Anda di halaman 1dari 15

TUGAS BESAR : PERANCANGAN PELABUHAN DOSEN : Ir. SUFIATI BESTARI, M.T.

JURUSAN TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR


TUGAS BESAR : PERANCANGAN PELABUHAN DOSEN : Ir. SUFIATI BESTARI, M.T.

2. Type Dermaga
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-
turunkan penumpang.
Dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu : Wharf/quai dan
Jetty/pier/jembatan.
 Dermaga tipe Wharf adalah dermaga yang pararel dengan pantai
dan biasanya berimpit dengan garis pantai yang juga berfungsi
menahan tanah yang ada di belakangnya. Dermaga ini dapat
merapatkan kapal pada satu sisinya saja. Dermaga ini dibangun
apabila garis kedalaman laut hampir merata dan sejajar dengan
garis pantai.
 Dermaga tipe Jetty/Pier adalah dermaga yang menjolok ke arah
laut dengan menggunakan jembatan yang biasanya berbentuk T/L.
Dermaga ini dapat merapatkan kapal pada satu sisinya atau kedua
sisinya.
 Pemilihan tipe dermaga didasarkan pada beberapa tinjauan
 Tinjauan topografi daerah pantai
Di perairan yang dangkal sehingga kedalaman yang cukup agak
jauh dari darat, penggunaan jetty akan lebih ekonomis karena tidak
diperlukan pengerukan yang besar. Sedangkan dilokasi dimana
kemiringan dasar cukup curam, pembuatan pier dengan melakukan
pemancangan tiang di perairan yang dalam menjadi tidak praktis
dan mahal. Dalam halini pembuatan Wharf adalah lebih tepat.
 Jenis kapal yang dilayani
Penggunaan pier akan lebih ekonomis dermaga melayani kapal
minyak/tanker dan kapal barang curah yang mempunyai konstruksi
yang ringan dibandingkan dermaga barang potongan/general cargo
karena dermaga tersebut tidak memerlukan peralatan bongkar muat
barang yang besar/kran, jalan kereta api, gudang-gunang dss.

JURUSAN TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR


TUGAS BESAR : PERANCANGAN PELABUHAN DOSEN : Ir. SUFIATI BESTARI, M.T.

Sedangkan tipe wharf akan lebih cocok pada kapal peti kemas dan
barang potongan.
 Daya dukung tanah
Penggunaan dermaga tipe pier/jetty akan lebih ekonomis apabila
tanah dasar berupa karang karena apabila menggunkan tipe wharf
akan mahal untuk memperoleh kedalaman yang cukup karena
diperlukan pengerukan dasar karang.
 Berdasarkan penjelasan diatas maka :
Desain pelabuhan yang direncanakan adalah Pelabuhan dengan
Dermaga Tipe Jetty/ Pier.
Alasannya :
 Berdasarkan topografinya akan lebih ekonomis karena tidak
memerlukan pengerukan guna menghindari biaya operasional yang
besar.
 Berdasarkan jenis kapal yang dilayani adalah kapal barang curah
maka tipe dermaga jetty sangat ekonomis karena tidak memerlukan
peralatan bongkar muat barang yang besar seperti kran, jalan kereta
api, gudang-gudang.
 Penggunaan pier/jetty akan lebih ekonomis pada daerah yang
memiliki tanah dasar berupa karang karena tidak memerlukan
pengerukan.
 Berdasarkan nilai LWS nilai muka air terendah, kapal tidak akan
kandas dan dermaga tidak akan tergenang pada saat muka air tinggi
karena menggunakan tipe dermaga Jetty.

JURUSAN TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR


TUGAS BESAR : PERANCANGAN PELABUHAN DOSEN : Ir. SUFIATI BESTARI, M.T.

3. Panjang dan Lebar Dermaga


Data Kapal :
- Tipe/Jenis Kapal : Kapal Barang Curah
- Tonase : 50,000 DWT
- Panjang Kapal : 222 m
- Draft Kapal : 11,9 m

Data Perencanaan Dermaga Pier 4 Tambatan :

Keterangan :
 A = Luas Gudang
 Lp = Panjang dermaga
 Loa = Panjang Kapal (222 m)
 a = Lebar apron (10,8 m, ad = 7 m, ab = 3,8 m)
 e = Lebar jalan (9 m)
 b = Lebar Gudang (80 m)
 n = Jumlah Kapal Yang di tambat (4 kapal)
 65 = ketepatan jarak antara dermaga ke butiran kapal dan halaman
kapal.
 c = Tempat b/m, Truk (15 m)
 B = Lebar Kapal (32,6 m)

 Panjang Pier
Lp  2  Loa  65
 2  222  65
 509 m
 Panjang Gudang
d  L p  ( c  e)
 509  (15  9)
 485 m
 Lebar Pier

JURUSAN TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR


TUGAS BESAR : PERANCANGAN PELABUHAN DOSEN : Ir. SUFIATI BESTARI, M.T.

