Anda di halaman 1dari 8

I.

PEMERIKSAAN BERAT VOLUME AGREGAT HALUS

1. Landasan Teori

Berat isi atau disebut juga sebagai berat satuan agregat merupakan rasio antara
berat agregat dan isi/volume. Berat isi agregat diperlukan dalam perhitungan
bahan campuran beton, apabila jumlah bahan ditakar dengan ukuran volume.
Berat volume agregat ditinjau dalam dua keadaan, yaitu berat volume gembur dan
berat volume padat. Berat volume gembur merupakan perbandingan berat agregat
dengan volume literan, sedangkan berat volume padat adalah perbandingan berat
agregat dalam keadaan padat dengan volume literan.

Berat volume agregat dapat di hitung dengan menggunakan rumus:

2. Tujuan

Tujuan dari pemeriksaan berat volume agregat halus yaitu:

1) Untuk mengetahui nilai berat volume dalam agregat halus


2) Agar mahasiswa mengetahui prosedur pemeriksaan berat volume agregat
halus
3) Agar mahasiswa mampu menggunakan alat-alat yang digunakan dalam
pemeriksaan berat volume agregat halus.
3. Alat dan Bahan Video
A. Alat
a. Wadah

b. Bohler

c. Tongkat Pemukul
d. Timbangan

e. Jangka Sorong
f. Kuas

B. Bahan
Agregat Halus (-+ 300 gram).

4. Prosedur Menurut Video


a. Timbang berat wadah yang akan digunakan
b. Timbang benda uji sebanyak 300 gram
c. Masukkan benda uji yang ditimbang tadi kedalam oven selama 24 jam.
d. Pengujian dilakukan dengan dua kondisi perlakuan:
- agregat halus dalam kondisi gembur
- agregat halus dalam kondisi padat

kondisi gembur

a) Timbanglah bohler dalam kondisi kosong (A)


b) Masukkan pasir kedalam bohler hingga penuh tanpa perlakuan khusus,
kemudian ratakan dengan mistar perata
c) Bersihkan sisa pasir yang melekat dipinggir bohler dengan
menggunakan kuas, kemudian timbang dan catat bohler beserta isinya
(B)
d) Hitung berat pasir dengan rumus (C=B-A)

Kondisi padat

a) Timbanglah bohler dalam kondisi kosong (A)


b) Masukkan pasir kedalam bohler dengan 3 lapisan yang kira-kira sama
tebalnya, masing-masing lapisan dipadatkan dengan menggunakan
tongkat pemadat sebanyak 25 kali tumbukan
c) Ratakan permukaan dengan mistar perata, kemudian bersihkan sisa
pasir yang melekat dipinggir mould dengan menggunakan kuas.
d) Timbang dan catat berat volume bohler dan isinya (B)
e) Hitung berat pasir dengan rumus (C=B-A)

5. SNI Alat dan Bahan


A. Alat
a. timbangan dengan ketelitian 0,1 gram kapasitas 2 kg untuk contoh
agregat halus, dan ketelitian 1 gram kapasitas 20 kg untuk contoh
agregat kasar;
b. batang penusuk terbuat dari baja berbentuk batang lurus, berdiamater
16 mm dan panjang 610 mm clan ujungnya dibuat tumpul setengah
bundar:
c. alat penakar berbentuk silinder terbuat dari logam atau bahan kedap air
dengan ujung dan dasar yang benar-benar rata sekop atau sendok
sesuai dengan kebutuhan
d. peralatan kalibrasi berupa plat gelas dengan tebal minimum 6 mm dan
paling sedikit 25 mm lebih besar daripada diamter takaran yang
dikalibrasi.
B. Bahan
Agregat halus kering oven atau kering permukaan.

6. SNI Prosedur

Pengujian berat isi dan rongga udara dalam agregat dilakukan sebagai berikut:

A. Kondisi Padat
kondisi padat dapat dilakukan dengan cara tusuk dan cara ketuk :
a. cara tusuk
a) isi penakar sepertiga dari volume penuh dan ratakan dengan
batang perata
b) tusuk lapisan agregat dengan 25 x tusukan batang penusuk
c) isi lagi sampai volume menjadi dua per tiga penuh kemudian
ratakan dan tusuk seperti diatas
d) isi penakar sampai berlebih clan tusuk lagi
e) ratakan permukaan agregat dengan batang perata
f) tentukan berat penakar dan isinya dan berat penakar itu sendiri
g) catat beratnya sampai ketelitian 0,05 kg
h) hitung berat isi agregat menurut rumus
b. Cara ketuk
a) Isi agregat dalam penakar dalam tiga tahap sesuai ketentuan
b) Padatkan untuk setiap lapisan dengan cara mengetuk-ngetukkan
alas penakar secara bergantian di atas lantai yang rata sebanyak 50
kali
c) Ratakan permukaan agregat dengan batang perata sampai rata
d) Tentukan berat penakar dan isinya sama seperti langkah pada
e) Hitung berat isi agregat
B. Kondisi gembur
Kondisi gembur dengan cara sekop atau sendok :
a) isi penakar dengan agregat memakai sekop atau sendok secara
berlebihan dan hindarkan terjadjnya pemisahan dari butir agregat
b) ratakan permukaan dengan batang perata
c) tentukan berat penakar dan isinya, dan berat penakar sendiri
d) catat beratnya sampai ketelitian 0,05 kg
e) hitung berat isi sesuai rumus

7. Perbandingan Video dan SNI

No. Video SNI


1 Agregat yang digunakan tidak Agregat yang digunakan dalam
dalam kondisi kering oven atau kondisi kering oven atau
permukaan permukaan
2 Dalam kondisi padat, pengujian Dalam kondisi padat, pengujian
dilakukan dengan cara dilakukan dengan cara tusuk dan
tusuk/tumbuk saja cara ketuk.

8. Kesimpulan
Dari pemeriksaan kadar lumpur yang dilakukan, prosedur pada video sedikit
berbeda dengan prosedur pada SNI, pada kondisi padat prosedur pada video
hanya menggunakan satu cara yaitu cara tusuk atau tumbuk sedangkan
prosedur pada SNI menggunakan dua cara yaitu cara tusuk dan cara ketuk.

9. Flow Chart

Mulai

Siapkan Bahan dan Alat

Prosedur Pengujian

kondisi gembur Kondisi padat

Analisis data

Selesai

Anda mungkin juga menyukai