Disusun Oleh:
1. Muzammil (170111100307)
Perusahaan ini berdiri pada tahun 2012 yang terletak di Jl. Akses
Suramadu Desa Masaran kecamatan Tragah Kabupaten Bangkalan merupakan
anak perusahaan salah satu perusahaan besar pembuat aspal yang berada di
pasuruan, sejak didirikannyan pabrik ini sudah banyak yang memegang tender
dalam penyediaan bahan jadi dalam pembuatan aspal yang berjenis Asphalt
mixing plant/AMP.
AMP Jika dilihat dari jenis produksinya maka secara umum AMP dapat dibagi
menjadi tiga tipe, yaitu :
a. Agregat
Agregat yang diproduksi adalah agregat dengan ukuran 1, 1/2, ¾ inch, dan abu
batu pada umumnya, yang selanjunya disimpan di gudang untuk
dijadikan stock dan sebagian di simpan pada bin-bin penampung bahan baku
untuk pembuatan aspal beton pada unit AMP (Aspal Mixing Plant).
b. Aspal
Aspal ialah bahan baku yang digunakan untuk mengikat antara agregat yang
satu dengan yang lainya atau juga sebagai katalis agar agregat dapat menjadi
satu padu, kuat, keras dan tahan terhadap perubahan cuaca. Jenis aspal yang
digunakan ialah aspal emulsi yang diperoleh dari hasil penyulingan minyak
bumi. diimpor dari berbagai produsen yang ada di dalam maupun luar negeri.
Aspal emulsi dapat dilihat pada Gambar dibawah.
c. Filler.
a. Bin dingin
Bin dingin (coold bin) adalah bak tempat menampung material agregat
dari tiap-tiap fraksi mulai dari agregat halus sampai agregat kasar yang
diperlukan dalam memproduksi campuran aspal panas (hot mix). Bagian
pertama dari AMP (Aspal Mixing Plant) adalah bin dingin, yaitu tempat
penyimpanan fraksi agregat kasar, agregat sedang, agregat halus dan pasir. Bin
dingin harus terdiri dari minimum 3 sampai 5 bak penampung (bin). Masing-
masing bin berisi agregat dengan gradasi tertentu. Agregat-agregat tersebut
harus terpisah satu sama lain, untuk menjaga keaslian gradasi dari masing
masing bin sesuai dengan rencana campuran kerja (RCK). Untuk
memisahkannya, dapat dipasang pelat baja pemisah antara bin. Dengan
demikian maka loader (alat pengangkut) yang digunakan mengisi masing-
masing bin harus mempunyai bak (bucket) yang lebih kecil dari mulut pemisah
masing-masing bin. Jika pemisah tidak ada maka pengisian masing-masing bin
tidak boleh berlebih yang dapat berakibat tercampurnya agregat.
Pembakaran harus sempurna, hal ini dapat diindikasikan dari warna asap
yang keluar dari cerobong asap adalah putih dan nyala api pembakaran
berwarna biru. Warna asap yang hitam menandakan pembakaran tidak
sempurna. Contoh dari akibat pembakaran yang tidak sempurna adalah, pada
saat pengambilan agregat dari hot bin, agregat terlihat berwarna hitam
terselimuti jelaga. Akibat dari hal tersebut aspal tidak dapat masuk ke pori-pori
agregat dan juga tidak dapat melekat dengan baik ke agregat.
Kadar air pada agregat harus seminimum mungkin, oleh karena itu
dilakukan pemeriksaan kadar air secara cepat; diambil contoh secukupnya,
kemudian dilewatkan pada cermin yang kering, atau spatula diatas agregat
tersebut. Diamati jumlah kadar air yang mengembun pada permukaan cermin
atau spatula. Agregat yang masih mengandung kadar air akan menghalangi
melekatnya aspal ke agregat,
Pemasangan saringan pada unit ayakan panas harus tidak pada ukuran
yang berdekatan. Contoh susunan ayakan untuk campuran beraspal dengan
ukuran butir agregat maksimum 19 mm adalah:
3. Saringan ketiga berukuran 4,75 mm (No. 4). Ukuran butir agregat antara
9,5 sampai dengan 4,75 mm masuk ke bin 2.
4. Saringan keempat berukuran 2,36 mm (No. 8). Ukuran butir agregat antara
4,75 sampai dengan 2,36 mm masuk ke bin 3. Sementara agregat yang lolos
saringan 2,36 mm masuk ke bin 4.
Bin panas (hot bin) dipasang pada AMP (aspal mixing plant) jenis
takaran (batch). Pada AMP (aspal mixing plant) jenis takaran umumnya akan
terdapat 4 bin yang dilengkapi dengan pembatas yang rapat dan kuat dan tidak
boleh berlubang serta mempunyai tinggi yang tepat sehingga mampu
menampung agregat panas dalam berbagai ukuran fraksi yang telah dipisah-
pisahkan melalui unit ayakan panas. Pada bagian bawah dari tiap bin panas
harus dipasang saluran pipa untuk membuang agregat yang berlebih dari tiap
bin panas yang dapat dioperasikan secara manual atau otomatis. Jika agregat
halus masih menyisakan kadar air (pengering kurang baik) setelah pemanasan,
maka agregat yang sangat halus (debu) akan menempel dan menggumpal pada
dinding bin panas dan akan jatuh setelah cukup berat. Hal tersebut dapat
menyebabkan perubahan gradasi agregat, yaitu penambahan material yang lolos
saringan No. 2000.
f. Timbangan
1. Kalibrasi timbangan.
g. Proses Akhir Mixer
3. Komponen Lain
a. Tenaga Penggerak
b. Alat Berat
2. Haul Truck yang digunakan untuk membawa aspal dari plant ke tempat
konstruksi.
Penggunaan Asphalt Mixing Plant (AMP) sudah sangat tepat dalam pelaksanaa
perkerasan maupun perbaikan jalan, karena dapat memproduksi hot material
campuran perkerasan dalam jumlah yang besar dengan waktu yang tidak lama,
meskipun pencampuran dilakukan dengan Asphalt Mixing Plant pengujian
tetap dilakukan di laboratorium.
dari cerobong asap AMP, debu yang berasal dari kegiatan pengangkutan
untuk penggerak mesin AMP, Batching Plant, Stone Crusher dan peralatan
lain serta kebisingan yang timbul sebagai akibat dari pengoperasian alat alat
berat dan kegiatan pengangkutan material masuk dan keluar dari kawasan
karena jalan lingkungan di lokasi masih berupa jalan tanah sehingga akan
menjadi becek dan tanah yang becek akan terbawa oleh roda truk keluar
kawasan Industri.
Menurut masyarakat yang berada disekitar pabrik aspal yang berada di jl.
Suramadu Ds.masaran tersebut menuturkan bahwa ketika saat produksi pabrik
tersebut selalu menghasilkan Asap yang tebal dan warnaya cukup pekat
sehingga terjadi Pencemaran yang berupa polusi debu, Asap berbau, dan suara
bising mesin itu dari pabrik yang membuat split (batu pecah) dan aspal hotmix
kerap kali mewarnai jalanan.
Seiring tibanya musim kemarau, dampak polusi itu semakin terasa, Dampak
itu dirasakan setiap pengendara motor yang melintasi jalan tersebut dan tentunta
tak luput juga pada masyarakat yang melakukan aktivitas di sekitar pabrik
tersebut.