat : MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak
Wawancara pertama
Bari Aspek yang Tema Peneliti Informan
s diteliti
1. Menge Perkenalan Assalamualaikum, Waalaikumsalam,
tahui mohon maaf baik kak, nama saya
perilaku menganggu waktunya MK saya kelas XC,
peserta didik sebentar dek, dari desa
secara umum sebelumnya karannganyar, demak.
perkenalkan nama saya
kak laily, saya disini
sedang melakukan
penelitian tentang
keterlambatan masuk
sekolah, boleh saya
Tanya sedikit tentang
kamu?, sebelumnya
bisa perkenalkan diri
dulu ya!
2. Bangun Pagi Baik, kita mulai ya, Saya bangun jam
kalau boleh saya tahu setengah 6 pagi
pada jam berapa kamu
bangun pagi?
3. Kegiatan Apa saja kegiatan Setelah bangun saya
sebelum dirumah sebelum sholat, menyiapkan
berangkat ke berangkat ke sekolah? buku pelajaran dan
sekolah mengurus keponakan
saya yang dititipkan
orangtuanya sama
saya untuk
mengantarkan dia
sekolah
4. Kendaraan Kendaraan apa yang Saya menggunakan
yang biasanya kamu gunakan motor, terkadang juga

xc
digunakan untuk berangkat ke jalan kaki
sekolah?
5. Waktu Pada jam berapa kamu Kalau keponakan saya
keberang berangkat dari rumah? tidak rewel saya
katan berangkat dari rumah
pukul 06.30 WIB.
tetapi ketika dia rewel
saya berangkat dari
rumah 06.45 WIB.
6. Jangka waktu Berapa Menit 3 menit kalau
perjalanan dari rumah mengendarai motor,
ke sekolah? 5-7 menit kalau jalan
kaki, tapi harus
keponakan dulu ke
sekolahan sekitar 5
menit, jadi sekitar 10-
15 menitan baru
sampai sekolahan.
7. Kegiatan lain Ketika sudah berangkat Kalau mengampiri
menuju ke dari rumah, apakah temen-temen sih
sekolah kamu langsung ke nggak kak, Cuma tadi
sekolahan atau harus mengantarkan
menghampiri teman- keponakanku dulu ke
temanmu? sekolah.
8 Waktu datang Pada jam berapa kamu Saya sampai di
ke sekolah sampai ke sekolah? sekolah sekitar jam
06. 55 kadang jam
07.03-07.00 WIB.
9. Kegiatan lain Ketika kamu sampai Saya langsung masuk
setelah sampai disekolah apakah kamu ke sekolah kak
di sekolah langsung masuk ke
sekolah atau mampir ke
tempat lain, misalnya
nongkrong diparkiran,
ke kantin atau ke
tempat lain?
10. Mengetahui Frekuensi Berapa kali kamu Hehe, hampir sering
perilaku keterlambatan terlambat dalam satu kak, kadang satu
peserta didik minggu? minggu full, ya kira-
yang kira lima sampai tujuh
terlambat kali dalam seminggu
11. Sikap peserta Bagaimana sikap kamu Saya lari kak
didik ketika mengetahui bel
Yang masuk sekolah
terlambat berbunyi? Apakah
kamu lari, berjalan

xci
biasa, atau justru
bersantai-santai.?
12. Perasaan Bagaimana perasaanmu Iya saya takut dan
peserta didik ketika mengetahui gugup kalau terlambat
yang kalau kamu terlambat?, kak, karena saya
terlambat apakah ada perasaan merasa malu jika saya
gugup, takut atau justru sendirian yang
biasa saja? terlambat.
13. Sanksi Apakah ada sanksi bagi Disuruh mengaji Al
peserta didik yang Qur’an kak
terlambat?
14. Rasa Apakah ada rasa Pasti ada kak, tapi
penyesalan menyesal ketika kamukarena keadaan, ya
datang terlambat ke saya pasrah saja.
sekolah? Sebenarnya kalau
tidak ada
keponakan,saya bisa
berangkat lebih pagi.
15. Faktor Apa saja faktor yang Iya faktor utamanya
keterlambatan menyebabkan kamu tadi karena saya harus
terlambat datang ke mengurus keponakan
sekolah? saya dulu sebelum
berangkat ke sekolah.
karena orangtuanya
bekerja berangkat
pagi, dan setiap pagi
saya dirumah
sendirian, orang tua
saya juga berangkat
bekerja semua.
Wawancara Kedua Setelah Diberikan Layanan
(Senin, 7 Maret 2022)
Bari Aspek yang Tema Peneliti Informan
s diteliti
1. Layanan Layanan Apa yang kamu ketahui kegiatan yang
konseling tentang layanan dilakukan secara
kelompok konseling kelompok kelompok
dengan
tehnik
reinforcement
positif
2. Pendapat Bagaimana pendapatmu Bagus kak, jadi
peserta didik tentang layanan teman-teman yang
konseling kelompok mempunyai
yang telah dilakukan permasalahan bisa
guru BK? terbantu termasuk

xcii
saya
3. Mengikuti Sudah pernah Sudah kak kemarin
konseling mengikuti layanan
kelompok konseling kelompok?
4. Reinforcement Apa yang kamu ketahui Yang saya tau Kayak
positif tentang Reinforcement semacam Pujian dan
positif (penguatan perhatian untuk saya
positif)
5. Waktu Kapan biasanya kamu Hampir tiap hari kak,
pemberian mendapatkan Waktu di konseling
reinforcement positif? kelompok, ketika saya
tidak terlambat dan
kadang juga pas
terlambat juga tetap
dikasih.
6. Jenis Reinforcement positif Iya diberikan
reinforcement seperti apa yang telah penguatan kalau
guru BK berikan sebenarnya saya bisa
kepadamu dalam berperilaku disiplin
layanan konseling kak. Dengan cara
kelompok? lebih awal berangkat
ke sekolah dan lebih
awal mengantarkan
keponakan.
7. Apakah pemberian Tidak, ketika saya
reinforcement positif tidak terlambat dan
hanya diberikan dalam saya terlambat pun
layanan konseling tetap diberikan
kelompok saja? reinforcement positif
kak, ketika saya
dikelas, ketika
bertemu
8. Pemberian Iya seperti itu kak,
reinforcement positif kadang gini, “kamu
seperti apa yang anaknya rajin dan
diberikan guru BK pinter sebenarnya, tapi
ketika kamu terlambat? tambah pinter lagi
kalo berangkatnya
lebih pagi” kurang
lebihnya seperti itu
sih kak
9. Pemberian Iya seperti bagus mas,
reinforcement positif gini ya ganteng,
seperti apa yang pertahankan
diberikan guru BK kedisiplinanmu ya,
ketika kamu tidak kadang diacungin

xciii
terlambat? jempol dan dibuat
perbandingan untuk
temen-temen yang
masih sering
terlambat.
10. Mengetahui perubahan Setelah diberikannya Alhamdulillah Sedikit
perubahan layanan konseling berpengaruh, karena
perilaku kelompok dengan sebenarnya saya
tehnik reinforcement orangnya tidak suka
positif, apakah datang terlambat.
berpengaruh pada
perubahan perilakumu?
11. Setelah diberikan Bisa kak, Saya sudah
layanan, apakah dalam mulai bisa berangkat
satu bulan ini kamu bisa tepat waktu kak, yang
mengurangi perilaku dulu sering terlambat
keterlambatan datang sekarang hanya 1-2
ke sekolah? kali terlambat dalam
satu minggu
13. Perubahan perilaku apa Datang tepat waktu,
yang telah kamu rubah? Bangun lebih pagi dan
mengantarkan
keponakanku lebih
pagi

2. Inisial : MAM
Jabatan : Peserta Didik
Kelas : XIC
Waktu : Selasa, 25 Januari 2022 Pukul 10.00 WIB
Tempat : MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak
Wawancara pertama
Baris Aspek yang Tema Peneliti Narasumber
diteliti
1. Menge Perkenalan Assalamualaikum, Waalaikumsalam,
tahui mohon maaf baik kak, nama saya,
perilaku menganggu waktunya MAM saya kelas XIC,
peserta didik sebentar dek, dari desa Tanggul
secara umum sebelumnya Angin, demak.
perkenalkan nama saya
kak laily, saya disini
sedang melakukan
penelitian tentang
keterlambatan datang
ke sekolah, boleh saya

xciv
tanya sedikit tentang
kamu?, sebelumnya
bisa perkenalkan diri
dulu ya!
2. Bangun Pagi Baik, kita mulai ya, Saya bangun pada jam
kalau boleh saya tahu setengah 7, hehe
pada jam berapa kamu
bangun pagi?
3. Kegiatan Apa saja kegiatan Langsung mandi kak
sebelum dirumah sebelum
berangkat ke berangkat ke sekolah?
sekolah
4. Kendaraan Kendaraan apa yang Biasanya bawa motor,
yang biasanya kamu gunakan kadang juga naik
digunakan untuk berangkat ke angkot
sekolah?
5. Waktu Pada jam berapa kamu Jam 06.50, hehe
keberang berangkat dari rumah?
katan
6. Jangka waktu Berapa Menit 5-10 menit
perjalanan dari rumah
ke sekolah?
7. Kegiatan lain Ketika sudah berangkat Langsung berangkat
menuju ke dari rumah, apakah ke sekolahan kak
sekolah kamu langsung ke
sekolahan atau
menghampiri teman-
temanmu?
8 Waktu datang Pada jam berapa kamu Iya sekitar 06.55 WIB,
ke sekolah sampai ke sekolah? tapi kadang jam tujuh
lebih, soalnya kadang
nunggu angkot lama
9. Kegiatan lain Ketika kamu sampai Saya mampir ke
setelah sampai disekolah apakah kamu kantin dulu untuk
di sekolah langsung masuk ke sarapan kak
sekolah atau mampir ke
tempat lain, misalnya
nongkrong diparkiran,
ke kantin atau ke
tempat lain?
10. Mengetahui Frekuensi Berapa kali kamu 2-3 kali
perilaku keterlambatan terlambat dalam satu
terlambat minggu?
11. Sikap peserta Bagaimana sikap kamu Saya takut terlambat
didik ketika mengetahui bel sebenarnya, ada rasa
Yang masuk sekolah takut, tapi kalo udah

