In South East Sulawesi, many resort can be found however still need a lot of improvement. This
research aims to determine potential in one of resort in South East Sulawesi, which is Toronipa Beach.
Using ecotourism concept where a resort able to give multiplier effect for society and environment in resort
habitant.This research use observation technique and interview through visitors, officer and stakeholder.
Based on research and observation, local community has high level participating in resort development.
Most of facilities owners and officers in Toronipa Beach are owned by local people that lived inside
Toronipa Beach location. Based on obtained, processed and analysed data resulting potential development
in Toronipa beach.
ABSTRAK
Di Sulawesi Tenggara sendiri terdapat banyak objek wisata, namun masih butuh banyak
pengembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan salah satu dari objek
wisata di Sulawesi Tenggara, yaitu Pantai Toronipa. Dengan menggunakan konsep ekowisata dimana
pengembangan suatu objek dapat memberi efek multiplier kepada masyarakat dan kelestarian lingkungan
objek wisata. Penelitian ini menggunakan teknik observasi dan wawancara kepada pengunjung, pengelola
dan pemilik lahan, Berdasarkan hasil penelitian dan observasi, tingkat partisipasi masyarakat sangat tinggi
dalam pengembangan objek wisata. Hampir seluruh fasilitas dan pengelola pantai merupakan milik
masyarakat pemilik lahan yang tinggal di wilayah obyek wisata. Dari data yang diperoleh dikelola dan
dianalisis menggunakan metode SWOT yang menghasilkan beberapa potensi pengembangan ekowisata di
Pantai Toronipa.
PENDAHULUAN
Pariwisata adalah salah satu dari industry gaya baru, yang mampu menyediakan pertumbuhan
ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor
produksi lain di dalam negara penerima wisatawan ( Wahab, 2003 : 5) Indonesia sebagai negara yang
sedang berkembang dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah
satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Melalui industri ini diharapkan
pemasukan devisa dapat bertambah (Pendit, 2002). Selain itu, dalam pembangunan nasional, pariwisata
merupakan salah satu bidang yang banyak memberikan sumbangan devisa negara untuk sektor nonmigas.
Pembagunan pariwisata yang kebanyakan dikelola oleh masyarakat lokal berperan dalam perluasan
lapangan kerja, mendorong serta memeratakan pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat. Pariwisata bukan saja sebagai sumber devisa, tetapi juga merupakan faktor dalam
menentukan lokasi industri dalam perkembangan daerah-daerah yang miskin sumber-sumber alam
sehingga perkembangan pariwisata adalah salah satu cara untuk memajukan ekonomi di daerah-daerah
yang kurang berkembang tersebut sebagai akibat kurangnya sumber-sumber alam (Yoeti, 1997).
Pembangunan ekonomi daerah yang kuat dan berkelanjutan merupakan sebuah kolaborasi yang
efektif antara pemanfaatan sumberdaya yang ada, masyarakat dan pemerintah. Dalam konteks ini,
pemerintah sebagai regulator berperan strategis dalam mengupayakan kesempatan yang luas bagi
masyarakat lokal untuk berpartisipasi penuh dalam setiap aktivitas ekonomi. Salah satu upaya pemanfaatan
sumberdaya lokal yang optimal adalah dengan mengembangkan parwisata dengan konsep Ekowisata.
Dalam konteks ini wisata yang dilakukan memiliki bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya-upaya
konservasi, pemberdayaan ekonomi lokal dan mendorong respek yang lebih tinggi terhadap perbedaan
kultur atau budaya. Perencanaan pariwisata haruslah di dasarkan pada kondisi dan daya dukung dengan
maksud menciptakan interaksi jangka panjang yang saling menguntungkan diantara pencapaian tujuan
pembangunan pariwisata, peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat, dan berkelanjutan daya dukung
lingkungan di masa mendatang (Fandeli,1995).
