SKRIPSI
Oleh
NURWAHIDAH
105401134619
SURAT PERNYATAAN
NIM : 105401134619
Judul Penelitian : Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Problem Based
saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
NURWAHIDAH
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
4. Apabilah saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2 dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Makassar, Juni 2021
NURWAHIDAH
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
ِﺍ ﱠﻻ ﺍ ْﻟ َﻘ ْﻮ ُﻡN ِ
ٰ ْ ۗﺍ ﻳ ﺲ ﺭN ِ ﺴ ْﻮﺍ ﺭ ْﻭTﻭ َﻻ ﺗَ ۟ﺎ ْﻳـ
ﺍ ﻟ ﻜ ِﻔ ُﺮ ْﻭﻥ ﱠﻧ ٗﻪ ﻻ ۟ﺎ ﻣﻦ ْﻭ ﻣﻦ
ِﺡ T ـ ﻳْ
“dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus
asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.”. Qs. Yusuf: 78
Serta doa yang selalu dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
vii
KATA PENGANTAR
terutama manusia. Demikian pula salam dan shalawat tercurah kepada junjungan
kita Rasulullah saw. Yang merupakan suri tauladan dan pemberi syafaat bagi kita
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal
ini disebabkan keterbatasan penulis dari berbagai hal terutama dalam mengkaji
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritikan dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Akan tetapi berkat uluran tangan dan
bantuan pihak terkait maka laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bisa
oleh berbagai dukungan, oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada:
Makassar.
2. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Muhammadiyah Makassar.
viii
4. Amri Amal, S.Pd., M.Pd, sebagai pembimbing I dan A.Muafiah Nur,
(PTK).
7. Bapak dan Ibu guru serta staf tata usaha SD Negeri Lembaya Desa
9. Orang tua dan suami tercinta atas kekuatan doa yang dipancarkan kepada
sehingga laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terlaksana dengan
baik.
Akhir kata, semoga segala bantuan dari berbagai pihak mendapat balasan
berlipat ganda dari Allah swt. Semoga Allah swt. senantiasa memberikan kasih
sayang dan ridho-Nya kepada kita semua dalam menjalankan aktifitas keseharian
kita. Aamiin.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................................iv
SURAT PERNYATAAN..............................................................................................v
SURAT PERJANJIAN................................................................................................vi
ABSTRAK.................................................................................................................viii
KATA PENGANTAR.................................................................................................ix
DAFTAR ISI.................................................................................................................x
DAFTAR TABEL......................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xiv
DAFTAR DIAGRAM.................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................6
B. Saran...........................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Problem Based Learning (PBL).............30
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas..............................................................26
1.2 Kerangka Pikir...........................................................................................39
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I..........................................................................47
4.2 Hasil Pengamatan Guru Siklus I...................................................................48
4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I..................................................................49
4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II........................................................................51
4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus I...................................................................52
4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II................................................................53
4.7 Hasil Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa......................................55
4.8 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus-Siklus II....................................57
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
didik agar menjadi manusia dewasa yang hidup mandiri. Pendidikan tidak hanya
dewasa. Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
dasarnya mendorong siswa untuk belajar dan mempelajari hal-hal yang diperlukan
adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain
belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain.
Proses
1
2
pembelajaran terdapat peran siswa sebagai subyek belajar. Aktifitas belajar siswa
tidak hanya sekedar mendengar dan mencatat materi pembelajaran yang diberikan
oleh guru. Hal ini siswa harus diberikan peran aktif serta dijadikan mitra dalam
proses pembelajaran sehingga siswa bertindak sebagai peserta didik yang aktif.
Suasana dan kondisi belajar yang menyenangkan, dimana tercipta interaksi yang
baik antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa akan sangat membantu
dan mendukung siswa dalam mendapatkan pengalaman belajar. Siswa akan lebih
mudah dalam menguasai materi yang dipelajari dan pembelajaran akan lebih
bermakna bagi siswa. Guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran
yang sesuai dengan jenis materi yang akan disampaikan demi tercapainya tujuan
pembelajaran.
mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian- kejadian yang ada di alam ini.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu disiplin ilmu yang
didalamnya mengkaji berbagai kajian ilmu alam diantaranya fisika, kimia dan
biologi. Mata pelajaran IPA ini sangat penting kedudukannya dalam masyarakat
karena IPA membahas mengenai makhluk hidup, proses kehidupan, alam serta
peristiwa alam yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari- hari. Sehingga tidak
dapat dipungkiri jika mata pelahjaran IPA menjadi mata pelajaran wajib mulai
dari sekolah tingkat dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas. Namun selama
ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan
mengikuti pelajaran ini. Tidak sedikit dari mereka beranggapan bahwa mata
misteri, seluk beluk dan teka teki fenomena alam di sekitar dirinya,
keterampilan dan membangun konsep baru yang harus dikuasai oleh siswa.
pelajaran IPA yang tepat dan menarik. Suasana belajar yang kondusif terjadi
interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa,
kondisi siswa.
Hasil observasi awal peneliti pada bulan Maret yaitu pada kelas IV SDN
yang lebih banyak didominasi oleh guru. Siswa cenderung diam, pasif dan kurang
4
hambatan dan bahkan tidak berkembang karena pengalaman yang didapat siswa
dapat mencipta dan berusaha menemukan hal- hal baru serta terbiasa untuk
berpikir dalam belajar IPA. Karena kebanyakan guru memberikan contoh dahulu
mendapatkan nilai ulangan harian pelajaran IPA materi pokok gaya di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan nilai standar KKM tuntas belajar
36% (7 siswa) tuntas belajar, sedangkan sebanyak 64% (13 siswa) belum tuntas
belajar.
anggota 3-4 siswa yang heterogen, namun dalam penerapan model pembelajaran
belum maksimal dan belum sesuai dengan sintaknya sehingga siswa kurang
kurang menyerap materi pelajaran yang disampaikan guru, sehingga hasil belajar
siswa rendah.
pembelajaran yang bermakna dan mengajak siswa berperan aktif pada saat proses
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Menurut Sani (2015: 127) Problem
(PBL) dapat membuat siswa belajar melalui penyelasaian masalah dunia nyata
(real word problem) secara terstruktur untuk membangun pengetahuan siswa. Dan
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini dirasa tepat
untuk diterpakan dalam mengajarkan mata pelajaran IPA materi gaya. Sehingga
dalam proses belajar mengajar siswa dituntut untuk berperan aktif melakukan
yang konvensional diganti dengan strategi pembelajaran aktif yang sesuai yaitu
dengan strategi problem based learning dalam mengajarkan mata pelajaran IPA
pembelajaran baru yang dinamis. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk
Melalui Model Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Kelas IV SDN
Kabupaten Gowa”.
B. Rumusan Masalah
dibahas pada penelitian ini adalah “apakah model Problem Based Learning (PBL)
dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas IV SDN
C. Tujuan Penelitian
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA
materi gaya melalui model Problem Based Learning pada siswa kelas IV SDN
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru: Penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru SDN Lembaya
guru.
dalam pembelajaran.
agar nantinya lebih siap dan matang dalam melaksanakan tugas sesuai
perkembangan jaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Konsep Belajar
a. Definisi Belajar
dan berbekas. Sama halnya dengan pendapat Nurdin (2012: 139), belajar
dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
lingkungannya.
8
9
b. Ciri-Ciri Belajar
behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari
tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu
tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap
3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses
potensial.
c. Tujuan Belajar
tidak akan terlepas dari soal penanaman niali- nilai, transfer of values.
Oleh karena itu guru tidak sekedar “pengajar”, tetapi betul- betul sebagai
sesuatu yang sudah dipelajarinya. Jadi pada intinya tujuan belajar itu
menghasilkan
11
Chika (2019: 24-25) ada beberapa tipe gaya belajar yang harus dicermati
guru, meliputi:
1) Tipe Belajar Visual (Visual Learner): Visual Learner adalah gaya belajar
bentuk gambar dan teknik. Siswa yang memiliki tipe belajar visual
organisatoris, seperti jaring, peta konsep dan ide peta, plot dan ilustrasi
dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai sedetail- detailnya
dikatakan guru.
sulit untuk dudu diam berjam- jam karena keinginan mereka beraktivitas
dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa dengan gaya belajar seperti ini
praktik.
ketiga potensi tersebut terlibat aktif secara fisik maupun psikologis. Oleh
karena itu seorang guru harus bisa memenuhi kebutuhan siswa dalam
belajar.
sebagai berikut:
instruksional.
efektif.
a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
b) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
diharapkan.
pengertiannya.
dengan tenang.
a. Hasil Belajar
yang dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah
bahwa perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh oleh siswa setelah
kemanusian saja.
15
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah anak
siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat
dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur
tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur
segala hal yang dipelajari disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap,
kepada siswa.
analisis, dan sintesis yang diraih siswa dan merupakan tingkat penguasaan
16
aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam hal ini yang
dimaksud hasil belajar IPA materi gaya adalah kemampuan yang dimiliki
baik pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, serta tercapainya Kriteria
siswa aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pemahaman Konsep
menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut
Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan
memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh
mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat,
yang dialami, atau yang dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi
sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu
17
pengertian. Jadi konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati
guru dapat melakukan evaluasi produk. W.S Winkel dalam Susanto (2013: 8)
menyatakan bahwa melalui produk dapat diselidiki apakah dan sampai berapa
jauh suatu tujuan instruksional telah tercapai; semua tujuan itu merupakan
Winkel, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa erat hubungannya dengan
dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun tertulis.
2) Keterampilan
secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk
kreativitasnya.
penemuan.
18
3) Sikap
kognitif.
kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam
piano, apabila dia memiliki bakat musik, akan lebih mudah dan cepat pandai
dalam diri dan juga dari luar. Motivasi yang datang dari dalam diri yaitu
dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan
dorongan dari orang tua, guru, teman, dan anggota masyarakat. Kuat
Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari
a) Keluarga: Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak- anak serta famili yang
bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak
tempat yang sepi dengan iklim sejuk, ini akan menunjang proses
belajar.
faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti faktor fisiologis dan faktor
psikologis. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti
a. Definisi IPA
berarti ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian- kejadian
yang ada di alam ini, yang matang dan pelaksanaannya melibatkan berbagai
orang, baik gun maupun siswa yang memiliki keterkaitan antara kegiatan
Menurut Susanto (2013: 167) Sains atau IPA adalah usaha manusia
sasaran,
22
Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta baik akibat
b. Hakikat IPA
sebagai berikut:
IPA sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuan
lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan
tentang alam.
pembelajarn sains, hal ini sesuai dengan sikap yang harus dimiliki oleh
penelitian.
