Anda di halaman 1dari 149

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS IV


SDN LEMBAYA KECAMATAN TOMPOBULU
KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh
NURWAHIDAH
105401134619

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR 2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : NURWAHIDAH

NIM : 105401134619

Jurusan : PKG Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Penelitian : Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Problem Based

Learning (PBL) pada Siswa Kelas IV SDN Lembaya Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Gowa

Dengan ini menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil

ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi

apabilah pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juni 2021

Yang Membuat Pernyataan

NURWAHIDAH

iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama Mahasiswa : NURWAHIDAH
NIM : 105401134619
Jurusan : PKG Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fkultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan Penelitian


Tindakan Kelas (PTK) ini, saya akan menyusun sendiri Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK), saya akan melakukan


konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan Penelitian


Tindakan Kelas (PTK).

4. Apabilah saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2 dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Makassar, Juni 2021

Yang Membuat Pernyataan

NURWAHIDAH

v
MOTO DAN PERSEMBAHAN

Angkatlah kesedihan menjadi kekuatanmu.

Tunjukkan pada dunia bahwa kamu kuat, bukan manusia lemah.

‫ ِﺍ ﱠﻻ ﺍ ْﻟ َﻘ ْﻮ ُﻡ‬N ِ
ٰ ْ ‫ ۗﺍ ﻳ ﺲ ﺭ‬N ِ ‫ ﺴ ْﻮﺍ ﺭ ْﻭ‬T‫ﻭ َﻻ ﺗَ ۟ﺎ ْﻳـ‬
‫ﺍ ﻟ ﻜ ِﻔ ُﺮ ْﻭﻥ‬ ‫ﱠﻧ ٗﻪ ﻻ ۟ﺎ ﻣﻦ ْﻭ‬ ‫ﻣﻦ‬
‫ِﺡ‬ T ‫ـ‬ ‫ﻳ‬ْ

“dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus

asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.”. Qs. Yusuf: 78

Dengan Segala Kerendahan Hati

Karya Ini Kuperuntukkan Kepada:

Ayahanda dan Ibunda serta Serta suami, anak-anak tercinta

Yang telah berjuang dan memberikan yang terbaik,

Serta doa yang selalu dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

Untuk segala kebaikan dan keberhasilan di setiap langkahku.

Almamaterku Universitas Muhammadiyah Makassar

Yang telah memberikan tempat untuk menuntut ilmu

Semoga Allah Swt Senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya


vi
ABSTRAK

NURWAHIDAH, 2021. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi


Problem Basic Learning (PBL) pada Siswa Kelas IV SDN Lembaya Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa. Hasil Penelitian. Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I Amri Amal dan pembimbing II A. Muafiah Nur.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar IPA materi
gaya pada siswa kelas IV SDN Lembaya Keacamatan Tompobulu Kabupaten
Gowa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA
materi gaya melalui model Problem Based Learning. Jenis penelitian ini
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan langkah perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. PTK ini dilaksanakan dengan dua siklus.
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2021 dan Siklus II dilaksanakan pada
tanggal 24 Mei 2021. Penelitian dilaksanakan pada kelas IV SDN Lembaya
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa dengan jumlah 20 siswa yang terdiri
dari 6 laki- laki dan 14 perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Problem Based Learning
(PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas IV
SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Peningkatan hasil
belajar IPA materi gaya diketahui dengan hasil tes pada Siklus I dan Siklus II
yang menunjukkan peningkatan nilai rata- rata dan persentase ketuntasan secara
klasikal. Rata- rata nilai siswa materi gaya pada kondisi awal (pra-siklus) 69
dengan ketuntasan klasikal sebesar 40% (8 siswa) dari 20 siswa yang mencapai
nilai ≥ 75 (nilai KKM). Siklus I sebesar 74 dengan ketuntasan klasikal sebesar
60% (12 siswa) yang mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM). Siklus II sebesar 81
dengan ketuntasan klasikal 80% (16 siswa) yang mencapai nilai ≥ 60 (nilai
KKM).

Kata kunci: Hasil Belajar, Problem Based Learning, IPA

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang senantiasa

member karunia dan nikmat yang tiadatara kepada segenap makhluk-Nya

terutama manusia. Demikian pula salam dan shalawat tercurah kepada junjungan

kita Rasulullah saw. Yang merupakan suri tauladan dan pemberi syafaat bagi kita

sampai akhir zaman. Dengan keyakinan ini penulis dapat menyelesaikan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal

ini disebabkan keterbatasan penulis dari berbagai hal terutama dalam mengkaji

dan menelaah rujukan-rujukan yang seharusnya menjadi acuan dalam penulisan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

saran dan kritikan dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Akan tetapi berkat uluran tangan dan

bantuan pihak terkait maka laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bisa

diselesaikan tepat pada waktunya.

Kesuksesan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini ditentukan

oleh berbagai dukungan, oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. Ketua Prodi PGSD Universitas

Muhammadiyah Makassar.

viii
4. Amri Amal, S.Pd., M.Pd, sebagai pembimbing I dan A.Muafiah Nur,

S.Pd., M.Pd, sebagai pembimbing II.

5. Ibu Andriani Thamrin, S.Pd. Kepala Sekolah SD Negeri Lembaya Desa

Rappolemba Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa yang telah

memberikan kesempatan untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK).

6. Ibu Nur Embong, S.Pd.I. sebagai Guru Pamong

7. Bapak dan Ibu guru serta staf tata usaha SD Negeri Lembaya Desa

Rappolemba Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa yang dengan

senang hati menerima kami.

8. Murid-murid tercinta SD Negeri Lembaya yang dengan sangat antusias

menerima kami sebagai guru mereka selama proses pelaksanaan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK).

9. Orang tua dan suami tercinta atas kekuatan doa yang dipancarkan kepada

penyusun laporan sehingga segala sesuatunya terasa dimudahkan oleh

Allah dan hampir tanpa hambatan.

Karena atas bimbingan, bantuan dan partisipasinya yang telah diberikan

sehingga laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terlaksana dengan

baik.

Akhir kata, semoga segala bantuan dari berbagai pihak mendapat balasan

berlipat ganda dari Allah swt. Semoga Allah swt. senantiasa memberikan kasih

sayang dan ridho-Nya kepada kita semua dalam menjalankan aktifitas keseharian

kita. Aamiin.

Makassar, Juni 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................................iv

SURAT PERNYATAAN..............................................................................................v

SURAT PERJANJIAN................................................................................................vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN..............................................................................vii

ABSTRAK.................................................................................................................viii

KATA PENGANTAR.................................................................................................ix

DAFTAR ISI.................................................................................................................x

DAFTAR TABEL......................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xiv

DAFTAR DIAGRAM.................................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kajian Teori...............................................................................................8
1. Konsep Belajar......................................................................................14
2. Konsep Hasil Belajar............................................................................17
3. Konsep Ilmu Pengetahuan Alam..........................................................21
x
4. Karakteristik Pembelajaran IPA...........................................................22
5. Tujuan Pembelajaran IPA.....................................................................23
6. Ruang Lingkup Pemebelajaran IPA.....................................................24
B. Model Problem Based Learning (PBL).....................................................24
1. Definisi Probelem Based Learning (PBL)............................................26
2. Karakteristik Model Probelem Based Learning (PBL)........................27
3. Tujuan Model Pembelajaran Probelem Based Learning......................28
4. Langkah-Langkah Probelem Based Learning (PBL)...........................29
5. Kelebihan dan Kekurangan Probelem Based Learning (PBL).............30
C. Problem Based Learning dalam Pembelajaran IPA....................................31
D. Penelitian Relevan......................................................................................32
E. Kerangka Pikir............................................................................................35
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan.........................................35

BAB III METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian..................................................................................37
1. Jenis Penelitian.......................................................................................38
2. Lokasi Penelitian....................................................................................38
3. Waktu dan Subjek Penelitian.................................................................38
B. Prosedur Penelitian.....................................................................................39
C. Pengumpulan Data......................................................................................41
D. Instrumen Penelitian...................................................................................42
E. Analisis Data...............................................................................................43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian..........................................................................................45
1. Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I.....................................................46
2. Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II....................................................50
B. Pembahasan...............................................................................................55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan.....................................................................................................59
xi

B. Saran...........................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Problem Based Learning (PBL).............30

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas..............................................................26
1.2 Kerangka Pikir...........................................................................................39

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I..........................................................................47
4.2 Hasil Pengamatan Guru Siklus I...................................................................48
4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I..................................................................49
4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II........................................................................51
4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus I...................................................................52
4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II................................................................53
4.7 Hasil Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa......................................55
4.8 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus-Siklus II....................................57

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku peserta

didik agar menjadi manusia dewasa yang hidup mandiri. Pendidikan tidak hanya

mencakup intelektual saja, akan tetapi ditekankan pada proses pembinaan

kepribadian peserta didik secara menyeluruh sehingga peserta didik menjadi

dewasa. Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk

membekali mahasiswa dalam menghadapi masa depan.

Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang

Nomor 20 berbunyi Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan pada

dasarnya mendorong siswa untuk belajar dan mempelajari hal-hal yang diperlukan

dalam kehidupan siswa.

Miarso dalam Rusmono, (2012:6) mengemukakan bahwa pembelajaran

adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain

belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain.

Proses
1
2

pembelajaran terdapat peran siswa sebagai subyek belajar. Aktifitas belajar siswa

tidak hanya sekedar mendengar dan mencatat materi pembelajaran yang diberikan

oleh guru. Hal ini siswa harus diberikan peran aktif serta dijadikan mitra dalam

proses pembelajaran sehingga siswa bertindak sebagai peserta didik yang aktif.

Suasana dan kondisi belajar yang menyenangkan, dimana tercipta interaksi yang

baik antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa akan sangat membantu

dan mendukung siswa dalam mendapatkan pengalaman belajar. Siswa akan lebih

mudah dalam menguasai materi yang dipelajari dan pembelajaran akan lebih

bermakna bagi siswa. Guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran

yang sesuai dengan jenis materi yang akan disampaikan demi tercapainya tujuan

pembelajaran.

Wisudawati dan Sulistiyowati (2015: 23) IPA berarti ilmu yang

mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian- kejadian yang ada di alam ini.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu disiplin ilmu yang

didalamnya mengkaji berbagai kajian ilmu alam diantaranya fisika, kimia dan

biologi. Mata pelajaran IPA ini sangat penting kedudukannya dalam masyarakat

karena IPA membahas mengenai makhluk hidup, proses kehidupan, alam serta

peristiwa alam yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari- hari. Sehingga tidak

dapat dipungkiri jika mata pelahjaran IPA menjadi mata pelajaran wajib mulai

dari sekolah tingkat dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas. Namun selama

ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan

mengikuti pelajaran ini. Tidak sedikit dari mereka beranggapan bahwa mata

pelajaran IPA itu membosankan dikarenakan terlalu banyak cakupan materi

yang harus mereka


3

pelajari.Pembelajaran IPA sebagai media pengembangan potensi siswa SD

seharusnya didasarkan pada karakteristik psikologi anak dengan memberikan

kesenangan bermain dan kepuasan intelektual bagi mereka dalam membongkar

misteri, seluk beluk dan teka teki fenomena alam di sekitar dirinya,

mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya, memperbaiki konsepsi

mereka yang masih keliru tentang fenomena alam, sambil membekali

keterampilan dan membangun konsep baru yang harus dikuasai oleh siswa.

Keberhasilan pembelajaran IPA dapat dilihat dari kreativitas guru

menggunakan model pembelajaran yang diterapkan dalam mengajar mata

pelajaran IPA yang tepat dan menarik. Suasana belajar yang kondusif terjadi

interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa,

sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Menurut Sutirman (2013: 22) model

pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari

awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

Model pembelajaran merupakan alternatif yang digunakan oleh guru untuk

mensiasati dalam kegiatan menstranfer ilmu pengetahuan agar mudah diterima

oleh siswa, sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Model pembelajaran dapat

dipilih oleh guru dengan memperhatikan kareakteristik materi pembelajaran serta

kondisi siswa.

Hasil observasi awal peneliti pada bulan Maret yaitu pada kelas IV SDN

Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa, bahwa guru pengajar IPA

hingga sekarang masih menerapkan teacher centered dengan sistem penyampaian

yang lebih banyak didominasi oleh guru. Siswa cenderung diam, pasif dan kurang
4

berani menyatakan gagasannya. Kreativitas dan kemandirian mengalami

hambatan dan bahkan tidak berkembang karena pengalaman yang didapat siswa

dalam proses pembelajaran sangat terbatas sehingga mereka tidak dapat

mengembangkan keterampilan yang dimilikinya. Idealnya siswa SDN kelas IV

dapat mencipta dan berusaha menemukan hal- hal baru serta terbiasa untuk

berpikir dalam belajar IPA. Karena kebanyakan guru memberikan contoh dahulu

sebelum menyuruh siswanya mengerjakan soal itu. Seharusnya siswa diberi

kesempatan dan kepercayaan untuk menyelesaikan masalah khususnya dalam

mata pelajaran IPA melalui pengalaman yang diperolehnya dengan potensi

kreativitas yang telah dimiliki masing-masing siswa secara mandiri. Diperoleh

hasil wawancara yang menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang

mendapatkan nilai ulangan harian pelajaran IPA materi pokok gaya di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan nilai standar KKM tuntas belajar

36% (7 siswa) tuntas belajar, sedangkan sebanyak 64% (13 siswa) belum tuntas

belajar.

Adapun metode yang digunakan guru ketika di dalam pembelajaran cukup

bervariasi, guru sudah menerapkan pembelajaran secara diskusi atau pembelajaran

berbasis kelompok, guru membagi kelas menjadi kelompok- kelompok dengan

anggota 3-4 siswa yang heterogen, namun dalam penerapan model pembelajaran

belum maksimal dan belum sesuai dengan sintaknya sehingga siswa kurang

antusias mengikuti pembelajaran. Beberapa faktor inilah yang menyebabkan siswa

kurang menyerap materi pelajaran yang disampaikan guru, sehingga hasil belajar

siswa rendah.

Guna menyikapi permasalahan tersebut, maka untuk menciptakan


5

pembelajaran yang bermakna dan mengajak siswa berperan aktif pada saat proses

pembelajaran peneliti berinisiatif dengan mencoba menerapkan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Menurut Sani (2015: 127) Problem

Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang penyampainnya dilakukan

dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengujikan pertanyaan- pertanyaan,

memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Dengan menggunakan model

pembelajaran ini sangat bermanfaat karena dengan pembelajaran berbasis masalah

(PBL) dapat membuat siswa belajar melalui penyelasaian masalah dunia nyata

(real word problem) secara terstruktur untuk membangun pengetahuan siswa. Dan

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini dirasa tepat

untuk diterpakan dalam mengajarkan mata pelajaran IPA materi gaya. Sehingga

dalam proses belajar mengajar siswa dituntut untuk berperan aktif melakukan

penyelidikan dan menyelesaikan permasalahan sedangkan guru bertugas sebagai

fasilitator atau pembimbing.

Mengatasi hal tersebut, maka guru harus mengubah proses pembelajaran

yang konvensional diganti dengan strategi pembelajaran aktif yang sesuai yaitu

dengan strategi problem based learning dalam mengajarkan mata pelajaran IPA

materi gaya. Diharapkan siswa dapat mengembangkan keberanian dan rasa

percaya diri dalam membuat keputusan dan memecahkan masalah serta

meningkatkan gairah siswa kelas IV dalam belajar IPA melalui metode

pembelajaran baru yang dinamis. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk

mengadakan suatu penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA

Melalui Model Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Kelas IV SDN

Lembaya Kecamatan Tompobulu


6

Kabupaten Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan yang ingin

dibahas pada penelitian ini adalah “apakah model Problem Based Learning (PBL)

dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas IV SDN

Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa”?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA

materi gaya melalui model Problem Based Learning pada siswa kelas IV SDN

Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilaksanakan ini dapat memberikan manfaat kepada

banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan informasi tentang peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas

IV SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa melalui

model Problem Based Learning (PBL).

b. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

c. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan hasil belajar IPA.


