Anda di halaman 1dari 78

HUBUNGAN ANTARA ETOS KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA

PEGAWAI DI KEMENTERIAN AGAMA


KABUPATEN GOWA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh


Gelar Sarjana (S.Pd) Jurusan anajemen Pendidikan Islam
pada Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Oleh:
NABILA ALIM LOPA
20300115009

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah swt., Tuhan semesta alam. Peneliti sangat

bersyukur kepada Allah swt., karena atas limpahan rahmat, hidayah-Nya serta taufik-

Nya sehingga karya tulis yang berjudul “Hubungan Etos Kerja dengan Kepuasan

Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa”, dapat penulis selesaikan

dengan baik. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi

masyarakat luas. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

junjungan umat manusia yakni baginda Rasulullah saw., para keluarga, sahabatnya

dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa sejak persiapan dan proses penelitian hingga

pelaporan hasil penelitian ini terdapat banyak kesulitan dan tantangan yang di hadapi,

namun berkat ridha dari Allah swt., dan bimbingan dari berbagai pihak maka segala

kesulitan dan tantangan yang dihadapi dapat teratasi. Oleh karena itu, lewat tulisan ini

penulis mengucapkan terimah kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang

turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis mengucapkan permohonan maaf dan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Ayahanda H.Alimuddin Lopa dan Ibunda HJ.Raodha Muis


tercinta yang dengan penuh cinta dan kesabaran serta kasih sayang dalam

membesarkan serta mendidik penulis yang tak henti-hentinya memanjatkan doa demi

keberhasilan dan kebahagiaan penulis, serta kepada kakak yang selalu memberikan

semangat kepada penulis. Terutama Kak Maknun yang selalu memberikan support

yang luar biasa, terima kasih. Begitu pula penulis mengucapkan terima kasih kepada :

iv
1. Prof. Dr. H. Hamdan Juhannis, MA., Ph.D. Selaku Rektor UIN Alauddin

Makasar beserta wakil Rektor I,II,III, dan IV yang selama ini berusaha

memajukan Universitas Islam Negri Alauddin Makassar dan memberikan

bantuan fisik maupun material serta memberikan fasilitas dalam proses

perkuliahan.

2. Dr. H. A. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Alauddin Makassar beserta wakil dekan I,II, dan III atas segala

fasilitas yang diberikan dan senantiasa selalu memberikan nasehat bimbingan

kepada penilis.

3. Ridwan Idris, S.Ag, M.Pd. dan Mardiah, S.Ag., M.Pd. Selaku Ketua dan

Sekertaris Jurusan Manajemen Pendidikan Islam UIN Alauddin Makassar yang

selama ini selama ini selalu memberikan motivasi, arahan dan dorongan dalam

proses perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi.

4. Dr. Baharuddin, M.M. dan Dr. Jamaluddin Iskandar, M.Pd. selaku

Pembimbing I dan II yang telah memberi arahan, koreksi, pengetahuan baru

dalam penyusunan skripsi ini, serta membimbing penulis sampai tahap

penyelesaian.

5. Para Dosen dan Staf Program Manajemen Pendidikan Islam UIN Alauddin

Makassar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis

selama masa perkuliahan.

6. H. Anwar Abu Bakar, S.Ag., M. Selaku kepala Kantor Kementerian Agama

Kabupaten Gowa yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian,

serta para pegawai yang juga ikut membantu dalam penelitian ini.

v
7. Teman-Teman KKN Posko 1 Angkatan 60 Kec. Parigi Desa Majannang

Kab.Gowa yang telah memberikan pengalaman yang begitu mengesankan

selama menjadi mahasiswa kurang lebih 45 hari , beserta bapak dan ibu posko

pengganti orang tua selama KKN.

8. Semua teman-teman seangkatan pada jurusan Manajemen Pendidikan Islam

kelas 1&2 angkatan 2015 yang senantiasa selalu memberikan dukungan dan

motivasi selama semasa kuliah hingga penyusunan skripsi.

9. Terima kasih kepada kakanda senior Nur Intan atas dukungan ,bimbingan dan

bantuannya selama ini yang telah diberikan kepada saya selama penyusunan

skripsi.

10. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah

banyak memberikan sumbangsih kepada penyusun selama kuliah hingga

penyelesaian skripsi ini selesai.

Akhirnya hanya kepada Allah jualah penulis serahkan segalanya, semoga

semua pihak yang membantu, mendapat pahala di sisi Allah swt., serta semoga

skripsi ini bermanfaat bagi khalayak khususnya bagi penulis sendiri.

Samata, 05 November 2019


Penyusun

Nabila Alim Lopa


NIM:20300115009

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv

DAFTAR ISI .............................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xi

ABSTRAK ................................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... ..1

B. Batasan Masalah .................................................................................................. ..8

C. Rumusan Masalah................................................................................................ ..8


D. Hipotesis Penelitian ............................................................................................. ..9

E. Defenisi Operasional ............................................................................................ 10


F. Tujuan dan Manfaat ............................................................................................... 10

G. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian .................................................................. 11

vii
BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Etos Kerja ...................................................................................................... 14

B. Kepuasan Kerja.................................................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ................................................................ 27

B. Populasi dan Sampel ............................................................................................ 28


C. Instrumen Penelitian……………………………… ............................................ 30

D. Prosedur Pengumpulan Data……………………………. .................................. 32

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................................. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................................... 40

B. Pembahasan ……………………………… ........................................................ 56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 60

B. Implikasi................................................................................... ............................. 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 62


LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi Etos Kerja

Tabel 4.2: Rata-rata Etos Kerja

Tabel 4.3: Standar Etos Kerja

Tabel 4.4: Persentase Etos

Tabel 4.5: Kategorisasi Etos Kerja

Tabel 4.6: Distribusi Kepuasan Kerja Pegawai

Tabel 4.7: Rata-rata Kepuasan Kerja Pegawai

Tabel 4.8: Standar Deviasi Kepuasan Kerja Pegawai

Tabel 4.9: Persentase Kepuasan Kerja Pegawai

Tabel 4.10: Kategorisasi Kepuasan Kerja Pegawai

Tabel 4.12: Uji Normalitas

Tabel 4.13: Uji Homogenitas

Tabel 4.14: Uji t Kreativitas

ix
ABSTRAK

Nama : Nabila Alim Lopa


Nim : 20300115009
Fak/Jur : Tarbiyah dan Keguruan/ Manajemen Pendidikan Islam
Judul : Hubumgan antara Etos Kerja dengan Kepuasan Kerja Pegawai di
Kementerian Agama Kabupaten Gowa

Rumusan masalah dalam penelitian ini: (1) Bagaimana gambaran Etos Kerja
di Kementerian Agama Kabupaten Gowa; (2) Bagaimana gambaran Kepuasan Kerja
di Kementerian Agama Kabupaten Gowa: (3) Adakah Hubungan antara Etos Kerja
pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa.

Penelitian ini bertujuan untk mengetahui: Gambaran Etos Kerja di


Kementerian agama Kabupaten Gowa: (2) Gambaran Etos Kerja di Kementerian
Agama Kabupaten Gowa; (3) Gambaran hubungan Etos kerja dengan Kepuasan
Kerja pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa.

Penelitian ini merupakan penelitian ‘ex post facto”. Subyek penelitian ini
merupakan pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa berjumlah 50 orang
dan menggunakan Sampling Insidental. Teknik pengumpulan data menggunakan
angkat. Metode keantitaf . Analisis deskriptif kuantitatif dan analisis inferensial
melalui regresi sederhana. Selanjutnya penyajian data menggunakan teknik
presentase jawaban dari keseluruhan reponden

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan SPSS 16.0, terdapat


Hubungan Etos Kerja dan Kepuasan Kerja Pegai dengan taraf signifikan 0,000 .

Adapun implikasi dalam penelitian ini sebagai berikut; (1) Bagi organisasi,
diharapkan lebih menerapkan etos kerja yang baik sebagai tolak ukur dalam
menjalankan tugas dan kewajiban pegawai agar rasa puas dalam bekerja dapat
terpenuhi secara lahir dan bathin setiap pegawai; (2) Bagi pegawai diharapkan
mempertahan sikap dan perilaku yang baik dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya; (3) Bagi Peneliti selanjutnya, disarankan agar mengadakan penelitian
dengan cakupan materi lainnya berdasarkan etos kerja dan kepuasan kerja pegawai
yang peneliti lakukan .

x
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian Etos kerja dikatakan sebagai faktor penentu dari keberhasilan

individu, kelompok, institusi dan juga yang terluas ialah bangsa dalam mencapai

tujuannya. Pada pelaksanaan administrasi publik juga dipengaruhi oleh etos kerja

yang dimiliki oleh pejabat-pejabat publik dalam tugasnya menyelenggarakan

kebutuhan masyarakat. Etos kerja merupakan yang hal utama dalam

melaksanakan pekerjaan untuk mencapai keunggulan budi dan keunggulan

karakter yang menghasilkan kerja dan kinerja yang unggul pula. Tentunya,

keunggulan tersebut berasal dari buah ketekunan seorang manusia Maha karya.

Di dalam agama Islam, keharusan setiap individu untuk bermanfaat bagi

dirinya dan orang di sekelilingnya dimanifestasikan dalam anjuran atau perintah

bekerja.1 Yang berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai tuntunan dan

pegangan bagi kaum muslimin mempunyai fungsi tidak hanya mengatur umat

dalam segi ibadah saja melainkan juga mengatur umat dalam memberikan

tuntutan dalam masalah yang berkenaan dengan kerja. Allah berfirman dalam

Q.S. Al-Mu’minun ayat 51:

∩∈⊇∪ ×ΛÎ=tæ tβθè=yϑ÷ès? $yϑÎ/ ’ÎoΤÎ) ( $·sÎ=≈|¹ (#θè=uΗùå$#uρ ÏM≈t6Íh‹©Ü9$# zÏΒ (#θè=ä. ã≅ß™”9$# $pκš‰r'¯≈tƒ

Terjemahan:

1
Yan Orgianus, Moralitas Islam Dalam Ekonomi Dan Bisnis, (MARJA: 2012), h. 128.

1
2

“ Wahai para Rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan


kerjakanlah kebajikan. Sungguh aku Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”2

Hubungan ayat diatas dengan etos kerja dan kepuasan kerja yaitu sangat

jelas dikatakan bahwa Allah telah memerintahkan kepada hambanya agar

memakan makanan yang baik dan mengerjakan kebajikan. Ketika seseorang

bekerja secara tidak profesional atau tidak melakukan pekerjaan secara maksimal,

maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut memakan gaji buta. Contohnya,

pulang dari tempat kerja sebelum waktunya, datang terlambat tanpa alasan yang

jelas, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut telah melanggar aturan dan

melakukan suatu keburukan dalam bekerja.

Kemampuan menghayati pekerjaan menjadi sangat penting sebagai upaya

menciptakan keunggulan. Menghayati pekerjaan sebagai pelayanan memerlukan

kemampuan transendensi (kesadaran ketuhanan atau kesadaran vertikal manusia)

yang bersifat melampaui ruang gerak manusia yang kecil. Hal ini semua dapat

terlihat dan tertuang dalam etos kerja.

Etos kerja pegawai menjadi gambaran secara umum semangat kerja dan

kesungguhan kerja pegawai dan bagi masyarakat yang memperoleh pelayanan

dengan baik . etos kerja para tenaga pegawai sekarang ini, maka tidak akan terlalu

sukar untuk menentukan apa yang harus dilakukan di lingkungan kita untuk

memantapkan etos kerja ini. keinginan untuk menjaga mutu atau kualitas

pekerjaan, misalnya, merupakan suatu ciri yang harus ditanamkan secara intensif

2
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan ( Bandung: CV Diponegoro,
2010), h. 346.
3

dihati masing-masing pegawai. Bagi seorang pegawai yang benar-benar

professional tidak akan puas dengan mengulang materi kuliah yangtelah

disusunnya dua atau tiga tahun yang lalu. Dia akan malu terhadap diri sendiri

kalau dari tahun ketahun, dari suatu tempat ke tempat yang lain ia tetap

membicarakan yang itu-itu saja.

Pengawasan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya divisi (kelompok)

dalam operasionalisasi suatu rencana sehingga berbagai kegiatan operasional yang

sedang berlangsung terlaksana dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang

setinggi mungkin3.

Etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya

mengekspresikan,memandang meyakini dan memberikan makna yang ada

sesuatu,yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal

(high performance).4Etos kerja bila dimisalkan dengan seseorang pedagang akan

lahir semangat untuk menjalankan sebuah usaha dengan sungguh-sungguh,adanya

keyakinan bahwa dengan berusaha secara maksimal hasil yang akan didapat

tentunya akan maksimal pula.

Etos kerja bermakna semangat kerja dan kesungguhan kerja. Ada delapan

etos kerja menurut Sunamo yang berpengaruh pada peningkatan profesionalisme

yaitu kerja adalah rahmat, kerja adalah amanah, kerja adalah panggilan, kerja

adalah aktualisasi, kerja adalah ibadah, kerja adalah seni, kerja adalah

kehormatan, dan kerja adalah pelayanan.5

3
Sondang Siagian,Manajemen Strategik,(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2008), h. 258.
4
Jansen,Sunamo,8Etos Kerja Profesional, (Jakarta:PT.BPK Gunung Mulia,2010), h.114.
5
Jansen,Sunamo, 8Etos Kerja Profesional, h.115.
4

Seperti firman Allah dalam Q.S Al-Qashash ayat 77:

Æ tGö/$#uρ!$yϑ‹Ïùš9t?#uª!$#u‘#¤$!$#nοtÅzFψ$#(Ÿωuρš[Ψs?y7t7ŠÅÁtΡš∅ÏΒ$u‹÷Ρ‘‰9$#(Å¡ômr&uρ!$yϑŸ2z

|¡ômr&ª!$#šø‹s9Î)(ŸωuρÆ ö7s?yŠ$|¡x ø9$#’ÎûÇÚö‘F{$#¨β


( Î)©!$#Ÿω=Ïtä†tωšø ßϑø9$#∩∠∠∪

Terjemahan:
”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.6

Allah SWT. Memerintahkan manusia bekerja dan berusaha untuk

kepentingan urusan duniawi dan ukhrawi secara seimbang. Tidak boleh orang
mengejar dunianya saja dan melupakan akhiratnya. Begitu juga sebaliknya,

keduanya hendaknya berjalan dan diperhatikan secara seimbang.

Etos kerja sebagai acuan, panutan, merupakan virus semangat yang dapat

berpengaruh pada kondisi kerja pegawai. Dengan demikian menciptakan atmosfir

kerja yang sehat maka dapat membentuk pegawai yang berjiwa kompetitif.
Kenyataan yang terjadi masih ditemukan beberapa kendala dan kesenjangan di

antara pegawai Kementerian Agama di Kabupaten Gowa terutama dalam


memanfaatkan media teknologi informasi dalam pelaksanaan pelayanan,

keterampilan dan kemampuan, pemanfaatan media pembelajaran, penilaian hasil

kinerja, pelaksanaan pelayanan, dan sebagainya, Pengertian kinerja atau

performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksaan suatu

program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan

misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.

6
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan ( Bandung: CV Diponegoro, 2010),
h. 395.
5

Kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau sekelompok

karyawan telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang

telah ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu, jika tanpa tujuan dan target yang

ditetapkan dalam pengukuran, maka kinerja pada seseorang atau kinerja

organisasi tidak mungkin dapat diketahui bila tidak ada tolak ukur

keberhasilannya7.

Kinerja menurut Mangkunegara adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja merupakan

suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan8.Kinerja karyawan merupakan hal

yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kinerja

yang lebih tinggi mengandung arti terjadinya peningkatan efisiensi, efektivitas,

atau kualitas yang lebih tinggi dari penyelesaian serangkaian tugas yang

dibebankan kepada seorang karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Salah satu yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai adalah menghargai

waktu. Sikap menghargai waktu dari pegawai itu rendah di tunjukan dengan

masih tingginya persentasi waktu kerja yang hilang dari para pegawai. Sikap

mengahargai waktu ini merupakan hal yang sangat penting karena jikalau pegawai

memiliki sikap yang sangat menghargai waktu maka pegawai tersebut secara tidak

langsung mengahragai terhadap apa yang menjadi kewajibanya sebagai seorang

7
(Moheriono ,2012).h.95
8
(Mangkunegara,2015).h.67
6

pegawai. Begitupun sebaliknya, apabila sikap menghargai waktu dari pegawai itu

rendah maka dapat dikatakan bahwa pegawai tersebut memiliki kewajiban

terhadap pekerjaannya yang rendah pula.

Sehubungan dengan kerja adalah sarana yang tepat untuk mewujudkan

tujuan dan sasaran-sasaran Islami. Kerja memberikan makna eksistensial pada

hidup manusia, bukti tanggung jawab secara vertikal kepada Allah SWT dan

horizontal kepada sesama makhluk. Selain itu, keaktifan bekerja secara baik

merupakan pemenuhan kewajiban. Itu semua hakikatnya merupakan basis nilai-

nilai kerja Islami yang melandasi sikap hidup mendasar orang Islam dalam

bekerja.9

Penerapan etos kerja Islami dalam bekerja akan terpancar dari keimanan

seseorang yang berdampak di kinerja seseorang. Permasalahan kinerja menjadi

faktor penting terhadap keberhasilan pengelolaan daerah terutama dalam otonomi

daerah. Pekerjaan dikantor adalah tempat untuk belajar dan

mengembangkanpotensi diri karyawan. Karir promosi jabatan menanti mereka

yang bekerja danberkarya secara sungguh-sungguh dan penuh rasa

tanggungjawab. Namun yangperlu dicermati adalah karyawan yang berhasil

bukan karena dalam melaksanakanpekerjaannya adalah buah hasil keringat

sendiri, tetapi lebih kepada sumber dayalain mendukung. Organisasi yang maju

dimana karyawannya dalam mengerjakanpekerjaannya selalu dalam bentuk tim

(team work). Karyawan yang bekerjasendiri tanpa meminta bantuan kepada orang

atau tidak menerima bantuan darikaryawan lain maka akan berdampak pada

9
Ahmad Janan Asifudin, Etos Kerja Islami, Etos Kerja Islami, (Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2004), h. 169
7

sebuah egoisme atau kesombongan.Untuk mancapai kinerja yang baik dibutuhkan

etos kerja karyawanyang unggul dan profesional dalam mengerjakan pekerjaanya.

Etos kerja harusdidukung oleh sumber daya lain seperti fasilitas kerja, kesehatan,

penghargaan,jaminan hari tua, dan sebagainya yang mendorong karyawan untuk

melaksanakanpekerjaanya.

Produktivitas dan kualitas serta efesiensi merupakan nilai lebih bagi

bangsa dalam pencaturan ekonomi dunia yang memprihatinkan di mana tingkat

persaingan di segala bidang berlangsung dengan sangat ketat. Rasa bangga akan

mempunya bangsa bersaing dalam pencaturan dunia ini akan menimbulkan etos

kerja produktif dengan mengutamakan kualitas.10

Salah satu cara efektif untuk mengembangkan etos kerja adalah melalui

penginternalisasian pegawai. Budaya lembaga yang wajib diwujudkan dalam

berbagai macam kebijakan,aturan,sistem,dan prosedur kerja. Termasuk di

dalamnya,seperti panduan etika,panduan code of conduct,dan panduan sop yang

jelas.11 Nilai-nilai perjuangan yang ada dalam budaya lembaga tersebut harus

dieksplorasi untuk dicerahkan kepada setia pegawai.Kepuasan kerja pegawai

merupakan satu faktor penting dalam upaya meningkatkan kinerja.

Berdasarkan hasil observasi melalui hasilwawancara kami dengan pegawai

di Dikbud Kab. Polman Bapak Alimuddin menyatakan bahwa belum memberikan

kepuasan kerja pegawai yang bagus, hal ini di tandai dengan sikap dan perilaku

pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan pegawai masih rendah karena tidak

10
Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas Apa Dan Bagaimana, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2005), h. 145.
11
Rukiyati , Dina Dwikurniariani, Sosialisasi Etos Kerja Modern dalam Pengentasan
Kemiskinan,(Jakarta :Cakrawala Pendidikan,1994),h.282
8

didukung dengan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, dan fasilitas kerja yang

tidak mendukung sehingga tidak bias memberi semangat dan etos kerja yang

bagus. Oleh karena itu setiap lembaga perlu berusaha agar pegawainya

mempunyai kinerja yang tinggi sehingga kinerja suatu lembaga secara

keseluruhan akan tinggi. Kepuasan kerja secara umum menyangkut sikap

seseorang mengenai pekerjaannya. Oleh karena itu kepuasan kerja akan Nampak

terwujud dalam perilaku dan kinerja seseorang. Orang yang merasa puas akan

pekerjaan, akan bekerja dengan semangat kerja tinggi sehingga kinerja karyawan

tersebut tinggi.

Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana Hubungan

Etos Kerja dengan Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten

Gowa.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, peneliti perlu membatasi masalah yang

ada pada penelitian ini sebagai berikut

1. Pengeloaan etos kerja adalah suatu proses yang melibatkan kegiatan

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian untuk mencapai peningkatan kerja

Pegawai.

2. Sasaran pengelolaan etos kerja kepegawaian di Kementerian Agama

3. Kepuasan kerja pegawai

C. Rumusan Masalah
9

Rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran etos kerja pegawai di Kementerian Agama Kabupaten

Gowa?

2. Bagaimana gambaran kepuasan kerja pegawai di Kementerian Agama

Kabupaten Gowa?

3. Adakah hubungan antara etos kerja dengan kepuasan kerja pegawai di

Kementerian Agama Kabupaten Gowa?

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau

merupakan jawaban sementara atas pernyataan penelitian. Adapun Hipotesis

dalam penelitian yaitu :Adanya Hubungan antara Etos Kerja dengan Kepuasan

kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Etos Kerja adalah sikap, perilaku dan karakter yang ada pada diri pegawai

yang dapat mempengaruhi kualitas kerja serta membentuk kepribadian

pegawai, yang meliputi:

a. Kerja adalah rahmat. Apapun kerja kita, entah pengusaha, pegawai

kantor, sampai buruh kasar sekalipun, adalah rahmat dari Tuhan.

b. Kerja adalah amanah. Kerja merupakan titipan berharga yang

dipercayakan pada kita sehingga secara moral kita harus bekerja dengan

benar dan penuh tanggung jawab.


10

c. Kerja adalah panggilan. Kerja merupakan suatu darma yang sesuai

dengan panggilan jiwa sehingga kita mampu bekerja dengan penuh

integritas.

d. Kerja adalah aktualisasi. Pekerjaan adalah sarana bagi kita untuk

mencapai hakikat manusia yang tinggi, sehingga kita akan bekerja keras

dengan penuh semangat.

e. Kerja adalah ibadah. Bekerja merupakan bentuk bakti dan ketakwaan

kepada tuhan, sehingga melalui pekerjaan manusia mengarahkan

dirinya pada tujuan agung Sang pencipta dalam pengabdian.

2. Kepuasan kerja adalah perasaan yang timbul dari diri seorang pegawai

terhadap kinerja yang ia lakukan selama bekerja baik itu sebuah pencapaian

prestasi kerja serta kepuasan upah kerja yang diterima,yang meliputi:

a. Pemenuhan Kebutuhan ( Need fulfilment)

b. Perbedaan (Discepancies)

c. PencapaianNilai (Value attaintment)

d. Keadilan (equity)

e. Komponen Genetik (Disponsitional/ genetic components)

F. Kajian Pustaka

Berdasarkan penelusuran terhadap literatur-literatur yang berkaitan dengan

objek dalam penelitian ini, terdapat beberapa karya tulis ilmiah berupa skripsi
dan buku-buku yang memiliki relevansi dengan penelitian ini.

1. Skripsi Andi Budi Faderika MM tahun 2016, dengan judul “Pengaruh Etos
Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di

Pertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo”. Kesimpulan


11

hasil penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh positif etos kerja dan kepuasan

kerja tehadap produktivitas kerja karyawan di Pertenunan Desa Boro

Kalibawang Kabupaten Kulon Progo. Peneliian ini menemukan bahwa etos

kerja dan kepuasan kerja karyawan dapat menjadi prediktor produktivitas

kerja karyawan.

2. Skripsi Indhyra Hennifa Nurrochmah tahun 2010, dengan judul “Hubungan

antara Kepuasan Kerja dengan Etos Kerja pada Karyawan PT (Persero)

Asuransi Jiwasraya Semarang Timur Branch Office”. Kesimpulan hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel kepuasan kerja

dengan etos kerja karyawan adalah hubungan positif yang sangat signifkan.

Artinya variabel kepuasan kerja dapat digunakan sebagai prediktor untuk

memprediksi etos kerja karyawan, semakin tinggi kepuasan kerja makan

semakin tinggi pula kepuasan kerja.

G. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan tentang:

1. Untuk mengetahui gambaranetos kerja pegawai di Kementerian Agama !

2. Untuk mengetahui gambaran kepuasan kerja pegawai di Kementerian

Agama!

3. Untuk mengetaui gambaran hubungan etos kerja dengan kepuasan kerja

pegawai di Kementerian Agama!


12

H. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

a. Mendapatkan pengetahuan tentang pengelolaan etos kerja di Kementerian

Agama Kabupaten Gowa.

b. Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi/bahan rujukan dan

pengembangan penelitian berikutnya yang sejenis.

2. Manfaat lembaga

Memberikan manfaat tentang perencanaan, pelaksanaan, dan Penilaian

etos kerja dan kepuasan kerja pegawai di Kementerian Agama Kabupaten

Gowa.

3. .Manfaat Peneliti

Sebagai bahan rujukan bagi peneliti dan para mahasiswa dalam

melakukan penelitian sekaligus belajar agar kedepannya peneliti mampu

menerapkan dan melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien.

I. Ruang lingkup dan setting penelitian

1. Ruang lingkup penelitian

Untuk menghindari salah implementasi dan memudahkan pembaca dalam

memahami isi proposal ini,dapat dipaparkan batasan masalah yang diteliti sebagai

berikut:

Bagaimana hubungan etos kerja dengan kepuasan kerja pegawai di

Kementerian Agama Kabupaten Gowa.


13

2. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi yang akan dijadikan lokasi penelitian terkait dengan judul

yang diambil yaitu Hubungan etos kerja dengan kepuasan kerja pegawai di

Kementerian Agama Kaupaten Gowa. Alasan peneliti memilih judul penelitian

diatas karena peneliti ingin mengetahui lebih detail apakah ada hubungan yang

akurat antara etos kerja dengan kepuasan kerja pegawai. Juga ingin megetahui

apakah pegawai tersebut sudah merasa puas dengan kerja mereka saat ini.

Mengapa memilih meneliti di Kementerian Agama Kabupaten Gowa karena

tempatnya sistematis dan mudah dijangkau, dan ketika melakukan obsevasi awal,

pegawai disana mudah diajak berkomunikasi sehingga peneliti merasa akan lebih

memudahkan dalam proses penelitian selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Etos Kerja

a. Pengertian Etos

Secara etimologi etos berasal dari bahasa yunani, yang berarti sebagai sesuatu

yang diyakini, cara berbuat,sikap serta persepsi terhadap nilai bekerja.1 Dan dapat

pula diartikan sebagai tempat tinggal yang biasa, kebiasaan ,adat, waktu dan

perasaan. Secara terminologis , kata etos mengalami perubahan makna yang luas

digunakan dalam tiga pengertian yang berbeda yaitu:

1) Aturan umum atau cara hidup

2) Suatu tatanan dari perilaku

3) Penyelidikan tentang jalan hidup serta seperangkat aturan tingkah laku

Berdasarkan defenisi di atas memberikan gambaran bahwa dalam

melaksanakan etos kerja maka sifat yang terjadi pada diri seseorang yang sangat

diperlukan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, yang menitik beratkan pada segala

tingkah laku manusia berdasarkan aturan-aturan serta nilai-nilai kehidupan

masyarakat.

Etika tentu bukan hanya dimiliki bangsa tertentu. Masyarakat dan bangsa

apapun mempunyai etika, ini merupakan nilai-nilai universal. Nilai-nilai etik yang

dikaitkan dengan etos kerja seperti rajin, bekerja keras ,berdisiplin tinggi,

1
Toto Tasmara, EtosKerjaPribadi Muslim. (Jakarta Cet 1 Yogyakarta PT Dana Bakti
Wakaf,2000), h.24.

14
15

Menahan diri, ulet, tekun dan nilai-nilai etika lainnya bias juga ditemukan pada

masyarakat dan bangsa lain.

Etos kerja menurut pandangan islam mempunyai makna bahwa etos kerja bagi

orang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh dengan mengarahkan

seluruh asset fikir dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti

dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan

dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik atau dengan kata lain juga

dikatakan bahwa hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya.2

Dapat disimpulkan bahwa etos kerja merupakan suatu sikap serta perilaku

seorang pegawai ataupun kariyawan yang mencerminkan perilaku yang baik terhadap

satu dengan yang lain sehingga dapat menciptakan hubungan yang baik antara sesama

pegawai untuk mencapai tujuan bersama.

b. Aspek-Aspek Etos (Etika) Kerja

Menurut Sinamo ,setiap manusia memiliki spirit (roh) keberhasilan, yaitu

motivasi murni untuk meraih dan menikmati keberhasilan. Rohinilah yang menjelma

menjadi perilaku yang khas seperti kerja keras, disiplin, teliti, tekun, integritas,

rasional, bertanggungjawab dan sebagainya. Lalu perilaku yang khas ini berproses

menjadi kerja yang positif, kreatif dan produktif.

2
Toto Tasmara, EtosKerjaPribadi Muslim., h.27.
16

Dari ratusan teori sukses yang beredar di masyarakat sekarang ini, Sinamo

menyederhanakanny amenjadi empat pilar teoriutama. Keempat pilar inilah yang

sesungguhnya bertanggungjawab menopang semua jenis dan system keberhasilan

yang berkelanjutan (sustainable success system) pada semua tingkatan. Keempat

elemen itu lalu dikonstruksikan dalam sebuah konsep besar yang disebutnya sebagai

Catur Dharma Mahardika (bahasa Sansekerta) yang berarti Empat Darma

Keberhasilan Utama, yaitu:

1. Mencetak prestasi dengan motivasi superior.

2. Membangun masa depan dengan kepemimpinan visioner.

3. Menciptakan nilai baru dengan inovasi kreatif.

4. Meningkatkan mutu dengan keunggulan insani.

Keempat darma ini kemudian dirumuskan menjadi delapan aspek etos kerja

sebagai berikut:

1. Kerja adalah rahmat. Apa pun pekerjaan kita, entah pengusaha, pegawai

kantor, sampai buruh kasar sekalipun, adalah rahmat dari Tuhan. Anugerah itu

kita terima tanpa syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa

biaya sepeser pun.

2. Kerja adalah amanah. Kerja merupakan titipan berharga yang dipercayakan

pada kita sehingga secara moral kita harus bekerja dengan benar dan penuh
17

tanggungjawab. Etos ini membuat kita bias bekerja sepenuh hati dan menjauhi

tindakan tercela, misalnya korupsi dalam berbagai bentuknya.

3. Kerja adalah panggilan. Kerja merupakan suatu darma yang sesuai dengan

panggilan jiwa sehingga kita mampu bekerja dengan penuh integritas. Jadi,

jika pekerjaan atau profesi disadari sebagai panggilan, kita bias berucap pada

diri sendiri, I'm doing my best!. Dengan begitu kita tidak akan merasapuas

jika hasil karya kita kurang baik mutunya.

4. Kerja adalah aktualisasi. Pekerjaan adalah sarana bagi kita untuk mencapai

hakikat manusia yang tertinggi, sehingga kita akan bekerja keras dengan

penuh semangat. Apa pun pekerjaan kita, entah dokter, akuntan, ahli hukum,

semuanya bentuk aktualisasi diri. Meski kadang membuat kita lelah, bekerja

tetap merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan

membuat kita merasa ada. Bagaimanapun sibuk bekerja jauh lebih

menyenangkan dari pada duduk termenung tanpa pekerjaan.

5. Kerja adalah ibadah. Bekerja merupakan bentuk bakti dan ketakwaan

kepadaTuhan, sehingga melalui pekerjaan manusia mengarahkan dirinya pada

tujuan agung Sang Pencipta dalam pengabdian. Kesadaran ini pada gilirannya

akan membuat kita bias bekerja secara ikhlas, bukan demi mencari uang atau

jabatan semata.

6. Kerja adalah seni. Kesadaran ini akan membuat kita bekerja dengan perasaan

senang seperti halnya melakukan hobi. Sinamo mencontohkan Edward V

Appleton, seorang fisikawan peraih nobel. Dia mengaku, rahasia


18

keberhasilannya meraih penghargaan sains paling begengsi itu adalah karena

dia bias menikmati pekerjaannya.

7. Kerja adalah kehormatan. Seremeh apapun pekerjaan kita, itu adala hsebuah

kehormatan. Jika bias menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan

lain yang lebih besar akan dating kepada kita. Sinamo mengambil contoh etos

kerja Pramoedya Ananta Toer. Sastrawan Indonesia kawakan ini tetap bekerja

(menulis), meskipun ia dikucilkan di Pulau Buru yang serba terbatas.

Baginya, menulis merupakan sebuah kehormatan. Hasilnya, semua novelnya

menjadi karya sastra kelas dunia.

8. Kerja adalah pelayanan. Manusia bekerja bukan hanya untuk memenuhi

kebutuhannya sendiri saja tetapi untuk melayani, sehingga harus bekerja

dengan sempurna dan penuh kerendahan hati. Apa pun pekerjaan kita,

pedagang, polisi, bahkan penjaga mercusuar, semuanya bias dimaknai sebagai

pengabdian kepada sesama.3

Anoraga juga memaparkan secara eksplisit beberapa sikap yang seharusnya

mendasari seseorang dalam memberi nilai pada kerja, yang disimpulkan sebagai

berikut:

1. Bekerja adalah hakikat kehidupan manusia.

2. Bekerja adalah suatu berkat Tuhan.

3
Sinamo, Jansen. 2005. Delapan Etos Kerja Profesional: Navigator Anda Menuju Sukses.
Grafika Mardi Yuana, Bogor. Ha. 23.
19

3. Bekerja merupakan sumber penghasilan yang halal dan tidak amoral.

4. Bekerja merupakan suatu kesempatan untuk mengembangkan diri dan

berbakti.

5. Bekerja merupakan sarana pelayanan dan perwuju dan kasih4

Dalam tulisannya, Kusnan menyimpulkan pemahaman bahwa etos kerja

mencerminkan suatu sikap yang memiliki dua alternatif, positif dan negatif. Suatu

individu atau kelompok masyarakat dapat dikatakan memiliki etos kerja yang tinggi

apabila menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:

1. Mempunyai penilaian yang sangat positif terhadap hasil kerja manusia,

2. Menempatkan pandangan tentang kerja, sebagai suatu hal yang amat luhur

bagi eksistensi manusia,

3. Kerja yang dirasakan sebagai aktivitas yang bermakna bagi kehidupan

manusia,

4. Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan dan

sekaligus sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita,

5. Kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah

Bagi individu atau kelompok masyarakat yang memiliki etos kerja yang

rendah, maka akan ditunjukkan ciri-ciri yang sebaliknya , yaitu :5

4
Anoraga, Pandji. 2009. Manajemen Bisnis. Rineka Cipta, Jakarta. Hal 134.
20

1. Kerja dirasakan sebagai suatu hal yang membebani diri,

2. Kurang dan bahkan tidak menghargai hasil kerja manusia,

3. Kerja dipandang sebagai suatu penghambat dalam memperoleh kesenangan,

4. Kerja dilakukan sebagai bentuk keterpaksaan,

5. Kerja dihayati hanya sebagai bentuk rutinitas hidup.

Dari berbagai aspek yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa

seseorang yang memiliki etos kerja tinggi akan terus berusaha untuk memperbaiki

dirinya, sehingga nilai pekerjaannya bukan hanya bersifat produktif materialistic tapi

juga melibatkan kepuasa anspiritualitas dan emosional.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Etos Kerja

Faktor agama

Jika agama dibicarakan dalam kaitannya dengan etos kerja , maka persoalan

dalam islam, dimana sebagai seseorang islam sudah selayaknya mengeluarkan

segala kemampuan untuk mencari reski dengan sekuat tenaga. Akan tetapi reski

yang diusahakan haruslah halal,tidak mengutamakan penghasilan yang banyak

semata,tanpa mengindahkan aturan-aturan yang telah ditetapkan karena itu akan

mempengaruhi etos kerjanya sebagai seorang tenanga pengajar.

Faktor Budaya

5
Kusnan, Ahmad. 2004. Analisis Sikap, Iklim Organisasi, Etos Kerja dan Disiplin Kerja
dalam menentukan Efektifitas Kinerja Organisasi di Garnisun Tetap III Surabaya. Tesis. Universitas
Airlangga, Surabaya.hal. 68.
21

Etos Kerja pada hakikatnya merupakan bagian suatu kebudayaan. Sebagai

suatu proses menghadapi dan menjawab tantangan yang dihadapkan pada manusia.

Etos kerja dibentuk oleh suatu proses kebudayaan yang panjang,yang kemudian

membentuk suatu kepribadian. Jika suatu masyarakat tertentu mempunyai etos

kerja yang berbeda,hal itu disebabkan oleh proses kebudayaaan dan tangan yang

berbeda-beda yang dihadakan kepadanya,serta perbedaan dalam memberi jawaban

atas tantangan.

Faktor sosial

Etos kerja pada hakikatnya berkaitan erat dengan berbagai dimensi

kehidupan manusia,yaitu dimensi individual,dimensi sosial dan lingkungan. Dalam

dimensi individual etos kerja berkaitan dengan motif-motif yang bersifat

pribadi,dimana etos kerja dipandang sebagai salah satu cara untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan dasar yang bersifat individu. Dalam dimensi sosial etos kerja

berkaitan dengan nilai-nilai sosial yang melatar belakangi kegiatan kerjanya yang

kemudian memotivasi pada tujuan-tujuan dari kerjanya yaitu untuk mendapatkan

penghargaan dan status sosial tertentu. Berkaitan dengan lingkungan alam yang

kemudian membentuk keterampilan tertentu dalam dunia kerja yang membedakan

antara satu dengan yang lain.

Etos kerja yang baik lahir dari kesadaran perusahaan untuk secara tulus

menggali semua potensi positifnya dalam rangkan memberikan nilai-nilai

terbaiknya kepada setiap individunya. Terdapat pengaruh yang signifikan etos


22

kerja terhadap produktivitas yaitu semakin tinggi tingkat etos kerja yang dimiliki

karyawan maka semakin tinggi pula produktivitas kerjanya. Begitu juga

sebaliknya semakin rendah etos kerja maka semakin rendah pula produktivitas

yang dimiliki karyawan.

Secara psikologis seorang karyawan akan menunjukkan memiliki etos kerja

yang positif terutama terkait dengan pekerjaannya untuk meningkatkan

produktivitas kerjanya.

Etos kerja juga mampu membuat individu meningkatkan semangat kerja,

sehingga semakin tinngi etos kerja yang dimiliki seseorang maka maka semakin

baik pula ia akan memanfatkan waktu yang ada untuk menghasilkan pekerjaan

yang maksimal terhadap pekerjaan.6

B. Kepuasan Kerja

1. Pengertian

Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang

menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan

jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima.

Kepuasan kerja merupakan respons affective atau emosional terhadap berbagai

segi pekerjaan seseorang (Kreitner dan Kinicki). Definisi ini menunjukkan bahwa job

6
Andi Budi Faderika, “ Pengaruh Etos Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan Dipertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo”, Skripsi Sarjana
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta : 2016, hal. 16.
23

satisfaction bukan merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan

salah satu aspek pekerjaan dan tidak puas dengan satu atau lebih aspek lainnya.7

Dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu pencapaian yang

telah dimiliki seorang pegawai dalam melaksanakan kewajibannya,sehingga merasa

puas terhadap kinerja yang dimiliki baik itu upah yang diterima sesuai dengan

pencapaian yang telah dijalankan.

2. Penyebab kepuasan kerja

Terdapat banyak variabel yang menyebabkan puas tidaknya seseorang dalam

pekerjaannya. Menurut kreitner dan Kinicki,terdapat lima penyebab kepuasan kerja

yaitu:

b. Pemenuhan Kebutuhan (Need fulfillment )

Dalam hal.ini kepuasan ditentukan oleh tingkatan karakteristik pekerjaan yang

memberikan kesempatan keada individu untuk memenuhi kebutuhannya.

c. Perbedaan (Discepancies)

Kepuasan menurut faktor ini merupakan sejauh mana hasil dapat memenuhi

harapan, yang mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan yang

diperoleh individu dari pekerjaan.

7
Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta cet.6 PT RajaGrafindo Persada,2013) h.502.
24

d. Pencapaian Nilai ( Value attaintment )

Dalam hal ini, pencapaian nilai menunjukkan bahwa kepuasan merupakan hasil

dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual yang penting.

e. Keadilan ( Equity )

Keadilan berkontribusi signifikan terhadap kepuasan kerja. Kepuasan

merupakan fungsi dari seberapa adl individu diperlakukan ditempat kerja .

f. Komponen Genetik (Disponsitional/genetic components )

Kepuasan dalam hal ini didsarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja

sebagian merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Indikator yangdijadikan

acuan untuk melihat kepuasan kerja ini dihubungkan dengan lingkungan kerja baik

internsl (terkait fasilitas,rekan sekerja dan lain-lain)maupun eksternal.8

3. Pengaruh Kepuasan Kerja

b. Kepuasan dan produktivitas

c. Kepuasan dan kemangkiran

d. Kepuasan dan pergantian

e. Temuan penelitian

f. Respons terhadap ketidak puasan kerja

g. Pedoman meningkatkan kepuasn kerja

8
Prof. Dr. Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia ( Jakarta: Cet.2 Bumi
aksara ,2017), hal.311.
25

h. Organizational citizensip behavior9

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

a. Pekerjaan yang secara mental menantang

Pekerjaan ialah hal yang paling dominan di dalam suatu perusahaan, secara

langsung pekerjaan itu dapat dirasakan oleh karyawan. Terutama pekerjaan karyawan

yag cenderung lebih disukai karyawan ialah pekerjaan yang secara mental

menantang, karena akan memberikan kesempatan untuk memberikan keterampilan

dan kemampuan mereka serta menawarkan beragam tugas, kebebasan atau umpan

balik mereka melakukan pekerjaan.

b. Ganjaran yang pantas

Dalam melaksanakan tugas disuatu tempat, karyawan biasanya menerima

upah yang setimpal dengan pekerjaan yang individu lakukan. Upah dikenal sebagai

ganjaran yang diberiakn oleh pemimpin terhadap pekerjaan yang telah dilakukan.

Ganjaran yang pantas adalah keinginan karyawan akan sistrem upah dan kebijakan

promosi mereka yang mereka persepsikan adil, tidak kembar arti dan segaris dengan

pengharapan mereka.

c. Kondisi yang Mendukung

Merupakan sebagai kepedulian karyawan agar lingkungan kerja yang baik

untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan pekerjaan tugas dengan baik,

mereka lebih cenderung menyukai lingkungan fisik yang aman dan nyaman.

9
Prof.Dr.Wibowo,S.E.,M.Phil, Manajemen Kinerja, (Jakarta cet.6 PT RajaGrafindo
Persada,2013), h.512-518.
26

d. Rekan yang Mendukung

Mengandung pengertian bahwa orang-orang yang mendapat lebih daripada

sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja, tetapi kerja juga akan

mengisi kebutuhan akan interaksi sosial, sehingga sangat penting bagi mereka yang

memiliki rekan kerja yang mendukung dan dapat bekerja dengan baik.

e. Kesesuaian dengan \pekerjaan yang Mendukung

Merupakan suatu unsur yang penting untuk ditambahkan, karena unsur

tersebut merupakan unsur yang cukup berperan dalam menentukan kepuasan

kerja, yaitu bahwa karyawan cenderung akan merasa puas apabila ada

kecocokan antara kepribadiannya dengan pekerjaannya.10

Hubungan anatara etos kerja dengan kepuasan kerja pegawai mempunyai

keterkaitan karna sikap ataupun perilaku seorang pegawai dapat mempengaruhi

kepuasan kerja terhadap diri sendiri. Seorang pegawai bekerja dengan giat dan baik

lahir dan bathin akan merasa puas dengan pengabdian ataupun pekerjaaan yang

dilakukan atau dikerjakan sesuai dengan upah yang diterima.

10
Andi Budi Faderika, “ Pengaruh Etos Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan Dipertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo”, Skripsi Sarjana
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta : 2016, hal. 21-22.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif

kuantitatif yang implikasinya akhirnya menggambarkan hubungan etos kerja

dengan kepuasan kerja pegawai dengan metode ex-post facto. Penelitian ex-

post facto merupakan suatu penelitian yang melibatkan tindakan

pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat

hubungan antara dua variabel atau lebih.1Penelitian pengaruh ditujukan untuk

menguji variabel independent yang merupakan variabel bebas yang

mempengaruhi timbulnya variabel dependent (terikat).

2. Desain Penelitian

Penelitian yang digunakan berdasarkan judul penelitian adalah deskriptif

kuantitatif.

X
Y
Keterangan :
X : Etos Kerja
Y : Kepuasan kerja2

1
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam
Penelitian (Cet. I; Yogyakarta: Andi, 2010), h. 25.
2
Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Cet. VI;Bandung: Alfabeta,
2014), h. 72.

27
28

B. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang nmenjadi sasaran dalam penelitian

dan yang akan memberikan informasi bagi peneliti. Subjek dalam penelitian ini

adalah pegawai Dinas bagian kepegawaian

b. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel yang dapat diukur dan akan diteliti oleh

penulis. Objek dalam penelitian ini adalah etos kerja,dan kepuasan kerja pegawai.

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3


Secara teknis, populasi menurut para statistikawan tidak hanya mencakup

individu atau objek dalam suatu kelompok tertentu, malahan mencakup hasil

pengukuran yang diperoleh dari perubahan tertentu.4 Jadi populasi bukan hanya

orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan

sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi

seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.5

3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuliatatif, dan Kombinasi (Mixed Methods)
(Cet. VI; Bandung: Alfabeta, 2014), h. 119.
4
Muhammad Arif Tiro, Dasar-dasar Statistika(Cet. IV; Makassar: Andira Publisher,
2015), h. 3.
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuliatatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), h.
119.
29

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di

Kementerian Agama Kabupaten Gowa yang berjumlah 400 orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan

untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representatif (mewakili).6
Sebagaimana dijelaskan bahwa sampel adalah bahagian dari kelompok

yang mewakili kelompok besar itulah yang disebut dengan sampel subyek atau

sampel penelitian.7Menurut Suharsimi Arikunto, bila subyek dari populasi kurang

dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi jika subyeknya lebih dari jumlah

tersebut, maka dapat diambil sampel antara 10-15% atau 20-25% atau

lebih.8Adapun sampel yang peneliti gunakan yaitu sebanyak 50 orang dengan

mengambil 12% dari jumlah populasi. Tekhik pengambilan sampel yaitu dengan
cara Random Sampling dimana semua individu dalam populasi baik secara

sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih


sebagai anggota sampel.9

6
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuliatatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), h.
120.
7
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1992), h. 45.
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta,2002), h. 112
9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuliatatif, dan Kombinasi Kombinasi (Mixed
Methods), h. 192.
30

C. Instrumen Penelitian

Dalam kegiatan penelitian penulis menggunakan penelitian yang bertujuan

untuk mendapatkan data atau informasi yang dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya.

Adapun instrumen yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

berdasarkan teknik yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Angket

Kuesioner (angket) adalah tekhnik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada


10
responden untuk dijawabnya. Instrumen ini digunakan sebagai alat/cara utama

untuk memperoleh data tentang Etos Kerja dengan Kerja Pegawai. Oleh karena

itu, yang menjadi responden dalam angket ini adalah Pegawai di Kementerian

Agama Kabupaten Gowa. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka dalam

penelitian ini digunakan teknik angket.

Skala yang digunakan adalah skala model likert yakni skala untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. indikator tersebut disajikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan. Jawaban setiap

instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif

sampai sangat negatif.

10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuliatatif, dan Kombinasi (Mixed Methods),
h. 193.
31

Kisi-kisi instrumen Etos Kerja dan Kepuasan Kerja dapat dilihat ada tabel

berikut:

Tabel 3.1: Skala Etos Kerja dan Kepuasan Kerja

Variabel Indikator Nomor item Jumlah


soal soal
Kedisiplinan 2, 4, 5,6 dan 5
8
Etos Kerja Bertanggung Jawab 7, 9, 10, 11 5
dan 12
Tekun dalam belajar 1, 3, 13, 14 5
dan 15
Menyenangi Pekejaannya 2, 6, 7, 7
9,10,12 dan
15
Kepuasan Kerja Moral kerja positif 1, 3, 5, 7
13,14, 16 dan
19
Prestasi Kerja 4, 8, 11, 6
17,18 dan 20

b. Observasi
Observasi adalah kegiatan pemuatan penelitian terhadap suatu objek.

Apabila dilihat pada proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dibedakan

menjadi partisipan dan non partisipan. Jenis observasi yang digunakan pada

penelitian ini adalah observasi non partisipan. Dalam melakukan observasi,

peneliti memilih hal-hal yang diamati dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan

penelitian.
32

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian, meliputi buku-buku yang reelevan, peraturan-peraturan, laporan

kegiatan, foto-foto, file documenter, data yang relevan dengan penelitian.

Instrumen ini digunakan dengan tujuan memperoleh data tentang Etos

Kerja dan Kerja Pegawai di Dinas PendidikanKabupaten Polewali Mandar.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam prosedur pengumpulan data ini peneliti menempuh beberapa tahap

yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penutup. Pada tahap per-

siapan ini peneliti terlebih dahulu melengkapi hal-hal yang dibutuhkan dalam pe-

nelitian, seperti menyelesaikan pengurusan administrasi, pembuatan instrument

penelitian, pengenalan terhadap suasana dan kondisi tempat yang akan di teliti,

melakukan interaksi sosial dengan objek dan subjek yang akan diteliti, merancang

apa-apa yang perlu di teliti, serta melakukan beberapa pendekatan-pendekatan

yang di anggap bisa membantu kelancararan penelitian. Sedangkan pada tahap

pelaksanaan, peneliti mulai menjalankan apa saja yang telah dirancang pada tahap

persiapan tadi, diantaranya peneliti megumpulkan data melalui penelitian dari per-

pustakaan dan lapangan penelitian, bisa dikatakan tahap ini adalah tahap dimana

peneliti mulai berada dilapangan dan berada di tengah-tengah masyarakat untuk

mengambil data sebanyak-banyaknya guna ketercapaian tujuan penelitian. Oleh

karena itu pada tahap pelaksanaan ditempuh beberapa cara yaitu:

a. Pengumpulan data melalui perpustakaan, buku-buku atau literature yang ada

kaitannya dengan masalah yang dibahas.


33

b. Mengumpulkan data melalui penelitian di lapangan dengan teknik sebagai

berikut:

1) Angket

Yaitu daftar pertanyaan yang secara tertulis kepada para responden untuk

dijawab sesuai data yang diolah. Adapun data yang diolah adalah Hubungan

Etos Kerja dengan Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa.

2) Dokumentasi

Yaitu penulis mengumpulkan data-data yang telah ada dengan jalan

mencatat secara langsung dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian

tentang Hubungan Etos Kerja dengan Kerja Pegawai di Kementerian Agama

Kabupaten Gowa.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik

analisis statistik deskriptif kuantitatif dan analisis statistic inferensial, seperti

penjelasan berikut :

a) Analisis statistik deskriptif kuantitatif berupa tabel distribusi frekuensi dan

mean untuk mengukur Etos Kerja dengan Kerja Pegawai.

1) Persentase dengan rumus

= × 100%

Keterangan:

P = Presentasi
34

F = Frekuensi Jawaban Responden

N = Jumlah11

2) Rata-rata Mean

Mencari nilai rata-rata dari variabel X yaitu tentang etos kerja dengan cara

menjumlahkan keseluruhan nilai angket dibagi ke responden.

X = Σfx
Σf
Keterangan:

X : Rata-rata hitung (mean)

Σfx : Jumlah semua nilai data


Σf : Jumlah data12

3) Menghitung standar deviasi, dengan menggunakan rumus :

( )
SD=
( )

Dimana :

SD = Standar Deviasi
n = Jumlah populasi

fi = Frekuensi untuk variabel


xi = Tanda kelas interval variabel

X = Rata-rata13

4) Kategorisasi

Skala penilitan dapat menghasilkan data interval dalam bentuk skor nilai

melalui jumlah skor yang diperoleh dari instrumen. Dalam skala kategori, penilai

11
Mangkuatmodjo, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1997), h. 58
12
Sugiono, Statistika untuk Penelitian (Cet. XIII; Bandung: Alfabeta, 2006), h. 64.
13
Anas Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h. 57
35

bisa membuat rentangan yang lebih rinci misalnya baik sekali, baik, sedang,

kurang, dan kurang sekali tergantung dari jumlah angket (kuesioner), jumlah

alternatif jawaban, dan kriteria penelitian.14

b) Analisis statistik inferensial

analisis statistik inferensial adalah statistik yang menyediakan aturan atau

cara yang dapat digunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik

kesimpulan yang bersifat umum, dari sekumpulan data yang telah disusun dan

diolah.15 Asumsi – asumsi statistik inferensial meliputi uji normalitas dan uji
homogenitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diteliti

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan

dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS versi 16,0 pada

taraf signifikasi ∝= 0,05.

Dengan kreteria pengujian sebagai berikut:

Jika nilai Sig < 0,05: diterima sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari
populasi yang berdostribusi normal.

Jika nilai Sig >0,05: diterima sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari
populasi yang tidak berdostribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Pengujian ini dilakukan karena peneliti akan mengeneralisasikan

kesimpulan akhir penelitian atau hipotesis (ℎ atau ℎ ) yang dicapai sampel

14
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h.
43.
15
Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009). h.5
36

terhadap populasi. Dalam artian apabila data yang diperoleh homogen maka

kelompok kelompok sampel berasal dari populasi yang sama. Dalam penelitian ini

pengujian dilakukan dengan menggunakan uji One-way ANOVA dengan bantuan

aplikasi SPSS (Statistical Packaged For Sosial Science) seri 16 pada taraf

signifikasi ∝= 0,05. Dengan kreteria pengujian sebagai berikut:

Jika nilai Sig < 0,05: diterima sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari

populasi yang homogen.

Jika nilai Sig >0,05: diterima sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari

populasi yang tidak homogen.

3) Uji Hipotesis

Untuk menjawab rumusan masalah ketiga, adakah Hubungan Etos Kerja


4)
dengan Kerja Pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Polewali

Mandar. Dalam analisis inferensial, peneliti menggunakan uji t dengan jenis

Paired Sampel dengan bantuan SPSS ( Statistical Packaged For Spesial

Science ) 16,0 for windows. Uji ini digunakan untuk membandingkan selisih rata-

rata dari 2 sampel yang sama namun mengalami proses pengukuran maupun

perlakuan yang berbeda.

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika nilai ! "< # $: diterima sehingga dapat disimpulkan terdapat


hubungan yang signifikan.

Jika nilai ! "> # $: diterima sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat

hubungan yang signifikan


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kementerian Agama Kabupaten Gowa

1. Sejarah Kementerian Agama Kabupaten Gowa

Secara nasional organisasi Kementerian Agama (dahulu Departemen agama)

resmi terbentuk pada tanggal 3 Januari 1946, bertugas membimbing dan


mengendalikan kehidupan beragama sesuai dengan pembukaan UUD 1945 dan

sebagai realisasi dari pasal 29 UUD 1945.

Ketika wilayah sulawesi selatan dan Tenggara masih merupakan wilayah satu

Provinsi yakni Sulawesi Selatan dan Tenggara, Instansi Departemen Agama di

tingkat Provinsi ketika itu bernama Jawatan Urusan Agama (JAURA) berkedudukan

di Makassar, Sulawesi Selatan. Kepala Jawatan Urusan Agama yang pertama di jabat

oleh Bapak Gazali (1950-1952), yakni berkantor di Jalan Jenderal Ahmad Yani

Makassar (sekarang Kantor Polwiltabes Makassar). Kantor Juwatan Urusan Agama

ini bertugas sebagai perpanjangan tugas pemerintah pusat pada bidang agama dan

keagamaan di tingkat provinsi. Setelah Bapak Gazali menjabat kepala Jawatan tahun

1950-1952, dilanjutkan oleh Bapak Ismail Napu (tahun 1952-1955) dan selanjutnya

H. Zainuddin (1955-1960)

Pada tahun 1960, Kantor Juwatan Urusan Agama Provinsi Sulawesi Selatan

dipindahkan dari Jalan Jenderal Ahmad Yani ke Jalan WR. Supratman pada masa

bapak Rahman Tahir (1960-1962). Pada tahun 1964 dijabat oleh KH. Badawi

terjadilah peralihan wilayah Administrative provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara

dibagi menjadi dua wilayah. Provinsi Sulawesi Tenggara berdiri sendiri sebagai satu

wilayah administratif, ditandai dengan keluarnya UU Nomor 13 Tahun 1964.

37
38

Seiring dengan tuntutan pelayanan pemerintahan, makapada masa jabatan

KH. Hasan (1967) Kantor Jawatan Urusan Agama berubah nomenklaturnya menjadi

Kantor Perwakilan Departemen Agama Provinsi Sulawesi Selatan. Perubahan

nomenklatur ini diharapkan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada

masyarakat, khususnya di Sulawesi Selatan. Perubahan nomenklatur ini juga,

menjadikan lokasi kantor dipindahkan kejalan Nuri hingga sekarang ini, pada saat itu

dijabat oleh Bapak KH. Muh. Siri (1967-1970).

Berdasarkan Kepres Nomor 44 tahun 1974, Keputusan Menteri Agama

Nomor 18 Tahun 1975 tentang Kedudukan, tugas pokok, fungsi serta susunan dan

tata kerja Departemen Agama, maka instansi Departemen Agama tingkat provinsi

berubah nomenklaturnya menjadi Kantor Wilayah Departemen Agama, termasuk

Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Sulawesi Selatan.

Sebelum Kantor Departemen Agama Kabupaten Gowa terbentuk, kegiatan

keagamaan dilaksanakan oleh kadi Gowa (disebut juga Juluempona Karaenga) yang

dijabat H. Mansyur DaengLimpo. Dalamperjalanannya, dibentuk perwakilan

Departemen Urusan Agama yang dipimpinoleh KH. Abdullah Musa Dg. Nai, periode

1958-1970.

Setelah Keputusan Menteri Agama No. 53 tahun 1971 yang mengatur tentang

pembentukan Kantor Perwakilan Departemen Agama Provinsi dan Kantor

Departemen Agama Kabupaten dan Inspektorat Perwakilan maka secara otomatis

Departemen Agama Gowa telah resmi berdiri. Sejak berdirinya, secara berturut-turut

Departemen Agama Kabupaten Gowa dipimpin oleh (1) H. Muh. Ali Mabham Dg.

Tojeng 1970-1974 (2) H. Abd. Rahman Dg. Sijatahun 1974-1980, (3) Drs. KH.

Abubakar Paka Dg. Tojeng tahun 1980 – 1990 & 1993 – 1998 (4) Drs. H. Basyir
39

Situju 1990-1993 (5) Drs. H. Mukminin Gaffar tahun 1998-2004 dan Drs. HM.

Ahmad Muhajir tahun 2004-2013. Tahun 2014 hingga akhir 2016 Kepala Kantor

Kementerian Agama Kabupaten Gowa dijabat Pgs Kepala H. Jamaris, S.Ag., MH.

Mulai Desember 2016 hingga saat ini Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten

Gowa dijabat oleh H. Anwar Abubakar, S.Ag., M.Pd.

Pada tahun 2010, terbit Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2010

tentang perubahan Departemen menjadi Kementerian, maka nama Departemen

Agama diubah menjadi Kementerian Agama. Saat ini Kantor Kementerian Agama

Kabupaten Gowa secara struktural membawahi 18 Kantor Urusan Agama se

Kabupaten Gowa

2. Visi dan Misi Kementeria Agama Kabupaten Gowa

Visi :

Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Gowa yang Taat Beragama, Rukun,

Cerdas, Sejahtera Lahir Batin dalam rangka Mewujudkan Indonesia Yang

Berdaulat. Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.

Misi :

1) Meningkatkan pemahaman dan pengalaman ajaran agama.

2) Memantapkan kerukunan intra dan antar umat beragama.

3) Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang merata dan

berkualitas.

4) Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi

keagamaan.

5) Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang berkualitas

dan akuntabel.
40

6) Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan umum berciri agama,

pendidikan agama pada satuan pendidikan umum dan pendidikan

keagamaan.

7) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel dan

terpercaya.

3. Data Pegawai Kementerian Agama Kabupaten Gowa

Pegawai PNS di Kementerian Agama Kabupaten sebanyak 478 orang. Data

pegawai tersebut terlampir.1

B. Hasil Penelitian

1. Untuk menjawab rumusan masalah pada point pertama, yaitu bagaimana

gambaran Etos Kerja pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa, maka

akan digambarkan melalui hasil angket yang telah peneliti bagikan.

Penyebaran angket Etos Kerja pada pegawai di Kementerian Agama di


Kabupaten Gowa

Setelah menyebarkan angket pada pegawai sebanyak 50 orang yang

merupakan sampel dari penelitian ini, peneliti memperoleh respon yang beragam.

Skor terendah dari dari pelaksanaan kegiatan ini adalah 34 dan skor tertinggi adalah

97 dengan total skor 1649. Skor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

1
Sumber data dari kantor Kementerian Agama Kabupaten Gowa
41

Tabel 4.1

Hasil Angket Etos Kerja

No Item Angket Total


No resp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 3 2 3 2 1 2 3 2 1 1 3 2 3 2 3 34

2 3 2 4 2 4 2 3 2 4 2 3 2 4 2 4 45

3 3 2 4 2 4 3 3 2 4 2 3 2 4 2 4 47

4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 54

5 4 1 3 1 3 2 3 2 4 2 4 1 3 1 3 42

6 4 2 3 2 4 3 3 2 4 2 3 2 3 2 4 49

7 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 63

8 3 2 2 3 4 2 4 1 4 2 3 2 2 3 4 49

9 4 2 4 2 4 2 4 1 4 2 4 2 4 2 4 54

10 3 1 3 2 3 2 3 1 3 2 4 1 3 2 3 46

11 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 51

12 3 1 2 3 3 2 4 3 3 2 3 1 2 3 3 50

13 3 1 2 3 3 2 4 3 4 2 3 1 2 3 3 52

14 3 1 4 2 4 1 3 2 3 1 4 1 4 2 4 53

15 3 2 4 2 4 1 3 2 3 1 3 2 4 2 4 55

16 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 73

17 3 2 3 1 3 2 3 2 4 2 3 2 3 1 3 54
42

18 4 1 3 1 3 1 4 1 3 1 4 1 3 1 3 52

19 4 1 3 1 4 2 4 2 3 2 4 1 3 1 4 58

20 4 2 2 3 4 1 4 1 3 1 4 2 2 3 4 60

21 4 2 2 3 3 2 4 1 3 2 4 2 2 3 3 61

22 4 2 4 2 3 2 3 1 4 2 4 2 4 2 3 64

23 3 2 3 1 3 2 3 2 2 2 3 2 3 1 3 58

24 3 2 4 2 4 2 3 2 2 2 3 2 4 2 4 65

25 3 2 3 1 3 1 3 2 2 2 4 2 3 1 3 60

26 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 4 4 75

27 3 1 3 1 4 1 3 2 4 1 2 1 3 1 4 61

28 3 2 4 2 3 1 4 2 3 1 3 2 4 2 3 67

29 3 2 4 2 2 1 3 2 3 2 3 2 4 2 2 66

30 4 2 3 1 2 2 4 2 4 2 3 2 3 1 2 67

31 4 2 2 3 4 2 3 2 4 2 4 2 2 3 4 74

32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 73

33 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 91

34 3 2 3 1 4 1 3 2 3 1 4 2 3 1 4 71

35 3 3 3 3 2 2 2 4 4 2 2 3 3 3 3 77

36 3 2 3 1 4 1 4 2 4 1 3 2 3 1 4 74

37 4 4 4 3 3 3 2 2 4 4 4 3 3 4 4 88

38 4 1 3 1 3 1 3 2 4 1 4 1 3 1 3 73

39 3 3 2 2 3 2 4 4 3 2 4 2 4 4 4 85
43

40 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 88

41 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 2 2 3 87

42 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 95

43 4 2 2 3 3 3 4 1 4 2 4 2 2 3 3 85

44 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 90

45 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 2 4 3 4 96

46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 91

47 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 4 94

48 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4 97

49 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 2 3 3 3 97

50 3 3 2 3 2 4 4 4 3 4 2 2 4 3 4 97

Jumlah 1649

Sumber Data: Hasil data angket Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa

2. Analisis Deskriftif Kuantitatif

a) Etos Kerja

(1) Banyak kelas iterval (k)

K= 1+ (3,3) log 50

= 1+ (3,3) 2

= 1+ 6,6

= 7,6 (dibulatkan 8)
44

(2) Menentukan interval kelas

I=

= 8,5 (dibulatkan 9)

(3) Membuat tabel distribusi frekuensi


Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Etos Kerja

Interval Frekuensi (fi)


34 – 42 2
43 – 51 7
52 – 60 11
61 – 69 8
70 – 78 8
79 – 87 3
88 – 96 8
97 – 106 3
Jumlah 50

(4) Menghitung rata-rata ( mean )

Tabel 4.3

Menghitung Etos Kerja

Interval Frekuensi (fi) Nilai Tengah (xi) fi.xi


34 – 42 2 38 76
43 – 51 7 47 329
52 – 60 11 56 616
61 – 69 8 65 520
70 – 78 8 74 592
79 – 87 3 83 249
88 – 96 8 92 736
45

97 – 105 3 101 303


Jumlah 50 556 3421


X=

= 68,4

(5) Menghitung simpangan baku (standar deviasi)

Tabel 4.4

Standar Deviasi Etos Kerja

Interval Fi Xi fi.xi xi – x (xi – x)2 fi(xi-x)2


34 – 42 2 38 76 5,02 25,20 50,4
43 – 51 7 47 329 9,02 81,36 569,52
52 – 60 11 56 616 529,92 5.829,92
23,02
61 – 69 8 65 520 1.025,28 8.202,24
32,02
70 – 78 8 74 592 41,02 1.682, 64 13.461,12
79 – 87 3 83 249 50,02 2.502,04 7.506,12
88 – 96 8 92 736 3.483,36 27.866,88
59,02
97 – 105 3 101 303 4.626,72 13.880,16
68,02
Jumlah 50 556 3421 287,16 10.612,12 77.366,36
∑ ( )
SD =

. ,
=

. ,
=
46

= 1.578,9

= 39,7 (dibulatkan 40)

Angka 40 menunjukkan penyimpangan nilai-nilai data dengan nilai rata-rata dari

keseluruhan data. Jadi, angka ini menunjukkan ukuran penyebaran data nilai angket

hubungan antara etos kerja dengan kepuasan kerja pegawai.

(6) Menghitung Persentase (%)

Tabel 4.5

Persentase Etos Kerja

Interval Frekuensi (fi) Persentase


34 – 42 2 4%
43 – 51 7 14 %
52 – 60 11 22%
61 – 69 8 16%
70 – 78 8 16%
79 – 87 3 6%
88 – 96 8 16%
97 – 106 3 6%
Jumlah 50 100%

(7) Membuat tabel kategori skor


Tabel 4.6

Penetapan Kategori Etos Kerja Sesuai Skala Likert dengan Spesifikasi Tinggi,
Cukup, Kurang, dan Rendah

Kategori Rendah Kurang Cukup Tinggi


Nilai 34-49 50-65 66-81 82-97
47

Nilai terendah dan nilai tertinnggi di dapat dari hasil perhitungan jawaban

responden terhadap angaket yang dibagian oleh peneliti

Hasil di atas menunjukkan mean dari variabel X tentang Etos Kerja Pegawai

termasuk dalam interval (66-81). Artinya Etos Kerja Pegawai di Kementerian Agama

Kabupaten Gowa termasuk kualifikasi Cukup.

Hasil perhitungan statistik deskriptif tentang Etos Kerja Pegawai di Kementerian

Agama Kabupaten Gowa adalah 68,4. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa hasil

angket pegawai yang berada pada kategori rendah sebanyak 8 orang (16%), yang berada

pada kategori kurang sebanyak 18 orang (36%), yang berada pada kategori cukup sebanyak

10 orang (20%), dan yang berada pada kategori tinggi sebanyak 14 orang (28 %).

2.Untuk menjawab rumusan masalah pada poin kedua yaitu bagaimana gambaran Kepuasan

Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa yaitu dapat dilihat melalui hasil

penyebaran angket tentang kepuasan kerja pada pegawai di Kementerian Agama Kabupate

Gowa.

Tabel 4.7

Hasil Angket Kepuasan Kerja

No Item Angket Total


No resp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 3 2 3 1 4 2 3 2 4 1 3 2 3 1 4 2 3 2 4 1 50

2 3 2 4 2 4 2 3 2 4 2 3 2 4 2 4 2 3 2 4 2 56

3 3 2 4 2 4 3 3 2 4 2 3 2 4 2 4 3 3 2 4 2 58
48

4 4 1 3 1 3 1 3 2 4 1 4 1 3 1 3 1 3 2 4 1 46

5 4 1 3 1 3 2 3 2 4 2 4 1 3 1 3 2 3 2 4 2 50

6 4 2 3 2 4 3 3 2 4 2 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 56

7 4 2 2 3 3 3 4 1 4 2 4 2 2 3 3 3 4 1 3 2 55

8 3 2 2 3 4 2 4 1 4 2 3 2 2 3 4 2 4 1 3 2 53

9 4 2 4 2 4 2 4 1 4 2 4 2 4 2 4 2 4 1 4 2 58

10 3 1 3 2 3 2 3 1 3 2 4 1 3 2 3 2 3 1 3 2 47

11 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 2 3 3 3 2 53

12 3 1 2 3 3 2 4 3 3 2 3 1 2 3 3 2 4 3 3 2 52

13 3 1 2 3 3 2 4 3 4 2 3 1 2 3 3 2 4 3 4 2 54

14 3 1 4 2 4 1 3 2 3 1 4 1 4 2 4 1 3 2 3 1 49

15 3 2 4 2 4 1 3 2 3 1 3 2 4 2 4 1 3 2 3 1 50

16 3 2 3 1 4 1 4 2 4 1 3 2 3 1 4 1 4 2 4 1 50

17 3 2 3 1 3 2 3 2 4 2 3 2 3 1 3 2 3 2 4 2 50

18 4 1 3 1 3 1 4 1 3 1 4 1 3 1 3 1 4 1 3 1 44

19 4 1 3 1 4 2 4 2 3 2 4 1 3 1 4 2 4 2 3 2 52

20 4 2 2 3 4 1 4 1 3 1 4 2 2 3 4 1 4 1 3 1 50

21 4 2 2 3 3 2 4 1 3 2 4 2 2 3 3 2 4 1 3 2 52

22 4 2 4 2 3 2 3 1 4 2 4 2 4 2 3 2 3 1 4 2 54

23 3 2 3 1 3 2 3 2 2 2 3 2 3 1 3 2 3 2 2 2 46

24 3 2 4 2 4 2 3 2 2 2 3 2 4 2 4 2 3 2 2 2 52

25 3 2 3 1 3 1 3 2 2 2 4 2 3 1 3 1 3 2 2 2 45
49

26 3 2 3 1 4 1 3 2 3 1 4 2 3 1 4 1 3 2 3 1 47

27 3 1 3 1 4 1 3 2 4 1 2 1 3 1 4 1 3 2 4 1 45

28 3 2 4 2 3 1 4 2 3 1 3 2 4 2 3 1 4 2 3 1 50

29 3 2 4 2 2 1 3 2 3 2 3 2 4 2 2 1 3 2 3 2 48

30 4 2 3 1 2 2 4 2 4 2 3 2 3 1 2 2 4 2 4 2 51

31 4 2 2 3 4 2 3 2 4 2 4 2 2 3 4 2 3 2 4 2 56

32 3 2 3 3 2 1 2 3 1 3 3 2 3 1 3 2 1 2 3 4 79

33 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 91

34 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 90

35 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 2 4 4 3 96

36 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 85

37 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 95

38 3 4 3 3 3 3 3 1 4 2 4 4 1 3 1 4 2 4 2 3 95

39 4 2 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 4 2 2 4 3 2 96

40 3 2 4 2 4 2 3 2 4 2 3 2 4 2 4 2 3 2 4 2 96

41 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 4 3 3 2 4 2 97

42 4 1 3 1 3 1 3 2 4 1 4 3 4 3 3 3 3 2 4 1 95

43 4 1 3 3 4 3 3 3 3 2 4 1 3 1 3 2 3 2 4 2 97

44 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 97

45 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 3 3 1 3 2 3 4 1 3 2 97

46 3 2 2 4 3 2 2 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 1 3 2 97

47 3 2 3 3 2 1 2 3 1 3 3 2 3 1 3 2 1 2 3 4 79
50

48 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 85

49 3 2 3 2 3 2 1 3 4 3 1 3 1 2 3 2 2 3 1 2 95

50 3 2 3 3 2 1 4 1 3 2 3 1 2 2 1 2 4 3 3 2 97

JUMLAH 3338

(b) Kepuasan Kerja Pegawai

(1) Banyak kelas interval (k)

K= 1+ (3,3) log 50

= 1+ (3,3) 2

= 1+ 6,6

= 7,6 (dibulatkan 8)

(2) Menentukan interval kelas

I=

= 6,6 (dibulatkan 7)

(3) Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Kepuasan Kerja Pegawai

Interval Frekuensi (fi)


44 – 50 16
51

51 – 57 13
58 – 64 2
65 – 71 0
72 – 78 1
79 - 85 3
86 – 92 2
93 - 99 13
Jumlah 50

(4) Menghitung rata-rata (mean)

Tabel 4.9

Menghitung Rata-rata Kepuasan Kerja

Interval Frekuensi (fi) Nilai Tengah (xi) fi.xi


44 – 50 16 47 752
51 – 57 13 54 702
58 – 64 2 61 122
65 – 71 0 68 0
72 – 78 1 75 75
79 - 85 3 82 246
86 – 92 2 89 178
93 - 99 13 96 1.248
Jumlah 50 572 3.323


X=

.
=

= 66,5

(5) Menghitung simpangan baku (standar deviasi)


52

Tabel 4.10

Standar Deviasi Kepuasan Kerja Pegawai

Interval Frekuensi Nilai fi.xi xi - X (xi - X)2 fi(xi - X)2


(fi) Tengah (xi)
44 – 50 16 47 752 -19,5 380,25 6.088
51 – 57 13 54 702 -12,5 156,25 2.031,25
58 – 64 2 61 122 -5,5 30,25 60,5
65 – 71 0 68 0 1,5 2,25 0
72 – 78 1 75 75 8,5 72,25 72,5
79 - 85 3 82 246 15,5 240,25 720,75
86 – 92 2 89 178 22,5 506,25 1.012,5
93 - 99 13 96 1.248 29,5 870,25 11.313,23
Jumlah 50 572 3.323 40 2258 21.298,73

∑ ( )
SD =

. ,
=

. ,
=

= √434,6 = 20,8 (dibulatkan 21)

Angka ini menunjukkan penyimpangan nilai-nilai data dengan nilai rata-rata dari

keseluruhan data. Jadi, angka 21 menunjukkan ukuran penyebaran data nilai indeks kepuasan

kerja pegawai.
53

(6) Menghitung Persentase (%)

Tabel 4.11
Persentase Kepuasan Kerja Pegawai
Interval Frekuensi (fi) Persentase
44 – 50 16 32%
51 – 57 13 26%
58 – 64 2 4%
65 – 71 0 0%
72 – 78 1 2%
79 - 85 3 6%
86 – 92 2 4%
93 - 99 13 26%
Jumlah 50 100%

(7) Tabel kategori kepuasan kerja

Tabel 4.12

Penetapan Kategori Kepuasan Kerja Pegawai Sesuai Skala Likert dengan


Spesifikasi Tinggi, Cukup, Kurang, dan Rendah

Kategori Rendah Kurang Cukup Tinggi


Nilai 44-58 59-71 72-84 85-97

Hasil di atas menunjukkan mean dari variabel Y tentang Kepuasan Kerja Pegawai

termasuk dalam interval (59-71). Artinya Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian Agama

Kabupaten Gowa termasuk kualifikasi Kurang.


54

Hasil perhitungan statistik deskriptif Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian

Agama Kabupaten Gowa diperoleh nilai rata-rata yaitu 66,5 . Persentase pegawai yang

berada pada kategori rendah mencapai 62% dengan jumlah 31 orang. Persentase pegawai

yang berada pada kategori kurang mencapai 0% dengan jumlah 0 orang. Persentase pegawai

yang berada pada kategori cukup mencapai 4 % dengan jumlah 2. Persentase pegawai yang

berada pada kategori tinggi mencapai 34% dengan jumlah 17 orang,.

3. Untuk menjawab rumusan masalah pada point ketiga yaitu adakah Hubungan

antara Etos Kerja dengan Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian Agama

Kabupaten Gowa dapat dilihat pada hasil engujian melalui aplikasi SPSS.

Sebelum melakukan uji inferensial, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi

normalitas dan homogenitas. Adapun uji asumsi normalitas dan homogenitas akan

dijelaskan berikut ini:

(a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berasal

dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan


menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS versi 16,0.

Adapun hasilnya sebagai berikut:

Uji Normalitas Nilai Etos Kerja dan Data Hasil Angket Kepuasan Kerja

Pegawai
Tabel 4.13
Uji Normalitas Nilai Etos Kerja dan Data Hasil Angket Kepuasan Kerja
Pegawai
Pengujian K-SZ Sig Keterangan
Normalitas Normal
630 822
55

Sumber: Hasil Data Angket Etos Kerja dan Data Hasil Angket Kepuasan Kerja
Pegawai di Kementerian Agama di Kabupaten Gowa

(b) Uji Homogenitas


Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengeneralisasikan kesimpulan akhir

penelitian atau hipotesis (ℎ& atau ℎ ) yang dicapai sampel terhadap populasi.
Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan metode One-Way ANOVA

dengan bantuan SPSS versi 16,0. Adapun hasilnya sebagai berikut:

Uji Homogenitas Etos Kerja dan Data Hasil Angket Kepuasan Kerja Pegawai

Tabel 4.14
Uji Homogenitas Nilai Etos Kerja dan Data Hasil Angket Kepuasan Kerja
Pegawai

Pengujian Lavene Sig Keterangan


statistic
Homogenitas Homogen
2,221 0,036
Sumber: Hasil Data Angket Etos Kerja dan Data Hasil Angket Kepuasan Kerja
Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa

2. Analisis Inferensial

Analisis Inferensial dalam hal ini adalah berupa pengujian terhadap hipotesis
yang telah diajukan. Hipotesis akan diuji dengan menggunakan statistik uji t jenis

Paired Sampel T-'()*( dengan bantuan aplikasi SPSS Versi 16. Dengan Kriteria

pengujian adalah jika nilai '+,(-./ lebih besar atau sama dengan nilai '(01)2 atau

['+,(-./ ≥ '(01)2 ], maka Ha diterima dan Ho ditolak tapi nilai '+,(-./ lebih kecil atau
56

sama dengan nilai '(01)2 atau ['+,(-./ ≤ '(01)2 ], maka Ha ditolak dan Ho diterima.

Adapun hasilnya pengujian uji t jenis Paired Sampel T-'()*( sebagai berikut:

Uji t Data Hasil Angket Etos Kerja dan Data Hasil Angket Kepuasan
Kerja Pegawai

Tabel 4.15
Uji t Jenis Paired Sampel T-44564 Data Hasil Angket Etos Kerja dan Data
Hasil Angket Kepuasan Kerja Pegawai
Pengujian '+,(-./ '(01)2 Sig

Uji t 0,845 2,021 0,000


Sumber: Hasil Uji t Data Angket Etos Kerja dan Data Hasil Angket Kepuasan Kerja
Pegawai Menggunakan SPSS 16.
Pada tabel 4.14 diatas menunjukkan nilai '+,(-./ sebesar 0,845 dengan tingkat

Sig = 0,000 Dengan df = N-1= 50-1 = 49 sehingga nilai '(01)2 = 2,021 pada taraf

signifikasi [α = 0,05]. Untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima

atau ditolak, maka dilakukan dengan cara memperhatikan kaidah keputusannya. Jika

nilai '+,(-./ ≥ '(01)2 maka Ho ditolak dan Ha diterima . Berdasarkan hasil diatas,

maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak karena '+,(-./ lebih

kecill dari '(01)2 yakni dengan hasil 0,845 ≤ 2,021 Jadi terdapat Hubungan antara

Etos Kerja dengan Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten

Gowa.
57

C. Pembahasan

1. Etos Kerja Pegawai Di Kementerian Agama Kabupaten Gowa

Hasil perhitungan statistik deskriptif tentang Hubungan antara Etos Kerja

dengan Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa adalah

68,4. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa hasil angket siswa yang berada pada

kategori rendah sebanyak 8 orang (16%), yang berada pada kategori kurang sebanyak

18 orang (36%), yang berada pada kategori cukup sebanyak 10 orang (20%), dan

yang berada pada kategori tinggi sebanyak 14 orang (28 %).

Hasil di atas menunjukkan mean dari variabel X tentang Etos Kerja Pegawai

termasuk dalam interval (66-81). Artinya Etos Kerja Pegawai di Kementerian Agama

Kabupaten Gowa termasuk kualifikasi Cukup.

Mengapa dikatakan cukup, karena melihat hasil angket yang telah peneliti

bagikan kepada pegawai dan kemudian peneliti melakukan perhitungan melalui

statistik deskriftif seperti yang tercantum diatas, dapat dilihat bahwa jawaban yang

responden berikan kepada pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan melalui angket

menunjukkan bahwa Etos Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa

cukup baik.

2. Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa


Hasil perhitungan statistik deskriptif Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian

Agama Kabupaten Gowa diperoleh nilai rata-rata yaitu 66,5 . Persentase pegawai
58

yang berada pada kategori rendah mencapai 62% dengan jumlah 31 orang.

Persentase pegawai yang berada pada kategori kurang mencapai 0% dengan jumlah 0

orang. Persentase pegawai yang berada pada kategori cukup mencapai 4 % dengan

jumlah 2. Persentase pegawai yang berada pada kategori tinggi mencapai 34%

dengan jumlah 17 orang,.

Hasil di atas menunjukkan mean dari variabel Y1 tentang Kepuasan Kerja

Pegawai termasuk dalam interval (59-71). Artinya Kepuasan Kerja Pegawai di

Kementerian Agama Kabupaten Gowa termasuk kualifikasi Rendah.

Menurut hasil penelitian di Kementerian Agama Kabupaten Gowa kepuasan


kerja pegawai berada pada kategori rendah dengan presentase 62%. Dari hal ini
tentunya dapat kita ukur bahwa motivasi kerja pegawai di Kementerian Agama
Kabupaten Gowa masih dalam taraf sedang disebabkan masih terdapat beberapa
pegawai menganggap bahwa kompensasi yang diterima setiap bulan masih kurang
mencukupi hidup pegawai dan masih ada pegawai yang menganggap bahwa
keselamatan kerja pegawai tidak di jamin oleh kantor serta kurangnya motivasi atasan
terhadap pegawai.

Mengapa dikatakan rendah, karena melihat hasil angket yang telah peneliti

bagikan kepada pegawai dan kemudian peneliti melakukan perhitungan melalui

statistik deskriftif seperti yang tercantum diatas, dapat dilihat bahwa jawaban yang

responden berikan kepada pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan melalui angket

menunjukkan bahwa Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten

Gowa rendah. Atau dengan kata lain pegawai tidak puas dengan fasilitas dan upah
59

yang diterima di kantor Kementerian Agama. Mengapa peneliti mengatakan demikian

karena merujuk pada jawaban responden pada kuesioner yang peneliti bagikan.

3. Hubungan Etos Kerja dengan Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian


Agama Kabupaten Gowa

Pada tabel 4.14 diatas menunjukkan nilai '+,(-./ sebesar 0,845 dengan tingkat

Sig = 0,000 Dengan df = N-1= 50-1 = 49 sehingga nilai '(01)2 = 2,021 pada taraf

signifikasi [α = 0,05]. Untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima

atau ditolak, maka dilakukan dengan cara memperhatikan kaidah keputusannya. Jika

nilai '+,(-./ ≥ '(01)2 maka Ho ditolak dan Ha diterima . Berdasarkan hasil diatas,

maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak karena '+,(-./ lebih

kecill dari '(01)2 yakni dengan hasil 0,845 ≤ 2,021 Jadi terdapat Hubungan antara

Etos Kerja dengan Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten

Gowa.

Berdasarkan hasil uji t untuk melihat ada tidaknya Hubungan Etos Kerja
dengan Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa, maka
terdapat Hubungan yang signifikan antara Etos Kerja dengan Kepuasan Kerja
Pegawai. Menurut peneliti, baik tidaknya etos keja pegawai tergantung kepada
kepuasan kerjanya. Mengapa peneliti berkata demikian, karena ketika seseorang
merasa bahwa apa yang dikerjakan tidak sesuai dengan hasil yang di dapat dan
merasa tidak puas maka etos kerjanya akan kurang maksimal.
60
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan penelitian ini adalah:

1. Gambaran Etos Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa yaitu

diperoleh rata-rata kompensasi finansial sebesar 68,4 standar deviasi 40, Hasil

perhitungan statistik deskriptif tentang Hubungan antara Etos Kerja dengan

Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa adalah 68,4.

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa hasil angket siswa yang berada pada

kategori rendah sebanyak 8 orang (16%), yang berada pada kategori kurang

sebanyak 18 orang (36%), yang berada pada kategori cukup sebanyak 10 orang

(20%), dan yang berada pada kategori tinggi sebanyak 14 orang (28 %).

2. Gambaran Kepuasan kerja pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa

yaitu diperoleh rata-rata kepuasan kerja pegawai sebesar 66,5, standar deviasi 21,

Hasil perhitungan statistik deskriptif Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian

Agama Kabupaten Gowa diperoleh nilai rata-rata yaitu 66,5 . Persentase

pegawai yang berada pada kategori rendah mencapai 62% dengan jumlah 31

orang. Persentase pegawai yang berada pada kategori kurang mencapai 0%

dengan jumlah 0 orang. Persentase pegawai yang berada pada kategori cukup

mencapai 4 % dengan jumlah 2. Persentase pegawai yang berada pada kategori

tinggi mencapai 34% dengan jumlah 17 orang,.

60
61

Hasil dari penelitian ini yaitu nilai sebesar 0,845 dengan tingkat Sig =

0,000 Dengan df = N-1= 50-1 = 49 sehingga nilai = 2,021 pada taraf signifikasi

[α = 0,05]. Untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak,

maka dilakukan dengan cara memperhatikan kaidah keputusannya. Jika nilai

≥ maka Ho ditolak dan Ha diterima . Berdasarkan hasil diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak karena lebih kecill dari

yakni dengan hasil 0,845 ≤ 2,021 Jadi terdapat Hubungan antara Etos Kerja

dengan Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa.

B. Implikasi

1. Bagi organisasi, diharapkan lebih menerapkan etos kerja yang baik sebagai tolak

ukur dalam menjalankan tugas dan kewajiban pegawai agar rasa puas dalam

bekerja dapat terpenuhi secara lahir dan bathin setiap pegawai.

2. Bagi pegawai diharapkan mempertahan sikap dan perilaku yang baik dalam

menjalankan tugas dan kewajibannya.

3. Bagi Peneliti selanjutnya, disarankan agar mengadakan penelitian dengan

cakupan materi lainnya berdasarkan etos kerja dan kepuasan kerja pegawai yang

peneliti lakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Janan Asifudin, Etos Kerja Islami, Muhammadiyah University Press,


Surakarta:, 2004.

Anoraga, Pandji. Manajemen Bisnis. Rineka Cipta, Jakarta: 2009.

Andi Budi Faderika, “ Pengaruh Etos Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan Dipertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten
Kulon Progo”, Skripsi Sarjana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta : 2016

Jansen,Sunamo,8 Etos Kerja Profesional, PT.BPK Gunung Mulia, Jakarta: 2010.

Kusnan, Ahmad. Analisis Sikap, Iklim Organisasi, Etos Kerja dan Disiplin Kerja
dalam menentukan Efektifitas Kinerja Organisasi di Garnisun Tetap III
Surabaya. Tesis. Universitas Airlangga, Surabaya. 2004.

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan , CV Diponegoro ,


Bandung:2010.

Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia, : Cet.2 Bumi aksara ,
Jakarta : 2017.

Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas Apa Dan Bagaimana, PT. Bumi Aksara,


Jakarta: 2005.

Rukiyati , Dina Dwikurniariani, Sosialisasi Etos Kerja Modern dalam Pengentasan


Kemiskinan, Cakrawala Pendidikan, Jakarta : 1994.

Sinamo, Jansen.. Delapan Etos Kerja Profesional: Navigator Anda Menuju Sukses.
Grafika Mardi Yuana, Bogor :2005.

62
63

Sondang Siagian,Manajemen Strategik, PT.Bumi Aksara, Jakarta: 2008.

Toto Tasmara, EtosKerjaPribadi Muslim. Cet 1, PT Dana Bakti Wakaf, Jakarta


:2000.

Yan Orgianus, Moralitas Islam Dalam Ekonomi Dan Bisnis, MARJA: 2012.

Wibowo, Manajemen Kinerja, cet.6 PT RajaGrafindo Persada, Jakarta : 2013.

Anda mungkin juga menyukai