Anda di halaman 1dari 129

PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI

MUJAHADAH NIHADLUL MUSTAGHFIRIN


TERHADAP KONTROL DIRI SANTRI DI PONDOK
PESANTREN NURUL HIDAYAH SIDAYU BATANG

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan
Guna memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

MASRUROH
NIM: 071111016

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISALAM


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
ii
iii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skipsi ini adalah hasil kerja saya
sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan
lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupum yang belum
atau tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dari daftar pustaka.

Semarang, 27 Mei 2012

Masruroh

iv
MOTTO

)٩٦ : ‫اّلعنكبىت‬-( َ‫وإِّنَ اهللَ َّلمَعَ ا ّْلمُحْسِنِين‬


َ ‫وَاّلَذِينَ جَاهَدُوا فِينَا ّلَنَهْدِيَنَ ُهمْ سُبُلَنَا‬

”Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridloaan) Kami,


benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.
Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang yang berbuat
baik”. (QS. Al-A’raf : 180)

v
ABSTRAKSI

Masruroh (07111016) Penelitian ini berjudul ” Pengaruh Intensitas


Mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin Terhadap Kontrol Diri Santri Di
Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang” dengan tujuan untuk
mengetahui adakah pengaruh intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul
Mustaghfirin terhadap Kontrol Diri Santri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah
Sidayu Batang (Skripsi). Semarang: Program Strata I Jurusan Bimbingan
Penyulihan Islam (BPI) Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 2012.
Kajian pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan dan menggambarkan
pengaruh intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin terhadap kontrol
diri santri di Pondok pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang. Penelitian ini
terdiri dari variabel yaitu intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin
dan kontrol diri Santri. Intensitas Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin difokuskan
pada tiga aspek yaitu: kedisplinan, kesungguhan, dan ketulusan, sedangkan
kontrol diri difokuskan pada tiga aspek yaitu: kontrol perilaku, kontrol kognitif,
dan cara mengambil keputusan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena data-data yang
diperoleh berupa data-data numerik dan pengolahan datanya dengan
menggunakan statistik. Penelitian ini berupaya untuk menguji hipotesis penelitian
dengan mengaitkan intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin yang
diasumsikan berpengaruh dan signifikan terhadap kontrol diri Santri.
Subyek penelitian sebanyak 50 responden, pengambilan sampelnya
menggunakan sampel claster. Pengumpulan datanya menggunakan angket dengan
menggunkan skala Likert, data yang diperoleh dari angket yang disebar pada
responden, berupa angket tertutup yang berbentuk rating scale.
Penelitian ini mempergunakan metode analisis korelasi momen tangkar dari
pearson dan analisis regresi (analisis regresi dengan menggunakan skor kasar).
Hasil penelitian ini adalah ada pengaruh intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul
Mustaghfirin terhadap kontrol diri santri ditunjukkan dari hsil Freg = 9,694 yang
dikonsultasikan dengan r tabel dengan N = 50 atau derajat kebebasan db = 50 - 2
= 48. harga F pada tabel taraf signifikan 1% ditulis Ft (1:48) dan untuk taraf
signifikan 5% ditulis 0,05 (1:48) pada tabel dapat diketahui bahwa F reg = 9,694 >
Ft 0,05 : 4,04 = Signifikan dan hipotesis diterima, F reg = 9,694 > Ft 0,01 : 7,19 =
Signifikan dan hipotesis diterima.
Berdasrkan penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan
masukan bagi semua pihak atau intansi yang terkait.

vi
PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :


 Kedua orangtua saya, bapak Sarpangi dan ibu Marfu’ah yang selalu
memberi dukungan baik moril maupun materiil dengan tulus ikhlas,
skripsi ini sebagai tanda bakti saya kepada beliau berdua.
 Ayahku, Dede Ridwanullah terimakasih atas segala do’a dan motifasinya
yang selalu memberikan semangat dalam hidupku.
 Pembimbing saya bapak Drs.H. Machasin M.si, dan ibu Mahmudah,
S.Ag.,M.si yang telah membimbing saya dengan penuh kesabaran dan
ketelitian sampai akhirnya skripsi ini selesai di kerjakan.
 Dosen-dosen Fakultas Dakwah yang telah memberikan ilmu-ilmunya,
semoga ilmu yang selama ini saya peroleh dari bapak/ibu dosen bisa
bermanfaat bagi saya, keluarga dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
 Saudara sejatiku, M.Fatkhur, Hafid Qari Habibi, senyum kalian telah
membuat semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
 Teman sejatiku, Semi, Mak sop, Unso, Alfy, Arina, Diah, Fika, semoga
karya ini mampu menjadi obat kerinduan diantara kita serta terimakasih
atas bantuan dan motivasinya. Semoga Allah melipatgandakan balasan
untuk semua kebaikan kalian. Serta teman-teman koz BPI E17, Dila,
Hana, Fita, Maila, Ila, Ulfa, Iza, Rika, Fitri, Avi, Naila, terimakasih atas
motivasi, waktu, perhatian yang kalian tuangkan.
 Teman-teman Fakultas Dakwah khususnya BPI 2007 yang telah
memberikan suport, semangat, dorongan serta dukungan hingga akhirnya
skripsi ini selesai dikerjakan.

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta Alam yang
selalu memberikan rahmat dan hidayahnya kepada hambanya.
Shalawat dan salam semoga selalu terucapkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW, yang menjadikan dunia ini penuh dengan pengetahuan dan ke
ilmuan.
Hanya nikmat dan rahnat Allah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sebagai luapan semua rasa gembira dengan terselesainya penyusunan skripsi yang
berjudul “PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI MUJAHADAH NIHADLUL
MUSTAGHFIRIN TERHADAP KONTROL DIRI SANTRI DI PONDOK
PESANTREN NURUL HIDAYAH SIDAYU BATANG”, yang disusun untuk
memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Program
studi Strata Satu (S.I) dalam ilmu dakwah di Fakultas Dakwah IAIN Walisongo
Semarang Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI).
Penulis merasa yakin skirpsi ini tidak dapat diselesaikan secara baik tanpa
pertolongan dan hidayah dari Allah SWT. Terselesainya penyusunan skripsi ini,
penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, saran-saran serta motivasi dari
berbagai pihak. Suatu keharusan bagi pribadi penulis untuk menyampaikan terima
kasih yang tiada terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Bapak DR. Muhammad Sulthon, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang yang telah merestui dan memberikan izin dalam
pembahasan skripsi ini.
2. Bapak Drs.H. Machasin, M.Si. dan ibu Mahmudah, S.Ag, M.Si. selaku ketua
jurusan BPI serta merangkap sebagai pembimbing II, yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberi bimbingan dan
pengarahan dalam menyusun skripsi ini.
3. Bapak dan ibu dosen Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, yang telah
memberikan ilmu kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

viii
4. Badan pengelola Pondok Pesantren yang telah mengizinkan penulis untuk
melakukan penelitian di tempat tersebut dan telah bersedia memberikan data
untuk kepentingan penulis skripsi ini.
5. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
matriil dengan tulus ikhlas menyekolahkan sampai jenjang perguruan tinggi.
6. Untuk semua temen-temen yang telah mendampingiku dalam keadaan suka
maupun duka khususnya keluarga besar BPI angkatan 2007 (Irham, Atmo,
Bahar, Mika, Gus Bu, Ali, Ridwan, Holil, Bang Komeng, Apip Lukman, Zeni,
Munif, Hidayah, Fida, Fika, Diyah, Arina, Heti, Wintarti, Rahma,) seta temen-
temen Masjid Miftahul Jannah Perum Beringin Indah (Mas Nur, Shihab, Aqib,
Sugeng, Rotor, Habib dll) dan masih banyak lagi teman-teman yang tidak
dapat penulis cantumkan satu persatu.
Akhir penulis berdo’a semoga Allah SWT selalu menerima amal shaleh
dan membalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amin.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini terlalu masih jauh
dari kesempurnaan, baik dalam segi bahasa, analisis, maupun materi kajian,
maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif
demi sempurnanya skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua, terutama dalam bidang Bimbingan dan Penyulihan Islam (BPI)

Semarang, 27 Mei 2012

penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN. .......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

TRANSLITERASI............................................................................................. xiii

BAB. I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................................. 8

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 8

1.4. Tinjauan Pustaka.................................................................................. 9

BAB II. KERANGKA DASAR PEMIKIRAN TEORITIK

2.1. Landasan Kerangka Teoritik ............................................................ 13

2.1.1. Kontrol diri .............................................................................. 13

2.1.1.1. Pengertian Kontrol diri ................................................ 13

2.1.1.2. Jenis Kontrol diri ......................................................... 18

2.1.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kontrol diri .......... 22

iv
2.1.2. Intensitas Melaksanakan Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin ..... 24

2.1.2.1. Pengertian Mujahadah.................................................... 24

2.1.2.2. Adab Mujahadah ............................................................ 26

2.1.2.3. Manfaat Mujahadah ....................................................... 27

2.1.2.4. Korelasi antara Intensitas Mengikuti Mujahadah Nihadlul

Mustaghfirin dengan Kontrol diri ................................................ 28

2.2. Hipotesis ........................................................................................... 31

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Metode Penelitian ............................................................. 32

3.2. Definisi Konseptual dan Operasional ............................................... 32

3.2.1.1. Definisi Konseptual ........................................................... 32

3.2.1.2. Definisi Operasional .......................................................... 33

3.3. Sumber Data dan Data ...................................................................... 35

3.4. Populasi dan Sampel ......................................................................... 36

3.5. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 37

3.6. Teknik Analisis Data ........................................................................ 42

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.1. Situasi Umum ................................................................................... 45

4.1.1. Letak Geografis ...................................................................... 45

4.1.2. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren ..................................... 45

4.1.2.1. Jumlah Santri Pondok .................................................. 49

4.1.2.2. Pendidikan Santri ......................................................... 49

v
4.1.2.3. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu

Batang............................................................................... 51

4.2. Keadaan Sarana dan Prasarana................................................... 54

4.3. Gambaran Umum Pelaksanaan Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin di

Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang…………………… 55

BAB V. HASIL PENELITIAN

5.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................................ 59

5.1.1. Data Skala Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin .................... 59

5.1.2. Data Hasil Skala Kontrol diri Santri ..................................... 63

5.2. Analisis Uji Hipotesis ....................................................................... 67

5.3. Analisis Lanjut .................................................................................. 76

5.4. Pembahasan hasil Penelitian ............................................................. 78

BAB VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan ....................................................................................... 81

6.2. Limitas .............................................................................................. 82

6.3. Saran ................................................................................................. 83

6.3.1. Bagi subjek penelitian .......................................................... 83

6.3.2. Bagi lembaga Pondok Pesantren .......................................... 84

6.3.3. Bagi Pimpinan ...................................................................... 84

6.4. Penutup ............................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BIODATA

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perubahan-perubahan sosial yang serba cepat sebagai konsekuensi

modernisasi, industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi,

mempunyai dampak kehidupan pada masyarakat. Perubahan sosial tersebut

telah mempengaruhi nilai kehidupan masyarakat sehingga tidak semua

orang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut,

yang pada gilirannya dapat menimbulkan ketegangan atau stres pada dirinya

(Hawari, 1999: 2).

Dampak lain yang tampak jelas yakni adanya perubahan pola

hidup/gaya hidup, yang menganggap asing nilai-nilai moral, etika, agama,

dan meninggalkan tradisi lama yang telah berkembang kuat dalam

masyarakat. Akan tetapi dalam kenyataannya kemakmuran materi yang

diperoleh ternyata tidak selamanya membawa kesejahteraan (Hawari, 1999:

13).

Perubahan secara fundamental tersebut tampak nyata dalam

kehidupan manusia yaitu dengan adanya bantuan-bantuan alat canggih,

orang lebih efisien menguasai tantangan alam dan bisa menguasai

lingkungan sekitar demi peningkatan kesejahteraan. Namun di samping

adanya manfaat dan keuntungan tersebut muncul pula dampak-dampak

sampingannya, yaitu berupa akses teknologi dan mekanisasi berupa

1
2

tindakan kekerasan dan penjarahan. Kejadian ini dibarengi dengan proses

dehumanisasi terhadap umat manusia sehingga terjadi disintegrasi orde-orde

sosial (Kartono dan Andari, 1989: 190-191). Banyak manusia yang

mengalami kegoncangan dalam hidupnya, frustasi, kecewa, bahkan karena

putus asa, nekat melakukan tindak bunuh diri. Itu tidak lain karena ajaran

agama yang menjadi pegangan hidupnya tidak seimbang dengan kekuatan

akal pikiran yang ada pada dirinya.

Untuk menghadapi kondisi umat manusia seperti di atas maka perlu

peningkatan peran dakwah Islam yang dimaksudkan tersebut, perlu

diarahkan sebagai fungsi kontrol diri terhadap meningkatnya gejolak

keinginan nafsu manusia untuk mengeksploitasi secara besar-besaran

sumber daya alam yang ada. Selain itu dakwah Islam juga perlu diarahkan

untuk membantu penyembuhan berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh

modernisasi dan kemajuan ilmu teknologi yang ada.

Dalam dakwahnya Rasulullah SAW, sangat memperhatikan

pembinaan rohani orang-orang beriman dengan memperdalam keimanan

dan ketakwaan dalam diri mereka. Tidak disangkal lagi bahwa hal itu

merupakan fase penting dalam mempersiapkan mental kaum muslimin

sehingga mereka pun berada dalam kesiapan total untuk mengubah perilaku,

kebiasaan, pikiran, dan hidup mereka secara total. Demikian pula, hal itu

membuat mereka berada dalam kondisi siap untuk menerima ayat-ayat yang

diturunkan, selanjutnya untuk mencegah kebiasaan-kebiasaan buruk tersebar

dikalangan mereka (Najati, 2005: 303).


3

Dalam konteks ini melakukan dakwah sebagaimana yang dilakukan

oleh Rasul pada zaman dahulu masih menjadi titik tolak untuk selalu

dilakukan bagi da‟i ataupun da‟iyah, hingga saat ini agar manusia terhindar

dari kesesatan, melanggar perintah Allah, dan selalu melakukan kebaikan.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Imran ayat

104 yang berbunyi:

           

   


Artinya: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan
mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang
beruntung”. (Q.S. ali-Imran: 104)

Kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan

membaca situasi diri dan lingkungannya. Selain itu juga kemampuan untuk

mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan

kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan

untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan menarik perhatian, keinginan

merubah perilaku, agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain,

selalu konform dengan orang lain, dan menutup perasaannya (Ghufron,

2010: 22).

Calhoun dan Acocella dalam Ghufron (2010: 23) mengemukakan

dua alasan yang mengharuskan individu mengontrol diri secara kontinu.

Pertama, individu hidup bersama perilakunya agar tidak mengganggu

kenyamanan orang lain. Kedua, masyarakat mendorong individu untuk


4

secara konstan menyusun standar yang lebih baik bagi dirinya. Ketika

berusaha memenuhi tuntunan, dibuatkan pengontrolan diri agar dalam

proses pencapaian standar tersebut individu tidak melakukan hal-hal yang

menyimpang.

Salah satu peran dakwah Islam yang dapat diimplementasikan dalam

rangka untuk membantu proses penanganan kegoncangan hidup manusia

yang merupakan dampak dari kemajuan teknologi dan modernisasi adalah

dengan mengikuti mujahadah. Mujahadah di sini dimaksudkan sebagai

salah satu sarana untuk terapi agama terhadap berbagai kondisi kehidupan

masyarakat yang banyak mengalami kegoncangan dalam hidupnya seperti

frustasi, kecewa, serta tidak bisa mengontrol dirinya. Pelaksanaan

mujahadah ini semakin terlihat semarak di berbagai lembaga majelis dzikir

yang ada, salah satunya yaitu Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin yang

dilaksanakan di pondok pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang. Fenomena

mujahadah tentu saja memiliki dampak positif bagi kehidupan masyarakat

yang terkuasai oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Salah satu

manfaat yang dapat diperoleh dari mengikuti Mujahadah Nihadlul

Mustaghfirin tersebut adalah tercapainya rasa tenang dan tentram bagi para

santrinya sehingga mereka dapat terhindar dari perilaku yang menyimpang,

stres, putus asa atau kondisi buruk lainnya.

Di sisi yang lain para Santri di pondok pesantren Nurul Hidayah

Sidayu Batang juga dihadapkan pada berbagai program kegiatan yang harus

dilaksanakan sebagai santri. Mereka juga dituntut untuk belajar sikap


5

mandiri yang tidak menggantungkan orang tua, sehingga dengan kondisi

seperti ini sangat memungkinkan untuk melakukan tindakan-tindakan yang

tidak baik bagi santri seperti, malas belajar, mencuri, dan berbagai perilaku

lain yang menyalahi pondok. Untuk mengatasi dampak yang muncul pada

santri tersebut maka pihak pondok pesantren berusaha memprogramkan

kegiatan untuk mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin sebagai

alternatif agar santri dapat mengontrol diri.

Melihat permasalahan di atas, dengan mengikuti Mujahadah

Nihadlul Mustaghfirin yang dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Hidayah

Sidayu Batang, mampu memberikan perubahan yang sangat signifikan

terhadap diri seseorang untuk mengatur, membimbing, dan mengarahkan ke

bentuk-bentuk perilaku serta dapat membantu berjuang melawan hawa

nafsu dan mengendalikannya bahkan suatu ketika ada Santri yang

terpengaruh oleh temannya untuk mengkonsumsi obat terlarang, sampai

pada akhirnya santri mendapat takziran (hukuman) dari ustadz, untuk

mengantisipasi hal tersebut para santri diwajibkan untuk mengikuti

Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin agar dapat mengarahkan bentuk perilaku

yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif (Hasil

wawancara dengan Khoirul Amin ustadz Pondok Pesantren Nurul Hidayah

Sidayu Batang pada tanggal 15 Juli 2010).

Mujahadah yang dilaksanakan di pondok pesantren Nurul Hidayah

Sidayu Batang yang secara aktif telah terbukti memberikan pengarahan dan

bimbingan kepada manusia secara positif terutama bagi santri agar dapat
6

kontrol diri. Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin di pondok pesantren Nurul

Hidayah pada dasarnya diberikan kepada santri karena secara umum santri

mempunyai berbagai macam watak maupun perilaku yang mengarah kepada

hal yang negatif baik dalam aspek biologis maupun psikis.

Melihat santri yang rawan dengan perilaku yang tidak terpuji, dan

bila ditinjau dari segi agama santri lebih condong kepada tindakan yang

dilarang agama, maka keberadaan mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

sebagai sarana bimbingan santri dipandang sangat perlu. Ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kenakalan dan perilaku yang buruk, yaitu faktor

pendidikan, lingkungan, keluarga, ekonomi, yang kurang mendukung.

Kunci surga adalah dengan mencegah hawa nafsunya dalam upaya

menggapai tujuannya, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “Mujahadah adalah kunci (pintu) hidayah, tidak ada kunci


hidayah selain mujahadah.

Berkaitan dengan pelaksanaan mujahadah di pondok pesantren

Nurul Hidayah Sidayu Batang yang secara umum mendidik, membimbing,

dan mengajarkan ilmu agama bagi santri agar mengikuti tata aturan dan

kedisiplinan yang diterapkan di pondok pesantren Nurul Hidayah. Adapun

pelaksanaan Mujahadah yang diterapkan di pondok tersebut dimulai setelah

shalat isya’, kemudian melakukan sholat sunah bersama, shalat hajat,

bermujahadah bersama dengan bacaan yang ditentukan seperti shalawat

nabi, tahlil, do’a mujahadah, do’a kanzul „arsyi dan sebagainya dilanjutkan
7

dengan ceramah atau mau‟idloh khasanah oleh pemimpin mujahadah.

Keistimewaan dengan teknik yang ditampilkan mujahadah yang diterapkan

di pondok pesantren Nurul Hidayah memberikan dampak yang positif bagi

pengembangan keberagaman santri dan pengikutnya serta menanamkan

perilaku dan sikap yang berakhlakul karimah.

Dengan sistem mujahadah yang bersandar pada ajaran Rasulullah

SAW, yang dipimpin langsung oleh pimpinan pondok pesantren ini dapat

memberikan solusi praktis dalam kehidupan masyarakat khususnya dalam

upaya meningkatkan kontrol diri santri dan pengikutnya. Di samping itu

mujahadah Nihadlul Mustaghfirin mempunyai sifat atau visi netral,

independen, tidak ada hubungannya dengan organisasi masyarakat atau

organisasi politik, atau partai politik apapun. Tujuan utama/ misi mujahadah

Nihadlul Mustaghfirin ِ‫( لِاِصْالَحِ ذَاتِ ا ْل َبيْن‬untuk mendamaikan orang-orang

yang mempunyai permasalahan), baik urusan pribadi, organisasi ataupun

urusan agama. Faidah Mujahadah Nihadlul Mustaghfiirin yaitu:

ِ‫صيْلِ جَ ِميْعِ الْمَقَاصِدِ مِنْ اُمُوْرِ ال ُد ْنيَا وَالْ َاخِرَة‬


ِ ْ‫( ِل َتح‬untuk menghasilkan segala

sesuatu yang menjadi tujuan dari beberapa urusan dunia dan akhirat/ multi

guna) antara lain mencari ilmuddin, ilmuddunya, meraih kedudukan, derajat

pangkat dunia akhirat (Hasil wawancara dengan Mutoharoh santri Pondok

Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang pada tanggal 20 Juli 2011).

Berdasarkan fenomena dan latar belakang tersebut penulis ingin

menggali lebih dalam serta melakukan penelitian mengenai pengaruh

intensitas mengikuti Mujahadah NihadlulMustaghfirin di pondok pesantren


8

Nurul Hidayah Sidayu Batang yang di dalamnya terdapat bentuk-bentuk

solusi alternatif terhadap upaya kontrol diri santri. Untuk itu penulis tertarik

meneliti dan mengkaji permasalahan tersebut. Dan untuk memperoleh

gambaran yang jelas, maka penulis tuangkan dalam rencana penelitian ini

dengan judul: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI MUJAHADAH

NIHADLUL MUSTAGHFIRIN TERHADAP KONTROL DIRI SANTRI DI

PONDOK PESANTREN NURUL HIDAYAH SIDAYU BATANG.

1.2. Rumusan Masalah

Masalah atau problematika adalah hal-hal yang akan dicari

jawabannya melalui kegiatan penelitian. Adapun yang menjadi pokok

masalah dalam penelitian ini adalah:

1.2.1. Intensitas Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin yang meliputi

kedisiplinan, kesungguhan, ketulusan, dalam mengikuti Mujahadah

Nihadlul Mustaghfirin sebagai variabel independent.

1.2.2. Kontrol diri yang meliputi pengendalian perilaku, cara berfikir, dan

kemampuan mengambil keputusan sebagai variabel dependent.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menguji

secara empirik ada atau tidaknya pengaruh intensitas mengikuti Mujahadah

terhadap Kontrol Diri dengan indikator sebagaimana dirumuskan dalam

permasalahan yang diteliti. Untuk menguji ada tidaknya pengaruh dimaksud


9

maka peneliti mengambil sampel para Santri di Pondok Pesantren Nurul

Hidayah Sidayu Batang.

Sedangkan manfaat yang ingin diperoleh dari hasil penelitian adalah:

1.3.1. Secara Teori

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

secara teoritik tentang teknik-teknik psikologi dalam mengendalikan

emosi serta dorongan-dorongan dalam dirinya dengan metode

Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin, sehingga penelitian ini dapat

menambah khasanah karya ilmiah bagi Fakultas Dakwah khususnya

jurusan Bimbingan penyuluhan Islam.

1.3.2. Secara Praktis

Bila dalam penelitian ini didapatkan hasil positif, maka

intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin dapat

dijadikan metode untuk meningkatkan kontrol diri.

1.4. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Imam Sholikhan yang berjudul

“Hubungan Kontrol Diri Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia

Kerja Pada Mahasiswa Semester Akhir Fakultas Dakwah IAIN Walisongo

Semarang Tahun 2006/ 2007 (Tinjauan Bimbingan Konseling Islam)

2007. Hasil dari penelitian ini adalah dengan kontrol diri yang baik, akan

tercapai hilangnya rasa cemas dalam menghadapi dunia kerja. Sehingga

individu mampu mengetahui apa yang menjadi kekurangannya dan


10

senantiasa mampu memonitor dirinya dengan baik, karena segala sesuatu

yang diputuskan oleh individu menjadi tanggung jawab individu sendiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmat Aziz dan Yulianti Hotifah

dengan judul “Hubungan Dzikir Dengan Kontrol Diri Santri Manula di

Pondok Pesantren Roudlotul Ulum Kediri” 2005. Hasil penelitian adalah

tingkat dzikir dan kontrol diri santri Manula di Ponpes RoudlotulUlum

Kediri berada dalam kategori sedang. Hasil dari perhitungan regresi

dengan taraf signifikansi 5 0/0 diperoleh Freg = 4,645 > Ft = 2,780, yang

berarti ada korelasi yang signifikan antara dzikir dengan kontrol diri pada

santri Manula di Pondok Pesantren Roudlotul Ulum Kediri.

Penelitian yang dilakukan oleh M. Irfan yang berjudul “Eksistensi

Pelaksanaan Pengajian Mujahadah di Pondok Pesantren Al-Istiqomah

Kembangan Bintaro Demak dalam Pengembangan Dakwah Islam

(Tinjauan Komunikasi Dakwah)”. Kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian adalah pelaksanaan pengajian Mujahadah Al-Istiqomah

menempuh empat cara dakwah secara umum, yaitu: 1) Berdakwah dengan

ritualitas dzikir dan do’a, 2) Berdakwah dengan jalan Al-Mauzi‟at Al-

Hasanah dan Bi Al-Uswah Al-Hasanah, 3) Orientasi dakwah mengarah

pada kebersihan hati dan perbaikan moral, 4) Berdakwah dengan

membidik kepribadian seseorang secara langsung.

Sejauh pengamatan dan pengetahuan peneliti, belum ada penelitian

skripsi yang membahas tentang masalah ini. Untuk menghindari adanya

plagiat maka berikut peneliti sertakan beberapa literatur serta hasil


11

penelitian yang ada relevansinya terhadap skripsi yang akan diteliti

sebagai bahan perbandingan dalam mengupas berbagai masalah yang ada.

Disini perbedaan skripsi yang membedakan dari penelitian ini adalah

Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin sangat berpengaruh dalam

menumbuhkan dan meningkatkan kontrol diri pada Santri di Pondok

Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang.

1.5. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk mempermudah dalam memahami gambaran secara

menyeluruh tentang skripsi ini maka penulis memberikan sistematika

beserta penjelasan secara garis besar sebagai berikut:

Bab pertama sebagai bab pendahuluan yang membahas tentang latar

belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

tinjauan pustaka dan sistematika penulisan skripsi.

Bab kedua berisi tentang kerangka dasar pemikiran teoritik yang

menjelaskan tentang kontrol diri dan intensitas mengikuti Mujahadah

Nihadlul Mustaghfirin. Bab ini dibagi menjadi 3 sub. 1) Pengertian kontrol

diri, jenis dan aspek kontrol diri, faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol

diri, 2) Pengertian Mujahadah, Manfaat Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin,

Adab Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin, faktor-faktor yang mempengaruhi

Mujahadah, pengertian intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul

Mustaghfirin, ciri-ciri intensitas Mujahadah Nihadlul Mustahgfirin, 3)

Korelasi antara intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

dengan kontrol diri.


12

Bab ketiga berisi tentang metode penelitian. Bab ini dibagi menjadi

6 sub. 1) Jenis dan metode penelitian, 2) Definisi konseptual dan

operasional, 3) Sumber dan jenis data, 4) Populasi dan sampel, 5) Teknik

pengumpulan data, 6) Analisis data.

Bab, keempat bab ini merupakan gambaran umum tentang obyek

penelitian. 1) Tinjauan sejarah, 2) Struktur Pondok Pesantren Nurul Hidayah

Sidayu Batang, 3) Visi dan misi, 4) Keadaan sarana dan prasarana,

5) Pelaksanaan mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin di Pondok

Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang.

Bab kelima, Bab ini merupakan hasil dari penelitian dan

pembahasannya. Bab ini dibagi menjadi 3 sub. 1) Hasil penelitian yang

berarti deskripsi data penelitian, 2) pengujian hipotesis, 3) pembahasan hasil

penelitian.

Bab keenam berisi tentang penutup adapun yang terkandung

didalamnya adalah kesimpulan, dan dilengkapi dengan daftar pustaka,

lampiran-lampiran dan daftar riwayat pendidikan penulis.


BAB II

KERANGKA DASAR PEMIKIRAN TEORITIK

2.1. Kerangka Landasan Teoritik

2.1.1. Kontrol Diri

1. Pengertian Kontrol Diri

Kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu dalam

kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya.Selain itu, juga

kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku

sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam

melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku,

kecenderungan menarik perhatian, keinginan mengubah perilaku

agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain, selalu

konform dengan orang lain, dan menutupi perasaannya (Ghufron,

2010: 21).

Calhoun dan Acocella (dalam Ghufron 2010: 21)

mendefinisikan kontrol diri (self control) sebagai pengaturan

proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang dengan kata

lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri Goldfried

dan Merbaum (dalam Ghufron, 2010: 22) telah mendefinisikan

kontrol diri sebagai suatu kemampuan untuk menyusun,

membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang

dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri

13
14

juga menggambarkan keputusan individu melalui pertimbangan

kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk

meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan.

Menurut Mahoney dan Thoresen (dalam Ghufron 2010: 23),

kontrol diri merupakan jalinan secara utuh yang dilakukan individu

terhadap lingkungannya. Individu dengan kontrol diri tinggi sangat

memperhatikan cara-cara yang tepat untuk berperilaku dalam situasi

yang bervariasi. Individu cenderung akan mengubah perilakunya

sesuai dengan permintaan situasi sosial yang kemudian dapat

mengatur kesan yang dibuat perilakunya lebih responsif terhadap

petunjuk situasional, lebih fleksibel, berusaha untuk memperlancar

interaksi sosial, bersikap hangat, dan terbuka.

Menurut Chaplin sebagaimana dikutip oleh Rahmat Aziz

dalam jurnal Psikologi Islami mengemukakan bahwa kontrol diri

(self control) adalah kemampuan individu untuk mengarahkan

tingkah lakunya sendiri, kemampuan untuk menekan atau

menghambat dorongan yang ada. Sementara itu menurut Marvin

dan Merbaum bahwa kontrol diri secara fungsional didefinisikan

sebagai konsep dimana ada atau tidak adanya seseorang memiliki

kemampuan untuk mengontrol tingkah lakunya yang tidak hanya

ditentukan cara atau teknik yang digunakan, melainkan juga

berdasarkan konsekuensi dari apa yang mereka lakukan (Aziz,

2005: 156).
15

Skinner dalam (Budiraharjo, 1997:118) telah menguraikan

sejumlah teknik yang digunakan untuk mengendalikan perilaku,

yang kemudian telah banyak dipelajari oleh social-learning theorist

yang tertarik dalam bidang modeling dan modifikasi. Seseorang

dikatakan mempunyai kontrol diri apabila mereka secara aktif

mengubah variabel-variabel yang menentukan perilaku mereka.

Misalnya ketika seseorang tidak bisa belajar karena radio dengan

suara musik yang sangat keras, mereka mematikanya. Dengan

demikian kita secara aktif melakukan perubahan pada variabel yang

mempengaruhi perilaku seseorang.

Menurut Sukadji (dalam Andjani, 1991: 55) ada 5 teknik

yang dapat digunakan untuk mengontrol diri. Teknik mengontrol

diri tersebut adalah:

1. Teknik Pemantauan Diri

Teknik ini berdasarkan asumsi bahwa dengan

memantau dan mencatat perilakunya sendiri, individu akan

memiliki pemahaman yang objektif tentang perilakunya

sendiri.

2. Teknik Pengukuhan Diri

Dasar pikiran teknik ini ialah asumsi bahwa

perilaku yang diikuti dengan sesuatu yang menyenangkan

akan cenderung diulangi dimasa mendatang. Teknik ini

menekankan pada pemberian pengukuh positif segera


16

setelah perilaku yang diharapkan muncul. Bentuk

pengukuhan yang diberikan seperti yang disarankan

Sukadji yaitu bentuk pengukuhan yang wajar dan bersifat

intrinsik, seperti senyum puas atas keberhasilan usaha yang

dilakukan, serta pernyataan-pernyataan diri yang

menimbulkan perasaan bangga.

3. Teknik Kontrol Stimulus

Dasar teknik ini adalah asumsi bahwa respon dapat

dipengaruhi oleh hadir atau tidaknya stimulasi yang

mendahului respon tersebut. Teknik ini bertujuan untuk

mengontrol kecemasan dengan cara mengatur stimulus

yang berpengaruh, cara ini bias berupa pengarahan diri

untuk berfikir positif, rasional dan objektif sehingga

individu lebih mampu mengendalikan dirinya.

4. Teknik Kognitif

Proses kognitif berpengaruh terhadap perilaku

individu, dengan demikian apabila individu mampu

menggantikan pemikiran yang menyimpang dengan

pikiran-pikiran yang objektif, rasional, maka individu akan

lebih mampu mengendalikan dirinya.

5. Teknik Relaksasi

Asumsi yang mendasari teknik ini adalah individu

dapat secara sadar belajar untuk merelaksasikan ototnya


17

sesuai keinginannya melalui usaha yang sistematis. Oleh

karena itu, teknik ini mengajarkan kepada individu untuk

belajar meregangkan otot yang terjadi saat individu

mengalami kecemasan. Seiring dengan peredaan otot ini,

reda pula kecemasannya (Andjani, 1991:55)

Menurut Hanley dan Spatis (dalam Bukhori, 2003: 9)

menyatakan bahwa salah satu usaha untuk meningkatkan kontrol

diri adalah dengan melakukan meditasi. Meditasi menurut Wals

adalah atau metode latihan yang digunakan untuk melatih perhatian

agar dapat meningkatkan taraf kesadarn, dan selanjutnya dapat

membawa proses mental yang lebih terkontrol. Sementara itu

Ornstein (1985) mengungkapakan bahwa esensi meditasi adalah

usaha untuk membatasi kesadaran pada satu objek stimulasi yang

tidak berubah pada waktu tertentu. Dari kedua pendapat tersebut

dapat disimpulkan bahwa meditasi dapat diartikan sebagai

sekelompok teknik atau metode latihan yang digunakan untuk

melatih perhatian agar terpusat dengan menggunakan menggunakan

objek stimuli yang tidak berubah pada waktu tertentu, sehingga

kesadaranya menyatu dan proses mentalnya dapat dikontrol yang

pada akhirnya perilaku seseorang akan sesuai dengan norma-norma

yang berlaku.

Kontrol diri merupakan kemampuan untuk mengatur

membimbing dan mengarahkan bentuk-bentuk perilaku melalui


18

pertimbangan kognitif sehingga bisa membawa ke arah positif

(Hurlock, 1994).Kontrol diri melibatkan kemampuan untuk

menahan keinginan dan menunda kepuasan termasuk kemampuan

untuk memanipulasi diri, baik untuk mengurangi maupun

meningkatkan perilaku (Bukhori, 2008:11).

Berdasarkan pengertian-pengertian dari beberapa ahli

tersebut dapat disimpulkan bahwa kontrol diri berkaitan dengan

bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan

dari dalam dirinya. Kontrol diri melibatkan kemampuan untuk

memanipulasi diri baik untuk mengurangi maupun meningkatkan

perilakunya

2. Jenis dan Aspek Kontrol Diri

Kontrol diri dengan sebutan kontrol personal, yaitu kontrol

perilaku (behavior control), kontrol kognitif (cognitive control), dan

mengontrol keputusan (decisional control)

a. Kontrol Perilaku (Behavior control)

Kontrol perilaku merupakan kesiapan tersedianya suatu

respons yang dapat secara langsung mempengaruhi atau

memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan.

b. Kontrol kognitif (Cognitive control)

Kontrol kognitif merupakan kemampuan individu dalam

mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara

menginterpretasi, menilai, atau menghubungkan suatu kejadian


19

dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau

mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri atas dua komponen, yaitu

memperoleh informasi (information gain) dan melakukan

penilaian (appraisal). Dengan informasi yang dimiliki oleh

individu mengenai suatu keadaan yang tidak menyenangkan,

individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai

pertimbangan. Melakukan penilaian berarti individu berusaha

menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan

cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif.

c. Mengontrol keputusan (Decisional control)

Mengontrol keputusan merupakan kemampuan

seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan

pada sesuatu yang diyakini atau yang disetujuinya. Kontrol diri

dalam menentukan pilihan akan berfungsi, baik dengan adanya

suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri

individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan

(Ghufron, 2010: 31).

Frederic Skiner (dalam Budiraharjo, 1997: 119) telah

menguraikan sejumlah teknik yang digunakan untuk

mengendalikan perilaku, yang kemudian banyak diantaranya

dipelajari oleh social-learning theorist. Teknik tersebut adalah

sebagai berikut:

1) Pengekangan Fisik (physical restrains)


20

Individu mengendalikan diri melalui pengekangan

terhadap fisik, misalnya menutup mulut, untuk menghindari

diri dari mentertawakan kesalahan orang lain.

2) Bantuan Fisik (physical aids)

Menurut Skinner bantuan fisik dapat digunakan untuk

mengendalikan perilaku. Seseorang meminum obat untuk

mengendalikan perilaku yang tidak diinginkan. Misalnya

seorang pengendara mobil minum obat perangsang supaya

terhindar dari ketiduran pada waktu mengemudi sewaktu

perjalanan jauh. Bantuan fisik juga dapat digunakan untuk

memudahkan perilaku tertentu, yang bias dilihat pada situasi

dimana seseorang memiliki masalah penglihatan dengan

memakai kaca mata.

3) Mengubah Kondisi Stimulus (changing the stimulus

condition)

Dengan kata lain yaitu mengubah stimulus yang

bertanggung jawab, tidak menyingkirkan dan tidak

mendatangkan stimulus agar melakukan suatu perilaku

tertentu, misalnya orang yang mempunyai kelebihan berat

badan menyisihkan sekotak permen dari hadapanya untuk

mengekang diri sendiri.

4) Memanipulasi Kondisi Emosional (manipulating emostional

conditions)
21

Skinner mengatakan bahwa terkadang seseorang

mengadakan perubahan emosional dalam diri untuk

mengendalikan dirinya, misalnya beberapa orang

menggunakan teknik meditasi untuk menghadapi stress.

5) Melakukan Respon-Respon lain (pervorming alternative

responses)

Menahan diri dari perilaku yang membawa hukuman

dengan melakukan hal lain, misalnya untuk menahan diri

agar tidak menyerang orang yang sangat tidak disukai,

seseorang ,mungkin melakukan tindakan yang tidak

berhubungan dengan pendapat kita tentang mereka.

6) Menguatkan Diri Secara Positif (positif self reinforcement)

Individu menghadiahkan diri sendiri atas perilaku

yang patut dihargai, misalnya seorang pelajar menghadiahkan

diri sendiri karena telah belajar keras dan dapat mengerjakan

ujuian dengan baik, dengan makan makanan yang lezat, atau

menonton film yang bagus.

7) Menghukum Diri Sendiri (self punishment)

Menghukum diri sendiri karena gagal melakukan

pekerjaan, misalnya karena gagal mendapatkan nilai yang

bagus, seseorang menghukum diri dengan berdiam diri

didalam dikamar (Budiraharjo, 1997: 119)

Adapun dalam prakteknya terdiri dari tiga cara yaitu:


22

Pertama, Self Monitoring, yaitu suatu proses dimana

individu mengamati dan merasa peka terhadap segala sesuatu

tentang diri dan lingkunganya.

Kedua, Self Reward, yaitu suatu teknik dimana

individu mengatur dan memperkuat perilakunya dengan

memberikan hadiah atau hal-hal yang menyenangkan, jika

hal yang diinginkan berhasil.

Ketiga, Stimulus Control, yaitu suatu teknik yang

dapat digunakan untuk mengurangi ataupun meningkatkan

perilaku tertentu. Kontrol stimulus menekan pada pengaturan

kembali atau modivikasi lingkungan sebagai isyarat khusus

atau respon tertentu (Aziz, 2005: 157).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kontrol Diri

Faktor kontrol diri dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:

a. Faktor Internal

Faktor internal yang ikut andil terhadap kontrol diri

adalah usia. Semakin bertambah usia seseorang, maka semakin

baik kemampuan mengontrol diri seseorang. Dengan demikian

faktor ini sangat membantu individu untuk memantau dan

mencatat perilakunya sendiri dengan pola hidup dan berfikir

yang lebih baik lagi. Hal ini berkaitan dengan faktor kognitif

kemasakan kognitif yang terjadi selama masa pra sekolah dan

masa kanak-kanak secara bertahap dapat meningkatkan


23

kapasitas individu untuk membuat pertimbangan sosial dan

mengontrol periaku individu tersebut. Dengan demikian ketika

beranjak dewasa inidividu yang telah memasuki perguruan

tinggi akan mempunyai kemampuan berfikir yang lebih

kompleks dan kemampuan intelektual yang lebih besar.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal ini diantaranya adalah lingkungan

keluarga. Lingkungan keluarga terutama orang tua menentukan

bagaimana kemampuan mengontrol diri seseorang. Sebagai

orang tua kita dianjurkan menerapkan sikap disiplin terhadap

anak sejak dini. Dengan mengajarkan sikap disiplin terhadap

anak, pada akhirnya mereka akan membentuk kepribadian yang

baik dan juga dapat mengendalikan perilaku mereka. Disiplin

yang diterapkan orang tua merupakan hal penting dalam

kehidupan, karena dapat mengembangkan kontrol diri dan self

directions sehingga seseorang bisa mempertanggungjawabkan

dengan baik segala tindakan yang dilakukan. Individu tidak

dilahirkan dalam konsep yang benar dan salah atau dalam suatu

pemahaman tentang perilaku yang diperbolehkan dan dilarang.

(Ghufron, 2010: 32).


24

2.1.2. Intensitas Mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

1. Pengertian Mujahadah

Mujahadah berasal dari kata

yang artinya sungguh-sungguh. (al’amtsilatu tasrifiyah, hal: 14).

Kata jahada (bersungguh-sungguh) membentuk tiga kata

kunci yang dapat mengantar manusia meraih predikat tertinggi

sebagai manusia paripurna (insan kamil).Jihad berarti perjuangan

fisik secara optimal dilakukan untuk mencapai tujuan.Ijtihad berarti

perjuangan secara intelektual yang dilakukan secara bersungguh-

sungguh untuk mencapai suatu tujuan.Sedangkan mujahadah adalah

kelanjutan dari perjuangan secara fisik dan intelektual, yaitu

perjuangan batin atau rohani (http://laatahzan.word.press.com.

Diunduh 18-5-2005).

Mujahadah adalah hasrat yang kuat yang melahirkan

perjuangan batiniyah yang terus menyala-nyala. Hasrat adalah api

cinta yang terus membara dan mendorong perjalanan hidupnya

menjadi lebih kaya, lebih bahagia, dan bermakna. Pada hasrat itulah

seseorang merasakan hidup semakin cemerlang, karena mereka

mempunyai harapan yang akan diraihnya. Kebahagiaan sejati

baginya terletak pada perjalanan atau usahanya yang gigih, bukan

pada pencapaiannya. Bagaikan seorang pendaki gunung, mereka

merasakan kenikmatan, bukan karena mencapai puncaknya tetapi

karena jerih payahnya yang amat sulit untuk mendaki gunung


25

tersebut. Nilai sebuah pencapaian terletak di beberapa seberapa

panjang perjalanan yang ditempuh itu semua terletak pada “hasrat

yang kuat” sebagai kata kuncinya (Tasmara, 2003: 74).

Mujahadah dalam pandangan kaum sufi (ahli tasawuf) adalah

bersungguh-sungguh untuk mencapai kedekatan dengan Allah dan

untuk menaklukkan segala hambatan yang dapat merintangi tujuan

tersebut. Mujahadah merupakan perjuangan panjang orang-orang

yang menempuh jalan kerohanian menuju ilahi, karena sepanjang

jalan ia senantiasa akan menemukan berbagai hambatan dan

rintangan yang harus dihadapinya dengan penuh keyakinan dan

kesabaran (Ali, 2003: 110).

Mujahadah adalah perjuangan batin, sebuah elan (semangat)

yang penuh dengan kesungguhan (jihad) dan terus-menerus

mengetuk qalbu, sehingga tidak terperangkap oleh lembah setan.

Mujahadah lebih menukik kedalam, untuk mendapatkan

pengetahuan hakiki (makrifat), sehingga dirinya senantiasa

mendapatkan dan berada diatas jalan yang sesuai dengan petunjuk

(huda) cahaya kebenaran (Tasmara, 2001:76).

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa mujahadah adalah bersungguh-sungguh untuk mendekatkan

diri kepada Allah untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan

terhindar dari hambatan-hambatan untuk mendekatkan diri kepada

Allah baik hambatan internal maupun hambatan eksternal.


26

2. Adab Mujahadah
Adab–adab mujahadah adalah:
a. Di jiwai lillah–billah, lirrasul–birrosul, lilghauts-bilghauts

b. Hudlur: hati hadir/ingat/menghadap kepada Allah SWT.

c. Istihdlor: merasa benar–benar berada dihadapan Allah SWT.

Disertai ta‘dhim (menghormat) dan mahabbah (mencintai)

Rasulullah SAW.

d. Tadzallu (merasa rendah dan hina) wal Iftiqor (merasa sangat

membutuhkan)

e. Tadhallum (merasa zalim dan berlarut–larut penuh dengan

dosa dihadapan Allah SWT wa Rasulihi SAW.

f. Berkeyakinan bahwa Mujahadahnya/doanya diijabahi

(diterima) oleh Allah SWT (jangan sampai ragu–ragu).

g. Adab lahir supaya disesuaikan dengan adab batin dan di

anjurkan dalam keadaan dalam hadats (tidak batal) (Banjari,

2010: 45).

Menurut Ilham (2004: 60) adab dalam mujahadah ada lima

di antaranya adalah:

a. Diharapkan dalam keadaan suci terlebih dahulu.

b. Mujahadah hendaknya dilakukan di dalam masjid.

c. Menghadap ke arah kiblat.

d. Duduk dengan sikap rasa khusyuk


27

e. Diharapkan saat mujahadah memakai pakaian yang serba

putih

Adab dalam mujahadah ada empat di antaranya adalah:

a. Dianjurkan dalam keadaan sempurna.

b. Menghadap arah kiblat.

c. Duduk dengan sikap rasa khusyuk.

d. Merendahkan diri, tenang, anggun, dan menundukkan kepala

(Nawawi, 2005: 21).

3. Al-Banjari (2010: 31) menyatakan bahwa mujahadah memiliki


manfaat sebagai berikut di antaranya adalah:
a. Akan menumbuhkan hati yang bersih dan suci.

b. Menumbuhkan rasa percaya diri dan dapat memelihara

amanah.

c. Allah akan pelihara dari segala sesuatu yang mengganggu

kekhusyukannya.

d. Akan mendapat bantuan dari Allah.

e. Akan terhindar dari kebohongan dan semakin taat kepada

Allah.

f. Allah akan membebaskannya dari berbagai bentuk kesalahan,

kezaliman, dan ketidakselarasan, serta dapat menyembuhkan

dari beragam penyakit lahir maupun batin.

g. Allah akan membebaskan dari berbagai bentuk kezaliman

dan dosa, serta memberikan rizki dari berbagai arah.


28

h. Dapat memberikan kekuatan untuk mengendalikan hawa

nafsu.

i. Allah akan membukakan pintu-pintu rizki, baik yang bersifat

material maupun spiritual.

Adapun manfaat mujahadah antara lain sebagai berikut:

a. Menjernikan hati dan marifat billah (sadar kepada Allah)

b. Memperoleh hidayah taufiq Allah SWT, Syafaat tarbiyah

Rasulullah SAW.

c. Mendidik menjadi orang yang shaleh/Shalihah, yang

senantisa mendoakan kedua orang tuanya / leluhurnya.

d. Keamanan,ketentraman,kedamaian kesejahteraan, dan

keberkahan hidup (Yadi, 2009: 61).

2.1.3. Korelasi Antara Intensitas Mengikuti Mujahadah Dengan Kontrol

Diri

Mujahadah dalam pandangan kaum sufi (ahli tasawuf) adalah

bersungguh-sungguh untuk mencapai kedekatan dengan Allah dan

untuk menaklukkan segala hambatan yang dapat merintangi tujuan

tersebut. Mujahadah merupakan perjuangan panjang orang-orang yang

menempuh jalan kerohanian menuju ilahi, karena sepanjang jalan ia

senantiasa akan menemukan berbagai hambatan dan rintangan yang

harus dihadapinya dengan penuh keyakinan dan kesabaran (Ali, 2003:

110).
29

Mujahadah merupakan satu dari bentuk dakwah islamiyah.

Sedangkan dakwah itu sendiri memiliki arti mendorong manusia untuk

berbuat baik dan menurut petunjuk dan perintahkan untuk berbuat baik

dan mencegah mereka dari perbuatan yang mungkar agar mendapatkan

kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Dakwah islamiyah yaitu semua aktifitas manusia muslim di

dalam berusaha merubah situasi kepada situasi yang sesuai dengan

ketentuan Allah SWT. Dalam islam ada perintah untuk melaksanakan

dzikir yaitu usaha mengingat dan menyebut Allah agar seseorang

merasa terawasi oleh Allah. Mujahadah dapat menimbulkan kontrol diri

dan ketengan dalam jiwa. Hal ini bisa dilihat dari manfaat yang dicapai

ketika individu melaksanakan mujahadah. Mujahadah nihadlul

mustaghfirin adalah mengingat dan menyebut nama-nama Allah dengan

lisan, hati atau dengan kedua-duanya individu akan dapat menghentikan

pikiran-pikiran dari gambaran negatif karena pada dasarnya mujahadah

nihadlul mustaghfirin merupakan aktifitas yang menciptaka keadaan

yang rileks dan dapat dijadikan sarana untuk menumbuhkan pemikiran

positif terhadap suatu peristiwa, yang akhirnya akan membentuk

perilaku yang baik dan juga dapat menimbulkan kontrol diri pada

individu yang melaksanakan.

Kontrol diri dapat diartikan sebagai suatu aktifitas pengendalian

tingkah laku, pengendalian tingkah laku mengandung makna yaitu

melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum


30

memutuskan sesuatu untuk bertindak. Kontrol diri merupakan upaya

penekanan dan penanganan serta pertanggungjawaban pada segala yang

dilakukan seseorang baik dalam pelaksanaan, koreksi dan evaluasi dari

suatu perubahan tingkahlaku yang meliputi segala aktifitas kehidupan

seseorang yang disesuaikan dengan keadaan diri, kemampuan dan

kondisinya (Azis, 2005: 156).

Intensitas adalah sering dan tidaknya individu dalam melakukan

aktifitas, baik kualitas maupun kuantitas. Intensitas mujahadah

Nihadlul mustaghfirin yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

perbuatan mengingat Allah dengan cara berdo’a dengan sungguh-

sungguh untuk mendekatkan diri kepada Allah secara berulang-ulang,

baik secara lisan dengan hati atau dengan hati dan lisan.

Mujahadah yang didalamnya terdapat aspek-aspek ritual berupa

do’a, wiridan, dan ritual-ritual lainnya dapat membuat hati seseorang

akan tenang, sehingga dengan hati yang tenang dalam setiap melakukan

aktivitas akan berjalan dengan baik.

Mujahadah sebagai salah satu sarana untuk perjuangan batin

atau rohani agar mencapai kedekatan dengan Allah SWT berperan

penting dalam merekonstruksi dan menanamkan pribadi manusia yang

sejalan dengan nilai-nilai agama Islam. Sehingga dengan latar belakang,

watak, sikap, perilaku, kepribadian dan pola pikir yang menyimpang

dengan mengikuti mujahadah ini diharapkan mampu mengarahkan

kondisi dalam upaya kontrol diri. Karena dengan dasar akhlak yang
31

berahlakul karimah seseorang akan mantap dalam menjalani kehidupan

ini.

Intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin adalah

sebagai berikut di cirikan:

1. Kedisiplinan, adalah cara pendekatan yang mengikuti ketentuan-

ketentuan yang pasti dan konsisten dalam mengikuti mujahadah.

2. Kesungguhan, adalah berusaha dengan sepenuh hati dalam

mempersembahkan diri secara totalitas kepada Allah.

3. Ketulusan, adalah ketulusan hati atau kerelaan hati dalam mengikuti

mujahadah (Tabataba’i, 2005: 48).

2.2. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 1993: 62).

Berdasarkan landasan teori di atas maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah bahwa ada pengaruh intensitas mengikuti Mujahadah

NihadlulMustaghfirin terhadap kontrol diri Santri. Semakin tinggi intensitas

mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin seseorang maka akan semakin

tinggi tingkat kontrol dirinya. Begitupun sebaliknya semakin rendah

intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin semakin rendah

tingkat kontrol dirinya.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data-data yang

nantinya diperoleh adalah berupa angka-angka. Dari angka yang di peroleh

akan dianalisis lebih lanjut dalam analisis data. Penelitian ini terdiri dari dua

variabel yaitu intensitas Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin sebagai

independent. Dan kontrol diri sebagai variabel dependent. Penelitian ini

menggunakan skala untuk mencari data penelitian yang disusun berdasarkan

variabel yang akan diteliti. Karena penelitian ilmiah harus didasarkan

penelitian yang objektif, untuk itu perlu diterapkan metode yang tepat, sebab

metode berpengaruh besar terhadap hasil yang akan dicapai.

3.2. Definisi Konseptual dan Operasional

3.2.1. Definisi Konseptual

1. Intensitas Mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

Intensitas adalah sering dan tidaknya individu dalam

melakukan aktivitas, baik kualitas maupun kuantitas. Mujahadah

dalam Islam secara umum diartikan bersungguh-sungguh untuk

mencapai kedekatan dengan Allah dan untuk menaklukkan segala

hambatan yang dapat merintangi tujuan tersebut (Ali, 2003: 110).

Intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin sering dan

tidaknya individu dalam mengikuti Mujahadah dengan

32
33

bersungguh-sungguh berdo’a dan mendekatkan diri kepada Allah

secara berulang-ulang, baik secara lisan, hati, atau dengan hati dan

lisan.

2. Kontrol diri

Kontrol diri adalah suatu kecakapan individu dalam

kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya. Selain itu, juga

kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor

perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri

dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan

perilaku, kecenderungan menarik perhatian, keinginan mengubah

perilaku, agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain,

selalu konform dengan orang lain, dan menutupi perasaannya

(Ghufron, 2010: 22). Kontrol diri melibatkan kemampuan untuk

memanipulasi diri baik mengurangi maupun meningkatkan

perilakunya (Bukhori, 2003: 58).

3.2.2. Definisi Operasional

Intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin yang

dimaksud disini adalah sering dan tidaknya individu dalam melakukan

pengamalan Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin.

Pengukuran intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul

Mustaghfirin dapat dilakukan dengan menggunakan skala intensitas

Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin. Adapun dimensi pengaruh


34

(independen) adalah intensitas Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

yang meliputi:

1. Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah cara pendekatan yang mengikuti

ketentuan-ketentuan yang pasti dan konsisten dalam mengikuti

mujahadah.

2. Kesungguhan

Kesungguhan adalah berusaha dengan sepenuh hati dalam

mempersembahkan diri secara totalitas kepada Allah.

3. Ketulusan

Ketulusan adalah ketulusan hati atau kerelaan hati dalam

mengikuti mujahadah (Tabataba’i, 2005: 48).

Kontrol diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan individu mampu memonitor dirinya sendiri, sehingga

tahu apa kekurangan yang ada pada individu, serta senantiasa

berusaha untuk menguatkan dirinya secara positif. Segala sesuatu

yang dilakukan individu merupakan bagian dari pelaksanaan dari

apa yang telah direncanakan.

Adapun dimensi dari variabel terpengaruh (dependen) adalah

kontrol diri. Pengukuran kontrol diri dapat dilakukan dengan

menggunakan skala kontrol diri berdasarkan bukunya M. Nur Ghufron

yang berjudul Teori-teori Psikologi halaman 31 yang meliputi:


35

1. Kontrol perilaku

Kontrol perilaku merupakan kesiapan tersedianya suatu

respons yang dapat secara langsung mempengaruhi atau

memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan.

2. Kontrol kognitif (cognitive control)

Kontrol kognitif merupakan kemampuan individu dalam

mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara

menginterpretasi, menilai, atau menghubungkan suatu kejadian

dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau

mengurangi tekanan.

3. Mengontrol keputusan

Mengontrol keputusan merupakan kemampuan seseorang

untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu

yang diyakini atau yang disetujuinya.

3.3. Sumber dan Jenis Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto,

1991: 102). Adapun sumber dan jenis data yang dipergunakan yaitu:

3.3.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian (Azwar, 1998: 91). Sumber primer penelitian di sini adalah

para Santri Nurul Hidayah Sidayu Batang, dengan jumlah 50 Santri

yang akan dijadikan sampel penelitian. Dari pengambilan sampel


36

tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin terhadap

kontrol diri Santri. Sedangkan data primer dalam penelitian disini

adalah data yang diperoleh dari skors skala intensitas Mujahadah

Nihadlul Mustaghfirin dan skala kontrol diri.

3.3.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain dari

subjek penelitianya (Azwar, 1998: 91). Data ini berupa hasil dari

buku-buku, arsip Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang,

artikel, dan jurnal yang ada relevansinya dengan penelitian ini.

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan subjek populasi (Arikunto, 1991:

102). Populasi penelitian ini adalah seluruh santri yang ada di Pondok

Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang. Sedangkan sampel adalah sebagian

dari populasi. Artinya, sejumlah individu yang diambil dari populasi atau

dapat dikatakan objek yang sesungguhnya dari penelitian.Jumlah populasi

yang ada di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang sebanyak 200

orang. Sedangkan para ahli riset menyarankan untuk mengambil sampel

sebesar 10-25% dari populasi apabila jumlah populasi tersebut dalam skala

atau jumlah yang besar.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan sampel kluster (cluster random sampling) yaitu dengan


37

melakukan randomisasi terhadap kelompok, bukan secara subjek secara

individu (Azwar, 1998: 87). Untuk sekedar patokan maka apabila subjeknya

kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi, selanjutnya apabila subjeknya besar (lebih dari 100)

maka dapat diambil sampel 10-15% atau 20-25% lebih (Arikunto, 1991: 107).

Untuk itu dari populasi yang berjumlah 200 orang diambil 25% (50 orang)

sebagai sampel.

Jadi sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah jumlah

santri (N) X 25% (N X 25%) jadi 200X% = 50 sampel. Yang penentuannya

dilakukan dengan acak.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan dua skala yaitu skala intensitas Mujahadah Nihadlul

Mustaghfirin dan Skala Kontrol Diri. Skala intensitas Mujahadah Nihadlul

Mustaghfirin yang tersusun menjadi 3 indikator yaitu: kedisiplinan,

kesungguhan, ketulusan. Skala Kontrol diri yang tersusun menjadi 3 indikator

yaitu: kontrol perilaku (behavior control), kontrol kognitif (Cognitive

control), mengontrol keputusan. Beberapa aspek ini dijabarkan dalam

pertanyaan yang mengikuti pola Favorabel dan Unfavorabel yang disajikan

dalam 34 pertanyaan untuk skala intensitas Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

dan 32 pertanyaan untuk Skala Kontrol Diri.


38

Dalam penelitian ini, skala yang ditentukan untuk mengetahui

intensitas mengikuti mujahadah yang terdiri dari 34 item pertanyaan angket,

berisi pertanyaan favorable dan unfavorable.

Nilai yang diberikan pada tiap masing-masing alternatif jawaban

adalah sebagai berikut: untuk item favorable “sangat setuju” (SS)

memperoleh angka 5, “setuju” (S) memperoleh nilai 4, “netral” (N)

memperoleh nilai 3, “tidak setuju” (TS) memperoleh nilai 2, dan “sangat

tidak setuju” (STS) memperoleh nilai 1.

Tabel 3.1
Skor Jawaban Item Angket

Jawaban Favorabel Unfavorabel


SS 5 1
S 4 2
N 3 3
TS 2 4
STS 1 5

Sedangkan untuk pertanyaan unfavorable adalah kebalikan dari angket

favorable, yaitu: untuk alternatif jawaban “sangat setuju” (SS) memperoleh

nilai 1, “setuju” (S) memperoleh nilai 2, “netral” (N) memperoleh nilai 3,

“tidak setuju” (TS) memperoleh nilai 4, dan “sangat tidak setuju” (STS)

memperoleh nilai 5. Adapun angket yang telah disiapkan untuk penelitian

adalah sebagaimana berikut:


39

Tabel 3.2

Skala Blue Print Angket Intensitas Mengikuti

Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

Nomor Item Jumlah


No Indikator
Favorabel Unfavorabel Item

1 Kedisiplinan 2, 4, 16, 19, 29 3, 8, 10, 27, 30, 33 11

2 Kesungguhan 1, 6, 11, 18, 20, 31 17, 21, 22, 26, 28 11

3 Ketulusan 5, 9, 13, 14, 15, 25 7, 12, 23, 24, 32, 34 12

Jumlah 17 17 34

Tabel 3.3

Tabulasi Skala Blue Print Angket Kontrol Diri

Nomor Item Jumlah


No Indikator
Favorabel Unfavorabel Item

1 Kontrol Perilaku 2, 4, 7, 9, 15, 32 6, 16, 18, 23, 27 11

2 Kontrol Kognitif 1, 17, 19, 20, 22, 31 5, 10, 24, 26, 30 11

3 Mengontrol
8, 12, 14, 25, 29 3, 11, 13, 21, 28 10
Keputusan

Jumlah 17 15 32

Adapun setelah angket tersebut disebarkan, diperoleh data yang

kemudian dianalisis dengan program SPSS 12.0 for Windows, diperoleh

bahwa angket intensitas Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin dinyatakan valid

sebanyak 30 item dan tidak valid 4 item, dengan skala sebagai berikut:
40

Sebaran item valid dan tidak valid (drop) pada angket intensitas

mengikuti mujahadah Nihadlul Mutaghfirin.

Kriteria Item Nomor Jumlah

Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 30

20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34

Drop 7, 12, 19, 31 4

Koefisien validitas instrumen angket di atas berkisar antara 0.291

sampai dengan 0.830 dan Alpha Cronbach’s 0.912 (sebagaimana pada

lampiran uji SPSS terlampir). Setiap item pernyataan dinyatakan valid apabila

nilai kisaran korelasi (r) lebih besar dari r-tabel dengan df N-2 = 50 - 2 = 48

diperoleh sebesar 0.279. Dengan demikian angket mujahadah nihadlul

mustaghfirin dinyatakan 30 item adalah valid.

Untuk reliabilitas, diambil dengan membandingkan nilai Alpha

Cronbach’s 0.912 dengan nilai r-tabel 0.279 (0.912 > 0.279) sehingga angket

mujahadah nihadlul mustaghfirin yang diujikan dengan 50 responden adalah

reliabel.
41

Tabel 3.5
Skala Blue Print Angket Intensitas Mengikuti
Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin
Setelah Disebarkan

Nomor Item Jumlah


No Indikator
Favorabel Unfavorabel Item

1 Kedisiplinan 2, 4, 16, 29 3, 8, 10, 27, 30, 33 10

2 Kesungguhan 1, 6, 11, 18, 20 17, 21, 22, 26, 28 10

3 Ketulusan 5, 9, 13, 14, 15, 25 23, 24, 32, 34 10

Jumlah 15 15 30

Untuk angket kontrol diri, dilakukan hal yang sama dengan angket

intensitas mengikuti mujahadah, yaitu setelah data diperoleh terkumpul

dilakukan uji analisis validitas dan reliabilitas, diperoleh sebagai berikut:

Sebaran item valid dan tidak valid (drop) pada angket kontrol diri

Kriteria Item Nomor Jumlah

Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 30

19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32

Drop 8, 17 2

Koefisien validitas instrumen angket di atas berkisar antara 0.317

sampai dengan 0.965 dan Alpha Cronbach’s 0.931 (sebagaimana pada

lampiran uji SPSS terlampir). Setiap item pertanyaan dinyatakan valid apabila

nilai kisaran korelasi (r) lebih besar dari r-tabel dengan df N-2 = 50 - 2 = 48

diperoleh sebesar 0.279. Dengan demikian angket skala kontrol diri

dinyatakan 30 item adalah valid dan 2 item tidak valid.


42

Untuk reliabilitas, diambil dengan membandingkan nilai Alpha

Cronbach’s 0.931 dengan nilai r-tabel 0.279 (0.931 > 0.279) sehingga angket

skala kontrol diri yang diujikan dengan 50 responden adalah reliabel.

Tabel 3.4
Tabulasi Skala Blue Print Angket Kontrol Diri
Setelah Disebarkan

Nomor item Jumlah


No Indikator
Favorabel Unfavorabel Item

1 Kontrol Perilaku 2, 4, 7, 9, 15, 32 6, 16, 18, 23, 27 11

2 Kontrol Kognitif 1, 19, 20, 22, 31 5, 10, 24, 26, 30 10

3 Mengontrol
12, 14, 25, 29 3, 11, 13, 21, 28, 9
Keputusan

Jumlah 15 15 30

3.6. Teknik Analisis Data

Dalam pengolahan data yang diperoleh, digunakan analisis regresi

satu prediktor, yaitu untuk menganalisis seberapa besar pengaruh variabel (X)

Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin terhadap variabel (Y) yaitu kontrol diri.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

3.6.1. Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan dilakukan dengan menggunakan tabel

distribusi frekuensi/ pembagian kekerapan keseringan secara

sederhana untuk setiap variabel yang terdapat dalam penelitian.


43

3.6.2. Analisis Uji Hipotesis

Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis

yang diajukan. Adapun jalan analisisnya adalah melalui pengelolaan

data yang akan mencari pengaruh antara variabel independen (X)

dengan variabel independen (Y) dengan dicari melalui analisis regresi

satu prediktor (Hadi, 1994: 2009).

Tabel 3.4 Rumus Analisis Regresi Sederhana

Sumber Varian db JK RK Freg


JK reg RK reg
Regresi (reg) 1  ( xy) 2

x 2 dbreg RK res

 xy 2
JK res
Residu (res) N-2  y  2

x 2
RK res

Total (T) N-1 y 2

Keterangan:

N = Jumlah Responden

x = Nilai dari variabel x

y = Nilai dari variabel y

Db = Derajat kebesaran (N-1)

Dbreg = Derajat kebebasan regresi (1)

Dbres = Derajat keabsahan (N-2)

JK = Jumlah Kuadrat

RK = Rerata Kuadrat

Freg = Harga bilangan F untuk garis regresi


44

RKreg = Rerata kuadrat garis regresi

RKres = Rerata kuadrat residu

 = Jumlah total atau sigma.

3.6.3. Analisis Lanjut

Merupakan analisis pengolahan lebih lanjut dari hasil analisis uji

hipotesis. Dalam penelitian ini membuat lembar interpretasi dari hasil

yang telah diperoleh dengan jalan membandingkan harga Freg yang

telah diketahui dengan jalan Ft 5% atau Ft 1% dengan kemungkinan:

1. Jika Freg besar dari Ft 1% atau 5% maka signifikan (hipotesis

diterima).

2. Jika Freg kurang dari Ft 1% atau 5% maka signifikansi (hipotesis

ditolak).
BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.1. Situasi Umum

4.1.1. Letak Geografis

Secara geografis Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu

Batang Jawa tengah, secara garis besar kondisi geografis diatas cukup

strategis bagi mobilitas sosial pondok pesantren.

Secara rinci letak bangunan Pondok pesantren Nurul Hidayah

Sidayu Batang adalah sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Blado.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan pasar Bandar.

3. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Wonokerto.

4. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Simpar.

Pondok pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang dibangun di

atas tanah dengan luas 2500 m2.

4.1.2. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang

Pondok ini didirikan pada tanggal 27 Juni 1970 yang

bertepatan pada tanggal 30 Rabiulawal 1388 H oleh Bapak Kyai

Abdul Jalil seorang asli penduduk dari desa Bandar Kabupaten

Batang yang baru saja lulus dari pondok pesantren dan ingin

mengamalkan ilmunya. Atas dasar keprihatinannya terhadap

pendidikan agama Islam di daerah Sidayu dan sekitarnya, maka

45
46

beliau pada tahun 1970 mendirikan Pondok Pesantren yang lokasinya

berdekatan dengan Masjid Miftahul Huda (Wawancara, K.H A. Jazuli

27 Maret 2012).

Pondok pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang semula

adalah pondok pesantren yang kecil yang terletak di Desa Sidayu

Kecamatan Bandar. Pendiri pondok pesantren tersebut adalah K.H.

Abdul Jalil yang bukan asli dari dukuh tersebut. Sekitar tahun 1970-

an KH. Abdul Jalil menikah dengan Siti Faniah yang asli penduduk

Sidayu. Karena ikatan pernikahan inilah maka KH. Abdul Jalil sudah

menjadi orang yang rajin dan suka menuntut ilmu karena ia adalah

orang yang suka mondok dan berguru pada kepada Kyai pada Zaman

itu. Salah satu Kyai yang beliau tuntut ilmunya adalah KH. Salman

yang berada di Surakarta yang terkenal penganut Thariqat

Naqsabandiyah. Setelah menikah beliau tidak dikaruniai anak laki-

laki sehingga penerusnya tidak ada. Salah satu anak perempuanya

yang bernama Siti Aminah menikah dengan salah satu Santrinya dan

mempunyai anak yang bernama Muhammad Mabrur, beliau inilah

yang menjadi pengasuh Pondok pesantren Nurul Hidayah Sidayu

Batang yang dapat mengembangkan Pondok pesantren tersebut.

Sidayu dan sekitarnya pada waktu itu dikenal sebagai dukuh

yang masih diwarnai dengan kegiatan–kegiatan berbau mistis yang

berpeluang menimbulkan syirik dan warganya masih banyak yang

bermata pencaharian sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan


47

petani. Warga desa tersebut juga rata-rata penduduknya masih

berpikiran kolot dan sulit diajak kepada kebaikan. Pada waktu itu

basih banyak ditemui ilmu-ilmu hitam. Dan orang- orang sulit diajak

kepada kebenaran dan mencemo’oh bila diajak kepada kebaikan

(Wawancara, Nur Latifah, Tgl. 27 Maret 2012).

Pada awal perintisan pesantren hanya terdiri dari sebuah

kamar dipojokan masjid saja, tetapi seiring dengan perjalanan waktu

masyarakat yang ingin menuntut ilmu semakin banyak. Sehingga

tempat dipojokan masjid kurang memadai maka beliau berniat

mendirikan bangunan baru disekitar masjid. Keinginan dan niat

beliau rupanya didengar oleh Allah SWT dengan izin dan ridlonya

pada tahun 1970 seorang sesepuh desa yang memiliki tanah disekitar

masjid mewakafkan tanah yang berada di sekitar masjid untuk

dijadikan pondok pesantren dan madrasah kepada Kyai Munir yang

sampai saat ini menjadi tanah milik ponpes Nurul Hidayah. Dan luas

tanah yang diwakafkan untuk mendirikan pondok pesantren Al-

Hidayat Krasak adalah seluas 5 Ha.

Menurut penjelasan pengasuh sebelum masuk pondok

pesantren santri berasal dari latar belakang yang beragam ilmu

agamanya, ada yang dalam agamanya masih nol maksudnya perlu

didikan dari dasar sebagai contoh belum bisa membaca huruf Arab,

tidak tahu atau tidak pernah sholat, dan kategori anak nakal yang

yang biasa minum minuman keras dan sebagainya. Maka tidak


48

mengherankan masyarakat berasumsi bahwa Pondok Pesantren

menjadi tempat pelarian tempat anak buangan serta menjadi tempat

rehabilitasi bagi anak-anak nakal dan mantan preman.

Setelah KH. Abdul jalil wafat maka pengasuh pondok

pesantren diampu oleh KH. Muhammad Mabrur. Selama di pegang

oleh KH. Muammad Mabrur pondok pesantren Nurul Hidayah

mengalami banyak perkembangan antara lain:

1. Pembangunan Masjid Al-Huda

2. Pembangunan asrama Pondok Santri laki-laki dan perempuan

3. Perkembangan jamaah Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

Pondok pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang di bangun di

atas tanah 2.500 m milik dari keluarga KH. Abdul Jalil. Adapun

pembagian kepengurusan Pondok Pesantren adalah sebagai berikut:

1. Untuk urusan bidang Mujahadah di pegang oleh KH. Muhammad

Mabrur.

2. Untuk urusan bidang pondok pesantren di pegang oleh KH. Adib

Maesur.

Dengan pembagian itu maka segala kegiatan pondok

pesantren terkonsentrasi pada salah satu orang dengan bidangnya

masing-masing tetapi tidak menutup kemungkinan saling membantu

antar sesama bidang. Sehingga sampai sekarang pondok Pesantren

Nurul Hidayah Sidayu Batang merupakan Pondok yang paling besar

di Kecamatan Bandar.
49

4.1.3. Jumlah Santri Pondok

Dari data Statistik pada akhir tahun 2011-2012 diperoleh

keterangan bahwa jumlah Santri Pondok Pesantren Nurul Hidayah

Sidayu Batang sebanyak 200 santri, yang terdiri dari atas 80 santri

laki-laki dan 120 santri perempuan. Seperti dalam tabel di bawah ini

(data statistik: 2004).

Tabel 4.1
Jumlah Santri Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang

No Kelompok Jumlah

1. Santri Laki-laki 80

2. Santri perempuan 120

Jumlah 200

4.1.4. Pendidikan Santri

Pada tingkat pendidikan, santri Pondok Pesantren Nurul

Hidayah Sidayu Batang mayoritas berasal dari desa yang ternyata

memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi sebagaimana pada

tabel berikut:
50

Tabel 4.2
Data Pendidikan Santri Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu
Batang

No Jenjang Pendidikan Jumlah


1. MTs 55
2. MA 145
Jumlah 200
4.1.5. Struktur Organisasi Pondok pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang

Pada awal berdirinya belum ada organisasi atau kepengurusan

yang mengatur jalannya kegiatan pondok pesantren Nurul Hidayah

secara sistematis, semua kegiatan langsung dipimpin dan dibimbing

oleh Kyai atau pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu

Batang.

Namun karena jumlah Santri tiap tahun bertambah, perlu

adanya semacam organisasi atau kepungurusan yang mengatur

kehidupan pesantren dengan segala aktivitas. Melihat dari waktu-

waktu pelaksanaan Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin di pondok

pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang, adapun struktur organisasi

ini dapat dilihat dalam skema berikut:


51

Tabel 4.3
Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu
Batang periode 2011/2012

PENGASUH
K.H. Muhammad Mabrur

KETUA
K.H. Adib Maesur

WAKIL KETUA
K.H. Abdul Karim

Bendahara Seksi-Seksi Sekretaris


1. Musyrifin 1. M. Yaqin
2. Joko Jamali 2. Zaenal Arifin

Keamanan Pendidikan Perlengkapan Pengairan


1. M. Hamid 1. M. Muntaha M. Fauzi 1. Nur Salim
2. M. Asykur 2. Sulaiman 2. Junaidi

Kebersihan Humas Jamaah


M. Fatkhur M. Ridwan M. Furqan
52

4.1.6. Program Kerja Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang

Program dari Pondok Pesantren Nurul Hidayah adalah

mempunyai maksud dan tujuan tertentu yaitu: untuk memberikan

arah dan bobot pengabdian pengurus dan santri, untuk memberikan

pedoman bagi pengurus dan seluruh staf anggota sesuai dengan

aspirasi yang berkembang. Selain itu adalah pelaksanaan kegiatan

Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin yang melibatkan pengurus

Pondok, Santri, dan pengikut mujahadah yang langsung dipegang

oleh Kyai atau Mursyid sebagai pemimpin Mujahadah, yang menjadi

salah satu program kerja rutinitas Pondok Pesantren Nurul Hidayah

Sidayu Batang.

Kegiatan santri di pondok pesantren Nurul Hidayah Sidayu

Batang digolongkan dalam kegiatan harian, bulanan dan tahunan

yang sudah ditetapkan dari pondok pesantren dan menjadi kewajiban

semua santri untuk mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan.

Kegiatan Santri Nurul Hidayah antara lain:

1) Kegiatan Harian

a) Ba’da Subuh: Ta’alum Kitab (Kitab Ta’limul Muta’allim dan

Bidayatul Hidayah)

b) Ba’da Ashar: Ta’alum Kitab (kitab Mawahibus Shomad,

Kifayatul Atqiya’ dan Fathul Qorib)

c) Ba’da Magrib : mengaji Al Qur’an

d) Ba’da Isya’ : mujahadah


53

e) Musyawarah tentang semua pelajaran yang di kaji dalam

Madrasah

f) Qiyamul lail

2) Kegiatan mingguan

a) Minggu

Pagi : Thariqah/ pengajian jamaah putri

b) Senin dan selasa

Ba’da asyar: Muhafadlah madrasah

c) Rabu

Ba’da magrib: mengaji Tajwid dan Praktek

d) Kamis

Ba’da magrib : membaca Tahlil

Ba’da isya : membaca Dziba’iyah dan latihan teknik

khitabah

e) Jum’at

Pagi: Ro’an

Sema’an Al Qu’ran

f) Sabtu

Ba’da asyar: Muhafadlah nadlam nahwu

g) Minggu

Pagi: Thariqah/ pengajian jama’ah putra

Siang : Qiro’ah Al Qur’an


54

3) Kegiatan bulanan

a) Tikronan nadhom tiap 3 bulan sekali selama seminggu

sebelum pelaksanaan Imtihan.

b) Mujahadah setiap Jum’at Wage

4) Kegiatan tahunan

a) Mujahadah Kubro : setiap tanggal 20 Rajab dan 1 Muharram

b) Peringatan Tahun Baru Hijriyah : setiap tanggal 1 Muharram

c) Maulid Nabi (Al Berzanji): setiap tanggal 1-12 Robi’ul

Awwal.

d) Peringatan Isra’ Mi’raj: setiap tanggal 27 Rajab.

4.2. Keadaan Sarana dan Prasarana

Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang memiliki sarana

dan prasarana yang menunjang kelancaraan belajar mengajar santri sehari-

hari. Sebagaimana halnya suatu organisasi yang selalu memiliki inventaris

(sarana dan prasarana) yang merupakan faktor yang sangat penting dalam

mensukseskan suatu tujuan. Begitu juga Pondok Pesantren Nurul Hidayah

Sidayu Batang dalam mensukseskaan kegiatan belajar mengajar selalu

memerlukan sarana dan prasarana yang memadai walaupun sederhana untuk

menunjang tercapainya tujuan pondok pesantren.

Sarana dan prasarana yang ada di pondok pesantren Nurul Hidayah

meliputi kamar santri 15 (dalam kawasan pondok pesantren Nurul Hidayah

Sidayu Batang), 8 lokal ruang kelas untuk madoktren, kantor pengurus dan
55

ruang tamu, ruang perpustakaan, ruang untuk dewan asatidz, 2 Aula, ruang

TU dan ruang komputer.

4.3. Pelaksanaan Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin di Pondok Pesantren

Nurul Hidayah Sidayu Batang

4.3.1. Proses Pelaksanaan Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

Pelaksanaan Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin yang

diterapkan di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang

dimulai setelah Shalat Isya’, kemudian melakukan shalat sunnah

bersama, shalat hajat, bermujahadah bersama dengan bacaan yang

ditentukan seperti shalawat nabi, tahlil, do’a mujahadah, do’a kanzul

arsy, dan sebagainya dan dilanjutkan dengan ceramah atau mauidloh

hasanah oleh pemimpin Mujahadah mengenai masalah akhlak,

syari’at, akidah dengan maksud agar pengikut dalam mengikuti

mujahadah bertambah kuat iman maupun akidahnya, meningkatkan

ibadahnya, dan menjalankan syari’at, serta akhlak yang dipimpin

langsung oleh Bapak KH. Muhammad Mabrur.

4.3.2. Visi dan Misi Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

Sifat/ visi Mujahadah Nihadlul Mustahgifirin yaitu Netral,

independen, tidak ada hubungannya dengan organisasi masyarakat

atau organisasi politik atau partai politik apapun.

Tujuan utama/misi Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin yaitu

lislahidzatil baini (untuk mendamaikan orang-orang yang


56

mempunyai permasalahan atau permusuhan baik urusan pribadi,

organisasi, ataupun urusan agama. Adapun manfaat Mujahadah

Nihadlul Mustaghfirin yaitu litashilijami’il maqasidi (untuk

menghasilkan segala sesuatu yang menjadi tujuan dari beberapa

urusan dunia dan akhirat/multi guna) antara lain mencari ilmuddin,

ilmuddunya, meraih kedudukan, derajat, pangkat di dunia dan

akhirat.

4.3.3. Cara mengamalkan Aurod

1. Fatikhah yang nomor tujuh pada lafadh ahlilqoryatii…… diisi

nama desa yang ditempati Mujahadah baik mujahadah sendiri

atau berjamaah.

2. Pada lafad khushuson……diisi nama orang yang dimaksud

(orang yang dimintai do’a atau yang mau didoakan)

3. Do’a Mujahadah pada lafad aghistnii….. diisi permohonan satu

persatu sesuai dengan yang dihadiahi fatikhah pada lafad

khushushon.

4.3.4. Adab mengamalkan Aurad Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

1. Sholat hajat dua rakaat.

2. Menghadap Qiblat.

3. Yakin atau percaya

4. Khudlurulqalbi ‘alalmarom (konsentrasi)


57

Artinya didalam membaca aurad tidak harus mengerti maknanya,

hanya saja telinga orang yang membaca harus mendengar

bacaanya sendiri.

5. Ikhlas.

Artinya didalam membaca aurad tidak tergesa-gesa boleh

membaca cepat sebatas tidak menghilangkan atau mengurangi

huruf-huruf yang dibaca.

4.3.5. Materi Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

Materi Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin yang dilaksanakan

di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang diambilkan dari

Al-Qur’an dan Al-hadits dan juga menggunakan metode mauidloh

hasanah. Sedangkan rangkaian Mujahadah maupun bacaan yang

dibaca antara lain:

1. Pembacaan awwal al-hadlirah khususnya ditujukan kepada Nabi

Muhammad SAW, para Aulia Allah, para sahabat, suhada,

sahabat, dan syekh Abdul Qadir Jailani dan para pendahulu

jamaah mujahadah yang sudah meninggal.

2. Pembacaan istghfar 100X

3. Pembacaan Assholatuwassalamua’alaika…. 103X

4. Pembacaan laailahaillaaanta subhaanaka…100X

5. Pembacaan laahaulawalaaquwwata…. 100X

6. Pebacaan Surat Al-Fatikhah

7. Pembacaan ayat Kursi


58

8. Pembacaan Surat Al-ikhlas

9. Pembacaan Tahlil

10. Pembacaan Shalawat Nabi

11. Do’a

Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa bacaan yang dibaca

keseluruhan Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin adalah bacaan dzikir,

do’a dan wirid.


BAB V

HASIL DARI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Data intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin dan

kontrol diri santri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang

merupakan pendapat atas pertanyaan-pertanyaan dalam skala yang diberikan

kepada responden (santri), sejumlah sampel yang telah ditentukan baik putra

maupun putri.

Adapun angket intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul

Mustaghfirin yang terdiri dari 30 item pertanyaan dengan 15 pertanyaan

favorable dan 15 pertanyaan unvaforable. Angket kontrol diri terdiri dari 30

item pernyataan dengan 16 favorable dan 14 pertanyaan unvaforable. Tiap

item disertai dengan 5 alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS) dengan skor

5, setuju (S) dengan skor 4, netral (N) dengan skor 3, tidak setuju (TS)

dengan skor 2, dan sangat tidak setuju (STS) dengan skor 1, untuk item

favorable dan 5, 4, 3, 2, 1 untuk item unfavorable.

Agar diketahui lebih lanjut dan jelas hasil penelitian tersebut dapat

dilihat pada deskripsi data berikut.

5.1.1. Data Skala Intensitas Mengikuti Mujahadah Nihadlul Mutagfirin

Untuk melakukan penghitungan analisis pada skala intensitas

mengikuti mujahadah nihadlul mustagfirin, diambil skor total dari

jawaban angket yang telah diisi oleh responden sesuai dengan

59
60

frekuensi jawaban yang diberikan. Dari hasil data tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.1

Hail Data Skala Intensitas Mengikuti Mujahadah

Nihadlul Mustagfirin

No. Resp Total Skor No. Resp Total Skor


R-1 125 R-26 106
R-2 130 R-27 94
R-3 132 R-28 100
R-4 132 R-29 136
R-5 107 R-30 100
R-6 129 R-31 104
R-7 112 R-32 132
R-8 119 R-33 123
R-9 90 R-34 109
R-10 114 R-35 122
R-11 119 R-36 102
R-12 103 R-37 117
R-13 124 R-38 119
R-14 100 R-39 116
R-15 119 R-40 108
R-16 132 R-41 119
R-17 135 R-42 132
R-18 110 R-43 119
R-19 122 R-44 114
R-20 132 R-45 102
R-21 122 R-46 109
R-22 98 R-47 104
R-23 98 R-48 119
R-24 110 R-49 130
R-25 108 R-50 124
Jumlah 5782
Rata-rata 115.64

Dari data di atas, kemudian disajikan dalam distribusi

frekuensi skor intensitas mengikuti mujahadah nihadlul mustaghfirin

dalam skor rata-rata dengan menggunakan rumus:


61

1. Mencari interval kelas dengan rumus

K = 1 + 3.3 log n

= 1 + 3.3 log 50

= 1 + 3.3 (1.698970004)

= 1 + 5.606601014

= 6. 606601014  6.606

Dibulatkan menjadi 7.

Menentukan jumlah kelompok interval (K) = 5.

2. Menentukan range (R)

( )

( )

3. Menentukan nilai interval

Maka data interval sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:


62

Tabel 5.2

Skor Intensitas Mengikuti Mujahadah

Interval ̅ F f. ̅ Mean
130 – 139 134.5 10 1345 ∑ ̅

120 – 129 124.5 8 996


110 – 119 114.5 14 1603
100 – 109 104.5 14 1463
90 – 99 94.5 4 378
Jumlah 50 5785 M = 115.7

4. Menghitung distribusi frekuensi (distribusi prosentase) intensitas

mengikuti mujahadah nihadlul mustaghfirin

Untuk menentukan kualifikasi dan interval dari nilai X

(intensitas mengikuti mujahadah nihadlul mustaghfirin), setelah

diketahui range, kelas interval, dan panjang interval, maka

ditentukan (K) = 5 (luas kategori : SS, S, N, TS, STS). Jadi

distribusi frekuensi diperoleh:

Dengan demikian dapat diperoleh interval nilai

sebagaimana dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.


63

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi (Distribusi Prosentase) Intensitas Mengikuti

Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

Nilai Interval Frekuensi Persentase Kualitas


130 – 139 10 20% Sangat Tinggi
120 – 129 8 16% Tinggi
110 – 119 14 28% Sedang
100 – 109 14 28% Rendah
90 – 99 4 8% Sangat Rendah
Jumlah 50 100%

Berdasarkan data distribusi frekuensi (distribusi prosentase)

Intensitas mengikuti mujahadah nihadlul mustaghfirin di atas

dapat diketahui bahwa: sebanyak 10 responden (20%) intensitas

mengikuti mujahadah nihadlul mustaghfirin dalam kategori sangat

tinggi, 8 responden (16%) dalam kategori Tinggi, 14 responden

(28%) dalam kategori Sedang, 14 responden (28%) dalam kategori

rendah, dan 4 responden (8%) berada pada kategori sangat rendah.

5.1.2. Data Skala Kontrol Diri Santri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah

Sidayu Batang

Untuk melakukan penghitungan analisis pada skala kontrol

diri, diambil skor total dari jawaban angket yang telah diisi oleh

responden sesuai dengan frekuensi jawaban yang diberikan. Dari hasil

data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:


64

Tabel 5.4

Hail Data Skala Kontrol Diri Santri

No. Resp Total Skor No. Resp Total Skor


R-1 126 R-26 104
R-2 144 R-27 105
R-3 111 R-28 105
R-4 116 R-29 130
R-5 115 R-30 126
R-6 130 R-31 115
R-7 103 R-32 126
R-8 112 R-33 128
R-9 122 R-34 120
R-10 99 R-35 126
R-11 121 R-36 119
R-12 118 R-37 122
R-13 99 R-38 133
R-14 102 R-39 119
R-15 132 R-40 119
R-16 136 R-41 140
R-17 144 R-42 139
R-18 112 R-43 124
R-19 112 R-44 142
R-20 120 R-45 147
R-21 124 R-46 138
R-22 104 R-47 136
R-23 98 R-48 122
R-24 134 R-49 141
R-25 106 R-50 142
Jumlah 6108
Rata-rata 122.16

Dari data di atas, kemudian disajikan dalam distribusi

frekuensi skor kontrol diri dalam skor rata-rata dengan menggunakan

rumus:

1. Mencari interval kelas dengan rumus

K = 1 + 3.3 log n

= 1 + 3.3 log 50
65

= 1 + 3.3 (1.698970004)

= 1 + 5.606601014

= 6. 606601014  6.606

Dibulatkan menjadi 7.

2. Mencari range

( )

47

( )

3. Menentukan nilai interval kelas

Maka data interval sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.5

Skor Kontrol Diri

Interval ̅ F f. ̅ Mean
138 – 147 142.5 8 1220 ∑ ̅

128 – 137 132.5 8 1060


118 – 127 122.5 16 1960
108 – 117 112.5 8 980
98 – 107 102.5 10 1025
Jumlah 50 6245 M = 124.9
66

4. Menghitung distribusi frekuensi (distribusi prosentase) Kontrol

Diri

Untuk menentukan kualifikasi dan interval dari nilai Y

(kontrol diri), setelah diketahui range, kelas interval, dan panjang

interval, maka ditentukan (K) = 5 (luas kategori: SS, S, N, TS,

STS). Jadi distribusi frekuensi diperoleh:

Dengan demikian dapat diperoleh interval nilai

sebagaimana dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi (Distribusi Prosentase) Intensitas Mengikuti

Kontrol Diri

Nilai Interval Frekuensi Persentase Kualitas


138 – 147 8 16% Sangat Tinggi
128 – 137 8 16% Tinggi
118 – 127 16 32% Sedang
108 – 117 8 16% Rendah
98 – 107 10 20% Sangat Rendah
Jumlah 50 100%
67

Berdasarkan data distribusi frekuensi (distribusi

prosentase) kontrol diri di atas dapat diketahui bahwa: sebanyak 8

responden (16%) kontrol diri berada dalam kategori sangat tinggi,

8 responden (16%) dalam kategori Tinggi, 16 responden (32%)

dalam kategori Sedang, 8 responden (16%) dalam kategori rendah,

dan 10 responden (20%) berada pada kategori sangat rendah.

5.2. Pengujian Hipotesis

Analisis ini digunakan untuk menguji diterima atau ditolaknya

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Adapun uji hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh intensitas mengikuti

mujahadah nihadlul mustaghfirin terhadap kontrol diri santri di Pondok

Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang. Semakin tinggi intensitas mengikuti

mujahadah nihadlul mustaghfirin maka akan semakin tinggi tingkat kontrol

diri santri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang. Begitupun

sebaliknya semakin rendah intensitas mengikuti mujahadah nihadlul

mustaghfirin maka akan semakin rendah tingkat kontrol diri santri di Pondok

Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang.

Analisis ini dilakukan untuk mengolah data yang telah terkumpul

dalam data variabel X yaitu intensitas mengikuti mujahadah nihadlul

mustaghfirin dan dari data variabel Y yaitu tingkat kontrol diri santri di

Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang, yang bertujuan untuk

menguji diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan penulis.


68

Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan analisis regresi dengan

satu prediktor. Adapun tugas pokok analisis regresi adalah sebagai berikut:

1. Mencari korelasi antara kriterium dengan prediktor

2. Menguji signifikansi korelasi determinasi uji t

3. Mencari persamaan garis regresi

4. Mencari variasi regresi.

Agar memudahkan pengolahan data langkah-langkah yang ditempuh

adalah memasukkan data-data hasil angket yang diperoleh ke dalam tabel

kerja analisis regresi sebagaimana dalam tabel dibawah ini:

Tabel 5.7
Tabel Kerja Analisis Regresi Satu Prediktor
dalam Sekor Kisaran Mean
No.
X Y X2 Y2 X.Y
Resp.
R-1 125 126 15625 15876 15750
R-2 130 144 16900 20736 18720
R-3 132 111 17424 12321 14652
R-4 132 116 17424 13456 15312
R-5 107 115 11449 13225 12305
R-6 129 130 16641 16900 16770
R-7 112 103 12544 10609 11536
R-8 119 112 14161 12544 13328
R-9 90 122 8100 14884 10980
R-10 114 99 12996 9801 11286
R-11 119 121 14161 14641 14399
R-12 103 118 10609 13924 12154
R-13 124 99 15376 9801 12276
R-14 100 102 10000 10404 10200
R-15 119 132 14161 17424 15708
R-16 132 136 17424 18496 17952
R-17 135 144 18225 20736 19440
R-18 110 112 12100 12544 12320
R-19 122 112 14884 12544 13664
R-20 132 120 17424 14400 15840
R-21 122 124 14884 15376 15128
69

R-22 98 104 9604 10816 10192


R-23 98 98 9604 9604 9604
R-24 110 134 12100 17956 14740
R-25 108 106 11664 11236 11448
R-26 106 104 11236 10816 11024
R-27 94 105 8836 11025 9870
R-28 100 105 10000 11025 10500
R-29 136 130 18496 16900 17680
R-30 100 126 10000 15876 12600
R-31 104 115 10816 13225 11960
R-32 132 126 17424 15876 16632
R-33 123 128 15129 16384 15744
R-34 109 120 11881 14400 13080
R-35 122 126 14884 15876 15372
R-36 102 119 10404 14161 12138
R-37 117 122 13689 14884 14274
R-38 119 133 14161 17689 15827
R-39 116 119 13456 14161 13804
R-40 108 119 11664 14161 12852
R-41 119 140 14161 19600 16660
R-42 132 139 17424 19321 18348
R-43 119 124 14161 15376 14756
R-44 114 142 12996 20164 16188
R-45 102 147 10404 21609 14994
R-46 109 138 11881 19044 15042
R-47 104 136 10816 18496 14144
R-48 119 122 14161 14884 14518
R-49 130 141 16900 19881 18330
R-50 124 142 15376 20164 17608
 5782 6108 675840 755252 709649

Dari tabel di atas dapat diketahui:

N : 50 ∑ X² : 675840

∑ X : 5782 ∑ Y² : 755252

∑ Y : 6108 ∑ XY : 709649

Setelah diketahui dari tabel korelasi antara variabel X dan Y, maka

selanjutnya data tersebut dimasukkan dalam rumus dengan langkah-langkah

sebagai berikut ini:


70

1. Mencari korelasi antara prediktor X dengan kriterium Y dengan

menggunakan teknik korelasi momen tangkar dari Pearson, dengan rumus

sebagai berikut:


√(∑ )(∑ )

Sebelum mencari rxy harus mencari ∑xy, ∑x², ∑y² dengan rumus

sebagai berikut:

(∑ )
∑ ∑

( )

(∑ )
∑ ∑

( )

(∑ )(∑ )
∑ ∑

( )( )

Sehingga:


√(∑ )(∑ )
71

√( )( )

Adapun koefisien korelasi determinasi r2 = 0.168

Dari data hasil angket intensitas mengikuti mujahadah nihadlul

mustaghfirin dan tingkat kontrol diri santri di Pondok Pesantren Nurul

Hidayah Sidayu Batang tersebut di atas, maka dapat diketahui koefisien

korelasi antara variabel X dan Y dengan menggunakan Program SPSS

12.0 for Windows sebagai berikut:


(b)
Model Summary

R Adjusted Std. Error of the


Model R Square R Square Estimate

1 (a)
.410 .168 .151 12.558
a Predictors: (Constant), Intensitas Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin
b Dependent Variable: Kontrol Diri Santri

Koefisien korelasi Pearson (r) didapat sebesar 0.410, nilai

tersebut menyatakan besarnya derajat keeratan hubungan antara

intensitas mengikuti mujahadah nihadlul mustaghfirin dan tingkat

kontrol diri santri. Nilai sebesar 0.168 pada tabel R Square di atas

menunjukkan bahwa besarnya intensitas mengikuti mujahadah

nihadlul mustaghfirin dan tingkat kontrol diri santri adalah 16.8% dan

sisanya dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 84.2%.


72

Setelah diadakan uji korelasi dengan rumus korelasi momen

tengkar dari Pearson, maka hasil yang diperoleh dikonsultasikan

dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% dan 1% sebagai berikut:

rxy = 0.410 > rtabel (n = 50) 0.05 = (0.279)

rxy = 0.410 > rtabel (n = 50) 0.01 = (0.361).

Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan “adanya

pengaruh intensitas mengikuti mujahadah nihadlul mustaghfirin dan

tingkat kontrol diri santri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu

Batang” dinyatakan diterima.

2. Uji Signifikasi Korelasi Melalui Uji t

Untuk menguji korelasi itu signifikan atau tidak, maka dapat

dilakukan dengan melalui uji t dengan rumus sebagai berikut:



( )
73

(a)
Coefficients

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
Std.
B Error Beta
1 (Constant) 68.909 17.195 4.007 .000
Intensitas
Mujahadah Nihadlul .460 .148 .410 3.113 .003
Mustaghfirin
a Dependent Variable: Kontrol Diri Santri

Dari nilai t pada tabel di atas = 3.113 akan diambil keputusan

dengan mencocokkan pada signifikansi pada ttabel 0,05% dengan dk 50-2

diperoleh t(0,05:50) = 2.009. Sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung >

ttabel, maka korelasi variabel X dengan variabel Y signifikan.

3. Mencari persamaan garis regresi dengan menggunakan rumus regresi

sederhana sebagai berikut:

Keterangan:

= Subyek dalam dependen

a = Konstanta (harga ̂ 0 = 0)

b = Angka arah atau koefisien regresi

X = Subyek variabel independent yang mempunyai nilai tertentu.

Dari data tabel kerja regresi telah diketahui mean masing-masing variabel;

N : 50 ∑ X² : 675840

∑ X : 5782 ∑ Y² : 755252

∑ Y : 6108 ∑ XY : 709649

̅ : 115.64

̅ : 122.16
74

Untuk mengetahui terlebih dahulu harus dicari harga a dan b

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

∑ (∑ )(∑ )
∑ (∑ )

( ) ( )( )
( ) ( )

̅ ̅

( )

( )

Jadi

( )

4. Mencari variasi regresi

Mencari variasi regresi dengan menggunakan rumus regresi

sebagai berikut:

Sebelumya akan dicari:

(∑ )

75

( )

(∑ )

( )
76

Jadi:

Selanjutnya, dari penghitungan regresi di atas dapat disimpulkan pada

tabel ringkasan regresi berikut:

Tabel 5.8
Tabel Ringkasan Hasil Analisis Regresi
(b)
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression (a)
1528.757 1 1528.757 9.694 .003
Residual 7569.963 48 157.708
Total 9098.720 49
a Predictors: (Constant), Intensitas Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin
b Dependent Variable: Kontrol Diri Santri

5.3. Analisis Lanjut

Pada analisis lanjut ini akan diinterpretasikan hasil dari hipotesis

secara relefan dengan hipotesis yang diajukan yaitu ada pengaruh intensitas

mengikuti mujahadah nihadlul mustaghfirin dan tingkat kontrol diri santri di

Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang.

Semakin tinggi intensitas mengikuti mujahadah nihadlul mustaghfirin

yang dilakukan oleh santri maka akan semakin tinggi tingkat kontrol diri

santri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang. Begitupun

sebaliknya semakin rendah intensitas mengikuti mujahadah nihadlul

mustaghfirin maka akan semakin rendah tingkat kontrol diri santri di Pondok
77

Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang, dengan membuktikan hasil Freg

pada tabel dengan (n = 50) pada taraf signifikan 5% dan 1%. Untuk menguji

apakah intensitas mengikuti mujahadah nihadlul mustaghfirin di Pondok

Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang berpengaruh terhadap kontrol diri

santri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang itu signifikan, maka

harga Freg = 9.694 dapat dikonsultasikan dengan Ftabel dengan n = 50 atau

derajat kebebasan db = 50 – 2 = 48. Harga F pada tabel taraf signifikan 1%

ditulis Ft 0,01(1:48) dan untuk taraf signifikan 5% ditulis Ft 0,05 (1:48) pada tabel

dapat diketahui bahwa:

Sumber Ft
db JK RK Freg
Variansi 5% 1%
Regresi 1 1528,757 1528,757
9,694 4,04 7,19
Residu 48 7569,963 157,708
Total 49 9098,720

Freg = 9,694 > Ft 0,05 : 4,04 = Signifikan dan hipotesis diterima.

Freg = 9,694 > Ft 0,01 : 7,19 = Signifikan dan hipotesis diterima.

Dengan demikian intensitas mengikuti mujahadah nihadlul

mustaghfirin merupakan faktor yang dapat digunakan sebagai prediktor

dalam meningkatkan kontrol diri santri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah

Sidayu Batang. Semakin sering mengikuti mujahadah nihadlul mustaghfirin

maka akan semakin tinggi kontrol diri santri di Pondok Pesantren Nurul

Hidayah Sidayu Batang, begitu pula sebaliknya.

Hal tersebut ditemukan pula oleh koefisien determinasi r² = 0.410² =

0.168. Adapun sumbangan variabel intensitas mengikuti mujahadah nihadlul


78

mustaghfirin dan tingkat kontrol diri santri di Pondok Pesantren Nurul

Hidayah Sidayu Batang dapat diperoleh nilai sebesar 16.8%, sedangkan

sisanya sebesar 83.2% dijelaskan oleh prediktor lain dan kesalahan-kesalahan

lain (error sampling dan non sampling) ada kemungkinan disebabkan oleh

faktor-faktor lain.

5.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin merupakan salah satu kegiatan

yang dapat menghentikan gambaran-gambaran negatif serta dapat mengobati

penyakit psikologis terutama dalam meningkatkan kontrol diri. Karena pada

dasarnya mujahadah tersebut dapat menenangkan jiwa seseorang.

Internalisasi dari pemaknaan Mujahadah nihadlul mustaghfirin dapat

menumbuhkan dan meningkatkan kontrol diri terutama dalam mengontrol

perilaku yang menyimpang. Individu cenderung bisa mengatur dirinya

sendiri, mampu mendahulukan skala prioritas yang harus dicapai oleh

individu tersebut dan juga akan senantiasa berusaha mengejar ketertinggalan

dan kekurangan yang dimilikinya. Individu yang mempunyai kontrol diri

yang baik, ia senantiasa mampu mengendalikan perilaku yang menyimpang.

Sebagai hasil penelitian di atas bahwa intensitas melaksanakan

Mujahadah nihadlul mustaghfirin sangat berpengaruh dalam mengendalikan

dan mengontrol timbulnya perilaku yang menyimpang pada Santri di Pondok

pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang.


79

Al-Banjari (2010: 15) menyatakan bahwa ketika seseorang

mengamalkan asma-asma Allah maka orang tersebut akan mendapatkan

rahmat dan kasih sayang-Nya, dan Allah akan menjaga hatinya dari segala

keburukan. Al-Jauziyah (dalam Bukhori, 2008: 107) menyatakan bahwa

dzikir merupakan salah satu cara agar seseorang merasa selalu terawasi oleh

Allah. Ia juga menyatakan bahwa dzikir dapat menimbulkan self control.

Mujahadah mendatangkan ketenangan dan perasaan selalu diawasi

oleh Allah, karena pada saat mujahadah mereka memusatkan pikiran dan

perasaan kepada Allah dengan cara menyebut nama-Nya berulang-ulang,

menyebabkan mereka mempunyai pengalaman berhubungan dengan Allah.

Secara psikologis, akibat perbuatan mengingat Allah ini dalam alam

kesadaran akan berkembang penghayatan akan kehadiran Tuhan, yang

senantiasa mengetahui segala tindakan yang nyata maupun yang tersembunyi.

Ia tidak akan merasa hidup sendirian di dunia ini, karena ada Dzat yang maha

mendengar keluhkesahnya yang mungkin tidak dapat diungkapkan kepada

siapapun. Jadi dengan mujahadah tersebut seseorang mendapatkan

ketenangan di dalam batinnya. Dalam kondisi psikis yang tenang seseorang

akan berpikir positif terhadap sesuatu peristiwa, dan menghindarkan diri dari

pemikiran-pemikiran negatif yang menimbulkan kemarahan sehingga

menumbuhkan kontrol diri.

Mujahadah kepada Allah dalam alam kesadaran akan merasakan

kehadiran Allah, yang senantiasa mengetahui segala tindakan yang nyata

maupun yang tersembunyi, yang pada akhirnya mengarahkan seseorang untuk


80

selalu berfikir dan berperilaku positif. Salah satu alternatif kegiatan yang bisa

menghentikan pikiran dari gambaran-gambaran penyebab kemarahan adalah

dengan mengikuti mujahadah nihadlul mustaghfirin. Karena pada dasarnya

mujahadah nihadlul mustaghfirin merupakan aktifitas yang menciptakan

keadaan tenang baik ketika sedang melakukan mujahadah maupun di luar

mujahadah yang dapat menimbulkan ketenangan batin (Isya, 2001: 80).

Dari uraian di atas terlihat bahwa subjek yang mengikuti mujahadah

memperoleh ketenangan dan merasa terawasi oleh Allah. Pada kondisi

tersebut memungkinkan seseorang untuk selalu berfikir positif, sehingga

terhindar dari hal-hal yang menyimpang.

Dengan mujahadah nihadlul mustaghfirin, maka subjek penelitian di

atas memperoleh efek ketenangan. Apabila mujahadah nihadlul mustaghfirin

tersebut selalu diucapkan secara berulang-ulang sambil membayangkan atau

menghayati maknanya akan menghasilkan ketenangan. Pada saat kondisi

psikis tenang maka seseorang akan mampu mengatur dirinya serta terhindar

dari pikiran-pikiran negatif yang menimbulkan kemarahan sehingga dapat

meningkatkan kontrol diri.

Menurut Subandi (1994: 112) prinsip pokok dalam dzikir adalah

pemusatan pikiran dan perasaan pada Allah dan menyebut nama-nama-Nya

berulang-ulang. Karena dengan demikian seseorang akan mempunyai

pengalaman berhubungan dengan Allah. Hal itu terjadi karena proses auto-

sugesti.
BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas penelitian yang telah dilakukan, maka

penelitian dapat mengambil kesimpulan:

Bahwa intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

signifikan terhadap kontrol diri santri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah

Sidayu Batang. Intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin di

Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang merupakan faktor yang

dapat digunakan sebagai prediktor pada kriterium kontrol diri santri di

Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang, dengan hipotesis yang

peneliti ajukan bahwa “Semakin sering intensitas mengikuti Mujahadah

Nihadlul Mustaghfirin maka akan semakin tinggi tingkat kontrol diri santri di

Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang. Begitu juga sebaliknya,

semakin rendah intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin maka

semakin rendah tingkat kontrol diri santri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah

Sidayu Batang.

Dari hasil analisis dengan menggunakan rumus regresi dapat diketahui

bahwa intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin berpengaruh

terhadap kontrol diri santri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu

Batang. Pada taraf signifikansi 5% dan 1% Freg = 9.694 dan rtabel dengan db =

50 – 2 = 48 ditulis Ft0,01(1: 48) dan untuk taraf signifikansi 5% ditulis Ft0,05(1: 48)

81
82

pada tabel diketahui Freg = 9.694 > Ft0,05 = 4,04 dan Freg = 9.694 > Ft0,01 = 7,19

berarti signifikan dan hipotesis diterima.

Besaran nilai Freg = 9,694, hasil rata-rata intensitas mengikuti

Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin di Pondok Pesantren Nurul Hidayah

Sidayu Batang sebesar 115.7 pada interval 110 – 119 yang berarti rata-rata

kualifikasi intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin adalah

“Tinggi”. Sedangkan hasil rata-rata tentang kontrol diri santri sebesar 124.9

terletak pada interval 118 – 127 yang berarti rata-rata kualifikasi kontrol diri

santri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang adalah “Sedang”.

Ditemukan pula koefisien determinasi r² = 0,410² = 0,168. Adapun

sumbangan variabel intensitas mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

dan tingkat kontrol diri santri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu

Batang sebesar 16.8%, sedangkan sisanya sebesar 83.2% dijelaskan oleh

prediktor lain dan kesalahan-kesalahan lain (error sampling dan non

sampling).

6.2. Limitasi

Penelitian ini menggunakan metode statistik dengan menggunakan

rumus regresi satu prediktor dengan skor kasar sehingga proses

pendistribusian angka ke dalam bentuk penjabaran juga menjadikan kendala

bagi penulis karena proses tersebut diperlukan ketelitian dan kejelian penulis

agar penghitungannya tepat.


83

Untuk meminimalisir kesalahan dalam pengolahan datanya penulis

juga menggunakan program SPSS versi 12.0 for Windows agar penulis dapat

membandingkan hasil perhitungan data sehingga tingkat kesalahan dapat

diminimalisir. Namun demikian penulis juga sudah berusaha semaksimal

mungkin untuk menjadikan hasil penelitian ini mudah dipahami dan

dimengerti oleh pembaca. Kepada peneliti yang akan datang agar teliti dan

hati-hati dalam menggunakan metode penelitian sehingga hasil yang

diperoleh akan sesuai dan tepat.

6.3. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan

yang diambil, maka dapat diajukan saran yang mungkin akan berguna bagi

pihak yang berkompeten, yaitu:

6.3.1. Bagi subjek penelitian

Untuk para santri hendaklah semakin meningkatkan intensitas

mengikuti Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin agar senantiasa

ditanamkan pada diri santri Nurul Hidayah Sidayu Batang dan

mengimplementasikan nilai-nilai Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

dalam kehidupan sehari-hari, hal ini penting untuk mendidik jiwa agar

selalu ingat kepada Allah sebagai benteng bagi santri dari

berkembangnya arus modernisasi yang telah banyak mengabaikan

nilai-nilai moralitas.
84

6.3.2. Bagi lembaga Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang

Bagi lembaga Pondok Pesantren Nurul Hidayah Sidayu Batang

yaitu pengurus yang memberikan layanan pembinaan bagi santri

diharapkan mampu memberikan pelayanan yang menyeimbangkan

aspek fisik, psikis, spiritual, fasilitas, dan juga waktu agar pelaksanaan

Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin berjalan dengan baik.

6.3.3. Untuk pimpinan

Untuk pimpinan hendaknya juga melakukan pendidikan

psikomotorik (pengalaman) dan kognitif (rasional) dalam melakukan

dan menanamkan nilai-nilai Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin.

6.4. Penutup

Penulis berharap agar hasil penelitian ini bermanfaat bagi diri penulis

dan pembaca umumnya. Mujahadah selama ini memang telah banyak

tersebar. Tetapi jika dilihat selama ini Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

hanya dilihat dari aspek supranatural, seperti khasiat dan manfaatnya saja.

Penelitian ini penulis harapkan memberikan kontribusi dalam khasanah

intelektual karena pembahasan Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin lebih

terfokus pada aspek prakteknya.

Peneliti menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik konstruktif

demi kesempurnaan skripsi ini.


DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ary Ginanjar. 2005. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi


dan Spiritual ESQ. Jakarta: Penerbit Arga.
Ali, Yunasril. 2003. Jenjang-jenjang Ruhani. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim. 2004. Menuju Kesucian Hati.Yogyakarta: Mardhiyah
Press.
Andjani, Sari, Efektifitas Teknik Kontrol Diri Pada Pengendalian Kemarahan,
Jurnal Psikologi, Tahun ke XVIII Nomor 1, Juni 1991.
An-Najjar, Amir, 2001. Ilmu Jiwa Dalam Tasawuf. Jakarta: Pustaka Azzam.
Annas, Ahmad 2006. Paradigma Dakwah Kontemporer. Semarang: Pustaka Rizki
Putra.
Anshori, Afif, 2003. Dzikir Demi Kedamaian Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta, Cet.9.
Availible : http:// Latahzan. Word. Press. Com. [18-5-2005]
Azis, Rahmat dan Yuliati Hitifah, 2005. Hubungan Dzikir dengan Kontrol Diri
Santri Manula di Pesantren Roudlotul Ulum, Kediri, Jurnal Psikologi
Islami, Vol 1, Nomor 2, Desember 2005
Azwar, Saifudin, 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Budiraharjo, Paulus 1997. MengenaKpribadianMutakhir, Yogyakarta: Kanisius.


Bukhori, Baidi, 2008. Dzikir Al-Asma Al-Husna, Semarang: Syiar Media
Publishing.
Departemen Agama RI. 1989. Al-Quran dan Terjemah, Semarang: Toha Putra.
Ghufron, M.Nur, Rini Risnawita S. 2010. Teori-Teori Psikolog. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.
Hadi, Sutrisno, 1994. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset, Cet. XXVI.

Hadi, Sutrisno, 2004. AnalisisRegresi, Yogyakarta.


Hasil wawancara dengan Khoirul Amin, 15 juli 2010.
HasilwawancaradenganMuthoharoh, 20 juli 2011
Hawari, Dadang, 1999. Do’a dan Dzikir sebagai Pelengkap Terapi Medis.
Yogyakarta: PT. Dana Bakti Prima Yasa.
Isya (ed), Basyar, 2001. Meredam Gelisah Hati Abdullah Gyimnastiar. Bandung:
MQS Pustaka Grafika.
Kartono, Kartini dan Dr. Jenny Andari, 1989. Hygieni Mental dan Kesehatan
Mental dalam Islam, Bandung: Mandar Maju.
Mutaqqin, Joko, 2005.Mujahadah Dan Pengendalian Emosi Santri (Studi
Pelaksanaan Mujahadah Pondok Pesantren Al-Huda Petak Sidoharjo
Susukan Kabupaten Semarang), (Tidak dipublikasikan, Skripsi, Fakultas
Dakwah IAIN Semarang).
Najati, MuhammadUstman, 2005. Psikologidalam Al-Qur’an.Bandung: CV
PustakaSetia.
Shihab M, Quraisyi, 1996. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.
Subandi, Psikologi Islami Dan Sufisme. Dalam Fuad Nashori, 1994. Membangun
Paradigma Psikologi Islami, Yogyakarta: Sipress.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D), Bandung: Alfabeta.
Tabataba’i, Ayatullah Husyain, 2005. Perjalanan Ruhani, Depok: Inisiasi Press.
Tasmara, Toto, 2001. Kecerdasan Ruhaniyah. Jakarta: Gema Insani Press.
JAMA’AH MUJAHADAH NIHADLUL MUSTAGHFIRIN
WIGATOS : (1) Sifatipun mujahadah NIHADLUL MUSTAGHFIRIN : Netral mboten wonten sambet rapetipun kaliyan organisasi masyarakat utawi
organisasi politik punapa dene partai politik pupana kemawon. [2] Tujuanipun mujahadah NIHADLUL MUSTAGHFIRIN : Li-ishlaachi dzaatilbaini
(kangge ngrukunaken tiyang-tiyang ingkang anggadahi permasalahan utawi sesatron saking urusan pribadi, organisasi utawi agami). [3]
Faidahipun mujahadan HIHADLUL MUSTAGHFIRIN : Litachshill jamii’iimaqooshidi min umriddunya wal-akhirat (kangge ngasilaken pinten-pinten
perkawis ingkang dipun seja saking urusan Dunyawi lan Ukhrowi).

TATA CARANIPUN NINDAAKEN : [1] Fatichah ingkang kaping 7 wonten ing lafadh : AHLILQORYATI…………… dipun isi naminipun dusun
ingkang dipun panggeni Mujahadah. [2] Wonten ing lafadh : KHUSNUDHON………. dipun isi naminipun tiyang ingkang dipun seja. [3] Wonten ing
lafadh : AGHITSNI……………… lan lafadh : MIN CHAAJATI…………….. dipun isi punapa ingkang dipun suwun wonten ing lebetipun manah.

TATA KRAMANIPUN NINDAAKEN AMRIH KASEMBADANIPUN PANYUWUNAN : [1] Sholat Hajat 2 Raka’at. [2] Madep ing Qiblat. [3] Yaqin.
[4] Ikhlas. [5] Hadiripun maneh dateng perkawis ingkang dipun seja.

PEPENGET : Dipun sediaaken AUROD MUJAHADAH NIHADLUL MUSTAGHFIRIN ingkang rupi buku mawi huruf arab lan latin ingkang
mengku dunga KANZUL ‘ARSYI lan fadlilah-fadlilahipun.

)1(
)2(
)3(
)4(
)5(
)6(
)7(
IDENTITAS DIRI

1. Nama :………………………..
2. Alamat :………………………..
3. Blok :………………………..

PETUNJUK
Kami bermaksud meminta bantuan kepada Anda dengan cara mengisi dua macam
skala. Mohon Anda membaca petunjuk-petunjuk di bawah ini:
1. Dalam skala-skala ini terdapat sejumlah pernyataan. Setelah membaca secara
seksama Anda diminta memilih salah satu dari 5 pilihan tanggapan yang tersedia
dengan memberi tanda (X) pada pilihan yang disediakan, yaitu:
SS : Bila Anda sangat sesuai dengan pernyataan
S : Bila Anda sesuai dengan pernyataan
TS : Bila Anda tidak sesuai dengan pernyataan
STS : Bila Anda sangat tidak sesuai dengan pernyataan
N : Netral
2. Pilih alternatif tanggapan yang benar-benar sesuai dengan keadaan/pernyataan diri
Anda.
3. Seumpama pertanyaan yang secara kenyataan Anda belum mengalaminya, Anda
dapat membayangkan bila suatu saat Anda mengalaminya dan memperkirakan reaksi
Anda terhadap hal tersebut.
4. Dalam menjawab skala ini mohon semua jawaban (tidak satupun yang terlewatkan),
dan Anda tidak perlu takut salah, karena jawaban dapat diterima.
5. Kerahasiaan identitas dan jawaban Anda akan kami jamin.
6. Kesungguhan dan kejujuran Anda sangat menentukan kualitas penelitian ini. Untuk
itu kami ucapkan terima kasih.

Semarang, 9 Agustus 2011


peneliti
SKALA 1
Sangat
Sangat Tidak
Sesuai N Tidak
NO PERNYATAAN Sesuai Sesuai
(S) (Netral) Sesuai
( SS ) ( TS )
( STS )
1 Ketika motor saya hilang, saya harus
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
sadar bahwa itu adalah musibah
2 Saya diam saja apabila disakiti teman (SS) (S) (N) (TS) (STS)
3 Saya bimbang dalam memilih tanpa
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
pertimbangan orang lain
4 Ketika saya mempunyai masalah yang
tidak menyenangkan saya bisa (SS) (S) (N) (TS) (STS)
mengendalikan
5 Meskipun saya stres saya tidak berusaha
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
untuk menghilangkan
6 Saya mengabaikan apa yang saya lakukan
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
meskipun merugikan saya
7 Jika saya dijauhi teman saya, saya tidak
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
akan dendam terhadapnya
8 Saya harus bisa memilih mana yang baik
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
dan yang salah
9 Saya harus bisa mengontrol perilaku saya
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
agar terhindar dari hal-hal yang negatif
10 Saya tidak dewasa dalam memahami
setiap perbedaan dan kesamaan (SS) (S) (N) (TS) (STS)

11 Selama ini saya belum bisa memilih


(SS) (S) (N) (TS) (STS)
sesuai dengan keyakinan
12 Ketika saya di suruh untuk mondok atau
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
kuliah saya akan memilih kuliah
13 Saya tidak bisa mengontrol emosi saya
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
dalam memilih setiap perbedaan
14 Ketika di suruh untuk memilih punya
pacar kaya atau miskin saya lebih memilih (SS) (S) (N) (TS) (STS)
yang kaya
15 Ketika saya diajak temen saya ke hal-hal
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
yang buruk saya bisa menghindarinya
16 Ketika teman saya di tertawakan saya ikut
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
mentertawakanya
17 Ketika saya mendapat informasi tidak
diterima disebuah pekerjaan, saya sabar (SS) (S) (N) (TS) (STS)
dan sadar bahwa itu belum rejeki saya
18 Saya melarikan diri dari pihak yang
berwenang ketika saya melakukan (SS) (S) (N) (TS) (STS)
tindakan kriminal
19 Ketika saya mau berbohong kepada orang
tua saya, saya harus berfikir untuk tidak (SS) (S) (N) (TS) (STS)
melakukanya
20 Saya selalu mencoba menahan diri saya, (SS) (S) (N) (TS) (STS)
walaupun orang itu selalu menyakiti saya
21 Walaupun saya memperbanyak dzikir,
saya tetap bimbang dalam mengambil (SS) (S) (N) (TS) (STS)
keputusan
22 Ketika saya disuruh mencontek temen
saya pada waktu ujian, saya harus
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
menolaknya dan berfikir akan belajar
dengan lebih giat lagi
23 Saya membicarakan aib teman saya
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
kepada orang lain
24 Setiap ada perbedaan yang muncul, saya
tidak toleran terhadap mereka yang tidak (SS) (S) (N) (TS) (STS)
sesuai dengan pendapat saya
25 Saya selalu bergantung kepada orang lain
dalam menghadapi masalah (SS) (S) (N) (TS) (STS)

26 Saya selalu berubah fikiran dalam


(SS) (S) (N) (TS) (STS)
bertindak
27 Saya tidak mau tahu atas perbuatan saya
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
terhadap orang lain
28 Saya selalu terpengaruh pada pilihan
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
orang lain
29 saya selalu mengambil keputusan sesuai
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
dengan keyakinan
30 ketika saya kuliah saya tidak mampu
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
untuk menyesuaikan diri

31. Saya selalu berfikir positif dalam menghadapi setiap masalah


32. Ketika teman saya memukul saya, saya tidak membalasnya
SKALA 1
Sangat
Sangat Tidak
Sesuai N Tidak
NO PERNYATAAN Sesuai Sesuai
(S) (Netral) Sesuai
( SS ) ( TS )
( STS )
1 Ketika motor saya hilang, saya harus
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
sadar bahwa itu adalah musibah
2 Saya diam saja apabila disakiti teman (SS) (S) (N) (TS) (STS)
3 Saya bimbang dalam memilih tanpa
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
pertimbangan orang lain
4 Ketika saya mempunyai masalah yang
tidak menyenangkan saya bisa (SS) (S) (N) (TS) (STS)
mengendalikan
5 Meskipun saya stres saya tidak berusaha
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
untuk menghilangkan
6 Saya mengabaikan apa yang saya lakukan
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
meskipun merugikan saya
7 Jika saya dijauhi teman saya, saya tidak
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
akan dendam terhadapnya
8 Saya harus bisa memilih mana yang baik
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
dan yang salah
9 Saya harus bisa mengontrol perilaku saya
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
agar terhindar dari hal-hal yang negatif
10 Saya tidak dewasa dalam memahami
setiap perbedaan dan kesamaan (SS) (S) (N) (TS) (STS)

11 Selama ini saya belum bisa memilih


(SS) (S) (N) (TS) (STS)
sesuai dengan keyakinan
12 Ketika saya di suruh untuk mondok atau
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
kuliah saya akan memilih kuliah
13 Saya tidak bisa mengontrol emosi saya
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
dalam memilih setiap perbedaan
14 Ketika di suruh untuk memilih punya
pacar kaya atau miskin saya lebih memilih (SS) (S) (N) (TS) (STS)
yang kaya
15 Ketika saya diajak temen saya ke hal-hal
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
yang buruk saya bisa menghindarinya
16 Ketika teman saya di tertawakan saya ikut
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
mentertawakanya
17 Ketika saya mendapat informasi tidak
diterima disebuah pekerjaan, saya sabar (SS) (S) (N) (TS) (STS)
dan sadar bahwa itu belum rejeki saya
18 Saya melarikan diri dari pihak yang
berwenang ketika saya melakukan (SS) (S) (N) (TS) (STS)
tindakan kriminal
19 Ketika saya mau berbohong kepada orang
tua saya, saya harus berfikir untuk tidak (SS) (S) (N) (TS) (STS)
melakukanya
20 Saya selalu mencoba menahan diri saya, (SS) (S) (N) (TS) (STS)
walaupun orang itu selalu menyakiti saya
21 Walaupun saya memperbanyak dzikir,
saya tetap bimbang dalam mengambil (SS) (S) (N) (TS) (STS)
keputusan
22 Ketika saya disuruh mencontek temen
saya pada waktu ujian, saya harus
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
menolaknya dan berfikir akan belajar
dengan lebih giat lagi
23 Saya membicarakan aib teman saya
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
kepada orang lain
24 Setiap ada perbedaan yang muncul, saya
tidak toleran terhadap mereka yang tidak (SS) (S) (N) (TS) (STS)
sesuai dengan pendapat saya
25 Saya selalu bergantung kepada orang lain
dalam menghadapi masalah (SS) (S) (N) (TS) (STS)

26 Saya selalu berubah fikiran dalam


(SS) (S) (N) (TS) (STS)
bertindak
27 Saya tidak mau tahu atas perbuatan saya
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
terhadap orang lain
28 Saya selalu terpengaruh pada pilihan
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
orang lain
29 saya selalu mengambil keputusan sesuai
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
dengan keyakinan
30 ketika saya kuliah saya tidak mampu
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
untuk menyesuaikan diri
31 Saya selalu berfikir positif dalam
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
menghadapi setiap masalah
32 Ketika teman saya memukul saya, saya
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
tidak membalasnya
SKALA II

STS
SS TS
S N (Sangat
NO PERNYATAAN (Sangat (Tidak
(Sesuai) (Netral) Tidak
Sesuai) Sesuai)
Sesuai)
1 Saya memperoleh ketenangan jiwa
ketika saya melakukan mujahadah
nihadlul mustaghfirin dengan (SS) (S) (N) (TS) (STS)
sungguh-sungguh
2 Saya melakukan mujahadah nihadlul
mustaghfirin dengan terus menerus (N) (STS)
agar cita-cita saya tercapai (SS) (S) (TS)

3 Saya sering malas mengikuti (S) (N) (STS)


(SS) (TS)
mujahadah di Pondok
4 Saya selalu mengikuti mujahadah agar (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
dekat dengan Allah
5 Ketika saya mengikuti mujahadah
nihadlul mustaghfirin saya (S) (N) (TS) (STS)
(SS)
melakukanya dengan sabar
6 Saya yakin bahwa do’a saya terkabul
ketika saya mengikuti mujahadah (SS) (S) (N) (TS) (STS)
dengan khusyu’
7 Saya melakukan mujahadah nihadlul
mustaghfirin tidak sesuai dengan (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
jadwal di Pon-pes Nurul Hidayah
Sidayu Batang
8 Dengan jarang dalam mengikuti
mujahadah nihadlul mustaghfirin saya (SS) (S) (N) (TS) (STS)
masih labil dalam mengontrol diri
9 Saya mengikuti mujahadah dari hati
saya sendiri tanpa ada paksaan dari (SS) (S) (N) (TS) (STS)
orang lain
10 Saya mendapatkan nilai jelek karena
saya jarang mengikuti mujahadah (SS) (S) (N) (TS) (STS)
nihadlul mustaghfiri di pondok
11 Saya mengikuti mujahadah dengan
kesungguhan hati agar hati saya (SS) (S) (N) (TS) (STS)
tenang
12 Saya putus asa ketika Allah (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
memberikan cobaan kepada saya
13 Saya akan mengikuti mujahadah (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
dengan setulus hati saya
14 Setiap nikmat yang diberikan oleh (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
Allah saya mensyukurinya
15 Dengan keikhlasan dalam mengikuti
mujahadah nihadlul mustaghfirin saya (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
yakin bahwa Allah akan mengabulkan
do’a saya
16 Saya selalu melakukan mujahadah (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
nihadlul mustaghfirin setiap waktu
17 Ketika saya mengikuti mujahadah
nihadlul mustaghfirin dengan (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
setengah hati saya merasa jauh dari
Allah
18 Dengan kemauan yang kuat dalam
mengikuti mujahadah nihadlul (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
mustghfirin adalah hal yang sangat
penting bagi saya
19 Saya hadir tepat waktu dalam
mengikuti mujahadah nihadlul (SS) (S) (N) (TS) (STS)
mustaghfirin
20 Saya mengikuti mujahadah nihadlul
mustaghfirin dengan sepenuh hati (SS) (S) (N) (TS) (STS)
agar memperoleh ketenangan jiwa
21 Saya yakin ketika saya mengikuti
mujahadah kurang serius saya tidak (SS) (S) (N) (TS) (STS)
dapat mengendalikan hawa nafsu
22 Ketika saya mengikuti mujahadah
dengan berbicara dengan orang lain (SS) (S) (N) (TS) (STS)
suasana hati saya tidak tentram
23 Saya mengikuti mujahadah dengan (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
sangat terpaksa
24 Saya ragu walaupun saya melakukan
mujahadah nihadlul mustaghfirin do’a (SS) (S) (N) (TS) (STS)
saya terkabul
25 Setelah saya mengikuti mujahadah (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
dengan rasa ikhlas hati saya tenang
26 Ketika saya mengikuti mujahadah
kurang sungguh-sungguh saya tidak (SS) (S) (N) (TS) (STS)
memperoleh ketenangan jiwa
27 Saya tidak pernah mengikuti (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
mujahadah nihadlul mustaghfirin
28 Saya mengikuti mujahadah hanya
formalitas saja agar di puji orang tua (SS) (S) (N) (TS) (STS)
saya
29 Saya selalu tepat waktu dalam
mengikuti mujahadah nihadlul (SS) (S) (N) (TS) (STS)
mustaghfirn agar hasilnya maksimal
30 saya selalu malas dalam mengikuti (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
mujahadah nihadlul mustaghfirin

31. Saya mengikuti Mujahadah agar dibukakan pintu hidayah oleh Allah SWT
32. Meskipun saya ikhlas mengikuti mujahadah hati saya bimbang
33. Saya tidak pernah mengikuti mujahadah tepat waktu
34. Saya mengikuti mujahadah dengan terpaksa.
SKALA II

STS
SS TS
S N (Sangat
NO PERNYATAAN (Sangat (Tidak
(Sesuai) (Netral) Tidak
Sesuai) Sesuai)
Sesuai)
1 Saya memperoleh ketenangan jiwa
ketika saya melakukan mujahadah
nihadlul mustaghfirin dengan (SS) (S) (N) (TS) (STS)
sungguh-sungguh
2 Saya melakukan mujahadah nihadlul
mustaghfirin dengan terus menerus (N) (STS)
agar cita-cita saya tercapai (SS) (S) (TS)

3 Saya sering malas mengikuti (S) (N) (STS)


(SS) (TS)
mujahadah di Pondok
4 Saya selalu mengikuti mujahadah agar (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
dekat dengan Allah
5 Ketika saya mengikuti mujahadah
nihadlul mustaghfirin saya (S) (N) (TS) (STS)
(SS)
melakukanya dengan sabar
6 Saya yakin bahwa do’a saya terkabul
ketika saya mengikuti mujahadah (SS) (S) (N) (TS) (STS)
dengan khusyu’
7 Saya melakukan mujahadah nihadlul
mustaghfirin tidak sesuai dengan (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
jadwal di Pon-pes Nurul Hidayah
Sidayu Batang
8 Dengan jarang dalam mengikuti
mujahadah nihadlul mustaghfirin saya (SS) (S) (N) (TS) (STS)
masih labil dalam mengontrol diri
9 Saya mengikuti mujahadah dari hati
saya sendiri tanpa ada paksaan dari (SS) (S) (N) (TS) (STS)
orang lain
10 Saya mendapatkan nilai jelek karena
saya jarang mengikuti mujahadah (SS) (S) (N) (TS) (STS)
nihadlul mustaghfiri di pondok
11 Saya mengikuti mujahadah dengan
kesungguhan hati agar hati saya (SS) (S) (N) (TS) (STS)
tenang
12 Saya putus asa ketika Allah (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
memberikan cobaan kepada saya
13 Saya akan mengikuti mujahadah (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
dengan setulus hati saya
14 Setiap nikmat yang diberikan oleh (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
Allah saya mensyukurinya
15 Dengan keikhlasan dalam mengikuti
mujahadah nihadlul mustaghfirin saya (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
yakin bahwa Allah akan mengabulkan
do’a saya
16 Saya selalu melakukan mujahadah (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
nihadlul mustaghfirin setiap waktu
17 Ketika saya mengikuti mujahadah
nihadlul mustaghfirin dengan (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
setengah hati saya merasa jauh dari
Allah
18 Dengan kemauan yang kuat dalam
mengikuti mujahadah nihadlul (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
mustghfirin adalah hal yang sangat
penting bagi saya
19 Saya hadir tepat waktu dalam
mengikuti mujahadah nihadlul (SS) (S) (N) (TS) (STS)
mustaghfirin
20 Saya mengikuti mujahadah nihadlul
mustaghfirin dengan sepenuh hati (SS) (S) (N) (TS) (STS)
agar memperoleh ketenangan jiwa
21 Saya yakin ketika saya mengikuti
mujahadah kurang serius saya tidak (SS) (S) (N) (TS) (STS)
dapat mengendalikan hawa nafsu
22 Ketika saya mengikuti mujahadah
dengan berbicara dengan orang lain (SS) (S) (N) (TS) (STS)
suasana hati saya tidak tentram
23 Saya mengikuti mujahadah dengan (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
sangat terpaksa
24 Saya ragu walaupun saya melakukan
mujahadah nihadlul mustaghfirin do’a (SS) (S) (N) (TS) (STS)
saya terkabul
25 Setelah saya mengikuti mujahadah (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
dengan rasa ikhlas hati saya tenang
26 Ketika saya mengikuti mujahadah
kurang sungguh-sungguh saya tidak (SS) (S) (N) (TS) (STS)
memperoleh ketenangan jiwa
27 Saya tidak pernah mengikuti (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
mujahadah nihadlul mustaghfirin
28 Saya mengikuti mujahadah hanya
formalitas saja agar di puji orang tua (SS) (S) (N) (TS) (STS)
saya
29 Saya selalu tepat waktu dalam
mengikuti mujahadah nihadlul (SS) (S) (N) (TS) (STS)
mustaghfirn agar hasilnya maksimal
30 saya selalu malas dalam mengikuti (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
mujahadah nihadlul mustaghfirin
31 Saya mengikuti Mujahadah agar
dibukakan pintu hidayah oleh Allah (SS) (S) (N) (TS) (STS)
SWT
32 Meskipun saya ikhlas mengikuti (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
mujahadah hati saya bimbang
33 Saya tidak pernah mengikuti (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
mujahadah tepat waktu
34 Saya mengikuti mujahadah dengan (S) (N) (STS)
(SS) (TS)
terpaksa.
HASIL UJI DATA
Dengan Program SPSS 12.0 for Windows

Data Validitas dan Reliabilitas Variabel X


Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N


Item-1 4.30 .953 50
Item 2 3.72 .640 50
Item-3 3.72 .640 50
Item-4 3.78 .764 50
Item-5 3.72 .640 50
Item-6 3.88 .594 50
Item-7 4.10 .763 50
Item-8 3.94 .767 50
Item-9 3.72 .640 50
Item-10 4.16 .866 50
Item-11 3.72 .640 50
Item-12 4.18 .800 50
Item-13 3.72 .640 50
Item-14 3.72 .640 50
Item-15 3.92 .778 50
Item-16 4.08 .853 50
Item-17 3.88 .746 50
Item-18 3.72 .991 50
Item-19 3.72 .640 50
Item-20 3.64 .598 50
Item-21 3.74 1.006 50
Item-22 3.72 .640 50
Item-23 3.80 .881 50
Item-24 4.30 .614 50
Item-25 3.88 .746 50
Item-26 3.72 .640 50
Item-27 3.72 .991 50
Item-28 3.74 .633 50
Item-29 3.72 .640 50
Item-30 3.96 1.068 50
TOTAL 115.64 12.130 50
Correlations

No. Item Item-1 s/d Item-30 TOTAL


Item-1 Pearson Correlation 1 -.068 .322(*)
Sig. (2-tailed) . .638 .023
N 50 50 50
Item 2 Pearson Correlation .141 .192 .830(**)
Sig. (2-tailed) .330 .181 .000
N 50 50 50
Item-3 Pearson Correlation .141 .192 .830(**)
Sig. (2-tailed) .330 .181 .000
N 50 50 50
Item-4 Pearson Correlation .261 .289(*) .551(**)
Sig. (2-tailed) .067 .042 .000
N 50 50 50
Item-5 Pearson Correlation .141 .192 .830(**)
Sig. (2-tailed) .330 .181 .000
N 50 50 50
Item-6 Pearson Correlation .209 -.169 .399(**)
Sig. (2-tailed) .145 .242 .004
N 50 50 50
Item-7 Pearson Correlation .491(**) .130 .465(**)
Sig. (2-tailed) .000 .367 .001
N 50 50 50
Item-8 Pearson Correlation -.059 .171 .478(**)
Sig. (2-tailed) .686 .234 .000
N 50 50 50
Item-9 Pearson Correlation .141 .192 .830(**)
Sig. (2-tailed) .330 .181 .000
N 50 50 50
Item-10 Pearson Correlation -.059 .537(**) .433(**)
Sig. (2-tailed) .682 .000 .002
N 50 50 50
Item-11 Pearson Correlation .141 .192 .830(**)
Sig. (2-tailed) .330 .181 .000
N 50 50 50
Item-12 Pearson Correlation .329(*) .152 .434(**)
Sig. (2-tailed) .020 .293 .002
N 50 50 50
Item-13 Pearson Correlation .141 .192 .830(**)
Sig. (2-tailed) .330 .181 .000
N 50 50 50
Item-14 Pearson Correlation .141 .192 .830(**)
Sig. (2-tailed) .330 .181 .000
N 50 50 50
Item-15 Pearson Correlation -.022 .143 .440(**)
Sig. (2-tailed) .879 .321 .001
N 50 50 50
Item-16 Pearson Correlation .095 -.019 .322(*)
Sig. (2-tailed) .510 .897 .022
N 50 50 50
Item-17 Pearson Correlation .195 .147 .291(*)
Sig. (2-tailed) .174 .307 .041
N 50 50 50
Item-18 Pearson Correlation .004 .278 .397(**)
Sig. (2-tailed) .976 .050 .004
N 50 50 50
Item-19 Pearson Correlation .141 .192 .830(**)
Sig. (2-tailed) .330 .181 .000
N 50 50 50
Item-20 Pearson Correlation .265 .201 .424(**)
Sig. (2-tailed) .063 .162 .002
N 50 50 50
Item-21 Pearson Correlation .253 -.029 .378(**)
Sig. (2-tailed) .076 .842 .007
N 50 50 50
Item-22 Pearson Correlation .141 .192 .830(**)
Sig. (2-tailed) .330 .181 .000
N 50 50 50
Item-23 Pearson Correlation .243 -.117 .310(*)
Sig. (2-tailed) .089 .418 .028
N 50 50 50
Item-24 Pearson Correlation .157 .330(*) .382(**)
Sig. (2-tailed) .277 .019 .006
N 50 50 50
Item-25 Pearson Correlation .195 .147 .291(*)
Sig. (2-tailed) .174 .307 .041
N 50 50 50
Item-26 Pearson Correlation .141 .192 .830(**)
Sig. (2-tailed) .330 .181 .000
N 50 50 50
Item-27 Pearson Correlation .004 .278 .397(**)
Sig. (2-tailed) .976 .050 .004
N 50 50 50
Item-28 Pearson Correlation .132 .165 .793(**)
Sig. (2-tailed) .361 .251 .000
N 50 50 50
Item-29 Pearson Correlation .141 .192 .830(**)
Sig. (2-tailed) .330 .181 .000
N 50 50 50
Item-30 Pearson Correlation -.068 1 .367(**)
Sig. (2-tailed) .638 . .009
N 50 50 50
TOTAL Pearson Correlation .322(*) .367(**) 1
Sig. (2-tailed) .023 .009 .
N 50 50 50
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Menentukan nilai validitas dengan korelasi r-pearson dengan:
Derajat kebebasan (df) = 50 – 2 = 48
Tingkat signifikansi (α) = 0.05
Sehingga r-tabel = r (48; 0.05) = 0.279
Jadi nilai r item dinyatakan valid apabila > r-tabel.
Reliability
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.912 30

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


Item-1 4.30 .953 50
Item 2 3.72 .640 50
Item-3 3.72 .640 50
Item-4 3.78 .764 50
Item-5 3.72 .640 50
Item-6 3.88 .594 50
Item-7 4.10 .763 50
Item-8 3.94 .767 50
Item-9 3.72 .640 50
Item-10 4.16 .866 50
Item-11 3.72 .640 50
Item-12 4.18 .800 50
Item-13 3.72 .640 50
Item-14 3.72 .640 50
Item-15 3.92 .778 50
Item-16 4.08 .853 50
Item-17 3.88 .746 50
Item-18 3.72 .991 50
Item-19 3.72 .640 50
Item-20 3.64 .598 50
Item-21 3.74 1.006 50
Item-22 3.72 .640 50
Item-23 3.80 .881 50
Item-24 4.30 .614 50
Item-25 3.88 .746 50
Item-26 3.72 .640 50
Item-27 3.72 .991 50
Item-28 3.74 .633 50
Item-29 3.72 .640 50
Item-30 3.96 1.068 50
Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Item-1 111.34 140.596 .249 .914
Item 2 111.92 134.647 .813 .905
Item-3 111.92 134.647 .813 .905
Item-4 111.86 137.511 .505 .909
Item-5 111.92 134.647 .813 .905
Item-6 111.76 141.737 .357 .911
Item-7 111.54 139.111 .414 .911
Item-8 111.70 138.827 .427 .910
Item-9 111.92 134.647 .813 .905
Item-10 111.48 138.785 .373 .912
Item-11 111.92 134.647 .813 .905
Item-12 111.46 139.356 .378 .911
Item-13 111.92 134.647 .813 .905
Item-14 111.92 134.647 .813 .905
Item-15 111.72 139.430 .386 .911
Item-16 111.56 141.190 .257 .914
Item-17 111.76 142.431 .233 .913
Item-18 111.92 138.565 .325 .913
Item-19 111.92 134.647 .813 .905
Item-20 112.00 141.347 .382 .911
Item-21 111.90 138.908 .304 .914
Item-22 111.92 134.647 .813 .905
Item-23 111.84 141.280 .243 .914
Item-24 111.34 141.821 .337 .912
Item-25 111.76 142.431 .233 .913
Item-26 111.92 134.647 .813 .905
Item-27 111.92 138.565 .325 .913
Item-28 111.90 135.357 .773 .906
Item-29 111.92 134.647 .813 .905
Item-30 111.68 138.753 .288 .914

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


115.64 147.133 12.130 30

Untuk uji reliabilitas dapat diketahui dari nilai Alpha (0.912).


Apabila nilai Alpha lebih besar dari r-tabel maka variabel diteliti (0.912 > 0.279) adalah reliabel.
Data Validitas dan Reliabilitas Variabel Y
Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N


Item-1 4.26 .600 50
Item 2 3.82 .629 50
Item-3 3.90 .707 50
Item-4 4.02 .769 50
Item-5 3.88 .849 50
Item-6 4.06 .767 50
Item-7 3.76 1.153 50
Item-8 4.08 .752 50
Item-9 3.98 1.040 50
Item-10 4.08 .778 50
Item-11 4.06 .890 50
Item-12 4.32 .891 50
Item-13 4.08 .829 50
Item-14 3.92 .829 50
Item-15 4.04 .755 50
Item-16 3.98 .845 50
Item-17 4.04 .781 50
Item-18 4.04 .755 50
Item-19 4.00 .833 50
Item-20 4.08 .829 50
Item-21 4.42 .702 50
Item-22 4.12 .746 50
Item-23 4.08 .752 50
Item-24 4.28 .607 50
Item-25 4.34 .593 50
Item-26 4.06 .767 50
Item-27 4.02 .769 50
Item-28 4.08 .752 50
Item-29 4.28 .607 50
Item-30 4.08 .752 50
TOTAL 122.16 13.627 50
Correlations
Item Item-1 s/d Item-30 TOTAL
Item-1 Pearson Correlation 1 .225 .389(**)
Sig. (2-tailed) . .117 .005
N 50 50 50
Item 2 Pearson Correlation .127 .463(**) .544(**)
Sig. (2-tailed) .381 .001 .000
N 50 50 50
Item-3 Pearson Correlation .207 .630(**) .618(**)
Sig. (2-tailed) .149 .000 .000
N 50 50 50
Item-4 Pearson Correlation -.144 .209 .321(*)
Sig. (2-tailed) .318 .145 .023
N 50 50 50
Item-5 Pearson Correlation .223 .271 .545(**)
Sig. (2-tailed) .120 .057 .000
N 50 50 50
Item-6 Pearson Correlation .187 .841(**) .808(**)
Sig. (2-tailed) .193 .000 .000
N 50 50 50
Item-7 Pearson Correlation .328(*) .093 .401(**)
Sig. (2-tailed) .020 .519 .004
N 50 50 50
Item-8 Pearson Correlation .270 .892(**) .883(**)
Sig. (2-tailed) .058 .000 .000
N 50 50 50
Item-9 Pearson Correlation .074 .211 .362(**)
Sig. (2-tailed) .610 .141 .010
N 50 50 50
Item-10 Pearson Correlation .261 .721(**) .870(**)
Sig. (2-tailed) .068 .000 .000
N 50 50 50
Item-11 Pearson Correlation .429(**) .511(**) .628(**)
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000
N 50 50 50
Item-12 Pearson Correlation .070 .327(*) .403(**)
Sig. (2-tailed) .628 .021 .004
N 50 50 50
Item-13 Pearson Correlation -.084 .055 .317(*)
Sig. (2-tailed) .563 .704 .025
N 50 50 50
Item-14 Pearson Correlation .166 .305(*) .348(*)
Sig. (2-tailed) .250 .031 .013
N 50 50 50
Item-15 Pearson Correlation .292(*) .822(**) .888(**)
Sig. (2-tailed) .040 .000 .000
N 50 50 50
Item-16 Pearson Correlation .091 .388(**) .541(**)
Sig. (2-tailed) .530 .005 .000
N 50 50 50
Item-17 Pearson Correlation .282(*) .794(**) .896(**)
Sig. (2-tailed) .047 .000 .000
N 50 50 50
Item-18 Pearson Correlation .292(*) .858(**) .900(**)
Sig. (2-tailed) .040 .000 .000
N 50 50 50
Item-19 Pearson Correlation -.082 .326(*) .399(**)
Sig. (2-tailed) .573 .021 .004
N 50 50 50
Item-20 Pearson Correlation .245 .383(**) .479(**)
Sig. (2-tailed) .087 .006 .000
N 50 50 50
Item-21 Pearson Correlation .172 .167 .400(**)
Sig. (2-tailed) .234 .246 .004
N 50 50 50
Item-22 Pearson Correlation .157 .965(**) .849(**)
Sig. (2-tailed) .277 .000 .000
N 50 50 50
Item-23 Pearson Correlation .270 .892(**) .883(**)
Sig. (2-tailed) .058 .000 .000
N 50 50 50
Item-24 Pearson Correlation .917(**) .263 .443(**)
Sig. (2-tailed) .000 .065 .001
N 50 50 50
Item-25 Pearson Correlation .780(**) .350(*) .413(**)
Sig. (2-tailed) .000 .013 .003
N 50 50 50
Item-26 Pearson Correlation -.035 .133 .323(*)
Sig. (2-tailed) .811 .357 .022
N 50 50 50
Item-27 Pearson Correlation .254 .880(**) .755(**)
Sig. (2-tailed) .075 .000 .000
N 50 50 50
Item-28 Pearson Correlation .225 .964(**) .820(**)
Sig. (2-tailed) .117 .000 .000
N 50 50 50
Item-29 Pearson Correlation .076 .218 .367(**)
Sig. (2-tailed) .599 .128 .009
N 50 50 50
Item-30 Pearson Correlation .225 1 .850(**)
Sig. (2-tailed) .117 . .000
N 50 50 50
TOTAL Pearson Correlation .389(**) .850(**) 1
Sig. (2-tailed) .005 .000 .
N 50 50 50
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Menentukan nilai validitas dengan korelasi r-pearson dengan:
Derajat kebebasan (df) = 50 – 2 = 48
Tingkat signifikansi (α) = 0.05
Sehingga r-tabel = r (48; 0.05) = 0.279 Jadi nilai r item dinyatakan valid apabila > r-tabel.
Reliability
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.931 30

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


Item-1 4.26 .600 50
Item 2 3.82 .629 50
Item-3 3.90 .707 50
Item-4 4.02 .769 50
Item-5 3.88 .849 50
Item-6 4.06 .767 50
Item-7 3.76 1.153 50
Item-8 4.08 .752 50
Item-9 3.98 1.040 50
Item-10 4.08 .778 50
Item-11 4.06 .890 50
Item-12 4.32 .891 50
Item-13 4.08 .829 50
Item-14 3.92 .829 50
Item-15 4.04 .755 50
Item-16 3.98 .845 50
Item-17 4.04 .781 50
Item-18 4.04 .755 50
Item-19 4.00 .833 50
Item-20 4.08 .829 50
Item-21 4.42 .702 50
Item-22 4.12 .746 50
Item-23 4.08 .752 50
Item-24 4.28 .607 50
Item-25 4.34 .593 50
Item-26 4.06 .767 50
Item-27 4.02 .769 50
Item-28 4.08 .752 50
Item-29 4.28 .607 50
Item-30 4.08 .752 50
Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Item-1 117.90 179.684 .351 .931
Item 2 118.34 176.760 .510 .929
Item-3 118.26 174.278 .584 .928
Item-4 118.14 179.551 .269 .932
Item-5 118.28 173.798 .499 .929
Item-6 118.10 169.398 .787 .926
Item-7 118.40 174.408 .327 .933
Item-8 118.08 168.157 .870 .925
Item-9 118.18 176.518 .293 .933
Item-10 118.08 167.830 .856 .925
Item-11 118.10 171.235 .586 .928
Item-12 117.84 176.709 .346 .932
Item-13 118.08 179.218 .261 .932
Item-14 118.24 178.513 .293 .932
Item-15 118.12 167.985 .876 .925
Item-16 118.18 173.947 .495 .929
Item-17 118.12 167.210 .884 .925
Item-18 118.12 167.740 .889 .925
Item-19 118.16 177.321 .346 .931
Item-20 118.08 175.544 .430 .930
Item-21 117.74 178.523 .355 .931
Item-22 118.04 168.978 .833 .925
Item-23 118.08 168.157 .870 .925
Item-24 117.88 178.720 .406 .930
Item-25 117.82 179.375 .375 .931
Item-26 118.10 179.520 .271 .932
Item-27 118.14 170.449 .729 .927
Item-28 118.08 169.463 .800 .926
Item-29 117.88 179.985 .327 .931
Item-30 118.08 168.851 .833 .925

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


122.16 185.688 13.627 30

Untuk uji reliabilitas dapat diketahui dari nilai Alpha (0.931).


Apabila nilai Alpha lebih besar dari r-tabel maka variabel reliabel diteliti (0.931 > 0.279) adalah reliabel.
Frequency Table
Intensitas Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 90 1 2.0 2.0 2.0
94 1 2.0 2.0 4.0
98 2 4.0 4.0 8.0
100 3 6.0 6.0 14.0
102 2 4.0 4.0 18.0
103 1 2.0 2.0 20.0
104 2 4.0 4.0 24.0
106 1 2.0 2.0 26.0
107 1 2.0 2.0 28.0
108 2 4.0 4.0 32.0
109 2 4.0 4.0 36.0
110 2 4.0 4.0 40.0
112 1 2.0 2.0 42.0
114 2 4.0 4.0 46.0
116 1 2.0 2.0 48.0
117 1 2.0 2.0 50.0
119 7 14.0 14.0 64.0
122 3 6.0 6.0 70.0
123 1 2.0 2.0 72.0
124 2 4.0 4.0 76.0
125 1 2.0 2.0 78.0
129 1 2.0 2.0 80.0
130 2 4.0 4.0 84.0
132 6 12.0 12.0 96.0
135 1 2.0 2.0 98.0
136 1 2.0 2.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Frequency Table
Kontrol Diri Santri

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 98 1 2.0 2.0 2.0
99 2 4.0 4.0 6.0
102 1 2.0 2.0 8.0
103 1 2.0 2.0 10.0
104 2 4.0 4.0 14.0
105 2 4.0 4.0 18.0
106 1 2.0 2.0 20.0
111 1 2.0 2.0 22.0
112 3 6.0 6.0 28.0
115 2 4.0 4.0 32.0
116 1 2.0 2.0 34.0
118 1 2.0 2.0 36.0
119 3 6.0 6.0 42.0
120 2 4.0 4.0 46.0
121 1 2.0 2.0 48.0
122 3 6.0 6.0 54.0
124 2 4.0 4.0 58.0
126 4 8.0 8.0 66.0
128 1 2.0 2.0 68.0
130 2 4.0 4.0 72.0
132 1 2.0 2.0 74.0
133 1 2.0 2.0 76.0
134 1 2.0 2.0 78.0
136 2 4.0 4.0 82.0
138 1 2.0 2.0 84.0
139 1 2.0 2.0 86.0
140 1 2.0 2.0 88.0
141 1 2.0 2.0 90.0
142 2 4.0 4.0 94.0
144 2 4.0 4.0 98.0
147 1 2.0 2.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Histogram

Intensitas Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

10

8
Frequency

Mean = 115.64
Std. Dev. = 12.13
0 N = 50
90 100 110 120 130 140
Intensitas Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin

Kontrol Diri Santri

6
Frequency

Mean = 122.16
Std. Dev. = 13.627
0 N = 50
90 100 110 120 130 140 150
Kontrol Diri Santri
Regression
Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N


Kontrol Diri Santri 122.16 13.627 50
Intensitas Mujahadah
Nihadlul Mustaghfirin 115.64 12.130 50

Correlations

Intensitas Mujahadah
Kontrol Diri Santri Nihadlul Mustaghfirin
Pearson Correlation Kontrol Diri Santri 1.000 .410
Intensitas Mujahadah Nihadlul
Mustaghfirin .410 1.000
Sig. (1-tailed) Kontrol Diri Santri . .002
Intensitas Mujahadah Nihadlul
Mustaghfirin .002 .
N Kontrol Diri Santri 50 50
Intensitas Mujahadah Nihadlul
Mustaghfirin 50 50

(b)
Model Summary

R Adjusted R Std. Error of Change Statistics


Model R Square Square the Estimate R Square F Sig. F
Change Change df1 df2 Change
1 (a)
.410 .168 .151 12.558 .168 9.694 1 48 .003
a Predictors: (Constant), Intensitas Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin
b Dependent Variable: Kontrol Diri Santri
(b)
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression (a)
1528.757 1 1528.757 9.694 .003
Residual 7569.963 48 157.708
Total 9098.720 49
a Predictors: (Constant), Intensitas Mujahadah Nihadlul Mustaghfirin
b Dependent Variable: Kontrol Diri Santri
(a)
Coefficients

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 68.909 17.195 4.007 .000
Intensitas
Mujahadah
.460 .148 .410 3.113 .003 1.000 1.000
Nihadlul
Mustaghfirin
a Dependent Variable: Kontrol Diri Santri
(a)
Collinearity Diagnostics

Variance Proportions
Condition Intensitas Mujahadah Nihadlul
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) Mustaghfirin
1 1 1.995 1.000 .00 .00
2 .005 19.312 1.00 1.00
a Dependent Variable: Kontrol Diri Santri

(a)
Residuals Statistics

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N


Predicted Value 110.35 131.54 122.16 5.586 50
Std. Predicted Value -2.114 1.679 .000 1.000 50
Standard Error of
Predicted Value 1.777 4.187 2.443 .590 50
Adjusted Predicted Value 108.90 131.66 122.15 5.620 50
Residual -27.010 31.121 .000 12.429 50
Std. Residual -2.151 2.478 .000 .990 50
Stud. Residual -2.183 2.537 .000 1.010 50
Deleted Residual -27.836 32.615 .007 12.942 50
Stud. Deleted Residual -2.277 2.698 .002 1.028 50
Mahal. Distance .001 4.468 .980 .985 50
Cook's Distance .000 .154 .021 .028 50
Centered Leverage Value .000 .091 .020 .020 50
a Dependent Variable: Kontrol Diri Santri

Charts

Histogram

Dependent Variable: Kontrol Diri Santri

10

8
Frequency

Mean = 6.11E-16
Std. Dev. = 0.99
0 N = 50
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Residual
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Kontrol Diri Santri


1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob

Scatterplot

Dependent Variable: Kontrol Diri Santri

4
Regression Studentized Residual

-2

-4

-2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
Tests of Normality
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Intensitas Mujahadah Kontrol Diri


Nihadlul Mustaghfirin Santri
N 50 50
(a,b) Mean
Normal Parameters 115.64 122.16
Std. Deviation 12.130 13.627
Most Extreme Differences Absolute .109 .082
Positive .079 .082
Negative -.109 -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .772 .581
Asymp. Sig. (2-tailed) .591 .888
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

Normalitas variabel dapat ditentukan dari nilai Asym. Sig. (2-tailed). (0.591 dan (0.888)
2
lebih bear dari nilai X tabel = 0.279
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tiap variable (X dan Y) berdistribusi normal.
Test of Homogeneity of Variances
Kontrol Diri Santri
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
5.778 12 24 .000

ANOVA

Kontrol Diri Santri


Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between Groups 4528.791 25 181.152 .951 .550
Within Groups 4569.929 24 190.414
Total 9098.720 49

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa signifikansi Lavene Statistic = 5.778


2
Nilai 5.778 lebih besar dari X tabel dengan signifikansi 0.05 = 0.279.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varians Y atas X adalah homogen, bahwa data yang
diambil dari setiap unit sampel adalah homogen.
BIODATA PENULIS

Nama : Masruroh

Tempat/Tgl Lahir : Batang, 7 september 1988

Alamat : Candi-Bandar-Batang, RT 01, RW 01

Pendidikan Penulis :

1. MI Candi 2001

2. MTs Simbang Kulon 2004

3. MAS Simbang Kulon 2007

4. Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang

Fakultas Dakwah Jurusan BPI (Bimbingan dan

Penyuluhan Islam). Lulus Tahun 2012.

Anda mungkin juga menyukai