Anda di halaman 1dari 16

INDONESIA ESSAY COMPETITION

SCIENTIFIC VAGANZA 2019


STUDENTS SCIENTIFIC CENTER

TEKNOLOGI RANCANG BANGUN OC-A (ORYZA SATIVA AND CLARIAS


GARIEPINUS IN AQUAPONICS) : DESAIN AQUAPONIK PADA
TANAMAN PADI SKALA LAHAN PERTANIAN GUNA MEWUJUDKAN
KEMANDIRIAN PANGAN
Sains dan teknologi

Disusun oleh :

(Wiwit Anggraini/4401416077/2019)
(Andry Irawan/4101416048/2019)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2019
Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, urgensi permasalahan, dan tujuan penulisan.
o Isi
Berisi pemaparan masalah, tinjauan pustaka, dan gagasan yang diangkat atau
solusi serta gambar/tabel/grafik (jika ada).
o Penutup
Berisi kesimpulan
o Daftar Pustaka

SDGs telah menjelaskan tentang Zero hunger sebagai keadaan dimana suatu
negara tanpa kelaparan (ketahanan pangan, gizi mewujudkan pertanian yang
bersifat sustainable). Ketahanan pangan merupakan salah satu issue yang sangat
menarik di hampir seluruh negara di dunia ini. Hal ini karena pangan merupakan
salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi agar manusia dapat
melangsungkan kehidupannya. FAO (2015) melaporkan bahwa 795 juta orang
pada tahun 2014-2016, mewakili 10,9% populasi dunia mengalami kekurangan
pangan. Sebagian besar penduduk yang mengalami kekurangan pangan berada
pada negara berkembang. Selama beberapa dekade, perbaikan ketahanan pangan
terus dilakukan dengan cara meningkatkan produktivitas pertanian. (FAO, 2015).
Menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012, negara berkewajiban
untuk mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi
pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat
nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah
NKRI. Faktor lingkungan dalam hal ini lahan (Mulyo et al., 2010) juga dapat
mempengaruhi status ketahanan pangan petani sebagai penghasil pangan sehingga
selain menunjukkan status ketahanan pangan juga dapat menunjukkan status
kemandirian pangan mereka (Adekoya, 2009).
Salah satu unsur penting lainnya dalam memproduksi pangan adalah
ketersediaan lahan karena lahan merupakan faktor produksi utama untuk
memproduksi pangan. Lahan merupakan sumber daya ekonomi yang
ketersediaannya relatif tetap, tetapi kebutuhannya terus meningkat akibat
kebutuhan pembangunan. Penyediaan lahan pertanian untuk pangan saat ini
menghadapi tekanan akibat persaingan dengan sektor lain sebagai akibat
pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan jumlah penduduk. Kondisi demikian
menyebabkan lahan pertanian pangan dihadapkan kepada masalah penurunan luas
lahan akibat dikonversi ke penggunaan nonpertanian.
Beras adalah salah satu biji-bijian yang paling banyak dikonsumsi di dunia
khususnya di Indonesia karena kandungan nutrisi dan proteinnya. Tanaman
penghasil beras atau tanaman padi yang biasa di tanaman oleh pertani adalah
Oryza sativa L. Berdasarkan data luas baku lahan sawah dalam tiga dekade
terakhir, rata-rata konversi lahan sawah yang terjadi di Jawa sebesar 8.346,65
ha/tahun dan di luar Jawa sebesar 2.269,75 ha/tahun sehingga luas baku lahan
sawah terkonversi rata-rata setiap tahunnya mencapai luasan 10.616,4 ha/tahun
(Purbiyanti, 2013). Walaupun tidak semasif di Jawa, konversi lahan sawah di luar
