SKRIPSI
Diajukan Kepada
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Manajemen Pendidikan Islam
OLEH
2021
SUPERVISI PEMBELAJARAN DALAM IMPLEMENTASI VISI DAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Manajemen Pendidikan Islam
OLEH
2021
ii
iii
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur kepada Allah SWT, semoga kita
senantiasa mendapatkan rahmat dan hidayah-Nya. Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan kasih sayang yang berlimpah dan
selalu memberikan dukungan sampai saat ini. Terima kasih juga atas limpahan doa
yang tak berkesudahan, serta segala hal yang telah Bapak dan Ibu lakukan, semua
yang terbaik untuk saya.
2. Keluarga besar tercinta yang telah memberikan dukungan dan motivasi hingga saya
dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Sahabat dan teman tercinta yang telah memberiku semangat dan telah menemaniku
dalam menghadapi perjuangan ini. Terimakasih untuk segala hal baik yang telah
kamu berikan, kamu adalah tempat saya berkeluh kesah dan kita telah melewati
masa-masa sulit atau senang bersama-sama.
4. Seluruh saudara-saudara seperjuangan MPI A, tanpa kalian mungkin masa-masa
kuliah saya akan menjadi biasa-biasa saja. Terima kasih sudah memberikan support
sampai saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
iv
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan.1
1
Al-Qur’an,ع94: 5-6.
v
ABSTRAK
DEWI, DIAN FITRIA. 2021. Supervisi Pembelajaran Dalam Implementasi Visi dan Misi
Pendidikan (Studi Kasus di MAN 2 Ponorogo). Skripsi. Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.
Pembimbing Dr. Ahmadi, M.Ag..
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Supervisi Pembelajaran Dalam Implementasi Visi dan Misi Pendidikan (Studi Kasus di MAN 2
Ponorogo)”عdenganعbaik.ع
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana
Manajemen Pendidikan Islam pada Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Ponorogo. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung, serta yang selalu memberikan
motivasi, petunjuk, bimbingan, dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada:
1. Ibu Dr. Hj. Evi Muafiah, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Ponorogo.
2. Bapak Dr. H. Muh. Munir, Lc., M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
3. Dr. H. Muhammad Thoyib, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Islam IAIN
Ponorogo.
4. Dr. Ahmadi, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang sangat sabar dan senantiasa meluangkan
waktu untuk membimbing serta memberikan arahan untuk proses penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Nasta’in, عS.Pd. عM.Pd.I., selaku Kepala Madrasah MAN 2 Ponorogo yang telah
6. Segenap keluarga besar MAN 2 Ponorogo yang telah membantu proses penelitian skripsi ini
dan memberikan fasilitas kepada penulis untuk mengadakan penelitian sehingga data yang
7. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
vii
Penulis hanya dapat membalas dengan iringan doa kehadirat Allah SWT, semoga bantuan,
dukungan, doa, sert partisipasi dari siapa pun senantiasa mendapatkan balasan yang berlipat
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi
ini, dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
kebaikan dan kesempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
B. Deskripsi Data Khusus ...........................................................................................53
BAB V: PEMBAHASAN .......................................................................................................67
A. Analisis Perencanaan Program Supervisi Pembelajaran dalam Implementasi
Visi dan Misi di MAN 2 Ponorogo ........................................................................67
B. Analisis Pelaksanaan Program Supervisi Pembelajaran dalam Implementasi
Visi dan Misi di MAN 2 Ponorogo ........................................................................68
C. Analisis Evaluasi Program Supervisi Pembelajaran dalam Implementasi Visi
dan Misi di MAN 2 Ponorogo ................................................................................72
BAB VI: PENUTUP ...............................................................................................................74
A. Kesimpulan ............................................................................................................74
B. Saran ......................................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin
kencangnya arus globalisasi menuntut lembaga pendidikan untuk terus meningkatkan mutu
dalam rangka mencetak sumber daya manusia yang mampu bersaing dan beradaptasi dengan
kemajuan tersebut. Oleh karenanya, lembaga pendidikan dianggap memiliki peran yang
sentral dalam kaitannya dengan peningkatan mutu sumber daya manusia. Peran inilah yang
kemudian menempatkan kepala sekolah sebagai ujung tombak kemajuan lembaga pendidikan
mengelola madrasah. Berangkat dari hal tersebut, agar pengelolaan madrasah berjalan dengan
baik, maka perlu disusun suatu rencana strategis sebagai pengendali organisasi (madrasah)
secara menyeluruh secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Perencanaan strategis
perencanaan strategis sekurang-kurangnya terdiri dari visi, misi, prinsip, dan tujuan.
visi dan misi ini masih lebih banyak dijadikan faktor pelengkap, sehingga sering kali tujuan
yang telah ditetapkan tidak tercapai secara maksimal.2 Oleh karena itu, dalam mewujudkan
visi dan misi lembaga sesuai dengan apa yang diinginkan, maka diperlukan sosok visioner,
yang mampu mengambil peran dalam mengimplementasikan visi dan misi dengan efektif dan
efisien. Yang dalam hal ini kepala madrasah lah yang memiliki posisi strategis sebagai
2
AdingعSudiana,“عUrgensiعPerencanaanعDalamعAdministrasiعPendidikanعIslam,” عAl-Mujaddid, Vol.1 No.1,
(Desember, 2018), 2.
1
2
Jauh sebelum saat ini, kepala madrasah juga bertugas mengajar para siswa. Pada saat
itu, kepala madrasah sangat bersusah payah membuat rencana pembelajaran, bertatap muka
penghitungan beban kepala madrasah yang dianggap setara 18 jam mengajar. Oleh karena hal
tersebut, kepala madrasah merasa terkekang meskipun 18 jam sudah dibebaskan, namun enam
jam sebagai konsekuensi 24 jam mengajar di kelas itu tetap mengganggu fokus tugas sebagai
kepala madrasah. Dan hal tersebut yang juga disadari oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2017 yang dibuat sebagai perubahan dari PP 74
tahun 2008 tentang Guru, merupakan bentuk terobosan baru untuk memberikan keleluasaan
kepada kepala madrasah untuk bergerak. Terobosan pertama ada pada pasal 15 ayat (1) butir
b yang mengatakan bahwa kepala madrasah adalah guru yang diberi tugas sebagai kepala
satuan pendidikan.
Pasal ini menghilangkan sebutan bahwa kepala madrasah adalah guru yang mendapat
tugas tambahan. Dan penghilangan ini hanya khusus kepada kepala madrasah saja. Sedangkan
lainnya masih dengan penyebutan sebagai tugas tambahan seperti pada ayat (2) butir a hingga
f. Wakil kepala satuan pendidikan itu disebut sebagai tugas tambahan menurut butir a. Yang
lainnya adalah ketua program keahlian satuan pendidikan; kepala perpustakaan; kepala
laboratorium, bengkel, atau unit produksi; pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu; dan tugas tambahan lainnya
yang tidak disebutkan pada butir a sampai f namun terkait dengan pendidikan di satuan
pendidikan.3
Kemampuan kepala madrasah dalam berbagai hal dapat dikatakan sebagai indikator
dari eksistensi madrasah itu sendiri. Seperti yang sudah disebutkan oleh Pidarta, bahwa
3
Mengoptimalkan Peran Kepala Sekolah. Oleh: Tempo.co. Dirilis tanggal 23 Mei 2018 Mengoptimalkan
Peran Kepala Sekolah - Nasional Tempo.co. Diakses tanggal 4 Desember 2020.
3
madrasah-madrasah sebagian besar terletak pada diri kepala madrasah itu sendiri.4
Permasalahan mutu pendidikan tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan suatu sistem
yang saling berpengaruh. Mutu keluaran dipengaruhi oleh mutu masukan dan mutu proses.
Pembahasan dalam hal ini didasarkan pada komponen masukan, proses, dan keluaran. Mutu
masukan pendidikan dapat dilihat dari kesiapan murid dalam mendapatkan kesempatan
berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan meliputi (1) ketersediaan pendidik dan
tenaga kependidikan yang belum memadai baik secara kuantitas dan kualitas, maupun
kesejahteraannya; (2) prasarana dan sarana belajar yang belum tersedia dan belum
didayagunakan secara optimal; (3) pendanaan pendidikan yang belum memadai untuk
menunjang mutu pembelajaran; dan (4) proses pembelajaran yang belum efisien dan efektif.5
proses pembelajaran maupun dalam pengelolaan pendidikan secara keseluruhan, baik pada
tingkat satuan pendidikan maupun pada pengelola pendidikan yang ada di atasnya. Hal ini
dilihat dari lemahnya fungsi supervisi pendidikan, baik yang dilakukan oleh tenaga fungsional
seperti pengawas madrasah, maupun supervisi oleh kepala madrasah sebagai manajer
madrasah. Kelemahan pada aspek perencanaan, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi hasil
belajar tidak termonitoring secara efektif oleh para supervisor, sehingga kelemahan
4
Satrijo Budiwibowo, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: Andi, 2018), 66.
5
S.عSuryana,“عPermasalahanعMutuعPendidikanعDalamعPerspektifعPembangunanعPendidikan,”عEdukasi,
Vol.14, No.1, (2020), 5.
6
Ibid.,12.
4
merupakan salah satu faktor yang menentukan pencapaian visi, misi, dan tujuan suatu
madrasah.7
Konsep visi yang baik adalah dibangun dari komunitas organisasi. Perumusan visi
yang efektif melibatkan semua personel organisasi. Oleh karena itu, tingkat kepemilikan visi
yang telah dirumuskan menjadi tanggung jawab semua anggota lembaga pendidikan untuk
dapat melakukan dan merealisasikan visi yang telah ditetapkan.8 Menurut Burt Nanus, dalam
merumuskan visi ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama, visi yang dibuat harus
terjadinya pemberdayaan personel organisasi. Visi harus dapat menginspirasi semua personel
organisasi dalam mengadakan perubahan dan kemajuan. Kedua, Visi harus mencerminkan
harus diangkat untuk menumbuhkan daya kompetitif lembaga. Ketiga, visi digagas dalam
Misi adalah suatu cara yang dilakukan untuk mencapai suatu visi tersebut. Misi dalam
pendidikan biasanya diartikan sebagai sesuatu yang harus dijalankan dan berkaitan dengan
visi pendidikan, atau dapat dikatakan bahwa misi itu memberikan arahan yang jelas, baik
untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang. Misi adalah tema lain yang
seluruh tujuan dan filosofi dan ia juga sering dinyatakan dalam kalimat yang pendek. Ia
7
DedeعMaeعKomalasari,“عPelaksanaanعPenggerakanعOlehعKepalaعDalamعUpayaعMewujudkanعVisiعdanعMisiع
OrganisasiعdiعSekolahعMenengahعKejuruanعNegeriع1عRajadesaعKabupatenعCiamis,”عDinamika, Vol.5, No.2, (2018),
91.
8
Rohmat, Kepemimpinan Pendidikan: Konsep dan Aplikasi (Purwokerto: Stain Press, 2010), 10.
9
Ibid., 7.
5
biasanya mudah diingat dan memberi pedoman pelaksanaan bagi seluruh anggota
organisasi.10
Dengan demikian visi misi madrasah merupakan tujuan akhir yang akan dicapai oleh
visi misi tersebut. Sebab semakin kuat visi dan semakin baik misinya, maka akan menjadikan
permasalahan global yang kontennya dituangkan dengan jelas memenuhi aspek dan capaian
Hal itu dengan upaya mengimplementasikan secara ideologis dengan syarat dan arah yang
hendak dicapai.11
merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dianggap berprestasi di lingkup Kabupaten
Ponorogo. Hal tersebut tidak lepas dari peran semua pihak termasuk kepala madrasah yang
kepala madrasah bukanlah tipikal kepala madrasah yang hanya duduk dan bekerja secara
monoton di dalam ruangannya. Akan tetapi kepala MAN 2 Ponorogo senantiasa berkeliling
madrasah. Dari penemuan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kepala madrasah benar-
benar menerapkan tugas dan perannya sebagai supervisor. Sekaligus penemuan tersebut
menjadikan nilai tambah yang mungkin saja membedakan MAN 2 Ponorogo dengan lembaga
yang lainnya.
Selain itu, seperti yang dilansir dari manduaponorogo.sch.id, bahwa MAN 2 Ponorogo
adalah madrasah negeri yang terakreditasi A serta banyak menorehkan prestasi, baik dalam
10
Aminatul Zahroh, Total Quality Management: Teori & Praktek Manajemen Untuk Mendongkrak Mutu
Pendidikan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 52.
11
Andi عRiswan عNasrah, عdkk,“ عImplementasi عVisi عdan عMisi عdi عSMP عMuhammadiyah عKodolagon عDalamع
UpayaعMeningkatkanعKualitasعPembelajaran,”عJurnal Kolaboratif Sains, Vol.1, No.1, (2019), 838.
6
bidang akademis, non-akademis, berskala regional maupun nasional. Selain itu, bentuk
pencapaian lain dari MAN 2 Ponorogo adalah output-nya yang banyak diserap oleh
perkembangan sarana dan prasarana yang cukup signifikan dari tahun pertama ditetapkannya
visi dan misi hingga seperti yang terlihat pada saat ini.
Segala pencapaian tersebut tentunya tidak lepas dari adanya RUBI (Religius, Unggul,
Berbudaya, Integritas) sebagai visi dan misi MAN 2 Ponorogo yang di implementasikan
dengan baik. Yang mana dalam pelaksanaannya, kepala madrasah sangat pro-aktif dalam
memberikan teladan pada seluruh anggota masyarakat MAN 2 Ponorogo untuk mencapai visi
dan misi yang telah disusun. Seperti misalnya visi Religius yang kemudian diwujudkan
dengan rutin membaca al-Quran dan Asmaul Husna setiap masuk jam pertama pelajaran.
Kemudian untuk Program Kelas Bina Prestasi terdapat tambahan pembiasaan sholat Dhuha
penelitian عdengan عjudul“ عSupervisi عPembelajaran Dalam Implementasi Visi dan Misi
Pendidikan(عStudiعKasusعdiعMANع2عPonorogo)”
B. Fokus Penelitian
menghindari terjadinya persepsi lain mengenai masalah yang akan dibahas, maka penulis
oleh kepala madrasah dalam upaya implementasi visi dan misi pendidikan.
12
MAN 2 Ponorogo, MAN 2 Ponorogo – Religius, Unggul, Berbudaya, Integritas.
(manduaponorogo.sch.id), diakses tanggal 28 November 2020.
13
Evie Meilanasari, Wakil Kepala Madrasah Sekolah Bagian Kurikulum, Wawancara oleh peneliti, Dalam
Meeting Room MAN 2 Ponorogo, 17 Maret 2021.
7
C. Rumusan Masalah
3. Bagaimana supervisi evaluasi pembelajaran dalam implementasi visi dan misi pendidikan
di MAN 2 Ponorogo?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui supervisi perencanaan pembelajaran dalam implementasi visi dan misi
2. Untuk mengetahui supervisi pelaksanaan pembelajaran dalam implementasi visi dan misi
3. Untuk mengetahui supervisi evaluasi pembelajaran dalam implementasi visi dan misi
E. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang diharapkan sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih
pendidikan.
8
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pustaka bagi pengembangan ilmu
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi lembaga yang bersangkutan
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan agar tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.
b. Dapat menjadi acuan bagi kepala madrasah/sekolah sebagai supervisor dalam upaya
pendidikan.
F. Sistematika Pembahasan
Agar dalam pembahasan skripsi ini dapat saling berkesinambungan antar bab
pembahasan dan sistematis, maka skripsi ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:
BAB I. Pendahuluan, memuat uraian tentang latar belakang masalah, fokus penelitian,
pembahasan.
BAB II. Telaah penelitian terdahulu dan kajian teori, berisikan pembahasan mengenai
BAB III. Metode penelitian, yang memuat tentang pendekatan dan jenis penelitian,
kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik analisis data,
BAB IV. Temuan penelitian, yang berisi deskripsi data umum dan deskripsi data khusus.
Deskripsi data umum berupa profil MAN 2 Ponorogo, visi, misi, dan tujuan
Ponorogo.
BAB II
Hasil telaah pustaka yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang ada
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh saudara Dian Ari Prayoga dalam jurnalnya
yang عberjudul“ عSupervisi عAkademik عKepala عMadrasah عdi عMadrasah عAliyah عDarussalamع
Sumedang”. عPenelitian عini عdilakukan عpada عtahun ع2019. عDalam عpenelitian عini, عfokusع
akademik dan membuat tim supervisi yang diberi tugas untuk membuat tujuan
pendekatan dan teknik supervisi seperti melakukan kunjungan kelas untuk mengamati
belajar siswa.
3. Tindak lanjut hasil supervisi akademik terhadap tenaga pendidik dengan membahas
analisis hasil supervisi akademik dilakukan kepala madrasah bersama tenaga pendidik
11
Setelah melakukan analisis dan evaluasi serta melaporkan hasil supervisi akademik,
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh saudari Ninik Sulistyorini dalam skripsinya
Pembelajaran عdi عSDN عPlumbon عKecamatan عNgawen عKabupaten عBlora”. عPenelitian عiniع
dilakukan pada tahun 2017. Dalam penelitian ini, fokus untuk mengetahui bagaimana
arahan kepada guru kelas. Karena guru kelas merupakan orang yang lebih mengetahui
khususnya dalam pemilihan strategi dan metode serta penerapan media pembelajaran,
3. Kepala sekolah sebagai supervisor, menganjurkan guru untuk mempelajari lebih dalam
tentang KKM dalam KTSP dalam evaluasi pembelajaran, di antaranya adalah cara
melaksanakan suatu evaluasi, penafsiran hasil evaluasi, dan laporan hasil evaluasi.
Ketiga, Skripsi yang ditulis saudara Sitandes Tafakuh Muhafidin yang berjudul
“Strategi عPimpinan عDalam عMewujudkan عKetercapaian عVisi عdan عMisi عMTs عMa’arif عNU ع01ع
memfokuskan pada strategi yang digunakan oleh pimpinan lembaga pendidikan dalam
gunakan dalam mewujudkan ketercapaian visi dan misi sekolah yakni, Menciptakan suasana
belajar yang nyaman dan kondusif, melakukan kegiatan pembelajaran yang efektif dan
efisien, mengembangkan visi dan misi sekolah, mensosialisasikan visi dan misi sekolah,
Dari penelitian-penelitian di atas, terdapat perbedaan pada fokus serta hasil penelitian
setiap skripsi dengan penelitian yang akan peneliti laksanakan. Namun, terdapat pula
persamaan konteks penelitian yang akan peneliti lakukan di MAN 2 Ponorogo, yang secara
1. Supervisi
a. Supervisi pendidikan
Supervisi secara etimologi berasal dari عkata“ عsuper” عdan“ عvisi” عyangع
mengandung arti melihat dan mengkaji dari atas atau mengamati dan menilai dari atas
apa yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja
dua عkata, عyaitu:“ عsuperior” عdan“ عvision”. عHasil عanalisis عmenunjukkan عbahwa عkepalaع
menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu
semula. Supervisi merupakan usaha memberi pelayanan agar guru menjadi lebih
14
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), 154.
15
Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, 83.
13
profesional kepala sekolah terhadap guru-guru sangat esensial bagi kualitas Proses
Belajar Mengajar (PBM). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa supervisi kepala
dengan efektif, melakukan kerja sama dengan guru atau anggota staf lainnya untuk
pertumbuhan profesional semua anggotanya. Supervisi hadir karena satu alasan untuk
bahwa secara umum supervisi bertujuan mengembangkan iklim kerja yang kondusif
dan lebih baik dalam kegiatan belajar-mengajar, melalui pembinaan dan peningkatan
profesi mengajar. 17
1) Membina guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan
merencanakan perbaikan;
16
Ibid., 83-84.
17
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, 157.
14
tuntutan yang tak wajar dan kritik-kritik tak sehat dari masyarakat;
sekolah;
dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan, dan
atau umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa.
18
Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, 85.
15
6. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau
d. Supervisi Pembelajaran
madrasah secara implementatif dilaksanakan oleh kepala madrasah atau guru yang
madrasah dan pengawas madrasah sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas
penjaminan mutu madrasah pada wilayah kerjanya. Kepala madrasah dan pengawas
satu instrumen untuk mewujudkan proses transformasi kualitas guru ke arah yang
lebih positif. Proses transformasi ini mengubah tindakan negatif menjadi positif,
pendidikan madrasah adalah transformasi ke arah positif yang pertama dan utama
19
Sohiron, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2015), 174-175.
16
dengan fokus mewujudkan layanan belajar yang optimal oleh guru kepada peserta
dan evaluasi.
1) Perencanaan Supervisi
prospektif untuk mencapai tujuan secara efektif. Supervisi merupakan usaha untuk
pendidikan secara efektif. Oleh karena itu, dalam supervisi, perencanaan merupakan
dalamnya, yaitu guru, kepala sekolah, supervisor dan terutama murid-murid yang
menyenangkan.
data bahan supervisi, survei kebutuhan sasaran supervisi, dan analisis penentuan
mengumpulkan data melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi, rapat staf; (2)
20
Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Petunjuk Teknis Supervisi Pembelajaran di Madrasah (Jakarta:
Kementrian Agama Republik Indonesia, 2019), 5-6
21
Ibid., 8.
17
sebenarnya; dan (5) menetapkan teknik yang tepat untuk memperbaiki atau
2) Pelaksanaan Supervisi
teknik supervisi melainkan ada follow up untuk melihat keberhasilan proses dan
3) Evaluasi Supervisi
ditujukan kepada semua orang yang terlibat dalam proses pelaksanaan supervisi.
Hasil dari evaluasi supervisi akan dijadikan pedoman untuk menyusun program
tiga langkah supervisi yaitu pertemuan pendahuluan, observasi guru yang sedang
tersebut, dapat diaksentuasikan kepada tiga hal yaitu (1) supervisor sendiri yang
guru yang di supervisi; (2) guru yang di supervisi; dan (3) substansi supervisi,
f. Pendekatan Supervisi
Metode/pendekatan dalam supervisi adalah suatu cara yang ditempuh oleh seorang
supervisor pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik oleh sistem
Umiarso dan Imam Gojali membagi pendekatan dalam supervisi menjadi tiga
bagian. Pertama, pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang
memberi contoh, menetapkan tolak ukur, dan menguatkan. Kedua, pendekatan tidak
ia terlibat lebih dahulu mendengarkan secara aktif apa yang di kemukakan oleh guru-
pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru-guru bersama-
sama dan bersepakat untuk menetapkan struktur, proses, dan kriteria dalam
22
Muhammad Kristiawan, dkk., Supervisi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2019), 78-80.
19
negosiasi.23
g. Teknik Supervisi
mutu pendidikan dan masalah akademik dengan sasaran para guru kelas dan atau
atau di alam bebas serta memperbaiki pencapaian hasil belajar peserta didik.24
pertemuan pribadi, rapat dewan guru/staf, kunjungan antar kelas, kunjungan sekolah,
1) Kunjungan Kelas
proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun, serta melihat secara
23
Sohiron, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, 180-182.
24
Ibid., 182-183.
