Anda di halaman 1dari 257

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR

DI SMA NEGERI 1 JENANGAN


TA/TP 2022/2023

SKRIPSI

Oleh

LALA COFSRULNADA CAFSOH


NIM. 206190096

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2023
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR
DI SMA NEGERI 1 JENANGAN
TA/TP 2022/2023

SKRIPSI

Diajukan
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Sarjana Manajemen Pendidikan
Islam

Oleh
LALA COFSRULNADA CAFSOH
NIM. 206190096

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2023

ii
iii
iv
v
PERSEMBAHAN

Ucapan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas


petunjuk dan karunia-Nya sehingga saya diberi kelancaran
dalam menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Implementasi
Kurikulum Merdeka Belajar Di SMA Negeri 1 Jenangan TA/TP
2022/2023”. Sholawat serta salam tidak lupa saya lantunkan
kepada Nabi Muhammad SAW sang penerang kehidupan. Atas
kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua saya Bapak Suprapto dan Ibu Lusi
Endah ratnawati yang selalu menyemangati,
membimbing dan mendoakan kelancaran skripsi saya
hingga saat ini.
2. Adik saya Madina Aulia Cafsoh yang selalu mendoakan
kelancaran skripsi ini.

vi
MOTO

‫ْف‬ ِ ‫ظ ْالقَ ْل‬


ُ ‫ب ََل ْنفَض ُّْوا مِ ْن َح ْولِكَ ۖ فَاع‬ َ ‫غ ِل ْي‬
َ ‫ظ‬ّ َ‫ّٰللا ِل ْنتَ لَ ُه ْم ۚ َولَ ْو ُك ْنتَ ف‬
ِ‫ه‬ َ‫فَ ِب َما َرحْ َم ٍة ِ ّمن‬
ِ ‫علَى ه‬
َ ‫ّٰللا ۗ ا َِّن ه‬
ُّ‫ّٰللا يُحِ ب‬ َ ‫عزَ ْمتَ فَت ََو َّك ْل‬ َ ‫لَ ُه ْم َوشَا ِو ْر ُه ْم فِى ْاَلَ ْم ۚ ِر فَ ِا َذا‬ ‫ع ْن ُه ْم َوا ْست َ ْغف ِْر‬ َ
َ‫ْال ُمت ََو ِ ّك ِليْن‬

Artinya :“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad)


berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau
bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan
mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau
telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” 1 (QS. Ali
‘Imran:159)

1
Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta, Departemen Agama RI,
1994), 103.

vii
ABSTRAK

Cafsoh, Lala Cofsrulnada, 2023. Analisis Implementasi


Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan.
Skripsi. Jurusan manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing, Wilis
Werdiningsih M.Pd.I.

Kata Kunci: Implementasi, Kurikulum Merdeka Belajar


Kurikulum merdeka merupakan kurikulum baru yang
memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar. Serta
memberikan peluang bagi guru dan peserta didik bebas
berkreasi, berinovasi, dan belajar mandiri agar dapat mencapai
tujuan yang diharapkan. Setiap sekolah memiliki kemampuan
yang berbeda-beda dalam menanggapi kurikulum merdeka,
salah satunya SMA Negeri 1 Jenangan yang sudah berhasil
mengimplementasikan kurikulum merdeka dengan baik.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini: (1)
Untuk menjelaskan strategi penerapan kurikulum merdeka di
SMA Negeri 1 Jenangan, (2) Untuk menjelaskan faktor
pendukung dan penghambat penerapan kurikulum merdeka di
SMA Negeri 1 Jenangan, (3) Untuk menjelaskan dampak
penerapan kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 jenangan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menerapkan
jenis penelitian studi kasus, sedangkan teknis pengumpulan data
yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi, dan teknis
analisis data menggunakan model Miles, Huberman, dan
Saldana yang meliputi pengumpulan data, kondensasi data,
viii
penyajian data dan kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah (1) Strategi penerapan
kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan, a) mengadakan
kegiatan workshop in house training, b) mengadakan workshop
dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, c) serta
pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), (2)
Faktor pendukungnya meliputi adanya sumber daya manusia
(SDM) serta akses digital yang mendukung dan faktor
penghambatnya ada dari faktor internal berasal dari motivasi,
dan sikap siswa, dan berasal dari fasilitas sekolah, sedangkan
faktor eksternal berasal dari dukungan orang tua. (3) Dampak
untuk para pendidik baik itu kepala sekolah dan guru meliputi
adanya inovasi, interaksi dua arah sehingga akan memunculkan
sikap ma uterus belajar, dan mencari ide-ide kreatif dan dampak
bagi peserta didik menjadi fokus terhadap perolehan mata
pelajaran yang telah diterima dan diminati sehingga
menimbulkan hal yang positif.

ix
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT,


tuhan seluruh alam semesta, karena berkat rahmat, taufik dan
hidayah-Nya serta kekuatannyaNya yang diberikan pada
penulis, sehingga dapat menyelesaikan proses skripsi ini yang
berjudul “Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka di SMA
Negeri 1 Jenangan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Kegurusan Jurusan Manajemen Pendidikan
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.
Selanjutnya, penulis mengharapkan maaf dari semua
kiranya banyak kesalahan dan kekeliruan yang disengaja dalam
proses penyelesaian penulisan skripsi ini. Dalam penulisan
skripsi ini, penulis menyadari banyak mengalami kesulitan dan
hambatan, namun berkat pertolongan Allah SWT, serta bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat
menyelsaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis sampaikan rasa
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Hj. Evi Muafiah, M.Ag., selaku Rektor IAIN Ponorogo.
2. Dr. H. Moh. Munir, Lc.,M.Ag., selaku Dekan Fakultas
Tarbiyah IAIN Ponorogo.
3. Dr. Athok Fuadi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Manajemen
Pendidikan Islam IAIN Ponorogo.
4. Ibu Wilis Werdiningsih, M.Pd.I., selaku pembimbing yang
sangat sabar membimbing, mengarahkan dan memberikan
motivasi kepada peneliti sehingga penelitian skripsi ini dapat
terselesaikan.

x
5. Seluruh jajaran Bapak/Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.
6. Ibu Titik Ruwaidah, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA
Negeri 1 Jenangan yang telah membantu sehingga penelitian
skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Ibu Farida Kristianawati, S.Pd., selaku wakil kepala sekolah
bidang kurikulumn SMA Negeri 1 Jenangan.
8. Ibu Rensyan Prisilia, S.Pd., selaku guru bahasa Indonesia
SMA Negeri 1 Jenangan.
9. Untuk keluarga besar MPI 2019, terkhusus teman-teman
MPI C yang telah memberikan banyak dukungan dan telah
berjuang bersama dalam perkuliahan.
10. Semua pihak yang telah membantu baik dalam materi
maupun non materi sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini.

Semoga bantuan, dorongan, serta semangat yang telah


mereka berikan dapat menjadi amal shaleh dan diterima oleh
Allah SWT sebagai bekal di akhirat dan mendapat pahala dari
Allah SWT. Aamiin ya robbal’alamin, penulis mengharapkan
saran dan kritikan yang bersifat konstruktif untuk
menyempurnakan skripsi ini dan semoga hasil penelitian ini
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Ponorogo, 12 Mei 2023
Peneliti

Lala Cofsrulnada Cafsoh


NIM. 206190096

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................... i


HALAMAN JUDUL .......................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................... iv
LEMBAR KEASLIAN TULISAN ................................... v
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................ vi
MOTO ................................................................................. vii
ABSTRAK .......................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................ x
DAFTAR ISI....................................................................... xii
DAFTAR TABEL...................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................. xvii
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................... xviii
BAB I : PENDAHULUAN ..................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................. 1
B. Fokus Penelitian.............................................. 7
C. Rumusan Masalah ........................................... 7
D. Tujuan Penelitian ............................................ 8
E. Manfaat Penelitian .......................................... 8
F. Sistematika pembahasan ................................. 9
BAB II : KAJIAN PUSTAKA ..................................... 11
A. Kajian Teori .............................................. 11
1. Kurikulum Merdeka ............................ 11
a. Pengertian Kurikulum Merdeka .... 11
b. Pedoman Pelaksanaan Kurikulum
Merdeka ........................................ 18
c. Perencanaan Pembelajaran dalam
Kurikulum Merdeka ...................... 21
xii
d. Penilaian (assesment) dalam
Implementasi Kurikulum Merdeka 28
e. Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila ....................................... 36
2. Implementasi Kurikulum Merdeka ..... 43
a. Pengertian Implementasi Kurikulum
Merdeka ........................................ 43
b. Tahapan Implementasi Kurikulum
Merdeka ........................................ 44
c. Kesiapan Implementasi Kurikulum
Merdeka ........................................ 47
3. Strategi Implementasi Kurikulum
Merdeka ............................................... 58
a. Strategi Implementasi Kurikulum
Mereka .......................................... 58
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kurikulum Merdeka ...................... 63
c. Dampak Implementasi Kurikulum
Merdeka ........................................ 71
B. Kajian Peneliti Terdahulu ......................... 73
C. Kerangka Pikir .......................................... 81

BAB III : METODE PENELITIAN ................................ 83


A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................. 83
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................... 83
C. Data dan Sumber Data ................................ 85
D. Teknik Pengumpulan Data .......................... 86
E. Teknik Analisis Data ................................... 90
F. Pengecekan Keabsahan Penelitian .............. 92
G. Tahap Penelitian .......................................... 94
xiii
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN ........................................... 95
A. Gambaran Umum Latar Penelitian ........... 95
1. Sejarah SMA Negeri 1 Jenangan ....... 95
2. Profil SMA Negeri 1 Jenangan .......... 97
3. Letak Geografis SMA Negeri 1
Jenangan ........................................... 98
4. Visi, Misi, Tujuan SMA Negeri 1
Jenangan ............................................ 98
5. Struktur Organisasi SMA Negeri 1
Jenangan ............................................ 100
6. Sumber Daya Manusia (Tenaga
Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan
Siswa) SMA Negeri 1 Jenangan ........ 101
7. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1
Jenangan ............................................ 105
8. Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Jenangan ............................................ 106
B. Deskripsi Data ........................................ 107
1. Strategi Penerapan Kurikulum
Merdeka di SMA Negeri Jenangan .. 107
2. Faktor Pendukung dan Penghambat
Penerapan Kurikulum Merdeka di
SMA Negeri 1 Jenangan .................... 122
3. Dampak Penerapan Kurikulum
Merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan 130
C. Pembahasan ................................................ 134
1. Strategi Penerapan Kurikulum
Merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan 134
xiv
2. Faktor Pendukung dan Penghambat
Penerapan Kurikulum Merdeka di
SMA Negeri 1 Jenangan .................... 140
3. Dampak Penerapan Kurikulum
Merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan 143
BAB V: PENUTUP....................................................... 146
A. Simpulan .................................................. 146
B. Saran ......................................................... 148
DAFTAR PUSTAKA ................................................... 149
LAMPIRAN .................................................................. 130
Lampiran 1. Bukti Dokumen Kepmendikbud
ristek Nomor 56/M/2022 ................................ 166
Lampiran 2. Transkip Wawancara, Observasi
dan Dokumentasi ....................... 134
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian ................... 234
Lampiran 4. Surat Telah Melakukan
Penelitian ................................... 235
Lampiran 5. Pernyataan Keaslian Tulisan ...... 236
Lampiran 6. Daftar Riwayat Hidup ................ 237

xv
DAFTAR TABEL

Lampiran Halaman
Tabel 2.2 Persamaan dan Perbedaan Kajian Terdahulu .. 77
Tabel 4.3 Tenaga Pendidik SMA Negeri 1 Jenangan ..... 102
Tabel 4.4 Tenaga Kependidikan SMA Negeri 1
Jenangan ......................................................... 103
Tabel 4.5 Siswa SMA Negeri 1 Jenangan ....................... 104
Tabel 4.6 Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1
Jenangan ......................................................... 105

xvi
DAFTAR GAMBAR

Lampiran Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir.................................. 82
Gambar 4.2 Struktur Organisasi SMA Negeri 1
Jenangan ....................................................... 101

xvii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Sistem transliterasi Arab-Indonesia yang dijadikan
pedoman dalam penulisan skripsi ini adalah sistem institute of
Islamic studies, McGill University, yaitu sebagai berikut:2
‫ء‬ = ‘ ‫ز‬ = Z ‫= ق‬ Q
‫ب‬ = B ‫س‬ = S ‫ك‬ = k
‫ت‬ = T ‫ش‬ = Sh ‫ل‬ = l
‫ث‬ = T ‫ص‬ = s<} ‫م‬ = m
h
‫ج‬ = J ‫ض‬ = d} ‫ن‬ = n
‫ح‬ = H ‫ط‬ = t} ‫و‬ = w
‫خ‬ = K ‫ظ‬ = z} ٥ = h
h
‫د‬ = D ‫ع‬ = ، ‫ي‬ = y
‫ذ‬ = D ‫غ‬ = Gh
h
‫ر‬ = R ‫ف‬ = F
Ta’ marbūt}atidak ditampakkan kecuali dalam susunanidāfa,
huruf tersebut ditulis t. Misalnya : ‫ = فطا نة‬fat}āna ; ‫= فطا نةالنبي‬
fat}ānat al-nab̄i
Diftong dan Konsonan Rangkap
‫او‬ = Aw ‫او‬ = ū

2
IAIN Ponorogo, Pedoman Penulisan Skripsi (Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan, 2022), 138.

xviii
‫أي‬ = Ay ‫أي‬ = ī
Konsonan rangkap ditulis rangkap,kecuali huruf waw yang
didahului d}amma dan huruf yāyang didahului kasra seperti
tersebut dalam tabel.
Bacaan panjang
١ = ā ‫ي‬١ = ī ‫و‬١ = ū
Kata sandang
‫ل‬١ = al- ‫لش‬١ = al- sh ‫ل‬١‫ = و‬Wa’l-

0
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) Indonesia didukung oleh pemerintah sepenuhnya. Hal
ini dapat diketahui berdasarkan rumusan tujuan Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang mengutamakan
pencapaian dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan mempertebal rasa cinta tanah air,
meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan
sosial, dan sikap saling menghargai jasa para pahlawan serta
berkeinginan untuk maju. Hal tersebut menjadi sebuah
motivasi untuk terus mencapai cita-cita dan mencerdakan
kehidupan bangsa.3
Pendidikan nasional, di Indonesia telah melaksanakan
beberapa kurikulum sejak kemerdekaan Indonesia tahun
1945. Kurikulum tersebut telah berulang kali mengalami
perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975,
1984, 1994, dan 2004, 2006, Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Kurikulum 2013 (K-13), serta kurikulum terbaru
yaitu kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka mulai

3
AM Sudirman, "Posisi Strategi Dan Model Pembelajaran Sejarah
Berbasis Kompetensi", Jurnal IKIP Negeri Singaraja, Vol. 1, No. 2 (2004),
10–15.
1
2

diimplementasikan pada tahun ajaran 2022/2023. 4 Adanya


kurikulum disusun oleh satuan pendidikan yang
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum merdeka
memberikan kebebasan kepada sekolah dengan tetap
mengacu pada standar pendidikan nasional untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional
pendidikan sendiri terdiri atas standar isi, proses, kompetensi
lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pembiayaan dan penilaian pendidikan.
Menurut Kemendikbudristek, kurikulum merdeka
merupakan kurikulum pembelajaran intrakurikuler yang
beragam di mana guru memiliki keleluasaan untuk memilih
berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta
didik. Adapun tujuan dari kurikulum merdeka adalah untuk
mengembangkan potensi dan kompetensi peserta didik salah
satunya proses pembelajaran dengan membuat proyek. 5
Kurikulum merdeka ini tergolong masih baru dan
pemberlakuan melalui Kemendikbudristek nomor
262/M/2022 tentang perubahan atas keputusan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Pada bulan
Juni 2022 dikeluarkan Kepmendikbudristek nomor
56/M/2022 tentang pedoman penerapan kurikulum merdeka

4
M Ritonga, "Politics and Policy Dynamics of Changing the
Education Curriculum in Indonesia until the Reformation Period", Jurnal
Bina Gogik, Vol. 5, No. 4 (2018), 1–15.
5
Ristek dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
"Buku Saku Tanya Jawab Kurikulum Merdeka", Jurnal IKIP, Vol. 1, No. 1
(2022), 10–12.
3

dalam rangka pemulihan pembelajaran pada pendidikan anak


usia dini, jenjang pendidikan dasar, dan jenjang menengah.
Yang memuat struktur kurikulum merdeka, aturan terkait
pembelajaran dan asesmen, projek penguatan profil pelajar
pancasila, serta beban guru.6 Akan tetapi kurikulum merdeka
ini masih menggunakan peraturan lama Permendikbud
Nomor 37 tahun 2018 tentang perubahan atas Permendikbud
Nomor 24 tahun 2006 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.7
Awalnya kurikulum merdeka dirancang untuk
membantu pemulihan krisis pembelajaran akibad COVID-
19. Di era seperti sekarang ini penggunaan teknologi menjadi
salah satu dasar dikembangkannya kurikulum merdeka. Oleh
karena itu program merdeka belajar yang dirancang oleh
Mendikbudristek Nadiem Makarim berupaya memahami dan
berfokus pada materi yang esensial serta pengembangan
kompetensi peserta didik pada fasenya sehingga peserta didik
dapat mengikuti pembelajaran lebih relevan dan interaktif
melalui kegiatan projek yang memberikan peluang lebih luas
pada peserta didik untuk aktif mengeksplorasi isu-isu aktual
seperti isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk
mendukung pengembangan karakter dan kompetensi profil
pelajar pancasila. 8 Tujuannya untuk memperkuat

6
Ristek dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Nomor 56/M/2022, 1.
7
Permendikbud, Nomor 37 Tahun 2018, 1.
8
M Marisa, "Inovasi Kurikulum “Merdeka Belajar” Di Era Society
5.0", Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora, Vol. 5, No. 2 (2021), 66–
78.
4

kemampuan literasi peserta didik serta pengetahuannya pada


tiap mata pelajaran. Fase atau tingkat perkembangan itu
sendiri berarti capaian pembelajaran yang harus dicapai, dan
disesuaikan dengan karakteristik, serta potensi serta
kebutuhan peserta didik.9
Kurikulum Merdeka mengusung konsep “Merdeka
Belajar” yang berbeda dengan kurikulum 2013 (K-13) yang
menitikberatkan pada fenomena di lingkungan sekitarnya
seperti fenomena alam, sosial, seni dan budaya melalui
kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengkomunikasikan sehingga mereka lebih kreatif, inovatif,
produktif dan siap menghadapi persoalan serta lebih berfokus
pada jurusan yang dipilih oleh peserta didik. 10 Sedangkan
kurikulum merdeka adalah kurikulum yang lebih mudah serta
fokusnya kepada materi yang bersifat esensial dan
pengembangangan kepada karakter siswa. Adapun sifat
ataupun tujuan dari kurikulum ini untuk mendukung
penyembuhan dalam pembelajaran. Karakteristik dari
kurikulum merdeka ini ialah 1) kagiatan belajar yang berbasis
projek untuk mengembangkan soft skills dan sifat sesuai
dengan profil belajar Pancasila. 2) berfokus pada materi
yang bersifat esensial sehingga para siswa banyak
mempunyai waktu dalam pembelajaran khususnya numerasi
dan literasi. 3) membuat pembelajaran lebih fleksibel bagi
pengajar untuk melaksanakan kegiatan belajar yang
berdiferensiasi sesuai dengan kesanggupan siswa serta

9
Sherly, et.al, "Merdeka Belajar:Kajian Literatur", UrbaGreen
Conference Proceeding Library, Vol. 1, No. 1 (2020), 22.
10
R Anwar, "Hal-Hal Yang Mendasari Penerapan Kurikulum
2013", Humaniora, Vol. 5, No. 1 (2014), 2987.
5

melaksanakan suatu penyesuaian pada konteks dan muatan


lokal.
Profil pelajar pancasila yang ada di kurikulum merdeka
berguna untuk mengembangkan karakter dan kemampuan
peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran. Sehingga
pendidikan karakter mempunyai peranan penting untuk
mengembangakan potensi yang ada pada peserta didik dan
menjadi masyarakat Indonesia yang berbudi luhur. Program
profil pelajar pancasila sebagai pendidikan karakter di
kurikulum merdeka adalah sebuah inovasi untuk menguatkan
suatu pendidikan karakter pada kurikulum sebelumnya. 11
Penyusunan perangkat pembelajaran dalam program
merdeka belajar dilakukan dengan tujuan untuk
menghasilkan produk perangkat pembelajaran yang baik,
sesuai dengan langkah-langkah pada model pengembangan.12
Penyusunan perangkat pembelajaran merupakan bagian dari
perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
dirancang dalam bentuk Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan
Pembelajaran (TP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dan
modul ajar seperti silabus yang mengacu pada standar isi.
Perangkat pembelajaran berfungsi sebagai rambu-rambu bagi
guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelas. Secara
spesifik, fungsi perangkat yakni sebagai pedoman
pembelajaran bagi guru, sebagai tolak ukur kebehasilan

11
P Rosmana, "Kebebasan Dalam Kurikulum Prototype", Jurnal
As-Sabiqun, Vol. 4, No. 2 (2022), 115–131.
12
H. S Erminda, "Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis
Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Di SMP Negeri 6 Medan", Jurnal Inspiratif, Vol. 5, No. 2
(2019), 12–36.
6

pembelajaran di kelas, sebagai media untuk meningkatkan


profesionalisme guru, serta sebagai alat untuk memudahkan
guru dalam memfasilitasi pembelajaran.13
Berdasarkan observasi pada tanggal 17 Januari 2023,
bahwa seluruh guru yang mengajar kelas X di SMA Negeri 1
Jenangan sudah memahami tentang konsep kurikulum
merdeka dengan baik. Hal tersebut tidak terlepas dari
kemampuan sekolah dalam menerapkan strategi
implementasi kurikulum merdeka. Strategi tersebut
diantaranya melaksanakan secara rutin pendampingan yang
dikemas dalam kegiatan workshop yaitu meliputi kelompok
kerja guru, dan pendampingan guru mata pelajaran. SMA
Negeri 1 Jenangan salah satu sekolah yang mempunyai
strategi khusus yaitu menggunakan strategi dalam
pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, strategi yang
berkaitan dengan perangkat pembelajaran yang baru yang
berbeda dengan K-13 mulai dari perencanaan pembelajaran
kurikulum merdeka dirancang dalam bentuk capaian
pembelajaran (CP), tujuan pembelajaran (TP), alur tujuan
pembelajaran (ATP) dan modul ajar, serta strategi dalam
pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
yang dilaksanakan oleh peserta didik SMA Negeri 1
Jenangan sudah lancar dan sudah bisa menyesuaikan dengan
kurikulum merdeka. Kegiatan P5 itu sendiri seperti kegiatan
pagelaran seni dengan tema Bhineka Tunggal Ika yang
dilaksanakan oleh semua peserta didik kelas X SMA Negeri

13
Susanti, et.al, "Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Bagi Guru SMK Program Keahlian Akuntansi Di Bangkalan", Jurnal
Pemberdayaan Masyarakat Madani, Vol. 6, No. 3 (2019), 244–261.
7

1 Jenangan dan kegiatan kewirausahaan seperti membuat


produk lokal yang memiliki daya jual yang berguna untuk
mengembangkan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
(P5).14
Dari latar belakang yang dipaparkan di atas maka
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam
penerapan kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan.
Dari hal tersebut peneliti ingin melihat pelaksanaan di
lapangan terhadap penerapan kurikulum merdeka, maka
peneliti mengajukan judul: “Analisis Implementasi
Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan.”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah peneliti
paparkan di atas, Maka fokus penelitian dalam penelitian ini
yaitu pada: bagaimana strategi penerapan kurikulum merdeka
di SMA Negeri 1 Jenangan, apa saja faktor pendukung dan
penghambat penerapan kurikulum merdeka di SMA Negeri 1
Jenangan, bagaimana dampak penerapan kurikulum merdeka
di SMA Negeri 1 Jenangan.
C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi penerapan kurikulum merdeka di


SMA Negeri 1 Jenangan?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat penerapan
kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan?
3. Bagaimana dampak penerapan kurikulum merdeka di

14
Lihat Transkrip Observasi Nomor: 01/O/17-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
8

SMA Negeri 1 Jenangan?


D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan strategi penerapan


kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor pendukung
dan penghambat penerapan kurikulum merdeka di SMA
Negeri 1 Jenangan.
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan dampak penerapan
kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian di harapkan dapat memberikan manfaat, baik
secara teoritis maupun praktis:
1. Secara Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu


pijakan research theory (teori penelitian) tentang
penerapan Kurikulum Merdeka dalam meningkatkan
mutu pendidikan disekolah, serta pengembangan ilmu
pengetahuan dan juga menjadi acuan tentang kemajuan
sistem atau komponen pendidikan.

2. Secara Praktis

a) Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna


sebagai acuan lembaga pendidikan untuk menerapkan
program kurikulum merdeka dari tahun ke tahun agar
9

semakin meningkat dan berkembang, serta manfaat


yang dapat diperoleh sekolah dapat mensosialisasikan
kurikulum merdeka, menjadikan referensi dan
informasi serta masukan kepada pihak-pihak yang
terkait untuk meningkatkan prestasi belajar peserta
didik, terutama bagi SMA Negeri 1 Jenangan.
b) Bagi Peserta Didik

Peserta didik akan terlatih kesiapannya dalam


proses belajar mandiri dan akan terbiasa untuk
menerapkan pola pikir kristis melalui pembelajaran
berbasis proyek dengan melibatkan profil pelajar
pancasila. Penerapan kurikulum merdeka diharapkan
berdampak pada terciptanya generasi adaptif yang
mampu bertahan menghadapi perubahan zaman
dengan ‘kekuatan’ mereka sendiri untuk semangat
belajar mencapai tujuan yang diinginkan dan dapat
diimplementasikan dalam kehidupan.
c) Bagi Para Peneliti dan Masyarakat

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dpat


menjadi referensi tambahan secara teoritis dan
aplikatif bagi para peneliti maupun masyarakat pada
umumnya dalam mengembangkan penelitiannya
terkait program kurikulum merdeka.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini dan agar


10

dapat dicerna secara runtut, maka diperlukan sebuah


sistematika pembahasan. Dalam penelitian ini, peneliti
mengelompokkan menjadi tiga bab yang masing- masing bab
terdiri dari sub bab yang saling berkaitan satu sama lain.
Sistematika pembahasan proposal skripsi hasil penelitian ini
sebagai berikut:
BAB I, Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang latar
belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, sistematika pembahasan.
BAB II, Kajian Pustaka. Menjelaskan tentang kajian
teori, kajian peneliti terdahulu, dan kerangka pikir untuk
menganalisis masalah penelitian yang selaras dengan
permasalahan yang diterangkan dalam bab sebelumnya.
BAB III, Metode Penelitian. Dalam bab ini berisi tentang
jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, data dan sumber
data, prosedur pengumpulan data, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data, pengecekan keabsahan penelitian, serta
tahap penelitian.
BAB IV, Gambaran Umum Latar Penelitian. Deskripsi
data dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V, Penutup. Pada bab ini rangkaian dari semua
pembahasan dari Bab I sampai dengan Bab IV dimaksudkan
untuk mempermudah pembaca dalam memahami intisari dari
penelitian ini yang berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Kurikulum Merdeka
a. Pengertian Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka merupakan gagasan dalam
transformasi pendidikan Indonesia untuk mencetak
generasi masa depan yang unggul. Hal tersebut
sejalan dengan apa yang diutarakan oleh Saleh
bahwa merdeka belajar merupakan program untuk
menggali potensi para pendidik dan peserta didik
dalam berinovasi meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas. Kurikulum Merdeka ini
diimplementasikan di beberapa sekolah penggerak
dari hasil seleksi sebelumnya. Kemudian untuk
saat ini, kurikulum merdeka dikembangkan untuk
diterapkan di semua sekolah sesuai dengan
kesiapan dan kondisi sekolahnya masing-
masing. 15 Kurikulum merdeka akan memberikan
kebebasan pada lembaga pendidikan, guru diberi
kebebasan memilih perangkat pembelajaran dan
peserta didik diberikan kebebasan untuk memilih
bidang yang mereka sukai.16
Pendidikan pada masa mendatang memiliki
tren untuk melakukan pembelajaran yang berbeda

15
Meylan Saleh, "Merdeka Belajar Di Tengah Pandemi Covid-19",
Prosiding Seminar Nasional Hardiknas, Vol. 1, No. 2 (2020), 51–56.
16
Sherly S, "Merdeka Belajar: Kajian Literatur", Urban Green
Conference Proceeding Library,Vol. 4, No. 4 (2021), 84.
11
12

dengan sekarang. Pembelajaran yang saat ini


menjadikan ruang kelas sebagai sarana belajar.
Nantinya, pendidikan diharapkan mampu
dilakukan di luar ruang kelas agar terealisasi
kurikulum merdeka. Pendidikan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya dengan berorientasi
mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain sistem
belajar mengajar yang dirubah, kurikulum
merdeka juga menekankan kepada karakter peserta
didik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan metode
mendidik dari guru yang mampu berkomunikasi
dengan baik melalui proses belajar mengajar yang
dilakukan.
Proses belajar mengajar tersebut dilakukan
dengan diskusi yang menjadikan psikologis dari
peserta didik menjadi baik, serta menghilangkan
rasa takut mereka. Meskipun diatur sedemikian
rupa, kompetensi ini dalam kurikulum merdeka
tidak boleh dikesampingkan. Oleh karena itu,
kurikulum tersebut berkaitan erat dengan
bagaimana seorang pendidik mampu
menyampaikan materi pelajaran dengan
mengaitkan pada pembentukan karakter peserta
didik.17
Kurikulum tersebut tentu tidak mudah untuk
dilaksanakan, terdapat banyak penyesuaian yang

17
Mauizdati N, "Kebijakan Merdeka Belajar Dalam Perspektif
Sekolahnya Manusia Dari Munif Chatib", Jurnal Review Pendidikan Dan
Pengajaran (JRPP), Vol. 3, No. 2 (2020), 316.
13

harus dilakukan dalam pelaksanaannya.


Kurikulum merdeka ditujukan untuk proses
pembelajaran secara alami guna mencapai
pembelajaran. Untuk mencapai hal tersebut,
diperlukan belajar merdeka terlebih dahulu karena
bisa jadi masih ada hal-hal yang membelenggu rasa
kemerdekaan, rasa belum merdeka, dan ruang
gerak yang sempit untuk merdeka.
Kemendikburistek membentuk kurikulum baru
yang awalnya kurikulum 2013 menjadi kurikulum
merdeka. Kurikulum merdeka hadir untuk
menyempurnakan implementasi kurikulum 2013.
Hal ini didukung dengan hasil penelitian Wahyuni
bahwa guru mengalami kesulitan dalam
implementasi kurikulum 2013 dalam hal
penyusunan RPP, implementasi pembelajaran
saintifik, dan penilaian pembelajaran.18 Kemudian
hasil kajian dari Maladerita, et.al yang
menjelaskan bahwa dalam penerapan kurikulum
2013 terlalu rumit dalam hal
19
penerapan. Selanjutnya dikuatkan oleh penelitian
dari Krissandi dan Rusmawan bahwa penerapan
Kurikulum 2013 terkendala dari pemerintah,
instansi sekolah, guru, dan orang tua siswa, serta
siswa sendiri. Karena hal tersebut, maka

18
Wahyuni, "JMSP (Jurnal Manajemen Dan Supervisi
Pendidikan)", Jurnal Manajemen Dan Supervisi Pendidikan, Vol. 3, No. 2
(2019), 30–37.
19
Maladerita, "Peran Guru Dalam Menerapkan Kurikulum 2013 Di
Sekolah Dasar", Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 1, No. 3 (2019), 71–76.
14

pemerintah membuat terobosan dengan adanya


kurikulum merdeka.20 Seperti hasil penelitian dari
Nyoman, bahwa pemahaman guru dalam
penerapan kurikulum merdeka masih dalam
kategori cukup, dan perlu adanya
pengembangan.21
Jika melihat dari kebijakan yang akan di ambil
para pemangku kebijakan, nantinya sebelum
kurikulum nasional dievaluasi tahun 2024, satuan
pendidikan diberikan beberapa pilihan kurikulum
untuk diterapkan di sekolah. Kurikulum Merdeka
diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan
pendidikan untuk melakukan pemulihan
pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan
kurikulum nasional akan dikaji ulang pada 2024
berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan
pembelajaran.
Kurikulum merdeka akan diberlakukan secara
terbatas dan bertahap melalui program sekolah
penggerak dan pada akhirnya akan diterapkan pada
setiap satuan pendidikan yang ada di Indonesia.
Sebelum diterapkan pada setiap satuan pendidikan,
berikut merupakan 7 (tujuh) hal baru yang ada

20
Krissandi dan Rusmawan, "Kendala Guru Sekolah Dasar Dalam
Implementasi Kurikulum 2013", Jurnal Cakrawala Pendidikan, Vol. 3, No.
2 (2019), 57–67.
21
I Nyoman, "Pemahaman Guru Sekolah Dasar Terhadap
Kebijakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Merdeka Belajar", Jurnal
Seminar Nasional Riset Inovatif, Vol. 5, No. 2 (2022), 3–7.
15

dalam kurikulum merdeka, yaitu:22


1) Struktur Kurikulum, Profil Pelajar Pancasila
(PPP) menjadi acuan dalam pengembangan
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar
Penilaian, atau Struktur Kurikulum, Capaian
Pembelajaran (CP), Prinsip Pembelajaran, dan
Asesmen Pembelajaran. Secara umum Struktur
Kurikulum Merdeka terdiri dari kegiatan
intrakurikuler berupa pembelajaran tatap muka
bersama guru dan kegiatan projek. Selain itu,
setiap sekolah juga diberikan keleluasaan untuk
mengembangkan program kerja tambahan yang
dapat mengembangkan kompetensi peserta
didiknya dan program tersebut dapat
disesuaikan dengan visi misi dan sumber daya
yang tersedia di sekolah tersebut.
2) Jika pada KTSP 2013 kita mengenal istilah KI
dan KD yaitu kompetensi yang harus dicapai
oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran,
maka pada Kurikulum Paradigma Baru kita
akan berkenalan dengan istilah baru yaitu
Capaian Pembelajaran (CP) yang merupakan
rangkaian pengetahuan, keterampilan, dan
sikap sebagai satu kesatuan proses yang
berkelanjutan sehingga membangun
kompetensi yang utuh. Oleh karena itu setiap

22
Ujang Cepi Barlian, "Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan", Journal of Educationaland Language
Research, Vol. 7, No. 7 (2022), 5–7.
16

asesmen pembelajaran yang akan


dikembangkan oleh guru haruslah mengacu
pada capaian pembelajaran yang telah
ditetapkan.
3) Pelaksanaan proses pembelajaran dengan
pendekatan tematik yang selama ini hanya
dilakukan pada jenjang SD saja, pada
kurikulum baru diperbolehkan untuk dilakukan
pada jenjang pendidikan lainnya. Dengan
demikian pada jenjang SD kelas IV, V, dan VI
tidak harus menggunakan pendekatan tematik
dalam pembelajaran, atau dengan kata lain
sekolah dapat menyelenggarakan pembelajaran
berbasis mata pelajaran.
4) Kurikulum Merdeka tidak menetapkan jumlah
jam pelajaran perminggu seperti yang selama
ini berlaku pada KTSP 2013, akan tetapi
jumlah jam pelajaran pada Kurikulum Merdeka
ditetapkan pertahun. Sehingga setiap sekolah
memiliki kemudahan untuk mengatur
pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.
5) Sekolah diberikan keleluasaan untuk
menerapakan model pembelajaran kolaboratif
antar mata pelajaran serta membuat asesmen
lintas mata pelajaran, misalnya berupa asesmen
sumatif dalam bentuk projek atau penilaian
berbasis projek. Pada Kurikulum Paradigma
Baru siswa SD paling sedikit dapat melakukan
dua kali penilaian projek dalam satu tahun
17

pelajaran. Sedangkan siswa SMP, SMA/SMK


setidaknya dapat melaksanakan tiga kali
penilaian projek dalam satu tahun pelajaran. Hal
ini bertujuan sebagai penguatan Profil Pelajar
Pancasila.
6) Untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) yang pada KTSP 2013
dihilangkan maka pada Kurikulum Paradigma
Baru mata pelajaran ini akan dikembalikan
dengan nama baru yaitu Informatika dan akan
diajarkan mulai dari jenjang SMP. Bagi sekolah
yang belum memiliki sumber daya/guru
Informatika maka tidak perlu khawatir untuk
menerapkan mata pelajaran ini karena mata
pelajaran ini tidak harus diajarkan oleh guru
yang berlatar belakang TIK/Informatika, namun
dapat diajarkan oleh guru umum. Hal ini
disebabkan karena pemerintah melalui
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi telah mempersiapkan buku
pembelajaran Informatika yang sangat mudah
digunakan dan dipahami oleh pendidik dan
peserta didik.
7) Untuk mata pelajaran IPA dan IPS pada jenjang
Sekolah Dasar Kelas IV, V, dan VI yang selama
ini berdiri sendiri, dalam Kurikulum Merdeka
kedua mata pelajaran ini akan diajarkan secara
bersamaan dengan nama Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Sosial (IPAS). Hal ini
18

bertujuan agar peserta didik lebih siap dalam


mengikuti pembelajaran IPA dan IPS yang
terpisah pada jenjang SMP. Sedangkan pada
jenjang SMA peminatan atau penjurusan IPA,
IPS, dan Bahasa akan kembali dilaksanakan
pada kelas XI dan XII.
b. Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Merdeka
Sistem kurikulum merdeka merupakan sistem
pendidikan yang lebih relevan dan interaktif
dimana pembelajaran melalui kegiatan projek akan
memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta
didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu
aktual, misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan
lainnya untuk mendukung pengembangan karakter
dan kompetensi profil pelajar pancasila.23 Nadiem
Makarim, melakukan perubahan terhadap
kurikulum 2013 dan menetapkan kurikulum
merdeka belajar sebagai wujud penyempurnaan
dari kurikulum 2013 itu sendri. 24 Kurikulum
merdeka belajar diterapkan untuk memulihkan
pendidikan Indonesia yang sempat
mengkhawatirkan dan berada dalam keadaan
darurat pendidikan pada masa Covid-19 dari tahun
2019 hingga 2020 lalu. Implementasi kurikulum
merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan

23
Alhamuddin, "Sejarah Kurikulum Merdeka Di Indonesia", Jurnal
Nur El-Islam, Vol. 1, No. 2 (2014), 48–58.
24
A Rahmadayanti, D., & Hartoyo, "Potret Kurikulum Merdeka,
Wujud Merdeka Belajar Di Sekolah Dasar", Jurnal Basicedu, Vol. 6, No. 2
(2022), 7174–7187.
19

berdasarkan kebijakan sebagai berikut:25


1) Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022 tentang
standar kompetensi lulusan pada pendidikan
anak usia dini, jenjang pendidikan dasar, dan
jenjang menengah. Standar kompetensi lulusan
merupakan kriteria minimal tentang kesatuan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
menunjukkan capaian kemampuan peserta
didik dari hasil pembelajarannya pada akhir
jenjang pendidikan. Standar kompetensi lulusan
menjadi acuan untuk kurikulum 2013,
kurikulum darurat dan kurikulum merdeka.
2) Permendikbutristek No. 7 Tahun 2022 tentang
standar isi pada pendidikan anak usia dini,
jenjang pendidikan dasar, dan jenjang
menengah. Standar isi dikembangkan melalui
perumusan ruang lingkup materi yang sesuai
dengan kompetensi lulusan. Ruang lingkup
materi merupakan bahan kajian dalam muatan
pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan:
1) muatan wajib sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; 2) konsep
keilmuan; dan 3) jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan. Standar isi menjadi acuan untuk
kurikulum 2013, kurikulum darurat dan
kurikulum Merdeka.

25
Ristek dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
"Kebijakan Pemerintah Terkait Kurikulum Merdeka", Merdeka Mengajar,
Vol. 1, No. 2 (2022). 2.
20

3) Permendikbutristek No. 262/M/2022 tentang


perubahan atas keputusan Kemendikbudristek
Nomor 56/M/2022 tentang pedoman penerapan
kurikulum dalam rangka pemulihan
pembelajaran pada pendidikan anak usia dini,
jenjang pendidikan dasar, dan jenjang
menengah. Memuat struktur Kurikulum
Merdeka, aturan terkait pembelajaran dan
asesmen, Projek Penguatan Profil Pelajar
Peancasila, serta beban kerja guru.
4) Keputusan Kepala Badan BSKAP
No.008/H/KR/2022 tahun 2022 tentang capaian
pembelajaran pada pendidikan anak usia dini,
jenjang pendidikan dasar, dan jenjang
pendidikan menengah pada kuikulum merdeka.
Memuat Capaian Pembelajaran untuk semua
jenjang dan mata pelajaran dalam struktur
Kurikulum Merdeka.
5) Keputusan Kepala BSKAP No.
009/H/KR/2022 Tahun 2022 tentang dimensi,
elemen, dan sub elemen profil pelajar
pancasila pada kurikulum merdeka. Memuat
penjelasan dan tahap-tahap perkembangan
profil pelajar Pancasila yang dapat digunakan
terutama untuk projek penguatan pelajar
Pancasila.
6) Surat Edaran No.0574/H.H3/SK.02.01/2023
tentang pendaftaran implementasi kurikulum
merdeka secara mandiri tahun ajaran
21

2023/2024.
c. Perencanaan Pembelajaran dalam Kurikulum
Merdeka
Perencanaan pembelajaran merupakan
langkah-langkah kearah tujuan yang di dalamnya
tercakup unsur-unsur tujuan mengajar yang
diharapkan, materi atau bahan pelajaran yang akan
diberikan, strategi atau metode mengajar yang
akan diterapkan dan prosedur esvaluasi yang
dilakukan untuk menilai hasil belajar peserta
didik. 26 Najelaa Shihab, menambahkan bahwa
penting menetapkan komitmen pada tujuan ketika
merencanakan pembelajaran karena tujuan
pendidikan yang ideal mestinya tujuan perjalanan
yang memastikan bahwa seseorang terus
berkompetisi dengan dirinya sendiri karena hanya
pada saat itu komitmen bisa dilatih dan terjadi.27
Berikut ini merupakan perencanaan pembelajaran
dalam kurikulum merdeka, yaitu:
1) Capaian Pembelajaran (CP)
Capaian pembelajaran berdasarkan
kurikulum merdeka merupakan bentuk
pembaharuan dari Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD), dimana capaian
pembelajaran diukur berdasarkan fase
perkembangan peserta didik sedangkan KI-KD

26
Basyiruddin Nurdin, Syafrudin dan Usman, Guru Profesional
Dan Implementasi Kurikulum (Jakarta: Ciputat Press, 2002), 15.
27
Najelaa Shihab dan Komunitas Guru Belajar, Merdeka Belajar di
Ruang Kelas (Tangerang Selatan: Literasi, 2020), 161.
22

diukur per tahun sesuai tingkatan kelas peserta


didik. Capaian pembelajaran ini disusun
menggunakan pendekatan konstruktivistik yang
percaya bahwa pembelajaran perlu melibatkan
anak dalam proses interaksi secara aktif dengan
lingkungannya, dimana proses interaksi ini
dipandu oleh guru melalui serangkaian
stimulasi.28
Capaian pembelajaran pada jenjang SMA
ini dideskripsikan dengan lebih mendetail dari
pada jenjang dan fase sebelumnya. Sekolah CP
ini menuntut agar siswa dengan usia mental fase
ini lebih diarahkan untuk mencapai suatu makna
yang dikehendaki oleh pemerintah melalui
Badan standar kurikulum. CP pada sekolah
menengah atas (SMA) yaitu fase E untuk kelas
X dimana peserta didik dituntut untuk bisa
mengenali potensi serta bakatnya sebelum
masuk ke tingkat kelas yang lebih tinggi. Hal
tersebut ditunjukkan dengan kewajiban setiap
peserta didik untuk memilih minimal satu mata
pelajaran Seni dan Prakarya.29
Capaian pembelajaran pada kurikulum

28
Dan Badan Standar, Kurikulum and others, "Keputusan Kepala
Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 008/H/KR/2022
Tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah", 2022.
29
Syahrul Hamdi, "Kurikulum Merdeka Dalam Perspektif
Pedagogik", Pendidikan, Vol. 7, No. 2 (2022), 12.
23

memang disusun berdasarkan kompleksitas


peserta didik dalam memahami, mencerna,
mengerti dan mengaplikasikan ilmu. Sehingga
pembelajaran per fase ini bertujuan agar
pembelajaran sesuai tingkat kemampuan
peserta didik. Keuntungan dari pembelajaran
per fase juga dirasakan oleh guru. Dalam
melaksanakan pengajaran, guru akan lebih
leluasa untuk mengajar sesuai dengan kondisi
siswa. Dengan target tertinggi siswa mampu
melakukan penghayatan dari kisah yang
dipilihkan guru.30
2) Tujuan Pembelajaran
Pada tahap ini, pendidik mulai untuk
merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran yang dikembangkan ini perlu
dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam
pelajaran, hingga akhirnya pada penghujung
fase mereka dapat mencapai CP. Oleh karena
itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu
mengembangkan beberapa tujuan
31
pembelajaran. Dalam tahap merumuskan
tujuan pembelajaran ini, pendidik belum
mengurutkan tujuan-tujuan tersebut, cukup
merancang tujuan-tujuan belajar yang lebih

30
T Marlina, "Urgensi Dan Implikasi Pelaksanaan Kurikulum
Merdeka Pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah", Prosiding Snpe Fkip
Universitas Muhammadiyah Metro, Vol. 1, No. 1, 70.
31
Utami Maulida, "Pengembangan Modul Ajar Berbasis Kurikulum
Merdeka", Jurnal Tarbawi, Vol. 5, No. 4 (2022), 135.
24

operasional dan konkret saja terlebih dahulu.


Urutan-urutan tujuan pembelajaran akan
disusun pada tahap berikutnya. Dengan
demikian, pendidik dapat melakukan proses
pengembangan rencana pembelajaran langkah
demi langkah.
3) Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Alur Tujuan Pembelajaran atau urutan
pembelajaran adalah komponen utuk menyusun
silabus. ATP diharapkan dapat membantu
satuan pendidikan dan pendidik
mengembangkan langkah-langkah atau alur
pembelajaran berdasarkan Capaian
Pembelajaran yang telah ditetapkan. Setelah
merumuskan tujuan pembelajaran, langkah
berikutnya dalam perencanaan pembelajaran
adalah menyusun alur tujuan pembelajaran. 32
Alur tujuan pembelajaran sebenarnya memiliki
fungsi yang serupa dengan apa yang dikenal
selama ini sebagai “silabus”, yaitu untuk
perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan
asesmen secara garis besar untuk jangka waktu
satu tahun. Oleh karena itu, pendidik dapat
menggunakan alur tujuan pembelajar an saja,
dan alur tujuan pembelajaran ini dapat diperoleh
pendidik dengan: (1) merancang sendiri

32
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Republik Indonesia Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan,
Pembelajaran Dan Asesmen (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2022), 19.
25

berdasarkan CP, (2) mengembangkan dan


memodifikasi contoh yang disediakan, ataupun
(3) menggunakan contoh yang disediakan
pemerintah. Bagi pendidik yang merancang alur
tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah dikembangkan dalam
tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu
alur (sequence) yang berurutan secara
sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase.
Alur tujuan pembelajaran juga perlu disusun
secara satu arah, dan tidak bercabang,
sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dari hari ke hari.
4) Modul Ajar
Modul ajar merupakan perangkat
pembelajaran atau rancangan pembelajaran
yang berlandaskan pada kurikulum yang
diaplikasikan dengan tujuan untuk menggapai
standar kompetensi yang telah ditetapkan. 33
Modul ajar mempunyai peran utama untuk
menopang guru dalam merancang
pembelajaran. Pada penyusunan perangkat yang
berperan penting adalah guru, guru diasah
kemampuan berpikir untuk dapat berinovasi
dalam modul ajar.34 Oleh karena itu membuat

33
N Nurdyansyah, "Pengembangan Bahan Ajar Modul Ilmu
Pengetahuan Alam Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar", Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo, Vol. 1, No. 3 (2018), 131.
34
Nesri, F. D. P., & Kristianto, Y, "Pengembangan Modul Ajar
Berbantuan Teknologi Untuk Mengembangakan Kecakapan Abad 21 Siswa",
26

modul ajar merupakan kompetensi pedagogik


guru yang perlu dikembangkan, hal ini agar
teknik mengajar guru di dalam kelas lebih
efektif, efisien, dan tidak keluar pembahasan
dari indikator pencapaian. Berikut ini yang
diperlukan dalam penyusunan modul ajar,
yaitu:35
1) Melakukan analisis pada peserta didik, guru
dan satuan pendidikan. Pada tahap ini guru
mengidentifikasi masalah yang muncul
dalam pembelajaran, guru dapat
menganalisis kondisi dankebutuhan peserta
didik dalam pembelajaran sehingga modul
ajar yang didesain akurat dengan masalah
yang ada dalam pembelajaran.
2) Melakukan asesmen diagnostik pada peserta
didik mengenai kondisi dankebutuhan dalam
pembelajaran. Pada tahap ini guru
mengidentifkasi kesiapan peserta didik
sebelum belajar. Guru melakukan asesmen
ini secara spesifik untuk mengidentifikasi
kompetensi, kekuatan, dan kelemahan siswa.
3) Melakukan identifikasi profil pelajar
pancasila yang akan dicapai. Pada tahap ini
guru dapat mengidentifikasi kebutuhan
siswa dan beracuan dengan pendidikan

Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Vol. 9, No. 7 (2020), 480–


492.
35
Solehudin, et.al, "Konsep Implementasi Kurikulum Prototype",
Jurnal Basicedu, Vol. 6, No. 4 (2022), 7486–7495.
27

berkarakter. Profil pelajar pancasila


hakikatnya dapat dicapai dengan projek, oleh
karena itu guru harus mampu merancang
alokasi waktu dan dimensi program profil
pelajar pancasila.
4) Mengembangkan modul ajar yang
bersumber dari alur tujuan pembelajaran,
alur tesebut berdasarkan dengan capaian
pembelajaran. Tahapan ini adalah seperti
mengembangkan materi pada rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP)

5) Mendesain jenis, teknik,dan instrumen


asesmen. Pada tahap iniguru dapat
menentukan instrumen yang dapat
digunakan untuk asesmen yang beracuan
pada asesmen kompetensi minimum, survei
karakter, dan survei lingkungan belajar.
6) Komponen esensial dapat dikolaborasikan
dalam kegiatan belajar.
7) Setelah tahapan sebelumnya telah
diterapkan, maka modul siap digunakan.
Pada dasarnya modul ajar merupakan materi
pembelajaran yang disusun secara sistematis
dengan acuan prinsip pembelajaran yang
diterapkan guru kepada siswa. Sistematis dapat
diartikan secara urut mulai dari pembukaan, isi
materi, dan penutup sehingga memudahkan
28

siswa belajar dan memudahkan guru dalam


menyampaikan materi. Selain itu, menurut
sungkono modul ajar bersifat unik dan spesifik,
yang berarti ditujukan untuk sasaran tertentu
dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan
sasarannya. 36 Sementara spesifik dapat
diartikan bahwa modul ajar didesain secara
maksimal untuk mencapai indikator
keberhasilan.
Secara ideal, guru perlu menyusun modul
ajar secara maksimal, namun kenyataannya
banyak guru yang belum paham betul teknik
menyusun dan mengembangkan modul ajar,
terlebih pada kurikulum merdeka belajar.
Proses pembelajaran yang tidak merencanakan
modul ajar dengan baik sudah dapat dipastikan
penyampaian konten kepada siswa tidak
sistematis, sehingga pembelajaran terjadi tidak
seimbang antara guru dan siswa. Dapat
dipastikan hanya guru yang aktif atau
sebaliknya dan pembelajaran yang
dilaksanakan terkesan kurang menarik karena
guru tidak mempersiapkan modul ajar dengan
baik.
d. Penilaian (assesment) dalam Implementasi
Kurikulum Merdeka

36
S. Sungkono, "Pengembangan Dan Pemanfaatan Bahan Ajar
Modul Dalam Proses Pembelajaran", Majalah Ilmiah Pembelajaran, Vol. 5,
No. 2 (2009), 78.
29

Dalam penilaian berbasis kelas penilaian


(assesment) merupakan kegiatan untuk
memperoleh informasi tentang pencapaian,
kemajuan belajar peserta didik, dan
mengefektifkan penggunaan informasi tersebut
untuk mencapai tujuan. 37 Pelaksanaan asesmen
pada paradigma pendidikan lama cenderung lebih
berfokus pada asesmen sumatif yang menjadi
acuan dalam meninjau hasil belajar peserta didik.
Hasil asesmen dalam paradigma ini belum
digunakan sebagai umpan balik atau feedback
untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang
nantinya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
itu sendiri.
Oleh sebab itu, para pendidik diharapkan
mampu lebih fokus dalam mengimplementasikan
asesmen formatif dibandingkan asesmen sumatif.
Asesmen formatif digunakan untuk proses
pembelajaran berkelanjutan. Paradigma
pendidikan berbasis kurikulum merdeka juga
menekankan asesmen yang bertujuan untuk
mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, dan
kelemahan dari siswa. Hasilnya digunakan oleh
para guru sebagai rujukan dalam merencanakan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar dari
peserta didik bahwa kurikulum merdeka belajar
membedakan tiga kategori, yaitu; asesmen

37
Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Karakter (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2013), 17-18.
30

diagnostik, asesmen formatif, dan asesmen


sumatif. Hal ini bertujuan untuk mengukur capaian
pembelajaran di akhir kegiatan pembelajaran.
Berikut ini uraian terkait dengan pelaksanaan
asesmen formatif, sumatif, dan diagnostik dalam
kurikulum merdeka belajar.38
1) Asesmen Formatif
Asesmen formatif adalah asesmen yang
bertujuan untuk memberikan informasi atau
umpan balik bagi pendidik dan peserta didik
untuk memperbaiki proses belajar.
Purnawanto berpendapat bahwa asesmen
formatif dapat dilaksanakan di awal
pembelajaran untuk mengetahui kesiapan
peserta didik dalam mempelajari materi ajar
dan mencapai tujuan pembelajaran yang
direncanakan. 39 Asesmen ini termasuk
kategori asesmen formatif yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan guru dalam
merancang pembelajaran bukan untuk
penilaian hasil belajar tapi untuk memenuhi
kebutuhan guru. Guru dapat melaksanakan
asesmen formatif untuk mengetahui
perkembangan peserta didik dan sekaligus
memberikan umpan balik yang cepat

38
U Maulida, "Pengembangan Modul Ajar Berbasis Kurikulum
Merdeka", Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 5, No. 2 (2022), 130–138.
39
Purnawanto, "Perencanaan Pembalajaran Bermakna Dan
Asesmen Kurikulum Merdeka", Jurnal Ilmiah Pedagogy, Vol. 20, No. 1
(2022), 75–94.
31

sepanjang atau di tengah kegiatan atau


langkah pembelajaran ataupun di akhir
pembelajaran. Pelaksanaan asesmen formatif
dapat dilakukan dengan memperhatikan hal
berikut:
a) Dilaksanakan bersamaan dalam proses
pembelajaran, yang, kemudian
ditindaklanjuti untuk memberi perlakuan
berdasarkan kebutuhan peserta didik serta
perbaikan proses pembelajaran.
b) Pendidik dapat menggunakan berbagai
teknik seperti observasi, performa
(kinerja, produk, proyek, portofolio),
maupun tes.
c) Tindak lanjut yang dilakukan bisa
dilakukan langsung dengan memberikan
umpan balik atau melakukan intervensi.
d) Pendidik dapat mempersiapkan berbagai
instrumen seperti rubrik, catatan
anekdotal, lembar ceklist untuk mencatat
informasi yang terjadi selama
pembelajaran berlangsung.
2) Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif adalah proses penilaian
yang dilakukan untuk menyelesaikan satu
lingkup materi, akhir semester, atau akhir
tahun ajaran.40 Black et.al menyatakan bahwa

40
M Natshia, H., & Abdi, "Analisis Strategi Guru Bahasa Indonesia
Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka", Jurnal Kajian Bahasa Dan
32

asesmen sumatif dapat digunakan sebagai


proses evaluasi terhadap kemampuan belajar
siswa yang dilaksanakan dengan periode
waktu tertentu. 41 Pelaksanaan evaluasi
sumatif dalam proses belajar mengajar
dilaksanakan untuk merekam pencapaian
siswa dan sebagai laporan pendidik di akhir
masa studi peserta didik. Evaluasi sumatif
adalah metode untuk menilai kurikulum pada
akhir silabus yang fokusnya adalah pada hasil.
Dengan penilaian ini seorang guru ingin
mengetahui apa yang diingat siswa terhadap
pembelajaran yang sudah dijalani, dan sejauh
mana kemahiran atau keberhasilan siswa pada
akhir sebuah unit, mata pelajaran, atau
program secara keseluruhan. Penilaian
sumatif hampir selalu dinilai secara formal.
Ujian Akhir semester, final presentations, atau
final projects adalah contoh evaluasi
sumatif.42 Pelaksanaan asesmen sumatif dapat
dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:
a) Sumatif dilakukan pada akhir lingkup
materi untuk mengukur kompetensi yang

Sastra Indonesia, Vol. 11, No. 3 (2022), 227–245.


41
Harrison, et. al, "Working Inside the Black Box: Assessment for
Learning in the Classroom", Phi Deta Kappan, Vol. 86, No. 1 (2004), 8–21.
42
Fitri Adinda, A. H., et.al, "Penilaian Sumatif Dan Penilaian
Formatif Pembelajaran Online", Report Of Biology Education, Vol. 2, No. 2
(2021), 1–10.
33

dikehendaki dalam tujuan pembelajaran


dan pada akhir semester.
b) Pendidik dapat menggunakan berbagai
teknik seperti portofolio, performa
(kinerja, produk, proyek, portofolio),
maupun tes.
c) Hasil sumatif dapat ditindak lanjuti
dengan memberikan umpan balik atau
melakukan 1 lingkup materi (terdiri
beberapa tujuan pembelajaran).
d) Pada akhir fase, jika diperlukan untuk
menguatkan konfirmasi capaian hasil
belajar, asesmen sumatif dapat dilakukan
pada akhir semester, berfokus pada
kompetensi yang dipelajari selama satu
semestertervensi kepada peserta didik
maupun proses pembelajaran yang telah
dilakukan.
3) Asesmen Diagnostik
Asesmen diagnostik bertujuan untuk
mengidentifikasi kompetensi, kekuatan,
kelemahan peserta didik. Hasilnya digunakan
pendidik sebagai rujukan dalam
merencanakan pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran peserta didik. Dalam
kondisi tertentu, informasi terkait latar
belakang keluarga, kesiapan belajar, motivasi
belajar, minat peserta didik, dapat dipakai
sebagai bahan pertimbangan dalam
34

merencanakan pembelajaran. Tahapan


asesmen diagnostik dalam proses
pembelajaran;
a) Menganalisis laporan hasil belajar (rapor)
peserta didik tahun sebelumnya.
b) Mengidentifikasi kompetensi yang akan
diajarkan;
c) Menyusun instrumen asesmen untuk
mengukur kompetensi peserta didik.
d) Instrumen asesmen yang dapat digunakan
antara lain: tes tertulis atau lisan,
keterampilan (produk, praktik), dan
observasi.
e) Bila diperlukan menggali informasi peserta
didik dalam aspek: latar belakang keluarga,
motivasi, minat, sarana dan prasarana
belajar, serta aspek lain sesuai kebutuhan
peserta didik atau sekolah.
f) Pelaksanaan asesmen dan pengolahan
hasil, dan
g) Hasil diagnosis menjadi data atau informasi
untuk merencanakan pembelajaran sesuai
tahap capaian dan karakteristik peserta
didik.

Siklus asesmen di atas menunjukkan bahwa


peranan guru tidak hanya sebagai pengajar yang
menyajikan dan juga mengarahkan peserta didik
selama proses pembelajaran akan tetapi sebagai
pendidik, guru juga berperan sebagai pemecah
35

masalah. Guru dapat memecahkan masalah terkait


dengan yang dialami peserta didik selama proses
pembelajaran dengan cara melakukan diagnosis
terhadap kemampuan dan capaian peserta didik itu
sendiri. Maka dapat disimpulkan bahwa asesmen
diagnostik merupakan salah satu teknik evaluasi
yang menolong guru untuk menjalankan perannya
sebagai pemecah masalah agar mampu
mengidentifikasi permasalahan belajar dan
tantangan yang dihadapi oleh peserta didik selama
proses belajar. Hasil ini nantinya akan mampu
membantu guru dalam mempersiapkan dan
melaksanakan proses pembelajaran yang lebih
baik.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan
bahwa komponen penting dalam siklus
pembelajaran, kemampuan pendidik dalam
menggunakan berbagai jenis asesmen dalam upaya
mencari informasi terkait perkembangan peserta
didiknya sangat diperlukan, terutama di dalam
kemampuan mengolah, mengintepretasi data dan
informasi yang dikumpulkan serta yang lebih
penting lagi dalam memanfaatkan asesmen sebagai
dasar yang tepat untuk memberikan umpan balik
yang tepat dan segera kepada peserta didik,
sehingga peseta didik mampu melaksanakan
pembelajaran secara bertumbuh, sesuai dengan
prinsip penerapan pola pikir bertumbuh (growth
mindset).
36

Pendidik diharapkan lebih berfokus pada


pelaksanaan asesmen formatif dibandingkan
asesmen sumatif, Dari pelaksanaan asesmen
formatif di atas dapat dilihat bahwa asesmen ini
lebih menekankan pada fungsi perbaikan proses
pembelajaran dan untuk memonitor proses
pembelajaran siswa. Para pendidik mampu
memfasilitasi kinerja peserta didik dengan
menggunakan asesmen formatif. Asesmen satu ini
dilaksanakan untuk menilai progres peserta didik
selama proses pembelajaran dengan
memanfaatkan beberapa teknik asesmen, seperti
pemberian feedback secara langsung, penggunaan
rubrik dan check list, dan perekaman kinerja siswa
saat proses pembelajaran. Maka dapat disimpulkan
bahwa asesmen formatif adalah asesmen yang
bertujuan untuk meninjau dan mengukur
kemampuan belajar siswa yang mana proses
pelaksanaannya terjadi saat pembelajaran sedang
dan masih dilaksanakan.
e. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Salah satu perbedaan mendasar antara
kurikulum 2013 (K13) dengan kurikulum merdeka
adalah terdapat kegiatan pembelajaran berbasis
projek yakni projek penguatan profil pelajar
Pancasila (P5). 43 P5 merupakan suatu kegiatan

43
S Asianti, "Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila Di Sekolah Penggerak", Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan, Vol. 19,
No. 2 (2022), 61–72.
37

pembelajaran yang dirancang lintas disiplin ilmu


atau lintas mata pelajaran intra kurikuler, dalam
mengamati dan memikirkan solusi terhadap
permasalahan di lingkungan sekitar. Pelaksanaan
kegiatan P5 oleh satuan pendidikan harus dapat
dikemas dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan
satuan pendidikan oleh karena itu terdapat alur atau
tahap kegiatan yang harus dilakukan oleh satuan
pendidikan. Tahapan tersebut antara lain : a)
membentuk tim fasilitator projek, b) menentukan
tingkat kesiapan sekolah, c) merancang dimensi,
tema dan alokasi waktu P5, d) menyusun modul
projek, e) merancang strategi pelaporan hasil
projek.44
Profil pelajar Pancasila merupakan suatu
rumusan karakter yang inheren di dalam kurikulum
merdeka. Hal ini diharapkan muara akhir dari
produk pendidikan tetap terbingkai dengan nilai-
nilai Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia.
Profil pelajar Pancasila merupakan suatu karakter
dan kompetensi yang dibangun dalam keseharian,
dan dibiaskan kembali dalam siswa melalui budaya
belajar di sekolah, pembelajaran intrakurikler, dan
projek penguatan profil pelajar Pancasila serta
pada kegiatan ektrakurikuler. Oleh karena itu dapat
dipahami bahwa terminal akhir dari kurikulum

44
T. Y Satria, et.al, Panduan Pengembangan Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila. Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen
Pendidikan, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi
Republik Indonesia., 2022, 21.
38

merdeka adalah terbentuknya insan yang


berkarakter Pancasila.45
Pelaksanaan kegiatan P5, dilakukan secara
fleksibel oleh satuan pendidikan. Fleksibelitas ini
meliputi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan.
Pelaksanaan P5 dirancang secara terpisah dengan
mata pelajaran intra. Tujuan pembalajaran, muatan
dan kegiatan projek tidak harus dikaitkan dengan
tujuan dan materi pembelajaran dari mata pelajaran
intrakurikuler. Dalam pelaksanaanya satuan
pendidikan dapat melibatkan berbagai unsur
seperti wali murid, unsur masyarakat lain ataupun
dunia industri. Pelaksanaan P5 di satuan
pendidikan, dibingkai berdasarkan tema-tema
kegiatan. Tema-tema ini telah ditentikan oleh
Kemendikbudristek. Terdapat tujuh tema projek
bagi jenjang hingga SMA. Tema tersebut antara
lain gaya hidup berkelanjutan, kearifan lokal,
Bhineka Tunggal Ika, bangunlah jiwa dan raganya,
suara demokrasi, berekayasa dan berteknologi
untuk membangun NKRI, kewirausahaan. 46
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
pancasila terdapat di dalam rumusan
Kepmendikbud ristek No.56/M/2022 tentang
pedoman penerapan kurikulum dalam rangka

45
I. Rachmawati, et.al, "Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Dalam Impelementasi Kurikulum Prototipe Di Sekolah Penggerak Jenjang
Sekolah Dasar", Jurnal Basicedu, Vol. 6, No. 3 (2022), 3613–3625.
46
Kurikulum Merdeka, 7 Tema Projek Profil Pelajar Pancasila.
Kurikulum Merdeka, Pusat Pengembangan Kurikulum, 2022, 10-11.
39

pemulihan pembelajaran yang menyebutkan


bahwa struktur kurikulum di jenjang PAUD serta
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas
kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan projek
penguatan profil pelajar pancasila. Sementara pada
pendidikan kesetaraan terdiri atas mata pelajaran
kelompok umum serta pemberdayaan dan
keterampilan berbasis Profil Pelajar Pancasila.
Dengan adanya P5 ini diharapkan dapat menjadi
sarana yang optimal dalam mendorong peserta
didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang
kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.47
Melalui kemerdekaan belajar dalam
pembelajaran berbasis projek, peserta didik
mengembangkan kompetensi mereka berdasarkan
kebutuhan projek yang mereka kembangkan.
Projek peserta didik didasarkan pada keterlibatan
aktif pesertadidik dalam mengembangkan
pembelajaran mereka berdasarkan pada kebutuhan
belajar yang mereka tentukan sendiri. Dengan
demikian peserta didik memiliki kemandirian
dalam menentukan arah pembelajarannya sendiri
tau self regulated learning. 48 Peserta didik
didorong untuk mampu mengidentifikasi masalah,

47
Kemendikbud, Buku Saku Kurikulum Merdeka, Tanya Jawab,
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2022), 4.
48
Jojor, "Analisis Kurikulum Merdeka Dalam Mengatasi Learning
Loss Di Masa Pandemi Covid-19 (Analisis Studi Kasus Kebijakan
Pendidkan)", Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 4, No. 3 (2022), 5150–5161.
40

memecahkan masalah, serta mempresentasikan


solusi dari permasalahan melalui produk yang
mereka hasilkan dalam kegiatan proyek belajar.
Kegiatan pembelajaran peserta didik
merupakan kegiatan pembelajaran yang
kontekstual. Peserta didik dihadapkan pada
fenomena yang terjadi pada kehidupan sehari-hari.
Peserta didik juga didorong untuk terlibat langsung
dengan masyarakat. Pembelajaran berbasis projek
pada kurikulum merdeka diselenggarakan melalui
kelompok belajar atau pembelajaran kolaboratif.
Peserta didik bersama-sama anggota kelompok
mereka melakukan investigasi, menyusun rencana,
membagi tugas, serta menentukan arah kegiatan
proyek.49
Tujuan profil pelajar pancasila tidak akan
tercapai jika hanya dilaksanakan dalam program
intrakurikuler saja. Kegiatan intrakurikuler
termasuk proses belajar mengajar memang rutin
dilakukan, tetapi terdapat keterbatasan dalam
penerapan pembelajaran kontekstual. Selain itu,
pembelajaran intrakurikuler memiliki target
capaian pembelajaran (CP) sehingga pelaksanaan
profil pelajar pancasila dapat tidak terlaksana
secara optimal. Proyek profil pelajar pancasila
sebagikan dilaksanakan juga di luar jadwal

49
M Marisa, "Inovasi Kurikulum Merdeka Belajar Di Era Socienty
5.0 Santhet", Jurnal Sejarah Pendidikan Dan Humaniora, Vol. 5, No. 2
(2021), 72.
41

kegiatan intrakurikuler agar pelaksanaannya lebih


fleksibel, tidak terlalu formal, dan tidak harus
dikaitkan pada CP mata pelajaran di kelas.
Kurikulum 2013 turut mengembangkan
pendidikan karakter pada kebijakan
pembelajarannya, akan tetapi tidak memberikan
bagian khusus untuk pelaksanaan pendidikan
karakter dalam struktur kurikulumnya. Pendidikan
karakter dilakukan di sekolah melalui
pengintegrasian nilai-nilai karakter ke berbagai
aspek mata pelajaran, kegiatan pembelajaran,
muatan lokal, budaya sekolah, dan ekstra
kurikuler. Setiap mata pelajaran termuat berbagai
nilai karakter yang seharusnya dikembangkan serta
dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari
peserta didik. Berbagai nilai karakter yang
diterapkan tidak hanya sebatas tingkat kognitif,
tetapi juga internalisasi serta pengalaman langsung
siswa di masyarakat.50
Diantara komponen pokok sistem pendidikan,
yaitu berupa sumber, proses pendidikan dan hasil
pendidikan. Ketiga komponen tersebut memang
saling berkaitan dan saling memengaruhi, namun
yang paling berpengaruh terhadap output adalah
proses pendidikan, artinya walaupun masukan
sumber kurang bermutu atau berkualitas, tetapi
apabila diproses dengan proses pendidikan yang

50
Ibid., 7-15.
42

bermutu, maka akan dapat menghasikan output


yang berkualitas pula, faktor lain menentukan
mutu pendidikan adalah proses manajemen
pendidikan. Secara garis besar, ada dua faktor
utama yang mempengaruhi mutu proses dan hasil
belajar mengajar di kelas, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Adapun yang termasuk ke dalam
faktor internal berupa faktor psikologis, sosiologis,
dan fisiologisyang ada pada diri siswa dan guru.
Sedangkan yang termasuk kedalam faktor
eksternal ialah semua faktor yang mempengaruhi
proses hasil belajar mengajar di kelas selain faktor
siswa dan guru.51
Dengan tercapainnya proses pendidikan yang
bermutu, maka dipastikan pula dapat
menghasilkan output yang berkualitas sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional, seperti yang
terdapat dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003 Pasal
3 yang berbunyi:Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

51
Abdul Hadis dan Nurhayati B, Manajemen Mutu Pendidikan
(Bandung: Alfabeta, 2010), 100-101.
43

mandiri, dan menjadi warga Negara yang


demokrasi serta bertanggung jawab.52
Pendidikan yang berkualitas adalah
pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang
berkualitas yaitu lulusan yang memiliki prestasi
akademik dan non akademik yang mampu menjadi
pelopor pembaharuan dan perubahan sehingga
mampu menjawab berbagai tantangan dan
permasalahan yang dihadapinya. Baik dimasa
sekarang maupun yang akan datang.

2. Implementasi Kurikulum Merdeka


a. Pengertian Implemtasi Kurikulum Merdeka
Implementasi dalam kamus Bahasa Indonesia
mengandung arti “pelaksanaan, penerapan”.
Implementasi adalah perluasan aktivitas yang
saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan
dan tindakan untuk mencapainya serta
memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang
efektif.53 Sedangkan implementasi, dalam Oxford
Advance Learner’s Dictionary dikemukakan
bahwa implementasi adalah:”put something
intoleransi effect”, (penerapan sesuatu yang
memberikan efek atau dampak). 54 Implementasi
sebagai suatu proses penerapan ide, konsep,

52
UUSPN 2003, (Jakarta: Sinar Grafiko Persada, 2006), 7.
53
Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Pembinaan Dan
Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta, 1997), 15.
54
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2018), 53.
44

kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan


praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa
pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan
sikap. 55 Implementasi bermuara pada aktivitas,
tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk
mencapai tujuan kegiatan.56
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa implementasi kurikulum merdeka adalah
suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan
terperinci serta penerapan kurikulum merdeka ini
bersifat fleksibel. Kurikulum yang dibuat dapat
dikembangkan hingga didapat pembelajaran yang
lebih efektif, dengan catatan tetap mengikuti
kaidah dan tujuan pendidikan yang sebenarnya.
Pendidikan yang dilakukan memiliki tujuan yang
mulia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Keberhasilan sector pendidikan memiliki banyak
faktor pendukung yang ada didalamnya. Proses
aktivitas yang dilakukan secara terencana
berdasarkan suatu pedoman dan dilakukan atas
dasar untuk mencapai tujuan dalam suatu kegiatan
pembelajaran.
b. Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka
Kemendikbudristek membuat kurikulum

55
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pelajaran (KTSP) Dan Persiapan Menghadapi Serttifikasi Guru
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 221.
56
Usman dan Nurdin, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), 70.
45

merdeka dengan tujuan adanya pembelajaran yang


sesuai dengan kapasitas peserta didik, pendidik,
dansatuan pendidikan. Implementasi Kurikulum
Merdeka disarankan dilakukan secara bertahap
menyesuaikan dengan kondisi masing-masing
sekolah. Ada beberapa tahapan yang dirumuskan
oleh Kemendikbudristek agar satuan pendidikan
dapat menentukan target capaian dari
implementasi kurikulum merdeka di sekolahnya
masing-masing, tahapan tersebut meliputi:57
1) Perancangan kurikulum operasional satuan
pendidikan menggunakan dan menyesuaikan
sedikit dokumen KOSP dilakukan dengan
melibatkan siswa, orang tua, dan masyarakat
sebagai perwakilan berdasarkan analisis
kondisi tenga pendidik, saranaprasarana, dan
kependidikan di satuan pendidikan.
2) Perancangan alur tujuan pembelajaran,
merombak tujuan pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
3) Perencanaan pembelajaran dan asesmen yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
4) Penggunaan dan pengembangan perangkat
ajar, buku teks dan modul ajar yang digunakan
sebagai sumber utama dalam melakukan
pengajaran dan disesuaikan dengan kebutuhan

57
Cecep Abdul Muhlis Suja’I, "Implementasi Kurikulum Merdeka
Dalam Membangun Karakter Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMP Nurul Qomar", Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 1, No. 2
(2023), 151-152.
46

peserta didik dan konteks lokal. Modul ajar


juga dapat dimodifikasi beberapabagiannya
untuk digunakan sebagai materi.
5) Perencanaan projek penguatan profil pelajar
pancasila, menyesuaikan modul projek yang
tersedia sesuai dengan kebutuhan, minat dan
bakat peserta didik.
6) Penilaian dalam pembelajaran, asesmen awal
dilakukan untuk merancang pembelajaran
berikutnya yang sesuai dengan capaian peserta
didik di kelas. Asesmen juga digunakan untuk
memperoleh umpan balik mengenai
kebutuhan belajar peserta didik, sehingga guru
dapat menetapkan tindak lanjutnya.
7) Kolaborasi antar guru untuk keperluan
kurikulum dan pembelajaran, kolaborasi ini
dilakukan pada saat melakukan perencanaan
pembelajaran baik di awal semester maupun di
akhir semester. Guru bertukar informasi
mengenai progress belajar, praktik baik,
perangkat ajar, projek penguatan profil pelajar
pancasila, dan sebagainnya, serta terlibat
dalam evaluasi kurikulum di satuan
pendidikan.
Tahapan ini dirancang untuk membantu
pendidik dan satuan pendidikan dalam
menetapkan target implementasi kurikulum
merdeka. Kesiapan pendidik dan satuan
pendidikan tentu berbeda-beda, oleh karena itu
47

tahapan implementasi ini dirancang agar setiap


pendidik dapat dengan percaya diri mencoba
mengimpelementasikan kurikulum merdeka.
c. Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka
Kesiapan merupakan kondisi yang
berkaitan dengan persiapan dari segi
keterampilan, mental dan sikap dalam
menghadapi atau melakukan sesuatu. 58
Kesiapan dalam menghadapi kurikulum
merdeka perlu dilakukan agar implementasi dari
kurikulum merdeka ini berjalan dengan baik dan
maksimal. Salah satu dari persiapan tersebut
adalah kesiapan mindset pendidik, kesiapan
mental peserta didik, kesiapan keterampilan,
kesiapan infrastruktur, serta sarana prasarana
penunjang implementasi kurikulum merdeka.59
Berbagai kesiapan ini akan menunjang
ketercapaian tujuan dari implementasi
kurikulum merdeka dalam pelaksanaan
pendidikan dilingkungan sekolah. Walaupun
demikian, kesiapan ini belum dimiliki oleh
seluruh sekolah yang akan melaksanakan
kurikulum merdeka secara maksimal. Masih ada
beberapasekolah yang membutuhkan waktu
penyesuaian dalam melakukan kesiapan dalam
menghadapi kurikulum merdeka.

58
A Muspawi, M., & Lestari, "Membangun Kesiapan Kerja Calon
Tenaga Kerja", Jurnal Literasiologi, Vol. 4, No.1 (2020), 111–117.
59
F. N. Arifa, "Implementasi Kurikulum Merdeka Dan
Tantangannya", Bidang Kesejahteraan Rakyat, Vol. 14, No. 7 (2022), 25–30.
48

Kurikulum merdeka diartikan sebagai


kurikulum yang memberikan kemerdekaan
dalam melaksanakan pembelajaran, baik kepada
guru, maupun kepada peserta didik. 60
Kurikulum merdeka merupakan suatu konsep
dangebrakan baru yang dikeluarkan oleh
Mendikbudristek, Nadiem
61
Makarim. Kurikulum merdeka ini sengaja
dirancang untuk memperbaiki krisis pendidikan
yang sempat terjadi pada masa COVID-19.
Selain itu, jika dikaji secara mendalam
kurikulum ini sangat sejalan dengan Iman
Asroa. B.S. Hendra Susanti, Fadriati bahwa cita-
cita dari bapak pendidikan, Ki Hajar Dewantara
yaitu tercapainya keseimbangan antara cipta,
rasa, dan karsa.62 Dengan demikian, kurikulum
merdeka dipandang sebagai suatu paradigma
baru dalam dunia pendidikan Indonesia yang
memberikan kebebasan bagi setiap lembaga
pendidikan untukberkreasi dan berinovasi sesuai
kebutuhan dan kondisi sekolah dan peserta

60
S. Susetyo, "Permasalahan Implementasi Kurikulum Merdeka
Belajar Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas
Bengkulu", Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Dan Sastra, Vol. 1, No. 2
(2020), 29–43.
61
N. Sabriadi, H. R., & Wakia, "Problematika Implementasi
Kurikulum Merdeka Belajar Di Perguruan Tinggi", Jurnal Manajemen, Vol.
11, No. 10 (2021), 175–184.
62
Evy Ramadina, "Peran Kepala Sekolah Dalam Pengembangan
Kurikulum Merdeka Belajar", Jurnal Mozaic Islam Nusantara, Vol. 7, No. 5
(2021), 131–142.
49

didik.
Kehadiran kurikulum merdeka yang
membawa berbagai pembeharuan dibandingkan
kurikulum 2013 tentunya membutuhkan
persiapan bagi guru agar dapat menyukseskan
implementasi kurikulum tersebut. Salah satu
bentuk persiapan tersebut adalah dengan
menyarankan guru untuk mengikuti pelatihan
secara mandiri pada platform merdeka mengajar
yang telah disediakan oleh Kemendikbudristek.
Platform merdeka mengajar menyediakan
referensi bagi guru untuk mengembangkan
praktik mengajar sesuai kurikulum, memberikan
fasilitas pelatihan mandiri yang dapat diakses
kapanpun dan dimanapun kepada guru dan
tenaga kependidikan untuk dapat memperoleh
materi pelatihan yang berkualitas. 63 Dengan
mengikuti pelatiahan secara mandiri ini,
diharapkan kesiapan guru dalam
mengimplementasikan kurikulum merdeka pada
satuan pendidikannya masing-masing menjadi
lebih meningkat. Berikut ini merupakan
kesiapan dalam melaksanakan implementasi
kurikulum merdeka, yaitu:
1) Sosialisasi penyusunan perangkat pembelajaran
Melakukan sosialisasi kepada guru dalam
penyusunan perangkat capaian pembelajaran

63
Kemendikbudristek, Peran Platform Merdeka Mengajar Dalam
Implementasi Kurikulum Merdeka, 2022.
50

(CP) menjadi prioritas utama atau hal pokok


dibandingkan proses pembelajaran. Meskipun
keduanya adalah hal penting dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah, namun
CP harus lebih di prioritaskan sebagai pondasi
pelaksanaan pembelajaran, dibandingkan
proses pembelajaran intu sendiri. Guru dan
sekolah memastikan sendiri capaian
pembelajaran yang ingin diraih oleh peserta
didik. Hal tersebut di harapkan agar proses
pembelajaran dan strategi pembelajaran yang
dipilih akan dikembalikan lagi kepada guru,
sehingga dapat disesuaikan. Perangkat
pembelajaran dan kurikulum diselaraskan
dengan karakteristik peserta didik. Sekolah
memfasilitasi serta memberikan ruang, yang
dimana peserta didik mempunyai kegemaran
masing-masing.64
Metode pembelajaran yang disesuaikan.
Pada kurikulum merdeka aspek keterampilan
dan karakter (pembelajaran berbasis proyek)
lebih diutamakan dari pada asepk pengetahuan.
Peran guru yaitu memantik atau memancing
keaktifan peserta didik dan kreatifitas peserta
didik. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi
guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka.

64
Fajar & Nina Witasari, "Penguatan Kesiapan Sekolah Dalam
Menghadapi Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Di SMAN 8
Semarang", Jurnal Puruhita, Vol. 4, No.1 (2022), 403.
51

2) Menyusun rencana pelaksanaan


pembelajaran berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan
pembelajaran dengan tetap memperhatikan
perbedaan setiap individu dan kebutuhan
peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi
tentunya upaya dalam menyesuaikan proses
pembelajaran di kelas dengan kebutuhan belajar
setiap individu. Selain itu, pembelajaran
berdiferensiasi merupakan adaptasi minat
peserta didik, profil belajar, dan kemauan untuk
mencapai peningkatan hasil belajar. Melalui
kegiatan belajar yang dibedakan, semua
kebutuhan belajar siswa dipertimbangkan
sesuai dengan minat dan profil belajarnya. 65
Bukan pula memberikan tugas yang berbeda
untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi
juga bukanlah sebuah proses pembelajaran yang
semrawut. Secara sederhana pembelajaran
berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan
masuk akal yang dibuat oleh guru yang
berorientasi kepada kebutuhan murid.
Melakukan pemetaan berdasarkan
kebutuhan peserta didik bahwa pembelajaran
berdiferensiasi merupakan upaya yang
dilakukan untuk menyesuaikan proses

65
W Herwina, "Optimizing Student Needs and Learning Outcomes
With", Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 35, No. 2 (2021), 22.
52

pembelajaran di kelas untuk memenuhi


kebutuhan belajar setiap individu terkait profil
belajar, minat belajar dan kesiapan belajar.
Melakukan pemetaan berdasarkan kebutuhan
peserta didik yakni: 66

a) Profil belajar peserta didik


Profil belajar seorang peserta didik
tergantung pada banyak faktor, termasuk:
faktor bahasa, budaya, kesehatan, status
keluarga dan karakteristik lainnya. Hal ini
juga mengacu pada gaya belajar seseorang.
Tujuan pemetaan kebutuhan belajar peserta
didik berdasarkan profil belajarnya adalah
untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar secara alami dan
efisien. Namun, sebagai guru cenderung
secara tidak sengaja memilih gaya belajar
yang sesuai dengan gaya belajar masing-
masing. Perlu diketahui bahwa setiap anak
memiliki profil belajarnya sendiri, sehinga
hal ini sangat penting untuk disadari agar
para guru dapat mengubah metode dan
pendekatan pengajaran.
b) Minat peserta didik
Kita tahu bahwa peserta didik, seperti

66
I Faiz, A, Paratama, A., & Kurniawaty, "Pembelajaran
Berdiferensiasi Dalam Program Guru Penggerak Pada Modul 2.1", Jurnal
Basicedu, 6 (2022), 2846–2853.
53

kita orang dewasa, memiliki minatnya


sendiri. Ada peserta didik yang sangat
tertarik dengan seni, matematika, sains,
teater, dan memasak. Minat merupakan
salah satu motivasi terpenting bagi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran.
c) Kesiapan belajar peserta didik
Bentuk motivasi belajar yang
merupakan kemampuan untuk mempelajari
materi baru, tugas yang
mempertimbangkan tingkat persiapan
peserta didik akan membuat peserta didik
keluar dari zona nyaman, tetapi dengan
lingkungan dan dukungan belajar yang
tepat, materi baru dapat dipelajari.
Pemetaan antara motivasi belajar dan
kebutuhan belajar harus didasarkan pada
berbagai indikator profil belajar yang dapat
memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar secara lebih alami dan efisien.
3) Mengadakan pelatihan atau workshop Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
Kegiatan pelatihan dalam rangka mendesain
atau merancang kegiatan projek khususnya P5,
telah di laksanakan oleh beberapa orang antara
lain kepala sekolah dan guru-guru. 67 Melihat

67
J Hamidah, "Pelatihan Penyusunan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Pada Kepala Sekolah Dan Guru-Guru Sekolah Dasar Di
54

pentingnya keterampilan untuk mendesain P5


tersebut, maka dibutuhkan sebuah kegiatan
untuk penguatan atau peningkatan keterampilan
mendesain projek.
Untuk meningkatkan kompetensi guru
melalui pelatihan atau workshop In House
Training. Basri dan Rusdiana mengemukakan
bahwa In House Training adalah program
pelatihan yang diselenggarakan di tempat
peserta pelatihan atau di sekolah dengan
mengoptimalkan potensi-potensi yang ada di
sekolah, menggunakan peralatan kerja peserta
pelatihan dengan materi yang relevan dan
permasalahan yang sedang dihadapi, sehingga
diharapkan peserta dapat lebih mudah
menyerap dan mengaplikasikan materi untuk
menyelesaikan dan mengatasi permasalahan
yang dialami dan mampu secara langsung
meningkatkan kualitas dan kinerjanya.68
Danim berpendapat bahwa In House
Training adalah pelatihan yang dilaksanakan
secara internal di kelompok kerja guru, sekolah,
atau tempat lain yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan pelatihan, dilakukan
berdasarkan pemikiran bahwa sebagian
kemampuan dalam meningkatkan kompetensi

Kabupaten Banjar-Kalimantan Selatan", Jurnal Cemerlang : Pengabdian


Pada Masyarakat, Vol. 4, No. 2 (2022), 259–271.
68
A Basri, H., & Rusdiana, Manajemen Pendidikan & Pelatihan
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2015), 216.
55

dan karier guru tidak harus dilakukan secara


eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru yang
memiliki kompetensi yang belum dimiliki oleh
guru lain, dengan cara ini diharapkan dapat
menghemat waktu dan biaya. 69 Dari kedua
pengertian In House Training, dapat dilihat
bahwa In House Training dilakukan untuk
meningkatkan kinerja guru sesuai dengan
bidang tugasnya dengan mendayagunakan
potensi yang ada di suatu organisasi atau
lembaga itu.
Menurut Basri dan Rusdiana, Danim lebih
rinci menjelaskan bahwa In House Training
bisa dilaksanakan dimana pun sesuai dengan
tempat yang ditetapkan. Danim juga
menjelaskan bahwa pemateri dalam In House
Training bisa dari teman sejawat yang memiliki
kompetensi lebih yang belum dimiliki teman-
teman lainnya.
Sasaran pelatihan internal menciptakan
interaksi antara peserta di lingkungan instansi
yang terkait serta mempererat rasa
kekeluargaan atau kebersamaan, meningkatkan
motivasi, baik bagi peserta maupun narasumber
untuk membiasakan budaya pembelajaran yang
berkesinambungan, mengeksplorasi
permasalahan yang dihadapi di lapangan yang

69
Sudarwan Danim, Motivasi Kepemimpinan Dan Efektifitas
Kelompok (Jakarta: PT. Rineka Cipta Utama, 2012), 21.
56

berkaitan dengan peningkatan efektivitas kerja


sehingga dapat diformulasikan solusi
pemecahannya secara bersama-sama.
Hasilnya menunjukkan bahwa pelatihan
yang dilaksanakan berdampak pada
peningkatan kompetensi guru dalam menyusun
rencana kegiatan P5. Kegiatan pelatihan yang
telah dilakukan oleh guru dalam penyusunan
modul projek P5, menunjukkan hasil bahwa
terdapat peningkatan pemahaman terhadap
komponen P5 dan mampu menyusun P5.70
4) Monitoring dan evaluasi
Monitoring untuk mengetahui sejauh
mana kesesuaian antara rencana dan
keterlaksanaan pembelajaran, sehingga
terlihat bahwa guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
rencana pelaksanaan pembelajaran
berdiferensiasi. Guru juga sudah memahami
konsep berdiferensiasi terkait defenisi, tujuan
dan manfaat, komponen-komponen
berdiferensiasi serta melakukan pemetaan
berdasarkan kebutuhan peserta didik.
Sedangkan evaluasi adalah suatu tindakan
atau suatu proses untuk menentukan nilai dari
sesuatu. Evaluasi hasil belajar siswa berarti

70
Saputra, I. G. P. E., et.al , "Penyusunan Modul Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila (P5) Menggunakan Flip Pdf Profesional Bagi Guru
Sma Negeri 1 Tirawuta: Persiapan Implementasi Kurikulum Merdeka",
Prosiding Seminar Nasional UNIMUS, Vol. 5, No.1 (2022), 1941–1954.
57

kegiatan menilai proses dan hasil belajar


siswa baikyang berupa kegiatan kurikuler,
ko-kurikuler maupun ekstra kurikuler.
Penilaian hasil belajar bertujuan untuk
melihat kemajuan belajar siswa dalam hal
penguasaan materi pengajaran yang telah
dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan. Evaluasi dari segi
istilah sebagaimana dikemukan oleh Edwind
Wandt dan Gerald W. Brown evaluasi adalah
suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu. Di dalam buku
panduan penguatan profil pelajar pancasila
disebutkan bahwa evaluasi bersifat
menyeluruh, bukan hanya terhadap
perkembangan peserta didik, tetapi juga pada
proses pembelajaran pendidik dalam
menyiapkan aktivitas projek, kesiapan
sekolah dan lingkungan satuan pendidikan
dalam menjalankan projek profil.
Mengevaluasi pembelajaran untuk projek
Profil lebih fokus pada proses dibandingkan
hasil atau produk yang dhasilkan. Tolok ukur
dalam evaluasi tersebut adalah pertumbuhan
dan perkembangan diri siswa, pendidik dan
satuan pendidikan.71
Evaluasi dilakukan pencapaian

71
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2012), 45.
58

kesejahteraan siswa dengan melihat


semangat belajar peserta didik, partisifasi
aktif peserta didik dalam pembelajaran,
tugas-tugas yang diberikan dapat
terselesaikan, ada peningkatan kemauan dan
kesenangan belajar. Evaluasi pembelajaran
merupakan umpan balik bagi guuru untuk
mengetahui efektif tidaknya sistem
pembelajaran yang telah diterapkan. Hal ini
dikarenakan sistem pembelajaran guru tidak
dirancang dengan baik tanpa adanya evaluasi
dari pendidik. Guru perlu menciptakan
pembelajaran inovasi baru dalam
memperbaharui system pembelajaran di
kelas dengan merancang materi, metode,
media, sumber belajar, lingkungan yang
baik.72
3. Strategi Implementasi Kurikulum Merdeka
a. Strategi Implementasi Kurikulum Merdeka
Strategi diartikan sebagai rancangan yang
memuat rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi
implementasi kurikulum berarti rancangan
kegiatan untuk melaksanakan kurikulum secara
efektif dan efisien. Implementasi kurikulum berarti
penerapan kurikulum dalam proses pembelajaran

72
K. H Suardipa, I. P., Primayana, "Peran Desain Evaluasi
Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran", Jurnal
Widyacarya, Vol. 4, No. 2 (2020), 88–100.
59

yang dapat memberi pengaruh terhadap perubahan


perilaku peserta didik. Mengimplementasikan
kurikulum secara efektif, diperlukan kesiapan
guru, baik kesiapan administrasi pembelajaran,
maupun kesiapan mental. Sebab, dalam
implementasi kurikulum sangat mungkin terjadi
munculnya perbedaan antara perencanaan dengan
realitasifatnya lokal dan kontekstual.
Menurut H. Murtini, et.al, strategi penerapan
kurikulum merdeka ini strategi lebih menitik
beratkan pada pertemuan, baik pertemuan yang
menghadirkan narasumber maupun komunitas
belajar. Menciptakan ruang terbuka antara guru,
siswa danpeneliti ketika melakukan kegiatan
pembelajaran, termasuk implementasi kurikulum
merdeka secara bersama, hal ini dapat dicapai
melalui keterlibatan masyarakat.73
Kurikulum Merdeka belum
diimplementasikan secara serentak. Kebijakan
yang diberikan oleh Kemdikbudristek yaitu
membentuk sekolah percontohan untuk
mengimplementasikannya sesuai tingkat
kesiapannya. Sekolah yang siap atau ingin
menerapkan kurikulum merdeka diharuskan
mempelajari materi konsep kurikulum merdeka
yang telah disiapkan Kemendikbudristek.

73
Mutiani, et.al, "Membangun Komunitas Belajar Melalui Lesson
Study Modeltranscript Based Learning Analysis", Jurnal Pendidik Dan
Peneliti Sejarah, Vol. 3, No. 3 (2020), 113–122.
60

Selanjutnya, sekolah melakukan pendaftaran dan


mengisi survei singkat sebelum akhirnya
memutuskan untuk mencoba menerapkan
Kurikulum Merdeka. Implementasi Kurikulum
Merdeka tidak dilakukan berdasarkan seleksi,
melainkan melalui pendaftaran dan pendataan.
Kunci keberhasilan Kurikulum Merdeka, salah
satunya terletak pada kesediaan kepala
sekolah dan guru dalam mengadaptasi dan
memahami kurikulum Merdeka.
Kemendikbudristek juga telah menyiapkan skema
strategi implementasi Kurikulum Merdeka,
yaitu:74
1) Pertama, strategi ini fokus pada kesiapan
sekolah untuk mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka, yakni rute adopsi
kurikulum merdeka dilakukan secara
bertahap. Pendampingan analisis kesiapan
sekolah dilakukan berkala setiap 3 bulan dengan
memberikan umpan balik. Hal tersebut
dilakukan baik dari pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah untuk memetakan kebutuhan
penyesuaian dukungan Implementasi
Kurikulum Merdeka.
2) Kedua, strategi ini berfokus pada penyediaan
pilihan penilaian dan alat pengajaran berbasis

74
Leni Nurindah Lailatul Fitriana, "Kebijakan Pokok Dan Strategi
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Indonesia", Journal On Teacher
Education, Vol. 4, No.2 (2022), 1505–1511.
61

TIK. Sebagai contoh: Buku pelajaran, modul


ajar, proyek, media dalam bentuk digital.
3) Ketiga, strategi ini menitik beratkan pada
pelatihan mandiri kurikulum merdeka dengan
menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi. Pelatihan berbasis teknologi ini
memungkinkan guru untuk mengaksesnya
secara online. Hal ini tentu saja memudahkan
lembaga pendidikan untuk mengadopsi
kurikulum mandiri. Kemendikbud juga telah
menyiapkan berbagai video edukasi, podcast,
atau buku elektronik yang telah didistribusikan
di berbagai media. Strategi kedua dan ketiga
lebih menitikberatkan pada pemanfaatan
teknologi dalam implementasi kurikulum
mandiri. Teknologi juga semakin berkembang
pesat. Membawa dampak yang sangat
signifikan bagi berbagai sektor kehidupan
termasuk pendidikan. 75 Di masa pandemi
Covid-19, teknologi berperan sangat
penting dalam penyelenggaraan pendidikan.
Keberadaan teknologi ini menjadi jembatan,
baik dari sisi teknis pelaksanaan maupun
sumber belajar, agar pembelajaran jarak jauh
(PJJ) atau daring berlangsung dengan baik. 76

75
N. s Nasori, A., Putra, I., "Challenges Digital Literacy InEra of
Society 5.0 : Effectiviness Problem Based Learning With Mobile Learning to
Acceleration Digital Mobile Learning to Acceleration Digital", Journal On
Teacher Education (JOTE), Vol. 3, No. 1 (2022), 97–106.
76
D. A. Churiyah, M., Sholikhan, Filianti, & Sakdiyyah, "Indonesia
62

Sedangkan menurut N.S Nasori, A strategi


penerapan kurikulum merdeka ini menitik
beratkan pada pelatihan mandiri kurikulum
merdeka dengan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi.77
4) Keempat, strategi ini fokus pada penyediaan
sumber daya manusia yang kompeten pada
lembaga pendidikan. SDM ini berasal dari
sekolah penggerak/SMK PK yang telah
menerapkan Kurikulum Merdeka. Strategi ini
dapat diimplementasikan secara langsung atau
online melalui webinar, seminar tatap muka,
lokakarya, atau pertemuan lainnya.
5) Kelima, strategi ini menekankan pada
pemanfaatan komunitas belajar yang
dibentuk atas prakarsa alumni guru dan
pelatih di guru penggerak. Dengan strategi
tersebut diharapkan dapat menjadi wadah
pertukaran praktik-praktik yang baik dalam
implementasi Kurikulum Merdeka.
Komunitas belajar dapat menciptakan ruang
pertukaran dan keterbukaan dalam
pelaksanaan pembelajaran. Strategi keempat
dan kelima merupakan strategi yang lebih

Education Readiness Conducting Distance Learning in Covid-19",


International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding,
Vol. 1, No. 1 (2020), 491–507.
77
Nasution M.K., “Penggunaan Metode Pembelajaran dalam
Peningkatan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Studia Didaktika, Vol. 11, No. 2
(2018), 10.
63

menitikberatkan pada pertemuan, baik


pertemuan yang menghadirkan narasumber
maupun komunitas belajar. Menciptakan ruang
terbuka antara guru, siswa dan peneliti
ketika melakukan kegiatan pembelajaran,
termasuk implementasi Kurikulum Merdeka
secara bersama, hal ini dapat dicapai melalui
keterlibatan masyarakat.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurikulum
Merdeka
Kebijakan kurikulum merdeka telah
berkontribusi memberikan perubahan pada budaya
pendidikan Indonesia. Satuan tingkat pendidikan
mulai dasar hingga pendidikan tinggi berupaya
untuk menyesuaikan program kurikulum yang
berlaku agar tujuan pendidikan nasional tetap
tercapai. Infrastruktur penunjang pembelajaran
jarak jauh ini pun harus diimbangi dengan
kemampuan guru, peserta didik, dan orang tua
dalam penggunaannya. 78 Adapun faktor
pendukungnya yaitu:
1) Teknologi
Teknologi merupakan instrumen yang
dapat dipergunakan dalam dunia pendidikan
diperlukan bagi kelangsungan, dan
kenyamanan hidup manusia sebagaimana

78
Manik H, "Tantangan Menjadi Guru Matematika Dengan
Kurikulum Merdeka Belajar Di Masa Pandemi Omicron Covid-19", Jurnal
Pendidikan, Vol. 6, No. 2 (2022), 329.
64

dasar yang harus diperkenalkan kepada


seluruh siswa. Penggunaan teknologi oleh
manusia diawali dengan pengubahan sumber
daya alam menjadi alat-alat
79
sederhana. Pendidik diharuskan mampu
untuk menguasai perkembangan zaman demi
kemajuan dan kebaikan suatu bangsa, dalam
hal ini khususnya dunia pendidikan.
Teknologi merupakan hasil olah pikir manusia
untuk mengembangkan tata cara atau sistem
tertentu dan menggunakannya untuk
menyelesaikan persoalan dalam hidupnya.
Penerapan fungsi teknologi dalam
pendidikan secara umum merupakan upaya
progresif dari pembelajaran yang ditunjang
dengan teknologi. Secara tidak langsung
merupakan bagian dari Pembelajaran aktif,
kreatif, efisien dan menyenangkan.
bagaimanapun hebatnya sebuah sekolah, tanpa
adaptasi dengan perkembangan zaman masih
terasa ada yang kurang metode pembelajaran.
Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan dalam kurikulum
merdeka, guru perlu melakukan serangkaian
kegiatan pembelajaran, mulai dari
perencanaan, menentukan strategi, pemilihan
materi dan metode pembelajaran, sampai pada

79
M Yaumi, Media Dan Teknologi Pembelajaran (Jakarta: Prenada
Media Group, 2018), 35.
65

penilaian. Serangkaian kegiatan pembelajaran


dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
tersebut sering ditanamakan dengan pendekatan
pembelajaran.80 Jika punya tenaga pendidik
yang standar dan pandai berselancar di
internet, tentu lebih mudah dalam promosi
instansi pendidikan tempatnya mengabdi,
dengan begitu diharapkan jalannya suatu
sekolah jadi lebih ideal sesuai impian, meski
masih banyak kelemahan dan harus senantiasa
dibenahi tiap saat agar perkembangannya terus
ada Karenanya pihak yang terkait seperti kepala
sekolah dalam kapasitasnya sebagai seorang
manajer harus menjadikan solusi untuk
mendorong para guru meningkatkan keahlian
nya pada teknologi.81
2) Sumber Daya Manusia (SDM)
Implementasi sebuah kebijakan sangat
memerlukan adanya sumber daya yang menjadi
pendukung pelaksanaan kebijakan tersebut,
sehebat apapun perencanaan yang dilakukan,
semulia apapun tujuan dari dikeluarkannya
kebijakan tersebut, tanpa dukungan sumber
daya yang memadai sumber daya manusia yang
mumpuni dibidangnya, kebijakan tersebut tidak

80
R. R Rerung, E-Commerce (Menciptakan Daya SaingMelalui
Teknologi Informasi) (Jakarta: Cv Budi Utama, 2019), 18.
81
M. K. Rainbow, S., Nopiyanto, Y. E., & Muna, "Teachers
Understanding of Professional Competency Standards", Journal Of Sport
Education, Vol. 2, No. 2 (2019), 10–15.
66

akan berhasil. 82 Sumber daya yang


dimaksudkan disini adalah sumber daya
manusia dan sumber daya finansial. Hal ini
sesuai dengan yang disampaiakan oleh Edwards
II, bahwa sumber daya merupakan variabel
yang mempengaruhi implementasi kebijakan.
Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan
secara jelas dan konsisten, tetapi apabila
kekurangan sumber daya untuk melaksanakan,
implementasi tidak akan berjalan dengan
efektif. Sumber daya adalah faktor penting
untuk implementasi kebijakan agar efektif.83
Sumber manusia yang dimaksud
menyangkut guru, siswa, dan orang tua. Banyak
guru khususnya yang usianya sudah lanjut
kurang memahami penggunaan teknologi dan
aplikasi sehingga proses pembelajaran tidak
berjalan semestinya berakibat pelaksanaaan
sistem pembelajaran tidak berjalan secara
maksimal. Siswa juga merasa kesulitan
mengikuti pembelajaran dikarenakan fokusnya
terbagi sehingga mereka sering tidak
memahami dan kesulitan dalam pembelajaran.
Disamping itu, ketika sudah selesai
pembelajaran dan diberi tugas, mereka juga

82
Gede dan Ni Ketut Sudianing Sandiasa, "Pelaksanaan
Administrasi Dan Pola Pemberdayaan Masyarakat Dalam Menghadapi Covid
19", Jurnal Widya Publika, Vol. 9, No. 2 (2021), 30–37.
83
AG Subarsono, Analisis Kebijakan Publi: Konsep,Teori Dan
Aplikasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 14.
67

kesulitas proses pengiriman hasil ulangan atau


tugasnya. Orang tua juga termasuk sumber daya
manusia yang mengalami kesulitan untuk
mendukung pelaksanaan pembelajaran merdeka
belajar ini, akan tetapi ketidak pahaman orang
tua terhadap materi yang dipelajari anaknya,
serta kepedulian orang tua terhadap dunia
pendidikan tergolong rendah.
Dalam praktiknya, terdapat beberapa
hambatan kurikulum merdeka. Oleh karena itu,
penerapan kurikulum ini bersifat fleksibel.
Kurikulum yang digunakan saat ini buka berarti
merupakan hasil final. Kurikulum yang dibuat
dapat dikembangkan hingga didapat
pembelajaran yang lebih efektif, dengan catatan
tetap mengikuti kaidah dan tujuan pendidikan
yang sebenarnya. Sedangkan untuk faktor
penghambat dalam sistem pembelajaran
merdeka belajar: 84
Pendidikan berhasil apabila proses belajar
mengajar dilakukan secara efektif dan efisien
sehingga hasil belajar bisa dicapai dengan lebih
optimal. Akan tetapi setiap sekolah memiliki
kondisi dan kesiapan yang berbeda-beda. Ada
banyak faktor penghambat dari setiap

84
Ratna Purwanti Herti Prastitasari, "Hambatan Autentik Asesmen
Dalam Proses Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar Prosiding Seminar
Nasional Kolaborasi PGSD, Megister Management Pendidika", PG PAUD
Dan Megister PG PAUD (Universitas Lambung Mangkurat, 1 (2020), 291–
293.
68

kebijakan. Dalam meninjau faktor penghambat


kurikulum merdeka ada aspek yang perlu dikaji
terbagi atas faktor internal dan faktor ekstenal.
Menurut Sugihartono faktor internal berasal
dari kondisi dan kesiapan peserta didik dalam
menerima materi. Sedangkan faktor eksternal
berasal dari kondisi dan kesiapan guru dan
sekolah dalam menerapkan kurikulum merdeka.
Berikut merupakan faktor penghambat internal
dan eksternal penerapan kurikulum merdeka,
yaitu:85
a) Motivasi
Motivasi belajar berperan penting dalam
kegiatan belajar. Jika dari awal tidak
terdapat motivasi untuk belajar, maka siswa
akan sulit memahami atau mencerna materi
yang sedang di pelajari selama proses
belajar. Rendahnya motivasi internal yang
berasal dari diri siswa itu sendiri dalam
mengikuti pembelajaran yang berbasis
merdeka belajar.
b) Sikap peserta didik
Sikap atau perilaku merupakan faktor
internal psikis yang memiliki peran penting
pada proses belajar. Seorang peserta didik
akan mau dan giat belajaratau tidak sangat
tergantung pada sikapnya. Dalam hal ini

85
Sugihartono, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press,
2013), 11.
69

sikap yang dimaksud adalah sikap atau


responpositif peserta didik terhadap
pelajaran, guru yang mengajar, dan
terhadap lingkungan di kelas.
c) Minat peserta didik
Minat siswa jika dikembangkan dengan
baik, maka hal itu dapat meningkatkan
motivasi belajar peserta didik. Kegiatan
pembelajaran pun akan berjalan dengan
baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai dengan mudah. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara awal diperoleh
informasi dari keempat informan bahwa
sekolah dan guru sudah melakukan
asesmen terhadap minat dan bakat peserta
didik, dan sudah membuat mod ul ajar
sesuai dengan ketentuan kurikulum
merdeka belajar. Namun dalam dalam
mengelola sistem pembelajaran sesuai
minat dan bakat peserta didik masih
terdapat kendala.
d) Sarana prasarana
Sarana prasarana merupakan fasilitas
sekolah bisa membantu guru, siswa, dan
anggota sekolah lainnya secara bersamaan
mengakses dan menyampaikan informasi
pembelajaran tanpa hambatan ruang dan
waktu. Selain itu, fasilitas sekolah
memungkinkan siswa belajar lebih cepat
70

karena diajar dengan lebih baik.


Kekurangan pada fasilitas sekolah dapat
menghambat proses pembelajaran di kelas.

Adapun faktor eksternal penghambat dari


penerapan kurikulum merdeka belajar yaitu
sebagai berikut:
a) Dukungan orang tua
Orang tua berperan penting dalam
mendukung pembelajaran peserta didik.
Perhatian orangtua bisa memberikan
dorongan serta motivasi bagi peserta didik
untuk giat belajar, karena anak
membutuhkan waktu, tempat serta kondisi
yang baik untuk belajar. Beberapa orang
tua tidak menyetujui hasil asesmen sebagai
bahan acuan pemilihan kelas untuk
anaknya. Padahal hasil asesmen diperoleh
dari hasil tes psikotes sehingga hasil yang
didapat sesuai dengan kemampuan siswa.
Ketika terjadi hal seperti itu, pihak sekolah
dengan sigap memediasi orangtua, siswa
dan guru untuk menyelesaikan masalah
tersebut dan memilih opsi terbaik untuk
semua pihak. Orang tua siswa yang tidak
mendukung hasil asesmen minat dan bakat
yang dilaksanakan sekolah.
71

c. Dampak Implementasi Kurikulum Merdeka


Pada dasarnya, setiap implementasi kebijakan
kurikulum yang diberlakukan oleh pemerintah
sangat ditentukan oleh kemampuan guru
mengimplementasi dengan benar. Implementasi
tersebut sedikit banyaknya dipengaruhi oleh
persespi dan interpretasi yang dimiliki oleh guru-
guru. Menurut Lundeberg dan Levin, persepsi dan
interpretasi guru terhadap kurikulum berakar pada
pengetahuan dan pengalaman guru itu sendiri.
Yang mencangkup empat komponen utama yaitu,
1) tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai, 2)
pengetahuan, ilmu-ilmu, data-data, aktivitas-
aktivitas dan pengalaman dari mana-mana, 3)
metode dan cara-cara mengajar dan bimbingan
yang diikuti muri-murid untuk mendorong mereka
kepada yang dikehendaki dan tujuan-tujuan yang
dirancang. 4) metode dan cara penilaian yang
digunakan dalam mengukur dn menilai hasil
proses pendidikan yang dirancang dalam
kurikulum.86
Perubahan kurikulum berdampak baik dan
buruk bagi mutu pendidikan, dimana dampak
baiknya yaitu menurut Indarta dampak yang
dirasakan dengan adanya merdeka belajar pada

86
M. A Lundeberg, "Prompting the Development of Preservice
Teacher” Beliefs through Cases, Action Research, Problem-Based Learning,
and Technology ", In J Raths and A Mc Aninch (Eds’, The Impact of Teacher
Education, Information Age Publishing, Greenwich, Vol. 1, No. 1, 2003), 23-
42.
72

kurikulum ini adalah membawa kegembiraan pada


diri siswa di tengah situasi pandemi saat
sekarang.87 Pelajar bisa belajar dengan mengikuti
perkembangan zaman yang semakin maju tapi
didukung oleh kepala sekolah, guru, tenaga
pengajar, peserta didik bahkan lembaga itu sendiri.
Menurut Abdul Aziz dalam membangun karakter
peserta didik memerlukan waktu yang cukup lama.
Selain itu, program tersebut harus ditopang dengan
manajemen pendidikan karakter sehingga akan
diperoleh hasil yang optimal. Pendidikan karakter
peserta didik merupakan suatu fondasi bangsa
yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak
dini kepada anak-anak, terutama para peserta didik
di sekolah-sekolah.88
Sedangkan menurut, Elmore dan Sykes bahwa
ketika kurikulum diformulasi, dikembangkan, dan
diimplementasikan di sistem persekolahan hingga
ke dalam kelas, mekanisme pelaksanaan
mempengaruhi praktek pembelajaran yang
selanjutnya berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. 89 Hal ini sejalan dengan Supriani bahwa

87
Indarta, "Relevansi Kurikulum Merdeka Belajar Dengan Model
Pembelajaran Abad 21 Dalam Perkembangan Era Society 5.0", Jurnal Ilmu
Pendidikan, Vol. 4, No. 2 (2022), 3011–3024.
88
Abdul Azi, H., "Darwyan S, Manajemen Pendidikan Karakter di
SMA (Studi pada SMAN dan MAN di Jakarta", Jurnal TARBAWI, Vol. 4,
No. 3 (2018), 193.
89
G Elmore, R., and Sykes, Curriculum Policy. In Philip W. Jackson
(Ed.), Handbook Ofresearch on Curriculum: A Project of the American
Educational Research Association (New York: Macmillan, 1992), 55.
73

sosialisasi sangat penting untuk memberikan


pemahaman tentang tujuan, capaian yang ingin
diraih, dan lain sebagainya dari kurikulum baru,
jika sosialisasi gagal, maka harapan kurikulum
akan berhasil juga sangat kecil.90

B. Kajian Penelitian Terdahulu


Adanya proses dan hasil pelaksanaan penelitian
memperkuat dengan adanya kajian peneliti terdahulu yang
relevan dengan penelitian ini. Ada sejumlah hasil penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian penulis ini.
Diantaranya yaitu:
Pertama, skripsi oleh Hasnawati yang berjudul Pola
Penerapan Merdeka Belajar Pada Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dalam Meningkatkan Daya Kreativitas Peserta
Didik di SMA 4 Wajo Kabupaten Wajo.91 Penelitian tersebut
dilakukan pada tahun 2021 menggunakan data kualitatif
dengan fokus pembahasan terkait pola penerapan merdeka
belajar pada pembelajaran pendidikan agama islam dan
peningkatan daya kreativitas belajar peserta didik pada
pembelajaran pendidikan agama islam. Dari hasil penelitian
dapat diambil kesimpulan:

90
Y Supriani, "Peran Manajemen Kepemimpinan Dalam
Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam", Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan,
Vol. 5, No. 1 (2022), 332–338.
91
Hasnawati, Pola Penerapan Merdeka Belajar Pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Daya
Kreativitas Peserta Didik Di SMA 4 Wajo Kabupaten Wajo (Skripsi IAIN
Parepare2021), 6-10.
74

Penerapan merdeka belajar pada pembelajaran


Pendidikan Agama Islam di SMA 4 Wajo telah diterapkan
dengan menggunakan sistem pembelajaran berdeferensiasi
sebagai perwujudan merdeka belajar dan disambut oleh
semua stakeholder sekolah, baik peserta didik maupun
pendidik dan pihak-pihak yang terkait. Adapun pola
penerapannya yaitu: diawali dengan menciptakan lingkungan
belajar yang dapat mengundang semangat peserta didik untuk
belajar.
1) Daya kreatifitas belajar peserta didik pada pembelajaran
pendidikan agama Islam di SMAN 4 Wajo mengalami
peningkatan setelah penerapan pembelajaran
berdeferensi sebagai perwujudan konsep merdeka belajar
karena setelah penerapan merdeka belajar peserta didik
memiliki kemampuan berfikir kritis, memiliki kepekaan
emosi sehingga mampu berkomunikasi dengan baik,
peserta didik memiliki daya imajinasi yang tinggi untuk
menciptakan produk-produk pembelajaran yang inovatif
dan kreatif.
2) Tujuan pembelajaran didefinisikan dengan jelas ke
peserta didik agar peserta didik mengetahui arah dan titik
akhir pembelajaran. Pembelajaran berpihak pada peserta
didik, dengan cara merespon kebutuhan belajar peserta
didik, artinya guru mendeferensiasi pembelajaran dengan
menambah, memperluas, menyesuaikan waktu untuk
memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Kedua, skripsi oleh Wahdinah Salim Aranggere yang
berjudul Implementasi Program Merdeka Belajar pada
Pembelajaran Aqidah Akhlak dalam Mengembangkan
75

Kreativitas Peserta Didik di MTSHidayatul Mubtadi’in


Tasikmadu Malang. 92 Penelitian tersebut dilakukan pada
tahun 2022 menggunakan data kualitatif dengan focus
penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
bagaimana perencanaan program merdeka belajar pada
pembelajaran Aqidah Akhlak dalam mengembangkan
kreativitas peserta didik, bagaimana pelaksanaan program
merdeka belajar pada pembelajaran Aqidah Akhlak dalam
mengembangkan kreativitas peserta didik, dan bagaimana
evaluasi program merdeka belajar pada pembelajaran Aqidah
Akhlak dalam mengembangkan kreativitas peserta didik di
MTs Hidayatul Mubtadi’in Tasikmadu Malang. Dari hasil
penelitian dapat diabil kesimpulan: Hasil dari penelitian ini
yaitu bahwa implementasi program merdeka belajar pada
pembelajaran Aqidah Akhlak dalam mengembangkan
kreativitas peserta didik ini, terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Pertama perencanaan, guru
diwajibkan untuk membuat RPP satu lembar sebelum
pembelajaran berlangsung. Kedua pelaksanaan, pada
pembelajaran berlangung guru memberikan motivasi, guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi, dan saling
bertukar informasi sesuai materi, dll. Selain itu peserta didik
juga dibiasakan mengikuti program pengembangan Budaya
Religius. Ketiga evaluasi, evaluasi dilakukan dengan

92
Wahdinah Salim Aranggere, Implementasi Program Merdeka
Belajar Pada Pembelajaran Aqidah Akhlak Dalam Mengembangkan
Kreativitas Peserta Didik Di MTS Hidayatul Mubtadi’in Tasikmadu Malang
(Skripsi Universitas Islam Malang, Malang, 2022), 7.
76

penilaian tes dan non tes, mencakup penilaian kognitif,


afektif dan psikomotorik.
Ketiga, skripsi oleh skripsi oleh Atika Widyastuti yang
berjudul Persepsi Guru Tentang Konsep Merdeka Belajar
Mendikbud Nadiem Makarim dalam Pendidikan Agama
Islam di MTS Negeri 3 Sleman.93
Fokus penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu bagaimana perencanaan program merdeka belajar pada
pembelajaran Aqidah Akhlak dalam mengembangkan
kreativitas peserta didik, bagaimana pelaksanaan program
merdeka belajar pada pembelajaran Aqidah Akhlak dalam
mengembangkan kreativitas peserta didik, dan bagaimana
evaluasi program merdeka belajar pada pembelajaran Aqidah
Akhlak dalam mengembangkan kreativitas peserta didik di
MTs Hidayatul Mubtadi’in Tasikmadu Malang. Penelitian
tersebut dilakukan pada tahun 2020 menggunakan data
kualitatif. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan:1)
para guru PAI di MTs N 3 Sleman, memiliki persepsi positif
tentang konsep Merdeka Belajar Mendikbud Nadiem
Makarim yang tercermin pada kesediaan mengikuti
kebijakan yang ada, 2) Pembuatan Rencana Pelaksanan
Pembelajarn (RPP) dengan konsep Merdeka Belajar
Mendikbud Nadiem Makarim dilakukan dengan langkah-
langkah seperti mengadakan Workshop, peningkatan
kompetensi, dan mutu guru, misalnya pembinaan dari
pengawas, Kasidik, dan MGMP, 3) Pelaksanaan

93
Atika Widyastuti, Persepsi Guru Tentang Konsep Merdeka
Belajar Mendikbud Nadiem Makarim Dalam Pendidikan Agama Islam Di
MTS Negeri 3 Sleman, 2020 (Skripsi Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta), 8-11.
77

Pembelajaran aktif secara daring dilakukan dengan


memperbanyak teknik pembelajaran interaktif dan
komunikatif, dengan menggunakan media pembelajaran.
Tabel 2.2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
dan Penelitian ini

No Nama Persamaan Perbedaan


Peneliti,
Tahun
Penelitian,
Judul
Penelitian,
Hasnawati,
1. a. Metode a. Penelitian
2021, pola penelitian terdahulu
penerapan yang membahas
merdeka digunakan pola
belajar pada sama yakni penerapan
pembelajaran metode merdeka
pendidikan penelitian belajar
agama islam kualitatif. Pada
dalam b. Berfokus pembelajaran
meningkatka pada pendidikan
n daya pokok islam,
kreativitas pembaha sedangkan
peseta didik san yang penelitian ini
di SMA 4 sama membahas
Wajo yakni implementasi
Kabupaten penerapa kurikulum
Wajo n merdeka di
78

kurikulu sekolah.
m b. Objek
merdeka penelitian
di terdahulu di
sekolah. SMA 4 Wajo
Kabupaten
Wajo.
Sedangkan,
penelitian ini
di SMA
Negeri 1
Jenangan,
Kabupaten
Ponorogo.
Wahdinah
2. a. Metode a. Penelitian
Salim penelitian terdahulu
Aranggere, yang membahas
2022, digunakan perencanaan,
implementasi sama yakni serta evaluasi
program metode program
merdeka penelitian merdeka
belajar pada kualitatif. belajar pada
pembelajaran pembelajaran
aqidah Aqidah
akhlak dalam Akhlak dalam
mengembang mengembangk
kan an kreatifitas
kreativitas peserta didik
peserta didik di MTS
79

di MTS Hidayatul
Hidayatul Mubtadiin
Mubtadi’in Tasikmadu
Tasikmadu Malang,
Malang. sedangkan
penelitian ini
membahas
Analisis
Implementasi
Kurikulum
Merdeka di
SMA Negeri 1
Jenangan
b. Objek
penelitian
terdahulu di
MTS
Hidayatul
Mubtadi’in
Tasikmadu
Malang.
Sedangkan,
penelitian ini
membahas
Analisis
Implementasi
Kurikulum
Merdeka di
SMA Negeri 1
80

Jenangan
Widyastuti,
3. a. Metode a. Fokus
2020 persepsi penelitian penelitian
guru tentang yang yang
konsep digunakan dilakukan
merdeka sama yakni dalam
belajar metode penelitian ini
mendikbud penelitian yaitu
nadiem kualitatif. bagaimana
makarim perencanaan
dalam program
pendidikan merdeka
agama belajar pada
islamd pembelajaran
i MTS Aqidah
Neger Akhlak
i 3 Sleman dalam
mengembang
kan
kreatifitas
peserta didik,
bagaimana
evaluasi
program
merdeka
belajar pada
pembelajaran
Aqidah
Akhlak
81

dalam
mengembang
kan
kreativitas
peserta didik
di MTS
Hidayatul
Mubtadi’in
Tasikmadu
Malang
b. Objek
penelitian
terdahulu di
MTS Negeri
3 Sleman.
Sedangkan,
penelitian ini
di SMA
Negeri 1
Jenangan

C. Kerangka Pikir
Sebagai sebuah lembaga pendidikan, sekolah mampu
menyelenggarakan serangkaian kegiatan yang memerlukan
adanya sebuah proses perencanaan, pengarahan,
mengkoordinasi, mengontrol, serta mengkomunikasikan agar
dapat berguna dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Implementasi kurikulum merdeka merupakan suatu
82

tindakan pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah


disusun secara matang dan terperinci serta penerapan
kurikulum merdeka ini bersifat fleksibel. Pada proses
perancangan kurikulum merdeka yang dilakukan mengacu
pada aspek-aspek utama kurikulum merdeka yaitu, pedoman
pelaksanaan kurikulum merdeka, perangkat pembelajaran,
kesiapan SDM, sarana prasarana, pembiayaan, P5 dan
asesmen. Berdasarkan pengertian kerangka berpikir diatas,
penulis akan menggambarkan secara kronologis penelitian
untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari implementasi
kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir


BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang
bersifat deskriptif yakni penelitian yang memberikan
gambaran tentang situasi dan kejadian faktual dan sistematis
mengenai faktor-faktor, serta hubungan antara fenomena
yang dimiliki untuk mengetahui dasar- dasarnya saja. 94
Penelitian ini menyajikan data deskriptif berupa data tertulis
atau lisan dan informan dan perilaku yang akan diamati,
karena peneliti bertujuan untuk memberikan pandangan yang
lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti.
Pendekatan kualitatif merupakan cara yang tepat untuk
mengungkapkan dan memaknai berbagai kegiatan yang
saling berkaitan dalam implementasi kurikulum merdeka di
SMA Negeri 1 Jenangan, yang sangat berkaitan erat dengan
upaya menganalisis: a) bagaimana strategi penerapan
kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan, b) apa saja
faktor pendukung dan penghambat penerapan kurikulum
merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan, 3) bagaimana dampak
penerapan kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus
dimana penelitian ini berupaya untuk mendeskripsikan secara
lengkap, menyeluruh, dan terperinci mengenai kondisi yang
sedang terjadi dalam suatu konteks, tentang fenomena yang
sebenarnya terjadi dalam lapangan studi.95

94
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2021), 6.
95
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif Dalam
83
84

Dalam penelitian ini berorientasi pada tujuan untuk


memahami karakteristik kelompok secara fokus mendalam,
dengan penerpan jenis penelitian lapangan yakni studi
kasus. 96 Teknik studi kasus yang digunakan yakni dengan
menggali fenomena secara rinci dan mendalam sesuai dengan
prosedur pengumpulan data selama periode tertentu.97
Penelitian deskriptif dengan tujuan menggambarkan
secara sistematis fakta dan karakteristik subjek dan objek
yang akan diteliti secara tepat untuk mendapatkan variasi
permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan
maupun tingkah laku manusia.98
Metode kualitatif, lebih mengutamakan observasi,
wawancara, dokumentasi, dan memiliki banyak
keistimewaan antara lain: sarana dalam menyajikan
pandangan subjek yang akan diteliti, menyajikan uraian yang
menyeluruh dan mirip dengan apa yang dialami oleh
pembaca dalam kehidupan sehari-hari, memberikan penilaian
atau konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas
fenomena dalam konteks yang diteliti.99

Penelitian Bahasa (Solo: Cakra Book, 2014), 92.


96
Farida Nugraini, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian
Pendidikan Bahasa Indonesia (Solo: Cakra Books, 2014), 48.
97
Sri Wahyuningsih, Metode Penelitian Studi Kasus (Konsep,
Tepori Pendekatan Psikologi Komunikasi, Dan Contoh Penelitiannya)
(Madura: UTM Press, 2013), 3.
98
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan
Prakarya (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2013), 157.
99
Noeng Muhajir, Metodelogi Penelitian Kuantitatif Pendekatan
Pasitivistik Fenomenologik Dan Realisme Metaphisik Studi Teks Dan
Penelitian Agama (Yogyakarta: Rake Suraju, 2016), 44.
85

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pada penelitian lapangan ini di SMA Negeri 1 Jenangan


yang terletak di Kabupaten Ponorogo, tepatnya berlokasi di
Jalan Raya Ngebel, Desa Semanding, Kecamatan Jenangan,
Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Peneliti tertarik
mengambil lokasi di SMA Negeri 1 Jenangan ini karena ingin
mengetahui tentang implementasi kurikulum merdeka dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sekolahan tersebut.
C. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data dan sumber


data yaitu data primer dan data sekunder:100
1) Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumber pertama, baik melalui tahap wawancara maupun
observasi kepada responden atau informan. Pada
penelitian ini peneliti mencari data serta menggali
informasi dengan melakukan wawancara mendalam
dengan informan yang ada di SMA Negeri 1 Jenangan
yaitu: kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang
kurikulum, dan 1 (satu) guru SMA Negeri 1 Jenangan.
2) Data sekunder atau data pendukung yang relevan dengan
penelitian ini berupa dokumen yang berhubungan erat
dengan masalah penelitian ini. Dokumen yang di
perlukan antara lain 1) data seperti data profil SMA
Negeri 1 Jenangan, 2) kurikulum pendidikan, laporan
proses penerapan pembelajaran kurikulum merdeka, 3)

100
Effy Yuswita, "Aktivitas Primer DanPendukung Rantai Nilai
Produk Pare Krispi UMKM Desa Karang Ploso Malang", Ilmu Pengetahuan,
Vol. 1, No.2 (2021), 22.
86

dan laporan hasil produk peserta didik penilaian


berdeferensial sebagai penerapan kurikulum merdeka.
D. Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitin, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Dalampenelitian
kualitatif pengumpulan data dilakukan pada natural setting
(kondisi yang alami), sumber data primer dan prosedur
pengumpulan data lebih banyak pada wawancara mendalam,
dokumentasi dan dengan adanya observasi. 101 Secara rinci
penjelasan mengenai beberapa prosedur pengumpulan data
pada penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut:
1) Observasi
Observasi merupakan sebuah pengamatan yang
dilakukan dengan melibatkan panca indra manusia. 102
Observasi juga dapat dikatakan sebagai serangkaian
kegiatan pengamatan yang dapat dilakukan sebagai
serangkaian kegiatan pengamatan yang dapat dilakukan
dengan menglihat dan mencatat setiap perilaku dan
jalannya sebuah system yang memiliki tujuan tertentu
serta membuka apa yang melatarbelakangi munculnya
perilaku dan landasan pada suatu sistem tersebut. 103

101
Sugiyono, Metode Penelitian, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif
Dan RD (Bandung: Alfabeta, 2015), 224-225.
102
Niken Fathia Saraswati, "Implementasi Metode Pembelajaran
Small Grup Discussion Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada
Kompetensi Dasar Jurnal Penyesuaian Siswa Kelas X Akuntasi SMK
Muhammadiyah Kretek Tahun Ajaran 2017/2018", Pendidikan Akuntansi
Indonesia, XVI (2018), 19.
103
Umar Sidiq dan Miftahul Choiri, Metode Penelitian Kualitatif Di
Bidang Pendidikan (Ponorogo: Nata Karya, 2019), 119.
87

Jenis observasi yang digunakan pada penelitian ini


merupakan observasi nonpartisipan (Nonpartisipant
Observation). Dalam observasi ini peneliti tidak terlibat
dalam kegiatan orang-orang yang diteliti, demikian
berperan sebagai pengamat mandiri. Tugas peneliti
adalah menganalisis, mencatat, membuat kesimpulan
tentang apa yang sudah diteliti. Teknik pengumpulan
data ini tidak terlalu mendalam untuk memperoleh
datanya, maka dari itu teknik pengumpulan data harus
ada data yang lain untuk digunakan oleh peneliti ini yaitu
teknik wawancara.104

Sebelum melakukan sebuah observasi diperlukan


sebuah kisi-kisi berupa indicator yang akan
memudahkan jalannya observasi. Dengan hal tersebut
peneliti dapat memperoleh informasi mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan penelitian berupa faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap penerapan kurikulum
merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan.
2) Wawancara
Wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau
suatu proses interaksi antara pewawancara dan sumber
informasi atau orang yang diwawancarai melalui
komunikasi langsung. Dapat pula dikatakan bahwa
wawancara merupakan percakapan tatap muka antara
pewawancara dengan sumber informasi, dimana
pewawancara bertanya langsung tentang suatu objek

104
Sabah Echdar, Metode Penelitian Manajemen Dan Bisnis
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2017), 289.
88

yang diteliti dan dirancang sebelumnya. 105 Dalam


penelitian ini peneliti melakukan tanya jawab langsung
kepada informan yang sudah dipilih berdasarkan kriteria
dari peneliti untuk memperoleh informasi dan data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
yakni indept interview dengan tujuan memperoleh
informasi yang mendalam terkait makna subjektif,
pemikiran, perasaan, sikap, perilaku, persepsi,
keyakinan, motivasi, dll. Data yang diperoleh yakni data
verbal dengan memanfaatkan menulis secara langsung
serta memanfaatkan alat perekam (tape recorder).106

Wawancara awal dilakukan secara terstruktur


bertujuan untuk mendapatkan informasi secara rinci
mengenai pandangan responden. Selain itu peneliti juka
melakukan wawancara secara semistruktur untuk
menemukan permasalahan secara terbuka, dimana
narasumber atau pihak yang diwawancarai diminta
pendapat dan pandangan mengenai implementasi
kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan. Selain
itu wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data
yang berkaitan dengan strategi, faktor pendukung dan
penghambat, serta dampak penerapan kurikulum
merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan, oleh karena itu
maka peneliti perlu menyusun suatu pedoman pada saat

106
Galang Surya Gumilang, "Metode Penelitian Kualitatif Dalam
Bidang Bimbingan Dan Konseling", Jurnal Fokus Konseling, Vol. 2, No. 1
(2016), 154.
89

melakukan wawancara untuk memperoleh data dan


informasi secara rinci seperti yang dijelaskan.
3) Dokumentasi
Menurut Satori dan Komariah menyatakan definisi
dokumen adalah catatan kejadian yang sudah lampau
yang dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan dan karya
bentuk. Studi dokumen merupakan sebagai pelengkap
dari penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif ini.107
Terdapat berbagai jenis dokumen yaitu dokumen
pribadi, dokumen resmi, dan foto. 108 Dokumen pada
penelitian kualitatif dapat berupa: tulisan, gambar atau
karya monumental dari objek yang diteliti. 109 Pada
instrument penelitian dokumentasi, peneliti mengambil
informasi pada, dokumen diaplikasi-aplikasi yang
digunakan dalam pembelajaran contohnya, Google
Drive, Classroom, Microsoft Office, dan juga pada file-
file penyimpanan hasil penilaian. Dalam hal bukti fisik
seperti tulisan dan gambar ini yang sering digunakan
untuk memperoleh data dokumentasi mengenai
implementasi kurikulum merdeka di SMA Negeri 1
Jenangan. dalam penelitian ini dokumen yang akan
digunakan untuk memperoleh data berupa data profil
SMA Negeri 1 Jenangan, kurikulum pendidikan, laporan

107
Albi Anggito & Johan Setiawan, Metodologi Penelitian
Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2017), 145.
108
Salim & Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Ciputaka Media, 2012), 12.
109
Budur Anufiah Thaha Al-hamid, Instrumen Pengumpulan Data
(Sorong: STAIN, 2019), 8.
90

proses penerapan pembelajaran kurikulum merdeka, dan


laporan hasil produk peserta didik penilaian
berdeferensial sebagai penerapan kurikulum merdeka.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada
saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat
wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap
jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang
diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan,
maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai
tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Milles
dan Huberman dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
condensation (kondensasi data), data display (penyajian
data), dan conclusion drawing or verifications (penarikan
kesimpulan atau verifikasi).110
1. Data Condensation (Kondensasi Data)
Data yang ada mengacu pada proses pemilihan,
pemfokusan, penyederhanaan, dan transformasi data yang
dikumpulkan melalui penulisan catatan lapangan, transkip
atau hasil data wawancara, dokumen-dokumen dan bahan
empiris lainnya. Dengan proses kondensasi diharapkan

110
A. Michael Huberman dan Johnny Saldana Miles Matthew B,
Qualitative Data Analysis A Methods Sourcebooks Edition 3 (Singapore:
SAGE Publications, 2014), 12.
91

data lebih akurat. Hal itu disebabkan pada proses


kondensasi data diperoleh berdasarkan penelitian yang
dilakukan secara kontinu atau terus menerus. Kemudian
berbagai data yang diperoleh, dikumpulkan, di analisis dan
dipadatkan untuk menajamkan, memilah, memfokuskan,
membuang dan menata data sehingga dapat diverifikasi
menjadi kesimpulan akhir. Dalam penelitian kualitatif,
data dapat ditransformasikan dalam banyak cara melalui
pemilihan, ringkasan dan parafrase.
2. Data display (Penyajian Data)

Setelah kondensasi data tahapanselanjutnya yaitu


penyajian data, dalam peneitian kualitatif penyajian data
dapat dilakukan dengan uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori dan sejenisnya. Umumnya penyajian data
yang digunakan yakni teks uyang bersifat naratif.
Tujuannya yaitu untuk memudahkan memahami apa yang
terjadi serta melanjutkan kerja selanjutnya berdasarkan
informasi yang telah dipahami. Dalam penelitianini
penyajian data akan dilakukan dengan teks naratif.
3. Drawing or Verifications Conclusion (Penarikan
Kesimpulan atau Verifikasi).
Langkah yang berikutnya yaitu penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Kesimpulanyang telah di sampaikan diawal
masih bersifat sementara, dan akan berubah setelah
adanya bukti-bukti yang diperoleh saat pengumpulan data.
Namun apabila bukti-bukti yang diperoleh bersifat valid
dan terbukti kebenarannya serta sesuai dengan kesimpulan
di awal, maka kesimpulan yang dikemukakan bersifat
92

konsisten dan kredibel. Kesimpulan dalam peneitian ini


merupakan temuan.111
F. Pengecekan Keabsahan Penelitian

Untuk menguji keabsahan data penelitian ini, penelitian


tentunya menggunakan jenis kredibilitas dengan tiga
pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Berdasarkan Lamanya Waktu Penelitian
Dalam hal ini peneliti memperpanjang waktu dalam
mencari data di lapangan dengan mengadakan wawancara
mendalam kepada narasumber yang dilakukan tidak hanya
satu kali tetapi berulang kali, berhari-hari, berminggu-
minggu, bahkan berbulan-bulan. Hal ini bertujuan: (1)
agar dapat menumbuhkan kepercayaan diri dari subyek
yang diteliti, (2) agar memahami atau mengalami sendiri
kompleksitas situasi, dan (3) agar dapat menghindarkan
distorsi akibat kehadiran peneliti di lapangan.
2. Peningkatan Ketekunan
Melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan agar dapat mendeskripsikan data
secara lebih akurat dan sistematis terkait dengan penelitian
yang dilakukan. 112 Dalam hal ini, peneliti membaca
berbagai referensi bukudan menggunakan dokumentasi-
dokumentasi yang terkait untuk memperluas dan
mempertajam penelitian, sehingga dapat digunakan untuk

111
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2015), 252.
112
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2015), 272.
93

memeriksa data yang ditemukan secara benar dan


terpercara.
3. Pendekatan Triangulasi
Pendekatan triangulasi yaitu melakukan crosschesk
secara mendalam berbagai data yang telah dikumpulkan,
baik data wawancara antar responden, hasil wawancara
dengan observasi, serta hasil wawancara dengan kajian
teori atau pandangan tokoh-tokoh ahli di bidang penelitian
ini. Menurut Patton yang dikutip Moleong triangulasi
sebagai sumber berarti membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
kualitatif.113
Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data berbeda-beda untuk mendapatkan data
dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi,
wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber
data yang sama secara serempak. 114 Dengan demikian
teknik pengamatan triangulasi yang dilakukan dalam
penelitian ini dibuktikan dengan adanya penggunaan data
dan sumber data atau informan yang berbeda-beda untuk
mendapatkan informasi yang lebih akurat maupun valid.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Sehingga data
yang diperoleh lebih konsisten, tuntas, dan pasti.
Triangulasi teknik pengumpulan data yakni dengan

113
Lexy J Moleon, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2020), 330.
114
Sugiono, Metode Penelitian Kauntatif, Kualitatif Da R & D
(Bandung: Alfabeta (IKAPI), 2016), 214.
94

menggabungkan antara teknik observasi, wawancara dan


dokumentasi. Sedangkan triangulasi sumber data yakni
dengan menggabungkan data yang diperoleh dari kepala
sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan
guru.
G. Tahap Penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian
Hal-hal yang dilakukan dalam tahap persiapan ini
antara lain:
a) Peneliti menetapkan lokasi penelitian.
b) Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian
(penggalian data), maka peneliti melakukan kegiatan
perizinan ditempat peneliti lakukan.
c) Peneliti harus mempersiapkan atau menyusun panduan
(instrumen) tentang pokok-pokok permasalahan yang
digali sebagai pedoman untuk mempermudah
pengumpulan data, yang meliputi wawancara, panduan
observasi, dan dokumentasi.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah
mengumpulkan data-data dengan instrument-instrumen
yang sudah dipersiapkan, mengolah data, menganalisis
data dan menyimpulkan data.
3. Tahap Pelaporan Penelitian
Kegiatan dalam tahap pelaporan ini adalah menyusun
data- data yang telah diperoleh dan dianalisis ke dalam
bentuk laporan hasil penelitian yang terdapat dalam BAB
IV dan BAB V.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Latar Penelitian
1. Sejarah berdirinya SMA Negeri 1 Jenangan
Sesuai dengan surat Bupati Ponorogo tentang
Persetujuan Pendidikan Nomor 425/828/405.51/2003
yang dikeluarkan tanggal 1 Maret 2003, SMA Negeri 1
Jenangan didirikan dan mulai menerima peserta didik
baru pada tahun ajaran 2003/2004 dengan nama SMA
Negeri 1 Jenangan. Sekolah ini awalnya melaksanakan
kegiatan belajar mengajar pada sore hari di SDN 2
Semanding, di bawah arahan Plt. Presiden Drs. Suroto
dari SMA Negeri 1 Mlarak. Hal itu dilakukan pada awal
berdirinya sekolah tersebut. Pada bulan Oktober tahun
2003, kepemimpinan SMA Negeri 1 Jenangan secara
resmi dialihkan kepada Bapak Drs. Djoko Susilo, S.Pd,
M.Hum.
SMA Negeri 1 Jenangan menempati gedung baru
pada tahun 2005 tempatnya di Jl. Raya Ngebel
Semanding, Jenangan, Kab. Ponorogo. Pembelajaran di
sekolah dilaksanakan di pagi hari dan sore hari. Sejak
bulan Oktober Bapak Drs. Djoko Susilo, S.Pd, M.Hum
memimpin SMA Negeri 1 Jenangan hingga tahun 2010,
dan beliau mengabdi dalam kapasitas tersebut hingga
saat itu. Di tengah masa jabatannya, ia secara bertahap
dapat menambah ruang kelas tambahan sehingga semua
pengajaran dan pembelajaran dapat dilakukan di pagi
hari. Hal ini memungkinkan sekolah untuk berjalan lebih
efisien. Selain itu, telah berhasil menjalin hubungan
kerjasama membangun masjid sebgai tempat ibadah
95
96

seluruh warga sekolah. Pada tahun 2010, bapak Drs.


Subandi, M.Pd. menjabat sebagai kepala sekolah dan
SMA Negeri 1 Jenangan, yang sebelumnya dikepalai
oleh orang yang sama. Dibawah arahan beliau SMA
Negeri 1 Jenangan mengalami perubahan dari
penambahan ruang kelas, ruang laboratorium, perbaikan
sarana prasarana, serta memiliki mata air sendiri.
Karena belum ada kepala sekolah yang baru, untuk
selanjutnya Tutut Erliena, M.Pd waktu itu menjabat
sebagai kepala sekolah SMA Negeri 1 Babadan, tetap
menjalankan tanggung jawabnya sebagai Plt.
Administrator sekolah hingga Mei tahun ini. Pemerintah
Kabupaten Ponorogo memberikan fasilitas tambahan
kepada SMA Negeri 1 Jenangan selama beliau menjadi
kepala sekolah di sana. Fasilitas tersebut yaitu bantuan
rehab dan penambahan ruang kelas baru. Karena pada
saat beliau melaksanakan tanggung jawab sebagai Plt.
Drs Sugeng Subagyo, M.Pd. yang saat itu menjabat
sebagai kepala sekolah SMA Negeri Sambit. Hanya 9
bulan dihabiskan bersama Dr. Sugeng Subagyo, M.Pd.
memimpin SMA Negeri 1 Jenangan. pada masa beliau
membantu mendapatkan bantuan infrastruktur dari
pemerintah federal. Secara khusus, pembangunan empat
ruang kelas baru. Pada tanggal 13 Januari 2017 telah
dilaksanakan serah terima jabatan kepala sekolah kepada
bapak mursid, S.Pd M.Pd. dan pada tanggal 31 Juni 2020
kembali dilaksanakan serah terima jabatan kepada
kepala sekolah yang baru yaitu, ibu Titik Ruwaidah
97

S.Pd., MPd.115

2. Profil SMA Negeri 1 Jenangan


Nama Sekolah : SMAN 1 Jenangan
Kategori Sekolah : Negeri
NPSN/ NSS : 20510145
Alamat Sekolah : Jalan Raya Ngebel
Desa/Kelurahan : Semanding
Kecamatan : Jenangan
Kabupaten/Kota : Ponorogo
Provinsi : Jawa Timur
Telepon/ Fax : (0352)3576207
Kode Pos : 63492
E-mail : sman_jenangan@yahoo.com
Website : www.sman1jenangan.sch.id
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
Tahun Didirikan : 2003
Kepemilikan Tanah : Hak Milik Pemerintah Daerah
Luas Tanah/Status : 8119 m2
Luas Bangunan : 1418 m2
No. Rekening Komite : BANK JATIM 0202737293
SMA Negeri 1 Jenangan116

115
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor: 01/D/19-1/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
116
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor: 02/D/19-1/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
98

3. Letak Geografis SMA Negeri 1 Jenangan


Salah satu kabupaten yang membentuk Provinsi
Jawa Timur di Indonesia disebut Kabupaten Ponorogo.
Kabupaten Ponorogo memiliki luas daratan 1.371,78
kilometer persegi koodinat sebagai berikut: 111 17’ – 11
52’’ Bujur Timur 7 49” – 8 20 Lintang Selatan dengan
ketinggian antara 92 sampai dengan 2.563 m di atas
permukaan laut. Kabupaten Ponorogo berada di sebelah
barat kota yang menjadi ibu kota Provinsi Jawa Timur
ini. Itu dibatasi di tiga sisi oleh Provinsi JawaTengah
kota yang terletak di sebelah selatan disebut pacitan, kota
yang terletak di sebelah barat disebut Wonogiri (Jawa
Tengah), kota yang terletak di sebelah utara disebut
Madiun, dan kotayang terletak di sebelah timur dikenal
sebagai Trenggalek. SMA Negeri 1 Jenangan dapat
ditemukan di lingkungan yang lebih pedesaan, tepatnya
di jalan raya Ngebel di Semanding, Jenangan, Ponorogo.
Itu terletak di sebidang tanah seluas 8119 m2.117
4. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 1 Jenangan
a. Visi SMA Negeri 1 Jenangan
Berprestasi, berakhlaq mulia dan berbudaya
lingkungan.
b. Misi SMA Negeri 1 Jenangan
Untuk mewujudkan visi sekolah SMA Negeri 1
Jenangan mengembangkan misi atau berbagai

117
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor: 02/D/19-1/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
99

kegiatan, yakni:
1. Meningkatkan standar Sumber Daya Manusia
(SDM) melalui pendidikan yang lebih aktif,
imajinatif, dan berpikir maju yang memanfaatkan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Membantu siswa mengembangkan potensi,


kemampuan, dan minatnya melalui keikutsertaan
dalam kegiatan ekstrakurikuler.
3. Membantu masyarakat untuk lebih memahami
ajaran-ajaran tradisi keagamaan yang dianutnya
sehingga prinsip-prinsip tersebut dapat menjadi
landasan pemikiran, perkataan, dan perbuatan
mereka.
4. Menanamkan budaya bersih, disiplin dan budaya
kerja
5. Untuk melindungi alam, kembangkan serat moral
siswa dan staf di sekolah.
6. Memperoleh keterampilan hidup esensial dengan
berpartisipasi dalam pendidikan lingkungan dan
kegiatan bisnis.
c. Tujuan SMA Negeri 1 Jenangan
1) Menyajikan pembelajaran berbasis keilmuan
secara aktif, kreatif, dan inovatif dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta lingkungan alam.
2) Meningkatkan kualitas SDM seluruh warga
sekolah dengan melakaukan berbagai kegiatan
100

pembiasaan agar mampu bersaing baik secara


local maupun global.
3) Tanamkan pada siswa anda keuletan,
kemampuan, keahlian, dan kemandirian untuk
berhasil sendiri.
4) Memiliki pemahaman tentang kitab agama dan
menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan
yang dianutnya.
5) Mengembangkan sumber daya manusia yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
6) Menyelenggarakan sarana dan prasarana
pendidikan yang sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi terkini.
7) Menciptakan lingkungan kelas yang bersih,
nyaman, asri, dan sehat, serta mendorong dan
mendukung kegiatan pembelajaran.
8) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan
ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi bakat
dan minat siswa sebagai sarana pengembangan
pemberdayaan sumber daya sekolah yang
berwawasan lingkungan.118
5. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Jenangan
Organisasi dapat diartikan sebagai struktur
penempatan anggota dalam kelompok kerja, dengan
menempatkan hubungan antara orang dengan kewajiban,

118
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor: 03/D/19-1/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
101

hak, dan tanggung jawab masing-masing. Berikut


gambar struktur organisasi SMA Negeri 1 Jenangan.119

Gambar 4.2 Struktur Organisasi SMA Negeri 1


Jenangan
6. Sumber Daya Manusia (Tenaga Pendidik, Tenaga
Kependidikan, dan siswa) SMA Negeri 1 Jenangan
Sumber daya manusia merupakan suatu komponen
yang sangat penting pada sebuah organisasi. Karena
dengan adanya sumber daya manusia inilah yang dapat
menggerakkan sebuah organisasi sesuai dengan tujuan
sebuah organisasi tersebut. Berikut merupakan bagian

119
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor: 05/D/19-1/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
102

dari sumber daya manusia pada SMA Negeri 1 Jenangan:


120

Tabel 4.3 Tenaga Pendidik SMA Negeri


1 Jenangan
No Nama Guru Mata Pelajaran
1 Titik Ruwaidah, S.Pd.,
M.Pd
2 Drs. Puguh Sediyanto Fisika
3 Sholikin, S.Pd Sosiologi
4 Nurnaningtyas, S.Pd Sejarah
5 Rahajeng Drianing Wulan, Bahasa Inggris
S.Pd
6 Nike Nurdianingsih, S.Pd, PAI
I
7 Suyono, M.Pd Bahasa
Indonesia
8 Siti Fatonah, M.Psi BK
9 Purwindarti, S.Pd PKN
10 Esti Suprapti Binti Afifah Fisika, PKWU
M., S.Pd
11 Farida Kristianawati, S.Pd Matematika
12 Ani Pujiastuti, SE Ekonomi
13 Sri Wahyuni, M.Pd Kimia, PKWU
14 Fauziana Meikowati, S.Pd Geografi
15 Laily Zuniati, S.Pd Biologi

120
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor: 06/D/19-1/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
103

16 Erni Nur Azizah, S.Si, Biologi,


M.Pd PKWU
17 Dwiyono, S.Pd, MM Penjaskes
18 Tri HarjantiBudi Setiyani, Kimia, PKWU
S.Si
19 Bahrul Hidayah, S.Pd Bahasa Inggris
20 Gilang Samodra TIK
Trisyuangga, S.Pd
21 Ryandi Pamungkas, S.Pd Seni Budaya
22 Titin Ismawati, S.Pd Kimia
23 Septina Aritaningrum, Matematika
S.Pd
24 Rensyan Prisilia, S.Pd Bahasa
Indonesia
25 Evi Diah Puspitasari, S.Pd Bahasa Jawa,
Bahasa
Indonesia
26 Sonya Aprellisa Marga, Matematika
M.Pd

Tabel 4.4 Tenaga Kependidikan SMA Negeri 1


Jenangan
Jabatan dan Status
No Nama
Pendidik/Kependidikan
1 Mukholik Ihsan, Pengadministrasi Umum
ST.
2 Sumiadi Petugas Keamanan
3 Nuraini Pramu Bakti
4 Kusmen Hadi Pengadministrasi Sarana
104

dan Prasarana
5 Hari Sukarno Petugas Perpustakaan
6 Gading Staf TU
Rayirespati
7 Dwi Agustin, Staf TU
SE.
8 Ernik Ratna Staf TU
Dewi
9 Faisal P Pe Petugas Keamanan

Tabel 4.5 Siswa SMA Negeri 1


Jenangan
No KELAS L P TOTAL
1 X.1 8 24 24
2 X.2 8 23 31
Jumlah 16 47 63
3 XI IPA1 6 15 21
4 XI IPA2 6 16 22
5 XI IPS 1 10 14 24
6 XI IPS 2 9 14 23
Jumlah 31 59 90
7 XII IPA 1 6 14 20
8 XII IPA 2 6 14 22
9 XII IPS1 5 14 21
10 XII IPS 2 7 14 19
Jumlah 24 56 80
TOTAL 71 162 233
105

7. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Jenangan


Adapun sarana prasarana yang ada di lembaga
pendidikan SMA Negeri 1 Jenangan adalah sebagai
berikut:121
Tabel 4.6 Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1
Jenangan
No Nama Jumlah Luas (m2)
1 Ruang Teori/Kelas 10 720
2 Laboratorium Kimia 1 120
3 Laboratorium Fisika 1 120
4 Laboratorium Komputer 2 144
5 Ruang Perpustakaan 1 96
6 Ruang UKS 1 15
7 Koperasi/Toko 1 9
8 Ruang BP/BK 1 15
9 Ruang Kepala Sekolah 1 18
10 Ruang Guru 1 45
11 Ruang TU 1 45
12 Ruang OSIS 1 15
13 Kamar Mandi/WC guru 1 3
laki-laki
14 Kamar Mandi/WC guru 1 3
perempuan
15 Kamar Mandi/WC siswa 2 12
laki-laki
16 Kamar Mandi/WC siswa 2 12

121
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor: 04/D/19-1/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
106

perempuan
17 Ruang Ibadah 1 182
18 Komputer TU 2
19 Printer TU 1
20 Scanner 1
21 Digital Camera 1
22 Meja TU 6
23 Kursi TU 8
24 Filling Cabinet/Lemari 8
25 Komputer/Laptop 25
26 Printer 1
27 LCD 4
28 Lemari 4
29 Meja Siswa 191
30 Kursi Siswa 443

8. Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Jenangan


SMA Negeri 1 Jenangan memiliki banyak prestasi.
Salah satu prestasinya yang bagus yaitu, juara 2 lomba
desain poster kategori umum tingkat Nasional Sun Well
Publisher dan masih banyak prestasi-prestasi lainnya
bisa dilihat pada data prestasi SMA Negeri 1 Jenangan
bagian akhir penelitian di halaman terlampir.122

122
Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor: 10/D/19-1/2023
Lampiiran Hasil Penelitian.
107

B. Deskripsi Data
1. Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di SMA
Negeri 1 Jenangan
Strategi penerapan kurikulum merdeka yaitu sebuah
rancangan kegiatan dalam melaksanakan kurikulum
merdeka agar efektif dan efisien. Kegiatan ini intensif
dilakukan dengan mengatur jadwal khusus pembuatan
perangkat pembelajaran kurikulum merdeka dari mulai
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Berdasarkan
hasil observasi peneliti pada Selasa, 17 Januari 2023,
pada tahap perencanaan untuk menciptakan strategi yang
baik guru di SMA Negeri 1 Jenangan mengadakan
pelatihan dan bimbingan seperti workshop in house
training (IHT) yang diagendakan rutin setiap tahun
ajaran baru untuk membuat strategi perangkat
pembelajaran yang berbeda dengan K-13. Hal ini sesuai
dengan wawancara yang telah dilakukan kepada ibu
Titik Ruwaidah, M.Pd. selaku kepala sekolah SMA
Negeri 1 Jenangan pada hari Kamis, 19 Januari 2023.
Jadi untuk tahap awal perencanaa strategi penerapan
kurikulum merdeka yang dilaksanakan di SMA
Negeri 1 Jenangan meliputi kegiatan pelatihan,
bimbingan atau workshop In House Training (IHT).
Untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka
saya sebagai kepala sekolah bersama wakasek
kurikulum beserta komite pembelajaran. Awal
pengimplementasian kurikulum merdeka
menggunakan strategi yang berkaitan dengan
perangkat pembelajaran yang baru yang berbeda
108

dengan K-13 mulai dari perencanaan pembelajaran


yang dirancang dalam bentuk capaian pembelajaran
(CP), tujuan pembelajaran (TP), alur tujuan
pembelajaran (ATP) dan modul ajar, dan dalam
pelaksanaan pembelajaran menggunakan
pembelajaran berdiferensiasi serta membuat projek
penguatan profil pelajar pancasila (P5) yang
meliputi kegiatan pagelaran seni, dan membuat
produk lokal.123

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara bersama


ibu Farida Kristianawati, S.Pd selaku wakasek
kurikulum di SMA Negeri 1 Jenangan pada hari, Rabu
18 Januari 2023.
Strategi yang dilakukan oleh bapak/ibu guru yaitu,
mengikuti pelatihan dan bimbingan. Untuk
perencanaan awalnya sendiri kita lebih
memaksimalkan dalam mengikuti pelatihan-
pelatihan atau workshop terkait kurikulum merdeka
ini. Karena waktu awal dulu memang benar-benar
baru diterapkan jadi sangat memerlukan arahan dan
sharing dari yang lainnya. Maka dari itu bapak/ibu
guru di SMA Negeri 1 Jenangan diajak mengikuti
workshop bersama demi kemajuan dan peningkatan
pemahaman guru terhadap kurikulum merdeka. 124

123
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 01/W/19-01/2023 dalam
Lampiran Hasil Penelitian.
124
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 02/W/18-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
109

Berdasarkan hasil observasi pada awal proses


perencanaan mengadakan rapat bersama seluruh
stakeholder sekolah yang merumuskan proses
perencanaan pembelajaran kurikulum merdeka. Untuk
memberikan pemahaman dan untuk proses pembelajaran
agar efektif dan efisien dalam mengembangkan potensi,
kemampuan guru secara optimal. Pelaksanaan kurikulum
merdeka dalam pembentukan tim pengembang
kurikulum pada sekolah yang bertujuan untuk
memudahkan dalam merancang kurikulum operasional
satuan pendidikan. Hal ini penting diperhatikan karena
dalam pembelajaran penerapan kurikulum ini mengalami
beberapa perubahan dari kurikulum sebelumnya. 125
Seperti yang diungkapkan oleh ibu Farida Kristianawati,
S.Pd selaku wakasek kurikulum pada hari Rabu, 18
Januari 2023.
Guru di SMA Negeri 1 Jenangan ini sering
melakukan koordinasi, sharing sesama guru dengan
tujuan menambah pemahaman terkait pembuatan
perangkat pembelajaran. Untuk perangkat
pembelajaran kurikulum merdeka lebih ringkas dan
mudah dibandingkan dengan kurikulum
sebelumnya. Bapak/Ibu guru harus mengetahui
capaian pembelajaran (CP) yang dicapai peserta
didik kelas X pada tahap perkembangan untuk setiap
mata pelajaran dengan menyesuaikan

125
Lihat Transkrip Observasi Nomor: 01/O/17-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
110

perkembangan peserta didik dalam pemetaan


capaian pembelajaran dibagi sesuai fase.126

Sedangkan hasil wawancara dengan ibu Rensyan


Prisilia, S.Pd. selaku guru SMA Negeri 1 Jenangan
pada hari Rabu, 18 Januari 2023.
Agar dapat menentukan strategi, kita perlu
mengetahui titik awal keberangkatan para peserta
didik yaitu, komponen capaian pembelajaran yang
pertama adalah rasional yang artinya alasan
mengapa harus mempelajari mata pelajaran tersebut
pada kurikulum merdeka. Hal lainnya yaitu saling
berkaitan antara mata pelajaran satu dengan lainnya,
komponen capaian pembelajaran yang kedua adalah
tujuan mata pelajaran yang artinya kemampuan
peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran
tersebut, komponen capaian pembelajaran yang
ketiga yaitu deskripsi umum tentang apa yang telah
dipelajari dalam mata pelajaran. Guru di harapkan
dapat memahami karakteristik atau cara belajar
peserta didik di kurikulum merdeka ini.127

Selain ikut serta dalam pelatihan dan pendampingan


workshop in house training (IHT) yang diungkapkan di
atas, yang dilakukan guru di SMA Negeri 1 Jenangan

126
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 02/W/18-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
127
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 03/W/19-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
111

dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka yaitu


dengan menyusun perangkat pembelajaran. Alur
pembelajaran ini disusun sebagai rangkaian tujuan
pembelajaran sejak awal hingga akhir pada setiap fase
dari suatu capaian pembelajaran (CP) yang berguna
sebagai panduan guru serta peserta didik. Yang
meliputi penyusunan capaian pembelajaran (CP),
tujuan pembelajaran (TP), alur tujuan pembelajaran
(ATP), serta modul ajar. Susunan ini dilakukan agar
proses atau kegiatan pembelajaran dapat terstruktur dan
lebih terarah, sehingga memudahkan guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun dalam pelaksanaan kurikulum merdeka di
SMA Negeri 1 Jenangan yaitu, dengan mengadakan
workshop untuk menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran berdiferensiasi yaitu, pembelajaran
dengan menyesuaikan kebutuhan masing-masing
peserta didik. Guru di SMA Negeri 1 Jenangan
melakukan penyesuaian proses pembelajaran di kelas
untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap peserta didik
terkait profil belajar, minat belajar, dan kesiapan
belajar mereka. Berdasarkan hasil wawancara dengan
ibu Titik Ruwaidah, S.Pd., M.Pd selaku kepala sekolah
SMA Negeri 1 Jenangan pada hari Kamis, 19 Januari
2023.
Jadi, untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas X
menggunakan pembelajaran berdiferensiasi. Peserta
didik akan belajar sesuai dengan kemampuannya
masing-masing. Upaya awal yang bisa saya
112

dilakukan yaitu melaksanakan workshop


pembelajaran berdiferensiasi yang berguna untuk
membimbing dan memberi pengarahan kepada
seluruh stakeholder bahwa kurikulum merdeka itu
suatu hal yang penting untuk diterapkan.
Pembelajaran berdiferensiasi dilakukan dengan
berbagai cara untuk mendapatkan konten,
mengolah, membangun, dan mengembangkan
produk pembelajaran dan ukuran evaluasi sehingga
semua peserta didik di dalam suatu ruang kelas yang
memiliki latar belakang kemampuan beragam bisa
belajar dengan efektif.128

Hasil wawancara di atas diperkuat dengan ibu Farida


Kristianawati, S.Pd. selaku wakasek kurikulum di
SMA Negeri 1 Jenangan pada hari, Rabu 18 Januari
2023.
Pembelajaran berdiferensiasi yaitu salah satu
pembelajaran yang digunakan guru untuk memenuhi
kebutuhan setiap peserta didik di SMA Negeri 1
Jenangan. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan
proses belajar mengajar di mana peserta didik
mempelajari materi pelajaran berdasarkan
kemampuannya, apa yang mereka sukai dan minati,
serta kebutuhan individu mereka sehingga tidak
merasa gagal dan bisa mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Strategi yang digunakan

128
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 01/W/19-01/2023
Lampiran Hasil Penelitian.
113

untuk membentuk pembelajaran berdiferensiasi


yaitu, pertama dengan memperhatikan pemetaan
kebutuhan belajar peserta didik baik itu dalam aspek
kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta
didik. Kedua, guru perlu memahami apakah peserta
didik akan belajar secara mandiri atau berkelompok
dan memfasilitasi guru sebagai pendamping untuk
siapa saja peserta didik yang merasa kesulitan yang
selanjutnya dapat belajar secara mandiri. Ketiga,
melihat kualitas produk yang dikerjakan peserta
didik karena produk ini harus mencerminkan
pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Saya melihat dari
tanggapan peserta didik di SMA Negeri 1 Jenangan
cukup bagus karena mereka diberi kesempatan
untuk berkreasi dan berinovasi dengan diberikannya
kebebasan peserta didik bisa termotivasi untuk
belajar sehingga dapat mencapai prestasi belajar
dengan baik. Selain itu guru juga bebas dalam
berkreasi sesuai dengan kreativitasnya tanpa ada
tekanan dari luar sehingga pembelajaran bisa
berjalan dengan optimal.129

Sedangkan menurut hasil wawancara bersama


dengan ibu Rensyan Prisilia, S.Pd. selaku guru SMA
Negeri 1 Jenangan pada hari Rabu, 18 Januari 2023.
Bapak/ibu guru di SMA Negeri 1 Jenangan harus

129
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 02/W/18-01/2023
Lampiran Hasil Penelitian.
114

memahami dan menyadari bahwa ada lebih dari satu


cara, metode, atau strategi untuk mempelajari suatu
bahan pelajaran ketika menggunakan pembelajaran
berdiferensiasi. Guru harus mengatur bahan
pelajaran, kegiatan, tugas sehari-hari yang
diselesaikan di kelas dan di rumah, dan penilaian
akhir berdasarkan kesiapan peserta didik untuk
mempelajari materi pelajaran, minat atau hal apa
yang disukai peserta didik dalam belajar, dan cara
menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan profil
belajar peserta didik yang diajarnya.130

Berdasarkan hasil observasi peneliti bahwa, setiap


peserta didik membutuhkan kesempatan belajar yang
sesuai, termasuk yang disesuaikan dengan tahap
perkembangan dan tingkat pencapaian belajarnya.
Melalui strategi dalam pelaksanaan pembelajaran
berdiferensias yang digunakan guru di SMA Negeri 1
Jenangan, dengan memperhatikan pemetaan kebutuhan
belajar peserta didik baik itu dalam aspek kesiapan
belajar, minat, dan profil belajar peserta didik,
memfasilitasi peserta didik dengan diberikannya guru
pendamping agar pembelajaran bisa berjalan secara
efektif sehingga peserta didik selanjutnya dapat belajar
mandiri, seta kualitas produk yang dikerjakan harus
mencerminkan pemahaman peserta didik yang
berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang

130
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 03/W/18-01/2023
Lampiran Hasil Penelitian.
115

diharapkan untuk memenuhi kebutuhan setiap peserta


didik. Sekolah dapat menggunakan proses
pembelajaran yang berbeda untuk membebaskan
peserta didik dari keharusan menjadi sama dalam
segala hal, memungkinkan mereka untuk
mengekspresikan diri sesuai dengan keunikan mereka
sendiri.131
Pelaksanaan kurikulum merdeka melalui
pembelajaran berdeferensiasi disambut baik di SMA
Negeri 1 Jenangan karena peserta didik mendapat
kebebasan dalam berkreasi sesuai dengan pemikiran
mereka sendiri dan guru juga memiliki kebebasan
untuk mengatur strategi pembelajaran sesuai kondisi
peserta didik tanpa adanya tekanan. Dalam
pembelajaran berdiferensiasi, untuk mencapai profil
pelajar pancasila diperlukan guru yang kreatif serta
inovatif untuk merancang pembelajaran. Untuk
menciptakan guru-guru yang berkompeten yaitu keluar
dari zona nyaman untuk dapat mengembangkan
kemampuannya. Tujuan pembelajaran berdiferensiasi
yaitu, untuk membantu peserta didik dalam belajar agar
guru bisa meningkatkan kesadaran terhadap
kemampuan peserta didik, serta menjalin hubungan
yang harmonis antara guru dan peserta didik sehingga
tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh seluruh peserta
didik SMA Negeri 1 Jenangan.
Adapun kesiapan sekolah dalam pelaksanaan projek

131
Lihat Transkrip Observasi Nomor: 01/O/17-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
116

penguatan profil pelajar pancasila (P5) didukung oleh


satuan pendidikan yang menjadi kunci pengembangan
profil pelajar pancasila. Salah satu upaya untuk
mengembangkan karakter profil pelajar pancasila
peserta didik di SMA Negeri 1 Jenangan yaitu, melalui
proyek kegiatan pentas seni dengan tema Bhineka
Tunggal Ika dan kegiatan kewirausahaan membuat
produk lokal. Persiapan dalam Proyek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila (P5) yaitu pada tahap awal
membentuk tim fasilitator P5, pada tahap ini kepala
sekolah membentuk tim fasilitator projek yang sudah
dibentuk, pendidik memberikan pelatihan kepada
peserta didik dalam mendesain projek sehingga peserta
didik mendapatkan pemahaman, selanjutnya kepala
sekolah bersama dengan tim menentukan tingkat
kesiapan sekolah, dan merancang tema projek dan
alokasi waktu pelaksanaan P5, serta menyusun modul
P5. Hasil wawancara bersama dengan ibu Titik
Ruwaidah, S. Pd., M. Pd. selaku kepala sekolah SMA
Negeri 1 Jenangan pada hari Kamis, 19 Januari 2023.
Pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar
pancasila dilaksanakan secara kolaboratif yang
secara umum melibatkan semua pihak (komponen
sekolah) dalam pengelolaan sumber daya
pendidikan dan khususnya fasilitator dalam
mengelola berjalannya projek penguatan profil
pelajar pancasila secara efektif dan efisien melalui
kegiatan merancang, mengkoordinir, melaksanakan,
mengawasi seluruh kegiatan projek dengan tujuan
117

membantu peserta didik terlibat secara optimal


selama kegiatan projek berlangsung. Adapun
kegiatan P5 yang dilaksanakan di SMA Negeri 1
Jenangan meliputi kegiatan pagelaran seni dengan
tema Bhineka tunggal ika yang mengajarkan peserta
didik tentang keberagaman ras, budaya, agama, dll.
Dan kegiatan kewirausahaan peserta didik akan
membuat produk-produk lokal dimana barang atau
makanan yang merupakan hasil kreativitas peserta
didik dapat dijual.132

Hasil wawancara diatas diperkuat dengan ibu Farida


Kristianawati, S. Pd. Selaku wakasek kurikulum di
SMA Negeri 1 Jenangan.
Kesiapan SMA Negeri 1 Jenanagan dalam awal
perencanaan projek meliputi melaksanakan
koordinator dari wakil kepala sekolah yang memiliki
pengalaman dalam mengembangkan dan mengelola
projek profil, mengelola sistem yang dibutuhkan tim
pendidik dan peserta didik agar dapat menyelesaikan
projek profil dengan sukses, memastikan kolaborasi
pengajaran terjadi di antara para pendidik yang
tergabung di dalam tim fasilitator projek profil, serta
memperhatikan kebutuhan dan minat belajar setiap
peserta didik agar dapat memberikan tantangan yang
beragam, sesuai gaya belajar, imajinasi, kreasi dan
inovasi, serta peminatan terhadap tema projek profil.

132
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 01/W/19-01/2023
Lampiran Hasil Penelitian.
118

Sekolah memfasilitasi guru dalam memahami


projek ini dalam bentuk pelatihan. Selain itu juga
karena SMA Negeri 1 Jenangan sudah
melaksanakan kurikulum merdeka mulai tahun 2021
maka guru-guru sudah punya pengalaman dalam
mengelola projek ini. Guru sebagai pembimbing
dalam pelaksanaan projek dengan adanya kegiatan
projek ini karena selain bisa mendorong para peserta
didik untuk mendapatkan pengalaman baru, ternyata
para pembimbing juga bisa mengetahui secara
keseluruhan tentang objek-objek kearifan lokal yang
berada di wilayah Kabupaten Ponorogo.133

Sedangkan menurut hasil wawancara bersama ibu


Rensyan Prisilia, S. Pd. Selaku guru SMA Negeri 1
Jenangan pada hari, Rabu, 18 Januari 202.
Pelaksanaan P5 di SMA Negeri 1 Jenangan
menggunakan sistem blok, yaitu mengumpulkan
dan memadatkan pelaksanaan tema dalam satu
periode waktu, dimana semua tenaga pendidik
berkolaborasi mengajar P5 setiap hari selama durasi
waktu yang ditentukan. Secara khusus siswa hanya
melaksanakan projek ini baik di sekolah maupun di
luar sekolah dengan tanpa melaksanakan
pembelajaran rutin dikelas. Sistem ini digunakan di
SMA Negeri 1 Jenangan untuk mengefektifkan
kegiatan supaya terkonsentrasi pada satu waktu,

133
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 02/W/18-01/2023
Lampiran Hasil Penelitian.
119

siswa bisa lebih fokus mengerjakan projek tanpa


memikirkan pelajaran yang lain.134

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan


pembelajaran untuk P5 di SMA Negeri 1 Jenangan
tidak terlepas dari perencanaan yang matang. Awal
perencanaan projek meliputi melaksanakan koordinator
dari wakil kepala sekolah yang memiliki pengalaman
dalam mengembangkan dan mengelola projek profil,
mengelola sistem yang dibutuhkan tim pendidik dan
peserta didik agar dapat menyelesaikan projek profil
dengan sukses, memastikan kolaborasi pengajaran
terjadi di antara para pendidik yang tergabung di dalam
tim fasilitator projek, serta memperhatikan kebutuhan
dan minat belajar setiap peserta didik agar dapat
memberikan tantangan yang beragam, sesuai gaya
belajar, imajinasi, kreasi dan inovasi, serta peminatan
terhadap tema projek profil. Guru sebagai fasilitator
sangat berperan dalam upaya meningkatkan keaktifan
peserta didik selama kegiatan projek berlangsung.
Pelaksanaan projek bersifat kolaboratif dengan adanya
interaksi edukatif sehingga mampu menciptakan
produk, efek dan dampak yang bermakna sebagai hasil
akhir dari projek. 135
Evaluasi pembelajaran melalui penilaian yang
dilakukan oleh guru dari aspek kreativitas peserta didik

134
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 03/W/18-01/2023
Lampiran Hasil Penelitian.
135
Lihat Transkrip Observasi Nomor: 01/O/17-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
120

selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian


dilakukan untuk setiap profil yang dipilih pada setiap
peserta didik yang mengikuti pembelajaran. Guru
sebagai fasilitator menyediakan instrumen penilaian
yang dibuat sendiri untuk menilai aspek kreativitas
peserta didik. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
bersama dengan ibu Farida Kristianawati, S. Pd. Selaku
wakasek kurikulum di SMA Negeri 1 Jenangan pada
hari, Rabu 18 Januari 2023.
Evaluasi tidak untuk peserta didik saja, tetapi juga
untuk memantau proses pembelajaran pendidik dan
perkembangan kesiapan satuan pendidikan.
Evaluasi bukan bertujuan mencari kesalahan
ataupun menilai tingkat keberhasilan pendidik atau
satuan pendidikan dalam implementasi projek
profil, melainkan suatu cara bagi pendidik dan
satuan pendidikan untuk menarik pembelajaran
bermakna dari proses implementasi tersebut. Hasil
akhir dari kegiatan P5, telah ditampilkan di akhir
semester gasal 2022/2023. Seluruh satuan
pendidikan menggelar karya dalam bentuk
pertunjukan dan mengadakan program festival
ramadhan SMA Negeri 1 Jenangan. Pada kegiatan
ini satuan pendidikan memamerkan hasil karya yang
telah dihasilkan oleh peserta didik. Dalam rangka
memberi apresiasi yang lebih luas maka masing-
masing satuan pendidikan mengundang berbagai
unsur masyarakat antara lain: orang tua murid dan
masyarakat. Pelibatan banyak unsur pada kegiatan
121

ini selain memberikan kesempatan peserta didik dan


sekolah untuk memamerkan hasil karya peserta
didik dari produk P5, terdapat ruang apresiasi dan
penghargaan terhadap jerih payah peserta didik
dalam berkegiatan. Dari kegiatan ini akan memicu
dan memacu keterlibatan masyarakat secara umum
dalam rangka ikut serta membentuk dan
membangun karakter bangsa dalam bingkai profil
pelajar Pancasila serta didasarkan atas kebutuhan
dan karakteriski masing-masing sekolah.136

Hasil wawancara diatas diperkuat dengan ibu Titik


Ruwaidah, S. Pd., M. Pd. selaku kepala sekolah SMA
Negeri 1 Jenangan pada hari Kamis, 19 Januari 2023.
Evaluasi untuk projek penguatan profil pelajar
pancasila fokus terhadap proses dan bukan pada
hasil akhir. Tidak ada pakem khusus untuk evaluasi,
karena setiap sekolah memiliki kesiapan yang
berbeda, dilihat dari kesiapan sarana, pendidik dan
juga peserta didiknya. Dengan demikian sekolah
bisa membuat instrument (asesmen) evaluasi yang
sesuai dengan keadaan sekolah. Evaluasi
pembelajaran untuk projek penguatan profil pelajar
pancasila di SMA Negeri 1 Jenangan dilaksanakan
melalui asesmen diagnostik, asesmen formatif, dan
asesmen sumatif. Evaluasi dilaksanakan secara
menyeluruh sehingga memperoleh hasil untuk

136
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 02/W/18-01/2023
Lampiran Hasil Penelitian.
122

perbaiakan berkelanjutan pada projek berikutnya.137

Berdasarkan deskripsi di atas evaluasi pembelajaran


di SMA Negeri 1 Jenangan bukan hanya dilakukan untuk
proses pembelajaran, namun mengevaluasi kinerja guru
sebagai fasilitator dalam mengelola projek dari mulai
perencanaan hingga penilaian, evaluasi juga diperlukan
untuk mengukur kesiapan sekolah dalam menjalankan
proyek. Dengan demikian, proses evaluasi dilaksanakan
secara menyeluruh yang dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan hingga evaluasi dalam bentuk tindak lanjut
dan perbaikan untuk kegiatan proyek selanjutnya.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan


Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan
Pelaksanaan kurikulum merdeka di SMA Negeri 1
Jenangan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
tujuan yang diharapkan adapun faktor pendukungnya
adanya ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
cukup serta aksek digital yang memadai. Pelaksanaan
kurikulum merdeka yaitu adanya akses digital seperti
komputer dan wifi. Hal ini sesuai dengan wawancara
bersama ibu Titik Ruwaidah, M.Pd. selaku kepada
sekolah SMA Negeri 1 Jenangan pada hari Kamis, 19
Januari 2023.

137
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 01/W/19-01/2023
Lampiran Hasil Penelitian.
123

Jadi keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum


merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan didukung dengan
adanya pelaksanaan kebijakan yaitu saya sendiri
bersama guru dan komite sekolah dan adanya akses
digital atau teknologi seperti komputer yang memadai
dan wifi ini sangat mendukung perkembangan belajar
peserta didik di SMA Negeri 1 Jenangan.
Pembelajaran bisa dilaksanakan dengan lebih efektif
dan optimal.138

Diperkuat lagi dengan wawancara dengan ibu Farida


Kristianawati, S.Pd selaku wakasek kurikulum pada hari
selasa, 10 Januari 2023. Pada hari Rabu, 18 Januari 2023.
Yang menjadi faktor pendukung di SMA Negeri 1
Jenangan yaitu adanya Sumber Daya Manusia (SDM)
guru yang berkompeten serta akses digital yang
memadai karena dengan memanfaatkan teknologi
seperti komputer atau handphone yang bisa
menjangkau lebih luas, serta mengoptimalkan
implementasi kurikulum merdeka melalui
139
pembelajaran berdiferensiasi.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara bersama


dengan ibu Rensyan Prisilia selaku Guru SMA negeri 1
Jenangan yang mengatakan. Pada hari Rabu, 18 Januari

138
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 01/W/19-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
139
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 02/W/18-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
124

2023.
Faktor pendukungnya seperti pada saat pembelajaran
berdiferensiasi yaitu bisa menyesuaikan dengan minat
bakat peserta didik, lingkungan kelas harus
mendukung dengan semua orang dikelas saling
menghormati satu sama lain agar semua peserta didik
merasa nyaman berada di dalam kelas serta bapak/ibu
guru SMA Negeri 1 Jenangan saling bekerja sama
menghasilkan pembelajaran dengan memanfaatkan
teknologi yang ada disekolah.140

Hasil dari observasi peneliti, untuk mendukung


keberlangsungan dalam meningkatkan Kurikulum
merdeka yaitu tersedianya Sumber Daya Manusia
(SDM) yang cukup memadai. Keberadaan komite
pembelajaran guru di SMA Negeri 1 Jenangan untuk bisa
menguasai teknologi dengan baik. Dengan teknologi dan
teknik pembelajaran yang baik sehingga proses
pembelajaran menjadi maksimal. 141 Sebagaimana yang
telah diungkapkan oleh ibu Farida Kristianawati, S.Pd
selaku wakasek kurikulum. Pada hari Rabu, 18 Januari
2023.
Di SMA Negeri 1 Jenangan terdapat hambatan dari
faktor internal yaitu rendahnya motivasi yang berasal
dari diri peserta didik itu sendiri. Ada beberapa peserta
didik yang tidak fokus dan bermalas-malasan dalam

140
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 03/W/18-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
141
Lihat Transkrip Observasi Nomor: 01/O/17-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
125

mengikuti pembelajaran di kelas karena proses serta


gaya belajar di kurikulum merdeka yang bebas, sehingga
kadang kesulitan dalam mengontrol peserta didik pada
saat pembelajaran berlangsung. Hambatan lainnya yaitu
dalam bekerjasama pembuatan proyek P5 kedekatan
peningkatan kerjasama peserta didik tiap kelompok yang
berbeda, dan setiap peserta didik mempunyai karakter
masing-masing. Jadi dari bebrapa proyek akan dibentuk
kelompok yang berbeda untuk bisa mengetahuikarakter
satu dengan lainnya. Faktor eksternal berasal dari
kurangnya dukungan dari orang tua pada saat penilaian
penentuan minat dan bakat peserta didik yang
dilaksanakan di sekolah. Dari beberapa orang tua peserta
didik yang tidak menyetujui hasil penilaian peserta didik
hal seperti itu, pihak sekolah dengan harus sigap
memediasi dengan melakukan pelatiahan kepada orang
tua siswa dan guru untuk menyelesaikan masalah
tersebut dan memilih opsi terbaik untuk semua pihak. 142
Hal ini diperkuat dengan wawancara bersama dengan
ibu Titik Ruwaidah, M.Pd. selaku kepala sekolah SMA
Negeri 1 Jenanagan pada hari Kamis, 19 Januari 2023.
Faktor penghambat yaitu dalam pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar pancasila (P5) pada saat
pengenalan terkait pembuatan proyek peserta didik
masih terlihat bingung untuk menyiapkan alat dan
bahan karena kita belajar dari awal dan terstruktur jadi
peserta didik perlahan mulai paham, kalau untuk yang

142
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 02/W/18-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
126

lainnya karna mulai dari awal prosesnya sudah tau


bisa dikendalikan kalau untuk pelaksanaannya sudah
90% untuk keberhasilan proyek tinggal
penyempurnaannya saja. Serta masih terdapat
kekurangan pada fasilitas belajar di kelas yaitu adanya
kekurangan pada LCD Proyektor dan beberapa alat
peraga dan alat laboratorium.143

Untuk mewujudkan pembelajaran yang menarik dan


tepat sasaran harus memperhatikan peserta didik dengan
adanya dukungan dari pihak kepala sekolah, guru, sarana
prasarana yang memadai sehingga penerapan kurikulum
merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan dapat terlaksana
dengan baik. Guru harus bisa sebagai motivator dan
mampu menumbuhan serta merangsang semua potensi
yang ada pada diri peserta didik agar mereka bisa
mengarahkan dan dapat memanfaatkan potensinya
tersebut secara tepat, sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar mereka.
Adapun peran kepala sekolah yaitu sebagai supervisor
yang memimpin dan terus melakukan perubahan inovasi
disekolah yang tentunya harus mempunyai kompetensi
yang bisa menyusun program dalam supervise.
Supervise adalah sebuah motivasi atau dorongan yang
diberikan oleh seorang supervisor kepada pendidik dan
staf guna membimbing, supaya tujuan pembelajaran

143
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 01/W/19-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
127

tercapai dengan efisien dan efektif. Hal tersebut sesuai


dengan wawancara bersama dengan ibu Titik Ruwaidah,
S.Pd., M.Pd selaku kepala sekolah pada hari, Kamis 19
Januari 2023.
Upaya yang saya bisa lakukan sebagai seorang
Educator, Manjer, Administrator, Supervisor,
Leader, Inovator, Motivator. Dalam rangka
mengimplementasikan kurikulum merdeka adalah
dengan melakukan supervise secara rutin dan
mengadakan pertemuan rutin untuk membahas hasil
temuan sebagai bentuk pembinaan dan perbaikan
implementasi kurikulum merdeka. Selain itu bisa
dilakukan pelatihan terhadap guru di SMA Negeri 1
Jenangan secara online maupun tatap muka atau
pelatihan tutor sebaya untuk keberhasilan
implementasi kurikulum merdeka. 144

Kemudian untuk mengidentifikasi faktor penghambat


yang dihadapi selama pelaksanaan berlangsung, perlu
ada solusi dari permasalahan tersebut. Untuk mengatasi
terjadinya hambatan tersebut maka pihak sekolah
mengupayakan solusi yang tepat dalam permasalahan
tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh ibu
Farida Kristianawati, S.Pd selaku wakasek kurikulum
pada hari Rabu, 18 Januari 2023.
Begitupun dengan kurikulum merdeka yang
tergolong sangat baru diterapkan. Maka seorang guru

144
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 01/W/19-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
128

juga membutuhkan waktu untuk penyesuaian. Dalam


tahap penyesuaian ini jika saya terbawa dengan
kebiasaan mengajar pada kurikulum sebelumnya
maka solusi saya segera beralih untuk memberikan
rangsangan pada anak agar aktif berdiskusi dan
menyelesaikan masalah-masalah. Selain itu sharing
dan mengikuti pelatihan-pelatihan juga sangat
membantu dalam menghadapi permasalahan ini.145

Hal tersebut juga disampaikan dalam hasil wawancara


bersama dengan ibu Rensyan Prisilia guru SMA Negeri
1 Jenangan. Pada hari Rabu, 18 Januari 2023 yang
mengatakan.
Untuk mengatasi masalah pada permasalahan
berusaha mencari solusi yang tepat agar masalah
dapat teratasi dengan sebaik mungkin. Mengenai
keluhan tersebut kepala sekolah dan guru sering
melakukan koordinasi, sharing sesama guru dengan
tujuan menambah pemahaman terkait pembuatan
perangkat pembelajaran dan mengadakan rapat untuk
melengkapi beberapa kekurangan sarana prasarana
dan memberikan motivasi guna menjadi semangat
belajar bagi peserta didik. Pada saat proses
pembelajaran berlangsung peserta didik merespon
cukup aktif, ada beberapa yang mengajukan beberapa
pertanyaan, respon seperti ini menjadikan nilai plus

145
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 02/W/19-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
129

bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Berarti


motivasi yang diberikan oleh bapak/ibu guru diserap
baik oleh para peserta didik SMA Negeri 1
Jenangan.146

Hal ini diperkuat dengan wawancara bersama ibu


Titik Ruwaidah, M.Pd. selaku kepala sekolah SMA
Negeri 1 Jenangan pada hari, Kamis 19 Januari 2023.
Agar hambatan dari permasalahan yang ada bisa cepat
tersolusikan saya sebagai kepala sekolah selalu
mengadakan refleksi dan evaluasi tentang kegiatan
pelaksanaan kurikulum merdeka yang ada di SMA
Negeri 1 Jenangan dengan kegiatan diskusi dan
sharing serta melengkapi fasilitas sekolah sehingga
peserta didik tidak terkendala dalam melaksanakan
pembelajaran.147

Berdasarkan deskripsi di atas mengenai faktor


pendukung dan penghambat penerapan kurikulum
merdeka yang ada di SMA Negeri 1 Jenangan yaitu,
faktor pendukungnya dengan adanya Sumber Daya
Manusia (SDM) dan akses digital yang memadai jadi
bisa memanfaatkan teknologi yang dapat menjangkau
kebijakan lebih luas, serta mengoptimalisasi
implementasi kurikulum merdeka menjadi lebih baik.

146
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 03/W/19-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
147
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 01/W/19-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
130

Sedangkan faktor penghambatnya yaitu dari faktor


internal: berasal dari motivasi dan sikap siswa,
penyusunan materi pembelajaran berbasis kurikulum
adalah kurangnya fasilitas sarana prasarana sekolah
seperti alat peraga kinestetik dan alat-alat laboratorium
lainnya dan terdapat kekurangan pada fasilitas belajar
dikelas seperti LCD Proyektor dan sistem pembelajaran
dalam implementasi kemerdekaan belajar juga
menentukan kualitas yang dimiliki guru, serta adanya
buku referensi, sedangkan faktor eksternalnya berasal
dari dukungan orang tua. Beberapa hambatan yang
terjadi di SMA Negeri 1 Jenangan dapat diatasi dengan
kepala sekolah mengadakan bimbingan dan pelatihan
terhadap guru di SMA Negeri 1 Jenangan yang bertujuan
menambah pemahaman terkait pembuatan perangkat
pembelajaran

3. Dampak Penerapan Kurikulum Merdeka di SMA


Negeri 1 Jenangan
Pemerintah memberlakukan kebijakan kurikulum
yang ditentukan oleh kemampuan guru dalam
mengimplementasikannya dengan baik dan benar.
Implementasi kurikulum merdeka di SMA Negeri 1
Jenangan sedikit banyaknya dipengaruhi oleh persiapan
dan kemampuan yang dimiliki guru. Sesuai dengan
observasi yang ada perubahan kurikulum di SMA Negeri
1 Jenangan ini berdampak positif bagi guru dan peserta
didik. Hasil wawancara yang dilakukan bersama dengan
ibu Farida Kristianawati, S.Pd. selaku wakasek
131

kurikulum SMA Negeri 1 Jenangan pada hari Rabu, 18


Januari 2023.
Jadi dalam penerapan kurikulum merdeka ini
tentunya memiliki dampak yang positif bagi guru dan
peserta didik SMA Negeri 1 Jenangan dimasa yang
akan datang karena dengan melakukan implementasi
kurikulum merdeka peserta didik bisa mengikuti
proses pembelajaran dengan mengikuti
perkembangan zaman dengan didukung oleh kepala
sekolah dan guru, serta bisa berinovasi dan
bereksplorasi sendiri untuk mengembangkan bakat
serta minat sesuai keahlian mereka masing-masing
dengan diberikannya kebebasan sehingga tidak ada
tekananyang dirasakan peserta didik maupun
sebaliknya dan membentuk guru-guru yang
berkompeten dan bisa terus berkembang, fokus pada
pengembangan kompetensi.148

Hasil wawancara di atas diperkuat dengan ibu


Rensyan Prisilia, S. Pd. selaku guru SMA Negeri 1
Jenangan pada hari Rabu, 18 Januari 2023.

Dampak dari penerapan kurikulum merdeka bagi


peserta didik dan guru di SMA Negeri 1 Jenangan
berdampak positif yaitu, dalam proses pembelajaran
dapat mengikuti dengan baik. Dengan adanya
program pengembangan karakter peserta didik di

148
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 02/W/18-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
132

SMA Negeri 1 Jenangan yang memiliki indikator


keberhasilan. Dengan menanamkan budi pekerti,
nilai-nilai kehidupan serta membentuk watak dan
akhlak melalui proses pembelajaran budaya dan
karakter di sekolah dan bapak/ibu guru di SMA
Negeri 1 Jenangan mengembangkan kompetensinya
dengan berkolaborasi dengan guru dari mata pelajaran
yang lain untuk memperkaya pengetahuan dan hasil
pembelajaran.149

Berdasarkan observasil peneliti bahwa implementasi


kurikulum merdeka memberikan perubahan yang sangat
besar terhadap guru dan peserta didik. Dengan proses
pembelajaran yang sesuai bakat dan minat, proses
pembelajaran ini akan menjadi lebih menyenangkan dan
menjandi sebuah interaksi yang sesuai dan menciptakan
ruang pembelajaran yang lebih positif. Dampak yang
terjadi dengan implementasi kurikulum yaitu proses
pembelajaran yang ada diruang kelas terasa lebih
merdeka, hal ini tentunya melahirkan peserta didik yang
berkembang secara positif karena kurikulum merdeka
memberikan proses pembelajaran yang lebih baik dan
menarik. 150 Hal tersebut sesuai dengan wawancara
bersama dengan ibu Titik Ruawaidah, M.Pd. selaku
kepala sekolah SMA Negeri 1 Jenangan pada hari Kamis,

149
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 02/W/18-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
150
Lihat Transkrip Observasi Nomor: 01/O/17-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian.
133

19 Januari 2023.

Kurikulum merdeka memiliki dampak positif yang


dirasakan oleh guru di SMA Negeri 1 Jenangan dalam
melaksanakan kurikulum merdeka seperti 1) guru
menjadi lebih kreatif inovatif dalam metode, media,
dan teknik pembelajaran, serta 2) pola pikir guru
berubah dalam melaksanakan pembelajaran
berdeferensiasi atau berkolaborasi. sedangkan bagi
peserta didik yaitu, 1) siswa belajar dengan lebih
menyenangkan, mengembangkan keahlian mereka
dengan diberinya kebebasan sehingga tidak ada rasa
tekanan yang dirasakan oleh siswa maupun
sebaliknya, 2) siswa lebih senang jika melaksanakan
pembelajaran tatap muka, serta 3) adanya Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang menjadikan
peserta didik lebih kreatif, inovatif dalam
melaksanakan projek secara individu maupun
kerjasama tim.151

Berdasarkan deskripsi di atas dampak yang dirasakan


oleh siswa SMA Negeri 1 Jenangan dalam penerapan
kurikulum merdeka membuat para siswa menjadi fokus
terhadap perolehan mata pelajaran yang telah diterima
dan diminati sehingga menimbulkan hal yang positif.
Sedangkan dampak positif yang terlihat untuk para
pendidik baik itu kepala sekolah dan guru meliputi:
151
Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 01/W/19-01/2023 Lampiran
Hasil Penelitian
134

adanya inovasi dalam proses belajar mengajar secara


lebih menyenangkan, interaksi dua arah sehingga akan
memunculkan sikap mau terus belajar, mencari ide-ide
kreatif. Hal ini akan meningkatkan interaksi dan
hubungan yang baik antara para pengajar dengan peserta
didik maupun dengan sesama lingkungan belajar
mengajar.

C. Pembahasan
1. Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di SMA
Negeri 1 Jenangan
Berdasarkan observasi yang telah penelitian lakukan
pada tanggal 17 januari 2023, implementasi kurikulum
merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan melalui penerapan
pembelajaran yang baik akan menciptakan hasil
pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan
pembelajaran di SMA Negeri 1 Jenangan dilaksanakan
secara matang agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan efektif. Pada awal proses perencanaan strategi
penerapan kurikulum merdeka yang dilaksanakan di SMA
Negeri 1 Jenangan meliputi kegiatan pelatihan,
bimbingan, atau workshop in house training (IHT) yang
diadakan disekolah. Hal tersebut sesuai yang
dikemukakan oleh Basri dan Rusdiana mengemukakan
bahwa In House Training adalah program pelatihan yang
diselenggarakan di tempat peserta pelatihan atau di
sekolah dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada
di sekolah, menggunakan peralatan kerja peserta pelatihan
dengan materi yang relevan dan permasalahan yang
135

sedang dihadapi, sehingga diharapkan peserta dapat lebih


mudah menyerap dan mengaplikasikan materi untuk
menyelesaikan dan mengatasi permasalahan yang dialami
dan mampu secara langsung meningkatkan kualitas dan
kinerjanya.152
Dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka
kepala sekolah bersama dengan wakasek kurikulum
berserta komite pembelajaran melakukan workshop atau
pelatihan yang berkaitan dengan strategi perangkat
pembelajaranyang baru yang berbada dengan K-13 mulai
dari perencanaan pembelajaran (CP), tujuan pembelajaran
(TP), alur tujuan pembelajaran (ATP), modul ajar, dan
pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi serta
pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila. Hal
ini sesuai yang dikemukakan oleh Fajar dan Nina Witasari
bahwa melakukan sosialisasi kepada guru dalam
penyusunan perangkat capaian pembelajaran (CP)
menjadi prioritas utama atau hal pokok dibandingkan
proses pembelajaran. Hal tersebut di harapkan agar proses
pembelajaran dan strategi pembelajaran yang dipilih akan
dikembalikan lagi kepada guru, sehingga dapat
disesuaikan.153
Adapun dalam pelaksanaan kurikulum merdeka di
SMA Negeri 1 Jenangan yaitu, untul awal pelaksanaan

152
A Basri, H., & Rusdiana, Manajemen Pendidikan & Pelatihan
(Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), 216.
153
Fajar & Nina Witasari, "Penguatan Kesiapan Sekolah dalam
Menghadapi Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di SMAN 8
Semarang", Jurnal Puruhita, Vol. 4, No. 1 (2022), 403.
136

pembelajaran dikelas X dengan mengadakan workshop


untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
berdiferensiasi yaitu, pembelajaran dengan menyesuaikan
kebutuhan masing-masing peserta didik. Guru di SMA
Negeri 1 Jenangan melakukan penyesuaian proses
pembelajaran dikelas untuk memenuhi kebutuhan belajar
setiap peserta didik berdasarkan kemampuannya, apa yang
mereka sukai dan minati, serta kebutuhan individu mereka
sehingga tidak merasa gagal dan bisa mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Hal tersebut sejalan dengan
Herwina yang mengemukakan bahwa pembelajaran
berdiferensiasi tentunya upaya dalam menyesuaikan
proses pembelajaran di kelas dengan kebutuhan belajar
setiap individu. Selain itu, pembelajaran berdiferensiasi
merupakan adaptasi minat peserta didik, profil belajar, dan
kemauan untuk mencapai peningkatan hasil belajar.154
Pelaksanaan kurikulum merdeka melalui pembelajaran
berdiferensiasi disambut baik di SMA Negeri 1 Jenangan
karena peserta didik mendapat kebebasan dalam berkreasi
sesuai dengan pemikiran mereka sendiri dan guru juga
memiliki kebebasan untuk mengatur strategi pembelajaran
sesuai kondisi peserta didik tanpa adanya tekanan. Dalam
pembelajaran berdiferensiasi, untuk mencapai profil
pelajar pancasila diperlukan guru yang kreatif serta
inovatif untuk merancang pembelajaran.
Untuk kesiapan sekolah dalam pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar pancasila (P5) di SMA Negeri 1

154
W Herwina, "Optimizing Student Needs and Learning Outcomes
With", Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 35, No. 2 (2021), 22.
137

Jenangan dilaksanakan secara kolaboratif yang secara


umum melibatkan semua pihak dalam pengelolaan sumber
daya pendidikan dan khususnya fasilitator dalam
mengelola jalannya projek penguatan profil pelajar
pancasila secara efektif dan efisien melalui kegiatan
merancang, mengkoordinir, melaksanakan, mengawasi
seluruh kegiatan projek dengan tujuan membantu peserta
didik terlibat secara optimal selama kegiatan
pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan Arifah F. N
yang mengatakan bahwa kesiapan dalam menghadapi
kurikulum merdeka perlu dilakukan agar implementasi
dari kurikulum merdeka ini berjalan dengan baik dan
maksimal. Salah satu dari persiapan tersebut adalah
kesiapan mindset pendidik, kesiapan mental peserta didik,
kesiapan keterampilan, kesiapan infrastruktur, serta sarana
prasarana penunjang implementasi kurikulum merdeka.155
Menurut Kemendikbud ristek ada 7 (tujuh) tema antara
lain gaya hidup berkelanjutan, kearifan lokal, Bhineka
Tunggal Ika, bangunlah jiwa dan raganya, suara
demokrasi, berekayasa dan berteknologi untuk
membangun NKRI, kewirausahaan.156 Kegiatan P5 yang
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jenangan meliputi kegiatan
pagelaran seni dengan tema Bhineka Tunggal Ika dan
kegiatan kewirausahaan dengan peserta didik akan
membuat produk-produk lokal dimana barang atau

155
F. N. Arifah, "Implementasi Kurikulum Merdeka Dan
Tantangannya", Bidang Kesejahteraan Rakyat, Vol. 14, No. 7 (2022), 25-30.
156
Kurikulum Merdeka, 7 Tema Projek Profil Pelajar Pancasila.
Kurikulum Merdeka, Pusat Pengembangan Kurikulum, 2022.
138

makanan yang merupakan hasil kreativitas peserta didik


dapat dijual.
Pelaksanaan P5 di SMA Negeri 1 Jenangan
menggunakan sistem blok, yaitu mengumpulkan dan
memadatkan pelaksanaan tema dalam satu periode waktu,
dimana semua tenaga pendidik berkolaborasi mengajar P5
setiap hari selama durasi waktu yang ditentukan. Kesiapan
SMA Negeri 1 Jenangan dalam merencanakan projek
meliputi perlibatan guru dalam pelaksanaan, guru secara
umum memiliki kesiapan dalam memahami dan
melaksanakan projek ini. Hal ini sesuai dengan Hamidah
J, yang berpendapat bahwa Kegiatan pelatihan dalam
rangka mendesain atau merancang kegiatan projek
khususnya P5, telah di laksanakan oleh beberapa orang
antara lain kepala sekolah dan guru-guru. 157 Sekolah
memfasilitasi guru dalam memahami projek ini dalam
bentuk in house traing (IHT). Sistem ini digunakan di
SMA Negeri 1 Jenangan untuk mengefektifkan kegiatan
supaya terkonsentrasi pada satu waktu, siswa bisa lebih
fokus mengerjakan projek tanpa memikirkan pelajaran
yang lain.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, dapat dilihat
bahwa evaluasi untuk projek penguatan profil pelajar
pancasila fokus terhadap proses dan bukan pada hasil
akhir. Tidak ada pakem khusus untuk evaluasi, karena
setiap sekolah memiliki kesiapan yang berbeda, dilihat

157
J Hamidah, "Pelatihan Penyusunan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Pada Kepala Sekolah Dan Guru-Guru Sekolah Dasar Di
Kabupaten Banjar-Kalimantan Selatan", Jurnal Cemerlang: Pengabdian
Pada Masyarakat, 4 (2022), 259-271.
139

dari kesiapan sarana, pendidik dan juga peserta didiknya.


Dengan demikian sekolah bisa membuat instrument
(asesmen) evaluasi yang sesuai dengan keadaan sekolah.
Evaluasi pembelajaran untuk projek penguatan profil
pelajar pancasila di SMA Negeri 1 Jenangan dilaksanakan
melalui asesmen diagnostik, asesmen formatif, dan
asesmen sumatif. Evaluasi dilaksanakan secara
menyeluruh sehingga memperoleh hasil untuk perbaiakan
berkelanjutan pada projek berikutnya. Hal ini sesuai
dengan Kemendikbudristek bahwa kurikulum merdeka
menitikberatkan proses penilaian pembelajaran pada
asesmen diagnostik, asesmen formatif, dan asesmen
sumatif dimana hasil asesmen akan digunakan untuk
merancang pembelajaran sesuai tahap capaian peserta
didik.
Evaluasi dilaksanakan secara menyeluruh sehingga
memperoleh hasil untuk perbaiakan berkelanjutan pada
projek berikutnya. Evaluasi tidak untuk peserta didik saja,
tetapi juga untuk memantau proses pembelajaran pendidik
dan perkembangan kesiapan satuan pendidikan. Hal
tersebut sebagaimana dikemukan oleh Edwind Wandt dan
Gerald W. Brown evaluasi adalah suatu tindakan atau
suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Di
dalam buku panduan penguatan profil pelajar pancasila
disebutkan bahwa evaluasi bersifat menyeluruh, bukan
hanya terhadap perkembangan peserta didik, tetapi juga
pada proses pembelajaran pendidik dalam menyiapkan
aktivitas projek, kesiapan sekolah dan lingkungan satuan
pendidikan dalam menjalankan projek profil.
140

Mengevaluasi pembelajaran untuk projek profil lebih


fokus pada proses dibandingkan hasil atau produk yang
dhasilkan. Tolok ukur dalam evaluasi tersebut adalah
pertumbuhan dan perkembangan diri siswa, pendidik dan
satuan pendidikan.158
Evaluasi pembelajaran di SMA Negeri 1 Jenangan
bukan hanya dilakukan untuk proses pembelajaran, namun
mengevaluasi kinerja guru sebagai fasilitator dalam
mengelola projek dari mulai perencanaan hingga
penilaian, evaluasi juga diperlukan untuk mengukur
kesiapan sekolah dalam menjalankan proyek. Dengan
demikian, proses evaluasi dilaksanakan secara
menyeluruh yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan
hingga evaluasi dalam bentuk tindak lanjut dan perbaikan
untuk kegiatan proyek selanjutnya.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan


Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan
Faktor pendukung dalam penerapan kurikulum
merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan tujuan yang diharapkan adapun
keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum merdeka di
SMA Negeri 1 Jenangan didukung dengan adanya
pelaksanaan kebijakan yaitu kepala sekolah bersama
dengan guru dan komite sekolah. Dengan sumber daya
manusia guru yang berkompeten yang menjadi faktor
pendukung pelaksanaan kebijakan tersebut, tanpa

158
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2012), 45.
141

dukungan sumber daya manusia yang mumpuni


dibidangnya tidak akan berhasil. Hal tersebut sesuai
dengan Gede dan Ni Ketut Sudianing Sandiasa bahwa
implementasi sebuah kebijakan sangat memerlukan
adanya sumber daya yang menjadi pendukung
pelaksanaan kebijakan tersebut, sehebat apapun
perencanaan yang dilakukan, semulia apapun tujuan dari
dikeluarkannya kebijakan tersebut, tanpa dukungan
sumber daya yang mumpuni dibidangnya, kebijakan
tersebut tidak akan berhasil.159
Keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum merdeka
di SMA Negeri 1 Jenangan didukung dengan adanya
kebijakan dari kepala sekolah bersama dengan guru dan
komite sekolah dan adanya akses digital dan teknologi
yang memadai ini sangat mendukung perkembangan
belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Jenangan.
Pembelajaran bisa dilaksanakan dengan lebih efektif dan
optimal. Menurut Yaumi M teknologi merupakan
instrument yang dapat dipergunakan dalam dunia
pendidikan diperlukan bagi keberlangsungan, dan
kenyamanan hidup manusia sebagaimana dasar yang
harus diperkenalkan kepada seluruh siswa. 160
Adapun yang menjadi penghambat di SMA Negeri 1
Jenangan yaitu dari faktor internal meliputi rendahnya
motivasi yang berasal dari diri peserta didik itu sendiri.

159
Gede dan Ni Ketut Sudianing Sandiasa, "Pelaksanaan
Administrasi Dan Pola Pemberdayaan Masyarakat Dalam Menghadapi Covid
19", Jurnal Widya Publika, Vol. 9, No. 2 (2021), 30-37.
160
M Yaumi, Media Dan Teknologi Pembelajaran (Jakarta: Prenada
Media Group, 2018), 22-27.
142

Ada beberapa peserta didik yang tidak fokus dan


bermalas-malasan dalam mengikuti pembelajaran di kelas
karena proses serta gaya belajar di kurikulum merdeka
yang bebas, sehingga kadang kesulitan dalam mengontrol
peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung.
Hambatan lainnya yaitu dalam bekerjasama pembuatan
proyek P5 kedekatan peningkatan kerjasama peserta didik
tiap kelompok yang berbeda, dan setiap peserta didik
mempunyai karakter masing-masing. Jadi dari bebrapa
proyek akan dibentuk kelompok yang berbeda untuk bisa
mengetahuikarakter satu dengan lainnya serta masih
terdapat kekurangan pada fasilitas belajar di kelas yaitu
adanya kekurangan pada LCD Proyektor dan beberapa alat
peraga dan alat laboratorium. Sedangkan faktor eksternal
berasal dari kurangnya dukungan dari orang tua pada saat
penilaian penentuan minat dan bakat peserta didik yang
dilaksanakan di sekolah. Dari beberapa orang tua peserta
didik yang tidak menyetujui hasil penilaian peserta didik
hal seperti itu, pihak sekolah dengan harus sigap
memediasi dengan melakukan pelatiahan kepada orang
tua siswa dan guru untuk menyelesaikan masalah tersebut
dan memilih opsi terbaik untuk semua pihak. Hal tersebut
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugihartono bahwa
faktor penghambat dalam sistem pembelajaran kurikulum
merdeka berasal dari faktor internal yang berasal dari
kondisi dan kesiapan peserta didik seperti motivasi, sikap
peserta didik, minat peserta didik, dan sarana prasarana.
Sedangkan faktor eksternal berasal dari kurangnya
143

dukungan dari orang tua.161

3. Dampak Penerapan Kurikulum Merdeka di SMA


Negeri 1 Jenangan
Penerapan kurikulum merdeka ini tentunya memiliki
dampak positif bagi siswa-siswi SMA Negeri 1 Jenanagan
yang akan datang karena dengan melakukan penerepan
kurikulum merdeka peserta didik mampu berinovasi
sendiri dan mengembangkan kemampuannya sesuai
dengan keahlian mereka masing-masing. Dalam
penerapan kurikulum merdeka ini tentunya memiliki
dampak yang positif untuk peserta didik SMA Negeri 1
Jenangan di masa yang akan datang karena dengan
melakukan implementasi kurikulum merdeka peserta
didik bisa mengikuti proses pembelajaran dengan
mengikuti perkembangan zaman dengan didukung oleh
kepala sekolah dan guru, serta bisa berinovasi dan
bereksplorasi sendiri untuk mengembangkan bakat serta
minat sesuai keahlian mereka masing-masing dengan
diberikannya kebebasan sehingga tidak ada tekanan yang
dirasakan peserta didik maupun sebaliknya dan
membentuk guru-guru yang berkompeten dan bisa terus
berkembang, fokus pada pengembangan kompetensi. Hal
tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Indarta
bahwa dampak baik membawa kegembiraan pada diri
siswa saat sekarang. Pelajar bisa belajar dengan mengikuti
perkembangan zaman yang semakin maju tapi didukung

161
Sugihartono, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press,
20013), 11.
144

oleh kepala sekolah, guru, tenaga pengajar, peserta didik


bahkan lembaga itu sendiri.162

Dengan adanya program pengembangan karakter


peserta didik di SMA Negeri 1 Jenangan yang indikator
keberhasilan. Dengan menanamkan budi pekerti, nilai-
nilai kehidupan serta membentuk watak dan akhlak
melalui proses pembelajaran budaya dan karakter di
sekolah dan bapak/ibu guru di SMA Negeri 1 Jenangan
mengembangkan kompetensinya dengan berkolaborasi
dengan guru dari mata pelajaran yang lain untuk
memperkaya pengetahuan dan hasil pembelajaran. Hal
tersebut sesuai dengan teori dari Abdul Aziz dalam
membangun karakter peserta didik memerlukan waktu
yang cukup lama. Selain itu, program tersebut harus
ditopang dengan manajemen pendidikan karakter
sehingga akan diperoleh hasil yang optimal. Pendidikan
karakter peserta didik merupakan suatu fondasi bangsa
yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini
kepada anak-anak, terutama para peserta didik di sekolah-
sekolah.163

Kurikulum merdeka memiliki dampak positif yang


dirasakan oleh guru di SMA Negeri 1 Jenangan dalam

162
Indarta, "Relevansi Kurikulum Merdeka Belajar Dengan Model
Pembelajaran Abad 21 Dalam Perkembangan Era Socienty 5.0", Jurnal Ilmu
Pendidikan, Vol. 4, No. 2 (2022), 3011-3024.
163
Abdul Azi, H., Darwyan S, "Manajemen Pendidikan Karakter di
SMA (Studi pada SMAN dan MAN di Jakarta ", Jurnal TARBAWI, Vol. 4,
No. 3 (2018), 193.
145

melaksanakan kurikulum merdeka seperti 1) menjadi lebih


kreatif inovatif dalam metode, media, dan teknik
pembelajaran, serta 2) pola pikir guru berubah dalam
melaksanakan pembelajaran berdeferensiasi atau
berkolaborasi. sedangkan bagi peserta didik yaitu, 1) siswa
belajar dengan lebih menyenangkan, mengembangkan
keahlian mereka dengan diberinya kebebasan sehingga
tidak ada rasa tekanan yang dirasakan oleh siswa maupun
sebaliknya, 2) siswa lebih senang jika melaksanakan
pembelajaran tatap muka, serta 3) adanya Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Dan dampak adanya
fasilitas dari sekolah yaitu peserta didik dapat
mengembangkan potensi dan bakat mereka dengan baik,
karena adanya sarana prasarana yang cukup. Hal ini sesuai
dengan teori Lundeberg dan Levin, persepsi dan
interpretasi guru terhadap kurikulum berakar pada
pengetahuan dan pengalaman guru itu sendiri. Yang
mencangkup empat komponen utama yaitu, 1) tujuan-
tujuan pendidikan yang ingin dicapai, 2) pengetahuan,
ilmu-ilmu, data-data, aktivitas-aktivitas dan pengalaman
dari mana-mana, 3) metode dan cara-cara mengajar dan
bimbingan yang diikuti muri-murid untuk mendorong
mereka kepada yang dikehendaki dan tujuan-tujuan yang
dirancang. 4) metode dan cara penilaian yang digunakan
dalam mengukur dn menilai hasil pros es pendidikan yang
dirancang dalam kurikulum.164

164
M. A Lundeberg, "Prompting the Development of Preservice
Teacher” Beliefs through Cases, Action Research, Problem-Based Learning,
146

BAB V

PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan apa yang telah dibahas oleh peneliti, maka
dapat ditarik kesimpulan diantaranya sebagai berikut:
1. Strategi penerapan kurikulum merdeka di SMA Negeri 1
Jenangan
a. Mengadakan kegiatan pelatihan atau workshop In
House Training (IHT), tentang implementasi
kurikulum merdeka dalam membentuk perangkat
pembelajaran Capaian Pembelajaran (CP) untuk
menyusun tujuan dan alur tujuan pembelajaran dalam
pengembangan modul ajar yang bertujuan untuk
mengembangkan perangkat ajar yang memandu
pendidik melaksanakan pembelajaran dengan efektif.
b. Mengadakan workshop untuk pelaksanaan
pembelajaran berdiferensiasi yang digunakan untuk
membentuk pembelajaran berdiferensiasi yaitu,
pertama dengan memperhatikan pemetaan kebutuhan
belajar peserta didik baik itu dalam aspek kesiapan
belajar, minat, dan profil belajar peserta didik. Kedua,
guru perlu memahami apakah peserta didik akan
belajar secara mandiri atau berkelompok dan
memfasilitasi guru sebagai pendamping untuk siapa

and Technologi", in J Raths and A McAninch (Eds’, The Impact of Teacher


Education, Information Age Publishing, Greenwich, Vol. 1, No.1 (2003), 23-
42.

146
147

saja peserta didik yang merasa kesulitan yang


selanjutnya dapat belajar secara mandiri. Ketiga,
melihat kualitas produk yang dikerjakan peserta didik
karena produkini harus mencerminkan pemahaman
murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
c. Melaksanakan persiapan pelatihan Proyek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila (P5) awal perencanaannya
melaksanakan koordinator dari wakil kepala sekolah
yang memiliki pengalaman dalam mengembangkan
dan mengelola projek, mengelola sistem yang
dibutuhkan tim pendidik dan peserta didik agar dapat
menyelesaikan projek dengan sukses, memastikan
kolaborasi pengajaran terjadi di antara para pendidik
yang tergabung di dalam tim fasilitator projek profil,
serta memperhatikan kebutuhan dan minat belajar
setiap peserta didik agar dapat memberikan tantangan
yang beragam, sesuai gaya belajar, imajinasi, kreasi
dan inovasi, serta peminatan terhadap tema projek
profil.
2. Faktor pendukung dan penghambat penerapan
kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan
a. Faktor pendukung yaitu, ketersediaan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang cukup serta akses digital yang
memadai.
b. Faktor penghambat yaitu, faktor internal: berasal
dari motivasi dan sikap siswa, fasilitas sekolah
seperti alat peraga bagi gaya belajar kinestetik dan
148

alat-alat laboratorium lainnya dan terdapat


kekurangan pada fasilitas belajar dikelas seperti
LCD Proyektor, sedangkan faktor eksternal berasal
dari dukungan orang tua.
3. Dampak penerapan kurikulum merdeka di SMA Negeri
1 Jenangan
a. Dampak bagi para siswa menjadi fokus terhadap
perolehan mata pelajaran yang telah diterima dan
diminati sehingga menimbulkan hal yang positif.
b. Dampak untuk para pendidik baik itu kepala sekolah
dan guru meliputi: adanya inovasi dalam proses
belajar mengajar secara lebih menyenangkan,
interaksi dua arah sehingga akan memunculkan
sikap mau terus belajar, mencari ide-ide kreatif.
B. SARAN
1. Bagi Sekolah
Diharapkan pihak sekolah untuk melakukan perbaikan
dalam implementasi kurikulum merdeka dengan
memperhatikan hambatan-hambatan diatas perlu adanya
pengadaan sarana prasarana, pendampingan, serta evaluasi
agar tidak terjadi hambatan pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
2. Bagi Peneliti
Temuan peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat
sebagai sumber informasi dan referensi bagi peneliti lain
yang tertarik pada implementasi kurikulum merdeka di
sekolah.
149

DAFTAR PUSTAKA
Adinda, A. H., Siahaan, H. E., Raihani, I. F., Aprida, N., Fitri,
and A. N., & Suryanda."Penilaian Sumatif Dan Penilaian
Formatif Pembelajaran Online". Report Of Biology
Education, Vol. 2, No. 1 Tahun 2021.
Adisusilo, Sutarjo. Pembelajaran Nilai-Karakter. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2013.
Agama, Departemen RI, Al-Qur’an Dan Terjemahan. Jakarta:
Departemen Agama RI, 2022.
Albi Anggito & Johan Setiawan. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2017.
Alhamuddin."Sejarah Kurikulum Merdeka Di Indonesia".
Jurnal Nur El-Islam, Vol. 1, No. 2 Tahun 2014.
Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2012.
Anwar, R."Hal-Hal Yang Mendasari Penerapan Kurikulum
2013". Humaniora, Vol. 5, No. 2 Tahun 2014.
Aranggere, Wahdinah Salim. Implementasi Program Merdeka
Belajar Pada Pembelajaran Aqidah Akhlak Dalam
Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik Di MTS
Hidayatul Mubtadi’in Tasikmadu Malang (Skripsi
Universitas Islam Malang. Malang, 2022.
Arifa, F. N."Implementasi Kurikulum Merdeka Dan
Tantangannya". Bidang Kesejahteraan Rakyat, Vol, 14.
No. 7 Tahun 2022.
Asianti, S."Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar

149
150

Pancasila Di Sekolah Penggerak". Jurnal Lingkar Mutu


Pendidikan, Vol. 19, No. 2 Tahun 2022.
B, Abdul Hadis dan Nurhayati. Manajemen Mutu Pendidikan.
Bandung: Alfabeta, 2010.
Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Republik Indonesia. Pembelajaran Dan
Asesmen. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2022.
Badan Standar, Kurikulum, Dan, Asesmen Pendidikan
Kementerian, Dan Pendidikan, Kebudayaan, Riset, and
Teknologi, Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum,
Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor
008/H/KR/2022 Tentang Capaian Pembelajaran Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
Dan Jenjang Pendidikan Menengah, 2022.
Barlian, Ujang Cepi."Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan". Journal of
Educationaland Language Research, Vol. 7, No. 7 Tahun
2022.
Basri, H., & Rusdiana, A. Manajemen Pendidikan & Pelatiahan.
Bandung: CV. Pustaka Setia, 2015.
Black, P., Harrison, C., Lee, C., Marshall, B., & William,
D."Working Inside the Black Box: Assessment for
Learning in the Classroom". Phi Deta Kappan, Vol. 86, No.
2 Tahun 2004.
151

Churiyah, M., Sholikhan, Filianti, & Sakdiyyah, D.


A."Indonesia Education Readiness Conducting Distance
Learning in Covid-19". International Journal of
Multicultural and Multireligious Understanding, Vol. 1,
No. 1 Tahun 2020.
Danim, Sudarwan. Motivasi Kepemimpinan Dan Efektifitas
Kelompok. Jakarta: PT. Rineka Cipta Utama, 2012.
Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Pembinaan Dan
Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta, 1997.
Effy Yuswita."Aktivitas Primer DanPendukung Rantai Nilai
Produk Pare Krispi UMKM Desa Karang Ploso Malang",
Ilmu Pengetahuan, Vol. 1, No. 1 Tahun 2021.
Elmore, R., and Sykes, G. Curriculum Policy. In Philip W.
Jackson (Ed.), Handbook Ofresearch on Curriculum: A
Project of the American Educational Research Association.
New York: Macmillan, 1992.
Erminda, H. S."Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk
Meningkatkankemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Di SMP Negeri 6 Medan". Jurnal Inspiratif, Vol. 5, No. 2
Tahun 2019.
Faiz, A, Paratama, A., & Kurniawaty, I."Pembelajaran
Berdiferensiasi Dalam Program Guru Penggerak Pada
Modul 2.1". Jurnal Basicedu, Vol. 6, No. 2 Tahun 2022.
Fajar & Nina Witasari."Penguatan Kesiapan Sekolah Dalam
Menghadapi Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Di
152

SMAN 8 Semarang". Jurnal Puruhita, Vol. 4, No. 1 Tahun


2022.
Farida Nugrahani. Metode Penelitian Kualitatif Dalam
Penelitian Bahasa. Solo: Cakra Book, 2014.
Galang Surya Gumilang."Metode Penelitian Kualitatif Dalam
Bidang Bimbingan Dan Konseling". Jurnal Fokus
Konseling, Vol. 2, No. 2 Tahun 2016.
H, Manik."Tantangan Menjadi Guru Matematika Dengan
Kurikulum Merdeka Belajar Di Masa Pandemi Omicron
Covid-19". Jurnal Pendidikan, Vol. 6, No. 3 Tahun 2022.
Hamidah, J."Pelatihan Penyusunan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Pada Kepala Sekolah Dan Guru-Guru
Sekolah Dasar Di Kabupaten Banjar-Kalimantan Selatan".
Jurnal Cermelang Pengabdian Pada Masyarakat, Vol. 4,
No. 2 Tahun 2022.
Hasnawati. Pola Penerapan Merdeka Belajar Pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam
Meningkatkan Daya Kreativitas Peserta Didik Di SMA 4
Wajo Kabupaten Wajo. Skripsi IAIN Parepare, 2021.
Herti Prastitasari, Ratna Purwanti. "Hambatan Autentik
Asesmen Dalam Proses Pembelajaran Daring Di Sekolah
Dasar Prosiding Seminar Nasional Kolaborasi
PGSD,Megister Management Pendidika", PG PAUD Dan
Megister PG PAUD D (Universitas Lambung Mangkurat),
Vol. 1, No. 3 Tahun 2020.
Herwina, W."Optimizing Student Needs and Learning
Outcomes With". Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 35, No. 2
153

Tahun 2021.
Indarta."Relevansi Kurikulum Merdeka Belajar Dengan Model
Pembelajaran Abad 21 Dalam Perkembangan Era Society
5.0". Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 4, No. 2 Tahun 2022.
Jojor."Analisis Kurikulum Merdeka Dalam Mengatasi Learning
Loss Di Masa Pandemi Covid-19 (Analisis Studi Kasus
Kebijakan Pendidkan)". Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 4,
No. 3 Tahun 2022.
Kemendikbud. Buku Saku Kurikulum Merdeka, Tanya Jawab.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2022.
Kemendikbudristek. Peran Platform Merdeka Mengajar Dalam
Implementasi Kurikulum Merdeka. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2022.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan
Teknologi."Buku Saku Tanya Jawab Kurikulum Merdeka".
Jurnal IKIP, Vol. 1, No. 1 Tahun 2022.
———."Kebijakan Pemerintah Terkait Kurikulum Merdeka".
Merdeka Mengajar, Vol. 1. No. 2 Tahun 2022.
———.Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan
Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran, 2022.
Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pelajaran (KTSP) Dan Persiapan Menghadapi
Serttifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Leni Nurindah Lailatul Fitriana."Kebijakan Pokok Dan Strategi
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Indonesia".
Journal On Teacher Education, Vol. 4, No. 2 Tahun 2022.
154

Maladerita."Peran Guru Dalam Menerapkan Kurikulum 2013 Di


Sekolah Dasar", Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 1, No. 3
Tahun 2019.
Marisa, M."Inovasi Kurikulum Merdeka Belajar Di Era
Socienty 5.0 Santhet". Jurnal Sejarah Pendidikan Dan
Humaniora, Vol. 5, No. 2 Tahun 2021.
———."Inovasi Kurikulum “Merdeka Belajar” Di Era Society
5.0". Jurnal Sejarah Pendidikan Dan Humaniora, Vol. 5,
No. 3 Tahun 2021.
Marlina, T."Urgensi Dan Implikasi Pelaksanaan Kurikulum
Merdeka Pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah".
Prosiding Snpe Fkip Universitas Muhammadiyah Metro,
Vol. 1, No. 1 Tahun 2022.
Maulida, U."Pengembangan Modul Ajar Berbasis Kurikulum
Merdeka". Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 5, No. 2 Tahun
2022.
Merdeka, Kurikulum. 7 Tema Projek Profil Pelajar Pancasila.
Kurikulum Merdeka, Pusat Pengembangan Kurikulum,
2022.
Miles Matthew B, A. Michael Huberman dan Johnny Saldana.
Qualitative Data Analysis A Methods Sourcebooks Edition
3. Singapore: SAGE Publications, 2014.
Moleon, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2020.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2021.
Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja
155

Rosdakarya, 2018.
Muspawi, M., & Lestari, A."Membangun Kesiapan Kerja Calon
Tenaga Kerja". Jurnal Literasiologi, Vol. 4, No. 2 Tahun
2020.
Mutiani, Abbas, E. W., Syaharuddin, & Susanto,
H."Membangun Komunitas Belajar Melalui Lesson Study
Modeltranscript Based Learning Analysis. HISTORIA".
Jurnal Pendidik Dan Peneliti Sejarah, Vol. 3, No. 3 Tahun
2020.
N, Mauizdati."Kebijakan Merdeka Belajar Dalam Perspektif
Sekolahnya Manusia Dari Munif Chatib". Jurnal Review
Pendidikan Dan Pengajaran (JRPP), Vol. 3, No. 2 Tahun
2020.
Nasional, Departemen Pendidikan. Pusat Pembinaan Dan
Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta, 1997.
Nasori, A., Putra, I., N. s."Challenges Digital Literacy InEra of
Society 5.0 : Effectiviness Problem Based Learning With
Mobile Learning to Acceleration Digital Mobile Learning
to Acceleration Digital". Journal On Teacher Education
(JOTE), Vol. 3, No. 1 Tahun 2022.
Natshia, H., & Abdi, M."Analisis Strategi Guru Bahasa
Indonesia Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka".
Jurnal Kajian Bahasa Dan Sastra Indonesia. Vol. 11, No.
3 Tahun 2022.
Nesri, F. D. P., & Kristianto, Y."Pengembangan Modul Ajar
Berbantuan Teknologi Untuk Mengembangakan
156

Kecakapan Abad 21 Siswa". Jurnal Program Studi


Pendidikan Matematika, Vol. 9, No. 7 Tahun 2020.
Niken Fathia Saraswati."Implementasi Metode Pembelajaran
Small Grup Discussion Untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Pada Kompetensi Dasar Jurnal Penyesuaian Siswa
Kelas X Akuntasi SMK Muhammadiyah Kretek Tahun
Ajaran 2017/2018". Pendidikan Akuntansi Indonesia, XVI
Tahun 2018.
Noeng Muhajir. Metodelogi Penelitian Kuantitatif Pendekatan
Pasitivistik Fenomenologik Dan Realisme Metaphisik Studi
Teks Dan Penelitian Agama. Yogyakarta: Rake Suraju,
2016.
Nugraini, Farida. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian
Pendidikan Bahasa Indonesia. Solo: Cakra Books, 2014.
Nurdin, Syafrudin dan Usman, Basyiruddin. Guru Profesional
Dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Nurdin, Usman dan. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.
Nurdyansyah, N."Pengembangan Bahan Ajar Modul Ilmu
Pengetahuan Alam Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar".
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Vol. 1, No. 3 Tahun
2018.
Nyoman, I."Pemahaman Guru Sekolah Dasar Terhadap
Kebijakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Merdeka
Belajar". Jurnal Seminar Nasional Riset Inovatif, Vol. 5,
No. 1 Tahun 2022.
Purnawanto."Perencanaan Pembalajaran Bermakna Dan
157

Asesmen Kurikulum Merdeka". Jurnal Ilmiah Pedagogi,


Vol. 20, No. 1 Tahun 2022.
Permendikbud, Nomor 37 Tahun 2018.
Rachmawati, N., Marini, A., Nafiah, M., & Nurasiah, I."Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila Dalam Impelementasi
Kurikulum Prototipe Di Sekolah Penggerak Jenjang
Sekolah Dasar". Jurnal Basicedu, Vol. 6, No. 3 Tahun
2022.
Rahmadayanti, D., & Hartoyo, A."Potret Kurikulum Merdeka,
Wujud Merdeka Belajar Di Sekolah Dasar". Jurnal
Basicedu, Vol. 6, No. 2 Tahun 2022.
Rainbow, S., Nopiyanto, Y. E., & Muna, M. K."Teachers
Understanding of Professional Competency Standards".
Journal Of Sport Education, Vol. 2, No. 2 Tahun 2019.
Ramadina, Evy."Peran Kepala Sekolah Dalam Pengembangan
Kurikulum Merdeka Belajar". Jurnal Mozaic Islam
Nusantara, Vol. 7, No. 5 Tahun 2021.
Rerung, R. R. E-Commerce Menciptakan Daya Saing Melalui
Teknologi Informasi. Jakarta: Cv Budi Utama, 2019.
Ritonga, M."Politics and Policy Dynamics of Changing the
Education Curriculum in Indonesia until the Reformation
Period". Jurnal Bina Gogik, Vol. 5, No. 4 Tahun 2018.
Rosmana, P."Kebebasan Dalam Kurikulum Prototype". Jurnal
As-Sabiqun, Vol. 4, No.2 Tahun 2022.
Rusmawan dan Krissandi."Kendala Guru Sekolah Dasar Dalam
Implementasi Kurikulum 2013". Jurnal Cakrawala
Pendidikan, Vol. 3, No. 2 Tahun 2019.
158

S, Sherly."Merdeka Belajar: Kajian Literatur". UrbanGreen


Conference Proceeding Library, Vol. 4, No. 4 Tahun 2021.
Sabah Echdar. Metode Penelitian Manajemen Dan Bisnis.
Bogor: Ghalia Indonesia, 2017.
Sabriadi, H. R., & Wakia, N."Problematika Implementasi
Kurikulum Merdeka Belajar Di Perguruan Tinggi". Jurnal
Manajemen, Vol. 11, No. 10 Tahun 2021.
Saleh, Meylan."Merdeka Belajar Di Tengah Pandemi Covid-
19". Prosiding Seminar Nasional Hardiknas, Vol. 1, No. 2
Tahun 2020.
Sandiasa, Gede dan Ni Ketut Sudianing."Pelaksanaan
Administrasi Dan Pola Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Menghadapi Covid 19". Jurnal Widya Publika, Vol. 9, No.
9 Tahun 2021.
Saputra, I. G. P. E., Sukariasih, L., &, and N. F
Muchlis."Penyusunan Modul Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila (P5) Menggunakan Flip Pdf Profesional
Bagi Guru Sma Negeri 1 Tirawuta: Persiapan Implementasi
Kurikulum Merdeka". Prosiding Seminar Nasional
UNIMUS, Vol. 5, No. 1 Tahun 2022.
Satria, R., Adiprima, P., Wulan, K. S., & Harjatanaya, T. Y.
Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila. Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen
Pendidikan, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
Dan Teknologi Republik Indonesia, 2022.
Shihab, Najelaa dan Komunitas Guru Belajar. Merdeka Belajar
di Ruang Kelas. Tangerang Selatan: Literasi, 2020.
159

Sherly, Dharma, E., & Sihombing, H. B."Merdeka


Belajar:Kajian Literatur". Urban Green Conference
Proceeding Library, Vol. 1, No. 4 Tahun 2020.
Solehudin, D., Priatna, T., & Zaqiyah, Q. Y."Konsep
Implementasi Kurikulum Prototype". Jurnal Basicedu,
Vol. 6, No. 4 Tahun 2022.
Sri Wahyuningsih. Metode Penelitian Studi Kasus (Konsep,
Tepori Pendekatan Psikologi Komunikasi, Dan Contoh
Penelitiannya). Madura: UTM Press, 2013.
Suardipa, I. P., Primayana, K. H."Peran Desain Evaluasi
Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran". Jurnal Widyacarya, Vol. 4, No. 2 Tahun
2020.
Subarsono, AG. Analisis Kebijakan Publi: Konsep, Teori Dan
Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.
Sudirman, AM."Posisi Strategi Dan Model Pembelajaran
Sejarah Berbasis Kompetensi". Jurnal IKIP Negeri
Singaraja, Vol. 1, No. 2 Tahun 2004.
Sugihartono. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press,
2013.
Sugiono. Penelitian Kauntatif, Kualitatif Da R & D. Bandung:
Alfabeta (IKAPI), 2016.
———. Metode Penelitian Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2015.
Sugiyono. Metode Penelitian, Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif Dan RD. Bandung: Alfabeta, 2015.
160

———. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D.


Bandung: Alfabeta, 2015.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan
Prakarya. Yogyakarta: Bumi Aksara, 2013.
Sungkono, S."Pengembangan Dan Pemanfaatan Bahan Ajar
Modul Dalam Proses Pembelajaran". Majalah Ilmiah
Pembelajaran, Vol. 5, No. 2 Tahun 2009.
Supriani, Y."Peran Manajemen Kepemimpinan Dalam
Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam". Jurnal Ilmiah
Ilmu Pendidikan, Vol. 5, No. 1 Tahun 2022.
Susanti, Joni, S., Rochmawati, Irin, W., & Han, T. H."Pelatihan
Penyusunan Perangkat Pembelajaran Bagi Guru SMK
Program Keahlian Akuntansi Di Bangkalan". Jurnal
Pemberdayaan Masyarakat Madani, Vol. 3, No. 3 Tahun
2019.
Susetyo, S."Permasalahan Implementasi Kurikulum Merdeka
Belajar Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP
Universitas Bengkulu". Seminar Nasional Pendidikan
Bahasa Dan Sastra, Vol. 1, No 2 Tahun 2020.
Syahrul Hamdi."Kurikulum Merdeka Dalam Perspektif
Pedagogik". Pendidikan, Vol. 7, No. 2 Tahun 2022.
Syahrum, Salim &. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Ciputaka Media, 2012.
Thaha Al-hamid, Budur Anufiah. Instrumen Pengumpulan
Data. Sorong: STAIN, 2019.
Umar Sidiq dan Miftahul Choiri. Metode Penelitian Kualitatif
Di Bidang Pendidikan. Ponorogo: Nata Karya, 2019.
161

Utami Maulida."Pengembangan Modul Ajar Berbasis


Kurikulum Merdeka". Jurnal Tarbawi, Vol. 5, No. 4 Tahun
2022.
UUSPN 2003. Jakarta: Sinar Grafiko Persada, 2006.
Wahyuni."JMSP (Jurnal Manajemen Dan Supervisi
Pendidikan". Jurnal Manajemen Dan Supervisi
Pendidikan, Vol. 3, No. 2 Tahun 2019.
Widyastuti, Atika. Persepsi Guru Tentang Konsep Merdeka
Belajar Mendikbud Nadiem Makarim Dalam Pendidikan
Agama Islam Di MTS Negeri 3 Sleman. Skripsi Universitas
Islam Indonesia. Yogyakarta, 2020.
Yaumi, M. Media Dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta:
Prenada Media Group, 2018.
162

LAMPIRAN
Lampiran 1
Bukti dokumen Keputusan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 56/M/2022
163
164
165
166

Lampiran 2

TRANSKRIP WAWANCARA

Nomor Wawancara : 01/W/19-1/2023


Nama Informan : Titik Ruwaidah, M.Pd.
Identitas : Kepala Sekolah
Hari/ Tgl Wawancara : Kamis, 19 Januari 2023
Waktu Wawancara : 09.00 WIB
Tempat Wawancara : Ruang Kepala Sekolah
Peneliti Apakah Bapak/Ibu guru di SMA Negeri 1
Jenangan sudah memahami tentang Kurikulum
Merdeka?
Informan Dari pengamatan yang saya lihat mbak, Bapak
dan Ibu guru di SMA Negeri 1 Jenangan sudah
memahami tentang konsep Kurikulum
Merdeka
Peneliti Sejak kapan Kurikulum Merdeka di SMA
Negeri 1 Jenangan di terapkan di sekolah?

Informan Mulai Tahun Ajaran 2022/2023 satuan


pendidikan memilih
untuk mengimplementasikan kurikulum
merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan.
Pemerintah menyiapkan angket untuk
membantu satuan pendidikan menilai tahap
kesiapan dirinya untuk menggunakan
Kurikulum Merdeka.
Peneliti Bagaimana perencanaan kurikulum merdeka
167

di SMA Negeri 1 Jenangan?


Informan Jadi untuk tahap awal perencanaa strategi
penerapan kurikulum merdeka yang
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jenangan
meliputi kegiatan pelatihan, bimbingan atau
workshop In House Training (IHT). Untuk
mengimplementasikan kurikulum merdeka
saya sebagai kepala sekolah bersama wakasek
kurikulum beserta komite pembelajaran. Awal
pengimplementasian kurikulum merdeka
menggunakan strategi yang berkaitan dengan
perangkat pembelajaran yang baru yang
berbeda dengan K-13 mulai dari perencanaan
pembelajaran yang dirancang dalam bentuk
capaian pembelajaran (CP), tujuan
pembelajaran (TP), alur tujuan pembelajaran
(ATP) dan modul ajar, dan strategi dalam
pelaksanaan pembelajaran menggunakan
pembelajaran berdiferensiasi serta
menggunakan strategi projek penguatan profil
pelajar pancasila (P5) yang meliputi kegiatan
pagelaran seni dan membuat produk lokal.
Peneliti Bagaimana pelaksanaan kurikulum merdeka di
SMA Negeri 1 Jenangan?
Informan Jadi, untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas
X menggunakan pembelajaran berdiferensiasi.
Peserta didik akan belajar sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Upaya awal
yang bisa saya dilakukan yaitu melaksanakan
168

workshop pembelajaran berdiferensiasi yang


berguna untuk membimbing dan memberi
pengarahan kepada seluruh stakeholder bahwa
kurikulum merdeka itu suatu hal yang penting
untuk diterapkan. Pembelajaran
berdiferensiasi dilakukan dengan berbagai cara
untuk mendapatkan konten, mengolah,
membangun, dan mengembangkan produk
pembelajaran dan ukuran evaluasi sehingga
semua peserta didik di dalam suatu ruang kelas
yang memiliki latar belakang kemampuan
beragam bisa belajar dengan efektif
Peneliti Bagaimana kesiapan SMA Negeri 1 Jenangan
dalam pelaksanaan projek penguatan profil
pelajar pancasila?
Informan Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
pancasila dilaksanakan secara kolaboratif yang
secara umum melibatkan semua pihak
(komponen sekolah) dalam pengelolaan
sumber daya pendidikan dan khususnya
fasilitator dalam mengelola berjalannya projek
penguatan profil pelajar pancasila secara
efektif dan efisien melalui kegiatan
merancang, mengkoordinir, melaksanakan,
mengawasi seluruh kegiatan projek dengan
tujuan membantu peserta didik terlibat secara
optimal selama kegiatan projek berlangsung.
Adapun kegiatan P5 yang dilaksanakan di
SMA Negeri 1 Jenangan meliputi kegiatan
169

pagelaran seni dengan tema Bhineka Tunggal


Ika yang mengajarkan peserta didik tentang
keberagaman ras, budaya, agama, dan kegiatan
kewirausahaan peserta didik akan membuat
produk-produk lokal dimana barang atau
makanan yang merupakan hasil kreativitas
peserta didik dapat dijual.
Peneliti Bagaimana evaluasi dari penerapan kurikulum
merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan?
Informan Evaluasi untuk projek penguatan profil pelajar
pancasila fokus terhadap proses dan bukan
pada hasil akhir. Tidak ada pakem khusus
untuk evaluasi, karena setiap sekolah memiliki
kesiapan yang berbeda, dilihat dari kesiapan
sarana, pendidik dan juga peserta didiknya.
Dengan demikian sekolah bisa membuat
instrument (asesmen) evaluasi yang sesuai
dengan keadaan sekolah. Evaluasi
pembelajaran untuk projek penguatan profil
pelajar pancasila di SMA Negeri 1 Jenangan
dilaksanakan melalui asesmen
diagdiagnosticesmen formatif, dan asesmen
sumatif. Evaluasi dilaksanakan secara
menyeluruh sehingga memperoleh hasil untuk
perbaikan berkelanjutan pada projek
berikutnya.
Peneliti Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan
perencanaan Kurikulum Merdeka di SMA
Negeri 1 Jenangan?
170

Informan Yang terlibat dalam kegiatan perencanaan


kurikulum merdeka yaitu saya sendiri selaku
penanggung jawab seluruh kegiatan di
sekolah, dan seluruh stakeholder adapun
anggota tim pengembang kurikulum sekolah
terdiri dari beberapa wakil kepala sekolah,
guru, tenaga kependidikan, komite,
masyarakat disesuaikan dengan karakteristik
dan kebutuhan sekolah
Peneliti Bagaimana struktur Kurikulum Merdeka yang
ada di SMA Negeri 1 Jenanagan?
Informan Struktur Kurikulum Merdeka dibagi atas dua
fase yaitu, fase E untuk kelas X dan fase f
untuk kelas XI dan XII. Akan tetapi hanya
kelas X saja yang menggunakan Kurikulum
Merdeka sedangkan kelas XI dan XII masih
menggunakan kurikulum yang lama kurikulum
2013. Selain terbagi dalam beberapa fase
kegiatan pembelajaran di jenjang pendidikan
ini juga dibagi menjadi dua yaitu,
pembelajaran intrakulikuler dan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar
Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik
secara muatan maupun secara waktu
pelaksanaan. Secara muatan, proyek profil
harus mengacu pada capaian profil pelajar
Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan
tidak harus dikaitkan dengan capaian
171

pembelajaran pada mata pelajaran. Secara


pengelolaan waktu pelaksanaan, proyek dapat
dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam
pelajaran proyek dari semua mata pelajaran
dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-
masing. proyek tidak harus sama.
Peneliti Apa saja langkah-langkah dalam penerapan
kurikulum merdeka di SMA Negeri 1
Jenangan?
Informan Dalam penerapan kurikulum merdeka langkah
Bapak/Ibu guru harus mengetahui Capaian
Pembelajaran (CP) untuk mata pelajaran yang
diampu sesuai dengan fase.
Peneliti Apakah ada pelatihan dalam pelaksanaan
kurikulum merdeka di SMA Negeri 1
Jenangan?
Informan Ada, seperti workshop tentang implementasi
kurikulum merdeka yang diharapkan
Bapak/Ibu guru lebih mengenal bagaiamana
pelaksanaan kurikulum merdeka
Peneliti Apa peran pemimpin dalam menerapkan
Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1
Jenanagan?
Informan Saya berperan sebagai seorang Educator,
Manajer, Administrator, Supervisior, Leader,
Inovator, Motivator. Dalam rangka
mengimplementasikan Kurikulum merdeka
adalah supervisi secara rutin dan mengadakan
pertemuan rutin untuk membahas hasil temuan
172

sebagai bentuk pembinaan dan perbaikan


implementasi kurikulum merdeka. Selain itu
bisa dilakukan pelatihan guru-guru baik secara
online maupun tatap muka maupun pelatihan
tutor sebaya untuk keberhasilan implementasi
Kurikulum merdeka.
Penelti Bagaimana strategi pelaksanaan Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMA
Negeri 1 Jenangan?
Informan Jadi, untuk pelaksanaan pembelajaran dikelas
X membentuk tim fasilitator P5, pada tahap ini
kepala sekolah membentuk tim fasilitator
projek yang sudah dibentuk, pendidik
memberikan pelatihan kepada peserta didik
dalam mendesain projek sehingga peserta
didik mendapatkan pemahaman, selanjutnya
kepala sekolah bersama dengan tim
menentukan tingkat kesiapan sekolah, dan
merancang tema projek dan alokasi waktu
pelaksanaan P5, serta menyusun modul P5
Peneliti Apa saja faktor pendukung dan penghambat
penerapan kurikulum merdeka di SMA Negeri
1 Jenangan?
Informan Jadi keberhasilan dalam pelaksanaan
kurikulum merdeka di SMA Negeri 1
Jenangan didukung dengan adanya
pelaksanaan kebijakan yaitu saya sendiri
bersama guru dan komite sekolah dan adanya
akses digital atau teknologi seperti komputer
173

yang memadai dan wifi ini sangat mendukung


perkembangan belajar peserta didik di SMA
Negeri 1 Jenangan. Pembelajaran bisa
dilaksanakan dengan lebih efektif dan optimal.
Sedangkan Faktor penghambat yaitu dalam
pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila (P5) pada saat pengenalan terkait
pembuatan proyek peserta didik masih terlihat
bingung untuk menyiapkan alat dan bahan
karena kita belajar dari awal dan terstruktur
jadi peserta didik perlahan mulai paham, kalau
untuk yang lainnya karna mulai dari awal
prosesnya sudah tau bisa dikendalikan kalau
untuk pelaksanaannya sudah 90% untuk
keberhasilan proyek tinggal
penyempurnaannya saja. Serta masih terdapat
kekurangan pada fasilitas belajar di kelas yaitu
adanya kekurangan pada LCD Proyektor dan
beberapa alat peraga dan alat laboratorium.
Peneliti Bagaimana dampak penerapan kurikulum di
SMA Negeri 1 Jenangan?
Informan Kurikulum merdeka memiliki dampak positif
yang dirasakan oleh guru di SMA Negeri 1
Jenangan dalam melaksanakan kurikulum
merdeka seperti 1) menjadi lebih kreatif
inovatif dalam metode, media, dan teknik
pembelajaran, serta 2) pola pikir guru berubah
dalam melaksanakan pembelajaran
berdeferensiasi atau berkolaborasi. sedangkan
174

bagi peserta didik yaitu, 1) siswa belajar


dengan lebih menyenangkan, mengembangkan
keahlian mereka dengan diberinya kebebasan
sehingga tidak ada rasa tekanan yang dirasakan
oleh siswa maupun sebaliknya, 2) siswa lebih
senang jika melaksanakan pembelajaran tatap
muka, serta 3) adanya Proyek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila. Penerapan kurikulum
merdeka diharapkan berdampak pada
terciptanya generasi muda yang mampu
bertahan menghadapi perubahan zaman
dengan “kekuatan” mereka sendiri. Dan
dampak adanya fasilitas dari sekolah yaitu
peserta didik dapat mengembangkan potensi
dan bakat mereka dengan baik, karena adanya
sarana prasarana yang cukup.
Peneliti Bagaimana cara menghadapi kendala yang
dihadapi dalam pelaksanaan kurikulum
merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan?
Informan Agar hambatan dari permasalah yang ada bisa
cepat tersolusikan saya sebagai kepala sekolah
selalu mengadakan refleksi dan evaluasi
tentang kegiatan pelaksanaan kurikulum
merdeka yang ada di SMA Negeri 1 Jenangan
dengan kegiatan diskusi dan sharing serta
melengkapi fasilitas sekolah sehingga peserta
didik tidak terkendala dalam melaksanakan
pembelajaran
Peneliti Apa kelebihan dan kekurangan kurikulum
175

merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan?


Informan Kelebihan pembelajaran dapat dilaksanakan
secara diferensiasi atau kolaborasi sedangkan
kekurangan peserta didik mengalami kesulitan
di awal kegiatan Proyek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila tapi selanjutnya dapat cepat
menyesuaikan dan melaksanakan dengan baik
Peneliti Bagaimana harapan Bapak/Ibu guru dalam
konsep penerapan kurikulum merdeka di SMA
Negeri 1 Jenangan?
Informan Mampu mengembangkan kompetensi peserta
didik di SMA Negeri 1 Jenangan dengan baik
176

TRANSKRIP WAWANCARA

Nomor Wawancara : 02/W/18-1/2023


Nama Informan : Farida Kristianawati, S.Pd
Identitas : Wakil Kurikulum
Hari/ Tgl Wawancara : Rabu, 18 Januari 2023
Waktu Wawancara : 09.30 WIB
Tempat Wawancara : Ruang Wakil Kurikulum Sekolah
Peneliti Apakah Bapak/Ibu guru di SMA Negeri 1
Jenangan sudah memahami tentang
Kurikulum Merdeka?
Informan Bapak/Ibu guru SMA Negeri 1 Jenangan
sudah memahami tentang konsep kurikulum
merdeka, karena di sekolahan sudah
diadakan sosialisasi dan workshop tentang
kurikulum merdeka di jenjang SMA
kurikulum merdeka lebih mengedepankan
peminatan pada setiap siswa.
Peneliti Sejak kapan Kurikulum Merdeka di SMA
Negeri 1 Jenangan di terapkan di sekolah?

Informan Pada bulan Maret 2022 SMA Negeri 1


Jenangan yang di pimpin oleh Ibu Titik
Ruwaidah, M.Pd, lulus dan dinobatkan
sebagai Kepala Sekolah Penggerak. Sekolah
Penggerak adalah program Merdeka Belajar
dari Kemendikbudritekdikti. Dengan
lulusnya kepala SMA Negeri 1 Jenangan.
kepala sekolah penggerak maka secara
otomatis SMA Negeri 1 Jenangan menjadi
177

sekolah Penggerak dan wajib menerapkan


Kurikulum Merdeka mulai bulan Juli tahun
ajaran 2022/2023 untuk kelas X atau Fase E.

Peneliti Bagaimana perencanaan kurikulum


merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan?
Informan Strategi yang dilakukan oleh bapak/ibu guru
yaitu, mengikuti pelatihan dan bimbingan.
Untuk perencanaan awalnya sendiri kita lebih
memaksimalkan dalam mengikuti pelatihan-
pelatihan atau workshop terkait kurikulum
merdeka ini. Karena waktu awal dulu
memang benar-benar baru diterapkan jadi
sangat memerlukan arahan dan sharing dari
yang lainnya. Maka dari itu bapak/ibu guru di
SMA Negeri 1 Jenangan diajak mengikuti
workshop bersama demi kemajuan dan
peningkatan pemahaman guru terhadap
kurikulum merdeka.
Peneliti Bagaimana pelaksanaan kurikulum merdeka
di SMA Negeri 1 Jenangan?
Informan Pembelajaran berdiferensiasi merupakan
salah satu pembelajaran yang digunakan guru
untuk memenuhi kebutuhan setiap peserta
didik di SMA Negeri 1 Jenangan.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan
proses belajar mengajar di mana peserta didik
mempelajari materi pelajaran berdasarkan
kemampuannya, apa yang mereka sukai dan
178

minati, serta kebutuhan individu mereka


sehingga tidak merasa gagal dan bisa
mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Strategi yang digunakan untuk membentuk
pembelajaran berdiferensiasi yaitu, pertama
dengan memperhatikan pemetaan kebutuhan
belajar peserta didik baik itu dalam aspek
kesiapan belajar, minat, dan profil belajar
peserta didik. Kedua, guru perlu memahami
apakah peserta didik akan belajar secara
mandiri atau berkelompok dan memfasilitasi
guru sebagai pendamping untuk siapa saja
peserta didik yang merasa kesulitan yang
selanjutnya dapat belajar secara mandiri.
Ketiga, melihat kualitas produk yang
dikerjakan peserta didik karena produk ini
harus mencerminkan pemahaman murid
yang berhubungan dengan tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Saya melihat
dari tanggapan peserta didik di SMA Negeri
1 Jenangan cukup bagus karena mereka
diberi kesempatan untuk berkreasi dan
berinovasi dengan diberikannya kebebasan
peserta didik bisa termotivasi untuk belajar
sehingga dapat mencapai prestasi belajar
dengan baik. Selain itu guru juga bebas
dalam berkreasi sesuai dengan kreativitasnya
tanpa ada tekanan dari luar sehingga
pembelajaran bisa berjalan dengan optimal
179

Peneliti Bagaimana kesiapan SMA Negeri 1


Jenangan dalam pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar pancasila?
Informan Kesiapan SMA Negeri 1 Jenanagan dalam
awal perencanaan projek meliputi
melaksanakan koordinator dari wakil kepala
sekolah yang memiliki penglaman dalam
mengembangkan dan mengelola projek
profil, mengelola sistem yang dibutuhkan tim
pendidik dan peserta didik agar dapat
menyelesaikan projek profil dengan sukses,
memastikan kolaborasi pengajaran terjadi di
antara para pendidik yang tergabung di dalam
tim fasilitator projek profil, serta
memperhatikan kebutuhan dan minat belajar
setiap peserta didik agar dapat memberikan
tantangan yang beragam, sesuai gaya belajar,
imajinasi, kreasi dan inovasi, serta peminatan
terhadap tema projek profil. Sekolah
memfasilitasi guru dalam memahami projek
ini dalam bentuk pelatiahan. Selain itu juga
karena SMA Negeri 1 Jenangan sudah
melaksanakan kurikulum merdeka mulai
tahun 2021 maka guru-guru sudah punya
pengalaman dalam mengelola projek ini.
Guru sebagai pembimbing dalam
pelaksanaan projek dengan adanya kegiatan
projek ini karena selain bisa mendorong para
peserta didik untuk mendapatkan
180

pengalaman baru, ternyata para pembimbing


juga bisa mengetahui secara keseluruhan
tentang objek-objek kearifan lokal yang
berada di wilayah Kabupaten Ponorogo.
Peneliti Bagaimana evaluasi dari penerapan
kurikulum merdeka di SMA Negeri 1
Jenangan?
Informan Evaluasi tidak untuk peserta didik saja, tetapi
juga untuk memantau proses pembelajaran
pendidik dan perkembangan kesiapan satuan
pendidikan. Evaluasi bukan bertujuan
mencari kesalahan ataupun menilai tingkat
keberhasilan pendidik atau satuan pendidikan
dalam implementasi projek profil, melainkan
suatu cara bagi pendidik dan satuan
pendidikan untuk menarik pembelajaran
bermakna dari proses implementasi tersebut.
Hasil akhir dari kegiatan P5, telah
ditampilkan di akhir semester gasal
2022/2023. Seluruh satuan pendidikan
menggelar karya dalam bentuk pertunjukan
dan mengadakan program festival ramadhan
SMA Negeri 1 Jenangan. Pada kegiatan ini
satuan pendidikan memamerkan hasil karya
yang telah dihasilkan oleh peserta didik.
Dalam rangka memberi apresiasi yang lebih
luas maka masing-masing satuan pendidikan
mengundang berbagai unsur masyarakat
antara lain: orang tua murid dan masyarakat.
181

Pelibatan banyak unsur pada kegiatan ini


selain memberikan kesempatan siswa dan
sekolah untuk memamerkan hasil karya
siswa dari produk P5, terdapat ruang
apresiasi dan penghargaan terhadap jerih
payah siswa dalam berkegiatan. Dari
kegiatan ini akan memicu dan memacu
keterlibatan masyarakat secara umum dalam
rangka ikut serta membentuk dan
membangun karakter bangsa dalam bingkai
profil pelajar Pancasila serta didasarkan atas
kebutuhan dan karakteriski masing-masing
sekolah
Peneliti Apa peran pemimpin dalam menerapkan
Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1
Jenanagan?
Informan Peran pemimpin yaitu sebagai seorang
supervisor dan pemimpin untuk terus
melakukan perubahan inovasi di sekolah.
Peneliti Bagaimana strategi penerapan kurikulum
merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan?
Informan Guru di SMA Negeri 1 Jenangan ini sering
melakukan koordinasi, sharing sesama guru
dengan tujuan menambah pemahaman terkait
pembuatan perangkat pembelajaran. Untuk
perangkat pembelajaran kurikulum merdeka
lebih ringkas dan mudah dibandingkan
dengan kurikulum sebelumnya. Bapak/Ibu
guru harus mengetahui capaian pembelajaran
182

(CP) yang dicapai peserta didik kelas X pada


tahap perkembangan untuk setiap mata
pelajaran dengan menyesuaikan
perkembangan peserta didik dalam pemetaan
capaian pembelajaran dibagi sesuai fase
Peneliti Bagaimana strategi pelaksanaan Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMA
Negeri 1 Jenangan?
Informan Penerapan kurikulum merdeka di SMA
Negeri 1 Jenangan yaitu dengan
pembelajaran berdiferensiasi. Saya melihat
dari tanggapan peserta didik cukup bagus
karena mereka diberi kesempatan untuk
berkreasi dan berinovasi dengan
diberikannya kebebasan peserta didik bisa
termotivasi untuk belajar sehingga dapat
mencapai prestasi belajar dengan baik. Selain
itu guru juga bebas dalam berkreasi sesuai
dengan kreativitasnya tanpa ada tekanan dari
luar sehingga pembelajaran bisa berjalan
dengan optimal
Peneliti Apa saja faktor pendukung dan penghambat
penerapan kurikulum merdeka di SMA
Negeri 1 Jenangan?
Informan Yang menjadi faktor pendukung di SMA
Negeri 1 Jenangan yaitu adanya Sumber
Daya Manusia (SDM) guru yang
berkompeten serta akses digital yang
memadai karena dengan memanfaatkan
183

teknologi seperti komputer atau handphone


yang bisa menjangkau lebih luas, serta
mengoptimalkan implementasi kurikulum
merdeka melalui pembelajaran
berdiferensiasi.
internal yaitu rendahnya motivasi yang
berasal dari diri peserta didik itu sendiri. Ada
beberapa peserta didik yang tidak fokus dan
bermalas-malasan dalam mengikuti
pembelajaran di kelas karena proses serta
gaya belajar di kurikulum merdeka yang
bebas, sehingga kadang kesulitan dalam
mengontrol peserta didik pada saat
pembelajaran berlangsung. Hambatan
lainnya yaitu dalam bekerjasama pembuatan
proyek P5 kedekatan peningkatan kerjasama
peserta didik tiap kelompok yang berbeda,
dan setiap peserta didik mempunyai karakter
masing-masing. Jadi dari bebrapa proyek
akan dibentuk kelompok yang berbeda untuk
bisa mengetahuikarakter satu dengan lainnya.
Faktor eksternal berasal dari kurangnya
dukungan dari orang tua pada saat penilaian
penentuan minat dan bakat peserta didik yang
dilaksanakan di sekolah. Dari beberapa orang
tua peserta didik yang tidak menyetujui hasil
penilaian peserta didik hal seperti itu, pihak
sekolah dengan harus sigap memediasi
dengan melakukan pelatiahan kepada orang
184

tua siswa dan guru untuk menyelesaikan


masalah tersebut dan memilih opsi terbaik
untuk semua pihak
Peneliti Bagaimana dampak penerapan kurikulum di
SMA Negeri 1 Jenangan?
Informan Jadi dalam penerapan kurikulum merdeka ini
tentunya memiliki dampak yang positif untuk
peserta didik SMA Negeri 1 Jenangan dimasa
yang akan datang karena dengan melakukan
implementasi kurikulum merdeka peserta
didik bisa mengikuti proses pembelajaran
dengan mengikuti perkembangan zaman
dengan didukung oleh kepala sekolah dan
guru, serta bisa berinovasi dan bereksplorasi
sendiri untuk mengembangkan bakat serta
minat sesuai keahlian mereka masing-masing
dengan diberikannya kebebasan sehingga
tidak ada tekananyang dirasakan peserta
didik maupun sebaliknya dan membentuk
guru-guru yang berkompeten dan bisa terus
berkembang, fokus pada pengembangan
kompetensi
Peneliti Bagaimana cara menghadapi kendala yang
dihadapi dalam pelaksanaan kurikulum
merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan?
Informan Begitupun dengan kurikulum merdeka yang
tergolong sangat baru diterapkan. Maka
seorang guru juga membutuhkan waktu
untuk penyesuaian. Dalam tahap penyesuaian
185

ini jika saya terbawa dengan kebiasaan


mengajar pada kurikulum sebelumnya maka
solusi saya segera beralih untuk memberikan
rangsangan pada anak agar aktif berdiskusi
dan menyelesaikan masalah-masalah. Selain
itu sharing dan mengikuti pelatihan-pelatihan
juga sangat membantu dalam menghadapi
permasalahan ini
Peneliti Apa kelebihan dan kekurangan kurikulum
merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan?
Informan Kelebihan yang dimiliki dan dijalankan
dalam penerapan kurikulum merdeka adalah
siswa mampu berinovasi dan berkreasi
sendiri dengan mengandalkan kemampuan
yang mereka miliki, namum kekurangannya
yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kurang siap sebagai pelaksana kurikulum
merdeka, persiapan pembelajaran yang
sesuai dengan kurikulum merdeka
membutuhkan waktu serta kemampuan guru
yang mumpuni, dengan diresmikannya
kurikulum merdeka tentu saja pihak
pemerintah harus mensosialisasikan
mengenai kurikulum baru ini dan melakukan
persiapan yang matang. Selain guru sebagai
tombak utama penerapan kurikulum merdeka
ini juga harus diberikan pola pendidikan dan
latihan (diklat) secara bertahap namun
berkelanjutan memperkenalkan strategi-
186

strategi pembelajaran yang berpihak kepada


murid, meningkatkan kualitas pedagogis
guru, serta mengubah pola pikir dan
paradigm lama guru. Dengan demikian,
kurikulum merdeka dapat terlaksana dengan
baik.
Peneliti Bagaimana harapan Bapak/Ibu guru dalam
konsep penerapan kurikulum merdeka di
SMA Negeri 1 Jenangan?
Informan Harapannya pnerapan kurikulum merdeka
kompetensi siswa dapat dikembangkan
sesuai bakat dan minat
187

TRANSKRIP WAWANCARA

Nomor Wawancara : 01/W/18-1/2023


Nama Informan : Rensyan Prisilia, S.Pd.
Identitas : Guru SMA Negeri 1 Jenangan
Hari/ Tgl Wawancara : Rabu, 18 Januari 2023
Waktu Wawancara : 11.00 WIB
Tempat Wawancara : Ruang Guru
Peneliti Apakah Bapak/Ibu guru di SMA Negeri 1
Jenangan sudah memahami tentang
Kurikulum Merdeka?
Informan Saya sebagai seorang guru di SMA Negeri
1 Jenangan sudah memahami secara umum
kurikulum merdeka yang merupakan
pembelajaran intrakuler yang beragam
Peneliti Sejak kapan Kurikulum Merdeka di SMA
Negeri 1 Jenangan di terapkan di sekolah?

Informan Mulai Tahun Ajaran 2022/2023 satuan


pendidikan memilih
untuk mengimplementasikan kurikulum
merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan.
Peneliti Bagaimana perencanaan kurikulum
merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan?
Informan Agar dapat menentukan strategi, kita perlu
mengetahui titik awal keberangkatan para
peserta didik yaitu, komponen capaian
pembelajaran yang pertama adalah rasional
yang artinya alasan mengapa harus
188

mempelajari mata pelajaran tersebut pada


kurikulum merdeka. Hal lainnya yaitu
saling berkaitan antara mata pelajaran satu
dengan lainnya, komponen capaian
pembelajaran yang kedua adalah tujuan
mata pelajaran yang artinya kemampuan
peserta didik dalam mempelajari mata
pelajaran tersebut, komponen capaian
pembelajaran yang ketiga yaitu deskripsi
umum tentang apa yang telah dipelajari
dalam mata pelajaran. Guru di harapkan
dapat memahami karakteristik atau cara
belajar peserta didik di kurikulum merdeka
ini
Peneliti Bagaimana pelaksanaan kurikulum
merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan?
Informan Bapak/ibu guru di SMA Negeri 1 Jenangan
harus memahami dan menyadari bahwa ada
lebih dari satu cara, metode, atau strategi
untuk mempelajari suatu bahan pelajaran
ketika menggunakan pembelajaran
berdiferensiasi. Guru harus mengatur bahan
pelajaran, kegiatan, tugas sehari-hari yang
diselesaikan di kelas dan di rumah, dan
penilaian akhir berdasarkan kesiapan
peserta didik untuk mempelajari materi
pelajaran, minat atau hal apa yang disukai
peserta didik dalam belajar, dan cara
menyampaikan pelajaran yang sesuai
189

dengan profil belajar peserta didik yang


diajarnya.
Peneliti Bagaimana kesiapan SMA Negeri 1
Jenangan dalam pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar pancasila?
Informan Pelaksanaan P5 di SMA Negeri 1 Jenangan
menggunakan sistem blok, yaitu
mengumpulkan dan memadatkan
pelaksanaan tema dalam satu periode
waktu, dimana semua tenaga pendidik
berkolaborasi mengajar P5 setiap hari
selama durasi waktu yang ditentukan.
Secara khusus siswa hanya melaksanakan
projek ini baik di sekolah maupun di luar
sekolah dengan tanpa melaksanakan
pembelajaran rutin dikelas. Sistem ini
digunakan di SMA Negeri 1 Jenangan
untuk mengefektifkan kegiatan supaya
terkonsentrasi pada satu waktu, siswa bisa
lebih fokus mengerjakan projek tanpa
memikirkan pelajaran yang lain.
Peneliti Apakah ada pelatihan dalam pelaksanaan
kurikulum merdeka di SMA Negeri 1
Jenangan?
Informan Ada, SMA Negeri 1 Jenangan telah
mengadakan pelaksanaan workshop
implementasi kurikulum merdeka dan
optimalisasi kurikulum merdeka dalam
workshop In House Training (IHT)
190

Peneliti Apa peran pemimpin dalam menerapkan


Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1
Jenanagan?
Informan Peran kepala sekolah sebagai Educator,
Manajer, Administrator, Supervisior,
Leader, Inovator, Motivator dan terus
melakukan perubahan inovasi di sekolah
Peneliti Bagaimana strategi penerapan kurikulum
merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan?
Informan Strategi yang telah dilakukan SMA Negeri
1 Jenangan dalam penerapan kurikulum
merdeka yaitu dengan menganalisis
Capaian Pembelajaran (CP) untuk
menyusun tujuan dan alur tujuan
pembelajaran dalam pengembangan modul
ajar dengan dilengkapi berbagai materi
pembelajaran, serta lembar aktivitas peserta
didik, dan penilaian guna untuk mengecek
tujuan pembelajaran yang dicapai peserta
didik. Tujuan pengembangan modul ajar
yaitu sebagai pemandu guru dalam
melaksanakan pembalajaran. Modul ajar
tersebut harus bersifat menarik, bermakna,
relevan, kontekstual, serta
berkesinambungan
Peneliti Apa saja faktor pendukung dan penghambat
penerapan kurikulum merdeka di SMA
Negeri 1 Jenangan?
Informan Faktor pendukungnya seperti pada saat
191

pembelajaran berdiferensiasi, lingkungan


kelas harus mendukung dengan semua
orang dikelas saling menghormati satu
sama lain agar semua peserta didik merasa
nyaman berada di dalam kelas serta
bapak/ibu guru SMA Negeri 1 Jenangan
saling bekerja sama menghasilkan
pembelajaran dengan memanfaatkan
teknologi yang ada disekolah
Untuk mengatasi masalah pada
permasalahan berusaha mencari solusi yang
tepat agar masalah dapat teratasi dengan
sebaik mungkin. Mengenai keluhan
tersebut kepala sekolah dan guru sering
melakukan koordinasi, sharing sesama guru
dengan tujuan menambah pemahaman
terkait pembuatan perangkat pembelajaran
dan mengadakan rapat untuk melengkapi
beberapa kekurangan sarana prasarana dan
memberikan motivasi guna menjadi
semangat belajar bagi peserta didik. Pada
saat proses pembelajaran berlangsung
peserta didik merespon cukup aktif, ada
beberapa yang mengajukan beberapa
pertanyaan, respon seperti ini menjadikan
nilai plus bagi peserta didik dalam proses
pembelajaran. Berarti motivasi yang
diberikan oleh bapak/ibu guru diserap baik
oleh para peserta didik SMA Negeri 1
192

Jenangan
Peneliti Bagaimana dampak penerapan kurikulum
di SMA Negeri 1 Jenangan?
Informan Dampak dari penerapan kurikulum
merdeka bagi peserta didik dan guru di
SMA Negeri 1 Jenangan berdampak positif
yaitu, dalam proses pembelajaran dapat
mengikuti dengan baik. Dengan adanya
program pengembangan karakter peserta
didik di SMA Negeri 1 Jenangan yang
memiliki indikator keberhasilan. Dengan
menanamkan budi pekerti, nilai-nilai
kehidupan serta membentuk watak dan
akhlak melalui proses pembelajaran budaya
dan karakter di sekolah dan bapak/ibu guru
di SMA Negeri 1 Jenangan
mengembangkan kompetensinya dengan
berkolaborasi dengan guru dari mata
pelajaran yang lain untuk memperkaya
pengetahuan dan hasil pembelajaran
Peneliti Bagaimana cara menghadapi kendala yang
dihadapi dalam pelaksanaan kurikulum
merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan?
Informan Untuk mengatasi masalah pada
permasalahan berusaha mencari solusi yang
tepat agar masalah dapat teratasi dengan
sebaik mungkin. Mengenai keluhan
tersebut kepala sekolah dan guru sering
melakukan koordinasi, sharing sesama guru
193

dengan tujuan menambah pemahaman


terkait pembuatan perangkat pembelajaran
dan mengadakan rapat untuk melengkapi
beberapa kekurangan sarana prasarana dan
memberikan motivasi guna menjadi
semangat belajar bagi peserta didik. Pada
saat proses pembelajaran berlangsung
peserta didik merespon cukup aktif, ada
beberapa yang mengajukan beberapa
pertanyaan, respon seperti ini menjadikan
nilai plus bagi peserta didik dalam proses
pembelajaran. Berarti motivasi yang
diberikan oleh bapak/ibu guru diserap baik
oleh para peserta didik SMA Negeri 1
Jenangan
Peneliti Apa kelebihan dan kekurangan kurikulum
merdeka di SMA Negeri 1 Jenangan?
Informan Kelebihan pembelajaran dapat
dilaksanakan secara diferensiasi atau
kolaborasi sedangkan kekurangan peserta
didik mengalami kesulitan di awal kegiatan
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
tapi selanjutnya dapat cepat menyesuaikan
dan melaksanakan dengan baik
Peneliti Bagaimana harapan Bapak/Ibu guru dalam
konsep penerapan kurikulum merdeka di
SMA Negeri 1 Jenangan?
Informan Harapannya penerapan kurikulum merdeka
dapat berkembang sesuai bakat dan minat
peserta didik
194

TRANSKRIP OBSERVASI
Nomor : 01/O/17-01/2023
Hari/Tanggal : Selasa, 17 Januari 2023
Waktu Pengamatan : 09.00 WIB s/d Selesai
Lokasi Pengamatan : SMA Negeri 1 Jenangan
Deskripsi Berdasarkan observasi pada tanggal 17
Hasil Januari 2023, bahwa seluruh guru yang
Observasi mengajar kelas X di SMA Negeri 1
Jenangan sudah memahami tentang
konsep kurikulum merdeka dengan
baik. Hal tersebut tidak terlepas dari
kemampuan sekolah dalam menerapkan
strategi implementasi kurikulum
merdeka. Strategi tersebut diantaranya
melaksanakan secara rutin
pendampingan yang dikemas dalam
kegiatan workshop yaitu meliputi
kelompok kerja guru, dan
pendampingan guru mata pelajaran.
SMA Negeri 1 Jenangan salah satu
sekolah yang mempunyai strategi
khusus yaitu menggunakan strategi
dalam pelaksanaan pembelajaran
berdiferensiasi, strategi yang berkaitan
dengan perangkat pembelajaran yang
baru yang berbeda dengan K-13 mulai
dari perencanaan pembelajaran
kurikulum merdeka dirancang dalam
bentuk capaian pembelajaran (CP),
195

tujuan pembelajaran (TP), alur tujuan


pembelajaran (ATP) dan modul ajar,
serta strategi dalam pelaksanaan Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
yang dilaksanakan oleh peserta didik
SMA Negeri 1 Jenangan sudah lancar
dan sudah bisa menyesuaikan dengan
kurikulum merdeka. Kegiatan P5 itu
sendiri seperti kegiatan pagelaran seni
dengan tema Bhineka Tunggal Ika yang
dilaksanakan oleh semua peserta didik
kelas X SMA Negeri 1 Jenangan dan
kegiatan kewirausahaan seperti
membuat produk lokal yang memiliki
daya jual yang berguna untuk
mengembangkan Proyek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila (P5).
Ketika peneliti melakukan pengamatan
di SMA Negeri 1 Jenangan pada awal
proses perencanaan mengadakan rapat
bersama seluruh stakeholder sekolah
yang merumuskan proses perencanaan
pembelajaran kurikulum merdeka.
Untuk memberikan pemahaman dan
untuk proses pembelajaran agar efektif
dan efisien dalam mengembangkan
potensi, kemampuan guru secara
optimal. Pelaksanaan kurikulum
merdeka dalam pembentukan tim
196

pengembang kurikulum pada sekolah


yang bertujuan untuk memudahkan
dalam merancang kurikulum
operasional satuan pendidikan. Hal ini
penting diperhatikan karena dalam
pembelajaran penerapan kurikulum ini
mengalami beberapa perubahan dari
kurikulum sebelumnya.
Setiap peserta didik membutuhkan
kesempatan belajar yang sesuai,
termasuk yang disesuaikan dengan
tahap perkembangan dan tingkat
pencapaian belajarnya. Melalui strategi
dalam pelaksanaan pembelajaran
berdiferensias yang digunakan guru di
SMA Negeri 1 Jenangan, dengan
memperhatikan pemetaan kebutuhan
belajar peserta didik baik itu dalam
aspek kesiapan belajar, minat, dan profil
belajar peserta didik, memfasilitasi
peserta didik dengan diberikannya guru
pendamping agar pembelajaran bisa
berjalan secara efektif sehingga peserta
didik selanjutnya dapat belajar mandiri,
seta kualitas produk yang dikerjakan
harus mencerminkan pemahaman
peserta didik yang berhubungan dengan
tujuan pembelajaran yang diharapkan
untuk memenuhi kebutuhan setiap
197

peserta didik. Sekolah dapat


menggunakan proses pembelajaran
yang berbeda untuk membebaskan
peserta didik dari keharusan menjadi
sama dalam segala hal, memungkinkan
mereka untuk mengekspresikan diri
sesuai dengan keunikan mereka sendiri
Pelaksanaan pembelajaran untuk P5 di
SMA Negeri 1 Jenangan tidak terlepas
dari perencanaan yang matang. Awal
perencanaan projek meliputi
melaksanakan koordinator dari wakil
kepala sekolah yang memiliki pengalaman
dalam mengembangkan dan mengelola
projek profil, mengelola sistem yang
dibutuhkan tim pendidik dan peserta didik
agar dapat menyelesaikan projek profil
dengan sukses, memastikan kolaborasi
pengajaran terjadi di antara para pendidik
yang tergabung di dalam tim fasilitator
projek profil, serta memperhatikan
kebutuhan dan minat belajar setiap peserta
didik agar dapat memberikan tantangan
yang beragam, sesuai gaya belajar,
imajinasi, kreasi dan inovasi, serta
peminatan terhadap tema projek profil.
Guru sebagai fasilitator sangat berperan
dalam upaya meningkatkan keaktifan
peserta didik selama kegiatan projek
198

berlangsung. Pelaksanaan projek bersifat


kolaboratif dengan adanya interaksi
edukatif sehingga mampu menciptakan
produk, efek dan dampak yang bermakna
sebagai hasil akhir dari projek.
Pada tahap evaluasi pembelajaran di SMA
Negeri 1 Jenangan bukan hanya dilakukan
untuk proses pembelajaran, namun
mengevaluasi kinerja guru sebagai
fasilitator dalam mengelola projek dari
mulai perencanaan hingga penilaian,
evaluasi juga diperlukan untuk mengukur
kesiapan sekolah dalam menjalankan
proyek. Dengan demikian, proses evaluasi
dilaksanakan secara menyeluruh yang
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan
hingga evaluasi dalam bentuk tindak
lanjut dan perbaikan untuk kegiatan
proyek selanjutnya.
Untuk mendukung keberlangsungan
dalam meningkatkan kurikulum
merdeka yaitu tersedianya Sumber Daya
Manusia (SDM) yang cukup memadai.
Keberadaan komite pembelajaran guru
di SMA Negeri 1 Jenangan untuk bisa
menguasai teknologi dengan baik.
Dengan teknologi dan teknik
pembelajaran yang baik sehingga proses
pembelajaran menjadi maksimal.
199

Implementasi kurikulum merdeka


memberikan perubahan yang sangat
besar terhadap guru dan peserta didik.
Dengan proses pembelajaran yang
sesuai bakatdan minat, proses
pembelajaran ini akan menjadi lebih
menyenangkan dan menjadi sebuah
interaksi yang sesuai dan menciptakan
ruang pembelajaran yang lebih positif.
Dampak yang terjadi dengan
implementasi kurikulum merdeka yaitu
proses pembelajaran yang ada di ruang
kelas terasa lebih merdeka, hal ini
tentunya melahirkan peserta didik yang
berkembang secara positif karena
kurikulum merdeka memberikan proses
pembelajaran yang lebih baik dan
menarik
Refleksi Hasil observasi tersebut menjelaskan
bahwa tugas seorang kepala sekolah
sangat berpengaruh terhadap kualitas
kinerja guru di SMA Negeri 1 Jenangan
200

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Nomor : 01/D/19-1/2023
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul Dokumen : Sejarah SMA Negeri 1
Jenangan
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Januari 2013
Dokumen ditemukan pukul : 10.30 WIB
Dokumen ditemukan di : Buku Sejarah SMA Negeri 1
Jenangan
Bukti Sesuai dengan Surat Bupati Ponorogo tentang
Dokumentasi Persetujuan Pendidikan Nomor
425/828/405.51/2003 yang dikeluarkan
tanggal 1 Maret 2003, SMA Negeri 1
Jenangan didirikan dan mulai menerima
peserta didik baru pada tahun ajaran
2003/2004 dengan nama SMA Negeri 1
Jenangan. Sekolah ini awalnya melaksanakan
kegiatan belajar mengajar pada sore hari di
SDN 2 Semanding, di bawah arahan Plt.
Presiden Drs. Suroto dari SMA Negeri 1
Mlarak. Hal itu dilakukan pada awal
berdirinya sekolah tersebut. Pada bulan
Oktober tahun 2003, kepemimpinan SMA
Negeri 1 Jenangan secara resmi dialihkan
kepada Bapak Drs. Djoko Susilo, S.Pd,
M.Hum. SMA Negeri 1 Jenangan menempati
gedung baru pada tahun 2005 tempatnya di Jl.
Raya Ngebel Semanding, Jenangan, Kab.
201

Ponorogo. Pembelajaran di sekolah


dilaksanakan di pagi hari dan sore hari. Sejak
bulan Oktober Bapak Drs. Djoko Susilo,
S.Pd, M.Hum memimpin SMA Negeri 1
Jenangan hingga tahun 2010, dan beliau
mengabdi dalam kapasitas tersebut hingga
saat itu. Di tengah masa jabatannya, ia secara
bertahap dapat menambah ruang kelas
tambahan sehingga semua pengajaran dan
pembelajaran dapat dilakukan di pagi hari.
Hal ini memungkinkan sekolah untuk berjalan
lebih efisien. Selain itu, telah berhasil
menjalin hubungan kerjasama membangun
masjid sebgai tempat ibadah seluruh warga
sekolah. Pada tahun 2010, bapak Drs.
Subandi, M.Pd. menjabat sebagai kepala
sekolah dan SMA Negeri 1 Jenangan, yang
sebelumnya dikepalai oleh orang yang sama.
Dibawah arahan beliau SMA Negeri 1
Jenangan mengalami perubahan dari
penambahan ruang kelas, ruang laboratorium,
perbaikan sarana prasarana, serta memiliki
mata air sendiri.
Karena belum ada kepala sekolah yang baru,
untuk selanjutnya Tutut Erliena, M.Pd waktu
itu menjabat sebagai kepala sekolah SMA
Negeri 1 Babadan, tetap menjalankan
tanggung jawabnya sebagai Plt.
Administrator sekolah hingga Mei tahun ini.
Pemerintah Kabupaten Ponorogo
202

memberikan fasilitas tambahan kepada SMA


Negeri 1 Jenangan selama beliau menjadi
kepala sekolah di sana. Fasilitas tersebut yaitu
bantuan rehab dan penambahan ruang kelas
baru. Karena pada saat beliau melaksanakan
tanggung jawab sebagai Plt. Drs Sugeng
Subagyo, M.Pd. yang saat itu menjabat
sebagai kepala sekolah SMA Negeri Sambit.
Hanya 9 bulan dihabiskan bersama Dr.
Sugeng Subagyo, M.Pd. memimpin SMA
Negeri 1 Jenangan. pada masa beliau
membantu mendapatkan bantuan
infrastruktur dari pemerintah federal. Secara
khusus, pembangunan empat ruang kelas
baru. Pada tanggal 13 Januari 2017 telah
dilaksanakan serah terima jabatan kepala
sekolah kepada bapak mursid, S.Pd M.Pd. dan
pada tanggal 31 Juni 2020 kembali
dilaksanakan serah terima jabatan kepada
kepala sekolah yang baru yaitu, ibu Titik
Ruwaidah S.Pd., MPd
Refleksi SMA Negeri 1 Jenangan sekolah ini dulu
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sore
hari bertempat di SDN 2 Semanding, dan baru
mempunyai gedung pada tahun 2005, SMAN
1 Jenangan menempati gedung baru di Jl.
Raya Ngebel Semanding Kecamatan
Jenangan Kabupaten Ponorogo dan kegiatan
belajar mengajar dilaksanakan di pagi hari
dan sebagian dilaksanakan pada sore hari
203

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Nomor : 02/D/19-1/2023
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul Dokumen : Letak Geografis SMA Negeri 1
Jenangan
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Januari 2013
Dokumen ditemukan pukul : 10.40 WIB
Dokumen ditemukan di : Ruang Tata Usaha SMA Negeri
1 Jenangan

Bukti SMA Negeri 1 Jenangan terletak di jalan raya


Dokumentasi Ngebel, Semanding, Jenangan, Ponorogo.
Kode Pos : 63492
E-mail : sman_jenangan@yahoo.com
Website : www.sman1jenangan.sch.id
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
Tahun Didirikan : 2003
Kepemilikan Tanah : Hak Milik
Pemerintah Daerah
Luas Tanah/Status : 8119 m2
Luas Bangunan : 1418 m2
Refleksi Letak SMA Negeri 1 Jenangan berada
dipedesaan, akan tetapi sangat strategis masih
berada di sekitar pemukiman warga sehingga
mudah dijangkau oleh peserta didik
204

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Nomor : 03/D/19-1/2023
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul Dokumen : Visi, Misi, Tujuan SMA Negeri
1 Jenangan
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Januari 2013
Dokumen ditemukan pukul : 10.59 WIB
Dokumen ditemukan di : Ruang Tata Usaha SMA Negeri
1 Jenangan
Bukti a. Visi SMA Negeri 1 Jenangan
Dokumentasi Berprestasi, berakhlaq mulia dan
berbudaya lingkungan
b. Misi SMA Negeri 1 Jenangan
Untuk mewujudkan visi sekolah SMA
Negeri 1 Jenangan mengembangkan misi
atau berbagai kegiatan, yakni:
1) Meningkatkan standar Sumber Daya
Manusia (SDM) melalui pendidikan
yang lebih aktif, imajinatif, dan
berpikir maju yang memanfaatkan
kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2) Membantu siswa mengembangkan
potensi, kemampuan, dan minatnya
melalui keikutsertaan dalam kegiatan
ekstrakurikuler.
3) Membantu masyarakat untuk lebih
memahami ajaran-ajaran tradisi
205

keagamaan yang dianutnya sehingga


prinsip-prinsip tersebut dapat menjadi
landasan pemikiran, perkataan, dan
perbuatan mereka.
4) Menanamkan budaya bersih, disiplin
dan budaya kerja
5) Untuk melindungi alam, kembangkan
serat moral siswa dan staf di sekolah.
6) Memperoleh keterampilan hidup
esensial dengan berpartisipasi dalam
pendidikan lingkungan dan kegiatan
bisnis.
c. Tujuan SMA Negeri 1 Jenangan
1) Menyajikan pembelajaran berbasis
keilmuan secara aktif, kreatif, dan
inovatif dengan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta
lingkungan alam.
2) Meningkatkan kualitas SDM seluruh
warga sekolah dengan melakaukan
berbagai kegiatan pembiasaan agar
mampu bersaing baik secara local
maupun global.
3) Tanamkan pada siswa anda keuletan,
kemampuan, keahlian, dan
kemandirian untuk berhasil sendiri.
4) Memiliki pemahaman tentang kitab
agama dan menjalankan ibadah sesuai
dengan keyakinan yang dianutnya.
206

5) Mengembangkan sumber daya manusia


yang bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
6) Menyelenggarakan sarana dan
prasarana pendidikan yang sesuai
dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi terkini.
7) Menciptakan lingkungan kelas yang
bersih, nyaman, asri, dan sehat, serta
mendorong dan mendukung kegiatan
pembelajaran.
8) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai
dengan potensi bakat dan minat siswa
sebagai sarana pengembangan
pemberdayaan sumber daya sekolah
yang berwawasan lingkungan
Refleksi SMA Negeri 1 Jenangan hadir dengan visi,
misi, dan tujuan yang memenuhi kebutuhan
siswa dan siswi
207

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Nomor : 04/D/19-1/2023
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul Dokumen : Sarana dan Prasarana SMA
Negeri 1 Jenangan
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Januari 2013
Dokumen ditemukan pukul : 10.59 WIB
Dokumen ditemukan di : Ruang Tata Usaha SMA Negeri
1 Jenangan
No Nama Jumlah Luas (m2)
1 Ruang Teori/Kelas 10 720
2 Laboratorium Kimia 1 120
3 Laboratorium Fisika 1 120
4 Laboratorium 2 144
Komputer
5 Ruang Perpustakaan 1 96
6 Ruang UKS 1 15
7 Koperasi/Toko 1 9
8 Ruang BP/BK 1 15
9 Ruang Kepala Sekolah 1 18
10 Ruang Guru 1 45
11 Ruang TU 1 45
12 Ruang OSIS 1 15
13 Kamar Mandi/WC 1 3
Guru Laki-Laki
14 Kamar Mandi/WC 1 3
Guru Perempuan
15 Kamar Mandi/WC 2 12
208

Siswa Laki-Laki
16 Kamar Mandi/WC 2 12
Siswa Perempuan
17 Ruang Ibadah 1 182
18 Komputer TU 2
19 Printer TU 1
20 Scanner 1
21 Digital Camera 1
22 Meja TU 6
23 Kursi TU 8
24 Filling Cabinet/Lemari 8
25 Komputer/Laptop 25
26 Printer 1
27 LCD 4
28 Lemari 4
29 Meja Siswa 191
30 Kursi Siswa 443

Refleksi: SMA Negeri 1 Jenangan memiliki banyak, ruangan


yang memadai sehingga dapat menunjang dalam kegiatan
belajar mengajar secara efektif dan mendukung pengembangan
kemampuan peserta didik.
209

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Nomor : 05/D/19-1/2023
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul Dokumen : Struktur Organisasi SMA
Negeri 1 Jenangan
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Januari 2013
Dokumen ditemukan pukul : 10.59 WIB
Dokumen ditemukan di : Ruang Tata Usaha SMA Negeri
1 Jenangan
210

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Nomor : 06/D/19-1/2023
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul Dokumen : Data Tenaga Pendidik dan
Tenaga Kependidikan SMA
Negeri 1 Jenangan
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Januari 2013
Dokumen ditemukan pukul : 10.59 WIB
Dokumen ditemukan di : Ruang Tata Usaha SMA Negeri
1 Jenangan
No Nama Guru Mata Pelajaran
1 Titik Ruwaidah, S.Pd.,
M.Pd
2 Drs. Puguh Sediyanto Fisika
3 Sholikin, S.Pd Sosiologi
4 Nurnaningtyas, S.Pd Sejarah
5 Rahajeng Drianing Wulan, Bahasa Inggris
S.Pd
6 Nike Nurdianingsih, S.Pd, PAI
I
7 Suyono, M.Pd Bahasa Indonesia
8 Siti Fatonah, M.Psi BK
9 Purwindarti, S.Pd PKN
10 Esti Suprapti Binti Afifah Fisika, PKWU
M., S.Pd
11 Farida Kristianawati, S.Pd Matematika
12 Ani Pujiastuti, SE Ekonomi
13 Sri Wahyuni, M.Pd Kimia, PKWU
211

14 Fauziana Meikowati, S.Pd Geografi


15 Laily Zuniati, S.Pd Biologi
16 Erni Nur Azizah, S.Si, Biologi, PKWU
M.Pd
17 Dwiyono, S.Pd, MM Penjaskes
18 Tri Harjanti Budi Setiyani, Kimia, PKWU
S.Si
19 Bahrul Hidayah, S.Pd Bahasa Inggris
20 Gilang Samodra TIK
Trisyuangga, S.Pd
21 Ryandi Pamungkas, S.Pd Seni Budaya
22 Titin Ismawati, S.Pd Kimia
23 Septina Aritaningrum, Matematika
S.Pd
24 Rensyan Prisilia, S.Pd Bahasa Indonesia
25 Evi Diah Puspitasari, S.Pd
Bahasa Jawa, Bahasa
Indonesia
26 Sonya Aprellisa Marga, Matematika
M.Pd

Jabatan dan Status


No Nama
Pendidik/Kependidikan
1 Mukholik Ihsan, Pengadministrasi Umum
ST.
2 Sumiadi Petugas Keamanan
3 Nuraini Pramu Bakti
4 Kusmen Hadi Pengadministrasi Sarana dan
Prasarana
5 Hari Sukarno Petugas Perpustakaan
212

6 Gading Rayirespati Staf TU


7 Dwi Agustin, SE. Staf TU
8 Ernik Ratna Dewi Staf TU
9 Faisal P Pe Petugas Keamanan

Refleksi: Dalam melaksanakan proses pembelajaran di SMA


Negeri 1 Jenangan di dukung oleh guru yang berkompeten yang
ahli dalam bidangnya sehingga dapat membimbing siswa-siwsi
menjadi lulusan yang unggul dan berkualitas.
213

TRANSKRIP DOKUMENTASI
Nomor : 07/D/19-1/2023
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul Dokumen : Data Peserta Didik
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Januari 2013
Dokumen ditemukan pukul : 10.59 WIB
Dokumen ditemukan di : Ruang Tata Usaha SMA Negeri
1 Jenangan
No KELAS L P TOTAL
1 X. 1 8 24 24
2 X.2 8 23 31
Jumlah 16 47 63
3 XI IPA1 6 15 21
4 XI IPA2 6 16 22
5 XI IPS 1 10 14 24
6 XI IPS 2 9 14 23
Jumlah 31 59 90
7 XII IPA 1 6 14 20
8 XII IPA 2 6 14 22
9 XII IPS1 5 14 21
10 XII IPS 2 7 14 19
Jumlah 24 56 80
TOTAL 71 162 233
214

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Nomor : 8/D/19-1/2023
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul Dokumen : Pagelaran Seni Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasil
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Januari 2013
Dokumen ditemukan pukul : 11.00 WIB
Dokumen ditemukan di : Ruang Kurikulum SMA Negeri
1 Jenangan
Bukti
Dokumentasi

0
215
216
217
218
219
220

Refleksi Kegiatan pagelaran seni oleh peserta didik


dengan tema bhineka tunggal ika di SMA
Negeri 1 Jenangan dalam melaksanakan
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
dan kegiatan kewirausahaan seperti
membuat produk lokal
221

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Nomor : 11/D/19-1/2023
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul Dokumen : Dokumentasi Wawancara
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Januari 2013
Dokumen ditemukan pukul : 11.00 WIB
Dokumen ditemukan di : Ruang Kurikulum SMA Negeri
1 Jenangan
Bukti Dokumentasi
222
223

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Nomor : 9/D/19-1/2023
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul Dokumen : Dokumentasi workshop
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Januari 2013
Dokumen ditemukan pukul : 11.00 WIB
Dokumen ditemukan di : Ruang Kurikulum SMA Negeri
1 Jenangan
Bukti Dokumentasi
224

Refleksi Workshop Optimalisasi Implementasi


Kurikulum Merdeka yang diadakan di
SMA Negeri 1 Jenangan untuk
memberikan pelatihan kepada bapak/ibu
guru tentang penerapan kurikulum
merdeka.
225

TRANSKRIP DOKUMENTASI

Nomor : 10/D/19-1/2023
Jenis Dokumen : Dokumen Resmi
Judul Dokumen : Dokumentasi Prestasi
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Januari 2013
Dokumen ditemukan pukul : 11.00 WIB
Dokumen ditemukan di : Ruang Kurikulum SMA Negeri
1 Jenangan

Rekap Prestasi Tahun 2021

NO JENIS TAHUN NAMA KELAS


PRESTASI SISWA
1 Juara Lomba Februari Achmad X MIPA
Essay Feonas 2021 Thoiful 1
IAIN Ponorogo Romdhoni
Fidhwi Dwi
Sudayati
2 10 Besar KSN- Juni 2021 Achmad X MIPA
K Fisika Tahun Thoiful 1
2021 Romdhoni
3 10 Besar KSN- Juni 2021 Zefia Ariani X MIPA
K Biologi 2
Tahun 2021
4 Juara Harapan 1 Maret Achmad X MIPA
Lomba Essay 2021 Thoiful 1
Competition Romdhoni
Karya
226

Akuntansi
HIMAAKSI
Universitas
Muhammadiyah
Ponorogo
5 3 Besar Bimtek Oktober Bintang XII
Animasi 2021 Adelia MIPA 1
Motion Produk Nathasya
Angkatan 2021 Ramadhani
5 Dinas
Pendidikan
6 Juara 1 Lomba November Puput sella XII
Essay Feonas 2 2021 Berliana MIPA 1
IAIN Ponorogo Bintang
Adelia
Nathasya
Ramadhani
7 Juara 2 Lomba November Achmad XI
Essay Feonas 2 2021 Thoiful MIPA 1
IAIN Ponorogo Romdhoni
Fiqhwi Dwi
Sudayati
8 10 Besar Video November Puput sella XII
Vlog Bahasa 2021 Berliana MIPA 1
Inggris:
Wonderful East
Java (MDMP
Bahasa Inggris
JawaTimur)
227

9 Juara 1 Lomba November Achmad XI


Cipta Geguritan 2021 Thoiful MIPA 1
Bahasa Jawa Romdhoni
UNS Tingkat
Nasional
10 Juara 2 Lomba November Bintang XII
Poster Hari 2021 Adelia MIPA 1
Guru di SMA Nathasya
Boarding Ramadhani
School
Sukoharjo
11 Juara 1 Lomba November Achmad XI
Essay HMJ 2021 Thoiful MIPA1
Tafsir IAIN Romdhoni
Ponorogo
1 Juara 3 Lomba November Bintang XII
Desain Poster 2021 Adelia MIPA 1
HMJ Tafsir Nathasya
IAIN Ponorogo Ramadhani
13 Juara 1 Lomba April Tiara Dwi XI
Desain Poster 2021 Setyawati MIPA 2
Islamic
Management
(PIM)
228

Rekap Prestasi Tahun 2022/2023

NO JENIS TAHUN NAMA KELAS


PRESTASI SISWA
1 Juara 1 Lomba Maret Bintang XII
Desain Poster 2022 Adelia MIPA 1
Jambore PIK-R Nathasya
FAME Unmuh Ramadhani
Ponorogo
2 Juara 2 Lomba Maret Fikky Dwi XII
Fotografi 2022 Setiawan MIPA 1
Jambore PIK-R
FAME Unmuh
Ponorogo
3 Juara 3 Lomba Maret Puput Sella XII
Cerdas Cermat 2022 Berliana MIPA 1
Jambore PIK-R Shela
FAME Unmuh Enindra T
Ponorogo
4 Juara 2 Lomba April Achmad XI MIPA
Essay Karya 2022 Thoiful 1
Akuntansi Romdhoni
Unmuh
Ponorogo
5 Juara 3 Lomba April Tiara Dwi XI MIPA
Desain Poster 2022 Setyowati 2
SMP/SMA
Insan Cendekia
Boarding
229

Scholl Festival
Sukoharjo
6 Juara 1 Lomba Juni Achmad XI MIPA
Sesorah dalam 2022 Thoiful 1
Babar Budaya Romdhoni
2022
Pendidikan
Bahasa Jawa
UNS
7 Juara 1 Lomba Juni Achmad XI MIPA
Cover Lagu 2022 Thoiful 1
Daerah dalam Romdhoni
Babar Budaya
2022
Pendidikan
Bahasa Jawa
UNS
8 Juara 1 Lomba Juni Achmad XI MIPA
Esai tingkat 2022 Thoiful 1
SMA dalam Romdhoni
Thanos (The
Science
Competition of
SMANSA)
yang
diselenggarakan
oleh KIR
SMAN 1 Bogor
9 Juara 2 Lomba Juni Tiara Dwi XII
230

Desain Poster 2022 Setyowati MIPA 2


Kategori
Umum Tingkat
Nasional Sun
Well Publisher
10 Juara 1 Lomba Januari Bintang XI MIPA
Desain Poster 2023 Adelia 1
Jambore PIK-R Nathasya
FAME Ramadhani

11 Juara 1 Lomba Januari Bintang XI MIPA


Fotografi 2023 Adelia 1
Jambore PIK-R Nathasya
FAME Ramadhani
12 Juara 3 Lomba Januari Puput Sella XI MIPA
Cerdas Cermat 2023 Berliana 1
Jambore PIK-R
FAME
13 Juara 2 Lomba Januari Shela XI MIPA
Essay Karya 2023 Enindra 1
Akuntansi Trisnawati
14 Juara 3 Lomba Januari Achmad XI MIPA
Desain Poster 2023 Thoiful 1
SMP/SMA Romdhoni
Insan Cendekia
Boarding
Scholl Festival
Sukoharjo
15 Juara 1 Lomba Januari Tiara Dwi XII
231

Desain Poster 2023 Setyowati MIPA 2


Kategori
Umum Tingkat
Nasional Sun
Well Publisher
16 Juara 2 HICOM Januari Achmad XI MIPA
seaseon VII 2023 Thoiful 1
Rayon B Romdhoni
17 Juara 3 Lomba Januari Achmad XI MIPA
Geguritan 2023 Thoiful 1
Tingkat Romdhoni
SMA/SMK
232

Bukti Dokumentasi
233
234

Lampiran 3
235

Lampiran 4
236

Lampiran 5
237

Lampiran 6.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Lala Cofsrulnada Cafsoh dilahirkan pada tanggal 13
Agustus 2000 di Ponorogo, putri pertama dari Bapak Suprapto
dan Ibu Lusi Endah Ratnawati. Pendidikan SD ditamatkannya
pada tahun 2012 di SDN 2 Jenangan.
Pendidikan berikutnya dijalani di SMP Negeri 1
Jenangan. ditamatkan pada tahun 2015 dan melanjutkan ke
SMK Negeri 1 Ponorogo jurusan Multimedia. Selama
melanjutkan pendidikannya di SMK Negeri 1 Ponorogo, ia
aktif di beberapa kegiatan ekstrakulikuler dan mengikuti
desain grafis, dan fotrografi.
Pada tahun 2019, ia melanjutkan pendidikannya ke
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo dengan
mengambil program studi Pendidikan Agama Islam sampai
dengan sekarang.

Anda mungkin juga menyukai