xcv
terlambat berbunyi? Apakah terlanjur terlambat ya
kamu lari, berjalan saya santai-santai,
biasa, atau justru kalo masih di tahap
bersantai-santai.? do’a saya lari.
12. Perasaan Bagaimana perasaanmu Iya sedikit takut
siswa yang ketika mengetahui
terlambat kalau kamu terlambat?,
apakah ada perasaan
gugup, takut atau justru
biasa saja?
13. Sanksi Apakah ada sanksi bagi Biasanya disuruh baca
peserta didik yang Al-Qur’an 1 juz
terlambat?
14. Rasa Apakah ada rasa Iya ada kak
penyesalan menyesal ketika kamu
datang terlambat ke
sekolah?
15. Faktor Apa saja faktor yangTidur terlalu malam,
keterlambatan menyebabkan kamu Biasanya jaga adek
terlambat datang ke kalo ibu dan bapak
sekolah? kerja shift malam dan
adek saya 2 kak,
kadang yang satu udah
tidur yang satu masih
main dan minta
ditemani.
Wawancara Kedua Setelah Diberikan Layanan
(Senin, 7 Maret 2022)
Baris Aspek yang Tema Peneliti Informan
diteliti
1. Layanan Layanan Apa yang kamu ketahui Kayak semacam
konseling tentang layanan Belajar kelompok kak
kelompok konseling kelompok
dengan
tehnik
reinforcemen
t positif
10. Pendapat Bagaimana pendapatmu Sedikit membantu
peserta didik tentang layanan permasalahan saya
konseling kelompok kak,
yang telah dilakukan
guru BK?
11. Mengikuti Sudah pernah Sudah kak
konseling mengikuti layanan
kelompok konseling kelompok?

xcvi
12. Reinforcement Apa yang kamu ketahui Kayak motivasi agar
positif tentang Reinforcement saya bisa disiplin lagi
positif (penguatan kak
positif)
13. Waktu Kapan biasanya kamu Kemarin waktu
pemberian mendapatkan konseling kelompok
reinforcement positif? dan biasanya pas bu
BK masuk ke kelas,
kadang juga pas saya
terlambat, dan juga
pas saya tidak
terlambat
14. Jenis Reinforcement seperti Iya semacam
reinforcement apa yang telah guru BK diberikan contoh-
berikan kepadamu contoh tentang
dalam layanan kesuksesan orang lain
konseling kelompok? karena dia disiplin.
15. Apakah pemberian Tidak, saya terlambat
reinforcement positif pun biasanya juga
hanya diberikan dalam tetap diberikan
layanan konseling reinforcement positif
kelompok saja?
16. Pemberian Iya dikasih tau,
reinforcement positif “dibiasakan datang
seperti apa yang tepat waktu ya, agak
diberikan guru BK nantinya ketika kalian
ketika kamu terlambat? kerja terbiasa disiplin”
seperti itu kak.
17. Pemberian Iya seperti “mas alfian
reinforcement positif hari ini sudah bagus
seperti apa yang tidak terlambat lagi,,
diberikan guru BK dipertahankan
ketika kamu tidak kedislipinannya ya
terlambat? mas”
10. Mengetahui perubahan Setelah diberikannya Iya, jadi mengajarkan
perubahan layanan konseling saya biar lebih disiplin
perilaku kelompok dengan lagi.
tehnik reinforcement
positif, apakah
berpengaruh pada
perubahan perilakumu?
11. Setelah diberikan Bisa kak, Pertama
layanan, apakah dalam masih sulit kak, tetapi
satu bulan ini kamu bisa saya tetap berusaha,
mengurangi perilaku dulu sering terlambat
keterlambatan datang sekarang paling 2 kali

xcvii
ke sekolah? dalam satu minggu
13. Perubahan perilaku apa Mengurangi
yang telah kamu rubah? bergadang, bangun
lebih awal agar bisa
sarapan dirumah,
sampai sekolah
langsung masuk, tidak
pernah ke kantin lagi.

3. Inisial : DS
Jabatan : Peserta Didik
Kelas : XIIC
Waktu : Selasa, 25 Januari 2022 Pukul 10.20 WIB
Tempat : MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak
Wawancara pertama
Baris Aspek yang Tema Peneliti Narasumber
diteliti
1. Menge Perkenalan Assalamualaikum, Waalaikumsalam,
tahui mohon maaf baik kak, nama saya,
perilaku menganggu waktunya DS, saya kelas XIIC,
peserta didik sebentar dek, dari desa Ngemplik
secara umum sebelumnya Wetan, demak.
perkenalkan nama saya
kak laily, saya disini
sedang melakukan
penelitian tentang
keterlambatan datang
ke sekolah, boleh saya
tanya sedikit tentang
kamu?, sebelumnya
bisa perkenalkan diri
dulu ya!
2. Bangun Pagi Baik, kita mulai ya, Bangun setengah 6,
kalau boleh saya tahu langsung mandi
pada jam berapa kamu
bangun pagi?
3. Kegiatan Apa saja kegiatan Langsung mandi,
sebelum dirumah sebelum kadang olahraga
berangkat ke berangkat ke sekolah? sebentar
sekolah
4. Kendaraan Kendaraan apa yang Saya bawa motor kak
yang biasanya kamu gunakan
digunakan untuk berangkat ke
sekolah?

xcviii
5. Waktu Pada jam berapa kamu Jam 06.30 WIB
keberang berangkat dari rumah?
katan
6. Jangka waktu Berapa Menit 5-10 menit
perjalanan dari rumah
ke sekolah?
7. Kegiatan lain Ketika sudah berangkat Menghampiri temen
menuju ke dari rumah, apakah saya dulu kak, dia
sekolah kamu langsung ke membonceng saya,
sekolahan atau mau saya tinggal tapi
menghampiri teman- saya nggak tega,
temanmu? biasanya juga sudah
tak bilangin suruh
berangkat jam
setengah 7 dari rumah,
tapi kadang saya udah
menghampiri dia,
dianya baru mandi
jadi ya udah telat
dua”nya.

8 Waktu datang Pada jam berapa kamu Jam 07.02 kalo nggak
ke sekolah sampai ke sekolah? jam 07.05 soalnya
jalan sini kadang
macet karena biasanya
jalannya dipenuhi
sama orang pabrik
9. Kegiatan lain Ketika kamu sampai Saya langsung masuk,
setelah sampai disekolah apakah kamu kadang merapikan
di sekolah langsung masuk ke parkiran motor, jadi
sekolah atau mampir ke agak mengulur waktu
tempat lain, misalnya
nongkrong diparkiran,
ke kantin atau ke
tempat lain?
10. Mengetahui Frekuensi Berapa kali kamu 2-3 kali kadang 1
perilaku keterlambatan terlambat dalam satu minggu full terlambat
terlambat minggu?
11. Sikap peserta Bagaimana sikap kamu Santai kak, mau lari
didik ketika mengetahui bel namanya juga sudah
Yang masuk sekolah terlambat ya sudah
terlambat berbunyi? Apakah terlambat saja
kamu lari, berjalan
biasa, atau justru
bersantai-santai.?
12. Perasaan Bagaimana perasaanmu Kalau perasaan gugup

xcix
siswa yang ketika mengetahui ada, tapi karena ada
terlambat kalau kamu terlambat?, temennya jadi nggak
apakah ada perasaan begitu takut, kalau
gugup, takut atau justru sendirian malu.
biasa saja?
13. Sanksi Apakah ada sanksi bagi Ada kak, disuruh
peserta didik yang tadarus Al- Qur’an
terlambat? kak,
14. Rasa Apakah ada rasa Ada, sebenarnya saya
penyesalan menyesal ketika kamu tidak ingin terlambat
datang terlambat ke cuma karena saya
sekolah? tidak tega
meninggalkan temen
saya ya sudah jadinya
ya terlambat semua,
hehe
15. Faktor Apa saja faktor yang Iya karena temanku
keterlambatan menyebabkan kamu tadi kak
terlambat datang ke
sekolah?
Wawancara Kedua Setelah Diberikan Layanan
(Senin, 7 Maret 2022)
Baris Aspek yang Tema Peneliti Informan
diteliti
1. Layanan Layanan Apa yang kamu ketahui Belajar secara
konseling tentang layanan kelompok
kelompok konseling kelompok
dengan
tehnik
reinforcemen
t positif
18. Pendapat Bagaimana pendapatmu Seru kak, bisa belajar
peserta didik tentang layanan bareng sama teman-
konseling kelompok teman dan guru BK
yang telah dilakukan
guru BK?
19. Mengikuti Sudah pernah Sudah
konseling mengikuti layanan
kelompok konseling kelompok?
20. Reinforcement Apa yang kamu ketahui Kayak motivasi buat
positif tentang Reinforcement saya kak, biar saya
positif (penguatan tidak terlambat lagi
positif)
21. Waktu Kapan biasanya kamu Hampir tiap hari kak
pemberian mendapatkan saya mendapatkannya,
reinforcement positif? Cuma saya nya yang

c
kurang mensyukuri
22. Jenis Reinforcement positif Kayak dibiasakan
reinforcement seperti apa yang telah berangkat pagi, karena
guru BK berikan disiplin itu penting
kepadamu dalam buat masa depan,
layanan konseling seperti itu kak.
kelompok?
23. Apakah pemberian Tidak, kalau terlambat
reinforcement positif diberikan ditempat,
hanya diberikan dalam kalau tidak terlambat
layanan konseling biasanya diberikan
kelompok saja? dikelas atau pas
bertemu
24. Pemberian Iya dikasih tau,
reinforcement positif “dibiasakan datang
seperti apa yang tepat waktu ya, agar
diberikan guru BK nantinya ketika kalian
ketika kamu terlambat? kerja terbiasa disiplin”

