SKRIPSI
Oleh
Nur Aliuddin
105430013515
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (i) peran Organisasi Kepemudaan (OKP)
terhadp pendidikan politik bagi generasi muda di Kabupaten Soppeng belum
terlalu maksimal (ii) dampak yang ditimbulkan dari pendidikan politik yang
diadakan mampu menambah wawasan dan meningkatkan partisipasi politik.
sesuai yang diharapkan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah atas Nabi
persada ini, untuk menyempurnakan akhlak umat manusia. Dan dialah Nabi yang
menjadi perombak peradaban Islam hingga kita dapat merasakaannya saat ini.
salah satu persyaratan guna menempuh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Terima kasih yang teramat tulus dari relung hati yang paling dalam
dipersembahkan kepada Ayah dan Ibu saya atas pengorbanan mulia dan suci serta
ada keterlibatan berbagai pihak yang dengan tulus ikhlas memberikan bantuannya.
Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
skripsi ini.
Erwin Akib, S.Pd, M.Pd, P.h.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Muhammadiyah Makassar, serta seluruh dosen dan para staf dalam lingkungan
karena berkat bimbingan dan arahan kepemimpinan mereka pula penulis bisa
yang tidak dapat disebut namanya satu persatu, yang telah memberikan masukan
mengenai materi yang perlu ditambahkan dalam skripsi ini, motivasi dan
skripsi ini.
Rasa syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa
ta‟Ala. atas bantuan yang diberikan selama proses penyelesaian skripsi. Akhirnya,
dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang dapat menyempurnakan skripsi sangat
penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Simpulan.....................................................................................................92
B. Saran ...........................................................................................................93
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................95
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
yang sangat substansial. Salah satu alasan yang mendasar terkait hal tersebut
adalah karena salah satu indikator kualitas demokrasi ditentukan oleh tinggi dan
kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam
kehidupan politik, salah satu diantaranya dengan jalan memilih pimpinan negara
(Victor, 2015). Oleh sebab itu proses politik yang terjadi tidak mungkin dihindari
setiap warga dalam suatu negara. Setiap warga negara pasti akan berhubungan
atau bersinggungan dengan proses politik entah itu disukai atau tidak disukai. Ini
menunjukan betapa proses politik sangat penting dan memiliki dampak yang
semakin sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara, mampu
nasional, dan inilah yang menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan
masyarakat.
Pendidikan politik dapat dipahami sebagai salah satu fungsi politik yang
dalam kehidupan bernegara. Salah satu upaya untuk membina generasi muda
dibidang politik, yaitu dengan mempersiapkan sejak awal, terutama sejak duduk
dalamnya.
dijamin penuh oleh konstitusi. Para penguasa tak pernah lupa menegaskan
pengakuan tersebut yang antara lain terlihat dari konsiderans atau pertimbangan
akan adanya jaminan atas hak-hak tersebut. Justru kenyataan tersebut bersama
warisan tradisi berpartisipasi secara politik dari generasi pendahulu
atas nama kekuasaan. Hal inilah yang mengakibatkan banyak perjuangan yang
salah satu cara yang dilakukan para pemuda untuk menyalurkan partisipasinya
calon pemimpin masa depan melalui pembentukan mental dan karakter yang
rakyat yang dikenal berasal dari basis intelektual, moral, kedaerahan dan unsur
membangun kesadaran politik pada generasi muda saat ini sangatlah dituntut,
pendekatan pada pemuda agar menjadi pemilih dan bijak dalam menjalankan
(PMII).
Mengacu pada peraturan Undang-Uundang Nomor 2 tahun 2011 pasal 1
ayat (4) tentang Pendidikan Politik bahwa “ Pendidikan politik adalah proses
pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban dan tanggung jawab setiap
warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara” ( Niagara, 2012 ). Tentu
dalam hal ini Organisasi Kepemudaan (OKP) harus mampu memainkan perannya
konstitusi, tentu hal ini sangat menjadi tuntutan bagi segenap Organisasi
Kepemudaan (OKP) terlebih lagi arah gerakan dan tujuan mencakup, agama,
sosial dan politik secara khusus, hal ini sebagai tantangan bagi Organisasi
berpartisipasi politik, tentu sangat muda untuk dijadikan sebagai alat politik guna
politic) yang tumbuh subur dikalangan masyarakat secara umum dan pemuda
secara khususnya, hal inilah yang kemudian akan mencederai proses demokrasi.
Tanpa adanya pendidikan politik persepsi yang akan muncul ditengah masyarakat
umum dan generasi muda secara khusus ialah golput dan money politic adalah
pilihan, tentu hal ini merupakan persepsi yang keliru, terlebih lagi ketika ada
anggapan semua calon sama saja, ini merupakan anggapan yang salah. Di sinilah
peran Organisasi Kepemudaan (OKP) sebagai Agen of chage dan Sosial control,
wawasan generasi muda di Kabupaten Soppeng tentang politik yang apik dan
peran serta Organisasi Kepemudaan (OKP) dan pihak pemerintah untuk lebih
intens dalam mengawal politik yang ada di Kabupaten Soppeng terlebih lagi
ketika melihat fenomena yang ada politik sering di jadikan sebagai ajang
Oleh karena itu melihat fenomena yang ada di atas peneliti tertarik untuk
terkait pendidikan politik, tentu hal ini menarik bagi peneliti dan menjadi pokok
penelitian dikarenakan pendidikan politik merupakan sarana penyalur untuk
dan bagaimana politik yang baik agar tidak ada lagi apatis di negara demokrasi
terutama apatis politik terlebih lagi Kabupaten Soppeng merupakan wilayah yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
sebagai berikut:
Kabupaten Soppeng.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Konsep Peran
tahun 1930-an. Diskursus perihal peran tentu tidak lepas dari para pemikir ilmu-
ilmu sosial seperti Max Webber, Talcott Parsons, Ralph Linton, Ralf Dahrendorf
yang meletakkan dasar teoritis untuk perihal peran tersebut. Diskursus ilmu sosial
ini menjadi basis penting perkembang pemikiran filosofis khususnya pada filsafat
sosial dan politik sebagaimana dikembangkan oleh Jürgen Habermas dan Hannah
Ada tiga hal yang senantiasa muncul dalam mendefinisikan teori peran
yaitu, organisasi sosial, budaya dan performans yang muncul dalam interaksi
otonom. Jadi di satu sisi manusia berada dalam sebuah struktur masyarakat dan
budaya di sisi lain juga tampil dengan kekhasan individual. Sebenarnya di dalam
teori peran ini juga bisa diamati secara empiris ruang hidup manusia, dimana di
satu pihak ia adalah pribadi unik di sisi lainnya ia pun tumbuh dalam konteks
masyarakat, ada struktur sosial budaya yang juga turut menentukan. Menurut
Talcott Parsons (Bolo, 2013) mendefinisikan peran sebagai “as the crucial social
tiga hal yang bisa ditarik yaitu bahwa peran itu berkaitan dengan individu-
individu dalam sebuah struktur dan menjadi budaya. Dalam tradisi ilmu psikologi
sosial kontemporer teori peran ini dibagi dalam dua ketegori yakni peran
Bila kita menelaah teori peran ini maka akan bersinggungan dengan
yang tertanam dalam diri individu (embodied dispositions, disebut juga oleh
Bourdieu “bodily hexis”) yang menjadi orientasi tindakan atau perilaku dalam
“dibentuk” dan “membentuk”, kondisi sosial dan budaya. Kedua, habitus tidak
tindakan lain, namun karena sifatnya historis maka kemungkinan itu dibatasi oleh
kondisi obyektif. Ketiga, habitus merupakan produk sosialisasi, tetapi juga secara
transformasi.
