Anda di halaman 1dari 81

HUBUNGAN KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA


DI SMP ISLAM AL-MUKHLISHIN CISEENG BOGOR

Oleh

AHMAD FATONI
NIM: 104011000002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009 M/1430 H
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
DI SMP ISLAM AL-MUKHLISHIN CISEENG BOGOR

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Ahmad Fatoni

Di bawah Bimbingan

Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag


NIP. 131 682 377

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009 M/1430 H
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi berjudul “HUBUNGAN KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP ISLAM
AL-MUKHLISHIN CISEENG BOGOR” diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah
dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 18 Desember di hadapan dewan
penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam
bidang pendidikan agama Islam.

Jakarta, 18 Desember 2008


Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAI) Tanggal Tanda Tangan

Dr. H. Abdul Fattah Wibisono. M.A ................ ......................


NIP.150 236 009

Sekretaris Jurusan PAI

Drs. Sapiuddin Shiddiq. M.Ag ................ ......................


NIP. 150 299 477

Penguji I

Prof. Dr. Salman Harun ................ ......................


NIP. 150 062 568

Penguji II

Drs. Ghufron Ihsan. M.A ................ ......................


NIP. 150 202 340

Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada. M.A


NIP. 150 231 356
ABSTRAK

HUBUNGAN KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
DI SMP ISLAM AL-MUKHLISHIN CISEENG BOGOR

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepribadian guru pendidikan


agama Islam dalam proses pembelajaran di SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng
Bogor, motivasi belajar siswa dan hubungan antara keduanya. Penelitian ini
tergolong kedalam penelitian korelasional. Terdiri dari dua variabel yaitu variabel
bebas (x) kepribadian guru pendidikan agama Islam dan variabel terikat (y)
motivasi belajar siswa. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah
penelitian deskriptif korelasional.

Hasil penelitian kepribadian guru pendidikan agama Islam menunjukkan


kepribadian yang sangat baik, dengan rentangan perolehan nilai 70% dari angket
responden 40 orang siswa. Motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran
menunjukkan motivasi yang sangat baik pula, dengan rentangan perolehan nilai
72,5% dari angket.

Dari uji hipotesa dan koefisien determinasi memperoleh hasil hitung


0,304<0,561>0,393, dengan df sebesar 38 diperoleh r tabel pada tarap signifikan 5%
sebesar 0,304; sedangkan pada tarap signifikan 1% diperoleh rtabel sebesar 0,393.
ternyata rxy atau ro (yang besarnya= 0,561) jauh lebih besar dari pada rtabel (yang
besarnya 0,304 dan 0,393). Karena ro lebih besar dari rtabel maka hipotesa nihil
ditolak. Berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel (x) dan
variabel (y). Dengan demikian dapat diketahui bahwa kepribadian guru
pendidikan agama Islam terdapat hubungan yang positif dengan motivasi belajar
siswa. Maka, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siswa SMP Islam Al-
Mukhlishin Ciseeng Bogor termotivasi oleh kepribadian guru pendidikan agama
Islam.
KATA PENGANTAR

ِ%ْ2ِ-./0‫ِ ا‬1ٰ,ْ-./0‫ِ ا)ِ ا‬%ْ'ِ(


Alhamdulillah, puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala
karunia dan nikmat-Nya sehingga sehingga penulis dapat menyelesaikan naskah
skripsi yang berjudul ”Hubungan Kepribadian Guru Pendidikan Agama
Islam Dengan Motivasi Belajar Siswa Di SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng
Bogor” ini dapat terselesaikan. Dengan selesainya naskah skripsi ini ucapan
terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada:
1. Ayah (H. Ahmad Zakaria) dan Ibu (Hj. Siti Fauziah) yang telah
memberikan do’a, cinta, dan kasih sayang, serta dorangan selama
menjalankan pendidikan dasar hingga kuliah di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Juga kepada adikku Fajar Sodik, dan Eni Fitria calon pendamping
hidup penulis yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis
dalam pembuatan skripsi ini.
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Dr. H. Abdul Majid Khon M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi yang
dengan sabar memberikan petunjuk, arahan serta bimbingan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Drs. H. Ahmad Ghalib. M.A selaku dosen penasihat akademik yang
senantiasa memberikan wejangan-wejangannya kepada penulis ketika
kuliah sampai selesainya skripsi ini.
6. Segenap dosen jurusan pendidikan agama Islam yang telah memberikan
ilmunya.
7. Kepala Sekolah dan guru-guru SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor
serta para siswanya, terkhusus Bapak Suprayitno. SE. S.Pd yang telah
banyak membantu penulis dalam penelitian.
8. M. Rizqi Noval (Noval), Rahmat Mulyadi (Mamot), Ahmad Fahmi
(Mimot), Sa’aduddin (Samot) dan Syarif Hidayat (Rifmot) yang tergabung
dalam Oriental Musik Gambus El-Hiqma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Teman-teman seperjuangan di PAI, khususnya kelas A angkatan 2004
yang telah bersama penulis selama empat tahun dalam duka gembira.
10. Teman sidang munaqasyah Zul Medan, Imas Sukabumi, Hasnah Padang
yang bersama penulis dalam bebarapa jam di ruang sidang dengan kondisi
yang bermacam-macam.
11. Mardiansyah (Bule) yang telah mengantar penulis bolak-balik Harko Mas
Mangga Dua untuk membeli komputer dan perangkat-perangkatnya.
12. Teman-teman kost yang telah memberikan keramaian dikala sepi,
kegembiraan dikala sedih, dan semangat dikala putus asa (Saiful Bahri,
Mujahidin Syah, Ade Irawan).
13. Creenz B 6366 UCR yang setia membawa penulis ketempat penelitian dan
kemanapun tanpa lelah dan keluh untuk menyelesaikan skripsi ini.
14. Hatake Inter(R) Core(TM)2 Duo yang selalu dapat menghilangkan
kejenuhan hari-hari penulis ketika pembuatan sripsi.
15. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam kelancaran penulisan skripsi ini.
Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya
kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan tersebut di atas.
Skripsi ini tentu saja masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis dengan
senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan. Akhirnya semoga skripsi
ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya serta memiliki banyak manfaat bagi
semua. Semoga amal bapak, ibu dan saudara-saudariku sekalian mendapat
imbalan dan pahala yang melimpah dari Allah SWT.
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
ABSTRAK .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Permasalahan ............................................................................... 6
1. Identifikasi Masalah ................................................................. 6
2. Pembatasan Masalah ................................................................ 7
3. Perumusan Masalah ................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ..................................... 8
1. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
2. Manfaat Penelitian .................................................................... 7
D. Metode Pembahasan dan Teknik Penulisan .................................. 9
1. Metode Pembahasan ................................................................. 6
2. Teknik Penulisan....................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 11


A. Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam .............................. 11
1. Pengertian Kepribadian .......................................................... 11
2. Aspek-aspek Kepribadian ...................................................... 14
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Guru ............ 15
4. Kepribadian Guru dalam Proses Belajar Mengajar ................. 17
5. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ............................. 19
6. Fungsi Guru Pendidikan Agama Islam ................................... 20
B. Motivasi Belajar Siswa .............................................................. 24
1. Pengertian Motivasi ............................................................... 24
2. Macam-macam Motivasi Belajar ............................................ 26
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar ............................................... 27
4. Upaya Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar ............ 28
C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 30
D. Hipotesis ................................................................................... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 32


A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 32
B. Variabel Penelitian .................................................................. 32
C. Populasi dan Sampel ................................................................ 33
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 33
1. Observasi ............................................................................. 33
2. Wawancara .......................................................................... 34
3. Angket ................................................................................. 34
E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 35
1. Teknik Pengolahan Data ...................................................... 35
2. Teknik Analisa Data ............................................................ 36

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 38


A. Gambaran Umum SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor .. 38
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Islam Al-Mukhlishin ........ 38
2. Visi, Misi dan Strategi ......................................................... 39
B. Deskripsi Data ......................................................................... 40
C. Analisa dan Interpretasi Data ................................................... 47
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 57
A. Kesimpulan ............................................................................... 57
B. Saran ......................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

TABEL 1 Kisi-kisi Angket Hubungan Kepribadian Guru Pendidikan Agama


Islam dengan Motivasi Belajar Siswa
TABEL 2 Ketentuan Skor Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam
Dengan Motivasi Belajar Siswa
TABEL 3 Persentase Sikap dan sifat dari prilaku guru
TABEL 4 Persentase Profesi sebagai guru
TABEL 5 Persentase Motivasi intrinsik pada siswa
TABEL 6 Persentase Upaya-upaya guru dalam membangkitkan motivasi
belajar siswa
TABEL 7 Persentase Motivasi yang diberikan orang tua kepada siswa
TABEL 8 Nilai Variabel (X) Kepribadian Guru Menurut Pandangan Siswa
TABEL 9 Nilai Variabel (Y) Motivasi Belajar Siswa
TABEL 10 Uji Korelasi Antara Kepribadian Guru Dengan Motivasi Belajar
Siswa
TABEL 11 Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment dari Pearson untuk
Berbagai df
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi


Lampiran 2 Surat Izin Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Islam Al-
Mukhlishin
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari Sekolah
Lampiran 4 Wawancara dengan Kepala Sekolah
Lampiran 5 Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam
Lampiran 6 Angket Hubungan Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam
dengan Motivasi Belajar Siswa
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap usaha maupun kegiatan yang dilakukan dalam mencapai suatu
tujuan harus mempunyai dasar dan landasan tempat berpijak yang kokoh.
Pendidikan Islam, ungkap Zakiah Daradjat, sebagai suatu usaha membentuk
manusia harus mempunyai landasan keimanan, dan landasan itulah semua
kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan Islam itu dihubungkan.
Ungkapan ini mengindikasikan urgensi “dasar pendidikan” dalam menentukan
orientasi dan arah pendidikan Islam itu sendiri.1 dasar dan landasan tempat
berpijak yang kokoh itu adalah Al-Qur’an dan Hadits.

ِ^َ_ْ`َR ‫ا‬aُbَ_ْc Wَc ِdِVWَeَfV‫ ا‬gِc ‫ا‬aُbU_َ`َh ْiُjَV َkْlِm ‫ْا اِذَا‬aُ\َ]ٰ‫َ ا‬PْRِTUV‫ ا‬WَXYRَWR
َPْRِTUV‫ْۙ وَا‬iُjْ\ِ] ‫ْا‬aُ\َ]ٰ‫َ ا‬PْRِTUV‫ُ ا‬o‫ِ ا‬qَcْrَR ‫ُوا‬tُuْ‫ﻥ‬Wَc ‫ُوا‬tُuْ‫َ اﻥ‬kْlِm ‫ْۚ وَاِذَا‬iُjَV ُo‫ا‬
( 11 :…V‫د‬WefV‫ٌ )ا‬rْlِَ‚ َ‫ْن‬aُ}َfْ~َh Wَfِ„ ُo‫تٍۗ وَا‬Wَ‫َ دَرَﺝ‬iْ}ِ~V‫ْاا‬aُhْ‫اُو‬

Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,”berdirilah
kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-
orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan kepada derajat yang tinggi. Dan Allah maha tahu apa yang
kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujadalah: 11)2

Ayat di atas mengindikasikan bahwa orang-orang yang mempunyai ilmu


pengetahuan dan berakhlak mulia lebih utama dibandingkan orang-orang yang
tidak memilkinya. Pengetahuan ilmu dan akhlak yang mulia itu dapat

1
Djunaidatul Munawwaroh dan Tanenji, Filsafat Pendidikan (Perspektif Islam dan
Umum), Proyek Pengadaan Buku Ajar/Daras, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003. hlm. 109
2
Depertement Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit
Diponegoro, 2005), Cet. Ke-10, hlm. 543
mengantarkan seseorang kejenjang kemuliaan, karena dengan ilmu itu dia akan
dapat menyadari mana perbuatan yang baik yang dapat mengantarkan kepada
kebahagiaan dan mana pula perbuatan yang jahat yang dapat menjerumuskan
kepada kesesatan dan kecelakaan. 3
Dalam kurikulum 1994 disebutkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam
adalah: “Meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan
siswa tentang Agama Islam dan bertaqwa kepada Allah s.w.t., serta berakhlak
mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, bernegara serta untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi”.4
Islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan, sehingga
hanya orang yang berilmu pengetahuan sajalah yang dapat mencapai taraf
kesempurnaan hidup beragama setinggi-tingginya. Sedangkan yang bodoh
dipandang sebagai manusia yang tiada memiliki derajat yang tinggi dan mulia5
Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut, maka jalan yang
digunakan salah satunya melalui jalur pendidikan yang diselenggarakan dengan
baik dan terencana.
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dengan tingginya mutu sumber daya
manusia akan menjadi kemajuan dan peradaban suatu bangsa, dan sebaliknya
suatu bangsa akan sulit untuk maju jika sumber daya manusianya rendah dan
terbelakang, oleh karena itu masalah pendidikan haruslah mendapat perhatian
yang sungguh-sungguh demi terciptanya perubahan dan kemajuan mutu
pendidikan.
Pendidikan akan menghasilkan mutu yang baik jika semua komponen
pendidikan itu dapat berjalan dengan baik. Pada dasarnya, komponen-komponen
pendidikan itu dituntut untuk saling menunjang satu sama lain, sehingga dapat
tercapai suatu hasil pendidikkan yang optimal. Adapun komponen itu diantaranya

3
A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), Cet. Ke-2, hlm. 32
4
Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), Cet. Ke-II,
hlm. 87
5
H. M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan
Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), Cet-4, hlm. 129
seperti faktor guru sebagai tenaga proporsional, sarana dan prasarana, kurikulum,
dan sebagainya.
Belajar mengajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lain dalam proses belajar mengajar. Belajar menujukkan pada apa yang harus
dikerjakan oleh peserta didik, sedangkan mengajar menujukan pada apa yang
harus dilakukan oleh seorang guru sebagai tenaga pengajar. Hal tersebut menjadi
kegiatan belajar mengajar yang baik apabila terjadi interaksi untuk mencapai
pengajaran yang efektif.
Pada dasarnya, fungsi atau peranan yang penting guru dalam PBM (Proses
Belajar Mengajar) ialah sebagai ”Director of Learning” (direktur belajar). Artinya
setiap guru diharapkan untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa
agar mencapai keberhasilan belajar (kinerja akademik) sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam sasaran kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, semakin
jelaslah bahwa peranan guru dalam dunia pendidikan modern seperti sekarang ini
semakin meningkat dari sekedar pengajar menjadi direktur pengajar.
Kosekuensinya, tugas dan tanggung jawab guru pun menjadi lebih kompleks dan
berat pula.6
Guru sebagai tenaga pendidik merupakan faktor yang paling dominan
dalam membantu mewujudkan hasil pendidikan yang baik. Merekalah yang
bersentuhan langsung dengan peserta didik dalam mentransfer ilmu pengetahuan,
pengalaman-pengalaman, dan membina kepribadian peserta didik kearah yang
lebih baik. Menurut Zakiyah Daradjat dalam bukunya Kepribadian Guru
menyatakan bahwa kepribadian itulah yang akan membentuk apakah ia akan
menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya atau menjadi
perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya, terutama bagi anak
didik yang masih kecil (setingkat Sekolah Dasar) dan mereka yang sedang
mengalami kegoncangan jiwa (setingkat Sekolah Menengah).
Guru memiliki kepribadian yang baik akan selalu dihormati, dikagumi,
dan disayangi oleh peserta didik, hal itu pula yang dapat menimbulkan kecintaan

6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-7. hlm. 250
mereka terhadap ilmu pengetahuan dan membentuk sikap dan tingkah laku
mereka yang baik. Di samping itu pula peserta didik akan menaruh rasa simpati
karena kewibawaan dan berusaha menunjukkan hal-hal yang positif di
hadapannya. Dan ada pula sebaliknya jika seorang guru tersebut tidak atau kurang
memiliki kepribadian yang baik, maka ia akan kurang dihormati, dihargai, dan
disayangi oleh peserta didik. Dari hal ini terkadang akan menimbulkan kurangnya
kecintaan mereka terhadap ilmu tersebut.
Kepribadian guru tersebut dapat tercermin dari sikap dan tingkah lakunya
dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun dimasyarakat. Seorang guru
harus memiliki sifat dan tingkah laku terpuji, karena mereka adalah teladan bagi
siswa dan masyarakat. Sifat dan tingkah laku itu seperti penyabar, baik hati,
ramah terhadap orang lain dan sebagainya. Dengan demikian tanggung jawab
yang dimiliki oleh seorang guru cukup besar, dan amanat yang oleh orang tua
murid titipkan harus dijalankan dengan sebaik-baiknya, karena pasti akan diminta
pertanggung jawabannya kelak.
Dalam kehidupan manusia untuk mencapai dan meraih cita-cita dan tujuan
hidup maka seseorang membutuhkan adanya daya pendorong, penggerak atau
bahasa psikologinya motivasi. Untuk membuat sesuatu sesuai dengan tujuan yang
diinginkan, tumbuhnya motivasi tersebut di samping berasal dari dalam diri
seseorang juga ada yang berasal dari luar dirinya.7
Seperti halnya dalam proses belajar mengajar di sekolah, motivasi
merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, karena motivasi itu dapat
menimbulkan kegairahan dan ketekunan dalam belajar. Adapun motivasi dalam
diri peserta didik itu dapat merupakan bakat dan minatnya dalam belajar,
sedangkan yang berasal dari luar seperti guru, maka guru bagaimanakah yang
dapat menumbuhkan motivasi belajar tersebut.
Dalam kegiatan belajar, berlangsung dan keberhasilannya bukan hanya
ditentukan oleh faktor imtelektual, tetapi juga faktor-faktor yang non-intelektual,
termasuk salah satunya ialah motivasi. Oleh sebab itu, motivasi belajar dapat

7
Alisuf sabri, Psikologi berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,
1996), cet ke-1, hlm. 85
diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan
memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan.8
Motivasi juga sangat erat hubungannya dengan hasil belajar, karena
sebagaimana fungsi motivasi itu sendiri disamping sebagai penentu arah mencapai
tujuan, juga sebagai penentu hasil perbuatan atau hasil belajar siswa. Dengan
demikian maka bagi peserta didik yang mempunyai motivasi tinggi dalam
belajarnya, maka akan mendapat hasil yang optimal, sedangkan peserta didik yang
mempunyai motivasi rendah, akan mendapatkan pula hasil yang tidak optimal.
Dalam bukunya Ngalim Purwanto yang berjudul Psikologi Pendidikan
disebutkan beberapa aspek kepribadian yaitu sifat kepribadian, intelegensi,
pernyataan diri dan cara menerima kesan-kesan, kesehatan, bentuk tubuh, dan
sikap terhadap orang lain.9 Peneliti tidak melihat semua aspek yang ada melainkan
membatasi kepribadian ini hanya pada aspek sifat, sikap dan prilaku. Kepribadian
guru dalam skripsi ini dilihat dari persepsi siswa.
Adapun motivasi ekstrinsik terkait dengan guru yang merupakan salah
satu faktor timbulnya motivasi belajar yang berasal dari luar siswa. Motivasi
belajar ini dapat dilihat dari kemauan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar di sekolah. Guru yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah guru bidang studi Pendidikan Agama Islam yang berada di SMP Islam Al-
Mukhlishin Ciseeng Bogor.
SMP Islam Al-Mukhlishin merupakan lembaga pendidikan formal. Seperti
kebanyakan Sekolah Menengah Pertama (SMP) lainnya, SMP Islam Al-
Mukhlishin mempunyai 2 jam pelajaran untuk mata pelajaran pendidikan agama
Islam setiap minggunya.
Guru pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Mukhlishin sebanyak 2
orang. Seorang guru mengajar di dua kelas yaitu kelas 1 dan 2, sementara guru
yang mengajar di kelas 3 tidak mengajar di kelas 1 dan 2, begitupun sebaliknya.

8
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993),
Cet. Ke-4, hlm. 114-115
9
Ngalim Purwanto, psikologi pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 1994),
Cet ke-5, hlm. 157
Apakah guru pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Mukhlishin dapat
memotivasi siswanya dengan kepribadiannya dalam hal ini, berkenaan dengan
sifat, sikap, dan prilaku dalam kesehariannya, dengan jam pelajaran yang sedikit
dan porsi pertemuan di kelas yang sedikit pula. Oleh karena itu, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang masalah tersebut yang kemudian dituangkan
dalam skripsi dengan judul “Hubungan Kepribadian Guru Pendidikan Agama
Islam dengan Motivasi Belajar Siswa di SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng
Bogor”.
Pemilihan judul di atas berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut:
1. Guru merupakan figur sentral dalam proses belajar mengajar di tangan
gurulah terletak berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan.
2. Guru dituntut mampu membangkitkan motivasi belajar siswa dalam upaya
menciptakan suasana belajar yang efektif dan kondusif.
3. Motivasi sangat erat hubungannya dengan hasil belajar, jika peserta didik
mempunyai motivasi tinggi dalam belajarnya, maka akan mendapat hasil
yang optimal.
4. SMP Islam Al-Mukhishin Ciseeng Bogor merupakan lembaga Pendidikan
formal. Penulis tertarik untuk mengetahui tentang kepribadian guru
Pendidikan Agama Islam yang ditampilkan dalam proses belajar mengajar
apakah berhubungan dengan upaya membangkitkan motivasi belajar
siswa.

B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Setiap guru menginginkan pelajaran yang disampaikannya dapat diserap
dan diterima dengan baik oleh siswanya. Guru dituntut mampu
membangkitkan motivasi belajar siswa dalam upaya menciptakan suasana
belajar yang efektif dan kondusif.
Dalam latar belakang masalah disebutkan bahwa kepribadian guru sangat
berpengaruh pada motivasi siswa dalam proses belajar mengajar. Di samping
mengajar pengetahuan, guru juga mempunyai peran untuk mendidik, yaitu
menanamkan nilai-nilai moral pada siswa. Oleh karena itu sebagai seorang
guru dituntut memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar. Apabila guru memiliki kepribadian yang buruk.
Contohnya guru yang terlalu galak, maka hal itu akan membuat siswa takut
dan enggan untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah di atas dapat
diidentifikasikan beberapa masalah yaitu:
a. Apakah guru pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Mukhlishin
mempunyai kepribadian yang baik?
b. Apakah model pembelajaran yang dilakukan guru pendidikan agama
Islam dapat meningkatkan motivasi belajar siswa?
c. Apakah guru pendidikan agama Islam mampu menciptakan suasana
belajar yang efektif dan kondusif?
d. Apakah guru pendidikan agama Islam dapat berkomunikasi dengan
siswa secara baik?
e. Bagaimana respon siswa terhadap kepribadian guru pendidikan agama
Islam?
f. Apakah ketika mengikuti pelajaran pendidikan agama Islam siswa
bersemangat karena termotivasi oleh gurunya?
g. Faktor apakah yang mempengaruhi kepribadian guru pendidikan
agama Islam dengan motivasi belajar siswa ?

2. Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam skripsi ini lebih terarah, penulis merasa perlu
membuat batasan masalah yang akan dibahas. Pembatasan tersebut mengenai
masalah sebagai berikut:
a. Guru yang dimaksud adalah guru pendidikan agama Islam kelas 2
SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor.
b. Indikator kepribadian seperti: sifat, sikap, dan prilaku dalam PBM.
c. Indikator motivasi seperti: semangat, kemauan dan kesungguhan siswa
dalam PBM pendidikan agama Islam.
d. Materi pelajaran dibatasi hanya mata pelajaran pendidikan agama
Islam.
e. Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor.

3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana kepribadian guru di SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng
Bogor?
b. Bagaimana motivasi belajar siswa di SMP Islam Al-Mukhlishin
Ciseeng Bogor?
c. Adakah hubungan kepribadian guru pendidikan agama Islam dengan
motivasi belajar siswa SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Setelah memperhatikan judul serta latar belakang masalah, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
a. Untuk mengetahui kepribadian guru pendidikan agama Islam dalam
proses belajar mengajar.
b. Untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran di SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor.
c. Mengetahui hubungan antara kepribadian guru pendidikan agama
Islam dengan motivasi belajar siswa di SMP Islam Al-Mukhlishin
Ciseeng Bogor.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka manfaat penelitiannya
adalah:
a. Bagi peneliti, merupakan tambahan pengetahuan dan wawasan dalam
kependidikan.
b. Bagi akademisi, sebagai tambahan referensi guna mempermudah bagi
para akademisi atau pihak yang berkepentingan yang ingin melakukan
penelitian dengan objek yang jelas, serta turut mengembangkan
wacana kependidikan dalam aplikasi di dalam kehidupan.
c. Bagi instansi penelitian, hasil penelitian ini diharapkan menjadi
sumber masukan dan evaluasi mengenai berbagai persoalan yang
dihadapi para pendidik dalam mengembangkan usahanya dibidang
pendidikan.

D. Metode Pembahasan dan Teknik Penulisan


1. Metode Pembahasan
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode
deskriptif analisis yaitu menganalisa keterkaitan antara variabel-variabel
dalam suatu fenomena yang diteliti dan menguraikan data-data yang ada untuk
kemudian disimpulkan. Metode analisis yang digunakan adalah studi
korelasional yaitu dengan penelaahan hubungan antara variabel-variabel pada
satu situasi atau kelompok subjek yang dilakukan untuk melihat hubungan
antara fenomena atau hubungan suatu variabel dengan variabel lain. Dalam hal
ini penulis mendeskripsikan skripsi ini sehingga dapat diketahui apakah
terdapat korelasi yang positif antara kepribadian guru pendidikan agama Islam
dengan motivasi belajar siswa.

Adapun, sifat dari penelitian ini adalah:


a. Library Research yaitu dengan cara yaitu dengan cara membaca buku-
buku yang ada hubungannya dengan permasalahan ini.
b. Field Research yaitu dengan cara meneliti langsung ke objeknya.
2. Teknik Penulisan
Adapun teknik yang penulis gunakan dalam menyelesaikan skripsi ini
penulis mengacu dan berpedoman pada teknik penulisan yang berlaku di
Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dengan judul buku Pedoman Penulisan Skripsi tahun 2007.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam


1. Pengertian Kepribadian
Secara etimologi kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin
personare yang berarti mengeluarkan suara (to sound through), istilah ini
digunakan untuk menujukkan suara dari percakapan seorang pemain
sandiwara melalui topeng yang dipakai oleh pemain itu.10
Dalam Tesaurus Bahasa Indonesia kepribadian adalah pembawaan,
perilaku, atau sifat.11 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
“kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau
suatu bangsa yang membedakan dirinya dari orang atau bangsa lain”.12
Menurut istilah, banyak fakta yang mengemukakan definisi kepribadian
antara lain:
Menurut Ahmad D. Marimba definisi kepribadian meliputi kualitas
keseluruhan dari seseorang. Kualitas ini akan nampak dalam cara-caranya
berbuat, berfikir, mengeluarkan pendapat, sikapnya, minatnya, filsafat
hidupnya serta kepercayaan-kepercayaannya.13
G.W Allport sebagaimana dikutip oleh Sumadi Surjabrata dalam bukunya.
Mendifinisikan kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu, sebagai
sistem psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan
diri terhadap lingkungannya.14

10
Ngalim Purwanto, psikologi pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 1994),
Cet ke-10, hlm. 154
11
Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2006), Cet-1, hlm. 487
12
Departement Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1988), Cet ke-1, hlm. 701
13
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Surabaya: PT. al-Ma’arif,
1998), Cet ke-7, hlm. 62
14
Sumadi Surjabrata, Psikologi Kepribadian, (Yogyakarta: Rakepress, 1974), Cet ke-7,
hlm. 278
Kata dinamis di atas menunjukkan bahwa kepribadian bisa berubah-ubah,
dan antar berbagai komponen kepribadian (yaitu sistem-sistem psikofisik) atau
dapat disebut juga sifat, sikap dan perilaku terdapat hubungan yang erat.
Hubungan-hubungan itu terorganisir sedemikian rupa sehingga secara
bersama-sama mempengaruhi pola perilakunya dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan.15
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, ada beberapa karakteristik untuk
mengenali kepribadian, yaitu:
a. Penampilan fisik.
b. Temperamen.
c. Kecerdasan dan kemampuan.
d. Arah minat dan pandangan mengenai nilai-nilai.
e. Sikap sosial.
f. Kecenderungan dalam motivasi.
g. Cara-cara pembawaan diri.16

Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa


kepribadian merupakan suatu kebulatan yang ada dalam diri seseorang yang
bersifat kompleks yang satu sama lain saling mempengaruhi dan berhubungan.
Adapun kekomplekkan itu disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang datang
dari dalam maupun dari luar diri orang tersebut. Kepribadian adalah suatu
totalitas psikopsikis yang kompleks dari individu sehingga nampak di dalam
tingkah lakunya yang unik.
Adapun pendidik atau guru adalah seorang yang memiliki kemampuan dan
pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya
membimbing muruidnya.17
Pengertian di atas dapat dipahami bahwa pada dasarnya seorang guru
dapat dikatakan seorang pemimpin bagi anak didiknya, oleh karenanya, maka
ia harus memikul tanggung jawab terhadap yang dibebaninya karena semua
itu pasti akan diminta pertanggung jawabannya.

15
Irwanto, Psikologi Umum Buku Panduan Untuk Mahasiswa, (Jakarta: PT. Prenhallindo,
2002), Hlm. 227
16
Zikri Neni Iska, Diktat Psikologi Umum, 2004. Hlm 98
17
Zakiah Daradjat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2001), Cet ke-2, hlm. 266
Dalam pengertian lain guru berarti orang yang bekerja dalam bidang
pendidikan dan mengajar yang ikut bertanggung jawab dalam membantu
anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing. Ketika menjelaskan
pengertian guru maka akan selalu dikaitkan dengan bidang tugas atau
pekerjaannya.
Ag. Soejono merinci tugas pendidik (termasuk guru) sebagai berikut:
a. Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan
berbagai cara seperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angket,
dan sebagainya.
b. Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah
perkembangan anak didik berjalan dengan baik.
c. Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala anak didik menemui
kesulitan dalam belajar dan mengembangkan potensinya.18
Penjelasan mengenai tugas guru di atas dapat diambil kesimpulan
sederhana bahwa guru selain harus memiliki ilmu pengetahuan yang luas juga
harus memiliki kepribadian yang baik.
Jadi kepribadian guru merupakan suatu kualitas pribadi yang dimiliki oleh
seorang guru yang bersifat unik dalam berintraksi dengan orang lain (siswa)
yang tercermin dalam kehidupannya sehari-hari, baik di sekolah maupun
masyrakat. Secara sederhana dapat disimpulkan kepribadian guru merupakan
satu kesatuan antara sifat-sifat pribadinya, dan peranannya sebagai pendidik,
pengajar dan pembimbing.

2. Aspek-aspek Kepribadian
Dikatakan bahwa kepribadian itu mengandung pengertian yang kompleks.
Ia terdiri dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun psikis. Beberapa
aspek kepribadian yang penting berhubungan dengan pendidikan, dalam
rangka pembentukan pribadi anak didik adalah sebagai berikut:

18
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), cet ke-7, hlm. 79
a. Pengetahuan. Kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki
seseorang, dan jenis pengetahuan apa yang lebih dikuasainya, semua
itu turut menentukan pribadinya.
c. Keterampilan. Keterampilan seseorang dalam mengerjakan sesuatu,
sangat mempengaruhi bagaimana cara orang itu bereaksi terhadap
situasi-situasi tertentu.
d. Penguasaan dan kuat lemahnya perasaan. Ada orang yang pandai
menguasai perasaan yang timbul dari dalam dirinya, dan ada yang
tidak. Ada orang yang pemarah dan ada pula orang yang sabar.
Seseorang mudah merasa tersinggung dan yang lain tidak. Dengan
demikian pula intensitas atau kuat lemahnya perasaan tidak sama pada
tiap orang. Keadaan perasaan yang berbeda tiap individu sangat
mempengaruhi kepribadiannya.19
Menurut Ngalim Purwanto, ada enam aspek keribadian yang berhubungan
dengan pendidikan, yaitu:

a. Sifat kepribadian
b. Intelegensi atau kecerdasan
c. Pernyataan diri dari cara menerima kesan-kesan
d. Kesehatan
e. Bentuk Tubuh
f. Sikap Terhadap Orang Lain. 20

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Guru


Setiap orang yang akan melaksanakan tugas sebagai seorang guru
hendaklah mempunyai prilaku atau kepribadian yang baik, karena kepribadian
yang dimiliki guru akan menjadi dan dijadikan contoh oleh siswa serta sangat
erat hubungannya dengan pengelolaan proses pembelajaran di sekolah
khususnya di kelas.

19
Djunaidatul Munawwaroh dan Tanenji, Filsafat Pendidikan (Perspektif Islam dan
Umum), hlm. 164-165
20
Ngalim Purwanto, psikologi pendidikan, hlm. 157-158
Sementara yang kita ketahui bahwa kepribadian itu dapat berubah, hal ini
menunjukkan bahwa kepribadian itu mudah dipengaruhi oleh sesuatu. Karena
itu diperlukan usaha dalam membentuk diri dan pribadi. Setiap orang
memiliki sikap dan sifat yang unik, oleh sebab itu maka tak heran jika
ditemukan adanya sikap dan sifat guru yang berbeda-beda.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan prilaku pada masing-
masing guru, diantaranya:
a. Faktor-faktor yang ada dalam diri guru, yang mencakup keadaan dan
kondisi tubuh (fisik), keadaan psikis.
b. Faktor-faktor yang ada di luar diri guru, yang mencakup subjek didik
(siswa), pimpinan sekolah, teman sejawat, pegawai tata usaha dan
orang tua siswa serta situasi lingkungan.21
a. Faktor yang ada dalam diri guru
1) keadaan dan kondisi tubuh (fisik)
Sebagai contoh calon guru syarat kesehatan, karena kesehatan adalah
syarat yang tidak bisa diabaikan. Seorang guru yang berpenyakit menular
akan membahayakan kesehatan anak-anak didiknya dan membawa akibat
yang tidak baik dalam tugasnya sebagai pengjar dan pendidik. Jika seorang
guru merasa dirinya normal, maka dimata siswa sikap dan prilakunya akan
mantap. Dengan demikian, kesehatan merupakan syarat utama bagi guru,
sebagai orang yang setiap hari bekerja dan bergaul diantara anak-anak.
2) keadaaan psikis
Keadaan psikis guru yang kurang baik akan berpengaruh terhadap
sikap dan prilakunya di dalam menghadapi siswa. Apabila ia penggugup,
kurang sabar, kurang teliti, pendendam, tidak adil, dan lain-lain sifat
negatif, akan dapat mengganggu arus komunikasi belajar mengajar dengan
siswa. Akibatnya sudah dengan mudah dapat ditebak, kualitas
pembelajaran tidak akan didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Satu

21
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran secara Manusiawi, (Jakarta: PT. Rineke
Cipta, 1990), hlm. 254
faktor psikis yang paling penting adalah kemampuan yang dimiliki oleh
guru.
b. Faktor yang ada diluar guru
1) Subjek didik (siswa)
Siswa adalah manusia biasa yang tak lepas dari berbagai perasaan
simpati, empati dan antipati pada orang lain. Bagaimana seorang guru
bersikap dan berprilaku kepada siswa ditentukan oleh keadaan siswa
sendiri, guru dan interaksi antara keduanya. Keadaan siswa itu sendiri
bergeser dari waktu ke waktu. Siswa yang biasanya menyenangkan,
mengkin juga pada suatu saat menjengkelkan atau mungkin sebaliknya.
Dengan keadaannya itulah siswa dapat menjadi penyebab perubahan sikap
dan prilaku negatif sebaliknya ditekan oleh guru sampai pada tingkat
frekuensi yang paling minim.
2) Pimpinan sekolah
Pimpinan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah dan wakil-wakilnya,
secara langsung maupun tidak langsung meruapkan ”motor penggerakan”
bagi guru untuk bersikap dan berprilaku. Jika pemimpin sekolah
bersikapbaik kepada guru, memberikan dorongan atau motivasi untuk hal-
hal yang berkenan dengan pelaksanaan tugas mengajar dan tugas-tugas
lain di sekolah, maka guru yang bersangkutan akan melaksanakan tugas-
tugasnya dengan mantap.
Sebaliknya, jika pimpinan sekolah kurang memberikan motivasi atau
bahkan tidak menyetujui apa yang sedang dan akan dilaksanakan oleh
guru, maka pelaksanaan tugasnya tidak akan mantap. Maka dari itu
kemantapan kerja guru akan berpengaruh terhadap kualitas proses
pembelajaran.
3) Teman sejawat.
Kesetiakawanan antar guru, selain dapat memberikan dorongan atau
motivasi kerja, terutama dalam menyiapkan dan menciptakan proses
belajar mengajar yang diinginkan.
4) Pegawai TU
Untuk memenuhi kebutuhan pengajaran, guru mungkin berhubungan
dengan pegawai tata usaha untuk meminta atau meminjam alat-alat
pembelajaran, buku pegangan atau media pendidikan.
5) Wali murid/Wali siswa
Dalam proses pembelajaran, baik itu dilingkungan sekolah maupun
lingkungan keluarga, orang tua merupakan salah satunya faktor pendukung
berhasilnya siswa dalam belajar, oleh karena itu hubungan guru dan orang
tua harus berhubungan dengan baik. Agar terjalin hubungan yang
harmonis antara guru dengan orang tua siswa. Hal-hal tersebut akan
berpengaruh terhadap kualitas proses pembelajaran di sekolah.
6) Situasi lingkungan
Situasi lingkungan yang kurang mendukung seperti letak geografis,
kenyamanan, keamanan, dan hubungan yang baik dengan masyarakat
sekitar, akan mempunyai pengaruh langsung bagi pandangan guru
terhadap lingkungan tersebut.

4. Kepribadian Guru dalam Proses Belajar Mengajar


Pengertian guru adalah orang yang pekerjaannya mendidik. Hal itu
ditegaskan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional bahwa ”tenaga
pendidik (guru) adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing,
mengajar, dan melatih peserta didik”.22
Kedudukan guru sebagai pendidik tidak bisa dilepaskan dari guru sebagai
pribadi. Kepribadian guru sangat mempengaruhi peranannya sebagai pendidik
dan pembimbing. Seorang guru mendidik dan membimbing para siswa tidak
hanya dengan bahan yang ia sampaikan, tetapi dengan seluruh kepribadianya.

22
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: PT: Kreasi Jaya Utama, 1989),
Cet. Ke-2, hlm. 9
‫ا‬aY‹َ`ْ‫Žَ}ْِ Œَﻥ‬V‫ْَ ا‬lِ}َW‘’َc َ‰ْ\ُ‫ْآ‬aَVَ‫ْۚ و‬iُXَV َ‰ْ\ِV ِo‫َ ا‬Pِ] ٍ…َfْ‫ رَﺡ‬Wَfِَc
‫ِذَا‬Wَc ِۚrْ]َWْV‫ ا‬gِc ْiُ‫وِرْه‬Wَ‫ْ وَﺵ‬iُXَV ْrِ`ْšَ›ْ‫ْ وَاﺱ‬iXُ ْ\َ— ُ–ْ—Wَc َۖ”ِVْaَ‫َ ﺡ‬Pِ]
‫َ )ال‬Pْِ}‫َآ‬aَ›ُfV‫ ا‬YِbُR َo‫ ا‬U‫ِۗ اِن‬o‫ ا‬gَ}َ— َkU‫َآ‬aَ›َc َ‰ْ]َtَ—
(159:‫ان‬rf—

Artinya:
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah
mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu. (Q.S. Ali ’Imran: 159)23

Ayat di atas mengindikasikan bahwa seorang guru menjadi pembimbing


dan penyuluh terhadap siswanya. Hal tersebut akan membuat siswa mampu
mengatasi segala bentuk kesulitan hidup dan kesulitan dalam belajar atas dasar
iman dan takwa kepada Yang Maha Menjadikan.24

Pada kata-kata ْiُXَV َ‰ْ\ِV yang berarti lemah lembut merupakan salah satu
kepribadian yang harus dimiliki seorang guru. Hendaklah dalam membimbing
seorang guru bersifat lemah lembut terhadap siswanya. Jangan keras hati dan
kasar (galak), karena hal tersebut dapat menyebabkan siswa menjauhkan diri
dari gurunya, dan akan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar, hal itu pula
akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.
Sejalan dengan ayat di atas, guru mendapat penghormatan dan kedudukan
yang tinggi. Karena besar jasa dalam membimbing, mengarah, memberi
pengetahuan, membentuk akhlak, dan menyiapkan diri siswa agar dapat
menghadapi masa depan. Dikalangan umat Islam terdapat pandangan bahwa
status guru sangat tinggi nilainya, karena mempunyai fungsi kepemimpinan.

23
Depertement Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 71
24
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), Cet. Ke-2,
hlm. 116
Kepribadian yang terpancar dari sifat-sifat pendidik yang telah disebutkan
di atas, hendaknya dapat diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar. Sehingga dimungkinkan mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan.
Kepribadian merupakan ciri khas yang ada dalam setiap individu dalam
interaksi dengan orang lain. Kepribadian itu bersifat unik dan menjadikan
setiap individu berbeda satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, maka
setiap guru memiliki ciri khas masing-masing dalam mengajar dan
membimbing siswa sesuai dengan kepribadian yang dimilikinya.
Guru yang berkepribadian baik adalah pendidik yang berinteraksi dan
manjalankan hubungan dengan siswa secara baik dalam rangka tujuan
pendidikan. Kepribadian gurulah yang akan menjadi contoh dan idola bagi
siswa, yang selanjutnya menjadikan siswa, memiliki kepatuhan dan ketaatan
dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Siswa akan merasa senang melakukan semua kegiatan yang dapat
memuaskan hati gurunya, hal tersebut dapat berupa kegairahan dan
kesungguhan dalam mengikuti setiap pelajaran yang dajarkan oleh guru.
Sehingga dengan itu kemungkinan berpengaruh pula pada hasil belajarnya.

5. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam


Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.25
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk

25
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen,
(Jakarta: CV. Eko Jaya, 2006), hlm. 4.
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan
antar umat beragama.26
Sedangkan menurut A. Tafsir pendidikan agama Islam adalah bimbingan
yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dia berkembang secara
maksimal sesuai dengan ajaran Islam.27
Guru bila disimpulkan dari beberapa pendapat di atas, mempunyai tugas
bukan saja mengajar dan memberi ilmu yang sesuai dengan kurikulum yang
berlaku. Guru selain mengajar juga harus mendidik dan memberi contoh yang
baik untuk muridnya. Begitu juga dengan guru Pendidikan Agama Islam,
mereka harus mengajar dan mendidik siswanya sesuai dengan ajaran Islam dan
menjaga kerukunan antar umat beragama tidak ada perbedaan satu sama
lainnya.

6. Fungsi Guru Pendidikan Agama Islam


Dalam literatur kependidikan Islam, seorang guru/pendidik biasa disebut
sebagai Ustadz, Mu’allim, Murabby, Mursyid, Mudarris, Mu’addib.28
Kata Ustadz biasa digunakan untuk memanggil seorang profesor. Kata-
kata tersebut biasa digunakan di Saudi Arabia sebagai panggilan untuk guru-
guru besar di sana. Di Indonesia kata-kata ustadz biasa digunakan untuk
memanggil guru mengaji atau guru pendidikan agama Islam di sekolah. Ini
mengandung makna bahwa seorang guru dituntut untuk komitmen terhadap
profesionalisme dalam mengemban tugasnya.
Kata mu’allim berasal dari kata dasar ’ilm yag berarti menangkap hakikat
sesuatu. Ini mengandung makna bahwa seorang guru dituntut untuk mampu
menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, dan berusaha membangkitkan
peserta didik untuk mengamalkannya. Di Indonesia, masyarakat biasa

26
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. Ke-2, hlm. 130
27
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, hlm.
130
28
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007), hlm. 44
menggunakan kata-kata mu’allim sebagai panggilan untuk seseorang yang
tinggi ilmu agamanya.
Kata Murabby berasal dari kata dasar Rabb. Tuhan adalah sebagai Rabb
al-’alamin dan Rabb al-nas, yakni yang menciptakan, mengatur dan
memelihara alam seisinya termasuk manusia. Manusia sebagai khalifah-Nya
diberi tugas untuk menumbuhkembangkan kreativitasnya agar mampu
mengkreasi, mengatur dan memelihara alam seisinya. Di lihat dari pengertian
ini, maka tugas guru adalah mendidik dan menyiapkan peserta didik agar
mampu berkreasi, sekaligus mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk
tidak menimbulkan malapeteka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.
Kata mursyid biasa digunakan untuk guru dalam Thariqah (Tasawuf).
Seorang mursyid (guru) berusaha menularkan penghayatan (transinternalisasi)
akhlak dan/atau kepribadiannya kepada peserta didiknya, baik yang berupa etos
ibadahnya, etos kerjanya, etos belajarnya maupun dedikasinya yang serba
Lillahi Ta’ala.
Kata mudarris berasal dari akar kata darasa - yadrusu - darsan wa
durusan wa dirasatan, yang berarti: terhapus, hilang bekasnya, menghapus,
menjadikan usang, melatih, dan mempelajari. Dilihat dari pengertian ini, maka
tugas guru adalah berusaha mencerdaskan peserta didiknya, menghilangkan
ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka, serta melatih
keterampilan mereka sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
Sedangkan kata mu’addib berasal dari kata adab, yang berarti moral, etika,
dan adab atau kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir dan batin), sehingga
guru adalah orang yang beradab sekaligus memiliki peran dan fungsi untuk
membangun peradaban (civilization) yang berkualitas di masa depan.
Dari hasil telaah terhadap istilah-istilah guru dalam literatur kependidikan
Islam, ditemukan bahwa bahwa guru adalah orang yang memiliki fungsi dan
karakteristik serta tugas-tugas sebagai berikut:
FUNGSI GURU/PENDIDIK SERTA KARAKTERISTIK DAN
TUGASNYA DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

FUNGSI
NO. KARAKTERISTIK DAN TUGAS
GURU/PENDIDIK
Orang yang berkomitmen terhadap
profesionalitas, yang melekat pada
dirinya sikap dedikatif, komitmen
1. Ustadz
terhadap mutu proses dan hasil kerja,
serta setiap continous improvement.

Orang yang menguasai Ilmu dan


mampu mengembangkannya serta
menjelaskan fungsinya dalam
kehidupan, menjelaskan dimensi
2. Mu’allim
teoritis dan praktisnya, atau sekaligus
melakukan transfer ilmu/pengetahuan,
internalisasi, serta amaliah
(implementasi).
Orang yang mendidik dan menyiapkan
peserta didik agar mampu berkreasi,
serta mampu mengatur dan memlihara
3. Murabby
hasil kreasinya untuk tidak
menimbulkan petaka bagi dirinya,
masyarakat dan alam sekitarnya.
Orang yang mampu menjadi model
atau sentral indentifikasi diri, atau
menjadi pusat aturan, teladan dan
4. Mursyid
konsultasi bagi peserta didik.
Orang yang memilki kepekaan
intelektual dan informasi, serta
memperbarui pengetahuan dan
keahliannya secara berkelanjutan, dan
5. Mudarris berusaha mencerdaskan peserta
didiknya, memberantas kebodohan
mereka, serta melatih keterampilan
sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuan.
Orang yang mampu mempersiapkan
peserta didik untuk bertanggung jawab
6. Mu’addib
dalam membangun peradaban yang
berkualitas di masa depan.

Dilihat dari keenam karakteristik tersebut, maka karakteristik pertama


mendasari karakteristik-karakteristik lainnya. Dalam konteks pendidikan
nasional, tugas pokok guru yang profesional adalah mendidik, mengajar dan
melatih, yang ketiga-tiganya diwujudkan dalam kesatuan kegiatan
pembelajaran. Dalam konteks pendidikan Islam, karakteristik ustadz (guru
yang profesional) selalu tercermin dalam segala aktivitasnya sebagai Ustadz,
Mu’allim, Murobby, Mursyid, Mudarris, Mu’addib. Dengan demikian,
guru/pendidik PAI yang profesional adalah orang yang mneguasai ilmu
pengetahuan (agama Islam) sekaligus mampu melakukan ilmu/pengetahuan
(agama Islam), internalisasi, serta amaliah (implementasi); mampu menyiapkan
peserta didik agar dapat tumbuh dan berkembang kecerdasan dan daya
kreasinya untuk kemaslahatan diri dan masyarakatnya; mampu menjadi model
atau sentral identifikasi diri dan konsultan bagi peserta didik; memiliki
kepekaan informasi, intelektual dan moral spiritual serta mampu
mengembangkan bakat, minat dan kemampuan peserta didik; dan mampu
menyiapkan peserta didik untuk bertanggung jawab dalam membangun
peradaban yang diridhoi oleh Allah.29

B. Motivasi Belajar Siswa


1. Pengertian Motivasi
Kata "motif" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut pola atau
corak.30 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia mengartikan kata motif sebagai
daya upaya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.31 Atau seperti
dikatakan oleh Sartain dalam bukunya Psychology Understanding of Human
Behavior yang dikutip oleh M. Ngalim Purwanto, motif adalah suatu
pernyataan yang kompleks, didalam suatu organisme yang mengarahkan
tingkah laku/perbuatan suatu tujuan atau perangsang.32
Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri
seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu
sehingga terbentuklah motivasi.
Di dalam kamus Filsafat dan Psikologi Drs. Sudarsono, motivasi adalah
tenaga yang mendorong seseorang berbuat sesuatu keinginan, kecenderungan
organisme untuk melakukan sesuatu. Sikap atau perilaku yang dipengaruhi
oleh kebutuhan, diarahkan kepada tujuan tertentu yang telah direncanakan
sebelumnya, sifatnya sebagai alat pengontrol terhadap diri sendiri.33
Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi diantaranya adalah:
M. Alisuf sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong
tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu
kebutuhan.34

29
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, hlm. 50-51
30
Departement Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 593
31
Frista Artamanda, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas Media, 2003),
hlm. 829
32
Ngalim Purwanto, psikologi pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 1994),
Cet ke-10, hlm. 60
33
Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi (Jakarta: Rineka Cipta, 1993) Cet. Pertama,
hlm. 160
34
H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN
Fakultas Tarbiyah, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet Ke- 3, hlm. 85
Mc. Donald, sebagaimana dikutip oleh Sardiman AM dalam bukunya.
Mendefinisikan motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya ”feeling” dan didahului dengan adanya tanggapan
terhadap adanya tujuan.35
M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi adalah pendorong
suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar
menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan.36
M. Utsman Najati, motivasi adalah kekuatan penggerak yang
membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku
serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu.37
Selanjutnya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ”motivasi adalah
usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau
mendapat kepuasan dengan perbuatannya.”38
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa
motivasi adalah sesuatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk
melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului
dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting,
yaitu:
a. Bahwa motivasi itu diawali terjadinya perubahan energi pada setiap
diri individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi didalam sistem "Neurophysiological" yang
ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan manusia,
penampilannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

35
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali,
1996), Cet. Ket-6, hlm. 71
36
Ngalim Purwanto, psikologi pendidikan, hlm. 71
37
Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam
Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 132
38
Departement Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 593
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang.
Dalam ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,
afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam
hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yakni tujuan.39
Dengan demikian yang dimaksud motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
dapat dicapai.

2. Macam-macam Motivasi Belajar


Motivasi merupakan pendorong dari perbuatan seseorang, yang
menyangkut soal mengapa seseorang berbuat demikian dan apa tujuannya
sehingga ia berbuat demikian. Untuk mencari jawaban pertanyaan tersebut,
mungkin kita harus mencari apa yang mendorongnya (intrinsik) dan pada
perangsang atau stimulus (ekstrinsik) yang menariknya untuk melakukan
suatu perbuatan.
a. Motivasi intrinsik
Adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Dalam buku lain
motivasi instrinsik ialah motivasi yang timbul dalam diri seseorang atau
motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar. Misalnya: ingin
memahami sesuatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan
40
sebaginya.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
a. Adanya kebutuhan.
b. Adanya pengetahuan tentang kemajuan diri sendiri.

39
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, hlm. 73
40
H. M Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, hlm. 85
c. Adanya cita-cita atau aspirasi. 41
b. Motivasi Ekstrinsik
Adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga
mendorong untuk melakukan kegiatan belajar. Contoh kongkret motivasi
ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar yaitu pujian dan
hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan
seterusnya.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik
maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajarnya.

3. Fungsi Motivasi dalam Belajar


Belajar sangat diperlukan adanya motivasi. ”Motivation is an essential
condition of learning”. Hasil belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi
makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu.
Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar para siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungi motivasi:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah kegiatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumus tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan tersebut.
Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat
lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan

41
Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Dina Utama Semarang, 1996), Cet
ke-1, hlm. 75
menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik,
sebab tidak serasi dengan tujuan.
Disamping itu ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi
sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi seseorang melakukan usaha
karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha
yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang
belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi
seorang siswa akan sangat menentukan tingkatan pencapaian prestasi
belajarnya.42
Sejalan dengan arti dan fungsi motivasi tersebut, dalam Agama Islam ada
sejenis motivasi yang arti dan fungsinya sama yaitu ”niat”, seperti yang
dikemukakan oleh Rosulullah SAW dalam sebuah Hadits ”sesungguhnya amal
itu tergantung dari niatnya, dan dan setiap orang akan mendapatkan sesuatu
(balasan perbuatan) sesuai dengan niatya”.43
Dengan demikian niat itu sama dengan motivasi yang akan mendorong
orang untuk bekerja dan siswa untuk belajar, atau melakukan sesuatu dengan
sungguh-sungguh. Selanjutnya niat/motivasi itulah yang akan menentukan
balasan sebagai hasil pebuatannya.

4. Upaya Guru dalam Membangkitkan Motivasi belajar


Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat
menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara
membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah:
a. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan
dalam kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.
b. Mengakitkan materi pekajaran dengan pengalaman siswa di luar
lingkungan sekolah.
c. Menujukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.
42
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Hlm. 82-84
43
H. M Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, hlm. 86
d. Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu
tugas yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai
intensitas untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin
e. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan
kebutuhan siswa
f. Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin
g. Menggunakan bentuk-bentuk kompetisi atau persaingan antar siswa
h. Menggunakan pujian, hadiah secara wajar.
Menurut Saiful Bahri Djumarah, ada beberapa bentuk motivasi yang dapat
digunakan guru untuk mempertahankan minat anak terhadap bahan pelajaran
yang diberikan. Bentuk-bentuk motivasi tersebut, diantaranya:
a. Memberi angka
b. Hadiah
c. Pujian
d. Gerakan tubuh
e. Memberi tugas
f. Memberi ulangan
g. Mengetahui hasil
h. Hukuman44

Menurut Sardiman AM, ada beberapa bentuk dan cara untuk


menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberapa bentuk
dan cara motivasi tersebut diantaranya adalah:
a. Memberi angka
b. Hadiah
c. Saingan/kompetisi
d. Egi-involvement/Harga diri
e. Memberi ulangan
f. Mengetahui hasil
g. Pujian
h. Hukuman
i. Hasrat untuk belajar
j. Tujuan yang diakui45
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar siswa merupakan
keseluruhan daya gerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
44
Saiful Bahri Djumarah dan Aswan zain, Stategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1997), Cet. Ke-1, hlm. 168-177
45
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Hlm. 90-92
belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Didalam kegiatan belajar peranan motivasi intrinsik maupun ekstrinsik
sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktivitas
dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan
kegiatan belajar.

C. Kerangka Berfikir
Kepribadian merupakan ciri khas yang ada dalam setiap individu dalam
interaksi dengan orang lain, kepribadian itu bersifat unik dan mejadikan setiap
individu berbeda dengan yang lainnya, dengan demikian maka setiap guru
memiliki ciri khas masing-masing dalam mengajar dan membimbing siswa sesuai
dengan kepribadian yang dimilikinya walaupun mereka mengajar bidang studi
yang sama.
Guru yang berkepribadian baik adalah guru yang berintraksi dan menjalin
hubungan dengan siswa secara baik dalam rangka tujuan pendidikan. Kepribadian
gurulah yang akan menjadi contoh dan idola bagi siswa, yang selanjutnya
menjadikan siswa memiliki kepatuhan dan ketaatan dalam menjalankan tugas-
tugas yang diberikan oleh guru, siswa akan merasa senang melakukan semua
kegiatan yang dapat memuaskan hati gurunya dapat berupa kegairahan dan
kesungguhan dalam mengikuti setiap pelajaran yang diajarkan oleh guru.
Sehingga dengan itu kemungkinan akan berpengaruh pula pada hasil belajarnya.
Motivasi belajar siswa merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
tercapai. Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi intrinsik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi siswa dapat mengembangkan
aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam
melakukan kegiatan belajar.
Kesiapan dan kematangan guru dalam membaca karakter anak dalam
belajar adalah bagian yang sangat penting guna menarik perhatian anak tehadap
pelajaran, karena dengan kematangan dalam persiapan yang mencakup rancangan
sikap dari kepribadian yang akan ditampilkan didepan kelas dapat membangkitkan
motivasi siswa untuk tertarik pada pelajaran. Jika seseorang guru pendidikan
agama Islam memiliki kepribadian yang baik dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan, maka akan terdapat hubungan pula dengan motivasi belajar siswa.

E. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan yang sifatnya sementara dan ditarik
berdasarkan fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenarannya. Maka dugaan
sementara penelitian ini berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas,
mengenai hubungan kepribadian guru pendidikan agama Islam dengan motivasi
belajar siswa SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor adalah:
Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada hubungan positif yang signifikan antara
kepribadian guru pendidikan agama Islam dengan
motivasi belajar siswa.
Hipotesis Nihil (Ho) : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara
kepribadian guru pendidikan agama Islam dengan
motivasi belajar siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor yang
dilaksanakan sejak bulan Februari sampai dengan Mei 2008.

B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan objek pengamatan atau fenomena yang
diteliti.46 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang merupakan variabel
bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).
Variabel penelitian adalah perubahan prilaku yang bisa diukur. Adapun
yang dijadikan variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas atau variabel independent (variabel X) adalah variabel
bebas yang sedang dianalisis hubungannya dengan variabel terikat.
Dalam hal ini variabel bebasnya adalah kepribadian Guru Pendidikan
Agama Islam.
2. Variabel terikat atau variabel dependent (variabel Y) adalah variabel
yang sedang dianalisis tingkat hubungannya oleh variabel independent
dalam hal ini variabel dependentnya adalah motivasi belajar siswa.

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, sebagai sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian, sedangkan sampel
adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam
suatu penelitian, artinya secara sederhana sampel adalah bagian dari
populasi.47

46
Ibnu Hajar, Dasar-dasar Penelitian Kwantitatif dalam Penelitian, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada), Cet ke-1, hlm. 156
47
Ibnu Hajar, Dasar-dasar Penelitian Kwantitatif dalam Penelitian. hlm. 156
Mengenai populasi guru, penulis mengambil guru di SMP Islam Al-
Mukhlishin Ciseeng Bogor. Karena jumlah guru tersebut cukup banyak, maka
untuk memudahkan penulis dalam penelitian ini, guru yang dijadikan sampel
adalah guru pendidikan agama Islam kelas 2A dan 2B.
Adapun populasi siswa yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas
2A dan 2B SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor. Tidak semua siswa
dijadikan sampel penelitian, tetapi yang dijadikan sampel penelitian adalah
kelas 2A sebanyak 20 siswa terdiri dari 20 siswa putri, dan kelas 2B sebanyak
20 siswa terdiri dari 20 siswa putra, dari jumlah keseluruhan siswa kelas 2
SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor sebanyak 77 siswa, jadi total
seluruh responden sebanyak 40 siswa.
Siswa yang dijadikan sampel penelitian dipilih secara acak (random
sampling) dari masing-masing kelas dengan batas jumlah sampel ditentukan
banyaknya sesuai ketentuan di atas. Dengan demikian siswa memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi responden.

D. Teknik Pengumpulan Data


Adapun metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam rangka
mengumpulkan data yang kemudian akan dianalisis dan diuji kebenarannya
adalah dengan menggunakan metode field research dan library research
sebagai tambahan informasi data, yaitu:

1. Observasi
Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi ini dilakukan untuk
mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian dan merupakan alat
pengumpulan data dengan cara mendatangi langsung, mengamati dan
mencatat. Observasi ini dilakukan dengan cara mendatangi sekolah yang
menjadi tempat observasi.
2. Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara atau interview adalah metode
pengumpulan data dengan jalan tanya jawab antara dua orang atau lebih secara
langsung. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang berdasarkan
dari laporan verbal, pada wawancara ini terdapat dialog yang dilakukan oleh
penulis dengan yang diwawancara. Untuk mendapatkan data yang objektif
penulis mengadakan wawancara kepada Kepala Sekolah SMP Islam AL-
Mukhlishin dan Guru Pendidikan Agama Islam.

3. Angket
Yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada siswa kelas 2A dan 2B
SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor yaitu kelas 2A sebanyak 20 siswa
terdiri dari 20 siswa putri, dan kelas 2B sebanyak 20 siswa terdiri dari 20 siswa
putra, dari jumlah keseluruhan siswa kelas 2 SMP Islam Al-Mukhlishin
Ciseeng Bogor sebanyak 77 siswa, jadi total seluruh responden sebanyak 40
siswa dari seluruh jumlah siswa kelas 2 SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng
Bogor. Mengenai kisi-kisi angket kepribadian guru pendidikan agama Islam
dan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1

Kisi-kisi Angket Hubungan Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam


dengan Motivasi Belajar Siswa
No Dimensi Indikator No. Item Frekuensi
1. Kepribadian  Sikap guru 1, 2, 3, 4 4

 Sifat guru 5, 6 2

 Profesi guru 7, 8, 9, 10 4
2. Motivasi  Intrinsik 11, 12, 13 3

 Ekstrinsik 14, 15, 16, 17, 7


18, 19, 20

Data yang diperoleh penulis merupakan data yang bersifat kuantitatif,


maka untuk menguraikan pertanyaan angket dari kisi-kisi di atas tersebut perlu
diberi skor. Untuk pertanyaan positif diberi skor secara berurut 4.3.2.1, sedangkan
untuk pertanyaan negatif diberi skor secara berurut 1.2.3.4, untuk lebih jelasnya
dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 2

Ketentuan Skor Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam


Dengan Motivasi Belajar Siswa
NO Alternatif Jawaban Positif Negatif
1 Selalu 4 1
2 Sering 3 2
3 Kadang-kadang 2 3
4 Tidak Pernah 1 4

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data


1. Teknik Pengolahan Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket, kemudian dipilih dan
disusun sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan. Kemudian
penulis melakukan klasifikasi data, yaitu menggolongkan data berdasarkan
kategori tertentu, sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang dibuat
berdasarkan analisa variabel.
2. Teknik Analisa Data
Setelah data diklasifikasikan, kemudian diadakan analisa data. Adapun
rumus yang digunakan penulis untuk mencari dan mengetahui persentase
setiap data adalah:
a. Editting, yaitu memeriksa daftar pertanyaan yang telah diolah.
b. Coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden
dalam kategori-kategori yang telah ditentukan.
c. Tabulating, yaitu jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori
jawaban, dimasukkan dalam tabel-tabel sesuai dengan item pertanyaan
yang diajukan.
Penggunaan teknik analisa data dalam penelitian ini disesuaikan dengan
tujuan yang hendak dicapai. Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu
data kualitatif yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif, maka teknik
yang digunakan adalah analisis statistik, yaitu dengan menggunakan rumus
statistik (prosentase) dengan rumus:

P= f x 100%
N
Keterangan:
P = Prosentase yang dicari
F = Frekuensi
N = Number of cases48

Dalam penelitian ini juga digunakan rumus korelasi, sehubungan dengan


data ini membahas dua varibel yang saling berhubungan, maka data tersebut
diolah dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl
Pearson:
Rumus: rxy = N∑xy – (∑x)(∑y)
√ [N∑x² - (∑x²)] [N∑y² - (∑y)²]

48
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1995),
Cet. Ke-6, Hlm 193
Keterangan:
r = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
N = Jumlah Responden
∑ = Jumlah Skor
x = Variabel Bebas
y = Variabel Terikat
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor


1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Islam Al-Mukhlishin
SMP Islam Al-Mukhlishin adalah sekolah formal yang bernaung di
bawah Yayasan Yatim Piatu/Pondok Pesantren Al-Mukhlishin yang didirikan
pada tanggal 23 Desember 1983 oleh DR. H. Zaenal Abidin, MM. SMP Islam
Al-Mukhlishin mulai menerima murid baru pada tahun pelajaran 1984/1985
dengan surat Izin Operasional Nomor: 364/102.4/R.1986. Tanggal 18 April
1986.
Pada tahun pelajaran 1986/1987 SMP Islam Al-Mukhlishin berstatus
“TERDAFTAR” dengan izin pendirian Nomor: 188/102/Kep/E/1986. Nomor
statistik sekolah (NSS): 204.020.519 dan Nomor Data Sekolah (NDS):
2002050075.
Setahun kemudian SMP Islam Al-Mukhlishin melaksanakan
Akreditasi ulang dan hasilnya dinyatakan “DAPAT MANDIRI” dan berstatus
“DIAKUI” dengan Surat Keputusan Kepala Kanwil Depdikbud Provinsi Jawa
Barat Nomor: 1083/102.07/D.87 tanggal 23 November 1987. Sejak itu SMP
Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor dapat menyelenggarakan Ujian
Nasional/Ujian Sekolah mandiri.
Pada tahun 1998 Nomor NSS dan NDS ada perubahan sehingga nomor (NSS)
terbaru adalah: 204.020.519.134 dan nomor (NDS): 2002050075, pada bulan
Desember 1998 diadakan kembali Akreditasi ulang yang hasilnya
“DISAMAKAN” dengan SK Kepala Kanwil Depdikbud Provinsi Jawa Barat
Nomor: 1658a/102.7/MN/1999, Tanggal 15 Maret 1999.
Kemudian pada tahun 2005 BASNAS Mengakreditasi dengan
terakreditasi “B” Sesuai dengan peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang standar Nasional Pendidikan, ditetapkan tiga mata pelajaran yang
diujikan dalam ujian Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan
Bahasa Inggris. Sedangkan ujian mata pelajaran yang lainnya yang diajarkan
sampai kelas III (Kurikulum 2004) menjadi wewenang dan tanggung jawab
sekolah.

2. Visi, Misi Dan Strategi


a. Visi
Menjadikan SMP Islam Al-Mukhlishin yang:
1) Unggul dalam prestasi.
2) Penggerak Semangat kerjasama.
3) Suri tauladan dalam mengamalkan keilmuan, ketaqwaan, dan
pelayanan.
b. Misi
1) Mewujudkan tercapainya mutu pendidikan.
2) Membina prestasi kerja, prestasi ibadah dengan landasan moral
terhadap iptek dan imtaq.
3) Saling menghormati perbedaan.
4) Membina hubungan baik yang harmonis dengan meningkatkan
pelayanan terhadap semua pihak.
c. Strategi
1) Peningkatan mutu proses pembelajaran, peningkatan mutu profesi
tenaga pendidik untuk mempersiapkan para alumnus melanjutkan
pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dan cinta almamater.

B. Deskripsi Data
Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, bahwa salah satu
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan angket, untuk memperoleh data tentang pandangan siswa terhadap
kepribadian guru dalam membangkitkan motivasi belajar siswa.
Angket disusun berdasarkan pokok penelitian dan indikator dari variabel
yang diteliti, yaitu pandangan siswa terhadap sifat, sikap, dan prilaku guru. Dan
motivasi siswa yang meliputi adanya motivasi dari dalam (intrinsik) pada siswa,
upaya guru membangkitkan motivasi dan dorongan orang tua terhadap belajar
siswa.
Angket terdiri dari 20 pertanyaan, 10 pertanyaan mengenai pandangan
siswa terhadap kepribadian guru dan 10 pertanyaan berikutnya mengenai motivasi
siswa dalam belajar.
Pembahasan mengenai hasil angket dengan membuat tabulasi yang
merupakan proses mengubah data dari instrumen pengumpulan data (angket)
menjadi tabel-tabel angka (persentase), dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:

Tabel 3
Sikap dan sifat dari prilaku guru
N=40
No Sikap Baik Guru F %
1 Selalu 23 57,5
Sering 15 37,5
Kadang-kadang 2 5
Tidak Pernah -
No Sikap Adil Guru F %
2 Selalu 19 47,5
Sering 11 27,5
Kadang-kadang 10 25
Tidak Pernah -
No Sikap fleksibel guru terhadap siswa F %
3 Selalu 14 35
Sering 19 47,5
Kadang-kadang 6 15
Tidak Pernah 1 2,5
No Sikap ekspresif guru terhadap siswa F %
4 Selalu 12 30
Sering 18 45
Kadang-kadang 8 20
Tidak Pernah 2 5
No Keikhlasan dan kejujuran guru dalam mengajar F %
5 Selalu 28 70
Sering 12 30
Kadang-kadang -
Tidak Pernah -
No Siswa mencontoh prilaku guru yang baik F %
6 Selalu 15 37,5
Sering 20 50
Kadang-kadang 5 12,5
Tidak Pernah -

Tabel 3, No. 1 di atas, menujukkan bahwa pada umumnya siswa selalu


setuju apabila guru dapat merespon masalah yang dialami oleh siswa baik
kesulitan dalam belajar maupun masalah pribadi (57,5%) dan hanya hanya
sebagian siswa yang kurang setuju atau kadang-kadang (5%).
No 2 di atas, apakah guru bersikap adil terhadap seluruh peserta didik,
sebanyak (47,5%) siswa menjawab guru selalu bersikap adil, sering bersikap adil
sebanyak (27,5%), dan kadang-kadang bersikap adil sebanyak (25%).
No 3 di atas, apakah guru bersikap fleksibel terhadap seluruh peserta didik,
hanya (35%) siswa menjawab selalu bersikap fleksibel, sebanyak (47, 5%) siswa
menjawab sering setuju, (15%) siswa menjawab kadang-kadang besrsikap
fleksibel, dan (5%) siswa menjawab tidak perneh bersikap fleksibel.
No 4 di atas, apakah guru anda bersikap ekspresif, jawaban siswa
bervariatif ada sebagian kecil siswa menjawab (5%) guru tidak pernah bersikap
ekspresif, (20%) siswa menjawab kadang-kadang bersikap ekspresif, dan
mayoritas siswa menjawab sering bersikap ekspresif (45%), dan (30%) siswa
menjawab selalu bersikap ekspresif.
No 5 di atas, guru memiliki sifat ikhlas dan jujur dalam melaksanakan
tugas, pada umumnya siswa menjawab selalu bersifat ikhlas dan jujur (70%),
(30%) siswa menjawab sering bersikap ikhlas dan jujur dalam melaksanakan
tugasnya, dan tidak ada siswa yang menjawab kadang dan tik pernah.
No 6 di atas, siswa mencontoh prilaku guru yang baik, pada umumnya
siswa menjawab sering mencontohkan prilaku guru yang baik, (37,5%) siswa
menjawab selalu mencontoh prilaku baik guru, dan (12,5%) siswa menjawab
kadang-kadang siswa mencontoh prilaku baik guru.

Tabel 4
Profesi sebagai guru
N=40
No Ketepatan waktu Guru F %
7 Selalu 15 37,5
Sering 15 37,5
Kadang-kadang 10 25
Tidak Pernah -
No Penguasaan materi ajar F %
8 Selalu 28 70
Sering 8 20
Kadang-kadang 4 10
Tidak Pernah -
No Mengetahui bakat, minat dan watak siswa F %
9 Selalu 14 35
Sering 6 15
Kadang-kadang 20 50
Tidak Pernah -
No Kreatifitas dan keterampilan guru dalam mengajar F %
10 Selalu 16 40
Sering 15 37,5
Kadang-kadang 9 22,5
Tidak Pernah -
Tabel 4, No 7 di atas, guru selalu masuk ke kelas tepat waktu, (37,5%)
siswa menjawab selalu dan sering guru selalu masuk tepat pada waktunya dan
(25%) siswa menjawab kadang-kadang guru masuk tepat pada waktunya.
No 8 di atas, guru dapat menguasai materi, sebagian umu siswa menjawab
guru selalu menguasai materi (70%), (20%) siswa menjawab guru sering
menguasai materi, dan (10%) siswa menjawab kadang-kadang guru menguasai
materi.
No 9 di atas, guru mengetahui bakat, minat, dan watak siswa, sebagian
siswa menjawab kadang guru mengetahui bakat, minat, dan watak siswa (50%),
sebanyak (35%) siswa menjawa guru selalu mengetahui minat, bakat, dan watak
siswa, dan (15%) siswa menjawa guru sering mengetahui minat, bakat, dan watak
siswa.
No 10 di atas, guru mempunyai kecerdikan dan ketrampilan dalam
menciptakan metode pengajaran, minoritas siswa menjawab guru mempunyai
kecerdikan dan ketrampilan dalam menciptakan metode pengajaran (22,5%),
sebanyak (40%) siswa menjawab geru selalu menciptakan metode pengajaran
dengan kecerdikan dan ketrampilan, dan (37,%%) siswa menjawab guru sering
mempunyai kecerdikan dan ketrampilan dalam menciptakan metode pengajaran.

Tabel 5
Motivasi intrinsik pada siswa
N=40
No Semangat siswa dalam belajar F %
11 Selalu 12 30
Sering 18 45
Kadang-kadang 10 25
Tidak Pernah -
No Kegemaran siswa dalam membaca F %
12 Selalu 4 10
Sering 10 25
Kadang-kadang 26 65
Tidak Pernah -
No Menggunakan waktu belajar dengan baik F %
13 Selalu 8 20
Sering 11 27,5
Kadang-kadang 21 52,5
Tidak Pernah -

Tabel 5, No 11 di atas, semangat siswa dalam belajar, (30%) siswa


menjawab selalu bersemangat dalam belajar, mayoritas siswa menjawab sering
semangat dalam mengikuti balajar, dan (25%) siswa menjawab kadang-kadang
bersemangat dalam mengikuti belajar.
No 12 di atas, kegemaran siswa dalam membaca, pada umumnya siswa
kadang-kadang gemar membaca (65%), (25%) siswa menjawab sering gemar
membaca, dan (10%) siswa selalu gemar membaca hal yang kontras dalam
minimnya minat siswa dalam membaca.
No 13 di atas, siswa menggunakan waktu belajar dengan baik, hanya
(20%) siswa selalu menggunakan waktu belajar dengan baik, (27,5%) siswa
menjawab sering menggunakan watu belajar dengan baik, dan (52,2%) siswa
menjawab kadang-kadang menggunakan waktu belajar dengan baik.

Tabel 6
Upaya-upaya guru pendidikan agama Islam
dalam membangkitkan motivasi belajar siswa
N=40
No Metode yang digunakan guru menyenangkan F %
14 Selalu 5 12,5
Sering 25 62,5
Kadang-kadang 10 25
Tidak Pernah -
No Guru menyuruh siswa belajar F %
15 Selalu 29 72,5
Sering 11 27,5
Kadang-kadang -
Tidak Pernah -
No Guru memotivasi siswa untuk belajar di luar sekolah F %
16 Selalu 7 17,5
Sering 21 52,5
Kadang-kadang 9 22,5
Tidak Pernah 3 7,5
No Pujian guru kepada siswa F %
17 Selalu 18 45
Sering 15 37,5
Kadang-kadang 7 17,5
Tidak Pernah -
No Pemberian evaluasi F %
18 Selalu 3 7,5
Sering 15 37,5
Kadang-kadang 22 55
Tidak Pernah -

Tabel 6, No 14 di atas, metode yang digunakan guru menyenangkan, pada


umumnya siswa menjawab (62,5%) guru sering menggunakan metode belajar
yang menyenangkan, (25%) siswa menjawab kadang-kadang guru menggunakan
metode yang menyenangkan, dan (12,5%) siswa menjawab selalu menggunakan
metode yang menyenangkan.
No 15 diatas, guru suka menyuruh belajar, lebih dari setengah guru
menyuruh belajar (72,5%), sebanyak 927,5%) siswa menjawab guru sering
menyuruh siswa belajar, dan tidak ada siswa menjawab guru kadang-kadang dan
tidak pernah menyuruh siswa belajar.
No 16 di atas, guru memotivasi siswa untuk belajar di luar sekolah, (7,5%)
siswa menjawab guru tidak pernah memberi motivasi ke siswa untuk belar di luar
sekolah, (22,5%) siswa menjawab kadang-kadang guru memotivasi siswa untuk
belajar di luar sekolah, mayoritas guru sering memotivasi siswa untuk belajar di
luar sekolah (52,5%), dan hanya (17,5%) siswa menjawab guru selalu memotivasi
siswa untuk belajar di luar sekolah.
No 17 di atas, guru memberi pujian ke siswa yang berprestasi, (45%)
siswa menjawab guru selalu memuji siswa yang berprestasi, (37,5%) siswa
menjawab sering guru memuji siswa yang berprestasi, dan hanya (17,5%) siswa
menjawab kadang-kadang guru memuji siswa yang berprestasi.
No 18 di atas, guru suka memberi ulangan harian, pada umumnya siswa
menjawab kadang-kadang guru suka memberi ulangan harian (55%), (37,5%)
siswa menjawab sering guru suka memberikan ulangan harian, dan hanya (7,5%)
siswa menjawab guru selalu suka memberi ulangan harian.

Tabel 7
Motivasi yang diberikan orang tua kepada siswa
N=40
No Orang tua menyuruh siswa belajar F %
19 Selalu 27 67,5
Sering 9 22,5
Kadang-kadang 4 10
Tidak Pernah -
No Keterlibatan orang tua dalam mengajar siswa F %
20 Selalu 5 12,5
Sering 12 30
Kadang-kadang 16 40
Tidak Pernah 7 17,5
Tabel 7, No 19 di atas, orang tua suka menyuruh belajar, pada umumnya
siswa menjawab orang tua selalu menyuruh siswa belajar (67,5%), (22,5%) siswa
menjawab orang tua sering menyuruh siswa belajar, dan (10%) siswa menjawab
orang tua kadang-kadang menyuruh belajar.
No 20 di atas, (17,5%) siswa menjawab orang tua tidak pernah terlibat
dalam mengajar siswa dengan alasan berada di pondok pesantren, (40%) siswa
menjawab kadang-kadang orang tua terlibat dalam mengajar siswa, (30%) siswa
menjawab sering orang tua terlibat dalam mengajar siswa, dan (12,5%) siswa
menjawab orang tua selalu terlibat dalam mengajar siswa.

C. Analisa dan Interpretasi Data


Analisa dan interpretasi data merupakan bagian penting dalam metode
ilmiah untuk memberi arti dan makna dalam menjawab masalah penelitian.
Langkah awal dalam menganalisa dan menginterpretasikan data adalah proses
kuantifikasi data atau memberi nilai terhadap jawaban angket, mengenai
kepribadian guru pendidikan agama Islam (variabel X) dan motivasi belajar siswa
(variabel Y).
Untuk mengetahui pandangan siswa tentang kepribadian (sifat, sikap, dan
tingkah laku/prilaku) dapat diperlihat pada tabel berikut:
Tabel 8
Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam Menurut Pandangan Siswa
SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor

NOMOR
NILAI
RESPONDEN
1. 37
2. 38
3. 32
4. 38
5. 22
6. 23
7. 28
8. 38
9. 33
10. 29
11. 34
12. 36
13. 32
14. 38
15. 33
16. 38
17. 38
18. 28
19. 28
20. 29
21. 29
22. 30
23. 29
24. 35
25. 39
26. 33
27. 38
28. 34
29. 29
30. 27
31. 34
32. 33
33. 26
34. 33
35. 23
36. 27
37. 30
38. 34
39. 32
40. 34
Jumlah 1281

Untuk mengetahui nilai rata-rata kepribadian guru menurut pandangan


siswa yang telah memberi jawaban umum dari suatu pengamatan, maka
digunakan dengan rumus:
Mx = ∑x
N
Mx = Mean
∑x = Jumlah nilai variabel x
N = Number of class
Mx = 1281 = 32.05
40
Nilai rata-rata kepribadian guru pendidikan agama Islam menurut
pandangan siswa SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor adalah 32.05.
Sedangkan nilai tertinggi adalah 39.
Tabel berikut mengenai nilai motivasi belajar siswa di SMP Islam Al-
Mukhlishin Ciseeng Bogor.

Tabel 9
Motivasi belajar siswa
SMP Islam Al-Mukhlishin
NOMOR
NILAI
RESPONDEN
1. 31
2. 31
3. 31
4. 29
5. 29
6. 26
7. 28
8. 30
9. 23
10. 25
11. 29
12. 32
13. 31
14. 31
15. 31
16. 31
17. 30
18. 31
19. 25
20. 34
21. 24
22. 26
23. 22
24. 35
25. 33
26. 31
27. 31
28. 31
29. 29
30. 26
31. 34
32. 28
33. 29
34. 28
35. 19
36. 26
37. 29
38. 34
39. 27
40. 32
Jumlah 1162

Data tingkat motivasi belajar siswa bila dikelompokkan dari nilai tertinggi
sampai nilai terendah rata-ratanya dapat diketahui dengan menggunakan rumus:
My = ∑y
N
My = Mean
∑y = Jumlah nilai variabel y
N = Number of class
My = 1162 = 29.05
40
Nilai rata-rata motivasi belajar siswa SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng
Bogor adalah 29.05. Sedangkan nilai tertinggi adalah 35.
Selanjutnya untuk melihat hubungan yang terjadi antara variabel-variabel
dalam penelitian, maka teknik analisa menggunakan analisa kuantitatif teknik
analisa product moment Karl person, untuk mencari koefisien korelasi antara dua
variabel, yaitu:
1. variabel independent (x) adalah kepribadian guru yang meliputi
pandangan siswa tentang sifat, sikap, dan prilaku guru yang ideal.
2. variabel dependent (y) adalah motivasi belajar siswa yang meliputi
adanya kesadaran siswa untuk belajar, upaya guru dalam
membangkitkan motivasi belajar siswa dan tugas orang tua memberikan
motivasi.
Adapun langkah-langkah perhitungan dapat dilihat pada rekaputilasi data
berikut:

Tabel 10
Uji Korelasi Antara Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam
Dengan Motivasi Belajar Siswa
di SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor

No
x y x² y² xy
Responden
1 37 31 1369 961 1147
2 38 31 1444 961 1178
3 32 31 1024 961 992
4 38 29 1444 841 1102
5 22 29 484 841 638
6 23 26 529 676 598
7 28 28 784 784 784
8 38 30 1444 900 1140
9 33 23 1089 529 759
10 29 25 841 625 725
11 34 29 1156 841 986
12 36 32 1296 1024 1152
13 32 31 1024 961 992
14 38 31 1444 961 1178
15 33 31 1089 961 1023
16 38 31 1444 961 1178
17 38 30 1444 900 1140
18 28 31 784 961 868
19 28 25 784 625 700
20 29 34 841 1156 986
21 29 24 841 576 696
22 30 26 900 676 780
23 29 22 841 484 638
24 35 35 1225 1225 1225
25 39 33 1521 1089 1287
26 33 31 1089 961 1023
27 38 31 1444 961 1178
28 34 31 1156 961 1054
29 29 29 841 841 841
30 27 26 729 676 702
31 34 34 1156 1156 1156
32 33 28 1089 784 924
33 26 29 676 841 754
34 33 28 1089 784 924
35 23 19 529 361 437
36 27 26 729 676 702
37 30 29 900 841 870
38 34 34 1156 1156 1156
39 32 27 1024 729 864
40 34 32 1156 1024 1088
Σ 1281 1162 41849 34232 37565
Dari data tersebut, maka dapat dicari nilai koefisien korelasi:

rxy = N∑xy – (∑x)(∑y)


√ [N∑x² - (∑x) ²] [N∑y² - (∑y)²]
= 40 . 37565 – (1281)(1162)
√ [40 . 41849 – (1281) ²] [40 34232 – (1162) ²]
= 40 . 37565 – 1488522
√ [40 . 41849 – 1640961] [40 . 34232 – 130244]
= 1502600 – 1488522
√ [1673960 – 1640961] [1369280 – 130244]
= 14078
√ 32999 . 19036
= 14078
√ 628168964
= 14078
25063,29914
= 0,561

Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi, maka dapat dilihat


kriteria korelasi koefisien besar R didalam buku Anas Sudijono, sebagai berikut:
Nilai “r” Interpretasi
0,00 – 0,20 Antara variabel x dan variabel y memang terdapat korelasi,
akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah
sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi
antara variabel x dan variabel y).
0,20 – 0,40 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang lemah
atau rendah.
0,40 – 0,70 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sedang
atau cukupan.
0,70 – 0,90 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang kuat
atau tinggi.
0,90 – 1,00 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sangat
kuat atau sangat tinggi.

Dari hasil perhitungan di atas, didapatkan nilai indeks korelasi sebesar


0,561. jika dikonsultasikan pada tabel di atas, angka r (0,561) yang berada antara
0,40 – 0,70 termasuk dalam kategori adanya korelasi yang tergolong sedang atau
cukupan dan tidak bertanda negatif, berarti terdapat hubungan yang positif antara
kepribadian guru pendidikan agama Islam dengan motivasi belajar siswa di SMP
Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor.
Sedangkan untuk interpretasi terhadap angka indeks koefisien korelasi
dengan cara berkonsultasi pada tabel nilai “r” Product Moment, maka dirumuskan
hipotesa sebagai berikut:

Hipotesa Alternatif (Ha) : Ada korelasi positif yang signifikan antara


kepribadian guru pendidikan agama Islam dengan
motivasi belajar siswa.
Hipotesa Nihil (Ho) : Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara
kepribadian guru pendidikan agama Islam dengan
motivasi belajar siswa.

Untuk hipotesa maka “r” observasi yang didapat dari perhitungan statistik
dibandingkan dengan “r” dalam tabel nilai “r” product moment (r). Dengan
terlebih dahulu mencari derajat bebas (db) atau degrees of freedomnya (df) angka
yang diperoleh adalah:

df = N – nr
= 40 – 2 = 38
ro = 0,561
rt = pada taraf signifikansi 5% = 0,304
rt = pada taraf signifikansi 1% = 0,393

Tabel 11
Tabel Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment
dari Pearson untuk Berbagai df

df
(degrees of freedom)
Banyak variabel yang Banyak variabel yang
atau:
dikorelasikan dikorelasikan
db
(derajat bebas)
2 2
Harga “ r “ pada taraf Harga “ r “ pada taraf
signifikansi signifikansi
5% 1%
1 0,997 1,000
2 0,950 0,990
3 0,878 0,959
4 0,811 0,917
5 0,754 0,874
6 0,707 0,834
7 0,666 0,798
8 0,632 0,765
9 0,602 0,735
10 0,576 0,708
11 0,553 0,684
12 0,532 0,661
13 0,514 0,641
14 0,497 0,623
15 0,482 0,606
16 0,468 0,590
17 0,456 0,575
18 0,444 0,561
19 0,433 0,549
20 0,423 0,537
21 0,413 0,526
22 0,404 0,515
23 0,396 0,505
24 0,388 0,496
25 0,381 0,487
26 0,374 0,478
27 0,367 0,470
28 0,361 0,463
29 0,355 0,456
30 0,349 0,449
35 0,325 0,418
40 0,304 0,392
45 0,288 0,372
50 0,273 0,354
60 0,250 0,325
70 0,232 0,302
80 0,217 0,283
90 0,205 0,267
100 0,195 0,254
125 0,174 0,228
150 0,159 0,208
200 0,138 0,181
300 0,113 0,148
400 0,098 0,128
500 0,088 0,115
1000 0,062 0,081

Hasil yang didapat; 0,304<0,561>0,393, dengan df sebesar 38 diperoleh r


tabel
pada tarap signifikan 5% sebesar 0,304; sedangkan pada tarap signifikan 1%
diperoleh rtabel sebesar 0,393. ternyata rxy atau ro (yang besarnya = 0,561) adalah
jauh lebih besar dari pada rtabel (yang besarnya 0,304 dan 0,393). Karena ro lebih
besar dari rtabel maka hipotesa nihil ditolak. Berarti terdapat korelasi positif yang
signifikan antara variabel x dan variabel y.
Dengan demikian tinggi rendahnya kepribadian guru dan motivasi belajar
siswa di SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor (secara matematik) memiliki
hubungan korelasi positif yang searah.
Setelah uji hepotesa dilakukan, untuk mengetahui berapa besar hubungan
antara variabel x dengan variabel y yang dinyatakan dalam persen, maka
digunakan rumus koefisien penentu (determinasi) sebagai berikut:

Kp = r2 x 100%
r = 0,561 dibulatkan menjadi 0,6
Kp = 0,62 x 100
= 0,36 x 100
= 36%
Angka koefisien penentu sebesar 36% menunjukkan adanya hubungan
antara kepribadian guru pendidikan agama Islam dengan motivasi belajar siswa.
Sisanya 64% merupakan variabel yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
Metode yang digunakan guru, keterampilan guru dalam menggunakan media
pelajaran dan sebagainya.
BAB V
PENUTUP

Berdasarkan uraian mengenai kepribadian guru pendidikan agama Islam


dengan motivasi belajar siswa di SMP Islam Al-Mukhlishin Ciseeng Bogor, yang
dibahas pada bab dan sub bab sebelumnya. Maka dalam bab ini penulis
mengemukakan kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan
Kepribadian (sikap, sifat, dan perilaku) guru pendidikan agama Islam yang
biasa terlihat, baik itu dilingkungan sekolah terutama di kelas, merupakan bagian
penting dalam menentukan keberhasilan proses belajar mengajar.
Dari hasil angket, kepribadian guru dalam proses pembelajaran menunjukkan
kepribadian yang sangat baik, dengan rentangan perolehan nilai 70% dari angket
responden 40 orang siswa. Perbandingannya, sangat tinggi 70%, tinggi 50%,
sedang 30%, dan rendah 5%.
Begitu juga dengan motivasi belajar siswa. Dari hasil angket, motivasi belajar
siswa dalam proses pembelajaran menunjukkan morivasi yang sangat baik,
dengan rentangan perolehan nilai 72,5% dari angket. Perbandingannya, sangat
tinggi 72,5%, tinggi 62,5%, sedang 55%, dan rendah 17,5%.
Adapun hubungan kepribadian guru pendidikan agama Islam dengan motivasi
belajar siswa, memiliki nilai koefisien korelasi 0,561 yang berarti terdapat
korelasi yang positif, hasil korelasi ini adalah korelasi sedang. Hubungan
kepribadian guru pendidikan agama Islam (x) dengan motivasi belajar siswa (y)
mendapat angka koefisien determinasi sebanyak 36%, sedangkan sisanya 64%
merupakan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.

B. Saran
Kepribadian guru di sekolah menjadi contoh bagi siswa, guru yang
berkepribadian kurang baik, cenderung tidak disukai oleh siswa apalagi
termotivasi. Untuk itu hendaklah sebagai guru terlebih guru pendidikan agama
Islam agar dapat memilki kepribadian yang baik, karena kepribadian seorang guru
yang tercermin dalam kesehariannya menjadi salah satu faktor berhasilnya proses
belajar mengajar. Siswa akan senang, semangat dan termotivasi untuk belajar di
kelas karena kepribadian gurunya.
Dalam hal memotivasi para siswanya, hendaklah seorang guru terlebih
guru pendidikan agama Islam lebih memotivasi siswanya agar dapat memotivasi
dirinya sendiri. Semangat dalam belajar, gemar membaca adalah motivasi dari
dalam diri siswa sendiri, motivasi mereka, sehinga tidak hanya menunggu
motivasi dari gurunya.
Belajar tidak hanya ketika berada di sekolah. Di rumah, bahkan
dimanapun berada, siswa diharapkan mempunyai motivasi untuk belajar. Itulah
tugas guru terlebih guru pendidikan agama Islam untuk memotivasi siswanya,
agar dapat menimbulkan motivasi belajar dalam diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abd Rachman, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana,


1993), Cet. Ke-4
AM, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV.
Rajawali, 1996), Cet. Ke-6
Arifin, H.M, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan
Sekolah dan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), Cet ke-4
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pengajaran secara Mahasiswa, (Jakarta: PT.
Rineke Cipta, 1990)
Artamanda, Frista, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas
Media, 2003)
Daradjat, Zakiah, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2001), Cet ke-2
Departement Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet ke-1
Departement Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit
Diponegoro, 2005), Cet. Ke-10
Djamarah, Saiful Bahri dan Zain, Aswan, Stategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1997), Cet. Ke-1
Endarmoko, Eko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2006), Cet-1
Hajar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian kwalitatif dalam Penelitian,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada)
Irwanto, Psikologi Umum Buku Panduan Untuk Mahasiswa, (Jakarta: PT.
Prenhallindo, 2002)
Iska, Zikri Neni, Diktat Psikologi Umum, 2004
Majid, Abdul dan Andayani, Dian, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. Ke-2
Marimba, Ahmad D, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Surabaya: PT. al-
Ma’arif, 1998)
Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999),
Cet. Ke-II
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2007)
Mujib, Abdul, Fitrah dan kepribadian Islam, (sebuah pendekatan psikologi),
(Jakarta: Darul Falah, 1999), Cet-1.
Munawwaroh, Djunaidatul dan Tanenji, Filsafat Pendidikan (Perspektif Islam
dan Umum), Proyek Pengadaan Buku Ajar/Daras, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2003
Mustofa, A, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), Cet. Ke-2
Purwanto, Ngalim, psikologi pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya,
1994)
Sabri, H.M. Alisuf, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional
IAIN Fakultas Tarbiyah, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet Ke-
3
Saleh, Abdul Rahman dan Wahab, Muhbib Abdul, Psikologi Suatu Pengantar
Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2004)
Shihabudin (ed), Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,
(Jakarta: Gema Insani, 1995)
Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi (Jakarta: Rineka Cipta, 1993) Cet.
Pertama
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,
1995), Cet. Ke-6
Sujanto, Agus, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Aksara Baru, 1982)
Surjabrata, Sumadi, Psikologi Kepribadian, (Yogyakarta: Rakepress, 1974)
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-7
Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999),
Cet. Ke-2
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan
Dosen, (Jakarta: CV. Eko Jaya, 2006)
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: PT: Kreasi Jaya Utama,
1989), Cet. Ke-2
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PEDOMAN ANGKET

HUBUNGAN KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMPI AL-MUKHLISHIN
CISEENG BOGOR

NAMA :.................................
JENIS KELAMIN :.................................
KELAS :.................................
HARI/TANGGAL :.................................

B. PETUNJUK PENGISIAN
1. Kami mengharapkan kesediaan Anda untuk menjawab pertanyaan
dengan sebenarnya, karena kejujuran anda dapat membantu kami dalam
mengumpulkan data yang dapat dipertanggung jawabkan dalam
pelatihan.
2. Kami juga memberitahukan bahwa angket ini untuk keperluan ilmiah
dan semua dan semua jawaban anda kami jamin kerasiaannya.
3. Jawablah pertanyaan tersebut dengan memilih salah satu alternatif
jawaban yang ada dengan membubuhkan tanda lingkar (O) sesuai
dengan keadaan dan pendapat anda.

C. PERTANYAAN
1. Apakah guru anda masuk ke ruang kelas tepat pada waktunya?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah

2. Apakah guru anda bersikap baik terhadap diri anda?


a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
3. Apakah guru anda bersikap adil terhadap seluruh peserta didik?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah

4. Apalah guru anda menguasai bidang studi yang diajarkan kepada anda?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah

5. Apakah guru anda mengetahui bakat, minat, dan watak muridnya


sehingga tidak salah mengarahkan muridnya?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah

6. Apakah guru anda mempunyai kecerdikan dan keterampilan dalam


menciptakan metode pengajaran?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah

7. Apakah guru anda memiliki sikap fleksibel terhadap anda?


a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah

8. Apakah guru anda memiliki sikap ekspresif terhadap anda di kelas?


a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah

9. Apakah guru anda memiliki sifat ikhlas dan jujur dalam melaksanakan
tugas?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
10. Apakah anda suka mencontoh perilaku yang baik pada guru anda?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah

11. Apakah anda selalu bersemangat dalam mengikuti setiap kegiatan


belajar mengajar?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah

12. Apakah anda selalu gemar membaca?


a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah

13. Apakah anda menggunakan waktu belajar dengan sebaik-baiknya?


a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah

14. Apakah metode yang digunakan oleh guru anda menyenangkan?


a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah

15. Apakah guru anda suka menyuruh anda belajar?


a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah

16. Apakah orang tua anda suka menyuruh anda untuk belajar?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
17. Apakah orang tua anda suka membantu kesulitan belajar anda di
rumah?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah

18. Apakah guru anda memotivasi siswa untuk belajar di luar sekolah?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah

19. Apakah guru anda memberi pujian terhadap siswa yang berprestasi?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah

20. Apakah guru anda suka memberikan ulangan harian di kelas?


a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
Lampiran

BERITA WAWANCARA DENGAN


GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Hari/Tanggal : Selasa, 20 Mei 2008


Intervewee : Muhsoni, S.Pd.I
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam SMP Islam Al-Mukhlishin

Pertanyaan-pertanyaan :
1. Bagaimana pendapat bapak/Ibu tentang propesi guru?
2. Metode apakah yang Bapak/Ibu guru untuk menumbuhkan minat dan motivasi
siswa dalam nengikuti pelajaran yang Bapak/Ibu berikan?
3. Apa yang Bapak/Ibu lakukan ketika menemukan siswa yang tidak mempunyai
motivasi dalam belajar?
4. Usaha apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk meningkatkan kualitas kepribadian
(sikap, tingkah laku, dan penampilan) guru sehari-hari?
5. Apakah yang Bapak/Ibu lakukan untuk menciptakan komunikasi yang
harmonis dengan siswa?
6. Menurut Bapak/Ibu bagaimanakah sifat, sikap dan tingkah laku (kepribadian)
guru yang baik maupun tidak baik?
Lampiran

BERITA WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

Hari/Tanggal : Jum’at, 16 Mei 2008


Intervewee : Tatang Nasrudin RM, S.Pd.I
Jabatan : Kepala Sekolah SMP Islam Al-Mukhlishin

Pertanyaan-pertanyaan :
1. Bagaimana latar belakang berdirinya SMP Islam Al-Mukhlishin!
2. Apa saja visi dan misi juga strategi yang ada di SMP Islam Al-Mukhlishin!
3. Bagaimana keadaan guru dan siswa yang ada di SMP Islam Al-Mukhlishin!
4. Menurut Bapak/Ibu bagaimanakah kepribadian guru yang baik maupun tidak
baik!
5. Apakah yang Bapak/Ibu lakukan untuk menciptakan komunikasi yang
harmonis dengan guru dan siswa?
6. Usaha apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk meningkatkan kualitas kepribadian
(sikap, tingkah laku, dan penampilan) guru sehari-hari?

Anda mungkin juga menyukai