Anda di halaman 1dari 145

SUPERVISI PEMBELAJARAN DALAM IMPLEMENTASI VISI DAN

MISI PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI MAN 2 PONOROGO)

SKRIPSI

Diajukan Kepada
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Manajemen Pendidikan Islam

OLEH

DIAN FITRIA DEWI


NIM. 211217015

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2021
SUPERVISI PEMBELAJARAN DALAM IMPLEMENTASI VISI DAN

MISI PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI MAN 2 PONOROGO)

SKRIPSI

Diajukan Kepada
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Manajemen Pendidikan Islam

OLEH

DIAN FITRIA DEWI


NIM. 211217015

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2021

ii
iii
PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur kepada Allah SWT, semoga kita
senantiasa mendapatkan rahmat dan hidayah-Nya. Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan kasih sayang yang berlimpah dan
selalu memberikan dukungan sampai saat ini. Terima kasih juga atas limpahan doa
yang tak berkesudahan, serta segala hal yang telah Bapak dan Ibu lakukan, semua
yang terbaik untuk saya.
2. Keluarga besar tercinta yang telah memberikan dukungan dan motivasi hingga saya
dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Sahabat dan teman tercinta yang telah memberiku semangat dan telah menemaniku
dalam menghadapi perjuangan ini. Terimakasih untuk segala hal baik yang telah
kamu berikan, kamu adalah tempat saya berkeluh kesah dan kita telah melewati
masa-masa sulit atau senang bersama-sama.
4. Seluruh saudara-saudara seperjuangan MPI A, tanpa kalian mungkin masa-masa
kuliah saya akan menjadi biasa-biasa saja. Terima kasih sudah memberikan support
sampai saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

iv
MOTTO

َّ ِ ُِ ‫( اَ ْرع‬5) ‫عإسعم َّ َنعَم َّ ِنإ‬


(6) ‫عإسعم َّ َنعَم َّ ِنإ‬ َّ ِ ُِ ‫اِرَ ْرع‬

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan.1

1
Al-Qur’an,‫ع‬94: 5-6.
v
ABSTRAK

DEWI, DIAN FITRIA. 2021. Supervisi Pembelajaran Dalam Implementasi Visi dan Misi
Pendidikan (Studi Kasus di MAN 2 Ponorogo). Skripsi. Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.
Pembimbing Dr. Ahmadi, M.Ag..

Kata kunci: Supervisi Pembelajaran, Implementasi Visi dan Misi

Salah satu penyumbang faktor rendahnya efisiensi pendidikan adalah rendahnya


kemampuan pengelolaan berbagai masukan pendidikan baik dalam menjalankan proses
pembelajaran maupun dalam pengelolaan pendidikan secara keseluruhan, baik pada tingkat
satuan pendidikan maupun pada pengelola pendidikan yang ada di atasnya. Hal ini dilihat dari
lemahnya fungsi supervisi pendidikan, baik yang dilakukan oleh tenaga fungsional seperti
pengawas madrasah, maupun supervisi oleh kepala madrasah sebagai manajer. Sejalan dengan
perkembangan dunia pendidikan, madrasah dituntut untuk lebih mandiri dengan diwujudkannya
manajemen berbasis madrasah. Pemimpin pendidikan diharapkan dapat mengoptimalisasi
pendidikan melalui kebijakan yang sesuai. Berdasarkan uraian singkat di atas, peneliti
bermaksud akan mengadakan penelitian dengan rumusan masalah:
Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) untuk mengetahui supervisi perencanaan pembelajaran dalam
implementasi visi dan misi pendidikan di MAN 2 Ponorogo 2) untuk mengetahui supervisi
pelaksanaan pembelajaran dalam implementasi visi dan misi pendidikan di MAN 2 Ponorogo 3)
untuk mengetahui supervisi evaluasi pembelajaran dalam implementasi visi dan misi pendidikan
di MAN 2 Ponorogo.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Di mana peneliti
langsung turun ke lapangan penelitian untuk mengamati fenomena yang terjadi sesuai dengan
rumusan masalah yang telah di susun. Dalam mengumpulkan data, peneliti melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Kemudian teknik yang dipilih dalam analisis data adalah reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan teknik uji keabsahan data
menggunakan triangulasi, ketekunan pengamat, dan perpanjangan pengamatan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) supervisi perencanaan pembelajaran di
MAN 2 Ponorogo dimulai dengan menganalisis data supervisi yang telah dilaksanakan,kemudian
kepala madrasah juga menentukan sasaran yang dirasa memerlukan pembinaan yang lebih
intensif. Dalam kaitannya supervisi perencanaan pembelajaran, kepala madrasah juga senantiasa
mendampingi guru dalam pembuatan perangkat pembelajaran 2) sebagai supervisor, kepala
MAN 2 Ponorogo melaksanakan supervisi pembelajaran dengan berbagai pendekatan dan teknik.
Diantara pendekatannya adalah langsung dan tidak langsung. Sedangkan teknik yang digunakan
antara lain seperti pertemuan pribadi, rapat guru/staf, pertemuan kelompok kerja MGMP
Internal, workshop/webinar. Kemudian implementasinya salah satunya dengan Kepala madrasah
biasa melaksanakan supervisi pembelajaran dengan monitoring kelas 2-4 kali dalam satu
Minggu, hal tersebut dilakukan untuk memastikan adanya kesesuaian antara RPP dengan PBM
3) evaluasi supervisi pembelajaran di MAN 2 Ponorogo diwujudkan oleh kepala madrasah
dengan mendampingi guru dalam aspek penilaian terhadap peserta didik. Kemudian kepala
madrasah juga mengupayakan membina guru dalam hal teknis evaluasi belajar peserta didik baik
di tengah maupun di akhir semester, teknis remedial, kemudian bagaimana seorang guru
memberikan penilaian dan mengatur Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), hingga pada
pengaturan kenaikan kelas, mutasi dan kelulusan peserta didik.

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Supervisi Pembelajaran Dalam Implementasi Visi dan Misi Pendidikan (Studi Kasus di MAN 2

Ponorogo)”‫ع‬dengan‫ع‬baik.‫ع‬

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana

Manajemen Pendidikan Islam pada Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Ponorogo. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung, serta yang selalu memberikan

motivasi, petunjuk, bimbingan, dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada:

1. Ibu Dr. Hj. Evi Muafiah, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Ponorogo.

2. Bapak Dr. H. Muh. Munir, Lc., M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.

3. Dr. H. Muhammad Thoyib, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Islam IAIN

Ponorogo.

4. Dr. Ahmadi, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang sangat sabar dan senantiasa meluangkan

waktu untuk membimbing serta memberikan arahan untuk proses penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Nasta’in,‫ ع‬S.Pd.‫ ع‬M.Pd.I., selaku Kepala Madrasah MAN 2 Ponorogo yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

6. Segenap keluarga besar MAN 2 Ponorogo yang telah membantu proses penelitian skripsi ini

dan memberikan fasilitas kepada penulis untuk mengadakan penelitian sehingga data yang

diperlukan penulis dapat terkumpul.

7. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

vii
Penulis hanya dapat membalas dengan iringan doa kehadirat Allah SWT, semoga bantuan,

dukungan, doa, sert partisipasi dari siapa pun senantiasa mendapatkan balasan yang berlipat

ganda. Kepada semua pihak, penulis sampaikan jazakumullah khairan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi

ini, dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi

kebaikan dan kesempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca umumnya. Aamiin.

Ponorogo, 29 Oktober 2021

Penulis

Dian Fitria Dewi


211217015

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...........................................................................................................i


HALAMAN JUDUL ...............................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................ iv
MOTTO ..................................................................................................................................v
ABSTRAK ..............................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................vii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................................xii
BAB I: PENDAHULUAN ......................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .........................................................................................1
B. Fokus Penelitian .....................................................................................................6
C. Rumusan Masalah ..................................................................................................7
D. Tujuan Penelitian....................................................................................................7
E. Manfaat Penelitian..................................................................................................7
F. Sistematika Pembahasan ........................................................................................8
BAB II: SUPERVISI KEPALA MADRASAH ....................................................................10
A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu .........................................................................10
B. Supervisi Pembelajaran Dalam Implementasi Visi dan Misi Pendidikan ..............12
BAB III: METODE PENELITIAN ......................................................................................32
A. Pendekatan Penelitian ............................................................................................32
B. Jenis Penelitian .......................................................................................................33
C. Kehadiran Peneliti ..................................................................................................34
D. Lokasi Penelitian ....................................................................................................35
E. Data dan Sumber Data............................................................................................35
F. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................................35
G. Teknik Analisis Data ..............................................................................................37
H. Pengecekan Keabsahan Data ..................................................................................41
I. Tahapan-tahapan Penelitian ...................................................................................43
BAB IV: TEMUAN PENELITIAN ......................................................................................45
A. Deskripsi Data Umum ............................................................................................45

ix
B. Deskripsi Data Khusus ...........................................................................................53
BAB V: PEMBAHASAN .......................................................................................................67
A. Analisis Perencanaan Program Supervisi Pembelajaran dalam Implementasi
Visi dan Misi di MAN 2 Ponorogo ........................................................................67
B. Analisis Pelaksanaan Program Supervisi Pembelajaran dalam Implementasi
Visi dan Misi di MAN 2 Ponorogo ........................................................................68
C. Analisis Evaluasi Program Supervisi Pembelajaran dalam Implementasi Visi
dan Misi di MAN 2 Ponorogo ................................................................................72
BAB VI: PENUTUP ...............................................................................................................74
A. Kesimpulan ............................................................................................................74
B. Saran ......................................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................77

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

SURAT IZIN PENELITIAN

SURAT TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Komponen dalam analisis data (flow model) ...................................................... 38

Gambar 1.2 Komponen dalam analisis data (interactive model) ............................................ 39

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01 : Pedoman Wawancara

Lampiran 02 : Jadwal Wawancara

Lampiran 03 : Transkrip Wawancara

Lampiran 04 : Jadwal Observasi

Lampiran 05 : Transkrip Observasi

Lampiran 06 : Jadwal Dokumentasi

Lampiran 07 : Transkrip Dokumentasi

Lampiran 08 : Riwayat Hidup

Lampiran 09 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 10 : Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian

Lampiran 11 : Pernyataan Keaslian Tulisan

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin

kencangnya arus globalisasi menuntut lembaga pendidikan untuk terus meningkatkan mutu

dalam rangka mencetak sumber daya manusia yang mampu bersaing dan beradaptasi dengan

kemajuan tersebut. Oleh karenanya, lembaga pendidikan dianggap memiliki peran yang

sentral dalam kaitannya dengan peningkatan mutu sumber daya manusia. Peran inilah yang

kemudian menempatkan kepala sekolah sebagai ujung tombak kemajuan lembaga pendidikan

melalui kecakapan serta kebijakannya sebagai pimpinan di lembaga pendidikan formal.

Di tengah kepemimpinannya, kepala madrasah dituntut untuk lebih profesional dalam

mengelola madrasah. Berangkat dari hal tersebut, agar pengelolaan madrasah berjalan dengan

baik, maka perlu disusun suatu rencana strategis sebagai pengendali organisasi (madrasah)

secara menyeluruh secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Perencanaan strategis

merupakan fondasi dari proses pendidikan bagi suatu madrasah/sekolah. Komponen

perencanaan strategis sekurang-kurangnya terdiri dari visi, misi, prinsip, dan tujuan.

Namun kenyataannya, unsur perencanaan pendidikan yang diwujudkan dengan adanya

visi dan misi ini masih lebih banyak dijadikan faktor pelengkap, sehingga sering kali tujuan

yang telah ditetapkan tidak tercapai secara maksimal.2 Oleh karena itu, dalam mewujudkan

visi dan misi lembaga sesuai dengan apa yang diinginkan, maka diperlukan sosok visioner,

yang mampu mengambil peran dalam mengimplementasikan visi dan misi dengan efektif dan

efisien. Yang dalam hal ini kepala madrasah lah yang memiliki posisi strategis sebagai

pemimpin di suatu lembaga.

2
Ading‫ع‬Sudiana,‫“ع‬Urgensi‫ع‬Perencanaan‫ع‬Dalam‫ع‬Administrasi‫ع‬Pendidikan‫ع‬Islam,”‫ ع‬Al-Mujaddid, Vol.1 No.1,
(Desember, 2018), 2.
1
2

Jauh sebelum saat ini, kepala madrasah juga bertugas mengajar para siswa. Pada saat

itu, kepala madrasah sangat bersusah payah membuat rencana pembelajaran, bertatap muka

dengan siswa-siswinya sekurang-kurangnya enam jam pelajaran karena harus memenuhi

penghitungan beban kepala madrasah yang dianggap setara 18 jam mengajar. Oleh karena hal

tersebut, kepala madrasah merasa terkekang meskipun 18 jam sudah dibebaskan, namun enam

jam sebagai konsekuensi 24 jam mengajar di kelas itu tetap mengganggu fokus tugas sebagai

kepala madrasah. Dan hal tersebut yang juga disadari oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2017 yang dibuat sebagai perubahan dari PP 74

tahun 2008 tentang Guru, merupakan bentuk terobosan baru untuk memberikan keleluasaan

kepada kepala madrasah untuk bergerak. Terobosan pertama ada pada pasal 15 ayat (1) butir

b yang mengatakan bahwa kepala madrasah adalah guru yang diberi tugas sebagai kepala

satuan pendidikan.

Pasal ini menghilangkan sebutan bahwa kepala madrasah adalah guru yang mendapat

tugas tambahan. Dan penghilangan ini hanya khusus kepada kepala madrasah saja. Sedangkan

lainnya masih dengan penyebutan sebagai tugas tambahan seperti pada ayat (2) butir a hingga

f. Wakil kepala satuan pendidikan itu disebut sebagai tugas tambahan menurut butir a. Yang

lainnya adalah ketua program keahlian satuan pendidikan; kepala perpustakaan; kepala

laboratorium, bengkel, atau unit produksi; pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu; dan tugas tambahan lainnya

yang tidak disebutkan pada butir a sampai f namun terkait dengan pendidikan di satuan

pendidikan.3

Kemampuan kepala madrasah dalam berbagai hal dapat dikatakan sebagai indikator

dari eksistensi madrasah itu sendiri. Seperti yang sudah disebutkan oleh Pidarta, bahwa

kepala madrasah merupakan kunci kesuksesan madrasah dalam mengandalkan perubahan

3
Mengoptimalkan Peran Kepala Sekolah. Oleh: Tempo.co. Dirilis tanggal 23 Mei 2018 Mengoptimalkan
Peran Kepala Sekolah - Nasional Tempo.co. Diakses tanggal 4 Desember 2020.
3

sehingga kegiatan meningkatkan dan memperbaiki program dan proses pembelajaran di

madrasah-madrasah sebagian besar terletak pada diri kepala madrasah itu sendiri.4

Permasalahan mutu pendidikan tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan suatu sistem

yang saling berpengaruh. Mutu keluaran dipengaruhi oleh mutu masukan dan mutu proses.

Pembahasan dalam hal ini didasarkan pada komponen masukan, proses, dan keluaran. Mutu

masukan pendidikan dapat dilihat dari kesiapan murid dalam mendapatkan kesempatan

pendidikan. Secara eksternal, komponen masukan pendidikan yang secara signifikan

berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan meliputi (1) ketersediaan pendidik dan

tenaga kependidikan yang belum memadai baik secara kuantitas dan kualitas, maupun

kesejahteraannya; (2) prasarana dan sarana belajar yang belum tersedia dan belum

didayagunakan secara optimal; (3) pendanaan pendidikan yang belum memadai untuk

menunjang mutu pembelajaran; dan (4) proses pembelajaran yang belum efisien dan efektif.5

Faktor yang turut berpengaruh terhadap rendahnya efisiensi pendidikan adalah

rendahnya kemampuan pengelolaan berbagai masukan pendidikan baik dalam menjalankan

proses pembelajaran maupun dalam pengelolaan pendidikan secara keseluruhan, baik pada

tingkat satuan pendidikan maupun pada pengelola pendidikan yang ada di atasnya. Hal ini

dilihat dari lemahnya fungsi supervisi pendidikan, baik yang dilakukan oleh tenaga fungsional

seperti pengawas madrasah, maupun supervisi oleh kepala madrasah sebagai manajer

madrasah. Kelemahan pada aspek perencanaan, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi hasil

belajar tidak termonitoring secara efektif oleh para supervisor, sehingga kelemahan

kelemahan pada proses pembelajaran tidak dapat teridentifikasi secara akurat.6

Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan, madrasah dituntut untuk lebih

mandiri dengan diwujudkannya manajemen berbasis madrasah. Pemimpin pendidikan

diharapkan dapat mengoptimalisasi pendidikan melalui kebijakan yang sesuai. Pada

4
Satrijo Budiwibowo, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: Andi, 2018), 66.
5
S.‫ع‬Suryana,‫“ع‬Permasalahan‫ع‬Mutu‫ع‬Pendidikan‫ع‬Dalam‫ع‬Perspektif‫ع‬Pembangunan‫ع‬Pendidikan,”‫ع‬Edukasi,
Vol.14, No.1, (2020), 5.
6
Ibid.,12.
4

hakikatnya manajemen berbasis madrasah merupakan desentralisasi pendidikan yang lebih

memberikan keleluasaan untuk pengambilan kebijakan pendidikan dalam rangka untuk

peningkatan sistem kinerja dalam pendidikan. Dengan demikian pemimpin pendidikan

merupakan salah satu faktor yang menentukan pencapaian visi, misi, dan tujuan suatu

madrasah.7

Konsep visi yang baik adalah dibangun dari komunitas organisasi. Perumusan visi

yang efektif melibatkan semua personel organisasi. Oleh karena itu, tingkat kepemilikan visi

yang telah dirumuskan menjadi tanggung jawab semua anggota lembaga pendidikan untuk

dapat melakukan dan merealisasikan visi yang telah ditetapkan.8 Menurut Burt Nanus, dalam

merumuskan visi ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama, visi yang dibuat harus

mencerminkan proses menumbuhkan organisasi. Pertumbuhan organisasi ditandai dengan

terjadinya pemberdayaan personel organisasi. Visi harus dapat menginspirasi semua personel

organisasi dalam mengadakan perubahan dan kemajuan. Kedua, Visi harus mencerminkan

nilai-nilai yang di sepakati bersama sebagai karakteristik organisasi. Keunggulan organisasi

harus diangkat untuk menumbuhkan daya kompetitif lembaga. Ketiga, visi digagas dalam

rangka memproyeksikan tantangan organisasi masa datang. Visi bersifat konstruktif

mengarah bentuk idealisasi organisasi yang akan dicapai beberapa dekade.9

Misi adalah suatu cara yang dilakukan untuk mencapai suatu visi tersebut. Misi dalam

pendidikan biasanya diartikan sebagai sesuatu yang harus dijalankan dan berkaitan dengan

visi pendidikan, atau dapat dikatakan bahwa misi itu memberikan arahan yang jelas, baik

untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang. Misi adalah tema lain yang

sering digunakan untuk mengungkapkan tujuan organisasi. Ia digunakan untuk menjelaskan

seluruh tujuan dan filosofi dan ia juga sering dinyatakan dalam kalimat yang pendek. Ia

7
Dede‫ع‬Mae‫ع‬Komalasari,‫“ع‬Pelaksanaan‫ع‬Penggerakan‫ع‬Oleh‫ع‬Kepala‫ع‬Dalam‫ع‬Upaya‫ع‬Mewujudkan‫ع‬Visi‫ع‬dan‫ع‬Misi‫ع‬
Organisasi‫ع‬di‫ع‬Sekolah‫ع‬Menengah‫ع‬Kejuruan‫ع‬Negeri‫ع‬1‫ع‬Rajadesa‫ع‬Kabupaten‫ع‬Ciamis,”‫ع‬Dinamika, Vol.5, No.2, (2018),
91.
8
Rohmat, Kepemimpinan Pendidikan: Konsep dan Aplikasi (Purwokerto: Stain Press, 2010), 10.
9
Ibid., 7.
5

biasanya mudah diingat dan memberi pedoman pelaksanaan bagi seluruh anggota

organisasi.10

Dengan demikian visi misi madrasah merupakan tujuan akhir yang akan dicapai oleh

madrasah dalam penyelenggaraan proses pendidikan, sehingga memerlukan analisis yang

mendalam terhadap kebutuhan masyarakat dan kemampuan madrasah dalam merumuskan

visi misi tersebut. Sebab semakin kuat visi dan semakin baik misinya, maka akan menjadikan

lembaga tersebut mampu menghasilkan keluaran (output) yang berkualitas.

Sebagaimana ungkapan di atas, visi dan misi madrasah semestinya menjawab

permasalahan global yang kontennya dituangkan dengan jelas memenuhi aspek dan capaian

Hal itu dengan upaya mengimplementasikan secara ideologis dengan syarat dan arah yang

hendak dicapai.11

Berdasarkan hasil pengamatan, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Ponorogo

merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dianggap berprestasi di lingkup Kabupaten

Ponorogo. Hal tersebut tidak lepas dari peran semua pihak termasuk kepala madrasah yang

mengupayakan peran-perannya semaksimal mungkin. Ditemukan data di lapangan bahwa

kepala madrasah bukanlah tipikal kepala madrasah yang hanya duduk dan bekerja secara

monoton di dalam ruangannya. Akan tetapi kepala MAN 2 Ponorogo senantiasa berkeliling

dan memantau aktivitas-aktivitas pembelajaran yang sedang berlangsung di lingkungan

madrasah. Dari penemuan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kepala madrasah benar-

benar menerapkan tugas dan perannya sebagai supervisor. Sekaligus penemuan tersebut

menjadikan nilai tambah yang mungkin saja membedakan MAN 2 Ponorogo dengan lembaga

yang lainnya.

Selain itu, seperti yang dilansir dari manduaponorogo.sch.id, bahwa MAN 2 Ponorogo

adalah madrasah negeri yang terakreditasi A serta banyak menorehkan prestasi, baik dalam

10
Aminatul Zahroh, Total Quality Management: Teori & Praktek Manajemen Untuk Mendongkrak Mutu
Pendidikan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 52.
11
Andi‫ ع‬Riswan‫ ع‬Nasrah,‫ ع‬dkk,‫“ ع‬Implementasi‫ ع‬Visi‫ ع‬dan‫ ع‬Misi‫ ع‬di‫ ع‬SMP‫ ع‬Muhammadiyah‫ ع‬Kodolagon‫ ع‬Dalam‫ع‬
Upaya‫ع‬Meningkatkan‫ع‬Kualitas‫ع‬Pembelajaran,”‫ع‬Jurnal Kolaboratif Sains, Vol.1, No.1, (2019), 838.
6

bidang akademis, non-akademis, berskala regional maupun nasional. Selain itu, bentuk

pencapaian lain dari MAN 2 Ponorogo adalah output-nya yang banyak diserap oleh

perguruan-perguruan tinggi terkemuka.12 Kemudian yang tidak kalah menariknya adalah

perkembangan sarana dan prasarana yang cukup signifikan dari tahun pertama ditetapkannya

visi dan misi hingga seperti yang terlihat pada saat ini.

Segala pencapaian tersebut tentunya tidak lepas dari adanya RUBI (Religius, Unggul,

Berbudaya, Integritas) sebagai visi dan misi MAN 2 Ponorogo yang di implementasikan

dengan baik. Yang mana dalam pelaksanaannya, kepala madrasah sangat pro-aktif dalam

memberikan teladan pada seluruh anggota masyarakat MAN 2 Ponorogo untuk mencapai visi

dan misi yang telah disusun. Seperti misalnya visi Religius yang kemudian diwujudkan

dengan rutin membaca al-Quran dan Asmaul Husna setiap masuk jam pertama pelajaran.

Kemudian untuk Program Kelas Bina Prestasi terdapat tambahan pembiasaan sholat Dhuha

yang dilaksanakan minimal 2 kali dalam satu minggu.13

Berangkat dari pemaparan masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian‫ ع‬dengan‫ ع‬judul‫“ ع‬Supervisi‫ ع‬Pembelajaran Dalam Implementasi Visi dan Misi

Pendidikan‫(ع‬Studi‫ع‬Kasus‫ع‬di‫ع‬MAN‫ع‬2‫ع‬Ponorogo)”

B. Fokus Penelitian

Mengingat banyaknya persoalan-persoalan yang terkait dengan kajian ini. Untuk

menghindari terjadinya persepsi lain mengenai masalah yang akan dibahas, maka penulis

memfokuskan pada supervisi perencanaan, pelaksanaan, serta supervisi evaluasi pembelajaran

oleh kepala madrasah dalam upaya implementasi visi dan misi pendidikan.

12
MAN 2 Ponorogo, MAN 2 Ponorogo – Religius, Unggul, Berbudaya, Integritas.
(manduaponorogo.sch.id), diakses tanggal 28 November 2020.
13
Evie Meilanasari, Wakil Kepala Madrasah Sekolah Bagian Kurikulum, Wawancara oleh peneliti, Dalam
Meeting Room MAN 2 Ponorogo, 17 Maret 2021.
7

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana supervisi perencanaan pembelajaran dalam implementasi visi dan misi

pendidikan di MAN 2 Ponorogo?

2. Bagaimana supervisi pelaksanaan pembelajaran dalam implementasi visi dan misi

pendidikan di MAN 2 Ponorogo?

3. Bagaimana supervisi evaluasi pembelajaran dalam implementasi visi dan misi pendidikan

di MAN 2 Ponorogo?

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah tersebut maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui supervisi perencanaan pembelajaran dalam implementasi visi dan misi

pendidikan di MAN 2 Ponorogo.

2. Untuk mengetahui supervisi pelaksanaan pembelajaran dalam implementasi visi dan misi

pendidikan di MAN 2 Ponorogo.

3. Untuk mengetahui supervisi evaluasi pembelajaran dalam implementasi visi dan misi

pendidikan di MAN 2 Ponorogo.

E. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang diharapkan sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih

lanjut terkait supervisi pembelajaran dalam mengimplementasikan visi dan misi

pendidikan.
8

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pustaka bagi pengembangan ilmu

manajemen pendidikan, khususnya yang berkaitan tentang supervisi pembelajaran dan

pengimplementasian visi dan misi di lembaga pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi lembaga yang bersangkutan

dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan agar tujuan yang diharapkan dapat

tercapai.

b. Dapat menjadi acuan bagi kepala madrasah/sekolah sebagai supervisor dalam upaya

supervisi pembelajaran dalam kaitannya dengan implementasi visi dan misi

pendidikan.

c. Memberikan masukan pemikiran bagi penelitian lebih lanjut tentang supervisi

pembelajaran dalam implementasi visi dan misi pendidikan.

F. Sistematika Pembahasan

Agar dalam pembahasan skripsi ini dapat saling berkesinambungan antar bab

pembahasan dan sistematis, maka skripsi ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan, memuat uraian tentang latar belakang masalah, fokus penelitian,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

pembahasan.

BAB II. Telaah penelitian terdahulu dan kajian teori, berisikan pembahasan mengenai

penelaahan terhadap penelitian terdahulu dan kajian teori yang berisi

pengertian supervisi, kepala madrasah, serta visi dan misi.

BAB III. Metode penelitian, yang memuat tentang pendekatan dan jenis penelitian,

kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik analisis data,

pengecekan keabsahan temuan, serta tahapan-tahapan penelitian.


9

BAB IV. Temuan penelitian, yang berisi deskripsi data umum dan deskripsi data khusus.

Deskripsi data umum berupa profil MAN 2 Ponorogo, visi, misi, dan tujuan

MAN 2 Ponorogo, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan, dan siswa

MAN 2 Ponorogo, Kurikulum dan sarana prasarana MAN 2 Ponorogo, serta

prestasi MAN 2 Ponorogo. Sedangkan deskripsi data khusus berupa supervisi

perencanaan pembelajaran dalam implementasi visi dan misi pendidikan di

MAN 2 Ponorogo, supervisi pelaksanaan pembelajaran dalam implementasi

visi dan misi pendidikan di MAN 2 Ponorogo, serta supervisi evaluasi

pembelajaran dalam implementasi visi dan misi pendidikan di MAN 2

Ponorogo.

BAB V. Pembahasan mengenai analisis supervisi perencanaan pembelajaran dalam

implementasi visi dan misi pendidikan di MAN 2 Ponorogo, supervisi

pelaksanaan pembelajaran dalam implementasi visi dan misi pendidikan di

MAN 2 Ponorogo, analisis supervisi evaluasi pembelajaran dalam

implementasi visi dan misi pendidikan di MAN 2 Ponorogo.

BAB VI. Penutup, yang berisikan kesimpulan dan saran.


10

BAB II

SUPERVISI PEMBELAJARAN DALAM IMPLEMENTASI

VISI DAN MISI PENDIDIKAN

A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil telaah pustaka yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang ada

kaitannya dengan judul yang diteliti antara lain:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh saudara Dian Ari Prayoga dalam jurnalnya

yang‫ ع‬berjudul‫“ ع‬Supervisi‫ ع‬Akademik‫ ع‬Kepala‫ ع‬Madrasah‫ ع‬di‫ ع‬Madrasah‫ ع‬Aliyah‫ ع‬Darussalam‫ع‬

Sumedang”.‫ ع‬Penelitian‫ ع‬ini‫ ع‬dilakukan‫ ع‬pada‫ ع‬tahun‫ ع‬2019.‫ ع‬Dalam‫ ع‬penelitian‫ ع‬ini,‫ ع‬fokus‫ع‬

masalahnya mengkaji tentang bagaimana gambaran perencanaan supervisi akademik,

pelaksanaan supervisi akademik, dan tindak lanjut hasil supervisi akademik.

Adapun hasil dari penelitian tersebut, antara lain:

1. Proses perencanaan supervisi dilaksanakan dengan cara menyusun program supervisi

akademik dan membuat tim supervisi yang diberi tugas untuk membuat tujuan

supervisi akademik dan membuat jadwal supervisi akademik.

2. Pelaksanaan supervisi akademik terhadap tenaga pendidik dengan menggunakan

pendekatan dan teknik supervisi seperti melakukan kunjungan kelas untuk mengamati

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, mengamati aktivitas tenaga pendidik dalam

mengajar, mengamati penguasaan tenaga pendidik terhadap bahan ajar, melakukan

diskusi kelompok terhadap para tenaga pendidik untuk membicarakan kurikulum

belajar siswa.

3. Tindak lanjut hasil supervisi akademik terhadap tenaga pendidik dengan membahas

mengenai metode pembelajaran, penggunaan dan teknik penilaian, penggunaan media

pembelajaran dan penggunaan waktu dalam pembelajaran. Selanjutnya melakukan

analisis hasil supervisi akademik dilakukan kepala madrasah bersama tenaga pendidik
11

dengan menganalisa secara bersama hasil supervisi akademik yang dilaksanakan.

Setelah melakukan analisis dan evaluasi serta melaporkan hasil supervisi akademik,

selanjutnya hasil supervisi akademik akan dijadikan dasar pertimbangan dan

dimanfaatkan kepala madrasah untuk melakukan pembinaan terhadap tenaga pendidik.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh saudari Ninik Sulistyorini dalam skripsinya

yang‫ ع‬berjudul‫“ ع‬Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran‫ ع‬di‫ ع‬SDN‫ ع‬Plumbon‫ ع‬Kecamatan‫ ع‬Ngawen‫ ع‬Kabupaten‫ ع‬Blora”.‫ ع‬Penelitian‫ ع‬ini‫ع‬

dilakukan pada tahun 2017. Dalam penelitian ini, fokus untuk mengetahui bagaimana

pelaksanaan supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di SDN

Plumbon Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.