25. Pemberian “hari ini kalian sudah


reinforcement positif bagus, ibuk mohon
seperti apa yang besok bisa lebih bagus
diberikan guru BK lagi dari ini” seperti
ketika kamu tidak itu kak.
terlambat?
10. Mengetahui perubahan Setelah diberikannya Berpengaruh, tapi
perubahan layanan konseling lebih kesadaran diri
perilaku kelompok dengan sendiri sih kak
tehnik reinforcement
positif, apakah
berpengaruh pada
perubahan perilakumu?
11. Setelah diberikan Alhamdulillah masih
layanan, apakah dalam sama kak, soalnya
satu bulan ini kamu bisa saya menunggu teman
mengurangi perilaku saya jadi saya tidak
keterlambatan datang bisa pagi.
ke sekolah?
13. Perubahan perilaku apa Saya sudah
yang telah kamu rubah? mengusahakan untuk
berangkat lebih pagi
kak, dan tidak
begadang

4. Inisial : CAS

ci
Jabatan : Peserta Didik
Kelas : XIIC
Waktu : Selasa, 25 Januari 2022 Pukul 11.00
Tempat : MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak
Wawancara pertama
Baris Aspek yang Tema Peneliti Narasumber
diteliti
1. Menge Perkenalan Assalamualaikum, Waalaikumsalam,
tahui mohon maaf baik kak, nama saya,
perilaku menganggu waktunya CAS, saya kelas XIIC,
peserta didik sebentar dek, dari desa Tuwang,
secara umum sebelumnya demak.
perkenalkan nama saya
kak laily, saya disini
sedang melakukan
penelitian tentang
keterlambatan datang
ke sekolah, boleh saya
tanya sedikit tentang
kamu?, sebelumnya
bisa perkenalkan diri
dulu ya!
2. Bangun Pagi Baik, kita mulai ya, Jam 05.00 WIB
kalau boleh saya tahu
pada jam berapa kamu
bangun pagi?
3. Kegiatan Apa saja kegiatan Habis sholat tidur lagi
sebelum dirumah sebelum sampai jam 06.20 baru
berangkat ke berangkat ke sekolah? bangun lagi, kadang
sekolah setengah 7 langsung
mandi
4. Kendaraan Kendaraan apa yang Saya bawa motor kak
yang biasanya kamu gunakan
digunakan untuk berangkat ke
sekolah?
5. Waktu Pada jam berapa kamu Kadang Jam 06.45,
keberang berangkat dari rumah? kadang juga mau
katan berangkat harus
nunggu motor dulu
dibawa bapak ke
sawah sebentar.
6. Jangka waktu Berapa Menit Sekitar 10 menit
perjalanan dari rumah
ke sekolah?

cii
7. Kegiatan lain Ketika sudah berangkat menghampiri temen
menuju ke dari rumah, apakah ke cangkring.
sekolah kamu langsung ke
sekolahan atau
menghampiri teman-
temanmu?
8 Waktu datang Pada jam berapa kamu Jam 07.00 kadang jam
ke sekolah sampai ke sekolah? 7 lebih 2-3 menit

9. Kegiatan lain Ketika kamu sampai Kadang nongkrong 3


setelah sampai disekolah apakah kamu menitan, kadang
di sekolah langsung masuk ke langsung masuk, tapi
sekolah atau mampir ke kebanyakan langsung
tempat lain, misalnya masuk
nongkrong diparkiran,
ke kantin atau ke
tempat lain?
10. Mengetahui Frekuensi Berapa kali kamu 3-5 kali kadang setiap
perilaku keterlambatan terlambat dalam satu hari.
terlambat minggu?
11. Sikap peserta Bagaimana sikap kamu Saya lari kalau
didik ketika mengetahui bel sendirian, jalan biasa
Yang masuk sekolah jika ada temannya.
terlambat berbunyi? Apakah
kamu lari, berjalan
biasa, atau justru
bersantai-santai.?
12. Perasaan Bagaimana perasaanmu Pasrah kak,
siswa yang ketika mengetahui
terlambat kalau kamu terlambat?,
apakah ada perasaan
gugup, takut atau justru
biasa saja?
13. Sanksi Apakah ada sanksi bagi Sering disuruh
peserta didik yang mengaji kak,
terlambat?
14. Rasa Apakah ada rasa Ada kak, tapi karena
penyesalan menyesal ketika kamu udah terbiasa ya jadi
datang terlambat ke biasa
sekolah?

ciii
15. Faktor Apa saja faktor yang sering tidur larut
keterlambatan menyebabkan kamu malam karena
terlambat datang ke begadang, karena
sekolah? membantu tetangga
yang sedang
membangun rumah
sampai larut malam,
sama tadi
menghampiri temanku
yang kadang masih
nunggu dia yang baru
siap-siap

Wawancara Kedua Setelah Diberikan Layanan


(Senin, 7 Maret 2022)
Baris Aspek yang Tema Peneliti Informan
diteliti
1. Layanan Layanan Apa yang kamu ketahui Belajar bareng teman-
konseling tentang layanan teman
kelompok konseling kelompok
dengan
tehnik
reinforcemen
t positif
26. Pendapat Bagaimana pendapatmu Seru kak karena
peserta didik tentang layanan didalamnya ada
konseling kelompok permainannya yang
yang telah dilakukan tidak membuat bosan
guru BK? saya ketika belajar dan
saya diberikan solusi
dari permasalahanku
27. Mengikuti Sudah pernah Sudah
konseling mengikuti layanan
kelompok konseling kelompok?
28. Reinforcement Apa yang kamu ketahui Kayak penguatan biar
positif tentang Reinforcement saya tidak terlambat
positif (penguatan
positif)
29. Waktu Kapan biasanya kamu Kadang pas bu evi
pemberian mendapatkan masuk kelas, kadang
reinforcement positif? pas terlambat,
terkadang diberikan
secara kelompok

civ
30. Jenis Reinforcement positif Habis bangun jangan
reinforcement seperti apa yang telah tidur lagi, dibuat
guru BK berikan olahraga agar tidak
kepadamu dalam mengantuk.
layanan konseling
kelompok?
31. Apakah pemberian Kadang pas bu evi
reinforcement positif masuk kelas, kadang
hanya diberikan dalam pas terlambat,
layanan konseling terkadang diberikan
kelompok saja? secara kelompok
32. Pemberian “besok jangan
reinforcement positif diulangi lagi ya,
seperti apa yang teman-teman yang
diberikan guru BK lain bisa kok masak
ketika kamu terlambat? kamu nggak bisa, ibu
yakin pasti kamu
bisa”,
33. Pemberian “kayak gini baru anak
reinforcement positif ibu”
seperti apa yang
diberikan guru BK
ketika kamu tidak
terlambat?
10. Mengetahui perubahan Setelah diberikannya Berpengaruh sedikit,
perubahan layanan konseling lama-lama malu sih
perilaku kelompok dengan kak kalo terlambat
tehnik reinforcement terus
positif, apakah
berpengaruh pada
perubahan perilakumu?
11. Setelah diberikan Bisa kak, saya
layanan, apakah dalam sekarang sudah jarang
satu bulan ini kamu bisa terlambat kok, paling
mengurangi perilaku Cuma 1 atau 2 kali
keterlambatan datang saja dalam satu
ke sekolah? minggu
13. Perubahan perilaku apa Tidur yang terlalu
yang telah kamu rubah? larut malam

5. Inisial : MIM
Jabatan : Peserta Didik
Kelas : XIIC
Waktu : Selasa, 25 Januari 2022 Pukul 11.30

cv
Tempat : MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak
Wawancara pertama
Baris Aspek yang Tema Peneliti Narasumber
diteliti
1. Menge Perkenalan Assalamualaikum, Waalaikumsalam,
tahui mohon maaf baik kak, nama saya
perilaku menganggu waktunya MIM, saya kelas
peserta didik sebentar dek, XIIC, dari desa
secara umum sebelumnya Kedungbanteng,
perkenalkan nama saya demak.
kak laily, saya disini
sedang melakukan
penelitian tentang
keterlambatan datang
ke sekolah, boleh saya
tanya sedikit tentang
kamu?, sebelumnya
bisa perkenalkan diri
dulu ya!
2. Bangun Pagi Baik, kita mulai ya, Saya bangun pada jam
kalau boleh saya tahu 05.00 tidur lagi
pada jam berapa kamu sampai jam 06.30,
bangun pagi? hehe
3. Kegiatan Apa saja kegiatan Langsung mandi kak
sebelum dirumah sebelum
berangkat ke berangkat ke sekolah?
sekolah
4. Kendaraan Kendaraan apa yang Saya bawa motor
yang biasanya kamu gunakan
digunakan untuk berangkat ke
sekolah?
5. Waktu Pada jam berapa kamu Antara jam 06.40 wib
keberang berangkat dari rumah?
katan
6. Jangka waktu Berapa Menit 5 menit
perjalanan dari rumah
ke sekolah?
7. Kegiatan lain Ketika sudah berangkat Langsung ke
menuju ke dari rumah, apakah sekolahan kak
sekolah kamu langsung ke
sekolahan atau
menghampiri teman-
temanmu?
8 Waktu datang Pada jam berapa kamu Jam 06.50-06.55 wib
ke sekolah sampai ke sekolah?

cvi
9. Kegiatan lain Ketika kamu sampai Langsung masuk ke
setelah sampai disekolah apakah kamu sekolahan
di sekolah langsung masuk ke
sekolah atau mampir ke
tempat lain, misalnya
nongkrong diparkiran,
ke kantin atau ke
tempat lain?
10. Mengetahui Frekuensi Berapa kali kamu 3-5 kali
perilaku keterlambatan terlambat dalam satu
terlambat minggu?
11. Sikap peserta Bagaimana sikap kamu Saya jalan biasa kak
didik ketika mengetahui bel
Yang masuk sekolah
terlambat berbunyi? Apakah
kamu lari, berjalan
biasa, atau justru
bersantai-santai.?
12. Perasaan Bagaimana perasaanmu Kalau sendiri gugup,
siswa yang ketika mengetahui kalau ada temannya
terlambat kalau kamu terlambat?, nggak kak
apakah ada perasaan
gugup, takut atau justru
biasa saja?
13. Sanksi Apakah ada sanksi bagi Iya ada kak, disuruh
peserta didik yang mengaji biasanya.
terlambat?
14. Rasa Apakah ada rasa Iya pasti ada kak,
penyesalan menyesal ketika kamu Kenapa saya tidak
datang terlambat ke bisa bangun pagi.
sekolah?
15. Faktor Apa saja faktor yang Saya sering begadang
keterlambatan menyebabkan kamu ngobrol sama temen-
terlambat datang ke temen sampai larut
sekolah? malam, sampai jam
03.00 pagi baru tidur
Wawancara Kedua Setelah Diberikan Layanan
(Senin, 7 Maret 2022)
Baris Aspek yang Tema Peneliti Informan
diteliti
1. Layanan Layanan Apa yang kamu ketahui Layanan yang
konseling tentang layanan diberikan secara
kelompok konseling kelompok kelompok
dengan

cvii
tehnik
reinforcemen
t positif
34. Pendapat Bagaimana pendapatmu Bagus kak, jadi siswa
peserta didik tentang layanan seperti saya ini
konseling kelompok terbantu dalam
yang telah dilakukan mengatasi masalah
guru BK? saya dengan
mendapatkan bantuan
dari guru BK
35. Mengikuti Sudah pernah Sudah
konseling mengikuti layanan
kelompok konseling kelompok?
36. Reinforcement Apa yang kamu ketahui Kayak penguatan biar
positif tentang Reinforcement saya tidak terlambat
positif (penguatan
positif)
37. Waktu Kapan biasanya kamu Tiap pagi kadang
pemberian mendapatkan secara kelompok,
reinforcement positif? kadang pribadi
biasanya gini “hari ini
sudah bagus tapi
tambah bagus lagi
kalo besok
berangkatnya lebih
dipagiin lagi ya mas“
38. Jenis Reinforcement positif Iya dikasih tau
reinforcement seperti apa yang telah dampak dari begadang
guru BK berikan dan dilarang tidur
kepadamu dalam terlaru larut malam
layanan konseling
kelompok?
39. Apakah pemberian Tidak, saya terlambat
reinforcement positif sering
hanya diberikan dalam mendapatkannya, dan
layanan konseling ketika saya tidak
kelompok saja? terlambat juga
diberikan waktu ibu
BK masuk kelas
40. Pemberian Iya dikasih tau,
reinforcement positif “dibiasakan datang
seperti apa yang tepat waktu ya, agak
diberikan guru BK nantinya ketika kalian
ketika kamu terlambat? kerja terbiasa disiplin”
seperti itu kak.

cviii
41. Pemberian “ mas I hari ini sangat
reinforcement positif bagus sekali / nah
seperti apa yang seperti itu kan bagus
diberikan guru BK mas” sama acungan
ketika kamu tidak jempol
terlambat?
10. Mengetahui perubahan Setelah diberikannya Iya, jadi mengajarkan
perubahan layanan konseling saya biar lebih disiplin
perilaku kelompok dengan lagi
tehnik reinforcement
positif, apakah
berpengaruh pada
perubahan perilakumu?
11. Setelah diberikan Bisa kak, saya
layanan, apakah dalam sekarang sudah jarang
satu bulan ini kamu bisa terlambat kok, paling
mengurangi perilaku Cuma 1 atau 2 kali
keterlambatan datang saja dalam satu
ke sekolah? minggu
13. Perubahan perilaku apa begadang atau
yang telah kamu rubah? kegiatan yang
menganggu tidur saya
yang saya kurangi

6. Inisial : AAA
Jabatan : Peserta Didik
Kelas : XIIC
Waktu : Selasa, 25 Januari 2022 Pukul 11.50 WIB
Tempat : MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak
Wawancara pertama
Baris Aspek yang Tema Peneliti Narasumber
diteliti
1. Menge Perkenalan Assalamualaikum, Waalaikumsalam,
tahui mohon maaf baik kak, nama saya
perilaku menganggu waktunya AAA, saya kelas
peserta didik sebentar dek, XIID, dari desa
secara umum sebelumnya Ngemplik Wetan,
perkenalkan nama saya demak.
kak laily, saya disini
sedang melakukan
penelitian tentang
keterlambatan datang
ke sekolah, boleh saya
tanya sedikit tentang

cix
kamu?, sebelumnya
bisa perkenalkan diri
dulu ya!
2. Bangun Pagi Baik, kita mulai ya, Saya bangun pada jam
kalau boleh saya tahu setengah 7, hehe
pada jam berapa kamu
bangun pagi?
3. Kegiatan Apa saja kegiatan Langsung mandi kak
sebelum dirumah sebelum
berangkat ke berangkat ke sekolah?
sekolah
4. Kendaraan Kendaraan apa yang Nebeng sama david
yang biasanya kamu gunakan kak
digunakan untuk berangkat ke
sekolah?
5. Waktu Pada jam berapa kamu 06.50 WIB.
keberang berangkat dari rumah?
katan
6. Jangka waktu Berapa Menit 7-10 menit
perjalanan dari rumah
ke sekolah?
7. Kegiatan lain Ketika sudah berangkat Langsung ke
menuju ke dari rumah, apakah sekolahan kak kan
sekolah kamu langsung ke saya yang dihampiri
sekolahan atau teman
menghampiri teman-
temanmu?
8 Waktu datang Pada jam berapa kamu Jam 07.05 menit
ke sekolah sampai ke sekolah? kadang ya jam 07.00
tepat, kadang macet
juga daerah pabrik sini
9. Kegiatan lain Ketika kamu sampai Iya kadang nongkrong
setelah sampai disekolah apakah kamu diparkiran, tapi itu
di sekolah langsung masuk ke Cuma 2 menitan kok
sekolah atau mampir ke kadang langsung
tempat lain, misalnya masuk
nongkrong diparkiran,
ke kantin atau ke
tempat lain?
10. Mengetahui Frekuensi Berapa kali kamu 3-5 kali
perilaku keterlambatan terlambat dalam satu
terlambat minggu?
11. Sikap peserta Bagaimana sikap kamu Saya jalan biasa kak
didik ketika mengetahui bel Biasa kak, soalnya ada
Yang masuk sekolah temannya, hehe
terlambat berbunyi? Apakah

cx
kamu lari, berjalan
biasa, atau justru
bersantai-santai.?
12. Perasaan Bagaimana perasaanmu Iya pasti ada rasa
siswa yang ketika mengetahui takut kalau terlambat
terlambat kalau kamu terlambat?, sendirian
apakah ada perasaan
gugup, takut atau justru
biasa saja?
13. Sanksi Apakah ada sanksi bagi Ada kak, saya sering
peserta didik yang disuruh mengaji Al-
terlambat? Qur’an dan terkadang
disimak sama guru
BK dan Waka
kesiswaan
14. Rasa Apakah ada rasa Iya ada kak, malas
penyesalan menyesal ketika kamu mandi saya yang buat
datang terlambat ke saya terlambat
sekolah?
15. Faktor Apa saja faktor yang
Tidur terlalu malam
keterlambatan menyebabkan kamu atau sering begadang
terlambat datang kengobrol sama temen-
sekolah? temen sampai larut
malam
Wawancara Kedua Setelah Diberikan Layanan
(Senin, 7 Maret 2022)
Baris Aspek yang Tema Peneliti Informan
diteliti
1. Layanan Layanan Apa yang kamu ketahui Kegiatan yang
konseling tentang layanan dilakukan secara
kelompok konseling kelompok kelompok
dengan
tehnik
reinforcemen
t positif
2. Pendapat Bagaimana pendapatmu Saya mendapatkan
peserta didik tentang layanan solusi dan kegiatannya
konseling kelompok seru bisa satu
yang telah dilakukan kelompok dengan
guru BK? yang lain
3. Mengikuti Sudah pernah Sudah
konseling mengikuti layanan
kelompok konseling kelompok?
4. Reinforcement Apa yang kamu ketahui Kayak penguatan biar
positif tentang Reinforcement saya tidak terlambat
positif (penguatan

cxi
positif)
5. Waktu Kapan biasanya kamu Tiap pagi kadang
pemberian mendapatkan secara kelompok,
reinforcement positif? kadang pribadi
6. Jenis Reinforcement positif Jangan terbiasa tidur
reinforcement seperti apa yang telah terlalu larut malam,
guru BK berikan karena tidak bagus
kepadamu dalam bagi kesehatan.
layanan konseling
kelompok?
7. Apakah pemberian Tidak, Tiap pagi
reinforcement positif kadang secara
hanya diberikan dalam kelompok. Kadang
layanan konseling pas ketemu dengan
kelompok saja? guru BK
8. Pemberian Iya dikasih tau,
reinforcement positif “dibiasakan datang
seperti apa yang tepat waktu ya, agak
diberikan guru BK nantinya ketika kalian
ketika kamu terlambat? kerja terbiasa disiplin”
seperti itu kak.
9. Pemberian “ mas A hari ini
reinforcement positif sangat bagus sekali /
seperti apa yang nah seperti itu kan
diberikan guru BK bagus mas” sama
ketika kamu tidak acungan jempol
terlambat?
10. Mengetahui perubahan Setelah diberikannya Iya, jadi mengajarkan
perubahan layanan konseling saya biar lebih disiplin
perilaku kelompok dengan lagi
tehnik reinforcement
positif, apakah
berpengaruh pada
perubahan perilakumu?
11. Setelah diberikan Iya sudah lebih baik
layanan, apakah dalam dari sebelumnya kak,
satu bulan ini kamu bisa walaupun sudah saya
mengurangi perilaku usahakan
keterlambatan datang
ke sekolah?
12. Perubahan perilaku apa Tidur yang terlalu
yang telah kamu rubah? larut malam sekarang
sudah saya kurangi