Alam (IPA) dibagi menjadi tiga yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai proses
kumpulan konsep- konsep, prinsip- prinsip, hukum dan teori, proses ilmiah
dapat berupa fisik dan mental serta mencerminkan fenomena alam, termasuk
menyingkap rahasia alam, IPA tidak dapat membuktikan semua, akan tetapi
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
pendidikan ke SMP.
sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas. Energi dan
pesawat sederhana. Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya,
dan benda- benda langit lainnya (Peraturan Menteri Pendidikan No. 22 Tahun
2006: 485).
Shoimin (2014: 130) menyatakan bahwa Problem Based Learning (PBL) atau
Menurut Finkle dan Top dalam Aris Shoimin (2014: 130) menyatakan
26
dalam peran aktif sebagai pemecahan masalah sehari- hari yang terstruktur
dengan baik.
konteks siswa dalam berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah serta
diajukan dari guru kepada siswa, dari siswa kepada guru atau dari siswa itu
Learning (PBL) adalah kegiatan kolaboratif yang dilakukan oleh peneliti dan
Problem Based Learning (PBL) siswa dapat berperan aktif dalam proses
(PBL), yaitu:
a. Learning Is Student-Centered
sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori
pengeahuannya sendiri
berusaha untuk mencarai sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau
informasi lainnya.
kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas
tujuan model Problem Based Learning (PBL) secara lebih rinci yaitu:
dalam pengalaman nyata. menjadi para siswa yang otonom atau mandiri
29
memecahkan masalah. Hal ini agar siswa membuktikan sendiri materi yang
sedang dipelajarinya sesuai atau tidak dengan teori yang ada dan terlatihnya
(PBL) dalam Sani (2012: 157) yaitu pada tabel 2.1 sebagai berikut:
permasalahan
3. Pelaksanaan Mendorong Peserta didik melakukan
investigasi peserta didik penyelidikan
individu maupun untuk
kelompok memperoleh (mencari
informasi yang data/referensi/sumb er)
tepat, untuk bahan diskusi
melaksanakan kelompok.
penyelididkan,
dan mencari
penjelasan
solusi
berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak
perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan
diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka. Kesulitan belajar siswa secara
individu dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.
pembelajaran PBL yaitu, PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi
pelajaran ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM
memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam
pembagian tugas.
penjelasan yang ada pada buku saja tanpa meberikan praktek-praktek ataupun
yang tepat agar mata pelajaran IPA terutama pada materi gaya dapat
model problem based learning yang paling tepat karena model problem based
pengetahuan melalui masalah yang dihadapi. Hal ini menjadikan siswa belajar
lebih bermakna, sehingga siswa mampu untuk berfikir kritis dan memecahkan
D. Penelitian Relevan
Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Gugus Wijaya Kusuma Ngaliyan Semarang
Siklus I dengan rata- rata nilai 65,95 dan persentase ketuntasan 66,67%.
Siklus II dengan rata-rata 72,73 dan persentase ketuntasan 78,57%. Siklus III
Penelitian yang dilakukan oleh Fajar Puji Hardono, Siti Istiyati, Idam
Kelas (PTK) yang dilakukakan sebanyak tiga siklus pada pembelajaran IPA
juga mencapai 96,96% atau 32 siswa dari 33 siswa sudah cukup terampil (75-
84).
34
dilakukan oleh Maaruf Fauzan, Abdul Gani, & Muhammad Syukri, 2017
Based Learning (PBL) lebih baik dari pada pembelajaran secara konvensional
khususnya pada materi sistem tata surya. Analisis data menunjukkan bahwa
terjadi kenaikan komponen- komponen yang dinilai antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Rata- rata nilai ketrampilan kelas kontrol sebesar 68,
Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
35
E. Kerangka Pikir
Model Pembelajaran
Problem Based Learning
(PBL)
Menyadari Masalah
Merumuskan Masalah
Merumuskan Hipotesis
Mengumpulkan Data
Manguji Hipotesis
Merumuskan Kesimpulan
Jika Indikator
Jika Indikator
Keberhasilan Sudah
Keberhasilan Belum
Tercapai, Maka Siklus
Tercapai Dilanjutkan Ke
Berhenti
Siklus Selanjutnya
1. Hipotesis Tindakan
hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas IV SDN Lembaya Kecamatan
2. Indikator Keberhasilan
3. Dari segi proses ditandai oeleh aktivitas guru dan siswa dalam proses
segi hasil ditandai oleh adanya peningkatan hasil belajar IPA pada siswa
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
(2011:1) menyebutkan bahwa PTK pada dasarnya merupakan kegiatan nyata yang
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
seterusnya sampai perbaikan yang diharapkan tercapai. PTK dimulai dari tahap
(reflecting).
jelas tentang stuani kelas dan tingkah laku siswa selama peones pembelajaran
2. Lokasi Penelitian
Kabupaten Gowa.
