Abstract
This article aims to describe the impact of agricultural land conversion on economic
conditions, social conditions and environmental conditions. With the increase in population every
year, it is indirectly needed to expand land as housing. The construction of residential areas in
Bojonegoro Regency has increased along with population growth. For these activities, developers
often use and convert agricultural land. Regional Regulation (Perda) No. 26 of 2011 concerning
Regional Spatial Plan (RTRW) in the implementation of development in Bojonegoro Regency.,
has a role in regulating and controlling the use of such agricultural land. This research uses
qualitative methods with a descriptive approach.
Keywords : conversion of agricultural land planned into a residential area
A. Pendahuluan
Kabupaten Bojonegoro, yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia,yang memiliki luas
2.307.km2. telah mengalami pertumbuhan populasi dan urbanisasi yang signifikan dalam beberapa
dekade terakhir. Pertumbuhan ini menghasilkan kebutuhan yang meningkat akan perumahan bagi
penduduk, yang menyebabkan rencana alih fungsi lahan pertanian yang seluas 1.058ha sebagian
menjadi kawasan perumahan. Alih fungsi lahan ini menjadi isu penting yang membutuhkan
perhatian serius mengingat implikasi yang kompleks yang mungkin terjadi.
Penduduk yang terus bertambah di Kabupaten Bojonegoro telah mendorong permintaan akan
lahan perumahan yang lebih luas. Namun, dalam memenuhi kebutuhan perumahan tersebut,
seringkali lahan pertanian yang produktif dijadikan lahan perumahan. Hal ini menimbulkan
berbagai permasalahan yang harus diperhatikan, baik dari perspektif ekonomi, sosial, maupun
lingkungan.
Alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan perumahan di Kabupaten Bojonegoro
menghadirkan tantangan ekonomi. Lahan pertanian yang digunakan untuk produksi pangan akan
berkurang, yang dapat berdampak pada ketahanan pangan lokal. Ketergantungan pada impor
pangan mungkin meningkat, sehingga mempengaruhi stabilitas harga pangan di daerah tersebut.
Selain itu, perubahan penggunaan lahan juga dapat mempengaruhi mata pencaharian petani, yang
mungkin mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
Dampak sosial juga menjadi perhatian penting dalam alih fungsi lahan pertanian menjadi
kawasan perumahan. Penduduk yang tinggal di sekitar lahan pertanian yang akan dialihfungsikan
mungkin menghadapi relokasi yang mempengaruhi ikatan sosial dan komunitas yang telah terjalin.
Selain itu, petani yang kehilangan lahan pertanian mereka mungkin menghadapi kesulitan dalam
mencari mata pencaharian baru yang memadai, sehingga mengakibatkan perubahan dalam struktur
sosial masyarakat pedesaan.
Aspek lingkungan juga menjadi perhatian dalam alih fungsi lahan pertanian. Lahan pertanian
sering memiliki fungsi ekosistem yang penting, seperti menjaga keanekaragaman hayati, mengatur
siklus air, dan menyediakan layanan lingkungan lainnya. Alih fungsi lahan ini dapat menyebabkan
kerusakan ekosistem yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan dan keberlanjutan ekosistem.
Dalam konteks Kabupaten Bojonegoro, alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan
perumahan menjadi isu yang kompleks dan penting. Pemerintah dan pemangku kepentingan perlu
mempertimbangkan secara seksama dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang mungkin
terjadi sebagai hasil dari alih fungsi ini. Langkah-langkah mitigasi yang tepat dan pengelolaan
yang berkelanjutan harus dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dan mempromosikan
keberlanjutan pembangunan perkotaan yang seimbang.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif menggunakan observasi
sekunder dibuat untuk mengetahui:
A. Dampak dari alih fungsi penggunaan lahan pertanian menjadi permukiman
C. Pembahasan
Kabupaten Bojonegoro merupakan kabupaten yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi di
Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 3.218,60 jiwa per KM². Peningkatan penduduk salah satunya
akibat urbanisasi sebagai dampak dari perluasan kawasan . Hal tersebut juga berpengaruh terhadap
peningkatan jumlah perumahan, di sisi lain masuknya para pengembang perumahan (developer)
membuat kegiatan alih fungsi lahan di Bojongeoro terus meningkat. Dari luas lahan pertanian yang
ada saat ini, sebagian telah dibebaskan untuk kawasan perumahan dan sudah mulai digarap oleh
pihak pengembang. Bisnis perumahan di Bojonegoro memang berkembang dengan pesat akhir-
akhir ini, bahkan sudah merambah ke area pinggiran Bojonegoro. Untuk mengantisipasi
tergerusnya area pertanian maka alih fungsi lahan telah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) No
26 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dengan harapan pihak pengembang
(developer) dapat mem- perhatikan acuan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) tersebut
dalam memilih lahan.
Corolina, Linda Cristi. Implementasi Kebijakan Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Kawasan
Perumahan (Studi pada Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo).
Diss. Brawijaya University, 2014.
Corolina, Linda Cristi. Implementasi Kebijakan Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Kawasan
Perumahan (Studi pada Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo).
Dewi, Nurma Kumala, and Iwan Rudiarto. "Identifikasi alih fungsi lahan pertanian dan kondisi sosial
Ir, R., & Syaeba, M. (2018). Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Kawasan Pemukiman Di Kecamatan
Polewali Kabupaten Polewali Mandar. Pepatudzu : Media Pendidikan Dan Sosial
Kemasyarakatan, 14(2), 187. https://doi.org/10.35329/fkip.v14i2.202
Linda Cristi Corolina. (2014). Implementasi Kebijakan Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Kawasan
Perumahan (Studi Pada Badan Perencanaan Dan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo).
https://media.neliti.com/media/publications/77550-ID-implementasi-kebijakan-alih-fungsi-
lahan.pdf
Monsaputra, M. (2023). Analisis perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi perumahan di kota
Mustopa, Zaenil, and Purbayu Budi Santosa. "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi
Rupini, AA Ayu Diah, Ni Ketut Agusinta Dewi, and Ngakan Putu Sueca. "Implikasi alih fungsi lahan
pertanian pada perkembangan spasial daerah pinggiran kota (studi kasus: Desa Batubulan,
Gianyar)." Undagi: Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa 5.2 (2017): 9-18.
Rupini, AA Ayu Diah, Ni Ketut Agusinta Dewi, and Ngakan Putu Sueca. "Implikasi alih fungsi lahan
pertanian pada perkembangan spasial daerah pinggiran kota (studi kasus: Desa Batubulan,
Gianyar)." Undagi: Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa 5.2 (2017): 9-18.