Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL TENTANG PT.

Amin Jaya Karya Abadi Pabrik


Asphalt Hot Mix

Disusun Oleh:

1. Muzammil (170111100307)

2. Moch Misbahul Munir (170111100288)

3. Unas Romzan (170111100266)

4. Fatul amin (170111100296)

5. Hendra Lesmana (170111100302)

6. Maldi Omar Muhammad (170111100309)

Universitas Trunojoyo Madura

Fakultas Ilmu Hukum

Tahun Pelajaran 2019/2020


PT. Amin Jaya Karya Abadi Pabrik Asphalt Hot Mix

Perusahaan ini berdiri pada tahun 2012 yang terletak di Jl. Akses
Suramadu Desa Masaran kecamatan Tragah Kabupaten Bangkalan merupakan
anak perusahaan salah satu perusahaan besar pembuat aspal yang berada di
pasuruan, sejak didirikannyan pabrik ini sudah banyak yang memegang tender
dalam penyediaan bahan jadi dalam pembuatan aspal yang berjenis Asphalt
mixing plant/AMP.

A. Pengertian Asphalt mixing Plant/AMP

Asphalt mixing plant/AMP (unit produksi campuran beraspal) adalah


seperangkat peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat dipanaskan,
dikeringkan dan dicampur dengan aspal untuk menghasilkan campuran beraspal
panas yang memenuhi persyaratan tertentu. AMP dapat terletak di lokasi yang
permanen atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Apabila ditinjau dari
jenis cara memproduksi campuran beraspal dan kelengkapannya, ada beberapai
jenis AMP, yaitu:

a) AMP jenis takaran (batch plant)

b) AMP jenis drum pencampur (drum mix)

c) AMP jenis menerus (continuous plant)

Penggunaan Asphalt Mixing Plant (AMP) dimaksudkan untuk


memproduksi material campuran perekerasan lentur dengan jumlah yang besar
dengan mutu dan keseragaman campuran tetap terjamin (homogen). Material
batu pecah dan aspal akan dipanaskan secara terpisah sebelum dicampurkan.
Suhu pencampuran pada alat ini umumnya berkisar 160 derajat celcius.

B.    Fungsi Asphalt Mixing Plant (AMP)

            Asphalt Mixing Plant Atau yang biasa disingkat AMP merupakan


sebuah mesin produksi aspal beton (hot mix) yang terdiri dari rangkaian
komponen alat-alat atau mesin untuk memproses material batuan (aggregate)
pasir dan aspal menjadi produk hot mix yang bervariasi jenisnya, sesuai job
mix, dengan desain sesuai kebutuhan dari jenis pekerjaan pengerasan jalan.
Pada proses mixing agregat berupa pasir, batu setelah melalui proses
pemanasan dan penimbangan dengan campuran tertentu, untuk kemudian di
campur aspal sampai dihasilkan hot mix atau aspal beton yang siap di muat ke
dalam dump truck, untuk selanjutnya dikirim ke lapangan.
C.    Jenis-jenis Asphalt Mixing Plant (AMP)

Asphalt Mixing Plant (AMP) apabila dilihat dari mobilitasnya, pada


umumnya dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu :

1. AMP yang permanen, dengan beberapa jenis cara produksinya;

2.     AMP yang portable (mudah dipindah- pindah) dan dapat dipasang di


dekat lokasi proyek untuk menghasilkan campuran asphalt.

AMP Jika dilihat dari jenis produksinya maka secara umum AMP dapat dibagi
menjadi tiga tipe, yaitu :

AMP tipe batch (timbangan;)

AMP tipe menerus (continous);

AMP Tipe drum-mix.

D.    Proses Kerja Pembuatan Aspal pada Asphalt Mixing Plant (AMP)

1.     Persiapan Bahan Baku

a.     Agregat

Agregat yang diproduksi adalah agregat dengan ukuran 1, 1/2, ¾  inch, dan abu
batu pada umumnya, yang selanjunya disimpan di gudang untuk
dijadikan stock dan sebagian di simpan pada bin-bin penampung bahan baku
untuk pembuatan aspal beton pada unit AMP (Aspal Mixing Plant).

b.     Aspal 

Aspal ialah bahan baku  yang digunakan untuk mengikat antara agregat yang
satu dengan yang lainya atau juga sebagai katalis agar agregat dapat menjadi
satu padu, kuat, keras dan tahan terhadap perubahan cuaca. Jenis aspal yang
digunakan ialah aspal emulsi yang diperoleh dari hasil penyulingan minyak
bumi. diimpor dari berbagai produsen yang ada di dalam maupun luar negeri.
Aspal emulsi dapat dilihat pada Gambar dibawah.

c.      Filler. 

