PRAKTIKUM I
PEMBUATAN DEKOMPOSER
OLEH:
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Limbah merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber
aktivitas manusia maupun alam yang memiliki nilai ekonomi. Limbah mempunyai
konotasi menjijikan, kotor, bau, dan sumber penyakit. Limbah tiap hari dihasilkan
oleh kita. Sehingga manusia tak dapat lari dari limbah. Limbah tidak hanya
dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan skala besar, seperti oleh industri tekstil dan
industri kayu lapis, tetapi juga oleh kegiatan sehari-hari, seperti makan, minum,
dan mencuci.
dengan volume pernurunan lemak pertama sebesar 0.8 liter. Dekomposer kedua
mengandalkan organisme lokal. MOL sering juga disebut pupuk organik cair
(POC). MOL dapat menjadi alternatif lain sebagai usaha dalam membebaskan
tanaman dari pengaruh tidak baik yaitu residu kimia yang selama ini digunakan
untuk pembuatan pupuk MOL, seperti : limbah hijau, rebung bambu, keong mas,
buah maja, bonggol pisang, sisa sayuran atau limbah pasar, sampah rumah tangga
padat sebagai sumber daya alam yang dapat dijadikan sebagai dekomposer alami
mengetahui dan memahami pemanfaatan limbah padat sebagai sumber daya alam
yang dapat dijadikan sebagai dekomposer alami dalam pembuatan pupuk kompos
TINJAUAN PUSTAKA
Limbah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber
aktivitas manusia maupun alam yang memiliki nilai ekonomi. Limbah mempunyai
konotasi menjijikan, kotor, bau, dan sumber penyakit. Limbah tiap hari dihasilkan
oleh kita. Sehingga manusia tak dapat lari dari limbah. Limbah tidak hanya
dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan skala besar, seperti oleh industri tekstil dan
industri kayu lapis, tetapi juga oleh kegiatan sehari-hari, seperti makan, minum,
yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah organik
sendiri dibagi menjadi sampah organik basah dan sampah organk kering. Istilah
yang cukup tinggi contohnya kulit buah dan sisa sayuran. Sedangkan sampah
organik kering adalah sampah yang mempunyai kandungan air rendah contoh
kayu atau ranting dan dedaunan kering. Bahan organik tidak dapat langsung
bahan baku tersebut relative tinggi atau tidak sama dengan C/N tanah (Siboro
dkk., 2013).
parameter-parameter lain seperti TSS, DO, pH, suhu, dan substansi lain sesuai
sumber limbah. Industri pulp dan kertas menghasilkan limbah cair dengan
(Hidayat, 2016).
Limbah Rebung
Rebung bambu merupakan tunas muda yang berasal dari tanaman bambu.
Tunas muda ini biasanya tumbuh di antara batang-batang bambu yang sudah
dewasa dengan warna kulit yang hitam pekat dan memiliki bulu-bulu halus yang
gatal. Rebung bambu dapat dijadikan sebagai bahan dasar dalam pembuatan
larutan mikroorganisme lokal. Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan
makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan
organik, perangsang tumbuhan dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit
pupuk hayati dan sebagai pestisida organik terutama sebagai fungisida (Bahri
dkk., 2021).
limbah yang diolah biasanya mengandung unsur nitrogen dan fosfor lebih sedikit,
namun jumlah kaliumnya sama, tergantung pada pengolahan limbah cair yang
digunakan. Limbah rebung bambu dan kulit jengkol diduga mengandung unsur
Rebung atau bambu muda adalah jenis sayuran segar yang populer di Jawa
Tengah karakteristik kadar air >89%, protein 2,3- 3,9%, karbohidrat 4-5%,
mineral 1-1,5%, tetapi rendah lemak < 0,3%. Beberapa zat gizi dan senyawa
bioaktif seperti vitamin, asam amino esensial dan senyawa antioksidan terdapat di
rebung Fermentasi rebung termasuk dalam fermentasi yang bersifat fakultatif
spontan) atas peran bakteri asam laktat (BAL) (Rohadi dkk., 2021).
memanfaatkan potensi sumber daya alam setempat. MOL dapat berfungsi sebagai
perombak bahan organik dan sebagai pupuk cair melalui proses fermentasi. Faktor
utama penyebab maraknya penggunaan pupuk kimia yaitu mudah ditemui, cepat
MOL sebagai cairan yang terbuat dari limbah atau bahan-bahan organik
kimia lain yang terdapat dalam larutan MOL adalah konduktivitas listrik (EC,
dengan pengukuran kadar garam dalam larutan hara (Suhastyo dkk., 2013).
