Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)

BAB II
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR
(SNI 1969:2008)

2.1 Maksud dan Tujuan

2.1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk
menentukan berat jenis curah kering, berat jenis curah (jenuh kering
permukaan), berat jenis semu dari agregat kasar, serta angka penyerapan
air dari agregat kasar.

2.1.2 Tujuan
Tujuan percobaan ini untuk memperoleh angka berat jenis curah
kering, berat jenis curah (jenuh kering permukaan), dan berat jenis semu
serta besarnya angka penyerapan air.

2.2 Ruang Lingkup


Standar ini untuk menentukan berat jenis dan penyerapan air
agregat kasar. Agregat kasar adalah agregat yang ukuran butirannya lebih
besar dari 4,75 mm (Saringan No.4). Berat jenis dapat dinyatakan dengan
berat jenis curah kering, berat jenis curah pada kondisi jenuh kering
permukaan atau berat jenis semu. Berat jenis curah (jenuh kering
permukaan) dan penyerapan air berdasarkan pada kondisi setelah (24+4)
jam direndam di dalam air. Cara uji ini tidak ditujukan untuk digunakan
pada pengujian agregat ringan.
Nilai-nilai yang tertera dinyatakan dalam satuan internasional (SI)
dan digunakan sebagai standar. Standar ini dapat menyangkut penggunaan
bahan, pelaksanaan dan peralatan yang berbahaya.

2.3 Pengertian
Yang dimaksud dengan :
1. Agregat Ringan yaitu agregat yang dalam keadaan kering dan gembur
mempunyai berat isi sebesar 1 100 kg/m3 atau kurang.

KELOMPOK IV
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)

2. Agregat Halus yaitu pasir alam sebagai hasil disintegrasi ‘alami’ batuan
atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir terbesar 4,75 mm (No.4).
3. Agregat Kasar yaitu kerikil sebagai hasil disintegrasi ‘alami’ dari batuan
atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir antara 4,75 mm (No.4) sampai 40 mm (No. 1½
inci).
4. Berat Jenis yaitu perbandingan antara berat dari satuan volume dari suatu
material terhadap berat air dengan volume yang sama pada temperatur
yang ditentukan. Nilai-nilainya adalah tanpa dimensi.
5. Berat Jenis Curah Kering yaitu perbandingan antara berat dari satuan
volume agregat (termasuk rongga yang impermeable dan permeable di
dalam butir partikel, tetapi tidak termasuk rongga antara butiran partikel)
pada suatu temperatur tertentu terhadap berat di udara dari air suling bebas
gelembung dalam volume yang sama pada suatu temperatur tertentu.
6. Berat Jenis Curah (Jenuh Kering Permukaan) yaitu perbandingan
antara berat dari satuan volume agregat (termasuk berat air yang terdapat
di dalam rongga akibat perendaman selama (24±4) jam, tetapi tidak
termasuk rongga antara butiran partikel) pada suatu temperatur tertentu
terhadap berat di udara dari air suling bebas gelembung dalam volume
yang sama pada suatu temperatur tertentu.
7. Berat Jenis Semu (Apparent) yaitu perbandingan antara berat dari satuan
volume suatu bagian agregat yang impermiabel pada suatu temperatur
tertentu terhadap berat di udara dari air suling bebas gelembung dalam
volume yang sama pada suatu temperatur tertentu.
8. Penyerapan Air yaitu penambahan berat dari suatu agregat akibat air
yang meresap ke dalam pori-pori, tetapi belum termasuk air yang tertahan
pada permukaan luar partikel, dinyatakan sebagai persentase dari berat
keringnya; agregat dikatakan ”kering” ketika telah dijaga pada suatu
temperatur (110±5)°C dalam rentang waktu yang cukup untuk
menghilangkan seluruh kandungan air yang ada (sampai beratnya tetap).

KELOMPOK IV
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)

2.4 Peralatan
1. Keranjang kawat ukuran 3,35 mm (No.6) atau 2,36 mm (No.8) dengan
kapasitas kira-kira 5 kg.
2. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk
pemeriksaan.Tempat ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga
permukaan air selalu tetap.
3. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1 %dari berat contoh
yang ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.
4. Alat penggantung kawat.
5. Saringan 4,75 mm (No. 4)
6. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai(110±5)°C.

2.5 Pengambilan dan Persiapan Contoh Uji


1. Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan no. 4 (4,75) mm diperoleh
sebanyak kira-kira 5 kg.
2. Campur agregat secara menyeluruh dan kurangilah sampai mendekati
jumlah yang diperlukan dengan menggunakan prosedur yang sesuai
dengan SNI 13 – 6717 – 2002. Pisahkan semua material yang lolos
saringan ukuran 4,75 mm (No.4) dengan penyaringan kering, kemudian
cuci secara menyeluruh untuk menghilangkan debu atau material lain dari
permukaan agregat. Jika agregat kasar mengandung sejumlah bahan yang
lebih halus dari saringan ukuran 4,75 mm (No.4) dalam jumlah yang
substansial, seperti agregat ukuran 2,36 mm (No. 8) dan Saringan ukuran
No. 9 (dalam AASHTO M 43), gunakan saringan ukuran 2,36 mm (No. 8)
sebagai pengganti saringan ukuran 4,75 mm (No.4). Sebagai pilihan,
pisahkan material yang lebih halus dari saringan ukuran 4,75 mm (No.4)
dan ujilah material tersebut menurut SNI 03 - 1970 - 1990.
3. Berat contoh uji minimum untuk digunakan disajikan di bawah ini. Di
dalam banyak kejadian mungkin saja diinginkan untuk menguji suatu
agregat kasar dalam beberapa ukuran terpisah per fraksi; dan jika contoh
uji mengandung lebih dari 15 persen yang tertahan di atas saringan ukuran

KELOMPOK IV
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)

37,5 mm (No. 1½ inci), maka ujilah material yang lebih besar dari 37,5
mm di dalam satu atau lebih ukuran fraksi secara terpisah dari ukuran yang
lebih kecil. Apabila suatu agregat diuji dalam ukuran fraksi yang terpisah,
berat contoh uji minimum untuk masing-masing fraksi harus merupakan
perbedaan antara berat yang telah ditentukan untuk ukuran minimum dan
maksimum dari fraksi tersebut.

Tabel 2.1 Berat contoh uji minimum untuk tiap ukuran nominal
maksimum agregat

4. Jika contoh diuji dalam dua fraksi atau lebih, tentukanlah susunan butiran
(gradasi) contoh sesuai dengan SNI 03 1974 – 1990, termasuk saringan
yang dipergunakan untuk memisahkan fraksi di dalam cara uji ini. Dalam
menghitung persentase material dalam setiap ukuran, abaikanlah jumlah
material yang lebih halus dari pada saringan ukuran 4,75 mm (No.4) atau
saringan ukuran 2,36 mm (No. 8) apabila digunakan seperti yang
dijelaskan pada 2.6 butir 5.

2.6 Prosedur Percobaan


1. Keringkan contoh uji tersebut sampai berat tetap dengan temperatur
(110±5)°C, dinginkan pada temperatur kamar selama satu sampai tiga jam
untuk contoh uji dengan ukuran maksimum nominal 37,5 mm (Saringan
No. 1 ½ in.) atau lebih untuk ukuran yang lebih besar sampai agregat

KELOMPOK IV
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)

cukup dingin pada temperatur yang dapat dikerjakan pada temperatur


(kira-kira 50°C). Sesudah itu rendam agregat tersebut di dalam air pada
temperatur kamar selama (24+4) jam. Pada saat menguji agregat kasar
dengan ukuran maksimum yang besar, akan memerlukan contoh uji yang
lebih besar, dan akan lebih mudah di uji dalam dua atau lebih contoh yang
lebih kecil, kemudian nilai-nilai yang diperoleh digabungkan dengan
perhitungan-perhitungan.
2. Apabila nilai-nilai penyerapan dan berat jenis akan dipergunakan dalam
menentukan proporsi campuran beton yang agregatnya akan berada pada
kondisi alaminya, maka persyaratan untuk pengeringan awal sampai berat
tetap dapat dihilangkan, dan jika permukaan partikel butir contoh terjaga
secara terus-menerus dalam kondisi basah, perendaman sampai (24+4)jam
juga dapat dihilangkan. Sebagai catatan nilai-nilai untuk penyerapan dan
berat jenis curah (jenuh kering permukaan) mungkin lebih tinggi untuk
agregat yang tidak kering oven sebelum direndam dibandingkan dengan
agregat yang sama tetapi diperlakukan seperti pada pasal 6 butir a. Hal ini
jelas, khususnya untuk partikel butiran yang lebih besar dari 75 mm (3
inci) karena air tidak mungkin mampu masuk sampai pusat butiran dalam
waktu perendaman seperti yang disyaratkan.
3. Pindahkan contoh uji dari dalam air dan guling-gulingkan pada suatu
lembaran penyerap air sampai semua lapisan air yang terlihat hilang.
Keringkan air dari butiran yang besar secara tersendiri. Aliran udara yang
bergerak dapat digunakan untuk membantu pekerjaan pengeringan.
Kerjakan secara hati-hati untuk menghindari penguapan air dari pori-pori
agregat dalam mencapai kondisi jenuh kering permukaan. Tentukan berat
benda uji pada kondisi jenuh kering permukaan. Catat beratnya dan semua
berat yang sampai nilai 1,0 gram terdekat atau 0,1 persen yang terdekat
dari berat contoh, pilihlah nilai yang lebih besar.
4. Setelah ditentukan beratnya, segera tempatkan contoh uji yang berada
dalam kondisi jenuh kering permukaan tersebut di dalam wadah lalu
tentukan beratnya di dalam air, yang mempunyai kerapatan (997±2) kg/m3
pada temperatur (23±2)°C. Hati-hatilah sewaktu berusaha menghilangkan

KELOMPOK IV
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)

udara yang terperangkap sebelum menentukan berat tersebut,


menggoncangkan wadah dalam kondisi terendam. Wadah tersebut harus
terendam dengan kedalaman yang cukup untuk menutup contoh uji selama
penentuan berat. Kawat yang menggantungkan kontainer tersebut harus
memiliki ukuran praktis yang paling kecil untuk memperkecil
kemungkinan pengaruh akibat perbedaan panjang kawat yang terendam.
5. Keringkan contoh uji tersebut sampai berat tetap pada temperatur
(110±5)°C, dinginkan pada temperatur-kamar selama satu sampai tiga
jam, atau sampai agregat telah dingin. pada suatu temperatur yang dapat
dikerjakan pada temperatur (kira-kira 50°C), kemudian tentukan beratnya.
Gunakan berat ini dalam proses perhitungan.

2.7 Perhitungan
Contoh perhitungan untuk sampel I:
a. Berat jenis (Bulk Specific Gravity)
𝐵𝐾 1974
= 2004 − 1248 = 2,61
𝐵𝐽 − 𝐵𝐴

b. Berat jenis kering permukaan jenuh (Saturated Surface Dry)


𝐵𝐽 2004
= = 2,65
𝐵𝐽 − 𝐵𝐴 2004 − 1248

c. Berat jenis semu (Apparent Specific Grafity)


𝐵𝐾 1974
= 1974 − 1248 = 2,72
𝐵𝐾 − 𝐵𝐴

d. Penyerapan (%)
𝐵𝐽 − 𝐵𝐾 2004 − 1974
× 100% = × 100%= 1.52
𝐵𝐾 1974

Contoh perhitungan untuk sampel II:


a. Berat jenis
Bk 1971
  2,61
Bj  Ba 2002  1246
b. Berat jenis kering permukaan jenuh (Saturated Surface Dry)
Bj 2002
  2,65
Bj  Ba 2002  1246

KELOMPOK IV
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)

c. Berat jenis semu (Apparent Specific Grafity)


Bk 1971
  2,72
Bk  Ba 1971  1246
d. Penyerapan
Bj  Bk 2002  1971
 100%   100%  1,57%
Bk 1971

Keterangan :
BK = Berat benda uji kering oven (gr)
BJ = Berat benda uji kering permukaan jenuh (gr)
BA = Berat benda uji kering-permukaan jenuh di dalam air (gr)

2.8 Kesimpulan
Dari percobaan diperoleh untuk sampel 1 berat jenis (bulk) adalah 2,61;
berat jenis kering permukaan jenuh adalah 2,65; berat jenis semu adalah 2,72; dan
penyerapan air sebesar 1,52%. Dan untuk sampel 2 berat jenis (bulk) adalah 2,61;
berat jenis kering permukaan jenuh adalah 2,65; berat jenis semu adalah 2,72 ;
dan penyerapan air sebesar 1,57%. Dari hasil tersebut didapatkan rata-rata untuk
berat jenis (bulk) adalah 2,61; berat jenis kering permukaan jenuh adalah 2,65;
berat jenis semu adalah 2,72 dan penyerapan air sebesar 1,55%. Penyerapan air
baik untuk sampel 1 maupun sampel 2 ataupun rata-rata kedua sampel,
mempunyai nilai yang lebih kecil dari 3%. Menurut Spesifikasi Umum Bina
Marga Tahun 2010 Revisi 3 pada Divisi 6 untuk perkerasan aspal, penyerapan
agregat harus lebih kecil dari 3% dan hasil pengujian yang dilakukan memenuhi
ketentuan tersebut. Maka agregat dapat dipakai untuk perkerasan aspal.

2.9 Lampiran
Adapun lampiran pada pemeriksaan ini meliputi :
1) Form Praktikum Pengujian berat jenis Agregat Kasar
2) Foto pada saat pengujian.

KELOMPOK IV
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)

BERAT JENIS AGREGAT KASAR (SPECIFIC GRAVITY)


SNI 03-1969-2008
NO. CONTOH : SUMBER CONTOH : MANTADAH
HARI/TANGGAL : Selasa/27-02-2018 JENIS CONTOH : SPLIT AGREGAT
PELAKSANA : Kelompok IV UNTUK : PRAKTIKUM

TEST
DATA PENGUJIAN
I II
Berat benda uji kering oven (Bk) 1574 1571
Berat benda uji kering permukaan jenuh (Bj) 2004 2002
Berat benda uji di dalam air (Ba) 1248 1246

Rata -
BERAT JENIS I II
Rata
Bk
Berat jenis (bulk) = 2,61 2,61 2,61
Bj  Ba
Bj
Berat jenis kering permukaan jenuh = 2,65 2,65 2,65
Bj  Ba
Bk
Berat jenis semu ( apparent ) = 2,72 2,72 2,72
Bk  Ba
Bj  Bk
Penyerapan (absorption) =  100% 1,52 1,57 1,55
Bk

KELOMPOK IV
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)

FOTO PENGUJIAN

Gambar 2.1 Agregat Kasar Gambar 2.2 Timbangan

Gambar 2.3 Penimbangan Dalam Air Gambar 2.4 oven

KELOMPOK IV
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM JALAN RAYA & TRANSPORTASI
Jl. Unlam II Banjarbaru. Telp (0511) 4773858

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR


(SNI 1969:2008)

BERAT JENIS AGREGAT KASAR (SPECIFIC GRAVITY)


AASHTO T-85-74 9SNI 1969:2008)
No. Contoh :1 Sumber Contoh : Martadah
Hari/Tanggal : Jumat, 26 Februari 2018 Jenis Contoh : Batu pecah/split
Pelaksana : Kelompok VI Untuk : Praktikum

TEST
DATA PENGUJIAN
I II
BERAT BENDA UJI KERING OVEN (BK) GR 1974 1971
BERAT BENDA UJI KERING PERMUKAAN JENUH (BJ) GR 2004 2002
BERAT BENDA UJI DI DALAM AIR (BA) GR 1248 1246

BERAT JENIS I II RATA-RATA NILAI GS


BERAT JENIS (BULK) 2,61 2,61 2,61
BERAT JENIS KERING PERMUKAAN JENUH (SSD) 2,65 2,65 2,65
2,66
BERAT JENIS SEMU (APPARENT) 2,72 2,72 2,72
PENYERAPAN (%) 1,52 1,57 1,55

KELOMPOK IV
PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN JALAN (HSKB 622)

2.9 Gambar Percobaan

Gambar 2.1 Alat Timbangan.

Gambar 2.2 Berat Jenis.

KELOMPOK IV

Anda mungkin juga menyukai