Filler adalah bahan penambah pada proses pencampuran atara agregat dengan


aspal yang berfungsi untuk menutup pori-pori yang ada pada permukaan aspal
beton yang disebabkan karena kurangnya campuran dari gradasi agregat pada
unit timbangan. Bahan pengisi yang ditambahkan terdiri atas debu batu kapur
(limestone dust), kapur padam (hydrated lime), semen atau abu terbang yang
sumbernya disetujui oleh Direksi Pekerjaaan Batu kapur (limestone dust)
sebagai filler bahan pengisi pori-pori pada aspal dapat dilihat pada Gambar
berikut: 
2.     Proses Pengerjaan Pada Alat AMP

a.     Bin dingin 

Bin dingin (coold bin) adalah bak tempat menampung material agregat
dari tiap-tiap fraksi mulai dari agregat halus sampai agregat kasar yang
diperlukan dalam memproduksi campuran aspal panas (hot mix). Bagian
pertama dari AMP (Aspal Mixing Plant) adalah bin dingin, yaitu tempat
penyimpanan fraksi agregat kasar, agregat sedang, agregat halus dan pasir. Bin
dingin harus terdiri dari minimum 3 sampai 5 bak penampung (bin). Masing-
masing bin berisi agregat dengan gradasi tertentu. Agregat-agregat tersebut
harus terpisah satu sama lain, untuk menjaga keaslian gradasi dari masing
masing bin sesuai dengan rencana campuran kerja (RCK). Untuk
memisahkannya, dapat dipasang pelat baja pemisah antara bin. Dengan
demikian maka loader (alat pengangkut) yang digunakan mengisi masing-
masing bin harus mempunyai bak (bucket) yang lebih kecil dari mulut pemisah
masing-masing bin. Jika pemisah tidak ada maka pengisian masing-masing bin
tidak boleh berlebih yang dapat berakibat tercampurnya agregat. 

b.      Proses Pengeringan Agregat Pada Unit Dryer

Agregat yang diperoleh dari hasil penambangan dan telah diproses di


unit stone crusher yang kemudian disimpan pada bin-bin dingin (Cool bin) yang
sesuai dengan ukuran masing-masing selanjutnya disuplai atau diangkut
menuju dryerdengan menggunakan belkonveyor untuk dikeringkan dengan
unit dryertujuannya untuk menghilangkan kadar air, kadar air  harus seminim
mungkin karena kalau tidak akan berpengaruh pada pencampuran aspal
nantinya. Proses pengeringan pada dryer adalah dengan cara membakar agregat
di dalam kilen yang berputar dengan suhu ±1500 C proses pembakaran dengan
menggunakan bahan bakar solar lama pembakaran ini belangsung selama ± 45
detik dengan kapasitas ± 80 ton/jam.

Pada unit pengering (dryer) perlu diperhatikan beberapa faktor agar


diperoleh campuran beraspal yang memenuhi syarat, yaitu antara lain:

Kalibrasi alat pengukur temperatur dan pemeriksaan temperatur pemanasan.


Perubahan kuantitas agregat yang masuk ke unit pengering akibat dari
pengaturan bukaan bin dingin dapat menyebabkan pemanasan berlebih (jumlah
agregat yang masuk berkurang sementara panas pembakar tetap).

Pembakaran harus sempurna, hal ini dapat diindikasikan dari warna asap
yang keluar dari cerobong asap adalah putih dan nyala api pembakaran
berwarna biru. Warna asap yang hitam menandakan pembakaran tidak
sempurna. Contoh dari akibat pembakaran yang tidak sempurna adalah, pada
saat pengambilan agregat dari hot bin, agregat terlihat berwarna hitam
terselimuti jelaga. Akibat dari hal tersebut aspal tidak dapat masuk ke pori-pori
agregat dan juga tidak dapat melekat dengan baik ke agregat.

Kadar air pada agregat harus seminimum mungkin, oleh karena itu
dilakukan pemeriksaan kadar air secara cepat; diambil contoh secukupnya,
kemudian dilewatkan pada cermin yang kering, atau spatula diatas agregat
tersebut. Diamati jumlah kadar air yang mengembun pada permukaan cermin
atau spatula. Agregat yang masih mengandung kadar air akan menghalangi
melekatnya aspal ke agregat,

c.     Pengumpul Debu (dust collector).