Adapun hasil dari penelitian tersebut, antara lain:

1. Untuk mengetahui permasalahan kebutuhan siswa, kepala sekolah senantiasa memberi

arahan kepada guru kelas. Karena guru kelas merupakan orang yang lebih mengetahui

perkembangan siswa melalui pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Kegiatan supervisi Kepala Sekolah yang terkait dengan proses pembelajaran,

khususnya dalam pemilihan strategi dan metode serta penerapan media pembelajaran,

yaitu observasi kelas, yang dilakukan setiap bulan.

3. Kepala sekolah sebagai supervisor, menganjurkan guru untuk mempelajari lebih dalam

tentang KKM dalam KTSP dalam evaluasi pembelajaran, di antaranya adalah cara

melaksanakan suatu evaluasi, penafsiran hasil evaluasi, dan laporan hasil evaluasi.

Ketiga, Skripsi yang ditulis saudara Sitandes Tafakuh Muhafidin yang berjudul

“Strategi‫ ع‬Pimpinan‫ ع‬Dalam‫ ع‬Mewujudkan‫ ع‬Ketercapaian‫ ع‬Visi‫ ع‬dan‫ ع‬Misi‫ ع‬MTs‫ ع‬Ma’arif‫ ع‬NU‫ ع‬01‫ع‬

Karanglewas Kecamatan Karanglewas Kabupaten‫ع‬Banyumas”.‫ع‬Yang‫ع‬dalam‫ع‬pembahasannya‫ع‬

memfokuskan pada strategi yang digunakan oleh pimpinan lembaga pendidikan dalam

mewujudkan visi dan misi sekolah yang telah di rancang.


12

Adapun penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa strategi pimpinan yang di

gunakan dalam mewujudkan ketercapaian visi dan misi sekolah yakni, Menciptakan suasana

belajar yang nyaman dan kondusif, melakukan kegiatan pembelajaran yang efektif dan

efisien, mengembangkan visi dan misi sekolah, mensosialisasikan visi dan misi sekolah,

mengomunikasikan visi dan misi sekolah.

Dari penelitian-penelitian di atas, terdapat perbedaan pada fokus serta hasil penelitian

setiap skripsi dengan penelitian yang akan peneliti laksanakan. Namun, terdapat pula

persamaan konteks penelitian yang akan peneliti lakukan di MAN 2 Ponorogo, yang secara

umum terletak pada pelaksanaan supervisi oleh kepala madrasah.

B. Supervisi Pembelajaran Dalam Implementasi Visi dan Misi Pendidikan

1. Supervisi

a. Supervisi pendidikan

Supervisi secara etimologi berasal dari‫ ع‬kata‫“ ع‬super”‫ ع‬dan‫“ ع‬visi”‫ ع‬yang‫ع‬

mengandung arti melihat dan mengkaji dari atas atau mengamati dan menilai dari atas

apa yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja

bawahannya.14 Beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa supervisi berasal dari

dua‫ ع‬kata,‫ ع‬yaitu:‫“ ع‬superior”‫ ع‬dan‫“ ع‬vision”.‫ ع‬Hasil‫ ع‬analisis‫ ع‬menunjukkan‫ ع‬bahwa‫ ع‬kepala‫ع‬

sekolah‫ ع‬digambarkan‫ ع‬sebagai‫ ع‬seorang‫“ ع‬expert”‫ ع‬dan‫“ ع‬superior”,‫ ع‬sedangkan‫ ع‬guru‫ع‬

digambarkan sebagai orang yang memerlukan kepala sekolah.15

Manullang menyatakan bahwa supervisi merupakan suatu proses untuk

menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu

mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan rencana

semula. Supervisi merupakan usaha memberi pelayanan agar guru menjadi lebih

14
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), 154.
15
Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, 83.
13

profesional dalam menjalankan tugas melayani peserta didiknya. Pelayanan

profesional kepala sekolah terhadap guru-guru sangat esensial bagi kualitas Proses

Belajar Mengajar (PBM). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa supervisi kepala

sekolah mempengaruhi kemampuan profesional guru dan kemampuan profesional

guru mempengaruhi kualitas PBM.

Misi utama supervisi pendidikan adalah memberi pelayanan kepada guru

untuk mengembangkan mutu pembelajaran, memfasilitasi guru agar dapat mengajar

dengan efektif, melakukan kerja sama dengan guru atau anggota staf lainnya untuk

meningkatkan mutu pembelajaran, mengembangkan kurikulum, serta meningkatkan

pertumbuhan profesional semua anggotanya. Supervisi hadir karena satu alasan untuk

memperbaiki belajar mengajar.16

b. Tujuan dan fungsi supervisi pendidikan

Berdasarkan beberapa kajian mengenai supervisi di atas, dapat disimpulkan

bahwa secara umum supervisi bertujuan mengembangkan iklim kerja yang kondusif

dan lebih baik dalam kegiatan belajar-mengajar, melalui pembinaan dan peningkatan

profesi mengajar. 17

Sedangkan secara khusus, seperti yang diungkapkan oleh Ametembun supervisi

memiliki tujuan sebagai berikut:

1) Membina guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan

peranan sekolah dalam mencapai tujuan;

2) Memperbesar kesanggupan guru untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi

anggota masyarakat yang efektif;

3) Membantu guru untuk mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-

aktivitasnya dan kesulitan belajar mengajar, serta menolong mereka dalam

merencanakan perbaikan;

16
Ibid., 83-84.
17
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, 157.
14

4) Meningkatkan kesadaran terhadap tata kerja yang demokratis dan komprehensif;

5) Memperbesar ambisi guru untuk meningkatkan mutu kerjanya secara maksimal

dalam profesinya (keahlian) melindungi guru dan karyawan pendidikan terhadap

tuntutan yang tak wajar dan kritik-kritik tak sehat dari masyarakat;

6) Membantu lebih mempopulerkan sekolah kepada masyarakat untuk menyokong

sekolah;

7) Membantu guru untuk lebih dapat memanfaatkan pengalamannya sendiri;

8) Mengembangkan‫“ ع‬espirit de corps”‫ ع‬guru-guru yaitu ada rasa kesatuan dan

persatuan antar guru;

9) Membantu guru untuk dapat mengevaluasi aktivitasnya dalam kontak tujuan

perkembangan peserta didik.18

c. Prinsip pelaksanaan supervisi

Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan Sebagai seorang supervisor yang baik

harus memahami prinsip-prinsip atau asas-asas supervisi pendidikan untuk dapat

dipergunakan sebagai landasan dalam menunaikan tugas supervisi: Suharsimi

Arikunto menyatakan bahwa supervisi dilakukan agar supervisi dapat memenuhi

fungsi seperti yang disebutkan sebaiknya harus memenuhi prinsip-prinsip supervisi

secara umum sebagai berikut :

1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru

dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan, dan

bukan mencari-cari masalah.

2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung.

3. Apabila pengawas atau kepala sekolah merencanakan akan memberikan saran

atau umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa.

18
Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, 85.
15

Dalam memberikan umpan balik sebaiknya supervisor memberikan kesempatan

kepada pihak yang di supervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.

4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala.

5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan

adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang di supervisi.

6. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau

terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal-hal penting

yang diperlukan untuk membuat laporan.19

d. Supervisi Pembelajaran

Supervisi pembelajaran merupakan instrumen penjaminan mutu pembelajaran

di madrasah. Supervisi pembelajaran memiliki fungsi penting untuk menstimulasi,

mengkoordinasi dan membimbing guruguru agar mampu melaksanakan tugas dan

fungsi pembelajaran di madrasah secara profesional. Supervisi pembelajaran di

madrasah secara implementatif dilaksanakan oleh kepala madrasah atau guru yang

ditugaskan oleh kepala madrasah selaku penanggungjawab mutu satuan pendidikan

madrasah dan pengawas madrasah sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas

penjaminan mutu madrasah pada wilayah kerjanya. Kepala madrasah dan pengawas

madrasah dalam melaksanakan tugas supervisi pembelajaran diharapkan mampu

menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing guru-guru agar mampu

melaksanakan tugas dan fungsinya dengan profesional.

Supervisi pembelajaran pada satuan pendidikan madrasah merupakan salah

satu instrumen untuk mewujudkan proses transformasi kualitas guru ke arah yang

lebih positif. Proses transformasi ini mengubah tindakan negatif menjadi positif,

destruktif menjadi konstruktif. Aktualisasi supervisi pembelajaran pada satuan

pendidikan madrasah adalah transformasi ke arah positif yang pertama dan utama

19
Sohiron, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2015), 174-175.
16

dengan fokus mewujudkan layanan belajar yang optimal oleh guru kepada peserta

didik. Memperhatikan urgensi supervisi pembelajaran itulah, kepala madrasah dan

pengawas sebagai supervisor harus mampu menggerakkan semua kekuatan guru

untuk mewujudkan layanan pembelajaran yang terbaik kepada peserta didik.20

e. Proses Program Supervisi

Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan, proses supervisi merupakan

rangkaian yang dilaksanakan ketika supervisi dilaksanakan. Secara umum proses

pelaksanaan supervisi dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi.

1) Perencanaan Supervisi

Setiap bidang kegiatan memerlukan perencanaan yang sistemik dan

prospektif untuk mencapai tujuan secara efektif. Supervisi merupakan usaha untuk

mendorong para guru mengembangkan kemampuannya agar dapat mencapai tujuan

pendidikan secara efektif. Oleh karena itu, dalam supervisi, perencanaan merupakan

kegiatan yang perlu dilakukan sebaik-baiknya. Tanpa perencanaan yang baik

supervisi hanya memberikan kekecewaan kepada pihak-pihak yang terlibat di

dalamnya, yaitu guru, kepala sekolah, supervisor dan terutama murid-murid yang

mengharapkan pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, efektif, kreatif, dan

menyenangkan.

Tahap perencanaan supervisi pembelajaran diawali dengan pengumpulan

data bahan supervisi, survei kebutuhan sasaran supervisi, dan analisis penentuan

layanan supervisi pembelajaran yang akan di laksanakan.21 Secara lebih lanjut,

langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan supervisi adalah (1)

mengumpulkan data melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi, rapat staf; (2)

20
Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Petunjuk Teknis Supervisi Pembelajaran di Madrasah (Jakarta:
Kementrian Agama Republik Indonesia, 2019), 5-6
21
Ibid., 8.
17

mengolah data dengan melakukan koreksi kebenaran terhadap data yang

dikumpulkan; (3) mengklasifikasi data sesuai dengan bidang permasalahan; (4)

menarik kesimpulan tentang permasalahan sasaran sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya; dan (5) menetapkan teknik yang tepat untuk memperbaiki atau

meningkatkan profesional guru.

2) Pelaksanaan Supervisi

Pelaksanaan pelaksanaan merupakan kegiatan nyata yang dilakukan untuk

memperbaiki atau meningkatkan kemampuan guru. Kegiatan pelaksanaan

merupakan kegiatan pemberian bantuan dari supervisor kepada guru agar

pelaksanaan supervisi dapat efektif sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan.

Supervisi tidak berhenti pada selesainya pemberian bantuan dan terlaksananya

teknik supervisi melainkan ada follow up untuk melihat keberhasilan proses dan

hasil pelaksanaan supervisi, sehingga kegiatan evaluasi perlu dilaksanakan.

3) Evaluasi Supervisi

Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk menelaah keberhasilan

proses dan hasil pelaksanaan supervisi. Nurkanca menyatakan bahwa evaluasi

dilakukan berkenaan dengan proses kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu.

Sedangkan Joni mengartikan evaluasi sebagai suatu proses di mana kita

mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan mempertimbangkan

patokan-patokan tertentu, patokan-patokan. Imron mengungkapkan hal pertama

yang perlu dilakukan dalam evaluasi supervisi pembelajaran adalah pelaksanaan

supervisi pembelajaran itu sendiri.

Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif. Sasaran evaluasi supervisi

ditujukan kepada semua orang yang terlibat dalam proses pelaksanaan supervisi.

Hasil dari evaluasi supervisi akan dijadikan pedoman untuk menyusun program

perencanaan berikutnya. Namun, banyak juga ahli supervisi yang mengemukakan


18

tiga langkah supervisi yaitu pertemuan pendahuluan, observasi guru yang sedang

mengajar dan pertemuan balikan. Sasaran pelaksanaan supervisi pembelajaran

tersebut, dapat diaksentuasikan kepada tiga hal yaitu (1) supervisor sendiri yang

melaksanakan supervisi pembelajaran. Hal demikian dapat dilakukan oleh

supervisor sendiri menggunakan instrumen atau dengan meminta balikan dari

guru yang di supervisi; (2) guru yang di supervisi; dan (3) substansi supervisi,

ialah materi apa saja yang dijadikan sasaran supervisi.22

f. Pendekatan Supervisi

Supervisi atau pengawasan yang baik perlu menggunakan cara-cara yang

baik. Cara dalam konteks supervisi dikenal dengan istilah metode/pendekatan.

Metode/pendekatan dalam supervisi adalah suatu cara yang ditempuh oleh seorang

supervisor pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik oleh sistem

perorangan maupun kelembagaan pendidikan itu sendiri.

Umiarso dan Imam Gojali membagi pendekatan dalam supervisi menjadi tiga

bagian. Pertama, pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang

bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan langsung, yakni menjelaskan,

memberi contoh, menetapkan tolak ukur, dan menguatkan. Kedua, pendekatan tidak

langsung (non-direktif) yakni cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya

tidak langsung. Supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan tetapi,

ia terlibat lebih dahulu mendengarkan secara aktif apa yang di kemukakan oleh guru-

guru. Perilaku supervisor adalah mendengarkan, memberanikan, menjelaskan,

menyajikan, dan memecahkan masalah. Ketiga, pendekatan kolaborasi adalah cara

pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non-direktif menjadi

pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru-guru bersama-

sama dan bersepakat untuk menetapkan struktur, proses, dan kriteria dalam

22
Muhammad Kristiawan, dkk., Supervisi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2019), 78-80.
19

melaksanakan proses percakapan masalah yang dihadapi guru. Perilaku supervisor

adalah menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan masalah, dan

negosiasi.23

g. Teknik Supervisi

Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh supervisor untuk

mencapai tujuan tertentu baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah

manajerial dengan sasaran kepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaan serta

masalah-masalah lain yang berhubungan dengan serta berorientasi pada peningkatan

mutu pendidikan dan masalah akademik dengan sasaran para guru kelas dan atau

mata pelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas, di laboratorium, dan

atau di alam bebas serta memperbaiki pencapaian hasil belajar peserta didik.24

Depdikbud mengemukakan teknik-teknik supervisi meliputi: kunjungan kelas,

pertemuan pribadi, rapat dewan guru/staf, kunjungan antar kelas, kunjungan sekolah,

kunjungan antar sekolah, pertemuan dalam kelompok kerja, penerbitan buletin

profesional dan penataran. Untuk jelasnya di kemukakan sebagai berikut:

1) Kunjungan Kelas

Salah satu teknik supervisi yang sangat urgen dalam pengembangan

kompetensi guru adalah teknik kunjungan kelas. Dengan kunjungan kelas

pengawas/kepala sekolah dapat mengetahui apakah guru-guru menjalankan

proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun, serta melihat secara

langsung kemampuan guru mengajar di kelas. Kunjungan merupakan anti

klimaks dalam pelaksanaan supervisi, sebab tanpa kunjungan kelas maka

perkembangan kemampuan profesional guru tidak dapat diketahui secara

obyektif oleh pengawas.

23
Sohiron, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, 180-182.
24
Ibid., 182-183.
20

2) Pertemuan Pribadi

Pertemuan pribadi biasa juga diistilahkan Individual Conference. Teknik

ini dapat dilakukan secara formal dan informal atau langsung dan tidak

langsung. Dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin canggih

pertemuan tidak langsung dan informal bisa lebih efektif. Pertemuan pribadi

dapat dilakukan setelah kunjungan kelas. Di dalam Buku Pedoman Supervisi

Guru yang dikeluarkan oleh Depdikbud, Pertemuan pribadi dapat dilaksanakan

sebelum dan sesudah kunjungan kelas.

3) Rapat Dewan Guru/Staf

Rapat Dewan Guru/Staf Salah satu teknik supervisi yang dapat dilakukan

oleh pengawas dalam pengembangan kompetensi guru adalah rapat dengan guru

dan staf sekolah. Rapat merupakan pertemuan antara semua guru dengan kepala

sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah untuk membahas segala hal yang

menyangkut pengelolaan pendidikan dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

Biasanya sekolah-sekolah yang perkembangan sangat bagus, memprogramkan

beberapa pertemuan secara berjenjang, misalnya hari Sabtu diagendakan untuk

rapat guru-guru dan staf, sedangkan hari Senin dijadwalkan rapat khusus

pimpinan sekolah dengan agenda membahas berbagai permasalahan

disampaikan saat rapat guru dan staf.

4) Kunjungan Antarsekolah

Kunjungan antarsekolah merupakan suatu kunjungan yang dilakukan oleh

guru-guru bersama-sama dengan kepala sekolah ke sekolah-sekolah lainnya.

Dalam istilah lain di Indonesia sebagai kegiatan studi komparatif di sekolah.

Tangyong mengatakan dengan kunjungan ini, guru-guru dapat mengenal

bagaimana rekan guru di sekolah lainnya memilih model-model mengajar.


21

5) Kunjungan Antarkelas

Teknik ini dapat digunakan untuk melihat secara langsung cara-cara

mengelola kelas dan proses pembelajaran guru yang lain. Pengawas dapat

mengarahkan guru agar memperoleh gambaran atau perbandingan tentang

keefektifan proses pembelajaran guru lain. Kunjungan antar kelas ini dikenal

juga dengan istilah saling mengunjungi kelas.

6) Pertemuan dalam Kelompok Kerja Guru (KKG)/MGMP

Pertemuan antar kelompok juga sangat efektif dalam pengembangan

kompetensi guru. Pertemuan dalam kelompok kerja merupakan suatu pertemuan

yang dihadiri oleh guru dan kepala sekolah/ supervisor. Di Indonesia model ini

lebih banyak dilakukan melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk guru

sekolah dasar. Sedangkan di tingkat sekolah menengah dikenal dengan

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

7) Penerbitan Buletin Profesional

Teknik penerbitan buletin ini belum banyak dikenal dan bahkan pada

umumnya belum dipergunakan sebagai teknik supervisi padahal model ini akan

sangat efektif dalam mempublikasikan hasil inovasi dan karya ilmiah guru.

Bulletin profesional merupakan koleksi karya ilmiah guru yang dipublikasikan

baik yang berkaitan dengan proses pembelajaran maupun temuan-temuan hasil

penelitian tindakan kelas guru. Pembahasannya tidak selalu ditulis oleh seorang

ahli, melainkan dapat juga dilakukan oleh pengawas dan guru-guru yang

berpengalaman mengenai keberhasilannya di lapangan.

8) Simposium dan Seminar

Simposium merupakan salah satu teknik supervisi efektif untuk membina

guru secara kelompok. Simposium diartikan sebagai suatu pertemuan yang di


22

dalamnya beberapa pembicara menyampaikan pikirannya secara singkat

mengenai suatu topik/tema pendidikan atau problematika pembelajaran

Selain simposium, teknik yang dapat digunakan oleh pengawas dalam

membina guru meningkatkan kompetensinya adalah teknik seminar. Seminar

merupakan pertemuan ilmiah untuk menyajikan karya tulis baik berupa makalah

maupun hasil-hasil penelitian. Tujuannya untuk membahas berbagai informasi,

ide, konsep dan temuan penelitian melalui suatu forum seminar. Seminar dapat

diartikan sebagai bentuk belajar mengajar berkelompok untuk mengadakan

pendalaman atau penyelidikan tersendiri bersama-sama terhadap berbagai

masalah dengan dibimbing oleh seorang atau lebih pengajar pada waktu

tertentu.25

2. Kepala Madrasah

a. Definisi kepala madrasah

Kepala‫ ع‬madrasah‫ ع‬terdiri‫ ع‬dari‫ ع‬dua‫ ع‬kata‫ ع‬yaitu‫“ ع‬kepala”‫ ع‬dan‫“ ع‬madrasah”.‫ ع‬Kata‫ع‬

“kepala”‫ع‬dapat‫ع‬diartikan‫“ع‬ketua”‫ع‬atau‫“ع‬pemimpin”‫ع‬dalam‫ع‬suatu‫ع‬organisasi‫ع‬atau‫ع‬sebuah‫ع‬

lembaga.‫ ع‬Sedang‫“ ع‬madrasah‫( ع‬sekolah)”‫ ع‬adalah‫ ع‬sebuah‫ ع‬lembaga‫ ع‬di‫ ع‬mana‫ ع‬menjadi‫ع‬

tempat menerima dan memberi pelajaran.26 Secara sederhana, kepala sekolah dapat

didefinisikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin

sekolah tempat diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana

terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang

menerima pelajaran. Maksud memimpin tersebut adalah leadership, yaitu

kemampuan untuk menggerakkan sumber daya, baik internal maupun eksternal,

dalam rangka mencapai tujuan sekolah dengan lebih optimal. Kata memimpin

25
Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru: Memberdayakan
Pengawas Sebagai Gurunya Guru (Bandung: Alfabeta, 2013), 76-84.
26
Nur Efendi, Islamic Educational Leadership: Praktek Kepemimpinan di Lembaga Pendidikan Islam
(Yogyakarta: Kalimedia, 2017), 4.
23

mengandung konotasi menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi,

membina, memberikan, dan lain-lain.

Husaini Usman menyatakan bahwa kepala sekolah merupakan manajer yang

mengorganisir seluruh sumber daya sekolah dengan menggunakan prinsip

“TEAMWORK”, yaitu rasa kebersamaan (together), pandai merasakan (empathy),

saling membantu (assist), saling penuh kedewasaan (maturity), saling mematuhi

(willingness), saling teratur (organization), saling menghormati (respect), dan saling

berbaik hati (kindness).27

b. Peran kepala madrasah

Kinerja sekolah tergantung dengan profesionalisme Kepala Sekolah, karena

Kepala Sekolah adalah pemegang otoritas tertinggi di sekolah, sehingga kebijakan

dan perilakunya akan menentukan ketercapaian tujuan akhir sekolah.28 Berdasarkan

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Nomor 162 Tahun 2003

tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah disebutkan bahwa tugas

kepala sekolah sebagai Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader,

Entrepreneur, dan Climlate Creator. Tugas-tugas tersebut sering disingkat dengan

EMASLEC.29

Dengan demikian pekerjaan kepala sekolah semakin hari semakin meningkat

sesuai dengan perkembangan pendidikan. Oleh karena itu, hal-hal tersebut harus

dipahami oleh kepala sekolah, dan yang lebih penting adalah bagaimana kepala

sekolah mampu mengamalkan dan menjadikan hal-hal tersebut dalam bentuk

tindakan nyata di sekolah.30

27
Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, 50-51.
28
Muhammad Kristiawan, Dkk., Supervisi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2019), 81.
29
Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, 53.
30
Nur Efendi, Islamic Educational Leadership: Praktek Kepemimpinan di Lembaga Pendidikan Islam, 21.
24

1) Pendidik (Educator)

Dalam melakukan fungsinya sebagai pendidik, kepala sekolah harus

memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesional tenaga kependidikan

di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasihat

kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga

kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti

team teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi (acceleration)

bagi peserta didik yang cerdas di atas normal.

2) Manajer (Manager)

Sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang mampu

mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen dengan efektif dan efisien.

Terdapat tiga keterampilan minimal yang perlu dimiliki oleh kepala sekolah

sebagai seorang manajer, yaitu keterampilan konseptual, keterampilan

kemanusiaan, serta keterampilan teknis.

3) Pelaku Administrasi (Administrator)

Kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum,

mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia,

mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan

dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara

efektif dan efisien.

4) Pengawas (Supervisor)

Tugas kepala sekolah sebagai supervisor adalah mensupervisi pekerjaan

yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Supervisi merupakan suatu proses yang

dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam

mempelajari tugas sehari-hari di sekolah; agar dapat menggunakan pengetahuan

dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada orang tua
25

peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat

belajar yang lebih efektif.

5) Pemimpin (Leader)

Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan

pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi

dua arah, dan mendelegasikan tugas.

6) Pengusaha (Entrepreneur)

Kepala sekolah sebagai entrepreneur harus mampu memiliki berbagai

macam keahlian yang keahliannya itu dapat diteruskannya kepada orang-orang

yang dipimpinnya.

7) Pencipta Iklim (Climator Maker)

Kepala sekolah sebagai climator maker harus mampu menyusun berbagai

rencana kerja yang kemudian menuangkan dalam bentuk perangkat kerja yang

dilaksanakan dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan. Iklim yang

kondusif akan membantu terwujudnya stabilitas kerja yang tinggi yang pada

akhirnya pencapaian berbagai rencana kerja yang telah disusun sebelumnya

menjadi lebih efektif dan efisien.31

c. Kepala sekolah sebagai supervisor

Proses interaksi dan hubungan antara pendidik dengan peserta didik adalah

proses pendidikan. Untuk menjalin hubungan yang baik, maka pendidik perlu

mengenal peserta didik dengan baik khususnya dalam kegiatan pembelajaran dalam

suatu sistem di mana pendidik dan peserta didik aktif di dalamnya. Kegiatan

mengajar bagi para pendidik selalu mendapat tantangan maupun problem yang

mengitarinya. Untuk mengatasi problem dan mengatasi berbagai tantangan dalam

melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, maka guru memerlukan bantuan dari

31
Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, 53-54.
26

seorang yang ahli di bidang pengajaran. Orang tersebut adalah seorang supervisor

yang boleh saja orangnya adalah pengawas madrasah, kepala madrasah dan sejawat

guru di madrasah yang mampu melaksanakan tugas sebagai supervisor. 32

Kepala sekolah sebagai supervisor mempunyai peran dan tanggung jawab

memantau, membina, dan memperbaiki proses belajar mengajar di kelas atau di

sekolah.33 Kepala sekolah sebagai pelaksana supervisi harus mampu membimbing

guru-guru secara efisien yang dapat menanamkan kepercayaan, menstimulir

membimbing penelitian profesional, dan usaha kooperatif yang menunjukkan

kemampuannya membantu dapat guru dalam memecahkan masalah yang dihadapinya

dan mampu mengadakan studi dan pembinaan profesional dalam rangka peningkatan

kualitas mengajar dan mutu pembelajaran.34

Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan

dan memecahkan suatu masalah. Kepala sekolah sebagai supervisor harus

diwujudkan dalam kemampuan menyusun, dan melaksanakan program supervisi

pendidikan, serta memanfaatkan hasilnya. Pengawasan dan pengendalian yang

dilakukan oleh kepala sekolah bukan hanya terfokus kepada tenaga kependidikan

khususnya guru, bisa kepada tenaga non-kependidikan, atau staf sekolah lainnya.

Sebab pengawasan mempunyai fungsi sangat penting, khususnya bagi guru yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional dan meningkatkan kualitas

pembelajaran, sebab guru merupakan Ujung tombak pelaksanaan Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM), dan ini berpengaruh langsung terhadap proses pendidikan yang

akhirnya berdampak terhadap kualitas mutu pendidikan.35

32
Kurniati,‫“ع‬Pendekatan‫ع‬Supervisi‫ع‬Pendidikan,”‫ع‬Jurnal Idaarah, Vol. IV, No. 1, (Juni 2020), 53.
33
Satrijo Budiwibowo, Manajemen Pendidikan, 43.
34
Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, 84.
35
Satrijo Budiwibowo, Manajemen Pendidikan, 43-48.
27

3. Visi dan Misi

a. Visi

Langkah awal dalam strategy formulation adalah penetapan visi. Visi

merupakan bayangan cermin mengenai keadaan internal dan kehandalan inti seluruh

Organisasi. Sering kali dalam melihat pengertian visi tertukar artinya dengan misi.

Oleh karena itu, perlu batasan yang agak spesifik tentang terminologi visi sehingga

mudah membedakan dengan misi dalam melihat tantangan masa depan organisasi.

Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan ingin

diwujudkan dalam kurun waktu tertentu (dapat mengisyaratkan adanya misi dan

tantangan).

Visi‫ ع‬menjawab‫ ع‬pertanyaan‫“ ع‬what do we want to become?”‫ ع‬Vision statement

thinking about “what is our business in the future?”, Or about “our mission in the

future”. A Vision is a statement about the future, spoken or written today, it is a

process of managing the present from a stretching view of the future. Visi adalah

pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen

saat ini yang menjangkau ke depan.

Menurut Stace dan Dunphy, “The vision must be able to give strong sense of

what are the areas of business focus.”. yang artinya adalah visi harus dapat memberi

kepekaan yang kuat tentang area fokus bisnis. Hal ini lebih lanjut diungkapkan oleh

Hax dan Majluf bahwa visi adalah pernyataan yang merupakan sarana untuk:

a. Mengomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan tugas

pokok.

b. Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan stakeholders

(sumber daya manusia organisasi, konsumen / citizen, pihak lain yang terkait).

c. Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan

perkembangan.
28

Pernyataan visi perlu diekspresikan dengan baik agar mampu menjadi tema

yang mempersatukan semua unit dalam organisasi, menjadi media komunikasi dan

motivasi semua pihak, serta sebagai sumber kreativitas dan inovasi organisasi.

Suatu visi agar menjadi realistik, dapat dipercaya meyakinkan, serta

mengandung daya tarik maka dalam proses pembuatannya perlu melibatkan semua

stakeholders. Selain keterlibatan berbagai pihak, visi perlu secara intensif

dikomunikasikan kepada semua anggota organisasi sehingga merasa sebagai pemilik

visi tersebut. Hal lain yang terkadang terlihat simple namun sering dilupakan dalam

pembuatan visi bahwa visi akan lebih mudah diingat dan dijadikan komitmen jika

dibuat dalam kalimat yang singkat. Seperti disebutkan di atas, Hax dan Majluf

mengungkapkan bahwa visi adalah pernyataan dari organisasi tentang tujuan utama

organisasi, kebijakan, dan nilai-nilai yang dianut sebagai pernyataan yang bersifat

permanen, visi tidak perlu di updated pada setiap planning cycle (misalnya 1 tahun),

namun visi ini merupakan subyek untuk di revisi dalam interval ya lebih lama

misalnya lima tahun atau lebih.36

b. Misi

Visi yang telah kita peroleh harus kita terjemahkan ke dalam guidelines yang

lebih pragmatis dan konkret yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam

pengembangan strategi dan aktivitas dalam organisasi. Untuk hal itu dibutuhkan misi.

Pernyataan dalam misi lebih tajam dan lebih detail jika dibandingkan dengan visi.

Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi

pihak-pihak yang berkepentingan di masa datang. Pernyataan misi mencerminkan

tentang segala sesuatu penjelasan tentang bisnis/produk atau pelayanan yang

ditawarkan yang sangat diperlukan oleh masyarakat untuk pencapaian misi. Mission

Statement are enduring statement of purpose that distinguish one business from other

36
Akdon, Strategic Management for Educational Management: Manajemen Strategik untuk Manajemen
Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2016), 94-96.
29

similar firm. A mission statement identifies the scope of a firm operations in product

and market term. It addresses the basic question that faces all strategies “what is our

business?”

Definisi di atas memperlihatkan bahwa pernyataan misi memperlihatkan tugas

utama yang harus dilakukan organisasi dalam mencapai tujuan organisasi (what

business are we really in?). Dalam pernyataan misi terkandung definisi yang jelas

tentang pekerjaan atau tugas pokok yang diemban suatu organisasi dan yang

diinginkan dalam kurun waktu tertentu.

Pernyataan misi menunjukkan dengan jelas arti penting eksistensi organisasi,

karena misi mewakili alasan dasar untuk berdirinya organisasi. Banyak organisasi

gagal karena pernyataan misi yang dirumuskan hanya memperhatikan kepentingan

dirinya sendiri saja, dan mengabaikan kepentingan masyarakat pelanggan maupun

stakeholder. Oleh karena itu misi harus jelas menyatakan kepedulian organisasi

terhadap kepentingan pelanggan (expressed in customer driven term). Pernyataan

misi itu harus:

a. Menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh organisasi dan

bidang kegiatan utama dari organisasi yang bersangkutan

b. Secara eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk mencapainya

c. Mengundang partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan bidang utama

yang digeluti organisasi.

Pernyataan misi yang jelas akan memberi arahan jangka panjang sehingga

memberikan stabilitas manajemen dan kepemimpinan organisasi. Rumusan misi harus

selalu berada di depan meja seluruh anggota organisasi. Proses pengembangan misi

sangat ditentukan oleh aspirasi dan persepsi pelanggan maupun input dari para

stakeholder. Namun, demikian rumusannya seharusnya tidak terlalu melebar yang

mengakibatkan organisasi bergerak dalam segala hal sehingga tidak efektif. Misi
30

merupakan dasar bagi tahap selanjutnya dalam management strategic seperti Critical

Success Factors (CSFs) tujuan, dan sasaran organisasi.

Misi berubah apabila kehendak (purpose) organisasi berubah atau karena

adanya validasi langkah/komponen Manajemen Strategik yang lain. Misi adalah

pernyataan mengenal hal-hal yang harus dicapai organisasi di masa mendatang oleh

semua pihak yang berkepentingan dalam organisasi. Pernyataan misi mencerminkan

tentang segala sesuatunya untuk mencapai visi. 37

c. Visi yang baik

Jansen memberikan 12 kriteria mengenai visi dan misi yang hidup dan efektif,

7 terpenting yang bisa diambil yaitu:

1. Visi dan misi harus sesuai dengan roh zaman dan semangat perjuangan

organisasi,

2. Visi dan misi harus mampu menggambarkan sosok organisasi idaman yang

mampu memikat hati orang,

3. Visi dan misi harus mampu menjelaskan arah dan tujuan organisasi,

4. Visi dan misi harus mudah dipahami karena diungkapkan dengan elegan

sehingga mampu menjadi panduan taktis dan strategis,

5. Visi dan misi harus memiliki daya persuasi yang mampu mengungkapkan

harapan, aspirasi, sentimen, penderitaan para stakeholder organisasi,

6. Visi dan misi harus mampu mengungkapkan keunikan organisasi dan

menyarikan kompetensi khas organisasi tersebut yang menjelaskan jati

dirinya dan apa yang mampu dilakukannya,

7. Visi dan misi harus ambisius, artinya ia harus mampu mengkristalkan

keindahan, ideal kemajuan, dan sosok organisasi dambaan masa depan,

37
Akdon, Strategic Management for Educational Management: Manajemen Strategik untuk Manajemen
Pendidikan, 97-99.
31

sehingga mampu meminta pengorbanan dan investasi emosional dari segenap

stakeholder organisasi.38

38
Ahmad‫ع‬Calam‫ع‬dan‫ع‬Amnah‫ع‬Qurniati,‫“ع‬Merumuskan‫ع‬Visi‫ع‬dan‫ع‬Misi‫ع‬Lembaga‫ع‬Pendidikan,”‫ع‬Saintikom,
Vol.15, No.1, (Januari, 2016), 59-60.
32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai

lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada

generalisasi.39

Jika penelitian kuantitatif berusaha untuk mencoba memecahkan masalah

(menemukan jawaban) melalui desain yang ketat (misalnya korelasi, eksperimen dan

deskriptif kuantitatif) untuk mencapai kesimpulan objektif. Maka penelitian kualitatif

mencoba untuk memahami, mendalami dan menerobos masuk di dalamnya terhadap suatu

gejala-gejala. Kemudian menginterpretasikan dan menyimpulkan gejala-gejala tersebut

sesuai dengan konteksnya. Sehingga dicapai suatu simpulan yang obyektif dan alamiah

sesuai dengan gejala-gejala pada konteks tersebut.40

Sebagaimana telah di kemukakan Nusa Putra, bahwa penelitian kualitatif bersifat

deskriptif. Artinya, hasil eksplorasi atas subjek penelitian atau para partisipan melalui

pengamatan dengan sesama variannya, dan wawancara mendalam harus dideskripsikan

dalam catatan kualitatif yang terdiri dari catatan lapangan, wawancara, catatan pribadi,

catatan metodologis, dan catatan teoritis. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono, yaitu

penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau

gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. Pertimbangan penulis menggunakan

39
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2016), 9.
40
Suyitno, Metode Penelitian Kualitatif: Konsep, Prinsip, dan Operasionalnya (Tulungagung: Akademia
Pustaka, 2018), 6.
33

penelitian kualitatif ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Lexy J. Moleong adalah sebagai

berikut: Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan

ganda. Metode ini secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden.41

Metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dengan manajemen pengaruh bersama terhadap

pola-pola nilai yang di hadapi.

B. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan di MAN 2 Ponorogo menggunakan jenis penelitian

Studi Kasus. Studi kasus (case study) dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem,

dimaksudkan kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok

individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu.42

Studi kasus adalah penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil

makna, dan memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Studi kasus dapat terdiri atas satu

unit atau lebih dari satu unit, tetapi tetap dalam satu kesatuan sistem. Misalnya, kasus dapat

satu orang, satu kelas, satu sekolah, beberapa sekolah tetapi dalam satu kantor kecamatan,

dan sebagainya.

Sementara Halimi dan Deny Satryawan mengungkapkan bahwa penelitian kasus atau

studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam

terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.43 Menurut Muhadjir, studi kasus

dilihat‫ع‬dari‫ع‬dimensi‫ع‬tertentu‫ع‬dapat‫ع‬pula‫ع‬disebut‫ع‬studi‫“ع‬longitudinal”‫ع‬dilawankan‫ع‬dengan‫ع‬studi‫ع‬

“cross sectional”.‫ع‬Studi‫ع‬longitudinal‫ع‬berupaya‫ع‬mengobservasi‫ع‬objeknya‫ع‬dalam‫ع‬jangka‫ع‬waktu‫ع‬

lama dan terus menerus, sedangkan cross sectional berupaya mempersingkat waktu

observasinya dengan cara mengobservasi pada beberapa tahap atau tingkat perkembangan

41
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 5.
42
Ibid., 5.
43
Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas dan Studi Kasus
(Sukabumi: Jejak, 2017), 208.
34

tertentu, dengan harapan dari sejumlah tahap atau tingkat tersebut akan dapat dibuat

kesimpulan yang sama longitudinal.44

C. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah

peneliti‫ ع‬itu‫ ع‬sendiri.‫ ع‬Oleh‫ ع‬karena‫ ع‬itu‫ ع‬peneliti‫ ع‬sebagai‫ ع‬instrumen‫ ع‬juga‫ ع‬harus‫“ ع‬di‫ ع‬validasi”‫ع‬

seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke

lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap

pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan

peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang

melakukan validasi adalah peneliti itu sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh

pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang

diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.

Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian,

memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,

analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun

selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan

menjadi instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan

membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.

Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and

selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.45

44
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998), 38-39.
45
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 222-223.
35

D. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di MAN 2 Ponorogo yang beralamatkan di Jalan

Soekarno-Hatta No.381, Sablak, Kelurahan Keniten, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten

Ponorogo.

E. Data dan Sumber Data

Data dari penelitian terdiri dari data primer dan sekunder, yaitu:

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari wawancara dengan:

1) Kepala madrasah

2) Wakil kepala madrasah bidang kurikulum

3) Tenaga pendidik

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dan

dokumentasi. Data sekunder tersebut meliputi: sejarah pertumbuhan dan

perkembangan MAN 2 Ponorogo, profil lembaga, visi misi dan tujuan, struktur

organisasi, keadaan tenaga pendidik, prestasi peserta didik, serta sarana dan

prasarana.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data adalah dengan melakukan wawancara, observasi,

dan dokumentasi. Dengan demikian, maka sumber dan teknik pengumpulan data ini adalah:

a. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
36

juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit/kecil.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat

dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.46

Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data yang khas penelitian kualitatif. Lebih

lanjut dinyatakan bahwa cara utama yang dilakukan pakar metodologi kualitatif untuk

memahami persepsi, perasaan, dan pengetahuan orang-orang adalah dengan wawancara

mendalam dan intensif.47

Dalam penelitian ini, orang-orang yang akan dijadikan informan antara lain

seperti kepala madrasah, wakil kepala madrasah bidang kurikulum, serta tenaga pendidik

di MAN 2 Ponorogo untuk memperoleh data yang berkaitan dengan supervisi

pembelajaran dalam pengimplementasian visi dan misi pendidikan.

b. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila

dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara

dengan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada

orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.48 Metode observasi merupakan cara yang

sangat baik untuk mengawasi perilaku subjek penelitian seperti perilaku dalam

lingkungan atau ruang, waktu dan keadaan tertentu.49 Tetapi tidak semua perlu diamati

oleh peneliti, hanya hal-hal yang terkait atau yang sangat relevan dengan data yang

dibutuhkan. Dalam melakukan pengamatan peneliti terlibat secara pasif. Artinya, peneliti

tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan subjek penelitian dan tidak berinteraksi dengan

mereka secara langsung. Peneliti hanya mengamati interaksi sosial yang mereka ciptakan,

46
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,194.
47
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), 165-166.
48
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,203.
49
Ida Bagoes Mantra, Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008), 79.
37

baik dengan sesama subjek penelitian maupun dengan pihak luar.50 Sutrisno Hadi

mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.51

Dalam penelitian ini observasi dilakukan di tempat yang dijadikan objek

penelitian. Sedangkan data yang diamati/diobservasi adalah supervisi pembelajaran oleh

Kepala MAN 2 Ponorogo melalui data pendukung.

c. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen. Dokumen di sini meliputi materi

(bahan) seperti: fotografi, video, film, memo, surat, diary, rekaman kasus klinis, dan

sebagainya yang dapat digunakan sebagai bahan informasi penunjang, dan sebagi bagian

berasal dari kajian kasus yang merupakan sumber data pokok berasal dari hasil observasi

partisipasi dan wawancara mendalam.52 Data yang akan peneliti cari dari dokumentasi ini

yaitu data yang berkaitan dengan program supervisi pembelajaran pada tingkat

manajerial oleh Kepala MAN 2 Ponorogo. Dalam mencari data dengan dokumentasi ini

Peneliti melakukan bersamaan dengan tahap observasi.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan

sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis

data kualitatif adalah bersiat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh,

50
Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2007), 83.
51
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 203.
52
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, 176-177.
38

selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Menurut Miles

dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification.53 Langkah-langkah analisis ditunjukkan dengan gambar

berikut.

Gambar 1.1. Komponen dalam analisis data (flow model)

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa, setelah peneliti melakukan pengumpulan

data, maka peneliti melakukan antisipatory sebelum melakukan reduksi data. Antisipatory

data reduction is occuring as the research decides (often without full awareness) which

conceptual frame work, which sites, which research question, which data collection

approaches to choose.

53
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 246.
39

Selanjutnya model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada gambar 1.2.

berikut.

Gambar 1.2. Komponen dalam analisis data (interactive model)

a. Data reduction (Reduksi data)

Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian laporan yang

lengkap dan terperinci. Data dan laporan lapangan kemudian direduksi, dirangkum, dan

kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih dan dipilih yang

terpenting kemudian dicari tema atau polanya (melalui proses penyuntingan dan

pemberian kode dan penebalan). Reduksi data yang dilakukan terus menerus selama

penelitian berlangsung. Pada tahapan ini setelah data dipilah dan kemudian

disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam

penampilan, dan penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara, sehingga peneliti

bisa mendapat data yang jelas dan memberikan gambaran pada peneliti dalam melakukan

penelitian di lapangan. Data yang direduksi adalah profil sekolah, kegiatan yang ada baik

pada saat proses pembelajaran maupun di luar kegiatan proses pembelajaran.

b. Data display (Penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah men-display-kan data.

Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
40

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan menarik

kesimpulan. Dalam proses ini peneliti mengelompokkan hal-hal yang serupa menjadi

kategori atau kelompok satu, kelompok dua, kelompok tiga dan seterusnya. Masing-

masing kelompok tersebut menunjukkan tipologi yang ada sesuai dengan rumusan

masalahnya. Dalam proses, ini data diklasifikasikan berdasarkan tema-tema inti.54

c. Conclusion drawing/Verification (Penarikan kesimpulan)

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang

diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-

remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal

atau interaktif,hipotesis atau teori.55

H. Pengecekan Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data pada dasarnya adalah upaya peneliti dalam membujuk

agar pesertanya (termasuk dirinya) bahwa temuan-temuan penelitiannya dapat dipercaya

atau bahkan dapat dipertimbangkan.56

Oleh karena itu, agar hasil skripsi dapat benar-benar dipertanggungjawabkan, maka

peneliti dapat melakukan uji keabsahan data dengan teknik berikut:

a. Meningkatkan Ketekunan/Keajegan Pengamatan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan

berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan

dapat direkam secara pasti dan sistematis.

54
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 210.
55
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 252-253.
56
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 321.
41

Meningkatkan ketekunan dapat diibaratkan mengecek pekerjaan soal-soal ujian,

atau meneliti kembali tulisan dalam makalah yang telah dikerjakan, ada yang salah atau

tidak. Dengan meningkatkan ketekunan tersebut, maka peneliti dapat melakukan

pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian

juga dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat memberikan deskripsi data

yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara

membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-

dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca inilah

kemudian wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan

untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau tidak.57

b. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data

dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian
58
terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu. Dari

ketiga jenis tersebut, peneliti menggunakan ketiga-tiganya sebagai pengecek keabsahan

data. Karena mengingat data yang diperoleh melibatkan wawancara dari berbagai

sumber, waktu dan teknik. Adapun penjelasan dari masing-masing jenis triangulasi

sebagai berikut:

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk

menguji kredibilitas data tentang gaya kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan

dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke bawahan yang dipimpin, ke

atasan yang menugasi, dan ke teman kerja yang merupakan kelompok kerja sama.

57
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015), 370-371.
58
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 273.
42

Data dari ke tiga sumber tersebut, tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam

penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang

sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang

telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya

dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.59

2) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya

data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi atau

kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan

data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber

data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data yang dianggap benar

atau mungkin semuanya benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.60

3) Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara sumber masih

segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih

kredibel. Untuk itü dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan

cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam

waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda,

maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian

datanya.61

59
Ibid., 274.
60
Ibid., 274.
61
Ibid., 274.
43

I. Tahapan-tahapan Penelitian

Menurut Lexy J Moleong62, tahapan ini terdiri tahap pra-lapangan, tahap pekerjaan

lapangan, dan tahap analisis data.

a. Tahap pra-lapangan

Pada tahap pra-lapangan ini ada enam kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti

kualitatif, yang mana dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu

dipahami, yaitu etika penelitian lapangan.63 Sedangkan kegiatan dan pertimbangan

tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:

1) Menyusun rancangan penelitian

2) Memilih lokasi penelitian

3) Mengurus perizinan penelitian

4) Menjajaki dan menilai lokasi penelitian

5) Memilih dan memanfaatkan informan

6) Menyiapkan perlengkapan penelitian

7) Persoalan etika penelitian

b. Tahap pekerjaan lapangan

Tahap pekerjaan lapangan ini, dapat dibagi ke dalam tahapan-tahapan sebagai

berikut:

1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri

2) Penampilan peneliti

3) Pengenalan hubungan peneliti di lapangan

62
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 127-152.
63
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, 144.
44

c. Tahap analisis data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam

suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.64

64
Ibid., 285.
45

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian

1. Sejarah MAN 2 Ponorogo

Berbicara sejarah, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Ponorogo merupakan

lembaga alih fungsi dari Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Ponorogo seperti

tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Agama RI No. 1990 dan 42 tahun 1992. MAN 2

Ponorogo juga merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang berada di bawah

Kementerian Agama dengan nomor statistik madrasah 131135020002 yang berstatus

Negeri.

MAN 2 Ponorogo sebagai lembaga pendidikan menengah negeri tertua di

Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo (eks. PGAN Ponorogo) terus melayani

masyarakat dengan memberikan pelayanan pendidikan yang berorientasi pada konsep

“Ulul‫ ع‬Albab”‫ ع‬yaitu‫ ع‬tangguh‫ ع‬dalam‫ ع‬pembinaan‫ ع‬Iman‫ ع‬dan‫ ع‬Taqwa‫ ع‬serta‫ ع‬menguasai‫ ع‬Ilmu‫ع‬

Pengetahuan dan Teknologi.

MAN 2 Ponorogo telah mengembangkan berbagai program pendidikan sebagai

wujud kesiapan Madrasah untuk menjadi Madrasah bermutu serta menjadi pilihan

ummat. keberadaan kelas PDCI (Peserta Didik Cerdas Istimewa) atau kelas Akselerasi

dan Kelas Bina Prestasi merupakan wujud nyata dalam mewujudkan Madrasah bermutu.

Religius, Unggul, Berbudaya, dan Integritas merupakan slogan yang

dikembangkan Madrasah untuk dijadikan acuan dalam mengembangkan diri dalam

mendidik putra putri bangsa menuju terwujudnya manusia Indonesia yang berkarakter,

berkualitas dan berdaya saing global.65

65
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 01/D/02-II/2021
46

2. Profil MAN 2 Ponorogo

Nama Madrasah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Ponorogo


Nomor Identitas Madrasah (NIM) 20584466
Nomor Statistik Madrasah (NSM) 131135020002
Alamat Madrasah Soekarno-Hatta No. 381
Kecamatan Ponorogo
Kabupaten / Kota *) Propinsi Ponorogo
Kode Pos 63412
Telepon & Faksimili (0352) – 481168
E-mail man2ponorogo@gmail.com

Status Madrasah Negeri


Nomor Akte SK Menteri Agama No. 42 Tanggal 27 – 01 -
Pendirian/Kelembagaan 1992

Luas Tanah Madrasah 788 m²

Luas Bangunan Madrasah 444 m²


Status Tanah Pemerintah*
Status Akreditasi / Tahun Terakreditasi A /201666

3. Visi, Misi, Tujuan MAN 2 Ponorogo

a. Visi Madrasah

RUBI: Religius, Unggul, Berbudaya, Integritas

Visi Indikator
Religius Penguatan Iman dan takwa
Ikhlas dalam beramal
Ber-akhlakul karimah
Tertib sholat berjamaah
Tertib doa, membaca dan menghafal al-Qur’an‫ع‬dan‫ع‬asmaul‫ع‬husna
Unggul Unggul dalam kreativitas
Unggul dalam kedisiplinan
Unggul dalam pengembangan kurikulum
Unggul dalam proses pembelajaran

66
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 02/D/02-II/2021
47

Unggul dalam literasi


Unggul dalam teknologi informasi dan komunikasi
Unggul dalam perolehan NUN
Unggul dalam Olimpiade dan kompetisi sains
Unggul dalam karya ilmiah
Unggul dalam kesenian
Unggul dalam olahraga
Unggul dalam pengembangan bakat
Unggul dalam persaingan nasional dan global
Unggul dalam manajemen madrasah
Berbudaya Berbudaya lokal
Berbudaya gotong-royong
Berbudaya mandiri dan tanggung jawab
Berbudaya cinta lingkungan
Berbudaya hidup sehat
Integritas Keselarasan antara ucapan dan perbuatan
Integritas dalam pelayanan
Integritas dalam pekerjaan
Integritas dalam belajar
Integritas dalam proses
Integritas dalam hasil

b. Misi

Misi Indikator
Religius 1. Menumbuhkan perilaku keagamaan yang menguatkan
keimanan dan ketakwaan.
2. Menumbuhkan semangat dan kebiasaan ikhlas dalam
beramal.
3. Mewujudkan perilaku yang berakhlakul karimah.
4. Mewujudkan kesadaran sholat berjamaah.
5. Menjaga ketertiban pelaksanaan doa, membaca dan
menghafal al-Qur’an‫ع‬dan‫ع‬Asmaul‫ع‬Husna.
Unggul 1. Menumbuhkembangkan mental kreatif bagi warga
madrasah.
2. Menerapkan budaya disiplin tinggi bagi warga madrasah.
3. Mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
masa depan.
48

4. Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien


sesuai dengan tuntutan perkembangan budaya dan
teknologi.
5. Menumbuhkan kebiasaan membaca, menulis dan
menghasilkan karya.
6. Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
pembelajaran dan pengelolaan madrasah.
7. Menerapkan proses berpikir tingkat tinggi bagi warga
madrasah.
8. Meningkatkan pemerolehan nilai ujian nasional.
9. Meningkatkan daya saing peserta didik dalam melanjutkan
ke jenjang pendidikan Tinggi favorit nasional dan
internasional.
10. Memperoleh juara Kompetisi sains dan Olimpiade tingkat
regional, Nasional dan internasional.
11. Mengembangkan riset bagi warga madrasah.
12. Mengembangkan kegiatan bidang kesenian.
13. Memperoleh juara lomba bidang kesenian.
14. Mengembangkan kegiatan bidang olah raga.
15. Memperoleh juara bidang olah raga tingkat regional dan
nasional.
16. Mengembangkan potensi dan bakat warga madrasah sesuai
dengan perkembangan zaman.
17. Menyediakan sarana dan prasarana yang berstandar
nasional dan internasional.
18. Meningkatkan daya saing madrasah di tingkat regional,
nasional dan internasional.
19. Meningkatkan kualitas manajemen madrasah.
20. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan
seluruh warga madrasah dan lembaga terkait.

Berbudaya 1. Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya daerah dan


nasional serta keanekaragaman budaya.
2. Menerapkan budaya gotong-royong bagi warga madrasah.
3. Menumbuhkan pribadi yang mandiri dan bertanggung
jawab terhadap tugas.
4. Meningkatkan peran serta warga madrasah dalam budaya
pelestarian lingkungan.
5. Meningkatkan kesadaran warga madrasah dalam budaya
pencegahan kerusakan lingkungan.
6. Meningkatkan peran warga madrasah dalam budaya
pencegahan pencemaran lingkungan.
7. Menumbuhkembangkan budaya hidup sehat bagi warga
masyarakat.
8. Menjadi madrasah sehat dengan gerakan Usaha Kesehatan
49

Sekolah
Integritas 1. Menanamkan keselarasan ucapan dan perbuatan bagi
warga madrasah.
2. Menjadikan karakter integritas sebagai Iandasan warga
madrasah dalam memberikan pelayanan, bekerja,
belajar, berproses dan memperoleh hasil.

c. Tujuan Madrasah

Dalam mengemban Misi, MAN 2 Ponorogo telah merumuskan beberapa tujuan

antara lain.67:

Indikator
Tujuan Dalam mengemban Misi, MAN 2 Ponorogo
Madrasah telah merumuskan beberapa tujuan antara lain:
1. Menumbuhkan perilaku keagamaan yang menguatkan
keimanan dan ketaqwaan.
2. Menumbuhkan semangat dan kebiasaan ikhlas dalam
beramal.
3. Mewujudkan perilaku yang berakhlakul karimah.
4. Mewujudkan kesadaran sholat berjamaah.
5. Menjaga ketertiban pelaksanaan doa, membaca dan
menghafal al-Qur’an‫ع‬dan‫ع‬Asmaul‫ع‬Husna.
6. Menumbuhkembangkan mental kreatif bagi warga
madrasah.
7. Menerapkan budaya disiplin tinggi bagi warga madrasah.
8. Mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
masa depan.
9. Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien
sesuai dengan tuntutan perkembangan budaya dan
teknologi.
10. Menumbuhkan kebiasaan membaca, menulis dan
menghasilkan karya.
11. Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
pembelajaran dan pengelolaan madrasah.
12. Menerapkan proses berpikir tingkat tinggi bagi warga
madrasah.
13. Meningkatkan pemerolehan nilai ujian nasional.
14. Meningkatkan daya saing peserta didik dalam melanjutkan
ke jenjang pendidikan tinggi favorit nasional dan
internasional.
15. Memperoleh juara Kompetisi sains dan Olimpiade tingkat
67
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 03/D/02-II/2021
50

regional, nasional dan internasional.


16. Mengembangkan riset bagi warga madrasah.
17. Mengembangkan kegiatan bidang Kesenian.
18. Memperoleh juara lomba bidang Kesenian.
19. Mengembangkan kegiatan bidang olah raga.
20. Memperoleh juara bidang olah raga tingkat regional dan
nasional.
21. Mengembangkan potensi dan bakat warga madrasah sesuai
dengan perkembangan zaman.
22. Menyediakan sarana dan prasarana yang berstandar
nasional dan internasional.
23. Meningkatkan daya saing madrasah di tingkat regional,
nasional dan internasional.
24. Meningkatkan kualitas manajemen madrasah.
25. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan
seluruh warga madrasah dan lembaga terkait.
26. Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya daerah dan
nasional serta keanekaragaman budaya.
27. Menerapkan budaya gotong-royong bagi warga madrasah.
28. Menumbuhkan pribadi yang mandiri dan bertanggung
jawab terhadap tugas.
29. Meningkatkan peran serta warga madrasah dalam budaya
pelestarian lingkungan.
30. Meningkatkan kesadaran warga madrasah dalam budaya
pencegahan kerusakan lingkungan.
31. Meningkatkan peran warga madrasah dalam budaya
pencegahan pencemaran lingkungan.
32. Menumbuhkembangkan budaya hidup sehat bagi warga
masyarakat.
33. Menjadi madrasah sehat dengan gerakan Usaha Kesehatan
Sekolah.
34. Menanamkan keselarasan ucapan dan perbuatan bagi
warga madrasah.
35. Menjadikan karakter integritas sebagai landasan warga
madrasah dalam memberikan pelayanan, bekerja,
belajar, berproses dan memperoleh hasil.

4. Letak Geografis MAN 2 Ponorogo

Kabupaten Ponorogo adalah salah satu kabupaten yang berada dari Provinsi Jawa

Timur, Indonesia. Kabupaten Ponorogo terletak di koordinat 111 17' - 111‫ ع‬52’‫ ع‬Bujur‫ع‬

Timur‫ع‬7‫ع‬49’‫ع‬- 8 20' Lintang Selatan dengan ketinggian antara 92 sampai dengan 2.563 m
51

di atas permukaan laut dan memiliki luas wilayah 1.371,78 km. Kabupaten Ponorogo

terletak di sebelah barat dari kota Provinsi Jawa Timur dan berbatasan dengan Provinsi

Jawa Tengah. Kota yang berada di sebelah selatan adalah kota Pacitan, sebelah barat

adalah kota Wonogiri (Jawa Tengah), sebelah utara adalah kota Madiun, dan sebelah

timur adalah kota Trenggalek. MAN 2 Ponorogo berada di wilayah perkotaan tepatnya di

jalan Soekarno Hatta 381 Ponorogo menempati tanah seluas 9.788 m2. Letak MAN 2

Ponorogo berada di sebelah selatan terminal seloaji, dan di sekitarnya berdiri beberapa

Pondok Pesantren seperti Ponpes Thoriqul Huda, Ponpes Nurul Hikmah, Ponpes Ittihadul

Ummah, Ponpes Durisawo, ponpes‫ع‬Tahfidhul‫ع‬Qur’an.68

5. Tenaga Pendidik dan Kependidikan di MAN 2 Ponorogo

Di MAN 2 Ponorogo terdapat 65 tenaga pendidik dan kependidikan. Yang terdiri

dari 65 Aparatur Sipil Negara (ASN), 30 Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak

Tetap (PTT). Daftar guru dapat dilihat pada bagian akhir penelitian.69

6. Struktur Organisasi MAN 2 Ponorogo

Berikut struktur organisasi MAN 2 Ponorogo dapat dilihat pada bagian akhir

penelitian.70

7. Sarana Prasarana MAN 2 Ponorogo

Sarana dan prasarana suatu lembaga pendidikan mutlak harus ada dan harus

memenuhi kebutuhan pendidikan. Fasilitas berfungsi untuk kelangsungan kegiatan

belajar mengajar sehingga siswa yang belajar bisa mendapat ilmu sesuai yang diharapkan

oleh pihak lembaga ataupun siswa sendiri. Di bawah ini beberapa fasilitas yang ada di

MAN 2 Ponorogo:

1) Ruangan representatif dan nyaman

2) Ruangan ber-AC dilengkapi Audio Visual (Bina Prestasi dan PDCI)

68
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 04/D/02-II/2021
69
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 05/D/01-VII/2021
70
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 06/D/01-VII/2021
52

3) Perpustakaan

4) Lab Komputer

5) Lab Multimedia

6) Lab Fisika

7) Lab Biologi

8) Lab Kimia

9) Lab Elektro

10) Lab Menjahit

11) Masjid

12) Gazebo

13) Kantin Sehat

14) Lapangan Basket

15) Lapangan Voli

16) Lapangan Tenis

17) Gedung Olahraga

18) Aula

19) Tempat Parkir Luas

20) Hotspot Area 24 Jam

21) Taman Belajar

22) UKS

23) Studio Musik71

8. Prestasi MAN 2 Ponorogo

MAN 2 Ponorogo memiliki banyak prestasi baik berskala nasional maupun

internasional. Berikut data prestasi MAN 2 Ponorogo dapat dilihat pada bagian akhir

penelitian.72

71
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 08/D/02-II/2021
53

B. Deskripsi Data Khusus

1. Supervisi Perencanaan Pembelajaran Dalam Implementasi Visi dan Misi

Pendidikan di MAN 2 Ponorogo

a. Supervisi Perencanaan Pembelajaran

Mekanisme awal perencanaan supervisi pembelajaran di MAN 2 Ponorogo

yakni kepala madrasah mengetahui sasaran supervisi pembelajaran yang dalam hal ini

adalah guru mata pelajaran, kemudian disertai tujuan pembelajaran dan tujuan dari

diadakannya supervisi pembelajaran tersebut. Sebagaimana yang disampaikan oleh

Bapak‫ ع‬Nasta’in‫ ع‬selaku‫ ع‬Kepala‫ ع‬MAN‫ ع‬2‫ ع‬Ponorogo‫ ع‬berikut,”Yang‫ ع‬terkait‫ ع‬dengan‫ع‬

supervisi pembelajaran, ya yang saya rencanakan pertama kita mengetahui jadwal

yang akan saya supervisi. Kemudian tujuan pembelajaran itu sekaligus tujuan

supervisi saya apa. Karena ada berbagai macam supervisi yang terkait dengan tugas

saya”.

Lebih lanjut, dalam merencanakan supervisi pembelajaran kepala madrasah

membagi sasaran yang perlu di supervisi dengan melihat kebutuhan guru terhadap

pembelajaran.‫ ع‬Sebagaimana‫ ع‬yang‫ ع‬di‫ ع‬sampaikan‫ ع‬oleh‫ ع‬Bapak‫ ع‬Nasta’in‫ ع‬sebagai‫ع‬

berikut,”Kemudian‫ ع‬setiap‫ ع‬bulan‫ ع‬kita‫ ع‬mencoba‫ ع‬untuk‫ ع‬membagi siapa yang di

supervisi. Melihat tujuannya, kalau pada supervisi akademik itu semua di sama

ratakan. Kalau supervisi khusus karena ada guru yang kita tuju, maka akan dilakukan

supervisi. Misalnya ada guru yang kurang dalam proses pembelajaran, ya itu maka

kita‫ ع‬jadwal‫ ع‬tersendiri”.‫ ع‬Dari‫ ع‬analisis‫ ع‬tersebut‫ ع‬kemudian‫ ع‬dilakukan‫ ع‬penjadwalan‫ع‬

supervisi pembelajaran sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh guru.73

Kemudian Ibu Evie Meilianasari selaku Waka Kurikulum turut menyatakan

bahwa perencanaan supervisi pembelajaran biasa dilaksanakan pada awal dan di

tengah-tengah tahun ajaran. Di mana untuk merencanakan supervisi pembelajaran

72
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 02/O/28-X/2021
73
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
54

yang baru, perlu adanya flashback mengenai pelaksanaan supervisi pembelajaran di

tahun-tahun sebelumnya. Dari analisis tersebut kemudian dapat diketahui seberapa

sukseskah perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi pembelajaran oleh guru yang

dinilai oleh kepala madrasah. Terutama yang berkaitan dengan persiapan

pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), serta perangkat

pembelajaran lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:

Jadi di tahun ajaran kita lihat untuk yang kemarin, pelaksanaan yang tahun
kemarin untuk yang awal tahun ajaran, jadi seberapa sukses perencanaan,
seberapa sukses pelaksanaan/proses, serta evaluasi oleh bapak ibu guru tadi.
Itu‫ ع‬akan‫ ع‬dinilai‫ ع‬oleh‫ ع‬bapak‫ ع‬kepala‫ ع‬madrasah.‫“ ع‬Jane‫ ع‬nggawe‫ ع‬opo‫ ع‬ora?‫ ع‬RPP‫ع‬
nggawe‫ ع‬opo‫ ع‬ora?”‫ ع‬dan‫ ع‬sebagainya,‫ ع‬begitu.‫ ع‬Jadi‫ ع‬itu‫ ع‬mekanismenya‫ ع‬di‫ ع‬awal‫ع‬
tahun pelajaran dan di tengah-tengah.74

Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti, sebelum melakukan

pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun atas sepengetahuan

dan ditandatangani oleh kepala madrasah. Sehingga nantinya guru tidak asal

melaksanakan pembelajaran.75 Senada dengan pendapat Ibu Evie Meilianasari,

Bapak Kepala Madrasah juga memerlukan data detail mengenai supervisi yang telah

dilaksanakan sebelumnya. Akan tetapi, beliau menyampaikan bahwa data detail

inilah yang menjadi kendala dalam merencanakan supervisi pembelajaran oleh

kepala madrasah. Hal tersebut‫ ع‬sebagaimana‫ ع‬yang‫ ع‬di‫ ع‬katakan‫ ع‬oleh‫ ع‬Bapak‫ ع‬Nasta’in‫ع‬

sebagai‫ ع‬berikut,”Ya kendalanya, dalam merencanakan yakni kurangnya data yang

detail tentang supervisi‫ع‬supervisi‫ع‬sebelumnya”.76

Selain pernyataan di atas, perencanaan supervisi pembelajaran di MAN 2

Ponorogo berangkat dari rencana kerja madrasah yang disusun secara sistematis.

Kemudian dari dokumen rencana kerja tersebut dapat dikembangkan lagi mengenai

74
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 03/W/01-VII/2021
75
Lihat Transkrip Observasi Nomor 02/O-11-VI/2021
76
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 03/W/01-VII/2021
55

mekanisme perencanaan pembelajaran secara lebih lanjut dengan pelaksanaan yang

kondisional.

Hal tersebut sesuai dengan pemaparan Ibu‫ ع‬Sa’diyah‫ ع‬selaku‫ ع‬Guru‫ ع‬Mata‫ع‬

Pelajaran Kimia sebagai berikut:

Untuk mekanisme perencanaan program itu awalnya kita ada yang disebut
sebagai Rencana Kerja Tahunan Madrasah (RKTM). Pada rencana kerja
madrasah itu ada pokja-pokja atau kelompok kerja di mana itu berdasarkan 8
(delapan) Standar Pendidikan yang membantu Kepala Madrasah untuk
bagaimana pengoperasionalan di Standar-Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Proses, Standar Penilaian, di Standar Isi, Standar Sarpras, hingga di
Standar Pembiayaan. Itu semuanya bisa terwadahi dalam rangka untuk
membuat Supervisi Pembelajaran. Karena dalam pembelajaran, 8 (delapan)
aspek itu 8 (delapan) Standar Pendidikan itu tidak bisa dilepaskan. Jadi
semuanya berkaitan dengan 8 (delapan) Standar Pendidikan itu senantiasa
menjadi satu. Sehingga berangkat dari RKTM itu tadi Bapak Kepala
Madrasah bisa membuat semacam mekanisme lanjutan Program Supervisi
Pembelajaran, dan itu terencana. Kemudian itu nanti hanya tinggal
pelaksanaannya mengikuti atau conditional. Sebagaimana Bapak Kepala
Madrasah biasanya tidak langsung, tetap ada secara pendekatan psikologis.
Nanti kalau langsung itu pasti akan terjadi semacam shock, ya. Tapi kalau
Bapak Kepala Madrasah biasanya satu hari sebelumnya menginformasikan
pada guru yang bersangkutan kalau ada supervisi pembelajaran di dalam
kelas.77

Dari uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam merencanakan

supervisi pembelajaran, langkah yang diambil Kepala MAN 2 Ponorogo adalah

mengetahui sasaran supervisi beserta dengan tujuan dari supervisi pembelajaran

tersebut, serta menyiapkan dan menganalisis data mengenai supervisi pembelajaran

yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan perencanaan

supervisi pembelajaran secara lebih sistematis termaktub dalam rencana kerja

madrasah, yang kemudian dokumen tersebut dapat dikembangkan lagi mengenai

mekanisme supervisi perencanaan pembelajaran secara lebih lanjut.

77
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 02/W/11-VI/2021
56

b. Aspek Perencanaan Supervisi Pembelajaran

Adapun aspek supervisi perencanaan pembelajaran di MAN 2 Ponorogo di

antaranya adalah dengan memantau ketersediaan perangkat pembelajaran yang dibuat

oleh guru mapel, di antara perangkat pembelajaran tersebut adalah Kalender

Pendidikan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Silabus, Pekan Efektif,

Program Tahunan (Prota), Program Semester (Promes), hingga pada Jurnal Penilaian.

Hal‫ ع‬tersebut‫ ع‬disampaikan‫ ع‬oleh‫ ع‬Bapak‫ ع‬Nasta’in‫ ع‬selaku‫ ع‬Kepala‫ ع‬Madrasah‫ ع‬sebagai‫ع‬

berikut,‫“ع‬Kalau administrasi guru itu ya perangkat pembelajaran, mulai dari Kalender

Pendidikan, RPP, Silabus, Pekan Efektif, Prota, Promes, terus ya sampai pada Jurnal

Penilaian”.78

Kemudian menurut‫ ع‬Ibu‫ ع‬Siti‫ ع‬Sa’diyah,‫ ع‬bapak‫ ع‬kepala‫ ع‬madrasah‫ ع‬membuat

kriteria acuan penilaian supervisi pembelajaran. Di mana yang perlu dinilai adalah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Kemudian kepala madrasah juga menyusun penilaian yang di dalamnya berisikan

instrumen penelitian atau alat ukur dalam supervisi pembelajaran. Hal tersebut

sebagaimana‫ ع‬yang‫ ع‬dijelaskan‫ ع‬oleh‫ ع‬Ibu‫ ع‬Siti‫ ع‬Sa’diyah‫ ع‬selaku Guru Mapel Kimia

berikut:

Untuk aspek program supervisi pembelajaran, pertama, kepala madrasah


biasanya membuat kriteria acuan dalam penilaian supervisi pembelajaran. Di
antara yang perlu dinilai adalah pertama RPP kemudian yang kedua adalah
PBM. Setelah itu ada yang disebut sebagai penilaian, dan di dalam penilaian
itu tentu ada instrumen penilaian atau alat ukur. Di dalam penilaian selain
instrumen alat ukur, disediakan juga harusnya Bapak Ibu guru sudah
menyediakan acuan penilaian atau kriteria penilaiannya. Itu yang mungkin
disiapkan oleh Bapak Kepala Madrasah dalam Program Supervisi
Pembelajaran. 79

Dari beberapa pendapat di atas, dapat di simpulkan bahwa sebelum melaksanakan

supervisi, kepala madrasah terlebih dahulu memastikan ketersediaan perangkat

pembelajaran yang di buat oleh guru seperti Kalender Pendidikan, Rencana Pelaksanaan

78
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
79
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 02/W/11-VI/2021
57

Pembelajaran (RPP), Silabus, Pekan Efektif, Program Tahunan (Prota), Program

Semester (Promes), sampai pada Jurnal Penilaian. Kemudian, kepala madrasah juga

menyiapkan instrumen penilaian pembelajaran guna menjadi alat ukur adanya kesesuaian

antara Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Proses Belajar Mengajar

(PBM).

2. Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran Kepala Madrasah Dalam Implementasi Visi

dan Misi Pendidikan di MAN 2 Ponorogo

a. Peran Kepala Madrasah Dalam Supervisi Pembelajaran

Secara umum, pelaksanaan program supervisi pembelajaran di MAN 2

Ponorogo menggambarkan visi dan misi yang dimiliki oleh lembaga. Awalnya, guru-

guru yang ada diberi pemahaman mengenai visi dan misi lembaga, dengan harapan

mereka dapat mengimplementasikannya dalam setiap proses pembelajaran.

Kemudian setelah itu, barulah diadakan pemantauan sebagai wujud supervisi yang

dilakukan oleh Kepala MAN 2 Ponorogo. Hal ini sebagaimana yang disampaikan

oleh‫ع‬Bapak‫ع‬Nasta’in‫ع‬selaku‫ع‬Kepala‫ع‬MAN‫ع‬2‫ع‬Ponorogo‫ع‬sebagai‫ع‬berikut:

Visi MAN 2 Ponorogo itu religius unggul berbudaya dan integritas jadi guru
kita berikan sosialisasi terkait dengan RUBI itu kemudian guru ya terus kita
minta untuk menerapkan RUBI dalam proses pembelajarannya. Nah kita yang
memantau sejauh mana guru itu religius, sejauh mana guru itu berbudaya dan
sejauh mana guru itu integritas. Itu kan semuanya dalam proses supervisi.80

Menurut pengamatan peneliti, dari awal di lantiknya kepala madrasah hingga

saat ini, kepala MAN 2 Ponorogo senantiasa konsisten dalam mensosialisasikan

RUBI (Religius, Unggul, Berbudaya, Integritas) sebagai visi dan misi kepada warga

madrasah. Hal tersebut dibuktikan dengan diletakkannya visi dan misi tersebut dalam

setiap gambar/pamflet/banner yang menyangkut dengan publikasi MAN 2 Ponorogo,

kemudian visi dan misi tersebut juga dituliskan pada sebuah bangunan yang ada di

80
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
58

lingkungan madrasah.81 Dari pemaparan di atas sudah tergambar upaya dan peran

seorang kepala madrasah sebagai supervisor dalam mengimplementasikan visi dan

misi. Kemudian selain berperan demikian, Kepala MAN 2 Ponorogo menguatkan

perannya sebagai motivator dalam melaksanakan supervisi pembelajaran. Pernyataan

ini disampaikan oleh Ibu Evie Meilianasari selaku Wakil Kepala Madrasah bidang

Kurikulum sebagai berikut:

Sangat berperan sekali sebagai motivator. Perannya sangat penting sekali


dalam supervisi, tanpa adanya seorang motivator yang walaupun Bapak
Nasta’in itu sebagai kepala madrasah tidak otoriter. Ya jadi tetap mau
menerima masukan, jadi ya seorang kepala madrasah yang demokratis lah.
Jadi walaupun mengevaluasi tetap masukan dari bawah tetap di terima.82

Pendapat‫ع‬serupa‫ع‬juga‫ع‬diungkapkan‫ع‬oleh‫ ع‬Ibu‫ع‬Siti‫ع‬Sa’diyah‫ع‬selaku‫ع‬Guru‫ع‬Mata‫ع‬

Pelajaran Kimia di MAN 2 Ponorogo‫ ع‬sebagai‫ ع‬berikut,‫“ ع‬Teknik‫ ع‬pendekatan‫ ع‬yang‫ع‬

digunakan kan langsung. Terus realisasinya bagaimana? Karena pendekatan personal

beliau itu yang bisa saya sebut sebagai ramah dan beliau cenderung untuk

memberikan pengayoman, maka bapak ibu guru tumbuh kesadaran”.83

Dari beberapa pemaparan di atas, selain menjadi supervisor dalam supervisi

pembelajaran, Kepala MAN 2 Ponorogo dinilai memiliki kemampuan pendekatan

personal yang cenderung ramah dan mengayomi, sehingga secara tidak langsung

menjadi motivator bagi guru untuk membenahi diri lebih baik lagi.

b. Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran

Pelaksanaan supervisi pembelajaran oleh Kepala MAN 2 Ponorogo

menggunakan dua pendekatan, yakni supervisi langsung dan supervisi tidak

langsung. Hal ini berdasarkan apa yang‫ ع‬diungkapkan‫ ع‬oleh‫ ع‬Bapak‫ ع‬Nasta’in‫ ع‬selaku‫ع‬

Kepala‫ع‬MAN‫ع‬2‫ع‬Ponorogo‫ع‬sebagai‫ع‬berikut,‫“ع‬Teknik‫ع‬saya‫ع‬dalam‫ع‬supervisi‫ع‬itu‫ع‬kan‫ع‬ada‫ع‬

81
Lihat Transkrip Observasi Nomor 01/O/17-III/2021
82
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 03/W/01-VII/2021
83
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
59

yang pemantauan langsung ada yang ikut masuk kelas, ada yang pemantauan atau

supervisi‫ع‬administrasi.”84

Kemudian dalam realisasinya, supervisi tidak langsung adalah lebih kepada

memantau guru secara administratif yakni dengan memeriksa ketersediaan perangkat

pembelajaran yang telah dibuat oleh guru mata pelajaran. Hal ini berdasarkan apa

yang‫ ع‬diungkapkan‫ ع‬oleh‫ ع‬Bapak‫ ع‬Nasta’in‫ ع‬selaku‫ ع‬Kepala‫ ع‬MAN 2 Ponorogo sebagai

berikut,‫“ع‬Kalau administrasi guru itu ya perangkat pembelajaran, mulai dari Kalender

Pendidikan, Silabus, Pekan Efektif, Promes, terus RPP, ya sampai pada Jurnal

Penilaian.”‫ ع‬Sedangkan‫ ع‬supervisi‫ ع‬langsung‫ ع‬adalah‫ ع‬dengan‫ ع‬diadakannya‫ ع‬pemantauan

oleh kepala madrasah ke dalam kelas yang sedang mengadakan aktivitas belajar-

mengajar. Adapun pernyataan beliau sebagai berikut:

Itu ada dua teknik yang saya lakukan. Satu, saya masuk ke kelas, itu
tergantung kebutuhan. Kemudian yang kedua, ya saya melihat dari luar. Kalau
melihat dari luar ini sering, ya. Itu seminggu bisa dua, bisa tiga sampai empat
kali. Ya saya berkeliling kemudian di kelas tertentu saya berhenti untuk
mendengarkan bagaimana guru mengajar. Karena kalau masuk kelas lama
sering itu kan ya dalam posisi sekarang, dalam posisi di MAN 2 itu
bagaimana ya, dapat dikatakan kurang sering lah.85

Senada dengan pendapat di atas, sebagai supervisor, Kepala MAN 2

Ponorogo mensupervisi objeknya dengan berbagai macam teknik serta pendekatan.

Salah satunya dengan menggunakan pendekatan direct supervision atau supervisi

secara langsung. Selain turun langsung memonitoring, bapak kepala madrasah juga

dibantu oleh adanya teknologi CCTV di dalam ruang kelas. Berdasarkan pengamatan

peneliti, di setiap kelas memang sudah dibekali alat pemantau atau CCTV. Hal

tersebut selaras dengan apa yang dikatakan oleh narasumber.86 Adapun fungsi dari

CCTV tersebut adalah sebagai data guna memvalidasi keadaan kelas yang

84
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
85
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
86
Lihat Transkrip Observasi Nomor 01/O/17-III/2021
60

sebenarnya. Pernyataan ini serupa dengan yang di sampaikan‫ع‬oleh‫ع‬Ibu‫ع‬Siti‫ع‬Sa’diyah‫ع‬

berikut ini:

Kalau untuk cara kepala madrasah dalam kaitannya supervisi pembelajaran


ya saya dapat katakan caranya secara langsung ya, jadi supervisinya adalah
Direct Supervision. Beliau langsung untuk mensupervisi one by one, jadi
personal itu bagaimana maka beliau tahu pembelajaran mata pelajaran Kimia,
Matematika, Pembelajaran Agama, karena beliau secara langsung. Kalau
yang saya sampaikan di awal adanya CCTV kan hanya pembantu untuk
mengonfirmasi jika adanya kekosongan, adanya ketidakberadaan guru di
tempat. Nah itu kan secara teknologi membantu data. Tetapi saat
mengimplementasikan visi dan misi madrasah, tentu beliau langsung. Karena
tugas beliau adalah sebagai supervisor ya. Supervisor tidak mungkin hanya
katanya, kan begitu. Supervisor ya direct supervisi, seperti itu.87

Pelaksanaan supervisi secara langsung yang di maksud adalah Kepala

Madrasah masuk ke dalam kelas yang sedang melaksanakan Proses Belajar Mengajar

(PBM). Hal tersebut dilakukan tentunya agar Bapak Kepala Madrasah mengerti betul

bagaimana seorang guru melaksanakan pembelajaran mulai dari Kegiatan

Pendahuluan, Kegiatan Inti, hingga Kegiatan Penutup Pembelajaran. Yang kemudian

didapatkan hasil supervisi untuk diberi tindakan lebih lanjut. Seperti halnya yang

disampaikan‫ع‬oleh‫ع‬Ibu‫ع‬Siti‫ع‬Sa’diyah‫ع‬sebagai‫ع‬berikut:

Ya, untuk supervisi pembelajaran kepala madrasah kalau dalam


pelaksanaannya beliau langsung sebagai siswa, duduk di belakang. Itu beliau
langsung mengikuti pembelajaran mulai dari awal sampai selesai. Jadi hampir
dua jam pelajaran ya. Karena ingin tahu bagaimanakah kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Karena kita mau memberikan apa
namanya kalau bapak kepala madrasah memberikan saran atau memberikan
memberikan review tentu kita tidak bisa kalau hanya sepotong seperti itu.
Jadi beliau dalam supervisi kepala madrasah itu benar-benar masuk, benar-
benar bersama siswa-siswi. Tidak sekedar dari luar, tapi beliau duduk di
belakang sebagai siswa.88

Sebagaimana yang sudah dipaparkan di atas, dalam mensupervisi guru,

kepala MAN 2 Ponorogo menggunakan pendekatan langsung atau direktif. Seperti

yang‫ع‬diungkapkan‫ع‬oleh‫ع‬Ibu‫ع‬Evie‫ع‬Meilianasari‫ع‬selaku‫ع‬Waka‫ع‬Kurikulum‫ع‬berikut,‫“ع‬Jadi‫ع‬

87
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 02/W/11-VI/2021
88
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 02/W/11-VI/2021
61

kalau ada guru yang tidak membuat, yang waktunya mengajar tidak mengajar, jadi
89
kepala madrasah langsung masuk, biar adu roso”. Sehingga dengan adanya adu

roso di sini diharapkan bapak/ibu guru di MAN 2 Ponorogo timbul kesadaran untuk

melaksanakan tugasnya dengan baik.

Pada awal prakteknya, pelaksanaan supervisi pembelajaran semacam ini

menjadi tantangan tersendiri bagi bapak/ibu guru karena kehadiran Bapak Kepala

Madrasah di dalam kelas. Namun seiring berjalannya waktu, bapak/ibu guru

kemudian menjadi termotivasi dan berbuat lebih baik lagi. Seperti yang diungkapkan

oleh Ibu Siti‫ع‬Sa’diyah‫ع‬berikut:

Nah ini kan tantangan bapak ibu guru. Awalnya ya namanya siapa saja sih
orang kalau ada orang asing yang masuk dalam misalnya kita anggap itu tadi
adalah jam kita berarti itu adalah room kita kan itu ya berarti kita kedatangan
tamu. Awalnya grogi, siapa sih yang tidak grogi? Walaupun Bapak Ibu guru
sudah senior tapi karena itu beriringnya waktu, seringnya kita sepertinya itu
bukan menjadi halangan dan pada akhirnya menjadi termotivasi dan menjadi
tidak lagi takut, tidak lagi grogi. Alhamdulillah karena itu sering dilakukan.90

Dari pemaparan di atas berkenaan dengan pelaksanaan supervisi

pembelajaran dapat diambil kesimpulan bahwa kepala MAN 2 Ponorogo sebagai

supervisor dan juga motivator melaksanakan tugasnya dengan berbagai macam

teknik serta pendekatan. Di antara pendekatannya adalah pendekatan secara

langsung dan tidak langsung. Sebagai contoh supervisi secara tidak langsung

dilaksanakan dengan memantau dokumen-dokumen yang termasuk perangkat

pembelajaran. sedangkan supervisi pembelajaran secara langsung adalah adanya

monitoring kelas yang sedang melaksanakan PBM untuk mengetahui bagaimana

guru melaksanakan Kegiatan Pembuka, Kegiatan Inti Pembelajaran, serta Kegiatan

Penutup. Sedangkan teknik yang biasa dipakai dalam supervisi pembelajaran antara

lain kunjungan kelas dan pertemuan pribadi.

89
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 03/W/01-VII/2021
90
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 02/W/11-VI/2021
62

3. Supervisi Evaluasi Pembelajaran Kepala Madrasah Dalam Implementasi Visi dan

Misi Pendidikan di MAN 2 Ponorogo

a. Supervisi Evaluasi Pembelajaran

Pelaksanaan supervisi evaluasi pembelajaran di MAN 2 Ponorogo secara

tidak langsung mengacu kepada dokumen KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan), di mana pada dokumen tersebut sudah terinci standar operasional

mengenai kegiatan pembelajaran mulai dari masuk kelas sampai pada kelulusan.

Adapun yang terkait dengan supervisi evaluasi pembelajaran antara lain seperti

teknis evaluasi belajar peserta didik baik di tengah maupun di akhir semester, teknis

remedial, kemudian bagaimana seorang guru memberikan penilaian dan mengatur

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), hingga pada pengaturan kenaikan kelas, mutasi

dan kelulusan peserta didik. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Ibu Evie

Meilianasari selaku Waka Kurikulum berikut:

Evaluasi disini berarti kalau memang belum tercapai, masih ada 80%, nah itu
kira-kira apa yang belum? Nah itu yang perlu adanya evaluasi. Setiap tahun
ajaran ini kita biasanya tim pengembang pasti ada rapat. Di tahun ajaran kan
untuk menyiapkan, satu pasti menyiapkan dokumen KTSP. Dokumen KTSP
itu nanti semua SOP yang ada di kegiatan pembelajaran itu ada, termaktub di
situ jadi mulai kapan masuknya, kapan ujiannya, bagaimana siswa kalau
remedi, bagaimana seorang guru memberikan nilai, KKM-nya berapa, terus
lagi bagaimana kriteria kenaikan kelas, itu semua sudah ada di situ. Kelulusan
bagaimana, bagaimana siswa mau mutasi ke MAN 2, itu semuanya ada.91

Kemudian‫ع‬lebih‫ع‬lanjut‫ع‬disampaikan‫ع‬oleh‫ع‬Bapak‫ع‬Nasta’in‫ع‬mengenai‫ع‬supervisi

evaluasi pembelajaran, biasanya guru yang dianggap kurang dalam pembelajaran

akan dipanggil secara personal untuk disampaikan arahan dan solusi sesuai dengan

permasalahannya.‫“ ع‬Kalau‫ ع‬hasil‫ ع‬sepertinya‫ ع‬jelek‫ ع‬ya‫ ع‬maka‫ ع‬guru‫ ع‬itu‫ ع‬saya‫ ع‬panggil‫ع‬

langsung, saya ajak ngobrol,‫ ع‬saya‫ ع‬evaluasi‫ ع‬di‫ ع‬sini”.92 Adapun tindakan supervisi

91
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
92
Ibid..
63

evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh kepala madrasah yakni apabila guru yang

dalam segi penilaian terhadap peserta didik, maka guru tersebut disarankan untuk

mengubah sistem penilaian dalam mata pelajarannya. Hal tersebut sebagaimana yang

Bapak‫ ع‬Nasta’in‫ ع‬sampaikan‫ ع‬berikut,” ketika problemnya itu misalnya karena proses

KBM-nya jelek ya maka dia disarankan untuk belajar yang lain. Kalau problemnya

hasil supervisi pantau tadi itu kurang tepat waktu, maka ya tindak lanjutnya dia harus

tepat waktu di pantau kemudian. Kalau dalam penilaian, misalnya dia nilainya

kurang bagus ya maka dia diminta untuk mengubah ulang sistem penilaian pada

anak”.93

Kemudian terkait hasil supervisi evaluasi pembelajaran di MAN 2 Ponorogo

pada umumnya disampaikan dalam forum rapat pimpinan. Dalam forum tersebut

disampaikan hasil dari program supervisi yang kemudian dibahas untuk diberi

tindakan lebih lanjut. Seperti halnya yang dipaparkan oleh Bapak Nasta’in berikut,

“Evaluasinya‫ع‬tadi‫ع‬itu,‫ع‬jadi‫ع‬dalam‫ع‬rapat‫ع‬pimpinan‫ع‬kita‫ع‬sampaikan‫ع‬hasil‫ع‬supervisi‫ع‬pada‫ع‬

guru tertentu atau administrasi, yang sudah dilakukan kepala madrasah atau tim

kurikulum‫ع‬tadi‫ع‬disampaikan‫ع‬kemudian‫ع‬dibahas”.‫ع‬94

Senada dengan pernyataan di atas, menurut Ibu Siti Sa’diyah‫ ع‬selaku‫ ع‬Guru‫ع‬

Mata Pelajaran, evaluasi program supervisi di MAN 2 Ponorogo memang biasa

dilaksanakan dalam sebuah forum pimpinan stakeholder di madrasah. Berikut

pemaparan‫ع‬beliau,‫“ع‬Kalau‫ع‬evaluasinya‫ع‬itu‫ع‬dalam‫ ع‬forum‫ ع‬itu‫ ع‬yang‫ع‬ada‫ع‬staf‫ ع‬pimpinan,‫ع‬

yang ada kepala madrasah, ada empat waka madrasah, kemudian ada kepala tata

usaha. Itu yang senantiasa me-review bagaimanakah evaluasi program supervisi

pembelajaran‫ع‬itu‫ع‬sudah‫ع‬sesuai‫ع‬apa‫ع‬belum,‫ع‬itu‫ع‬ada‫ع‬di‫ع‬forum‫ع‬mereka”.‫ع‬95

93
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
94
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 02/W/11-VI/2021
95
Ibid..
64

Dari beberapa uraian di atas, dapat diketahui bahwa supervisi evaluasi

pembelajaran di MAN 2 Ponorogo secara tidak langsung mengacu pada rincian SOP

yang ada pada dokumen KTSP. Dari dokumen tersebut dapat diketahui aspek

evaluasi pembelajaran apa saja yang dianggap kurang dalam pelaksanaannya.

Adapun yang berkaitan dengan supervisi evaluasi pembelajaran antara lain teknis

evaluasi belajar peserta didik baik di tengah maupun di akhir semester, teknis

remedial, kemudian bagaimana seorang guru memberikan penilaian dan mengatur

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), hingga pada pengaturan kenaikan kelas, mutasi

dan kelulusan peserta didik. Beberapa aspek tersebut apabila ditemukan kekurangan,

maka kepala madrasah akan membawa ke dalam forum pimpinan untuk dibahas

lebih lanjut dan diberikan solusi yang dirasa tepat.

b. Tindak Lanjut Evaluasi Supervisi Pembelajaran

Setelah mengetahui kelemahan dari suatu program, maka langkah selanjutnya

adalah menindaklanjuti masalah dari program tersebut. Di mana bentuk tindak lanjut

dari evaluasi program supervisi pembelajaran di MAN 2 Ponorogo menurut Bapak

Nasta’in‫ع‬selaku‫ع‬Kepala‫ع‬MAN‫ع‬2‫ع‬Ponorogo‫ع‬diklasifikasikan‫ع‬menjadi‫ع‬dua,‫ع‬yakni‫ع‬secara‫ع‬

langsung dan tidak langsung. Sebagaimana yang disampaikan oleh beliau berikut,

“Ya tindak lanjut evaluasi itu ada yang langsung, ada yang tidak langsung ya. Ada

langsung itu ya kita berikan solusi, seperti tadi saya katakan, diminta untuk ikut

latihan sesuai dengan kelemahannya ini, begitu. Kalau dalam proses yang berlarut-

larut‫ع‬ya‫ع‬sampai‫ع‬pada‫ع‬pengusulan‫ع‬pemutasian”.96

Pengusulan pemutasian yang dimaksud di atas adalah salah satu bentuk

tindak lanjut evaluasi program supervisi pembelajaran yang dianggap penyelesaian

paling akhir. Adapun kriteria pemutasian yang disampaikan beliau sebagai berikut,

“Ya‫ ع‬ketika‫ ع‬guru‫ ع‬atau‫ ع‬yang‫ ع‬bersangkutan‫ ع‬itu‫ ع‬tidak‫ ع‬bisa‫ ع‬berubah,‫ ع‬sesuai‫ ع‬dengan‫ع‬

96
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
65

harapan‫ ع‬madrasah,‫ ع‬ya‫ ع‬arahnya‫ ع‬ke‫ ع‬sana”.‫ ع‬Dengan‫ ع‬pertimbangan‫ ع‬tersebut,‫ ع‬dapat‫ع‬

dikatakan bahwa pihak madrasah tidak serta-merta melakukan mutasi tanpa sebab

kepada tenaga pendidik yang bermasalah.97

Secara lebih lanjut dijelaskan pula oleh Ibu Siti Sa’diyah,‫ع‬bahwa‫ع‬tindak‫ع‬lanjut‫ع‬

dari evaluasi program supervisi adalah dengan diadakannya workshop dan pertemuan

MGMP Internal. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh beliau berikut:

Nah ini dengan tindak lanjut dari program itu kita sering ya
menyelenggarakan workshop di madrasah ya. Workshop untuk peningkatan
kompetensi dari bapak ibu guru. Kemudian itu juga ada pertemuan MGMP
internal, yang mana selama musim Pandemi ini dilaksanakan dua hari sekali
oleh setiap mata pelajaran.98

Upaya tindak lanjut yang lain juga dapat berupa Rolling bagi guru yang

dianggap memiliki performa mengajar yang kurang baik. Sebagaimana yang

dipaparkan oleh Ibu Evie Meilianasari sebagai berikut:

Biasanya gurunya di panggil lagi. Dengan dipanggil satu dua kali tetap tidak,
nah biasanya tetap ada Rolling. Iya, rolling guru itu juga perlu. Jadi yang
biasanya mengajar kelas XII ganti di kelas X, kelas X ganti di kelas XI. Ya
semuanya biar apa? Kalau Rolling itu sebenarnya buat charge ilmu kita.
Kalau mengajar hanya di kelas X saja, materi kelas XI dan XII kan hilang
jadinya. Jadi memang perlu penyegaran, jadi harus ada rolling. Wali kelas pun
juga seperti itu, harus ada penyegaran. 99

Dari pemaparan beberapa narasumber di atas dapat diketahui bahwa terdapat

upaya-upaya tindak lanjut evaluasi pembelajaran di MAN 2 Ponorogo, di antaranya

ada yang dilakukan secara langsung yakni dengan berdiskusi dan pemberian solusi

kepada yang bersangkutan terkait kekurangannya. Kemudian tindak lanjut secara

tidak langsung yang berupa workshop, pertemuan dalam forum MGMP Internal,

Rolling Guru, hingga pada pengajuan pemutasian apabila penyelesaian dianggap

berlarut-larut.

97
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 01/W/06-V/2021
98
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 02/W/11-VI/2021
99
Lihat Transkrip Wawancara Nomor 03/W/01-VII/2021
66

BAB V

PEMBAHASAN

A. Analisis Supervisi Perencanaan Pembelajaran dalam Implementasi Visi dan Misi di

MAN 2 Ponorogo

1. Supervisi Perencanaan Pembelajaran

Pada bab sebelumnya telah dipaparkan data terkait perencanaan supervisi

pembelajaran. Dan pada bab ini akan dianalisis sesuai dengan teori yang telah disiapkan

pada bab kedua.

Tahap perencanaan supervisi pembelajaran diawali dengan pengumpulan data

bahan supervisi, survei kebutuhan sasaran supervisi, dan analisis penentuan layanan

supervisi pembelajaran yang akan di laksanakan.100 Oleh karena itu, Kepala MAN 2

Ponorogo mengambil langkah dalam supervisi perencanaan pembelajaran di antaranya

menyiapkan dan menganalisis data mengenai supervisi pembelajaran yang telah

dilaksanakan sebelumnya. Kemudian juga mengetahui sasaran supervisi beserta dengan

tujuan dari supervisi pembelajaran tersebut yang kemudian menghasilkan tindak lanjut

sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh sasaran supervisi pembelajaran.

2. Aspek Supervisi Perencanaan Pembelajaran

Supervisi perencanaan pembelajaran merupakan penjaminan mutu yang dilakukan

guna memastikan efektivitas rancangan yang disusun untuk menciptakan pembelajaran

yang bermutu.101 Maka dari itu, sebelum melaksanakan supervisi, Kepala MAN 2

Ponorogo terlebih dahulu memastikan ketersediaan perangkat pembelajaran yang di

buat oleh guru seperti Kalender Pendidikan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Silabus, Pekan Efektif, Program Tahunan (Prota), Program Semester (Promes), sampai

100
Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Petunjuk Teknis Supervisi Pembelajaran di Madrasah, 14.
101
Keputusan Menteri Agama Indonesia, Pedoman Supervisi Pada Madrasah (Jakarta: Kementrian Agama
Republik Indonesia, 2021), 8.
67

pada Jurnal Penilaian. Kemudian, kepala madrasah juga menyiapkan instrumen

penilaian pembelajaran guna menjadi alat ukur adanya kesesuaian antara Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Proses Belajar Mengajar (PBM). Hal tersebut

diwujudkan guna peserta didik mendapatkan pembelajaran yang efektif.

B. Analisis Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran dalam Implementasi Visi dan Misi di

MAN 2 Ponorogo

1. Peran Kepala Madrasah Dalam Supervisi Pembelajaran

Kinerja sekolah tergantung dengan profesionalisme kepala sekolah mengingat

kepala sekolah adalah pemegang otoritas tertinggi di sekolah, sehingga kebijakan dan

perilakunya akan menentukan ketercapaian tujuan akhir sekolah. Kepala sekolah sebagai

supervisor mempunyai peran dan tanggung jawab memantau, membina, dan

memperbaiki proses belajar mengajar di kelas atau di sekolah.102 Maka untuk

mewujudkan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik, kepala MAN 2 Ponorogo

berupaya menjalankan perannya sebagai supervisor dengan menstimulir dan membina

warga madrasah terutama guru untuk senantiasa menerapkan RUBI (Religius, Unggul,

Berbudaya, Integritas) sebagai visi dan misi yang dimiliki oleh lembaga.

Peran kepala madrasah berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional

(Mendiknas) Nomor 162 Tahun 2003 tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala

Sekolah disebutkan bahwa tugas kepala sekolah sebagai Educator, Manager,

Administrator, Supervisor, Leader, Entrepreneur, dan Climlate Creator. Tugas-tugas

tersebut sering disingkat dengan EMASLEC.103 Selain menjadi supervisor, dalam

supervisi pembelajaran peran Kepala MAN 2 Ponorogo juga dinilai berperan sebagai

motivator dengan pendekatan yang demokratis dan tidak otoriter, hal tersebut kemudian

102
Muhammad Kristiawan, Dkk., Supervisi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2019), 81.
103
Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, 53.
68

menjadi faktor pendukung ketercapaian tujuan lembaga karena guru menjadi lebih

termotivasi untuk meningkatkan kompetensinya.

2. Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran

Supervisi pelaksanaan pembelajaran ditujukan untuk memastikan kegiatan

pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan perencanaan dan riil kebutuhan siswa

atau kondisi siswa, sehingga dapat tercapai efektivitas pembelajaran. Supervisi

pembelajaran dilakukan dengan mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung

dalam situasi maupun area belajar yang telah direncanakan sebelumnya.104 Sebelum

melaksanakan, kepala madrasah beserta timnya terlebih dahulu telah membuat sebuah

perencanaan kemudian menetapkannya. Kemudian dalam prakteknya, kepala madrasah

sebagai supervisor biasa melaksanakan tugasnya dengan monitoring berkeliling

lingkungan madrasah. Selama berkeliling untuk memantau proses pembelajaran, kepala

madrasah sesekali berhenti di kelas tertentu untuk mengamati adakah ketidaksesuaian

Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

telah dibuat oleh guru. Supervisi pelaksanaan pembelajaran di MAN 2 Ponorogo juga

senantiasa berorientasi terhadap visi dan misi madrasah. Adapun visi dan misinya adalah

RUBI (Religius, Unggul, Berbudaya, Integritas), kepala sekolah menjadi teladan,

kemudian guru diminta untuk menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian

barulah kepala madrasah melakukan monitoring, sejauh mana guru tersebut mampu

mengimplementasikan visi dan misi madrasah. Kegiatan monitoring dengan berkeliling

tersebut dilakukan cukup rutin oleh kepala madrasah, yakni 2-4 kali dalam satu Minggu.

3. Pendekatan dan Teknik Supervisi Pembelajaran

Metode/pendekatan dalam supervisi pembelajaran ialah suatu cara yang ditempuh

oleh seorang supervisor pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik

104
Keputusan Menteri Agama Indonesia, Pedoman Supervisi Pada Madrasah, 8.
69

oleh sistem perorangan maupun kelembagaan pendidikan itu sendiri.105 Pada tahap

pelaksanaan, kepala MAN 2 Ponorogo menggunakan dua pendekatan yang dianggap

efektif, yakni pendekatan direktif/langsung dan non-direktif/tidak langsung. Mengenai

realisasinya, untuk pendekatan secara langsung, kepala madrasah biasanya langsung

memberi arahan atau solusi apabila beliau menemukan ketidaksesuaian pembelajaran

pada saat monitoring berlangsung. Kemudian untuk pendekatan secara tidak langsung

yakni kepala madrasah mensupervisi dengan duduk mengikuti pembelajaran sebagai

murid di dalam kelas. Metode tersebut dilakukan kepada guru tertentu yang sudah

dijadwalkan mendapatkan supervisi pembelajaran. Dari metode tersebut kemudian

didapatkan hasil yang akan ditindaklanjuti oleh kepala madrasah terhadap guru yang di

supervisi.

Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh supervisor untuk mencapai

tujuan tertentu baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah manajerial dengan

sasaran kepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaan serta masalah-masalah lain

yang berhubungan dengan serta berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan dan

masalah akademik dengan sasaran para guru kelas dan atau mata pelajaran untuk

memperbaiki proses pembelajaran di kelas, di laboratorium, dan atau di alam bebas serta

memperbaiki pencapaian hasil belajar peserta didik.106 Teknik yang dipilih oleh Kepala

MAN 2 Ponorogo di antaranya seperti monitoring, kunjungan kelas, pertemuan pribadi,

rapat guru/staf, pertemuan kelompok kerja MGMP Internal, workshop/webinar.

Kemudian salah satu realisasinya adalah kegiatan monitoring kelas yang

dilaksanakan dengan dua teknik, yaitu kepala madrasah hanya mengamati dari luar kelas

dan berhenti di kelas tertentu untuk mengamati bagaimana guru mengajar. Hal tersebut

rutin dilaksanakan 2-4 kali dalam seminggu sebelum adanya Pandemi COVID-19.

Kemudian teknik kedua yakni monitoring dengan masuk ke dalam kelas yang dalam hal

105
Sohiron, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, 180-182.
106
Ibid., 182-183.
70

ini pelaksanaannya di rasa kurang oleh kepala madrasah. Monitoring yang dilakukan oleh

kepala madrasah ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana keterlaksanaan proses

belajar mengajar, apakah terdapat ketidaksesuaian dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) atau tidak. Akan tetapi setelah muncul dan maraknya Pandemi

COVID-19, kepala madrasah merasa cukup kesulitan dalam melaksanakan supervisi

pembelajaran dikarenakan kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) jarang dilaksanakan

secara langsung atau tatap muka akan tetapi dilaksanakan secara Online. Oleh karena itu,

dalam menjalankan tugasnya sebagai supervisor, kepala madrasah sementara hanya dapat

memantau administrasi dan proses pembelajaran daring yang dilaksanakan oleh guru.

Sejauh ini kepala madrasah belum menemukan formulasi yang tepat dan efektif dalam

supervisi pembelajaran.

C. Analisis Supervisi Evaluasi Pembelajaran dalam Implementasi Visi dan Misi di MAN 2

Ponorogo

1. Supervisi Evaluasi Pembelajaran

Setelah melalui tahapan pelaksanaan, dalam supervisi pembelajaran yang tidak

kalah pentingnya adalah tahap evaluasi. Mengutip pendapat Nurkanca, bahwa evaluasi

dilakukan berkenaan dengan proses kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu.

Kemudian, Joni mendeskripsikan evaluasi sebagai sebuah proses di mana kita

mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan mempertimbangkan patokan-

patokan tertentu, patokan-patokan mengungkapkan hal pertama yang perlu dilakukan

dalam supervisi evaluasi pembelajaran adalah pelaksanaan supervisi pembelajaran itu

sendiri.107 Supervisi evaluasi pembelajaran di MAN 2 Ponorogo secara tidak langsung

mengacu pada rincian SOP yang ada pada dokumen KTSP. Dari dokumen tersebut

107
Muhammad Kristiawan, dkk., Supervisi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2019),
71

dapat diketahui aspek evaluasi pembelajaran apa saja yang dianggap kurang dalam

pelaksanaannya.

Aspek terpenting yang perlu diperhatikan dalam supervisi pembelajaran yakni

pendampingan dan pembimbingan yang dilakukan untuk meningkatkan skill guru dalam

membuat instrumen penilaian, melaksanakan penilaian, mengolah data, hasil penilaian

dan melakukan tindak lanjut perbaikan pembelajaran.108 Oleh karena hal tersebut, maka

Kepala MAN 2 Ponorogo juga melaksanakan tugasnya dalam membina dan

mendampingi guru dalam aspek penilaian terhadap peserta didik, yakni dengan

pemberian solusi apabila sistem penilaian tidak sesuai, maka kepala madrasah akan

meminta guru yang bersangkutan untuk mengubahnya.

Adapun aspek lain berkaitan dengan supervisi evaluasi pembelajaran yang

menjadi perhatian pihak MAN 2 Ponorogo antara lain teknis evaluasi belajar peserta

didik baik di tengah maupun di akhir semester, teknis remedial, kemudian bagaimana

seorang guru memberikan penilaian dan mengatur Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),

hingga pada pengaturan kenaikan kelas, mutasi dan kelulusan peserta didik. Beberapa

aspek tersebut apabila ditemukan kekurangan, maka kepala madrasah akan membawa

ke dalam forum pimpinan untuk dibahas lebih lanjut dan diberikan solusi yang dirasa

tepat.

2. Tindak Lanjut Supervisi Evaluasi Pembelajaran

Tindak lanjut merupakan kesinambungan dari kegiatan evaluasi. Kegiatan tindak

lanjut merupakan tindakan pembinaan dan perbaikan dari hasil temuan pada waktu

melaksanakan supervisi pembelajaran. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada

guru yang telah memenuhi standar dan teguran yang bersifat edukatif diberikan kepada

guru yang belum memenuhi standar.109

108
Keputusan Menteri Agama Indonesia, Pedoman Supervisi Pada Madrasah, 9.
109
Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Petunjuk Teknis Supervisi Pembelajaran di Madrasah (Jakarta:
Kementrian Agama Republik Indonesia, 2019), 18.
72

Selanjutnya, kepala MAN 2 Ponorogo memilih menindaklanjutinya dengan dua

metode, yakni secara langsung dan tidak langsung. Bentuk tindak lanjut langsung yang

dilakukan adalah dengan memberi saran maupun solusi atas permasalahan yang sedang

di alami guru dalam kaitannya dengan pembelajaran di kelas. Dari permasalahan

tersebut, kepala madrasah dapat mempertimbangkan kemudian menyarankan kepada

guru terkait untuk mengikuti pelatihan sesuai dengan kekurangannya dalam

melaksanakan pembelajaran. Sedangkan penyelesaian secara tidak langsung yang di

ambil oleh kepala madrasah seperti mengadakan workshop bagi guru yang pada masa

Pandemi ini dilaksanakan secara daring, kemudian juga pertemuan kelompok kerja

MGMP yang selama masa Pandemi diadakan 2 kali dalam seminggu oleh setiap mata

pelajaran. Upaya lain adalah adanya rolling guru yang ditujukan untuk me-refresh

performa guru dalam mengajar. Beberapa upaya tindak lanjut tersebut apabila masih

tidak menemukan titik terang, maka ada yang namanya pengajuan mutasi oleh pihak

lembaga terhadap guru yang dianggap kurang memenuhi harapan madrasah setelah

dilaksanakan supervisi. Hal tersebut menjadi upaya akhir dan tidak dilakukan secara

sembarangan oleh pihak madrasah.


73

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Supervisi perencanaan pembelajaran di MAN 2 Ponorogo diawali dengan persiapan dan

penganalisisan data mengenai supervisi yang telah dilaksanakan sebelumnya oleh kepala

madrasah. Selain itu kepala madrasah juga mencari objek sasaran yang di rasa perlu

mendapatkan pembinaan lebih intensif. Dari beberapa tindakan tersebut kemudian

menghasilkan solusi sebagai tindak lanjut masalah perencanaan pembelajaran oleh guru.

Adapun aspek yang menjadi perhatian kepala madrasah dalam kaitannya supervisi

perencanaan pembelajaran antara lain Kalender Pendidikan, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), Silabus, Pekan Efektif, Program Tahunan (Prota), Program Semester

(Promes), sampai pada Jurnal Penilaian. Dalam supervisi perencanaan pembelajaran,

kepala madrasah juga tidak lupa menyusun instrumen penilaian sebagai alat ukur

ketercapaian dan kesesuaian antara Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

Proses Belajar Mengajar (PBM).

2. Sebagai supervisor dan motivator, kepala MAN 2 Ponorogo melaksanakan supervisi

pembelajaran dengan menstimulir warga madrasah terutama guru untuk senantiasa

menerapkan visi dan misi dalam proses pembelajaran. Kemudian dalam prakteknya,

Kepala MAN 2 Ponorogo mensupervisi pembelajaran dengan monitoring atau berkeliling

lingkungan madrasah pada saat jam pelajaran berlangsung. Kegiatan tersebut dilaksanakan

rutin sebanyak 2-4 kali dalam satu Minggu. Adapun monitoring tersebut bertujuan untuk

melihat dan mengamati adakah ketidaksesuaian antara Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dengan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang sedang berlangsung. Sedangkan untuk

supervisi pelaksanaan pembelajaran yang lebih intensif dilaksanakan pada waktu tertentu

sesuai dengan jadwal yang telah disusun oleh kepala madrasah. Adapun bentuk supervisi
74

tersebut adalah kepala madrasah masuk dan duduk di belakang siswa mengikuti pelajaran

yang sedang berlangsung. Hal tersebut bertujuan agar kepala madrasah mengetahui betul

bagaimana guru melaksanakan pembelajaran mulai dari kegiatan pembuka, kegiatan inti

pembelajaran, dan kegiatan penutup. Selain kunjungan kelas yang sudah disebutkan,

kepala madrasah juga menggunakan teknik supervisi pelaksanaan pembelajaran yang lain

di antaranya pertemuan pribadi, rapat guru/staf, pertemuan kelompok kerja MGMP

Internal, workshop/webinar.

3. Supervisi evaluasi pembelajaran di MAN 2 Ponorogo secara tidak langsung mengacu pada

rincian SOP yang ada pada dokumen KTSP. Dari dokumen tersebut dapat diketahui aspek

evaluasi pembelajaran apa saja yang dianggap kurang dalam pelaksanaannya. Kemudian

dalam prakteknya, Kepala MAN 2 Ponorogo mewujudkan perannya dalam supervisi

evaluasi pembelajaran dengan mendampingi guru dalam hal aspek penilaian terhadap

peserta didik, yakni dengan pemberian solusi apabila sistem penilaian tidak sesuai, maka

kepala madrasah akan meminta guru yang bersangkutan untuk mengubahnya. Tak berhenti

sampai di situ, aspek lain yang tidak terlewatkan oleh pihak MAN 2 Ponorogo di antaranya

teknis evaluasi belajar peserta didik baik di tengah maupun di akhir semester, teknis

remedial, kemudian bagaimana seorang guru memberikan penilaian dan mengatur Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM), hingga pada pengaturan kenaikan kelas, mutasi dan kelulusan

peserta didik. Beberapa aspek tersebut apabila ditemukan kekurangan, maka kepala

madrasah akan membawa ke dalam forum pimpinan untuk dibahas lebih lanjut dan

diberikan solusi yang dirasa tepat.

B. Saran

1. Bagi Kepala Madrasah

Kepala madrasah dapat segera menemukan formulasi yang tepat dalam kaitannya

pelaksanaan supervisi pembelajaran di Era Pandemi seperti saat ini mengingat

pembelajaran memiliki dampak yang besar dalam segala bidang. Dari formulasi
75

tersebut, diharapkan tujuan pendidikan dalam skala lembaga yang telah dirumuskan

dalam bentuk visi dan misi dapat terwujud dengan baik. Kemudian kepala madrasah

diharapkan mampu mempertahankan strategi pendekatan yang sudah dianggap baik

dalam pelaksanaan program supervisi pembelajaran.

2. Bagi Guru Mata Pelajaran dan Siswa

Guru dan siswa diharapkan dapat lebih termotivasi dengan upaya kepala

madrasah sebagai supervisor sekaligus motivator dalam mewujudkan pembelajaran

yang diharapkan semua pihak. Kemudian guru dan siswa diharapkan turut bersinergi

bersama kepala madrasah dalam mewujudkan visi dan misi madrasah yang telah

disusun sedemikian rupa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengkaji lebih dalam lagi baik dari

segi referensi maupun narasumber terkait dengan supervisi pembelajaran lebih lanjut

sesuai dengan perkembangan zaman. Peneliti berharap, dengan adanya penelitian ini

semoga dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian yang lebih intensif

berikutnya.
76

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. Strategic Management for Educational Management: Manajemen Strategik untuk


Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2016.

Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Budiwibowo, Satrijo. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Andi, 2018.

Calam, Ahmad dan Amnah Qurniati. “Merumuskan‫ ع‬Visi‫ ع‬dan‫ ع‬Misi‫ ع‬Lembaga‫ ع‬Pendidikan.”‫ع‬
Jurnal Saintkom,Vol.15, No. 1, (Januari, 2016).

Direktorat Jendral Pendidikan Islam. Petunjuk Teknis Supervisi Pembelajaran di Madrasah.


Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2019.

Efendi, Nur. Islamic Educational Leadership: Praktek Kepemimpinan di Lembaga


Pendidikan Islam. Yogyakarta: Kalimedia, 2017.

Fitrah, Muh. dan Luthfiyah. Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas dan
Studi Kasus. Sukabumi: Jejak, 2017.

Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Almanshur. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012.

Hermino, Agustinus. Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2014.

Keputusan Menteri Agama Indonesia. Pedoman Supervisi Pada Madrasah. Jakarta: Kementrian
Agama Republik Indonesia, 2021.

Kristiawan, Muhammad, dkk., Supervisi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2019.

Komalasari,‫ع‬Dede‫ع‬Mae.‫“ع‬Pelaksanaan‫ع‬Penggerakan‫ع‬Oleh‫ع‬Kepala‫ع‬Dalam‫ع‬Upaya‫ ع‬Mewujudkan
Visi dan Misi Organisasi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Rajadesa Kabupaten
Ciamis.”‫ع‬Dinamika, Vol.5, No.2, (2018).

Kurniati.‫“ع‬Pendekatan‫ع‬Supervisi‫ع‬Pendidikan,”‫ع‬Jurnal Idaarah, Vol.4, No.1, (Juni 2020).

Machali, Imam. Kepemimpinan Pendidikan dan Pembangunan Karakter. Yogyakarta: Pustaka


Intan Mandiri, 2012.

MAN 2 Ponorogo. MAN 2 Ponorogo – Religius, Unggul, Berbudaya, Integritas.


(manduaponorogo.sch.id). Diakses tanggal 28 November 2020.

Mantra, Ida Bagoes. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008.

Masaong, Abd. Kadim. Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru:


Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru. Bandung: Alfabeta, 2013.
77

Mengoptimalkan Peran Kepala Sekolah. Oleh: Tempo.co. Dirilis tanggal 23 Mei 2018.
Mengoptimalkan Peran Kepala Sekolah - Nasional Tempo.co. Diakses tanggal 4
Desember 2020.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.

Muhadjir, Noeng. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998.

Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.

Nasrah,‫ع‬Andi‫ع‬Riswan,‫ع‬dkk.‫“ع‬Implementasi‫ع‬Visi dan Misi di SMP Muhammadiyah Kodolagon


Dalam‫ ع‬Upaya‫ ع‬Meningkatkan‫ ع‬Kualitas‫ ع‬Pembelajaran.”‫ ع‬Jurnal Kolaboratif Sains, Vol.1,
No.1, (2019).

Patilima, Hamid. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2007.

Rohmat. Kepemimpinan Pendidikan: Konsep dan Aplikasi. Purwokerto: Stain Press, 2010.

Sohiron. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2015.

Sudiana,‫ ع‬Ading.‫“ ع‬Urgensi‫ ع‬Perencanaan‫ ع‬Dalam‫ ع‬Administrasi‫ ع‬Pendidikan‫ ع‬Islam.”‫ ع‬Al-Mujaddid,


Vol.1 No.1, (Desember, 2018).

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2015.

---------. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2016.

Suryana,‫ ع‬S.‫“ ع‬Permasalahan‫ ع‬Mutu‫ ع‬Pendidikan‫ ع‬Dalam‫ ع‬Perspektif‫ ع‬Pembangunan‫ ع‬Pendidikan.”‫ع‬


Edukasi, Vol.14, No.1, (2020).

Suyitno. Metode Penelitian Kualitatif: Konsep, Prinsip, dan Operasionalnya. Tulungagung:


Akademia Pustaka, 2018.

Taufiqurokhman. Manajemen Strategik. Jakarta: Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama,


2016.

Zahroh, Aminatul. Total Quality Management: Teori & Praktek Manajemen Untuk
Mendongkrak Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.
78

Lampiran 01

PEDOMAN WAWANCARA

1. Apa sajakah aspek program supervisi pembelajaran yang perlu direncanakan oleh kepala
madrasah dalam upaya implementasi visi dan misi?
2. Bagaimana mekanisme perencanaan program supervisi pembelajaran sebagai upaya
implementasi visi dan misi oleh kepala madrasah?
3. Kapan kepala madrasah menyusun perencanaan program supervisi pembelajaran tersebut?
Kemudian siapa saja yang terlibat?
4. Apakah kepala madrasah juga menyusun perencanaan program supervisi pembelajaran
secara berkala, baik dari jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang?
5. Adakah strategi khusus terkait teknik serta pendekatan dalam pelaksanaan program supervisi
pembelajaran agar visi dan misi lembaga dapat terealisasi dengan baik?
6. Apakah sejak awal perencanaan program sudah diadakan evaluasi seiring berjalannya
waktu?
7. Apakah kepala madrasah juga melibatkan stakeholder lain dalam merencanakan program
supervisi pembelajaran dalam rangka implementasi visi dan misi pendidikan?
8. Adakah kendala maupun tantangan yang dihadapi oleh kepala madrasah dalam
merencanakan program tersebut? Seperti apa peran atau partisipasi yang dilakukan kepala
madrasah dalam supervisi pembelajaran sebagai realisasi visi dan misi pendidikan MAN 2
Ponorogo?
9. Dalam kaitannya dengan supervisi pembelajaran, bagaimana mekanisme kepala madrasah
mengimplementasikan visi dan misi pendidikan MAN 2 Ponorogo?
10. Bagaimanakah realisasi teknik serta pendekatan yang digunakan kepala madrasah dalam
upaya supervisi pembelajaran terhadap guru?
11. Adakah strategi khusus agar pelaksanaan program supervisi tersebut tetap berjalan menuju
tujuan akhir yakni tercapainya visi dan misi pendidikan di MAN 2 Ponorogo?
12. Sebagai seorang supervisor, apakah kepala madrasah juga melibatkan pihak eksternal dalam
melaksanakan supervisi pembelajaran? Contohnya bekerja sama dengan dinas pendidikan
setempat atau lainnya.
13. Dalam satu tahun ajaran, berapa kali kepala madrasah melaksanakan program supervisi
pembelajaran?
14. Dalam melaksanakan program tersebut, adakah kendala yang cukup berarti bagi lembaga?
khususnya kepala madrasah?
79

15. Apakah hasil pelaksanaan program supervisi pembelajaran sudah sesuai dengan apa yang
direncanakan?
16. Bagaimana mekanisme pelaksanaan evaluasi program supervisi pembelajaran dalam upaya
implementasi visi dan misi pendidikan oleh kepala madrasah?
17. Apakah evaluasi program supervisi pembelajaran hanya diadakan saat akhir kegiatan
saja/setelah kegiatan berakhir?
18. Bagaimana mekanisme pelaporan hasil evaluasi supervisi?
19. Bagaimana tindak lanjut hasil evaluasi program tersebut?
20. Apakah hasil serta tindak lanjut evaluasi program supervisi pembelajaran tersebut cukup
memberikan impact/dampak yang signifikan terhadap terealisasinya visi dan misi MAN 2
Ponorogo?
21. Apakah kepala madrasah memberi kesempatan kepada tenaga pendidik untuk
menyampaikan kesan/pesan/masukan saat setelah program berakhir, agar program
selanjutnya dapat berjalan lebih baik?
80

Lampiran 02

JADWAL WAWANCARA

Tanggal dan Topik


No. Kode Waktu Tempat
Informan Wawancara
1. Kamis, 06 Mei 2021 001/W/06- 07.00- Supervisi Ruang Kepala
Nasta’in,‫ع‬S.Pd.,‫ع‬ V/2021 08.00 WIB Pembelajaran Sekolah
M.Pd.I. Dalam
(Kepala Madrasah) Implementasi
Visi Dan Misi
Pendidikan di
MAN 2
Ponorogo

2. Jumat, 11 Juni 2021 002/W/11- 08.00- Supervisi Meeting Room


Siti‫ع‬Sa’diyah,‫ع‬S.Pd. VI/2021 09.00 WIB Pembelajaran
(Guru Mata Dalam
Pelajaran Kimia) Implementasi
Visi Dan Misi
Pendidikan di
MAN 2
Ponorogo

3. Jumat, 01 Juli 2021 003/W/01- 09.00 - Supervisi Meeting Room


Evie Meilianasari, VII/2021 09.45 WIB Pembelajaran
S.Pd.,M.Pd.I. Dalam
(Waka Kurikulum) Implementasi
Visi Dan Misi
Pendidikan di
MAN 2
Ponorogo
81

Lampiran 03

TRANSKRIP WAWANCARA

Nomor Wawancara : 01/W/06-V/2021

Nama Informan :‫ع‬Nasta’in,‫ع‬S.Pd.,‫ع‬M.Pd.I

Identitas Informan : Kepala sekolah

Hari/Tanggal : Kamis, 06 Mei 2021

Waktu Wawancara : 07.00-08.00 WIB

Tempat Wawancara : Ruang Kepala Madrasah

Topik Wawancara :Supervisi Pembelajaran Dalam Implementasi Visi Dan


Misi Pendidikan di MAN 2 Ponorogo

Deskripsi Hasil Wawancara


Materi Wawancara
Peneliti Apa sajakah aspek program supervisi pembelajaran yang
perlu direncanakan oleh kepala madrasah dalam upaya
implementasi visi dan misi?
Informan Ya menurut saya, merupakan suatu bagian dari suatu yang
sangat penting.
Yang terkait dengan supervisi pembelajaran, ya yang saya
rencanakan pertama kita mengetahui jadwal yang akan
saya supervisi. Kemudian tujuan pembelajaran itu
sekaligus tujuan supervisi saya apa. Karena ada berbagai
macam supervisi ya yang terkait dengan tugas saya.
Peneliti Bagaimana mekanisme perencanaan program supervisi
pembelajaran sebagai upaya implementasi visi dan misi
oleh kepala madrasah?
Informan Jadi dalam perencanaan supervisi di MAN 2 ini kita
secara tertulis itu ada di RKM dan RKTM serta Program
Kerja Madrasah. Di sana ada rencana supervisi yang
harus dilakukan. Ya dia, ada di RKM RKTM dan
Program Kerja Madrasah. Disitu mekanisme awalnya,
penyusunan RKM itu kisaran Maret ada RKM, RKTM,
dan Rencana Kerja Madrasah.
Peneliti Kapan kepala madrasah menyusun perencanaan program
supervisi pembelajaran tersebut? Kemudian siapa saja
yang terlibat?
Informan Ya, biasanya bersamaan dengan penyusunan RKM,
RKTM, dan Rencana Kerja Madrasah. Kisaran Maret
82

sampai Juli. RKTM-nya di sana da perencanaan supervisi.


Kemudian setiap bulan kita mencoba untuk membagi
siapa yang di supervisi
Peneliti Apakah kepala madrasah juga menyusun perencanaan
program supervisi pembelajaran secara berkala, baik dari
jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang?
Informan Jadi, RKM serta Program kepala madrasah itu berkala
setiap bulan selama satu tahun.itu perencanaannya.
Peneliti Adakah strategi khusus terkait teknik serta pendekatan
dalam pelaksanaan program supervisi pembelajaran agar
visi dan misi lembaga dapat terealisasi dengan baik?
Informan Ya dalam perencanaan saya belum spesifik menuliskan
pendekatan.‫ع‬Jadi‫ع‬lebih‫ع‬pada‫“ع‬ngalir‫ع‬sajalah”.‫ع‬Jadi‫ع‬yang‫ع‬
cocok untuk dia apa misalnya untuk gurunya apa, untuk
pegawainya apa
Peneliti Apakah sejak awal perencanaan program sudah diadakan
evaluasi seiring berjalannya waktu?
Informan Ya kita sering mengadakan evaluasi bersama dengan
pimpinan khususnya. (pimpinan disini maksudnya siapa:
Waka, dan berbagai ketua ketua unit).
Peneliti Apakah kepala madrasah juga melibatkan stakeholder lain
dalam merencanakan program supervisi pembelajaran
dalam rangka implementasi visi dan misi pendidikan?
Informan Ya, jadi dalam merancang RKTM itu kan kita senantiasa
melibatkan berbaitu saja)gai pihak/stakeholder itu secara
menyeluruh. Otomatis dalam perencanaan supervisi juga
begitu. Juga biasanya saya akan melibatkan tim
kurikulum untuk membantu penjadwalan. Kan di RKTM
itu ada jadwal bulanan untuk supervisi nah untuk praktek
penjadwalan itu dilaksanakan oleh tim kurikulum.
kurikulum apakah sama dengan tim supervisi?beda)
Peneliti Adakah kendala maupun tantangan yang dihadapi oleh
kepala madrasah dalam merencanakan program tersebut?
Informan Ya kendalanya, dalam merencanakan yakni kurangnya
data yang detail tentang supervisi supervisi sebelumnya.
Peneliti Seperti apa peran atau partisipasi yang dilakukan kepala
madrasah dalam supervisi pembelajaran sebagai realisasi
visi dan misi pendidikan MAN 2 Ponorogo?
Informan Ya sangat dominan perannya, karena dalam praktek
lapangan dan pihak-pihak yang yang diminta bantuan
untuk supervisi itu cenderung punya rasa tidak enak
dengan yang lain dan yang di supervisi sehingga
semuanya bertumpu pada kepala madrasah untuk
Peneliti Dalam kaitannya dengan supervisi pembelajaran,
83

bagaimana mekanisme kepala madrasah


mengimplementasikan visi dan misi pendidikan MAN 2
Ponorogo?
Informan Visi MAN 2 Ponorogo itu religius unggul berbudaya dan
integritas jadi guru kita berikan sosialisasi terkait dengan
RUBI itu kemudian guru ya terus kita minta untuk
menerapkan RUBI dalam proses pembelajarannya. Nah
kita yang memantau sejauh mana guru itu religius, sejauh
mana guru itu berbudaya dan sejauh mana guru itu
integritas. Itu kan semuanya dalam proses supervisi. Iya
ini ini yang yang kurang kuat di Madrasah jadi lebih pada
subjektivitas kepala madrasah. sebenarnya semua visi
jelas indikatornya jelas diri jenis itu tapi dalam checklist-
nya lebih condong pada subjektivitas.
Peneliti Bagaimanakah realisasi teknik serta pendekatan yang
digunakan kepala madrasah dalam upaya supervisi
pembelajaran terhadap guru?
Informan Teknik saya dalam supervisi itu kan ada yang pemantauan
langsung ada yang ikut masuk kelas ada yang apa
pemantauan atau supervisi administrasi itu kan banyaknya
realisasinya tadi. Jadi realisasinya baik, ya dan guru
masuk ke kelas dan isinya lumayan bagus. Cuma
dibanding dengan perencanaan kita belum bernilai 90 lah,
masih bernilai 70 lah kalau saya menilai.
-Kalau administrasi guru itu ya perangkat pembelajaran,
mulai dari Kalender Pendidikan, RPP, Silabus, Pekan
Efektif, Prota, Promes, terus ya sampai pada Jurnal
Penilaian.
-Itu ada dua teknik yang saya lakukan. Satu, saya masuk
ke kelas, itu tergantung kebutuhan. Kemudian yang
kedua, ya saya melihat dari luar. Kalau melihat dari luar
ini sering, ya. Itu seminggu bisa dua, bisa tiga sampai
empat kali. Ya saya berkeliling kemudian di kelas tertentu
saya berhenti untuk mendengarkan bagaimana guru
mengajar. Karena kalau masuk kelas lama sering itu kan
ya dalam posisi sekarang, dalam posisi di MAN 2 itu
bagaimana ya, dapat dikatakan kurang sering lah.
-(kalau ada kelas kosong bagaimana, apa yang dilakukan
oleh bapak sebagai kepala madrasah?)
Ya saya akan masuk kemudian komunikasi dengan siswa,
saya akan mencoba untuk mengajar ya dengan
kemampuan saya karena mapel-nya banyak kan, begitu.
Tapi kan saya biasanya akan memantik pemikiran anak
bagaimana kaitannya dengan pembelajaran. Jadi saya
tidak mendetail tentunya bukan part saya, gitu kan. Tapi
84

saya akan menyampaikan secara umum bagaimana


kerangka berpikir mereka, apakah sudah biasa berpikir
hot ataukah masih berpikir tingkat rendah, itu yang saya
coba gali.
-Mekanisme supervisi saat ini
Itu bagian dari kelemahan daring itu supervisi kita cukup
sulit. Saya hanya banyak memantau administrasi dan
proses daring yang terwujud dalam dunia internet.
Kalau proses bagaimana guru mengajar secara detail itu
masih belum menemukan formasi yang tepat.
Peneliti Adakah strategi khusus agar pelaksanaan program
supervisi tersebut tetap berjalan menuju tujuan akhir
yakni tercapainya visi dan misi pendidikan di MAN 2
Ponorogo?
Informan Berbicara strategi khusus, ya saya rasa semua strategi itu
baik ya, tidak ada kekhususan. Kalau saya memandang,
semua strategi menurut saya bersifat umum, semua bisa
melakukan. Sehingga saya tidak mengatakan khusus
Peneliti Sebagai seorang supervisor, apakah kepala madrasah juga
melibatkan pihak eksternal dalam melaksanakan supervisi
pembelajaran? Contohnya bekerja sama dengan dinas
pendidikan setempat atau lainnya.
Informan Ya dalam berbagai kesempatan saya mengajak diskusi
dengan komite. Kemudian kita juga dalam RKM dan
EDM-nya kita didampingi oleh tokoh pendidikan.
(Apakah dari dinas juga terlibat?)
Kalau penilaian dari sisi luar, ya kementrian agama.
Peneliti Apakah hasil pelaksanaan program supervisi
pembelajaran sudah sesuai dengan apa yang
direncanakan?
Informan Bagaimana ya, ya saya katakan sesuai itu semuanya sudah
direncanakan kalau jadwal penjadwalannya tidak bisa
rigid bagus itu, belum bisa. Dari sisi tujuan, ya sudah
sesuai. Tapi dalam sisi tadi itu kuantitas yaitu belum bisa
tercapai karena banyaknya guru yang lazimnya kan
seharusnya kan semua guru mungkin supervisi setiap
waktu, namun belum bisa secara menyeluruh.
(Dari tahun ke tahun jumlah tenaga pendidikan semakin
bertambah?)
Tidak, karena jumlah anaknya sama. Relatif tetap
jumlahnya. Ada yang keluar ada yang ganti. Ada yang
meninggal, ada yang ganti. Kalau tambah, tidak.
Peneliti Bagaimana mekanisme pelaksanaan evaluasi program
supervisi pembelajaran dalam upaya implementasi visi
dan misi pendidikan oleh kepala madrasah?
85

Informan Evaluasinya tadi itu, jadi dalam rapat pimpinan kita


sampaikan hasil supervisi pada guru tertentu atau
administrasi yang sudah dilakukan kepala madrasah atau
tim kurikulum tadi disampaikan kemudian dibahas.
(Apakah disampaikan dalam rapat guru mengenai guru
yang bersangkutan?)
Ketika rapat umum dengan guru maka yang disampaikan
ya umum. Karena ketika sampaikan khusus dan itu jelek,
kan itu menjatuhkan jadi itu tidak dilakukan. Kalau hasil
sepertinya jelek ya maka guru itu saya panggil langsung,
saya ajak ngobrol, saya evaluasi di sini.
(bagaimana tindakan selanjutnya?)
Ya sesuai dengan problemnya, ketika problemnyanya itu
misalnya karena proses KBM-nya jelek ya maka dia
disarankan untuk belajar yang lain. Kalau problemnya
hasil supervisi pantau tadi itu kurang tepat waktu, maka
ya tindak lanjutnya dia harus tepat waktu di pantau
kemudian. Kalau dalam penilaian, misalnya dia nilainya
kurang bagus ya maka dia diminta untuk merubah ulang
sistem penilaian pada anak.
(Siapa yang membantu guru melaksanakan hasil
evaluasi?)
Ya kita menyentuh belajar kepada teman-teman yang lain,
belajar secara otodidak atau kita ikutkan pelatihan.
Peneliti Apakah evaluasi program supervisi pembelajaran hanya
diadakan saat akhir kegiatan saja/setelah kegiatan
berakhir?
Informan Tidak, jadi ketika kita ada supervisi, maka langsung ada
tindak lanjut. Yang kita masuk kelas misalnya begitu,
kemudian mengajarnya kurang bagus, ya langsung kita
berikan masukan masukan. Kalau supervisi kedisiplinan
tadi kok kita temukan nggak disiplin, ya langsung kita
tindak lanjuti. Tidak menunggu satu tahun. Walaupun ada
yang setelah satu tahun masih dalam proses akumulasi
satu tahun, kita sampaikan evaluasi/hasil supervisi.
(bagaimana pelaksanaan supervisi yang satu tahun?)
Lebih pada pemantauan guru tertentu yang kita bidik
mungkin supervisi klinis. Ya walaupun tidak tertulis
dengan rapi, guru yang kita bidik perlu supervisi klinis
yaitu kita supervisi dengan tidak mesti dia tahu, kemudian
nanti pada saat yang tepat itu kita sampaikan.
Peneliti Bagaimana mekanisme pelaporan hasil evaluasi
supervisi?
Informan Nah ini yang lemah. Jadi di sisi pelaporan, karena
pelaporan bersifat administratif kita masih cukup lemah.
Cukup untuk menulis laporan secara ilmiah. Jadi lebih
banyak pada notulen-notulen kita.
(siapa sajakah yang termasuk notulen?)
Ya saya ada, meskipun tidak lengkap. Di dalam rapat itu
juga ada. Diantara yang lemah ya itu, pelaporan.
86

(Masih terkait kelemahan, bagaimana cara mengatasi


kelemahan tersebut?)
Ya, hal tersebut belum teratasi harus kerja ekstra. Ya saya
ngomong ilmiah saja, artinya saya tidak membesar-
besarkan, tidak untuk menutupi bagian yang lemah itu di
situ. Dan begini, saya tegaskan tidak diambil kesimpulan
dengan tidak bagusnya laporan apa yang saya katakan
bohong, tidak. Saya mengatakan, tidak saya muluk-
mulukkan standarnya. Jadi saya melakukan banyak proses
tetapi belum banyak pelaporannya.
Peneliti Bagaimana tindak lanjut hasil evaluasi program tersebut?
Informan Ya tindak lanjut evaluasi itu ada yang langsung, ada yang
tidak langsung ya. Ada langsung itu ya kita berikan solusi,
seperti tadi saya katakan diminta untuk ikut latihan sesuai
dengan kelemahannya ini, begitu. Kalau dalam proses
yang berlarut-larut ya sampai pada pengusulan
pemutasian.
(bagaimana kriteria pemutasian?)
Ya ketika guru atau yang bersangkutan itu tidak bisa
berubah, sesuai dengan harapan madrasah, ya arahnya ke
sana.
Peneliti Apakah hasil serta tindak lanjut evaluasi program
supervisi pembelajaran tersebut cukup memberikan
impact/dampak yang signifikan terhadap terealisasinya
visi dan misi MAN 2 Ponorogo?

Informan Ya tentunya banyak, dan di antara kelemahan yang besar


di kepemimpinan saya biasanya memang supervisi. Saya
menyadari seperti itu belum maksimal.
(Apa harapan bapak terkait kelemahan tersebut?)
Harapan saya ke laporan supervisi itu bisa tersusun
dengan baik, itu.
(Harapan dari segi kelemahan teknik)
Harapan perbaikannya ya, guru-guru yang menjadi tim itu
punya keberanian keberanian yang total untuk
memberikan penilaian kepada guru yang lain, sehingga
prosesnya semakin baik.
Peneliti Apakah kepala madrasah memberi kesempatan kepada
tenaga pendidik untuk menyampaikan
kesan/pesan/masukan saat setelah program berakhir, agar
program selanjutnya dapat berjalan lebih baik?
Informan Ya memberikan kesempatan. Meskipun kadang tidak
tetap. Tetapi kadang guru kita minta untuk memberikan
masukan-masukan kepada pihak madrasah, kepada saya
terkait dengan hal yang ya kita minta.
(apakah secara terbuka penyampaiannya?)
Ya kita minta secara terbuka, kemudian
87

menyampaikannya tidak selalu bersifat langsung karena


sesuai kebutuhan
88

TRANSKRIP WAWANCARA

Nomor Wawancara : 02/W/11-VI/2021

Nama Informan :‫ع‬Siti‫ع‬Sa’diyah,‫ع‬S.Pd.

Identitas Informan : Guru Mata Pelajaran Kimia

Hari/Tanggal : Jumat, 11 Juni 2021

Waktu Wawancara : 08.00-09.00 WIB

Tempat Wawancara : Ruang Pertemuan

Topik Wawancara :Supervisi Pembelajaran Dalam Implementasi Visi Dan


Misi Pendidikan di MAN 2 Ponorogo

Deskripsi Hasil Wawancara


Materi Wawancara
Peneliti Apa sajakah aspek program supervisi pembelajaran yang
perlu direncanakan oleh kepala madrasah dalam upaya
implementasi visi dan misi?
Informan Untuk aspek program supervisi pembelajaran, pertama,
kepala madrasah biasanya membuat kriteria acuan dalam
penilaian supervisi pembelajaran. Di antara yang perlu
dinilai adalah pertama RPP kemudian yang kedua adalah
KBM. Setelah itu ada yang disebut sebagai penilaian, dan
di dalam penilaian itu tentu ada instrumen penilaian atau
alat ukur. Di dalam penilaian selain instrumen alat ukur,
disediakan juga harusnya Bapak Ibu guru sudah
menyediakan acuan penilaian atau kriteria penilaiannya.
Itu yang mungkin disiapkan oleh Bapak Kepala Madrasah
dalam Program Supervisi Pembelajaran.
Peneliti Bagaimana mekanisme perencanaan program supervisi
pembelajaran sebagai upaya implementasi visi dan misi
oleh kepala madrasah?
Informan Untuk mekanisme perencanaan program itu awalnya kita
ada yang disebut sebagai Rencana Kerja Tahunan
Madrasah (RKTM). Pada rencana kerja madrasah itu ada
pokja-pokja atau kelompok kerja di mana itu berdasarkan
8 (delapan) Standar Pendidikan yang membantu Kepala
Madrasah untuk bagaimana pengoperasionalan di
Standar-Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses,
Standar Penilaian, di Standar Isi, Standar Sarpras, hingga
di Standar Pembiayaan. Itu semuanya bisa terwadahi
dalam rangka untuk membuat Supervisi Pembelajaran.
89

Karena dalam pembelajaran, 8 (delapan) aspek itu 8


(delapan) Standar Pendidikan itu tidak bisa dilepaskan.
Jadi semuanya berkaitan dengan 8 (delapan) Standar
Pendidikan itu senantiasa menjadi satu. Sehingga dari
berangkat dari RKTM itu tadi kalau Kepala Madrasah
bisa membuat semacam mekanisme Program Supervisi
Pembelajaran dan itu terencana. Kemudian itu nanti hanya
tinggal pelaksanaannya mengikuti atau conditional.
Sebagaimana Bapak Kepala Madrasah biasanya tidak
langsung, tetap ada secara pendekatan psikologi, nanti
kalau langsung itu pasti akan terjadi semacam kita shock,
ya. Tapi kalau Bapak Kepala Madrasah biasanya satu hari
sebelumnya menginformasikan pada guru yang
bersangkutan kalau ada supervisi pembelajaran di dalam
kelas. Seperti itu
Peneliti Kapan kepala madrasah menyusun perencanaan program
supervisi pembelajaran tersebut? Kemudian siapa saja
yang terlibat?
Informan Nah itu berawal dari RKTM yang setiap tahun
dilaksanakan, di sana poin dari 8 Standar Pendidikan itu
sudah teridentifikasi untuk Standar Isi, Standar Proses
nanti yang harus dipersiapkan dalam supervisi kepala
madrasah itu apa saja. Jadi tim supervisi itu tadi sudah
membantu untuk mengidentifikasi. Kemudian, kapan
kepala madrasah menyusun? Nah dari hasil RKTM itu lah
bapak kepala madrasah dapat membuat list atau daftar
kalau sudah selesai laporan dari RKTM itu kepala
Madrasah sudah bisa membuat list untuk menyusun
perencanaan program supervisi pembelajaran.
Peneliti Apakah kepala madrasah juga menyusun perencanaan
program supervisi pembelajaran secara berkala, baik dari
jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang?
Informan Ya, jadi di awal pembelajaran kepala madrasah itu sudah
membuat perencanaan program jangka panjang, atau bisa
dianggap empat tahunan, begitu ya? Dalam satu tahun
kepala madrasah itu nantinya kita punya tujuan ke suatu
tema, seperti itu. Misalkan tema keteladanan, berarti
selama satu tahun karena tadi kita mau membelajarkan
siswa siswi kita, berarti sebelum Bapak Ibu itu
memberikan motivasi bapak ibu guru harus menjadi
teladan terlebih dahulu dalam hal apa? Dalam hal
pembiasaan, dalam hal attitude, dalam hal apapun itu
bapak ibu guru harus menjadi teladan terlebih dahulu. Itu
bisa saya katakan jangka panjang seperti itu, secara
umum. Kemudian yang menengah berarti itu setiap satu
90

semester satu semester. Setiap satu semester, sebelum


setiap semester, biasanya di tengah perjalanan kita ada
yang disebut sebagai PTS (Penilaian Tengah Semester).
Nah disitu ada yang disebut sebagai rapat koordinasi dan
evaluasi. Di mana yang sudah kita programkan
keteladanan itu atau dalam hal yang lebih spesifik lagi
pembelajaran kita itu harus menyentuh kalau kita punya
tema keteladanan dalam hal segala aspek. Berarti pada
saat kita mengajar, pada saat kita membuat pembelajaran
atau pada saat kita di dalam kelas itu kita harus ada poin
di manakah keteladanan yang bisa kita implementasikan,
seperti itu. Dan itu evaluasinya di tengah semester atau di
pertengahan semester, seperti itu. Kemudian di akhir
semester kita nanti juga ada rapat koordinasi dan evaluasi
sudah berapa persentase yang kita kerjakan, sudah berapa
persentase itu secara keseluruhan ya, secara komunitas.
Tapi secara personal, kepala madrasah masih tetap
senantiasa memantau. Karena beliau itu ada CCTV
Centre ya, jadi bisa mengamati gerak-gerik seluruh dari
bapak guru di ruang guru, maupun di ruang kelas.
Sehingga itu secara tidak langsung adanya teknologi
membantu kepala madrasah dalam istilahnya
memonitoring secara fisik. Dari situlah evaluasi, dari
situlah koordinasi itu bisa menjadi dua arah. Kalau kita
hanya katanya ya, katanya misalkan kalau zaman dahulu
kita tidak punya, kita tidak dibantu oleh teknologi kita
mensupervisi seseorang kita tidak mungkin ya, misal kita
punya 36 kelas dan kita memonitoring ke 36 kelas
tersebut, itu tidak bisa. Tapi sekarang karena ada CCTV,
maka itu bisa menjadi fakta, bukan merupakan fitnah,
seperti‫ ع‬itu.‫ ع‬Jadi,‫“ ع‬oh‫ ع‬kelas‫ ع‬yang‫ ع‬ini‫ ع‬kemarin‫ ع‬jam‫ ع‬sekian‫ع‬
kok‫ ع‬kosong?”,‫ ع‬nah‫ ع‬itu‫ ع‬kan‫ ع‬dikonfirmasi‫ ع‬karena‫ ع‬itu‫ ع‬fakta,‫ع‬
seperti itu. Zaman dahulu karena tidak punya teknologi,
semisal dikonfirmasi kadang berkelit kan ya. Jadi
Alhamdulillah, itulah yang terjadi. Dan selama kita
dikonfirmasi bapak ibu guru ya tidak ada yang berkelit
karena itulah fakta
Peneliti Adakah strategi khusus terkait teknik serta pendekatan
dalam pelaksanaan program supervisi pembelajaran agar
visi dan misi lembaga dapat terealisasi dengan baik?
Informan Ya kalau pertama memang ya strateginya ya yang
namanya itu kita ingin mewujudkan misi lembaga ya itu
bisa terwujud dengan baik. Pertama karena kita itu
komunitas berarti perlu semuanya sosialisasi. Jadi di
sosialisasi terlebih dahulu. Tetapi kalau kita tahu
91

bahwasanya orang kalau hanya mendengar secara umum,


atau kita hanya ada dalam komunitas itu sangat banyak
orang yang persentase daya serap atau daya tangkap
(mohon maaf) kan hanya maksimal 30%, seperti itu. Nah
itu perlu intensif, kita tidak bisa selesai hanya di
sosialisasi, tapi itu perlu adanya keberlanjutan. Nah
keberlanjutannya beliau itu pakai pendekatan personal
yang sangat bagus. Artinya kepada bapak ibu guru
berusaha bukan menjadi otoritas yang ya bukan menjadi
otoriter tapi beliau moderat dalam hal ini. Jadi mau
mendengarkan bapak ibu guru tidak langsung
memberikan menjustifikasi bapak Ibu guru itu dengan
justifikasi yang (mohon maaf) negatif. Jadi beliau
pendekatan personal kepada bapak ibu guru dalam hal
untuk strategi beliau untuk mengimplementasikan visi dan
misi dari lembaga itu adalah pendekatannya sangat ramah.
Tapi walaupun ramah bukan berarti terus kendor ya, tapi
itulah‫ ع‬yang‫ ع‬senantiasa‫ ع‬beliau‫ ع‬lanjutkan.‫ ع‬Misalkan‫“ ع‬oh‫ع‬
belum‫ ع‬berhasil”‫ ع‬berarti‫ ع‬besok‫ ع‬dilanjutkan‫ ع‬lagi.‫ ع‬Sehingga‫ع‬
yang namanya program bukan berarti kita langsung
menyatakan berhasil, belum. Yang namanya program
pasti ada evaluasi-evaluasinya, seperti itu.
Peneliti Apakah sejak awal perencanaan program sudah diadakan
evaluasi seiring berjalannya waktu?
Informan Untuk program supervisi senantiasa di evaluasi karena
kita senantiasa regulasi berupa upaya yang contoh saja
waktu 2019 itu ada juknis terbaru dalam Panduan
pelaksanaan SKS. Waktu dahulu itu namanya kita itu
sudah penyelenggara SKS sejak tahun 2015. Nah 2015
sampai dengan 2019 sebelum Juli, itu adalah sks-nya
bukan By School tetapi masih By Classes, artinya
penyelenggara SKS itu untuk yang menggunakan sistem
SKS hanyalah kurikulumnya, hanya khusus untuk yang
mengikuti program kalau boleh dikatakan adalah
percepatan. Tetapi pada saat kita menggunakan juknis
terbaru tahun 2019, itu kita harus berubah total. Semua
harus mengikuti program SKS By School. Penyelenggara
SKS tidak boleh hanya yang ada di kelas percepatan saja
yang menggunakan kurikulum SKS, tetapi harus semua
yang ada di dalam lembaga itu. Jadi kita kelas 10 11 dan
12 itu mengikuti panduan SKS By School. Nah itu
termasuk regulasi yang berubah. Beriring perubahan
regulasi SKS By School, tentu ada konsekuensi dalam
pembelajaran. Kita harus menggunakan unit kegiatan
belajar mandiri. Dan unit kegiatan belajar mandiri itu
92

menuntut bapak ibu guru untuk merencanakan, untuk


membuat, dan untuk memberikan ke peserta didik. Karena
layanan SKS itu adalah prinsipnya kepada semuanya yang
ada di madrasah kemudian dia yang berhak untuk belajar
cepat berhak, untuk bisa lebih cepat maka kita berikan
layanan yang lebih baik lagi. Artinya jika UKBM-nya
sudah selesai lebih dahulu, maka kita sebagai guru harus
segera untuk memberikan UKBM berikutnya. Berbeda
dengan anak yang mungkin dia tipe gaya belajarnya
lambat atau gaya belajarnya adalah sedang. Maka ini kita
anggap sebagai gaya belajar klasikal. Tapi anak yang
cepat walaupun dalam kelas itu umpama UKBM-nya
hanya baru UKBM yang pertama, tapi anak yang cepat ini
mampu menyerap lebih, dan dalam waktu yang lebih
pendek maka kita harus segera untuk memberikan UKBM
berikutnya. Dan itu Alhamdulillah sejak 2019 sampai
dengan 2021 ini lulusan pertama sudah kemarin sudah
terlaksana, dan ini adalah tahun kedua untuk yang SKS
By School. Tidak mudah memang, yang sudah kita buat
UKBM ternyata sekarang di tahun 2021 ini ada lagi
regulasi baru pembelajaran yang harus berbasis literasi
dan numerasi. Di mana kita mensukseskan AKM untuk
kita mengikuti Dikbud di kelas 11 maupun di AKMI.
Nanti kalau dalam Madrasah itu tidak hanya AKM, tapi
AKMI. Jadi Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia,
bukan lagi Asesmen Kompetensi Minimum yang
miliknya Dikbud. Tapi kita juga harus mengikuti AKMI,
seperti itu. Itu tentu supervisinya sudah berbeda lagi kan
dengan yang sebelumnya. Karena regulasi yang ada di
madrasah kita senantiasa dinamis. 2021 itu kita
mendapatkan madrasahnya tidak hanya SKS, tetapi kita
sekarang akademik, research, vokasi. Kemudian kita juga
melayani reguler, seperti itu. Rincian madrasah kita yang
jenis kelaminnya tidak hanya satu kan begitu ya? Berarti
misalnya dalam hal supervisi tentu dosisnya tidak bisa
kita samakan. Guru yang ada di Research kan berarti
fokus nanti di sana yang stressing-nya pertanyaan adalah
selama dia mengampu Research tersebut. Atau yang di
SKS, UKBM-nya bagaimana keberlanjutan, bagaimana
pengembangannya, seperti itu. Keterampilan juga begitu,
produk yang siswa siswinya selama tiga tahun ini
bagaimanakah prospek, progres ke depan, bagaimana?
Seperti itu. Itu yang akhirnya melatarbelakangi Apakah
perencanaan program diadakan seiring berjalan waktu?
Jadi program itu dinamis karena adanya regulasi
93

Peneliti Apakah kepala madrasah juga melibatkan stakeholder lain


dalam merencanakan program supervisi pembelajaran
dalam rangka implementasi visi dan misi pendidikan?
Informan Kepala madrasah senantiasa melibatkan stakeholder lain
dalam hal ini dibantu oleh empat waka di tambah dengan
kepala tata usaha dan juga sebagai upaya memberikan
masukan adalah kurikulum itu punya tim. Jadi ada enam
orang dalam di bawah kurikulum, seperti itu.
(siapa yang membentuk tim di bawah kurikulum)
Ya, karena sekolah kita itu adalah SKS sehingga dalam
pengelola SKS itu ada yang disebut sebagai yang pertama
itu tim untuk akademik, seperti itu. Tim akademik ada dua
orang. Kemudian ada tim penilaian, itu ada satu orang
kemudian ada operator, satu orang kemudian di tambah
lagi tim remedial dan pengayaan, dan juga konsultasi
konselingnya juga masing-masing satu orang. Itu berarti
ada lima orang, ditambah waka kurikulum itu sendiri
sebagai koordinatornya SKS langsung.
Peneliti Adakah kendala maupun tantangan yang dihadapi oleh
kepala madrasah dalam merencanakan program tersebut?
Informan Ya, kalau kendala itu biasanya waktu ya, waktu
pelaksanaan. Kita rencana sudah bisa dibilang rencana itu
karena kita bekerja bareng, kemudian kita sudah
bermusyawarah dan tidak sendiri dalam merencanakan
ide-ide itu sudah sangat bisa dibilang sebagai panduan itu
sudah sangat komplit. Tetapi yang menjadi kendala pada
saat pelaksanaan. Terbenturnya kadang-kadang dengan
waktu itu tidak bisa kita susun sedemikian rupa. Sehingga
kadang-kadang tidak semua bisa terlaksana. Mungkin
pada saat yang bersamaan kita hanya mengambil yang
skala prioritas. Manakah yang lebih harus didahulukan?
Sehingga itu menjadi kendala kita. Mungkin ke depan
kalau kita lebih teliti, lebih jeli lagi, inshaaAllah mungkin
waktu itu sudah bisa kita minimalisir, seperti itu
Peneliti Seperti apa peran atau partisipasi yang dilakukan kepala
madrasah dalam supervisi pembelajaran sebagai realisasi
visi dan misi pendidikan MAN 2 Ponorogo?
Informan Ya, untuk supervisi pembelajaran kepala madrasah kalau
dalam pelaksanaannya beliau langsung sebagai siswa,
duduk di belakang. Itu beliau langsung mengikuti
pembelajaran mulai dari awal sampai selesai. Jadi hampir
dua jam pelajaran ya. Karena ingin tahu bagaimanakah
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Karena kita mau memberikan apa namanya
kalau bapak kepala madrasah memberikan saran atau
memberikan memberikan review tentu kita tidak bisa
94

kalau hanya sepotong seperti itu. Jadi beliau dalam


supervisi kepala madrasah itu benar-benar masuk, benar-
benar bersama siswa-siswi. Tidak sekedar dari luar, tapi
beliau duduk di belakang sebagai siswa. Nah ini kan
tantangan bapak ibu guru. Awalnya ya namanya siapa saja
sih orang kalau ada orang asing yang masuk dalam
misalnya kita anggap itu tadi adalah jam kita berarti itu
adalah room kita kan itu ya berarti kita kedatangan tamu.
Awalnya grogi, siapa sih yang tidak grogi? Walaupun
Bapak Ibu guru sudah senior tapi karena itu beriringnya
waktu, seringnya kita sepertinya itu bukan menjadi
halangan dan pada akhirnya menjadi termotivasi dan
menjadi tidak lagi takut, tidak lagi grogi. Alhamdulillah
karena itu sering dilakukan.
(duduk sebagai murid dilakukan secara rutin atau
tidak?)
Ya, itu pada awal pembelajaran. Misal pada bulan Juli ya
sampai dengan‫ع‬Agustus.‫ع‬Jadi‫ع‬beliau‫ع‬rutin,‫ع‬tidak‫ع‬hanya‫“ع‬ah‫ع‬
sekali‫ ع‬waktu”,‫ ع‬tidak.‫ ع‬Tapi‫ ع‬beliau‫ ع‬begini,‫“ ع‬besok‫ع‬
panjenengan‫ع‬saya‫ع‬supervisi”,‫ع‬seperti‫ع‬itu.‫ع‬Setelah‫ع‬itu‫ع‬ganti‫ع‬
orang lagi. Tapi itu di awal semester, juli sampai agustus.
Nanti di tengah perjalanan biar enjoy dahulu, kan sudah
ada review. Habis itu biar tindak lanjutnya masih
istilahnya on the job ya, setelah kita dapat inservice
learning kan berarti kita on the job maka kita enjoy lagi
nanti di akhir-akhir mau semester di bulan akhir itu nanti
ada lagi yang belum. Tadi kan misalnya gelombang yang
pertama ada berapa orang, nanti setelah mau akhir
semester, ada lagi, seperti itu. Hanya tidak bisa kita
langsung menjadwal secara seperti pelajaran. Tapi beliau
sendiri yang langsung menyampaikan ke bapak ibu guru.
Dan itu sudah disampaikan terlebih dahulu pada bapa ibu
guru pada dua minggu ini kita nanti ada supervisi kepala
madrasah. Nanti saya langsung akan menginformasikan.
Informasinya itu tidak mendadak, tetapi diberitahukan
satu hari sebelumnya. Sehingga benar-benar setidaknya
bapak ibu guru sudah bersiap
Peneliti Dalam kaitannya dengan supervisi pembelajaran,
bagaimana mekanisme kepala madrasah
mengimplementasikan visi dan misi pendidikan MAN 2
Ponorogo?
Informan Kalau untuk cara kepala madrasah dalam kaitannya
supervisi pembelajaran ya saya dapat katakan caranya
secara langsung ya. Jadi supervisinya adalah direct
supervisi, jadi dia langsung untuk mensupervisi one by
one. Jadi personal itu bagaimana maka beliau tau
pembelajaran mata pelajaran kimia, matematika,
95

pembelajaran agama, karena beliau secara langsung.


Kalau yang saya sampaikan di awal adanya CCTV kan
hanya pembantu untuk mengonfirmasi jika adanya
kekosongan, adanya ketidakberadaan guru di tempat. Nah
itu kan secara teknologi membantu data. Tetapi saat
mengimplementasikan visi dan misi madrasah, tentu
beliau langsung. Karena tugas beliau adalah sebagai
supervisor ya. Supervisor tidak mungkin hanya katanya,
kan begitu. Supervisor ya direct supervisi, seperti itu.
Peneliti Bagaimanakah realisasi teknik serta pendekatan yang
digunakan kepala madrasah dalam upaya supervisi
pembelajaran terhadap guru?
Informan Teknik pendekatan yang digunakan tadi kan langsung.
Terus realisasinya bagaimana? Karena pendekatan
personal beliau itu yang bisa saya sebut sebagai ramah
dan beliau cenderung untuk memberikan pengayoman,
maka bapak ibu guru tumbuh kesadaran. Namanya kita itu
ada evaluasi, tentu kita akan kembali pada diri kita.
Refleksi sebagai guru ya, karena disini sebagai guru,
refleksi saya berarti saya akan memperbaiki. Orang itu
kalau mendapatkan nasihat, dan nasehatnya tidak
menyakitkan tentu kita sebagai manusia yang punya hati
nurani pasti tersentuh. Artinya ingin memperbaiki
kekurangan kita. Tapi kadang yang namanya manusia itu
dihinggapi dengan rasa ego yang tinggi jika orang itu
sudah menyampaikan dengan bahasa yang kasar atau
bahasa yang tidak nyaman, tentu itu pasti bukan nurani
yang muncul yang ada adalah bagaimana pembelaan diri,
kang itu. Tapi karena beliau pendekatannya adalah
pendekatan personalnya bagus dan ramah, bapak ibu guru
banyak yang tumbuh kesadaran beliau bagaimana itu
bapak ibu guru menata kembali, bagaimana mengevaluasi
diri untuk seperti yang disarankan belia, seperti itu.
Demikian realisasinya.
Peneliti Adakah strategi khusus agar pelaksanaan program
supervisi tersebut tetap berjalan menuju tujuan akhir
yakni tercapainya visi dan misi pendidikan di MAN 2
Ponorogo?
Informan Saya hanya menambahkan, strategi pelaksanaannya tadi
sudah kan ya, secara langsung. Kemudian namanya
supervisi kalau melaksanakannya sendiri kadang-kadang
tidak selesai kang itu ya. Nah selama ini untuk yang
pelaksanaan supervisi memang beliau masih sendiri,
belum bersama dengan tim yang lain. Tetapi pada saat
kita itu ingin program visi dan misi madrasah itu bisa
96

tercapai sebetulnya kepala madrasah itu sudah ada dari


dinas, artinya dari kementrian agama. Ada pengawas
biasanya. Jadi pengawas madrasah itu biasanya satu
semester sekali sebagai pengunci setelah dievaluasi oleh
kepala madrasah nanti setiap guru itu menyampaikan hasil
atau produk desain pembelajarannya itu mulai dari prota,
promes, RPP, sampai bahan ajar, sampai bagaimana
jurnal guru tidak hanya jurnal pembelajaran, tetapi jurnal
pembiasaan. Pembiasaan yang ada di madrasah ini apa
saja ya literasi, kemudian mungkin sholat dhuha, tilawah,
ataupun sholat berjamaah, itu adalah jurnal pembiasaan.
Itu penertibannya dibantu oleh pengawas, seperti itu.
Peneliti Sebagai seorang supervisor, apakah kepala madrasah juga
melibatkan pihak eksternal dalam melaksanakan supervisi
pembelajaran? Contohnya bekerja sama dengan dinas
pendidikan setempat atau lainnya.
Informan Sudah disampaikan
Peneliti Apakah hasil pelaksanaan program supervisi
pembelajaran sudah sesuai dengan apa yang
direncanakan?
Informan Jawaban sudah terjawab di poin 4.
Peneliti Dalam satu tahun ajaran, berapa kali kepala madrasah
melaksanakan program supervisi pembelajaran?
Informan Kalau ditanya satu tahun berapa kali program supervisi
pembelajaran seperti yang saya sampaikan tadi, di awal
tahun ajaran yakni Juli Agustus. Kemudian di akhir
semester, yakni November dan Desember. Itu berarti dua
kali dalam satu semester. Terus ada lagi di semester
berikutnya, jadi ya dapat dikatakan empat kali lah dalam
satu tahun. Ini untuk kepala madrasah saja ya, yang
secara langsung melaksanakan supervisi. Kalau yang
tidak langsung tidak perlu saya sampaikan.
Peneliti Dalam melaksanakan program tersebut, adakah kendala
yang cukup berarti bagi lembaga? khususnya kepala
madrasah?
97

Informan Ya, kendalanya itu berupa banyaknya jumlah guru. Jadi


belum bisa keseluruhan dari bapak ibu guru dapat
tersupervisi. Baik itu nanti kepala madrasah maupun dari
pihak luar itu biasanya memakan waktu sampai dua hari.
Itupun tidak sendiri-sendiri, misalkan supervisornya disini
satu, kemudian berapa orang (bapak ibu guru) maju itu
baru dalam waktu dua hari bisa selesai. Misal ini checklist
ini, kemudian konsultasi tentang poin RPP, konsultasi
tentang poin Silabus, itu kita hanya seperti itu 2 hari. Tapi
kalau yang saya sampaikan bapak kepala madrasah
duduk, belajar bersama tadi, itu belum bisa menyentuh
semuanya memang. Itulah kendala yang dialami. Karena
jumlah guru kita 83 orang.
83 orang itu termasuk kepala madrasah sampai guru BK.
Peneliti Apakah hasil pelaksanaan program supervisi
pembelajaran sudah sesuai dengan apa yang
direncanakan?
Informan Ya, kalau program itu sudah sesuai dengan yang
direncanakan, hanya belum bisa kembali lagi pada
kendala, hanya belum bisa menyentuh seluruh bapak ibu
guru secara menyeluruh, secara personal, sendiri-sendiri.
Tapi bagusnya bapak kepala madrasah setiap tahun, setiap
beliau mensupervisi bukan orang yang sama. Beliau
sendiri yang punya daftar checklist yang sudah di
supervisi siapa, yang belum di supervisi siapa. Jadi
walaupun mungkin dalam satu semester belum bisa
keseluruhan, gantian semester depan, gantian lagi. Jadi
ada kendala, tapi meminimalisir kendala dengan yang
belum tersupervisi itu juga mengalami supervisi. Karena
hakikatnya supervisi itu bukan mencari kekurangan dan
kelemahan tetapi kita belajar bersama, kita menggunakan
standarisasi pembelajaran.
Peneliti Bagaimana mekanisme pelaksanaan evaluasi program
supervisi pembelajaran dalam upaya implementasi visi
dan misi pendidikan oleh kepala madrasah?
Informan Kalau evaluasinya itu dalam forum itu yang ada staf
pimpinan, yang ada kepala madrasah, ada empat waka
madrasah, kemudian ada kepala tata usaha. Itu yang
senantiasa mereview bagaimanakah evaluasi program
supervisi pembelajaran itu sudah sesuai apa belum, itu ada
di forum mereka.
Peneliti Apakah evaluasi program supervisi pembelajaran hanya
diadakan saat akhir kegiatan saja/setelah kegiatan
berakhir?
Informan Kalau tadi saya sampaikan evaluasi program supervisi
98

pembelajaran itu tidak hanya di akhir, jadi kita di awal


dan di tengah iitu kerja, dan di akhir kita saling refleksi.
Jadi ada di tengah dan di akhir.
Peneliti Bagaimana mekanisme pelaporan hasil evaluasi
supervisi?
Informan Ya, setiap tahun itu ada hasil evaluasi yang disebut
penilaian kinerja guru atau PKG. Itu pelaporannya setiap
guru nanti ada penilainya, dan penilainya adalah guru
senior yang sudah di SK-kan dari madrasah. Itu hasil
akhirnya.
Untuk penilaian PKG itu sudah dari kemenag ya. Jadi
bukan yang dibuat oleh madrasah. Penilaian PKG itu
secara umum merupakan penilaiannya yang semua sama
dari MI, MTs, MA. Mungkin poinnya yang konten MI
MTs MA kan beda, sesuai dengan konteks pelajarannya
saja.
Peneliti Bagaimana tindak lanjut hasil evaluasi program tersebut?
Informan Nah ini dengan tindak lanjut dari program itu kita sering
ya menyelenggarakan workshop di madrasah ya.
Workshop untuk peningkatan kompetensi dari bapak ibu
guru. Kemudian itu juga auditorium MGMP internal,
yang mana selama musim pandemi ini dilaksanakan dua
hari sekali oleh setiap mata pelajaran. Misalnya kimia itu
ya hari Senin, hari Rabu, hari Jumat, seperti itu. Selain
kimia ada apa lagi? Ya pokoknya dibagi dua yang
misalnya kelompok IPA, Matematika, Agama itu
dilaksanakan hari Senin, Rabu, dan Jumat. Terus
kelompok yang pelajaran misalkan selain IPA tadi,
PKWU serta bahasa itu hari Selasa, Kamis, Sabtu, seperti
itu. Itu merupakan tindak lanjut evaluasi yang ternyata
kita itu kurangnya disini. Kita membuat forum supaya
evaluasi penilaian kinerja guru itu bisa kita minimalisir
dan kita bisa membuat standar. Nah salah satunya adalah
dengan forum MGMP tadi, selain itu kita juga ada
workshop. Nah workshop ini selama pandemi
Alhamdulillah kepala madrasah sangat memberikan
keleluasaan kepada bapak ibu guru, mulai dari pengenalan
tentang madrasah digital, kemudian penguasaan bapak ibu
guru menggunakan akun zoom, akun gmeet, untuk media
pembelajaran pada musim pandemi seperti ini. Kalau
video kan memang selama ini kita sudah sering ya, tapi
bagaimana kita dapat mengakses akun media sosial untuk
media pembelajaran secara langsung walaupun kita tidak
ketemu, kan seperti itu. Itu Alhamdulillah dengan webinar
itu bapak ibu guru sangat antusias, dan itu terbukti
99

ibaratnya 83 dari bapak ibu guru tadi hampir 80-90%


kecuali yang sudah sepuh banget ya, hampir 90% bapak
ibu guru sudah bisa menggunakan media sosial itu untuk
menyampaikan materi secara langsung, seperti itu. Itu
tidak lanjut yang sudah dilakukan oleh madrasah.
Peneliti Apakah hasil serta tindak lanjut evaluasi program
supervisi pembelajaran tersebut cukup memberikan
impact/dampak yang signifikan terhadap terealisasinya
visi dan misi MAN 2 Ponorogo?

Informan Ya, betul. Jadi hasil serta tindak lanjut tadi ya itu karena
kita tadi setelah tau kekurangan kita ternyata di IT, kan
seperti itu. Maka kita respons dengan webinar. Webinar
saja ternyata yang namanya keterserapan materi juga
belum bisa dikatakan bisa 100% ya, berarti kan perlu
yang namanya pendampingan dari webinar. Makanya ada
yang disebut dengan kerja bareng dalam MGMP internal.
Itupun masih kekurangan apabila kebetulan dalam
MGMP semuanya masi h gaptek, masih kurang literasi
dalam teknologi. Alhamdulillah dari tim pengembang, tim
kurikulum tadi yang enam orang tadi bersama sama teman
teman yang ada di ruang guru itu bagaimana kompetensi
kita itu setidaknya yang masih belum bisa mau bekerja
sama, mau bertanya. Itu ternyata budaya gengsi, budaya
ego kalau kita tidak bisa, Alhamdulillah hilang. Dengan
kita belajar bersama itu mengurangi ego kita yang
biasanya‫“ ع‬aduh,‫ ع‬malu‫ ع‬saya‫ ع‬nggak‫ ع‬bisa”.‫ ع‬Kalau‫ ع‬sekedar‫ع‬
kita malu, kita berhenti. Tapi kalau bagaimana supaya kita
itu tidak malu, maka kita bekerja sama dengan teman-
teman. Dan Alhamdulillah dari tim pengembang
kurikulum tadi, berkesempatan membersamai bapak ibu
guru. Sehingga itu membuat standarisasi minimal
kompetensi itu tidak jomplang, an seperti itu. Jadi bapak
ibu guru bisa dibilang rata-rata adalah guru pembelajar.
Maka impact-nya dalam terrealisasinya visi dan misi
MAN 2 ini, Alhamdulillah karena kita solid, karena kita
bersama‫ ع‬dalam‫ ع‬misal‫“ ع‬kita‫ ع‬tidak‫ ع‬bisa, kemudian kita
belajar‫ ع‬bersama”,‫ ع‬ya‫ ع‬sangat‫ ع‬sangat‫ ع‬signifikan‫ ع‬gitu‫ ع‬ya.‫ع‬
Walaupun di era pandemi itu anak didik kita inshaAllah
bisa secara prestasi baik akademik non akademik masih
bisa kita wujudkan, seperti itu.
Peneliti Apakah kepala madrasah memberi kesempatan kepada
tenaga pendidik untuk menyampaikan
kesan/pesan/masukan saat setelah program berakhir, agar
program selanjutnya dapat berjalan lebih baik?
100

Informan Ya, beliau sangat terbuka, jadi open minded. Artinya


beliau tidak hanya di akhir saja. Jadi tidak hanya program
terakhir, sebelum programpun beliau sangat membuka
diri, beliau memberikan kesempatan kepada bapak ibu
guru jika ada keluhan, jika ada masukan, jika ada saran
usul, maka mohon bapak ibu guru dapat menyampaikan
secara langsung via chat WhatsApp. Jadi beliau membuka
diri sejak awal untuk bapak ibu guru tidak sungkan
sungkan menyampaikan semacam pesan, ataupun usulan
kepada‫ ع‬beliau.‫ ع‬Jadi‫ ع‬tidak‫ ع‬kok‫“ ع‬Ya‫ ع‬sudah‫ ع‬ini‫ ع‬adalah‫ع‬
program,‫ ع‬maka‫ ع‬silakan‫ ع‬dikerjakan”,‫ ع‬itu‫ ع‬tidak.‫ ع‬Jadi‫ ع‬beliau‫ع‬
sejak awal kepemimpinan beliau, walaupun belum
menyentuh langsung dalam supervisi saat itu ya, masih
dalam forum secara umum menyampaikan silakan bapak
ibu guru memberikan saran dan masukan langsung pada
beliau.
101

TRANSKRIP WAWANCARA

Nomor Wawancara : 03/W/01-VII/2021

Nama Informan : Evie Meilianasari, S.Pd.,M.Pd.I.

Identitas Informan : Guru Mata Pelajaran Kimia

Hari/Tanggal : Jumat, 01 Juli 2021

Waktu Wawancara : 09.00 - 09.45 WIB

Tempat Wawancara : Ruang Pertemuan

Topik Wawancara :Supervisi Pembelajaran Dalam Implementasi Visi Dan


Misi Pendidikan di MAN 2 Ponorogo

Deskripsi Hasil Wawancara


Materi Wawancara
Peneliti Apa sajakah aspek program supervisi pembelajaran yang
perlu direncanakan oleh kepala madrasah dalam upaya
implementasi visi dan misi?
Informan Yang jelas untuk supervisi kita melakukan meliputi yang
namanya satu perencanaan. Ya mulai dari perencanaan,
nanti pelaksanaan, terus kemudian ada evaluasi, kan
seperti itu. Terus untuk implementasi visi dan misi, visi
kita adalah RUBI, Religius Unggul Berbudaya dan
Integritas. Jadi dengan adanya perencanaan dengan
adanya pelaksanaan dan evaluasi itu nanti akan
menggambarkan RUBI kita tadi. Jadi perencanaan
memang harus direncanakan benar-benar. Apalagi dalam
kondisi yang seperti ini, kalau tidak ada perencanaan
siswa tidak akan mendapatkan apa-apa. Dengan kondisi
tidak pernah tatap muka, tatap muka pun paling hanya
satu Minggu dua Minggu saja kemarin, untuk tahun ajaran
ini. Jadi perencanaan memang sangat dibutuhkan sekali.
Ya dengan blended learning. Jadi kita KBM-nya itu
blended learning, yakni ada luring ada daring.
Perencanaan seperti membuat RPP, media pembelajaran,
dan sebagainya itu harus di rencanakan sungguh-sungguh.
Sehingga pelaksanaan/prosesnya itu ya di Monitoring
oleh bapak kepala madrasah. Evaluasi juga seperti itu.
Peneliti Bagaimana mekanisme perencanaan program supervisi
pembelajaran sebagai upaya implementasi visi dan misi
102

oleh kepala madrasah?


Informan Untuk bagaimana mekanisme perencanaan, ya
perencanaan kita sudah mulai dari tahun ajaran awal
seperti ini. Nanti kita ada yang namanya program kerja.
Ya program kerja dimulai tahun ajaran awal sampai tahun
ajaran yang akan berakhir, itu sudah ada program-
programnya. Itu biasanya untuk supervisi itu di awal
tahun ajaran sama di tengah, biasanya gitu. Jadi di tahun
ajaran kita lihat untuk yang kemarin, pelaksanaan yang
tahun kemarin untuk yang awal tahun ajaran, jadi
seberapa sukses perencanaan, seberapa sukses
pelaksanaan/proses, serta evaluasi oleh bapak ibu guru
tadi.‫ ع‬Itu‫ ع‬akan‫ ع‬dinilai‫ ع‬oleh‫ ع‬bapak‫ ع‬kepala‫ ع‬madrasah.‫“ ع‬Jane‫ع‬
nggawe‫ع‬opo‫ع‬ora?‫ع‬RPP‫ع‬nggawe‫ع‬opo‫ع‬ora?”‫ع‬dan‫ع‬sebagainya,‫ع‬
begitu. Jadi itu mekanismenya di awal tahun pelajaran dan
di tengah-tengah
Peneliti Kapan kepala madrasah menyusun perencanaan program
supervisi pembelajaran tersebut? Kemudian siapa saja
yang terlibat?
Informan Jadi ada jadwal, terus nanti biasanya dengan adanya
jadwal, bapak ibu guru kan persiapan. Jadi tidak pernah
kita itu supervisi kok langsung, tapi langsung itu langsung
biasanya untuk yang KBM. Nah kalau sekarang KBM-
nya bagaimana? Biasanya bapak ibu guru kan
menggunakan Google Meet, nah itu kadang bapak kepala
madrasah bisa masuk ke dalam google meetnya bapak ibu
guru yang sedang mengajar. Itu juga termasuk salah satu
bentuk dari supervisi
Peneliti Apakah kepala madrasah juga menyusun perencanaan
program supervisi pembelajaran secara berkala, baik dari
jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang?
Informan Iya benar. Bapak kepala madrasah juga menyusun
sekaligus memberikan masukan. Saya sebagai waka
kurikulum juga membuat jadwal, tetapi juga ada
masukan-masukan dari bapak kepala madrasah. Karena
memang kan tugas kepala madrasah itu kan kelihatannya
tidak pernah duduk di kantor. Kadang sudah terjadwal,
ternyata ada tamu. Sehingga supervisi tidak jadi. Sehingga
antara jadwal dengan praktek itu kadang tidak match,
tidak sesuai. Tapi tetap kita jalankan, berarti kalau tidak
bisa hari itu ya hari berikutnya
Peneliti Adakah strategi khusus terkait teknik serta pendekatan
dalam pelaksanaan program supervisi pembelajaran agar
visi dan misi lembaga dapat terealisasi dengan baik?
Informan Strategi khususnya biasanya dengan melakukan
103

pendekatan. Ya biasanya kan ada juga yang namanya


manusia‫“ ع‬pokok‫ ع‬e‫ ع‬sing‫ ع‬penting‫ ع‬mulang”,‫ ع‬seperti‫ ع‬itu.‫ع‬
Intinya yang penting mengajar. Tapi ternyata kalau
ditanya,‫“ ع‬Mana‫ ع‬untuk‫ ع‬perangkat‫ ع‬pembelajaran‫ ع‬dan‫ع‬
sebagainya?”,‫“ ع‬Ada‫ ع‬di‫ ع‬laptop”.‫ ع‬Nah‫ ع‬yang‫ ع‬seperti‫ ع‬itu‫ ع‬kan‫ع‬
kita sebagai supervisor, sebagai perwakilan dari kepala
madrasah itu kan juga harus memberikan pengertian. Jadi
apa yang bapak ibu guru lakukan harusnya kan sesuai
dengan teori yang ada, sehingga prakteknya juga bagus.
Tapi kalau hanya teorinya saja, itu kan tidak sesuai
dengan prakteknya. Maka dari itu untuk yang sama sekali
tidak membuat perangkat pembelajaran, itu biasanya
dipanggil. Langsung diberikan pendekatan. Sebagai
contoh kemarin, kita ada kegiatan Literasi sehingga bapak
ibu guru diberikan google form. Sudah berapa banyak
yang dibaca, sudah berapa halaman yang di baca hari ini.
Ya itu kan bapak kepala bisa melakukan supervisi dan
Monitoring. Ternyata ada juga dari bapak ibu guru yang
sama sekali tidak mengisi google form. Nah sehingga
setelah dipanggil itu baru mengisi dan kemudian ternyata
malah juara. Dengan adanya pendekatan dari bapak
kepala, dari hati ke hati. Tapi setelah dipanggil, dia malah
juara dua. Ya kan kemarin juga di lombakan literasi guru.
Ya beberapa guru itu kuantitas membacanya, kalau
kualitas membacanya kita belum bisa tentukan. Paling
kuantitas saja yang bisa kita tentukan. Mungkin itu, salah
satunya adalah dengan literasi.
Peneliti Apakah sejak awal perencanaan program sudah diadakan
evaluasi seiring berjalannya waktu?
Informan Betul sejak awal pasti kalau sudah merencanakan ada
kekurangan,‫ ع‬pasti‫ ع‬akan‫ ع‬langsung‫ ع‬kita‫ ع‬evaluasi.‫“ ع‬e‫ع‬
kekurangan‫ع‬e‫ع‬opo‫ع‬to?”‫ع‬nah,‫ع‬guru‫ع‬ini‫ع‬juga‫ع‬kekurangannya‫ع‬
apa, itu juga harus ada evaluasinya. Kalau tidak ada
evaluasi, ya namanya bukan supervisi, gitu kan. Supervisi
itu tujuannya untuk mengubah. Untuk mengubah dari
yang belum menjadi sudah, dari yang belum bisa menjadi
bisa.
Peneliti Apakah kepala madrasah juga melibatkan stakeholder lain
dalam merencanakan program supervisi pembelajaran
dalam rangka implementasi visi dan misi pendidikan?
Informan Kepala madrasah melibatkan stakeholder lain dalam
supervisi. Bisanya waka kurikulum dan stafnya, tim
pengembang. Karena saya itu punya tim pengembang.
Tim pengembang itu ada staf pengajarnya dua, terus
untuk penilainya satu, operator satu, sama bagian remidi
104

dan pengayaan juga satu. Jadi ada empat staf kurikulum.


Kalau bu evi di suruh mikir sendiri, tidak muat.
(siapa yang memilih tim pengembang?)
Yang memilih tim pengembang adalah tetap dari bapak
kepala madrasah. Jadi bapak kepala yang berhak tanya
“sopo‫ ع‬bu‫ ع‬sing‫ ع‬kiro-kiro‫ ع‬diajak‫ ع‬kerjo?”‫ ع‬ya‫ ع‬kami‫ ع‬tetap‫ع‬
koordinasi. Tidak asal tunjuk tapi tidak punya kompetensi
ya percuma.
Peneliti Adakah kendala maupun tantangan yang dihadapi oleh
kepala madrasah dalam merencanakan program tersebut?
Informan Kendalanya banyak karena sebaik program apapun pasti
ada kendalanya. Sebagai contoh seperti penyusunan
jadwal‫ ع‬tadi,‫“ ع‬wes‫ ع‬digawe‫ ع‬ganik-ganik, nanti supervisi
tanggal‫ ع‬segini,‫ ع‬sekian‫ ع‬sekian”‫ ع‬ternyata‫ ع‬ada‫ ع‬acara‫ع‬
mendadak ke surabaya, ada acara mendadak di penal, kan
seperti itu. Sehingga menjadi buyar semua.
(apakah kendalanya hanya soal waktu?)
Iya, hanya soal waktu saja. Tapi kalau lain-lainnya itu
saya rasa tidak ada.
Peneliti Seperti apa peran atau partisipasi yang dilakukan kepala
madrasah dalam supervisi pembelajaran sebagai realisasi
visi dan misi pendidikan MAN 2 Ponorogo?
Informan Sangat berperan sekali sebagai motivator. Perannya
sangat penting sekali dalam supervisi, tanpa adanya
seorang motivator yang walaupun bapak nastain itu
sebagai kepala madrasah tidak otoriter. Ya jadi tetap mau
menerima masukan, jadi ya seorang kepala madrasah
yang demokratis lah. Ya jadi walaupun mengevaluasi
tetap masukan dari bawah tetap di terima.
Peneliti Dalam kaitannya dengan supervisi pembelajaran,
bagaimana mekanisme kepala madrasah
mengimplementasikan visi dan misi pendidikan MAN 2
Ponorogo?
Informan Sudah disampaikan
Peneliti Bagaimanakah realisasi teknik serta pendekatan yang
digunakan kepala madrasah dalam upaya supervisi
pembelajaran terhadap guru?
Informan Jadi kalau ada guru yang tidak membuat, yang waktunya
mengajar tidak mengajar. Jadi kepala madrasah langsung
masuk,‫ع‬biar‫“ع‬adu‫ع‬roso”.‫ع‬Kalau‫ع‬swasta‫ع‬juga‫ع‬begitu,‫ع‬swasta‫ع‬
itu kan bayarannya juga kerja kita, gitu. Kalau misal kita
tidak fokus, bayarannya kan juga tidak mengikuti.
Berbeda dengan negeri, kalau negeri kan sudah masuk itu
di tuntut. Kepala itu kalau kepalanya negeri itu dituntut
ekstra.‫“ ع‬wong‫ ع‬aku‫ ع‬ngene‫ ع‬ae‫ ع‬di‫ ع‬bayar”‫ ع‬kadang‫ ع‬ada‫ ع‬juga‫ع‬
guru yang seperti itu. Tapi kan ya tetap harus ada inovasi,
105

ada kreasi, itu pun sangat diperlukan sekali. Kalau di zona


nyaman saja, guru itu tidak akan berkembang
Peneliti Adakah strategi khusus agar pelaksanaan program
supervisi tersebut tetap berjalan menuju tujuan akhir
yakni tercapainya visi dan misi pendidikan di MAN 2
Ponorogo?
Informan Strategi khususnya, kalau mau ada supervisi itu mesti
harus ada pemberitahuan terlebih dahulu. Satu itu, tetapi
kadang memang sekali waktu perlu tanpa diberitahu,
langsung sidak ke kegiatan belajar mengajar di kelas.
Kadang itu kelihatannya hanya jalan, tetapi kan gurunya
di‫ع‬dalam‫ع‬juga‫ع‬di‫ع‬lihat.‫“ع‬oh,‫ع‬teknik pembelajarannya hanya
ceramah‫ع‬tok”.‫ ع‬Kan‫ع‬tidak‫ع‬sesuai‫ع‬dengan‫ ع‬yang‫ع‬ada‫ع‬di‫ ع‬RPP‫ع‬
kan‫ ع‬seperti‫ ع‬itu.‫ ع‬Tapi‫ ع‬kadang‫ ع‬itu‫ ع‬ya‫“ ع‬sak‫ ع‬pakewuhan”,‫ع‬
kalau kita mengikuti kriteria di RPP, kadang kendala kita
kan juga ada di waktu. Kemudian siswanya itu kalau tidak
di ceramahi‫ع‬bapak/ibu‫ع‬guru‫ع‬juga‫“ع‬ora‫ع‬marem”.
Peneliti Sebagai seorang supervisor, apakah kepala madrasah juga
melibatkan pihak eksternal dalam melaksanakan supervisi
pembelajaran? Contohnya bekerja sama dengan dinas
pendidikan setempat atau lainnya.
Informan Sudah disampaikan
Peneliti Dalam satu tahun ajaran, berapa kali kepala madrasah
melaksanakan program supervisi pembelajaran?
Informan Satu tahun ajaran bisa 2-3 kali supervisi. Yang ada
pemberitahuan tadi. Untuk yang tidak ada pemberitahuan,
itu fleksibel.
Peneliti Dalam melaksanakan program tersebut, adakah kendala
yang cukup berarti bagi lembaga? khususnya kepala
madrasah?
Informan Sudah disampaikan
Peneliti Apakah hasil pelaksanaan program supervisi
pembelajaran sudah sesuai dengan apa yang
direncanakan?
Informan Alhamdulillah ya 80% sudah sesuai dengan apa yang kita
rencanakan.
(adakah indikatornya atau tidak?)
Ya, untuk ini, untuk indikator ketercapaian, indikator
program kan dari jadwal program pelaksanaan yang kita
selesaikan itu berapa. Ya indikatornya itu dari yang sudah
terlaksana ya, sudah terealisasi monitoringnya. Terus
selain sudah terlaksana, seberapa ada perubahan setelah
supervisi. Ya Alhamdulillah setelah di supervisi ya bapak
ibu guru berubah.
Peneliti Bagaimana mekanisme pelaksanaan evaluasi program
106

supervisi pembelajaran dalam upaya implementasi visi


dan misi pendidikan oleh kepala madrasah?
Informan Evaluasi disini berarti kalau memang belum tercapai,
masih ada 80%, nah itu kira-kira apa yang belum? Nah itu
yang perlu adanya evaluasi. Setiap tahun ajaran ini kita
biasanya tim pengembang pasti ada rapat. Di tahun ajaran
kan untuk menyiapkan, satu pasti menyiapkan dokumen
KTSP. Dokumen KTSP itu nanti semua SOP yang ada di
kegiatan pembelajaran itu ada, termaktub di situ jadi
mulai kapan masuknya, kapan ujiannya, bagaimana siswa
kalau remedi, bagaimana seorang guru memberikan nilai,
KKM-nya berapa, terus lagi bagaimana kriteria kenaikan
kelas, itu semua sudah ada di situ. Kelulusan bagaimana,
bagaimana siswa mau mutasi ke MAN 2, itu semuanya
ada.
Peneliti Apakah evaluasi program supervisi pembelajaran hanya
diadakan saat akhir kegiatan saja/setelah kegiatan
berakhir?
Informan Evaluasinya secara berkala
Peneliti Bagaimana mekanisme pelaporan hasil evaluasi
supervisi?
Informan Kegiatan pelaporan itu biasanya setelah dari supervisi
dilihat, ada perubahan tidak? Gurunya mau membuat
tidak? Kalau masih tidak ada perubahan, biasanya
gurunya di panggil lagi. Dengan dipanggil satu dua kali
tetap tidak, nah biasanya tetap ada tindak lanjut.
Tindak lanjut dapat berupa rolling. Iya, rolling guru itu
juga perlu. Jadi yang biasanya mengajar kelas XII ganti di
kelas X, kelas X ganti di kelas XI. Ya semuanya biar apa?
Kalau Rolling itu sebenarnya buat charge ilmu kita. Kalau
mengajar hanya di kelas X saja, materi kelas XI dan XII
kan hilang jadinya. Jadi memang perlu penyegaran, jadi
harus ada rolling. Wali kelas pun juga seperti itu, harus
ada penyegaran.
(selain rolling, apakah ada yang sampai di mutasi?)
inshaaAllah kalau disini mutasi itu bukan dari lembaga,
itu tidak. Ternyata itu malah dari Kemenag, tau tau ada
surat masuk ke sini bahwa saudara ini, nah. Itu kita tidak
tahu, kita juga tidak mengajukan, dari lembaga itu tidak.
Jadi ada mutasi dadakan biasanya di tahun ajaran baru, itu
pasti. Ini untuk yang tahun ini katanya ada untuk MI dan
MTs. Alhamdulillah semoga saja MA nya tidak ada.
Susahnya itu kalau sudah jadwal jadi, guru mutasinya
datang. Itu kan pasti otomatis harus mengubah jadwal
lagi.
(siapa yang membuat laporan?)
Iya, dari tim pengembang. Untuk membuat laporan
supervisi dari tim kurikulum, tapi bapak kepala selaku
107

supervisor juga memberikan laporan ke atasan, ke


pengawas. Bapak kepala juga membuat laporan kinerja
kepala madrasah sehubungan dengan supervisi, itu juga
ada.
Peneliti Bagaimana tindak lanjut hasil evaluasi program tersebut?
Informan Sudah disampaikan
Peneliti Apakah hasil serta tindak lanjut evaluasi program
supervisi pembelajaran tersebut cukup memberikan
impact/dampak yang signifikan terhadap terealisasinya
visi dan misi MAN 2 Ponorogo?

Informan Sangat memberikan dampak yang signifikan. Saya


berikan contoh tadi literasi, supervisi literasi. Nah ternyata
setelah di panggil malah juara. Iya itu kan perubahan yang
signifikan ya.
(kalau kaitannya dengan visi misi?)
kalau kaitannya dengan visi misi ya sebagai contoh
religius. Nah biasanya kepala itu memberikan contoh.
Misalkan kalau sudah azan itu langsung, lainnya kalau
sudah ada contoh seperti itu kalau kita tidak segera
berangkat, lama-lama kan malu, ya jadinya kan ikut
terbawa. Juga salah satu bentuk supervisi, memberikan
contoh
Peneliti Apakah kepala madrasah memberi kesempatan kepada
tenaga pendidik untuk menyampaikan
kesan/pesan/masukan saat setelah program berakhir, agar
program selanjutnya dapat berjalan lebih baik?
Informan Ya, kepala madrasah memberikan kesempatan. Jadi di
akhir ya setelah ini, setelah biasnya akhir dari evaluasi
supervisi,‫ع‬diberi‫ع‬kesempatan.‫ع‬Ganti‫“ع‬opo‫ع‬kiro-kiro?”,‫ع‬saya‫ع‬
sebagai kepala, saya sebagai waka kurikulum
kekurangannya di mana, kesan pesannya apa, dan
sebagainya.‫ ع‬Ya‫ ع‬jadi‫“ ع‬untuk‫ ع‬tahun‫ ع‬ini‫ ع‬pak‫ ع‬programnya‫ع‬
perlu‫ ع‬di‫ ع‬ubah”,‫ ع‬nah‫ ع‬itu‫ ع‬kan‫ ع‬namanya‫ ع‬masukan.‫ ع‬Jadi‫ع‬
masukan tetap kita tampung, nanti di realisasikan atau
tidak tetap kebijakan dari pimpinan, tetap seperti itu.
(Cara penyampaian feedback)
Langsung biasanya ya, kalau selesai Monitoring itu kan
biasanya diajak ngobrol diajak diskusi dari hati ke hati.
Kan biasanya kalau supervisi dari pengawas kan hanya
take, kan umpan baliknya tidak ada, givenya tidak ada.
Hanya tanya-tanya gitu kan. Tapi kalau bapak kepala
tidak, bapak kepala itu selaian melihat kan juga ada
umpan balik dari yang di supervisi, ya diskusi. Biasanya
langsung, kadang juga langsung dari ruang guru dipanggil
ke ruang kepala, nah gitu saja kan sudah keder.
(apakah pengawas eksternal mengadakan supervisi
pembelajaran berkala?)
108

Ya, berkala, ada jadwalnya juga. Ini juga supervisi dari


pengawas biasanya di awal ajaran atau nggak nanti
biasanya bulan November. Ya satu semester bisa dua kali.
Terus sekarang ini kan guru juga ada penilaian kinerja
berkelanjutan (PKB). Itu juga salah satunya selain dari
bapak ibu guru di sini yang sudah senior, menilai
bapak/ibu guru yang yunior, itu dari pengawas dan kepala
juga ada.
(bagaimana cara menilainya?)
Cara menilainya itu ya ada instrumennya kemudian dilihat
dokumennya biasanya kan gitu. Dilihat dokumennya, ada
tidak contoh sampul/cover, terus visi misi ada tidak, terus
nanti kode etik ada tidak, tata tertib guru ada tidak. Kalau
dokumennya ada semua, berarti sudah lengkap, biasanya
gitu. Jadi kita kalau di supervisi selalu harus bawa
dokumen. Kelengkapan yang akan disupervisi ,
instrumennya apa aja itu ada.
(supervisi senior ke yunior itu bagaimana kriteria
pemilihan senior?)
Biasanya jelas kepangkatan lebih tinggi. Jadi kan tidak
mungkin misal senior tapi pangkatnya di bawahnya
yunior, itu tidak bisa. Jadi mulai bisa menilai itu minimal
pangkat VI A, itu baru bisa. Kalau masih III B itu belum
bisa. Jadi kepangkatan dan lama mengajar adalah kriteria
menjadi penilai. Itupun tidak semua yang golongan VI A
langsung menilai, tapi juga dilihat dari kompetensinya,
tidak asal memilih. Tetap kebijakan kepala madrasah
yang menentukan penilai.
109

Lampiran 04
JADWAL OBSERVASI

Waktu Nomor
Hari/Tanggal Tempat Kegiatan Yang di Observasi
Observasi Observasi
Rabu, 17 Maret Lingkungan 09.00 – 10.00 01/O/17- Kondisi serta interaksi
2021 MAN 2 III/2021 yang terjadi dalam
Ponorogo lingkungan madrasah
Kamis, 28 Lingkungan 08.00 – 09.00 02/O/28- Bentuk Rencana
Oktober 2021 MAN 2 X/2021 Pelaksanaan
Ponorogo Pembelajaran (RPP)
Mata Pelajaran Kimia
110

Lampiran 05
TRANSKRIP OBSERVASI

Nomor Catatan Lapangan : 01/O/17-III/2021

Hari/Tanggal Pengamatan : Rabu, 17 Maret 2021

Waktu Pengamatan : 09.00 - 10.00 WIB

Lokasi Pengamatan : Lingkungan MAN 2 Ponorogo

Dideskripsikan Pukul : 20.00 - 21.00 WIB

Kegiatan yang Diobservasi : Kondisi serta interaksi yang terjadi dalam lingkungan MAN 2
Ponorogo

Transrkip
observasi

Refleksi Gambaran lingkungan MAN 2 Ponorogo yang senantiasa menyertakan visi


dan misinya.
111

TRANSKRIP OBSERVASI

Nomor Catatan Lapangan : 02/O/11-VI/2021

Hari/Tanggal Pengamatan : Kamis, 28 Oktober 2021

Waktu Pengamatan : 08.00 - 09.00 WIB

Lokasi Pengamatan : Lingkungan MAN 2 Ponorogo

Dideskripsikan Pukul : 20.00 - 21.00 WIB

Kegiatan yang Diobservasi : Bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran
Kimia di MAN 2 Ponorogo

Transrkip
observasi

Contoh RPP Mata Pelajaran Kimia yang disusun sebelum melaksanakan


Refleksi
pembelajaran, yang kemudian di tandatangani oleh kepala madrasah.
112

Lampiran 06

JADWAL DOKUMENTASI

Waktu
No Jadwal Judul Nomor Tanggal Penemuan
Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi Pencatatan Dokument
asi
1 Dokumen Sejarah
01/D/02- 02 Februari 10.30 –
Resmi Berdirinya MAN
II/2021 2021 10.45
2 Ponorogo
2 Dokumen Profil MAN 2 02/D/02- 02 Februari 10.30 –
Resmi Ponorogo II/2021 2021 10.45
3 Dokumen Visi, Misi, dan
03/D/02- 02 Februari 10.30 –
Resmi Tujuan MAN 2
II/2021 2021 10.45
Ponorogo
4 Dokumen Letak Geografis
04/D/02- 02 Februari 10.30 –
Resmi MAN 2
II/2021 2021 10.45
Ponorogo
5 Dokumen Keadaan Guru
05/D/01- 10.10 –
Resmi dan Siswa MAN 01 Juli 2021
VII/2021 10.10
2 Ponorogo
6 Dokumen Struktur
06/D/01- 10.00 –
Resmi Organisasi MAN 01 Juli 2021
VII/2021 10.10
2 Ponorogo
7 Dokumen Sarana dan
07/D/02- 02 Februari 10.30 –
Resmi Prasarana MAN
II/2021 2021 10.45
2 Ponorogo
8 Dokumen Prestasi MAN 2 08/D/02- 02 Februari 10.30 –
Resmi Ponorogo II/2021 2021 10.45
113

Lampiran 07
TRANSKRIP DOKUMENTASI

Nomor : 01/D/02-II/2021
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul dokumen : Sejarah MAN 2 Ponorogo
Dokumen ditemukan hari/tanggal : Selasa, 02 Februari 2021
Dokumen ditemukan pukul : 10.30 - 10.45
Dokumen ditemukan di : Website Resmi MAN 2 Ponorogo

Bentuk Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Ponorogo merupakan lembaga alih


Dokumen fungsi dari Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Ponorogo seperti
tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Agama RI No. 1990 dan 42 tahun
1992. MAN 2 Ponorogo juga merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam
yang berada di bawah Kementerian Agama dengan nomor statistik madrasah
131135020002 yang berstatus Negeri.
MAN 2 Ponorogo sebagai lembaga pendidikan menengah negeri tertua
di Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo (eks. PGAN Ponorogo) terus
melayani masyarakat dengan memberikan pelayanan pendidikan yang
berorientasi‫ع‬pada‫ع‬konsep‫“ع‬Ulul‫ع‬Albab”‫ع‬yaitu‫ع‬tangguh‫ع‬dalam‫ع‬pembinaan‫ع‬Iman‫ع‬
dan Taqwa serta menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
MAN 2 Ponorogo telah mengembangkan berbagai program
pendidikan sebagai wujud kesiapan Madrasah untuk menjadi Madrasah
bermutu serta menjadi pilihan ummat. keberadaan kelas PDCI (Peserta Didik
Cerdas Istimewa) atau kelas Akselerasi dan Kelas Bina Prestasi merupakan
wujud nyata dalam mewujudkan Madrasah bermutu.
Religius, Unggul, Berbudaya, dan Integritas merupakan slogan yang
dikembangkan Madrasah untuk dijadikan acuan dalam mengembangkan diri
dalam mendidik putra putri bangsa menuju terwujudnya manusia Indonesia
yang berkarakter, berkualitas dan berdaya saing global.

Refleksi Di dalam sejarah MAN 2 Ponorogo memudahkan pembaca untuk mengetahui


asal usul MAN 2 Ponorogo. Pada data tersebut terdapat beberapa informasi, di
114

antaranya seperti: nama dan bentuk lembaga sebelum adanya MAN 2


Ponorogo, SK Menteri, kredo dan slogan madrasah.
115

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Nomor : 02/D/02-II/2021
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul dokumen : Profil MAN 2 Ponorogo
Dokumen ditemukan hari/tanggal : Selasa, 02 Februari 2021
Dokumen ditemukan pukul : 10.30 - 10.45
Dokumen ditemukan di : Website Resmi MAN 2 Ponorogo

Bentuk Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2


Nama Madrasah
Dokumen Ponorogo
Nomor Identitas Madrasah (NIM) 20584466
Nomor Statistik Madrasah (NSM) 131135020002
Alamat Madrasah Soekarno-Hatta No. 381
Kecamatan Ponorogo
Kabupaten / Kota *) Propinsi Ponorogo
Kode Pos 63412
Telepon & Faksimili (0352) – 481168

E-mail man2ponorogo@gmail.com

Status Madrasah Negeri


Nomor Akte SK Menteri Agama No. 42 Tanggal
Pendirian/Kelembagaan 27 – 01 -1992

Luas Tanah Madrasah 788 m²


Luas Bangunan Madrasah 444 m²
Status Tanah Pemerintah*
Status Akreditasi / Tahun Terakreditasi A /2016
Refleksi Di dalam profil MAN 2 Ponorogo memudahkan pembaca untuk mencari
informasi tentang MAN 2 Ponorogo. Pada data tersebut terdapat beberapa
informasi, di antaranya seperti: identitas madrasah, data pelengkap, dan kontak
madrasah yang dapat dihubungi.
116

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Nomor : 03/D/02-II/2021
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul dokumen : Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah
Dokumen ditemukan hari/tanggal : Selasa, 02 Februari 2021
Dokumen ditemukan pukul : 10.30 - 10.45
Dokumen ditemukan di : Website Resmi MAN 2 Ponorogo

Bentuk Visi Madrasah


Dokumen
RUBI: Religius, Unggul, Berbudaya, Integritas

Visi Indikator
Religius Penguatan Iman dan takwa
Ikhlas dalam beramal
Ber-akhlakul karimah
Tertib sholat berjamaah
Tertib doa, membaca dan menghafal al-Qur’an‫ع‬dan‫ع‬asmaul‫ع‬
husna
Unggul Unggul dalam kreativitas
Unggul dalam kedisiplinan
Unggul dalam pengembangan kurikulum
Unggul dalam proses pembelajaran
Unggul dalam literasi
Unggul dalam teknologi informasi dan komunikasi
Unggul dalam perolehan NUN
Unggul dalam Olimpiade dan kompetisi sains
Unggul dalam karya ilmiah
Unggul dalam kesenian
Unggul dalam olahraga
Unggul dalam pengembangan bakat
Unggul dalam persaingan nasional dan global
Unggul dalam manajemen madrasah
Berbudaya Berbudaya local
Berbudaya gotong-royong
Berbudaya mandiri dan tanggung jawab
Berbudaya cinta lingkungan
Berbudaya hidup sehat
Integritas Keselarasan antara ucapan dan perbuatan
Integritas dalam pelayanan
117

Integritas dalam pekerjaan


Integritas dalam belajar
Integritas dalam proses
Integritas dalam hasil

Misi Indikator
Religius 6. Menumbuhkan perilaku keagamaan yang menguatkan
keimanan dan ketakwaan.
7. Menumbuhkan semangat dan kebiasaan ikhlas dalam
beramal.
8. Mewujudkan perilaku yang berakhlakul karimah.
9. Mewujudkan kesadaran sholat berjamaah.
10. Menjaga ketertiban pelaksanaan doa, membaca dan
menghafal al-Qur’an‫ع‬dan‫ع‬Asmaul‫ع‬Husna.
Unggul 21. Menumbuhkembangkan mental kreatif bagi warga
madrasah.
22. Menerapkan budaya disiplin tinggi bagi warga madrasah.
23. Mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
masa depan.
24. Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien
sesuai dengan tuntutan perkembangan budaya dan
teknologi.
25. Menumbuhkan kebiasaan membaca, menulis dan
menghasilkan karya.
26. Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
pembelajaran dan pengelolaan madrasah.
27. Menerapkan proses berpikir tingkat tinggi bagi warga
madrasah.
28. Meningkatkan pemerolehan nilai ujian nasional.
29. Meningkatkan daya saing peserta didik dalam melanjutkan
ke jenjang pendidikan Tinggi favorit nasional dan
internasional.
30. Memperoleh juara Kompetisi sains dan Olimpiade tingkat
regional, Nasional dan internasional.
31. Mengembangkan riset bagi warga madrasah.
32. Mengembangkan kegiatan bidang kesenian.
33. Memperoleh juara lomba bidang kesenian.
34. Mengembangkan kegiatan bidang olah raga.
35. Memperoleh juara bidang olah raga tingkat regional dan
nasional.
36. Mengembangkan potensi dan bakat warga madrasah sesuai
dengan perkembangan zaman.
37. Menyediakan sarana dan prasarana yang berstandar
nasional dan internasional.
118

38. Meningkatkan daya saing madrasah di tingkat regional,


nasional dan internasional.
39. Meningkatkan kualitas manajemen madrasah.
40. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan
seluruh warga madrasah dan lembaga terkait.

Berbudaya 9. Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya daerah dan


nasional serta keanekaragaman budaya.
10. Menerapkan budaya gotong-royong bagi warga madrasah.
11. Menumbuhkan pribadi yang mandiri dan bertanggung
jawab terhadap tugas.
12. Meningkatkan peran serta warga madrasah dalam budaya
pelestarian lingkungan.
13. Meningkatkan kesadaran warga madrasah dalam budaya
pencegahan kerusakan lingkungan.
14. Meningkatkan peran warga madrasah dalam budaya
pencegahan pencemaran lingkungan.
15. Menumbuhkembangkan budaya hidup sehat bagi warga
masyarakat.
16. Menjadi madrasah sehat dengan gerakan Usaha Kesehatan
Sekolah
Integritas 3. Menanamkan keselarasan ucapan dan perbuatan bagi
warga madrasah.
4. Menjadikan karakter integritas sebagai landasan warga
madrasah dalam memberikan pelayanan, bekerja,
belajar, berproses dan memperoleh hasil.

Indikator
Tujuan Dalam mengemban Misi, MAN 2 Ponorogo
Madrasah telah merumuskan beberapa tujuan antara lain:
6. Menumbuhkan perilaku keagamaan yang menguatkan
keimanan dan ketaqwaan.
7. Menumbuhkan semangat dan kebiasaan ikhlas dalam
beramal.
8. Mewujudkan perilaku yang berakhlakul karimah.
9. Mewujudkan kesadaran sholat berjamaah.
10. Menjaga ketertiban pelaksanaan doa, membaca dan
menghafal al-Qur’an‫ع‬dan‫ع‬Asmaul‫ع‬Husna.
36. Menumbuhkembangkan mental kreatif bagi warga
madrasah.
37. Menerapkan budaya disiplin tinggi bagi warga madrasah.
38. Mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
masa depan.
39. Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien
119

sesuai dengan tuntutan perkembangan budaya dan


teknologi.
40. Menumbuhkan kebiasaan membaca, menulis dan
menghasilkan karya.
41. Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
pembelajaran dan pengelolaan madrasah.
42. Menerapkan proses berpikir tingkat tinggi bagi warga
madrasah.
43. Meningkatkan pemerolehan nilai ujian nasional.
44. Meningkatkan daya saing peserta didik dalam melanjutkan
ke jenjang pendidikan tinggi favorit nasional dan
internasional.
45. Memperoleh juara Kompetisi sains dan Olimpiade tingkat
regional, nasional dan internasional.
46. Mengembangkan riset bagi warga madrasah.
47. Mengembangkan kegiatan bidang Kesenian.
48. Memperoleh juara lomba bidang Kesenian.
49. Mengembangkan kegiatan bidang olah raga.
50. Memperoleh juara bidang olah raga tingkat regional dan
nasional.
51. Mengembangkan potensi dan bakat warga madrasah sesuai
dengan perkembangan zaman.
52. Menyediakan sarana dan prasarana yang berstandar
nasional dan internasional.
53. Meningkatkan daya saing madrasah di tingkat regional,
nasional dan internasional.
54. Meningkatkan kualitas manajemen madrasah.
55. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan
seluruh warga madrasah dan lembaga terkait.
56. Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya daerah dan
nasional serta keanekaragaman budaya.
57. Menerapkan budaya gotong-royong bagi warga madrasah.
58. Menumbuhkan pribadi yang mandiri dan bertanggung
jawab terhadap tugas.
59. Meningkatkan peran serta warga madrasah dalam budaya
pelestarian lingkungan.
60. Meningkatkan kesadaran warga madrasah dalam budaya
pencegahan kerusakan lingkungan.
61. Meningkatkan peran warga madrasah dalam budaya
pencegahan pencemaran lingkungan.
62. Menumbuhkembangkan budaya hidup sehat bagi warga
masyarakat.
63. Menjadi madrasah sehat dengan gerakan Usaha Kesehatan
Sekolah.
64. Menanamkan keselarasan ucapan dan perbuatan bagi
120

warga madrasah.
65. Menjadikan karakter integritas sebagai landasan warga
madrasah dalam memberikan pelayanan, bekerja,
belajar, berproses dan memperoleh hasil.

Refleksi Di dalam Visi, Misi, dan Tujuan MAN 2 Ponorogo memudahkan pembaca
untuk mengetahui bagaimana indikator pencapaian Viai, Misi, dan Tujuan
MAN 2 Ponorogo.
121

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Nomor : 04/D/02-II/2021
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul dokumen : Letak Geografis MAN 2 Ponorogo
Dokumen ditemukan hari/tanggal : Selasa, 02 Februari 2021
Dokumen ditemukan pukul : 09.00 WIB
Dokumen ditemukan di : Meeting Room MAN 2 Ponorogo

Bentuk Kabupaten Ponorogo adalah salah satu kabupaten yang berada dari Provinsi
Dokumen Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten Ponorogo terletak di koordinat 111 17' -
111‫ع‬52’‫ع‬Bujur‫ع‬Timur‫ع‬7‫ع‬49’‫ع‬- 8 20' Lintang Selatan dengan ketinggian antara
92 sampai dengan 2.563 m di atas permukaan laut dan memiliki luas wilayah
1.371,78 km. Kabupaten Ponorogo terletak di sebelah barat dari kota
Provinsi Jawa Timur dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah. Kota
yang berada di sebelah selatan adalah Kota Pacitan, sebelah barat adalah kota
Wonogiri (Jawa Tengah), sebelah utara adalah kota Madiun, dan sebelah
timur adalah kota Trenggalek. MAN 2 Ponorogo berada di wilayah
perkotaan tepatnya di jalan Soekarno Hatta 381 Ponorogo menempati tanah
seluas 9.788 m2. Letak MAN 2 Ponorogo berada di sebelah selatan Terminal
Seloaji, dan di sekitarnya berdiri beberapa pondok pesantren seperti Ponpes
Thoriqul Huda, Ponpes Nurul Hikmah, Ponpes Ittihadul Ummah, Ponpes
Durisawo,‫ع‬ponpes‫ع‬Tahfidhul‫ع‬Qur’an
Refleksi Di dalam data Letak Geografis MAN 2 Ponorogo memudahkan pembaca
untuk mencari informasi mengenai letak MAN 2 Ponorogo.
122

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Nomor : 05/D/01-VII/2021
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul dokumen : Tenaga Pendidik dan Kependidikan MAN 2 Ponorogo
Dokumen ditemukan hari/tanggal : 01 Juli 2021
Dokumen ditemukan pukul : 10.00 – 10.10 WIB
Dokumen ditemukan di : Meeting Room MAN 2 Ponorogo

Bentuk
Dokumen
123
124

Refleksi Di dalam daftar nama tenaga pendidik dan kependidikan MAN 2 Ponorogo
memudahkan pembaca untuk mencari informasi mengenai nama guru MAN 2
Ponorogo, baik yang ASN maupun GTT dan PTT.
125

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Nomor : 06/D/01-VII/2021
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul dokumen : Struktur Organisasi MAN 2 Ponorogo
Dokumen ditemukan hari/tanggal : 01 Juli 2021
Dokumen ditemukan pukul : 10.00 – 10.10 WIB
Dokumen ditemukan di : Meeting Room MAN 2 Ponorogo

Bentuk
Dokumen

Refleksi Di dalam struktur organisasi MAN 2 Ponorogo memudahkan pembaca untuk


mencari informasi mengenai susunan stakeholder MAN 2 Ponorogo.
126

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Nomor : 07/D/02-II/2021
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul dokumen : Sarana dan Prasarana MAN 2 Ponorogo
Dokumen ditemukan hari/tanggal : Selasa, 02 Februari 2021
Dokumen ditemukan pukul : 10.30 -10.45 WIB
Dokumen ditemukan di : Website Resmi MAN 2 Ponorogo

Bentuk Sarana dan prasarana suatu lembaga pendidikan mutlak harus ada dan harus
Dokumen
memenuhi kebutuhan pendidikan. Fasilitas berfungsi untuk kelangsungan

kegiatan belajar mengajar sehingga siswa yang belajar bisa mendapat ilmu

sesuai yang diharapkan oleh pihak lembaga ataupun siswa sendiri. Di bawah

ini beberapa fasilitas yang ada di MAN 2 Ponorogo:

1) Ruangan representatif dan nyaman

2) Ruangan ber-AC dilengkapi Audio Visual (Bina Prestasi dan PDCI)

3) Perpustakaan

4) Lab Komputer

5) Lab Multimedia

6) Lab Fisika

7) Lab Biologi

8) Lab Kimia

9) Lab Elektro

10) Lab Menjahit

11) Masjid

12) Gazebo

13) Kantin Sehat


127

14) Lapangan Basket

15) Lapangan Voli

16) Lapangan Tenis

17) Gedung Olahraga

18) Aula

19) Tempat Parkir Luas

20) Hotspot Area 24 Jam

21) Taman Belajar

22) UKS

23) Studio Musik

Refleksi Di dalam data sarana dan prasarana di MAN 2 Ponorogo memudahkan pembaca
untuk mencari informasi kelengkapan sarana dan prasarana penunjang
pembelajaran di MAN 2 Ponorogo.
128

Lampiran 17
129

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Nomor : 08/D/02-II/2021
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul dokumen : Prestasi MAN 2 Ponorogo
Dokumen ditemukan hari/tanggal : Kamis, 28 Oktober 2021
Dokumen ditemukan pukul : 10.00 – 10.15 WIB
Dokumen ditemukan di : Website Resmi MAN 2 Ponorogo

Bentuk No Nama Kegiatan Tahun Tingkat Prestasi


Dokumen Lomba Kaligrafi
1 Hiasan Mushaf MKQ Juara 1 &
2021 Kabupaten
(Musabaqah Khatmil 2
Qur’an)
2 LPB Jatim Bidang
2021 Provinsi Juara 1
Sejarah
3 LPB Jatim Bidang
2021 Provinsi Juara 3
Ekonomi
4 Lolos KSN Bidang
2021 Nasional Finalis
Kebumian
5 Lomba Essay Vokasi
2021 Nasional Juara 3
UB
Lomba Puisi di Ajang
6 Komunitas Kejar 2021 Nasional Harapan 2
Mimpi Lhokseumawe
Lomba LKTI
7 Kementrian 2021 Nasional Juara 2
Lingkungan Hidup
Provinsi
8 Lomba Essay Sejarah Juara
2021 Jatim-
se-DIY Harapan 3
Jateng
9 Lomba English Poster
2021 Provinsi Juara2
di UNIDA
Ide Aplikasi Hima
10 Diploma Sistem 2021 Provinsi Juara 1
Informasi UNAIR

Refleksi Di dalam data prestasi peserta didik di MAN 2 Ponorogo memudahkan


pembaca untuk mencari informasi prestasi terbaru di MAN 2 Ponorogo.
130

Lampiran 08

RIWAYAT HIDUP

Dian Fitria Dewi dilahirkan pada tanggal 10 Februari 1998 di Sukorejo Ponorogo, yang

merupakan putri pertama dari pasangan Bapak Suyani dan Ibu Aminah. Pendidikan SD

ditamatkannya pada tahun 2011 di SDN Sragi, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo.

Pendidikan berikutnya dijalani di MTs. Darul Huda dan ditamatkan pada tahun 2014. Pada

tahun 2014 melanjutkan sekolah menengah atas di Madrasah Aliyah Negei 2 Ponorogo (MAN 2

Ponorogo) ditamatkannya pada tahun 2017.

Pada tahun 2017, ia melanjutkan pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Ponorogo dengan mengambil Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) sampai

sekarang. Ia juga pernah mengikuti organisasi yang ada di kampus di antaranya, seperti

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) MPI IAIN Ponorogo, KSR-PMI Unit IAIN Ponorogo,

PMII Komisariat IAIN Ponorogo, serta Radio Suara Ulin Nuha (RASUL) FM IAIN Ponorogo.
131

Lampiran 09

SURAT IJIN PENELITIAN


132

Lampiran 10

SURAT TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN


133

Lampiran 11

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Anda mungkin juga menyukai