Skripsi
Oleh:
NABILA ALIM LOPA
20300115009
Segala puji hanya milik Allah swt., Tuhan semesta alam. Peneliti sangat
bersyukur kepada Allah swt., karena atas limpahan rahmat, hidayah-Nya serta taufik-
Nya sehingga karya tulis yang berjudul “Hubungan Etos Kerja dengan Kepuasan
dengan baik. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi
junjungan umat manusia yakni baginda Rasulullah saw., para keluarga, sahabatnya
pelaporan hasil penelitian ini terdapat banyak kesulitan dan tantangan yang di hadapi,
namun berkat ridha dari Allah swt., dan bimbingan dari berbagai pihak maka segala
kesulitan dan tantangan yang dihadapi dapat teratasi. Oleh karena itu, lewat tulisan ini
penulis mengucapkan terimah kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang
Penulis mengucapkan permohonan maaf dan rasa terima kasih yang sebesar-
membesarkan serta mendidik penulis yang tak henti-hentinya memanjatkan doa demi
keberhasilan dan kebahagiaan penulis, serta kepada kakak yang selalu memberikan
semangat kepada penulis. Terutama Kak Maknun yang selalu memberikan support
yang luar biasa, terima kasih. Begitu pula penulis mengucapkan terima kasih kepada :
iv
1. Prof. Dr. H. Hamdan Juhannis, MA., Ph.D. Selaku Rektor UIN Alauddin
Makasar beserta wakil Rektor I,II,III, dan IV yang selama ini berusaha
perkuliahan.
Keguruan UIN Alauddin Makassar beserta wakil dekan I,II, dan III atas segala
kepada penilis.
3. Ridwan Idris, S.Ag, M.Pd. dan Mardiah, S.Ag., M.Pd. Selaku Ketua dan
selama ini selama ini selalu memberikan motivasi, arahan dan dorongan dalam
penyelesaian.
5. Para Dosen dan Staf Program Manajemen Pendidikan Islam UIN Alauddin
serta para pegawai yang juga ikut membantu dalam penelitian ini.
v
7. Teman-Teman KKN Posko 1 Angkatan 60 Kec. Parigi Desa Majannang
selama menjadi mahasiswa kurang lebih 45 hari , beserta bapak dan ibu posko
kelas 1&2 angkatan 2015 yang senantiasa selalu memberikan dukungan dan
9. Terima kasih kepada kakanda senior Nur Intan atas dukungan ,bimbingan dan
bantuannya selama ini yang telah diberikan kepada saya selama penyusunan
skripsi.
10. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah
semua pihak yang membantu, mendapat pahala di sisi Allah swt., serta semoga
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
vii
BAB II TINJAUAN TEORITIS
B. Kepuasan Kerja.................................................................................................... 22
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 60
B. Implikasi................................................................................... ............................. 61
RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR TABEL
ix
ABSTRAK
Rumusan masalah dalam penelitian ini: (1) Bagaimana gambaran Etos Kerja
di Kementerian Agama Kabupaten Gowa; (2) Bagaimana gambaran Kepuasan Kerja
di Kementerian Agama Kabupaten Gowa: (3) Adakah Hubungan antara Etos Kerja
pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa.
Penelitian ini merupakan penelitian ‘ex post facto”. Subyek penelitian ini
merupakan pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa berjumlah 50 orang
dan menggunakan Sampling Insidental. Teknik pengumpulan data menggunakan
angkat. Metode keantitaf . Analisis deskriptif kuantitatif dan analisis inferensial
melalui regresi sederhana. Selanjutnya penyajian data menggunakan teknik
presentase jawaban dari keseluruhan reponden
Adapun implikasi dalam penelitian ini sebagai berikut; (1) Bagi organisasi,
diharapkan lebih menerapkan etos kerja yang baik sebagai tolak ukur dalam
menjalankan tugas dan kewajiban pegawai agar rasa puas dalam bekerja dapat
terpenuhi secara lahir dan bathin setiap pegawai; (2) Bagi pegawai diharapkan
mempertahan sikap dan perilaku yang baik dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya; (3) Bagi Peneliti selanjutnya, disarankan agar mengadakan penelitian
dengan cakupan materi lainnya berdasarkan etos kerja dan kepuasan kerja pegawai
yang peneliti lakukan .
x
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
individu, kelompok, institusi dan juga yang terluas ialah bangsa dalam mencapai
tujuannya. Pada pelaksanaan administrasi publik juga dipengaruhi oleh etos kerja
karakter yang menghasilkan kerja dan kinerja yang unggul pula. Tentunya,
keunggulan tersebut berasal dari buah ketekunan seorang manusia Maha karya.
pegangan bagi kaum muslimin mempunyai fungsi tidak hanya mengatur umat
dalam segi ibadah saja melainkan juga mengatur umat dalam memberikan
tuntutan dalam masalah yang berkenaan dengan kerja. Allah berfirman dalam
∩∈⊇∪ ×ΛÎ=tæ tβθè=yϑ÷ès? $yϑÎ/ ’ÎoΤÎ) ( $·sÎ=≈|¹ (#θè=uΗùå$#uρ ÏM≈t6Íh‹©Ü9$# zÏΒ (#θè=ä. ã≅ß™”9$# $pκš‰r'¯≈tƒ
Terjemahan:
1
Yan Orgianus, Moralitas Islam Dalam Ekonomi Dan Bisnis, (MARJA: 2012), h. 128.
1
2
Hubungan ayat diatas dengan etos kerja dan kepuasan kerja yaitu sangat
bekerja secara tidak profesional atau tidak melakukan pekerjaan secara maksimal,
maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut memakan gaji buta. Contohnya,
pulang dari tempat kerja sebelum waktunya, datang terlambat tanpa alasan yang
jelas, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut telah melanggar aturan dan
yang bersifat melampaui ruang gerak manusia yang kecil. Hal ini semua dapat
Etos kerja pegawai menjadi gambaran secara umum semangat kerja dan
dengan baik . etos kerja para tenaga pegawai sekarang ini, maka tidak akan terlalu
sukar untuk menentukan apa yang harus dilakukan di lingkungan kita untuk
memantapkan etos kerja ini. keinginan untuk menjaga mutu atau kualitas
pekerjaan, misalnya, merupakan suatu ciri yang harus ditanamkan secara intensif
2
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan ( Bandung: CV Diponegoro,
2010), h. 346.
3
disusunnya dua atau tiga tahun yang lalu. Dia akan malu terhadap diri sendiri
kalau dari tahun ketahun, dari suatu tempat ke tempat yang lain ia tetap
setinggi mungkin3.
sesuatu,yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal
keyakinan bahwa dengan berusaha secara maksimal hasil yang akan didapat
Etos kerja bermakna semangat kerja dan kesungguhan kerja. Ada delapan
yaitu kerja adalah rahmat, kerja adalah amanah, kerja adalah panggilan, kerja
adalah aktualisasi, kerja adalah ibadah, kerja adalah seni, kerja adalah
3
Sondang Siagian,Manajemen Strategik,(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2008), h. 258.
4
Jansen,Sunamo,8Etos Kerja Profesional, (Jakarta:PT.BPK Gunung Mulia,2010), h.114.
5
Jansen,Sunamo, 8Etos Kerja Profesional, h.115.
4
Æ tGö/$#uρ!$yϑ‹Ïùš9t?#uª!$#u‘#¤$!$#nοtÅzFψ$#(Ÿωuρš[Ψs?y7t7ŠÅÁtΡš∅ÏΒ$u‹÷Ρ‘‰9$#(Å¡ômr&uρ!$yϑŸ2z
Terjemahan:
”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.6
kepentingan urusan duniawi dan ukhrawi secara seimbang. Tidak boleh orang
mengejar dunianya saja dan melupakan akhiratnya. Begitu juga sebaliknya,
Etos kerja sebagai acuan, panutan, merupakan virus semangat yang dapat
kerja yang sehat maka dapat membentuk pegawai yang berjiwa kompetitif.
Kenyataan yang terjadi masih ditemukan beberapa kendala dan kesenjangan di
program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan
6
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan ( Bandung: CV Diponegoro, 2010),
h. 395.
5
karyawan telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang
telah ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu, jika tanpa tujuan dan target yang
organisasi tidak mungkin dapat diketahui bila tidak ada tolak ukur
keberhasilannya7.
yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kinerja
atau kualitas yang lebih tinggi dari penyelesaian serangkaian tugas yang
waktu. Sikap menghargai waktu dari pegawai itu rendah di tunjukan dengan
masih tingginya persentasi waktu kerja yang hilang dari para pegawai. Sikap
mengahargai waktu ini merupakan hal yang sangat penting karena jikalau pegawai
memiliki sikap yang sangat menghargai waktu maka pegawai tersebut secara tidak
7
(Moheriono ,2012).h.95
8
(Mangkunegara,2015).h.67
6
pegawai. Begitupun sebaliknya, apabila sikap menghargai waktu dari pegawai itu
hidup manusia, bukti tanggung jawab secara vertikal kepada Allah SWT dan
horizontal kepada sesama makhluk. Selain itu, keaktifan bekerja secara baik
nilai kerja Islami yang melandasi sikap hidup mendasar orang Islam dalam
bekerja.9
Penerapan etos kerja Islami dalam bekerja akan terpancar dari keimanan
sendiri, tetapi lebih kepada sumber dayalain mendukung. Organisasi yang maju
(team work). Karyawan yang bekerjasendiri tanpa meminta bantuan kepada orang
atau tidak menerima bantuan darikaryawan lain maka akan berdampak pada
9
Ahmad Janan Asifudin, Etos Kerja Islami, Etos Kerja Islami, (Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2004), h. 169
7
Etos kerja harusdidukung oleh sumber daya lain seperti fasilitas kerja, kesehatan,
melaksanakanpekerjaanya.
persaingan di segala bidang berlangsung dengan sangat ketat. Rasa bangga akan
mempunya bangsa bersaing dalam pencaturan dunia ini akan menimbulkan etos
Salah satu cara efektif untuk mengembangkan etos kerja adalah melalui
jelas.11 Nilai-nilai perjuangan yang ada dalam budaya lembaga tersebut harus
kepuasan kerja pegawai yang bagus, hal ini di tandai dengan sikap dan perilaku
10
Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas Apa Dan Bagaimana, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2005), h. 145.
11
Rukiyati , Dina Dwikurniariani, Sosialisasi Etos Kerja Modern dalam Pengentasan
Kemiskinan,(Jakarta :Cakrawala Pendidikan,1994),h.282
8
didukung dengan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, dan fasilitas kerja yang
tidak mendukung sehingga tidak bias memberi semangat dan etos kerja yang
bagus. Oleh karena itu setiap lembaga perlu berusaha agar pegawainya
seseorang mengenai pekerjaannya. Oleh karena itu kepuasan kerja akan Nampak
terwujud dalam perilaku dan kinerja seseorang. Orang yang merasa puas akan
pekerjaan, akan bekerja dengan semangat kerja tinggi sehingga kinerja karyawan
tersebut tinggi.
Gowa.
B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, peneliti perlu membatasi masalah yang
Pegawai.
C. Rumusan Masalah
9
Gowa?
Kabupaten Gowa?
D. Hipotesis Penelitian
dalam penelitian yaitu :Adanya Hubungan antara Etos Kerja dengan Kepuasan
1. Etos Kerja adalah sikap, perilaku dan karakter yang ada pada diri pegawai
dipercayakan pada kita sehingga secara moral kita harus bekerja dengan
integritas.
mencapai hakikat manusia yang tinggi, sehingga kita akan bekerja keras
2. Kepuasan kerja adalah perasaan yang timbul dari diri seorang pegawai
terhadap kinerja yang ia lakukan selama bekerja baik itu sebuah pencapaian
b. Perbedaan (Discepancies)
d. Keadilan (equity)
F. Kajian Pustaka
objek dalam penelitian ini, terdapat beberapa karya tulis ilmiah berupa skripsi
dan buku-buku yang memiliki relevansi dengan penelitian ini.
1. Skripsi Andi Budi Faderika MM tahun 2016, dengan judul “Pengaruh Etos
Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di
hasil penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh positif etos kerja dan kepuasan
kerja karyawan.
dengan etos kerja karyawan adalah hubungan positif yang sangat signifkan.
G. Tujuan Penelitian
Agama!
H. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat lembaga
Gowa.
3. .Manfaat Peneliti
memahami isi proposal ini,dapat dipaparkan batasan masalah yang diteliti sebagai
berikut:
2. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi yang akan dijadikan lokasi penelitian terkait dengan judul
yang diambil yaitu Hubungan etos kerja dengan kepuasan kerja pegawai di
diatas karena peneliti ingin mengetahui lebih detail apakah ada hubungan yang
akurat antara etos kerja dengan kepuasan kerja pegawai. Juga ingin megetahui
apakah pegawai tersebut sudah merasa puas dengan kerja mereka saat ini.
tempatnya sistematis dan mudah dijangkau, dan ketika melakukan obsevasi awal,
pegawai disana mudah diajak berkomunikasi sehingga peneliti merasa akan lebih
TINJAUAN TEORITIS
A. Etos Kerja
a. Pengertian Etos
Secara etimologi etos berasal dari bahasa yunani, yang berarti sebagai sesuatu
yang diyakini, cara berbuat,sikap serta persepsi terhadap nilai bekerja.1 Dan dapat
pula diartikan sebagai tempat tinggal yang biasa, kebiasaan ,adat, waktu dan
perasaan. Secara terminologis , kata etos mengalami perubahan makna yang luas
melaksanakan etos kerja maka sifat yang terjadi pada diri seseorang yang sangat
diperlukan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, yang menitik beratkan pada segala
masyarakat.
Etika tentu bukan hanya dimiliki bangsa tertentu. Masyarakat dan bangsa
apapun mempunyai etika, ini merupakan nilai-nilai universal. Nilai-nilai etik yang
dikaitkan dengan etos kerja seperti rajin, bekerja keras ,berdisiplin tinggi,
1
Toto Tasmara, EtosKerjaPribadi Muslim. (Jakarta Cet 1 Yogyakarta PT Dana Bakti
Wakaf,2000), h.24.
14
15
Menahan diri, ulet, tekun dan nilai-nilai etika lainnya bias juga ditemukan pada
Etos kerja menurut pandangan islam mempunyai makna bahwa etos kerja bagi
seluruh asset fikir dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti
dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan
dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik atau dengan kata lain juga
Dapat disimpulkan bahwa etos kerja merupakan suatu sikap serta perilaku
seorang pegawai ataupun kariyawan yang mencerminkan perilaku yang baik terhadap
satu dengan yang lain sehingga dapat menciptakan hubungan yang baik antara sesama
motivasi murni untuk meraih dan menikmati keberhasilan. Rohinilah yang menjelma
menjadi perilaku yang khas seperti kerja keras, disiplin, teliti, tekun, integritas,
rasional, bertanggungjawab dan sebagainya. Lalu perilaku yang khas ini berproses
2
Toto Tasmara, EtosKerjaPribadi Muslim., h.27.
16
Dari ratusan teori sukses yang beredar di masyarakat sekarang ini, Sinamo
elemen itu lalu dikonstruksikan dalam sebuah konsep besar yang disebutnya sebagai
Keempat darma ini kemudian dirumuskan menjadi delapan aspek etos kerja
sebagai berikut:
1. Kerja adalah rahmat. Apa pun pekerjaan kita, entah pengusaha, pegawai
kantor, sampai buruh kasar sekalipun, adalah rahmat dari Tuhan. Anugerah itu
kita terima tanpa syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa
pada kita sehingga secara moral kita harus bekerja dengan benar dan penuh
17
tanggungjawab. Etos ini membuat kita bias bekerja sepenuh hati dan menjauhi
3. Kerja adalah panggilan. Kerja merupakan suatu darma yang sesuai dengan
panggilan jiwa sehingga kita mampu bekerja dengan penuh integritas. Jadi,
jika pekerjaan atau profesi disadari sebagai panggilan, kita bias berucap pada
diri sendiri, I'm doing my best!. Dengan begitu kita tidak akan merasapuas
4. Kerja adalah aktualisasi. Pekerjaan adalah sarana bagi kita untuk mencapai
hakikat manusia yang tertinggi, sehingga kita akan bekerja keras dengan
penuh semangat. Apa pun pekerjaan kita, entah dokter, akuntan, ahli hukum,
semuanya bentuk aktualisasi diri. Meski kadang membuat kita lelah, bekerja
tujuan agung Sang Pencipta dalam pengabdian. Kesadaran ini pada gilirannya
akan membuat kita bias bekerja secara ikhlas, bukan demi mencari uang atau
jabatan semata.
6. Kerja adalah seni. Kesadaran ini akan membuat kita bekerja dengan perasaan
7. Kerja adalah kehormatan. Seremeh apapun pekerjaan kita, itu adala hsebuah
lain yang lebih besar akan dating kepada kita. Sinamo mengambil contoh etos
kerja Pramoedya Ananta Toer. Sastrawan Indonesia kawakan ini tetap bekerja
dengan sempurna dan penuh kerendahan hati. Apa pun pekerjaan kita,
mendasari seseorang dalam memberi nilai pada kerja, yang disimpulkan sebagai
berikut:
3
Sinamo, Jansen. 2005. Delapan Etos Kerja Profesional: Navigator Anda Menuju Sukses.
Grafika Mardi Yuana, Bogor. Ha. 23.
19
berbakti.
mencerminkan suatu sikap yang memiliki dua alternatif, positif dan negatif. Suatu
individu atau kelompok masyarakat dapat dikatakan memiliki etos kerja yang tinggi
2. Menempatkan pandangan tentang kerja, sebagai suatu hal yang amat luhur
manusia,
Bagi individu atau kelompok masyarakat yang memiliki etos kerja yang
4
Anoraga, Pandji. 2009. Manajemen Bisnis. Rineka Cipta, Jakarta. Hal 134.
20
Dari berbagai aspek yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa
seseorang yang memiliki etos kerja tinggi akan terus berusaha untuk memperbaiki
dirinya, sehingga nilai pekerjaannya bukan hanya bersifat produktif materialistic tapi
Faktor agama
Jika agama dibicarakan dalam kaitannya dengan etos kerja , maka persoalan
segala kemampuan untuk mencari reski dengan sekuat tenaga. Akan tetapi reski
Faktor Budaya
5
Kusnan, Ahmad. 2004. Analisis Sikap, Iklim Organisasi, Etos Kerja dan Disiplin Kerja
dalam menentukan Efektifitas Kinerja Organisasi di Garnisun Tetap III Surabaya. Tesis. Universitas
Airlangga, Surabaya.hal. 68.
21
suatu proses menghadapi dan menjawab tantangan yang dihadapkan pada manusia.
Etos kerja dibentuk oleh suatu proses kebudayaan yang panjang,yang kemudian
kerja yang berbeda,hal itu disebabkan oleh proses kebudayaaan dan tangan yang
atas tantangan.
Faktor sosial
pribadi,dimana etos kerja dipandang sebagai salah satu cara untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar yang bersifat individu. Dalam dimensi sosial etos kerja
berkaitan dengan nilai-nilai sosial yang melatar belakangi kegiatan kerjanya yang
penghargaan dan status sosial tertentu. Berkaitan dengan lingkungan alam yang
Etos kerja yang baik lahir dari kesadaran perusahaan untuk secara tulus
kerja terhadap produktivitas yaitu semakin tinggi tingkat etos kerja yang dimiliki
sebaliknya semakin rendah etos kerja maka semakin rendah pula produktivitas
produktivitas kerjanya.
sehingga semakin tinngi etos kerja yang dimiliki seseorang maka maka semakin
baik pula ia akan memanfatkan waktu yang ada untuk menghasilkan pekerjaan
B. Kepuasan Kerja
1. Pengertian
segi pekerjaan seseorang (Kreitner dan Kinicki). Definisi ini menunjukkan bahwa job
6
Andi Budi Faderika, “ Pengaruh Etos Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan Dipertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo”, Skripsi Sarjana
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta : 2016, hal. 16.
23
satisfaction bukan merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan
salah satu aspek pekerjaan dan tidak puas dengan satu atau lebih aspek lainnya.7
puas terhadap kinerja yang dimiliki baik itu upah yang diterima sesuai dengan
yaitu:
c. Perbedaan (Discepancies)
Kepuasan menurut faktor ini merupakan sejauh mana hasil dapat memenuhi
harapan, yang mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan yang
7
Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta cet.6 PT RajaGrafindo Persada,2013) h.502.
24
Dalam hal ini, pencapaian nilai menunjukkan bahwa kepuasan merupakan hasil
dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual yang penting.
e. Keadilan ( Equity )
Kepuasan dalam hal ini didsarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja
sebagian merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Indikator yangdijadikan
acuan untuk melihat kepuasan kerja ini dihubungkan dengan lingkungan kerja baik
e. Temuan penelitian
8
Prof. Dr. Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia ( Jakarta: Cet.2 Bumi
aksara ,2017), hal.311.
25
Pekerjaan ialah hal yang paling dominan di dalam suatu perusahaan, secara
langsung pekerjaan itu dapat dirasakan oleh karyawan. Terutama pekerjaan karyawan
yag cenderung lebih disukai karyawan ialah pekerjaan yang secara mental
dan kemampuan mereka serta menawarkan beragam tugas, kebebasan atau umpan
upah yang setimpal dengan pekerjaan yang individu lakukan. Upah dikenal sebagai
ganjaran yang diberiakn oleh pemimpin terhadap pekerjaan yang telah dilakukan.
Ganjaran yang pantas adalah keinginan karyawan akan sistrem upah dan kebijakan
promosi mereka yang mereka persepsikan adil, tidak kembar arti dan segaris dengan
pengharapan mereka.
untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan pekerjaan tugas dengan baik,
mereka lebih cenderung menyukai lingkungan fisik yang aman dan nyaman.
9
Prof.Dr.Wibowo,S.E.,M.Phil, Manajemen Kinerja, (Jakarta cet.6 PT RajaGrafindo
Persada,2013), h.512-518.
26
sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja, tetapi kerja juga akan
mengisi kebutuhan akan interaksi sosial, sehingga sangat penting bagi mereka yang
memiliki rekan kerja yang mendukung dan dapat bekerja dengan baik.
kerja, yaitu bahwa karyawan cenderung akan merasa puas apabila ada
kepuasan kerja terhadap diri sendiri. Seorang pegawai bekerja dengan giat dan baik
lahir dan bathin akan merasa puas dengan pengabdian ataupun pekerjaaan yang
10
Andi Budi Faderika, “ Pengaruh Etos Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan Dipertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo”, Skripsi Sarjana
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta : 2016, hal. 21-22.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
dengan kepuasan kerja pegawai dengan metode ex-post facto. Penelitian ex-
2. Desain Penelitian
kuantitatif.
X
Y
Keterangan :
X : Etos Kerja
Y : Kepuasan kerja2
1
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam
Penelitian (Cet. I; Yogyakarta: Andi, 2010), h. 25.
2
Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Cet. VI;Bandung: Alfabeta,
2014), h. 72.
27
28
a. Subjek Penelitian
dan yang akan memberikan informasi bagi peneliti. Subjek dalam penelitian ini
b. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah variabel yang dapat diukur dan akan diteliti oleh
penulis. Objek dalam penelitian ini adalah etos kerja,dan kepuasan kerja pegawai.
a. Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
individu atau objek dalam suatu kelompok tertentu, malahan mencakup hasil
pengukuran yang diperoleh dari perubahan tertentu.4 Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.5
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuliatatif, dan Kombinasi (Mixed Methods)
(Cet. VI; Bandung: Alfabeta, 2014), h. 119.
4
Muhammad Arif Tiro, Dasar-dasar Statistika(Cet. IV; Makassar: Andira Publisher,
2015), h. 3.
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuliatatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), h.
119.
29
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif (mewakili).6
Sebagaimana dijelaskan bahwa sampel adalah bahagian dari kelompok
yang mewakili kelompok besar itulah yang disebut dengan sampel subyek atau
dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi jika subyeknya lebih dari jumlah
tersebut, maka dapat diambil sampel antara 10-15% atau 20-25% atau
mengambil 12% dari jumlah populasi. Tekhik pengambilan sampel yaitu dengan
cara Random Sampling dimana semua individu dalam populasi baik secara
6
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuliatatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), h.
120.
7
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1992), h. 45.
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta,2002), h. 112
9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuliatatif, dan Kombinasi Kombinasi (Mixed
Methods), h. 192.
30
C. Instrumen Penelitian
kebenarannya.
a. Angket
untuk memperoleh data tentang Etos Kerja dengan Kerja Pegawai. Oleh karena
itu, yang menjadi responden dalam angket ini adalah Pegawai di Kementerian
Agama Kabupaten Gowa. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka dalam
Skala yang digunakan adalah skala model likert yakni skala untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. indikator tersebut disajikan sebagai titik tolak untuk
instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuliatatif, dan Kombinasi (Mixed Methods),
h. 193.
31
Kisi-kisi instrumen Etos Kerja dan Kepuasan Kerja dapat dilihat ada tabel
berikut:
b. Observasi
Observasi adalah kegiatan pemuatan penelitian terhadap suatu objek.
menjadi partisipan dan non partisipan. Jenis observasi yang digunakan pada
peneliti memilih hal-hal yang diamati dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian.
32
c. Dokumentasi
yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penutup. Pada tahap per-
siapan ini peneliti terlebih dahulu melengkapi hal-hal yang dibutuhkan dalam pe-
penelitian, pengenalan terhadap suasana dan kondisi tempat yang akan di teliti,
melakukan interaksi sosial dengan objek dan subjek yang akan diteliti, merancang
pelaksanaan, peneliti mulai menjalankan apa saja yang telah dirancang pada tahap
persiapan tadi, diantaranya peneliti megumpulkan data melalui penelitian dari per-
pustakaan dan lapangan penelitian, bisa dikatakan tahap ini adalah tahap dimana
berikut:
1) Angket
Yaitu daftar pertanyaan yang secara tertulis kepada para responden untuk
dijawab sesuai data yang diolah. Adapun data yang diolah adalah Hubungan
2) Dokumentasi
Kabupaten Gowa.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik
penjelasan berikut :
= × 100%
Keterangan:
P = Presentasi
34
N = Jumlah11
2) Rata-rata Mean
Mencari nilai rata-rata dari variabel X yaitu tentang etos kerja dengan cara
X = Σfx
Σf
Keterangan:
( )
SD=
( )
Dimana :
SD = Standar Deviasi
n = Jumlah populasi
X = Rata-rata13
4) Kategorisasi
Skala penilitan dapat menghasilkan data interval dalam bentuk skor nilai
melalui jumlah skor yang diperoleh dari instrumen. Dalam skala kategori, penilai
11
Mangkuatmodjo, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1997), h. 58
12
Sugiono, Statistika untuk Penelitian (Cet. XIII; Bandung: Alfabeta, 2006), h. 64.
13
Anas Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h. 57
35
bisa membuat rentangan yang lebih rinci misalnya baik sekali, baik, sedang,
kurang, dan kurang sekali tergantung dari jumlah angket (kuesioner), jumlah
cara yang dapat digunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik
kesimpulan yang bersifat umum, dari sekumpulan data yang telah disusun dan
diolah.15 Asumsi – asumsi statistik inferensial meliputi uji normalitas dan uji
homogenitas.
1) Uji Normalitas
Jika nilai Sig < 0,05: diterima sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari
populasi yang berdostribusi normal.
Jika nilai Sig >0,05: diterima sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari
populasi yang tidak berdostribusi normal.
2) Uji Homogenitas
14
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h.
43.
15
Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009). h.5
36
terhadap populasi. Dalam artian apabila data yang diperoleh homogen maka
kelompok kelompok sampel berasal dari populasi yang sama. Dalam penelitian ini
aplikasi SPSS (Statistical Packaged For Sosial Science) seri 16 pada taraf
Jika nilai Sig < 0,05: diterima sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari
Jika nilai Sig >0,05: diterima sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari
3) Uji Hipotesis
Science ) 16,0 for windows. Uji ini digunakan untuk membandingkan selisih rata-
rata dari 2 sampel yang sama namun mengalami proses pengukuran maupun
Ketika wilayah sulawesi selatan dan Tenggara masih merupakan wilayah satu
tingkat Provinsi ketika itu bernama Jawatan Urusan Agama (JAURA) berkedudukan
di Makassar, Sulawesi Selatan. Kepala Jawatan Urusan Agama yang pertama di jabat
oleh Bapak Gazali (1950-1952), yakni berkantor di Jalan Jenderal Ahmad Yani
ini bertugas sebagai perpanjangan tugas pemerintah pusat pada bidang agama dan
keagamaan di tingkat provinsi. Setelah Bapak Gazali menjabat kepala Jawatan tahun
1950-1952, dilanjutkan oleh Bapak Ismail Napu (tahun 1952-1955) dan selanjutnya
H. Zainuddin (1955-1960)
Pada tahun 1960, Kantor Juwatan Urusan Agama Provinsi Sulawesi Selatan
dipindahkan dari Jalan Jenderal Ahmad Yani ke Jalan WR. Supratman pada masa
bapak Rahman Tahir (1960-1962). Pada tahun 1964 dijabat oleh KH. Badawi
dibagi menjadi dua wilayah. Provinsi Sulawesi Tenggara berdiri sendiri sebagai satu
37
38
KH. Hasan (1967) Kantor Jawatan Urusan Agama berubah nomenklaturnya menjadi
menjadikan lokasi kantor dipindahkan kejalan Nuri hingga sekarang ini, pada saat itu
Nomor 18 Tahun 1975 tentang Kedudukan, tugas pokok, fungsi serta susunan dan
tata kerja Departemen Agama, maka instansi Departemen Agama tingkat provinsi
keagamaan dilaksanakan oleh kadi Gowa (disebut juga Juluempona Karaenga) yang
Departemen Urusan Agama yang dipimpinoleh KH. Abdullah Musa Dg. Nai, periode
1958-1970.
Setelah Keputusan Menteri Agama No. 53 tahun 1971 yang mengatur tentang
Departemen Agama Gowa telah resmi berdiri. Sejak berdirinya, secara berturut-turut
Departemen Agama Kabupaten Gowa dipimpin oleh (1) H. Muh. Ali Mabham Dg.
Tojeng 1970-1974 (2) H. Abd. Rahman Dg. Sijatahun 1974-1980, (3) Drs. KH.
Abubakar Paka Dg. Tojeng tahun 1980 – 1990 & 1993 – 1998 (4) Drs. H. Basyir
39
Situju 1990-1993 (5) Drs. H. Mukminin Gaffar tahun 1998-2004 dan Drs. HM.
Ahmad Muhajir tahun 2004-2013. Tahun 2014 hingga akhir 2016 Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Gowa dijabat Pgs Kepala H. Jamaris, S.Ag., MH.
Mulai Desember 2016 hingga saat ini Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Pada tahun 2010, terbit Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2010
Agama diubah menjadi Kementerian Agama. Saat ini Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Gowa
Visi :
Misi :
berkualitas.
keagamaan.
dan akuntabel.
40
keagamaan.
terpercaya.
B. Hasil Penelitian
merupakan sampel dari penelitian ini, peneliti memperoleh respon yang beragam.
Skor terendah dari dari pelaksanaan kegiatan ini adalah 34 dan skor tertinggi adalah
97 dengan total skor 1649. Skor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
1
Sumber data dari kantor Kementerian Agama Kabupaten Gowa
41
Tabel 4.1
1 3 2 3 2 1 2 3 2 1 1 3 2 3 2 3 34
2 3 2 4 2 4 2 3 2 4 2 3 2 4 2 4 45
3 3 2 4 2 4 3 3 2 4 2 3 2 4 2 4 47
4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 54
5 4 1 3 1 3 2 3 2 4 2 4 1 3 1 3 42
6 4 2 3 2 4 3 3 2 4 2 3 2 3 2 4 49
7 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 63
8 3 2 2 3 4 2 4 1 4 2 3 2 2 3 4 49
9 4 2 4 2 4 2 4 1 4 2 4 2 4 2 4 54
10 3 1 3 2 3 2 3 1 3 2 4 1 3 2 3 46
11 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 51
12 3 1 2 3 3 2 4 3 3 2 3 1 2 3 3 50
13 3 1 2 3 3 2 4 3 4 2 3 1 2 3 3 52
14 3 1 4 2 4 1 3 2 3 1 4 1 4 2 4 53
15 3 2 4 2 4 1 3 2 3 1 3 2 4 2 4 55
16 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 73
17 3 2 3 1 3 2 3 2 4 2 3 2 3 1 3 54
42
18 4 1 3 1 3 1 4 1 3 1 4 1 3 1 3 52
19 4 1 3 1 4 2 4 2 3 2 4 1 3 1 4 58
20 4 2 2 3 4 1 4 1 3 1 4 2 2 3 4 60
21 4 2 2 3 3 2 4 1 3 2 4 2 2 3 3 61
22 4 2 4 2 3 2 3 1 4 2 4 2 4 2 3 64
23 3 2 3 1 3 2 3 2 2 2 3 2 3 1 3 58
24 3 2 4 2 4 2 3 2 2 2 3 2 4 2 4 65
25 3 2 3 1 3 1 3 2 2 2 4 2 3 1 3 60
26 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 4 4 75
27 3 1 3 1 4 1 3 2 4 1 2 1 3 1 4 61
28 3 2 4 2 3 1 4 2 3 1 3 2 4 2 3 67
29 3 2 4 2 2 1 3 2 3 2 3 2 4 2 2 66
30 4 2 3 1 2 2 4 2 4 2 3 2 3 1 2 67
31 4 2 2 3 4 2 3 2 4 2 4 2 2 3 4 74
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 73
33 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 91
34 3 2 3 1 4 1 3 2 3 1 4 2 3 1 4 71
35 3 3 3 3 2 2 2 4 4 2 2 3 3 3 3 77
36 3 2 3 1 4 1 4 2 4 1 3 2 3 1 4 74
37 4 4 4 3 3 3 2 2 4 4 4 3 3 4 4 88
38 4 1 3 1 3 1 3 2 4 1 4 1 3 1 3 73
39 3 3 2 2 3 2 4 4 3 2 4 2 4 4 4 85
43
40 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 88
41 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 2 2 3 87
42 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 95
43 4 2 2 3 3 3 4 1 4 2 4 2 2 3 3 85
44 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 90
45 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 2 4 3 4 96
46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 91
47 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 4 94
48 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4 97
49 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 2 3 3 3 97
50 3 3 2 3 2 4 4 4 3 4 2 2 4 3 4 97
Jumlah 1649
Sumber Data: Hasil data angket Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa
a) Etos Kerja
K= 1+ (3,3) log 50
= 1+ (3,3) 2
= 1+ 6,6
= 7,6 (dibulatkan 8)
44
I=
= 8,5 (dibulatkan 9)
Tabel 4.3
∑
X=
∑
= 68,4
Tabel 4.4
. ,
=
. ,
=
46
= 1.578,9
keseluruhan data. Jadi, angka ini menunjukkan ukuran penyebaran data nilai angket
Tabel 4.5
Penetapan Kategori Etos Kerja Sesuai Skala Likert dengan Spesifikasi Tinggi,
Cukup, Kurang, dan Rendah
Nilai terendah dan nilai tertinnggi di dapat dari hasil perhitungan jawaban
Hasil di atas menunjukkan mean dari variabel X tentang Etos Kerja Pegawai
termasuk dalam interval (66-81). Artinya Etos Kerja Pegawai di Kementerian Agama
Agama Kabupaten Gowa adalah 68,4. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa hasil
angket pegawai yang berada pada kategori rendah sebanyak 8 orang (16%), yang berada
pada kategori kurang sebanyak 18 orang (36%), yang berada pada kategori cukup sebanyak
10 orang (20%), dan yang berada pada kategori tinggi sebanyak 14 orang (28 %).
2.Untuk menjawab rumusan masalah pada poin kedua yaitu bagaimana gambaran Kepuasan
Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa yaitu dapat dilihat melalui hasil
penyebaran angket tentang kepuasan kerja pada pegawai di Kementerian Agama Kabupate
Gowa.
Tabel 4.7
1 3 2 3 1 4 2 3 2 4 1 3 2 3 1 4 2 3 2 4 1 50
2 3 2 4 2 4 2 3 2 4 2 3 2 4 2 4 2 3 2 4 2 56
3 3 2 4 2 4 3 3 2 4 2 3 2 4 2 4 3 3 2 4 2 58
48
4 4 1 3 1 3 1 3 2 4 1 4 1 3 1 3 1 3 2 4 1 46
5 4 1 3 1 3 2 3 2 4 2 4 1 3 1 3 2 3 2 4 2 50
6 4 2 3 2 4 3 3 2 4 2 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 56
7 4 2 2 3 3 3 4 1 4 2 4 2 2 3 3 3 4 1 3 2 55
8 3 2 2 3 4 2 4 1 4 2 3 2 2 3 4 2 4 1 3 2 53
9 4 2 4 2 4 2 4 1 4 2 4 2 4 2 4 2 4 1 4 2 58
10 3 1 3 2 3 2 3 1 3 2 4 1 3 2 3 2 3 1 3 2 47
11 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 2 3 3 3 2 53
12 3 1 2 3 3 2 4 3 3 2 3 1 2 3 3 2 4 3 3 2 52
13 3 1 2 3 3 2 4 3 4 2 3 1 2 3 3 2 4 3 4 2 54
14 3 1 4 2 4 1 3 2 3 1 4 1 4 2 4 1 3 2 3 1 49
15 3 2 4 2 4 1 3 2 3 1 3 2 4 2 4 1 3 2 3 1 50
16 3 2 3 1 4 1 4 2 4 1 3 2 3 1 4 1 4 2 4 1 50
17 3 2 3 1 3 2 3 2 4 2 3 2 3 1 3 2 3 2 4 2 50
18 4 1 3 1 3 1 4 1 3 1 4 1 3 1 3 1 4 1 3 1 44
19 4 1 3 1 4 2 4 2 3 2 4 1 3 1 4 2 4 2 3 2 52
20 4 2 2 3 4 1 4 1 3 1 4 2 2 3 4 1 4 1 3 1 50
21 4 2 2 3 3 2 4 1 3 2 4 2 2 3 3 2 4 1 3 2 52
22 4 2 4 2 3 2 3 1 4 2 4 2 4 2 3 2 3 1 4 2 54
23 3 2 3 1 3 2 3 2 2 2 3 2 3 1 3 2 3 2 2 2 46
24 3 2 4 2 4 2 3 2 2 2 3 2 4 2 4 2 3 2 2 2 52
25 3 2 3 1 3 1 3 2 2 2 4 2 3 1 3 1 3 2 2 2 45
49
26 3 2 3 1 4 1 3 2 3 1 4 2 3 1 4 1 3 2 3 1 47
27 3 1 3 1 4 1 3 2 4 1 2 1 3 1 4 1 3 2 4 1 45
28 3 2 4 2 3 1 4 2 3 1 3 2 4 2 3 1 4 2 3 1 50
29 3 2 4 2 2 1 3 2 3 2 3 2 4 2 2 1 3 2 3 2 48
30 4 2 3 1 2 2 4 2 4 2 3 2 3 1 2 2 4 2 4 2 51
31 4 2 2 3 4 2 3 2 4 2 4 2 2 3 4 2 3 2 4 2 56
32 3 2 3 3 2 1 2 3 1 3 3 2 3 1 3 2 1 2 3 4 79
33 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 91
34 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 90
35 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 2 4 4 3 96
36 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 85
37 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 95
38 3 4 3 3 3 3 3 1 4 2 4 4 1 3 1 4 2 4 2 3 95
39 4 2 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 4 2 2 4 3 2 96
40 3 2 4 2 4 2 3 2 4 2 3 2 4 2 4 2 3 2 4 2 96
41 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 4 3 3 2 4 2 97
42 4 1 3 1 3 1 3 2 4 1 4 3 4 3 3 3 3 2 4 1 95
43 4 1 3 3 4 3 3 3 3 2 4 1 3 1 3 2 3 2 4 2 97
44 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 97
45 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 3 3 1 3 2 3 4 1 3 2 97
46 3 2 2 4 3 2 2 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 1 3 2 97
47 3 2 3 3 2 1 2 3 1 3 3 2 3 1 3 2 1 2 3 4 79
50
48 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 85
49 3 2 3 2 3 2 1 3 4 3 1 3 1 2 3 2 2 3 1 2 95
50 3 2 3 3 2 1 4 1 3 2 3 1 2 2 1 2 4 3 3 2 97
JUMLAH 3338
K= 1+ (3,3) log 50
= 1+ (3,3) 2
= 1+ 6,6
= 7,6 (dibulatkan 8)
I=
= 6,6 (dibulatkan 7)
Tabel 4.8
51 – 57 13
58 – 64 2
65 – 71 0
72 – 78 1
79 - 85 3
86 – 92 2
93 - 99 13
Jumlah 50
Tabel 4.9
∑
X=
∑
.
=
= 66,5
Tabel 4.10
∑ ( )
SD =
. ,
=
. ,
=
Angka ini menunjukkan penyimpangan nilai-nilai data dengan nilai rata-rata dari
keseluruhan data. Jadi, angka 21 menunjukkan ukuran penyebaran data nilai indeks kepuasan
kerja pegawai.
53
Tabel 4.11
Persentase Kepuasan Kerja Pegawai
Interval Frekuensi (fi) Persentase
44 – 50 16 32%
51 – 57 13 26%
58 – 64 2 4%
65 – 71 0 0%
72 – 78 1 2%
79 - 85 3 6%
86 – 92 2 4%
93 - 99 13 26%
Jumlah 50 100%
Tabel 4.12
Hasil di atas menunjukkan mean dari variabel Y tentang Kepuasan Kerja Pegawai
termasuk dalam interval (59-71). Artinya Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian Agama
Agama Kabupaten Gowa diperoleh nilai rata-rata yaitu 66,5 . Persentase pegawai yang
berada pada kategori rendah mencapai 62% dengan jumlah 31 orang. Persentase pegawai
yang berada pada kategori kurang mencapai 0% dengan jumlah 0 orang. Persentase pegawai
yang berada pada kategori cukup mencapai 4 % dengan jumlah 2. Persentase pegawai yang
3. Untuk menjawab rumusan masalah pada point ketiga yaitu adakah Hubungan
Kabupaten Gowa dapat dilihat pada hasil engujian melalui aplikasi SPSS.
normalitas dan homogenitas. Adapun uji asumsi normalitas dan homogenitas akan
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berasal
Uji Normalitas Nilai Etos Kerja dan Data Hasil Angket Kepuasan Kerja
Pegawai
Tabel 4.13
Uji Normalitas Nilai Etos Kerja dan Data Hasil Angket Kepuasan Kerja
Pegawai
Pengujian K-SZ Sig Keterangan
Normalitas Normal
630 822
55
Sumber: Hasil Data Angket Etos Kerja dan Data Hasil Angket Kepuasan Kerja
Pegawai di Kementerian Agama di Kabupaten Gowa
penelitian atau hipotesis (ℎ& atau ℎ ) yang dicapai sampel terhadap populasi.
Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan metode One-Way ANOVA
Uji Homogenitas Etos Kerja dan Data Hasil Angket Kepuasan Kerja Pegawai
Tabel 4.14
Uji Homogenitas Nilai Etos Kerja dan Data Hasil Angket Kepuasan Kerja
Pegawai
2. Analisis Inferensial
Analisis Inferensial dalam hal ini adalah berupa pengujian terhadap hipotesis
yang telah diajukan. Hipotesis akan diuji dengan menggunakan statistik uji t jenis
Paired Sampel T-'()*( dengan bantuan aplikasi SPSS Versi 16. Dengan Kriteria
pengujian adalah jika nilai '+,(-./ lebih besar atau sama dengan nilai '(01)2 atau
['+,(-./ ≥ '(01)2 ], maka Ha diterima dan Ho ditolak tapi nilai '+,(-./ lebih kecil atau
56
sama dengan nilai '(01)2 atau ['+,(-./ ≤ '(01)2 ], maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Adapun hasilnya pengujian uji t jenis Paired Sampel T-'()*( sebagai berikut:
Uji t Data Hasil Angket Etos Kerja dan Data Hasil Angket Kepuasan
Kerja Pegawai
Tabel 4.15
Uji t Jenis Paired Sampel T-44564 Data Hasil Angket Etos Kerja dan Data
Hasil Angket Kepuasan Kerja Pegawai
Pengujian '+,(-./ '(01)2 Sig
Sig = 0,000 Dengan df = N-1= 50-1 = 49 sehingga nilai '(01)2 = 2,021 pada taraf
atau ditolak, maka dilakukan dengan cara memperhatikan kaidah keputusannya. Jika
nilai '+,(-./ ≥ '(01)2 maka Ho ditolak dan Ha diterima . Berdasarkan hasil diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak karena '+,(-./ lebih
kecill dari '(01)2 yakni dengan hasil 0,845 ≤ 2,021 Jadi terdapat Hubungan antara
Gowa.
57
C. Pembahasan
68,4. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa hasil angket siswa yang berada pada
kategori rendah sebanyak 8 orang (16%), yang berada pada kategori kurang sebanyak
18 orang (36%), yang berada pada kategori cukup sebanyak 10 orang (20%), dan
Hasil di atas menunjukkan mean dari variabel X tentang Etos Kerja Pegawai
termasuk dalam interval (66-81). Artinya Etos Kerja Pegawai di Kementerian Agama
Mengapa dikatakan cukup, karena melihat hasil angket yang telah peneliti
statistik deskriftif seperti yang tercantum diatas, dapat dilihat bahwa jawaban yang
cukup baik.
Agama Kabupaten Gowa diperoleh nilai rata-rata yaitu 66,5 . Persentase pegawai
58
yang berada pada kategori rendah mencapai 62% dengan jumlah 31 orang.
Persentase pegawai yang berada pada kategori kurang mencapai 0% dengan jumlah 0
orang. Persentase pegawai yang berada pada kategori cukup mencapai 4 % dengan
jumlah 2. Persentase pegawai yang berada pada kategori tinggi mencapai 34%
Mengapa dikatakan rendah, karena melihat hasil angket yang telah peneliti
statistik deskriftif seperti yang tercantum diatas, dapat dilihat bahwa jawaban yang
Gowa rendah. Atau dengan kata lain pegawai tidak puas dengan fasilitas dan upah
59
karena merujuk pada jawaban responden pada kuesioner yang peneliti bagikan.
Pada tabel 4.14 diatas menunjukkan nilai '+,(-./ sebesar 0,845 dengan tingkat
Sig = 0,000 Dengan df = N-1= 50-1 = 49 sehingga nilai '(01)2 = 2,021 pada taraf
atau ditolak, maka dilakukan dengan cara memperhatikan kaidah keputusannya. Jika
nilai '+,(-./ ≥ '(01)2 maka Ho ditolak dan Ha diterima . Berdasarkan hasil diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak karena '+,(-./ lebih
kecill dari '(01)2 yakni dengan hasil 0,845 ≤ 2,021 Jadi terdapat Hubungan antara
Gowa.
Berdasarkan hasil uji t untuk melihat ada tidaknya Hubungan Etos Kerja
dengan Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa, maka
terdapat Hubungan yang signifikan antara Etos Kerja dengan Kepuasan Kerja
Pegawai. Menurut peneliti, baik tidaknya etos keja pegawai tergantung kepada
kepuasan kerjanya. Mengapa peneliti berkata demikian, karena ketika seseorang
merasa bahwa apa yang dikerjakan tidak sesuai dengan hasil yang di dapat dan
merasa tidak puas maka etos kerjanya akan kurang maksimal.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
diperoleh rata-rata kompensasi finansial sebesar 68,4 standar deviasi 40, Hasil
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa hasil angket siswa yang berada pada
kategori rendah sebanyak 8 orang (16%), yang berada pada kategori kurang
sebanyak 18 orang (36%), yang berada pada kategori cukup sebanyak 10 orang
(20%), dan yang berada pada kategori tinggi sebanyak 14 orang (28 %).
yaitu diperoleh rata-rata kepuasan kerja pegawai sebesar 66,5, standar deviasi 21,
pegawai yang berada pada kategori rendah mencapai 62% dengan jumlah 31
dengan jumlah 0 orang. Persentase pegawai yang berada pada kategori cukup
60
61
Hasil dari penelitian ini yaitu nilai sebesar 0,845 dengan tingkat Sig =
0,000 Dengan df = N-1= 50-1 = 49 sehingga nilai = 2,021 pada taraf signifikasi
[α = 0,05]. Untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak,
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak karena lebih kecill dari
yakni dengan hasil 0,845 ≤ 2,021 Jadi terdapat Hubungan antara Etos Kerja
B. Implikasi
1. Bagi organisasi, diharapkan lebih menerapkan etos kerja yang baik sebagai tolak
ukur dalam menjalankan tugas dan kewajiban pegawai agar rasa puas dalam
2. Bagi pegawai diharapkan mempertahan sikap dan perilaku yang baik dalam
cakupan materi lainnya berdasarkan etos kerja dan kepuasan kerja pegawai yang
peneliti lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Budi Faderika, “ Pengaruh Etos Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan Dipertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten
Kulon Progo”, Skripsi Sarjana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta : 2016
Kusnan, Ahmad. Analisis Sikap, Iklim Organisasi, Etos Kerja dan Disiplin Kerja
dalam menentukan Efektifitas Kinerja Organisasi di Garnisun Tetap III
Surabaya. Tesis. Universitas Airlangga, Surabaya. 2004.
Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia, : Cet.2 Bumi aksara ,
Jakarta : 2017.
Sinamo, Jansen.. Delapan Etos Kerja Profesional: Navigator Anda Menuju Sukses.
Grafika Mardi Yuana, Bogor :2005.
62
63
Yan Orgianus, Moralitas Islam Dalam Ekonomi Dan Bisnis, MARJA: 2012.