SKRIPSI
Oleh :
ARIADI ANSAR
105270000715
manusia.
ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari kedua orangtua tercinta
kandungan sampai saat ini serta restu yang diberikan untuk keberhasilan
bersifat materi dan motivasi yang tinggi serta perhatian tulus sehingga
Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. Abbas Baco Miro, Lc. MA. selaku Ketua Prodi Komunikasi
5. Dr. Abbas Baco Miro, Lc. MA. selaku Pembimbing I dan M. Zakaria
dapat terselesaikan.
bermanfaat.
viii
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
bagi pembaca dan hanya kepada Allah SWT. kita memohon semoga
yaRabbal alamiin…
Penulis
ARIADI ANSAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
maupun adat budayanya yang memiliki ciri khas tersendiri. Salah satu ciri
keragaman adat budaya yang membuat mata dunia terbuka kagum akan
tradisional, dan acara keagamaan dan masih banyak lagi. Salah satunya
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) pada hari Rabu
1
Edward L. Poelinggomang, Sejarah dan Budaya Sulawesi Barat, (Makassar: de
La Macca,) 2012,cet; 1 h. 16
2
1
Muhammad Amir dan Sahajuddin, Persekutuan antara Kerajaan di Sulawesi
Barat,(Makassar: Dian Istana,2011) h. 13
dituangkan dalam kisah-kisah yang bernuansa mitos tentang kehadiran
tokoh pertama. Namun bagi mereka yang penting kisah itu adalah
oleh etnis suku Mandar. Selain suku Bugis, Makassar, dan Toraja, Suku
Mandar pun banyak tersebar pula di Sulawesi Selatan. Suku Mandar tidak
beda jauh dengan suku-suku yang lain yang mempunyai ciri khas yaitu
pakaian, perayaan hari besar, upacara adat yang sakral, dan berbagai
Asal kata Mandar itu sendiri hingga saat ini belum ditemukan titik
menyatakan :
3
Edward L. Poelinggomang, Sejarah dan Budaya Sulawesi Barat,(Makassar: de
La Macca, 2012,cet; 1) h. 22
4
Muhammad Ridwan Alimuddin,Orang Mandar Orang Laut Kebudayaan Bahari
Mandar Mengarungi Gelombang Perubahan Zaman,(Yogyakarta: Penerbit Ombak,2013)
h. 4
1. Wilayah, yaitu pada masa pemerintahan colonial belanda wilayah
orang Bugis mereka disebut “to menre‟‟ yang berarti orang mandar.
rakyat Mandar, terdapat beberapa versi yang menyangkut asal usul kata
5
Muhammad Amir, Kelaskaran di Mandar Sulawesi Barat kajian sejarah
perjuangan mempertahankan kemerdekaan, (Makassar: Dian Istana,2010,cet; 1) h. 15-
16
tentang Mandar yang meliputi nama wilayah, suku bangsa, dan sungai 6.
Namun ini semua menjadi sebuah hal menarik dalam keragaman budaya
unsurnya itu.7
mereka hingga saat ini karena itu merupakan jati diri mereka dalam ruang
lingkup kearifan lokal. Seperti salah satu bagian dari budaya masyarakat
islam . Awal munculnya tradisi sayyang pattu’du atau tomessawe ini ketika
masuknya islam ke tanah Mandar pada abad ke-16. Para pelopor yang
6
R.A.Pelengkahu,Abdul Muttalib, M.Zain sangi, Struktur Bahasa
Mandar(,Makassar: Depdikbud,1997) h. 1
7
Edi Sedyawati, Budaya Indinesia: Kajian Arkeologi,Seni, dan Sejarah,(Jakarta:
PT.RajaGrafindo Persada,2012,cet; 5) h. 325
menyebarkan agama islam di suku Mandar yaitu Syekh Abdul Mannan
itu diterima dengan baik oleh raja Tomatindo di Masigi, Sekitar tahun
dibangun sebuah masjid yang hingga saat ini dikenal dengan Masjid
Dia adalah keturunan Malik Ibrahim dari Jawa, oleh karena jasanya dalam
4). Setelah pengislaman itu raja menetapkan Islam menjadi agama yang
8
Muhammad Ridwan Alimuddin, Warisan Salabose, (Yogyakarta: Penerbit
Ombak,2013,) h. 41
9
Edward L. Poelinggomang, Sejarah dan Budaya Sulawesi Barat,(Makassar: de
La Macca, 2012,cet; 1) h. 93
menganut agama islam. Sementara ulama yang menyebarkan agama
Zakariah dan Kapuang Jawa. Menurut kisah, ulama ini adalah murid dari
kegiatannya ke Sulawesi. 10
Pattu’du (kuda menari) atau biasa juga disebut penunggang Kuda Menari
lisam mandar).
pagi dan siang harinya. Dan pada sore harinya, barulah digelar
10
Edward L. Poelinggomang, Sejarah dan Budaya Sulawesi Barat,(Makassar: de
La Macca, 2012,cet; 1) h. 91
11
Sriesagimoon, Manusia Mandar,(Makassar: Pustaka Refleksi,2009,cet; 1) h.
84
Tradisi tersebut adalah warisan dari nenek moyang masyarakat Mandar,
untuk lebih giat mengaji dan bisa mengkhatamkan al-qur‟an.12 Kuda yang
ditunggangi dalam tradisi sayyang pattu’du adalah kuda jinak yang sudah
terlatih sejak kecil agar dapat menari mengikuti bunyi rebana. Dalam
menunggangi sayyang pattu’du atau kuda jinak yang sudah terlatih untuk
sisi kiri dan sisi kanan didampingi oleh orang yang menjaga
12
Muhammad Ridwan Alimuddin, Mandar Nol Kilometer,(Yogyakarta: Penerbit
Ombak,2011) h. 124
melantunkan pantun berbahasa Mandar). Kalinda‟da juga merupakan
dengan orang arab dengan jubah yang panjang dan ikatan kepala.
Penunggang kuda harus mengikuti tata cara duduk diatas kuda yang
berlaku secara turun temurun, seperti satu kaki dilekuk kebelakang, lutut
dihadapkan keatas dan telapak kaki berpijak pada sarung yang sudah
kuda, baju dan adat dan penunggangnya tidak tersedia atau belum
13
Muhammad Ridwan Alimuddin, Warisan Salabose ,(Yogyakarta: Penerbit
Ombak,2013) h. 52
tidak dapat dipisahkan dan masing-masing perlengkapan itu mempunyai
Allah Swt., maka menjadi pantas bila segala aktivitas kehidupan seorang
pada sistem tertentu yang memiliki data kultural, sosiologis, dan psikologis
tersendiri.16
bagi penulis ingin mengkaji lebih lanjut bagaimana “Peran Adat Budaya
B. Rumusan Masalah
14
Muhammad Ridwan Alimuddin, Warisan Salabose ,(Yogyakarta: Penerbit
Ombak,2013) h. 55
15
Umar Hidayat, Merindukan Jalan Dakwah,(Yogyakarta: Darul Uswah,
2011,cet;1) h. 17-18
16
Dr.Armawati Arbi, M.Si,Psikologi Komunikasi Dan Tabligh, (Jakarta:
AMZAH,2012,cet;1) h. 14
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah di
sebagai berikut:
Kabupaten Majene.
2. Kegunaan penelitian
a. Secara Teoritis
1) Memberikan gambaran tentang peran Adat Budaya Mandar
Ulumanda, Majene.
efektivitas dakwah.
b. Secara praktis
budayanya.
D. Definisi Operasional
tersebut.
1. Peranan
Peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam
revolusi.17
2. Adat
lain adat adalah wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai
budaya, norma, hukum, dan aturan yang satu dengan yang lain berkaitan
3. Budaya
istiadat.20
4. Mandar
Asal kata mandar itu sendiri hingga saat ini belum ditemukan titik
17
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa,(Edisi Keempat;Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2008) h. 1051.
18
Nur Hasanah S pd , Didik Tumianto, Kamus Besar Bergambar Bahsa
Indonesia,(Jakarta Pusat: PT. Bina Sarana Pustaka,2007) h. 4
19
Asep Saeful Muhtadi dan Agus Ahmad Safei, Metode Penelitian
Dakwah,(Bandung:Pustaka Setia,2003,cet;1) h. 15
20
Nur Hasanah S pd , Didik Tumianto, Kamus Besar Bergambar Bahsa
Indonesia,(Jakarta Pusat: PT. Bina Sarana Pustaka,2007) h. 72-73
21
Muhammad Amir, Kelaskaran di Mandar Sulawesi Barat kajian sejarah
perjuangan mempertahankan kemerdekaan,(Makassar: Dian Istana,2010,cet; 1) h. 15-16
Indonesia, hanya dikemukakan pengertian tentang Mandar yang meliputi
5. Sayyang Pattu’du
berkembang pada suku Mandar yang dianut secara turun temurun oleh
kuda menari.23
6. Efektifitas
bahasa Indonesia, kata efektif mempunyai arti, efek, pengaruh, atau dapat
22
(R.A.Pelengkahu,Abdul Muttalib, M.Zain sangi,1997.Struktur Bahasa
Mandar:Depdikbud,h.1)
23
Sriesagimoon, Manusia Mandar,(Makassar: Pustaka Refleksi,2009,cet; 1) h.
84
pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan
7. Dakwah
mashdar. Sedang bentuk kata kerja atau fi‟il nya adalah da‟a-yad‟u yang
24
DRS.H.A.Rosyad Sholeh,Manajemen Dakwah Islam,(Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah,2010,cet;1) h. 9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Adat Budaya
1. Adat
a. Adat adalah aturan yang lazim dilakukan zaman dahulu. Adat istiadat
budaya, norma, hukum, dan aturan yang satu dengan yang lain
Maka dari itu dapat kita fahami bahwa adat merupakan gagasan
hukum adat yang lazim dilakukan di suatau daerah. Apabila adat ini tidak
a. Pengertian Budaya
sebagai berikut:
berikutnya.29
4) Selo Soemardjan, budaya adalah sebuah hasil karya, rasa dan juga
cipta masyarakat.
28
Nur Hasanah S pd , Didik Tumianto, Kamus Besar Bergambar Bahasa
Indonesia,(Jakarta Pusat: PT. Bina Sarana Pustaka,2007) h. 72-73
29
Sarlito W. Sarwono,Psikologi Lintas Budaya,(Jakarta: PT Grafindo
Persada,2014,cet;1) h.22
6) E.B Taylor, budaya yaitu suatu keseluruhan yang bersifat
rohani.
10) Menurut KBBI, budaya berarti sebuah pemikiran adat istiadat atau
bahasa sansekerta yaitu Budhayah yang berakar dari kata budi. Budaya
adalah cara atau pola hidup yang menyeluruh dan juga bersifat
meiliki sifat yang kompleks, selain itu budaya bersifat abstrak dan luas.
3. Teori Budaya
30
http://materiips.com>pengertian-budaya (diakses 24 feb 2018)
c. Margareth Mead (1901-1978), Antropolog Amerika, menyatakan
subkelompok.
4. Unsur-unsur Budaya
a. Bahasa
b. Sistem Pengetahuan
5. Wujud Kebudayaan
wujud yaitu:
berbeda.
B. Mandar
tentang Mandar yang meliputi nama wilayah, suku bangsa, dan sungai
31
Ismael Roby Silak, Konflik Perang dan Perdamaian Orang Yali di
Angguruk,(Makassar: Pustaka Refleksi,2011,cet;II) h. 2
32
Ismael Roby Silak, Konflik Perang dan Perdamaian Orang Yali di
Angguruk,(Makassar: Pustaka Refleksi,2011,cet;II) h. 3-4
(R.A.Pelengkahu,Abdul Muttalib, M.Zain sangi,1997.Struktur Bahasa
Mandar:Depdikbud,hlm 1). Akan tetapi asal kata mandar itu sendiri hingga
saat ini belum ditemukan titik kesepahaman itulah sebabnya asal kata
orang Bugis mereka disebut “to menre‟‟ yang berarti orang mandar.
33
Muhammad Amir, Kelaskaran di Mandar Sulawesi Barat kajian sejarah
perjuangan mempertahankan kemerdekaan,(Makassar: Dian Istana,2010,cet; 1) h. 15-16
C. Sayyang Pattu’du’
berkembang pada suku Mandar yang dianut secara turun temurun oleh
dan siang harinya. Dan pada sore harinya, barulah digelar penunggangan
atau tomessawe ini ketika masuknya islam ke Tanah Mandar pada abad
ke-16. Para pelopor yang menyebarkan agam islam di suku Mandar yaitu
34
Sriesagimoon, Manusia Mandar,(Makassar: Pustaka Refleksi,2009,cet; 1) h.
84
35
Muhammad Ridwan Alimuddin,Warisan Salabose,(Yogyakarta: Penerbit
Ombak,2013,)h. 41
sehingga pertunjukan tradisi sayyang pattu’du menjadi motivasi bagi
seorang anak untuk lebih giat mengaji dan bisa mengkhatamkan al-
qur‟an.36
D. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
mashdar. Sedang bentuk kata kerja atau fi‟il nya adalah da‟a-yad‟u yang
secara etimologis kata dakwah tesebut berasal dari bahsa arab دعا – يدعوا
دعوةkata dakwah tersebut merupakan isim mashdar dari kata da‟a yang
36
Muhammad Ridwan Alimuddin, Mandar Nol Kilometer,(Yogyakarta: Penerbit
Ombak,2011) h. 124
37
DRS. H. A. Rosyad Sholeh,Manajemen Dakwah Islam,(Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah,2010,cet;1) h. 7
38
Dr. Hj.Mulyati Amin, M.Ag, Filsafat Dakwah,(Makassar: Alauddin University
Press,2014,cet;1) h. 46
39
Nur Hasanah S pd , Didik Tumianto, Kamus Besar Bergambar Bahsa
Indonesia,(Jakarta Pusat: PT. Bina Sarana Pustaka,2007) h. 108
“Yusuf berkata:‟Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada
memenuhi ajakan mereka kepadaku”40 (Q.s. Yusuf: 33)
اط مُ ْس تَقِ يم ِ ِ َ الس ََل ِم وي ه دِ ي م ن ي
ٍ صر
َ ٰش اءُ إ ََلَ َْ ْ َ َ َّ َِوال لَّهُ يَ ْد عُ و إِ ََلٰ دَ ا ر
Terjemahnya :
“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga)” 41 (Q.s. Yunus:
25)
kata yad‟u terulang sebanyak 8 kali dan kata dakwah terulang sebanyak 4
kali.42 Kata da‟a pertama kali dipakai dalam al-quran dengan arti mengadu
as43. Lalu kata ini berarti memohon pertolongan kepada tuhan yang
pelakunya adalah manusia (dalam arti umum) 44. Setelah itu, kata da‟a
arti mengajak ke neraka yang pelakunya adalah syaiton. 46 Lalu kata itu
dalam ayat lain ditemukan bahwa kata yad‟u multi interpretasi secara
40
Departemen Agama,R.I., Al-Qur’an dan Terjemahan,(PT. Bumi Restu,1975)
h.310
41
Ibid ,h. 310
42
Muhammad Fu‟ad Abd al-baqi,al-Mu’jam al-Mufahras li alfaz al-Qur’an al-
Karim,(Bairut: al-Fikr,1992) h. 330
43
QS. Al-Qomar/54: 10
44
QS. Al-Qomar/54: 8
45
QS. Fushshilat/41: 33
46
QS. Fathir/35: 6
47
QS. Yunus/10: 25
mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga”.48 Sedangkan kata
dengan arti seruan yang dilakukan oleh para rasul Allah itu tidak berkenan
kepada objeknya.49 Namun kemudian kata itu berarti panggilan yang juga
disertai bentuk (da‟a kum) dan kali ini panggilan akan terwujud karena
digunakan dalam bentuk doa kepada tuhan dan dia menjanjikan akan
mengabulkannya.51
Dari uraian diatas, maka dapat dipahami bahwa kata dakwah dalam
dikenal da‟i (orang yang menyeru). Pada sisi lain, karena penyampaian
disebut sebagi da‟i, dapat pula disebut sebagai muballigh, yaitu orang
48
Departemen Agama RI, Al-Qur’an da Terjemahannya(Jakarta: Proyek
Pengadaan Kitab Suci Al-Qur‟an,2003) h. 54
49
QS. Al-Mu‟min/40:43
50
QS. Ar-Rum/30:25
51
QS. Al-Baqarah/2:186
52
Dr. Hj.Mulyati Amin, M.Ag, Filsafat Dakwah,(Makassar: Alauddin University
Press,2014,cet;1) h. 48
حث الناس على اجلري و اهلدى و األمر بااملعروف والنهي عن املنكر ليفوزا بسعادة
العاجل و الألجل
Artinya:
“Mendorong manusia agar memperbuat kebaikan dan menurut
petunjuk, menyeru kepada mereka berbuat kebajikan dan melarang
mereka dari perbuatan mungkar agar mereka mendapat
kebahagiaan di dunia dan akhirat”.53
Muhammad Natsir, dalam tulisannya yang berjudul Fungsi Dakwah
53
Syekh Ali Makhfuz, Hidayatul Mursyidin, Terjemahan Chadidjah
Nasution,(Usaha Penerbita Tiga A,1970) h. 17
54
Muhammad Natsir, Fungsi Dakwah Islam Dalam Rangka Perjuanagan, h. 17
55
HSM.Nasruddin Latif,Teori dan praktek Dakwah Islamiyah, (Jakarta, Firma
Dara) h. 11
56
Letjen H. Sudirman, Problematika Da’wah Islam di Indonesia, (Jakarta: Forum
Da‟wah, Pusat Da‟wah Islam di Indonesia,1972) h. 47
Dakwah secara terminologis adalah mengajak ummat manusia
menyatakan bahwa makna dakwah ini ada beberapa hal yang perlu
dan para da‟I lebih mendudukan diri sebagai orang asing, tidak terkait
saja.
57
Dr. Hj.Mulyati Amin, M.Ag, Filsafat Dakwah,(Makassar: Alauddin University
Press,2014,cet;1) h. 48
58
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahnya,h. 93
d. Dakwah diartikan hanya sekedar menyampaikan dan hasil akhirnya
dan evaluasi dari kegiatan dakwah. Oleh karena itu, tidak pada
59
Didin Hafhidhuddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press,1998, cet;1)
h. 69-70
60
DRS. H. A. Rosyad Sholeh,Manajemen Dakwah Islam,(Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah,2010,cet;1) h. 9-10
pendapat atau persetujuan tertentu.61 Keilmuan dakwah fokus pada kajian
ilmu sudah dimiliki oleh dakwah sejak lama. Berkenaan dengan itu, Wahidi
3. Materi Dakwah
ajaran Islam secara keseluruhan yang terdapat dalam alquran dan hadits,
yang diturunkan oleh Allah SWT. Memiliki karakter sejalan dengan fitrah
61
Muh. Ali Aziz,llmu Dakwah(Jakarta: Prenada Media,2010) h. 42
62
Wahidin Saputra,Pengantar Ilmu Dakwah,(Jakarta: Rajawali Pers,2011,cet;1)
h. 157
63
Lihat QS al-Rum(30) : 30
yang ditegakan oleh seluruh manusia dalam menata kehidupannya.
logis dari keimanan yang benar. Namun secara global materi dakwah
Menurut Isa Anshari, bahwa al-quran dan sunnah sebagai sumber materi
ritual maupun berupa tata pergaulan dengan sesama mahluk Allah swt.
64
Wardi Bahtiar,Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah,(Jakarta: Logos,1997,cet;1)
h. 33-34
65
Isa Anshari,Paradigma Dakwah Kontenporer,(Jakarta:Media Kalam,2014) h.
146
dakwah adalah aspek aqidah (keimanan) sebab aqidah ini diturunkan
66
DRS. H. A. Rosyad Sholeh,Manajemen Dakwah Islam,(Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah,2010,cet;1) h. 111
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
diperoleh peneliti selama penelitian tersebut, jadi tidak ada hipotesis yang
2. Pendekatan Penelitian
Kabupaten Majene.
penelitian ini.
C. Fokus Penelitian
pattu’du”.
E. Sumber Data
dalam penelitian ini terdapat data utama (primer) dan data pendukung
(skunder).
1. Data Primer
dasar yang terdiri dari bukti-bukti atau saksi utama dari kejadian
mata kepala sendiri atau dengan panca indra yang lain atau dengan alat
mekanis seperti diktafon yaitu alat atau orang pada peristiwa sejarah
(gottschalk 17:35) Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini
terlibat secara langsung terutama para anak remaja, pemuka adat, tokoh
wawancara.
2. Data sekunder
secara tidak langsung, data sekunder mencakup data yang diperoleh dari
dilakukan karena data yang digali haruslah valid sehingga peneliti harus
jawabkan.
F. Instrumen Penelitian
penelitian adalah peneliti itu sendiri (human Instrumen). Oleh karena itu
peneliti sebagai instrumen juga harus " Divalidasi" seberapa jauh seorang
diantaranya:
penelitian.68
diantaranya:
a. Wawancara /interview
67
Prof.Dr.Sugiyono,Metode Penelitian, ( Bandung:Alfabeta) h .222
68
Prof. Dr. H.E. Mulyasa, M.Pd, Praktik penelitian tindakan kelas, (Bandung:
RemajaRosda Karya) h. 5
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang
penyelidikan.70
para informannya, atau disebut dengan proses interaksi antara dua orang
tentang satu dan banyak hal untuk mendapatkan data yang valid, yaitu
b. Pengamatan/Observasi
dilihat sebagai interaksi antara subjek penelitian dengan orang lain yang
69
Haris Herdiansyah, M.Si. Wawancara,observasi,dan focus Group,(Jakarta
:RajaGrafindo Persada) h. 29
70
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta:Andi offset,1989),h. 136 dan
139
71
Prof. Dr. Alfarizal,M.A, Metode peneitian kualitatif, (Depok:
RajaGrafindoPersada,cet;3,2016), h. 137
72
Haris Herdiansyah, M.Si. Wawancara,observasi,dan focus Group., h. 253
Herdiansyah dalam bukunya mengemukakan bahwa observasi
adalah suatu kegiatan yang dapat digunakan untuk mencari data atau
diagnosis.73
suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari pelbagai
c. Dokumentasi
73
Haris Herdiansyah, M.Si. Wawancara,observasi,dan focus Group, h. 131-132
74
Prof.Dr.Sugiyono.Metode Penelitian, (Bandung: Alfabeta),h. 145
75
Prof.Dr.Sugiyono.Metode Penelitian, h. 240 dan 243-244
seorang peneliti mampu memahami berbagai bentuk data yang berbeda
77
Prof.Dr.H.E.Mulyasa,M.PD, Praktik penelitian tindakan kelas, (Bandung:
RemajaRosdaKarya),cet: 5. H. 27
BAB IV
HASIL PENELITIAN
118053‟ 068” BT. Desa Panggalo merupakan salah satu dari delapan
Desa Popenga.
1. Sukka Kolehalang
2. Makka Udunglemo
3. Nadir Panggalo
4. Landu Peledoang
Secara geografis Desa Panggalo memiliki batasan wilayah sebagai
berikut:
sendana
Ulumanda
Tubo Sendana
Polewali Mandar
Setiap daerah atau suku mempunyai adat budaya yang menjadi ciri
78
Data Kecamatan Ulumanda tahun 2018
Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan terkait
hal ini :
menari) adalah:
“Tradisi Sayyang Pattu’du ini dek‟ bukan Cuma tradisi biasa tapi
tradisi ini menjadi penarik dan pendorong anak-anak untuk rajin
mengaji karena syarat utama ikut dalam tradisi ini itu harus tamat
bacaan al-qur‟an nya, kalau belum tamat bacaannya tidak bisa di
ikutkan di tradisi Sayyang Pattu’du ini. Itu anak-anak berlomba-
lomba semua mau natamatkan bacaan al-qur‟an nya karna mau
katanya pintar mengaji terus bisa naik kuda”.79
b) Indra Dewi mengatakan :
Salah satu motivasi terbesar kami anak suku Mandar dalam
beragama khususnya membaca al-qur‟an yaitu Sayyang Pattu’du
(kuda menari) nilai-nilai yang tersirat didalam nya begitu penuh
makna agamis yang diwariskan dari nenek moyang. 80
Berdasarkan beberapa hasil wawancara yang penulis dapatkan,
sehingga sejak usia dini mereka bisa merasakan bagaimana kemuliaan al-
akhirat nanti.
79
Muhammad Thahir, Imam masjid Al-Khairat, wawancara dicatat pada tanggal
12 juli 2018
80
Indra Dewi, Mahasiswi semester 6 sekolah tingi ilmu ekonomi Muhammadiyah
Mamuju, wawancara dicatat pada tanggal 22 juli 2018
kedalam menunggang kuda yang diarak keliling kampung, dan
raja atau ratu dengan segala kemuliaan dan keistimewaan yang diberikan
Tamma’) yang ada dalam tradisi adat budaya Sayyang Pattu’du ini.
biasa, tetapi banyak makna yang tersirat di dalamnya baik dari segi
“Sayyang Pattu’du ini adalah adat budaya kita yang lahir dari nilai-
nilai Islam yang dibawa para ulama di tanah Mandar ketika
melakukan syiar Islam pada zaman dahulu. Tujuan utamanya itu
untuk memuliakan anak-anak yang telah menamatkan bacaan al-
qur‟an nya dan juga dengan adat ini silaturrahmi antara masyarakat
terbentuk dengan sendirinya”. 81
”Jika kita lihat dari dekat ini acara dek, pasti kita dapati bagaimana
kerja sama yang baik dari berbagai pihak baik dari keluarga
maupun teman. Karena ketika acara ini dilaksanakan maka banyak
keluarga dari luar daerah datang untuk menghadiri acara ini
walaupun menempuh jarak yang jauh kembali kampung halaman
untuk memberi sumbangsinya baik tenaga maupun materi”82
“Pada pelaksanaan tradisi ini banyak orang datang dari luar daerah
yang sengaja datang untuk menyaksikan acara ini dan langsung
mengunjungi rumah-rumah warga untuk bersilaturahim, merekapun
81
Sukarman, ketua Badan Pengawas Desa Panggalo, wawancara dicatat pada
tanggal 20 juli 2018
82
Salahuddin, tokoh pemuda Desa panggalo, wawancaa dicatat pada tanggal 1
agustus 2018
dijamu dengan berbagai makanan dan minuman oleh tuan rumah
layaknya jamuan hari raya idul fitri” 83
Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan
silaturrahmi mereka menjadi erat. Hal ini bisa dilihat dari respon
Ketika acara ini dilaksanakan maka banyak pihak yang ikut serta
pelaksanaan tradisi Sayyang Pattu’du ini. Dari proses ini akan terbangun
tradisi ini. Konsep tolong menolong itu tidak terlepas dari konsep gotong
royong karena keduanya ibarat dua sisi mata uang yang saling menjaga.
“Adapun keluarga yang tidak bisa hadir dalam tradisi ini dan tidak
bisa membantu secara langsung maka banyak diantara mereka
yang mengirimkan uang kepada keluarga yang akan melaksanakan
tradisi ini, dan diantara mereka ada juga yang mengirimkan barang
ataupun bahan makanan kepada keluarga yang bersangkutan
untuk membantu kelancaraan pelaksanaan tradisi ini”. 85
Dalam pelaksanaan tradisi ini dibutuhkan kerja sama yang baik dari
adanya kerja sama dan tolong menolong maka tradisi ini tidak akan
mungkin terlaksana dengan baik. Allah SWT berfirman didalam Q.S al-
84
Salahuddin (44 tahun) tokoh pemuda desa Panggalo, wawancara pada tanggal
1 agustus 2018
85
Sukarman,(52 tahun) ketua badan pengawas desa Panggalo, wawancara
pada tanggal 2 agustus 2018
86
Al-Qur‟an dan Terjemahan, h. 107
dalam hal kebaikan karena bisa menyatukan hati, menambah cinta dan
hubungan antar sesama, baik terhadap orang yan dikenal maupun orang
yan tidak dikenal sekalipun. Dengan melakukan kerja sama dan tolong
Panggalo menuangkan rasa syukur akan hal itu kepada Allah SWT.
kedalam sebuah tradisi yaitu tradisi Sayyang Pattu’du atau kuda menari
87
Saema, tokoh adat dan guru mengaji di desa panggalo, wawancara dicatat
pada tanggal 5 agustus 2018
Tradisi ini memerlukan kelapa dan gula merah diberikan kepada
mengaji. Perlu pula menyiapkan daun kelor dan batu asah, setelah itu
dibacakan basmalah.
Maccera’ tradisi ini dilakukan setiap seseorang yang mengaji naik tingkat
kepada guru mengaji. Setelah itu salah satu bagian dari ayam yaitu hati
masuk pada tahap proses akhir yaitu Sayyang Pattu’du (kuda menari).
Proses ini dilakukan ketika anak mengaji telah menyelesaikan bacaan Al-
qur‟an nya (To tamma‟) tamat mengaji yaitu sebanyak 30 juz. Pada ritual
88
Saema, tokoh adat dan guru mengaji di desa panggalo, wawancara dicatat
pada tanggal 5 agustus 2018
ini anak yang akan melaksanakan tradisi Sayyang Pattu’du (kuda menari)
Tradisi ini dimulai pada pagi hari sekitar jam 08:00 dimana semua
al-qur‟an secara serentak yaitu surah Ad-Duha sampai surah An-Nas yang
89
Muhammad Thahir, Imam masjid Al-Khairat, wawancara dicatat pada tanggal
12 juli
teman-teman yang datang dengan menjamu mereka dengan berbagai
Setelah melaksanakan shalat dhuhur atau sekitar jam 01:00 siang inilah
yang menjadi puncak tradisi Sayyang Pattu’du (kuda menari) dimana anak
90
Saema, tokoh adat dan guru mengaji di desa panggalo, wawancara dicatat
pada tanggal 5 agustus 2018
Kemudian diarak keliling kampung secara beramai-ramai dengan
setempat
adat budaya Mandar ini tidak akan berhasil tanpa mendapatkan perhatian
serta bantuan dari pemerintah setempat seperti RT, RW, Kepolisian, dan
setiap rangkaian kegiatan adat budaya ini dan juga ditunjukkan dalam
adat budaya Mandar ini agar tetap maju dan berkembang lebih baik lagi.
91
Rustam (57 tahun), masyarakat, wawancara tanggal 15 juli 2018
masyarakat untuk bergotong royong dalam mensukseskan kegiatan ini,
prasarana yang sangat membantu, dan ini menjadi faktor pendukung yang
92
Aslam, (29 tahun) remaja masjid, wawancara tanggal 15 agustus 2018
93
Asdar,umur 47 Tahun, wawancara pada hari senin TGL.25 Agustus.
jikalau muballigh itu jauh tempat tinggalnya dari lokasi dakwah sehingga
keimanan mereka. Adapun caranya yaitu bisa dari saran dan masukan
masyarakat itu sendiri dan yang mereka senang. Atau dengan cara
94
Syaputra (37 tahun) Masyarakat, wawancara tanggal 10 juni 2018
Ekonomi merupakan sebuah faktor pendukung sebuah acara dan
tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
menolong).
terhadap agama
B. Saran
Aisyiah BM, St. 2014. Antara Akhlak, Etika, Dan Moral. Makassar:
Alauddin University press