Anda di halaman 1dari 101

PEMBELAJARAN FIQIH DAN IMPLEMENTASINYA

PADA IBADAH SHALAT SISWA KELAS III SMP


AL-MANSHURIYAH JAKARTA

Skripsi
Diajukan kepada fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Sebagai syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.pd.I )

Disusun Oleh :
Susilawati
102011023477

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009 M / 1430 H
LEMBAR PENGESAHAN

PEMBELAJARAN FIQIH DAN IMPLEMENTASINYA


PADA IBADAH SHALAT SISWA SMP AL-MANSHURIYAH
JAKARTA

Disusun Oleh :

SUSILAWATI
NIM : 102011023477

Dosen Pembimbing:

Dr. H. Ahmad Syafi’ie Noor


NIP. 1500 94403

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2009 M / 1430 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul : “PEMBELAJARAN FIQIH DAN


IMPLEMENTASINYA PADA IBADAH SHALAT SISWA KELAS III SMP
AL-MANSHURIYAH JAKARTA “, telah diajukan dalam Sidang Munaqasyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Desember 2009. skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata
Satu (S1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam, karena itu penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)

Jakarta, 17 Desember 2009

Panitia Ujian Munaqasyah


Ketua Panitia/Ketua Jurusan Tanggal Tanda tangan
Dr. H. Abdul Fattah Wibisono, M.A
NIP. 19580112 198803 1 002 …………………
………………….

Sekretaris Jurusan
Drs. Sapiudin Shidiq, M.A
NIP. 1967 0328 200003 1 001 …………….......
…………………..
Penguji I
Drs. Abdul Haris, M.Ag
NIP. 19660901 1995 03 …………….......
…………………..

Penguji II
Drs. Sapiudin Shidiq, M.A
NIP. 1967 0328 200003 1 001 …………….......
…………………..

Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rasyada, M.A


NIP. 19571005 198703 1 003
ABSTRAK

“ Susilawati “

Pembelajaran fiqih dan implementasinya pada ibadah shalat siswa kelas III
SMP Al-manshuriyah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran fiqih
dan implementainya pada ibadah shalat siswa kelas III di SMP Al-manshuriyah
Jakarta kelas III Tahun ajaran 2009 / 2010.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
deskriptif analisis yang didukung dengan teknik pengumpulan data melalui
observasi, wawancara dan penyebaran angket yang berisi 25 pertanyaan tentang
pembelajaran fiqih (variabel x) dan implementasinya pada ibadah shalat siswa
(variabel y). angket ini disebarkan kepada siswa kelas III SMP Al-manshuriyah
Jakarta dengan teknik randon sampling, jawaban angket tersebut dihitung dengan
rumus prosentase kemudian diolah dan dijelaskan secara deskriptif. Kemudian
untuk mengetahui tingkat korelasi antara kedua variabel tersebut data dianalisis
dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.
Dari hasil perhitungan dengan angka data korelasi antara pembelajaran
fiqih dan implementasinya pada ibadah shalat siswa diperoleh r hitung tersebut
dikonsultasikan dengan rtabel. Product moment pada table untuk nilai df (Degrees
of Freedom) = N – nr, yaitu 40-2 = 38 dengan memeriksa table nilai “r” product
moment ternyata bahwa df sebesar 38 pada taraf signifikasi 5 % rtabel = 0,304
ternyata “rxy” lebih besar dari pada rtabel maka hipotesis alternatif (ha) diterima,
sedangkan hipotesa nol di tolak sehingga dapat dikorelasikan ada korelasi yang
signifikan antara variabel x (pembelajaran fiqih) dan y (implementasinya pada
ibadah shalat siswa), sedangkan pada taraf I % diperoleh rtabel 0,393 dan pada taraf
ini juga ternyata perhitungan rxy lebih besar dari rtabel. Maka hipotesa alternatif
diterima dan hipotesa nol di tolak sehingga dapat diinterprestasikan pada taraf
signifikan 1 % ada korelasi positif yang signifikan antara variabel x (pembelajaran
fiqih) dan y (implementasinya pada ibadah shalat siswa).
Dengan demikian bahwa pada taraf signifikasi 5% maupun 1% terdapat
korelasi yang signifikan antara Variabel x (pembelajaran fiqih) dan Variabel y
(implementasinya pada ibadah Shalat siswa).
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Segenap puja dan puji syukur yang mendalam penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia, petunjuk, bimbingan dan yang
penting kesehatan lahir batin, sehingga dengan segala perjuangan penulisan
skripsi ini dapat tersusun sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan oleh-Nya kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, para
sahabat, keluarga dan semua pengikutnya disepanjang zaman. Amin.
Diiringi dengan rasa hormat dan bangga penulis menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih yang mendalam kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. H. Ahmad Syafi’ie Noor Dosen Bimbingan Skripsi yang telah
memberikan motifasi, nasihat dan arahan sehingga skripsi ini selesai
dengan baik.
5. Drs. Aminuddin Yakub, M.Ag, Penasehat Akademik yang telah
memberikan waktunya untuk selalu memberikan arahan dan nasehat serta
masukan sehingga skripsi dan perkuliahan ini selesai.
6. Para dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis, sehingga penulis memiliki bekal ilmu
pengetahuan.
7. H. Hamdani, SH Kepala Sekolah SMP Al-Manshuriyah Jakarta dan staf
guru-guru SMP Al-Mansyuriah yang telah membantu dalam penulisan
skripsi ini.
8. Ayahanda tercinta (Bp. Sukamdi) dan Ibunda tercinta (Ibu Nihaya) yang
telah menaruhkan kasih sayangnya yang tak terhingga dan khususnya
kepada suamiku tercinta (Muhammad Ali HS) yang selalu memberikan
cinta dan kasih sayangnya serta dukungannya, semangat dan do’a yang
tulus dan ikhlas sehingga penulis selalu semangat dalam menyelesaikan
skripsi ini, kepada buah hatiku (Allysa Nashwah Salsabila) I love you, ia
adalah semangat terkuat sehingga skripsi ini terselesaikan. Kepada adikku
(Endang. S) tank’s atas do’a dan dukungannya serta karib kerabat
(kakekku Bpk. Sabenih, Cing Ana, Pale Anto, Nini, Putra, Cing Mamud,
Cing Suroh, Roji, Ulfa, Masim dan si kecil Hafiz yang selalu memberikan
kasih sayang, perhatian dan nasihat-nasihat yang membuat penulis
termotivasi, sehingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini.
9. Guruku tercinta ayahanda (Dr. KH. Noor Muhammad Iskandar, SQ)
selaku pimpinan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah serta para Ustaz dan
Ustazah yang telah memberikan ilmunya dan do’a sehingga penulis skripsi
ini terselesaikan dengan baik.
10. Spesial untuk pada sahabat-sahabatku tercinta yang lebih dulu
meninggalkan kampus emas ini, khususnya kelas 7A angkatan 2002 yang
selalu memberikan arahan dan motivasi yang kuat dalam penyusunan
skripsi ini, mudah-mudahan persaudaraan kita selalu diridhoi Allah SWT.
Kepada saudara dan teman-temanku di rumah terima kasih atas bantuan
dan motivasinya.
Semoga Allah melimpahkan rahmatnya pada mereka semua atas amal baik
yang telah diberikan. Akhirul kalam semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi yang membaca.

Jakarta, Desember 2009


Susilawati
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 4
C. Pembatasn / Perumusan Masalah ......................................... 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 5
E. Metode Pembahasan ............................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ................................... 7
1. Pengertian Pembelajaran................................................. 7
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar...................... 10
3. Ciri-ciri Belajar .............................................................. 12
B. Pembelajaran Fiqih................................................................ 12
1. Pengertian Fiqih ............................................................. 12
2. Ruang Lingkup Pelajaran Fiqih ...................................... 14
3. Tujuan Mempelajari Fiqih ............................................. 15
4. Implementasi Pembelajaran Fiqih .................................. 17
C. Kewajiban Shalat ................................................................. 18
1. Pengertian Ibadah Shalat ................................................ 17
2. Hukum Mendirikan Shalat .............................................. 21
3. Kedudukan Shalat .......................................................... 23
4. Hikmah Shalat ................................................................ 24
D. Kerangka Berfikir ................................................................ 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian ............................................................... 29
B. Populasi dan Sampel ............................................................ 30
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 30
D. Teknik Analisis Data ............................................................ 31
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Al-Manshuriyah Jakarta ................ 36
1. Sejarah Berdirinya dan Letak Geografisnya .................. 36
2. Keadaan Guru dan Siswa ................................................ 37
3. Struktur Organisasi ........................................................ 39
4. Sarana dan Prsarana ....................................................... 39
B. Pelaksanaan Pembelajaran Fiqih di SMP Al-Manshuriyah
Jakarta ................................................................................... 40
1. Pembelajaran dan Kurikulum ......................................... 40
2. Metode Pengajarn Fiqih .................................................. 41
3. Sistem Evaluasi .............................................................. 43
C. Implementasi Pembelajaran Fiqih Pada Pelaksanaan Ibadah
Shalat Wajib Siswa kelas IIIdi SMP Al-Manshuriyah
Jakarta ................................................................................... 43
D. Deskripsi Data ...................................................................... 46
E. Analisis Hasil Penelitian ...................................................... 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 79
B. Saran ..................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 81-83
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Angket ........................................................................... 34


Tabel 2 Interprestari Data.......................................................................... 35
Tabel 3 Keadaan guru dan karyawan SMP Al-Manshuriyah Jakarta ....... 37
Tabel 4 Keadaan siswa SMP Al-Manshuriyah Jakarta ............................. 38
Tabel 5 Data Sampel ................................................................................. 47
Tabel 6-30 Persentase variabel x dan variabel y............................................ 49-66
Tabel 31 Pembelajaran Fiqh (variabel x) ................................................... 67
Tabel 32 Implementasinya pada ibadah shalat siswa kelas III SMP Al-
Manshuriyah (variable y) ............................................................. 69
Tabel 33 Hasil Angka Indeks korelasi antara variable x dan variable y.... 71
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Angket ...........................................................................


Tabel 2 Interprestari Data..........................................................................
Tabel 3 Keadaan guru dan karyawan SMP Almansyriah Jakarta .............
Tabel 4 Keadaan siswa SMP Almansyriah Jakarta...................................
Tabel 5 Data siswa kelas 3 ........................................................................
Tabel 6 Data Sampel .................................................................................
Tabel 7-30 Vartabel X....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan Islam merupakan usaha membina dan mengembangkan
aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah secara bertahap. Proses yang dilakukan
dalam usaha kependidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan, yaitu
mengarahkan anak didik kepada titik optimal kemampuannya. Sedangkan
tujuan yang hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan
utuh sebagai manusia individual, sosial dan hamba Tuhan yang mengabdikan
diri kepada-Nya. 1
Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap
Muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi
manusia melalui proses yang panjang dengan hasil yang tidak dapat segera.
Dalam proses pembentukan tersebut diperlukan suatu perhitungan yang
matang dan hati-hati berdasarkan pandangan atau pikiran dan teori yang tepat.
Sehingga kegagalan dan kesalahan langkah pembentukan terhadap anak didik
dapat dihindarkan.
Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 adalah “usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. 2
Secara umum pendidikan diarahkan kepada usaha untuk membimbing
dan mengembangkan potensi fitrah manusia hingga ia dapat memerankan diri
1
secara maksimal sebagai pengabdi Allah yang taat. Namun kenyataannya
manusia selaku Mahluk indivudu memiliki kadar kemampuan yang berbeda.

1
Khairon Rasyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), cet.l.h.135

2
Undang-undang Pendidikan Nasional, No.20 Tahun 2003.h. 14
Selain itu pun manusia sebagai mahluk sosial menghadapi lingkungan dan
masyarakat yang bervariasi. Dengan demikian pendidikan Islam tidak terbatas
hanya kepada “pengajaran” tentang ritus-ritus dan segi-segi formalistik agama.
Pendidikan agama Islam tidak hanya terletak pada ranah kognitif saja tetapi
juga mencakup pada ranah afektif dan psikomotorik. Sikap mental yang
dibarengi oleh tingkah laku yang baik. Apabila pengetahuan tidak dibarengi
dengan pembinaan sikap prilaku yang tidak diwujudkan pada pembiasaan
pengalamannya, maka hasil yang diharapkan tidak akan tercapai sebagaimana
tujuan pendidikan itu.
Secara jujur harus diakui bahwa pendidikan agama Islam masih belum
mendapat tempat dan waktu yang proporsional, terutama di sekolah umum.
Lebih dari itu karena tidak termasuk kelompok mata pelajaran yang di UAN
kan. Keberadaannya seringkali kurang mendapat perhatian. Pelaksanaan
pendidikan agama Islam di sekolah atau di madrasah dalam pelaksanaannya
masih terdapat berbagai permasalahan yang kurang menyenangkan. 3
Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan
membelajarkan karena keduanya saling terkait. Kegiatan belajar dan
membelajarkan merupakan hal yang berbeda tetapi membentuk suatu
kesatuan. Belajar dapat ditinjau dari dua segi, yaitu belajar sebagai proses
dapat diartikan upaya yang wajar melalui penyesuaian tingkahlaku. Sebagi
hasil belajar adalah tingkah laku yang diperoleh dari kegiatan belajar.
Membelajarkan adalah upaya pendidik untuk membantu agar peserta didik
melakukan kegiatan belajar, agar kegiatan pengajaran dapat berjalan secara
efesien dan efektif. Untuk itu diperlukan perencanaan yang tersusun secara
sistematis dengan proses pembelajaran yang lebih bermakna dan
mengaktifkan siswa.
Terlebih dalam mempelajari fiqh diperlukan adanya usaha yang efektif
dalam menyampaikan materi ilmu fiqh tersebut. Karena ilmu fiqh merupakan
suatu ilmu yang sangat penting diketahui oleh setiap orang. Ilmu fiqh yang

3
Abdul Majid. et.all, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan
Implementasi Kurukulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),cet.l.h.l
dibahas mengenai hukum Islam ini mengenai setiap manusia. Dalam
memperdalam diperlukan adanya ketentuan dan perhatian yang mendalam.
Kenyataan dalam kehidupan dan peradaban manusia di awal milinium
ketiga ini mengalami banyak perubahan. Dalam merespon fenomena itu,
manusia berpacu mengembangkan pendidikan baik di bidang ilmu-ilmu sosial,
ilmu alam, ilmu pasti maupun ilmu-ilmu terapan. Bersamaan dengan itu
muncul sejumlah krisis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, misalnya
krisis ekonomi, sosial, hukum, etnis, agama, golongan dan ras. Akibatnya
peranan serta aktivitas mata pelajaran fiqh sebagai pemberi nilai spiritual
terhadap kehidupan keberagamaan masyarakat dipertanyakan.
Terlebih melihat kenyataan yang terjadi sekarang banyak para pelajar
yang terpengaruh oleh arus modernisasi yang mengakibatkan mereka kurang
mengamalkan ajaran agama. Terutama masalah pelaksanaan ibadah, sering
kali terlihat siswa Madrasah Tsanawiyah yang belum melaksanakan shalat
dengan baik dan benar bahkan ada yang tidak melaksanakan sama sekali. Ini
menunjukan adanya ketidak sesuaian antara teori yang dimilikinya dari
pelajaran yang diajarkan di madrasah Tsanawiyah dengan pengalaman
ibadahnya (praktek).
Setelah ditelusuri, pembelajaran fiqih banyak mengalami beberapa
kendala, antara lain: waktu yang disediakan belum memadai untuk muatan
materi yang begitu padat dan penting, yakni menuntut pemantapan
pengetahuan hingga terbentuk watak dan kepribadian. Kendala lain adalah
kurangnya keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi
kepada peserta didik untuk mempraktekan nilai-nilai fiqih dalam kehidupan
sehari-hari. Lalu lemahnya sumber daya guru dalam pegembangan
pendekatan dan metode yang lebih variatif. Minimnya berbagai sarana
penelitian dan pengembangan, serta rendahnya peran orang tua peserta didik. 4

4
Departemen Agama RI, Direktorat jenderal Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum 2004
Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta : Departemen Agama RI, 2004), h. 45.
Hal tersebut melatarbelakangi penulis untuk mengadakan penelitian,
sehingga penulis mengambil judul “Pembelajaran Fiqih Dan Implementasinya
Pada Ibadah Shalat Siswa kelas III SMP Al-Manshuriyah Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah
Melihat latar belakang yang ada, maka penulis mengidentifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pembelajaran fiqih di SMP Al-Manshuriyah Jakarta.
2. Implementasi pembelajaran fiqih tersebut terhadap siswa kelas III SMP
Al-Manshuriyah Jakarta.
3. Dampak yang dapat mendukung dan menghambat pembelajaran fiqih.
4. Kaitan pelaksanaan ibadah siswa dengan pembelajaran fiqih.

C. Pembatasan / Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah
Karena luasnya masalah dalam penelitian, maka untuk memfokuskan
objek penelitian, penulis membatasi pembelajaran fiqih dan
implementasinya pada ibadah shalat siswa kelas III di SMP Al-
Manshuriyah Jakarta, difokuskan pada ibadah shalat wsjib.

2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalahnya
adalah bagaimana implementasi pembelajaran fiqh pada ibadah shalat
siswa?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran fiqh dan impelementasinya
pada ibadah shalat siswa di SMP Al-Manshuriyah Jakarta.

2. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian antara lain untuk:
a. Untuk mengembangkan ilmu, terutama bagi penulis sendiri dalam
menekuni dan mendalami masalah-masalah yang dikaitkan dengan
pembelajaran fiqh terutama yang berkaitan dengan shalat.
b. Untuk mengembangkan wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam
merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan penelitian, baik
penelitian kepustakaan maupun lapangan.
c. Sebagai masukan bagi para pendidik dan memberikan motivasi dalam
meningkatkan pembelajaran fiqh di SMP Al-Manshuriyah Jakarta.

E. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data yang valid dan akurat dalam penulisan skripsi
ini penulis menggunakan dua prosedur penelitian, yaitu:

1. Penelitian kepustakaan (library research)


Penelitian kepustakaan dipergunakan untuk menela’ah buku-buku yang
dibutuhkan yang berkaitan dengan judul tersebut sebagai landasan teori

2. Penelitian lapangan (field research)


Penelitian lapangan ini dipergunakan untuk mengambil data yang menjadi
objek penelitiannya adalah SMP Al-Manshuriyah Jakarta
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Belajar dan pembelajaran


1. Pengertian belajar dan pembelajaran
Istilah belajar dan pembelajaran yang dijumpai dalam kepustakaan
asing adalah learning dan instruction. Istilah learning seperti yang
dikemukakan oleh Fonta mengandung pengertian proses perubahan yang
relatif tetap dalam prilaku individu sebagai hasil dari pengalaman.
Sedangkan istilah instruction sering diartikan sebagai proses pembelajaran
yakni proses membuat orang melakukan sesuai dengan rancangan. 5
Kata “pembelajaran” dipakai sebagai padanan kata dari
“instruction”. Kata ini tidak sama artinya dengan pengajaran. Kata
pengajaran terdapat dalam konteks guru dan murid di dalam kelas.
Sedangkan pembelajaran atau instruction yang ditekankan adalah proses
belajar maka usaha-usaha yang terencana dalam manipulasi sumber-
sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa disebut
pembelajaran. 6
Proses pembelajaran merupakan interaksi edukatif antara guru dan
siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini antara guru dan siswa
memanfaatkan lingkungan sebaik-baiknya sebagai sarana dan prasarana
proses pembelajaran.
Pembelajaran merupakan kata lain dari proses belajar yang
mempunyai pengertian sebagai berikut:

a. Pengertian belajar
7

5
Udin S. Winaputra, Drs. M.A. et.All, Materi Pokok Belajar dan Pembelajaran,
(Jakarta: Direktorat Jendral pembinaan Kelembangaan Islam dan Universitas Terbuka, I996),cet.2.
h.2.
6
Arif.S. Sadiman, et. All. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996). cet.l. h.7
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan
lingkungannya.
Burton menyatakan “learning is change in the individual due to
instruction of that individual and his environment, which fells a need
and makes him more capable op dealing adequately with his
environment. Dalam pengertian ini terdapat kata change atau
“perubahan” yang berarti bahwa seseorang telah mengalami perubahan
tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, ketrampilannya maupun
aspek sikapnya. 7
Proses belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja terlepas
dari adanya mengajar atau tidak. Proses belajar terjadi karena adanya
interaksi individu dengan lingkungannya. Menurut Arif S. Sadiman,
belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke
liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan
yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotorik)
maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). 8
Secara singkat dan secara umum, belajar dapat diartikan sebagai
perubahan prilaku yang relatip sebagai hasil adanya pengalaman.
Pengertian belajar memang selalu dikaitkan dengan perubahan, baik
yang meliputi keseluruhan tingkah laku individu maupun yang hanya
terjadi pada beberapa aspek dari kepribadian individu. Perubahan ini
dengan sendirinya dialami tiap-tiap individu atau manusia, terutama
hanya sekali sejak manusia dilahirkan. Sejak saat itu terjadi perubahan-

7
Moh. Uzer Usman, Drs. Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja
Rosdakarya.2003), Cet.5. h.5
8
Arif. S. Sadiman; Drs. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya,. h. 1
perubahan dalam arti perkembangan melalui fase-fasenya. Dan sejak
itu pula berlangsung proses belajar mengajar. 9

b. Mengajar
Mengajar menurut Burton adalah “The guidance of learning
activities, teaching is for purpose of aiding the pupil learn”. Mengajar
merupakan membimbing kegiatan siswa sehingga ia mau belajar.10
Mengajar adalah suatu perbuatan yang kompleks ( a highly
complexion process). Disebut kompleks karena dituntut dari
kemampuan personal, profesional, dan sosiokultural secara terpadu
dalam proses belajar mengajar. Dikatakan kompleks karena dituntut
adanya integrasi penguasaan materi dan metode, teori dan praktek
dalam intrruksi siswa.
Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri
dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan
intruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa
harus memainkan peran serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis
kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar
yang tersedia. 11
Dari teori-teori mengenai belajar dan pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa belajar dan pembelajaran merupakan aktivitas
dimana guru dan murid berinteraksi. Interuksi demikian ini tidak saja
membutuhkan keterlibatan maksimal dari pihak murid melainkan juga
keterlibatan langsung dari pihak guru.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

9
Alex Sobur , M.Si, Drs. Psikologi umum Dalam Lintasan Sejarah , (Bandung: Pustaka
Setia, 2003), Cet.l. h. 218-219
10
Moh. Uzer Usman, Drs. Menjadi Guru Profesional. h.2l

11
JJ. Hasibuan, Drs. Dip. Ed. et. all, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995). Cet.6 h.3
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

a. Faktor internal siswa (faktor dari dalam siswa)


Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek,
yakni: 1) aspek pisiologis (yang bersifat jasmaniah), 2) aspek
psikologys yang bersifat rohaniah). 12
1) Aspek pisiologi
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otak) yang menandai
tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti
pelajaran
2) Aspek psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran
siswa. Namun, diantara factor-faktor rohaniah siswa pada
umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut : 1)
tingkat kecerdasan / intelegensi siswa; 2) sikap siswa; 3) bakat
siswa; 4) minat siswa; 5) motivasi siswa.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)


Faktor yang berasal dari luar diri siswa terdiri dari dua macam,
yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. 13
1) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar seorang siswa. Selanjutnya yang termasuk

12
Muhibbin Syah, Med., Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Jakarta :
Remaja Rosda Karya, 2001). Cet.XII. h. 132
13
Muhibbin Syah, Med., Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, ( h. 137)
lingkungan sosial .siswa adalah masyarakat dan tetangga juga
teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi
kegialan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolahan keluarga, ketegangan
keluarga, dan demografi (letak rumah) keluarga. Semuanya dapat
memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan
hasil yang dicapai oleh siswa.
2) Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa
dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar
yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini yang dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (Approach to learning)
Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Strategi dalam hal ini
berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian
rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar
tertentu. 14

14
Muhibbin Syah, Med., Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Ibid. h. 38.
3. Ciri-ciri belajar
Ciri-ciri menunjukan bahwa seseorang melakukan kegiatan dapat
ditandai dengan adanya :
a. Perubahan tingkah laku yang actual atau potensial. Actual berarti
perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar itu nyata dan
dapat dilihat seperti hasil belajar keterampilan motorik dan kognitif.
b. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bagi individu merupakan
kemampuan baru dalam bidang kognitif, afektif, atau psikomotorik,
yaitu kemampuan yang betul-betul diperoleh atau sebagai kemampuan
baru hasil perbaikan dan peningkatan dari kemampuan sebelumnya.
c. Adanya usaha aktifitas yang sengaja dilakukan oleh orang yang belajar
dengan pengalaman (memperhatikan, memikirkan, merasakan,
menghayati dan sebagainya) atau dengan latihan (melatih,
menirukan) 15
B. Pembelajaran Fiqh
1. Pengertian Fiqh
Fiqh menurut bahasa berarti paham, atau pengertian yang mendalam
tentang maksud dan tujuan suatu perkataan dan perbuatan, bukan hanya
mengetahui lahiriyah perkataan, atau perbuatan itu16. Pengertian ini
difahami dari kata “FIQIH” yang tercantum didalam beberapa ayat Al-
Qur’an, dan dalam hadis Nabawi, diantaranya adalah Firman Allah:

‫ﻻ ِء‬
َ ‫َﻓﻤَﺎ ِﻟ َﻬ ُﺆ‬
( ٧٨: ‫) اﻟﺴﺎ ء‬
“Maka mengapa orang-orang (munafik) itu Hampir-hampir tidak
memahami pembicaraan sedikitpun” (An-Nisa : 78) 17
Pengertian Fiqih secara etimologi ini juga ditemukan dalam surat al-
hud, 11 ; 91. kemudian pengertian yang sama juga terdapat di dalam hadits
yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Muawiyah, sabda
Rasulullah saw :

15
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum nasional, (Jakarta :
Pedoman Ilmu Jaya, 1996) Cet. 2 hal. 57.
16
Muhammadiyah Djafar, H. Penghantar Ilmu Fiqh, (Jakarta: Kalam Mulia,
1993),cet.l.h.1
17
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surat An-nisa ayat 78, Mujamma’ Khadim al Haramain
asy Syarifain al Malik fahd li thiba’at al Mush-haf asy-Syarif Medinah Munawwarah P.O.Box.
3561, hal. 131-132
‫ﻰ اﻟ ّﺪ ﻳﻦ‬
ِ ‫ﺧﻴْﺮًا ُﻳ َﻔ ِّﻘﻬْ ُﻪ ﻓ‬
َ ‫َﻣﻦْ ُﻳ ِﺮ ِداﻟﻠّ ُﻪ ِﺑ ِﻪ‬
“Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang, maka ia akan
memberikan pemahaman agama (yang mendalam)” 18.
As-Saiyid al-Jurjani Di kutip oleh H. M. Abdullah Al-Manar.berkata
“fiqh pada lughah ialah memahami pembicaraan seseorang yang bicara. 19
Perkataan fiqh dijumpai dalam al-Quran dengan kata nafqoh,
tafqohum, yafqohu, yalafaqohu, yang disebut dalam tidak kurang dari dari
dua puluh ayat. Akan tetapi kata yang langsung mengaitkannya
dengan pengetahuan agama terdapat dalam ayat yang berbunyi :

‫ﻓَﻠﻮ ﻻ ﻧﻔﺮ ﻣﻦ آﻞ ﻓﺮ ﻗ ّﻪ ﻣﻬﻢ ﻃِﺎ ﺋﻔ َﻪ ﻟﻴﺘﻔﻘﻬﻮا اﻓﻰ اﻟﺪ ﻳﻦ )اﻟﺘﻮﺑﺔ‬


(١٢٢:
Artinya : “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama”.

Adapun pengertian fiqih secara istilah yaitu20 :

‫ﺸﺮﻋﻴﺔ اﻟﻌﻤﻠﻴﺔ ﻣﻦ ادﻟّﺘﻬﺎ اﻟﺘﻔﺼﻠﻴﻪ‬


َ ‫اﻟﻔﻘﻪ هﻮ اﻟﻌﻠﻢ ﺑﺎ ﻻ ﺣﻜﺎ م اﻟ‬
“Fiqih ialah Ilmu tentang hokum amali (hukum prinsip) dan bersumber
dari dalil-dalil tafsili (terurai)”
Imam Jalaluddinal-mahali dikutip oleh Majudin; memberikan
definisi fiqh ialah ilmu pengetahuan hokum islam yang dihasilkan oleh
ijtihad. 21

18
As Suyuti jalaluddin, Abd Rahman, Al Jami’us Sagier, Juz 2. (Bandung: PT AL
ma’arif) h. 183
19
H.M. Abdullah al-manar, ibadah dan syariah, (Jakarta : Pamatas, 1999). H.6
20
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surat at-Taubah 122, Mujamma’ Khadim al Haramain
asy Syarifain al Malik fahd li thiba’at al Mush-haf asy-Syarif Medinah Munawwarah P.O.Box.
356, hal. 301-302
21
Majudin, Drasah Islamiyah, (Pasunan : Garoeda Buana Indah, 1995). Cet. 3. h.2
Sejalan dengan hal tersebut Ibnu Khaldun dalam muqoddimah al-
mubtada al khabar berkata dikutip oleh; H.M. Abdullah Al-Manar "fiqh
itu ialah ilmu yang dengannya diketahui segala hukum Allah yang
berhubungan dengan segala pekerjaan mukallaf, baik yang wajib, yang
haram, yang makruh dan yang mubah yang disimpukan (diistimbatkan)
dari al-Quran dan as-Sunnah dan dalil-dalil yang telah ditegaskan syara’
seperti qiyas” 22
Dalam terminologi Al-Quran dan Sunnah, Fiqh adalah pengetahuan
yang luas dan mendalam mengenai perintah-perintah dan realitas Islam
dan tidak memiliki relevansi khusus dengan bagian ilmu tertentu. Tetapi
dalam terminologi ulama, lambat laun secara khusus diterapkan pada
pemahaman yang mendalam atas hukum-hukum Islam. 23
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat fiqih
adalah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ dan setiap pekerjaan
mukallaf yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat amaliah yakni
menyangkut tindak tanduk manusia seperti hal yang wajib. haram,
makruh, mandub dan yang mubah

2. Ruang Lingkup Pelajaran Fiqh


Ruang lingkup fiqh adalah pertama : bidang ibadah “Segala
persoalan yang berpautan dengan urusan akhirat”. Seperti shalat, shiyam,
zakat dan haji. Kedua : muamalat, yaitu “Segala persoalan yang berpautan
dengan urusan-urusan dunia dan undang-undang”.
Bagian yang kedua ini dibagi pula dalam beberapa bagian
diantaranya : uqubat, munakahat dan muamalat. 24
Sedangkan ruang lingkup pelajaran fiqih mencakup beberapa materi
tercantum dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah meliputi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara lain :

22
HM. Abdullah al-Manar, Ibadah Dan Syari’ah, h. 6
23
Murtadha Murthahari dan M. Baqir ash-Shadh, Pengetahuan Ushul Fiqh
Perbandingan, (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1993),cet.l. h.l76
24
TM. Hasbi Ash Shiddieqy, Prof. Dr. Penghantar ilmu fiqh, h. 43-44
a. Hubungan manusia dengan Allah SWT
b. Hubungan manusia dengan sesama manusia, dan
c. Hubungan manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan
Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqih di SMP Al-
Manshuriyah setara halnya dengan ruang lingkup di madrasah Tsanawiyah
terfokus pada aspek :
a. Fiqih ibadah
b. Fiqih muamalah
c. Fiqih jinayah
d. Fiqih siyasah 25

Salah satu materi pelajaran Fiqh dalam aspek ibadah adalah shalat.
Shalat mengajarkan seseorang untuk berdisiplin dan mentaati berbagai
peraturan dan etika dalam kehidupan dunia. Hal ini dari penetapan waktu
shalat yang mesti dipelihara oleh setiap muslim dan tata tertib yang
terkandung didalamnya. Dari segi sosial kemasyarakatan shalat
merupakan pengakuan aqidah setiap anggota masyarakat dan kekuatan
jiwa mereka yang berimplikasi terhadap persatuan dan kesatuan umat
persatuan dan kesatuan ini menimbulkan hubungan social yang harmonis
dan kesamaan pemikiran dalam menghadapi segala problema kehidupan
sosial kemasyarakatan.
3. Tujuan Ilmu Fiqh
Ilmu fiqh bertujuan sebagai bagian dari syari’ah Islam, maka sudah barang
tentu tujuannya, identik dengan tujuan syari’ah Islam itu sendiri, hanya
saja tujuan ilmu fiqh telah terinci dan tegas daripada tujuan syari’ah,
karena objeknya adalah segala perbuatan orang-orang mukallaf, yang
meliputi ibadah muamalah, munakahat, jinayah, dan sebagainya yang
bersifat lahiriyah. Ilmu fiqh adalah pedoman bagi orang-orang mukallaf
dalam melakukan segala aktifitasnya untuk mendidik rohani dan jiwanya.
Diantara tujuannya yaitu:

25
Depag. RI, kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah. h.47
a. Melaksanakan ibadah shalat dengan baik, lengkap dengan rukun dan
sifat-sifatnya dapat mendidik rohani dan membersihkan jiwa sehingga
mampu menjadi sumber kebaikan bagi dirinya sendiri.
b. Melaksanakan ibadah zakat dengan ikhlas, dapat melatih diri bersifat
sosial, dan membersihkan jiwa dari sifat-sifat kikir, dan untuk
memperbaiki hubungan antara sikaya dengan si miskin.
c. Melaksanakan ibadah puasa dengan ikhlas, dapat meningkatkan
kesadaran untuk mencapai takwa yang merupakan kunci segala
kebahagiaan
d. Melaksanakan ibadah haji dengan ikhlas dapat memberikan
pengalaman dan wawasan yang lebih luas, tentang kebesaran dan
kekuasaan Allah, pencipta berbagai bangsa manusia dan alam
e. Melaksanakan muamalah yang meliputi: jual beli, sewa menyewa,
gadai, titipan dan sebagainya penuh dengan amanah (kejujuran) dan
menjauhi segala perbuatan yang dapat merugikan sesama manusia.
f. Melaksanakan munakahat dengan baik, sebagai suatu lembaga
pembentukan dan pembinaan masyarakat dengan baik, dan dari
masyarakal yang baik inilah yang dapat menjadi masyarakat yang adil
dan makmur. 26

Adapun tujuan fiqh di SMP Al-Manshuriyah setara halnya dengan


tujuan fiqh di Madrasah Tsanawiyah yakni bertujuan untuk membekali
peserta didik agar dapat: 1) mengetahui dan memahami pokok-pokok
hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil-dalil
naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi
pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. 2) melaksanakan dan
menggambarkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengetahuan
tersebut diharapkan dapat menimbulkun ketaatan menjalankan hukum
Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan
pribadi maupun sosialnya. 27
Dari pendapat-pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
tujuan mempelajari fiqih yaitu selain mengetahui hukum-hukum yang
telah ditetapkan syari’at Islam juga di dalamnya terdapat nilai-nilai
spiritual yang menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial
serta dapat menimbulkan kedisiplinan yang tinggi

26
Muhammadiyah Djafar, Drs. H. Pengantar- Ilmu Fiqih, h. 17
27
Departemen RI, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta:
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam,2004).h.46
4. Implementasi Pembelajaran Fiqih
Kegiatan pembelajaran merupakan upaya menciptakan susana
paedagogis yang dan antragogis yang kondusif sesuai dengan situasi dan
kondisi unluk mencapai strandar kompetensi fiqh yang lebih efektif,
efesian dan menyenangkan. Untuk itu dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran fiqih perlu dikembangkan pedomannya, sebagai acuan bagi
guru, pedoman kegiatan pembelajaran beserta contoh-contohnya.
Cakupan materi pada setiap aspek dikembangkan dalam suasana
pembelajaran yang terpadu meliputi:
a. Keimanan, yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan
pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah swt sebagai sumber
kehidupan.
b. Pengamalan, mengkondisikan peserta didik untuk mempraktekkan dan
merasakan hasil-hasil pengamalan isi mata pelajaran fiqh dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan sikap
dan prilaku yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam
yang terkandung dalam al-Qurun dan hadis serta dicontohkan para
ulama,
d. Rasional, usaha mengingkatakan kualitas proses dan hasil
pembelajaran fiqh dengan pendekatan yang memfungsikan rasio
peserta didik, sehingga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan mudah
difahami dengan penalaran.
e. Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam
menghayati pelaksanaan ibadah sehingga lebih terkesan dalam jiwa
peserta didik.
f. Fungsional, menyajikan materi yang memberikan manfaat nyata
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas.
g. Keteladanan, yaitu pendidikan yang menempatkan dan memerankan
guru serta komponen madrasah lainnya sebagai teladan, sebagai
cermin dan individu yang mengamalkan materi fiqih. 28

C. Kewajiban Shalat
1. Pengertian ibadah shalat
Pengertian ibadah secara lugahwi (etimologi)
Ibadah berasal dari bahasa Arab berasal dari kata
‫ﻋﺒﺎدة‬-‫ﻋﺒﺪا‬-‫ﻳﻌﺒﺪ‬-‫ ﻋﺒﺪ‬yang berarti taat, tunduk, patuh, merendahkan diri dan
hina. Kesemua pengertian itu mempunyai makna yang berdekatan.
Seseorang yang tunduk, patuh, merendahkan diri, dan hina diri dihadapan
yang disembah disebut 'abid (yang beribadah). Budak disebut dengan
‫ ﻋﺒﻴﺪ‬karena dia harus tunduk dan patuh serta merendahkan diri terhadap
majikannya. 29
Dalam Ensiklopedia Islam yang diterbitkan Departemen Agama RI
dikutip Balhaqi terdapat penjelasan bahwa secara lughawi ibadah berarti
mematuhi, tunduk, berdo'a. dalam Qur'an terdapat kata ta’budu dalam arti
taat, 30 misalnya dalam surat 36, yasin : 60 yang berbunyi :

“Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya


kamu tidak mematuhi syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagi kamu", 31

28
Departemen RI, Kurikidum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah., Op.Cit.
h.49
29
A. Ritonga dan Zainuddin.H, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Media Pratama, 1997), Cet.l.h.l
30
Baihaqi,, H. Fiqih Ibadah (Bandung: M2S Bandung, 1996).Cet.l.h.9
Sedangkan pengertian secara istilah adalah kepatuhan atau
ketundukan kepada zat yang memiliki puncak keagungan, Tuhan yang
Maha Esa. Ibadah mencakup segala bentuk kegiatan (perbuatan dan
perkataan) yang dilakukan oleh setiap mukmin-muslim dengan bertujuan
untuk mencari keridhaan Allah.
Pengertian Ibadah yang mencakup segala esensinya dirumuskan
oleh para ulama sebagai berikut:
Ibadah adalah suatu nama (konsep) yang mencakup semua
perbuatan yang disukai dan diridhai Allah, baik berupa perbuatan maupun
bentuk perbuatan, baik yang terlihat atau dalam kenyataan maupun yang
tersembunyi dalam bathin.
Dalam pengertian khusus, ibadah adalah segala kegiatan yang semua
ketentuannya telah ditetapkan oleh nash di dalam al-Qur'an dan as-Sunnah
dan tidak menerima perubahan, penambahan ataupun pengurangan. 32
Menurut istilah ahli tauhid, ibadah berarti meng-Esakan Allah,
menta’zimkan-Nya dengan sepenuh ta’zim serta menghinakan diri kita dan
menundukan jiwa kepada-Nya 33.
Ulama ahlak mengartikan ibadah yaitu mengerjakan segala taat
badaniyah dan menyelenggarakan segala syari'at.
Menurut ahli tasawuf pengertian ibadah terbagi tiga: pertama,
beribadah kepada Allah karena mengharap benar akan memperoleh
pahala-Nya atau karena takut akan siksa-Nya. Kedua, beribadah kepada
Allah karena memandang bahwa ibadah itu perbuatan mulia dilakukan
oleh orang yang mulia jiwanya. Ketiga. beibadah kepada Allah karena
memandang bahwa Allah berhak disembah (diibadati) dengan tidak
memperduliknn apa yang akan diterima atau yang diperoleh dari pada-
Nya. 34
Dari pendapat-pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa ibadah adalah segala perbuatan seorang hamba yang telah diatur
32
Baihaqi, H. Fiqih Ibadah., h.10
33
Zakiyah Darajat, Ilmu Fiqih, (Yogyakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1995). H. 3
34
Hasbi ash-Shiddieqy, Kuliah Ibadah, (Semarang: Pustaka Putra, 2000).Cet.l.h.3
oleh syari’at Islam yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah
serta mengharapkan keridhaan-Nya.
Sedangkan pengertian shalat menurut bahasa bararti doa, sedang
doa adalah "keinginan yang ditunjukan kepada Allah swt, atau dalam arti
yang lebih umum” permintaan yang diajukan oleh satu pihak kepada pihak
yang lebih tinggi, permintaan yang ditunjukan kepada yang lebih rendah
dinamai perintah. 35
Shalat menurut pengertian bahasa adalah do’a pengertian itu antara
lain terlihat dari Firman Allah :

١٠٣: ‫ ﻟﻪ‬/ ‫ﺳ َﻜﻦٌ َّﻟ ُﻬﻢْ اﻟﺘﻮ ﺑﻪ‬


َ ‫ﻚ‬
َ ‫ﻼ َﺗ‬
َ‫ﺼ‬
‫ن اﻟ ﱠ‬
‫ﻋَﻠﻴْ ِﻬﻢْ ِا ﱠ‬
َ ‫ﻞ‬
ِّ ‫ﺻ‬
َ ‫َو‬
“..... dan doakanlah mereka, karena doamu merupakan ketentraman
bagi mereka”. 36
Adapun pengertian shalat menurut istilah para fuqoha pada
umumnya memberi pengertian yang sama walaupun redaksinya berbeda,
pengertian tersebut yaitu:

‫اﻟﺼﻼة ﻋﺒﺎدة ﺗﻨﻀﻤﻦ اﻗﻮاﻻواﻓﻌﺎﻻ ﻣﺤﺼﻮﺻﺔ ﻣﻔﺘﺘﺤﺔ ﺑﺘﻜﺒﻴﺮاﷲ‬


‫و ﻣﺨﺘﻤﺔ ﺑﺎﻟﺘﺴﻠﻴﻢ‬

"shalat adahih ibadah yang berisi perkataan-perkataan dan perbuatan-


perbuatan khusus yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan
salam. 37
Sedangkan menurut syara’ berarti menghadapkan jiwa raga kepada
Allah, karena takwa hamba kepada Tuhannya, mengagungkan kebesaran-
Nya dengan khusyu’ dan ikhlas dalam bentuk perkataan dan perbuatan

35
Ismail Syah. SH, H. Filsafat uikum Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992).Cet.2.h.l83
36
Al-Qur’an dan Terjemahnya, at-TAubah ayat 103, Mujamma’ Khadim al Haramain asy
Syarifain al Malik fahd li thiba’at al Mush-haf asy-Syarif Medinah Munawwarah P.O.Box. 3561,
hal. 297
37
Sayid Sabiq" fiqhus sunnah, (Beirut: Dar Fikr, 1977) jilid 1 .h.197
yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Menurut cara-cara
dan syarat-syarat yang ditentukan. 38
Menurut Mahmud Syaltut dalam shalat telah terhimpun segala
bentuk dan cara yang dikenal oleh manusia dalam mengadakan
penghormatan dan pengagungan, tetapi mereka itu hanya menggunakan
salah satu cara seperti sekedar berdiri dengan penuh hormat, atau sekedar
tunduk, sujud dan sebagainya dan Allah menghimpun segala cara yang
dikenal itu dalam ibadah shalat untuk menggambarkan puncak keagungan
kepada-Nya.
Shalat merupakan salah satu tiang agama serta kewajiban pokok
yang ditetukan Tuhun di atas pundak hamha-hamba-Nya. dengan alasan:
a. Dari satu sisi yakni kebesaran dan kagungan Tuhan, shalat merupakan
konsekuensi dari keyakinan-keyakinan tentang sifat-sifat Allah yang
menguasai alam raya ini, termasuk manusia serta yang kepada-Nya
bergantung sesuatu. Keyakinan tersebut memerlukan pembuktian
dalam bentuk kongkrit, karena keyakinan tidak hanya terbatas dalam
hati tetapi harus dibuktikan dengan amal.
b. Dari segi lain yakni sisi manusia, ia adalah mahluk yang memiliki
naluri antara lain cemas dan mengharap, sehingga ia membutuhkan
sandaran dan keagungan dalam hidupnya.
Jadi, ibadah shalat merupakan ibadah yang wajib dikerjakan oleh
manusia yang direfleksikan melalui gerakan-gerakan sebagai suatu bentuk
penghambaan seseorang kepada Tuhannya dan shalat dalam pengertian
Etimologi dan terminology merupakan pengenjawantahan dan hakikat
tersebut, dan karena itu ia dibutuhkan oleh mahluk yang meyakini
kekuasaan Tuhan serta mahluk yang memiliki naluri cemas dan
mengharap.

2. Hukum melaksanakan shalat

38
Moh. Rifa'i, H. Ilmu Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: Toha Putra, 1978).h.79
Hukum melaksanakan shalat adalah “fardhu a’in” artinya shalat
merupakan kewajiban setiap pribadi Muslim yang memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Sudah akil baligh, yakni telah sampai pada usia tertentu, dimana taklif
atau tugas agama sudah menjadi tanggung jawabnya. Usia baligh ialah
15 tahun bagi laki-laki dan 12 tahun bagi perempuan
b. Berakal sehat, artinya untuk melaksanakan shalat dituntut suatu
kondisi normal
c. Sudah mengetahui adanya ajakan atau perintah shalat. Artinya bahwa
kewajibnn shalal yang diisyaratkan oleh Islam benar-benar telah
diketahui
d. Mampu melaksanakannya. Bagi seorang Muslim yang sudah sampai
pada tarnf tertentu, misalnya kesadarannya pun sudah tidak ada maka
shalat sudah tidak menjadi taklif baginya
e. Dalam kondisi bersih atau suci, baik badan maupun pakaian dari segala
najis dan hadas. 39
Dalam al-Quran banyak ayat-ayat yang menunjukan kewajiban
shalat. Diantaranya firman Allah: QS. Al- Baqarah ayat : 43


“Dan dirikanlah shalat. tunaikanlah zakal dan ruku'lah beserta orang-


orang yang ruku'.”

Al-Ankabut ayat 45

‫َا‬

39
Rifai Syauqi Nawawi, Prof. Shalat Ilmiah dan Amaliyah, (Jakarta : Fikahati Aneska, 2001).
H. 17-18
☺ ⌧
(٤٥: ‫)اﻟﻌﻨﻜﻮ ت‬

“Dan dirikanlah oleh mu shalat, karena shalat mencegah kamu dari


kejahatan dan dari munkar. (Al-Ankabut : 45)”
Berkaitan dengan ayat tersebut Rasulullah SAW. Bersabda:
"perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat diwaktu usia mereka
meningkat tujuh tahun dan pukullah mereka jika enggan mengerjakannya
pada saat usia sepuluh tahun”. 40
Berdasarkan dalil-dalil di atas maka jelaslah shalat merupakan suatu
kewajiban setiup muslim. Pentingnya mendirikan shalat dan larangan
meninggalkannya mengandung pengertian bahwa shalat itu merupakan
suatu ibadah yang sangat esensi dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu
al-Quran menyebutkan banyak tentang kewajiban, hikmah dan manfaat
serta ancaman atau peringatan bagi siapa saja yang mengerjakan atau
meninggalkannya.

3. Kedudukan Shalat
Shalat dalam agama Islam menempati kedudukan yang tidak
ditandingi oleh ibadah manapun. Ia merupakan tiang agama dimana ia
tidak dapat tegak kecuali dengan itu. Rasulullah bersabda:
"pokok urusan adalah Islam, sedang tiangnya adalah shalat, dan
puncaknya adalah berjuang dijalun Allah.
Ia adalah ibadah yang mula pertama diwajibkan oleh Allah, dimana
titah itu disampaikan langsung oleh-Nya tanpa perantara, dengan berdialog
dengan rasul-Nya pada malam mi’raj. 41
Islam memandang shalat sebagai tiang agama dan intisari Islam
terletak pada shalat, sebab dalam shalat tersimpul seluruh rukun agama.

40
Al-Qur’an dan Terjemahnya, al-ankabut ayat 45, Mujamma’ Khadim al Haramain asy
Syarifain al Malik fahd li thiba’at al Mush-haf asy-Syarif Medinah Munawwarah P.O.Box. 3561,
hal. 635.
41
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah,. Op.Cit.h. 205.
Dalam shalat terdapat ucapan “syahadatain”, kesucian hati terhadap Allah,
agama dan manusia. Iman dan Islam tidak dapat dipisah-pisahkan satu
sama lain. Iman yakni membenarkan dan patuh atau taat mengerjakan
segala yang dikehendaki oleh kepercayaan hati (mengerjakan perintah dan
meninggalkan larangan Tuhan). Jelasnya apabila seseorang mengaku
beriman, tetapi ia tidak pernah mengerjakan shalat maka pengakuannya itu
tidak dibenarkan oleh syara’. 42
Begitu pentingnya shalat dalam Islam sehingga kewajiban shalat
tidak dapat ditawar-tawar lagi bagi umat Islam yang sudah baligh dan
berakal. Kewajiban shalat ini tidak memandang hamba sahaya atau orang
merdeka, kaya atau miskin, musafir atau bukan bahkan tidak memandang
derajat manusia, baik nabi, ulama, raja apalagi orang biasa, mereka semua
diwajibkan untuk shalat. Kewajiban shalat ini tidak akan gugur walaupun
manusia dalam keadaan apapun, seperti halnya orang yang sedang sakit
parah, selagi hatinya masih sadar.
Menurut Imam Taqiyuddin bahwa “Ketahuilah : bahwasannya
berdiri tegak atau sesuatu yang sefungsi dengan berdiri ketika orang itu
dalam keadaan lemah, seperti duduk dan berbaring adalah termasuk rukun
dalam shalat fardhu, karena adanya hadits riwayat Imron bin Hasin. Ra.
Berkata “aku pernah berpenyakit ambeyen, kemudian aku bertanya pada
Rasulullah SAW tentang shalat, maka Rasulullah mejawab : “Shalatlah
engkau dengan berdiri, jika engkau tidak mampu, maka shalatlah dengan
duduk, jika masih tidak mampu, maka baiklah dengan berbaring”. (H.R.
Bukhari)”. 43
Berdasarkan pendapat tersebut jelas kewajiban shalat tidak gugur
karena sakit, hal ini berbeda dengan ibadah lain, seperti puasa contohnya
yang boleh di qada diwaktu yang lain atau dengan membayar fidyah jika
orang tersebut sudah tidak mampu berpuasu di bulan Ramadhan.

42
Moh. Rifa’i, H. Ilmu Fiqih Islam Lengkap,.Op.Cit. h. 83.
43
Taqiyuddin Abu Bakar bin M. Al-Husaini, Kifayatul Akhyar. Terjemahan (Surabaya :
Bina Iman, 1995).hal : 104-105.
4. Hikmah shalat
a. Shalat Sebagai Tiang Agama
Agama Islam tidak memberikan kepada shalat predikat demikian
tinggi yaitu sebagai tiang agama kecuali karena shalat itu mempunyai
kedudukan yang tinggi, derajat yang agung dan keutamaan yang besar
menurut pandangan Allah dan Rasul-Nya. Allah memerintah kita
semua untuk selalu memelihara shalat, sebagaimana firman Allah:

"peliharalah semua shalat (mu) dan (peliharalah) shalat wustha.


Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’ (Al-
Baqarah: 238) 44.
Shalat adalah kewajiban Islam yang paling utama sesudah
mengucapkan dua kalimat syahadat, shalat disyariatkan dalam rangka
mensyukuri nikmat Allah SWT yang sangat banyak.
Dan sudut religius shalat merupakan hubungan langsung antara hamba
dengan khlaiknya yang didalamnya terkandung kenikmatan. 45
Disamping itu, Allah SWT menjadikan shalat ini sebagai jalan
untuk meraih kemenangan, keberuntungan dan kebehagiaan serta
kesuksesan dalam hidup di dunia ini maupun di akhirat.
b. Pengaruh Psikologis Shalat
Shalat yang sempurna yang dikerjakan dengan khusyu’ serta
penuh ketundukan kepada Allah dapat membuat hati terang, mendidik
jiwa bersih serta mengajarkan kepada manusia tentang bagaimana
tatakrama beribadat dan megerjakan kewajiban-kewajiban terhadap
Allah Yang Maha Luhur dan Maha Agung. Hal ini disebabkan karena
44
Al-Qur’an dan Terjemahnya, al-Baqoroh 238, Mujamma’ Khadim al Haramain asy
Syarifain al Malik fahd li thiba’at al Mush-haf asy-Syarif Medinah Munawwarah P.O.Box. 3561,
hal. 58
45
A. Rahman Ritonga dan Zainuddin, Drs, Fiqh ibadah, h. 88-89
suasana keagungan dan kebesaran Allah yang ditanamkan shalat dalam
hati sanubari pelakunya.
Shalat juga menghiasi dan memperindah seseorang dengan
akhlak yang terpuji dan mulia. Shalat juga memberikan arah yang jelas
kepada pelakunya untuk selalu berorientasi hanya kepada Allah.
Sehingga oleh kerenanya, ia akan lebih banyak mendekatkan diri
kepada-Nya, takut hanya kepada-Nya, dan ia memiliki semangat yang
tinggi dan jiwa yang bersih. Konsekwensi logis dari kondisi kcjiwaan
seseorang seperti itu adalah bahwa ia akan terhindar dari sikap
berbohong, ingkar janji dan sifat-sifat tercela lainnya. Maka kirnnyu
jelaslah kebenaran firman Allah mengenai shalat sebagai berikut:


“.... Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji


dan munkar. Dan sesungguhnya mangingat Allah adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui
dari apa yang kamu kerjakan”. (Al-Ankabut: 45) 46

c. Shalat Obat Batiniah


Shalat mempunyai dua sisi, yaitu bentuknya dan jiwanya.
Bentuk shalat adalah merupakan ibadat anggota tuhuh, sedangkan
jiwanya ialah ibadah batin (hati). Tegasnya, bahwa shalat mengandung
latihan rohaniah.

46
Al-Qur’an dan Terjemahnya, al-ankabut ayat 45, Mujamma’ Khadim al Haramain asy
Syarifain al Malik fahd li thiba’at al Mush-haf asy-Syarif Medinah Munawwarah P.O.Box. 3561,
hal. 638
Dengan shalat ruh seseorang dapat mencapai tingkatan yang
tinggi, dan ruh itulah yang merupakan tali penghubung antara seorang
hamba dengan tuhannya. Mengerjakan shalat merupakan bukti nyata
adanya iman, sekaligus sebagai syiar agama yang amat tinggi nilainya,
serta merupakan bukti kongkrit dan pernyataan rasa syukur kepada
Tuhan, atas segala nikmat yang tidak terhingga yang dianugerahkan
kepada manusia. Sebaliknya jika tidak mengerjakannya berarti
menjauhkan diri dari Tuhan, menjauhkan diri dari rahmat-Nya, dari
ampunan-Nya, dari ridha-Nya dan juga berarti mengingkari limpahan
nikmat serta kebaikan-kebaikan-Nya. 47

D. Kerangka Berfikir.
Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi kehidupan Muslim karena
pendidikan merupakan satu usaha membentuk pribadi manusia. Dalam
pendidikan agama Islam mencakup beberapa mata pelajaran diantaranya mata
pelajaran fiqih, yang mana mata pelajaran tersebut sangat berkaitan dengan
ibadah khususnya ibadah shalat.
Mata pelajaran fiqh adalah kurikulum Madarasah Tsanawiyah
merupakan salah satu bagian mata pelajaran pendidikan agama Islam yang
diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang akan menjadi dasar
pandangan hidup siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan
penggunaan pengalaman dan pembiasaan.
Pelajaran fiqh mempunyai tujuan untuk mengetahui hukum yang telah
ditetapkan syariat Islam yang di dalamnya terdapat nilai-nilai spiritual yang
menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial serta dapat
menimbulkan kedisiplinan yang tinggi.

47
Rifat Syauqi Nawawi, Prof. DR. H. Shalat Ilmiah dan Amaliah, op.cit.h.l3-15
Ibadah shalat merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh manusia
yang direfleksikan melalui gerakan-gerakan dan merupakan suatu bentuk
penghambaan seseorang kepada Tuhan-Nya. Agar kita melakukan shalat
dengan baik dan bernilai tinggi maka shalat tersebut harus dilaksanakan
dengan sempurna sesuai dengan syarat dan rukunnya.
Untuk mengetahui dengan jelas tentang cara pelaksanaan shalat maka
harus dipelajari dan dipahami ilmunya, ilmu yang merupakan pedoman
tatacara ibadah adalah fiqh, yang salah satu pembahasannya menjelaskan
tentang shalat dan tatacara pelaksanaannya.
Kemudian seorang yang telah memiliki suatu konsep (teori) ilmu
tentang sesuatu, maka ia harus mengamalkan ilmu tersebut agar ia
memperoleh manfaat atas ilmu yang telah ia miliki. Ilmu tersebut bukan hanya
sekedar teori saja, tetapi juga dibarengi dengan praktek (pengamalan).
Demikian juga halnya siswa-siswi yang telah memperoleh ilmu tentang
shalat dan tatacara pelaksaannya yang terkandung dalam bidang studi fiqih,
seharusnya mereka termotivasi untuk mengamalkan ilmu tersebut secara
maksimal dalam kehidupannya, yaitu dalam ibadah shalat, dengan demikian
mata pelajaran fiqh yang diberikan oleh guru kepada siswa memliki peran
terhadap pelaksanaan ibadah shalat siswa, dalam pelajaran fiqih tersebut
siswa-siswi diharapkan dapat memahami teori tentang shalat dan tatacara
tentang pelaksaannya sehingga dengan teori itu mereka mampu
mengamalkannya dengan benar.
Berdasarkan kesimpulan tersebut maka kerangka berfikir dalam
penelitian ini adalah jika pembelajaran fiqh yang diberikan guru kepada siswa
dapat diterima dan difahami dengan baik maka akan tumbuh kesadaran pada
diri siswa untuk melaksanakan ibadah shalat dengan baik, sehingga pelajaran
fiqh tersebut dapat menjadi sumber informasi dan motivasi bagi pelaksanaan
shalat siswa. Sebaliknya jika banyak diantara siswa tidak memahami dan
menguasai pelajaran fiqh dengan baik, maka peningkatan dan pengamalan
ibadah shalat siswa tidak dapat mencapai hasil yang optimal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Moetode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


deskripsi analisis. Yaitu prosedur pemecahan masalah dengan menjelaskan atau
melukiskan keadaan objek yang diteliti berdasarkan data yang didapat pada saat
penelitian.data tersebut dihimpun, dianalisis dan diinterpretasikan sehingga
diperoleh hasil penelitian yang benar.
Untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode pengumpulan data yang disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dicapai yaitu penelitian lapangan. Yakni suatu cara pengumpulan
data dan fakta yang valid dengan terjun langsung ke lapangan (sekolah) yang
dilakukan di SMP Al-Manshuriyah Jakarta.

A. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau yang menjadi titik
penelitian 48. Dalam penelitian ini disajikan dua jenis variabel penelitian yaitu :
a. Variabel bebas (Independent variable) yaitu tentang pembelajaran fiqih.
Variable ini disimbolkan dengan huruf X
b. Variabel terikat (dependent variable) atau variabel terpengaruh yaitu
bagaimana implementasi pembelajaran fiqih tersebut pada ibadah shalat
siswa di SMP Al-Manshuriyah Jakarta. Variabel ini disimbolkan dengan
huruf Y.
B. Populasi dan Sampel

29
48
Suharsimi Arikuntu, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta : Rineka Cipta,
1998), cet II,h.97
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda, hewan, tumbuh-tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian 49. Dalam hal ini yang
menjadi populasi adalah seluruh siswa kalas III SMP Al-Mansyuriah Jakarta.
Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Adapun dalam
penelitian ini yang menjadi responden atau objek penelitiannya ialah seluruh
siswa dan siswi kelas III SMP Al-Mashuriyah Jakarta yang berjumlah 40
orang.
C. Tekhnik Pengumpulan Data.
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan tekhnik-tekhnik
sebagai berikut:
1. Observasi, ialah melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
untuk memperoleh data tentang pembelajaran fiqih dan implementasinya
pada ibadah shalat siswa.
2. Wawancara, ialah tekhnik pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya baik dengan kepala
sekolah dan guru-guru bidang studi fiqih
3. Angket, ialah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain untuk
bersedia memberikan respon tentang pembelajaran fiqih dan
implementasinya pada ibadah shalat. 50
D. Tekhnik Analisis Data.
Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk
menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data
tersebut dapat dipahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapi
juga oleh orang lain. Apabila langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai
berikut :
1. Editing

49
Hermawan Rasito, Penghantar metodologi penelitian, (Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 1992), h.49
50
Ridwan, Drs. M.B.A, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, (Bandung:
Alfabeta, 2007).h.l. Cet.IV
Yang pertama kali dilakukan adalah melakukan edit atau memilih/menyortir
data sehingga hanya data yang tercapai saja yang tersisa. Langkah editing
ini bertujuan untuk merapikan data agar bersih, rapi, dan tinggal
mengadakan pengolahan lebih lanjut.
2. Skoring
Setelah melewati tahap editing, maka selanjutnya penulis memberikan skor
terhadap pertanyaan yang ada pada angket. Dengan skor jawaban selalu = 4,
sering = 3, kadang-kadang = 2, jarang = 1 dan tidak pernah dengan skor =
0.
3. Tabulating
Selanjutnya adalah penghitungan terhadap hasil skor yang telah ada.
Berdasarkan sifat masalah dan jenis data dalam penelitian ini, maka penulis
menganalisa data dengan menggunakan teknik analisa korelasional. Teknik
analisa korelasional adalah teknik analisis statistic mengenai hubungan
antara dua variabel atau lebih
Untuk mengetahui apakah ada korelasi antara proses belajar mengajar
dengan implementasinya pada ibadah shalat siswa.
1. Prosentase
Prosentase artinya data diprosentasekan setelah ditabulasikan dalam
jumlah frekuensi jawaban responden untuk setiap alternative jawaban.
Rumusnya adalah :
F
P= X 100%
N

Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Number of Cases (Banyaknya Individu)
2. Korelasi
Tujuan dari korelasi adalah untuk mengetahui apakah benar terdapat
hubungan antara variabel X dengan variabel Y atau sebaliknya. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Menyiapkan table kerja yang terdiri dari 6 kolom :
Kolom 1 : Subjek penelitian
Kolom 2 : Skor variabel X
Kolom 3 : Skor variabel Y
Kolom 4 : Hasil perkalian antara deviasi skor X dan Y yaitu XY
Kolom 5 : Hasil pengkuadratan seluruh deviasi skor X yaitu X2
Kolom 6 : Hasil pengkuadratan seluruh deviasi skor Y yaitu Y2

b. Mencari angka indeks korelasi “r” product moment dengan


menggunakan rumus :

NΣXY − (ΣX )(ΣY )


r xy =
[ NΣX 2 − (ΣX ) 2 ][ NΣY 2 − (ΣY ) 2 ]
Keterangan :
rxy : Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
N : Number of Cases
∑XY : Jumlah perkalian antara skor X dan skor Y
X : Jumlah skor X
Y : Jumlah skor Y
Setelah itu hasilnya dicocokan dengan table niloai koefisien korelasi “r”
product moment baik pada taraf signifikan 5 % ataupun pada taraf 1 % kemudian
dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang signifikan atau tidak.
Untuk lebih memudahkan pemberian interprestasi angka indeks korelasi “r”
Product Moment, prosedurnya adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan Hipotesa Alternatif (Ha) dan Hipotesa Nihil (Ho)
b. Menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesa yang telah diajukan, dengan
jalan, membedakan besarnya “r” product moment dengan “r” yang
tercantum dalam tabel nilai 9rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat
bebasnya (db) atau degress of freedomnya (df). Adapun rumusnya sebagai
berikut :
Df = N – nr
Keterangan :
Df = Degress of Freedom
N = Number of Cases
Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Untuk mencari kontribusi variabel X terhadap variabel Y, penulis
menggunakan rumus sebagai berikut :
KD = rX 100 %

Keterangan :
KD = Konstribusi variabel X terhadap variabel Y
R = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku
“Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertai UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Terbitan UIN Press, Jakarta 2002, cetakan ke-2
Table 1
Kisi-Kisi Angket
Tentang Pembelajaran Fiqh Dan Implementasinya Pada Ibadah Shalat
Siswa kelas III Di SMP Al-Manshuriyah Jakarta

Aspek Indikator Nomor Soal


Pembelajaran fiqh
a. Fasilitas dalam • Penggunaan media 1.2
kegiatan belajar • Penggunaan alat peraga 3.4

b. Strategi pengajaran • Penggunaan metode 5.6

• Memberi perhatian kegiatan 7.8


belajar siswa
• Pemberian reward 9.10

c. Keterampilan • Pemahaman terhadap materi 11.12


kompetensi
• Mengenal kesulitan yang 13.14
dihadapi siswa
• Penerapan fiqh dalam kehidupan 15
sehari-hari

Implementasi ibadah
shalat
a. Sikap anak • Merespon dengan melaksanakan 16, 17, 18, 19
shalat lima waktu
b. Minat anak • Melaksanakan shalat karena 20, 21, 22
kesadaran
c. Pengamalan anak • Mempraktikan makna shalat 23, 24, 25
dalam kehidupan sehari-hari
Setelah diperoleh angka indeks korelasi “r” product moment maka
dilakukan interprestasi secara sederhana yaitu dengan mencocokan hasil
penelitian dengan angka indeks korelasi “r” product moment seperti di bawah
ini: 51

Table 2
Interprestasi Data
Besarnya “r”Product Interprestasi
moment (rxy)
0,00 – 0,20 Antara Variabel X dan Variabel Y memang terdapat
korelasi akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau
sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan.
0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang lemah dan rendah.
0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang sedang atau cukup.
0,7 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang sangat kuat atau tinggi.
0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang sangat kuat.

51
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005),cet, ke-5,
h.193
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Al-Manshuriyah Jakarta


1. Propektur
SMP Al-Manshuriyah merupakan sekolah yang berbasis pada kemampuan
intelektual umum dan agamis, hal ini didukung dengan berbagai sarana
dan prasarana guna terciptanya suatu tujauan yang mencetak lulusan yang
lebih kompeten dan bisa bersaing serta mempunyai iman yang kuat dalam
menghadapi era globalisasi. SMP Al-Manshuriyah berdiri di atas tanah
seluas 2250 m2 dan merupakan tanah wakaf yang saat ini dipegang oleh
dewan Nadzir YPI Al-Manshuriyah Jakarta dengan ketuanya bapak K.H.
Muhammad Arsyad. SMP Al-Manshuriyah saat ini terus menerus
melakukan pembaharuan pada substansi pendidikan metodologi,
pengembangan sarana dan prasarana, serta peluasan fungsi sekolah yang
berbasis umum dan agama. Sebagai wujud nyata dari usaha terebut banyak
lulusan diterima di sekolah-sekolah SMA / MA / SMK negeri.
Visi dan Misi Sekolah SMP Al-Manshuriyah
Visi
Menjadikan siswa/siswi yang bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki
pengetahuan luas (IPTEK) berdisiplin, bertanggung jawab dan terampil
yang berguna bagi bangsa, agama, Negara dan keluarga.
Misi
a. Menjadikan generasi yang bertaqwa dan beriman
36
b. Membentuk generasi bangsa yang punya pengetahuan dan berwawasan
luas.
c. Menciptakan sumber daya manusia yang terampil, kreatif dan
mempunyai inovasi.
d. Membina generasi yang berdisiplin, bertanggung jawab dan
berakhlakul karimah.
e. Menyiapkan lulusan untuk dapat melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi. 52

2. Keadaan guru, karyawan dan siswa


Tabel 3
Keadaan guru dan karyawan SMP Al-Manshuriyah Jakarta
No Nama Guru L/P Jabatan Pendidikan
1 H. Hamdani SH L Kepala Sekolah Sarjana
2 Hj. Fauziyah S.Ag P Wk Kep. Sekolah Sarjana
3 Drs. H. Abd Rahman MM L Guru Sarjana
4 Hj. Eliyah P Guru Sarjana
5 M. Najihun S.Th.I L Guru Sarjana
6 Hj. Sopiah S.Ag P Guru Sarjana
7 Lis Rogaya, SS P Guru Sarjana
8 Maswanih S.Pd.I P Guru Sarjana
9 H. Abdul Haris S.Pd L Guru Sarjana
10 HM. Zein S.Pd L Guru Sarjana
11 Fadlan M. Nur L Guru Sarjana
12 M. Ishaq Zainal LM.S.Pd.I. SHI L Guru Sarjana

52
Wawancara Pribadi Wakil Kepala Sekolah.
13 Masduki S.Kom L Guru Sarjana
14 Saadudin Attazani S.Pd.I L Guru Sarjana
15 Nuramaliah P Guru Sarjana
16 H. Supyan S.Ag L Bendahara Sarjana
17 Misbahtullah, S.Ag L Tata Usaha Sarjana
18 Zuhroh, S.Kom P Tata Usaha Sarjana
19 Salbini, SHI L Perpus/Lab Sarjana
20 Muhidin L Kebersihan SMU
21 Andika L Satpam SMU
(Sumber data tata usaha SMP Al-Mashuriyah Jakarta)
Memperhatikan tabel di atas, terlihat jumlah guru dan karyawan ada 21
orang dengan perincian laki-laki 14 orang dan perempuan 7 orang. Jika
diperlihatkan hampir 90% pendidikan akhir di SMP Al-Mashuriyah adalah
sarjana lengkap menurut dengan bidang studynya.

Tabel 4.
Keadaan siswa kelas III SMP Al-Mashuriyah Jakarta
No Tingkat Jumlah Ruang Belajar Junlah Siswa
1 Kelas I 3 92
2 Kelas II 2 70
3 Kelas III 1 40
Jumlah 6 202

(Sumber data tata usaha SMP Al-Mashuriyah Jakarta)


Memperhatikan table di atas, terlihat bahwa jumlah siswa-siswi SMP Al-
Mashuriyah dari tahun pertahun selalu ada peningkatan jumlah siswa dan
siswi yang diterima. Ini menunjukan bahwa masyarakat sangat
mempercayai SMP Al-Mashuriyah mendapat kepercayaan dari masyarakat
untuk menyerahkan anak-anaknya ke sekolah SMP Al-Mashuriyah Jakarta
Barat.
3. Struktur Organisasi SMP Al-Mashuriyah Jakarta
Struktur Organisasi SMP Al-Mashuriyah Jakarta

Kepala Sekolah
H. Hamdani, SH

Wakil Kepala Sekolah

Fauziah, S.Ag
TU Administrasi Bendahara

Drs. H. Abd Rahman Sopiah, S.Ag

Pembina OSIS BP Wali Kelas

H. Muh. Zen S.PdI Hj. Eliyah

Dewan Guru

Siswa

4. Sarana dan Prasarana


Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Al-Mashuriyah Jakarta
sampai sekarang adalah :
a) Sarana Bangunan
1. Tanah : 2250 m2
2. Lapangan Olah Raga : 800 m2
3. Musholah / tempat ibadah ; 1 buah
b) Sarana Ruangan
1. Ruang belajar : 8 ruang
2. Ruang Kantor : 1 ruang
3. Ruang Laboratorium : 2 ruang
4. Ruang perpustakaan : 1 ruang
5. Ruang kantor Osis : 1 ruang
6. Aula : 1 ruang
7. Gudang : 1 ruang
c) Sarana Pelatihan
1. Meja kursi belajar : lengkap
2. Meja kursi kantor : lengkap
3. Meja kursi Kep-Sek& TU : lengkap
4. Komputer : 40 unit
5. Madding : 3 unit
6. Mikroskop : 1 unit

B. Pelaksanaan Pembelajaran Fiqh di SMP Al-Manshuriyah Jakarta


1. Pembelajaran dan Kurikulum
Kurikulum yang digunakan di SMP Al-Manshuriyah Jakarta adalah
kurikulum KTSP. Adapun kegiatan pembelajaran diserahkan secara penuh
kepada pengajar untuk mengembangkannya di sekolah sesuai dengan
kondisinya. Sedangkan metode pembelajarannya menggunakan “Active
Learning” dengan pendekatan individual yang bertujuan kecakapan
berfikir, kecakapan bertindak, kecakapan untuk belajar, dan kecakapan
interpersonal untuk hidup bersama.
Kurikulum pembelajaran fiqh di SMP Al-Manshuriyah dalam
pelaksanaannya lebih menitik beratkan pencapaian target kompetisi dari
pada penguasaan materi dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik
untuk mengamalkan ibadah yang sesuai dengan ajaran Islam dalam
kehidupan sehari-hari 53

2. Metode Pengajaran
Metode pengajaran adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran
untuk materi tujuan yang ditetapkan. Maka fungsi metode pengajaran tidak
dapat diabaikan karena metode mengajar tersebut turut menentukan
berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan bagian
yang integral dalam satu system pengajaran. 54
Adapun metode pengajaran yang digunakan di SMP Al-Manshuriyah
ini menggunakan metode variatif dengan tujuan supaya tidak terpaku
dengan satu metode. Selain itu juga agar proses belajar mengajar tidak
membosankan, akan tetapi akan efektif dalam pembelajaran bila
penggunaannya tidak tepat dan tidak sesuai dengan situasi yang
mendukung kondisi psikologis anak didik. Oleh karena itulah disini
kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat.
Berbicara mengenai metode pengajaran fiqh di SMP Al-Manshuriyah
Jakarta sebagai berikut :
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah teknik penyampaian pesan pengajaran yang
sudah lazim dipakai oleh guru di sekolah. Metode ini merupakan salah
satu metode yang digunakan untuk merangsang siswa agar lebih
memperhatikan keterangan-keterangan guru, metode ini biasanya
digunakan pada siswa kelas 1 dan II, karena pada umumnya siswa
pada tingkat ini masih banyak bimbingan guru dan belum mampu
untuk berfikir kreatif dalam memecahkan suatu masalah.
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan
cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan
53
Wawancara pribadi dengan guru Bidang Studi Fiqh, 01 Mei 2009
54
M. Basyirudin Usman, Drs. M.Pd, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta :
Ciputat Press, 2002) h. 31 Cet. 1.
jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru
menjawab pertanyaan.
Dalam pembelajaran fiqh guru juga menggunakan metode tanya jawab.
Metode ini biasanya digunakan setelah guru menyampaikan materi
pelajaran disela-sela kegiatan belajar mengajar. Metode tanya jawab
ini digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa dan meningkatkan
perhatian siawa untuk belajar secara aktif.
c. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan
memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu
argumentasi secara rusional dan objektif.
Metode ini dimaksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam belajar
berfikir secara kreatif, mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan
obyektif dalam pemecahan suatu masalah. Metode diskusi ini biasanya
digunakan pada siswa kelas III, karena siswa pada tingkat tersebut
dianggap sudah mampu mempergunakan bahasa dengan baik.
Tujuannya adalah supaya mereka terbiasa berbicara di depan forum
dan sebagai persiapan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
d. Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah cara mempelajari materi pelajaran dengan
cara mendemonstrasikan langsung materi yang sedang dibahas, metode
ini digunakan agar siswa lebih memahami serta mampu untuk
mempraktekannya langsung.
e. Metode Praktek
Metode praktek adalah suatu cara mempelajari dengan mempraktekkan
Pembahasan yang sedang dipelajari, misalnya pembahasan yang biasa
memakai metode ini ialah contoh :materi tentang mengkafani jenazah.
Seorang guru tidak dapat menggunakan metode ceramah saja dalam
pembahasan ini. Melainkan harus memadukannya dengan metode
praktek agar siswa dapat lebih memahami.
3. Sistem Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian yang berkenaan dengan seluruh
kegiatan yang dilakukan, baik kegiatan mengajar maupun belajar, sampai
sejauh mana tujuan yang yang ditetapkan dapat tercapai. 55
Sistem evaluasi yang digunakan guru fiqh dapat dilakukan melalui
penilaian yang bersifat formatif dan sumatif. Penilaian formatif diambil
melalui keaktifan siswa dalam pembelajaran, siswa yang dapat merespon
apa yang disampaikan oleh guru maka bias diberikan point plus tes harian
yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai atau setiap akhir pelajaran
dengan cara mengulang kembali ingatan siswa terhadap materi yang
diajarakan, dapat pula mengevaluasi melalui praktek-praktek. Adapun
penilaian yang bersifat sumatif diambil melalui tes akhir semester.

C. Implementasi Pembelajaran Fiqh pada Ibadah Shalat Siswa SMP Al-


Manshuriyah Jakarta
1. Peningkatan pembelajaran fiqh melalui kegiatan ekstrakulikuler
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu,
interaksi dalam perhatian belajar mengajar mempunyai arti yang lebih
luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa
interaksi edukatif.
Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang
lebih luas dengan pengertian mengajar. Dalam proses belajar mengajar
tersirat adanya kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa yang
belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjadi interaksi
yang saling menunjang.
Dari hasil wawancara penulis denagan guru fiqh SMP Al-
Manshuriyah Jakarta, bahwa implementasi pembelajaran fiqh pada ibadah

55
M.Basyirudin Usman. M.Pd. Drs., Metodologi pembelajaran Agama Islam, h.130
shalat siswa dapat dilihat dari peningkatan kegiatan belajar mengajar
melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Pendahuluan, dalam pendahuluan ini guru melakukan apersepsi yaitu
dengan menyatukan memori yang lama dengan yang baru pada saat
tertentu. Seorang guru yang akan memberikan pelajaran kepada
muridnya telebih dahulu mengetahui pelajaran yang telah mereka
pelajari sebelumnya, sehingga setiap pengajaran dimulai akan terjadi
keterkaitan antara bahan pelajaran yang lama dengan yang baru.
Pelajaran yang lama dapat diingat kembali sehingga dapat
menimbulkan rangsangan dan perhatian siswa dalam belajar.
Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana pelajaran yang sudah
disampaikan terserap dalam diri siswa dan untuk mengetahui apakah
siswa telah mempelajari materi yang akan diajarkan.
b. Kegiatan inti, berupa materi pelajaran dan pada akhir materi guru
melakukan tanya jawab.
c. Penutup, menyimpulkan materi bersama-sama, guru memberikan
motivasi kepada siswa dan mengadakan evaluasi, setelah itu diakhiri
dengan salam. 56
Adapun cara-cara yang ditempuh dalam meningkatkan implementasi
ibadah shalat siswa diantaranya :
1) Memberikan keteladanan
Keteladanan dari pendidik merupakan faktor yang sangat besar
pengaruhnya dalam menigkatkan implementasi ibadah shalat siswa. Di
SMP Al-Manshuriyah Jakarta selalu dibiasakan bagi para guru untuk
shalat berjama’ah di mushala dan membisakan diri dengan
melaksanakan shalat sunat dhuha di tengah waktu istirahat. Hal
tersebut diharapkan dapat memberikan motivasi dalam meningkatkan
pengamalan ibadah siswa.
2) Melalui pemberian nasihat

56
Hasil wawancara dengan guru fiqh SMP Al-Mansyuriah Jakarta, 01 Mei 2009.
Pemberian nasihat ini bisanya dilakukan secara klasikal kepada siswa
SMP Al-Manshuriyah Jakarta secara klasikal diberikan oleh guru
biasanya pada saat pembelajaran atau diakhir pembelajaran. Biasanya
dengan menanyakan kepada siswa siapa yang tidak melaksanakan
shalat di rumah, setelah itu guru memberikan nasihat tantang
pentingnya shalat bagi siswa yang sudah akil baligh.

2. Peningkatan implementasi pembelajaran fiqh melalui ekstrakulikuler


Kata ekstrakulikuler dalam kamus Inggris Indonesia berasal dari
bahasa Inggris yaitu "extra curricular" artinya diluar rencana
pembelajaran. 57
Ekstrakulikuler merupakan suatu kegiatan yang dilakukan di luar
jam pelajaran terjadwal yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan.
Adapun bentuk ekstrakulikuler di SMP Al-Mansyuriah Jakarta yang
dapat meningkatkan implementasi pembelajaran pada ibadah shalat
siswa diantaranya:
a. Diadakan kegiatan aksrtakulikuler muhadoroh, yang dilaksanakan
secara klasikal pada jam pelajaran sekolah setiap hari sabtu. Dalam
kegiatan ini guru mengajarkan sejarah tentang nabi Muhammd,
membaca rawi, do'a ahli kubur, membaca shalawat nabi, menghafal
surat-surat pendek dan latihan ceramah.
b. Dilaksanakan kegiatan memperingati hari-hari besar Islam di sekolah
seperti Isr’ Mi’raj, Maulud Nabi, praktok ibadah dan lain-lain.
c. Diadakan ekstrakulikuler marawis. yang dilaksanakan setiap hari
sabtu. Kegiatan ini bertujuan untuk menyalurkan kreativitas siswa
dalam bidang seni, dan dapat mengikuti kegiatan perlombaan seperti
lomba azan, tilawah Quran, cerdas cermat dan ceramah.
d. Diadakan pesantren kilat pada setiap bulan Ramadhan dan
mengedarkan buku kegiatan siswa untuk diisi selama bulan suci

57
Jhon M. Echol dan Hasan Shadili, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia,
1990).h.227.Cet. XVIII
ramadhan, yang di dalamnya tercantum aktifitas meliputi jumlah
pelaksanan pusa, shalat berjama’ah, shalat tarawih, tadarus al-Quran,
kuliah subuh dan pembayaran zakat fitrah.
e. Melibatkan dan memberikan pengajaran siswa untuk melaksanakan
ta’ziah sekaligus menyolatkan jenazah bila ada kematian yang
terdapat dilingkungan sekolah.
f. Latihan berinfak yang dilaksanakan siswa dengan cara mengumpulkan
uang pada setiap hari jum'at.
g. Untuk kelas III SMP, setiap akhir semester dua dilaksanakan ujian
praktek agama Islam yaitu praktek ibadah seperti hafalan do'a,
tayamum, shalat jenazah dan shalat sunat.
Disamping kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
implemantasi pembelajaran fiqh terdapat pula kendala-kendala yang dapat
menghambat pembelajaran fiqh diantaranya:
a. Eksistensi perpustakaan yang tidak aktif dalam membantu aktifitas
siswa dalam pembelajaran.
b. Adanya keengganan siswa untuk membawa peralatan shalat yang akan
dipakai dalam shalat dzuhur.
c. Kurangnya praktek dan sarana pengajaran fiqh seperti : VCD, DVD,
dan OHP bahkan internet untuk menjadi media dan sumber belajar
mata pelajaian fiqh.
d. Banyaknya siswa yang belum lancar membaca al-Quran untuk
mempelajari dan menghafal dalil-dalil dalam pelajaran fiqh kurangnya
informasi dari orang tua mengenai kemajuan dan ibadah siswa.

D. Deskripsi Data
Dalam mengumpulkan data-data, penulis menggunakan beberapa teknik
yang diantaranya teknik angket dan observasi. Observasi yang mereka lakukan
adalah untuk mengetahui kondisi sekolah.
Adapun angket yang penulis buat adalah angket tertutup sebanyak 25 item
yang berbentuk pilihan yang harus dijawab oleh siswa dengan memberikan tanda
silang yang disebarkan kepada 40 siswa dan siswi kelas III di SMP Al-
Manshuriyah Jakarta.
Kemudian hasil angket yang telah dikumpulkan ditabulasikan kedalam
prosentase dan diolah kemudian dapat diperoleh kesimpulan, hal ini dapat dilihat
dan dijelaskan dalam analisis secara keseluruhan.

Table 5
Data Responden
No. Nama Siswa Jenis kelamin
1 Aang Kurniawan L
2 Abdul Rohim L
3 Ahmad Fadli L
4 Ahmad Reza L
5 Ari Setiawan L
6 Anis Nurazizah P
7 Annisa P
8 Bagus Ruslan L
9 Danik Lola V. P
10 Danu Samudra L
11 Dewi Lestari P
12 Eka Fatur R
13 Eko Saputra L
14 Elda F P
15 Elisna P
16 Eva Alfiana P
17 Hikmatul A P
18 Iga Giantini P
19 Imam Alaifin L
20 Indri Yanti P
21 Irfansyah L
22 Irfan Maulana L
23 Mar’atus Sholiha P
24 M. Fariz Akbar L
25 Qiqi Fadila P
26 Nova Riansyah L
27 Paldini P
28 Rafli Romahona L
29 Rio Aziz Kusuma L
30 Septiana H. P
31 Siti Fatimah P
32 Sudiro P. L
33 Surahmat L
34 Sutinyo L
35 Tri Jaka M L
36 Ulfa Istiana P
37 Yuda Wira Kusuma L
38 Yuliantuti P
39 Yenita P
40 Yani P

E. Analisis dan Interprestasi data


1. Analisis data
Data yang disajikan dalam skripsi ini adalah data hasil penyebaran angket
tentang pembelajaran fiqh dan implementasinya pada ibadah shalat siswa pada
kelas III SMP Al-manshuriyah Jakarta yang disebarkan pada 40 siswa. Tiap
angket terdiri dari 25 pertanyaan yang berbentuk pilihan dan harus dijawab siswa
dengan memberi tanda silang (X) data diolah dengan menggunakan analisis
statistic desikriftif dengan rumus :
F
P= = 100 %
N
Maksud dari pengolahan tersebut agar data yang diperoleh dapat
memberikan arti dan penjelasan untuk memudahkan menganalisa dari hasil
penelitian tersebut, maka setiap item dibuatkan satu tabulasi, sehingga dengan
demikian lebih focus penjelasannya.

2. Proses Pembelajaran Fiqih

Tabel 6
Penggunaan Media
Guru menggunakan media dalam pembelajaran fiqh

No Alternatif jawaban N 100%

Selalu 13 32,5 %
1
Sering 17 42,5 %
Kadang-kadang 9 22,5 %
Jarang 1 2,5 %
Tidak pernah - -
Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat 42,5 % siswa mengatakan sering dan
32,5 % siswa mengatakan selalu bila dalam pembelajaran fiqh guru
menggunakan media dan sebagian kecil (22,5 %) siswa yang mengatakan
kadang-kadang bila dalam pembelajaran fiqh guru menggunakan media
dan hanya 2,5 % yang mengatakan jarang. Ini menandakan bahwa hampir
seluruh siswa mengatakan dalam pembelajaran fiqh guru menggunakan
media.
Tabel 7
Penggunaan media membuat siswa lebih paham dalam
pembelajaran Fiqh
No Alternatif jawaban N 100%
Selalu 10 20 %
2
Sering 20 50 %
Kadang-kadang 9 22,5 %
Jarang 1 2,5 %
Tidak pernah - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir semua siswa (50 %)

mengatakan sering, 25 % mengatakan selalu dengan media dapat

membuatnya lebih paham dalam pelajaran fiqh dan hanya sedikit siswa

(22,5 %) mengatakan kadang-kadang media dapat membuatnya lebih

paham dalam pelajaran fiqh dan hanya 1 (2,5 %) orang yang mengatakan

tidak pernah. Ini menunjukan bahwa hampir seluruh siswa mengatakan

media membuatnya lebih paham dalam pelajaran fiqh.

Tabel 8

Penggunaan Alat peraga

Guru menggunakan alat peraga pada materi shalat

No Alternatif jawaban N 100%


Selalu 6 15 %
3 Sering 15 37,5 %
Kadang-kadang 17 42,5 %
Jarang 2 5%
Tidak pernah - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir siswa mengatakan

selalu 15 %, sering 37,5 % dan kadang-kadang 42,5 % guru menggunakan

alat peraga dalam menyampaikan materi shalat dan hanya sedikit (5 %)

siswa yang mengatakan jarang. Ini menandakan bahwa hampir seluruh

siswa mengatakan guru menggunakan alat peraga dalam menyampikan

materi shalat.

Tabel 9

Guru mengajak siswa ke mushala pada praktek shalat

No Alternatif jawaban N 100%


Selalu 12 30 %
4 Sering 19 47,5 %
Kadang-kadang 9 2,25 %
Jarang - -
Tidak pernah - -

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir semua siswa (47,5 %)

mengatakan sering dan 30 % mengatakan selalu guru mengajak siswa ke

mushala pada praktek shalat dan sedikit sekali (2,25 %%) siswa yang

mengatakan kadang-kadang. Ini menandakan bahwa hampir seluruh siswa

membenarkan sering guru mengajak siswa ke mushala pada praktek shalat.


Tabel 10
Penggunaan Metode
Guru menggunakan berbagai metode ceramah
No Alternatif jawaban N 100%
Selalu 13 32,5 %
5 Sering 23 57,5 %
Kadang-kadang 4 10 %
Jarang - -
Tidak pernah - -

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kebanyakan siswa (57,5 %)

mengatakan sering dan 32,5 % mengatakan selalu guru menggunakan

metode ceramah dalam pembelajaran fiqh dan sebagian kecil (10 %) siswa

yang mengatakan kadang-kadang guru menggunakan metode ceramah

dalam pembelajaran fiqh. Ini menandakan bahwa hampir seluruh siswa

membenarkan guru fiqh menggunakan metode ceramah dalam pengajaran

fiqh.

Tabel 11

Guru fiqh menggunakan metode praktek pada materi shalat

No Alternatif jawaban N 100%


Selalu 21 52,5 %
6 Sering 11 27,5 %
Kadang-kadang 7 17,5 %
Jarang 1 2,5 %
Tidak pernah - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir semua siswa (80%)

mengatakan selalu dan sering guru fiqh menggunakan metode praktek

pada materi shalat, 17,5 % mengatakan kadang-kadang dan hanya 2,5 %

yang mengatakan jarang. Ini menandakan bahwa hampir seluruh siswa

mengatakan guru fiqh menggunakan metode praktek dalam materi shalat.

Tabel 12

Memberi Perhatian

Guru menegur siswa yang tidak membawa buku pelajaran

No Alternatif jawaban N 100%


Selalu 21 52,5 %
7 Sering 17 42,5 %
Kadang-kadang 2 5%
Jarang - -
Tidak pernah - -

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hamper semua siswa

mengatakan selalu (52,5 %) dan (42,5 %) guru fiqh menegur siswa yang

tidak membawa buku pelajaran dan hanya 5 % siswa yang mengatakan

kadang-kadang guru fiqh menegur siswa yang tidak membawa buku

pelajaran. Ini menandakan bahwa seluruh siswa sangat setuju guru fiqh

menegur siswa yang tidak membawa buku pelajaran.


Tabel 13

Guru fiqh memberi sanksi siswa yang tidak memperhatikan pelajaran

No Alternatif jawabau N 100%


Selalu 22 55 %
8 Sering 16 40 %
Kadang-kadang 2 5%
Jarang - -
Tidak pernah - -

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir semua siswa 95 % (55

% mengatakan selalu dan 40 % sering) guru fiqh mcmberi sanksi siswa

yang tidak memperhatikan pelajaran dan sedikit sekali (5 %) siswa yang

mengatakan kadang-kadang. Ini menandakan bahwa hampir seluruh siswa

sangat setuju guru fiqh memberi sanksi siswa yang tidak memperhatikan

pelajaran

Tabel 14
Pemberian reward
Guru memberi pujian kepada siswa yang berprestasi baik
No Alternatif jawaban N 100%
Selalu 3 7,5 %
9 Sering 17 42,5 %
Kadang-kadang 19 47,5 %
Jarang 1 2,5 %
Tidak pernah - -

Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 7,5 % selalu, 42,5 % sering

dan 47,5 % kadang-kadang siswa mengatakan guru fiqh memberi pujian

kepada siswa yang berprestasi baik dan sedikit sekali (2,5 %) siswa yang

mengatakan jarang. Ini menandakan bahwa hampir seluruh siswa sangat

setuju guru fiqh memberi pujian kepada siswa yang berprestasi baik.

Tabel 15
Guru fiqh memberi pujian kepada siswa yang mendapat nilai bagus
No Alternatif jawaban N 100%
Selalu 20 50 %
10 Sering 14 25 %
Kadang-kadang 5 12,5 %
Jarang 1 2,5 %
Tidak pernah - -
Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir semua siswa 50 %

mengatakan selalu, 35 % sering guru fiqh memberi pujian kepada siswa

yang mendapat nilai bagus dan 12,5 % mengatakan kadang-kadang dan

hanya 2,5 % mengatakan jarang. Ini menandakan bahwa hampir seluruh

siswa sangat setuju guru fiqh memberikan pujian kepada siswa yang

mendapat nilai bagus.


Tabel 16

Pemahaman siswa terhadap materi

Guru menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami

No Alternatif jawaban N 100%


Selalu 20 50 %
11 Sering 20 50 %
Kadang-kadang 2 7%
Jarang - -
Tidak pernah - -

Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir semua siswa 50 %

mengatakan selalu dan 50 % lagi mengatakan sering guru fiqh

menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami . Ini menandakan

bahwa seluruh siswa mengatakan selalu sering guru fiqh menyampaikan

meteri dengan jelas dan mudah dipahami.

Tabel 17

Mengenal kesulitan yang dihadapi sisiwa

Guru tidak memperhatikan kemampuan siswa dalam pembelajaran fiqh

No Alternatif jawaban N 100%


Selalu 7 17,5 %
12 Sering 11 27,5 %
Kadang-kadang 6 15 %
Jarang 11 27,5 %
Tidak pernah 5 12,5 %

Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 17,5 % siswa mengatakan

selalu dan 27,5 mengatakan sering guru tidak memperhatikan kemampuan

siswa dalam pembelajaran fiqh dan 15 % mengatakan kadang-kadang,

27,5 % jarang dan 12,5 % mengatakan tidak pernah guru tidak

memperhatikan kemampuan siswa dalam pembelajaran fiqh. Ini

menunjukan bahwa siswa tidak setuju guru tidak memperhatikan

kemampuan siswa dalam pembelajaran fiqh.

Tabel 18

Guru mengulang materi yang telah dijelaskan

No Alternatif jawaban N 100%


Selalu 17 42,5 %
13 Sering 16 40 %
Kadang-kadang 7 17,5 %
Jarang - -
Tidak pernah - -
Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir semua siswa 82,5 %

mengatakan sering dan selalu guru fiqh mengulang materi yang telah

dijelaskan dan hanya sedikit 17,5 % siswa yang mengatakan kadang-

kadang. Ini menandakan bahwa hampir seluruh siswa sangat setuju guru

fiqih mengulang materi yang telah dijelaskan.


Tabel 19

Siswa mengajukan pertanyaan bila ada materi yang belum dipahami

No Alternatif jawaban N 100%


14 Selalu 15 37,5 %
Sering 18 45 %
Kadang-kadang 7 17,5 %
Jarang - -
Tidak pernah - -
Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 37,5 % siswa mengatakan

selalu dan 45 % mengatakan sering siswa mengajukan pertanyaan bila ada

materi yang belum dimengerti dan sedikit sekali 17,5 % siswa yang

kadang-kadang mengajukan pertanyaan bila ada materi yang belum

dipahami. Ini menandakan bahwa hampir seluruh siswa sangat setuju

mengajukan pertanyaan bila ada materi yang belum dipahami.


3. Implementasinya pada ibadah shalat

Tabel 20

Penerapan fiqh dalam kehidupan sehari-hari

Melaksanakan shalat di rumah

No Alternatif jawaban N 100%

15 Selalu 12 30 %
Sering 17 42,5 %
Kadang-kadang 10 25 %
Jarang 1 2,5 %
Tidak pernah - -

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 30 % siswa mengatakan

selalu dan 42,5 % mengatakan sering melaksanakan shalat di rumah

dan hanya sedikit

25 % siswa yang mengatakan kadang-kadang dan hanya 2,5 % yang

mengatakan melaksanakan shalat di rumah. Ini menandakan bahwa hampir

seluruh siswa sangat setuju melaksanakan shalat dirumah.


Tabel 21

Merespon dengan melaksanakan shalat lima waktu Melaksanakan

shalat lima waktu secara lengkap

No Alternatif jawahan N 100%


16 Selalu 19 47,5 %
Sering 21 52,5 %
Kadang-kadang - -
Jarang - -
Tidak pernah - -

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruh siswa 47,5 %

mengatakan selalu dan 52,5 % mengatakan sering melaksanakan shalat

lima waktu secara lengkap. Ini menandakan bahwa hampir seluruh siswa

sangat setuju melaksanakan shalat lima waktu secara lengkap.

Tabel 22

Melaksanakan shalat tepat pada waktunya

No Alternatif jawaban N 100%


17 Selalu 15 37,5 %
Sering 18 45 %
Kadang-kadang 7 17,5 %
Jarang - -
Tidak pernah - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa 45 %

menyatakan sering dan 37,5 % mengatakan selalu melaksanakan shalat

tepat pada waktunya dan sebagian kecil 17,5 % siswa yang mengatakan

kadang-kadang. Ini menandakan bahwa sebagian besar siswa sangat setuju

melaksanakan shalat tepat pada waktunya.

Tabel 23

Melaksanakan shalat dalam keadaan sakit

No Alternatif jawaban N 100%


Selalu 32 80 %
18 Sering 8 20 %
Kadang-kadang - -
Jarang - -
Tidak pernah - -
Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hamper seluruh siswa 80 %

mengatakan selalu melaksanakan shalat walaupun dalam keadaan sakit

dan sebagian besar siswa 20 % yang mengatakan sering melaksanakan

shalat dalam keadaan sakit.Ini menandakan bahwa hamper seluruh siswa

walaupun dalam keadaan sakit tetap melaksanakan shalat.


Tabel 24

Merasa tidak tenang bila meninggalkan shalat

No Alternatif jawaban N 100%


Selalu 4 1 0%
19 Sering 25 62,5 %
Kadang-kadang 8 20 %
Jarang 3 7,5 %
Tidak pernah - -

Jumlah 30 100%
Dari tabel dia atas dapat dilihat bahwa 10 % siswa mengatakan

selalu, dan 62,5 % mengatakan sering, dan 20 % kadang-kadang merasa

tidak tenang bila meninggalkan shalat dan sebagian kecil siswa saja 7,5

% yang mengatakan jarang merasa tidak tenang bila meninggalkan

shalat. Ini menandakan bahwa sebagain besar siswa sangat setuju merasa

tidak tenang bila meninggalkan shalat.

Tabel 25

Melaksanakan shalat karena kesadaran

Melaksanakan shalat karena diperintah guru

No Alternatif jawaban N 100%


Sangat setuju 4 1 3%
20 Setuju 3 10%
Kurang setuju 11 37%
Tidak setuju 7 23%
Sangat tidak setuju 5 17%

Jumlah 40 100%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian siswa 40 %

mengatakan sering, 17,5 % mengatakan selalu, 12,5 % mengatakan

kadang-kadang melaksanakan shalat karena diperintah guru dan sebagian

siswa 10 % mengatakan tidak pernah melaksanakan shalat karena

diperintah guru. Ini menandakan bahwa sebagian besar siswa masih

melaksanakan shalat karena diperintah guru.

Tabel 26

Mengerjakan ketika diperintah orangtua

No Alternatif jawaban N 100%


Selalu 15 37,5 %
21 Sering 16 40 %
Kadang-kadang 5 12,5 %
Jarang 4 10 %
Tidak pernah - -
Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagaian kecil siswa 37,5 %

selalu, 40 % sering melaksanakan shalat ketika diperintah orang tua dan

sebagian lagi 12,5 % mengatakan kadang-kadang dan 10 % mengatakan

jarang melaksanakan shalat ketika diperintah orangtua. Ini menandakan

bahwa sebagian besar siswa melaksanakan shalat ketika diperintah orang

tua.
Tabel 27
Langsung melaksanakan shalat ketika pulang sekolah
No Alternatif jawaban N 100%
Selalu 14 35 %
22
Sering 18 45 %
Kadang-kadang 6 15 %
Jarang 2 5%
Tidak pernah - -
Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa (45 %

mengatakan sering, 35 % mengatakan selalu langsung melaksanakan

shalat ketika pulang sekolah dan hanya sebagian kecil siswa 15 %

mengatakan kadang-kadang dan hanya 5 % mengatakan jarang langsung

melaksanakan shalat ketika pulang sekolah. Ini menandakan bahwa

sebagian siswa sangat setuju langsung melaksanakan shalat ketika pulang

sekolah.

Tabel 28
Mempraktekkan shalat dalam kehidupan sehari-hari
Merasa lebih sabar setelah melaksanakan shalat
No Alternatif jawaban N 100%
Selalu 26 65 %
23 Sering 12 30 %
Kadang-kadang 2 5%
Jarang - -
Tidak pernah - -
Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh siswa 65 % selalu dan

30 % sering merasa lebih sabar setelah melaksanakan shalat dan hanya 5

% yang mengatakan kadang-kadang merasa lebih sabar setelah

melaksanakan shalat. Ini menandakan bahwa seluruh hamper seluruh

siswa merasa lebih sabar setelah melaksanakan shalat.

Tabel 29
Melerai ketika ada perkelahian di sekolah
No Alternatif jawaban N 100%

Selalu 13 32,5 %
24 Sering 22 55 %
Kadang-kadang 5 12,5 %
Jarang - -
Tidak pernah - -
Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa 55 %

mengatakan sering dan 32,5 % mengatakan selalu melerai ketika ada

perkelahian di sekolah dan sebagian kecil 12,5 % yang mengatakan

kadang-kadang melerai ketika ada perkelahian di sekolah. Ini menandakan

bahwa sebagian besar siswa sangat selalu dan sering melerai ketika ada

perkelahian di sekolah.
Tabel 30

Menjalankan shalat tepat waktu membuat lebih disiplin

No Alternatif jawaban N 100%


Selalu 29 72,5 %
25 Sering 11 27,5 %
Kadang-kadang - 7%
Jarang - -
Tidak pernah - -

Jumlah 40 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruh siswa selalu

dan sering 72,5 % dan 27,5 % menjalankan shalat tepat waktu membuat

lebih disiplin.

4. Pengujian Hipotesis

Dari pengolahan data mengenai korelasi antara pembelajaran fiqh dan

implementasinya pada ibadah shalat siswa diperoleh r hitung sebesar 0,85 setelah

mendapat r hitung sebesar 0,85, maka r hitung tersebut dikonsultasikan dengan r

tabel, product moment. Pada tabel untuk nilai DF (Degrees of Freedom) = N-nr

yaitu = 40-2 = 38, sedangkan memeriksa tabel nilai “r” product moment ternyata

bahwa DF sebesar 28 pada taraf signifikasi 5 % diperoleh r tabel =0,304

sedangkan pada taraf signifikasi 1 % diperoleh r tabel = 0,393 hal ini berarti

bahwa pada taraf signifikasi 5 % maupun pada taraf signifikasi 1 % hipotesa kerja

atau hipotesa alternatif diterima karena teruji kebenarannya dan hipotesa nol atau

nihil ditolak karena pada taraf signifikasi 5 % maupun pada taraf signifikasi 1 %

“rxy” adalah lebih besar dari pada r tabel ( 0,85 > 0,304 dan 0,85 < 0,393 ) atau
dapat ditulis ( 0,85 > 0,393 > 0,304 ) dengan demikian disimpulkan bahwa pada

taraf signifikasi 5 % maupun taraf signifikasi 1 % terdapat korelasi yang

signifikasi antara variable x (pembelajaran fiqh) dan variable y (implementasinya

pada ibadah shalat siswa).

Selanjutnya apabila dilihat besarnya r hitung yang diperoleh 0,85 ternyata terletak

antara 0,70 – 0,90. berdasarkan pedoman yang telah disebutkan pada bab ketiga

bahwa korelasi antara variable x (proses pembelajaran) dan variable y

(implementasinya pada ibadah shalat siswa) adalah korelasi sangat kuat atau

tinggi.

Tabel 31

Skor Pembelajaran fiqih sebagai (Variabel x)

No. Nama Siswa Skor

1 Aang Kurniawan 47
2 Abdul Rohim 36
3 Ahmad Fadli 46
4 Ahmad Reza 43
5 Ari Setiawan 41
6 Anis Nurazizah 40
7 Annisa 42
8 Bagus Ruslan 45
9 Danik Lola V. 42
10 Danu Samudra 42
11 Dewi Lestari 40
12 Eka F. 43
13 Eko S. 43
14 Elda F 45
15 Elisna 48
16 Eva Alfiana 45
17 Hikmatul A 43
18 Iga Giantini 47
19 Imam Alaifin 49
20 Indri Yanti 44
21 Irfansyah 47
22 Irfan Maulana 41
23 Mar’atus Sholiha 42
24 M. Fariz Akbar 43
25 Qiqi Fadila 45
26 Nova Riansyah 43
27 Paldini 44
28 Rafli Romahona 42
29 Rio Aziz Kusuma 44
30 Septiana H. 42
31 Siti Fatimah 44
32 Sudirop 42
33 Surahmat 46
34 Sutinyo 43
35 Tri Jaka M 37
36 Ulfa Istiana 47
37 Yuda Wira Kusuma 47
38 Yulianti 41
39 Yenita 45
40 Yanti 45
Table 32

Skor Implementasinya pada ibadah shalat

Siswa kelas III SMP Al-Manshuriyah

No. Nama Siswa Skor

1 Aang Kurniawan 39
2 Abdul Rohim 33
3 Ahmad Fadli 35
4 Ahmad Reza 30
5 Ari Setiawan 35
6 Anis Nurazizah 34
7 Annisa 35
8 Bagus Ruslan 38
9 Danik Lola V. 37
10 Danu Samudra 36
11 Dewi Lestari 30
12 Eka F. 37
13 Eko S. 34
14 Elda F 38
15 Elisna 35
16 Eva Alfiana 33
17 Hikmatul A 31
18 Iga Giantini 31
19 Imam Alaifin 31
20 Indri Yanti 33
21 Irfansyah 25
22 Irfan Maulana 35
23 Mar’atus Sholiha 38
24 M. Fariz Akbar 39
25 Qiqi Fadila 38
26 Nova Riansyah 32
27 Paldini 32
28 Rafli Romahona 37
29 Rio Aziz Kusuma 38
30 Septiana H. 38
31 Siti Fatimah 38
32 Sudirop 36
33 Surahmat 33
34 Sutinyo 34
35 Tri Jaka M 39
36 Ulfa Istiana 38
37 Yuda Wira Kusuma 36
38 Yulianti 36
39 Yenita 39
40 Yanti 38
Tabel 33

Perhitungan untuk memperolah angka indeks korelasi

Variabel x dan Variabel y

Subyek x y xy x2 Y22

1. Aang Kurniawan 47 39 1833 2209 1521


2. Abdul Rohim 36 33 1188 1296 1089
3. Ahmad Fadli 46 35 1610 2116 1225
4. Ahmad Reza 43 30 1290 1849 900
5. Ari Setiawan 41 35 1435 1681 1225
6. Anis Nurazizah 40 34 1360 1600 1156
7. Annisa 42 35 1470 1764 1225
8. Bagus Ruslan 45 38 1710 2025 1444
9. Danik Lola V. 42 37 1554 1764 1369
10. Danu Samudra 42 36 1512 1764 1296
11. Dewi Lestari 40 30 1200 1600 900
12. Eka F. 43 37 1591 1849 1369
13. Eko S. 43 34 1462 1849 1156
14. Elda F 45 38 1710 2025 1444
15. Elisna 48 35 1680 2304 1225
16. Eva Alfiana 45 33 1485 2025 1089
17. Hikmatul A 43 31 1333 1849 961
18. Iga Giantini 47 31 1457 2209 961
19. Imam Alaifin 49 31 1519 2401 961
20. Indri Yanti 44 33 1452 1936 1089
21. Irfansyah 47 25 1176 2209 625
22. Irfan Maulana 41 35 1435 1681 1225
23. Mar’atus Sholiha 42 38 1596 1764 1444
24. M. Fariz Akbar 43 39 1677 1849 1521
25. Qiqi Fadila 45 38 1710 2024 1444
26. Nova Riansyah 43 32 1376 1849 1024
27. Paldini 44 32 1408 1936 1024
28. Rafli Romahona 42 37 1554 1764 1369
29. Rio Aziz Kusuma 44 38 1672 1936 1444
30. Septiana H. 42 38 1596 1764 1444
31. Siti Fatimah 42 38 1672 1936 1444
32. Sudirop 42 36 1512 1764 1296
33. Surahmat 46 33 1518 2116 1089
34. Sutinyo 43 34 1462 1849 1156
35. Tri Jaka M 37 39 1443 1369 1521
36. Ulfa Istiana 47 38 1786 2209 1444
37. Yuda Wira Kusuma 47 36 1692 2209 1296
38. Yulianti 41 36 1476 1681 1296
39. Yenita 45 39 1755 2025 1521
40. Yanti 45 38 1710 2025 1444

N = 40 ∑x = ∑y = ∑xy = ∑x2 = ∑y2 =


1741 1391 61.076 76.075 496.761

Setelah keseluruhan dihitung dan diletakkan dalam tabel koefisien kolerasi.

Selanjutnya hasil perhitungan di atas diuji keabsahannya dengan menggunakan

rumus kolerasi product moment sebagai berikut :

NΣxy − (Σx)(Σy )
rxy =
[ NΣx − (Σx) 2 ][ NΣy 2 − (Σy ) 2
2

40(61076) − (1741)(1391)
=
[40(76075) − (7441) 2 ][40(49676) − (1391) 2

2443040 − 2421731
=
[3043000 − 3031081][1987040 − 1934881]
21039
=
[11919][52159]

21309
=
621683121

21309
=
24933,57417

= 0,85

E. Interprestasi Data

Berdasarkan hasil data nilai “rxy” maka penulis akan memberikan

interprestasi data terhadap angka indeks korelasi product miment melalui dua cara

yaitu :

1. Interprestasi dengan cara sederhana atau kasar, imterprestasi terhadap rxy

dari perhitungan diatas, ternyata angka korelasi antaa variable x dan y

tidak bertanda negatif, poditif (korelasi yang berjalan searah) dengan

memperhatikan 0,70 – 0,90 berarti korelsi antara variable x dan variable

y adalah korelasi positif yang sedang yang sangat kuat dan tinggi.

2. Interprestasi dengan menggunakan tabel nilai “rxy” product moment

rumusan hipotesa kerja / alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho) yang

penulis ajukan diawal adalah :

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara pembelajaran fiqh dan

implementasinya pada ibadah shalat siswa SMP Al-Manshuriyah

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara pembelajaran fiqh dan

implementasinya pada ibadah shalat siswa SMP Al-Manshuriyah.


Adapun kriteria pengajuannya adalah : Jika r hitung lebih besar dari pada r

tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari

pada r tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

Kemudian penulis mencari derajat bebasnya (df).

Rumusnya sebagai berikut :

df = N – nr

= 40 – 2

= 38

Diketahui df sebesar 38, untuk mengetahui taraf signifikasi 5 % dan 1 %, maka

diambil nilai yang mendekati pada angka 38 yakni 40.

Maka diperoleh “r” tabel sebagai berikut :

- Pada taraf signifikasi 5 % tabel sebesar 0,304

- Pada taraf signifikasi 1 % tabel sebesar 0,393

Ternyata rxy atau ro (0,85) adalah lebih besar dari pada r tabel karena rxy

atau ro lebih kecil dari pada r tabel. Maka hipotesa alternative (Ha) diterima dan

hipotesa nihil (Ho) ditolak. Artinya terdapat korelasi positif yang signifikan antara

variabel x dan variabel y.

Setelah diketahui adanya korelasi, maka akan dihitung berapa kontribusi

pembelajaran fiqh dan implementasinya terhadap ibadah shalat siswa SMP AL-

Manshuriyah dengan menggunakan rumus koefisien determinan (KD) sebagai

berikut :

KD = r2 x 100 %

= (0,85)2 x 100 %
= 0,7225 x 100 %

= 72,25 %

Dengan perhitungan diatas diperoleh KD sebesar 72,25 %, Maka dapat

dikatakan bahwa kontribusi yang diberikan pada pembelajaran fiqh dan

implementasinya pada ibadah shalat siswa adalah sebesar 72,25 %.

F. Ulasan

Dan temuan penelitian ini penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa

pembelajaran fiqh dan implementasinya pada ibadah shalat siswa SMP Al-

Manshuriyah berjalan dengan baik. Nilai ini didapat melalui penyebaran angket.

Selanjutnya tentang analisis data dari tabel perhitungan untuk mencari

koefisien korelasi variable x (pembelajaran fiqh) dan variable y (implementasinya

pada ibadah shalat siswa).

Setelah dihitung dengan metode product moment untuk mencari “rxy”

ternyata menghasilkan nilai koefisien yang korelasinya 0,85. dengan demikian

antara pembelajaran fiqh dan implementasinya pada ibadah shalat siswa termasuk

kategori korelasi positif dan termasuk koefisien yang sedang atau cukup, karena

pada taraf 0,70 – 0,90 yang artinya bahwa hubungan antara pembelajaran fiqh dan

implementasinya pada ibadah shalat siswa termasuk hubungan yang sangat kuat

dan tinggi sehingga dianggap mempunyai hubungan.

Dan terakhir adalah interprestasi data. Interprestasi data dapat ditempuh

melalui dua cara yaitu : pertama dengan cara kasar atau sederhana, cara

inimenggunakan pedoman yang umum yaitu metode product moment, karena


“rxy” yang diperoleh adalah 0,85 dan nilai ini berada pada taraf 0,70 – 0,90,

maka dapat diberi interprestasi secara kasar yaitu memang antara variable x

(pembelajaran fiqih) dan variable y (implementasinya pada ibadah shalat siswa)

terdapat korelasi yang sangat kuat dan tinggi. Sehingga korelasi itu dianggap ada,

jadi diinterprestasikan bahwa hubungan antara pembelajaran fiqh dan

implementasinya pada ibadah shalat siswa terdapat hubungan yang signifikan.

Kedua adalah dengan cara teliti atau dengan cara berkonsultasi pada nilai r

tabel product moment, cara ini ditempuh dengan terlebih dahulu mengetahui

derajat bebasnya (df) yaitu 38 baru dikonsultasikan dengan r tabel. Dengan

menggunakan df (Degrees of Freedom) = 38 pada taraf signifikasi 5 % diperoleh

0,304 ternyata “rxy” lebih besar dari pada r tabel, maka hipotesis alternative

diterima, sedangkan hipotesa nol diterima sehingga dapat dikorelasikan ada

korelasi yang signifikan antara variable x (pembelajaran fiqh) dan variable y

(implementasinya pada ibadah shalat siswa), sedangkan pada taraf signifikasi 1 %

diperoleh r tabel 0,393. pada taraf ini juga ternyata “rxy” lebih besar dari pada r

tabel, maka hipotesa alternatif diterima dari hipotesa nol ditolak, sehingga

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variable x (pembelajaran

fiqh) dan variable y (implementasinya pada ibadah shalat siswa)

G. Analisis Hasil Penelitian

Setelah data diolah dan dianalisis, secara umum dapat dikatakan

pembelajaran fiqh dan implementasinya pada pelaksanaan ibadah shalat siswa

di SMP Al-manshuriyah tergolong sangat baik, terbukti dengan telah


dilaksanakannya kegiatan-kegiatan keagamaan sebagai rutinitas yang

melibatkan siswanya, sarana-sarana pendukung ibadah yang cukup memadai,

suasana sekolah yang islami, penggunaan kurikulum berbasis kompetensi

dimana potensi dan kemampuan serta ketrampilan siswa menjadi faktor

penentu yang utama.

Disamping itu ada juga yang menyangkut implementasi ibadah shalat

mendapat hasil yang baik. Berdasarkan pernyataan siswa langsung yang

penulis peroleh yaitu: pernyataan shalat siswa tentang merespon dengan

malaksanakan shalat secara lengkap, melaksanakan shalat tepat waktu,

pernyataan melaksanakan shalat karena kesadaran, dan pernyataan siswa

mempraktekkan makna shalat dalam kehidupan sehari-hari.

Namun demikian jika dilihat dari jumlah prosentase siswa yang kurang

baik dalam mengimplementasikan ibadah shalat sedikit sekali seperti belum

melaksanakan shalat secara lengkap, belum melaksanakan shalat tepat waktu,

belum dapat meminta maaf jika berbuat kesalahan. Sehingga menurut

pengamatan peneliti hal tersebut dapat diatasi dengan cara memberikan

pengarahan (nasihat), memperingatkan dan membimbingnya ke jalan yang

benar, dan dengan cara mengadakan kerjasama yang baik antara orangtua

siswa dengan guru.

Berdasarkan pengamatan dan penganalisaan terhadap hal-hal diatas,

yang menjadi penyebab siswa kurang dalam mengimlementasikan ibadah

shalat antara lain karena kurangnya perhatian dan kontrol dari sebagian
orangtua, latar belakang lulusan siswa sebelum masuk di SMP Al-

Manshuriyah Jakarta dan pengaruh lingkungan yang kurang mendukung.

Keberhasilan pembelajaran fiqh di SMP Al-Manshuriyah ini adalah

wujud hasil kerjasama yang baik antara sekolah dengan orangtua siswa dalam

mendidik anak sehingga mereka dapat merealisasikan dan menjalankan

hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Pembelajaran Fiqh

Dan Implementasinya Pada Ibadah Shalat Siswa Di SMP Al-Manshuriyah”

penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pembelajaran fiqh di SMP Al-Manshuriyah Jakarta

berlangsung sebagaimana mata pelajaran yang lain yang mengacu pada

perpaduan kurikulum 2004 dan kurikulum KTSP yang sekarang sedang

diterapkan, yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jumlah jam mata

pelajaran fiqh di SMP Al-Manshuriyah Jakarta adalah sama seperti MTs

yang lainnya, yaitu dua jam dalam seminggu.

2. Implementasi pembelajaran Fiqh dalam ibadah shalat siswa di SMP Al-

Manshuriyah Jakarta secara umum baik, hal ini terlihat dari usaha yang

dilakukan oleh para guru untuk membimbing siswa dalam beribadah,

seperti memberikan keteladanan dengan diadakannya shalat berjama’ah di

mushala dan membiasakan diri 79


dengan melaksanakan shalat sunat dhuha

ditengah waktu istirahat. Selain itu menanamkan nilai-nilai keimanan

siswa dengan adanya kegiatan ekstra kulikuler yang sangat mendukung

seperti : muhadharoh, peringatan PHBI, marawis, pesantren kilat dan

kegiatan-kegiatan yang melibatkan siswa dalam praktek ibadah

dilingkungan sekolah.

76
B. Saran

1. Bentuk implementasi ibadah shalat siswa hendaknya lebih ditingkatkan

lagi dalam pelaksanaannya. Sehingga kualitas dan mutu pendidikan itu

akan lebih berahasil sesuai dengan tujuan dan kurikulum yang telah

ditetapkan.

2. Guru hendaknya terus meningkatkan usaha dalam rangka meningkatkan

pengamalan ibadah siawa baik dalam keteladanan maupun dalam

pendidikan kulikuler dan ekstra kulikuler

3. Bagi siswa hendaknya dapat belajar lebih aktif dan mengamalkan ilmu

yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan dapat

memahami makna-makna yang terkandung dalam ibadah shalat, sehingga

dapat membuat siswa sadar akan pentingnya shalat sebagai kebutuhan

manusia dan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.


DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, Taqiyuddin bin M. Husaini, Kifayatul Akhyar. Terjemahan


Surabaya : Bina Iman, 1995

Manar, HM. Abdullah Ibadah Dan Syari’ah, Jakarta: PT. Pamatar, 1999

Al-Qur’an dan Terjemahnya, Mujamma’ Khadim al Haramain asy Syarifain al


Malik fahd li thiba’at al Mush-haf asy-Syarif Medinah Munawwarah
P.O.Box. 3561

Abd Rahman, Suyuti jalaluddin , Al Jami’us Sagier, Juz 2. (Bandung: PT AL


ma’arif)

Baihaqi, H. Fiqih Ibadah, Bandung: M2S Bandung. 1996.Cet. 1.

Darajat,Zakiyah Ilmu Fiqih, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf,1995

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, Jakarta : Proyek Pengadaan


kitab Suci Al-Qur’an, 1992

Departemen Agama RI Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum


2004 Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Departemen RI, 2004

Djafar, H. Muhammadiyah Pengantar Ilmu Fiqih, Jakarta, Kalam Mulia.1999.cet.


I.

Echol, Jhon M. dan Hasan Shadili, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia,
1990. Cet. XVIII

Haq, H. Mamka Filsafat Ushul Fiqih, Padang: Yayasan al-Hakam, 1998.

Hasibuan, JJ. Dip.Ed.et.all, Proses Belajar Mcngajar, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 1995. Cet. 6.

Mahjudin, Dirasah Islamiyah, Pasueruan: PT. Garoeda Buana Indah, 1995.cet.3.

Majid, Abdul et.all, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan
Implementasi Kurukulum 2004, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004,
Cet. 1.

Murthahari, Murtadha dan M. Baqir ash-Shadh, Pengetahuan Ushul Fiqh


Perbandingan, Jakarta: Pustaka Hidayah, 1993, Cet.l

81
Nawawi, H, Rifat Syauqi. Shalat Ilmiah Dan Amaliah, Jakarta: PT. Fikahati
Aneska,2001
Ritonga A. dan Zainuddin.H, Fiqih Ibadah, Jakarta: Media Pratama,1997, Cet.l.

Rasyadi, Khairon. Pendidikan Profetik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004, Cet.l.

Ridwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung:


-Alfabeta,2007. Cet.IV

Rifa'i, H. Moh. Ilmu Fiqih Islam Lengkap, Semarang: Toha Putra, 1978

Rasito Hermawan, Penghantar metodologi penelitian (Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama, 1992), h.49

Ridwan, Drs, M.BA, Skala Variabel-variabel penelitian (Bandung :

Alfabeta,2007).

Shiddieqy, Hasbi Ash., Kuliah Ibadah, Semarang: PT. Pustaka Putra, 2000.Cet.l

—————— Pengantar Hukum Fiqih, Jakarta: C.V. Mulia,1967


—————— Pengantar Ilmu Fiqih, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1991, Cet.7

Sabiq, Sayid fiqhus sunnah. Beirut: Dar Fikr, l979 jilid I.

Sabri, Haji M.Alisuf Psikologi Pendidikan Berdasrkan Kurukulum Nasional,


Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Cet.2.

Sadiman, Arif. S. et. All. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan


Pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996, Cet.l.

Sobur , Alex, M.Si, Psikologi umum dalam lintasan sejarah, Bandung : CV.
Pustaka Setia, 2003, Cet. 1.

Sudijono, Anas Pengantar Stasistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafmdo


Persada, 1994.Cet 16.

Syah, Muhibbin M.ed., Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,


Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.Cet.Xll.

Syah., H. Ismail Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992. Get. 2.

Undang-undang Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003


Usman, M. Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat
Press, 2002.Cet.l

Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya,2003, Cet.5.

Winaputra Udin S. MA. et. All, Materi Pokok Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:
Direktorat Jendral pembinaan Kelembagaan Islam dan Universitas
Terbuka, 1996, Cet.2

Zuhdi, Masfyuk Studi Islam, Jakarta : Rajawali Press, 1992 Cet. 2,


Angket Untuk Siswa

Mengenai Pembelajaran Fiqh Dan Implementasinya Pada Ibadah

Shalat Wajib Siswa SMP Al-manshuriyah Jakarta

Nama :

Jenis Kelamin :

Kclas :

Petunjuk Dalam Menjawab Pertanyaan

1. Bacalah basmalah sebelum menjawab pertanyaan di bawah ini

2. Angket ini bertujuan ilmiah semata-mata untuk penelitian skripsi dan tidak

mempengaruhi nilai raport

3. Jawablah dengan jujur sesuai dengan keadaan anda

4. Berilah tanda ceklist ( √ ) pada pilihanjawaban anda

5. Terimakasih atas bantuan dan partisipasinya dalam mengisi angket ini

Keterangan :

SS = Selalu KD = Kadang-kadang J = Jarang

S = Sering TP = Tidak Pernah


NO PERNYATAAN PILIHAN
SS S KD J TP
1 Saya senang bila dalam pembelajaran
fiqh guru menggunakan media

2 Saya lebih faham jika guru


menerangkan pelajaran fiqh dengan
menggunakan media

3 Saya suka bila guru menjelaskan materi


shalat menggunakan alat peraga

4 Sebaiknya dalam materi shalat guru


mengajak peserta didik ke mushala

5 Menurut saya Pembelajaran fiqh lebih


cocok dengan menggunakan metode
ceramah

6 Dalam materi shalat guru langsung


mempraktekkan di depan peserta didik

7 Guru mewajibkan membawa buku


pelajaran fiqh pada saat pelajaran fiqh
berlangsung

8 Guru menegur bila saya bercarita


dengan teman ketika guru sedang
menerangkan pelajaran fiqh

9 Guru memberikan hadiah kepada


peserta didik yang berprestasi baik
10 Guru memberikan pujian kepada
peserta didik yang mendapat nilai bagus

Guru menyampaikan materi fiqh


11
dengan jelas dan mudah dipahami

12 Guru tidak memperhatikan kemampuan


peserta didik dalam pembelajaran fiqh

Sebelum materi dilanjutkan guru


13
mengulang materi yang telah dijelaskan

14 Saya bertanya bila ada materi yang


belum saya pahami

Setelah guru fiqh memberikan materi


15
tentang shalat saya langsung
mempraktekkan di rumah

Saya selalu melaksanakan shalat lima


16
waktu secara lengkap

17 Saya shalat tepat pada waktunya

18 Saya merasa tidak tenang bila saya


meninggalkan shalat

Saya tidak pernah meninggalkan shalat


19
meskipun dalam keadaan sakit
20 Saya baru mengerjakan shalat bila
diperintah guru

Saya baru mengerjakan shalat bila


21
diperintah orang tua

22 Ketika pulang sekolah saya langsung


berwudhu untuk melaksanakan shalat

Saya merasa lebih sabar setelah


23
melaksanakan shalat

24 Saya melerai ketika saya melihat ada


teman yang berkelahi

Dengan menjalankan shalat tepat waktu


25
membuat saya lebih disiplin
Berita Wawancara

Hari / tanggal : Senin, 09 November 2009


Interview : H. Hamdani SH
Jabatan : Kepala Sekolah SMP Al-Manshuriyah Jakarta

Pertanyaan
1. Sejak kapan Bapak menjabat Kepala Sekolah di SMP Al-Manshuriyah
Jakarta?
2. Sebelum menjabat Kepala Sekolah di SMP Al-Manshuriyah Jakarta
apakah Bapak pernah menjabat kepala sekolah di tempat lain ?
3. Kurikulum apakah yang dipergunakan di SMP Al-Manshuriyah Jakarta
4. Upaya apa saja yang Bapak lakukan dalam meningkatkan mutu sekolah ini
?

Jawaban
1. Saya menjabat kepala sekolah di SMP Al-Manshuriyah Jakarta dari tahun
1996 sampai sekarang
2. Sebelum menjabat kepala sekolah di SMP Al-Manshuriyah ini, saya belum
pernah menjabat kepala sekolah di tempat lain, oleh karena itu
kepercayaan yang telah diberikan ini saya jadikan pengalaman yang paling
berarti dan merupakan tanggung jawab yang besar yang harus saya jalani.
3. Kurikulum yang dipergunakan di SMP Al-Manshuriyah ialah kurikulum
perpaduan antara kurikulum KBK dengan KTSP tapi lebih mengacu pada
KTSP.
4. Upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan mutu sekolah
diantaranya meningkatkan mutu guru dengan mengikutsertakan berbagai
pelatihan, seminar yang berkaitan dengan pendidikan serta
mengikutsertakan berbagai kegiatan siswa dalam berbagai perlombaan
Berita Wawancara

Hari / tanggal : Senin, 09 November 2009


Interview : Hj. Fauziah S.Ag
Jabatan : Guru Bidang Study Fiqh

Pertanyaan
1. Bgaimana pelaksanaan pembelajaran Fiqh di SMP Al-Manshuriyah
Jakarta dari segi kurikulum / metode dan evaluasi?
2. Tujuan apakah yang hendak Ibu capai dalam pembelajaran Fiqh ?
3. Kendala-kendala apa saja yang menunjang pelaksanaan pengajaran shalat
fardhu?
4. Hal-hal apa sajakah yang menunjang pelaksanaan pengajaran Shalat
fardhu?
5. Sebagai solusi menghadapi kendala-kendala tersebut, upaya apa saja yang
Ibu lakukan?

Jawaban
1. Pembelajaran Fiqh di SMP Al-Manshuriyah menggunakan kurikulum
yang sesuai dan berlaku yaitu KTSP.
- Metode yang digunakan adalah metode ceramah, Tanya jawab,
demonstrasi dll.
- Evaluasi : setiap kompetensi dasar selesai kita adakan penilaian, Mid
Test dan Ujian Akhir Semester
2. Tujuan pembelajaran Fiqh adalah untuk menciptakan siswa/siswi
beribadah sesuai dengan syari’at islam dan agar siswa-siswi melaksanakan
ibadah itu penuh keikhlasan, dan diterapkan dalam kehidupannya sehari-
hari.
3. Kendala-kendala yang dihadapi
- Adanya siswa/siswi yang belum dapat membaca al-Qur’an dengan
lancer dan fasih.
- Kurangnya control orang tua terhadap anak-anaknya di rumah
dalam melaksanakan ibadah.
4. Pendukung / penunjang pembelajaran shalat fardhu
- VCD Shalat - Mukena - TV
- Al-Qur’an - Masjid
5. Untuk menghadapi kendala terebut adalah :
- Mengajarkan membaca al-Qur’an terhadap siswa/siswi yang belum
lancer /fasih di luar jam pelajaran
- Mengadakan komunikasi dengan orang tua agar apa yang ingin
dicapai oleh pihak sekolah sejalan dengan yang diterapkan di
rumah, karena siswa/siswi lebih banyak berada di rumah

Anda mungkin juga menyukai