79
BAB 3
PENGUJIAN AGREGAT KASAR
3.1 Pengujian Gradasi Agregat Kasar
3.1.1 Tujuan
Pengujian gradasi agregat kasar ini bertujuan untuk memeriksa susunan atau
variasi susunan agregat kasar (kerikil) yang akan digunakan dalam pembuatan
beton serta mengetahui angka keausannya.
3.1.2
3.1.2.1 Alat
- Neraca berkapasitas 50 kg, ketelitian 5 gr.
- Satu set mesin getar
- Satu set ayakan dengan diameter:
38 mm
25 mm
19 mm
12,5 mm
9,5 mm
4,75 mm
2,36 mm
0,00 (pan)
3.1.2.2 Bahan
- Agregat kasar (kerikil) 3000 gram
3.1.3 Langkah Kerja
80
1. Menyiapkan agregat kasar (kerikil) yang telah dioven selama 24 jam dengan
suhu 110C seberat 3000 gram.
2.
Menyiapkan satu set ayakan dan menyusun berurutan mulai dari pan 2,36
mm (paling bawah); 4,75 mm; 9,5 mm; 12,5 mm; 19 mm; 25 mm hingga
ayakan 38 mm (paling atas), lalu susunan ayakan tersebut diletakkan pada
mesin penggetar.
Mulai
Menyiapkan agregat kasar (kerikil) yang telah dioven selama 24 jam
dengan suhu 110C seberat 3000 gram
Menyiapkan satu set ayakan dan menyusun berurutan mulai dari pan 2,36mm
(paling bawah); 4,75mm; 9,5mm; 12,5mm; 19mm; 25mm hingga ayakan 38
mm (paling atas), lalu susunan ayakan tersebut diletakkan pada mesin
penggetar
Menuangkan kerikil ke dalam ayakan paling atas dan menutup rapatrapat susunan ayakan tersebut dan diletakkan di mesin penggetar
Menghidupkan mesin penggetar selama 5 menit
Selesai
(mm)
38
(gram)
0
25
19
10
12.5
2099
9.5
125
4.75
700
2,36
10
0.00 (pan)
10
Analisis data:
a. Berat awal kerikil
= 3000 gram
= 2954 gram
= 46 gram
berat tertinggal
100%
3000
2954
100%
3000
= 98,47 %
e. Berat kerikil yang hilang (%)
3000 2954
100% 1,53%
3000
81
82
Gram
0
0
10
2099
125
700
10
10
0
0
0
0
2954
Modulus Kehalusan
Berat Tertinggal
Kumulatif
%
(%)
0
0
0
0
0,34
0,34
71,06
71,4
4,23
75,63
23,7
99,33
0,34
99,66
0,34
0,34
0
100
0
100
0
100
0
100
100
746,7
Berat Lolos
Kumulatif
SNI Standar
(%)
100
100
99,66
28,6
24,37
0,67
0,34
0
0
0
0
0
-
95 - 100
30 - 70
10 - 35
0-5
-
746,7 100
100
= 6,467
Dari perhitungan di atas maka kerikil tersebut termasuk kerikil yang lewat ayakan
40 mm dan memenuhi syarat dalam standar SK-SNI-T-15-1990-03.
83
(mm)
38
(gram)
0
25
1000
19
900
12.5
500
9.5
300
4.75
170
2,36
60
0.00 (pan)
Analisis data:
84
= 3000 gram
= 2945 gram
= 55 gram
berat _ tertinggal
100%
3000
2945
100%
3000
= 98,1667 %
j. Berat kerikil yang hilang (%)
3000 2945
100% 1,83%
3000
Diameter
Ayakan
(mm)
Gram
Kumulatif
(%)
38
25
19
12.5
9.5
4.75
2.36
1.18
0.85
0.3
0.15
0
Jumlah
0
1000
900
500
300
170
60
5
10
0
0
0
2945
0
33.9
30.5
16.9
10.2
5.75
2.03
0.17
0.34
0.3
0
0
100
0
33.85240352
64.32
81.25
91.40
97.16
99.19
99.36
99.70
100.00
100.00
100.00
966.20
Modulus Kehalusan =
Berat Lolos
Kumulatif
(%)
SNI Standar
SK-SNI-T-151990-03
100
66.1476
35.6804
18.75
8.60
2.84
0.81
0.64
0.30
0.00
0.00
0.00
-
95 - 100
30 - 70
10 - 35
0-5
-
= 8,662
Dari perhitungan di atas maka kerikil tersebut termasuk kerikil yang lewat ayakan
40 mm dan memenuhi syarat dalam standar SK-SNI-T-15-1990-03.
85
Kesimpulan
Dari data hasil percobaan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa:
a. Persentase kehilangan berat pada saat pengujian 1,83 %. Hal ini menunjukkan
bahwa agregat kasar sampel tidak memenuhi syarat sebagai bahan bangunan
pembuatan beton karena standar nilai kehilangan berat harus < 1 %.
b. Modulus kehalusan agregat kasar sebesar 8,662. Berdasarkan ketentuan SKSNI-T-15-1990-03, syarat modulus kehalusan agregat kasar adalah 5<MK<8.
Jadi, agregat kasar sampel tidak memenuhi syarat sebagai bahan bangunan
pembuatan beton.
c. Dari Grafik 3.1 didapat data pada lubang ayakan berdiameter 19; 19,5 dan
4,75 agregat kasar sampel yang lolos tidak memenuhi standar SK-SNI-T-151990-03 sehingga agregat kasar sampel tidak memenuhi syarat sebagai bahan
bangunan pembuatan beton.
Tujuan Percobaan
86
Langkah Kerja
Alur kerja
87
Mulai
Mengambil kerikil yang telah dicuci dan dioven dengan suhu 110 0 C
selama 24 jam
Mendiamkan kerikil seteah dioven hingga mencapai suhu
kamar
Menimbang kerikil seberat 3000 gr
Memasukkan kerikil kedalam kontainer dan diremdam
selama 24 jam
Menimbang kontainer dan kerikil dalam keadaan terendam air
Mengangkat container dari dalam air dan kerikil
Menimbang kerikil dalam keadaan SSD
Menimbang kontainer
Menghitung berat agregat dalam air
Selesai
Gambar 3.2.
3000
gr
2150
gr
322
gr
1778
gr
3010
gr
88
A
3000
2,435
B C 3010 1778
B
3010
2,443
B C 3010 1778
gr/cc
A
3000
2,455
A C 3000 1778
gr/cc
d. Absorbtion
B A
100%
A
3010 3000
100%
3000
gr/cc
= 0,33 %
3.2.7 Kesimpulan
Dari pengujian specific grafity agregat halus yang telah dilakukan diperoleh hasil
sebagai berikut :
a. Bulk specific grafity
= 2,435
gr/cc
= 2,443
gr/cc
= 2,455
gr/cc
d. Absorbtion
= 0,33 %
Berdasarkan hasil di atas, didapatkan Bulk Specific Gravity SSD agregat kasar
2,443. Menurut SK-SNI-T-15-1990-03 syarat Bulk Specific Gravity SSD antara
2,52,7. Jadi, sampel kerikil tidak memenuhi syarat SK-SNI-T-15-1990-03 dan
tidak layak digunakan sebagai bahan bangunan pembuatan beton.
3.2
3.3.1. Tujuan
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan prosentase keausan agregat
kasar.
89
Cara Kerja
1. Mencuci agregat kasar dari kotoran dan debu yang melekat, kemudian
dikeringkan dengan oven bersuhu 1100 C selama 24 jam.
2. Mengambil kerikil dari oven dan membiarkanya hingga suhu kamar kemudian
mengayak dengan ayakan 19,5 mm, 12,5 mm; 9,5 mm.
3. Mengayak dengan ketentuan :
a.
b.
Menghidupkan mesin
A
Mengeluarkan agregat dari mesin Los Angeles
90
91
Kehilangan agregat
Keausan agregat
=
=
1500
100%
6000
= 25 %
3.3.7 Kesimpulan
Dari analisa data diketahui bahwa keausan agregat kasar adalah 25 %. Sedangkan
berdasarkan PBI untuk nilai keausan yang diijinkan adalah lebih kecil atau sama
92