Jawa pun seakan tidak bisa dihindari. Kondisi ini semakin mengkhawatikan,
mengingat pesatnya pertumbuhan ekonomi di luar Jawa saat ini dan laju
pertumbuhan penduduk di luar Jawa yang masih mencapai 1,36% dalam 10 tahun
terakhir. Sumatera Selatan yang merupakan salah satu lumbung pangan nasional
di luar Jawa pun tak lepas dari kondisi ini (Purbiyanti et al. 2013).
Lahan pertanian yang tepat untuk tanaman padi adalah daerah dengan
ketinggian 0-650 meter diatas permukaan laut dengan suhu 22,5 ˚C – 26,5 ˚C
(Hanum, 2008). Lahan pertanian merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil produksi padi yang diperoleh. Semakin luas lahan pertanian,
maka semakin banyak hasil panen yang akan dihasilkan, begitu juga sebaliknya.
Semakin sempit lahan pertanian, maka hasil panen yang didapatkan semakin
sedikit. Di Indonesia lahan pertanian mengalami penyusutan yang pada tahun
2013 sebesar 8128499 hektar, sedangkan 2015 sebesar 8087393 hektar.
Penyusutan lahan pertanian terjadi karena adanya pertumbuhan jumlah penduduk
yang mencapai 1,245%. Dengan menerapkan teknologi untuk pertanian, petani
dapat mengoptimalkan keterbatasan lahan pertanian. Salah satu penerapan
teknologi yang dapat diterapkan dalam lahan pertanian ini adalah sistem
hidroponik.
Hidroponik merupakan budidaya tanaman yang dilakukan tanpa media
tanah, tetapi menggunakan larutan nutrisi sebagai sumber utama pasokan nutrisi
tanaman. Pada budidaya tanaman dengan media tanah, tanaman memperoleh
unsur hara dari tanah, tetapi pada budidaya tenaman secara hidroponik, tanaman
memperoleh unsur hara dari larutan yang dipersiapkan khusus. Larutan nutrisi
dialirkan ke media tanam hidroponik sebagai tempat berkembangnya akar
(Suhardiyanto, 2011). Hidroponik konvensional membutuhkan pupuk mineral
untuk memasok tanaman dengan nutrisi yang diperlukan. Namun penggunaan
pupuk mineral mempunyai kekurangan dari segi dampak bagi lingkungannya
maupun dari segi ekonomi. Dengan menggunakan pupuk biasa atau pupuk
mineral, biaya yang dikeluarkan lebih besar dan juga pupuk tersebut mengandung
zat kimia yang kurang ramah lingkungan.
Air limbah ikan dapat menjadi alternatif pupuk mineral. Hal ini dikarenakan
air limbah ikan mengandung nitrogen dan fosfor. Dengan bantuan bakteri
nitrifikasi, nitrigen dan fosfor dapat digunakan tanaman sebagai sumber nutrisi
untuk pertumbuhan tanaman. Maka pada sistem ini tanaman berperan untuk
mengendalikan akumulasi nutrisi dari kultur ikan. Penggunaan air limbah ikan
dapat menghemat pengeluaran biaya karena petani tidak perlu lagi mengeluarkan
biaya untuk pupuk mineral. Selain itu, penggunan air limbah sebagai sumber
nutrisi tanaman dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Perpaduan antara
budidaya tanaman hidroponik ke dalam recirculating fish aquaculture system
(RAS) atau peternakan ikan di dalam aquarium disebut sebagai akuaponik
(Forchino et al, 2016).
Teknologi akuaponik merupakan gabungan teknologi akuakultur dengan
teknologi hydroponic dalam satu sistem untuk mengoptimalkan fungsi air dan
ruang sebagai media pemeliharaan. Teknologi tersebut telah dilakukan di negara-
negara maju, khususnya yang memiliki keterbatasan lahan untuk mengoptimalkan
produktifitas biota perairan. Prinsip dasar yang bermanfaat bagi budidaya perairan
adalah sisa pakan dan kotoran ikan yang berpotensi memperburuk kualitas air,
akan dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman air. Pemanfaatan tersebut melalui
sistem resirkulasi air kolam yang disalurkan ke media tanaman, yang secara
mutualistis juga menyaring air tersebut sehingga saat kembali ke kolam menjadi
”bersih” dari anasir ammonia dan mempunyai kondisi yang lebih layak untuk
budidaya ikan (Ristiawan et al., 2012). Sistem ini dapat dimanfaatkan untuk
pertanian padi.
Tanaman padi dapat tumbuh optimal pada keasaman tanah antara pH 4,0 –
7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanam menjadi netral
(7,0). Pada prinsipnya tanah berkapur dengan pH 8,1 – 8,2 tidak merusak
tanaman padi tetapi akan mengurangi hasil produksi (Hanum, 2008). Sedangkan
air limbah kolam yang dihasilkan oleh ikan lele mempunyai pH 6,5-6,9
(Alamanda, 2007). Pada pH ini, tanaman padi tidak mengalami degradasi ataupun
mengalami penurunan hasil produksi.
Teknologi aquaponik terbukti mampu memproduksi ikan secara optimal
pada lahan sempit dan sumber air terbatas, termasuk di daerah perkotaan.
Teknologi ini disamping menghemat penggunaan lahan dan air juga
meningkatkan efisiensi usaha melalui pemanfaatan hara dari sisa pakan dan
metabolisme ikan untuk tanaman air serta merupakan salah satu sistem budidaya
ikan yang ramah lingkungan (Ahmad et al, 2007). Dari hal tersebut kita membuat
suatu inovasi yang bernama OCA (Oryza sativa and Clarias gariepinus in
Aquaponik).
Aquaponik pada umumnya berupa media hidroponik dengan kolam ikan
yang menyatu sehingga menutupi air yang berada pada kolam dan menimbulkan
efek negatif yaitu kurangnya suplay oksigen, sehingga dapat menyebabkan kurang
efektifnya pertumbuhan ikan pada kolam tersebut. Pada sistem ini kolam ikan dan
hidroponik dipisah dengan tujuan agar air pada kolam dapat terkena sinar
matahari sehingga dapat memberi kehidupan (kompos) untuk plankton yang
menjadi nutrisi untuk ikan, dan ikan dapat tumbuh dengan baik serta tidak
kekurangan nutrisi dan oksigen.
Gambar.1 sistem OCA (Oryza sativa and Clarias gariepinus in Aquaponik).
Sistem ini berupa teknologi sederhana dalam pertaniaan yang dilakukan
dengan cara menanam benih pada pot berukuran kecil atau dapat kita ganti dengan
gelas plastik yang berisi tanah. Bagian bawah gelas plastik dibuat lubang-lubang
kecil agar akar tanaman padi dapat menyerap nutrisi pada air. Pot diletakkan pada
sterofoam yang telah dilubangi dengan jarak tiap-tiap lubang sebesar 20 cm. Tiap
kotak dihubungkan dengan pipa agar nutrisi yang terdapat pada air dapat tersebar
secara merata. Selain itu pada sistem ini ditambahkan kolam ikan yang akan
menghasilkan air limbah budidaya ikan yang digunakan sebagai nutrisi untuk
pertumbuhan tanaman. Air limbah budidaya ikan ini akan dipompa kedalam
tangki air yang kemudian akan di alirkan kedalam rice plant area. Air yang
digunakan dalam rice plant area akan terakumulasi ke dalam kolam ikan yang
terletak di bawah rice plant area. Kemudian air akan dipompa kembali ke dalam
tangki air, sehingga akan terjadi siklus dan air tidak terbuang sia-sia.

Kolam ikan

Area penyaringan Rice plant area


Air mengalir
Manfaat sesuai desain yang dibentuk:
1. Dapat menghemat air serta meminimalisisr penggunaan pupuk,
jika dibandingkan dengan pertanian pada umumnya
2. Dapat mengurangi penggunaan lahan, dapat menggunakan lahan
yang kurang lebar

Kelebihan jika dibandingkan dengan sistem yang tidak menggunakan


aquaponik (literasi lebih lanjut) ???

Jika dibandingkan dengan pertanian pada umumnya, sistem ini jauh lebih
menguntungkan. Dari urain tersebut dapat disimpulkan bahwa ketahanan pangan
di Indonesia masih harus ditingkatkan seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk. Petani menganggap pekerjaannya kurang menyejahterakan sehingga
mereka memilih untuk beralih profesi untuk dapat mencukupi kebutuhannya.
Selain itu harga jual gabah hasil panen kurang menguntungkan karena harga jual
gabah tidak sebanding dengan biaya produksi yang telah dikeluarkannya. Dengan
pengimplementasian gagasan ini, dapat mengatasi permasalahan mengenai
ketahanan pangan dan kesejahteraan petani, sehingga hasil yang didapat para
petani sudah dapat mencukupi kebutuhan mereka, dan mereka tidak akan
meninggalkan pekerjaan sebagai petani, serta pemerintah dapat mengurangi impor
beras untuk memenuhi kebutuhan akan beras di Indonesia, khususnya di daerah
Jawa.
Daftar pustaka
Ahmad, T., L. Sofiarsih, dan Rusmana. 2007. The growth of Patin Pangasius
hypopthalmus in a close system tank. Journal Aquaculture, 2 (1): 67-73.
Alamanda, Intan Estetika et al. 2007. Penggunaan Metode Hematologi dan
Pengamatan Endoparasit Darah untuk Penetapan Kesehatan Ikan Lele
Dumbi (Clarias gariepinus) di Kolam Budidaya Desa Mangkubumen
Boyolali. Biodiversitas Vol.8, No.1, Januari 2007, hal. 34-38.
Awaludin, Rohadi. 2014. Meningkatkan Kesejahteraan Petani dengan Meraih
Nilai Tambah. Available at https://berandainovasi.com/meningkatkan-
kesejahteraan-petani-dengan-meraih-nilai-tambah/ (Diakses pada 09
September 2017)
Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi Tanaman Pangan (Production of Food
Crops) 2015.
Forchino A.A., et al. 2016. Aquaponics and sustainability: the comparison of two
different aquaponic techniques using the Life Cycle Assessment (LCA).
Aquacultural Engineering S0144-8609(16)30152-2.
Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan: Jakarta.
Irfan et al. 2013. Pengaruh Padat Tebar Terhadap Pertumbuhan Benih Lele
Sangkuriang (Clarias gariepinus) dalam Sistem Aquaponik Vol.4 No.4,
Desember 2013 : 315-324.
Ristiawan et al. 2012. Aplikasi Teknologi Aquaponik pada Budidaya Ikan Air
Tawar untuk Optimalisasi Kapasitas Produksi. Jurnal Saintek Perikanan
Vol.8. No.1 2012
Santos et al. 2017. Dark Septate Endophyte Decreases Stress on Rice Plants.
Brazilian journal of microbiology 48 (2017) 333–341..
Suhardiyanto, H. 2011. Teknologi Hidroponik untuk Budidaya Tanaman.
Departemen Tenik Pertanian Fakultas Teknologi Petanian IPB: Bandung.
Lampiran 1 Data Luas Lahan Sawah
Tabel 1. Luas Lahan Sawah
Luas lahan sawah (hektar)
No. Provinsi
2013 2014 2015
1 ACEH 300808 294129 290337
2 SUMATERA UTARA 438346 433043 423465
3 SUMATERA BARAT 224182 225890 226377
4 RIAU 93338 87594 71910
5 JAMBI 113546 101195 94735
6 SUMATERA SELATAN 612424 616753 620632
7 BENGKULU 93382 88756 85131
8 LAMPUNG 360237 363055 377463
9 KEP. BANGKA BELITUNG 5358 7490 10654
10 KEP. RIAU 487 405 246
11 DKI JAKARTA 895 778 650
12 JAWA BARAT 925042 924307 912794
13 JAWA TENGAH 952980 966647 965262
14 YOGYAKARTA 55126 54417 53553
15 JAWA TIMUR 1102921 1101765 1091752
16 BANTEN 194716 200480 199492
17 BALI 78425 76655 75922
18 NTB 253208 254298 264666
19 NTT 169063 172954 177238
20 KALIMANTAN BARAT 330883 323959 330724
21 KALIMANTAN TENGAH 225836 215545 196553
22 KALIMANTAN SELATAN 440429 431437 450152
23 KALIMANTAN TIMUR 63323 55485 57000
24 KALIMANTAN UTARA 21762 21775 21448
25 SULAWESI UTARA 56157 60475 55820
26 SULAWESI TENGAH 146721 141448 128323
27 SULAWESI SELATAN 602728 623139 628148
28 SULAWESI TENGGARA 95378 96826 103812
29 GORONTALO 32239 32116 32058
30 SULAWESI BARAT 61070 62312 61292
31 MALUKU 15042 13519 13394
32 MALUKU UTARA 10510 10516 11802
33 PAPUA BARAT 9587 9587 10126
34 PAPUA 42350 42843 44462
INDONESIA 8128499 8111593 8087393
(BPS. 2016)
Gambar Potensi Daerah Implementasi

Lampiran Desain Sistem

1. Sistem secara keseluruhan

2. Cara kerja
Kolam ikan

Air mengalir

Area penyaringan Rice plant area

3. Rice Plant Area

20 cm
20 cm
Lampiran kebutuhan
Lampiran Proses Kerjasama
Lampiran Analisis Laba Rugi
Lampiran 1
Rencana Keungan dengan Luas Lahan 110 m2 :
1. Biaya Tetap
No. Biaya tetap Harga Satuan Jumlah barang Harga Total
1. Pipa 1/2” Rp 21,100.00 40 Rp 844,000.00
2. Sambungan pipa Rp 1,240.00 85 Rp 105,400.00
3. Pompa air Rp 177,000.00 2 Rp 354,000.00
4. Terpal Rp 25,000.00 100 Rp 2,500,000.00
5. Sterofoam box Rp 17,000.00 200 Rp 3,400,000.00
6. Senter Rp 50,000.00 1 Rp 50,000.00
7. Tangki Air Rp 700,000.00 1 Rp 700,000.00
8. Biaya lain-lain Rp20,700,000.00 1 Rp 20,700,000.00
Jumlah Harga Rp 28,653,400.00

2. Biaya Variabel
No Biaya Variabel Harga Satuan Jumlah barang Harga Total
1. Pakan Lele 1 Sak Rp208,000.00 500 Rp104,000,000.00
2. Bibit Lele Ukur 10 Rp 350.00 37500 Rp 13,125,000.00
3. Bibit Padi Rp 48,000.00 1 Rp 48,000.00
Jumlah Harga Rp117,173,000.00

3. Biaya Overhead
No Biaya Overhead Harga Satuan Jumlah barang Harga Total
1. Gelas Plastik Rp 300.00 2352 Rp 705,600.00

Jumlah Harga Rp 705,600.00

4. Rencana Penerimaan
No Produk Harga Satuan Jumlah barang Harga Total
1. Beras Rp5,000.00 440 kg Rp 2,200,000.00

2. Daging Lele Rp 17,000 12000 kg Rp204,000,000.00

Jumlah Harga Rp206,200,000.00

Lampiran 2
Analisis Keuntungan dengan Luas Lahan 110 m2
a. Harga Jual Beras Rp 5.000,00
Kapasitas Produksi 440 kg/6 bulan
Total Penjualan Beras = Rp 5,000.00 x 440
= Rp 2,200,000.00
b. Harga Jual Daging Ikan Rp 14.000,00
Kapasitas Produksi 6000 kg/3 bulan
= 12000kg/6 bulan
Total Penjualan Daging Ikan = Rp 17,000.00 x 12000
= Rp 204,000,000.00
Total Penjualan = Rp 206,200,000.00

Rata-rata Omzet dalam 6 bulan = Rp 206,200,000.00


Biaya bahan baku = (Rp 117,173,000.00)
Biaya Overhead Pabrik = (Rp 705,600.00)
Total Laba dalam 6 bulan Rp. 88,321,400.00

Analisis Titik Impas (Break Event Point)


𝐹𝐶
BEP Rupiah =
𝑉𝐶
1− 𝑆
𝑅𝑝28,653,400.00
=
𝑅𝑝117,878,600.00
1 − 𝑅𝑝206,200,000.00

= 𝑅𝑝66,895,804.19
Analisis Pengembalian modal
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
Lama Pengembalian Modal =
𝐿𝑎𝑏𝑎
𝑅𝑝146,532,000.00
=
𝑅𝑝. 88,321,400.00
= 2 Kali

Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Wiwit Anggraini
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Pendidikan Biologi
4. NIM/NIDN 4401416077
5. Tempat dan Tanggal Lahir Jepara, 4 Mei 1998
6. Alamat Email wiwitanggraini12@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 082390901603

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N 009 Bukit SMP N 1 Batang SMA N 1 Jepara
Lipai, Indragiri Cenaku, Indragiri
Hulu, Riau Hulu, Riau
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Seminar Tempat
1. - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1. Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Politeknik Keselamatan 2017
Politeknik Keselamatan Transportasi Trasnportasi Jalan (PKTJ)
Jalan 2017 Tingkat Nasional

Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Andry Irawan
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi Pendidikan Matematika
4. NIM/NIDN 4101416048
5. Tempat dan Tanggal Lahir Kab. Semarang, 09 Oktober 1997
6. Alamat Email andryirawan345@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 085713397730

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD SMP Negeri 1 SMA Negeri 2
Muhammadiyah Suruh Salatiga
Suruh
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Seminar Tempat
1. - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1. Finalis Lomba Karya Tulis Politeknik Keselamatan 2017
Politeknik Keselamatan dan Transportasi Jalan (PKTJ)
Transportasi Jalan 2017
Tingkat Nasional
2. Juara III SIC 2016 Tingkat SSC FMIPA UNNES 2016
Fakultas
3. Juara I Lomba Karya Tulis Universitas Sultan Agung 2015
Ilmiah CIVIL EXPO 2015 Antar Semarang (UNISSULA)
SMA/SMK, Sederajat Se
Jateng-DIY
4. Juara III OPSI 2014 Tingkat PEMERINTAH KOTA 2014
Kota Salatiga SALATIGA
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA
DAN OLAHRAGA

Anda mungkin juga menyukai