bau. Rata-rata warna larutan MOL sebelum difermentasi yaitu berwarna coklat
dan setelah fermentasi warna larutan MOL berubah menjadi kuning. Bau MOL
Materi Praktikum
Alat yang digunakan dalam Praktikum Pengolahan Limbah dan Sisa Hasil
Bahan yang digunakan dalam Praktikum Pengolahan Limbah dan Sisa Hasil
Ternak mengenai Pembuatan Dekomposer yaitu rebung 900 gr, molaes 100 gr, air
Mencampur rebung, air kelapa dan air beras aduk hingga rata
Setelah itu memasukkan rebung kedalam wadah, lalu mencampurkan rebung, air
kelapa dan air cucian beras didalam wadah kemudian mengaduk hingga rata.
kedalam trashbag. Lalu mengambil botoh yang telah diisi air. Kemudian menutup
larutan yang telah dibuat ditutup dengan botol plastik yang telah diberi selang,
setelah itu plaster ujung trashbag hingga tidak ada udara yang bias masuk
kedalam trashbag. Lalu larutan didiamkan hingga 7 hari setelah itu menyaring
pemakaian selanjutnya.
Warna
panelis tidak terlatih. proses pengomposan secara bertahap akan merubah warna
warna kompos tidak hanya disebabkan oleh perubahan yang bersifat sederhana
1 2 3 4 5 6
Keterangan :
1. Coklat 4. Sedikit Kehitaman
2. Coklat Tua 5. Agak Kehitaman
3. Coklat Kehitaman 6. Kehitaman
Bau
standar SNI kompos yang telah matang memiliki bau seperti tanah. Perubahan bau
pada kompos menandakan telah terjadi proses dekomposisi. Bau yang dihasilkan
semakin lama akan semakin berkurang dan bau busuk pada awal pengomposan
akan digantikan oleh bau tanah yang mengindikasikan kompos telah matang
1 2 3 4 5 6
Keterangan :
1. Tidak Berbau 4. Sedikit Berbau Fermentasi
2. Sedikit Berbau 5. Berbau Fermentasi
3. Agak Berbau 6. Sangat Berbau Fermentasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Warna
Warna awal yang diperoleh coklat kehitaman sedangkan warna akhir setelah
Warna awal yang diperoleh pada uji organoleptik dekomposer yaitu coklat
Perubahan warna yang terjadi disebabkan oleh taraf penambahan molases yang
dimasukkan kedalam bahan. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Dewi dkk
bentuk cair. Molases merupakan sumber energi yang esensial dengan kandungan
gula didalamnya, oleh karena itu molasses banyak dimanfaatkan sebagai bahan
tambahan untuk pakan dengan kandungan nutrisi atau zat gizi yang cukup baik.
Kandungan nutrisi molases yaitu kadar air 23%, bahan kering 77%, protein kasar
4,2%, lemak kasar 0,2%, serat kasar 7,7%, Ca 0,84%, P 0,09%, BETN 57,1%, abu
Bau
Hasil Ternak mengenai Pembuatan Dekomposer dapat dilihat pada Tabel 1. Bau
awal yang diperoleh tidak berbau sedangkan warna akhir setelah penyimpanan 7
Bau awal yang diperoleh pada uji organoleptik dekomposer yaitu tidak
berbau sedangkan bau akhir setelah penyimpanan 7 hari yaitu berbau fermentasi,
ini dipengaruhi oleh penambahan molases dan lama penyimpanan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Rukana dkk (2014) yang menyatakan bahwa Interaksi antara
level molases dan lama fermentasi pada level molases dan lama fermentasi
menghasilkan bau yaitu bau asam wangi, Hal ini diduga telah terjadi proses
fermentasi an aerob yang melibatkan aktifitas Bakteri Asam Laktat (BAL) yang
karbohidrat terlarut. Molases merupakan bahan aditif yang biasa digunakan dalam
Bahan lain yang dapat digunakan adalah lumpur kecap.Fermentasi anaerob atau
ensilase adalah proses fermentasi yang dilakukan secara anaerob dengan kondisi
substrat basah. Hal ini cocok dengan limbah padat(Alamsyari dkk., 2019).
PENUTUP
Kesimpulan
awal yang diperoleh pada uji organoleptik yaitu coklat kehitaman sedangkan
warna akhir setelah penyimpanan 7 hari yaitu coklat. Bau awal yang diperoleh
pada uji organoleptik dekomposer yaitu tidak berbau sedangkan bau akhir setelah
Saran