7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru: Penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru SDN Lembaya

Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa sebagai alternatif model

pembelajaran dalam mengembangkan pembelajaran formal, dengan

model pembelajaran yang tepat dan dapat memotivasi siswa sehingga

diperoleh hasil yang optimal. Selain itu Guru mendapat pengalaman

secara langsung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesi

guru.

b. Bagi Siswa: Mendorong siswa untuk lebih memahami pentingnya

belajar IPA, mempermudah siswa untuk menyerap materi yang

diberikan dan sebagai sarana untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran.

c. Bagi Sekolah: Menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dapat

memberi masukan atau sumbangan ide kepada sekolah untuk proses

perbaikan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan

mutu pendidikan meningkat.

d. Bagi Peneliti: Peneliti mendapatkan pengalaman langsung dalam proses

pembelajaran IPA sekaligus model pembalajaran yang dapat

dilaksanakan dan dikembangkan kelak. Selain itu, sebagai calon guru

agar nantinya lebih siap dan matang dalam melaksanakan tugas sesuai

perkembangan jaman.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Konsep Belajar

a. Definisi Belajar

Menurut Ibrahim, (2013: 4) menyatakan hasil belajar dapat

diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

pelajaran di sekolah yang dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari

hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Menurut

Rusmono, (2012: 8) menyatakan bahwa perubahan atau kemampuan baru

yang diperoleh oleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar adalah

merupakan hasil belajar, karena belajar pada dasarnya adalah bagaimana

perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari penglaman. Menurut

Susanto (2013: 4) mengatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas

mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan

lingkungan, dan menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan

dan berbekas. Sama halnya dengan pendapat Nurdin (2012: 139), belajar

dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk

memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil

dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

8
9

b. Ciri-Ciri Belajar

Adapun ciri-ciri belajar yang dikutip dari Baharuddin dan Wahyuni

(2015: 15), yaitu:

1) Belajar di tandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change

behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari

tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu

menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil.

2) Perubahan perilaku relative permanent. Hal Ini berarti, bahwa perubahan

tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap

atau tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan tingkah laku tersebut tidak

akan terpancang seumur hidup.

3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses

belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat

potensial.

4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.

5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang

memperkua itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk

mengubah tingkah laku.

c. Tujuan Belajar

Dalam Herawati (2018: 32-33) jika ditinjau secara umum, maka

tujuan belajar itu ada tiga jenis, yaitu sebagai berikut:


10

1) Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir: Pemilikan pengetahuan dan

kemampuan berfikir sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan. Dengan

kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan

pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya

pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar

perkembangannya di dalam kegiatan belajar.

2) Penanaman Konsep dan Ketrampilan: Penanaman konsep atau

merumuskan konsep, juga memerlukan suatu ketrampilan baik yang

bersifat jasmani maupun rohani. Ketrampilan jasmaniah adalah

keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitik beratkan

pada ketrampilan gerak anggota tubuh seseorang yang sedang belajar.

Sedangkan ketrampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan

dengan ketrampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya,

tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan penghayatan dan ketrampilan

berfikir serta kreatifitas menyelesaikan dan merumuskan masalah.

3) Pembentukan Sikap: Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik

tidak akan terlepas dari soal penanaman niali- nilai, transfer of values.

Oleh karena itu guru tidak sekedar “pengajar”, tetapi betul- betul sebagai

pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didik/siswa

akan tumbuh kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktikkan segala

sesuatu yang sudah dipelajarinya. Jadi pada intinya tujuan belajar itu

adalah ingin mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan penanaman

sikap mental/nilai- nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan

menghasilkan
11

hasil belajar yang baik.

d. Tipe Gaya Belajar

Berkenaan dengan interest siswa dalam kegiatan belajar menurut

Chika (2019: 24-25) ada beberapa tipe gaya belajar yang harus dicermati

guru, meliputi:

1) Tipe Belajar Visual (Visual Learner): Visual Learner adalah gaya belajar

dimana gagasan, konsep, data dan informasi lainnya dikemas dalam

bentuk gambar dan teknik. Siswa yang memiliki tipe belajar visual

memiliki interest yang tinggi ketika diperlihatkan gambar, grafik, grafik

organisatoris, seperti jaring, peta konsep dan ide peta, plot dan ilustrasi

visual lainnya. Beberapa teknik yang digunakan dalam belajar visual

untuk meningkatkan ketrampilan berpikir dan belajar, lebih

mengedepankan peran penting mata sebagai penglihatan (visual). Di

dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai sedetail- detailnya

untuk mendapatkan informasi.

2) Tipe Belajar Auditif (Auditory Learner): Auditory Learner adalah suatu

gaya belajar di mana siswa 25 belajar melalui mendengarkan. Siswa yang

memiliki gaya belajar auditori akan mengandalkan kesuksesan belajar

melalui telinga (alat pendengarannya), oleh karena itu guru sebaiknya

memerhatikan siswanya hingga ke alat pendengaraannya. Anak yang

mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan

menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan penjelasan apa yang


12

dikatakan guru.

3) Tipe Belajar Kinestik (Tactual Learner): Tactual Learner siswa belajar

dengan cara melakukan, menyentuh, merasa, bergerak dan mengalami.

Anak yang mempunyai gaya belajar kinestik mengandalkan belajar

melalui bergerak, menyentuh dan melakukan tindakan. Anak seperti ini

sulit untuk dudu diam berjam- jam karena keinginan mereka beraktivitas

dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa dengan gaya belajar seperti ini

belajarnya melalui gerak dan sentuhan. Oleh karena itu, pembelajaran

yang dibutuhkan adalah pembelajaran yang lebih bersifat kontekstual dan

praktik.

Berdasarkan uraian diatas bahwa dalam pembelajaran perlu suatu

proses yang melibatkan potensi siswa secara keseluruhan yaitu potensi

pendengaran, penglihatan dan gerak motorik. Dari kolaborasi ketiga potensi

tersebut siswa lebih mampu menguasai suatu kecakapan tertentu, karena

ketiga potensi tersebut terlibat aktif secara fisik maupun psikologis. Oleh

karena itu seorang guru harus bisa memenuhi kebutuhan siswa dalam

belajar.

e. Prinsip- prinsip Belajar

Menurut Chika (2019: 24-25) di dalam tugas melaksanakan proses

belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar

sebagai berikut:

1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar


13

a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

instruksional.

b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat

pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

c) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan

efektif.

d) Belajar perlu interaksi siswa dengan lingkungannya.

2) Sesuai hakikat belajar

a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya.

b) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya.

3) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu

dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang

diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang

diharapkan.

4) Sesuai materi/ bahan yang harus dipelajari

a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki stuktur,


14

penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap

pengertiannya.

b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai

dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.

5) Syarat keberhasilan belajar

a) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar

dengan tenang.

b) Repetisi, dalam proses belajar yang perlu diulangan berkali-kali agar

pengertian, keterampilan, dan sikap itu dapat didalami oleh siswa.

2. Konsep Hasil Belajar

a. Hasil Belajar

Ibrahim (2013: 4) menyatakan hasil belajar dapat diartikan sebagai

tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah

yang dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah

materi pelajaran tertentu. Snelbeker dalam Rusmono (2012: 8) menyatakan

bahwa perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh oleh siswa setelah

melakukan perbuatan belajar adalah merupakan hasil belajar, karena belajar

pada dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai akibat

dari penglaman. Suprijono (2011: 7) menyatakan hasil belajar adalah

perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya satu aspek potensi

kemanusian saja.
15

Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena

belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha

untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.

Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru

menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah anak

yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan instruksioal

(Susanto, 2013: 5).

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai

dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi,

sebagaimana dikemukakan oleh Sunal dalam Susanto (2013: 5), bahwa

evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat

pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan

siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat

dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur

tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur

dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan

keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup

segala hal yang dipelajari disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap,

dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan

kepada siswa.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses

pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

analisis, dan sintesis yang diraih siswa dan merupakan tingkat penguasaan
16

setelah menerima pengalaman belajar. Adapun hasil belajar meliputi tiga

aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam hal ini yang

dimaksud hasil belajar IPA materi gaya adalah kemampuan yang dimiliki

setiap siswa mengenai pengetahuan, pemahaman tentang materi tersebut yang

ditandai dengan adanya perubahan hasil belajar siswa secara berkelanjutan

baik pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, serta tercapainya Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM), dengan nilai KKM yaitu 75.

b. Macam – Macam Hasil Belajar

Hasil belajar sebagaimana dijelaskan di atas meliputi pemahaman

konsep aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan sikap

siswa aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk

menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut

Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan

memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh

mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat,

yang dialami, atau yang dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi

langsung ia lakukan (Susanto, 2013: 6).

Menurut Dorothy J. Skeel dalam Susanto (2013: 8) konsep merupakan

sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu
17

pengertian. Jadi konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati

seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian.

Guna mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep,

guru dapat melakukan evaluasi produk. W.S Winkel dalam Susanto (2013: 8)

menyatakan bahwa melalui produk dapat diselidiki apakah dan sampai berapa

jauh suatu tujuan instruksional telah tercapai; semua tujuan itu merupakan

hasil belajar yang seharusnya diperoleh siswa. Berdasakan pandangan

Winkel, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa erat hubungannya dengan

tujuan instruksional (pembelajaran) yang telah dirancang guru sebelum

melaksanakan proses belajar mengajar. Evaluasi produk dapat dilaksanakan

dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun tertulis.

2) Keterampilan

Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada

pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai

penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

Keterampian berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan

secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk

kreativitasnya.

Menurut Indrawati dalam Susanto (2013: 9), keterampilan proses

merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif

maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep

yang telah ada, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu

penemuan.
18

Keterampilan proses dibagi menjadi enam aspek: observasi,

klasifikasi, pengukuran, mengkomunikasikan, memberikan penjelasan atau

interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan eksperimen.

3) Sikap

Menurut Sudirman dalam Susanto (2013: 11) sikap merupakan

kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan

teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu

maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau

tindakan seseorang. Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap

ini lebih di arahkan pada pengertian pemahaman konsep. Dalam

pemahaman konsep, maka domain yang sangat berperan adalah domain

kognitif.

c. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara garis besar

dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: (Rusman, 2016: 67)

1) Faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi:

a) Faktor Fisiologis: Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi

kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam

keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal- hal tersebut dapat

mempengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.

b) Faktor Psikologis: Faktor psikologis (rohani) siswa yang pada umumnya

dipandang lebih esensial adalah sebagai berikut:


19

(1) Intelegensi dan Bakat

Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya

mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik. Sebaliknya orang yang

intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat

berpikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah. Bakat, juga besar

pengaruhnya dalam menentuka keberhasilan belajar. Misalnya belajar main

piano, apabila dia memiliki bakat musik, akan lebih mudah dan cepat pandai

dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat.

(2) Minat dan Motivasi:

Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang

tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang

rendah. Sedangkan motivasi berbeda dengan minat. Ia adalah penggerak/

pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Yang biasa berasal dari

dalam diri dan juga dari luar. Motivasi yang datang dari dalam diri yaitu

dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan

pentingnya sesuatu. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar yaitu

dorongan dari orang tua, guru, teman, dan anggota masyarakat. Kuat

lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya.

Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari

dalam diri sesorang.

2) Faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi:

a) Keluarga: Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak- anak serta famili yang

menjadi penghuni rumah.faktor orang tua sangat besar pengaruhnya


20

terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya

pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau

kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun tidaknya kedua

orang tua, akrab tidaknya hubungan orang tua dengan anakanaknya,

semua itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

b) Sekolah: Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat

keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian

kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan

di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata

tertib di sekolah dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi

keberhasilan belajar anak. Bila suatu sekolah kurang memperhatikan

tata tertib (disiplin), maka murid-muridnya kurang mematuhi perintah

gurunya dan akibatnya mereka tidak mau belajar sungguh- sungguh di

sekolah maupun dirumah.

c) Masyarakat: Keadan masyarakat juga menentukan prestasi belajar.

Bila disekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri dari orang-

orang yang berpendidikan, terutama anak- anaknya rata- rata

bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak

untuk lebih giat belajar.

d) Lingkungan Sekitar: Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat

penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan,

bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan


21

sebagainya. misal bila bangunan rumah penduduk sangat rapat, akan

mengganggu belajar. Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara

hiruk-pikuk orang disekitar, suara pabrik, polusi udara iklim terlalu

panas, semuanya ini akan mempengaruhi kegiatan belajar. Sebaliknya,

tempat yang sepi dengan iklim sejuk, ini akan menunjang proses

belajar.

Beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor

yang mempengaruhi hasil belajar siswa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti faktor fisiologis dan faktor

psikologis. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti

keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. Kedua faktor tersebut

sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

3. Konsep Ilmu Pengetahuan Alam

a. Definisi IPA

Menurut Sukarno dalam Wisudawati dan Sulistiyowati (2017: 23) IPA

berarti ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian- kejadian

yang ada di alam ini, yang matang dan pelaksanaannya melibatkan berbagai

orang, baik gun maupun siswa yang memiliki keterkaitan antara kegiatan

pembelajaran yang satu dengan kegiatan yang lainnya. Tujuan dari

pembelajaran adalah untuk mencapai kompetensi bidang studi yang

akhirnya digunakan sebagai pendukung pencapaian kompetensi kelulusan.

Menurut Susanto (2013: 167) Sains atau IPA adalah usaha manusia

dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada

sasaran,
22

serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga

mendapatkan suatu kesimpulan.

Kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta baik akibat

serta kejadian- kejadian yang ada di alam .

b. Hakikat IPA

Menurut Ahmad Susanto (2013: 168) menjelaskan hakikat IPA adalah

sebagai berikut:

1) IPA Sebagai Produk

IPA sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuan

lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan

empiris dan kegiatan analitis.

2) IPA Sebagai Proses

IPA sebagai proses yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan

tentang alam.

3) IPA sebagai sikap

IPA sebagai sikap yaitu sikap ilmiah harus dikembangkan dalam

pembelajarn sains, hal ini sesuai dengan sikap yang harus dimiliki oleh

seorang ilmuan dalam melakukan penelitian dan mengomunikasikan

penelitian.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat Ilmu Pengetahuan


23

Alam (IPA) dibagi menjadi tiga yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai proses

dan juga IPA sebagai sikap.

4. Karakteristik Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki karakteristik sebagai dasar

untuk memahaminya. Jacobson & Bergman dalam Susanto (2013: 170)

berpendapat bahwa karakteristik pembelajaran IPA meliputi, IPA merupakan

kumpulan konsep- konsep, prinsip- prinsip, hukum dan teori, proses ilmiah

dapat berupa fisik dan mental serta mencerminkan fenomena alam, termasuk

juga penerapnnya, sikap keteguhan hati, keingintahuan dan ketekunan dalam

menyingkap rahasia alam, IPA tidak dapat membuktikan semua, akan tetapi

hanya sebagian atau beberapa saja.

Dari uraian karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) memiliki karakteristik sebagai dasar untuk

memahaminya serta pembeda dari mata pelajaran yang lain.

5. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dalam Badan Nasional

Standar Pendidikan dalam Susanto (2013: 171-172) yaitu:

Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam cipta-Nya.

Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep- konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari.


24

Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Meningkatkan

kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan

lingkungan alam. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan

segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. Memperoleh bekal

pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke SMP.

6. Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan. Benda/ materi, sifat-

sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas. Energi dan

perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan

pesawat sederhana. Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya,

dan benda- benda langit lainnya (Peraturan Menteri Pendidikan No. 22 Tahun

2006: 485).

B. Model Probelem Based Learning (PBL)

1. Definisi Problem Based Learning (PBL)

Menurut Ridwan (2015 : 127) Problem Based Learning (PBL)

merupakan pembelajaran yang penyampainnya dilakukan dengan cara

menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan- pertanyaan,

memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Menurut Duch dalam Aris


25

Shoimin (2014: 130) menyatakan bahwa Problem Based Learning (PBL) atau

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah model pengajaran yang

bercirikan permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik

belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta

memperoleh pengetahuan. Menurut Sani (2015: 127) Problem Based

Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang penyampainnya dilakukan

dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-

pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Dalam

penerapan model pembelajaran ini, permasalahan yang dikaji hendaknya

merupakan permasalahan kontekstual yang ditemukan siswa dalam kehidupan

sehari-hari. PBL ini menyajikan pembahasan permasalahan sebelum

mempelajari konsep yang dibutuhkan untuk penyelesaiannya, sehingga

permasalahan menjadi basis dalam belajar. Dalam Pembelajaran berbasis

masalah (PBL) juga telah dikembangkan sebagai model pembelajaran dengan

sintaks belajar sebagai berikut:

Fase 1 : Memberikan orientasi permaslahan kepada peserta didik.

Fase 2 : Mengorganisasikan peserta didik untuk penyelidikan.

Fase 3 : Pelaksanaan investigasi.

Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil.

Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelidikan. (Sani, 2013:15).