Alat pengumpul debu (dust collector) harus berfungsi sebagai alat


pengontrol polusi udara di lingkungan lokasi AMP (aspal mixing plant). Gas
buang yang keluar dari sistem pengering ditambah dengan dorongan kipas
pengeluar (exhaust fan) akan dialirkan ke pengumpul debu. Untuk mencegah
hal yang tidak diinginkan maka dilakukan koreksi atau perbaikan pada
pengering (dryer). 

d.     Proses Pemisahan Agregat Pada  Hot Screen.

Agregat yang panas yang telah melalui proses pembakaran


dari dryerselanjutnnya di bawa oleh hot elevator menuju ke atas tower untuk di
lakukan pemisahan pada hot screen, peroses  pemisahan agregat ini adalah
dengan cara gravitasi agregat dijatuhkan pada ayakan/screen yang dirancang
sedikit miring agar dapat mengayak atau memisahkan agregat sesuai dengan
ukurannya     masing-masing. Pada screen dilengkapi alat bantu
yaitu vibrator yang berfungsi untuk menggetarkan ayakan agar terjadi ayakan
yang optimal. Agregat yang telah disaring/dipisahkan berdasarkan ukurannya
kemudian masuk pada unit hot bin guna untuk menampung sementara agregat
yang akan masuk pada timbangan.

Pemasangan saringan pada unit ayakan panas harus tidak pada ukuran
yang berdekatan. Contoh susunan ayakan untuk campuran beraspal dengan
ukuran butir agregat maksimum 19 mm adalah:

1.     Saringan pertama/teratas berukuran 19 mm, butir agregat yang ukurannya


lebih besar (oversize) dibuang ke saluran pembuangan.

2.     Saringan kedua berukuran 12,5 mm (1/2 inchi). Ukuran butir agregat


antara 19 mm sampai 12,5 mm masuk ke bin 1.

3.     Saringan ketiga berukuran 4,75 mm (No. 4). Ukuran butir agregat antara
9,5 sampai dengan 4,75 mm masuk ke bin 2.
4.     Saringan keempat berukuran 2,36 mm (No. 8). Ukuran butir agregat antara
4,75 sampai dengan 2,36 mm masuk ke bin 3. Sementara agregat yang lolos
saringan 2,36 mm masuk ke bin 4. 

e.     Bin panas (hot binn)

Bin panas (hot bin) dipasang pada AMP (aspal mixing plant)  jenis
takaran (batch). Pada AMP (aspal mixing plant) jenis takaran umumnya akan
terdapat 4 bin yang dilengkapi dengan pembatas yang rapat dan kuat dan tidak
boleh berlubang serta mempunyai tinggi yang tepat sehingga mampu
menampung agregat panas dalam berbagai ukuran fraksi yang telah dipisah-
pisahkan melalui unit ayakan panas. Pada bagian bawah dari tiap bin panas
harus dipasang saluran pipa untuk membuang agregat yang berlebih dari tiap
bin panas yang dapat dioperasikan secara manual atau otomatis. Jika agregat
halus masih menyisakan kadar air (pengering kurang baik) setelah pemanasan,
maka agregat yang sangat halus (debu) akan menempel dan menggumpal pada
dinding bin panas dan akan jatuh setelah cukup berat. Hal tersebut dapat
menyebabkan perubahan gradasi agregat, yaitu penambahan material yang lolos
saringan No. 2000.

f.      Timbangan

Timbangan adalah alat yang digunakan untuk menakar/menimbang


jumlah masing-masing agregat sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan,
proses penimbanga dilakukan dengan sistem komputerisasi/otomatis. sebelum
timbangan digunakan timbangan telebih dahulu dikalibrasi agar hasil timbangan
dapat akurat biasanya timbangan dikalibrasi dengan bobot teringanya 10 kg, ini
dikarenakan berat jenis dari agregat yang terlalu tinggi sehingga timbangan
tidak akan akurat/ tidak dapat membaca apabila agregat yang ditimbang di
bawah 10 kg.

