Anda di halaman 1dari 6

BERAT JENIS DAN ABSORBSI PASIR

(SNI 1969:2008,SNI 03-1750-1990 dan SNI 03-2834-2000)

I. Nama Percobaan : Berat Jenis dan Absorbsi Pasir


II. Tujuan Percobaan : - Menentukan berat jenis kering, berat jenis semu, dan
beratjenis SSD pasir

- Menentukan penyerapan (absorbsi) pasir.

III. Bahan Percobaan : - Pasir

- Air

IV. Alat Percobaan : - Mould

- Batang Perojok

- Oven

- Piknometer

- Timbangan

- Pan.

V. Teori
Berat jenis pasir perlu diketahui untuk menentukan banyaknya agregat, ada 3 keadaan
pasir yang digunakan pada percobaan ini, antara lain : pasir kering dimana pori-pori pasir
berisikan udara tanpa air dengan kandungan air sama dengan 0%. Lalu dalam keadaan SSD
(Saturated Surface Dry) dimana permukaan pasir jenuh dengan uap air sedangkan dalamnya
kering. Pasir dalam keadaan inilah yang sering digunakan. Dan terakhir dalam keadaan semu,
dimana pasir basah total dengan pori-pori jenuh air. Pasir ini masih dalam keadaan basah
walaupun permukaan pasir tidak ada air.
Berat jenis SSD merupakan perbandingan antara berat uji dalam keadaan SSD dengan
volume benda uji dalam keadaan SSD.
Absorbsi atau penyerapan air adalah persentase dari berat benda uji yang hilang
terhadap berat benda uji kering dimana absorbsi terjadi dari keadaan SSD sampai keadaan
kering. Berat jenis pasir ini perlu diketahui tinggi Mould untuk menentukan banyaknya agregat
yang digunakan dalam campuran beton.
VI. Prosedur Percobaan
1. Sediakan pasir secukupnya.
2. Rendam pasir tersebut dalam suatu wadah dengan air selama 24 jam.
3. Pasir tersebut dianginkan hingga mencapai kondisi kering permukaan.
4. Untuk menentukan pasir dalam kondisi SSD mould 1/3 tinggi, lalu rojok 25 kali,
kemudian isi pasir hingga ketinggian 2/3 tinggi, dirojok 25 kali. Demikian
seterusnya diisi hingga penuh dan dirojok 25 kali. Setelah itu mould diangkat secara
perlahan, dan apabila pasir runtuh pada bagian tepi atasnya (tidak keseluruhan)
berarti pasir dalam keadaan SSD.
5. Sediakan pasir yang telah mencapai kondisi SSD dalam dua bagian, masing-masing
seberat 500 gram. Bagian yang pertama dimasukkan kedalam piknometer kemudian
di isi dengan air kemudian diguncang berulang-ulang dengan tujuan agar udara
yang ada dalam pasir keluar, ini ditandai dengan keluarnya buih dalam pasir. Buih
yang keluar tersebut dibuang dengan cara mengisi piknometer dengan air, sampai
melimpah dari leher piknometer tersebut. Pengisian air dilakukan secara perlahan-
lahan. Setelah udara tidak lagi, atur agar air sampai hingga batas air.
6. Timbang berat piknometer + pasir + air.
7. Buang isi piknometer lalu isi dengan air bersih hingga batas air max.
8. Timbang berat piknometer + air, dan catat hasilnya.
9. Untuk pasir yang telah di ovenkan, setelah kering dilakukan penimbangan.
10. Ulangi percobaan diatas untuk sampel kedua.

VII. Data Hasil Percobaan

KETERANGAN Sampel I Sampel II

Berat piknometer (gr)


Berat piknometer + air + pasir (gr)
Berat piknometer + air (gr)
Berat pasir kering (gr)

Perhitungan :
Berat jenis kering =

Berat jenis SSD =

Absorbsi =
Dimana : A = berat pasir dalam keadaan kering (gr)
B = berat piknometer berisi air (gr)
C = berat piknometer (gr)

Dimana : BJ Kering < BJ SSD < BJ Semu

VIII. Gambar Alat

Timbangan Ayakan No.200 Mould

Oven Perojok
JOB SHEET 9
BERAT JENIS DAN ABSORBSI KERIKIL
(SNI 1969:2008)

I. Nama Percobaan : Berat Jenis Dan Absorbsi Kerikil

II. Tujuan : Menentukan berat jenis kering, berat jenis semu, dan berat jenis SSD
kerikil.

: menentkan peresapan ( Absorbsi ) kerikil

III. Bahan : kerikil

: Air

IV. Alat : - Timbangan - Keranjang Kawat

: - Saringan ukuran 4.76mm, dan 19.1 mm. - Ember

: - Kain Lap -Pan

: - Oven - Dunagan Tes Set

V. Teori

Berat jenis adalah perbandingan berat suatu bendadengan berat air pada volume yang sama.
Berat jenis agregat kasar atau ( krikil ) perlu diketahui untuk menentukan banyaknya agregat yang
digunakan dalam campuran beton, maka diadakanlah percobaan untuk menentukan atau mendapat
kan harga :

 Berat jeniis krikil kering


 Berat jenis krikil semu
 Berat jenis SSD ( saturated surface dry )

Berat jenis dari kondisi krikil diats dapat dicari dengan menggunakan rumus :

A
=
B−C
A
=
B−C
A
=
B−C
Absorbsi krikil perlu juga diketahu dalam penentuan banyaknya air yang diperlukan untk suatu
agregat dalam campuran beton dapat dicari dengan rumus :

A
% = X 100 %
B−A
Dimana : A = Berat agregat dalam keadaan kering

B = Berat agregat dalam keadaan SSD

C = Berat agregat dalam Air

VI. Prosedur Percobaan

1. Krikil diayak dengan ayakan 19.1mm dan 4.76mm. kita ambil krikil yang lolos ayakan
19.1 mm dan yang tertahan diayakan 4.76mm ± 3kg.
2. Rendam krikil tersebut dalam suatu ember dengan air selama 24 jam
3. Krikil hasil rendaman tersebut dikeringkan hingga didapat kondisi kering permukaan ( ssd
) dengan menggunakan kain lap.
4. Siapkan krikil sebnyak 2 X 1250 gram untuk 2 sampel
5. Atur kesetimbangan air dan keranjang pada Dunagan Tes Set sampai jarum menunjukkan
kesetimbangan pada saat air dalam kondisi tenang
6. Masukkan krikil yang telah mencapai kondisi ssd kedalam keranjang yang telah berisi air.
7. Timbang berat air + Keranjang + kering
8. Ulangi prosedur diatas untuk sampel kedua.

VII. Data Percobaan

Keterangan Sampel I Sampel Ii

Berat jenis SSD ( gram )

Berat Jenis dalam Air ( gram )

Berat Krikil Kering ( gram )


VIII.Gambar Alat

Ember Timbangan Oven

Dunangan test set Ayakan Keranjang Kawat

Anda mungkin juga menyukai