Menurut Finkle dan Top dalam Aris Shoimin (2014: 130) menyatakan
26

bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran

yang mengembangkan secara stimultan strategi pemecahan masalah dan

dasar- dasar pengetahuan dan ketrampilan dengan menempatkan peserta didik

dalam peran aktif sebagai pemecahan masalah sehari- hari yang terstruktur

dengan baik.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model Problem Based

Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang bercirikan suasana

pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan seharihari sebagai

konteks siswa dalam berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah serta

memperoleh pengetahuan. Permasalahan dalam model pembelajaran ini dapat

diajukan dari guru kepada siswa, dari siswa kepada guru atau dari siswa itu

sendiri, yang kemudian dijadikan pembahasan dan dicari pemecahannya

sebagai kegiatan- kegiatan belajar siswa.

Judul skripsi peneliti yang menggunakan model Problem Based

Learning (PBL) adalah kegiatan kolaboratif yang dilakukan oleh peneliti dan

guru guna memperbaiki proses pembelajaran didalam kelas. Melalui model

Problem Based Learning (PBL) siswa dapat berperan aktif dalam proses

pembelajaran. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran bukan sekedar transfer

pengetahuan, tetapi siswa mengalami dan mongkonstruksikan sendiri

pengetahuan melalui masalah yang dihadapi. Melalui Problem Based

Learning (PBL), siswa diberikan suatu permasalahan yang berhubungan

dengan materi gaya. Permasalahan disajikan dalam konteks sederhana yang

kemudian secara kelompok siswa mencari pemecahan masalah dan

melakukan praktik. Hal ini menjadikan siswa belajar lebih bermakna,

sehingga siswa mampu untuk


27

berfikir kritis dan memecahkan masalah yang dihadapi.

2. Karakteristik Model Problem Based Learning (PBL)

Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Barrow, Min Liu dalam

Aris (2014: 130) menjelaskan karakteristik dari Problem Based Learning

(PBL), yaitu:

a. Learning Is Student-Centered

Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa

sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori

kontruktivisme dimana siswa di dorong untuk dapat mengembangakan

pengeahuannya sendiri

b. Authentic Problems Form The Organizing Focus For Learning

Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik

sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta

dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.

c. New Information Is Acquaired Through Self- Directed Learning

Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum

mengetahui dan memahami pengetahuan prasyaratnya sehingga siswa

berusaha untuk mencarai sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau

informasi lainnya.

d. Learning Accurs Small Grups


28

Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar menukar pemikiran dalam

usaha membangun pengetahuan secara kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam

kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas

dan penetapan tujuan yang jelas.

e. Teachers Act as Faciltator

Pada pelaksanaannya guru hanya berperan sebagai fasilitator.

Meskipun begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa

dan mendorong mereka agar mencapai target yang hendak dicapai.

3. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Penggunaan model ini memiliki tujuan agar siswa dapat

memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan

berfikirnya secara berkesinambungan. Serta siswa didorong untuk dapat

mengembangkan pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, dengan model

ini diharapkan siswa dapat menyelesaikan masalah dengan seluruh

pengetahuan dan ketrampilan mereka dari berbagai sumber yang dapat

diperoleh, memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan

kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan (Najma, 2017: 29- 30).

Sedangkan Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2012 : 101) mengemukakan

tujuan model Problem Based Learning (PBL) secara lebih rinci yaitu:

membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan mencerna

masalah. belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka

dalam pengalaman nyata. menjadi para siswa yang otonom atau mandiri
29

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, tujuan model Problem

Based Learning (PBL) adalah mengasah kemampuan berfikir siswa dalam

memecahkan masalah. Hal ini agar siswa membuktikan sendiri materi yang

sedang dipelajarinya sesuai atau tidak dengan teori yang ada dan terlatihnya

siswa dalam berfikir ilmiah.

4. Langkah-Langkah Problem Based Learning (PBL)

Sintaks atau langkah- langkah pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dalam Sani (2012: 157) yaitu pada tabel 2.1 sebagai berikut:

No Fase Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik

1 Memberikan Menyajikan Kelompok mengamati


orientasi permasalahan, dan memahami masalah
permasalahan membahas yang disampaikan guru
kepada peserta tujuan atau yang diperoleh dari
didik pembelajaran, bahan bacaan yang
memaparkan disarankan.
kebutuhan
logistik untuk
pembelajaran,
memotivasi
peserta didik
untuk terlibat
aktif
2 Mengorganisasik Membantu Peserta didik
an peserta didik peserta didik berdiskusi dan
untuk dalam membagi tugas untuk
Mendefinisikan mencari data/bahan-
penyelidikan dan
menorganisasik an bahan/alat yang
tugas belajar/ diperlukan untuk
penyelidikan menyelesaikan masalah.
untuk
menyelesaikan
30

permasalahan
3. Pelaksanaan Mendorong Peserta didik melakukan
investigasi peserta didik penyelidikan
individu maupun untuk
kelompok memperoleh (mencari
informasi yang data/referensi/sumb er)
tepat, untuk bahan diskusi
melaksanakan kelompok.
penyelididkan,
dan mencari
penjelasan
solusi

4. Mengembangkan Membantu peserta Kelompok melakukan


dan menyajikan didik diskusi untuk
hasil merencanakan menghasil-kan solusi
produk yang tepat pemecahan masalah
dan relevan,
seperti laporan, dan hasilnya
rekaman vidio, dipresentasikan/disajikan
dan sebagainya dalam bentuk karya.
untuk keperluan
penyampaian
hasil
5 Menganalisis dan Membantu peserta Setiap Kelompok
mengevaluasi didik melakukan melakukan presentasi,
proses refleksi terhadap kelompok yang lain
penyelidikan penyelidikan dan memberikan apresiasi.
proses yang mereka Kegiatan dilanjutkan
lakukan dengan
merangkum/membuat
kesimpulan sesuai
dengan masukan yang
diperoleh dari kelompok
lain
Tabel 2.1 Langkah- Langkah Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

5. Kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning (PBL)

Menurut Aris Shoimin (2014: 132) ada 8 kelebihan model


31

pembelajaran PBL yaitu, Siswa didorong untuk memiliki kemampuan

memecahkan masalah dalam situasi nyata. Siswa memiliki kemampuan

membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar. Pembelajaran

berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak

perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan

mengahafal atau menyimpan informasi. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa

melalui kerja kelompok. Siswa terbiasa menggunakan sumber- sumber

pengetahuan baik dari perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi.

Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri. Siswa

memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan

diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka. Kesulitan belajar siswa secara

individu dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.

Menurut Aris Shoimin (2014: 132) ada 2 kekurangan model

pembelajaran PBL yaitu, PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi

pelajaran ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM

lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang

kaitannya dengan pemecahan masalah. Di dalam suatu kelas yang

memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam

pembagian tugas.

C. Problem Based Learning dalam Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA tidak dapat hanya dipelajari melalui teori saja

melainkan harus diimbangi dengan suatu percobaan dan praktek-praktek yang

bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses dan pengetahuan siswa.


32

Tetapi masih sering terjadi dalam pembelajaran guru hanya memberikan

penjelasan yang ada pada buku saja tanpa meberikan praktek-praktek ataupun

keterampilan proses siswa dalam memecahkan suatu permasalahan yang

dapat meningkatkan kemampuan siswa.

Menurut Fajar Puji (2016: 26) guna memecahkan suatu permasalahan

untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan suatu model pembelajaran

yang tepat agar mata pelajaran IPA terutama pada materi gaya dapat

mencapai hasil yang maksimal. Dari model-model pembelajaran yang ada,

model problem based learning yang paling tepat karena model problem based

learning dapat meningkatkan kreativitas dan memancing pengetahuan siswa

untuk memecahkan permasalah dengan melalui suatu keterampilan proses.

Dengan model problem based learning, guru dapat mendesain pembelajaran

IPA materi gaya sesuai dengan sintak PBL.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model

problem based learninng dalam kegiatan pembelajaran bukan merupakan

transfer pengetahuan, tetapi siswa mengalami dan mongkonstruksikan sendiri

pengetahuan melalui masalah yang dihadapi. Hal ini menjadikan siswa belajar

lebih bermakna, sehingga siswa mampu untuk berfikir kritis dan memecahkan

masalah yang dihadapi.

D. Penelitian Relevan

Hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut :


33

Penelitian yang dilakukan oleh Sastriani, 2017 dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil

Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Gugus Wijaya Kusuma Ngaliyan Semarang

Tahun 2017, menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA, dibandingkan

dengan penggunaan model pembelajaran sebelumnya yaitu model

konvensional. Hal iniditunjukkan dengan perolehan hasil belajar siswa pada

Siklus I dengan rata- rata nilai 65,95 dan persentase ketuntasan 66,67%.

Siklus II dengan rata-rata 72,73 dan persentase ketuntasan 78,57%. Siklus III

dengan nilai rata-rata 75,35 dan persentase ketuntasan 88,09%.

Penelitian yang dilakukan oleh Fajar Puji Hardono, Siti Istiyati, Idam

Ragil Widianto Admojo, 2016 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses

IPA pada Siswa Sekolah Dasar”, menunjukkan bahwa Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) yang dilakukakan sebanyak tiga siklus pada pembelajaran IPA

dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

dapat meningkatkan ketrampilan proses IPA pada siswa kelas IV SD Negeri

Karanganyar Tahun Ajaran 2016/ 2017. Hal ini ditunjukkan dengan

meningkatnya nilai ketrampilan proses IPA, pada ketrampilan mengamati dari

33 siswa sudah mencapai indikator kinerja penelitian cukup terampil (75-84)

sejumlah 32 siswa atau 99,96% dan pada keterampilan mengomunikasikan

juga mencapai 96,96% atau 32 siswa dari 33 siswa sudah cukup terampil (75-

84).
34

Penelitian yang dilakukan oleh Maaruf Fauzan, Penelitian yang

dilakukan oleh Maaruf Fauzan, Abdul Gani, & Muhammad Syukri, 2017

dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning pada Pembelajaran

Materi Sistem Tata Surya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”,

menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar kognitif, sikap sosial serta

ketrampilan peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) lebih baik dari pada pembelajaran secara konvensional

khususnya pada materi sistem tata surya. Analisis data menunjukkan bahwa

terjadi kenaikan komponen- komponen yang dinilai antara kelas kontrol dan

kelas eksperimen. Rata- rata nilai ketrampilan kelas kontrol sebesar 68,

sedangkan pada kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
35

E. Kerangka Pikir

Model Pembelajaran
Problem Based Learning
(PBL)

Menyadari Masalah
Merumuskan Masalah
Merumuskan Hipotesis
Mengumpulkan Data
Manguji Hipotesis
Merumuskan Kesimpulan

Indikator Keberhasilan Hasil Belajar


Tercapai/Tidak

Jika Indikator
Jika Indikator
Keberhasilan Sudah
Keberhasilan Belum
Tercapai, Maka Siklus
Tercapai Dilanjutkan Ke
Berhenti
Siklus Selanjutnya

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui


Model Problem Based Learning (PBL)

F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti mengambil

hipotesis bahwa “Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan


36

hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas IV SDN Lembaya Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Gowa tahun ajaran 2020/2021.

2. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Proses pemeblajaran: Tindakan dapat dikategorikan berhasil jika minimal

80% pelaksanaan telah sesuai dengan skenario pembelajaran.

2. Hasil belajar: Tindakan dikatakan berhasil jika 80% siswa telah

mencapai nialai ≥65 sesuai dengan nilai KKM di SDN Lembaya

Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.

3. Dari segi proses ditandai oeleh aktivitas guru dan siswa dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning, dari

segi hasil ditandai oleh adanya peningkatan hasil belajar IPA pada siswa

kelas IV SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.

Target keberhasilan ini dapat tercapai setelah pemberian tindakan dengan

menggunakan model Problem Based Learning yang optimal dalam

proses pembelajaran yang dilangsungkan selama beberapa siklus.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Daryanto

(2011:1) menyebutkan bahwa PTK pada dasarnya merupakan kegiatan nyata yang

dilakukan guru dalam rangka memperbaiki mutu pembelajaran di kelasnya.

penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersamaan. Prosedur dan langkah- langakah penelitian mengikuti

prinsip- prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan.

Secara terperinci tahapan- tahapan dalam rancangan penelitian tindakan

diawali dengan perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi

(observation), dan melakukan refleksi pada setiap siklus (reflecting) dan

seterusnya sampai perbaikan yang diharapkan tercapai. PTK dimulai dari tahap

perencanaan tindakan (planning) setelah ditemukannya masalah dalam

pembelajaran dengan mengidentifikasi terjadinya masalah di kelas, dilanjutkan

dengan pelaksanaan Tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi

(reflecting).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, yainu menggambarkan masalah sebenarnya yang ada di lapangan,

kemudian direfleksikan dan dianalisis hentanarkan teari yang menunjang dan

dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan di lapangan. Pendekatan kualitatif dalam


37
38

penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan mendapatkan gambaran secara

jelas tentang stuani kelas dan tingkah laku siswa selama peones pembelajaran

berlangsung. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara bersiklus.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Gowa.

3. Waktu dan Subjek Penelitian

a. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2021. Tahapan kegiatan

tersebut meliputi:

1) Tahap persiapan meliputi: kajian pustaka, pencarian masalah, penyusunan

proposal.

2) Tahap pelaksanaan meliputi: perencanaan tindakan, implementasi Tindakan,

observasi, evaluasi, refleksi

3) Tahap penyelesaian meliputi: penyusunan kerangka laporan, penulisan

laporan, revisi laporan, penggandaan dan penjilidan laporan. penyerahan

laporan.

b. Subjek Penelitian

Subjek yang akan di kenai tindakan adalah siswa kelas IV SDN Lembaya

Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Dengan jumlah siswa yaitu 20 orang,

laki-laki berjumlah 6 siswa, perempuan berjumlah 14 siswa. Dasar pertimbangan

pilihan subyek adalah perlunya tindakan penelitian terhadap pembelajaran IPA


39

dengan pokok bahasan Gaya.

B. Prosedur Penelitian

Chika Okta (2019:14) mengutip dari Arikunto, dkk (2006: 16)

mengemukakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan model Suharsimi

Arikunto terdiri dari empat tahapan, meliputi perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi.

Berikut skema dari proposal penelitian:

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Indikator Keberhasilan

Gambar 1.1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, dkk, 2010: 16 )

Rancangan penelitian tindakan yang akan dilaksanakan setiap siklusnya

terdiri dari :

a. Perancanaan (planning)

Adapun rencana yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu untuk


40

mengajarkan dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL)

pada siswa kelas IV SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa..

Pada tahap ini penyusun rencana yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk setiap

siklus dan dikonsultasikan dengan kolaborator.

2) Menetapkan materi yang akan diajarkan

3) Menyusun alat evaluasi kepada siswa yang akan memperoleh

tindakan, berupa, mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS),

mempersiapkan alat- alat untuk penyelidikan, membuat soal tes.

4) Membuat instrumen pengamatan aktivitas guru dan siswa.

5) Menentukan siklus yang akan dilakukan yaitu dua siklus.

b. Pelaksanaan tindakan (action)

Pengertian tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah tindakan guru

sebagai peneliti yang dilakukan secara sadar dan terkendali. Adapun langkah

awal yang dilakukan pada penelitian ini adalah menentukan materi, selanjutnya

menyusun RPP untuk siklus I. Kemudian peneliti melakukan tindakan berupa

kegiatan belajar mengajar yang disesuaikan dengan RPP siklus I. Setelah

selesai dilakukan tindakan pada siklus I, peneliti mengadakan ujian di akhir

pembelajaran dengan soal maksimal 20 nomor untuk mengetahui sejauh mana

hasil dari tindakan pada siklus I. Kemudian peneliti melakukan refleksi dan

mengkaji kembali hasil pembelajaran tersebut dengan berkonsultasi bersama

guru bidang studi IPA yang bertindak sebagai pengamat jika sudah diketahui

letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan I yang baru selesai

dilaksanakan,
41

dan ternyata siswa tidak mencapai ketuntasan belajar maka peneliti

melanjutkan siklus II dengan merevisi kembali hambatan yang ditemukan pada

siklus I.

Berdasarkan hal tersebut dirancang kembali RPP untuk siklus II, dan

seperti pada siklus I peneliti melakukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai

dengan RPP siklus II. Langkah terakhir sesudah dilakukan siklus II di atas

maka diadakan tes terakhir untuk mengetahui sejauh mana materi organ

peredaran darah yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran Problem

Based Learning (PBL).

c. Observasi (observation)

Peneliti mengamati aktivitas guru dan tingkah laku siswa ketika proses

belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang

telah dibuat.

d. Refleksi (reflecting)

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan untuk dilakukan

analisis dan membuat penafsiran. Dari hasil penafsiran data peneliti membuat

kesimpulan kegiatan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam tahap ini

digunakan sebagai acuan untuk perencaan siklus selanjutnya.

C. Pengumpulan Data

1. Tes

Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda. Soal pilihan ganda

adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat

(Sudjana, 2014: 48). Tes pilihan ganda ini digunakan untuk mengukur

ketuntasan dan peningkatan hasil belajar siswa serta keaktifan siswa di dalam
42

kelas yang akan berdampak pada hasil KMM siswa.

2. Observasi

Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana

penenliti atau pengamat melihat situasi penelitian secara langsung. Teknik ini

digunakan oleh penenliti untuk mengetahui hasil belajar siswa pada saat

pembelajaran IPA dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL). Selain itu peneliti mengamati proses belajar siswa berupa

keaktifan maupun hasil jawaban ketika diberikan pertanyaan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data dari kegiatan penelitian

berupa foto maupun video hasil kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh

peneliti dari dokumentasi ini dapat melengkapi bahkan memperkuat data dari

hasil observasi dan tes yang dilakukan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam

kegiatan penelitian. Bentuk instrument yang digunakan untuk mendapatkan

data adalah sebagai berikut :

1. Lembar pengamatan, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan

guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPA materi gaya melalui

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

a. Lembar observasi guru: Dalam lembar observasi guru berisi tentang

instrument pengamatan yang mencakup beberapa aspek yang ditujukan

kepada guru mengenai kemampuannya dalam proses belajar mengajar


43

seperti kemampuan guru membuka pelajaran, sikap guru dalam proses

pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran, penerapan model

pembelajaran, penggunaan media/ sumber pembelajaran, evalusai

pembelajaran, kemampuan menutup pelajaran serta tindak lanjut

pembelajaran.

b. Lembar observasi siswa: Lembar pengamatan siswa digunakan untuk

mengamati secara langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran

IPA melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

c. Soal digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA terkait materi gaya.

Jenis tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelah

diadakan tindakan siklus I, siklus II.

2. Pedoman dokumentasi digunakan untuk medapatkan gambaran kegiatan

dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL). Dokumentasi juga digunakan sebagai bukti

hasil penelitian yang berupa gambar foto kegiatan penelitian.

E. Analisis Data

Analisis data merupakan proses menganalisis data yang telah terkumpul

guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan penelitian untuk

perbaikan belajar siswa. Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas

(PTK), secara umum dianalisis melalui diskriptif kualitatif. Analisis data

dilakukan pada tiap data yang dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data

kualitatif.

a. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara
44

diskriptif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Di dalam

penelitian ini nilai yang dihitung yaitu persentase ketuntasana klasikal

merupakan apabila hasil belajar siswa ≥ 85% dari jumlah total siswa dalam

satu kelas mendapatkan nilai ≥ 75. Rumus untuk menghitung persentase

ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛i𝑙𝑎i 𝑘e𝑠e𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = Jumlah siswa keseluruhan

𝑃𝑟e𝑠e𝑛𝑡𝑎𝑠e 𝑘e𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑏e𝑙𝑎j𝑎𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠w𝑎 𝑦𝑎𝑛g 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


X
Jumlah siswa keseluruhan
100

𝑃𝑟e𝑠e𝑛𝑡𝑎𝑠e 𝑘e𝑡i𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑏e𝑙𝑎j𝑎𝑟 =


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠w𝑎 𝑦𝑎𝑛g 𝑡i𝑑𝑎k 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
X 100
Jumlah siswa keseluruhan

b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi dalam bentuk narasi yang

memberikan gambaran tentang keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam

pembelajaran.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti melakukan

kegiatan pra- siklus. Tahap pra siklus ini dapat memberikan acuan peneliti dalam

melaksanakan penelitian. Tahap pra siklus dilakukan peneliti secara langsung

dengan melakukan observasi pada proses kegiatan pembelajaran oleh guru kelas

IV SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Dari hasil

observasi tersebut, diperoleh bahwa belum adanya model pembelajaran baru

yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga proses belajar

mengajar dikelas terkesan monoton. Hal tersebut berdampak pada rendahnya

hasil belajar siswa, karena pembelajaran di kelas cenderung guru yang berperan

aktif sedangkan siswa cenderung pasif.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, terdapat beberapa siswa

yang belum paham mengenai materi gaya. Padahal materi gaya sangat familiar

dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti menduga rendahnya hasil belajar siswa

materi gaya disebabkan oleh kurang tepatnya model pembelajaran yang

diaplikasikan oleh guru yang mengakibatkan siswa kurang tertarik dalam

mengikuti pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar siswa (nilai

ulangan harian siswa). Berikut ini adalah data pra-siklus dari hasil ulangan

harian siswa materi gaya pada kelas IV SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Gowa.

45
46

Nilai rata- rata ulangan harian yang dicapai siswa pada tahap pra siklus

mencapai 69 (Tabel nilai rata-rata ulangan harian secara lengkap dapat dilihat

pada lampiran 4.1). Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 8

siswa (40%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 12

siswa (60%). Hasil belajar pada tahap pra siklus secara klasikal belum berhasil

karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 (nilai KKM) hanya mencapai 40%

dari jumlah seluruh siswa, jadi harus dilaksanakan perbaikan pada siklus

selanjutnya pada selang waktu yang telah ditentukan.

1. Data Penelitian Tindakan Siklus I

a. Perencanaan Siklus I

Penelitian Siklus I dilakukan pada Senin 17 Mei 2021 dan Selasa 18 Mei

2021. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Pada bagian

perencanaan dan pelaksanaan tindakan, peneliti terlebih dahulu menyusun RPP

untuk siklus I dan dikonsultasikan dengan guru kelas. Menetapkan materi pokok

yang diajarkan pada Siklus I yaitu materi gaya dan macam-macamnya. Kemudian

peneliti menyusun alat evaluasi berupa lembar kerja siswa, alat-alat penyelidikan,

dan soal tes yang berhubungan dengan materi gaya dan macam-macamnya. Soal

yang disiapkan sebanyak 15 nomor untuk mengetahui sejauh mana hasil dari

tindakan pada siklus I. Setelah itu membuat instrumen pengamatan untuk

mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Tahap

akhir adalah menentukan hasil siklus I yaitu hasil pengamatan yang peneliti

lakukan pada Siklus I menunjukkan bahwa siswa sangat bersemangat dalam

mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL),
47

meskipun belum semua siswa berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada siklus I akan melanjutkan

pada siklus II dengan merevisi kembali hambatan yang ditemukan pada siklus I

dengan berkonsultasi bersama guru bidang studi IPA.

b. Pelaksanaan Siklus I

Hasil Belajar Siswa


14
12
12
10
8
8
6
Juml

4
2
0
Siklus I
Siklus

Tidak TuntasTuntas2

Diagram 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I

Pada diagram 4.1 menunjukkan bahwa nilai tes evalusi pada Siklus I

mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pra siklus. Nilai rata- rata

siswa pada Siklus I mencapai 74. Siswa yang sudah mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 12 siswa (60%). Sedangkan siswa

yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanayak 8

siswa (40%). Hasil belajar siswa pada Siklus I secara klasikal belum berhasil

karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 (nilai KKM) hanya mencapai 60%

dari jumlah siswa seluruh siswa, jadi harus dilaksanakan perbaikan pada

siklus selanjutnya
48

pada selang waktu yang telah ditentukan.

c. Observasi

1) Data Hasil Observasi Guru

Hasil Pengamatan Guru Siklus I


60
48
50

40
Juml

30

20 14
8
10
0
0
Siklus I
Siklus

Nilai ANilai BNilai CNilai D

Diagram 4.2 Hasil Pengamatan Guru Siklus I

Hasil pengamatan guru siklus I pada diagram 4.2 menunjukkan bahwa

kegiatan pembelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) pada Siklus I mendapatkan total skor 70 dengan kategori

baik yaitu pada nilai A memperoleh jumlah nilai sebanyak 8, nilai B memperoleh

jumlah nilai sebanyak 48, nilai C memperoleh jumlah nilai sebanyak 14, dan nilai

D tidak memperoleh jumlah nilai (tabel hasil pengamatan guru siklus I secara

lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.3).

Beberapa masalah yang dihadapi pada siklus I yaitu: (1) Guru kurang

menjelaskan tujuan dan materi yang akan dipelajari (2) Guru kurang

mengondisikan siswa saat pembagian LKS. (3) Guru kurang mendorong siswa
49

untuk mengumpulkan informasi secara berkelompok (4) Guru kurang

membimbing pengamatan yang dilakukan siswa dalam kelompok untuk

menemukan pemecahan masalah (5) Guru kurang membimbing siswa untuk

menyimpulkan butir- butir penting pembelajaran hari ini (6) Guru kurang

memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang disampaikan oleh siswa (7)

Guru kurang melakukan refleksi dari pembelajaran yang telah berlangsung.

2) Data Hasil Observasi Siswa

Hasil Pengamatan Siswa Siklus I


15
16
13
14
12
12
10
8 8
Juml

6 6
4
2 4
3 3
0 2

Pengetahuan Keaktifan Kerjasama


Persentase

BaikCukupKurang

Diagram 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan pada diagram 4.3 menunjukkan bahwa

kegiatan pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) pada Siklus I cukup baik. Pada aspek pengetahuan siswa yang memperoleh

nilai dengan kategori baik sebanyak 3 orang, siswa yang memperoleh nilai dengan

kategori cukup sebanyak 13 orang, dan siswa yang memperoleh nilai dengan

kategori kurang sebanyak 6 orang. Pada aspek keaktifan siswa yang memperoleh

nilai dengan kategori baik sebanyak 2 orang, siswa yang memperoleh nilai dengan
50

kategori cukup sebanyak 12 oarang, dan siswa yang memperoleh nilai dengan

kategori kurang sebanyak 8 orang. Pada aspek kerjasama siswa yang memperoleh

nilai dengan kategori baik sebanyak 3 orang, siswa yang memperoleh nilai dengan

kategori cukup sebanyak 15 orang, dan siswa yang memperoleh nilai dengan

kategori kurang sebanyak 4 orang. Siswa mampu mampu menjawab pertanyaan

sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki, meskipun masih ada beberapa

siswa yang belum menjawab sesuai pengetahuan. Dari aspek keaktifan dalam

Siklus I ini masih kurang di bandindingkan dengan kedua aspek lainnya. Masih

banyak siswa yang belum bekerja secara aktif dalam diskusi kelompok, hanya

beberapa siswa yang terlihat menonjol. Dari aspek kerjasama dalam Siklus I ini,

para siswa terlihat dapat bekerjasama dengan kelompokknya dengan baik,

meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang bekerjasama dengan kelompok.

Maka solusi yang dilakukan peneliti terhadap masalah guru dan siswa setelah

melakukan pengamatan dan evaluasi pada siklus I yaitu peneliti melanjutkan pada

siklus II dengan merancang kembali RPP dan melakukan kegiatan belajar

mengajar. Setelah itu akan dilakukan kembali tes akhir guna mengetahui hasil

pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

2. Data Hasil Pelaksanaan Siklus II

a. Perencanaan Siklus II

Penelitian Siklus II dilaksanakan pada Senin 24 Mei 2021 dan Selasa 24

Mei 2021. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2x35 menit). Pada tahap

awal, peneliti melakukan perencanaan dan pelaksanaan tindakan yaitu kembali

merancang RPP untuk siklus II dan melakukan kegiatan belajar mengajar


51

menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan dikonsultasikan dengan

guru kelas. Menggunakan materi pokok gaya magnet, kemudian peneliti

menyusun alat evaluasi berupa lembar kerja siswa, alat-alat penyelidikan, dan soal

tes yang berhubungan dengan materi gaya dan macam-macamnya. Soal yang

disiapkan sebanyak 15 nomor dan hasil tes akhir dapat diketahui bahwa

kelemahan- kelemahan yang terjadi pada Siklus I berhasil diperbaiki pada Siklus

II.

b. Pelaksanaan Siklus II

Hasil Belajar Siswa Siklus II


18
16
16
14
12
10
8
6
Juml

Belum Tuntas
Tuntas
4
4
2
0

Siklus II
Persentase

Diagram 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II

Pada diagram 4.4 menunjukkan nilai rata- rata yang dicapai siswa pada

Siklus II mencapai 81. Siklus II siswa yang tuntas belajar terdapat 16 siswa

(80%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar terdapat 4 siswa (20%). Siklus

II menunjukkan bahwa hasil pembelajaran sudah mencapai indikator ketuntasan

belajar dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥ 75 (nilai KKM). Pembelajaran pada
52

Siklus II dianggap berhasil sehingga penelitian dihentikan sampai Siklus II.

c. Observasi

1) Data Hasil Observasi Guru

Hasil Pengamatan Guru Siklus II


76
80
70
60
50
40
Juml

30
20 18
10
0 0 0

Category 1
Persentase

Nilai ANilai BNilai CNilai D

Diagram 4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus II

Berdasarkan diagram 4.5 hasil pengamatan guru siklus II

mengungkapkan bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui penerapan

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siklus II

mendapatkan total skor 94 dengan kategori sangat baik. Guru

memperoleh nilai A sebanyak 76, nilai B sebanyak 18, dan tidak

mendapatkan nilai C dan D. (tabel hasil pengamatan guru secara

lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.6). Hal ini terlihat jelas dari tabel

hasil pengolahan data aktivitas guru dalam mengelola kelas sudah baik

sekali. Ini disebabkan guru telah memperbaiki atau meningkatkan

aspek - aspek yang terdapat pada proses pembelajaran Siklus I,

terutama ketika memberi penguatan pada akhir pembelajaran ketika


53

siswa menjawab pertanyaan dari guru sehingga proses pembelajaran di

Siklus II telah tercapai. Peneliti juga melakukan refleksi guna mengkaji

proses pembelajaran dan hasil pengamatan pada guru yaitu:

a) Guru lebih banyak melakukan persiapan dalam pembelajaran terutama

menyiapkan sumber-sumber belajar, misalnya sumber dari koran,

televisi, berita, foto, gambar, dan internet sehingga guru lebih

menguasai materi bahan ajar.

b) Guru mengevaluasi proses pembelajaran untuk memperbaiki dan

meningkatkan pembelajaran.

c) Guru memberi kesempatan kelompok lainnya untuk menanggapi hasil

kerja dari kelompok penyaji.

d) Guru memotivasi siswa untuk belajar.

e) Pada akhir pertemuan guru membimbing siswa untuk menyimpulkan

materi yang telah diajarkan dan menginformasiakan pembelajaran pada

pertemuan selanjutnya.

2) Hasil Observasi Siswa

Hasil Pengamatan Siswa Siklus II


36
40
30
20 18
Juml

13 14
10 7
0 2 4
0 0

PengetahuanKeaktifanKerjasama
Persentase

BaikCukupKurang

Diagram 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II


54

Hasil kegiatan pembelajaran IPA melalui penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada diagram 4.6

mengungkapkan bahwa siklus II mengalami peningkatan dari aspek

pengetahuan, keaktifan dan kerjasama siswa dibandingkan dengan

Siklus I (tabel hasil pengamatan siswa secara lengkap dapat dilihat

pada lampiran 4.7). Siswa sudah mulai menjawab pertanyaan sesuai

dengan kemampuan. Mereka juga turut aktif dalam pembelajaran

dikelas. Yang semula masih terlihat acuh, pada Siklus II ini sudah

terlihat mulai memperhatikan serta aktif menjawab maupun bertanya.

Kerjasama kelompok berjalan dengan baik, para siswa saling

melengkapi kekurangan yang ada dikelompok masing-masing.

Sehingga dalam Siklus II ini pembelajaran dapat berjalan dengan baik

dan sesuai harapan. Peneliti juga melakukan refleksi guna mengkaji

proses pembelajaran dan hasil pengamatan pada tindakan siklus II

difokuskan pada masalah-masalah yang muncul selama pelaksanaan

tindakan siklus I. Kegaiatan diperoleh dari beberapa hal yang dapat

dicatat sebagai masukan untuk kemajuan pada hasil belajar siswa

yaitu:

a) Peningkatan hasil belajar dengan dorongan rasa ingin tahu yang besar

berusaha untuk mencari sumber informasi dalam pemecahan masalah.

b) Siswa sopan dalam bertingkah laku selama pembelajaran beralangsung

c) Siswa berani mengeluarkan pendapatnya secara bebeas tanpa ada

tekanan

d) Siswa menyelesaikan pembelajaran dengan tepat waktu


55

e) Siswa percaya diri untuk mengemukakan pendapat di depan kelas.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis pengumpulan data maka diperoleh kesimpulan

data hasil belajar. Rekapitulasi hasil belajar siswa per siklus melalui model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (tabel rekapitulasi hasil belajar

siswa per siklus lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.7).

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa


18 16
16
14 12 12
12
10
Juml

8 8
8 Tidak Tuntas
6 4 Tuntas
4
2
0

Pra SiklusSiklus ISiklus II


Persentase

Diagram 4.7 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Diagram 4.7 menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa sebelum

dan setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil belajar siswa yang

mengalami peningkatan pada setiap siklus merupakan bukti keberhasilan

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada proses

pembelajaran. Menurut Rina Wahyu (2015:31) Model Problem Based Learning

(PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan pada

kurikulum 2013 sebagai salah satu model pembelajaran yang inovatif yang

menyediakan perangkat pembelajaran segala alat dan bahan yang digunakan guru

untuk melakukan proses


56

pembelajaran.

Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan

yaitu pada tahap Pra Siklus terdapat 8 siswa (40%) yang tuntas belajar, sedangkan

siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 12 siswa (60%) dengan nilai rata-

rata 69. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan belum memenuhi indikator

keberhasilan secara klasikal maka penelitian dilanjutkan pada Siklus I dengan

materi dan waktu yang berbeda. Data hasil belajar siswa pada Siklus I terdapat

terdapat 12 siswa (60%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas

belajar (dibawah KKM) 8 siswa (40%) dengan nilai rata-rata 74. Berdasarkan

hasil tersebut dapat dikatakan terjadi peningkatan dari tahap Pra Siklus meskipun

masih belum memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal, maka penelitian

dilanjutkan pada Siklus II dengan materi dan waktu yang berbeda.

Menurut Susanto (2015:31) Model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) akan membuat peserta didik terbiasa menghadapi masalah dan tertantang

untuk menyelesaikan masalah baik di dalam kelas maupun dikehidupan sehari-

hari (real world). Lebih lanjut Atmojo (2013: 140) menegaskan model Problem

Based Learning (PBL) menggunakan pembelajaran dengan explorasi lingkungan

yang digunakan berupa pengalaman keseharian peserta didik sehingga dapat

meletakkan dasar-dasar yanng nyata untuk berpikir. Selain itu, Sulistyarini &

Santoso (2015: 61) menyatakan bahwa lingkungan belajar dalam Problem

Based Learning (PBL) bersifat terbuka, menggunakan proses demokrasi, dan

menekankan pada peran aktif siswa.

Hasil belajar siswa pada Siklus II terdapat terdapat 16 siswa (80%) yang
57

tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 4 siswa

(20%) dengan nilai rata-rata 81. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan sudah

memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal yaitu siswa mencapai nilai

melebihi KKM yaitu mendapat nilai ≥ 75 pada mata pelajaran IPA materi gaya

dengan persentase ≥ 85% dari jumlah siswa total dalam satu kelas sebanyak 18

siswa (80%). Maka dari itu penelitian dihentikan siswa yang belum tuntas pada

Siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan- latihan atau remidi yang

dipantau oleh guru sehingga seluruh siswa diharapkan dapat tuntas belajar.

Pembahasan ketuntansan hasil belajar siswa Pra Siklus - Siklus II dapat dicermati

pada Diagram 4.8.

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus - Siklus II


16
18
16
14
12 12
12
10
Juml

8 8 8
6
4 4
2
0

Pra Siklus Siklus II Siklus III


Persentase

Tidak TuntasTuntas

Diagram 4.8 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus - Siklus II

Diagram 4.8 menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar

siswa dari siklus ke siklus. Dari data nilai ulangan harian siswa diperoleh nilai

rata- rata 69 dengan jumlah siswa 8 siswa (40%) tuntas belajar, pada Siklus I

diperoleh
58

nilai rata- rata 74 dengan jumlah siswa 12 siswa (60%) tuntas belajar, dan pada

Siklus II diperoleh nilai rata- rata 81 dengan jumlah 16 siswa (80%) tuntas

belajar. Berdasarkan ketetapan indikator keberhasilan, yaitu persentase

ketuntasan belajar siswa telah mencapai ≥ 80% maka pembelajaran IPA

materi gaya dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL), dikatakan telah berhasil. Sehingga Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) dihentikan pada Siklus II.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Riana Rahmasari (2016), dalam

penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal

prasiklus, perolehan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Nglempong Ngaglik

Sleman dalam mata pelajaran IPA, sebanyak 14 siswa atau 58,33% telah

memenuhi KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Sedangkan

sebanyak 10 orang atau 41,67% belum memenuhi KKM. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Nglempong

Ngaglik Sleman tergolong rendah. Setelah diberikan tindakan dengan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA, terdapat

peningkatan nilai rata- rata 78,58. Sebanyak 23 siswa atau 95,83% memenuhi

KKM dan hanya 1 siswa atau 4,17% yang tidak memenuhi KKM.
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan

sebanyak dua siklus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada

materi gaya, dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL)

dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas IV SDN

Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Peningkatan hasil belajar IPA

diketahui dengan hasil tes pada Siklus I dan Siklus II yang menunjukkan

peningkatan nilai rata- rata dan persentase ketuntasan secara klasikal. Di dalam

penelitian ini merujuk pada indikator keberhasilan, nilai yang dihitung yaitu

persentase ketuntasan klasikal apabila hasil belajar siswa ≥ 85% dari jumlah total

siswa dalam satu kelas mendapatkan nilai ≥ 75. Rata- rata nilai siswa materi gaya

pada kondisi awal (pra- siklus) 69 dengan ketuntasan klasikal sebesar 40% (8

siswa) dari 20 siswa yang mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM). Siklus I sebesar 74

dengan ketuntasan klasikal sebesar 60% (12 siswa) yang mencapai nilai ≥ 75

(nilai KKM). Siklus II sebesar 81 dengan ketuntasan klasikal 80% (18 siswa) yang

mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM). Dengan demikian, sesuai dengan indikator

keberhasilan maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui model Problem

Based Learning (PBL) materi gaya pada siswa kelas IV SDN Lembaya

Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa dinyatakan berhasil.

59
60

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya dilakukan siswa,

guru, dan sekolah dalam pembelajaran agar minat, aktivitas dan penguasaan

materi pelajaran meningkat adalah:

1. Bagi Siswa

a. Siswa yang hasil belajarnya sudah mencapai ketuntasan dan aktif dalam

pembelajaran untuk dapat mempertahankan atau meningkatkan hasil

belajarnya.

b. Bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan dan masih pasif dalam

pembelajaran diharapkan giat untuk belajar dan lebih aktif lagi dikelas.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) pada pembelajaran IPA materi yang lain yang sekiranya

tepat, karena hasil penelitian pada materi gaya dengan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Guru hendaknya memberikan motivasi terhadap siswa dalam pembelajaran

dengan model Problem Based Learning (PBL) agar siswa lebih aktif dan

bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model

tersebut.

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah sebaiknya menyediakan sarana dan prasarana yang memadai

sehingga dapat mewujudkan hasil belajar yang maksimal.


61

b. Sekolah dapat menggunakan media atau fasilitas dari lingkungan sekitar,

sehingga siswa dapat mengenal lingkungan secara baik.

c. Memberikan dorongan kepada para guru agar dapat menggunakan model

pembelajaran yang bervariasi pada kegiatan pembelajaran agar dapat

membantu meningkatkan hasil belajar siswa.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Sani, Ridwan. 2015. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi


Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Ariyanto. 2011. Pembelajaran Aritmatika Sekolah Dasar. Surakarta: Penerbit


Qinant.

Atmojo. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam


Peningkatan Hasil Belajar Pengelolaan Lingkungan. Jurnal Kependidikan
43(2), 134-143.

Baharuddin. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Baharudin & Nur Wahyuni, Esa. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah:


Beserta Contoh-co ntohnya. Yogyakarta: Gava Media.

Daryanto. 2012. Konsep Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta: Gava Media.

Herawati. 2018. Memahami Proses Belajar Anak. Jurnal Volume IV. Nomor 1.
Januari – Juni, Dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Najma. 2017. Penerapan Model Problem Based Learning (PB) dalam


meningkatkan hasil belajar siswa pada tema selalu berhemat energi kelas
IV MAN 3 Banda Aceh”. Jurnal Volume IV. Nomor 1. Januari – Juni,
Dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Nurdin, Mohamad. 2013. Belajar dengan Pendekatan Pailkem. Jakarta: Bumi


Aksara.

Rahayu, Rina. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berbasis


Problem Based Learning Di SMP. Jurnal Kependidikan. Vol 45, No.1.
Yogyakarta.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan


Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: ALFABETA.

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu


Perlu: untuk meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia
Indonesia.

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Problem Based Learning untuk


Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sani, Ridwan Abdulah. 2015. Pembelajaran Saintifik untuk Inflementasi kurikulum

62
63

2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Shoimin, Aris. 2014. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sulistryarini & Santoso. 2015. Pengaruh Kecerdasan Visual-Spasial Terhadap


Hasil Belajar Matematika dalam Problem Based Learning Pada Siswa
SMA Kelas X. Jurnal Ilmiah Edukasi Matematika (JIEM), I(1). 56-72.

Susanto & Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta Prenamedia
Group Sutirman. 2013. Media dan Model-model Pembelajaran Inovatif.
Yogyakarta: GrahaIlmu.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah


Dasar.Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Susanto. 2015. Meningkatkan Kemampuan Kreativitas Berfikir dengan Model


Pembelajaran Problem Based Learning Pada pembelajaran
Kewirausahawan Prosiding Seminar Nasional. UNNES: Surabaya.

Wisudawati. 2015. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT Bumi Aksara.


LAMPIRAN
PROFIL SDN LEMBAYA KECAMATAN TOMPOBULU KABUPATEN
GOWA

Lokasi Penelitian

Kantor SDN Lembaya


PROSES PEMBELAJARAN

Guru mengecek kegiatan belajar siswa dirumah

Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran


PROSES PEMBELAJARAN

Guru Membimbing Siswa Dalam Mengerjakan Tugas

Siswa Membacakan Hasil Pekerjaannya


DATA AWAL
Nilai Ulangan Tema 8 Kelas IV SD Negeri Lembaya
Tahun Ajaran 2020/2021

Jenis
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
Kelamin
1 AMIRA P 70 Tidak Tuntas
2 ANRIANG P 77 Tuntas
3 FAISAL P 70 Tidak Tuntas
4 FITRIANI L 75 Tuntas
5 MERI L 60 Tidak tuntas
6 MIFTAHUL JANNA P 50 Tidak Tuntas
7 MUH. IKRAM P 76 Tuntas
8 MUH. REHAN L 55 Tidak Tuntas
9 MUHAMMAD RAFLI L 60 Tidak Tuntas
10 NAURA INDILLAH L 80 Tuntas
11 NUR HALIZA L 70 Tidak Tuntas
12 NUR HIKMA L 77 Tuntas
13 NUR LAILAH L 70 Tidak Tuntas
14 NURAENI L 75 Tuntas
15 NURWULAN P 68 Tidak Tuntas
16 RAHMAT L 70 Tidak Tuntas
17 RESKI ADITYA PUTRA L 76 Tuntas
18 RESKI DWI AMALIA L 63 Tidak Tuntas
19 RISKA APRILIA P 60 Tidak Tuntas
20 SYAMSINAR P 80 Tuntas
Jumlah 1382
Nilai Rata-rata 69
Sangat Kurang
Presentasi Ketuntasan Belajar Siswa 40%
Presentasi Ketidaktuntasan Belajar Siswa 60%

Sumber: Data Nilai Ulangan Tema 8 Kelas IV SD Negeri Lembaya Kec.


Tompobulu Kab. Gowa
Keterangan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛i𝑙𝑎i 𝑘e𝑠e𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = Jumlah siswa keseluruhan
𝑃𝑟e𝑠e𝑛𝑡𝑎𝑠e 𝑘e𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑏e𝑙𝑎j𝑎𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠w𝑎 𝑦𝑎𝑛g 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
X 100
Jumlah siswa keseluruhan

𝑃𝑟e𝑠e𝑛𝑡𝑎𝑠e 𝑘e𝑡i𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑏e𝑙𝑎j𝑎𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠w𝑎 𝑦𝑎𝑛g 𝑡i𝑑𝑎k 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


X 100
Jumlah siswa keseluruhan

Lembaya, Mei 2021

Observer Peneliti

Nur Embong, S.Pd.I Nurwahidah


NIP : 19731107 200701 2 011 NIM.105401134619
Daftar Nilai Hasil Tes Siklus

Hasil Tes Siklus I

Perolehan Skor Ni Keteran


No. IS Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 lai gan
1 AM 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 11 73 Tidak
2 AN 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 12 80 Tuntas
3 FS 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 8 53 Tidak
4 FT 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 10 67 Tidak
5 MR 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 10 67 Tidak
6 MJ 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12 80 Tuntas
7 MI 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 87 Tuntas
8 MR 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 12 80 Tuntas
9 MD 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 9 60 Tidak
10 NI 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 7 47 Tidak
11 NH 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 12 80 Tuntas
12 NHK 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 87 Tuntas
13 NL 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 9 60 Tidak
14 NR 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 12 80 Tuntas
NR
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 93 Tuntas
W
16 RH 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 12 80 Tuntas
17 RAP 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 8 53 Tidak
18 RDA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13 87 Tuntas
19 RA 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 12 80 Tuntas
20 SM 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 12 80 Tuntas
14
Jumlah 73
Rata-rata 74
Sedang
Presentasi ketuntasan belajar siswa 60
Presentasi Ketidaktuntasan belajar siswa 40
Keterangan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛i𝑙𝑎i 𝑘e𝑠e𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = Jumlah siswa keseluruhan
𝑃𝑟e𝑠e𝑛𝑡𝑎𝑠e 𝑘e𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑏e𝑙𝑎j𝑎𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠w𝑎 𝑦𝑎𝑛g 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
X 100
Jumlah siswa keseluruhan

𝑃𝑟e𝑠e𝑛𝑡𝑎𝑠e 𝑘e𝑡i𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑏e𝑙𝑎j𝑎𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠w𝑎 𝑦𝑎𝑛g 𝑡i𝑑𝑎k 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


X 100
Jumlah siswa keseluruhan

Lembaya, Mei 2021

Observer Peneliti

Nur Embong, S.Pd.I Nurwahidah


NIP.19731107 200701 2 011 NIM.105401134619
Daftar Nilai Hasil Tes Siklus

Hasil Tes Siklus II

Perolehan Skor Ketera


No. IS Jml Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 ngan
1 AM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 13 87 Tuntas
2 AN 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 12 80 Tuntas
3 FS 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 10 67 Tidak
4 FT 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 10 67 Tidak
5 MR 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 12 80 Tuntas
6 MJ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 93 Tuntas
7 MI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Tuntas
8 MR 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 12 80 Tuntas
9 MD 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 73 Tuntas
10 NI 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 8 53 Tidak
11 NH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 93 Tuntas
12 NH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 Tuntas
13 NL 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11 73 Tuntas
14 NR 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 12 80 Tuntas
15 NR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 93 Tuntas
16 RH 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 12 80 Tuntas
17 RA 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 12 80 Tuntas
18 RD 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13 87 Tuntas
19 RA 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 12 80 Tuntas
20 SM 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 12 80 Tuntas
Jumlah 1627
Nilai Rata-rata 81 Sangat
Presentasi ketuntasan belajar siswa 80 Baik
Presentasi Ketidaktuntasan belajar siswa 20
Keterangan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛i𝑙𝑎i 𝑘e𝑠e𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = Jumlah siswa keseluruhan
𝑃𝑟e𝑠e𝑛𝑡𝑎𝑠e 𝑘e𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑏e𝑙𝑎j𝑎𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠w𝑎 𝑦𝑎𝑛g 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
X 100
Jumlah siswa keseluruhan

𝑃𝑟e𝑠e𝑛𝑡𝑎𝑠e 𝑘e𝑡i𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑏e𝑙𝑎j𝑎𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠w𝑎 𝑦𝑎𝑛g 𝑡i𝑑𝑎k 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


X 100
Jumlah siswa keseluruhan

Lembaya, Mei 2021

Observer Peneliti

Nur Embong, S.Pd.I Nurwahidah


NIP.19731107 200701 2 011 NIM.105401134619
Rekapitulasi Nilai Siklus I dan II

Nilai Siklus Siklus


No Inisial Siswa Keterangan
Awal I II
1 AM 70 73 87 Tidak
2 AN 77 80 80 Tuntas
3 FS 70 53 67 Tidak
4 FT 75 67 67 Tidak
5 MR 60 67 80 Tidak
6 MJ 50 80 93 Tuntas
7 MI 76 87 100 Tuntas
8 MR 55 80 80 Tuntas
9 MDR 60 60 73 Tidak
10 NI 80 47 53 Tidak
11 NH 70 80 93 Tuntas
12 NHK 77 87 100 Tuntas
13 NL 70 60 73 Tidak
14 NR 75 80 80 Tuntas
15 NRW 68 93 93 Tuntas
16 RH 70 80 80 Tuntas
17 RAP 76 53 80 Tidak
18 RDA 63 87 87 Tuntas
19 RA 60 80 80 Tuntas
20 SM 80 80 80 Tuntas
Jumlah 1382 1473 1627
Nilai Rata-rata 69 74 81
Presentasi ketuntansan Belajar Siswa 40% 60 80 Sangat Baik
Presentasi Ketidaktuntasan Belajar
60% 40 20
Siswa

