Anda di halaman 1dari 4

SUSTAINABLE INDUSTRIAL

(INDUSTRI BERKELANJUTAN)

ASFA SALSABILA E.P.L


183700043
TEKNIK INDUSTRI 2018
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis,
masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan
pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987.
Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development.

Sektor industri merupakan sektor yang paling penting dalam pembangunan ekonomi
suatu negara. Bagi negara berkembang seperti Indonesia, sektor industri menjadi tolak ukur
terhadap keberhasilan pembangunan telah dijalani. Sejak awal kemerdekaan sampai saat ini,
sektor indutri selalu didorong untuk bergerak maju dengan mengundang investor dari dalam
dan luar negeri untuk menanamkan modal di sektor ini.

Pengertian Industri yaitu bidang usaha yang mengolah bahan baku menjadi bahan
jadi. Dilihat dari kekayaan alam, Indonesia mempunyai banyak SDA yang bisa dijadikan
bahan baku untuk industri. Misalnya : kekayaan alam berupa kayu bisa dijadikan industri
meubel dan kayu lapis yang bisa diekspor ke luar negeri.

Seiring dengan peningkatan jumlah industri menimbukan efek negatif yang


merugikan lingkungan. Limbah yang berbahaya dan beracun sering dihasilkan oleh industri
yang mencemari tanah, air dan udara. Dengan keadaan seperti ini membuat keadaan
lingkungan menjadi tidak layak lagi untuk dihuni oleh manusia dan makhluk hidup lainnya.
Padahal seharusnya industri tidak hanya mengasilkan bahan jadi untuk kebutuhan manusia
tetapi juga harus tetap menjaga lingkungan sekitar mereka. Hal ini harus dilakukan agar bisa
mendukung  pembangunan yang berkelanjutan.

Bagi industri, bukan hanya bertugas untuk mengasilkan barang jadi dengan
mengunakan semua potensi alam, misalnya : bahan tambang, air, hewan, tumbuhan, udara
dan tanah. Tetapi juga harus bisa melakukan usaha yang terus-menerus agar sumber daya tadi
tetap baik dan tetap lestari pada masa yang akan datang. Karena dengan kelestarian mereka
bisa membuat bahan baku dan bahan mentah yang dibutuhkan industri bisa tetap ada
sepanjang waktu. Selain disisi lain lingkungan yang lestari juga memberikan kenyamanan
bagi makhluk hidup untuk hidup dan berkembang biak.

Dalam memastikan bahwa suatu industri bisa melakukan kegiatan yang menjamin
pembangunan berkelanjutan, maka seorang ahli yang bernama Daly membuat 3 indikator
yang bisa mengukur keberhasilan kegiatan industri yang berkelanjutan yaitu :

1. Jumlah polusi dari kegiatan industri diwajibkan tidak melebihi kemampuan lingkungan
dalam melakukan asimilasi.
2. Jumlah pemakaian sumber daya tidak terbarukan tidak melebihi subtitusi sumber daya
lainnya yang bisa terbarui.
3. Pemakaian sumber daya yang terbarukan harus tidak melebihi kecepatan pembaruan
sumber daya alam tersebut.

Jadi, Sustainable Industrial adalah industri yang berkelanjutan. Dalam bidang industri
muncul konsep eco-industri untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Konsep Eco-
Industry atau industri ramah lingkungan yang bisa diartikan bahwa suatu kegiatan industri
harus memperhatikan aspek lingkungan dalam pengoperasiannya, mulai dari rantai awal
produksinya sampai pada ketika produk tersebut dipasarkan.

Di Indonesia adanya industri ramah lingkungan menjadi suatu keharusan karena


sektor industri masih sering membawa dampak negatif bagi sektor lingkungan. Sampai saat
ini dapat dilihat bahwa 30% limbah cair yang dibuang ke sungai berasal dari industri,
kemudian emisi yang dihasilkan oleh sektor industry sebesar 27% dari total emisi nasional.
Begitu juga apabila kita melihat tingginya konsumsi energi yang dilakukan oleh pihak
industri, yaitu sebesar 49,4% dari total konsumsi energi nasional.

