Anda di halaman 1dari 12

ILMU UKUR TANAH 1

6.0.0. LENGKUNGAN
Dalam teknik sipil, konstruksi bangunan berbentuk lengkungan digunakan
pada bangunan jalan raya, sungai, saluran, jalan kereta api, te-rowongan dan
sebagainya.

Ada beberapa macam lengkungan horizontal, antara lain lengkungan


sederhana, lengkungan majemuk, lengkungan bolak-balik maupun spiral.

Sementara itu, untuk lengkungan vertikal digunakan pada konstruksi jalan


raya, jalan kereta api maupun terowongan.

6.1.0. Lengkungan Horizontal


Seperti yang terlihat pada gambar 6.1 di bawah ini, dapat diterangkan bahwa
survey garis tengah (center line) dari garis lengkungan horizontal se-buah
konstruksi jalan terdiri dari sejumlah garis lurus dan lengkungan. Secara
teknis, garis-garis lurus tersebut disebut dengan garis-garis tangent dan
sebuah lengkungan yang menyatukan kedua garis tangent tersebut didapat
dari jari-jarinya atau dari sebuah sudut yang berada ditengah-tengah
lengkungan tersebut dimana kedua garis tangent tersebut berpotongan.

Gambar 6.1. Lengkungan Horizontal

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 69


ILMU UKUR TANAH 1

6.2.0. Fungsi Dari Bagian-Bagian Lengkungan


Sebuah lengkungan sederhana adalah sebuah lingkaran yang dihu-bungkan
oleh dua garis tangent. Pada gambar 6.1 di atas menunjukkan sebuah bentuk
lingkaran dengan semua bagian-bagiannya yang berhubungan dan akan
dijelaskan di bawah ini:
1. Bila kedua garis tangent berpotongan, garis-garis tesebut akan menyatu
disebuah titik yang disebut point of intersection (PI) atau disebut juga
vertex, V.
2. Dimulai dari kiri ke kanan sepanjang garis lingkaran, disebut titik A, titik
permulaan dari lingkaran ini dan disebut juga PC (Point of Curvature)
atau titik awal lengkungan, sedang titik B disebut titik akhir lengkungan,
PT (Point of Tangency).
3. Sudut defleksi bagian luar antara kedua garis tangent disebut sudut
perpotongan. Sudut defleksi () ini besarnya sama dengan sudut pusat
yang menghubungkan garis lengkung AB.
4. Pada gambar, jarak VA = VB dari titik PI ke PC atau dari titik PI ke PT
dan disebut jarak garis tangent T, yaitu:
1
T  R tan  …………………………………….(1)
2
5. Jarak garis lurus AB dari titik awal sampai titik akhir lengkungan disebut
dengan panjang tali busur, atau LC (length of Cord), dimana
1
1 AD 2
 LC  LC
sin    
2 OA R 2R
1
LC  2R sin  ……………………………………(2)
2
6. Jarak luar E adalah jarak dari PI ke titik tengah lengkungan, dimana
1 OA R
cos   
2 OV RE
R  1 
E   R  R sec   1
1
cos   2  ………….….(3)
2

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 70


ILMU UKUR TANAH 1

Atau E dapat juga dicari dengan


1
E  T tan  ……………………………………….(4).
4
7. M adalah jarak vertikal dari titik tengah tali busur ke titik tengah
lengkungan, yaitu:
1 OD RM
cos   
2 OA R
 1 
Dimana M  R1  cos   ………………………..(5)
 2 

8. Panjang busur dipengaruhi oleh jari-jari lingkaran atau oleh besaran


sudut yang membentuk lingkaran tersebut, yaitu:

Panjang busur/lengkungan = r. …………………….….. (6)
180

6.3.0. Pemasangan Lengkung Sederhana


Titik yang penting dari suatu lengkungan adalah T1 dan T2 , dimana titik-titik
tersebut sebagai titik permulaan dan titik akhir dari suatu lengkungan. Jika
sudut β dan jari-jari R diketahui, maka titik T 1 dan T2 dapat ditentukan dari
titik V (lihat gambar 6.2).