a. Waktu Penelitian
tersebut meliputi:
proposal.
laporan.
b. Subjek Penelitian
Subjek yang akan di kenai tindakan adalah siswa kelas IV SDN Lembaya
B. Prosedur Penelitian
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Indikator Keberhasilan
terdiri dari :
a. Perancanaan (planning)
Pada tahap ini penyusun rencana yang dilakukan adalah sebagai berikut:
sebagai peneliti yang dilakukan secara sadar dan terkendali. Adapun langkah
awal yang dilakukan pada penelitian ini adalah menentukan materi, selanjutnya
hasil dari tindakan pada siklus I. Kemudian peneliti melakukan refleksi dan
guru bidang studi IPA yang bertindak sebagai pengamat jika sudah diketahui
dilaksanakan,
41
siklus I.
Berdasarkan hal tersebut dirancang kembali RPP untuk siklus II, dan
seperti pada siklus I peneliti melakukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai
dengan RPP siklus II. Langkah terakhir sesudah dilakukan siklus II di atas
maka diadakan tes terakhir untuk mengetahui sejauh mana materi organ
c. Observasi (observation)
Peneliti mengamati aktivitas guru dan tingkah laku siswa ketika proses
telah dibuat.
d. Refleksi (reflecting)
analisis dan membuat penafsiran. Dari hasil penafsiran data peneliti membuat
kesimpulan kegiatan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam tahap ini
C. Pengumpulan Data
1. Tes
Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda. Soal pilihan ganda
adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat
(Sudjana, 2014: 48). Tes pilihan ganda ini digunakan untuk mengukur
ketuntasan dan peningkatan hasil belajar siswa serta keaktifan siswa di dalam
42
2. Observasi
penenliti atau pengamat melihat situasi penelitian secara langsung. Teknik ini
digunakan oleh penenliti untuk mengetahui hasil belajar siswa pada saat
Learning (PBL). Selain itu peneliti mengamati proses belajar siswa berupa
3. Dokumentasi
berupa foto maupun video hasil kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh
peneliti dari dokumentasi ini dapat melengkapi bahkan memperkuat data dari
D. Instrumen Penelitian
guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPA materi gaya melalui
pembelajaran.
c. Soal digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA terkait materi gaya.
Jenis tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelah
E. Analisis Data
perbaikan belajar siswa. Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas
dilakukan pada tiap data yang dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data
kualitatif.
a. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara
44
merupakan apabila hasil belajar siswa ≥ 85% dari jumlah total siswa dalam
b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi dalam bentuk narasi yang
pembelajaran.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
kegiatan pra- siklus. Tahap pra siklus ini dapat memberikan acuan peneliti dalam
dengan melakukan observasi pada proses kegiatan pembelajaran oleh guru kelas
yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga proses belajar
hasil belajar siswa, karena pembelajaran di kelas cenderung guru yang berperan
Dari hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, terdapat beberapa siswa
yang belum paham mengenai materi gaya. Padahal materi gaya sangat familiar
ulangan harian siswa). Berikut ini adalah data pra-siklus dari hasil ulangan
harian siswa materi gaya pada kelas IV SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa.
45
46
Nilai rata- rata ulangan harian yang dicapai siswa pada tahap pra siklus
mencapai 69 (Tabel nilai rata-rata ulangan harian secara lengkap dapat dilihat
pada lampiran 4.1). Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 8
siswa (40%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 12
siswa (60%). Hasil belajar pada tahap pra siklus secara klasikal belum berhasil
karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 (nilai KKM) hanya mencapai 40%
dari jumlah seluruh siswa, jadi harus dilaksanakan perbaikan pada siklus
a. Perencanaan Siklus I
Penelitian Siklus I dilakukan pada Senin 17 Mei 2021 dan Selasa 18 Mei
untuk siklus I dan dikonsultasikan dengan guru kelas. Menetapkan materi pokok
yang diajarkan pada Siklus I yaitu materi gaya dan macam-macamnya. Kemudian
peneliti menyusun alat evaluasi berupa lembar kerja siswa, alat-alat penyelidikan,
dan soal tes yang berhubungan dengan materi gaya dan macam-macamnya. Soal
yang disiapkan sebanyak 15 nomor untuk mengetahui sejauh mana hasil dari
akhir adalah menentukan hasil siklus I yaitu hasil pengamatan yang peneliti
Learning (PBL),
47
Siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada siklus I akan melanjutkan
pada siklus II dengan merevisi kembali hambatan yang ditemukan pada siklus I
b. Pelaksanaan Siklus I
4
2
0
Siklus I
Siklus
Tidak TuntasTuntas2
Pada diagram 4.1 menunjukkan bahwa nilai tes evalusi pada Siklus I
mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pra siklus. Nilai rata- rata
siswa pada Siklus I mencapai 74. Siswa yang sudah mencapai Kriteria
siswa (40%). Hasil belajar siswa pada Siklus I secara klasikal belum berhasil
karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 (nilai KKM) hanya mencapai 60%
dari jumlah siswa seluruh siswa, jadi harus dilaksanakan perbaikan pada
siklus selanjutnya
48
c. Observasi