Penerapan Eco-Industry di Indonesia dapat dilakukan secara jangka pendek maupun


jangka panjang. Untuk penerapan jangka pendek, dilakukan melalui penerapan standar
lingkungan khusus yang mengatur industri di Indonesia  mulai dari regulasi sampai pada
pengklasifikasian mengenai industri ramah lingkungan beserta komponen-komponen untuk
menilainya. Secara jangka panjang, penerapan prinsip Eco-Industry dilakukan melalui
pengembangan Eco-Industrial Park, yang merupakan kawasan industri ramah lingkungan.
Pengembangan kawasan ini berdasarkan klasterisasi industri yang ada di Indonesia agar
kawasan tersebut bisa menjadi kawasan yang kompetitif dengan peningkatan performa
ekonomi, maupun dapat berintegrasi dengan komunitas dan lingkungan sekitarnya.

Empat konsep ekologi industri yaitu:


(1) Optimasi Penggunaan Sumber Daya (Resource)
Dengan sistem ekologi industri berbasis industry tebu dapat menghasilkan konsep rantai
makanan industri, yaitu pemanfaatan produk samping dan limbah menjadi bahan baku bagi
komponen sistem industri lain. Konsep ini menghasilkan suatu konsep kawasan ekologi
industri terpadu. Dalam kawasan ini, industri-industri bekerja sama untuk mengoptimasi
penggunaan sumber daya yang ada sehingga limbah industri yang dihasilkan bisa
diminimalisasi.

(2) Siklus Material Yang Tertutup Dan Minimalisasi Emisi


Pembakaran bahan bakar fosil merupakan sumber utama limbah yang dihasilkan industri.
Ekologi industri pada industri tebu diatas secara nyata dapat meningkatkan efisiensi energi
dan emisi. Siklus material yang tertutup dapat memberikan keuntungan. Masing-masing
industri yang terlibat membutuhkan energi yang jauh lebih kecil karena dibantu oleh pasokan
dari energi alternatif yang bersumber dari limbah industri-industri lain. Dengan demikian,
dampak lingkungan yang dihasilkan bisa diminimalisir.

(3) Proses Dematerialisasi


 Tujuan utama ekologi industri tidak hanya untuk menghasilkan suatu siklus aliran
material yang tertutup tetapi juga meminimalkan jumlah aliran bahan dan energi yang
digunakan untuk proses produksi. Proses dematerialisasi relatif menjelaskan bahwa suatu
proses produksi dan jasa diusahakan dapat menghasilkan produk dan jasa yang sebesar-
besarnya dari penggunaan bahan baku yang ada. Proses dematerialisasi absolut menganggap
bahwa dalam proses produksi harus meminimalkan penggunaan bahan baku. Pengurangan
dan penghilangan ketergantungan pada sumber energi tidak terbarukan. Penggunaan bahan
bakar fosil dapat menyebabkan kerusakan lingkungan seperti efek gas rumah kaca,
pemanasan global, dan hujan asam. Dalam rangka untuk mensinergikan dengan tujuan utama
ekologi industri maka diperlukan langkah perbaikan. Dalam contoh ekologi industri berbasis
industri gula di atas dapat diketahui bahwa langkah perbaikan yang dilakukan diantaranya
yaitu usaha diversifikasi energi terutama energi yang dapat terbarukan yaitu limbah dari
industri tebu berupa tetes tebu dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri penyulingan
bioetanol.

(4) Simbiosis Industry


Simbiosis industri merupakan suatu bentuk kerja sama diantara industri-industri yang
berbeda. Bentuk kerja sama ini dapat meningkatkan keuntungan masing-masing industri dan
pada akhirnya berdampak positif pada lingkungan. Dalam proses simbiosis ini limbah suatu
industri diolah menjadi bahan baku industri lain. Proses simbiosis ini akan sangat efektif jika
komponen-komponen industri tersebut tertata dalam suatu kawasan industri terpadu (eco-
industrial parks).

Anda mungkin juga menyukai