Keterangan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛i𝑙𝑎i 𝑘e𝑠e𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = Jumlah siswa keseluruhan
𝑃𝑟e𝑠e𝑛𝑡𝑎𝑠e 𝑘e𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑏e𝑙𝑎j𝑎𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠w𝑎 𝑦𝑎𝑛g 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
X 100
Jumlah siswa keseluruhan

𝑃𝑟e𝑠e𝑛𝑡𝑎𝑠e 𝑘e𝑡i𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑏e𝑙𝑎j𝑎𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠w𝑎 𝑦𝑎𝑛g 𝑡i𝑑𝑎k 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


X 100
Jumlah siswa keseluruhan
Lembaya, 22 Mei 2021

Observer Peneliti

Nur Embong, S.Pd.I Nurwahidah


NIP.19731107 200701 2 011 NIM.105401134619
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus I Pembelajaran 1

Satuan Pendidikan : SDN LEMBAYA


Kelas / Semester : IV / 2
Tema 8 : Daerah Tempat Tinggalku
Subtema 1 : Lingkungan Tempat Tinggalku
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar Indikator


3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang ◾ Menyebutkan tokoh-tokoh pada
terdapat pada teks fiksi. teks cerita fiksi dengan tepat.
4.9 Menyampaikan hasilidentifikasi ◾ Bercerita dengan artikulasi
tokoh-tokoh yang terdapat pada teks jelas, ekspresif, intonasi tepat,
fiksi secara lisan, tulis, dan visual dan penuh percaya diri.
◾ Menjelaskan secara lisan
pengertian dan ciri- teks
cerita fiksi. ciri

IPA

Kompetensi Dasar Indikator


3.4 Menghubungkan gaya dengan ◾ Mengetahui pengertian gaya
gerak pada peristiwa di dan gerak dengan benar.
lingkungan sekitar. ◾ Menjelaskan perbedaan gaya
4.4 Menyajikan hasil percobaan dan gerak.
tentang hubungan antara gaya dan ◾ Mempraktikkan gaya dorongan
gerak dan tarikan.
◾ Menyajikan hasil percobaan
tentang gaya dan gerak secara
tertulis.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN:
◾ Dengan kegiatan membaca teks cerita fiksi, siswa dapat menyebutkan
tokoh-tokoh pada teks cerita fiksi dengan tepat.
◾ Dengan kegiatan berlatih menceritakan kembali teks cerita fiksi, siswa
dapat bercerita dengan artikulasi jelas, ekspresif, intonasi tepat, dan
penuh percaya diri.
◾ Dengan kegiatan mencari tahu pengertian dan ciri-ciri teks cerita fiksi,
siswa dapat menjelaskan secara lisan pengertian dan ciri-ciri teks cerita
fiksi.
◾ Dengan kegiatan mengamati gambar anak menarik dan mendorong
ayunan, siswa dapat mengetahui pengertian gaya dan gerak dengan
benar.
◾ Dengan berdiskusi tentang perbedaan gaya dan gerak, siswa dapat
menjelaskan perbedaan gaya dan gerak.
◾ Dengan mendorong dan menarik meja, siswa dapat mempraktikkan gaya
dorongan dan tarikan.
◾ Dengan kegiatan menulis hasil percobaan mendorong dan menarik meja,
siswa dapat menyajikan hasil percobaan tentang gaya dan gerak secara
tertulis.

D. MATERI PEMBELAJARAN
◾ Membaca teks cerita fiksi.
◾ Melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh gaya terhadap arah
gerak benda.

E. METODE PEMBELAJARAN
◾ Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan
ceramah
◾ Model : Problem Basic Learning (PBL)

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pendahuluan ◾ Kelas dibuka dengan salam, menanyakan 15 menit


kabar, dan mengecek kehadiran siswa.
◾ Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin
oleh salah seorang siswa.
◾ Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang tujuan, manfaat, dan aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan.
◾ Pembiasaan membaca. Siswa dan guru
mendiskusikan perkembangan kegiatan
literasi yang telah dilakukan
◾ Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ”Daerah
Tempat Tinggalku”.
◾ Guru menyampaikan tahapan kegiatan
yang meliputi kegiatan mengamati,
menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan.

Inti ◾ Pada awal pembelajaran, guru 180 menit


mengondisikan siswa secara klasikal
dengan mengajukan pertanyaan:
a. Apa kamu senang membaca cerita?
b. Apa cerita yang pernah kamu baca?
c. Apa cerita yang terkenal di lingkungan
tempat tinggalmu?
◾ Guru mengonfirmasi dan
mengapresiasi jawaban siswa.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
◾ Siswa mampu membaca dengan cepat.
◾ Siswa mampu memahami isi cerita yang
dibaca.
◾ Siswa mampu menyebutkan tokoh-tokoh
pada teks cerita fiksi.
◾ Siswa mampu menjawab pertanyaan-
pertanyaan mengenai tokoh
berdasarkan isi cerita yang telah
dipahaminya.
◾ Siswa diminta bercerita di depan teman-
temannya dengan suara nyaring, artikulasi
jelas, ekspresif, intonasi tepat, dan percaya
diri.
◾ Pada kegiatan AYO BERDISKUSI: Guru
menjelaskan bahwa cerita Asal Mula
Telaga Warna merupakan salah satu
contoh teks fiksi berupa cerita. Teks cerita
fiksi adalah teks berupa cerita yang
sengaja dikarang oleh pengarang. Cerita
tersebut dapat merupakan hasil imajinasi
pengarang ataupun yang pernah terjadi di
dunia nyata lalu diolah oleh pengarang
sehingga menghasilkan cerita rekaan.
◾ Selanjutnya, siswa diminta untuk mencari
informasi tentang cerita fiksi dan ciri-
cirinya.
◾ Siswa memiliki keterampilan untuk
mencari informasi tentang cerita fiksi dan
ciri-cirinya dari berbagai sumber.
◾ Siswa dapat menuliskan informasi yang
didapat mengenai cerita fiksi dan ciri-
cirinya dalam bentuk tulisan.
Fase 1 Orientasi siswa pada masalah
◾ Pada kegiatan AYO MENGAMATI:
Siswa membaca narasi pada buku siswa.
Kemudian, Guru menjelaskan bahwa
banyak sarana umum di lingkungan
tempat tinggal, misalnya taman bermain
untuk anak-anak.
◾ Siswa diminta mengamati gambar.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
◾ Guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa, ”Apa yang dilakukan Udin pada
gambar di sebelah kiri?” dan ”Apa
yang dilakukan Udin pada gambar di
sebelah kanan?”
◾ Siswa menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh Guru sesuai hasil
pengamatannya.
◾ Guru mengonfirmasi dan
mengapresiasi jawaban siswa,
meskipun jika terdapat jawaban
nyeleneh.
◾ Pada kegiatan AYO MENCOBA: Siswa
telah memahami pengertian gaya dan
gerak. Kemudian, siswa diminta untuk
melakukan percobaan untuk mengetahui
pengaruh gaya tarikan dan dorongan
terhadap arah gerak benda.
Fase 2 Mengorganisasi siswa dalam belajar
◾ Percobaan ini dilakukan secara
berkelompok. Setiap kelompok terdiri atas
tiga anak.
Fase 3 Membimbing penyelidikan siswa
secara mandiri maupun kelompok
◾ Siswa melakukan percobaan
menggunakan alat berupa meja.
◾ Siswa mengikuti langkah kegiatan pada
buku siswa saat melakukan percobaan.
◾ Siswa mampu bekerja sama dalam
sebuah kelompok untuk melakukan
percobaan.
◾ Siswa dapat mempraktikkan gaya
dorongan dan tarikan.
◾ Siswa mengetahui pengaruh gaya tarikan
dan dorongan terhadap arah gerak
benda.
Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
◾ Pada kegiatan AYO MENULIS: Siswa
telah melakukan percobaan tentang gaya
dan gerak.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
◾ Selanjutnya, siswa diminta untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat pada buku siswa berdasarkan
hasil percobaan yang telah dilakukan.
◾ Siswa mampu menuliskan jawaban
pertanyaan berdasarkan hasil percobaan.
◾ Siswa mengetahui pengaruh gaya tarikan
dan dorongan terhadap arah gerak benda
◾ Pada kegiatan AYO BERDISKUSI:
Setelah siswa melakukan percobaan
tentang gaya dan gerak, siswa berdiskusi
bersama anggota kelompoknya tentang
perbedaan gaya dan gerak.
◾ Siswa menuliskan hasil diskusinya.
◾ Selanjutnya, siswa diminta
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelompok lain.
◾ Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk bertanya kepada
kelompok yang tampil.
◾ Guru mengonfirmasi dan
mengapresiasi jawaban semua
kelompok.
◾ Siswa mampu mengeluarkan pendapat
saat berdiskusi.
◾ Siswa memahami tentang perbedaan gaya
dan gerak.
◾ Berdasarkan pertanyaan pada buku siswa:
Apa yang kamu pahami tentang cerita
fiksi? Apa ciri-ciri cerita fiksi? Apa yang
dimaksud dengan gaya? Apa yang
dimaksud dengan gerak? Apa yang
membedakan gaya dan gerak?
◾ Secara mandiri siswa diminta untuk
mengemukakan pendapatnya
berdasarkan pemahaman yang sudah
didapatkannya selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
◾ Guru mengidentifikasi dan menganalisis
jawaban masing-masing siswa untuk
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman siswa mengenai cerita fiksi,
gaya, dan gerak.
◾ Siswa mampu mengidentifikasi gaya dan
gerak yang dijumpai di lingkungan
sekitarnya.
◾ Siswa mengamati gaya tarikan dan
dorongan yang ditemui di lingkungan
tempat tinggalnya.
◾ Selanjutnya, siswa berdiskusi tentang
gerak yang ditimbulkan akibat gaya
tersebut bersama orang tua dan
saudaranya.
Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
◾ Siswa menuliskan hasil diskusinya.
◾ Siswa diminta menceritakan hasil kerja
sama bersama orang tuanya di rumah di
depan guru dan teman-teman saat di
sekolah.
◾ Siswa mengetahui gaya tarikan dan gaya
dorongan yang terdapat di lingkungan
tempat tinggalnya.
◾ Siswa mampu berdiskusi dengan anggota
keluarganya.
◾ Siswa mampu menuliskan hasil diskusi.
Penutup ◾ Bersama-sama siswa membuat kesimpulan 15 menit
/ rangkuman hasil belajar selama sehari
◾ Bertanya jawab tentang materi yang
telah dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
◾ Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya
tentang pembelajaran yang telah diikuti.
◾ Melakukan penilaian hasil belajar
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
◾ Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)

G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


◾ Buku Pedoman Guru Tema : Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
◾ Buku Siswa Tema : Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
3. Instrument : Terlampir
4. Kunci Jawaban : Terlampir

Lembaya, Mei 2021


Guru Kelas/observer Peneliti

Nur Embong, S.Pd.I Nurwahidah


NIP : 19731107 200701 2 NIM.105401134619
011 Mengetahui,
Kepala Sekolah

Andriani Thamrin, S.Pd


NIP.19680210 199106 2 001
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
Siklus 1 Pertemuan 1
Kelas / semester : IV / 2
Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran 1
Hari/tanggal :
Nama siswa :

Petunjuk
1. Tulis nama pada tempat yang telah disediakan!
2. Buatlah kelompok terdiri atas 4-5 orang. Kelompokmu akan melakukan
percobaan untuk membedakan gaya dan gerak.
Tulislah hasil percobaanmu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan beriku!
Kunci Jawaban
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN LEMBAYA


Kelas / Semester : IV / 2
Tema 8 : Daerah Tempat Tinggalku
Subtema 1 : Lingkungan Tempat Tinggalku
Pembelajaran : 2
Alokasi Waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


Bahasa Indonesia

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang ◾ siswa dapat mencermati tokoh-
terdapat pada teks fiksi. tokoh cerita.
4.9 Menyampaikan hasil ◾ siswa dapat menceritakan
identifikasi tokoh-tokoh yang tokoh- tokoh pada teks cerita
terdapat pada teks fiksi secara lisan, fiksi dan bercerita dengan
tulis, dan visual. benar.
◾ siswa dapat menjelaskan
pengertian jenis-jenis teks cerita
fiksi dan menyebutkan contoh-
contoh cerita fiksi.
◾ siswa dapat menjelaskan jenis
teks cerita fiksi yang dibaca.

IPA

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


3.4 Menghubungkan gaya dengan ◾ siswa dapat mengetahui
gerak pada peristiwa di perubahan gerak akibat gaya.
lingkungan sekitar. ◾ siswa dapat menyajikan hasil
4.4 Menyajikan hasil percobaan percobaan yang dilakukan
tentang hubungan antara gaya dan tentang pengaruh gaya dengan
gerak. gerak dengan benar

SBDP

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


3.2 Mengetahui tanda tempo dan ◾ siswa dapat menyanyikan lagu
tinggi rendah nada. dengan tempo dan tinggi rendah
4.2 Menyanyikan lagu dengan nada yang tepat.
memperhatikan tempo dan tinggi ◾ siswa dapat mengetahui tinggi
rendah nada. rendah nada pada lagu.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN:
◾ Dengan kegiatan menyanyikan lagu daerah, siswa dapat menyanyikan
lagu dengan tempo dan tinggi rendah nada yang tepat.
◾ Dengan kegiatan mengidentifikasi tinggi rendah nada pada teks lagu
daerah, siswa dapat mengetahui tinggi rendah nada pada lagu.
◾ Dengan kegiatan membaca teks cerita fiksi, siswa dapat mencermati
tokoh-tokoh cerita.
◾ Dengan kegiatan menceritakan kembali teks cerita fiksi, siswa dapat
menceritakan tokoh-tokoh pada teks cerita fiksi dan bercerita dengan
benar.
◾ Dengan kegiatan mencari tahu jenis-jenis teks cerita fiksi, siswa dapat
menjelaskan pengertian jenis-jenis teks cerita fiksi dan menyebutkan
contoh-contoh cerita fiksi.
◾ Dengan kegiatan mengidentifikasi jenis teks cerita fiksi, siswa dapat
menjelaskan jenis teks cerita fiksi yang dibaca.
◾ Dengan mendorong meja, siswa dapat mengetahui perubahan gerak
akibat gaya.
◾ Dengan menulis hasil percobaan, siswa dapat menyajikan hasil
percobaan yang dilakukan tentang pengaruh gaya dengan gerak dengan
benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
◾ Menyanyikan lagu dengan tempo.
◾ Membaca teks cerita fiksi
◾ Mengidentifikasi tokoh-tokoh pada teks cerita fiksi
◾ Mengidentifikasi berbagai jenis cerita fiksi
◾ Melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh gaya terhadap
kecepatan gerak benda