Sulawesi Tenggara sebagai bagian dari wilayah Republik Indonesia memiliki potensi budaya, potensi
wilayah wisata alam, potensi wisata bahari, dimana hal tersebut merupakan daya tarik tersendiri yang dapat
menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini untuk mempengaruhi calon-calon wisatawan
berkunjung ke daerah wisata di Sulawesi Tenggara. Di Sulawesi Tenggara sendiri banyak terdapat pantai
yang potensi wisatanya besar, khususnya di Kabupaten Konawe, Pantai Toronipa terletak 20 Km dari Ibu
Kota Sulawesi Tenggara ini telah menjadi salah satu objek wisata pemberi retribusi terbesar bagi Kabupaten
Konawe selama belasan tahun. Untuk itu, diperlukan strategi dalam pengembangan yang baik sehingga
tidak hanya mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisata di Kabupaten Konawe dan menjadi sumber
PAD bagi daerah tetapi juga dapat melestarikan lingkungan sekitar daerah pariwisata baik dari segi sosial,
ekonomi dan keberlangsungan hayati dan budayanya yang dilakukan dengan memberdayakan masyarakat
lokal.
2. Kajian Literatur
METODE PENELITIAN
Data yang di peroleh dalam penelitian ini selanjutnya di analisis dengan menggunakan analisis deskriptif
kualitatif kemudian akan dilanjutkan dengan menggunakan analisis SWOT, Menurut Rangkuti (2002
:31), dengan analisis SWOT dapat melihat factor internal dan eksternal pariwisata dalam melihat
kekuatan dan kelemahan yang di miliki, dan dalam waktu bersamaan melihat peluang dan ancaman yang
akan dihadapi. Analisis SWOT merupakan suatu teknik perencanaan strategi yang bermanfaat untuk
mengevaluasi Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities) dan Ancaman
(Threats) dalam suatu proyek, baik proyek yang sedang berlangsung maupun dalam perencanaan proyek
baru.
a. Studi Kepustakaan (Library Research) Dalam studi kepustakaan ini Penulis berusaha menelaah
berbagai bahan bacaan/pustaka berupa buku-buku, majalah, surat kabar, undang-undang, peraturan
perundang-undangan serta dokumen-dokumen lainnya yang mempunyai relevasi dengan masalah yang
diteliti.
b. Studi Lapangan (Field Research) Studi lapangan ini dimaksudkan untuk melakukan penelitian pada
lokasi atau objek yang telah di tentukan secara langsung, studi lapangan di tempuh dengan cara
observasi dan wawancara
Penelitian ini mengambil lokasi utama di wilayah pantai Toronipa, desa Toronipa Kecamatan Soropia
Kabupaten Konawe. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui potensi-potensi yang
dapat dikembangkan di pantai Toronipa dengan pengunjung pantai serta pengelola dan pedagang yang ada
di wilayah pantai. Dengan kelompok narasumber terbagi menjadi pengunjung dan pengelola. Wawancara
lainnya dilakukan di dinas terkait sesuai dengan data yang dibutuhkan. Waktu penelitian ini ditargetkan
pada hari-hari libur saat kunjungan wisatawan meningkat, khususnya di akhir minggu
HASIL PENELITIAN
Pantai Toronipa adalah salah satu objek wisata yang berada di Sulawesi Tenggara, tepatnya desa
blablabla Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe. Objek wisata pantai Toronipa telah lama berdiri dan
dikelola oleh pemerintah dan masyarakat setempat sejak tahun 2009.
Adapun informasi umum mengenai informasi umum lokasi pantai adalah sebagai berikut :
Dengan sepanjang pantai dapat ditemukan rumah pantai dari kayu dan atap rumbia disertai warung-
warung yang menjual makanan ringan dan minuman dilengkapi dengan kamar mandi dengan jarak 10
meter antar warung. Sejauh mata memandang, pantai toronipa berupa pantai pasir putih ditanami pohon
kelapa dan pelindung angin.
Sarana Jumlah
Gerbang Utama 1
Warung 12
Penginapan 1
Rumah Makan 10
Banana Boat 3
Donut Boat 1
Jetski 1
TOTAL 184
Karakteristik Responden
No Pekerjaan Jumlah
1 PNS 9
2 Pegagawai Swasta 8
3 Pelajar / Mahasiswa 12
4 Wiraswasta 2
Yang berkunjung ke Pantai Toronipa sebagian besar adalah pegawai yang terdiri dari PNS sebanyak 9
orang dan pegawai swasta sebanyak 8 orang. Hal ini dikarenakan para pekerja menghabiskan waktu
liburan mereka di pantai Toronipa terutama di akhir minggu. Mahasiswa menjadi pengunjung kedua
terbanyak dengan jumlah 12 orang, hal ini disebabkan kemudahan akses dan tarif murah di pantai
Toronipa. Ibu rumah tangga dengan jumlah 4 orang melakukan kunjungan dengan keluarga mereka.
Selain itu beberapa kelompok mahasiswa dan PNS sedang melakukan liburan kantor dan kampus.
1 Kendari 34
2 Konawe 1
Hanya terdapat 1 responden yang berasal dari wilayah luar Kota Kendari, yakni Kabupaten Konawe.
Sebagian sisanya berasal dari wilayah Kendari. Meskipun Toronipa berada di Kabupaten Konawe tetapi
pengunjungnya sebagian besar berasal dari Kota Kendari. Ini dikarenakan jarak yang dekat dengan Kota
Kendari dibandingkan Unaaha.
Masyarakat memberikan tanggapan positif terhadap pantai Toronipa, dengan fasilitas yang
lengkap dengan harga terjangkau membuat banyak pengunjung menjadikan Pantai Toronipa
sebagai tujuan wisata utama mereka. fasilitas yang nyaman tetapi tidak terlalu mewah membuat
masyarakat senang karena dapat menikmati suasana pantai tanpa perlu biaya yang terlalu mahal.
Hal ini juga berlaku untuk tiket masuk yang dianggap murah dibandingkan pantai lain yang
menerapkan tarif paten yang dianggap memberatkan.
Suasana
Nyaman
18%
Harga Murah
27%
Menyukai 10 orang
Sedang 8 orang
Dengan kualitas sarana dan prasarana pantai yang sama baiknya, pengunjung dapat
menikmatinya dengan harga yang relatif lebih murah. Ditambah lagi fasilitas jalanan ke pantai
Toronipa yang baik membuat pengunjung menjadikan Toronipa sebagai salah satu pilihan utama.
Grafik 4.2 Keluhan Wisatawan Terhadap Pantai Toronipa
Keluhan Wisatawan
Terhadap Pantai Toronipa
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Sumber : Hasil Wawancara
Analisis SWOT
KESIMPULAN
Usaha peningkatan kunjungan pantai Toronipa dapat ditingkatkan dengan menerapkan 4 strategi
utama, yaitu Strategi SO (Strength-Opportunity) yakni mengadakan kegiatan dipantai Toronipa di
bulan-bulan dimana kunjungan wisatawan lebih rendah. Kedua Strategi WO (Weakness-
Opportunities) yaitu menambah beberapa fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung,
yaitu rumah makan dan penginapan. Ketiga adalah strategi ST (Strengths-Threats) yaitu
melakukan promosi dan kerjasama perjalanan dengan hotel, sekolah dan instansi pemerintah untuk
perjalanan wisata. Strategi ke empat adalah WT (Weaknesses-Threats) adalah melakukan promosi
paket perjalanan wisata yang melibatkan objek wisata yang jaraknya dekat dengan pantai
Toronipa.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Suryono. 2004. Pengantar Teori Pembangunan, Universitas Negeri Malang, UM Press.
A. Hari Karyono. 1997. Kepariwisataan. Jakarta : Grasindo.
A. Yoeti. Oka. 1995. Pengantar Ilmu Kepariwisataan (Edisi 1). Yogyakarta : ERLANGGA
Blair, John P. 1995. Local Economic Development Analysis and Practice, Sage Publication Inc.
California
Blakely, Edward J, 1994, Planning Local Economics development: Theory and Practice, Sage
Publication, California, USA
Blakely, Edward J. and Bradshaw, Ted K. Planning Local Economic Development.2002. Third
Edition. Thousand Oaks, California: Sage Publications,
Chafid Fandeli. 1995. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Liberty: Yogyakarta.
D. Conyers and Hill. 1984. Konsep Perencanaan Pembangunan.
Damanik, Janianton dan Weber, Helmut. 2006. Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi.
Yogyakarta: PUSPAR UGM dan Andi.
Eplerwood, M., 1999, Succesfull Ecotourism Bussiness, The Right Approach, Kota Kinibalu Sabah
: World Ecotourism and Conference
Fandeli, Chafid. 2001. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Liberty. Yogyakarta
Glasson, John, Pengantar Perencanaan Regional, Edisi Terjemahan Paul Sihotang, LPFE UI,
Jakarta, 1977.
Ilyas, Muhammad. 2009. Strategi Pengembangan Pariwisata Kepulauan Togean di Kabupaten
Tojo Una-Una. Tesis. Makassar: Program Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah.
Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin
Kadariah. 1985.Ekonomi Perencanaan, LPFE UI. Jakarta
Kadariah. 1985. Ekonomi Perencanaan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia
Marif, Samsul, Ekonomi Wilayah dan Kota, Ekonomika dalam Perencanaan Identifikasi Sektor
Strategis, Diktat Kuliah PWK UNDIP Semarang, 2002.
Nawanir, Hanif 2003, Studi Pengembangan Ekonomi dan Keruangan Kota Sawahlunto
Pascatambang, Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro (2003)
Nurzaman, Siti Sutriah. 2002. Perencanaan Wilayah di Indonesia Pada Masa Sekitar Kritis.
Penerbit ITB. Bandung
Nyoman S. Pendit. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
Parr, John B, Growth Pole Strategies in Regional Economic Planning : A Retrospective View,
Carfax Publishing 1999.
Pendit, I Nyoman, S. 1994. Ilmu Pariwisata Sebubah Pengantar Perdana. Jakarta : Pradnya
Paramita.
Pitana, I Gde. Dan Surya Diarta, I Ketut. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit
Andi
Rankuti, Freddy. 2011. SWOT Balanced Scorecard. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Umum
Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama
Saparin, Sumber. (1979). Tata Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan Desa. Bandung:
Ghalia Indonesia.
Sastrayuda, G.S 2010. Konsep Pengembangan Kawasan Ekowisata.
Setiawati, I dan Nasikun. (1991). The Kajian Sosial-Ekonomi. Yogyakarta : Aditya Media.
Siagian P, Sondang. 2005. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara.
Shaffer, Ron; Deller, Steve; and Marcouiller, Dave. 2004.Community Economics: Linking Theory
and Practice. Ames: Blackwell Publishing.
Sjafrizal, 2008. Ekonomi Regional,Teori dan Aplikasi. Baduose Media, Cetakan Pertama, Padang
Sumihardjo.T. 2008. Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Melalui Pengembangan Daya Saing
Berbasis Potensi Daerah. Penerbit Fokusmedia
Suparmoko, M. 2002. Ekonomi Publik, Untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah, Andi,
Yogyakarta
Suwantoro, G. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta
Wahab, Salah. 2003. Manajemen Keparwisataan. Jakarta : Pradnya Paramitha.
Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Andi. Yogyakarta
Widjaja, A.W. 2003. Otonomi Desa Merupakan Otonomi Bulat, dan Utuh. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
[IUCN] International Union for Conservation of Nature and Natural Resources. 1994. Guidelines
for protected area management Categories. Gland: IUCN