Bp  2  a  b
 2  10,8  80
 101,6 m
 Lebar Slip
S  2 B  50
 2  101,6  50
2m

 Luas Gudang
A  bd
 80  485
 38800 m 2

Berdasarkan Tabel gambar 6.15. Lebar Apron (Buku Pelabuhan Bambang


Triatmodjo) diperoleh nilai lebar apron (a) = 10,8 m, lebar jalan (e) = 9,0
m.
4. Perencanaan Alur Pelayaran

Perencanaan Lebar Alur :

Berdasarkan buku Perencanaan Pelabuhan Bambang Triatmodjo


didapatkan :

 Lebar alur untuk 1 Jalur


L  4,8  B
 4,8  32,6
 156,48 m

 Lebar alur untuk 2 Jalur

L  7 ,6  B
 7,6  32,6
 247,76 m

Berdasarkan perbandingan buku Perencanaan Pelabuhan Bambang


Triatmodjo maka digunakan perencanaan alur dengan 2 jalur karena

JURUSAN TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR


TUGAS BESAR : PERANCANGAN PELABUHAN DOSEN : Ir. SUFIATI BESTARI, M.T.

kapal mudah dikendalikan, kecepatan normal 5 knot, arus 4 knot sejajar


pantai, angin kencang jarang terjadi. Juga karena adanya tundaan yang
terjadi akibat lamanya proses menaik/turunkan barang.

5. Perencanaan Kedalaman Alur


Untuk mendapatkan kondisi operasi yang ideal kedalaman air di alur
masuk harus cukup besar untuk memungkinkan pelayaran pada muka air
terendah dengan kapal bermuatan penuh.
Kedalaman alur pelayaran ditentukan dengan persamaan :
H  d G R P S  K

Dengan :

- d = Draft kapal (11,9 m) + angka koreksi akibat sanilitasi dan


kondisi muatan (0,3 m) = 12,2 m
- Ruang Kebebasan Bruto akibat pengaruh gelombang dan kecepatan
= 20% x Draff = 0,2 x 12,2 =2,44 m
- R = Ruang kebebasan bersih (1 m) untuk dasar karang
- G = Gerek vertikal kapal karena gelombang dan squat ( 2,44 – 1 =
1,44 m)
- P = Ketelitian pengukuran (0,5 m)
- S = Pengendapan sendimen antara 2 pengerukan (0,5 m)
- K = Toleransi pengerukan (0,5 m)

Di mulut pelabuhan dengan gelombang besar, Brunn (1991) memberikan


ruang kebebasan bryto ( G+R) sebesar 20 % draft kapal, atau sebesar 0,5
m. Mengingat pelabuhan berada didaerah dengan gelombang dan angkutan
sediment besar, nilai ketelitian pengukuran, ruang pengendapan dan
toleransi pengukuran masing-masing 0,5 m.
H  d G R PS  K
 12,2  1,44  1  0,5  0,5  0,5
 16,14 m

JURUSAN TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR


TUGAS BESAR : PERANCANGAN PELABUHAN DOSEN : Ir. SUFIATI BESTARI, M.T.

Kedalaman tersebut adalah adalah terhadap elevasi muka air rencana,


sehingga elevasi dasar alur pelayaran dan kolam pelabuhan adalah – 16,14 m.

6. Perencanaan Elevasi Lantai Dermaga dan Dasar Laut


Untuk perancangan pasang surut yang digunakan nilai muka air terendam
(LWS) agar kapal dapat bersandar kapan saja.
Diketahui data analisis pasang surut
 LWS (Low Water Spring) = 0,00 m LWS
 HWS (High Water Spring) = +1,56 m LWS
 MSL (Mean Sea Level) = ± 0,78 m LWS
 Hasil Analisi Tanah Terlampir
 Freebord/tinggi jagaan = 1 m (menurut Buku bambang Triatmodjo)
 Hd/Tinggi Gelombang Maximum = 4 m

Elevasi Lantai Dermaga


1
H  HWS  Hd  freebord
2
1
 1,56   4 1
2
 4,56 m .....Eleva si Minimum, Maka Diambil Elevasi  5,5 m LWS
Clearonce   5,5 - 1,56  3,94 m
7. Perhitungan beban yang bekerja pada dermaga
A. Pembebanan Arah Vertical
a. Beban Mati/beban sendiri
Berat sendiri merupakan berat dari beban-beban mati yang secara
permanen dan konstan selama waktu hidup konstruksi yaitu beban pelat,
balok memanjang dan melintang, serta poer.
Untuk beban pelat, pertama dihitung beban terbagi ratanya pada setiap
luasan pelat, kemudian dicari beban terbagi rata ekuivalensinya yang akan
diterima pada balok. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pelaksanaan
analisa strukturnya. Pada balok, beban terbagi ratanya tergantung dari
beban yang direncanakan, dan begitu juga dengan poer. Dan akhirnya

JURUSAN TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR


TUGAS BESAR : PERANCANGAN PELABUHAN DOSEN : Ir. SUFIATI BESTARI, M.T.

semua beban tersebut dijadikan satu dalam berat sendiri. Untuk sebagian
besar beton bertulang, harga standar berat volume yang dipakai adalah 2.4
t/m3.

q D  LP  BP  h  Bj Beton
 509  101,6  0,5  2,4
 62057,3 ton
Keterangan :
Lp = Panjang Pier/Dermaga
Bp = Lebar Pier/ Dermaga
h = Tebal Plat Lantai Beton Dermaga
Bj = Berat Jenis Beton Normal (2,4 t/m3)
b. Beban Mati/beban sendiri
Beban yang diakibatkan oleh beban hidup yang ada diatasdermaga,
dipengaruhi oleh beban orang, beban truk, beban hujan, beban conveyor
dan beban crane.
Beban Truck (RSNI – T – 02 – 2005) Standar Pembebanan Untuk Jembatan.

JURUSAN TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR


TUGAS BESAR : PERANCANGAN PELABUHAN DOSEN : Ir. SUFIATI BESTARI, M.T.

Diketahui :
Berat Truck (W) = 45 Ton (Truck Trailer)
Lebar Truck (b) = 2,4 m
Panjang Truck (p) = 18 m
A  pb
 18  2,4
 43,2 m 2

Mobile Crane (RSNI – T – 02 – 2005) Standar Pembebanan Untuk Jembatan.


Diketahui :
Berat Crane (W) = 75 Ton (Truck Crane)
Lebar Crane (b) = 6,16 m
Panjang Crane (p) = 7,8 m
A  pb
 7,8  6,16
 48,048 m 2

B. Pembebanan Arah Horizontal


Bobot Kapal: W= 50,000 DWT
Panjang Kapal: Loa = 222 m
Lebar Kapal: B = 32,6 m
Draft: d = 11,9 m
Kecepatan merapat kapal: V = 0,12 m/s
Percepatan gravitasi: g = 9,81 m/s2
Koef. Kekerasan: Cs = 1
Koef. Bentuk dari tambatan: Cc = 1
Sudut Merapat: ϕ = 10°
Bj Air Laut: γ0 = 1,025 t/m3

a. Gaya Sandar
Panjang Garis Air
L pp  0,846  Loa  0,846  2221,0193  208,453 m
1, 0193

JURUSAN TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR


TUGAS BESAR : PERANCANGAN PELABUHAN DOSEN : Ir. SUFIATI BESTARI, M.T.

Koef. Blok Kapal


W 50000
Cb    0,6032
L pp  B  d   0 208,453  32,6  11,9  1,025

Koef. Massa
 d 3,14 11,9
Cm  1   1  1,951
2C b B 2  0,6032 32,6

Koef. Eksentrisitas
Dengan koef. Blok Cb = 0,6032, maka dari gambar 6.30 pada buku
“Perencanaan Pelabuhan Bambang Triatmodjo” di dapatkan rasio
r//L = 0,226, sehingga r = 0,226 x Loa = 0,226 x 222 = 50,172 m.
Untuk perencanaan kapal yang bersandar di dermaga
1 1
l   Loa   222  55,5 m
4 4
Koef. Eksentrisitas dihitung dengan rumus:
1 1
Ce  2
 2
 0,4497
l  55,5 
1   1  
r  50,172 
Komponen kecepatan kapal dalam merapat yang tegak lurus dengan
dermaga/pier (V = 0,12 m/s dari tabel 6.1 Buku Perencanaan Pelabuhan
Bambang Triatmodjo berdasarkan ukuran bobot kapal diatas 30000 kapal).
Vx  V  sin 10  0,12  sin 10  0,021 m / s

Energi Sandar (berthing Energy):


50000  0,0212
2
WV x
E   C m .C e .C s .C c   1,951  0,4497  1  1  0,9706 ton.m
2 g 2  9,81
Energi yang membentur dermaga adalah
Maka energi butiran yang diserap sistem fender adalah dicoba
menggunakan fender Bridge Stone Super – Arah tipy FV 001-5-2 dengan
nilai h = 286 cm dan A = 300 cm, B = 307,5 cm, C = 71,5 cm, Gaya = 36
ton, Energi = 1,7 ton.m, Bidang Kontak = 0,294 m2, R/E = 21,18.
Nilai E = 1,7 ton.m > 0,9706 ton.m
R = 36 ton
d fender = 45% x h = 45% 2,89 = 1,287 m

JURUSAN TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR


TUGAS BESAR : PERANCANGAN PELABUHAN DOSEN : Ir. SUFIATI BESTARI, M.T.

karena terlalu boros maka digunakan asumsi lain :


Pilih Fender Karet Seibu type V (300H) dengan Energi = 2,25 ton.m,
Reaksi = 22,5 ton, Defleksi = 0,135 m, Lihat pada Tabel 7.3 dalam buku
“Perencanaan Pelabuhan Bambang Triatmodjo”, maka Nilai F :
W 50000
F   Vx   0,0212  8,197 ton.m
2

2  g  d fender 2  9,81  0,135

Jumlah Fender yang digunakan untuk 1 kapal, yaitu :


F 8,197
n   8,445 buah  9 buah
E 0,9706
b. Gaya Angin
Angin yang berhembus ke badan kapal yang ditambatkan akan
menyebabkan gerakan kapal yng bisa menimbulkan gaya pada dermaga.
Apabila arah angin menuju ke dermaga, maka gaya tersebut berupa
benturan ke dermaga, sedangkan jika arah angin meninggalkan dermaga
akan menyebabkan gaya tarik pada alat penambat. Besar gaya angin
bergantung pada arah hembusan angin, dan dapat dihitung denga rumus :
Tekanan Angin :
Qa  0,063  V 2

Dik data : Kecepatan angin maksimum rata-rata V = 5,39 m/s, Aw =


7925,4 m2.
Qa  0,063  5,39 2  1,830 kg / m 2

Mis Proyeksi bidang yang tertiup angin adalah 70% dari bagian kapal yang
berda dia atas permukaan air.
Angin datang arah lebar α = 90°
Rw  1,1  Qa  70%  Aw  1,1  1,830  70%  7925,4  11164,4 kg  11,169 ton
Angin datang arah lebar α = 180°
Rw  0,5  Qa  70%  Aw  0,5  1,830  70%  7925,4  5077 kg  5,077 ton
Angin datang arah lebar α = 0°
Rw  0,42  Qa  70%  Aw  0,42  1,830  70%  7925,4  4264,68 kg  4,265 ton

JURUSAN TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR


TUGAS BESAR : PERANCANGAN PELABUHAN DOSEN : Ir. SUFIATI BESTARI, M.T.

c. Gaya Bollard
Ketika suatu kapal akan bersandar pada dermaga baik menggunakan kapal
tundaan ataupun menggunakan mesin sendiri tentu akan memilitkan tali
penambatnya pada Bollard yang terdapat di dermaga.
Bollard adalah alat kelengkapan yang di letakkan di dermaga sebagai
tempat mengikatkan tali penambat kapal. Bollard harus mampu menahan
gaya tarik yang dikerjakan oleh kapal akibat adanya gelombang, angin dll.
Diharapkan agar bollard mampu menahan gaya tarik, yang paling tidak
sama dengan gaya yang bisa memutuskan tali penambat. Selain Bollard,
digunaka juga Bitt untuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal.
Selain sebagai alat penambat, alat ini juga digunakan mengarahkan kapal
untuk merapat/memutar pada dermaga pada saat badai atau cuaca buruk.
Guna tidak mengganggu bongkar-muat barang pada dermaga maka tinggi
bolder dibuat tidak lebih dari 50 cm diatas lantai dermaga.

JURUSAN TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR


TUGAS BESAR : PERANCANGAN PELABUHAN DOSEN : Ir. SUFIATI BESTARI, M.T.

8. Perhitungan Dimensi Gudang


Gudang laut hanya menyimpan barang-barang untuk sementara waktu sambil
menunggu pengangkutan lebih lanjut ke tempat tujuan terakhir. Masa
penyimpanan barang-barang dalam gudang laut adalah maksimum 15 hari
untuk barang-barang yang akan dimasukan ke dalam peredaran bebas setempat
(dengan angkutan darat) dan maksimum 30 hari untuk barang-barang yang
akan diteruskan ke pelabuhan lain dengan kapal lain.

