Pada kali ini penulis akan membahas uraian proses produksi aspal sebagai bahan
perkerasan konstruksi pada unit asphatl mixing plant secara ringkas dan keseluruhan dari
mulai kelengkapan bahan baku, proses produksi sampai bahan jadi selama melakukan kerja
praktek di PT. Xxx. Bagan alur proses produksi aspal beton dapat dilihat pada gambar
berikut.
Bahan Baku Batu Pecah/Agregat. Agregat adalah bahan utama yang digunakan untuk lapisan
permukaan perkerasan jalan atau beton, agregat ini diperoleh dari hasil penambangan batu-
batuan pada sungai-sungai yang ada di Aceh Tamiang dan daerah lainya, kemudian batu–
batuan tersebut diproses melalui mesin perengkahan Stone Crusher yang menghasilkan
beberap jenis agregat sesuai dengan yang di inginkan. dalam perkerjaan kosntruksi menurut
standar SNI (Satandar Nasional Indonesia) tentang penggunaan agregat yang diproduksi
adalah agregat dengan ukuran 1, 1/2, ¾ inch, dan abu batu pada umumnya, yang selanjunya
disimpan di gudang untuk dijadikan stock dan sebagian di simpan pada bin-bin penampung
bahan baku untuk pembuatan aspal beton pada unit AMP (Aspal Mixing Plant). Bahan baku
Gambar Filler
4. Bin dingin
Bin dingin (coold bin) adalah bak tempat menampung material agregat dari tiap-tiap fraksi
mulai dari agregat halus sampai agregat kasar yang diperlukan dalam memproduksi
campuran aspal panas (hot mix). Bagian pertama dari AMP (Aspal Mixing Plant) adalah bin
dingin, yaitu tempat penyimpanan fraksi agregat kasar, agregat sedang, agregat halus dan
pasir. Bin dingin harus terdiri dari minimum 3 sampai 5 bak penampung (bin). Masing-
masing bin berisi agregat dengan gradasi tertentu. Agregat-agregat tersebut harus terpisah
satu sama lain, untuk menjaga keaslian gradasi dari masing masing bin sesuai dengan
rencana campuran kerja (RCK). Untuk memisahkannya, dapat dipasang pelat baja pemisah
antara bin. Dengan demikian maka loader (alat pengangkut) yang digunakan mengisi
masing-masing bin harus mempunyai bak (bucket) yang lebih kecil dari mulut pemisah
masing-masing bin. Jika pemisah tidak ada maka pengisian masing-masing bin tidak boleh
berlebih yang dapat berakibat tercampurnya agregat. Bin dingin (cool bin) yang
Agregat yang diperoleh dari hasil penambangan dan telah diproses di unit stone crusher yang
kemudian disimpan pada bin-bin dingin (Cool bin) yang sesuai dengan ukuran masing-
masing selanjutnya disuplai atau diangkut menuju dryer dengan menggunakan belkonveyor
untuk dikeringkan dengan unit dryer tujuannya untuk menghilangkan kadar air, kadar
air harus seminim mungkin karena kalau tidak akan berpengaruh pada pencampuran aspal
nantinya. Proses pengeringan pada dryer adalah dengan cara membakar agregat di dalam
kilen yang berputar dengan suhu ±1500 C proses pembakaran dengan menggunakan bahan
bakar solar lama pembakaran ini belangsung selama ± 45 detik dengan kapasitas ± 80
ton/jam.
Pada unit pengering (dryer) perlu diperhatikan beberapa faktor agar diperoleh
Alat pengumpul debu (dust collector) harus berfungsi sebagai alat pengontrol polusi udara
di lingkungan lokasi AMP (aspal mixing plant). Gas buang yang keluar dari sistem pengering
ditambah dengan dorongan kipas pengeluar (exhaust fan) akan dialirkan ke pengumpul
debu. Alat pengumpul debu yang tidak berfungsi dengan baik akan menyebabkan terjadinya
polusi udara, dan ini terlihat jelas dari adanya kotoran atau debu di pohon-pohon atau atap
rumah di sekitar lokasi AMP (Aspal Mixing Plant). Pada PT. Bahtera Karang Raya yang
digunakan adalah sistem pengumpul debu jenis basah (wet scrubber dust collector), debu
yang terbawa gas buangan disemprot dengan air, sehingga partikel berat akan terjatuh ke
bawah dan gas yang telah bersih keluar dari cerobong asap. Partikel berat tersebut
kemudian dialirkan ke bak penampung (bak air). Jika pada bak air penampung terlihat jelaga
yang mengambang dengan jumlah yang cukup banyak, maka hal ini menunjukkan terjadi
pembakaran yang tidak sempurna pada pengering (dryer). Untuk mencegah hal yang tidak
diinginkan maka dilakukan koreksi atau perbaikan pada pengering (dryer). Gamabr
Agregat yang panas yang telah melalui proses pembakaran dari dryer selanjutnnya di bawa
oleh hot elevator menuju ke atas tower untuk di lakukan pemisahan pada hot screen,
peroses pemisahan agregat ini adalah dengan cara gravitasi agregat dijatuhkan pada
ayakan/screen yang dirancang sedikit miring agar dapat mengayak atau memisahkan
agregat sesuai dengan ukurannya masing-masing. Pada screen dilengkapi alat bantu yaitu
vibrator yang berfungsi untuk menggetarkan ayakan agar terjadi ayakan yang optimal.
Agregat yang telah disaring/dipisahkan berdasarkan ukurannya kemudian masuk pada unit
hot bin guna untuk menampung sementara agregat yang akan masuk pada timbangan.
Pemasangan saringan pada unit ayakan panas harus tidak pada ukuran yang
berdekatan. Contoh susunan ayakan untuk campuran beraspal dengan ukuran butir agregat
maksimum 19 mm adalah :
2. Saringan kedua berukuran 12,5 mm (1/2 inchi). Ukuran butir agregat antara 19 mm
3. Saringan ketiga berukuran 4,75 mm (No. 4). Ukuran butir agregat antara 9,5 sampai
4. Saringan keempat berukuran 2,36 mm (No. 8). Ukuran butir agregat antara 4,75
sampai dengan 2,36 mm masuk ke bin 3. Sementara agregat yang lolos saringan 2,36
mm masuk ke bin 4. Alat hot screen dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar Hot Screen
Bin panas (hot bin) dipasang pada AMP (aspal mixing plant) jenis takaran (batch). Pada
AMP (aspal mixing plant) jenis takaran umumnya akan terdapat 4 bin yang dilengkapi
dengan pembatas yang rapat dan kuat dan tidak boleh berlubang serta mempunyai tinggi
yang tepat sehingga mampu menampung agregat panas dalam berbagai ukuran fraksi yang
telah dipisah-pisahkan melalui unit ayakan panas. Pada bagian bawah dari tiap bin panas
harus dipasang saluran pipa untuk membuang agregat yang berlebih dari tiap bin panas
yang dapat dioperasikan secara manual atau otomatis. Jika agregat halus masih
menyisakan kadar air (pengering kurang baik) setelah pemanasan, maka agregat yang
sangat halus (debu) akan menempel dan menggumpal pada dinding bin panas dan akan
jatuh setelah cukup berat. Hal tersebut dapat menyebabkan perubahan gradasi agregat,
9. Timbangan
agregat sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan, proses penimbanga dilakukan
dahulu dikalibrasi agar hasil timbangan dapat akurat biasanya timbangan dikalibrasi dengan
bobot teringanya 10 kg, ini dikarenakan berat jenis dari agregat yang terlalu tinggi sehingga
timbangan tidak akan akurat/ tidak dapat membaca apabila agregat yang ditimbang di
bawah 10 kg.
Faktor-faktor penting pada unit timbangan agregat yang perlu mendapat perhatian
1. Kalibrasi timbangan.
Dalam proses pencampuran aspal ini penulis menjelaskannya secara terperinci pada BAB 4
sebagai tugas khusus yang berkaitan dengan proses pemanasan aspal dan pencampurannya
pada mixer
Mixer adalah alat untuk proses pencampuran dimana agregat yang telah dipanaskan dan
telah melalui timbangan ditakar sesuai dengan komposisi yang diinginkan selanjutnya
dituangkan kedalam mixer dengan membuka pintu bin panas menggunakan sistem hidrolik
aspal, dan filler dengan suhu ± 1500C cara pengadukan dilakukan dengan memutar poros
pengaduk dengan menggunakan motor listrik lama pengadukan antara 30-40 detik
pengadukan dengan kapasitas 800 kg/ 30-40 detik setelah itu agregat yang telah sehomogen
mungkin dicampurkan maka akan dituang langsung ke dalam truk pengankut dengan cara
membuka pintu bukaan yang ada pada bagian bawah mixer dengan control hidrolik.
Campuran aspal beton yang telah keluar dari mixer ini bersuhu ± 1500C dan setiap jamnya
suhunya akan berkurang ± 2.5 - 50C. Alat mixer dapat dililat pada Gambar berikut
Gambar Mixer
utamanya adalah generator set atau genset. Pada umumnya genset ini diputar oleh mesin
diesel. Kekuatan atau kapasitas genset ini berkapasitas 250 KVA (Kilo Volt Ampere) cukup
untuk melayani kebutuhan motor-motor listrik yang dipakai serta peralatan-peralatan lain
yang memakai tenaga listrik dan untuk penerangan. Semua sambungan-sambungan aliran
listrik harus tertutup untuk mencegah arus pendek serta untuk keamanan
lingkungan. Genset yang dipergunakan pada unit Asphalt Mixing Plant dapat dilihat pada
Gambar berikut:
Gambar Genset