Faktor-faktor penting pada unit timbangan agregat yang perlu mendapat


perhatian antara lain sebagai berikut:

1.      Kalibrasi timbangan.

2.      Weigh box tergantung bebas.

3.      Kontrol harian terhadap kinerja operator AMP (aspal mixing plant).

g.     Proses Akhir Mixer                        

Mixer adalah alat untuk proses pencampuran dimana agregat yang telah


dipanaskan dan telah melalui timbangan ditakar sesuai dengan komposisi yang
diinginkan selanjutnya dituangkan kedalam mixer dengan membuka pintu bin
panas menggunakan sistem hidrolik yang dikendalikan secara
otomatis/manual. Proses pencampuran pada mixer adalah proses pencampuran
antara agregat panas, aspal, dan filler  dengan suhu ± 1500C  cara pengadukan
dilakukan dengan memutar poros pengaduk dengan menggunakan motor listrik
lama pengadukan antara 30-40 detik pengadukan dengan kapasitas 800 kg/ 30-
40 detik setelah itu agregat yang telah sehomogen mungkin dicampurkan maka
akan dituang langsung  ke dalam truk pengankut dengan cara membuka pintu
bukaan yang ada pada bagian bawah mixer dengan control hidrolik. Campuran
aspal beton yang telah keluar dari mixer ini bersuhu  ± 1500C dan setiap
jamnya suhunya akan berkurang ± 2.5 - 50C. Alat mixer dapat dililat pada
Gambar berikut.

3.     Komponen Lain

a.     Tenaga Penggerak

Untuk menjalankan semua bagian-bagian atau komponen-komponen


AMP sumber tenaga utamanya adalah generator set atau genset. Pada umumnya
genset ini diputar oleh mesin diesel. Kekuatan atau kapasitas genset ini
berkapasitas 250 KVA (Kilo Volt Ampere) cukup untuk melayani kebutuhan
motor-motor listrik yang dipakai serta peralatan-peralatan lain yang memakai
tenaga listrik dan untuk penerangan. Genset yang dipergunakan pada
unit Asphalt Mixing Plant dapat dilihat pada Gambar berikut:

b.     Alat Berat

1.     Wheel loader yang berfungsi untuk alat angkut bahan/material


(agregat kasar dan agregat halus) dari tempat penumpukan material menuju
ke bin. Wheel loader memiliki bucket untuk membawa material dan bergerak
dengan menggunakan roda karet, sehingga mobilitasnya tergolong cepat.

2.      Haul Truck yang digunakan untuk membawa aspal dari plant ke tempat
konstruksi.

Penggunaan Asphalt Mixing Plant (AMP) sudah sangat tepat dalam pelaksanaa
perkerasan maupun perbaikan jalan, karena dapat memproduksi hot material
campuran perkerasan dalam jumlah yang besar dengan waktu yang tidak lama,
meskipun pencampuran dilakukan dengan Asphalt Mixing Plant pengujian
tetap dilakukan di laboratorium.

D. Dampak dari adanya pabrik asphalt hot mix

Dampak negatif yang mungkin timbul dan perlu di lakukan tindakan

pencegahan adalah mengenai pencemaran udara berupa debu yang timbul

dari cerobong asap AMP, debu yang berasal dari kegiatan pengangkutan

material masuk dan keluar kawasan Industri, kebisingan yang di akibatkan


oleh beroperasinya alat pemecah batu ataupun akibat beroperasinya genset

untuk penggerak mesin AMP, Batching Plant, Stone Crusher dan peralatan

lain serta kebisingan yang timbul sebagai akibat dari pengoperasian alat alat

berat dan kegiatan pengangkutan material masuk dan keluar dari kawasan

Industri. Pada musim penghujan kegiatan pengangkutan material masuk

dan keluar dari kawasan Industri berpotensi menimbukan dampak negatif

karena jalan lingkungan di lokasi masih berupa jalan tanah sehingga akan

menjadi becek dan tanah yang becek akan terbawa oleh roda truk keluar

kawasan Industri.

Menurut masyarakat yang berada disekitar pabrik aspal yang berada di jl.
Suramadu Ds.masaran tersebut menuturkan bahwa ketika saat produksi pabrik
tersebut selalu menghasilkan Asap yang tebal dan warnaya cukup pekat
sehingga terjadi Pencemaran yang berupa polusi debu, Asap berbau, dan suara
bising mesin itu dari pabrik yang membuat split (batu pecah) dan aspal hotmix
kerap kali mewarnai jalanan.

Seiring tibanya musim kemarau, dampak polusi itu semakin terasa, Dampak
itu dirasakan setiap pengendara motor yang melintasi jalan tersebut dan tentunta
tak luput juga pada masyarakat yang melakukan aktivitas di sekitar pabrik
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai