Anda di halaman 1dari 2

KADAR AIR AGREGAT

Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat dengan berat agregat
keadaan kering. Jumlah air yang terkandung di dalam agregat perlu diketahui, karena akan
mempengaruhi jumlah air yang diperlukan didalam campuran beton. Agregat yang basah (banyak
mengandung air), akan membuat campuran juga lebih basah dan sebaliknya.

https://rahmadsigit.wordpress.com/2012/07/16/pengujian-kadar-air-agregat/

Kadar air yang dikandung agregat dapat mempengaruhi kuat tekan beton atau dengan kata lain faktor
air semen (fas) dapat mempengaruhi kuat tekan beton. Dalam rancangan campuran beton kondisi
agregat dianggap dalam keadaan kering permukaan atau jenuh (saturated surface dry condition/SSD)
oleh karena itu kadar air agregat harus diperikasa sebelum dipergunakan. Jika agregatnya tidak jenuh
air, maka agregat akan menyerap air campuran beton yang menyebabkan kurangnya air untuk proses
pengerasan. Dengan mengetahui kadar air dari agregat dapat ditaksir/diperhitungkan untuk
penambahan maupun pengurangan air dalam suatu campuran beton.

http://ilmuanggaputra.blogspot.com/2011/10/cara-pengujian-kadar-air-agregat-kasar.html

Kadar air yang terkandung pada agregat dilapangan sangat sulit ditentukan tanpa diuji
terlebih dahulu. Kondisi agregat (split /kerikildan pasir) ini dapat berupa kering udara atau basah. Kadar
air yang berbeda-beda pada agregat ini mengakibatkan pengurangan atau penambahan air terhadap
campuran sehingga faktor air semen yang sudah direncanakan juga mengalami perubahan sehingga
menghasilkan kuat tekan beton yangkemungkinan beragam.

Berdasarkan SNI 03-1971-1990,kadar air agregat adalah besarnya perbandingan antara berat air yang
dikandung agregat dengan berat agregat dalam keadaan kering yang dinyatakan dalam persen.

https://www.academia.edu/30468861/Pengaruh_Kadar_Air_.._Kuat_Tekan_Beton_PENGARUH_KADAR
_AIR_AGREGAT_TERHADAP_KUAT_TEKAN_BETON

Kadar air dapat dibedakan dalam empat jenis :

1. Kadar air tungku, yaitu keadaan yang benar-benar tidak berair.

2. Kadar air kering udara, yaitu kondisi agregat yang permukaannya kering tetapi sedikit mengandung
air dalam porinya dan masih dapat menyerap air.

3. Jenuh Kering Permukaan (SSD), yaitu kondisi dimana tidak ada air dipermukaan agregat, tetapi
agregat tersebut masih mampu menyerap air. Pada kondisi ini, air dalam agregat tidak akan menambah
atau mengurangi air dalam campuran beton.

4.Kondisi basah, yaitu kondisi dimana butir-butir agregat banyak mengandung air, sehingga akan
menyebabkan penambahan kadar air campuran beton.

Dari empat kondisi ini, hanya dua kondisi yang sering dipakai yaitu kondisi kering oven dan kondisi SSD.

Adapun rumus yang digunakan untukk mencari besar kadar air agregat kasar dan agregat halus adalah:

KA =W1-W2 x100%

W2

Dimana :
W1 = Berat agregat basah (gram)

W2 = Berat agregat kering oven (gram)

http://oktabloger.blogspot.com/2011/09/sifat-agregat.html

1. AGREGAT HALUS

Agregat halus adalah agregat dengan ukuran butir maksimum 5,0 mm yang dapat berupa pasir alam
yaitu sebagai hasil desintegrasi batuan secara alami, pasir olahan dari industri pemecah batu atau
gabungan dari keduanya. Fungsi agregat halus pada dalam beton adalah sebagai material pengisi.
Pengetahuan tentang propertis agregat halus sangat penting untuk bisa mendapatkan beton sesuai
mutu yang diinginkan dengan harga yang lebih ekonomis. Beberapa properties agregat halus adalah :

1. Jumlah yang tertahan pada ayakan berikutnya dari rangkaian ayakan tidak melebihi 45 % dari
yang lolos ayakan sebelumnya.
2. Modulus kehalusannya 2,3 sampai 3,1.
3. Untuk agregat dengan pengangkutan dari sumbernya, fineness modulusnya tidak boleh berubah
lebih besar dari 0,2 dari fineness modulus pada sumbernya. Perubahan fineness modulus boleh
terjadi setelah tiba di tujuan.
4. Sebisa mungkin tidak mengandung substansi pengotor seperti lumpur, lempung, partikel-
partikel bebas dan zat-zat organik yang berbahaya. Kecuali bila disertai lampiran pengujian
bahwa agregat tersebut dapat digunakan.
5. Hasil test kekerasan sebanyak lima kali, memberikan kehilangan rata-rata yang tidak lebih besar
dari 10%, dibandingkan dengan menggunakan sodium sulfate atau magnesium sulfat (ASTM C –
33, (1995)).

2. AGREGAT KASAR

Agregat kasar yaitu agregat yang mempunyai ukuran butir 5 – 40 mm. Material ini dapat dihasilkan dari
proses desintegrasi alami batuan yaitu berupa batu pecah (Natural Aggregates) atau dari industri
pemecah batu (Artificially Aggregates). Secara umum, agregat kasar dapat terdiri dari kerikil alam, kerikil
alam yang dipecah, batu yang dipecah, terak tanur yang telah mendingin, atau beton semen hidrolik
yang dipecah atau kombinasi dari material-material tersebut. Sebelum digunakan sebaiknya properties
agregat kasar disesuaikan dengan persyaratan yang diatur dalam ASTM C-33. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan agregat adalah : Ukuran AgregatUkuran bagian konstruksi tidak boleh
kurang dari 4 kali ukuran agregat maksimum dan tidak lebih besar dari 1/5 jarak terkecil antara bidang-
bidang samping acuan. Selain itu ukuran agregat maksimum tidak boleh lebih besar dari ¾ kali jarak
bersih minimum diantara tulangan dan tidak lebih besar dari 1/3 kali tebal pelat dan lapisan penutup
beton harus lebih tebal dari ukuran maksimum agregat.

http://ilmudasardanteknik.blogspot.com/2014/09/PengertianDanJenisAgregat.html

Anda mungkin juga menyukai