20
2) Pertemuan Pribadi
ini dapat dilakukan secara formal dan informal atau langsung dan tidak
pertemuan tidak langsung dan informal bisa lebih efektif. Pertemuan pribadi
Rapat Dewan Guru/Staf Salah satu teknik supervisi yang dapat dilakukan
oleh pengawas dalam pengembangan kompetensi guru adalah rapat dengan guru
dan staf sekolah. Rapat merupakan pertemuan antara semua guru dengan kepala
sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah untuk membahas segala hal yang
rapat guru-guru dan staf, sedangkan hari Senin dijadwalkan rapat khusus
4) Kunjungan Antarsekolah
5) Kunjungan Antarkelas
mengelola kelas dan proses pembelajaran guru yang lain. Pengawas dapat
keefektifan proses pembelajaran guru lain. Kunjungan antar kelas ini dikenal
yang dihadiri oleh guru dan kepala sekolah/ supervisor. Di Indonesia model ini
lebih banyak dilakukan melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk guru
Teknik penerbitan buletin ini belum banyak dikenal dan bahkan pada
umumnya belum dipergunakan sebagai teknik supervisi padahal model ini akan
sangat efektif dalam mempublikasikan hasil inovasi dan karya ilmiah guru.
penelitian tindakan kelas guru. Pembahasannya tidak selalu ditulis oleh seorang
ahli, melainkan dapat juga dilakukan oleh pengawas dan guru-guru yang
merupakan pertemuan ilmiah untuk menyajikan karya tulis baik berupa makalah
ide, konsep dan temuan penelitian melalui suatu forum seminar. Seminar dapat
masalah dengan dibimbing oleh seorang atau lebih pengajar pada waktu
tertentu.25
2. Kepala Madrasah
Kepala عmadrasah عterdiri عdari عdua عkata عyaitu“ عkepala” عdan“ عmadrasah”. عKataع
“kepala”عdapatعdiartikan“عketua”عatau“عpemimpin”عdalamعsuatuعorganisasiعatauعsebuahع
lembaga. عSedang“ عmadrasah( عsekolah)” عadalah عsebuah عlembaga عdi عmana عmenjadiع
tempat menerima dan memberi pelajaran.26 Secara sederhana, kepala sekolah dapat
didefinisikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin
terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang
dalam rangka mencapai tujuan sekolah dengan lebih optimal. Kata memimpin
25
Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru: Memberdayakan
Pengawas Sebagai Gurunya Guru (Bandung: Alfabeta, 2013), 76-84.
26
Nur Efendi, Islamic Educational Leadership: Praktek Kepemimpinan di Lembaga Pendidikan Islam
(Yogyakarta: Kalimedia, 2017), 4.
23
tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah disebutkan bahwa tugas
EMASLEC.29
sesuai dengan perkembangan pendidikan. Oleh karena itu, hal-hal tersebut harus
dipahami oleh kepala sekolah, dan yang lebih penting adalah bagaimana kepala
27
Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, 50-51.
28
Muhammad Kristiawan, Dkk., Supervisi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2019), 81.
29
Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, 53.
30
Nur Efendi, Islamic Educational Leadership: Praktek Kepemimpinan di Lembaga Pendidikan Islam, 21.
24
1) Pendidik (Educator)
2) Manajer (Manager)
Terdapat tiga keterampilan minimal yang perlu dimiliki oleh kepala sekolah
4) Pengawas (Supervisor)
yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Supervisi merupakan suatu proses yang
dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam
dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada orang tua
25
peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat
5) Pemimpin (Leader)
6) Pengusaha (Entrepreneur)
yang dipimpinnya.
rencana kerja yang kemudian menuangkan dalam bentuk perangkat kerja yang
kondusif akan membantu terwujudnya stabilitas kerja yang tinggi yang pada
Proses interaksi dan hubungan antara pendidik dengan peserta didik adalah
proses pendidikan. Untuk menjalin hubungan yang baik, maka pendidik perlu
mengenal peserta didik dengan baik khususnya dalam kegiatan pembelajaran dalam
suatu sistem di mana pendidik dan peserta didik aktif di dalamnya. Kegiatan
mengajar bagi para pendidik selalu mendapat tantangan maupun problem yang
31
Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, 53-54.
26
seorang yang ahli di bidang pengajaran. Orang tersebut adalah seorang supervisor
yang boleh saja orangnya adalah pengawas madrasah, kepala madrasah dan sejawat
dan mampu mengadakan studi dan pembinaan profesional dalam rangka peningkatan
dilakukan oleh kepala sekolah bukan hanya terfokus kepada tenaga kependidikan
khususnya guru, bisa kepada tenaga non-kependidikan, atau staf sekolah lainnya.
Sebab pengawasan mempunyai fungsi sangat penting, khususnya bagi guru yang
Mengajar (KBM), dan ini berpengaruh langsung terhadap proses pendidikan yang
32
Kurniati,“عPendekatanعSupervisiعPendidikan,”عJurnal Idaarah, Vol. IV, No. 1, (Juni 2020), 53.
33
Satrijo Budiwibowo, Manajemen Pendidikan, 43.
34
Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, 84.
35
Satrijo Budiwibowo, Manajemen Pendidikan, 43-48.
27
a. Visi
merupakan bayangan cermin mengenai keadaan internal dan kehandalan inti seluruh
Organisasi. Sering kali dalam melihat pengertian visi tertukar artinya dengan misi.
Oleh karena itu, perlu batasan yang agak spesifik tentang terminologi visi sehingga
mudah membedakan dengan misi dalam melihat tantangan masa depan organisasi.
Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan ingin
diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (dapat mengisyaratkan adanya misi dan
tantangan).
thinking about “what is our business in the future?”, Or about “our mission in the
process of managing the present from a stretching view of the future. Visi adalah
pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen
Menurut Stace dan Dunphy, “The vision must be able to give strong sense of
what are the areas of business focus.”. yang artinya adalah visi harus dapat memberi
kepekaan yang kuat tentang area fokus bisnis. Hal ini lebih lanjut diungkapkan oleh
Hax dan Majluf bahwa visi adalah pernyataan yang merupakan sarana untuk:
pokok.
(sumber daya manusia organisasi, konsumen / citizen, pihak lain yang terkait).
perkembangan.
28
Pernyataan visi perlu diekspresikan dengan baik agar mampu menjadi tema
yang mempersatukan semua unit dalam organisasi, menjadi media komunikasi dan
motivasi semua pihak, serta sebagai sumber kreativitas dan inovasi organisasi.
mengandung daya tarik maka dalam proses pembuatannya perlu melibatkan semua
visi tersebut. Hal lain yang terkadang terlihat simple namun sering dilupakan dalam
pembuatan visi bahwa visi akan lebih mudah diingat dan dijadikan komitmen jika
dibuat dalam kalimat yang singkat. Seperti disebutkan di atas, Hax dan Majluf
mengungkapkan bahwa visi adalah pernyataan dari organisasi tentang tujuan utama
organisasi, kebijakan, dan nilai-nilai yang dianut sebagai pernyataan yang bersifat
permanen, visi tidak perlu di updated pada setiap planning cycle (misalnya 1 tahun),
namun visi ini merupakan subyek untuk di revisi dalam interval ya lebih lama
b. Misi
Visi yang telah kita peroleh harus kita terjemahkan ke dalam guidelines yang
lebih pragmatis dan konkret yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam
pengembangan strategi dan aktivitas dalam organisasi. Untuk hal itu dibutuhkan misi.
Pernyataan dalam misi lebih tajam dan lebih detail jika dibandingkan dengan visi.
Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi
ditawarkan yang sangat diperlukan oleh masyarakat untuk pencapaian misi. Mission
Statement are enduring statement of purpose that distinguish one business from other
36
Akdon, Strategic Management for Educational Management: Manajemen Strategik untuk Manajemen
Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2016), 94-96.
29
similar firm. A mission statement identifies the scope of a firm operations in product
and market term. It addresses the basic question that faces all strategies “what is our
business?”
utama yang harus dilakukan organisasi dalam mencapai tujuan organisasi (what
business are we really in?). Dalam pernyataan misi terkandung definisi yang jelas
tentang pekerjaan atau tugas pokok yang diemban suatu organisasi dan yang
karena misi mewakili alasan dasar untuk berdirinya organisasi. Banyak organisasi
stakeholder. Oleh karena itu misi harus jelas menyatakan kepedulian organisasi
a. Menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh organisasi dan
Pernyataan misi yang jelas akan memberi arahan jangka panjang sehingga
selalu berada di depan meja seluruh anggota organisasi. Proses pengembangan misi
sangat ditentukan oleh aspirasi dan persepsi pelanggan maupun input dari para
mengakibatkan organisasi bergerak dalam segala hal sehingga tidak efektif. Misi
30
merupakan dasar bagi tahap selanjutnya dalam management strategic seperti Critical
pernyataan mengenal hal-hal yang harus dicapai organisasi di masa mendatang oleh
Jansen memberikan 12 kriteria mengenai visi dan misi yang hidup dan efektif,
1. Visi dan misi harus sesuai dengan roh zaman dan semangat perjuangan
organisasi,
2. Visi dan misi harus mampu menggambarkan sosok organisasi idaman yang
3. Visi dan misi harus mampu menjelaskan arah dan tujuan organisasi,
4. Visi dan misi harus mudah dipahami karena diungkapkan dengan elegan
5. Visi dan misi harus memiliki daya persuasi yang mampu mengungkapkan
37
Akdon, Strategic Management for Educational Management: Manajemen Strategik untuk Manajemen
Pendidikan, 97-99.
31
stakeholder organisasi.38
38
AhmadعCalamعdanعAmnahعQurniati,“عMerumuskanعVisiعdanعMisiعLembagaعPendidikan,”عSaintikom,
Vol.15, No.1, (Januari, 2016), 59-60.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
generalisasi.39
(menemukan jawaban) melalui desain yang ketat (misalnya korelasi, eksperimen dan
mencoba untuk memahami, mendalami dan menerobos masuk di dalamnya terhadap suatu
sesuai dengan konteksnya. Sehingga dicapai suatu simpulan yang obyektif dan alamiah
deskriptif. Artinya, hasil eksplorasi atas subjek penelitian atau para partisipan melalui
dalam catatan kualitatif yang terdiri dari catatan lapangan, wawancara, catatan pribadi,
catatan metodologis, dan catatan teoritis. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono, yaitu
penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau
39
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2016), 9.
40
Suyitno, Metode Penelitian Kualitatif: Konsep, Prinsip, dan Operasionalnya (Tulungagung: Akademia
Pustaka, 2018), 6.
33
penelitian kualitatif ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Lexy J. Moleong adalah sebagai
berikut: Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan
ganda. Metode ini secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden.41
Metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dengan manajemen pengaruh bersama terhadap
B. Jenis Penelitian
Studi Kasus. Studi kasus (case study) dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem,
dimaksudkan kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok
Studi kasus adalah penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil
makna, dan memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Studi kasus dapat terdiri atas satu
unit atau lebih dari satu unit, tetapi tetap dalam satu kesatuan sistem. Misalnya, kasus dapat
satu orang, satu kelas, satu sekolah, beberapa sekolah tetapi dalam satu kantor kecamatan,
dan sebagainya.
Sementara Halimi dan Deny Satryawan mengungkapkan bahwa penelitian kasus atau
studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam
terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.43 Menurut Muhadjir, studi kasus
dilihatعdariعdimensiعtertentuعdapatعpulaعdisebutعstudi“عlongitudinal”عdilawankanعdenganعstudiع
“cross sectional”.عStudiعlongitudinalعberupayaعmengobservasiعobjeknyaعdalamعjangkaعwaktuع
lama dan terus menerus, sedangkan cross sectional berupaya mempersingkat waktu
observasinya dengan cara mengobservasi pada beberapa tahap atau tingkat perkembangan
41
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 5.
42
Ibid., 5.
43
Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas dan Studi Kasus
(Sukabumi: Jejak, 2017), 208.
34
tertentu, dengan harapan dari sejumlah tahap atau tingkat tersebut akan dapat dibuat
C. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
peneliti عitu عsendiri. عOleh عkarena عitu عpeneliti عsebagai عinstrumen عjuga عharus“ عdi عvalidasi”ع
seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke
pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan
peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang
melakukan validasi adalah peneliti itu sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh
pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang
memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,
selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan
menjadi instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan
membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.
Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and
44
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998), 38-39.
45
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 222-223.
35
D. Lokasi Penelitian
Ponorogo.