40
Juml
30
20 14
8
10
0
0
Siklus I
Siklus
Based Learning (PBL) pada Siklus I mendapatkan total skor 70 dengan kategori
baik yaitu pada nilai A memperoleh jumlah nilai sebanyak 8, nilai B memperoleh
jumlah nilai sebanyak 48, nilai C memperoleh jumlah nilai sebanyak 14, dan nilai
D tidak memperoleh jumlah nilai (tabel hasil pengamatan guru siklus I secara
Beberapa masalah yang dihadapi pada siklus I yaitu: (1) Guru kurang
menjelaskan tujuan dan materi yang akan dipelajari (2) Guru kurang
mengondisikan siswa saat pembagian LKS. (3) Guru kurang mendorong siswa
49
menyimpulkan butir- butir penting pembelajaran hari ini (6) Guru kurang
6 6
4
2 4
3 3
0 2
BaikCukupKurang
(PBL) pada Siklus I cukup baik. Pada aspek pengetahuan siswa yang memperoleh
nilai dengan kategori baik sebanyak 3 orang, siswa yang memperoleh nilai dengan
kategori cukup sebanyak 13 orang, dan siswa yang memperoleh nilai dengan
kategori kurang sebanyak 6 orang. Pada aspek keaktifan siswa yang memperoleh
nilai dengan kategori baik sebanyak 2 orang, siswa yang memperoleh nilai dengan
50
kategori cukup sebanyak 12 oarang, dan siswa yang memperoleh nilai dengan
kategori kurang sebanyak 8 orang. Pada aspek kerjasama siswa yang memperoleh
nilai dengan kategori baik sebanyak 3 orang, siswa yang memperoleh nilai dengan
kategori cukup sebanyak 15 orang, dan siswa yang memperoleh nilai dengan
sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki, meskipun masih ada beberapa
siswa yang belum menjawab sesuai pengetahuan. Dari aspek keaktifan dalam
Siklus I ini masih kurang di bandindingkan dengan kedua aspek lainnya. Masih
banyak siswa yang belum bekerja secara aktif dalam diskusi kelompok, hanya
beberapa siswa yang terlihat menonjol. Dari aspek kerjasama dalam Siklus I ini,
meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang bekerjasama dengan kelompok.
Maka solusi yang dilakukan peneliti terhadap masalah guru dan siswa setelah
melakukan pengamatan dan evaluasi pada siklus I yaitu peneliti melanjutkan pada
mengajar. Setelah itu akan dilakukan kembali tes akhir guna mengetahui hasil
a. Perencanaan Siklus II
Mei 2021. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2x35 menit). Pada tahap
menyusun alat evaluasi berupa lembar kerja siswa, alat-alat penyelidikan, dan soal
tes yang berhubungan dengan materi gaya dan macam-macamnya. Soal yang
disiapkan sebanyak 15 nomor dan hasil tes akhir dapat diketahui bahwa
kelemahan- kelemahan yang terjadi pada Siklus I berhasil diperbaiki pada Siklus
II.
b. Pelaksanaan Siklus II
Belum Tuntas
Tuntas
4
4
2
0
Siklus II
Persentase
Pada diagram 4.4 menunjukkan nilai rata- rata yang dicapai siswa pada
Siklus II mencapai 81. Siklus II siswa yang tuntas belajar terdapat 16 siswa
(80%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar terdapat 4 siswa (20%). Siklus
belajar dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥ 75 (nilai KKM). Pembelajaran pada
52
c. Observasi
30
20 18
10
0 0 0
Category 1
Persentase
lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.6). Hal ini terlihat jelas dari tabel
hasil pengolahan data aktivitas guru dalam mengelola kelas sudah baik
meningkatkan pembelajaran.
pertemuan selanjutnya.
13 14
10 7
0 2 4
0 0
PengetahuanKeaktifanKerjasama
Persentase
BaikCukupKurang
dikelas. Yang semula masih terlihat acuh, pada Siklus II ini sudah
yaitu:
a) Peningkatan hasil belajar dengan dorongan rasa ingin tahu yang besar
tekanan
data hasil belajar. Rekapitulasi hasil belajar siswa per siklus melalui model
8 8
8 Tidak Tuntas
6 4 Tuntas
4
2
0
dan setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil belajar siswa yang
kurikulum 2013 sebagai salah satu model pembelajaran yang inovatif yang
menyediakan perangkat pembelajaran segala alat dan bahan yang digunakan guru
pembelajaran.
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan
yaitu pada tahap Pra Siklus terdapat 8 siswa (40%) yang tuntas belajar, sedangkan
siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 12 siswa (60%) dengan nilai rata-
rata 69. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan belum memenuhi indikator
materi dan waktu yang berbeda. Data hasil belajar siswa pada Siklus I terdapat
terdapat 12 siswa (60%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas
belajar (dibawah KKM) 8 siswa (40%) dengan nilai rata-rata 74. Berdasarkan
hasil tersebut dapat dikatakan terjadi peningkatan dari tahap Pra Siklus meskipun
(PBL) akan membuat peserta didik terbiasa menghadapi masalah dan tertantang
hari (real world). Lebih lanjut Atmojo (2013: 140) menegaskan model Problem
meletakkan dasar-dasar yanng nyata untuk berpikir. Selain itu, Sulistyarini &
Hasil belajar siswa pada Siklus II terdapat terdapat 16 siswa (80%) yang
57
tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 4 siswa
(20%) dengan nilai rata-rata 81. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan sudah
melebihi KKM yaitu mendapat nilai ≥ 75 pada mata pelajaran IPA materi gaya
dengan persentase ≥ 85% dari jumlah siswa total dalam satu kelas sebanyak 18
siswa (80%). Maka dari itu penelitian dihentikan siswa yang belum tuntas pada
Siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan- latihan atau remidi yang
dipantau oleh guru sehingga seluruh siswa diharapkan dapat tuntas belajar.
Pembahasan ketuntansan hasil belajar siswa Pra Siklus - Siklus II dapat dicermati
8 8 8
6
4 4
2
0
Tidak TuntasTuntas
siswa dari siklus ke siklus. Dari data nilai ulangan harian siswa diperoleh nilai
rata- rata 69 dengan jumlah siswa 8 siswa (40%) tuntas belajar, pada Siklus I
diperoleh
58
nilai rata- rata 74 dengan jumlah siswa 12 siswa (60%) tuntas belajar, dan pada
Siklus II diperoleh nilai rata- rata 81 dengan jumlah 16 siswa (80%) tuntas
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal
Sleman dalam mata pelajaran IPA, sebanyak 14 siswa atau 58,33% telah
memenuhi KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Sedangkan
sebanyak 10 orang atau 41,67% belum memenuhi KKM. Dengan demikian dapat
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA, terdapat
peningkatan nilai rata- rata 78,58. Sebanyak 23 siswa atau 95,83% memenuhi
KKM dan hanya 1 siswa atau 4,17% yang tidak memenuhi KKM.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan
sebanyak dua siklus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada
materi gaya, dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL)
dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas IV SDN
diketahui dengan hasil tes pada Siklus I dan Siklus II yang menunjukkan
peningkatan nilai rata- rata dan persentase ketuntasan secara klasikal. Di dalam
penelitian ini merujuk pada indikator keberhasilan, nilai yang dihitung yaitu
persentase ketuntasan klasikal apabila hasil belajar siswa ≥ 85% dari jumlah total
siswa dalam satu kelas mendapatkan nilai ≥ 75. Rata- rata nilai siswa materi gaya
pada kondisi awal (pra- siklus) 69 dengan ketuntasan klasikal sebesar 40% (8
siswa) dari 20 siswa yang mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM). Siklus I sebesar 74
dengan ketuntasan klasikal sebesar 60% (12 siswa) yang mencapai nilai ≥ 75
(nilai KKM). Siklus II sebesar 81 dengan ketuntasan klasikal 80% (18 siswa) yang
Based Learning (PBL) materi gaya pada siswa kelas IV SDN Lembaya
59
60
B. Saran
guru, dan sekolah dalam pembelajaran agar minat, aktivitas dan penguasaan
1. Bagi Siswa
a. Siswa yang hasil belajarnya sudah mencapai ketuntasan dan aktif dalam
belajarnya.
b. Bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan dan masih pasif dalam
pembelajaran diharapkan giat untuk belajar dan lebih aktif lagi dikelas.
2. Bagi Guru
Learning (PBL) pada pembelajaran IPA materi yang lain yang sekiranya
tepat, karena hasil penelitian pada materi gaya dengan model pembelajaran
dengan model Problem Based Learning (PBL) agar siswa lebih aktif dan
tersebut.
3. Bagi Sekolah
Baharudin & Nur Wahyuni, Esa. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Herawati. 2018. Memahami Proses Belajar Anak. Jurnal Volume IV. Nomor 1.
Januari – Juni, Dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
62
63
Susanto & Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta Prenamedia
Group Sutirman. 2013. Media dan Model-model Pembelajaran Inovatif.
Yogyakarta: GrahaIlmu.
Lokasi Penelitian
Jenis
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
Kelamin
1 AMIRA P 70 Tidak Tuntas
2 ANRIANG P 77 Tuntas
3 FAISAL P 70 Tidak Tuntas
4 FITRIANI L 75 Tuntas
5 MERI L 60 Tidak tuntas
6 MIFTAHUL JANNA P 50 Tidak Tuntas
7 MUH. IKRAM P 76 Tuntas
8 MUH. REHAN L 55 Tidak Tuntas
9 MUHAMMAD RAFLI L 60 Tidak Tuntas
10 NAURA INDILLAH L 80 Tuntas
11 NUR HALIZA L 70 Tidak Tuntas
12 NUR HIKMA L 77 Tuntas
13 NUR LAILAH L 70 Tidak Tuntas
14 NURAENI L 75 Tuntas
15 NURWULAN P 68 Tidak Tuntas
16 RAHMAT L 70 Tidak Tuntas
17 RESKI ADITYA PUTRA L 76 Tuntas
18 RESKI DWI AMALIA L 63 Tidak Tuntas
19 RISKA APRILIA P 60 Tidak Tuntas
20 SYAMSINAR P 80 Tuntas
Jumlah 1382
Nilai Rata-rata 69
Sangat Kurang
Presentasi Ketuntasan Belajar Siswa 40%
Presentasi Ketidaktuntasan Belajar Siswa 60%
Observer Peneliti
Observer Peneliti
Observer Peneliti
Keterangan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛i𝑙𝑎i 𝑘e𝑠e𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = Jumlah siswa keseluruhan
𝑃𝑟e𝑠e𝑛𝑡𝑎𝑠e 𝑘e𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑏e𝑙𝑎j𝑎𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠w𝑎 𝑦𝑎𝑛g 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
X 100
Jumlah siswa keseluruhan
Observer Peneliti
IPA
C. TUJUAN PEMBELAJARAN:
◾ Dengan kegiatan membaca teks cerita fiksi, siswa dapat menyebutkan
tokoh-tokoh pada teks cerita fiksi dengan tepat.
◾ Dengan kegiatan berlatih menceritakan kembali teks cerita fiksi, siswa
dapat bercerita dengan artikulasi jelas, ekspresif, intonasi tepat, dan
penuh percaya diri.
◾ Dengan kegiatan mencari tahu pengertian dan ciri-ciri teks cerita fiksi,
siswa dapat menjelaskan secara lisan pengertian dan ciri-ciri teks cerita
fiksi.
◾ Dengan kegiatan mengamati gambar anak menarik dan mendorong
ayunan, siswa dapat mengetahui pengertian gaya dan gerak dengan
benar.
◾ Dengan berdiskusi tentang perbedaan gaya dan gerak, siswa dapat
menjelaskan perbedaan gaya dan gerak.
◾ Dengan mendorong dan menarik meja, siswa dapat mempraktikkan gaya
dorongan dan tarikan.
◾ Dengan kegiatan menulis hasil percobaan mendorong dan menarik meja,
siswa dapat menyajikan hasil percobaan tentang gaya dan gerak secara
tertulis.
D. MATERI PEMBELAJARAN
◾ Membaca teks cerita fiksi.
◾ Melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh gaya terhadap arah
gerak benda.
E. METODE PEMBELAJARAN
◾ Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan
ceramah
◾ Model : Problem Basic Learning (PBL)
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Petunjuk
1. Tulis nama pada tempat yang telah disediakan!
2. Buatlah kelompok terdiri atas 4-5 orang. Kelompokmu akan melakukan
percobaan untuk membedakan gaya dan gerak.
Tulislah hasil percobaanmu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan beriku!
Kunci Jawaban
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
IPA
SBDP
C. TUJUAN PEMBELAJARAN:
◾ Dengan kegiatan menyanyikan lagu daerah, siswa dapat menyanyikan
lagu dengan tempo dan tinggi rendah nada yang tepat.
◾ Dengan kegiatan mengidentifikasi tinggi rendah nada pada teks lagu
daerah, siswa dapat mengetahui tinggi rendah nada pada lagu.
◾ Dengan kegiatan membaca teks cerita fiksi, siswa dapat mencermati
tokoh-tokoh cerita.
◾ Dengan kegiatan menceritakan kembali teks cerita fiksi, siswa dapat
menceritakan tokoh-tokoh pada teks cerita fiksi dan bercerita dengan
benar.
◾ Dengan kegiatan mencari tahu jenis-jenis teks cerita fiksi, siswa dapat
menjelaskan pengertian jenis-jenis teks cerita fiksi dan menyebutkan
contoh-contoh cerita fiksi.
◾ Dengan kegiatan mengidentifikasi jenis teks cerita fiksi, siswa dapat
menjelaskan jenis teks cerita fiksi yang dibaca.
◾ Dengan mendorong meja, siswa dapat mengetahui perubahan gerak
akibat gaya.
◾ Dengan menulis hasil percobaan, siswa dapat menyajikan hasil
percobaan yang dilakukan tentang pengaruh gaya dengan gerak dengan
benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
◾ Menyanyikan lagu dengan tempo.
◾ Membaca teks cerita fiksi
◾ Mengidentifikasi tokoh-tokoh pada teks cerita fiksi
◾ Mengidentifikasi berbagai jenis cerita fiksi
◾ Melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh gaya terhadap
kecepatan gerak benda
E. METODE PEMBELAJARAN
◾ Model pembelajaran : Problem Basic Learning (PBL)
◾ Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab,
penugasan dan ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahulu ◾ Guru memberikan salam dan mengajak 15 menit
an semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing.
◾ Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
◾ Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ”Daerah
Tempat Tinggalku”.
◾ Guru menyampaikan tahapan kegiatan
yang meliputi kegiatan mengamati,
menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
3.Instrument : Terlampir
4.Kunci Jawaban : Terlampir
Petunjuk
1. Tulis nama pada tempat yang telah disediakan!
Kunci Jawaban
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus II Pertemuan 1
D. TUJUAN PEMBELAJARAN:
◾ Dengan kegiatan mengamati gambar keunikan suatu daerah, siswa dapat
mengidentifikasi keunikan daerah tempat tinggalnya.
◾ Dengan kegiatan membaca teks cerita fiksi, siswa dapat menuliskan
tokoh-tokoh dalam cerita fiksi.
◾ Dengan kegiatan mengamati gambar orang mendorong dan menarik
gerobak, siswa dapat menyebutkan beragam gaya yang terdapat di
lingkungan sekitar.
◾ Dengan kegiatan mencoba melakukan percobaan gaya tarikan, siswa
dapat menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerakan benda..
E. MATERI PEMBELAJARAN
◾ Membaca teks cerita fiksi.
◾ Melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh gaya terhadap gerak
benda
F. METODE PEMBELAJARAN
◾ Model Pembelajaran: Problem Basic learning (PBL)
◾ Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab,
penugasan dan ceramah
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Petunjuk
1. Tulis nama pada tempat yang telah disediakan!
1. Apakah terdapat perubahan pada mobil mainan yang digerakkan dari lambat
ke cepat?
2. Perubahan apa yang terjadi pada mobil mainan yang digerakkan dari lambat
ke cepat? Jelaskan!
3. Kamu menarik mobil mainan dari lambat ke cepat dengan gaya. Apa
kesimpulan yang kamu peroleh dari kegiatan ini?
4. Apakah terdapat perubahan pada mobil mainan yang ditarik lurus kemudian
dibelokkan?
5. Perubahan apa yang terjadi pada mobil mainan yang ditarik lurus kemudian
dibelokkan? Jelaskan!
6. Kamu menarik mobil mainan dari lurus, lalu berbelok dengan gaya. Apa
kesimpulan yang kamu peroleh dari kegiatan ini?
Kunci Jawaban
Percobaan 1
Percobaan 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus II Pertemuan 2
Kelas / Semester : IV / 2
Pembelajaran : 2
Bahasa Indonesia
IPA
SBDP
◾ Dengan kegiatan menulis teks cerita fiksi, siswa dapat menuliskan tokoh
protagonis dan tokoh antagonis dalam cerita fiksi.
D. MATERI PEMBELAJARAN
E. METODE PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
◾ Gambar tari dari berbagai daerah, buku cerita rakyat dari berbagai
daerah, serta alat tulis (misalnya, pensil dan pulpen)..
H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
3. Instrument : Terlampir
4. Kunci Jawaban : Terlampir
Petunjuk
1. Tulis nama pada tempat yang telah disediakan!
Kegiatan 1
Kegiatan 2
TES SIKLUS I (TES HASIL BELAJAR)
Pembelajaran : 1 dan 2
Nama siswa :
PILIHAN GANDA
a. Daya c. Energi
b. Gaya d. Kekuatan
a. Ban mobil dan jalan raya c. buah kelapa jatuh dan tanah
a. Panas c. Gravitasi
b. Dorong d. Magnet
6. Gaya gesek dapat menimbulkan ….
a. Panas c. Tarikan
b. Rasa d. Dorongan
a. Gesek c. Pegas
b. Gravitasi d. Magnet
a. Speedometer c. Meteran
b. Dinamometer d. Penggaris
10. Piring yang dilempar jatuh kemudian pecah, hal itu membuktikan bahwa ….
a. Kompor c. Mobil
b. Ketapel d. Kelereng
14. Semakin kasar permukaan benda maka gaya gesek yang dihasilkan semakin
….
a. Kecil c. Meluas
b. Besar d. Mengecil
a. Batang c. Bentuk U
b. Ladam d. Jarum
\
KUNCI JAWABAN
1. b. Gaya
2. d. Gaya gravitasi
4. d. Gaya Pegas
5. c. Gravitasi
6. a. Panas
7. c. Pegas
8. b. Dinamometer
9. a. Saling menolak
13. b. Ketapel
14. b. Besar
15. d. Jarum
TES SIKLUS II (TES HASIL BELAJAR)
Pembelajaran : 1 dan 2
Nama siswa :
PILIHAN GANDA
a. Tarikan c. Dorongan
b. Sentuhan d. Kaitan
a. Dorongan c. Tolakan
b. Tarikan d. Lemparan
a. Batu c. Kaca
b. Kayu d. Bata
a. Panah c. Kompas
a. Panas c. Gravitasi
b. Dorong d. Magnet
a. Speedometer c. Meteran
b. Dinamometer d. Penggaris
9. Piring yang dilempar jatuh kemudian pecah, hal itu membuktikan bahwa ….
11. Semakin kasar permukaan benda maka gaya gesek yang dihasilkan semakin
….
a. Kecil c. Meluas
b. Besar d. Mengecil
12. Benda yang mudah berubah bentuk ketika diberikan gaya adalah ….
a. Batu c. Kaca
b. Kayu d. Bata
14. Berikut ini adalah hal-hal yang mempengaruhi gerak jatuh benda karena gaya
gravitasi, kecuali ….
a. Energi c. Kekuatan
b. Gaya d. Daya
Kunci Jawaban
1. c. Dorongan
2. a. Dorongan
3. c. Membuka pintu
4. c. Kaca
5. d. Rem sepeda
6. c. Gravitasi
7. b. DInamometer
8. a. Saling menolak
11. b. Besar
12. c. Kaca
15. a. Energi
RIWAYAT HIDUP
peneliti melanjutkan pendidikan MTs Yapit Lembangbu’ne dan tamat pada tahun
Tompobulu dan tamat pada tahun2004. Pada tahun 2004 peneliti melanjutkan
pada tahun 2007. Pada tahun 2008 penelti melanjutkan pendidikan di STAI DDI
Jeneponto dan lulus pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2019 peneliti
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD).