2. Type Dermaga
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-
turunkan penumpang.
Dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu : Wharf/quai dan
Jetty/pier/jembatan.
Dermaga tipe Wharf adalah dermaga yang pararel dengan pantai
dan biasanya berimpit dengan garis pantai yang juga berfungsi
menahan tanah yang ada di belakangnya. Dermaga ini dapat
merapatkan kapal pada satu sisinya saja. Dermaga ini dibangun
apabila garis kedalaman laut hampir merata dan sejajar dengan
garis pantai.
Dermaga tipe Jetty/Pier adalah dermaga yang menjolok ke arah
laut dengan menggunakan jembatan yang biasanya berbentuk T/L.
Dermaga ini dapat merapatkan kapal pada satu sisinya atau kedua
sisinya.
Pemilihan tipe dermaga didasarkan pada beberapa tinjauan
Tinjauan topografi daerah pantai
Di perairan yang dangkal sehingga kedalaman yang cukup agak
jauh dari darat, penggunaan jetty akan lebih ekonomis karena tidak
diperlukan pengerukan yang besar. Sedangkan dilokasi dimana
kemiringan dasar cukup curam, pembuatan pier dengan melakukan
pemancangan tiang di perairan yang dalam menjadi tidak praktis
dan mahal. Dalam halini pembuatan Wharf adalah lebih tepat.
Jenis kapal yang dilayani
Penggunaan pier akan lebih ekonomis dermaga melayani kapal
minyak/tanker dan kapal barang curah yang mempunyai konstruksi
yang ringan dibandingkan dermaga barang potongan/general cargo
karena dermaga tersebut tidak memerlukan peralatan bongkar muat
barang yang besar/kran, jalan kereta api, gudang-gunang dss.
Sedangkan tipe wharf akan lebih cocok pada kapal peti kemas dan
barang potongan.
Daya dukung tanah
Penggunaan dermaga tipe pier/jetty akan lebih ekonomis apabila
tanah dasar berupa karang karena apabila menggunkan tipe wharf
akan mahal untuk memperoleh kedalaman yang cukup karena
diperlukan pengerukan dasar karang.
Berdasarkan penjelasan diatas maka :
Desain pelabuhan yang direncanakan adalah Pelabuhan dengan
Dermaga Tipe Jetty/ Pier.
Alasannya :
Berdasarkan topografinya akan lebih ekonomis karena tidak
memerlukan pengerukan guna menghindari biaya operasional yang
besar.
Berdasarkan jenis kapal yang dilayani adalah kapal barang curah
maka tipe dermaga jetty sangat ekonomis karena tidak memerlukan
peralatan bongkar muat barang yang besar seperti kran, jalan kereta
api, gudang-gudang.
Penggunaan pier/jetty akan lebih ekonomis pada daerah yang
memiliki tanah dasar berupa karang karena tidak memerlukan
pengerukan.
Berdasarkan nilai LWS nilai muka air terendah, kapal tidak akan
kandas dan dermaga tidak akan tergenang pada saat muka air tinggi
karena menggunakan tipe dermaga Jetty.
Keterangan :
A = Luas Gudang
Lp = Panjang dermaga
Loa = Panjang Kapal (222 m)
a = Lebar apron (10,8 m, ad = 7 m, ab = 3,8 m)
e = Lebar jalan (9 m)
b = Lebar Gudang (80 m)
n = Jumlah Kapal Yang di tambat (4 kapal)
65 = ketepatan jarak antara dermaga ke butiran kapal dan halaman
kapal.
c = Tempat b/m, Truk (15 m)
B = Lebar Kapal (32,6 m)
Panjang Pier
Lp 2 Loa 65
2 222 65
509 m
Panjang Gudang
d L p ( c e)
509 (15 9)
485 m
Lebar Pier
Bp 2 a b
2 10,8 80
101,6 m
Lebar Slip
S 2 B 50
2 101,6 50
2m
Luas Gudang
A bd
80 485
38800 m 2
L 7 ,6 B
7,6 32,6
247,76 m
Dengan :
semua beban tersebut dijadikan satu dalam berat sendiri. Untuk sebagian
besar beton bertulang, harga standar berat volume yang dipakai adalah 2.4
t/m3.
q D LP BP h Bj Beton
509 101,6 0,5 2,4
62057,3 ton
Keterangan :
Lp = Panjang Pier/Dermaga
Bp = Lebar Pier/ Dermaga
h = Tebal Plat Lantai Beton Dermaga
Bj = Berat Jenis Beton Normal (2,4 t/m3)
b. Beban Mati/beban sendiri
Beban yang diakibatkan oleh beban hidup yang ada diatasdermaga,
dipengaruhi oleh beban orang, beban truk, beban hujan, beban conveyor
dan beban crane.
Beban Truck (RSNI – T – 02 – 2005) Standar Pembebanan Untuk Jembatan.
Diketahui :
Berat Truck (W) = 45 Ton (Truck Trailer)
Lebar Truck (b) = 2,4 m
Panjang Truck (p) = 18 m
A pb
18 2,4
43,2 m 2
a. Gaya Sandar
Panjang Garis Air
L pp 0,846 Loa 0,846 2221,0193 208,453 m
1, 0193
Koef. Massa
d 3,14 11,9
Cm 1 1 1,951
2C b B 2 0,6032 32,6
Koef. Eksentrisitas
Dengan koef. Blok Cb = 0,6032, maka dari gambar 6.30 pada buku
“Perencanaan Pelabuhan Bambang Triatmodjo” di dapatkan rasio
r//L = 0,226, sehingga r = 0,226 x Loa = 0,226 x 222 = 50,172 m.
Untuk perencanaan kapal yang bersandar di dermaga
1 1
l Loa 222 55,5 m
4 4
Koef. Eksentrisitas dihitung dengan rumus:
1 1
Ce 2
2
0,4497
l 55,5
1 1
r 50,172
Komponen kecepatan kapal dalam merapat yang tegak lurus dengan
dermaga/pier (V = 0,12 m/s dari tabel 6.1 Buku Perencanaan Pelabuhan
Bambang Triatmodjo berdasarkan ukuran bobot kapal diatas 30000 kapal).
Vx V sin 10 0,12 sin 10 0,021 m / s
Mis Proyeksi bidang yang tertiup angin adalah 70% dari bagian kapal yang
berda dia atas permukaan air.
Angin datang arah lebar α = 90°
Rw 1,1 Qa 70% Aw 1,1 1,830 70% 7925,4 11164,4 kg 11,169 ton
Angin datang arah lebar α = 180°
Rw 0,5 Qa 70% Aw 0,5 1,830 70% 7925,4 5077 kg 5,077 ton
Angin datang arah lebar α = 0°
Rw 0,42 Qa 70% Aw 0,42 1,830 70% 7925,4 4264,68 kg 4,265 ton
c. Gaya Bollard
Ketika suatu kapal akan bersandar pada dermaga baik menggunakan kapal
tundaan ataupun menggunakan mesin sendiri tentu akan memilitkan tali
penambatnya pada Bollard yang terdapat di dermaga.
Bollard adalah alat kelengkapan yang di letakkan di dermaga sebagai
tempat mengikatkan tali penambat kapal. Bollard harus mampu menahan
gaya tarik yang dikerjakan oleh kapal akibat adanya gelombang, angin dll.
Diharapkan agar bollard mampu menahan gaya tarik, yang paling tidak
sama dengan gaya yang bisa memutuskan tali penambat. Selain Bollard,
digunaka juga Bitt untuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal.
Selain sebagai alat penambat, alat ini juga digunakan mengarahkan kapal
untuk merapat/memutar pada dermaga pada saat badai atau cuaca buruk.
Guna tidak mengganggu bongkar-muat barang pada dermaga maka tinggi
bolder dibuat tidak lebih dari 50 cm diatas lantai dermaga.
Dengan bobot tersebut maka kita mencari luas gudang yang dibutuhkan ke 4 kapal
tersebut :
T TrT Sf
A
365 Sth (1 BS )
Keterangan :
Direncanakan volume barang yang diangkut langsung adalah 75% dan volume
yang digudangkan adalah 25%, maka
Dari total yang digudangkan, ada yang di simpan dilapangan penumpukan dan ada
pula yang digudangkan:
Luas Gudang :
T TrT Sf 20000 7 1
A 426,180 m 2 500 m 2
365 Sth (1 BS ) 365 1,8 (1 0,5)
Dengan demikian luas yang dibutuhkan adalah 700 + 500 = 1200 m2 dimana lebih
kecil dari perencanaan awal denga luas adalah 38800 m2.