Anda di halaman 1dari 77

PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR GURU TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA


(Studi kasus di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan)
Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi


syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

SAMI WULANDARI
206011000082

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431/2010

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Pengaruh Kreatifitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa


di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk memenuhi syarat- syarat mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh:
Sami WulanDari
NIM: 206011000082
Dibawah Bimbingan
Dosen Pembimbing Skripsi

Drs. H. M. Alisuf Sabri


NIP: 150 033 454

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama

: Sami Wulandari

NIM

: 206011000082

Tempat/Tgl lahir

: Tangerang, 01 September 1988

Jurusan

: Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi

: Pengaruh Kreatifitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi


Belajar Siswa di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan

Dosen Pembimbing

: Drs. H. M. Alisuf Sabri

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil
karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya
tulis.

Jakarta, 24 November 2010

Sami Wulandari
206011000082

ABSTRAK

Nama : Sami Wulandari


Nim

: 206011000082

Prodi : Pendidikan Agama Islam

Sebagai calon pendidik yang profesional seorang pendidik harus bisa


memiliki ide-ide yang dapat meningkatkan kreativitas dirinya sendiri dan untuk
siswa khususnya. Pendidik harus mempunyai jiwa yang sabar dan mau berkorban
demi anak didiknya. Pendidik harus mempunyai semangat yang tinggi agar siswa
menjadi sumber daya manusia yang tinggi, sehingga Indonesia mampu bersaing
dengan negara-negara maju di era globalisasi yang semakin berkembang.
Dilapangan yang kita ketahui hanya sebagian guru yang memiliki
kemampuan mengajar untuk menciptakan suasana yang nyaman dan tertantang
dalam belajar, membuat kombinasi-kombinasi baru, dan menemukan banyak
jawaban terhadap suatu masalah dimana hal tersebut dapat menjadi karya yang
orisinil yang sebelumnya tidak ada Di latar belakangi oleh realitas tersebut maka
penulis tertarik untuk meneliti tentang kreatifitas guru dalam proses pembelajaran.
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
metode analisis korelasional, yaitu untuk memperoleh data, fakta dan informasi
yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan yang ada dalam
penelitian.
Penelitian lapangan (Field research) adalah penelitian yang dilakukan
dengan cara terjun langsung kelapangan yaitu kepada obyek penelitian, karena
dalam penelitian ini memerlukan data-data yang valid agar dapat dipertangung
jawabkan kebenarannya. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah
observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus product moment.
Sedangkan langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah
menentukan lokasi penelitian yaitu di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. Populasi
penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX yang berjumlah 80 siswa,
sehingga penulis mengambil 37,5% dari jumlah siswa yang ada yaitu 30 siswa.
Dengan memperhatikan besarnya rxy yaitu 0,48 dengan data tabel
besarnya 0,374 berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat hubungan yang
sedang atau cukup. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau diterima.
Berarti memang benar antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi positif.
Dari hasil yang dilakukan baik melalui wawancara maupun questioner yang
disebarkan pada siswa terungkap bahwa dalam pengaruh kreatifitas mengajar guru
terhadap prestasi belajar siswa terdapat hubungan yang signifikan, berarti guru
telah memiliki kreatifitas yang cukup baik sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa si SMPN 2 Kota Tangerang Selatan.

KATA PENGANTAR

Sembah dan sujud kepada Allah yang Maha Kuasa yang telah
menciptakan bumi beserta isinya, serta syukur Alhamdulillah penulis panjatkan
kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya serta para pengikut yang setia.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dan kelemahan yang penulis miliki. Namun berkat
dorongan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan meskipun
masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan kerendahan hati sudah sepantasnya penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesainya skripsi ini. Ucapan terimaksih tersebut penulis sampaikan
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Bahrissalim, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq M.Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. H.M. Alisuf Sabri, Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.

ii

5. Seluruh staf pengajar Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu


Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama dalam
perkuliahan.
6. Pengelola Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kepala SMPN 2 Kota Tangerang Selatan beserta stafnya, atas kesempatan
dan informasi yang telah dierikan selama penulis melakukan penelitian.
8. Ayahanda Saliman dan Ibunda Wanti yang tercinta, yang telah berjuang
dan berkorban untuk membesarkan, mendidik, dan tidak lupa pula
mendoakan sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan studi di
Universitas Islam Negeri Jakarta. Bapak dan Ibu adalah sumber motivasi
bagi penulis, tidak akan mampu penulis membalas jasa-jasa bapak dan ibu.
Jazakumullah khairan katsiron.
9. Adikku dan sepupuku tersayang Rahmanmu Nazar dan Wiwin yang
senantiasa memberikan dukungan dan kasi sayangnya kepada penulis.
10. Kakanda terkasih Abdul Rohman yang juga tiada hentinya memberikan
kasih sayangnya dan motivasi kepada penulis.
11. Sahabat-sahabatku Fitri, Afni, Astir, Dedes, Mae, Vina, Nurul, Tiwi dll
yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan kawan-kawan mahasiswa
Jurusan Pendidikan Agama Islam ekstensi kelas A dan B angkatan 2006
terimaksih atas doa, bantuan dan dukungannya.
12. Juga kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi
ini.

Akhirnya hanya kepada Allah swt jualah penulis serahkan, semoga jasa
baik yang telah mereka sumbangkan menjadi amal sholeh dan mendapat
balasan dari Allah swt, amien.

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR

.................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

.......................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, Perumusan Masalah .......................... 3


C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 4

BAB II

KAJIAN TEORI
A. Kreativitas Mengajar Guru ........................................................ 6
a. Pengertian Kreativitas ......................................................... 6
b. Ciri-ciri dan Fase- fase Kreativitas ....................................... 9
c. Bidang- bidang Pengembangan Kreativitas Guru .................. 12
d. Fungsi Kreativitas ................................................................. 14
e. Guru dan Peranannya dalam Memupuk Kreativitas Siswa .... 14
f. Indikator Kreativitas Mengajar Guru .................................... 16
B. Prestasi Belajar .......................................................................... 17
a. Pengertian Prestasi ................................................................ 17
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .............. 19
c. Cara menanggulangi masalah Prestasi Belajar ...................... 23
d. Cara Penilaian Prestasi Belajar ............................................. 25
e. Indikator Prestasi Belajar ..................................................... 27
C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis ............................................... 27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian ............................................................... 29
B. Variabel Penelitian..................................................................... 29
C. Populasi dan Sampel ................................................................ 30

iv

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 31


E. Teknik Analisis Data ................................................................ 32

BAB IV

HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum objek penelitian ............................................. 37
1. Sejarah dan Kurikulum SMPN 2 Kota Tangsel ................... 37
2. Visi, Misi, dan tujuan ......................................................... 38
3. Keadaan guru dan karyawan .............................................. 40
4. Keadaan Siswa .................................................................. 41
5. Keadaan sarana prasarana pendidikan ................................ 41
B. Deskripsi data ............................................................................ 42
C. Analisa dan interprstasi data ....................................................... 42
1. Analisis Data ......................................................................... 44
2. Interprestasi Data .................................................................. 58

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 60
B. Saran .......................................................................................... 61

DAFTAR PUTAKA ........................................................................................ 62


LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Kreatifitas guru dalam suatu pembelajaran sangat berpengaruh terhadap

pemahaman siswa karena semakin guru kreatif dalam menyampaikan materi maka
semakin mudah siswa memahami pelajaran dan menjadikan siswa lebih kreatif
pula dalam belajar. Walaupun buku tentang kreatifitas telah banyak beredar
dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah
dalam pendidikan akan terus ada dan selalu berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman yang semakin maju. Dengan demikian kreatifitas tersebut
sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
Undang-undang No. 20 tahun 2003, pada bab 2 pasal 3 mengemukakan
bahwa: pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdasarkan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kratif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.1
Disisi lain pembangunan nasional berusaha membangun manusia dan
masyarakat Indonesia secara menyeluruh dan seutuhnya dalam aspek fisik dan
non fisik, kualitatif dan kuantitatif. Maka pendidikan yang bermutu sangat
menentukan terwujudnya cita-cita tersebut.

M. Aliusuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 94.

Atas dasar itulah peranan pemerintah dalam pengawasan terhadap profesi


keguruan sebagai pembimbing generasi mendatang sangat diperlukan untuk
mewujudkan generasi harapan

bangsa. Di sini pemerintah dituntut untuk

menyiapkan konsep, perencanaan dan program yang matang serta tepat dengan
harapan dapat menciptakan guru profesional yang dapat meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Dengan demikian sangat jelas terlihat peran guru dalam
mewujudkan hal tersebut sangat signifikan, di mana seorang guru merupakan
jabatan profesional yang terkait langsung didalam dunia pendidikan dan
berinteraksi dengan murid dalam kesehariannya. Berkaitan dengan hal tersebut
maka kompetensi keguruan menjadi sangat penting dan harus di miliki oleh
seorang guru dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik.
Tetapi dalam penerapannya di lapangan masih banyak guru yang tidak memiliki
kompetensi

tersebut,

sehingga

motivasi

belajar

siswa

menurun

yang

mengakibatkan mutu pendidikan juga semakin menurun dan sebagian guru juga
tidak memiliki kemampuan mengajar untuk menciptakan suasana yang nyaman
dan tertantang dalam belajar, membuat kombinasi-kombinasi baru, dan
menemukan banyak jawaban terhadap suatu masalah dimana hal tersebut dapat
menjadi karya yang orisinil yang sebelumnya tidak ada. Seorang pendidik juga
harus mempunyai jiwa yang sabar dan mau berkorban demi anak didiknya, tetapi
pada kenyataannya masih banyak guru yang melakukan kekerasan pada siswa.
Dilatar belakangi oleh realitas tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti
kreativitas guru dalam proses pembelajaran.
Berhasil tidaknya mengajar bergantung pada lama dan mantapnya bahan
pelajaran itu dikuasai oleh murid- murid. Ada pula hasil- hasil mengajar yang
tahan lama yakni : jika hasil- hasil belajar meresap kedalam pribadi anak, jika
bahan pelajaran dipahami benar- benar, jika apa yang dipelajari itu sungguhsungguh mengandung arti bagi hidup anak itu. Mengajar dengan sukses itu
mengusahakan agar isi mata pelajaran bermakna bagi kehidupan anak dan dapat
membentuk pribadinya, ini dapat tercapai bila dalam mengajar itu diutamakan

pemahaman, wawasan, inisiatif dan kerjasama dengan mengembangkan


kreatifitas.2
Dalam rangka mewujudkan hasil belajar yang tahan lama tersebut maka
guru sebagai seorang pendidik diharapkan memiliki kreatifitas dalam mengelola
kelas, menyampaikan materi, penggunaan metode dan media yang sesuai dengan
materi ajar, sehingga siswa benar- benar dapat memahami materi yang diberikan
tidak hanya untuk dihafalkan saja tetapi untuk dipahami agar hasil belajar yang
diperoleh dapat diingat selamanya, sehingga siswa termotivasi untuk belajar lebih
giat lagi agar potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang akhirnya mutu
pendidikan pun ikut meningkat.
Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk membahas lebih lanjut
mengenai kreatifitas mengajar guru yang berpengaruh pada prestasi belajar,
dengan mengangkat judul PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR
GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

B.

Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah


1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya maka penulis mengidentifikasikan

masalah di atas sebagai berikut :


a. Jenis kreatifitas guru yang mempengaruhi kreatifitas siswa.
b. Kondisi obyektif kreatifitas guru dalam mengajar di sekolah.
c. Pengaruh kreatifitas guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar siswa.
d. Faktor-faktor yang mungkin dapat dan tidak mempengaruhi guru dalam
mewujudkan kreativitasnya.
e. Kondisi prestasi siswa sebagai hasil dari bimbingan guru.

1-3.

J. Murseldan, S. Nasution, Mengajar Dengan Sukses, (Jakarta: Bumu Aksara, 2005 ), h.

2. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan tidak menimbulkan kerancuan yang
dikarenakan luasnya pembahasan juga keterbatasan penelitian, kemampuan dan
pengetahuan untuk itu peneliti bermaksud membatasi masalah ini hanya pada :
a. Kreatifitas guru dalam mengembangkan indikator.
b. Kreatifitas guru menata materi secara sistematis dari yang mudah kepada yang
sulit.
c. Kreatifitas guru dalam mengorganisasikan kelas.
d. Kreatifitas guru dalam menyiapkan media pembelajaran.
e. Kreatifitas guru dalam menyiapkan metode yang bervariasi.

3. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut :
a. Bagaimana kreatifitas mengajar guru SMPN 2 Kota Tangerang Selatan?
b. Bagaimana prestasi belajar siswa SMPN 2 Kota Tangerang Selatan?
c. Apakah

kreatifitas mengajar guru di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan

berpengaruh terhadap prestasi belajar?

C.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan dari penelitian ini adalah:

Disusun untuk memenuhi tugas- tugas dalam rangka memenuhi


tugas skripsi.

2. Penelitian ini diharapkan oleh peneliti berguna untuk:


a. Guru

Meningkatkan motivasi dan kesadaran guru sehingga selalu


berupaya melahirkan kreatifitas-kreatifitas dalam proses belajar
mengajar.

b. Sekolah

Menjadi feed back bagi sekolah untuk meningkatkan kreatifitas


pengajaran.

c. Siswa

Menimbulkan

motivasi

belajar

yang

tinggi

dan

dapat

mengembangkan potensi yang dimilikinya.


d. Peneliti

Kegunaan penelitian ini untuk menyelesaikan pendidikan S1.

BAB II
KAJIAN TEORI

A.

Kreativitas Mengajar Guru


1.

Pengertian Kreativitas
Hasan Langgulung dalam buku Manusia dan Pendidikan Suatu

Analisis Psikologi dan Pendidikan mengatakan bahwa kreativitas adalah


merupakan suatu sifat Tuhan Al- Khaliq yang dapat dikembangkan pada
diri manusia dan itu menurut filosof Islam dianggap ibadat dalam
pengertiannnya yang sangat luas. 1
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kreativitas adalah
kemampuan untuk mencipta atau bersifat (mengandung) daya cipta
(pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi). 2
Salah satu ahli berpendapat tentang kreativitas adalah Anderos (1961)
beliau berpendapat bahwa kreativitas adalah proses yang dilalui oleh
seorang

individu

di

tengah-tengah

pengalamannya

dan

yang
3

menyebabkannya untuk memperbaiki dan mengembangkan dirinya. Kalau


di cermati pendapat di atas kreativitas yang dimaksud ini adalah suatu proses
dimana seorang individu menghadapi suatu masalah yang sulit dan

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi dan Pendidikan,
(Jakarta: PT Al- Husna Zikra, 1995), h. 244.
2
Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet 1, h. 682.
3
Amal Abdus Salam Al-Khalili, Pengembangan Kreatifitas Anak, (Jakarta: Pustaka AlKausar, 2006), h. 13.

mendesak kemudian dapat merespon dengan menyelesaikan masalahmasalah melalui ide- ide yang baru yang berbeda dengan orang lain.
Menurut Mead yang dikutip oleh Hasan Langgulung mengatakan
bahwa kreativitas adalah proses yang dilakukan oleh seseorang yang
menyebabkan ia mencipta sesuatu yang baru baginya. 4
Sedang menurut Slameto dalam buku Belajar dan Faktor-faktor yang
mempengaruhinya bahwa: Kreativitas berhubungan dengan penemuan
sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan
menggunakan sesuatu yang telah ada. 5
Para ahli memiliki pengertian yang beragam untuk memahami
pengertian kreativitas, peneliti mengambil beberapa di antaranya, menurut
SC. Utami Munandar (1977):
Kreativitas ialah kemampuan untuk membuat kombinasi baru,
berdasarkan data, informasi atau unsur- unsur yang ada. Kreativitas
juga dapat diartikan sebagai kemampuan menemukan banyak
kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di mana penekanannya
adalah kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Pengertian
lainnya ialah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan
dan orisinalitas dalam berfikir serta mengolaborasi (mengembangkan,
memperkaya memperinci suatu gagasan). 6
Maksud dari kreativitas di atas adalah kreativitas itu bukan penemuan
sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa
produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi dirinya bukan bagi
orang lain.
Beberapa definisi kreativitas menurut para ahli sebagai berikut:
1. James J. Gallagher (1985) menyatakan kreativitas merupakan suatu
proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan atau produk
baru, atau mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhinya
akan melekat pada dirinya.
2. Supriadi (1994) mengutarakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik

Hasan Langgulung, Kreativitas dan Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al- Husna,
1991), cet. 1, h. 174.
5
Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Gunung, PT.
Rineka Cipta, 2010), cet ke-5, h. 145.
6
S.C.U Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Ssekolah,
(Jakarta:Grasindo, 1992), h. 47-50.

berupa gagasan atau karya nyata yang relatif berbeda dengan apa
yang telah ada.
3. Adapun Semiawan (1997) mengemukakan bahwa kreativitas
merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan
menerapkannya dalam pemecahan masalah.
4. Sementara itu Chaplin (1989) mengutarakan bahwa kreativitas
adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam seni, atau
dalam pemecahan masalah- masalah dengan metode- metode baru.7
Berdasarkan definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan
bahwa kreativitas merupakan suatu proses yang melahirkan sesuatu yang
baru baik itu berupa gagasan, maupun karya nyata, metode ataupun produk
baru yang digunakan oleh seseorang dalam memecahkan suatu masalah.
Kreativitas mengajar didefinisikan sebagai suatu kualitas dimana guru
harus mengembangkan ide-ide yang baru dan imajinatif dalam mengajar.
Sebenarnya, ide-ide yang diucapkan atau divisualisasikan dalam kegiatan
dikelas dapat menjadi sedinamis dan sepenting ide-ide yang dihasilkan oleh
para seniman atau musisi. Guru yang memberikan pandangan dan
pendekatan baru pada suasana belajar mengajar adalah seorang seniman
yang sesungguhnya.
Oleh karena itu penulis dapat menyimpulkan bahwa suatu respon
kreatif dalam mengajar bisa berupa rencana prosedur yang baru, cara baru
untuk menarik minat setiap murid, pengorganisasian masalah yang lebih
baik, atau metode pengajaran yang lebih bervariasi. Kreativitas mengajar
terkait dengan kemampuan mengajar untuk menciptakan suasana yang
membuat murid merasa nyaman dan tertantang dalam belajar dengan
membuat kombinasi-kombinasi baru dan memungkinkan ide-ide yang
sebelumnya tidak berhubungan sehingga memungkinkan untuk menemukan
banyak jawaban terhadap suatu permasalahan dimana hal tersebut dapat
menjadi karya yang orisinil yang sebelumnya tidak ada.

Yeni Rachmawati, Euis Kurniat, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak,


(Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 1, cet. 1, h. 13- 14.

2.

Ciri- ciri dan Fase- fase Kreativitas


Ciri- ciri orang yang kreatif menurut Sound (1975) yang dikutip oleh
Slameto menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal
melalui pengamatan dengan ciri- ciri sebagai berikut:
1. Hasrat keingintauan yang begitu besar
2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru
3. Panjang akal
4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti
5. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit
6. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan
7. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas
8. Berfikir fleksibel
9. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memerikan
jawaban yang lebih banyak
10. Kemampuan membuat analisis dan sintesis
11. Memiliki semangat bertanya serta meneliti
12. Memiliki dayaabstrak yang cukup baik
13. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.8
Pendapat yang tidak jauh berbeda dengan yang dikutip oleh Slameto,

yaitu Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati beliau hanya menambahkan


beberapa ciri- ciri orang kreatif yaitu : Antusias, Cerdas, Gigih, Cakap,
Dinamis, Mandiri, Percaya diri, Penuh daya cipta, Bersemangat.9
Dari beberapa pendapat yang disebutkan diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa kepribadian orang kreatif dapat diketahui dari sifatsifat yang muncul atau tampak pada tindakan dan pekerjaan. Kreatifitas
dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar yang disebut dengan
pembelajaran kreatif maksudnya pembelajaran yang membuat pemikiran
8
Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Gunung, PT.
Rineka Cipta, 2010), cet ke-5, h. 147- 148.
9
Yeni Rachmawati, Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreatifitas Pada Anak,
(Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 1, cet. 1, h. 15- 17.

10

yang

dapat

disampaikan

kemudian

digunakan

dalam

kehidupan.

Pembelajaran tersebut dapat disebut belajar yang sukses, yakni mengajar


hendaknya dinilai berdasarkan hasil-hasil yang mantap atau tahan lama dan
yang dapat dipergunakan oleh peserta didik dalam hidupnya nanti.
Ada pula hasil belajar yang tahan lama, yakni jika hasil-hasil meresap
ke dalam pribadi anak, jika bahan pelajaran dipahami benar-benar, jika yang
dipelajarinya sungguh-sungguh mengandung arti bagi hidup peserta didik.
Merupakan suatu kewajiban bagi seorang guru untuk dapat
melaksanakan tugas sebaik-baiknya, agar kita dapat mengajar dengan
sukses. Sukses tidaknya mengajar itu dapat diketahui dari adanya perubahan
dari tingkah laku anak menuju kesempurnaan. Pengajaran dikatakan sukses
apabila:
a. Hasilnya mantap/tahan lama dan dapat digunakan oleh si pelajar dalam
hidupnya.
b. Anak- anak dapat menggunakan apa yang dipelajarinya dengan bebas
serta penuh kepercayaan diberbagai situasi dalam hidupnya. 10
Mengandung arti bagi hidup anak.
Peneliti merumuskan definisi operasioanal dari kreativitas mengajar
guru ialah kemampuan atau sikap pengajar dalam proses belajar mengajar
yang sesuai dengan ciri-ciri kepribadian orang kreatif.
Tiga prinsip atau cara yang dapat digunakan oleh guru yang ingin
mengajar anak supaya lebih bersifat kreatif :
1. Mengakui dan menyadari potensi-potensi kreatif anak.
2. Menghormati pertanyaan dan ide-ide mereka.
3. Mempersoalkan mereka dengan permasalahan-permasalahan yang
bersifat provokatif untuk menimbulkan sifat ingin tahu dan khayal. 11
Dalam pelaksanaan pembelajaran kreatifitas tersebut, guru harus dapat
memahami perbedaan potensi yang ada pada masing- masing siswa, karena
10
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik
Kurikulum PBM, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1993) cet.ke- 5, h. 3.
11
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan,
(Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1995), cet. III, h. 228-249.

11

setiap siswa mempunyai kemampuan dan cara berpikir yang berbeda-beda.


Sesuai dengan salah satu ciri orang kreatif yaitu dapat mengatasi hal yang
sulit, guru dituntut untuk dapat mengelola kelas agar siswa pun dapat belajar
dengan tenang sehingga berpengaruh pada peningkatan prestasi belajarnya.
Pada zaman Nabi Muhammad saw pun guru sudah memiliki peranan yang
sangat penting, seperti dalam segala kegiatan Nabi Muhammad saw. Guru
itu diturutsertakan juga sebagai utusan kedaerah-.daerah yang baru masuk
islam. Guru- guru itu

diutus untuk menyiarkan agama baru, seperti

perutusan Muaz bin Jabal kenegri Yaman. Dengan kata lain, mereka
menjadi duta-duta Nabi ke negara tersebut untuk menyampaikan putusanputusan Nabi Muhammad saw.
Dalam konteks sekolah, perkembangan kreatifitas anak bukan hanya
bergantung pada guru-guru, tetapi juga pada pemimpin-pemimpin terutama
kepala sekolah, penilai-penilai sekolah. Setiap anak berhak untuk
mengembangkan

potensi-potensi

kreatifnya

dengan

sesempurna-

sempurnnya.
Sedangkan menurut Amal Abdus proses pengambilan atau penerimaan
suatu pemikiran dan kreatifitas baru dapat didefinisikan secara umum
dengan proses rasionalisasi yang dilalui oleh seorang individu, atas dasar ini
fase penentuan dan pengembangan kreativitas itu terdiri dari lima fase
penting yang dipaparkan sebagai berikut:
a. Fase kesadaran berfikir
Dalam fase ini, seseorang mendengar atau mengetahui suatu pemikiran
yang baru untuk pertama kali.
b. Fase memperhatikan suatu pemikiran yang kreatif
Dalam fase ini, akan lahir keinginan untuk mengetahui realitas-realitas
berfikir kreatif dalam diri sesorang dan berusaha menambah berbagai
wawasan. 12

12

Amal Abdus Salam Al-Khalili, Pengembangan Kreatifitas Anak, (Jakarta: Pustaka AlKausar, 2006), h. 77- 78.

12

c. Fase penilaian
Dalam fase ini, seseorang memberikan penilaian terhadap suatu
pemikiran yang tercipta, atau kreativitas.
d. Fase berekspermen praktis
Dalam fase ini, seseorang menggunakan pemikiran kreatif dalam
lingkup yang sempit.
e. Fase pengambilan
Seseorang mengakhiri fase ini dengan ketetapan untuk mengambil
pemikiran kreatif tersebut yang kini menjadi suatu kreativitas yang baru,
karena ia merasa puas dengan manfaat dan faedahnya. 13

3.

Bidang- bidang Pengembangan Kreativitas Guru


Dalam kegiatan belajar mengajar perlu dipilih dan dirancang agar

memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi secara berkesinambungan


untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kreatifitas siswa.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Yeni Rachmawati dan Euis
Kurniati akan mengemukakan tujuh bidang- bidang pengembangan
kreatifitas guru yakni:
1)

Pengembangan kreativitas melalui menciptakan produk (hasta karya)


Pengembangan kreatifitas pada anak melalui kegiatan hasta karya ini

memiliki posisi penting dalam berbagai aspek perkembangan anak. Tidak


hanya kreatifitas yang akan terfasilitasi untuk berkembang dengan baik,
tetapi juga kemampuan kognitif anak.
2)

Pengembangan kreativitas melalui imajinasi


Imajinasi yang dimaksud adalah kemampuan berfikir divergen

seseorang yang dilakukan tanpa batas, seluas-luasnya dan multiperspektif


dalam proses merespon suatu stimulasi dengan imajinasi anak dapat
mengembangkan daya pikir dan daya ciptanya tanpa dibatasi kenyataan dan
realitas sehari- hari.
13

Amal Abdus Salam Al-Khalili, Pengembangan Kreatifitas Anak, (Jakarta: Pustaka AlKausar, 2006), h. 77- 78.

13

3)

Pengembangan kreativitas melalui eksplorasi


Eksplorasi dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk melihat,

memahami, merasakan, dan pada akhirnya membuat sesuatu yang menarik


perhatian mereka. Kegiatan seperti ini dilakukan dengan cara mengamati
dunia sekitar sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung. 14
4)

Pengembangan kreativitas melalui eksperimen


Eksperimen yang dimaksud disini adalah mereka dapat mengetahui

cara atau proses terjadinya sesuatu, dan mengapa sesuatu itu dapat terjadi
serta bagaimana mereka dapat menemukan solusi terhadap permasalahan
yang ada dan pada akhirnya mereka dapat membuat sesuatu yang
bermanfaat dalam kegiatan tersebut.
5)

Pengembangan kreativitas melalui proyek


Metode yang bisa digunakan salah satu di antaranya adalah metode

proyek. Metode proyek ini merupakan metode pembelajaran yang dilakukan


anak untuk melakukan pendalaman tentang suatu topik pembelajaran yang
diminati satu atau beberapa anak.
6)

Pengembangan kreativitas melalui musik


Musik merupakan sesuatu yang nyata dan senantiasa hadir dalam

kehidupan manusia. Seorang anak yang kreatif antara lain tampak pada rasa
ingin tahu, sikap ingin mencoba, dan daya imajinasi anak.
7)

Pengembangan kreatifitas melalui bahasa


Mereka sering berbicara untuk mengeluarkan apa yang ada dalam

pikiran mereka. Sikap ini mendorong meningkatkan penggunaan bahasa dan


dialog

dengan

yang

lain.

Sebagian

anak

mengalami

kesulitan

mengungkapkan perasaan dengan kata- kata dan menunjukkannya dengan


perbuatan. Dapat dilakukan melalui kegiatan mendongeng, sosiodrama,
mengarang cerita dan puisi. 15

14
Amal Abdus salam Al-Khalili, Pengembangan Kreatifitas Anak, (Jakarta: Pustaka AlKausar, 2006), h. 77- 78.
15
Yeni Rachmawati, Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreatifitas Pada Anak,
(Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 1, cet. 1, h. 52-65.

14

Menurut bidang-bidang pengembangan kreativitas yang disebutkan


diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa bidang-bidang kreatifitas itu
mencakup menciptakan produk, imajinasi, eksplorasi, eksperimen, proyek,
musik, dan bahasa, dan diharapkan seorang pendidik dapat mengembangkan
kreatifitas dalam bidang-bidang tersebut agar siswa dapat mengeluarkan
potensi yang dimilikinya.

4.

Fungsi Kreatifitas
Kreatifitas memiliki fungsi yang sangat penting karena berbagai hal,

diantaranya untuk:
a.

Mewujudkan diri sebagai kebutuhan pokok dalam hidup manusia


(Maslaw: 1968)

b.

Mencari solusi-solusi untuk pemecahan masalah

c.

Memberikan kepuasan individu

d.

Meningkatkan kualitas hidup.16


Sudah sangat jelas bahwa fungsi-fungsi di atas merupakan kebutuhan

yang sangat penting, karena dalam kehidupan manusia selalu dihadapkan


pada masalah-masalah kehidupan, oleh karena itu kreativitas dibutuhkan
untuk memecahkan atau memberi solusi atas persoalan-persoalan tersebut,
dengan fungsi yang telah disebutkan di atas maka setiap individu dapat
menikmati kehidupan secara normal dan bahagia.

5.

Guru dan Peranannya dalam Memupuk Kreativitas Siswa


Pendidik atau guru ialah orang yang memikul pertangungjawaban

untuk mendidik. Secara umum dikatakan bahwa setiap orang dewasa dalam
masyarakat dapat menjadi pendidik sebab pendidikan merupakan suatu
perbuatan sosial, perbuatan fundamental yang menyangkut keutuhan

16

S.C.U. Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah, (Jakarta:


Gramedia, 1992), h. 45-46.

15

perkembangan pribadi anak didik menuju pribadi dewasa susila. Pribadi


dewasa susila itu sendiri memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
a)

Mempunyai individualitas yang utuh

b)

Mempunyai sosialitas yang utuh

c)

Mempunyai norma kesusilaan dan nilai-nilai kemanusiaan

d)

Bertindak sesuai norma dan nilai-nilai itu atas tanggung jawab sendiri
demi kebahagiaan dirinya dan kebahagiaan masyarakat atau orang
lain.17
Lebih lengkap lagi makna guru yang tercantum dalam Undang-Undang

Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab 1
Pasal 1 Ayat 1, maknanya adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi siswa pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal,
dasar, dan menengah. 18
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa seorang guru diharapkan
memiliki kekuatan fisik dan kecerdasan, Serta dalam menyampaikan
pelajaran dikelas guru pun harus memiliki kecerdasan yang tinggi sesuai
dengan ciri-ciri guru kreatif.
Dihubungkan dengan pengertian kreatifitas pada uaraian terdahulu
maka kreativitas mengajar guru ialah kemampuan seseorang yang berprofesi
sebagai pengajar profesional dalam menciptakan suasana yang membuat
murid merasa nyaman agar proses belajar mengajar bisa berjalan lancar.
Secara khusus S.C.U. Munandar mengemukakan guru kreatif memiliki
peran yang signifikan dalam mendorong keberhasilan siswa menjadi kreatif,
diantaranya adalah :
a. Melakukan penyesuaian emosional dan sosial anak terhadap
perkembangan kepribadiannya

17
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan,
(Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1995), cet. III, h. 249- 251.
18
Hasbullah, Dasar- dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006),
cet. 5,.h. 356- 371.

16

b. Kunci kegiatan belajar siswa yang berhasil guna (efektif) terutama


pada tingkat sekolah dasar
c. Mempersipakan siswa untuk belajar seumur hidup
d. Guru lebih banyak memberikan tantangan dari pada tekanan dalam
belajar
e. Memperhatikan hasil belajar melalui proses belajar
f. Guru memberikan umpan balik dari pada penilaian
g. Menyediakan beberapa alternatif strategi belajar
h. Menciptakan suasana kelas kondusif. 19
Dari penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa guru
memiliki peran yang penting dalam mendorong keberhasilan siswa sehingga
seorang guru harus dapat memahami cara-cara yang digunakan untuk
menjadikan siswa kreatif seperti yang telah disebutkan di atas karena guru
yang kreatif maka akan menghasilkan siswa yang kreatif pula.

6.

Indikator Kreativitas Mengajar Guru


1) Guru dapat menciptakan metode dan media yang dapat membuat
anak bersemanagat dalam belajar.
2) Guru dapat menumbuhkan antusias belajar siswa.
3) Mengembangkan program membaca yang baik
4) Terapkan teknik pemecahan masalah
5) Lakukan penilaian yang berbeda

19

S.C.U. Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah, (Jakarta:


Gramedia, 1992), h. 60- 67.

17

B.

Prestasi Belajar
a.

Pengertian Prestasi Belajar


Prestasi belajar adalah suatu istilah yang dibentuk dari dua kata, yaitu

prestasi dan belajar. Oleh karena itu untuk dapat memahami definisi prestasi
belajar tersebut pertama yang harus difahami adalah pengertian dari prestasi
dan belajar. Dibawah ini akan dibahas pengertian dari masing-masingnya.
Pengertian prestasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan
bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan
atau dikerjakan dan sebagainya). 20
Prestasi belajar menurut Zakiah Daradjat prestasi adalah nilai yang
dicapai murid sekolah dalam berbagai tingkat, dengan maksud untuk
menemukan faktor-faktor yang menyebabkan murid-murid mencapai
puncak belajar dalam berbagai mata pelajaran. 21
Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang diterbitkan
oleh W. J. S. Poerwadarminta disebutkan belajar sebagai usaha memperoleh
suatu kepandaian.22
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan
belajar, para ahli akan mengemukakan beberapa definisi sebagai berikut:
a). Hilgard dan Bower, mengemukakan belajar adalah berhubungan
dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi
tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulangulang.
b). Gagne, menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu stimulus
bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa
sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami
situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.
c). Morgan, mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu
hasil dari latihan atau pengalaman.
d). Witherington, mengemukakan belajar adalah suatu perubahan di
dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola dari
20

Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 1988), cet 1 h. 700.
21
Zakiah Daradjat, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, (Jakarta: Bulan Bintang,
1998), h. 118.
22
W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1990), cet. Ke-3, h. 82.

18

pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian,


atau suatu pengertian.23
Dalam buku Psikologi Pendidikan M. Dalyono mendefinisikan belajar
adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di
dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan,
ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.24
Slameto berpendapat bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.25
Sedangkan pengertian belajar juga didefinisikan oleh Syaiful Bahri
yang mendefinisikan belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,
afektif dan psikomotorik. 26
Dari beberapa pengertian diatas dapatlah disimpulkan oleh penulis
pengertian prestasi belajar adalah sebuah hasil yang telah dicapai dari
mempelajari pengetahuan yang dapat diamati dengan perubahan tingkah
laku seseorang yang disebabkan oleh pengalaman.
Dari berbagai hasil yang telah dicapai maka terkumpulah data yang
menginformasikan kemajuan belajar siswa, yang biasanya berbentuk raport
sebagai laporan kepada orang tua. Secara umum nilai raport yang baik
menggambarkan prestasi yang baik hal ini merupakan perwujudan dari
ketekunan dan keseriusan dalam belajar. Namun tak selamanya anak yang
cerdas akan mendapatkan nilai yang baik, karena banyak faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar anak.
23

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,


2007), cet. Ke-23, h. 84.
24
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: PT Rieneka Cipta, 1997), cet ke- 1, h. 49.
25
Slameto, Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Gunung, PT.
Rineka Cipta, 2010), cet ke-5, h. 2.
26
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT, Rieneke Cipta, 2002), cet. 1,
h. 12-13.

19

b.

Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


Prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan yang telah dicapai

setelah proses belajar mengajar berlangsung keberhasilan yang dicapai


dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor keluarga,
lingkungan, ekonomi bahkan faktor yang timbul dari dirinya sendiri, dan
semua faktor itu saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.
Syaiful

Bahri

juga

mengklasifikasikan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi prestasi belajar kedalam dua bagian, yaitu:


a. Faktor dari dalam diri pelajar, terdiri dari dua kelompok yaitu:
1) Faktor- faktor alam, seperti keadaan cuaca, suhu, udara, dan lain
sebagainya.
2)

Faktor- faktor sosial, seperti suasana ribut yang dapat menggangu


konsentrasi belajar.

b. Faktor- faktor dari luar diri pelajar, terdiri dari dua kelompok, yaitu:
1). Faktor Psikologi, seperti kondisi psikologis dan kondisi panca
indra.
2). Faktor Fisiologis, seperti minat, bakat, kecerdasan, motivasi dan
kemampuan kognitif. 27
Sedangkan menurut Zikri Neni Iska dalam buku Psikologi Pengantar
Memahami Diri dan Lingkungan beliau merumuskan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar kedalam dua faktor, yaitu:
1)

Internal atau Dalam, yakni:


a. Faktor fisiologi yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indra.
a) fisik mempengaruhi prestasi belajar karena jika fisiknya tidak
sehat maka belajarnya pun akan terganggu karena tidak
konsentrasi.
b) Panca indra adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi untuk
menerima rangsangan sesuai dengan modalitas masing-masing.
Jika panca indranya terdapat kekurangan maka itu akan

27

h. 142-143.

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT, Rieneke Cipta, 2002), cet. 1,

20

mempengaruhi dirinya dalam belajar karena akan mengalami


kesulitan.
b. Faktor psikologi yang terdiri

dari bakat, minat, kecerdasan,

motivasi, dan kemampuan kognisi.


a) Bakat
Bakat adalah kemampuan yang spesifik yang diberikan pada
individu pada suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya
pengetahuan, kecakapan atau keterampilan tertentu melalui suatu
latihan.
b) Kecerdasan
Kecerdasan adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan
proses berfikir secara rasional, oleh karena itu kecerdasan tidak
dapat diamati secara langsung melainkkan harus disimpulkan
dari berbagai tindakan nyata yang merupakan menifestasi dari
proses berpikir rasional.
c) Minat
Minat adalah keinginan atau kegairahan yang tinggi terhadap
sesuatu, faktor ini muncul biasanya dari sesuatu yang digemari
atau disukai.
d) Motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme
yang mendorong prilaku kerah tujuan. Oleh karena itu motivasi
mempunyai tiga aspek yaitu: (1) keadaan terdorong dari diri
organisme yaitu kesipan bergerak karena kebutuhan, (2) prilaku
yang timbul dan terarah karena kedaan, (3) tujun yang dituju
oleh prilaku tersebut. 28
Tidak jauh berbeda dengan pendapat Zikri Neni di atas, Slameto
menambahkan faktor- faktor internal, yaitu:

28

Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan lingkungan, (Jakarta: Kizi
Brother, 2008), cet ke- 2, h.84- 85.

21

a. Perhatian
Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran
selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu
sesuai dengan hobi atau bakatnya.
b. Kematangan
Kematangan adalah suatu

tingkah tingkat

atau

fase

dalam

pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk


melaksanakan kecakapan baru.
c. Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau beraksi.
Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan
dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk
melaksanakan kecakapan.29
2. Ekternal atau luar, yakni:
a. Lingkungan yang terdiri dari alam dan sosial
a) Lingkungan alam
Maksudnya adalah keadaan cuaca yang mempengaruhi minat
belajar anak misalnya pada musim hujan anak- anak malas untuk
pergi ke sekolah karena jalan menuju sekolah mereka banjir.
b) Lingkungan sosial
Muhibbin Syah merumuskan bahwa yang dimaksud faktor
lingkungan sosial terdiri dari tiga, yaitu: lingkungan sekolah,
masyarakat, dan lingkungan keluarga.
Lingkungan masyarakat dan teman-teman sepermainan di sekitar
tempat

tinggal

siswa.

Syah menjelaskan

bahwa

kondisi

masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan


anak-anak pengangguran, misalnya akan sangat mempengaruhi

29

Slameto, Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Gunung, PT.


Rineka Cipta, 2010), cet ke-5, h. 56- 59.

22

aktifitas belajar siswa karena mereka tidak menemukan teman


belajar atau berdiskusi.
Lingkungan yang mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan
keluarga siswa itu sendiri, sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga,
ketegangan keluarga dan letak demograsi keluarga (letak rumah) semua akan
memeberikan dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil
yang dicapai siswa, sedangkan yang terakhir adalah faktor

lingkungan

sekolah di mana siswa itu dididik.30


Sedangkan

Alisuf

Sabri

menambahkan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi belajar yaitu:


a. Faktor- Faktor Instrumental
faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat
pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/materi pelajaran serta
strategi belajar mengajar.
b. Faktor- Faktor Kondisi Internal Siswa
faktor kondisi siswa diuraikan atas dua macam yaitu kondisi fisiologis
siswa dan kondisi psikologis siswa.
Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan
kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama pengelihatan dan
pendengarannya.
Adapun faktor psikologis adalah faktor minat, bakat, intelegensi, motivasi
dan kemampuan- kemampuan kognitif, kemampuan persepsi dan dasar
pengetahuan yang dimiliki siswa. 31
Setelah melihat penjelasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa faktor yang mempengaruhi belajar ada tiga yaitu faktor internal dan
eksternal serta faktor instrumental yang berupa gedung sekolah, media yang
digunakan, kurikulum serta strategi dalam mengajar.

30
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), cet ke- 7, h. 135.
31
M. Aliusuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1995), h. 59- 60.

23

3.

Cara Menanggulangi Masalah Prestasi Belajar


Pembahasan

bagaimana

meningkatkan

prestasi

beajar

siswa

merupakan kelanjutan dari pembahasan tentang faktor-faktor yang


mempengaruhi prestasi belajar siswa. Karena keberhasilan belajar siswa
sangat tergantung pada bagaimana keadaan atau kondisi faktor- faktor itu
meliputi dirinya. Apakah faktor- faktor itu berada pada kondisi yang positif
(cukup, baik atau tepat) ataukah dalam kondisi yang negatif.
Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa jika kondisi faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dalam kondisi positif, baik faktor internal,
eksternal maupun faktor pendekatan belajar maka seorang siswa dapat
dipastikan akan memperoleh keberhasilan dalam belajarnya dan menjadi
siswa yang berprestasi tinggi. Sebaliknya jika faktor-faktor tersebut dalam
kondisi yang negatif didapati oleh siswa maka dapat dipastikan siswa
tersebut akan menemui banyak masalah dalam belajarnya dan tidak akan
memperoleh keberhasilan yang baik dalam belajarnya.
Kondisi di mana faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
siswa dalam kondisi negatif sehingga menyebabkan siswa tersebut
mengalami kegagalan dalam belajar disebut kesulitan belajar.
Fenomena kesulitan belajar siswa biasanya nampak jelas dari
menurunnya kinerja akademik atau presatsi belajarnaya. Namun kesulitan
belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan prilaku siswa
seperti berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, sering tidak masuk
sekolah.32
Agar kesulitan belajar siswa dapat ditanggulangi maka seorang
pendidik atau orang tua perlu melakukan beberapa hal, yaitu:
1) Diagnosis kesulitan belajar
Banyak langkah-langkah diagnosis yang dapat ditempuh guru, antara
lain yang cukup terkenal adalah prosedur Weener dan Serf (1982)
sebagaimana yang dikutip Wardani (1991) sebagai berikut:

32

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan., h. 173.

24

a. Melakukan observasi kelas untuk melihat prilaku menyimpang siswa


ketika mengikuti pelajaran.
b. Memeriksa pengelihatan dan pendengaran siswa khususnya yang
diduga mengalami kesulitan belajar.
c. Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal
keluarga yang mungkin menimbulkan kegaiatan belajar.
d. Memberikan tes diagnostik di bidang kecakapan tertentu untuk
mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.
e. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa
yang diduga mengalami kesuitan belajar.
2) Menganalisis hasil diagnosis
Data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik kesulitan
belajar tadi perlu dianalisis sedemikian rupa, sehingga jenis kesulitan khusus
dialami siswa yang berprestasi rendah itu dapat diketahui secara pasti.
3) Menentukan kecakapan bidang bermasalah
Berdasarkan analisis data tadi, guru diharapkan dapat menentukan
bidang kecakapan tertentu yang dianggap bermasalah dan memerlukan
perbaikkan. Bidang- bidang kecakapan bermasalah ini dapat dikatagorikan
menjadi tiga macam, yaitu:
a. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru
sendiri.
b. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru
dengan bantuan orang tua.
c. Bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat ditangani oleh guru
maupun orang tua.
d. Menyusun program remedial.33
Dalam hal menyusun program pengajaran dan perbaikkan, sebelumnya
guru perlu menetapkan hal- hal sebagai berikut:

33

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan., h. 176

25

a. Tujuan pengajaran remidial


b.Materi pengajaran remedial
c. Metode pengajaran remedial
d.Alokasi waktu pengajaran remedial
e. Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti program pengajaran
remedial.
4) Melaksanakan program perbaikkan
Tempat penyelenggaraannya bisa dilakukan di mana saja, asal tempat itu
memunginkan siswa klien (siswa yang membutuhkan bantuan) memusatkan
perhatiannya terhadap proses pengajaran remedial tersebut. Namun patut
dipertimbangkan oleh guru pembimbing kemungkinan digunakannya ruang
bimbingan dan penyuluhan yang tersedia disekolah dalam rangka
mendayagunakan ruang BP tersebut.34
Alisuf Sabri menambahkan sedikit tentang cara mengatasi kesulitan
belajar yaitu:
a. Mengidentifikasi adanya kesulitan belajar.
b. Menelaah atau menetapkan status siswa.
c. Memperkirakan sebab terjadinya kesulitan belajar.
d. Mengadakan perbaikan. 35
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa
kesulitan belajar bukan berarti bermasalahnya seluruh faktor yang
mempengaruhi belajar pada siswa, tetapi bisa jadi yang bermasalah hanya
satu atau beberapa faktor saja. Misalnya anak yang memiliki intelegensi
yang tinggi bisa menajadi anak yang tidak berprestasi di bidang
akademiknya jika lingkungannya tidak mendukung.

4.

Cara Penilaian Prestasi Belajar


Prestasi belajar siswa dapat diukur dan dinilai melalui berbagai macam

alat evaluasi yang beragam. Peneliti akan menguraikan sebagai berikut:


34
35

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan., h. 178


M. Aliusuf Sabri, Psikologi Pendidikan., h. 90- 91

26

1) Jenis alat evaluasi


a. Teknik non tes
Teknik non tes terdiri dari beberapa bentuk yaitu skala likert,
kuisioner/angket, daftar cocok, wawancara, pengamatan dari riwayat
hidup.
b. Teknik tes
Berdasarkan kegunaan untuk mengukur prestasi siswa terdiri dari 3
macam yaitu: diagnostik, formatif dan sumatif tes diagnostik ialah
pemeriksaan untuk menemukan bantuan yang tepat kepada obyek
dalam hal ini siswa, tes formatif ialah tes yang diterapkan setelah
mengikuti suatu program tertentu, tes dapat berbentuk ulangan
harian. Adapun tes sumatif ialah tes yang dilakukan pada akhir
pokok bahasan, tes ini berbentuk ulangan umum.36
2) Bentuk- bentuk tes berdasarkan ranahnya
a. Ranah kognitif
Bentuk tes dalam ranah ini terdiri dari dua yaitu tes tertulis dan tidak
tertulis. Tes tertulis terdiri dari dua macam yaitu tes subyektif pada
umumnya berbentuk esai (uraian) dan tes obyektif berbentuk benar
salah, pilihan ganda dan menjodohkan.
b. Ranah afektif
Dapat berbentuk skala likert (pernyataan yang diikuti oleh 5 respon
yang menunjukkan tingkatan, skala pilihan ganda), skala thurstone
(jawaban yang menunjukkan tingkat), skala Guttman pernyataan
yang masing- masing harus dijawab ya atau tidak. 37
c. Ranah psikomotorik
Berupa matriks yang menggunakan tabel kebawah menyatakan
perincian aspek (bagian keterampilan) yang akan diukur sedangkan
kekanan skor yang dapat dicapai.

36

Suharsimin Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),


cet-6, h. 25-41.
37
Suharsimin Arikunto, Dasar-dasar, h. 162-182.

27

Alat evaluasi yang tersebut diatas dapat dipergunkan oleh para guru
sesuai dengan kebutuhan untuk memudahkan pengukuran dan penilaian
prestasi belajar siswa. Serta dapat diketahui bahwa setiap ranah dapat
dievaluasi dengan beberapa bentuk tes atau non tes yang sesuai dengan
kebutuhan.
5.

Indikator Prestasi Belajar


Indikator prestasi belajar adalah:
1. Pengetahuan anak yang diperoleh dari penguasaan materi dan
2. kecerdasan anak dapat diukur dengan test dan perubahan tingkah
laku.
3. Kebiasaan dalam kemajuan belajar.

C.

Kerangka Berfikir dan Hipotesis


a.

Kerangka Berfikir
kreativitas mengajar terkait dengan kemampuan mengajar yang dapat

menciptakan suasana kondusif sehingga membuat murid merasa nyaman


dan tertantang dalam belajar dengan membuat kombinasi-kombinasi baru
dan menghubungkan ide-ide yang sebelumnya tidak dihubungkan sehingga
memungkinkan untuk menemukan banyak jawaban terhadap suatu
permasalahan dimana hal tersebut dapat menjadi karya yang orisinil yang
sebelumnya tidak ada.
Makna guru ialah seorang yang berprofesi sebagai pengajar yang
membimbing muridnya untuk memahami suatu ilmu pengetahuan dan
menguasai keterampilan pada suatu daerah tertentu. Secara umum guru
memiliki peran di kelas yang sangat luas, ini merupakan bagian dari
tanggung jawab keilmuannya, demikian pula secara khusus untuk memupuk
bakat dan kreatif siswa. Guru sebagai pemimpin di kelas dituntut untuk
dapat mengelola kelas dengan baik, agar proses belajar mengajar dapat
berjalan secara aktif, efektif, dan kondusif.

28

Prestasi belajar adalah hasil perubahan dari proses interaksi berbagai


macam faktor didalam aktifitas belajar yang dilakukan melalui pengukuran
dan penilaian dalam hal pengetahuan dan kecakapan serta keterampilan
terhadap mata pelajaran yang biasanya dapat diamati dan diukur dengan
nilai test dan angka. Walupun prestasi belajar secara umum mewakili segi
kognitif namun bukan berarti hanya mentransfer pengetahuan melainkan
lebih dari itu, yakni mengandung unsur normatif didalamnya terdapat nilai
sehingga siswa tidak hanya mendapatkan kemajuan dari bidang ilmu
pengetahuan saja tetapi juga kecakapan dan keterampilan. Keberhasilan
siswa dalam belajar tidak lepas dari peran guru yang mampu memotivasi
dan

menciptakan

suasana

belajar

yang

harmonis,

kondusisf

dan

menyenangkan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar,


maka perlu diadakan pengukuran dan penilaian yang bervariasi sesuai
dengan kebutuhan. Dengan begitu hasil dari evaluasi tersebut akan lebih
akurat. Dalam menginformasikan prestasi siswa dan data-data tersebut
dioalah menjadi raport sebagi laporan kepada orang tua. Dengan demikian
peneliti membuat kesimpulan sementara bahwa untuk menghasilkan pestasi
siswa yang tinggi maka perlu kiranya bagi guru untuk mengasah
kemampuan kreatifitasnya semaksimal mungkin.

b.

Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif yang

signifikan antara kreatifitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa


kelas IX SMPN 2 Cireunde Kota Tangerang Selatan.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.

Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

metode analisis korelasional, yaitu untuk memperoleh data, fakta dan informasi
yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan yang ada dalam
penelitian.
Peneliitian lapangan (Field research) adalah penelitian yang dilakukan
dengan cara terjun langsung kelapangan yaitu kepada obyek penelitian, karena
dalam penelitian ini memerlukan data-data yang valid

agar dapat di

pertangungjawabkan kebenarannya.

B.

Variabel Penelitian
1. Variabel (X) Kreatifitas mengajar guru
Kreatifitas mengajar guru di sini adalah kemampuan guru dalam
mengajar agar tercipta suasana belajar yang nyaman dan tenang dengan
menciptakan ide-ide baru yang dapat membuat siswa merasa tertantang
dalam belajar. Variabel ini disebut variabel bebas yaitu variabel yang
memberi pengaruh terhadap variabel lain.
2. Variabel (Y) Prestasi belajar siswa
Prestasi belajar disini adalah sebuah hasil yang telah dicapai dari
mempelajari pengetahuan yang dapat diamati dengan perubahan tingkah

29

30

laku seseorang yang disebabkan oleh pengalaman. Variabel ini disebut


dengan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel
yang lain.

C.

Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia,

benda-benda, hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau


peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu
didalam suatu penelitian.1 Kemudian ditetapkan populasi yang dapat dijangkau
dan merupakan cerminan dari populasi sehingga disebut populasi terjangkau atau
accessible population. Selanjutnya dari populasi ini akan ditetapkan sebagai
semple yang merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan yang ada diwilayah Tangerang. Populasi terjangkau yang hanya 80 orang
siswa kelas IX dari enam kelas yang dijadikan populasi hanya dua kelas.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan
individu penelitian. Sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi
artinya yang menggambarkan keadaan populasi secara maksimal. 2
Teknik pengmbilan sempel yang dipergunakan adalah teknik sampel
random yaitu bertujuan mengambil sampel anggota populasi yang dilakukan
secara acak karena beberapa pertimbangan sehingga tidak mengambil sampel
yang besar atau jauh. Teknik ini dapat digunakan karena pengambilan sempelnya
dilakukan secara acak, sehingga semua siswa bisa menjadi responden. Sampel ini
digunakan untuk penentuan siswa SMPN 2 Kota Tangerang Selatan yang akan
menjadi responden, sehingga didapat 30 orang siswa tersebut terpilih sebagai
sampel karena mereka termasuk kedalam sempel yang terpilih secara acak dari
sembilan kelas IX hanya diambil dua kelas saja.
1
2

h. 107.

S. Margono, Metodologi Penelitian pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 118


Cholid Narbuko dkk, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), cet.v,

31

No.

Kelas

Populasi

Sampel

1.

40

15

2.

40

15

Jumlah

80

30

Sampel : Sampel diambil dengan jumlah populasi dengan menggunakan teknik


random sampel dengan mengambil 37,5% dari jumlah populasi yang
ada.

D.

Teknik Pengumpulan Data


Untuk mengumpulkan data dilapangan ini, penulis menggunakan beberapa

teknik, antara lain:


1.

Observasi
Observasi yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati langsung dan mencatat secara sistematis terhadap gejala- gejala yang
diselidiki di Tangerang, observasi ini dilakukan untuk mencari data yang valid
yang hendak diteliti dilokasi tersebut.
2.

Angket
Angket yaitu pengumpulan suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan

mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data
angket disebarkan kepada para siswa untuk diisi dan kemudian hasilnya dianalisis.
Analisis ini ditunjukan untuk mencari peranan kreatifitas mengajar guru terhadap
prestasi belajar siswa. Adapun angket yang digunakan adalah angket tertutup.
3.

Wawancara
Wawancara yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung

secara lisan yang dilakukan dua orang atau lebih, bertatap muka dan
mendengarkan secara langsung informasi- informasi atau keterangan- keterangan.

32

dengan menggunakan panduan wawancara. Wawancara ini dilakukan kepada guru


berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.3
4.

Dokumentasi
Pencarian data-data/hal-hal/variabel yang berupa catatan, traskip, buku,

leger dan sebagainya. 4 Teknik ini dilakukan dengan mengunjungi sekolah yang
diteliti untuk mengamati rata- rata nilai rapoort siswa kelas IX sebagai data
penilaian.

E.

Teknik Analisis Data


Peneliti memilih instument berupa angket yang dimensi variabelnya

bersadarkan pembahasan tentang ciri- ciri orang kreatif menurut Slameto dan Reni
Rachmawati menurut mereka ciri- ciri orang kreatif itu tampak dari sifat- sifat
yang muncul pada tindakan dan pekerjaannya. Sedangkan indikator variabelnya
berdasarkan implementasi dari dimensi. Untuk memudahkan peneliti menentukan
tingkat kreatifitas mengajar guru, karena para guru dimungkinkan akan masuk
katagori orang kreatif jika sesuai dengan ciri- ciri kepribadian orang kreatif.
Adapun kisi- kisi instrumen angket dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Variabel
Kreatifitas

Indikator
1) Rasio

Sub Indikator
Sudah

Item

memiliki 1,2,5

mengajar

persiapan sebelum

guru

mengajar
Dapat menjelaskan 3,7,8,14,19
pelajaran

Jumlah
3

dengan

jelas
Dapat

4,9,15,20

menumbuhkan
antusia belajar
3

Cholid Narbuko dkk, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), cet.v,

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian..............., h. 206.

h. 70-83.

33

siswa
2) Pengindraan

Dapat

12

menggunakan
metode yang
sesuai dengan
materi
Dapat menciptakan 11,13

media yang dapat


menumbuhkan
motivasi belajar
siswa
3) Perasaan

Dapat

6,16,18,24

10,17,23

28

menghasilkan ideide untuk


memecahkan suatu
masalah
Mampu
beradaptasi dengan
siswa
Dapat
berkomunikasi
baik dengan orang
tua murid

34

Untuk setiap pertanyaan pada kuesioner mengungkap peranan kreatifitas


mengajar guru terhadap prestasi belajar terdiri dari lima jawaban dengan scorsing
sebagai berikut:
Pernyataan

Positif

Negatif

Selalu (S)

Sering (S)

Kadang- Kadang (KK)

Tidak Pernah (TP)

Berdasarkan hasil angket yang disebarkan pada responden berdasarkan


sample, Anas Sudijono mengatakan dengan menggunakan teknik pengumpulan
data yang diolah dalam bentuk tabel frekuensi dan prosentase dengan
menggunakan rumus product moment yang berguna untuk mencari korelasi
antara dua variabel, yaitu:

rxy =

N XY ( X )( Y )
{N X

( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2 }

Penjelasan :

rxy
N

= Angka Indeks Korelasi r product moment


= Number of cases

xy = Jumlah hasil perkalian anatara skor X dan skor Y


x

= Jumlah dari skor X

= Jumlah daru skor Y

35

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah antara variabel


X (kreatifitas mengajar guru) dan variabel Y (prestasi belajar siswa) terdapat
korelasi yang signifikan. Dari perhitungan itu jika angka korelasi antara variabel
X dan variabel Y tidak bertanda negatif berarti diantara dua variabel tersebut
terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah).
Dengan memeriksa nilai r Product Moment pada taraf signifikansi 5%
jika rtabel = rxy maka hipotesis nol ditolak, sedangkan hipotesis alternatif disetujui
atau diterima berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan
variabel Y. 5
Kesimpulannya ialah tinggi rendahnya prestasi belajar siswa ada
hubungannya atau dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kreatifitas mengajar guru.

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1987), h. 206.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A.

Gambaran Umum SMPN 2 Kota Tangerang Selatan


1. Sejarah dan Kurikulum SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Sejarah Singkat Berdirinya SMPN 2 Kota Tangerang Selatan berdasarkan

hasil wawancara dengan Wakil Kepala bidang Kurikulum (wakabid kurikulum)


SMPN 2 KOTA TANGSEL diperoleh keterangan bahwa SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan didirikan sejak tahun 1974.
SMPN 2 Kota Tangerang Selatan terletak di jalan Cirendeu Tangerang
Selatan letaknya sangat strategis, karena dilalui oleh kendaraan umum sehingga
mudah dijangkau oleh masyarakat. Berbagai prestasi diperoleh SMPN 2 Kota
Tangerang Selatan sangat menggembirakan, baik akademik maupun non
akademik. Dan tamatannyapun banyak yang melanjutkan sekolah pada jenjang
berikutnya baik di MAN, SMK, SMU, PESANTREN, dan lain-lain bahkan
sampai perguruan tinggi pun seringkali mendominasi baik di bidang osis maupun
prestasi belajarnya.
Kurikulum yang berlaku di SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Struktur kurikulum
SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan meliputi substansi pembelajaran yang
harus ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII

36

37

sampai dengan Kelas IX. Struktur kurikulum tersebut disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
2. Visi, Misi, dan Tujuan SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
1) Visi Sekolah
UNGGUL DALAM PRESTASI, SOPAN SANTUN DALAM
PERILAKU
Indikator Visi:
a. Unggul dalam pengembangan kurikulum
b. Unggul dalam pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan
c. Unggul dalam proses pembelajaran
d. Unggul dalam sarana dan prasarana pendidikan
e. Unggul dalam mutu lulusan
f. Unggul dalam kelembagaan dan manajemen sekolah
g. Unggul dalam penggalangan dana untuk pembiayaan pendidikan
h. Unggul dalam pengembangan penilaian
i. Unggul dalam budi pekerti yang dilandasi iman dan takwa.
2) Misi Sekolah
a. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang cerdas,
terampil, beriman, bertaqwa dan memiliki keunggulan kompetitif.
b. Mewujudkan pendidikan yang adil dan merata.
c. Mewujudkan pendidikan yang bermutu, efisien dan relevan.
d. Mewujudkan sistem pendidikan yang transparan, akuntabel, partisipatif,
dan efektif.
3. Tujuan Sekolah
Pada tahun pelajaran 2010/2011, SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
diharapkan:
a.

Memiliki dan mampu melaksanakan perangkat pembelajaran berupa Silabus


dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) semua mata pelajaran dan
tingkatan/kelas dengan kriteria baik.

38

b.

Memiliki dan mampu melaksanakan sistem penilaian yang baik dengan alat,
bentuk dan model penilaian yang teruji validitas dan reliabilitasnya.

c.

Memiliki dan mampu melaksanakan kurikulum Muatan Lokal (Mulok) yang


sesuai dengan kekhasan daerah.

d.

Memiliki guru dan tenaga kependidikan yang professional dan kompeten


pada bidangnya.

e.

Memiliki dan mampu melaksanakan model supervisi dan evaluasi yang


handal terhadap kinerja guru dan tenaga kependidikan.

f.

Memiliki dan mampu melaksanakan proses pembelajaran aktif, kreatif,


efektif, dan menyenangkan.

g.

Memiliki dan mampu melaksanakan model-model dan strategi pembelajaran


yang sesuai dengan standar nasional pendidikan.

h.

Memiliki dan mampu melaksanakan model-model evaluasi pembelajaran


beserta perangkat/alat evaluasi yang handal dan valid.

i.

Memiliki dan mampu melaksanakan penggunaan bahan ajar dan sumber


pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.

j.

Memiliki dan melaksanakan penggunaan media pembelajaran yang sesuai


dengan kebutuhan belajar siswa.

k.

Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang berkualitas dan sesuai


dengan kebutuhan sekolah.

l.

Memiliki lingkungan sekolah yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran


aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

m. Memiliki

dan

mampu

melaksanakan

strategi

yang

handal

untuk

meningkatkan pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).


n.

Memiliki

dan

mampu

melaksanakan

strategi

yang

handal

untuk

meningkatkan pencapaian standar kelulusan.


o.

Memiliki dan mampu melaksanakan secara baik manajemen berbasis


sekolah.

p.

Memiliki prestasi akademik dan non akademik yang menonjol di tingkat


Kabupaten Tengerang/Provinsi Banten.

q.

Memiliki/mencapai Standar Peningkatan Mutu (SPM)

39

r.

Memiliki dan mampu menggunakan jaringan informasi secara efektif dan


efisien melalui website sekolah.

s.

Memiliki jalinan kerja dengan penyandang dana dalam rangka penggalangan


dana dari berbagai sumber, penciptaan usaha-usaha, menuju terlaksananya
sistem subsidi silang.

t.

Memilkiki budi pekerti yang dilandasi iman dan takwa serta terbinanya
budaya salam, salim, dan senyum (3S).
4.

Keadaan Guru dan Karyawan


Tabel 1
Keadaan Guru dan Karyawan Menurut Jenis Kelamin

No.

Personal

Jumlah

1.

Guru PNS

54

55

2.

GTT

11

13

3.

GBS

4.

Pegawai PNS

5.

PTT

11

6.

PSR

7.

STP

11

8.

Bagian Kesiswaan

9.

Bagian Komputer

10.

Bagian Persurataan

Keterangan:
PNS : Pegawai Negeri Sipil

PSR

: Pesuruh

PTT : Pegawai Tidak Tetap (Honorer)

STP

: Satpam

GTT : Guru Tidak Tetap (Honorer)

GBS

: Guru Bantu Sekolah

40

5. Keadaan Siswa Secara Umum


Tabel 2
Keadaan Siswa Secara Umum
Jumlah Murid
Tingkat/
Kelas

Rombongan
Belajar

Mutasi
Keluar Masuk

Jumlah

Jumlah
L

Jumlah
Keseluruhan

VII

18
3

18
7

370

370

VIII

20
3

15
7

340

343

IX

10

19
8

18
7

385

385

Jumlah

29

58
1

54
9

1.098

1.095

6. Sarana dan Prasarana


Tabel 3
Sarana dan Prasarana Secara Umum
KEPEMILIKAN
BANGUNAN
NO

PERTELAAN
MILIK
SENDIRI

LUAS
BANGUNAN KETERANGAN
(M2)
MENUMPANG

Ruang Belajar

28

7x8

Ruang Kepala
Sekolah

7x7

Ruang Wakil
Kepsek

7x8

Ruang Guru

7 x 16

Baik
Baik

Baik

Baik

41

Ruang
Usaha

Tata

7x8

Ruang BP

7x7

Kantin
Sekolah

8x4

Ruang
Koperasi

4x5

Ruang OSIS

4x7

10

Ruang
Musholla

8 x 12

11

Kamar
Mandi/WC
Guru

3x3

12

Kamar
Mandi/WC
Siswa

14

2x2

13

Ruang
Gudang

3x7

14

Ruang Makan
Guru

3x7

15

Ruang
Perpustakaan

8 x 15

16

Laboratorium
Komputer

8 x 15

17

Laboratorium
IPA

8 x 15

Baik

Baik
Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

42

18

Laboratorium
Bahasa

8 x 15

19

Lapangan
Basket

12 x 25

20

Lapangan
Upacara

15 x 25

21

Lapangan
Futsal

15 x 25

B.

Kurang Baik

Baik

Baik

Baik

Deskripsi data
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, diperoleh

data mengenai kreatifitas mengajar guru dan prestasi belajar siswa, dan
setelah diolah dan dilakukan tabulasinya akan dianalisa dengan analisis
tabel berikut:
C.

Analisis dan Interprestasi Data


1. Analisis data Kreatifitas mengajar guru
Kreatifitas mengajar guru SMPN 2 Tangerang Selatan dapat

digambarkan dalam tabel dengan analisanya sebagai berikut:


Tabel 4
Guru menanamkan rasa gemar membaca siswa
No.
1.

Alternatif Jawaban
a. selalau
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

15
11
3
1
30

50%
36,7%
10%
3,3%
100%

43

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


(86,7%) guru menanamkan rasa gemar membaca siswa, hal ini dapat dilihat ketika
guru memerintahkan siswa untuk membaca kembali materi yang telah dibahas
dikelas, sebagian lainnya kadang pernah menanamkan rasa gemar membaca
(10%) yang tidak pernah menanamkan rasa gemar membaca presentasinya sedikit
(3,3%) karena sebagian besar guru memiliki kewajiban untuk menanamkan rasa
gemar membaca pada siswa.
Tabel 5
Guru menjelaskan pelajaran dengan melihat buku
No.
2.

Alternatif Jawaban
a. selalau
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

9
12
6
3
30

30%
40%
20%
10%
100%

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


(70%) menjelaskan pelajaran dengan melihat buku hal ini terlihat ketika guru
menerangkan materi di dalam kelas, sebagian lainnya kadang pernah melihat buku
(20%) yang tidak pernah melihat buku dalam menjelaskan pelajaran presentasinya
sedikit (10%) karena sebagian besar guru mengajar melihat buku panduan.
Tabel 6
Guru menjelaskan pelajaran dengan jelas
No.
3.

Alternatif Jawaban
a. selalau
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah

Frekuensi

presentase

13
13
4
-

43,3%
43,3%
13,3%
-

44

Jumlah (N)

30

100%

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


guru (86,6%) menjelaskan pelajaran dengan jelas hal ini terlihat dari pemahaman
siswa terhadap materi yang diajarkan guru di dalam kelas, sebagian lainnya
kadang pernah menjelaskan dengan jelas (13,3%) yang tidak pernah menjelaskan
pelajaran dengan jelas presentasinya tidak ada (0%) karena seluruh guru
menjelaskan materi dengan jelas.
Tabel 7
Guru bersemangat dalam menjelaskan pelajaran
No.
4.

Alternatif Jawaban
a. selalau
b. sering
c. kadang-kadang
e. tidak pernah
Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

14
6
9
1
30

46,7%
20%
30%
3,3%
100%

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


guru (66,7%) bersemangat dalam menjelaskan pelajaran hal ini dapat terlihat dari
antusias siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, sebagian lainnya kadangkadang bersemangat (30%) yang tidak pernah bersemangat dalam menjelaskan
pelajaran presentasinya sedikit (3,3%) karena jika gurunya tidak bersemangat
maka siswanya pun tidak akan bersemangat dalam belajar.
Tabel 8
Guru menyenangkan setiap mengajar
No.
5.

Alternatif Jawaban
a. selalau
b. sering
c. kadang-kadang

Frekuensi

presentase

13
11
6

43,3%
36,7%
20%

45

d. tidak pernah
Jumlah (N)

30

100%

Berdasarkan data diatas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar guru


(80%) menyenangkan setiap mengajar terbukti dari siswa yang senang dalam
mendengarkan penjelasan guru, sebagian lainnya kadang-kadang menyenangkan
(20%) guru yang tidak menyenangkan dalam mengajar presentasinya tidak ada
(0%) karena jika guru tidak menyenangkan maka siswa tidak akan memperhatikan
penjelasan yang guru.
Tabel 9
Guru bertanya apabila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar
No.
6.

Alternatif Jawaban
a. selalau
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

12
10
4
4
30

40%
33,3%
13,3%
13,3%
100%

Berdasarkan data diatas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar guru


(43,3%) bertanya apabila siswa mengalami kesulitan dalam belajar hal ini terlihat
ketika di dalam kelas guru bertanya pada siswa yang belum memahami materi,
sebagian lainnya kadang-kadang (13,3%) guru yang tidak pernah menanyakan
kesulitan siswa presentasinya sama dengan yang kadang-kadang (13,3%) karena
jika siswa belum memahami materi maka akan sulit memahami materi
selanjutnya.

46

Tabel 10
Penjelasan yang guru berikan siswa sudah merasa cukup
No.
7.

Alternatif Jawaban
a. selalau
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

12
11
5
2
30

40%
36,7%
16,7%
6,6%
100%

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


(76,7%) penjelasan yang guru berikan siswa sudah merasa cukup terlihat dari
pemahaman siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan guru, sebagian lainnya
kadang pernah merasa cukup (16,7%) yang tidak pernah merasa cukup dengan
penjelasan yang guru berikan presentasinya sedikit (6,6%) karena sebagian kecil
siswa ada yang belum memahami penjelasan guru.
Tabel 11
Guru menjawab pertanyaan siswa dengan jelas
No.
8.

Alternatif Jawaban
a. selalau
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah

Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

15
8
5
2

50%
26,7%
16,7%
6,6%

30

100%

Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar guru


(76,7%) menjawab pertanyaan siswa dengan jelas terlihat dari pengetahuan yang
diterima dari penjelasan yang diberikan oleh guru, sebagian lainnya kadang
pernah menjawab pertanyaan dengan jelas (16,7%) guru yang tidak pernah
menjawab pertanyaan dengan jelas presentasinya sedikit (6,6%) karena sebagian
kecil guru tidak memilki wawasan yang luas untuk menjawab soal.

47

Tabel 12
Guru menunjuk siswa untuk menjelaskan di depan kelas
No.
9.

Alternatif Jawaban
a. selalau
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

13
9
6
2
30

43,3%
30%
20%
6,7%
100%

Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar guru


(73,3%) menunjuk siswa untuk menjelaskan kedepan kelas hal ini bertujuan untuk
melatih siswa untuk berani berbicara di depan kelas, sebagian lainnya kadang
pernah menunjuk siswa (20%) sedangkan guru yang tidak pernah menunjuk siswa
untuk menjelaskan kedepan kelas presentasinya sedikit (6,7%) karena sebagian
besar guru menunjuk siswa untuk menjelaskan didepan kelas.
Tabel 13
Siswa merasa bosan ketika belajar
No.
10.

Alternatif Jawaban
a. selalau
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

6
12
11
2
30

20%
38,7%
36,7%
6,6%
100%

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


(58,7%) merasa bosan dalam belajar terlihat dari ketidak seriusannya siswa dalam
mendengarkan penjelasan yang guru berikan, sebagian lainnya kadang pernah
merasa bosan (38,7%) yang tidak pernah merasa bosan dalam belajar
presentasinya sedikit (6,6%) karena guru menggunakan metode yang bervariasi
agar siswa tidak bosan dalam belajar.

48

Tabel 14
Guru menggunakan permainan dalam belajar
No.
11.

Alternatif Jawaban

Frekuensi

presentase

14
12
3
1
30

46,7%
40%
10%
3,3%
100%

a. selalau
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


(86,7%) guru menggunakan permaianan dalam belajar agar siswa tidak merasa
jenuh didalam kelas, sebagian lainnya kadang pernah menggunakan (10%) yang
tidak pernah menggunakan permainan dalam belajar presentasinya sedikit (3,3%)
karena jika tidak menggunakan permainan maka siswa tidak memperhatikan
penjelasan guru.
Tabel 15
Guru bercerita dalam mengajar
No.
12.

Alternatif Jawaban

Frekuensi

presentase

14
8
5
3
30

46,7%
26,7%
16,6%
10%
100%

a. selalau
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


(73,4%)

guru

bercerita

dalam

belajar

agar

siswa mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan guru, sebagian lainnya kadang pernah bercerita


(16,6%) yang tidak pernah bercerita dalam belajar presentasinya sedikit (10%)
karena jika tidak bercerita siswa akan merasa jenuh didalam kelas.

49

Tabel 16
Guru menggunakan gambar-gambar dalam menjelaskan pelajaran
No.
13.

Alternatif Jawaban
a. selalau
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

17
6
5
2
30

56,7%
20%
16,6%
6,7%
100%

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


(76,7%) guru menggunakan gambar dalam menjelaskan pelajaran agar
memudahkan siswa dalam memahami materi yang diberikan, sebagian lainnya
kadang pernah menggunakan gambar (16,6%) yang tidak pernah menggunakan
gambar dalam menjelaskan pelajaran presentasinya sedikit (6,7%) karena dengan
gambar memudahkan guru dalam menerangkan materi.
Tabel 17
Guru menjelaskan dengan memberikan contoh- contoh dalam belajar
sehingga mudah dipahami
No.
14.

Alternatif Jawaban
a. selalau
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

14
19
4
2
30

46,7%
33,3%
13,3%
6,7%
100%

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


(80%) guru menjelaskan dengan memberikan contoh agar menambahkan
pengalaman siswa tentang materi yang diberikan, sebagian lainnya kadang pernah
memberikan contoh (13,3%) yang tidak pernah memberikan contoh dalam belajar
presentasinya sedikit (6,7%) karena dengan memberikan contoh siswa lebih
mudah memahami materi yang dijelaskan oleh guru.

50

Tabel 18
Guru membuat kelompok belajar agar siswa aktif memperhatikan pelajaran
No.
15.

Alternatif Jawaban
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

14
9
5
2
30

46,7%
30%
16,6%
6,6%
100%

Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar guru


(76,7%) membuat kelompok belajar agar siswa aktif didalam kelas, sebagian
lainnya kadang pernah membuat (16,6%) sedangkan guru yang tidak pernah
membuat kelompok belajar agar siswa aktif presentasinya sedikit (6,6%) karena
sebagian kecil guru merasa tidak kondusif jika membuat kelompok belajar.
Tabel 19
Guru menegur siswa jika tidak memeperhatikan pelajaran
No.
16.

Alternatif Jawaban
a. selalau
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

13
8
5
4
30

43,3%
26,7%
16,7%
13,3%
100%

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


(70%) guru menegur siswa jika tidak memperhatikan pelajaran hal ini terlihat
ketika guru menegur siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, sebagian lainnya
kadang pernah menegur siswa (16,7%) yang tidak pernah menegur siswa jika
tidak memperhatikan pelajaran presentasinya sedikit (13,3%) karena sebagian
besar guru menegur siswa jika tidak memperhatikan pelajaran.

51

Tabel 20
Guru menyuruh siswa mengulang pelajaran lagi dirumah
No.
17.

Alternatif Jawaban

Frekuensi

presentase

15
10
4
1
30

50%
33,3%
13,3%
3,3%
100%

a. selalau
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


(83,3%) guru menyuruh siswa mengulang pelajaran lagi di rumah agar siswa lebih
memahami materi yang sudah diberikan guru disekolah, sebagian lainnya kadang
pernah menyuruh (13,3%) yang tidak pernah menyuruh siswa mengulang
pelajaran lagi di rumah presentasinya sedikit (3,3%) karena sebagian besar guru
menyuruh mengulang pelajaran dirumah.
Tabel 21
Guru memberikan tugas pekerjaan rumah
No.
18.

Alternatif Jawaban

Frekuensi

presentase

15
11
3
1
30

50%
36,7%
10%
3,3%
100%

a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


(86,7%) guru memberikan tugas pekerjaan dirumah agar siswa belajar dan
mengulang materi yang sudah diajarkan di sekolah, sebagian lainnya kadang
pernah memberikan (10%) yang tidak pernah memberikan tugas pekerjaan
dirumah presentasinya sedikit (3,3%) karena jika siswa tidak diberikan tugas
rumah maka terkadang siswa tidak belajar.

52

Tabel 22
Tugas yang guru berikan mudah dipahami
No.
19.

Alternatif Jawaban
a. selalau
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

14
7
8
1
30

46,7%
23,3%
26,7%
3,3%
100%

Berdasarkan data diatas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar (70%)


tugas yang diberikan guru mudah dipahami terlihat dari nilai siswa yang tinggi,
sebagian lainnya kadang-kadang mudah difahami (26,7%) sedangkan yang tidak
memahami tugas yang guru berikan presentasinya sedikit (3,3%) karena sebagian
kecil siswa tidak memperhatikan ketika guru menerangkan.
Tabel 23
Guru memberikan pujian jika siswa dapat menjawab soal
No.
20.

Alternatif Jawaban
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

13
11
4
2
30

43,3%
36,7%
13,3%
6,7%
100%

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


(8o%) guru memberikan pujian pada siswa jika dapat menjawab soal hal ini
bertujuan untuk menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa, sebagian lainnya
kadang pernah memberikan (13,3%) yang tidak pernah memberikan pujian pada
siswa yang dapat menjawab soal presentasinya sedikit (6,7%) karena guru
merupakan salah satu motivator belajar bagi siswa.

53

Tabel 24
Guru menegur siswa yang malas
No.
21.

Alternatif Jawaban
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

13
7
7
3
30

43,3%
23,3%
23,3%
10%
100%

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


(66,7%) guru menegur siswa yang malas agar siswa lebih semangat lagi dalam
belajar, sebagian lainnya kadang pernah menegur (23,3%) yang tidak pernah
menegur pada siswa yang malas presentasinya sedikit (10%) karena guru
memiliki kewajiban untuk menegur siswa yang malas.
Tabel 25
Guru mengadakan tes tentang pelajaran yang sudah dibahas
No.
22.

Alternatif Jawaban
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

15
5
7
3
30

50%
16,7%
23,3%
10%
100%

Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar


(66,7%) mengadakan tes tentang pelajaran yang sudah dibahas bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang sudah diajarkan
oleh guru, sebagian lainnya kadang-kadang mengadakan tes (23,3%) sedangkan
yang tidak pernah mengadakan tes pelajaran yang sudah dibahas presentasinya
sedikit (10%) karena tes tersebut sebagai umpan balik bagi siswa.

54

Tabel 26
Guru menjelaskan materi dengan penuh kesabaran
No.
23.

Alternatif Jawaban
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

11
9
8
2
30

36,7%
30%
26,7%
6,6%
100%

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


(56,7%) guru menjelaskan materi dengan penuh kesabaran, hal ini terlihat dari
kesabaran guru dalam menjelaskan materi didalam kelas, sebagian lainnya kadang
pernah bersabar (36,7%) yang tidak pernah bersabar presentasinya sedikit (6,6%)
karena sebagian guru sudah memiliki kesabaran dalam menghadapi prilaku siswa
yang beraneka ragam.
Tabel 27
Guru memberikan solusi jika siswa mengalami masalah
No.
24.

Alternatif Jawaban
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

14
11
5
30

46,7%
36,7%
16,6%
100%

Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar


(83,4%) guru memberikan solusi pada siswa yang mengalami masalah agar dapat
meringankan beban yang dihadapi siswa, sebagian lainnya kadang pernah
memberikan (16,6%), sedangkan yang tidak pernah memberikan solusi pada siswa
yang mengalami masalah presentasinya tidak ada (0%) karena seluruh guru
memiliki kewajiban untuk membantu kesulitan yang dihadapi siswa.

55

Tabel 28
Guru memberikan nilai sesuai dengan kemampuan siswa
No.
25.

Alternatif Jawaban
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah (N)

Frekuensi

presentase

11
7
9
3
30

36,7%
23,3%
30%
10%
100%

Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar


(60%) guru memberikan nilai sesuai dengan kemampuan siswa hal ini dapat
dilihat dari nilai yang diberikan guru sesuai dengan kemampuan siswa masingmasing, sebagian lainnya kadang pernah memberikan nilai sesuai kemampuan
siswa (30%) yang tidak pernah memberikan nilai sesuai dengan kemampuan
siswa presentasinya sedikit (10%) karena guru yang profesional dapat menilai
secara akurat sesuai dengan kemampuan siswa.
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pengaruh
kreatifitas mengajar guru di SMPN 2 Kota Tangsel saat ini cukup baik. Terbukti
dari keterangan yang diberikan guru agama islam dan dari jawaban yang diberikan
responden. Berarti membuktikan bahwa guru SMPN 2 Kota Tangsel telah
memahami dan melaksanakan kreatifitas mengajar dikelas agar memudahkan
siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru sehingga tercapainya
tujuan pendidikan yang diaharapkan.

56

2. Angka Indeks Korelasi r Product Moment


Tabel 29
Indeks Korelasi Product Moment
Interpretasi

Besarnya r
Product Moment

0,20 0,40

Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan


tetapi korelasinya sangat lemah atau rendah sehingga korelasi itu
diabaikan.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah
atau rendah.

0,40 0,70

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang


atau cukup.

0,70 0,90

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau


tinggi.

0,90 1,00

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat


kuat atau sangat tinggi.

0,00 0,20

3. Analisa data Korelasi

Tabel 30
Data nilai korelasi antara kreatifitas mengajar guru dengan
prestasi belajar siswa
NO

X2

Y2

XY

78

78

6084

6084

6084

78

76

6084

5776

5928

79

73

6241

5329

5767

77

78

5929

6084

6006

78

76

6084

5776

5928

57

80

76

6400

5776

6080

77

74

5929

5476

5698

78

74

6084

5476

5772

80

79

6400

6241

6320

10

79

78

6241

6084

6162

11

78

82

6084

6724

6396

12

80

80

6400

6400

6400

13

76

72

5776

5184

5472

14

80

82

6400

6724

6560

15

77

72

5929

5184

5544

16

81

76

6561

5776

6156

17

78

74

6084

5476

5772

18

77

77

5929

5929

5929

19

78

74

6084

5476

5772

20

77

72

5929

5184

5544

21

77

75

5929

5625

5775

22

76

77

5776

5929

5852

23

77

73

5929

5329

5621

24

76

70

5776

4900

5320

25

79

71

6241

5041

5609

26

78

76

6084

5776

5928

27

75

73

5625

5329

5475

28

78

76

6084

5776

5928

29

76

75

5776

5625

5700

58

30

80

78

N= 30

X= 2338

{N X

6084

Y= 2267 X2= 182272 Y2= 171573

6240
XY= 176738

N XY ( X )( Y )

rxy =

6400

( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2 }

30176738 23382267
(30.182272 2338 )(30.171573 2267
2

5302140 5300246

5468160 54662445147190 5139289


1894

19167901

1894
3890.79

0,48

4. Interpretasi Data
Berdasarkan perhitungan data yang dilakukan, didapatkan hasil angka
korelasi antara variabel X dan variabel Y bertanda positif, maka diantara kedua
variabel tersebut terdapat korelasi yang sejalan searah. Terlebih dahulu mencari
derajat bebasnya (db) yang rumusnya adalah sebagai berikut:

db = N nr

59

db = derajat bebas
N = Number of Cases
Nr = Banyaknya variabel yang kita korelasikan
Dengan diperolehnya db maka dapat dicari besarnya r yang tercantum
dalam tabel nilai r Product Moment pada taraf signifikan 5% jika rhitung sama
dengan atau lebih besar dari pada rtabel maka hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau
diterima. Dengan memperhatikan besarnya rxy

yaitu 0,48 dengan data tabel

besarnya 0,374 berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat hubungan yang
sedang atau cukup. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau diterima.
Berarti memang benar antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi positif,
sehingga hipotesis (Ho) yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara
pengaruh kreatifitas mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa ditolak.
Dari hasil yang dilakukan baik melalui wawancara maupun questioner
yang disebarkan pada siswa terungkap bahwa dalam pengaruh kreatifitas
mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa terdapat hubungan yang signifikan,
berarti guru telah memiliki kreatifitas yang baik sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa si SMPN 2 Kota Tangerang Selatan.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan, tentang
kreativitas mengajar guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Setelah dilakukan penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa
kreatifitas mengajar guru di SMPN 2 Kota Tangsel, dalam mengajar
memiliki kreatifitas mengajar yang tergolong cukup baik, karena dalam
proses pengajaran guru cukup kreatif dalam memberikan ide-ide yang
dapat membuat siswa termotivasi untuk belajar.
2. Prestasi belajar siswa di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan tergolong baik
karena nilai siswa diatas nilai rata-rata kelas, ini dapat terlihat dari tabel
yang ada di bab IV berarti menandakan siswa SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan cukup baik dalam memperhatikan pelajaran yang diterangkan
oleh guru di dalam kelas.
3. Jika dilihat dari hasil penelitian dapat dilihat adanya hubungan yang
signifikan antara kreatifitas mengajar guru dengan prestasi belajar. Oleh

60

61

karena itu semakin guru kreatif dalam mengajar maka akan semakin baik
pula prestasi yang dihasilkan oleh siswa.
B. Saran- saran
1. Sudah seharusnya seorang pendidik harus dapat menciptakan ide-ide
baru yang menarik. Agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Seorang guru juga harus dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan sehingga siswa dapat memperhatikan penjelasan guru
dengan baik. Ide-ide baru itu dapat diperoleh dengan cara membaca
buku, atau mengikuti pelatihan- pelatihan yang dapat menghasilkan ideide baru yang kreatif.
2. Pemerintah dan juga pihak sekolah hendaknya juga berperan dalam
menumbuhkan kreatifitas mengajar guru, sehingga dapat mencapai
tujuan pendidikan yang diharapkan.
3. Selain guru orang tua pun tetap berperan dalam meningkatkan prestasi
siswa dengan cara mengawasi siswa belajar di rumah untuk mengulang
materi yang sudah diajarkan di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdus Amal, Salam Al-Khalili, Pengembangan Kreatifitas Anak, Jakarta: Pustaka


Al-Kausar, 2006.
Arikunto, Suharsimin, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
Cet-VI, 2006.
, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rieke Cipta,
Cet-12 2002.
Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rieneka Cipta, Cet ke- 1, 1997.
Daradjat, Zakiah, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, Jakarta: Bulan Bintang,
1998.
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: PT, Rieneke Cipta, Cet. 1,
2002.
Hasbullah, Dasar- dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Cet. 5, 2006.
Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi dan
Pendidikan, Jakarta: PT Al- HusnaZikra, 1995.
, Kreatifitas dan Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al- Husna, Cet. 1,
1991.
Margono, S, Metodologi Penelitian pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Mursel, J. dan S. Nasution, Mengajar dengan Sukses, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Munadar S.C.U, Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah, Jakarta:
Grasindo, 1992.
Narbuko, Cholid dkk, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet.V,
2003.
Poerwadarminta, W. J. S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, Cet. III, 1990.
Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
Cet. Ke-23, 2007.
Rachmawati ,Yeni dan Euis Kurniat, Strategi Pengembangan Kreatifitas pada
Anak, Jakarta: Kencana, Cet. 1, 2010.

62

63

Sabri, M. Aliusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1995.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1987.
Sugiono, Metodologi Penelitian, (Bandung: CV.Alfabeta, 1999).
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:Gunung,
PT. Rineka Cipta, Cet. V, 2010.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Remaja Rosdakarya, Cet VII, 2002.
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik
Kurikulum PBM, Jakarta: PT. Raja Grafindo, Cet. V,1993.
Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, Cet. 1, 1988.

Analisis Item Untuk Skor Variabel Kreatifitas Mengajar Guru

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Nama
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
AA
BB
CC
DD

1
4
4
4
3
4
3
4
3
3
4
2
4
4
3
3
4
4
3
2
1
3
4
3
4
4
4
3
2
3
4

2
2
3
4
3
4
2
2
4
3
4
3
3
2
4
3
2
3
4
3
4
3
2
3
1
1
4
3
1
4
3

3
4
3
2
4
3
4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
3
3
4
4
3
2
4
4
3
3
3
2
4
3
2

4
4
4
3
4
4
4
3
2
4
4
4
2
3
2
2
3
4
2
4
4
3
2
2
4
2
2
1
4
4
3

5
3
3
4
4
2
3
4
3
3
2
4
4
2
3
4
4
2
3
2
3
4
4
3
4
4
4
4
3
2
3

6
4
3
2
3
3
4
4
4
3
4
1
3
4
3
2
1
4
1
4
2
4
1
4
3
3
3
3
2
4
4

7
3
2
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
2
4
1
2
4
4
4
4
2
3
1
2
4
4
3
4
3
4

8
3
4
3
4
4
4
3
4
2
2
4
4
4
1
3
4
1
3
4
2
4
4
3
2
4
2
3
4
4
3

9 10 11
4 1 3
3 4 3
3 3 2
2 4 3
1 3 4
3 2 3
4 3 2
2 4 2
3 2 4
4 4 3
3 4 4
2 3 4
4 2 4
4 3 3
4 2 4
4 2 3
2 3 4
3 2 4
1 2 4
4 1 3
4 2 1
3 3 4
4 2 4
4 3 3
3 2 3
4 3 4
2 3 4
3 4 3
2 2 3
4 3 4

12
4
4
4
1
2
3
4
1
3
2
4
4
4
2
4
4
3
3
4
3
4
2
3
4
3
3
4
4
1
2

Soal
13 14 15
2 3 4
1 3 2
3 4 3
4 2 4
3 4 4
4 2 4
1 4 3
4 3 4
4 4 2
4 3 4
2 4 3
4 1 4
3 4 4
4 3 4
4 3 2
3 4 4
4 1 4
4 3 3
2 4 3
4 2 4
3 4 3
4 4 2
4 2 3
2 4 1
4 3 3
4 4 2
4 3 3
4 3 1
3 4 4
2 4 4
Jumlah

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
3 4 4 4 2 1 3 2 4 3
4 3 4 2 3 4 3 3 4 2
3 4 2 4 2 3 1 4 4 4
2 4 3 4 3 2 4 2 4 1
4 2 4 3 1 4 2 4 3 2
3 4 3 2 4 3 4 2 4 3
2 4 3 4 3 2 3 4 3 2
4 3 4 4 2 4 2 4 3 1
1 4 4 2 3 4 4 2 4 4
4 1 3 4 4 3 1 4 3 2
2 4 2 3 3 4 4 4 2 1
4 3 4 3 4 2 3 3 4 2
1 3 3 4 4 1 4 2 3 2
4 2 4 2 4 4 2 3 4 4
4 4 3 4 1 3 4 2 3 4
3 3 4 2 3 4 4 3 4 4
2 4 4 4 3 2 4 2 3 4
4 2 4 4 4 4 2 1 3 3
3 4 3 4 4 3 2 3 2 3
4 3 4 2 3 4 4 2 3 4
3 4 3 3 4 2 4 3 2 3
1 4 4 4 3 4 3 1 4 2
4 3 4 3 4 2 4 2 3 3
3 4 3 4 3 4 2 3 4 2
4 3 4 2 3 4 4 2 3 4
1 3 4 4 2 4 1 3 2 4
4 4 3 2 4 3 2 4 2 2
3 2 3 3 4 2 4 4 4 3
4 3 2 1 4 1 4 3 4 4
2 4 1 3 4 3 4 2 4 4

Jumlah
78
78
79
77
78
80
77
78
80
79
78
80
76
80
77
81
78
77
78
77
77
76
77
76
79
78
75
78
76
80
2338

Y
78
78
79
77
78
80
77
78
80
79
78
80
76
80
77
81
78
77
78
77
77
76
77
76
79
78
75
78
76
80
2338

X2
78
76
73
78
76
76
74
74
79
78
82
80
72
82
72
76
74
77
74
72
75
77
73
70
71
76
73
76
75
78
2267

Y2
6084
6084
6241
5929
6084
6400
5929
6084
6400
6241
6084
6400
5776
6400
5929
6561
6084
5929
6084
5929
5929
5776
5929
5776
6241
6084
5625
6084
5776
6400
182272

XY
6084
5776
5329
6084
5776
5776
5476
5476
6241
6084
6724
6400
5184
6724
5184
5776
5476
5929
5476
5184
5625
5929
5329
4900
5041
5776
5329
5776
5625
6084
171573

6084
5928
5767
6006
5928
6080
5698
5772
6320
6162
6396
6400
5472
6560
5544
6156
5772
5929
5772
5544
5775
5852
5621
5320
5609
5928
5475
5928
5700
6240
176738

QUESTIONER UNTUK SISWA

Pentunjuk Pengisian Angket


1. Jawablah anket berikut dengan memeilih salah satu alternatif jawaban S, S,
KK atau TP dengan menyontreng () jawaban yang sesuai
2. Questinor ini bertujuan ilmiah dalam rangka penyelesaian karya ilmiah/skripsi
3. Pendapat siswa/i dijamin kerahasiannya
4. Tulislah indentitas anda dengan benar pada tempat yang telah disediakan
5. Ketentuan prihal jawaban :
a. Selalu (S) = 4
b. Sering (S) = 3
c. Kadang- Kadang (KK) = 2
d. Tidak Pernah (TP) = 1

Indentitas Responden
Nama

:............................................

Kelas

:............................................

Bidang Studi

:............................................

Kreatifitas Mengajar Guru

No
1.

Pertanyaan
Guru

menanamkan

rasa

gemar

membaca siswa
2.

Guru menjelaskan pelajaran dengan


melihat buku

3.

Guru menjelaskan pelajaran dengan


jelas

4.

Guru

bersemangat

dalam

menjelaskan pelajaran
5.

Guru

menyenangkan

setiap

mengajar
6.

Guru bertanya apabila ada siswa


yang mengalami kesulitan dalam
belajar

7.

Penjelasan

yang

guru

berikan

apakah siswa sudah merasa cukup


8.

Guru menjawab pertanyaan siswa


dengan jelas

9.

Guru

menunjuk

siswa

untuk

menjelaskan didepan kelas


10

Guru membuat kelompok diskusi


untuk mencari solusi dalam suatu
masalah

11

Guru

menggunakan

permainan

dalam belajar
12

Guru bercerita dalam mengajar

13

Guru menggunakan gambar-gambar


dalam menjelaskan pelajaran

KK

TP

14

Guru

menjelaskan

dengan

memberikan contoh- contoh dalam


belajar sehingga mudah dipahami
15

Guru membuat kelompok belajar


agar siswa aktif memperhatikan
pelajaran

16

Guru menegur siswa jika tidak


memeperhatikan pelajaran

17

Guru menyuruh siswa mengulang


pelajaran lagi dirumah

18

Guru memberikan tugas pekerjaan


rumah

19

Tugas yang guru berikan mudah


dipahami

20

Guru memberikan pujian jika siswa


dapat menjawab soal

21

Guru menegur pada siswa yang


malas

22

Guru

mengadakan

tes

tentang

pelajaran yang sudah dibahas


23

Guru menanyakan kepada orang tua


apakah siswa belajar dirumah

24

Guru memberikan solusi jika siswa


mengalami masalah

25

Guru menghubungi orang tua jika


ada siswa bermasalah disekolah

BERITA WAWANCARA

Hari/tanggal :
Interviewee

Jabatan

Tempat

1. Bagaimana cara bapak menciptakan suasana kelas yang efektif dan


kondusif?
2. Menurut bapak ada hubungannya atau tidak kreatifitas mengajar guru dengan
tingkat prestasi siswa, jelaskan?
3. Dalam bidang apa saja menurut bapak seorang guru itu harus kreatifitas
dalam mengajar ?
4. Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi kreatifitas mengajar guru?
5. Apakah setiap guru diharuskan memiliki kreatifitas dalam mengajar?
6. Bagaimana upaya bapak dalam meningkatkan prestasi belajar siswa?
7. Faktor- fakktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa?
8. Apakah setiap siswa memiliki prestasi yang sama disekolah?
9. Menurut bapak bagaimana cara mengatasi siswa yang pandai dan kurang
pandai?
10. Bagaimana cara bapak menghadapi siswa yang malas belajar?

Anda mungkin juga menyukai