peran. Peran itu merupakan tindakan individu maupun kelompok yang secara
sistematis dan melahirkan efek terhadap individu maupun kelompok lainnya. Efek
yang timbul ini bisa berupa hal positif maupun negatif bagi individu maupun
kelompok lainnya dilihat dari sudut pandang orientasi yang dicapai oleh tindakan
atau efek yang timbul dari peran yang dihasilkan dari proses sosialisasi.
kondisi normatif dalam organisasi tersebut, tetapi sekaligus juga bisa mewarnai
kelompok yang ada. Dalam interaksi ini muncul budaya bersama yang melekat
pada individu dan sekaligus menjadi struktur normatif kelompok dan kerangka
Organisasi merupakan sebuah sistem budaya yang sudah ada sejak zaman
zaman dulu seperti berburu mengandaikan kerja organisasi demikian juga dalam
sesungguhnya bukan sekadar wujud tetapi sistem. Dan berbicara sistem berarti
juga melihat fungsi-fungsi yang ada dalam sistem tersebut. Namun, fungsi sebuah
benda itu akan mudah dipahami bila kita berpikir dalam kategori sistemik.
Organisasi merupakan jaringan sistem yang beroperasi dan berkoneksitas
satu dengan lain secara terbuka dan hidup. Contoh sederhana sebuah pabrik tekstil
tetap akan beroperasi sejauh pabrik tersebut menjalin koneksi dengan berbagai
macam sistem jaringan dagang di dunia ini yang berkaitan dengan jaringan ekspor
dan impor. Bila dia berada dalam sistem maka kemungkinan hidup dan
lain akan tidak berguna kalau dia tidak berada dalam sebuah sistem perdangangan
organsisasi sebagai sebuah sistem yang hidup dan berkoneksitas dengan berbagai
peran mempunyai orientasi struktur dan nilai atau sosial budaya, pribadi dan
kelompok maka perihal organisasi yang dipahami di sini pun tak lepas dari
mengikatkan diri satu dengan yang lain secara bebas. Sebuah organisasi
mempunyai latar belakang terbentuk dan orientasi ke masa depan. Latar belakang
terbentuk sebuah organisasi lahir dari cita-cita sekelompok orang atau masyarakat.
perangkat normatif yang menjaga agar idealisme yang telah digariskan bisa
penelitian ini lebih dilihat sebagai sebuah sistem yang hidup dan terbuka. Dan bila
kita melihat sejarah Indonesia Organisasi Kepemudaan (OKP) mempunyai sifat
(OKP) adalah lembaga yang menghimpun segenap potensi anak muda baik
mahasiswa maupun anak sekolah yang masuk kategori pemuda bahkan mereka
yang tidak menjadi anak terdidik. Organisasi Kepemudaan (OKP) ini berdiri
bersama dengan visi dan struktur kepemimpinan, budaya dan model aktualisasi
ide dan gagasannya. Bentuk dari organisasi ini lebih banyak berkaitan dengan
dan lembaga organisasi kedaerahan serta yang sejenis dari hal tersebut.
(OKP) merupakan pilar yang sangat penting bagi bangsa Indonesia dan
menghimpun para generasi muda atau individu dengan individu lainnya dengan
berbicara tentang sistem ini mampu menjadi sarana bagi suatu bangsa melalui
generasi muda dalam mencapai tujuan bersama yang tidak terlepas dari cita-cita
bangsa Indonesia, namun pada saat ini kita dapat melihat ada beberapa Organisasi
banyak kemudian yang di tunggangi oleh partai politik yang bertujuan untuk
Kepemudaan (OKP) yang dikenal sebagai agen of change dan sosial control
3. Pendidikan Politik
harfiah ke dalam bahasa Indonesia akan bermakna sosialisasi politik. Oleh karena
keduanya memiliki makna yang hampir sama. Dengan kata lain, sosialisasi politik
berpendapat bahwa :
adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat.
masyarakat.
menganggap bahwa sosialisasi politik ialah sebagai suatu proses, oleh pengaruh
tempat individu tinggal maupun kepribadian dari individu tersebut seperti yang
bagaimana seseorang menjadi paham akan politik. Dalam proses belajar politik
politik, seperti keluarga, sekolah, kelompok bergaul atau bermain (peer group),
pekerjaan, media massa, dan kontak politik langsung. Pentingnya agen-agen atau
bahwa:
Mengenai pengertian dari pendidikan politik dalam arti kata yang lebih
betul nilai-nilai yang terkandung dalam sistem politik yang ideal yang
hendak di bangun”.
Hal serupa juga dinyatakan oleh Kartini Kartono (2010) bahwa :“Pendidikan
sebagai upaya meningkatkan pengetahuan politik rakyat dan agar mereka dapat
partisipasi.
negara suatu negara untuk memahami mencintai dan memiliki rasa keterikatan
diri (sense of belonging) yang tinggi terhadap bangsa negara dan seluruh
dalam berpolitik.
politik dalam rangka menciptakan suatu sistem politik yang demokratis, Affandi
sebagai upaya formal maupun nonformal yang dicurahkan untuk membantu pada
generasi dan pemuda agar bisa berpikir merdeka tentang hukum dan kekuasaan,
kemaslahatannya.
pendidikan politik merupakan upaya sadar yang dilakukan oleh individu maupun
negaranya dari berbagai pihak melalui lembaga yang secara terstuktur mengarah
maksimal dalam sistem politik negaranya, pendidikan politik ini tak sekadar
terkungkung diwilayah sekolah ataupun instansi terikat lainya namun secara luas
diselenggarakan oleh pemerintah ketika ada jaminan berupa uang dan sebagainya,
tentu hal ini yang akan mencederai pendidikan politik kita. Maka dari itu sudah
menjadi tugas dan tanggung jawab bersama sebagai warga negara untuk
senantiasa menjalankan amanat konstitusi sesuai koridor yang ada dan pemerintah
pelanggaran dalam politik namun, pada nyatanya hal itu yang kurang di Negera
Indonesia ini.
politik mempunyai dua fungsi utama yaitu pertama dalam merubah atau
membentuk tata laku pribadi atau individu dan yang kedua lebih luas lagi yaitu
a. Proses demokrasi yang semakin maju dari semua individu (rakyat) dan
masyarakat/struktur kemasyarakatannya,
tatanan masyarakat agar lebih baik dari sebelumnya yang ditandai dengan adanya
lalu lintas kemasyarakatan yang menjadi semakin padat penuh sesak dan
Fungsi pendidikan politik bagi individu yang tertera di atas tidak hanya mengubah
individu tapi juga membentuk individu yang baru. Dalam artian bahwa seorang
individu dengan melalui pendidikan politik tidak hanya memiliki pengetahuan dan
pemahaman tentang politik tapi juga mempunyai kesadaran dan sensitivitas dalam
berpartisipasi atau ditunjukan dengan sikap dan perilaku politik yang lebih luas
politik rakyat dan agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal dalam sistem
politiknya. Dalam kaitan itu Affandi (2015) mengatakan bahwa pendidikan politik
selain sebagai alat untuk mengubah perilaku dan menambah pengetahuan politik
suatu masyarakat juga memiliki fungsi sebagai alat untuk menjalankan demokrasi
secara benar dengan jalan ikut serta mengendalikan dan mengontrol sistem politik
politik ialah menciptakan generasi muda Indonesia yang sadar akan kehidupan
berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai salah satu
yaitu:
masyarakat.
masyarakat sipil.
negara barat.
ini, seperti deklarasi HAM beserta konvensi yang menyertai UUD 1945,
Pancasila dan Sumpah Pemuda yang telah mengikat bersama sebagai sebuah
muda yang mampu memerankan posisi politisnya dan mampu menjadi seorang
pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia seperti yang
terkandung dalam Pancasila. Pendidikan politik dalam hal ini ditujukan untuk
lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan
politik yang dihayati oleh anggota sistem politiknya. Dalam kacamata Indonesia,
terciptanya suasana dan sistem politik yang berasaskan pada nilai-nilai Pancasila.
Hal ini mendorong untuk terciptanya budaya politik Pancasila dalam dinamika
politik Indonesia. Hal tersebut mengilhami kita agar pendidikan politik Indonesia
ditujukan untuk menciptakan generasi muda yang mampu menjalankan peran dan
tidak terlepas dari apa yang dipahami peneliti yaitu pendidikan politik bagi
tengah masyarakat multikultural dan plural serta sebagai penerus cita-cita bangsa
hal yang sangat penting bagi pemerintahan suatu negara, pada umumnya
a. Bahan bacaan seperti surat kabar, majalah, dan lain-lain bentuk publikasi
ataupun informal.
dapat diberikan melalui berbagai jalur. Pemberian pendidikan politik tidak hanya
dibatasi oleh lembaga seperti sekolah atau organisasi saja. Namun dapat diberikan
bentuk pendidikan politik yang diemban media massa dalam hal ini, yaitu surat
kabar dan partai politik ialah bukan merupakan bentuk pendidikan politik formal.
terhadap bangsanya atau memiliki rasa keterikatan diri (sense of belonging) yang
menurut penulis yang menjadi tolak ukur utama keberhasilan pendidikan politik
lembaga atau asosiasi dalam masyarakat. Dalam hal ini penulis lebih setuju bila
resmi (sekolah) dengan hal demikian pendidikan politik akan lebih tersalurkan
dan akan lebih muda dipahami apabila di ajarkan sejak dini pada generasi muda
kita, termasuk apabila pendidikan politik di masukkan dan dikupas secara
Kewarganegaraan tentu hal ini akan jauh lebih memberikan efek terhadap
generasi muda kita jangan hanya melaksanakan pendidikan politik pada saat
diantaranya :
Daerah Dalam Pendidikan Politik Ormas Islam Hizbu Tahrir Indonsia (HTI)
pemerintah daerah dan terkesan kontra terhadap apa yang telah dilakukan
pemerintah saat ini. Sesuai dengan yang mereka pahami bahwa dalam
dengan ikut memilih maka kita telah memberikan wewenang kepada mereka
yang telah melakukan hal tersebut. Padahal dalam pemahaman dan keyakinan
adapun yang menjadi landasan dalam peran pemerintah daerah ada dua yaitu:
Republik Indonesia No 2 tahun 2008 tentang partai politik pasal 1 (4) tentang
pendidikan politik.
dengan penelitian ini adalah objek kajian tentang pendidikan politik suatu
Sedang yang menjadi perbedaan terletak pada lokasi penelitian serta objek
regresi linier sederhana (SPSS). Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini
yang akan diteliti terletak pada objek kajian tentang organisasi kepemudaan
yang ada namun yang menjadi perbedaan terletak pada metode penelitian
wadah tumbuh dengan cukup banyak di Bandung sebanyak 173 OKP dengan
Sebuah jumlah yang tergolong baik dalam pengertian bahwa orang muda,
kegiatan yang dihasilkan ada berbagai macam gerakan yang memberi harapan
pada publik akan masa depan bangsa Indonesia. Kegiatan seperti, ikrar
kesetian pada negara dan penolakan berbagai macam teror serta kegiatan
lebih sebagai sebuah gegap gempita ke dalam belum cukup kuat membawa
arus perubahan ke luar. Penulis melihat bahwa gerakan kaum muda yang riuh
dalam hingar bingar kegiatan kaum muda tersebut. Karena begitu kuatnya
menjadi begitu keras dan menghabiskan banyak energi. Karena OKP sekadar
C. Kerangka Pikir
Pendidikan politik merupakan hal yang sangat penting bagi generasi muda
diantara kendala yakni kurangnya minat generasi muda terhadap politik (apatis
memilki peran sosial, kekuatan moral serta dalam aspek pembangunan nasional
dan dituntu untuk mampu menghimpun generasi muda dan memanfaatkan segala
potensi yang di miliki, Organisasi Kepemudaan (OKP) pula harus mampu ikut
politik bagi generasi muda sehingga mampu menjadi partisipan yang bertanggung
jawab dalam bidang politik salah satu bentuk peran pembinaan yang harus
dilakukan yakni ikut serta dalam sosialisasi politik dengan KPU yang ada di
daerah hal ini pula yang tidak boleh luput oleh Organisasi Kepemudaan (OKP)
masyarakat demi terciptanya kepercayaan terhadap politik yang ada. Dari uraian
Pendidikan
politik
Keteladanan
Pelatihan
Penataran
Penyuluhan
berorganisasi
Pendidikan
politik
Bentuk peran
Organisasi Implikasi
Kepemudaan
Kesadaran politik
dan pemaknaan terhadap data yang diperoleh, guna menghasilkan data deskriptif
informan yang diteliti dan dapat dipercaya. Menurut Creswell (2010), penelitian
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari
masalah sosial atau kemanusiaan. Adapun strategi yang digunakan penulis dalam
penelitian adalah studi kasus, penelitian kualitatif metode studi kasus yang
muda di Kabupaten Soppeng hal ini signifikan diteliti dengan metode studi kasus,
penting Organisasi Kepemudaan (OKP) dalam suatu negara dalam sistem politik.
Kepemudaan (OKP) yang ada lumayan pesat dan peran serta dalam mengawal
pemerintahan yang ada di Kabupaten Soppeng dan juga termasuk keikut sertaan
dalam membantu pemerintah dalam pembinaan generasi muda di Kabupaten
Soppeng, hal ini sesuai dengan permasalahan yang dikaji dan waktu pelaksanaan
penelitian ini membutuhkan waktu selama kurang lebih dua bulan, dengan
pelaksanaan di mulai pada bulan Oktober sampai dengan bulan November 2019.
C. Fokus Penelitian
pendidikan politik bagi generasi muda yang ada di Kabupaten Soppeng demi
tercapainya generasi muda yang mampu menjadi generasi yang sadar politik serta
D. Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer dikumpulkan secara langsung dari informan yang
terdiri beberapa dari ketua Organisasi, perwakilan KPU dan bebrapa generasi
(observasi), sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pengkajian
dokumen pada instansi Yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dengan
1. Data primer
Merupakan data yang diperoleh dari obyek penelitian melalui observasi
pendidikan politik yang dilakukan oleh beberapa organisasi yang ada di atas
ketua Organisasi di antaranya IL, SL, BR, IM, SF, ED dan dijadikan sebagai
2. Data sekunder
Data ini diperoleh melalui telaah dokumen yang ada kaitannya dengan
memperoleh data sekunder dengan beberapa sumber antara lain jurnal yang
E. Informan Penelitian
key person. Teknik memperoleh informan penelitian seperti itu digunakan karena
melakukan wawancara atau observasi. Key person ini adalah tokoh formal
ini sesuai jumlah yang dibutuhkan dalam melengkapi data observasi dan
wawancara.
diantaranya ada 6 ketua lembaga kepemudaan yaitu IM, SL, BR, IM, SF, dan ED
yaitu EI dan 6 dari perwakilan generasi muda yaitu UM, RE, NF, AR, MR, dan
oleh peneliti di anggap cakap dan berkaitan dengan penelitian sehingga dapat
F. Instrumen Penelitian
sumber data serta melakukan pengumpulan data, melalui kualiatas data, analisis
Oleh karena itu, instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu
dengan beberapa informan, sedangkan instrument lain berupa alat perekam untuk
yang di siapkan oleh peneliti, untuk mengungkap informasi yang terkait dengan
observasi, alat dokumentasi seperti perekam dan kamera serta alat catatan (pulpen
dan buku).
dan di susun oleh peneliti sendiri agar tersusun secara baik dan sistematis agar
IMM, HMI, PMII, Pemuda Muhammadiyah, MPM dan IPM yang ada di
muda yan telah dibina melalui pendidikan politik. Dalam penelitian ini
informan kunc di antaranya ada IL ketua IMM, SL, ketua HMI, BR ketua
narasumber dari generasi muda di antaranya ada UM, RE, NF, AR, MR,
ND. Pertama-tama peneliti melakukan wawancara dengan ketua
Pada kesempatan ini peneliti menelusuri berbagai data yang ada pada
peneliti, hasil dokumentasi darpat dilihat pada bab hasil penelitian dan
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
maka langkah-langkah anlisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Analysis Interactive Model dari Miles dan Huberman, yang membagi langkah-
langkah dalam kegiatan analisis data dengan beberapa bagian yaitu pengumpulan
data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display),
1. Pengumpulan data
Semua data yang diperoleh tentang tinjauan sosio yuridis terhadap pendidikan
2. Reduksi data
dan informasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan pada lokasi
peneliti melakukan pemilihan data yang mana cocok dengan fokus penelitian
yang akan diteliti melalui penyederhanaan sehingga memudahkan peneliti
3. Penyajian data
4. Verifikasi
Upaya mendapatkan kepastian akan keabsahan dari data yang telah diperoleh,
1. Perpanjangan pengamatan
MPM, dan IPM yang ada di Kabupaten Soppeng guna melengkapi data
yang sebelumya.
2. Meningkatkan ketekunan
ikut dan terjun lansung dalam beberapa kegiatan yang dilakukan oleh
3. Triangulasi
waktu, teknik) yakni data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara
kesimpulan yang diambil peneliti semakin kuat. Dalam hal ini peneliti
dari penelitian ini data triangulasi dapat dilihat dalam lampiran penelitian
4. Member Check
yang diambil oleh penliti pada saat proses analisis data. Apabila data sudah
dalam penelitian ini hasil dari member Chek dapat dilihat pada lampiran
tersendiri. Namun suatu waktu terjadi suatu musim kemarau disana timbul huru
yang dihadiri 30 orang matoa dari Soppeng Riaja dan 30 orang matoa dari
ditemukan seorang yang berpakaian indah sementara duduk di atas batu, yang
ikrar yang artinya “isi padi tak akan masuk melalui kerongkonan saya bila
berlaku curang dalam melakukan pemerintahan selaku Datu Soppeng”. Pada saat
2. Letak Geografis
Lintang Selatan 119 o42 o 18 o – 120 o06 o13 o Bujur Timur berada sekitas 180 km
di sebelah utara Kota Makassar (Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan) dengan waktu
tempuh sekitar empat jam menggunakan alat transportasi darat. Luas wilayah
1.500 km2 yang terdiri dari daratan dan perbukitan. Luas daratan ± 700 km2
berada pada ketinggian rata-rata ±60 meter di atas 200 meter permukaan laut.
pada kisaran ± 24o sampai dengan ± 30o dan keadaan angin berada pada kecepatan
dan kebun 29.733 Ha (19, 82%) merupakan hutan Negara, 24.042 Ha (16,03%)
dan sebagainya.
4o06`’ Lintang Selatan dan 4o32’ Lintang Selatan dan antara 119o41’ 18” Bujur
b. Keadaan Iklim
Keadaan angin berada pada kecepatan lemah sampai sedang. Curah hujan
Kabupaten Soppeng pada tahun 2018 berada pada intensitas 148 mm dan 14 hari
April yaitu 209 mm yang paling rendah yakni bulan September 63 mm.
c. Keadaan Penduduk
Kabupaten Soppeng pada tahun 2018 tercatat sebanyak 226.466 jiwa yang terdiri
dari laki – laki 106.594 jiwa dan perempuan 119.872 jiwa. Penduduk tersebut
bahwa penduduk terbagi atas wilayah Kecamatan Marioriwawo yaitu 44.899 jiwa
44.828 jiwa dari total jumlah penduduk, Kecamatan Lilirilau sekitar 27.244 jiwa
dari total jumlah penduduk dan yang paling terendah Kecamatan Citta dengan
terpadat adalah Kecamatan Liliriaja yaitu 284 jiwa/km2 dan yang terjarang
memiliki jarak alternatif yang terajangkau dari pusart kabupaten. Jarak dari
Jumlah Penduduk
No. Kecamatan Luas Rumah
Km Tangga Laki-Laki Perempuan Total
3. Sosial Budaya
a. Kesehatan
adalah : rumah sakit 1 buah dengan tempat tidur 82, puskesmas 17 Induk, 45
Puskesmas pembantu dan dokter praktek sebanyak 41 orang. Rumah Sakit terletak
di Ibukota Kabupaten Soppeng yaitu Kota Watansoppeng, sedangkan
Jumlah pengunjung Rumah Sakit pada tahun 2018; rawat jalan 36.642
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Hal tersebut dapat dilihat
meningkatnya umur harapan hidup pada tahun 2017 menjadi 71,2 tahun,
menurunnya angka kematian ibu yakni 6 per 100.000 KH, menurunnya Angka
Kematian Anak Balita (AKABA) pada tahun 2017menjadi 2 per 1000 KH, dan
pemantauan status gizi balita pada tahun 2017, menunjukkan bahwa dari 4.702
balita yang ada hanya 1 persen kondisinya berada di bawah standar gizi dan
sebanyak 4.274 anak (82%) yang kondisi gizinya normal. Selain itu kinerja
lain sebagainya.
pada tahun 2018 yang bersumber dari Pemerintah Provinsi Rp. 1.529.779.200,-
b. Agama
Tabel. 4.2
Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Soppeng Tahun 2018
99,7 persen dari total penduduk yang ada, dan selebihnya menganut kepercayaan
Kristen sekitar 0,29 persen, Hindu 0,007 persen serta Budha 0,003 persen. Sejauh
para penganut agama tersebut hidup berdampingan dengan tenang dan damai.
c. Ekonomi
ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan
B. Hasil Penelitian
berhasil diwawancarai secara intensif dengan nama menggunakan inisial, yaitu IL,
SL, IM, ED, SF, dan BR selaku Ketua Organisasi Kepemudaan di Kabupaten
diambil secara acak guna menunjang hasil penelitian dengan inisial RE, AR, MR,
lengkapi dari data hasil observasi langsung secara partisipatif yang dilakukan
dengan rentang waktu pada kurang lebih 60 hari dari bulan Oktober hingga
November tahun 2019. Untuk memperkuat data hasil wawancara dan observasi
dilakukan penelusuran terhadap dokumen dan arsip yang ada. Kemudian data
tahun 1930-an. Diskursus perihal peran tentu tidak lepas dari para pemikir ilmu-
ilmu sosial seperti Max Webber, Talcott Parsons, Ralph Linton, Ralf Dahrendorf
yang meletakkan dasar teoritis untuk perihal peran tersebut. Diskursus ilmu sosial
ini menjadi basis penting perkembang pemikiran filosofis khususnya pada filsafat
sosial dan politik sebagaimana dikembangkan oleh Jürgen Habermas dan Hannah
Ada tiga hal yang senantiasa muncul dalam mendefinisikan teori peran
yaitu, organisasi sosial, budaya dan performans yang muncul dalam interaksi
otonom. Jadi di satu sisi manusia berada dalam sebuah struktur masyarakat dan
budaya di sisi lain juga tampil dengan kekhasan individual. Sebenarnya di dalam
teori peran ini juga bisa diamati secara empiris ruang hidup manusia, dimana di
satu pihak ia adalah pribadi unik di sisi lainnya ia pun tumbuh dalam konteks
masyarakat, ada struktur sosial budaya yang juga turut menentukan. Menurut
Talcott Parsons (Bolo, 2013) mendefinisikan peran sebagai “as the crucial social
inculcated culture as individuals were socialized into them”. Dari definisi ini ada
tiga hal yang bisa ditarik yaitu bahwa peran itu berkaitan dengan individu-
individu dalam sebuah struktur dan menjadi budaya. Dalam tradisi ilmu psikologi
sosial kontemporer teori peran ini dibagi dalam dua ketegori yakni peran
Bila kita menelaah teori peran ini maka akan bersinggungan dengan
yang tertanam dalam diri individu (embodied dispositions, disebut juga oleh
Bourdieu “bodily hexis”) yang menjadi orientasi tindakan atau perilaku dalam
“dibentuk” dan “membentuk”, kondisi sosial dan budaya. Kedua, habitus tidak
tindakan lain, namun karena sifatnya historis maka kemungkinan itu dibatasi oleh
kondisi obyektif. Ketiga, habitus merupakan produk sosialisasi, tetapi juga secara
transformasi.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada ketua Organisasi
serta memiliki komponen yang harus di penuhi diantaranya tujuan, visi dan misi,
arah gerakan serta kegiatan yang harus di arahkan pada pembinaan politik bagi
generasi muda di Kabupaten Soppeng. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil
a. Tujuan
politik ialah menciptakan generasi muda Indonesia yang sadar akan kehidupan
berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai salah satu
menyatakan bahwa:
bahwa:
“Pastinya ada karena dalam HMI ini kan ada fariabel dimana HMI
mengutamakan perkaderan yang dimana keilmuan 5 dimensi namanya dan
didalamnya ada unsur politik tentunya kita menyampaikan pada kader-
kader bagaimana sistem politik itu sendiri”
Selanjutnya, hasil wawancara yang dilakukan dengan BR selaku ketua
mengatakan bahwa:
“kalau di Soppeng itu yah pasti ada disana ada persoalan politik karna
kenapa dalam organisasi itu baru bisa berdiri tegak kalau kita bersinergi
dengan politik yang ada di Kabupaten Soppeng apalagi pendidikan politik
disitulah kita mengkaji bagaimana sistem politik yang ada di Kabupaten
Soppeng karena jangan sampai kita tidak tau persoalan itu padahal
demokrasi itu penting setiap organisasi itu penting karan pemuda itu harus
tau selut belut politik itu bagaimana kita mengkritisi jika tidak tau dengan
politik”
“jadi kita mengacu pada visi dan misi organisasi pemuda muhammadiyah
di Kabupaten Soppeng ini dan visinya adalah bagaimana menggenjot
Pemuda Muhammadiyah masuk kedalam rana politik artinya mengikuti
rana kebangsaan yang berkembang saat ini kemudian apakah tujuan
organisasi ada yang mengarah pada pendidikan politik jelas itu ada
dimana pemuda itu harus ikut aktif dalam mengikuti arah perkembangan
politik yang ada sekarang”
mengatakan bahwa:
“mengenai itu ada sedikit mengenai politik karna disitu ada hal berkaitan
dengan politik seperti pemilihan ketua senat dan lainya”
“yah secara khusus tidak namun ada bagian-bagian tertentu kita megarah
pada politik seperti pada saat pemilihan ketua dan sebagainya”
Sehubungan dengan pendidikan politik ada pula pandangan dari beberapa
generasi muda yang ikut aktif dan pernah mengikuti pendidikan politik ketika di
mengatakan bahwa :
“yah paham, yah saya pernah mengikuti seperti sosialisasi yang diadakan
oleh KPU dan sosialisasi pemilih muda yang diadakan oleh delegasi
pemuda di Kabupaten Soppeng”
bahwa :
“tentang pendidikan politik saya memahami tapi tidak terlalu dalam,yang
pernah saya ikuti Kalau KPU belum pernah tetapi kalau OKP baru-baru
ini saya mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah yaitu bedah filem tentang politik”
terdiri dari KPU, ketua Organisasi Kepemudaan (OKP) dan generasi muda
politik hal ini di anggap penting karena pada dasarnya sebagai lembaga harus
paham dan memahamkan tentang politik itu sendiri, segala bentuk regulasi
kebijakan di negara tidak terlepas dari politik maka dari itu pemuda harus paham
dan mengetaui tentang politik dan hal itu bisa didapatkan melalui pembelajaran
dimana ketika tujuan organisasi di interpretasikan maka tidak dapat terlepas dari
politik karna berbicara tentang kebijakan saat ini itu merupakan hasil prodak dari
politik dan pemuda harus paham itu, untuk pendidikan politik semestinya lembaga
dan segala unsur yang bertanggung jawab dalam pemerintahan harus memiliki
tujuan yang di arahkan pada pendidikan politik. Namun tidak bisa dipungkiri
masih ada generasi muda yang tidak mengetahui tentang pendidikan politik politik
dengan dalih tidak pernah ada pemberitahuan yang sampai hal ini menunjukkan
bahwa masih kurang nampaknya kegiatan yang dilakukan, serta kurang massifnya
pendidikan politik masih didominasi oleh KPU di sinilah perlu adanya inisiasi
terkait agar tujuan serta edukasi politik yang dilakukan dapat memberi efek yang
tujuan yang mengarah pada pendidikan politik dan tujuan ini di realisasikan
tujuan tersebut
adalah penjabaran visi dan misi, dan merupakan hal yang akan dicapai atau
“kalau visi misi kami meluas maksudnya tetap di kepemudaan itu atau
organisasi kepemudaan yang ada di Kabupaten Soppeng inilah yang benar-
benar akan kita gali bersama karna kita tau bahwa OKP yang ada di
Kabupaten Soppeng ini sangat mempunyai peran yang sangat besar kiata
tau teman-teman OKP itu punya basis dan massa yang banyak OKP ini
yang dimana mereka sudah memiliki pemikiran yang matang yang bisa
memajukan demokrasi yang ada di Kabupaten Soppeng dan ditangan
teman-teman OKP inilah mereka bisa menunjukkan bahwa kami ini
berdemokrasi bukan hanya melakukan hal-hal yang tidak berguna tapi
teman-teman OKP ini kita harapkan bersama menjalin kejasama dengan
kami menyukseskan demokrasi di Kabupaten Soppeng ini”
organisasi kepemudaan terkait visi ddan misi organisasi yang mengarah pada
bahwa:
mengatakan bahwa:
“ada semisal kita ikut dalam menyukseskan semisal money politik, atau
pilkada bagaimana okp itu terlibat untuk menyuarakan jangan money
politik bagaimana menyuarakan demokrasi yang rill tanpa ada intervensi
dari pihak tertentu”
Selanjutnya, hasil wawancara yang dilakukan dengan IM selaku ketua
“yah betul itu ada dalam visi dan misi tentang bagaimana arah kedepan
organisasi bagaimana organisasi ini betul-betul hidup oleh regenrasi
apalagi dalam bidang politik dan di organisasi kita memang ada yang
membidangi tentang politik dan ham dan didalamnya ada pendidikan
politik”
mengatakan bahwa:
yang pernah mengikuti pendidikan politik tentang penyampaian visi misi dari
mengatakan bahwa:
“tidak ada”
Hal yang lain di ungkapkan oleh NF (20) selaku generasi muda yang
mengatakan bahwa :
“ada pemberitahuan”
mengatakan bahwa :
“visi misi yang disampaikan pada saat itu saya rasa arahnya kurang jelas
kemana”
narasumber di atas dapat dikatakan bahwa dalam visi dan misi lembaga ada yang
mengarah pada pendidikan politik dimana dalam visi berbicara tentang tujuan
yang akan di capai dan misi berbicara tentang cara yang akan dilakukan dalam
mencapai suatu visi, visi merupakan sesuatu yang ditetapkan sedari awal yang
sifatnya statnan sedang misi merupakan cara yang bisa saja beruba seiring dengan
kondisi yang ada dan hal inilah yang di butuhkan oleh organisasi kepemudaan
dalam memberikan pemahaman politik kepada generasi muda harus ada visi dan
misi yang di arahkan pada pendidikan politik dan hal itu telah di lakukan
tidak ada penyampaian visi dan misi oleh pihak penyelenggara pendidikan politik,
dikatakan oleh EI organisasi kepemudaan memiliki basis massa yang banyak dan
pemikiran yang matang tentu hal ini bisa menjadi partner yang baik begitu pula
seperti yang telah di lakukan oleh BR salah satu ketua OKP dimana mengatakan
bahwa apa yang telah dilakukan itu seperti ikut mengkampanyekan menolak
money politik sebagai wujud demokrasi yang rill tanpa adanya penindasan,
namun ada saja OKP yang tidak memiliki visi dan misi yang mengarah pada
pendidikan politik hal ini sangat di sayangkan melihat politik sangat penting
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terkait visi dan
misi dari Organisasi Kepemudaan (OKP) pada saat berada di lokasi maka dapat
dikatakan bahwa:
“Dalam visi dan misi ada yang mengarah pada pendidikan politik hal ini di
dapat terlihat dari kegiatan yang dilakukan oleh OKP serta penanaman
budaya politik yang dilakukan seperti yang dilakukan di Pemuda
Muhammadiyah yang pada dasarnya kader-kader di siapkan untuk masuk
pada wilayah politik dimana dikenal adanya kader bangsa dalam
persyarikatan Muhammadiyah hal ini pula yang di teruskan di organisasi
naungan Muhammadiyah. Di KPU sendiri ada visi misi yang mengarah
pada pendidikan politik dan dalam visi misi tersebut melibatkan organisasi
kepemudaan dalam mencapai tujuan tersebut terbukti dari adanya
pelibatan dari KPU untuk anggota organisasi kepemudaan sebagai bagaian
dari RELASI (relawan demokrasi) bentukan dari KPU guna memperluas
jaringan dalam menyampaikan pendidikan politik di masyarakat
Kabupaten Soppeng, namun hal yang jarang dilakukan oleh Organisasi
Kepemudaan (OKP) dalam melakukan kegiatan pendidika politik pada
generasi muda yaitu penyampaian visi misi dari organisasinya padahal hal
tersebut sangat perlu guna menarik minat dari pemuda untuk bergabung
dengan organisasi dan menarik dalam politik itu sendiri hal ini terlihat saat
peneliti ikut di salah satu kegiatan OKP yang nuansanya pendidikan politik
memang tidak ada pemberitahuan visi dan misi dari OKP itu sendiri”
misi ada yang mengarah pada pendidikan politik hal ini juga dapat dibuktikan
politik.
dimana visi adalah serangkaian kata yang menunjukkan impian, cita-cita atau nilai
inti sebuah organisasi, perusahaan atau instansi. Visi merupakan tujuan masa
depan sebuah instansi, organisasi, atau perusahaan. Visi juga adalah pikiran-
pikiran yang ada di dalam benak para pendiri. Pikiran-pikiran tersebut adalah
gambaran tentang masa depan yang ingin dicapai. Jika visi adalah gagasan
mengenai tujuan utama, maka misi adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui
untuk mencapai visi tersebut. Selain itu, misi juga merupakan deskripsi atau
tengah masyarakat. Misi juga bisa dikatakan sebagai Penjabaran sebuah visi. Jika
visi hanya dituliskan dalam satu kalimat saja, maka misi akan dijabarkan dengan
beberapa kalimat yang mudah untuk dipahami pembaca atau siapa saja yang
melihatnya.
c. Arah Gerakan
Berdasarkan wawancara dengan EI (devisi Sosialisasi, Parmas, Pendidikan
menyatakan bahwa:
bahwa:
“seperti seminar ataukah dialog-dialog itu sendiri kalau dan berkisar ada
momentum politik kita membuat diskusi-diskusi intens mengenai
perkembangan politik sekarang ini”
mengatakan bahwa:
“gerakan yang kita lakukan itu seperti kita selalu mengawal kebijakan-
kebijakan yang ada di Kabupaten Soppeng supaya itu tidak menjadi
kontroversi di tengah masyarakat dan pemuda-pemuda juga bisa memiliki
pandangan mengenai politik di kabupaten soppeng, ketika kita tidak
melakukan hal itu jika ada regulasi yang timbul dan kita tidak mengetahui
maka tentu kita akan tinggal dia da tidak menindak lanjuti hal tersebut dan
untuk program kerja dari PMII bentuknya hanya kajian sekaligus observasi
di setiap lembaga yang ada kaitannya dengan politik”
“jadi tidak semua arah gerakan itu mengacu pada pendidikan politik
artinya kita harus menyikapi perkembangan politik jika memang ada
nuansa politik kita mengajak dan mengajari adik-adik kita untuk
bagaimana ikut peran aktif dalam bidang politik dalam hal ini pendidikan
politik dan kita dalam melakukan pembinaan kita memberikan pada
bidang politik dan hukum untuk bagaimana mengajarkan dan menerapkan
membimbinga dik-adik menyikapi hal-hal yang ada di politik”
mengatakan bahwa:
yang pernah mengikuti pendidikan politik tentang arah gerakan yang dilakukan
mengatakan bahwa:
“yah senang kami dari kalangan pemuda sangat mengapresiasi kegiatan
yang seperti ini karena kenapa, kegiatan seperti ini sangat berpengaruh
apalagi kita pemilih-pemilih pemula ingin mengetahui regulasi-regulasi
serta aturan-aturan dalam memilih pemimpin dan bagaimana peraturan-
peraturan yang ada di dalamnya”
mengatakan bahwa :
bahwa :
narasumber di atas dapat dikatakan bahwa arah gerakan yang dilakukan oleh
Organisai Kepemudaan (OKP) dan KPU dapat memberi manfaat bagi generasi
muda yang pernah mengikuti kegiatan tersebut seperti yang dikatkan oleh UM
“yah senang kami dari kalangan pemuda sangat mengapresiasi kegiatan yang
seperti ini karena kenapa, kegiatan seperti ini sangat berpengaruh apalagi kita
yang menjadi kekurangan dari organisasi kepemudaan ini diman arah gerakan
yang dilakukan tidak begitu massif dan kegiatan yang sifatnya tidak ada
pengembagan karena kegiatan yang dilakukan hanya seputar seminar, dialog serta
Kabupaten Soppeng.
Sejalan dengan Jurnal (Jabier, 2014 yang mengatakan bahwa tentu banyak
sekali definisi arah dari berbagai bidang ilmu, mulai dari sudut pandang ilmu
fisika dan berbagai disiplin ilmu yang lainnya. Namun kita harus memberi batasan
arti dari kata arah agar pemahasan kita tidak rancu. Arti kata arah pada topik kita
kali ini ialah tujuan atau orientasi. Sedangkan arti dari gerakan ialah sebuah
kegiatan atau usaha manusia untuk menuju apa yang ingin manusia tuju seperti
dari nasib buruk ke nasib baik dan nasib baik menuju nasib yang lebih baik, serta
hasil dari dokumentasi di bawah ini yang membuktikan arah gerakan dari
Gabar 4.1 salah satu arah gerakan yang dilakukan oleh organisasi kepemudaan
(Sumber : Peneliti)
Gambar 4.2 gerakan pendidikan politik Organisasi Kepemudaan bersama
dengan KPU Kabupaten Soppeng.
(Sumber : Peneliti)
dari gambar 4.1 merupakan kegiatan bedah filem dan diskusi yang bertemakan
politik yang dilakukan oleh salah satu OKP. Gambar 4.2 memperlihatkan bahwa
d. Pendidikan Politik
Pemilih, dan SDM KPU) tentang gerakan yang dilakukan dan pelibatan OKP
mengatakan bahwa:
bahwa:
mengatakan bahwa:
mengatakan bahwa:
beberapa ketua generasi muda terkait materi yang diberikan mampu menarik
“saya rasa tidak terlalu karna materi yang disampaikan itu tidak
mengenah”
mengatakan bahwa :
bahwa :
“yah walaupun tidak banyak namun adalah sedikit yang bisa menarik
karna mengetahui apa itu politik”
ketika pemuda telah disadarkan bahwa apa yang terjadi sekarang ini semisal harga
bahan pokok naik dan lain sebagainya merupakan prodak politik maka itu bagian
kalangan termasuk pemilih pemula namun hal berbeda ditunjukkan oleh beberapa
generasi muda yang telah mengikuti kegiatan pendidikan politik dimana ada rasa
kurang tertarik dengan politik itu sendiri hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya
pola pembinaan yang harus dilakukan oleh organisasi kepemudaan agar dapat
politik dan edukasi politik kepada generasi pelanjut, namun metode yang
dilakukan harus lebih kreatif agar generasi muda tidak bosan ataupun jenuh
dengan pendidikan politik dengan itu dapat menarik minat generasi muda dalam
hal politik dan pendidikan politik dapat memberi manfaat yang lebih terhadap
serangkaian kegiatan pendidikan politik baik itu berupa pengkajian isu serta aksi-
aksi yang dilakukan, termasuk beberpa kegiatan penunjang seperti dalam sebuah
tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jika dikaitkan dengan partai politik, pendidikan politik bisa diartikan sebagai
mereka sadar akan peran dan fungsinya, serta hak dan kewajibannya sebagai
manusia atau warga negara dan dapat ditunjang dengan hasil dokumentasi gambar
di bawah ini:
Gambar 4.3 Aksi demosntrasi di gedung DPRD Kabupaten Soppeng
(Sumber : Peneliti)
cara seperti pada gambar 4.3 memperlihatkan aksi demonstrasi terhadap kebijakan
yang dikeluarkan pemerintah tentuh tindakan ini dilakukan berangkat dari hasil
aliansi mahasiswa dan hal tersebut tidak jauh dari politik. Gambar 4.4
serta gambar 5.5 memperlihatkan proses perkaderan yang dilakukan oleh salah
kebijakan politik yang terjadi dan bagaimana cara untuk menyikapi hal tersebut.
menyentuh rana internal organisasi belum ada kegiatan yang mengacuh pada
membicarakan tentang efek yang ditimbulkan dimasa depan atau dampak yang
Manusia sebagai mahluk sosial tentu tidak dapat terlepas dari interaksi dengan
manusia lainnya, jika ditarik dalam konteks suatu lembaga atau organisasi yang
menjadi objek penggerak di dalamnya ialah manusia itu sendiri tentunya akan ada
beberapa hal yang akan ditimbulkan dari setiap peran baik itu berupa hal positif
maupun hal negatif yang ditimbulkan. termasuk implikasi sosial yang terjadi
bagi generasi muda di Kabupaten Soppeng yang dimana memiliki dampak positif
dan negatif dapat dibuktikan dengan adanya hasil wawancara, hasil observasi dan
hasil dokumentasi.
a. Positif
pendidikan pemilih, parmas dan SDM KPU Kabupaten Soppeng tentang implikasi
“tentu jika orang sudah disadarkan dengan harga bawang naik, haraga
beras naik, harga apapun yang naik itu ketika sudah sadar bahwa itu adalah
prodak daripada politikmaka dia pula akan sadar bagaimana pentingnya
kontribusi dalam politik itu tapi kalau mereka belum disadarkan tentang
bahaya dari dampak kebijakan politik itu maka dia akan fine-fine saja
ketika harga barang naik itu dia akan anggap bahwa itu by accident
(kebetulan) bukan merupakan hasil dari kebijakan hukum itu, kebijakan
politik itu padahal itu semuakan dari kebijakan politik yang dipahami
secara mendalam”
bahwa:
mengatakan bahwa:
mengatakan bahwa:
generasi muda yang ikut aktif dan pernah mengikuti pendidikan politik ketika di
“yah berguna karna kita dapat paham politik itu seperti apa”
(OKP) terhadap pendidikan politik bagi generasi muda di Kabupaten Soppeng itu
mempunyai dampak positif, hal itu dapat terlihat dari jumlah peningkatan
partisipan politik di Kabupaten Soppeng yang melebihi target serta apresiasi dari
generasi muda yang pernah mengikuti kegiatan pendidikan politik mereka senang
politik yang ada di Kabupaten Soppeng seperti halnya yang di sampaikan oleh IL
salah satu ketua lembaga bahwa ketika orang sudah disadarkan dengan kondisi
sosial seperti harga barang naik harga bahan bakar naik dan mereka sadar bahwa
itu merupakan hasil dari prodak politik maka secara tidak lansung mereka akan
politik di Kabupaten Soppeng memang ada dan disambut antusias oleh generasi
muda di Kabupaten Soppeng hal ini terlihat saat di adakannya bedah film oleh
salah satu organisasi kepemudaan yakni IMM yang yang mana jumlah peserta
yang hadir cukup lumayan banyak, dari kepesertaan yang hadir terlihat juga
Soppeng jalan Bila Selatan Kecamatan Lalabata. Peserta yang datang sangat
antusias dalam diskusi mengkaji politik yang berkembang di indonesia, dari hasil
yang di bedah serta diseret pada konteks gambaran perpolitikan saat ini.
atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau
mendukung keinginannya. Sedangkan positif adalah pasti atau tegas dan nyata
dari suatu pikiran terutama memperhatikan hal-hal yang baik. positif adalah
suasana jiwa yang mengutamakan kegiatan kreatif dari pada kegiatan yang
kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung
keinginannya. Sedangkan positif adalah pasti atau tegas dan nyata dari suatu
pikiran terutama memperhatikan hal-hal yang baik. positif adalah suasana jiwa
usaha yang sadar bila sesuatu terjadi pada dirinya supaya tidak membelokkan
fokus mental seseorang pada yang negatif. Bagi orang yang berpikiran positif
mengetahui bahwa dirinya sudah berpikir buruk maka ia akan segera memulihkan
dirinya. Jadi dapat disimpulkan pengertian dampak positif adalah keinginan untuk
dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya yang baik,
Kepemudaan (OKP) yang melibatkan beberapa OKP dan generasi muda secara
umumnya dapat dilihat bahwa adanya respon positif dari kalangan pemuda
terhadap pendidikan politik yang dilaksanakan serta respon dari beberapa peserta
b. Negatif
bahwa:
“sebagai OKP yang melihat proses-proses politik itu sendiri sangat perlu d
sampaikan dan tentu harus melibatkan penyelenggara-penyelenggara
seperti misalkan KPU dan Bawaslu itu sangat penting kita berkolaborasi”
mengatakan bahwa:
mengatakan bahwa:
generasi muda yang ikut aktif dan pernah mengikuti pendidikan politik ketika di
wawancarai tentang dampak negatif atau kekurangan dari pendidikan politik yang
Hal lainpun disampaikan oleh UM (22) selaku generasi muda yang pernah
muda yang pernah mengikuti pendidikan politik yang diadakan oleh KPU yaitu:
“untuk kekurangan belajar politik itu banyak sekali kekurangan yang mana
politik itu bisa saja memecahkan bahkan kita satu organisasi atau lembaga
jika kita tidak sepaham bisa saja politik memecahkan hal itu”
berbeda AR, NF, UM dan RE sebagai generasi muda yang pernah mengikuti
pendidikan politik yang di adakan oleh OKP dan KPU maka dapat disimpulkan
bahwa implikasi negatif yang dirasakan oleh generasi muda terhadap pendidikan
yang dilakukan dengan beberapa ketua Organisasi Kepemudaan tentang upaya apa
yang harus di tempuh agar dapat menghilangkan efek negatif dari tidak
kerjasama antara pihak-pihak yang terkait seperti pihak pemerintah dan juga perlu
adanya kerjasama antara setiap organisasi kepemudaan di Kabupaten Soppeng
tidak hanya di titik beratkan pada satu organisasi saja dengan itu pendidikan
politik dinilai akan lebih meminimalisir efek negatif dari tidak diadakannya
pendidikan politik jangan sampai apa yang dikawatirkan oleh EI dimana jangan
sampai kepercayaan dari masyarakat itu menurun serta tingkat partisipasi dari
masyarakat terhadap politik itu tidak ada lagi, maka dari itu perlu adanya
dikatakan bahwa:
Dari hasil wawancara dan observasi di atas maka dapat ditarik kesimpulan
kabupaten soppeng baik dari OKP maupun KPU belum maksimal hal ini ditandai
kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung
adalah pengaruh buruk yang lebih besar dibandingkan dengan dampak positifnya.
dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya yang buruk
C. Pembahasan
lain, pertama, pemuda adalah generasi penerus yang akan melanjutkan cita-cita
perjuangan bangsa. Kedua, kelansungan sejarah dan budaya bangsa, corak dan
warna masa depan suatu bangsa akan sangat ditentukan oleh arah persiapan atau
pemimpin dan pengembangan generasi muda pada saat ini, ketiga, terjaminnya
pembangunan sangat penting artinya, bukan saja karena pemuda sebagai lapisan
masyarakat paling besar tetapi yang paling penting adalah tanpa potensi dan
kepemudaan merupakan salah satu bentuk mengasah nalar politik bagi para
genersi muda. Dengan adanya pendidikan politik bagi generasi muda yang
generasi muda tidak buta akan politik serta dapat memberikan sumbangsi politik
Kepemudaan (OKP) dalam melakuakan pembinaan bagi generasi muda hal ini
Soppeng.
terhadap kebijakan kebijakan dan kerja dari sebuah pemerintahan yang sedang
kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung
dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya yang buruk
masyarakat secara umum yang bisa memberi dampak berupa dampak positif
maupun dampak negatif dimana kegiatan pendidikan politik yang dilakukan oleh
itu dapat terlihat dari jumlah peningkatan partisipan politik di Kabupaten Soppeng
yang melebihi target serta apresiasi dari generasi muda yang pernah mengikuti
kegiatan pendidikan politik mereka senang terutama pendidikan politik juga dapat
namun adapula respon negataif dari kegiatan pendidikan politik yang dilakukan
ini menunjukkan bahwa ada ketidak puasa dari generasi muda terhadap
pendidikan politik yang dilakukan hal ini dikarenakan kegiatan yang dilakukan
bersifat musiman dadn rentan waktu yang cukup lama dimana kegiatan
berlansung saat adanya momentum politik saja serta ada pula yang memanfaatkan
unsur pemerintahan yang terlibat serta harus ada upaya dan gebrakan baru yang
A. Simpulan
(OKP) memiliki bentuk peran yang beragam melalui tujuan, visi misi, arah
gerakan serta kegiatan yang dilakukan dan peran itu sangat penting dalam
pendidikan politik bagi generasi muda, salah satu bentuk peran yang
pengkajian isu sentral, pembentukan SDM yang siap dan paham politik,
dialog yang ada kaitannya dengan politik serta melakukan kerjasama dengan
yang dilakuakan mendapatkan respon positif oleh para pemuda hal ini
ditandai dari kehadiran oleh para pemuda saat dilakukannya kegiatan yang
B. Saran
pendidikan politik.
2. Adanya silabus kusus dalam pendidikan politik seperti sekolah politik dengan
informasi sampai kepada masyarakat secara umum dan pemuda secara umum.
memiliki efek yang signifikan terhadap generasi muda terlebih lagi terhadap
politik bagi generasi muda harus lebih maksimal dan pelibatan OKP dalam
skala lebih besar agar OKP mampu memaksimalkan diri dalam mengawal
5. Saran Bagi Pembaca agar dapat menjadi sumber pengetahuan baru dan dapat
6. Saran Bagi Peneliti selanjutnya adalah Penelitian ini dapat dijadikan referensi
ada. Perlu adanya kajian sosiologi yang lebih mendalam didalam era yang
politik bagi generasi muda, yang terkadang mereka lupa bahwa pendidikan
Almond, Gabriel. 1990. Budaya Politik, Tingkah laku Politik dan Demokrasi di
lima negara. Jakarta : Bumi Aksara.
Creswell, J. W. (2010). Research design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. Yogjakarta: PT Pustaka Pelajar.
Djahiri, Khosasi. 2011. Ilmu Politik dan Kenegaraan. Bandung: Uiversitas
Terbuka.
Eka wahyuningsi. 2013. Konstruksi Pendidikan Politik pada Sekolah Menengah
Atas diKota Pangkalpinang. Tesis. Bandung. FKIP Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan. Universitas Pendidikan Indonesia.
Jumriati. 2015. Peran Pemerintahan Daerah Terhadap Pendidikan Politik Ormas
Islam Hizbu Tahrir Indonesia (HTI) di Desa Gentungan Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa. Skripsi. Ilmu Pemerintahan. Sospol.
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Kartono, Kartini. 2010. Pendidikan Politik Sebagai Bagian dari Pendidikan
Orang Dewasa. Bandung : Mandarmaju.
Kartaprawira, Rusadi. 1988. Sistem Politik Indonesia . Bandung : Sinar Baru.
Puji Wibowo. 2013. Pelaksanaan Pendidikan Politik di Sekolah Sokaraja
Majelang Pemilihan Kepala Daerah Kab. Banyumas. Skripsi. FKIP.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Universitas Muhammadiyah
Purwekorto.
Rush, Althoff. 1983. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rajawali.
Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia
widiasarana Indonesia.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta.
Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuaitatif, Kuantitatif dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Affandi, Idrus. 2015. Teori dan Konsep dalam Konteks Pendidikan Politik,
(online), (http://repository.ut.ac.id/4009/1/PKNI4423-M1. pdf, Diakses
pada Tanggal 05 februari 2019).