Data dari penelitian terdiri dari data primer dan sekunder, yaitu:
a. Data primer
1) Kepala madrasah
3) Tenaga pendidik
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dan
perkembangan MAN 2 Ponorogo, profil lembaga, visi misi dan tujuan, struktur
organisasi, keadaan tenaga pendidik, prestasi peserta didik, serta sarana dan
prasarana.
dan dokumentasi. Dengan demikian, maka sumber dan teknik pengumpulan data ini adalah:
a. Wawancara
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
36
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat
dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.46
Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data yang khas penelitian kualitatif. Lebih
lanjut dinyatakan bahwa cara utama yang dilakukan pakar metodologi kualitatif untuk
Dalam penelitian ini, orang-orang yang akan dijadikan informan antara lain
seperti kepala madrasah, wakil kepala madrasah bidang kurikulum, serta tenaga pendidik
b. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara
dengan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada
orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.48 Metode observasi merupakan cara yang
sangat baik untuk mengawasi perilaku subjek penelitian seperti perilaku dalam
lingkungan atau ruang, waktu dan keadaan tertentu.49 Tetapi tidak semua perlu diamati
oleh peneliti, hanya hal-hal yang terkait atau yang sangat relevan dengan data yang
dibutuhkan. Dalam melakukan pengamatan peneliti terlibat secara pasif. Artinya, peneliti
tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan subjek penelitian dan tidak berinteraksi dengan
mereka secara langsung. Peneliti hanya mengamati interaksi sosial yang mereka ciptakan,
46
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,194.
47
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), 165-166.
48
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,203.
49
Ida Bagoes Mantra, Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008), 79.
37
baik dengan sesama subjek penelitian maupun dengan pihak luar.50 Sutrisno Hadi
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting
c. Dokumentasi
(bahan) seperti: fotografi, video, film, memo, surat, diary, rekaman kasus klinis, dan
sebagainya yang dapat digunakan sebagai bahan informasi penunjang, dan sebagi bagian
berasal dari kajian kasus yang merupakan sumber data pokok berasal dari hasil observasi
partisipasi dan wawancara mendalam.52 Data yang akan peneliti cari dari dokumentasi ini
yaitu data yang berkaitan dengan program supervisi pembelajaran pada tingkat
manajerial oleh Kepala MAN 2 Ponorogo. Dalam mencari data dengan dokumentasi ini
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis
data kualitatif adalah bersiat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh,
50
Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2007), 83.
51
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 203.
52
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, 176-177.
38
selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Menurut Miles
dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
berikut.
data, maka peneliti melakukan antisipatory sebelum melakukan reduksi data. Antisipatory
data reduction is occuring as the research decides (often without full awareness) which
conceptual frame work, which sites, which research question, which data collection
approaches to choose.
53
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 246.
39
Selanjutnya model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada gambar 1.2.
berikut.
Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian laporan yang
lengkap dan terperinci. Data dan laporan lapangan kemudian direduksi, dirangkum, dan
kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih dan dipilih yang
terpenting kemudian dicari tema atau polanya (melalui proses penyuntingan dan
pemberian kode dan penebalan). Reduksi data yang dilakukan terus menerus selama
penelitian berlangsung. Pada tahapan ini setelah data dipilah dan kemudian
disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam
penampilan, dan penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara, sehingga peneliti
bisa mendapat data yang jelas dan memberikan gambaran pada peneliti dalam melakukan
penelitian di lapangan. Data yang direduksi adalah profil sekolah, kegiatan yang ada baik
Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
40
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
kesimpulan. Dalam proses ini peneliti mengelompokkan hal-hal yang serupa menjadi
kategori atau kelompok satu, kelompok dua, kelompok tiga dan seterusnya. Masing-
masing kelompok tersebut menunjukkan tipologi yang ada sesuai dengan rumusan
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang
diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-
remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal
Pengujian keabsahan data pada dasarnya adalah upaya peneliti dalam membujuk
Oleh karena itu, agar hasil skripsi dapat benar-benar dipertanggungjawabkan, maka
berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan
54
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 210.
55
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 252-253.
56
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 321.
41
atau meneliti kembali tulisan dalam makalah yang telah dikerjakan, ada yang salah atau
pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian
juga dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat memberikan deskripsi data
dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca inilah
kemudian wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan
b. Triangulasi
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian
58
terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu. Dari
data. Karena mengingat data yang diperoleh melibatkan wawancara dari berbagai
sumber, waktu dan teknik. Adapun penjelasan dari masing-masing jenis triangulasi
sebagai berikut:
1) Triangulasi Sumber
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk
dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke bawahan yang dipimpin, ke
atasan yang menugasi, dan ke teman kerja yang merupakan kelompok kerja sama.
57
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015), 370-371.
58
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 273.
42
Data dari ke tiga sumber tersebut, tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam
sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang
2) Triangulasi Teknik
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya
data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi atau
kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan
data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber
data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data yang dianggap benar
3) Triangulasi Waktu
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara sumber masih
segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih
kredibel. Untuk itü dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan
cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam
waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda,
datanya.61
59
Ibid., 274.
60
Ibid., 274.
61
Ibid., 274.
43
I. Tahapan-tahapan Penelitian
Menurut Lexy J Moleong62, tahapan ini terdiri tahap pra-lapangan, tahap pekerjaan
a. Tahap pra-lapangan
Pada tahap pra-lapangan ini ada enam kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti
kualitatif, yang mana dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu
berikut:
2) Penampilan peneliti
62
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 127-152.
63
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, 144.
44
suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
64
Ibid., 285.
45
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN
lembaga alih fungsi dari Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Ponorogo seperti
tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Agama RI No. 1990 dan 42 tahun 1992. MAN 2
Ponorogo juga merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang berada di bawah
Negeri.
“Ulul عAlbab” عyaitu عtangguh عdalam عpembinaan عIman عdan عTaqwa عserta عmenguasai عIlmuع
wujud kesiapan Madrasah untuk menjadi Madrasah bermutu serta menjadi pilihan
ummat. keberadaan kelas PDCI (Peserta Didik Cerdas Istimewa) atau kelas Akselerasi
dan Kelas Bina Prestasi merupakan wujud nyata dalam mewujudkan Madrasah bermutu.
mendidik putra putri bangsa menuju terwujudnya manusia Indonesia yang berkarakter,
65
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 01/D/02-II/2021
46
a. Visi Madrasah
Visi Indikator
Religius Penguatan Iman dan takwa
Ikhlas dalam beramal
Ber-akhlakul karimah
Tertib sholat berjamaah
Tertib doa, membaca dan menghafal al-Qur’anعdanعasmaulعhusna
Unggul Unggul dalam kreativitas
Unggul dalam kedisiplinan
Unggul dalam pengembangan kurikulum
Unggul dalam proses pembelajaran
66
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 02/D/02-II/2021
47
b. Misi
Misi Indikator
Religius 1. Menumbuhkan perilaku keagamaan yang menguatkan
keimanan dan ketakwaan.
2. Menumbuhkan semangat dan kebiasaan ikhlas dalam
beramal.
3. Mewujudkan perilaku yang berakhlakul karimah.
4. Mewujudkan kesadaran sholat berjamaah.
5. Menjaga ketertiban pelaksanaan doa, membaca dan
menghafal al-Qur’anعdanعAsmaulعHusna.
Unggul 1. Menumbuhkembangkan mental kreatif bagi warga
madrasah.
2. Menerapkan budaya disiplin tinggi bagi warga madrasah.
3. Mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
masa depan.
48
Sekolah
Integritas 1. Menanamkan keselarasan ucapan dan perbuatan bagi
warga madrasah.
2. Menjadikan karakter integritas sebagai Iandasan warga
madrasah dalam memberikan pelayanan, bekerja,
belajar, berproses dan memperoleh hasil.
c. Tujuan Madrasah
antara lain.67:
Indikator
Tujuan Dalam mengemban Misi, MAN 2 Ponorogo
Madrasah telah merumuskan beberapa tujuan antara lain:
1. Menumbuhkan perilaku keagamaan yang menguatkan
keimanan dan ketaqwaan.
2. Menumbuhkan semangat dan kebiasaan ikhlas dalam
beramal.
3. Mewujudkan perilaku yang berakhlakul karimah.
4. Mewujudkan kesadaran sholat berjamaah.
5. Menjaga ketertiban pelaksanaan doa, membaca dan
menghafal al-Qur’anعdanعAsmaulعHusna.
6. Menumbuhkembangkan mental kreatif bagi warga
madrasah.
7. Menerapkan budaya disiplin tinggi bagi warga madrasah.
8. Mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
masa depan.
9. Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien
sesuai dengan tuntutan perkembangan budaya dan
teknologi.
10. Menumbuhkan kebiasaan membaca, menulis dan
menghasilkan karya.
11. Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
pembelajaran dan pengelolaan madrasah.
12. Menerapkan proses berpikir tingkat tinggi bagi warga
madrasah.
13. Meningkatkan pemerolehan nilai ujian nasional.
14. Meningkatkan daya saing peserta didik dalam melanjutkan
ke jenjang pendidikan tinggi favorit nasional dan
internasional.
15. Memperoleh juara Kompetisi sains dan Olimpiade tingkat
67
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 03/D/02-II/2021
50
Kabupaten Ponorogo adalah salah satu kabupaten yang berada dari Provinsi Jawa
Timur, Indonesia. Kabupaten Ponorogo terletak di koordinat 111 17' - 111 ع52’ عBujurع
Timurع7ع49’ع- 8 20' Lintang Selatan dengan ketinggian antara 92 sampai dengan 2.563 m
51
di atas permukaan laut dan memiliki luas wilayah 1.371,78 km. Kabupaten Ponorogo
terletak di sebelah barat dari kota Provinsi Jawa Timur dan berbatasan dengan Provinsi
Jawa Tengah. Kota yang berada di sebelah selatan adalah kota Pacitan, sebelah barat
adalah kota Wonogiri (Jawa Tengah), sebelah utara adalah kota Madiun, dan sebelah
timur adalah kota Trenggalek. MAN 2 Ponorogo berada di wilayah perkotaan tepatnya di
jalan Soekarno Hatta 381 Ponorogo menempati tanah seluas 9.788 m2. Letak MAN 2
Ponorogo berada di sebelah selatan terminal seloaji, dan di sekitarnya berdiri beberapa
Pondok Pesantren seperti Ponpes Thoriqul Huda, Ponpes Nurul Hikmah, Ponpes Ittihadul
dari 65 Aparatur Sipil Negara (ASN), 30 Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak
Tetap (PTT). Daftar guru dapat dilihat pada bagian akhir penelitian.69
Berikut struktur organisasi MAN 2 Ponorogo dapat dilihat pada bagian akhir
penelitian.70
Sarana dan prasarana suatu lembaga pendidikan mutlak harus ada dan harus
belajar mengajar sehingga siswa yang belajar bisa mendapat ilmu sesuai yang diharapkan
oleh pihak lembaga ataupun siswa sendiri. Di bawah ini beberapa fasilitas yang ada di
MAN 2 Ponorogo:
68
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 04/D/02-II/2021
69
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 05/D/01-VII/2021
70
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 06/D/01-VII/2021
52
3) Perpustakaan
4) Lab Komputer
5) Lab Multimedia
6) Lab Fisika
7) Lab Biologi
8) Lab Kimia
9) Lab Elektro
11) Masjid
12) Gazebo
18) Aula
22) UKS
internasional. Berikut data prestasi MAN 2 Ponorogo dapat dilihat pada bagian akhir
penelitian.72
71
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 08/D/02-II/2021
53
yakni kepala madrasah mengetahui sasaran supervisi pembelajaran yang dalam hal ini
adalah guru mata pelajaran, kemudian disertai tujuan pembelajaran dan tujuan dari
Bapak عNasta’in عselaku عKepala عMAN ع2 عPonorogo عberikut,”Yang عterkait عdenganع
yang akan saya supervisi. Kemudian tujuan pembelajaran itu sekaligus tujuan
supervisi saya apa. Karena ada berbagai macam supervisi yang terkait dengan tugas
saya”.
membagi sasaran yang perlu di supervisi dengan melihat kebutuhan guru terhadap
supervisi. Melihat tujuannya, kalau pada supervisi akademik itu semua di sama
ratakan. Kalau supervisi khusus karena ada guru yang kita tuju, maka akan dilakukan
supervisi. Misalnya ada guru yang kurang dalam proses pembelajaran, ya itu maka
72
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 02/O/28-X/2021
73
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
54
Jadi di tahun ajaran kita lihat untuk yang kemarin, pelaksanaan yang tahun
kemarin untuk yang awal tahun ajaran, jadi seberapa sukses perencanaan,
seberapa sukses pelaksanaan/proses, serta evaluasi oleh bapak ibu guru tadi.
Itu عakan عdinilai عoleh عbapak عkepala عmadrasah.“ عJane عnggawe عopo عora? عRPPع
nggawe عopo عora?” عdan عsebagainya, عbegitu. عJadi عitu عmekanismenya عdi عawalع
tahun pelajaran dan di tengah-tengah.74
dan ditandatangani oleh kepala madrasah. Sehingga nantinya guru tidak asal
Bapak Kepala Madrasah juga memerlukan data detail mengenai supervisi yang telah
kepala madrasah. Hal tersebut عsebagaimana عyang عdi عkatakan عoleh عBapak عNasta’inع
Ponorogo berangkat dari rencana kerja madrasah yang disusun secara sistematis.
Kemudian dari dokumen rencana kerja tersebut dapat dikembangkan lagi mengenai
74
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 03/W/01-VII/2021
75
Lihat Transkrip Observasi Nomor 02/O-11-VI/2021
76
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 03/W/01-VII/2021
55
kondisional.
Hal tersebut sesuai dengan pemaparan Ibu عSa’diyah عselaku عGuru عMataع
Untuk mekanisme perencanaan program itu awalnya kita ada yang disebut
sebagai Rencana Kerja Tahunan Madrasah (RKTM). Pada rencana kerja
madrasah itu ada pokja-pokja atau kelompok kerja di mana itu berdasarkan 8
(delapan) Standar Pendidikan yang membantu Kepala Madrasah untuk
bagaimana pengoperasionalan di Standar-Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Proses, Standar Penilaian, di Standar Isi, Standar Sarpras, hingga di
Standar Pembiayaan. Itu semuanya bisa terwadahi dalam rangka untuk
membuat Supervisi Pembelajaran. Karena dalam pembelajaran, 8 (delapan)
aspek itu 8 (delapan) Standar Pendidikan itu tidak bisa dilepaskan. Jadi
semuanya berkaitan dengan 8 (delapan) Standar Pendidikan itu senantiasa
menjadi satu. Sehingga berangkat dari RKTM itu tadi Bapak Kepala
Madrasah bisa membuat semacam mekanisme lanjutan Program Supervisi
Pembelajaran, dan itu terencana. Kemudian itu nanti hanya tinggal
pelaksanaannya mengikuti atau conditional. Sebagaimana Bapak Kepala
Madrasah biasanya tidak langsung, tetap ada secara pendekatan psikologis.
Nanti kalau langsung itu pasti akan terjadi semacam shock, ya. Tapi kalau
Bapak Kepala Madrasah biasanya satu hari sebelumnya menginformasikan
pada guru yang bersangkutan kalau ada supervisi pembelajaran di dalam
kelas.77
77
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 02/W/11-VI/2021
56
Program Tahunan (Prota), Program Semester (Promes), hingga pada Jurnal Penilaian.
Hal عtersebut عdisampaikan عoleh عBapak عNasta’in عselaku عKepala عMadrasah عsebagaiع
Pendidikan, RPP, Silabus, Pekan Efektif, Prota, Promes, terus ya sampai pada Jurnal
Penilaian”.78
kriteria acuan penilaian supervisi pembelajaran. Di mana yang perlu dinilai adalah
instrumen penelitian atau alat ukur dalam supervisi pembelajaran. Hal tersebut
sebagaimana عyang عdijelaskan عoleh عIbu عSiti عSa’diyah عselaku Guru Mapel Kimia
berikut:
pembelajaran yang di buat oleh guru seperti Kalender Pendidikan, Rencana Pelaksanaan
78
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
79
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 02/W/11-VI/2021
57
Semester (Promes), sampai pada Jurnal Penilaian. Kemudian, kepala madrasah juga
menyiapkan instrumen penilaian pembelajaran guna menjadi alat ukur adanya kesesuaian
(PBM).
Ponorogo menggambarkan visi dan misi yang dimiliki oleh lembaga. Awalnya, guru-
guru yang ada diberi pemahaman mengenai visi dan misi lembaga, dengan harapan
Kemudian setelah itu, barulah diadakan pemantauan sebagai wujud supervisi yang
dilakukan oleh Kepala MAN 2 Ponorogo. Hal ini sebagaimana yang disampaikan
olehعBapakعNasta’inعselakuعKepalaعMANع2عPonorogoعsebagaiعberikut:
Visi MAN 2 Ponorogo itu religius unggul berbudaya dan integritas jadi guru
kita berikan sosialisasi terkait dengan RUBI itu kemudian guru ya terus kita
minta untuk menerapkan RUBI dalam proses pembelajarannya. Nah kita yang
memantau sejauh mana guru itu religius, sejauh mana guru itu berbudaya dan
sejauh mana guru itu integritas. Itu kan semuanya dalam proses supervisi.80
RUBI (Religius, Unggul, Berbudaya, Integritas) sebagai visi dan misi kepada warga
madrasah. Hal tersebut dibuktikan dengan diletakkannya visi dan misi tersebut dalam
kemudian visi dan misi tersebut juga dituliskan pada sebuah bangunan yang ada di
80
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
58
lingkungan madrasah.81 Dari pemaparan di atas sudah tergambar upaya dan peran
ini disampaikan oleh Ibu Evie Meilianasari selaku Wakil Kepala Madrasah bidang
Pendapatعserupaعjugaعdiungkapkanعoleh عIbuعSitiعSa’diyahعselakuعGuruعMataع
beliau itu yang bisa saya sebut sebagai ramah dan beliau cenderung untuk
personal yang cenderung ramah dan mengayomi, sehingga secara tidak langsung
menjadi motivator bagi guru untuk membenahi diri lebih baik lagi.
langsung. Hal ini berdasarkan apa yang عdiungkapkan عoleh عBapak عNasta’in عselakuع
KepalaعMANع2عPonorogoعsebagaiعberikut,“عTeknikعsayaعdalamعsupervisiعituعkanعadaع
81
Lihat Transkrip Observasi Nomor 01/O/17-III/2021
82
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 03/W/01-VII/2021
83
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
59
yang pemantauan langsung ada yang ikut masuk kelas, ada yang pemantauan atau
supervisiعadministrasi.”84
pembelajaran yang telah dibuat oleh guru mata pelajaran. Hal ini berdasarkan apa
yang عdiungkapkan عoleh عBapak عNasta’in عselaku عKepala عMAN 2 Ponorogo sebagai
Pendidikan, Silabus, Pekan Efektif, Promes, terus RPP, ya sampai pada Jurnal
oleh kepala madrasah ke dalam kelas yang sedang mengadakan aktivitas belajar-
Itu ada dua teknik yang saya lakukan. Satu, saya masuk ke kelas, itu
tergantung kebutuhan. Kemudian yang kedua, ya saya melihat dari luar. Kalau
melihat dari luar ini sering, ya. Itu seminggu bisa dua, bisa tiga sampai empat
kali. Ya saya berkeliling kemudian di kelas tertentu saya berhenti untuk
mendengarkan bagaimana guru mengajar. Karena kalau masuk kelas lama
sering itu kan ya dalam posisi sekarang, dalam posisi di MAN 2 itu
bagaimana ya, dapat dikatakan kurang sering lah.85
secara langsung. Selain turun langsung memonitoring, bapak kepala madrasah juga
dibantu oleh adanya teknologi CCTV di dalam ruang kelas. Berdasarkan pengamatan
peneliti, di setiap kelas memang sudah dibekali alat pemantau atau CCTV. Hal
tersebut selaras dengan apa yang dikatakan oleh narasumber.86 Adapun fungsi dari
CCTV tersebut adalah sebagai data guna memvalidasi keadaan kelas yang
84
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
85
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
86
Lihat Transkrip Observasi Nomor 01/O/17-III/2021
60
berikut ini:
Madrasah masuk ke dalam kelas yang sedang melaksanakan Proses Belajar Mengajar
(PBM). Hal tersebut dilakukan tentunya agar Bapak Kepala Madrasah mengerti betul
didapatkan hasil supervisi untuk diberi tindakan lebih lanjut. Seperti halnya yang
disampaikanعolehعIbuعSitiعSa’diyahعsebagaiعberikut:
yangعdiungkapkanعolehعIbuعEvieعMeilianasariعselakuعWakaعKurikulumعberikut,“عJadiع
87
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 02/W/11-VI/2021
88
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 02/W/11-VI/2021
61
kalau ada guru yang tidak membuat, yang waktunya mengajar tidak mengajar, jadi
89
kepala madrasah langsung masuk, biar adu roso”. Sehingga dengan adanya adu
roso di sini diharapkan bapak/ibu guru di MAN 2 Ponorogo timbul kesadaran untuk
menjadi tantangan tersendiri bagi bapak/ibu guru karena kehadiran Bapak Kepala
kemudian menjadi termotivasi dan berbuat lebih baik lagi. Seperti yang diungkapkan
Nah ini kan tantangan bapak ibu guru. Awalnya ya namanya siapa saja sih
orang kalau ada orang asing yang masuk dalam misalnya kita anggap itu tadi
adalah jam kita berarti itu adalah room kita kan itu ya berarti kita kedatangan
tamu. Awalnya grogi, siapa sih yang tidak grogi? Walaupun Bapak Ibu guru
sudah senior tapi karena itu beriringnya waktu, seringnya kita sepertinya itu
bukan menjadi halangan dan pada akhirnya menjadi termotivasi dan menjadi
tidak lagi takut, tidak lagi grogi. Alhamdulillah karena itu sering dilakukan.90
langsung dan tidak langsung. Sebagai contoh supervisi secara tidak langsung
Penutup. Sedangkan teknik yang biasa dipakai dalam supervisi pembelajaran antara
89
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 03/W/01-VII/2021
90
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 02/W/11-VI/2021
62
mengenai kegiatan pembelajaran mulai dari masuk kelas sampai pada kelulusan.
Adapun yang terkait dengan supervisi evaluasi pembelajaran antara lain seperti
teknis evaluasi belajar peserta didik baik di tengah maupun di akhir semester, teknis
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), hingga pada pengaturan kenaikan kelas, mutasi
dan kelulusan peserta didik. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Ibu Evie
Evaluasi disini berarti kalau memang belum tercapai, masih ada 80%, nah itu
kira-kira apa yang belum? Nah itu yang perlu adanya evaluasi. Setiap tahun
ajaran ini kita biasanya tim pengembang pasti ada rapat. Di tahun ajaran kan
untuk menyiapkan, satu pasti menyiapkan dokumen KTSP. Dokumen KTSP
itu nanti semua SOP yang ada di kegiatan pembelajaran itu ada, termaktub di
situ jadi mulai kapan masuknya, kapan ujiannya, bagaimana siswa kalau
remedi, bagaimana seorang guru memberikan nilai, KKM-nya berapa, terus
lagi bagaimana kriteria kenaikan kelas, itu semua sudah ada di situ. Kelulusan
bagaimana, bagaimana siswa mau mutasi ke MAN 2, itu semuanya ada.91
KemudianعlebihعlanjutعdisampaikanعolehعBapakعNasta’inعmengenaiعsupervisi
akan dipanggil secara personal untuk disampaikan arahan dan solusi sesuai dengan
permasalahannya.“ عKalau عhasil عsepertinya عjelek عya عmaka عguru عitu عsaya عpanggilع
langsung, saya ajak ngobrol, عsaya عevaluasi عdi عsini”.92 Adapun tindakan supervisi
91
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
92
Ibid..
63
evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh kepala madrasah yakni apabila guru yang
dalam segi penilaian terhadap peserta didik, maka guru tersebut disarankan untuk
mengubah sistem penilaian dalam mata pelajarannya. Hal tersebut sebagaimana yang
Bapak عNasta’in عsampaikan عberikut,” ketika problemnya itu misalnya karena proses
KBM-nya jelek ya maka dia disarankan untuk belajar yang lain. Kalau problemnya
hasil supervisi pantau tadi itu kurang tepat waktu, maka ya tindak lanjutnya dia harus
tepat waktu di pantau kemudian. Kalau dalam penilaian, misalnya dia nilainya
kurang bagus ya maka dia diminta untuk mengubah ulang sistem penilaian pada
anak”.93
pada umumnya disampaikan dalam forum rapat pimpinan. Dalam forum tersebut
disampaikan hasil dari program supervisi yang kemudian dibahas untuk diberi
tindakan lebih lanjut. Seperti halnya yang dipaparkan oleh Bapak Nasta’in berikut,
“Evaluasinyaعtadiعitu,عjadiعdalamعrapatعpimpinanعkitaعsampaikanعhasilعsupervisiعpadaع
guru tertentu atau administrasi, yang sudah dilakukan kepala madrasah atau tim
kurikulumعtadiعdisampaikanعkemudianعdibahas”.ع94
Senada dengan pernyataan di atas, menurut Ibu Siti Sa’diyah عselaku عGuruع
yang ada kepala madrasah, ada empat waka madrasah, kemudian ada kepala tata
pembelajaranعituعsudahعsesuaiعapaعbelum,عituعadaعdiعforumعmereka”.ع95
93
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
94
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 02/W/11-VI/2021
95
Ibid..
64
pembelajaran di MAN 2 Ponorogo secara tidak langsung mengacu pada rincian SOP
yang ada pada dokumen KTSP. Dari dokumen tersebut dapat diketahui aspek
Adapun yang berkaitan dengan supervisi evaluasi pembelajaran antara lain teknis
evaluasi belajar peserta didik baik di tengah maupun di akhir semester, teknis
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), hingga pada pengaturan kenaikan kelas, mutasi
dan kelulusan peserta didik. Beberapa aspek tersebut apabila ditemukan kekurangan,
maka kepala madrasah akan membawa ke dalam forum pimpinan untuk dibahas
adalah menindaklanjuti masalah dari program tersebut. Di mana bentuk tindak lanjut
Nasta’inعselakuعKepalaعMANع2عPonorogoعdiklasifikasikanعmenjadiعdua,عyakniعsecaraع
langsung dan tidak langsung. Sebagaimana yang disampaikan oleh beliau berikut,
“Ya tindak lanjut evaluasi itu ada yang langsung, ada yang tidak langsung ya. Ada
langsung itu ya kita berikan solusi, seperti tadi saya katakan, diminta untuk ikut
latihan sesuai dengan kelemahannya ini, begitu. Kalau dalam proses yang berlarut-
larutعyaعsampaiعpadaعpengusulanعpemutasian”.96
paling akhir. Adapun kriteria pemutasian yang disampaikan beliau sebagai berikut,
“Ya عketika عguru عatau عyang عbersangkutan عitu عtidak عbisa عberubah, عsesuai عdenganع
96
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
65
harapan عmadrasah, عya عarahnya عke عsana”. عDengan عpertimbangan عtersebut, عdapatع
dikatakan bahwa pihak madrasah tidak serta-merta melakukan mutasi tanpa sebab
dari evaluasi program supervisi adalah dengan diadakannya workshop dan pertemuan
MGMP Internal. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh beliau berikut:
Nah ini dengan tindak lanjut dari program itu kita sering ya
menyelenggarakan workshop di madrasah ya. Workshop untuk peningkatan
kompetensi dari bapak ibu guru. Kemudian itu juga ada pertemuan MGMP
internal, yang mana selama musim Pandemi ini dilaksanakan dua hari sekali
oleh setiap mata pelajaran.98
Upaya tindak lanjut yang lain juga dapat berupa Rolling bagi guru yang
Biasanya gurunya di panggil lagi. Dengan dipanggil satu dua kali tetap tidak,
nah biasanya tetap ada Rolling. Iya, rolling guru itu juga perlu. Jadi yang
biasanya mengajar kelas XII ganti di kelas X, kelas X ganti di kelas XI. Ya
semuanya biar apa? Kalau Rolling itu sebenarnya buat charge ilmu kita.
Kalau mengajar hanya di kelas X saja, materi kelas XI dan XII kan hilang
jadinya. Jadi memang perlu penyegaran, jadi harus ada rolling. Wali kelas pun
juga seperti itu, harus ada penyegaran. 99
ada yang dilakukan secara langsung yakni dengan berdiskusi dan pemberian solusi
tidak langsung yang berupa workshop, pertemuan dalam forum MGMP Internal,
berlarut-larut.
97
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
98
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 02/W/11-VI/2021
99
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 03/W/01-VII/2021
66
BAB V
PEMBAHASAN
MAN 2 Ponorogo
pembelajaran. Dan pada bab ini akan dianalisis sesuai dengan teori yang telah disiapkan
bahan supervisi, survei kebutuhan sasaran supervisi, dan analisis penentuan layanan
supervisi pembelajaran yang akan di laksanakan.100 Oleh karena itu, Kepala MAN 2
tujuan dari supervisi pembelajaran tersebut yang kemudian menghasilkan tindak lanjut
yang bermutu.101 Maka dari itu, sebelum melaksanakan supervisi, Kepala MAN 2
buat oleh guru seperti Kalender Pendidikan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Silabus, Pekan Efektif, Program Tahunan (Prota), Program Semester (Promes), sampai
100
Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Petunjuk Teknis Supervisi Pembelajaran di Madrasah, 14.
101
Keputusan Menteri Agama Indonesia, Pedoman Supervisi Pada Madrasah (Jakarta: Kementrian Agama
Republik Indonesia, 2021), 8.
67
penilaian pembelajaran guna menjadi alat ukur adanya kesesuaian antara Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Proses Belajar Mengajar (PBM). Hal tersebut
MAN 2 Ponorogo
kepala sekolah adalah pemegang otoritas tertinggi di sekolah, sehingga kebijakan dan
perilakunya akan menentukan ketercapaian tujuan akhir sekolah. Kepala sekolah sebagai
mewujudkan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik, kepala MAN 2 Ponorogo
warga madrasah terutama guru untuk senantiasa menerapkan RUBI (Religius, Unggul,
Berbudaya, Integritas) sebagai visi dan misi yang dimiliki oleh lembaga.
(Mendiknas) Nomor 162 Tahun 2003 tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala
supervisi pembelajaran peran Kepala MAN 2 Ponorogo juga dinilai berperan sebagai
motivator dengan pendekatan yang demokratis dan tidak otoriter, hal tersebut kemudian
102
Muhammad Kristiawan, Dkk., Supervisi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2019), 81.
103
Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, 53.
68
menjadi faktor pendukung ketercapaian tujuan lembaga karena guru menjadi lebih
pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan perencanaan dan riil kebutuhan siswa
dalam situasi maupun area belajar yang telah direncanakan sebelumnya.104 Sebelum
melaksanakan, kepala madrasah beserta timnya terlebih dahulu telah membuat sebuah
Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
telah dibuat oleh guru. Supervisi pelaksanaan pembelajaran di MAN 2 Ponorogo juga
senantiasa berorientasi terhadap visi dan misi madrasah. Adapun visi dan misinya adalah
barulah kepala madrasah melakukan monitoring, sejauh mana guru tersebut mampu
tersebut dilakukan cukup rutin oleh kepala madrasah, yakni 2-4 kali dalam satu Minggu.
oleh seorang supervisor pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik
104
Keputusan Menteri Agama Indonesia, Pedoman Supervisi Pada Madrasah, 8.
69
oleh sistem perorangan maupun kelembagaan pendidikan itu sendiri.105 Pada tahap
pada saat monitoring berlangsung. Kemudian untuk pendekatan secara tidak langsung
murid di dalam kelas. Metode tersebut dilakukan kepada guru tertentu yang sudah
didapatkan hasil yang akan ditindaklanjuti oleh kepala madrasah terhadap guru yang di
supervisi.
tujuan tertentu baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah manajerial dengan
yang berhubungan dengan serta berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan dan
masalah akademik dengan sasaran para guru kelas dan atau mata pelajaran untuk
memperbaiki proses pembelajaran di kelas, di laboratorium, dan atau di alam bebas serta
memperbaiki pencapaian hasil belajar peserta didik.106 Teknik yang dipilih oleh Kepala
dilaksanakan dengan dua teknik, yaitu kepala madrasah hanya mengamati dari luar kelas
dan berhenti di kelas tertentu untuk mengamati bagaimana guru mengajar. Hal tersebut
rutin dilaksanakan 2-4 kali dalam seminggu sebelum adanya Pandemi COVID-19.
Kemudian teknik kedua yakni monitoring dengan masuk ke dalam kelas yang dalam hal
105
Sohiron, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, 180-182.
106
Ibid., 182-183.
70
ini pelaksanaannya di rasa kurang oleh kepala madrasah. Monitoring yang dilakukan oleh
Pembelajaran (RPP) atau tidak. Akan tetapi setelah muncul dan maraknya Pandemi
secara langsung atau tatap muka akan tetapi dilaksanakan secara Online. Oleh karena itu,
dalam menjalankan tugasnya sebagai supervisor, kepala madrasah sementara hanya dapat
memantau administrasi dan proses pembelajaran daring yang dilaksanakan oleh guru.
Sejauh ini kepala madrasah belum menemukan formulasi yang tepat dan efektif dalam
supervisi pembelajaran.
C. Analisis Supervisi Evaluasi Pembelajaran dalam Implementasi Visi dan Misi di MAN 2
Ponorogo
kalah pentingnya adalah tahap evaluasi. Mengutip pendapat Nurkanca, bahwa evaluasi
mengacu pada rincian SOP yang ada pada dokumen KTSP. Dari dokumen tersebut
107
Muhammad Kristiawan, dkk., Supervisi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2019),
71
dapat diketahui aspek evaluasi pembelajaran apa saja yang dianggap kurang dalam
pelaksanaannya.
pendampingan dan pembimbingan yang dilakukan untuk meningkatkan skill guru dalam
dan melakukan tindak lanjut perbaikan pembelajaran.108 Oleh karena hal tersebut, maka
mendampingi guru dalam aspek penilaian terhadap peserta didik, yakni dengan
pemberian solusi apabila sistem penilaian tidak sesuai, maka kepala madrasah akan
menjadi perhatian pihak MAN 2 Ponorogo antara lain teknis evaluasi belajar peserta
didik baik di tengah maupun di akhir semester, teknis remedial, kemudian bagaimana
seorang guru memberikan penilaian dan mengatur Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),
hingga pada pengaturan kenaikan kelas, mutasi dan kelulusan peserta didik. Beberapa
aspek tersebut apabila ditemukan kekurangan, maka kepala madrasah akan membawa
ke dalam forum pimpinan untuk dibahas lebih lanjut dan diberikan solusi yang dirasa
tepat.
lanjut merupakan tindakan pembinaan dan perbaikan dari hasil temuan pada waktu
guru yang telah memenuhi standar dan teguran yang bersifat edukatif diberikan kepada
108
Keputusan Menteri Agama Indonesia, Pedoman Supervisi Pada Madrasah, 9.
109
Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Petunjuk Teknis Supervisi Pembelajaran di Madrasah (Jakarta:
Kementrian Agama Republik Indonesia, 2019), 18.
72
metode, yakni secara langsung dan tidak langsung. Bentuk tindak lanjut langsung yang
dilakukan adalah dengan memberi saran maupun solusi atas permasalahan yang sedang
ambil oleh kepala madrasah seperti mengadakan workshop bagi guru yang pada masa
Pandemi ini dilaksanakan secara daring, kemudian juga pertemuan kelompok kerja
MGMP yang selama masa Pandemi diadakan 2 kali dalam seminggu oleh setiap mata
pelajaran. Upaya lain adalah adanya rolling guru yang ditujukan untuk me-refresh
performa guru dalam mengajar. Beberapa upaya tindak lanjut tersebut apabila masih
tidak menemukan titik terang, maka ada yang namanya pengajuan mutasi oleh pihak
lembaga terhadap guru yang dianggap kurang memenuhi harapan madrasah setelah
dilaksanakan supervisi. Hal tersebut menjadi upaya akhir dan tidak dilakukan secara
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
penganalisisan data mengenai supervisi yang telah dilaksanakan sebelumnya oleh kepala
madrasah. Selain itu kepala madrasah juga mencari objek sasaran yang di rasa perlu
menghasilkan solusi sebagai tindak lanjut masalah perencanaan pembelajaran oleh guru.
Adapun aspek yang menjadi perhatian kepala madrasah dalam kaitannya supervisi
Pembelajaran (RPP), Silabus, Pekan Efektif, Program Tahunan (Prota), Program Semester
kepala madrasah juga tidak lupa menyusun instrumen penilaian sebagai alat ukur
menerapkan visi dan misi dalam proses pembelajaran. Kemudian dalam prakteknya,
lingkungan madrasah pada saat jam pelajaran berlangsung. Kegiatan tersebut dilaksanakan
rutin sebanyak 2-4 kali dalam satu Minggu. Adapun monitoring tersebut bertujuan untuk
(RPP) dengan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang sedang berlangsung. Sedangkan untuk
supervisi pelaksanaan pembelajaran yang lebih intensif dilaksanakan pada waktu tertentu
sesuai dengan jadwal yang telah disusun oleh kepala madrasah. Adapun bentuk supervisi
74
tersebut adalah kepala madrasah masuk dan duduk di belakang siswa mengikuti pelajaran
yang sedang berlangsung. Hal tersebut bertujuan agar kepala madrasah mengetahui betul
bagaimana guru melaksanakan pembelajaran mulai dari kegiatan pembuka, kegiatan inti
pembelajaran, dan kegiatan penutup. Selain kunjungan kelas yang sudah disebutkan,
kepala madrasah juga menggunakan teknik supervisi pelaksanaan pembelajaran yang lain
Internal, workshop/webinar.
3. Supervisi evaluasi pembelajaran di MAN 2 Ponorogo secara tidak langsung mengacu pada
rincian SOP yang ada pada dokumen KTSP. Dari dokumen tersebut dapat diketahui aspek
evaluasi pembelajaran apa saja yang dianggap kurang dalam pelaksanaannya. Kemudian
evaluasi pembelajaran dengan mendampingi guru dalam hal aspek penilaian terhadap
peserta didik, yakni dengan pemberian solusi apabila sistem penilaian tidak sesuai, maka
kepala madrasah akan meminta guru yang bersangkutan untuk mengubahnya. Tak berhenti
sampai di situ, aspek lain yang tidak terlewatkan oleh pihak MAN 2 Ponorogo di antaranya
teknis evaluasi belajar peserta didik baik di tengah maupun di akhir semester, teknis
remedial, kemudian bagaimana seorang guru memberikan penilaian dan mengatur Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), hingga pada pengaturan kenaikan kelas, mutasi dan kelulusan
peserta didik. Beberapa aspek tersebut apabila ditemukan kekurangan, maka kepala
madrasah akan membawa ke dalam forum pimpinan untuk dibahas lebih lanjut dan
B. Saran
Kepala madrasah dapat segera menemukan formulasi yang tepat dalam kaitannya
pembelajaran memiliki dampak yang besar dalam segala bidang. Dari formulasi
75
tersebut, diharapkan tujuan pendidikan dalam skala lembaga yang telah dirumuskan
dalam bentuk visi dan misi dapat terwujud dengan baik. Kemudian kepala madrasah
Guru dan siswa diharapkan dapat lebih termotivasi dengan upaya kepala
yang diharapkan semua pihak. Kemudian guru dan siswa diharapkan turut bersinergi
bersama kepala madrasah dalam mewujudkan visi dan misi madrasah yang telah
Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengkaji lebih dalam lagi baik dari
segi referensi maupun narasumber terkait dengan supervisi pembelajaran lebih lanjut
sesuai dengan perkembangan zaman. Peneliti berharap, dengan adanya penelitian ini
semoga dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian yang lebih intensif
berikutnya.
76
DAFTAR PUSTAKA
Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Calam, Ahmad dan Amnah Qurniati. “Merumuskan عVisi عdan عMisi عLembaga عPendidikan.”ع
Jurnal Saintkom,Vol.15, No. 1, (Januari, 2016).
Fitrah, Muh. dan Luthfiyah. Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas dan
Studi Kasus. Sukabumi: Jejak, 2017.
Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Almanshur. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012.
Keputusan Menteri Agama Indonesia. Pedoman Supervisi Pada Madrasah. Jakarta: Kementrian
Agama Republik Indonesia, 2021.
Komalasari,عDedeعMae.“عPelaksanaanعPenggerakanعOlehعKepalaعDalamعUpaya عMewujudkan
Visi dan Misi Organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Rajadesa Kabupaten
Ciamis.”عDinamika, Vol.5, No.2, (2018).
Mantra, Ida Bagoes. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008.
Mengoptimalkan Peran Kepala Sekolah. Oleh: Tempo.co. Dirilis tanggal 23 Mei 2018.
Mengoptimalkan Peran Kepala Sekolah - Nasional Tempo.co. Diakses tanggal 4
Desember 2020.
Rohmat. Kepemimpinan Pendidikan: Konsep dan Aplikasi. Purwokerto: Stain Press, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2015.
---------. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2016.
Zahroh, Aminatul. Total Quality Management: Teori & Praktek Manajemen Untuk
Mendongkrak Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.
78
Lampiran 01
PEDOMAN WAWANCARA
1. Apa sajakah aspek program supervisi pembelajaran yang perlu direncanakan oleh kepala
madrasah dalam upaya implementasi visi dan misi?
2. Bagaimana mekanisme perencanaan program supervisi pembelajaran sebagai upaya
implementasi visi dan misi oleh kepala madrasah?
3. Kapan kepala madrasah menyusun perencanaan program supervisi pembelajaran tersebut?
Kemudian siapa saja yang terlibat?
4. Apakah kepala madrasah juga menyusun perencanaan program supervisi pembelajaran
secara berkala, baik dari jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang?
5. Adakah strategi khusus terkait teknik serta pendekatan dalam pelaksanaan program supervisi
pembelajaran agar visi dan misi lembaga dapat terealisasi dengan baik?
6. Apakah sejak awal perencanaan program sudah diadakan evaluasi seiring berjalannya
waktu?
7. Apakah kepala madrasah juga melibatkan stakeholder lain dalam merencanakan program
supervisi pembelajaran dalam rangka implementasi visi dan misi pendidikan?
8. Adakah kendala maupun tantangan yang dihadapi oleh kepala madrasah dalam
merencanakan program tersebut? Seperti apa peran atau partisipasi yang dilakukan kepala
madrasah dalam supervisi pembelajaran sebagai realisasi visi dan misi pendidikan MAN 2
Ponorogo?
9. Dalam kaitannya dengan supervisi pembelajaran, bagaimana mekanisme kepala madrasah
mengimplementasikan visi dan misi pendidikan MAN 2 Ponorogo?
10. Bagaimanakah realisasi teknik serta pendekatan yang digunakan kepala madrasah dalam
upaya supervisi pembelajaran terhadap guru?
11. Adakah strategi khusus agar pelaksanaan program supervisi tersebut tetap berjalan menuju
tujuan akhir yakni tercapainya visi dan misi pendidikan di MAN 2 Ponorogo?
12. Sebagai seorang supervisor, apakah kepala madrasah juga melibatkan pihak eksternal dalam
melaksanakan supervisi pembelajaran? Contohnya bekerja sama dengan dinas pendidikan
setempat atau lainnya.
13. Dalam satu tahun ajaran, berapa kali kepala madrasah melaksanakan program supervisi
pembelajaran?
14. Dalam melaksanakan program tersebut, adakah kendala yang cukup berarti bagi lembaga?
khususnya kepala madrasah?
79
15. Apakah hasil pelaksanaan program supervisi pembelajaran sudah sesuai dengan apa yang
direncanakan?
16. Bagaimana mekanisme pelaksanaan evaluasi program supervisi pembelajaran dalam upaya
implementasi visi dan misi pendidikan oleh kepala madrasah?
17. Apakah evaluasi program supervisi pembelajaran hanya diadakan saat akhir kegiatan
saja/setelah kegiatan berakhir?
18. Bagaimana mekanisme pelaporan hasil evaluasi supervisi?
19. Bagaimana tindak lanjut hasil evaluasi program tersebut?
20. Apakah hasil serta tindak lanjut evaluasi program supervisi pembelajaran tersebut cukup
memberikan impact/dampak yang signifikan terhadap terealisasinya visi dan misi MAN 2
Ponorogo?
21. Apakah kepala madrasah memberi kesempatan kepada tenaga pendidik untuk
menyampaikan kesan/pesan/masukan saat setelah program berakhir, agar program
selanjutnya dapat berjalan lebih baik?
80
Lampiran 02
JADWAL WAWANCARA
Lampiran 03
TRANSKRIP WAWANCARA
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan Ya, betul. Jadi hasil serta tindak lanjut tadi ya itu karena
kita tadi setelah tau kekurangan kita ternyata di IT, kan
seperti itu. Maka kita respons dengan webinar. Webinar
saja ternyata yang namanya keterserapan materi juga
belum bisa dikatakan bisa 100% ya, berarti kan perlu
yang namanya pendampingan dari webinar. Makanya ada
yang disebut dengan kerja bareng dalam MGMP internal.
Itupun masih kekurangan apabila kebetulan dalam
MGMP semuanya masi h gaptek, masih kurang literasi
dalam teknologi. Alhamdulillah dari tim pengembang, tim
kurikulum tadi yang enam orang tadi bersama sama teman
teman yang ada di ruang guru itu bagaimana kompetensi
kita itu setidaknya yang masih belum bisa mau bekerja
sama, mau bertanya. Itu ternyata budaya gengsi, budaya
ego kalau kita tidak bisa, Alhamdulillah hilang. Dengan
kita belajar bersama itu mengurangi ego kita yang
biasanya“ عaduh, عmalu عsaya عnggak عbisa”. عKalau عsekedarع
kita malu, kita berhenti. Tapi kalau bagaimana supaya kita
itu tidak malu, maka kita bekerja sama dengan teman-
teman. Dan Alhamdulillah dari tim pengembang
kurikulum tadi, berkesempatan membersamai bapak ibu
guru. Sehingga itu membuat standarisasi minimal
kompetensi itu tidak jomplang, an seperti itu. Jadi bapak
ibu guru bisa dibilang rata-rata adalah guru pembelajar.
Maka impact-nya dalam terrealisasinya visi dan misi
MAN 2 ini, Alhamdulillah karena kita solid, karena kita
bersama عdalam عmisal“ عkita عtidak عbisa, kemudian kita
belajar عbersama”, عya عsangat عsangat عsignifikan عgitu عya.ع
Walaupun di era pandemi itu anak didik kita inshaAllah
bisa secara prestasi baik akademik non akademik masih
bisa kita wujudkan, seperti itu.
Peneliti Apakah kepala madrasah memberi kesempatan kepada
tenaga pendidik untuk menyampaikan
kesan/pesan/masukan saat setelah program berakhir, agar
program selanjutnya dapat berjalan lebih baik?
100
TRANSKRIP WAWANCARA
Lampiran 04
JADWAL OBSERVASI
Waktu Nomor
Hari/Tanggal Tempat Kegiatan Yang di Observasi
Observasi Observasi
Rabu, 17 Maret Lingkungan 09.00 – 10.00 01/O/17- Kondisi serta interaksi
2021 MAN 2 III/2021 yang terjadi dalam
Ponorogo lingkungan madrasah
Kamis, 28 Lingkungan 08.00 – 09.00 02/O/28- Bentuk Rencana
Oktober 2021 MAN 2 X/2021 Pelaksanaan
Ponorogo Pembelajaran (RPP)
Mata Pelajaran Kimia
110
Lampiran 05
TRANSKRIP OBSERVASI
Kegiatan yang Diobservasi : Kondisi serta interaksi yang terjadi dalam lingkungan MAN 2
Ponorogo
Transrkip
observasi
TRANSKRIP OBSERVASI
Kegiatan yang Diobservasi : Bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran
Kimia di MAN 2 Ponorogo
Transrkip
observasi
Lampiran 06
JADWAL DOKUMENTASI
Waktu
No Jadwal Judul Nomor Tanggal Penemuan
Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi Pencatatan Dokument
asi
1 Dokumen Sejarah
01/D/02- 02 Februari 10.30 –
Resmi Berdirinya MAN
II/2021 2021 10.45
2 Ponorogo
2 Dokumen Profil MAN 2 02/D/02- 02 Februari 10.30 –
Resmi Ponorogo II/2021 2021 10.45
3 Dokumen Visi, Misi, dan
03/D/02- 02 Februari 10.30 –
Resmi Tujuan MAN 2
II/2021 2021 10.45
Ponorogo
4 Dokumen Letak Geografis
04/D/02- 02 Februari 10.30 –
Resmi MAN 2
II/2021 2021 10.45
Ponorogo
5 Dokumen Keadaan Guru
05/D/01- 10.10 –
Resmi dan Siswa MAN 01 Juli 2021
VII/2021 10.10
2 Ponorogo
6 Dokumen Struktur
06/D/01- 10.00 –
Resmi Organisasi MAN 01 Juli 2021
VII/2021 10.10
2 Ponorogo
7 Dokumen Sarana dan
07/D/02- 02 Februari 10.30 –
Resmi Prasarana MAN
II/2021 2021 10.45
2 Ponorogo
8 Dokumen Prestasi MAN 2 08/D/02- 02 Februari 10.30 –
Resmi Ponorogo II/2021 2021 10.45
113
Lampiran 07
TRANSKRIP DOKUMENTASI
Nomor : 01/D/02-II/2021
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul dokumen : Sejarah MAN 2 Ponorogo
Dokumen ditemukan hari/tanggal : Selasa, 02 Februari 2021
Dokumen ditemukan pukul : 10.30 - 10.45
Dokumen ditemukan di : Website Resmi MAN 2 Ponorogo
TRANSKRIP DOKUMENTASI
Nomor : 02/D/02-II/2021
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul dokumen : Profil MAN 2 Ponorogo
Dokumen ditemukan hari/tanggal : Selasa, 02 Februari 2021
Dokumen ditemukan pukul : 10.30 - 10.45
Dokumen ditemukan di : Website Resmi MAN 2 Ponorogo
E-mail man2ponorogo@gmail.com
TRANSKRIP DOKUMENTASI
Nomor : 03/D/02-II/2021
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul dokumen : Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah
Dokumen ditemukan hari/tanggal : Selasa, 02 Februari 2021
Dokumen ditemukan pukul : 10.30 - 10.45
Dokumen ditemukan di : Website Resmi MAN 2 Ponorogo
Visi Indikator
Religius Penguatan Iman dan takwa
Ikhlas dalam beramal
Ber-akhlakul karimah
Tertib sholat berjamaah
Tertib doa, membaca dan menghafal al-Qur’anعdanعasmaulع
husna
Unggul Unggul dalam kreativitas
Unggul dalam kedisiplinan
Unggul dalam pengembangan kurikulum
Unggul dalam proses pembelajaran
Unggul dalam literasi
Unggul dalam teknologi informasi dan komunikasi
Unggul dalam perolehan NUN
Unggul dalam Olimpiade dan kompetisi sains
Unggul dalam karya ilmiah
Unggul dalam kesenian
Unggul dalam olahraga
Unggul dalam pengembangan bakat
Unggul dalam persaingan nasional dan global
Unggul dalam manajemen madrasah
Berbudaya Berbudaya local
Berbudaya gotong-royong
Berbudaya mandiri dan tanggung jawab
Berbudaya cinta lingkungan
Berbudaya hidup sehat
Integritas Keselarasan antara ucapan dan perbuatan
Integritas dalam pelayanan
117
Misi Indikator
Religius 6. Menumbuhkan perilaku keagamaan yang menguatkan
keimanan dan ketakwaan.
7. Menumbuhkan semangat dan kebiasaan ikhlas dalam
beramal.
8. Mewujudkan perilaku yang berakhlakul karimah.
9. Mewujudkan kesadaran sholat berjamaah.
10. Menjaga ketertiban pelaksanaan doa, membaca dan
menghafal al-Qur’anعdanعAsmaulعHusna.
Unggul 21. Menumbuhkembangkan mental kreatif bagi warga
madrasah.
22. Menerapkan budaya disiplin tinggi bagi warga madrasah.
23. Mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
masa depan.
24. Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien
sesuai dengan tuntutan perkembangan budaya dan
teknologi.
25. Menumbuhkan kebiasaan membaca, menulis dan
menghasilkan karya.
26. Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
pembelajaran dan pengelolaan madrasah.
27. Menerapkan proses berpikir tingkat tinggi bagi warga
madrasah.
28. Meningkatkan pemerolehan nilai ujian nasional.
29. Meningkatkan daya saing peserta didik dalam melanjutkan
ke jenjang pendidikan Tinggi favorit nasional dan
internasional.
30. Memperoleh juara Kompetisi sains dan Olimpiade tingkat
regional, Nasional dan internasional.
31. Mengembangkan riset bagi warga madrasah.
32. Mengembangkan kegiatan bidang kesenian.
33. Memperoleh juara lomba bidang kesenian.
34. Mengembangkan kegiatan bidang olah raga.
35. Memperoleh juara bidang olah raga tingkat regional dan
nasional.
36. Mengembangkan potensi dan bakat warga madrasah sesuai
dengan perkembangan zaman.
37. Menyediakan sarana dan prasarana yang berstandar
nasional dan internasional.
118
Indikator
Tujuan Dalam mengemban Misi, MAN 2 Ponorogo
Madrasah telah merumuskan beberapa tujuan antara lain:
6. Menumbuhkan perilaku keagamaan yang menguatkan
keimanan dan ketaqwaan.
7. Menumbuhkan semangat dan kebiasaan ikhlas dalam
beramal.
8. Mewujudkan perilaku yang berakhlakul karimah.
9. Mewujudkan kesadaran sholat berjamaah.
10. Menjaga ketertiban pelaksanaan doa, membaca dan
menghafal al-Qur’anعdanعAsmaulعHusna.
36. Menumbuhkembangkan mental kreatif bagi warga
madrasah.
37. Menerapkan budaya disiplin tinggi bagi warga madrasah.
38. Mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
masa depan.
39. Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien
119
warga madrasah.
65. Menjadikan karakter integritas sebagai landasan warga
madrasah dalam memberikan pelayanan, bekerja,
belajar, berproses dan memperoleh hasil.
Refleksi Di dalam Visi, Misi, dan Tujuan MAN 2 Ponorogo memudahkan pembaca
untuk mengetahui bagaimana indikator pencapaian Viai, Misi, dan Tujuan
MAN 2 Ponorogo.
121
TRANSKRIP DOKUMENTASI
Nomor : 04/D/02-II/2021
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul dokumen : Letak Geografis MAN 2 Ponorogo
Dokumen ditemukan hari/tanggal : Selasa, 02 Februari 2021
Dokumen ditemukan pukul : 09.00 WIB
Dokumen ditemukan di : Meeting Room MAN 2 Ponorogo
Bentuk Kabupaten Ponorogo adalah salah satu kabupaten yang berada dari Provinsi
Dokumen Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten Ponorogo terletak di koordinat 111 17' -
111ع52’عBujurعTimurع7ع49’ع- 8 20' Lintang Selatan dengan ketinggian antara
92 sampai dengan 2.563 m di atas permukaan laut dan memiliki luas wilayah
1.371,78 km. Kabupaten Ponorogo terletak di sebelah barat dari kota
Provinsi Jawa Timur dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah. Kota
yang berada di sebelah selatan adalah Kota Pacitan, sebelah barat adalah kota
Wonogiri (Jawa Tengah), sebelah utara adalah kota Madiun, dan sebelah
timur adalah kota Trenggalek. MAN 2 Ponorogo berada di wilayah
perkotaan tepatnya di jalan Soekarno Hatta 381 Ponorogo menempati tanah
seluas 9.788 m2. Letak MAN 2 Ponorogo berada di sebelah selatan Terminal
Seloaji, dan di sekitarnya berdiri beberapa pondok pesantren seperti Ponpes
Thoriqul Huda, Ponpes Nurul Hikmah, Ponpes Ittihadul Ummah, Ponpes
Durisawo,عponpesعTahfidhulعQur’an
Refleksi Di dalam data Letak Geografis MAN 2 Ponorogo memudahkan pembaca
untuk mencari informasi mengenai letak MAN 2 Ponorogo.
122
TRANSKRIP DOKUMENTASI
Nomor : 05/D/01-VII/2021
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul dokumen : Tenaga Pendidik dan Kependidikan MAN 2 Ponorogo
Dokumen ditemukan hari/tanggal : 01 Juli 2021
Dokumen ditemukan pukul : 10.00 – 10.10 WIB
Dokumen ditemukan di : Meeting Room MAN 2 Ponorogo
Bentuk
Dokumen
123
124
Refleksi Di dalam daftar nama tenaga pendidik dan kependidikan MAN 2 Ponorogo
memudahkan pembaca untuk mencari informasi mengenai nama guru MAN 2
Ponorogo, baik yang ASN maupun GTT dan PTT.
125
TRANSKRIP DOKUMENTASI
Nomor : 06/D/01-VII/2021
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul dokumen : Struktur Organisasi MAN 2 Ponorogo
Dokumen ditemukan hari/tanggal : 01 Juli 2021
Dokumen ditemukan pukul : 10.00 – 10.10 WIB
Dokumen ditemukan di : Meeting Room MAN 2 Ponorogo
Bentuk
Dokumen
TRANSKRIP DOKUMENTASI
Nomor : 07/D/02-II/2021
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul dokumen : Sarana dan Prasarana MAN 2 Ponorogo
Dokumen ditemukan hari/tanggal : Selasa, 02 Februari 2021
Dokumen ditemukan pukul : 10.30 -10.45 WIB
Dokumen ditemukan di : Website Resmi MAN 2 Ponorogo
Bentuk Sarana dan prasarana suatu lembaga pendidikan mutlak harus ada dan harus
Dokumen
memenuhi kebutuhan pendidikan. Fasilitas berfungsi untuk kelangsungan
kegiatan belajar mengajar sehingga siswa yang belajar bisa mendapat ilmu
sesuai yang diharapkan oleh pihak lembaga ataupun siswa sendiri. Di bawah
3) Perpustakaan
4) Lab Komputer
5) Lab Multimedia
6) Lab Fisika
7) Lab Biologi
8) Lab Kimia
9) Lab Elektro
11) Masjid
12) Gazebo
18) Aula
22) UKS
Refleksi Di dalam data sarana dan prasarana di MAN 2 Ponorogo memudahkan pembaca
untuk mencari informasi kelengkapan sarana dan prasarana penunjang
pembelajaran di MAN 2 Ponorogo.
128
Lampiran 17
129
TRANSKRIP DOKUMENTASI
Nomor : 08/D/02-II/2021
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul dokumen : Prestasi MAN 2 Ponorogo
Dokumen ditemukan hari/tanggal : Kamis, 28 Oktober 2021
Dokumen ditemukan pukul : 10.00 – 10.15 WIB
Dokumen ditemukan di : Website Resmi MAN 2 Ponorogo
Lampiran 08
RIWAYAT HIDUP
Dian Fitria Dewi dilahirkan pada tanggal 10 Februari 1998 di Sukorejo Ponorogo, yang
merupakan putri pertama dari pasangan Bapak Suyani dan Ibu Aminah. Pendidikan SD
ditamatkannya pada tahun 2011 di SDN Sragi, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo.
Pendidikan berikutnya dijalani di MTs. Darul Huda dan ditamatkan pada tahun 2014. Pada
tahun 2014 melanjutkan sekolah menengah atas di Madrasah Aliyah Negei 2 Ponorogo (MAN 2
Pada tahun 2017, ia melanjutkan pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Ponorogo dengan mengambil Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) sampai
sekarang. Ia juga pernah mengikuti organisasi yang ada di kampus di antaranya, seperti
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) MPI IAIN Ponorogo, KSR-PMI Unit IAIN Ponorogo,
PMII Komisariat IAIN Ponorogo, serta Radio Suara Ulin Nuha (RASUL) FM IAIN Ponorogo.
131
Lampiran 09
Lampiran 10
Lampiran 11