7. Nama : Evi Witanti, S.Kom.I

cxii
Jabatan : Guru BK
Waktu : Rabu, 26 Januari 2022 Pukul 10.00
Tempat : MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak
No. Aspek yang diamati Peneliti Narasumber
1. Mengetahui perilaku Assalamualaikum, Waalaikumsalam, baik mbak,
siswa secara umum mohon maaf ibu saya ibu Evi Witanti, guru BK di
menganggu waktunya MA NU Mazro’atul Huda
sebentar, sebelumnya Kaanganyar dari tahun 2016
perkenalkan nama saya sampai sekarang. Alamat saya
laily, saya disini sedang Tugu Ngemplik wetan,
melakukan penelitian karanganyar Demak.
tentang keterlambatan
masuk sekolah dan
pemberian layanan
konseling kelompok
dengan teknik
reinforcement positif,
boleh saya Tanya
sedikit tentang hal
tersebut bu?,
sebelumnya boleh tidak
ibu memperkenalkan
diri dulu.
2. Baik bu, terimakasih Iya mbak
atas perkenalannya,
langsung saja kita mulai
ya bu,
Kalau sekarang langsung masuk
Apakah anak-anak kelas mbak, yang nongkrong
setelah sampai ke paling 2-3 orang saja, itu saja
sekolah langsung masuk paling sekitar 2-3 menitan untuk
kelas/nongkrong nunggu temannya menata motor
terlebih dahulu bu? diparkiran. kalau dulu
nongkrongnya bisa sampai
berjam-jam, dulu juga sering di
cek sama saya dan anak-anak
osis dulu masih banyak sekarang
udah lumayan berubah
Walaupun telat jauh sekarang
tetap masuk, kalau dulu mereka
pulang
3. Kalau boleh tahu, MK itu anaknya baik mbak,
bagaimana kepribadian terkenal berprestasi kog, sering
dan sikap dari masing- juara pencak silat, orangnya juga
masing siswa yang sopan, Cuma sebelum berangkat

cxiii
sedang saya jadikan sekolahnya harus mengurus
sebagai informan, yaitu adeknya terlebih dahulu.
M. karabet, Alfian
Mubarok, David, Kalo AM juga orangnya patuh
Cokro, Ismail, dan dan sopan mbak, kalo dikelas ya
Arbian tidak pernah keluar-keluar ketika
pas diajar.

Kalo DS anaknya juga sopan


mbak, Cuma karena
lingkungannya yang kurang
menduukung, sebenarnya david
itu anaknya yang nurut.

CA anaknya pendiem, Cuma


agak susah kalo dibilangin,
sering tidur larut malam, sering
keluar kelas dan datang
terlambat karena sebelum
berangkat pasti menghampiri
temannya dulu

IM ini juga ahli pencak silat


mbak, Cuma mungkin kurang
perhatian dari orangtuanya
sehingga tidurnya sering larut
malam. Tapi anaknya baik mbak
kalo dibilangin nurut

AA ini anak yang suka bikin


rusuh, kadang kalo dikelas
temenya udah mendengarkan
baik-baik di ganggu sama dia,
suka usil, ini juga yang sering
terlambat. Kalo ini terlambat
otiomatis david juga ikut
terlambat.
4. Berapa kali dalam Iya tidak beruntut setiap hari kok
seminggu biasanya mbak, iya ada yang kadang satu
mereka terlambat minggu full mereka terlambat,
datang ke sekolah bu? karena faktor keluarga, seperti
menjaga adek-adeknya, tapi
kalau sekarang paling 2-5x
mbak, intinya setelah diterapkan
penguatan-penguatan positif
sudah ada perubahan mbak ya

cxiv
walaupun sedikit, tidak seperti
dulu, dulu sehari bisa sampai 10-
15 anak yang terlambat.
5. Bagaimana sikap Sikap anak itu bermacam
mereka ketika macam mbak, Kalau ada
mengetahui bel masuk temannya mereka jalan seperti
sekolah bu?, apakah biasa mbak, tetapi kalua mereka
mereka lari, jalan biasa, sendirian dia akan lari, iya
atau justru bersantai- mungkin karena takut atau malu
santai? jika terlambat sendirian

Yang biasanya jalan Kebanyakan dari kelas XII


biasa itu siapa bu? mbak, kayak DS, AA, IM,
mungkin karena kelas XII
merasa paling besar sendiri
6. Dari ke 6 siswa ini yang Biasanya AM mbak, iya mugkin
paling terlambat siapa karena rumahnya agak jauh, dan
bu biasanya? kekurangan kendaraan dari
keluarganya, karena biasanya
memang dia naik angkot, naik
angkot juga nunggunya lama
mbak, kadang kalau ditanya
serig begadang demi jaga adek-
adekknya kalo ibunya berangkat
kerja shift malam.
7 Apa saja faktor yang Faktor keterlambatan peserta
menyebabkan mereka didik memang Kebanyakan
terlambat bu? bergadang atau tidur terlalu larut
malam mbak, jadi malas bangun
pagi, tapi ada juga yang karena
faktor keluarga ya seperti
menjaga adeknya, ada yang juga
Bagaimana menurut ibu karena nungguin temernnya
tentang penerapan untuk berangkat bersama.
reinforcement positif?
Menurut saya dari beberapa
proja yang pernah madrasah
lakukan, ini yang paling bagus
untuk mengurangi perilaku
keterlambatan siswa mbak,
karena sebelum jam 07.00
mereka sudah berada di
madrasah semua, kalo dulu telat
itu jam 07.05 sampai 07.15
menit, kalo sekarang paling telat
07.00-07.05,

cxv
Ada perubahan untuk
kedisiplinan waktu

8 Mengetahui layanan Apa saja layanan Kalo layanan BK ada layanan


konseling yang ada di konseling ada disekolah orientasi, layanan informasi,
sekolah bu? layanan responsif, tindak lanjut,
home visit, kalo untuk layanan
konseling ada konseling
kelompok dan individu mbak.
9 Layanan konseling apa Seringya individu mbak, tapi
yang biasanya ibu kalo untuk permasalahan yang
berikan untuk sama, seperti datang terlambat
mengatasi pakainya kelompok.
permasalahan siswa
10 Kapan biasanya ibu Kalo untuk konseling kelompok
memberikan layanan waktunya menyesuaikan dengan
konseling pada siswa? kondisi siswa,
Apakah waktunya
terjadwal atau sesuai
dengan kebutuhan
siswa?
11 Mengetahui layanan Kapan biasanya ibu Iya kalo seperti kasus seperti
konseling kelompok melakukan layanan keterlambatan siswa, ini
konseling secara biasanya saya lakukan setiap 1
kelompok bulan sekali atau 2 minggu
sekali
12 Apakah waktunya Jadwal pemberian layanan
terjadwal atau sesuai konseling kelompok Sebenarnya
dengan kebutuhan Menyesuikan kondisi siswa, tapi
siswa, kalo terjadwal biasanya saya usahakan 2
berapa kali dalam satu minggu sekali atau 1 bulan
bulan/ satu minggu? sekali saya berikan layanan
konseling kelompok untuk
membantu menyelesaikan
permasalahan siswa terutama
pada permasalahan
keterlambatan datang ke sekolah
12. Teknik apa yang Kalo untuk konseling kelompok
biasanya ibu gunakan saya mendekatkan diri dulu
dalam layanan dengan siswa mbak, dan
konseling kelompok? mencoba bersikap asyik dan
hangat, agar persepsi siswa itu
positif ke saya, kalo untuk
teknik biasanya pakai diskusi,
ceramah dan role playing,
terkadang juga penugasan atau

cxvi
perjanjian.
13. Apakah ada tindak Tindak lanjut pemantauan oleh
lanjut setelah saya dengan kerja sama sama
pelaksanaan layanan wali kelas, jika masih belum ada
konseling kelompok? perubahan saya berikan layanan
kembali mbak, tapi kalo untuk
selanjutnya saya turunkan surat
pernyataan pemanggilan orang
tua, kadang begini mbak,
menurut orang tua anak sudah
berangkat pagi ke sekolah
padahal sampai sekolah mereka
terlambat, kalo semisal orang tua
dipanggil tidak datang, kami
yang melakukan home visit ke
rumah siswa.
14. Mengetahui layanan Bagaimana cara ibu Iya saya berikan gambaran-
konseling kelompok memberikan gambaran penguatan seperti,
dengan reinforcement reinforcement positif “semisal nanti kalian jadi bos,
positif dalam layanan punya karyawan yang suka
konseling kelompok? datang terlambat bagaimana
perasaan kalian?
Mungkin kayak lebih
memutarkan posisi mbak, terus
kalo semisal mereka kemaren
telat hari ini berangkat pagi pasti
langsung saya kasih penguatan,
nah seperti ini kan bagus mas,
orang sukses harus disiplin,
Apa tujuan ibu mungkin seperti itu mbak,
memberikan Tujuan diberikannya
reinforcement positif reinforcement positif Agar anak
terhadap peserta didik? yang memiliki perilaku kurang
baik dapat merubah perilaku
tersebut dengan perilaku yang
baik, nah maka dari itu daripada
diberikan hukuman lebih baik
saya berikan penguatan positif
mbak.
15. Bagaimana respon Biasanya dia tidak mengulangi
peserta didik ketika kembali, tetapi ada jeda
diberikannya beberapa hari, missal yang
reinforcement positif biasanya setiap hari terlambat
dalam layanan setelah diberikannya penguatan
konseling kelompok? 1 minggu mungkin 2-3 kali saja
terlambat. tapi kalo ada