Contoh 1:
Berikut ini diperlihatkan cara perhitungan berbagai bagian dari pemasangan
lengkungan sederhana seperti pada gambar 6.2 dan gambar 6.3.
- Titik V ditetapkan dengan patok (besi/kayu)
- Arah garis singgung ditetapkan berdasarkan:
R = 35m dan β = 120º

Gambar 6.2. Pemasangan Lengkungan sederhana

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 71


ILMU UKUR TANAH 1

Penyelesaian: (lihat gambar 6.3, gambar 6,4 dan gambar 6.5)


  180   = 180º - 120º = 60º00'00,00"

 3000'00,00"
2
1
V–A = V – B = T  R tan 
2
= 35 tan 30  35  0,5774  20,21m
R 35
E  R   35  5,42m
V–C = 1 0,8660
cos 
2
 1   1 
C–D = M  R1  cos    351  cos    351  0,8660  4,69m
 2   2 

Gambar 6.3. Menentukan Panjang Garis Tangen

Selanjutnya, bentuk lengkungan ditentukan oleh titik-titik singgung A, B dan


C. Kemudian bentuk lengkungan dapat dibuat dengan cara sebagai berikut:
a. Ukur panjang garis singgung dan tentukan letak titik A dan B dari hasil
perhitungan, V-A = V-B
b. Bagi sudut β menjadi dua bagian yang sama besar (lihat gambar 6.4).
Hal ini dapat dilakukan dengan cara yang telah diuraikan pada Bab
3.2.0. Bila jari-jarinya pendek, seperti contoh ini, titik pusat O dari
lengkungan dapat ditentukan dengan membuat lingkaran berjari-jari R
dari titik-titik singgung A dan B. (lihat gambar 6.4). Sebaliknya pusat O
dapat juga ditentukan dengan membuat garis tegak lurus terhadap garis
singgung pada titik A dan B yang saling bertemu dititik O (lihat gambar
6.4).

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 72


ILMU UKUR TANAH 1

Gambar 6.4. Menentukan Panjang Jari-Jari dan Titik D

c. Selanjutnya tentukan titik C dengan mengukur V-C sepanjang hasil


perhitungan (gambar 6.5). C-O harus mempunyai panjang sama dengan
R, dimana R = 35m.
Tentukan titik D (A-D = B-D) sehinggga panjang CD dapat dihitung
atau diketahui.
Selanjutnya lengkungan dibuat dengan titik-titik utama tersebut di atas
seperti pada gambar 6.5 di bawah ini.

Gambar 6.5. Lengkungan Horizontal Sederhana

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 73


ILMU UKUR TANAH 1

6.4.0. Titik-Titik Perantara Dari Lengkungan


Bila lengkungan yang akan dibuat sangat besar dan harus terbentuk dengan
baik, maka diperlukan titik-titik perantara. Dibawah ini diuraikan tiga cara
untuk menentukan titik-titik perantara pada suatu lengkungan.

6.4.1. Titik-Titik Perantara Dengan Titik Singgung Perantara


Diketahui titik-titik A, C, B, D dan V. Tentukan panjang tali busur AC dan
BC. Ukur dengan hati-hati panjangnya. Buka sudut siku-siku dipertengahan
panjang tali busur pada titik D1 dan D2 (lihat gambar 6.7).
 
Ukur panjang D1C1 = D2C2 = R 1  Cos  . Titik-titik perantara dari garis
 2

singgung V1 dan V2 dapat ditentukan dengan rumus V1C1 = V2C2 =

R  
R  1 
 = R  1 . Maka titik C1 dan C2 merupakan titik
Cos  Cos  
2  
 2 

singgung perantara dari lingkungan tersebut.

Gambar 6.6. Titik-titik Perantara dan Titik Singgung Perantara

Untuk titik-titik perantara lainnya dapat ditentukan dengan cara yang sama
seperti di atas, tapi sudut  diambil sebagai:

½ lengkungan =
2

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 74


ILMU UKUR TANAH 1


¼ lengkungan=
4

1/8 lengkungan=
8
Sebagai control, AV1V dan BV2V harus terletak pada satu garis.

Contoh 2:

Gambar 6.7. Membuat Titik-Titik Perantara C1 dan C2

Disini dibuat lengkungan yang sama seperti pada gambar 6.5 dimana R=35m
dan β = 120º. Hitung titik-titik perantara C 1 dan C2. seperti yang terlihat pada
gambar 6.7.
Penyelesaian:
  180    180  120  60

1
AD1C  BD2C  2 R sin   2  35 sin 15  18,116m
4
AD1C 18,116
AD1  D1C  CD2  D2 B    9,06m
2 2
1
AV1  V1C  CV2  V2 B  R tan   35 tan 15  9,38m
4

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 75


ILMU UKUR TANAH 1

 1 
D1C1  D2C2  R1  cos    351  cos 15  1,19m
 4 

 
 1   1 
V1C1  V2C2  R   1  35  1  1,24m
 cos 1   cos 15 

 4 

Untuk pembuatannya, lakukan seperti cara-cara yang telah diterangkan.

6.4.2. Titik-Titik Perantara Koordinat

Gambar 6.8. Titik-Titik Perantara Koordinat

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 76


ILMU UKUR TANAH 1

Sebelum melakukan pengukuran dengan cara ini, tetapkan dulu titik-titik


perantara dengan beberapa teori.

Gambar 6.9. Membagi Sudut α menjadi beberapa sudut φ

x
sin    x  R sin 
R
R y
cos    R cos   R  y  y  R  R cos 
R
y  R1  cos 

Dalam cara menentukan titik-titik perantara dengan koordinat harus


diketahui arah dari salah satu garis tangent. Satu titik tangent (A atau B) dan
sudut pusat . Sudut pusat  dibagi dengan benar dalam sudut sudut-sudut
yang kecil dan sama besar (φ) seperti pada gambar 6.9. Selanjutnya dapat
dihitung titik-titik perantara untuk masing-masing sudut.

Contoh 3: (Lihat gambar 6.9)


 = 60º
R = 35m
Arah garis tengah diketahui (A-V)

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 77


ILMU UKUR TANAH 1

Penyelesaian:
60
Sudut  dibagi menjadi 10 bagian    6
10

A-a1 = x1 = R sin 1  35 sin 6  3,66m


a1-c1 = y1 = R1  cos 1   351  cos 6  0,19m
A-a2 = x2 = R sin  2  35 sin 12  7,28m
a2-c2 = y2 = R1  cos  2   351  cos12  0,77m
A-a3 = x3 = R sin 3  35 sin 18  10,82m
a3-c3 = y3 = R1  cos3   351  cos18  1,71m
. . . . . . . dan seterusnya.

6.4.3. Titik-Titik Perantara Dengan Cara Seperempat Bagian

Gambar 6.10. Titik-Titik Perantara Dengan Cara Seperempat Bagian

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 78


ILMU UKUR TANAH 1

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak begitu penting, misalnya dengan


menggunakan jalon karena tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, dapat
dilakukan dengan cara seperempat bagian untuk meletakkan titik-titik
perantara.

Bila pada lengkungan diketahui titik-titik A, C, dan B, CD dapat dihitung


atau diukur. Kemudian sekarang buatlah c1d1 = ¼ CD dan c2d2 = ¼ c1d1 dan
seterusnya ( lihat gambar 6.10)

Contoh 4:
Diketahui jari-ari R = 35m dan  = 60º
Tentukan titik-titik perantara dari lapangan dengan cara seperempat bagian
seperti di atas.
Penyelesaian:
 1 
CD  R1  cos    351  cos 30  4,69m
 2 
1 4,69
c1d1  c2 d 2  CD   1,17m
4 4
1 1,17
c3d3  c4 d 4  c1d1   0,29m
4 4

Soal-Soal :
1. Diketahui  = 27º24'00" dan L = 224m.
Dicari : R, T, M, LC dan E.
2. Diketahui  = 08º00'00" dan T = 55m.
Dicari : R, L, M, LC dan E.
3. Diketahui  = 40º50'00" dan E = 2,844m.
Dicari : R, L, M, LC dan T.
4. Diketahui  = 40º20'00" dan R = 1200m.
Dicari : E, L, M, LC dan T.
5. Diketahui  = 40º50'00" dan R = 150m.
Dicari : E, L, M, LC dan T.
6. Diketahui LC = 400m dan R = 1200m.
Dicari : , E, L, M dan T.

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 79


ILMU UKUR TANAH 1

7. Diketahui E = 12,640m dan R = 173,275m.


Dicari : , LC, L, M dan T.
8. Diketahui  = 12º20'30" dan T = 112,323m.
Dicari : R, E, L, M dan LC
9. Diketahui E = 2,780m dan T = 15,766m.
Dicari : , R, L, M dan LC
10. Diketahui E = 2,780m dan T = 15,766m.
Dicari : , R, L, M dan LC
11. Diketahui L = 280m dan  = 32º20'30"
Dicari :, R, E, T, M dan LC
12. Diketahui E = 19,613m dan R = 300m.
Dicari : , T, L, M dan LC
13. Diketahui T = 110m dan R = 166,320m.
Dicari : , E, L, M dan LC
14. Diketahui E = 202,699m dan R = 3024m.
Dicari : , T, L, M dan LC
15. Diketahui L = 500m dan R = 1745m
Dicari : , E, T, M dan LC
16. Diketahui L = 500m dan  = 42º50'34"
Dicari :, E, T, M dan LC
17. Diketahui  = 32º50'00" dan E = 4,500m.
Dicari : R, L, M, LC dan T.
18. Diketahui L = 10m dan  = 1º00'00"
Dicari : R, E, T, M dan LC
19. Diketahui LC = 10m dan  = 1º00'00"
Dicari : R, E, T, M dan L
20. Diketahui R = 100m dan  = 1º00'00"
Dicari : LC, E, T, M dan L
21. Diketahui R = 100m dan E = 1,00m
Dicari : , LC, T, M dan L
22. Diketahui R = 100m dan M = 1,00m
Dicari : , LC, T, E dan L

TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN 80

Anda mungkin juga menyukai