Dermaga melayani kapal dengan bobot 50.000 DWT. Setelah kapal


menurunkan muatannya kemudian yang kosong harus diisi kembali dengan
muatan yang akan dikapalkan. Dengan demikian, muatan yang harus dilayani
gudang dan lapangan penumpukan terbuka :

( 8 x 50.000) = 400.000 ton

 Karakteristik muatannya yaitu 20% di simpan di lapangan terbuka dan


80% dugudangkan, maka diperoleh muatan yang dilayani gudang, yaitu :
Muatan di dalam gudang = 80% x 400.000
= 320.000 ton
Muatan di lapangan terbuka = 400.000 – 320.000 = 80.000 ton
- Misalkan 1m3 mempunyai berat = 1,5 ton maka diperoleh
320.000
Vol. Gudang =  213.333,333 m 3
1,5
- Apabila dalam penyimpanan muatan ditumpuk setinggi 7,5 m / 3
tumpukan dengan tinggi peti kemas 2,5 m dan lebar 2,5 m, kehilangan tulangan
25% maka :
Vol.Gudang 213.333,333
Ag.h=7,5 m =   28.444,444 m 2
h 7,5

Ag.25% = 25%  28.444,444  7.111,111 m 2


A.perlu = Ag.h7,5m  Ag.25%  35.555,556 m 2

JURUSAN TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR


TUGAS BESAR : PERANCANGAN PELABUHAN DOSEN : Ir. SUFIATI BESTARI, M.T.

Direncanakan Kapal barang curah dengan bobot 50000 ton, direncanakan 4


tambatan pada dermaga, dengan kapal menurunkan muatannya kemudian yang
kosong harus diisi kembali dengan muatan yang akan dikapalkan. Dengan
demikian, muatan yang harus dilayani gudang dan lapangan penumpukan terbuka
adalah :

T  2  50000  4  400000 ton

Dengan bobot tersebut maka kita mencari luas gudang yang dibutuhkan ke 4 kapal
tersebut :

T  TrT  Sf
A
365  Sth  (1  BS )

Keterangan :

A = Luas Gudang (m2)

T = Throughput per tahun (muatan yang lewat tiap tahun, ton)

TrT = Transit time (waktu transit, hari)

Sf = Storage factor (rata-rata volume untuk setiap satuan berat komoditi,


m3/ton, misalnya 1 m3 muatan mempunyai berat 1,5 ton, berarti
1
Sf   0,6667 m 3 / ton .
1,5

BS = Broken stwage of cargo (volume ruang yang hilang diantara tumpukan


muatan dan ruang yang diperlukan untuk lalulintas alat pengangkut seperti
forklift dan alat yang membantu menumpuk dan memuat muatan, %)

365 = Jumlah hari dalam satu tahun.

Direncanakan volume barang yang diangkut langsung adalah 75% dan volume
yang digudangkan adalah 25%, maka

Yang diangkut Langsung T0  75%  400000  300000 ton


Yang digudangka n T1  25%  400000  100000 ton

JURUSAN TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR


TUGAS BESAR : PERANCANGAN PELABUHAN DOSEN : Ir. SUFIATI BESTARI, M.T.

Dari total yang digudangkan, ada yang di simpan dilapangan penumpukan dan ada
pula yang digudangkan:

Dimana 20% di lapangan penumpukan dan 80% digudangkan, maka :

Yang disimpan di lapangan T2  20%  100000  20000 ton


Yang digudangka n T3  80%  100000  80000 ton

Nilai TrT sesuai dengan kondisi yang ada (7 hari).

Sf untuk barang yang di simpan di gudang seperti semen, jagung, beras,


diperkirakan 0,6667 m3/ton untuk penyimpanan digudang dan 1 m3/ton
untuk penyimpanan di lapangan penumpukan.

Nilai Sth adalah 3 m untuk penyimpanan di gudang, dan 1,8 m di lapangan


penumpukan.

Nilai BS adalah 50% digunakan untuk alat-alat pengangkut

Maka berdasarkan data tersebut diperoleh :

Luas Gudang :

T  TrT  Sf 80000  7  0,6667


A   681,921 m 2  700 m 2
365  Sth  (1  BS ) 365  3  (1  0,5)

Luas Lapangan Penumpukan :

T  TrT  Sf 20000  7  1
A   426,180 m 2  500 m 2
365  Sth  (1  BS ) 365  1,8  (1  0,5)

Dengan demikian luas yang dibutuhkan adalah 700 + 500 = 1200 m2 dimana lebih
kecil dari perencanaan awal denga luas adalah 38800 m2.

JURUSAN TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai