Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2013

Bab 3 Agregat Kasar


Kelompok 20

79

BAB 3
PENGUJIAN AGREGAT KASAR
3.1 Pengujian Gradasi Agregat Kasar
3.1.1 Tujuan
Pengujian gradasi agregat kasar ini bertujuan untuk memeriksa susunan atau
variasi susunan agregat kasar (kerikil) yang akan digunakan dalam pembuatan
beton serta mengetahui angka keausannya.
3.1.2

Alat dan Bahan

3.1.2.1 Alat
- Neraca berkapasitas 50 kg, ketelitian 5 gr.
- Satu set mesin getar
- Satu set ayakan dengan diameter:
38 mm
25 mm
19 mm
12,5 mm
9,5 mm
4,75 mm
2,36 mm
0,00 (pan)
3.1.2.2 Bahan
- Agregat kasar (kerikil) 3000 gram
3.1.3 Langkah Kerja

Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2013


Bab 3 Agregat Kasar
Kelompok 20

80

1. Menyiapkan agregat kasar (kerikil) yang telah dioven selama 24 jam dengan
suhu 110C seberat 3000 gram.
2.

Menyiapkan satu set ayakan dan menyusun berurutan mulai dari pan 2,36
mm (paling bawah); 4,75 mm; 9,5 mm; 12,5 mm; 19 mm; 25 mm hingga
ayakan 38 mm (paling atas), lalu susunan ayakan tersebut diletakkan pada
mesin penggetar.

3. Menuangkan kerikil ke dalam ayakan paling atas dan menutup rapat-rapat


susunan ayakan tersebut dan diletakkan di mesin penggetar.
4. Menghidupkan mesin penggetar selama 5 menit.
5.

Setelah 5 menit matikan mesin, lalu menimbang dan mencatat berat


agregat kasar yang tertinggal pada masing-masing ayakan.

3.1.4 Alur Kerja

Mulai
Menyiapkan agregat kasar (kerikil) yang telah dioven selama 24 jam
dengan suhu 110C seberat 3000 gram
Menyiapkan satu set ayakan dan menyusun berurutan mulai dari pan 2,36mm
(paling bawah); 4,75mm; 9,5mm; 12,5mm; 19mm; 25mm hingga ayakan 38
mm (paling atas), lalu susunan ayakan tersebut diletakkan pada mesin

penggetar
Menuangkan kerikil ke dalam ayakan paling atas dan menutup rapatrapat susunan ayakan tersebut dan diletakkan di mesin penggetar
Menghidupkan mesin penggetar selama 5 menit

Setelah 5 menit matikan mesin, lulu menimbang dan mencatat berat


agregat kasar yang tertinggal pada masing-masing ayakan

Selesai

Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2013


Bab 3 Agregat Kasar
Kelompok 20

Gambar 3.1 Diagram Alir Pengujian Gradasi Agregat Kasar


3.1.5

Data Hasil Pengujian

Tabel 3.1 Data Hasil Percobaan Gradasi Agregat Kasar


Diameter ayakan

Agregat kasar yang tertinggal

(mm)
38

(gram)
0

25

19

10

12.5

2099

9.5

125

4.75

700

2,36

10

0.00 (pan)

10

Analisis data:
a. Berat awal kerikil

= 3000 gram

b. Berat kerikil setelah diayak

= 2954 gram

c. Berat kerikil yang hilang

= 46 gram

d. Berat kerikil tertinggal (%)

berat tertinggal
100%
3000

2954
100%
3000

= 98,47 %
e. Berat kerikil yang hilang (%)

3000 2954
100% 1,53%
3000

81

82

Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2013


Bab 3 Agregat Kasar
Kelompok 20

3.1.6 Analisis data


Tabel 3.2 Analisis Data Gradasi Agregat Kasar
Diameter
Ayakan
(mm)
38
25
19
12,5
9,5
4,75
2,36
1,18
0,85
0,3
0,15
0 (pan)
Jumlah

Gram
0
0
10
2099
125
700
10
10
0
0
0
0
2954

Modulus Kehalusan

Berat Tertinggal
Kumulatif
%
(%)
0
0
0
0
0,34
0,34
71,06
71,4
4,23
75,63
23,7
99,33
0,34
99,66
0,34
0,34
0
100
0
100
0
100
0
100
100
746,7

Berat Lolos
Kumulatif

SNI Standar

(%)
100
100
99,66
28,6
24,37
0,67
0,34
0
0
0
0
0
-

95 - 100
30 - 70
10 - 35
0-5
-

berat kumulatif tertinggal 100


100

746,7 100
100

= 6,467
Dari perhitungan di atas maka kerikil tersebut termasuk kerikil yang lewat ayakan
40 mm dan memenuhi syarat dalam standar SK-SNI-T-15-1990-03.

Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2013


Bab 3 Agregat Kasar
Kelompok 20

83

Grafik 3.1 Hubungan Antara Diameter Ayakan dengan % Lolos Ayakan


Grafik 3.1 (Hubungan Antara Diameter Ayakan dengan % Lolos Ayakan)
menunjukkan bahwa kerikil sampel tidak memenuhi syarat dalam standar SKSNI-T-15-1990-03 sebagai bahan bangunan pembuatan beton.
Solusi agar agregat kasar di atas dapat memenuhi syarat dalam standar SK-SNI-T15-1990-03, perlu ditambahkan material kerikil dan data dianalisis kembali
dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.3 Data Solusi Percobaan Gradasi Agregat Kasar
Diameter ayakan

Agregat kasar yang tertinggal

(mm)
38

(gram)
0

25

1000

19

900

12.5

500

9.5

300

4.75

170

2,36

60

0.00 (pan)

Analisis data:

84

Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2013


Bab 3 Agregat Kasar
Kelompok 20

f. Berat awal kerikil

= 3000 gram

g. Berat kerikil setelah diayak

= 2945 gram

h. Berat kerikil yang hilang

= 55 gram

i. Berat kerikil tertinggal (%)

berat _ tertinggal
100%
3000

2945
100%
3000

= 98,1667 %
j. Berat kerikil yang hilang (%)

3000 2945
100% 1,83%
3000

Tabel 3.4 Analisis Solusi Data Gradasi Agregat Kasar


Berat Tertinggal

Diameter
Ayakan
(mm)

Gram

Kumulatif
(%)

38
25
19
12.5
9.5
4.75
2.36
1.18
0.85
0.3
0.15
0
Jumlah

0
1000
900
500
300
170
60
5
10
0
0
0
2945

0
33.9
30.5
16.9
10.2
5.75
2.03
0.17
0.34
0.3
0
0
100

0
33.85240352
64.32
81.25
91.40
97.16
99.19
99.36
99.70
100.00
100.00
100.00
966.20

Modulus Kehalusan =

Berat Lolos
Kumulatif
(%)

SNI Standar
SK-SNI-T-151990-03

100
66.1476
35.6804
18.75
8.60
2.84
0.81
0.64
0.30
0.00
0.00
0.00
-

95 - 100
30 - 70
10 - 35
0-5
-

berat kumulatif tertinggal 100


100
966,20 100
100

= 8,662
Dari perhitungan di atas maka kerikil tersebut termasuk kerikil yang lewat ayakan
40 mm dan memenuhi syarat dalam standar SK-SNI-T-15-1990-03.

Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2013


Bab 3 Agregat Kasar
Kelompok 20

85

Grafik 3.2 Hubungan Antara Diameter Ayakan dengan % Lolos Ayakan


3.1.7

Kesimpulan

Dari data hasil percobaan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa:
a. Persentase kehilangan berat pada saat pengujian 1,83 %. Hal ini menunjukkan
bahwa agregat kasar sampel tidak memenuhi syarat sebagai bahan bangunan
pembuatan beton karena standar nilai kehilangan berat harus < 1 %.
b. Modulus kehalusan agregat kasar sebesar 8,662. Berdasarkan ketentuan SKSNI-T-15-1990-03, syarat modulus kehalusan agregat kasar adalah 5<MK<8.
Jadi, agregat kasar sampel tidak memenuhi syarat sebagai bahan bangunan
pembuatan beton.
c. Dari Grafik 3.1 didapat data pada lubang ayakan berdiameter 19; 19,5 dan
4,75 agregat kasar sampel yang lolos tidak memenuhi standar SK-SNI-T-151990-03 sehingga agregat kasar sampel tidak memenuhi syarat sebagai bahan
bangunan pembuatan beton.

3.1 Spesific Gravity Agregat Kasar


3.2.1

Tujuan Percobaan

Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2013


Bab 3 Agregat Kasar
Kelompok 20

86

1. Untuk menentukan harga bulk specific gravity


2. Untuk menentukan harga bulk specific gravity SSD
3. Untuk menentukan harga apearent specific gravity
4. Untuk menentukan harga absorbsion agregat kasar.
3.2.2 Alat dan Bahan
3.2.2.1 Alat alat yang digunakan :
- Neraca / timbangan kapasitas 5 kg ketelitian 100 mg
- Bejana dan container
- Oven
- Ember
- Cawan
3.2.2.2 Bahan bahan yang digunakan :
- Agregat kasar, jenis-jenis kerikil
- Air bersih
3.2.3

Langkah Kerja

a. Mengambil kerikil (sampel) kemudian dicuci untuk menghilangkan kotoran.


b. Mengeringkan kerikil dalam oven dengan suhu 110 C selama 24 jam.
c. Mendiamkan kerikil setelah dioven hingga mencapai suhu kamar.
d. Menimbang kerikil seberat 3000 gr.
e. Memasukkan kerikil dalam container dan direndam selama 24 jam.
f. Setelah 24 jam, container dan kerikil ditimbang dalam keadaan terendam air.
g. Mengangkat container dari dalam air kemudian mengeringkan kerikil dengan
di lap (sampai kondisi SSD / kering permukaan).
h. Menimbang kerikil dalam kondisi SSD.
i. Menimbang container (dalam keadan tercelup air).
j. Menghitung berat agregat dalam air dengan cara mengurangkan hasil
penimbangan langkah ke 6 dengan berat container.
3.2.4

Alur kerja

87

Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2013


Bab 3 Agregat Kasar
Kelompok 20

Mulai

Mengambil kerikil yang telah dicuci dan dioven dengan suhu 110 0 C
selama 24 jam
Mendiamkan kerikil seteah dioven hingga mencapai suhu
kamar
Menimbang kerikil seberat 3000 gr
Memasukkan kerikil kedalam kontainer dan diremdam
selama 24 jam
Menimbang kontainer dan kerikil dalam keadaan terendam air
Mengangkat container dari dalam air dan kerikil
Menimbang kerikil dalam keadaan SSD
Menimbang kontainer
Menghitung berat agregat dalam air
Selesai
Gambar 3.2.

Diagram Alur Kerja

3.2.5 Data Hasil Percobaan


Berat kerikil kering oven

3000

gr

Berat kerikil dalam kontainer tercelup

2150

gr

Berat container dalam air

322

gr

Berat kerikil dalam air

1778

gr

Berat kerikil dalam kondisi SSD

3010

gr

3.2.6 Analisa Data

88

Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2013


Bab 3 Agregat Kasar
Kelompok 20

a. Bulk specific gravity

A
3000

2,435
B C 3010 1778

b. Bulk specific gravity SSD

B
3010

2,443
B C 3010 1778

gr/cc

c. Appearent Spesific Gravity

A
3000

2,455
A C 3000 1778

gr/cc

d. Absorbtion

B A
100%
A

3010 3000
100%
3000

gr/cc

= 0,33 %
3.2.7 Kesimpulan
Dari pengujian specific grafity agregat halus yang telah dilakukan diperoleh hasil
sebagai berikut :
a. Bulk specific grafity

= 2,435

gr/cc

b. Bulk specific grafity SSD

= 2,443

gr/cc

c. Appearent specific gravity

= 2,455

gr/cc

d. Absorbtion

= 0,33 %

Berdasarkan hasil di atas, didapatkan Bulk Specific Gravity SSD agregat kasar
2,443. Menurut SK-SNI-T-15-1990-03 syarat Bulk Specific Gravity SSD antara
2,52,7. Jadi, sampel kerikil tidak memenuhi syarat SK-SNI-T-15-1990-03 dan
tidak layak digunakan sebagai bahan bangunan pembuatan beton.

3.2

Abrasi Agregat Kasar

3.3.1. Tujuan
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan prosentase keausan agregat
kasar.

Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2013


Bab 3 Agregat Kasar
Kelompok 20

89

3.3.2. Alat Dan Bahan


3.3.2.1 Alat
- Mesin Los Angeles
- Bola pejal penggesek sebanyak 12 buah
- Ayakan dengan 19,5 mm; 12,5 mm; 9,5 mm; 2 mm
- Timbangan
- Oven
3.3..2.2 Bahan
- Agregat kasar lolos ayakan 19.5 mm dan tertampung ayakan 12.5 mm
- Agregat kasar lolos ayakan 12.5 mm dan tertampung ayakan 9.5 mm
3.3.3

Cara Kerja

1. Mencuci agregat kasar dari kotoran dan debu yang melekat, kemudian
dikeringkan dengan oven bersuhu 1100 C selama 24 jam.
2. Mengambil kerikil dari oven dan membiarkanya hingga suhu kamar kemudian
mengayak dengan ayakan 19,5 mm, 12,5 mm; 9,5 mm.
3. Mengayak dengan ketentuan :
a.

Mengayak sampel hinga lolos ayakan 19,5 mm dan tertampung di ayakan


12,5 mm sebanyak 3 kg.

b.

Mengayak sampel hingga lolos ayakan 12,5 mm dan tertampung di ayakan


9,5 mm sebanyak 3 kg.

4. Memasukkan benda uji yang sudah diayak sebanyak 6 kg ke mesin Los


Angeles.
5. Mengunci lubang mesin Los Angeles rapat-rapat lalu menghidupkan mesin.
6. Mengatur perputaran mesin sampai 1000 kali putaran atau selama 30 menit.
7. Mengeluarkan sampel benda uji dari mesin Los Angeles lalu menyaring dengan
ayakan 2 mm.
8. Menimbang benda uji yang tertampung pada ayakan 2 mm.
9. Mencatat hasil pengujian.

Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2013


Bab 3 Agregat Kasar
Kelompok 20

3.3.4 Alur Kerja


Mulai
Mencuci agregat kasar
Memasukkan dalam oven suhu 110 C Selama 24 jam
Mengambil agregat dan membiarkan sampai suhu kamar

Menimbang agregat 5 kg lolos ayakan 19,5 mm dan tertampung 12,5


mm dan 5 kg lolos ayakan 12,5 mm dan tertampung 9 mm
Memasukkan agregat dalam mesin Los Angeles

Menghidupkan mesin

Memutar mesin Los Angeles hingga 1000 kali putar

A
Mengeluarkan agregat dari mesin Los Angeles

Menyaring dengan ayakan 2mm

Menimbang agregat yang tertampung pada ayakan diameter 2 mm

Mencatat hasil pengujian


Selesai

90

Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2013


Bab 3 Agregat Kasar
Kelompok 20

91

Gambar 3.3 Diagram Alir Abrasi Agregat kasar


3.3.5 Data Hasil Percobaan
Berat agregat kasar awal = 6 kg = 6000 gram dengan :

Berat agregat kasar ( kerikil ) yang lolos ayakan


19,5 mm dan tertampung pada ayakan 12,5 mm adalah 3 kg = 3000 gram.

Berat agregat kasar ( kerikil ) yang lolos ayakan


12,5 mm dan tertampung pada ayakan 9,5 mm adalah 3 kg = 3000 gram.

Jumlah putaran sebanyak 1000 putaran

Setelah 500 kali putaran dalam mesin Los Angeles


diperoleh berat kerikil yang tertampung di atas ayakan 2 mm adalah 4500
gram.

3.3.6 Analisa Data

Berat agregat kasar awal = 6000 gr

Berat agregat kasar akhir = 4500 gr

Kehilangan agregat

= 6000 4500 = 1500 gr

Keausan agregat

=
=

1500
100%
6000

= 25 %
3.3.7 Kesimpulan
Dari analisa data diketahui bahwa keausan agregat kasar adalah 25 %. Sedangkan
berdasarkan PBI untuk nilai keausan yang diijinkan adalah lebih kecil atau sama

Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2013


Bab 3 Agregat Kasar
Kelompok 20

92

dengan 50 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa agregat kasar yang dijadikan


sampel untuk uji keausan ini memenuhi syarat sebagai penyusun beton.

Anda mungkin juga menyukai