Anda di halaman 1dari 31

LABORATORIUM PERKERASAN

JALAN RAYA DAN ASPAL

Lapis Aus AC-BC OLEH:


KELOMPOK IX ( SEMBILAN )
• INDAH SARI AMRAN
• NERMIATI
• RESKY ADITYA
• MUHAMMAD KASWAR KAMSIR
• ABENG
• MUH. SULKIPLI MULIADI S
• RICHO EFA PRODIATUS
• LUWTRAMA M
LASTON

Lapis aspal beton adalah salah satu jenis campuran beraspal yang
digunakan sebagai lapis permukaan pada perkerasan lentur.
Lapisan penutup konstruksi jalan ini mempunyai nilai struktural
yang pertama kali dikembangkan di Amerika oleh Asphalt
Institute dengan nama AC (Asphalt Concrete), Campuran beraspal
ini terdiri dari dari agregat menerus dengan aspal keras, dicampur,
dihamparkan dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu
Laston terdiri dari tiga macam campuran, yaitu Laston Lapis Aus
AC-WC (Asphalt Concrete Wearing Coarse), Laston Lapis Pengikat
AC-BC (AsphaltConcrete Binder Coarse) dan Laston Lapis Pondasi
AC-Base (Asphalt Concrete Base).
LASTON LAPIS AUS AC-BC

Lapisan aspal yang digunakan dalam penelitian ini adalah


lapis aus AC-BC (Asphalt Concrete Binder Course). Lapisan ini
merupakan bagian dari lapis permukaan diantara lapis
pondasi atas (LPA) dengan lapis aus yang bergradasi agregat
gabungan rapat/menerus, umumnya digunakan untuk jalan-
jalan dengan beban lalu lintas yang cukup berat.
PERCOBAAN PERKERASAN JALAN

1. Analisa Saringan
Untuk menentukan penentuan butir (gradasi) agregat halus dan kasar
dengan menggunakan saringan untuk keperluan desain campuran aspal.

1 set saringan : cover, 2” ,1½” ,1”, ¾”, 1/2”, 3/8”, no 4, no8, no16, no30, no50,
no100, no200, pan.
2. Berat isi agregat kasar dan halus
Untuk menentukan berat isi agregat halus dan kasar atau campuran.
rumus untuk menghitung berat benda uji
w3= w2-w1
Keterangan:
W1=berat bohler
w2=berat bohler+benda uji
W3=berat benda uji
Rumus perhitungan berat isi agregat:
 𝑤 3
𝑘𝑔/ 𝑙𝑡𝑟
𝑣
–3.  Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Kasar dan halus
untuk menentukan berat jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh,
berat jenis semu dari agregat kasar, serta angka penyerapan dari agregat
kasar.
PERHITUNGAN
– Berat jenis (bulk)

Dimana:
Bk = berat benda uji kering oven (gram)
B = berat piknometer
SSD= berat jenis kering permukaan jenuh
Bt =piknometer berisi benda uji dan air
Lanjutan
–  Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD)

Dimana:
Bk = berat benda uji kering oven (gram)
B = berat piknometer
SSD= berat jenis kering permukaan jenuh
Bt =piknometer berisi benda uji dan air
–  Berat jenis semu (apparent)

Dimana:
Bk = berat benda uji kering oven (gram)
B = berat piknometer
Bt =piknometer berisi benda uji dan air
– penyerapan(absorption)

Dimana:
Bk = berat benda uji kering oven (gram)
SSD= berat jenis kering permukaan jenuh
4. soundness test
Dilakukan untuk mengetahui keausan atau pelapukan agregat akibat
pengaruh iklim atau cuaca.Dimana air larrutan natrium sulfat dimasak hingga
suhu 40˚c lalu masukkan kedalam gelas ukur kemudian diamkan 48 jam
setelah itu rendam agregat yang telah disaring selama 16jam lalu timbang
dan hitung spesifikasinya.
5. Anlisa bentuk agregat
Untuk mengetahui bentuk
kepipihan agregat yang akan
dipakai sebagai campuran
aspal.
Diklsifikasikan dimana:
– P > 3L
=PANJANG
– L > 3T
=PIPIH
– P < 3L dan L < 3T
=BAIK
Rumus;
B-C/A x 100%
6. Kelekatan Agregat Terhadap Aspal
Yang di maksud dengan kelekatan agregat adalah persentase luas permukaan
agregatyang terselimuti aspal terhadap keseluruhan permukaan. Maksud dari
pengujian iniadalah untuk menentukan angka kelekatan agregat terhadap aspal.
Pengujian ini dapatdilakukan terhadap semua jenis bahan yang dilakukan
sebagai mutu pengendalian mutuagregat pada pembangunan jalan raya.
Berdasarkan SNI 03-2439-1991 bahwa kelekatanagregat adalah minimal 95%
kelekat agregat terhadap aspal .
7. keausan agregat dengan mesin los angeles
untuk menentukan tingkat keausan agregat dengan menggunakan   mesin los
angeles. ngan mesin los angeles
Deketahui :
Berat awal benda uji (A) = 5000 gram
Berat agregat kasar yang tertahan pada saringan no 8 dan 16 = 4288 gram
Keausan =
= (A-B)/A × 100%
= (5000-4288)/5000 × 100%
= 14.24%
8. Berat Jenis Dan Pembuatan Aspal Cair
untuk menentukan berat jenis aspal cair
9. Kelekatan aspal pada batuan
Untuk menetukan kelekatan aspal pada batuan tertentu dalam air
–10.  Pemeriksaaan berat jenis aspal keras
Untuk menentukan berat jenis aspal keras dan ter dengan menggunakan
piknometer
• Rumus perhitungan berat jenis
b
Dimana:
A=berat pikno dengan penutup(gram)
B=berat pikno berisi air ( gram)
C=berat pikno berisi aspal(gram)
D=berat pikno berisi aspal+air(gram)
–11.  Pemeriksaan kadar aspal (exstraksi)
Untuk menenntukan kadar aspal dalam asbuton dengan jalan melarutkan
bagian bagian yang terlarut sehingga diketahui kadar mineral ( tak larut ) yang
terdapat didalamm asbuton tersebut.
• Rumus menghitung kadar aspal

Dimana:
A=berat contoh
B=berat kertas sebelum
C=berat kertas sesudah
D=berat agregat setelah di exstraksi
–12.  Pemeriksaan dynamic cone penetrometer (dcp)
Tanah dasar atau (subgarde)adalah permukaan tanah asli permukaan galian
atau permukaan tanah timbunan yang merupakan untuk perletakan bagian
bagian pekerjaan lainnya.
rumus menetukan titik
13. Pemeriksaan kepadatan lapangan dengan sandcone test
Untuk menetukan kepadatan ditempat dari lapisan tanah atau perkerasan
yang telah dipadatkan. Alat yang di uraikan disini hanya terbatas untuk tanah
yang mengandung butir kasar tidak lebih dari 5 cm kepadatan lapangan ialah
berat kering persatuan ini.
• Rumus.
– berat air ( w2-w1) cm³
dimana=
W1= botol + corong
W2= alat yang terisi air
–  Berat isi pasir p= gram/cm³
dimana:
W3=kelebihan pasir diatas kran
– Berat pasir dalam corong = (w4-w5)gram
Dimana:
W4= isi botol dengan pasir
W5= alat birisi sisa pasir
– Lubang =
Dimana:
W10= (w6-w7)-(w4-w5) gram
–  Berat tanah = (w8 - w9 )
Dimana:
W8= kaleng + tanah
W9= tanah hasil galian
– Berat isi tanah gram /cm³
– Berat isi kering tanah =d lap= gram/cm³
Dimana:
W = kadar air
– Derajat kepadatan di lapangan = D = x 100
– Untuk menentukan berat pasir dalam corong
Cc=m1-m2
Dimana:
M1=Botol alat beserta pasir
M2= botol alat beserta pasir
– Volumw container / kaleng kalibrasi
Vc=1/4 πd².t
– Berat isi pasir
Db= ( (m3-m4-cc)/vc)
Dimana:
m3= botol alat + pasir
M4= pasir yang ada dalam botol kedalam kaleng setinggi lubang galian
– Volume benda uji
VH= (m5-m6-cc)/DB
Dimana:
M5= botol beserta pasir
M6= botol alat beserta sisa pasir
Cc= besar pasir dalam corong
– Berat tanah kering dari lubang uji
MDS= MWS /{1 + (w/100) }
Dimana:
mws= tanah galian
– Densitas (kepadatan)
DD= MDS/ VH
– Menguji kadar air
– Berat sampel basah
W4= w2-w1
Dimana:
W2= sampel didalam container
w1-= berat container
– Berat sampel kering
W5= w3-w1
Dimana:
W3=Berat sampel dari oven
– Berat air pada sampel
W6=w4-w5
– Kadar air
W= w6/w5x100%
14. Pemeriksaan campuran pembuatan briket(mix design)
15. Pemeriksaan uji briket dengan alat marshall
Untuk menentukan ketahanan (stabilitas) terhadap kelelehan (flow) dari
campuran aspal
– Karakteristik marshall
1. Kepadatan ( density)
Adalah tingkat kepadatan campuran dipadatkan. Nilai density dipengaruhi
oleh beberapa beberapa faktor seperti gradasi, campuran, jenis dan kualitas
bahan penyusun.
2. Stabilitas
Adalah kemampuan lapis kerja untuk menahan deformasi akibat beban lalu
lintas yang bekerja diatasnya tanpa mengalami perubahan bentuk tetap
seperti gelombang.
3. Void in mineral agregat VMA
VMA adalah rongga udara atau butir agregat aspal padat.
4. Void in the mix (VIM)
Persentase rongga yang terdapat dalam total campuran
5. Vold filled with asphalt VFA
Merupakan persentase rongga berisi aspal pada campuran setelah mengalami
proses pemadatan.
6. Kelelehan (flow)
Besarnya deformasi vertikal benda uji yang terjadi pada awal pembedaan.

Kadar aspal
(4,5%,5,0%,5,5%6,0%6,5%)
– Maksimum campuran

D= 100
100-A A
c T
Dimana:
A= kadar aspal
C= berat jenis efektif dari total agregat
T= berat jenis aspal keras
– Isi benda uji
H=G-F
Dimana:
H=isi benda uji
G=berat benda uji kering permukaan
F=berat benda uji dalam air
–  Kepadatan (density)
J=
Dimana:
J =kepadatan
E =berat benda uji di udara
H=berat benda uji ( isi benda uji)
– Rongga udara VIM
K=
K =rongga udara
D =maksimum campuran
J =kepadatan
– Penyerapan
  aspal (R)

Keterangan:
A = kadar aspal
T = berat jenis aspal keras
D = maksimum campuran
B = bulk total
– Rongga udara dalam agregat (VMA)
Keterangan :
J : Kepadatan
A : Kadar Aspal
B : Berat jenis (Bulk)
–  Rongga terisi aspal

Keterangan :
A : Rongga udara terisi aspal
J : Rongga udara pada mineral agregat
T : Rongga udara pada campuran setelah pemadatan
– Isi benda uji

Keterangan :
d : diameter briket
t : tinggi briket
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai