BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sinkronisasi sektor-sektor pembangunan merupakan modal dasar bagi
tercapainya pembangunan pariwisata baik di tingkat nasional maupun di tingkat
daerah. Pernyataan ini berdasarkan kenyataan di lapangan yang menunjukkan
bahwa berbagai macam kendala dan permasalahan pembangunan pariwisata di
Indonesia bersumber dari kondisi tersebut.
Hal lain yang menjadi kendala adalah koordinasi antar sektor, ini
disebabkan karena sektor pariwisata adalah bidang yang memiliki karakteristik
tidak berdiri sendiri, dan oleh karenanya memiliki sifat komplementer dan
bersinggungan dengan sektor-sektor pembangunan lainnya.
Kabupaten Bantaeng memiliki banyak objek wisata yang cukup menarik dan
potensial untuk dipasarkan. Sayang sekali, objek-objek wisata di Kabupaten
Bantaeng belum tertata dan dikembangkan secara baik yang memiliki standar
kepariwisataan dan jumlahnya pun masih belum pasti.
Lokasi
No Nama Objek Wisata Pengelolaan
Desa/Kelurahan Kecamatan
1 2 3 4 5
1 Wisata Alam
a. Air Terjun Bisappu Desa Salluang Bisappu Sudah Dikembangkan
b. Permandian Turungan Desa Bonto
Sinoa Sudah Dikembangkan
Tangkulu Karaeng
c. Permandian Mata Air
Desa Kampala Eremerasa Sudah Dikembangkan
Eremerasa
d. Hutan Lindung Campaga Kel.Campaga Tompobulu Belum dikembangkan
e. Gua Batu Ejaya Kel.Bonto Jaya Bisappu Sudah Dikembangkan
Desa Bonto
f. Loka Camp Uluere Sudah Dikembangkan
Marannu
2 Wisata Bahari
a. Pantai Seruni Kel.Tappanjeng Bantaeng Sudah Dikembangkan
b.Pantai Marina Korong Batu Desa Baruga Pajukukang Sudah Dikembangkan
c.Pantai Lamalaka Kel.Lembang Bantaeng Sudah Dikembangkan
3 Wisata Sejarah
a. Rumah Adat Balla Lompoa Kel.Lette Bantaeng Sudah Dikembangkan
b. Balla Bassia Tompong Kel.Lette Bantaeng Belum dikembangkan
c. Rumah Adat Balla Lompoa
Kel.Lette Bantaeng Belum dikembangkan
Lantebung
d. Mesjid Tua Taqwa Tompong Kel.Lette Bantaeng Sudah Dikembangkan
e. Mesjid Syeikh Tuan Abdul Gani Kel.Pallantikang Bantaeng Sudah Dikembangkan
f. Rumah Adat Gantarangkeke- Kel.Gantarang
Gantarang Keke Belum dikembangkan
Lembang Keke
Lokasi
No Nama Objek Wisata Pengelolaan
Desa/Kelurahan Kecamatan
1 2 3 4 5
g. Kawasan Adat Balla Tujua Kel.Onto Bantaeng Belum dikembangkan
Kel. Gantarang
h. Kawasan Adat Gantarang Keke Bantaeng Sudah Dikembangkan
Keke
i. Makam Purbakala Kel.Karatuang Bantaeng Sudah Dikembangkan
j. Makam Raja-Raja Latenri Ruwa Kel.Pallantikang Bantaeng Sudah Dikembangkan
k. Makam Syeikh
Kel.Bonto Lebang Bisappu Sudah Dikembangkan
H.Muh.Amir/Dg.Toa
l. Kompleks Pekuburan Belanda Kel.Pallantikang Bantaeng Belum dikembangkan
4 Wisata Agro
a. Kebun Strawbery & Apel Desa Bonto Lojong Ulluere Sudah Dikembangkan
b. Desa Wisata Bonto Lojong Desa Bonto Lojong Uluere Sudah Dikembangkan
c. Pusat Kebun Bunga Desa Bonto Lojong Uluere Sudah Dikembangkan
d. Kebun Kopi dan Cengkeh Desa Labbo Tompobulu Belum dikembangkan
5 Wisata Seni dan Budaya
a. Festival Adat Gantarang Keke Gantarang keke Gantarang Keke Sudah Dikembangkan
b. Hari Jadi Bantaeng Kel.Pallantikang Bantaeng Sudah Dikembangkan
c. Kawasan Road Race Sasayya Kel.Bonto Sunggu Bisappu Sudah Dikembangkan
d. Tari-tarian Pusat Kota Pusat Kota Sudah Dikembangkan
6 Wisata Kuliner
a. Pusat Kuliner (Pantai Seruni) Pusat Kota Pusat Kota Sudah Dikembangkan
b. Anekah Makanan Tradisional Pusat Kota Pusat Kota Belum dikembangkan
Sumber : Survey Tim LP2M Unhas 2016
Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa potensi objek dan daya tarik
wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Bantaeng cukup beragam. Hal ini
menyebabkan perlu adanya suatu penataan dan pengembangan objek dan daya
tarik wisata, yang meliputi seluruh aspek yang berkaitan dengan pengembangan
kepariwisataan Kabupaten Bantaeng. Penataan dan pengembangan berbagai
potensi pariwisata dengan segala fasilitas pendukungnya memerlukan upaya
dan usaha dari berbagai pihak terutama instansi/ lembaga dan dunia usaha yang
secara langsung maupun tidak langsung menunjang pembangunan
1. Maksud
Maksud dalam penyusunan RIPPDA Kabupaten Bantaeng adalah :
a. Menyatukan pandangan diantara sector pembangunan lainnya di
Kabupaten Bantaeng terhadap pentingnya kepariwisataan dalam
konteks perencanaan pembangunan daerah.
b. Membudayakan dan memudahkan masyarakat untuk berperan
aktif dalam pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan di
Kabupaten Bantaeng.
c. Menyusun perencanaan pengembangan kepariwisataan yang
mampu meningkatkan kualitas kepariwisataan Kabupaten
Bantaeng.
2. Tujuan
Tujuan penyusunan RIPPDA Kabupaten Bantaeng adalah :
a. Sebagai acuan Pemerintah Kabupaten Bantaeng dalam
mengembangkan kepariwisataan yang berwawasan lingkungan,
sebagai langkah strategis pemerintah daerah dalam memposisikan
produk unggulan yang berasaskan pariwisata kerakyatan.
3. Sasaran
Sasaran yang akan dicapai dengan adanya RIPPDA Kabupaten
Bantaeng adalah :
a. Memantapkan pengembangan kepariwisataan daerah.
b. Memberikan arahan dan strategi pengembangan potensi
pariwisata daerah.
c. Menetapkan skala prioritas pengembangan pariwisata daerah.
d. Menetapkan indikasi program pengembangan pariwisata daerah.
e. Mengarahkan jalannya pengembangan pariwisata sejak dini.
C. RUANG LINGKUP
Pekerjaan penyusunan dokumen Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata merupakan penjabaran dari RTRW Kabupaten Bantaeng :
1. Lingkup Wilayah
2. Lingkup Substansi
3. Lingkup Kegiatan
E. LANDASAN HUKUM
Dasar hukum yang menjadi landasan aspirasi dalam penyusunan
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten
Bantaeng ini, diantaranya :
1. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
2. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;
3. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
5. Undang-Undang No. 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan;
6. Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi;
7. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingk. Hidup;
8. Undang-Undang No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;
9. Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang;
10. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya
Alam dan Hayati;
11. Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan;
12. Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing;
13. Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria;
14. Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang Kawasan Lindung;
15. Permendagri No. 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran Serta
Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
(Lembar Negara Tahun 2004 No.125, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan undang-undang
F. METODE PENDEKATAN
Pendekatan perencanaan yang dijadikan dasar dalam penyusunan
RIPPDA Kabupaten Bantaeng ini ada yang bersifat umum maupun khusus.
Pendekatan yang bersifat umum menjadi Kerangka perencanaan, sedangkan
pendekatan yang bersifat khusus mengarahkan isi perencanaan yang dilakukan.
2. Pendekatan Khusus
a). Pendekatan Pemerataan Pembangunan Wilayah
Pembangunan wisata Kabupaten Bantaeng menjadi salah satu alat
dalam menyeimbangkan pertumbuhan antar wilayah Kabupaten Bantaeng.
Pertumbuhan Kabupaten Bantaeng perlu disebarkan ke setiap daerah
untuk mendorong pembangunan dan tidak hanya terkonsentrasi di satu
tempat.
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab awal ini akan dibahas mengenai latar belakang, tujuan dan
sasaran, ruang lingkup yang terbagi ke dalam ruang lingkup wilayah, ruang
lingkup pekerjaan dan ruang lingkup substansi, jangka waktu perencanaan,
landasan hukum, metode pendekatan dan sistematika pembahasan.
BAB 2 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Pada bagian ini akan diuraikan Kebijakan Pembangunan Pariwisata
Nasional, Propinsi dan Kabupaten, Visi dan Misi Kabupaten Bantaeng serta
landasan teori yang terdiri dari beberapa pengertian yang berkaitan
dengan pariwisata dan pengembangannya, teori-teori mengenai
pengembangan pariwisata.
BAB 3 PROFIL WILAYAH KABUPATEN BANTAENG
Gambaran umum Kabupaten Bantaeng berisi mengenai deskripsi wilayah,
kependudukan, ekonomi, transportasi, dan sarana dan prasarana wilayah.
BAB 4 PROFIL KEPARIWISATAAN
Pada bab ini diuraikan mengenai Profil Kepariwisataan Kabupaten
Morowali, Potensi Atraksi Wisata/ODTW, ketersediaan Sarana Dan
Prasarana Wisata (Amenitas), dan Sumber Daya Manusia dan
Kelembagaan.
BAB 5 ANALISIS S.W.O.T
Pada bab ini diuraikan mengenai analisis kekuatan dan kelemahan internal
serta peluang dan tantangan eksternal pengembangan pariwisata
Kabupaten Bantaeng, dan potensi serta permasalahan pengembangan
pariwisata setiap satuan kawasan wisata (SKW) dan objek daya tarik
wisata (ODTW).