Anda di halaman 1dari 104

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI DENGAN

MENGGUNAKAN METODE TUGAS PADA MASA PANDEMI


COVID-19 DI SMPN 19 KOTA BENGKULU

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Tadris Institut Agama Islam Negeri
Bengkulu Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guru Memperoleh Gelar Sarjana
Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

Oleh :

Khairani Lahmi

NIM. 1711210202

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU (IAIN)

TAHUN 2021
ii
iii
MOTTO

“ Jika Engkau Tidak Sanggup Menahan Lelahnya Belajar, Maka Engkau

Harus Sanggup Menahan Perihnya Kebodohan .”

(Iman Syafi’i)

iv
ABSTRAK

ABSTRAK, Khairani Lahmi (1711210202), Pelaksanaan Pembelajaran PAI


Dengan Menggunakan Metode Tugas Pasa Masa Pandemi Covid-19 Di SMPN 19
Kota Bengkulu. Skripsi : Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kota Bengkulu.
Pembimbing I Dr. Irwan Satria, M.Pd , Pembimbing II Dr. Alimni, M.Pd
Kata Kunci : Metode Tugas Pada Masa Pandemi Covid-19
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran PAI
dengan menggunakan metode tugas Pada Masa Pandemi Covid-19 dan untuk
mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran PAI
dengan menggunakan metode tugas pada masa pandemi covid-19 di SMPN 19
Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini adalah kualitatif lapangan dan bersifat
deskriptif. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber dan
triangulasi waktu. Teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah data
reduction (reduksi data), data display (penyajian data) dan conclusion
drawing/verification.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran PAI
dengan menggunakan metode tugas pada masa pandemi Covid-19 di SMPN 19
Kota Bengkulu sudah efektif. Sebagai bukti bahwa proses pembelajaran
pendidikan agama Islam itu efektif yaitu proses pembelajaran, metode, sarana dan
media yang digunakan, serta sikap siswa dalam mempertanggungjawabkan tugas
yang diberikan oleh guru.

v
PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirohim....

Dengan segala puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas
dukungan serta do’a dari orang-oranf tercinta, akhirnya skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa
bangga dan bahagia penuis ucapkan terimahkasih kepada :

1. Allah SWT karena atas izin dan karunia-Nya skripsi ini dapat dibuat dan
selesai pada waktunya dan selalu bersyukur kepadanya yang telah
meridhoi dan mengabulkan semua do’a.
2. Untuk ibundaku Jaina Wati dan ayahku Suharmansjah yang begitu luar
biasa yang telah mengasuh, membimbing, mendidik dan membesarkan
dengan penuh rasa sabar, tabah, dan semangat, serta senantiasa
mendo’akan demi keberhasilan peneliti dalam melaksanakan studi.
Terimahkasih banyak untuk setiap tetesan air mata dan keringat serta do’a
yang telah diberikan kepadaku sehingga dapat gelar sarjana.
3. Untuk Ayuk ku (Hasnidha ), abang ku (Idham Safti Abshar) dan kakak
iparku (Fauzi Rachman) tersayang yang selalu memberikan semangat,
motivasi dan dukungan demi keberhasilan peneliti.
4. Untuk bapak dan ibu dosen pembimbing terimahkasih selama ini telah
tulus dan ikhalas meluangkan waktunya untuk menuntun dan
mengarahkan penulis, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada
ternilai harganya agar penulis menjadi lebih baik. Jasa kalian akan selalu
terkenang di hati.
5. Untuk sahabatku tercinta (Tasya Dwi Putri, Alvi Miftah, Sri Rahayu,
Rizky, Andika Fadli, Lemi Satria , Thika, Fero, Safera Akbar, Lorenza,
dan Nuri Nurjannah) yang selalu membantuku dalam menyusun skripsi
ini.

iv
6. Untuk sahabat seperjuanganku dan keluarga besar PAI lokal G
terimahkasih yang selalu membantuku dan memberiku semangat dalam
menyelesaikan tugas kuliahku.

iv
v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini, shalawat dan
salam semoga selalu tercurahkan kepada tauladan bagi kita, Nabi Muhammad
SAW , keluarga dan sahabatnya.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak yang telah


banyak membantu, membimbing, dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi
ini terutama dosen pembimbing, semoga semua bantuan menjadi amal yang
baik serta iringan do’a dari penulis agar semua pihak diatas mendapat imbalan
dari Allah SWT.

1. Bapak Prof. Dr.H.Sirajudin, M. M.Ag., M.H. selaku Rektor IAIN


Bengkulu yang telah memfasilitasi penulisan dalam menimba ilmu dan
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Zubaedi, M.Ag., M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Tadris Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah
memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan
penulisan skripsi ini.
3. Ibu Nurlaili, S.Ag., M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri Bengkulu (IAIN) Bengkulu yang selalu memberikan
motivasi, petunjuk dan bimbingan demi keberhasilan penulis.
4. Bapak Adi Saputra, S. Sos.I selaku Ka. Prodi PAI Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah membantu, membimbing, dan
memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mulai dari pengajuan
judul sampai skripsi ini selesai.
5. Bapak Dr. Alfauzan Amin, M.Ag selaku pembimbing akademik yang
selalu memberikan bimbingan dan arahan selama penulis menempuh
pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu.

v
vi

6. Dr. Irwan Satria, M.Pd selaku Dosen pembimbing I yang telah


memberikan bimbingan, pengarah dan koreksi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
7. Dr. Alimni, M.Pd selaku Dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, pengarah dan koreksi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
8. Bapak Ahmad Irfan, S. Sos.I.Pd.I selaku Kepala Perpustakaan IAIN
Bengkulu yang telah menyediakan fasilitas buku sebagai referensi penulis.
9. Seluruh dosen dan staff yang khususnya di Fakultas Tarbiyah dan Tadris
yang telah mendidik, memberikan nasehat serta mengajarkan ilmu-ilmu
yang bermanfaat kepada mahasiswa.
10. Kepala sekolah SMPN 19 Kota Bengkulu yang telah memberikan
kesempatan kepada penulid untuk mengadakan penelitian di sekolah
tersebut
11. Untuk nusa,bangsa dan agama serta Almamater kebanggaanku Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah mengubah pola pikir,
sikap dan pribadi menjadi yang terbaik.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan.


Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khazanah ilmu pengetahuan. Aamin.

Bengkulu, Juni 2021

Penulis

Khairani Lahmi
NIM : 1711210202

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i

MOTTO ................................................................................................................ ii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...........................................................................................v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................3

C. Batasan Masalah ..........................................................................................4

D. Tujuan Penelitian ........................................................................................4

E. Manfaat Penelitian ......................................................................................4

F. Sistematika Penulisan .................................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pelaksanaan Pembelajaran ...........................................................................6

1. Pengertian Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................6

2. Keterampilan Dasar Mengajar ............................................................24

3. Kompetensi Guru ................................................................................33

vii
viii

B. Metode Tugas .................................................................................................. 39

1. Pengertian Metode Tugas ....................................................................39

2. Kriteria Pemberian Tugas ...................................................................41

3. Kelemahan dan Kelebihan Metode Tugas ..........................................41

4. Syarat-syarat Pemberian Tugas ...........................................................43

5. Langkah-langkah Metode Tugas .........................................................44

C. Pendidikan Agama Islam ..........................................................................46

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ..................................................46

2. Fungsi Pendidikan Agama Islam ........................................................49

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................................................51

4. Pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi Peseta Didik ....................52

D. Penelitian Terdahulu .................................................................................55

E. Kerangka Berpikir .....................................................................................57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 58

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................58

C. Informan ...................................................................................................59

D. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................59

E. Teknik Keabsahan Data ............................................................................61

F. Teknik Analisis Data .................................................................................62

vii
ix

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data .................................................................................................. 63

B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................. 74

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................83

B. Saran ..........................................................................................................85

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................86

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 63

4.1 Profil Sekolah .......................................................................................................... 65

4.2 Urutan Nama-nama Kepala Sekolah ................................................................... 68

4.3 Guru Menurut Kepergawaian ................................................................................ 69

4.4 Nama-nama Guru Honor SMPN 19 Kota Bengkulu ......................................... 69

4.5 Perangkat Sekolah dan Pembelajaran .................................................................. 70

4.6 Daftar nama Wali Kelas SMPN 19 Kota Bengkulu ........................................71

4.7 Data Siswa Kelas VII-IX SMPN 19 Kota Bengkulu ......................................73

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ....................................................................... 57

Gambar 4.1 Struktur Sekolah ................................................................................... 67

Gambar 4.2 Struktur Organisasi .................................................................................. 67

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan masyarakat dan

pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan, yang

berlangsung disekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat untuk

mempersiapkan peserta didik untuk dapat memainkan peranan dalam berbagai

lingkungan hidup secara tepat pada masa yang akan datang. Pendidikan adalah

pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal,

nonformal, dan informal disekolah dan luar sekolah yang berlangsung seumur

hidup, bertujuan untuk mengoptimalisasi kemampuan-kemampuan individu.

Pendidikan merupakan faktor penting yang turut menentukan pembangunan

suatu Bangsa dan Negara.1

Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan

hukum-hukum Agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama

menurut ukuran-ukuran Islam. Pendidikan Islam juga bisa diartikan

bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam

dengan hikmah mengarah, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi

berlakunya semua ajaran Islam.2

1
Abdul kadir, dkk , Dasar-Dasar Pendidikan (Jakarta : Prenadamedia Group, 2012) Hal.
60
2
Abd.Aziz, Orientasi Sistem Pendidikan Agama Di Sekolah (Yogyakarta : Sukses Offset,
2010)Hal.8

1
2

Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Sidiknas) dikemukakan bahwa : “ Pendidkan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”.3

Metode tugas merupakan salah satu pilihan metode mengajar seorang

guru, dimana guru memberikan sejumlah item tes kepada siswanya yang

dikerjakan diluar jam belajar mengajar dikelas, pada tahap akhir setiap

pertemuan atau akhir pertemuan dikelas.

Belajar daring adalah satu diantara cara belajar yang niscaya dan perlu

bagi guru di abad 21 ini. Komputer yang terkoneksi internet menyajikan bahan

belajar yang akan membantu guru dalam belajar dan mengajar.4

Berdasarkan hasil prasurvey peneliti melakukukan wawancara dengan

guru Pendidikan Agama Islam. Beliau menuturkan bahwa masih banyak siswa

yang tidak mengumpulkan tugas tepat pada waktunya dan bahkan masih ada

siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, motivasi siswa

3
UU RI No.20 Tahun 2003
4
Jejen Musfah, M.A, Analisis Kebijakan Pendidikan Mengurai Kritis Karakter Bangsa (
Jakarta Timur : Kencana, 2018) Hal. 30
3

yang renda dan guru yang belum. Sehingga pelaksanaan pembelajaran PAI

belum dilakukan secara maksimal.5

Faktor inilah yang menyebabkan siswa menjadi kurang paham

terhadap materi yang disampaikan guru sehingga mengakibatkan hambatan

dalam proses belajar mengajar. Sehingga metode tugas diberikan karena

dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu sedikit. Artinya,

banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu yang kurang seimbang. Agar

bahan pelajaran selesai sesuai waktu yang telah ditentukan maka metode ini

yang digunakan untuk mengatasinya. Karena dengan metode tugas ini dapat

merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti

mengenai yang berjudul “ PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI

DENGAN MENGGUNAKAN METODE TUGAS PADA MASA

PANDEMI COVID-19 DISMPN 19 KOTA BENGKULU “

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan metode

tugas pada masa pandemi covid-19 di SMPN 19 Kota Bengkulu ?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran

PAI dengan menggunakan metode tugas pada masa pandemi covid-19 di

SMPN 19 Kota Bengkulu ?

5
Menurut Zulhanifah Mengenai Pengumpulan Tugas (Wawancara, 20 Oktober 2020)
4

C. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah, penulis memberi batasan ruang lingkup

dari penelitian yang akan dilakukan. Peneliti hanya membatasi permasalahan

pada pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan metode tugas pada

masa pandemi covid-19 di SMPN 19 Kota Bengkulu pada siswa kelas VII

semester Genap dengan tema “Hidup Menjadi Lebih Damai dengan Ikhlas,

Sabar, dan Pemaaf”.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang

diajukan diatas, yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI dengan

menggunakan metode tugas pada masa pandemi covid-19 di SMPN 19

Kota Bengkulu.

2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat

pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan metode tugas pada

masa pandemi covid-19 di SMPN 19 Kota Bengkulu.

E. Manfaat penelitian

Untuk menambah wawasan penulis serta melihat secara jelas tentang

pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan metode tugas pada masa

pandemi covid-19 di SMPN 19 Kota Bengkulu pada siswa kelas VII semester

Genap dengan tema “Hidup Menjadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan

Pemaaf”.
5

F. Sistematikan Penulisan

Adapun penulisan skripsi ini akan dikemukakan dalam beberapa

bagian, yang menggambarkan sistematika penulisan yaitu :

Bab I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, Rumusan masalah, Batasan masalah,

Tujuan penelitian, Manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Berisi tentang konsep Pelaksanaan Pembelajaran, Keterampilan Dasar

Mengajar, Kompetensi Guru, Metode tugas dan Konsep Pendidikan Agama

Islam.

Bab III Metode Penelitian

Berisi tentang jenis penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Informan

Penelitian, Teknik pengumpulan data, Teknik Keabsahan Data, Teknik

Analisis Data.
6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pelaksanaan Pembelajaran

1. Pengertian Pelaksanaan Pembelajaran

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya6.

Belajar bukan berarti perubahan tingkah laku dari sesuatu yang benar-

benar belum diketahui, tetapi merupakan keterkaitan dari dua tempat yang

sudah ada dengan pengetahuan baru, belajar membutuhkan waktu dan

tempat, belajar terjadi bila tampak tanda-tanda bahwa tingkah laku manusia

berubah sebagai akibat terjadinya proses pembelajaran, tingkah laku

tersebut dapat dilihat dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah

proses pembelajaran berlangsung.

Mengajar ialah penstransmisian kebudayaan berupa pengalaman-

pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita. Atau usaha mewariskan

kebudayaan masyarakat pada generasi berikut sebagai penerus7. Mengajar

pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan mengajar yang

mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan usaha

mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan siswa dan

bahan pelajaran sehingga terjadi proses belajar mengajar.

6
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003)
Hal. 2
7
Ibid, Hal 29

6
7

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik

yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan

syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam

peristiwa belajar mengajar mempunyai arti lebih luas, tidak sekedar

hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif.8

Proses belajar mengajar adalah proses berlangsungnya belajar

mengajar dikelas yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan disekolah

jadi pelaksanaan pelajaran adalah interaksi guru dengan siswa dalam

rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai

tujuan pengajaran. Dari pendapat diatas dapat dihami bahwa proses belajar

mengajar dibutuhkan interaksi antara siswa dengan guru saat proses belajar

mengajar berlangsung.9

Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk

mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk

mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala

sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan

siswa.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses belajar

mengajar adalah proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan

siswa atas dasar hubungan timbal balik. Dalam hal ini pengaruh dari peran

8
Moh. User Usman, Proses pembelajaran (Jakarta : Balai Pustaka, 2006) Hal. 4
9
B.Suryosubroto, Prosedur proses Pembelajaran di Kelas ,( jakarta : Puspa Swara, 2002) Hal. 36
8

seorang guru sangat besar sekali. Di mana keyakinan seorang guru atau

pengajar akan potensi manusia dan kemampuan semua siswa untuk belajar

dan berprestasi merupakan suatu hal yang penting diperhatikan. Aspek-

aspek teladan mental guru atau pengajar berdampak besar terhadap iklim

belajar dan pemikiran siswa yang diciptakan guru. Guru harus mampu

memahami bahwa perasaan dan sikap siswa terlihat dan berpengaruh kuat

pada proses belajarnya.

Berikut adalah tahapan pokok dalam strategi mengajar dan

penilaian keterampilan proses belajar mengajar :

1. Tiga tahapan pokok dalam strategi mengajar

Secara umum ada tiga tahapan pokok dalam strategi mengajar, yaitu

sebagai berikut :

a. Tahapan Pra Instruksional

1) Menyampaikan bahan pengait atau bahan apresepsi

Setiap guru dalam mengajar perlu menghubungkan pelajaran

yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa,

ataupun pengalamannya,. Dengan demikian siswa akan memperoleh

hubungan antara pengetahuan yang telah jadi miliknya dengan

pelajaran yang akan diterimanya. Hal ini akan menjadi lebih

melancarkan jalannya guru mengajar, dan membantu siswa untuk

memperhatikan pelajarannya lebih baik.10

10
Nana Sudjana, Strategi Pembelajaran,(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002) Hal. 147
9

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

mengajar perlu menghubungkan antara pengetahuan yang dimiliki

siswa dengan pelajaran yang akan diberikan, agar pelaksanaan proses

belajar mengajar berjalan dengan baik. Dengan disampaikannya

bahan penguat maka pengetahuan siswa akan terangsang dan

pembelajaran dapat dimulai dengan baik.

Pada setiap permulaan pelajaran baru, guru berkesempatan

membuat kaitan antara bahan pelajaran baru dengan bahan pelajaran

yang telah dikenalinya, hal ini merupakan usaha melakukan

keseimbungan. Usaha membuat kaitan antara lain membandingkan

dan mempertentangkan bahan pelajaran yang telah dikenal dengan

bahan pelajaran yang baru11.

Dalam penyampaian bahan pengait atau bahan apresepsi akan

sangat membantu siswa untuk mengaitkan pengetahuan yang

dimilikinya dengan pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Hal

ini juga akan mempermudah guru dalam penyampaian materi. Bahan

pengait atau apresepsi yang disampaikan oleh guru haruslah sesuai

dengan materi pelajaran yang akan dosampaikan.

2) Memotivasi Siswa untuk Melibatkan Diri Dalam Kegiatan Belajar

Mengajar

11
Syaiful Bahri Djamarah,Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2005) Hal.143
10

Memotivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan

seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang

yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan

dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang

didasarkan atas motivasi tentu mengandung tema sesuai dengan

motivasi yang mendasarinya. Dari pendapat diatas dapat dipahami

bahwa motivasi dapat mendorong atau menggerakkan seseorang

untuk melakukan sesuatu. Dorongan ini sesuai dengan dorongan

dalam diri orang yang termotivasi tersebut.12

Memotivasi siswa dapat dilakukan dengan cara menimbulkan

kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingintahu,

mengemukakan ide yang bertentangan dan memperhatikan minat


13
siswa . Menimbulkkan atau membangkitkan motivasi anak didik

terhadap pelajaran yang akan diberikan dapat dilakukan dengan

menciptakan rasa ingin tahu, membuat kejutan dalam kelas, memberi

pertentangan konsep. Semua ini merupakan sumber untuk

membangkitkan motivasi. Minat juga merupakan sumber motivasi

yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan gairah belajar anak

didik.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan,

memotivasi siswa dapat menumbuhkan minat belajar siswa, dengan

12
Hamzah B Uno, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012) Hal. 1
13
Udin Syaefudin Saud, starategi pembelejaran (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010) Hal 57
11

tumbuhnya minat belajar siswa maka tujuan pembelajaran dapat

tercapai dengan mudah. Dengan diberikan motivasi juga

mempermudah guru untuk menyampaikan bahan pengajaran karena

minat belajar siswa sudah tumbuh.

3) Menciptakan kondisi awal pembelajaran

Menciptakan kondisi awal pembelajaran melalui upaya :

a. Menciptakan semangat dan kesiapan belajar melalui bimbingan

guru kepada siswa.

b. Menciptakan suasana pembelajaran demokratis dalam belajar,

melalui cara dan teknik yang digunakan guru dalam mendorong

siswa untuk berkreatif dalam belajar dan mengembangkan

keunggulannya yang dimilikinya.

Sebelum pembelajaran dimulai hendaknya guru

mengkondisikan kelas terlebih dahulu. Jila kelas susdah

terkondisikan maka kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan

lancar dan suasana kelas menjadi nyaman.

a. Tahap Instruksional

1. Menyampaikan bahan materi

Pokok materi tersebut dapat diambil dari buku sumber

yang telah disiapkan sebelumnya. Sudah barang tentu pokok

materi tersebut sesuai dengan silabus dan tujuan pengajaran,

sebab materi bersumber dari tujuan.


12

Berkenaan dengan isi pesan materi meliputi

penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis

hubungan yang diantara unsur-unsur yang dikaitan dan

penggunaan hukum, rumus atau generalisasi yang sesuai

dengan hubungan yang telah ditentukan. Dari pendapat tersebut

dapat dipahami bahwa dalam penyampaian materi guru harus

benar-benar menguasai materi yang akan disampaikan dan

dalam menyampaikan materi disertai dengan contoh yang ada

kaitannya dengan materi. Materi juga harus dilihat dari tujuan

pelajaran. Materi yang disampaikan diambil dari buku dan

sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.

Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan

disajikan dengan urutan yang cocok, merupakan ciri utama

kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan suatu

aspek yang sangat penting dalam kegiatan seorang guru.

Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiantan

pembicaraan baik oleh guru sendiri, oleh guru dan siswa,

maupun antara siswa dengan siswa.

Materi pokok yang disampaikan bertujuan agar siswa

memperoleh gambaran tentang materi yang akan dipelajarinya

pada pertemuan itu. Hal ini juga akan mempermudah guru

dalam penyampaian bahan materi karena siswa sudah memiliki

gambaran tentang materi yang akan dipelajarinya.


13

Dalam penyampaian bahan pelajaran ada istilah EEK

(Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi). Uki Ahmad

mengungkapkan pendapatnya bahwa pengertian EEK adalah

sebagai berikut :

a) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan siswa

mencari dan menghimpun informasi, menggunakan media

untuk memperkaya pengalaman mengelola informasi,

memfasilitasi siswa, selain itu untuk guru berinteraksi

dengan siswa sehingga siswa aktif, mendorong siswa

mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda yang

membedakan dengan gejala pada peristiwa lain, mengamati

objek di lapangan dan laboratorium (sesuaikan dengan

masing-masing mata pelajaran ).

b) Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru mendorong siswa

membaca dan menulis hasil eksplorasi, mendiskusikan,

mendengarkan pendapat untuk lebih mendalami sesuatu,

menganalisis kekuatan dan kelemahan argumen, mendalami

pengetahuan tentang sesuatu, membangun kesepakatan

melalui kegiatan kooperatif dan kolaboratif, membiasakan

siswa membaca dan menulis, menguji prediksi atau


14

hipotesis, menyimpulkan bersama dan menyusun laporan

atau tulisan, menyajikan hasil belajar.

c) Konfirmasi

Dalam ini guru memberikan umpan balik terhadap

hasil siswa melalui pengalaman belajar, memberikan

apresiasi terhadap kekuatan dan kelemahan hasil belajar

dengan menggunakan teori yang guru kuasai, menambah

informasi yang seharusnya siswa kuasai, mendorong siswa

untuk menggunakan pengetahuan lebih lanjit dari sumber

yang terpecaya untuk lebih menguatkan penguasaan

kompetensi belajar agar siswa lebih bermakna. Setelah

memperoleh keyakinan, maka siswa dalam mengerjakan

tugas-tugas untuk menghasilkan produk belajar yang

kongkrit dan kontekstual. Guru membantu siswa

menyelesaikan masalah dan menerapkan ilmu dalam

aktivitas yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.

2. Memberi Contoh

Pada setiap materi yang dibahas sebaiknya diberikan

contoh-contoh konkret. Demikian pula siswa harus diberikan

pertanyaan atau tugas. Untuk mengetahui tingkat pemahaman

dari setiap materi yang telah dibahas. Demikian penilaian tidak


15

hanya pada akhir saja, tetapi juga pada saat pengajaran

berlangsung.

Pendapat diatas dapat dipahami bahwa pada saat

memberikan atau menyampaikan materi sebaiknya diberikan

contoh yang nyata agar tingkat pemahaman siswa meningkat

pula. Dalam memberikan contoh juga sebaiknya diberikan

contoh0contoh yang konkrit sesuai dengan tingkat pemahaman

siswa sekolah dasar.

Dalam memberikan penjelasan sebaiknya menggunkan

contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang

dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunaan contoh harus spesifik, jelas dan konkret. Temukan

contoh situasi yang tepat dan cocok dengan pengalaman peserta

didik. Pemberian contoh yangbervariasi baik yang dikerjakan

oleh guru ataupun yang diminta anak didik, membuat

penjelasan lebih menarik dan lebih efektif14.

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa dalam

menjelaskan sebaiknya diberikan contoh-contoh yang spesifik,

jelas dan konkret. Dengan pemberian contoh yang sesuai

dengan pengalaman dan pengetahuan siswa, maka siswa akan

lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan guru.

14
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2005) Hal.137
16

Waktu guru menjelaskan didepan kelas harus berusaha

menunjukkan benda-benda yang asli. Bila mengalami

kesukaran boleh menunjukkan model, gambar, benda tiruan

atau menggunkan media lainnya seperti radio, tape recorder,

TV dan lain sebagainya. Dengan penggambaran tersebut maka

siswa lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan

guru karena diberikan contoh-contoh yang nyata.

Pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan dengan

memberikan contoh akan mempermudah siswa dalam

memahami materu yang disampaikan oleh guru. Contoh yang

diberikan sebaiknya yang dapat ditemui dalam kehidupan

sehari-hari agar siswa dapat mengaplikasikannya dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Menggunakan Alat atau Media Pengajar

media yang dapat digunakan untuk berkomunikasi

dengan siswa banyak ragamnya ada bermacam-macam. Pada

umumnya gurulah sumber utamanya yan memberikan stimulasi

kepada siswa agar belajar, akan tetapi di samping guru masih

ada lagi berbagai macam media lainnya seperti benda-benda,

demonstrasi, model, bahasa tertulis, gambar-gambar, film, dab

televisi, mesin belajar.


17

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa bermacam-

macam media yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk

menstimulus siwa, tetapi sumber utama yang menstimulus

siswa adalah guru. Dalam pembelajaran, media digunakan

sebagai penyampai pesan atau materi yang akan diberikan oleh

guru kepada siswa dengan tujuan pesan atau materi mudah

diterimah oleh siswa.

Fungsi media pembelajaran dalam proses mengajar

adalah untuk memperjelad penyajian pesan agar tidak bersifat

verbalistis, mengatasi ruang, waktu, dab daya indera ;

menghilangkan sikap pasif pada subjek belajar, membangkitkan

motivasi pada subjek belajar.

Media pembelajaran sangat diperlukan oleh guru dalam

menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran akan

mempermudah penyampaian pesan yang guru inginkan

sehingga siswa dapat memahami dengan baik pelajaran yang

disampaikan oleh guru.

4. Memberi Kesempatan Kepada Siswa Untuk Terlibat Secara

Adil

Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses

pembelajaran guru perlu menunjukkan sikap, baik pada waktu

mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban


18

siswa. Sikap dan gaya guru termasuk suara, ekspresi wajah,

gerakan dan posisi badan menampakkan ada tidaknya

kehangatan dan keantusiasan.

5. Memberi Penguatan

Penguat adalah respons terhadap suatu tingkah laku

yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali

tingkah laku tersebut. Dari pendapat tersebut dapat dipahami

bahwa penguatan dapat menumbuhkan keinginan siswa untuk

mengulang perbuatan atau tingkah laku yang sudah

dilakukan.15

Prinsip-prinsip penggunaan memberi penguatan yaitu :

a. Kehangatan dan antusiasan

b. Kebermaknaan

c. Menghindari respon yang negatif

d. Penguatan pada perorangan

e. Penguatan pada kelompok siswa

f. Penguatan yang diberikan secara segera

g. Penguatan yang diberikan secara variatif

15
E. Mulyasa, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005) Hal. 77
19

6. Menyimpulakan Pelajaran

Kesimpulan ini di buat oleh guru dan sebaiknya pokok-

pokoknya ditulis di papan tulis untuk dicatat siswa. Kesimpulan

dapat pula dibuat guru bersama-sama siswa, bahkan kalau

mungkin diserahkan pada siswa.

b. Tahap Evaluasi dan Tindak Lnjut

1) Memberi Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan

pembelajaran yang dilakukan dan untuk mengetahui apakah

tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai oleh peserta

didik melalui pembelajaran. Hasil evaluasi dapat digunakan

untuk berbagai kepentingan, untuk memberikan penilaian

terhadap perserta didik dan juga sebagai balikan untuk

memperbaiki program pembelajaran.

2) Memberi Tindak Lnjut

Guru dapat memberikan tindak lanjut kepada siswa

berupa pekerjaan rumah (PR). Pada umumnya pekerjaan rumah

dipandang sebagai unsur yang penting dalam pengajaran. Hasil

belajar siswa banyak ditentukan hingga manakah ia melakukan

pekerjaan rumahnya dengan baik dan jujur. Fungsi pekerjaan

rumah yang terpenting ialah mendorong anak belajar sendiri.


20

Pekerjaan rumah diberikan haruslah sesuai dengan

materi yang telah disampaikan dan sesuai dengan tingkat

pemehaman siswa, diharapkan dengan diberikannya tindak

lanjut maka pemahaman siswa akan bertambah.

a. Penilaian Keterampilan Proses Belajar Mengajar

Penilaian keterampilan proses belajar mengajar adalah sebagai

berikut :

a. Mulai pelajaran

1) Menyampaikan nahan pengait atau bahan apresepsi

2) Memotivasi siswa untuk melibatkan diri dalam kegiatan belajar

mengajar

Untuk butir ini perlu dilibatkan empat cara memotivasi berikut :

a) Memberitahukan tujuan pembelajaran

b) Memberikan gambaran-gambaran tentang kegiatan yang akan

dilakukan

c) Memberikan gambaran umum tentang inti bahan pelajaran

d) Memberikan gambaran tentang kegiatan yang akan dilakukan

e) Mengemukakan kegiatan-kegiatan yang menarik.

b. Mengelola kegiatan inti

1) Menyampaikan bahan

Untuk butir ini perlu diperhatikan empat ciri berikut :

a) Bahan yang disampaikan benar, tidak ada yang menyimpang


21

b) Penyampaian lancar, tidak tersendat-sendat

c) Penyampaian sistematis

d) Bahasanya jelas dan benar mudah dimengerti oleh siswa

2) Memberi contoh

3) Menggunakan alat/media pengajaran

Untuk butir ini perlu diperhatiakan ciri-ciri berikut :

a) Cara penggunaannya tepat

b) Membantu pemahaman siswa

c) Sesuai dengan tujuan

d) Jenisnya bervariasi (lebih dari satu)

4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif

a) Jenis keterlibatan siswa bervariasi

b) Sesuai dengan tujuan

c) Dapat dikerjakan semua oleh siswa

d) Sebagian besar alat semua siswa terlibar.

5) Memberi penguatan

Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan empat ciri berikut :

a) Jenis penguatan bervariasi

b) Diberikan pada waktu yang tepat

c) Sebagian besar atau semua perbuatan baik diberikan

penguatan.

d) Cara memberikannya wajar, tidak berlebihan


22

c. Mengorganisasi waktu, siswa dan rasilitas belajar

1) Mengatur penggunaan waktu

Untuk butir ini perlu diperhatikan empat ciri berikut :

a) Sebagian kecil waktu (10 Menit) digunakan untuk

pendahuluan

b) Sebagian besar waktu digunakan untuk kegiatan inti

c) Sebagian kecil waktu (5-10 Menit) digunakan untuk

mengakhiri pelajaran

d) Pelajaran diakhiri tepat pada waktunya

2) Mengorganisasi siswa

Untuk menilai butir ini perlu diperhatiakan ciri berikut :

a) Pengorganisasian bervariasi

b) Sesuai dengan jenis kegiatan

c) Sesuai dengan ruangan

d) Cara mengaturnya lancar

3) Mengatur dan memanfaatkan fasilitas belajar

Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan ciri-ciri berikut :

a) Fasilitas belajar sudah disiapkan sebelum pelajaran dimulai

b) Cara pembagiannya adil

c) Waktu penggunaan dan pembagiannya tepat

d) Penempatan sesuai dengan ruangan yang tersedia.


23

d. Melaksanakan penilaian selama proses dan hasil belajar

Melaksanakan penilaian selama proses belajar mengajar

berlangsung :

1) Mengajukan pertanyaan atau tugas selama kegiatab

berkangsung

2) Pertanyaan atau tugas yang diberikan tepat untuk menguji

penguasaan siswa terhadao topik yang sedang dibahas.

3) Jawaban atau tugas yang dikerjakan oleh siswa diberi

balikan langsung, baik oleh guru ataupun melalui tanggapan

siswa

4) Perbaikan didiskusikan bersama

e. Mengakhiri pelajaran

1) Menyimpulkan pelajaram

2) Memberi tindak lanjut

Untuk butir ini perlu diperhatian ciri-ciri berikut :

a) Tindak lanjut yang diberikan sesuai dengan topik yang

dibahas atau dengan lanjutannya

b) Tindak lanjut yang diberikan bersifat meningkatkan

penguasaan siswa

c) Diberikan dengan bahasa yang jelas dan benar

d) Tindak lanjut merupakan kesepakatan guru dan siswa


24

2. Keterampilan Dasar mengajar

1. Keterampilan Membuka Pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran ialah kegiatan yang

dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan

prakondisi siswa agar minat dan perhatiannya terpusat pada apa yang

akan dipelajarinya.

Pada saat membuka pelajaran guru dapat memastikan apakah

siswa sudah siat menerima pelajaran atau masih belum siap. Guru

dapat mengkondisikan siswa terlebih dahulu sebelum membuka

pelajaran agar pelajaran dapat tersampaikan dan siswa dapat menerima

pelajaran dengan baik.

Tujuan pokok membuka pelajaran adalah untuk :

a. Menyiapkan mental siswa agar siap memasuki persoalan yang akan

dipelajari atau dibicarakan.

b. Menimbulkan minat serta pemusatan perhatian siswa terhadap apa

yang akan dibicarakan dalam kegiatan belajar mengajar

2. Keterampilan Menutup pelajaran

Menutup pelajaran sebaiknya guru mengulangi kembali hal-hal

yang dianggap penting, atau kunci bahan pelajaran yang diberikan. Hal

ini dapat diberikan setiap saat selesai memberikan konsep ataupun

pada akhir pelajaran.


25

Menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru

untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha

menutup pelajaran ini dimaksudkan untuk memberi gambaran

menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui

tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses

belajar mengajar.

Dalam menutup pelajaran guru dapat menuntun siswa untuk

menyimpulkan pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Berikan

kesempatan tersebut kepada siswa terlebih dahulu setelah itu guru yang

membenarkan, agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

Tujuan keterampilan menutup pelajaran yaitu untuk :

a. Mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

pelajaran.

b. Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam membelajarkan pada

siswa.

c. Membantu siswa agar mengetahui hubungan antara pengalaman-

pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal yang baru saja

dipelajari.

3. Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran ialah

keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasi

secara sistematis untuk menunjukkan hubungan antara satu bagian


26

dengan bagian yang lainnya, misalnya sebab dengan akibat, definisi

dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui.

Guru diharapkan dapat menjelaskan materi dengan jelas,

bahasanya baku dan mudah dicerna oleh siswa. Dengan itu siswa akan

lebih mudah menerima pelajaran dan dapat memehami apa yang guru

sampaikan kepada siswa. Guru juga harus bisa memusatkan perhatian

siswa ke pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Tujuan memberikan penjelasan ialah :

a. Membimbing siswa untuk mendapat dan memahami hukum, dalil,

fakta, definisi dan prinsip-prinsip secara obyektif dan bernalar.

b. Melibatkan siswa untuk berpikir dengan memecahkan masalah-

masalah atau pertanyaan.

c. Untuk mendaoat balikan dari siswa mengenai tingkat

pemahamannya dan untuk mengatasu kesalahpahaman mereka.

d. Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses

penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.

4. Keterampilan bertanya

Keterampilan bertanya adalah setiap pertanyaan yang mengkaji

atau menciptakan ilmu pada siri siswa. Cara untuk mengajukan

pertanyaan yang berpengaruh positif bagi kegiatan belajar siswa

merupakan suatu hal yang tidak mudah. Oleh karena itu, seorang guru
27

hendaklah berusaha agar memahami dan menguasai penggunaan

keterampilan bertanya.

Guru perlu mengamati kesiapan siswa pada saat mengajukan

pertanyaan, jangan menunjuk siswa yang belum siap karena akan

menurunkan mental siswa di depan teman-temannya. Berikan

kesempatan siapa siswa yang bersedia menjawabnya. Bila ada jawaban

yang salah guru diharapkan jangan langsung menyalahkan, tuntunlah

siswa untuk dapat menjawab dengan benar.

Dalam proses belajar mengajar bertanya memainkan peran

penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik

pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap

siswa, yaitu :

a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu

masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan.

c. Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab

berpikir itu sendiri sesungguhkanya adalah bertanya.

d. Menuntun proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan

membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.

e. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang

dibahas.
28

5. Keterampilan memberi penguatan

Penguatan adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal

atau nonverbal yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku

siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik

bagi siswa atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun

koreksi. Atau, penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku

yang dapat meningkatkan kemungkinanan berulangnya kembali

tingkah laku tersebut.

Penguatan yang guru berikan sangat bermanfaat bagi

keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Dengan diberikannya

penguatan akan menumbuhkan semangat belajar siswa dan motivasi

siswa.16 Tujuan keterampilan memberi penguatan yaitu :

a. Meningkatkan perhatian siswa dan membantu siswa belajar bila

pemberian penguatan diberikan secara selektif.

b. Meningkatkan motivasi belajar siswa.

c. Dipakai untuk mengontrol atau mengubah tingkah laku siswa yang

mengganggu dan meningkatkan cara belajar yang produktif.

d. Mengembangkan kepercayaan diri siswa untuk mengatur diri

sendiri dalam pengalaman belajar.

16
Syaiful Bahri Djamarah, Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta : Rajawali Pers, 2005) Hal.118
29

e. Mengarahkan terhadap pengembangan berpikir yang berbeda dan

pengambilan inisiatif yang bebas.

6. Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang

digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk

mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapau tujuan

pembelajara dapat disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan

oleh guru. Media pembelajaran sangat membatu guru dalam kegiatan

belajar mengajar karena pesan yang disampaikan akan lebih mudah

diterima oleh siswa melalui media pembelajaran.

Tujuan kerampilan menggunakan media pembelajaran yaitu :

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

c. Memperlancar jalannya proses pembelajaran.

d. Menimbulkan kegairahan belajar.

e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung

dengan lingkungan dan kenyataan.

f. Memberi kesempatan pada siswa untuk belajar secara mandiri

sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

7. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang

melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang


30

infirmal dengan berbagai pengalaman atau infirmasi, pengambilan

kesimpulan, atau pemecahan masalah. Dari pengertian diatas dapat kita

pahami bahwa dalam menentukan kelompok kecil guru harus melihat

kemampuan masing-masing siswa. Guru dapat membuat kelompok

yang heterogen agar siswa yang satu dengan yang lainnya dapat saling

melingkapi dan saling membantu dalam menyelesaikan masalah yang

akan dikerjakannya.

Tujuan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil yaitu :

a. Siswa dapat memberi infirmasi atau pengalaman dalam menjelajahi

gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.

b. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk

berpikir dan berkomunikasi.

c. Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

8. Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan

memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila

terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif. Dengan kata lain,

kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi

yang optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif.

Kelas yang dikelola dengan baik akan membantu proses belajar

mengajar karena kelas yang terkondisikan akan lebih mudah dalam

penyampaian materi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.


31

Dengan kondisi kelas yang baik maka proses belajar mengajar akan

berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Tujuan keterampilan mengelola kelas yaitu :

a. Mendorong siswa mengembangkan tingkah lakunya sesuai tujuan

pembelajaran.

b. Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang

menyimpang dari tujuan pembelajaran.

c. Mengendalikan siswa dan sarana pembelajaran dalam suasana

pembelajaran yang menyenangkan untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

d. Membina hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa

dnegan siswa sehingga kegiatan pembelajaran menjadi efektif.

9. Keterampilan mengadakan variasi

Variasi stimulus adalah kegiatan guru dalam konteks proses

interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan

siswa sehingga dalam situasi belajat mengajar siswa senatiasa

menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Untuk itu

sebagai guru perlu melatih diri agar menguasai keterampialan tersebut.

Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki kebosanan

dalam hidupnya. Sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang

tidak menyenangkan. Demikian juga dalam proses belajar mengajar

bila guru dalam proses belajar tidak menggunakan variasi maka akan
32

membosankan siswa, perhatian siswa berkurang, mengantuk, akibatnya

tujuan belajar tidak tercapai. Dalam hal ini guru memerlukan variasi

dalam mengajar siswa.

Variasi dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan karena

terkadang siswa mengalami kebosanan jika dalam pembelajaran tidak

ada variasi. Dengan variasi kegiatan pembelajaran akan terasa lebih

menarik lebih menyenangkan.

Tujuan dan manfaat keterampilan mengadakan variasi yaitu :

a. Untuk menimbulakan dan meningkatkan perhatian siswa kepada

aspek-aspek belajar mengajar yang relevan.

b. Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin

mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru

c. Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dab

sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan

lingkungan belajar lebih baik.

d. Guru nenberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara

menerima pelajaran yang disenangi.

10. Keterampialan Mengajar Perorangan dan Perkelompok Kecil

Secara fisik pengajaran ini ialah bila jumlah siswa yang

dihadapi oleh guru terbatas, yakini berkisar antara 3-8 orang untuk

kelompok kecil dan seorang untuk perorangan. Ini tidak berarti bahwa

guru hanya menghadapi satu kelompok atau seorang siswa jasa


33

sepanjang waktu belajar. Guru menghadapi banyak siswa yang terdiri

dari beberapa kelompok yang dapat bertatap muka, baik secara

perorangan maupun secara kelompok.

Tujuan keterampilan mengajar perorangan yaitu :

a. Memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada siswa

b. Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa

c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih aktif.

Tujuan keterampilan mengajar kelompok kecil yaitu :

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok

b. Memberi kesempatan memecahkan masalah untuk berlatih

memecahkan masalah dan cara hidup secara rasional dan

demokratis.

c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap

sosial dan semangat gotong royong.

3. Empat Kompetensi Guru

Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang guru dan dosen Bab IV Pasal 10 menjelaskan bahwa ”kompetensi

guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

profesional yang diperoleh melalui profesi.

Empat kompetensi guru sebagaimana diatas dapat dideskripsikan

sebagai berikut :
34

1. Kompetensi pedagogik

Kompetensi pedagigis merupakan kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran, sekurang-kurangnya meliputi :

a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.

b. Pemahaman terhadap peserta didik

c. Pengembangan kurikulum/ silabus

d. Perancangan pembelajaran

e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

f. Evaluasi proses dan hasil belajar

g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.17

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa guru harus

benar-benar mampu dan menguasai dalam melaksanakan dan

mengelola pembelajaran. Guru harus menguasai dan melaksanakan

setiap bagian-bagian yang telah dijelaskan diatas. Dengan demikian

maka proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup :

a. Berakhlak mulia

b. Arif dan bijaksana

c. Mantap

17
Jamal ma’mur Asmani , Kompetensi Dasar Guru, (Bandung : Alfabet , 2009) Hal. 43
35

d. Berwibawa

e. Stabil

f. Dewasa

g. Jujur

h. Mampu menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat

i. Secara objektif mengevaluasi kenerja sendiri

j. Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.18

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru harus

menguasau sekurang-kurangnya 10 kepribadian yang telah disebutkan

di atas. Dengan guru memiliki kepribadian tersebut maka guru akan

menjadi suru tauladan bagi siswa.

3. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian

dari masyarakat, sekurang-kurangnya meliputi :

a. Berkomunikasi lisan, tulisan dan atau isyarat

b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

fungsional

c. Bergaul secara efektif dengan ppeserta didik, sesama pendidik,

tenaga kerja pendidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang

tua/wali peserta didik.

18
Ibid, Hal. 44
36

d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan

mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku

e. Menerapkan prinsup-prinsip persaudaraan dan semangat

kebersamaan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa guru juga harus

pandai bersosial dengan masyarakat. Dengan guru mudah untuk

bersosial maka guru akan mudah untuk berkomunikasi dengan siswa,

sesama pendidik, tenaga kerja pendidikan, pimpinan satuan pendidikan,

orang tua/wali peserta didik.

4. Kompetensi profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam

menguasai pengetahuan bidang ilmu teknologi dan seni yang sekurang-

kurangnya meliputi penguatan :

a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi

program satuan pendidikan, mata pelajaran yang diampunya.

b. Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan,teknologi atau seni

yang relevan yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan

progran satuan pendidikan, mata pelajaran dan kelompok mata

pelajaran yang diampu.19

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa guru juga harus

menguasai pengetahuan bidang ilmu teknologi dan seni. Selain itu guru

19
Ibid, Hal. 55
37

juga harus menyampaikan pelajaran sesuai dengan aturan yang berlaku

seperti yang tellah dijelaskan diatas.

4. Kerangka Berpikir

Mengajar adalah usaha mewariskan kebudayaan dan ilmu

pengetahuan kepada anak yang kita didik berupa pengalaman-pengalaman

untuk menambah wawasan anak yang kita didik. Dalam mengajar guru

harus mengetahui karekter siswa, salain itu guru juga harus melaksanakan

pembelajran dengan seefektif mungking agar dalam mengajar dapat

tercapai tujuan pembelajaran. Saat mengajar guru harus dapat

menumbuhkan minat belajar siswa dan membangkitkan perhatian siswa.

Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang melibatkan guru

dan siswa dalam serangkaian perbuatan yang berlangsung secara mendidik

untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar mengajar selain

menyampaikan materi guru juga mempunyai tugas membimbing,

mendorong dan memberi fasilitas belajar bagi siswa.

Dalam pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi tahapan-tahapan

sebagai berikut :

1. Mengelola kegiatan awal

a. Menyampaikan bahan pengait atau bahan apresepsi.

b. Memotivasi siswa untuk melibatkan diri dalam kegiatan belajar

mengajar.
38

2. Mengelola kegiatan inti

a. Menyampaikan bahan.

b. Memberi contoh.

c. Menggunakan alat/media pengajar.

d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif.

e. Memberi penguatan.

f. Mengatur penggunaan waktu.

g. Mengorganisasi siswa.

3. Mengelola kegiatan akhir

a. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar.

b. Menyimpulakan pelajaran.

c. Memberi tindak lanjut

Dalam proses belajar mengajar guru harus menguasai langkah-

langkah dalam setiap kegiatan pembelajaran dikelas. Hal ini ditujukan

agar siswa tidak merasa bingung jika dalam kegiatan pembelajaran

dilaksanakan secara runtut sesuai dengan langkah-langkahnya. Dengan

demikian akan mempermudah dalam tercapainya tujuan pembelajaran.

Keberhasilan yang harus dimiliki setiap calon guru salah

satunya adalah kemampuan melaksanakan proses pembelajaran yang

merupakan salah satu kriteria keberhasilan pendidikan guru, maka

perlu ada semacam instrumen penilaian yang dapat mengungkapkan

aspek-aspek keterampilan yang sifatnya dasar dan umum. Sehingga hal

ini mendorong peneliti untuk melakukan sebuah penelitian tentang


39

bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMPN 19 Kota Bengkulu.

B. MetodeTugas

1. Pengertian Metode Tugas

Metode tugas adalah metode mengajar yang memungkinkan

terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic, sebab

pada saat yang sama terjadi antara pendidik dan murid. Yang

dimaksud dengan metode ini ialah suatu cara dalam proses belajar-

mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid

mengerjakanya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan

kepada guru. Dengan cara demikian diharapkan agar murid belajar

secara bebas tapi bertanggung jawab dan murid-murid akan

berpengalaman mengetahui berbagai kesulitan kemudian berusaha

untuk ikut mengatasi kesulitan-kesulitan itu.20

Sedangkan metode pemberian tugas adalah cara penyajian

bahan pelajaran dengan menugaskan pelajar-pelajar untuk

mengadakan tanya jawab tentang isi materi pelajaran, dengan

dipandu oleh pendidik. Metode pemberian tugas merupakan tugas

atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada siswa untuk

dilaksanakan dengan baik. Latihan itu diberikan kepada siswa untuk

memberikan kesempatan kepada mereka menyelesaikan tugas yang

20
Zakia Darajat, dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2011), Hal. 298.
40

didasarkan kepada petunjuk langsung dari guru yang sudah

dipersiapkan sehingga dapat menjalani secara nyata dan melaksanakan

tugas tersebut sampai tuntas. Tugas yang diberikan kepada peserta

didik dapat diberikan secara perorangan atau kelompok.21

Berdasarkan pendapat terebut, maka metode pemberian tugas

adalah merupakan jenis atau cara penyajian bahan pelajaran dengan

menegaskan peserta didik untuk mengadakan tanya jawab. Dalam

kaitanya dengan metode ini, metode pemberian tugas adalah cara

penyajian bahan pelajaran yang bertujuan untuk memeperkuat daya ingat

peserta didik terhadap materi pelajaran. Tanya jawab dikelas dapat

dilakukan antara pendidik dengan peserta didik, dan antara peserta didik

dengan peserta didik. Jika dipandang peserta didik belum memahami

etika tanya jawab, maka haru dipandu oleh pendidik. Namun jika

peserta didik udah memahami prosedur atau tata caranya maka

pendidik dapat melepaskan peserta didik membentuk kelompok-

kelompok.

Metode tugas ini ialah suatu cara dalam proses belajar

mengajar bila mana guru memberi tugas tertentu dan murid

mengerjakanya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada

guru. Dengan cara demikian diharapkan agar murid belajar secara

bebas tapi bertanggung jawab dan murid-murid akan berpengalaman

21
Nurjanna, “Pemberian Tugas untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat” dalam
JURNAL KREATIF TADULAKO ONLINE, (Semarang: Universitas Tadukalo: dan Penerbit
Indonesia Publication Index [IPI] ) Vol. 4 No.8/Januari 2015, h. 138.
41

mengetahui berbagai kesulitan kemudian berusaha untuk ikut mengatasi

kesulitan-kesulitan itu.

2. Kriteria Pemberian Tugas

Adapun kriterian dalam pemberian tugas yaitu :

a. Murid diberi tugas mempelajari bagian dari suatu buku teks, baik

secara kelompok atau secara perorangan, diberi waktu

tertentu untuk mengerjakanya kemudian murid yang bersangkutan

mempertanggung jawabkanya.

b. Murid diberi tugas untuk melaksanakan sesuatu yang tujuannya

melatih mereka dalam hal yang bersifat kecakapan mental dan

motorik.

c. Murid diberi tugas untuk melaksanakan eksperimen, dengan

tujuan memberikan pengalaman yang berguna sehingga timbul

keterampilan.

d. Murid diberi tugas melaksanakan proyek, dengan tujuan agar

murid-murid membiasakan diri bertanggung jawab terhadap

penyelesaian suatu masalah, yang telah disediakan dan

bagaimana mengolah selanjutnya.

3. Kelemahan dan Kelebihan Metode Tugas

1. Kelebihan Metode Tugas

Metode resitasi mempunyai kelebihan dan kelemahan

dalam proses belajar mengajar tidak jarang pekerjaan yang

ditugaskan itu diselesaikan dengan jalan meniru, karena perbedaan


42

individual anak, tugas diberikan secara umum mungkin beberapa

orang diantaranya merasa sukar sedang yang lain merasa mudah

menyelesaikan tugas itu dan apabila tugas sering diberikan maka

ketenangan mental pada siswa terpengaruh. Pengajaran klasikal

cenderung untuk menyesuaikan cara kecepatan mengajar

terhadap ciri-ciri umum di kelas itu. Hal tersebut menjadi sulit

diikuti oleh kelompok yang memiliki kemampuan di bawah rata-

rata. Dengan metode tugas setiap peserta didik dapat bekerja

menurut tugas dan tempo belajarnya masing-masing.

Metode pemberian tugas digunakan untuk melatih

aktivitas, kreativitas, tanggung jawab dan disiplin peserta didik

dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini penting karena dalam

kegiatan pengajaran tidak selamanya peserta ddik mendapat

pengawasan dari guru. Dan selain itu peserta didik mendapat

kesempatan untuk melatih diri bekerja secara mandiri, karena

metode tugas dapat merangsang daya pikir peserta didik sehingga

peserta didik merasa dituntut untuk menyelesaikan tugas yang

dihadapinya.

Adapun kelebihan metode tugas adalah :

a. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar

individualataupun kelompok.
43

b. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan

guru.

c. Dapat membina tanggungjawab dan disiplins iswa.

d. Dapat mengembangkan kreativitas siswa.

2. Kekurangan Metode Tugas

Metode tugas sama dengan metode lainnya mempunyai

kekurangan-kekerungan, hal ini menunjukan bahwa penggunaannya

perlu dipadukan dengan metode lainya.

a. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas

atau orang lain.

b. Khusus untuk tugas kelompok, akan jarang yang akan

mengerjakan dan menyelesaikanya adalah anggota tertentu

saja, sedangkan anggota lainya tidak berpartisipasi dengan

baik.

c. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan

perbedaan individu siswa.

d. Sering memberikan tugas yang monoton (tak bervariasi)

dapat menimbulkan kebosanan siswa.

4. Syarat-syarat Metode Pemberian Tugas

Dalam metode pemberian tugas guru (pendidik) harus

mengetahui beberapa syarat dan syarat-syarat tersebut harus pula

diketahui oleh murid yangakan diberi tugas, yaitu :


44

a. Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang

telah mereka pelajari, sehingga murid disamping sanggup

mengerjakannya juga sanggup menghubungkanya dengan pelajaran

tertentu.

b. Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas

yang diberikan kepada murid akan dapat dilaksanakanya karena

sesuai dengan kesanggupan dan kecerdasan yang dimilikinya.

c. Guru harus menanamkan kepada murid bahwa tugas yang

diberikan kepada mereka akan dikerjakan atas kesadaran sendiri

yang timbul dari hati sanubarinya.

d. Jenis tugas yang diberikan kepada murid harus dimengerti

benar-benar, sehingga murid tidak ada keraguan dalam

melaksanakanya.

5. Langkah-langkah Metode Tugas

Metode tugas yaitu pemberian tugas tidak sama dengan

pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari itu. Tugas merangsang anak untuk

aktif belajarbaiksecara individu atau kelompok. Tugas bisa

dilaksanakan dirumah, di sekolah, di perpustakaan dan tempat lainya.

Jenis-jenis tugas sangat banyak tergantung pada tujuan yang akan dicapai,

seperti tugas meneliti, menyusun laporan,dan tugas di laboratorium.

Metode tugas merupakan implementasi dari beberapa strategi

pembelajaran tergantung kepada jenis tugas yang diberikan guru

kepada peserta didiknya, sehingga dalam tugas tertentu bisa masuk dalam
45

strategi belajar tuntas, strategi pembelajaran inkuiri, maupun strategi

pembelajaran dengan modul.

Langkah-langkah menggunakan metode tugas yaitu :

a. Fase pemberian tugas

1. Tugas yang diberikan kepada peserta didik hendaknya

mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai.

2. jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti

apa yang ditugaskan tersebut.

3. sesuai dengan kemampuan peserta didik.

4. ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan peserta

didik.

5. sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

b. Langkah pelaksanaan tugas

1. Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.

2. Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya.

3. Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri.

4. Mencatat emua hasil yang diperoleh dengan baik dan

sistematik.

c. Fase Pertanggung jawaban Tugas

Hal yang harus dikerjakan pada fase ini adalah :

1. Laporan peserta didik baik lisan/tertulis dari apa yang

telah dikerjakan.

2. Ada tanya jawab dan diskusi.


46

3. Penilaian hasil pekerjaan peserta didik baik dengan tes dan

nontes atau cara lainya.22

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa langkah-langkah

metode tugas adalah guru harus memahami langkah-langkah dalam

pemberian tugas, dan memperhatikan kelemahan dan kelebihan metode

tugas yang akan diberikan kepada siswa agar tugas yang diberikan

kepada siswa dapat diselesaikan dengan pentujukyang diberikanoleh guru

dan dipertanggung jawabkan oleh siswa dengan baik. Guru harus

mengoreksi setiap tugas yang telah diberikan kepada peserta didik untuk

mengetahui tingkat pemahaman peserta didik dalam mengusai materi

yang telah di berikan.

C. Pembelajarn Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk

menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan

antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Menurut Zakiyah Daradjat pendidikan agama Islam adalah suatu

usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat

memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang

22
Syaiful dan Aswan Zain, Starategi Belajar Mengajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2006)
Hal.67
47

pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai

pandangan hidup.

Tayar Yusuf mengartikan pendidikan agama Islam senagau usaha

sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan,

kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi

manusia bertaqwa kepada Allah SWT.

Sedangkan menurut A.Tafsir pendidikan agama Islam adalah

bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia

berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

Azizy mengemukakan bahwa esensi pendidikan yaitu adanya

proses transfer nilai, pengetahuan, dan keterampilan dari generasi tua

kepada generasi muda agar generasi muda mampu hiduo. Oleh karena itu

ketika kita menyebut pendidikan Islam, maka akan mencakup dua hal, (a)

mendidik siswa untuk berprilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhalak

Islam ; (b) mendidik siswa-siswi untuk mempelajari materi ajaran Islam –

subjek berupa pengetahuan tentang ajaran Islam.

a. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan pendidikan agama Islam disekolah mempunyai dasar

yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini dkk dapat ditinjau dari

berbagai segi, yaitu :

1. Dasar Yuridis/Hukum
48

Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-

undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam

melaksanakan pendidikan agama disekolah secar formal. Dasar yuridis

formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu :

(1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara pancasila, sila pertama,

Ketuhanan Yang Maha Esa

(2) Dasar struktural/Konstitusional, yaitu UUD 45 dalam Bab XI pasal

29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi : 1) Negara berdasarkan atas

Ketuhanan Yang Maha Esa ; 2) Negara menjamin kemerdekaan

tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan

beribadah menurut agama san kepercayaannya itu.

(3) Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No.

IV/MPR/1973 yang kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No.

IV/MPR 1978 jo. Ketetapan MPR Np. II/MPR/1983, DIPERKUAT

OLEH Tap. MPR No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR No. 11/MPR

1993 tentang Garis-garis Besar Halunan Negara yang pada

pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama

secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah

formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

2. Segi Religius

Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang

bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama

adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya.


49

3. Aspek Psikologis

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek

kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam

hidupnya, manusia tidak sebagai individu maupun sebagai anggota

masyarakat dihadapan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang

dan tidak tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup.

Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini bahwa : semua manusia

didunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang dsebut

agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu suatu

perasaan yang mengakui adanya Zat yang Maha Kuasa, tempat mereka

berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan-Nya. Hal

semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitif maupun

masyarakat yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan tentram

hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada Zat Yang

Maha Kuasa.

2. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah

berfungsi sebagai berikut.

1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam

lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajibkan

menanamkan keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang

tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkan lebih


50

lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan

agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara

optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

2. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari

kebahagian hidup didunia dan di akhirat.

3. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

dapat mengubah lingkunganya sesuai dengan ajaran agama Islam.

Penyesuaian mental, yaitu untuk menyusaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

4. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik

dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam

kehidupan sehari-hari.

5. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan

dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia

Indonesia seutuhnya.

6. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum

(Alam nyata dan nir – nyata), sistem dan fungsionalnya.

7. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki

bakat khusus dibidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat


51

berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk

dirinya dan bagi orang lain.

Feisal berpendapat bahwa terdapat beberapa pendekatan yang

digunakan dalam memainkan fungsi Agama Islam di sekolah :

1. Pendekatan nilai universal (makro) yaitu suatu program yang

dijabarkan dalam kurikulum.

2. Pendekatan Meso, artinya pendekatan program pendidikan yang

memiliki kurikulum, sehingga dapat memberikan informasi dan

kompetisi pada anak.

3. Pendekatan Ekso, artinya pendekatan program pendidikan yang

memberikan kemampuan kebijakan pada anak untuk

membudidayakan nilai agama islam.

4. Pendekatan makro, artinya pendekatan program pendidikan yang

memberikan kemampuan kecukupan keterampilan seseorang

sebagai profesional yang mampu mengemukakan ilmu teori,

infoemasi, yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman

peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang

terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan


52

bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang

lebih tinggi.

Tujuan pendidikan merupakan hal yang dominan dalam pendidikan

rasanya penulis perlu mengutip ungkapan Breiter, bahwa “Pendidikan

adalah persoalan tujuan dan fokus. Mendidik anak berarti bertindak

dengan tujuan agar mempengaruhi perkembangan anak sebagai seseorang

secara utuh. Apa yang dapat anada lakukan bermacam-macam cara,anda

kemungkinan dapat dengan cara mengajar dia, anda dapat bermain

dengannya, anda dapat mengatur lingkungannya, anda dapat menyensor

nonton TV, atau anda dapat memberlakukan hukuman agar dia jauh dari

penjara”.

Oleh karena itu berbicara pendidkan agama Islam, baik makna

maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam

dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial.

Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup

didunia bagi anak didik yang kemudia akan mampu membuahkan

kebaikan diakhirat kelak.

4. Pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi Peserta Didik

Manusia lahir tidak mengetahui sesuatu apapun, tetapi ia

dianugerahi oleh Allah SWT pancaindera, pikiran dan rasa sebagai modal

untuk menerima ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan dan

mendapatkan sikap tertentu melalui proses kematangan dan belajar


53

terlebih dahulu. Menegnai pentingnya belajar menurut A.R. Shaleh &

Soependi Soeryadinata “Anak menusia tumbuh dan berkembang, baik

pikiran, rasa, kemauan, sikap dan tingkah lakunya. Dengan demikian

sangat pital adanyanya faktor belajar.”

Setiap orang tua berkeinginan mempunyai anak yang

berkepribadian baik, atau setiap orang tua bercita-cita mempunyai anak

yang saleh yang senantiasa membawa haru, nama orang tuanya, karena

anak yang baik merupakan kebanggan orang tuas, baik buruknya kelakuan

akan mempengaruhi nama baik orang tuanya. Juga anak yang saleh yang

sentiasa mendoakan orang tuanya merupakan amal baik bagi orang tua

yang akan mengalir terus menerus pahalanya walaupun orang itu sudah

meninggal dunia sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw : “ jikalau

manusia itu sudah meninggal dunia, maka putuslah semua amalnya,

kecuali tiga macam : yaitu, Shadaqah Jariyah (yang mengalir

krmanfaatannya) ilmu yang dimanfaatkan, dan anak yang soleh (yang baik

kelakuannya) yang senantiasa mendoakan terhadap orang tuanya (untuk

keselamatan dan kebahagian orang tuanya).”

Untuk mencapai hal yang diinginkan itu dapat diusahakan melaui

pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah

maupun pendidikan di masyarakat.

Jadi, pendidikan agama islam adalah ikhtiar manusia dengan jalan

bimbingan dan pimpinan untuk membantu dan mengarahkan fitrah agama


54

si anak didik menuju terbentuknya kepribadian utama sesuai dengan ajaran

agama.

Lapangan pendidikan agama islam menurut Hasbi Ash-Shidiqi

meliputi :

1. Tarbiyah jismiyah, yaitu segala rupa pendidikan yang mewujudkan

menyuburkan dan menyehatkan tubuh serta menegakkannya,

supaya dapat merintangi kesukaran yang dihadapi dalam

pengalamannya.

2. Tarbiyah aqliyah, yaitu sebagaimana rupa pendidikan dan pelajaran

yang akibatnya mencerdasakan akal menajamkan otak semisal ilmu

berhitung.

3. Tarbiyah adabiyah, yaitu segala rupa praktek maupun berupa teori

yang wujudnya meningkatkan budi dan meningkatkan perangai.

Tarbiyah adabiyah atau pendidikan budi pekerti/akhlak dalam

ajaran Islam merupakan salah satu ajaran pokok yang mesti

diajarkan agar umatnya memiliki/melaksanakan akhlak yang mulia

yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Bahkan tugas utama

Rasulullah Muhammad SAW diutus kedunia ini dalam rangka

menyempurnakan akhlak sebagaimana sabdanya :

“aku diutus (oleh Tuhan) untuk menyempurnakan akhlak budi

pekerti yang mulia.” (HR.Ahmad)


55

Demikian pula dalam ajaran Islam, akhlak merupakan

ukuran/barometer yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai kadar iman

seseorang sebagaimana sabdanya :

“ sesempurna-sempurna orang mukmin imannya ialah yang lebih baik

akhlaknya.”(HR.Turmudzi)

Seseorang baru bisa dikatakan memiliki kesempurnaan iman

apabila dia memiliki budi pekerti/akhlak yang mulia. Oleh karena itu,

masalah akhlak/budi pekerti merupakan salah satu pokok ajaran Islam

yang harus diutamakan dalam pendidikan Islam untuk

ditanamkan/diajarkan kepada anak didik.

Dengan melihat arti pendidikan Islam dan ruang lingkupnya itu,

jelaskan bahwa dengan pendidikan Islam kita berusaha untuk membentuk

manusia yang berkepribadian kuat dan baik (berakhlak ulkarimah)

berdasarkan pada ajaran agama Islam.

Oleh karena itulah, pendidikan Islam sangat penting sebab dengan

pendidikan Islam, orang tua atau guru berusaha secara sadar memimpin dan

mendidik anak diarahkan kepada perkembangan jasmani dan rohani sehingga

mampu membentuk kepribadian yang utama yang sesuai dengan ajaran agama

Islam.
56

Pendidikan agama Islam hendaknya ditananamkan sejak kecil, sebab

pendidikan pada masa kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan untuk

pendidikan selanjutnya.23

D. Kajian Penelitian Terdahulu

Kajian penelitian merupakan kumpulan hasil penelitian yang relevan.

Maksudnya meninjau atau memeriksa kepustakaan, baik kepustakaan Fakultas

Tarbiyah maupun Institut serta skripsi atau karya ilmiah yang bersangkutan

dengan permasalahan yang akan diteliti yang lebih mengkhususkan

pengkajian terhadap penelitian yang terdahulu untuk mengetahui apakah

permasalahan ini suda ada mahasiswa yang meneliti dan membahasnya.

Setelah mengadakan pemeriksaan terhadap beberapa kepustakaan, maka

diketahui ada beberapa hasil penelitian yang bisa dijadikan rujukan,

diantaranya adalah :

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Perbedaan Persamaan

1 Tutut Jati Pelaksanaan Terletak pada jenis Dalam


Marheni, Sri penerapan metode LKS untuk penelitian ini
Wening pemberian tugas pencapaian hasil terdapat
09513242011 (Resitasi) jenis praktek pembuatan persamaan
LKS untuk fragmen golbi dengan
pencapaian hasil dalam mata penelitian yang
praktek pembuatan pelajaran mulok di dilakukan oleh
fragmen golbi MTs Padureso Tutut yaitu
dalam mata Kebumen, sama-sama
pelajaran mulok di sedangkan peneliti menggunakan
MTs Padureso penggunaan metode tugas
Kebumen metode tugas pada

23
Ibid., Hal. 87
57

masa pandemi
Covid-19 di
SMPN.19 Kota
Bengkulu
2 Feris Pelaksanaan Terletak pada SDN Sama-sama
Lisatania pembelajarn PAI 01 Mulyorejo mengangkat
1398491 dengan Kecamatan Bunga judul tentang
menggunakan Mayang Kabupaten Pelaksanaan
metode tugas di Utara, sedangkan pembelajaran
SDN 01 Mulyorejo peneliti di SMPN PAI dengan
Kecamatan Bunga 19 Kota Bengkulu metode tugas.
Mayang Kabupaten pada masa pandemi
Lampung Utara Covid-19
3 Laras Kristia Kejenuhan belajar Terletak pada Sama-sama
Ningsih masa pandemi kejenuhan siswa mengangkat
210160066 Covid-19 siswa SMTA di tentang
Pelaksanaan
SMTA di Kedungwungu pembeljaran
Pembelajaran
Kedungwungu Indramayu, pada masa
Indramayu sedangkan peneliti pandemi
pelaksanaan Covid-19
Metode Tugas pembelajaran
Pembelajaran
menggunakan
PAI
metode tugas di
SMPN 19 Kota
bengkulu
Siswa/i SMPN 19
Kota Bengkulu

E. Kerangka Berpikir

Berdasarkan Uraian diatas, dengan melihat fenomena yang ada maka,

prinsip dasar pemikiran yang menjadikan penelitian ini adalah pelaksanaan

pembelajaran menggunakan metode tugas pada mata pelajaran Pai.

Gambar.2.1
Bagan Kerangka Berpikir
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan

pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial,

bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana

dilakukan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penulisan

skripsi ini peneliti melakukan penelitian lapangan. Sedangkan metode yang

digunakan adalah deskriptif analisis. Penelitian deskriptif adalah penelitian

yang dimaksud untuk mendeskriptifkan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta situasi atau kejadian-kejadian dan karakteristik populasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMPN 19 Kota Bengkulu.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 23 Maret 2021 sampai

dengan 03 Mei 2021.

58
59

Informan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMPN 19 Kota Bengkulu informan

penelitian, yaitu : Guru Penanggung Jawab Pendidikan Agama Islam ( Bapak

Eki dan Ibu Endang) dan Siswa (Siska, Naufal dan Tasya).

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan tata cara atau langkah-langkah

peneliti untuk mendapatkan data penelitian dengan menggunakan teknik dan

prosedur pengumpulan data yang sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan.

Dalam pengambilan data, penulis menggunakan cara sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi (Observation) atau pengamatan merupakan satu teknik

atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan

terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.24 Dalam penelitian ini, teknik

observasi digunakan untuk mengamati siswa dalam proses pengumpulan

tugas di SMPN 19 Kota Bengkulu.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, motivasi.25

Wawancara adalah proses percakapan antara dua orang atau lebih.

Penelitian ini untuk memperoleh informasi dari informan. Penelitian

24
Ending Widi Winarni, Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif, kualitatif, PTK,R&D, (Jakarta :
Bumi Aksara, 2018 ) Hal. 158
25
Bugin burhan, Metodelogi penelitian kualitatif (Jakarta : Rajawali Perss, 2008) Hal. 155
60

melakukan wawancara secara terbuka pertanyaannya diajukan oleh

peneliti kepada subjek atau kelompok subjek penelitian untuk dijawab.

Untuk mendapatkan informasi tersebut, penulis melakukan

wawancara kepada guru penanggung jawab pelajaran PAI. Adapun

wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, yaitu

wawancara yang secara garis besar daftar pertanyaa telah penulis tetapkan.

Sedangkan untuk mengembangkan pertanyaan dilakukan pada saat peneliti

melakukan wawancara dengan subjek penelitian. Tujuannya adalah untuk

mendapatkan data. Dalam penelitian ini teknik wawancara digunakan

untuk memperoleh data mengenai tujuan dan proses pelaksanaan

pembelajaran PAI menggunakan metode Tugas pada masa pandemi covid-

19.

3. Dokumentasi

Pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip

yang termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-

hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah peneliti tersebut.

Kegunaan metode untuk memperoleh data portofolio yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan metode

tugas pada masa pandemi covid-19, dan data-data mengenai lingkungan

fisik maupun yang terdapat di dalamnya.26

Teknik dokumentasi ini dgunakan untuk memperkuat perolehan

dari pengamatan dan wawancara. Dalam penelitian ini, teknik

26
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006)Hal. 185
61

dokumentasi digunakan untuk mengambil data berupa data tertulis antara

lain dapat juga data jumlah siswa dan kegiatan pembelajaran serta data

gambar yang diperlukan selama penelitian.

D. Teknik Keabsahan Data

Trianggulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

waktu. Terdapat triangulasi sumber, trianggulasi teknik, dan trianggulasi

waktu

1. Trianggulasi sumber

Trianggulasi sumber untuk mengkaji kreadibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Trianggulasi teknik

Trianggulasi teknik untuk menguji kreadibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Misal data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan

observasi, dan dokumentasi.

3. Trianggulasi waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kreadibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat data yang

lebih valid sehingga lebih kredibel. Penguji keabsahan data dapat

dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara,


62

observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila

hasil uji menghasilkan data tang berbeda, maka dilakukan secara berulang-

ulang sehingga sampai ditemukan kapasitas datanya.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data pada pendekatan kualitatif ini berbeda dengan analisis

data pada pendekatan kuantitatif yang dilakukan pada akhir kegiatan setelah

data terkumpul semuanya. Dalam penelitian kualitatif analisis data yang

terbaik dilakukan sejak awal penelitian, peneliti tidak boleh menunggu data

lengkap terkumpul daan kemudian menganalisisnya. Peneliti sejak awal

membaca dan menganalisis data yang terkumpul, baik berupa transkip

interviu, catatan lapangan, dokumen atau pemeriksaan keabsahan data secara

kontinu. 27

27
Hanurawan Fattah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Psikologi ( Jakarta :
Rajawali Pers, 2016) Hal.400
63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMPN 19 Kota Bengkulu

Sekolah menengah pertama Negeri 19 Kota Bengkulu pada awalnya

bernama sekolah lanjut tingkat pertama (SLTP) 19 yang berdiri pada tahun

1997.pada tahun 1997 ini SLPTN 19 Bengkulu belum ada DIK berarti

semua anggaran belum ada. Sejak tahun 1996/1997 SLPTN. 19 dibiayai

oleh BP. 3 SLPTN 19. SK Penegerian baru keluar pada bulan juni 1997

dengan SK. Nomor. 107/0/97 tanggal 16 mei 1997 diresmikan oleh

kakanwil pendidikan prov. Bengkulu pada tanggal 2 Agustus 1997 sejak

penegerian itulah tahun berikutnya anggaran baru ada dan sekola berjalan

normal.

Tabel 4.1
Profil Sekolah
PROFIL SEKOLAH

Identitas Sekolah
Nama Sekolah SMP NEGERI 19 KOTA
NPSN BENGKULU
Jenjang Pendidikan 10702478
Status Sekolah SMP
Alamat Sekolah Negeri
RT / RW Jl. Sukamaju
Kode Pos 7/2
Kelurahan 38215
Kecamatan Padang Serai
Kabupaten / Kota Kec.Kampung Melayu
Provinsi Kota Bengkulu
Negara Prov. Bengkulu

63
64

Posisi Geografis Indonesia


-3.907371
102.320106
Data Perlengkap
SK Pendirian Sekolah : 167 / 0 /1997
Tanggal SK Pendirian : 1997 - 05 - 16
Status Kepemilikan : Pemerintahan Pusat
SK Izin Operasional : 167 / 0 / 1997
Tgl SK Izin Operasional : 1997 - 05 - 16
Kebutuhan Khusus Dilayani :
Nomor Rekening : 101 – 02. 01. 15710 - 3
Nama Bank : BENGKULU
Cabang KCP/Unit : PS - PANORAMA – 101
Rekening Atas Nama : SMPN 19
MBS : Tidak
Luas Tanah Milik (m2) : 12285
Luas Tanah Bukan Milik (m2) : 0
Nama Wajib Pajak :
SMP Negeri 19
NPWP :
002445278311000
Kontak Sekolah
Nomor Telepon : 085267164519
Nomor Fax :
Email : Smp19kotabengkulu@ymail.com
Website :
Data Periodik
Waktu penyelenggaraan Pagi / 6 Hari
Bersedia menerima Bos Ya
Sartifikasi ISO Belum Bersertifikat
Sumber Listrik PLN
Daya Listerik (watt) 7700
Akses internet Telkomsel Flash
Akses internet alternatif Telkomsel Flash
Sanitasi
Kecukupan Air Cukup
Sekolah memproses air sendiri Tidak
Air minum untuk siswa Tidak Disediakan
Mayoritas siswa membawa air minum Ya
Jumlah toilet berkebutuhan khusus 0
Sumber air sanitasi Ledeng / PAM
Ketersediaan air di lingkungan sekolah Ada Sumber Air
Tipe jamban Leher angsa (toilet duduk / jongkok )
Jumlah tempat cuci tangan 22
Apakah sabun dan air mengalir pada Ya
tempat cuci tangan 8
65

Jumlah jamban dapat digunakan 0


Jumlsh jsmbsn tidsk dapat digunakan

a. Nama-nama kepala sekolah sejak berdiri hingga sekarang.

Sejak berdiri SMP Negeri 19 Kota Bengkulu mengalami pergantian

Kepala Sekolah sebanyak sepuluh kali, yang dapat dilihat pada table berikut:

Table 4.2

Nama-nama Kepala Sekolah dan Masa Jabatannya

No Nama Tahun Jabatan

1 Yuhani,SH Priode 1996-1997

2 Dra. Rosnely Priode 1998-2000

3 Syarkati,SPd Priode 200o-2002

4 Drs. Kadariah Bais Priode 2002-2007

5 Damiri, SE Priode 2007-2009

6 Hasan Nurdin, S.Pd Priode 2010-2012

7 Mukhtarimin, S.Pd Priode 2012-2013

8 Drs. Suganda Priode 2013-Agustus


2013

9 M.Anshor, SPd Priode Agustus 2013-


Febuari 2017

10 Zulfar Arifin, SE.S.Pd Priode Februari 2017-


Sekarang
66

b. Visi Dan Misi Lembaga

“Terwujudnya pendidikan ilmu pengetahuan teknologi yang

terampul, berseni, berbudaya dan relegius dalam menghadapi pasar bebas”.

a. Menumbuhkan kembangkan penghayatan terhadap ajaran agama yang

dianut dan juga budaya bangsa, sehingga menjadi sumber kreatif dalam

bertindak.

b. Melaksankan proses belajar mengajar dan bimbingan secara efektif

sehingga siswa berkembang secara optimal sesaui dengan potensi yang

dimiliki.

c. Melaksanakan kecakapan hidup (life skill) yang terampil dalam

menghadapi ketidakmampuan anak dan orang tua dalam melanjutkan

sekolah di era bebas.

d. Menumbuh kembangkan semangat berprestasi, rajin belajar, disiplin, suka

bekerja keras, gemar membaca dan menulis dan peduli lingkungan bersih.

e. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga

sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah (stade

holders).

f. Menumbuhkan kesadaran seluruh warga sekolah pentingnya budaya yang

dapat menciptakan lingkungan sekolah yang disiplin, asri, nyaman, bersih,

kreatif, aman, teduh dan suasana menyenangkan dengan rasa kekeluargaan


67

yang tinggi dengan solidaritas berbangsa beragama yang tinggi tanpa

memndang suku bangsa ras dan agama.

g. Menciptakan budaya berbangsa dan bernegara dalan kehidupan sehari-hari

di sekolah dan lingkungan masyarakat.

c. Stuktur Organisasi Lembaga

Gambar 4.1 Struktur Sekolah

Gambar 4.2 Struktur Organisasi


68

Tabel 4.3
Guru Menurut Status Kepegawaian

No Nama Guru NIP Status


kepegawaian
1 Zulfar Arifin, SE. S.Pd 196504061994031005 PNS
2 Rosmin Sihombing, S.Pd. 196712291994122001 PNS
M.T.Pd
3 Erni Arlena, S.Pd 19680181992032004 PNS
4 Yarni, S.Pd 197708162006041007 PNS
5 Hasan Nurdin, S.Pd 196404251989011002 PNS
6 Alian Hapri, S.Pd 197601182003121004 PNS
7 Mitaria Ningsih, SH 197205061993032006 PNS
8 Suprianto, S.Pd 197009201998021002 PNS
9 Afril Effiandy 196404211990021001 PNS
10 Ahmad Rusydi 197608242006041006 PNS
11 Asni, BA 195912311992032012 PNS
12 Beni Iskandar 197806192003121005 PNS
13 Budiyono 196102031982041001 PNS
14 Defiyarti 197707172009032003 PNS
15 Desy Fancanova 198112192010012017 PNS
16 Endang Supriani 198309032010012013 PNS
17 Erni Arlena 196801281992032004 PNS
18 Fadila Aryani 198605092010012009 PNS
19 Hj. Zulfalinda 196606261991022002 PNS
20 Jumeva 197106022006042026 PNS
21 Karman 197501052010011007 PNS
22 Lindawati 197503102010012004 PNS
23 Lita Purwaningsih 198711052011012015 PNS
24 Liza Yunita 198309012010012017 PNS
69

25 Megawaty 198204242006042025 PNS


26 Mitaria Ningsih 197205061993032006 PNS
27 Nila Kesuma Hsb 197302071998012001 PNS
28 Nudiah 198111112008042001 PNS
29 Oktapiansyah Candradidi 197810051999091001 PNS
30 Risdawati Tanjung 197702122006042003 PNS
31 Rusna Dewi 196507062007012033 PNS
32 Sardan 196806051994031010 PNS
33 Subaryati 196107111983022002 PNS
34 Sumirdi 196711191992031001 PNS
35 Syamsurizal 196112071988031004 PNS
36 Tarmizi 196709251998011001 PNS
37 Vera Sri Mulyani Sembiring 197005181998012001 PNS
Pandia
38 Zarkani 196203101984031006 PNS

Tabel 4.4

Nama-nama Guru Honor SMPN 19 Kota Bengkulu

No Nama Guru Status Kepegawaian


1 Anik Kristini Guru Honor
2 Devi Usmawati Tenaga Honor
3 Dwi Rafica Ayu Tenaga Honor
4 Ika Meliyanti Tenaga Honor
5 Iwanri Susanto Guru Honor
6 Jepri Ariansyah Putra Tenaga Honor
7 Linggadwi Pranata Guru Honor
8 Mujiat Tenaga Honor
9 Nasalia Guru Honor
10 Nopriko Tenaga Honor
11 Oktria Kusmiyati Tenaga Honor
70

12 Ritta Sahara Guru Honor


13 Saipul Darmawan Guru Honor
14 Sarpindian Tenaga Honor
15 Sofyan Guru Honor
16 Vinna Julianti Seftari Guru Honor
17 Warlan Tenaga Honor
18 Yolanda Mahesa Guru Honor
19 Zulhanifah Guru Honor

Tabel 4.5
Perangkat Sekolah dan Pembelajaran SMPN 19 Kota Bengkulu
No Perangkat Sekolah dan Pembelajaran Ada/Tidak
1. Administrasi Pembelajaran (kurikulum)
a. Buku Kurikulum Ada
b. RPP Ada
c. Daftar Rincian Minggu Ada
d. Program Semester Ada
e. Program Tahunan Ada
f. Silabus Ada
g. Buku Penilaian Ada
h. Daftar Nilai Ada
i. Program Evaluasi Ada
2. Administrasi Kelas
a. Daftar Hadir Siswa Ada
b. Papan Absen Harian Ada
c. Buku Mutasi Siswa Ada
d. Buku Tamu Ada
e. Jurnal Kelas Ada
f. Catatan Prestasi Siswa Ada
g. Buku Absen Guru Ada
71

h. Denah Kelas Ada


3. Administrasi Personalia
a. Standar Kepegawaian Ada
b. Prosedur Kepegawaian Ada

Tabel 4.6
Daftar Wali kelas SMP Negeri 19 Kota Bengkulu
NO NAMA/NIP WALI KELAS
1. Sumirdi, S.Pd VII A
NIP. 196711191992031001
2. Sardan, S.Pd VII B
NIP. 19680651994031010
3. Syamsurizal VII C
NIP. 196112071988031004
4. Megawaty, S.Pd VII D
NIP. 198204242006042025
5. Nudiah,S.Pd VII E
NIP. 198111112008042001
6. Afril Effiandy, S.Pd VII F
NIP. 196404211990021001
7. Jumeva, S.Pd VII G
NIP. 197106022006042026
8. Ahmad Rusdy, S.S VII H
NIP. 197608242006041006
9. Endang Supriani, S,Pd VIII A
NIP. 1983090320100112013
10 Beni Iskandar, S.Pd VIII B
NIP. 197806192003121005
11. Lita Purwaningsih, S.Pd VIII C
NIP. 198711052011012015
72

12. Liza Yunita, S.Pd VIII D


NIP. 198309012010012017
13. Budiyono, S.Pd VIII E
NIP. 19610231982041001
14. Mafalinda, S.Pd VIII F
NIP.
15. Dra. Rusna Dewi VIII G
NIP. 196507062007012033
16. Karman, SP VIII H
NIP. 197501052010011007
17. Rosmin Sihombing, S.Pd IXA
NIP. 196712291994122001
18. Risdawati Tanjung IXB
NIP. 197702122006042003
17. Vera Sri Mulyani IX C
NIP.197005181998012001
18. Desy Fancanova, S.SI IX D
NIP. 198112192010011217
19. Asni, BA IX E
NIP. 195912311992032012
20. Subaryati, S.Pd IX F
NIP. 196107111983022002
21. Zarkani, S.Pd IX G
NIP. 196203101984031006
22. Nila Kesuma Hsb, S.Pd IX H
NIP. 197302071998012001

Table 4.7
Data Siswa Dari Kelas VII-IX SMPN 19 kota Bengkulu Tahun Ajaran 2018/2019
73

No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 VII A 15 17 32

2 VII B 17 15 32

3 VII C 19 13 32

4 VII D 20 12 32

5 VII E 21 11 32

6 VII F 19 13 32

7 VII G 14 18 32

Jumlah 224

1 VIII A 16 17 33

2 VIII B 16 16 32

3 VIII C 13 18 31

4 VIII D 17 24 31

5 VIII E 10 21 31

6 VIII F 15 15 30

7 VIII G 16 15 31

8 VIII H 13 18 31

Jumlah 250

1 IX A 16 17 33

2 IX B 16 16 32

3 IX C 13 18 31

4 IX D 17 24 31
74

5 IX E 10 21 31

6 IX F 15 15 30

7 IX G 16 15 31

8 IX H 13 18 31

Jumlah 250

Jumlah Total 724

Sumber: Tata Usaha SMPN 19 Kota Bengklu Tahun 2021

B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan, peneliti memperoleh

data tentang bagaimana strategi /langkah-langkah guru dalam pemberian tugas

di SMPN 19 Kota Bengkulu. Pada penelitian ini peneliti menggunakan

metode wawancara dan dokumentasi. Adapun data-data yang peneliti peroleh

yaitu mengenai pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan metode

tugas pada masa pandemi Covid-19 adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan metode tugas

pada masa pandemi covid 19

Keberhasilan belajar anak sangat dipengaruhi oleh kreativitas guru

membuat variasi dan keagamaan dalam metode belajar. Metode belajar

yang tidak tepat dengan materi juga akan membuat penerimaan informasi

dan pengetahuan kepada peserta didik menjadi terhambat.

Berdasarkan pendapat dari guru PAI yaitu Bapak Eki, yang

menyatakan bahwa dalam menggunakan metode tugas ini perlu ada


75

langkah-langkah yang harus diikuti agar sesuai dengan tujuan yang akan

dicapai. Langkah-langkah dalam pemberian tugas adalah :

a. Fase Pemberian Tugas

Tugas yang diberikan kepada peserta didik hendaknya

mempertimbangkan :

1. Tujuan yang akan dicapai

2. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang

ditugaskan tersebut

3. Sesuai dengan kemampuan peserta didik

4. Ada petunjuk yang dapat membantu dan sediakan waktu yang

cukup.

b. Langkah Pelaksanaan tugas

1. Diberikan bimbingan oleh guru

2. Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya

3. Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri

4. Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik

c. Fase Pertanggungjawaban Tugas

Hal yang perlu diperhatikan adalah :

1. Laporan peserta didik baik lisan/tertulis dari apa yang telah

dikerjakan.

2. Ada tanya jawab dan diskusi

3. Penilaian hasil pekerjaan peserta didik sama seperti penilain

biasanya.
76

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, dapat disimpulkan

bahwa dengan pemberian tugas dan jenis tugas yang digunakan dengan

langkah-langkah pemilihan materi tugas tang baik dan tidak membosankan

cocok untuk peserta didik maka guru akan mudah menjelaskan dan peserta

didik akan tertarik dan memperhatikan serta terlibat aktif dalam

mengerjakan tugas. Serta dengan pemilihan jenis tugas seperti meringkas

atau merangkum kepada siswa agar siswa dapat mempelajari kembali

materi yang telah diberikan. Setelah siswa membuat rangkuman, siswa

tersebut diminta untuk membuat kesimpulan dari hasil rangkuman supaya

siswa lebih paham materi yang diberikan oleh guru.

Dalam penggunaan metode tugas, siswa perlu diberikan

pengawasan atau pemberian bimbingan dalam mengerjakan tugas, seperti

pendapat yang dikatakan oleh bapak Eki, S.Pd yang menyatakan bahwa,

pelaksanaan dan pengawasan dalam pemberian bimbingan harus dilakukan

kepada siswa saat mengerjakan tugas. Misalnya, memberikan panduan

atau bimbingan saat siswa menemui kesulitan pada tugas yang dikerjakan

dan memberi dorongan kepada siswa agar tumbuh semangat pada mereka

dalam mengerjakan tugas.28 Guru dituntut untuk sabar dan telaten dalam

mengamati para siswa sembari menanamkan pada diri siswa bahwa tugas

yang diberikan agar bisa dikerjakan atas kemampuannya sendiri dan tidak

mengandalkan temannya (Orang Lain). Bagaimanapun hasilnya pekerjaan

yang dikerjakan sendiri lebih bernilai dari pada pekerjaan hasil mencontek.

28
Menurut eki (wawancara, 20 april 2021) pelaksanaan dan pengawasan dalam pemberian
bimbingan harus dilakukan kepada siswa saat mengerjakan tugas
77

Pemberian tugas sebagai suatu metode pendidikan mempunyai

kelebihan yang dapat merangsang daya pikir peserta didik untuk lebih

aktif. Metode tugas sangat cocok dalam proses belajar mengajar.

Pembelajaran pendidikan agama Islam akan mudah diterapkan apabila

peserta didik selalu mengikuti pelajaran sehingga tidak tertinggal materi.

Seperti yang diungkapkan oleh siswa kelas VIIB yaitu Siska

menyatakan bahwa setiap guru memberikan tugas dan menjelaskan bahwa

ia selalu memperhatikan ketika guru menjelaskan tugas yang akan

diberikan supaya mudah dimengerti, dan jika belum paham ia akan

bertanya kepada guru untuk menjelaskan kembali supaya bisa

menyelesaikannya.29

Sama dengan pendapat Naufal siswa kelas VIIE menyatakan

bahwa ia selalu memperhatikan ketika guru menjelaskan tugas yang akan

diberikan supaya mudah dimengerti, dan jika belum paham ia bertanya

kepada guru untuk menjelaskan kembali supaya bisa menyelesaikannya.30

Pendapat lain dari siswa kelas VIID yaitu Tasya, juga mengatakan

bahwa ia selalu memperhatikan ketika guru menjelaskan materi tugas yang

akan diberikan. Karena jika tidak memperhatikan nanti tidak paham dan

tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru apalagi sekarang

29
Wawancara siska siswa kelas VIIB
30
Wawancara Naufal siswa kelas VIIE
78

belajar Daring melalui Grup Whattsapp jadi harus bener-bener menyimak

penjelasan dari guru.31

Berdasarkan jawaban dari siswa tersebut, bahwa mereka selalu

memperhatikan ketika guru menjelaskan materi tugas. Ketika mereka

belum mengerti atau paham mereka akan bertanya kembali kepada guru

tentang penjekasan yang telah disampaikan oleh guru dan guru

menjelaskan kembali tentang materi yang belum dimengerti.

2. Faktor pendukung dan penghambat Pelaksanaan Pembelajaran PAI

dengan menggunakan Metode Tugas.

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan melalui

wawancara dengan guru PAI dan peserta didik, Peneliti mendapat jawaban

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran PAI

dengan menggunakan metode tugas yaitu terdapat faktor pendukung dan

penghambat.

a. Faktor Pendukung

Dalam pemberian tugas PAI kepda peserta didik memang bukan

merupakan kegiatan yang mudah apa lagi pada masa pandemi Covid-19.

Dalam perwujudannya memerlukan banyak faktor pendukung untuk

memperoleh hasil yang optimal dakan membentuk anak didik yang

bertanggung jawab. Kesabaran dan semangat merupakan kunci yang

utama untuk melalui tahapan-tahapan dalam mengenalkan dan

31
Wawancara Tasya siswa kelas VIID
79

membiasakannya. Berdasarkan wawancara yang disampaikan oleh guru

PAI yang menjelaskan bahwa faktor pendukung dalam pembelajaran

PAI dengan menggunakan metode tugas 1) pendidik, yang merupakan

tenaga ahli dan profesional. Tugas pendidik adalah memberikan

pengajaran dan bertanggung jawab dalam membentuk dan membimbing

sikap dan tingkah laku peserta didik ; 2) Sarana dan Prasarana sebagai

penunjang dalam pembelajaran ; 3) Buku-buku PAI, yang digunakan

guru sebagai bahan dalam memberikan tugas.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi metode tugas dalam pembelajaran PAI salah

satunya yaitu adanya faktor pendukung seperti pendekatan belajar,

sarana dan prasarana serta memiliki buku-buku PAI/Islami. Dengan

adanya faktor pendukung ini diharapkan membantu dalam pemberian

metode tugas dalam pembelajaran PAI.

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat merupakan sesuatu yang tidak terlepas dalam

suatu program atau kegiatan, jalan itu tidak selalu lurus dan mulus,

pastinya ada belokan, lubang dan kerikil yang menghiasinya. Begitu

pula dalam pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan

metode tugas di SMPN 19 Kota Bengkulu juga menemukan beberapa

penghambat, seperti yang dipaparkan oleh guru PAI yang menyatakan

bahwa faktor penghambat pelaksanaan metode tugas dalam


80

pembelajaran PAI : 1) Kondisi tubuh, tubuh yang lemah dan mudah

sakit dapat menurunkan kualitas belajar ; 2) latar belakang siswa,

keluarga merupakan lingkungan pertama dalam perkembangan

keagamaan pada anak, jika dalam keluarga menunjukkan sikap dan

tingkah laku yang baik atau buruk, maka akan berpengaruh terhadap

pembentukan kepribadian anak ; 3) Konsentrasi anak yang mudah

berubah-ubah/tidak fokus, seperti persoalan keluarga misal adanya

pertengkaran orang tua dirumah, orang tua yang perhi ke luar negeri da

sebagainya ; 4) Kondisi jaringan internet yang sering gangguan ; dan 5)

Lingkungan belajar, seperti kondisi rumah yang berantakan, ada teman

yang mengajak bermain, tidak pernah belajar, dan suka membuat onar

dilingkungan rumah.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa, faktor

penghambat dalam pembelajaran PAI dengan pemberian tugas yaitu : 1)

latar belakang siswa, dimana siswa berasal dari keluarga yang berbeda-

beda, ada yang dari keluarga yang agamis dan ada keluarga nin agamis,

ada orang tua yang selalu memperhatikan dan membiasakan belajar anak

walaupun melalui Daring, ada pula orang tua yang acuh terhadap anak.

Ini bisa berpengaruh terhadap siswa ketika mengikuti pembelajaran

melalui Daring (DR), 2) Peserta didik mudah tidak fokus, contohnya

siswa yang kurang tidur, dan berbagai masalah dalam keluarganya,

misalnya pertengkaran antar orang tua ini berpengaruh terhadap sikap

anak dalam belajar, dan 3) Kondisi jaringan Internet yang sering


81

gangguan atau tidak terdapat sinyal ini sangat berpengaruh terhadap

belajar siswa pada masa pandemi Covid-19 ini tanpa adanya internet

atau sinyal siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran atau tidak dapat

mengumpulkan tugas kepada guru, dan 4) Lingkungan belajar, seperti

kondisi rumah yang berantakan, ada teman yang mengajak bermain,

tidak pernah belajar, dan suka membuat onar dilingkungan rumah.

Dalam menggunakan suatu metode khususnya pada mata

pelajaran pendidikan agama Islam, guru PAI menggunakan metode

pemberian tugas sesuai dengan pernyataannya bahwa selain

menggunakan metode ceramah dan bercerita guru menggunakan metode

pemberian tugas sebagai salah satu langkah untuk mencapai tujuan

dalam pembelajaran pendidikan agama Islam apalagi pada masa

pandemi Covid-19 ini metode pemberian tugas ini sangat membantu

guru dalam mencapai tujuan pembelajaran, dimana temanya disesuaikan

dengan materi ajarnya atau sub tema yang dipelajari.

Dalam dunia pendidikan semua mengetahui bahwa tugas guru

bukan hanya mengajar dan memberi ilmu pengetahuan saja kepada anak

didik lebih tetapi lebih dari itu yakni membina kepribadian peserta didik

menjadi mandiri sehingga terciptalah kepribadian yang baik dan bisa

bertanggung jawab.

Berdasarkan paparan diatas, guru PAI menyatakan bahwa dalam

proses belajar mengajar melalui daring pun apabila ada salah satu siswa
82

yang berlaku tidak baik dan membuat gaduh grup atau berbicara sendiri

maka guru akan menegurnya, pemberian hukuman juga penekanannya

pada pembelajaran PAI yaitu berupa didikan misalnya menulis ayat Al-

Qur’an beserta artinya. Hal tersebut guru lakukan supaya siswa selalu

bertanggung jawab dengan tugas yang telah guru berikan. Dimana

dengan selalu mengerjakan tugas merupakan cara untuk membentuk

kepribadian siswa yang tekun dan bertanggung jawab.


83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat peneliti

simpulkan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Pembelajaran PAI dengan Menggunakan Metode Tugas Pada

Masa Pandemi Covid-19 Di SMPN 19 Kota Bengkulu.

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti laksanakan di SMPN 19

Kota bengkulu, bahwa dengan pemberian tugas dan jenis tugas yang

digunakan dengan langkah-langkah pemilihan materi tugas yang baik dan

tidak membosankan cocok untuk peserta didik maka guru akan mudah

menjelaskan dan peserta didik akan tertarik dan memperhatikan serta

terlibat aktif dalam mengerjakan tugas pada masa pandemi Covid-19 ini.

Pembelajaran PAI dengan menggunakan metode tugas sudah cukup

efektif. Hal ini terlihat dari hasil pertanggungjawaban siswa sebagai

berikut :

a. Pembelajaran dengan menggunakan metode tugas memiliki dampak

positif dalam meningkatkan ketuntasan belajar yang dicapai.

b. Pembelajaran dengan menggunak metode tugas mempunyai pengaruh

positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang

ditunjukan melalui hasil observasi, yang diperoleh keadaan yang

83
84

menunjukkan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode

pemberian tugas sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

c. Ketika guru menjelaskan materi tugas yang akan diberika ada sebagai

peserta didik yang belum jelas dan menanyakan ulang tentang tugas

tersebut.

d. Dan ketika diberikan tugas oleh guru semua peserta aktif mengerjakan

dan setelah selesai peserta didik mempertanggungjawabkan dengan

mengumpulakn tugas tersebut kepada guru.

e. Pada masa pandemi Covid-19 ini pemilihan menggunakan metode

tugas adalah pilih yang yang sangat cocok agar peserta didik tidak

akan ketinggalan materi.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pembelajaran PAI

dengan Menggunakan Metode Tugas

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan PAI dengan

menggunakan metode tugas dibagi menjadi beberapa faktor, yaitu :

a. Faktor pendukung, seperti pendekatan belajar, mengorganisasikan

belajar, guru/pendidik, sarana dan prasarana, serta memiliki buku-buku

islami.

b. Faktor penghambat, aspek fisiologis dan psikologis seperti latar

belakang peserta didik, kondisi kesehatan, peserta didik mudah tidak

fokus/konsentrasi yang mudah berubah-ubah, kondisi internet/sinyal,

dan lingkungan belajar.


85

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti dapat

memberikan saran atau masukan yang mungkin berguna bagi lembaga sekolah

yang menjadi objek penelitian. Sehingga dapat dijadikan motivasi ataupun

bahan masukan. Terkait dengan hal tersebut beberapa sarana yang

direkomendasikan peneliti adalah :

1. Bagi guru hendaknya dalam menggunakan metode tugas agar dapat

terwujud dan efektif sesuai dengan kesiapan, kemauan dan kemampuan

guru dalam proses belajar mengajar.

2. Guru hendaknya memberi materi dan tugas yang telah terfokus dan

terprogram dengan baik dan matang.

3. Bagi siswa diharapkan dapat aktif dalam mengerjakan tugas dan

mengikutinpelajaran pendidikan agama Islam serta membiasakan belajar

mandiri dan dapat mempertanggungjawabkan tugas tang telah diberikan

oleh guru.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul kadir, dkk (2012) , Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta : Prenadamedia


Group

Abd.Aziz (2010), Orientasi Sistem Pendidikan Agama Di Sekolah. Yogyakarta :

Sukses Offset.

B.Suryosubroto (2002), Prosedur proses Pembelajaran di Kelas. jakarta : Puspa

Swara

Bugin burhan (2008), Metodelogi penelitian kualitatif. Jakarta : Rajawali Perss

F. Mulyasa (2005), Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta : Bumi


Aksara

Ending Widi Winarni (2018), Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif, kualitatif,

PTK,R&D. Jakarta : Bumi Aksara

Hamzah B Uno (2012), Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta : Bumi

Aksara

Hanurawan Fattah (2016), Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Psikologi.

Jakarta : Rajawali Pers

Jamal ma’mur Asmani (2009), Kompetensi Dasar Guru. Bandung : Alfabet

Jejen Musfah, M.A (2018), Analisis Kebijakan Pendidikan Mengurai Kritis

Karakter Bangsa. Jakarta Timur : Kencana

Moh. User Usman (2006), Proses pembelajaran . Jakarta : Balai Pustaka

Nana Sudjana(2002), Strategi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya

Nurjanna, “Pemberian Tugas untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat”

dalam JURNAL KREATIF TADULAKO ONLINE. Semarang: Universitas

86
87

Tadukalo: dan Penerbit Indonesia Publication Index [IPI] Vol. 4

No.8/Januari 2015, h. 138.

Slameto (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :

Rineka Cipta

Syaiful dan Aswan Zain (2006), Starategi Belajar Mengajar . Jakarta : Rineka

Cipta

Syaiful Bahri Djamarah (2005) , Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui

Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Rajawali Pers

Suharsini Arikunto (2006) , Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Bumi Aksara

Udin Syaefudin Saud (2010), starategi pembelajaran . Yogyakarta : Pustaka


Pelajar

UU RI No.20 Tahun 2003

Zakia Darajat, dkk (2011). Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta:
PT.

Bumi Aksara
88

Wawancara dengan Guru PAI SmpN 19 Kota Bengku

Wawancara dengan Siswa Kelas VIID smpN19 Kota Bengkulu


89

Wawancara dengan Siswa Kelas VIIE SmpN 19 Kota Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai