Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemahaman masyarakat akan pentingnya pemanfaatan sampah masih

sangat kurang. Banyak kita jumpai barang rusak, benda yang tidak terpakai,

kemasan suatu produk dan sisa makanan semuanya dibuang begitu saja,

padahal benda-benda tersebut masih memiliki nilai ekonomis ketika diolah

kembali. Sebagian sampah bertumpuk di tempat pembuangan akhir, sisanya

berserakan di jalan dan ada juga yang mengambang di sungai atau laut.

Kementerian Lingkungan Hidup mencatat bahwa pada tahun 2012, rata-rata

penduduk Indonesia menghasilkan dua kilogram sampah per orang per hari.

Artinya ada sekitar 490 ton sampah yang dibuang oleh penduduk Indonesia

selama 1 (satu) hari.

Begitu juga di Kabupaten Majene terdapat sekitar 112 m3 sampah

perhari. Sampah yang terangkut dan dibuang ketempat pembuangan akhir

(TPA) sebesar 85,2 m3, yang tidak terangkut sebesar 12,80 m3 dan yang dibuat

kompos sebesar 12,75 m3. Disini bisa diasumsikan bahwa rata-rata penduduk

Kabupaten Majene menghasilkan 0,5 kg sampah per orang per hari.

Dengan mengacu data tersebut, seharusnya masyarakat sudah mulai

waspada, mengingat produksi sampah akan terus naik seiring dengan

pertambahan jumlah penduduk dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) milik

Pemerintah Kabupaten Majene tidak pernah bertambah jumlahnya. Namun

kebanyakan masyarakat tampaknya belum sadar atau memahami tentang

pengelolaan sampah yang baik. Selama sampah didepan rumah diangkut

setiap hari oleh petugas kebersihan, maka sepertinya tidak ada masalah yang

Inovasi “Tabungan Sampah Sanaeke”


1
perlu dikhawatirkan. Namun pernahkah kita mempertanyakan apakah petugas

kebersihan itu akan menumpuk sampah disuatu tempat atau akan mengolahnya

kembali ?. Semua hal tersebut tidak terpikirkan oleh kita lagi.

Perlu diperhatikan bahwa sampah tidak sekedar membuat pandangan tak

enak atau bau tak sedap, namun timbunan sampah di tempat pembuangan

akhir yang terbuka bisa menimbulkan masalah lebih besar dari pada yang

dibayangkan. Sebagai contoh, sampah organik (sampah basah) seperti daun-

daunan, sisa makanan manusia akan mengalami dekomposisi secara anerobik

dan akan menghasilkan gas methan yang berkontribusi pada pemanasan

global. Jika gas methan berada diatmosfir dalam kurun waktu 7 – 10 tahun,

maka dapat meningkatkan suhu sekitar 1,30C pertahun.

Permasalahan sampah tidak akan pernah habis, mengingat sampah tidak

bisa, dilawan namun kita mencoba untuk bersahabat dan menjadikan sampah

adalah kawan. Salah satunya dengan penerapan 3 R (reduse, reuse dan

recycle) dalam gerakan Tabungan Sampah Sanaeke. Sistem ini berfungsi

mengelola sampah dengan cara menampung, memilah dan mendistribusikan

sampah ke fasilitas pengolahan sampah yang lain atau kepada pihak yang

membutuhkan. Sehingga sampah di tempat pembuangan akhir bisa berkurang

dan bahkan bisa menambah nilai guna barang yang sebelumnya dianggap tidak

berguna.

1.2. Keterkaitan Inovasi dengan Tema RKP 2022

Tema RKPD 2022 adalah pemulihan ekonomi dan reformasi struktural.

Dengan kegiatan “Tabungan Sampah Sanaeke” selain untuk mencegah

masyarakat membuang sampahnya di sembarang tempat seperti sungai atau

laut, maka masyarakat terutama anak-anak diajari mengelola sampah dan

Inovasi “Tabungan Sampah Sanaeke”


2
memilah sampah dari sumbernya, kemudian membawanya ke Bank Sampah

untuk ditabung. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan ekonomi

masyarakat dengan pengelolaan secara kolektif dengan prinsip daur ulang

sampah dengan melibatkan anak-anak. Jadi sejak dini, anak-anak diajari,

dilatih untuk memilah sampah dan menabungnya melalui Tabungan Sampah

Sanaeke. Orang tua anak yaitu para ibu dan bapak membuka tabungan atas

nama anaknya sehingga anak-anak juga ikut semangat untuk menabung

sampah. Metode ini bisa meningkatkan nilai ekonomis dari sampah kering

yang dikumpulkan karena masyarakat dan anak-anak yang bertindak sebagai

anggota / nasabah akan mendapat keuntungan. Mereka bisa memiliki

tabungan yang bisa diambil sesuai kebutuhan. Dengan demikian tabungan

sampah sanaeke akan memberikan dampak penting untuk lingkungan

sekaligus memperbaiki kondisi ekonomi di suatu komunitas.

1.3. Ruang Lingkup Inovasi

Sistem Tabungan Sampah Sanaeke merupakan suatu sistem pengelolaan

sampah secara kolektif dengan prinsip daur ulang sampah dengan melibatkan

anak-anak. Jadi sejak dini, anak-anak diajari, dilatih untuk memilah sampah

dan menabungnya melalui Tabungan Sampah Sanaeke. Orang tua anak yaitu

para ibu/bapak membuka tabungan atas nama anaknya sehingga anak-anak

juga ikut semangat untuk menabung sampah. Metode ini bisa meningkatkan

nilai ekonomis dari sampah kering yang dikumpulkan karena masyarakat dan

anak-anak yang bertindak sebagai anggota / nasabah akan mendapat

keuntungan. Mereka bisa memiliki tabungan yang bisa diambil sesuai

kebutuhan. Dengan demikian tabungan sampah sanaeke akan memberikan

dampak penting untuk lingkungan sekaligus memperbaiki kondisi ekonomi di

suatu komunitas.

Inovasi “Tabungan Sampah Sanaeke”


3
Pemerintah Kabupaten Majene melalui Instansi Dinas Lingkungan

Hidup dan Kebersihan dituntut untuk selalu melakukan pendampingan dan

mensosialisasikan program Tabungan Sampah Sanaeke dalam rangka

pemberian pemahaman dan wawasan kepada masyarakat dan anak-anak

tentang pengelolaan sampah dengan baik. Salah satu cara dengan mengajak

masyarakat dan anak-anak untuk mengelola sampah rumah tangga dengan

lebih baik. Sebab, manajemen sampah yang bermula dari sumbernya

merupakan langkah efektif dan tepat dalam penanganan sampah. Dengan

demikian kebersihan selalu terjaga sekaligus melestarikan lingkungan.

1.4. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari inovasi Tabungan Sampah Sanaeke adalah :

1. Menggugah kesadaran masyarakat dan anak-anak untuk mau mengelola

sampah yang ada dan menabungnya di Tabungan Sampah Sanaeke

2. Mengubah mindset masyarakat tentang sampah sehingga tercipta budaya

baru yaitu masyarakat sudah bersahabat dengan sampah rumah tangganya

sendiri

Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dari inovasi Tabungan Sampah

Sanaeke adalah :

1. Terwujudnya program / kegiatan prioritas penanganan persampahan

melalui Tabungan Sampah Sanaeke baik di masyarakat maupun di

sekolah-sekolah adiwiyata

2. Terumuskannya pembagian peran setiap stakeholder dalam mendukung

kegiatan Tabungan Sampah Sanaeke baik di masyarakat maupun di

sekolah-sekolah adiwiyata.

Inovasi “Tabungan Sampah Sanaeke”


4
BAB II
KEBARUAN (NOVELTY) DARI INOVASI
TABUNGAN SAMPAH SANAEKE

Secara ilmiah, mencari pengetahuan baru dilakukan melalui kegiatan riset.

Riset yang benar dengan prosedur yang sesuai kaidah-kaidah ilmiah dapat

menghasilkan informasi yang bermanfaat. Hal penting dari sebuah ide riset adalah

menemukan kebaruan atau novelty. Melihat suatu masalah dengan sudut pandang

yang berbeda akan memperkaya pengetahuan dan menjadi rujukan bagi penelitian

selanjutnya. Novelty pada dasarnya merupakan unsur originalitas dimana suatu

temuan yang bersifat baru dan belum pernah ditemukan oleh orang lain. Menemukan

celah pengetahuan baru, masalah baru dan metode baru dari sekian banyak riset yang

telah dilakukan

Begitu juga dengan inovasi Tabungan Sampah Sanaeke, berusaha terus

melakukan terobosan untuk mempermudah dalam proses pengelolaan dan pemilahan

sampah. Salah satu cara untuk melayani masyarakat terutama anak-anak dengan

membuka kegiatan baru yaitu mempermudah transaksi dalam pengelolaan sampah

melalui ATM Sampah dan untuk mempercepat proses pelayanan pengangkutan

sampah kepada masyarakat melalui kegiatan Box Sampah yang berkeliling kota untuk

melayani masyarakat.

Inovasi “Tabungan Sampah Sanaeke”


5
BAB III
KERANGKA INOVASI

3.1. Ringkasan Kerangka Kerja Logis Inovasi

KRITERIA
URAIAN KEBERHASILAN (CIRI- INDIKATOR
CIRI YANG RELEVAN) KINERJA
DAMPAK Kebersihan Lingkungan -
Terjaga dan Perbaikan
Ekonomi masyarakat
melalui penjualan
sampah yang terkumpul

Outcame antara (Manfaat Mindset Masyarakat -


antara Rangkaian dari tentang sampah
outcomes langsung) berubah

Outcome Langsung (manfaat Tersedianya tabungan -


langsung : hasil yang bisa sampah untuk
dikendalikan atau akibat peningkatan
langsung dari output) kesejahteraan ekonomi

Output Terpilahnya sampah -


sesuai jenisnya untuk
dibawa ke Bank
Sampah Terdekat
(Tabungan Sampah
Sanaeke)

Kegiatan/Proses Pengelolaan Sampah Prosentase


Penanganan
Persampahan
Input Jumlah Anggaran yang -
digunakan

Permasalahan dan Penyebab Sampah yang belum -


Permasalahan terkelola dengan baik
akibat kurang
kesadaran dan
pemahaman
masyarakat tentang
sampah

Inovasi “Tabungan Sampah Sanaeke”


6
3.2. Tahapan Inovasi

Tahapan Inovasi meliputi :

1. Tahapan Persiapan yaitu Menyusun Perencanaan dan menentukan

kebutuhan termasuk penganggarannya

2. Tahapan Pelaksanaan yaitu membentuk tim work, menyusun program

kerja, melakukan sosialisasi ke masyarakat dan sekolah-sekolah terutama

sekolah adiwiyata, membentuk bank sampah, mencari pengepul sampah

atau vendor untuk tahapan penjualan sampah

3. Tahapan Monitoring dan Evaluasi yaitu mengevaluasi kembali program

kerja yang telah dilaksanakan dan terus melakukan pembinaan ke bank

sampah yang telah terbentuk agar terus beroperasi

3.3. Penjelasan Input

Permasalahan sampah tidak akan pernah habis, mengingat sampah

tidak bisa dilawan namun kita mencoba untuk bersahabat dan menjadikan

sampah sebagai kawan. Salah satunya dengan penerapan 3 R (reduse, reuse

dan recycle) dalam gerakan Tabungan Sampah Sanaeke. Pengelolaan

sampah melalui gerakan Tabungan Sampah Sanaeke ini menjadi cikal bakal

terbentuknya bank sampah.

Regulasi yang mendukung pelaksanaan inovasi Tabungan Sampah

Sanaeke adalah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan

Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 18) yang

menjadi dasar dalam penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten Majene Nomor

04 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Sampah serta Peraturan Bupati Majene

Nomor 50 Tahun 2019 Tentang Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan

Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga dan

Sampah Spesifik.

Inovasi “Tabungan Sampah Sanaeke”


7
Dalam pelaksanaan Inovasi Tabungan Sampah Sanaeke memerlukan

pendanaan/anggaran untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan yang bersumber

dari berbagai arah seperti Pemerintah Daerah, Swasta dan Stakeholder

lainnya. Sementara Sumber Daya Manusia yang dibina adalah masyarakat

setempat terutama kaum hawa dan anak-anak yang menjadi penopang

kelancaran kegiatan inovasi ini.

Sedangkan Inisiator dan Penanggungjawab pelaksanaan inovasi

adalah Dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Majene dan

dibantu oleh OPD lain serta Stakeholder yang lain seperti Kepala Lingkungan,

Lurah/Kepala Desa, Camat serta relawan-relawan penggerak lingkungan.

Untuk kelancaran pelaksanaan inovasi, beragam teknologi mesti dimanfaatkan

seperti Internet, media massa dan komunikasi langsung melalui Hand Pone

untuk mencari peluang lain dari daerah lain melalui dunia maya. Namun

hingga saat ini sarana dan prasarana untuk pelaksanaan inovasi masih kurang

perlu ada penambahan sarana dan prasarana.

3.4. Penjelasan Proses

Sampah yang ada dipilah dahulu sesuai dengan jenisnya dimana sampah

organik diolah kembali melalui proses Keranjang Takakura.

Sampah an organik dipilah kembali sesuai dengan jenisnya seperti kertas,

karton,, plastik, kaca, pembungkus minuman dan makanan, kain-kain perca

atau sisa dll.

Sampah kertas dan plastik yang telah terkumpul dibawa ke Tabungan

Sampah Sanaeke untuk ditabung.

Inovasi “Tabungan Sampah Sanaeke”


8
Sampah an organik yang tidak terjual karena pengepul belum menerima

sampah jenis tersebut, maka diolah kembali dengan menggunakan prinsip

3 R.

Pola ini telah mengalami pemilahan dan pengolahan seperti gambar

dibawah ini :
REDUCE

REUSE SAMPAH RECYCLE

RESIDU

ANGKUT

PENGOLAHAN

SANITARY / LANDFIL PEMANFAATAN GAS


TEKNOLOGI TINGGI METHAN

Inovasi “Tabungan Sampah Sanaeke”


9
BAB IV
POTENSI REPLIKASI DAN KEBERLANJUTAN

Replikasi Inovasi merupakan suatu proses keputusan untuk melakukan

transfer pengetahuan dalam implementasi gagasan atau ide baru dari praktik inovasi

birokrasi dalam rangka percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik dan

reformasi birokrasi. Inovasi Tabungan Sampah Sanaeke akan dengan mudah

direplikasi inovasi ke wilayah lain, karena hanya mengandalkan kemampuan,

keinginan dan komitmen pemeritah daerah itu sendiri.

Untuk keberlanjutan Inovasi Tabungan Sampah Sanaeke, maka pihak Dinas

Lingkungan Hidup dan Kebersihan akan terus bermitra dengan stakeholder lain seperti

pihak BUMN dan pihak perbankan dalam rangka perbaikan kualitas pelayanan

pengelolaan persampahan.

Inovasi “Tabungan Sampah Sanaeke”


10

Anda mungkin juga menyukai