cxvii
temennya itu lebih berani mbak,
jadi yang terlambat itu kayak
lebih ke arah kelompok atau
geng, kalo untuk responya bagus
mbak. diksih tahu tidak pernah
membantah, dia merasa lebih
diperhatikan oleh guru-gunya.
16. Jenis reinforcement apa Lebih ke verbal mbak, seperti,
yang biasanya ibu “nah gitu baru anak yang
berikan dalam layanan ganteng. Sholih dunia akhirat”,
konseling kelompok? “bagus mas “ kadang saya
acungin jempol mbak, dulu
pernah pakai reward mbak tiap
bulan sekali pasti diberikan
kepada anak-anak yang paling
duluan datang ke sekolah, tapi
sekarang karena dari mungkin
dari segi dana kurang memadai
akhirnya perubahan perilaku
dibiasakannya lewat apel pagi.
17. Mengetahui respong Apakah ada perubahan Ada mbak, iya yang awalnya
guru BK terhadap dari peserta didik dulu terlambat sampai sekolah
perubahan perilaku setelah diberikannnya jam 07.15, sekarang terlambat
peserta didik setelah reinforcement positif jam 07.00 sudah sampai sekolah,
diberikannya dalam layanan jam 07.00 mereka sudah masuk
reinforcement positif? konseling kelompok ? kelas jadi tidak ada siswa yang
apa saja perubahannya? masih berkeliaran di luar
ruangan.
Terus, yang dulunya terlambat
setiap hari setelah diberikannya
layanan terlambatnya berkurang
mungkin 1-2 kali dalam
seminggu. Anak mulai terbiasa
disiplin, Mungkin itu mbak
18. Adakah evaluasi/ tindak Tindak lanjut pemantauan oleh
lanjut setelah saya dengan kerja sama sama
diberikannya wali kelas dan orang tua, jika
reinforcement positif masih belum ada perubahan saya
dalam layanan berikan layanan kembali mbak,
konseling kelompok? tapi kalo untuk selanjutnya saya
turunkan surat pernyataan
pemanggilan orang tua, kadang
begini mbak, menurut orang tua
anak sudah berangkat pagi ke
sekolah padahal sampai sekolah
mereka terlambat, kalo semisal

cxviii
orang tua dipanggil tidak datang,
kami yang melakukan home
visit ke rumah siswa.
19. Apa saja harapan ibu Harapana saya ke siswa ya
setelah diberikannya mereka bisa memluai sejak dini
reinforcement positif untuk terbaisa berperilaku
dalam layanan didiplin, karena mereka calon
konseling kelompok? penerus bangsa dan kader-kader
orang sukses hal yang paling
utama kan memang disiplin
Baik bu saya kira sudah waktu.
cukup wawancara kita Iya mbak sama-sam, semoga
kali ini, terimaksih atas bermanfaat ilmunya,
informasi-informasi waalaikumsalam.wr.wb
yang ibu berikan, ini
sangat membantu
sekali, saya pamit ya
bu,
assalamualaikum.wr.wb

8. Nama : Noor Hasyim, S.E


Jabatan : Kepala Sekolah
Waktu : Rabu, 26 Januari 2022 Pukul 08.00
Tempat : MA NU Mazro’atul Huda Karanganyar Demak
No. Aspek yang diamati Peneliti Narasumber
1. Pemberian Assalamualaikum, Waalaikumsalam, baik mbak,
reinforcement positif mohon maaf bapak saya bapak Noor Hasyim, kepala
menganggu waktunya di MA NU Mazro’atul Huda
sebentar, sebelumnya Kaanganyar periode 2020 sampai
perkenalkan nama saya sekarang. Alamat saya
laily, saya disini sedang Karanganyar Demak.
melakukan penelitian
tentang keterlambatan
masuk sekolah dan
pemberian layanan
konseling kelompok
dengan teknik
reinforcement positif,
boleh saya Tanya
sedikit tentang hal
tersebut dan data
tentang sekolah pak?,
sebelumnya boleh tidak
bapak memperkenalkan
diri terlebih duhulu.

cxix
2. Baik pak, terimakasih Iya mbak.
atas perkenalannya,
langsung saja kita mulai
ya pak, Menurut saya sudah bagus,
sesuai dengan tugasnya sebagai
Menurut bapak, konselor yaitu membantu
bagaimana kinerja guru menyelesaikan masalah siswa.
BK di sekolah ini? Iya saya tahu mbak, itu justru
bagus kok, bisa mendispilinkan
Apakah bapak siswa melalui pendekatan tanpa
mengetahui jika ada memberi sanksi yang berat.
siswa yang terlambat,
guru BK memberikan
reinforcement positif
(penguatan positif)?
3. Apakah pemberian Berpengaruh mbak, anak-anak
reinforcement jadi terbiasa berangkat pagi dan
berpengaruh terhadap lebih semangat
siswa yang terlambat
datang ke sekolah pak?
4. Adakah perubahan- Sedikit demi sedikit kalo saya
perubahan yang tampak perhatikam ada perubahan mbak,
setelah diberlakukannya yang awalnya dulu sering
reinforcement positif ? terlambat setiap hari, sekarang
udah mulai ada perubahan. Yang
dulu jam 07.00 masih diparkiran
sekarang jam 07.00 sudah masuk
kelas. Ada perubahan mbak
walaupun sedikit.
5. Apakah program kerja Alhamdulillah mbak, dulu saya
ini sesuai dengan apa ragu dengan proja ini,tapi tidak
yang bapak harapkan ada salahnya jika dicoba, dan
sebagai kepala Alhamdulillah saya senang
madrasah? dengan perubahan perubahan
sedikit dari pesereta didik.
6. Adakah faktor Untuk fator pendukung, antusias
penghambat atau guru terutama waka kesiswaan
pendukung pelaksanaan dan guru BK patut ditiru,
pemberian lapangan yang memadai,
reinforcement positif pemberian reinforcement positif
pak? sangat beragam jadi peserta didik
tidak bosan untuk
mendengarkannya.

Untuk faktor penghambat,


terkadang cuaca tidak

cxx
mendukung, jam 06.45 harusnya
sudah kumpul dilapangan,
terkadang jam 06.45 baru
mengoyak peserta didik untuk
berkumpul dilapangan jadi
waktunya molor. Mungkin itu
7. Apa harapan bapak Saya berharap peserta didik saya
kedepan? bisa lulus dengan mempunyai
sikap disiplin tinggi dan menjadi
wisuda wisudawati yang
berkualitas.
8. Data sekolah Setelah mengetahui Iya mbak
perubahan perilaku
peserta didik, maka
saya akan mengalihkan
pertanyaan seputar data
sekolah ya pak.
9. Apa visi misi dari Visinya yaitu, unggul dalam
sekolah ini pak?
prestasi kompetitif di era global
berkarakter ahlussunnah wal-
jamaah, misi nya, Melayani
siswa menuju insan :
Kedewasaan bersikap Aqidah
yang mantap
Mulia akhlak, Iman yang kuat,
Lebih mengingkat ilmu
pengetahuan
10 Bagaimana keadaan Keadaan guru sangat baik,
guru dan peserta didik kurang lebih terdiri dari 30 guru
di sekolah ini pak? yang mengajar disini. Dan
kurang lebih 300 an siswa dari
kelas X sampai XII
11 Bagaimana keadaan Semua sarana prasarana disini
sarana prasarana kondisinya sangat baik, mulai
disekolah ini pak? dari papan tulis, lcd, cctv, kipas
angin dan lain-lain

DATA HASIL OBSERVASI

cxxi
Hari/Tanggal Aspek yang Point observasi Hasil
diteliti
Senin, 17 Perilaku Sikap peserta didik Sikap peserta didik
Januari 2022 keterlambatan setelah mengetahui ketika mengetahui bel
siswa bel masuk sekolah masuk sekolah sangat
kurang, yaitu dengan
jalan bersantai bersama
teman-temannya.
Sikap peserta didik Sebelum diberikannya
ketika mengetahui layanan sikap peserta
dirinya terlambat didik ketika mengetahui
dirinya terlambat juga
sangat kurang, ada
perasaan gugup atau
takut ketika sendirian,
tetapi kalo bersama
teman bersikap santai.
Faktor faktor keterlambatan
keterlambatan peserta didik atau
peserta didik alasan alasan yang
diberikan peserta didik
ada yang karena
keadaanada yang
dibuat-buat, yang
karena keadaan
memang real karena
factor keluarga, yang
dibuat-buat seperti tidur
terlalu larut malam,
macet dan lain
sebagainya
Peserta didik yang Ada 8 peserta didik
terlambat datang yang terlambat masuk
ke sekolah sekolah

cxxii
Rabu, 26 Data sekolah Bangunan sekolah Bangunan MA NU
januari 2022 Mazro’atul Huda
karanganyar Demak
semakin tahun semakin
meningkat, mulai dari
menambah kelas,
memperbaiki lapangan
hingga penanaman
kembali tanaman dan
pohon , letak yang
sangat strategis dengan
dikelilingi
pemandangan yang asri
membuat warga
madrasah betah belajar
di madrasah.
Keadaan ruang Keadaan ruang guru BK
guru BK sangat baik, terletak di
kantor guru belakang
sebelah kanan, ruangah
yang sangat nyaman
dan tertutup, jadi ketika
ada siswa yag ingin
melakukan
konsultasi/konseling
akan merasa nyaman
dan aman
Keadaan peserta Terdapat 30 guru yang
didik, guru dan terdiri dari 1 guru BK
staf madrasah dan 12 wali kelas, serta
339 siswa dalam 12
kelas ipa maupun ips
Senin, 31 Layanan Sikap peserta didik Sikap peserta didik
januari 2022 konseling ketika ketika diberikan
kelompok diberikannya reinforcement positif
dengan teknik reinforcement masih kurang, dari
reinforcement positif di layanan kelompok 1 hanya 3
positif konseling anak saja yang aktif,
kelompok dan kelompok ke 2 ada
4 anak yang aktif dalam
bertanya maupun
menjawab

cxxiii
Respon peserta Respon dari peserta
didik ketika didik juga tidak begitu
diberikannnya terlihat, tetapi sudah
reinforcement banyak yang merespon
positif dalam dengan baik.
layanan konseling
kelompok
Keterbukaan sikap Keterbukaan dalam
dan perilaku mengutaran permasalah
peserta didik yang sedang dihadapi
dalam juga sangat bagus,
menceritakan mereka mau
permasalahannya menceritakan kegiatan
di layanan mereka mulai dari
konseling bangun tidur hingga
kelompok sampai ke sekolah.
Senin, 14 Hasil layanan Jumlah siswa yang 4 siswa yang tidak
februari pertama tidak terlambat terlambat
2022 pada hari itu
Perubahan perilaku Setelah 2 minggu
yang terlihat diberikan layanan ada 5
siswa yang mulai
mengurangi kebiasaan
terlambat, ketika
sampai sekolah siswa
langsung masuk kelas.
Tindak lanjut dari Yaitu dengan
guru BK atas melakukan pemantauan
perubahan perilaku dan memberikan
peserta didik reinforcement positif
setiap hari setiap
peserta didik yang
terlambat ataupun yang
tidak terlambat.
Pemberian Sikap peserta didik Sikap peserta didik
layanan kedua ketika ketika diberikan
diberikannya reinforcement positif
reinforcement sudah mulai aktif dalam
positif di layanan bertanya dan
konseling menceritakan
kelompok permasalahannya.

cxxiv
Respon peserta Respon dari peserta
didik ketika didik sudah mulai
diberikannnya terlihat dan merespon
reinforcement dengan aktif
positif dalam
layanan konseling
kelompok
Senin, 20 Hasil layanan Jumlah siswa yang 9 siswa yang tidak
februari kedua tidak terlambat terlambat
2022 pada hari itu
Perubahan perilaku Sikap peserta didik
yang terlihat ketika mendengar bel
masuk langsung lari
tidak ada yang jalan
santai.
Setelah 2 minggu
diberikan layanan
bukan hanya 5 siswa
saja tetapi bertambah
menjadi 9 yang mulai
mengurangi kebiasaan
terlambat, ketika
sampai sekolah siswa
langsung masuk kelas.
Tindak lanjut dari Masih tetap
guru BK atas memberikan
perubahan perilaku reinforcement positif
peserta didik ketika bertemu, ketika
guru BK masuk kelas
dan memantau
perubahan sikap peserta
didik
Senin, 7 Jumlah siswa yang Tidak ada yang
maret 2022 tidak terlambat terlambat pada hari itu
pada hari itu
Perubahan perilaku Setelah kurang lebih 1
yang terlihat bulan diberikan layanan
konseling kelompok
dengan tehnik
reinforcement positif
layanan ada 11 siswa
yang dapat mengurangi
perilaku terlambat
datang ke sekolah
Tindak lanjut dari Dalam satu bulan bagi
guru BK atas siswa yang tidak ada

cxxv
perubahan perilaku perubahan akan
peserta didik diberikan surat
pemanggilan orang tua
dan jika orang tua tidak
datang akan
dilakukannya home
visit ke rumah peserta
didik.

Reduksi Data
1. Gambaran umum perilaku siswa

P PERNYATAAN
P1 Bangun pagi setengah 6 dan mengurus keponakannya untuk
berangkat sekolah karena bapak ibunya kerja berangkat pagi jadi
mau tidak mau harus P1 yang mengurus keponaknnya. Jarak
rumah ke sekolah kira-kira 5 menit, sebelum ke sekolah P1
mengantarkan keponaknnya terlebih dahulu ke sekolah, setelah
sampai sekloah P1 langsung masuk sekolah dan tidak pernah
nongkrong.
P2 Bangun setengah 7 karena malamnya begadang menjaga
adeknya yang sedang ditinggalkerja oleh orang tuanya,
berangkat ke sekolah menggunakan motor terkadang juga naik
angkot. Jarak dari rumah ke sekolah kurang lebih 5 menit.
Setelah sampai sekolah P2 langsung masuk ke sekolah.
P3 Bangun setengah 6, olahraga sebentar sampai jam setengah 7,
berangkat menggunakan motor, sebelum berangkat menghampiri
teman terlebih dahulu, jarak kerumah ke sekolah sekitar 7-10
menit terkdang macet karena melewati pabrik, sampai sekolah
langsung masuk ke sekolah
P4 Bangun pagi jam 5, sholat subuh dan tidur lagi sampai setengah
7 langsung mandi, jarak rumah ke sekolah kira-kira 10 menitan,
ketika berangkat menghampiri temannya terlebih dahulu dan
ketika sampai sekolah terkadang langsung masuk sekolah
terkadang nongkrong di parkiran 3 menitan.

cxxvi
P5 Bangun setengah 7 langsung mandi, berangkat nebeng sama
temen setiap hari, jaraka anatara rumah ke sekolah kira-kira 10
menitan, sampai sekolah biasanya langsung masuk biasanya
nongkrong dulu.
P6 Bangun pagi jam 5 sholat dan tidur kembali sampai setengah 7,
jarak anatar rumah ke sekolah kira-kira 5 menit dilaju
menggunakan motor, ketika sampai sekolah langsung masuk ke
sekolah
Kesimpulan : rata-rata siswa bangun pagi jam setengah 7, ada beberapa
siswa yang bangun pagi seperti jam 5 tetapi tidak dimanfatkan dengan
baik justru dibuat tidur kembali sampai jam setngah 7 baru persiapan ke
sekolah. jadi intinya keterlambatan siswa memang dibuat sendiri oleh diri
siswa sendiri.

2. Mengetahui Perilaku Keterlambatan Siswa

P PERNYATAAN
P1 Siswa ini sering terlambat kira-kira 3-7 kali dalam satu minggu,
ada persaan gugup dan takut ketika mendengar bel sekolah
berbunyi. Faktor utama dari keterlambatan siswa ini adalah
mengurus dan menyiapkan keperluan sekolah keponaknannya
yang di titipkan orang tuanya kepada dia untuk mengurus dan
mengantarkan keponakannya berangkat ke sekolah.
P2 Siswa ini sering terlambat kira-kira 2-5 kali dalam satu minggu,
ada persaan gugup dan takut ketika terlambat sendirian. Faktor
utama dari keterlambatan siswa ini adalah begadang larut malam
karena menjaga adeknya ketika orangtuanya kerja shift malam
P3 Siswa ini sering terlambat kira-kira 2-5kali dalam satu minggu,
terkadang satu minggu full terlambat, ada persaan gugup dan
takut ketika terlambat tetapi tetap dibuat santai ketika mendengar
bel sekolah berbunyi. Faktor utama dari keterlambatan siswa ini
adalah menunggu teman yang dihampirinya.
P4 Siswa ini sering terlambat hampir setiap hari, ada persaan gugup
dan takut ketika terlambat tetapi tetap pasrah ketika mendengar
bel sekolah berbunyi. Faktor utama dari keterlambatan siswa ini
adalah tidur larut malam karena akhir-akhir ini membantu
pekerjaan tetangga yaitu bangun rumah dan sering nongkrong
sama teman-temannya hingga larut malam.
P5 Siswa ini sering terlambat 2-5 kali dalam seminggu, perasaan
biasa atau santai ketika terlambat sekolah berbunyi. Faktor
utama dari keterlambatan siswa ini adalah tidur larut malam
nongkrong sama teman-teman dan terkadang menunggu
jemputan temannya.
P6 Siswa ini sering terlambat 2-3 kali dalam seminggu, ada persaan
gugup dan takut ketika mendengar bel sekolah berbunyi. Tetapi

cxxvii
ketika ada temanyya terlambat siswa ini bersikap biasa saja.
Faktor utama dari keterlambatan siswa ini adalah tidur larut
malam nongkrong sama teman-temannya sampai jam 3 pagi.
Kesimpulan : rata-rata siswa ketika terlambat mempunyai perasaan gugup
dan takut jika terlambat sendirian, tetapi ketika ada temanya mereka lebih
berani atau bersikap biasa saja. Factor utama dari mereka kebanyakan
tidur larut malam dan begadang atau nongkrong bersama teman-temannya
serta adanya faktor keluarga yang kurang mendukung.

3. Mengetahui Pemberian Reinforcement Positif

P PERNYATAAN
P1 Siswa ini sering mendapatkan reinforcement positif dalam
pelaksaan layanan konseling kelompok, ketika terlambat mupun
tidak terlambat, reinforcement positif yang diberikan seperti
bagus mas, gini ya ganteng, pertahankan kedisiplinanmu ya,
kadang diacungin jempol dan dibuat perbandingan untuk temen-
temen yang masih sering terlambat.
P2 Siswa ini sering mendapatkan reinforcement positif pada
pelaksaan layanan konseling kelompok, ketika terlambat mupun
tidak terlambat, , ketika bertemu dan waktu guru BK masuk
kelas. reinforcement positif yang diberikan seperti mas alfian
hari ini sudah bagus tidak terlambat lagi,, dipertahankan
kedislipinannya ya mas”
P3 Siswa ini sering mendapatkan reinforcement positif setiap
pelaksaan layanan konseling kelompok, ketika terlambat mupun
tidak terlambat, , ketika bertemu dan waktu guru BK masuk
kelas, reinforcement positif yang diberikan seperti hari ini kalian
sudah bagus, ibuk mohon besok bisa lebih bagus lagi dari ini.
P4 Siswa ini sering mendapatkan reinforcement positif pelaksaan
layanan konseling kelompok, ketika terlambat mupun tidak
terlambat, , ketika bertemu dan waktu guru BK masuk kelas,
reinforcement positif yang diberikan seperti kayak gini baru
anak ibu
P5 Siswa ini sering mendapatkan reinforcement positif setiap
pelaksaan layanan konseling kelompok, ketika terlambat mupun
tidak terlambat, , ketika bertemu dan waktu guru BK masuk
kelas, reinforcement positif yang diberikan seperti dibiasakan
datang tepat waktu ya, agak nantinya ketika kalian kerja terbiasa
disiplin
P6 Siswa ini sering mendapatkan reinforcement positif setiap
pelaksaan layanan konseling kelompok, ketika terlambat mupun
tidak terlambat, , ketika bertemu dan waktu guru BK masuk
kelas reinforcement positif yang diberikan seperti hari ini sudah
bagus tapi tambah bagus lagi kalo besok berangkatnya lebih

cxxviii
dipagiin lagi ya mas
Kesimpulan : rata-rata siswa pernah mendapatkan reinforcement positif
dari seorang guru, reinforcement tersebut sangat bergam yang
dimanfaatkan guru BK untuk mengurangi perilaku terlambat datang ke
sekolah. pemberian reinforcement diberikan ketika siswa mengikuti
layanan konseling kelompok, ketika terlambat, ketika tidak terlambat,
waktu masuk kelas dan ketika bertemu jika dalam hari itu belum diberikan
reinforcement positif. Dalam satu hari pasti mendapatkan reinforcement
positif dari guru BK

4. Mengetahui Pengaruh dan perubahan perilaku setelah


diberikannnya Reinforcement Positif

P PERNYATAAN
P1 Pemberian reinforcement positif sangat berpengaruh karena
siswa merasa diperhatikan oleh guru. Perubahan yang dilakukan
yaitu bangun lebih awal dari jam sebelumnya.
P2 Pemberian reinforcement positif sangat berpengaruh karena
mengajarkan siswa lebih disiplin lagi. Perubahan yang dilakukan
sisaw agar tidak terlambat yaitu dengan mengurangi begadang
sampai larut malam dan bangun lebih awal dari sebelumnya.
P3 Pemberian reinforcement sedikit berpengaruh karena menurut
siswa tersebut lebih ke sadaran diri sendiri dan pengaruh teman.
Perubahan yang diakukan menghampiri teman lebih pagi dan
siswa ini sebenarnya tidak terlambat jika tidak menghampiri dan
menunggu temannya terlebih dahulu
P4 Pemberian reinforcement sedikit berpengaruh karena siswa ini
merasa malu ketika terlambat terus menerus, dan perubahan agar
tidak terlambat yaitu mengurangi begadang dan tidak tidur
kembali ketika sudah bangun pagi
P5 Pemberian reinforcement positif sangat berpengaruh karena
mengajarkan siswa lebih disiplin lagi. Dan perubahan yang
dilakukan yaitu bengun lebih awal dan mengurangi begadang
serta selalu siap duluan sebelum dijemput teman
P6 Pemberian reinforcement positif sangat berpengaruh karena
mengajarkan siswa lebih disiplin lagi. Dan perubahan yang
dilakukan yaitu tidur lebih awal dan mengurangi begadang serta
kegiatan-kegiatan yang menganggu sekolah siswa.
Kesimpulan: rata-rata reinforcement positif sangat berpengaruh terhadap
perubahan perilaku siswa, pemberian reinforcement positif mengajrakan
siswa lebih disiplin kembali dan senang diperhatikan oleh guru.
Peruibahan-perubahan yang dilakukan peserta didik yaitu menguragi
begadang dan bangun lebih awal dari waktu sebelumnya.

cxxix
1. Gambaran umum perilaku dan perubahan siswa
(guru BK)
P PERNYATAAN
PBK Setelah diterapkannya penguatan atau reinforcement positif
ketika sampai sekolah siswa langsung masuk kelas, siswa yang
masih nongkrong kira-kira 2-3 orang saja, itu saja paling sekitar
2-3 menitan untuk nunggu temannya menata motor diparkiran.
kalau dulu nongkrongnya bisa sampai berjam-jam. dulu masih
banyak yang terlambat sekarang udah lumayan berubah setelah
diterapkan apel pagi penguatan positif. Walaupun telat jauh
sekarang tetap masuk, kalua dulu mereka pulang, setiap miggu
pasti ada yang terlambat 2-3 kali kadang ada juga satu minggu
full. Sikap peserta didik sangat beragam ketika mendengar bel
masuk sekolah, kebanyakan kelas 12 santai ketika terlambat
bersama teman-temannya.
Kesimpulan: kebanyakan siswa memang terlambat 2-3 kali dalam
seminggu, ketika sampai seklah siswa langsung masuk ke sekolah dan
tidak berani nongkroing berjm-jam diparkiran. Sikap peserta didik ketika
mendengarkan bel masuk terlihat santai terutama kelas 12 yang ketika
bersama gengnya.

2. Penerapan Layanan Konseling Kelompok tehnik Reinforcement


Positif

P PERNYATAAN
PBK Sangat membantu dalam mengurangi perilaku kedisiplinna
siswa, terutama perilaku terlambat datang ke sekolah. karena
dengan adanya layanan konseling kelompok siswa lebih terbantu
dalam menuntaskan permasalahannya dan siswa merasa
diperhatikan oleh guru.
PKS Kegiatan ini sangat bagus karena untuk mengubah atau
mengurangi perilaku butuh pembiasaan, sekarang keterlambatan
siswa sudah mulai berkurang walaupun tidak signifikan, tetapi
karena setiap pagi dibiasakan untuk jam 06.45 harus sudah
sampai madarasah, intinya jam 07.00 anak sudah masuk ke kelas
dalam keadaan sudah berdoa. Dan juga kepala madrasah suka
dengan pemberian reinforcement positif ini karena dengan
seperti itu anak jadi merasa lebih diperhatikan dari semua guru.
Intinya prmbiasaan-pembiasaan ini lambat laun akan
menghasilkan peserta didik yang mempunyai kedisiplinan tinggi
Kesimpulan : penerapan reinforforcement positif dalam layanan konseling
kelompok sangat berngaruh baik terhadap perubahan perilaku peserta
didik, perubahan perilaku memang tidak signifikan perlu pembiasaan-

cxxx
pembiasaan yang konsisten untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan.

Display Data

Proses pemberian layanan


Penerapan layanan konseling kelompok dengan
konseling kelompok tehnik reinforcement positif
dengan tehnik
reinforcement
positif
Hasil dari pemberian layanan
konseling kelompok dengan
tehnik reinforcement positif

Surat Pernyataan Informan

cxxxi
cxxxii
cxxxiii
cxxxiv
cxxxv
cxxxvi
cxxxvii
cxxxviii
cxxxix
Data Keterlambatan Peserta Didik
DATA KETERLAMBATAN SISWA BULAN JANUARI 2022
N Inisia Bulan Januari
O l
1 2 3 4 5 6 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3
0 1 2 3 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 9 0 1
1 MAP              

2 DA            

3 MK               

4 MAN             

5 ANR              

6 MA              
M
7 DS               

8 CAS             

9 MAR              

1 MRP              
0
1 MIM             
1
1 MYA              
2
1 AAA               
3
1 IAS            
4

cxl
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
KONSELING KELOMPOK
MA NU MAZRO’ATUL HUDA KARANGANYAR DEMAK

No ASPEK-ASPEK
1. Topik permasalahan Sering terlambat datang ke sekolah
2. Komponen layanan Responsif
3. Bidang layanan Pribadi, belajar dan sosial
4. Jenis layanan Konseling kelompok
5. Fungsi layanan Pengentasan
6. Tujuan layanan Siswa dapat mengurangi perilaku terlambat
datang ke sekolah
7. Tugas perkembangan Agar peserta didik dapat mengurangi dan
terbiasa bersikap disiplin terutama disiplin
dalam berangkat ke sekolah
8. Pendekatan konseling Behavioral (perilaku)
9. Teknik konseling Reinforcement positif dengan diskusi dan
wawancara konseling kelompok
10. Sasaran layanan Siswa yag sering terlambat minimal 3x
dalam satu minggu
11. Tahapan kegiatan
a. Tahap awal  Menerima anggota kelompok secara
(10 menit) terbuka dan mengucapkan terima kasih
 Berdoa
 Menyampaikan pengertian konseling
kelompok
 Menyampaikan tujuan konseling
kelompok

cxli
 Menjelaskan cara pelaksanaan
konseling kelompok
 Menyampaiakan asas- asas konseling
kelompok
 Memberi kesempatan anggota
berkenalan atau permainan kelompok
 Menyepakati durasi waktu konseling.

12. b. Tahap peralihan  Mengajak peserta untuk secara


(5 menit) bergantian menyampaikan
kesanggupannya untuk menjaga rahasia
atas konseling kelompok ini
 mengenali dan menyiapakan
kelompok memasuki tahap
Selanjutnya.
 Memberikan contoh masalah yang
dapat dsampaikan dalam konseling
kelompok
 Ajakan kepada setiap peserta untuk
secara suka rela menyampaikan
masalahnya

cxlii
13. c. Tahap inti
(25 menit)
 Berfikir  Memberi kesempatan kepada peserta
untuk menyampaikan masalahnya.
 Meminta peserta menentukan pilihan
masalah yang akan dibahas.
 Merasa  Mengajak peserta untuk merasa
terlibat dalam pembahasan masalah
 Bersikap peserta
 Mengajak peserta untuk bersikap
positif dalam menyampaikan

 Bertanggung jawab pendapat atau menanggapi pendapat


peserta lain
 Mengajak peserta yang masalahnya
dibahas untuk melaksanakan
pendapat / sumbangan pemikiran dari
para peserta lain dan pemimpin
kegiatan .

14. d. Tahap pengkahiran  Merangkum inti kegiatan


(5 menit)  Memberi kesempatan anggota
menyampaikan pesan dan kesan
 Merencanakan kegiatan berikutnya
 Ucapan terima kasih
 Mengakhiri kegiatan dengan doa
 Peserta meninggalkan ruang
( sambil sambil mencium tangan
Guru BK / konselor) dengan
menyanyikan lagu yang relevan

cxliii
15. Rencana Penilaian
 mengetahui aktifitas siswa
 Penilaian proses
mengikuti layanan.
 Penilaian hasil
 mengetahui kemajuan yang
diperoleh siswa pasca layanan
(pemahaman baru, perasaan baru,
Waktu penilaian perencanaan kegiatan pasca
layanan yang berkaitan dengan
prestasi
 Penilaian segera (laiseg): dilakukan
menjelang layanan berakhir.
 Penilaian jangka pendek (laijapen):
dilakukan sesudah satu minggu
meng-ikuti layanan.

Mengetahui Demak, 30 Januari 2022

Kepala Sekolah Guru BK

H. Noor Hasyim, S.E Evi Witanti, S.Kom.I

cxliv
FOTO KEGIATAN
1. Wawancara dengan Informan

2. Wawancara dengan Guru BK

cxlv
3. Wawancara dengan Kepala Sekolah

4. Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok


Kelompok pertama Kelompok Kedua

5. Kegiatan Apel Pagi

cxlvi
6. Tadarus Al Qur’an Bagi yang Terlambat

7. Gedung madrasah Ruang BK

cxlvii
8. Surat pemanggilan orang tua

9. Buku kasus guru BK

cxlviii
SURAT KETERANGAN PENELITIAN

cxlix
10. Sertifikat -Sertifikat

cl
cli
clii
cliii
cliv
clv
Jurnal bimbingan proposal

clvi
Jurnal Bimbingan Skripsi

clvii
Bukti Turnitin

clviii

Anda mungkin juga menyukai