E. METODE PEMBELAJARAN
◾ Model pembelajaran : Problem Basic Learning (PBL)
◾ Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab,
penugasan dan ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahulu ◾ Guru memberikan salam dan mengajak 15 menit
an semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing.
◾ Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
◾ Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ”Daerah
Tempat Tinggalku”.
◾ Guru menyampaikan tahapan kegiatan
yang meliputi kegiatan mengamati,
menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Inti ◾ Pada kegiatan AYO BERNYANYI: Guru 180 menit


meminta siswa mengamati teks lagu
berjudul ”Yamko Rambe Yamko”.
Kemudian, guru menjelaskan bahwa lagu
tersebut dinyanyikan dengan nada dasar
C=do. Birama lagu adalah 4/4. Artinya,
dalam satu birama terdapat empat ketukan.
Lagu dinyanyikan dengan bersemangat.
◾ Siswa diminta bersama-sama
menyanyikan lagu ”Yamko Rambe
Yamko” dengan penuh semangat.
◾ Siswa mampu mencermati tokoh-tokoh
pada cerita.
◾ Pada kegiatan AYO BERLATIH: Siswa
telah membaca dan memahami isi
cerita ”Kasuari dan Dara Makota”.
◾ Siswa diminta menyebutkan tokoh-tokoh
pada cerita tersebut, lalu menceritakan
kembali sifat tokoh pada cerita dengan
bahasanya sendiri.
◾ Pada kegiatan AYO BERDISKUSI: Siswa
telah membaca dan memahami isi cerita
Kasuari dan Dara Makota. Kemudian,
guru mengajak siswa untuk mengingat
kembali cerita pada pembelajaran 1, yaitu
cerita Asal Mula Telaga Warna. Guru
menjelaskan bahwa kedua cerita tersebut
merupakan cerita fiksi. Ada berbagai jenis
cerita fiksi, di antaranya cerita rakyat,
cerpen, dan novel. Cerita rakyat sendiri
beragam antara lain cerita jenaka, mite,
fabel, legenda, dan sage.
◾ Guru memberi kebebasan kepada siswa
untuk mencari informasi dari berbagai
sumber, misalnya bertanya kepada orang
yang dianggap tahu, membaca buku-buku
di perpustakaan, atau mengakses informasi
dari internet.
◾ Siswa diminta menuliskan informasi yang
diperoleh.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
◾ Kemudian, siswa diminta membacakan
informasi yang diperoleh di depan teman-
temannya.
◾ Guru memberikan kesempatan kepada
siswa lain untuk menambahkan jawaban
jika ada informasi tambahan.
◾ Guru mengonfirmasi dan mengapresiasi
jawaban semua siswa.
◾ Siswa mengetahui jenis-jenis cerita fiksi
dan contohnya.
◾ Siswa mampu menjelaskan tentang
pengertian jenis-jenis teks cerita fiksi dan
menyebutkan contoh-contoh cerita fiksi.
◾ Jika kegiatan ini dilakukan secara
berpasangan ataupun kelompok, siswa
mampu bekerja sama dengan temannya.
◾ Pada kegiatan AYO BERLATIH: Siswa
telah mengetahui dan memahami jenis-
jenis cerita fiksi dan contohnya.
Kemudian, siswa diminta untuk
mengidentifikasi jenis cerita fiksi berjudul
Asal Mula Telaga Warna dan Kasuari dan
Dara Makota.
◾ Siswa menuliskan hasil identifikasi jenis
cerita fiksi dan penjelasannya.
◾ Siswa diminta untuk menyampaikan hasil
identifikasi di depan temantemannya.
◾ Guru memberikan kesempatan kepada
siswa lain untuk menyampaikan
pendapatnya jika ada jawaban berbeda.
Fase 1 Orientasi siswa pada masalah
◾ Pada kegiatan AYO MENCOBA: Siswa
diminta membaca narasi pada buku siswa.
Guru mengajak siswa mengingat kembali
materi tentang gaya dan gerak. Gaya
adalah suatu kekuatan yang
mengakibatkan benda yang dikenainya
dapat mengalami gerak, perubahan
kedudukan, atau perubahan bentuk. Gaya
juga dapat diartikan sebagai
tarikan atau dorongan yang dapat
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
memengaruhi keadaan suatu benda.
Sementara itu, gerak adalah perpindahan
kedudukan suatu benda terhadap benda
lainnya, baik perpindahan kedudukan yang
mendekati maupun menjauhi suatu benda
atau tempat asal akibat benda itu dikenai
gaya. Jadi, gaya memengaruhi gerak suatu
benda.
Fase 2 Mengorganisasi siswa dalam belajar
◾ Selanjutnya, siswa diminta untuk mencoba
melakukan kegiatan untuk mengetahui
pengaruh gaya terhadap gerak benda, yaitu
perubahan gerak akibat gaya.
◾ Kegiatan ini dilakukan oleh siswa secara
berpasangan.
Fase 3 Membimbing penyelidikan siswa
secara mandiri maupun kelompok
◾ Siswa melakukan percobaan
menggunakan alat berupa meja.
◾ Siswa mengikuti langkah kegiatan pada
buku siswa saat melakukan percobaan.
◾ Siswa mampu bekerja sama dengan teman
untuk melakukan kegiatan percobaan.
◾ Siswa mengetahui pengaruh gaya terhadap
kecepatan gerak benda.
Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
◾ Pada kegiatan AYO MENULIS: Siswa
telah melakukan percobaan untuk
mengetahui pengaruh gaya terhadap gerak
benda.
◾ Selanjutnya, siswa diminta untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat pada buku siswa berdasarkan
hasil percobaan yang telah dilakukan.
◾ Selanjutnya, siswa diminta
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelompok lain.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
◾ Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk bertanya kepada
kelompok yang tampil.
◾ Guru mengonfirmasi dan mengapresiasi
jawaban siswa.
◾ Siswa mampu menuliskan jawaban
pertanyaan berdasarkan hasil percobaan.
◾ Siswa mengetahui pengaruh gaya terhadap
gerak benda. Misalnya perubahan
kecepatan gerak benda akibat gaya.
Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
◾ Berdasarkan pertanyaan pada buku siswa:
Apa yang kamu pelajari hari ini? Apa
yang harus kamu perhatikan saat
menyanyi? Apakah pengaruh gaya
terhadap gerak benda?
◾ Secara mandiri siswa diminta untuk
mengemukakan pendapatnya berdasarkan
pemahaman yang sudah didapatkannya
selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.

Penutup ◾ Bersama-sama siswa membuat kesimpulan 15 menit


/ rangkuman hasil belajar selama sehari
◾ Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
◾ Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
◾ Melakukan penilaian hasil belajar
◾ Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
◾ Buku Pedoman Guru Tema : Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
◾ Buku Siswa Tema : Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).

H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
3.Instrument : Terlampir
4.Kunci Jawaban : Terlampir

Lembaya, Mei 2021


Guru Kelas/observer Peneliti

Nur Embong, S.Pd.I Nurwahidah


NIP : 19731107 200701 2 NIM.105401134619
011 Mengetahui,
Kepala Sekolah

Andriani Thamrin, S.Pd


NIP.19680210 199106 2 001
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
Siklus 1 Pertemuan 2
Kelas / semester : IV / 2
Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran 1
Hari/tanggal :
Nama siswa :

Petunjuk
1. Tulis nama pada tempat yang telah disediakan!
Kunci Jawaban
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus II Pertemuan 1

Satuan Pendidikan : SDN LEMBAYA


Kelas / Semester : IV / 2
Tema 8 : Daerah Tempat Tinggalku
Subtema 2 : Keunikan Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


Bahasa Indonesia

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang ◾ Mengidentifikasi keunikan
terdapat pada teks fiksi. daerah tempat tinggalnya.
4.9 Menyampaikan hasil ◾ Menuliskan tokoh-tokoh dalam
identifikasi tokoh-tokoh yang cerita fiksi.
terdapat pada teks fiksi secara lisan,
tulis, dan visual
IPA

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


3.4 Menghubungkan gaya dengan ◾ Mengamati gambar orang
gerak pada peristiwa di mendorong dan menarik
lingkungan sekitar. gerobak
4.4 Menyajikan hasil percobaan ◾ Menyebutkan beragam gaya
tentang hubungan antara gaya dan yang terdapat di lingkungan
gerak. sekitar.
◾ Menjelaskan pengaruh gaya
terhadap gerakan benda

D. TUJUAN PEMBELAJARAN:
◾ Dengan kegiatan mengamati gambar keunikan suatu daerah, siswa dapat
mengidentifikasi keunikan daerah tempat tinggalnya.
◾ Dengan kegiatan membaca teks cerita fiksi, siswa dapat menuliskan
tokoh-tokoh dalam cerita fiksi.
◾ Dengan kegiatan mengamati gambar orang mendorong dan menarik
gerobak, siswa dapat menyebutkan beragam gaya yang terdapat di
lingkungan sekitar.
◾ Dengan kegiatan mencoba melakukan percobaan gaya tarikan, siswa
dapat menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerakan benda..

E. MATERI PEMBELAJARAN
◾ Membaca teks cerita fiksi.
◾ Melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh gaya terhadap gerak
benda

F. METODE PEMBELAJARAN
◾ Model Pembelajaran: Problem Basic learning (PBL)
◾ Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab,
penugasan dan ceramah

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pendahuluan ◾ Guru memberikan salam dan mengajak 15


semua siswa berdo’a menurut agama dan menit
keyakinan masing-masing.
◾ Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
◾ Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ”Daerah
Tempat Tinggalku”.
◾ Guru menyampaikan tahapan kegiatan
yang meliputi kegiatan mengamati,
menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan.

Inti ◾ Pada awal pembelajaran, guru 150


menstimulus ide, gagasan, dan motivasi menit
siswa dengan pertanyaan yang ada di buku
siswa.
◾ Guru menstimulus daya analisis siswa
dengan mengajukan pertanyaan: Apa
keunikan daerah tempat tinggalmu?
◾ Guru meminta siswa untuk
mengungkapkan pendapatnya secara
percaya diri.
◾ Pada kegiatan AYO MENGAMATI:
Secara mandiri siswa diminta untuk
mengamati gambar keunikan Daerah
Istimewa Yogyakarta.
◾ Guru menstimulus daya analisis siswa
dengan mengajukan pertanyaan:Apa saja
keunikan Daerah IstimewaYogyakarta
yang tampak pada gambar?
◾ Siswa diminta menjelaskan mengenai
keunikan Daerah Istimewa Yogyakarta
pada tiap-tiap gambar.
◾ Guru mengajak siswa untuk mengingat
kembali mengenai teks fiksi. Teks fiksi
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
yang dimaksud dalam pembelajaran ini
adalah cerita fiksi.
Fase 1 Orientasi siswa pada masalah
◾ Pada kegiatan AYO MENGAMATI: Guru
membuat jembatan untuk mengantarkan
pembelajaran dari materi cerita fiksi ke
materi gaya, misalnya dengan
mengatakan, “Candi Prambanan adalah
warisan budaya yang patut dilestarikan.
Salah satu caranya dengan menjaga
kebersihan kawasan candi. Kebersihan
dijaga dengan mempekerjakan petugas
kebersihan. Petugas kebersihan
membersihkan kawasan candi dengan
peralatan salah satunya berupa gerobak
sampah.”
◾ Siswa diajak mengamati gambar yang
terdapat pada buku siswa.
◾ Guru mengajak siswa untuk
menyimpulkan pengertian gaya
berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan. Gaya dapat diartikan sebagai
tarikan atau dorongan yang dapat
memengaruhi keadaan suatu benda.
◾ Siswa dapat mengidentifikasi beragam
gaya.
◾ Siswa dapat memahami pengertian gaya.
◾ Siswa mengetahui contoh gaya dalam
kehidupan sehari-hari.
◾ Pada kegiatan AYO MENCOBA : Siswa
telah memahami bahwa gaya dapat
diartikan sebagai tarikan atau dorongan
yang dapat memengaruhi keadaan suatu
benda. Selanjutnya, siswa diajak untuk
melakukan percobaan untuk mengetahui
macam pengaruh gaya terhadap gerakan
benda.
◾ Langkah percobaan pertama dilakukan
secara berpasangan.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
◾ Siswa menyiapkan alat yang diperlukan
dengan bimbingan guru.
Fase 3 Membimbing penyelidikan siswa
secara mandiri maupun kelompok
◾ Siswa mengikuti langkah percobaan
pertama pada buku siswa.
◾ Setelah selesai melakukan langkah
percobaan pertama, siswa menjawab
pertanyaan pada buku siswa. Jawaban
pertanyaan sesuai dengan hasil percobaan
yang dilakukan siswa.
◾ Setelah selesai melakukan langkah
percobaan pertama, guru mengajak siswa
melakukan langkah percobaan kedua.
◾ Langkah percobaan kedua dilakukan
secara individu.
◾ Siswa menyiapkan alat yang diperlukan
dengan bimbingan guru.
◾ Siswa mengikuti langkah percobaan kedua
pada buku siswa.
Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
◾ Setelah selesai melakukan langkah
percobaan kedua, siswa menjawab
pertanyaan pada buku siswa. Jawaban
pertanyaan sesuai dengan hasil percobaan
yang dilakukan siswa.
◾ Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mempresentasikan
kesimpulan hasil percobaan pertama dan
kedua di depan kelas.
Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
◾ Siswa diminta membaca macam pengaruh
gaya terhadap gerakan benda seperti
tercantum pada buku siswa.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
◾ Siswa diajak bertanya jawab mengenai
contoh lain pengaruh gaya terhadap
gerakan benda dalam kehidupan
seharihari.
◾ Guru meminta siswa untuk
mengungkapkan pendapatnya secara
percaya diri.
◾ Siswa menuliskan lima contoh peristiwa
yang menunjukkan gerakan benda akibat
gaya pada buku siswa.
◾ Siswa memiliki semangat dalam
melakukan percobaan untuk mengetahui
pengaruh gaya terhadap gerak benda.
◾ Siswa memiliki keterampilan dan percaya
diri dalam menyampaikan kesimpulan
hasil percobaan di depan guru dan teman-
teman.
◾ Siswa dapat menganalisis dan
menjelaskan pengaruh gaya terhadap
gerak benda melalui percobaan.
◾ Siswa mengetahui macam pengaruh gaya
terhadap gerakan benda.
◾ Siswa dapat menyebutkan contoh
peristiwa dalam kehidupan seharihari yang
menunjukkan pengaruh gaya terhadap
Penutup ◾ Bersama-sama siswa membuat kesimpulan 15
/ rangkuman hasil belajar selama sehari menit
◾ Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
◾ Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
◾ Melakukan penilaian hasil belajar
◾ Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
◾ Buku Pedoman Guru Tema : Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
◾ Buku Siswa Tema : Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
◾ Buku cerita rakyat dari berbagai daerah, gambar keunikan suatu daerah,
bahan dan alat untuk melakukan percobaan gaya (bola, mobil mainan,
dan tali), serta alat tulis (misalnya, pensil dan pulpen).
H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
3. Instrument : Terlampir
4. Kunci Jawaban : Terlampir

Lembaya, Mei 2021


Guru Kelas/observer Peneliti

Nur Embong, S.Pd.I Nurwahidah


NIP : 19731107 200701 2 NIM.105401134619
011 Mengetahui,
Kepala Sekolah

Andriani Thamrin, S.Pd


NIP.19680210 199106 2 001
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
Siklus 1I Pertemuan 1
Kelas / semester : IV / 2
Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran 1
Hari/tanggal :
Nama siswa :

Petunjuk
1. Tulis nama pada tempat yang telah disediakan!
1. Apakah terdapat perubahan pada mobil mainan yang digerakkan dari lambat
ke cepat?
2. Perubahan apa yang terjadi pada mobil mainan yang digerakkan dari lambat
ke cepat? Jelaskan!
3. Kamu menarik mobil mainan dari lambat ke cepat dengan gaya. Apa
kesimpulan yang kamu peroleh dari kegiatan ini?
4. Apakah terdapat perubahan pada mobil mainan yang ditarik lurus kemudian
dibelokkan?
5. Perubahan apa yang terjadi pada mobil mainan yang ditarik lurus kemudian
dibelokkan? Jelaskan!
6. Kamu menarik mobil mainan dari lurus, lalu berbelok dengan gaya. Apa
kesimpulan yang kamu peroleh dari kegiatan ini?
Kunci Jawaban

Percobaan 1

Percobaan 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Siklus II Pertemuan 2

Satuan Pendidikan : SDN LEMBAYA

Kelas / Semester : IV / 2

Tema 8 : Daerah Tempat Tinggalku

Subtema 2 : Keunikan Daerah Tempat Tinggalku

Pembelajaran : 2

Alokasi Waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang


dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan


percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,


melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,


dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD)

Bahasa Indonesia

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang ◾ Menuliskan tokoh-tokoh dalam


terdapat pada teks fiksi. cerita fiksi.

4.9 Menyampaikan hasil identifikasi ◾ Menuliskan tokoh protagonis


tokoh-tokoh yang terdapat pada teks dan tokoh antagonis dalam
fiksi secara lisan, tulis, dan visual. cerita fiksi.

IPA

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

3.4 Menghubungkan gaya dengan ◾ Mencoba praktik bermain


gerak pada peristiwa di ketapel
lingkungan sekitar. Menjelaskan berbagai contoh
4.4 Menyajikan hasil percobaan pengaruh gaya terhadap gerakan
tentang hubungan antara gaya dan benda di lingkungan sekitar.
gerak.

SBDP

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

3.3 Mengetahui gerak tari kreasi ◾ Mengetahui berbagai ragam tari


daerah. daerah di Indonesia.

4.3 Meragakan gerak tari kreasi ◾ Mengetahui pengertian gerak


daerah tari dan menyebutkan berbagai
tari kreasi daerah berdasarkan
jenisnya.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN:

◾ Dengan kegiatan mencari tahu tentang tari daerah, siswa dapat


mengetahui berbagai ragam tari daerah di Indonesia.

◾ Dengan kegiatan mengamati gambar keberagaman tari daerah, siswa


dapat mengetahui pengertian gerak tari dan menyebutkan berbagai tari
kreasi daerah berdasarkan jenisnya.

◾ Dengan kegiatan membaca teks cerita fiksi, siswa dapat menuliskan


tokoh-tokoh dalam cerita fiksi.

◾ Dengan kegiatan menulis teks cerita fiksi, siswa dapat menuliskan tokoh
protagonis dan tokoh antagonis dalam cerita fiksi.

◾ Dengan kegiatan mencoba praktik bermain ketapel, siswa dapat


menjelaskan berbagai contoh pengaruh gaya terhadap gerakan benda di
lingkungan sekitar.

D. MATERI PEMBELAJARAN

◾ Mencari tahu berbagai karya tari dari berbagai daerah di Indonesia.

◾ Membaca teks cerita fiksi

◾ Mengidentifikasi tokoh-tokoh pada teks cerita fiksi (Tokoh antogonis dan


Tokoh Protagonis)

◾ Mengidentifikasikan pengaruh gaya terhadap gerak benda

E. METODE PEMBELAJARAN

◾ Model Pembelajaran : Problem Basic Learning (PBL)

◾ Metode :Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab,


penugasan dan ceramah
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pendahuluan ◾ Guru memberikan salam dan mengajak 10


semua siswa berdo’a menurut agama dan menit
keyakinan masing-masing.

◾ Guru mengecek kesiapan diri dengan


mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

◾ Menginformasikan tema yang akan


dibelajarkan yaitu tentang ”Daerah Tempat
Tinggalku”.

◾ Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang


meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengomunikasikan dan
menyimpulkan.

Inti ◾ Pada awal pembelajaran, guru menstimulus 150


ide, gagasan, dan motivasi siswa dengan menit
pertanyaan yang ada di buku siswa.

◾ Guru meminta siswa untuk mengungkapkan


pendapatnya secara percaya diri.

◾ Guru menstimulus daya analisis siswa


dengan mengajukan pertanyaan: Apa saja
keunikan tarian yang berasal dari Bali?

◾ Guru meminta siswa untuk mengungkapkan


pendapatnya secara percaya diri.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

◾ Pada kegiatan AYO BERDISKUSI: Secara


mandiri siswa diminta untuk menuliskan
tari daerah yang di ketahui. Siswa juga
diminta menuliskan asal daerah tari
tersebut.

◾ Siswa diminta menuliskan dalam kolom


yang tersedia.

◾ Pada kegiatan AYO MENGAMATI: Secara


mandiri siswa diminta untuk mengamati
gambar keragaman tari dari berbagai
daerah.

◾ Guru menstimulus daya analisis siswa


dengan mengajukan pertanyaan: Apa saja
keunikan tari yang terdapat pada gambar?

◾ Siswa dapat mencari informasi dari


berbagai sumber, misalnya surat kabar,
majalah, atau internet mengenai keunikan
tari yang terdapat pada gambar.

◾ Siswa dapat mencari informasi dari


berbagai sumber, misalnya surat kabar,
majalah, atau internet.

◾ Guru memberi penjelasan kepada siswa


mengenai jenis-jenis karya tari. Ada dua
jenis karya tari yaitu tari tradisional dan tari
kreasi baru.

◾ Siswa diminta untuk mencari contoh tari


tradisonal dan tari kreasi baru yang terdapat
dari berbagai daerah di Indonesia
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

◾ Siswa membaca narasi pada buku siswa.

◾ Guru memberikan penjelasan awal


mengenai Selat Bali sebagai penghubung
antara Pulau Jawa dengan Pulau Bali.

◾ Guru meminta siswa untuk mengungkapkan


pendapatnya secara percaya diri.

◾ Siswa menjawab pertanyaan yang ada di


buku siswa mengenai tokoh-tokoh dalam
cerita fiksi.

◾ Siswa mampu menuliskan tokoh-tokoh


dalam teks cerita fiksi.

◾ Siswa memiliki pemahaman yang


mendalam mengenai tokoh-tokoh dalam
cerita fiksi .

◾ Siswa mampu mengidentifikasi tokoh


protagonis dan tokoh antagonis yang
terdapat dalam sebuah cerita fiksi

◾ Siswa mampu mengolah dan


menyajikan/menuangkan
data/informasiyang didapat secara tertulis.

◾ Pada kegiatan AYO MENULIS: Secara


mandiri siswa diminta untuk menuliskan
kembali sebuah cerita rakyat yang berasal
dari daerah siswa dan mengidentifikasi
tokoh protagonis dan tokoh antagonis dalam
cerita.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

◾ Siswa menuliskan tokoh protagonis dan


tokoh antagonis dalam cerita rakyat yang
ditulisnya pada buku siswa.

◾ Siswa memiliki semangat dalam mencari


informasi mengenai cerita rakyat yang
terdapat di daerahnya.

◾ Siswa dapat mengidentifikasi dan


menuliskan tokoh protagonis dan tokoh
antagonis dalam cerita fiksi.

Fase 1 Orientasi siswa pada masalah

◾ Siswa membaca narasi di buku siswa


mengenai perubahan kecepatan gerak benda
akibat gaya.

◾ Pada kegiatan AYO BERLATIH siswa


telah memahami bahwa gaya dapat
memengaruhi gerakan benda. Selanjutnya,
siswa diajak untuk mengingat kembali
macam pengaruh gaya terhadap gerakan
benda.

Fase 2 Mengorganisasi siswa dalam belajar

◾ Secara mandiri, siswa diminta menuliskan


macam pengaruh gaya terhadap gerakan
benda pada buku siswa.

◾ Guru memberi kesempatan kepada siswa


untuk menyampaikan macam pengaruh
gaya terhadap gerakan benda di depan guru
dan teman-teman.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

◾ Guru meminta siswa untuk mengungkapkan


pendapatnya secara percaya diri.

Fase 3 Membimbing penyelidikan siswa


secara mandiri maupun kelompok

◾ Selanjutnya, siswa diminta mencari gambar


peristiwa gerakan benda dan
menempelkannya pada tabel di buku siswa.

◾ Secara mandiri, siswa diminta untuk


menuliskan pengaruh gaya terhadap gerakan
benda sesuai gambar dalam tabel
disediakan.

◾ Selama proses kegiatan berlangsung, guru


berkeliling memandu siswa-siswa yang
mengalami kesulitan.

◾ Pada kegitan ini, guru dapt mengajak anak


langsung melakukan kegiatan percobaan
dengan benda-benda yang mudah di dapat
dilingkungan sekolah. Misalnya,
memantulkan bola ke lantai kelas.

Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan


hasil karya
◾ Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pengaruh gaya
terhadap gerakan benda sesuai gambar
dalam tabel di depan guru dan teman-teman.

◾ Guru meminta siswa untuk mengungkapkan


pendapatnya secara percaya diri.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

◾ Siswa percaya diri dalam menyampaikan


macam pengaruh gaya terhadap gerakan
benda di depan guru dan teman-teman.

Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi


proses pemecahan masalah

◾ Siswa mengetahui macam pengaruh gaya


terhadap gerakan benda.

◾ Siswa dapat menganalisis pengaruh gaya


terhadap gerak benda melalui pengamatan.

◾ Siswa memahami materi mengenai gerak


tari.

◾ Siswa memahami materi mengenai cerita


fiksi dengan baik.

◾ Siswa memahami materi mengenai


pengaruh gaya terhadap gerak benda.

◾ Siswa mencari informasi dengan berdiskusi


dengan orang tua mengenai ragam tari
kreasi daerah yang berasal dari daerah
siswa.

◾ Siswa menuliskan ragam tari kreasi daerah


yang berasal dari daerah siswa.

◾ Siswa melaporkan hasilnya kepada guru.

◾ Siswa mengetahui ragam tari kreasi daerah


yang terdapat di daerahnya.

◾ Siswa mampu menuliskan ragam tari kreasi


daerah yang berasal dari daerah siswa.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

◾ Siswa mampu menyampaikan hasil diskusi


bersama dengan orang tua.

Penutup ◾ Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / 15


rangkuman hasil belajar selama sehari menit

◾ Bertanya jawab tentang materi yang telah


dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)

◾ Guru memberi kesempatan kepada siswa


untuk menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.

◾ Melakukan penilaian hasil belajar

◾ Mengajak semua siswa berdo’a menurut


agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)

G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

◾ Buku Pedoman Guru Tema : Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 (Buku


Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).

◾ Buku Siswa Tema : Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 (Buku Tematik


Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).

◾ Gambar tari dari berbagai daerah, buku cerita rakyat dari berbagai
daerah, serta alat tulis (misalnya, pensil dan pulpen)..

H. PENILAIAN
1. Teknik : Tes
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
3. Instrument : Terlampir
4. Kunci Jawaban : Terlampir

Lembaya, Mei 2021


Guru Kelas/observer Peneliti

Nur Embong, S.Pd.I Nurwahidah


NIP : 19731107 200701 2 NIM.105401134619
011 Mengetahui,
Kepala Sekolah

Andriani Thamrin, S.Pd


NIP.19680210 199106 2 001
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
Siklus 1I Pertemuan 2
Kelas / semester : IV / 2
Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran 1
Hari/tanggal :
Nama siswa :

Petunjuk
1. Tulis nama pada tempat yang telah disediakan!

1. Setelah menuliskan pengaruh gaya terhadap benda, lakukan kegiatan berikut.


Carilah gambar peristiwa gerakan benda, misalnya seorang bapak sedang
mendorong mobil, motor, dan gerobak, anak sedang memantulkan bola, dan
anak sedang mengayuh sepeda.
2. Tempelkan gambar yang telah kamu peroleh pada kotak dalam tabel berikut.
Berilah keterangan mengenai pengaruh gaya terhadap gerakan bendanya.
Kunci Jawaban

Kegiatan 1

Kegiatan 2
TES SIKLUS I (TES HASIL BELAJAR)

Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku

Pembelajaran : 1 dan 2

Kelas /Semester : V/2

Nama siswa :

PILIHAN GANDA

1. Semua bentuk tarikan dan dorongan disebut ….

a. Daya c. Energi

b. Gaya d. Kekuatan

2. Gaya yang ditimbulkan oleh gaya tarik magnet bumi adalah ….

a. Gaya magnet c. Gaya gerak

b. Gayar gesek d. Gaya gravitasi

3. Contoh gaya gesek adalah antara ….

a. Ban mobil dan jalan raya c. buah kelapa jatuh dan tanah

b. Kipas angin dan tembok d. Dua magnet yang berdekatan

4. Anak panah yang dilepaskan dari busurnya termasuk contoh gaya ….

a. Gaya magnet c. Gaya gesek

b. Gaya gravitasi d. Gaya pegas

5. Buah jatuh selalu ke bawah, hal itu menunjukkan adanya gaya ….

a. Panas c. Gravitasi

b. Dorong d. Magnet
6. Gaya gesek dapat menimbulkan ….

a. Panas c. Tarikan

b. Rasa d. Dorongan

7. Gaya yang ditimbulkan oleh keelastisan suatu benda disebut gaya ….

a. Gesek c. Pegas

b. Gravitasi d. Magnet

8. Alat untuk mengukur besar kecilnya gaya adalah ….

a. Speedometer c. Meteran

b. Dinamometer d. Penggaris

9. Dua kutub magnet yang sama jika didekatkan akan ….

a. Saling menolak c. Saling terkait

b. Saling mendekat d. Saling menempel

10. Piring yang dilempar jatuh kemudian pecah, hal itu membuktikan bahwa ….

a. Gaya dapat mengubah bentuk benda

b. Gaya dapat membuat benda diam menjadi bergerak

c. Gaya dapat membuat benda bergerak menjadi diam

d. Gaya dapat mengubah arah benda

11. Contoh gaya dapat mengubah arah benda adalah ….

a. Melempar buah c. Membuat kue

b. Menyetir mobil d. Menanak nasi

12. Contoh gaya dapat mengubah bentuk benda adalah ….

a. Bermain plastisin c. Bermain boneka

b. Bermain mobil-mobilan d. Bermain lompat tali


13. Contoh gaya pegas dapat kita lihat pada ….

a. Kompor c. Mobil

b. Ketapel d. Kelereng

14. Semakin kasar permukaan benda maka gaya gesek yang dihasilkan semakin

….

a. Kecil c. Meluas

b. Besar d. Mengecil

15. Magnet yang digunakan dalam kompas adalah bentuk magnet ….

a. Batang c. Bentuk U

b. Ladam d. Jarum

\
KUNCI JAWABAN

1. b. Gaya

2. d. Gaya gravitasi

3. a. Ban mobil dan jalan raya

4. d. Gaya Pegas

5. c. Gravitasi

6. a. Panas

7. c. Pegas

8. b. Dinamometer

9. a. Saling menolak

10. a. Gaya dapat mengubah bentuk benda

11. b. Menyetir mobil

12. a. Bermain plastisin

13. b. Ketapel

14. b. Besar

15. d. Jarum
TES SIKLUS II (TES HASIL BELAJAR)

Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku

Pembelajaran : 1 dan 2

Kelas /Semester : V/2

Nama siswa :

PILIHAN GANDA

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar!

1. Perahu layar dapat bergerak karena adanya gaya yang berupa ….

a. Tarikan c. Dorongan

b. Sentuhan d. Kaitan

2. . Menutup pintu dari dalam ruang membutuhkan gaya yang berupa ….

a. Dorongan c. Tolakan

b. Tarikan d. Lemparan

3. Contoh gaya yang berupa tarikan adalah ….

a. Mendorong gerobak c. Membuka pintu

b. Melempar batu d. Memecah gelas

4. Benda yang mudah berubah bentuk ketika diberikan gaya adalah ….

a. Batu c. Kaca

b. Kayu d. Bata

5. Benda berikut yang memanfaatkan gaya gesek adalah ….

a. Panah c. Kompas

b. Ketapel d. Rem sepeda


6. Anak panah yang dilepaskan dari busurnya termasuk contoh gaya ….

a. Gaya magnet c. Gaya gesek

b. Gaya gravitasi d. Gaya pegas

7. Buah jatuh selalu ke bawah, hal itu menunjukkan adanya gaya ….

a. Panas c. Gravitasi

b. Dorong d. Magnet

8. Alat untuk mengukur besar kecilnya gaya adalah ….

a. Speedometer c. Meteran

b. Dinamometer d. Penggaris

9. Piring yang dilempar jatuh kemudian pecah, hal itu membuktikan bahwa ….

a. Gaya dapat mengubah bentuk benda

b. Gaya dapat membuat benda diam menjadi bergerak

c. Gaya dapat membuat benda bergerak menjadi diam

d. Gaya dapat mengubah arah benda

10. Contoh gaya dapat mengubah arah benda adalah ….

a. Melempar buah c. Membuat kue

b. Menyetir mobil d. Menanak nasi

11. Semakin kasar permukaan benda maka gaya gesek yang dihasilkan semakin

….

a. Kecil c. Meluas

b. Besar d. Mengecil

12. Benda yang mudah berubah bentuk ketika diberikan gaya adalah ….

a. Batu c. Kaca
b. Kayu d. Bata

13. Pada kincir angin, kincir dapat bergerak karena adanya


…..

a. Gaya gesek angin c. Gaya tarik angin

b. Gaya dorong angin d. Gaya pegas angin

14. Berikut ini adalah hal-hal yang mempengaruhi gerak jatuh benda karena gaya

gravitasi, kecuali ….

a. Berat benda c. Luas permukaan benda

b. Bentuk benda d. Harga benda

15. Kemampuan melakukan usaha disebut ….

a. Energi c. Kekuatan

b. Gaya d. Daya
Kunci Jawaban

1. c. Dorongan

2. a. Dorongan

3. c. Membuka pintu

4. c. Kaca

5. d. Rem sepeda

6. c. Gravitasi

7. b. DInamometer

8. a. Saling menolak

9. a. Gaya dapat mengubah bentuk benda

10. b. Menyetir mobil

11. b. Besar

12. c. Kaca

13. b. Gaa dorong angin

14. d. Harga benda

15. a. Energi
RIWAYAT HIDUP

Nurwahidah, lahir di Lembaya 21 April 1984. Anak

pertama dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Sala dan

Ibu Sitti. Peneliti memulai pendidikan formal pada

tahun 1992 di SD Negeri Lembaya Kecamatan

Tompobulu dan tamat pada tahun 1998. Selanjutnya

pada tahun 1998

peneliti melanjutkan pendidikan MTs Yapit Lembangbu’ne dan tamat pada tahun

2001. Pada tahun 2001 peneliti melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1

Tompobulu dan tamat pada tahun2004. Pada tahun 2004 peneliti melanjutkan

pendidikan D2 di Universitas Muhammadiyah Makassar Jurusan PAI dan tamat

pada tahun 2007. Pada tahun 2008 penelti melanjutkan pendidikan di STAI DDI

Jeneponto dan lulus pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2019 peneliti

melanjutkan pendidikan pada Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(PGSD).

Anda mungkin juga menyukai